STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

16
139 Studi Kelayakan Pengembangan Terminal Peti Kemas Pelabuhan Belang Belang, Fita Kurniawati STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN BELANG-BELANG THE FEASIBILITY STUDY OF BELANG BELANG CONTAINER PORT DEVELOPMENT Fita Kurniawati Badan Litbang Perhubungan Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat 10110 email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi kelayakan pengembangan terminal petikemas di Pelabuhan Belang Belang. Data yang digunakan adalah kombinasi dari data kualitatif dan data kuantitatif sebagai dasar untuk melakukan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Pelabuhan Belang Belang layak untuk dapat dikembangkan menjadi pelabuhan terminal petikemas, namun perlu memperhatikan kebutuhan fasilitas pelabuhan yang saat ini masih terbatas. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan kelayakan pengembangan adalah (1) berdasarkan hasil tinjau ulang kebijakan arah pengembangan Pelabuhan Belang Belang telah diakomodir dalam rencana kebijakan pembangunan dari tingkat nasional hingga daerah dan sesuai dengan rencana induk pelabuhan nasional untuk diarahkan sebagai pelabuhan utama tersier, (2) kondisi hinterland sebagai data dukung kelayakan secara ekonomi Pelabuhan Belang Belang, yaitu berupa potensi investasi dan peluang berdasarkan komponen sektor pembentuk PDRB Provinsi Sulawesi Barat bahwa setiap kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat memiliki keunggulan komparatif dengan nilai LQ tertinggi sebesar 5.19 untuk sektor industri pengolahan, (3) proyeksi potensi arus barang menunjukkan kecenderungan tren arus barang mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan kurva eksponensial dan (4) letak pelabuhan berada di lokasi yang strategis, namun Pelabuhan Belang Belang masih membutuhkan penataan ruang terkait rencana pengembangan dengan permukiman warga disekitar pelabuhan serta peningkatan fasilitas untuk pengembangan terminal peti kemas. Kata kunci: kelayakan, terminal peti kemas, Pelabuhan Belang-Belang ABSTRACT The research aimed at to conduct the lialibility development study for container terminal of Belang Belang Port. The data used is quantitative and qualitative data as the base to conduct descriptive analyses.The result showed that the Port of Belang Belang is feasible to be developed into a port container terminal, though it is necessary to improve and complete the needs of the port facilities. There are some considerations for the feasibility to develop this port which are (1) based on the policy review toward the development plan for Belang Belang Port, it has been accomodated at the national level of policy development and regional policy and also it has accordanced with the national port port master plan to be directed as tertiary major port, (2) based on hinterland condition as the economic feasibility supporting data, whether there are some investment potential and opportunities based on the GDP-forming sectoral components in West Sulawesi Province which showed that each district has comparative advantage with the highest value of LQ was 5.19 for the manufacturing sector, (3) forecast analyses for the flow of goods at Belang Belang Port showed an increasing trend for the flow of goods as indicated by the exponential curve and (4) it has strategic location though Belang Belang Port still required the spatial development plan related to the neighborhoods around the port as well as to complete and improve the terminal container facilities. Keywords: feasibility, terminal container development, Belang-Belang Port Diterima: 10 April 2015, Revisi 1: 30 April 2015, Revisi 2: 18 Mei 2015, Disetujui: 25 Mei 2015

Transcript of STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

Page 1: STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

139Studi Kelayakan Pengembangan Terminal Peti Kemas Pelabuhan Belang Belang, Fita Kurniawati

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMASPELABUHAN BELANG-BELANG

THE FEASIBILITY STUDY OF BELANG BELANG CONTAINER PORT DEVELOPMENT

Fita KurniawatiBadan Litbang Perhubungan

Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat 10110email: [email protected]

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk melakukan studi kelayakan pengembangan terminal petikemas diPelabuhan Belang Belang. Data yang digunakan adalah kombinasi dari data kualitatif dan datakuantitatif sebagai dasar untuk melakukan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkanPelabuhan Belang Belang layak untuk dapat dikembangkan menjadi pelabuhan terminal petikemas,namun perlu memperhatikan kebutuhan fasilitas pelabuhan yang saat ini masih terbatas. Beberapahal yang menjadi pertimbangan kelayakan pengembangan adalah (1) berdasarkan hasil tinjau ulangkebijakan arah pengembangan Pelabuhan Belang Belang telah diakomodir dalam rencana kebijakanpembangunan dari tingkat nasional hingga daerah dan sesuai dengan rencana induk pelabuhannasional untuk diarahkan sebagai pelabuhan utama tersier, (2) kondisi hinterland sebagai datadukung kelayakan secara ekonomi Pelabuhan Belang Belang, yaitu berupa potensi investasi danpeluang berdasarkan komponen sektor pembentuk PDRB Provinsi Sulawesi Barat bahwa setiapkabupaten di Provinsi Sulawesi Barat memiliki keunggulan komparatif dengan nilai LQ tertinggisebesar 5.19 untuk sektor industri pengolahan, (3) proyeksi potensi arus barang menunjukkankecenderungan tren arus barang mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan kurvaeksponensial dan (4) letak pelabuhan berada di lokasi yang strategis, namun Pelabuhan BelangBelang masih membutuhkan penataan ruang terkait rencana pengembangan dengan permukimanwarga disekitar pelabuhan serta peningkatan fasilitas untuk pengembangan terminal peti kemas.Kata kunci: kelayakan, terminal peti kemas, Pelabuhan Belang-Belang

ABSTRACTThe research aimed at to conduct the lialibility development study for container terminal of Belang Belang Port. Thedata used is quantitative and qualitative data as the base to conduct descriptive analyses.The result showed that thePort of Belang Belang is feasible to be developed into a port container terminal, though it is necessary to improve andcomplete the needs of the port facilities. There are some considerations for the feasibility to develop this port which are(1) based on the policy review toward the development plan for Belang Belang Port, it has been accomodated at thenational level of policy development and regional policy and also it has accordanced with the national port portmaster plan to be directed as tertiary major port, (2) based on hinterland condition as the economic feasibilitysupporting data, whether there are some investment potential and opportunities based on the GDP-forming sectoralcomponents in West Sulawesi Province which showed that each district has comparative advantage with thehighest value of LQ was 5.19 for the manufacturing sector, (3) forecast analyses for the flow of goods at BelangBelang Port showed an increasing trend for the flow of goods as indicated by the exponential curve and (4) it hasstrategic location though Belang Belang Port still required the spatial development plan related to the neighborhoodsaround the port as well as to complete and improve the terminal container facilities.Keywords: feasibility, terminal container development, Belang-Belang Port

Diterima: 10 April 2015, Revisi 1: 30 April 2015, Revisi 2: 18 Mei 2015, Disetujui: 25 Mei 2015

Page 2: STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 3, Mei-Juni 2015140

