STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: FAJRIKA CAHYANING DEWI NIM. F0307102 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

Page 1: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING

DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

FAJRIKA CAHYANING DEWI

NIM. F0307102

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :

STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING

DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

Page 3: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, guna melengkapi

tugas-tugas dan dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 17 Desember 2011

Tim Penguji Skripsi :

1. (Dr. Payamta, M.Si., Ak.)

NIP. 19660925 199203 1 002

2. Muhammad Syafiqurrahman, S.E., M.M., Ak.

NIP. 19800604 200501 1 001

3. (Sri Hanggana, M.Si., Ak.)

NIP. 19661125 199402 1 001

Page 4: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan untuk :

Ibu dan Bapakku

Amal dan Tyas

Keluarga Besarku

Sahabat-sahabatku

Semua orang yang kusayangi

Seluruh pengisi hidupku

Page 5: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

HALAMAN MOTTO

Allah tidak akan memberi apa yang kita inginkan, melainkan apa yang kita

butuhkan.

(Anonymous)

If you ask for God to help you, it means that you trust God’s ability. If God

doesn’t help you yet, it means God trusts yours.

(Anonymous)

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan

melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat

dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

QS. al-Zalzalah (99) : 7-8

Page 6: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Studi Kelayakan Peternakan Ayam Ras Pedaging Ditinjau dari Aspek

Ekonomi dan Keuangan”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Terselesaikannya skripsi ini tentunya bukan hanya karena andil penulis saja,

melainkan juga atas bantuan dan dukungan banyak pihak. Dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas seluruh bimbingan dan

bantuan kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M. S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Dr. Wisnu Untoro, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Drs. Santoso Tri H, M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Sri Hanggana, M.Si, Ak., selaku dosen pembimbing yang selama ini telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, dan

dukungan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Page 7: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

5. Lulus Kurniasih, SE, M.Si.Ak., selaku pembimbing akademik yang selama

masa perkuliahan selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta

seluruh staf dan karyawan yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan,

serta pelayanan kepada penulis.

7. Ibu dan Bapakku tersayang, Ibunda Sri Utami dan Bapak Sudarsono, yang

selalu melimpahkan kasih sayang, perhatian, dukungan, arahan, serta doa yang

tak kunjung putus.

8. Adik-adikku terkasih, Amal Prayogi Sudarsono dan Alm. Hilmia Cahyaning

Tyas, yang selama ini memberikan kasih sayang dan doa.

9. Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakan kesukseanku dari

jauh.

10. Telon-ku tersayang, Adu, Ayus, Dyah, Endah, serta Dinda, yang telah

mendampingi langkahku dan berjuang bersama dalam suka dan duka selama di

bangku kuliah.

11. Raga Data, yang telah mengisi hari-hariku, juga membantu, mendukung dan

mendoakanku.

12. Masyarakat Wisma Putri Sari, Mitha, Windy, Riris, Dwi, Mbak Dwi, Nana,

Rini, Ipung, Lena, Tia, Mbak Rini, Mbak Yuli, Mbak Icha, Mbak Ning, dan

semua alumnus kost yang telah mengisi keseharianku selama di kota ini. Juga

kepada Bapak dan Ibu Kost, yang selama ini telah membantu dan

mengarahkan.

Page 8: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

13. Kru satu tim saya, Eva Rhisna Andretti, yang telah berjuang bersama dalam

mengerjakan proposal, mencari data, sampai menyelesaikan skripsi ini.

14. Sahabat saya tersayang, Nindy, Ni Luh, Anita, Fajar, Lando, dan Panji, yang

selalu mendukung dan mendoakan saya dari kejauhan.

15. Semua sahabat TK, SD, SMP, SMA-ku yang pernah mengisi kehidupan dan

mengajarkan banyak hal.

16. Orang-orang yang pernah mengisi hidupku dan mengajarkan pengalaman serta

pelajaran tentang hidup.

17. Semua kawan yang pernah menjadi teman sekelas di masa kuliah, yang telah

memberikan kebersamaan dan pelajaran hidup.

18. Kawan-kawan seperjuangan Agen 007, yang melewati suka dan duka di

jurusan Akuntansi bersama.

19. Semua pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat

penulis tulis satu per satu.

Pembuatan skripsi ini telah memberikan pengalaman dan manfaat yang besar

bagi penulis, dan penulis pun berharap semoga skripsi ini juga dapat bermanfaat bagi

orang lain. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan

kelemahan pada skripsi ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan

kritik dari pembaca agar penulis dapat menjadi lebih baik lagi.

Surakarta, 7 Oktober 2011

Penulis

Page 9: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………….....….……... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....…………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………... iv

HALAMAN MOTTO……………………………………………..…. v

KATA PENGANTAR…………………………………………….…. vi

DAFTAR ISI…………………….…………………......……..…….... ix

DAFTAR TABEL……………………...……………………..…........ xi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………….....….... xiii

ABSTRAK………………………………………………….……….... xiv

ABSTRACT…………………………………………..…….………... xv

BAB I PENDAHULUAN……...…...…………………………....... 1

A. Latar Belakang..............………...……..……………........…… 1

B. Rumusan Masalah…………………………………......…….... 7

C. Tujuan Penelitian…….………………..………………...……. 7

D. Manfaat Penelitian………………...……………...……..……. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………….......………............... 9

A. Peternakan Ayam Ras Pedaging.......................................…..... 9

B. Value Chain Analysis………...………......…......……….…..... 15

Page 10: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

C. Studi Kelayakan Bisnis..…………...................………..….….. 17

D. Aspek Ekonomi dan Keuangan Dalam Studi

Kelayakan...........................…………….......………...............

17

BAB III METODE PENELITIAN..........………….............……….. 22

A. Populasi dan Sampel….......…..…..…..…..…..…..…......……. 22

B. Jenis Data..........................................................................……. 24

C. Metode Pengumpulan Data.…..…..…..…..…..................……. 25

D. Metode Analisis Data.......................…..…..…..…..….....……. 25

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN…..…..…..…....…......... 27

A. Pelaksanaan Penelitian.............................…..…..…..….....…… 27

B. Pembahasan Hasil Penelitian..............................................…… 27

BAB V PENUTUP…..…..…..….....…....…....…....…....…....…....... 51

Simpulan…………….....……………………………................ 51

Keterbatasan Penelitian..….........…....…...…....…..............…...... 52

Saran............………………....…………………………............... 53

DAFTAR PUSTAKA………….…………………….......………….. 55

LAMPIRAN....………………....…………………………................. 57

Page 11: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel II. 1 Suhu Ideal Kandang..…..….....…....…....…....…....…...... 11

Tabel III. 1 Populasi Ayam Pedaging di Eks-Karesidenan Surakarta

Tahun 2010..…..….....…....…....…....…....…...............

22

Tabel III. 2 Distribusi Sampel..…..….....…....…....…....…....….......... 23

Tabel IV. 1 Perincian Nilai Persediaan Ayam Pedaging per 31 Juli

2011..…..….....…....…....…....…....….........…....….....

28

Tabel IV. 2 Investasi Peternakan Ayam Pedaging Per 100 Ekor

Ayam.…..….....…....…....…....…....….........…....…....

30

Tabel IV. 3 Pendapatan Peternakan Ayam Pedaging per 100 Ekor

Ayam per Periode....….........….......….........…....…....

31

Tabel IV. 4 Perincian Biaya Depresiasi Kandang per 100 Ekor Ayam

per Periode...…....…....…....…....….........…..........…...

33

Tabel IV. 5 Perincian Biaya Depresiasi Bangunan per 100 Ekor

Ayam per Periode...….........….......….........…....…......

34

Tabel IV. 6 Perincian Biaya Bahan Bakar per 100 Ekor Ayam per

Periode…..….....…....…....…....…....….........…....…....

34

Tabel IV. 7 Perincian Biaya Gaji Pegawai per 100 Ekor Ayam per

Periode…..….....…....…....…....…....….........…....…....

36

Tabel IV. 8 Perincian Biaya Listrik per 100 Ekor Ayam per Periode... 36

Tabel IV. 9 Perincian Biaya Sekam per 100 Ekor Ayam per Periode... 38

Tabel IV. 10 Perincian Biaya Tetap Peternakan Ayam Pedaging per

100 Ekor Ayam per Periode…....….........…....…..........

39

Tabel IV. 11 Perincian Biaya Pembelian DOC per 100 Ekor Ayam per

Periode..….....…....…....…....…....….........…....….......

40

Page 12: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

Tabel IV. 12 Perincian Biaya Pembelian dan Pemakaian Pakan per

100 Ekor Ayam per Periode....….........…....….............

41

Tabel IV. 13 Perincian Biaya Vaksin dan Obat per 100 Ekor Ayam per

Periode..….....…....…....…....…....….........…....….......

42

Tabel IV. 14 Perincian Biaya Variabel Peternakan Ayam Pedaging per

100 Ekor Ayam per Periode....….........…....….............

43

Tabel IV. 15 Laba Peternakan Ayam Pedaging per 100 Ekor Ayam per

Periode..….....…....…....…....…....….........…....….......

45

Tabel IV. 16 ROI Peternakan Ayam Pedaging per 100 Ekor Ayam per

Periode..….....…....…....…....…....….........…....….......

46

Tabel IV. 17 PBP Peternakan Ayam Pedaging per 100 Ekor Ayam per

Periode..….....…....…....…....…....….........…....….......

47

Tabel IV. 18 BEP Peternakan Ayam Pedaging per 100 Ekor Ayam per

Periode..….....…....…....…....…....….........…....….......

49

Page 13: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran I Kuesioner Penelitian............................................................. 58

Lampiran II Rekap Data Kuesioner …………………….................…… 60

Page 14: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

ABSTRAK

STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

Fajrika Cahyaning Dewi

NIM. F0307102 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan dari peternakan ayam ras pedaging jika ditinjau dari aspek ekonomi dan keuangannya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima buah peternakan ayam pedaging yang tersebar di beberapa area eks-Karesidenan Surakarta. Data diperoleh dengan melakukan wawancara kuesioner terhadap pemilik atau pengelelola peternakan, dan data yang digunakan seperti data keuangan peternakan bulan Juli 2011. Dalam penelitian ini telah digunakan analisis kriteria investasi, yang dilihat dari nilai ROI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh sampel termasuk dalam usaha yang layak untuk diteruskan, karena nilai rata-rata ROI yang dihasilkan sampel lebih besar dari tingkat suku bunga bank per periodenya. ROI yang dihasilkan sampel adalah 3,79% dan suku bunga bank 1,22%. Selain itu, penulis juga memperhitungkan PBP dan BEP di mana hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel peternakan membutuhkan rata-rata PBP selama 4 tahun 5 bulan untuk dapat menutup keseluruhan biaya investasinya. Selanjutnya, untuk dapat mencapai BEP sampel peternakan harus melakukan penjualan sebanyak 23 ekor per 100 ekor ayam pedaging. Kata kunci : kelayakan, peternakan ayam pedaging, ROI, PBP, BEP

Page 15: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

ABSTRACT

FEASIBILITY STUDY OF BROILER RACE FARM OBSERVED FROM ECONOMICS AND FINANCIAL ASPECT

Fajrika Cahyaning Dewi

NIM. F0307102

The purpose of this researsch is to find out about feasibility of broiler race farm if being observed from economics and financial aspect. The samples which used in this research were five broiler farms which spread in some areas of ex-Karesidenan Surakarta. Data was collected by doing questionnaire interview to the owner or manager of the farm, and data which be used like farm’s financial data on July 2011. In this research have used the analysis of investment criteria, which was seen from value of ROI. The results of this research showed that all of the samples were categorized as feasible to be forwarded, because the average value of ROI was bigger than their bank interest rate per period. It means that ROI was 3,79% and interest rate was 1,22%. Besides, the writer also calculated PBP and BEP where the results of this research showed that samples need average of PBP for 4 years and 5 months to cover all of the invenstment costs. Moreover, to reach BEP samples must sale 23 broilers per 100 broilers. Keywords : feasibility, broiler farm, ROI, PBP, BEP

Page 16: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia merupakan negara yang belum mengkonsumsi daging

dengan cukup, Krissantono (2010) menyatakan bahwa konsumsi daging ayam di

Indonesia hanya 4,8 kg per kapita per tahun, sedangkan untuk konsumsi telur sebanyak

50 butir per kapita per tahun. Apabila data tersebut dibandingkan dengan Negara

ASEAN lainnya, maka konsumsi daging dan telur ayam di Indonesia masih jauh

tertinggal. Khomsan (2010) menyatakan bahwa jumlah konsumsi daging ayam

Indonesia yang hanya 4,8 kg per kapita per tahun adalah seperdelapan konsumsi

Malaysia yang mencapai angka 38 kg per kapita per tahun, dan seperenam jika

dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 28 kg per kapita per tahunnya. Tidak

hanya konsumsi daging ayam yang rendah, konsumsi telur Indonesia pun rendah,

seperti yang dinyatakan Khomsan (2010), dengan jumlah penduduk yang besar,

konsumsi telur yang hanya 50 butir per kapita per tahun sangat kecil jika dibandingkan

dengan Jepang yang sebanyak 269 butir dan Inggris yang mencapai angka 290 butir

per kapita per tahunnya.

