Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid

13
597 TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 Kinerja LKMS dalam Mendukung Kegiatan Ekonomi Rakyat Berbasis Pesantren Kinerja LKMS Dalam Mendukung Kegiatan Ekonomi Rakyat Berbasis Pesantren (Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid) Anas Alhifni Universitas Djuanda/Pascasarjana Universitas Indonesia Kajian Timur Tengah dan Islam Nurul Huda Universitas Yarsi/Pascasarjana Universitas Indonesia Kajian Timur Tengah dan Islam Abstrct: BMT Darut Tauhid Islamic microfinance institutions boarding based development is quitegood. Simultaneously, the economic activity in boarding schools Darut Tauhid is also growing. The aim of this study is to look at the relationship between performance LKMS with MSME economic activities in Darut Tauhid using LKMS products as linked variable. This study uses primary data, i.e. interviews with students using a questionnaire. The re- search conducted on September 17 th –26 th 2014. The results of the data analysis using Struc- tural equation modelling (SEM) showed that LKMS performance is good enough in terms of products and savings deposits, buthave not receiveda positive response to products related to finance. This is proved from the data analysis results statistically have significant rela- tionship between the variables of LKMS performance and products of LKMS, but the rela- tionship between the product of LKMS and MSME economic activities are not significant. Keywords: Islamic microfinance institution performance, Islamic microfinance institution products, MSME Economic activity, BMT Darut Tauhid Abstrak: BMT Darut Tauhid merupakan lembaga keuangan mikro syariah berbasis pesantren yang perkembangannya cukup baik. Secara bersamaan, kegiatan ekonomi di lingkungan pesantren Darut Tauhid juga berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat keterkaitan antara kinerja LKMS dengan kegiatan ekonomi UMKM di Darut Tauhid dengan menggunakan produk LKMS sebagai variabel antara. Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu wawancara terhadap santri dengan menggunakan kuesioner yang dilaksanakan dari tanggal 17–26 Sep- tember 2014. Hasil analisis data dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) menunjukkan bahwa kinerja LKMS sudah cukup baik dalam hal produk-produk tabungan dan deposito, namun belum mendapatkan respon yang positif untuk produk-produk yang terkait dengan pembiayaan. Ini dibuktikan dengan hasil analisis data secara statistik yang signifikan antara variabel kinerja LKMS dengan produk-produk LKMS, namun hubungan antara produk LKMS dengan kegiatan ekonomi UMKM tidak signifikan. Kata Kunci: kinerja LKMS, produk LKMS, kegiatan ekonomi UMKM, BMT Darut Tauhid Alamat Korespondensi: Anas Alhifni, Universitas Djuanda/Pascasarjana Universitas Indonesia Kajian Timur Tengah dan Islam, [email protected] Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) Vol 13 No 4, 2015 Terindeks dalam Google Scholar JAM 13, 4 Diterima, April 2015 Direvisi, Juli 2015 Oktober 2015 Disetujui, Nopember 2015 597 Usaha mikro kecil dan me- nengah (UMKM) merupakan salah satu usaha masyarakat menengah dan bawah yang memiliki peran besar bagi perekonomian Indonesia khususnya dalam kegiatan ekonomi masyarakat baik dari unit usaha dan penyerapan tenaga kerja. Per- masalahan yang paling umum dihadapi oleh UMKM

Transcript of Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid

Page 1: Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid

597TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

Kinerja LKMS dalam Mendukung Kegiatan Ekonomi Rakyat Berbasis Pesantren

Kinerja LKMS Dalam Mendukung Kegiatan EkonomiRakyat Berbasis Pesantren

(Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid)

Anas AlhifniUniversitas Djuanda/Pascasarjana Universitas Indonesia Kajian Timur Tengah dan Islam

Nurul HudaUniversitas Yarsi/Pascasarjana Universitas Indonesia Kajian Timur Tengah dan Islam

Abstrct: BMT Darut Tauhid Islamic microfinance institutions boarding based developmentis quitegood. Simultaneously, the economic activity in boarding schools Darut Tauhid isalso growing. The aim of this study is to look at the relationship between performance LKMSwith MSME economic activities in Darut Tauhid using LKMS products as linked variable.This study uses primary data, i.e. interviews with students using a questionnaire. The re-search conducted on September 17th–26th 2014. The results of the data analysis using Struc-tural equation modelling (SEM) showed that LKMS performance is good enough in terms ofproducts and savings deposits, buthave not receiveda positive response to products relatedto finance. This is proved from the data analysis results statistically have significant rela-tionship between the variables of LKMS performance and products of LKMS, but the rela-tionship between the product of LKMS and MSME economic activities are not significant.

Keywords: Islamic microfinance institution performance, Islamic microfinance institutionproducts, MSME Economic activity, BMT Darut Tauhid

Abstrak: BMT Darut Tauhid merupakan lembaga keuangan mikro syariah berbasis pesantrenyang perkembangannya cukup baik. Secara bersamaan, kegiatan ekonomi di lingkunganpesantren Darut Tauhid juga berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat keterkaitanantara kinerja LKMS dengan kegiatan ekonomi UMKM di Darut Tauhid dengan menggunakanproduk LKMS sebagai variabel antara. Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu wawancaraterhadap santri dengan menggunakan kuesioner yang dilaksanakan dari tanggal 17–26 Sep-tember 2014. Hasil analisis data dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM)menunjukkan bahwa kinerja LKMS sudah cukup baik dalam hal produk-produk tabungan dandeposito, namun belum mendapatkan respon yang positif untuk produk-produk yang terkaitdengan pembiayaan. Ini dibuktikan dengan hasil analisis data secara statistik yang signifikanantara variabel kinerja LKMS dengan produk-produk LKMS, namun hubungan antara produkLKMS dengan kegiatan ekonomi UMKM tidak signifikan.

Kata Kunci: kinerja LKMS, produk LKMS, kegiatan ekonomi UMKM, BMT Darut Tauhid

Alamat Korespondensi:Anas Alhifni, UniversitasD j u a n d a / P a s c a s a r ja n aUniversitas Indonesia KajianTimur Tengah dan Islam,[email protected]

Jurnal AplikasiManajemen (JAM)Vol 13 No 4, 2015Terindeks dalamGoogle Scholar

JAM13, 4Diterima, April 2015Direvisi, Juli 2015

Oktober 2015Disetujui, Nopember 2015

597

Usaha mikro kecil dan me-nengah (UMKM) merupakansalah satu usaha masyarakatmenengah dan bawah yang

memiliki peran besar bagi perekonomian Indonesiakhususnya dalam kegiatan ekonomi masyarakat baikdari unit usaha dan penyerapan tenaga kerja. Per-masalahan yang paling umum dihadapi oleh UMKM

Page 2: Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid

Anas Alhifni, Nurul Huda

Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 598

di beberapa negara adalah rendahnya aksebilitasterhadap pembiayaan dari perbankan, menurut Dasukidan Rima (2008:3) sulitnya UMKM mendapatkanakses dari perbankan disebabkan oleh persyaratanyang diberlakukan dalam pemberian pembiayaanusaha/kredit seperti 5C: Collateral (jaminan),Capacity (kapasitas usaha), Character (karakterpeminjam), Capital (modal usaha), Condition ofeconomy (kondisi perekonomian secara makro). Darikelima persyaratan tersebut, Collateral (jaminan) me-rupakan faktor yang paling sulit dipenuhi oleh UMKM.Untuk mengatasi keterbatasan akses pembiayaanusaha mikro kecil dan menengah ( UMKM ) tersebut,pemerintah Indonesia telah mencanangkan pengem-bangan dan pemanfaatan LKMS (Baitul Maal waTamwil sejak 7 Desember 1995) sebagai gerakan(Obaidullah, 2008:49).

