STUDI KOMPARATIF KINERJA PERPUSTAKAAN SEKOLAH...
Transcript of STUDI KOMPARATIF KINERJA PERPUSTAKAAN SEKOLAH...
STUDI KOMPARATIF KINERJA PERPUSTAKAAN SEKOLAH MTS
NEGERI 26 KEPULAUAN SERIBU DAN SMP NEGERI 241 JAKARTA
PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU BERDASARKAN STANDAR
NASIONAL PERPUSTAKAAN (SNP) 008:2011
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Strata Satu (S1) Pada Jurusan Ilmu Perpustakaan
oleh
SUKARNO KURNIAWAN NIM. 1110025000059
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2017 M
Lembar Pengesahan Bimbingan Skripsi
STUDI KOMPARATIF KINERJA PERPUSTAKAAN SEKOLAH MTS
NEGERI26 KEPULAUAN SERIBU DAN SMP NEGERI 24I JAKARTA
PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU BERDASARKAN STANDAR
NASIONAL PERPUSTAKAAN (SNP) 008:2011
SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Strata Satu (S1)Pada Jurusaq Ilmu Perpustakaan
Oleh:
Sukarno KurniawanNIM: 1110025000059
Pembimbing,
WPunski Purnomo. MLIS
NIP. 19641215 199903 1 005
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAANFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAI{JAKARTA 1437 H I 2OI7 M
Nama
NIM
Judul Skripsi
1. Ketua Sidang
2. Sekretaris Sidang
3. Pembimbing
4. Penguji I
Pungki Purnomo. MLISNrP. 196412t5 199903 1
Mukmin Suprayoei. M.SiNIP. 19620301 199903 1
Pungki Purnomo. MLISNIP. 19641215 199903 |
Nurvudi. MLISNIP. 19670912199903 |
Mukmin Suprayogi. M.SiNrP. 19620301 199903 r
LEMBAR
PENGESAHAN PANITIA UJIAII SKRIPSI
Sukarno Kurniawan
I I 10025000059
Studi Komparatif Kinerja Perpustakaan Sekolah MTs Negeri
26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241lakarta Pulau
Tidung Kepulauan Seribu Berdasarkan Standar Nasional
Perpustakaan ($NP) 008:201 I
Jum'at, 11 Agustus 2017Tanggal Ujian
Skripsi tersebut telah diperbaiki sesuai saran dan komentar Tirn Penguji sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (Sl) pada Program Studi Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
I akarta, I 2 Septemb er 20t7
Tanda Tangan Tanggal
l6/2.Y?/to
005
001
005
/%:ory
1p7),>tz-/ry /
^tF/ut+..3 t
5. Penguji II
,r
Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Jakarta, Indonesia Telp. (021) 7443329, Fax. (021) 7493364
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI(UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Sukarno Kurniawan
N I M : 1110025000059
Program Studi : Ilmu Perpustakaan
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggungjawab saya.
Jakarta, Juli 2017
SUKARNO KURNIAWAN
ABSTRAK
Sukarno Kurniawan (1110025000059). Studi Komparatif Kinerja Perpustakaan Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta Pulau Tidung Kepulauan Seribu Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008:2011. Dibawah bimbingan Pungki Purnomo, MLIS. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Skripsi ini membahas tentang Studi Komparatif Kinerja Perpustakaan Sekolah MTs Negeri 26 Kepuluan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta Pulau Tidung Kepulauan Seribu Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008:2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian pengelolaan di perpustakaan sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008:2011 dan untuk mengetahui program jangka panjang pengelolaan di perpustakaan sekolah Mts Negeri 26 Kepulauan Seibu dan SMP Negeri 241 Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dalam mengumpulkan data dilakukan observasi, wawancara, data isian, dan studi dokumen. Kemudian data dianalisis dengan metode deskriptif naratif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pencapaian pengelolaan di kedua perpustakaan belum sesuai dengan standar yang ada. Peneliti menyimpulkan bahwa beberapa aspek kondisi perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta belum memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008:2011, yaitu dari beberapa aspek seperti buku teks, buku panduan, gedung perpustakaan, tenaga perpustakaan (hanya terdapat 1 orang) dan anggaran belum mencapai 5% dari anggaran sekolah pertahunnya.Sedangkan dalam aspek program jangka panjang kedua perpustakaan sudah memiliki kebijakan masing-masing, program yang ada memiliki potensi yang besar untuk berkembang kedepannya. Penelliti menyarankan agar pihak sekolah lebih memberikan perhatian yang maksimal terhadap perpustakaan terutama pada aspek-aspek yang belum terpenuhi oleh perpustakaan berdasarkan ketentuan yang ada pada SNP 008:2011 seperti: buku teks, buku panduan, tenaga perpustakaan, gedung perpustakaan, serta anggaran perpustakaaan.
Kata Kunci: Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta, SNP 008:2011
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji dan syukur penulis kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Studi Komparatif Kinerja Perpustakaan Sekolah MTs Negeri 26
Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta Pulau Tidung Kepulauan Seribu
Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008:2011”. Penulisan skripsi ini
guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Berbagai kendala yang telah dihadapi penulis selama proses penyelesaian
skripsi sehingga penulis mendapat bantuan dari banyak pihak yang mendukung
secara moril, materil, waktu maupun tenaga. Penulis menyadari betul kekurangan dan
kelemahan penulis dalam masa penyusunan skripsi ini. Maka, penulis mengucapkan
terima kasih yang terutama dan yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua
Bapak (Alm) dan Mama serta ke Lima kakak saya (Halimah, Heni Yusdiarsih,
Achmad Fatoni (Alm), Heru Andiansyah, Hani Mudawaroh) yang sangat sabar dan
tidak pernah lupa memanjatkan do’a kepada Allah SWT, serta memberi dorongan
semangat.
Skripsi ini tentu tidak lepas dari dukungan semua pihak yang meluangkan
waktu dan memberi ilmu dalam membantu penulis. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
ii
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Sekaligus selaku dosen pembimbing penulis yang membantu, mengarahkan, dan
menuntun penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan.
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah mencurahkan
ilmunya begitu banyak untuk masa depan penulis.
6. Pihak MTs Negeri 26 dan SMP Negeri 241, khususnya kepada Kepala Sekolah
MTs Negeri 26 dan SMP Negeri 241 yang telah bersedia memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. Bapak Mawardi S.Pd
selaku Kepala Perpustakaan MTs Negeri 26 dan ibu Rice Damayanti S.Pd SMP
Negeri 241yang telah memberi banyak bantuan dan informasi yang penulis
butuhkan selama penelitian berlangsung.
7. Terima kasih kepada seluruh rakyat pulau tidung yang selalu memberi semangat
dan motivasi khusus kepada penulis.
8. Seluruh teman-teman di Jurusan Ilmu Perpustakaan dari kelas B dan teman-teman
lain diantaranya Fheby Azom Ar-Rafiqie, Triyona Febri Guwantoro, Moh. Rifki
Muzaki, Eko Raharjo, Joese Putra Yuda, Bayu Asmara, Egi Al-maroghi, Kibar
Sumanja, Arief Dwi Hermawan, Ari Pratama Putra, Aldri Sulaiman, Luki
Budiawan, Rizki Ahmad Ghazali, Firly Hidayat, Rizky Alphiral, Muhammad
iii
Agustina, Fajar Alamsyah, Laga Al-ahli, Widad Inayati, dan Masih banyak lagi
sebenarnya tapi saya lupa untuk menulisnya. Terima kasih untuk do’a, semangat,
kebaikan dan bantuan kalian selama proses penyelesaian skripsi ini.
9. Dan, beberapa pihak baik teman maupun saudara yang terlewatkan atau tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan semua
kebaikan serta do’a yang sudah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh
dari sempurna. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun, dengan harapan dapat mencapai hasil yang lebih sempurna dan untuk
pengembangan diri penulis selanjutnya.
Akhir kata penulis memanjatkan do’a semoga Allah SWT memberikan
balasan yang setimpal pada semua pihak atas dukungan dan bantuannya. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi
para pembacanya, khususnya bagi dunia perpustakaan di masa sekarang dan masa
yang akan datang.
Aamiin Yaa robbal’alamiin
Jakarta, 17 Juli 2017
Sukarno Kurniawan
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. v DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii DAFTAR BAGAN .......................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 8 D. Sistematika Penulisan ................................................................ 9
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Sekolah ................................................................. 11 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah ........................................ 11 2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ............................ 12 3. Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah .......................... 16 4. Kendala-kendala dalam Pengeloalaan
Perpustakaan Sekolah ........................................................... 17
B. Kinerja Perpustakaan ................................................................. 18
C. Standar Pengelolaan Perpustakaan Sekolah ............................... 19 1. Pengertian Standar ............................................................... 19 2. Fungsi Standar dalam Pengelolaan
Perpustakaan Sekolah ........................................................... 20 3. Standar Pengelolaan Perpustakaan Sekolah ......................... 21
a. Standar Internasional Perpustakaan Sekolah ................. 21 b. Standar Nasional Perpustakaan ...................................... 26
D. Penelitian Relevan ...................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.................................................. 43 B. Sumber Data ................................................................................ 44 C. Pemilihan Informan ..................................................................... 45 D. Teknik Pengumpalan Data .......................................................... 47
v
E. Teknik Analisis Data ................................................................... 48 F. Jadwal Penelitian ......................................................................... 49 G. Instrumen Penelitian.................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian ............................................................... 50 1. Profil Perpustakaan .............................................................. 50
a. Profil Perpustakaan Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu .................................. 50
b. Profil Perpustakaan Sekolah SMP Negeri 241 Jakarta ................................................. 50
2. Visi dan Misi ........................................................................ 51 a. Visi dan Misi Perpustakaan Sekolah
MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu .................................. 51 b. Visi dan Misi Perpustakaan Sekolah
SMP Negeri 241 Jakarta ................................................. 51 3. Struktur Perpustakaan ..................................................... 52
a. Struktur Perpustakaan Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu .................................. 52
b. Struktur Perpustakaan Sekolah SMP Negeri 241 Jakarta ................................................. 52
4. Koleksi Perpustakaan ........................................................... 53 a. Koleksi Perpustakaan Sekolah
MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu .................................. 53 b. Koleksi Perpustakaan Sekolah
SMP Negeri 241 Jakarta ................................................. 53 5. Layanan Perpustakaan .......................................................... 53
a. Layanan Perpustakaan Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu .................................. 53
b. Layanan Perpustakaan Sekolah SMP Negeri 241 Jakarta ................................................. 54
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan................................................ 56 1. Tingkat Pencapaian Pengelolaan Perpustakaan Sekolah dan
Standar Nasional Perpustakaan 008:2011 di Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta ....................................................... 56 a. Koleksi Perpustakaan
MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta ................................................. 56
b. Tenaga Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta ................................................. 63
vi
c. Sarana dan Prasarana Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta .......................... 65
d. Anggaran Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta .......................... 67
e. Layanan Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta .......................... 69
2. Program Jangka Panjang Pengelolaan Perpustakaan di Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta ....................................................... 73 a. Program Jangka Panjang
Pengelolaan Koleksi Perpustakaan ................................ 74 b. Program Jangka Panjang
Pengelolaan Tenaga Perpustakaan ................................. 77 c. Program Jangka Panjang
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perpustakaan ........... 79 d. Program Jangka Panjang
Pengelolaan Anggaran Perpustakaan ............................. 81 e. Program Jangka Panjang
Pengelolaan Layanan Perpustakaan ............................... 83 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 85 B. Saran .................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 88
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Rasio Koleksi Perpustakaan SNI dan SNP ................................ 29 2. Tabel 2 Kualifikasi SDM Perpustakaan dalam SNI dan SNP ................. 32 3. Tabel 3 Daftar Nama Informan Penelitian .............................................. 46 4. Tabel 4 Jumlah Koleksi Perpustakaan
MTs N 26 Kep. Seribu dan SMP N 241 Jakarta ........................ 57 5. Tabel 5 Tingkat Pencapaian Koleksi Perpustakaan
MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu .............................................. 60 6. Tabel 6 Tingkat Pencapaian Koleksi Perpustakaan
SMP Negeri 241 Jakarta ............................................................. 61 7. Tabel 7 Keadaan SDM Perpustakaan
MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta ............................................................. 64
8. Tabel 8 Sarana dan Prasarana Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu .............................................. 66
9. Tabel 9 Sarana dan Prasarana Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta ............................................................. 67
viii
DAFTAR BAGAN
1. Bagan 2.1 Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah ............................ 16 2. Bagan 4.2 Struktur Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu ..... 52 3. Bagan 4.3 Struktur Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta .................... 52
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan merupakan bagian dari kebutuhan yang harus dipenuhi di
dalam kehidupan, terutama dalam masyarakat pelajar, untuk menunjang aktivitas
akademik. Namun kita juga harus menyadari bahwa sebagian masyarakat pelajar
belum memfungsikan perpustakaan secara utuh. Oleh karena itu, perpustakaan
mempunyai peran penting dalam memenuhi kebutuhan pemustaka terutama
untuk menunjang kegiatan akademik di suatu sekolah.
Dalam Undang-Undang No. 43 tahun 2007 dijelaskan bahwa
perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau
karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para
pemustaka.1 Sulistyo Basuki dalam bukunya memaparkan tentang definisi
perpustakaan sebagai berikut: Perpustakaan merupakan salah satu sarana
pendidikan yang strategis yang ikut menentukan mutu hasil pendidikan, yang
menjadi sumber belajar dan sebagai prasyarat dari proses pembelajaran di
sekolah.2
1 “Undang-Undang No.43 Pasal 1 Ayat 1,” 2007. 2 Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991), h. 50.
1
2
Perpustakaan merupakan unit pelayanan di dalam lembaga yang
kehadirannya hanya dapat dibenarkan jika mampu membantu pencapaian
pengembangan tujuan-tujuan sekolah yang bersangkutan. Penekanan tujuan
keberadaan perpustakaan sekolah adalah pada aspek edukatif dan rekreatif.3
Secara umum perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi akan sangat
bermanfaat apabila perpustakaan tersebut dapat menyediakan informasi dengan
mudah dan cepat. Hal ini dapat terwujud apabila pengelolaan perpustakaan
tersebut didukung oleh sarana dan prasarana, dana dan sumber daya yang sesuai
dengan bidangnya sehingga mampu mengelola perpustakaan sekolah dengan baik.
Pengelolaan perpustakaan adalah suatu kegiatan dalam rangka
mempersiapkan bahan pustaka dengan suatu sistem, agar mudah dan cepat dalam
mencari bahan pustaka yang diperlukan.4 Pengelolaan perpustakaan merupakan
titik sentral kegiatan perpustakaan sekolah dan harus dilakukan oleh petugas
perpustakaan. Pengelolaan akan menentukan sejauh mana perpustakaan sekolah
dapat berjalan dengan baik dan mendukung proses pembelajaran yang inovatif di
sekolah.
Perpustakaan sekolah mempunyai tugas pokok membantu proses belajar
mengajar siswa dan guru dengan menyediakan bahan-bahan pustaka yang sesuai
dengan kurikulum serta ilmu tambahan/penunjang lainnya. Hal tersebut akan
membuat proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik.
3 Syihabuddin Qalyubi, dkk, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan Dan Informasi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2007), h. 8.
4 Budi Waluyo, “Fungsi Dan Peranan Perepustakaan,” n.d., http://www.lib.itb.ac.id/-Mahmudin/maeri-depag07/rencana/file/pdf diakses 21 Mei 2017.
3
Kenyataanya keberadaan perpustakaan belum begitu mendapat perhatian yang
serius. Peran dan fungsi perpustakaan sekolah juga belum nampak secara nyata,
padahal jika perpustakaan sekolah dikelola dengan baik akan memberikan
manfaat yang besar bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar
siswa dan guru di sekolah.
Ibrahim Bafadal memberikan penjelasan secara rinci tentang manfaat
keberadaan sarana perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah memiliki manfaat:
(1) menumbuhkan kecintaan murid-murid terhadap budaya membaca, (2)
memperkaya pengalaman belajar murid-murid, (3) menanamkan kebiasaan
belajar mandiri, (4) mempercepat proses penguasaan tekhnik membaca, (5)
membantu perkembangan kecakapan berbahasa, (6) melatih murid-murid kearah
tanggung jawab, (7) memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-
tugas sekolah, (8) membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran,
serta (9) membantu guru-guru, murid-murid dan anggota staf sekolah dalam
mengikuti perkembangan pengetahuan teknologi.5
Berdasarkan pendapat Ibrahim Bafadal diatas, manfaat perpustakaan
sekolah sangat penting, sebab siswa Sekolah Menengah Pertama biasanya sudah
lebih mengerti arti pentingnya kebutuhan atau manfaat adanya perpustakaan
sekolah. Untuk itu dengan adanya manfaat yang besar akan pentingnya
perpustakaan di sekolah, maka pihak sekolah harusnya lebih memaksimalkan
pengelolaan perpustakaan, sehingga peran perpustakaan sekolah tidak hanya
5 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 5-6.
4
menjadi pelengkap saja tetapi berperan penting dalam proses pembelajaran di
sekolah.
Perpustakaan sekolah memiliki peran penting dalam komponen
pendidikan. Hal ini dikarenakan keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari
lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan
mempunyai fungsi sebagai penunjang belajar siswa maupun guru demi
tercapainya tujuan pendidikan, dan juga berperan sebagai sarana penunjang
tercapainya target kurikulum pendidikan di sekolah tersebut. Perpustakaan
sekolah merupakan sub sistem program pendidikan yang akan berpengaruh
terhadap program pendidikan secara menyeluruh.
Keberhasilan dan kelayakan suatu perpustakaan sekolah tentunya tidak
luput dari beberapa ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi sebagai suatu syarat
berdirinya perpustakan sekolah. Standar yang harus dipenuhi oleh perpustakaan
sekolah ialah sebagaimana tertera dalam UU No 43 Tahun 2007, yang kemudian
diatur secara rinci tentang teknis pelaksanaannya pada Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) 008:2011 yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia. Beberapa ketentuan tersebut diantaranya:
1. Standar Koleksi Perpustakaan
2. Standar Sarana Dan Prasarana Perpustakaan
3. Standar Pelayanan Perpustakaan
4. Standar Tenaga Perpustakaan
5. Standar Anggaran Perpustakaan
6. Standar Layanan Perpustakaan
5
7. Standar Pengelohan Bahan Pustaka.6
Namun pada realitanya, perpustakaan sekolah yang ada di Indonesia
masih sangat jauh dari standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah seperti yang
dituangkan dalam Undang-Undang No.43 tahun 2007 maupun Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) 008:2011 yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia, yang mana perpustakaan sekolah seharusnya memenuhi
ketentuan-ketentuan yang telah diatur, seperti: standar koleksi, sarana prasarana,
layanan, tenaga, penyelenggaraan, pengelolaan, pengorganisasian bahan
perpustakaan, anggaran, perawatan, dan kerjasama antar perpustakaan. Standar
ini berlaku pada perpustakaan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah
baiknegeri maupun swasta.7 Maka dari itu, perpustakaan sekolah harus
menerapkan standar dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah untuk
meningkatkan mutu layanan perpustakaan.
Dalam hal ini, standar akan menjadi acauan atau pedoman bagi
perpustakaan sekolah dalam menentukan kebijakan, pengolahan koleksi,
pengembangan layanan, tenaga kerja, serta sarana dan prasarana. Oleh karena itu,
keberadaan perpustakaan sekolah tidak hanya dijadikan sebagi simbol untuk
mendongkrak akreditas sekolah maupun sebagai tempat yang berisi tumpukan
buku-buku saja.
