STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan,...

130
STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN DAN DAMPAKNYA PADA SIKAP ANAK DALAM PERGAULAN Skripsi Oleh : Eny Retnowati NIM K 6404025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan,...

Page 1: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

i

STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG KECAMATAN

MASARAN KABUPATEN SRAGEN DAN DAMPAKNYA PADA

SIKAP ANAK DALAM PERGAULAN

Skripsi

Oleh :

Eny Retnowati

NIM K 6404025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

ii

STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG KECAMATAN

MASARAN KABUPATEN SRAGEN DAN DAMPAKNYA PADA

SIKAP ANAK DALAM PERGAULAN

Oleh :

Eny Retnowati

NIM. K.6404025

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pandidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

iii

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. CH. Baroroh, M.Si Drs. H. Utomo,M.Pd.

NIP. 19520706 198004 2 001 NIP. 19491108 197903 1 001

Page 4: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

iv

PENGESAHAN

Skipsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 11 Februari 2010

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Machmud A.R, SH, M.Si (.................................)

Sekretaris : Rini Triastuti, SH, M.Hum (.................................)

Anggota I : Dra. CH. Baroroh, M.Si (.................................)

Anggota II : Drs. H. Utomo, M.Pd (.................................)

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Prof.Dr.H.M.Furqon Hidayatulloh, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

v

ABSTRAK

ENY RETNOWATI : STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG

KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN DAN DAMPAKNYA

PADA SIKAP ANAK DALAM PERGAULAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Februari 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) penyebab terjadinya

perceraian di Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen, (2) sikap

anak terhadap perceraian orang tuanya, (3) perbedaan sikap dalam pergaulan

antara anak yang orang tuanya bercerai dengan yang tidak bercerai.

Penelitian ini mengunakan metode diskriptif kualitatif. Populasi

penelitian adalah masyarakat desa Gebang. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah wawancara, observasi. Teknik sampling yang digunakan adalah

purposive sampling (sampel bertujuan). Teknik analisis data yang digunakan

adalah kualitatif dengan tehnik analisis data secara induktif dengan model

analisis interaktif.

Berdasarkan hasil kesimpulan: (1) penyebab perceraian yaitu adanya

orang ketiga dalam keluarga (PIL/WIL), adanya pertengkaran yang terus-

menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan faktor ekonomi

atau penghasilan, (2) sikap anak terhadap perceraian orang tuanya yaitu anak

sangat tidak setuju, tidak happy, merasa sedih, kecewa, trauma, malas bahkan

binggung karena meraka harus memilih ikut ayah atau ibunya (3) perbedaan

sikap dalam pergaulan setelah orang tua bercerai bahwa sikap anak dalam

pergaulan yang berasal dari keluarga yang bercerai di lingkungan keluarga

mereka menjadi anak yang pendiam, murung. Dalam lingkungan sekolah banyak

yang putus sekolah, tidak naik kelas dan nilai anjlok di karenakan anak tidak

mempunyai rasa percaya diri, minder dengan teman-temanya dan jarang

berkomunikasi. Dalam lingkungan masyarakat anak cenderung melampiaskan

semua masalah dengan jalan pintas yaitu bergaul dengan anak yang nakal, suka

bergadang bersama teman-teman, jarang pulang bahkan ada yang sampai

terjerumus dalam alkhoholisme yang berdampak buruk bagi kesehatan dan

bertingkah laku buruk dalam masyarakat. Sedangkan sikap anak dalam pergaulan

dari keluarga yang utuh mereka mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta

pengawasan dari orang tua secara berlebih. Anak dari keluarga utuh menganggap

orang tua mereka sebagai teman. Jadi mereka bisa bercerita dan mengungkapkan

segala permasalahan dengan orang tua dalam suatu keluarga.

Upaya yang dilakukan oleh Pengadilan Agama Kabupaten Sragen dalam

mencegah perceraian adalah dengan cara berusaha mendamaikan suami istri

dalam setiap persidangan dan memberikan penyuluhan hukum pada masyarakan

tentang perkawinan dan perceraian. Upaya yang dilakukan orang tua untuk

mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan adalah

dengan memberikan bekal kedisiplinan dan tanggung jawab bagi anak dan

memberikan bekal keimanan kepada anak sejak dini agar bisa berbuat baik di

lingkungan pergaulan demi kebaikan semuanya.

Page 6: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

vi

MOTTO

Perbuatan halal yang dibenci Allah adalah talak

( HR.Daud )

Page 7: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

vii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan Kepada :

1. Ayah dan Ibu terhormat

2. Kakak tercinta

3. Teman-teman PPKn'04 dan

4. Almamater

Page 8: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagaimana

persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak mengalami hambatan,

tetapi berkat bantuan berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dengan tersusunya skripsi ini penulis menyampaikan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian dalam penyusunan

skripsi ini.

2. Ketua jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah menyetujui penyusunan

skripsi ini.

3. Ketua Progam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah

memberi ijin dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dra. CH. Baroroh, MSi, sebagai Pembimbing I yang telah

mencurahkan segenap perhatian dan memberikan bimbingan dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. H. Utomo, MPd, sebagai Pembimbing II yang telah

mencurahkan perhatian, waktu dan doa serta memberi bimbingan dan

dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala Pengadilan Agama Sragen yang telah memberi ijin dan

memberikan data-data yang peneliti butuhkan.

7. Kepala Kantor Urusan Agama Masaran yang telah memberikan ijin dan

memberikan data-data yang peneliti butuhkan.

8. Bapak Kepala Desa Gebang yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penelitian di Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen.

Page 9: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

ix

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada

kekurangan, untuk itu penulis mohon kritik dan saran untuk penyempurnana

skripsi ini. Semoga skipsi ini bermanfaat bagi pembaca khusunya dan bagi

masyarakat pada umumnya.

Surakarta, Februari 2010

Penulis

Page 10: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

x

DAFTAR ISI

ha

l

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

HALAMAN PENGAJUAN...........................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................

ABSTRAK.....................................................................................................

HALAMAN MOTTO....................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

DAFTAR TABEL........................................................................................

DAFTAR GAMBAR....................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................

A. Latar Belakang Masalah …………………………………….

B. Perumusan Masalah …………………………………………

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………

D. Manfaat Penelitian ………………………………………….

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................

A. Tinjauan Pustaka ……………………………………………..

1. Tinjauan tentang Perceraian ……………………………..

a. Pengertian Perceraian ………………………………..

b. Alasan-Alasan Perceraian …………………………..

c. Bentuk-Bentuk Perceraian ………………………….

d. Faktor Penyebab Perceraian …………………………

e. Akibat Perceraian ……………………………………

2. Tinjauan tentang Keluarga Sakinah Mawaddah

Warahmah..........................................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

vii

i

x

xii

xii

i

vx

1

1

4

4

4

6

6

6

6

8

9

12

14

Page 11: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

xi

3. Tinjauan tentang Sikap Anak ............................................

a. Pengertian tentang Sikap …………………………….

1) Ciri-Ciri dan unsur-unsur Sikap .........................

2) Pembentukan dan Hal-Hal yang mempengaruhi

Sikap…………………………..............................

3) Cara Pengukuran Sikap .........................................

b. Pengertian tentang Anak ……………………………

c. Perbedaaan antara Sikap Anak dalam Keluarga Utuh

dengan Keluarga yang Bercerai……………………...

4. Tinjauan Pergaulan............................................................

a. Pengertian Pergaulan...................................................

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergaulan............

c. Ruang Lingkup Pergaulan...........................................

d. Bentuk-Bentuk Pergaulan..........................................

e. Perbedaan Sikap Anak dalam Pergaulan Antara

Keluarga Utuh dengan Keluarga yang Bercerai……..

B.Kerangka Pemikiran...................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………….

B. Tempat dan Strategi Penelitian ……………………………..

C. Sumber Data …………………………………………………

D. Tehnik Samping ( cuplikan ) ………………………………...

E. Tehnik Pengumpulan Data …………………………………..

F. Validitas Data ……………………………………………….

G. Analisis Data ………………………………………………..

H. Prosedur Penelitian ………………………………………….

BAB IV HASIL PENELITIAN..................................................................

A. Deskripsi Masalah Penelitian..................................................

1. Tinjauan Geografis............................................................

2. Tinjauan Demografis.........................................................

B. Deskripsi Masalah Penelitian..................................................

15

17

17

18

19

19

23

25

27

27

28

30

30

31

33

36

36

37

38

41

42

43

45

47

49

49

49

Page 12: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

xii

1. Penyebab Terjadinya Perceraian dalam Perkawinan….....

2. Sikap Anak Terhadap Perceraiaan Orang Tua..................

3. Perbedaan Sikap Anak dalam Pergaulan antara Keluarga

Utuh dengan Keluarga yang Bercerai……………………

C. Temuan Studi...........................................................................

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN.........................

A. Kesimpulan............................................................................

B. Implikasi................................................................................

C. Saran.........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

LAMPIRAN...............................................................................................

