(Studi Kasus PT.Mandiri Pratama...

180
SKRIPSI PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN LAN MENJADI VLAN DALAM BENTUK SIMULASI (Studi Kasus PT.Mandiri Pratama Group) Oleh: HAMIMAH 204091002531 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H

Transcript of (Studi Kasus PT.Mandiri Pratama...

SKRIPSI

PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN LAN MENJADI

VLAN DALAM BENTUK SIMULASI

(Studi Kasus PT.Mandiri Pratama Group)

Oleh:

HAMIMAH

204091002531

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M / 1432 H

i

PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN LAN MENJADI

VLAN DALAM BENTUK SIMULASI

( Studi Kasus PT.MANDIRI PRATAMA GROUP )

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Hamimah

204091002531

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

JAKARTA

2011 M/1432 H

iii

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Pengembangan Sistem Jaringan LAN menjadi VLAN

dalam bentuk simulasi pada PT. Mandiri Pratama Group”. yang ditulis oleh

HAMIMAH dengan NIM 2040.9100.2531 telah diuji dan dinyatakan Lulus dalam

Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal Selasa 29 Maret 2011.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika.

Jakarta, 29 Maret 2011

Penguji I Penguji II

Victor Amrizal, M.Kom Khodijah Hulliyah, M.SiNIP. 150 411 288 NIP. 19730402 2001122 001

Pembimbing I Pembimbing II

Herlino Nanang, MT Andrew Fiade, M.KomNIP.19731209 2005011 002 NIP.19820811 2009121 004

Mengetahui,Dekan Ketua Program Studi

Fakultas Sains dan Teknologi Teknik Informatika

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Yusuf Durrachman, M.Sc

NIP. 19680117 200112 1 001 NIP. 19710522 200604 1 002

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR –

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, APRIL 2011

HAMIMAH

204091002531

v

ABSTRAK

Hamimah, Pengembangan Sistem jaringan LAN menjadi VLAN dalam bentukSimulasi pada PT. Mandiri Pratama Group, Dibimbingan oleh Bapak HerlinoNanang dan Bapak Andrew Fiade.

PT. Mandiri Pratama Group adalah Perusahaan Outsourcing denganspesialisasi pada bidang penyediaan tenaga kerja dan kontraktor. Perusahaan inimempunyai beberapa departemen yang menghubungkan lebih dari 50 PersonalComputer (PC) dalam satu jaringan tentunya akan banyak mengalami traffic padajaringan tersebut. Untuk itulah Virtual LAN menjadi sesuatu hal yang dapatmemecahkan permasalahan tersebut. Karena dalam pembuatan Virtual LAN, jaringanlokal akan dikelompokan ke dalam jaringan – jaringan kecil, hal tersebut akanmembantu lebih mengoptimalisasikan lagi unjuk kerja jaringan. Oleh karena itupenulis tertarik mengembangkan sistem jaringan pada perusahaan ini, denganmetodologi yang digunakan yaitu Metodologi Pengembangan Sistem NDLC Networkseperti konfigurasi jaringan, volume traffic jaringan, protocol, monitoring network.Media yang digunakan adalah Switch fungsi untuk menghubungkan dua atau lebihjaringan dan bertugas sebagai perantara dalam menyampaikan data. Tanpa media ini,maka tidak dapat saling terhubung dan tidak ada aliran data. Dengan sistem yangpenulis kembangkan ini, diharapkan dapat mengatasi traffic jaringan tersebut,sehingga kinerja jaringan tersebut lebih optimal.

Kata kunci: Vlan, Jaringan,Traffic,Switch,NDLC,Monitoring Network

V Bab + xx Halaman + 143 Halaman + 23 Tabel + 52 Gambar + Daftar Pustaka :13(2003-2008)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Alhamdulillah segala puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah - Nya, rahmat dan maghfirah -

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini, Shalawat serta

salam semoga tetap tercurahkan kepada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad

SAW. Amin.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, karena tanpa bantuan, saran,

kritik, serta dukungan mungkin penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar

besarnya kepada:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak

Yusuf Durrachman, M.Sc selaku ketua Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Herlino Nanang, MT selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak

membantu dalam penyelesain skripsi ini. Bapak Andrew Fiade, M.Kom

selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu juga dalam

penyelesain skripsi ini. Seluruh Dosen dan Karyawan Non reguler Fakultas

Sains dan Teknologi , UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

vii

3. Perusahaan PT. Mandiri Pratama Group yang telah memberikan izin kepada

peneliti untuk melakukan studi kasus.

4. Kedua Orang Tua (mama dan Alm.Bapak) dan Keluargaku (Nenekku, k’eva,

B’seri, K’firman,K’Mala, Adik Rusli) yang selalu memberikan do’a, motivasi

dan dukungan, baik material maupun spiritual. Serta sahabatku (Qiqit) yang

salalu berikan motivasi dan selalu mengingatkan. Semua teman-teman

seperjuangan angkatan 2004 TI dan SI (Nita, umi, Maksus, Dimas, Danang,

fila, Eja, Imah, Jay, Dawim, Iyas,dll) yang gak sebut namanya jangan marah

ya. Terima kasih buat andri yang telah manbantu dan mengajari selama

skripsi, serta semua pihak - pihak yang telah membantu dalam penyelesaikan

skripsi ini.

Akhir kata, Semoga dengan laporan ini dapat berguna bagi pembaca,

memberikan pemikiran baru yang berguna yang dapat disumbangkan bagi

pengembangan ilmu sains dan teknologi dan memberikan manfaat bagi pihak

yang membutuhkannya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Mei 2011

HAMIMAH

204091002531

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................. i

Lembar Persetujuan ........................................................................ ii

Lembar Pengesahan Ujian................................................................. iii

Lembar Pengesahan PT. Mandiri Pratama Group............................ iv

Abstrak............................................................................................. v

Kata pengantar ................................................................................... vi

Daftar Istilah....................................................................................... viii

Daftar Isi............................................................................................. x

Daftar Gambar ................................................................................... xiv

Daftar Tabel........................................................................................ xvi

Daftar Lampiran................................................................................ xvii

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 4

1.3 Batasan Masalah....................................................................... 4

1.4 Tujuan Penulisan...................................................................... 5

1.5 Manfaat Penulisan.................................................................... 5

1.6 Metodologi Penilitian............................................................... 6

1.6.1 Metode Pengumpulan Data........................................... 6

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem..................................... 6

1.7 Sistematika Penulisan............................................................... 7

BAB II : LANDASAN TEORI............................................................. 9

2.1 Pengertian Jaringan................................................................... 9

2.1.1 Manfaat Jaringan.......................................................... 9

2.2 Jaringan Lan.............................................................................. 10

2.2.1 Topologi Jaringan......................................................... 11

2.2.1 Topologi Star................................................................. 11

2.2.2 Topologi Extended Star................................................. 12

xi

2.2.3 Topologi Hierarchical / Tree.......................................... 13

2.3 Simulasi……………………………………………………….. 14

2.4 Peralatan Jaringan..................................................................... 14

2.4.1 Switch............................................................................ 15

2.4.2 Router............................................................................ 16

2.4.2.1 TCP/ IP……………………………………….. 17

2.4.2.2 IPX/SPX............................................................ 18

2.4.2.3 Routing Protocol …………………………… 18

2.4.2.4 Routing Table………………………………… 19

2.4.2.5 DCE atau DTE ……………………………….. 19

2.5 IP Adderss................................................................................. 21

2.5.1 NIC................................................................................ 26

2.6 IP Private.................................................................................. 27

2.7 IP Broadcast............................................................................... 28

2.8 Subnetting.................................................................................. 28

2.9 CIDR........................................................................................... 33

2.10 Model Jaringan OSI Layer.......................................................... 37

2.9.1 Tujuan Model OSI........................................................... 38

2.9.2 Dua Group OSI................................................................ 38

2.9.3 Tujuh Layer OSI.............................................................. 39

2.11 Vlan (Virtual Local Area Network)............................................ 41

2.11.1 Pengertian Vlan............................................................... 41

2.11.2 Tipe-Tipe Vlan................................................................ 42

2.11.3 Metode Keanggotaan Vlan............................................. 42

2.11.4 Manfaat Vlan................................................................... 43

2.11.5 Struktur Vlan OSI Data Link........................................... 44

2.12 VTP ( Virtual Trunking Protokol)................................................ 44

2.12.1 Pengertian VTP............................................................... 44

2.12.2 Manfaat VTP..................................................................... 45

2.12.3 Metode VTP...................................................................... 45

2.13 Perbandingan Vlan dan Lan.......................................................... 45

xii

2.14 Pengenalan Packet Tracer 5.2...................................................... 46

2.14.1 Layar Utama Packet Tracer 5.2...................................... 47

2.15 Network Development Life Cycle................................................ 54

2.15.1 Tahapan NDLC.................................................................. 55

2.16 Kebutuhan Pengembangan Internetworking (GNDP).................... 59

2.17 Studi Literatur Sejenis.................................................................. 65

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN................................................68

3.1 Kerangka Pemikiran...................................................................... 68

3.2 Metode Pengumpulan Data........................................................... 69

3.3 Metode Pengembangan Sistem...................................................... 72

BAB IV : PEMBAHASAN DAN UJI COBA.......................................... 75

4.1 Gambaran Umum Perusahaan....................................................... 75

4.1.1 Sejarah Perusahaan............................................................ 75

4.1.2 Data Umum Perusahaan..................................................... 76

4.1.3 Pengalaman Kerja............................................................... 78

4.1.4 Struktur Oraganisasi............................................................ 79

4.2 Tahapan Perencanaan...................................................................... 80

4.2.1 Identifikasi Masalah.......................................................... 80

4.2.2 Mendefinisikan Masalah..................................................... 80

4.2.3 Menentukan Tujuan sistem Jaringan.................................. 81

4.2.4 Mengidentifikasi Kendala Sistem.................................. 81

4.3 Analisa Sistem dan Perancangan............................................... 82

4.3.1 Analisis Sistem Berjalan............................................... 82

4.3.1 Analisa Sistem yang Dikembangkan............................. 83

4.3.3 Perancangan Sistem....................................................... 85

4.4 Dasar Perintah Mengkonfigurasi Vlan....................................... 87

4.4.1 Menonaktifkan Setiap Port Pada Switch........................ 87

4.4.2 Mengkonfigurasi Vlan pada Switch............................... 90

4.4.3 Memberikan Nama Vlan................................................ 91

4.4.4 Switch Dijadikan Trunking............................................. 92

4.4.5 Konfigurasi Router Antar Vlan..................................... 93

xiii

4.5 Pembahasan VLAN Packet Tracer 5.2...................................... 95

4.5.1 Konfigurasi Vlan 10 ( Office_10).................................. 97

4.5.2 Konfigurasi Vlan 20 ( Marketing)................................. 108

4.5.3 Konfigurasi Vlan 30 ( Sample)..................................... 113

4.5.4 Konfigurasi Vlan 40 ( Exim)........................................ 118

4.5.5 Konfigurasi Vlan 50 (Office_02)................................. 123

4.5.6 Konfigurasi Vlan Central ( Native 99).......................... 128

4.5.7 Konfigurasi Router........................................................ 129

4.6 Uji Coba Jaringan...................................................................... 132

4.7 Grafik Performance Jaringan.................................................... 136

4.8 Evaluasi Jaringan Vlan.............................................................. 137

BAB V : PENUTUP.............................................................................. 139

5.1 Kesimpulan................................................................................ 139

5.2 Saran.......................................................................................... 140

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 141

Lampiran.............................................................................................. 143

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis-Jenis Topologi Jaringan ........................................... 13

Gambar 2.2 Cisco Switch 2950 ............................................................ 16

Gambar 2.3 Cisco Router 2600 series ..................................................... 17

Gambar 2.4 DCE atau DTE................................................................... 20

Gambar 2.5 Alamat Network…………………………………………. 22

Gambar 2.6 Penggunaan IP Address…………………………………. 22

Gambar 2.7 command Prompt......................................................... 25

Gambar 2.8 Network Interface Card………………………………… 27

Gambar 2.9 IP Broacast........................................................................ 28

Gambar 2.10 Dua Group layer OSI……………………………………. 38

Gambar 2.11 Urutan Layer OSI dari Lower layer ke Upper Layer…... 41

Gambar 2.12 Struktur Vlan OSI dari Data Link………………………. 44

Gambar 2.13 Layar utama Packet Tracer 5.2......................................... 47

Gambar 2.14 Tools dan Fitur Packet Tracer 5.2.................................... 47

Gambar 2.15 Tampilan Layar Tab Physical pada switch 2590……….. 50

Gambar 2.16 Tampilan Layar Tab Config pada switch 2590…………. 51

Gambar 2.17 Tampilan Layar Tab CLI pada switch 2590…………….. 51

Gambar 2.18 Tampilan Layar Tab CLI pada Router.............................. 52

Gambar 2.19 Tampilan Layar Tab CLI pada Router............................... 53

Gambar 2.20 Tampilan Layar Tab CLI pada Router.............................. 53

Gambar 2.21 Tahapan NDLC……………………………………… 55

Gambar 2.22 General Network Designn Process …………………… 60

Gambar 2.23 Model Hirarki ………………………………………….. 63

Gambar 3.1 Tahapan NDLC (Network Development Life cycle)… 73

Gambar 3.2 Metode Penelitian……………………………………… 75

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan………………………. 79

Gambar 4.2 Analisis Sistem yang berjalan........................................ 82

Gambar 4.3 Analisis yang dikembangkan......................................... 84

xv

Gambar 4.4 Topologi Diagram (Star Topologi)............................... 86

Gambar 4.5 Switch Catalyst 2950 series.......................................... 88

Gambar 4.6 Model Trunk................................................................. 92

Gambar 4.7 Topologi Jaringan......................................................... 95

Gambar 4.8 Area VLAN 10............................................................ 97

Gambar 4.9 Cara Memasukan Perangkat Jaringan.......................... 98

Gambar 4.10 Bentuk Fisik dari Switch.............................................. 98

Gambar 4.11 Pemberian Nama pada switch..................................... 99

Gambar 4.12 konfirgurasi manual................................................... 99

Gambar 4.13 Keterangan Nama pada switch.................................. 100

Gambar 4.14 Port Switch............................................................... 101

Gambar 4.15 Pemberian Nama pada PC.......................................... 106

Gambar 4.16 Bagian Desktop……………………………………… 107

Gambar 4.17 Konfigurasi IP……………………………………….. 107

Gambar 4.18 Topologi VLAN 20 (Marketing)................................... 108

Gambar 4.19 Topologi VLAN 30 (Sample)...................................... 113

Gambar 4.20 Topologi VLAN 40 (Exim)......................................... 118

Gambar 4.21 Topologi VLAN 50 (Office_02).................................. 123

Gambar 4.22 Topologi Vlan Native ................................................. 128

Gambar 4.23 Tampilan Output.......................................................... 132

Gambar 4.24 Ping VLAN 10............................................................. 134

Gambar 4.25 Ping Gagal Dilakukan.................................................. 135

Gambar 4.26 Ping Berhasil Dilakukan............................................... 136

Gambar 4.27 Grafik Performance Jaringan...................................... 137

viii

DAFTAR ISTILAH

Acknowledge Tanda dari terminal penerima bahwapengiriman pesan telah sampai tanpaada kesalahan. Acknowledge berasaldari kata Acknowledgement.

Virtual Tidak nyata. Digunakan umumnyauntuk sesuatu bayangan kejadiandunia nyata yang dibentuk melaluiteknologi. Seperti Virtual Reality,Virtual Community, dsb.

Virtual LAN Suatu device atau user yangpertukaran informasinya cukupbanyak, biasa menempatkaninformasinya pada segmen yang sama.Tujuannya adalah agar membantuoperasi switch LAN berjalan denganefisien, dengan cara memelihara isiinformasi dari suatu trafik dengan portyang spesifik. Konsep utama dariVLAN ini adalah dengan caramenempatkan data berdasarkanpenempatan port.

Router Alat penghubung antara LAN danInternet yang merutekan transmisiantara keduanya.

Routing Information Protocol (RIP) Protokol yang digunakan untukmenyebarkan informasi routing dalamjaringan lokal (terutama yangbermedia broadcast seperti Ethernet).

Data Link Metode pengiriman data dari suatutempat ke tempat lain. Bisa berupasaluran telepon, kabel koaksial,gelombang radio, gelombang mikro,bahkan sinar laser.

DCE (Data Circuit TerminatingEquipment)

Peralatan yang melakukan konversidan pengkodean sinyal danmenghubungkan DTE pada sebuahjaringan.

Dumb Terminal Komputer yang hanya dapatmenampilkan apa yang dapat diterimadan tidak dapat melakukanpemrosesan lain.

TCP/IP (Transmission ControlProtocol/Internet Protocol)

Protokol komunikasi yang mula-muladikembangkan oleh Departemen

ix

Pertahanan AS. TCP/IP menyediakanjalur transportasi data sehinggasejumlah data yang dikirim oleh suatuserver dapat diterima oleh server yanglain. TCP/IP merupakan protokol yangmemungkinkan sistem di seluruhdunia berkomunikasi pada jaringantunggal yang disebut Internet

Bridge Perangkat yang menghubungkanjaringan secara fisik dengan caramenggandeng dua buah LAN yangmenggunakan protokol sejenis. Bridgeyang mempunyai kemampuan untukmengawasi lalu lintas data sehinggadapat memberikan informasi tentangvolume lalu lintas dan kesalahanjaringan.

ProtokolSuatu kesepakatan mengenaibagaimana komunikasi akandilakukan

Network Sekelompok komputer yangterhubung yang bisa saling berbagisumber daya (seperti printer ataumodem) dan data.

Gateway Sebuah komputer yang melayanikonversi protokol antara beberapa tipeyang berbeda dari suatu network atauprogram aplikasi. Sebagai contoh,sebuah gateway dapat meng-convertsebuah paket TCP/IP menjadi paketNetWare IPX atau dari Apple Talkmenjadi DECnet, dan lain-lain.

Ping Packet Internet Groper. Suatu programtest koneksi yang mengirim suatupaket data kepada host danmenghitung lamanya waktu yangdibutuhkan untuk proses pengirimantersebut.

Command Sebutan untuk kata-kata yangmeminta komputer melaksanakansesuatu tugas.

Internet Control Message Protocol(ICMP)

Protokol yang digunakan untukmengatur perilaku IP. ICMP berperanmembantu menstabilkan kondisijaringan.

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Configuration

2. Hasil Wawancara

3. Observasi

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 IP Address.......................................................................... 22

Tabel 2.2 kelas IP Address................................................................ 23

Tabel 2.3 IP address bilangan Decimal dan Binary.......................... 24

Tabel 2.4 IP Addres jumlah network ID dan jumlah Host………… 24

Tabel 2.4 Kelompok IP Private Address…………………………… 27

Tabel 2.5 Subnet Menghitung jumlah Host......................................... 31

Tabel 2.5 Konversi Subnetting........................................................... 31

Tabel 2.6 subnet mask binary 1........................................................... 32

Tabel 2.7 subnet mask binary 1.................................................... 33

Tabel 2.8 CIDR (Classless Inter Domain Routing)…………………. 34

Tabel 2.9 Jumlah binary 1 pada Oktat 2.............................................. 35

Table 2.10 binary 0 pada oktat 2……………………………………. 36

Tabel 2.11 untuk IP Address 130.20.0.0/20....................................... 37

Tabel 4.1 VLAN................................................................................. 96

Tabel 4.2 Pengalamatan IP................................................................. 96

Tabel 4.3 Penjelasan Port..................................................................... 101

Tabel 4.4 Daftar Pengalamatan Vlan 10…………………………….. 105

Tabel 4.5 Penjelasan Port.................................................................... 108

Tabel 4.6 Daftar Pengalamatan IP Vlan 20………………………….. 112

Tabel 4.7 Penjelasan Port..................................................................... 114

Tabel 4.8 Daftar Pengalamatan IP Vlan 30......................................... 117

Tabel 4.9 Penjelasan Port.................................................................... 119

Tabel 4.10 Daftar Pengalamatan IP Vlan 40.................................... 122

Tabel 4.11 Penjelasan Port............................................................... 124

Tabel 4.12 Daftar Pengalamatan IP Vlan 50.................................... 127

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dewasa ini pemakaian internet diseluruh dunia sudah

menunjukan suatu kebutuhan. Dengan adanya internet orang ataupun

organisasi dapat saling berkomunikasi maupun berbagi sumber daya yang

ada secara cepat atau realtime, tanpa harus melakukan atau menunggu

pengiriman data yang memakan waktu dan biaya yang disebabkan jarak

yang cukup jauh.

Perkembangan teknologi tidak lepas dari perkembangan teknologi

jaringan maupun hardwarenya Jaringan komputer tersebut dapat

dikelompokkan yang terdiri dari tiga jenis diantaranya adalah LAN

(Local Area Network), MAN (Metropolitan Area Network) dan WAN

(Wide Area Network). Dalam membangun suatu jaringan komputer

dibutuhkan kemampuan teknik dalam bidang jaringan, namun pada

kenyataannya tidak banyak orang yang menguasai pengetahuan tersebut

dibandingkan dengan para pengguna internet, untuk itu masih banyak

dibutuhkan orang-orang yang dapat membangun suatu jaringan sampai

dapat dimanfaatkan agar lebih baik lagi.( Yani, 2007:2)

Pada saat ini di setiap perusahaan tentunya sudah ada sistem

informasi jaringan untuk mendorong kegiatan dan kinerja perusahaannya.

Salah satunya adalah PT. Mandiri Pratama Group yang merupakan

2

perusahaan yang bergerak di bidang outsourcing pencari tenaga kerja

untuk ditempatkan di perusahaan – perusahaan lain. Untuk sistem jaringan

pada PT. Mandiri Pratama Group, ada 50 PC yang terkoneksi dalam satu

jaringan LAN (Local Area Network), dan ada beberapa departemen dalam

PT. Mandiri Pratama Group yaitu bagian HRD, Personalia, Office, dan

Marketting. Adapun permasalahan yang sering terjadi dalam sistem

informasi jaringan PT. Mandiri Pratama Group, seperti kemacetan jaringan

dalam pengiriman data di lingkungan LAN, sebagai contoh dengan adanya

jumlah data yang dikirim secara bersamaan ke tujuan yang sama misalnya

PC server itu akan memungkinkan terjadinya troubleshooting, traffic

jaringan artinya bisa saja data yang di kirim ke server tidak semua

terkirim, bahkan gagal melakukan pengiriman kalaupun berhasil itu

tentunya membutuhkan waktu yang lama agar data yang dikirim tersebut

sampai ke tujuan pengiriman. Untuk itu dibutuhkan solusi pengembangan

jaringan yaitu dengan dibuatkannya VLAN topology. Dengan VLAN

dapat meningkatkan performance jaringan, VLAN mampu mengurangi

jumlah data yang dikirim ke tujuan yang tidak perlu. Sehingga lalu lintas

data yang terjadi di jaringan tersebut dengan sendirinya akan berkurang,

selain itu ada alasan lain kenapa VLAN diperlukan untuk mengembangkan

sistem jaringan pada PT. Mandiri Pratama Group yaitu sistem keamanan

yang masih kurang, misalnya VLAN bisa membatasi Pengguna yang bisa

mengakses suatu data. Sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya

penyalahgunaan hak akses. Akses jaringan ke ISP juga menjadi faktor

3

yang cukup penting. Akses Internet menjadi lambat akibat di lingkungan

LAN itu sendiri sering terjadi traffic jaringan (kemacetan pada Lalu Lintas

jaringan). Atas dasar itulah PT. Mandiri Pratama Group ingin

mengembangkan sistem LAN standar menjadi konsep Virtual LAN.