PENDAHULUANAdanya perubahan sistem dan mekanisme kerjaPemerintah sesuai UU No. 23 Tahun 2014 danPP No. 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota,menjadikan Pemerintah Pusat memberikanpelimpahan kewenangan kepada PemerintahProvinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kotauntuk mengatur dan mengurus sendiri urusanpemerintahan berdasarkan asas otonomi dantugas pembantuan.Pembagian kewenangan tersebut berupadesentralisasi, dekonsentrasi dan tugaspembantuan dalam bentuk pengembanganwilayah Pemerintah Provinsi dan pemerintahdaerah kabupaten/kota. Tujuan pembagiankewenangan tersebut adalah agar masing-masing daerah dapat mengejarketertinggalannya dan berkembang sesuaipotensi dan kemampuannya. Pembangunaninfrastruktur karenanya menjadi prioritas utamadalam rangka mempercepat pembangunan didaerah dan mempercepat pertumbuhanperekonomian masyarakat.Kabupaten Mamuju merupakan wilayahpengembangan ibukota kabupaten untukProvinsi Sulawesi Barat sebagai hasil pemekarandari Provinsi Sulawesi Selatan. Posisi KabupatenMamuju yang cukup strategis dan berpotensimenjadi pusat perniagaan menjadikan statusMamuju diprioritaskan untuk diubah dariKabupaten menjadi Kotamadya.Pelabuhan Belang Belang adalah satu dari 3(tiga) pelabuhan nasional, selain PelabuhanMamuju dan Pelabuhan Polewali yang ada diProvinsi Sulawesi Barat. BerdasarkanKeputusan Menteri Perhubungan No. KP 414Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana IndukPelabuhan Nasional, Pelabuhan Belang Belangmasuk klasifikasi sebagai pelabuhanpengumpul dan pada tahun 2015 diarahkansebagai pelabuhan utama.Realisasi pembangunan infrastruktur PelabuhanBelang Belang diwujudkan dalam bentuk

penataan kondisi lingkungan pelabuhan sertapembangunan dermaga yang telah selesaidibangun tahun 1999. Namun status pelabuhanmasih dalam lingkup kerja dibawah UPT (UnitPelaksana Teknis) Direktorat JenderalPerhubungan Laut. Adanya rencanapeningkatan status Pelabuhan Belang Belangmenjadi pelabuhan utama yang dapat melayanikegiatan ekspor-impor akan membutuhkanpeningkatan dan pembangunan khususnyaterkait kebutuhan pembangunan infrastrukturpelabuhan. Berangkat dari kondisi tersebutmaka perlu diketahui kelayakan pengembanganPelabuhan Belang Belang khususnya untukkebutuhan pengembangan terminal peti kemas.

TINJAUAN PUSTAKAA. Peran Pelabuhan dalam Pengembangan

WilayahPelabuhan merupakan salah satu mata rantaiyang sangat penting dari seluruh prosesperdagangan dalam negeri maupun luarnegeri. Pelabuhan bukan sekedar tempatbongkar muat barang maupun naikturunnya penumpang tetapi juga sebagai titiktemu antar moda angkutan dan pintugerbang ekonomi bagi pengembanganekonomi sekitarnya.Pelabuhan dapat berperan dalammerangsang pertumbuhan kegiatanekonomi, perdagangan, dan industri dariwilayah pengaruhnya (Soemantri, 2003).Dengan kata lain Pelabuhan juga berperansebagai pintu gerbang komersial suatudaerah/negara, titik peralihan darat dan lautserta sebagai tempat penampungan dandistribusi barang (PT. Pelabuhan Indonesia,2000).Pelabuhan tidak bisa dipisahkan dengandaerah hinterlandnya. Hinterland pelabuhanadalah daerah-daerah yang terletak di sekitar(belakang) pelabuhan, termasuk di dalamnyaadalah kota pelabuhan itu sendiri dan kota-kota serta daerah-daerah pedalaman di luarkota pelabuhan yang saling memilikihubungan ekonomi dengan pelabuhan.

Page 3: STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

141Studi Kelayakan Pengembangan Terminal Peti Kemas Pelabuhan Belang Belang, Fita Kurniawati

Interrelasi antara hinterland dan pelabuhanini bersifat saling menguntungkan, karenapelabuhan memiliki fungsi sebagai tempatyang mempunyai berbagai fasilitas untukmemasarkan (mengekspor) produk-produkhinterland keluar daerah atau keluar negeri,dan sebaliknya juga sebagai tempat untukmengimpor produk-produk dari luar negeriatau luar daerah ke hinterland melalui jalurpelayaran. Oleh karena itu, selain bisadiartikan sebagai daerah pedalaman, hinter-land juga bisa diartikan sebagai daerahpenyangga yang merupakan produsen dankonsumen komoditas ekspor-impor(Supriyono, 2009).Operasionalisasi pelabuhan merupakan hasilkinerja dari variabel jaringan kerja pelabuhanyang saling berhubungan dalam sebuahsistem tatanan pelabuhan. Pengembangansistem pelabuhan tidak dapat dilepaskan daripengembangan wilayah dimana pelabuhantersebut berada.Sebagaimana disebutkan dalam KP 414Tahun 2013 tentang Penetapan RencanaInduk Pelabuhan Nasional bahwaperencanaan pelabuhan harus mampumengantisipasi dinamika pertumbuhankegiatan ekonomi dan terintegrasi kedalampenyusunan rencana induk pelabuhankhususnya dikaitkan dengan MP3EI(Masterplan Masterplan Percepatan danPerluasan Pembangunan Ekonomi Indone-sia) dan koridor ekonomi, sistem transportasinasional, sistem logistik nasional, rencana tataruang wilayah serta keterlibatan masyarakatsetempat.

B. Fasilitas Pelabuhan Peti KemasDalam sistem pelabuhan laut dikenal ada 3(tiga) jenis pelabuhan menurut jenis inputyang dilayaninya, yaitu pelabuhanpenumpang atau orang, pelabuhan cargountuk barang curah dan pelabuhan petikemas.Pelabuhan peti kemas sendiri merupakanpelabuhan yang dioperasikan untuk

melayani proses pengangkutan barang yangsudah dikemas dalam peti kemas.Sedangkan terminal petikemas adalah ter-minal yang dilengkapi sekurang-kurangnyadengan fasilitas berupa tambatan, dermaga,lapangan penumpukan (container yard) sertaperalatan yang layak untuk melayanikegiatan bongkar muat petikemas.Dalam sistem pelabuhan peti kemasterdapat 3 (tiga) komponen utama yaituadanya pelabuhan atau dermaga danfasilitasnya, peti kemas dan peti kemassendiri. Menurut Triatmodjo (2008), prosesbongkar muat peti kemas membutuhkanbeberapa fasilitas seperti dermaga sebagaitempat sandar kapal, apron merupakantempat penyandaran kapal dengan marshal-ling yard, container yard, gudang konsolidasi, con-tainer freight station, maintenance and repair shop,gate and interchange, pusat pengendali dandepot peti kemas.Beberapa komponen yang yang berfungsimenunjang kelancaran penangananpetikemas termasuk bongkar muat didalamsuatu terminal petikemas antara lain meliputiforklift, side loader/top loader, transtainer, gantrycrane/total crane, headtruck, chasis trailer, fixspreader dan straddle carrier. Termasuk jugafasilitas lain seperti sumber tenaga listrikkhusus berpendingin, suplai bahan bakar,suplai air tawar, penerangan, peralatankeamanan dan keselamatan.

METODOLOGI PENELITIANPendekatan yang digunakan dalam penelitianini adalah pendekatan kualitatif dengankelengkapan data kualitatif maupunkuantitatif. Tipe penelitian menurut tujuanadalah penelitian deskriptif.Penelitian ini diawali dengan mengumpulkandata sekunder dan primer yang diperoleh dariberbagai sumber literatur dan hasil observasilapangan dan wawancara. Secara rinci alurpikir penelitian ini digambarkan sebagaiberikut.

