Studi Pengembangan Wisata Kabupaten Aceh Timur

57
STUDI PENGEMBANGAN WISATA KABUPATEN ACEH TIMUR A. LATAR BELAKANG Saat ini pemanfaatan sumberdaya wisata di Kabupaten Aceh Timur masih belum optimal. Masih belum tepatnya pemahaman mengenai pariwisata serta pengunaan paradigma lama dalam melaksanakan pembangunan pariwisata mengakibatkan terjadinya penurunan daya tarik wisata dan kerusakan lingkungan pada suatu lokasi sumberdaya wisata yang dimanfaatkan, untuk itu dalam studi ini dilakukan kajian terhadap aspek-aspek pariwisata untuk membangun strategi pembangunan pariwisata berkelanjutan (Sustainable Tourism Development). Pembangunan Pariwisata merupakan pembangunan multisektor sehingga dalam pembangunannya diperlukan suatu strategi yang dirancang oleh berbagai sector terkait. Munculnya efek berganda (multiplier effect) terhadap perekonomian wilayah akibat dari pembangunan pariwisata diharapkan menjadi salah satu alasan dari berbagai sector untuk berperan serta dalam pembangunan pariwisata daerah. B. TUJUAN KEGIATAN Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk: 1) Menginventarisasi data-data dan informasi mengenai potensi 1

description

Final Report for Tourism Development Studies at Aceh Timur District

Transcript of Studi Pengembangan Wisata Kabupaten Aceh Timur

STUDI PENGEMBANGAN WISATA KABUPATEN ACEH TIMUR

A. LATAR BELAKANG

Saat ini pemanfaatan sumberdaya wisata di Kabupaten Aceh Timur

masih belum optimal. Masih belum tepatnya pemahaman mengenai

pariwisata serta pengunaan paradigma lama dalam melaksanakan

pembangunan pariwisata mengakibatkan terjadinya penurunan daya

tarik wisata dan kerusakan lingkungan pada suatu lokasi sumberdaya

wisata yang dimanfaatkan, untuk itu dalam studi ini dilakukan kajian

terhadap aspek-aspek pariwisata untuk membangun strategi

pembangunan pariwisata berkelanjutan (Sustainable Tourism

Development).

Pembangunan Pariwisata merupakan pembangunan multisektor

sehingga dalam pembangunannya diperlukan suatu strategi yang

dirancang oleh berbagai sector terkait. Munculnya efek berganda

(multiplier effect) terhadap perekonomian wilayah akibat dari

pembangunan pariwisata diharapkan menjadi salah satu alasan dari

berbagai sector untuk berperan serta dalam pembangunan pariwisata

daerah.

B. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk: 1) Menginventarisasi

data-data dan informasi mengenai potensi pariwisata, 2)

Mengindetifikasi hubungan masyarakat terhadap kegiatan pariwisata

dan 3) Melakukan analisa terhadap segala aspek yang relevan dengan

pengembangan kegiatan pariwisata.

C. MANFAAT KEGIATAN

1

Adapun manfaat yang dapat diharapkan dari Studi Pengembangan

Wisata di Kabupaten Aceh Timur ini adalah sebagai bagian dari

perencanaan pembangunan pariwisata secara lebih arah dan

terstruktur. Kegiatan ini diharapkan akan dapat memberikan informasi

serta konsep pengembangan yang dapat memacu pertumbuhan

pariwisata di Kabupaten Aceh Timur

D. METODOLOGI

Dalam Studi Pengembangan Wisata di Kabupaten Aceh Timur

digunakan pendekatan dari sisi sumberdaya wisata. Langkah-langkah

pengerjaan yang ditempuh adalah:

1. Mengidentifikasi dan menganalisis ragam, sebaran dan kondisi

eksisting objek dan daya tarik wisata. Analisis dilakukan dengan

metode In Situ Assessment and Metode Skoring (Scoring

Method)

2. Menganalisis ketersediaan sarana dan prasarana penunjang

pariwisata dengan menggunakan metode analisa deskriktif

kualitatif

3. Menganalisis Aksesibilitas baik secara eksternal maupun internal

dengan metode analisa deskriktif kualitatif.

4. Menilai kondisi sumberdaya manusia pengelola dengan metode

deskriktif kualitatif

5. Menganalisis kegiatan promosi dan pemasaran pariwisata

dengan metode deskriktif kualitatif

6. Menyusun suatu rencana pengembangan pariwisata

E. KELUARAN/OUTPUT

Output dari studi ini adalah suatu dokumen strategis pengembangan

pariwisata yang memuat ide dan petunjuk mengenai konsep pariwisata

berkelanjutan yang akan menjadi acuan dan pedoman dalam

2

merencanakan serta melaksanakan program pengembangan

pariwisata di Kabupaten Aceh Timur.

KONDISI UMUM KABUPATEN ACEH TIMUR

A. KONDISI FISIK

Kabupaten Aceh Timur merupakan dataran rendah yang memiliki kelas

lereng antara 0-40% dan termasuk kedalam wilayah DAS Peureulak.

Secara geografis terletak antara 040 09’ 21” – 050 06’ 02” LU dan 970

15’ 22”- 970 34’ 47” BT, memiliki luas 6.040, 60 Km2 dan terbagi atas

24 Kecamatan, 45 Kemukiman, 486 Desa dan 1 kelurahan.

Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Furgesson, Kabupaten Aceh

Timur termasuk dalam Tipe Iklim A dan B. Curah hujan rata-rata tiap

tahunnya antara 1.500-3.000 mm dan suhu udara berkisar antara

26’C-30’C dengan kelembaban nisbi rata-rata 75%. Musim hujan

terjadi dari bulan September sampai Februari, sedangkan musim

kemarau mulai Bulan Maret sampai Agustus.

Pola penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Timur secara lebih lengkap

dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Penggunaan Lahan di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2009

No Jenis Penggunaan Lahan Luas

Ha %

1 Hutan Negara 346.649 57,39

2 Perkebunan Rakyat 30.668 5,08

3 Perkebunan Besar 47.825 7,92

4 Sawah 35.887 5,94

5 Tegalan 39.972 6,62

6 Padang Penggembalaan 3.223 0,53

7 Ladang dan Huma 35.946 5,95

8 Kolam dan Tambak 15.150 2,51

3

9 Pekarangan dan Bangunan 20.881 3,45

10 Lain-Lain 13.204 2,18

11 Tidak Diusahakan 14.655 2,43

JUMLAH 604.060 100

Sumber: BPS Kabupaten Aceh Timur Tahun 2009

B. KONDISI BIOTIK

Berbagai tipe ekosistem terdapat di wilayah Kabupaten Aceh Timur

yaitu mulai dari hutan pantai, hutan dataran rendah, hingga dataran

tinggi. Jenis tumbuhan yang ada diantaranya adalah pinus, akasia,

beringin, asa, kandis, damar laut, bungo kenari, ketapang, mahoni dan

berbagai jenis rotan. Di wilayah ini juga terdapat ragam tanaman

buah-buahan seperti mangga, durian, rambutan, sawo, nangka,

alpukat, jeruk,jambu air, jambu biji, belimbing, nemas, pisang dan

pepaya. Tanaman pangan diantaranya padi, kedelai, jagung, kacang

tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Tanaman perkebunan

diantaranya sawit, kelapa, kelapa hibrida, pinang, kemiri, karet, kopi

dan kakao.

Berbagai jenis fauna yang dapat dijumpai di Kabupaten Aceh Timur

antara lain gajah, rusa, babi hutan, landak, kancil, kera ekor panjang,

lutung, burung srigunting, burung cempala, ayam hutan dan lain-lain.

Selain, juga terdapat fauna yang diternakkan yaitu sapi potong,

kerbau, kambing, domba, ayam dan itik. Di wilayah ini juga terdapat

tambak dan kolam untuk pembudidayaan bandeng, udang, mujair dan

berbagai jenis ikan lainnya.

C. SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT

Penduduk Kabupaten Aceh Timur tercatat sebanyak 311.141 jiwa

dengan rasio jenis kelamin (RJK) 97,94 (BPS, 2006). Penyebaran

penduduknya tidak merata dengan kepadatan relatif rendah, yaitu

mencapai 52 jiwa per Km2 dengan rata-rata 4 jiwa per rumahtangga.

Rasio Beban Tanggungan (RTB) pada tahun 2006 sebesar 76,80% yang

4

sebagian besar merupakan RTB Muda (63,20%) dan RTB Tua (13,60%).

Umur median penduduk sekitar 20-21 Tahun, berarti merupakan

struktur penduduk muda dengan tingkat produktivitas yang belum

tinggi.

Masyarakat Aceh Timur terdiri dari berbagai suku dengan dominasi

orang Aceh dan Gayo, dijumpai juga masyarakat Melayu Tamiang dan

Suku Jawa. Mayoritas penduduknya memeluk Agama Islam sehingga

kebudayaannya pun umumnya sangat dipengaruhi budaya Islam.

Bahasa pergaulan nasional yang digunakan adalah bahasa Indonesia,

namun dalam kesehariaannya masyarakat yang menggunakan bahasa

pergaulan lokal yang sangat erat kaitannya dengan etnis suku Aceh.

Mayoritas Masyarakat Aceh Timur bermatapencaharian terkait dengan

sektor pertanian. Produk Regional Domestik Bruto (PDRB) Tahun 2006

atas dasar harga berlaku menunjukkan bahwa sektor pertanian

memberikan kontribusi terbesar (51,50%). Dalam sub sektor tanaman

pangan selain padi Kabupaten Aceh Timur juag memproduksi kedelai,

jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau dna ubi jalar. Wilayah ini

juga termasuk salah satu wilayah pengembangan perkebunan sawit.

Untuk sektor peternakan, ayam buras dan itik merupakan unggas yang

paling banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Selain itu ada juga

budidaya sapi, kerbau, kambing dan domba dalam jumlah relatif

sedikit.

Dalam sektor perikanan, Kabupaten Aceh Timur merupakan salah satu

wilayah yang memiliki potensi besar. Sebanyak 13 dari 24 Kecamatan

memiliki wilayah pesisir. Terdapat 7.254 orang yang bekerja pada

aktivitas perikanan tangkap. Tambak udang (5.360 Ha) dan Bandeng

(3.201 Ha) merupakan yang terluas di Kabupaten Aceh Timur. Di

seluruh wilayah ini pada Tahun 2006 terdapat 10.042 petani tambak

yang sebagian besar berteknologi sederhana.