Pengelolaan perpustakaan akan berhasil sesuai dengan tujuan tergantung
pada petugas perpustakaannya. Oleh sebab itu, perpustakaan sekolah harus
6 “Undang-Undang No. 43 Pasal 11,” 2007. 7 Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h. 36.
6
dikelola orang-orang yang mampu mengelola perpustakaan sekolah. Dengan kata
lain petugas perpustakaan sekolah harus mampu mengelola perpustakaan sekolah.
Namun sayang, petugas perpustakaan yang ada di MTS Negeri 26 dan SMP
Negeri 241 Pulau Tidung hanya berjumlah satu orang, sehingga banyak tugas-
tugas yang belum dikerjakan.
Perpustakaan sekolah menyediakan buku-buku, koleksi yang lengkap
menjadi sangat penting bagi guru dan siswa dalam hubungannya dengan
keperluan peningkatan kegiatan belajar dan mengajar. Khususnya bagi siswa,
perpustakaan menjadi sangat penting karena dapat membantu siswa untuk aktif
mencari sendiri bahan apa yang harus dipelajarinya.
Hal ini lah yang kemudian menjadi titik awal dari sebuah persepsi bahwa
pengelolaan perpustakaan adalah suatu hal yang mudah dan tidak memerlukan
pedoman atau standar dan tanpa melibatkan pustakawan dalam pengelolaannya.
Padahal, proses manajemen disebuah perpustakaan sama rumitnya dengan proses
manajemen dibidang lainnya, maka dianggap perlu bahwa sebuah perpustakaan
harus dikelola oleh tenaga ahli dibidangnya, dan salah satu faktor penting dalam
menjalankan kegiatan perpustakaan adalah kemampuan dan loyalitas para
pengelola perpustakaan itu sendiri.
Hal ini lah yang penulis temukan di lapangan, lebih tepatnya di Sekolah
MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta, Pulau Tidung,
Kepulauan Seribu. Selama melakukan observasi awal, penulis menemukan
beberapa kekurangan-kekurangan dalam penyelenggaraan pengelolaan
perpustakaan yang dilaksanakan di perpustakaan sekolah. Beberapa standar
7
tersebut, misalnya: standar sumber daya (anggaran, lokasi dan ruangan, sarana
dan prasarana), standar ketenagaan (staff) yang hanya 1 orang, dan program
kegiatan belum terlaksana dengan baik.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dalam skripsi yang berjudul “Studi Komparatif Kinerja
Perpustakaan Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri
241 Jakarta Pulau Tidung Kepulauan Seribu Berdasarkan Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) 008:2011”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
a. Tingkat Pencapaian Pengelolaan di perpustakaan sekolah MTs Negeri 26
Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta, Pulau Tidung, Kepulauan
Seribu, berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008:2011
b. Program jangka panjang pengelolaan di perpustakaan sekolah MTs Negeri
26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta, Pulau Tidung,
Kepulauan Seribu.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana tingkat pencapaian Pengelolaan di perpustakaan sekolah MTs
Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta, Pulau Tidung,
Kepulauan Seribu, berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP)
008:2011?
8
b. Bagaimana program jangka panjang pengelolaan di perpustakaan sekolah
MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta, Pulau
Tidung, Kepulauan Seribu?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Mengacu pada pembatasan dan perumusan di atas maka penelitian ini
bertujuan:
a. Untuk mengetahui tentang tingkat pencapaian Pengelolaan di
perpustakaan sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP
Negeri 241 Jakarta, Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, berdasarkan
Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008:2011.
b. Untuk mengetahui program jangka panjang pengelolaan di
perpustakaan sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP
Negeri 241 Jakarta, Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
a. Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan teoritis dan
memperkaya khazanah ilmu penegtahuan serta mendorong peneliti
lain untuk menelliti permasalahan sejenis dengan variabel-variabel
lain.
9
b. Manfaat Praktis
1) Hasil yang diperoleh diharapkan dapat menjadi masukan bagi
Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241
Jakarta, Pulau Tidung, Kepulauan Seribu dalam mengaplikasikan
Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008: 2011 di perpustakaan.
2) Untuk memberikan wawasan serta pengembangan konstribusi
pemikiran bagi Perpustakaan MTS Negeri 26 Pulau Tidung dan
SMP Negeri 241 Jakarta dalam meningkatkan kualitas
perpustakaan.
c. Manfaat Akademis
Memenuhi persyaratan dalam meraih gelar kesarjanaan studi Strata
Satu (S1) Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan.
D. Sistematatika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini secara keseluruhan, maka
diperlukan suatu sestematika penulisan. Adapun sistematika yang dimaksud
adalah seperti yang akan diuraikan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Merupakan pendahuluan skripsi ini, dimana bab ini memuat landasan
umum yang diperlukan dalam proses penelitian, dan pembahasan.
Landasan tersebut dituangkan dalam latar belakang masalah, alasan
pemilihan judul, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
10
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang konsep perpustakaan
secara umum. Kemudian penulis membahas tentang kinerja
pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) 008: 2011 dan standar-standar pengelolaan
perpustakaan lainnya.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisikan tentang metode penelitian yang terdiri dari jenis dan
pendekatan penelitian, sumber data, pemilihan informan, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, jadwal penelitian, dan
instrumen penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini penulis memaparkan tentang hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan berkaitan tentang penilaian
perpustakaan sekolah pada Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
dan SMP Negeri 241 Jakarta berdasarkan Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) 008: 2011.
Bab V Penutup
Merupakan bab terakhir atau penutup yang membahas mengenai
kesimpulan dan saran-saran.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan merupakan bagian dari kebutuhan yang harus dipenuhi di
dalam kehidupan, terutama dalam masyarakat pelajar, untuk menunjang aktivitas
akademik. Namun kita juga harus menyadari bahwa sebagian masyarakat pelajar
belum memfungsikan perpustakaan secara utuh. Oleh karena itu, perpustakaan
mempunyai peran penting dalam memenuhi kebutuhan pemustaka terutama
untuk menunjang kegiatan akademik di suatu sekolah.
Dalam Undang-Undang No. 43 tahun 2007 dijelaskan bahwa
perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau
karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para
pemustaka.1 Sulistyo Basuki dalam bukunya memaparkan tentang definisi
perpustakaan sebagai berikut: Perpustakaan merupakan salah satu sarana
pendidikan yang strategis yang ikut menentukan mutu hasil pendidikan, yang
menjadi sumber belajar dan sebagai prasyarat dari proses pembelajaran di
sekolah.2
1 “Undang-Undang No.43 Pasal 1 Ayat 1,” 2007. 2 Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991), h. 50.
1
2
Perpustakaan merupakan unit pelayanan di dalam lembaga yang
kehadirannya hanya dapat dibenarkan jika mampu membantu pencapaian
pengembangan tujuan-tujuan sekolah yang bersangkutan. Penekanan tujuan
keberadaan perpustakaan sekolah adalah pada aspek edukatif dan rekreatif.3
Secara umum perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi akan sangat
bermanfaat apabila perpustakaan tersebut dapat menyediakan informasi dengan
mudah dan cepat. Hal ini dapat terwujud apabila pengelolaan perpustakaan
tersebut didukung oleh sarana dan prasarana, dana dan sumber daya yang sesuai
dengan bidangnya sehingga mampu mengelola perpustakaan sekolah dengan baik.
Pengelolaan perpustakaan adalah suatu kegiatan dalam rangka
mempersiapkan bahan pustaka dengan suatu sistem, agar mudah dan cepat dalam
mencari bahan pustaka yang diperlukan.4 Pengelolaan perpustakaan merupakan
titik sentral kegiatan perpustakaan sekolah dan harus dilakukan oleh petugas
perpustakaan. Pengelolaan akan menentukan sejauh mana perpustakaan sekolah
dapat berjalan dengan baik dan mendukung proses pembelajaran yang inovatif di
sekolah.
Perpustakaan sekolah mempunyai tugas pokok membantu proses belajar
mengajar siswa dan guru dengan menyediakan bahan-bahan pustaka yang sesuai
dengan kurikulum serta ilmu tambahan/penunjang lainnya. Hal tersebut akan
membuat proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik.
3 Syihabuddin Qalyubi, dkk, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan Dan Informasi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2007), h. 8.
4 Budi Waluyo, “Fungsi Dan Peranan Perepustakaan,” n.d., http://www.lib.itb.ac.id/-Mahmudin/maeri-depag07/rencana/file/pdf diakses 21 Mei 2017.
3
Kenyataanya keberadaan perpustakaan belum begitu mendapat perhatian yang
serius. Peran dan fungsi perpustakaan sekolah juga belum nampak secara nyata,
padahal jika perpustakaan sekolah dikelola dengan baik akan memberikan
manfaat yang besar bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar
siswa dan guru di sekolah.
Ibrahim Bafadal memberikan penjelasan secara rinci tentang manfaat
keberadaan sarana perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah memiliki manfaat:
(1) menumbuhkan kecintaan murid-murid terhadap budaya membaca, (2)
memperkaya pengalaman belajar murid-murid, (3) menanamkan kebiasaan
belajar mandiri, (4) mempercepat proses penguasaan tekhnik membaca, (5)
membantu perkembangan kecakapan berbahasa, (6) melatih murid-murid kearah
tanggung jawab, (7) memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-
tugas sekolah, (8) membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran,
serta (9) membantu guru-guru, murid-murid dan anggota staf sekolah dalam
mengikuti perkembangan pengetahuan teknologi.5
Berdasarkan pendapat Ibrahim Bafadal diatas, manfaat perpustakaan
sekolah sangat penting, sebab siswa Sekolah Menengah Pertama biasanya sudah
lebih mengerti arti pentingnya kebutuhan atau manfaat adanya perpustakaan
sekolah. Untuk itu dengan adanya manfaat yang besar akan pentingnya
perpustakaan di sekolah, maka pihak sekolah harusnya lebih memaksimalkan
pengelolaan perpustakaan, sehingga peran perpustakaan sekolah tidak hanya
5 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 5-6.
4
menjadi pelengkap saja tetapi berperan penting dalam proses pembelajaran di
sekolah.
Perpustakaan sekolah memiliki peran penting dalam komponen
pendidikan. Hal ini dikarenakan keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari
lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan
mempunyai fungsi sebagai penunjang belajar siswa maupun guru demi
tercapainya tujuan pendidikan, dan juga berperan sebagai sarana penunjang
tercapainya target kurikulum pendidikan di sekolah tersebut. Perpustakaan
sekolah merupakan sub sistem program pendidikan yang akan berpengaruh
terhadap program pendidikan secara menyeluruh.
Keberhasilan dan kelayakan suatu perpustakaan sekolah tentunya tidak
luput dari beberapa ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi sebagai suatu syarat
berdirinya perpustakan sekolah. Standar yang harus dipenuhi oleh perpustakaan
sekolah ialah sebagaimana tertera dalam UU No 43 Tahun 2007, yang kemudian
diatur secara rinci tentang teknis pelaksanaannya pada Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) 008:2011 yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia. Beberapa ketentuan tersebut diantaranya:
1. Standar Koleksi Perpustakaan
2. Standar Sarana Dan Prasarana Perpustakaan
3. Standar Pelayanan Perpustakaan
4. Standar Tenaga Perpustakaan
5. Standar Anggaran Perpustakaan
6. Standar Layanan Perpustakaan
5
7. Standar Pengelohan Bahan Pustaka.6
Namun pada realitanya, perpustakaan sekolah yang ada di Indonesia
masih sangat jauh dari standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah seperti yang
dituangkan dalam Undang-Undang No.43 tahun 2007 maupun Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) 008:2011 yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia, yang mana perpustakaan sekolah seharusnya memenuhi
ketentuan-ketentuan yang telah diatur, seperti: standar koleksi, sarana prasarana,
layanan, tenaga, penyelenggaraan, pengelolaan, pengorganisasian bahan
perpustakaan, anggaran, perawatan, dan kerjasama antar perpustakaan. Standar
ini berlaku pada perpustakaan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah
baiknegeri maupun swasta.7 Maka dari itu, perpustakaan sekolah harus
menerapkan standar dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah untuk
meningkatkan mutu layanan perpustakaan.
Dalam hal ini, standar akan menjadi acauan atau pedoman bagi
perpustakaan sekolah dalam menentukan kebijakan, pengolahan koleksi,
pengembangan layanan, tenaga kerja, serta sarana dan prasarana. Oleh karena itu,
keberadaan perpustakaan sekolah tidak hanya dijadikan sebagi simbol untuk
mendongkrak akreditas sekolah maupun sebagai tempat yang berisi tumpukan
buku-buku saja.
Pengelolaan perpustakaan akan berhasil sesuai dengan tujuan tergantung
pada petugas perpustakaannya. Oleh sebab itu, perpustakaan sekolah harus
6 “Undang-Undang No. 43 Pasal 11,” 2007. 7 Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h. 36.
6
dikelola orang-orang yang mampu mengelola perpustakaan sekolah. Dengan kata
lain petugas perpustakaan sekolah harus mampu mengelola perpustakaan sekolah.
Namun sayang, petugas perpustakaan yang ada di MTS Negeri 26 dan SMP
Negeri 241 Pulau Tidung hanya berjumlah satu orang, sehingga banyak tugas-
tugas yang belum dikerjakan.
Perpustakaan sekolah menyediakan buku-buku, koleksi yang lengkap
menjadi sangat penting bagi guru dan siswa dalam hubungannya dengan
keperluan peningkatan kegiatan belajar dan mengajar. Khususnya bagi siswa,
perpustakaan menjadi sangat penting karena dapat membantu siswa untuk aktif
mencari sendiri bahan apa yang harus dipelajarinya.
Hal ini lah yang kemudian menjadi titik awal dari sebuah persepsi bahwa
pengelolaan perpustakaan adalah suatu hal yang mudah dan tidak memerlukan
pedoman atau standar dan tanpa melibatkan pustakawan dalam pengelolaannya.
Padahal, proses manajemen disebuah perpustakaan sama rumitnya dengan proses
manajemen dibidang lainnya, maka dianggap perlu bahwa sebuah perpustakaan
harus dikelola oleh tenaga ahli dibidangnya, dan salah satu faktor penting dalam
menjalankan kegiatan perpustakaan adalah kemampuan dan loyalitas para
pengelola perpustakaan itu sendiri.
Hal ini lah yang penulis temukan di lapangan, lebih tepatnya di Sekolah
MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta, Pulau Tidung,
Kepulauan Seribu. Selama melakukan observasi awal, penulis menemukan
beberapa kekurangan-kekurangan dalam penyelenggaraan pengelolaan
perpustakaan yang dilaksanakan di perpustakaan sekolah. Beberapa standar
7
tersebut, misalnya: standar sumber daya (anggaran, lokasi dan ruangan, sarana
dan prasarana), standar ketenagaan (staff) yang hanya 1 orang, dan program
kegiatan belum terlaksana dengan baik.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dalam skripsi yang berjudul “Studi Komparatif Kinerja
Perpustakaan Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri
241 Jakarta Pulau Tidung Kepulauan Seribu Berdasarkan Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) 008:2011”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
a. Tingkat Pencapaian Pengelolaan di perpustakaan sekolah MTs Negeri 26
Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta, Pulau Tidung, Kepulauan
Seribu, berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008:2011
b. Program jangka panjang pengelolaan di perpustakaan sekolah MTs Negeri
26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta, Pulau Tidung,
Kepulauan Seribu.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana tingkat pencapaian Pengelolaan di perpustakaan sekolah MTs
Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta, Pulau Tidung,
Kepulauan Seribu, berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP)
008:2011?
8
b. Bagaimana program jangka panjang pengelolaan di perpustakaan sekolah
MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta, Pulau
Tidung, Kepulauan Seribu?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Mengacu pada pembatasan dan perumusan di atas maka penelitian ini
bertujuan:
a. Untuk mengetahui tentang tingkat pencapaian Pengelolaan di
perpustakaan sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP
Negeri 241 Jakarta, Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, berdasarkan
Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008:2011.
b. Untuk mengetahui program jangka panjang pengelolaan di
perpustakaan sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP
Negeri 241 Jakarta, Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
a. Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan teoritis dan
memperkaya khazanah ilmu penegtahuan serta mendorong peneliti
lain untuk menelliti permasalahan sejenis dengan variabel-variabel
lain.
9
b. Manfaat Praktis
1) Hasil yang diperoleh diharapkan dapat menjadi masukan bagi
Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241
Jakarta, Pulau Tidung, Kepulauan Seribu dalam mengaplikasikan
Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008: 2011 di perpustakaan.
2) Untuk memberikan wawasan serta pengembangan konstribusi
pemikiran bagi Perpustakaan MTS Negeri 26 Pulau Tidung dan
SMP Negeri 241 Jakarta dalam meningkatkan kualitas
perpustakaan.
c. Manfaat Akademis
Memenuhi persyaratan dalam meraih gelar kesarjanaan studi Strata
Satu (S1) Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan.
D. Sistematatika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini secara keseluruhan, maka
diperlukan suatu sestematika penulisan. Adapun sistematika yang dimaksud
adalah seperti yang akan diuraikan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Merupakan pendahuluan skripsi ini, dimana bab ini memuat landasan
umum yang diperlukan dalam proses penelitian, dan pembahasan.
Landasan tersebut dituangkan dalam latar belakang masalah, alasan
pemilihan judul, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
10
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang konsep perpustakaan
secara umum. Kemudian penulis membahas tentang kinerja
pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) 008: 2011 dan standar-standar pengelolaan
perpustakaan lainnya.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisikan tentang metode penelitian yang terdiri dari jenis dan
pendekatan penelitian, sumber data, pemilihan informan, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, jadwal penelitian, dan
instrumen penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini penulis memaparkan tentang hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan berkaitan tentang penilaian
perpustakaan sekolah pada Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
dan SMP Negeri 241 Jakarta berdasarkan Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) 008: 2011.
Bab V Penutup
Merupakan bab terakhir atau penutup yang membahas mengenai
kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
Pada bab ini dijelaskan tentang teori-teori yang ditemukan dalam
literatur untuk menjelaskan tentang permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini yakni yang berkaitan dengan perpustakaan sekolah, kinerja
perpustakaan, standar pengelolaaan perpustakaan sekolah, serta penelitian
yang relevan/terdahulu yang berkaitan dengan topik penelitian ini.
A. Perpustakaan Sekolah
1. Pengertian Perpustakaan Sekolah
Sulistyo Basuki, mendefinisikan, “Perpustakaan sekolah
merupakan perpustakaan yang tergabung dalam sebuah sekolah, dikelola
sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama
membantu sekolah dalam mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan
pendidikan pada umumnya.”9 Sedangkan, Sutarno berpendapat bahwa,
“Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas
penyelenggaraaan pendidikan, sehingga setiap sekolah semestinya
memilikik perpustakaan yang memadai.”10
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada
lembaga pendidikan sekolah, yang merupakan bagian integral dari sekolah
9 Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991), h. 50. 10 Sutarno, Manajemen Perpustakaan Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 39.
11
12
yang bersangkutan, dan merupakan sumber belajar untuk mendukung
tercapainya tujuan pendidikan di sekolah yang bersangkutan.11
Dalam Undang-Undang No. 43 tahun 2007, perpustakaan sekolah
diartikan, “Setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang
memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar
Nasional Pendidikan”.12
Dari paparan teori tentang perpustakaan sekolah diatas, penulis
menyimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah sebuah organisasi
dengan struktur dan manajemen yang jelas dan menjadi sarana penunjang
dalam proses pelaksanaan pendidikan di sekolah. Dengan kata lain, tanpa
adanya perpustakaan di suatu sekolah, maka roda pendidikan akan
terhambat.