LKMS adalah lembaga keuangan mikro yangberoperasi pada masyarakat menengah dan bawah,umat muslim di Indonesia mulai sadar untuk melaku-kan kegiatan ekonomi dan mengolah sumber daya yangdimilikinya sesuai dengan prinsip syariah. keberadaanLKMS diharapkan dapat memberikan kontribusi nyatadan memberikan kemudahan sehingga dapat mening-katkan taraf hidup masyarakat banyak (Martowijoyo,1999:56, Sudarsono, 2003:103).

Pertumbuhan jumlah nasabah BMT Darut Tauhidyang semakin pesat, memberikan indikasi adanyaantusiasme masyarakat terhadap lembaga keuanganberbasis syariah tersebut, namun perlu dicermati dandilakukan analisis atau ditinjau ulang apakah santriyang ada di pondok pesantren Darut Tauhid sudahmemanfaatkan keberadaan BMT Darut Tauhid.Berdasarkan analisis terhadap laporan pertumbuhannasabah di BMT Darut Tauhid selama Tahun 2013–2014 menunjukkan peningkatan yang baik, namun darihasil pengamatan sementara menunjukkan bahwasantri yang memanfaatkan keberadaan BMT DarutTauhid masih sangat rendah. Penelitian Alhifni (2012:78) menunjukkan bahwa banyak santri yang sulit men-dapatkan layanan pembiayaan dari lembaga keuanganwalaupun santri sudah mengetahui tentang keber-adaan lembaga keuangan tersebut.

Disisi lain, dilingkungan pondok pesantren DarutTauhid banyak terdapat UMKM dengan sejumlahaktifitas yang banyak dan menimbulkan intensitaskegiatan ekonomi yang tinggi. Pertanyaannya apakah

ada pengaruh kinerja lembaga keuangan mikro syariahterhadap pemanfaatan produk lembaga keuanganmikro syariah? Apakah ada pengaruh pemanfaatanproduk lembaga keuangan mikro syariah terhadapkegiatan ekonomi UMKM rakyat berbasis pesantren?

Berdasarkan masalah tersebut dapat dirumuskanhipotesis sebagai berikut:H1 : Semakin tinggi kinerja Lembaga Keuangan

Mikro Syariah, maka akan berpengaruh positifterhadap pemanfaatan produk LembagaKeuangan Mikro Syariah.

H2 : Semakin banyak produk yang diminati masya-rakat, maka akan berpengaruh positif terhadapbertambahnya kegiatan ekonomi UMKMrakyat berbasis pesantren.

TINJAUAN TEORITISPondok Pesantren dan Ekonomi

Keberadaan pondok pesantren saat ini sangatberbeda dengan masa lalu, jika pada masa lalu pondokpesantren berdiri sekaligus cikal bakal desa setempat,maka saat ini banyak pondok pesantren yang berdiridi lingkungan desa atau masyarakat yang sudah ramai.Pondok pesantren sampai saat ini masih menjadi ke-banggaan tersendiri bagi umat, dalam proses pertum-buhan dan perkembangan masyarakat, banyak pon-dok pesantren telah memberikan sistem pembelajaranyang berimbang balance antara aspek dunia danakhirat, bahkan banyak pesantren yang sudah memilikikegiatan-kegiatan ekonomi seperti koperasi, pertanian,peternakan dan sebagainya (Bakhri dan Mukh, 2011:28).

Pondok pesantren merupakan institusi sosial yangmemiliki potensi ekonomi yang sangat tinggi, banyakpondok pesantren yang sudah terlibat langsung dalamkegiatan-kegiatan ekonomi seperti sektor pertanian,peternakan, koperasi dan lembaga keuangan mikro(Harjito, dkk., 2008:9), Kegiatan ekonomi adalah suatukegiatan yang dilakukan setiap orang dalam bidangekonomi untuk menghasilkan pendapatan dalam rang-ka memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti konsumsi,produksi dan distribusi kemudian dikenal dengan sikluslingkaran kegiatan ekonomi model sederhana Rahardjadan Mandala (2008:8).

Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)adalah sebagai kelompok atau lembaga organisasimasyarakat yang menggalang dana dari para anggota,

Page 3: Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid

599TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

Kinerja LKMS dalam Mendukung Kegiatan Ekonomi Rakyat Berbasis Pesantren

baik untuk tabungan dan zakat (sedekah) untukdistribusi dalam bentuk pembiayaan komersial dan nonkomersial sebagai upaya untuk memperkuat dan mem-berdayakan orang-orang yang secara ekonomi lemahatau marginal balai usaha mandiri terpadu yang me-ngembangkan usaha-usaha produktif dan investasidalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi atasdasar tolong menolong yang dalam pengelolaannyamenggunakan prinsip-prinsip syariah (Khadijah, dkk.,2013:74, Ahmad, dkk., 2011:292, Salidin, 2000:71).Pakistan merupakan salah satu negara yang telah me-ngembangkan LKMS dan telah meluncurkan SkemaPembangunan Desa pada tahun 1995. Tujuan utamadari skema ini adalah untuk mengurangi kemiskinandi pedesaan dengan memberikan modal investasimikro dengan sistem syariah untuk pertanian dan sek-tor pedesaan untuk menghasilkan lapangan kerja danmeningkatkan pendapatan masyarakat miskin pede-saan. Skema ini juga menyediakan kesejahteraan,layanan moral dan etika kepada rakyat pedesaan dinegara itu. Saat ini, skema sedang dilaksanakan mela-lui 129 cabang yang mencakup 10.023 desa di 60 kabu-paten. Beberapa 0.520.000 anggota kelompok yangtercakup: 94% adalah perempuan (Rahman, 2010:120). Indonesia sebagai negara yang memiliki populasimuslim terbesar di dunia diharapakan LKMS dapatberperan besar khususnya dalam meningkatkan tarafhidup masyarakat sebagaimana yang diungkapkanoleh Sudarsono (2010:104) LKMS atau BMT harusmemiliki peran berikut: (1) Menjauhkan masyarakatdari praktek ekonomi yang tidak syariah, LKMS harusaktif dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakattentang pentingnya sistem syariah, hal ini bisa dilaku-kan dengan pelatihan-pelatihan mengenai cara ber-transaksi secara Islami. (2) Melakukan pembinaandan pendanaan usaha kecil atau UMKM, LKMS ha-rus berperan aktif dalam menjalankan fungsi sebagailembaga keuangan mikro, misalnya dengan jalanpembinaan dan pengawasan terhadap UMKM yangdilakukan oleh masyarakat. (3) Melepaskan ketergan-tungan kepada rentenir, di antara kelebihan yangditawarkan rentenir adalah dapat memenuhi keinginanmasyarakat yang membutuhkan dana dalam prosesyang cepat. Oleh karena itu LKMS atau BMT sela-yaknya harus bisa memberikan pelayanan yang primasehingga msyarakat lebih memilih LKMS atau BMTdibandingkan rentenir. (4) Menjaga keadilan ekonomi

masyarakat dengan distribusi yang merata, artinyaLKMS atau BMT tidak diperbolehkan mempunyaikeberpihakan kepada golongan tertentu, akan tetapiLKMS atau BMT harus memberikan pelayanan yangadil bagi umat.