5

Pada sektor industri dan pertambangan, di Kabupaten Aceh Timur

hampir tidak ada usaha industri dan pertambangan berskala besar.

Pada sektor pertambangan hanya terdiri dari usaha penambangan

Golongan C di Kecamatan Idi Rayeuk dan Simpang Ulim serta kegiatan

usaha penggalian yang meliputi: penggalian batu, pasir dan tanah

urug yang dilakukan oleh 7 (tujuh) perusahaan pemegang kuasa

penambangan.

KONDISI KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN ACEH TIMUR

A. PARIWISATA KABUPATEN ACEH TIMUR

Potensi yang bisa dijadikan daya tarik wisata di Kabupaten Aceh Timur

diantaranya yaitu hamparan pantai wilayah Kabupaten Aceh Timur,

tipe ekosistem hutan dengan keanekaragaman jenis pohon dan satwa

yang hidup secara alami serta budaya dan adat istiadat masyarakat

sekitar. Beberapa potensi wisata yang terdapat di Kabupaten Aceh

Timur dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.

Tabel 2. Rekapitulasi Objek Wisata Pantai di Kabupaten Aceh Timur

No

Kecamatan

Desa Wisata Pantai

Nama Sarana Alamat

Pengelola

1 Madat - - - -

2 Pante Bidari - - - -

3 Simpang Ulim

Kuala Sp Ulim

Pantai Kuala Sp. Ulim

Sp. Ulim

PEMDA

4 Julok Kuala Geulumpang

Pantai Kuala Geulumpang

Julok PEMDA

5 Indra Makmu

- - - -

6 Nurussalam - - - -

7 Darul Aman Matang Ulim Pantai Kuala Matang Ulim

Idi Cut PEMDA

8 Idi Rayeuk Alue Dua Muka O

Pantai Alue Dua Muka O

Pantai

Idi Rayeuk

PEMDA

PEMDA

6

Pusong

Ketapang Mameh

Blang Geulumpang

Pusong Kuala Idi

Pantai Kepatang Mameh

Pantai Kuala Idi

Idi Rayeuk

Idi Rayeuk

Idi Rayeuk

PEMDA

PEMDA

9 Idi Tunong - - - -

10 Darul Ikhsan - - - -

11 Banda Alam - - - -

12 Peudawa PeudawaKw. Puntong

Peudawa

Pantai Peudawa

Kuala Puntong

Pantai Kuala Peudawa

Peudawa

Peudawa

Peudawa

PEMDAPEMDAPEMDA

13 Rantau Peureulak

Matang Rayeuk

Rayeuk Rantau Peureul

ak

PEMDA

14 Peureulak Barat

- Pantai Matang Rayeuk

Peureulak

Barat

PEMDA

15 Peureulak Paya LipahLeugee

Kuala Bugak

Snb Muku

Pantai Kuala Beukah

Peureulak

Peureulak

Peureulak

PEMDAPEMDAPEMDA

16 Peureulak Timur

- - - -

17 Sungai Raya - Kuala Leugee - -

18 Rantau Seulamat

- Kuala Bugak - -

19 Serba Jadi - - - PEMDA

20 Simpang Jernih

- - - -

21 Darul Falah - - - -

22 Peunaron - - - -

23 Idi Timur - - - -

24 Birem Bayeun

- - - -

Sumber: Dinas Perhubungan dan Pariwisata Tahun 2009

TABEL 3. REKAPITULASI OBJEK WISATA BUDAYA DAN PENINGGALAN DIKABUPATEN ACEH TIMUR

No

Kecamatan

Desa Situs

Nama Makam Alama Pengelola

7

t

1 Madat Paya Naden Sultan Ahmad Al-baqari

Madat Budiman

2 Pante Bidari Paya Naden Tgk di Madat Madat Budiman

3 Simpang Ulim

Buket Kareung

Sultan Malik Ahmad

Pante Bidari

Budiman

4 Julok Blang Pauh II

Blang Cut

Labuhan

Tengku Awe Dhuk

Tengku Tanoh Mirah

Raja-Raja Labuhan

Julok

Julok

Julok

Aparat Desa

Aparat Desa

Aparat Desa

5 Indra Makmu

- Raja Nago Idi Cut Ibrahim

6 Nurussalam Idi Cut Tengku Guci Idi Rayeuk

Aparat Desa

7 Darul Aman Keudee Blang

- - -

8 Idi Rayeuk - - - -

9 Idi Tunong - - - -

10 Darul Ikhsan - - - -

11 Banda Alam - Sultan Ahmad Syah

Rt Peuruel

ak

Zainal

12 Peudawa Bhom Nurul A’la Rt Peureul

ak

Darlubis

13 Rantau Peureulak

Beurandang Sultan Sayed Maulana

Peureulak

Abdullah

14 Peureulak Barat

Bandrong Nurqodimah Peureulak

Zakaria

15 Peureulak Kota

Tualang

Paya Meuligo

Tgk Abubakar SiddiqSultan

Maqdum Alaidinsyah

Peureulak

Peureulak

Sofyan Ali

Mukhtaruddin

16 Peureulak Timur

- - - -

17 Sungai Raya Alue Seuleumak

- - -

18 Rantau Seulamat

- Putri Zawiyah Cot Kala

Rantau Seulam

at

Aparat Desa

19 Serba Jadi - - - -

20 Simpang Jernih

- - - -

21 Darul Falah - - - -

22 Peunaron - - - -

8

23 Idi Timur - - - -

24 Birem Bayeun

- - - -

Sumber: Dinas Perhubungan dan Pariwisata Tahun 2009

Terdapat satu rencana Pembangunan Monumen Islam Asia Tenggara

(MONISA) yang sangat potensial sebagai destinasi wisata yang

rencananya berlokasi disekitar bekas berdirinya Kerajaan Peureulak

yaitu di desa Paya Meuligo Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh

Timar. Dahulunya di zaman Kerajaan Peureulak disebut dengan Bandar

Khalifah yang Semarang telah terpecah menjadi beberapa buah

kampung (desa) seperti desa Bandrong, Blang Seuneubok, Paya

Meuligo, Paya Kalui, Buket Pala, Blang Simpo, Blang Unoe, Seuneubok

Tuha, Pulo Blang dan Seuneubok Baroh. Dahulu desa-desa tersebut

termasuk dalam wilayah Ibu Kota Kerajaan Islam Peureulak dan

ditengah-tengahnya mengalir sebuah sungai besar yaitu sungai

Peureulak yang bisa dilayari oleh kapal-kapal dagang. Kemudian

disekeliling kawasan lokasi pusat Kerajaan Islam Peureulak tersebut

dikelilingi oleh bukit barisan yang rendah sebagai benteng alam yang

dapat melindungi pusat ibu kota kerajaan dikala itu. MONISA ini

dibangun sebagai upaya untuk meluruskan sejarah perkembangan

Islam di Nusantara.

B. SARANA DAN PRASARANA PENDUKUNG PEMBANGUNAN

PARIWISATA

Keberhasilan pembangunan dan pengembangan pariwisata di

Kabupaten Aceh Timur sangat tergantung dengan prasarana dan

sarana yang dimiliki seperti aksesibilitas (jalan negara, provinsi dan

kota) Infrastruktur (listrik, air dan lainnya) akomodasi serta pelayanan

jasa yang lainnya. Prasarana jalan dewasa ini kondisinya semakin baik

dengan kondisi seperti pada tabel 4. Disamping aksesibilitas, sarana

lain yang juga memegang peranan penting adalah angkutan kota

sebagai jasa angkutan penumpang. Perkembangan sarana angkutan

9

dewasa ini ditandai dengan banyaknya jumlah armada angkutan

penumpang dalam wilayah Kabupaten Aceh Timur.

Tabel 4. Data Dasar Jalan Provinsi/Kota Dalam Wilayah

Kabupaten Aceh Timur

No Uraian Deskripsi

1 Panjang Ruas Jalan 1.505,60 Km

2 Lebar Rata-Rata Jalan 3 Meter

3 Kondisi* Baik* Sedang* Rusak

107,10 Km1.287,80 Km110,70 Km

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Tahun 2009

Sarana pendukung lainnya yang berpengaruh ialah akomodasi meliputi losmen, rumah makan dan restoran. Di wilayah Kabupaten Aceh Timur akomodasi tersebar diseluruh kota kecamatan dan desa-desa yang menjadi sentra kegiatan pembangunan dan pusat aktivitas lain termasuk pariwisata. Gambar lebih lengkap didesripsikan pada Tabel 5 dan 6

Tabel 5 Rekapitulasi Rumah Makan di Kabupaten Aceh Timur

No

Kecamatan Rumah Makan

Desa Nama Sarana

Alamat Kapasitas

Pengelola

1 Madat - - - - -

2 Pante Bidari

- - - - -

3 Simpang Ulim

Kp. Blang

Kp. Blang

Kp. Blang

Kp. Blang

Kp. Blang

Aceh Setia

Idi Baru

Kurnia

Liga

Sehat Kongsi

Jl. Medan-B.Aceh

Jl. Medan-B.Aceh

Jl. Medan-B.Aceh

Jl. Medan-B.Aceh

Jl. Medan-B.Aceh

16 Org

16 Org

16 Org

16 Org

16 Org

Cut MeurahNur’aini

Asdiana

Annisa

Ismail

4 Julok Blang Pauh Sa

Blang

Bogor

Famili

Jl. Medan-B.Aceh

Jl. Medan-B.Aceh

16 Org

16 Org

Yusuf

Fathul

10

Pauh Sa

Blang Pauh Sa

Blang Pauh Sa

Blang Pauh Sa

Selera Baru

Takana

Minang Cianjur

Jl. Medan-B.Aceh

Jl. Medan-B.Aceh

Jl. Medan-B.Aceh

16 Org

16 Org

16 Org

Sulaiman

Zainuddin

M. Isa

5 Indra Makmu

- - - - -

6 Murussalam

- - - - -

7 Darul Aman

- - - - -

8 Idi Rayeuk Kp. Aceh

Kp. AcehKp. Aceh

Kp. Aceh

Kp. Aceh

Mawar I

Mawar IIPerintis

Baru

Sejati

Sulaiman

Jl. T. Chick Ditiro

Jl. T. UmarJl.