Rendahnya konsumsi daging dan telur ayam merupakan hal yang kurang baik,

karena daging dan telur ayam merupakan sumber protein yang dibutuhkan tubuh, dan

rendahnya tingkat konsumsi Indonesia mengindikasikan bahwa konsumsi protein

masyarakat Indonesia masih sangat kurang. Telah diketahui bahwa protein memegang

peranan yang sangat penting bagi kesehatan manusia, protein antara lain berperan

penting dalam perkembangan sel otak, memelihara dan mengganti sel yang rusak, dan

sangat berkaitan dengan tingkat intelektualitas seseorang. Peranan tersebut tidak dapat

Page 17: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

tergantikan oleh zat nutrisi lainnya, oleh karena itu protein harus ada dalam makanan

manusia.

Kebutuhan protein bagi manusia berbeda-beda tergantung kepada umur, jenis

aktivitas, dan faktor lainnya. Komposisi kebutuhan protein sebaiknya 25% dipenuhi

dari hewan, dan 75% dari protein nabati. Protein yang berasal dari hewan sangat

penting bagi manusia karena komposisi asam aminonya lebih seimbang dibandingkan

protein nabati. Selain itu, protein hewani merupakan sumber mineral penting, sumber

vitamin B12 yang tidak terdapat dalam produk nabati, dan yang lebih penting adalah

memiliki rasa yang lebih lezat. Kebutuhan protein dari hewani dapat dipenuhi hewan

air, yaitu ikan dan produk air lainnya, serta hewan ternak, seperti ayam, kambing, dan

sapi. Dari berbagai sumber protein tersebut, daging dan telur yang berasal dari ayam

merupakan sumber protein yang mudah ditemukan dan memiliki harga yang mudah

dijangkau. Namun jika melihat dari tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap

daging dan telur ayam yang merupakan sumber protein masih rendah, menandakan

bahwa masyarakat Indonesia masih kekurangan asupan protein, padahal daging dan

telur ayam merupakan sumber protein yang mudah didapatkan.

Ali Khomsan (2010) juga menyatakan, bahwa kurangnya asupan protein yang

cukup akan membuat seseorang berpikir lambat dan memiliki perkembangan otak

tidak optimal, dan dalam jangka panjang tertentu akan berdampak pada negara karena

minimnya SDM berkualitas. Dampak dari rendahnya tingkat konsumsi masyarakat

Indonesia terhadap daging dan telur akan menimbulkan akibat yang tidak baik

terhadap negara Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu, Pemerintah menargetkan agar

dalam lima tahun ke depan konsumsi daging ayam di Indonesia bisa mencapai 7 kg per

kapita per tahun, dan telur mencapai 8 kg per kapita per tahun.

Page 18: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Jika melihat rendahnya konsumsi masyarakat terhadap daging dan telur ayam

serta upaya Pemerintah untuk meningkatkan konsumsi tersebut, tentunya ini

merupakan suatu peluang bagi para pengusaha perunggasan untuk mendukung

peningkatan konsumsi ayam di Indonesia. Indonesia memiliki penduduk yang banyak,

dan pendapatan masyarakat diperkirakan akan terus meningkat, tentunya faktor ini

akan mendorong peningkatan konsumsi daging dan telur ayam. Retnani et al. (2009)

menyatakan bahwa peningkatan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat yang diikuti

dengan kesadaran akan gizi menyebabkan permintaan produk hewani menjadi tinggi.

Tentunya faktor tersebut akan mendorong peningkatan konsumsi daging dan telur

ayam, dan hal ini merupakan indikasi yang baik bagi para pengusaha ternak untuk

menjalankan usaha ternak.

Apabila melihat kondisi Indonesia saat ini, usaha ternak merupakan usaha yang

memiliki prospek yang cukup baik, terutama peternakan unggas. Suprihatin (2008)

menyatakan, komoditas unggas mempunyai prospek pasar yang baik karena didukung

oleh karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang

sebagian besar muslim, harga yang relatif murah dengan akses yang mudah karena

sudah merupakan barang publik, dan merupakan pendorong utama penyediaan protein

hewani nasional.

Peternakan unggas yang namanya melambung adalah peternakan ayam, baik

untuk ayam pedaging maupun petelur. Permintaan ayam pedaging (broiler) merupakan

permintaan unggas yang tertinggi dibandingkan dengan unggas lainnya, baik di dalam

negeri maupun di luar negeri. Selain terjadi di Indonesia, permintaan yang tinggi

terhadap broiler juga terjadi di negara-negara lain, di Botswana, broiler lebih populer

dibandingkan dengan ayam petelur, karena broiler memiliki siklus produksi yang lebih

singkat jika dibandingkan dengan produksi telur, dengan demikian menawarkan

Page 19: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pengembalian investasi yang lebih cepat (Badubi et al., 2004). Ali dan Mufazzal

(2010) menyatakan bahwa daging ayam lebih dapat diterima oleh semua jenis

konsumen di Bangladesh, tanpa ada batasan kasta dan agama, sehingga menyebabkan

permintaan terhadap broiler menjadi tinggi.

Jayanata dan Harianto (2011) menyatakan, di Indonesia bisnis broiler

menjanjikan karena permintaannya semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring

dengan pertambahan jumlah penduduk. Sebagai contoh adalah permintaan broiler di

DKI Jakarta pada tahun 2010 telah mencapai lebih dari satu juta ekor per hari. Jumlah

di DKI Jakarta tersebut merupakan 25 – 30% dari jumlah permintaan nasional, dan

dari perkiraan tersebut dapat dihitung kebutuhan pasokan broiler secara nasional

sekitar 4,8 – 5 juta ekor per harinya. Permintaan semakin meningkat pada saat khusus,

seperti hari raya, permintaan dapat meningkat sampai 50%. Selain karena jumlah

permintaan dalam negeri yang berjumlah banyak, usaha ternak ayam broiler juga

menarik karena usaha ini adalah sebagai salah satu komoditas yang mempunyai

potensi ekspor.

Peningkatan jumlah permintaan broiler di Indonesia dari tahun ke tahun

menurut Jayanata dan Harianto (2011: 4) disebabkan oleh faktor-faktor berikut:

1. Jumlah penduduk yang terus bertambah jelas meningkatkan konsumsi bahan

pangan protein hewani, termasuk ayam.

2. Ayam merupakan sumber protein hewani yang digemari mayoritas masyarakat

Indonesia. Daging ayam mudah didapatkan dan harganya terjangkau, selain itu

pengolahannya relatif mudah.

3. Semakin banyak restoran (rumah makan) yang menyajikan menu yang berasal

dari ayam.

Page 20: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Selain karena faktor-faktor tersebut, Jatmiko (2010) menyatakan kekaguman orang

dan minat pemodal terhadap broiler mulai muncul setelah mengetahui bahwa broiler

dapat dijual pada umur 35-40 hari, dan pada umur itu bobot badan broiler hampir

sama dengan bobot badan ayam kampung yang berumur satu tahun. Masyarakat

Indonesia juga mengenal ayam broiler sebagai saingan ayam kampung karena

mempunyai rasa yang khas, empuk, dan dagingnya banyak. Dan daging ayam broiler

merupakan salah satu produk hewani yang paling digemari masyarakat (Retnani et al.,

2009). Daging broiler sudah banyak dikonsumsi oleh lapisan masyarakat, oleh karena

itu, upaya meningkatkan gizi masyarakat melalui protein hewani akan lebih murah dan

efektif dengan cara mengembangkan peternakan broiler (Ilham et al., 2002).

Permintaan yang tinggi akan broiler merupakan isyarat yang baik bagi para

peternak ayam pedaging agar memperluas usahanya, atau bagi para peminat usaha

ternak ayam pedaging agar segera memulai usahanya. Dan sepertinya para pengusaha

Indonesia telah menanggapi permintaan yang tinggi tersebut, dan didukung dengan

waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak

baru serta peternak musiman yang bermunculan di berbagai wilayah Indonesia,

termasuk di daerah eks-Karesidenan Surakarta, yaitu Surakarta, Karanganyar ,

Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, dan Klaten.

Jumlah peternakan ayam di Karesidenan Surakarta sudah cukup banyak, baik

untuk ayam pedaging dan petelur sudah tersebar di beberapa area eks-Karesidenan

Surakarta, namun untuk ayam DOC (Daily Old Chicken) belum ada. Peternakan yang

berada di eks-Karesidenan Surakarta akan menjadi sumber penghasil daging dan telur

ayam yang dikonsumsi masyarakat eks-Karesidenan Surakarta. Karena konsumsi

masyarakat eks-Karesidenan Surakarta terhadap daging dan telur ayam cukup tinggi,

maka peternakan ayam yang menjadi pemasok kebutuhan masyarakat tersebut

Page 21: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

haruslah memiliki kinerja dan hasil penilaian yang baik. Untuk dapat mengetahui

kelayakan dari peternakan yang berada di eks-Karesidenan Surakarta maka haruslah

dilakukan studi kelayakan bisnis, studi ini akan menentukan apakah peternakan di eks-

Karesidenan Surakarta layak untuk melanjutkan usaha atau tidak. Karena permintaan

masyarakat terhadap ayam pedaging menempati urutan yang paling tinggi, maka

penulis berpendapat agar dilakukan studi kelayakan bisnis terhadap peternakan ayam

pedaging yang berada di eks-Karesidenan Surakarta.

Penelitian kelayakan bisnis terhadap peternakan ayam pedaging telah

dilakukan, salah satunya adalah yang dilakukan Pratiwi (2008) terhadap satu usaha

ternak ayam ras pedaging di Kecamatan Grobogan dengan ditinjau dari segi ekonomi

dan keuangan, hasilnya menyatakan bahwa usaha ternak tersebut layak untuk terus

dijalankan. Sedikit berbeda dengan hasil penelitian tersebut, penelitian sejenis yang

dilakukan oleh Jatmiko (2010) pada Dinas Aneka Usaha Ternak di Desa Dawung,

Sragen, memberikan hasil bahwa usaha ini menunjukkan kerugian, tetapi layak untuk

dijalankan. Sedangkan hasil penelitian dari Nasarudin (2009) yang dilakukan pada

usaha ternak ayam potong di wilayah Parung Hijau menyatakan bahwa dilihat dari

aspek ekonomi, kinerja marketing secara umum menunjukkan status berwarna kuning,

berarti usaha ini masih layak untuk dijalankan namun kinerja marketing perlu

ditingkatkan.

Karena permintaan terhadap ayam broiler di Karesidenan Surakarta lebih besar

dibandingkan jenis ayam lainnya dan mengacu pada penelitian-penelitian tersebut,

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian sejenis terhadap wilayah

Karesidenan Surakarta, dan penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Studi

Kelayakan Peternakan Ayam Ras Pedaging Ditinjau dari Aspek Ekonomi dan

Keuangan”.

Page 22: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. RUMUSAN MASALAH

Jika mengacu pada topik mengenai studi kelayakan bisnis industri peternakan

ayam pedaging yang berada di eks-Karesidenan Surakarta tersebut, maka dapat dibuat

perumusan masalah yaitu, apakah peternakan ayam ras pedaging yang berada di area

eks-Karesidenan Surakarta layak diteruskan atau tidak bila ditinjau dari aspek ekonomi

dan keuangan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

industri peternakan ayam ras pedaging yang berada di eks-Karesidenan Surakarta

layak atau tidak jika dilihat dari aspek ekonomi dan keuangannya.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini memberikan kontribusi sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Penelitian ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi penulis, berupa

wawasan dan pengetahuan baru mengenai usaha peternakan ayam ras pedaging,

serta penerapan dan pengaplikasian nyata akan ilmu yang selama ini diperoleh di

bangku kuliah.

2. Bagi pengusaha dan pemilik modal

Manfaat yang diperoleh pengusaha atau para pemilik modal dari penelitian

ini adalah sebagai salah satu dasar untuk mengetahui kelayakan usaha yang selama

ini dijalankan, yang dapat dijadikan pertimbangan untuk kelangsungan usaha

tersebut, serta untuk peningkatan kinerja yang sudah ada.