50

54

54

62

65

71

74

74

75

76

78

80

xi

xii

Page 13: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian............................................................ 36

Tabel 2. Luas dan Penggunaan Tanah di Desa Gebang............................... 48

Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Gebang Dalam Umur dan Kelamin........ 49

Tabel 4. JumlahPenduduk Menurut Mata Pencaharian............................... 50

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan............................ 50

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Agama................................................. 50

Tabel 7. Jumlah Sarana Peribadatan di Desa Gebang.................................. 51

Tabel 8. Banyaknya Perceraian diKantor Urusan Agama Masaran.............. 52

Tabel 9. Data Perceraian yang Masuk Ke Kelurahan Gebang...................... 53

Tabel 10. Prosentase Jumlah Faktor-Faktor Penyebab Perceraian diWilayah

Kabupaten Sragen......................................................................... 59

Tabel 11. Sikap Anak Terhadap Perceraian Orang Tua.............................. 62

Tabel 12. Perasaan Anak Terhadap Perceraian Orang Tua……………….. 63

Tabel 13. Sikap Anak dalam Pergaulan dari Keluarga yang Bercerai…… 67

Tabel 14. Sikap Anak dalam Pergaulan dari Keluarga Utuh……………… 68

Page 14: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Berfikir........................................................................ 34

2. Analisis Data Model Interaktif............................................................... 46

3. Stuktur Organisasi Pemerintahan Desa Gebang.................................... 52

Page 15: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Informan................................................................... 80

Lampiran 2. Pedoman Wawancara......................................................... 81

Lampiran 3. Hasil Wawancara.................................................................. 83

Lampiran 4. Trianggulasi Data................................................................ 113

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret............ 115

Lampiran 6. Surat Rekomendasi Research/Survei dari BAPPEDA......... 116

Lampiran 7. Surat Keterangan Telah Mengadakan penelitian dari

Pengadilan Agama Sragen................................................. 117

Lampiran 8. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian dari

Kantor Urusan Agama Masaran....................................... 118

Lampiran 9. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian

dari Kelurahan Gebang...................................................... 119

Lampiran 10. Foto Penelitian…………………………………………. 120

Page 16: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pria dan wanita saling membutuhkan dan masing-masing mengharapkan

ketenangan, ketentraman, cinta kasih sayang dari yang lain. Mereka saling

memerlukan dan untuk menyalurkan cita rasa, pemikiran dan isi hatinya. Mereka

ingin menjadikan yang lain sebagai tempat mengadu, menumpahkan keluhan,

dan mengungkapkan rahasia-rahasia. Mereka ingin bersama-sama menghadapi

manis dan pahitnya, lapang sempitnya dan senang susahnya kehidupan. Mereka

saling membantu untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan masing-masing

dengan mengesampingkan segala kepedihan dan kesedihan dan rasa individu

serta bersama-sama membina kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi segala

masalah kehidupan. Untuk mencapai semua itu diperlukan satu ikatan yang sah

antara pria dan wanita.

Perkawinan merupakan salah satu peristiwa yang sangat penting dalam

kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat, perkawinan tidak hanya

sekedar menyangkut pria dan wanita sebagai calon mempelai, tetapi dalam

perkawinan dituntut tanggung jawab dari kedua belah pihak dalam peranan

sebagai orang tua yang kelak akan mempunyai keturunan.

Menurut Undang-Undang Perkawian No.1 tahun 1974 dalam pasal 1

merumuskan pengertian bahwa, ''Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara

seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa''.

Menurut Mohd. Idris Ramulya (1996 : 26) mengemukakan bahwa :

Tujuan perkawinan dalam islam selain untuk memenuhi kebutuhan hidup

jasmani dan rohani manusia, juga sekaligus untuk membentuk keluarga

dan memelihara serta meneruskan keturunan dalam menjalani hidupnya

didunia ini, juga mencegah perzinahan, agar tercipta ketenangan jiwa baik

yang bersangkutan, ketentraman keluarga dan masyarakat.

Page 17: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

2

Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa manusia melakukan

perkawinan bertujuan untuk kesejahteraan keluarga, kerukunan keluarga,

mencegah perzinahan dan meneruskan keturunan.

Perkawinan merupakan ketentuan yang Allah gariskan untuk manusia

agar dapat mengembangkan tugas didalam kehidupannya. Walaupun pada

dasarnya melakukan perkawinan itu adalah bertujuan untuk selama-lamanya,

tetapi adakalanya ada sebab-sebab tertentu yang mengakibatkan perkawinan tidak

dapat diteruskan sehingga harus diputuskan di tengah jalan atau terjadi perceraian

antara suami istri. Perceraian dalam keluarga di sebabkan karena adanya orang

ketiga adanya ketidakcocokan antara suami isteri dan adanya faktor ekonomi

serta faktor biologis.

Perceraian dalam sebuah keluarga dapat menyebabkan dampak bagi

suami istri yang melakukan cerai, bagi masyarakat dan banyak berdampak pada

anak yang merupakan buah hati dari hasil perkawinan kedua orang tua tersebut.

Dampak perceraian banyak mempengaruhi anak dalam kehidupan yang akan

mereka jalani baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan keluarga maupun

kehidupan bermasyarakat. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Sariyatun yang

tertulis dalam skripsinya yang berjudul “Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap

Perkembangan Kepribadian Anak di Desa Singodutan Kecamatan Selogiri

Kabupaten Wonogiri tahun 2004” Halaman 49:

“Bahwa perceraian orang tua akan selalu membawa dampak sangat besar

bagi kehidupan nantinya di dalam masyarakat, dampak perceraian inipun

juga mengakibatkan perkembangan kepribadian anak menjadi terganggu

dan tidak baik. Dampak tersebut adalah bahwa seorang anak bisa menjadi

buruk tingkah lakunya yang tadinya baik didalam masyarakat, seorang

anakpun menjadi seorang pemalu, pemurung suka melamun serta

anakpun bisa menjadi rendah prestasinya di sekolah bahkan anak menjadi

malas untuk sekolah”.

Dalam penelitian ini penulis akan membahas mengenai dampak

perceraian khususnya pada sikap anak dalam pergaulan. Dampak negatif

perceraian pada anak bisa berbeda-beda, di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

usia anak, jenis kelamin, kematangan kepribadian, kesehatan psikologis, serta ada

tidaknya dukungan dari orang dewasa. Anak perempuan lebih bisa

Page 18: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

3

mengendalikan hal-hal yang berkaitan dengan konsekuensi dari perceraian orang

tuanya daripada anak laki-laki. Problem anak laki-laki yang orang tuanya

bercerai biasanya lebih serius. Hal ini dikarenakan anak laki-laki lebih rasional,

sedangkan anak perempuan lebih mampu memendam perasaan. Dampak negatif

perceraian yang bisa timbul pada anak antara lain anak menjadi pembangkang

dan rendah diri dan takut menjalin kedekatan dengan lawan jenis. Setelah

dewasa anak menjadi takut menjalin hubungan seperti pernikahan. Selain itu,

sikap anak menjadi pendendam pada orang tuanya, terlibat drugs dan alkohol,

serta timbul pikiran untuk bunuh diri.

Anak merupakan generasi penerus dan tulang punggung bangsa. Oleh

karena itu, anak harus bersikap dan berkepribadian yang baik, sehingga anak

akan menjadi generasi dan sumber daya manusia yang berkualitas. Anak menjadi

berkualitas dipengaruhi oleh bebarapa faktor salah satunya adalah orang tua.

Orang tua sangat berpengaruh bagi perkembangan anak karena antara orang tua

dan anak saling berinteraksi terus menerus sejak dalam kandungan sampai

dewasa. Orang tua berkewajiban mendidik dan membimbing anak. Apabila

Orang tua bercerai anak harus berusaha bersikap positif tidak menjadi

pendendam dan tidak merasa trauma apabila kelak akan menjalin hubungan

dengan lawan jenis dan tidak menjerumuskan diri pada perilaku menyimpang

seperti menjerumuskan diri ke dalam pergaulan bebas, drug, dan alkhohol, hal itu

akan merugikan diri sendiri. Meskipun kedua orang tua bercerai, tetapi keduanya

masih mempunyai hak dan kewajiban pada anak, baik kewajiban dalam hal

materi dan kewajiban dalam memberikan kasih sayang serta perhatian pada anak.

Sehingga anak masih mempunyai hak terhadap kedua orang tuanya walaupun

sudah tidak tinggal dengan salah satu dari orang tuanya.

Dari uraian diatas maka penulis berkeinginan mengadakan penelitian

untuk mengetahui sikap anak dalam pergaulan yang disebabkan dari adanya

perceraian orang tua. Dimana dalam fenomena perceraian orang tua yang secara

langsung berdampak pada anak, sehingga berdampak pula pada sikap anak dalam

pergaulan dimasyarakat, baik pergaulan dengan teman sepermainan ataupun

dalam berorganisasi dan kehidupan masyarakat. Maka penulis mengadakan

Page 19: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

4

penelitian dengan judul ''Studi Kasus Perceraian Di Desa Gebang Kecamatan

Masaran Kabupaten Sragen dan Dampaknya Pada Sikap Anak Dalam Pergaulan''

B. Perumusan Masalah

Agar penulis dapat melakukan penelitian dengan baik dan tepat mencapai

sasaran yang hendak dicapai, maka penulis menggunakan perumusan masalah

sehingga akan memudahkan penulis dalam membahas permasalahan yang sedang

diteliti.

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah yang menyebabkan terjadinya perceraian di Desa Gebang Kecamatan

Masaran Kabupaten Sragen?

2. Bagaimana sikap anak terhadap perceraian orang tuanya?

3. Apakah ada perbedaan sikap dalam pergaulan antara anak yang orang tuanya

bercerai dan yang tidak bercerai?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai arah dan tujuan yang telah ditetapkan,

sehingga memberikan manfaat dan penyelesaian yang hendak dicapai dari

peneltian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perceraian di Desa Gebang

Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen.

2. Untuk mengetahui sikap anak terhadap perceraian orang tuanya.

3. Untuk mengetahui perbedaan sikap dalam pergaulan antara anak yang orang

tuanya bercerai dengan yang tidak bercerai.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Guna menambah Khasanah Ilmu pengetahuan serta mengembangkan

berbagai penelitian ilmiah mengenai perceraian dan dampaknya.

Page 20: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

5

b. Untuk mendapatkan gambaran dalam masyarakat yang berkaitan dengan

bidang perkawinan dan perceraian sekaligus dampak yang di timbulkan.

c. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar referensi berbagai

kegiatan ilmiah penelitan sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar informasi sebagai bahan

masukan dan pertimbangan bagi pengadilan Agama atau Instansi terkait guna

mengatisipasi adanya kasus perceraian

b. Memberikan masukan bagi masyarakat akan pentingnya mengantisipasi

adanya kasus perceraian agar tidak berdampak pada sikap anak dalam

pergaulan.