Page 4: STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 3, Mei-Juni 2015142

Teknis analisis data yang akan dilakukan dalampenelitian ini terdiri dari:1. Analisis kebijakan bertujuan untuk

mengetahui kesesuaian antara rencanapengembangan Pelabuhan Belang Belangdengan dokumen perencanaan/kebijakanyang disusun sehingga terlihat adanyaketerpaduan rencana kebijakan dari tingkatnasional hingga tingkat lokal.

2. Analisis kondisi hinterland dimaksudkanuntuk mengetahui potensi kewilayahanekonomi yang dimiliki oleh ProvinsiSulawesi Barat dalam hal ini potensi hinter-land dari Pelabuhan Belang Belang, yaitudengan mengetahui nilai kinerjaperekonomian yang di ukur dari tolok ukurstruktur pembentuk PDRB melalui metodeLocation Quetient (LQ). Secara matematis LQdiformulasikan sebagai berikut:

ti

tii VV

vvLQ

/

/

dimana:vi = output sektor-i pada tingkat kawasanvt = output total (PDRB) kawasan tersebutVi = output sektor-i untuk wilayah yang lebih

luasVt = output total (PDRB) wilayah yang lebih

luas tersebut (wilayah referensi)

Hasil perhitungan analisis LQ menghasilkan 3kriteria, yaitu:1. LQ > 1, artinya sektor tersebut menjadi basis

atau memiliki keunggulan komparatif.Komoditas di sektor tersebut tidak sajamemenuhi kebutuhan di wilayahnya sendiritapi juga dapat diekspor ke luar wilayah.

2. LQ = 1, artinya sektor tersebut tergolong nonbasis, tidak memiliki keungulan komparatif.Komoditas sektor tersebut hanya cukupuntuk memenuhi kebutuhan di wilayahnyasendiri.

3. LQ < 1, artinya sektor tersebut tergolong nonbasis. Komoditas di sektor tersebut tidakcukup untuk memenuhi kebutuhan sendirisehingga perlu pasokan atau impor dari luarwilayah.

Analisis kondisi eksisting pelabuhan dilakukanberdasarkan rencana pengembangan PelabuhanBelang Belang, kondisi topografi dan tata ruang,potensi arus barang bongkar muat dan kondisioperasional pelabuhan berdasarkan saranaprasarana saat ini. Potensi arus barang diketahuidengan melakukan analisis proyeksi arusbarang di Pelabuhan Belang Belang untukmengetahui perkiraan potensi arus bongkarmuat barang di masa mendatang yang dilakukandengan menggunakan persamaan bangkitan/tarikan perjalanan yang dibentuk dari korelasiatau hubungan antara variabel tak bebas (vol-ume bongkar muat) dan variabel bebas, yaitu

Identi fi kasi dan Permsal ahan

Peng umpul an D ata

Anal isi s Kebi jak an

Data PrimerD ata Sek under

A nal isi s Data

Analis is Ko ndi si Eks is ting Pela buhanAnal isi s Kondis i Hi nterland

Kesimpulan dan R ek omendasi

Gambar 1. Alur Pikir Penelitian

Page 5: STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

143Studi Kelayakan Pengembangan Terminal Peti Kemas Pelabuhan Belang Belang, Fita Kurniawati

penduduk dan PDRB (variabel sosial) denganpersamaan:Y = ax1 + bx2 + c,dimana:Y = volume barangx1 = pendudukx2 = PDRBc = konstanta

HASIL DAN PEMBAHASANA. Analisis Kebijakan

Provinsi Sulawesi Barat merupakan provinsike-33 sekaligus provinsi termuda diRepublik Indonesia sebagai hasil pemekarandari Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam UU No26 Tahun 2004 tentang Pembentukan ProvinsiSulawesi Barat pada pasal 7 disebutkanbahwa ibukota Provinsi Sulawesi Baratberkedudukan di Mamuju. Arahpemanfaatan ruang dalam RTRW ProvinsiSulawesi Barat selanjutnya disusunberdasarkan persandingan Peta RencanaTata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiSulawesi Selatan Subwilayah untuk SulawesiBarat dan berdasarkan Peta PrasaranaWilayah Indonesia (PPWI) 2020 untukProvinsi Sulawesi Barat. Adapun arahanpengembangan sistem kota-kota di ProvinsiSulawesi Barat mengacu kepada RTRWProvinsi Sulawesi Barat yang telah ditetapkansebagai Perda No 1 Tahun 2014, KotaMamuju diarahkan sebagai pelayananprimer untuk Provinsi Sulawesi Barat.Kota Mamuju mempunyai prospek yangbagus untuk dikembangkan menjadikawasan industri. Hal ini disebabkan karenaletaknya yang sangat strategis dan berbatasanlangsung dengan Selat Makassar yangmerupakan lalu lintas pelayaran menujuPulau Kalimantan, Jawa dan Bali. Mengacupada Dokumen Masterplan Percepatan danPerluasan Pembangunan Ekonomi Indone-sia (MP3EI) 2011-2025, dukunganpeningkatan konektivitas (infrastruktur)

pelabuhan di Sulawesi meliputi pelabuhandi Makassar, Mamuju dan Manado.Karenanya salah satu prioritaspembangunan infrastruktur ProvinsiSulawesi Barat diarahkan padapengembangan terminal petikemas diPelabuhan Belang Belang yang diharapkandapat menjadi pintu masuk perdagangandan memberikan dampak positif terhadapaktivitas perekonomian di Provinsi SulawesiBarat.Berdasarkan rencana induk pembangunanSulawesi Barat, Pelabuhan Belang Belangakan dijadikan kawasan pengembanganekonomi dalam rangka mewujudkan arahPembangunan Koridor Ekonomi (PKE)Sulawesi. Salah satunya, yaitu denganmenjadikan daerah ini sebagai sentrapengolahan bahan baku industri sepertikakao maupun industri rotan danpengolahan bahan mentah tambang nikel.Guna mendukung rencana induk PKEtersebut maka dibutuhkan penataan kawasanBelang-Belang dan dukungan pelabuhanyang bertaraf internasional dengankelengkapan infrastruktur yang bertarafinternasional. Dengan demikian keberadaanterminal peti kemas sangat diperlukan olehdunia industri untuk mendukung kelancaranpengiriman dan penerimaan barang. Apabiladitinjau dari konteks Sistranas PelabuhanBelang Belang digolongkan sebagaipelabuhan pengumpan nasional (feeder),yaitu dalam hal ini peran Pelabuhan BelangBelang diharapkan dapat melayaniPelabuhan Utama Primer seperti PelabuhanTanjung Perak.Guna mengetahui arah kebijakan terkaitdengan pengembangan Pelabuhan BelangBelang maka dilakukan analisis aspekkebijakan. Analisis kebijakan menurut WalterWilliams (1971) adalah cara mensintesakanhasil penelitian untuk menghasilkan formatkeputusan (penentuan pilihan-pilihanalternatif) dan untuk menentukan kebutuhanmasa depan. Analisis aspek kebijakan dalamhal ini bersifat deskriptif dan evaluatif

Page 6: STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 3, Mei-Juni 2015144

mengacu pada dokumen kebijakan RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN), Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD) dan Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiSulawesi Barat. Secara ringkas hasil analisisdapat dilihat pada tabel 1.

