STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...
-
Upload
hoangduong -
Category
Documents
-
view
268 -
download
9
Transcript of STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT ...
STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT PENGOLAHAN
SAMPAH TERPADU) 3R MULYOAGUNG BERSATU KECAMATAN DAU
KABUPATEN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRASTIC
Rizky Setyawan1, Andre Primantyo Hendrawan
2, Tri Budi Prayogo
2
1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
2Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Email: [email protected]
ABSTRAK
TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) 3R Mulyoagung Bersatu yang
terletak di Kecamatan Dau Kabupaten Malang ini adalah salah satu TPST yang mampu
mengelola sampah dengan volume 64 m3/hari dari sekitar 5.903 rumah di Kawasan
Mulyoagung. TPST 3R Mulyoagung Bersatu tersebut mampu mengelola 45% dari volume
sampah dipilah menjadi barang yang siap digunakan kembali, 39 % menjadi pupuk
kompos dan hanya 16 % yang diangkut ke TPA.
Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kerentanan polusi airtanah terhadap
pencemaran dengan menggunakan metode DRASTIC yang ditinjau dari 7 parameter
DRASTIC. Parameter itu meliputi kedalaman muka airtanah, curah hujan, media akuifer,
tekstur tanah, kemiringan lereng, kondisi zona tak jenuh dan konduktifitas hidraulik.
Hasil dari penelitian yang dilakukan di 3 titik TPST 3R Mulyoagung Bersatu
berupa tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran yang dapat dikelompokkan
menjadi sedang dan rendah yaitu: Titik 1 yang berada di depan TPST Dau dengan Indeks
DRASTIC 139 termasuk dalam kategori tingkat kerentanan sedang, Titik 2 yang berada di
belakang TPST Dau dengan Indeks DRASTIC 85 termasuk dalam kategori tingkat
kerentanan rendah, Titik 3 yang berada di samping TPST Dau dengan Indeks DRASTIC 85
termasuk dalam kategori tingkat kerentanan rendah. Jadi dapat disimpulkan tingkat
kerentanan polusi airtanah di TPST 3R Mulyoagung Bersatu adalah rendah.
Kata Kunci: kerentanan, polusi airtanah, metode DRASTIC
ABSTRACT
TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) 3R Mulyoagung Bersatu located in
Dau subdistrict Malang district is one of TPST can manage garbage to the volume of 64
m3/day from around 5.903 houses in Mulyoagung area. TPST 3R Mulyoagung Bersatu is
able to manage 45% of total dump being sorted items that are ready to be used again, 39%
be fertilizer compost and only 16% are transported to landfill.
This study aims to evaluate the vulnerability level of groundwater against
pollution by using DRASTIC methods that review of the 7 DRASTIC parameters.
DRASTIC parameters are : depth to watertable, recharge, aquifer media, soil media,
topography, impact of vadose zone media, and conductivity hydraulic.
Results of this study conducted in 3 point TPST 3R Mulyoagung Bersatu form the
level of groundwater vulnerability towards contamination can be classified into medium
and low is: point 1 located in front of TPST Dau have DRASTIC index 139 that can be
included in the category of medium level vulnerability, point 2 located in behind TPST
Dau have DRASTIC index 85 that can be included in the category of low level
vulnerability, point 3 where located next to TPST Dau have DRASTIC index 85 that can
be included in the category of low level vulnerability. So it can be concluded that the
vulnerability level of groundwater pollution in TPST 3R Mulyoagung Bersatu is low.
Keywords : Vulnerability, groundwater pollution, DRASTIC methods
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini airtanah dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan baik itu industri,
domestik ataupun irigasi. Dalam hal ini
yang harus diperhatikan adalah bahwa
volume airtanah di suatu daerah memiliki
kapasitas yang terbatas, sehingga
pengelolaan airtanah harus
mempertimbangkan prinsip – prinsip
keseimbangan air yang ada.
Perlindungan airtanah terhadap
pencemaran saat ini sangat penting
karena mengingat banyaknya kebutuhan
masyarakat untuk keberlangsungan hidup
yang cukup banyak membutuhkan air.