Page 21: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan tentang Perceraian

a. Pengertian Perceraian

Pada dasarnya melakukan perkawinan adalah bertujuan untuk selama-

lamanya dan bahagia dunia akhirat tetapi adakalanya terdapat sebab-sebab

tertentu yang menyebabkan perkawinan tidak dapat diteruskan, terpaksa harus

diputuskan di tengah jalan, atau terpaksa putus dengan sendirinya atau dengan

kata lain terjadi perceraian antara suami istri.

Perceraian atau yang biasa disebut dalam istilah agama Islam Thalak

berasal dari kata Thallaqa berarti melepaskan (umpama seekor burung) dari

sangkarnya atau melepaskan (seekor binatang) dari rantainya, jadi mentalag istri

berarti melepaskan istri dan membebaskan dari ikatan perkawinan atau

menceraikan istri. Perceraian dalam arti umum dibedakan atas thalak dan fasakh,

dalam bahasa Arab disebut “Furqah” jamaknya furaq; Furaquzzawaj berarti

putusnya ikatan perkawinan, karena itu tidak semua perceraian itu thalaq, tapi

thalaq itu sebagian dari perceraian. (Djamil Latief, 1985 : 40)

Perkataan thalaq mengandung 2 arti yaitu:

1. Dalam arti umum berarti setiap perceraian yang timbul karena sebab-

sebab dari pihak suami, seperti Khulu’, zhihar, li’an dan thalaq yang

diucapkan kepada istri baik dengan kata yang jelas (sharih) maupun

dengan kata sindiran (kinayah).

2. Dalam arti sempit berarti perceraian yang timbul dari kata-kata thalaq

dan seumpamanya yang diucapkan suami secara jelas (sharih) atau

secara sindiran (kinayah) yang maksudnya melepaskan atau

membebaskan istrinya dari ikatan perkawinan.

Bulgerlijk Wetboook mengartikan perceraian adalah “Putusnya suatu

perkawinan dengan putusan hakim atas tuntutan salah satu pihak dalam

6

Page 22: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

7

perkawinan itu berdasarkan alasan-alasan yang sah yang disebut dalam UU”

(Djamil Latief, 1985: 93).

Sedangkan menurut Soemiyati (1986: 103) perceraian dalam istialah ahli

fiqih disebut talak atau furqah. Adapun arti dari talak adalah “Membuka ikatan

membatalkan perjanjian”. Furqah artinya bercerai yaitu lawan dari berkumpul.

Tentang putusnya perkawinan menurut UU No 1 Tahun 1974 dalam pasal

38 menyebutkan bahwa perkawinan dapat putus karena (a) kematian, (b)

perceraian, (c) atau putusan pengadilan, dan dalam pasal 39 (1) perceraian hanya

dapat dilakukan didepan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan

berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. (Soedaryo Soimin,

1992: 32)

Lebih lanjut oleh Ter Haar seperti yang dikutip oleh Hisako Nakamura

(1990: 27) bahwa "Perceraian atas dasar kesepakatan bersama nampaknya secara

umum dibenarkan oleh hukum adat, dan menurut hukum adat suatu masa

perpisahan yang panjang mengawali perceraian".

Hisako (1990: 31) menegaskan lebih lanjut bahwa:

"Pemutusan perkawinan merupakan pemutusan akad nikah atau

pemutusan perikatan dan berakibat prosedur dan sanksi hukum. Hukum

untuk menyatakan cerai dalam hukum islam hanya diberikan kepada

suami dan didalam Al-Qur’an tidak ditemukan ketentuan khusus yang

melarang penggunaan hak itu secara sewenang-wenang oleh suami".

Tetapi pendapat Hisako di atas secara implisit telah ada pembatasan pada

hak cerai mutlak dari seorang suami yaitu pada hadist yang bermakna bahwa

thalaq atau perceraian merupakan perbuatan halal yang sangat dibenci oleh Allah.

Jadi walaupun hak cerai secara hukum Islam berada di tangan suami tetapi dalam

pelaksanaanya pun tidak dapat sewenang-wenang begitu saja menceraikan istri,

harus disertai dengan alasan-alasan sah sebagaimana yang telah diatur dalam

hukum islam.

Dari berbagai pengertian tentang perceraian diatas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa perceraian merupakan salah satu bentuk putusnya

perkawinan di samping karena kematian salah satu pihak, dan karena putusan

Page 23: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

8

hakim pengadilan, serta masing-masing pihak setelah bercerai sudah saling

membebaskan.

b. Alasan-Alasan Perceraian

Burgerlijk Wethbook menyebutkan tentang alasan perceraian menurut

S.1933 No. 74, secara limitatif termaktub dalam pasal 52 yaitu:

1. Berzina

2. Salah satu pihak meninggalkan yang lain dengan sengaja

3. Salah satu pihak selama perkawinan berlangsung mendapat hukuman

penjara atau kurungan selam 2 tahun atau lebih perihal suatu

kejahatan.

4. Penganiayaan berat oleh suami atau istri yang dilakukan terhadap

pihak lain atau suatu penganiayaan sedemikian rupa sehingga

dikhawatirkan bahwa pihak itu meninggal dunia atau suatu

penganiayaan yang mengakibatkan luka-luka berat pada badan pihak

yang dianiya.

5. Cacat badan atau penyakit yang timbul setelah perkawinan dilakukan

sehingga perkawinan itu tidak akan bermanfaat.

6. Percekcokan yang terus menerus diantara suami istri yang tidak

mungkin dapat diperbaiki lagi.

Alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar untuk perceraian menurut

penjelasan pasal 30 ayat (2) UU No. 1 Tahun 1974 dan Pasal 19 Peraturan

Pemerintah No. 9 Tahun 1975 adalah:

1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemandat,

penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2(dua) tahun

berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah karena

hal lain diluar kemampuanya.

3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun dan hukuman

yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

dapat membahayakan pihak lain.

5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat

tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami istri.

6. Antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam

rumah tangga.

Berbagai alasan perceraian tersebut diatas pada dasarnya dapat

disimpulkan tentang alasan perceraian adalah karena salah satu pihak berzina,

melakukan penganiayaan berat, meninggalkan rumah (suami/istri) atau karena

suatu penyakit.

Page 24: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

9

c. Bentuk-Bentuk Perceraiaan.

Menurut hukum Islam dalam buku Djamil Latief (1985: 40)

perceraian dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Tindakan perceraian dari pihak suami

1.1 Thalaq

Sudah menjadi ketentuan sya’ra bahwa thalaq itu adalah hak

laki-laki atau suami dan hanya ia saja yang boleh menthalaq istrinya,

orang lain biarpun familinya tidak berhak kalau tidak sebagai wakil

yang sah dari suami tersebut. Islam menjadikan thalaq hak laki-laki

ataupun suami adalah karena laki-laki atau suamilah yang dibebani

kewajiban perbelanjaan keluarga / rumah tangga, nafkah istri, anak-

anak dan kewajiban lain.

Oleh Hisako Nakamura (1990: 34) bahwa hukum Islam

membagi-bagi tindak tanduk manusia dalam 5 katagori hukum

dimana pernyataan talak dapat termasuk dalam salah satu kategori itu

menurut keadaanya, yaitu sebagai berikut:

a. Wajib. Pernyataan talak menjadi wajib bilamana para penengah

(hakam) gagal dalam tugasnya sehingga tidak ada jalan lain

kecuali cerai.

b. Sunat. Pernyataan talak menjadi sunat bilamana istri tidak dapat

menjaga kehormatannya sekalipun telah diberi nasehat tapi tidak

mengacuhkannya.

c. Mubah. Pernyataan talak dibolehkan bila suami merasa ada hal-

hal yang mendesak antara lain kurang pergaulannya dengan istri.

d. Makruh. Pernyataan talak itu makruh bila tidak ada alasan

tertentu bagi suami untuk menceraikan istrinya.

e. Haram. Pernyataan talak itu haram bila istri dalam keadaan haid

atau mereka telah melakukan persetubuhan setelah haid yang

terakhir.

Page 25: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

10

1.2 Ila’

Mengila’ istrinya ialah seorang suami bersumpah tidak akan

menyetubuhi istrinya. Dengan sumpah ini berarti seorang istri

(wanita) telah ditalaq oleh suaminya. Ila’ hanya berlaku sampai 4

bulan suami harus memilih antara kembali kepada istrinya

(menyetubuhinya) lagi dengan membayar kafarat sumpah atau

menthalaqnya.

1.3 Dhihar

Dhinar adalah suami menyerupakan istrinya seperti ibunya

dengan dengan mengatakan kepada istri ”engkau serupa dengan

punggung (belakang) ibuku”.

Di samping suami mempunyai hak thalaq istri pun memiliki hak

thalaq dengan jalan tafwidl dari suaminya untuk menthalaq dirinya sendiri,

tapi tidak mengugurkan hak thalaq yang ada tanda tangan suami.

2) Tindakan perceraian dari pihak istri

2.1 Tafwidl

Thalaq merupakan hak kekuasaan suami karenanya ia bisa

melakukannya sendiri dan bisa mempercayakan orang lain

melakukannya tanpa mengurangi haknya itu. Dalam mempercayakan

orang lain ini ada 2 jalan yaitu melalui lembaga perwakilan dimana

suami mewakilkan orang lain untuk menjatuhkan thalaqnya kepada

istrinya atau melalui lembaga tafwidl dimana suami mentafwidlkan

yakni mendelegir kekuasaan kepada seseorang untuk menjatuhkan

thalaqnya kepada istrinya. Seseorang itu bisa orang lain dan bisa

istrinya sendiri inilah terdapat kemungkinan terjadinya perceraian

oleh tindakan pihak istri.

3.) Persetujuan kedua belah pihak

3.1. Fasahk

Page 26: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

11

Fasahk merupakan perceraian yang terjadi atas persetujuan

kedua belah pihak dari suami istri sebagai usaha penyembuhan

kehidupan perkawinan yang menderita gugatan baik disebabkan oleh

salah satu pihak atau keduanya.

3.2 Mubara’ah

Perkataan mubara’ah mempunyai arti tindakan untuk sama-

sama membebaskan. Mubara’ah berlaku sebagai perceraian yang

tidak dapat dicabut kembali.

