Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

59
PROPOSAL “STUDI KELAYAKAN PADA RENCANA BISNIS SPBU” DISUSUN OLEH KELOMPOK 7: 1. AWAL PARDEDE 2. ESTHER TOMPODUNG 3. MARIA SAMPIT 4. LEVIANNO KARAMOY 5. YULIANA KUSUMA JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

description

spbu

Transcript of Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Page 1: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

PROPOSAL

“STUDI KELAYAKAN PADA RENCANA BISNIS SPBU”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 7:

1. AWAL PARDEDE2. ESTHER TOMPODUNG

3. MARIA SAMPIT4. LEVIANNO KARAMOY

5. YULIANA KUSUMA

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2015

Page 2: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada TUHAN karena berkat kasih dan karunia-Nya sehingga proposal penelitian

yng berjudul “Studi Kelayakan pada Rencana Bisnis SPBU” ini dapat diselesaikan.

Penyusunan proposal ini diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado.

Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga

terselesaikannya proposal ini. Kami menyadari bahwa proposal ini tidak serta merta hadir tanpa bantuan

dan dukungan dari semua pihak. Mudah-mudahan segala sesuatu yang telah diberikan menjadi

bermanfaat dan bernilai bagi kita semua.

Kami memahami sepenuhnya bahwa proposal ini tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang membangun sangan diharapkan demi perbaikan di masa mendatang. Semoga proposal ini

dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca untuk melakukan hal yang lebih baik lagi dan semoga

proposal penelitian ini bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Manado, 23 Februari 2015

Penyusun,

Kelompok 7

Page 3: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 11.2. Identifikasi Masalah .............................................................................. 21.3. Tujuan Penelitian ………...................................................................... 21.4. Manfaat Penelitian…............................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN............................. 4

2.1. Landasan Teori ...................................................................................... 42.2. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 12

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 13

3.1. Desain Penelitian.................................................................................... 143.2. Jenis dan Sumber Data............................................................................ 143.3. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 143.4. Metode Analisis...................................................................................... 15

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................... 16

4.1. .................................................................................................................4.2. .................................................................................................................

Page 4: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tantangan kesejahteraan hidup sekarang ini semakin sulit dipenuhi, banyak hal yang sudah

di upayakan tetapi masih saja dirasa belum memberikan solusi berarti dalam permasalah ekonomi

yang ada. Karena itu sebagai individu, kita harus mampu berpikir kreatif dan inovatif untuk mampu

membaca peluang serta pandai memanfaatkan peluang tersebut demi meningkatkan kesejahteraan

hidup.

Wirausaha merupakan salah satu bentuk implementasi untuk memenuhi tingkat

kesejahteraan. Selain menguntungkan dari segi ekonomi, sebagian besar kegiatannya juga sangat

berperan dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat banyak baik secara langsung maupun tidak

langsung. Manfaat lainnya dapat membantu mengatasi permasalahan tenaga kerja walaupun kadang

kala hanya bersifat jangka pendek atau sekedar tenaga kerja musiman, akan tetapi cukup realistis

jika diungkap bahwa berwirausaha memiliki banyak manfaat lain selain sekedar menyangkut nilai

nominal, seperti kepuasan diri dan pecapaian tujuan personal yang dicapai oleh pengusaha tersebut.

Banyak hal yang perlu diperhatikan seorang pengusaha untuk berwirausaha, ketidakpastian

kondisi menjadikan wirausaha sebagai ajang pembuktian diri dan usaha yang dijalankannya, serta

keterbatasan modal sebagai hambatan utama dalam memulai suatu usaha baru ataupun meneruskan

kejayaan usaha yang sudah berjalan.

Agar bisa mencapai tingkat perkembangan dan keuntungan usaha yang optimal, seseorang

hendakanya mengkaji lebih dulu bidang usaha yang akan dimasukinya melalui sebuah studi

Page 5: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

kelayakan bisnis. Dari pengkajian awal ini pula resiko kegagalan bisa diantisipasi (Umar,2007 dalam

studi Kelayakan Bisnis).

Perencanaan bisnis yang baik baik oleh seorang pengusaha berguna sebagai dokumen untuk

investor, tetapi yang lebih utama perencanaan bisnis yang baik akan menjadi sebuah jalan pembuka

menuju laba. Dengan menggunakan langkah-langkah yang teruji dalam menyusun bisnis, pemilik

dapat mengembangkan rencana bisnis yang matang, profesional, dan berorientasi hasil sejak awal

hingga akhir. Penilaian investasi yang dilakukan para investor terhadap sebuah usaha dan

pemiliknya haruslah menghasilkan nilai yang cukup setidaknya untuk kedua belah pihak.

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah yang luas, berkedudukan pada

posisi silang antara dua benua dan dua samudera, dengan kondisi alam yang memiliki banyak

keunggulan, serta kaya akan keanekaragaman sumber daya alam yang terkandung di dalamnya.

Salah satu sumber daya alam yang sangat besar pengaruhnya bagi kepentingan bangsa Indonesia

adalah minyak bumi dan gas bumi. Minyak bumi dan gas bumi merupakan salah satu sumber devisa

negara yang penting dalam kegiatan pembangunan nasional.

Minyak bumi dan gas bumi termasuk dalam golongan bahan galian yang strategis bagi

negara. maka penyelenggaraan kegiatan usaha minyak bumi dan gas bumi di Indonesia sepenuhnya

dilaksanakan oleh negara. Untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan

gas bumi tersebut, pemerintah melimpahkan kewenangannya kepada PT.PERTAMINA (Persero)

untuk melaksanakan kegiatan yang mencakup pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi,

berikut pendistribusiannya ke seluruh pelosok tanah air.

Peningkatan permintaan terhadap BBM pada sektor transportasi lebih disebabkan karena

penjualan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat terus mengalami peningkatan. Seiiring

perkembangan kepadatan penduduk dan juga arus globalisasi, jumlah kendaraan bermotor di

Indonesia khususnya di Manado semakin berkembang pesat. Oleh karena itu Stasiun Pengisian

Page 6: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Bahan Bakar Umum (SPBU) sebagai penunjang mobilitas kendaraan bermotor juga terus

berkembang pesat. Banyaknya pendirian SPBU di daerah Manado tidak terlepas dari persaingan

dalam memikat konsumen. Kadangkala pemilik usaha kurang memperhatikan faktor-faktor yang

dapat menunjang keramaian pada SPBU sehingga tidak sedikit SPBU baru yang dibuka tidak

seramai SPBU lainnya.

1.2 Identifikasi Masalah

Mengingat banyaknya pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam studi kelayakan untuk

sebuah perencanaan bisnis maka masalah yang akan dianalisa diantaranya adalah :

- Apakah strategi bisnis yang akan dilakukan merupakan strategi bisnis yang baik?

- Apakah bisnis SPBU yang akan dijalankan dapat menghasilkan keuntungan yang optimal?

- Apakah rencana bisnis SPBU ini layak jika dinilai dari berbagai aspek studi kelayakan bisnis?

- Apakah sproyek atau bisnis SPBU ini layak dijalankan,ditunda atau dibatalkan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :

- Agar dapat mengetahui strategis bisnis yang baik bagi perencanaan bisnis baru.

- Agar dapat mengetahui cara menganalisa keuntungan pada rencana bisnis baru.