Selain itu Konsep ini dimaksudkan sebagai tahapan awal persiapan

pengembangan jaringan LAN ke VLAN dan untuk menghindari

kerusakan-kerusakan yang terjadi pada hardware yang tentunya mahal

harganya. Konsep yang dibuat pada aplikasi simulasi jaringan Packet

Tracer 5.2 ini memperlihatkan hasilnya yaitu virtual jaringan yang

terkoneksi dan selanjutnya dapat diimplementasikan ke pengembangan

jaringan yang sesungguhnya.

Hal tersebut bisa dilakukan dengan membangun sebuah VLAN.

Untuk itulah penulis bermaksud membuat suatu ”Pengembangan Sistem

Jaringan LAN ke dalam bentuk VLAN dalam bentuk simulasi pada

PT. Mandiri Pratama Group”.

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah yang peneliti

lakukan maka peneliti merumuskan permasalahan pada sistem informasi

jaringan PT. Mandiri Pratama Group antara lain :

a) Bagaimana Performance jaringan VLAN mampu mengatasi saat

pengiriman data berlangsung, dan pada saat terjadi kemacetan pada

lalu lintas jaringan (Network traffic) dalam LAN tersebut.

b) Bagaimana sistem keamanan jaringan dalam VLAN itu sendiri dapat

membatasi pengguna yang bisa mengakses suatu data dan dapat

mengurangi kemungkinan terjadinya penyalahgunaan hak akses dalam

lingkungan LAN tersebut.

c) Bagaimana mengelompokan jaringan VLAN ke dalam beberapa

kelompok untuk memisahkan antara salah satu departemen dengan

departemen lainnya.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka adanya pembatasan

masalah agar ruang lingkup (scope) penelitian tidak terlalu luas. Adapun

batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut :

a) Menjelaskan bagaimana cara meningkatkan kinerja performance

jaringan pada VLAN, dengan pemilihan topologi jaringan yang sesuai

dengan kebutuhan, membagi beberapa jaringan Lokal ke dalam

beberapa kelompok ( VLAN )

5

b) Menjelaskan mengenai sistem keamanan jaringan itu sendiri, dengan

menentukan hak akses kelompok mana saja yang dapat berkomunikasi

maupun sebaliknya, yang akan ditentukan oleh konfigurasi pada

router.

c) Menjelaskan bagaimana cara mengelompokan beberapa PC dalam

jaringan lokal sesuai dengan departemen yang ada pada perusahaan

tersebut. Dengan dibuatkannya beberapa kelompok VLAN.

1.4 Tujuan Penulisan

a) Mengembangkan jaringan LAN menjadi Vlan untuk mengurangi

Troubleshooting.

b) Menguji tingkat efisiensi dan kestabilan sistem jaringan vlan pada

PT.Mandiri Pratama Group.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis :

a) Mengerti dan memahami konsep pengembangan Vlan

b) Mengerti dan mampu mengembangakan Vlan dengan menggunakan

packet tracer 5.2

c) Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) Program

Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi

d) Sebagai portofolio untuk penulis yang berguna untuk masa depan

e) Sebagai tolak ukur terhadap apa yang sudah didapat semasa kuliah

6

2. Bagi Perusahaan

a) Meningkatkan Performance jaringan dengan menggunakan VLAN

(Virtual Local Area Network).

b) Mempercepat unjuk kerja jaringan.

c) Keamanan terjaga dalam suatu jaringan menggunakan VLAN.

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Metode Pengumpulan data

Metode yang digunakan peneliti dalam melakukan analisis data ada

beberapa tahap yaitu :

a. Study Pustaka

b. Studi Lapangan

1. Observasi

2. Wawancara

c. Studi Literatur

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan dalam melakukan pengembangan

system ini adalah menggunakan metode NDLC (Network

Development Life Cycle), dengan menggunakan pendekatan analisis

terstruktur. Penggunaan beberapa tool dari metode NDLC yang akan

penulis gunakan, dengan tujuan agar dapat mempermudah network

administrator melihat gambaran umum proses system kinerja

7

jaringan. (Ladjmudin, 213:2005). Metode NDLC meliputi fase – fase

berikut ini :

1. Analysis

2. Design

3. Simulation Prototyping

4. Implementation

5. Monitoring

6. Management

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam membahas dan menyajikan penulisan

ilmiah ini, maka penulis memberikan gambaran sistematika penyusunan

penulisan ilmiah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi beberapa bagian yaitu umum, yang berisi

penjelasan umum, maksud dan tujuan dari penulisan ini,

metode penelitian yang digunakan dalam penulisan, batasan

masalah dan sistematika penulisan ini.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas Pengertian Jaringan, Topologi

Jaringan, Tipe Jaringan, peralatan jaringan, IP Address, DNS,

IP Private, IP Broadcast, Subnetting, Classless Inter Domain

Routing, Model Jaringan 7 OSI Layer, Dasar Teori Virtual

8

Local Area Network, VTP (Virtual Trunking Protokol),

pengenalan Aplikasi Packet Tracer 5.2, tampilan layar pada

peralatan yang hanya digunakan dalam pembangunan jaringan

VLAN serta Cara Instalasi Packet Tracer 5.2.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan secara rinci metode penelitian yang

digunakan dari pengumpulan data sampai dengan

pengembangan sistem jaringan yang digunakan. Dalam hal ini

penulis menggembangkan sistem informasi jaringan LAN

menjadi VLAN.

BAB IV : PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas company profile perusahaan, konsep

mengenai Dasar – dasar VLAN, Konfigurasi VTP dan

konfigurasi Router menggunakan vendor cisco dengan

Aplikasi Packet Tracer 5.2.

BAB V : PENUTUP

Merupakan ringkasan dari isi penulisan ilmiah yang berisi

tentang hasil pembahasan yang telah dilakukan, dan juga saran

yang dapat diberikan terhadap masalah tersebut agar dapat

diperoleh solusi yang diinginkan.

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Jaringan

Seringkali mendengar kata internet, sekilas mungkin akan berpikir

bahwa yang namanya internet merupakan sebuah jaringan yang sangat

besar dan terdiri dari banyak kompuer. atau bahkan bagi orang yang awam

internet sering diartikan sebagai browsing, chatting, dan lain-lain.

Pengertian ini merupakan sebuah pandangan yang kurang benar. karena

sebenarnya internet adalah kumpulan dari jaringan-jaringan kecil dan besar

yang saling terhubung secara real-time atau terus menerus di seluruh

dunia. Dalam suatu sistem jaringan, dimana seluruh komputer saling

berbagi data dan sumber daya satu sama lain sehingga tercapai efisiensi

dalam pemanfaatan teknologi, amat dibutuhkan perangkat-perangkat

khusus dan instalasi tertentu. (Komputer, 2003:3)

2.1.1 Manfaat Jaringan Komputer

1. Sharing resources, bertujuan agar seluruh program, peralatan

atau peripheral lainnya dapat dimanfaatkan oleh setiap orang

yang ada pada jaringan komputer terpengaruh oleh lokasi

maupun pengaruh dari pemakai.

2. Media komunikasi, jaringan komputer memungkinkan

terjadinya komukasi antar pengguna, baik untuk teleconference

10

maupun untuk mengirim pesan atau informasi yang penting

lainnya.

3. Intergrasi data, pembangunan komputer dapat mencegah

ketergantungan pada komputer pusat.

4. Pengembangan dan pemeliharaan,dengan adanya jaringan

komputer ini, maka pengembangan peralatan dapat dilakukan

dengan mudah dan menhemat biaya.

5. Keamanan data, sistem jaringan komputer memberikan

perlindungan terhadap data.

6. Sumber daya lebih efisien dan informasi terkini, pemakai bisa

mendapatkan hasil dengan maksimal dan kualitas yang tinggi.

( Komputer,2003: 4)

2.2 Jaringan Lan

Jaringan Lan adalah jaringan yang dihubungkan untuk

mengghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam

suatu perusahaan yang menggunakan peralatan secara bersama-sama dan

saling bertukar informasi.

Pada sebuah LAN, setiap node atau komputer mempunyai daya

komputasi sendiri, berbeda dengan konsep dump terminal. Setiap

komputer juga dapat mengakses sumber daya yang ada di LAN sesuai

dengan hak akses yang telah diatur. Sumber daya tersebut dapat berupa

data atau perangkat seperti printer. Pada LAN, seorang pengguna juga

11

dapat berkomunikasi dengan pengguna yang lain dengan menggunakan

aplikasi yang sesuai. (http://id.wikipedia.org/wiki/Local_area_network

,28-02-2011,19:00)

LAN mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Mempunyai pesat data yang lebih tinggi

2. Meliputi wilayah geografi yang lebih sempit

3. Tidak membutuhkan jalur telekomunikasi yang disewa dari operator

telekomunikasi.

2.2.1 Topologi Jaringan

Tujuan dari suatu jaringan adalah menghubungkan jaringan-

jaringan yang telah ada dalam jaringan tersebut sehingga informasi

dapat ditransfer dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Karena suatu

perusahaan memuliki keinginan atau kebutuhan yang berbeda-beda

maka terdapat berbagai cara jaringan terminal-terminal dapat

dihubungkan. Struktur Geometric ini disebut dengan LAN

Topologies.(Sopandi ,2008:296)

Topologi dibagi menjadi dua jenis yaitu Physical Topology dan

Logical Topologi. Dibawah ini adalah jenis-jenis Physical Topologi.

2.2.2 Topologi Star

Topologi ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic

data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.

12

2. Mudah dikembangkan, karena setiap node hanya memiliki kabel

yang langsung terhubung ke central node.

3. Keunggulannya adalah jika satu kabel node terputus yang lainnya

tidak terganggu.

4. Dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya

memegang satu traffic node, biasanya digunakan kabel UTP.

2.2.3 Topologi Extended Star

Topologi Extended Star merupakan perkembangan lanjutan

dari topologi star dimana karakteristiknya tidak jauh berbeda dengan

topologi star yaitu :

1. setiap node berkomunikasi langsung dengan sub node,

sedangkan sub node berkomunikasi dengan central node. traffic

data mengalir dari node ke sub node lalu diteruskan ke central

node dan kembali lagi.

2. Digunakan pada jaringan yang besar dan membutuhkan

penghubung yang banyak atau melebihi dari kapasitas

maksimal penghubung.

3. Keunggulan : jika satu kabel sub node terputus maka sub node

yang lainnya tidak terganggu, tetapi apabila central node

terputus maka semua node disetiap sub node akan terputus

4. Tidak dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya

menghandel satu traffic node, karena untuk berkomunikasi

13

antara satu node ke node lainnya membutuhkan beberapa kali

hops.

2.2.4 Topologi Hierarchical / Tree

Topologi ini biasa disebut sebagai topologi tree. Dibangun oleh

seperti halnya topologi extended star yang dihubungkan melalui sub

node dalam satu central node. Topologi ini dapat mendukung baik

baseband maupun broadband signaling dan juga mendukung baik

contention maupun token bus access.

Gambar 2.1 Jenis-jenis topologi Jaringan (Sopandi ,2008:296)

14

2.3 Simulasi

Terdapat sejumlah pengertian mengenai kata "simulasi" dalam

sejumlah bidang keilmuan, antara lain:

1. Replika dari sistem sebenarnya,

2. Percobaan terhadap suatu perangkat lunak dengan data sembarang,

3. berpura-pura memerankan karakter lain [AudioEnglish2010].

Teknik atau metode simulasi yang dimaksud dalam Pemodelan dan

Simulasi (Modelling and Simulation) mengacu pada suatu penggunaan

model matematis untuk merepresentasikan sistem dalam berbagai keadaan,

serta mengeksekusi model tersebut dengan bantuan komputer dengan

tujuan memperoleh nilai parameter yang ingin diketahui. Menurut

[Evans200 1], simulasi adalah proses pembuatan model matematika atau

logika dart suatu sistem atau suatu permasalahan, serta melakukan

eksperimen terhadap model untuk mendapatkan pengertian akan kerja

sistem atau untuk membantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/simulasi ,03-02-2011,19:00)

2.4 Peralatan Jaringan

Ada beberapa peralatan yang digunakan dalam jaringan, peralatan ini

sering digunakan di dalam perkantoran dan perusahan besar. Peralatan ini

adalah :

15

2.4.1 Switch

Switch merupakan perangkat penghubung dalam LAN.switch

mengatur transfer data yang terjadi pada satu jaringan tanpa

mengubah format transmisi data.ada berbagai macam switch salah

satunya yaitu switch 2950 yang dikeluarkan oleh Cisco. Switch

juga sering digunakan pada topologi star dan extended star.dalam

membangun suatu VLAN dibutuhkan switch yang dapat

dikonfigurasi setiap portnya,salah satunya switch 2950 yang

dikeluarkan oleh Cisco. Switch merupakan perkawinan Teknologi

hub dan bridge. Namun,swicth bukan sebuah amplifier seperti hub,

tetapi switch berfungsi seakan-akan memiliki sebuah bridge kecil

didalam setiap Portnya. Sebuah switch melacak alamat-alamat

MAC yang terhubung ke setiap portnya dan melakukan route lalu

lintas network yang ditujukan ke sebuah alamat tertentu hanya

kepada port dimana alamat itu berada. Selain meningkat kinerja

secara cepat dan mudah, switch juga dapat meningkat sekuriti.(

Brenton,2005:162 )

16

Gambar 2.2 Cisco Switch 2950 ( Lammle,2005:391)

2.4.2 Router

Router merupakan peralatan jaringan yang digunakan untuk

memperluas atau memecah jaringan dengan melanjutkan paket-

paket dari satu jaringan logika ke jaringan yang lain. Router

banyak digunakan di dalam internetwork yang besar menggunakan

keluarga protocol TCP/IP dan untuk menghubungkan semua host

TCP/IP dan Local Area Network (LAN) ke internet menggunakan

dedicated leased line. Saat ini, masih banyak perusahaan

menggunakan router Cisco 2500 series untuk mengkoneksikan dua

buah LAN (WAN dengan anggota dua LAN), LAN ke ISP

(Internet Service Provider). Koneksi seperti ini menyebabkan

semua workstation dapat terkoneksi ke internet selama 24 jam.

Router berisi table-tabel informasi internal yang disebut label

17

routering yang melakukan pencatatan terhadap semua alamat

jaringan yang diketahui dan lintasan yang mungkin dilalui.

Router membuat jalur paket- paket berdasarkan lintasan yang

tersedia dan waktu tempuhnya. Karena menggunakan alamat

paket jaringan tujuan, router bekerja hanya jika protocol yang

dikonfigurasi adalah protocol yang routetable seperti TCP/IP

atau atau IPX/SPX. Ini berbeda dengan bridge yang bersifat

protocol independent. (Brenton ,2005:165)

Gambar 2.3 Cisco Router 2600 series (Brenton ,2005:166)

2.4.2.1 TCP/ IP adalah sebuah protokol tunggal tetapi satu

kesatuan protokol dan utility. Setiap protokol dalam

kesatuan ini memiliki aturan yang spesifik. Protokol ini

dikembangkan oleh ARPA ( Advanced Research

18

Projects Agency ) untuk departemen pertahanan

Amerika Serikat pada tahun 1969. ARPA menginginkan

sebuah protokol yang memiliki karakter sebagai berikut:

1. Mampu menghubungkan berbagai jenis sistem

operasi

2. Dapat diandalkan dan mampu mendukung

komunikasi kecepatan tinggi

3. Routable dan Scalable untuk memenuhi jaringan

yang kompleks dan luas.

2.4.2.2 IPX/SPX adalah protokol yang dimplementasikan

dalam jaringan Novell Netware. IPX bertanggung jawab

untuk routing dan pengiriman paket. Sementara SPX

menciptakan hubungan dan menyediakan

acknowledgement dari pengiriman paket tersebut.

2.4.2.3 Routing Protocol

Routing protokol adalah suatu protokol yang digunakan

untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan

yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi

route secara dinamis dapat diberikan ke router yang lain

ataupun dapat diberikan secara statis ke router lain.

19

2.4.2.4 Routing Table

Dalam jaringan IP, kita mengenal router, sebuah

persimpangan antara network address dengan network

address yang lainnya. Makin menjauh dari pengguna

persimpangan itu sangat banyak, router-lah yang

mengatur semua traffic tersebut. Jika dianalogikan

dengan persimpangan di jalan, maka rambu penunjuk

jalan adalah routing table. Penunjuk jalan atau routing

table mengabaikan “anda datang dari mana”, cukup

dengan “anda mau ke mana” dan anda akan diarahkan

ke jalan tepat. Karena konsep inilah saat kita memasang

table routing cukup dengan dua parameter, yaitu

network address dan gateway saja.

2.4.2.5 DCE atau DTE

DTE adalah Data Terminal Equipment yang berada

pada sisi koneksi link WAN yang mengirim dan

menerima data. DTE ini berada pada sisi bangunan si

pelanggan dan sebagai titik tanda masuk antara jaringan

WAN dan LAN. DTE ini biasanya berupa Router, akan

tetapi computer dan multiplexer juga bisa bertindak

sebagai DTE. Secara luas, DTE adalah semua

20

equipment yang berada pada sisi tempat si pelanggan

yang berkomunikasi dengan DCE pada sisi yang lain.

DCE adalah peralatan data circuit terminating yang

berkomunikasi dengan DTE dan juga WAN cloud. DCE

pada umumnya berupa router disisi penyedia jasa yang

merelay data pesan antara customer dan WAN cloud.

DCE adalah piranti yang mensuplay signal clocking ke

DTE. Suatu modem atau CSU/DSU disisi pelanggan

sering diklasifikasikan sebagai DCE. DCE bisa serupa

DTE seperti router akan tetapi masing-2 mempunyai

perannya sendiri.

Gambar 2.4 DCE atau DTE

21

2.5 IP Address

IP address (Internet Protocol) adalah alamat logika yang diberikan

kepada perangkat jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP dimana

protocol TCP/IP digunakan untuk meneruskan paket informasi (routing)

dalam jaringan LAN, WAN dan internet. IP address dibuat untuk

mempermudah dalam pengaturan atau pemberian alamat pada perangkat

jaringan agar perangkat tersebut dapat saling berkomunikasi. Seluruh

perangkat jaringan memiliki MAC address (Media Access Control) yang

berbeda-beda terdiri dari 12 digit bilangan hexadecimal (contoh :

00:3f:1a:55:b4) yang dikeluarkan oleh masing-masing vendor. Hal ini

adalah sebagai interface atau media komunikasi antara NIC dengan PC

dalam suatu jaringan yang bekerja pada layer 2 (datalink), namun MAC

address tidak fleksibel jika digunakan sebagai alamat internet protocol, MAC

address akan selalu berubah secara otomatis mengikuti perubahan atau

pergantian NIC yang rusak, ini akan menimbulkan permasalahan dalam

alamat logic, dengan diterapkannya IP address maka hal tersebut dapat

diatasi, meskipun MAC address yang dimiliki NIC berubah dengan IP

address yang sama tetap dapat digunakan pada seluruh NIC apapun jenis dan

vendornya. Jadi penggunaan IP address memberikan kemudahan dalam

network management system. ( http://romisatriawahono.net,9-2-2011:22:00)

Dalam tulisan ini IP address yang digunakan adalah IPv4 yang terdiri dari 32

bit bilangan binary, yang ditulis dalam 4 kelompok oktat dipisah dengan

tanda titik, sebagai contoh :

22

Tabel 2.1 IP Address

IP address terdiri dari dua bagian yaitu Network ID dan Host ID,

network ID menentukan alamat jaringan, dan Host ID menentukan alamat

komputer. IP address memberikan alamat lengkap suatu komputer berupa

gabungan alamat network dan alamat computer.

Gambar 2.5 Alamat Network

Gambar 2.6 Penggunaan IP Address ( http://romisatriawahono.net,9-2-

2011:22:00)

192 .168 .44 .1

( Network ID) (Host ID)

23

Contoh pada gambar 2.5 merupakan implementasi IP address dari

beberapa gabungan Network ID. Pemakaian IP address tergantung dari

kebutuhan pemakai, IP address yang banyak digunakan dalam jaringan

komputer terdiri dari 3 kelas yaitu kelas A, B, C untuk kelas D dan E jarang

digunakan.

Tabel 2.2 kelas IP Address

Untuk membedakan kelas IP address maka dibuat beberapa ketentuan

sebagai berikut :

a. Oktat pertama pada kelas A dimulai dengan angka binary 0

b. Oktat pertama pada kelas B dimulai dengan angka binary 10

c. Oktat pertama pada kelas C dimulai dengan angka binary 110

d. Oktat pertama pada kelas D dimulai dengan angka binary 1110

e. Oktat pertama pada kelas E dimulai dengan angka binary 1111

Dan beberapa ketentuan lain :

a. angka 127 pada kelas A digunakan sebagai IP Loopback

b. Network ID tidak boleh terdiri dari angka 0 semua atau 1 semua

c. Host ID tidak boleh terdiri adri angka 0 semua atau 1 semua

Contoh IP Address Kelas A:

24

Contoh IP Address Kelas B:

Contoh IP Address Kelas C:

Berikut ini pengelompokan kelas pada IP address berdasarkan oktat pertama

bilangan desimal dan binary :

Tabel 2.3 IP address bilangan Decimal dan Binary

Sehingga dapat diketahui jumlah Network ID dan jumlah Host ID pada

masing-masing kelas IP Address:

Tabel 2.4 IP Addres jumlah network ID dan jumlah Host

Dari tabel diatas dapat dilihat IP address kelas A memiliki jumlah Network

ID yang paling sedikit dan jumlah Host ID yang paling banyak, kelas C

memiliki jumlah Network ID yang paling banyak dan jumlah Host ID yang

25

paling sedikit. IP address dalam jaringan internet digunakan untuk

memberikan alamat pada sebuah website atau situs, misal

(http://www.darmajaya.ac.id ) memiliki ip address 202.154.183.53 IP

address yang digunakan dalam jaringan internet diatur oleh sebuah badan

international yaitu Internet Assigned Number authority (IANA) atau

lembaga-lembaga yang diberikan delegasi untuk mengelola domain. Seperti

di Indonesia lembaga yang bertanggungjawab untuk pengelolaan domain

adalah (http://www.pandi.or.id.) IP PAndi Indonesia : 219.83.125.102

IANA atau PANDI hanya memberikan IP address untuk internet

(domain) saja atau Network ID saja, sementara untuk Host ID diatur dan

dikelola sepenuhnya oleh pemilik IP Address (domain) atau Network ID itu

sendiri. IP address yang digunakan dalam jaringan internet berupa angka

desimal dikonversi menjadi sebuah nama domain, nama domain atau

Domain Name Server adalah sebuah sistem yang menyimpan tentang nama

host maupun nama domain dalam bentuk basis data tersebar (distributed

database) di dalam jaringan komputer dan internet.