Untuk itu perlu adanya penelitian terkait
kerentanan polusi airtanah dengan cara
melakukan zonasi atau pemetaan
kerentanan polusi airtanah terhadap
pencemaran.
Pertambahan penduduk di Kabupaten
Malang semakin lama semakin pesat
yang mengakibatkan kebutuhan akan air
bersih meningkat. Hal itu juga
dipengaruhi dengan bertambahnya
penduduk yang semakin pesat juga tidak
lepas dari limbah rumah tangga yang
dihasilkan contohnya seperti sampah.
TPST 3R Mulyoagung sendiri telah
mampu mengelola sampah dengan
volume 64 m3/hari dari sekitar 5.903
rumah di Kawasan Mulyoagung. TPST
tersebut mampu mengelola 45% dari
volume sampah mampu dipilah menjadi
barang yang siap digunakan kembali,
39 % menjadi pupuk kompos dan hanya
16 % yang diangkut ke TPA.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kerentanan airtanah terhadap
pencemaran yang dapat diprediksi dengan
menggunakan metode DRASTIC INDEX.
Dengan metode DRASTIC INDEX ini
tingkat kerentanan airtanah akan
ditabelkan sesuai dengan 7 parameter
DRASTIC.
METODE
1. Analisa Air Tanah
Pengumpulan data airtanah yang
dipakai untuk studi ini adalah dengan
menggunakan geolistrik yang dimana
untuk mengetahui kedalaman air dan
media akuifer sebagai parameter untuk
penentuan nilai kedalaman airtanah, zona
tak jenuh dan konduktivitas hidraulik.
Alat dan bahan yang digunakan
dalam studi ini adalah:
1. Alat resistivity meter
2. Accu sebagai sumber arus DC
3. Batang elektoda
4. Kabel penghubung
5. Rollmeter
6. Handy Talky
7. Palu
8. GPS
9. Payung
10. Alat tulis
Gambar Alat Pendugaan Muka
Airtanah (Geolistrik)
Sumber : Dokumentasi Lapangan
2. Analisa Hasil Pengukuran Laju
Infiltrasi
Dalam studi ini analisa hasil
pengukuran laju infiltrasi dengan
menggunakan alat ukur yang dinamakan
turf-tec infiltrometer. Dari hasil
pengukuran nantinya akan didapatkan
laju infiltrasi dalam satuan (mm/menit).
Alat dan bahan yang digunakan
dalam studi ini adalah:
1. Alat Turf-tec Infiltrometer
2. Penggaris
3. Air
4. Alat tulis
Gambar Turf-tec Infiltrometer
Sumber: Dokumentasi Lapangan
3. Analisa Jenis Tanah
Dalam studi ini untuk analisa jenis
tanah yang digunakan yaitu sampel tanah
yang diuji di Laboratorium untuk
mengetahui tekstur tanah sebagai
penentuan parameter tekstur tanah pada
metode DRASTIC.
Uji yang dilakukan adalah
pemeriksaan berat jenis tanah, analisa
saringan dan pemeriksaan hidrometer.
Alat dan bahan yang digunakan
untuk mengetahui berat jenis tanah
adalah:
1. Sampel tanah
2. Timbangan
3. Labu Ukur 100 ml
4. Saringan
5. Kompor
6. Oven
7. Thermometer
8. Alat tulis
Gambar Proses Pemanasan Labu Ukur
Berisi Campuran Sampel Tanah dengan
Air
Sumber: Dokumentasi Laboratorium
Alat dan bahan yang digunakan
dalam pengukuran hidrometer adalah:
1. Sampel tanah
2. Tabung gelas ukuran kapasitas
1000 ml
3. Timbangan
4. Saringan no 10, 20, 40, 60, 100,
dan 200
5. Neraca dengan ketelitian 0,01
gram
6. Pengaduk mekanis dan mangkok
disperse (mechanical stire)
7. Oven
8. Cawan
9. Thermometer
10. Larutan pendispersi
11. Alat tulis
Gambar Pembacaan Hidrometer
Sumber: Dokumentasi Laboratorium
Gambar Pengukuran Suhu Dalam Tabung
Hidometer
Sumber: Dokumentasi Laboratorium
Gambar Pencatatan Data Hidrometer
Sumber: Dokumentasi Laboratorium
4. Analisa Kemiringan Lereng
Dalam studi ini untuk analisa
kemiringan lereng menggunakan alat
yaitu waterpass. Alat ini membantu
untuk mengetahui beda tinggi suatu
tempat, jarak, dan elevasi sehingga bisa
diperoleh nilai slope.
