Studi Regulasi Dan Potensi Domestik Produksi Oli Pesawat

25
MAJOR ASSIGNMENT AE 4060 Kelaikan Udara Studi Sertifikasi dan Potensi Produksi Domestik Oli Mesin Turbin Gas untuk Pesawat Terbang Dhani Anandito (13610048) Yogi Septefa Nuris (13610058) Albert Christian Hutama Putra (13611043) AERONOTIKA DAN ASTRONOTIKA FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015

description

Studi akademik untuk mempelajari aspek-aspek yang terkait dengan sertifikasi produk oli mesin turbin pesawat terbang dengan regulasi CASR atau setara dalam wilayah hukum Indonesia.

Transcript of Studi Regulasi Dan Potensi Domestik Produksi Oli Pesawat

  • 1

    MAJOR ASSIGNMENT

    AE 4060 Kelaikan Udara

    Studi Sertifikasi dan Potensi Produksi Domestik Oli

    Mesin Turbin Gas untuk Pesawat Terbang

    Dhani Anandito (13610048)

    Yogi Septefa Nuris (13610058)

    Albert Christian Hutama Putra (13611043)

    AERONOTIKA DAN ASTRONOTIKA

    FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2015

  • 2

    Kata Pengantar

    Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

    rahmat dan kehendak-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Sistem Sertifikasi

    dan Potensial Pasar Oli Mesin Turbin untuk Pesawat Terbang. Laporan ini disusun

    sebagai salah satu tugas mata kuliah Kelaikan Udara dengan kode AE4060 pada

    semester genap tahun akademik 2014/2015.

    Berbagai kendala datang sebagai sebuah tantangan yang menarik. Namun

    dengan kerja sama yang solid, kami dapat menyelesaikannya dengan baik. Setiap

    karya pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami menyadari berbagai

    kekurangan baik dalam penulisan, cara penyampaian dan lain-lain sehingga kami

    sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulisan

    selanjutnya agar dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rais Zain selaku dosen

    mata kuliah Kelaikan Udara atas bimbingan dan arahannya. Penulis juga

    mengucapkan terima kasih kepada tim Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN

    yang dipimpin oleh Pak Sulistyo Atmadi atas diskusi pada saat seminar dan juga

    kepada pihak DKUPPU yang sudah memberikan konsultasi tertulis untuk

    menunjang laporan kami.

    Pada akhirnya, penulis berharap semoga studi kami ini dapat bermanfaat

    bagi semua pihak khususnya di program studi Aeronotika dan Astronotika,

    Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung.

    Bandung, 25 Maret 2015

  • 3

    Penyusun

    Daftar Isi

    KATA PENGANTAR 2

    DAFTAR ISI 3

    BAB I. PENDAHULUAN 4

    1.1. Latar Belakang 4

    1.2. Tujuan 4

    1.3. Metode Pengumpulan Data 5

    1.4. Kerahasiaan Data 5

    1.5. Deskripsi Produk 5

    1.6. Mesin Pesawat 7

    BAB II. PRODUSEN LUAR NEGERI 10

    2.1. Produsen Luar Negeri 10

    BAB III. POTENSI PRODUSEN DALAM NEGERI 15

    3.1. Produsen Dalam Negeri 15

    3.2. Nilai Proyek 16

    BAB IV. REGULASI 18

    4.1. CASR 18

    4.2. Non-CASR 18

    4.3. Macam Pengujian 19

    BAB V. DESKRIPSI JENIS PENGUJIAN DAN TEMPAT PENGUJIAN 20

    5.1. Tes Kestabilan 20

    5.2. Tes Pengendapan 20

    5.3. Vapor Phase Coker 20

    5.4. Tes pada suhu tinggi 20

    5.5. Mobil Thin Film Oxidation Test 21

    5.6. Flight Test 21

    5.7. Tempat Pengujian Dalam Negeri 21

    5.8. Pertamina Lubricant Lab Product Development 21

    BAB VI. LINI MASA PROYEK SERTIFIKASI PRODUK 23

    BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN 24

    BAB VIII. DAFTAR PUSTAKA 25

  • 4

    BAB I

    PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

    Proses sertifikasi dalam pesawat terbang merupakan satu bagian penting

    dalam satu daur desain pesawat terbang. Salah satu proses sertifikasi yang

    dilakukan dari tiga sertifikasi yaitu type certicate. Type certificate adalah satu