Perpres No 2 Tahun 2015RPJMN 2015-2019

Buku II Bidang Wilayah

Perda No 1 Tahun 2013RPJMD Provinsi Sulawesi

Barat 2012-2016

Perda No 1 Tahun 2014 tentangRTRW Prov Sulawesi Barat

Kegiatan strategis jangkamenengah nasional untukpercepatan pembangunaninfrastruktur PerhubunganLaut dan Darat di ProvinsiSulawesi Barat salah satunyadi arahkan padapengembangan fasilitaspelabuhan laut Belang-belangdan pembangunan jalan akseske pelabuhan

Peningkatan kapasitas danfasilitas penunjangPelabuhan Belang-Belangyang mampu menjadikannyasebagai salah satu pelabuhanbongkar muat dalam skalamenengah hingga besar danjuga menjadikannya sebagaisub hub dalampengembangan koridorekonomi Sulawesi.

Kebijakan dan StrategiPengembangan Struktur Ruang,dengan strategi (1) peningkatanakses pelayanan perkotaan danpusat pertumbuhan ekonomiwilayah meliputi:mempromosikan Pusat KegiatanNasional (PKNp) Mamuju(ibukota Kabupaten Mamuju) –Tampapadang - Belang Belang(MATABE) yang potensialberfungsi sebagai pusat kegiatanterpadu kepelabuhanan,kebandarudaraan, industri,perdagangan, pergudangan

Tabel 1. Analisis Kebijakan Pembangunan Pelabuhan Belang-Belang di Provinsi Sulawesi Barat

Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan tabel analisis kebijakanpembangunan di atas, telah terlihat adanyakesesuaian arah kebijakan dari tingkat nasionalhingga tingkat provinsi terkait dengan arahkebijakan Pelabuhan Belang Belang untukdikembangkan sebagai pelabuhan bongkarmuat melalui peningkatan fasilitas sarana danprasarana pelabuhan. Dengan demikian rencanapengembangan terminal peti kemas PelabuhanBelang Belang telah tertampung dalamperencanaan pada dokumen kebijakan ditingkat nasional dan daerah dan juga telahsesuai perencanaan tata ruang wilayah ProvinsiSulawesi Barat sebagai pusat kegiatan terpadukepelabuhanan.B. AnalisisHinterland

Kabupaten Mamuju diarahkan sebagai pusatekonomi dan perindustrian ProvinsiSulawesi Barat dengan Pelabuhan BelangBelang sebagai pintu masuk kegiatan eksporimpor industri. Besarnya aktivitas bongkarmuat di Pelabuhan Belang Belang pada saatini maupun masa yang akan datang, tidak

bisa lepas dari potensi daerah hinterlandnya.Adanya aktivitas bongkar muat barang dipelabuhan tersebut diindikasikan akanberpengaruh terhadap pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di kawasan hinterlandnya.Letak wilayah Povinsi Sulawesi Baratberhadapan langsung dengan Selat Makassaryang merupakan salah satu jalur lalu lintaspelayaran Nasional dan Internasional. Letakstrategis ini memberikan nilai tambah yangsangat menguntungkan bagi pembangunansosial ekonomi kedepan. Letaknya yangsangat strategis pada posisi silang segitigaemas Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur,dan Sulawesi Tengah lewat pantai baratdengan jarak 445 km dari Makassar IbukotaProvinsi Sulawesi Selatan, 447 Km dari PaluIbukota Provinsi Sulawesi Tengah dan SelatMakassar/Kalimantan Timur, memberikanpotensi perencanaan pembangunan yangharus ditata dengan baik. Sehingga kekayaanyang terkandung di dalam alam SulawesiBarat dapat memberikan manfaat yang

Page 7: STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

145Studi Kelayakan Pengembangan Terminal Peti Kemas Pelabuhan Belang Belang, Fita Kurniawati

maksimal untuk kesejahteraanmasyarakatnya. Provinsi Sulawesi Baratsemenjak terbentuk di tahun 2004 hingga saatini memiliki enam kabupaten, yaitu Majene,Polewali Mandar, Mamasa, Mamuju,Mamuju Utara dan Mamuju Tengah.Untuk mengetahui potensi hinterlandPelabuhan Belang Belang maka perludiketahui sektor unggulan dari pembentukkinerja perekonomian yang dapatmendukung aktivitas Pelabuhan BelangBelang di masa mendatang. Kondisiperekonomian wilayah hinterland PelabuhanBelang Belang dapat dilihat dari nilai PDRBProvinsi Sulawesi Barat. Berdasarkan dataBPS, nilai PDRB Provinsi Sulawesi Barat tahun2014 mencapai sekitar 29.391,51 miliar rupiahatau terjadi peningkatan sekitar 16,40%dibandingkan dengan tahun sebelumnya.Apabila dilihat secara regional PulauSulawesi, Provinsi Sulawesi Barat menempatipertumbuhan ekonomi yang kedua tertinggisetelah Provinsi Sulawesi Selatan. Lajupertumbuhan Sulawesi Barat tahun 2014dipengaruhi oleh beberapa sektor yangmengalami laju pertumbuhan yang cukuptinggi, yaitu sektor industri pengolahan35,92%, sektor listrik, gas dan air sebesar 16,15,sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar14,59% sedangkan sektor-sektor lain tumbuhpositif walaupun tidak terlalu tinggi.Mengacu pada data potensi komoditasProvinsi Sulawesi Barat, diketahui bahwa

besarnya PDRB antar kabupaten di SulawesiBarat cukup bervariasi karena memilikikeunggulan komparatif tiap sektor yangberbeda. Kondisi ini menunjukkan bahwawilayah hinterland Pelabuhan Belang Belangsesungguhnya memiliki potensi ekonomiyang dapat dikembangkan. Salah satu alatuntuk melihat kinerja perekonomian suatudaerah dari tolok ukur struktur PDRB adalahdengan Location Quotient (LQ). Berdasarkanperolehan data PDRB Provinsi Sulawesi Baratdan nilai PDRB pada masing-masingkabupaten tahun 2013 dan 2014 maka dapatdihitung nilai LQ.Berdasarkan hasil perhitungan LQ untuktahun 2013, Kabupaten Mamuju Utaramemiliki nilai LQ di atas 1 paling tinggidiantara seluruh kabupaten untuk sektorindustri pengolahan, yaitu sebesar 5.19 yangmerupakan penyumbang terbesar. Industripengolahan tersebut berasal dari olahankelapa sawit yang tercatat sekitar 80,73%diekspor ke luar. Sementara itu KabupatenMamuju tercatat memiliki sektor terbanyakdengan nilai LQ di atas 1. Tercatat enamsektor dengan salah satu nilai terbesar, yaitupada sektor pertambangan dan penggaliansebesar 3.29. Hal ini mengindikasikan bahwasektor pertambangan dan penggalianmerupakan produk dengan nilai tambahyang dapat diekspor dari KabupatenMamuju. Untuk Mamuju Tengah data masihtergabung dengan Kabupaten Mamuju.