Produk LKMSPenerapan produk-produk yang ada pada LKMS

tidak terlepas dari akad-akad yang ada dalam mua-malah maliyah, sebagai contoh akad dari segi tujuan-nya mempunyai dua tujuan yaitu akad tabarru (tolongmenolong) dan tijari (Komersial), sesuai denganfungsi LKMS sebagai lembaga sosial dan komersilmaka kedua bentuk akad tersebut secara otomatisada dalam produk-produk LKMS, KJKS atau BMT(Buchori, 2012:5). Hasil observasi menunjukkanbahwa produk yang ada di BMT Darut Tauhid baikberupa produk funding maupun lending secaraumum dapat dijelaskan sebagai berikut, Simpananumum (Sirela), Simpanan lembaga, (Amanah), Sim-panan pendidikan (Sidiq), Simpanan walimah (Sali-mah), Simpanan haji dan umroh (Siroh), Simpananqurban (Qurban), Simpanan berjangka, PembiayaanModal Kerja (Mudharabah), Jual Beli (Murabahah),dan gadai mas. Namun dalam penelitian ini bahasanproduk LKMS dibagi berdasarkan jenis akadnya seba-gaimana berikut Seperti Tabungan Wadiah, DepositoMudharabah, Murabahah, Pembiayaan mudharabahdan Pembiayaan Rahn.

Definisi KinerjaKinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas

pelaksanaan tugas tertentu, sedangkan kinerja peru-sahaan adalah tingkat pencapaian hasil untuk mewu-judkan sasaran tujuan perusahaan atau lembaga orga-nisasi, kinerja juga bisa disebut sebagai komunikasiyang dilakukan secara terus menerus dalam kemit-raan antara karyawan dengan atasan langsung, atauantara nasabah dan pengelola, atau antara konsumendengan produsen, seperti membangun harapan yangjelas, apabila sebuah kinerja ingin mendapatkan se-buah nilai maka dalam proses komunikasi semuasistem harus diikutsertakan pada sistem tersebut se-perti melakukan pengukuran, dan pengembangan ki-nerja perorangan, kelompok, dan organisasi serta pe-lurusan kerja sesuai dengan tujuan strategis organisasi

Page 4: Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid

Anas Alhifni, Nurul Huda

Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 600

atau lembaga (Bacal, 2004:4, Prayaman danSimanjunyak, 2011:1, Suarto, 2014:3, Wibowo, 2007:9).Kinerja LKMS bisa dilihat dari berbagai aspek sepertioperasional, komitmen, tolong menolong, kemampuanmanajemen dan keterampilan, dukungan dari paraaghniya, mampu memelihara kepercayaan masyara-kat, pendiriannya sesuai dengan ketentuan yangberlaku, kemampuan dalam menghimpun dana dansebagainya (Muhammad, 2009:84).

Menurut Junaedi (2002:280,381)   pengukurankinerja merupakan proses mencatat dan mengukurpencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah penca-paian visi dan misi melalui bentuk-bentuk yang dita-warkan berupa produk, jasa, ataupun proses. Artinya,setiap kegiatan perusahaan harus dapat diukur dandinyatakan keterkaitannya dengan pencapaian arahperusahaan di masa yang akan datang yang dinyatakandalam visi dan misi perusahaan, oleh karenanyapengukuran kinerja dilihat dari baik-tidaknya aktivitasyang telah dilakukan dan mendapatkan hasil yangdiinginkan.

Adapun indikator kinerja yang dianggap dapatmenggambarkan kinerja dalam penelitian ini adalahsebagai berikut:

Umur LKMSUmur LKMS adalah usia LKMS mulai berdiri,

hal ini merupakan salah satu penenntuan usia lamatidaknya keberadaan lembaga keuangan tersebut,kaitannta Umur LKMS dengan LKMS, asumsi dalampenelitian ini menunjukkan bahwa umur LKMS bisadikaitkan dengan respon nasabah, apakah sudahbanyak membantu nasabahnya atau belum, sebagai-mana yang telah dilakukan oleh Martowijoyo (1999:3).

Jarak LKMSJarak merupakan salah satu penentu seseorang

untuk memilih, baik untuk melakukan kegiatan ke-uangan maupun non keuangan, akses yang mudahdapat memberikan persepsi yang baik, LKM meru-pakan lembaga perantara keuangan yang bertujuanmenyediakan akses yang mudah untuk nasabahnya(Arsyad, 2008:56) Adapun menurut Martowijoyo(1999:3) di antara faktor yang dapat mempengaruhikinerja lembaga keuangan mikro adalah jarak rata-rata antara lokasi LKM dan lokasi nasabah, hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa adannya pengaruhyang signifikan antara jarak atau lokasi LKM dengannasabah yang mau menjadi nasabah di LKM.

Waktu PemerosesanWaktu pemerosesan merupakan layanan purna

jual yang harus dilakukan sebaik mungkin sebagai-mana yang diungkapkan oleh Arsyad (2008:56) kualitaslayanan bisa diukur salah satunya dengan fleksebilitasdan kesesuaian layanan yang diberikan, menurutnyasetiap layanan khususnya waktu pemerosesan laya-nan harus dilakukan secara cepat dan efektif agardapat memberikan kepuasan bagi para nasabah. Halini juga diungkapkan oleh Martowijoyo (1999:3) bahwadi antara faktor yang dapat mempengaruhi kinerjaadalah waktu pemerosesan setiap layanan yang adadi LKM tersebut, dan akan berakibat kepada kepua-san nasabah, asumsi dalam penelitian ini menunjukkanbahwa waktu pemerosesan setiap layanan yang adadi LKMS akan berpengaruh terhadap peningkatanjumlah produk yang ada di LKMS atau BMT.

Margin Pembiayaan MurabahahMargin adalah adalah profit margin yaitu selisih

antara nilai penjualan setelah mengungkapkan hargaperolehan, menurut Arsyad ( 2008:57) kinerja LKMbisa diukur dengan melihat faktor Indeks ketergan-tungan subsidi, mengukur subsidi yang diterima ber-banding bunga/bagi hasil yang diperoleh atau subsiditingkat bunga atau bagi hasil pada dana pinjaman ataupembiayaan.

Jumlah Santri yang MenabungJumlah santri yang menabung dimaksudkan

adalah jumlah santri yang telah menjadi nasbabah diLKMS, asumsi dalam penelitian ini menunjukkanbahwa semakin banyak santri yang memilki tabungandi LKMS maka dapat menggambarkan santri telahmemanfaatkan keberadaan LKMS. Menurut Arsyad(2008:58) kinerja LKM dapat diukur salah satunyadengan melihat jumlah dan tingkat pertumbuhantahunan rekening pinjaman dan simpanan, artinya halini melihat dari pertumbuhan jumlah nasabah yangtelah memanfaatkan keberadaan LKM atau LKMS.