    sertifikat yang dikeluarkan oleh badan pengawas kelaikudaraan, dalam hal ini di

    Indonesia yaitu DKUPPU. Type certificate menyatakan bahwa suatu desain part

    (bagian pesawat udara) atau satu komponen terintegrasi tertentu dalam

    pesawat udara yang menyatakan bahwa komponen tersebut aman untuk

    digunakan dalam operasi penerbangan. Part Certificate adalah bagian dari Type

    Certificate. Part Certificate dibutuhkan agar suatu part pesawat diizinkan untuk

    dipakai di pesawat itu. Oleh karena itu, kami melakukan analisis mengenai proses

    sertifikasi salah satu pelengkap penting dalam mesin pesawat terbang, yaitu oli

    agar dapat diketahui bagaimana cara yang tepat dengan mengacu pada regulasi-

    regulasi yang berlaku.

    Selain itu juga kami melakukan studi singkat mengenai kebutuhan pasar,

    akan oli turbin gas yang kebutuhan oil nya tinggi. Selain sebagai mesin pesawat,

    penggunaan turbin gas juga dipakai di pembangkit tenaga listrik, dan mesin-

    mesin berat. Dari hasil studi singkat kami, Indonesia sebagai penghasil minyak

    besar di Asia harusnya sudah mempunyai potensi dalam produksi oli. Selain itu

    juga diharapkan studi ini akan menimbulkan terobosan produk baru di Indonesia

    dan menjadi potensi ekspor ke negara-negara di Asia, Afrika dan dapat menjadi

    pelengkap untuk pesawat produksi Indonesia yang akan keluar beberapa tahun

    lagi.

    1.2 Tujuan

    Tujuan dari studi akademik ini adalah untuk mempelajari aspek-aspek yang

    terkait dengan produk oli mesin turbin pesawat terbang dengan regulasi CASR

    dalam wilayah hukum Indonesia. Beberapa poin penting yang akan dijelaskan

    dalan laporan ini adalah :

    1) Memperkirakan potensi pasar dan produsen oli mesin turbin untuk

    pesawat terbang yang ada saat ini dan prospeknya di masa mendatang

    2) Menetapkan regulasi-regulasi penerbangan yang berlaku untuk mengatur

    jalannya proses sertifikasi untuk oli mesin turbin pesawat terbang.

    3) Menentukan alur sertifikasi melalui proses pengujian untuk oli mesin

    turbin pesawat terbang.

  • 5

    4) Menentukan timeline pengujian oli mesin turbin pesawat terbang.

    1.3 Metode Pengumpulan Data

    Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah deskriptif

    analitis. Proses perancangan bandara dimulai dari perumusan masalah,

    pengumpulan data, dan analisis penyelesaian masalah.

    1.3.1 Studi literatur

    Dalam penyusunan laporan ini, kami menggunakan

    metode studi pustaka untuk mendapatkan berbagai literatur,

    referensi, dan data yang dibutuhkan dalam proses sertifikasi, data-

    data tersebut dapat berupa dokumen-dokumen penting,

    pernyataan dari pihak resmi yang terkait, brosur, dan informasi

    penting lainnya.

    1.3.2 Wawancara

    Selain itu, kami juga menggunakan wawancara sebagai

    sumber utama informasi dan data dalam penyusunan laporan

    kami. Wawancara dilakukan baik dengan wawancara tatap muka

    maupun dengan surat-menyurat dengan pihak yang bertanggung

    jawab dalam proses sertifikasi pesawat, yaitu DKUPPU, ataupun

    dengan pihak yang mungkin memiliki potensi untuk ikut serta

    dalam proses tersebut, seperti pabrikan oli dan tempat uji.

    1.4 Kerahasiaan Data

    Mengingat data-data yang digunakan dalam laporan ini dapat merupakan

    data resmi, dan jika perusahaan tidak menginginkan sebagian data tersebut yang

    bersifat rahasia dimuat dalam laporan karena menyangkut kepentingan internal

    dan kepentingan bisnis dari pihak-pihak yang terkait, maka tim penulis dalam hal

    ini menyatakan bahwa laporan ini hanya bertujuan untuk keperluan mata kuliah

    AE4060 Kelaikan Udara dan bukan untuk keperluan komersial. Kami menghindari

    menuliskan data yang sensitif pada laporan ini, dan hanya akan digunakan pada

    lingkup kuliah.

