STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...

13
STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU) 3R MULYOAGUNG BERSATU KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRASTIC Rizky Setyawan 1 , Andre Primantyo Hendrawan 2 , Tri Budi Prayogo 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Email: [email protected] ABSTRAK TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) 3R Mulyoagung Bersatu yang terletak di Kecamatan Dau Kabupaten Malang ini adalah salah satu TPST yang mampu mengelola sampah dengan volume 64 m 3 /hari dari sekitar 5.903 rumah di Kawasan Mulyoagung. TPST 3R Mulyoagung Bersatu tersebut mampu mengelola 45% dari volume sampah dipilah menjadi barang yang siap digunakan kembali, 39 % menjadi pupuk kompos dan hanya 16 % yang diangkut ke TPA. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kerentanan polusi airtanah terhadap pencemaran dengan menggunakan metode DRASTIC yang ditinjau dari 7 parameter DRASTIC. Parameter itu meliputi kedalaman muka airtanah, curah hujan, media akuifer, tekstur tanah, kemiringan lereng, kondisi zona tak jenuh dan konduktifitas hidraulik. Hasil dari penelitian yang dilakukan di 3 titik TPST 3R Mulyoagung Bersatu berupa tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran yang dapat dikelompokkan menjadi sedang dan rendah yaitu: Titik 1 yang berada di depan TPST Dau dengan Indeks DRASTIC 139 termasuk dalam kategori tingkat kerentanan sedang, Titik 2 yang berada di belakang TPST Dau dengan Indeks DRASTIC 85 termasuk dalam kategori tingkat kerentanan rendah, Titik 3 yang berada di samping TPST Dau dengan Indeks DRASTIC 85 termasuk dalam kategori tingkat kerentanan rendah. Jadi dapat disimpulkan tingkat kerentanan polusi airtanah di TPST 3R Mulyoagung Bersatu adalah rendah. Kata Kunci: kerentanan, polusi airtanah, metode DRASTIC ABSTRACT TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) 3R Mulyoagung Bersatu located in Dau subdistrict Malang district is one of TPST can manage garbage to the volume of 64 m 3 /day from around 5.903 houses in Mulyoagung area. TPST 3R Mulyoagung Bersatu is able to manage 45% of total dump being sorted items that are ready to be used again, 39% be fertilizer compost and only 16% are transported to landfill. This study aims to evaluate the vulnerability level of groundwater against pollution by using DRASTIC methods that review of the 7 DRASTIC parameters. DRASTIC parameters are : depth to watertable, recharge, aquifer media, soil media, topography, impact of vadose zone media, and conductivity hydraulic. Results of this study conducted in 3 point TPST 3R Mulyoagung Bersatu form the level of groundwater vulnerability towards contamination can be classified into medium and low is: point 1 located in front of TPST Dau have DRASTIC index 139 that can be included in the category of medium level vulnerability, point 2 located in behind TPST Dau have DRASTIC index 85 that can be included in the category of low level vulnerability, point 3 where located next to TPST Dau have DRASTIC index 85 that can be included in the category of low level vulnerability. So it can be concluded that the vulnerability level of groundwater pollution in TPST 3R Mulyoagung Bersatu is low. Keywords : Vulnerability, groundwater pollution, DRASTIC methods

Transcript of STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...

Page 1: STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...

STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT PENGOLAHAN

SAMPAH TERPADU) 3R MULYOAGUNG BERSATU KECAMATAN DAU

KABUPATEN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRASTIC

Rizky Setyawan1, Andre Primantyo Hendrawan

2, Tri Budi Prayogo

2

1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

2Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) 3R Mulyoagung Bersatu yang

terletak di Kecamatan Dau Kabupaten Malang ini adalah salah satu TPST yang mampu

mengelola sampah dengan volume 64 m3/hari dari sekitar 5.903 rumah di Kawasan

Mulyoagung. TPST 3R Mulyoagung Bersatu tersebut mampu mengelola 45% dari volume

sampah dipilah menjadi barang yang siap digunakan kembali, 39 % menjadi pupuk

kompos dan hanya 16 % yang diangkut ke TPA.

Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kerentanan polusi airtanah terhadap

pencemaran dengan menggunakan metode DRASTIC yang ditinjau dari 7 parameter

DRASTIC. Parameter itu meliputi kedalaman muka airtanah, curah hujan, media akuifer,

tekstur tanah, kemiringan lereng, kondisi zona tak jenuh dan konduktifitas hidraulik.

Hasil dari penelitian yang dilakukan di 3 titik TPST 3R Mulyoagung Bersatu

berupa tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran yang dapat dikelompokkan

menjadi sedang dan rendah yaitu: Titik 1 yang berada di depan TPST Dau dengan Indeks

DRASTIC 139 termasuk dalam kategori tingkat kerentanan sedang, Titik 2 yang berada di

belakang TPST Dau dengan Indeks DRASTIC 85 termasuk dalam kategori tingkat

kerentanan rendah, Titik 3 yang berada di samping TPST Dau dengan Indeks DRASTIC 85

termasuk dalam kategori tingkat kerentanan rendah. Jadi dapat disimpulkan tingkat

kerentanan polusi airtanah di TPST 3R Mulyoagung Bersatu adalah rendah.

Kata Kunci: kerentanan, polusi airtanah, metode DRASTIC

ABSTRACT

TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) 3R Mulyoagung Bersatu located in

Dau subdistrict Malang district is one of TPST can manage garbage to the volume of 64

m3/day from around 5.903 houses in Mulyoagung area. TPST 3R Mulyoagung Bersatu is

able to manage 45% of total dump being sorted items that are ready to be used again, 39%

be fertilizer compost and only 16% are transported to landfill.

This study aims to evaluate the vulnerability level of groundwater against

pollution by using DRASTIC methods that review of the 7 DRASTIC parameters.

DRASTIC parameters are : depth to watertable, recharge, aquifer media, soil media,

topography, impact of vadose zone media, and conductivity hydraulic.

Results of this study conducted in 3 point TPST 3R Mulyoagung Bersatu form the

level of groundwater vulnerability towards contamination can be classified into medium

and low is: point 1 located in front of TPST Dau have DRASTIC index 139 that can be

included in the category of medium level vulnerability, point 2 located in behind TPST

Dau have DRASTIC index 85 that can be included in the category of low level

vulnerability, point 3 where located next to TPST Dau have DRASTIC index 85 that can

be included in the category of low level vulnerability. So it can be concluded that the

vulnerability level of groundwater pollution in TPST 3R Mulyoagung Bersatu is low.

Keywords : Vulnerability, groundwater pollution, DRASTIC methods

Page 2: STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat ini airtanah dimanfaatkan untuk

berbagai keperluan baik itu industri,

domestik ataupun irigasi. Dalam hal ini

yang harus diperhatikan adalah bahwa

volume airtanah di suatu daerah memiliki

kapasitas yang terbatas, sehingga

pengelolaan airtanah harus

mempertimbangkan prinsip – prinsip

keseimbangan air yang ada.

Perlindungan airtanah terhadap

pencemaran saat ini sangat penting

karena mengingat banyaknya kebutuhan

masyarakat untuk keberlangsungan hidup

yang cukup banyak membutuhkan air.

Untuk itu perlu adanya penelitian terkait

kerentanan polusi airtanah dengan cara

melakukan zonasi atau pemetaan

kerentanan polusi airtanah terhadap

pencemaran.

Pertambahan penduduk di Kabupaten

Malang semakin lama semakin pesat

yang mengakibatkan kebutuhan akan air

bersih meningkat. Hal itu juga

dipengaruhi dengan bertambahnya

penduduk yang semakin pesat juga tidak

lepas dari limbah rumah tangga yang

dihasilkan contohnya seperti sampah.

TPST 3R Mulyoagung sendiri telah

mampu mengelola sampah dengan

volume 64 m3/hari dari sekitar 5.903

rumah di Kawasan Mulyoagung. TPST

tersebut mampu mengelola 45% dari

volume sampah mampu dipilah menjadi

barang yang siap digunakan kembali,

39 % menjadi pupuk kompos dan hanya

16 % yang diangkut ke TPA.