2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah pada hakikatnya mempunyai tujuan dan
fungsi yang sesuai dengan visi dan misi dari lembaga/instansi tempat
perpustakaan tersebut bernaung.
Tujuan perpustakaan sekolah juga dikemukakan oleh Mudhoffir
yang menyatakan bahwa, “Perpustakaan sekolah mempunyai tujuan
umum, yaitu untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi kegiatan belajar
mengajar melalui pengembangan sistem instruksional. Hal ini
dilaksanakan dengan menyediakan berbagai pilihan untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar di kelas dan untuk mendorong penggunaan cara-
11 Muniarty, Manajemen Dan Organisasi Perpustakaan Sekolah (Medan: Universitas Sumatera Utara, 2006), h. 7. 12 “Undang-Undang No.43 Pasal 23 Ayat 1,” 2007.
13
cara yang baru yang paling sesuai untuk mencapai tujuan program
akademis dan kewajiban-kewajiban instruksional yang direncanakan”.13
Dalam Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008:2011, dinyatakan
bahwa tujuan dari perpustakaan sekolah adalah: “Perpustakaan sekolah
menengah pertama/madrasah tsanawiyah bertujuan mengembangkan dan
meningkatkan minat baca, Iiterasi informasi, bakat dan kecerdasan
(intelektual, emosional dan spiritual) peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan dalam rangka mendukung tujuan pendidikan nasional
melalui penyediaan sumber belajar”.14
Perpustakaan Sekolah dalam perannya di dunia pendidikan
mempunyai fungsi sebagai :
a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk pendidikan seperti
tercantum dalam kurikulum sekolah.
b. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa
mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi
waktu luang (buku-buku hiburan).
d. Pusat Belajar Mandiri bagi siswa.15
Sebagai sumber belajar, perpustakaan sekolah mempunyai peran
dalam menunjang keberhasilan pendidikan siswa. Adapun fungsi-
fungsinya sebagai berikut:
a. Sebagai pusat belajar mengajar sesuai dengan kurikulum sekolah,
13 Modhoffir, Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar (Bandung: Remaja Karya, 1996), h. 12. 14 Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan. 15 Pri, Utami ; Nst., Bakhtaruddin, “Ilmu Informasi Perpustakaan Dan Kearsipan” 1, no. 1 (2012): 270–273.
14
b. Membantu anak didik memperjelas dan memperluas
pengetahuannya,
c. Mengembangkan kemampuan dan kebiasaan membaca yang
menuju kebiasaan belajar mandiri,
d. Membantu anak untuk mengembangkan bakat, minat, dan
kegemaran
e. Membiasakan anak untukmencari informasidi perpustakaan
f. Sebagai tempat memperoleh bahan rekreasi sehat melalui buku-
buku bacaan fiksi, komik, surat kabar, atau majalah.16
Beberapa aspek lain yang harus menjadi acuan dalam
penyelenggaraan perpustakaan sekolah agar tercipta perpustakaan yang
berstandar nasional, antara lain:
1. Setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang
memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan
Standar Nasional Pendidikan.
2. Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki
koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks
wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah
yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik.
3. Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengembangkan koleksi lain yang mendukung pelaksanaan
kurikulum pendidikan.
16 Laksmi, Tamara, Ari Imansyah, Manajemen Lembaga Informasi: Teori Dan Praktik (Jakarta: Penaku, 2011), h. 57.
15
4. Perpustakaan sekolah/madrasah melayani peserta didik di
lingkungan satuan pendidikan yang bersangkutan.
5. Perpustakaan sekolah/madrasah mengembangkan layanan
perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Sekolah/madrasah mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari
anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja
barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk
pengembangan perpustakaan.17
Pendapat lain akan fungsi sebuah perpustakaan sekolah tertuang
dalam SNP 008:2011 dinyatakan bahwa: “Perpustakaan sekolah/madrasah
memiliki fungsi sebagai: pusat sumber belajar, pusat kegiatan literasi
informasi, pusat penelitian, pusat kegiatan baca membaca,tempat kegiatan
kreatif, imajinatif, inspiratif dan menyenangkan.”18
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis ingin menyimpulkan
bahwa perpustakaan sekolah mempunyai tujuan dan fungsi yang sangat
mulia, diataranya: mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjadi salah satu
sarana dalam proses berjalannya roda pendiddikan, terutama di bangsa kita
sendiri. Dengan adanya perpustakaan diharapkan siswa dapat belajar
secara mandiri dan mampu untuk mengembangkan kreativitasnya diluar
dari prose pembelajaran yang disampaikan oleh guru di kelas.
3. Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah
17 “Undang-Undang No.43 Pasal 23,” 2007. 18 Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h. 31.
16
Struktur organisasi pada suatu perpustakaan mempunyai peran
penting dalam proses melakukan kegiatan yang ada pada suatu
perpustakaan, struktur organisasi berfungsi sebagai jalur koordinasi antara
para pelaku perpustakaan dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang ada.
Sebagaimana diatur dalam Standar Nasional Perpustakaan 008:2011,
struktur organisasi perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
a. Struktur organisasi perpustakaan sekolah mencakup Kepala
Perpustakaan, layanan pemustaka dan layanan teknis (pengadaan,
pengolahan), layanan teknologi informasi dan komunikasi.
b. Struktur perpustakaan sekolah langsung di bawah kepala sekolah.
c. Struktur organisasi perpustakaan sekolah sebagai berikut:19
Bagan 2.1 Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah
Bentuk atau format struktur organisasi diatas mempunyai
kesamaan bentuk dengan yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia
7329:2009. Hal ini dikarenakan SNP 008:2011 merupakan pengembangan
dari SNI 7329:2009.
19 Ibid. h. 41
Kepala Sekolah
Kepala Perpustakaan
Layanan Pembaca
Layanan Teknis
Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK)
17
4. Kendala-Kendala dalam Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
Pada umumnya, perpustakaan sekolah di Indonesia masih
mengalami berbagai hambatan, sehingga belum bisa berjalan sebagaimana
mestinya. Hambatan tersebut berasal dari dua aspek, pertama adalah aspek
struktural, dalam arti perpustakaan sekolah kurang memperoleh perhatian
dari pihak manajemen sekolah. Kedua adalah aspek teknis, artinya
keberadaan perpustakaan sekolah belum memperhatikan aspek-aspek
bersifat teknis yang sangat dibutuhkan oleh perpustakaan sekolah seperti
tenaga, dana, serta sarana dan prasarana.
Berikut ini beberapa kendala yang dialami sekolah dalam
melaksanakan pengolahan perpustakaan sekolah sebagai berikut:
a. Minimnya dana oprasional untuk perpustakaan sekolah
b. Terbatasnya sumber daya manusia yang mampu mengolah
perpustakaan sekolah
c. Kepedulian pihak menejemen sekolah terhadap pengembangan
perpustakaan yang masih rendah
d. Terbatasnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
menunjang keberadaan perpustakaan sekolah
e. Kebijakan pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan
Nasional tentang perpustakaaan sekolah belum menjadi titik
perhatian. Perpustakaan sekolah masih dianggap sebagai sarana
pelengkap.
18
f. Belum diaturnya atau sulit diaturnya dalam kurikulum tentang jam
khusus siswa dalam pemenfaatan perpustakaan.20
Dari uraian aspek-aspek di atas, penulis mengungkapkan bahwa
kendala-kendala yang sangat mempengaruhi proses manajemen dalam
suatu perpustakaan sekolah adalah perhatian para pemangku kebijakan
akan fungsi perpustakaan, ketersediaan sumber daya manusia yang
berkompetensi ilmu perpustakaan, dan keterlibatan pemerintah dalam
penekanan akan pentingnya suatu perpustakaan pada suatu lembaga
pendidikan.
B. Kinerja Perpustakaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja adalah sesuatu yang
dicapai.21 Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.22
Sedangkan, menurut Veizal Rivai, kinerja merupakan perilaku yang
nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan
oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.23
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja dalam
sebuah organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan
20 Widiasa, I Ketut, Manajemen Perpustakaan Sekolah (Malang: Perpustakaan Universitas Negeri Malang, 2007), h. 13. 21 Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa” (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 560. 22 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2000), h. 67. 23 Veizal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 309.
19
organisasi yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja dalam pengelolaan
perpustakaan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting, karena kinerja
dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilah dalam mencapai tujuan
perpustakaan.
Perpustakaan dituntut untuk memberikan kinerja yang optimal guna
memenuhi kebutuhan penggunanya. Dengan penilaian kinerja maka dapat
diketahui sejauhmana tingkat pencapaian perpustakaan terhadap standar
perpustakaan yang ada.
C. Standar Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
1. Pengertian Standar
Pengetian satandar sebagimana dijelaskan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) memberi arti sebagai berikut: “standar sebagai
1) ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan; 2) ukuran atau tingkat
biaya hidup; 3) sesuatu yang dianggap tetap nilainya sehingga dapat
dipakai sebagai ukuran nilai (harga); 4) baku.”24
Berkaitan dengan definisi standar, pendapat lain tentang hal
ini dijelaskan sebagai berikut: “Standar adalah spesifikasi teknis atau
sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun
berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan
syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup,
perkembangan imu pengetahuan dan teknologi serta pengalaman
24 Depdiknas, “Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa” (Jakarta: Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 1375.
20
perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya.25
Selanjutnya, pada definisi lain dikemukakan bahwa: “Standar
merupakan aturan-aturan formal yang dapat diaplikasikan pada semua
sector meliputi istilah-istilah, definisi-definisi dan simbol-simbol
spesifikasi.”26
Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa standar adalah
suatu ukuran atau patokan yang telah dibakukan oleh lembaga tertentu
dengan berdasarkan syarat-syarat tertentu.
2. Fungsi Standar dalam Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
Dilihat dari definisi yang telah diuraikan diatas, fungsi dari standar
itu sendiri adalah untuk mengukur keberhasilan dan meningkatkan kinerja
dalam menghasilkan produk-produk yang ingin dihasilkan.27 Berdasarkan
dari beberapa definisi tentang standar di atas, penulis menyimpulkan
beberapa fungsi standar dalam pengelolaan perpustakaan sekolah sebagai
berikut ini:
a. Standar akan menjadi acuan dalam proses pengelolaan
perpustakaan, khususnya perpustakaan sekolah
b. Standar akan mempermudah para pelaku perpustakaan dalam
melakukan kegiatan-kegiatan disuatu perpustakaan
c. Standar akan menciptakan suatu keseragaman, bentuk, proses, dan
sajian dari pengelolaan perpustakaan sekolah.
25 “Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 Tentang Standarisasi Nasional,” n.d. 26 Abdul Rahman Saleh, Pengantar Kepustakaan (Jakarta: Sagung Seto, 2009), h. 11. 27 Ibid h. 12.
21
3. Standar Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
a. Standar Internasional Perpustakaan Sekolah
Standar Internasional perpustakaan merupakan standar yang dibuat
atau dirumuskan oleh lembaga/instansi internasional, dalam hal ini adalah
lembaga yang berkecimpung dalam dunia perpustakaan. Ada beberapa
lembaga-lembaga dunia yang mengeluarkan beberapa standar/manifesto
yang berkaitan dengan penyelenggaraan perpustakaan pada tingkat
sekolah, diataranya adalah IFLA dan SLA.
IFLA (International Federation of Library and Institution) adalah
lembaga Internasional yang bergerak dalam bidang perpustakaan. IFLA
sendiri berada dalam pengawasan dari salah satu lembaga dunia yakni
UNESCO. IFLA didirikan di Endinburgh, Skotlandia pada tahun
1927. IFLA didirikan atas kesepakatan 14 negara Eropa dan Amerika
Serikat. Salah satu manifesto yang dikeluarkan IFLA ialah tentang
pengelolaan perpustakaan sekolah, Manifesto tersebut dikeluarkan pada
tahun 2000 yang kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan perpustakaan sekolah di berbagai negara di dunia,
termasuk Indonesia. Selain itu standar internasional lainnya yang menjadi
pedoman dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah SLA
(School Library Association) adalah sebuah organisasi independen yang
didirikan pada tahun 1937 bertujuan untuk mempromosikan
pengembangan perpustakaan sekolah di Australia.
22
Standar yang dikeluarkan oleh IFLA dan SLA tersebut membahas
tentang aspek-aspek dalam pengelolaan sebuah perpustakaan sekolah,
seperti berikut ini:
1) Standar Koleksi
Dalam manifesto IFLA hendaknya sebuah perpustakaan
memiliki koleksi sebagaimana dinyatakan seperti berikut ini:
“Koleksi sumber daya buku yang sesuai hendaknya
menyediakan sepuluh buku permurid. Sekolah terkecil
hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul materi
perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok buku
berimbang untuk semua umur, kemampuan dan latar belakang.
Paling sedikit 60% koleksi perpustakaan terdiri dari buku
nonfiksi yang berkaitan dengan kurikulum. Perpustakaan
sekolah hendaknya memiliki koleksi untuk keperluan hiburan
seperti novel populer, musik, dolanan, komputer, kaset video,
disk laser video, majalah dan poster.”28
Sedangkan dalam School Library Association (SLA)
direkomendasikan bahwa, “perpustakaan sekolah harus
mempunyai koleksi 10 item per murid, dalam proposi 50 %
fiksi dan 50 % non fiksi. Sedangkan untuk terbitan berkala
terdiri dari jurnal, majalah, koran, yang tersimpan dalam bentuk
hardcopy atau online”.29
28 IFLA/UNESCO, “School Library Guidelines,” IFLA/UNESCO, 2004, 13. 29 School Library Association, “Standar for Secondary School Libraries,” SLA, 2011, 6.
23
Dengan keterangan tersebut dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa koleksi sebuah perpustakaan sekolah harus
mempunyai koleksi yang telah ditentukan jika perpustakaan
tersebut ingin menjadi perpustakaan baik dan mampu
memberikan kepuasan terhadap pemustakanya.
2) Sarana dan Prasarana
Pembangunan lokasi sebuah perpustakaan harus
memenuhi kriteria-kriteria dan pertimbangan aksesabilitas dan
kenyaman bagi para pemustakanya. IFLA dalam hal ini
berpendapat bahwa: “Lokasi dan ruang perpustakaan harus
mempertimbangkan aspek-aspek berikut, seperti: lokasi
tersentral, akses dan kedekatan, faktor kebisingan, pencahayaan
yang cukup, suhu ruangan (22 derajat celcius) dengan
kelembaban cukup (40% - 60%), ukuran ruang, dan
fleksibilitas”.30
Sedangkan dalam SLA untuk sarana dan prasarana
diungkapkan sebagai berikut: “Ruangan pengelola
perpustakaan dan staf dibagi menjadi area studi, tempat duduk,
tempat kerja, dan penelitian. Perpustakaan harus menyediakan
area untuk promosi buku dan materi lainnya”.31
3) Tenaga/Sumber Daya Manusia
Aspek lain yang sangat mempunyai peran penting
dalam sebuah perpustakaan ialah para pelaku perpustakaan itu
30 IFLA/UNESCO, “School Library Guidelines. 10” 31 School Library Association, “Standar for Secondary School Libraries. 5”
24
sendiri, atau yang sering disebut pustakawan dan asisten
pustakawan seperti yang ditetapkan dalam Manifesto IFLA
berikut ini: “IFLA membagi tenaga perpustakaan menjadi 2
bagian, yaitu pustakawan dan asisten pustakawan. Pustakawan
berperan memberikan sumbangan pada misi dan tujuan sekolah
termasuk prosedur evaluasi dan mengembangkan serta
melaksanakan misi dan tujuan perpustakaan sekolah.
Sedangkan asisten pustakawan harus memiliki ketrampilan
dasar kepustakawanan. Bila belum memiliki ketrampilan dasar
kepustakawanan, maka perpustakaan sekolah akan
memberikannya.”32
Sedangkan dalam ketentuan SLA, tenaga kerja
perpustakaan sekolah dikemukakan sebagi berikut:
“Perpustakaan sekolah idealnya harus dikelola oleh orang
terlatih berpengalaman, profesional dan berkualitas. Untuk
sekolah yang lebih dari 1000 siswa harus mempunyai sumber
daya manusia minimal mempunyai pustakawan, asisten
pustakawan, dan bagian administrasi.”33
4) Anggaran
Membahas tentang anggaran, IFLA mengungkapkan
bahwa: “Sebagai ketentuan umum, anggaran material
perpustakaan sekolah paling sedikit adalah 5% untuk biaya per
murid dalam sistem persekolahan, tidak termasuk untuk belanja
32 IFLA/UNESCO, “School Library Guidelines. 14-15” 33 School Library Association, “Standar for Secondary School Libraries. 3”
25
gaji dan upah, pengeluaran pendidikan khusus, anggaran
transportasi serta perbaikan gedung dan sarana lain”.34
Sedangkan dalam SLA untuk anggaran perpustakaan
sekolah dipaparkan sebagai berikut: “SLA merekomendasikan
acuan anggaran yang disesuaikan dengan jumlah atau keadaan
pengguna. Anggaran ini dialokasikan untuk koleksi buku.
Selain angka diatas harus ada tambahan anggaran yang
dialokasikan untuk berlangganan sumber daya digital dan
online.”35
Pada standar IFLA dan SLA diatas, penulis hanya membahas dari
beberapa aspek saja, hal ini disesuaikan dengan Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) 008:2011 yang menjadi acuan dalam penelitian ini.
b. Standar Nasional Perpustakaan
Pengelolaan perpustakaan sekolah di Indonesia diatur dalam
standar yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
(PNRI) yang tertuang dalam Standar Nasional Perpustakaan 008:2011.
Penerbitan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008:2011 oleh PNRI ini
sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 43 tahu 2007 tentang
perpustakaan seperti berikut: “Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang melaksanakan tugas
pemerintahan dalam bidang perpustakaan, bertugas menetapkan kebijakan
34 IFLA/UNESCO, “School Library Guidelines. 9” 35 School Library Association, “Standar for Secondary School Libraries. 7”
26
nasional, kebijakan umum dan kebijakan teknis pengelolaan perpustakaan,
melaksanakan pembinaan, pengembangan, evaluasi dan koordinasi
terhadap pengelolaan perpustakaan, membina kerjasama dalam
pengelolaan berbagai jenis perpustakaan, dan mengembangkan standar
nasional perpustakaan.”36
Hal ini lah yang mendasari PNRI menerbitkan Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) 008:2011 yang dirumuskan pada tanggal 10-12
November 2011 di Bogor, telah membahas dan menyepakati 4 (empat)
Standar Nasional Perpustakaan yaitu standar Perpustakaan Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, standar Perpustakaan Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah, standar Perpustakaan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah, dan standar Perpustakaan Perguruan Tinggi.
Selain dari Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008:2011,
terdapat standar lain yang dikenal dengan nama Standar Nasional
Indonesia (SNI) 7329:2009. Standar Nasional Indonesia (SNI) 7329:2009
diterbitkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN), standar ini juga
dimaksudkan untuk menyediakan acuan tentang manjemen perpustakaan
yang berlaku pada perpustakaan sekolah baik negeri maupun swasta yang
meliputi pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Standar ini dibahas dan disepakati secara konsensus oleh Panitia
Teknis 01-01 Perpustakaan dan Kepustakaan pada tanggal 23 Pebruari
2009 di Jakarta dan telah mendapatkan tanggapan dan masukan dari
Masyarakat Standarisasi Indonesia (MASTAN).
36 “UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN Pasal 21 Ayat 1 Dan 2,” Perpustakaan Nasional RI, accessed June 15, 2017, http://www.perpusnas.go.id/law/undang-undang-nomor-43-tahun-2007-tentang-perpustakaan/.