    1.5 Deskripsi Produk

    Oli mesin adalah pelumas yang dikembangkan dan ditingkatkan dengan

    bahan aditif untuk menghasilkan pelumas yang cocok. Pelumas ini nantinya

  • 6

    berfungsi untuk mengurangi keausan pada bagian yang bergerak, membersihkan,

    menghambat korosi, meningkatkan sealing dan mendinginkan mesin dengan

    cara membawa panas dari bagian yang bergerak. Pada kasus ini, oli yang

    dimaksud adalah oli untuk kebutuhan mesin jenis turbin gas.

    Indonesia sebetulnya sudah memiliki perusahaan di bidang minyak yaitu

    Pertamina. Sub bagian dari Pertamina di bidang bahan bakar penerbangan

    adalah Pertamina Aviation, sedangkan sub bagian pada bidang lubrikasi adalah

    Pertamina Lubricants. Pertamina Aviation sudah memasok kebutuhan bahan

    bakar pesawat di Indonesia dengan cukup baik. Namun oli atau lubricant untuk

    gas turbine pesawat belum ada yang dari pasar Indonesia sendiri.

    Pertamina sendiri sebetulnya sudah memproduksi base product untuk oli

    pesawat yang kemudian dijual oleh Aeroshell, dan selain itu dapat menjadi

    partner brand mobil high-end untuk menciptakan lubricant tingkat tinggi. Oleh

    karena itu kami memilih mesin oli pada mesin turbin dalam tugas ini, karena

    potensi yang dimiliki oleh Pertamina begitu besar.

    Gambar 1. Mesin Turbin Gas Pesawat

  • 7

    1.6 Mesin Pesawat

    Produsen mesin yang kami ingin fokuskan pada studi ini adalah jenis

    mesin yang paling umum di penerbangan komersial. Diantaranya CFM-56 series

    dan Rolls Royce Trent 1000 dengan spesifikasi masing-masing sebagai berikut :

    1.6.1 Trent 1000

    Trent 1000 menggunakan bleedless design, dengan power take-off

    dari intermediate-pressure (IP) spool. Diameter fan swept-back yaitu 2,8

    m (110 in), dengan diameter hub kecil untuk membantu memaksimalkan

    aliran udara, yang telah ditentukan. Bypass ratio telah meningkat

    dibandingkan varian sebelumnya dengan penyesuaian sesuai core flow.

    High pressure ratio bersama dengan contra-rotating IP dan HP spool

    meningkatkan efisiensi, dan penggunaan komponen varian terdahulu

    akan mengurangi jumlah part untuk meminimalkan biaya maintenance.

    Trent 1000 menggunakan tiled combustor.

    Gambar 2. Trent 1000

    Berikut adalah spesifikasi dari Trent 1000 :

    General characteristics :

    o Type: Three-shaft high bypass ratio (11

    10.8:1) turbofan engine

    o Length: 4.738 m (186.5 in)

    o Diameter: 2.85 m (112 in) (Fan)

    o Dry weight: 5,765 kg (12,710 lb)

  • 8

    Components :

    o Compressor: Single stage LP, eight-stage IP, six-stage HP

    compressor

    o Combustors: Tiled combustor

    o Turbine: Single-stage HP turbine, single-stage IP turbine,

    six-stage LP turbine

    Performance

    o Maximum thrust : 53,00078,000 lbf (240350 kN) (flat-

    rated to ISA+15C) (Takeoff thrust)

    o Overall pressure ratio : 52:1 (Top-of-Climb)

    o Air mass flow : 1,290 kg (2,840 lb) per second

    o Thrust-to-weight ratio : 6.189:1 (Trent 1000-J/-K at

    maximum thrust)

    1.6.2 CFM56-7 Series

    CFM56-7 series digunakan Boeing 737 Next Generation seri (737-

    600 / -700 / -800 / -900). The CFM56-7 pertama digunakan pada tahun

    1994 dengan takeoff thrust dari 19.500 ke 27.300 lbf (86,7 kN untuk 121

    kN). Memiliki thrust range yang lebih tinggi, dengan peningkatan efisiensi,

    dan biaya pemeliharaan yang lebih rendah dari pendahulunya, seri

    CFM56-3. Menggabungkan fitur dari seri CFM56-5 seperti FADEC, double-

    annular combustor (sebagai pilihan), dan peningkatan desain internal.

