Studi Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat...

download Studi Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Propinsi Aceh Hendri Wijaya 0810640040 64

of 12

Transcript of Studi Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat...

  • 8/12/2019 Studi Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Propinsi Ac

    1/12

    STUDI PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PELABUHAN

    IKAN JOHAN PAHLAWAN

    KABUPATEN ACEH BARAT PROPINSI ACEH

    Heri Suprijanto1

    , Very Dermawan1

    , Hendri Wijaya2

    1Dosen Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang

    2Mahasiswa Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang

    e-mail: [email protected] , [email protected] , [email protected]

    ABSTRAK

    Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan terletak di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Lambatnya

    hasil tangkapan ikan dibawa ke darat untuk dipasarkan dikarenakan sulitnya kapal nelayan untuk merapat

    ke darat akibat tingginya ombak. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan

    pembangunan breakwater yang berfungsi sebagai pemecah gelombang. Tujuan pembangunan breakwater

    yaitu untuk memudahkan nelayan merapatkan kapalnya ke pelabuhan sehingga hasil tangkapan dapat

    segera dipasarkan.Perencanaan breakwater di Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan dimulai dengan analisis

    pembangkitan gelombang oleh angin dengan metode JONSWAP. Setelah itu dihitung kala ulang tinggi

    gelombang 25 tahun dengan jenis gelombang Hs. Pemilihan kala ulang dan jenis gelombang sesuai dengan

    jenis bangunan pengaman. Dari dasar pemilihan tinggi gelombang tersebut kemudian dicari koefisien

    refraksi dan koefisien pendangkalan sehingga bisa didapatkan gelombang datang (Hi). Selanjutnya

    gelombang datang dipergunakan untuk menghitung dimensi breakwater. Setelah itu dilakukan perhitungan

    stabilitas dengan menggunakan progam Geoslope, kemudian menghitung pondasi tiang kelompok.

    Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka didapatkan kedalaman alur pelayaran pada

    elevasi -3,425 m, tinggi mercu breakwater pada elevasi +4,000 m, panjang breakwater kanan 368 m,

    panjang breakwater kiri 377 m, berat batu pelindung bagian kepala 1,80 ton dan bagian badan 1,725 ton,

    dan lebar puncak breakwater 2,900 m. Untuk stabilitas struktur dihitung gaya-gaya gelombang yang terjadi

    pada struktur yaitu gelombang tidak pecah, gelombang pecah, dan gelombang telah pecah. Setelah itu dicari

    stabilitas lereng dengan software Geoslope dengan metode Fellenius, Bishop dan Janbu pada kondisi gempadan normal. Kemudian untuk daya dukung tanah dihitung dari uji lapangan sondir, yang setelah dianalisis

    harus menggunakan pondasi tiang pancang bambu dengan diameter 35 cm yang terdiri dari 5 bambu yang

    dirangkap jadi satu dan kedalaman pemancangan 5 m.

    Kata kunci : breakwater, refraksi, pendangkalan gelombang, stabilitas struktur, uji sondir, pondasi tiang

    pancang.

    ABSTRACT

    Johan Pahlawan Port is located in West Aceh District, Aceh Province. The difficulty of distribution

    of fishing catches to be marketed is caused by the high wave that troubling the fisherman boats to anchore

    into the shore. In that case, it is necessary to build breakwater that will be useful to cleave the waves. And it

    will easy to the fisherman to anchore and fish catches marketing.

    The planning of the breakwater structur started with the analysis of wave generation by the wind

    with the JONSWAP methods. Then followed by calculation of wave period in 25 years in Hs (significant

    wave) wave type. The selection of period and wave type is according to the type of breakwater. Based on the

    period selection, it will be use to look for refraction and wave shoaling coefficient, so the design wave height

    (Hi) can be obtained. And then the design wave height will be used to calculate the dimensions of the

    breakwater. Furthermore, stability calculations performed using the Geoslope program, then perform the

    calculations of pile group foundation.

    Based on the analysis that has been done, the breakwater depths can be obtained at the elevation -

    3,425 m, breakwater heights at the elevation +4,000 m, right-breakwater length is 368 m, left-breakwater

    length is 377 m, weights of head shield is 1,80 tons, for the body is 1,725 tons, and the widths of breakwaters

    is 2,900 m. For the stability of structure, calculation of force that occured in the structure performed,

    including non-breaking waves, breaking-waves,and after breaking-waves. Then the slope-stability found by

    using Geoslope program with Fellenius, Bishop, an Janbu methods in normal and earthquakes conditions.

    From the cone penetrasion test for bearing capacity found that is must be used 5 pieces of 35 cm bamboo

    piles and the pilling dept is 5m.