Alat dan bahan yang digunakan
dalam studi ini adalah:
1. Alat ukur sipat datar (waterpass)
2. Statif (kaki tiga)
3. Baak ukur
4. Patok
5. Payung
6. Rollmeter
7. Unting-unting
8. Alat tulis
Gambar Pembacaan Baak Ukur
Sumber: Dokumentasi Lapangan
Gambar Penyetelan Nivo
Sumber: Dokumentasi Lapangan
5. Analisa dengan IPI2WIN Dalam studi ini untuk menganalisis
data hasil pengukuran geolistrik
menggunakan bantuan program sofware
IPI2WIN.
6. Analisa Metode DRASTIC Metode DRASTIC merupakan
metode yang menggunakan sistem rating
dan skoring. Dasar dari pemberian rating
dan skoring ini adalah kondisi
hidrogeologi daerah tersebut.
Kondisi hidrogeologi tersebut terbagi atas
tujuh parameter, antara lain:
1. Depth to Watertable (Kedalaman
Airtanah)
Dalam tugas akhir ini, depth to
watertable diperoleh dari pengukuran
langsung di lapangan menggunakan
geolistrik yang berupa kedalaman akuifer
(muka airtanah) yang kemudian
ditentukan ratingnya sesuai kedalaman
airtanah tersebut.
2. Recharge (Curah Hujan)
Untuk mendapatkan nilai rating dari
Recharge, diperoleh dari pengukuran laju
infiltrasi dengan menggunakan alat ukur
infiltrometer untuk mengetahui besarnya
recharge pada suatu daerah.
3. Aquifer Media (Media Akuifer)
Dalam tugas akhir ini, media akuifer
diperoleh dari pengukuran langsung di
lapangan menggunakan geolistrik yang
kemudian ratingnya ditentukan sesuai
jenis media akuifernya.
4. Soil Media (Tekstur Tanah)
Dalam tugas akhir ini, tekstur tanah
diperoleh dari hasil uji laboratorium
menggunakan hidrometer sehingga dapat
diketahui tekstur tanah di TPST
Mulyoagung Dau.
5. Topography (Kemiringan Lereng)
Untuk mendapatkan nilai rating dari
topography diperoleh dari hasil
pengukuran di lapangan menggunakan
alat waterpass untuk mendapatkan
kemiringan lereng.
6. Impact of Vadose Zone (Kondisi Zona
Tak Jenuh)
Dalam tugas akhir ini, nilai rating dari
vadose zone diperoleh dari pengukuran
langsung di lapangan menggunakan
geolistrik yang kemudian ratingnya
ditentukan sesuai jenis batuan pada zona
tak jenuhnya.
7. Conductivity Hydraulic of Aquifer
Media (Konduktivitas Hidraulik)
Untuk mendapatkan nilai rating dari
konduktivitas hidraulik, terlebih dahulu
harus dicari media dari akuifer yang
bersangkutan.
Untuk DRASTIC index yang besar,
berarti menunjukkan kerentanan terhadap
polusi yang besar, dan untuk DRASTIC
index yang kecil, berarti menunjukkan
kerentanan terhadap polusi yang kecil.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Daerah Studi
Berdasarkan peta Hidrogeologi,
lokasi TPST Mulyoagung Bersatu,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang
dapat dikelompokkan dalam sistem
akuifer berdasarkan terdapatnya airtanah
dan produktivitas akuifer adalah
kelompok akuifer dengan aliran melalui
celahan dan ruang antar butir.
TPST Mulyoagung Bersatu, Kecamatan
Dau, Kabupaten Malang termasuk dalam
akuifer produktif tinggi dengan
penyebaran luas yang tersebar diwilayah
sekitar TPST Mulyoagung Bersatu,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Ciri spesifik akuifer produktif tinggi
dengan penyebaran luas adalah :
1. Akuifer dengan keterusan dan
kisaran kedalaman muka airtanah
sangat beragam
2. Debit sumur umumnya lebih dari 5
liter/detik
Batuan penyusun merupakan
aluvium endapan sungai yang umumnya
tersusun oleh bahan – bahan berbutir
halus (lempung, lanau, pasir) serta
memiliki kelulusan air sedang sampai
rendah.