Gambar 2.7 command Prompt

26

2.5.1 Network Interface Card

Network Interface Card ( NIC) merupakan

kompunen kunci pada terminal jaringan. Fungsi utamanya

adalah mengirim data ke jaringan dan menerima data yang

dikirim ke terminal kerja. Selain itu NIC juga mengontrol

data flow antara sistem komputer dengan sistem kabel yang

terpasang dan menerima data yang dikirim dari komputer

lain lewat kabel dan menerjemahkannya kedalam bit yang

dimengerti oleh komputer.( Komputer,2003:52)

Ada dua variable yang penting dalam sebuah NIC

antara lain :

1. Alamat port berfungsi untuk mengarahkan data yang

masuk dan keluar dari terminal kerja tersebut. NIC

harus dikonfigurasikan untuk mengenal apabila data

dikirim ke alamat tersebut.

2. Interrupt merupakan switch elektronik local yang

dipergunakan oleh sistem operasi untuk mengontrol

aliran data untuk sementara waktu dan

memungkinkan data lain melewati sistem

27

Gambar 2.8 Network Interface Card (Yani,2007:34)

2.6 IP Private

Disamping itu juga lembaga pengelola domain seperti IANA atau

PANDI menyediakan kelompok-kelompok IP address yang dapat dipakai

tanpa pendaftaran yang disebut IP Private Address (alamat pribadi) untuk

dikelola sendiri. Berikut ini kelompok IP Private Address :

Tabel 2.4 Kelompok IP Private Address

IP Private address ini hanya dapat digunakan untuk jaringan pribadi dan

tidak dikenal oleh internet.( Yani ,2007:23)

28

2.7 IP Broadcast

Dalam IP address dikenal sebuah istilah yaitu IP Broadcast atau IP

Address terakhir dalam suatu blok subnet. Dengan definisi sebagai berikut :

Bit-bit dari Network ID maupun Host ID tidak boleh semuanya berupa angka

binary 0 semua atau 1 semua, jika hal tersebut terjadi maka disebut flooded

broadcast sebagai contoh 255.255.255.255 Jika Host ID semuanya angka

binary 0 pada oktat terakhir ex 192.168.1.0 maka IP address ini merupakan

alamat Network ID bukan Host ID tapi disebut IP subnet.(

http://romisatriawahono.net,9-2-2011:22:00)

Gambar 2.9 IP Broadcast

2.8 Subnetting

Jika kita memiliki suatu IP address kelas B dengan Network ID

140.150.0.0 (IP Public) yang terkoneksi dengan internet dan ternyata kita

memerlukan lebih dari satu Network ID untuk koneksi, maka kita harus

melakukan pengajuan permohonan ke lembaga pengelola (IANA atau

PANDI) untuk mendapatkan tambahan suatu IP Address yang baru

sedangkan IP Public tersebut jumlahnya terbatas hal ini dikarenakan

menjamurnya situs-situs di internet untuk mengatasi ini dapat dikelola IP

Address-nya secara mandiri dengan metode subnetting dimana kegunaannya

29

untuk memperbanyak Network ID dari satu Network ID yang telah kita

miliki. ( http://romisatriawahono.net,9-2-2011:22:00)

Sebagai contoh pertama :

Network ID 140.150.0.0

subnet 255.255.192.0

perhitungan subnet-nya adalah :

1. IP Address yang digunakan kelas B

2. Rumus yang digunakan 256-angka oktat ketiga pada subnet

Maka :

256-192 = 64

Di dapat hasil kelompok subnet yang dapat digunakan dalam

Network ID adalah kelipatan dari angka 64 Jadi 64, 128 Dengan demikian

subnet yang ada adalah :

140.150.64.0 dan 140.150.128.0

Sehingga kelompok IP address yang dapat digunakan adalah ;

Kelompok subnet pertama : 140.150.64.1 sampai dengan 140.150.127.254

Kelompok subnet kedua : 140.150.128.1 sampai dengan 140.150.191.254

Contoh kedua

Dengan cara yang sama

maka :

256-224 = 32

30

Jadi kelompok subnet-nya adalah kelipatan dari 32 : 32,64, 96, 128, 160, 192

Dengan demikian kelompok IP address yang dapat digunakan adalah :

sampai

sampai

sampai

sampai

sampai

sampai

Dari contoh diatas dapat pula dihitung menggunakan cara yang lain

yaitu dengan menggunakan rumus, Menghitung jumlah subnet dengan

rumus = 2n Dimana n adalah # of bit mask atau banyaknya angka binary 1

pada oktat terakhir dari subnet untuk kelas A adalah 3 oktat terakhir, untuk

kelas B adalah 2 oktat terakhir. Menghitung jumlah host per subnet dengan

rumus = 2N-2 Dimana N adalah # of bit mask atau banyaknya angka binary

0 pada oktat terakhir subnet.

Untuk lebih jelas dapat kita lihat pada contoh berikut :

31

Tabel 2.5 Subnet Menghitung jumlah Host

Dari nilai diatas maka n = 3 dimana n kecil adalah banyaknya angka binary

1 pada oktat ketiga Rumus jumlah subnet (23-2)=6

N = 13

Dimana N besar adalah banyaknya angka binary 0 yang tersisa

Rumus jumlah host per subnet (213-2)=8190 host

Dalam penulisan subnet ada yang menggunakan notasi prefix

misalkan kita memiliki IP address 140.200.0.0/19, dimana angka /19 adalah

konversi dari bilangan decimal subnet menjadi bilangan binary dan

merupakan banyaknya angka binary 1 pada subnet mask, untuk lebih jelas

lihat pada table konversi berikut ini :

Jumlah seluruh angka binary 1 pada seluruh oktat sebanyak 19 digit

disingkat menjadi /19 (notasi prefix).

Tabel 2.5 Konversi Subnetting

Maka IP Address 140.200.0/19 jika ditulis lengkap adalah :

Cara berhitung dengan metode ini disebut CIDR (classless inter

domain routing) Perbedaan menghitung Subnet menggunakan Subnet

32

dengan Subnet CIDR Proses menghitung subnet terdapat sedikit perbedaan

dengan metode CIDR. Perbedaannya adalah jika menggunakan metode

CIDR hasil perhitungan akan disertakan dengan 1 subnet bit sehingga akan

di dapat 8 subnet, bisa dilihat dari contoh berikut :

misal ada sebuah IP 140.200.0.0 dengan subnet 255.255.224.0 jika

dihitung dengan, subnet maka akan ditemukan jumlah sabnet :

256-224 = 32 maka

jumlah blok subnetnya adalah 6 didapat dari 2n-2 = 6

jadi 32,64, 96, 128, 160, 192

dimana n adalah 3 (dari jumlah angka binary 1 pada oktat ketiga dari subnet

mask) Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table berikut

Tabel 2.6 subnet mask binary 1

sementara menggunakan CIDR akan didapat jumlah blok subnet :

256-224 = 32 maka Jumlah blok subnetnya adalah 8 didapat dari 2x = 23 = 8

Jadi 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192, 224

Dimana x adalah 3 (dari jumlah angka binary 1 pada oktat ketiga dari

subnet mask) Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

33

Tabel 2.7 subnet mask binary 1

Kesimpulan perbedaannya adalah pada perhitungan menggunakan

subnet blok subnet tidak disertai dengan 1 blok subnet pertama yaitu blok 0

dan 1 blok subnet terakhir yaitu blok 224 Maka blok subnetnya hanya 32,64,

96, 128, 160, 192 Sementara CIDR blok subnetnya 0, 32,64, 96, 128, 160,

192, 224 Disini letak perbedaannya!

2.9 CIDR (Classless Inter Domain Routing)

Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep

perhitungan IP Address yang dinamakan supernetting atau classless inter

domain routing (CIDR), metode ini menggunakan notasi prefix dengan

panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini

menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID,

metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP

Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan

metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak

berkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai. Sebelum kita

melakukan perhitungan IP address menggunakan metode CIDR berikut ini

34

adalah nilai subnet yang dapat dihitung dan digunakan Sumber table

dibawah berasal dari . ( http://romisatriawahono.net,9-2-2011:22:00)

Tabel 2.8 CIDR (Classless Inter Domain Routing)

Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada

subnet mask dimana :

1. untuk IP Address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada

oktat terakhir karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya

adalah 255.255.255.0

2. untuk IP Address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada

2 oktat terakhir karena pada IP Address kelas B subnet mask default-

nya adalah 255.255.0.0

3. untuk IP Address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada

3 oktat terakhir karena IP Address kelas A subnet mask default-nya

adalah 255.0.0.0

untuk lebih jelasnya dapat kita lakukan perhitungan pada contoh IP

Address berikut ini :

35

diketahui IP Address 130.20.0.0/20 yang ingin diketahui dari suatu

subnet dan IP Address adalah ;

1. Berapa jumlah subnet-nya ?

2. Berapa jumlah host per subnet ?

3. Berapa jumlah blok subnet ?

4. Alamat Broadcast ?

Untuk dapat menghitung beberpa pertanyaan diatas maka dapat

digunakan rumus

perhitungan sebagai berikut :

- Untuk menghitung jumlah subnet = (2x)

(2x) = (24) = 16 subnet

Dimana x adalah banyak angka binary 1 pada subnet mask di 2 oktat

terakhir : 130.20.0.0/20, yang kita ubah adalah /20 menjadi bilangan binary

1 sebanyak 20 digit sehingga (banyaknya angka binary 1 yang berwarna

merah) dan jumlah angka binary pada 2 oktat terakhir adalah 4 digit

Tabel 2.9 jumlah binary 1 pada Oktat 2

1. Untuk menghitung jumlah host per subnet = (2y-2)

(2y-2) = (212-2) = 4094 host

Dimana y adalah banyaknya angka binary 0 pada subnet mask di 2

oktat terakhir (banyaknya angka binary 0 yang berwarna biru) dan jumlah

angka binary pada 2 oktat terakhir adalah 12 digit.

36

Table 2.10 binary 0 pada oktat 2

2. Untuk menghitung jumlah blok subnet = (256-nilai decimal 2 oktat

terakhir pada subnet) sehingga = (256-240)= 16

Hasil pengurangan tersebut kemudian menjadi nilai kelipatan

sampai nilainya sama dengan nilai pada 2 oktat terakhir di subnet

mask, yaitu : 16+16 dan seterusnya hingga 240, kelipatan 16 adalah :

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat kita simpulkan :

3. Untuk IP Address 130.20.0.0/20

Jumlah subnet-nya = 16

Jumlah host per subnetnya = 4094 host

Jumlah blok subnetnya sebanyak 16 blok yaitu

Dengan hasil akhir sebagai berikut lihat pada tabel berikut ini:

37

Tabel 2.11 untuk IP Address 130.20.0.0/20

2.10 Model OSI Layer

Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan dan

dikembangkan oleh International Organization for Standardization (ISO)

pada tahun 1984 yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana

proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini

dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi

pada jaringan yang berbeda secara efisien. (Komputer,2003:19)

Model referensi OSI adalah suatu model konseptual yang terdiri atas

tujuh layer, masing masing layer mempunyai fungsi tertentu dan OSI

memungkinkan interkoneksi komputer berbagai kelompok.

38

2.10.1 Tujuan Model OSI

Tujuan utama penggunaan model OSI :

1. Untuk membantu desainer jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap

layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data.

2. Mengetahui jenis jenis protokol jaringan dan metode transmisi.

2.10.2 Dua Group Model OSI

Model OSI terdiri dari dua group yaitu:

1. Upper Layer yaitu layer yang fokus pada applikasi pengguna dan

bagaimana file direpresentasikan di komputer.

2. Lower Layer yaitu layer yang focus pada komunikasi data melalui

jaringan.

Gambar 2.10 Dua Group layer OSI (Supandi,2008:53)

39

2.10.3 Tujuh Layer OSI

Model OSI terdiri dari 7 dan setiap layer memiliki tugas dan

fungsinya masing – masing.berikut tujuh layer model OSI,yaitu :

2.10.3.1 Application Layer

Application Layer layer ini berfungsi untuk aplikasi

pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas pertukaran

informasi antara program komputer, seperti program e-mail,

dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer

atau aplikasi komputer lainnya.

2.10.3.2 Presentation Layer

Presentation Layer bertanggung jawab bagaimana data

dikonversi dan diformat untuk transfer data. Contoh

konversi format text ASCII untuk dokumen, gif dan JPG

untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi,

translasi data, enkripsi dan konversi.

2.10.3.3 Session Layer

Session Layer Menentukan bagaimana dua terminal

menjaga, memelihara dan mengatur koneksi,- bagaimana

mereka saling berhubungan satu sama lain. Koneksi di layer

ini disebut “session”.

40

2.10.3.4 Transport Layer

Transport Layer bertanggung jawab membagi data menjadi

segmen, menjaga koneksi logika “end-to-end” antar

terminal, dan menyediakan penanganan error (error

handling).

2.10.3.5 Network Layer

Network Layer bertanggung jawab menentukan alamat

jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama

perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data

pada layer ini berbentuk paket.

2.10.3.6 Data Link Layer

Data Link Layer menyediakan link untuk data,

memaketkannya menjadi frame yang berhubungan dengan

“hardware” kemudian diangkut melalui media.

komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur

komunikasi layer physical antara sistem koneksi dan

penanganan error.

2.10.3.7 Physical Layer:

Physical Layer bertanggung jawab atas proses data menjadi

bit dan mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan

menjaga koneksi fisik antar sistem.

41

Gambar 2.11 Urutan Layer OSI dari Lower layer ke Upper Layer

(Komputer,2003:21)

2.11 VLAN (Virtual Local Area Network)

2.11.1 Pengertian VLAN

VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas

pada lokasi fisik seperti LAN , hal ini mengakibatkan suatu network

dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik

peralatan. Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan

menjadi sangat fleksibel dimana dapat dibuat segmen yang

bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada

lokasi workstation. (Lammle,2005:413)

VLAN merupakan suatu metode untuk menciptakan

jaringan-jaringan yang secara logika tersusun sendiri-sendiri. VLAN

sendiri berada dalam jaringan Local Area Network (LAN), sehingga

7

6

5

4

3

2

1

42

dalam jaringan (LAN) bisa terdapat satu atau lebih VLAN. Dengan

demikian disimpulkan bahwa dalam suatu jaringan, dapat membuat

lagi satu atau lebih jaringan (jaringan di dalam jaringan).Konfigurasi

VLAN itu sendiri dilakukan melalui perangkat lunak (software),

sehingga walaupun komputer tersebut berpindah tempat, tetapi ia

tetap berada pada jaringan VLAN yang sama.( Lammle,2005:413)

2.11.2 Tipe – Tipe Vlan

1. Berdasarkan Port

2. Berdasarkan Mac Address

3. Berdasarkan Tipe Protokol yang digunakan

4. Berdasarkan Alamat Subnet IP

5. Berdasarkan Aplikasi atau Kombinasi Lain

2.11.3 Metode Keanggotaan Vlan

1. Metode Static : konfigurasi secara manual port pada switch

ditandai sebagai VLAN menggunakan Aplikasi pengelola VLAN

atau langsung dikerjakan pada switch.

2. Metode Dinamic : konfigurasi tidak mempercayakan pada port

yang ditandai sebagai VLAN khusus melainkan menjadikan semua

port adalah anggota VLAN.

43

2.11.4 Manfaat VLAN

Beberapa manfaat VLAN adalah ;

1. Performance.

VLAN mampu mengurangi jumlah data yang dikirim ke tujuan

yang tidak perlu. Sehingga lalu lintas data yang terjadi di jaringan

tersebut dengan sendirinya akan berkurang.

2. Mempermudah Administrator Jaringan.

Setiap kali komputer berpindah tempat, maka komputer tersebut

harus di konfigurasi ulang agar mampu berkomunikasi dengan

jaringan dimana komputer itu berada. Hal ini membuat komputer

tersebut tidak dapat dioperasikan langsung setelah di pindahkan.

Jaringan dengan Prinsip VLAN bisa meminimalkan atau bahkan

menghapus langkah ini karena pada dasarnya ia tetap berada pada

jaringan yang sama.

3. Mengurangi biaya.

Dengan berpindahnya lokasi, maka seperti hal nya diatas, akan

menyebabkan biaya instalasi ulang. Dalam jaringan yang

menggunakan VLAN, hal ini dapat diminimallisir atau

dihapuskan.

4. Keamanan

VLAN bisa membatasi Pengguna yang bisa mengakses suatu

data., sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya

penyalahgunaan hak akses.

44

2.11.5 Struktur Vlan Dari OSI Data Link

1 1 1 2 or 6 2 or 62 0-8162 4Destination

addressSource address Data chec

k

Frame Control

Start delimiter

Preamble

Gambar 2.12 Struktur Vlan OSI dari Data Link

2.12 Virtual Trunking Protokol (VTP)

2.12.1 Pengertian VTP

Virtual Trunking Protokol merupakan salah satu protokol pesan

yang dimiliki oleh Cisco yang bekerja pada layer 2. VTP menjaga

konsistensi konfigurasi VLAN di seluruh jaringan. VTP

menggunakan frame Layer 2 trunk untuk mengatur penambahan,

penghapusan, dan nama dari VLANs pada jaringan dasar dari

sentralisasi beralih dalam mode VTP server. VTP bertanggung jawab

untuk proses sinkronisasi yang dilakukan VLAN untuk

menyampaikan informasi dalam VTP domain dan mengurangi

kebutuhan untuk mengkonfigurasi VLAN dalam menyampaikan

informasi yang sama pada setiap beralih.( Brenton ,2005:365)

45

2.12.2 Manfaat Virtual Trunking Protokol

VTP memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Konsistensi konfigurasi VLAN di seluruh jaringan.

2. Pemetaan skema yang memungkinkan untuk VLAN berbatang

atas campuran media.

3. Accurate pelacakan dan pemantauan VLANs

4. Pelaporan Dynamic yang ditambahkan pada VLANs pada

seluruh jaringan.

5. Plug-and-play saat menambahkan konfigurasi VLANs yang baru.

2.12.3 Metode Virtual Trunking Protokol

1. Server

2. Client

3. Transparen

2.13 Perbandingan Antara VLAN Dan LAN

Perbedaan yang sangat jelas dari model jaringan Local Area Network

dengan Virtual Local Area Network adalah bahwa bentuk jaringan dengan

model Local Area Network sangat bergantung pada letak/fisik dari

workstation, serta penggunaan hub dan repeater sebagai perangkat jaringan

yang memiliki beberapa kelemahan. Sedangkan yang menjadi salah satu

kelebihan dari model jaringan dengan VLAN adalah bahwa tiap-tiap

workstation/user yang tergabung dalam satu VLAN atau bagian

46

(organisasi, kelompok dsb) dapat tetap saling berhubungan walaupun

terpisah secara fisik.

2.14 Pengenalan Packet Tracer 5.2

Packet Tracer merupakan sebuah software yang dapat digunakan

untuk melakukan simulasi jaringan. Software ini dikembangkan oleh

sebuah perusahaan yang intens dalam masalah jaringan yaitu Cisco. Packet

Tracer sendiri memudahkan para teknisi jaringan ataupun bagi orang

awam yang akan mengembangkan internetworking dengan menggunakan

peralatan dari vendor cisco. Untuk mendapatkan software ini sangatlah

mudah, dikarenakan dapat dengan mudah dan diunduh secara gratis dari

internet. saat ini versi terakhirnya adalah packet tracer 5.2. Packet tracer

ini juga memiliki dua versi yaitu portable (tidak perlu menginstall ± 32

MB) dan versi lengkap (± 95 MB plus tutorial ). versi yang digunakan oleh

penulis saat ini yaitu packet tracer 5.2 versi lengkap plus tutorial yang

dapat dijalankan pada sistem operasi Windows XP SP2.

47

Gambar 2.13 Layar utama Packet Tracer 5.2

2.14.1 Penjelasan Layar Utama Packet Tracer 5.2

Packet tracer 5.2 memiliki fitur-fitur yang dibutuhkan

dalam membangun suatu jaringan secara konsep sederhana agar

memudahkan persiapan dalam membangun suatu jaringan.yang

setiap peralatannya dapat dikonfigurasi contohnya, pada router,

switch pc dan lain-lain.

Gambar 2.14 Tools dan Fitur Packet Tracer 5.2

48

1. Menubar dan toolbar,

Pada tab bagian ini Menubar : berisi File, Edit, Option, View,

Tools Extensions, Help. user dapat membuat sebuah simulasi

jaringan dan Toolbar icon yang berisi berisi File New, Save, Print,

Activity wizard, copy, paste Undo,Zoom in ,Original size zoom

out, Pallete,Device.

2. Logical

user diberi kemudahan untuk membuat layout atau bentuk dimana

setiap peripheral diletakkan dengan baik dan rapi.

3. Physical Work space

Pada tab ini dapat membuat background sebuah kota, gedung dan

ruangan.

4. New Cluster

Memudahkan user dalam mengelompokkan beberapa periferal

menjadi 1 jaringan dalam pembuatan suatu konsep suatu jaringan.

5. Move Object

untuk memindahkan periferal ke cluster yang berbeda.

6. Set Tiled Background

berfungsi untuk mengubah background pada stage sesuai keinginan

7. Viewport

untuk melihat keseluruhan jaringan yang telah dibuat.

49

8. Tools packet tracer

yang digunakan untuk mem-Blok, mengeser stage, Menyisipkan

catatan atau keterangan, menghapus periferal, zooming,untuk

mengetest jaringan.

9. Stage

untuk menaruh setiap peripheral dan berfungsi sebagai area kerja.

10. Network periferal

semua kebutuhan alat-alat jaringan terdapat pada bagian ini. Mulai

dari router, switch, hub, wireless, server, printer, PC, koneksi yang

akan dibuat, dan lain-lain.