Page 23: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

3. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan bagi peneliti

selanjutnya yang memiliki tema yang sama dengan penelitian ini.

Page 24: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING

Ayam ras pedaging disebut juga broiler, merupakan jenis ras unggulan hasil

persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi,

terutama dalam memproduksi daging ayam. Hingga saat ini ayam broiler telah dikenal

masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya, seperti hanya dalam waktu

singkat sudah dapat dipanen, ayam broiler merupakan ayam pedaging yang mengalami

pertumbuhan pesat pada umur 1 – 5 minggu. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif

singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang

bermunculan di berbagai wilayah Indonesia.

1. Jenis Ayam Pedaging

Para peternak ayam pedaging di Indonesia yang jumlahnya cukup banyak

tidak akan menghadapi kesulitan dalam menentukan pilihannya terhadap jenis

ayam ras pedaging, karena jenis ayam pedaging yang beredar di pasaran Indonesia

sudah banyak, sehingga para peternak dapat memilih jenis ayam pedaging yang

mana yang akan dijadikan ternak. Meskipun terdapat berbagai jenis ayam pedaging

yang beredar di Indonesia, namun pada dasarnya berbagai jenis ayam pedaging

tersebut memiliki daya produktifitas yang relatif sama. Jadi seandainya terdapat

perbedaan di antara berbagai jenis ayam pedaging tersebut, perbedaannya tidaklah

terlalu mencolok atau sangat kecil sekali.

Dalam menentukan pilihan jenis ayam pedaging apa yang akan dipelihara,

para peternak harus cermat dan teliti. Peternak dapat meminta daftar produktifitas

atau prestasi bibit yang dijual di poultry shop untuk dijadikan sebagai dasar

Page 25: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

pertimbangan untuk menentukan pilihan terhadap jenis ayam pedaging. Adapun

beberapa jenis ayam pedaging yang beredar di pasaran Indonesia adalah sebagai

berikut: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett,

Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum,

Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall

”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, dan CP 707.

2. Teknis Budidaya Ayam Pedaging

Sebelum memulai usaha beternak, peternak harus menentukan lokasi yang

tepat untuk beternak. Lokasi yang baik untuk beternak adalah sebagai berikut:

a. Lokasi yang cukup jauh dari keramaian atau perumahan penduduk.

b. Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.

c. Lokasi terpilih bersifat menetap.

Setelah memiliki lokasi untuk beternak, maka peternak harus memahami

dan memenuhi hal-hal berikut agar dapat menghasilkan hasil ternak yang

maksimal:

a. Pemilihan bibit

Bibit ayam pedaging yang baik mempunyai ciri yang sehat dan aktif

bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan

mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih, serta lubang kotoran (anus)

bersih.

b. Kondisi teknis yang ideal

1) Lokasi kandang

Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk,

mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya

membujur dari timur ke barat.

Page 26: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2) Pergantian udara dalam kandang

Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan

karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi

kandang harus baik.

3) Suhu udara dalam kandang

Suhu ideal kandang sesuai umur dapat dilihat di Tabel II. 1:

Tabel II. 1

Suhu Ideal Kandang

Umur (Hari) Suhu (ºC)

1-7 34-32

8-14 29-27

15-21 26-25

22-28 24-23

29-35 23-21

4) Kemudahan mendapatkan sarana produksi

Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana

peternakan.

c. Tata laksana pemeliharaan

1) Perkembangan

Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga

kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk

pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang

yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2,

lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang

hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun,

Page 27: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan

mudah terserang penyakit.

2) Pakan

Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan ayam pedaging. Pakan

yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan

ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga

pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi.

Pemberian pakan menggunakan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak

dibatasi).

3) Vaksinasi

Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke

tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi

dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin

ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui

suntikan atau air minum. Selain vaksin-vaksin tersebut, juga terdapat

vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo.

4) Teknis Pemeliharaan

a) Minggu pertama (hari ke-1 – 7).

DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air

minum hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/liter

air minum atau VITERNA Plus dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari

dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi.

Sedangkan untuk pakan dapat diberikan dengan kebutuhan 13 gr per

ekor atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah

kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan

Page 28: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran

kecil (crumbles).

b) Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen

Air minum yang diberikan sudah berupa air dingin dengan

penambahan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum atau

VITERNA Plus dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat

pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama

dilaksanakan pada hari ke-4.

c) Minggu kedua (hari ke-8 – 14)

Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan

seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa

dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33

gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.

d) Minggu ketiga (hari ke-15 – 21)

Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang

terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100

ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang

kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau

air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak

diberi air minum untuk beberapa saat dahulu, agar ayam benar-benar

merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin

sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah

POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.

Page 29: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

e) Minggu keempat (hari ke-22 – 28)

Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena

bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat

badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan

yang normal mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan

pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol

terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam

mulai rentan terhadap penyakit.

f) Minggu kelima (hari ke-29 – 35)

Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tata laksana

lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah

tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk

menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor

atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan

sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik

mencapai 1,8 - 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat

dipanen.

g) Minggu keenam (hari ke-36 – 42)

Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih

tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus

dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah

mencapai bobot 2,25 kg.

Page 30: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3. Manfaat Beternak Ayam Pedaging

Manfaat yang dapat diperoleh dari beternak ayam ras pedaging antara lain

sebagai:

a. Penyediaan kebutuhan protein hewani.

b. Pengisi waktu luang di masa pensiun.

c. Pendidikan dan latihan keterampilan di kalangan remaja.

d. Tabungan di hari tua.

e. Mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif).

B. VALUE CHAIN ANALYSIS

Womack et al. (1990) dalam Widarsono (2005) mendefinisikan Value Chain

Analysis (VCA) sebagai berikut:

“ …..is a technique widely applied in the fields of operations management,

process engineering and supply chain management, for the analysis and

subsequent improvement of resource utilization and product flow within

manufacturing processes.”

Sedangkan Shank and Govindarajan (1992); Porter (2001) juga dalam

Widarsono (2005), mendefinisikan value chain analysis sebagai alat untuk memahami

rantai nilai yang membentuk suatu produk. Rantai nilai ini berasal dari seluruh

aktivitas yang dilakukan, mulai dari pengadaan bahan baku hingga sampai ke tangan

konsumen, termasuk juga pelayanan purna jual.

Jika mengacu pada pengertian-pengertian tersebut, maka value chain analysis

terhadap industri peternakan ayam adalah sebagai berikut:

Page 31: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

1. Ayam yang diternak (baik untuk ras pedaging maupun petelur) berasal dari telur.

2. Selanjutnya ayam tersebut dierami dan ditetaskan, sehingga dihasilkan ayam DOC

(Daily Old Chicken). DOC yang sudah lahir terbagi menjadi dua jenis, yaitu DOC

ayam ras pedaging dan ras petelur, jenis ras tergantung dari tujuan DOC tersebut

ditetaskan.

3. Para peternak akan memasok DOC sebagai bibit usaha ternak mereka, DOC yang

dipilih disesuaikan dengan usaha peternak, DOC pedaging untuk usaha ayam

broiler, dan DOC petelur untuk usaha ayam petelur.

4. Bibit DOC tersebut selanjutnya dipelihara dan dikembangkan sebagai ayam

pedaging atau petelur hingga mencapai masa panen sesuai dengan kriteria

peternak.

5. Setelah dipelihara sebagai ayam pedaging atau petelur, kemudian ayam-ayam

tersebut dapat dipanen dan diperoleh hasilnya. Hasil yang diperoleh adalah daging

untuk ayam jenis pedaging, dan telur untuk ayam petelur.

6. Daging yang dihasilkan oleh ayam jenis pedaging akan dipasarkan dan dijual

kepada masyarakat luas, yang akan mengkonsumsinya untuk memenuhi kebutuhan

gizinya (protein hewani). Konsumsi ini dapat dilakukan oleh keluarga-keluarga,

ataupun industri-industri seperti restaurant, catering, rumah makan cepat saji, dan

jenis-jenis usaha lainnya yang memerlukan daging ayam. Jika daging ayam yang

berasal dari ayam ras pedaging akan dikonsumsi oleh masyarakat, maka telur yang

berasal dari ayam petelur juga akan dijual kepada masyarakat yang membutuhkan

telur untuk memenuhi kebutuhan proteinnya, dan sama seperti ayam pedaging,

konsumsi terhadap telur mungkin dilakukan oleh keluarga-keluarga ataupun usaha-

usaha yang memerlukan telur.

Page 32: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

C. STUDI KELAYAKAN BISNIS

Studi kelayakan proyek atau bisnis adalah penelitian yang menyangkut

berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan

pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek ekonomi dan

keuangannya, di mana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan

hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat

dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditidakjalankan (Wikipedia, 2011). Sedangkan

Ibrahim (2009: 1) menyatakan bahwa studi kelayakan bisnis merupakan bahan

pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari

suatu gagasan usaha atau proyek yang direncanakan. Dalam penelitian ini, untuk dapat

menentukan apakah peternakan ayam pedaging yang berada di eks-karesidenan

Surakarta layak atau tidak, penulis akan melihat dari aspek ekonomi dan keuangannya.

D. ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN DALAM STUDI KELAYAKAN

Untuk melakukan uji kelayakan bisnis terhadap peternakan ayam pedaging

yang tersebar di eks-Karesidenan Surakarta, penulis akan menggunakan aspek

ekonomi dan keuangan untuk menentukan kelayakan industri tersebut. Penilaian dari

aspek ekonomi dan keuangan menyangkut dengan hal-hal berikut:

1. Investasi

Jumlah dan investasi apa saja yang diperlukan dalam rencana kegiatan

usaha atau proyek yang akan dikerjakan harus jelas, baik mengenai jumlah dan

jenisnya, maupun harga dari masing-masing investasi. Biaya investasi adalah biaya

yang diperlukan dalam pembangunan usaha atau proyek, terdiri atas pengadaan

tanah, gedung, mesin, peralatan, biaya pemasangan, biaya feasibility study, dan

biaya lainnya yang berhubungan dengan pembangunan proyek. Investasi juga

Page 33: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dapat diartikan sebagai keseluruhan jumlah biaya pembangunan awal dan modal

kerja yang dibutuhkan sampai suatu usaha dapat beroperasi dan menghasilkan

produknya.

2. Pendapatan

Pendapatan merupakan arus masuk yang menambah harta bersih (ekuitas)

dari seluruh transaksi yang bersifat peripheral atas kegiatan operasional pokok

entitas dalam satu periode tertentu. Dalam SAK, IAI (2007: 23.1) menyatakan

bahwa pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang

biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa

(fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa. Jenis pendapatan yang diperoleh dari

usaha peternakan ayam ras pedaging adalah penjualan atas ayam pedaging.

Pendapatan atau benefit yang diterima dari usaha atau proyek yang harus benar-

benar dapat diperhitungkan secara benar sehingga keputusan yang diambil untuk

periode berikutnya dapat dipertanggungjawabkan.

3. Biaya

Biaya merupakan arus keluar yang mengurangi harta bersih (ekuitas) dari

seluruh transaksi yang bersifat peripheral atas kegiatan operasional pokok entitas

dalam satu periode tertentu. IAI (2007: 13) mendefinisikan beban sebagai

penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus

keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan

kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Istilah biaya

dan beban yang tersebut di atas memiliki pengertian yang sama. Perhitungan biaya

ini harus disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga tidak ada unsur biaya

yang tertinggal.

Page 34: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan

biaya tidak tetap (variable cost), dan biaya semi variabel (semi vaiable cost). Biaya

tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh

perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu,

contohnya adalah biaya depresiasi, asuransi, dan bahan bakar. Sedangkan biaya

variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding

(proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan

maka semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan

maka semakin rendah pula jumlah biaya variabelnya, contoh biaya variabel adalah

biaya bahan baku. Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan

berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya

tidak sebanding, contohnya adalah biaya listrik. Karena perilaku biaya semi

variabel mendekati perilaku biaya tetap, maka biaya semi variabel diasumsikan

sebagai biaya tetap.

