STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin...

58
STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER KITOSAN/PVA+KOH RIKA PUTRI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Transcript of STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin...

Page 1: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER

KITOSAN/PVA+KOH

RIKA PUTRI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 2: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Studi Konduktivitas Elektrolit Polimer Kitosan/PVA+KOH adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Mei 2010 Rika Putri

NIM G751070131

Page 3: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

ABSTRACT

RIKA PUTRI. Conductiviy Study of Chitosan/PVA+KOH Polymer Eletrolyte. Under supervision of AKHIRUDDIN MADDU and IRZAMAN The blend-based polymer electrolyte consist of chitosan and polyvinyl alcohol (PVA) as host polymers and potassium hydroxide (KOH) as the complexing salt was studied. Polymer electrolyte were obtained by the casting technique. An attempt was also made to investigate the effect of TiO2 concentration in the chitosan/PVA+KOH polymer electrolyte. The polymer electrolyte with good ionic conductivity properties were characterized by thermal analysis (DSC), FTIR, SEM, XRD and EDX. The best ionic conductivity values of 1,105 x 10-2 S cm-1 at room temperature were obtained for the sample containing 35%wt of KOH and 1,210 x 10-

2 S cm-1 for the sample containing 50% wt TiO2. The thermal analysis indicates that both glass transition temperature (75.30 °C) and crystallinity are low for chitosan/PVA+KOH 35%. Keywords : polymer electrolyte, conductivity, chitosan.

Page 4: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

RINGKASAN

RIKA PUTRI. Studi Konduktivitas Elektrolit Polimer Kitosan/PVA+KOH. Dibimbing oleh AKHIRUDDIN MADDU dan IRZAMAN.

Kitosan memiliki gugus aktif amina bebas dan hidroksil. Dengan adanya gugus-gugus ini, maka kitosan dapat dimodifikasi menjadi berbagai produk. Modifikasi yang dapat dilakukan adalah alkilasi, sililasi, tosilasi, pembentukan garam kuartener, sulfatasi, fosforilasi, dan tiolasi. Kitosan juga dapat dimodifikasi dengan cara dicampur dengan polimer lain seperti polivinil alkohol(PVA) dan poli (asam akrilat). Pencampuran kitosan/PVA dapat dimanfaatkan sebagai elektrolit polimer untuk berbagai macam aplikasi. Hal ini dapat dilihat dari kedua potensi bahan tersebut. Kitosan bersifat polielektrolit kationik karena adanya gugus amino, biodegradable, bisa membentuk film, dan bisa berfungsi sebagai agen pengkelat ion logam. Sedangkan PVA memiliki sifat mekanik yang bagus dan kemampuan terdegradasi alami pada kondisi tertentu. Pencampuran kitosan dan PVA dapat memperbaiki kekuatan mekanik dan meningkatkan konduktivitas elektrolit polimer.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi optimum kitosan/PVA+KOH. Komposisi optimum merupakan komposisi elektrolit polimer yang menghasilkan nilai konduktivitas ionik paling tinggi. Selain itu juga diteliti efek penambahan filler TiO2 terhadap komposisi kitosan/PVA+KOH optimum. Kitosan sebanyak 0,25 gram dilarutkan dalam 10 ml asam asetat 1% dengan metode sonikasi selama 4 jam. Kemudian ditambahkan PVA sebanyak 0,25 gram. Proses pencampuran dilakukan dengan menggunakan hot plat stirrer pada temperatur 80 oC sampai larutan homogen. Campuran kitosan-PVA yang telah homogen ditambahkan KOH dengan variasi konsentrasi 0–50% wt. Campuran kitosan/PVA+KOH dengan berbagai konsentrasi didinginkan pada suhu ruang dan diukur konduktivitasnya dengan menggunakan LCR meter. Campuran dengan nilai konduktivitas paling tinggi dikarakterisasi lebih lanjut. Diantaranya karakterisasi FTIR, DSC, XRD, SEM, dan EDX. Efek penambahan filler TiO2 pada campuran kitosan/PVA+KOH optimum diamati pada variasi konsentrasi 0–60% wt dengan cara mengukur konduktivitasnya.

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa konduktivitas ionik meningkat dengan semakin banyaknya KOH yang ditambahkan. Konduktivitas ionik kitosan/PVA tanpa penambahan KOH sekitar 0,325 x 10-2 S cm-1. Peningkatan konduktivitas ionik akibat adanya penambahan KOH berkaitan dengan adanya peningkatan jumlah ion pembawa muatan (K+) dan reaksi ion tersebut di dalam rantai polimer. Pada batas tertentu penambahan garam KOH mengakibatkan penurunan nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer kitosan/PVA. Nilai konduktivitas ionik paling tinggi yaitu pada penambahan KOH sebesar 35%. Konduktivitas ionik kitosan/PVA pada kondisi penambahan KOH 35 % (optimum) adalah sebesar 1,105 x 10-2 S cm-1. Penambahan kitosan pada PVA terbukti dapat meningkatkan konduktivitas ionik elektrolit polimer karena kitosan sendiri merupakan polimer yang bersifat konduktif. Dari pengukuran juga dapat diketahui bahwa semakin tinggi temperatur, maka konduktivitas ionik elektrolit polimer juga semakin tinggi. Pada batas temperatur tertentu, konduktivitas elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada suhu 75,40 oC. Adanya temperatur optimum ini berpengaruh dalam aplikasi elektrolit polimer tersebut.

Hasil analisa DSC telah dilakukan pada polimer elektrolit kitosan/PVA+KOH dengan perbandingan kitosan: PVA = 1 : 1 dan penambahan KOH 35%. Dari analisa

Page 5: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

ini hanya diperoleh satu titik transisi gelas yaitu 75,30 oC. Titik transisi gelas ini lebih mendekati dan lebih rendah dari Tg PVA. Penambahan kitosan pada PVA akan menyebabkan terjadinya peningkatan fleksibilitas rantai polimer. Peningkatan fleksibilitas rantai menyebabkan kemampuan atom-atom pada struktur polimer untuk berputar atau melakukan segmental di antara rantai-rantainya semakin meningkat. Akibatnya temperatur transisi gelas paduan polimer tersebut semakin menurun. Konduktivitas ionik akan semakin meningkat dengan semakin turunnya temperatur transisi gelas elektrolit polimer. Pada kondisi penambahan garam optimum diperoleh nilai temperatur gelas tertentu yang nilainya merupakan kombinasi dari temperatur transisi gelas masing-masing polimer pembentuknya. Pada kondisi tertentu, terjadi peningkatan nilai Tg ketika penambahan garam melebihi jumlah optimum. Meningktanya nilai Tg akan menyebabkan menurunnya fleksibilas segmental dan semakin kakunya rantai polimer. Kekakuan rantai polimer terjadi akibat adanya ikatan silang antara kation pada garam dengan segmen di sekeliling rantai yang juga akan menurunkan mobilitas kation.

Spektrum FTIR campuran kitosan/PVA memperlihatkan puncak serapan inframerah yang lebih sederhana dibandingkan dengan puncak serapan kitosan. Hampir semua puncak serapan kitosan tidak muncul dalam campuran kitosan /PVA kecuali gugus fungsi C=O. Spektrum FTIR kitosan/PVA memperlihatkan adanya uluran gugus karbonat C=O (dengan lima cincin) pada bilangan gelombang 1812,71 cm-1. Puncak tersebut sebelumnya muncul pada bilangan gelombang 1794 cm-1. Puncak pada bilangan gelombang 3347,99 cm-1 menunjukkan adanya gugus fungsi NH (α-amido acids) yang sebelumnya tidak muncul pada serapan inframerah kitosan. Gugus funggsi kitosan tidak muncul sama sekali pada elektrolit polimer kitosan/PVA+KOH. Namun gugus fungsi NH pada kitosan/PVA masih muncul setelah ditambahkan garam. Banyak puncak yang tidak muncul dan ada puncak baru yang ditemukan mengindikasikan bahwa telah terbentuk kompleks elektrolit polimer kitosan/PVA+KOH.

Dari foto SEM dapat diketahui bahwa elektrolit polimer yang dihasilkan berupa elektrolit polimer dengan fasa amorf. Fasa amorf pada elektrolit polimer dapat meningkatkan konduktivitas ionik elektrolit polimer tersebut. Pencampuran kitosan dan PVA masih belum homogen. Hal ini dapat dilihat masih adanya penggumpalan. Fasa kristal yang muncul merupakan fasa kristal dari PVA. Adanya proses pengkristalan ini disebabkan oleh proses pemanasan elektrolit polimer untuk menguapkan pelarutnya. Pemanasan ini sedikit berpengaruh pada pengkristalan PVA. Elektrolit polimer tersebut berada dalam fasa amorf yang terikat satu sama lain. Elektrolit polimer yang dipanaskan cendrung memiliki permukaan lebih halus karena telah meleburnya PVA. Selain itu dapat dilihat adanya pengkristalan kembali KOH dalam sampel elektrolit polimer. Hal ini menyebabkan menurunnya konduktivitas ionik elektrolit polimer.

Hasil XRD memperlihatkan bahwa secara umum sampel yang terbentuk merupakan elektrolit polimer dengan fasa amorf. Puncak PVA muncul pada sudut 2θ = 20,3550. Ini menjelaskan bahwa masih adanya PVA dalam bentuk kristal yang terdapat dalam elektrolit polimer. Elektrolit polimer akan memiliki konduktivitas ionik tinggi jika fasa elektrolit polimer berada dalam fasa amorf. Persentase kristalinitas elektrolit polimer yang terbentuk sekitar 19,12%. Hasil XRD Kitosan/PVA+KOH 35% yang dipanaskan pada suhu 100 oC selama 1 jam memperlihatkan adanya puncak KOH. Sementara puncak PVA tidak terlihat dalam

Page 6: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

fasa kristal. Pada sampel yang dipanaskan dapat dilihat adanya pengkristalan ulang KOH. Hal ini menyebabkan elektrolit polimer bersifat lebih kristalin sehingga dapat menurunkan konduktivitas ioniknya. Puncak yang muncul pada sampel yang dipanaskan terdapat pada 2θ = 33,04350 dengan derajat kristalinitas 32,61%. Persentase kristalinitas tersebut lebih besar 13,49% dari elektrolit polimer yang tidak dipanaskan.

Hasil EDX kitosan/PVA+KOH 35% memperlihatkan bahwa karbon merupakan unsur yang paling dominan pada elektrolit polimer yaitu sekitar 32,33% wt. Persentase kalium yang terdapat dalam elektrolit polimer hanya sekitar 28,24%. Penyebaran atom K+ dalam elektrolit polimer tidak terdistribusi merata pada sampel. Kerapatan atom K+ dalam elektrolit polimer yaitu sekitar 79 atom cm-2.