    Gambar 2. CFM56-7

  • 9

    Berikut merupakan salah satu spesifikasi dari engine CFM56-7 Series,

    yaitu seri CFM56-7B18 :

    General characteristics

    o Type: Twin-spool, high-bypass turbofan

    o Length: 98.7 in (2.5 m)

    o Diameter: 61 in (1.55 m) (fan)

    o Dry weight: 5,216 lb (2,366 kg) (dry)

    Components

    o Compressor: Single-stage fan, 3-stage low-pressure

    compressor, 9-stage high-pressure compressor

    o Combustors: annular

    o Turbine : Single-stage high-pressure turbine, 4-stage low-

    pressure turbine

    Performance

    o Maximum thrust: 19,500 lbf (86.7 kN)

    o Overall pressure ratio: 32.8:1

    o Bypass ratio: 5.5:1

    o Air mass flow: 677 lb/s (307 kg/s)

    o Thrust-to-weight ratio: 3.7:1

  • 10

    BAB II

    POTENSI PASAR DAN PRODUSEN INTERNASIONAL

    2.1 Produsen Luar Negeri

    a. Shell (Aeroshell)

    Royal Dutch Shell adalah perusahaan multinasional asal Belanda

    yang bergerak dalam bidang oil and gas. Salah satu produknya dalam

    dunia lubrikasi pada bidang aviasi adalah AeroShell. Fitur yang ditawarkan

    oleh Shell adalah ukuran dan berat produknya yang menghasilkan barang

    yang lengkap. Beberapa jenis oli yang diproduksi shell antara lain adalah :

    - AeroShell Turbine Oil 500 Oli ini adalah 2nd generation synthetic oil untuk mesin turbin. Oli

    ini didesain untuk memenuhi requirements dari Pratt & Whitney 521 B

    type II dan MIL-L-23699. Produk ini juga mendapat approval untuk

    beberapa produk engine sipil dan militer, yaitu antara lain :

    Pratt & Whitney JT3, JT4, JT9, JT12, PW 4000, PW 2000

    Pratt & Whitney Canada JT15, PT6, ST6, PW100 series, PW901 APU

    General Electric CT58, CF6, CF700, CJ610, CJ805, CF34, CT7, CT64

    Lycoming T53, T55, AL5512, LTS101, LTP101 and all engines which specify MIL-L-23699 oil

    Allison 250 series, 501D13, T56

    Garrett TFE 731, TPE 331-1 to -12

    Turbomeca Artouste, Larzac & other engines for which MIL-L-23699 oils are specified

    Rolls-Royce RB183, RB211-22B, -524, -535, Tay, Gnome, Spey, Adour, M45H, Viper(Series

    MK301, 521, 522, 526, 535, 540, 601, 623 & 632.) Current status for Pegasus available on

    request.

    IAE V2500

    Motorlet M601D, E & Z

    Industrial Versions

    Rolls-Royce Avon

    Allison 501K & 570K Lycoming TF35

    Pratt & Whitney GG3/FT3, GG4/FT4, GG12/FT12

    General Electric LM100, 250, 350, 1500 & 2500

    Solar Saturn, Centaur, Mars engines

    Turbomeca Industrial engines

  • 11

    - Aeroshell Turbine Engine Oil 560

    Aeroshell Turbine Oil 560 (ASTO 560) adalah oli sintetis generasi

    ketiga 5-Centistoke yang dirancang untuk memberikan kinerja yang layak

    secara komersial dan manfaat seperti mengurangi choking dan

    meningkatkan ketahanan aus untuk mesin jet modern. Diformulasikan

    untuk mengatasi kondisi operasi yang menuntut, ASTO 560 secara

    konsisten memberikan keseimbangan antara kinerja dan efisiensi biaya

    bagi industri penerbangan global selama 25 tahun terakhir. Produk ini

    juga mendapat approval untuk beberapa produk engine sipil, yaitu antara

    lain :

    Gambar 3. List approval ASTO 560

  • 12

    Gambar 4. Karakteristik Aeroshell 560

  • 13

    b. ExxonMobil (ExxonMobil Aviation)

    ExxonMobil adalah perusahaan multinasional asal Amerika Serikat yang juga

    bergerak dalam bidang oil and gas. Salah satu produknya dalam dunia lubrikasi di

    bidang aviasi adalah Mobil Jet oils. Sampai hari ini produknya telah digunakan di

    lebih dari 11.000 mesin baik itu untuk pesawat komersial maupun militer.