4. Laba

Laba adalah keuntungan bersih yang diperoleh dari pengurangan jumlah

keseluruhan pendapatan yang diperoleh dengan keseluruhan biaya operasional

setiap periodenya. Laba usaha dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Laba = Pendapatan – Biaya

5. Analisis Kriteria Investasi

Analisis kriteria yang dimaksud ini adalah mengadakan perhitungan

mengenai feasible atau tidaknya usaha atau proyek yang dikembangkan dilihat dari

segi kriteria investasi. Analisis ini sangat diperlukan apabila usaha yang

direncanakan dalam bentuk jenis kegiatan produksi. Analisis kriteria dilihat dari

segi berikut ini:

Page 35: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

a. Return on Investment (ROI)

Return on Investment (ROI) adalah kriteria investasi yang digunakan

untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyediaan pendanaan ekuitas dan

utang, yaitu investor dan kreditur. Rasio ini digunakan untuk melakukan

analisis profitabilitas dari suatu usaha atau proyek. ROI digunakan untuk

membandingkan laba atas investasi antara investasi-investasi yang sulit

dibandingkan dengan menggunakan nilai moneter. Sebagai contoh, suatu

investasi senilai Rp1.000.000 yang menghasilkan bunga Rp50.000 jelas

memberikan lebih banyak uang daripada investasi senilai Rp100.000 yang

memberikan bunga Rp20.000, tetapi investasi Rp100.000 memberikan ROI

yang lebih besar. Semakin tinggi ROI sebuah usaha atau proyek, maka proyek

tersebut semakin bagus kinerjanya. Rumus dari ROI adalah sebagai berikut:

Investasi TotalBersih Laba

ROI =

b. Pay Back Period (PBP)

Pay back period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat

menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas bersih

(net cash flows). Dengan demikian PBP dari suatu investasi menggambarkan

panjangnya waktu yang dibutuhkan agar dana yang tertanam pada suatu

investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Ibrahim (2009: 154) menyatakan

bahwa semakin cepat pengembalian biaya investasi sebuah proyek, semakin

baik proyek tersebut, karena semakin lancar perputaran modalnya. Berikut ini

adalah formula untuk menghitung pay back period:

TahunanBersih Masuk KasAliran

dibutuhkan yang Investasi PBP =

Page 36: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

c. Break-Even Point (BEP)

Analisa break-even adalah suatu teknik untuk mempelajari hubungan

antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan, dan volume kegiatan (Rianto,

2010: 359). Sedangkan break-even point adalah titik pulang pokok di mana

total revenue = total cost, sehingga perusahaan tidak mendapatkan keuntungan

atau menderita kerugian. Semakin lama sebuah perusahaan mencapai titik

pulang pokok, semakin besar saldo rugi karena keuntungan yang diterima

masih menutupi segala biaya yang telah dikeluarkan.

Perhitungan break-even point dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus aljabar, dan dapat dlakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Break-even point atas dasar kuantitas (Quantity).

BEP (Q) VCP

FC-

=

2) Break-even point atas dasar sales dalam Rupiah.

BEP (Rupiah)

PVC

FC

-=

1

Keterangan:

Q = Quantity (Kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual).

FC = Fixed Cost (Biaya tetap).

P = Price (Harga jual per unit).

VC = Variable Cost (Biaya variabel per unit).

Page 37: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal yang

ingin diteliti oleh penulis (Sekaran, 2006). Populasi yang diteliti oleh penulis

adalah peternakan-peternakan ayam ras pedaging yang berlokasi di wilayah eks-

Karesidenan Surakarta, yaitu Surakarta, Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo,

Wonogiri, Sragen, dan Klaten. Jumlah populasi peternakan ayam pedaging yang

terdaftar di wilayah-wilayah tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel III. 1

Populasi Ayam Pedaging di Eks-Karesidenan Surakarta Tahun 2010

No Kabupaten

Atau Kota Jumlah (Ekor)

1 Kab. Boyolali 847.025

2 Kab. Klaten 1.143.777

3 Kab. Sukoharjo 4.397.284

4 Kab. Wonogiri 220.500

5 Kab. Karanganyar 2.574.500

6 Kab. Sragen 3.163.934

7 Kota Surakarta 12.000

Jumlah 12.359.020

Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah

Informasi pada Tabel III. 1 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan

populasi ayam pedaging yang berada di 6 Kabupaten dan 1 Kota di area eks-

Karesidenan Surakarta pada tahun 2010 lalu adalah sejumlah 12.359.020 ekor

Page 38: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

ayam. Data tersebut tersebut adalah untuk tahun 2010, dikarenakan data untuk

tahun 2011 belum tersedia.

2. Sampel

Sampel adalah sekelompok atau sebagian dari populasi, sampel terdiri atas

sejumlah anggota yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2006). Kriteria atas sampel

yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

a. Peternakan ayam pedaging

b. Berlokasi di area eks-Karesidenan Surakarta

c. Dapat memberikan data yang wajar

Dari penyebaran kuesioner dan observasi yang dilakukan oleh penulis

terhadap beberapa sentra peternakan ayam pedaging di eks-Karesidenan Surakarta,

terdapat beberapa peternakan yang sesuai kriteria dan bersedia untuk memberikan

data yang dibutuhkan, dengan distribusi sebagai berikut:

Tabel III. 2

Distribusi Sampel

No Nama Peternakan Lokasi Kapasitas Kandang

(Ekor)

1 Peternakan Krismanto Sambi, Boyolali 4.500

2 Peternakan Kasti Sambi, Boyolali 6.000

3 Peternakan Joko S. Tasik Madu, Karanganyar 9.000

4 Peternakan Agus S. Gondangrejo, Karanganyar 5.000

5 Peternakan Leman A Gondangrejo, Karanganyar 32.000

Tabel III. 2 menunjukkan bahwa kapasitas setiap sampel peternakan

berbeda-beda, dan apabila dijumlah akan menghasilkan kapasitas keseluruhan

sebanyak 56.500 ekor ayam. Jumlah tersebut tidak terlalu banyak apabila

dibandingkan dengan jumlah populasi ayam yang terdapat di eks-Karesidenan

Surakarta yang sebanyak 12.359.020 ekor ayam. Penulis mengalami sedikit

Page 39: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

kesulitan dalam memperoleh jumlah sampel yang cukup, dikarenakan para

pengelola peternakan yang telah didatangi penulis cenderung menolak untuk

memberikan informasi mengenai data keuangan peternakan karena mereka merasa

bahwa data tersebut adalah rahasia.

B. JENIS DATA

1. Data Primer

Sekaran (2006) menyatakan bahwa data primer merupakan data mengacu

pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan

dengan variabel minat untuk tujuan spesifik suatu studi. Penelitian yang dilakukan

oleh penulis menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner yang

diberikan kepada pemilik atau pengelola peternakan ayam pedaging (broiler) yang

tersebar di eks-Karesidenan Surakarta, di mana pengisian kuesioner dilakukan

dengan metode wawancara. Selain pemberian kuesioner, penulis juga melakukan

pengamatan terhadap peternakan ayam pedaging yang diteliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh seseorang,

dan bukan peneliti yang melakukan studi mutakhir (Sekaran, 2006). Data sekunder

dapat berupa data internal atau eksternal organisasi dan diakses melalui internet,

penelusuran dokumen, atau publikasi informasi. Data sekunder yang dipakai oleh

penulis adalah literatur-literatur seperti buku, majalah, dan jurnal-jurnal ilmiah

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti penulis yang dapat diperoleh dari

internet maupun perpustakaan.

Page 40: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

C. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

dengan cara memberikan kuesioner kepada pemilik atau pengelola peternakan ayam

pedaging (broiler) yang tersebar di eks-Karesidenan Surakarta. Pengisian kuesioner

dilakukan penulis dengan cara wawancara atas pertanyaan-pertanyaan yang tertera di

kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan kepada para pemilik peternakan

berkisar mengenai data inventaris peternakan, biaya-biaya yang dikeluarkan selama

proses produksi, dan penjualan yang terjadi setelah masa panen.

D. METODE ANALISIS DATA

Agar dapat mengetahui kelayakan bisnis peternakan ayam pedaging yang

tersebar di eks-Karesidenan Surakarta, penulis akan menggunakan salah satu dari

aspek studi kelayakan bisnis, yaitu aspek ekonomi dan keuangan. Dalam aspek

ekonomi dan keuangan yang dianalisa adalah:

1. Investasi.

2. Pendapatan.

3. Biaya.

4. Laba.

5. Kriteria investasi yang dilihat dari segi Return on Investment (ROI), Pay Back

Period (PBP), dan Break-Even Point (BEP).

Untuk dapat menentukan kelayakan bisnis peternakan ayam pedaging yang

tersebar di Karesidenan Surakarta, penulis akan melakukan analisis dengan cara

menghitung kriteria-kriteria investasi berikut ini:

Page 41: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

1. Return on Investment (ROI)

Semakin tinggi ROI sebuah usaha atau proyek, maka proyek tersebut

semakin bagus kinerjanya, dan proyek tersebut semakin layak. Suatu usaha

dikatakan layak apabila ROI lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku pada

saat usaha tersebut diusahakan. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat

suku bunga pinjaman bank responden pada saat survey dilaksanakan. Apabila ROI

> tingkat suku bunga pinjaman, berarti proyek layak, sedangkan jika ROI < tingkat

suku bunga pinjaman, proyek tidak feasible (layak).

2. Pay Back Period (PBP)

PBP dapat digunakan untuk menilai kualitas sebuah proyek, semakin

cepat pengembalian investasi sebuah proyek, maka semakin baik proyek tersebut.

3. Break-Even Point (BEP)

Semakin lama sebuah proyek mencapai break-even point, semakin besar

saldo rugi karena keuntungan yang diterima masih menutupi segala biaya yang

telah dikeluarkan. Sehingga akan lebih baik apabila sebuah proyek semakin cepat

dalam mencapai BEP-nya.

Page 42: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan oleh penulis dilaksanakan pada Bulan Juli-Agustus

2011, yaitu dengan melakukan pemberian kuesioner kepada beberapa pemilik atau

pengelola peternakan ayam pedaging yang tersebar di eks-Karesidenan Surakarta,

tepatnya di Kabupaten Boyolali dan Karanganyar. Dari kedua kabupaten tersebut,

penulis memperoleh data dari 5 buah peternakan ayam pedaging, yaitu Peternakan

Krismanto dan Peternakan Kasti yang terletak di daerah Sambi, Boyolali, serta

Peternakan Joko S., Peternakan Agus S., dan Peternakan Leman A. yang berlokasi di

daerah Tasik Madu dan Gondangrejo, Karanganyar.

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Studi kelayakan merupakan cara untuk menentukan apakah suatu usaha atau

proyek layak untuk terus dijalankan atau tidak. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan salah satu aspek dalam menentukan kelayakan yaitu aspek ekonomi dan

keuangan. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dan diolah oleh penulis, berikut

adalah pembahasan mengenai kelayakan usaha peternakan ayam pedaging yang

tersebar di eks-Karesidenan Surakarta apabila dilihat dari segi ekonomi dan keuangan:

1. Investasi

Dalam pembangunan sebuah peternakan ayam pedaging, peternak harus

mempersiapkan investasi berupa aktiva-aktiva yang terkait dengan pembangunan

dan pelaksanaan usaha tersebut. Aktiva-aktiva yang terkait dengan pembangunan

usaha antara lain adalah tanah, kandang ayam, gudang penyimpanan dan mess

Page 43: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

untuk pegawai, sarana transportasi seperti mobil ataupun motor, serta

perlengkapan kandang lainnya seperti tempat makan, tempat minum, pemanas,

dan terpal. Selain aktiva-aktiva tersebut, aktiva-aktiva yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan usaha setiap periodenya juga harus diperhitungkan, seperti kas yang

digunakan untuk pembayaran gaji pegawai dan listrik, piutang usaha, serta

persediaan ayam, konsentrat, vaksin dan obat, bahan bakar, dan juga sekam. Jadi,

untuk menjalankan sebuah usaha peternakan ayam, peternak harus menyediakan

aktiva-aktiva untuk investasi tersebut.