SektorKabupaten

MajenePolewaliMandar Mamasa Mamuju

MamujuUtara

Pertanian 0.97 1.01 1.20 0.79 0.67Pertambangan dan Penggalian 0.86 0.35 0.80 3.29 1.21Industri Pengolahan 0.52 0.33 0.61 0.47 5.19Listrik, Gas dan Air Bersih 1,68 1.37 0.49 1.65 0.68Konstruksi 1,33 0.59 1.32 2.04 1.66Perdagangan, Hotel dan Restauran 0,97 1.86 0.77 0.70 0.14Pengangkutan dan Komunikasi 1.58 0.89 0.61 1.52 1.52Keuangan, Real Estate dan JasaPerusahaan 1.68 0.93 0.81 1.63 0.87

Jasa-jasa 0.87 0.87 0.95 1.90 0.89

Tabel 2. Nilai LQ Pertanian dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat

Sumber: Hasil Analisis, 2015

Page 8: STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 3, Mei-Juni 2015146

C. Analisis Kondisi Eksisting1. Potensi Pengembangan Pelabuhan

Belang BelangPelabuhan peti kemas adalah kebutuhanpokok bagi kawasan industri mengingatpelabuhan peti kemas adalah salah satuprasarana transportasi utama untukkeluar masuknya barang di kawasanindustri. Berdasarkan UU No. 39 Tahun2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus,Pelabuhan Belang Belang memenuhipersyaratan untuk dijadikan kawasanpengembangan industri dan kawasanekonomi khusus dalam rangkamewujudkan arah PembangunanKoridor Ekonomi (PKE) Sulawesi.Posisi strategis Pelabuhan Belang Belangyang berada tepat berada di tepi SelatMakassar (ALKI) II menjadikanpelabuhan tersebut berpotensi sebagaipintu masuk perdagangan barang dikawasan Indonesia timur. Posisipelabuhan sangat strategis pada posisisilang segitiga emas Sulawesi Selatan,Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengahlewat pantai barat. Terlebih lagikeberadaan Pelabuhan Belang Belangtidak jauh dari Bandar Udara TampaPadang sehingga memudahkaninterkoneksi dengan kota-kota utamayang ada di Indonesia, khususnya dikawasan timur Indonesia. Selanjutnyaarah kebijakan ini diakomodir dalamperencanaan induk pembangunanSulawesi Barat.Secara topografi pelabuhan BelangBelang memiliki kawasan wilayah yangrelatif datar dan cukup luas disekitarnyadan sangat potensial untuk ditetapkansebagai lokasi pengembangan KEK.Kebijakan pengembangan pelabuhanBelang Belang sesuangguhnya telahsesuai seperti yang dicantumkan dalamdokumen MP3EI (MasterplanPercepatan, Perluasan dan PembangunanEkonomi Indonesia) yaitu PelabuhanBelang Belang termasuk salah satu

pelabuhan strategis dalam koridorekonomi Sulawesi, gambar 6

Sumber: Perpres 32 Tahun 2011Gambar 2. Pelabuhan-Pelabuhan Strategis

Dalam Koridor Ekonomi Sulawesi

Posisi dermaga Pelabuhan Belang Belangsangat strategis dibandingkan dengandermaga pelabuhan lain sepertipelabuhan Pantoloan, Sulawesi Tengahdan Pelabuhan Soekarno-Hatta di kotaMakassar, Sulawesi Selatan. Kapal yanghendak sandar di Belang-Belang hanyabutuh waktu yang singkat. Hal inididukung oleh kedalaman dan strukturjalur masuk perairan Pelabuhan BelangBelang yang alami serta kondisi kolampelabuhan yang relatif tenang sehinggamemudahkan kapal-kapal untukbersandar tanpa dibantu oleh kapalpandu.Secara hirarki pelabuhan Belang Belangtermasuk pelabuhan yang tidakdiusahakan dan menjadi tanggung jawabdari Ditjen Perhubungan Laut dibawahKantor Unit Penyelenggara PelabuhanBelang Belang. Pelabuhan Belang Belangmemiliki 4 (empat) wilayah kerja, yaitu:a. Wilayah Kerja Sampaga;b. Wilayah Kerja Budong Budong;c. Wilayah Kerja Bambaloka;d. Wilayah Kerja Pasangkayu.Keempat wilayah kerja Pelabuhantersebut masuk dalam kategori

Page 9: STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

147Studi Kelayakan Pengembangan Terminal Peti Kemas Pelabuhan Belang Belang, Fita Kurniawati

pelabuhan khusus yang diperuntukkanuntuk kepentingan khusus sepertipelayanan bongkar muat untuk industribatu bara seperti pada wilkerPasangkayu. Adanya rencanapengembangan kota pusat kegiatanwilayah (PKW) mendorong PelabuhanBelang Belang meningkatkan statusnyadari yang semula hanya menjadipelabuhan antar pulau menjadipelabuhan bertaraf internasional. Dalamhal ini adalah dengan meningkatan sta-tus Pelabuhan Belang Belang menjadipelabuhan ekspor. Berkaitan denganrencana tersebut, pengembanganPelabuhan Belang Belang saat inidifokuskan pada pembangunaninfrastruktur fasilitas sarana pelabuhanlaut sehingga memiliki kualifikasipelabuhan internasional.Pengembangan Pelabuhan BelangBelang bertujuan untuk meningkatkanpertumbuhan ekonomi Provinsi SulawesiBarat. Rencana tersebut tidak lepas daripotensi sumber daya alam yang dimilikiProvinsi Sulawesi Barat dan rencanainduk pembangunan Sulawesi Baratmenjadikan Pelabuhan Belang Belangsebagai kawasan pengembanganekonomi. Salah satu pemanfaatan potensitersebut adalah dengan menciptakaniklim ekspor yang kondusif yang perludidukung oleh infrastruktur pelabuhansehingga dapat meningkatkan efisiensidan efektivitas industri.Pembangunan infrastruktur tersebutditujukan guna memfasilitasi peranPelabuhan Belang Belang dimasamendatang sebagai:a. Simpul dalam jaringan transportasi

baik dalam konteks Provinsi SulawesiBarat maupun dalam konteks jaringanpelayaran nasional;

b. Pintu gerbang kegiatan perekonomiankhususnya untuk perekonomianKabupaten Mamuju;

c. Tempat kegiatan alih modatransportasi untuk mendukungpergerakan orang dan barang danseluruh wilayah Kabupaten Mamujuke wilayah lainnya di Indonesia;

d. Penunjang kegiatan ekonomi,perdagangan dan pemerintahan;

e. Tempat distribusi, produksi dankonsolidasi muatan atau barang.

Kondisi tersebut didukung oleh potensibesar Pelabuhan Belang Belang sebagaipusat pengangkut hasil komoditi sumberkekayaan alam di Sulawesi mengingatposisi strategis Pelabuhan Belang Belangyang terletak di perairan ALKI II.Pelabuhan Belang Belang sebagaipelabuhan nasional yang diarahkansebagai pelabuhan utama tersierselanjutnya ditetapkan denganmemperhatikan:a. berperan sebagai pengumpan

angkutan peti kemas nasional;b. berperan sebagai tempat alih muat

penumpang dan barang umumnasional;

c. berperan melayani angkutan petikemas nasional di seluruh Indonesia;

d. berada dekat dengan jalur pelayarannasional +50 mil;

e. kedalaman minimal pelabuhan -9 mLWS;

f. memiliki dermaga multipurposeminimal panjang 150 m, mobile craneatau skipgear kapasitas 50 ton;

g. jarak dengan pelabuhan nasionallainnya 50-100 mil.