Pengolahan Data Geolistrik
Gambaran tentang keadaan lapisan
bawah permukaan secara vertikal dapat
diperoleh melalui pengukuran dan analisa
menggunakan geolistrik. Berdasarkan
gambaran ini dapat diketahui lithologi
batuan penyusun, letak dan
persebarannya. Dalam studi ini,
digunakan metode geolistrik tahanan
jenis dengan menggunakan konfigurasi
Schlumberger. Titik yang digunakan
dalam pengukuran ini ada 3 titik yang
berada di sekitar TPST Dau, yaitu :
1. Berada di Depan TPST Dau. Lokasi
ini terletak pada koordinat 07 55'
18,1" LS dan 112 34' 59,5" BT.
2. Berada di Belakang TPST Dau.
Lokasi ini terletak pada koordinat 07
55' 18,9" LS dan 112 35' 01,2" BT.
3. Berada di Samping TPST Dau.
Lokasi ini terletak pada koordinat 07
55' 17,6" LS dan 112 35' 01,8" BT
Analisis Tahanan Jenis Sebenarnya
dengan Program IPI2WIN
Program IPI2WIN menampilkan
hasil analisis berupa kurva hubungan
antara nilai tahanan jenis semu dengan
panjang elektoda arus per dua. Analisis
dilakukan untuk mendapatkan nilai
tahanan jenis sebenarnya dari lapisan
tanah yang dianalisis, ketebalan, dan
kedalaman masing – masing lapisan.
Maka dari itu, diperoleh output berupa :
1. Jumlah lapisan (N)
2. Nilai tahanan jenis lapisan (ρ)
3. Tebal lapisan (h)
4. Kedalaman lapisan (d)
5. Altitude (Alt)/ ketinggian (elevasi)
lapisan
Gambar 4.6 Hasil Analisis Tahanan
Sebenarnya Pada Titik 1 dengan Program
IPI2WIN
Gambar 4.7 Hasil Analisis Tahanan
Sebenarnya Pada Titik 2 dengan Program
IPI2WIN
Gambar 4.8 Hasil Analisis Tahanan
Sebenarnya Pada Titik 3 dengan Program
IPI2WIN
Interpretasi Lapisan Bawah
Permukaan
Berdasarkan data yang didapatkan
dari lapangan, nilai resistivitas hasil
pengolahan dan interpretasi data
resistivitas pada 3 titik pengukuran
dengan menggunakan program IPI2WIN,
didapatkan gambaran susunan lapisan
bawah permukaan.
Gambar 4.9 Gambaran Lapisan Bawah
Permukaan di Titik 1
Gambar 4.10 Gambaran Lapisan Bawah
Permukaan di Titik 2
Gambar 4.11 Gambaran Lapisan Bawah
Permukaan di Titik 3
Analisa Nilai Laju Infiltrasi dengan
Menggunakan Infiltrometer Hasil dari pengukuran laju infiltrasi
di TPST 3R Mulyoagung Dau
menggunakan alat yang dinamakan Turf-
tec (Infiltrometer).