Salah satu cara untuk meningkatkan konduktivitas ionik elektrolit polimer adalah dengan menambahkan filler. Konduktivitas ionik elektrolit polimer maksimum pada konsentrasi penambahan TiO2 sebesar 50%. Konduktivitas ionik elektrolit polimer dengan penambahan TiO2 optimum menghasilkan konduktivitas sebesar 1,210 x 10-2 S cm-1. Nilai ini lebih besar 0,154 x 10-2 S cm-1 dari konduktivitas ionik elektrolit polimer kitosan/PVA+KOH 35% yang hanya 1,105 x 10-2 S cm-1. Penambahan filler TiO2 dapat meningkatkan kekuatan mekanik, meningkatkan konduktivitas ionik, dan stabil dalam interface. Kata kunci: elektrolit polimer, konduktivitas ionik, kitosan, PVA, KOH

Page 7: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

@Hak Cipta milik IPB, Tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah

b. Pngutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 8: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER

KITOSAN/PVA+KOH

RIKA PUTRI

Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada Program Studi Biofisika

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 9: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Irmansyah

Page 10: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Judul Tesis : Studi Konduktivitas Elektrolit Polimer Kitosan/PVA+KOH

Nama : Rika Putri

NRP : G751070131

Program Studi : Biofisika

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Akhiruddin Maddu, S.Si, M.Si. Dr. Ir. Irzaman, M.Si. Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Biofisika Dr. Agus Kartono, S.Si, M.Si. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S

Tanggal Ujian: 22 April 2010 Tanggal lulus: 12 Mei 2010

Page 11: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “ Studi Konduktivitas Elektrolit

Polimer Kitosan/PVA+KOH” sebagai salah satu syarat kelulusan program

pascasarjana di Departemen Fisika Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Akhiruddin Maddu dan

Bapak Dr. Irzaman atas arahan dan motivasinya kepada Penulis. Terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Menteri Pendidikan Nasional telah memberi dukungan

sepenuhnya melalui program “BEASISWA UNGGULAN” Depdiknas tahun

anggaran 2007-2009 sampai tesis ini selesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada keluarga besar penulis, Amak yang selalu mendo’akan, serta Uda dan Uni

yang telah mendukung secara moril dan materil. Dan tak lupa ucapan terima kasih

penulis kepada teman-teman seperjuangan S2 Biofisika atas diskusi-diskusinya

dalam penyusunan tesis ini. Kepada teman-teman Himpunan Mahasiswa Muslim

Pascasarjana (HIMMPAS) IPB, terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama

mengerjakan penelitian. Terimakasih kepada teknisis di Puslitbang Kehutanan Bogor

yang telah meluangkan banyak waktu untuk membantu dalam penelitian ini. Ucapan

khusus untuk: Uni Afni, Mba Dona, Euis Handayani, Kastana Sapanli, Andi Syukri,

Kenzie Makoto, Hana Makoto, Ocu Indra, Nelly, Sandrio Ivanus, Mba Nurul, Bapak

Suparman Haru, Mba Tuti, Mba Yessie, TB dan BSP-ers (Ariz, Marto, Mada, Fitri,

Eni dan Dian), terima kasih atas do’a, dukungan, semangat, dan bantuan materinya.

Semoga Allah membalas dengan yang lebih baik. Serta Ustadz dan Ustadzah yang

telah menerima penulis sebagai keluarga selama penulis berada di Bogor.

Akhir kata, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat

kesalahan yang tidak disengaja dalam penulisan tesis ini. Kritik dan saran terhadap

penelitian penelitian ini sangat penulis harapkan.

Bogor, Mei 2010

Penulis

Page 12: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Payakumbuh pada tanggal 18 Februari 1985 dari Ayah Zulkarnaini (Alm) dan Ibu Warni. Penulis merupakan putri ke tujuh dari delapan bersaudara.

Pendidikan sarjana ditempuh di Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB pada tahun 2003-2007. Pada tahun 2007 Penulis diterima di Sekolah Pascasarjana IPB pada Program Studi Biofisika. Beasiswa pendidikan Pascasarjana diperoleh dari program BEASISWA UNGGULAN Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Selama kuliah di Pascasarjana IPB penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana (HIMMPAS) IPB dari tahun 2007-2009 dan Forum Mahasiswa Pascasarjana (WACANA) Biofisika IPB 2007-2009.

Page 13: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3

2.1 Elektrolit Polimer ............................................................................... 3

2.2 Elektrolit Polimer Padat ...................................................................... 4

2.3 Konduktivitas Ionik ............................................................................ 4

2.4 Persamaan Arrhenius .......................................................................... 5

2.5 Persamaan Vogel-Tamman-Fulcher (VTF) ................................…...7

2.6 Pengaruh Penambahan Garam Ionik

Terhadap Elektrolit PolimeR .............................................................. 9

2.7 Kitosan ............................................................................................... 10

2.8 Polyvinil Alcohol (PVA) .................................................................... 12

2.9 Temperatur Transisi Gelas ................................................................. 12

BAB III BAHAN DAN METODE ................................................................ 13

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 13

3.2 Bahan dan Alat................................................................................... 13

3.3 Metode Penelitian .............................................................................. 13

3.4 Diagram Alir Penelitian ..................................................................... 14

3.5 Karakterisasi Elektrolit Polimer ......................................................... 14

3.5.1 Analisa Spektrofotometri FTIR ................................................ 14

3.5.2 Analisa DSC (Differential Scanning Calorimetry) ................... 15

3.5.3 Analisa SEM dan EDX ............................................................. 15

3.5.4 Konduktivitas Listrik ................................................................ 15

3.5.5 Analisa XRD (X-Ray Diffraction) ............................................ 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 16

4.1 Konduktivitas ionik kitosan/PVA ................................................ 16

Page 14: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

4.2 DSC (Differential Scanning Calorimetry) ................................... 19

4.3 FTIR (Fourier Transform Infrared) ............................................ 21

4.4 Analisa SEM (Scanning Electron Microscope) ........................... 25

4.5 XRD (X-Ray Diffraction)............................................................. 27

4.6 EDX (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy) ........................... 29

4.7 Efek Penambahan filler TiO2 ....................................................... 32

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 35

Page 15: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Data identifikasi gugus fungsi kitosan ........................................................ 23

2 Data identifikasi gugus fungsi kitosan/PVA .............................................. 24

3 Data identifikasi gugus fungsi kitosan/PVA+KOH ……………………….24

4 Data unsur yang terdapat dalam elektrolit polimer kitosan/PVA+KOH….30

Page 16: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Mekanisme perpindahan ion dalam kisi zat padat ....................................... 6

2 Pemindahan kation ke dalam koordinat ikatan polimer secara loncatan

pada elektrolit polimer yang dibantu oleh pergerakan ikatan polimer .......... 8

3 Pemindahan kation dalam elektrolit polimer karena kelompok ionik .......... 8

4 Jenis-jenis ion dalam kompleks polimer ...................................................... 9

5 Kitin (poli-N-asetil-glukosamin) ................................................................. 10

6 Kitosan (poli-glukosamin) ........................................................................... 10

7 Produksi Udang Indonesia .......................................................................... 11

8 Variasi konduktivitas ionik elektrolit polimer kitosan/PVA terhadap

persentase penambahan KOH (% wt) ............................................................. 17

9 Hubungan antara temperatur dan konduktivtas ionik kitosan/PVA+KOH

35 %............... ................................................................................................ 18

10 Plot Arrhenius Kitosan/PVA+KOH 35 % ................................................. 19

11 Suhu transisi gelas (Tg) Kitosan/PVA+KOH ............................................ 21

12 Spektrum FTIR Kitosan ............................................................................. 22

13 Spektrum FTIR (a) Kitosan/PVA (b) Kitosan/PVA+KOH ....................... 23

14 Hasil SEM (a) Kitosan/PVA+KOH 35% dan (b) PVA+KOH 40% .......... 26

15 SEM Kitosan/PVA+KOH 35 % (Pemanasan 100 0C) ............................... 27

16 XRD elektrolit polimer kitosan/PVA+KOH (25 0C) ................................. 28

17 XRD elektrolit polimer kitosan/PVA+KOH (100 0C) ............................... 28

18 Spektrum EDX Kitosan/PVA+KOH ......................................................... 30

19 Scanning line EDX Kitosan/PVA+KOH ................................................... 30

20 Mapping (a) Kitosan/PVA+KOH (b) KOH ............................................... 31

21 Efek penambahan TiO2 pada elektrolit polimer kitosan/PVA+KOH ........ 32

Page 17: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Gambar Alat-alat yang digunakan dalam penelitian .................................. 37

2. Konduktivitas ionik kitosan/PVA dengan variasi (% wt) KOH ................ 38

3. Variasi Konduktivitas ionik kitosan/PVA+KOH 35%

terhadap temperatur .................................................................................... 39

4 Konduktivitas ionik kitosan/PVA dengan variasi (% wt) TiO2 .................. 40

5 Perhitungan Plot Arrhenius ......................................................................... 40

6 Cara menghitung energy aktivasi dari plot Arrhenius .......................... …. 41

Page 18: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udang merupakan salah satu komoditas ekspor perikanan Indonesia yang

jumlahnya dari tahun ke tahun semakin meningkat. Udang yang diekspor merupakan

udang dalam bentuk beku, yang sebagian besar (60-70 %) dari berat udang akan

menjadi limbah (bagian kulit dan kepala). Jika pada tahun 2009 potensi udang

diperkirakan sebesar 540.000 ton, maka akan dihasilkan limbah sebanyak 324.000

ton. Limbah sebanyak ini jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan

dampak negatif bagi lingkungan [1,2].

Kulit udang mengandung kitin sebesar 99,1%, dan jika diproses lebih lanjut

akan dihasilkan kitosan. Kitosan memiliki gugus aktif amina bebas dan hidroksil.

Dengan adanya gugus-gugus ini maka kitosan dapat dimodifikasi menjadi berbagai

produk. Modifikasi yang dapat dilakukan adalah alkilasi, sililasi, tosilasi,

pembentukan garam kuartener, sulfatasi, fosforilasi dan tiolasi [2,3]. Kitosan juga

dapat dimodifikasi dengan cara dicampur dengan polimer lain seperti polivinil

alkohol(PVA) dan poli (asam akrilat).

Campuran kitosan/PVA dapat dimanfaatkan sebagai elektrolit polimer untuk

berbagai macam aplikasi. Hal ini dapat dilihat dari kedua sifat bahan tersebut.

Kitosan bersifat polielektrolit kationik karena adanya gugus amino, biodegradable,

bisa membentuk film dan bisa berfungsi sebagai agen pengkelat ion logam.

Sedangkan PVA memiliki sifat mekanik yang bagus dan mampu terdegradasi alami

pada kondisi tertentu. Penambahan PVA dapat memperbaiki kekuatan mekanik

kitosan dengan adanya tekanan pada kristalisasi rantai polimer [1,2].

Page 19: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi optimum

kitosan/PVA+KOH. Komposisi optimum merupakan komposisi elektrolit polimer

yang menghasilkan nilai konduktivitas ionik paling tinggi. Selain itu juga diteliti efek

penambahan filler TiO2 terhadap komposisi kitosan/PVA+KOH optimum.