Iskandar Muda

Jl. Medan-B. Aceh

Jl. Medan-B. Aceh

16 Org

16 Org16 Org

16 Org

16 Org

Azahari

Sayed HamidDindaHusda

Sulaiman

9 Idi Tunong - - - - -

10 Darul Ikhsan

- - - - --

11 Peudawa - - - - --

12 Banda Alam

- - - - -

13 Peureulak Barat

- - - - -

14 Rantau Peureulak

- - - - -

15 PeureulakKeudee

PeureulakPeureulak

Keudee Peureulak

Asdiana

Bahagia

Budi Setia

Jl. Medan-B. Aceh

Jl. Perdagan

ganJl.

Perdagangan

20 Org

16 Org

16 Org

A. Wahab

M. Ali

Ibrahim

16 Peureulak Timur

- - - - -

17 Sungai Raya

- - - - -

18 Rantau Seulamat

- - - - -

19 Birem Bayeun

- - - - -

11

20 Serba Jadi - - - -

21 Simpang Jernih

- - - - -

22 Peunaron - - - - -

23 Darul Falah - - - - -

24 Idi Timur - - - - -

Sumber: Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Aceh Timur Tahun 2009

Tabel 6. Rekapitulasi Restoran di Kabupaten Aceh Timur

No

Kecamatan Restoran

Desa Nama Sarana

Alamat Kapasitas

Pengelola

1 Madat - - - - -

2 Pante Bidari

- - - - -

3 Simpang Ulim

Blang Pauh Sa

Sinnai Jl. Medan-B.Aceh

20 Org Wahid

4 Julok - - - - -

5 Indra Makmu

- - - - -

6 Murussalam

- - - - -

7 Darul Aman

Kp. Aceh Hidayah Jl. Medan-B. Aceh

20 Org Sanusi

8 Idi Rayeuk Kp. Aceh

Kp. Aceh

Kp. Aceh

Kp. AcehKp. AcehKp. AcehKp. Aceh

Indra

Jailani

Malahayati

M.JamilMutiaraNasional

Siang Malam

Jl. T. Chick Ditiro

Jl. Medan-B. Aceh

Jl. T. Chick Ditiro

Jl. T.Umar Jl. T. UmarJl. T. Umar

Jl. Iskandar

Muda

20 Org

20 Org

20 Org

20 Org20 Org20 Org20 Org

Asnawi

Suhaimi

Basri

JunaidiAmbiyy

aMusafirIndra

9 Idi Tunong - - - - -

10 Darul Ikhsan

- - - - --

11 Peudawa - - - - --

12 Banda Alam

- - - - -

13 Peureulak - - - - -

12

Barat

14 Rantau Peureulak

- - - - -

15 PeureulakKeudee

PeureulakPeureulak

Keudee Peureulak

Asdiana

Bahagia

Budi Setia

Jl. Medan-B. Aceh

Jl. Perdagan

ganJl.

Perdagangan

20 Org

16 Org

16 Org

A. Wahab

M. Ali

Ibrahim

16 Peureulak Timur

- - - - -

17 Sungai Raya

- - - - -

18 Rantau Seulamat

- - - - -

19 Birem Bayeun

- - - - -

20 Serba Jadi - - - -

21 Simpang Jernih

- - - - -

22 Peunaron - - - - -

23 Darul Falah - - - - -

24 Idi Timur - - - - -

Sumber: Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Aceh Timur Tahun 2009

ANALISIS KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN ACEH TIMUR

A. ANALISIS PERKEMBANGAN OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

13

Analisis potensi perkembangan Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)

dilakukan untuk menilai sejauh mana kondisi perkembangan seluruh

ODTW yang ada saat ini di Kabupaten Aceh Timar. Untuk itu

ditentukan kriteria dan parameter penilai seperti terlihat pada tabel 7.

Untuk memudahkan pemahaman mengenai kondisi faktual setiap

ODTW, maka tingkat perkembangannya dikategorikan kedalam 3 (tiga)

bagian besar yaitu:

A. Kategori I untuk objek wisata yang telah popular dan telah

berfungsi secara actual. Pada kondisi ini ODTW yang ada sudah

diberikan penangganan yang lebih lengkap serta sudah dikenal

oleh masyarakat baik pada skala local, regional maupun

international. Strategi penangganan ODTW yang ada pada

kategori ini adalah melengkapi fasilitas yang ada ataupun upaya

diversifikasi kegiatan wisata sehingga rentang fleksibilitas suplí

yang ada semakin besar.

B. Kategori II untuk objek wisata yang telah dipersiapkan, Namur

belum begitu popular atau berfungsi optimal. Pada kondisi ini

ODTW yang ada sudah diberikan penangganan ataupun

pengelolaan pada tingkat yang cukup tinggi atau maju. Namun

demikian objek yang ada tersebut belum berkembangan sesuai

dengan kondisi yang diharapkan.

C. Kategori III untuk objek wisata yang masih berupa potensi dan

perlu pengolahan dan pengembangan awal. Artinya ODTW yang

ada masih belum dikembangkan. Pada gilirannya strategi yang

mungkin dilakukan adalah melengkapi sarana dan prasarana

yang dapat menunjang perkembangan pariwisata.

Hasil penilaian tentang asset dan potensi sehingga didapat hasil

bahwa semua ODTW yang ada di Kabupaten Aceh Timur termasuk

kedalam kategori III (masih berupa potensi dan perlu pengolahan

serta pengembangan awal). Hal ini menunjukkan masih rendahnya

koalitas dan cuantiítas kelengkapan sarana dan prasarana pendukung

pariwisata seperti sarana dan prasarana eksesibilitas, utilitas dan

14

penunjang. Kemudian kelengkapan dan sebaran sarana dan prasarana

penunjang pariwisata juga masih terkonsentrasi di kota Kecamatan.

Lebih jelasnya mengenai penilaian diatas kondisi ODTW yang terdapat

di Kabupaten Aceh Timur dapat dilihat pada tabel 7.

Sumberdaya wisata alam yang ada di Kabupaten Aceh Timur juga

sebagian besar merupakan sesuatu yang sifatnya umum dan dapat

dengan mudah ditemukan didaerah lain. Rendahnya keunikan dan

sumberdaya ini juga menjadi salahsatu penyebab rendahnya tingkat

perkembangan ODTW yang ada. Strategi diversifikasi kegiatan wisata

yang ditawarkan dan disatukan dengan paket wisata wilayah lain, baik

dalam Kabupaten Aceh Timur maupun dalam Provinsi NAD merupakan

salah satu alternatif yang bisa dilakukan.

Karena itu, perlu dilakukan pengamatan dan penilaian lebih lanjut atas

koalitas dari potensi yang ada, serta faktor-faktor pendukung untuk

kemudian dimasukkan kedalam daftar skala prioritas pengembangan

“Objek Wisata Potensial”, sebagai upaya pengembangan pariwisata

yang lebih terarah, efektif dan disesuaikan dengan kondisi dan

kebijakan yang ada.

Penentuan skala prioritas pengembangan ODTW harus dilakukan

dengan mempertimbangkan: 1) Nilai Instrinsik daya tarik dari masing-

masing ODTW, 2) Kondisi Aksesibilitas menuju lokasi ODTW dan 3)

Kebijakan pengembangan dari pemerintah daerah seperti

pengembangan ODTW sebagai bagian dari upaya pemerataan

pembangunan atupun pengembangan ODTW sebagai identitas daerah.

Tabel 7 Matriks Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Aceh Timur

No

Nama Objek & Daya Tarik Wisata

Lokasi Kecamatan

Jenis Wisata Kategori

1 Kuala Idi Cut Idi Rayeuk Alam III

2 Pantai Kuala Peudawa Alam III

15

Peudawa Rayeuk

3 Pantai Matang Rayeuk Seuneubok

Muku

Peudawa Alam III

4 Pantai Pusong Kuala Idi

Idi Rayeuk Alam III

5 Waih Porak Desa Terujak

Serba Jadi Alam III

6 Raja-Raja Labuhan Julok Budaya & Peninggalan

III

7 Tengku Awe Dhuk Julok Budaya & Peninggalan

III

8 Pantai Alur Dua Muka Idi Rayeuk Alam III

9 Pantai Keutapang Mameh

Idi Rayeuk Alam III

10 Pantai Kuala Geulumpang

Julok Alam III

11 Pantai Peudawa Kuala Puntong

Peudawa Alam III

12 Pantai Kuala Matang Ulim Idi Cut

Darul Aman Alam III

13 Sultan Maqdum Alaidinsyah

Peureulak Kota Budaya & Peninggalan

III

14 Tengku Tanoh Mirah Julok Budaya & Peninggalan

III

15 Kuala Bugak Peureulak Alam III

16 Kuala Leugee Peureulak Alam III

17 Pantai Kuala Beukah Peureulak Barat

Alam III

18 Sultan Sayed Maulana

Peureulak Budaya & Peninggalan

III

19 Nurqadimah Peureulak Barat

Budaya & Peninggalan

III

20 Putri Zawiyah Cot Kala

Rantau Seulamat

Budaya & Peninggalan

III

21 Raja Nago Indra Makmu Budaya & Peninggalan

III

22 Sultan Ahmad Albaqari

Madat Budaya & Peninggalan

III

23 Sultan Ahmad Syah Banda Alam Budaya & Peninggalan

III

24 Sultan Malik Ahmad Pante Bidari Budaya & Peninggalan

III

25 Nurul A’la Rantau Peureulak

Budaya & Peninggalan

III

26 Tgk Abubakar Siddiq Peureulak Kota Budaya & Peninggalan

III

27 Tgk Dimadat Madat Budaya & Peninggalan

III

16

28 Tgk Guci Nurussalam Budaya & Peninggalan

III

29 Pantai Desa Kuala Simpang Ulim Alam III

30 Air Terjun Paya Bili Birem Bayeun Alam III Sumber: Hasil Analisis 2009

Untuk pengembangan wisata alam perlu pertimbangan lebih lanjut

karena masih belum jelasnya sistem pengelolaannya sehingga masih

terdapat penolakan atau keraguan masyarakat sekitar lokasi karena

adanya persepsi tentang ekses negatif kegiatan wisata yang dapat

melanggar tatanan budaya dan agama. Sedangkan untuk ODTW

Budaya dan Peninggalan, pengembangannya lebih mudah diterima

oleh masyarakat karena dinilai tidak akan menimbulkan ekses negatif

bagi tatanan budaya dan agama. Objek-objek ini juga memiliki

keunikan yang relatif tinggi karena tidak dapat di jumpai ditiap daerah

sehingga mengangkat ODTW ini akan dapat mengangkat citra

pariwisata Kabupaten Aceh Timur. Akan tetapi karena berbagai sarana

dan prasarana pendukung pengembangan wisata masih relatif

terbatas pada ODTW ini maka diperlukan upaya besar untuk

menjadikannya sebagai ODTW unggulan di Kabupaten Aceh Timur.

