STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI...

79
i STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KANDAI TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan OLEH ONA ROSALINA OLBAR NIM. P00324013057 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII TAHUN 2016

Transcript of STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI...

Page 1: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

i

STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KANDAI

TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam MenyelesaikanPendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kendari

Jurusan Kebidanan

OLEH

ONA ROSALINA OLBARNIM. P00324013057

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANANPROGRAM STUDI DIII

TAHUN 2016

Page 2: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

ii

Page 3: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

iii

Page 4: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

iv

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Ona Rosalina Olbar

Tempat/Tanggal Lahir : Kendari, 29 Januari 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Ir Soekarno

B. Pendidikan

1. SDN 08 Kota Kendari Tamat Tahun 2006

2. SMP 02 Kota Kendari 2009

3. SMK Kesehatan Kota Kendari Tamat Tahun 2012

4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan Tahun 2013

Page 5: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

v

SURAT PERYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini.

Nama : Ona Rosalina Olbar

Nim : P00324013057

Program Studi : Diploma lll Jurusan Kebidanan

Judul KTI : Studi Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kandai Tahun 2016

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kendari, Juli 2016

Yang membuat pernyataan.

Ona Rosalina Olbar

Nim : P00324013057

Page 6: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

vi

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Studi pengetahuan ibu

tentang kebutuhan gizi pada balita di wilaya kerja puskesmas kandai tahun

2016“. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi

salah satu syarat ujian akhir program DIII Kebidanan pada Akademi

Kebidanan Politekknik Kesehatan Kendari.

Dalam pembuatan karya tulis ini tidak lepas dari kesulitan serta

hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai

pihak akhirnya Karya tulis ilmiah ini selesai pada waktunya, selayaknya pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada pembimbing I dan II yang telah membantu penulis hingga selesainya

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini Masih jauh dari

sempurna baik dari penyusunan maupun dari segi isi. Untuk itu penulis

berharap adanya kritik, saran, dan masukan yang bersifat mendukung dari

pembaca. Oleh karena itu penulis dengan segala kerendahan hati

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.

2. Ibu Halija, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kendari.

Page 7: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

vii

3. Bapak Dr.H. Hamzah, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Kandai yang telah

memberikan izin penelitian.

4. Ibu Hendra Yulita, SKM, M.PH selaku pembimbing I, Ibu Elyasari, SST,

M.keb selaku pembimbing II. Yang telah memberikan bimbingan, dukungan

serta masukan berharga selama penyusunan hingga terselesaikannya

Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ibu Arsulfa, S.Si.T, M.keb selaku penguji I, Ibu Melania Asi, S.Si.T, M.Kes

selaku penguji II, Ibu Yustiari, SST selaku penguji III terimakasih atas

segala saran dan masukannya.

6. Seluruh staf ruang Gizi , serta bagian medical record Puskesmas Kandai

atas segala bantuan selama pengambilan data.

7. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan pendidikan Poltekkes Depkes Kendari

yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama menempuh pendidikan

di bangku kuliah. Dan seluruh staf Tata Usaha Jurusan Kebidanan

Poltekes Depkes Kendari yang telah memberikan pelayanan kepada

penulis atas segala urusan hingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

8. Orang Tua Tercinta (Ayahanda Arifin Ola dan Ibunda Hasina) serta Kakaku

Hasna,tomas,Eman,vina,Sherly dan Adik-adikku tersayang Eva dan Agus

yang telah memberikan dukungan moril, doa dan restu sehingga penulis

dapat menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan Poltekkes Depkes

Kendari.

9. Teruntuk sahabat hatiku Najar Mahendra terima kasih untuk dukungan,

perhatian dan do’anya kepada penulis. Sahabatku tercinta

(Lili,Risma,Nurfajri,Ikra,Arjun,Fijun,Ivan,Catur,Indra,Andri,Andra) serta

Page 8: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

viii

seluruh rekan-rekan mahasiswa kebidanan se-angkatan. Semoga

kebersamaan ini dapat menjadi awal yang baik untuk kita melangkah, dan

segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis sampaikan semoga hasil penelitian ini dapat

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Kendari, Juli 2016

Penulis

Page 9: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

ix

ABSTRAK

STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KANDAI KOTA KENDARI

SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Ona Rosalina Olbar1,Hendra Yulita, S.KM., M.PH2,Elyasari, S.ST., M.Keb2

Latar Belakang :Kebutuhan gizi balita adalah jumlah zat gizi yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan balita.Metode Penelitian :Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif kuantitatif, Sampel sebanyak 109 orang diambil dengan metode Accidental Sampling. Data yang digunakan adalah data primer.Hasil Penelitian :Hasil penelitian ini menunjukan dari 109 responden pengetahuan baik pada kelompok SMA sebanyak 37 orang (33,1 %), dan yang berpengetahuan kurang pada kelompok SMA sebanyak 28 orang (25,6 %) untuk pengetahuan baik pada kelompok umur 20 - 35 sebanyak 47 orang (43,2 %),dan yang berpengetahuan kurang pada kelompok umur 20 - 35 sebanyak 34 orang (31,2 %) untuk berpengetahuan baik pada kelompok paritas >3 sebanyak 31 orang (28,5%), yang berpengetahuan kurang pada kelompok paritas 1-2 sebanyak 35 orang (32,1 %)untuk berpengetahuan baik pada kelompok penghasilan ≤ Rp. 1.850.000 sebanyak 34 orang (31,1 %) dan untuk berpengetahuan kurang pada kelompok ≤ Rp. 1.850.000sebanyak 52 orang (47,7 %) .Kesimpulan : Dari penelitian ini disimpulkan bahwa umur, pendidikan, paritas, penghasilan keluarga merupakan factor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada balita di Wilayah Puskesmas Kandai Kota kendari Tahun 2016.Saran : Diharapkan bagi petugas pelayanan kesehatan Gizi dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan informasi atau penyuluhan pada ibu balita tentang kebutuhan gizi yang baik pada balita sehingga pengetahuanya akan meningkat.

Kata Kunci : Pengetahuan, Gizi balita, Kebutuhan Gizi.Daftar Pustaka : 31 (2001-2015)

1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari jurusan Kebidanan2. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

Page 10: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................. ix

DAFTAR ISI............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUANA. LatarBelakang........................................................................... 1B. RumusanMasalah..................................................................... 5C. TujuanPenelitian ....................................................................... 5D. ManfaatPenelitian ..................................................................... 6E. KeaslianPenelitian .................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Telaah Pustaka ........................................................................ 9

1. Konsep Dasar Pengetahuan................................................. 92. Konsep Balita ....................................................................... 143. Konsep Gizi .......................................................................... 16

B. Landasan Teori......................................................................... 27C. KerangkaKonsepPenelitian....................................................... 29

BAB III METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian......................................................................... 30B. LokasiPenelitian........................................................................ 30C. Waktu Penelitian....................................................................... 30D. Populasi, Sampeldan Sampling ................................................ 31E. Variabel Penelitian.................................................................... 33F. Definisi Operasional.................................................................. 33G. InstrumenPenelitian .................................................................. 35H. TeknikPengumpulan Data ....................................................... 36I. TeknikAnalisis Data .................................................................. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. GambaranUmumLokasiPenelitian ............................................. 39B. HasilPenelitian ........................................................................... 43C. Pembahasan.............................................................................. 49

Page 11: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan .............................................................................. 53B. Saran......................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 12: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Angka Kecukupan Kebutuhan Kalori per Anak per HariYang Dianjurkan ................................................................. 22

Tabel 2 Daftar Beberapa Bahan Makanan Sumber Karbohidrat .... 22

Tabel 3 Angka Kecukupan Protein per Anak per HariYang Dianjurkan ................................................................ 23

Tabel 4 Beberapa Bahan Makanan Sebagai Sumber Protein ........ 24

Tabel 5 Kadar Lemak Beberapa Bahan Makanan .......................... 24

Tabel 6 Jumlah Populasi ............................................................... 30

Tabel 7 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang KebutuhanGizi Balita .......................................................................... 35

Tabel 8 Klasifikasi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang KebutuhanGizi Balita ........................................................................... 37

Tabel 9 Distribusi jumlah tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas kandai kota kendari tahun 2016 ...................... 39

Tabel 10 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu balita Tentang pengetahuan gizi di wilayah kerja puskesmasKandai tahun 2016 ............................................................. 43

Tabel 11 Distribusi frekuensi Umur ibu balita di wilayah kerja Puskesmas kandaiTahun 2016 ........................................................................ 43

Tabel 12 Distribusi frekuensi Pendidikan ibu balita di wilayah kerja Puskesmas kandai tahun 2016........................................... 44

Tabel 13 Distribusi frekuensi paritas ibu balita di wilayah kerja Puskesmas kandai tahun 2016........................................... 44

Tabel 14 Distribusi frekuensi penghasilan ibu balita di wilayah kerja Puskesmas kandai ............................................................. 45

Page 13: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

xiii

Tabel 15 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu balita berdasarkan Umur di wilayah kerja puskesmas kandai tahun 2016 ..................... 45

Tabel 16 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja puskesmas Kandai tahun 2016 ............................................................. 46

Tabel 17 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu balita berdasarkan Paritas di wilayah kerja puskesmas kandai tahun 2016.................. 47

Tabel 18 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu balita Berdasarkan penghasilan di wilayah kerja puskesmas kandai tahun 2016......................................................................... 48

Page 14: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Pengambilan Data Awal

Lampiran 2. Observasi Data Awal

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian Dari Poltekkes Kemenkes Kendari

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian Dari Balitbang

Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari Puskesmas Kandai Tahun 2016

Lampiran 7. Master Tabel Penelitian

Page 15: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa global ini, tuntutan perubahan dunia serta teknologi yang

semakin maju, mendorong manusia agar lebih unggul sehingga mampu

bersaing dengan manusia lainnya. Mengingat bahwa sumber daya manusia

menjadi salah satu faktor penting dalam pembangunan, maka pembentukan

sumber daya manusia yang baik harus dimulai sejak dini, yakni sejak dalam

kandungan dan dalam masa balita (Mulyaningsih, 2008).