Studi ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat kerentanan airtanah terhadap

pencemaran yang dapat diprediksi dengan

menggunakan metode DRASTIC INDEX.

Dengan metode DRASTIC INDEX ini

tingkat kerentanan airtanah akan

ditabelkan sesuai dengan 7 parameter

DRASTIC.

METODE

1. Analisa Air Tanah

Pengumpulan data airtanah yang

dipakai untuk studi ini adalah dengan

menggunakan geolistrik yang dimana

untuk mengetahui kedalaman air dan

media akuifer sebagai parameter untuk

penentuan nilai kedalaman airtanah, zona

tak jenuh dan konduktivitas hidraulik.

Alat dan bahan yang digunakan

dalam studi ini adalah:

1. Alat resistivity meter

2. Accu sebagai sumber arus DC

3. Batang elektoda

4. Kabel penghubung

5. Rollmeter

6. Handy Talky

7. Palu

8. GPS

9. Payung

10. Alat tulis

Gambar Alat Pendugaan Muka

Airtanah (Geolistrik)

Sumber : Dokumentasi Lapangan

2. Analisa Hasil Pengukuran Laju

Infiltrasi

Dalam studi ini analisa hasil

pengukuran laju infiltrasi dengan

menggunakan alat ukur yang dinamakan

turf-tec infiltrometer. Dari hasil

pengukuran nantinya akan didapatkan

laju infiltrasi dalam satuan (mm/menit).

Page 3: STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...

Alat dan bahan yang digunakan

dalam studi ini adalah:

1. Alat Turf-tec Infiltrometer

2. Penggaris

3. Air

4. Alat tulis

Gambar Turf-tec Infiltrometer

Sumber: Dokumentasi Lapangan

3. Analisa Jenis Tanah

Dalam studi ini untuk analisa jenis

tanah yang digunakan yaitu sampel tanah

yang diuji di Laboratorium untuk

mengetahui tekstur tanah sebagai

penentuan parameter tekstur tanah pada

metode DRASTIC.

Uji yang dilakukan adalah

pemeriksaan berat jenis tanah, analisa

saringan dan pemeriksaan hidrometer.

Alat dan bahan yang digunakan

untuk mengetahui berat jenis tanah

adalah:

1. Sampel tanah

2. Timbangan

3. Labu Ukur 100 ml

4. Saringan

5. Kompor

6. Oven

7. Thermometer

8. Alat tulis

Gambar Proses Pemanasan Labu Ukur

Berisi Campuran Sampel Tanah dengan

Air

Sumber: Dokumentasi Laboratorium

Alat dan bahan yang digunakan

dalam pengukuran hidrometer adalah:

1. Sampel tanah

2. Tabung gelas ukuran kapasitas

1000 ml

3. Timbangan

4. Saringan no 10, 20, 40, 60, 100,

dan 200

5. Neraca dengan ketelitian 0,01

gram

6. Pengaduk mekanis dan mangkok

disperse (mechanical stire)

7. Oven

8. Cawan

9. Thermometer

10. Larutan pendispersi

11. Alat tulis

Page 4: STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...

Gambar Pembacaan Hidrometer

Sumber: Dokumentasi Laboratorium

Gambar Pengukuran Suhu Dalam Tabung

Hidometer

Sumber: Dokumentasi Laboratorium

Gambar Pencatatan Data Hidrometer

Sumber: Dokumentasi Laboratorium

4. Analisa Kemiringan Lereng

Dalam studi ini untuk analisa

kemiringan lereng menggunakan alat

yaitu waterpass. Alat ini membantu

untuk mengetahui beda tinggi suatu

tempat, jarak, dan elevasi sehingga bisa

diperoleh nilai slope.

Alat dan bahan yang digunakan

dalam studi ini adalah:

1. Alat ukur sipat datar (waterpass)

2. Statif (kaki tiga)

3. Baak ukur

4. Patok

5. Payung

6. Rollmeter

7. Unting-unting

8. Alat tulis

Gambar Pembacaan Baak Ukur

Sumber: Dokumentasi Lapangan

Gambar Penyetelan Nivo

Sumber: Dokumentasi Lapangan

5. Analisa dengan IPI2WIN Dalam studi ini untuk menganalisis

data hasil pengukuran geolistrik

Page 5: STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...

menggunakan bantuan program sofware

IPI2WIN.