11. Sub Network peripheral

pada bagian ini user dapat memilih peralatan sesuai yang

diinginkan.dikarenakan ada setiap peralatan memiliki beberapa tipe

yang berbeda.

12. Skenario

Skenario digunakan untuk membuat. sebuah skenario.biasanya

digunakan dibuat suatu contoh kasus oleh seorang instruktur

jaringan pada lab Cisco yang diberikan kepada para peserta yang

mengikuti aktivitas dalam lab cisco.

13. Status

Keterangan jika ingin mengtest suatu PC ke PC, apakah failed

atau succesful.

50

14. Realtime

Fungsinya dimana user dapat meng-edit, copy, paste, delete layout

jaringan.

15. Simulation

tab ini adalah proses untuk simulasi jaringan. Ketika memilih tab

ini proses simulasi akan segera dimulai.

2.14.2.1 Tampilan Layar konfigurasi Pada Switch 2590

Didalam tampilan layar switch ada tiga tab tampilan yang

setiap tab tampilannya memiliki fungsi masing masing,pada tab

Physical menunjukan bentuk asli dari sebuah switch ,selanjutnya

tab Config pada switch menampilkan informasi konfigurasi pada

switch,kemudian tab CLI digunakan untuk mengetikkan perintah

( scripe) konfigurasi pada suatu switch.

Gambar 2.15 Tampilan Layar Tab Physical pada switch 2590.

51

Gambar 2.16 Tampilan Layar Tab Config pada switch 2590.

Gambar 2.17 Tampilan Layar Tab CLI pada switch 2590

52

2.14.2.2 Tampilan Layar konfigurasi Pada Router

Didalam tampilan layar Router ada tiga tab tampilan yang

setiap tab tampilannya memiliki fungsi masing-masing. pada tab

Physical menunjukan bentuk asli dari sebuah router ,selanjutnya

tab Config pada router menampilkan informasi konfigurasi pada

router, kemudian tab CLI digunakan untuk mengetikkan perintah

( scripe) konfigurasi pada suatu router.

Gambar 2.18 Tampilan Layar Tab CLI pada Router.

53

Gambar 2.19 Tampilan Layar Tab CLI pada Router

Gambar 2.20 Tampilan Layar Tab CLI pada Router.

54

2.15 Network Development Life Cycle

Saat ini dengan perkembangan perangkat IT terutama dibidang

Networking telah menjadikan kebutuhan akan infrastruktur sangat tinggi

yang membuat para vendor berlomba untuk membuat solusi terintegrasi.

Tetapi tidak semua solusi yang diberikan atau ditawarkan oleh vendor sesuai

dengan kebutuhan perusahaan, karena strategi bisnis perusahaan akan

berbedabeda sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Dahulu pada saat IT

menjadi booming dan “anak emas” diperusahaan, penggunaan dana yang

unlimited sangat mudah dianggarkan, namun saat ini dengan semakin

jenuhnya akan solusi yang diberikan oleh IT ditambah dengan efek dari krisi

global, banyak perusahaan mulai “menarik ikat pinggang” untuk belanja

produk IT. Pemahanan ini sangat lumrah karena solusi IT dan dampak yang

ada sangat susah untuk dituangkan dalam bentuk angka-angka keuntungan

diatas kertas. Karena itu perlu adanya pedoman bagi para praktisi / newbie

freshgraduate/ peneliti untuk membuat pedoman dan langkah-langkah dalam

perancangan interkoneksi dan komunikasi. Namun dalam pengembangan

jaringan akan mendapatkan tantangan tersendiri, langkah pertama adalah

harus mengerti tentang internetworking requirement kita, karena unsure

reliability dan internetworking harus tercapai. Penjelasan lebih lanjut tentang

reliability dapat membaca tulisan penulis yang lain tentang “isu-isu pada

network management”.

55

2.15.1 Tahapan pada Network Development Life Cycle (NDLC)

Gambar 2.21 Tahapan NDLC

James E. Goldman, Philips T. Rawles, Third Edition, 2001, John Wiley & Sons :

470)

1) Analysis : Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan

yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa topologi atau jaringan yang

sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya ;

a) Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari

struktur manajemen atas sampai ke level bawah atau operator agar

mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. pada kasus di

Computer Engineering biasanya juga melakukan brainstorming

juga dari pihak vendor untuk solusi yang ditawarkan dari vendor

tersebut karena setiap mempunyai karakteristik yang berbeda.

56

b) survey langsung kelapangan, pada tahap analisis juga biasanya

dilakukan survey langsung kelapangan untuk mendapatkan hasil

sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap

design, survey biasa dilengkapi dengan alat ukur seperti GPS dan

alat lain sesuai kebutuhan untuk mengetahui detail yang

dilakukan.

c) membaca manual atau blueprint dokumentasi, pada analysis awal

ini juga dilakukan dengan mencari informasi dari manual-manual

atau blueprint dokumentasi yang mungkin pernah dibuat

sebelumnya. Sudah menjadi keharusan dalam setiap

pengembangan suatu sistem dokumentasi menjadi pendukung akhir

dari pengembangan tersebut, begitu juga pada project network,

dokumentasimenjadi syarat mutlak setelah sistem selesai dibangun.

d) menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya,

maka perlu dilakukan analisa data tersebut untuk masuk ke tahap

berikutnya. Adapun yang bias menjadi pedoman dalam mencari

data pada tahap analysis ini adalah ;

a. User atau people : jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan

peta politik yang ada, level teknis user

b. Media H/W & S/W : peralatan yang ada, status jaringan,

ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan, aplikasi

s/w yang digunakan.

57

c. Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem

keamanan yang sudah ada dalam mengamankan data.

d. Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan,

protocol, monitoring network yang ada saat ini, harapan dan

rencana pengembangan kedepan

e. Perencanaan fisik : masalah listrik, tata letak, ruang khusus,

system keamanan yang ada, dan kemungkinan akan

pengembangan kedepan

2) Design : Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini

akan membuat gambar design topology jaringan interkoneksi yang akan

dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran

seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bias berupa design struktur

topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan

sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang

akan dibangun. Biasanya hasil dari design berupa ;

a. Gambar-gambar topology (server farm, firewall, datacenter,

storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya)

b. Gambar-gambar detailed estimasi kebutuhan yang ada

3) Simulation Prototype: beberapa networker’s akan membuat dalam

bentuk simulasi dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti

BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, dan sebagainya, hal ini

dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang akan

dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work

58

lainnya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini,

banyak para networker’s yang hanya menggunakan alat Bantu tools

VISIO untuk membangun topology yang akan di design.

4) Implementation : di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari

tahapan sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan

semua yang telah direncanakan dan di design sebelumnya. Implementasi

merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil atau gagalnya

project yang akan dibangun dan ditahap inilah Team Work akan diuji

dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis.

5) Monitoring : setelah implementasi tahapan monitoring merupakan

tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat

berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap

awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring.

6) Management, di manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi

perhatian khusus adalah masalah Policy, kebijakan perlu dibuat untuk

membuat atau mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan

dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Policy

akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan

strategibisnis perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat

mendukung atau alignment dengan strategi bisnis perusahaan.

59

2.16 Kebutuhan Pengembangan Internetworking (GNDP)

Secara umum, ada 3 elemen penting pada saat pengembangan

jaringan menurut literature white paper internetworking design guide cisco

;

1. Kebutuhan yang diinginkan (environmental given), termasuk lokasi

host, servers, terminal, dan peralatan end point lainna, yang menjadi focus

adalah biaya yang dibutuhkan untuk membawa setiap tingkatan layanan

yang diinginkan user.

2. Batasan Kinerja, performance constraints sangat focus pada masalah

reliability jaringan, traffic throughput, dan kecepatan host / client (seperti

NIC dan kecepatan akses hardisk)

3. Internetworking Variabel, termasuk network topology, kapasitas

jaringan, dan aliran paket data.

60

Gambar 2.22 General Network Designn Process (sumber Interneworking design

guide : 9)

1. Assessing User Requirements, Melakukan analisa kebutuhan user pengguna

adalah dilangkah awal ini, dimana unsur availability seperti respon time,

throughput dan reliability harus tercapai.

a) Respon time dapat diukur dengan berapa lama respon yang dibutuhkan

pada saat memberikan perintah atau menjalankan aplikasi ke sistem,

karena beberapa aplikasi kritikal membutuhkan waktu respon yang

cepat seperti online services.

b) Throughput, paket-paket yang lewat dijaringan yang padat akan sangat

sensitive dengan bandwitdh yang ada, aplikasi, file transfer, sumber

daya yang bisa diakses dan protocol yang digunakan. Volume traffic

61

Aplikasi-aplikasi kritikal akan sangat terpengaruh pada keadaan

kondisi jaringan saat itu. Throughput sangat terpengaruh dengan

bandwidth, devices yang digunakan, media transmisi yang digunakan

dan topology yang dibangun.

c) Reliability sangat sensitive dan penting, beberapa aplikasi sangat

sensitive dengan kondisi jaringan untuk koneksi yang selalu online,

apalagi saat ini era Unified Communications yang menconvergence

data, suara dan video dalam jaringan yang terpusat. Kehandalan sangat

dibutuhkan untuk menjamin layanan dapat di delivered ke user /

pelanggan.

Dilangkah awal ini untuk mendapatkan kebutuhan yang detil dapat

menggunakan beberapa pendekatan, seperti metode ;

a) Profile komunitas user secara keseluruhan, dibutuhkan untuk

menyamakan persepsi semua user yang ada tentang kebutuhan dan policy

di jaringan, seperti akses mail, group user, hak akses sumber daya printer

dan storages server.

b) Wawancara dan survey langsung kelapangan, dibutuhkan wawancara dan

survey untuk mendapatkan data sebenarnya, karena bisa saja ekspetasi

setiap user di berbeda bagian juga berbeda keinginan dan problemnya

selama ini, problem seperti akses ke aplikasi sistem informasi,

penggunaan bandwidth, dan sebagainya.

Assessing Cost, Analisa kebutuhan biaya, biaya sangat mempengaruhi

dari implementasi dan design yang akan dilakukan, jumlah yang dibutuhkan

62

sangat mempengaruhi Total Cost Ownership (TCO). Dalam pengangaran

produk sebagai solusi yang digunakan sebagai backbone, core, distribusi, dan

akses akan sangat tergantung pembiayaannya dari produk yang akan

digunakan. Setiap solusi punya karakteristik sendiri yang membedakan kelas

antar vendor tersebut.

Estimasi biaya yang harus dikeluarkan untuk implementasi design

network, seperti ; Kebutuhan biaya h.w dan s.w, Biaya Instalasi, Biaya

ekspansi, Biaya Support dan Biaya downtime. TCO sangat sensitive tentang

berapa lama investasi yang ada akan kembali dan berapa persen efisien dan

efektif dari implementasi yang telah dilakukan dapat dinikmati. Pembiyaan

sangat terpengaruh dari solusi teknologi yang akan digunakan, Beberapa

vendor internetworking malah memberikan solusi garansi yang lama,

pembelian barang second untuk ditukarkan dengan solusi terbaru, model

garansi penggantian alat yang rusak selama masa kontrak, jaminan

sukucadang / heldesk hotline produk dan sebagainya ini juga perlu menjadi

perhatian networker’s dalam menentukan solusi.

2. Select Topologies and Technologies to satisfy needs, pada tahap adalah

memilih topology dan teknologi yang tepat digunakan. Dalam perancangan

jaringan komputer, pemilihan topology sangat berpengaruh pada performace

network, factor yang harus diperhatikan dalam perancangan topology adalah

aplikasi yang berjalan, jumlah device endpoint yang akan dikoneksikan,

sebaran endpoint, mobilitas pengguna, dan solusi vendor yang akan

digunakan. Pemilihan teknologi perangkat core backbone, distribusi, access,

63

dan sistem keamanan akan sangat menentukan kepuasan user dari

penggunaan perangkat switch, router, dan sumber daya lain yang digunakan.

Pengaruhnya pada jaminan layanan kepada user yang akan diberikan oleh

teknologi yang tepat, jaminan layanan akan sangat erat dengan reliability atau

kehandalan network kita.

Gambar 2.23 Model Hirarki

Contoh pembagian akses secara hirarki dari cisco, membagi dalam beberapa

hirarki seperti pada gambar 3. Model tersebut menjadi 3 layer / tingkatan ;

1) Hirarki Core : pada bagian Inti terdapat interkoneksi utama atau akses

utama dari network dan yang akan mengoptimalkan transport antar sites.

Bisa berupa perangkat Switching di Layer 2 atau Layer 3 yang tugas

pokonya sebagai interkoneksi semua sumber daya. Contohnya perangakt

Switching Layer 3 yang bertugas forward dan routing semua paket masuk

dan keluar network, fungsi firewall dan sistem keamanan lainnya juga bisa

di implementasikan di Hirarki Core ini.

64

2) Hirarki Distribution : di bagian distribusi akan ditugaskan untuk

mendistribusikan semua pengaturan di hirarki Core ke Access dan yang

akan membuat kebijakan koneksi. Distribusi lebih ditekankan untuk

mempermudah pengaturan dan menyebarkan resource yang ada di network

sesuai dengan aturan yang telah dibuat. Peralatan pada hirarki ini biasanya

berupa Switching di layer 2.

3) Hirarki Access : di bagian inilah semua perangkat disebarkan dan di

interkoneksikan ke semua end point sumber daya yang ada misalnya

terminal user dan sebagainya. Peralatan bisa berupa router layer 3 atau

switching layer2.

4) Model Network Workload, model beban kerja jaringan harus menjadi

perhatian pada saat mendesign topology yang akan dibuat, terutama untuk

solusi aplikasi yang kritikal, peektime traffic yang tinggi, akses ke resources

yang besar, solusi yang sering digunakan seperti loadbalanced systems baik

backbone atau akses link, sistem distribusi/tersebar, model synchronization,

database terdistribusi, dan lain-lain yang akan menjamin realibility 100%

tanpa downtime.

5) Simulate behavior under expected Load, membuat mekanisme seperti

pekerjaan yang sebenarnya, biasanya para networker’s akan

mempresentasikan design yang dibuat ke team work atau ke pelanggan,

penggunaan simulasi perangkat lunak menjadi solusinya. Dengan penggunaan

simulasi ini diharapkan dapat mengukur performa dari design network yang

dibuat.

65

6) Perform sensitive test, testing performa biasanya dilakukan pada network

dibagian tertentu untuk melihat seberapa jauh perubahan yang terjadi pada saat

implementasi nantinya.

7) Rework design as needed, lakukan design ulang jika dibutuhkan untuk

mendapatkan hasil yang lebih optimal, biasanya hasil didapatkan dari masukan

user, team work atau management.

2.17 Studi Literatur Sejenis

1. Judul :

Konfigurasi Virtual Local Area Network ( VLAN) pada Cisco

Switch dengaan menggunakan Program Network Visualizer 5.0

Penulis :

Hari Bugi Prama

Asal Universitas :

Universitas Sumatera Utara Medan

Latar Belakang :

Seiring dengan berkembangnya kebutuhan dalam jaringan

komputer, diperlukan pengembangan jaringan LAN dalam suatu

jaringan komputer, serta demi keamanan Informasi yang akan dikirim,

sebuah LAN tidak diizinkan untuk mendapatkan akses ke LAN

lainnya. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan kebutuhan Switch yang

lebih banyak dan akan menambah biaya perancangan.

66

VLAN dapat menbagi sebuah LAN Menjadi beberapa broadcast

domain. Metode ini dapat menghemat biaya instalasi jaringan, karena

biasanya untuk menbagi broadcast domain, diperlukan perangkat

router. Dalam implementasinya,Vlan mempunyai keunggulan karena

tidak memerlukan perubahan fisik pada jaringan, tetapi dapat

memberikan berbagai tambahan pelayanan pada teknologi jaringan. (

Prama,2008: 2 )

2. Judul :

PERBANDINGAN IP ADDRESS V.4 dan V.6

Penulis :

Franz Pardede

Asal Universitas :

Universitas Sriwijaya

Latar Belakang :

Alasan utama untuk mulai beralih ke IPv6 adalah terbatasnya

ruang pengalamatan. Padamasa sekarang ini bukan komputer saja yang

terhubung ke internet namun peralatan sehari-hari seperti telepon

seluler, PDA, home appliances, dan sebagainya juga terhubungkan ke

internet, dapatkan anda bayangkan seberapa banyak alamat IP yang

dibutuhkan untuk menghubungkan semua itu ke internet. Diperkirakan

pada 1 sampai 7 tahun kedepan merupakan masa transisi dari IPv4 ke

IPv6. Secara eksplisit berdasarkan kesepakatan IETF memang tidak

ada tanggal pasti kapan umur IPv4 akan berakhir, namun masa transisi

dari IPv4 ke IPv6 merupakan proses yang bertahap dan selama transisi

67

harus ada jaminan bahwa proses tersebut tidak mengganggu aktifitas

internet. ( Pardede,2008: 3)

3. Judul :

ANALISIS DAN SIMULASI MODEL TRAFIK NEXT

GENERATION NETWORK

Penulis :

Vebby Aprilyan Alhadi

Asal Universitas :

Universitas Indonesia Jakarta

Latar Belakang :

Konsep NGN (Next Generation Network) merupakan anak

emas dari perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini. Konsep ini

diharapkan mampu mengintegrasikan seluruh jaringan yang ada, entah

membuat satu jaringan baru ataupun tetap memakai banyak jaringan.

Berbagai masukan yang ada kebanyakan mengimplementasikan

menggunakan

sifat WDM (bukan lagi TDM) karena jaringan yang ada

merupakan paket-paket. Selain itu kebanyakan pakar juga

menggunakan jaringan optik sebagai dasar bagi penggunaan NGN. (

Alhadi,2006: 4)

87

4.4 Dasar-Dasar Perintah Mengkonfigurasi VLAN

Untuk mengkonfigurasi VLAN hal pertama yang dilakukan adalah

memikirkan user mana saja yang diinginkan di setiap VLAN adalah sulit

karena membutuhkan banyak waktu. Tetapi begitu memutuskan jumlah

VLAN yang akan dibuat, dan menetapkan user-user yang diinginkan pada

setiap VLAN, maka waktunya untuk membuat VLAN tersebut bekerja.

Ada beberapa tahap dalam mengkonfigurasi VLAN pada Switch Catalyst

2950. diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Nonaktifkan terlebih dahulu semua port yang ada pada switch Catalyst

2950

2) Menentukan Setiap port yang akan dijadikan VLAN, sekaligus

mengaktifkan kembali port yang dijadikan VLAN tersebut.

3) Memberi nama setiap VLAN

4) Menentukan port yang akan dijadikan sebagai trunk VLAN

5) Konfigurasi Router Untuk mengkomunikasikan Antar-VLAN

4.4.1 Cara Menonaktifkan Setiap Port Pada Switch Catalyst 2950.

Setiap switch pasti memiliki port yang bisa dihubungkan

dengan port lain, bisa dengan port fastEthernet yang ada di PC,

bisa dengan port Ethernet yang ada di Modem dan port antar

sesama switch yang lain. Setiap Switch memiliki jumlah port yang

berbeda ada yang 4 port, 8 port hingga 24 port. Untuk Switch

88

Catalyst 2950 ada 24 port yang bisa digunakan. Berikut adalah

gambar secara physical dari port pada Switch Catalyst.

Gambar 4.5 Switch Catalyst 2950 series

Ketika switch akan digunakan dalam aplikasi packet tracer

ini, semua port biasanya dalam keadaan aktif. Untuk itu terlebih

dahulu sesuai dengan tahapan pembuatan VLAN, setap port yang

akan dibuat VLAN harus dalam keadaan non-aktif dan port

diaktifkan kembeli setelah proses pembuatan VLAN itu berjalan.

Adapun konfigurasi untuk menonaktifkan port pada VLAN yaitu

sebagai berikut :

Keterangan konfigurasi di atas:

Untuk Switch Catalyst 2950 port 0/1 – 05 akan dinonaktifkan.

Untuk melihat hasil dari konfigurasi di atas adalah dengan

mengetikan perintah ”Show run”.

Catalyst_2950#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Catalyst_2950 (config) # interface FashEthernet 0/1 – 05

Catalyst_2950 (config-if) # shut down.

89

Catalyst_2950#show run

Building configuration...

Current configuration : 920 bytes

!

version 12.1

no service password-encryption

!

hostname Catalyst_2950

!

!

!

interface FastEthernet0/1

shutdown

!

interface FastEthernet0/2

shutdown

!

interface FastEthernet0/3

shutdown

!

interface FastEthernet0/4

shutdown

!

interface FastEthernet0/5

shutdown

!

!

90

interface FastEthernet0/24

Keterangan konfigurasi di atas:

Bisa dilihat port 1 – 5 dalam keadaan shutdown yang artinya dalam

keadaan non-aktif. Sementara port lainnya dalam keadaan up yang

artinya aktif.

4.4.2 Cara Mengkonfigurasi VLAN Pada Switch Catalyst 2950.

Setelah menonaktifkan VLAN pada port FastEthernet0/1 –

05. selanjutnya port tersebut dikonfigurasi untuk dijadiakan

VLAN. Untuk mengkonfigurasi VLAN pada switch Catalyst 2950,

gunakan perintah konfigurasi sebagai berikut :

Keterangan konfigurasi di atas:

Port FastEthernet 0/1 – 05 dijadikan sebagai port VLAN 10.