2. Potensi Arus BarangBerdasarkan pengamatan kegiatan dilapangan dan informasi dari petugassetempat, aktivitas perkapalan didermaga Pelabuhan Belang Belang,Kabupaten Mamuju hingga saat ini masihsepi karena terkendala fasilitas alatbongkar muat barang yang ada dipelabuhan wilayah ini. Setahun pasca

Page 10: STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 3, Mei-Juni 2015148

rampungnya pembangunan pelabuhanini minat pengusaha kapal masih kuranguntuk masuk ke pelabuhan karena saranafasilitas yang masih kurang memadaikhususnya untuk peralatan bongkar muatbarang. Pemanfaatan pelabuhan BelangBelang saat ini masih digolongkan padajenis pelabuhan kargo curah. Jeniskomoditas bongkar muat masih sebataspada bahan bangunan seperti semen,pasir, kerikil, lalu kebutuhan pertanianseperti pupuk dan komoditas hasilpertanian dan perkebunan seperti pisang,kakao, kayu, kelapa, dst.Pelabuhan Belang Belang telahdioperasikan sejak tahun 2009 dansampai saat ini masih melayani domestik.Berdasarkan data kunjungan kapal kePelabuhan Belang Belang dari tahun 2010-2013 sebagaimana terlihat pada gambar1, jumlah kapal yang berkunjung cukupfluktuatif. Tercatat tahun 2011 jumlahkunjungan kapal mengalami penurunansebesar 7% dibandingkan tahun 2010namun selanjutnya tahun 2012 terjadikenaikan 1% dan terjadi peningkatankunjungan kapal sebesar 9% di tahun2013.Sementara itu, berdasarkan data bongkarmuat tahun 2013 untuk per-bulannyasebagaimana terlihat pada gambar 3,menunjukkan aktivitas bongkar muatbarang di Pelabuhan Belang Belangcenderung fluktuatif. Secara total di tahun2013 tercatat data barang bongkarsebanyak 71.489 ton dan data barang muatsebanyak 45.127 ton. Data tersebut jugamengindikasikan bahwa aktivitas diPelabuhan Belang Belang masih didominasi kegiatan bongkar dan minimkegiatan muat.Berdasarkan data penduduk dan PDRBKabupaten Mamuju tahun 2013-2014selanjutnya diperoleh data prediksi databongkar dan muat barang di PelabuhanBelang Belang tahun 2015-2027 denganasumsi tahun 2016 prediksi barang muat

pelabuhan mengambil porsi 40% surpluskomoditi sektor unggulan dan tahun 2025mengambil porsi 60% surplus komoditisektor unggulan sebagaimana dapatdilihat pada gambar 5 dan 6.

Sumber: Kantor Unit Pengelola Pelabuhan Belang BelangGambar 3. Data Kunjungan Kapal di Pelabuhan

Belang-Belang Tahun 2010-2013

Sumber: Hasil AnalisisGambar 4. Data Arus Barang Bongkar Muat di

Pelabuhan Belang-Belang Tahun 2013

Sumber: Hasil AnalisisGambar 5. Prediksi Data Barang Muat

Page 11: STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

149Studi Kelayakan Pengembangan Terminal Peti Kemas Pelabuhan Belang Belang, Fita Kurniawati

Proyeksi potensi data bongkar muatsebagaimana gambar grafik 4 di atasmenunjukkan kecenderungan adanyapeningkatan kegiatan seiring dengan arahkebijakan dalam RPJMD Provinsi SulawesiBarat dalam upaya pengembanganproduktifitas sentra-sentra produksipertanian, perikanan, serta agro bisnis danindustri. Sementara itu prediksi barangbongkar gambar 6, sepenuhnyamenggunakan model persamaan linier daridata bongkar pelabuhan saat ini. Dengandemikian adanya rencana pembangunanprasarana terminal petikemas pelabuhanBelang Belang diharapkan dapatmendukung pengembangan kawasankepentingan pertumbuhan ekonomi diProvinsi Sulawesi Barat. Dalam hal ini,peran Pemda dan keterlibatan masyarakatsangat penting untuk mendukung danmendorong optimalisasi peran industripengolahan komoditi dari sektor-sektoryang menjadi unggulan di setiapkabupaten di Provinsi Sulawesi Baratsehingga dapat memberikan nilai tambah.

3. Sarana dan PrasaranaPelabuhan Belang Belang dari segigeografis merupakan pelabuhan alamkarena memiliki breakwater alami, yaituterdapat dua pulau yang terletak tepat didepan pintu masuk pelabuhan sehinggakolam pelabuhan relatif tenang.Kedalaman kolam pelabuhan mencapai12 LWS sehingga ukuran kapal

maksimum yang dapat masuk pelabuhanadalah jenis kapal dengan ukuran 12.000DWT. Kondisi jalan masuk menujuPelabuhan Belang Belang sudah cukupbaik dengan konstruksi jalan dari betonsehingga dapat menahan beban truk con-tainer.Namun demikian untuk kebutuhan skalamendatang Pemda Pemprov Sulawesi Baratperlu memperhatikan penataan lingkunganterkait dengan tata letak bangunan di sekitarpelabuhan dan akses masuk menujupelabuhan. Berdasarkan kondisi gerbangutama pada Gambar 4 terlihat permukimanpenduduk padat di sepnjang jalan masuk.dari segi keselamatan areal permukimantersebut perlu direlokasi karena dengansemakin ramainya pemanfaatan pelabuhanmaka truk-truk besar akan lalu lalang danmengakibatkan ketidaknyamanan sertadapat membahayakan bagi para warga yangbermukim di sepanjang jalan masukpelabuhan.

Sumber: Hasil AnalisisGambar 6. Prediksi Data Barang Bongkar

Sumber: Hasil SurveiGambar 7. Kondisi Gerbang Utama dan Jalan

Masuk Pelabuhan

Page 12: STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 3, Mei-Juni 2015150

Sebagai penghubung antara dermaga denganfasilitas darat terdapat trestle dan causeway.Trestledibangun dengan konstruksi beton bertulang diatas tiang pancang sedangkan konstruksi cause-way berupa timbunan tanah dan pasir sertapelindung lereng berupa timbunan batu kali.

Pelabuhan Belang-belang saat ini memiliki duadermaga dengan kapasitas 1.000 ton. sertapanjang dermaga sekitar 101 meter dan lebarsekitar 15 meter, sementara panjang trestlenyasekitar 91 meter dengan lebar 6 meter.

Sumber: Hasil SurveiGambar 8. Kondisi Dermaga I dan II Pelabuhan Belang-Belang

Areal darat Pelabuhan Belang Belang terdiri daripos penjaga, gedung kantor, gudang, danlapangan penumpukan dalam kawasan seluaslima hektar. Pelabuhan Belang Belang memilikidua gudang dengan luas masing-masing sekitar

800 m2. Kondisi lapangan penumpukanPelabuhan Belang Belang terletak di sebelahutara berdekatan dengan pergudangankondisinya saat ini sudah cukup baik meskipununtuk perawatan terlihat masih agak kurang.

Sumber: Hasil SurveiGambar 9. Kondisi Gudang dan Lapangan Penumpukan

Secara lengkap data fasilitas sarana danprasarana Pelabuhan Belang Belang, diketahuipada tabel 3:Berdasarkan arah kebijakan dan pengembangankedepannya Pelabuhan Belang Belangdiharapkan dapat menangani tidak hanyabarang curah tetapi juga peti kemas. Masihterbatasnya jumlah barang yang ditangani di

Pelabuhan Belang Belang saat ini menyebabkanaktivitas perkapalan di dermaga PelabuhanBelang Belang tergolong sepi. Hal ini jugadipengaruhi karena terkendala fasilitas alatbongkar muat barang yang ada di pelabuhan.Berdasarkan hasil wawancara dengan petugasKantor Pelabuhan Belang Belang saat iniPelabuhan Belang Belang belum sanggup

Page 13: STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

151Studi Kelayakan Pengembangan Terminal Peti Kemas Pelabuhan Belang Belang, Fita Kurniawati

menangani bongkar muat peti kemas sehinggamenyebabkan para pengusaha kapal enggan

untuk masuk ke pelabuhan karena terbatasnyasarana fasilitas yang memadai untuk bongkarmuat.