4.) Keputusan Hakim

4.1 Khuluk’

Khulu’ adalah semacam perceraian dengan keputusan hakim

atas permintaan pihak istri.

Ada 4 alasan seorang istri iuntuk meminta khulu’

a. Suami mempunyai cacat

b. Suami miskin

c. Suami menghilang atau persangkaan ia telah meningggal dunia

d. Salah satu pihak dari suami istri murtad

4.2. Li’an

Perceraian dengan li’an adalah perceraian karena tuduhan

suami kepada istrinya, menuduh istrinya berzina tetapi tak dapat

membuktikannya, perceraian ini dapat dicabut kembali untuk

selamanya.

Bentuk-bentuk perceraian di atas sebagai bukti bahwa hak cerai tidak

hanya mutlak di tangan suami tetapi dengan hak tafwidl dan khulu’ seorang

istri pun dapat mengajukan gugatan cerai dengan alasan yang dapat di terima.

Dari berbagai uraian di atas dapat dikatakan bahwa perceraian adalah

putusnya suatu perkawinan baik yang dijatuhkan oleh suami yang ditetapkan

oleh hakim maupun perceraian yang digugat oleh istri serta perceraian

yangjatuh dengan sendirinya atau perceraian karena meninggalnya salah

seorang dari suami atau istri.

Page 27: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

12

d. Faktor Penyebab Perceraian

Dalam sebuah keluarga sudah menjadi hal yang biasa jika ada

perbedaan pendapat, tetapi hal yang tidak biasa jika konflik itu menjadi

semakin besar dan mengancam kelangsungan perkawinan. Dari penelitian

Mar’atus Sholihati (2003: 57) sebelumnya mengemukakan bahwa faktor-

faktor penyebab perceraian dalam keluarga pada umumnya yaitu:

1. Faktor krisis akhlak

Sebab tipis atau kurangnya iman dapat menyebabkan suami atau

istri melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama seperti

minum-minuman keras, berjudi, berzina, atau mencuri. Jika suami atau

istri mempunyai kebiasaan buruk seperti itu, hinggá sulit untuk

dihilangkan atau tidak dapat diperbaiki lagi akhaknya akan membuat

pasangan hidupnya merasa kesal, dan menanggung rasa malu terhadap

orang lain. Apabila suami istri sudah tidak tahan lagi terhadap kelakuan

pasangan hidupnya maka dia akan memilih mengakhiri perkawinannya

daripada harus hidup menderita.

2. Faktor cemburu

Dalam kehidupan rumah tangga sering kali timbul masalah saling

mencemburui, seorang suami cemburu kepada istrinya kalau-kalau ia

akan berbuat serong, demikian juga seorang istri cemburu kepada

suaminya kalau-kalau dia berbuat serong. Pasangan suami istri yang

mempunyai sifat cemburu akan memperkuat ikatan perkawinannya jika

cemburunya timbul karena rasa cinta dari suami istri. Namun jika

kecemburuan (cemburu buta) maka dapat menggocang keharmonisan

rumah tangganya dan bukan tidak mungkin akan menyebabkan perceraian

apabila pasangan hidupnya tidak memiliki kesabaran.

3. Faktor ekonomi

Masalah ekonomi dapat menjadi penyebab perceraian jika suami

tidak bekerja atau tidak mau berusaha mencari nafkah sehingga ekonomi

rumah tangganya menjadi kurang atau tidak terpenuhi dan istrinya tidak

bisa menerima keadaan seperti itu sehingga melakukan gugatan cerai.

Page 28: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

13

Selain itu juga bisa disebabkan istri tidak bisa membelanjakan uang

dengan baik dan bersifat boros serta merasa serba kurang sehingga

ekomoni keluarga menjadi kacau. Keadaan ini dapat membuat suami

mengambil langkah untuk menceraikan istrinya.

4. Faktor tidak ada tanggung jawab

Suami istri harus mematuhi segala sesuatu yang diatur dan

diucapkan pada saat ijab qabul sebagai konsekuensi dan tanggung jawab

sebagai suami istri. Semua masalah yang timbul sudah menjadi

konsekuensi suami istri untuk tanggung jawab. Namun jika suami istri itu

kurang atau tidak mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan

kewajibannya maka dapat menyebabkan pasanganya untuk menuntut

perceraian. Sikap tidak tanggung jawab misalnya suami atau istri

meninggalkan rumah tanpa pasangan hidupnya dan tanpa alasan yang

jelas sehingga melalaikan tugasnya.

5. Faktor pihak ketiga

Keutuhan dan kehormonisan sebuah rumah tangga dapat

terganggu dengan hadirnya ataupun campur tangan orang lain / pihak

ketiga yaitu pria idaman lain dalam arti berselingkuhan dan orang tua.

Jika salah satu pihak menghianati pasangannya, berselingkuh

dengan pria atau wanita lain maka hal itu akan menyakiti perasaan

pasanganya dan dapat menimbulkan perselisihan dan percekcokan dalam

rumah tangganya dan akan memicu terjadinya perceraian.

Penyebab keretakan rumah tangga juga dapat disebabkan adanya

campur tangan dari orang tua. Banyak suami istri setelah berumah tangga

masih berkumpul dengan orang tuanya. Sering kali orang tua mengatur

kehidupan rumah tangga anaknya. Adanya campur tangan orang ini dapat

menyinggung perasaan suami atau istri karena merasa kurang dihargai

dan merasa hak mengatur rumah tangganya hilang. Keadaan demikian

dapat menggangu ketentraman rumah tangganya dan menyebabkan

terjadinya perselisihan yang bisa mengakibatkan perceraian.

Page 29: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

14

6. Faktor tidak ada keharmonisan

Keluarga yang tidak harmonis dapat disebabkan oleh beberapa hal

misalnya antara suami istri sering terjadi salah paham, beda pendapat atau

prinsip sehingga timbul perselisihan dan percekcokan yang tidak jarang

berakhir dengan perceraian. Selain itu bisa disebabkan karena masalah

seks yang kurang terpenuhi atau kurang terpuaskan oleh pasangannya.

Ketidakhadiran anak yang disebabkan kemandulan salah satu pihak dapat

menjadi sebab untuk menuntut perceraian.

e. Akibat Perceraian

Hal-hal yang perlu dilakukan oleh pihak istri maupun suami setelah

terjadinya perceraian diatur dalam pasal 41 Undang-Undang No.1 Tahun

1974 tentang Perkawinan.

Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah:

1. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-

anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana ada

perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi

keputusannya.

2. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan

pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam kenyataan

tidak dapat memberi kewajiban tersebut, Pengadilan dapat menentukan

bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut.

3. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan

biaya penghidupan dan atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas

istri. (Soemiyati, 1986 : 149-150).

Jadi dapat di simpulkan bahwa walaupun dalam keluarga sudah terjadi

perceraian tidak berarti beban dan pembiayaan hidup serta pendidikan di

bebankan pada ayah atau ibu saja. Tetapi kedua orang tua harus bersama-sama

dalam mendidik buah hati dari hasil perkawinan mereka . Jadi setelah perceraian

hubungan antara orang tua dan anak tidak ikut putus. Orang tua masih

mempunyai hak dan kewajiban kepada anak.

Page 30: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

15

2. Tinjauan tentang Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah

Keluarga terbentuk dari perkawinan dua orang yang mempunyai

kebiasaan dan watak yang berbeda dan dalam perkawinan itu bertujuan untuk

membentuk sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, sehingga

dalam keluarga itu,harus ada penyesuaian-penyesuaian antara keduanya.

Keluarga yang sakinah merupakan impian setiap orang. Keluarga sakinah

(harmonis) itu merupakan keluarga dengan suasana dan keadaan yang damai,

rukun dan tentram, karena setiap keluarga saling menyayangi, menghormati dan

dihargai serta saling membantu. Selain itu setiap anggota keluarga melaksanakan

hak dan kewajiban secara seimbang, serta keluarga yang harmonis itu

mempunyai hubungan yang selaras dengan lingkungan sekitar.

Keluarga Sakinah menurut Dirjend Bimas dan Penyelenggaraan Haji,

Departemen Agama Republik Indonesia (2003: 25), yaitu:

"Keluarga sakinah (harmonis) yaitu keluarga yang dibina atas perkawinan

yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara layak dan

seimbang, meliputi suasana kasih sayang antara anggota keluarga dan

lingkungan dengan selaras, serasi serta mampu mengamalkan,

menghayati dan memperdalam nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan

akhlak yang mulia."

Dari pendapat itu maka dapat disimpulkan bahwa keluarga sakinah,

mawaddah, warahmah adalah adanya keutuhan keluarga, adanya kecocokan di

antara mereka dan adanya hubungan timbal balik dari semuanya sehingga tercipta

keadaan yang tenang damai, karena berkurangnya ketegangan dan rasa kecewa

dari anggota keluarga. Setiap anggota keluarga saling menjaga dan menghargai

satu sama lain, dan menjalankan perannya masing-masing, serta mempunyai

hubungan yang baik dengan lingkungan sekitarnya.

Untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah (harmonis) ada beberapa

hal yang harus diusahakan oleh setiap anggota keluarga, menurut Dirjend Bimas

Islam Penyelenggaraan Haji, Depag RI (1994), ada garis-garis umum yang bisa

dipakai oleh suami istri sebagai patokan untuk membina rumah tangga harmonis

dan bahagia sebagai berikut:

a) Saling pengertian antar suami istri, hormat menghormati dan harga

menghargai sehingga terbina kehidupan yang rukun dan damai.