6. Analisa Metode DRASTIC Metode DRASTIC merupakan

metode yang menggunakan sistem rating

dan skoring. Dasar dari pemberian rating

dan skoring ini adalah kondisi

hidrogeologi daerah tersebut.

Kondisi hidrogeologi tersebut terbagi atas

tujuh parameter, antara lain:

1. Depth to Watertable (Kedalaman

Airtanah)

Dalam tugas akhir ini, depth to

watertable diperoleh dari pengukuran

langsung di lapangan menggunakan

geolistrik yang berupa kedalaman akuifer

(muka airtanah) yang kemudian

ditentukan ratingnya sesuai kedalaman

airtanah tersebut.

2. Recharge (Curah Hujan)

Untuk mendapatkan nilai rating dari

Recharge, diperoleh dari pengukuran laju

infiltrasi dengan menggunakan alat ukur

infiltrometer untuk mengetahui besarnya

recharge pada suatu daerah.

3. Aquifer Media (Media Akuifer)

Dalam tugas akhir ini, media akuifer

diperoleh dari pengukuran langsung di

lapangan menggunakan geolistrik yang

kemudian ratingnya ditentukan sesuai

jenis media akuifernya.

4. Soil Media (Tekstur Tanah)

Dalam tugas akhir ini, tekstur tanah

diperoleh dari hasil uji laboratorium

menggunakan hidrometer sehingga dapat

diketahui tekstur tanah di TPST

Mulyoagung Dau.

5. Topography (Kemiringan Lereng)

Untuk mendapatkan nilai rating dari

topography diperoleh dari hasil

pengukuran di lapangan menggunakan

alat waterpass untuk mendapatkan

kemiringan lereng.

6. Impact of Vadose Zone (Kondisi Zona

Tak Jenuh)

Dalam tugas akhir ini, nilai rating dari

vadose zone diperoleh dari pengukuran

langsung di lapangan menggunakan

geolistrik yang kemudian ratingnya

ditentukan sesuai jenis batuan pada zona

tak jenuhnya.

7. Conductivity Hydraulic of Aquifer

Media (Konduktivitas Hidraulik)

Untuk mendapatkan nilai rating dari

konduktivitas hidraulik, terlebih dahulu

harus dicari media dari akuifer yang

bersangkutan.

Untuk DRASTIC index yang besar,

berarti menunjukkan kerentanan terhadap

polusi yang besar, dan untuk DRASTIC

index yang kecil, berarti menunjukkan

kerentanan terhadap polusi yang kecil.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Daerah Studi

Berdasarkan peta Hidrogeologi,

lokasi TPST Mulyoagung Bersatu,

Kecamatan Dau, Kabupaten Malang

dapat dikelompokkan dalam sistem

akuifer berdasarkan terdapatnya airtanah

dan produktivitas akuifer adalah

kelompok akuifer dengan aliran melalui

celahan dan ruang antar butir.

TPST Mulyoagung Bersatu, Kecamatan

Dau, Kabupaten Malang termasuk dalam

akuifer produktif tinggi dengan

penyebaran luas yang tersebar diwilayah

sekitar TPST Mulyoagung Bersatu,

Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Ciri spesifik akuifer produktif tinggi

dengan penyebaran luas adalah :

1. Akuifer dengan keterusan dan

kisaran kedalaman muka airtanah

sangat beragam

2. Debit sumur umumnya lebih dari 5

liter/detik

Batuan penyusun merupakan

aluvium endapan sungai yang umumnya

tersusun oleh bahan – bahan berbutir

halus (lempung, lanau, pasir) serta

memiliki kelulusan air sedang sampai

rendah.