Setiap makhluk ciptaan Tuhan mutlak mengalami proses

pertumbuhan dan perkembangan. Pada manusia, proses tersebut terjadi

sangat cepat khususnya pada masa anak-anak. Masa balita merupakan

masa penentu untuk pertumbuhan selanjutnya. Masa ini ditandai dengan

pertumbuhan dan perkembangan yang cepat seiring perubahan dalam

kebutuhan gizi. Gizi merupakan salah satu faktor penting yang

menentukan kesehatan dan kesejahteraan manusia. Baik atau buruknya

kesehatan dan kesejahteraan seseorang akan bergantung pada keadaan

gizi orang tersebut. Semakin baik keadaan gizi seseorang, maka akan

semakin baik kesehatan dan kesejahteraan hidupnya (Wiryo, 2002).

Pada usia balita, kecukupan gizi pada anak sangat tergantung

kepada ibu atau pengasuhnya. Balita merupakan kelompok yang

menunjukan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat

gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Pada masa bayi dan

Page 16: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

2

balita, orang tua harus selalu memperhatikan kualitas dan kuantitas

makanan yang dikonsumsi anak dengan membiasakan pola makan yang

seimbang dan teratur setiap hari, sesuai dengan tingkat kecukupannya

(Bumi, 2009).

Faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan bagi kesehatan

anak terutama anak-balita adalah pemberian makanan (nutrisi) yang

cukup gizinya, yang disesuaikan dengan kebutuhan gizi balita, sehingga

anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal, sehat dan kuat.

Nutrisi merupakan faktor terpenting dalam organ tubuh manusia agar

berfungsi dengan baik, nutrisi memberikan energi bagi aktivitas tubuh

serta memelihara kesehatan dan menambah daya tahan tubuh terhadap

penyakit (Nurohman, 2001).

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia.

Makanan yang diberikan sehari-hari harus mengandung zat gizi sesuai

kebutuhan, sehingga menunjang pertumbuhan yang optimal dan dapat

mencegah penyakit-penyakit defisiensi, mencegah keracunan, dan juga

membantu mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang dapat

mengganggu kelangsungan hidup anak (Soekirman, 2001).

Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi sangat penting. Oleh

karena untuk menciptakan generasi mendatang yang lebih baik, peran ibu

dalam merawat bayi dan anak menjadi faktor penentu. Pengetahuan

adalah hasil penginderaan manusia terhadap suatu objek tertentu yang

menghasilkan sebuah pengetahuan dengan tingkatan yang dimulai dari

tahu, memahami, mengaplikasi, menganalisis, sintesis, dan evaluasi.

Page 17: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

3

Pengetahuan ibu tentang Kebutuhan gizi balita sangat dipengaruhi oleh

beberapa hal atau beberapa faktor; seperti faktor umur, tingkat pendidikan,

faktor paritas, intelegensia, pekerjaan, sosial budaya, sosial ekonomi/

penghasilan keluarga, dan jenis kelamin (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi balita sangat berpengaruh

terhadap status gizi balita. Masalahnya, kesadaran akan pentingnya

pemberian gizi yang baik kadang belum sepenuhnya dimengerti. Ada

orang tua yaag sudah tahu akan gizi sehat, tetapi tidak peduli. Ada juga

yang belum tahu tetapi tidak rnencari tahu. Padahal seharusnya makanan

bergizi diperlukan semenjak ibu hamil sampai masa balita. Kebutuhan gizi

yang tidak sesuai dapat menyebabkan gizi kurang dan gizi buruk bahkan

dapat menyebabkan kematian pada balita (Qurnia, 2009).

Secara nasional, prevalensi berat-kurang pada tahun 2013 adalah

19,6%, terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang. Jika

dibandingkan dengan angka prevalensi nasional tahun 2007 (18,4%) dan

tahun 2010 (17,9%) terlihat meningkat. Perubahan terutama pada

prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4% tahun 2007, 4,9% pada tahun 2010,

dan 5,7% tahun 2013. Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar

0,9% dari 2007 dan 2013. Untuk mencapai sasaran MDG tahun 2015 yaitu

15,5% maka prevalensi gizi buruk-kurang secara nasional harus

diturunkan sebesar 4.1% dalam periode 2013 sampai 2015 (Bappenas

dalam Balitbangkes, 2013).

Masalah kesehatan masyarakat dianggap serius bila prevalensi gizi

buruk-kurang antara 20,0-29,0% dan dianggap prevalensi sangat tinggi

Page 18: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

4

bila ≥30 persen (WHO, 2010). Diantara 33 provinsi di Indonesia, 19

provinsi memiliki prevalensi gizi buruk-kurang di atas angka prevalensi

nasional yaitu berkisar antara 21,2% sampai dengan 33,1%. Dari 19

provinsi tersebut, yang tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur dan yang

terendah adalah Jambi. Sedangkan Sulawesi Tenggara menempati urutan

ke – 13. Atas dasar sasaran MDG 2015, hanya terdapat tiga provinsi yang

memiliki prevalensi gizi buruk-kurang sudah mencapai sasaran yaitu: (1)

Bali, (2) DKI Jakarta dan (3) Bangka Belitung (Balitbangkes, 2013).

Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa balita dengan status gizi

kurang tertinggi di Sulawesi Tenggara ditemukan di Kab. Muna sebesar

20,4% dan yang terendah di Kab. Wakatobi sebesar 3,9%. Sedangkan gizi

buruk tertinggi terdapat di Kab. Buton yakni sebesar 14,7% dan yang

terendah adalah sebesar 0,2% di Kab. Wakatobi (Dinkes Sultra, 2014).

Data yang diperoleh peneliti pada saat observasi awal di bulan

Desember 2015 lalu, tercatat bahwa terjadi peningkatan kasus gizi kurang

dan gizi buruk pada balita di Puskesmas Kandai antara tahun 2014 - 2015.

Pada tahun 2014, tercatat 2 balita yang mengalami gizi buruk (0,1%) dan

35 balita mengalami gizi kurang (2,6%). Sedangkan pada tahun 2015,

jumlahnya meningkat menjadi 9 balita gizi buruk (0,7%) dan 86 balita gizi

kurang (6,4%) (lihat lampiran 2).

Melihat uraian tersebut di atas, serta merujuk pada fakta bahwa

masih ada balita yang mengalami gizi buruk serta masih banyaknya balita

dengan status gizi kurang di Puskesmas Kandai, maka peneliti berasumsi

bahwa masih ada ibu yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang

Page 19: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

5

tentang kebutuhan gizi balita. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

mengidentifikasi pengetahuan ibu terhadap kebutuhan gizi balita dengan

melakukan penelitian yang berjudul “Studi Pengetahuan Ibu tentang

Kebutuhan Gizi pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kandai Tahun

2016”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah:

“Bagaimanakah Pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi pada Balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Kandai Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun

2016?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada

balita di wilayah kerja Puskesmas Kandai tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada balita

berdasarkan faktor umur ibu di wilayah kerja Puskesmas Kandai

tahun 2016.

b. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada balita

berdasarkan faktor tingkat pendidikan ibu di wilayah kerja

Puskesmas Kandai tahun 2016.

Page 20: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

6

c. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada balita

berdasarkan faktor paritas ibu di wilayah kerja Puskesmas Kandai

tahun 2016.

d. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada balita

berdasarkan faktor penghasilan keluarga di wilayah kerja Puskesmas

Kandai tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan masukan bagi lembaga kesehatan untuk

meningkatkan mutu pelayanan dengan menyediakan informasi yang

memadai tentang kebutuhan gizi pada balita.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Penulis; untuk meningkatkan pemahaman peneliti mengenai

pentingnya pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi balita.

b) Bagi Tempat Penelitian; sebagai informasi tambahan dalam

memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemenuhan gizi bagi

balita.

E. Keaslian Penelitian

Ada beberapa penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini:

1. Siti Munthofiah (2008) telah menyelesaikan tesis korelasi dengan

desain penelitian Analitik-Cross Sectional berjudul “Hubungan Antara

Page 21: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

7

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu dengan Status Gizi Balita”.

Dalam penelitian ini, Munthofiah menggunakan teknik exhaustive dan

random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang secara statistik signifikan antara status gizi balita

dengan pengetahuan, sikap, maupun perilaku ibu.

2. Arista Tri Qurnia (2009) meneliti tentang pengaruh pengetahuan ibu

terhadap kebutuhan gizi balita di Desa Bancong Kecamatan Wonoasri

Kabupaten Madiun menggunakan metode Non Experimental-Cross

Sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive

sampling. Hasilnya, terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu

tentang kebutuhan gizi dengan status gizi balita sebesar 34,7 %. Selain

itu, sebagian besar pengetahuan ibu dan status gizi balita di Desa

Bancong termasuk dalam kategori baik.