- Agar dapat menganalisa perencanaan bisnis dari berbagai aspek kelayakan bisnis.

- Agar dapat memutuskan apakah bisnis ini layak dijalankan, ditunda, atau dibatalkan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan didapat diantaranya yaitu:

- Laporan studi kelayakan bisnis pada akhirnya akan menyatakan rencana bisnis SPBU ini layak

untuk dijalankan atau tidak.

- Merupakan acuan untuk memperbaiki dan menganalisa lebih lanjut mengenai ide bisnis.

Page 7: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

- Sebagai bahan masukan utama dalam mengkaji ulang ide bisnis.

- Sebagai rekomendasi bagi investor, kreditro, pemerintah, masyarakat, bahkan bagi pengusaha

sendiri.

Page 8: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

BAB 2

LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

2.1.1 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Perusahaan dan Bisnis

Perusahaan dapat diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan

keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan/atau jasa yang diperuntukkan bagi

pemuasan kebutuhan para pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba kepada para

pemiliknya. Jadi, fokusnya lebih kepada organisasi. Sedangkan bisnis dapat diartikan sebagai

seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang terlibat didalam bidang

perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahan berada) dalam

rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.

Dari penjelasan kedua istilah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian bisnis

lebih luas dibandingkan pengertian perusahaan karena perusahaan merupakan bagian dari

bisnis. Dalam kegiatan bisnis, maka dibutuhkan kesiapan dalam menghadapi tantangan dan

resiko untuk mengkombinasikan tenaga kerja, material, modal dan manajemen secara baik

sebelum memasarkan produk, orang yang memiliki kompetensi tersebut sering dikenal sebagai

pengusaha. Produsen adalah orang yang mampu membuat produk secara efisien dalam jumlah

maupun variasi yang dibutuhkan. Motivasi utama dalam kegiatan bisnis adalah laba. Laba

dedefinisikan sebagai perbedaan antara penghasilan dan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam

proses bisnis.

Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya

menganalisis layak atau tidak layaknya suatu bisnis dibangun, tetapi juga saat

dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk

waktu yang ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk.

Page 9: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Kegiatan utama bisnis bisa dikategorikan kedalam kegiatan yang berbentuk operasional

rutin yang didasarkan pada suatu konsep pendayagunaan sistem yang telah ada dilakukan

secara terus menerus serta berulang-ulang. Akan tetapi berbeda jika kegiatan yang dilakukan

merupakan proses pembangunan dan perluasan sistem, maka kegiatan yang dilakukan adalah

kegiatan yang berbentuk proyek sehingga kegiatan lainnya yang belum ada dalam bisnis akan

berlangsung setelah adanya kegiatan berbentuk proyek ini dilakukan. Misalnya jika sebuah

perusahaan akan berdiri maka sistem dibangun terlebih dahulu oleh proyek, baru kemudian

dioperasionalkan secara rutin.

2.1.3 Reviewer Studi Kelayakan Bisnis

Manfaatnya dalam studi adalah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan baik persetujuan ataupun penolakan terhadap kelayakan suatu rencana bisnis yang

akan direalisasikan sesuai dengan kepentingan pihak yang terkait didalamnya. Adapun pihak-

pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut :

Pihak Investor, karena investor adalah pemilik modal yang memiliki kepentingan

langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal

yang ditanamkannya.

Pihak Kreditor, karena dari pihak ini dana bisa dipinjamkan yang pada akhirnya keputusan

pemberian pinjaman dipertimbangkan setelah melakukan pengkajian ulang studi

kelayakan bisnis yang telah dibuat sebelumnya.

Pihak Manajemen Perusahaan , sebagai pihak yang memberikan kebijakan terhadap

langkah perencanaan dari studi kelayakan bisnis tersebut sebagai bentuk realisasi dari ide

proyek dalam rangka meningkatkan laba perusahaan.

Pihak Pemerintah dan Masyarakat , ini disebabkn karena adanya kebijakan pemerintah

yang akan mempengaruhi kebijakan perusahaan baik secara langsung maupun tidak

Page 10: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

langsung terkait prioritas pemerintah sebagai unsur pendukung rencana yang akan

dijalankan.

Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi, sebagai analisis manfaat yang akan didapat dan

biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian nasional. Aspek-aspek

yang perlu dianalisis untuk mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain ditinjau

dari aspek Rencana Pembangunan Nasional (kebijakan pemerintah), distribusi nilai

tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial, serta

analisis kemanfaatan dan beban sosial.

2.1.3 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis

1. Aspek Pasar

Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dengan pembeli, atau saling

bertemunya antara kekuatan permintaan dengan kekuatan penawaran untuk membentuk

suatu harga. Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan

konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga.

Permintaan yang didukung oleh kekuatan tenaga beli disebut permintaan efektif,

sedangkan permintaan yang didasari pada kebutuhan saja disebut sebagai permintaan

potensial. Sedangkan penawaran dapat diartikan sebagai berbagai kuantitas barang yang

ditawarkan dipasar pada berbagai tingkat harga. Tingkat harga ditentukan oleh beberapa

faktor, antara lain : harga barang itu sendiri, harga barang lain, ongkos produksi, tingkat

teknologi, dan tujuan-tujuan perusahaan.

Menurut Stanton (1995), pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan

dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan menentukan harga, hingga

mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan

kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial. Selanjutnya diperlukan

manajemen dalam pemasaran dalam pencapaian barang dan atau jasa yang sampai ke

Page 11: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

tangan konsumen dengan memeulai manajemen strategi terlebih dahulu sebelum kegiatan

dan pengelolaan lain dilakukan.

Proyeksi permintaan dan penawaran produk dapat dilakukan dengan melakukan

estimasi total terhadap permintaan pasar, estimasi wilayah permintaan pasar, estimasi

penjualan aktual dan pangsa pasar, serta peramalan permintaan pada saat yang akan

datang.

Implikasi pada skb biasanya terlibat pada tugas analisis yakni mampu menentukan

rancangan produk atau jasa yang akan dijual, mampu menentukan jenis pasar yang akan

dipilih, mampu melakukan antisipasi selanjutnya dalam menentukan pergerakan

permintaan konsumen dan juga penawaran produsen yang diperoleh melalui informasi

product life cycle (PLC), dan terakhir dapat menentukan prediksi berbagai peluang dan

ancaman sekaligus kekuatan dan kelemahan dalam peningkatan pangsa pasar (market

share).

2. Aspek Teknis dan Teknologi

Dengan tujuan adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi,

rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak, baik pada saat

pembangunan proyek atau operasional secara rutin.

Dalam hal masalah manajemen operasional, ada tiga hal yang harus dihadapi oleh

perusahaan, yakni maslah penentuan posisi perusahaan, masalah desain, masalah

opersional.

Selain itu, persoalan lain mengenai masalah proses dan operasi akan bermunculan,

maka untuk itu persoalan yang timbul harus disesuaikan dan di kelompokkan sesuai

dengan masalah manajemen operasional yakni sebagai kelompok masalah posisi

perusahaan, kelompok maslaah desain, dan kelompok masalah operasional.

Page 12: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Implikasi pada Studi Kelayakan Bisnis akan memberikan informasi mengenai

pemilihan strategi produk, teknologi yang digunakan, kapasitas produksi, penentuan letak

dan layout secara geografis, dan perencanaan dan kualitas produk serta operasional

rutinnya.

3. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia

Tujuan studi aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan

implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga

rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Aspek manajemen merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari beberapa aspek kajian dalam sebuah laporan studi kelayakan

bisnis. Keberhasilan suatu proyek/kegiatan sangat dipengaruhi oleh peranan manajemen

dalam pencapaian tujuan proyek/kegiatan. Proses manajemen sendiri juga terdapat

kaidah-kaidah agar suatu usaha bisa berjalan lebih mudah. Dan kaidah-kaidah (aturan) itu

sendiri bisa tergambar jelas melalui fungsi-fungsi manajemen berikut:

- Perencanaan (Planning) : Perencanaan adalah proses untuk menentukan kemana

dan bagaimana suatu usaha akan dijalankan atau dimulai untuk mencapai suatu

tujuan yang telah ditetapkan.

- Pengorganisasian (Organizing) : Pengorganisasian adalah proses untuk

mengelompokkan kegiatan-kegiatan dalam unit-unit tertentu agar jelas dan teratur

sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang si pemegang unit.

- Pelaksanaan (Actuating) : Pelaksanaan adalah proses dimana semua hal yang

terencana telah dimulai oleh seluruh unit. Seperti seorang manajer yang

mengerahkan seluruh bawahannya untuk memulai pekerjaan sesuai dengan tugas

yang telah ditetapkan kepadanya.

- Pengawasan (Controlling) : Pengawasan adalah proses untuk mengukur, menilai

dan mengevaluasi hasil pekerjaan agar tetap sesuai dengan rencana awal dan

mengoreksi berbagai penyimpangan selama proses pelasanaan kerja.

Page 13: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Manajemen sumber daya manusia meliputi segala sesuatu yang dipersiapkan

perusahaan berkaitan dengan kinerja SDM, yakni dalam penempatan posisi kerja sesuai

dengan bidangnya masing-masing. Dalam konsep manajemen SDM terdapat hal yang

berkaitan erat seperti adanya kebijaksanaan, prosedur dan juga praktik dalam mengatur

orang lain demi tercapainya tujuan. Dalam manajemen SDM juga diterapkan fungsi-

fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

dan fungsi yang bersifat operatif seperti pengadaan, kompensasi, pengembangan,

integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja.

4. Aspek Hukum

Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum menjalankan

usaha. Ketentuan hukum untuk setiap jenis usaha berbeda-beda, tergantung pada

kompleksitas bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah menyebabkan ketentuan hukum dan

perizinan antara daerah yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Oleh karena itu,

pemahaman mengenai ketentuan hukum dan perizinan investasi untuk setiap daerah

merupakan hal yang sangat penting untuk melakukan analisis kelayakan aspek hukum.

Pemerintah menetapkan ketentuan hukum dan perizinan investasi dengan tujuan

menjaga ketertiban masyarakat secara luas. Masyarakat di sekitar lokasi bisnis diharapkan

akan mendapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan dampak negatif dari

adanya suatu investasi bisnis.

Secara spesifik analisis aspek hukum pada studi kelayakan bisnis bertujuan untuk :

Menganalisis legalitas atas usaha yang akan dijalankan

Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan

dilaksanakan

Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi

persyaratan perizinan

Page 14: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai

dengan pinjaman

5. Aspek Keuangan

Aspek keuangan merupakan implikasi dari seluruh program proyek/bisnis yang harus

diperhitungkan. Berbagai hal yang menyangkut keuangan perlu dibahas mulai dari awal

perencanaan, periode persiapan, pelaksanaan pembangunan proyek dan periode operasi

ketika usaha berjalan. Kita bedakan periode tersebut menjadi dua yaitu periode persiapan

dan periode operasi. Implikasi keuangan periode persiapan akan terkafer dalam kebutuhan

dana investasi, sedangkan dalam masa operasi tercermin pada proyeksi rugi-laba, proyeksi

neraca, proyeksi arus kas dan proyeksi kemampuan melunasi pinjaman serta tingkat

pengembalian.

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis/proyek adalah

untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang di

harapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti

ketersediaan dana, biaya modal awal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana

tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakan proyek akan dapat

berkembang terus.

6. Aspek Sosial Ekonomi

Aspek ekonomi dan sosial merupakan pengaruh apa yang akan terjadi dengan adanya

perusahaan, khususnya dibidang perekonomian masyarakat tempatan dan bidang sosial

kemasyarakatan. Setiap usaha yang dijalankan akan memberikan dampak positif dan

negatif bagi berbagai pihak.

Page 15: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi memberikan peluang

untuk meningkatkan pendapatan, sedangkan bagi pemerintah akan memberikan

pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Dalam aspek ekonomi dan sosial perlu ditelaah apakah keberadaaan suatu proyek

atau usaha akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak

atau sebaliknya.

2.2 Kerangka Pemikiran

Analisa kelayakan bisnis merupakan suatu hal yang penting bagi seseorang maupun sebuah

organisasi ketika akan melakukan atau memulai bisnis. Dalam bentuk suatu proposal usaha pemilik

ide bisnis berupa meyakinkan bagaimana reviewer memberikan tanggapan yang diharapkan.

Walaupun dinilai secara relatif atas dasar kepentingan atau dasar hubungan sosial yang cukup

mendalam di kebudayaan Indonesia secara berbeda-beda, maka idealnya sebuah perencanaan bisnis

merupakan rencana menuju sebuah kemapanan secara sektoral.

Kemudian, era baru pada perekonomian memerlukan suatu fase sinergis antara semua aspek di

lingkungan bisnis dan regulasi yang dibangun oleh pemerintah sesuai dengan point-point

pembangunan ekonomi yang dituju untuk kesejahteraan makro.

Penilaian sebuah ide bisnispun akan semakin luas dengan munculnya fase sinergis, seperti

banyak kalangan menilai aspek baru seperti lingkungan industri aspek yuridis, aspek lingkungan

hidup dan lain-lain.

Pengembangan perspektif aspek lingkungan industripun kemudian diperluas lagi secara teknik

dan metode yang diterapkan serta kebijakan srategi publik dalam konsep kompetisi yang sehat

dengan pesaing lain dalam industri yang terkait. Untuk aspek yuridis terkait dengan masalah

perundang – undangan dan pengawasan dari pemerintah, dan lembaga sosial. Sedangkan aspek

AMDAL berkaitan dengan lingkungan sekitar yang menjadi dampak dari usaha tersebut. Hal ini

perlu mendapat perhatian karena sampai sejauh mana suatu usaha berperan dalam menjaga

keseimbangan lingkungan disekitarnya.

Page 16: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Ini merupakan keputusan yang cukup rumit untuk menyimpulkan diawal sebelum berjalannya

usaha itu sendiri. Akan tetapi dinamika pencitraan seorang reviewer begitu penting, maka secara

umum penulis akan menganalisa sudut pandang analisa perencanaan bisnis dan penilaian ideal

sebagai nilai representatif untuk sebuah analisa bisnis yang belum berjalan, antara lain :

1. Menganalisa latar belakang dan sisi histori yang bernilai tambah untuk usaha yang dipilihnya,

baik dari segi pemilik, latar belakang perusahaan, dan faktor-faktor pencetus lainnya yang dinilai

sebagai sesuatu yang menjadikannya sebagai sesuai yang berbeda dan inovatif.