Setelah menciptakan VLAN yang diinginkan , untuk melihat hasil

dari konfigurasi VLAN menggunakan perintah show vlan, dan

akan terlihat hasilnya seperti di bawah ini :

Catalyst_2950#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Catalyst_2950 (config) # interface FashEthernet 0/1 – 05

Catalyst_2950(config-if)#switchport mode access

Catalyst_2950(config-if)#switchport access vlan 10

Catalyst_2950(config-if)# no shut down

91

Keterangan konfigurasi di atas:

Tercantum pada VLAN 10 portnya adalah Fa0/1, Fa0/2, Fa0/3,

Fa0/4, Fa0/5

4.4.3 Memberi Nama VLAN 10

Untuk pemberian nama VLAN bisa dilakukan sebelum

menentukan port yang akan dijadikan VLAN ataupun setelah

menentukan port yang akan dijadikan VLAN. Dalam hal ini

VLAN 10 hanya sebagai penomoran VLAN saja dan akan diberi

nama dengan nama Departemen A. Untuk itu lakukan perintah

konfigurasi sebagai berikut :

VLAN Name Status Ports

---- -------------------------------- --------- -------------------------------

1 default active Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9

Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12, Fa0/13

Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16, Fa0/17

Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20, Fa0/21

Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24, Gig1/1

Gig1/2

10 VLAN0010 active Fa0/1, Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5

1002 fddi-default active

1003 token-ring-default active

1004 fddinet-default active

1005 trnet-default active

Catalyst_2950#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Catalyst_2950(config)#vlan 10

Catalyst_2950(config-vlan)#name Departemen_A

92

Keterangan konfigurasi di atas:

Untuk VLAN 10 diberi nama Departemen A

untuk melihat hasil dari konfigurasi VLAN menggunakan perintah

show vlan, dan akan terlihat hasilnya seperti di bawah ini :

`4.4.4 Memberi Port pada Swich untuk Dijadikan Trunking

Pemberian istilah trunk untuk mengkonfigurasi antar

switch ke swich lainnya sangatlah diperlukan. Dalam satu Switch

istilah trunk tidak diperlukan untuk konfigurasi, tetapi dalam

switch yang berbeda trunking sangat berperan penting untuk dapat

menhubungkan antar-VLAN. Untuk dapat memahami trunking,

lihat gambar dibawah ini :

Trunking Trunking

Port : FastEthernet0/1 Port : FastEthernet0/1

Gambar 4.6 Model Trunk

VLAN Name Status Ports

---- -------------------------------- --------- -------------------------------

1 default active Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9

Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12, Fa0/13

Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16, Fa0/17

Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20, Fa0/21

Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24, Gig1/1

Gig1/2

10 Departemen_A active Fa0/1, Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5

1002 fddi-default active

1003 token-ring-default active

1004 fddinet-default active

1005 trnet-default active

Switch A Switch B Switch C

93

Keterangan Gambar di atas :

Switch A untuk dapat berkomunikasi dengan Swich B dibutuhkan

kabel Cross-Over . port fastEthernet0/1 pada Switch A

dikonfigurasi sebagai port khusus trunking, begitupun sebaliknya

port fastethernet pada switch B dikonfigurasi sebagai port khusus

trunking.

Konfigurasi Trunking pada switch adalah sebagai berikut :

4.4.5 Konfigurasi Router Untuk Komunikasi Antar VLAN

Agar antar VLAN yang satu dengan VLAN yang lainnya

dapat berkomunikasi diperlukan sebuah router unuk

menghubungkannya. Router dijadikan sebagai pembuatan sub-

Interface pada setiap alamat Default gateway VLAN yang ada

dalam setiap swich, artinya setiap switch VLAN pasti memiliki ip

default gatewaynya. Alamat default getway tersebut dijadikan

penghubung di dalam router untuk menghubungkan VLAN.

Konfigurasinya adalah sebagai berikut :

Catalyst_2950#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Catalyst_2950(config)#Interface FastEthernet 0/1

Catalyst_2950(config-if)#switch port mode trunk

Catalyst_2950(config-if)#no Shut Down

94

Keterangan konfigurasi di atas:

Interface Port FastEthernet 0/1 pada router dijadikan sebagai sub-

interface dengan ciri konfigurasi Router(config-if)#interface

fastEthernet 0/1.10 0/1.10 artinya adalah fastethernet 0/1 yang

menjadi perwakilan kelompok VLAN 10 akan dijadikan sebagai

sub-interface, kemudian setelah itu di definisikan kembali dengan

perintah Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 10 dan langkah

terakhir adalah pemberian alamat IP-Gateway VLAN 10

Router(config-subif)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0 akan

memasukan IP gateway pada router tersebut yang dijadikan

sebagai sub-interface tadi yang akan berkomunikasi dengan VLAN

lainnya apabila VLAN selanjutnya dikonfigurasi juga seperti

Router#conf terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.1

Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 1

Router(config-subif)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0

Router(config-subif)#no shutdown

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

------------------

Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.10

Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 10

Router(config-subif)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0

Router(config-subif)#no shutdown

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.20Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 20

Router(config-subif)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.0

Router(config-subif)#no shutdown

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.99Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 99 Native

95

VLAN sebelummnya.

4.5 Pembahasan VLAN pada Packet Tracker 5.2

Pada pembahasan ini akan membahas secara keseluruhan pembuatan

VLAN dalam bentuk jaringan yang sebenarnya yang akan

diimplementasikan dalam aplikasi Packet Tracker 5.2. Ada 6 (enam)

VLAN yang akan terkonfigurasi diantaranya adalah VLAN 10,20,30,40,50

dan 99. Kemudian satu Router yang akan menghubungkan antar vlan satu

dengan vlan lainnya. Akan ada kurang lebih 50 PC yang terkonfigurasi

pada pembentukan rancangan jaringan Vlan ini. Untuk Topologi

Jaringannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.7Topologi Jaringan

Router

VLAN 10

VLAN 20 VLAN 30 VLAN 40

VLAN 50

VLAN 99 Native

96

Tabel 4.1 VLAN

Tabel 4.2 Pengalamatan IP

Nama VLAN Range IP Subnet mask

Vlan 10 192.168.10.1 – 192.168.10.8 255.255.255.192

Vlan 20 192.168.20.9 – 192.168.20.15 255.255.255.192

Vlan 30 192.168.30.16 – 192.168.10.26 255.255.255.192

Vlan 40 192.168.40.27 – 192.168.40.35 255.255.255.192

Vlan 50 192.168.50.36 – 192.168.50.44 255.255.255.192

Vlan 99 Native - -

VLAN Host / PC Keterangan

VLAN 10 7 Host Office_01

VLAN 20 7 Host Marketing

VLAN 30 11 Host Sampel

VLAN 40 7 Host Exim

VLAN 50 9 Host Office_2

VLAN 99 Native - Central Switch

97

4.5.1 Konfigurasi VLAN 10 (office_01)

Untuk pembahasan pembuatan rancangan Vlan telah

dibahas pada pembahasan langkah – langkah vlan namun dalam

pambahasan ini akan dijelaskan secara rinci lagi dengan

menggunakan aplikasi packet tracker 5.2 dimulai dari konfigurasi

switch untuk pembuatan vlan sampai pemberian alamat IP address

pada setiap PC yang terhubung ke vlan tersebut. Area Vlan 10

dapat di lihat pada gambar 4.8

Gambar 4.8 Area VLAN 10

Dalam VLAN 10 ada 7 ( tujuh ) PC yang terkoneksi

diantaranya ada PC server, MD Manager, Manager Produksi, PC

Direktur, User_01 dan User_02. Pertama – tama akan membahas

cara mengkonfigurasi switch yang akan dijadikan vlan 10, caranya

yaitu dengan membuka aplikasi packet Tracker 5.2. Kemudian

masukan Switch dan 7 PC dengan memilih gambar switch dan PC

pada aplikasi Packet Tracker Tersebut.

98

Drugs Perangkat

Switch PC

Gambar 4.9 Cara Memasukan Perangkat Jaringan

Setelah memasukan beberapa perangkat yaitu switch dan

PC, yang telah dibahas pada Gambar 4.9. Kemudian setelah itu

konfigurasi switch yang akan dijadikan vlan 10, dengan mengklik

dua kali gambar switch yang akan di konfigurasi. Maka akan

masuk ke bagian seperti gambar di bawah ini :

Gambar 4.10 Bentuk Fisik dari Switch

99

Gambar 4.11 Pemberian Nama pada switch

Gambar 4.12 konfirgurasi manual

Keterangan :

1. Gambar Physical : Menggambarkan secara bentuk Fisik dari switch

yang dipakai.

2. Gambar Config : Bisa digunakan untuk pemberian nama pada switch,

menghapus konfigurasi switch dan menyimpan hasil konfigurasi

switch.

3. CLI : Berfungsi sebagai konfigurasi manual.

Setelah masuk pada konfigurasi switch, terlebih dahulu

memberi nama switch tersebut dengan nama Display name: Office

dan Hostname: Switch. Untuk display name akan terlihat namanya

100

pada bentuk secara fisik dalam aplikasi packet tracker dan untuk

hostname akan tertera pada konfigurasinya. Lihat gambar di bawah

ini :

Host Name Display Name

Gambar 4.13 Keterangan Nama pada switch

Setelah itu mulai membuat vlan pada switch office tersebut,

dengan masuk ke bagian CLI untuk dapat mengkonfigurasi secara

manual. Pertama – tama tentukan terlebih dahulu port yang akan

dijadikan vlan pada swich office tersebut. Ada 24 port yang dapat

di hubungakan namun hanya butuh beberapa port saja untuk

dijadikan port – port vlan. Port tersebut disebut port FastEthernet.

Dapat terlihat di bagian Physical Switch.

101

Gambar 4. 14 Port Switch

Pada Switch Office ini akan ada 8 Port yang akan dijadikan

Vlan 10. dari Port FastEthernet 0/1 – FastEthernet 0/8. Berikut

gambaran tabel yang menjelaskan port yang telah ditentukan.

Tabel 4.3 Penjelasan Port

Interface FastEthernet Vlan

Interface FastEthernet0/1 Trunk Native Vlan 99

Interface FastEthernet0/2 – FastEthernet0/8 VLAN 10

Keterangan :

1. FastEthernet 0/1 dijadikan sebagai port trunking, artinya trunk

adalah penghubung antara switch dengan switch lainnya pada

pembuatan vlan.

2. FastEthernet 0/2 – FastEthernet 0/8 akan dijadikan anggota Vlan

10 pada switch Office.

Setiap port yang akan dijadikan vlan seharusnya dalam

keadaan non-aktif terlebih dahulu. Untuk menonaktifkan setiap

portnya caranya adalah masuk ke bagian konfigurasi (CLI) pada

102

Aplikasi Packet Tracker, kemudian ketikan konfigurasi di bawah

ini :

Ketikan ”show run” untuk melihat apakah setiap port sudah

dalam keadaan non-aktif atau masih aktif. Maka akan ada tampilan

konfigurasi seperti di bawah ini.

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # interface FashEthernet 0/1 – 0/8

Switch (config-if) # shut down.

103

Switch#show run

Building configuration...

Current configuration : 920 bytes

!

version 12.1

no service password-encryption

!

hostname Catalyst_2950

!

!

!

interface FastEthernet0/1

shutdown

!

interface FastEthernet0/2

shutdown

!

interface FastEthernet0/3

shutdown

!

interface FastEthernet0/4

shutdown

!

interface FastEthernet0/5

shutdown

!

interface FastEthernet0/6

shutdown

!

interface FastEthernet0/7

!

Setelah semua dalam keadaan non-aktif. Barulah proses

pembuatan vlan dilakukan. Untuk port FastEthernet 0/1 jadikan

sebagai trunk native vlan 99. Dengan mengkonfigurasi sebagai

berikut :

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # interface FashEthernet 0/1

Switch (config-if) # switchport mode trunk

Switch (config-if) # switchport trunk native vlan 99

Switch (config-if) # no shutdown

104

Kemudian port selanjutnya yaitu port FastEthernet 0/2 –

fastEthernet 0/8 dijadikan sebagai vlan 10 dengan konfigurasi

sebagai berikut :

Beri nama vlan 10 dengan nama office_01. konfigurasinya

adalah sebagai berikut :

Ketik ”Show vlan” untuk melihat hasilnya :

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # interface FashEthernet 0/2 – 0/8

Switch (config-if) # switchport mode acces

Switch (config-if) # switchport acces vlan 10

Switch (config-if) # no shutdown

Switch#show vlan

VLAN Name Status Ports

---- -------------------------------- --------- ----------------------------------------------------

1 default active Fa0/9, Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12

Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16

Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20

Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24

10 office_01 active Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5

Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # vlan 10

Switch(config-vlan)#name office_01

105

Untuk port FastEthernet 0/1 yang akan dijadikan sebagai

trunk native vlan 99 harus di beri alamat ip agar antar switch dapat

berkomunikasi melalui trunk tersebut dengan bantuan ip sebagai

penghubungnya. Konfigurasi pemberian ip pada trunk native 99

adalah sebagai berikut:

Setelah selesai proses konfigurasi pada switch office_01

kemudian hubungkan port FastEthernet yang dijadikan vlan

dengan 7 PC yang akan dijadikan sebagai anggota vlan 10. Daftar

tabel pengalamatan ip vlan 10 .

Tabel 4.4 Daftar Pengalamatan Vlan 10

Interface Host Name IP Address

FastEthernet 0/2 PC Komisaris 192.168.10.2 255.255.255.192

FastEthernet 0/3 MD Manager 192.168.10.3 255.255.255.192

FastEthernet 0/4 Manager Produksi 192.168.10.4 255.255.255.192

FastEthernet 0/5 Dirut 192.168.10.5 255.255.255.192

FastEthernet 0/6 User_01 192.168.10.6 255.255.255.192

FastEthernet 0/7 User_02 192.168.10.7 255.255.255.192

FastEthernet 0/8 PC Server 192.168.10.8 255.255.255.192

Interface Vlan 99 - 192.168.99.12 255.255.255.192

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) #interface vlan 99

Switch (config-if) #ip address 192.168.99.12 255.255.255.192

Switch (config-if) #no shutdown

106

Berikut adalah cara memasukan IP dan pemberian nama

setiap PC nya pada aplikasi Packet Tracker 5.1. Klik pada bagian

PC mana yang akan di beri alamat ip terlebih dahulu. Misalnya

pada PC Komisaris.

Gambar 4.15 Pemberian Nama pada PC

Masuk ke bagian config, pada Display Name beri nama PC

tersebut sebagai PC komisaris. Kemudian setelah itu masuk ke

bagian dektop. Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini:

107

Gambar 4.16 Bagian Desktop

Pilih IP configuration untuk mengkonfigurasi atau memasukan

IP address pada PC tersebut.

Gambar 4.17Konfigurasi IP

Input IP address 192.168.10.2 angka 10 pada ip tersebut

menunjukan bahwa PC tersebut berada sebagai keanggotaan vlan

10. Untuk pemberian alamat IP pada PC yang lainnya dapat

dilakukan dengan cara yang sama.

108

4.5.2 Konfigurasi VLAN 20 (Marketing)

Pada konfigurasi vlan 20 marketing ini akan ada 7 PC yang

terhubung dalam kelompok vlan tersebut, diantaranya adalah PC

MD-1, PC MD-2, PC MD-3, PC MD-4, PC Follow Up 1, PC

Follow Up 2, dan yang terakhir PC Follow Up 3. Gambar 4.16

Adalah rancangan dari topologi vlan 20 (Marketing) .

Gambar 4.18 Topologi VLAN 20 (Marketing)

Pada Switch VLAN 20 (Marketing) ini akan ada 8 Port

yang akan dijadikan Vlan 20 marketing. dari Port FastEthernet 0/1

– FastEthernet 0/8. Berikut gambaran tabel yang menjelaskan port

yang telah ditentukan.

Tabel 4.5 Penjelasan Port

Interface FastEthernet Vlan

Interface FastEthernet0/1 Trunk Native Vlan 99

Interface FastEthernet0/2 – FastEthernet0/8 VLAN 20

109

Keterangan :

1. FastEthernet 0/1 dijadikan sebagai port trunking native 99,

artinya trunk adalah penghubung antara switch dengan switch

lainnya pada pembuatan vlan.

2. FastEthernet 0/2 – FastEthernet 0/8 akan dijadikan anggota

Vlan 20 pada switch Marketing.

Dalam tahapan Pembuatan VLAN 20 (Marketing) ini

sebenarnya sama saja dengan pembuatan vlan 10 (Office_01)

sebelumnnya. Setiap port yang akan dijadikan vlan haruslah dalam

keadaan non-aktif terlebih dahulu. Untuk menonaktifkan setiap

portnya caranya adalah masuk ke bagian konfigurasi (CLI) pada

Aplikasi Packet Tracker, kemudian ketikan konfigurasi di bawah

ini :

Ketikan ”show run” untuk melihat apakah setiap port sudah

dalam keadaan non-aktif atau masih aktif. Maka akan ada tampilan

konfigurasi seperti di bawah ini :

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # interface FashEthernet 0/1 – 0/8

Switch (config-if) # shut down.

110

Switch#show run

Building configuration...

Current configuration : 920 bytes

!

version 12.1

no service password-encryption

!

hostname Catalyst_2950

!

!

!

interface FastEthernet0/1

shutdown

!

interface FastEthernet0/2

shutdown

!

interface FastEthernet0/3

shutdown

!

interface FastEthernet0/4

shutdown

!

Setelah semua dalam keadaan non-aktif. Barulah proses

pembuatan vlan dilakukan. Untuk port FastEthernet 0/1 jadikan

sebagai trunk native vlan 99. Dengan mengkonfigurasi sebagai

berikut :

Kemudian port selanjutnya yaitu port FastEthernet 0/2 –

fastEthernet 0/8 dijadikan sebagai vlan 20 (Marketing) dengan

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # interface FashEthernet 0/1

Switch (config-if) # switchport mode trunk

Switch (config-if) # switchport trunk native vlan 99

Switch (config-if) # no shutdown

111

konfigurasi sebagai berikut :

Beri nama vlan 20 dengan nama Marketing. konfigurasinya adalah

sebagai berikut :

Ketik ”Show vlan” untuk melihat hasilnya :

Untuk port FastEthernet 0/1 yang akan dijadikan sebagai

trunk native vlan 99 harus di beri alamat ip agar antar switch dapat

berkomunikasi melalui trunk tersebut dengan bantuan ip sebagai

penghubungnya. Konfigurasi pemberian ip pada trunk native 99

adalah sebagai berikut:

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # interface FashEthernet 0/2 – 0/8

Switch (config-if) # switchport mode acces

Switch (config-if) # switchport acces vlan 20

Switch (config-if) # no shutdown

Switch#sh vlan

VLAN Name Status Ports

---- -------------------------------- --------- -------------------------------

1 default active Fa0/9, Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12

Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16

Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20

Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24

Gig1/1, Gig1/2

10 office_01 active

20 marketing active Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5

Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # vlan 20

Switch(config-vlan)#name Marketing

112

Setelah selesai proses konfigurasi pada switch Marketing,

kemudian hubungkan port FastEthernet yang dijadikan vlan dengan

7 PC yang akan dijadikan sebagai anggota vlan 20 (Marketing).

Daftar tabel pengalamatan ip vlan 20.

Tabel 4.6 Daftar Pengalamatan IP Vlan 20

Interface Host Name Ip Address

FastEthernet 0/2 MD-1 192.168.20.9 255.255.255.192

FastEthernet 0/3 MD-2 192.168.20.10 255.255.255.192

FastEthernet 0/4 MD-3 192.168.20.11 255.255.255.192

FastEthernet 0/5 MD-4 192.168.10.12 255.255.255.192

FastEthernet 0/6 Follow Up 1 192.168.20.13 255.255.255.192

FastEthernet 0/7 Follow Up 2 192.168.20.14 255.255.255.192

FastEthernet 0/8 Follow Up 3 192.168.20.15 255.255.255.192

Interface Vlan 99 - 192.168.99.13 255.255.255.192

Untuk pemberian alamat IP pada aplikasi ini telah dibahas

pada pembahasan sebelumnya dalam pemberian alamat ip pada

switch office, caranya sama persis seperti yang dibahas dalam

pembahasan tersebut hanya saja yang membedakan adalah pengisian

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) #interface vlan 99

Switch (config-if) #ip address 192.168.99.13 255.255.255.192

Switch (config-if) #no shutdown

113

nama dan pengisian alamat ip addressnya dapat dilihat pada table

diatas.

4.5.3 Konfigurasi VLAN 30 (Sample)

Pembahasan pembuatan vlan 30 ini sama saja dengan

pembahasan vlan-vlan sebelumnya, Pada konfigurasi vlan 30

sample ini akan ada 11 PC yang terhubung dalam kelompok vlan

tersebut, diantaranya adalah PC Sample 1, PC Sample 2, PC

Sample 3, Sample 4, PC Sample 5, PC Sample 6, PC Sample 7, PC

mekanik, PC Gudang 1, Gudang 2, dan yang terakhir PPC. gambar

4.? Adalah rancangan dari topologi vlan 30 (Sample)

Gambar 4.19 Topologi VLAN 30 (Sample)

Pada Switch VLAN 30 (Sample) ini akan ada 12 Port yang

akan dijadikan Vlan 30 (Sample). dari Port FastEthernet 0/1 –

FastEthernet 0/12. Berikut gambaran tabel yang menjelaskan port

yang telah ditentukan.

114

Tabel 4.7 Penjelasan Port

Interface FastEthernet Vlan

Interface FastEthernet0/1 Trunk Native Vlan 99

Interface FastEthernet0/2 – FastEthernet0/12 VLAN 30

Keterangan :

1. FastEthernet 0/1 dijadikan sebagai port trunking native 99,

artinya trunk adalah penghubung antara switch dengan switch

lainnya pada pembuatan vlan.

2. FastEthernet 0/2 – FastEthernet 0/8 akan dijadikan anggota

Vlan 30 pada switch Sample.

Setiap port yang akan dijadikan vlan haruslah dalam

keadaan non-aktif terlebih dahulu. Untuk menenoaktifkan setiap

portnya caranya adalah masuk ke bagian konfigurasi (CLI) pada

Aplikasi Packet Tracker, kemudian ketikan konfigurasi dibawah

ini:

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # interface FashEthernet 0/1 – 0/12

Switch (config-if) # shut down.

115

Switch#show run

Building configuration...

Current configuration : 920 bytes

!

version 12.1

no service password-encryption

!

hostname Switch

!

!

!

interface FastEthernet0/1

shutdown

!

interface FastEthernet0/2

shutdown

!

interface FastEthernet0/3

shutdown

!

interface FastEthernet0/4

shutdown

!

Ketikan ”show run” untuk melihat apakah setiap port sudah

dalam keadaan non-aktif atau masih aktif. Maka akan ada tampilan

konfigurasi seperti di bawah ini :

Setelah semua dalam keadaan non-aktif. Barulah proses

pembuatan vlan dilakukan. Untuk port FastEthernet 0/1 jadikan

sebagai trunk native vlan 99. Dengan mengkonfigurasi sebagai

berikut :

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # interface FashEthernet 0/1

Switch (config-if) # switchport mode trunk

Switch (config-if) # switchport trunk native vlan 99

Switch (config-if) # no shutdown

116

Kemudian port selanjutnya yaitu port FastEthernet 0/2 –

fastEthernet 0/12 dijadikan sebagai vlan 30 (Sample) dengan

konfigurasi sebagai berikut :

Beri nama vlan 30 dengan nama Sample. konfigurasinya

adalah sebagai berikut :

Ketik ”Show vlan” untuk melihat hasilnya :

Untuk port FastEthernet 0/1 yang akan dijadikan sebagai

trunk native vlan 99 harus di beri alamat ip agar antar switch dapat

berkomunikasi melalui trunk tersebut dengan bantuan ip sebagai

penghubungnya. Konfigurasi pemberian ip pada trunk native 99

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # interface FashEthernet 0/2 – 0/12

Switch (config-if) # switchport mode acces

Switch (config-if) # switchport acces vlan 30

Switch (config-if) # no shutdown

Switch#show vlan

VLAN Name Status Ports

---- -------------------------------- --------- -------------------------------

1 default active Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16

Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20

Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24

Gig1/1, Gig1/2

10 office_01 active

20 marketing active

30 sampel&gudang active Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5

Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9

Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # vlan 30

Switch(config-vlan)#name Sample

117

adalah sebagai berikut:

Setelah selesai proses konfigurasi pada switch Sample,

kemudian hubungkan port FastEthernet yang dijadikan vlan

dengan 11 PC yang akan dijadikan sebagai anggota vlan 30

(Sample). Daftar tabel pengalamatan ip vlan 30.