3. Munifatul Maimonah dari Poltekkes Malang telah melakukan penelitian

dengan metode Deskriptif Statistik pada tahun 2009 yang berjudul

“Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi pada Balita di

Wilayah Posyandu Klurahan III Desa Klurahan Kecamatan Ngronggot

Kabupaten Nganjuk”. Teknik sampling yang digunakan adalah

Accidental Sampling. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari

87 responden terdapat 61 orang (70%) mempunyai pengetahuan baik,

21 orang (24%) mempunyai pengetahuan cukup dan 5 orang (6 %)

mempunyai pengetahuan kurang.

Keaslian penelitian ini dapat dilihat dari perbedaannya dengan

penelitian-penelitian tersebut di atas yang meliputi perbedaan tujuan

Page 22: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

8

penelitian, desain/metode penelitian; dimana penelitian ini menggunakan

metode Deskriptif Kuantitatif, populasi dan sampel, serta lokasi dan waktu

penelitian.

Page 23: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1) Konsep Dasar Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan dapat diartikan sebagai segala apa yang

diketahui berkenaan dengan suatu hal (Poerwodarminto dalam

Mulyaningsih, 2008).

Sedangkan menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan adalah

hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap

objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telingga dan

sebagainya) dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh indera pendengaran dan

indra penglihatan.

Sebelum menghadapi perilaku baru, di dalam diri seseorang

terjadi proses berurutan yakni; Awareness (kesadaran) dimana

seseorang menyadari atau tahu terhadap stimulus, Interest (merasa

tertarik) terhadap objek atau stimulus tersebut, dan Trail yaitu mulai

mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus tersebut.

Page 24: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

10

b. Tingkat Pengetahuan

Berikut ini tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2012):

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap apa yang telah

diterima juga bisa dikatakan suatu kata kerja untuk mengukur

tingkat pengetahuan seseorang atau si ibu tentang apa yang telah

dipelajari antara lain ibu bisa menyebutkan, menguraikan,

mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehesion)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahuinya.

Seseorang atau ibu yang telah paham terhadap obyek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, serta

menyimpulkan materi yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang

sebenarnya. Misalnya si ibu mampu menerapkan pengetahuan

tentang tata cara pemilihan dan pengolahan bahan makanan yang

baik bagi balita.

Page 25: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

11

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi. Contohnya kemampuan ibu untuk membedakan mana

sumber makanan yang lebih bergizi dan yang tidak.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Misalnya dapat menyusun rencana, merencanakan,

dan menyelesaikan antara teori atau materi yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi diartikan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukan sendiri.

c. Pengukuran Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat diukur dengan cara wawancara

atau menggunakan angket yang menanyakan tentang isi materi yang

akan diukur. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui dapat

disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan tersebut di atas

(Notoatmodjo, 2012).

Page 26: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

12

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu

Menurut Notoatmodjo (2012), ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi pengetahuan ibu, antara lain; umur, pendidikan,

paritas dan penghasilan keluarga.

1) Umur

Umur atau usia adalah waktu untuk hidup / ada sejak di

lahirkan sampai saat berulang tahun. Usia dapat mempengaruhi

daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia

seseorang, akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya akan

semakin membaik.

Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih

dewasa akan lebih dipercaya dibandingkan orang yang belum

cukup dewasa. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan

kematangan jiwanya. Semakin tua seseorang, maka akan semakin

kondusif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang

dihadapi (Azwar, 2008).

2) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar sehingga semakin tinggi pendidikan, seseorang akan lebih

mudah dalam menerima informasi.

Page 27: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

13

Menurut Suparyanto (2010), pendidikan berarti suatu

bimbingan yang diberikan kepada seseorang demi

perkembangannya menuju ke arah cita-cita tertentu. Semakin

tinggi pendidikan sseorang maka makin mudah dalam

memperoleh informasi sehingga seseorang mampu berpikir

rasional.

Pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Sumber pengetahuan ibu dapat diperoleh dari jenjang

pendidikannya, baik itu pendidikan formal, pendidikan informal dan

pendidikan non formal (Vembrianto dalam Mulyaningsih, 2008).

3) Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai

oleh seorang wanita (BKKBN 2006 dalam Suparyanto, 2010).

Sedangkan menurut Manuaba (2008), paritas adalah wanita

yang pernah melahirkan bayi.

Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Paritas dapat dianggap sebagai suatu

pengalaman bagi seorang wanita/ibu. Pengalaman pribadi pun

dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan baik

diperoleh secara langsung ataupun tidak langsung. Akan tetapi,

tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk

menarik kesimpulan dengan benar. Dan wanita yang melahirkan

bayi untuk pertama kalinya biasanya belum memiliki pengetahuan

Page 28: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

14

yang cukup tentang kebutuhan gizi balita karena belum memiliki

pengalaman.

Menurut Prawirohardjo (2010), paritas dapat dibedakan

menjadi:

a) Primipara; adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak

yang cukup besar untuk hidup di dunia luar,

b) Multipara; adalah wanita yang pernah melahirkan anak lebih

dari satu kali dan

(c) Grandemultipara; adalah wanita yang telah melahirkan 5 anak

atau lebih

4) Sosial Ekonomi/ Penghasilan Keluarga

Individu yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi

baik akan lebih berpeluang untuk mendapatkan informasi serta

pengetahuan dari berbagai sumber dibandingkan dengan keluarga

dengan status sosial ekonomi lebih rendah. Penghasilan keluarga

yang lebih besar dapat mendorong ibu untuk mendapatkan

informasi yang lebih dari berbagai sumber.

2) Konsep Balita

a. Definisi Balita

Secara harfiah, balita adalah anak usia kurang dari lima tahun

sehingga bayi usia di bawah satu tahun juga termasuk dalam

golongan ini. Namun karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi

usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia di atas satu

Page 29: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

15

tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya (Proverawati &

Asfuah, 2009).

Menurut Oetana dalam Dewi dkk. (2013), balita adalah anak

yang berusia di bawah 5 tahun yang merupakan kelompok yang

menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat sehingga memerlukan

zat-zat gizi yang tinggi. Balita merupakan kelompok umur yang paling

sering menderita kekurangan gizi, dalam hal ini Kekurangan Energi

protein (KEP).

Kuntjoyo (2006) menyatakan bahwa masa balita dibedakan

menjadi 2 fase yaitu masa bayi (0-12 bulan) dan masa kanak-kanak

(1-5 tahun).

b. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

Menurut Soetjiningsih (2008), pertumbuhan (growth) berkaitan

dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat

sel, organ, maupun individu yang diukur dengan ukuran berat (gram,

kilogram), ukuran panjang (cm, meter).

Tumbuh adalah proses bertumbuhnya ukuran berbagai organ

fisik disebabkan karena peningkatan ukuran dari masing-masing sel

dalam kesatuan sel yang membentuk organ tubuh atau pertambahan

jumlah keseluruhan sel-sel atau kedua-duanya (Suryanah, 2006).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya

kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks

Page 30: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

16

dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil

pematangan (Soetjiningsih, 2008).

Soetjiningsih juga menambahkan bahwa perkembangan

menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, organ-

organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga

masing-masing dapat memenuhi fungsi di dalamnya termasuk

perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku.

3) Konsep Gizi

a. Definisi Gizi

Gizi adalah Ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk

melakukan fungsinya berupa penghasil energi, pembangun,

memelihara dan mengatur proses kehidupan (Almatsier, 2005). Gizi

berasal dari bahasa Arab yaitu ghidza yang berarti makanan. Di satu

sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan di sisi lain berkaitan

dengan tubuh manusia. Sedangkan pengertian makanan menurut

Almatsier adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi

atau unsur kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh dan

berguna bila dimasukkan dalam tubuh.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan

gizi adalah zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan

dan kesehatan badan (Retnoningsih dan Suharso, 2009). Sedangkan

menurut Waryana (2010), gizi adalah makanan yang dapat

memenuhi kesehatan.

Page 31: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

17

b. Kebutuhan Gizi Balita

Kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi yang diperkirakan cukup

untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar,

kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat

badan, dan tinggi badan. Antara Kebutuhan zat gizi dan

pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status

gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang

anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat

(KMS) (Proverawati dan Asfuah, 2009).

Kebutuhan gizi menurut Proverawati dan Asfuah (2009)

meliputi:

a) Kebutuhan Energi; kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar

dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut

pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan

semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.

b) Kebutuhan zat pembangun; secara fisiologis, balita sedang dalam

masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar

daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi

yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih

kecil.

c) Kebutuhan zat pengatur; kebutuhan air bayi dan balita dalam

sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia.

Kebutuhan gizi balita di bawah satu tahun dan balita antara 1-

5 tahun berbeda disebabkan perbedaan kerja tubuhnya (faal).

Page 32: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

18

1) Kebutuhan Gizi Balita 0-1 Tahun (Bayi)

Kebutuhan gizi balita di bawah 1 tahun atau bayi terdapat

di dalam Air Susu Ibu (ASI) dan makanan pendamping ASI (MP

ASI).

a) ASI

Menurut Ratnaningsih dan Riyadi (2012), ASI adalah

makanan yang paling bagus untuk bayi.

ASI adalah sumber gizi terbaik dan paling ideal dengan

komposisi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan bayi pada

masa pertumbuhan. Bayi usia 0-6 bulan tidak perlu diberi

makanan lain kecuali ASI atau ASI eksklusif. ASI eksklusif

adalah pemberian ASI pada bayi tanpa penambahan cairan lain

seperti susu formula, jeruk madu, teh, air putih dan tanpa

tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur, dan

sebagainya sampai bayi berusia 6 bulan (Waryana, 2010).