27
Standar yang dikeluarkan oleh SNI 7329:2009 dan SNP 008:2011,
membahas tentang aspek-aspek dalam pengelolaan sebuah perpustakaan,
tidak terkecuali perpustakaan sekolah. Aspek-aspek yang menjadi
pembahasan dalam kedua standar tersebut diantaranya ialah sebagai
berikut:
1) Standar Koleksi
Koleksi dalam sebuah perpustakaan menjadi fokus
utama sebagi syarat berdirinya perpustakaan, jumlah koleksi
yang memadai dan mencukupi akan memberikan suatu
kepuasan pada diri untuk setiap pemustaka yang datang.
Berkaitan dengan koleksi, Standar Nasional Indonesia (SNI)
7329:2009 menyatakan bahwa koleksi yang harus dipenuhi
dalam penyelenggaraan perpustakaan pada tingkat Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah adalah seperti
berikut ini: “Perpustakaan menyediakan buku pelajaran
pelengkap, buku bacaan yang terdiri dari 60% buku nonfiksi
dan 40% buku fiksi, materi perpustakaan referensi, seperti:
kamus, ensiklopedi, sumber biografi, atlas, peta, bola dunia,
serta buku telepon, koleksi terbitan berkala dengan ketentuan
minimal melanggan satu judul majalah dan stu judul surat
kabar. Sedangkan dalam pengembangan perpustakaan, koleksi
diarahkan pada rasio satu murid sepuluh judul buku dan
28
melakukan penambahan koleksi pertahun sekurang kurangnya
10% dari jumlah koleksi yang ada.”37
Sedangkan ketentuan yang diatur dalam (SNP)
008:2011, dinyatakan bahwa aspek-aspek koleksi yang harus
dipenuhi dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah
setingkat SMP/MTs adalah sebagai berikut: “Perpustakaan
memperkaya koleksi dan menyediakan bahan perpustakaan
dalam berbagai bentuk sekurang-kuranya: buku teks (1 eks. per
mata pelajaran per peserta didik), buku panduan (1 eks. per
mata pelajaran per guru bidang studi), buku pengayaan (70%
non fiksi dan 30% fiksi), terbitan berkala (minimal melanggan
dua majlah dan dua surat kabar), koleksi referensi (kamus,
ensiklopedi, buku statistik, buku telepon, peraturan perundang-
undangan, atlas, peta, biografi tokoh, dan kitab suci).
Sedangkan dalam hal penambahan koleksi, perpustakaan
minimal menambah koleksi sebanyak 1000 judul = 10%, 1500
judul = 8%, 2000 judul dst. = 6% pada setiap tahunnya.38
Secara lebih jelas standar yang berkaitan dengan koleksi
yang harus dipenuhi oleh perpustakaan setingkat SMP/MTs,
dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 1 Rasio Koleksi Perpustakaan dalam SNI dan SNP
No. Koleksi Koleksi SNI SNP
1. Buku teks Diarahkan pada 1
37 Badan Standardisasi Nasional, Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 2009), h. 10. 38 Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan. h. 37.
29
rasio satu murid sepuluh judul
buku
eks./matpel/peserta didik
2. Buku Panduan
Tidak disebutkan rasionya 1 eks/matpel/guru
3. Buku Pengayaan
Dengan perbandingan
60% nonfiksi dan 40% fiksi
Dengan perbandingan 70% non fiksi dan 30%
fiksi. Dengan ketentuan 3-6
rombel = 1.000 judul, 7-12 rombel = 1500 judul, 13-18
rombel = 2000 judul, 29-24 rombel
= 2500 judul.
4. Terbitan Berkala
Minimal melanggan satu
judul majalah dan satu judul surat
kabar
Minimal melanggan 2 judul majalah dan 2 judul surat kabar.
5. Koleksi Referensi
Meliputi kamus, ensiklopedi, buku
statistik, buku telepon, peraturan
perundang-undangan, atlas,
peta, biografi tokoh, kitab suci.
Meliputi kamus, ensiklopedi, buku
statistik, buku telepon, peraturan
perundang-undangan, atlas,
peta, biografi tokoh, kitab suci
6. Penambahan Koleksi
Minimal menambah
koleksi sebanyak 10% dari jumlah koleksi yang ada.
Perpustakaan menambah koleksi (1000 judul = 10%, 1500 judul = 8%, 2000 judul dst. =
6%
2) Standar Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu faktor
penting dalam proses penyelenggaraan perpustakaan sekolah.
Dalam SNI 7329:2009, berkaitan dengan SDM perpustakaan,
terbagi menjadi dua kategori yaitu, kepala perpustakaan dan
tenaga perpustakaan. Berkaitan dengan kualifikasi pendidikan
30
kepala perpustakaan, SNI mengungkapkan bahwa: “Kualifikasi
kepala perpustakaan adalah tenaga perpustakaan sekolah atau
tenaga kependidikan dengan pendidikan minimal diploma dua
di bidang ilmu perpustakaan dan informasi atau diploma dua
bidang lain yang sudah memperoleh sertifikat pendidikan di
bidang ilmu perpustakan dan informasi dari lembaga
pendidikan yang terakreditasi.
Sedangkan untuk kualifikasi pendidikan tenaga
perpustakaan, “Tenaga perpustakaan sekolah dengan
pendidikan minimal pendidikan menengah serta memperoleh
pelatihan kepustakawan dari lembaga pendidikan dan pelatihan
yang terakreditasi. Tenaga perpustakaan sekolah termasuk
tenaga teknis.”39
Dalam SNP 008:2011, untuk hal yang berhubungan
dengan SDM juga terbagi menjadi dua, yaitu kepala dan tenaga
perpustakaan.
Kepala perpustakaan sekolah harus mempunyai
kualifikasi minimal diploma dua sebagaimana dijelaskan
berikut ini: “Kualifikasi kepala perpustakaan adalah tenaga
perpustakaan sekolah atau tenaga kependidikan dengan
pendidikan minimal diploma dua di bidang ilmu perpustakaan
dan informasi atau diploma dua bidang lain yang sudah
memperoleh sertifikat pendidikan di bidang ilmu perpustakan
39 Badan Standardisasi Nasional, Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan Sekolah. h. 11.
31
dan informasi dari lembaga pendidikan yang terakreditasi.
Sedangkan tenaga perpustakaan, “Kualifikasi tenaga
perpustakaan sekolah minimal diploma dua di bidang ilmu
perpustakaan.”40
Berdasarkan pemaparan diatas, untuk lebih
memperjelas, maka penulis menyajikannnya dalam bentuk
tabel seperti berikut ini:
Tabel 2 Kualifikasi SDM Perpustakaan dalam SNI dan SNP
No. Katagori SDM SNI SNP
1. Kepala Perpustakaan
Kualifikasi Pendidikan
Minimal Diploma dua
Ilmu Perpustakaan dan Informasi atau Diploma Dua bidang
lain dan memperoleh
sertifikat pendidikan di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Minimal Diploma dua
Ilmu Perpustakaan
dan Informasi
atau Diploma
Dua bidang lain dan
memperoleh sertifikat
pendidikan di bidang
Ilmu Perpustakaan
dan Informasi
2. Tenaga Perpustakaan
Kualifikasi Pendidikan
Minimal Pendidikan Menengah
serta memperoleh
pelatihan kepustakaan dari lembaga pendidikan
Kualifikasi teaga
perpustakaan sekolah minimal Diploma Dua di
bidang Ilmu Perpustakaan
40 Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan. h. 40-41.
32
dan pelatihan yang
terakreditasi
3) Standar Sarana dan Prasarana
Selanjutnya, berkaitan dengan standar sarana dan
prasarana sebagai sarana pendukung kegiatan di perpustakaan
sekolah, SNI 008:2009 menyatakan bahwa sarana dan
prasarana yang harus dipenuhi oleh sebuah perpustakaan
sekolah adalah sebagaimana dijelaskan berikut ini:
“Perpustakaan menyediakan sekurang-kurangnya rak buku,
lemari katalog, meja dan kursi baca, meja dan kursi kerja, meja
sirkulasi, mesin tik/perangkat komputer dan papan
pengumuman/pameran.”41
Sedangkan ketentuan tentang sarana dan prasarana pada
SNP 008:2011 dinyatakan sebagai berikut: “Perpustakaan
menyediakan sarana perpustakaan sekurang-kurangnya
meliputi: rak buku (10 buah), rak majalah (1 buah), rak surat
kabar (1 buah), meja baca (10 buah), kursi baca (20 buah),
kursi kerja (3 buah), meja kerja (3 buah), lemari katalog (1
buah), papan pengumuman (1 buah), meja sirkulasi (1 buah),
majalah dinding (1 buah), rak buku referensi (1 buah),
perangkat komputer dan mejanya untuk keperluan administrasi
(1 buah), perangkat komputer, meja dan fasilitas akses internet
untuk keperluan pemustaka (1 buah), perangkat komputer, meja
41 Badan Standardisasi Nasional, Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan Sekolah. h. 13.
33
dan fasilitas katalog publik online untuk keperluan pemustaka
(1 buah), TV (1 buah), pemutar VCD/DVD (1 buah), tempat
sampah (3 buah), jam dinding (2 buah).42
Dalam SNI 7329:2009 dinyatakan juga tentang luas
bangunan/gedung perpustakaan dan pembagian area
perpustakaan, seperti berikut ini: “Perpustakaan menyediakan
ruang yang cukup untuk koleksi, staf dan penggunanya.
Perpustakaan menyediakan ruang dengan luas sekurang-
kurangnya untuk SMP/MTS 126 m2. Yang terbagi menjadi
Area koleksi seluas 45% dari ruang yang tersedia, area baca
seluas 25% dari ruang yang tersedia, area staf perpustakaan
seluas 15% dari ruang yang tersedia, dan area lain-lain seluas
15% terdiri dari ruang yang tersedia.”43
Sedangkan pada ketentuan SNP 008:2011 dinyatkan
bahwa luas gedung untuk perpustakaan sekolah adalah:
“Perpustakaan menyediakan gedung/ruang yang cukup untuk
koleksi, staf dan pemustakanya dengan ketentuan bila 3 sampai
6 rombongan belajar seluas 112 m2, 7 sampai 12 rombongan
belajar seluas 168 m2, 13 sampai 18 rombongan belajar seluas
224 m2, 19 sampai 24 rombongan belajar seluas 280 m2. Lebar
minimal ruang perpustakaan 5 m2. Gedung/ruang perpustakaan
42 Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan. h. 39. 43 Badan Standardisasi Nasional, Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan Sekolah. h. 13.
34
sekurang-kurangnya meliputi: area koleksi, area baca, area
kerja, area multimedia.44
4) Standar Anggaran
Anggaran merupakan aspek penting dalam
penyelenggaraan perpustakaan sekolah, dengan adanya
anggaran proses pengembangan perpustakaan akan berjalan
secara maksimal. Berkaitan dengan jumlah anggaran yang
harus dikeluarkan oleh perpustakaan sekolah pada setiap
tahunnya dalam upaya pengembangan mutu perpustakaan, SNI
dan SNP menerbitkan ketentuan yang berlaku menyeluruh
untuk semua pustakaan dalam skala nasional, tidak
terkecuali untuk tingkat sekolah menengah pertama baik negeri
maupun swasta yang ada di Indonesia.
Menurut ketentuan dalam SNI, anggaran yang harus
dikeluarkan oleh perpustakaan sekolah menengah pertama pada
setiap tahunnya adalah, “Sekolah menjamin tersedianya
anggaran perpustakaan setiap tahun sekurang-kurangnya 5%
dari total anggaran sekolah di luar belanja pegawai dan
pemeliharaan serta perawatan gedung.”45
Sedangkan dalam ketentuan yang berlaku pada SNP
disebutkan bahwa anggaran yang harus dikeluarkan oleh
sekolah pada setiap tahunnya adalah sebagai berikut:
“Sekolah/madrasah menjamin tersedianya anggaran
44 Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan. h. 38. 45 Badan Standardisasi Nasional, Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan Sekolah. h. 13.
35
perpustakaan setiap tahun sekurang-kurangnya 5% dari total
anggaran sekolah di luar belanja pegawai dan pemeliharaan
serta perawatan gedung. Sumber anggaran perpustakaan
sekolah/madrasah berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) atau yayasan dan atau donasi yang
tidak mengikat, termasuk dana dari tanggung jawab sosial
korporasi.”46
5) Standar Pengorganisasian Koleksi
Dalam proses penyelenggaraan perpustakaan sekolah,
salah satu kegiatan yang paling penting adalah proses
pengorganisasian koleksi. Dengan optimalnya kegiatan
pengorganisasian koleksi di perpustakaan akan menciptakan
kepuasan pengguna dalam mencari informasi yang diinginkan.
Dilihat dari tingkat kepentingannya, SNI menyatakan
bahwa proses pengorganisasian koleksi yang baik untuk
perpustakaan sekolah adalah sebagaimana dikemukakan dalam
ketentuan berikut ini: “Materi perpustakaan dideskripsikan,
diklasifikasi dan disusun secara sistematis dengan
menggunakan: pedoman deskripsi bibliografis, bagan
klasifikasi, pedoman tajuk subjek dan atau tesaurus, pedoman
penentuan tajuk entri utama.”47
46 Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan. h. 43. 47 Badan Standardisasi Nasional, Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan Sekolah. h. 11.
36
Sedangkan pada SNP 008:2011 dijelaskan seperti
berikut: “Bahan perpustakaan dideskripsikan, diklasifikasi,
diberi tajuk subjek dan disusun secara sistematis dengan
mengacu pada: pedoman deskripsi bibliografis dan penentuan
tajuk entri utama (Peraturan Pengatalogan Indonesia), bagan
klasifikasi Dewey (Dewey Decimal Classification), pedoman
tajuk subjek.”48
6) Standar Layanan
Berkaitan dengan layanan suatu perpustakaan, layanan
yang seharusnya ada dan dilaksanakan pada sebuah
perpustakaan sekolah ialah mencakup beberapa bentuk seperti
yang ditentukan dalam SNI berikut ini: “Perpustakaan minimal
melakukan layanan antara lain: layanan sirkulasi, layanan
referensi, pendidikan pengguna. Dengan ketentuan jam buka
perpustakaan minimal 8 jam sehari.”49
Sedangakan pada ketentuan yang ada pada SNP bahwa
layanan yang ada pada perpustakaan sekolah seperti dijelaskan
berikut ini: “Perpustakaan menyediakan layanan kepada
pemustaka sekurang-kurangnya 7 jam per hari kerja. Dengan
jenis layanan perpustakaan sekurang-kurangnya meliputi:
layanan baca di tempat, layanan sirkulasi, layanan referensi,
layanan teknologi informasi dan komunikasi.”50
48 Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan. h. 38. 49 Badan Standardisasi Nasional, Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan Sekolah. 50 Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan. h. 39.
37
Secara garis besar, antara Standar Nasional Perpustakaan (SNP)
008:2011 dan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7329:2009 mempunyai
kesamaan dalam point-point yang menjadi standar pengelolaaan suatu
perpustakaan sekolah, hanya saja pada Standar Nasional Perpustakaan
(SNP) 008:2011 aspek-aspek yang menjadi acuan tersebut lebih dijelaskan
secara rinci dan mudah dipahami oleh para penyelenggara perpustakaan.
Sebagai contoh pada SNP, jenis dan jumlah koleksi dijelaskan dengan
rinci yang menjadi standar minimal dalam suatu perpustakaan, sedangkan
pada SNI hanya disebutkan jenis-jenis koleksinya saja.
Hal inilah yang kemudian dijadikan pertimbangan oleh penulis
untuk menggunakan SNP sebagai standar pengelolaaan perpustakaan
sekolah dalam penelitian ini. Selain itu, dalam Undang-Undang No. 43
tahun 2007 dinyatakan seperti berikut ini: “Setiap sekolah/madrasah
menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional
perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan”.51
Dengan kata lain penulis hanya berusaha mengaplikasikan amanat
yang telah tertera dalam undang-undang tersebut.
D. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini diantaranya diambil
dari skripsi yang pertama berjudul “Perpustakaan Sekolah dalam Standarisasi
Nasional Indonesia: Studi Kasus di SD, SMP, SMA wilayah Ciputat” oleh
51 “Undang-Undang No.43 Pasal 23 Ayat 1, 2007.”
38
Irvan Fauzi, Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Program Studi Ilmu
Perpustakaan, 2011.
Penelitian ini membahas tentang penerapan Standar Nasional
Indonesia No. 7329:2009 di SDN Ciputat 6, SMPN 10 dan SMAN 1 Ciputat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah SMAN 1 Ciputat,
SMPN 10 Ciputat, SDN 6 Ciputat sudah memenuhi standar sesuai dengan
Standarisasi Nasional Indonesia No. 7329:2009. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Peneliti menyimpulkan bahwa beberapa aspek kondisi perpustakaan di
wilayah ciputat sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Badan
Standarisasi Nasional dari aspek koleksi, pengolahan, perawatan, layanan,
organisasi dan manajemen, dan perabot. Namun untuk beberapa aspek masih
belum memenuhi standar yakni pada aspek sumber daya manusia, ruang,
anggaran, teknologi informasi, dan kerjasama perpustakaan.52
Penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan dengan penelitian ini
adalah seperti dalam tesis yang berjudul, “Analisis Pendapat Kepala Sekolah
dan Komite Sekolah Terhadap Perpustakaan: Studi Kasus di SMKN
Kabupaten Tangerang”, oleh Sri Meladia, Program Studi Ilmu Perpustakaan,
Universitas Indonesia 2010.
Tesis ini membahas tentang Pendapat Kepala Sekolah dan Komite
Sekolah Terhadap Perpustakaan: Studi Kasus di SMKN Kabupaten
Tangerang. Penelitian ini dengan metode kualitatif dengan informan delapan
orang Kepala Sekolah di lingkungan kabupaten Tangerang. Dalam
52 Irvan Fauzi, “Perpustakaan Sekolah Dalam Standarisasi Nasional Indonesia: Studi Kasus Di SD, SMP, SMA Wilayah Ciputat” (Universitas Indonesia, 2011).
39
mengumpulkan data dengan observasi, wawancara dan kajian pustaka,
kemudian data dianalisis dengan metode deskriptif naratif. Hasil penelitian ini
menunjukkan pendapat delapan kepala sekolah terhadap perpustakaan, dua
kepala sekolah kurang maksimal memberikan perhatian terhadap perpustakaan
dan enam kepala sekolah belum memprioritaskan perpustakaan.
Perpustakaan sekolah masih merupakan sarana pendukung bukan
sebagai sumber belajar yang terintegrasi dengan kurikulum. Begitu juga
pendapat komite sekolah terhadap perpustakaan belum maksimal ikut secara
aktif dalam kegiatan perencanaan program sekolah dan masih sebagai simbol
legitimasi saja. Peneliti menyarankan agar kepala sekolah memprioritaskan
sarana prasarana perpustakaan sekolah sebagai bagian yang terintegral dengan
kurikulum sekolah. Dan kepada komite sekolah berperan aktif dalam
mewujudkan sarana prasarana perpustakaan sesuai dengan standar yang telah
diatur pada peraturan Undang-Undang perpustakaan.53
Sri Hardyanti Patimah dalam skripsinya yang berjudul, “Pengelolaan
Perpustakaan Sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Nanggulan
Kabupaten Kulon Progo”, mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2012.
Dalam Penelitian tersebut mendeskripsikan tentang pengelolaan
perpustakaan sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Nanggulan yang
meliputi inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi, penyelesaian, penyajian
koleksi, faktor-faktor penghambat, serta upaya yang dilakukan untuk
mengatasi hambatan di perpustakaan sekolah dasar se-Kecamatan Nanggulan.