Tabel 4.8 Daftar Pengalamatan IP Vlan 30

Interface Host Name Ip Address

FastEthernet 0/2 Sample-1 192.168.30.16 255.255.255.192

FastEthernet 0/3 Sample -2 192.168.30.17 255.255.255.192

FastEthernet 0/4 Sample -3 192.168.30.18 255.255.255.192

FastEthernet 0/5 Sample -4 192.168.30.19 255.255.255.192

FastEthernet 0/6 Sample -5 192.168.30.20 255.255.255.192

FastEthernet 0/7 Sample -6 192.168.30.21 255.255.255.192

FastEthernet 0/8 Sample -7 192.168.30.22 255.255.255.192

Interface Vlan 0/9 Mekanik 192.168.30.23 255.255.255.192

Interface Vlan 0/10 Gudang 1 192.168.30.24 255.255.255.192

Interface Vlan 0/11 Gudang 2 192.168.30.25 255.255.255.192

Interface Vlan 99 - 192.168.99.14 255.255.255.192

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) #interface vlan 99

Switch (config-if) #ip address 192.168.99.14 255.255.255.192

Switch (config-if) #no shutdown

118

Untuk pemberian alamat IP pada aplikasi ini telah dibahas

pada pembahasan sebelumnya dalam pemberian alamat ip pada

switch office, caranya sama seperti yang dibahas dalam

pembahasan tersebut hanya saja yang membedakan adalah

pengisian nama dan pengisian alamat ip addressnya dapat dilihat

pada table diatas.

4.5.4 Konfigurasi VLAN 40 (Exim)

Pembahasan pembuatan vlan 40 ini sama saja dengan

pembahasan vlan-vlan sebelumnya, Pada konfigurasi vlan 40

Bagian Exim ini akan ada 9 PC yang terhubung dalam kelompok

vlan tersebut, diantaranya adalah PC Exim 1, PC Exim 2, PC

Exim 3, Exim 4, PC Exim 5, PC Exim 6, PC Finishing 1, PC

Finishing 2. PC. gambar 4.15 adalah rancangan dari topologi vlan

30 (Sample) .

Gambar 4.20 Topologi VLAN 40 (Exim)

119

Pada Switch VLAN 40 (Exim) ini akan ada 10 Port yang

akan dijadikan Vlan 40 (Exim). dari Port FastEthernet 0/1 –

FastEthernet 0/10. Berikut gambaran tabel yang menjelaskan port

yang telah ditentukan.

Tabel 4.9 Penjelasan Port

Interface FastEthernet Vlan

Interface FastEthernet0/1 Trunk Native Vlan 99

Interface FastEthernet0/2 – FastEthernet0/10 VLAN 40

Keterangan :

1. FastEthernet 0/1 dijadikan sebagai port trunking native 99,

artinya trunk adalah penghubung antara switch dengan switch

lainnya pada pembuatan vlan.

2. FastEthernet 0/2 – FastEthernet 0/10 akan dijadikan anggota

Vlan 40 pada switch Exim.

Setiap port yang akan dijadikan vlan haruslah dalam

keadaan non-aktif terlebih dahulu. Untuk menonaktifkan setiap

portnya caranya adalah masuk ke bagian konfigurasi (CLI) pada

Aplikasi Packet Tracker, kemudian ketikan konfigurasi dibawah

ini:

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # interface FashEthernet 0/1 – 0/10

Switch (config-if) # shut down.

120

Switch#show run

Building configuration...

Current configuration : 920 bytes

!

version 12.1

no service password-encryption

!

hostname Switch

!

!

!

interface FastEthernet0/1

shutdown

!

interface FastEthernet0/2

shutdown

!

interface FastEthernet0/3

shutdown

!

interface FastEthernet0/4

shutdown

Ketikan ”show run” untuk melihat apakah setiap port sudah

dalam keadaan non-aktif atau masih aktif. Maka akan ada tampilan

konfigurasi seperti di bawah ini :

Setelah semua dalam keadaan non-aktif. Barulah proses

pembuatan vlan dilakukan. Untuk port FastEthernet 0/1 jadikan

sebagai trunk native vlan 99. Dengan mengkonfigurasi sebagai

berikut :

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # interface FashEthernet 0/1

Switch (config-if) # switchport mode trunk

Switch (config-if) # switchport trunk native vlan 99

Switch (config-if) # no shutdown

121

Kemudian port selanjutnya yaitu port FastEthernet 0/2 –

fastEthernet 0/10 dijadikan sebagai vlan 40 (Exim) dengan

konfigurasi sebagai berikut :

Beri nama vlan 40 dengan nama Exim. konfigurasinya adalah

sebagai berikut :

Ketik ”Show vlan” untuk melihat hasilnya :

Untuk port FastEthernet 0/1 yang akan dijadikan sebagai

trunk native vlan 99 harus di beri alamat ip agar antar switch dapat

berkomunikasi melalui trunk tersebut dengan bantuan ip sebagai

penghubungnya. Konfigurasi pemberian ip pada trunk native 99

adalah sebagai berikut:

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # interface FashEthernet 0/2 – 0/10

Switch (config-if) # switchport mode acces

Switch (config-if) # switchport acces vlan 40

Switch (config-if) # no shutdown

Switch#sh vlan

VLAN Name Status Ports---- -------------------------------- --------- -------------------------------1 default active Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12, Fa0/13

Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16, Fa0/17Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20, Fa0/21Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24, Gig1/1Gig1/2

10 office_01 active20 marketing active30 sampel&gudang active40 Exim active Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5

Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # vlan 40

Switch(config-vlan)#name Exim

122

Setelah selesai proses konfigurasi pada switch Sample,

kemudian hubungkan port FastEthernet yang dijadikan vlan

dengan 9 PC yang akan dijadikan sebagai anggota vlan 40 (Exim).

Daftar tabel pengalamatan ip vlan 40.

Tabel 4.10 Daftar Pengalamatan IP Vlan 40

Interface Host Name Ip Address

FastEthernet 0/2 Exim- 1 192.168.40.27 - 255.255.255.192

FastEthernet 0/3 Exim - 2 192.168.40.28 - 255.255.255.192

FastEthernet 0/4 Exim - 3 192.168.40.29 - 255.255.255.192

FastEthernet 0/5 Exim - 4 192.168.40.30 - 255.255.255.192

FastEthernet 0/6 Exim - 5 192.168.40.31 - 255.255.255.192

FastEthernet 0/7 Exim - 6 192.168.40.32 - 255.255.255.192

FastEthernet 0/8 Exim - 7 192.168.40.33 - 255.255.255.192

Interface Vlan 0/9 Finishing 1 192.168.40.34 - 255.255.255.192

Interface Vlan 0/10 Finishing 2 192.168.40.35 - 255.255.255.192

Interface Vlan 99 - 192.168.99.15 - 255.255.255.192

Untuk pemberian alamat IP pada aplikasi ini telah dibahas

pada pembahasan sebelumnya dalam pemberian alamat ip pada

switch office, caranya sama seperti yang dibahas dalam

pembahasan tersebut hanya saja yang membedakan adalah

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) #interface vlan 99

Switch (config-if) #ip address 192.168.99.15 255.255.255.192

Switch (config-if) #no shutdown

123

pengisian nama dan pengisian alamat ip addressnya dapat dilihat

pada table diatas.

4.5.5 Konfigurasi VLAN 50 (Office_02)

Pembahasan pembuatan vlan 50 ini sama saja dengan

pembahasan vlan-vlan sebelumnya, Pada konfigurasi vlan 50

Bagian Office_02 ini akan ada 9 PC yang terhubung dalam

kelompok vlan tersebut, diantaranya adalah QA/QC Manager,

HRD, Accounting, Adm_HRD, Costumer 1, Costumer 2, Barcode

1, Barcode 2

Gambar 4.21 Topologi VLAN 50 (Office_02)

Pada Switch VLAN 50 (Office_02) ini akan ada 10 Port

yang akan dijadikan Vlan 50 (Office_02). dari Port FastEthernet

0/1 – FastEthernet 0/10. Berikut gambaran tabel yang menjelaskan

port yang telah ditentukan.

124

Tabel 4.11 Penjelasan Port

Interface FastEthernet Vlan

Interface FastEthernet0/1 Trunk Native Vlan 99

Interface FastEthernet0/2 – FastEthernet0/10 VLAN 50

Keterangan :

1. FastEthernet 0/1 dijadikan sebagai port trunking native 99,

artinya trunk adalah penghubung antara switch dengan

switch lainnya pada pembuatan vlan.

2. FastEthernet 0/2 – FastEthernet 0/10 akan dijadikan

anggota Vlan 50 pada switch Exim.

Setiap port yang akan dijadikan vlan haruslah dalam

keadaan non-aktif terlebih dahulu. Untuk menonaktifkan setiap

portnya caranya adalah masuk ke bagian konfigurasi (CLI) pada

Aplikasi Packet Tracker, kemudian ketikan konfigurasi dibawah

ini:

Ketikan ”show run” untuk melihat apakah setiap port sudah

dalam keadaan non-aktif atau masih aktif. Maka akan ada tampilan

konfigurasi seperti di bawah ini :

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # interface FashEthernet 0/1 – 0/10

Switch (config-if) # shut down.

125

Switch#show run

Building configuration...

Current configuration : 920 bytes

!

version 12.1

no service password-encryption

!

hostname Switch

!

!

!

interface FastEthernet0/1

shutdown

!

interface FastEthernet0/2

shutdown

!

interface FastEthernet0/3

shutdown

!

interface FastEthernet0/4

shutdown

!

Setelah semua dalam keadaan non-aktif. Barulah proses

pembuatan vlan dilakukan. Untuk port FastEthernet 0/1 jadikan

sebagai trunk native Vlan 99. Dengan mengkonfigurasi sebagai

berikut :

Kemudian port selanjutnya yaitu port fastEthernet 0/2 –

fastEthernet 0/10 dijadikan sebagai Vlan 50 (Office_02) dengan

konfigurasi sebagai berikut :

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # interface FashEthernet 0/1

Switch (config-if) # switchport mode trunk

Switch (config-if) # switchport trunk native vlan 99

Switch (config-if) # no shutdown

126

Beri nama vlan 50 dengan nama Office_02. konfigurasinya

adalah sebagai berikut :

Ketik ”Show vlan” untuk melihat hasilnya :

Untuk port FastEthernet 0/1 yang akan dijadikan sebagai

trunk native vlan 99 harus di beri alamat ip agar antar switch dapat

berkomunikasi melalui trunk tersebut dengan bantuan ip sebagai

penghubungnya. Konfigurasi pemberian ip pada trunk native 99

adalah sebagai berikut:

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # interface FashEthernet 0/2 – 0/10

Switch (config-if) # switchport mode acces

Switch (config-if) # switchport acces vlan 50

Switch (config-if) # no shutdown

Switch#sh vlan

VLAN Name Status Ports---- -------------------------------- --------- -------------------------------1 default active Fa0/11, Fa0/12, Fa0/13, Fa0/14

Fa0/15, Fa0/16, Fa0/17, Fa0/18Fa0/19, Fa0/20, Fa0/21, Fa0/22Fa0/23, Fa0/24

10 office_01 active20 marketing active30 sampel&gudang active40 Exim active50 Office_02 active Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5

Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9Fa0/10

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) # vlan 50

Switch(config-vlan)#name Office_02

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) #interface vlan 99

Switch (config-if) #ip address 192.168.99.16 255.255.255.192

Switch (config-if) #no shutdown

127

Setelah selesai proses konfigurasi pada switch Sample,

kemudian hubungkan port FastEthernet yang dijadikan Vlan

dengan 9 PC yang akan dijadikan sebagai anggota Vlan 50

(Offive_02). Daftar tabel pengalamatan ip vlan 50.

Tabel 4.12 Daftar Pengalamatan IP Vlan 50

Interface Host Name Ip Address

FastEthernet 0/2 QA/QC Manager 192.168.50.36 - 255.255.255.192

FastEthernet 0/3 HRD 192.168.50.37 - 255.255.255.192

FastEthernet 0/4 Accounting 192.168.50.38 - 255.255.255.192

FastEthernet 0/5 Adm_Manager 192.168.50.39 - 255.255.255.192

FastEthernet 0/6 Costumer 1 192.168.50.40 - 255.255.255.192

FastEthernet 0/7 Costumer 2 192.168.50.41 - 255.255.255.192

FastEthernet 0/8 Barcode 1 192.168.50.42 - 255.255.255.192

Interface Vlan 0/9 Barcode 2 192.168.50.43 - 255.255.255.192

Interface Vlan 0/10 Barcode 3 192.168.50.44 - 255.255.255.192

Interface Vlan 99 - 192.168.99.16 - 255.255.255.192

Untuk pemberian alamat IP pada aplikasi ini telah dibahas

pada pembahasan sebelumnya dalam pemberian alamat ip pada

switch office, caranya sama seperti yang dibahas dalam

pembahasan tersebut hanya saja yang membedakan adalah

pengisian nama dan pengisian alamat ip addressnya dapat dilihat

pada table diatas.

128

4.5.6 Konfigurasi Vlan Central (Native 99)

Vlan native 99 merupakan central yang akan

menghubungkan antar beberapa Vlan di dalam jaringan lokal

diantaranya ada Vlan 10,20,30,40 dan 50. lima buah vlan ini akan

dihubungkan oleh vlan native 99 yang terhubung juga ke router

sebagai alat yang akan menentukan vlan mana saja yang dapat

berkomunikasi dan yang tidak dapat berkomunikasi. Berikut adalah

topologi dari vlan native tersebut :

Gambar 4.22 Topologi Vlan Native

Untuk konfigurasi vlan native hal pertama yaitu

menentukan port mana saja yang akan dijadikan sebagai port trunk

native tersebut. Ada 6 port yang dijadikan sebagai port native vlan

99 diantaranya adalah Inteface Fa0/1, Interface Fa0/2, Interface

Fa0/3, Interface Fa0/4, Interface Fa0/5, dan Interface Fa0/6.

Konfigurasinya adalah sebaga berikut :

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch (config) #interface fastEthernet 0/1 - 06

Switch (config-if) #switchport mode acces trunk

Switch (config-if) #switchport accers vlan native 99

Switch (config-if) #no shutdown

129

Ke-6 Port tersebut akan terhubung ke port trunk lainnya pada vlan

10, 20,30,40,50 dan FastEthernet 0/1 pada router.

4.5.7 Konfigurasi Router

Fungsi dari router tersebut dalam pembuatan vlan adalah

dapat mengkomunikasikan antar beberapa vlan yang berbeda,

selain itu dapat menentukan vlan mana saja yang dapat

berkomunikasi dan vlan mana saja yang tidak dapat

berkomunikasi. Istilah dalam konfigurasi router ini adalah

membuat sub-interface pada setiap ip vlan yang akan di

komunikasikan dengan mencantumkan ip-default getway setiap

Vlan yang ada dalam jaringan lokal (LAN). Konfigurasinya adalah

sebagai berikut :

130

Router#conf terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.1

Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 1

Router(config-subif)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.192

Router(config-subif)#no shutdown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

----------

Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.10

Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 10

Router(config-subif)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.192

Router(config-subif)#no shutdown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

----------

Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.20

Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 20

Router(config-subif)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.192

Router(config-subif)#no shutdown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

----------

Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.30

Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 30

Router(config-subif)#ip address 192.168.30.1 255.255.255.192

Router(config-subif)#no shutdown

Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.40

Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 40

Router(config-subif)#ip address 192.168.40.1 255.255.255.192

Router(config-subif)#no shutdown

Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.50

Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 50

Router(config-subif)#ip address 192.168.50.1 255.255.255.192

Router(config-subif)#no shutdown

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

----------

Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.99

Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 99 Native

Router(config-subif)#ip address 192.168.99.1 255.255.255.0

Router(config-subif)#no shutdown

131

Ketikan Perintah ”Show Run” untuk melihat apakah sudah

terkonfigurasi atau tidak.

interface FastEthernet0/0.10encapsulation dot1Q 10ip address 192.168.10.1 255.255.255.192!interface FastEthernet0/0.20encapsulation dot1Q 20ip address 192.168.20.1 255.255.255.192!interface FastEthernet0/0.30encapsulation dot1Q 30ip address 192.168.30.1 255.255.255.192!interface FastEthernet0/0.40encapsulation dot1Q 40ip address 192.168.40.1 255.255.255.192!interface FastEthernet0/0.50encapsulation dot1Q 50ip address 192.168.50.1 255.255.255.192!interface FastEthernet0/0.99encapsulation dot1Q 99 nativeip address 192.168.99.1 255.255.255.192!interface FastEthernet1/0no ip addressduplex autospeed autoshutdown!interface FastEthernet1/1no ip addressduplex autospeed autoshutdown!ip classless!!!!!line con 0line vty 0 4login!!end

132

4.6 Uji Coba Jaringan

Pada Uji Coba ini terlihat bagaimana topologi jaringan yang

digunakan, beserta kelompok vlan mana saja yang ada dan ada beberapa

PC yang terkoneksi pada VLAN 10 kurang lebih ada 7 PC yang

terkoneksi, VLAN 20 ada 7 yang terkoneksi, VLAN 30 ada 11 PC yang

terkoneksi, VLAN 40 ada 9 PC yang terkoneksi, dan VLAN 50 ada 9 PC

yang terkoneksi. Jadi total PC yang ada pada jaringan LAN tersebut ada

43 PC.

Gambar 4.23 Tampilan Output

133

Untuk dapat melihat apakah sesama PC dapat berkomunikasi atau

tidak dilakukan perintah ”ping” pada command prompt. Adapun ketentuan

untuk masuk ke command promport klik start pad windows pilih run

kemudian dalam ketik cmd. Maka akan masuk ke tampilan command

prompt. Setelah dalam command prompt gunakan perintah “ipconfig”

untuk mengetahui ip address dalam PC tersebut. Setelah itu gunakan

perintah “ping ip address (tujuan). Kalau ada balasan reply dari ip address

tujuan berarti PC tersebut sudah bisa berkomunikasi. Dan kalau ada

perintah – perintah lain selain hal tersebut berarti komunikasi gagal

dilakukan dan ada masalah.

Pada Gambar 4.24 bisa dilihat, Ping dari PC Komisaris dengan ip

address 192.168.10.2 Ke PC MD_Manager dengan ip address

192.168.10.3 dilingkungan VLAN 10 berhasil dilakukan, karena berada

dalam satu VLAN yang sama. Untuk mengetahui berhasil dilakukan ada

tulisan: Reply from 192.168.10.3 bytes=32 time=36ms TTL=128 Perintah

tersebut dilakukan Tidak hanya ke MD_Manager saja pengiriman data

juga bisa dilakukan ke bagian-bagian lainnya di lingkungan VLAN 10.

134

Gambar 4.24 Ping VLAN 10

Pada Gambar 4.25, Ping dari PC MD Manager dilingkungan

VLAN 10 dengan ip address 192.168.10.3 ke PC Sampel 1 di lingkungan

VLAN 30 dengan ip address 192.168.30.16 gagal dilakukan karena

berbeda VLAN selain itu bisa saja pada konfigurasi Router VLAN 30

tidak di ikut sertakan dalam VLAN native 99. terlihat ada keterangan

Reply from 192.168.30.10.1 : Destination host unreachable. Untuk

mengetahui pada VLAN 30 apakah benar tidak berada dalam satu VLAN

native 99, dapat dilihat pada konfigurasi Router tersebut, nanti akan

tertampil VLAN mana saja yang sudah terkoneksi dan dapat

berkomunikasi.

135

Gambar 4.25 Ping Gagal Dilakukan

Pada Gambar 4.26, komunikasi antar VLAN dari PC Manager

Produksi pada VLAN 10 dengan IP address 192.168.10.4 Ke QA/QC

Manager pada VLAN 50 dengan ip address 192.168.50.36, berhasil

dilakukan karena telah dikonfigurasi melalui router. Komunikasi berhasil

dilakukan dengan adanya tulisan pada command prompt : Reply from

192.168.50.36 bytes=32 time=330ms TTL=127.

136

Gambar 4.26 Ping Berhasil Dilakukan

4.7 Grafik Performance Jaringan

Untuk mengetahui kinerja dan performa jaringan mengalami

perubahan, dapat diujicobakan dengan melakukan konektivitas ke berbagai

PC yang ada pada jaringan tersebut termasuk konektivitas antar VLAN itu

sendiri (sebelum dijadikan VLAN dan sesudah dijadikan VLAN). Caranya

dengan melakukan ping melalui command promport ke IP Adress tertentu.

Setelah melakukan ping, misalnya dari alamat IP 192.168.10.2 –

melakukan konektivitas ke 192.168.20.2 bila berhasil akan ada jawaban

yaitu :

137

Artinya ada balasan dari alamat IP 192.168.20.2. Bytes=32 artinya ada

32 bit yang menunjukan alamat IP nya yaitu 192 . 168 . 20 . 2 Total

ada 32 Bit. 8bit 8bit 8bit 8bit

Untuk Time dalam perhitungannya ini tidak konsisten ini menunjukan

kecepatan pengiriman data. Bila dilihat secara gafik dengan contoh diatas

adalah sebagai berikut :

0 1 2 3 4 dst . . .Gambar 4.27 Grafik Performance Jaringan

4.8 Evaluasi Jaringan VLAN

Sebelum membangun dan mengkonfigurasi VLAN beserta

topologi jaringan yang digunakan permasalahan seperti trrafic atau

kemacetan pada saat pengiriman paket data sering bermasalah, belum lagi

dari sistem keamanan data yang dianggap sangat penting bagi perusahaan,

bisa saja diakses oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab. Lain

Reply form 192.168.20.2: Bytes=32 time=330ms TTL=127

Reply form 192.168.20.2: Bytes=32 time=277ms TTL=127

Reply form 192.168.20.2: Bytes=32 time=221ms TTL=127

250

221

227

330

Reply form 192.168.20.2: Bytes=32 time=330ms TTL=127

Reply form 192.168.20.2: Bytes=32 time=277ms TTL=127

Reply form 192.168.20.2: Bytes=32 time=221ms TTL=127

138

halnya setelah pengembangan jaringan menggunakan konsep VLAN,

performance jaringan pada VLAN menjadi lebih optimal, sehingga akses

antara jaringan lokal menjadi lebih cepat dan dapat disesuaikan dalam

traffic yang terjadi dalam jaringan tersebut, karena adanya pengiriman

paket data secara bersamaan. Begitupun untuk sistem keamanan pada

jaringan lebih terjamin karena dalam VLAN ini dapat di atur VLAN mana

saja yang dapat dikomunikasikan dan VLAN mana saja yang tidak dapat

dikomunikasikan, hal tersebut dapat dilakukan dengan mengkonfigurasi

router.