Page 5: Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid

601TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

Kinerja LKMS dalam Mendukung Kegiatan Ekonomi Rakyat Berbasis Pesantren

Penelitian TerdahuluRima Elya Dasuki dengan judul Optimaliasai

Menciptakan Market Value Lembaga KeuanganMikro Syariah (LKMS) Untuk Pemberdayaan UsahaKecil Menengah (UKM) Melalui Pendekatan ResourceBased View. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwaLKMS perlu menentukan variabel pengukuran kinerjaLKMS yang akan mendukung tercapainya marketvalue yang diharapkan, adapun variabel pengukuranyang disarankan adalah Human Capital, StructuralCapital, Costomer Capital.

Sumartono Martowijoyo dengan judul KinerjaLembaga Keuangan Mikro dan Perilaku MasyarakatPedesaan, metode yang digunakan adalah Korelasijenjang spearman Hasil penelitiannya menunjukkanbahwa faktor yang paling mempengaruhi kinerja ada-lah jarak ke lokasi nasabah dan selang waktu peme-rosesan kredit. Tergambar pula masih lugu dan mandi-rinya sifat pengusaha mikro pedesaan nasabah LKMdibanding pengusaha konglemrat nasabah bank umum.

METODEAnalisis statistik yang digunakan adalah statistik

multivariat, Analisis multivariat merupakan alat analisislebih dari dua variabel yang dianalisis secara simultan(Widarjono, 2010:1), contoh analisis multivariat yangdigunakan pada penelitian ini adalah structural equa-tion modelling (SEM) hal ini untuk menjelaskanhubungan yang kompleks antar variabel dan indikator-indikator yang ada dalam penlitian ini.

Tempat penelitian dalam penelitian ini adalahLembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) BMTDarut Tauhid dan pondok pesantren Darut Tauhidyang berada pada lokasi yang sama di wilayahBandung Jawa Barat, waktu penelitian dilakukanpada tanggal 17 s/d 26 September 2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhnasabah BMT Darut Tauhid Bandung yang statusnyamenjadi santri seperti santri mukim, santri tahfidz,santri karya, santri usia keemasan, Adapun pengam-bilan sampel dipilih berdasarkan metode non proba-bility sampling dalam bentuk convenience samplingyaitu suatu tekhnik pengambilan sampel yangdilaksanakan terhadap kenyamanan berkaitan denganpenyediaan data yang mudah diperolah (Supomo danIdriantoro, 2003:130).

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian inimengikuti apa yang dipersyaratkan dalam tekhnik ana-lisa Structural Equation Modelling (SEM). Ukuransampel minimum yang disarankan adalah sebanyak5 responden per variabel teramati atau indikator(Wijanto, 2008:46). Dengan demikian, karena variabelterukur dalam penelitian ini berjumlah 13, maka:Jumlah sampel = Jumlah Variabel terukur x 10= 13 x 10= 130 sampel

Analisis data yang digunakan dalam penelitianini adalah metode structural aquation modelling(SEM) dioperasikan dengan menggunakan programAmos 22, secara garis besar tahapan penggunaanMetode structural aquation modelling (SEM)dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Widarjono,2010:309): (a) Spesifikasi Model. (b) IdentifikasiModel. (c) Uji Kelayakan Model dan Uji Signifikansi.(d) Interpretasi dan Modifikasi Model.

Adapun untuk melihat kelayakan sebuah modelStructural Equation Modelling (SEM) dapat mem-perhatikan hal-hal berikut (Widarjono, 2010:315): (1)Uji statistika Chi Squares. (2) Goodness Of FitIndex (GFI). (3) Adjusted Goodness of Fit Index(AGFI). (4) Root Mean Square Residual (RMSR)

Model Structural Equation Modelling (SEM)bisa dikatakan layak jika paling tidak ada satu metodeuji kelayakan tersebut terpenuhi, namun jika kelayakanmodel Structural Equation Modelling (SEM) bisamemenuhi lebih dari satu maka akan lebih baik.

Definisi Operasional VariabelOperasional variabel adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untukdipelajari sehingga diperoleh informasi tentang haltersebut kemudian ditarik kesimpulan. Adapunvariabel yang dipilih pada penelitian ini adalah sebagaiberikut:

HASIL DAN PEMBAHASANAnalisis Deskriptif Demografi Responden

Analisis deskriptif ini merupakan penjelasan ataspertanyaan mengenai informasi, jenis kelamin, usia,pendidikan terakhir, pendapatan atau kiriman dari walisantri dari setiap responden, masa studi dan pekerjaanorang tua, hal ini dilakukan untuk mengetahui secarajelas demografi responden. Adapun Jumlah responden

Page 6: Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid

Anas Alhifni, Nurul Huda

Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 602

dalam penelitian ini adalah 130 responden yangmerupakan nasabah BMT Darut Tauhid yang ber-status sebagai santri pondok pesantren Darut Tauhid.Kuesioner yang disebarkan sebanyak 150 kuesioner,namun yang bisa diambil kembali hanya sekitar 140kuesioner, dari 140 kuesioner tersebut yang dimasuk-kan dalam penelitian ini sebanyak 130 kuesioner sesuaidengan jumlah sampel yang telah ditetapkan diawal.

Penelitian dilakukan sejak tanggal 17–26September 2014, hasil observasi di Pondok pesantrenDarut Tauhid menunjukkan bahwa Darut Tauhidmemiliki santri yang ramah dan beragam baik darijenjang usia, latar belakang pendidikan, besaranpendapatan, dan sebagainya. Persentase dari jumlahsantri yang ada di pondok pesantren Darut Tauhiddidominasi oleh akhwat.

Faktor-faktor yang menyebabkan banyaknyasantri di pondok pesantren Darut Tauhid adalahkarena pondok pesantren Darut Tauhid berada di lokasiyang sangat strategis dan bersentuhan langsungdengan masyarakat sekitar, dekat perguruan tinggiseperti UPI, dekat dengan pusat kota dan masyarakatmenengah dan bawah. Berdasarkan hasil kuesioneryang disebarkan 70% responden berstatus sebagaisantri mukim, 20% santri karya dan 10% pegawaikopontren dan BMT Darut Tauhid.

Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner denganSPSS

Sebelum mengolah data penelitian dengan Struc-tural Equation Modelling (SEM), terlebih dahulu

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel

No Indikator Teori Definisi Operasional Variabel 1 Umur LKMS (Martowijoyo 1999 : 3) Umur LKMS adalah usia LKMS dari sejak berdiri sampai

dengan saat ini dan peranannya dalam membantu nasabahnya

2 Jarak LKMS (Martowijoyo 1999 : 3) Jarak LKMS adalah jarak antara LKMS dan nasabah dalam hal ini santri (jarak BMT dan pondok pesantren)

3 Waktu Pemerosesan (Arsyad 2008 : 56) Waktu pemerosesan adalah proses setiap layanan yang ada di BMT Darut Tauhid

4 Margin Pembiayaan Murabahah

(Arsyad 2008 : 57) Margin adalah keuntungan dalam pembiayaan murabahah yang ditetapkan oleh BMT Darut Tauhid

5 Jumlah Santri Yang Menabung

(Arsyad 2008 : 58) Jumlah santri yang menabung adalah jumlah santri yang menjadi nasabah d i BMT Darut Tauhid

6 Tabungan Wadiah (Sudarsono, 2008 : 64) Tabungan titipan yang dapat diambil kapan saja sesuai dengan jangka waktu yang d isepakati