53 Sri Melandia, “Analisis Pendapat Kepala Sekolah Dan Komite Sekolah Terhadap Perpustakaan: Studi Kasus Di SMKN Kabupaten Tangerang” (Universitas Indonesia, 2010).
40
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah Perpustakaan Sekolah Dasar yang berjumlah 28
sekolah, dengan subjek penelitian 28 Tenaga Perpustakaan di Sekolah Dasar
se-Kecamatan Nanggulan. Teknik pengumpulan data menggunakan angket
dan dokumentasi. Uji validitas instrumen dengan menggunakan uji validitas
internal, dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan
persentase.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Pengelolaan perpustakaan
sekolah dalam hal inventarisasi berada pada kategori cukup, yang ditunjukkan
dengan rata-rata persentase 67,35%. (2) Pengelolaan perpustakaan sekolah
dalam hal klasifikasi, berada pada kriteria cukup, yang ditunjukan dengan
rata-rata persentase 66,67%. (3) Pengelolaan perpustakaan sekolah dalam hal
katalogisasi, berada pada kategori cukup, yang ditunjukan dengan rata-rata
persentase 55,55%. (4) Pengelolaan perpustakaan sekolah dalam hal
penyelesaian, berada pada kategori baik, yang ditunjukan dengan rata-rata
persentase 80,90%. (5) Pengelolaan perpustakaan sekolah dalam hal penyajian
koleksi, berada pada kategori cukup, yang ditunjukan dengan rata-rata
persentase 54,15%. (6) Kendala yang yang ada dalam
pengelolaanperpustakaan di Sekolah Dasar se-Kecamatan Nanggulan adalah:
Kurangnya tenaga perpustakaan, masih banyak tenaga perpustakaan yang
belum memahami tentang pengelolaan perpustakaan, serta adanya
keterbatasan fasilitas dari pihak sekolah.
41
Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh sekolah untuk mengatasi
kendala tersebut diatas, antara lain: Sekolah berupaya untuk mencari tenaga
perpustakaan, bagi tenaga perpustakaan mengikuti pelatihan pengelolaan
perpustakaan sekolah, Sekolah mencari sumber dana lain di Dinas Pendidikan,
pemerintah desa, dan perorangan dalam bentuk fasilitas.54
Dari beberapa hasil penelitian diatas, penulis menyimpulkan bahwa
keberadaan perpustakaan sekolah dalam instansi pendidikan belum menjadi
perhatian khusus oleh pemangku kebijakan di instansi/sekolah masing-
masing. Perpustakaan sekolah masih diartikan sebagai sarana pendukung pada
sekolah-sekolah pada umumnya. Padahal, perpustakaan sekolah adalah suatu
unit yang terintegrasi dengan kurikulum sekolah yang bertujuan untuk
menjadi sumber belajar siswa diluar jam pembelajaran yang ditentukan oleh
sekolah. Pernyataan ini diperkuat dari hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh para peneliti sebagaimana tersebut diatas.
Dari hasil beberapa penelitian tersebut mengungkapkan bahwa, aspek-
aspek yang menjadi penunjang terselenggaranya perpustakaan sekolah di
Indonesia yang memenuhi standar nasional, baik yang diatur dalam Standar
Nasional Indonesia (SNI) maupun Standar Nasional Perpustakaan (SNP)
masih sangat jauh dari ketentuan yang ada. Misalnya dalam segi koleksi,
Sumber Daya Manusia (SDM), serta sarana dan prasaran masih berada pada
presentase yang rendah/kurang.
54 Sri Hardyanti Patimah, “Pengelolaan Perpustakaan Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo” (Universitas Negeri Yogyakarta, 2012).
BAB III
METODE PENELITIAN
Berikut ini adalah metodologi penelitian yang penulis lakukan dalam
penelitian ini. Penulis melakukan metode penelitian untuk mendukung
pembahasan dalam skripsi yang sesuai dengan judul dan permasalahan yang
diteliti.
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, yakni suatu
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran
atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.58 Penelitian deskriptif
ini peneliti lakukan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai
kinerja perpustakaan.
Sedangkan, pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap data-
data non angka seperti, hasil wawancara atau catatan laporan bacaan dari
buku-buku, artikel, dan juga termasuk non tulisan seperti foto, gambar, atau
film.59
Penelitian kualitatif menurut Moleong adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik,
58 Aditya Setiawan, “Penelitian Deskriptip,” 2009, http://adityasetyawan.files.wordpress.com/2009/10/penelitian-deskriptif1.pdf diakses 20 Mei 2017. 59 Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 99.
43
44
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagi metode
alamiah.60 Dengan pendekatan ini maka penulis mengadakan penelitian
dengan meninjau dan mengkaji mengenai evaluasi perpustakaan di
Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta,
Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.
B. Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, penelitian dikelompokkan menjadi dua jenis
yaitu, data primer dan sekunder diuraikan sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara,
dari sumbernya.61 Dapat diperoleh langsung dari hasil wawancara
narasumber atau informan yang dianggap berpotensi dalam memberikan
informasi yang relevan. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari
kepala sekolah dan kepala Perpustakaan MTs Negeri 26 dan SMP Negeri
241.
2. Data Sekunder
Data ini berasal dari perpustakaan, yaitu terdiri dari buku-buku,
literatur-literatur, artikel dan dokumen yang berkaitan dengan masalah
yang akan diteliti.62
60 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 6. 61 Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 86. 62 Ibid. h. 87.
45
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai data sekunder adalah
struktur organisasi, catatan dokumentasi, jurnal dan lain sebagainya.
Penulis juga melakukan studi kepustakaan dengan melakukan kunjungan
ke berbagai perpustakaan untuk mendapatkan data dari berbagai literature
dan referensi lain seperti buku, majalah, makalah, surat kabar, jurnal, serta
artikel yang mengandung dengan pembahasan yang sedang penulis teliti
dan beberapa situs internet.
C. Pemilihan Informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan konsidi latar penelitian.63 Penentuan informan
ditentukan dengan mencari tahu pihak yang paling memahami objek penelitian
dan ditentukan berdasarkan konsep purposive sampling. Purposive sampling
adalah metode penentuan informan dengan cara secara sengaja memilih
informan- informan tertentu dengan mengabaikan informan lainnya karena
informan tertentu ini memiliki cirri-ciri khusus yang tidak dimiliki informan
lain.64
Pemilihan informan dalam penelitian ini adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan
perpustakaan, yaitu kepala sekolah dan kepala Perpustakaan MTS Negeri 26
Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241. Selain itu, pemilihan kepala sekolah
sebagai informan dikarenakan kepala sekolah bertanggung jawab dan terlibat
dalam pengelolaan perpustakaan.
63 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 90. 64 Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 183.
46
Menurut Natajumena (2008) setidaknya ada 3 Figur yang menentukan
dunia pendidikan kita, yaitu menteri, kepala kanwil (kepala dinas), dan kepala
sekolah. Dari pernyataan ini bisa dilihat bahwa kepala sekolah mempunyai
peranan sangat penting dalam keberhasilan pendidikan dan pembelajaran.
Dengan kata lain, kepala sekolah juga sangat berperan dalam pengembangan
perpustakaan sekolah. Sehingga kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan
yang sangat penting karena prioritas kebijakan mempengaruhi perkembangan
perpustakaan sekolah. Selanjutnya kepala perpustakaan memiliki peran dan
taggung jawab dalam mengelola perpustakaan secara utuh.65
Tabel 3 Daftar Nama Informan Penelitian
No. Nama Informan Pendidikan Terakhir Posisi/Jabatan
1. Dra.H.Yeni Triasih S2 Kepala Sekolah MTs Negeri 26 Pulau Tidung
2. Mawardi S1 Kepala Perpustakaan MTs Negeri 26 Pulau
Tidung
3. Kelik Munandar S1 Kepala Sekolah SMP Negeri 241
4. Rice Damayanti S1 Kepala Perpustakaan SMP Negeri 241
Sumber : MTs Negeri 26 dan SMP Negeri 241
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan penulis untuk mendapatkan data-data
atau informasi dalam penelitian ini adalah melalui:
1. Wawancara
65 Rachmat Natajumena, Perpustakaan Sekolah Lahan Tidur Pustakawan (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2008), h. 12.
47
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh pewawancara
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu.66 Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan
yang telah peneliti siapkan kepada informan, lalu dijawab oleh pemberi
data dengan bebas terbuka.
2. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah pengidentifikasian secara sistematis, penemuan dan
analisis dokumen-dokumen yang memuat informasi yang berkaitan
dengan masalah penelitian.67 Jadi kajian pustaka merupakan penelitian
yang datanya diambil terutama atau seluruhnya dari kepustakaan (buku,
dokumen, artikel, laporan dan sebagainya).
3. Observasi
Observasi adalah metode penelitian yang pengambilan datanya bertumpu
pada pengamatan langsung pada objek penelitian.68 Observasi bertujuan
untuk mendeskripsikan keadaan yang dipelajari dan aktifitas-aktifitas yang
telah berlangsung. Hasil dari observasi tersebut dicatat menjadi suatu
catatan observasi yang berisi deskripsi hal-hal yang diamati secara lengkap
dengan keterangan tanggal dan waktu.
E. Teknik Analisis Data
1. Reduksi Data
66 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 135. 67 Consuelo G. Sevilla, et. al, Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: UI Press, 1993), h. 31. 68 Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 63.
48
Data yang diperoleh penulis melalui penelitian lapangan,
wawancara, kajian pustaka dan observasi dicatat dengan rinci,
mengelompokkan atau memilah–milah dan memfokuskan pada hal
penting. Dengan demikian data yang didapat bisa memberikan gambaran
yang jelas. Jadi, reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang
mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang menyusun data dalam
suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan
diverifikasikan.69
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi penulis melakukan penyajian dalam bentuk
tabel frekuesi dan teks bersifat naratif.70 Penyajian data akan tersusun
secara sistematis dalam pola yang berhubungan sehingga mudah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan
Penulis membuat kesimpulan dari data–data yang terangkum yang
dijabarkan dalam bentuk naratif. Kesimpulan digunakan untuk menjawab
rumusan masalah.71
F. Jadwal Wawancara
Penelitian ini di lakukan dengan metode-metode tersebut di atas dalam
observasi awal dilakukan tanggal 16 april 2017, sedangkan wawancara
mendalam dilakukan tanggal 26 juni 2017 dan 27 juni 2017. Tempat
penelitian adalah Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu, Jalan
69 Krisyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), h.96. 70 Ibid. h. 131. 71 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 99. 72 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 132.
49
Kampung Baru No. 1 RT 001/03, Pulau Tidung, Kep. Seribu Selatan, Jakarta.
Dan Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta, Jalan Pendidikan RT 004/02
Pulau Tidung, Kep. Seribu Selatan, Jakarta.
G. Insrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat-alat perlengkapan penelitian.72 Alat-
alat tersebut berguna dalam pengumpulan informasi, seperti alat perekam
suara (hand phone), kamera, kertas, bolpoin, dan daftar pertanyaan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian
1. Profil Perpustakaan
a. Profil Perpustakaan Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu merupakan bagian
dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Dimana sekolah MTs Negeri
26 Kepulauan Seribu didirikan pada tahun 1964 dan pada tahun 2010
sekolah mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk membangun gedung
sekolah yang baru. Tapi sayangnya dalam pembangunan tersebut gedung
perpustakaan belum masuk dalam rencana. Untuk sementara perpustakaan
masih menggunakan ruangan kelas yang kosong.
Perpustakaan MTs Negeri 26 berlokasi di Jl. Kampung Baru No. 1
RT 001/03, Pulau Tidung, Kep. Seribu Selatan, Jakarta. Perpustakaan ini
dikelola oleh satu orang. Bapak MawardiSelain menjadi Kepala
perpustakaan juga sekaligus merangkap sebagai guru.
b. Profil Perpustakaan Sekolah SMP Negeri 241 Jakarta
Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta merupakan bagian dari
sistem pendidikan secara keseluruhan. Sekolah SMP Negeri 241 Jakarta
didirikan pada tahun 1984, sedangkan pada tahun 2004 sekolah SMP
50
51
Negeri 241 Jakarta mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk renovasi
gedung sekolah dan gedung perpustakaan.
Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta berlokasi di Jl. Pendidikan
RT 004/02, Pulau Tidung, Kep. Seribu Selatan, Jakarta. Sama halnya
dengan Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu, perpustakaan
SMP Negeri 241 Jakarta Dikelola oleh satu orang. Ibu Rice Damayanti
Selain menjadi Kepala perpustakaan juga sekaligus merangkap sebagai
guru.
2. Visi dan Misi
a. Visi dan Misi Perpustakaan Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan
Seribu
1) Visi Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
Menjadikan perpustakaan sebagai ladang informasi dan pusat
kegiatan pembelajaran.
2) Misi Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
a) Menumbuhkan niat dan minat membaca siswa/i.
b) Menjadikan perpustakaan sebagai tempat untuk mencari informasi.
c) Meningkatkan kualitas siswa/i agar memiliki kompetensi
perpustakaan yang memotivasi pengguna untuk belajar.
d) Sebagai sarana hiburan yang bermanfaat bagi siswa/i.
b. Visi dan Misi Perpustakaan Sekolah SMP Negeri 241 Jakarta
1) Visi Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta
52
Menjadikan perpustakaan sebagai pusat informasi dan ilmu
pengetahuan.
2) Misi Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta
Melalui perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta kedisiplinan
membaca dan belajar dengan rasa tanggung jawab untuk meraih mana
yang baik melalui prestasi yang gemilang.
3. Struktur Perpustakaan
a. Struktur Perpustakaan Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
Bagan 4.2 Struktur Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
b. Sruktur Perpustakaan Sekolah SMP Negeri 241 Jakarta
Bagan 4.3 Struktur Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta
Kepala Sekolah Dra.Hj. YeniTriasih, M.Pd
Kepala Perpustakaan MawardiS.Pd
Anggota Perpustakaan (Siswa)
Kepala Sekolah Kelik Munandar S.Pd
Kepala Perpustakaan Rice Damayanti S.Pd
Anggota Perpustakaan (Siswa)
53
4. Koleksi Perpustakaan
a. Koleksi Perpustakaan Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
Koleksi Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seributerdiri dari
3.260 eksemplar buku pengayaan, 235 eksemplar buku teks, 155
eksemplar koleksi referensi (Kamus, Ensiklopedi, Kitab Suci, buku atlas)
ditambah dengan peta dan globe.
b. Koleksi Perpustakaan Sekolah SMP Negeri 241 Jakarta
Koleksi Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta terdiri dari koleksi
tercetak (buku) dan non-cetak (audio visual). Jumlah koleksi yang dimiliki
perpustakaan adalah 4.629 eksemplar buku pengayaan, 190 eksemplar
buku teks, 731 eksemplar koleksi referensi (Kamus, Ensiklopedia, Kitab
Suci, Buku atlas) 30 eksemplar koleksi audio visual.
5. Layanan Perpustakaan
a. Layanan Perpustakaan Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
1) Sistem Layanan
Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu menggunakan
sistem layanan terbuka (open access). Pemustaka baik itu siswa
maupun warga sekolah lainnya dapat mencari bahan pustaka yang
dibutuhkan secara langsung dengan mentaati semua peraturan
Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu.
54
Jam buka Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
adalah Senin sampai Jum’at pukul 06.30 WIB sampai dengan pukul
16.00 WIB. Sedangkan jam kunjungan untuk pemustaka untuk siswa
adalah pukul 08.50 WIB sampai dengan pukul 09.00 WIB (jam
pertama istirahat) dan pukul 13.00 WIB sampai dengan 13.10 WIB
(jam kedua istirahat).
2) Jenis Layanan
a) Layanan Baca
Layanan ini dapat digunakan oleh seluruh warga sekolah yang
ingin memanfaatkan perpustakaan untuk membaca, belajar,
menambah informasi dan memperluas wawasan.
b) Layanan Sirkulasi
Kegiatan layanan sirkulasi di Perpustakan MTs Negeri 26
Kepulauan Seribu adalah peminjaman dan pengembalian buku.
c) Layanan Referensi
Perpustakan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu menyediakan
referensi seperti kamus, ensiklopedi, almanak, biografi, referensi
Arab dan sumber-sumber referensi lainnya.
b. Layanan Perpustakaan Sekolah SMP Negeri 241 Jakarta
1) Sistem Layanan
Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta menggunakan sistem
layanan terbuka (open access). Pemustaka baik itu siswa maupun
55
warga sekolah lainnya dapat mencari bahan pustaka yang dibutuhkan
secara langsung dengan mentaati semua peraturan Perpustakaan SMP
Negeri 241 Jakarta.
Jam buka Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta adalah Senin
sampai Jum’at pukul 06.30 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB.
Sedangkan jam kunjungan untuk pemustaka untuk siswa adalah pukul
08.50 WIB sampai dengan pukul 09.00 WIB (jam pertama istirahat)
dan pukul 13.00 WIB sampai dengan 13.10 WIB (jam kedua istirahat).
2) Jenis Layanan
a) Layanan Baca
Layanan ini dapat digunakan oleh seluruh warga sekolah yang
ingin memanfaatkan perpustakaan untuk membaca, belajar,
menambah informasi dan memperluas wawasan.
b) Layanan Sirkulasi
Kegiatan layanan sirkulasi di Perpustakan SMP Negeri 241 Jakarta
adalah peminjaman dan pengembalian buku.
c) Layanan Referensi
Perpustakan SMP Negeri 241 Jakarta menyediakan referensi
seperti kamus, ensiklopedi, almanak, biografi, referensi Arab dan
sumber-sumber referensi lainnya.
d) Layanan Audio-Visual
Layanan ini berupa koleksi bentuk CD, di mana pemutaran media
dilakukan di dalam ruang perpustakaan tanpa ruangan khusus
56
dengan menggunakan proyektor yang dibimbing oleh guru dan
pengawasan oleh pustakawan karena koleksi ini tidak dapat
dipinjam.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Tingkat Pencapaian Pengelolaan Perpustakaan Sekolah dan Standar
Nasional Perpustakaan 008:2011 di Perpustakaan MTs Negeri 26
Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta.
Dalam proses pengelolaan sebuah perpustakaan tentunya harus
berdasarkan pedoman atau standar yang berlaku. Untuk pengelolaan
perpustakaan sekolah standar yang berlaku saat ini ialah Standar Nasional
Perpustakaan 008:2011. Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud
membandingkan kinerja dalam penerapan SNP 008:2011 di perpustakaan
MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta, sebagai
berikut:
a. Koleksi Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP
Negeri 241 Jakarta
Koleksi merupakan salah satu unsur penting yang harus
dikembangkan di perpustakaan. Koleksi perpustakaan sekolah
mencakup buku teks, buku panduan, buku pengayaan, koleksi refensi,
koleksi terbitan berkala dan koleksi elektronik. Dari penelitian yang
dilakukan oleh penulis, ditemukan bahwa koleksi pepustakaan MTs
Negeri 26 Kepulauan Seribu terdiri dari: koleksi buku teks, buku
57
panduan, buku pengayaan, dan koleksi referensi. Sedangkan koleksi
yang ada diperpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta terdiri dari: koleksi
buku teks, buku panduan, buku pengayaan, koleksi referensi dan
koleksi elektronik.
Dari observasi yang dilakukan oleh penulis, jumlah koleksi
perpustakaan MTs Negeri 26 terdiri dari 3.260 eksemplar buku
pengayaan, 235 eksemplar buku teks, 155 eksemplar koleksi referensi
(Kamus, Ensiklopedi, Kitab Suci, buku atlas) ditambah dengan peta
dan globe.