    Keywords: breakwater, refraction, wave shoaling, structural stability, cone penetrasion test, pile foundation

  • 8/12/2019 Studi Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Propinsi Ac

    2/12

    PENDAHULUAN

    Pantai Johan Pahlawan selalu men-

    galami serangan gelombang laut, baik pa-

    da kondisi air surut maupun kondisi air

    pasang. Akibat dari serangan gelombanglaut, maka terjadi abrasi berkelanjutan se-

    tiap tahun. Berdasarkan informasi pen-

    duduk setempat abrasi disebabkan oleh

    pengambilan karang, pasir pantai, dan pe-

    nebangan hutan bakau. Sehingga garis

    pantai menjadi semakin mundur ke arah

    dataran. Kemunduran garis pantai ini

    dikhawatirkan mempengaruhi kehidupan

    ekonomi masyarakat karena mata pen-

    caharian mereka tergantung pada kondisi

    alam setempat.Sehubungan dengan kondisi terse-

    but, maka upaya penanggulangan harus

    segera dilakukakan guna menghindari ke-

    rugian yang lebih besar. Untuk melindu-

    ngi daerah pantai yang mengalami erosi,

    maka diperlukan suatu penanganan beru-

    pa pembuatan struktur pengaman yang

    efektif serta ramah lingkungan. Struktur

    tersebut berfungsi untuk memperkuat

    atau melindungi pantai agar mampu me-

    nahan serangan gelombang sehingga da-

    pat menekan mundurnya garis pantai.

    TUJUAN

    Tujuan dari studi ini adalah meren-

    canakan struktur pengaman pantai untuk

    melindungi daerah Pelabuhan Johan Pah-

    lawan yang terancam keberadaanya kare-

    na kemunduran garis pantai akibat erosi

    dan abrasi.

    TINJAUAN PUSTAKAGelombang Representatif

    Pembentukan gelombang di perai-

    ran dalam (deep water waves) dianalisa

    dengan formula spektrum JONSWAP be-

    rikut ini (Anonim, 2010:5-8):

    4

    3/2

    2105,78,68 x

    U

    gF

    U

    g

    AA

    td

    2433,00016,0

    2/1

    22

    AA

    mo

    U

    gF

    U

    gH

    134,82857,0

    3/1

    22

    AA

    p

    U

    gF

    U

    gT

    Sedangkan persamaaan untuk kea-

    daan gelombang terbentuk penuh diberi-

    kan oleh:

    4105,7 xU

    gt

    A

    d

    2433,02

    A

    mo

    U

    gH

    134,82 A

    P

    U

    gT

    dengan:

    td = durasi angin

    Hmo = tinggi gelombang signifikan

    menurut energi spektral (m)

    TP = periode puncak gelombang

    (detik)

    TS = periode gelombang signifikan

    (detik)

    = 0,95TP

    UA = 0,71U101,23

    (faktor tekananangin m.detik

    -1)

    U10 = kecepatan angin pada

    ketinggian 10 m (m.detik-1

    )

    F = panjangfetch (m)

    Penentuan Tinggi Gelombang dan

    Kala Ulang Rencana

    Makin tinggi nilai daerah yang di-

    amankan makin besar pula kala ulang ge-

    lombang rencana yang dipilih. Sebagai

    pedoman kala ulang gelombang rencanandapat dipakai tabel di bawah ini (Yuwo-

    no, 1992:III-1).

    Tabel 1. Pedoman pemilihan jenis dan kala

    ulang gelombang

    No

    .Jenis Bangunan

    Gelombang Rencana

    Jenis

    GelombangKala Ulang

    1Struktur fleksibel

    (rubble structure)HS 1050 tahun

    2 Struktur semikaku H0,1H0,01 1050 tahun

    3Struktur kaku

    (rigid)

    H0,01Hmaks 1050 tahun

    Sumber: Yuwono, 1992:III-1

  • 8/12/2019 Studi Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Propinsi Ac

    3/12

    Refraksi Gelombang dan Pendangka-

    lan Gelombang

    Refraksi gelombang adalah bila ge-

    lombang merambat dengan membentuk

    sudut terhadap kontur dasar perairan,terjadi variasi kecepatan rambat gelom-

    bang di sepanjang puncak gelombang.