2. Menganalisa keseluruhan konsep bisnis..

3. Menganalisa prioritas rencana bisnis.

4. Menganalisa optimasi nilai-nilai suatu manajemen dan organisasi.

5. Menganalisa resiko bisnis.

2.2.1 Gambar Kerangka Pemikiran

Identifikasi & verifikasi Aspek Pasar

Identifikasi & verifikasi Aspek Hukum

Identifikasi & verifikasi Aspek Keuangan

Identifikasi & verifikasi Aspek Sosial Ekonomi

Identifikasi & verifikasi Aspek Manajemen

Identifikasi & verifikasi Aspek Teknis

Keputusan Menjalankan Bisnis SPBU

Perencanaan Bisnis SPBU

Page 17: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kualitatif dengan sub-desain deskriptif

kualitatif. Dimana tujuan penelitian merupakan pengeksplorasian, meringkas dan menggambarkan

berbagai kondisi dan situasi yang terdapat dalam wacana memulai datu bisnis baru di Indonesia

secara umum dan dikota Jakarta dan sekitarnya secara khusus.

Dengan model deduksi yairu teori merupakan alat peneliti sejak memilih dan menemukan

masalah, membangun hipotesis (asumsi implisit), sampai dengan menguji data sebagaimana

dinyatakan oleh Bungin (2007,p25).

Unit yang diteliti yaitu merupakan studi kasus pada satu permasalahan bisnis dan ekonomi,

dalam hal ini merupakan pembahasan secara mendalam sebuah Perencanaan Bisnis (Business Plan)

yang dirancang oleh pemilik ide bisnis SPBU.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Sumber Data yang digunakan merupakan :

- Data Sekunder yaitu data dalam bentuk teks, berupa dokumen mengenai rencana bisnis SPBU.

- Data Primer yang didapat hasil wawancara untuk tujuan peningkatan validitas dan realibiltas.

Tahapan elite interview digunakan agar informasi yang didapat merupakan bahan tinjauan

langsung, karena berdasarkan pengalaman dan analisa pihak-pihak yang memiliki andil dalam

suatu pembuatan keputusan berwirausaha.

Page 18: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data dengan metode wawancara secara tertulis.

3.4 Metode Analisis

Dengan Menggunakan Metode Analisis Domain yaitu berupa gambaran umum dan analisa

ketepatan aspek uji, serta implementasi menyeluruh serta dilengkapi dengan metode Peningkatan

Validitas dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif wawancara, kutipan, dan literatur pendukung

kesimpulan penelitian.

Page 19: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 GAMBARAN UMUM

PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia

(National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT.

PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN. PERMINA dan setelah

merger dengan PN. PERTAMIN di tahun 1968, namanya berubah menjadi PN. PERTAMINA.

Setelah bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971, sebutan perusahaan berubah menjadi

PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi

PT. PERTAMINA (Persero) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. PERTAMINA

melaksanakan beberapa kegiatan usaha untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut. Kegiatan usaha

tersebut meliputi:

1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan

turunannya.

2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya,

termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir

negosiasi dan berhasil menjadi milik PERTAMINA.

3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquifield Natural Gas (LNG) dan produk lain

yang dihasilkan dari kilang LNG.

4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha

sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.

Page 20: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

SPBU Pertamina PASTI PAS! adalah SPBU yang telah tersertifikasi dapat memberikan

pelayanan terbaik memenuhi standard kelas dunia. Konsumen dapat mengharapkan kualitas dan

kuantitas BBM yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta fasilitas nyaman.

SPBU Pertamina PASTI PAS! hanya diberikan kepada SPBU yang telah mendapatkan dan dapat

mempertahankan audit sertifikasi oleh auditor internasional independent.Konsumen dapat mengenali

SPBU PASTI PAS! melalui beberapa cara:

1. Lihat logo dan sertifikat PASTI PAS!: logo akan pada kantung kiri operator sedangkan

sertifikat PASTI PAS! dapat dilihat dalam kantor SPBU

2. Rasakan pelayanan operator: operator akan mengucapkan selamat pagi/siang/malam,

menunjukkan angka nol, dan mengucapkan terimakasih dengan ramah.

3. Temukan melalui website ini: fungsi Lokasi SPBU menyediakan daftar SPBU PASTI

PAS! lengkap dengan lokasi, foto, dan deskripsi singkat produk dan pelayanan yang

tersedia.

Jargon diatas adalah sekelumit "Jargon" yang bisa dilihat di Website PT Pertamina , dikatakannya

lagi, SPBU Pertamina PASTI PAS! Adalah SPBU yang telah tersertifikasi dari audit sertifikasi oleh

Bureau Veritas, auditor internasional independen dapat memberikan pelayanan terbaik memenuhi

standard kelas dunia. Konsumen dapat mengharapkan kualitas dan kuantitas BBM yang terjamin,

pelayanan yang ramah, serta fasilitas nyaman.

Kualitas dan kuantitas BBM terjamin karena SPBU PASTI PAS! menggunakan alat-alat

pengukur kualitas dan kuantitas lebih akurat juga menerapkan prosedur monitoring yang lebih ketat`.

Untuk menjamin ketepatan takaran, SPBU melakukan test ketepatan volume secara rutin dengan

batas toleransi akurasi lebih ketat dari SPBU biasa. Dinas Metrologi akan melakukan kalibrasi ulang

pompa yang telah melewati batas toleransi. Untuk menjamin kualitas BBM, SPBU melakukan

pengujian kualitas 3 kali lebih banyak dari SPBU biasa, juga dengan batas toleransi lebih ketat.

Page 21: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Untuk mendapatkan sertifikasi PASTI PAS!, SPBU harus lolos audit kepatuhan standard

pelayanan yang ditetapkan oleh Pertamina. Audit ini mencangkup standard pelayanan, jaminan

kualitas dan kuantitas, kondisi peralatan dan fasilitas, keselarasan format fasilitas, dan penawaran

produk dan pelayanan tambahan. (data dari website Pertamina)

Di Indonesia ,dari ribuan SPBU yang sudah beroperasi, menurut sumber di Website Pertamina,

masih sekitar 110 ( Sepuluh) SPBU yang sudah mendapatkan sertifikat PASTI PAS, berarti masih

banyak SPBU Pertamina yang belum bersertifikat PASTI PAS. Pertanyaannya adalah berarti banyak

SPBU Pertamina yang secara kualitas dan kuantitas BBM yang belum terjamin, pada hal adalah Hak

Konsumen di lindungi oleh UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen , UU ini

juga secara jelas mengatur tentang Perbuatan apa saja yang di larang dilakukan oleh Pelaku Usaha,

dalam Bab IV, Pasal 8 ayat 1 dikatakan bahwa Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau

memperdagangkan barang dan/atau jasa yang:

a. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan

peraturan perundang- undangan.

b. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam hitungan

sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut.

c. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan menurut

ukuran yang sebenarnya.