Page 31: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

16

b) Setia dan cinta mencintai sehingga dapat dicapai ketenangan dan

ketentraman lahir batin yang menjadi pokok kekalnya hubungan

c) Mampu menghadapi persoalan-persoalan dan kesukaran-kesukaran

yang mendatang dengan tenang dan bijaksana, tidak terburu-buru dan

salah menyalahkan, tetapi dengan kepal dingin mencari jalan keluar

untuk mengatasi kesulitan

d) Percaya mempercayai, saling membantu dan seia sekata dalam

memikul tugas kerumahtanggaan. Tidak berbuat sesuatu yang

menimbulkan kecurigaan, kegelisahan dan keretakan

e) Dapat memahami kelemahan dan keragu-raguan yang ada pada setiap

manusia dan saling memaafkan keterlanjuran yang tidak disengaja

f) Selalu konsultasi dan musyawarah dan jika ada sesuatu kesulitan

dibicarakan dengan hati terbuka, tidak segan meminta maaf jika merasa

bersalah, yang demikian akan menambah kokohnya hubungan cinta

kasih

g) Jangan menyulitkan dan menyiksa pikiran, tetapi lapang dada dan

terbuka

h) Hormat menghormati keluarga masing-masing, apalagi dengan ibu

mertua, jauhkan syak wasangka, apalagi curiga mencurigai

i) Dapat mengusahakan sumber penghidupan yang layak untuk seluruh

keluarga

j) Kecuali hal-hal di atas maka anak dan anggota keluarga lain juga

memegang peranan penting dalam membina rumah tangga bahagia

Jadi untuk membina keluarga yang sakinah (harmonis) maka setiap anggota

keluarga khususnya ayah ibu harus saling mengisi dan saling mengerti. Setiap

permasalahan harus diselesaiksn dengan baik agar tidak terjadi kesalah pahaman

antar satu dengan yang lainnya. Anak-anak juga ambil bagian penciptaan

ketenangan dalam keluarga, anak tidak hanya sebagai pelengkap kebahagiaan

keluarga.

Menurut Ahmad Rafie Baihaqy (2006: 141-142) menyebutkan bahwa

Keluarga yang dapat disebut sebagai keluarga sakinah harus memenuhi kriteria

sebagai berikut:

a. Kehidupan beragama keluarga

Dilihat dari segi keimanan kepada Allah murni, taat kepada Allah

dan Rasulnya, cinta kepada Rasullullah dengan mengamalkan

misi yang diembannya, mengimani kitab-kitab Allah dan Al-

Quran

Dari segi ibadah, mampu melaksanakan ibadah baik ibadah wajib

maupun ibadah sunnah. Selalu menjalankan perintah Allah dan

menjauhi larangan-Nya

Page 32: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

17

Dari segi pengetahuan agama, memiliki semangat untuk

mempelajari, memahami dan memperdalam ajaran Islam. Taat

melaksanakan tuntunan akhlak mulia, disamping itu kondisi

rumahnya Islami.

b. Pendidikan keluarga

Dalam suatu keluarga orang tua mempunyai kewajiban untuk

memotivasi terhadap pendidikan formal bagi setiap anggota

keluarganya, membudayakan gemar membaca, mendorong anak

untuk melanjutkan dan menyelesaikan sekolahnya sampai jenjang

yang lebih tinggi jika orang tua mampu.

c. Kesehatan keluarga

Semua anggota keluarga menyukai olahraga sehingga tidak mudah

terkena penyakit, kalau sakit segera berobat ke dokter, mendapat

imunisasi pokok, keadaan rumah dan lingkungan memenuhi kriteria

lingkungan rumah sehat, mendapat cahaya matahari yang cukup,

sanitasi lengkap dan lancar, lingkungan yang bersih dan terbebas dari

sarang nyamuk yang mana hal ini dapat menyebabkan timbulnya

penyakit.

d. Ekonomi keluarga

Dalam hal ekonomi suami dan istri mempunyai pendapatan yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok. Pengeluaran tidak melebihi

pendapatan, bahkan kalau bisa ditabung.

e. Hubungan sosial keluarga yang harmonis

Hubungan suami istri yang harmonis, saling mencintai, menyayangi,

saling membantu, menghormati, mempercayai, saling terbuka, saling

pengertian dan saling memiliki sikap pemaaf. Demikian pula

hubungan orang tua dan anak. Orang tua disini bisa menjadi teman

bagi anak sehingga mereka akan merasa enjoy karenanya. Anak

berkewajiban menghormati, menghargai, mantaati, menunjukkan

cinta kasih kepada orang tuanya. Dan yang terpenting anak selalu

mendoakan kedua orang tuannya. Selain hubungan dengan keluarga

maka hubungan sosial dengan tetangga juga diupayakan menjaga

keharmonisan dengan jalan saling tolong menolong, menghormati,

mempercayai dan mampu berbahagia dengan kebahagiaan

tetangganya, tidak saling bermusuhan dan saling memaafkan.

3. Tinjauan tentang Sikap Anak

a. Pengertian tentang Sikap

Sikap tidak lepas dari kehidupan manusia. Apabila sikap sudah

terbentuk dalam kehidupan diri individu, maka sikap yang terbentuk akan

turut menentukan tingkah lakunya dalam menghadapi situasi tertentu. Oleh

karena itu perlu diketahui berbagai pengertian sikap dari beberapa ahli,

sebagai berikut:

Page 33: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

18

Azwar, Saifudin (1988: 5) berpendapat bahwa sikap adalah ''Suatu

bentuk evaluasi atau reaksi perasaan". Sikap seseorang terhadap suatu objek

adalah perasaan mendukung atau memiliki maupun perasaan tidak

mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut. Sikap sebagai

keteraturan (afeksi), pemikiran (kognisi), tindakan (konasi) seseorang

terhadap suatu aspek dilingkungan sekitarnya.

Azwar menyatakan sikap sebagai keadaan yang menunjukan sebagai

kesikapan dan kesedihan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan

dari motif tertentu. Hal demikian berbeda dengan pendangan Mar'at (1981:

9-12) yang menyatakan bahwa "Sikap memiliki tiga komponen, yaitu: (1)

Komponen kognitif yang berhubungan dengan kepercayaan, ide, dan konsep,

(2) komponen afektif yang menyangkut kehidupan emosional seseorang dan

(3) Komponen konasi yang merupakan kecenderungan bertingkah laku".

Menurut Koentjaraningrat (1983: 26) menyebutkan "adanya sikap

mental yang dipengaruhi oleh nilai budaya seseorang atau masyarakat".

Sikap dinyatakan oleh Koentjaraningrat adalah merupakan wujud ideal

kebudayaan yang hidup dalam masyarakat dan seolah-olah berada dalam diri

individu tersebut. Konsepsi yang ada dalam sistem nilai budaya tersebut

mengakar dalam diri seeorang individu sehingga sukar berubah dalam kurun

waktu tertentu.

Definisi-definisi yang dikemukakan tersebut dapat di ambil

kesimpulan bahwa pada prinsipnya sikap merupakan reaksi seseorang

terhadap ide atau objek di sekitar yang memiliki komponen perasaan

(afeksi), pemikiran (kognisi), tindakan (konasi). Dengan demikian sikap

yang di miliki seseorang terhadap suatu objek tertentu mencerminkan

perilaku orang yang bersangkutan. Jika sikapnya positif, diharapkan

perilakunya juga positif, sebaliknya jika sikapnya negatif, perilakunya juga

negatif.

1) Ciri-Ciri dan Unsur-Unsur Sikap

Sikap merupakan faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat

mendorong dan menimbulkan suatu tingkah laku tertentu dan sikap itu

Page 34: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

19

tergantung pada obyek yang dihadapi, oleh karenanya obyek sedapat

mungkin merupakan sesuatu yang menarik dan menguntungkan.

Adapun ciri-ciri sikap menurut Gerungan (1981 : 151-152) adalah

sebagai berikut:

a) Atitute bukan dibawa sejak lahir, tetapi dibentuk atau

dipelajari sepanjang perkembangan seseorang dalam

hubungannya dengan obyek.

b) Atitute tidak dapat berubah-ubah namun dapat berubah pada

seseorang bila terdapat keadaan dan syarat-syarat tertentu yang

dapat mempermudah sikap seseorang.

c) Sikap tidak dapat berdiri sendiri, namun senantiasa

mengandung hubungan tertentu terhadap obyek.

d) Obyek sikap itu dapat merupakan suatu hal tertentu, dapat juga

merupakan suatu kumpulan dari hal-hal tertentu.

e) Atitute mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan.

Menurut Mar’at (1981: 13) adalah sikap terdiri dari beberapa

unsur yang satu dengan yang lain saling terkait dan tidak dapat

dipisahkan, adapun unsur-unsurnya adalah:

1) Unsur kognisi yang hubungannya dengan bakat, ide dan konsep.

2) Unsur afeksi yang menyangkut kehidupan emosional seseorang.

3) Unsur emosional yang merupakan kecenderungan bertingkah laku.

Jadi sikap merupakan kumpulan berfikir, keyakinan dan

pengetahuan. Namun di samping itu, memiliki evaluasi negatif dan positif

yang bersifat emosional. Hal ini disebabkan unsur afeksi, pengetahuan dan

perasaan merupakan sikap yang akan menghasilkan tingkah laku. Jadi sikap

terdiri dari beberapa unsur yang mencakup aspek kognisi, afeksi, dan

emosional. Ketiga unsur tersebut tidak dapat berdiri sendiri dan tidak dapat

dipisahkan, karena predisposisi atau keterkaitan suatu masalah untuk

bertindak senang atau tidak senang terhadap obyek tertentu akan selalu

diwarnai aspek kognisi, afeksi dan emosi seseorang.

2) Pembentuk dan Hal-Hal yang Mempengaruhi Sikap

Secara garis basar penbentukan dan perubahan sikap akan ditentukan oleh

dua faktor pokok yaitu:

Page 35: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

20

1) Faktor individu itu sendiri atau faktor dari dalam, yang dimaksud

faktor dari dalam adalah bahwa apa yang datang dari luar tidak

semuanya begitu saja akan diterimanya, tetapi individu mengadakan

seleksi mana yang diterima dan mana yang ditolak.

2) Faktor luar atau ekstern yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang ada

diluar individu yang merupakan rangsangan atau stimulus atau yang

mengubah sikap (Bimo Walgito, 1987: 55-56).