1.3 Perumusan Masalah

1. Mensintesis kitosan/PVA dengan berbagai variasi penambahan KOH sehingga

dihasilkan kitosan/PVA+KOH dengan komposisi optimum untuk aplikasi elektrolit

polimer.

2. Karakterisasi kitosan/PVA+KOH dengan komposisi optimum (konduktivitas ionik

paling tinggi)

3. Pembuatan elektrolit polimer kitosan/PVA+KOH dengan variasi penambahan

filler TiO2 sehingga diperoleh komposisi optimum filler pada elektrolit polimer.

1.4 Hipotesis

1. Semakin banyak KOH yang ditambahkan pada campuran polimer kitosan/PVA

maka konduktivitas ioniknya akan semakin tinggi.

2. Semakin banyak TiO2 yang ditambahkan pada campuran polimer

kitosan/PVA+KOH optimum maka konduktivitas ioniknya akan semakin tinggi.

Page 20: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Elektrolit Polimer

Elektrolit polimer merupakan bidang ilmu bahan yang mencakup aspek

elektrokimia, polimer, kimia organik dan kimia anorganik. Sejak dua dekade

terakhir, modifikasi pada elektolit polimer giat dilakukan agar dihasilkan polimer

yang bersifat konduktif. Wright merupakan orang pertama yang mengkaji bidang

tersebut pada tahun 1973. Beliau menemukan bahwa kompleks PEO-Na

menunjukkan nilai konduktivitas ionik yang cukup tinggi. Banyak penelitian yang

telah dilakukan terkait dengan elektrolit polimer ini [4].

Elektrolit polimer memiliki peranan penting dalam piranti ektronika seperti

baterai litium, kapasitor dan sel foto elektrokimia [5]. Elektrolit polimer dapat

digunakan untuk menggantikan elektrolit cair. Penggunaan elektrolit cair dalam

piranti elektronika telah menimbulkan masalah seperti kebocoran yang disebabkan

oleh reaksi antara pelarut kuat dengan zat yang terkandung dalam larutan yang

bersifat toksik dan mudah terbakar.

Elektrolit polimer dapat beroperasi pada suhu agak tinggi yaitu antara 60 0C

sampai 100 0C dan memiliki sifat fleksibel yaitu dapat dibentuk sesuai keinginan.

Selain itu, elektrolit polimer bisa mengatasi kebocoran yang terjadi pada baterai

karena tidak menggunakan elektrolit cair [4]. Di samping itu, elektrolit polimer

memperlihatkan sifat yang bersesuaian dengan elektroda dan memberikan energi

yang lebih besar dibandingkan dengan baterai yang menggunakan elektrolit cair [4].

Konduktivitas ionik elektrolit polimer sangat penting untuk tujuan penggunaan

piranti elektronika. Polimer yang memiliki gugus penyumbang elektron sangat tepat

untuk dijadikan sebagai elektrolit polimer. Karena permintaan terhadap elektrolit

polimer terus bertambah maka penelitian terhadap polimer sebagai host dalam sistem

elektrolit banyak dilakukan.

Page 21: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

2.2 Elektrolit Polimer Padat

Elektrolit polimer padat dapat dikelompokkan sebagai bahan padat yang

memiliki kemampuan untuk menghantarkan arus listrik dengan cara pergerakan ion

dan memiliki fungsi yang sama seperti larutan elektrolit [6,7]. Sistem polimer yang

memiliki nilai konduktivitas ionik yang tinggi dapat disiasati dengan menambahkan

bahan tambahan seperti bahan anorganik ke dalam matriks polimer tersebut [8].

Elektrolit polimer yang mengandung kation atau anion yang bebas bergerak akan

bertindak sebagai bahan konduktor dalam medium elektrolit polimer. Konduktivitas

ionik suatu polimer bergantung pada kerapatan dan mobilitas suatu ion. Secara fisik,

elektrolit polimer terlihat sebagai bahan yang berfasa padat tetapi struktur di

dalamnya bersifat seperti fasa cair yang memberi pengaruh pada perubahan nilai

konduktivitas.

Ciri-ciri yang harus dimiliki oleh suatu polimer agar dapat berfungsi sebagai

host dalam elektrolit polimer adalah [4] :

i. Memiliki atom atau kumpulan atom yang cukup untuk mendonorkan elektron

sehingga dapat membentuk ikatan koordinasi dengan kation.

ii. Memiliki hambatan yang kecil terhadap pemutaran ikatan sehingga

memungkinkan pergerakan ion pada ikatan polimer.

iii. Memiliki jarak yang sesuai antara pusat koordinat karena penting dalam

pembentukan multi ikatan ion secara intra polimer.

iv. Mempunyai suhu peralihan kaca yang rendah sehingga memudahkan pergerakan

ion

2.3 Konduktivitas Ionik

Konduktivitas ionik pada elektrolit polimer disebabkan oleh adanya ion

bermuatan dan elektron yang bersifat konduktor. Konduktivitas ionik diukur dalam

satuan S/cm atau Ohm-1cm-1. Persamaan konduktivitas ionik (σ) untuk elektrolit

polimer adalah sebagai berikut:

σ (T) = Σηiqiμi (2.1)

Page 22: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

di mana:

ηi = jumlah pembawa muatan untuk ion jenis i

qi = muatan ion

μi = mobilitas muatan

Konduktivitas ionik elektrolit polimer dapat diukur dengan menggunakan

arus bolak balik (AC) atau arus searah (DC). Arus bolak-balik (AC) banyak

digunakan dalam pengukuran konduksi suatu elektrolit polimer. Dalam arus bolak-

balik, ion bergerak pada satu arah tertentu pada putaran pertama dan pada putaran

kedua bergerak pada arah berlawanan. Dalam kajian AC, perbandingan tegangan

terhadap arus merupakan nilai impedansi (Z) dalam satuan Ohm. Z merupakan

fungsi frekuensi, dan diberi simbol Z(ω). Dari plot impedansi dapat diketahui

resistansi bulk Rb dan konduksi ionik dapat ditentukan dari persamaan :

σ = (2.2)

di mana:

σ = konduktivitas ionik

l = ketebalan sampel

A = luas permukaan sampel yang bersentuhan dengan elektroda

Rb = Resistansi bulk

2.4 Persamaan Arrhenius

Mekanisme konduktivitas ionik pada elektrolit polimer dapat ditentukan

berdasarkan pada grafik antara konduktivitas ionik (σ) terhadap suhu (T). Persamaan

Arrhenius menjelaskan bahwa :

(2.3)

Dimana σ0 = konstanta

Ea = Energi aktivasi

k = konstanta Boltzmann

T = temperatur

Page 23: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Karakteristik Arrhenius pada elektrolit polimer di bawah nilai Tg (temperatur

transisi gelas) bisa dijelaskan dengan penarikan pasangan ion yang disebabkan

mekanisme perpindahan ion ke dalam bagian yang sempit secara tidak langsung.

Sementara karakteristik Arrhenius untuk temperatur melebihi nilai Tg, melibatkan

mekanisme perpindahan ion ke dalam atom tetangga. Mekanisme penyerapan ion

dalam bahan polimer bisa dianalogikan dengan mekanisme perpindahan ion pada kisi

zat padat.

Menurut Ricket dalam [4], mekanisme perpindahan ion dalam elektrolit

polimer adalah seperti berikut:

i. Mekanisme kekosongan yaitu pengisian ion ke dalam kisi tetangga yang kosong.

ii. Mekanisme penyempitan yaitu perpindahan ion ke bagian yang sempit secara

tidak langsung

Gambar 1 Mekanisme perpindahan ion dalam kisi zat padat

Page 24: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

2.5 Persamaan Vogel-Tamman-Fulcher (VTF)

Mekanisme konduktivitas ionik dalam elektrolit polimer sudah banyak dipelajari

dan dimodelkan oleh peneliti. Salah satu model konduktivitas ionik adalah pergerakan

ion dalam material kristalin sepanjang terowongan berbentuk silinder. Namun, model ini

mulai ditinggalkan orang, karena ditemukan sebuah rumusan Arrhenius yang

menyatakan hubungan pergerakan torsi antara ikatan C-C dan C-O sebagai fungsi eksak

dari hantaran proton yang dinyatakan sebagai persamaan Vogen-Tamman-Fulcher

(VTF). Persamaan ini dibuktikan dengan hasil difraksi sinar X.

Penggunaan persamaan Vogel-Tamman-Fulcher (VTF) sangat sesuai untuk

sistem amorfus. Persamaan VTF dapat ditulis sebagai berikut:

(2.4)

dimana B = konstanta

To = temperatur awal

T = temperatur eksperimen

Karakteristik VTF menjelaskan bahwa perpindahan ion dalam matriks padat

hampir sama dengan perpindahan ion dalam keadaan cair. Di samping itu,

Karakteristik Arrhenius tidak sama dengan karakteristik VTF di mana penyerapan

ion tidak bermuatan terjadi melalui medium bergerak yang dipengaruhi oleh medan

listrik. Sementara itu, peningkatan suhu mengakibatkan material memuai dan

menyebabkan adanya kekosongan yang memungkinkan pergerakan ion dalam suatu

polimer. Mekanisme pergerakan ion yang fleksibel dalam matriks polimer

bergantung kepada konsentrasi garam yang ditambahkan dalam matriks polimer

tersebut.

Menurut Gray [8], dari hasil difraksi sinar-X diperoleh bahwa oksigen eter

memiliki ikatan kovalen dengan kation pada kompleks padat garam PEO. Hal ini

hanya dapat dijelaskan dengan stoikiometri kompleks padat dan tidak berlaku untuk

semua konsentrasi penambahan garam. Namun demikian, loncatan antara ikatan

dalam lebih penting daripada loncatan antara ikatan luar dan pemindahan ion-ion dari

ikatan ke ikatan dapat terjadi. Gambar 2 menunjukkan pemindahan kation ke

Page 25: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

koordinat dalam ikatan polimer yang sama atau ke ikatan polimer tetangga secara

loncatan.