Sedangkan observasi yang dilakukan oleh penulis, jumlah
koleksi perpustakaan SMP Negeri 241 terdiri dari koleksi tercetak
(buku) dan non-cetak (audio visual). Jumlah koleksi yang dimiliki
perpustakaan adalah 4.629 eksemplar buku pengayaan, 190 eksemplar
buku teks, 731 eksemplar koleksi referensi (Kamus, Ensiklopedia,
Kitab Suci, Buku atlas) 30 eksemplar koleksi audio-visual. Untuk
lebih jelasnya, dapat dilihat dalam tabel, seperti berikut ini:
58
Tabel 4 Jumlah Koleksi Perpustakaan
MTs N 26 Kep. Seribu dan SMP N 241 Jakarta
Standar koleksi berdasarkan SNP 008:2011 untuk buku teks
adalah 1 eks per mata pelajaran per siswa. Dari data yang diperoleh,
diketahui bahwa jumlah mata pelajaran yang ada di MTs Negeri 26
Kepulauan Seribu adalah 13 mata pelajaran untuk setiap tingkatan
kelasnya.
Sedangkan mata pelajaran yang ada di SMP Negeri 241 Jakarta
adalah 10 mata pelajaran untuk setiap tingkatan kelasnya. Untuk
jumlah siswa MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu adalah 99 orang (kelas
No. Jenis Koleksi
MTs N 26
Jumlah (Judul)
Jumlah (Eks)
1. Buku Teks 13 Judul 235 Eks
2. Buku Panduan
9 Judul 15 Eks
3. Buku Pengayaan
2.245 Judul
3.260 Eks
4. Koleksi Referensi - 155 Eks
Jumlah 3.665 Eks
No. Jenis Koleksi
SMP N 241
Jumlah (Judul)
Jumlah (Eks)
1. Buku Teks 15 Judul 315 Eks 2. Buku
Panduan 11 Judul 25 Eks
3. Buku Pengayaan
2.765 Judul
4.629 Eks
4. Koleksi Referensi - 731 Eks
Jumlah 5.704 Eks
59
VII), 68 orang (kelas VIII), dan 59 orang (kelas IX) dengan jumlah
keseluruhan adalah 226 orang.
Dengan demikian perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan
Seribu dituntut memiliki koleksi buku teks sebanyak 1 eks x 13 x 99 =
1.287 eksemplar untuk kelas VII, 1 eks x 13 x 68 = 884 eksemplar
untuk kelas VIII, 1 eks x 13 x 59 = 767 eksemplar untuk kelas IX,
dengan jumlah koleksi keseluruhan adalah 2.938 eksemplar.
Sedangkan jumlah siswa SMP Negeri 241 Jakarta adalah 60
orang (kelas VII), 62 orang (kelas VIII), dan 64 orang (kelas IX)
dengan jumlah keseluruhan adalah 186 orang. Dengan demikian
perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta dituntut memiliki koleksi buku
teks sebanyak 1 eks x 10 x 60 = 600 eksemplar untuk kelas VII, 1 eks
x 10 x 62 = 620 eksemplar untuk kelas VIII, 1 eks x 10 x 64 = 640
eksemplar untuk kelas IX, dengan jumlah koleksi keseluruhan adalah
1.860 eksemplar.
Sedangkan untuk koleksi buku panduan, berdasarkan SNP
008:2011 ditentukan bahwa perpustakaan SMP/MTs harus memiliki
koleksi buku panduan sebanyak 1 eks per mata pelajaran per guru
bidang studi. Dengan demikian perpustakaan MTs Negeri 26
Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta dituntut untuk
mempunyai koleksi buku panduan sebanyak 1eks x 1 x 39 = 39
eksemplar.
60
Sedangkan perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta dituntut
untuk mempunyai koleksi buku panduan sebanyak 1 eks x 1 x 30 = 30
eksemplar.
Selain itu perpustakaan setingkat SMP juga ditiuntut untuk
mempunyai koleksi buku pengayaan. Sebagaimana ditentukan dalam
SNP 008:2011, perpustakaan SMP/MTs diharuskan memiliki buku
pengayaan sejumlah 1500 judul jika terdapat 7 rombongan belajar atau
lebih pada sekolah tersebut. Dari data yang di peroleh, MTs Negeri 26
Kepulauan Seribu mempunyai 8 rombongan belajarsedangkan SMP
Negeri 241 Jakarta mempunyai 9 rombongan belajar. Dengan
demikian, perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan
perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta harus memiliki koleksi buku
pengayaan sebanyak 1500 judul yang terdiri dari 70% fiksi dan 30%
nonfiksi.
Berdasarkan data tersebut diatas, jika dibandingkan dengan
SNP 008:2011, maka perbandingannya adalah sebagai berikut:
Tabel 5 Tingkat Pencapaian Koleksi Perpustakaan
MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
No. Jenis Koleksi
Koleksi MTs N 26
Kep. Seribu
SNP 008:2011 Pencapaian
1. Buku Teks 235 eks 2938 eks 7,9% 2. Buku
Panduan 15 eks 39 eks 38,4%
3. Buku Pengayaan 2.245 Judul 1.500 Judul Tercapai
61
Jika dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan penulis pada
perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan perpustakaan
SMP Negeri 241 Jakarta, tingkat pencapaian jumlah koleksi
perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu berdasarkan SNP
008:2011 hanya mencapai 7,9% untuk buku teks, 38,4% untuk buku
panduan dari jumlah yang ditentukan dalam SNP 008:2011.Sedangkan
tingkat pencapaian jumlah koleksi perpustakaan SMP Negeri 241
Jakarta berdasarkan SNP 008:2011 hanya mencapai 16,9% untuk buku
teks, 83,3% untuk buku panduan dari jumlah yang ditentukan dalam
SNP 008:2011.
Tabel 6 Tingkat Pencapaian Koleksi Perpustakaan
SMP Negeri 241 Jakarta
No. Jenis Koleksi
Koleksi SMP N
241 Jakarta
SNP 008:2011 Pencapaian
1. Buku Teks 315 eks 1860 eks 16,9% 2. Buku
Panduan 25 eks 30 eks 83,3%
3. Buku Pengayaan 2.765 Judul 1.500 Judul Tercapai
Sedangkan tingkat pencapaian jumlah koleksi perpustakaan
SMP Negeri 241 Jakarta berdasarkan SNP 008:2011 hanya mencapai
17,1% untuk buku teks, 83,3% untuk buku panduan dari jumlah yang
ditentukan dalam SNP 008:2011. Sedangkan untuk koleksi buku
pengayaan, referensi, dan elektronik perpustakaan MTs Negeri 26
62
Kepulauan Seribu dan perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta sudah
terpenuhi sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam SNP 008:2011.
Dari hasil yang dituturkan oleh penulis diatas, dapat
disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan untuk beberapa aspek telah
memenuhi standar yang telah ditentukan, seperti koleksi pengayaan,
koleksi referensi, dan koleksi elektronik. Akan tetapi untuk koleksi
buku teks/buku mata pelajaran dan buku panduan jumlahnya masih
sangat jauh dari jumlah yang ditentukan dalam SNP 008:2011.
Selain itu, tugas pokok dalam penyelenggaraan suatu
perpustakaan adalah melakukan pengorganisasian koleksi yang ada di
perpustakaan. Berkaitan dengan kegiatan pengorganisasian koleksi
perpustakaan sekolah, ketentuan SNP 008:2011 dinyatakan bahwa
koleksi perpustakaan dideskripsikan, diklasifikasi, diberi tajuk subjek
dan disusun secara sistematis dengan mengacu pada: pedoman
deskripsi bibliografi dan penentuan tajuk entri utama (Peraturan
Pengatalogan Indonesia), bagan klasifikasi Dewey (Dewey Decimal
Classification), pedoman tajuk subjek.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis,
dapat disimpulkan bahwa pengelola perpustakaan MTs Negeri 26
Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta telah menerapkan
ketentuan pada SNP 008:2011 dalam hal pengolahan bahan pustaka
perpustakaan.
63
Salah satu faktor terpenting lainnya dalam kegiatan
penyelenggaraan suatu perpustakaan sekolah adalah melakukan
kegiatan perawatan bahan pustaka secara rutin. Perpustakaan MTs
Negeri 26 SMP Negeri 241 tidak melakukan perbaikan bahan
perpustakaan seperti yang ditetapkan oleh SNP 008:2011 berupa
menjaga kecukupan cahaya dan kelembaban udara serta melakukan
perawatan bahan koleksi minimal satu tahun sekali.
Berkaitan dengan Stock Opname, Perpustakaan MTs Negeri 26
Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta membuat kebijakan
Stock Opname dengan menggunakan label warna pada setiap
eksemplar buku yang ada.
b. Tenaga Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP
Negeri 241 Jakarta
Salah satu faktor penting dalam penyelenggaran perpustakaan
sekolah adalah kualitas dan kuantitas dari SDM pengelola yang
dimiliki oleh perpustakaan. Alasannya adalah karena SDM memegang
peran penting dalam menjalankan kegiatan yang berlangsung di
perpustakaan sekolah.
Namun berdasarkan realita yang ada diberbagai perpustakaan
sekolah di Indonesia sering dijumpai kualitas dan kuantitas SDM yang
belum sesuai dengan ketentuan yang ada pada Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) 008:2011. Ketentuan SDM untuk perpustakaan
64
sekolah berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008:2011
yang memiliki enam atau lebih rombongan belajar sekurang-
kurangnya memiliki dua orang SDM dan minimal berpendidikan
diploma 2 dibidang ilmu perpustakaan atau telah memperoleh
sertifikat bidang ilmu perpustakaan dari lembaga resmi. Selain itu,
SDM juga dituntut mempunyai kemampuan untuk mengembangkan
perpustakaan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di MTs
Negeri 26 dan SMP Negeri 241, SDM perpustakaan MTs Negeri 26
dan SMP Negeri 241 masing-masing berjumlah satu orang dimana
kepala perpustakaan di sekolah juga merangkap sebagai guru. Dan
kondisi ini menempatkan perpustakaan MTs Negeri 26 dan
perpustakaan SMP Negeri 241 belum menerapkan ketentuan yang
telah ditetapkan dalam SNP 008:2011.
Dengan terbatasnya jumlah SDM yang ada di perpustakaan
MTs Negeri 26 dan perpustakaan SMP Negeri 241, tentunya akan
berpengaruh pada kegiatan-kegiatan yang ada di perpustakaan.
Alasannya, SDM harus mengerjakan semua aspek dalam kegiatan
penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Dengan demikian bukan tidak
mungkin beberapa kegiatan yang ada di perpustakaan akan menjadi
tidak maksimal dalam pelaksanaannya.
Untuk lebih jelasnya, data tersebut dapat dilihat dalam table
berikut ini:
65
Tabel 7 Keadaan SDM Perpustakaan
MTs N 26 Kepulauan Seribu dan SMP N 241 Jakarta
No. Ketentuan SDM SNP
MTs N 26
Kep. Seribu
SMP N 241
Jakarta Pencapaian
1.
Ketentuan SDM
Jika lebih dari 6
rombel, minimal 2 orang SDM
Hanya 1 orang untuk 8 rombel
Hanya 1 orang
untuk 9 rombel
Tidak Tercapai
2. Pendidikan
Kepala Perpustaka-an
Minimal D2 Ilmu Perpus-takaan
S1 Pendi- dikan
Agama
S1 Pendidi-
kan Keguru-
an
Tidak Tercapai
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan oleh
penulis diatas, penulis menyimpulkan bahwa sumber daya pengelola
perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu berjumlah satu orang,
yaitu bapak Mawardi. Dan sedangkan sumber daya pengelola
perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta berjumlah satu orang, yaitu ibu
66
Rice Damayanti. SDM yang ada inilah yang menjalankan semua
fungsi yang ada di perpustakaan di sekolah masing-masing.
Sedangkan dalam peningkatan kualitas SDM pengelola perpustakaan
dapat dikategorikan sangat terperhatikan oleh pihak sekolah.
c. Sarana dan Prasarana Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
dan Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta
1) Gedung Perpustakaan
Berdasarkan SNP 008:2011, ukuran gedung perpustakaan
sekolah yang mempunyai 7 sampai 12 rombongan belajar adalah
168m2.
Dari data yang penulis temukan di lapangan, gedung
perpustakaan MTs Negeri 26 berukuran 7m x 6m atau dengan luas
42m2, jika di persentasekan hanya mencapai 25% saja masih jah
dari standar yang ditetapkan dalam SNP 008:2011. Sedangkan
gedung perpustakaan SMP Negeri 241 berukuran 8m x 7m atau
dengan luas 56m2, jika di persentasekan hanya mencapai 33,3%.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua gedung perpustakaan sekolah
tersebut belum mencapai standar yang telah ditentukan dalam SNP
008:2011, yang mana ukuran gedung perpustakaan sekolah untuk
7 sampai 12 rombongan adalah 168m2.
2) Sarana Perpustakaan
67
Sarana dan prasaran perpustakaan merupakan salah satu
faktor pendukung dalam proses penyelenggaraan perpustakaan.
Perpustakaan MTs Negeri 26 dan SMP Negeri 241 dalam
mengembangkan perpustakaan sangat mendapat dukungan penuh
dari pihak sekolah dalam pengadaan saran dan prasarana
perpustakaan.
Selain itu, dari hasil observasi penulis di perpustakaan
MTs Negeri 26 dan SMP Negeri 241 yang berkaitan dengan sarana
dan prasarana yang ada di perpustakaan adalah sebagai berikut:
Tabel 8 Sarana dan Prasarana Perpustakaan
MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu 8 Rombel No. Jenis Barang Jumlah 1. Rak Buku 6 buah 2. Rak Surat Kabar 1 buah 3. Meja Baca 4 buah 4. Kursi Baca 4 buah 5. Meja dan Kursi Kerja 1 buah 6. Lemari 1 buah 7. Perangkat Komputer, administrasi 1 buah 8. Jam Dinding 1 buah 9. Papan Pengumuman 1 buah 10. Tempat Sampah 1 buah
Tabel 9
Sarana dan Prasarana Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta 9 Rombel
No Jenis Barang Jumlah 1 Rak Buku 19 buah 2 Rak Majalah 2 buah 3 Rak Surat Kabar 2 buah 4 Meja Baca 5 buah 5 Kursi Baca 7 buah 6 Meja dan Kursi Kerja 1 buah 7 Lemari 2 buah
68
8 Perangkat komputer, administrasi dan katalog online
6 buah
9 Jam Dinding 1 buah 10 Pemutar DVD 1 buah 11 TV 1 buah 12 Papan pengumuman 1 buah 13 Tempat Sampah 1 buah
Dari hasil pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan MTs Negeri 26 dalam aspek sarana prasarana belum
sesuai dengan ketentuan yang ada pada SNP 008:2011. Sedangkan
perpustakaan SMP Negeri 241 dalam aspek sarana prasarana
perpustakaan sudah memenuhi ketentuan yang ada pada SNP
008:2011.
d. Anggaran Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan
Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta
Dalam penyelenggaraan sebuah perpustakaan sekolah,
anggaran menjadi salah satu faktor penentu dalam upaya
pengembangan perpustakaan. Jumlah anggaran akan mempengaruhi
semua aspek yang ada di perpustakaan, misalnya dalam pengadaaan
koleksi dan sarana prasarana perpustakaan yang nantinya akan
menciptakan kepuasan pemustaka dalam memperoleh informasi dan
terciptanya kenyamanan bagi pemustaka.
Berdasarkan SNP 008:2011, jumlah anggaran yang harus
dikeluarkan oleh sekolah SMP/MTs adalah 5% dari total anggaran
sekolah diluar belanja pegawai dan perawatan gedung sekolah.
69
Berkaitan dengan anggaran pada suatu perpustakaan sekolah, Undang-
Undang No. 43 tahun 2007 juga menyatakan dengan tegas bahwa
suatu perpustakaan sekolah harus mempunyai anggaran sebesar 5%
dari jumlah anggaran sekolah pada setiap tahunnya.
Dari hasil yang penulis dapatkan, bahwa anggaran yang
dialokasikan oleh MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu pada setiap
tahunnya berkisar antara Rp. 10.000.000 sampai Rp. 20.000.000.
Sedangkan anggaran yang dialokasikan oleh SMP Negeri 241
Jakarta pada setiap tahunnya berkisar antara Rp. 20.000.000 sampai
Rp. 30.000.000. Dimana anggaran tersebut hanya diperuntukkan untuk
pengadaan koleksi perpustakaan, dengan catatan bukan untuk
pengadaan buku mata pelajaran.
Dengan demikian, jika dikaitkan dengan ketentuan SNP
008:2011, MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241
Jakarta harus mengalokasikan angggaran untuk perpustakaan pada
setiap tahunnya sebesar 5% yakni Rp. 100.000.000 dari jumlah
anggaran sekolah yang mencapai angka 2 milyar.
Berdasarkan dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu hanya mencapai 20%
dari anggaran yang harusnya Rp. 100.000.000 pertahunnya. sedangkan
perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta dalam hal anggaran
perpustakaan mencapaia 30% dari anggaran yang seharusnya Rp.
70
100.000.000 pertahunnya. Dan kedua perpustakaan dalam hal
anggaran belum memenuhi ketentuan SNP 008:2011.
e. Layanan Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan
Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta
Selain beberapa aspek yang dibahas diatas, perpustakaan juga
perlu memperhatikan layanan yang dimilikinya layanan adalah salah
satu faktor penting dalam pengelolaan perpustakaan. Dengan adanya
layanan yang baik akan berdampak besar dalam kegiatan yang
berlangsung di perpustakaan.
Standar layanan perpustakaan sekolah/madrasah seperti dalam
ketentuan SNP 008:2011 meliputi layanan baca di tempat, layanan
sirkulasi, layanan referensi, layanan teknologi informasi dan
komunikasi.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis
mengenai layanan di perpustakaan MTs Negeri 26 sebagai berikut:
1) Sistem Layanan Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
menggunakan sistem layanan terbuka (open access). Pemustaka
baik itu siswa maupun warga sekolah lainnya dapat mencari bahan
pustaka yang dibutuhkan secara langsung dengan mentaati semua
peraturan Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu.
71
Jam buka Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
adalah Senin sampai Jum’at pukul 06.30 WIB sampai dengan
pukul 16.00 WIB. Sedangkan jam kunjungan untuk pemustaka
untuk siswa adalah pukul 08.50 WIB sampai dengan pukul 09.00
WIB (jam pertama istirahat) dan pukul 13.00 WIB sampai dengan
13.10 WIB (jam kedua istirahat).
2) Jenis Layanan Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
a) Layanan Baca
Layanan ini dapat digunakan oleh seluruh warga sekolah yang
ingin memanfaatkan perpustakaan untuk membaca, belajar,
menambah informasi dan memperluas wawasan.
b) Layanan Sirkulasi
Kegiatan layanan sirkulasi di Perpustakan MTs Negeri 26
Kepulauan Seribu adalah peminjaman dan pengembalian buku.
c) Layanan Referensi
Perpustakan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu menyediakan
referensi seperti kamus, ensiklopedi, almanak, biografi,
referensi Arab dan sumber-sumber referensi lainnya.
Sedangkan, layanan di perpustakaan SMP Negeri 241 dibagi
menjadi empat bagian yaitu, layanan baca, layanan sirkulasi,
layanan referensi, dan layanan teknologi informasi dan
komunkasi.
72
Sedangkan, hasil observasi yang dilakukan oleh penulis
mengenai layanan di Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta sebagai
berikut:
1) Sistem Layanan Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta
Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta menggunakan
sistem layanan terbuka (open access). Pemustaka baik itu siswa
maupun warga sekolah lainnya dapat mencari bahan pustaka yang
dibutuhkan secara langsung dengan mentaati semua peraturan
Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta.