Pengolahan Data Geolistrik

Gambaran tentang keadaan lapisan

bawah permukaan secara vertikal dapat

diperoleh melalui pengukuran dan analisa

menggunakan geolistrik. Berdasarkan

gambaran ini dapat diketahui lithologi

batuan penyusun, letak dan

persebarannya. Dalam studi ini,

Page 6: STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...

digunakan metode geolistrik tahanan

jenis dengan menggunakan konfigurasi

Schlumberger. Titik yang digunakan

dalam pengukuran ini ada 3 titik yang

berada di sekitar TPST Dau, yaitu :

1. Berada di Depan TPST Dau. Lokasi

ini terletak pada koordinat 07 55'

18,1" LS dan 112 34' 59,5" BT.

2. Berada di Belakang TPST Dau.

Lokasi ini terletak pada koordinat 07

55' 18,9" LS dan 112 35' 01,2" BT.

3. Berada di Samping TPST Dau.

Lokasi ini terletak pada koordinat 07

55' 17,6" LS dan 112 35' 01,8" BT

Analisis Tahanan Jenis Sebenarnya

dengan Program IPI2WIN

Program IPI2WIN menampilkan

hasil analisis berupa kurva hubungan

antara nilai tahanan jenis semu dengan

panjang elektoda arus per dua. Analisis

dilakukan untuk mendapatkan nilai

tahanan jenis sebenarnya dari lapisan

tanah yang dianalisis, ketebalan, dan

kedalaman masing – masing lapisan.

Maka dari itu, diperoleh output berupa :

1. Jumlah lapisan (N)

2. Nilai tahanan jenis lapisan (ρ)

3. Tebal lapisan (h)

4. Kedalaman lapisan (d)

5. Altitude (Alt)/ ketinggian (elevasi)

lapisan

Gambar 4.6 Hasil Analisis Tahanan

Sebenarnya Pada Titik 1 dengan Program

IPI2WIN

Gambar 4.7 Hasil Analisis Tahanan

Sebenarnya Pada Titik 2 dengan Program

IPI2WIN

Page 7: STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...

Gambar 4.8 Hasil Analisis Tahanan

Sebenarnya Pada Titik 3 dengan Program

IPI2WIN

Interpretasi Lapisan Bawah

Permukaan

Berdasarkan data yang didapatkan

dari lapangan, nilai resistivitas hasil

pengolahan dan interpretasi data

resistivitas pada 3 titik pengukuran

dengan menggunakan program IPI2WIN,

didapatkan gambaran susunan lapisan

bawah permukaan.

Gambar 4.9 Gambaran Lapisan Bawah

Permukaan di Titik 1

Gambar 4.10 Gambaran Lapisan Bawah

Permukaan di Titik 2

Gambar 4.11 Gambaran Lapisan Bawah

Permukaan di Titik 3

Analisa Nilai Laju Infiltrasi dengan

Menggunakan Infiltrometer Hasil dari pengukuran laju infiltrasi

di TPST 3R Mulyoagung Dau

menggunakan alat yang dinamakan Turf-

tec (Infiltrometer).

Tahanan Jenis (Ohm-m) Tebal (m) Kedalaman (m) Legenda Deskripsi Lapisan

Clay

Clay

9,53 1,5 1,5

7,16 2,01 3,51

31,9 4,6 8,11 Tuffa

146 15,9 30 Pasir kasar (Diperkirakan terdapat airtanah)

4,09 5,97 14,1 Clay

Tahanan Jenis (Ohm-m) Tebal (m) Kedalaman (m) Legenda Deskripsi Lapisan

22,2 13,1 30 Tuffa (Diperkirakan terdapat airtanah)

11,3 5,65 Clay5,65

29 2,83 10 Tuffa

7,66 1,52 7,17 Clay

9,36 6,88 16,9 Clay

Tahanan Jenis (Ohm-m) Tebal (m) Kedalaman (m) Legenda Deskripsi Lapisan

41,7 14,2 30 Tuffa (Diperkirakan terdapat airtanah)

7,52 1,5 1,5 Clay

2,18 1,24 4,49 Clay

23,1 1,75 3,25 Tuffa

19,1 11,3 15,8 Clay

Page 8: STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...