7 Deposito Mudharabah

(Buchori, 2012 : 20) Simpanan berjangka yang dikelola dengan prinsip bagi hasil

Sumber: Data penelitian diolah

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel

Sumber: Data penelitian diolah

No Indikator Teori Definisi Operasional Variabel 1 Pembiayaan

Murabahah (Iska, 2012 : 171) Murabahah adalah akad jual beli dengan harga

asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati

2 Pembiayaan Mudharabah

(Antonio, 2010 : 150) Produk pembiayaan produktif yang disalurkan kepada nasabah

3 Pembiayaan Rahn (Buchori, 2012 : 64) Pembiayaan gadai yang digunakan untuk kosumtif atau produktif

4 Mini Market Smm Unit Usaha BMT DT -

5 Cafe Darul Jannah Unit Usaha BMT DT -

6 Hotel Darul Jannah Unit Usaha BMT DT -

Page 7: Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid

603TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

Kinerja LKMS dalam Mendukung Kegiatan Ekonomi Rakyat Berbasis Pesantren

dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahuiketepatan butir-butir pertanyaan kuesioner. Pada ujivaliditas, corrected item total correlation setiap butirpertanyaan diperbandingkan dengan nilai ttabel dengantaraf nyata ()= 5% pada (df) n-2. Dengan derajatbebas sebesar 128, maka corrected item total haruslebih besar atau sama dengan 0,144 agar butirpertanyaan dinyatakan valid. Sementara dalam ujireliabilitas dilihat koefisien reliabilitas (Cronbach’sAlpha). Jika koefisien reliabilitas mendekati 1 sangatbaik, jika berada di atas 0,8 baik, tetapi bila berada dibawah nilai 0,6 tidak baik. Angka yang didapatkansemakin tinggi koefisien korelasi berarti semakinkonsisten antara hasil penggunaan dua tes tersebutsemakin baik dan hasil ukur dua tes dikatakan sema-kin reliabel. Sebaliknya jika dua tes yang dianggapparalel ternyata menghasilkan skor yang satu samalain berkorelasi rendah maka dapat dikatakan relia-bilitas hasil ukur tes tersebut tidak tinggi. Validitasbiasanya dinyatakan oleh korelasi antara distribusiskor tes yang bersangkutan dengan distribusi skor

suatu kriteria yang relevan Berdasarkan hasilperhitungan SPSS2 pada tabel 3.

Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan bahwarhitung > dari rtabel, di mana df=N-2 (130) -2 =128 nilaidf = 0,144, hasil ini menunjukkan bahwa semua butir-butir pertanyaan yang ada pada instrumen kinerjaLKMS dalam mendukang kegiatan ekonomi rakyatberbasi pesantren tersebut adalah valid. Dengandemikian seluruh butir pertanyaan dapat digunakandalam prosedur penelitian ini, hal ini juga tergambardari hasil data yang diperoleh semua nilai Cronbach’sAlpha lebih besar dari 0,600 dan dapat disimpulkanbahwa data yang berkaitan dengan variabel kegiatanekonomi UMKM, Produk LKMS, Kinerja LKMSsudah reliabel.

Uji Structural Equation Modeling (SEM)SEM yang dioperasikan melalui program AMOS

22. Model struktural adalah hubungan antar konstrukyang mempunyai hubungan causal (sebab akibat)

Tabel 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Penelitian

Sumber: Data kuesioner,diolah

Keterangan:KE1 : Mini Market Smm KE2 : Cafe Darul JannahKE3 : Hotel Darul Jannah PL1 : Tabungan WadiahPL2 : Deposito Mudharabah PL3 : Pembiayaan MurabahahPL4 : Pembiayaan Mudharabah PL5 : RahnKL1 : Umur LKMS KL2 : Jarak LKMSKL3 : Waktu Pemerosesan Kl4 : Margin Pembiayaan MurabahahKL5 : Jumlah Santri Yang menabung

Butir Pertanyaan Korelasi Pearson R tabel Cronbach’s

Alpha Keterangan

KE1 0,562 0,144 0,767 Valid KE2 0,536 0,144 0,773 Valid

KE3 0,393 0,144 0,782 Valid PL1 0,385 0,144 0,782 Valid PL2 0,575 0,144 0,769 Valid PL3 0,507 0,144 0,774 Valid PL4 0,393 0,144 0,782 Valid PL5 0,527 0,144 0,770 Valid KL1 0,369 0,144 0,784 Valid KL2 0,525 0,144 0,769 Valid KL3 0,250 0,144 0,806 Valid KL4 0,274 0,144 0,800 Valid KL5 0,522 0,144 0,770 Valid

Total Crobach’s Alpha All Variable : 0,793 Reliabel

Page 8: Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid

Anas Alhifni, Nurul Huda

Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 604

dengan demikian akan ada variabel independen dandependen. Berdasarkan hasil pengujian yang telahdilakukan dengan program AMOS22, hasil yangdidapatkan sebagaimana tabel 4.

Berdasarkan hasil hitung Maximum LikelihoodEstimates dengan program Amos 22 dapat dijelaskansebagaimana tabel 5.

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa semua

Tabel 4. Evaluasi Goodness of Fit Model

Sumber: Data kuesioner, diolah

Goodness of Fit Cut Off Keterangan (2) (3) (4)

Chi-Square p-value

131,(P = 0.00) Marginal Fit

RMSEA 0.09 Margina Fit RMR 0.03 Good Fit NFI 0,72 Marginal Fit CFI 0,82 Good Fit IFI 0,83 Good Fit RFI 0,65 Marginal Fit Hoelter 81 Good Fit GFI 0,87 Good Fit AGFI 0.810 GoodFit

Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa ada6 ukuran GOF yang menunjukkan kecocokan yangbaik walaupun perbedaannya sedikit, dan 4 ukuranyang menunjukkan kecocokan marginal, dapat disim-pulkan bahwa kecocokan konstruk adalah baik, halini juga didukung dengan hasil dari degrees offreedom yang postif senilai 62, sehingga pengujianmodel sudah fit. Dasar Keputusan hipotesis: Jika NilaiProbability (P) (Regression Wights) <0,005, atau jikanilai CR (Regression Wights) lebih besar dari nilaikritisnya ttabel, ada hubungan dan bisa dikatakan valid(Santoso, 2014:152). Adapun untuk mengukur reliabi-litas jika semua factor loading estimate (Standar-dized Regression) menunjukkan angka di atas 0,5maka data reliabel (Santoso, 2014:132). PerumusanHipotesis:H1 : Semakin tinggi kinerja Lembaga Keuangan

Mikro Syariah, maka akan berpengaruh positifterhadap pemanfaatan produk LembagaKeuangan Mikro Syariah.

H2 : Semakin banyak produk yang diminati masya-rakat, maka akan berpengaruh positif terhadapbertambahnya kegiatan ekonomi UMKMrakyat berbasis pesantren.

indikator valid dan reliabel karena semua nilai Cr >kritisnya, semua nilai P berada di bawah 0,05, namunsecara konstruk ada yang tidak signifikan, hal ini dapatdijelaskan bahwa hipotesis yang pertama menunjuk-kan kinerja LKMS dengan produk LKMS memilikipengaruh yang signifikan dengan nilai perolehan Cr(4,083) >1,96 nilai P, 0,00 < 0,05 ketika kinerja LKMSsemakin baik maka akan berpengaruh positif terha-dap bertambahnya produk LKMS. Adapun hipotesisyang kedua ditolak karena tidak ada pengaruh yangsignifikan antara produk LKMS dengan kegiatanekonomi dengan nilai perolehan Cr (1,510) <1,96, nilaiP 0,13 > 0,05. Adapun secara gambar dapat kita lihatsebagaimana gambar 1.