Tahanan Jenis (Ohm-m) Tebal (m) Kedalaman (m) Legenda Deskripsi Lapisan
Clay
Clay
9,53 1,5 1,5
7,16 2,01 3,51
31,9 4,6 8,11 Tuffa
146 15,9 30 Pasir kasar (Diperkirakan terdapat airtanah)
4,09 5,97 14,1 Clay
Tahanan Jenis (Ohm-m) Tebal (m) Kedalaman (m) Legenda Deskripsi Lapisan
22,2 13,1 30 Tuffa (Diperkirakan terdapat airtanah)
11,3 5,65 Clay5,65
29 2,83 10 Tuffa
7,66 1,52 7,17 Clay
9,36 6,88 16,9 Clay
Tahanan Jenis (Ohm-m) Tebal (m) Kedalaman (m) Legenda Deskripsi Lapisan
41,7 14,2 30 Tuffa (Diperkirakan terdapat airtanah)
7,52 1,5 1,5 Clay
2,18 1,24 4,49 Clay
23,1 1,75 3,25 Tuffa
19,1 11,3 15,8 Clay
Tabel 4.10 Hasil Akhir Besaran Nilai
Laju Infiltrasi di TPST 3R Mulyoagung
Dau 1
Tabel 4.11 Hasil Akhir Besaran Nilai
Laju Infiltrasi di TPST 3R Mulyoagung
Dau 2
Tabel 4.12 Hasil Akhir Besaran Nilai
Laju Infiltrasi di TPST 3R Mulyoagung
Dau 3
Gambar 4.15 Grafik Laju Infiltrasi
Hitung di TPST 3R Mulyoagung Dau 1
Gambar 4.16 Grafik Laju Infiltrasi
Hitung di TPST 3R Mulyoagung Dau 2
Gambar 4.17 Grafik Laju Infiltrasi
Hitung di TPST 3R Mulyoagung Dau 3
Analisa Jenis Tanah
Tabel 4.13 Pemeriksaan Berat Jenis
Tanah
Dari perhitungan didapatkan spesific
gravity tanah pada tiap labu ukur sebagai
berikut:
Spesific
Gravity
Labu
Ukur
A’
Labu
Ukur
A’’
Labu
Ukur
B
2,3006 2,2163 2,4058
Sehingga Spesific gravity dari tanah
tersebut sebesar: 2,3076.
Hasil dari saringan tersebut
disajikan pada Tabel 4.20 sampai Tabel
4.22
Tabel 4.20 Pemeriksaan Analisa
Saringan 1
Tabel 4.21 Pemeriksaan Analisa
Saringan 2
Tabel 4.22 Pemeriksaan Analisa
Saringan 3
Gambar 4.24 Klasifikasi Tekstur Tanah
Berdasarkan Sistem USDA
Berdasarkan Gambar 4.24 dapat
diketahui bahwa :
1. Tanah 1, tanah bertekstur lempung
(clay).
2. Tanah 2, tanah bertekstur lempumg
(clay).
3. Tanah 3, tanah bertekstur lempung
(clay).
Analisa Kemiringan Lereng
Tabel 4.47 Perhitungan Slope Pada
Titik 1
Tabel 4.48 Perhitungan Slope Pada
Titik 2
Tabel 4.49 Perhitungan Slope Pada
Titik 3
Analisis Parameter DRASTIC di TPST
3R Mulyoagung Dau
1. Penentuan Rating Masing –
masing Parameter DRASTIC
Dari hasil pengolahan data,
didapatkan rating tiap – tiap parameter
DRASTIC
1. Depth to Watertable (Kedalaman
Airtanah)
Tabel 4.50 Rating Kedalaman
Airtanah di TPST 3R Mulyoagung
Dau
Lokasi
Penelitian
Kedalaman
Muka
Airtanah
(meter)
Bobot
(Rating)
(Dr)
Titik 1 14,1 5
Titik 2 16,9 3
Titik 3 15,8 3
Sumber : Hasil Pengolahan Data
2. Recharge (Curah Hujan)
Tabel 4.51 Rating Curah Hujan di
TPST 3R Mulyoagung Dau
Lokasi
Penelitian
Curah
Hujan
(mm)
Bobot
(Rating)
(Rr)
Titik 1 38,68377 1
Titik 2 12,46400 1
Titik 3 6,00360 1
Sumber : Hasil Pengolahan Data
3. Aquifer Media (Media Akuifer)
Tabel 4.52 Rating Media Akuifer di
TPST 3R Mulyoagung Dau
Lokasi
Penelitian
Jenis Media
Akuifer
Bobot
(Rating)
(Ar)
Titik 1 Pasir Kasar 8
Titik 2 Tuffa 6
Titik 3 Tuffa 6