Gambar 2 (a) Pemindahan kation dalam ikatan polimer yang sama secara loncatan

(b) Pemindahan kation ke ikatan polimer tetangga secara loncatan [8]

Di samping itu, pemindahan kation secara berkelompok dapat terjadi karena polimer

berfungsi sebagai hos ion seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 (a) Pemindahan ion berkelompok dalam ikatan polimer yang sama secara

loncatan (b) Pemindahan ion secara loncatan untuk ion berkelompok [8]

(a)

(b)

(a)

(b)

Page 26: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

2.6 Pengaruh Penambahan Garam Ionik Terhadap Elektrolit Polimer

Elektrolit polimer terbentuk karena adanya interaksi antara garam alkali

dengan suatu makro molekul. Untuk menentukan pengaruh penambahan garam ionik

dalam suatu elektrolit polimer terhadap perubahan nilai konduktivitas ionik, maka

dapat mengacu pada konsep pergerakan ion dalam matriks polimer tanpa adanya

pengaruh pelarut. Menurut Pearson’s dan teori asam-alkali, untuk membentuk suatu

kompleks elektrolit polimer, polimer berfungsi sebagai alkali lewis dan kation garam

berfungsi sebagai asam lewis. Terdapat beberapa faktor yang membedakan antara

elektrolit polimer dengan elektrolit cair yaitu morfologi fasa padat, berat molekul,

konstanta dielektrik yang rendah. Di samping itu, faktor seperti penguraian garam

ionik menjadi ion bebas atau pasangan ion juga menyebabkan perbedaan yang sangat

besar antara elektrolit polimer dan elektrolit cair. Secara umum, konduktivitas ionik

elektrolit polimer lebih rendah dibandingkan dengan elektrolit cair pada suhu ruang

yang disebabkan faktor-faktor yang disebutkan diatas. Gambar 4 menunjukkan jenis-

jenis ion yang terdapat dalam kompleks polimer.

Gambar 4 Jenis-jenis ion dalam kompleks polimer [9]

Page 27: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

2.7 Kitosan Kitosan adalah suatu polisakarida yang diperoleh melalui deasetilasi kitin.

Perbedaan di antara kitin dan kitosan terdapat dalam derajat deasetilasinya. Kitosan

mempunyai derajat deasetilasi 80–90%, akan tetapi kebanyakan publikasi

menggunakan istilah kitosan apabila derajat deasetilasi lebih besar 70% [1]. Struktur

kimia dari kitin dan kitosan dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6 berikut:

Gambar 5 Kitin (poli-N-asetil-glukosamin)

Gambar 6 Kitosan (poli-glukosamin)

Pada umumnya keberadaan kitin di alam tidak terdapat dalam keadaan bebas,

akan tetapi berikatan dengan protein, mineral, dan berbagai macam pigmen (zat

warna). Walaupun kitin tersebar luas di alam, sumber utama yang dapat digunakan

memproduksi kitin dalam skala besar dan dijadikan untuk pengembangan lebih lanjut

adalah kitin yang terdapat pada Crustaceae yang dipanen secara komersil seperti

kepiting, udang, dan lobster. Kitin dari jenis Crustaceae ini banyak tersedia dalam

jumlah besar sebagai limbah industri pangan. Tingkat produksi udang Indonesia

cukup tinggi, bahkan trend pertumbuhannya sangat mengesankan, seperti data pada

Gambar 7:

Page 28: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Gambar 7 Produksi Udang Indonesia [2]

Melihat sifat hidrofilik, reaktivitas kimia, kesanggupan membentuk film dan

sifat mekanik yang baik, maka kitosan merupakan bahan yang baik untuk digunakan

dalam berbagai bidang aplikasi. Kitosan tidak larut dalam air tapi larut dalam pelarut

asam dengan pH di bawah 6,0. Pelarut yang umum digunakan untuk melarutkan

kitosan adalah asam asetat 1%, dengan pH sekitar 4,0. Pada pH di atas 7,0 stabilitas

kelarutan kitosan sangat terbatas. Pada pH tinggi, cenderung terjadi pengendapan dan

larutan kitosan membentuk kompleks polielektrolit dengan hidrokoloid anionik

menghasilkan gel.

Karena adanya gugus amino, menjadikan kitosan sebagai polielektrolit

kationik (pKa 6,5), hal yang sangat jarang terjadi secara alami. Karena sifatnya yang

basa ini, maka kitosan:

a. Dapat larut dalam media asam encer membentuk larutan yang kental, sehingga

dapat digunakan untuk pembuatan gel dalam beberapa variasi konfigurasi seperti

butiran, membran, pelapis, kapsul, serat dan spons.

b. Membentuk kompleks yang tidak larut dalam air dengan polielektrolit anion yang

dapat digunakan untuk pembuatan butiran, gel, kapsul, dan membran. Dapat

Page 29: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

digunakan sebagai pengkelat ion logam berat di mana gelnya menyediakan sistim

proteksi terhadap efek destruksi dari ion.

Kitosan memiliki gugus hidroksil dan amin yang dapat memberi jembatan

hidrogen secara intermolekuler atau intramolekuler. Dengan demikian terbentuk

jaringan hidrogen yang kuat, membuat kitosan tidak larut dalam air. Gugus fungsi

dari kitosan (gugus hidroksil primer pada C-6, gugus hidrosil sekunder pada C-3 dan

gugus amino pada posisi C-2) membuatnya mudah dimodifikasi secara kimia.

2.8 Polyvinil Alcohol (PVA)

Polyvinil Alcohol ( PVA ) memiliki struktur kimia sederhana yang terdiri dari

gugus hidroksil. Pembuatan PVA dapat melalui proses polimerisasi dari vinil asetat

(PVAc) dilanjutkan hidrolisis menjadi PVA. Derajat hidrolisis dari gugus asetat

mempengaruhi penentuan sifat kimia, kelarutan dan kemampuan mengkristal. PVA

dengan derajat hidrolisis yang tinggi mempunyai kelarutan yang rendah dalam air

sehingga sulit untuk mengkristal. PVA dengan derajat hidrolisis sebesar 98.5 % atau

lebih dapat larut dalam air pada suhu 70 0C. PVA merupakan salah satu polimer yang

sering digunakan karena mempunyai sifat mekanik yang bagus, dan dapat

terdegradasi secara alami pada kondisi tertentu.

2.9 Temperatur Transisi Gelas

Temperatur transisi gelas (Tg) merupakan salah satu sifat fisik penting dari

polimer yang menyebabkan polimer tersebut memiliki daya tahan terhadap panas

atau temperatur yang berbeda-beda. Dimana pada saat temperatur luar mendekati

temperatur transisi gelasnya maka suatu polimer mengalami perubahan dari keadaan

yang keras kaku menjadi lunak seperti karet. Akibat dari perbedaan Tg dari setiap

polimer menyebabkan setiap polimer memiliki kegunaan yang berbeda-beda

bergantung pada suhu lingkungan dimana polimer itu bekerja. Perbedaan Tg ini

disebabkan oleh berbagai faktor yang meliputi panjang molekul polimer, berat

molekul, efek elektrostatik seperti polarisabilitas, momen dwi kutub, stereokimia,

dan stereoregularitas rantai polimer maupun interaksi intermolekuler dari polimer

melalui ikatan hidrogen dan gaya london.

Page 30: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biofisika Departemen Fisika IPB,

Balai Penelitian Pengembangan Hasil Hutan dan Sentra Teknologi Polimer

PUSPITEK Serpong Agustus 2009 sampai dengan Januari 2010.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah kitosan,

polivinil alkohol (PVA), aquades, asam asetat, KOH, dan TiO2. Alat yang digunakan

dalam penelitian ini adalah neraca analitik, gelas piala, pipet tetes, pipet Mohr, gelas

ukur Iwaki 10 ml dan 100 ml, hot plate, cawan petri, hot plate stirrer, tissue,

Bransonic 2510 dan furnace (tanur). Alat karakterisasi yang digunakan diantaranya

adalah: LCR meter, Shimadzu X Ray Diftraktometer, SEM Brucer 133 eV, Brucer

FTIR, dan Rheometric Scientific DSC.

3.3 Metode Penelitian

Kitosan sebanyak 0,25 gram dilarutkan dalam 10 ml asam asetat 1% dengan

metode sonikasi selama 4 jam. Kemudian ditambahkan PVA sebanyak 0,25 gram.

Proses pencampuran dilakukan dengan menggunakan hot plat stirrer pada

temperatur 80 oC sampai larutan homogen. Campuran kitosan-PVA yang telah

homogen ditambahkan KOH dengan variasi konsentrasi 0–50% wt. Campuran

kitosan/PVA+KOH dengan berbagai konsentrasi didinginkan pada suhu ruang dan

diukur konduktivitasnya dengan menggunakan LCR meter. Campuran dengan nilai

konduktivitas paling tinggi dikarakterisasi lebih lanjut.. Untuk karakterisasi lebih

lanjut dilakukan solution casting pada cawan petri. Untuk menghilangkan pelarut,

dilakukan pengeringan dengan furnace pada temperatur 80 oC selama 4 jam.

Karakterisasi yang dilakukan yaitu FTIR, DSC, XRD, SEM, dan EDX. Efek

penambahan filler TiO2 pada campuran kitosan/PVA+KOH optimum diamati pada

variasi konsentrasi 0–60% wt dengan cara mengukur konduktivitasnya.

3.4 Diagram Alir Penelitian

Page 31: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

3.5 Karakterisasi Elektrolit Polimer

3.5.1 Analisa Spektrofotometri FTIR

Pada penelitian dilakukan analisa spektroskopi FTIR (Fourier Transform

Infra Red) untuk menganalisis struktur. FTIR merupakan salah satu jenis

spektroskopi yang bersifat kualitatif. FTIR menggunakan energi yang bersumber dari

sinar inframerah sebagai energi pengganggu. Penyinaran sampel dengan FTIR

menyebabkan peristiwa transisi energi vibrasi molekul polimer. Sinyal hasil

penangkapan detektor selanjutnya ditransformasikan dari bentuk sinyal biasa

menjadi sinyal yang lebih kontinu dengan menggunakan transformasi fourier. Hasil

analisis diharapkan menunjukkan sinyal yang khas untuk spektrum elektrolit

polimer.

3.5.2 Analisa DSC (Differential Scanning Calorimetry)

Pengamatan sifat termal dilakukan dengan menggunakan instrumen DSC

yang bertujuan untuk mengetahui temperatur transisi gelas (Tg) elektrolit polimer.

Alat ini mengukur perubahan aliran panas (heat flow), jika sampel dipanaskan

sebagai fungsi dari suhu dan waktu. Perubahan energi yang terjadi dapat bersifat

Page 32: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

endotermis atau eksotermis, yang kemudian terekam di dalam termogram. Sampel

dengan massa 10 mg di dalam aluminium pan diletakkan pada platinum holder.

Sebagai referensi, diletakkan pula pan kosong. Perbedaan arus panas yang terjadi

dimonitor dengan termokopel diferensial. Sampel dipanaskan dengan kecepatan 10

K/min. Untuk menghindari penyerapan dengan udara luar, selama pengukuran alat

ini dialiri gas Argon.

3.5.3 Analisa SEM (Scanning Electron Microscope) dan EDX (Energy Dispersive

X-Ray Spectroscopy)

Analisa SEM digunakan untuk mengetahui morfologi permukaan elektrolit

polimer. Perbesaran 100-1000x digunakan untuk menganalisa morfologi permukaan

elektrolit polimer. EDX merupakan analisis yang terintegrasi dengan SEM dan

digunakan untuk analisis unsur yang terdapat dalam elektrolit polimer.