Dalam hubungannya dengan masalah ini, faktor-faktor yang dapat

mengubah sikap menurut Bimo Walgito (1987: 56) adalah sebagai

berikut:

1) Kekuatan atau force dapat memberikan suatu keadaan atau

situasi yang dapat mengubah sesuatu sikap. Kekuatan dapat

bermacam-macam bentuknya, misalnya kekuatan fisik.

2) Berubahnya norma kelompok, bila seseorang telah

menginternalisasikan norma kelompok maka yang akan

diambil oper atau dijadikan normanya sendiri.

3) Berubahnya membership group, maksudnya individu itu akan

bergabung dalam berbagai macam kelompok yang ada dalam

masyarakat, baik karena adanya dorongan alami, karena

membutuhkan, berhubungan dengan individu yang lain,

maupun karena adanya kepentingan atau tujuan yang

bersamaan.

4) Berubahnya reference group adalah terbentuknya norma-

norma baru yang mendesak norma lama. Dengan terbentuknya

nilai norma yang baru itu akan terbentuk pula sikap-sikap yang

baru sesuai bengan norma-norma yang ada.

5) Membentuk kelompok yang sama sekali baru, dimana dengan

membentuk kolompok yang sama sekali baru dapat akan

mengubah atau membentuk sesuatu sikap yang baru pula.

Dengan pembentukan kelompok baru akan membentuk norma

yang baru dan dengan terbentuknya norma baru akan

memungkinkan terjadinya sikap yang baru sesuai dengan

norma yang ada.

Mar’at (1981: 131) berpendapat bahwa situasi-situasi yang

mempengaruhi sikap ada dua yaitu dinamika kelompok dan situasi khusus.

Dalam suatu kelompok sosial sikap individu sebagai anggota suatu

kelompok selalu berusaha menyatakan diri atau menyatakan keberadaannya

dalam suatu pola hubungan antar individu atau kelompok.

Page 36: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

21

Sikap merupakan produk kultur yang sering bersifat situasional. Situasi

khusus disebutkan mempengaruhi sikap bisa dicontohkan dalam suatu situasi

perorangan misalnya situasi peperangan, keadaan menjadi tegang, dan orang-

orang panik, karena kebutuhan.

3) Cara Pengukuran Sikap

Sikap perlu diukur sebagai suatu bahan mengevaluasi atau suatu

bentuk penilaiaan sikap yang ada pada diri seseorang. Para ahli psikologi

sosial telah berusaha untuk mengukur sikap dengan berbagai macam cara.

Beberapa bentuk pengukuran sudah mulai dkembangkan sejak diadakannya

penelitian sikap yang pertama yaitu pada tahun 1920 dengan meminta subjek

untuk merespon obyek sikap dalam berbagai cara. Pengukuran sikap dapat

dilakukan secara langsung (Direct meansure of inttitudes), tidak langsung

(Indirect meansure of attitudes), tes tersusun serta tes tidak tersusun.

Menurut Saifuddin Azwar (1998: 91) metode pengungkapan pengukuran

sikap adalah sebagai berikut:

1) Metode langsung ialah metode di mana orang itu secara langsung

diminta pendapatnya mengenai objek tertentu. Metode ini lebih

mudah tetapi sulit dan hasilnya kurang dipercaya. Tes psikologi ini

kemudian dikembangkan dengan skala sikap. Pengukuran sikap yang

sering digunakan adalah :

a) Skala Thurtstone (1928) percaya bahwa sikap dapat diukur dengan

skala pendapat yang berhubungan dengan sikap. Adapun langkah-

langkahnya yaitu :

1) Memilih dan mengukur sikap yang akan diukur,

2) Merumuskan sejumlah pertanyaan tentang obyek sikap

3) Membagikan daftar pertanyaan kepada sejumlah responden

yang secara objektif dan bebas akan pendapatnya baik positif

ataupun negatif.

4) Nilai sikap menunjukkan tingkat kepositifan atau kenegatifan

terhadap objek yang dihitung untuk setiap pertanyaan.

Page 37: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

22

b) Skala Likert

Rensis Likert mengembangkan suatu skala beberapa tahun setelah

Thurtstone. Likert menggunakan sejumlah pertanyaan untuk

mengukur sikap mendasarkan pada rata-rata jawaban. Likert di

dalam jawabannya menggambarkan pandangan yang ekstrim pada

masalahnya. Kemudian Likert membagikan pada responden yang

akan diteliti untuk menunjukkan dimana mereka setuju dan tidak

setuju pada setiap pertanyaannya. Terdapat empat skala yaitu

sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Skala ini

sangat populer karena mudah untuk menyusunnya, dan ajeg serta

konsisten dalam jawabannya.

c) Skala Borgadus

Emery Borgadus tahun 1925 mengemukakan suatu skala yang

disebut jarak sosial, yang secara kuantitatif mengukur tingkatan

jarak seseorang yang diharapkan untuk memelihara hubungan

orang dengan kelompok-kelompok lain

d) Skala Perbedaan Semantik

Skala ini dikembangkan oleh Osgood, Suci dan Tannerbaum tahun

1975 yang meminta responden untuk menentukan sikapnya

terhadap objek sikap, pada ukuran yang berbeda dengan ukuran

skala terdahulu. Responden diminta untuk menentukan suatu

ukuran skala yang bersifat berlawanan yaitu positif atau negatif.

2) Metode secara tidak langsung, yaitu metode dimana orang diminta

supaya menyatakan dirinya mengenai objek sikap yang diselidiki,

tetapi secara tidak langsung. Misalnya menggunakan tes psikologi,

yang dapat mendaftarkan sikap-sikap yang cukup mendalam. Ini

merupakan bentuk metode untuk melengkapi kekurangan dari metode

secara langsung, dimana responden mengetahui bahwa dirinya

sedang diteliti sehingga ia berusaha untuk memberikan jawaban yang

terbaik bukan yang sesungguhnya. Dalam metode ini , tidak langsung

responden diminta untuk menceritakan apa-apa yang ada di gambar

Page 38: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

23

yang dilihat yang dibawa oleh peneliti. Akan tetapi, metode ini juga

memiliki masalah yaitu sejauh mana sikap individu dapat di ungkap,

bila tidak menyadari akan hal itu. Bisa jadi penelitian seperti itu

melanggar kode etik peneliti.

3) Tes tersusun ialah tes yang menggunakan skala sikap yang

dikonstuksikan terlebih dahulu menurut prinsip-prisip tertentu.

4) Tes yang tidak tersusun misalnya wawancara, daftar pertanyaan dan

penelitian bilbiografi.

Dari uraian diatas mengenai pengukuran sikap maka dalam

penelitian ini peneliti menggunakan cara pengukuran sikap dengan

metode langsung dan menggunaka skala Likert. Asumsi yang mendasari

peneliti menggunakan metode langsung yaitu individu atau responden

merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya sendiri dan manusia

akan mengemukakan secara terbuka apa yang dirasakannya. Sedangkan

asumsi menggunakan skala Likert dikarenakan skala ini lebih praktis dan

mudah serta hasilnya ajeg dan konsisten dengan jawabannya.

b. Pengertian Tentang Anak

Dalam hukum Islam tidak ada batasan khusus tentang definisi

anak, dalam Surat an- Nisa ayat 9 disebutkan bahwa :

Artinya:"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meningggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang

mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu

hendaklah mereka bertaqwa kepada allah dan hendaklah mereka

mengucapkan perkataan benar".

Dari ayat tersebut diketahui bahwa anak adalah seseorang yang masih

lemah yang sangat membutuhkan pertolongna orang lain. Gambaran

Page 39: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

24

tentang kedewasaan seseorang dapat dilihat dari hadist Rasululllah SAW.

Yang dikutip oleh Ahmad Rofiq (2000: 81) sebagai berikut:

1. Terangkat pertanggung jawaban seseorang dari tiga hal; orang

yang tidur hinggga ia bangun; orang gila hingga ia sembuh;

anak-anak hingga ia mimpi dan mengeluarkan air mani

(ihtilam). (HR. Imam Empat)

2. Saya telah mengajukan diri kepada nabi SAW. Untuk ikut

perang Uhud yang waktu itu saya berumur 14 tahun, beliau

tidak mengizinkan aku. Dan aku mengajukan diri kepada

beliau takkala perang khadaq, waktu itu umurku 15 tahun, dan

beliau membolehkan aku (untuk mengikuti). (HR. Ibn' Umar)

3. Rasulullah SAW. Menikah dengan dia (Aisyah) dalam usia 6

tahun, dan beliau memboyongnya ketika berusia 9 tahun, dan

beliau wafat pada waktu dia berusia 18 tahun (HR. Muslim)

Atas dasar Hadist tersebut, dalam kitab Kasyifah al Siya di

jelaskan: "Tanda-tanda kedewasaan (baligh) seseorang itu ada 3 yaitu

sempurnanya umur 15 tahun bagi pria dan wanita bermimpi (keluar mani)

bagi laki-laki dan perempuan pada usia 9 tahun dan haid (menstruasi)

bagi wanita usia 9 (sembilan) tahun".(Ahmad Rofiq, 2000: 82)

Berdasarkan pasal 45 KUHP menyatakan bahwa: "Anak adalah

orang yang belum cukup umur", maksud belum cukup umur disini adalah

mereka yang melakukan perbuatan sebelum umur 16 tahun, sedangkan

pasal 91 ayat 4 menyebutkan "Anak dimaksudkan pula orang yang ada

dibawah kekuasaan bapak" (Moeljatno, 1999: 37)

Menurut pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No 4 Tahun 1979 tentang

kesejahteraan anak merumuskan bahwa "Anak adalah seorang yang

belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah kawin". Dalam

penjelasan disebutkan pula batas usia 21 tahun ditetapkan oleh karena

berdasarkan pertimbangan kematangan kepentingan usaha sosial,

kematangan pribadi dan kematangan anak dicapai pada usia tersebut.