Kandungan gizi yang terdapat dalam ASI (Riksani, 2012),

antara lain:

a) Air; ASI mengandung 88,1% air. ASI yang diminum bayi

sudah mencukupi kebutuhan sesuai dengan kesehatan bayi.

ASI dengan kandungan air yang lebih tinggi biasanya akan

keluar pada hari ketiga atau keempat.

b) Karbohidrat; Karbohidrat terbanyak dalam ASI adalah

laktosa. Laktosa diperlukan dalam pertumbuhan otak serta

memiliki struktur kimiawi berupa sepasang gula, yaitu

Page 33: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

19

glukosa dan galaktosa. Glukosa adalah makanan utama

dalam perkembangan otak, sedangkan laktosa erperan

membantu penyerapan kalsium yang berguna dalam

pembentukan tulang. Sehingga bayi yang mengkonsumsi

ASI akan lebih kuat tulang dan tubuhnya.

c) Bahan Larut; ASI mengandung bahan larut yang rendah.

Bahan larut tersebut terdiri dari 3,8% lemak, 0,9% protein,

7% laktosa dan 0,2% bahan-bahan lain.

d) Protein; ASI mengandung 2 macam protein tinggi yaitu whey

dan kasein. Whey adalah protein halus, lembut, serta mudah

dicerna. Sedangkan kasein adalah protein kasar, bergumpal,

dan sukar dicerna oleh usus bayi.

e) Taurin, DHA, AA; Taurin adalah sejenis asam amino kedua

terbanyak dalam ASI yang berperan penting dalam proses

pematangan sel otak. Apabila kekurangan taurin dapat

menyebabkan gangguan pada retina mata. DecosaHexoid

Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak

tak jenuh berantai panjang yang diperlukan untuk

pembentukan sel-sel otak secara optimal.

f) Zat Kekebalan Tubuh; ASI mengandung banyak zat

kekebalan tubuh, antara lai immunoglobulin dan sel-sel darah

putih hidup yang diperlukan untuk membantu kekebalan

tubuh bayi.

Page 34: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

20

g) Laktoferin dan Lisosom; Laktoferin adalah pengangkut zat

besi dalam darah pada ASI. Lisosom adalah antibiotik alami

dalam ASI yang dapat menghancurkan bakteri berbahaya.

Pemberian ASI yang dianjurkan menurut Prawirohardjo

(2010) adalah:

a) ASI eksklusif selama 6 bulan karena ASI saja dapat

memenuhi 100% asupan gizi bayi.

b) Usia 6-12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi

karena dapat memenuhi 60-70% kebutuhan bayi dan perlu

ditambahkan makanan pendamping ASi sesuai dengan usia

bayi.

b) MP ASI

Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan

yang diberikan kepada bayi setelah berusia 6 bulan sampai 24

bulan. Peranan MP ASI sama sekali bukan untuk menggantikan

ASI melainkan hanya untuk melengkapi ASI (Waryana, 2010).

Tujuan pemberian MP ASI adalah untuk menambah

energi dan zat-zat gizi yang dibutuhkan dan diperlukan bayi

karena ASI tidak dapat memenuhi bayi secara terus-menerus.

Beberapa pedoman dalam pemberian MP ASI pada bayi yang

masih minum ASI menurut Riksani (2012), antara lain:

a) Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan bayi (ondemand).

b) Sebaiknya ibu memberikan makanan secara pelan dan

sabar, berikan dorongan agar bayi mau makan, tetapi jangan

Page 35: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

21

memaksa untuk makan, ajak bayi untuk bicara dan

pertahankan kontak mata.

c) Jaga kebersihan dalam setiap makanan yang diberikan.

d) Mulai memberikan makanan pendamping setelah bayi

berusia 6 bulan dalam jumlah sedikit. Secara bertahap, ibu

bisa menambah jumlahnya sesuai usia bayi.

e) Variasi makanan secara bertahap ditambah agar bayi bisa

merasakan segala macam cita rasa.

f) Frekuensi makanan ditambah secara bertahap sesuai

bertambahnya usia, yaitu 2-3 kali sehari pada usia 6-8 bulan

dan 3-4 kali sehari pada usia 9-24 bulan dengan tambahan

makanan selingan 1-2 kali bila diperlukan.

g) Pilih variasi makanan yang kaya akan zat gizi.

h) Usahakan untuk membuat sendiri makanan yang akan

diberikan kepada bayi dan hindari makanan instan.

i) Jika bayi terlihat sakit, tambahkan asupan cairan (terutama

berikan ASI lebih sering).

2) Kebutuhan Gizi Balita 1-5 Tahun

Agar balita dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,

maka makanan yang dimakannya tidak boleh hanya sekedar

menyangkut perut saja. Makanan yang dimakan anak harus:

a) Beragam jenisnya

b) Jumlah atau porsinya cukup

Page 36: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

22

c) Higienis dan aman

d) Makan secara teratur

e) Makan dilakukan dengan cara yang baik (Proverawati dan

Asfuah, 2009).

Menurut Karneni dalam Mulyaningsih (2008), unsur-unsur

zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh balita digolongkan menjadi 3,

yaitu: 1) Pemberi tenaga; antara lain karbohidrat, lemak, protein,

2) Pemberi zat pembangun; antara lain protein, mineral, air 3)

Pemberi zat pengatur; antara lain vitamin, mineral.

a) Karbohidrat

Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri dari elemen

karbon, hydrogen dan terbagi menjadi gula / karbohidrat

sederhana dan karbohidrat komplek. Karbohidrat merupakan

sumber energi yang paling ekonomis dan banyak tersedia.

Karbohidrat sangat bermanfaat karena merupakan penghasil

yang cepat dan menghasilkan serat agar proses eliminasi

dalam pencernaan dan fungsi intestinal bekerja normal

(Nurrohman, 2001).

Fungsi karbohidrat adalah sebagai: (1) sumber energi,

(2) pemberi rasa manis pada makanan, (3) penghemat protein,

(4) pengatur metabolisme tubuh, (5) membantu pengeluaran

feses (Almatsier, 2005).

Untuk menghitung jumlah kecukupan karbohidrat dalam

tubuh balita, maka dihitung berdasarkan jumlah konsumsi kalori

Page 37: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

23

yang dibutuhkan oleh balita, hal ini dimaksudkan karena

karbohidrat merupakan sumber utama kalori dalam tubuh.

Berikut ini daftar kebutuhan kalori anak per hari yang

dianjurkan:

Tabel 1. Angka Kecukupan Kebutuhan Kalori per Anak per Hari yang Dianjurkan

Umur Kalori/ gram0 - 6 bulan7 - 12 bulan1 - 3 tahun4 - 6 tahun

55080012501750

Sumber: Nurrohman (2001)

Makanan yang mengandung karbohidrat banyak terdapat

pada jenis: (a) padi-padian; beras, jagung, gandum dan hasil

olahannya, (b) umbi-umbian; singkong, dan (c) sagu.

Tabel 2. Daftar Beberapa Bahan Makanan Sumber Karbohidrat

Bahan Makanan % gram Bahan Makanan % gramBeras gilingBungkil tahuSaguKacang IjoKacang tanah keringTapioka

78,941,384,762,942,888,2

KeluwihNangka masakSalakPisangPepayaMangga

54,227,620,923,012,217,2

Sumber: Nurrohman (2001)

b) Protein

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan

merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima

bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada di dalam otot,

seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di

Page 38: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

24

dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain, dan cairan

tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi

dan darah, matriks intra seluler dan sebagainya adalah protein

(Proverawati & Asfuah, 2009).

Amalia & Mardiah (2006) berpendapat bahwa protein

sebagai zat pembangun sangat diperlukan oleh balita untuk

pembuatan sel-sel baru dan merupakan unsur pembentuk

organ tubuh seperti tulang, otot, gigi dan lain-lain. Selain itu

juga, protein berperan juga dalam pembentukan enzim dan

hormon yang dapat mengatur proses metabolisme dalam tubuh.

Fungsi protein adalah untuk: (1) pertumbuhan dan

pemeliharaan, (2) pembentukan esensial-esensial tubuh, (3)

mengatur keseimbangan air, (4) memelihara netralitas tubuh,

(5) pembentukan antibodi, (6) mengangkut zat-zat gizi, dan (7)

sumber energi (Almatsier, 2005).