Tabel 4.10 Hasil Akhir Besaran Nilai

Laju Infiltrasi di TPST 3R Mulyoagung

Dau 1

Tabel 4.11 Hasil Akhir Besaran Nilai

Laju Infiltrasi di TPST 3R Mulyoagung

Dau 2

Tabel 4.12 Hasil Akhir Besaran Nilai

Laju Infiltrasi di TPST 3R Mulyoagung

Dau 3

Gambar 4.15 Grafik Laju Infiltrasi

Hitung di TPST 3R Mulyoagung Dau 1

Gambar 4.16 Grafik Laju Infiltrasi

Hitung di TPST 3R Mulyoagung Dau 2

Page 9: STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...

Gambar 4.17 Grafik Laju Infiltrasi

Hitung di TPST 3R Mulyoagung Dau 3

Analisa Jenis Tanah

Tabel 4.13 Pemeriksaan Berat Jenis

Tanah

Dari perhitungan didapatkan spesific

gravity tanah pada tiap labu ukur sebagai

berikut:

Spesific

Gravity

Labu

Ukur

A’

Labu

Ukur

A’’

Labu

Ukur

B

2,3006 2,2163 2,4058

Sehingga Spesific gravity dari tanah

tersebut sebesar: 2,3076.

Hasil dari saringan tersebut

disajikan pada Tabel 4.20 sampai Tabel

4.22

Tabel 4.20 Pemeriksaan Analisa

Saringan 1

Tabel 4.21 Pemeriksaan Analisa

Saringan 2

Tabel 4.22 Pemeriksaan Analisa

Saringan 3

Gambar 4.24 Klasifikasi Tekstur Tanah

Berdasarkan Sistem USDA

Berdasarkan Gambar 4.24 dapat

diketahui bahwa :

1. Tanah 1, tanah bertekstur lempung

(clay).

2. Tanah 2, tanah bertekstur lempumg

(clay).

3. Tanah 3, tanah bertekstur lempung

(clay).

Page 10: STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...

Analisa Kemiringan Lereng

Tabel 4.47 Perhitungan Slope Pada

Titik 1

Tabel 4.48 Perhitungan Slope Pada

Titik 2

Tabel 4.49 Perhitungan Slope Pada

Titik 3

Analisis Parameter DRASTIC di TPST

3R Mulyoagung Dau

1. Penentuan Rating Masing –

masing Parameter DRASTIC

Dari hasil pengolahan data,

didapatkan rating tiap – tiap parameter

DRASTIC

1. Depth to Watertable (Kedalaman

Airtanah)

Tabel 4.50 Rating Kedalaman

Airtanah di TPST 3R Mulyoagung

Dau

Lokasi

Penelitian

Kedalaman

Muka

Airtanah

(meter)

Bobot

(Rating)

(Dr)

Titik 1 14,1 5

Titik 2 16,9 3

Titik 3 15,8 3

Sumber : Hasil Pengolahan Data

2. Recharge (Curah Hujan)

Tabel 4.51 Rating Curah Hujan di

TPST 3R Mulyoagung Dau

Lokasi

Penelitian

Curah

Hujan

(mm)

Bobot

(Rating)

(Rr)

Titik 1 38,68377 1

Titik 2 12,46400 1

Titik 3 6,00360 1

Sumber : Hasil Pengolahan Data

3. Aquifer Media (Media Akuifer)

Tabel 4.52 Rating Media Akuifer di

TPST 3R Mulyoagung Dau

Lokasi

Penelitian

Jenis Media

Akuifer

Bobot

(Rating)

(Ar)

Titik 1 Pasir Kasar 8

Titik 2 Tuffa 6

Titik 3 Tuffa 6

Sumber : Hasil Pengolahan Data

4. Soil Media (Tekstur Tanah)

Tabel 4.53 Rating Tekstur Tanah

di TPST 3R Mulyoagung Dau

Lokasi

Penelitian

Tekstur

Tanah

Bobot

(Rating)

(Sr)

Titik 1 Lempung 3

Titik 2 Lempung 3

Titik 3 Lempung 3

Sumber : Hasil Pengolahan Data

5. Topography (Kemiringan Lereng)

Tabel 4.54 Rating Kemiringan

Lereng di TPST 3R Mulyoagung

Dau

Lokasi

Penelitian

Kemiringan

Lereng

(% slope)

Bobot

(Rating)

(Tr)

Titik 1 0 - 2 10

Titik 2 2 - 6 9

Titik 3 2 - 6 9

Sumber : Hasil Pengolahan Data

6. Impact of Vadose Zone Media

(Kondisi Zona Tak Jenuh)

Page 11: STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...