Jumlah dan jenis investasi yang dimiliki oleh sampel dalam penelitian ini

berbeda-beda, dipengaruhi oleh kapasitas peternakan dan juga kemampuan

pemilik peternakan dalam mendanai pembangunan peternakan. Mayoritas jumlah

investasi yang ada dipengaruhi oleh kapasitas peternakan, tetapi untuk investasi

yang berupa persediaan ayam, perbedaan jumlah yang ada disebabkan oleh

jumlah umur ayam pada saat penelitian dilakukan. Tabel IV. 1 berikut ini berisi

rincian mengenai nilai persediaan ayam pedaging, di mana ditunjukkan bahwa

jumlah nilai total persediaan ayam seluruh sampel peternakan ayam pedaging per

31 Juli 2011 adalah sebesar Rp634.552.455,00, dengan jumlah ayam keseluruhan

sebanyak 56.500 ekor dan rata-rata umur ayam adalah 13 hari:

Tabel IV. 1

Perincian Nilai Persediaan Ayam Pedaging per 31 Juli 2011

No Nama Aktiva Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1 Periode

Pemeliharaan Ayam

39 39 35 32 34 36

2 Nilai Ayam per Ekor per Periode 24.557 23.866 21.997 22.387 23.946 23.351

3 Umur Ayam saat Penelitian 7 15 22 2 19 13

4 Jumlah Ayam yang Dimiliki 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

Nilai Persediaan Ayam 19.834.450 55.076.151 124.440.762 6.995.918 428.205.175 634.552.455

Sumber: Data yang diolah

Page 44: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Berdasarkan hasil perhitungan nilai persediaan ayam yang tercantum

pada Tabel IV. 1 dan dari data lain yang telah diperoleh dari peternakan sampel,

maka dapat disusun sebuah daftar investasi peternakan ayam pedaging per 31

Juli 2011 yang tercakup pada Tabel IV. 2. Jika melihat Tabel IV. 2, nilai aktiva

tetap yang tertera pada tabel tersebut adalah nilai aktiva yang dinilai dengan

menggunakan nilai sekarang aktiva pada saat penelitian dilakukan. Apabila

melihat tabel tersebut, aktiva tetap tidak dikurangi biaya depresiasi, hal ini

dikarenakan ukuran sampel peternakan yang tidak terlalu besar, sehingga

pencatatan aktivitas keuangannya tidak terlalu memadai, dan menyebabkan tidak

adanya perhitungan terhadap biaya depresiasi aktiva tetap.

Dari informasi yang terdapat pada Tabel IV. 2, dapat diambil kesimpulan

bahwa untuk dapat menjalankan peternakan ayam pedaging dengan jumlah ayam

yang dipelihara sebanyak 100 ekor dibutuhkan rata-rata investasi sejumlah

Rp7.321.691,00. Perhitungan jumlah investasi untuk per 100 ekor ayam adalah

dengan cara berikut:

kandang Kapasitas

100kapasitasseluruh per Total ayamekor 100per Total ÷÷

ø

öççè

æ´=

Sedangkan untuk menjalankan peternakan ayam pedaging dengan jumlah ayam

yang dipelihara sejumlah total keseluruhan ayam yang dipelihara oleh seluruh

sampel peternakan yaitu 56.500 ekor, maka dibutuhkan investasi sejumlah

Rp4.136.755.345,00, yang terdiri atas aktiva lancar sejumlah

Rp2.415.606.845,00 dan aktiva tetap sejumlah Rp1.721.148.500,00.

Selain informasi-informasi tersebut, informasi lain yang ditunjukkan oleh

Tabel IV. 2 adalah bahwa sampel peternakan yang memiliki jumlah total

investasi paling besar untuk memelihara 100 ekor ayam adalah Peternakan Agus

S. yaitu sebesar Rp10.373.302,00 dan peternakan yang memiliki investasi paling

Page 45: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

kecil adalah Peternakan Leman A, dengan investasi sebesar Rp6.362.944,00

untuk memelihara ayam sebanyak 100 ekor ayam.

Tabel IV. 2

Investasi Peternakan Ayam Pedaging Per 100 Ekor Ayam

Per 31 Juli 2011

No Nama Investasi Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

Aktiva Lancar 1 Kas 2.274.480 2.248.740 2.816.100 1.494.400 6.190.720 15.024.440

2 Piutang Usaha 64.209.600 82.320.000 116.109.000 58.310.000 395.136.000 716.084.600

3 Persediaan Ayam 19.834.450 55.076.151 124.440.762 6.995.918 428.205.175 634.552.455

4 Persediaan Konsentrat 86.521.500 112.554.000 151.174.800 78.000.000 556.577.280 984.827.580

5 Persediaan Vaksin dan Obat 1.547.910 2.110.680 2.929.500 3.000.000 36.992.000 46.580.090

6 Persediaan Bahan Bakar 124.605 149.760 749.700 770.000 7.137.280 8.931.345

7 Persediaan Sekam 2.500.875 2.999.880 2.501.100 124.800 1.479.680 9.606.335

Jumlah Aktiva Lancar 177.013.420 257.459.211 400.720.962 148.695.118 1.431.718.135 2.415.606.845

Aktiva Tetap

8 Tanah 56.610.000 75.000.000 180.000.000 200.000.000 18.000.000 529.610.000

9 Bangunan 6.000.000 5.000.000 16.000.000 15.000.000 20.000.000 62.000.000

10 Kandang 80.000.000 85.000.000 180.000.000 135.000.000 450.000.000 930.000.000

11 Tempat Minum 10.400.000 13.975.000 9.600.000 8.960.000 52.920.000 95.855.000

12 Tempat Makan 8.050.000 9.200.000 1.339.500 4.800.000 28.800.000 52.189.500

13 Pemanas 400.000 500.000 8.550.000 5.460.000 32.400.000 47.310.000

14 Litter 400.000 550.000 180.000 750.000 2.304.000 4.184.000

Jumlah Aktiva Tetap 161.860.000 189.225.000 395.669.500 369.970.000 604.424.000 1.721.148.500

TOTAL INVESTASI PER SELURUH KAPASITAS

338.873.420 446.684.211 796.390.462 518.665.118 2.036.142.135 4.136.755.345

15 Jumlah Persediaan Ayam (Ekor) 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

16 Kapasitas Kandang (Ekor) 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

TOTAL INVESTASI PER 100 EKOR AYAM

7.530.520 7.444.737 8.848.783 10.373.302 6.362.944 7.321.691

Sumber: Data yang diolah

Page 46: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2. Pendapatan

Pendapatan diperoleh dari penjualan barang-barang produksi, dan barang

yang diproduksi oleh usaha peternakan ayam pedaging adalah ayam-ayam

pedaging itu sendiri. Jumlah pendapatan dapat dihitung dengan cara mengkalikan

jumlah kg ayam yang dipanen dengan harga jualnya, dalam perhitungan tersebut

sebaiknya menggunakan harga jual pada harga normal atau “biasanya”. Selain

keuntungan dari penjualan tersebut peternak juga berpeluang memperoleh

keuntungan lainnya, yaitu komisi dari Kemitraan, yang diperoleh apabila

terdapat selisih harga antara harga jual yang ditentukan oleh kemitraan dengan

harga jual di pasar.

Dengan menggunakan perhitungan harga normal, maka dapat

diperhitungkan pendapatan sebagai berikut:

Tabel IV. 3

Pendapatan Peternakan Ayam Pedaging per 100 Ekor Ayam per Periode

No Keterangan Satuan Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1 Jumlah DOC Ekor 100 100 100 100 100 100

2 Resiko Kematian % 2% 2% 3% 4% 2% 3%

3 Jumlah Ayam Terjual Ekor 98 98 97 96 98 97

4 Jumlah Kg Terjual per Ayam Ekor 2,1 2 1,9 1,7 1,7 1,9

5 Jumlah Kg Terjual

per 100 Ekor Ayam

Ekor 203,84 196 184,3 163,2 166,6 183

6 Harga Jual Ayam

per Kg (Normal)

Rupiah 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000

Total Penjualan

Ayam per 100 Ekor

Rupiah 2.853.760 2.744.000 2.580.200 2.332.400 2.469.600 2.595.992

7 Jumlah Kapasitas Ekor 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

Total Penjualan

Ayam per Seluruh Kapasitas

Rupiah 128.419.200 164.640.000 232.218.000 116.620.000 790.272.000 1.432.169.200

Sumber: Data yang diolah

Perhitungan pendapatan sampel peternakan ayam pedaging, dapat

dilakukan dengan mengkalikan jumlah kg ayam terjual dengan harga jualnya

pada harga normal, di mana jumlah kg ayam terjual tersebut harus dikurangkan

Page 47: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dengan resiko kematian terlebih dahulu, yang jumlah rata-ratanya sebesar 3%

dari jumlah ayam yang dipelihara. Dari Tabel IV. 3 yang berada di halaman

sebelumnya, dapat diketahui jumlah rata-rata penjualan yang diperoleh oleh

sampel peternakan ayam pedaging yang diperhitungkan dengan menggunakan

harga normal setiap periodenya untuk 100 ekor ayam yaitu sebesar

Rp2.595.992,00. Dengan jumlah ayam terjual sebanyak 100 ekor ayam,

peternakan yang menghasilkan penjualan paling banyak adalah Peternakan

Krismanto, dengan penjualan sebesar Rp2.853.760,00, dan peternakan yang

menghasilkan penjualan paling sedikit adalah Peternakan Agus S. dengan

penjualan sejumlah Rp2.332.400,00. Untuk jumlah pendapatan yang diperoleh

per seluruh kapasitas (56.500 ekor) adalah sebesar Rp1.432.169.200,00.

3. Biaya

Biaya operasi dan pemeliharaan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua,

yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost), berikut ini

adalah pembahasannya:

a. Biaya tetap (Fixed cost)

Biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha peternakan ayam

pedaging terdiri atas biaya depresiasi kandang dan bangunan, biaya bahan

bakar, biaya gaji pegawai, biaya listrik, dan biaya sekam. Berikut ini adalah

pembahasan mengenai biaya tetap tesebut:

1) Biaya depresiasi

Dari sejumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh peternakan ayam

pedaging, terdapat beberapa aktiva yang harus dihitung biaya depresiasi

per periodenya, yaitu kandang dan bangunan. Sampel peternakan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah peternakan yang ukurannya tidak

Page 48: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

terlalu besar, sehingga dalam pencatatan dan perhitungan aktivitas

keuangannya belum terlalu memadai, termasuk dalam

memperhitungkan biaya depresiasi, sampel belum memperhitungkan

biaya depresiasi setiap periodenya. Untuk dapat menghitung

keseluruhan biaya dan laba usaha, serta mengetahui kelayakan usaha

sampel peternakan, penulis melakukan perhitungan terhadap biaya

depresiasi berdasarkan data yang diperoleh. Dari hasil perhitungan

biaya depresiasi yang terdapat pada Tabel IV. 4 dan IV. 5, dapat

diketahui jumlah rata-rata biaya depresiasi peternakan ayam pedaging

per periode per 100 ekor ayam, di mana jumlah biaya depresiasi

kandang adalah Rp18.016,00, bangunan sebesar Rp723,00, dan total

biaya depresiasi keseluruhan adalah Rp90.804,00. Untuk biaya

depresiasi per seluruh kapasitas (56.500 ekor) adalah sebesar

Rp8.864.384 untuk kandang, Rp294.384,00 untuk bangunan, dan

apabila dijumlah maka total biaya depresiasi keseluruhan untuk seluruh

kapasitas adalah sebesar Rp9.158.767,00.

Tabel IV. 4

Perincian Biaya Depresiasi Kandang per 100 Ekor Ayam per Periode

No Keterangan Satuan Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1 Nilai Buku Kandang Rupiah 80.000.000 85.000.000 180.000.000 67.500.000 75.000.000 487.500.000

2 Unit Buah 1 1 1 2 6 11

3 Total Nilai Buku Kandang Rupiah 80.000.000 85.000.000 180.000.000 135.000.000 450.000.000 930.000.000

4 Masa Manfaat Tahun 10 10 10 10 10 10

5 Tingkat Depresiasi % 10% 10% 10% 10% 10% 10%

6 Periode Pemeliharaan Hari 39 39 35 32 34 36

Jumlah Biaya Depresiasi

per Seluruh Kapasitas Rupiah 854.795 908.219 1.726.027 1.183.562 4.191.781

8.864.384

7 Jumlah Ayam Ekor 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

Jumlah Biaya Depresiasi

per 100 Ekor Ayam Rupiah 18.995 15.137 19.178 23.671 13.099

18.016

Sumber: Data yang diolah

Page 49: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel IV. 5

Perincian Biaya Depresiasi Bangunan per 100 Ekor Ayam per Periode

No Keterangan Satuan Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1 Nilai Buku Bangunan Rupiah 6.000.000 5.000.000 8.000.000 5.000.000 5.000.000 29.000.000

2 Unit Buah 1 1 2 3 4 11

3 Total Nilai Buku Bangunan Rupiah 6.000.000 5.000.000 16.000.000 15.000.000 20.000.000 62.000.000

4 Masa Manfaat Tahun 20 20 20 20 20 100

5 Tingkat Depresiasi % 5% 5% 5% 5% 5% 0

6 Periode Pemeliharaan Hari 39 39 35 32 34 179

Jumlah Biaya Depresiasi per Seluruh Kapasitas

Rupiah 32.055 26.712 76.712 65.753 93.151

294.384

7 Jumlah Ayam Ekor 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

Jumlah Biaya Depresiasi per 100 Ekor Ayam

Rupiah 712 445 852 1.315 291 723

Sumber: Data yang diolah

2) Biaya bahan bakar

Jenis bahan bakar yang digunakan oleh sampel peternakan

berbeda-beda, tergantung dari jenis brooder (pemanas) yang digunakan,

ada peternakan yang menggunakan gasolec, maupun drum yang

dipanaskan menggunakan serbuk gergaji. Berikut ini adalah rincian

penggunaan biaya bahan bakar sampel peternakan:

Tabel IV. 6

Perincian Biaya Bahan Bakar per 100 Ekor Ayam per Periode

No Keterangan Satuan Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1 Jenis Bahan Bakar

- Serbuk gergaji

Serbuk gergaji

Gas Gas Gas -

2 Jumlah yang Dibutuhkan

Pack/Tabung 25 30 10 10 60 135

3 Harga Bahan

Bakar Rupiah 5.000 5.000 75.000 77.000 78.000 48.000

Jumlah Biaya Bahan Bakar per Seluruh Kapasitas

Rupiah 125.000 150.000 750.000 770.000 4.680.000 6.475.000

4 Jumlah Ayam Ekor 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

Jumlah Biaya Bahan Bakar per 100 Ekor Ayam

Rupiah 2.778 2.500 8.333 15.400 14.625 8.727

Sumber: Data yang diolah

Page 50: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Jika melihat Tabel IV. 6, dapat diketahui bahwa jumlah rata-rata

biaya bahan bakar yang dikeluarkan oleh sampel peternakan ayam

pedaging untuk jumlah ayam sebanyak 100 ekor setiap periodenya

adalah sebesar Rp8.727,00. Peternakan yang mengeluarkan biaya bahan

bakar paling besar untuk 100 ekor ayam adalah peternakan Agus S.

yaitu sebesar Rp15.400,00, dan peternakan yang mengeluarkan biaya

bahan bakar paling sedikit adalah Peternakan Kasti dengan jumlah

Rp2.500,00. Sedangkan untuk biaya bahan bakar keseluruhan yang

dikeluarkan sampel peternakan untuk seluruh kapasitas dengan jumlah

56.500 ekor ayam adalah sebesar Rp6.475.000,00 setiap periodenya.

3) Biaya gaji pegawai

Untuk melaksanakan usaha peternakan ayam pedaging,

dibutuhkan beberapa pegawai untuk mengurus kandang, memberi

pakan ayam, dan melaksanakan proses produksi lainnya, dan pegawai-

pegawai tersebut harus diberikan gaji setiap bulannya. Berdasarkan data

yang tercantum pada Tabel IV. 7, diketahui bahwa jumlah rata-rata

biaya gaji pegawai sampel peternakan ayam pedaging setiap periodenya

untuk memelihara 100 ekor ayam adalah sebesar Rp36.133,00.

Peternakan yang mengeluarkan biaya gaji paling besar untuk 100 ekor

ayam adalah peternakan Krismanto, yaitu sebesar Rp57.778,00,

sedangkan biaya gaji terkecil dikeluarkan oleh Peternakan Leman A,

yaitu sebesar Rp16.823,00. Untuk pemeliharaan seluruh kapasitas

sebanyak 56.500 ekor ayam, seluruh sampel peternakan harus

mengeluarkan biaya gaji sebesar Rp15.120.000,00. Berikut ini adalah

Tabel IV. 7 yang membahas biaya gaji tersebut:

Page 51: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Tabel IV. 7

Perincian Biaya Gaji Pegawai per 100 Ekor Ayam per Periode

No Keterangan Satuan Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1 Jumlah Pegawai Orang 2 2 3 2 5 14

2 Gaji per Bulan Rupiah 1.000.000 1.000.000 900.000 650.000 950.000 900.000

3 Jumlah Biaya

Gaji per Bulan (30 hari)

Rupiah 2.000.000 2.000.000 2.700.000 1.300.000 4.750.000 12.750.000

4 Periode

Pemeliharaan Ayam

Hari 39 39 35 32 34 36

Jumlah Biaya Gaji per Seluruh Kapasitas per Periode

Rupiah 2.600.000 2.600.000 3.150.000 1.386.667 5.383.333 15.120.000

5 Jumlah Ayam Ekor 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

Jumlah Biaya Gaji per 100 Ekor Ayam

Rupiah 57.778 43.333 35.000 27.733 16.823 36.133

Sumber: Data yang diolah

4) Biaya Listrik

Biaya listrik yang harus dikeluarkan oleh sampel peternakan

berbeda-beda, di bawah ini adalah rincian perhitungan biaya listrik per

bulan dan per periode sampel peternakan ayam pedaging:

Tabel IV. 8

Perincian Biaya Listrik per 100 Ekor Ayam per Periode

No Keterangan Satuan Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1 Biaya Listrik per Bulan Rupiah 249.750 230.400 99.900 100.500 1.296.000

395.310

2 Periode

Pemeliharaan Ayam

Hari 39 39 35 32 34 36

Biaya Listrik per Seluruh Kapasitas per Periode

Rupiah 324.675 299.520 116.550 107.200 1.468.800 2.316.745

3 Jumlah Ayam Ekor 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

Jumlah Biaya Listrik per 100 Ekor Ayam

Rupiah 7.215 4.992 1.295 2.144 4.590 4.047

Sumber: Data yang diolah

Apabila mengamati Tabel IV. 8, dapat diketahui bahwa rata-rata

biaya listrik yang harus dikeluarkan peternakan ayam pedaging untuk

memelihara 100 ekor ayam setiap periodenya adalah sebesar

Page 52: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Rp4.047,00. Peternakan yang mengeluarkan biaya listrik paling besar

adalah Peternakan Krismanto yang mengeluarkan biaya sebesar

Rp7.215,00 per 100 ekor ayam, dan peternakan yang mengeluarkan

biaya paling sedikit adalah Peternakan Joko S. yaitu sebesar

Rp1.295,00 per 100 ekor ayam. Untuk total keseluruhan kapasitas,

dibutuhkan biaya listrik sebesar Rp2.316.745,00 per 56.500 ekor ayam.

5) Biaya sekam

Dalam satu periode panen, peternakan membutuhkan sekam

yang digunakan untuk alas kandang. Alas kandang tersebut berfungsi

untuk penadah kotoran dan untuk pelindung agar ayam berusia 1-7 hari

tidak jatuh ke bawah kandang. Berdasarkan Tabel IV. 9, dapat dilihat

bahwa total biaya sekam per periode yang harus dikeluarkan oleh

sampel peternakan ayam pedaging berjumlah Rp9.610.000,00, jumlah

tersebut untuk total ayam keseluruhan sebanyak 56.500 ekor.

Sedangkan untuk rata-rata biaya sekam per 100 ekor ayam per periode

adalah sebesar Rp28.095,00. Untuk biaya sekam per 100 ekor ayam

dengan jumlah paling besar dikeluarkan oleh Peternakan Krismanto,

yaitu sebesar Rp55.556,00, sedangkan biaya sekam terkecil dikeluarkan

oleh Peternakan Agus S. yang memelihara Rp2.500,00. Perincian

mengenai penggunaan sekam oleh sampel peternakan dapat dilihat di

Tabel IV. 9 berikut ini:

Page 53: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel IV. 9

Perincian Biaya Sekam per 100 Ekor Ayam per Periode

No Keterangan Satuan Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1 Jumlah Sekam

yang Dibutuhkan

Pack 500 600 1.000 50 165 2.315

2 Harga Sekam Rupiah 5.000 5.000 2.500 2.500 9.000 4.800

Biaya Sekam per Seluruh Kapasitas

Rupiah 2.500.000 3.000.000 2.500.000 125.000 1.485.000 9.610.000

3 Jumlah Ayam Ekor 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

Jumlah Biaya Sekam per 100 Ekor Ayam

Rupiah 55.556 50.000 27.778 2.500 4.641 28.095

Sumber: Data yang diolah

Dari tabel perincian biaya-biaya yang tercakup dalam biaya tetap di

atas, maka dapat dibuat ringkasan tabel biaya tetap, yang dapat dilihat pada

Tabel IV. 10. Berdasarkan tabel IV. 10 tersebut dapat diketahui bahwa rata-

rata biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh sampel peternakan ayam

pedaging setiap periodenya untuk 100 ekor ayam adalah sebesar

Rp95.742,00. Informasi lainnya adalah bahwa Peternakan Krismanto

merupakan peternakan yang mengeluarkan total biaya tetap per 100 ekor

yang paling besar apabila dibandingkan dengan sampel lainnya, yaitu

sebesar Rp143.034,00, sedangkan pengeluaran biaya tetap terkecil

dikeluarkan oleh Peternakan Leman A, dengan jumlah sebesar

Rp54.069,00. Dari Tabel IV. 10 juga diketahui bahwa biaya tetap

keseluruhan yang harus dikeluarkan sampel peternakan untuk 56.500 ekor

ayam adalah sebesar Rp42.680.512,00.

Page 54: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel IV. 10

Perincian Biaya Tetap Peternakan Ayam Pedaging per 100 Ekor Ayam per Periode

No Biaya Tetap Satuan Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1 Depresiasi

Kandang Rupiah 18.995 15.137 19.178 23.671 13.099 18.016

Bangunan Rupiah 712 445 852 1.315 291 723

Total Depresiasi

Rupiah 19.708 15.582 20.030 24.986 13.390 18.739

2 Bahan Bakar Rupiah 2.778 2.500 8.333 15.400 14.625 8.727

3 Listrik Rupiah 57.778 43.333 35.000 27.733 16.823 36.133

4 Tenaga Kerja Rupiah 7.215 4.992 1.295 2.144 4.590 4.047

5 Sekam Rupiah 55.556 50.000 27.778 2.500 4.641 28.095

Total Biaya Tetap per 100 Ekor Ayam

Rupiah 143.034 116.408 92.437 72.764 54.069 95.742

6 Jumlah Ayam Ekor 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

Total Biaya Tetap per Seluruh Kapasitas

Rupiah 6.436.524 6.984.452 8.319.290 3.638.182 17.302.065 42.680.512

Sumber: Data yang diolah

b. Biaya variabel (Variable cost)

Biaya variabel terdiri atas biaya pembelian DOC, pembelian pakan

(jenis pakan yang digunakan oleh sampel peternakan dalam penelitian ini

adalah konsentrat), dan pembelian vaksin dan obat. Berikut ini adalah

pembahasan biaya-biaya tersebut:

1) Biaya pembelian DOC

Tabel IV. 11 berikut ini berisi perincian biaya pembelian DOC

yang dilakukan oleh sampel peternakan ayam pedaging, di mana rata-

rata biaya pembelian DOC per 100 ekor ayam adalah sebesar

Rp420.000,00 setiap periodenya. Untuk biaya per 100 ekor ayam,

peternakan yang mengeluarkan biaya DOC paling tinggi adalah

Peternakan Agus S. dan Leman A, dengan biaya Rp480.000,00

sedangkan biaya DOC paling sedikit dikeluarkan oleh Peternakan

Krismanto dan Kasti dengan jumlah sebesar Rp370.000,00. Dari Tabel

Page 55: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

IV. 11 berikut ini juga diketahui bahwa total biaya untuk 56.500 ekor

ayam adalah sebesar Rp252.450.000,00:

Tabel IV. 11

Perincian Biaya Pembelian DOC per 100 Ekor Ayam per Periode

No Fixed Cost Satuan Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1 Harga DOC Rupiah 3.700 3.700 4.000 4.800 4.800 4.200

2 Jumlah Ayam Ekor 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

Biaya DOC per Seluruh Kapasitas

Rupiah 16.650.000 22.200.000 36.000.000 24.000.000 153.600.000 252.450.000

Biaya DOC per 100 Ekor Ayam

Rupiah 370.000 370.000 400.000 480.000 480.000 420.000

Sumber: Data yang diolah

2) Biaya pembelian pakan (konsentrat)

Tabel IV. 12 berikut ini berisi jenis, jumlah, dan nilai konsentrat

yang digunakan oleh sampel peternakan ayam pedaging per 100 ekor

ayam setiap periodenya. Dari Tabel IV. 12 dapat dilihat bahwa rata-rata

biaya pembelian pakan peternakan ayam pedaging per 100 ekor ayam

untuk satu periodenya adalah sebesar Rp1.755.525,00. Dengan

pengeluaran biaya pembelian pakan per 100 ekor ayam, dapat diketahui

bahwa peternakan yang mengeluarkan biaya paling besar adalah

Peternakan Krismanto, dengan biaya sebesar Rp1.922.700,00, dan

peternakan yang biaya pakannya paling kecil adalah Peternakan Agus

S. dengan biaya sebesar Rp11.560.000,00. Berdasarkan informasi pada

Tabel IV. 12, juga diketahui total biaya pakan yang dibutuhkan untuk

memelihara seluruh kapasitas sebanyak 56.500 ekor adalah sebesar

Rp984.827.580,00 setiap periodenya.