    Mobil Jet Oil 387 adalah oli mesin jet yang paling canggih yang pernah

    dikembangkan dan khusus dirancang untuk teknologi terkini. Diformulasikan untuk

    memberikan kompatibilitas elastomer yang luar biasa. Stabilitas termal dan oksidasi

    unggul. Mobil Jet Oil 387 meningkatkan kemampuan mesin jet dalam pelumasan.

    Setelah lebih dari satu dekade pengujian yang ekstensif, Mobil Jet Oil 387 siap

    digunakan untuk berbagai mesin pesawat.

    Gambar 5. Mobil Jet 387

  • 14

    Gambar 6. Karakteristik Mobil Jet Oil 387

  • 15

    BAB III

    POTENSI PRODUSEN DALAM NEGERI

    3.1 Produsen dalam negeri

    Sudah disinggung sebelumnya oleh penulis bahwa Indonesia sendiri memiliki

    perusahaan berbasis oil and gas yaitu Pertamina. Bahkan Pertamina telah menyentuh dunia

    penerbangan dengan Pertamina Aviationnya.

    Oli pesawat adalah produk dari Pertamina Lubricants. Pertamina sebenarnya

    memproduksi base product dari Aeroshell ASW-100 di Indonesia, namun penjualan produk

    tersebut telah dihentikan.

    Mayoritas produk lubrikan/oli di Indonesia base productnya diproduksi oleh

    Pertamina, lalu kemudian diproses perusahaan lain dengan menambahkan aditif. Dengan

    pengetahuan ini sebenarnya secara kapasitas produksi dan kualitas Pertamina Lubricants

    dapat memenuhi sertifikasi untuk memproduksi oli pesawat.

    Pertamina Lubricants:

    Gedung Oil Centre Lantai 6, JL. MH Thamrin, Kavling 55, Gondangdia, Menteng, Jakarta

    Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10350

    Gambar 7. Pertamina Lubricants Logo

  • 16

    3.2 Nilai Proyek

    Bisnis dari Oli untuk Pesawat ini sangat menjanjikan sekali, karena mengingat

    kebutuhan dari oli pesawat semakin meningkat, terutama di Indonesia.

    Berdasarkan data tersebut, proses desain pesawat R80 dan N219 yang sedang

    berlangsung dan akan selesai 2016, beserta pesawat-pesawat penerusnya , dan Lion

    Air yang memesan lebih dari 400 pesawat secara total.

    Indonesia dapat menjadi pasar yang menguntungkan untuk mengembangkan oli

    lubrikasi mesin turbin, dan berpotensi untuk mengekspor oli tersebut ke negara-

    negara yang membeli pesawat-pesawat kita.

    Gambar 9. N-219 dan calon penerusnya

    Gambar 8

  • 17

    Kami juga mencoba untuk menganalisis besar volume penjualan oli, dengan melakukan asumsi-asumsi terhadap analisis ini. Untuk analisis ini kami memperhatikan populasi Boeing 737 di Indonesia, tanpa memperhatikan jenis mesin yang dipakai. Data mengenai kapasitas oli dan konsumsi oli didapat dari maintenance manual untuk CFM56-3: CFM 56-3 Oil Tank Capacity: 20 liters CFM 56-3 Oil Consumption limit: 0.4 quarts / hour Dengan data diatas dan menggunakan data asumsi penggunaan pesawat per harinya, maka dapat diketahui volume penggunaan oli turbin gas per tahunnya:

    Boeing 737

    CFM-56-3

    Banyak pesawat 235 (Data per 2013)