Sedangkan anak dalam Ilmu hukum adalah "Anak dimata hukum

dianggap belum bisa mempertanggung jawabkan perbuatannya". (Agung

Wahyono dan Siti Rahayu, 1993: 19)

Page 40: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

25

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

anak adalah seorang yang belum mencapai usia 21 tahun yang masih

berada di bawah kekuasaan orang tua, belum kawin dan belum dapat

mempertanggung jawabkan perbuatannya.

c. Perbedaaan antara Sikap Anak dalam Keluarga Utuh dengan Keluarga

yang Bercerai

Keluarga merupakan bentuk interaksi sosial yang merupakan

hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga.

Keluarga merupakan kelompok sosial paling kecil, merupakan tempat anak

mengadakan interaksi sosial yang pertama. Ayah, Ibu, saudara-saudara

merupakan orang pertama yang mengajarkan kepada anak-anak cara dan

sikap hidup dengan orang lain.

Keluarga yang dilandasi rasa kasih sayang, pengertian, saling

menghormati, tolong menolong maka akan memberikan kemudahan bagi

anak untuk bergaul di lingkungan yang lebih luas. Tetapi apabila dalam

keluarga terdapat berbagai permasalahan seperti pertengkaran, perbedaan

secara terus menerus, tidak ada perhatian dan toleransi maka akan

menyulitkan anak dalam pergaulannya.

Dalam keluarga yang ideal maka hubungan ibu ayah dan anak-

anaknya berdasarkan kasih sayang. Kasih sayang ini direalisasikan dalam

bentuk memenuhi semua kebutuhan, baik secara rohani misalnya anak

mendapatkan perlindungan, pelukan, belaian dan perhatian, sehingga hal ini

akan menimbulkan sikap positif pada anak serta dalam pertumbuhan dan

perkembangan mental mereka akan lebih baik karena mereka merasa

mendapat perhatian dari orang tua.

Anak yang orang tuanya bercerai lebih cenderung untuk

menunjukkan gangguan perkembangan dari pada anak yang dibesarkan

dalam keluarga utuh. Namun sulit untuk membedakan apakah gangguan-

.gangguan tersebut disebabkan oleh trauma yang dialami anak selama

kemelut sebelum perceraian atau karena perceraian itu sendiri. Meskipun

kecenderungan anak tersebut untuk mendapatkan gangguan di dalam

Page 41: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

26

perkembangannya cukup tinggi, namun hal ini tidak selalu terjadi. Faktor

penentu yang paling penting adalah ringan atau beratnya trauma yang dialami

anak sebelum dan sesudah perceraian dan yang hubungan anak tersebut

dengan orang tuanya.

Bagi seorang anak perceraian baru menjadi nyata bila salah satu dari

orang tua meninggalkannya. Untuk menerima kenyataan ini seringkali

memakan waktu yang cukup lama. Hampir semua anak merasakan perceraian

itu sebagai kejadian yang menyakitkan dan mengacaukan hidup mereka.

Penderitaan yang mereka rasakan biasanya disebabkan oleh rasa takut, baik

yang mendasar maupun yang tidak.

Menurut pendapat A.H.Markum (1999) yang di kutip dalam skripsi

Juliarti, Triwik (2002: 19) anak-anak yang orang tuanya baru bercerai pada

umumnya merasa:

" a) Sedih, karena harus berpisah dengan salah satu orang tuanya.

b) Khawatir, melihat orang tuanya dalam keadaan sedih.

c) Kesepian

d) Malu atas tingkah laku orang tuanya.

e) Bersalah, atas kenakalan yang pernah dilakukannya, yang dalam

khayala mereka mungkin dianggap penyebab perceraian orang tuanya.

f) Takut dan malu bahwa mereka sekarang berbeda dengan kawan-

kawannya".

Banyak ilmuwan sosial telah mendapat penemuan-penemuan serupa

tentang masalah-masalah sikap dan tingkah laku di antara anak-anak dari

perkawinan-perkawinan yang bermasalah, seperti yang diungkapkan oleh

Gottman John (1999) yang di kutip dalam skipsi Julianti Triwik, (2002 : 19)

“Penelitian itu membuktikan bahwa perceraian dan konflik perkawinan dapat

menempatkan anak-anak pada suatu lintasan yang menjurus pada masalah-

masalah besar dikemudian hari. Kesulitan dapat dimulai pada masa awal

kanak-kanak dengan ketrampilan-ketrampilan pergaulan yang buruk dan

tingkah laku yang nakal, yang menjurus pada penolakan oleh rekan sebaya.

Orang tua, karena terganggu oleh masalah-masalah mereka sendiri, kurang

Page 42: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

27

waktu serta perhatiannya bagi anak-anak mereka. Jadi, anak-anak itu larut,

tanpa terawasi menuju ke sebuah kelompok rekan sebaya yang lebih bandel”.

Sebagian anak menunjukkan reaksi yang negatif yang tampak pada

sikap dan perilaku mereka, seperti minat belajar yang menurun, nilai

pelajaran yang menurun, sering membolos sekolah, adanya keresahan yang

berlebihan, sering melamun, atau sebaliknya menjadi sangat nakal. Sebagian

anak bisa lebih cepat menyesuaikan diri, akan tampak adanya kemajuan yang

pesat dalam bidang pelajaran, aktif dalam organisasi didalam maupun di luar

sekolah dan masyarakat. Hubungan orang tua dan anak pasca perceraian tidak

berarti terputus. Yang terjadi adalah perubahan dalam pola hubungan

tersebut. Demikian pula hubungan anak dengan kedua orang tua tidak

terputus setelah perceraian. Sedangkan anak yang sudah memasuki pada

pernikahan pertamanya akan mengalami ketidakstabilan karena diantara

mereka tidak begitu bahagia dalam pernikahannya terlihat mereka lebih

tegang dalam menjalin hubungan dengan pasangannya hal ini di karenakan

trauma terhadap perceraian yang ada di dalam keluarganya.

Jadi dari uraian diatas mengungkapkan bagaimana perceraian orang

tua mempengaruhi sikap anak dalam pergaulan, anak yang orang tuanya

bercerai akan menghadapi lebih banyak stress, kurang puas dengan keluarga

dan teman-temannya dalam pergaulan, mengalami lebih banyak kecemasan

dan berkurangnya kemampuan untuk mengatasi masalah dalam

kehidupannya. Sedangkan bagi anak yang sudah memasuki usia penikahan

mereka cenderung kurang bahagia terjadi ketegangan dalam kehidupan

perkawinannya dikarenakan rasa trauma terhadap putusnya perkawinan

dalam keluarganya.

4. Tinjauan tentang Pergaulan

a. Pengertian tentang Pergaulan

Pergaulan merupakan proses terjadinya hubungan atau interaksi antar

individu dengan individu yan lain. Menurut Soedomo Hadi (2005: 63)

"Pergaulan adalah kontak langsung antara individu dengan individu yang

lain, termasuk di dalamnya antara pendidik dan anak didik". Abu Ahmadi dan

Page 43: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

28

Nur Uhbiyati (1991: 13) menyatakan "Di dalam pergaulan sehari-hari

tentunya terjadi interaksi sosial antara individu yang satu dengan yang lain

atau individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok dan di

dalam interaksi itu tentunya tidak lepas adanya saling mempengaruhi".

Menurut Ny. Y. Singgih D Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa (1991:

36):

1. Pergaulan merupakan suatu hubungan yang meliputi tingkah laku

individu. Tentunya lebih daripada seorang individu, sekurang-

kurangnya tingkah laku dua orang.

2. Pergaulan merupakan suatu hubungan antar manusia yang tidak

dapat dihindarkan. Akan tetapi pergaulan antar manusia ini acap

kali menimbulkan persoalan, sehingga justru menimbulkan

kesulitan bagi yang bersangkutan.

3. Pergaulan yang mengakibatkan timbulnya kesulitan, kurang

membantu kelancaran hidup bahkan menimbulkan kegoncangan

jiwa yang menghambat dan merugikan perkembangan individu

yang bersangkutan.

Jadi dalam pergaulan bisa mengarah ke kehidupan yang positif dan juga dapat

memberikan dampak negatif pada diri individu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pergaulan

merupakan proses terjadinya hubungan atau interaksi antar individu secara

langsung yang saling mempengaruhi secara timbal balik. Setiap mausia

secara naluri mampunyai dorongan untuk bergaul dengan orang lain.

Dorongan ini dalam kehidupan sehari-hari terwujud dengan adanya saling

berkomunikasi, berkunjung, mengadakan hubungan sosial maupun hubungan

antar pribadi

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergaulan (Interaksi Sosial)

Faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial menurut Abu

Ahmadi (1999 : 56-63) meliputi:

a) Faktor Imitasi

Faktor imitasi yaitu menirukan orang lain, baik itu belajar

berbahasa, tingkah laku tertentu, cara memberi hormat, cara berpakaian

dan lain sebagainya. Faktor imitasi mempunyai peran yang sangat penting

dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positif adalah bahwa imitasi

Page 44: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

29

dapat mendorong seseorang untuk mengetahui kaidah-kaidah dan nilai-

nilai norma yang berlaku. Namun imitasi dapat pula mengakibatkan

terjadinya hal-hal yang negatif, misalnya yang ditiru adalah tindakan-

tindakan yang menyimpang. Selain itu imitasi dapat juga melemahkan

atau mematikan pengembangan daya kreasi seseorang.

b) Faktor sugesti

Faktor sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang dari diri sendiri

maupun pengaruh dari orang lain, yang pada umumnya dapat diterima

tanpa adanya daya kritik.

c) Faktor Identifikasi

Faktor identifikasi yaitu dorongan untuk menjadi identik dengan

orang lain secara lahiriah maupun batiniah. Proses identifikasi

berlangsung dengan sendirinya secara tidak sadar maupun disengaja oleh

karena sering kali seseorang memerlukan tipe ideal di dalam proses

kehidupannya. Proses identifikasi berlangsung dalam keadaan dimana

seseorang yang beridentifikasi benar-benar mengenal pihak lain yang

menjadi idealnya, sehingga pandangan, sikap maupun kaidah-kaidah yang

berlaku pada pihak lain dapat menjiwainya.

d) Faktor Simpati

Faktor simpati atau perasaan tertariknya orang yang satu terhadap

orang lain, Dorongan atau simpati adalah keinginan untuk memahami

pihak lain dan untuk bekerjasama dengannya.