B. ANALISIS AKSESIBILITAS

1. Aksesibilitas Internal

Di tinjau dari ketersediaan prasarana transportasi secara umum

terutama transportasi darat di Kabupaten Aceh Timur berdasarkan

data tahun 2009, kondisinya cukup baik. Prasarana dan sarana

transportasi darat sebenarnya sudah dapat menjangkau dan melayani

seluruh wilayah Kabupaten Aceh Timur, akan tetapi tingkat

optimalisasi pelayanannya yang masih perlu dikaji lebih lanjut.

Terkait dengan pergerakan internal, sebagian besar lokasi sumber

daya wisata di Kabupaten Aceh Timur memiliki tingkat kemudahan

pencapaian yang relatif rendah. Hal ini disebabkan masih terbatasnya

17

sarana transportasi menuju lokasi, terutama mobil angkutan umum

regular kelokasi objek. Berdasarkan pembobotan kadar hubungan,

diperoleh data seperti terlihat dalam Tabel 8 dan Tabel 9

Tabel 8 Analisis Kadar Hubungan Objek Wisata yang Sudah Dikembangkan di Kabupaten Aceh Timur

No Nama Objek Wisata

Jenis Wisat

a

Jarak Pusat

Distribusi

Prasarana

Penghubung

Kadar Hubungan

1 2 3 4 5 Jumlah

Jumlah

Robot (*5)

1 Pantai Kuala

Matang Ulim

Alam 70 Km Baik 20

15

35 175

2 Pantai Kuala

Beukah

Alam 55 Km Baik 20

15

35 175

3 Pantai Ujung

Peureulang

Alam 13 Km Kurang Baik

15

15

30 150

4 Sumber Air Panas Terujak

Alam 120 Km Sedang 5 15

20 100

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2009 Keterangan: Aceh Timur (jarak dari bandara Internasional asumsi <500 Km ---- 301-450) Data Dasar dari RIPPDA Provinsi NAD Tahun 2009

Hasil analisa skoring pembobotan terhadap ODTW di Kabupaten Aceh

Timur menunjukkan data jumlah bobot berkisar 100-175 (nilai rendah

sampai sedang). Oleh karenanya diperlukan perbaikan sarana-

prasarana angkutan, mulai dari prasarana jalan dan moda transportasi

yang akan digunakan nantinya untuk kegiatan pariwisata, maupun

kegiatan pembangunan yang lainnya.

Tabel 9 Analisis Kadar Hubungan Objek Wisata yang Belum diKembangkan di Kabupaten Aceh Timur

No Nama Objek Wisata

Jenis Wisata

Jarak Pusat

Distribusi

Prasarana Penghubun

g

Kadar Hubungan

1 2 3 4 5 Jumlah Jumlah

Robo

18

t (*5)

1 Pulau Idaman Alam 96 Km Belum Ada 0 15 15 75

2 Pantai Kuala Simpang Ulim

Alam 96 Km Belum Ada 0 15 15 75

3 Pantai Kuala Geulumpang

Alam 85 Km Sedang 5 15 20 100

4 Pantai Kuala Peudawa Rayeuk

Alam 58 Km Sedang 5 15 20 100

5 Pantai Kuala Peudawa Puntong

Alam 63 Km - 0 15 15 75

6 Pantai Kuala Bugak

Alam 47,5Km Sedang 5 15 20 100

7 Pantai Kuala Paret Alam 32 Km Belum Ada 0 15 15 75

8 Pantai Kuala Leugee

Alam 47 Km Sedang 5 15 20 100

9 Pantai Kuala Idi Alam 67 Km Sedang 5 15 20 100

10 Pantai Alur Dua Muka S

Alam 65 Km Sedang 5 15 20 100

11 Pantai Pusong Kuala Idi

Alam 63 Km Sedang 5 15 20 100

12 Pantai Keutapang Mameh

Alam 63 Km Sedang 5 15 20 100

13 Pantai Matang Rayeuk Snb Muku

Alam 59 Km Belum Ada 0 15 15 75

14 Air Terjun Alur Nyamuk

Alam 16 Km Sedang 5 15 20 100

15 Sumber Air Panas Alur Canang

Alam 8 Km Sedang 40 15 55 275

16 Makam Sultan Syeikh Sayeed Maulana Abdul

Azizsyah

Budaya 49 Km Sedang 5 15 20 100

17 Makam Sultan Maqdum

Alaidinsyah

Budaya 50 Km Sedang 5 15 20 100

18 Makam Sultan Malik Mahmud

Budaya 104 Km Sedang 5 15 20 100

19 Makam Sultan Ahmad Al-baqari

Budaya 117 Km Sedang 5 15 20 100

20 Makam Sultan Ahmadsyah/Banta

Ahmad

Budaya 59 Km Sedang 5 15 20 100

21 Makam Raja-Raja Labuhan

Budaya 87 Km Sedang 5 15 20 100

22 Makam Raja Nago Budaya 72 Km Sedang 5 15 20 100

23 Makam Tengku diMadat

Budaya 117 Km Sedangt 5 15 20 100

24 Makam Tengku Awe Dhuk

Budaya 87 Km Sedang 5 15 20 100

19

25 Makam Tengku Abubakar

Siddiq/Tengku Syik Peureulak

Budaya 47 Km Sedang 5 15 20 100

26 Makam Tengku Tanoh Mirah

Budaya 87 Km Sedang 5 15 20 100

27 Makam Putri Zawiyah Cot Kala

6,5 Km 6,5 Km Sedang 40 15 55 275

28 Makam Nurqadimah

47 Km 47 Km Sedang 5 15 20 100

29 Makam Nurul A’la 59 Km 59 Km Sedang 5 15 20 100

30 Makam Tengku Ben Guci

65 Km 65 Km Sedang 5 15 20 100

31 Bukit Kerang 36 Km 36 Km Sedang 5 15 20 100

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2009Keterangan: Aceh Timur (jarak dari bandara Internasional asumsi <500 Km ---- 301-450)Data Dasar dari RIPPDA Provinsi NAD Tahun 2009

Jumlah nilai yang telah terboboti untuk masing-masing objek wisata

berada pada klasifikasi buruk (155-475), nilai yang sangt rendah

(bahkan dibawah klasifikasi nilai seperti 75, 100). Ini dimiliki karena

belum tersedianya sarana angkutan umum antar objek wisata dengan

ibukota kabupaten. Ini menjadi satu aspek penting yang harus

diperhatikan supaya pengembangan objek-objek wisata ini dapat lebih

dioptimalkan.

Rendahnya tingkat pencapaian atas lokasi sumberdaya wisata dan

objek wisata ini dapat disikapi dengan beberapa hal berikut:

1. Perlu adanya sub pusat distribusi wisatawan untuk

memperkecil faktor jarak ke lokasi sumberdaya wisata.

Implikasinya adalah perlu perencanaan pengembangan lokasi

sub pusat tersebut terutama dengan faslitas pendukung

pariwisata seperti jalan, penginapan, fasilitas telekomunikasi

dan air bersih. Pemilihan lokasi tersebut dapat disinergiskan

dengan RTRW yang berlaku saat ini di Kabupaten Aceh Timur.

2. Perlu upaya perbaikan dan peningkatan prasarana dan sarana

aksesibilitas yang ada saat ini. Perbaikan dilakukan terhadap

moda transportasi darat mencakup faktor keamanan,

20

kenyamanan, kecocokan ataupun intensitas pergerakkan.

Sedangkan untuk prasarananya dapat berupa pembangunan

baru, perbaikan atau rehabilitasi maupun revitalisasi. Perbaikan

maupun peningkatan prasarana dan sarana transportasi

tersebut selain untuk mendukung pengembangan wisata juga

dilakukan dalam konteks pengembangan wilayah yang lebih

luas.

2. Aksesbilitas Eksternal

Sebagian besar wisatawan yang datang ke Provinsi NAD menggunakan

moda angkutan darat (direct flight) melalui bandara Sultan Iskandar

Muda di Banda Aceh dan bandara International Polonia di Medan. Dari

kota Banda Aceh dan Medan sebagai pusat distribusi, wisatawan

menyebar keberbagai daerah tujuan wisata di NAD termasuk ke

Kabupaten Aceh Timur dengan moda angkutan laut, darat dan udara.

Intensitas penerbangan dari dan menuju ke Banda Aceh dan Medan

dari berbagai wilayah di Indonesia dapat dikatakan tinggi. Artinya

kemudahan untuk mencapai Banda Aceh dan Medan dengan

menggunakan angkutan udara tinggi. Bagi Kabupaten Aceh Timur

kondisi ini merupakan satu peluang untuk dapat mempermudah

pergerakan wisatawan dari luar Provinsi NAD.

Moda angkutan yang dominan digunakan oleh wisatawan untuk

mencapai Kabupaten Aceh Timur dari pintu gerbang wisata orde II

adalah moda angkutan darat berupa kenderaan roda empat (bus,

kenderaan carter dan lain-lain). Intensitas pergerakan angkutan umum

juga tinggi. Rute yang dipakai bisa melalui Medan-Kuala Simpang-

Langsa-Idi Rayeuk dan sebaliknya ataupun Banda Aceh-Sigli-Bireun-

Lhokseumawe-Idi Rayeuk dan sebaliknya. Namun demikian waktu

tempuh menuju Aceh Timur melalui darat dapat dikatakan sudah tidak

dalam batas ataupun koridor wajar. Dengan demikian, pembangunan

beberapa stopping point atau rest area pada jalur Medan-Idi Rayeuk

21

maupun dari Banda Aceh-Lhokseumawe-Idi Rayeuk adalah hal yang

perlu untuk dipertimbangkan. Dengan demikian, kebutuhan akan

prasarana jalan dan sarana kenderaan angkutan dengan kondisi yang

baik sangat diperlukan untuk mempermudah pencapaian serta

memberikan kenyamanan dan keamanan selama perjalanan menuju

Kabupaten Aceh Timur.