75

BAB IV

PEMBAHASAN DAN UJI COBA

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Suatu kenyataan bahwa bangsa Indonesia yang sekarang ini

sedang menghadapi tugas berat, yaitu mencapai masyarakat yang adil

dan makmur melalui kegiatan pembangunan Nasional pada umumnya

dan persiapan serta pelaksanaan proyek-proyek pembangunan pada

khususnya. Diperlukan jasa dan menyalurkan tenaga kerja yang

semakin meningkat berdaya guna dan berhasil guna. Untuk mengatasi

tugas berat tersebut merupakan tantangan bagi kami tenaga ahli

Indonesia untuk aktif berperan memyambungkan tenaga dan

pemikirannya, sesuai dengan keahliannya. Atas dasar pertimbangan itu

didirikan PT. MANDIRI PRATAMA GROUP Outsourcing. Perusahaan

ini adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang Kontraktor,

pengadaan (supplier), Penyediaan tenaga kerja. Pada saat ini PT.

MANDIRI PRATAMA GROUP telah mampu menyalurkan tenaga kerja

yang memanfaat kebenarannya didunia usaha jasa Outsourcing di

Indonesia.

PT. MANDIRI PRATAMA GROUP adalah perusahaan

Outsourcing pada bidang pelayanan jasa kontraktor dan pengadaan

76

tenaga(supplier). PT. MANDIRI PRATAMA GROUP sejak tahun 2006

banyak melaksanakan pekerjaan jasa kontraktor dan pengadaan

(supplier). Pekerjaan-pekerjaan jasa Outsourcing ini antara lain tercakup

pada penyediaan jasa Outsourcing, pengadaan komputer 20 unit,

pembangunan perumahan, pengadaan barang Kopkar, pengadaan mesin

copy, pengadaan Waterproofing, pengadaan mesin penarik kayu. PT.

MANDIRI PRATAMA GROUP juga mampu bekerja sama dengan

perusahaan lain anggotanya antara:

1. PT. SULAWESI MANDIRI PRATAMA

2. PT.JAKARTA MANDIRI PRATAMA

3. PT. HADJI KALLA GROUP

4. CV.RIAU SULAWESI

5. KOPERASI PUTRA PRIMA

4.1.2 DATA UMUM PERUSAHAAN

1. Nama Perusahaan : PT. Mandiri Pratama Group

2. Alamat : JL.Gadang 1 No.4 RT.004 RW.007

Kel.Sungai Bambu Kec.Tanjuk

Priok, Jakarta Utara

3. Tanggal / Tahun Pendirian : 25 Agustus 2006

77

a. Akte Pendirian

Notaris : Notaris Michiko sodikim, SH

Nomor / Tanggal : 25 / 25 Agustus 2006

4. Surat izin Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (SIPJ)

Nomor : 001782/PK/1.824.271

Berlaku dari : Selama Perusahaan Masih

Menjalankan Kegiatan usaha

5. Surat Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (SKJSTK)

Nomor : 07GW0004

Berlaku smapai Dengan : 26 Agustus 2018

6. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : 02.603.597.2-805.00

SPKP : PEM-318/WPJ.15/KP.0703/2010

7. Bank : Bank Mandiri

Cabang Jakarta Utara

8. Kantor Cabang : Jl.Toddopuli Raya Utara Blok L

No.8,Makassar

Tel.(0411)441687 Fax.(0411)432166

78

4.1.3 Pengalaman Kerja

PT. MANDIRI PRATAMA GROUP mempunyai pengalaman

kerja dalam kontraktor dan pengadaan, juga paling utama adalah dalam

jasa penyediaan tenaga kerja bagi perusahaaan-perusahaaan atau biasa

disebut Outsourcing. Dalam beberapa tahun ini PT. MANDIRI

PRATAMA MANDIRI telah melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dan

proyek-proyek sebagai berikut:

1. Penyediaan Jasa Outsourcing ( PT.Hadji Kalla Gruop)

2. Pengadaan Barang ( Pertamina)

3. Pengadaan Barang Komputer ( Koperasi Putra Prima-Kaltim)

4. Pembangunan Perumahan Transmigrasi ( Kaltim)

5. Pengadaan Barang Kopkar ( PT.Hadji Kalla-Makassar)

6. Pengadaan Mesin Foto Copy ( Kopkar PT.Hadji Kalla)

7. Pengerjaan Waterproofing ( Mall Ratu Indah PT.Hadji Kalla)

8. Pengadaan Mesin Penarik Kayu ( Koperasi Putra Prima-Kaltim)

9. Pengadaan Alat Praktek Ipa ( Cv.Fridaus Sejahtera-Diknas-

Takalar)

10. Pengerjaan Pembangunan Ruko(Palu)

11. Pengerjaan Pengecatan Trotoar Pembatas Jalan dan Garis

Pembatas Parkir ( Mall Ratu Indah PT. Kalla Inti Karsa-Makasar)

79

4.1.4 Sruktur Organisasi

PT. Mandiri Pratama Group di pimpin oleh 1 ( satu ) Komisaris

utama, 5 ( lima) Komisasris, 1 ( satu ) Direktur Utama ,Wakil Direktur

1 ( satu ) Dierktur, 3 Manager, 2 (dua) Brand Manager dan 113

karyawan tergabung dalam satu perusahaan.

1.Komisaris Utama : Drs. H. Adnan Bintang

2.Komisaris : Drs. H. A. Syafiuddin Makka

Drs. H. Hafid Rahim

Robby Tan

A. Sulfati, SE, MM.Ak

Drs. Catur Nugroho Widhy

4. Direktur Utama : Baidillah Sahabuddin,SE,Msi

5. Wakil Direktur : Muhammad Sadli,ST

6. Direktur Operasional : A.Muh.Gunawan M,SE,MM

7. Direktur : Hamsuri Halim dan Akhmad

Santoso

8. Manager : Husairi

a. Manager Cab Sulsel :Andi Zulkaddafi dan

Suhardiyanto,ST,MM

b. Manager Cab Sulteng : Drs..Muchlis

c. Manager Cab Kaltim : Ir.Sufirman,MM

80

4.2 Tahap Perencanaan

Tahap Perencanaan sistem adalah tahap dalam mendefinisikan dan

mengindentifikasi suatu masalah, sehingga dapat menentukan tujuan dari sistem

yang akan direncanakan.

Langkah–langkah dalam Tahap Perencanaan Sistem adalah:

4.2.1 Identifikasi Masalah

Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya. Fase ini

adalah fase identifikasi tujuan, kebutuhan serta berorientasi untuk

melihat permasalahan-permasalahan yang ada. Tahap mendefinisikan

masalah adalah tahap untuk menentukan masalah apa saja yang harus

diselesaikan dengan menggunakan sistem jaringan baru yang akan

dibuat. Tujuannya bukan untuk memecahkan masalah tapi hanya

mengkatalogkan atau mengkategorisasikan. Dalam fase ini penulis

membatasi hanya dalam konteks pernyataan masalah yang ada pada

PT.Mandiri Pratama Group.

4.2.2 Mendefinisikan Masalah

Pada tahap ini mendefinisikan dan pencarian solusi untuk

masalah– masalah dan kekurangan yang terdapat pada sistem lama

atau sistem yang sedang berjalan, yaitu dengan dikembangkannya

sebuah sistem jaringan yang dapat menunjang kekurangan tersebut.

81

Adapun masalah yang dhadapi dalam sistem jaringan di PT. Mandiri

Pratama Group antara lain :

a. Kemacetan pada jaringan ( Traffic Networking),

b. Sistem Kemanan jaringan yang kurang

c. Perusahaan ingin melakukan Penglompokan LAN ke beberapa

departemen.

4.2.3 Menentukan Tujuan Sistem Jaringan

Pada tahap ini tujuan- tujuan dalam pengembangan sistem

jaringan sudah ditentukan dalam pengimplementasian.

4.2.4 Mengidentifikasi kendala-kendala sistem

Kendala-kendala yang timbul dalam pengembangan sistem

jaringan maupun saat pengimplementasian dan solusi yang dilakukan

dalam menyelesaikan kendala-kendala tersebut diidentifikasi. Ada pun

Kendala- kendala yang di hadapi dalam sistem jaringan di PT. Mandiri

Pratama Group adalah :

a. Jumlah Pengiriman data yang berlangsung secara bersamaan ke PC

server sering terjadi troubleshooting

b. Pengiriman data keserver selalu mengalami kegagalan atau tidak

terkirim

c. Pengiriman membutuhkan waktu yang lama.

82

4.3 Analisa sistem dan perancangan

4.3.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

Sistem jaringan PT. Mandiri Pratama Group masih

menggunakan LAN standar dimana sistem LAN standart ini sudah

tidak efisien lagi dengan kemajuan teknologi jaringan saat ini. Dalam

melakukan komunikasi data dan akses data sering mengalami kendala

diantaranya kemacetan jaringan sehingga data tersebut lama sampai ke

tujuan dan bisa saja data tersebut gagal saat pengiriman berlangsung,

ini disebabkan karena LAN standart memungkinkan data tersebar

secara broadcast keseluruh jaringan, hal ini akan mengakibatkan

mudahnya pengguna yang tidak dikenal (unauthorized user ) untuk

dapat mengakses semua bagian dari broadcast tersebut sehingga dari

pada itu kinerja jaringan LAN itu sendiri menjadi lambat.

Gambar 4.2 Analisa sistem yang berjalan di PT.Mandiri Pratama Group

83

4.3.2 Analisis Sistem Yang Akan Dikembangkan

Untuk mengatasi kendala yang ada pada sistem kinerja

jaringan Lokal (LAN) pada PT. Mandiri Pratama Group, maka perlu

dikembangkan sebuah Sistem jaringan standar ke dalam bentuk

Virtual LAN. Dengan VLAN dapat memberikan kemudahan,

fleksibilitas, serta sedikitnya biaya yang dikeluarkan untuk

membangunnya. VLAN membuat jaringan yang besar lebih mudah

untuk diatur manajemennya karena VLAN mampu melakukan

konfigurasi secara terpusat terhadap peralatan yang ada pada lokasi

yang terpisah. Dengan kemampuan VLAN untuk melakukan

konfigurasi secara terpusat, maka sangat menguntungkan bagi

pengembangan manajemen jaringan.

Adapun cara kerja VLAN itu sendiri yaitu VLAN

diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan untuk

mengklasifikasikannya, baik menggunakan port, MAC addresses dsb.

Semua informasi yang mengandung penandaan atau pengalamatan

suatu VLAN (tagging) di simpan dalam suatu database (tabel), jika

penandaannya atau pengalamatan berdasarkan port yang digunakan

maka database harus mengindikasikan port-port yang digunakan oleh

VLAN. Untuk mengaturnya maka biasanya digunakan switch atau

bridge yang manageable atau yang bisa di atur. Switch atau bridge

inilah yang bertanggung jawab menyimpan semua informasi dan

84

konfigurasi suatu VLAN dan dipastikan semua switch atau bridge

memiliki informasi yang sama. Switch akan menentukan kemana data-

data akan diteruskan dan sebagainya. atau dapat pula digunakan suatu

software pengalamatan (bridging software) yang berfungsi mencatat

atau menandai suatu VLAN beserta workstation yang didalamnya

untuk menghubungkan antar VLAN dibutuhkan router.

Gambar 4.3 analisa yang dikembangkan pada PT.Mandiri PratamaGroup

Dengan VLAN manfaat yang dapat dirasakan diantaranya

1. Meningkatkan kinerja performa jaringan

2. Meningkatkan sistem keamanan jaringan

3. Dapat melakukan segmentasi jaringan Lokal dengan di

kelompokan kedalam beberapa jaringan kecil sesuai dengan

kebutuhan perusahaan.

85

4.3.3 Perancangan Sistem

Setelah tahap analisis telah selesai dilakukan, proses

selanjunya adalah perancangan. Tujuan dari perancangan sendiri yaitu

memenuhi kebutuhan pengguna, selain itu perancangan juga

memberikan gambaran yang jelas dan lengkap kepada Network

Enginer. Tahap perancangan sendiri terdiri dari perancangan topologi

yang digunakan dalam membangun jaringan VLAN. Sebelum di

implementasikan akan dirancang terlebih dahulu dengan aplikasi

simulator jaringan Packet Tracer 5.2 dari vendor Cisco.

Topologi star pada konsep perancangan VLAN digunakan

karena digunakan pada jaringan yang terdiri dari banyak PC dan

membutuhkan penghubung yang banyak dan menggunakan beberapa

switch yang berfungsi sebagai penguat dalam koneksi antar beberapa

PC yang ada dan antar departement. Dan pada topologi ini

menggunakan 1 buah router dan empat buah switch yang salah satu

diantaranya switch central yang digunakan switch native yang

menghubungkan antar switch.

86

Gambar 4.4 Topologi Diagram (Star Topologi)

68

BAB III

METODOLOGI PENELITAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi

data hingga saat ini semakin meningkat. Kebutuhan atas penggunaan bersama

resources yang ada dalam jaringan baik sofware maupun hardware telah

mengakibatkan timbulnya berbagai pengembangan teknologi jaringan itu

sendiri. Seiring dengan semakin tingginya tingkat kebutuhan dan semakin

banyaknya pengguna jaringan yang menginginkan suatu bentuk jaringan yang

dapat memberikan hasil maksimal baik dari segi efisiensi maupun peningkatan

keamanan jaringan itu sendiri

Berlandaskan pada keinginan-keinginan tersebut, maka upaya–upaya

penyempurnaan terus dilakukan oleh berbagai pihak. Dengan memanfaatkan

berbagai teknik khususnya teknik subnetting dan penggunaan Hardware

yang lebih baik (antara lain Switch ) maka muncullah konsep Virtual Local

AreaNetwork (VLAN ) yang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih

baik di banding Local Area Network (LAN). VLAN merupakan suatu model

jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN , hal ini

mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus

menuruti lokasi fisik peralatan.

Alasan pembuatan VLAN itu sendiri karena permasalahan–

permasalahan yang sering terjadi pada kineja jaringan LAN pada PT. Mandiri

69

Pratama Group seperti kemacetan pada jaringan (Traffic Networking), Sistem

Keamanan jaringan, dan perusahaan ingin melakukan Penglompokan LAN ke

beberpa departemen.

Melihat permasalahan dan keinginan dari perusahaan tersebut, lahirlah

ide untuk membuat suatu sistem dengan menggunakan Virtual LAN yang

memungkinkan dapat mengatasi masalah–masalah di perusahaan dan

mewujudkan keinginan perusahaan untuk mengelompokan LAN ke dalam

beberapa departemen yang telah ditentukan oleh perusahaan.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dan pencarian fakta untuk penelitian Skripsi

ini penulis menggunakan metode Fact-finding techniques atau disebut juga

teknik pengumupan data. Fact finding tehniques atau pengumpulan data yang

dilakukan untuk proses pengembangan sistem, di dalam fact finding teknik

dilakukan untuk proses pencarian penemuan fakta serta pencarian data dari

satu kasus yang akan membantu proses pengembangan sistem suatu

Organisasi (Sugiyono,1999:129) yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Pustaka

Studi pustaka ini penulis melakukan dengan cara membaca dan

mempelajari buku yang berhubungan dengan pembuatan sistem jaringan

serta buku-buku yang mendukung dengan topik yang akan dibahas dalam

penyusunan skripsi ini, untuk daftar mengenai referensi buku-buku yang

70

digunakan penulis, ada beberapa buku penulis lampirkan sebagai studi

pustaka sebagai berikut :

a. Judul : Network Security

Penulis : Chris Brenton

Penerbit : PT.Elex Media Komputindo

b. Judul : Konsep Jaringan Komputer dan

Pengembangannya

Penulis : Wahana Komputer

Penerbit : Salemba Infotek

c. Judul : Cisco Certified Network Associate

Penulis : Tood Lammle

Penerbit : PT.Elex Media Komputindo

Untuk selengkapnya penulis lampirkan dalam daftar pustaka

skripsi ini.

2. Studi Lapangan

Dalam melakukan studi lapangan akan didapatkan data yang

terdapat dalam dokumen-dokumen di PT. Mandiri Pratama Group, serta

langsung mengamati, mengevaluasi sistem komputerisasi pada PT.

Mandiri Pratama Group. Pada penelitian ini juga akan dilakukan

wawancara dengan narasumber atau pihak-pihak yang berhubungan

dengan masalah tersebut. Sedangkan teknik pengumpulan data yang akan

diterapkan, ialah:

71

a. Teknik Wawancara, yaitu penulis menanyakan langsung kepada pihak

yang berkepentingan berupa pertanyaan. Pertanyaan penulis

selengkapnya berada pada lampiran.

Wawancara dilakukan pada :

Tanggal : 28-12-2010 dan 06-04-2011

Kepada : Kepala Divisi IT

Bpk. Andi Muhammad.H

b. Teknik Observasi, yakni Dalam observasi ini penulis mengumpulkan

dan menelaah data yang diperoleh dengan cara meninjau langsung

penggunaan sistem yang dilakukan pada bulan : Agustus 2010 –

Desember 2010 dengan lokasi:

Tempat yang digunakan sebagai objek penelitian:

Nama Perusahaan : PT. Mandiri Pratama Group

Alamat : JL.Gadang 1 No.4 RT.004 RW.007

Kel.Sungai Bambu Kec.Tanjung Priok,

Jakarta Utara

3. Studi Literatur Sejenis

Studi literatur ini dilakukan dengan melihat penelitian dan skripsi

yang sejenis dengan masalah sistem jaringan. Penulis melakukan

kunjungan ke perpustakaan dan mencari skripsi sejenis untuk di

kumpulkan dan dilakukan perbandingan, sehingga penulis bisa mengetahui

hal-hal apa saja yang belum dilakukan dalam penelitian sebelumnya dan

72

terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam penelitian sebelumnya. Sebagai

referensi ada pada akhir halaman bab II.

3.3 Metode Pengembangan Sistem

Telah diketahui bahwa terdapat beberapa pendekatan di dalam

pengembangan sistem jaringan, akan tetapi bagaimana cara atau metode untuk

melakukan pendekatan-pendekatan tersebut. Untuk melakukan pengembangan

sistem jaringan maka dibutuhkan suatu metodologi. Pengertian dari metode itu

sendiri adalah suatu cara atau teknik yang sistematik untuk mengerjakan

sesuatu. Dengan demikian metodologi pengembangan sistem berarti dalam

metode, prosedur, konsep pekerjaan, aturan, dan postulat yang akan digunakan

untuk mengembangkan suatu sistem informasi.

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam melaksanakan

penelitian adalah dengan menggunakan pola pendekatan. Pendekatan Network

Development Life Cycle (NDLC) yang merupakan serangkaian aktivitas yang

dilaksanakan oleh profesional dan pemakai sistem jaringan untuk

mengembangkan dan mengimplementasikan sistem jaringan.

Tahap-tahap NDLC secara lengkap disajikan pada gambar di bawah ini.

73

Gambar 3.1 Tahapan NDLC (Network Development Life cycle)

1. Analysis : Tahap awal ini dilakukan proses perumusan permasalahan,jenis

dan tipe, penerapan, serta komponen-kompunen pendukung, sehingga

spesifikasi kebutuhan sistem dapat diperjelas dan diperinci. Dapat dilihat

pada subbab 4.2

a. Identify: Penulis mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi pada

perusahaan dan permasalahan yang penulis dapatkan diantaranya

adalah:

1. Terjadi kemacetan dalam sistem jaringan pada Lan pada saat

pengiriman data berlangsung.

2. Belum adanya suatu sistem keamanan pada jaringan yang telah

berjalan.

3. Topologi yang berjalan saat ini sulit melakukan pengiriman data

secara cepat ke perusahaan lain.

74

2. Design: Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan

membuat gambar design topology jaringan interkoneksi yang akan

dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran

seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design biasa berupa design struktur

topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan

sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang

akan dibangun. Topologi yang dipakai penulis adalah topologi extended

start.

3. Simulation Prototype: penulis akan membuat dalam bentuk simulasi

dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti PACKET

TRACERT, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network

yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi penulis. Pada tahapan

metode pengembangan sistem NDLC ini, penulis melakukan tahapan

sampai simulasi Prototype.

139

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini penulis membuat kesimpulan atas semua yang telah dbahas

pada bab-bab sebelumnya. Pada bab ini juga, penulis akan memberikan saran

yang mungkin dapat berguna bagi pihak yang ingin mengembangkan objek

penelitian ini lebih lanjut.

5.1 Kesimpulan

Bebarapa hal yang dapat penulis simpulkan berdasarkan penelitian

yang di lakukan yaitu:

1. Performance jaringan pada VLAN menjadi lebih optimal, sehingga

akses antara jaringan lokal menjadi lebih cepat dan dapat

disesuaikan dalam traffic yang terjadi dalam jaringan tersebut,

karena adanya pengiriman paket data secara bersamaan.

2. Untuk sistem keamanan pada jaringan lebih terjamin karena dalam

VLAN ini dapat di atur VLAN mana saja yang dapat

dikomunikasikan dan VLAN mana saja yang tidak dapat

dikomunikasikan, hal tersebut dapat dilakukan dengan

mengkonfigurasi router.

3. VLAN memudahkan manajemen jaringan karena pengguna yang

membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam

segmen yang sama.

140

5.2 Saran

Segala sesuatu tentunya tidak ada yang sempurna begitupun

dengan penulisan ini, penulis mengharapkan adanya perbaikan untuk masa

yang akan datang. Semoga pengembangan sistem jaringan ini dapat terus

dikembangkan dan diperbaiki untuk mencapai kesempurnaan. Penulis

berharap nantinya simulasi jaringan ini dapat memberikan informasi yang

dapat dimanfaatkan oleh para IT networking yang nantinya dapat

diterapkan di perusahaan-perusahaan tempat mereka bekerja.

141

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal, Langkah Mudah Mengkonfigurasi Router Cisco,

Yogjakarta : Andi, 2003.

Brenton chris, Hunt Cameru, Network Security, Jakarta :PT.Elex

Media Komputindo, 2005.

Cheswick, William, Network Security For Dummies, USA :No Starch

Press,Inc, 2005.

Fourozan, Behrouz A, Data Communications and networking, New

york : McGraw Hill, 2001.