Berdasarkan Gambar 1 dapat dijelaskan bahwaPL5 dengan nilai P 0,00 < 0,05 memiliki nilai estimatesebesar 1,47 (tertinggi), sedangkan PL2 dengan nilaiP, 0,00 < 0,05 memiliki nilai estimate 1,30, PL1 dengannilai P 0,00 < 0,05 dengan nilai estimate 1,00, PL3dengan nilai P 0,00 < 0,05 dengan nilai estimate 1,14,PL4 dengan nilai P 0,00 < 0,05 dengan nilai estimate0,73. Adapun KE1 dengan nilai P 0,00 < 0,05 dengannilai estimate 1,34, KE3 dengan nilai P 0,00 < 0,05dengan nilai estimate 0,90, KE2 dengan nilai P 0,00 <

Page 9: Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid

605TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

Kinerja LKMS dalam Mendukung Kegiatan Ekonomi Rakyat Berbasis Pesantren

0,05 dengan nilai estimate 1,00, KL2 dengan nilai P0,00 < 0,05 dengan nilai estimate 1,00, KL5 dengannilai P 0,00 < 0,05 dengan nilai estimate 1,00, KL1dengan nilai P 0,00 < 0,05 dengan nilai estimate 0,68,KL4 dengan nilai P 0,08 < 0,05 dengan nilai estimate0,55, KL3 dengan nilai P 0,01 < 0,05 dengan nilai

estimate 0,54. Hasil ini menunjukkan bahwa PL1, PL2,PL3, PL4, PL5, KE1, KE2, KE3, KL1, KL2, KL3,KL4 dan KL5 dapat menggambarkan variabel kinerjaLKMS, variabel konstruk yang memiliki pengaruhadalah antara kinerja dengan produk LKMS dengannilai estimate sebesar 0,08 < 0,05. Adapun produkLKMS dan kegiatan ekonomi tidak memiliki pengaruhyang signifikan dengan nilai estimate sebesar 2,22 >0,05. Adapun Squared Multiple Correlations yangdihasilkan dari masing-masing idikator sebagai berikut:

Berdasarkan tabel 6 dapat dijelaskan bahwa daritiga variabel laten yaitu kinerja LKMS dan ProdukLKMS serta kegiatan ekonomi indikator yang palingbanyak dapat menggambarkan variabel latennya ada-lah PL5 (Rahn) 40,9%, PL2 (Deposito Mudharabah)44,1%, KL5 (Jumlah santri yang menabung) 43%,KE1 (Mini Market Smm) 41,2%, Perolehan persentaseyang rendah terdapat pada indikator PL4 (Pembiaya-an mudharabah), KL4 (Margin pembiayaaanmurabahah) dan KL3 (Waktu pemerosesan) hasil inijuga menggambarkan bahwa dari 13 variabel indikatoryang memiliki persantase yang cukup baik adalah 8indikator yang memiliki persentase lebih dari 30%.

Tabel 5. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengukuran

Sumber: Data kuesioner, diolah

Variabel Nilai Cr Nilai Kritis Nilai P Factor Loading Estimate Keterangan Hipotesis

PL1 5,128 >1,96 0,00 0,50 Valid Reliabel H1 Data Mendukung

Cr (4,083)

>1,96 P, 0,00 <

0,05

PL2 5,128 >1,96 0,00 0,66 Valid Reliabel

PL3 4,765 >1,96 0,00 0,58 Valid Reliabel

PL4 3,624 >1,96 0,00 0,38 Valid Reliabel

PL5 5,027 >1,96 0,00 0,64 Valid Reliabel

KL1 4,030 >1,96 0,00 0,54 Valid Reliabel H2 Data tidak

Mendukung

Cr (1,510) <1,96

P, 0,13 > 0,05

KL2 5,040 >1,96 0,00 0,56 Valid Reliabel

KL3 2,422 >1,96 0,01 0,64 Valid Reliabel

KL4 2,632 >1,96 0,08 0,65 Valid Reliabel

KL5 2,632 >1,96 0,00 0,57 Valid Reliabel

KE1 5,555 >1,96 0,00 0,54 Valid Reliabel

KE2 5,128 >1,96 0,00 0,56 Valid Reliabel

KE3 2,128 >1,96 0,00 0,53 Valid Reliabel

Gambar 1. Structural Model Kinerja LKMSSumber: Data kuesioner, diolah

Page 10: Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid

Anas Alhifni, Nurul Huda

Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 606

Adapun hubungan masing-masing indikator terhadapindikator yang lain dapat dijelaskan sebagaimana tabel7.

(Margin pembiayaan murabahah) 0,034 maka jumlahnasabah yang memanfaatkan produk naik sebesar0,011 dan kegiatan ekonomi sebesar 0,007, dan ketikaKL5 naik 0,176 maka jumlah nasabah yang meman-faatkan produk naik sebesar 0,058 dan kegiatanekonomi sebesar 0,036. Adapun produk LKMS ketikaPL1 bertambah 0,070 maka kinerja naik sebesar 0,088dan kegiatan ekonomi sebesar 0,036, ketika PL2bertambah sebesar 0,129 maka kinerja naik sebesar0,162 dan kegiatan ekonomi sebesar 0,067, ketika PL3bertambah sebesar 0,095 maka kinerja naik sebesar0,119 dan kegiatan ekonomi sebesar 0,050, ketika PL4bertambah sebesar 0,051 maka kinerja naik 0,065 dankegiatan ekonomi sebesar 0,27, dan ketika PL5 ber-tambah sebesar 0,100 maka kinerja naik sebesar 0,125dan kegiatan ekonomi sebesar 0,052.

Adapun untuk kegiatan ekonomi, ketika KE1(Mini Market Smm) 0,048 maka jumlah nasabah yangmemanfaatkan produk bertambah 0,111 dan kinerjanaik sebesar 0,055, ketika KE2 (Cafe Darul Jannah)

Tabel 6. Squared Multiple Correlations

Sumber: Data kuesioner, diolah

Variabel Estimate PL1 Produk 24,8% PL2 Produk 44,1% PL3 Produk 33,8% PL4 Produk 15% PL5 Produk 40,9% KE3 Kegiatan 30,1% KE2 Kegiatan 32,4% KE1 Kegiatan 41,2% KL5 Kinerja 43% KL4 Kinerja 0,74% KL3 Kinerja 0,62% KL2 Kinerja 32,3% KL1 Kinerja 18,8%

Tabel 7. Skor Hubungan Antar Indikator

Variabel KL1 KL2 KL3 KL4 KL5 KE1 KE2 KE3 Kinerja ,080 ,111 ,029 ,034 ,176 ,055 ,057 ,046 Produk ,026 ,036 ,009 ,011 ,058 ,111 ,114 ,092 Kegiatan ,016 ,023 ,006 ,007 ,036 ,048 ,049 ,040

Sumber: Data kuesioner, diolah

Tabel 8. Skor Hubungan Antar Indikator

Sumber: Data kuesioner, diolah

Variabel PL5 PL4 PL3 PL2 PL1 Produk ,100 ,051 ,095 ,129 ,070 Kegiatan ,052 ,027 ,050 ,067 ,036 Kinerja ,125 ,065 ,119 ,162 ,088