Sumber : Hasil Pengolahan Data
4. Soil Media (Tekstur Tanah)
Tabel 4.53 Rating Tekstur Tanah
di TPST 3R Mulyoagung Dau
Lokasi
Penelitian
Tekstur
Tanah
Bobot
(Rating)
(Sr)
Titik 1 Lempung 3
Titik 2 Lempung 3
Titik 3 Lempung 3
Sumber : Hasil Pengolahan Data
5. Topography (Kemiringan Lereng)
Tabel 4.54 Rating Kemiringan
Lereng di TPST 3R Mulyoagung
Dau
Lokasi
Penelitian
Kemiringan
Lereng
(% slope)
Bobot
(Rating)
(Tr)
Titik 1 0 - 2 10
Titik 2 2 - 6 9
Titik 3 2 - 6 9
Sumber : Hasil Pengolahan Data
6. Impact of Vadose Zone Media
(Kondisi Zona Tak Jenuh)
Tabel 4.55 Rating Kondisi Zona Tak
Jenuh di TPST 3R Mulyoagung Dau
Lokasi
Penelitian
Jenis Zona
Tak
Jenuh
Bobot
(Rating)
(Ir)
Titik 1 Pasir Kasar 8
Titik 2 Tuffa 6
Titik 3 Tuffa 6
Sumber : Hasil Pengolahan Data
7. Conductivity Hydraulic of Aquifer
(Konduktivitas Hidraulik)
Tabel 4.56 Rating Konduktivitas
Hidraulik di TPST 3R Mulyoagung
Dau
Lokasi
Penelitian
Jenis
Media
Akuifer
Kondukti
vitas
hidraulik
(m/hari)
Bobot
(Rating)
(Cr)
Titik 1 Pasir
Kasar 45 10
Titik 2 Tuffa 0,2 1
Titik 3 Tuffa 0,2 1
Sumber : Hasil Pengolahan Data
2. Perhitungan Skor untuk Masing –
masing Parameter DRASTIC
Tabel 2.4 Bobot untuk parameter
DRASTIC
Parameter Weight Bobot
Kedalaman Muka
Airtanah Tak
Tertekan
Dw 5
Curah Hujan Rw 4
Jenis Akuifer Aw 3
Tekstur Tanah Sw 2
Kemiringan
Lereng Tw 1
Jenis Zona Tak
Jenuh Iw 5
Konduktivitas
Hidraulik
(kelulusan) akuifer
Cw 3
Sumber: Syamsul Hadi (2004:28)
Tabel 4.64 Perhitungan Skor DRASTIC
Index
Sumber: Hasil Perhitungan
Jadi setelah diperoleh nilai DRASTIC
Index, maka menurut Tabel 2.12 tentang
kriteria tingkat kerentanan pencemaran
daerah tersebut dapat dimasukkan
kedalam kelompok tingkat kerentanan
sebagai berikut :
Tabel 2.12 Kriteria Tingkat Kerentanan
Pencemaran
Indeks DRASTIC Tingkat Kerentanan
23 – 65 Sangat Rendah
66 - 107 Rendah
108 - 148 Sedang
149 - 189 Tinggi
190 - 230 Sangat Tinggi
Sumber: Syamsul Hadi (2004:30)
Tabel 4.65 Kriteria Tingkat Kerentanan
Pencemaran
Lokasi
Penelitian
Indeks
DRASTIC
Tingkat
Kerentan
an
Titik 1 berada
di depan TPST
Dau
139 Sedang
Titik 2 berada
di belakang
TPST Dau
85 Rendah
Titik 3 berada
di samping
TPST Dau
85 Rendah
Sumber: Hasil Perhitungan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan skor
dan analisa mengenai DRASTIC Index di
TPST 3R Mulyoagung Dau maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat kerentanan airtanah terhadap
pencemaran di TPST 3R
Mulyoagung Dau dapat
dikelompokkan menjadi sedang dan
rendah yaitu :
Titik 1 yang berada di depan TPST
Dau dengan Indeks DRASTIC 139
termasuk dalam kategori tingkat
kerentanan sedang.
Titik 2 yang berada di belakang
TPST Dau dengan Indeks DRASTIC
85 termasuk dalam kategori tingkat
kerentanan rendah.
Titik 3 yang berada di samping TPST
Dau dengan Indeks DRASTIC 85
termasuk dalam kategori tingkat
kerentanan rendah.