    Untuk analisa refraksi digunakan

    metode yang dikemukakan oleh Arthur

    (1952) yang dikenal Sneels Law. Bila

    pantai mempunyai garis kedalaman para-

    rel, maka persamaannya menjadi (Yuwo-

    no, 1986:22):

    = = =

    Koefisien Refraksi adalah:

    KR = =

    Koefisien pendangkalan dicari ber-

    dasar nilai n1 (d/Lo) menggunakan tabel

    C-1 yang dapat dilihat pada tabel lampi-

    ran. Untuk laut dalam no = 0,5:

    KS = =

    dengan :

    1, 0 = sudut antara garis kedalaman

    dan puncak gelombang ()

    Co,C1 = kecepatan jalur gelombang pada

    tempat yang ditinjau (m. dt2)

    Lo,L1 = panjang gelombang (m)

    KR = koefisien refraksi

    KS = koefisien pendangkalan

    Gambar 1. Refraksi gelombang pada

    kontur lurus dan sejajar

    Sumber: Triatmodjo, 1999:69

    Pemecah Gelombang

    Pemecah gelombang dapat dibe-

    dakan menjadi dua macam yaitu pemecah

    gelombang sambung pantai dan lepas

    pantai. Tipe pertama banyak digunakanpada perlindungan perairan pelabuhan,

    sedangkan tipe kedua untuk perlindungan

    pantai terhadap erosi.

    Gambar 2. Pemecah gelombang sambung

    pantai

    Sumber: Triatmodjo, 1999:225

    Gambar 3. Pemecah gelombang Lepas

    Pantai

    Sumber: Triatmodjo, 1999:225

    Perhitungan Berat Armor

    Untuk breakwater dengan tumpu-

    kan batu alam atau armor buatan, berat

    satu unit pelapis utama (primary cover

    layer) dihitung memakai persamaan beri-

    kut ini (Anonim, 2010:V-4-12):

    cot1 3

    3

    rd

    r

    SK

    HWW

    dengan:

    W = berat satu unit batuan pelapis

    (armor) (ton)

    Wr = berat satuan armor(ton/m3)

    Ww = berat satuan air laut (ton/m3)

    (1,025~1,03 ton/m3)

    H = tinggi gelombang rencana (m)

    Kd = koefisien stabilitas

    Sr = Wr/Ww = kemiringan dinding struktur

    diukur dari arah horisontal (0)

  • 8/12/2019 Studi Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Propinsi Ac

    4/12

    Dimensi Struktur

    Lebar mercu (crest width) dapat di-

    hitung dengan persamaan berikut ini (Tri-atmodjo, 2008:265) :

    31

    rW

    WnkB

    dengan:

    B = lebar puncak (m)

    n = jumlah butir minimum

    (nminimum = 3)

    k = koefisien lapis dalam (Tabel 2.8)

    W = berat armorpelindung (ton)

    Wr = berat jenis armorpelindung

    (ton/m3)

    Tebal lapisan pelindung dan jumlahbutir batu tiap satu satuan luasan diberi-

    kan oleh rumus berikut ini:

    31

    rW

    Wnkt

    32

    1001

    W

    WPAnkN r

    dengan:

    t = tebal lapisan pelindung (m)

    n = jumlah lapisan armork = koefisien yang diberikan dalam

    (Tabel 2.8)

    A = luas permukaan (m2)

    P = porositas rerata dari lapis

    pelindung (%) yang diberikan

    dalam (Tabel 2.8)

    N = jumlah butir armor

    Wr = berat jenis armor(ton/m3)

    Kapasitas Daya Dukung Tiang Kelom-

    pokDaya dukung kelompok tiang tidak

    selalu sama dengan jumlah daya dukung

    tiang tunggal yang berada dalam ke-

    lompok. Untuk itu ada efisiensi yang di-

    pakai untuk menghitung daya dukung ke-

    lompok tiang (Suroso et al,2007:157)

    Untuk menghitung daya dukung

    kelompok tiang adalah:

    Qag = Eg x N x Qadengan:

    Qag = daya dukung kelompok tiangEg = efisiensi kelompok tiang

    N = jumlah tiang dalam baris

    Qa = daya dukung tiang tunggal

    Converse Labarre mengembang-

    kan rumus untuk menghitung efisiensi.

    Rumus ini banyak dipakai walau-pun di dalam mengembangkan rumus ini

    hanya sedikit dukungan data.

    Eg =

    mn

    nmmn

    90

    111

    =s

    darctan

    dengan:

    d = diameter tiang (m)

    s = jarak tiang (m)

    n = jumlah tiang dalam barism = jumlah baris tiang

    Gambar 4. Penjelasan parameter

    kelompok tiang

    Sumber: Suroso et al, 2007:158

    Penurunan Kelompok Tiang

    Penurunan pondasi pada tanah gra-

    nuler dapat dihitung dari hasil uji kerucut

    statis. De Beer dan Marten mengusulkan

    persamaan angka kompresi (C) yang di-

    kaitkan dengan persamaan Buismann, se-

    bagai berikut (Christiady, 2010:292):

    Si ='

    'ln

    0

    0

    p

    pp

    C

    H

    dengan:

    Si = penurunan akhir (m) dari lapisan

    setebal H (m)

    p0 = tekanan overburden efektif rata-

    rata, atau tegangan efektif

    sebelum penerapan beban, di

    tengah-tengah lapisan (kN/m2)