Page 56: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tabel IV. 12 Perincian Biaya Pembelian dan Pemakaian Pakan per 100 Ekor Ayam per Periode

No Keterangan Satuan Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1 Periode Pemeliharaan Ayam

Hari 39 39 35 32 34 36

2 Minggu 1 (1-7 hari)

Jenis Konsentrat Merk BRO I N BRO I N S10 S10 S10 -

Dosis Konsentrat Kg 69,02 67,34 15,60 17 15,70 185

Harga Konsentrat Rupiah 5.000 5.000 5.600 5.200 5.800 5.320

Nilai Konsentrat Rupiah 345.100 336.700 87.360 89.440 91.060 949.660

3 Minggu 2 (8-14 hari)

Jenis Konsentrat Merk BRO I N BRO I N S10 S10 S11 -

Dosis Konsentrat Kg 69,02 67,34 39,40 45 40,80 261

Harga Konsentrat Rupiah 5.000 5.000 5.600 5.200 5.800 5.320

Nilai Konsentrat Rupiah 345.100 336.700 220.640 232.440 236.640 1.371.520

4 Minggu 3 (15-21 hari)

Jenis Konsentrat Merk BRO I N BRO I N S11 S11 S11 -

Dosis Konsentrat Kg 69,02 67,34 60,40 69 62,92 328

Harga Konsentrat Rupiah 5.000 5.000 5.600 5.200 5.800 5.320

Nilai Konsentrat Rupiah 345.100 336.700 338.240 357.240 364.936 1.742.216

5 Minggu 4 (22-28 hari)

Jenis Konsentrat Merk BRO I N BRO I N S12 S11 & s12 S12 -

Dosis Konsentrat Kg 69,02 67,34 83,15 96 88,08 404

Harga Konsentrat Rupiah 5.000 5.000 5.600 5.200 5.800 5.320

Nilai Konsentrat Rupiah 345.100 336.700 465.640 500.240 510.864 2.158.544

6 Minggu 5 (29-35 hari)

Jenis Konsentrat Merk BRO I N BRO I N S12 S12 S12 -

Dosis Konsentrat Kg 69,02 67,34 101,40 73 92,38 403

Harga Konsentrat Rupiah 5.000 5.000 5.600 5.200 5.800 5.320

Nilai Konsentrat Rupiah 345.100 336.700 567.840 380.640 535.804 2.166.084

7 Minggu 6 (36-42 hari)

Jenis Konsentrat Merk BRO I N BRO I N - - - -

Dosis Konsentrat Kg 39,44 38,48 - - - 78

Harga Konsentrat Rupiah 5.000 5.000 - - - 2.000

Nilai Konsentrat Rupiah 197.200 192.400 - - - 389.600

Total Biaya Konsentrat

per 100 Ekor Ayam Rupiah 1.922.700 1.875.900 1.679.720 1.560.000 1.739.304 1.755.525

Jumlah Ayam Ekor 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

Total Biaya Konsentrat

per Seluruh Kapasitas

Rupiah 86.521.500 112.554.000 151.174.800 78.000.000 556.577.280

984.827.580

Sumber: Data yang diolah

Page 57: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

3) Biaya Vaksin dan Obat

Berikut ini adalah perincian penggunaan vaksin dan obat oleh

sampel peternakan ayam pedaging selama satu periode:

Tabel IV. 13

Perincian Biaya Vaksin dan Obat per 100 Ekor Ayam per Periode

No Keterangan Satuan Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1

Biaya Vaksin dan Obat per Seluruh Kapasitas

Rupiah 1.547.910 2.110.680 2.929.500 3.000.000 24.001.280 33.589.370

2 Jumlah Ayam Ekor 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

Biaya Vaksin dan Obat per 100 Ekor Ayam

Rupiah 34.398 35.178 32.550 60.000 75.004 47.426

Sumber: Data yang diolah

Dari Tabel IV. 13 dapat diketahui bahwa rata-rata biaya vaksin

dan obat yang dikeluarkan oleh sampel peternakan ayam pedaging

untuk 100 ekor ayam adalah sebesar Rp47.426,00 setiap periodenya.

Pengeluaran biaya vaksin dan obat per 100 ekor ayam yang paling

besar dilakukan oleh Peternakan Leman A, yaitu Rp75.004,00,

sedangkan pengeluaran paling kecil dilakukan oleh Peternakan Joko S.,

yaitu Rp32.550,00. Informasi pada Tabel IV. 13 juga menunjukkan

bahwa total biaya vaksin dan obat keseluruhan untuk memelihara

56.500 ekor ayam adalah Rp33.589.370,00.

Dari beberapa tabel perincian biaya di atas, dapat dibuat sebuah

ringkasan biaya variabel seperti di tabel berikut:

Page 58: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel IV. 14

Perincian Biaya Variabel Peternakan Ayam Pedaging per 100 Ekor Ayam per Periode

No Biaya

Variabel Satuan Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1 DOC Rupiah 370.000 370.000 400.000 480.000 480.000 420.000

2 Konsentrat Rupiah 1.922.700 1.875.900 1.679.720 1.560.000 1.739.304 1.755.525

3 Vaksin dan

Obat Rupiah 34.398 35.178 32.550 60.000 75.004 47.426

Total Biaya Variabel per 100 ekor

Rupiah 2.327.098 2.281.078 2.112.270 2.100.000 2.294.308 2.222.951

4 Jumlah Ayam Ekor 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

Total Biaya Variabel per Seluruh Kapasitas

Rupiah 104.719.410 136.864.680 190.104.300 105.000.000 734.178.560 1.270.866.950

Sumber: Data yang diolah

Dari Tabel IV. 14 di atas dapat diketahui bahwa jumlah rata-rata

biaya variabel yang harus dikeluarkan sampel peternakan ayam pedaging

dengan jumlah ayam yang dipelihara sebanyak 100 ekor adalah sebesar

Rp2.222.951,00 setiap periodenya. Selain itu, juga dapat dilihat bahwa

peternakan yang mengeluarkan biaya variabel terbesar untuk 100 ekor

ayam adalah Peternakan Krismanto dengan pengeluaran sebesar

Rp2.327.098,00, sedangkan peternakan yang mengeluarkan biaya variabel

paling sedikit adalah Peternakan Agus S., yang harus mengeluarkan biaya

variabel sebanyak Rp2.100.000,00 setiap periodenya. Berdasarkan Tabel

IV. 14 di atas, juga diketahui bahwa jumlah total biaya variabel untuk

keseluruhan kapasitas adalah sejumlah Rp1.270.866.950,00 per periodenya.

Seluruh biaya yang diperlukan dalam suatu usaha harus diperhitungkan

dan disusun sedemikian rupa sehingga tidak ada unsur biaya yang tertinggal,

karena perhitungan biaya akan mempengaruhi hasil perhitungan keuntungan

yang diperoleh peternakan ayam pedaging setiap periodenya. Tabel IV. 4 sampai

Page 59: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Tabel IV. 14 menunjukkan bahwa sampel dalam penelitian ini telah

memperhitungkan biaya yang dikeluarkan setiap periodenya, baik untuk biaya

tetap maupun variabelnya, hanya biaya depresiasi saja yang menjadi

pengecualian. Dikarenakan peternakan yang menjadi sampel dalam penelitian ini

adalah peternakan yang tidak terlalu besar, jadi belum melakukan pencatatan

akuntansi yang memadai terhadap kegiatan ekonomi yang berlangsung setiap

periodenya. Biaya depresiasi yang tercantum di tabel perincian biaya tetap adalah

hasil perhitungan penulis yang dapat dilihat di Tabel IV. 4 dan Tabel IV. 5.

4. Laba Usaha

Laba usaha adalah keuntungan bersih yang diperoleh dari hasil

perhitungan pendapatan atau penjualan yang dikurangi dengan keseluruhan biaya

yang dikeluarkan selama satu periode. Biaya yang diperhitungkan dalam

penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Laba

usaha peternakan ayam pedaging dapat dilihat dari jumlah ayam yang dijual

dikalikan harga jual yang telah ditentukan kemitraan, yang kemudian

dikurangkan dengan seluruh biaya variabel selama satu kali panen, selanjutnya

akan diperoleh margin kontribusi. Lalu margin kontribusi tersebut dikurangkan

dengan jumlah seluruh biaya tetap selama satu periode, sehingga akan

menghasilkan laba bersih. Tabel IV. 15 berikut ini berisi mengenai perhitungan

laba usaha sampel peternakan ayam pedaging dalam satu periode:

Page 60: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel IV. 15

Laba Peternakan Ayam Pedaging per 100 Ekor Ayam per Periode

No Keterangan Satuan Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1 Total Penjualan Rupiah 2.853.760 2.744.000 2.580.200 2.332.400 2.469.600 2.595.992

2 Biaya Variabel Rupiah 2.327.098 2.281.078 2.112.270 2.100.000 2.294.308 2.222.951

3 Margin Kontribusi Rupiah 526.662 462.922 467.930 232.400 175.292 373.041

4 Biaya Tetap Rupiah 143.034 116.408 92.437 72.764 54.069 95.742

5 Laba Bersih per 100 Ekor Ayam Rupiah 383.628 346.514 375.493 159.636 121.223 277.299

6 Prosentase Laba terhadap Penjualan % 13,44% 12,63% 14,55% 6,84% 4,91% 10,68%

7 Jumlah Ayam Ekor 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

8 Laba Bersih per Seluruh Kapasitas Rupiah 17.263.266 20.790.868 33.794.410 7.981.818 38.791.375 156.673.987

Sumber: Data yang diolah

Apabila melihat hasil perhitungan pada tabel IV. 15, dapat diketahui

bahwa rata-rata penjualan sampel peternakan ayam pedaging untuk 100 ekor

ayam adalah sebesar Rp2.595.992,00, yang kemudian dikurangkan rata-rata

biaya variabel untuk 100 ekor ayam sebesar Rp2.222.951,00, sehingga

menghasilkan margin kontribusi sebesar Rp373.041,00. Selanjutnya margin

kontribusi tersebut dikurangkan dengan jumlah rata-rata biaya tetap per 100 ekor

ayam yang sebesar Rp95.742,00 yang kemudian akan menghasilkan rata-rata

laba bersih sebesar Rp277.299,00 untuk 100 ekor ayam, di mana laba tersebut

merupakan 10,68% dari jumlah penjualan. Peternakan Krismanto merupakan

peternakan yang menghasilkan laba per 100 ekor ayam paling besar yaitu

Rp383.628,00, dan Peternakan Leman A menghasilkan laba per 100 ekor yang

paling sedikit, yaitu Rp121.223,00. Data yang terdapat pada Tabel IV. 15 juga

menunjukkan bahwa jumlah total laba bersih keseluruhan kapasitas, yaitu 56.500

ekor ayam adalah sebesar Rp156.673.987,00.

Page 61: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

5. Analisis Kriteria Investasi

Kriteria investasi dilihat dari segi-segi berikut ini:

a. Return on Investment (ROI)

Rasio ini digunakan untuk menilai kelayakan investasi usaha atau

proyek, suatu usaha dikatakan layak apabila ROI lebih besar dari tingkat

suku bunga yang berlaku pada saat usaha tersebut diusahakan. Berikut ini

adalah rumus untuk menghitung ROI:

Investasi TotalBersih Laba

ROI =

Dengan menggunakan rumus ROI tersebut, dapat dilakukan perhitungan

terhadap sampel peternakan ayam pedaging, berikut ini adalah hasil

perhitungan ROI atas sampel yang diteliti penulis:

Tabel IV. 16

ROI Peternakan Ayam Pedaging per 100 Ekor Ayam per Periode

No Keterangan

Satuan

Nama Peternakan Total

Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1 Masa Panen Hari 39 39 35 32 34 36

2

Laba Bersih per 100 Ekor Ayam

Rupiah 383.628 346.514 375.493 159.636 121.223 277.299

3 Investasi per

100 Ekor Ayam

Rupiah 7.530.520 7.444.737 8.848.783 10.373.302 6.362.944 7.321.691

4 ROI % 5,09% 4,65% 4,24% 1,54% 1,91% 3,79%

5 Suku Bunga

Bank Per Periode

% 1,34% 1,34% 1,20% 1,10% 1,10% 1,22%

Sumber: Data yang diolah

Dengan melihat dan menganalisis Tabel IV. 16, dapat ditarik

kesimpulan bahwa seluruh peternakan ayam pedaging yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini termasuk dalam usaha atau proyek yang layak untuk

dijalankan. Kelayakan tersebut dapat dilihat dari rata-rata ROI per 100 ekor

ayam yang dihasilkan oleh sampel peternakan yaitu 3,79%, yang jumlahnya

Page 62: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

lebih besar dari suku bunga bank keseluruhan per periode sebesar 1,22%.