Hucaby, Dave, Catalyst Switch Configuration, Cisco Press

:Indianapolis, 2002.

James E, Goldman dan Rawles, Philip T. Applied Data

Communication. Fourth Edition. United State of America :

Wiley.

Kadir, Abdul ; Triwahyuni, Terra, Pengenalan Teknologi Informasi ,

Andi :Yogyakarta, 2003.

Komputer Wahana, Konsep Jaringan Komputer dan

Pengembangannya, Salemba Infotek : Jakarta, 2003

Lammle.Tood, Cisco Certified Network Associate, Jakarta : PT.Elex

Media Komputindo, 2005.

Nazir, Moh, Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003.

142

Odum, Wendell, Computer Networking First-Step, Andi :Yogjakarta,

2005

Purbo W, Onno, TCP/IP. Jakarta : Elex Media Komputindo,1998.

Supandi, Dede, Instalasi Dan Konfigurasi Jaringan Komputer,

Bandung : Informatika Bandung, 2008.

Wijaya, Hendra, Cisco ADSL Router, PIX Firewall, dan VPN, Jakarta :

Elex Media Komputindo, 2005.

Wijaya, Hendra, Belajar Sendiri Cisco Switch, dan VPN, Jakarta : Elex

Media Komputindo, 2005.

Winarno Sugeng, Jaringan Komputer dengan TCP/IP , Informatika :

Bandung, 2006.

Yani, Ahmad, Jaringan Komputer, Jakarta: PT.Kawan Pustaka, 2005.

( http://romisatriawahono.net,9-2-2011:22:00)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Local_area_network ,28-02-2011,19:00)

(http://id.wikipedia.org/wiki/simulasi ,03-02-2011,19:00)

PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN LAN MENJADI VLAN

DALAM BENTUK SIMULASI PADA PT. Mandiri Pratama Group

Hamimah

204091002531

Teknik Informatika

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

e-mail : [email protected]

ABSTRACT

Hamimah, Development of LAN networks into VLANs in the form of Simulation at thePT. Mandiri Pratama Group, in guided by Mr. Herlino Nanang and Mr. Andrew Fiade.

PT. Mandiri Pratama Group is an independent outsourcing company specializingin the supply of labor and contractors. The company has several departments thatconnects more than 50 Personal Computer (PC) in one network will certainly have a lotof traffic on the network. For that Virtual LANs into something that can solve theseproblems. Because in the manufacture of Virtual LAN, local network will be grouped intoa network - a small network, it will help further optimize network performance again.Therefore, the authors are interested in developing a network system in this company,with the methodology used is NDLC Network Systems Development Methodology asnetwork configuration, volume of network traffic, protocols, monitoring network. Themedium used is the Switch function to connect two or more networks and served as anintermediary in relaying data. Without this medium, it can not be connected to each otherand there is no flow of data. With which the author developed this system, expected toovercome network traffic, so network performance is optimized.

Keywords: VLAN, Network, Traffic, Switch, NDLC, Monitoring Network

Hamimah, Pengembangan Sistem jaringan LAN menjadi VLAN dalam bentuk Simulasi

pada PT. Mandiri Pratama Group, Dibimbingan oleh Bapak Herlino Nanang dan Bapak

Andrew Fiade.

PT. Mandiri Pratama Group adalah Perusahaan Outsourcing dengan spesialisasi

pada bidang penyediaan tenaga kerja dan kontraktor. Perusahaan ini mempunyai beberapa

departemen yang menghubungkan lebih dari 50 Personal Computer (PC) dalam satu

jaringan tentunya akan banyak mengalami traffic pada jaringan tersebut. Untuk itulah

Virtual LAN menjadi sesuatu hal yang dapat memecahkan permasalahan tersebut. Karena

dalam pembuatan Virtual LAN, jaringan lokal akan dikelompokan ke dalam jaringan –

jaringan kecil, hal tersebut akan membantu lebih mengoptimalisasikan lagi unjuk kerja

jaringan. Oleh karena itu penulis tertarik mengembangkan sistem jaringan pada

perusahaan ini, dengan metodologi yang digunakan yaitu Metodologi Pengembangan

Sistem NDLC Network seperti konfigurasi jaringan, volume traffic jaringan, protocol,

monitoring network. Media yang digunakan adalah Switch fungsi untuk menghubungkan

dua atau lebih jaringan dan bertugas sebagai perantara dalam menyampaikan data. Tanpa

media ini, maka tidak dapat saling terhubung dan tidak ada aliran data. Dengan sistem

yang penulis kembangkan ini, diharapkan dapat mengatasi traffic jaringan tersebut,

sehingga kinerja jaringan tersebut lebih optimal.

Kata kunci: Vlan, Jaringan,Traffic,Switch,NDLC,Monitoring Network

1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi tidak

lepas dari perkembangan teknologi

jaringan maupun hardwarenya

Jaringan komputer tersebut dapat

dikelompokkan yang terdiri dari tiga

jenis diantaranya adalah LAN (Local

Area Network), MAN (Metropolitan

Area Network) dan WAN (Wide Area

Network). Dalam membangun suatu

jaringan komputer dibutuhkan

kemampuan teknik dalam bidang

jaringan, namun pada kenyataannya

tidak banyak orang yang menguasai

pengetahuan tersebut dibandingkan

dengan para pengguna internet, untuk

itu masih banyak dibutuhkan orang-

orang yang dapat membangun suatu

jaringan sampai dapat dimanfaatkan

agar lebih baik lagi.( Yani, 2007:2)

Pada saat ini di setiap

perusahaan tentunya sudah ada sistem

informasi jaringan untuk mendorong

kegiatan dan kinerja perusahaannya.

Salah satunya adalah PT. Mandiri

Pratama Group yang merupakan

perusahaan yang bergerak di bidang

outsourcing pencari tenaga kerja untuk

ditempatkan di perusahaan –

perusahaan lain. Untuk sistem jaringan

pada PT. Mandiri Pratama Group, ada

50 PC yang terkoneksi dalam satu

jaringan LAN (Local Area Network),

dan ada beberapa departemen dalam

PT. Mandiri Pratama Group yaitu

bagian HRD, Personalia, Office, dan

Marketting. Adapun permasalahan

yang sering terjadi dalam sistem

informasi jaringan PT. Mandiri

Pratama Group, seperti kemacetan

jaringan dalam pengiriman data di

lingkungan LAN, sebagai contoh

dengan adanya jumlah data yang

dikirim secara bersamaan ke tujuan

yang sama misalnya PC server itu akan

memungkinkan terjadinya

troubleshooting, traffic jaringan

artinya bisa saja data yang di kirim ke

server tidak semua terkirim, bahkan

gagal melakukan pengiriman kalaupun

berhasil itu tentunya membutuhkan

waktu yang lama agar data yang

dikirim tersebut sampai ke tujuan

pengiriman. Untuk itu dibutuhkan

solusi pengembangan jaringan yaitu

dengan dibuatkannya VLAN topology.

Dengan VLAN dapat meningkatkan

performance jaringan, VLAN mampu

mengurangi jumlah data yang dikirim

ke tujuan yang tidak perlu. Sehingga

lalu lintas data yang terjadi di jaringan

tersebut dengan sendirinya akan

berkurang, selain itu ada alasan lain

kenapa VLAN diperlukan untuk

mengembangkan sistem jaringan pada

PT. Mandiri Pratama Group yaitu

sistem keamanan yang masih kurang,

misalnya VLAN bisa membatasi

Pengguna yang bisa mengakses suatu

data. Sehingga mengurangi

kemungkinan terjadinya

penyalahgunaan hak akses. Akses

jaringan ke ISP juga menjadi faktor

yang cukup penting. Akses Internet

menjadi lambat akibat di lingkungan

LAN itu sendiri sering terjadi traffic

jaringan (kemacetan pada Lalu Lintas

jaringan). Atas dasar itulah PT.

Mandiri Pratama Group ingin

mengembangkan sistem LAN standar

menjadi konsep Virtual LAN.

Selain itu Konsep ini

dimaksudkan sebagai tahapan awal

persiapan pengembangan jaringan

LAN ke VLAN dan untuk

menghindari kerusakan-kerusakan

yang terjadi pada hardware yang

tentunya mahal harganya. Konsep

yang dibuat pada aplikasi simulasi

jaringan Packet Tracer 5.2 ini

memperlihatkan hasilnya yaitu virtual

jaringan yang terkoneksi dan

selanjutnya dapat diimplementasikan

ke pengembangan jaringan yang

sesungguhnya.

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang serta

identifikasi masalah yang peneliti

lakukan maka peneliti merumuskan

permasalahan pada sistem informasi

jaringan PT. Mandiri Pratama Group

antara lain :

a) Bagaimana Performance

jaringan VLAN mampu

mengatasi saat pengiriman data

berlangsung, dan pada saat

terjadi kemacetan pada lalu

lintas jaringan (Network traffic)

dalam LAN tersebut.

b) Bagaimana sistem keamanan

jaringan dalam VLAN itu

sendiri dapat membatasi

pengguna yang bisa mengakses

suatu data dan dapat mengurangi

kemungkinan terjadinya

penyalahgunaan hak akses

dalam lingkungan LAN tersebut.

c) Bagaimana mengelompokan

jaringan VLAN ke dalam

beberapa kelompok untuk

memisahkan antara salah satu

departemen dengan

departemen lainnya.

3. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah

di atas, maka adanya pembatasan

masalah agar ruang lingkup (scope)

penelitian tidak terlalu luas. Adapun

batasan masalah tersebut adalah

sebagai berikut :

a) Menjelaskan bagaimana cara

meningkatkan kinerja

performance jaringan pada

VLAN, dengan pemilihan

topologi jaringan yang sesuai

dengan kebutuhan, membagi

beberapa jaringan Lokal ke

dalam beberapa kelompok (

VLAN )

b) Menjelaskan mengenai sistem

keamanan jaringan itu sendiri,

dengan menentukan hak akses

kelompok mana saja yang dapat

berkomunikasi maupun

sebaliknya, yang akan

ditentukan oleh konfigurasi pada

router.

c) Menjelaskan bagaimana cara

mengelompokan beberapa PC

dalam jaringan lokal sesuai

dengan departemen yang ada

pada perusahaan tersebut.

Dengan dibuatkannya beberapa

kelompok VLAN.

4. Tujuan Penulisan

a) Mengembangkan jaringan

LAN menjadi Vlan untuk

mengurangi

Troubleshooting.

b) Menguji tingkat efisiensi

dan kestabilan sistem

jaringan vlan pada

PT.Mandiri Pratama Group.

5. MANFAAT

Agar pembaca mendapatkan

informasi terkait dengan Virtual

Local Area Network (VLAN) sesuai

dengan pembahasan yang ada pada

artikel ini.

6. METODE PENGUMPULAN

DATA

Dalam mengumpulkan data untuk

pengembangan sistem ini dilakukan

dengan cara:

1. Studi Pustaka, berhubungan

dengan pembuatan sistem jaringan

serta buku-buku yang mendukung

dengan topik yang akan dibahas

dalam penyusunan skripsi ini.

2. Studi Lapangan, Studi

lapangan akan didapatkan data

yang terdapat dalam dokumen-

dokumen di PT. Mandiri Pratama

Group, serta langsung mengamati,

mengevaluasi sistem komputerisasi

pada PT. Mandiri Pratama Group.

a. Teknik Wawancara : Penulis

menanyakan langsung kepada

pihak yang berkepentingan yaitu

kepala divisi IT.

b. Teknik Observasi : Dalam

observasi ini penulis

mengumpulkan dan menelaah

data yang diperoleh dengan cara

meninjau langsung penggunaan

sistem jaringan yang dipakai.

Alamat : JL.Gadang 1 No.4

RT.004 RW.007 Kel.Sungai

Bambu Kec.Tanjung Priok,

Jakarta Utara

3. Studi Literatur Sejenis

Studi literatur ini

dilakukan dengan melihat

penelitian dan skripsi

yang sejenis dengan

masalah sistem jaringan.

7. METODE PENGEMBANGAN

SISTEM

Metode pengembangan sistem yang

digunakan dalam melaksanakan

penelitian adalah dengan

menggunakan pola pendekatan.

Pendekatan Network Development

Life Cycle (NDLC) yang

merupakan serangkaian aktivitas

yang dilaksanakan oleh profesional

dan pemakai sistem jaringan untuk

mengembangkan dan

mengimplementasikan sistem

jaringan.

Tahap-tahap NDLC secara lengkap

disajikan pada gambar di bawah ini.

8. GAMBAR DAN TABEL

Topologi Extend Start

TOPOLOGI JARINGAN LAN

Gambar 4.2 Analisa sistem yang berjalan di PT.Mandiri Pratama Group

TOPOLOGI JARINGAN VLAN

Gambar 4.3 analisa yang dikembangkan pada PT.Mandiri PratamaGroup

Tabel 4.1 VLAN

VLAN Host / PC Keterangan

VLAN 10 7 Host Office_01

VLAN 20 7 Host Marketing

VLAN 30 11 Host Sampel

VLAN 40 7 Host Exim

VLAN 50 9 Host Office_2

VLAN 99 Native - Central Switch

Tabel 4.2 Pengalamatan IP

Nama VLAN Range IP Subnet mask

Vlan 10 192.168.10.1 – 192.168.10.8 255.255.255.192

Vlan 20 192.168.20.9 – 192.168.20.15 255.255.255.192

Vlan 30 192.168.30.16 – 192.168.10.26 255.255.255.192

Vlan 40 192.168.40.27 – 192.168.40.35 255.255.255.192

Vlan 50 192.168.50.36 – 192.168.50.44 255.255.255.192

Vlan 99 Native - -

9. Keunggulan VLAN

1. Mengurangi brodcast domain

sehingga performa jaringan lebih

cepat dalam pengaksesan data

2. Dapat meng segmentasikan

jaringan Lokal ke dalam beberapa

kelompok kecil yang dapat

disesuaikan dengan setiap

departemen yang ada pada

perusahaan

3. dapat membatasi hak akses (

meningkatkan keamanan ) untuk

siapa atau departemen apa yang

dapat di akses ataupun tidak dapat

diakses.

10. CONCLUSION

Kesimpulan dari penelitian

tentang pengembangan jaringan

LAN kedalam bentuk VLAN

diantaranya :

1. Performance jaringan pada

VLAN menjadi lebih

optimal, sehingga akses

antara jaringan lokal menjadi

lebih cepat dan dapat

disesuaikan dalam traffic

yang terjadi dalam jaringan

tersebut, karena adanya

pengiriman paket data secara

bersamaan.(bab 4 hasil

kuisioner)

2. Untuk sistem keamanan pada

jaringan lebih terjamin

karena dalam VLAN ini

dapat di atur VLAN mana

saja yang dapat

dikomunikasikan dan VLAN

mana saja yang tidak dapat

dikomunikasikan, hal

tersebut dapat dilakukan

dengan mengkonfigurasi

router. (bab 4 dalam evaluasi

jaringan vlan)

3. VLAN memudahkan

manajemen jaringan karena

pengguna yang

membutuhkan sumber daya

yang dibutuhkan berbagi

dalam segmen yang sama.

11. REFERENSI

[1] Arifin, Zaenal, Langkah Mudah

Mengkonfigurasi Router Cisco,

Yogjakarta : Andi, 2003.

[2] Brenton chris, Hunt Cameru,

Network Security, Jakarta

:PT.Elex Media Komputindo,

2005.

[3] Cheswick, William, Network

Security For Dummies, USA :No

Starch Press,Inc, 2005.

[4] Fourozan, Behrouz A, Data

Communications and

networking, New york : McGraw

Hill, 2001

[5] Hucaby, Dave, Catalyst Switch

Configuration, Cisco Press

:Indianapolis, 2002.

[6] James E, Goldman dan Rawles,

Philip T. Applied Data

Communication. Fourth Edition.

United State of America : Wiley.

[7] Kadir, Abdul ; Triwahyuni,

Terra, Pengenalan Teknologi

Informasi , Andi :Yogyakarta,

2003.

[8] Komputer Wahana, Konsep

Jaringan Komputer dan

Pengembangannya, Salemba

Infotek : Jakarta, 2003

[9] Lammle.Tood, Cisco Certified

Network Associate, Jakarta :

PT.Elex Media Komputindo,

2005.

[10] Nazir, Moh, Metode Penelitian.

Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003.

[11] Odum, Wendell, Computer

Networking First-Step, Andi

:Yogjakarta, 2005

[12] Purbo W, Onno, TCP/IP. Jakarta

: Elex Media Komputindo,1998.

[13] Supandi, Dede, Instalasi Dan

Konfigurasi Jaringan Komputer,

Bandung : Informatika Bandung,

2008.

[14] Wijaya, Hendra, Cisco ADSL

Router, PIX Firewall, dan VPN,

Jakarta : Elex Media

Komputindo, 2005.

[15] Wijaya, Hendra, Belajar Sendiri

Cisco Switch, dan VPN, Jakarta :

Elex Media Komputindo, 2005.

[16] Winarno Sugeng, Jaringan

Komputer dengan TCP/IP ,

Informatika : Bandung,

2006.

[17] Yani, Ahmad, Jaringan

Komputer, Jakarta: PT.Kawan

Pustaka, 2005.

[18] ( http://romisatriawahono.net,9-

2-2011:22:00)

[19] (http://id.wikipedia.org/wiki/Lo

cal_area_network ,28-02-

2011,19:00)

[20] (http://id.wikipedia.org/wiki/sim

ulasi ,03-02-2011,19:00)

::KERANGKA PEMIKIRAN::

Gambar 3.2 Metode penelitian

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Metode PengembangnanSistem (NDLC)

Study Kepustakaan

Study Lapangan

Study Literatur

Wawancara

Observasi

Analysis

Analisis Kebutuhan

Analisis Permasalahan

Analisis Pengguna

Analisis Topologi

Design

Design Struktur Topologi

Design User Data

Layout Pengkabelan

Simulation Prototype

Monitoring

Management

Packet Tracker 5.2

Lampiran I

Lampiran II

Hasil wawancaraYang dilakukan pada :

Tanggal : 28-12-2010 dan 06-04-2011

Kepada : Kepala Divisi IT

Bpk. Andi Muhammad.H

Berikut hasil wawancara yang dilakukan pada

PT.Mandiri Pratama Group

Sebelum vlan

1. Bagaimana Bentuk Struktir Organisasi pada perusahaan ini ?

Struktur organisansi tidak terlalu kompleks dan hanya terdiri dari

beberapa devisi saja yaitu devisi financial, marketing dan HRD.

2. Dalam penerapannya perusahaan ini menggunakan topologi apa untuk

jaringan komputer nya ?

Jaringan komputer yang dipakai pada perusahaan ini menggunakan

topologi start.

3. Bagaimana tentang penerapan sistem keamanan pada jaringan perusahaan

ini ?

Keamanan jaringan pada perusahaan ini memang belum ada karena

perusahaan ini belum lama berdiri, tetapi memang sepertinya keamanan

pada jaringan sangant dibutuhkan.

4. menurut bapak, bagaimana jika diterapkan sistem keamanan pada jaringan

LAN itu sendiri ?

saya sangat mendukung sekali, memang perusahaan mempunyai rencana

untuk mengsegmentasi atau mengelompokkan beberapa jaringan ke dalam

beberapa devisi yang sesuai dengan struktur organisasi perusashaan

diantaranya ada HRD, financial dan marketing dan faktor keamanan

memang sangat diperlukan dalam hal menjaga keamanan data

perusahaan setiap devisi nya.

5. Siapakan yang akan menjadi Opertator jaringan Admin yang akan

mengelola kinerja jaringan pada perusahaan ini ??

Tentu saja bagian IT jaringan perusahaan, tetapi sebelumnya menurut

saya harus melakukan training dulu kepada admin perusahaan oleh anda

agar bisa melakukan tugasnya dengan baik dan benar.

6. Apa hasil yang bapak harapkan dalam pembuatan VLAN di Perusahaan ini

?

Tentunya pertama perusahaan ingin mengelompokan jaringan nya ke

dalam beberapa kelompok atau devisi perusahaan. Dan yang ke dua

sebagai sistem keamanan yang dapat membatasi hak akses antar devisi.

Kepala Div IT

Andi Muhammad H

SETELAH VLAN

1. Bagaimana Kinerja jaringan setelah memakai VLAN ?

Performa akses jaringan menjedi lebih cepat, dan jarang sekali terjadi

traffic pada saat pengiriman data.

2. Bagaimana dengan keamanan penentuan hak akses itu sendiri dengan

penggunaan VLAN ini ?

Penentuan hak akses sangat membantu sekali dalam hal keamanan

jaringan, karena ada bebrapa departemen yang tidak boleh diakses oleh

departemen lainnya.

3. Apakah peran VTP, VLAN sangat membantu buat sistem jaringan

perusahaan Anda saat ini ?

Tentunya sangat membantu sekali, jadi apabila ada penambahan

departemen pada LAN perusahaan ini tidak harus konfigurasi ulang lagi,

hanya tinggal men-Setup pada Vlan Server yang akan me-menejemen

kenggotaan VLAN.

Kepala Div IT

Andi Muhammad H

OBSERVASI

Nama Perusahaan : PT. Mandiri Pratama Group

Alamat : JL.Gadang 1 No.4 RT.004 RW.007 Kel.Sungai Bambu

Kec.Tanjung Priok, Jakarta Utara

Observasi : Desember 2010 dan April 2011

Pada PT. Mandiri Pratama Group, ada 50 PC yang terkoneksi dalam satu

jaringan LAN (Local Area Network), dan ada beberapa departemen dalam PT.

Mandiri Pratama Group yaitu bagian HRD, Personalia, Office, dan Marketting.

Adapun permasalahan yang sering terjadi dalam sistem informasi jaringan PT.

Mandiri Pratama Group, seperti kemacetan jaringan dalam pengiriman data di

lingkungan LAN, sebagai contoh dengan adanya jumlah data yang dikirim secara

bersamaan ke tujuan yang sama misalnya PC server itu akan memungkinkan

terjadinya troubleshooting, traffic jaringan artinya bisa saja data yang di kirim ke

server tidak semua terkirim, bahkan gagal melakukan pengiriman kalaupun

berhasil itu tentunya membutuhkan waktu yang lama agar data yang dikirim

tersebut sampai ke tujuan pengiriman. Untuk itu dibutuhkan solusi pengembangan

jaringan yaitu dengan dibuatkannya VLAN topology

ii

PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN LAN MENJADI VLAN

DALAM BENTUK SIMULASI

PADA PT.MANDIRI PRATAMA GROUP

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Hamimah

204091002531

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Herlino Nanang, MT Andrew Fiade,M.Kom

NIP.19831209 200501 1 002 NIP.19820811 200912 1 004

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika

Yusuf Durrachman, MIT, M.Sc

NIP. 19710522 200604 1 002