Melihat dari bunyi UU di atas secara logika, seluruh SPBU milik Pertamina yang belum dan yang

sudah bersertifikat Pasti Pas, hukum nya wajib menjamin baik kuantitas maupun kualitas BBM,

persoalan perilaku seseorang dalam melayani konsumen dengan sapaan, senyum dan ramah itu

persoalan strategi pemasaran saja, tetapi yang wajib adalah menjamin kualitas dan kuantitas BBM,

Sekali lagi yang menjadi pertanyaan bahwa: Apakah Hanya SPBU Pertamina yang bersertifikat

PASTI PAS saja yang dapat di jamin secara Kuantitas maupun Kualitas BBM-nya ? Bila "Ya"

berarti banyak SPBU di Indonesia yang belum terjamin kuantitas maupun kualitas BBM dan "Pasti

Page 22: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Tidak Pas" atau bahkan bisa jadi sebelum ada kebijakan "Pasti Pas" bisa jadi produk dari SPBU

Pertamina adalah "Pasti Tidak Pas" dan ini juga berarti pula bahwa SPBU tersebut telah melanggar

UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Konsep SPBU Pertamina Way mengandalkan lima kaidah, yaitu aspek mutu dan jumlah (kualitas

bagus dan takaran tepat), aspek SDM dan operator yang selalu menerapkan 3S (Salam, Senyum,

Sapa). Kemudian aspek keamanan (ada petugas keamanan/satpam); lalu aspek fasilitas (mushalla dan

toilet); dan aspek servis pelayanan secara umum (menyangkut hak-hak konsumen).

Saat ini Pertamina memiliki lebih dari 3.600 unit SPBU di seluruh Indonesia. Dalam

mengembangkan jaringan SPBU, Pertamina memiliki tiga jaringan, yaitu Coco (Company on

Company Operated) -- Pertamina yang bertindak sebagai operator dan agen -- Codo (Company on

Dealer Operated) -- Pertamina sebagai operator dan diler sebagai agen,-- dan jaringan Dodo (Dealer

on dealer Operated) --diler yang bertindak sebagai operator dan agen.

Sementara itu, Shell mengedepankan konsep QQS (Quality, Quantity and Service). Kualitas

terbaik, dengan kuantitas (jumlah) yang tepat dan akurat serta layanan yang memuaskan konsumen.

''QQS ini merupakan tiga pilar yang dikembangkan Shell. Dan Shell akan terus konsisten

menerapkan konsep ini tidak hanya sekadar kata-kata. Selama ini, karyawan Shell juga terus

melayani konsumen dengan sikap yang santun, sopan dan menyenangkan hati konsumen,'' ungkap

Fathia.

SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan prasarana umum yang

disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat luas guna memenuhi kebutuhan bahan bakar. Pada

umumnya SPBU menjual bahan bakar sejenis premium, solar, pertamax dan pertamax plus.

4.1.1 Mengenal SPBU

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau biasa kita sebut dengan SPBU atau orang lebih

mengenalnya dengan sebutan PomBensin, adalah tempat yang sudah biasa kita lihat sehari hari

Page 23: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

baik oleh mereka yang membutuhkan sarana ini atau kita-kita yang hanya sekedar lewat setiap

hari saat pergi ke kantor atau sedang dalam perjalanan.

Kehadiran SPBU di tengah-tengah masyarakat kita ini, sudah sangat erat kaitannya dalam

kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak jarang kita sangat tergantung kepada kehadiran spbu dimana

kita berada. Banyak juga daerah-daerah atau kota-kota kecil bahkan kecamatan sekalipun,

berusaha melengkapi sarana fasilitas umum berupa spbu untuk lebih menunjang kemajuan

ekonomi di mana SPBU itu berada. Kehadiran SPBU di kota-kota besar mungkin tidak terasa

dampaknya, karena banyaknya SPBU dalam satu kota. Tapi kehadiran SPBU akan terasa

membawa manfaat manakala SPBU itu ada di daerah pelosok desa di tingkat kecamatan atau di

daerah-daerah yang sering dilalui kendaraan, sehingga dapat menunjang kegiatan masyarakat

sekitarnya. Karena itu banyak daerah-daerah saat ini berusaha untuk melengkapi fasilitas

umumnya dengan dibukanya SPBU di daerah sekaligus sebagai sarana untuk meningkatkan

kemajuan ekonomi masyarakat pedesaan.

Kehadiran SPBU yang merupakan perpanjangan dari perusahaan Pertamina ini, adalah

merupakan ujung tombak pemasaran jaringan distribusi bahan bakar untuk umum, dimana

pemerintah sebagai pemilik perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar kepada

masyarakat umum melalui SPBU ini..

SPBU yang kami didirikan ini dalam usaha untuk meningkatkan kepuasan pelanggan yang

dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu dengan melakukan upaya membangun fasilitas-

fasilitas umum yang memberikan sarana dan prasarana yang layak dan memberikan kenyaman

bagi pelanggan, melakukan upaya memperbanyak jenis BBM, melakukan upaya mengurangi

antrian kendaraan, melakukan upaya memperbanyak ketersediaan fasilitas pendukung, melakukan

upaya peningkatan jaminan jumlah bahan bakar, melakukan upaya perbaikan tata ruang,

melakukan upaya peningkatan jaminan octane number bahan bakar, melakukan upaya

peningkatan jaminan keamanan serta melakukan upaya peningkatan kecepatan pelayanan kepada

Page 24: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

pelanggan. Ini dilakukan guna lebih mewakili konsumen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

dan khususnya bagi kalangan mahasiswa.

Bentuk Kerjasama yang di tawarkan :

1. DODO (Dealer Owned Dealer Operated) SPBU DODO PT. Pertamina adalah SPBU milik

swasta, baik lahan, investasi, maupun operasionalnya.

2. CODO (Company Owned Dealer Operated) SPBU CODO PT. Pertamina merupakan SPBU

sebagai bentuk kerjasama antara PT. Pertamina dengan pihak-pihak tertentu. Antara lain

kerjasama pemanfaatan lahan milik perusahaan ataupun individu untuk di bangun SPBU PT.

Pertamina.

Persyaratan Lokasi SPBU :

Dalam pembangunan sebuah SPBU, luas minimal lahan tergantung dari letak lahan yang akan

dibangun menjadi sebuah SPBU. Apabila lahan yang akan dibangun SPBU terletak dijalan

besar/utama, maka luas lahan yang harus dimiliki minimal 2500 m². Sedangkan untuk akses jalan

lokal minimal 700 m².

SPBU terdiri dari 5 tipe diantaranya adalah tipe A.B.C.D dan E. dimana klasifikasi SPBU

tersebut adalah sebagai berikut :

KOMPONEN TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D TIPE E

Minimal Ukuran Lahan (m²) 2500 1600 1225 900 700

Min Lebar Muka Jalan 50 40 35 30 20

Selang Min. 26 20 – 25 16 - 20 10 – 16 Max 10

Kapasitas Tangki Min. 160 kl Min. 140 kl Min. 100 kl Min. 80 kl Min. 60 kl

Syarat-syarat kelengkapan sebuah SPBU itu adalah sebagai berikut :

Sarana pemadam kebakaran:

Page 25: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Sesuai dengan pedoman PT. Pertamina.

Sarana lindungan lingkungan:

Instalasi pengolahan limbah.

Instalasi oil catcher dan well catcher:

Saluran yang digunakan untuk mengalirkan minyak yang tercecer di area SPBU kedalam

tempat penampungan.

Instalasi sumur pantau: Sumur pantau dibutuhkan untuk memantau tingkat polusi

terhadap air tanah di sekitar bangunan SPBU yang disebabkan oleh kegiatan usaha

SPBU.