C. ANALISIS PROMOSI DAN PEMASARAN

Analisis dilakukan untuk melihat sejauhmana upaya promosi dan

pemasaran telah dilakukan oleh elemen-elemen yang terlibat dalam

kegiatan kepariwisataan di kabupaten Aceh Timur. Elemen yang

dimaksud disini adalah Lembaga Pemerintah yang menkoordinasikan

kegiatan promosi dan pemasaran, biro-biro Perjalanan Wisata, PHRI,

Organisasi Pemandu Wisata Lokal, ASITA dan lain-lain. Pendekatan

dilakukan dengan mempertimbangkan penggunaan biaya untuk

promosi, tingtkat sinergisitas antar elemen yang terlibat dalam

kepariwisataan dan usaha yang telah dilakukan untuk mempromosikan

pariwisata.

Ditinjau dari sisi penggunaan biaya untuk promosi, sampai saat ini

belum diperoleh data yang menunjukkan berapa besar Pemerintah

Daerah kabupaten Aceh Timur mengangarkan pendapatan dari sektor

pariwisata untuk promosi. Padahal dengan mengetahui informasi

mengenai besaran biaya tersebut akan dapat dilakukan suatu

perencanaan yang tepat dan akurat karena program pengembangan

yang akan disusun sudah disesuaikan dengan biaya yang dialokasikan

untuk kegiatan tersebut. Sebagai bahan perbandingan berdasarkan

kajian literatur biasanya prosentase yang digunakan untuk biaya

promosi rata-rata sebesar 30% dari pendapatan sektor pariwisata.

22

Ditinjau dari tingkat sinergisitas antar elemen yang terlibat dalam

kegiatan pariwisata, sampai saat ini, terlihat sudah adanya koordinasi

yang jelas diantara elemen pelaku pariwisata. Hal ini terlihat dari telah

selesainya restrukturisasi dinas baru yang menanggani sektor

pariwisata di kabupaten Aceh Timur.

Ditinjau dari sarana untuk mempromosikan pariwisata di Kabupaten

Aceh Timur, sampai saat ini masih menggunakan cara atau sarana

yang telah ada sebelumnya. Promosi yang ada sekarang dilakukan

melalui sarana keikutsertaan dalam pameran ataupun percetakan

brosur dan buku panduan wisata. Hal terpenting yang terkait dengan

masalah promosi dan pemasaran adalah belum adanya kesadaran

untuk membentuk suatu brand image wisata Kabupaten Aceh Timur,

belum jelasnya positioning wisata Kabupaten Aceh Timur sehingga

pada gilirannya kegiatan promosi belum jelas arah, bentuk dan

caranya.

D. ANALISIS SWOT

Variabel yang dianalisis adalah kewilayahan, objek dan daya tarik

wisata, aksesibilitas, amenitas, kondisi sosial ekonomi, sumber daya

manusia, promosi, pemasaran dan kelembagaan. Masing-masing

variabel tersebut kemudian dilengkapi dengan parameter penilai untuk

memperkuat argumentasi. Berdasarkan variabel dan parameter

tersebut maka dapat disimpulkan kondisi kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman pengembangan pariwisata di Kabupaten Aceh

Timur. Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat

disederhanakan dalam bentuk tabel SWOT seperti terlihat pada

Tabel 10

Hasil Penilaian Parameter

Lingkup Kajian

Variabel ParameterKekuatan Kelemahan

23

A. Analisis Lingkungan

InternalKewilayahan (Fisik

Lingkungan)Posisi

Geografis

Jarak dari pusat distribusi wisatawan cukup jauh

Kondisi Fisik Kondisi Fisik yang ada dalam konteks sebagai sumberdaya wisata dapat menjadi kekuatan sebagai diversifikasi dan keragaman sumberdaya wisata yang ada

Pemanfaatan Alam dan

LingkunganPola

Pemanfaatan yang belum teratur serta pemanfaatan sumberdaya alam belum

begitu memperhatikan

kelestarian lingkungan. Kondisi ini

dapat membahayakan kepariwisataan di Aceh Timur karena adanya bencana (banjir

misalnya)

Objek dan Daya Tarik Wisata

Jenis dan Sebaran

Sumberdaya Wisata

Kelengkapan Sarana & Prasarana

Kelimpahan Jenis

Sumberdaya Wisata yang terdapat di Kabupaten Aceh Timur

Ditinjau dari sisi keunikan dan kelangkaan,

Sebagian besar wisata alam dan budaya nilainya rendah karena mudah ditemui

dihampir seluruh wilayah

SumateraKelengkapan

Sarana & Prasarana Penunjang

Objek dan Daya

24

Tarik Wisata masih terbatas baik dari sisi

jumlah maupun kualitasnya.

Selain itu kondisi fisik sarana dan

prasarana juga masih kurang

baik

Tingkat Perkembang

an ODTW

Sebagian besar berada pada

kategori II(objek wisata yang

telah dipersiapkan namun belum begitu popular atau berfungsi

optimal) sebesar 64%

Aksesibilitas Jenis Sarana Transportasi

Ketersediaan angkutan

darat cukup tinggi ditandai

dengan banyaknya

moda transportasi

yang melayani angkutan

darat

Jenis Prasarana

Transportasi

Prasarana Jalan cukup memadai,

hampir semua akses menuju ODTW sudah

terbuka

Kualitas Pelayanan

Dalam Konteks pengembangan

pariwisata, kualitas

pelayanan masih buruk.

Tingkat keamanan dan kenyamanan

sarana angkutan masih

rendah

Amenitas Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Jenis sarana dan prasarana

penunjang

25

Penunjang secara umum sudah cukup

baik dan lengkap

Sebaran Amenitas

Sebaran dan jenis sarana dan

prasarana penunjang

masih terpusat di Kecamatan dan Ibukota Kabupaten,

belum tersebar secara merata

Sosial Budaya Jenis Adat dan Budaya

yang ada

Kekayaan adat dan budaya

yang beragam seperti adat Aceh, Melayu dan lain-lain

Tingkat Penerimaan Pembangunan Pariwisata

Nilai, Sikap dan Tradisi

Masyarakat di Kabupaten Aceh

Timur belum sepenuhnya mendukung

pengembangan pariwisata, ada

sebagian masyarakat

yang resisten karena

ketakutan melanggar

syariat islam

Iklim bermasyarakat yang ada

Situasi keamanan

yang kondusif yang didirikan

dengan rendahnya

angka konflik horizontal di masyarakat

SDMTingkat

pendidikan aparatur

Tingkat Pendidikan

aparatur yang memahami

wisata secara umum masih

terbatas

26

Tingkat Pendidikan Masyarakat

Tingkat pendidikan masyarakat

secara umum cukup, namun terkait dengan kepariwisataan masih rendah

Promosi dan Pemasaran Jenis

Promosi yang sudah dilakukan

Masih dilakukan mengikuti pola

yang sudah ada, belum didahului

oleh survey pasar yang

memadai untuk dapat

memperoleh informasi yang

baik. Pemasaran dan promosi

belum memiliki brand image

wisata Kabupaten Aceh

Timur

Penguatan Kelembagaa

n untuk promosi

Belum adanya suatu badan

atau lembaga yang spesifik menangani

masalah promosi dan pemasaran

wisata secara professional di

Kabupaten Aceh Timur, sehingga

informasi mengenai

pariwisata di kabupaten Aceh Timur menjadi

terbatas

Kelembagaan Dukungan pemerintah

Daerah

Dukungan pemerintah

tinggi

Kebijakan dalam hal rotasi

jabatan kadang-kadang kurang

sesuai antar latar belakang

keilmuan pariwisata

dengan tupoksi

B. Analisis Lingkungan Eksternal

Objek dan daya tarik wisata

Permintaan akan minat

wisata

Adanya Penawaran

objek wisaat

27

cenderung meningkat

sejenis yang jauh lebih menarik

maupun lebih lengkap dan lebih dahulu dikenal luas

Aksesibilitas Sarana dan Prasarana

Transportasi

Aksesibilitas Eksternal

menuju dan dari

Kabupaten Aceh Timur kegerbang

wisata Orde II kondisinya

bagus

Sosekbudhankam

Tingkat Kesejahtera

an Masyarakat

Meningkatnya kesejahteraan penduduk Indonesia

mendorong meningkatnya disposable income yang dimiliki oleh penduduk

Issue masalah keamanan

dalam negeri Indonesia yang menyebabkan

beberapa negara

mengeluarkan Travel WarningIssue masalah

kesehatan yang

menyebabkan pembatalan kunjungan

Promosi dan Pemasaran

Sarana dan Prasarana Pemasaran

dan Promosi

Kemajuan Teknologi Informasi

yang semakin memudahkan

upaya promosi dan pemasaran. Penelitian terakhir

menyebutkan bahwa 56% wisatawan

yang berkunjung

ke Indonesia setelah

mengunjungi situs

Internet yang

28

memberikan informasi mengenai pariwisata Indonesia

Imaging Wisata

Bali sebagai fokus wisata

Indonesia sehingga dapat menyebabkan terbatasnya

informasi wilayah lain di

Indonesia

Lingkungan Potensi Bencana Alam

Sumber: Hasil Analisis 2009

1. ANALISIS EKSTERNAL DAN INTERNAL

Analisis internal ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja

yang menjadi kekuatan (strengths) dan Kelemahan (weaknesses)

dalam pengembangan pariwisata. Analisis Eksternal kegiatan

pariwisata Kabupaten Aceh Timur terdiri dari analisis mengetahui

peluang (opportunities) dan kendala/hambatan/tantangan (threats).