Tabel 4.55 Rating Kondisi Zona Tak

Jenuh di TPST 3R Mulyoagung Dau

Lokasi

Penelitian

Jenis Zona

Tak

Jenuh

Bobot

(Rating)

(Ir)

Titik 1 Pasir Kasar 8

Titik 2 Tuffa 6

Titik 3 Tuffa 6

Sumber : Hasil Pengolahan Data

7. Conductivity Hydraulic of Aquifer

(Konduktivitas Hidraulik)

Tabel 4.56 Rating Konduktivitas

Hidraulik di TPST 3R Mulyoagung

Dau

Lokasi

Penelitian

Jenis

Media

Akuifer

Kondukti

vitas

hidraulik

(m/hari)

Bobot

(Rating)

(Cr)

Titik 1 Pasir

Kasar 45 10

Titik 2 Tuffa 0,2 1

Titik 3 Tuffa 0,2 1

Sumber : Hasil Pengolahan Data

2. Perhitungan Skor untuk Masing –

masing Parameter DRASTIC

Tabel 2.4 Bobot untuk parameter

DRASTIC

Parameter Weight Bobot

Kedalaman Muka

Airtanah Tak

Tertekan

Dw 5

Curah Hujan Rw 4

Jenis Akuifer Aw 3

Tekstur Tanah Sw 2

Kemiringan

Lereng Tw 1

Jenis Zona Tak

Jenuh Iw 5

Konduktivitas

Hidraulik

(kelulusan) akuifer

Cw 3

Sumber: Syamsul Hadi (2004:28)

Tabel 4.64 Perhitungan Skor DRASTIC

Index

Sumber: Hasil Perhitungan

Jadi setelah diperoleh nilai DRASTIC

Index, maka menurut Tabel 2.12 tentang

kriteria tingkat kerentanan pencemaran

daerah tersebut dapat dimasukkan

kedalam kelompok tingkat kerentanan

sebagai berikut :

Tabel 2.12 Kriteria Tingkat Kerentanan

Pencemaran

Indeks DRASTIC Tingkat Kerentanan

23 – 65 Sangat Rendah

66 - 107 Rendah

108 - 148 Sedang

149 - 189 Tinggi

190 - 230 Sangat Tinggi

Sumber: Syamsul Hadi (2004:30)

Page 12: STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...

Tabel 4.65 Kriteria Tingkat Kerentanan

Pencemaran

Lokasi

Penelitian

Indeks

DRASTIC

Tingkat

Kerentan

an

Titik 1 berada

di depan TPST

Dau

139 Sedang

Titik 2 berada

di belakang

TPST Dau

85 Rendah

Titik 3 berada

di samping

TPST Dau

85 Rendah

Sumber: Hasil Perhitungan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan skor

dan analisa mengenai DRASTIC Index di

TPST 3R Mulyoagung Dau maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat kerentanan airtanah terhadap

pencemaran di TPST 3R

Mulyoagung Dau dapat

dikelompokkan menjadi sedang dan

rendah yaitu :

Titik 1 yang berada di depan TPST

Dau dengan Indeks DRASTIC 139

termasuk dalam kategori tingkat

kerentanan sedang.

Titik 2 yang berada di belakang

TPST Dau dengan Indeks DRASTIC

85 termasuk dalam kategori tingkat

kerentanan rendah.

Titik 3 yang berada di samping TPST

Dau dengan Indeks DRASTIC 85

termasuk dalam kategori tingkat

kerentanan rendah.