Saluran bangunan/drainase sesuai dengan pedoman PT. Pertamina.

Sistem Keamanan:

Memiliki pipa ventilasi tangki pendam

Memiliki ground point/strip tahan karat

Memiliki dinding pembatas/pagar pengaman

Terdapat rambu-rambu tanda peringatan.

Sistem Pencahayaan:

SPBU memiliki lampu penerangan yang menerangi seluruh area dan jalur pengisian

BBM

Papan penunjuk SPBU sebaiknya berlampu agar keberadaan SPBU mudah dilihat

oleh pengendara.

Peralatan dan kelengkapan filling BBM sesuai dengan standar PT. Pertamina berupa:

Tangki pendam; Pompa dan Pulau pompa.

Duiker, dibutuhkan sebagai saluran air umum di depan bangunan SPBU

Sensor api dan perangkat Pemadam kebakaran

Lambang PT. Pertamina

Generator

Page 26: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Fasilitas umum:

Toilet

Lahan parkir.

Instalasi listrik dan air yang memadai

Rambu-rambu standar PT. Pertamina:

Dilarang merokok

Dilarang menggunakan telepon seluler

Jagalah kebersihan

Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran.

Page 27: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

4.2 Pembahasan Aspek-aspek

1. Aspek Pasar

a) Produk

Nama Produk : SPBU

Kualitas Produk : Produk utama yang ditawarkan pada SPBU adalah tipe C

b) Spesifikasi Produk

• Desain SPBU sesuai standar PT. Pertamina

• Kanopi SPBU disesuaikan dengan PT. Pertamina

• Panduan untuk pump island harus disesuaikan PT. Pertamina

• Sirkulasi atau jalur masuk dan keluar harus sesuai antrian

• Dilengkapi fasilitas pendukung, yaitu: toilet, ATM Center, Minimarket.

c) Market potensial

Menurut publikasi BPS pada tahun 2013 jumlah penduduk di daerah Minahasa Selatan yaitu

200.072 jiwa dan di kota Manado 419.596 jiwa. Sedangkan penerbitan STNK baru untuk

Ranmor baru mencapai 60.680 unit dan penerbitan BPKB baru untuk Ranmor baru mencapai

58.799 unit.

d) Analisis Peluang

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada lokasi SPBU ini sangat strategis, hal tersebut

dikarenakan berada dijalan trans sulawesi yang merupakan jalan utama yang menghubungkan

kota-kota yang ada di pulau Sulawesi untuk mengisi bahan bakar. Selain itu lokasi SPBU yang

lain letaknya cukup jauh diantaranya :

Page 28: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

• SPBU Tateli

• SPBU Amurang

e) Harga

Metode penetapan harga untuk SPBU disesuailan dengan harga BBM dari pemerintah.

f) Promosi

Promosi dilakukan atas kerjasama Pertamina Pasti Pas yaitu pada website Pertamina dan PT. Jasa

Marga berupa rambu-rambu yang dipasang 500 meter dan 100 meter sebelum lokasi. Serta

memasang pemberitahuan telah dibukanya SPBU di beberapa media sosial.

g) Strategi Pemasaran

SPBU ini menyediakan fasilitas yang cukup lengkap dengan menawarkan pembayaran dengan

easy pay (kredit card,debit,flash), ATM center sehingga pengendara akan mendapatkan

kenyamanan dan kemudahan dalam pengisian BBM.

h) Analisis SWOT

Identifikasi SWOT pada suatu proyek perlu dilakukan agar dapat ditentukan strategi proyek

berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut. Dalam analisis SWOT kita dapat menilai faktor-faktor

apa saja yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan suatu proyek pada lokasi tertentu.

Faktor yang menjadi keunggulan harus dioptimalkan, sedangkan yang menjadi kelemahan harus

dapat diatasi/dieliminasi agar tidak dapat memberikan pengaruh buruk.

Faktor Internal

Variabel internal yang penting Bobot Rating B x R

Kekuatan

Mempunyai fasilitas (ATM center, toilet) 0.10 3 0.30

Menerapkan standarisasi pelayanan yang baik 0.15 4 0.60

Mempunyai layanan easy pay 0.15 4 0.60

Merupakan SPBU pasti pas 0.20 4 0.80

Page 29: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Kelemahan

Modal yang cukup besar 0.15 2 0.30

Lokasi tidak terlalu luas 0.10 1 0.10

Rawan terjadi antrian 0.15 2 0.30

Total 1.00 3.00

Faktor Eksternal

Variabel eksternal yang penting Bobot Rating B x R

Peluang

Lokasi yang strategis 0.20 4 0.80

Mendapatkan dukungan dari pertamina, baik

dari aspek teknis maupun pemasaran

0.15 4 0.60

Pangsa pasar sudah jelas dan berpotensi

tinggi

0.15 4 0.60

Produk yang dijual merupakan kebutuhan

masyarakat

0.15 4 0.60

Ancaman

SPBU pesaing menawarkan kualitas yang

sama baik

0.15 2 0.30

Suplai BBM dari pertamina yang terhambat

dan bisa mengakibatkan kekosongan BBM

di SPBU

0.18 2 0.36

Bencana Alam 0.02 2 0.04

Total 1.00 3.60

Untuk mencari koordinatnya, dapat dicari dengan cara sebagai berikut:

Koordinat Analisis Internal

Page 30: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

(Skor total Kekuatan – Skor Total Kelemahan) : 2 = ( 2.30 – 0.70 ) : 2 = 0,8

Koordinat Analisis Eksternal

(Skor total Peluang – Skor Total Ancaman) : 2 = (2,90 – 0.70 ) : 2 = 1,1

Jadi titik koordinatnya terletak pada (0,8 ; 1,1)

(0,8 ; 1,1)

j) Keputusan Strategi

Sebagai SPBU yang perlu diperhatikan adalah kualitas pelayanan pada SPBU itu sendiri.

Berdasarkan diagram pada gambar dapat dilihat bahwa strategi yang dominan akan digunakan

dalam proyek SPBU ini adalah kuadran S-O dan strategi yang ditempuh adalah :

• Terus menjaga kualitas pelayanan terhadap konsumen

• Berusaha untuk menjaga kualitas BBM yang dijual

• Memberikan tingkat keamanan yang tinggi

Page 31: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

• Memberikan gratis pengisian angina

2. Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknis adalah satu aspek yang berhubungan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan

pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun.

a) Lokasi SPBU

Lokasi SPBU rencananya akan ditempatkan di jalan trans Sulawesi desa Tambala kecamatan

Tombariri. Lokasi yang dipilih untuk SPBU sangat strategis karena berada dijalan utama trans

Sulawesi. Penentuan atau pemilihan lokasi adalah penting, karena mempengaruhi kedudukan

perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi juga harus

mempertimbangkan kemungkinan ekspansi. Tujuan penentuan lokasi adalah agar perusahaan

dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya

produksi & biaya distribusi barang yang dihasilkan & faktor lokasi sangat penting untuk

menurunkan biaya operasi.

Variable primer penentuan lokasi proyek :

Lokasinya strategis mengingat belum adanya SPBU di daerah desa Tambala.

Pangsa pasar menjanjikan, karena banyaknya kendaraan yang melintasi jalan tersebut.