    Oil Tank Capacity 20 L

    Max oil consumption 0.37 L / h

    Opt. oil consumption 0.3 L / h*

    Avg. Block Hour 12 /day*

    Volume per hari 801 L

    Volume per tahun 292224 L

    Lalu, membandingkan dengan produk dari luar negeri, AeroShell Turbine Oil 560 untuk penggunaan pada mesin CFM-56, maka dapat diperkirakan pendapatan Aeroshell per tahunnya (Asumsi semua 235 pesawat 737 di indonesia menggunakan Aeroshell)

    Volume per tahun 292224 L

    Harga ASTO 560 12.65 dollar / quart

    Estimasi pendapatan ASTO $ 3,498,324.00 per tahun

    Perlu diingat studi diatas hanya sebatas asumsi. Tidak semua 737 menggunakan mesin CFM-56 dan tidak semua 737 menggunakan satu jenis oli saja. Data jumlah pesawat yang dipakai adalah jumlah populasi pada tahun 2013. Studi lebih detail untuk hal ini diluar kapasitas penulis sebagai mahasiswa.

  • 18

    BAB IV

    REGULASI KELAIKAN UDARA

    4.1. CASR

    Pada CASR sendiri khususnya CASR PART 25 dan CASR PART 33 , bagian mesin hanya

    menjelaskan bahwa mesin harus bekerja pada batas yang diperkenankan. Tidak tertera

    secara spesifik mengenai sertifikasi untuk engine lubricant oil. Namun jika ada penggantian

    terhadap oli yang tertera dalam dalam Type Certificate Data Sheet (TCDS), maka untuk

    penggantian engine lubricant oil yang baru sebelum diaplikasikan perlu ada komunikasi

    dengan engine manufacturer untuk sebagai TC Holder engine tersebut, karena sertifikasi

    engine lubricant oil menjadi satu dengan engine certification.

    Setiap engine type yang telah memiliki sertifikasi dari FAA akan memasukkan

    spesifikasi engine lubricant oils dalam Type Certificate data Sheet (TCDS). Sehingga bila

    dilakukan penggantian jenis engine lubricant oli, maka perlu dilakukan sertifikasi lanjut

    terhadap engine lubricant oil yang akan digunakan, meskipun engine lubricant oil pengganti

    tersebut mempunyai sifat fisik, mekanis dan kimia yang sama dengan spesifikasi yang

    tertera dalam TCDS.

    4.2 Non-CASR

    Produsen mesin mempercayakan kualitas oli pada beberapa lembaga. Lembaga ini

    biasanya membuat standar kualitas tertentu akan suatu barang. Salah satu spesifikasi

    standar yang banyak digunakan adalah SAE, EASA dan pada dunia militer misalnya MIL-STD.

    a. Spesifikasi dari EASA :

    Pada umumnya, akan ada Type Certificate Data Sheet (TCDS) yang terkait dengan

    setiap Type Certificate yang dikeluarkan. TCDS berisi certification basis, penamaan tiap

    varian yang disetujui dan informasi umum mengenai desain tersebut. TCDS yang kami bahas

    kali ini adalah TCDS engine.

    Untuk dua tipe engine seperti pada subbab 1.6, masing-masing memiliki TCDS (Type

    Certificate Data Sheet) dan spesifikasi oli masing-masing yaitu :

    1. Engine RR Trent 1000 menggunakan EASA-TCDS-E.036 :

    Spesifikasi oli yang digunakan merujuk kepada Operating Instructions dari

    tiap tipe pesawat.

    2. Engine CFM56-7 Series menggunakan EASA-TCDS-E.004 :

    Spesifikasi oli terdapat pada CFM Service Bulletin CFM56-7B S/B 79-0001.

  • 19

    b. Spesifikasi standar oleh militer

    Military standar memiliki beberapa kategori di dalamnya yaitu :

    1. Cat, pernis, dan produk sejenis

    2. Connectors: Electrikal, Sirkular, Threaded (Type AN)

    3. Lubrikasi: Oli, Pelumas, Hidrolik

    4. Connectors, Elektrikal, Bayonet

    5. Anodizing, Electroplating, dan Finishing menggunakan bahan kimia

    6. Connectors, Military Spec Alternatives

    Bagian yang diambil dalam kasus ini adalah kategori yang ketiga, yaitu tentang Lubrication.