Selain layak apabila dinilai berdasarkan rata-rata ROI, sampel peternakan

juga layak apabila dilihat dari ROI masing-masing peternakan, yang

jumlahnya lebih besar dari suku bunga Bank per periodenya. Dari Tabel IV.

16 juga diketahui bahwa peternakan yang menghasilkan ROI tertinggi adalah

P. Krismanto dengan ROI 5,09%, dan peternakan yang menghasilkan ROI

terkecil adalah P. Agus S. dengan ROI sebesar 1,54%.

b. Pay Back Period (PBP)

Pay Back Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat

menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas

bersih. Semakin cepat pengembalian sebuah proyek, maka kinerja proyek

tersebut semakin baik. Formula untuk menghitung pay back period adalah

sebagai:

TahunanBersih Masuk KasAliran

dibutuhkan yang Investasi PBP =

Berdasarkan formula tersebut, pay back period sampel peternakan ayam

pedaging yang digunakan dalam penelitian ini dapat dihitung, berikut ini

adalah tabel hasil perhitungannya:

Tabel IV. 17

PBP Peternakan Ayam Pedaging per 100 Ekor Ayam per Periode

No Keterangan Satuan Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1 Investasi per 100 Ekor Ayam Rupiah 7.530.520 7.444.737 8.848.783 10.373.302 6.362.944 7.321.691

2

Laba Bersih per 100 Ekor Ayam per Periode

Rupiah 383.628 346.514 375.493 159.636 121.223 277.299

3

Laba Bersih per 100 Ekor Ayam Tahunan*

Rupiah 2.301.769 2.079.087 2.252.961 957.818 727.338 1.663.795

4 Payback Period (Tahun) Tahun 3,27 3,58 3,93 10,83 8,75 4,40

5 Payback Period (Bulan) Bulan 39 43 47 130 105 56

Sumber: Data yang diolah

Page 63: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

* Diasumsikan bahwa dalam satu tahun, peternakan ayam pedaging mengalami 6 kali panen. Jadi laba bersih per periode dikalikan 6.

Dari Tabel IV. 17 di atas dapat dilihat bahwa setiap sampel

peternakan memiliki PBP per 100 ekor ayam per periode yang berbeda-beda,

tergantung dari jumlah investasi yang dibutuhkan masing-masing peternakan

dan juga jumlah laba bersih per tahunnya. Dari tabel tersebut juga dapat

diketahui bahwa jumlah total investasi sampel peternakan ayam pedaging per

100 ekor ayam yang sebesar Rp7.321.691,00 dengan jumlah laba tahunan per

100 ekor ayam sebesar Rp1.663.795,00 membutuhkan rata-rata jangka waktu

pengembalian selama 4 tahun 5 bulan untuk dapat menutup keseluruhan

biaya investasinya. Untuk periode pengembalian investasi per 100 ekor ayam

setiap sampel peternakan, dapat dilihat bahwa Peternakan Krismanto adalah

peternakan yang membutuhkan jangka waktu pengembalian yang paling

cepat bila dibandingkan dengan sampel lainnya, yaitu dalam waktu 3 tahun 3

bulan untuk menutup investasi sebesar Rp7.530.520,00. Peternakan yang

paling lama periode pengembalian investasinya adalah Peternakan Agus S.,

karena peternakan ini membutuhkan waktu selama 10 tahun 10 bulan untuk

menutup biaya investasi sebesar Rp10.373.302,00.

c. Break-Even Point (BEP)

Break-even point adalah titik pulang pokok di mana total revenue =

total cost. Semakin cepat sebuah proyek mencapai break-even point, maka

semakin baik juga kinerja proyek tersebut. BEP dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut ini:

1) Break-even point atas dasar unit (Quantity).

BEP (Q) VCP

FC-

=

Page 64: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

2) Break-even point atas dasar sales dalam Rupiah.

BEP (Rupiah)

PVC

FC

-=

1

Keterangan:

Q = Quantity (Kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual).

FC = Fixed Cost (Biaya tetap).

P = Price (Harga jual per unit).

VC = Variable Cost (Biaya variabel per unit).

Dari rumus-rumus tersebut, maka BEP sampel peternakan dapat

dihitung, dan hasil perhitungannuya dapat dilihat Tabel IV. 18 berikut ini:

Tabel IV. 18

BEP Peternakan Ayam Pedaging per 100 Ekor Ayam per Periode

No Keterangan Satuan Nama Peternakan

Total Peternakan Krismanto

Peternakan Kasti

Peternakan Joko S.

Peternakan Agus S.

Peternakan Leman A

1 Fixed Cost per

100 Ekor Ayam

Rupiah 143.034 116.408 92.437 72.764 54.069 95.742

2 Variable Cost per Unit Rupiah 23.271 22.811 21.123 21.000 22.943 22.230

3 Jumlah Kg per Ayam Ekor 2,1 2 1,9 1,7 1,8 1,9

4 Harga Jual

Ayam per Kg (Normal)

Rupiah 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000

5 Price per Unit Rupiah 29120 28000 26600 23800 25200 26544

6 Sales Volume Ekor 4.500 6.000 9.000 5.000 32.000 56.500

7 BEP (Q) Ekor 24 22 17 26 24 23

8 BEP (Dalam rupiah) Rupiah 712.110 628.112 448.910 618.491 603.716 602.268

Sumber: Data yang diolah

Perhitungan BEP di Tabel IV. 18 menunjukkan jumlah unit atau

quantity produk per 100 ekor ayam yang harus terjual agar jumlah biaya yang

dikeluarkan sama dengan jumlah pendapatan yang diperoleh. Selain itu,

dalam tabel tersebut juga menunjukkan jumlah dalam Rupiah yang harus

diperoleh agar tercapai kondisi di mana total revenue = total cost. Dari Tabel

IV. 18 diketahui bahwa BEP sampel peternakan untuk 100 ekor ayam dapat

Page 65: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dicapai setelah terjadi rata-rata penjualan sebanyak 23 ekor ayam, yang

apabila dirupiahkan adalah sebesar Rp602.268,00. Jika membandingkan data

pencapaian BEP sampel peternakan, dapat dilihat bahwa jumlah BEP per 100

ekor ayam tiap sampel peternakan berbeda-beda, di mana peternakan yang

harus melakukan penjualan dengan jumlah terbanyak untuk mencapai BEP

adalah Peternakan Agus S. yaitu 26 ekor ayam, sedangkan peternakan yang

mencapai BEP dengan jumlah penjualan paling sedikit adalah Peternakan

Joko S. dengan 17 ekor ayam.

Page 66: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Dari hasil penelitian terhadap peternakan ayam pedaging di area eks-

Karesidenan Surakarta ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai

kelayakan usaha peternakan tersebut jika ditinjau dari aspek ekonomi dan keuangan

sebagai berikut:

1. Dengan melihat dan menganalisis hasil data yang diolah, dapat ditarik

kesimpulan bahwa seluruh peternakan ayam pedaging yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini termasuk dalam usaha yang layak untuk dijalankan.

Kelayakan tersebut dapat dilihat dari rata-rata Return on Investment (ROI) per

periode yang dihasilkan oleh sampel peternakan yaitu 3,79%, yang jumlahnya

lebih besar dari suku bunga bank keseluruhan per periode sebesar 1,22%. Dari

data yang diolah juga diketahui bahwa peternakan yang menghasilkan ROI

tertinggi adalah Peternakan Krismanto dengan ROI per periode-nya sebesar

5,09%, dan peternakan yang menghasilkan ROI terkecil adalah Peternakan Agus

S. dengan ROI sebesar 1,54%.

2. Berdasarkan analisis atas perhitungan Pay Back Period yang dilakukan penulis,

dapat diketahui bahwa jumlah investasi per 100 ekor ayam sampel peternakan

ayam pedaging yang sebesar Rp7.321.691,00 membutuhkan rata-rata jangka

waktu pengembalian selama 4 tahun 5 bulan untuk dapat menutup keseluruhan

biaya investasinya tersebut. Dari data yang diolah juga diketahui bahwa

peternakan yang membutuhkan jangka waktu pengembalian yang paling cepat

adalah Peternakan Krismanto, yaitu dalam waktu 3 tahun 3 bulan, sedangkan

Page 67: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

peternakan yang paling lama periode pengembalian investasinya adalah

Peternakan Agus S., karena peternakan ini membutuhkan waktu selama 10 tahun

10 bulan.

3. Analisis terhadap hasil perhitungan Break-Even Point yang dilakukan penulis

menunjukkan bahwa jumlah unit per 100 ekor ayam yang harus terjual agar

jumlah biaya yang dikeluarkan sama dengan jumlah pendapatan yang diperoleh

adalah sebanyak 23 ekor ayam, yang apabila dirupiahkan adalah sebesar

Rp602.268,00. Selain itu, data yang diolah juga menunjukkan bahwa peternakan

mencapai BEP dengan penjualan paling banyak adalah Peternakan Agus S. yaitu

dengan menjual 26 ekor ayam, sedangkan peternakan yang mencapai BEP

dengan jumlah penjualan paling sedikit adalah Peternakan Joko S. dengan 17

ekor ayam.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Di dalam penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan

oleh penelitian yang berikutnya, yaitu:

1. Aspek kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek ekonomi dan

keuangan, sedangkan untuk aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek

pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi belum digunakan, sehingga

belum diketahui kelayakan usaha dari segi keseluruhan aspek.

2. Penelitian ini hanya menggunakan waktu satu periode, yaitu 32-39 hari, sehingga

prospek jangka panjang usaha peternakan ayam pedaging tidak diketahui.

3. Jumlah kapasitas sampel peternakan dalam penelitian ini belum cukup banyak

bila dibandingkan dengan jumlah populasi yang ada, hal ini disebabkan karena

Page 68: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

banyak peternakan yang masih tertutup dalam memberikan data keuangan yang

dibutuhkan penulis.

4. Seluruh sampel dalam penelitian ini merupakan peternakan yang menggunakan

sistem kemitraan, bukan peternakan mandiri, sehingga mengenai kelayakan

peternakan mandiri tidak diketahui.

5. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah peternakan dengan skala

industri yang tidak terlalu besar, sehingga belum diketahui kelayakan peternakan

ayam dengan skala yang lebih besar.

6. Keterbatasan yang tersebut di atas merupakan keterbatasan-keterbatasan dalam

kondisi normal, terdapat beberapa keterbatasan dalam kondisi tidak normal, yaitu

terjadinya fluktuasi harga DOC, pakan, obat dan vaksin, munculnya wabah

penyakit, terjadinya perubahan musim, dan keseluruhan faktor tersebut dapat

menghambat proses produksi peternakan ayam pedaging.

C. SARAN

Penulis merekomendasikan saran-saran berikut agar penelitian selanjutnya

lebih baik:

1. Untuk penelitian berikutnya, dalam menguji kelayakan usaha, sebaiknya

menggunakan seluruh aspek kelayakan, agar kelayakan suatu usaha lebih

maksimal karena dilihat dari berbagai segi.

2. Untuk mengetahui prospek jangka panjang suatu usaha dan untuk mendapatkan

hasil yang lebih baik, sebaiknya penelitian berikutnya menambah periode

pengamatan penelitian.

3. Penelitian selanjutnya sebaiknya mencari jumlah sampel yang lebih banyak, agar

data yang diperoleh cukup untuk mendukung hasil dari penelitian.

Page 69: STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DITINJAU DARI ASPEK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

4. Sebaiknya penelitian berikutnya mencari sampel peternakan ayam pedaging yang

menggunakan sistem kemitraan dan mandiri, sehingga dapat dilakukan

perbandingan kelayakan antara kedua sistem tersebut.

5. Penelitian berikutnya sebaiknya mencari sampel peternakan ayam pedaging

dengan skala yang lebih besar, agar dapat diketahui kelayakan industri

peternakan ayam pedaging dalam beberapa ukuran.

6. Keterbatasan yang tidak normal sebaiknya diperhatikan atau digunakan untuk

penelitian berikutnya, karena keterbatasan tersebut cukup menghambat dalam

proses produksi peternakan ayam pedaging.