Jam buka Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta adalah
Senin sampai Jum’at pukul 06.30 WIB sampai dengan pukul 16.00
WIB. Sedangkan jam kunjungan untuk pemustaka untuk siswa
adalah pukul 08.50 WIB sampai dengan pukul 09.00 WIB (jam
pertama istirahat) dan pukul 13.00 WIB sampai dengan 13.10 WIB
(jam kedua istirahat).
2) Jenis Layanan Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta
a) Layanan Baca
Layanan ini dapat digunakan oleh seluruh warga sekolah yang
ingin memanfaatkan perpustakaan untuk membaca, belajar,
menambah informasi dan memperluas wawasan.
b) Layanan Sirkulasi
Kegiatan layanan sirkulasi di Perpustakan SMP Negeri 241
Jakarta adalah peminjaman dan pengembalian buku.
73
c) Layanan Referensi
Perpustakan SMP Negeri 241 Jakarta menyediakan referensi
seperti kamus, ensiklopedi, almanak, biografi, referensi Arab
dan sumber-sumber referensi lainnya.
d) Layanan Audio-Visual
Layanan ini berupa koleksi bentuk CD, di mana pemutaran
media dilakukan di dalam ruang perpustakaan tanpa ruangan
khusus dengan menggunakan proyektor yang dibimbing oleh
guru dan pengawasan oleh pustakawan karena koleksi ini tidak
dapat dipinjam.
Berdasarkan temuan penulis dapat dikatakan bahwa layanan
yang ada di perpustakaan MTs Negeri 26 belum memenuhi satandar
yang ada pada SNP 008:2011, akan tetapi layanan yang ada masih
berfungsi dengan kinerjanya. Sedangkan layanan yang ada di
perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta sudah memenuhi standar yang
ada pada SNP 008:2011 dan semua berjalan dengan etos kerjanya
masing-masing.
2. Program Jangka Panjang Pengelolaan Perpustakaan di Perpustakaan
MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta.
Program jangka panjang Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan
Seribu adalah sebagai berikut:
74
1) Merealisasikan kualitas dan kuantitas koleksi/buku sesuai dengan rasio
peserta didik pada tahun 2017.
2) Terciptanya ruangan perpustakaan yang memadai, kondusif dan
menyenangkan.
3) Meningkatkan minat baca para siswa dengan memberikan bahan
pustaka yang berkualitas dan sesuai dengan kurikulum siswa.
4) Merencanakan Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
berbasis online.
5) Membangun ruangan perpustakaan yang memadai, kondusif dan
menyenangkan.
Sedangkan, program jangka panjang Perpustakaan SMP Negeri 241
Jakarta adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan minat baca para siswa dengan memberikan bahan
pustaka yang berkualitas dan sesuai dengan kurikulum siswa.
2) Menyediakan bahan pustaka untuk memenuhi kebutuhan anak didik
dan pendidik dalam kegiatan belajar sehari-hari.
3) Membentuk sikap kreatif, inovatif serta mengembangkan minat dan
bakat siswa dengan membentuk kelompok belajar perpustakaan.
4) Merealisasikan Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta berbasis online.
Dibawah ini adalah hasil wawancara yang penulis lakukan kepada para
informan dari kedua sekolah tersebut:
a. Program Jangka Panjang Pengelolaan Koleksi Perpustakaan
75
Berikut ini adalah beberapa pemaparan yang disampaikan oleh
informan tentang koleksi yang ada pada perpustakaan MTs Negeri 26 dan
perpustakaan SMP Negeri 241. Menurut pendapat informan sebagai
berikut:
1) MTs Negeri 26 Kepuluan Seribu
Dari segi koleksi informan menjabarkan sebagai berikut:
“Koleksi diperpustakaan MTs Negeri 26 hanya terdiri dari koleksi cetak saja. Seperti buku pengayaan, buku pelajaran, referensi dan lain-lain. untuk buku pelajaran kita disini hanya menyimpan beberapa saja.”73
Dalam aspek pengadaan bahan koleksi, informan menjabarkan sebagai
berikut:
“Kalau pengadaan bahan koleksi ada, tapi yang menentukan koleksi apa yang harus dibeli itu bukan dari pihak perpustakaan. Pihak perpustakaan hanya menerima saja ketika ada koleksi baru datang.”74
Berkaitan dengan pengolahan bahan pustaka, informan menjabarkan
sebagai berikut:
“Untuk sekarang dalam pengolahan bahan koleksi kita menggunakan DDC dan untuk tajuk subjek saya masih pelajari lebih dalam lagi.”75
Kemudian dalam aspek perawatan, informan menjabarkan sebagai
berikut:
“kalau masalah perawatan sejauh yang saya pernah alami hanya sekedar robek saja. Jika masih dapat digunakan kita akan perbaiki sehingga dapat digunakan kembali”76
73 Mawardi, Wawancara Pribadi, June 12, 2017. 74 Ibid. 75 Ibid.
76
Dari beberapa penjabaran informan diatas, dapat disimpulkan
bahwa perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu sangat
memperhatikan akan kebutuhan koleksi untuk para siswa/i untuk
menunjang kegiatan belajar. Dilihat dari penjabaran diatas sangat jelas
bahwa perpustakaan MTs Negeri 26 mempunyai keinginan untuk
memenuhi kebutuhan para siswa/I sekolah dan menyesuaikan dengan
Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008:2011.
2) SMP Negeri 241 Jakarta
Dari segi koleksi informan menjabarkan sebagai berikut:
”Kalau koleksi, diperpustakaan SMP Negeri 241 ini terdiri dari beberapa saja seperti buku pelajaran, referensi, buku pengayaan, koran dan lain-lain Sedangkan koleksi non cetak sepeerti DVD/CD.”77
Dalam aspek pengadaan bahan koleksi, informan menjabarkan sebagai
berikut:
“Setiap tahun pasti ada, nambah buku baru, tetapi volumenya berapa, tergantung dari kebutuhan kita. Penambahan koleksinya adalah buku pengembangan atau buku pengayaan tapi bukan buku paket”78
Berkaitan dengan pengolahan bahan pustaka, informan menjabarkan
sebagai berikut:
“Untuk pengolahan kita sudah sesuai dengan peraturan, kita melakukan pengolahan menggunakan DDC dan tajuk subjek dari perpustakaan nasional.”79
76 Ibid. 77 Rice Damayanti, Wawancara Pribadi, June 12, 2017. 78 Ibid. 79 Ibid.
77
Kemudian dalam aspek perawatan, informan menjabarkan sebagai
berikut:
“Pertama tergantung penting atau tidaknya buku itu. Yang kedua dari segi kerusakan, kalo ternyata kerusakannya permanen, kita akan mencari solusi yang terbaik”80 Dari penjabaran informan diatas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta dalam aspek koleksi
sudah mencoba menyesuaikan dengan dengan standar koleksi yang
ada pada SNP 008:2011. Dari apa yang penulis lihat selama observasi
perpustakaan sekolah SMP Negeri memiliki potensi yang cukup
untuk kearah depannya.
b. Program Jangka Panjang Pengelolaan Tenaga Perpustakaan
Dalam segi kualitas yang ada di perpustakaan MTs Negeri 26
Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta. Berikut ini adalah
penjabaran dari informan berdasarkan wawancara, sebagi berikut:
1) MTs Negeri 26 Kepuluan Seribu
Informan menjelaskan tentang latar belakang pendidikan yang
ditempuh berikut ini:
“saya mengambil Pendidikan S1 Agama di IAIN Jakarta, jadi saya sebenarnya tidak ada sama sekali unsur pendidikan tentang perpustakaan. Yah… mau bagaimana lagi karena kepala sekolah menunjuk saya.”81
80 Ibid. 81 Mawardi, Wawancara Pribadi.
78
Lebih lanjut mengenai kendala pada jumlah SDM, berikut inii
penjabaran dari informan:
“untuk SDM saya pribadi tidak merasa berat meski hanya sendiri, kenapa begitu? Sebab di perpustakaan ini hanya tidak terlalu besar dan banyak pengunjung. Karena setiap kunjungan sudah ada jadwal dari masing-masing kelas.“82
Lebih lanjut berkaitan dengan peningkatan kemampuan SDM,
informan menjabarkan sebagai berikut:
“pihak sekolah sangat memperhatikan dalam masalah peningkatan kemampuan SDM. Dalam beberapa tahun terakhir saya mengikuti pelatihan tentang perpustakaan di Jakarta.83 Dari penjabaran diatas dapat penulis simpulkan bahwa dalam
segi SDM perpustakaan sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan seribu
belum memenuhi Standar yang ditetapkan oleh SNP 008:2011. Tetapi
dapat dilihat dari penjabaran diatas dimana pihak sekolah sangat
memperhatikan terhadap peningkatan kualitas SDM yang ada. Dan
untuk kendala informan merasa tidak mengalami kendala yang berat.
2) SMP Negeri 241 Jakarta
Informan menjelaskan tentang latar belakang pendidikan yang
ditempuh berikut ini:
“pendidikan terakhir saya adalah S1 pendidikan di Universitas Terbuka Jakarta, dan saya sudah mengajar di sekolah ini kurang lebih 5 tahun dan menjadi kepala perpustakaan sekitar 3 tahun .”84
82 Ibid. 83 Ibid. 84 Rice Damayanti, Wawancara Pribadi.
79
Lebih lanjut mengenai kendala pada jumlah SDM, berikut ini
penjabaran dari informan:
“untuk SDM sepertinya tidak ada masalah, artinya kalo pekerjaan itu terus dikerjakan secara terus menerus pasti akan selesai juga. Saya pikir untuk level sekolah sudah cukup, Karena saya mengalami sendiri dan bisa tertangani dengan baik.“85
Lebih lanjut berkaitan dengan peningkatan kemampuan SDM,
informan menjabarkan sebagai berikut:
“Untuk peningkatan kemampuan SDM. Pihak sekolah selalu memberikan informasi jika ada pelatihan atau semacamnya yang membantu untuk peningkatan kualias saya secara pribadi. Biassanya pelatihan tersebut dapat undangan dari dinas Pendidikan Jakarta.86 Penulis menyimpulkan bahwa SDM yang ada di Perpustakaan
SMP Negeri 241 pun belum memenuhi standar yang telah ditetapkan
dalam SNP 008:2011. Dalam segi peningkatan kualitas pihak sekolah
sangat memperhatikan dan mendukung Untuk peningkatan kualitas
SDM yang ada.
c. Program Jangka Panjang Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Perpustakaan
Dari data yang penulis temukan dilapangan mengenai gedung
perpustakaan yang dimiliki perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan
Seribu dan perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta sejak awal bukanlah
dirancang untuk gedung perpustakaan. Berikut pemaparan informan
mengenai gedung, sarana dan prasarana yang ada.
85 Ibid. 86 Ibid.
80
1) MTs Negeri 26 Kepuluan Seribu
Berikut pendapat informan mengenai gedung perpustakaan:
“untuk gedung perpustakaan kami sebenarnya belum punya. Jadi terpaksa kami gunakan ruangan kelas untuk dijadikan perpustakaan untuk sementara yang hanya berukuran 7 x 6 meter.”87
Berkaitan dengan sarana dan prasarana perpustakaan, informan
menjelaskan seperti berikut ini:
“Kalau sarana dan prasarana perpustakaan pihak sekolah selalu mendukung karena demi kebaikan semua juga. Karena kita belum ada gedung jadi yang menjadi tujuan pertama kita itu yah rencana pembangunan gedung perpustakaan.”88
Berdasarkan hasil wawancara diatas, penulis dapat simpulkan
bahwa dalam hal gedung, perpustakaan MTs Negeri jelas belum
memeiliki gedung pribadi untuk perpustakaan dan gedung yang untuk
smentara digunakan untuk perpustakaan hanya berukuran 7 x 6 meter
dengan luas 42m2. Jelas tidak memenuhi satandar yang dditetapkan
oleh SNP 008:2011.
Sedangkan dalam hal sarana dan prasarana pihak sekolah
sangat mendukung, tetapi yang menjadi tujuan utama saat ini adalah
membangun gedung untuk perpustakaan. Dalam hal jangka panjang
penulis dapat katakan sekolah MTs memiliki potensi yang cukup
untuk berkembang dan yang menjadi permasalahan utama mungkin
adalah dana untuk pembangunan.
87 Mawardi, Wawancara Pribadi. 88 Yeni Triasih, Wawancara Pribadi, June 13, 2017.
81
2) SMP Negeri 241 Jakarta
Berikut pendapat informan mengenai gedung perpustakaan:
“Konsep awal untuk perpustakaan sebenarnya di lantai 2, Kenapa kami memindahkan ke lantai 1 karena kalau dilantai 2 kami takut kurang adanya penjagaan, kalau di lantai 1 kan kami bisa lebih memberikan penjagaan yang lebih luas.”89
Berkaitan dengan sarana dan prasarana perpustakaan, informan
menjelaskan seperti berikut ini:
“Untuk sarana dan prasarana di perpustakaan ini, sekolah sudah sangat memperhatikan, ketika yg diminta adalah kebutuhan, sekolah sangat mendukung, misalnya untuk teknologi ya terpenuhi, tapi internet masih dalam polemik, statusnya disini belum bener komputernya, dan masih memutuskan diadakan atau tidak, artinya supportnya bagus dari sekolah.”90 Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan untuk gedung
perpustakaan SMP Negeri 241 mereka sudah memiliki gedung sendiri
dengan luas 56m2, tapi dalam hal standar masih jauh dari yang
ditetapkan SNP 00:2011. Dalam hal satrana dan prasarana pihak
sekolah sangat mendukung. Hanya saja untuk koneksi internet masih
dalam kendala.
d. Program Jangka Panjang Pengelolaan Anggaran Perpustakaan
Sumber anggaran yang ada untuk perpustakaan MTs Negeri 26
Kepulauan Seribu dan SMP Negeri 241 Jakarta, menurut hasil temuan
89 Rice Damayanti, Wawancara Pribadi. 90 Kelik Munandar, Wawancara Pribadi, June 13, 2017.
82
penulis anggaran perpustakaan hanya bersumber dari dana BOS sekolah.
Berikut ini hasil wawancara yang penulis lakukan.
1) MTs Negeri 26 Kepuluan Seribu
Informan menuturkan tentang anggaran perpustakaan seperti berikut
ini:
“… untuk anggaran tiap tahunya ada, tapi untuk jumlahnya berapa saya tidak mengetahui. Karena untuk pengadaan koleksi saja itu dari pihak sekolah yang menentukan.”91
“Kalau untuk perpustakaan jika di total-total dari dana BOS untuk pengadaan koleksi bisa dalam satu tahunnya sekitar 10-20 juta rupiah. Jadi, jika dihitung 5% dari anggaran sekolah sepertinya masih belum terpenuhi, dilihat dari total anggaran 2 milyar rupiah.”92 Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan anggaran yang ada di
sekolah MTs Negeri 26 hanya nbergantung dari dana BOS, dan dana
untuk perpustakaan jelas adanya, akan tetapi dana yang seharusnya
diperuntukkan khusus untuk perpustakaan belum seutuhnya terpenuhi
sesuai dengan SNP 008:2011. Dan kendala yang yang dihadapi
terutama akan dana BOS banyak mengalami tidak sesuai target yang
diharapkan yang disebabkan terlambatnya dana BOS yang diterima
pada tiap tahunnya.
2) SMP Negeri 241 Jakarta
Informan menuturkan tentang anggaran perpustakaan seperti berikut
ini:
91 Mawardi, Wawancara Pribadi. 92 Yeni Triasih, Wawancara Pribadi.
83
“Kalau anggaran yang saya tahu itu ada setiap tahunnya untuk perpustakaan, dan yang saya rasakan selama saya kerja disini hanya untuk pengadaan koleksi. Kalau untuk pengadaan lemari dan lain-lain itu sudah termasuk dalam inventaris sekolah.”93 “Kalau untuk dana perpustakaan dalam setiap tahunnya biasanya sekitar 20-30 juta untuk pengadaan bahan pustaka kalau untuk yang lainya itu sudah masuk dalam inventaris sekolah. Sekolah kami dalam setiap tahunnya menerima dana dari BOS sekitar 2 milyar. Jadi sepertinya perpustakaan kita belum sepenuhnya terpenuhi untuk 5% yang harus diangarkan berdasarkan standar tersebut.”94 Kesimpulan yang didapat dari ppemaparan diatas adalah untuk
anggaran perpustakaan SMP Negeri 241 masih belum memenuhi
standar yang di tetapkan SNP 008:2011. Dalam hal kendala sama
halnya dengan sekolah MTs Negeri 241 yang selalu mengalami
terlambatnya dana BOS yang diterima pihak ssekolah.
e. Program Jangka Panjang Pengelolaan Layanan Perpustakaan
Standar layanan perpustakaan sekolah/madrasah seperti dalam
ketentuan SNP 008:2011 meliputi layanan baca di tempat, layanan
sirkulasi, layanan referensi, layanan teknologi informasi dan komunikasi.
1) MTs Negeri 26 Kepuluan Seribu
Berikut informan menyatakan tentang layanan yang ada pada
perpustakaan:
“Layanan yang ada di perpustakan MTs Negeri 26 tidak berbeda jauh dengan layanan yang ada di perpustakaan
93 Rice Damayanti, Wawancara Pribadi. 94 Kelik Munandar, Wawancara Pribadi.
84
lainnya, hanya saja kami belum ada untuk layanan digital dikarenakan tempat”95 Kesimpulan yang didapat dari pernyataan diatas adalah bahwa
layanan yang ada di perpustakaan MTs Negeri 26 hanya belum adanya
layanan digital yang disebeabkan karena kurangnya ruang.
2) SMP Negeri 241 Jakarta
Berikut informan menyatakan tentang layanan yang ada pada
perpustakaan:
“Masih berfungsi jelas, kalo awal-awal tahun pelajaran itu ada masaorientasi murid (MOM) kita jelaskan disitu pengenalan tentang perpustakaan, memang si sedikit. tapi itu jadwal rutin saya untuk mempromosikan perpustakaan. Siswa nya harus di giring ke perpustakaan. Layanannya, dijelaskan waktu MOM itu, yang jadwal rutin saya untuk pengenalan perpustakaan, dan kalo ada yang mencari buku saya arahkan untuk anak yang sering minjam udah tau dimana letak bukunya dan caranya informal aja.”96 Dapi pemaparan diatas penulis dapat simpulkan, bahwa
layanan yang ada di perpustaka SMP Negeri 241 sudah memenuhi
satandar ayang di tetapkan SNP 008:2011.
95 Mawardi, Wawancara Pribadi. 96 Rice Damayanti, Wawancara Pribadi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut
1. Pada tingkat pencapaian, perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu
masih belum memenuhi standar yang telah ditetatapkan dalam SNP
008:2011. Hal ini dilihat dari beberapa aspek seperti buku teks (7,9%),
buku panduan (38,4%), gedung perpustakaan (42m2), tenaga perpustakaan
(hanya terdapat 1 orang) dan anggaran belum mencapai 5% yakni Rp.
100.000.000 dari anggaran sekolah pertahunnya. Sedangkan dalam aspek
lain seperti buku pengayaan (2.245), referensi, sarana perpustakaan,
pengorganisasian bahan pustaka telah memenuhi ketentuan SNP 008:2011.
Sedangkan pada tingkat pencapaian, perpustakaan SMP Negeri 241
Jakarta masih belum memenuhi standar yang telah ditetatpkan dalam SNP
008:2011. Hal ini dilihat dari beberapa aspek seperti buku teks (16,9%),
buku panduan (83,3%), gedung perpustakaan (56m2), tenaga perpustakaan
(hanya terdapat 1 orang) dan anggaran belum mencapai 5% yakni Rp.