3.5.4 Konduktivitas Listrik

Konduktivitas listrik elektrolit polimer ditentukan dengan menggunakan

HIOKI 2522-50 LCR. Pengukuran konduktivitas dilakukan dengan menggunakan

arus AC dengan tegangan 1 V. Selain itu konduktivitas juga dilakukan pada variasi

suhu 30 - 80 0C. Hasil konduktivitas diplot terhadap 1/T untuk menjelaskan

mekanisme konduksi ionik dalam elektrolit polimer.

3.5.5 Analisa XRD (X-Ray Diffraction)

XRD banyak digunakan untuk menentukan sifat sampel, identifikasi fasa,

analisis kuantitatif dari fasa campuran dan ukuran partikel. Konduktivitas ionik

polimer elektrolit secara kualitatif dapat dikaitkan dengan analisa XRD. Dari analisa

XRD dapat dilihat hubungan antara fasa elektrolit dengan konduktivitas ionik

elektrolit polimer.

Page 33: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Konduktivitas ionik kitosan/PVA

Kajian yang paling penting dalam kompleks elektrolit polimer adalah

pengukuran konduktivitas ioniknya. Konduktivitas ionik yang ditunjukkan oleh suatu

matriks elektrolit polimer adalah hasil dari penambahan (doping) unsur alkali ke

dalam matriks polimer tersebut. Unsur alkali yang ditambahkan ke dalam polimer

kitosan/PVA adalah kalium dari senyawa KOH dengan berbagai konsentrasi (%wt).

Pada Gambar 8, dapat dilihat bahwa nilai konduktivitas ionik meningkat dengan

semakin banyaknya KOH yang ditambahkan. Konduktivitas ionik kitosan/PVA tanpa

penambahan KOH sekitar 0,325 x 10-2 S cm-1. Konduktivitas meningkat ketika

ditambahkan KOH ke dalam polimer tersebut. Peningkatan konduktivitas ionik

akibat adanya penambahan KOH berkaitan dengan adanya peningkatan jumlah ion

pembawa muatan (K+) dan reaksi ion tersebut di dalam rantai polimer [10].

Pada batas tertentu penambahan KOH mengakibatkan penurunan nilai

konduktivitas ionik elektrolit polimer kitosan/PVA. Hal ini disebabkan elektrolit

polimer dalam komposisi melebihi batas komposisi jenuh. Menurut teori, konsentrasi

kalium yang tinggi dalam polimer dapat menghambat pergerakan ion-ion dan

mengakibatkan menurunnya nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer. Nilai

konduktivitas ionik paling tinggi yaitu pada penambahan KOH sebesar 35%.

Konduktivitas ionik kitosan/PVA pada kondisi penambahan KOH 35 % (optimum)

adalah sebesar 1,105 x 10-2 S cm-1. Nilai ini lebih besar 0,255 x 10-2 S cm-1

dibandingkan dengan konduktivitas ionik elektrolit polimer PVA+KOH 40% yang

telah dilakukan A.A Mohamad dan A. K. Arof pada tahun 2006 [11]. Senyawa KOH

yang ditambahkan pada elektrolit polimer kitosan/PVA, 5% lebih rendah

dibandingkan dengan elektrolit polimer PVA+KOH. Penambahan kitosan pada PVA

terbukti dapat meningkatkan konduktivitas ionik elektrolit polimer karena kitosan

sendiri merupakan polimer yang bersifat konduktif.

Page 34: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Gambar 8 Variasi konduktivitas ionik elektrolit polimer kitosan/PVA terhadap

persentase penambahan KOH (% wt)

Seperti telah disebutkan di atas, penambahan KOH dengan persentase

optimum akan menghasilkan elektrolit polimer dengan konduktivitas ionik paling

tinggi. Persentase optimum penambahan KOH tergantung pada polimer yang

digunakan. Polimer yang berbeda akan memiliki persentase penambahan KOH

optimum yang berbeda pula. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa konsentrasi

penambahan KOH diatas konsentrasi 35% menghasilkan elektrolit polimer dengan

konduktivitas ionik yang semakin menurun.

Hubungan konduktivitas ionik elektrolit polimer kitosan/PVA+KOH terhadap

temperatur dapat dilihat pada Gambar 9. Elektrolit polimer yang diukur merupakan

elektrolit polimer dengan konduktivitas ionik paling tinggi (35% KOH). Pada

Gambar 9 dapat dilihat bahwa semakin tinggi temperatur maka konduktivitas ionik

elektrolit polimer juga semakin tinggi. Terdapat temperatur optimum operasi

elektrolit polimer yaitu sekitar 74 oC. Di atas temperatur optimum konduktivitas

ionik elektrolit polimer mengalami penurunan. Hal ini diebabkan oleh kristalisasi

elektrolit polimer. Untuk konduktivitas ionik, semakin kristalin suatu bahan maka

konduktivitas ioniknya semakin kecil. Dengan kata lain, elektrolit polimer akan

memiliki konduktivitas ionik paling tinggi jika berada dalam fasa amorf.

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

0 10 20 30 40 50 60

σ (1

0-2S

cm

-1)

Persentase KOH (% wt)

Page 35: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Gambar 9 Hubungan antara temperatur dan konduktivtas ionik kitosan/PVA+KOH

35 %

Adanya temperatur operasi maksimum ini berpengaruh dalam aplikasi

elektrolit polimer tersebut. Selain itu, peningkatan konduktivitas terhadap temperatur

berkaitan dengan apa yang terjadi pada kristal ionik yaitu terjadinya proses lompatan

ion ke bagian tetangga atom terdekat yang kosong. Pada temperatur tinggi,

pergerakan termal rantai polimer dan disosiasi kalium semakin meningkat sehingga

konduktivitas semakin meningkat. Pada temperatur rendah, kehadiran KOH

menyebabkan interaksi garam-polimer atau interaksi kation-dipol yang akan

meningkatkan energi kohesif jaringan polimer. Ketika terjadi penurunan volume

bebas, gerak segmental polimer dan ion terhalang maka akan terjadi penurunan

konduktivitas ionik [12].

Pada Gambar 10 dapat dilihat plot Arrhenius elektrolit polimer

kitosan/PVA+KOH 35%. Dengan menggunakan persamaan (2.3) diperoleh energi

aktivasi (Ea) elektrolit polimer sebesar 0,246 eV. Elektrolit polimer dengan

konduktivitas ionik tinggi memiliki energi aktivasi kecil. Hal ini berkaitan dengan

volume bebas yang terdapat dalam elektrolit polimer ketika terjadinya kenaikan

temperatur [10].

0

100

200

300

400

500

600

25 35 45 55 65 75 85

Temperatur (oC)

σ(S cm‐1)

Page 36: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Gambar 10 Plot Arrhenius Kitosan/PVA+KOH 35 %

4.2 DSC (Differential Scanning Calorimetry)

Salah satu karakteristik terpenting dari keadaan amorfus adalah sifat polimer

selama transisinya dari padat ke cair. Ketika suatu gelas amorfus dipanaskan, energi

kinetik molekul-molekulnya bertambah. Namun geraknya masih diibatasi sampai

vibrasi dan rotasi daerah pendek sepanjang polimer tersebut mampu

mempertahankan struktur gelasnya. Ketika temperatur dinaikkan lagi, maka muncul

satu batas di mana terjadi suatu perubahan yang jelas; dimana polimer melepaskan

sifat-sifat gelasnya dan berubah ke sifat-sifat yang umumnya lebih condong kepada

karet. Temperatur saat berlangsungnya fenomena ini disebut temperatur transisi gelas

(Tg).

Pada level molekul (pada temperatur transisi gelas) terjadi gerak molekul

dengan daerah yang lebih panjang, kebebasan rotasi yang lebih besar dan akibatnya

menimbulkan gerak rantai yang lebih segmental. Diperkirakan bahwa antara 20 dan

50 atom-atom rantai terlibat dalam gerak segmental pada temperatur transisi gelas.

Jelaslah bahwa agar terjadi pertambahan gerak, ruang antara atom-atom (volume

bebas polimer) harus bertambah, yang menyebabkan bertambahnya volume spesifik

polimer. Temperatur ketika terjadi perubahan volume spesifik ini, yang biasanya

diukur dengan dilatometri (pengukuran volume), bisa dipakai sebagai ukuran dari

temperatur transisi gelas (Tg). Perubahan-perubahan makroskopik lainnya juga

y = -2866,x + 14,82R² = 0,995

5,3

5,4

5,5

5,6

5,7

5,8

5,9

6

6,1

6,2

6,3

0,0029 0,003 0,0031 0,0032 0,0033 0,0034

1/T (K-1 )

Ln σ

(S c

m-1

)

Page 37: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

terjadi pada temperatur transisi gelas tersebut. Diantarannya perubahan entalpi,

modulus, kekuatan, indeks refraktif dan hantaran panas.

Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menentukan temperaur transisi

gelas (Tg) suatu sampel polimer adalah teknik DSC (Differential Scanning

Calorimetry). Temperatur transisi gelas (Tg) merupakan sifat yang penting dalam

polimer, dimana pada suhu ini terjadi perubahan dari keadaan glassy ke keadaan

rubbery. Tinggi rendahnya temperatur transisi gelas dipengaruhi oleh kekuatan

ikatan antar rantai pada polimer dimana kekuatan ikatan makin besar maka

temperatur transisi gelas juga makin tinggi [13]. Temperatur transisi gelas PVA

adalah 85 0C sedangkan kitosan adalah 150 0C. Temperatur transisi gelas kitosan

sulit ditentukan karena kitosan mempunyai sifat kristalin dan berbentuk heterosiklik

dimana kuatnya ikatan antar dan intermolekul hidrogen di dalam polimer kitosan.

Sifat ini biasanya juga ditemukan pada beberapa polisakarida seperti turunan selulosa

dan kitin.

Analisa DSC telah dilakukan pada polimer elektrolit kitosan/PVA+KOH

dengan perbandingan kitosan: PVA = 1 : 1 dan penambahan KOH 35 %. Dari analisa

ini hanya diperoleh satu titik transisi gelas yaitu 75,30 0C (Gambar 11). Titik transisi

gelas ini lebih mendekati dan lebih rendah dari Tg PVA. Hal ini dapat dijelaskan

sebagai berikut, penambahan PVA pada kitosan akan menyebabkan terjadinya

peningkatan fleksibilitas rantai polimer. Peningkatan fleksibilitas rantai

menyebabkan kemampuan atom-atom pada struktur polimer untuk berputar atau

melakukan segmental di antara rantai-rantainya semakin meningkat. Akibatnya

temperatur transisi gelas paduan polimer tersebut semakin menurun.

Konduktivitas ionik akan semakin meningkat dengan semakin turunnya

temperatur transisi gelas elektrolit polimer. Pada kondisi penambahan KOH optimum

diperoleh nilai temperatur gelas tertentu yang nilainya lebih kecil dari temperatur

transisi gelas masing-masing polimer pembentuknya. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang telah dilakukan Osman pada kitosan+Li, dimana dapat diketahui

bahwa penambahan garam pada elektrolit polimer akan menurunkan

Page 38: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Gambar 11 Suhu transisi gelas (Tg) Kitosan/PVA+KOH

temperatur transisi gelas dan meningkatkan konduktivitas ioniknya. Pada kondisi

tertentu peningkatan nilai Tg ketika penambahan garam lebih banyak dari kondisi

optimum justru akan menyebabkan menurunnya fleksibilas segmental dan semakin

kakunya rantai polimer. Kekakuan rantai polimer terjadi akibat adanya ikatan silang

antara kation pada garam dengan segmen di sekeliling rantai yang juga akan

menurunkan mobilitas kation [13].