    P = z = tambahan tegangan

    Dengan faktor koreksi I sebagai

    berikut:

  • 8/12/2019 Studi Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Propinsi Ac

    5/12

    Gambar 4. Faktor pengaruh I untuk

    tegangan vertikal di bawah sudut luasan

    beban terbagi rata

    Sumber: Christiady, 2010:265

    METODE

    Data-data yang digunakanDalam penulisan tugas akhir ini

    diperlukan data-data yang mendukung

    guna memudahkan dalam menganalisa

    dari permasalahan yang ada, maka perlu

    disajikan beberapa data sebagai berikut:

    1. Peta daerah lokasi studi.

    2. Peta Bathimetri dan topografi.

    3. Data kecepatan dan arah angin.

    Data angin digunakan untuk mempre-

    diksi besarnya tinggi gelombang dan

    periode gelombang.4. Data pengukuran pasang surut muka

    air laut digunakan untuk mengetahui

    elevasi muka air laut tinggi, rata-rata,

    dan rendah.

    5. Data butiran sedimen pantai.

    6. Data mekanika tanah untuk stabilitas

    bangunan pengaman pantai.

    Langkah Pengerjaan

    Sesuai dengan kerangka penyelesai-

    an tugas akhir, langkah pengerjaan studi

    ini terdiri dari tahapan yang diuraikan se-bagai berikut:

    1. Menganalisis panjang fetch berdasar-

    kan peta lokasi studi

    2. Mengolah data angin

    3. Menggambar mawar gelombang (wa-

    ve rose)

    4. Menghitung tinggi gelombang ren-

    cana. Metode yang digunakan adalah

    dengan distribusi Fisher-Tippet Tipe

    1 (gumbel) dan distribusi Weibull.

    5. Menentukan jenis bangunan yangakan digunakan.

    6. Menghitung runup, wave setup,

    pemanasan global, dan tinggi jagaan.

    7. Dari hasil perhitungan runup , wave

    setup, pemanasan global, dan tinggi

    jagaan dapat ditentukan elevasi pun-

    cak konstruksi bangunan pengaman

    Pelabuhan Johan Pahlawan.

    8. Menganalisis arus pasang surut dan

    pergerakan sedimen.

    9. Merencanakan dimensi dan menen-

    tukan elevasi.

    10. Merencanakan dimensi bangunan pe-

    ngamanan dan menganalisis stabilitas

    konstruksi bangunan.

    11. Selesai

  • 8/12/2019 Studi Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Propinsi Ac

    6/12

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Analisa JONSWAP

    Pembentukan gelombang di

    perairan dalam (deep water waves) dalam

    studi ini dianalisis dengan formula spek-trum JONSWAP. Prosedur peramalan ini

    berlaku untuk kondisi gelombang tidak

    terbentuk penuh (non fully developed

    sea), baik untuk kondisi fetch terba-tas

    (fetch limited condition), maupun kondisi

    durasi terbatas (duration limited conditi-on). Berikut contoh perhitungan yang di-

    berikan pada Tabel 2:

    Tabel 2. Perhitungan Analisa JONSWAP

    Tgl.U10 UA

    Arah

    Cek FDS/

    NFDSCek Duration/ Fetch Limited

    Fully Developed

    SeaRekapitulasi Perhitungan

    (dalam

    10)tipe

    tctipe

    Cek

    Kondisi

    Batas

    Hm0 TpTipe

    Hm0 Ts

    (m/s) (m/s) (detik) (m) (detik) (m) (detik)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

    1 4.25 4.20 S 15.887 FDS 0 - - 0.4383 3.4856 FDS 0.4383 3.3113

    2 3.52 3.34 S 21.605 FDS 0 - - 0.2764 2.7679 FDS 0.2764 2.62953 4.92 5.04 S 12.468 FDS 0 - - 0.6304 4.1803 FDS 0.6304 3.9713