    Sedangkan pasal yang mengaturnya adalah MIL-PRF-23699G tentang oli pelumas, mesin

    pesawat yang menggunakan turbin gas, dasar sintesis. Pasal ini adalah pasal pengganti dari

    pasal MIL-L 23699. Inti dari pasal ini menjelaskan tentang proses standarisasi, testing, dan sertifikasi oli dan lubrikasi pada mesin gas turbin

    c. Spesifikasi SAE :

    - AS5780a

    - SAE Grade 50

    4.3 Macam-macam pengujian

    Berdasarkan FAA, pengujian terbagi menjadi :

    1. Persyaratan data dan tes darat

    2. Tes terbang

    Berdasarkan MIL-PRF 23699G, pengujian terbagi menjadi :

    1. Fisik, kimiawi dan persyaratan prestasi

    2. Persayaratan prestasi standar

    3. Test kesesuaian

  • 20

    BAB V

    DESKRIPSI JENIS PENGUJIAN DAN TEMPAT PENGUJIAN

    Pada bagian ini kami tampilkan sebagian tes yang harus dipenuhi pembuat oli mesin

    untuk mendapatkan sertifikasi. Prosedur pengujian oli engine lubricant harus sesuai dengan

    spesifikasi oli yang tertera dalam TCDS Engine. Untuk mendapatkan data lebih detail dan

    menyeluruh sebagai contoh kami merujuk pada standar militer yang menggunakan

    dokumen MIL-PRF 23699G.

    Fasilitas pengujian harus memiliki prosedur pengujian dan pemeriksaan yang sama

    atau setara dengan spesifikasi MILPRF-23699G serta memiliki personel yang kompeten

    untuk melakukan pengujian tersebut.

    Berdasarkan dokumen tersebut, jika pengujian dilakukan secara cepat dengan

    menggunakan banyak model uji, seluruh tes dapat selasai dalam kurun waktu dua tahun.

    5.1 Tes Kestabilan Tempat Pengujian : A. Kumar Laboratory, Mumbai

    Test ini dilakukan untuk melihat zat aditif yang terdapat pada oli tersebut. Karena cairan

    kimia ini dapat bersifat korosif pada logam jika berada pada suhu yang sangat tinggi.

    Sehingga test yang dilakukan adalah dengan memaparkan oli pada suhu sampai 536 F.

    Namun untuk lulus, oli harus bertahan viskositasnya pada rentang tertentu dan juga ia tidak

    bersifat korosif dan tidak mengalami oksidasi.

    5.2 Tes Pengendapan Tempat Pengujian : Alcor Petro Laboratory, (US)

    Metode pengujian ini dilakukan untuk melihat seberapa banyak endapan yang mungkin

    didapat dari oli. Endapan ini bisa endapan residu ataupun endapan kimia.

    5.3 Vapor Phase Choker Tempat Pengujian : National Measurement Laboratory (US)

    Metode ini dirancang untuk mengevaluasi kecenderungan choking pelumas berbasis ester

    pada kondisi berkabut udara-minyak. Hal ini sering ditemukan pada bagian-bagian tertentu

    dari mesin tubin gas, misalnya bantalan baris ruang ventilasi.

    5.4 Tes pada suhu tinggi Tempat Pengujian : The Ducom Contract Testing Lab, US Army Research Laboratory

  • 21

    Adalah mensimulasikan kondisi oli pada suhu bearing pada mesin. Suhu yang di tes bisa

    sampai 500F. Test ini dilakukan dengan melihat seberapa banyak residu yang dihasilkan oleh

    oli ketika berada pada suhu percobaan.

    5.5 Mobil Thin Film Oxidation Test

    Tempat Pengujian :

    Metode tes ini awalnya dikembangkan untuk mengevaluasi stabilitas oksidasi minyak

    pelumas dasar yang dikombinasikan dengan aditif kimia mirip dengan yang ditemukan

    dalam oli mesin yang menggunakan bensin. Metode pengujian ini berguna untuk menyaring

    minyak yang diformulasikan sebelum tes mesin.

    5.6 Flight test Tempat pengujian : Pada mesin pesawat yang diinginkan

    Ketika seluruh tes di dalam lab telah dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah flight test.