100.000.000 dari anggaran sekolah pertahunnya. Sedangkan dalam aspek
lain seperti buku pengayaan (2.765 judul), referensi, sarana perpustakaan,
pengorganisasian bahan pustaka serta layanan telah memenuhi ketentuan
SNP 008:2011.
85
86
2. Dalam aspek kegiatan program kerja perpustakaan MTs Negeri 26
Kepulauan Seribu dan perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta sudah
memiliki kebijakan masing-masing. Program yang ada perpustakaan MTs
Negeri 26 Kepulauan Seribu dan perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta
memiliki potensi yang besar untuk berkembang.
B. Saran
1. Dalam memenuhi standar perpustakaan sekolah pada umumnya.
Pengelolaan perpustakaan, baik dari pihak sekolah MTs Negeri 26
Kepulauan Seribu maupun SMP Negeri 241 Jakarta harus mencapai
standar seperti yang ditentukan dalam SNP 008:2011 sebagai berikut:
a. Koleksi Bahan Pustaka
Perpustakaan Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu harus
memiliki koleksi buku teks berjumlah 2.938 eks dan buku panduan
harus berjumlah 39 eks. Sedangkan, untuk Perpustakaan SMP Negeri
241 Jakarta buku teks harus berjumlah 1.860 eks dan buku panduan
harus berjumlah 30 eks.
b. Tenaga Perputakaan Sekolah (SDM)
Untuk SDM di Perpustakaan Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan
Seribu dengan rasio rombongan belajar sebanyak 8 rombongan belajar,
maka SDM perpustakaan harus berjumlah lebih dari satu orang.
Sedangkan, di Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta dengan rasio
rombongan belajar sebanyak 9 rombongan belajar, maka SDM
perpustakaan harus berjumlah lebih dari satu orang.
87
c. Gedung Perpustakaan Sekolah
Jika dilihat dari jumlah rombongan belajar di kedua perpustakaan
tersebut. Masing-masing perpustakaan harus mencapai standar luas
gedung, yaitu 168m2.
d. Anggaran Perpustakaan Sekolah
Anggaran yang harus dialokasikan untuk perpustakaan MTs Negeri 26
Kepulauan Seribu adalah sebesar 5% dari jumlah anggaran sekolah
pertahunnya, yaitu Rp. 100.000.000. Begitu pula dengan jumlah
anggaran untuk Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta.
e. Layanan Perpustakaan Sekolah
Dalam hal layanan perpustakaan MTs Negeri 26 harus menambah satu
layanan, yaitu layanan audio-visual.
2. Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepualaun Seribu dan SMP Negeri 241
Jakarta harus dapat merealisasikan program kerja yang telah dibuat oleh
perpustakaan. Sehingga perpustakaan MTs Negeri 26 dan SMP Negeri 241
jakarta dapat sesuai dengan SNP 008:2011.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Firman B dan S. Martin Sirait. Perencanaan Dan Evaluasi. Jakarta: Bumi
Aksara, 1990. Badan Standardisasi Nasional. Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan
Sekolah. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 2009. Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara,
2006. Basuki, Sulistiyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1991. Damayanti, Rice. Wawancara Pribadi, Juni 12, 2017. Departemen Pendidikan Nasional. “Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa.” Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008. Fauzi, Irvan. Perpustakaan Sekolah Dalam Standarisasi Nasional Indonesia:
Studi Kasus Di SD, SMP, SMA Wilayah Ciputat. Universitas Indonesia, 2011.
IFLA/UNESCO. School Library Guidelines. IFLA/UNESCO, 2004, 13. Irawan, Prasetya. Logika Dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999.
Logika Dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999. Krisyanto. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group, 2006. Laksmi, Tamara, Ari Imansyah. Manajemen Lembaga Informasi: Teori Dan
Praktik. Jakarta: Penaku, 2011. Mawardi. Wawancara Pribadi, Juni 12, 2017. Melandia, Sri. Analisis Pendapat Kepala Sekolah Dan Komite Sekolah Terhadap
Perpustakaan: Studi Kasus Di SMKN Kabupaten Tangerang. Universitas Indonesia, 2010.
Modhoffir. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung: Remaja
Karya, 1996. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001.
87
88
Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. Munandar, Kelik. Wawancara Pribadi, Juni 13, 2017. Muniarty. Manajemen Dan Organisasi Perpustakaan Sekolah. Medan:
Universitas Sumatera Utara, 2006. Natajumena, Rachmat. Perpustakaan Sekolah Lahan Tidur Pustakawan. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2008. Patimah, Sri Hardyanti. Pengelolaan Perpustakaan Kecamatan Nanggulan
Kabupaten Kulon Progo. Universitas Negeri Yogyakarta, 2012. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 Tentang Standarisasi Nasional, n.d.
Perpustakaan Nasional RI. Standar Nasional Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011.
Pri, Utami ; Nst., Bakhtaruddin. Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan. vol.
1, no. 1 (2012): 270–73. Qalyubi, Shyihabuddin dkk. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan Dan Informasi.
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2007. Rasyid, Harun dan Mansyur. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima,
2009. Saleh, Abdul Rahman. Pengantar Kepustakaan. Jakarta: Sagung Seto, 2009. School Library Association. Standar for Secondary School Libraries. SLA, 2011,
6. Setiawan, Aditya. Penelitian Deskriptip. 2009.
http://adityasetyawan.files.wordpress.com/2009/10/penelitian-deskriptif1.pdf diakses 20 Mei 2017.
Sevilla, Consuelo G. et. al. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press, 1993. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010. Sukardi. Evaluasi Pendidikan : Prinsip Dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi
Aksara, 2009. Sutarno. Manajemen Perpustakaan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung
Seto, 2006. Triasih, Yeni. Wawancara Pribadi, Juni 13, 2017.
89
Toha, M. Chabib. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1996. Undang-undang No. 43 Pasal 11, 2007. Undang-undang No. 43 Pasal 23 Ayat 6, 2007. Undang-undang No.43 Pasal 1 Ayat 1, 2007. Undang-Undang No.43 Pasal 23, 2007. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Pasal 21 Ayat 1
dan 2. Perpustakaan Nasional RI. Accessed June 15, 2017. http://www.perpusnas.go.id/law/undang-undang-nomor-43-tahun-2007-tentang-perpustakaan/.
Waluyo, Budi. Fungsi Dan Peranan Perpustakaan, n.d. http://www.lib.itb.ac.id/-
Mahmudin/maeri-depag07/rencana/file/pdf diakses 21 Mei 2017. Widiasa, I Ketut. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Malang: Perpustakaan
Universitas Negeri Malang, 2007. Wirawan. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, Dan Profesi. Jakarta:
Rajawali Pers, 2011.
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Dra.Hj. Yeni Triasih, M. Pd Jabatan : Kepala Sekolah MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu Tempat : Kantor Kepala Sekolah
1. Bagaimana pandangan pihak sekolah terhadap keberadaan perpustakaan di suatu sekolah? Jawab: Perpustakaan menurut saya merupakan salah satu sarana sebagai sumber pembelajatran dengan adanya media tercetak seperti buku-buku dan media non-cetak seperti CD. Media-media tersebut yang berhubungan dengan mata pelajaran dan referensi lainnya.
2. Perihal tentang kebijakan dari pihak sekolah, bagaimana kepala sekolah dalam mengambil keputusan kebijakan program jangka panjang perpustakaan? Jawab: Kita sebagai kepala sekolah awal mula melakukan kerja sama dengan kepala perpustakaan merencanakan kebuutuhan apa saja yang sekiranya dibutuhkan oleh perpustakaan untuk pengembangan perpustakaan itu sendiri.
3. Bagaimana perhatian pihak sekolah dalam hal sarana dan prasarana perpustakaan? Jawab: Kalau sarana dan prasarana perpustakaan pihak sekolah selalu mendukung karena demi kebaikan semua juga. Karena kita belum ada gedung jadi yang menjadi tujuan pertama kita itu yah rencana pembangunan gedung perpustakaan.
4. Berapa besar anggaran yang dialokasikan untuk perpustakaan pada tiap tahunnya? Jawab: Kalau untuk perpustakaan jika di total-total dari dana BOS untuk pengadaan koleksi bisa dalam satu tahunnya sekitar 10-20 juta rupiah. Jadi, jika dihitung 5% dari anggaran sekolah sepertinya masih belum terpenuhi, dilihat dari total anggaran 2 milyar rupiah.
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Mawardi S. Pd Jabatan : Kepala Perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu Tempat : Ruang Perpustakaan
1. Koleksi apa sajakah yang terdapat di perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu? Jawab: Koleksi diperpustakaan MTs Negeri 26 hanya terdiri dari koleksi cetak saja. Seperti buku pengayaan, buku pelajaran, referensi dan lain-lain. untuk buku pelajaran kita disini hanya menyimpan beberapa saja.
2. Apakah ada penambahan koleksi untuk pengadaan bahan koleksi pada tiap tahunnya? Jawab: Kalau pengadaan bahan koleksi ada, tapi yang menentukan koleksi apa yang harus dibeli itu bukan dari pihak perpustakaan. Pihak perpustakaan hanya menerima saja ketika ada koleksi baru datang.
3. Bagaimana dengan proses pengolahan bahan perpustakaan? Jawab: Untuk sekarang dalam pengolahan bahan koleksi kita menggunakan DDC dan untuk tajuk subjek saya masih pelajari lebih dalam lagi.
4. Dalam hal perawatan bahan pustaka perpustakaan, bahan pustaka yang seperti apa yang harus mengalami perawatan? Jawab: kalau masalah perawatan sejauh yang saya pernah alami hanya sekedar robek saja. Jika masih dapat digunakan kita akan perbaiki sehingga dapat digunakan kembali.
5. Bagaimana keadaan SDM perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu? Jawab: Saya mengambil Pendidikan S1 Agama di IAIN Jakarta, jadi saya sebenarnya tidak ada sama sekali unsur pendidikan tentang perpustakaan. Yah… mau bagaimana lagi karena kepala sekolah menunjuk saya.
6. Apakah ada kendala-kendala yang dihadapi dengan keadaan SDM yang masih tergolong kurang seperti di perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu? Jawab: Untuk SDM saya pribadi tidak merasa berat meski hanya sendiri, kenapa begitu? Sebab di perpustakaan ini hanya tidak terlalu besar dan banyak pengunjung. Karena setiap kunjungan sudah ada jadwal dari masing-masing kelas.
7. Apa saja upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam mengembang kualitas SDM perpustakaan?
Jawab: Pihak sekolah sangat memperhatikan dalam masalah peningkatan kemampuan SDM. Dalam beberapa tahun terakhir saya mengikuti pelatihan tentang perpustakaan di Jakarta.
8. Berkaitan dengan gedung perpustakan, apakah konsep awal pembangunan gedung ini memang diperuntukkan untuk perpustakaan? Jawab: Untuk gedung perpustakaan kami sebenarnya belum punya. Jadi terpaksa kami gunakan ruangan kelas untuk dijadikan perpustakaan untuk sementara yang hanya berukuran 7 x 6 meter.
9. Apakah ada anggaran khusus yang dialokasikan untuk perpustakaan? Jawab: …untuk anggaran tiap tahunya ada, tapi untuk jumlahnya berapa saya tidak mengetahui. Karena untuk pengadaan koleksi saja itu dari pihak sekolah yang menentukan.
10. Apakah layanan perpustakaan masih berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing? Jawab: Layanan yang ada di perpustakan MTs Negeri 26 tidak berbeda jauh dengan layanan yang ada di perpustakaan lainnya, hanya saja kami belum ada untuk layanan digital dikarenakan tempat.
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Kelik Munandar S. Pd
Jabatan : Kepala Sekolah SMP Negeri 241 Jakarta Tempat : Kantor Kepala Sekolah
1. Bagaimana pandangan pihak sekolah terhadap keberadaan perpustakaan di suatu sekolah? Jawab: Menurut saya, adanya perpustakaan disekolah itu sangat bagus dan sangat membantu untuk menunjang para siswa/I dalam meningkatkan ilmu pengetahuan yang lebih. Itupun jika berjalan sesuai dengan fungsinya. Kalau disekolah ini sih masih bisa dibilang sedikit fungsinya. Meski sedikit, masih ada lah yah fungsinnya.
2. Perihal tentang kebijakan dari pihak sekolah, bagaimana kepala sekolah dalam mengambil keputusan kebijakan program jangka panjang perpustakaan? Jawab: Perihal kebijakan, kami lakukan evaluasi setiap tahun. Melalui laporan dari perpustakan saya harus mengetahui dulu apa aja yang masih kurang, dimana saya mengutamakan kebutuhan yang harus dicapai dalam menunjang KBM. Kita menentukan kebutuhan, menentukan hasil terukur yang hendak dicapai dalam kurun waktu tertentu. Kebijakan itu sendiri juga untuk memaksimalkan fungsi atau kualitas sebuah perpustakaan. Kemudian pengelolaan lebih lanjutnya kepala perpuslah yang menjalankan program.
3. Bagaimana perhatian pihak sekolah dalam hal sarana dan prasarana perpustakaan? Jawab: Untuk sarana dan prasarana di perpustakaan ini, sekolah sudah sangat memperhatikan, ketika yg diminta adalah kebutuhan, sekolah sangat mendukung, misalnya untuk teknologi ya terpenuhi, tapi internet masih dalam polemik, statusnya disini belum bener komputernya, dan masih memutuskan diadakan atau tidak, artinya supportnya bagus dari sekolah.
4. Berapa besar anggaran yang dialokasikan untuk perpustakaan pada tiap tahunnya? Jawab: Kalau untuk dana perpustakaan dalam setiap tahunnya biasanya sekitar 20-30 juta untuk pengadaan bahan pustaka kalau untuk yang lainya itu sudah masuk dalam inventaris sekolah. Sekolah kami dalam setiap tahunnya menerima dana dari BOS sekitar 2 milyar. Jadi sepertinya perpustakaan kita belum sepenuhnya terpenuhi untuk 5% yang harus diangarkan berdasarkan standar tersebut.
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Rice Damayanti S. Pd
Jabatan : Kepala Perpustakaan SMP Negeri 241 Jakarta Tempat : Ruang Perpustakaan
1. Koleksi apa sajakah yang terdapat di perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu? Jawab: Kalau koleksi, diperpustakaan SMP Negeri 241 ini terdiri dari beberapa saja seperti buku pelajaran, referensi, buku pengayaan, koran dan lain-lain Sedangkan koleksi non cetak sepeerti DVD/CD.
2. Apakah ada penambahan koleksi untuk pengadaan bahan koleksi pada tiap tahunnya? Jawab: Setiap tahun pasti ada, nambah buku baru, tetapi volumenya berapa, tergantung dari kebutuhan kita. Penambahan koleksinya adalah buku pengembangan atau buku pengayaan tapi bukan buku paket.
3. Bagaimana dengan proses pengolahan bahan perpustakaan? Jawab: Untuk pengolahan kita sudah sesuai dengan peraturan, kita melakukan pengolahan menggunakan DDC dan tajuk subjek dari perpustakaan nasional.
4. Dalam hal perawatan bahan pustaka perpustakaan, bahan pustaka yang seperti apa yang harus mengalami perawatan? Jawab: Pertama tergantung penting atau tidaknya buku itu. Yang kedua dari segi kerusakan, kalo ternyata kerusakannya permanen, kita akan mencari solusi yang terbaik.
5. Bagaimana keadaan SDM perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu? Jawab: Pendidikan terakhir saya adalah S1 pendidikan di Universitas Terbuka Jakarta, dan saya sudah mengajar di sekolah ini kurang lebih 5 tahun dan menjadi kepala perpustakaan sekitar 3 tahun .
6. Apakah ada kendala-kendala yang dihadapi dengan keadaan SDM yang masih tergolong kurang seperti di perpustakaan MTs Negeri 26 Kepulauan Seribu? Jawab: Untuk SDM sepertinya tidak ada masalah, artinya kalo pekerjaan itu terus dikerjakan secara terus menerus pasti akan selesai juga. Saya pikir untuk level sekolah sudah cukup, Karena saya mengalami sendiri dan bisa tertangani dengan baik.
7. Apa saja upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam mengembang kualitas SDM perpustakaan? Jawab: Untuk peningkatan kemampuan SDM. Pihak sekolah selalu memberikan informasi jika ada pelatihan atau semacamnya yang membantu untuk peningkatan kualias saya secara pribadi. Biassanya pelatihan tersebut dapat undangan dari dinas Pendidikan Jakarta.
8. Berkaitan dengan gedung perpustakan, apakah konsep awal pembangunan
gedung ini memang diperuntukkan untuk perpustakaan? Jawab: Konsep awal untuk perpustakaan sebenarnya di lantai 2, Kenapa kami memindahkan ke lantai 1 karena kalau dilantai 2 kami takut kurang adanya penjagaan, kalau di lantai 1 kan kami bisa lebih memberikan penjagaan yang lebih luas.
9. Apakah ada anggaran khusus yang dialokasikan untuk perpustakaan? Jawab: Kalau anggaran yang saya tahu itu ada setiap tahunnya untuk perpustakaan, dan yang saya rasakan selama saya kerja disini hanya untuk pengadaan koleksi. Kalau untuk pengadaan lemari dan lain-lain itu sudah termasuk dalam inventaris sekolah.
10. Apakah layanan perpustakaan masih berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing? Jawab: Masih berfungsi jelas, kalo awal-awal tahun pelajaran itu ada masaorientasi murid (MOM) kita jelaskan disitu pengenalan tentang perpustakaan, memang si sedikit. tapi itu jadwal rutin saya untuk mempromosikan perpustakaan. Siswa nya harus di giring ke perpustakaan. Layanannya, dijelaskan waktu MOM itu, yang jadwal rutin saya untuk pengenalan perpustakaan, dan kalo ada yang mencari buku saya arahkan untuk anak yang sering minjam udah tau dimana letak bukunya dan caranya informal aja.
FOTO PERPUSTAKAAN SEKOLAH MTS NEGERI 26 KEPULAUAN SERIBU
Meja Sirkulasi
Ruang Baca
Stock Opname
Pintu Masuk Perpustakaan
Meja Baca
Bahan Koleksi (Buku) Perpustakaan
Stock Opname
Koleksi Audio Visual Koleksi Referensi (Koran dan Majalah)
FOTO PERPUSTAKAAN SEKOLAH SMP NEGERI 241 JAKARTA
Pintu Masuk Perpustakaan Meja Sirkulasi
Ruang Bahan Pustaka (Buku) Area Kompter
Koleksi Bahan Pustaka (Buku)
BIODATA PENULIS
Sukarno Kurniawan. Lahir di Jakarta 26 Februari 1992, anak bungsu dari ayahanda Hasan Yusuf (Alm) dan Ibunda Aminah. Penulis bertempat tinggal di Pulau Tidung Rt 05/01 Kelurahan Pulau Tidung Kecamatan Kabupaten Admistrasi Kepulauan Seribu Selatan, Kode Pos 14520. Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN 03 Pagi Pulau Tidung, MTs Negeri 26 Pulau Tidung, MA PKU Pulau Tidung, dan melanjutkan pendidikan
S1 pada Program Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan kuliah dengan menulis karya ilmiah berjudul “Studi Komparatif Kinerja Perpustakaan Sekolah MTs Negeri 26 dan SMP Negeri 241 Jakarta Pulau Tidung Kepulauan Seribu Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 008:2011”. Penulis pernah melaksanakan praktek kerja lapangan di Perpustakaan Universitas Satya Negeara Indonesia (USNI) dan mengikuti kuliah kerja nyata di Desa Karangharja Kecamatan Cisoka Kabupaten Tangerang.