    4 4.25 4.20 S 15.887 FDS 0 - - 0.4383 3.4856 FDS 0.4383 3.3113

    5 4.25 4.20 S 15.887 FDS 0 - - 0.4383 3.4856 FDS 0.4383 3.3113

    6 4.25 4.20 S 15.887 FDS 0 - - 0.4383 3.4856 FDS 0.4383 3.3113

    7 5.55 5.85 S 10.228 FDS 0 - - 0.8485 4.8498 FDS 0.8485 4.6073

    8 4.25 4.20 S 15.887 FDS 0 - - 0.4383 3.4856 FDS 0.4383 3.3113

    9 4.25 4.20 S 15.887 FDS 0 - - 0.4383 3.4856 FDS 0.4383 3.3113

    10 4.25 4.20 S 15.887 FDS 0 - - 0.4383 3.4856 FDS 0.4383 3.3113

    11 7.23 8.10 S 6.629 FDS 54717.55 DL TIDAK 1.6260 6.7137 FDS 1.6260 6.3780

    12 4.92 5.04 S 12.468 FDS 0 - - 0.6304 4.1803 FDS 0.6304 3.9713

    13 7.23 8.10 S 6.629 FDS 54717.55 DL TIDAK 1.6260 6.7137 FDS 1.6260 6.378014 4.92 5.04 N 0.000 - 0 - - - - - - -

    15 4.92 5.04 S 12.468 FDS 0 - - 0.6304 4.1803 FDS 0.6304 3.9713

    16 7.23 8.10 S 6.629 FDS 54717.55 DL TIDAK 1.6260 6.7137 FDS 1.6260 6.3780

    17 3.52 3.34 S 21.605 FDS 0 - - 0.2764 2.7679 FDS 0.2764 2.6295

    18 5.55 5.85 S 10.228 FDS 0 - - 0.8485 4.8498 FDS 0.8485 4.6073

    19 3.52 3.34 S 21.605 FDS 0 - - 0.2764 2.7679 FDS 0.2764 2.6295

    20 4.25 4.20 S 15.887 FDS 0 - - 0.4383 3.4856 FDS 0.4383 3.3113

    21 4.92 5.04 S 12.468 FDS 0 - - 0.6304 4.1803 FDS 0.6304 3.9713

    22 4.92 5.04 S 12.468 FDS 0 - - 0.6304 4.1803 FDS 0.6304 3.9713

    23 4.25 4.20 S 15.887 FDS 0 - - 0.4383 3.4856 FDS 0.4383 3.3113

    24 3.52 3.34 S 21.605 FDS 0 - - 0.2764 2.7679 FDS 0.2764 2.6295

    25 4.92 5.04 S 12.468 FDS 0 - - 0.6304 4.1803 FDS 0.6304 3.9713

    26 5.55 5.85 S 10.228 FDS 0 - - 0.8485 4.8498 FDS 0.8485 4.6073

    27 4.25 4.20 S 15.887 FDS 0 - - 0.4383 3.4856 FDS 0.4383 3.3113

    28 4.92 5.04 S 12.468 FDS 0 - - 0.6304 4.1803 FDS 0.6304 3.9713

    29 4.92 5.04 S 12.468 FDS 0 - - 0.6304 4.1803 FDS 0.6304 3.9713

    30 5.55 5.85 S 10.228 FDS 0 - - 0.8485 4.8498 FDS 0.8485 4.6073

    31 4.25 4.20 S 15.887 FDS 0 - - 0.4383 3.4856 FDS 0.4383 3.3113

    Sumber: Perhitungan

    Keterangan:

    t = 21600 detik dan Feff. = 199896,608 km

    NFDS : Non Fully Developed Sea

    FDS: Fully Developed SeaDL: Duration Limited

  • 8/12/2019 Studi Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Propinsi Ac

    7/12

    Analisa Refraksi dan Pendangkalan

    Gelombang

    Dalam perencanaan bangunan di

    Pantai Johan Pahlawan didapatkan bahwa

    gelombang yang paling tinggi adalah ar-ah barat laut yang membentuk sudut 64

    terhadap garis normal dan membentuk

    sudut 26 terhadap garis pantai. Sudut

    datang gelombang () dibentuk oleh garis

    kedalaman pantai dan garis puncak gel-

    ombang atau bisa juga oleh garis arah da-tang dan garis normal (tegak lurus) pan-

    tai.

    Tabel 3. Arah angin yang digunakan dalam perencanaan

    No. ArahSudut gelombang terhadap Sudut datang

    KeteranganGaris pantai Garis normal gelombang

    1 Barat Laut 26 64 64 Dari arah laut

    2 Selatan 71 19 19 Dari arah laut

    3 Tenggara 64 26 26 Dari arah laut

    4 Timur 19 71 71 Dari arah laut

    Sumber: Data

    Gambar 5. Sketsa sudut puncak gelombang

    Perhitungan refraksi gelombang da-

    pat dilakukan dengan menganggap garis

    kontur pantai relatif lurus dan sejajar.

    Persamaan yang digunakan dalam analisa

    refraksi gelombang adalah berdasarkan

    hukum Snells,. Perhitungan selanjutnya

    dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4. Perhitungan refraksi dan pendangkalan gelombang untuk arah barat lautd d/Lo d/L L Kr Ks Hi