Merupakan jalur penghubung

Tenaga kerja bisa diperoleh

Variabel sekunder penentuan lokasi pabrik :

Masyarakat sekitar bisa mendapatkan harga BBM sesuai standar pemerintah

Mengembangkan pengetahuan di bidang entrepeneurship

b) Layout

Page 32: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Layout yang digunakan pada bisnis SPBU ini adalah layout fungsional atau layout process.

Karena dalam layout fungsional ini, mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai fungsi yang

sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu ruang/tempat tertentu.

c) Pemilihan jenis teknologi

Dengan mempertimbangkan pemilihan mesin dan mempertimbangkan kemungkinan adanya

teknologi lanjutan sebagai akibat keusangan mesin. Pemilihan jenis teknologi berdasarkan

standar dari PERTAMINA.

3. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia

Pada pembangunan SPBU ini yang terlibat antara lain :

Owner adalah pihak pemilik proyek yang mempunyai rencana untuk membangun SPBU ini yaitu

kelompok.

Leaders adalah pihak yang akan memberikan bantuan modal dengan bunga yang telah disepakati.

Leader harus mengetahui apakah proyek yang akan dibangun layak atau tidak, dengan melihat

cash inflow, pengembalian pinjaman yang diajukan pihak peminjam, leader disini yaitu bank

BRI.

Asuransi adalah pihak yang akan menjamin keberlangsungan proyek pada tahap konstruksi.

Pihak asuransi akan mengganti semua kerugian yang mungkin terjadi selama pelaksanaan proyek,

sesuai dengan kesepakatan yang dibuat pada tahap perencanaan proyek antara pihak asuransi dan

investor. Untuk proyek SPBU ini yang bertindak sebagai pihak asuransi adalah PT Jasindo.

Kontraktor adalah pihak pelaksana konstruksi yang ditunjuk oleh pemilik modal melalui

mekanisme tender, yang bertanggung jawab melaksanaan semua lingkup pekerjaan sesuai dengan

perjanjian yang terdapat dalam dokumen kontrak, yaitu .

Konsultan adalah pihak perencana dan pengawas yang ditunjuk oleh pemilik modal untuk

membuat suatu desain dengan konsep yang menarik tentang produk yang akan dipasarkan,

membuat estimasi biaya tentang produk tersebut, serta melaksanakan pengawasan terhadap

pelaksanaan konstruksi dari pihak kontraktor. Yang bertindak sebagai konsultan adalah CV.

Kompetitor adalah pihak pesaing yang memiliki bidang usaha yang sama dengan proyek yang

akan dibangun. Pihak pesaing dalam proyek ini adalah : SPBU Tateli dan SPBU Amurang.

Page 33: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Regulator adalah pihak yang membuat dan megeluarkan peraturan dengan tata cara suatu

wilayah, termasuk penempatan suatu tempat usaha.pihak regulator disini : pemerintah kota

Manado.

Pihak lainnya adalah pertamina sebagai pemilik brand yang akan digunakan dan juga sebagai

penyuplai BBM, teknologi dan penetapan standar-standar pengoperasian SPBU.

Struktur Organisasi

Job description

1. Direktur Utama

Direktur utama

Manajer keuangan

Bendahara 1 Bendahara 2

Manajer Operasional

Kepala Karyawan 1

Kepala Karyawan 2

Kepala Shift 1

Kepala Shift 2

Page 34: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Ringkasan pekerjaan : sebagai pemilik juga sekaligus memimpin, mengontrol dan

mengkoordinasikan semua hal yang berkaitan dengan perusahaan baik dalam lingkup internal

maupun eksternal perusahaan.

Tugas dan tanggung jawab ;

Menerima laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen keuangan serta melakukan evaluasi

yang diperlukan demi mencapai keuntungan yang lebih maksimal.

Menerima laporan dari manajer operasional terhadap operasional yang telah dilakukan, serta

memberikan beberapa rekomendasi dan saran-saran untuk mencapai efektivitas dalam

pelaksanaan operasional.

Memberikan intruksi bila terjadi kesalahan terhadap seluruh anggota.

2. Manajer Keuangan

Tanggung jawab kepada : direktur utama

Ringkasan pekerjaan : mengontrol dan mengkoordinasikan tentang pelaksanaan keuangan pada

operasional SPBU.

Tugas dan tanggung jawab :

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan financial

Menerima dan menyetujui laporan keuangan dari bendahara 1 dan 2

Melaporkan pelaksanaan keuangan kepada direktur utama

Mengkonsultasikan permasalahan bidang keuangan dengan direktur utama untuk optimasi

kinerja keuangan

3. Manajer Operasional

Tanggung jawab kepada : direktur utama

Ringkasan pekerjaan : mengontrol dan mengkoordinasikan tentang pelaksanaan operasional

SPBU

Tugas dan tanggung jawab :

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional dan marketing perusahaan

Page 35: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Menerima laporan pelaksanaan operasional dari kepala karyawan 1 dan 2

Melaporkan pelaksanaan operasional perusahaan kepada direktur utama

Mengkonsultasikan permasalahan bidang operasional dengan direktur utama dalam

mengoptimasi kinerja operasional.

4. Bendahara 1

Tanggung jawab : manajer Keuangan

Ringkasan pekerjaan : mengatur dan bertanggung jawab terhadap sirkulasi keuangan

perusahaan yang tertuju kepada fasilitas utama SPBU (pengisian BBM)

Tugas dan tanggung jawab :

Mengurusi urusan pembayaran kepada pihak pertama dan juga pemasukan dari penjualan

BBM

Membuat laporan keuangan untuk suatu periode tertentu sesuai permintaan pihak

perusahaan

5. Bendahara 2

Tanggung jawab kepada : manajer keuangan

Ringkasan pekerjaan : mengatur dan bertanggung jawab terhadap sirkulasi keuangan

perusahaan yang tertuju kepada fasilitas tambahan di SPBU dan juga keuangan karyawan.

Tugas dan tanggung jawab ;

Mengurusi pembayaran mini café

Mengatur pengeluaran untuk gaji karyawan

Membuat laporan keuangan untuk suatu periode tertentu, sesuai permintaan pihak

perusahaan

6. Kepala karyawan 1

Tanggung jawab kepada : manajer operasional

Ringkasan pekerjaan : mengatur jalannya operasional karyawan yang berhubungan dengan

kebersihan, keamanan dan kenyamanan.

Page 36: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Tugas dan tanggung jawab :

Memonitor kerja dari karyawan, kebersihan dan keamanan

Melakukan pembenahan terhadap kinerja karyawan, kebersihan dan keamanan.

7. Kepala Karyawan 2

Tanggung jawab kepada : manajer operasonal

Ringkasan pekerjaan: Mengatur dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan operator SPBU

menjadi 2 shift.

tugas dan tanggung jawab:

Mengatur pembagian karyawan untuk setiap pekerjaan yang berkaitan dengan operator

SPBU.

Mengontrol kinerja pelaksana kepala shift.

8. Kepala shift

Tanggung jawab kepada : kepala karyawan

Ringkasan pekerjaan : Mengatur kinerja operator SPBU

Tugas dan tanggung jawab :

Melakukan pengawasan terhadap kerja operator SPBU

Melakukan peningkatan terhadap pelayanan operator SPBU

4. Aspek Hukum

Berikut ini merupakan persyaratan umum untuk mendirikan SPBU dari PT. Pertamina :

Warga Negara Indonesia.