Tabel 3. Angka Kecukupan Protein Rata-Rata per Anak per Hari yang Dianjurkan

Umur Protein/ gram0 - 6 bulan7 - 12 bulan1 - 3 tahun4 - 6 tahun

12152332

Sumber: Amalia & Mardiah (2006)

Protein dibedakan menjadi 2 macam yaitu protein nabati;

yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan, dan protein hewani;

yang bersumber dari hewan. Berikut contoh bahan makanan

sumber protein:

Page 39: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

25

Tabel 4. Beberapa Bahan Makanan sebagai Sumber ProteinBahan Makanan Sumber Protein

Hewani

% gram

Bahan Makanan Sumber Protein Nabati

% gram

DagingHatiBabat

18,819,717,6

Kacang kedelai keringKacang IjoKacang tanah

34,922,225,3

Sumber: Amalia & Mardiah (2006)

c) Lemak

Lemak tersusun atas karbon, hidrogen dan oksigen

sebagai sumber energi tubuh . Lemak tidak dapat larut dalam

air tetapi larut dalam organik (Nurrohman, 2001). Bayi sampai

umur 2 tahun mendapatkan 40 % energi dalam tubuhnya dari

lemak. Lemak merupakan nutrisi yang penting bagi balita

karena merupakan sumber energi yang penting untuk

pertumbuhan susunan saraf. Sumber makanan yang

mengandung lemak diantaranya seperti tabel dibawah ini:

Tabel 5. Kadar Lemak Beberapa Bahan Makanan

Lemak Nabati % gram Lemak Hewani % gramKacang tanahKacang Kedelai keringKelapa Tua

2,818,134,763,0

Daging sapi gemukDaging babi GemukDaging kambingTelor

22,045,09,211,5

Sumber: Nurrohman (2001)

d) Vitamin

Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat

diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan

pertumbuhan yang Normal. Vitamin tidak dapat dibuat oleh

tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena

Page 40: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

26

itu harus diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi

(Proverawati & Asfuah, 2009).

Terdapat dua golongan vitamin yaitu vitamin yang larut

dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K serta vitamin yang

larut dalam air yaitu vitamin C, BI, B2, B 12, niasin, piridoksin

dan asam fosfat.

e) Mineral

Sekitar 4% tubuh manusia terdiri atas mineral yang juga

dikenal sebagai zat organik/ kadar abu. Dalam tubuh, mineral

dapat bergabung dengan zat organik dan ada pula yang

berbentuk ion-ion bebas.

Ada 3 fungsi utama mineral dalam tubuh (Proverawati &

Asfuah, 2009):

a) Sebagai komponen utama tubuh (structural element) atau

penyusun kerangka tulang, gigi dan otot-otot.

b) Merupakan unsur dalam cairan tubuh atau jaringan, sebagai

elektrolit yang mengatur tekanan osmosis (fluid balance),

mengatur keseimbangan asam basa dan permeabilitas

membrane. Contohnya Na, K, Cl, Ca dan Mg.

c) Sebagai aktifator atau terkait dalam peranan enzim dan

hormon.

Page 41: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

27

f) Air dan Elektrolit

Air merupakan komponen kimia utama dalam tubuh

karena 65-70 % dari berat total tubuh terdiri atas air. Ada tiga

sumber air bagi tubuh, yaitu air yang berasal dari minuman, air

yang terdapat dalam makanan yang kita makan, serta air yang

berasal dari hasil metabolism di dalam tubuh. Air diperlukan

balita untuk membentuk cairan tubuh, sebagai alat pengangkut

unsur-unsur gizi, alat pengangkut sisa sisa pembakaran yang

tidak dapat digunakan lagi oleh tubuh dan juga untuk mengatur

panas tubuh (Proverawati & Asfuah, 2009).

B. Landasan Teori

Balita adalah adalah anak usia kurang dari lima tahun, sehingga

bayi usia di bawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini

(Proverawati & Asfuah, 2009). Namun karena kerja alat tubuh (faal) balita

usia di bawah satu tahun (bayi) berbeda dengan balita usia di atas satu

tahun, maka kebutuhan gizinya pun memiliki perbedaan.

Kebutuhan gizi balita merupakan jumlah zat gizi yang diperkirakan

cukup untuk memelihara kesehatan balita. Unsur-unsur zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh balita hendaknya berupa zat pemberi tenaga

(karbohidrat, lemak, protein), zat pembangun (protein, mineral, air) serta

zat pengatur (vitamin, mineral) (Karneni dalam Mulyaningsih, 2008).

Page 42: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

28

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap suatu objek melalui indra yang dimilikinya baik itu

mata, hidung, telinga dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi balita sangat penting

dalam pemenuhan gizi balita. Tingkat pengetahuan ibu yang baik tentang

kebutuhan gizi balita dapat memotivasi ibu untuk lebih memperhatikan

makanan yang diberikan untuk balitanya. Hal ini tentunya akan

berpengaruh positif terhadap kesehatan serta status gizi balita itu sendiri.

Selain itu, hal ini juga dapat mengurangi angka atau kasus gizi kurang dan

gizi buruk pada balita.

Menurut Notoatmodjo (2012), umur atau usia seseorang dapat

mempengaruhi tingkat pengetahuannya. Pada umumnya, seseorang yang

lebih dewasa akan lebih berpengalaman dibandingkan orang yang lebih

muda usianya. Banyaknya pegalaman dalam hidup dapat meningkatkan

pengetahuan seseorang.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, pengalaman dalam

melahirkan bayi hidup atau paritas juga akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan ibu. Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai

oleh seorang wanita (BKKBN 2006 dalam Suparyanto, 2010). Wanita yang

memiliki 3 anak atau lebih akan lebih berpengalaman dibandingkan wanita

dengan hanya 1 anak sehingga tingkat pengetahuannya pun bisa

berbeda.

Selain umur, tingkat pendidikan dalam hal ini pendidikan formal atau

sekolah, dan penghasilan keluarga juga sangat berpengaruh terhadap

Page 43: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

29

pengetahuan ibu. Semakin tinggi pendidikan seorang ibu, maka semakin

mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki (Sunaryo dalam Maimonah, 2009). Begitupun halnya dengan

keadaan ekonomi atau penghasilan keluarga. Semakin tinggi penghasilan

dalam keluarga, maka semakin besar peluang untuk seorang ibu

meningkatkan pengetahuannya tentang kebutuhan gizi balita dari berbagai

sumber seperti mengikuti les, seminar, ataupun membeli buku-buku

tentang kebutuhan gizi bagi balita.

C. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan kajian teori di atas, peneliti menyusun kerangka

konsep atau kerangka pemikiran sebagai berikut:

Keterangan :

Variabel bebas = Umur, tingkat pendidikan, paritas dan penghasilan.

Variabel terikat = Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi balita

Tingkat pendidikanPengetahuan ibu tentang

kebutuhan gizi balita

Umur

Paritas

Penghasilan

Page 44: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang telah digunakan dalam penelitian ini

adalah Deskriptif Kuantitatif.

Deskriptif adalah suatu jenis atau metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan data ataupun

keadaan suatu objek secara alamiah (Notoatmodjo, 2012).

Sedangkan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang

secara primer menggunakan paradigma postpositivist dalam

pengembangan ilmu pengetahuan menggunakan strategi penelitian

seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik (Emzir,

2007).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Kandai Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara yang terdiri dari:

Posyandu Belibis, Posyandu Garuda, Posyandu Kutilang, Posyandu

Kasih Ibu, Posyandu Gelatik, Posyandu Tekukur, Posyandu Mawar,

Posyandu Melati, dan Posyandu Merpati.

Page 45: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

31

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan 4 April – 19 Mei

tahun 2016.

D. Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi

Menurut Arikunto (2002), populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2007), populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita

di Puskesmas Kandai tahun 2016 yang terdiri dari 9 posyandu yang

tersebar dalam 5 Kelurahan. Jumlah populasi penelitian ini adalah

1.090 orang. Detail populasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Jumlah Populasi

No. Kelurahan Nama Posyandu Jumlah Ibu Balita

1 Jati Mekar BELIBIS 95

2 GARUDA 43

3 KUTILANG 159

4 Gunung Jati KASIH IBU 197

5 GELATIK 65

6 TEKUKUR 127

7 Kampung Salo MAWAR 99

8 MELATI 157

Page 46: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

32

9 Kandai MERPATI 148

JUMLAH 1090

Sumber: Data Sekunder (2015)

2. Sampel dan Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang

dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk

populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-

betul representatif atau mewakili (Sugiyono, 2007).

Menurut Arikunto (2002), jika jumlah populasi kurang dari

100, maka lebih baik diambil semua sebagai sampel. Akan tetapi

jika populasi lebih dari 100, maka 10 – 30% dapat dijadikan sampel.

Karena jumlah populasi penelitian ini adalah 1.090, maka

sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah 10% dari

populasi yang merupakan ibu balita 0-5 tahun di wilayah kerja

Puskesmas Kandai tahun 2016. Adapun jumlah sampel yang akan

digunakan adalah 109 orang ibu balita anggota posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Kandai tahun 2016, yang akan diambil

dengan teknik Accidental Sampling.

Page 47: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

33

Accidental Sampling adalah teknik pengambilan sampel

yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang

kebetulan ada atau tersedia (Notoatmodjo, 2003).

Berikut ini rumus yang digunakan peneliti dalam menentukan

jumlah sampel:

(Arikunto, 2002)

Ket: n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

Dik: N = 1090

Dit: n = ……….?

n = 10% × 1.090

n = 0,1 × 1.090

n = 109 orang

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas pada penelitian ini adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan ibu,

antara lain: faktor umur ibu, tingkat pendidikan, paritas ibu

dan penghasilan keluarga.

Page 48: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

34

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah pengetahuan ibu

tentang kebutuhan gizi pada balita.