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa adahubungan positif antara kinerja LKMS dengan peman-faatan jumlah produk LKMS dan kegiatan ekonomiwalaupun peningkatannya tidak terlalu signifikan.ketika KL1 (Umur LKMS) naik sebesar 0,080 makajumlah nasabah yang memanfaatkan produk naiksebesar 0,026 dan kegiatan ekonomi sebesar 0,016,ketika KL2 (Jarak LKMS) naik 0,111 maka jumlahnasabah yang memanfaatkan produk naik sebesar0,036 dan kegiatan ekonomi sebesar 0,023, ketika KL3(Waktu pemerosesan) naik 0,029 maka jumlah nasa-bah yang memanfaatkan produk naik sebesar 0,009dan kegiatan ekonomi sebesar 0,006, ketika KL4

0,049 maka jumlah nasabah yang memanfaatkanproduk bertambah sebesar 0,114 dan kinerja sebesar0,057, dan ketika KE3 0,040 maka jumlah nasabahyang memanfaatkan produk bertambah sebesar 0,092dan kinerja bertambah sebesar 0,046.

Kinerja merupakan salah satu elemen pentingdalam mengukur peran BMT Darut Tauhid sebagailembaga keuangan mikro syariah yang beroperasipada masyarakat menengah dan bawah. Berdasarkanhasil penelitian membuktikan bahwa kinerja BMTDarut Tauhid memiliki pengaruh yang positif terhadappemanfaatan produk BMT Darut Tauhid, artinyasecara umum BMT Darut Tauhid telah memiliki

Page 11: Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid

607TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

Kinerja LKMS dalam Mendukung Kegiatan Ekonomi Rakyat Berbasis Pesantren

kinerja yang baik khususnya pada produk tabunganberjangka.

Kinerja merupakan salah satu elemen pentingdalam mengukur peran BMT Darut Tauhid sebagailembaga keuangan mikro syariah yang beroperasipada masyarakat menengah dan bawah. Berdasarkanhasil penelitian membuktikan bahwa kinerja BMTDarut Tauhid memiliki pengaruh yang positif terhadappemanfaatan produk BMT Darut Tauhid, artinyasecara umum BMT Darut Tauhid telah memiliki ki-nerja yang baik khususnya pada produk tabunganberjangka.

Hasil penelitian juga mendukung teori yangdiungkapkan Arsyad (2008:59) bahwa Kinerja LKMatau LKMS bisa diukur dengan melihat kemandirianlembaga tersebut financially viable dan jangkauanLKM atau LKMS terhadap nasabahnya, seperti pe-netrasi pasar, persentase nasabah dan kualitas layanandimana semua kategori tersebut di atas dapat disebutsebagai kinerja.

Berdasarkan hasil perhitungan antara modelsebelum dimodifikasi dan sesudah modifikasi, persen-tase hubungan dan pengaruh antar variabel indikatormasih jauh lebih baik sebelum dilakukan modifikasimodel, walaupun hasilnya lebih fit setelah dilakukanmodifikasi variabel dengan turunnya angka Chis-quare, naiknya nilai p value dan positifya nilai df.

Mengenai kinerja LKMS, indikator yang palingbanyak menggambarkan tentang kinerja sebagaimanahasil dari perhitungan SEM sebelum dimodifikasiadalah KL5 (Jumlah santri yang menabung) sebesar43% dan KL2 (Jarak LKMS) sebesar 32,3%, hasilini menunjukkan bahwa santri di Darut Tauhid secaraumum telah memiliki tabungan di BMT Darut Tauhid,dan alasan memilih menabung di BMT Darut Tauhidyang paling umum adalah karena faktor jarak LKMSdan pondok pesantren yang tidak berjauhan.

Banyaknya santri yang sudah memanfaatkan ke-beradaan BMT Darut Tauhid, memberikan pengaruhsignifikan terhadap peningkatan jumlah pemanfaatanproduk yang ada di BMT Darut Tauhid. Hasil wawan-cara dengan beberapa responden menjelaskan bahwafaktor-faktor penyebab santri menjadi nasabah diBMT Darut Tauhid antara lain adalah Jarak yangdekat, keberadaan BMT yang sudah cukup lama danbanyaknya santri yang memilki pendapatan/kirimandari orang tua > Rp.1000.000.

Berdasarkan hasil kuesioner dan uji skala likertmenggambarkan hasil yang serupa dengan analisisSEM di mana respon nasabah terhadap produk yangditawarkan, para responden lebih tertarik pada PL2(Produk deposito) sebesar 44,1%, artinya santri me-nabung tidak hanya sebatas untuk konsumtif, namunjuga untuk diinvestasikan di BMT Darut Tauhid.Artinya santri di Darut Tauhid sebagian sudah berfikirproduktif dan tidak hanya konsumtif. Adapun untukproduk lending yang paling banyak mendapatkanrespon positif adalah PL5 (Rahn) sebesar 40,9%.

Indikator berikutnya yang mendapatkan responpositif dari para responden adalah PL3 (Produk pem-biayaan murabahah) sebesar 33,8%, produk ini digu-nakan nasabah sebagai fasilitas jual beli untuk meme-nuhi kebutuhan para santri khususnya kebutuhan-kebutuhan konsumtif. Sedangkan, PL1 (Tabunganwadiah) mendapatkan respon dari responden sebesar24,8%, produk ini digunakan nasabah sebagai fasilitastabungan yang bisa diambil kapan saja. Setelah wa-wancara dilakukan menunjukkan bahwa banyaknasabah yang sudah memanfatkan produk tabunganwadiah, meskipun hasil pengujian secara statistikmenunjukkan bahwa respon terhadap produk ini hanyasebesar 24,8%.

Analisis hubungan antara produk dengan kegiatanekonomi menunjukkan bahwa produk-produk LKMSBMT Darut Tauhid belum secara langsung terkaitdengan kegiatatan ekonomi. Hal ini didukung hasilanalisis ( SEM ) yang menunjukkan tidak ada pengaruhsignifikan antara produk LKMS dengan kegiatanekonomi dilihat hasil statistik hitung Cr (1,510) <1,96dan P, 0,13 > 0,05. Ini berarti sesuai dengan hasil sebe-lumnya bahwa produk yang lebih banyak diminatiadalah deposito bukan produk lending artinya, nasa-bah lebih banyak mengakses deposio daripada produklending. Namun demikian ada hubungan yang positifantara produk dengan kegiatan ekonomi. Positifnya,beberapa usaha di lingkungan BMT Darut tauhid inimenjadi sarana santri untuk menambah penghasilandan kemudian didepositokan ke BMT Darut Tauhid.