4.3 FTIR (Fourier Transform Infrared)

FTIR digunakan untuk menentukan jenis ikatan dan gugus fungsi pada

molekul kompleks. Analisa ini banyak digunakan untuk melihat adanya kompleks

garam-polimer dalam elektrolit polimer. FTIR merupakan instrumen yang efisien

untuk mempelajari perubahan struktur lokal yang terdapat pada polimer. Spektra

inframerah material bervariasi bergantung pada komposisi dan sangat

memungkinkan untuk mengetahui adanya kompleks polimer dan interaksi antar

komponen penyusun polimer. Untuk kajian selanjutnya spektroskopi inframerah

digunakan untuk menentukan interaksi intermolekul dan intramolekul komponen

kompleks polimer-garam elektrolit. Setiap interaksi akan mempengaruhi perubahan

Page 39: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

mode vibrasi atom atau molekul pada material sehingga terjadi perubahan sifat fisika

dan kimia penyusun kompleks polimer [12]

Spektrum gugus fungsi FTIR untuk kitosan yang digunakan pada penelitian ini dapat

dilihat pada Gambar 12 dan Tabel 1. Spektrum FTIR menunjukkan adanya uluran

NH2 pada bilangan gelombang 3438 cm-1. Vibrasi –CH3 terdapat pada bilangan

gelombang 2923 dan 1383 cm-1. Terdapat ikatan -S-C≡N pada bilangan gelombang

2145 cm-1 dengan kekuatan sedang. Gugus fungsi C=O muncul pada bilangan

gelombang 1869, 1845,1794,1771, dan 1733 cm-1. Ikatan C=O yang lemah terdapat

pada bilang gelombang 1869 dan1845 cm-1, ikatan C=O dengan lima cincin pada

bilangan gelombang 1794 dan 1771 cm-1, dan ikatan C=O aldehid alifatik pada

bilangan gelombang 1733 cm-1. Pada bilangan gelombang 1650 dan 1508 cm-1

masing-masing terdapat uluran C=C dan NO2. Gugus fungsi R-CH2-( C≡N) muncul

pada bilangan gelombang 1421 cm-1 dan ikatan yang terbentuk lebih besar dari

deformasi hidrokarbon. Amina tersubtitusi muncul pada bilangan gelombang 1324

cm-1 sedangkan ikatan O-C-O ansimetrik muncul pada 1255 cm-1. Uluran C-O

terdeteksi pada bilangan gelombang 1081 cm-1 dan eter aromatik O-CH2 terdeteksi

pada 1032 cm-1. Kibasan CH2 dan C-H muncul pada bilangan gelombang berturut-

turut 895 dan 665 cm-1.

Gambar 12 Spektrum FTIR Kitosan

Page 40: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Tabel 1 Data identifikasi gugus fungsi kitosan

Bilangan Gelombang (cm-1) Identifikasi gugus fungsi

3438 NH2

2923 dan 1383 -CH3

2145 -S-C≡N

1869, 1845,1794,1771, 1733 C=O

1828 C-C=C

1650 C=C

1508 NO2

1421 R-CH2-(C≡N)

1324 N-CH

1255 O-C-O

1081 C-O

1032 O-CH2

895 Cl-CH=CH2

665 C-H

Gambar 13 Spektrum FTIR (a) Kitosan/PVA (b) Kitosan/PVA+KOH

Spektrum FTIR blending kitosan/PVA pada Gambar 13(a) memperlihatkan

puncak serapan inframerah yang lebih sederhana dibandingkan dengan puncak

(a)

(b)

4000.0 3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 450.0

-0.5

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

66.6

cm-1

%T

Kitosan + PVA

Kitosan + PVA + KOH

3427.89

1637.03 1413.52

658.88

3347.99

1812.71

Page 41: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

serapan kitosan. Hampir semua puncak serapan kitosan tidak muncul dalam blending

kitosan /PVA kecuali gugus fungsi C=O. Spektrum FTIR kitosan/PVA

memperlihatkan adanya uluran gugus karbonat C=O (dengan lima cincin) pada

bilangan gelombang 1812,71 cm-1. Puncak tersebut sebelumnya muncul pada

bilangan gelombang 1794 cm-1. Puncak pada bilangan gelombang 3347,99 cm-1

menunjukkan adanya gugus fungsi NH (α-amido acids) yang sebelumnya tidak

muncul pada serapan inframerah kitosan.

Pada Gambar 13(b), spektrum FTIR kitosan/PVA+KOH menunjukkan

adanya uluran NH dengan ikatan yang lemah pada panjang gelombang 3427,89 cm-1.

Uluran C=N pada bilangan gelombang 1637,03 cm-1. Dan uluran N=N (ozo

aromatis) pada panjang gelombang 1413,52 cm-1. Dan kibasan ≡C-H (mono

substituted acetylenes) yang sangat kuat dan lebar pada panjang gelombang 658,88

cm-1. Gugus fungsi kitosan tidak muncul sama sekali pada elektrolit polimer

kitosan/PVA+KOH. Namun gugus fungsi NH pada kitosan/PVA masih muncul

setelah ditambahkan garam.

Tabel 2 Data identifikasi gugus fungsi kitosan/PVA

Bilangan Gelombang (cm-1) Identifikasi gugus fungsi

1812,71 C=O

3347,99 NH

Tabel 3 Data identifikasi gugus fungsi kitosan/PVA+KOH

Bilangan Gelombang (cm-1) Identifikasi gugus fungsi

3427,89 NH

1637,03 C=N

1413,52 N=N

658,88 ≡C-H

Dari Gambar 13 dapat dilihat bahwa banyak puncak yang tidak muncul dan

ada puncak baru yang ditemukan. Hal ini mengindikasikan bahwa telah terbentuk

kompleks elektrolit polimer. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa telah

terbentuk kompleks elektrolit polimer kitosan/PVA+KOH. FTIR merupakan metode

Page 42: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

yang efisien untuk menentukan perubahan struktur lokal dalam polimer. Spektra

FTIR sangat bergantung pada komposisi polimer dan bisa memperlihatkan adanya

complexation dan interaksi antara berbagai macam unsur yang terdapat dalam

polimer. Spektrum FTIR dapat digunakan untuk mengetahui adanya interaksi inter

dan intramolekul komponen yang membentuk kompleks garam-polimer. Seperti

interaksi yang dapat menyebabkan berubahnya sifat fisik dan kimia dari unsur-unsur

pembentuk senyawa kompleks.

4.4 Analisa SEM (Scanning Electron Microscope)

Dalam bidang polimer, coating, batas permukaan polimer katalis, polimer-

filler, oksida permukaan, morfologi permukaan merupakan bidang yang sangat

menarik untuk dikaji lebih lanjut. Pada dasarnya analisa permukaan melibatkan

radiasi dengan sumber energi (foton, elektron atau ion) yang cukup untuk menembus

dan menimbulkan beberapa jenis transisi yang menghasilkan emisi dari permukaan

berkas energi yang bisa dianalisis. Morfologi elektrolit polimer dapat dilihat dengan

menggunakan SEM. Ciri-ciri morfologi seperti kehomogenan elektrolit polimer dan

efek penambahan garam (salting effect) dapat ditentukan dari hasil foto SEM.

Analisa SEM telah dilakukan pada sampel elektrolit polimer Kitosan/PVA dengan

penambahan KOH 35% wt. Dari foto SEM (Gambar 14) dapat dilihat elektrolit

polimer yang dihasilkan berupa elektrolit polimer dengan fasa amorf. Fasa amorf

pada elektrolit polimer dapat meningkatkan konduktivitas ionik elektrolit polimer

tersebut. Pencampuran kitosan dan PVA masih belum homogen. Hal ini dapat dilihat

masih adanya penggumpalan. Namun morfologi yang dihasilkan tidak jauh berbeda

dengan apa yang telah dilakukan oleh Arof K dan Mohamad AA [11]. Campuran

PVA dengan kitosan dapat menurunkan jumlah doping KOH pada elektrolit polimer.

Hal ini disebabkan kitosan merupakan polimer konduktif. Susunan KOH yang padat

telah memberikan kontribusi terhadap tingginya konduktivitas ionik elektrolit

polimer. Kepadatan KOH yang optimum menyebabkan perpindahan ion semakin

mudah dalam matriks elektrolit polimer. Penambahan KOH harus berada pada

kondisi yang optimum. Jika penambahan KOH dilakukan secara berlebihan maka

akan menyebabkan semakin menurunnya konduktivitas ionik elektrolit polimer.

Page 43: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Kepadatan KOH yang tinggi menyebabkan lambatnya proses perpindahan ion-ion

dalam matriks elektrolit polimer.

Pada Gambar 14(a) tampak adanya fase kristal yang terbentuk pada elektrolit

polimer kitosan/PVA+KOH. Gambar 14(b) merupakan gambar pembanding terhadap

penelitian yang telah dilakukan Arof K dan Mohamad AA pada elektrolit polimer

PVA+KOH [11]. Fasa kristal yang muncul pada Gambar 14(a) merupakan fasa

kristal dari PVA. Adanya proses pengkristalan ini disebabkan oleh proses pemanasan

elektrolit polimer untuk menguapkan pelarutnya. Jika semua PVA dalam elektrolit

polimer terbentuk dalam fasa amorf maka dapat dipastikan konduktivitas elektrolit

polimer akan semakin tinggi.

Gambar 15 (a) dan (c) memperlihatkan citra permukaan elektrolit polimer

yang tidak dipanaskan. Elektrolit polimer tersebut berada dalam fasa amorf yang

terikat satu sama lain. Sedangkan pada Gambar 15 (b) dan (d) adalah citra

permukaan elektrolit polimer yang dipanaskan pada suhu 100 0C selama 1 jam. Dari

citra SEM tersebut dapat dilihat adanya perubahan permukaan elektrolit polimer.

Elektrolit polimer yang dipanaskan cendrung memiliki permukaan lebih halus karena

telah meleburnya PVA. PVA melebur pada temperatur sekitar 85 0C. Selain itu dapat

dilihat adanya pengkristalan kembali KOH dalam sampel elektrolit polimer. Hal ini

menyebabkan menurunnya konduktivitas ionik elektrolit polimer [11,14].

Gambar 14 Hasil SEM (a) Kitosan/PVA+KOH 35% dan (b) PVA+KOH 40%

a b

Page 44: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Gambar 15 SEM Kitosan/PVA+KOH 35 % (Pemanasan 100 0C)

4.5 XRD (X-Ray Diffraction)

XRD banyak digunakan untuk menentukan kristalografi sampel, identifikasi

fasa, analisis kuantitatif dari fasa campuran dan ukuran partikel. Pola XRD elektrolit

polimer kitosan/PVA+KOH tanpa perlakuan panas dapat dilihat pada Gambar 16.