    (m) (m)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    laut

    dalam199,604 64,000

    99,802 0,500 0,502 198,876 63,766 0,659 0,990 3,004

    80,000 0,401 0,406 197,044 63,179 0,652 0,976 2,930

    70,000 0,351 0,359 194,986 62,519 0,443 0,964 1,967

    60,000 0,301 0,313 191,693 61,463 0,443 0,949 1,936

    50,000 0,250 0,268 186,567 59,820 0,442 0,932 1,897

    40,000 0,200 0,225 177,778 57,002 0,442 0,918 1,869

    30,000 0,150 0,183 163,934 52,563 0,441 0,913 1,854

    20,000 0,100 0,141 141,844 45,480 0,441 0,933 1,895

    10,000 0,050 0,094 106,383 34,110 0,440 1,023 2,073

    3,425 0,017 0,053 64,623 16,917 0,439 1,271 2,569

    Sumber: Perhitungan

  • 8/12/2019 Studi Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Propinsi Ac

    8/12

    Perencanaan Bangunan Pengaman

    Pantai

    a. Lebar Alur

    Lebar alur = 1,5B + 1,8B + C + 1,8B +

    1,5B= 39,8 m, diambil 40 m.

    dengan:

    B = lebar perahu maksimum (B = 5,5 m).

    C = clearence/jarak aman (C = 4,5 m).

    Untuk jelasnya, lebar alur pelayaran

    dapat dilihat dibawah ini

    1,5B

    B

    Kapal

    1,5B1,8B 1,8BC

    B

    Kapal

    Gambar 6. Lebar alur untuk dua kapal

    b. Kedalaman Alur

    Untuk perahu 30 GT, draft diper-

    luas maksimum 1,75 m, squat = 0,75 mdan jarak aman C = 1,0 m.

    Kedalaman alur = LLWL + D

    = 0,425 + 3 = 3,425 m

    c. Tinggi Bangunan

    Tinggi bangunan breakwater dida-

    pat dari persamaan berikut:

    El. Puncak = DWL + Ru + tinggi jagaan

    Hi = 2,569 m

    Lo = 199,604 m

    Kemiringan konstruksi = 1:3

    nilai Ru/H = 0,72Maka Ru = 0,72 x 2,569 = 1,85 m

    El. Mercu = 1,7 + 1,85 + 0,5 = +4,05 m

    4,00 m

    d. Panjang Bangunan

    Panjang bangunan pemecah gelom-

    bang kanan sepanjang 476 m dan peme-

    cah gelombang kiri sepanjang 485 m.

    Unit Lapisan Penyusun

    Dalam desain bangunan breakwater

    digunakan struktur tumpukan batu alam.

    Berikut hasil perhitungan:

    Tabel 5. Jenis batuan untuk bagian kepala

    breakwater

    Jenis BatuBerat Batu

    (ton)

    W 1,800W/2 0,900

    W/10 0,180

    W/100 0,018

    W/1000 0,0018

    Sumber: Perhitungan

    Tabel 6. Jenis batuan untuk bagian

    badan breakwater

    Jenis BatuBerat Batu

    (ton)

    W 1,725W/2 0,8625

    W/10 0,1725

    W/100 0,01725

    W/1000 0,001725

    Sumber: Perhitungan

    Dimensi Struktur Breakwater

    Lebar puncak breakwater bagian

    kepala jenis batu alam dicari dengan per-

    hitungan sebagai berikut:

    Tabel 7. Perhitungan diameter batu untuk

    setiap jenis batu bagian kepala

    Jenis

    Batu

    Berat

    Batu

    V r D

    m m m

    (1) (2) (3) (4) (5)

    W 1,8000 0,679245 1,16952 2,33903

    W/2 0,9000 0,339623 0,92824 1,85649

    W/10 0,1800 0,067925 0,54284 1,085682

    W/100 0,0180 0,006792 0,25196 0,503929

    W/1000 0,0018 0,000679 0,11695 0,233903

    Sumber: Perhitungan

    Tabel 8. Perhitungan diameter batu untuk

    setiap jenis batu bagian badanJenisBatu

    BeratBatu

    V r D

    m m m

    (1) (2) (3) (4) (5)

    W 1,7250 0,650943 1,15304 2,306082

    W/2 0,8625 0,325472 0,91517 1,830338

    W/10 0,1725 0,065094 0,53519 1,070388

    W/100 0,0173 0,006509 0,24842 0,49683

    W/1000 0,0017 0,000651 0,11530 0,230608

    Sumber: Perhitungan

  • 8/12/2019 Studi Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Propinsi Ac

    9/12

    Gambar 7.Layout breakwatersambung pantai

    Gambar 8.Breakwaterbagian kepala

    Gambar 9.Breakwater bagian lengan

  • 8/12/2019 Studi Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Propinsi Ac

    10/12

    Stabilitas Breakwater

    Perhitungan stabilitas terhadap per-

    geseran lengkung pada breakwater bagi-

    an batang menggunakan bantuan program

    Geostudio Geoslope 2007. Berikut hasil

    dari running progam:

    Tabel 9. Hasil perhitungan stabilitas terhadap pergeseran lengkung tanpa gempa

    Geostudio Geoslope

    BagianMetode

    KesimpulanOrdinary Bishop Janbu

    Kepala 2,972 3,582 3,175 aman

    Badan 2,038 2,111 1,928 aman

    Gambar 10. Gambar irisan bidang luncur pada breakwaterbagian kepala untuk gelombang

    datang dari arah barat laut

    Sumber: Perhitungan

    Gambar 11. Gambar irisan bidang luncur pada breakwaterbagian badan untuk gelombang

    datang dari arah barat laut

    Sumber: Perhitungan

    Tabel 10. Hasil perhitungan stabilitas breakwater terhadap pergeseran lengkung

    dengan gempa Geostudio Geoslope

    KondisiMetode

    KesimpulanOrdinary Bishop Janbu

    Kepala 1,850 2,111 1,928 aman

    Badan 1,410 1,419 1,360 aman

    Kapasitas Daya Dukung Kelompok

    Tiang

    Kapasitas dukung kelompok tiang

    ijin bagian kepala:

    Qdukung = Eg n Qa m/9.81

    = 0,644 x 32 x 21,14 x 2/(9.81 )

    = 124,988 ton

    Perhitungan daya dukung tiang

    Qbeban = 116,238 ton (beban Rv terbesar

    yang membebani bagian badan)

    Qdukung> Qbeban; AMAN

    Kapasitas dukung kelompok tiang

    ijin bagian badan:

    Qdukung = Eg n Qa m/9.81

    = 0,642 x 47 x 31,683 x 2 /(9,81 )

    = 194,904ton

  • 8/12/2019 Studi Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Propinsi Ac

    11/12

    Perhitungan daya dukung tiang

    Qbeban = 130,077 ton (beban Rv terbesar

    yang membebani bagian kepala)

    Qdukung > Qbeban aman

    Penurunan Kelompok Tiang

    Penurunan segera kelompok tiang

    dihitung dengan menggunakan metode

    De Beer dan Marten. Berikut hasil perhi-

    tungan penurunan kelompok tiang:

    Tabel 11. Perhitungan penurunan segera pada bagian badan

    LapisanTebal

    Lapisanqc P0'

    CB/z =

    m

    L/z =

    nI z B Si

    (m) (m) (m) kg/cm2 kN/m2 kN/m3 kN/m2

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

    -5 -5.5 0.5 146.667 14666.67 9 2.250 9777.778 2.000 64.000 0.240 42.745 2.996 0.0001532

    -5.5 -6 0.5 163.000 16300.00 9 6.750 3622.222 1.000 32.000 0.202 35.977 1.845 0.0002547

    -6 -6.5 0.5 126.000 12600.00 9 11.250 1680.000 0.667 21.333 0.170 30.277 1.306 0.0003887

    -6.5 -7 0.5 126.000 12600.00 9 15.750 1200.000 0.500 16.000 0.131 23.331 0.909 0.0003787

    -7 -7.5 0.5 126.000 12600.00 9 15.750 1200.000 0.400 12.800 0.180 32.059 1.110 0.0004627

    Sumber: Perhitungan si 0.0016379

    Tabel 12. Perhitungan penurunan segera pada bagian kepala

    LapisanTebal

    Lapisanqc P0'

    CB/z =

    m

    L/z =

    nI z B Si

    (m) (m) (m) kg/cm2 kN/m2 kN/m3 kN/m2

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

    -5 -5.5 0.5 146.667 14666.67 9 2.250 9777.778 2.000 94.000 0.240 43.364 3.009 0.0001539

    -5.5 -6 0.5 163.000 16300.00 9 6.750 3622.222 1.000 47.000 0.210 37.944 1.890 0.0002609

    -6 -6.5 0.5 126.000 12600.00 9 11.250 1680.000 0.667 31.333 0.172 31.078 1.325 0.0003944

    -6.5 -7 0.5 126.000 12600.00 9 15.750 1200.000 0.500 23.500 0.138 24.935 0.949 0.0003954

    -7 -7.5 0.5 126.000 12600.00 9 15.750 1200.000 0.400 18.800 0.114 20.598 0.836 0.0003485

    Sumber: Perhitungan si 0.0015531

    Keterangan:

    (1) Dihitung dari dasar pondasi sampai

    5B

    (2) Dihitung dari dasar pondasi sampai

    5B

    (3) (3)-(2)

    (4) qc rerata dari hasil sondir padakedalaman range (1)(2)

    (5) (4)x100

    (6) pasir = 9 kN/m2

    (7) (3)/2 x (6)

    (8) [1,5 x (5) ] / (7) (factor

    pemampatan)

    (9) Lebar pondasi / [abs(2)-4]

    (10) Panjang pondasi / [abs(2)-4]

    (11) Dari diagram faktor schmertmann

    (12) (4) x (9) x tekanan fondasi

    )7(

    )10()7(ln

    (13) (3)/(8)x(11)

    Sehingga dari perhitungan tersebutdidapatkan nilai penurunan pondasi de-

    ngan metode De Beer dan Marten pada

    bagian badan sebesar 0,00164m = 1,64

    mm. Sedangkan pada bagian kepala se-

    besar 0,00155 m = 1,55 mm. 1,64 mm

    dan 1,55 mm < 40 mm aman.