Memiliki modal berupa :

- Penguasaan atau kepemilikan lahan untuk lokasi SPBU*.

- Modal investasi pembangunan SPBU dan operasionalnya**.

Bersedia mengikat perjanjian dengan Pertamina.

Page 37: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Bersedia mengelola dan mengendalikan SPBU sesuai standar PERTAMINA.

(Menyertakan bukti-bukti kepemilikan atau penguasaan atas lahan yang ditunjukkan

melaluiSertifikat Tanah, Surat Kontrak, dan dokumen pendukung lainnya** Menyertakan bukti-

bukti ketersediaan modal investasi dan operasional berupa fotocopy sertifikat deposito (dilegalisir),

giro, ataupun fotocopy dokumen pendukung lainnya.)

Prosedur tahap awal yang akan dilakukan :

Melakukan pengisian aplikasi formulir.

Menyertakan dokumen pendukung melalui surat. Adapun dokumen yang dibutuhkan :

a) Fotocopy KTP (Perorangan), Akte Pendirian Perusahaan (PT) atauAkte Pendirian

Koperasi (Koperasi). 

b) Surat Keterangan dan Catatan Kepolisian.

c) Surat Keterangan dari PEMDA tentang peruntukan tanah lokasi.

d) Curriculum Vitae (Biodata)

5. Aspek Keuangan

a) Time Line Assumption

Waktu awal proyek 2015Jangka waktu kontruksi 1 tahunWaktu akhir proyek 2016Life time proyek 15 tahunWaktu akhir proyek 2031

b) Project Overview

Lokasi Kec. TambalaLuas lahan 3000 m2

Luas bangunan ±1100 m2

c) Perkiraan Biaya investasi dan operasional

Page 38: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Investasi yang dimiliki yaitu modal awal hanya sebesar Rp 1.500.000.000, sedangkan untuk

biaya pembangunan proyek adalah sekitar Rp 3.000.000.000, meliputi konstruksi dan sarana

penunjang. Oleh karena itu dilakukan peminjaman bank sebesar 60% dari nilai.

Penjualan komposisi kendaraan dari PERTAMINA sebagai berikut :

Pertamax = Rp 8.520 dijual Rp 8.800 Premium = Rp 6.520 dijual Rp 6.800 Solar = Rp

Mekanisme bisnis SPBU yaitu pihak Pengusaha/Pengelola SPBU harus terlebih dahulu

melakukan pembayaran/penebusan Delivery Order(DO) ke PT PERTAMINA kemudian barulah

Bahan Bakar Minyak(BBM) dikirim melalui Perusahaan transportir Rekanan PT PERTAMINA

menuju SPBU dan proses ini biasanya memakan waktu antara 1(satu) hingga 3(tiga) hari

sehingga ada baiknya pengelola SPBU dapat mengantisipasinya dengan menyiapkan cadangan

BBM secukupnya agar intensitas penjualan tidak tersendat/terganggu. Adapun keuntungan unit

Usaha SPBU ditentukan oleh perusahaan induknya PT PERTAMINA selaku franchiesor yaitu

untuk SPBU Standard dengan profit margin Rp 240; (dua ratus empat puluh rupiah) per liternya

sedangkan untuk SPBU Way yang telah menerapkan program SPBU Pastipas maka Profit

marginnya adalah Rp 280; (dua ratus delapan rupiah) per liternya. Sehingga untuk

merencanakan prospek usaha SPBU ini maka Pengusaha/calon Pengusaha SPBU perlu memilih

lokasi yang strategis serta menyeleksi/merekrut manager pengelola dan tenaga pelayanan yang

berpenampilan baik jujur dan terampil guna menunjang besaran volume omzet penjualan dengan

demikian maka diharapkan terjadi percepatan BEP (Break Evet Point) yaitu nilai Investasi yang

telah ditanamkan dapat segera kembali yangmana idealnya adalah kurang dari 10 (sepuluh)

tahun sudah kembali modal. Dan sebagai gambaran umum dibawah ini kami berikan ilustrasi

Perhitungan Harga Pokok Penjualan unit Usaha SPBU.

Perhitungan investasi awal :

Harga beli mesin fuel dispenser @Rp 25.000.000 x 3 RP 75.000.000

Tangki pemadam RP 150.000.000

Biaya pemasangan Rp 50.000.000 (+)

Rp 275.000.000

Biaya lain-lain :

Page 39: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

Pembangunan toilet, mini cafe Rp 250.000.000

Pemasangan wifi untuk mini cafe Rp 5.000.000

Pembangunan taman RP 30.000.000

Pembelian rambu peringatan Rp 10.000.000

Pembelian alat pemadam kebakaran RP 4.000.000

Lisensi PASTI PAS RP 1.000.000.000

Pembelian BBM(utk 1bln 100000 l x 4350) Rp 435.000.000

Biaya gaji 1bulan Rp 50.000.000

Pembelian equipment PERTAMINA Rp 75.000.000

Biaya listrik, air 1bulan Rp 10.000.000

Biaya pembelian ATK(komputer,meja,buku) Rp 20.000.000

Rp 2.315.400.000

Rp 2.342.900.000

Sumber dana :

Modal sendiri (UB) RP 1.000.000.000

Utang Bank Rp 1.500.000.000 (+)

Rp 2.500.000.000

6. Aspek Sosial Ekonomi

1. Aktivitas SPBU tidak mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat

2. Pengolahan limbah diatur sedemikian rupa dengan dibuatnya sumur pantau, saluran

drainase.

3. Mengurangi pengangguran masyarakat pada umumnya.

Page 40: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

4. Mendapatkan harga BBM yang lebih murah sesuai dengan standar pemerintah

dibandingkan jika membeli di pedagang eceran.

5. Memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mendapatkan BBM.

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan aspek-aspek yang dianalisis pada studi kelayakan bisnis ini yaitu: Aspek pasar, aspek

teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek keuangan dan aspek social-ekonomi, maka berikut ini

beberapa kesimpulan dari kelompok:

Berdasarkan data BPS jumlah penduduk di daerah Minahasa Selatan yaitu 200.072 jiwa dan di kota

Manado 419.596 jiwa. Sedangkan penerbitan STNK baru untuk Ranmor baru mencapai 60.680 unit dan

penerbitan BPKB baru untuk Ranmor baru mencapai 58.799 unit. Oleh karena itu, sangat potensial untuk

Page 41: Studi Kelayakan Bisnis Kelompok

mendapatkan pangsa pasar yang besar dari jumlah tersebut. Dengan mempertimbangkan kekuatan dan

kelemahan dilakukan analisis SWOT dan didapatkan hasil bahwa SPBU ini layak dibangun.

Kerja sama investor dengan Pertamina didukung dengan persediaan BBM dan menggunakan teknologi

yang sesuai standar. Aspek manajemen yang meninjau pembangunan proyek, analisis stakeholders,

struktur organisasi, job analysis dan job description, prosese recruitment dan seleksi maka dari sisi

manajemen dinyatakan layak. Selanjutnya pembangunan SPBU ini memberikan manfaat baik bagi

masyarakat pada umumnya maka didapat analisis yang menunjukkan bahwa SPBU ini layak dibangun.