Dari hasil XRD, secara umum sampel elektrolit polimer yang terbentuk berupa fasa

amorf. Pada Gambar dapat dilihat adanya puncak PVA yang muncul pada sudut 2θ

= 20,35540. Ini menjelaskan bahwa masih ada PVA dalam bentuk kristal yang

terdapat dalam elektrolit polimer [11]. Elektrolit polimer akan memiliki

konduktivitas ionik tinggi jika fasa elektrolit polimer berada dalam fasa amorf. Dari

gambar dapat dilihat bahwa persentase kristalinitas elektrolit polimer yang terbentuk

sekitar 19,12 %. Penyumbang kristalinitas dalam elektrolit polimer ini adalah dari

fasa kristal PVA. Puncak KOH tidak muncul pada pada hasil XRD elektrolit polimer.

a b

c d

Page 45: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Gambar 16 XRD elektrolit polimer kitosan/PVA+KOH (25 0C)

Gambar 17 XRD elektrolit polimer kitosan/PVA+KOH (100 0C)

Gambar 17 memeperlihatkan pola difraksi kitosan/PVA+KOH yang

dipanaskan pada suhu 100 0C selama 1 jam. Pada Gambar dapat dilihat adanya

puncak KOH yang muncul sementara puncak PVA tidak terlihat dalam fasa kristal.

PVA

KOH

PVA

PVA

KOH

KOH

Page 46: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Pengkristalan ulang KOH terjadi pada sampel yang dipanaskan. Hal ini

menyebabkan elektrolit polimer bersifat lebih kristalin sehingga dapat menurunkan

konduktivitas ioniknya. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, semakin kristalin suatu

elektrolit polimer maka konduktivitas ioniknya akan semakin menurun. Puncak yang

muncul pada sampel yang dipanaskan terdapat pada (2θ) 33,04350 dengan derajat

kristalinitas 32,61 %. Puncak maksimum yang muncul merupakan puncak KOH.

Persentase kristalinitas tersebut lebih besar 13,49 % dari elektrolit polimer yang tidak

dipanaskan. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arof K dan Mohamad

AA, elektrolit polimer PVA+KOH dengan pemanasan 100 0C memperlihatkan

munculnya dua puncak yaitu PVA dan KOH. Hal ini menyebabkan kristalinitas

elektrolit polimer semakin meningkat karena kontribusi kristalanitas dua komponen

dalam elektrolit polimer tersebut [11]. Ketika dilakukan pencampuran PVA/kitosan,

hanya PVA yang memberi kontribusi besar pada derajat kristalinitas elektrolit

polimer.

4.6 EDX (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy)

Analisis EDX (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy) merupakan suatu

teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi komposisi unsur suatu sampel atau

daerah disekitarnya. Sistem analisis EDX bekerja terintegrasi dari Scanning Electron

Microscope (SEM). Keluaran dari analisis EDX adalah berupa spektrum EDX.

Masing-masing puncak pada spektrum EDX adalah unik untuk setiap atom dan

sangat sesuai untuk unsur tunggal [14]. Puncak yang lebih tinggi pada spektrum

menunjukkan semakin banyaknya unsur tersebut dalam sampel.

Hasil EDX kitosan/PVA+KOH 35 % (Gambar 18) memperlihatkan bahwa

karbon merupakan unsur yang paling dominan pada elektrolit polimer yaitu sekitar

32,33 %wt. Persentase kalium yang terdapat dalam elektrolit polimer hanya sekitar

28,24 %. Gambar 19 menunjukkan hasil scanning EDX pada sampel. Secara umum

mapping unsur dalam elektrolit polimer dapat dilihat pada Gambar 20.

Page 47: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Gambar 18 Spektrum EDX Kitosan/PVA+KOH

Tabel 4 Data unsur yang terdapat dalam elektrolit polimer kitosan/PVA+KOH

Unsur Persentase (%wt)

Karbon 32,33

Oksigen 30,51

Kalium 28,24

Nitrogen 5,02

Tembaga 3,90

Gambar 19 Scanning line EDX Kitosan/PVA+KOH

Page 48: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Gambar 20 Mapping (a) Kitosan/PVA+KOH (b) KOH

Pada Gambar dapat dilihat penyebaran atom K+ dalam elektrolit polimer..

Tampak pada gambar bahwa penyebaran atom K+ tidak terdistribusi merata pada

sampel. Dari gambar dapat dihitung kerapatan atom K+ dalam polimer elektrolit yaitu

sekitar 79 atom/ cm2.

Page 49: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

4.7

men

Unt

kon

kito

%w

yan

Kon

TiO

opt

bes

kito

Fun

men

bas

elek

pem

ber

Efek Penam

Salah sa

nambahkan

tuk aplikas

nduktivitas i

osan/PVA+K

wt.

Hasil p

ng ditamba

nduktivitas

O2 sebesar 5

timum meng

sar 0,154

osan/PVA+K

Gambar 21

Penamb

ngsi dari pe

ningkatkan k

sa Lewis an

ktrolit polim

mbentukan

rkontribusi s

0,

0,

0,

0,

1,

1,

1,

σ (1

0-2S

cm

-1)

mbahan fill

atu cara unt

filler. Pena

si sel sury

onik elektro

KOH 35% d

penelitian (G

ahkan, kon

ionik elektr

0%. Konduk

ghasilkan ko

x 10-2 S

KOH 35% ya

Efek penam

bahan TiO2

enambahan f

konduktivita

ntara permu

mer lebih

kompleks

secara langs

,6

,7

,8

,9

1

,1

,2

,3

0

er TiO2

tuk meningk

ambahan fill

a, filler T

olit sel surya

ditambahkan

Gambar 21)

nduktivitas

rolit polime

ktivitas ionik

onduktivitas

S cm-1 dar

ang hanya 1

mbahan TiO2

berfungsi un

filler TiO2 y

as ionik dan

ukaan polar

besar diba

ion-keram

sung dengan

20Perse

katkan kondu

ler tergantun

iO2 dapat

a [12,15]. Pa

filler TiO2

menunjukk

ionik elek

er maksimu

k elektrolit p

sebesar 1,2

ri kondukt

,105 x 10-2 S

pada elektro

ntuk membe

yaitu dapat

stabil dalam

bahan inor

andingkan d

mik. Kondu

n adanya pe

40entase TiO2 (%

uktivitas ele

ng pada apli

digunakan

ada penelitian

dengan vari

kan bahwa

ktrolit polim

m pada ko

polimer den

210 x 10-2 S

tivitas ionik

S cm-1.

olit polimer k

entuk elektr

meningkatk

m interface [

rganik oksid

dengan diso

uktivitas pa

erpindahan k

60% wt)

ektrolit polim

ikasi yang d

untuk men

n ini elektro

asi konsentr

semakin ba

mer semak

nsentrasi pe

ngan penamb

S cm-1. Nila

k elektroli

kitosan/PVA

olit polimer

kan kekuatan

[15,16] Inter

da filler d

osiasi garam

ada kompo

kompleks io

80

mer dengan

diinginkan.

ningkatkan

olit polimer

rasi 10 - 60

anyak TiO2

kin tinggi.

enambahan

bahan TiO2

ai ini lebih

it polimer

A+KOH

r komposit.

n mekanik,

raksi asam-

dengan ion

m melalui

osit tidak

on keramik

Page 50: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

seperti pada zat padat. Sebagian besar bentuk konduktivitas ionik berasal dari difusi

lokal pada matrik polimer amorf. Dengan kata lain transpor ion pada elektrolit oksida

padat lebih efisien dibandingkan dengan polimer. Hal ini disebabkan oleh transpor

terjadi melalui penggantian ion dengan hole yang berdekatan.

Bagaimanapun, ketika oksida padat disusun dalam sambungan saluran yang

panjang, dimana komposit dan polimer sebagai host, dua mekanisme konduktivitas

dapat terjadi secara simultan dan sinergi untuk menghasilkan konduktivitas ionik

yang baik. Pada rentang konsentrasi penambahan TiO2 tertentu konduktivitas ionik

elektrolit polimer meningkat dengan semakin besarnya konsentrasi penambahan

TiO2. Hal ini berhubungan dengan kemampuan dan mobilitas ion melalui campuran

fasa keramik dimana terjebak pada sisa pelarut sehingga terjadi pergerakan ion.

Fungsi konduktivitas ionik terhadap penambahan filler tidak bersifat linear.

Pada konsentrasi rendah terjadi efek pelemahan yang cendrung menekan

konduktivitas secara efisien dan kontras dengan adanya interaksi spesifik pada

permukaan keramik yang menaikkan transport ion. Hasilnya adalah peningkatan

konduktivitas secara progresif. Pada konsentrasi filler yang tinggi terjadi efek

pelemahan yang sangat menonjol dan terjadi penurunan konduktivitas.

Peningkatan konduktivitas ionik berkaitan dengan peran partikel keramik

sebagai pusat untuk pembentukan kristalinitas sesaat. Partikel keramik membantu

pembentukan fasa amorf dalam elektrolit polimer dan pembentukan kinetic path

yang baru pada batas polimer-keramik. Oleh karena itu keramik memainkan dua

peran sekaligus, meningkatkan konduktivitas ionik dan sebagai agen penghalang

konduktivitas.

Page 51: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pada penelitian ini telah dihasilkan elektrolit polimer kitosan/PVA+KOH

dengan komposisi optimum KOH 35% wt. Hasil FTIR menunjukkan banyak telah

terbentuk kompleks polimer kitosan/PVA+KOH. Nilai konduktivitas ionik yang

dihasilkan pada kondisi optimum adalah 1,105 x 10-2 S cm-1. Konduktivitas ionik

elektrolit polimer meningkat dengan semakin meningkatnya temperatur. Namun pada

temperatur diatas transisi gelas konduktivitas menurun karena adanya transisi

polimer. Transisi elektrolit polimer terjadi pada temperatur 75,30 oC. Hasil SEM dan

XRD menunjukkan adanya peningkatan kristalinitas elektrolit polimer akibat

perlakuan panas. Analisa EDX kitosan/PVA+KOH 35% memperlihatkan bahwa

kalium yang terdapat dalam elektrolit polimer sekitar 28,24 %. Foto EDX juga

memperlihatkan bahwa penyebaran kalium masih belum merata di dalam sampel.

Penambahan filler TiO2 akan meningkatkan konduktivitas ionik elektrolit polimer.

Elektrolit polimer dengan penambahan filler TiO2 50% wt menunjukkan nilai

konduktivitas ionik yang lebih tinggi yaitu sekitar 1,210 x 10-2 S cm-1.