No Jenis Fasiltas KonstruksiDimensi

(luas)Tahun

Pembuatan Kondisi Keterangan

1Dermaga I (dermaga lama) Beton 62 x 15 1999 Baik

Kedalaman (-12LWS) depandermaga

Dermaga II Beton dan Baja 101,4 x 15 2009 Baik

2Trestel I Beton 19 m x 6,4 m 1999 BaikTrestel II Beton 90,97 m x 6 m 2009 Baik

3 Gedung Kantor Batu Bata 150 m² 1999 Baik

4 Gudang Tertutup Lama Batu Bata 200 m² 1999 Baik 2 unitGudang Tertutup Baru Batu Bata 800 m² 2009 Baik 5 buah gudang

5

Lapangan Penumpukanlama Conblock 3000 m² 1999 Baik

Lapangan PenumpukanBaru Conblock 3600 m² 2009 Baik Kapasitas 3600

T/m26 Pos Jaga Bata 12 m² 2009 Baik

Tabel 3. Kondisi Eksisting Fasilitas di Pelabuhan Belang Belang

Sumber: Kantor Unit Pengelola Pelabuhan Belang Belang

Kegiatan operasional bongkar muat barangcurah masih mengandalkan penggunaan kapalcrane milik pengusaha atau dilakukan secaratradisional dengan menggunakan tenaga kerja

manusia. Seperti dapat dilihat pada gambar 10berikut ini, kegiatan bongkar muat komoditisemen dilakukan dengan menggunakan kapalcrane si pemilik barang.

Sumber: Hasil SurveiGambar 10. Kegiatan Bongkar Muat di Pelabuhan Belang Belang

Ketersediaan sarana dan prasarana pelabuhanmasih sebatas pada penyediaan gudangpenyimpanan tertutup dan lapanganpenumpukan petikemas. Meskipun telahtersedia penyedia jasa bongkar muat pelabuhan.Namun demikian tidak menutup kemungkinanbahwa Pelabuhan Belang Belang telah cukuplayak untuk dapat dikembangkan khususnyauntuk kebutuhan terminal peti kemas

mengingat jenis komoditas muatan yang pernahdilayani oleh pelabuhan adalah CPO dan bahantambang seperti asphalt dan mangan. Terlebihlagi berdasarkan hasil analisis hinterland danpotensi arus barang menunjukkan adanyapertumbuhan volume bongkar muat barangsecara signifikan.Terkait dengan pelayanan pelabuhandilaksanakan oleh petugas operasional

Page 14: STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 3, Mei-Juni 2015152

pelabuhan yang bertugas selama 1x24 jamdengan didampingi oleh petugas penjagaan dankeselamatan (GAMAT). Berdasarkan dataoperasional kantor Pelabuhan Belang Belang,kegiatan operasional Pelabuhan Belang Belanghingga saat ini telah melayani kapal-kapal:1. Perusahaan pelayaran nasional (Pelnas)

antara lain PT. Fajar Lautan Nusantara, PT.Samudera Pasific, dan PT. Sinar Pasific

2. Perusahaan pelayaran (Pelra): PT. AliranJaya.

Umumnya kapal-kapal tersebut membawamuatan komoditas seperti semen, pupuk, rotan,CPO, dan hasil bumi seperti jagung, kelapa dankayu. Kegiatan operasional bongkar muatdilakukan oleh 2 (dua) perusahaan yaitu PT.Rimuku Jaya dan PT. Citra Bersama dankegiatan TKBM dilakukan oleh PT. LiutanKarya. Dari hasil pengamatan dan analisiskondisi saat ini Pelabuhan Belang Belang dapatmenggunakan sistem campuran dengankombinasi jenis peralatan untuk penangananmuatan sebagai berikut:1. Pemakaian portainer di dermaga.2. Pemakai truk untuk menghubungkan

dermaga dengan lapangan penumpukan.3. Pemakaian Rubber Tire Gantry Crane (RTGC)

di lapangan penumpukanDisamping pemenuhan kebutuhan fasilitas ter-minal peti kemas, prosedur penanganan kapaldan muatan di Pelabuhan Belang Belang harusdisusun dengan memperhatikan fasilitaspelabuhan sehingga dapat berjalan seefisienmungkin dan sesuai dengan kebutuhan yangharus terpenuhi. Prosedur ini dimulai dengankapal datang untuk bongkar sampai kapal pergisetelah melakukan muat. Penanganan kapaldimulai dari kedatangan kapal yangmembutuhkan area penjangkaran, alur masuk,kolam pelabuhan serta dermaga yang sesuaidengan ukuran kapal. Selanjutnya di dermagakapal melakukan kegiatan bongkar peti kemas.Dari dermaga peti kemas diangkut ke lapanganpenumpukan, gudang, atau langsung dikirimkepada alamat pemiliknya. Ketika peti kemasmeninggalkan pelabuhan harus melalui

jembatan timbang dahulu untuk melakukanpengecekan. Sedangkan penanganan muatandimulai dari peti kemas masuk ke kawasanpelabuhan melalui gerbang.Kemudian peti kemas masuk kawasanpelabuhan melewati jembatan timbang untukmelakukan pengkontrolan terhadap kondisipeti kemas. Selanjutnya dapat menuju kegudang atau langsung menuju lapanganpenumpukan sesuai dengan jenis pengirimanpeti kemas yang dipakai. Peti kemasdikelompokkan sesuai perusahaan dan sesuaijadwal keberangkatan muatan. Dari lapanganpenumpukan dan gudang jika sudahwaktunya naik ke atas kapal, maka petkemasdiangkut ke dermaga. Di dermaga peti kemasdinaikkan keatas kapal.Dalam penentuan fasilitas pelabuhan langkahpertama yang didilakukan adalah penentuansistem opersional yang dipakai. Sistemoperasional sangat memepengaruhi jenisperalatan, penataan layout pelabuhan, dan biayaoperasional pelabuhan. Kondisi fasilitas saranadan prasarana di Pelabuhan Belang Belangdengan ketiadaan jembatan timbang untuk saatini memungkinkan terlaksananya prosedurpenanganan kapal dan muatan seperti diatasnamun dalam jumlah yang masih terbatas. Jeniskomoditas yang ditangani juga masih terbataspada komoditas umum yang tidakmembutuhkan penanganan khusus.

KESIMPULANMengacu pada dokumen perencanaan, rencanapengembangan terminal peti kemas PelabuhanBelang Belang telah tertampung dalamkebijakan nasional, yaitu RPJMN 2015-2019 padaBuku III Agenda Pembangunan Wilayah danRPJMD Provinsi Sulawesi Barat 2012-2016 sertatelah tertampung dalam kebijakan tata ruangProvinsi Sulawesi Barat, yaitu dalam rangkamendukung pengembangan kawasan ekonomidan perindustrian kota Mamuju. Dengandemikian telah terdapat kesesuaian antarakebijakan di tingkat nasional dan di tingkatdaerah terkait dengan pengembanganPelabuhan Belang Belang.