2. Berdasarkan hasil skor yang
tertinggi, dapat disimpulkan bahwa
faktor yang paling berpengaruh
terhadap kerentanan airtanah dari
hasil perhitungan DRASTIC Index ini
adalah zona tak jenuh yang berupa
pasir kasar dan tuffa. Hal itu juga
berpengaruh terhadap nilai
konduktivitas hidrauliknya. Nilai
konduktivitas hidraulik yang besar
menunjukkan kerentanan yang besar
pula terhadap pencemaran, sehingga
semakin tinggi tingkat kelolosan
airnya, semakin banyak polutan yang
mungkin akan masuk ke airtanah.
Rekomendasi yang diberikan setelah
mengetahui tingkat kerentanan airtanah
adalah adanya upaya pencegahan
terhadap pencemaran airtanah, meskipun
termasuk kedalam kategori sedang dan
rendah. Selain itu, kedalaman muka
airtanahnya rata-rata berada pada
kedalaman 14,1 meter – 16,9 meter.
Saran
Saran yang diberikan terhadap
penelitian ini setelah mengetahui tingkat
kerentanan di TPST 3R Mulyoagung Dau
adalah :
1. Diperlukan upaya – upaya
pencegahan terhadap pencemaran
airtanah agar polutan tidak sampai
masuk kedalam tanah.
2. Pengelola TPST 3R Mulyoagung dan
instansi terkait diharapkan lebih
memperhatikan dampak pencemaran
terhadap airtanah yang nantinya akan
berpengaruh terhadap penggunaan
airtanah untuk keberlangsungan
hidup masyarakat sekitar.
3. Studi ini bisa dipakai sebagai bahan
pertimbangan dan referensi untuk
perencanaan infrastruktur
perlindungan terhadap airtanah.
DAFTAR PUSTAKA
Aller, L., Bennett, T., Lehr, J., Petty, R.
and G, Hackett. 1987. DRASTIC: A
Standardized System for Evaluating
Ground Water Pollution Potential
Using Hydrogeologic Settings.
National Water Well Association,
Dublin Ohio / EPA Ada, Oklahoma.
EPA-600/2-87-035
Aziz, Irfan Ulummuddin. 2013. Studi
Kerentanan Polusi Airtanah Berbasis
Sig Dengan Metode Drastic Di
Kecamatan Lowokwaru Kota
Malang. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. Malang: Jurusan
Teknik Pengairan FT Universitas
Brawijaya.
Azizah, Nur Ailina. 2007. Studi
Kerentanan Airtanah Di DAS
Pekalen Kabupaten Probolinggo
Terhadap Polusi Dengan
Menggunakan Metode DRASTIC.
Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Malang: Jurusan Teknik Pengairan
FT Universitas Brawijaya.
Bisri, Muhammad. 1988. Aliran
Airtanah. Malang : UPT. Penerbit
Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya.
Bisri, Muhammad. 2008. Airtanah.
Malang : UPT. Penerbit Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya.
Buletin Geologi Tata Lingkungan. 1999.
Bulletin of Environmental Geology
Das, Braja M. 1985. Mekanika Tanah.
Jakarta : Erlangga
Hadi, Syamsul. 2004. Buletin Geologi
Tata Lingkungan, Bandung.
Kodoatie, Robert .J. 1996. Pengantar
Hidrogeologi, Yogyakarta: Andi.
Kodoatie, Robert .J. 2012. Tata Ruang
Air Tanah, Yogyakarta: Andi.
Radig, Scott. 1997. North Dakota
Geographic Targeting System for
Groundwater Monitoring.
http://www.ndhealth.gov/wq/gw/pub
s/GWT.HTM. (Diakses pada tanggal
16 Oktober 2014).
Shahid, S., 2000. A Study of
Groundwater Pollution
Vulnerabilityusing DRASTIC/GIS in
West Bengal India. India : Journal of
Environmental Hydrology.
http://www.hydroweb.com/jeh/jeh20
00/shahid.pdf.
Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik.
Surabaya: Usaha Nasional.
Suharyadi. 1984. Pengantar Geologi
Teknik. Yogyakarta : Teknik Sipil
UGM
Todd, David Keith. 1980. Groundwater
Hydrology. New York: John Wiley
and Sons.