F. Definisi Operasional

Definisi Opersional adalah definisi berdasarkan karakteristik

yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam,

2003). Untuk menghindari kesalahan penafsiran tentang istilah-istilah

yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti memaparkan

beberapa pengertian:

a. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi balita adalah banyaknya

informasi yang dimiliki ibu tentang balita dan kebutuhan gizi balita,

yang meliputi: pengertian balita, unsur gizi balita, sumber & fungsi

gizi balita, kebutuhan gizi balita, dan penerapan menu untuk balita

(Mulyaningsih, 2008).

b. Kebutuhan gizi balita adalah jumlah zat gizi yang diperkirakan

cukup untuk memelihara kesehatan balita (Proverawati dan Asfuah,

2009).

c. Balita adalah anak yang berusia di bawah 5 tahun yang merupakan

kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat

sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi. (Oetana dalam Dewi

dkk., 2013).

d. Umur ibu yang dimaksud adalah umur ibu pada saat mengisi

kuesioner penelitian, dengan kriteria:

Page 49: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

35

1) < 20 tahun,

2) 20-35 tahun dan

3) > 35 tahun

e. Pendidikan yang dimaksud adalah jenjang pendidikan formal yang

tercatat dalam status ibu dari balita di Puskesmas Kandai, dengan

kriteria objektif:

1) Dasar,

2) Menengah dan

3) Perguruan Tinggi

f. Paritas adalah keadaan wanita yang pernah melahirkan bayi hidup

(Adyaningsih, 2015), dengan kriteria:

1) 1-2 anak hidup dan

2) ≥ 3 anak hidup

g. Penghasilan keluarga merupakan pemasukan keluarga dalam hal

ekonomi atau materi setiap bulannya baik itu dari suami (ayah), dari

istri (ibu), maupun dari kedua-duanya. Penghasilan yang dimaksud

akan disesuaikan dengan UMP (Upah Minimum Provinsi) Sulawesi

Tenggara tahun 2016. Berdasarkan SK Pergub No. 54 tahun 2015,

UPM Sultra tahun 2016 dipatok menjadi Rp 1,85 juta perbulan

(Arifin, 2015). Kriteria penghasilan yang akan dipakai dalam

penelitian ini adalah:

1) < Rp 1. 850.000 (kurang) dan

2) ≥ Rp 1. 850.000 (cukup)

Page 50: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

36

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner.

Menurut Notoadmodjo (2003), kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal yang ia

ketahui.

Kuesioner yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang diadaptasi dari Maimonah (2009) berisi 18 pernyataan

yang terdiri dari; 3 pernyataan tentang pengertian gizi dan 15

pernyataan tentang kebutuhan gizi balita 0-5 tahun.

Secara umum, pernyataan-pernyataan dalam kuesioner

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang

kebutuhan gizi balita. Selain itu, kuesioner pada penelitian ini disajikan

dalam bentuk pernyataan tertutup artinya semua jawaban sudah

disediakan dan responden tinggal memilih jawaban yang ada; benar

atau salah.

Berikut kisi-kisi kuesioner penelitian ini:

Table 7. Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi Balita

No

Pokok Bahasan

Jumlah Soal

No. Soal

Bentuk Soal

Jenis Pertanyaan

Kunci Jawaban

Evaluasi

1 Pengertian Gizi

3

123

ObjektifBenar danSalah

PositifPositifPositif

BenarBenarBenar

Skor untuk jawaban yang

Page 51: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

37

2 Kebutuhan Gizi Balita

15

456789101112131415161718

ObjektifBenar danSalah

PositifNegatifPositifNegatifNegatifPositifPositifPositifNegatifPositifPositifPositifNegatifPositifNegatif

BenarSalahBenarSalahSalahBenarBenarBenarSalahBenarBenarBenarSalahBenarSalah

tepat atau benar= 1

Skor untuk jawaban yang tidak tepat atau salah = 0

Sumber: Diadaptasi dari Maimonah (2009)

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Dalam mengumpulkan data primer, yakni pengetahuan ibu

tentang Kebutuhan gizi balita, peneliti telah menggunakan teknik

wawancara dengan menggunakan kuesioner. Dalam hal ini, peneliti

mewawancarai langsung para ibu balita menggunakan daftar

pertanyaan yang ada di dalam kuesioner untuk mengetahui

pengetahuan ibu tentang Kebutuhan gizi balita.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa data

status gizi balita di Puskesmas Kandai Kota Kendari Provinsi

Sulawesi Tenggara tahun 2014 - 2015 dan data jumlah ibu yang

memiliki balita 0-5 tahun di Puskesmas Kandai tahun 2015. Data

Page 52: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

38

tersebut diambil langsung oleh peneliti pada saat observasi awal

pada bulan Desember 2015.

I. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, peneliti telah mengikuti langkah-

langkah berikut:

1. Pemberian Kode dan Skor (Coding & Scoring);

Coding adalah pekerjaan memindahkan data dari daftar

pertanyaan/kuesioner ke daftar yang akan memberikan informasi

data yang ada, lalu diubah menjadi bentuk angka untuk

mempermudah perhitungan selanjutnya.

Yang dimaksud coding pada penelitian ini adalah memberikan

kode atau tanda pada setiap jawaban untuk mempermudah peneliti

dalam mengolah dan menganalisis data. Adapun dalam pemberian

skor, untuk jawaban yang benar diberi nilai 1 (satu) dan jawaban

yang salah diberi nilai 0 (nol).

Selain itu, untuk mengetahui tingkat prosentase

pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi balita, maka peneliti akan

menggunakan rumus berikut:

(Nursalam, 2003)

Ket:

P = Tingkat prosentase variabel yang diteliti

X = Skor responden (jumlah jawaban benar)

Page 53: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

39

Y = Total skor seluruh pernyataan kuesioner

2. Tabulasi (Tabulating);

Tabulasi adalah kegiatan untuk meringkas data yang masuk

atau data mentah ke dalam tabel – tabel yang telah dipersiapkan

(Notoatmodjo, 2003).

Setelah melakukan proses coding dan scoring, peneliti

kemudian akan menyusun hasil analisis data tersebut dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi

balita.

3. Klasifikasi (Classifying);

Setelah melakukan tabulasi, selanjutnya peneliti akan

mengklasifikasikan hasil analisis data (skor jawaban ibu balita) ke

dalam skala klasifikasi seperti pada tabel berikut ini:

Table 8. Tabel Klasifikasi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi Balita

No. Presentase Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi Balita

12

56 – 100 %≤ 55 %

BaikKurang

Sumber: Nursalam (2003)

Page 54: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. Sejarah berdirinya puskesmas

Sejarah puskesmas kandai kota kendari merupakan

bangunan atau gedung peninggalan pemerintah Hindia Belanda

yang didirikan pada tahun 1927 dan telah mengalami beberapa kali

perubahan antara lain sebagai berikut :

a. Dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1927

b. Dilakukan rehabilitas oleh pemerintah Jepang pada tahun 1942-

1945

c. Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945-1960

d. Menjadi RSU Kabupaten Kendari pada tahun 1960-1989

e. Menjadi puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989-2001

f. Menjadi RSU Abunawas Kota Kendari pada tahun 2001

berdasarkan perda Kota kendari No. 17 tahun 2001

g. Menjadi Puskesmas Kandai tanggal 1 januari tahun 2014

2. Sarana Ruang

Puskesmas Kandai terdiri dari beberapa ruangan diantaranya :

a. Ruang Kepala Puskesmas

b. Ruang Kartu

c. Pojok Gizi

Page 55: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

41

d. Poli KIA

e. Poli Umum

f. Ruangan Administrasi

g. Poli Gigi

h. Ruangan Promkes

i. Ruangan Apotik

j. Gudang Obat

k. Laboratorium

l. Unit Gawat Darurat

m. Ruang perawatan

n. Kamar Bersalin

o. Instalasi Gizi

Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan Puskesmas Kandai Kota

Kendari di lengkapi dengan 1 unit mobil ambulance,

3. Ketenagaan

Jumlah tenaga kerja yang ada di Puskesmas Kandai Kota Kendari

pada tahun 2016 Sebanyak

Tabel 9. Distribusi Jumlah Tenaga kesehatan di Puskesmas

Kandai

Kota Kendari Tahun 2016.

No. Jenis Tenaga Jumlah Tenaga1. Tenaga dokter :

1. Dokter Umum2. Dokter Gigi

31

Page 56: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

42

2. Tenaga Paramedis :1. Serjana Kesmas2. Serjana Keperawatan3. Prifesi Ners Perawat4. Sarjana Apoteker5. D III Keperawatan6. D III Kebidanan7. D III Kesling8. D III Gizi9. D III Farmasi10. SPK/Perawat11.SMA/SMK

51112223143

5. Tenaga Sukarela 664. Tenaga Non Medis 5

B. Visi, Misi,Fungsi, Nilai-Nilai Dasar, Motto, Tugas Pokok

Dalam Menjalankan Tugas dan fungsinya Puskesmas Kandai kota

kendari mempunyai Visi dan Misi :

1. Visi

Puskesmas Pilihan Masyarakat

2. Misi

Dalam mencapai suatu tujuan Pembangunan Kesehatan maka

puskesmas kandai kota kendari berbagai kegiatan sebagai berikut :

a. Menyelanggarakan pelayanan kesehatan bermutu, merata serta

terjangaku oleh seluruh lapisan masyarakat.

b. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatan.

c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan

sehingga mendorong kemandirian untuk hidup bersih dan sehat.

Page 57: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

43

d. Menjalin kemitraan dengan semua pihak yang terkait dalam

pelayanan kesehatan dan pembangunan kesehatan

masyarakat.

e. Menggerakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.

3. Motto

Kesembuhan anda adalah kebahagiaan kami.

4. Tugas Pokok

a. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan

berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan,

pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya

peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya

rujukan.

b. Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar

pelayanan puskesmas.

5. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, maka Puskesmas

Kandai Kota Kendari yang bertanggung jawab dalam pelayanan

kesehatan yang berfungsi :

a. Menyelenggarakan pelayanan medis

b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis & non medis

c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan

d. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan

- Menyelenggarakan administrasi dan keuangan

Page 58: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

44

- Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan

6. Nilai-Nilai Dasar

a. Kejujuran

b. Keterbukaan

c. Kerendahan hati

d. Kesediaan melayani

e. Kerja keras

f. Kasih saying

g. Loyalitas.

C. Hasil Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu balita

tentang kebutuhan gizi di Puskesmas Kandai Kota Kendari. Untuk

memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

menyebarkan kuesioner kepada responden kemudian kuesioner di

kembalikan kepada peneliti untuk diolah.

Adapun hasil perolehan tersebut diuraikan sebagai berikut:

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Pengetahuan ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kandai Tahun 2016.

Pengetahuan F(n) %

Baik 46 42,2

Kurang 63 57,7

Jumlah 109 100

Sumber : Data Primer,2016

Page 59: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

45

Berdasarakan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan yang

telah disajikan dalam bentuk tabel 10 menunjukan bahwa dari 109

orang ibu balita yang berpengetahuan baik sebanyak 46 orang

(42,2%), yang pengetahuan kurang sebanyak 63 orang ( 57,7%)

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Umur ibu balita di Wilayah kerja Puskesmas Kandai Tahun 2016.

Umur F(n) %

20 21 19,2

20 – 35 80 73,3

35 8 7,4

Jumlah 109 100

Sumber : Data Primer,2016

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan

yang telah disajikan dalam bentuk tabel 12 menunjukan bahwa dari

109 orang ibu balita yang terbanyak adalah umur 20 – 35 sebanyak

80 orang (73,3%), dan umur <20 tahun sebanyak 21 orang (19,2%),

sedangkan umur > 35 sebanyak 8 orang (7,4 %).

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Pendidikan ibu balita di Wilayah kerja Puskesmas Kandai Tahun 2016.

Pendidikan ibu F(n) %

SMP 31 28,4

SMA 64 58,7

Page 60: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

46

Perguruan tinggi 14 12,8

Jumlah 109 100

Sumber : Data Primer,2016

Berdasarakan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan

yang telah disajikan dalam bentuk tabel 11 menunjukan bahwa dari

109 orang ibu balita, yang terbanyak adalah ibu balita yang

pendidikan SMA sebanyak 64 orang (58,7%), SMP sebanyak 31

orang (28,4%), sedangkan perguruan tinggi sebanyak 14 orang

(12,.8%).

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Paritas ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kandai Tahun 2016.

Paritas F(n) %

1-2 56 51,3

>3 53 48,6

Jumlah 109 100

Sumber : Data Primer,2016

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan yang

telah disajikan dalam bentuk tabel 13 menunjukan bahwa dari 109

orang ibu balita yang melahirkan 1 – 2 sebanyak 56 orang (51,3%)

dan > 3 sebanyak 53 orang (48,6%).

Page 61: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

47

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Penghnsilan ibu balita di Wilayah kerja Puskesmas Kandai Tahun 2016.

Penghasilan F(n) %

< Rp. 1.850.000 86 78.8

> Rp. 1.850.000 23 21,1

Jumlah 109 100

Sumber : Data Primer,2016

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan yang

telah disajikan dalam bentuk tabel 14 menunjukan bahwa dari 109

orang ibu balita yang penghasilan < Rp. 1.850.000 sebanyak 86

orang (78,8%) dan > Rp. 1.850.000 sebanyak 23 orang (21,1%).

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Pengetahuan ibu balita Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Kandai Tahun 2016.

Umur

Pengetahuan

JumlahBaik Kurang

n % n % n %

< 20 2 1,8 19 17,4 21 19,2

20-35 37 33,9 43 39,4 80 73,4

>35 7 6,4 1 0,1 8 7,3

Jumlah 46 42,1 63 56,9 109 100

Sumber : Data Primer,2016

Page 62: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

48

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan

yang telah disajikan dalam bentuk tabel 16 menunjukan bahwa dari

109 orang ibu balita yang berpengetahuan baik pada kelompok

umur 20 – 35 tahun sebanyak 37 orang (33,9 %), dan

berpengetahuan kurang pada kelompok umur 20 – 35 tahun

sebanyak 43 orang (39,4 %).

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Pengetahuan ibu balita Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Kandai Tahun 2016.

Pendidikan

Pengetahuan

JumlahBaik Kurang

n % n % n %

SMP 5 4,5 26 23,8 31 28,4

SMA 28 25,6 36 33,0 64 58,7

Perguruan

Tinggi

13 11,9 1 0,1 14 12,8

Jumlah 46 42 63 57 109 100

Sumber : Data Primer,2016

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan

yang telah disajikan dalam bentuk table 15 menunjukan bahwa dari

109 orang ibu balita yang berpengetahuan baik pada kelompok SMA

sebanyak 28 orang (25,6%), dan berpengetahuan Kurang pada

kelompok SMA sebanyak 36 orang (33,0%).

Page 63: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

49

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Pengetahuan ibu balita berdasarkan Paritas di Wilayah kerja Puskesmas Kandai Tahun 2016.

Paritas Ibu

Pengetahuan

JumlahBaik Kurang

n % n % n %

1-2 27 24,7 29 26,6 56 51,3

>3 19 17,4 34 31,1 53 48,6

Jumlah 46 42,1 63 57,7 109 100

Sumber : Data Primer,2016

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan yang

telah disajikan dalam bentuk tabel 17 menunjukan bahwa dari 109

orang ibu balita yang berpengetahuan baik pada kelompok paritas

1-2 sebanyak 27 orang (24,7%), dan berpengetahuan kurang pada

kelompok >3 sebanyak 34 orang (31,1 %).

Page 64: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

50

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Pengetahuanibu balitaberdasarkan Penghasilan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Kandai Tahun 2016.

Penghasilan

Pengetahuan

JumlahBaik Kurang

n % n % n %

< Rp. 1.850.000 33 31,1 53 48,1 86 78,8

> Rp. 1.850.000 13 11,6 10 9,1 23 21,1

Jumlah 46 42,7 63 57,2 109 100

Sumber : Data Primer,2016

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan

yang telah disajikan dalam bentuk table 18 menunjukan bahwa dari

109 orang ibu balita yang berpengetahuan baik pada kelompok

penghasilan > Rp. 1.850.000 sebanyak 34 orang (31,1%), dan

berpengetahuan kurang pada kelompok < Rp. 1.850.000 sebanyak

52 orang (47,7 %).

D. Pembahasan

Setelah melakukan pengolahan data sesuai dengan penelitian

yang telah dilakukan di Puskesmas Kandai yang berlangsung 01 April

sampai 02 Mei 2016 pembahasan sebagai berikut :

Page 65: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

51

1. Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Balita

Berdasarkan Umur

Dari 109 ibu yang dilakukan wawancara, terdapat ibu balita

yang berpengetahuan baik pada kelompok umur 20 - 35 sebanyak

37 orang (33,9 %), dan yang berpengetahuan kurang pada

kelompok umur 20 – 35 sebanyak 43 orang (39,4%).

Berdasarkan hasil diatas, didapatkan bahwa pengetahuan

ibu tentang kebutuhan gizi balita masih sangat kurang. Ini terdapat

pada kelompok umur 20 – 35 tahun yang paling banyak masuk

dalam kategori pengetahuan kurang, sedangkan di ketahui bahwa

pada umur 20 – 35 tahun di harapkan ibu – ibu sudah lebih matang

dalam berbagai hal, termasuk dalam memperoleh informasi tentang

kesehatan anak khususnya dalam kebutuhan gizi balita, tetapi

kenyataanya justru masih cukup banyak yang belum mengetahui

hal tersebut, ini disebabkan karena faktor individu itu sendiri yang

kurang aktif mencari informasi yang bermanfaat bagi dirinya

maupun keluarga. Sebaliknya pada usia ibu diatas >35 tahun,

meskipun pernah memperoleh informasi tetapi mereka cenderung

tidak tanggap, kurang menyadari dan menganggap bahwa

kebutuhan gizi itu tidak penting untuk diketahui.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menjelaskan

bahwa Umur atau usia adalah waktu untuk hidup / ada sejak di

lahirkan sampai saat berulang tahun. Usia dapat mempengaruhi

daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia

Page 66: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

52

seseorang, akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya akan semakin

membaik. (Azwar,2008)

2. Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Balita

Berdasarkan Pendidikan

Dari 109 orang ibu yang dilakukan wawancara,

menunjukan bahwa yang berpengetahuan baik pada kelompok

SMA sebanyak 28 orang (25,6%), dan yang berpengetahuan

Kurang pada kelompok SMA sebanyak 36 orang (33,0%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menjelaskan

bahwa pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandangnya

terhadap diri dan lingkungan. Oleh karena itu akan berbeda orang

yang berpendidikan rendah dalam menyikapi proses dan

berinteraksi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka

akan mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula

menerima pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya pendidikan

yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan (Notoatmodjo, 2012).

3. Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Balita Berdasarkan

Paritas

Dari 109 orang ibu yang dilakukan wawancara menunjukan

bahwa yang berpengetahuan baik pada kelompok paritas 1- 2

Page 67: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

53

sebanyak 27 orang (24,7%), dan yang berpengetahuan kurang

pada kelompok paritas >3 sebanyak 34 orang (31,1%).

Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan paritas atau

jumlah anak, jumlah anak yang dilahirkan dapat berhubungan

dengan pengalaman, pengalaman juga merupakan factor yang

mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo, 2012), sesuatu yang

pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang

sesuatu yang bersifat informal, seseorang yang memiliki

pengalaman sebelumnya maka pengetahuan lebih baik.

4. Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Balita Berdasarkan

Penghasilan Keluarga.

Dari 109 orang ibu yang dilakukan wawancara menunjukan

bahwa yang berpengetahuan baik pada kelompok < Rp.1.850.000

sebanyak 33 orang (31,1%) dan yang berpengetahuan kurang pada

kelompok > Rp.1.850.000 sebanyak 13 orang (11,6%).

Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa

Penghasilan keluarga merupakan pemasukan keluarga dalam hal

ekonomi atau materi setiap bulannya baik itu dari suami (ayah), dari

istri (ibu), maupun dari kedua-duanya. Penghasilan yang dimaksud

akan disesuaikan dengan UMP (Upah Minimum Provinsi) Sulawesi

Tenggara tahun 2016. (Arifin, 2015).

Page 68: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk

mengetahui studi penegetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada balita di

wilaya kerja puskesmas kandai maka peneliti mengambil sampel 109

responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil

kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian stud pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada

balita di wilayah kerja puskesmas kandai dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada balita dengan

kategori baik sebagian besar berada di kelompok umur 20-35

tahun 37 orang (33,9%) dan yang berpengetahuan kurang berada

di kelompok umur 20-35 tahun 43 orang (39,4%).

2. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada balita dengan

kategori baik sebagian besar berada di kelompok SMA 28 orang

(25,6%) dan yang berpengetahuan kurang berada di kelompok

SMA 36 orang (33,0%).

3. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada balita dengan

kategori baik sebagian besar berada di kelompok Paritas 1-2 27

orang (24,7%) dan yang berpengetahuan kurang berada di

kelompok Paritas >3 34 orang (31,1%).

Page 69: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

55

4. Pengetahuan ibu tentang gizi pada balita dengan kategori baik

sebagian besar berada di kelompok Penghasilan keluarga < Rp.

1.850.000 33 orang (31,1%) dan yang berpengetahuan kurang

berada di kelompok Penghasilan keluarga < Rp. 1.850.000 53

orang (48,1%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu

balita tentang kebutuhan gizi pada balita, maka saran yang dapat

peneliti sampaikan adalah :

1. Bagi ibu balita

Diharapkan bagi ibu balita lebih meningkatkan wawasan dan

informasi baik dari tenaga kesehatan,media maupun elektrolit agar

dapat mengembangkan pengetahuan yang dimiliki, serta di

harapkan ibu juga dapat memenuhi kebutuhan gizi bada balita.

2. Bagi Institusi Pendidikan Politeknik Kesehatan Kendari

Akan lebih mengembangkan penelitian lebih lanjut mengenai

kebutuhan gizi pada balita sehingga dapat di jadikan referensi dan

bahan bacaan di perpustakaan.

3. Wilayah Kerja Puskesmas Kandai

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam

memberikan informasi atau penyuluhan pada ibu balita tentang

kebutuhan gizi pada balita sehingga pengetahuanya akan

meningkat.

Page 70: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

56

4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan

variabel penelitian dan sampel peneliti yang lebih bervariasi.

Page 71: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

DAFTAR PUSTAKA

Adyaningsih, N.F. (2015). Identifikasi Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir di Ruang Nifas RSUD Kota Kendari Sulawesi Tenggara Tahun 2015. Kendari: Poltekkes Kendari.

Almatsier, S. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Amalia, L. & Mardiyah. (2006) Makanan Tepat untuk Balita. Jakarta: Kawan Pustaka.

Arifin, A. (2015). KendariNews.com; UMP Sultra Naik. Diakses pada tanggal 22 Februari 2016. Dari: http://kendaripos.co.id/2015/11/2016/-ump-sultra-naik/

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar,A. (2008). Sikap Manusia, Teori dan Penularannya. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Balitbangkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kemenkes RI.

Bumi, C. (2009). Pengaruh Ibu yang Bekerja Terhadap Status Gizi Balita di Kelurahan Mangunjiwan Kabupaten Demak. Diakses pada tanggal 10 Januari 2016. Dari: http://skripsistikes.wordpress.com/2009/05/03/ikpiii.

Dewi., Ibrahim, S., & Feryani. (2013). Identifikasi Status Gizi Balita di Puskesmas Andowia Kabupaten Konawe Utara Periode Juni Tahun 2013. Kendari: Poltekkes Kendari.

Dinkes Sultra. (2014). Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014. Kendari: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Emzir. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif & Kuantitatif; Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Maimonah, M. (2009). Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi pada Balita di Wilayah Posyandu Klurahan III Desa Klurahan Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk. Malang: Politeknik Kesehatan Malang.

Manuaba. (2008). Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Page 72: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

Mulyaningsih, F. (2008). Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita Dan Pola Makan Balita terhadap Status Gizi Balita di Kelurahan Srihardono Kecamatan Pundong. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Munthofiah, S. (2008). Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu dengan Status Gizi Anak Balita. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, (2003) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nurrohman. (2001). Nutrisi Dalam Keperawatan. Jakarta: CV. Sagung Sita.

Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.

Proverawati, A. & Asfuah, S. (2009). Buku Ajar: Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha medika.

Qurnia, A.T. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi dengan Status Gizi Balita di Desa Bancong Kecamatan Wonoasri Kabupaten Madiun. Diakses pada tanggal 10 Januari 2016. Dari: http://skripsistikes.wordpress.com/2009/05/03/ikpiii/65.

Ratnaningsih,S. & Riyadi, S. (2012). Tumbang Cara Praktis Orang Tua untuk Memantau Pertumbuhan & Perkembangan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Retnoningsih, A. & Suharso. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Lux). Semarang: CV. Widya Karya.

Riksani, R. (2012). Keajaiban ASI. Jakarta: Dunia Sehat.

Soekirman. (2001). Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Soetjiningsih. (2008). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Page 73: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suparyanto. (2010). Konsep Paritas/Partus. Diakses pada tanggal 1 Maret 2016. Dari: http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2010/10/konsep-paritas-partus.

Suryanah. (2006). Perawatan Anak untuk Siswa SPK. Jakarta: EGC.Waryana. (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihana.

Wiryo, H. (2002). Peningkatan Gizi Ibu Hamil dan Menyusui dengan Bahan Makanan Lokal. Jakarta: Sagung Seto.

Page 74: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

Lampiran 1

Page 75: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

Lampiran 2

Page 76: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

Lampiran 3. Instrumen Penelitian

KUESIONER

STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZIPADA BALITA DI PUSKESMAS KANDAI

TAHUN 2016

No. Responden: ……….

Petunjuk pengisian:

1. Di bawah ini ada 18 pernyataan seputar kebutuhan gizi balita. Jika

menurut Ibu pernyataan tersebut benar, maka berilah tanda ceklis ( √ )

pada kolom benar. Dan apabila pernyataannya salah, berilah tanda ceklis

( √ ) pada kolom salah.

2. Jawaban diisi sendiri dan tidak boleh diwakilkan.

A. DATA UMUM RESPONDEN

1. Umur < 20 th – 35 th

2. Pendidikan Terakhir

Sarjana

3. Penghasilan Keluarga: .850.000≥ Rp 1.850.000

4. Paritas : – 2 anak3 anak atau lebih

Page 77: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

B. PERNYATAAN KUESIONER

No. Pernyataan Benar Salah Skor*)1 Gizi adalah zat berupa ikatan kimia yang

diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya sebagai penghasil energi, pembangun, dan mengatur proses kehidupan.

2 Kebutuhan gizi balita adalah jumlah zat gizi yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatanbalita.

3 Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat unsur kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh dan berguna tubuh.

4 ASI yang pertama kali keluar dinamakankolostrum.

5 Bayi di bawah 6 bulan tidak memerlukan ASI eksklusif karena susu formula lebih baik untuk bayi.

6 DecosaHexoid Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah zat gizi yang terkandung di dalam ASI yang berfungsi untuk mengoptimalkan pembentukan sel-sel otak.

7 MP-ASI atau Makanan Pendamping ASI adalah sumber gizi bagi balita untuk menggantikan peranan ASI.

8 Dalam pemberian MP-ASI, ibu sebaiknya memaksa bayi untuk menghabiskan makanannya.

9 Disamping makan tiga kali sehari anak balitadiatas 9 bulan perlu diberi makanan selingan.

10 Yang dimaksud gizi seimbang adalah makananyang mengandung zat tenaga, pembangun danpengatur.

11 Balita perlu diberikan makanan yangberaneka ragam sesuai pedoman gizi seimbangagar tercukupi kebutuhan gizinya

12 Buah-buahan tidak baik untuk anak balita karenadapat menyebabkan diare

13 Sumber makanan yang mengandung karbohidratadalah sagu, beras giling dan tapioka

14 Tempe dan tahu adalah makanan yang mengandung protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

15 Protein hewani adalah protein yang bersumber dari binatang antara lain daging, hati dan babat

Page 78: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

16 Lemak tidak penting bagi balita karena akanmenganggu pertumbuhan susunan saraf

17 Balita membutuhkan karbohidrat, protein dan lemak yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa.

18 Air tidak diperlukan balita karena akan menyebabkan pilek

Sumber: Diadaptasi dari Maimonah (2009)

*) diisi oleh peneliti

Page 79: STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/168/1/KTI ONA... · Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

Lampiran 4