2. Berdasarkan hasil skor yang

tertinggi, dapat disimpulkan bahwa

faktor yang paling berpengaruh

terhadap kerentanan airtanah dari

hasil perhitungan DRASTIC Index ini

adalah zona tak jenuh yang berupa

pasir kasar dan tuffa. Hal itu juga

berpengaruh terhadap nilai

konduktivitas hidrauliknya. Nilai

konduktivitas hidraulik yang besar

menunjukkan kerentanan yang besar

pula terhadap pencemaran, sehingga

semakin tinggi tingkat kelolosan

airnya, semakin banyak polutan yang

mungkin akan masuk ke airtanah.

Rekomendasi yang diberikan setelah

mengetahui tingkat kerentanan airtanah

adalah adanya upaya pencegahan

terhadap pencemaran airtanah, meskipun

termasuk kedalam kategori sedang dan

rendah. Selain itu, kedalaman muka

airtanahnya rata-rata berada pada

kedalaman 14,1 meter – 16,9 meter.

Saran

Saran yang diberikan terhadap

penelitian ini setelah mengetahui tingkat

kerentanan di TPST 3R Mulyoagung Dau

adalah :

1. Diperlukan upaya – upaya

pencegahan terhadap pencemaran

airtanah agar polutan tidak sampai

masuk kedalam tanah.

2. Pengelola TPST 3R Mulyoagung dan

instansi terkait diharapkan lebih

memperhatikan dampak pencemaran

terhadap airtanah yang nantinya akan

berpengaruh terhadap penggunaan

airtanah untuk keberlangsungan

hidup masyarakat sekitar.

3. Studi ini bisa dipakai sebagai bahan

pertimbangan dan referensi untuk

perencanaan infrastruktur

perlindungan terhadap airtanah.

DAFTAR PUSTAKA

Aller, L., Bennett, T., Lehr, J., Petty, R.

and G, Hackett. 1987. DRASTIC: A

Standardized System for Evaluating

Ground Water Pollution Potential

Using Hydrogeologic Settings.

National Water Well Association,

Dublin Ohio / EPA Ada, Oklahoma.

EPA-600/2-87-035

Aziz, Irfan Ulummuddin. 2013. Studi

Kerentanan Polusi Airtanah Berbasis

Sig Dengan Metode Drastic Di

Kecamatan Lowokwaru Kota

Malang. Skripsi. Tidak

dipublikasikan. Malang: Jurusan

Teknik Pengairan FT Universitas

Brawijaya.

Page 13: STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...

Azizah, Nur Ailina. 2007. Studi

Kerentanan Airtanah Di DAS

Pekalen Kabupaten Probolinggo

Terhadap Polusi Dengan

Menggunakan Metode DRASTIC.

Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Malang: Jurusan Teknik Pengairan

FT Universitas Brawijaya.

Bisri, Muhammad. 1988. Aliran

Airtanah. Malang : UPT. Penerbit

Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya.

Bisri, Muhammad. 2008. Airtanah.

Malang : UPT. Penerbit Fakultas

Teknik Universitas Brawijaya.

Buletin Geologi Tata Lingkungan. 1999.

Bulletin of Environmental Geology

Das, Braja M. 1985. Mekanika Tanah.

Jakarta : Erlangga

Hadi, Syamsul. 2004. Buletin Geologi

Tata Lingkungan, Bandung.

Kodoatie, Robert .J. 1996. Pengantar

Hidrogeologi, Yogyakarta: Andi.

Kodoatie, Robert .J. 2012. Tata Ruang

Air Tanah, Yogyakarta: Andi.

Radig, Scott. 1997. North Dakota

Geographic Targeting System for

Groundwater Monitoring.

http://www.ndhealth.gov/wq/gw/pub

s/GWT.HTM. (Diakses pada tanggal

16 Oktober 2014).

Shahid, S., 2000. A Study of

Groundwater Pollution

Vulnerabilityusing DRASTIC/GIS in

West Bengal India. India : Journal of

Environmental Hydrology.

http://www.hydroweb.com/jeh/jeh20

00/shahid.pdf.

Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik.

Surabaya: Usaha Nasional.

Suharyadi. 1984. Pengantar Geologi

Teknik. Yogyakarta : Teknik Sipil

UGM

Todd, David Keith. 1980. Groundwater

Hydrology. New York: John Wiley

and Sons.