Saran

Elektrolit polimer kitosan/PVA+KOH 35% sangat berpotensi untuk

dimanfaatkan dalam aplikasi fuel cell. Dan perlu dilakukan karakterisasi lebih lanjut

untuk aplikasi tersebut. Elektrolit polimer dengan penambahan filler TiO2 berpotensi

untuk dimanfaatkan sebagai pengganti elektrolit cair dalam DSSC (Dye Sensitized

Solar Cell), sehingga efek kebocoran elektrolit dapat diatasi.

Page 52: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

DAFTAR PUSTAKA

[1] Aisyah IN. Pembengkakan Hidrogel Kitosan-Polivinil Alkohol [skripsi].

Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Bogor; 2005

[2] Kaban J. Modifikasi Kimia Dari Kitosan dan Aplikasi Produk Yang

Dihasilkan. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Sumatera Utara; 2009

[3] Wan Y, Creber KAM, Peppley B, Bui VT. Synthesis, characterization and

ionic conductive properties of phosphorylated chitosan membranes.

Macromol. Chem. Phys 2003; 204: 850-858.

[4] Chew CL. Kajian Kekonduksian Ionik Terhadap Adunan Elektrolit Polimer

PVC-Getah Asli Terepoksi dan PVDF-Getah Asli Terepoksi. Skudai: Fakulti

Sains, Universiti Teknologi Malaysia; 2005

[5] Vincent CA. Polymer Electrolyte: New Materials for Applied

Electrochemistry. Chemistry and Industry 1992; 16. 602-604.

[6] Millet P, Andolfatto F, Durand R. Design and Performance of A Solid

Polymer Electrolytes Water electrolyzer. International Journal of Hydrogen

Energy1996; 21. 87-93.

[7] Nishimura Y. Solid Polymer Electrolyte CO2 Reduction. Fuel and Energy

Abstracts 1996; 87-93.

[8] Gray, F.M. Polymer Electrolyte. London: The Royal Society of Chemistry;

1997

[9] Baril D, Michot C, Armand MB. Electrochemistry of Liquid vs. Solid:

Polymer Electrolytes. Solid State Ionic 1997; 94. 34-47.

[10] Idris NH, Majid SR, Khiar ASA, Hassan MF, and Arof AK. Conductivity

Studies on Chitosan/PEO Blends with LiTFSI Salt. Ionics 2005; 11: 375

[11] Mohamad AA, Arof AK. Effect of storage time on the properties of PVA–

KOH alkalinesolid polymer electrolyte system. Ionics 2006;12: 57–61

[12] Rajendran S, Babu RS, Renuka Devi K. Ionic conduction behavior in PVC–

PEG blend polymer electrolytes upon the addition of TiO2. Ionics 2008; DOI

10.1007/s11581-008-0222-3

Page 53: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

[13] Osman Z. Thermal and Conductivity Studies of Chitosan Acetate-Based

Polymer Electrolytes. lonics 2005; 11:397

[14] Jing Fu, Jinli Qiao, Xizhao Wang, Jianxin Ma, Tatsuhiro Okada. Alkali doped

poly(vinyl alcohol) for potential fuel cell applications. Synthetic Metals 2010;

160: 193-199

[15] Lakshman Dissanayake MAK. Nano-Composite Solid Polymer Electrolytes

for Solid State Ionic Devices. Ionics 10 (2004) 221

[16] Majid SR, Idris NH, Hassan MF, Winie T, Khiar ASA and Arof AK.

Transport Studies on Filler-doped Chitosan Based Polymer Electrolyte.

Ionics 2005; 11: 451

Page 54: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Lampiran1 Gambar Alat-alat yang digunakan dalam penelitian

Bransonik (sonikasi) Plat pengukur konduktivitas (padat)

Alat XRD Hioki Hitester

SEM-EDX Furnace

Page 55: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Lampiran 1 Konduktivitas ionik kitosan/PVA dengan variasi (% wt) KOH

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%

4,269 4,097 4,748 4,670 9,175 14,144 14,307 14,155 9,888 10,292 6,9063,705 4,059 5,237 5,691 10,266 13,410 13,432 12,783 10,289 8,648 7,0433,461 4,452 5,495 6,330 10,239 13,085 13,266 11,548 9,941 8,509 7,5043,743 4,452 5,269 6,199 9,643 12,624 12,814 15,757 11,056 10,473 7,3983,504 4,404 5,713 6,576 10,747 12,505 11,496 13,225 9,640 9,417 7,7743,557 4,837 5,608 6,518 9,671 11,344 11,098 11,504 8,990 8,660 7,2193,602 4,747 5,984 6,849 9,125 10,994 10,631 11,080 10,508 9,432 7,3104,462 4,993 5,981 6,802 9,266 11,179 11,345 11,182 8,530 9,575 7,5522,840 4,511 7,669 4,060 5,091 5,579 6,565 7,931 6,926 7,321 5,9432,660 5,227 7,828 4,615 5,345 6,349 6,521 8,473 7,216 6,403 7,4323,080 5,337 7,630 4,593 5,432 6,237 6,446 8,075 7,342 6,672 7,5532,790 5,516 7,207 4,545 4,878 6,052 6,436 8,704 7,226 6,832 7,3713,150 5,575 6,735 4,873 5,353 6,095 6,648 8,003 7,183 7,192 7,9053,110 5,593 6,311 4,745 4,900 6,170 6,049 8,695 7,443 6,427 8,1163,050 6,197 6,287 4,838 4,777 5,830 5,950 8,512 7,462 7,676 7,6762,830 5,592 6,047 5,522 4,961 6,403 6,869 8,196 7,752 7,937 8,0112,840 2,880 4,240 6,080 7,280 9,880 7,590 8,470 6,980 5,750 6,9102,960 3,080 4,290 6,460 7,270 9,260 7,710 8,750 7,310 6,430 7,1202,900 3,120 4,450 6,300 8,260 8,700 7,530 9,570 7,980 6,480 7,2302,900 3,220 4,690 6,450 6,790 9,130 8,710 9,480 8,280 5,040 7,1503,010 3,160 4,670 6,640 6,400 7,990 8,810 11,710 8,340 5,740 7,2803,060 3,240 4,570 6,740 6,340 8,640 9,060 9,480 8,290 5,570 7,3902,810 3,020 4,570 6,580 6,520 8,730 8,980 10,330 8,570 6,750 7,3702,730 3,310 4,710 6,430 7,760 9,040 9,290 9,960 8,680 5,730 7,2602,760 3,100 4,470 6,440 7,980 8,840 9,110 9,760 8,630 6,660 7,5602,820 3,250 4,450 6,540 7,230 8,900 8,750 10,620 8,490 6,590 7,5503,200 5,650 6,570 7,490 8,090 9,300 11,280 13,060 10,200 8,590 7,0703,300 5,610 6,650 7,030 8,210 9,900 11,150 13,310 10,980 9,640 7,6303,400 5,710 6,510 7,940 8,040 10,500 11,170 13,360 11,040 9,650 8,2903,730 5,630 6,210 7,650 8,060 10,020 11,050 14,810 11,450 9,920 8,8303,530 5,720 6,490 7,580 8,540 10,870 9,800 13,310 11,030 10,110 9,9303,490 5,610 6,210 7,210 7,770 9,870 9,610 13,320 11,360 10,670 9,8803,340 5,580 6,480 7,130 8,450 10,090 9,780 12,920 11,740 9,570 10,1803,560 5,760 6,320 7,130 7,850 10,210 10,010 13,200 12,130 10,150 10,1503,500 5,540 6,520 7,240 7,850 9,950 10,160 12,200 11,690 9,830 10,3903,420 5,820 6,130 7,350 7,970 10,210 9,750 12,560 11,750 10,100 11,460

3,252 4,656 5,804 6,273 7,542 9,390 9,421 11,056 9,231 8,068 7,926

Page 56: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Lampiran 2 Variasi Konduktivitas ionik kitosan/PVA+KOH 35% terhadap temperatur

Temperatur (0C) Konduktivitas σ (mS cm-1) 30,200 212,850 31,000 226,385 32,500 227,066 33,000 232,283 34,000 239,955 35,500 248,919 39,200 278,753 41,200 303,265 42,500 312,243 45,100 341,406 47,800 372,083 52,000 412,725 54,000 434,718 57,100 456,964 59,000 470,226 61,000 481,620 64,400 498,037 66,200 502,609 67,000 507,478 68,300 510,311 69,000 515,627 70,100 521,441 71,100 523,180 73,200 524,820 74,000 524,472 75,400 521,938 76,300 511,752 78,300 496,840

Page 57: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Lampiran 3 Konduktivitas ionik kitosan/PVA+KOH dengan variasi (% wt) TiO2

10 % 20 % 30 % 40 % 50 % 60 % 8,856 8,339 9,094 10,412 11,911 9,157 9,314 8,812 9,491 11,524 12,424 9,794 9,492 8,846 10,168 13,309 11,994 10,496 9,446 9,179 11,445 11,035 12,794 9,961 9,478 9,008 11,371 12,170 11,683 10,430 9,464 9,042 10,608 11,918 12,417 10,752 9,847 8,713 11,109 11,744 11,954 11,555 9,753 9,225 9,995 11,907 11,450 11,335 9,783 9,191 9,655 11,003 12,004 9,9979,612 9,406 10,102 10,993 12,413 10,165 9,504 8,976 10,304 11,602 12,104 10,364

Lampiran 4 Perhitungan Plot Arrhenius

T (oC) T (K) 1/T (K-1) σ Ln σ 30,200 303,200 0,003 212,850 5,361 31,000 304,000 0,003 226,385 5,422 32,500 305,500 0,003 227,066 5,425 33,000 306,000 0,003 232,283 5,448 34,000 307,000 0,003 239,955 5,480 35,500 308,500 0,003 248,919 5,517 39,200 312,200 0,003 278,753 5,630 41,200 314,200 0,003 303,265 5,715 42,500 315,500 0,003 312,243 5,744 45,100 318,100 0,003 341,406 5,833 47,800 320,800 0,003 372,083 5,919 52,000 325,000 0,003 412,725 6,023 54,000 327,000 0,003 434,718 6,075 57,100 330,100 0,003 456,964 6,125 59,000 332,000 0,003 470,226 6,153

Page 58: STUDI KONDUKTIVITAS ELEKTROLIT POLIMER … · elektrolit polimer semakin menurun dengan semakin meningkatnya temperatur. Nilai konduktivitas ionik elektrolit polimer optimum pada

Lampiran 6 Cara menghitung energy aktivasi elektrolit polimer dari plot Arrhenius:

Plot Arrhenius Kitosan/PVA+KOH 35 %

 

     

   

   

Dengan menyesuaikan dengan persamaan grafik diatas maka diperoleh:

   

            

2866 14,82

2866

,

2866

3955,08 10 ,

,0,246 

y = -2866,x + 14,82R² = 0,995

5,3

5,4

5,5

5,6

5,7

5,8

5,9

6

6,1

6,2

6,3

0,0029 0,003 0,0031 0,0032 0,0033 0,0034

1/T (K-1 )

Ln σ

(S c

m-1

)