Page 15: STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

153Studi Kelayakan Pengembangan Terminal Peti Kemas Pelabuhan Belang Belang, Fita Kurniawati

Analisis kondisi hinterland menunjukkanProvinsi Sulawesi Barat memiliki keunggulankomparatif, yaitu dilihat dari hasil penghitunganLQ (Location Quotient). Sektor industripengolahan di Kabupaten Mamuju Utaradengan nilai LQ = 5.19 merupakanpenyumbang basis terbesar dan menjadikomoditi ekspor unggulan di Provinsi SulawesiBarat. Pada basis kedua dengan nilai LQ = 3.29untuk sektor pertambangan dan penggalian danpada basis ketiga dengan nilai LQ = 2.10 untuksektor konstruksi di Kabupaten Mamuju.Sebagai ibu kota provinsi, Kabupaten Mamujutercatat memiliki 6 basis sebagai sektor unggulandengan nilai LQ > 1. Tingginya nilai LQ untuksektor industri pengolahan memberikan potensiProvinsi Sulawesi Barat untuk dapat lebihmeningkatkan sentra pengolahan bahan bakuindustri dan juga bahan mentah tambang sepertiNikel terlebih lagi semenjak pemerintahmemberlakukan larangan ekspor bahan mentahke luar negeri. Dengan demikianpengembangan potensi komoditas berjalansearah dengan rencana peningkatan statusPelabuhan Belang Belang menjadi pelabuhanekspor dengan didukung oleh potensi ekonomihinterlandnya.Berdasarkan hasil analisis kondisi eksistingpelabuhan, secara topografi Pelabuhan BelangBelang memiliki posisi yang sangat strategispada selat Makassar dan secara hirarki teknismemenuhi persyaratan untuk dijadikankawasan pengembangan industri dan kawasanekonomi khusus. Saat ini Pelabuhan BelangBelang masih beroperasi sebatas sebagaipelabuhan nasional yang tidak diusahakansehingga menjadikan pelabuhan ini hanyatempat persinggahan kapal atau perahu denganfasilitas bongkar muat seadanya tanpa fasilitasjembatan timbang, bea cukai dan lain-lain.Dengan kata lain pemanfaatannya sebagaipelabuhan peti kemas masih belum maksimal.Pelabuhan Belang Belang untuk saat inidikategorikan sebagai pelabuhan pengumpan,yaitu melayani kegiatan angkutan laut dalamnegeri, alih muat angkutan dalam negeri dalamjumlah terbatas. Hal ini menjadi dasar untuk

Pelabuhan Belang Belang kedepannyadiarahkan sebagai Pelabuhan Utamasebagaimana ditetapkan dalam PenetapanRencana Induk Pelabuhan Nasional (KP 414Tahun 2013). Hasil prediksi bongkar muatbarang memperlihatkan kecenderunganpeningkatan arus barang yang ditunjukkan olehgrafik eksponensial menjadikan PelabuhanBelang Belang cukup layak untuk dapatdikembangkan kedepannya sebagai pelabuhanpeti kemas.Berdasarkan ketersediaan sarana dan prasaranasaat ini, areal darat Pelabuhan Belang Belang telahdilengkapi oleh pos penjaga, gedung kantor,gudang, dan lapangan penumpukan. Sementaraitu untuk areal laut telah dilengkapi dua dermagadan dua trestel yang dibangun dengan konstruksibeton dan baja. Secara operasional, pelabuhanmenyediakan pelayanan 1x24 jam. Tercatatsemenjak di bangun di tahun 2009 beberapaperusahaan telah secara rutin melakukan kegiatanbongkar muat di Pelabuhan Belang Belang.Terkait penanganan bongkar muat petikemas,Pelabuhan Belang Belang masih sebatasmenyediakan gudang penyimpanan tertutup danlapangan penumpukan petikemas. Pelabuhanjuga telah menyediakan jasa bongkar muatnamun fasilitas alat bongkar muat barang diPelabuhan Belang Belang masih sangat terbatassehingga menyebabkan kegiatan operasionalpelabuhan saat ini masih sepi. Dengan demikian,terkait rencana pengembangan terminalpetikemas di Pelabuhan Belang Belang masihperlu dilakukan pemenuhan kelengkapan baikdari segi infrastruktur, fasilitas sarana prasarana,sistem operasional pelabuhan dan penataanpelabuhan.Secara keseluruhan maka dapat disimpulkanbahwa Pelabuhan Belang Belang layak untukdikembangan berdasarkan telah adanyadukungan kebijakan di tingkat nasional hinggadaerah, posisi strategis pelabuhan secarakewilayahan, potensi ekonomi kewilayahan,hasil proyeksi arus muat dan bongkar saat iniyang menunjukkan tren meningkat danketersediaan sarana dan prasarana pelabuhansaat ini.

Page 16: STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN …

Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 3, Mei-Juni 2015154

UCAPAN TERIMA KASIHPenulis mengucapkan terima kasih kepadaKepala Bidang Ekonomi Bappeda KabupatenMamuju, Kepala dan pegawai Kantor UnitPengelola Pelabuhan Belang Belang yang telahmembantu penulis dalam menyusun kajian inidan kepada tim dewan redaksi Warta Penelitianyang telah membimbing penulis dalammenyempurnakan kajian ini.

DAFTAR PUSTAKABadan Pusat Statistik. 2013.Provinsi Sulawesi Barat

Dalam Angka Tahun 2013, BPS ProvinsiSulawesi Barat.

Badan Pusat Statistik. 2014.Provinsi Sulawesi BaratDalam Angka Tahun 2014, BPS ProvinsiSulawesi Barat.

Kementerian Perhubungan. 2013. KeputusanMenteri Perhubungan No. KP 414 Tahun2013 tentang Penetapan Rencana IndukPelabuhan Nasional.

Kramadibrata, Soedjono.1985. PerencanaanPelabuhan, ITB Bandung.

Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2013 tentangRencana Pembangunan Jangka Menegah DaerahProvinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 – 2016.

Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi SulawesiBarat.

Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011tentang Masterplan Percepatan Perluasan danPembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)2011-2025

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentangRencana Pembangunan Jangka MenengahNasional Tahun 2015-2019.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antaraPemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

R. Bintarto. 1968. Beberapa Aspek Geografi, PenerbitKarya. Yogyakarta.

R. Murphey. 1989. On the Evolution of the PortCity, F. Broeze (Ed.), Brides of the Sea: Port Cit-ies of aria from the 16th – 20th Centuries, Univer-sity of Hawaii Press. Honolulu.

Referensi Kepelabuhanan Seri 03 Edisi II. 2000.Perencanaan, Perancangan dan PembangunanPelabuhan, PT. Pelabuhan Indonesia (Persero).

Soemantri, Midian. 2003. Tinjauan TentangPelayanan Jasa Pemasaran Secara Otomatis padaPT (Persero) Pelabuhan Indonesia II CabangCirebon. Universitas Komputer Indonesia,Bandung.

Supriyono, Agustinus. 2009. Makalah Ilmiah:Hubungan Antara Pelabuhan dengan Daerah-Daerah Hinterland: Studi Kasus di PelabuhanSemarang pada Masa Kolonial Belanda Abad 20,Pusat Penelitian Kemasyarakatan DanBudaya Lembaga Penelitian UI, Depok.

Triatmodjo, Bambang, 2009, PerencanaanPelabuhan. Beta Offset, Yogyakarta.

William, Walter, L. 1971. Social Policy Analisys andResearch. Elsevier, New York.