Berdasarkan hasil kuesioner dan uji skala likertmenggambarkan hasil yang serupa dengan analisisSEM dimana respon nasabah terhadap produk yangditawarkan, para responden lebih tertarik pada PL2(Produk deposito) sebesar 44,1%, artinya santri me-nabung tidak hanya sebatas untuk konsumtif, namun

Page 12: Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid

Anas Alhifni, Nurul Huda

Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 608

juga untuk diinvestasikan di BMT Darut Tauhid.Artinya santri di Darut Tauhid sebagian sudah berfikirproduktif dan tidak hanya konsumtif. Adapun untukproduk lending yang paling banyak mendapatkanrespon positif adalah PL5 (Rahn) sebesar 40,9%.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerjaLKMS memiliki pengaruh terhadap pemanfaatanproduk LKMS, artinya secara umum BMT DarutTauhid telah memiliki kinerja yang baik khususnyapada produk tabungan berjangka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adapengaruh pemanfaatan produk LKMS terhadapkegiatan ekonomi UMKM rakyat berbasis pesantren,artinya belum semua kegiatan ekonomi UMKM yangada di pondok pesantren Darut Tauhid telahmemanfaatkan keberadaan BMT Darut Tauhid.

SaranPemerintah

Indikator kinerja yang paling banyak memilikirespon positif adalah jumlah santri menabung dan jarakLKMS, dengan hasil ini pemerintah perlu kiranyauntuk menjadikan pesantren sebagai laboratoriumLKMS.

BMT Darut TauhidWalaupun saat ini secara umum santri sudah

menjadi nasabah di BMT Darut Tauhid, namun dalamrangka menfasilitasi kebutuhan-kebutuhan santri.BMT Darut Tauhid perlu kiranya melakukan sosiali-sasi kepada para santri mengenai kesadaran mena-bung dan pengenalan produk-produk yang ada di BMTDarut Tauhid khususnya produk pembiayaan.

Indikator kinerja yang memiliki respon positifberikutnya adalah indikator jarak, walaupun saat inijarak antara BMT Darut Tauhid dan pondok pesan-tren Darut Tauhid tidak berjauhan, namun, dalamrangka memenuhi setiap kebutuhan nasabah baiksantri maupun yang bukan santri dan memobilisasidana yang dimiliki oleh masyarakat agar dapat diman-faatkan secara optimal, BMT Darut Tauhid perlu

kiranya melakukan kerjasama dengan unit-unit yangada di pondok pesantren Darut Tauhid.

Akademik dan Penelitian SelanjutnyaHasil penelitian ini tentunya masih banyak keku-

rangan dan keterbatasan diantaranya terbatasnyaindikator kegiatan ekonomi yang dimasukkan dalampenelitian ini, hal ini perlu kiranya dikembangkan lebihjauh baik dari lingkungan akademisi maupun nonakademisi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

DAFTAR RUJUKANAhmad, Z., Ridwan, F., Baihaqi, dan Imam, Subaki. 2011.

Pengaruh Modal Sosial terhadap Kinerja LembagaKeuangan Mikro Syari’ah (LKMS) dan Kesejah-teraan Masyarakat pada LKMS di Pondok PesantrenAl-Islah, Kebupaten Cirebon, Jawa Barat (ProsidingDalam Rangkaian Seminar Internasional dan Call ForPapers ”Towards Excellent Small Business”Yogyakarta.

Alhifni, A. 2012. Persepsi Santri terhadap PerbankanSyariah (Studi Pondok Pesantren AbdussalamKalimantan Barat) Skripsi Universitas DjuandaBogor.

Arsyad, L. 2008. Lembaga Keuangan Mikro, InstitusiKinerja dan Sustanabilitas. Yogyakarta: CV Andi.

Bacal, R. 2004. How to Manage Performance. New York:McGraw-Hill Companies, Inc.

Bakhri, S., dan Mukh. 2011. Sukses Ekonomi Syariah diPesantren. Cipta Pasuruan Sidogiri.

Buchori. Nur, S. 2012. Koperasi Syariah. Jakarta: AufaMedia.

Dasuki, E., dan Rima. 2011. Optimaliasai Menciptakan Mar-ket Value Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)untuk Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM)melalui Pendekatan Resource Based View. JurnalCoopetition Volume II No 1.

Harjito, D., Agus, S., Abdi, S., dan Arifin, S. 2008. Studipotensi Potensi Ekonomi dan Kebutuhan PondokPesantren Se Karesidenan Kedu Jateng. JurnalPenelitian dan Pengabdian dppm UII. Volume 6-No1.

Jugiyanto. 2011. Konsep dan Aplikasi Structural Equa-tion Modelling Bebasis Varian dalam PenelitianBisnis. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan,STIM YKPN.

Junaedi, D. 2005. ”Dampak Tingkat PengungkapanInformasi Perusahaan terhadap Volume Perdagangandan Return Saham: Penelitian Empiris terhadap 88

Page 13: Studi Pondok Pesantren Darut Tauhid dan BMT Darut Tauhid

609TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

Kinerja LKMS dalam Mendukung Kegiatan Ekonomi Rakyat Berbasis Pesantren

Perusahaan-Perusahaan yang Tercatat di Bursa EfekJakarta”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia,Vol.2, No.2, pp.1–28.

Khadijah, S. Saleh, K., dan Haryadi. 2013. Sustainability ofIslamic Micro Finance Institutions (IMFIs). Univer-sal Journal of Accounting and Finance 1(2):70–77.

Martowijoyo, S. 1999. Kinerja Lembaga Keuangan Mikrodan Perilaku Masyarakat Pedesaan BuletinEkonomi Moneter dan Perbankan Volume 1, Nomor4. Jakarta: Penerbit Bank Indonesia.

Muarti, S., dan Sholahuddin, M. 2012. Peran KeuanganLembaga Mikro Syariah untuk Usaha Mikro diWonogiri, Jurnal Penelitian, Fakultas Ekonomi Uni-versitas Muhammadiyah. ISBN : 978-979-636-147-2.

Muhammad. 2009. Lembaga Keuangan Mikro Syariah.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Obaidullah, M. Role of Microfinance in Poverty Allevia-tion. 2008. Lessons from Experiences Selected IDBMember Countries, Islamic Research and TrainingInstitute,Member of Islamic Development Bank Grouppp.

Payaman, J., dan Simanjunyak. 2011. Manajemen danEvaluasi Kinerja. Lembaga Penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia Jakarta.

Rahman, M.M. 2010. Islamic Micro-fnance Programme andits Impact on Rural Poverty Alleviation, InternationalJournal of Banking and Finance Volume 7.

Rahardja, P., dan Mandala, M. 2008. Pengantar IlmuEkonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi) EdisiKetiga. Jakarta: FEUI.

Ridwan, M. 2004. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil.Yogyakarta: UII Pres.

Salidin, D. 2000. Konsep Dasar Ekonomi dan LembagaKeuangan Islam. Bandung : Linda Karya.

Santoso, S. 2014. Structural Equation Modelling Konsepdan Aplikasi dengan AMOS22. Jakarta: Elex MediaKomputindo.

Suarto. 2014. Manajemen Kinerja. Jakarta: Penerbit CahayaAtma Pustaka.

Sudarsono, H. 2003. Bank dan Lembaga KeuanganSyariah, Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta:EKONISIA, Fakultas Ekonomi Universitas IslamIndonesia.

Supomo, B., dan Idriantoro, N. 2003. Penelitian Bisnis,Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta:Fakultas Ekonomi UGM, BPFE.

Usman, H., dan Mustafa, E. 2007. Proses Penelitian Kuanti-tatif. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia.

Wijanto, S.H. 2008. Structural Equation Modeling denganLisrel 8.8: Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers.Widarjono, A. 2010. Analisis Statistik Multivariat Terapan.

Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan, SekolahTinggi Ilmu Manajemen YKPN.