    Jam terbang yang diperlukan adalah sebanyak 2000 jam terbang. Oli harus bekerja sesuai

    dengan kebutuhan dan tetap ekonomis bagi mesin

    5.7 Tempat pengujian dalam negeri

    Di indonesia sendiri pengujian lubrikan untuk mesin pesawat masih belum ditemui , namun

    beberapa lembaga/pabrikan lubrikan memiliki laboratorium pengujian lubrikan yang

    mungkin nanti akan dikembangkan agar bisa melakukan pengujian pada oil mesin pesawat ,

    adapun lembaga/perusahaan itu antara lain :

    PERTAMINA Lubricant Lab Product Development

    BPPT

    5.8 Pertamina Lubricant Lab Product Development

    Laboratorium pengujian karakteristik oli dan minyak bumi milik Pertamina ini memilki

    faasilitas yang cukup lengkap. Fasilitasnya mencakup :

    - Testing Equipment: ICP, FTIR, Automatic Viscometer, Potentiometric Titrimeter (TBN,

    TAN), Karl Fischer, Particle Counter, Ferrograph, NOACK Apparatus, Pour Point

    Apparatus, Flash Point Apparatus, Destilation Apparatus, Spectrometer X-ray, Cold

    Cranking Simulator, Foaming Tester, HTHS, MRV, SSI,Copper Striep Corrotion Tester,

    etc.

    - Reporting System Software Web-base, supported by proper database

  • 22

    Khusus pada pengujian untuk turbine oil analysis mencakup :

    - Viscosity @ 100C and 40C

    - Wear Metal by ICP-AES ( Al,Cr,Cu,Fe,Pb,Sn,Si,Na,Ni )

    - Oil Condition ( oxidation , nitration )

    - Cleanlines ( 5 & 15 )

    - Water contamination

    - Total Acid Number

    - Foaming Characteristic

    - Water Separability Test

    - Oxidation by RBOT

  • 23

    Bab VI

    Timeline Proses Sertifikasi (Asumsi)

  • 24

    Bab VII

    Kesimpulan dan Saran

    1. Spesifikasi oli mesin pesawat tergantung pada TCDS tiap engine dan sertifikasi engine

    lubricant oil menjadi satu dengan engine certification

    2. Spesifikasi dan standar yang digunakan menganut standar dari EASA, SAE, ASTM,

    Military Standards

    3. Prosedur pengujian engine lubricant oil harus sesuai dengan spesifikasi oli yang

    tertera dalam TCDS Engine

    4. Fasilitas pengujian harus memiliki prosedur pengujian dan pemeriksaan yang sama

    atau setara dengan spesifikasi yang menjadi target serta memiliki personel yang

    kompeten untuk melakukan pengujian tersebut. 5. Kurangnya akses pada informasi membatasi studi regulasi sertifikasi part yang kami

    lakukan. Beberapa dokumen memerlukan akses industri atau perlu mengeluarkan

    uang.

    6. Timeline sertifikasi dapat menjadi lebih akurat dengan lebih banyak informasi,

    namun informasi ini sulit untuk didapat.

    7. Untuk studi potensi pasar secara detail perlu dilakukan studi lain, dan diluar dari

    studi regulasi dan sertifikasi ini.

  • 25

    Bab VIII

    Daftar Pustaka

    Hedi Hartalita dkk. 2014. Studi Sertifikasi Oli Mesin Gas Turbin, Bandung: Fakultas

    Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung.

    DKUPPU. 2003. Airworthiness Standards: Transport Category Airplanes Part 25

    Revision 5, Jakarta: Departemen Perhubungan.

    http://everyspec.com/MIL-PRF/MIL-PRF-010000-29999/MIL-PRF-23699F_6702/

    http://www.casa.gov.au/newrules/parts/091/download/ac091-365.pdf

    https://easa.europa.eu/system/files/dfu/EASA-TCDS-E.036_Rolls--

    Royce_plc._Trent_1000_Series_engines-05-27042014.pdf

    http://easa.europa.eu/system/files/dfu/EASA-TCDS-E.004_CFM_International_S.A._-

    -_CFM56--7B_series_engines-04-17122012.pdf

    http://www.air.flyingway.com/books/engineering/CFM56-3/ctc-

    142_Line_Maintenance.pdf

    http://s02.static-

    shell.com/content/dam/shell/static/aviation/downloads/aeroshell/asto560.pdf