    KESIMPULAN DAN SARANAkibat proses di atas bisa dilakukan

    analisis yang disimpulkan hal-hal pokok

    sebagai berikut:

    1. Kondisi gelombang berdasarkan

    pembangkit gelombang:

    a. Hasil analisis pembangkitan gel-

    ombang diketahui bahwa pada Jo-

    han Pahlawan gelombang domin-

    an berasal dari arah barat laut de-

    ngan prosentase sebesar 52,151%.

    b. Tinggi gelombang rencana di laut

    dalam kala ulang 25 tahun adalah

    sebagai berikut:

    - Barat Laut = 4,605 m- Selatan = 4,592 m

  • 8/12/2019 Studi Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Pelabuhan Ikan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Propinsi Ac

    12/12

    - Tenggara = 3,845 m

    - Timur = 2,927 m

    2. Struktur breakwater adalah sebagai

    berikut:

    a. Didapatkan panjang bangunan pe-mecah gelombang kanan sepan-

    jang 476 m dan pemecah gelom-

    bang kiri sepanjang 485 m.

    b. Didapatkan dimensi lebar muara

    sebesar 40 m dan kedalaman alur

    hingga elevasi -3,425 m.

    c. Dari hasil hitungan gelombang

    pecah maka bisa didapatkan ting-

    gi gelombang pecah pada lokasi

    breakwatersebagai berikut:

    - Barat Laut = 4,902 m- Selatan = 4,888 m

    - Tenggara = 4,093 m

    - Timur = 3,115 m

    d. Dimensi struktur breakwaterada-

    lah sebagai berikut:

    - n batu puncak = 3 butir

    - Lebar puncak = 2,9 m

    - Tebal lap. puncak = 1,9 m

    - n batu lap. Puncak = 2 butir

    3. Stabilitas dan pondasi breakwater:

    a. Untuk analisis pergeseran lengku-

    ng struktur rubble mound dida-

    patkan nilai aman baik pada kon-

    disi normal maupun gempa. Daya

    dukung tanah disimpulkan bahwa

    daya dukung tanah tidak mampu

    menahan beban struktur break-

    water di atasnya sehingga dipu-

    tuskan memakai pondasi tiang

    pancang dari bambu. Bambu yang

    digunakan berdiameter 0,07 mdan jarak s = 1,0 m. Tiang di-

    pancang hingga kedalaman 5 m di

    bawah pondasi breakwater.

    b. Terjadi penurunan sebesar 1,64

    mm pada bagian kepala dan 1,55

    mm pada bagian badan. Penu-

    runan aman karena syarat penu-

    runan pada tanah pasir adalah 40-

    65 mm.

    Dari hasil studi yang dilakukan

    terdapat saran-saran yang diberikan, yaituantara lain:

    1. Perlu dilakukan penelitian lebih men-

    dalam terhadap pengaruh bangunan

    breakwater terhadap kondisi ling-

    kungan dan sosial masyarakat, sehing-

    ga nantinya bila terjadi permasalahanakibat adanya bangunan breakwater

    dapat diselesaikan lebih cepat dan te-

    pat.

    2. Setelah selesainya dibangun break-

    waterperlu adanya pemeliharaan agar

    ketika terjadi kerusakan dapat segera

    diatasi dan meminimalisir biaya ope-

    rasi dan pemeliharaannya.

    3. Bila tidak tersedia batu alam dengan

    berat sesuai hitungan maka bisa di-

    ganti dengan tetrapod dengan beratyang sama.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2010. Modul Peningkatan

    Kemampuan Perencanaan Teknis

    Pengamanan Pantai. Jakarta:

    Kementerian Pekerjaan Umum.

    Christiady H., Hary. 2010. Analisis dan

    Perancangan Fondasi Bagian I dan

    Bagian II. Yogyakarta: Gadjah Mada

    University Press

    Suroso, et al., 2007. Teknik Pondasi. Malang:

    Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

    Universitas Brawijaya

    Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai.

    Yogyakarta: Beta Offset.

    Yuwono, Nur. 1986. Teknik Pantai. Yogyakarta:

    Biro Penerbit Keluarga MahasiswaTeknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

    Gadjah Mada.

    Yuwono, Nur. 1992. Dasar-Dasar Perencanaan

    Bangunan Pantai. Yogyakarta: Biro

    Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik

    Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah

    Mada.