TABEL 11 ANALISIS FAKTOR INTERNAL

No

Faktor Strategis Bobot Nilai Bobot X Nilai

A KEKUATAN

1 Kelimpahan Sumberdaya Wisata yang terdapat di Kabupaten Aceh

Timur

0,2 4 0,8

2 Kekayaan Adat dan Budaya yang beragam seperti adat Aceh, Melayu,

Jawa dan lain-lain

0,2 2 0,4

3 Kondisi fisik wilayah berbatasan dengan selat malaka

0,1 2 0,2

29

4 Dukungan Pemerintah Tinggi 0,2 4 0,85 Jenis Sarana dan Prasarana

Penunjang secara umum sudah baik dan lengkap

0,15 3 0,45

6 Aksesibilitas cukup tinggi 0,15 2 0,3

NILAI 1 17 2,95B KELEMAHAN

1Ditinjau dari sisi keunikan dan

kelangkaan, sebagian besar wisata alam dan budaya nilainya rendah karena mudah ditemui dihampir

seluruh wilayah Sumatra

0,2 1 0,2

2 Penerimaan dan dukungan masyarakat terutama pada

pengembangan wisata alam masih terbatas dan adanya kekuatiran bersinggungan dengan syariat

Islam

0,2 1 0,2

3Dalam konteks pengembangan pariwisata, kualitas pelayanan

masih buruk. Tingkat keamanan dan kenyamanan sarana angkutan

masih rendah

0,125 3 0,375

4 Promosi masih dilakukan mengikuti pola yang sudah ada, tidak

didahului oleh survey pasar yang memadai untuk dapat memperoleh informasi yang baik. Pemasaran dan promosi masih belum brand image wisata Kabupaten Aceh

Timur

0,1 2 0,2

5Belum adanya suatu badan atau

lembaga yang spesifik menangani masalah promosi dan pemasaran

wisata Kabupaten Aceh Timur secara professional sehingga

informasi mengenai pariwisata Aceh Timur menjadi terbatas

0,1 3 0,3

6 Kebijakan dalam hal rotasi jabatan terkadang kurang sesuai antara

latar belakang keilmuan pariwisata dengan TUPOKSI

0,075 4 0,3

7 Sebaran dan Jenis sarana dan prasarana masih terpusat di Ibukota

Kabupaten Belem tersebar secara merata

0,1 2 0,2

8 Dalam konteks pengembangan sarana dan prasarana penunjang

perkembangan wilayah, kondisi fisik menjadi kendala pembangunan sarana dan prasarana sehingga

menjadi lebih mahal

0,1 3 0,3

30

NILAI 1 19 2,075

Sumber: Hasil Analisis 2009

TABEL 12 ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL

No

Faktor Strategis Bobot Nilai Bobot X Nilai

A PELUANG

1 Trend Permintaan Wisata Minat Khusus cenderung meningkat

0,2 3 0,6

2 Peluang Pasar dari wilayah sekitar Aceh Timur

0,2 20,4

3Aksesibilitas Eksternal menuju dan

dari Kabupaten Aceh Timar ke gerbang wisata Orde II kondisinya

bagus

0,25 4 1

4 Meningkatknya kesejahteraan penduduk Indonesia mendorong meningkatnya disposable income

yang dimiliki oleh penduduk

0,1 2 0,2

5Kemajuan teknologi informasi yang

semakin memudahkan upaya promosi dan pemasaran. Penelitian

terakhir menyebutkan 56% wisatawan yang berkunjung ke Indonesia setelah mengunjungi situs Internet yang memberikan informasi mengenai pariwisata

Indonesia

0,25 4 1

NILAI 1 15 3,2

B ANCAMAN

1Adanya penawaran objek wisata sejenis yang jauh lebih menarik maupun lebih lengkap dan lebih

dahulu dikenal luas

0,3 1 0,3

2Issue masalah keamanan dalam

negeri Indonesia yang menyebabkan beberapa negara mengeluarkan Travel Warning

0,1 3 0,3

3Issue masalah kesehatan yang

menyebabkan pembatalan kunjungan

0,1 3 0,3

31

4Bali sebagai fokus wisata Indonesia

sehingga dapat menyebabkan terbatasnya informasi wilayah lain

di Indonesia

0,2 3 0,6

5Potensi bencana alam

0,3 2 0,6

TOTAL 1 12 2,1

Sumber: Hasil Analisis 2009

2. ANALISIS MATRIKS SPACE DAN PEMETAAN POSISI KEPARIWISATAAN KABUPATEN ACEH TIMUR

Model analisis Matriks Space bagi Kepariwisataan Kabupaten Aceh

Timur berada pada posisi yang mempengaruhi perkembangan seperti

terlihat pada

Tabel 13

Tabel 13 Analisis Matriks Space Kepariwisataan Kabupaten Aceh Timur

Faktor Strategis Internal

Rating Faktor Strategis Eksternal

Rating

KEKUATAN

Faktor-Faktor yang menjadi Kekuatan

2,8 PELUANG

Faktor-Faktor yang menjadi Peluang

3

JUMLAH 2,8 JUMLAH 3

KELEMAHAN

Faktor-Faktor yang menjadi Kelemahan

2,1 ANCAMAN

Faktor-Faktor yang menjadi Ancaman

2,4

JUMLAH 2,1 JUMLAH 2,4

Sumber: Hasil Analisis 2009

Stability Growth

0,7-0,6

32

W S

Survival Diversifikasi T

Gambar 2 Positioning Kepariwisataan di Kabupaten Aceh Timur

Kondisi Kepariwisataan Kabupaten Aceh Timur berada pada posisi

Kuadran I (growth) atau sedang dalam pertumbuhan. Pada kondisi ini

diperlukan tahapan pengembangan yang lebih terfokus pada aspek

strategis dengan skala prioritas yang jelas.

33

KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI

KABUPATEN ACEH TIMUR

A. KONSEP DASAR PENGEMBANGAN PARIWISATA DI

KABUPATEN ACEH TIMUR

Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Aceh Timur didasarkan pada

sumberdaya atau potensi dan daya tarik wisata yang berbasiskan

budaya dan kondisi alam dengan tetap berpedoman pada arah

kebijakan pariwisata Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Konsep ini dibentuk supaya pada implementasi dapat meminimalisir

dampak pariwisata yang dikembangkan terhadap lingkungan dan

sesuai dengan daya dukung (carrying capacity) yang dimiliki oleh

daerah tersebut.

1. Konsep Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata

(ODTW)

Pengembangan ODTW didasarka pada nilai-nilai intrinsik yang

terkandung dalam setiap elemen daya tarik wisata pada objek wisata

disuatu wilayah sehingga dapat menentukkan penciri unggulan objek

wisata tersebut. Selain itu dalam skala lokal wilayah satu kecamatan

atau lebih dilakukan diversifikasi daya tarik wisata supaya pengunjung

tidak merasa bosan dengan objek wisata yang ditawarkan.

Konsep pengembangan untuk skala wilayah Kabupaten Aceh Timur

dilakukan dengan Pembagian Wilayah Pengembangan Destinasi Wisata

(WPDW) yaitu:

1. WPDW Barat- mengandalkan potensi dan daya tarik wisata

bercasiskan ekosistem hutan dan perkebunan dengan dukungan

daya tarik dan atraksi budaya masyarakat setempat.

34

2. WPDW Utara- mengandalkan potensi dan daya tarik wisata

berbasiskan pantai dengan dukungan daya tarik dan atraksi

budaya masyarakat setempat.

3. WPDW Timur- mengandalkan potensi dan daya tarik wisata

berbasiskan pantai timur Aceh dengan didukung budaya bahari

masyarakat setempat.

2. Konsep Pengembangan Sarana dan Prasarana Serta

Fasilitas Wisata

Pengembangan sarana dan prasarana untuk mendukung pariwisata

Kabupaten Aceh Timur diprioritaskan pada perbaikan aksesibilitas

menuju destinasi wisata, melalui kegiatan perbaikan dan penambahan

ruas jalan serta pengadaan dan penambahan moda transportasi baik

dari kuantitas maupun kualitas pelayanannya. Hal ini dimulai dari kota

Kabupaten menuju Kecamatan sampai ke konsentrasi objek-objek

wisata sebagai destinasi wisata.

Pengembangan pendukung fasilitas wisata (utilitas) dilaksanakan

dengan hirakri mulai dari skala regional Kabupaten Aceh Timur sampai

ketingkat objek wisata (single destination tourism object). Selain

itu pengembangan juga dilaksanakan pada kota Kecamatan sebagai

transit area untuk pengunjung ke Aceh Timur, mulai dari kota

Kabupaten sampai objek wisata yang dituju.

Pengembangan sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung

pariwisata di Kabupaten Aceh Timur dilaksanakan oleh Pemerintah

Daerah dengan berkoordinasi dengan seluruh stakeholdres

kepariwisataan supaya dalam implementasinya dapat berjalan dengan

lancar dan terjadi distribusi manfaat yang berkeadilan dari

pengembangan pariwisata yang dilaksanakan.

35

3. Konsep Pengembangan Pengelolaan Pariwisata

Pengembangan pariwisata pada suatu daerah bersifat multisektoral

dan multistakeholder’s yang menuntut adanya koordinasi dan

kerjasama seluruh sektor pembangunan beserta stakeholder’s daerah

terkait. Selain itu tidak menutup kemungkinan pada pengembangan

perjalanan pariwisata daerah mengundang investor asing dan swasta

dalam pelaksanaan pengelolaan pariwisata daerah dengan suatu

sistem kerjasama yang baik supaya dalam pelaksanaannya tidak

menyimpang serta tidak ada pihak yang merasa dirugikan, khususnya

untuk masyarakat setempat.

Segenap masyarakat Aceh Timur perlu dilibatkan dalam

pengembangan dan pengelolaan pariwisata, walaupun porsi

keterlibatan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan

pariwisata diwilayah tersebut. Keterlibatan masyarakat dapat dimulai

dari aspek pengambilan keputusan, perencanaan, implementasi

ataupun pengawasan terhadap kegiatan pariwisata. Konsep

pengembangan pengelolaan pariwisata ini disesuaikan dengan konsep

Community Development yang nantinya sebagai dasar

pengembangan pariwisata Kabupaten Aceh Timur.

B. STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN

ACEH TIMUR

Untuk mencapai Sustainability Tourism Development di

Kabupaten Aceh Timur diperlukan strategi-strategi sebagai berikut:

1. Strategi Pengembangan Produk dan Program Wisata

a) PENGEMBANGAN DAYA TARIK DAN OBJEK WISATA

DAERAH

36

Perumusan Strategi pengembangan potensi dan daya tarik wisata

Kabupaten Aceh Timur didasarkan pada pertimbangan:

- Potensi dan permasalahan pengembangan wisata ditinjau dari

keberadaan lokasi, sebaran dan perbedaan daya tarik serta

produk wisata.

- Kecenderungan permintaan pasar (lokal, nusantara maupun

mancanegara)

- Potensi membuka peluang usaha bukan hanya dalam skala

besar, namun melibatkan juga masyarakat lokal.

Strategi ini dilaksanakan melalui program umum pengembangan

produk wisata Kabupaten Aceh Timur yang diantaranya adalah:

- Pelestarian sumberdaya alam sebagai bagian dari pelestarian

lingkungan yang dapat menyangga kehidupan masyarakat

Kabupaten Aceh Timur dan pembangunan yang berkelanjutan.

- Pelestarian adat dan budaya tradisional Suku Aceh dan Gayo

yang ada di Kabupaten Aceh Timur

- Peningkatan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat

diwilayah ODTW dalam rangka meningkatkan keterlibatan aktif

masyarakat dalam pengembangan wisata sekaligus sebagai

upaya pemberdayaan masyarakat

- Peningkatan kemandirian masyarakat setempat untuk berperan

serta aktif dalam pengembangan ODTW dan pelestarian

lingkungan

- Pengembangan kemasan produk wisata dalam bentuk

pengayaan atraksi wisata, pengembangan paket-paket wisata

serta promosi wisata secara terpadu.

- Pengembangan objek dan daya tarik wisata sesuai segmentasi

pasar berdasarkan karakteristik wisatawan melalui diversifikasi

atraksi wisata dan kemasan produk wisata.

37

- Penyediaan fasilitas penunjang kegiatan wisata di setiap ODTW

maupun kawasan wisata unggulan yang disesuaikan dengan

kebutuhan dasar wisatawan

- Peningkatan aksesibilitas menuju ODTW di Kabupaten Aceh

Timur

B. PENGEMBANGAN PROGRAM WISATA UNGGULAN DAERAH

Program dan paket wisata didasarkan pada potensi sumberdaya wisata

yang dimanfaatkan. Sumberdaya pariwisata Kabupaten Aceh Timur

sendiri didasarkan pada program pendidikan sejarah dan wisata

bahari. Pengembangan program pendidikan wisata sejarah pusat

penyebaran Islam dapat menjadi wisata unggulan karena:

- Memberikan keunikan dan keunggulan daya tarik yang tidak

dapat dijumpai didaerah lain.

- Segmen pasar untuk jenis wisata ini juga relatif luas, tidak hanya

pada wisatawan Nusantara tetapi juga pada pasar wisatawan

mancanegara, khususnya negara-negara yang berpenduduk

agama Islam

- Sejalan dengan budaya masyarakat Kabupaten Aceh Timur

- Sejalan dengan tatanan kehidupan di Provinsi NAD yang

berdasarkan syariat Islam

Pengembangan produk wisata unggulan dilaksanakan melalui

berbagai program yang diantaranya:

- Penggalian dan pemanfaatan sejarah dan peninggalan Kerajaan

Peureulak sebagai daya tarik unggulan wisata Kabupaten Aceh

Timur.

- Pembangunan Monumen Islam Asia Tenggara (MONISA) sebagai

simbol sejarah berdirinya Kerajaan Islam Pertama di Nusantara

dan pusat wisata pendidikan

38

C. PEMBANGUNAN BRAND IMAGE PARIWISATA (CITRA PRODUK

WISATA)

Dengan pelaksanaan promosi diharapkan pariwisata Kabupaten Aceh

Timur dapat dikenal oleh masyarakat secara nasional dan

international. Sosialisasi dilaksanakan dengan maksud untuk

memberikan informasi pariwisata yang seiring dengan waktu dapat

membentuk suatu brand image positif. Selain itu, pembangunan

brand image dapat dilaksanakan dengan membentuk citra yang baik

mengenai kondisi pariwisata Aceh Timur pada aspek pariwisata secara

komprehensif, seperti pembuatan motto pariwisata, slogan dan

kegiatan lainnya yang dapat membuat citra pariwisata Aceh Timur

lebih positif. Citra wisata Kabupaten Aceh Timur adalah wisata sejarah

pusat penyebaran Islam.

D. PENGELOLAAN PENGUNJUNG

Pengunjung merupakan satu aspek yang penting dalam kegiatan

pariwisata yang akan dikembangkan. Pengunjung memiliki

karakteristik yang berbeda-beda dan memiliki kebutuhan (need)

dukungannya dalam melaksanakan kegiatan pariwisata. Terkait

dengan aktivitas wisata yang akan dilakukan, pengunjung juga

memiliki keinginan-keinginan yang berbeda-beda bagi setiap

pengunjung. Keinginan tersebut dapat dijadikan pertimbangan dalam

mengembangkan pariwisata diwilayah ini, terutama dalam memilih

pengembangan potensi dan daya tarik wisata, aksesibilitas, amenitas

dan dukungan palayanan dari masyarakat setempat. Hal ini juga bisa

sebagai indikator pertimbangan dalam penentuan segmen pasar

dalam level karakteristik dan segmentasi pasar di Kabupaten Aceh

Timur.

2. STRATEGI PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA

SERTA FASILITAS WISATA

39

Strategi dalam pengembangan wisata Aceh Timur pada level kebijakan

pembangunan sarana dan prasarana serta fasilitas, lebih difokuskan

terutama pada sarana dan prasarana publik. Beberapa pertimbangan

yang dijadikan acuan bagi penyediaan fasilitas pendukung antara lain:

a. Menonjolkan arsitektur tradisional untuk menciptakan nilai

estetika yang dapat meningkatkan daya tarik dengan

menampilkan bentuk-bentuk arsitektur yang menampilkan ciri

khas suatu daerah.

b. Memperhatikan aksesibilitas dan menjaga view kawasan dalam

penempatan berbagai fasilitas pendukung pariwisata dengan

memperhatikan kemudahan pencapaian, oleh karena itu

sebaiknya fasilitas dibangun lebih dari satu

c. Memenuhi kebutuhan minimal yang dimaksudkan untuk fasilitas

pengunjung yang sekurang-kurangnya harus ada ditiap-tiap

lokasi objek wisata. Adapun kebutuhan minimal fasilitas

penunjang yang harus ada ditiap-tiap lokasi objek wisata seperti

fasilitas informasi, ibadah, parkir, toilet dan

penginapan/pemondokan pada lokasi tertentu

d. Memperhatikan keselamatan dan kenyamanan wisata terutama

dalam hal penyediaan fasilitas pendukung wisata dengan tetap

memperhatikan keselamatan dan kenyamanan pengunjung.

e. Menjaga kelestarian dan kemurnian alam dalam menempatkan

fasilitas pendukung wisata dengan memegang prinsip menjaga

kelestarian dan kemurnian alam, sehingga tidak terjadi

kerusakan alam yang mungkin mengakibatkan hal-hal yang tidak

diinginkan.

3. STRATEGI PENGEMBANGAN PROMOSI DAN PEMASARAN

WISATA

40

Beberapa strategi untuk dapat mengoptimalkan pengembangan

promosi dan pemasaran wisata Kabupaten Aceh Timur diantaranya:

- Pengembangan dan pembangunan pusat informasi pariwisata

daerah sebagai wahana penyampaian informasi pariwisata

lingkup regional Aceh Timur

- Membuat moto dan ikon pariwisata dearah sesuai dengan visi

dan misi Pengembangan Pariwisata Aceh Timur untuk

membangun citra spesifik dan positif terhadap pariwisata yang

dilaksanakan.

- Research pasar pariwisata lokal dan domestik serta

mancanegara untuk mendapatkan deskripsi umum terhadap

kegiatan pariwisata oleh deman potensial sebagai pertimbangan

arah pengembangan pariwisata.

- Perancangan promosi pariwisata daerah sesuai dengan target

yang ditentukan baik yang dilakukan secara langsung ataupun

secara tidak langsung seperti: kerjasama dengan tourism travel

beurau, pembuatan media promosi, pembuatan design web

pariwisata.

- Marketing Mix terhadap beragam produk pariwisata dalam

skala regional Kabupaten Aceh Timur, maupun Nanggroe Aceh

Darussalam (NAD) secara umum.

4. STRATEGI PENGEMBANGAN SDM PENDUKUNG

PARIWISATA

Program yang diperlukan dalam strategi meningkatkan kualitas SDM

bidang kepariwisataan yang dapat dilakukan oleh Pemerintah

Kabupaten Aceh Timur diantaranya adalah:

- Pembentukan pusat pelatihan ilmu pariwisata dengan

bekerjasama dengan lembaga pendidikan pariwisata yang ada,

baik secara lokal ataupun nasional

- Sistem reward dan punishment dilingkungan kerja sektor yang

membidangi pariwisata untuk meningkatkan kinerja

41

- Pelatihan tentang berbagai aspek industri pariwisata untuk staff

pemerintahan dan tenaga kerja dalam sektor pariwisata

- Pelatihan berbagai bidang keterampilan praktis management

pariwisata bagi masyarakat lokal seperti: management

pengelolaan objek wisata, pemanduan dan kemampuan praktis

lain yang mendukung kegiatan pariwisata yang dilaksanakan.

- Pelatihan bagi kelompok masyarakat dalam bidang managerial

pengelolaan usaha kecil dalam pariwisata

- Penyuluhan bagi masyarakat mengenai pariwisata yang

dilaksanakan oleh instansi terkait

- Mengembangkan organisasi kebudayaan daerah sebagai wadah

generasi muda dalam rangka meminimalkan degradasi

kebudayaan dan mensupport kegiatan alam dan jasa lingkungan

yang dilaksanakan di Kabupaten Aceh Timur.

5. STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Langkah strategis yang dapat dilaksanakan diantaranya:

- Penatagunaan wilayah dengan didasarkan pada konsep

pemanfaatan areal multifungsi.

- Pelaksanaan program penghijauan (reboisasi) pada wilayah yang

memerlukan ruang terbuka hijau, sempadan sungai utama dan

daerah hulu atau cacthment area serta wilayah yang lainnya.

- Pengaturan dan penataan ruang seperti pendirian bangunan

untuk menjaga landskap diwilayah tersebut

- Penataan wilayah-wilayah tradisional sebagai penciri dan sebagai

daya tarik untuk mendukung kegiatan pariwisata yang

dikembangkan di Kabupaten Aceh Timur

- Pembangunan sarana dan prasarana sesuai dengan masing-

masing fungsi wilayah yang dikembangkan sesuai prioritas

- Optimalisasi pemanfaatan wilayah untuk mendukung fungsi

pelayanan dan mendukung kegiatan pariwisata

42

- Mitigasi dampak negatif pembangunan ataupun gejala alam

sebagai langkah pencegahan terhadap degradasi lebih lanjut.

Secara sistematis strategis yang diperlukan dalam pengembangan

wisata di Kabupaten Aceh Timur disajikan pada Tabel 14

Tabel 14. Strategi dan Program Pengembangan Wisata Kabupaten Aceh Timur

Strategi Tujuan Program Sektor Terkait

Pengembangan Produk dan

Program Wisata

1. Pengembangan Daya Tarik dan Objek

Wisata Daerah

Menyediakan berbagai objek dan daya tarik wisata

-Pelestarian sumberdaya alam sebagai bagian dari

pelestarian lingkungan yang dapat menyangga

kehidupan masyarakat Kabupaten Aceh Timur dan

pembangunan wisata berkelanjutan

-Pelestarian adat dan budaya tradisional suku Aceh dan Gayo yang ada

diwilayah Kabupaten Aceh Timar

-Peningkatan penyuluhan dan pelatihan kepada

masyarakat diwilayah ODTW dalam rangka

Meningkatkan keterlibatan aktif masyarakat dalam pengembangan wisata

sekaligus sebagai upaya pemberdayaan masyarakat-Peningkatan kemandirian

masyarakat setempat untuk berperan serta aktif dalam pengembangan ODTW dan

pelestarian lingkungan-Pengembangan kemasan

produk wisata dalam bentuk pengayaan atraksi wisata,

pengembangan paket-paket wisata serta promosi wisata

secara terpadu-Pengembangan objek dan

-Bidang Pariwisata

Daerah-Dinas

Pendidikan & Kebudayaan

-Dinas Perhubungan, Informasi dan

Telematika-Dinas

Pekerjaan Umum

-Yayasan MONISA

-Lembaga Adat dan Agama-Lembaga

Masyarakat

43

daya tarik wisata sesuai segmentasi pasar

berdasarkan karakteristik wisatawan, melalui

diversifikasi atraksi wisata dan kemasan produk wisata

-Penyediaan fasilitas penunjang kegiatan wisata

disetiap ODTW maupun kawasan wisata unggulan yang disesuaikan dengan

kebutuhan dasar wisatawan-Peningkatan aksesibilitas

menuju lokasi ODTW di Kabupaten Aceh Timur

2. Pengembanga

n Program Wisata

Unggulan

Membantu wisata yang memiliki keunikan dan

mempunyai daya tarik tinggi

-Penggalian dan pemanfaatan sejarah dan

peninggalana Kerajaan Peureulak sebagai daya tarik unggulan wisata Kabupaten Aceh Timar

-Pembangunan Monumen Islam Asia Tenggara

(MONISA) sebagai simbol sejarah berdirinya Kerajaan Islam pertama di nusantara dan pusat wisata pendidikan-Restorasi situs peninggalan

Kerajaan Peureulak-Penyusunan program dan paket wisata pendidikan

dan sejarah pusat penyebaran Islam

3.Pembangunan Brand Image (Citra Produk

Wisata)

Membangun kesan dan sikap positif

wisatawan

-Pengembangan citra wisata Kabupaten Aceh Timur

sejalan dengan citra wisata Provinsi NAD. Citra wisata

Kabupaten Aceh Timur adalah wisata sejarah pusat

penyebaran agama Islam-Pembuatan motto

pariwisata KKabupaten Aceh Timur

-Peningkatan Keamanan dan kenyamanan wisatawan

-Peningkatan penerimaan dan pelayanan wisata oleh

masyarakat khususnya masyarakat disekitar lokasi

wisata

44

4. Pengelolaan Pengunjung

Membangun kepuasan dan

pengalaman yang baik bagi pengunjung

-Kajian dan penyediaan fasilitas dan program wisata yang dibutuhkan wisatawan selama berada di Kabupaten

Aceh Timar-Pengaturan jumlah

pengunjung dan waktu kunjungan berdasarkan kapasitas lokasi objek

wisata dan event kegiatan yang ada

Pengembangan Sarana dan

Prasarana serta Fasilitas

Wisata

Penyediaan Sarana-

Prasarana Transportasi

dan Akomodasi

Wisata

Meningkatkan Aksesibilitas menuju

objek wisata dan meningkatkan kenyamanan wisatawan

-Pembangunan dan peningkatan jalan menuju

lokasi objek wisata-Penyediaan moda angkutan regular menuju lokasi objek

wisata-Pembangunan hotel,

penginapan dan restoran

-Dinas Perekonomian

-Dinas Pekerjaan

Umum-PHRI

-Swasta dan Investor

Penyediaan Fasilitas

Pengelolaan dan

Pemanfaatan Wisata

Mengoptimalkan pengelolaan dan

pemanfaatan objek dan program wisata

-Pembangunan fasilitas pengelolaan wisata (kantor, pondok kerja,pintu gerbang

dan lain-lain)-Pembangunan pusat

informasi pengunjung, fasilitas aktifitas

pengunjung, arena-arena atraksi wisata dan lain-lain

Pengembangan Investasi

Menyediakan dana pembangunan dan pengelolaan wisata serta meningkatkan iklim usaha dibidang

pariwisata

-Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dalam

pengelolaan atau pengusahaan wisata

-Penciptaan Iklim usaha yang aman dan kepastian

bagi Investor-Peningkatan peluang partisipasi masyarakat

dalam pembangunan wisata

Pengembangan Promosi dan

Pemasaran Wisata

1. Penyebaran Informasi

Meningkatkan Jumlah Wisatawan

-Penyediaan Program-program promosi yang

sesuai dengan perkembangan objek dan segmen pasar yang akan

-Dinas Perekonomian

-ASITA-Tour Operador

-Media Informasi Cetak dan

45

dibidik-Penyelenggaraan Event

Pameran

Elektronika (Koran, majalah, radio, Internet provider, TV)

2. Pemasaran

Wisata

Menyediakan unit pemasaran yang

handal

-Pembentukan unit pemasaran dengan

melibatkan berbagai unsur terkait yang berkompeten-Pembentukan unit riset

dan pengembangan pemasaran wisata

Pengembangan Sumber

Daya Manusia Pendukung Pariwisata

1. Pengembanga

n Profesionalis

me SDM Pengelola

Wisata

Menyediakan Pengelola Wisata yang Professional

-Pembentukan pusat pelatihan ilmu pariwisata

dengan bekerjasama dengan lembaga

pendidikan pariwisata yang ada baik secara

lokal maupun nasional-Penerapan sistem

reward dan punishment dilingkungan kerja sektor

yang membidangi pariwisata untuk

meningkatkan kinerja-Pelatihan tentang

berbagai aspek industri pariwisata untuk staff

pemerintahan dan tenaga kerja dalam sektor

pariwisata

-Dinas Perekonomian

-Dinas Pendidikan-Lembaga

Pendidikan dan Pelatihan

2. Penguatan Kapasitas

Masyarakat dalam bidang

wisata

Menyiapkan masyarakat

sebagai penerima wisatawan dan meningkatkan kemampuan

masyarakat daslam berusaha dibidang

wisata

-Pelatihan berbagai bidang

keterampilan praktis management pariwisata bagi masyarakat lokal seperti: management

pengelolaan objek wisata, pemanduan dan kemampuan praktis lain

yang mendukung kegiatan pariwisata yang

dilaksanakan-Pelatihan bagi kelompok masyarakat dalam bidang managerial pengelolaan

usaha kecil dalam pariwisata

-Penyuluhan bagi masyarakat mengenai

46

pariwisata yang dilaksanakan oleh

instansi terkait-Mengembangkan

Organisasi Kebudayaan daerah sebagai wadah generasi muda dalam rangka meminimalkan degradasi kebudayaan

dan mensupport kegiatan wisata alam dan jasa

lingkungan yang dilaksanakan di

kabupaten Aceh Timur

Pengembangan Pengelolaan

Lingkungan

1. Konservasi, Rehabilitasi

dan Revitalisasi terhadap wilayah

strategis serta kritis

yang mengalami degradasi

Meningkatkan Kualitas Lingkungan

Wisata

-Penatagunaan wilayah dengan didasarkan pada

konsep pemanfaatan areal multifungsi

-Pelaksanaan Program Penghijauan (Reboisasi)

pada wilayah yang memerlukan ruang terbuka hijau sesuai dengan fungsi wilayah tersebut seperti taman kota, jalur hijau, sempadan sungai utama

dan daerah hulu (catchment area) serta wilayah yang

lainnya-Pengaturan dan penataan

ruang seperti pendirian bangunan untuk menjaga

landskap di wilayah tersebut

-Penantaan wilayah tradisional sebagai penciri

dan sebagai daya tarik untuk mendukung kegiatan

Pariwisata yang dikembangkan di

Kabupaten Aceh Timur-Pembangunan sarana dan prasarana sesuai dengan

masing-masing fungsi wilayah yang

dikembangkan sesuai prioritas

-Optimalisasi pemanfaatan wilayah untuk mendukung

fungsi pelayanan dan mendukung kegiatan

pariwisata-Mitigasi dampak negatif pembangunan ataupun

-Bappeda-Dinas

Pekerjaan Umum-Dinas

Kehutanan & Perkebunan

-Lembaga Adat dan Agama

-Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan-LSM

47

gejala alam sebagai langkah pencegahan

terhadap degradasi lebih lanjut

2. Pengelolaan

dampak pengembanga

n wisata

Melestarikan budaya dan

tatanan sosial serta mengurangi

dan mencegah dampak negatif pengembangan

wisata

-Penglibatan lembaga adat dan agama dalam pengembangan wisata-Pembentukan sanggar

seni dan budaya-Pemberian muatan lokal

tentang sejarah dan budaya daerah bagi siswa

sekolah

48