Selain faktor yang mempengaruhi interaksi sosial di atas, terdapat

juga faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan, faktor tersebut antara lain:

a) Faktor Intelektual, kemampuan intelektual yaitu kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.

b) Faktor Psikologis, psikologis dalam sikap pergaulan perananya penting

dalam tingkah laku (faktor perasaan, emosi, faktor reaksi)

c) Faktor Spykologis, faktor ini berwujud dengan keadaan kurang

pendengaran, lambat bicara, cacat tubuh dan hal semacamnya yang dapat

menghambat kelancaran dalam berinteraksi.

Page 45: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

30

d) Faktor Sosiologis, karena dalam pergaulan terdiri dari berbagai orang

yang datang dari macam-macam masyarakat, maka seseorang harus

memahami sifat dan sikap setiap orang.

Dari keempat faktor di atas dapat diklasifikasikan ke dalam 3 aspek

yang dapat mempengaruhi terjadinya pergaulan. Ketiga aspek tersebut

adalah:

a. Aspek Jasmani (Psykologis)

b. Aspek Rohani (Intelektual dan Psikologis)

c. Aspek Lingkungan (Sosiologis)

Di samping itu juga ada faktor yang mempengaruhi pola pergaulan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pergaulan mengharuskan adanya

interaksi sosial antar individu dimana kelakuan individu yang satu

mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya. Maka untuk kelangsungan

tersebut memerlukan:

1. Pengenalan watak dari masing-masing individu

2. Pengertian terhadap individu lain

3. Keterbukaan diri

4. Pembiasan

c. Ruang Lingkup Pergaulan

Seluruh permasalahan manusia dalam kehidupan adalah permasalahan

sosial, sehingga seluruh perilaku, ungkapan bahasanya, pola pikirnya, emosi

dan ketrampilan dipelajari dan dikembangkan dalam situasi sosial yang

melingkupi, dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian :

a. Pergaulan di keluarga

b. Pergaulan di sekolah

c. Pergaulan di masyarakat

d. Bentuk-Bentuk Pergaulan

Pergaulan banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok-kelompok, baik

kelompok kecil maupun kelompok besar. Menurut Sunarto (1994: 107)

Penggolongan kelompok pergaulan adalah sebagai berikut:

Page 46: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

31

1) Teman Dekat

Pada umumnya mempunyai dua atau tiga orang teman dekat, atau

sahabat karib. Mereka adalah kelompok yang biasanya berjenis

kelamin sama dan mempunyai minat dan kemampuan yang sama.

Teman dekat saling mempengaruhi satu sama lain meskipun

kadang bertengkar.

2) Kelompok Kecil

Kelompok ini terdiri dari beberapa kelompok teman dekat. Pada

mulanya mereka terdiri dari jenis kelamin yang sama, tetapi

kemudian meliputi keduanya baik laki-laki maupun perempuan.

3) Kelompok Besar

Kelompok besar yang terdiri dari beberapa kelompok kecil dan

teman dekat, berkembang dengan meningkatnya minat dan

interaksi antara mereka. Karena kelompok ini besar, maka

penyesuaian minat berkurang diantara anggotanya sehingga

terdapat jarak sosial yang lebih besar di antara mereka.

4) Kelompok yang terorganisasi

Kelompok anak yang dibina dan dibentuk oleh sekolah atau

organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para

remaja dan untuk memenuhi tujuan tertentu, seperti agar remaja

mempunyai kegiatan yang positif atau lainya. Banyak anak usia

remaja yang mengikuti kelompok seperti ini merasa bosan karena

mereka mengganggap terlalu diatur dan terbatasi geraknya.

5) Kelompok Geng

Kelompok yang tidak termasuk dalam kelompok besar dan yang

merasa tidak puas dengan kelompok yang terorganisasi mungkin

mengikuti kelompok geng. Anggota geng yang biasanya terdiri dari

anak-anak sejenis dan minat utama mereka adalah untuk

menghadapi penolakan temen-teman melalui perilaku anti sosial.

e. Perbedaan Sikap Anak dalam Pergaulan Antara Keluarga utuh dengan

Keluarga yang Bercerai

Perceraian orang tua membawa dampak bagi suami istri dan bagi

anak. Orang tua kadang tidak memikirkan dengan sungguh-sungguh terhadap

dampak yang ditimbulkan, karena mereka hanya ingin segera menyelesaikan

konflik yang terjadi dalam keluarga terutama dengan istri atau suami

sehingga mereka mengesampingkan dampak dan hak anak yang nantinya

akan menjadi berkurang dari ayah atau ibunya karena setelah perceraian pasti

mereka akan ikut salah satu dari orang tuanya. Dampak dari perceraian orang

tua akan mempengaruhi sikap anak dalam pergaulan di keluarga, sekolah

bahkan di masyarakat. Mereka akan merasa sedih dan malu dalam pergaulan

Page 47: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

32

dikarena mereka tidak mempunyai keluarga utuh dan harmonis seperti teman-

temannya yang lain.

"Keluarga yang dilandasi kasih sayang, pengertian, saling

menghormati, tolong menolong maka akan memberikan kemudahan

bagi anak untuk bergaul di lingkungan yang lebih luas. Hubungan

dalam keluarga yang baik akan berpengaruh positif, karena hal ini

sangat penting dalam pembentukan sikap perilaku dan kepribadian

anak dalam pergaulan di keluarga, sekolah dan masyarakat. Interaksi

dalam keluarga dikatakan berkualitas apabila memberi kesempatan

kepada anak untuk mengembangkan diri, anak diberi kesempatan

untuk mengeluarkan pendapat, dan komunikasi antara anak dan

orangtua bersifat timbal balik". (AjiBaroto, http://bbawor.blogspot.

com/2009/03/pengaruh-broken-home.html tanggal 16 Agustus 2009).

Sedangkan anak yang orang tuanya bercerai mereka akan merasa

sedih karena harus berpisah dengan ayah atau ibunya sehingga kasih sayang

yang mereka dapatkan akan berkurang. Di dalam pergaulanpun anak akan

merasa berbeda dengan teman-temannya. Hal ini dikarenakan mereka tidak

mempunyai keluarga yang utuh dan harmonis di rumah.

Keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan sikap anak

dalam pergaulannya di luar rumah, apabila dalam keluarga terdapat berbagai

permasalahan seperti pertengkaran yang terus menerus, perceraian, tidak ada

perhatian karena mereka harus tinggal dengan salah satu ayah atau ibunya

saja sehingga menyulitkan anak dalam pergaulannya.

”Anak-anak dari keluarga dengan orang tua tunggal rata-rata lebih

cenderung mengalami kehidupan yang kurang sehat (secara moral

dan emos), daripada anak-anak dari keluarga yang utuh.” Akan tetapi,

analisis yang lebih saksama terhadap penelitian semacam itu

mengindikasikan bahwa kurangnya pendapatan mungkin merupakan

faktor tunggal terpenting yang bertanggung jawab atas perubahan

dalam diri anak-anak dari berbagai bentuk keluarga”. (dr.Salma

Oktarianingsih http://iblogronnp-gpanswers.blogspot.com/2009/06/

keluarga-dengan-orang-tua-tunggal-dapat- mengalami.html 16

Agustus 2009)

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa keluarga sangat

berperan penting dalam pembentukan sikap anak dalam pergaulan. Anak

yang berasal dari keluarga yang utuh dan harmonis maka pola pergaulannya

akan cenderung positif karena mereka mendapatkan kasih sayang dan

Page 48: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

33

perhatian sedangkan anak yang berasal dari keluarga yang bercerai dan orang

tuanya tunggal akan cenderung kepada pola pergaulan dan sikap yang kurang

sehat, hal ini disebabkan karena kurangnya kasih sayang serta perhatian dari

orang tuanya

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan suatu acuan di dalam melaksanakan

penelitian, dalam kerangka berpikirnya adalah sebagai berikut:

Perkawinan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal. Namun tidak semua orang dapat

mewujudkan tujuan perkawinan itu, karena dalam kenyataan masih banyak

perkawinan yang putus di tengah jalan dan berakhir dengan perceraian.

Meskipun perceraian tidak dilarang, tetapi pada prinsipnya Undang-Undang

No. 1 tahun 1974 mempersukar terjadinya perceraian, dalam arti untuk

memungkinkan perceraian harus ada alasan-alasan tertentu serta harus

dilakukan di depan sidang pengadilan. Putusnya perkawinan karena

perceraian dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : faktor

ekonomi, biologis, pihak ketiga dan perbedaan paham antara suami dan istri.

Dengan adanya perceraian maka tujuan perkawinan tidak mungkin

dicapai. Mengingat perceraian dapat menimbulkan dampak yang kurang baik.

Perceraian berdampak pada kehidupan pelaku sendiri, masyarakat serta pada

anak yang dilahirkan, maka sedapat mungkin perceraian itu harus dihindari

dan dicegah. Perceraian paling banyak berdampak pada anak khususnya pada

sikap anak yang cenderung mengarah pada hal-hal negatif dalam pergaulan,

karena anak kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari kedua orang

tuanya. Anak merupakan generasi penerus bangsa, untuk kemajuan bangsa

memerlukan generasi penerus bangsa yang berkualitas baik dari segi

kecerdasan maupun sikap yang baik. Oleh karena itu, salah satu cara untuk

meningkatkan kualitas generasi muda dengan mengurangi dan mencegah

terjadinya perceraian agar anak lebih mendapat perhatian dan kasih sayang

dari orang tua.

Page 49: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

34

Perceraian orang tua yang berdampak langsung pada anak,

menjadikan anak merasakan hal-hal yang berbeda dari teman-temannya.

Anak yang orang tuanya bercerai kadang merasa minder atau iri karena

mereka merasa kurang diperhatikan dan kurang mendapatkan kasih sayang

dari kedua orangtua. Anak yang orang tuanya bercerai merasa kurang

diperhatikan karena kesibukan dari ayah atau ibunya. Sedangkan teman-

temannya yang mempunyai keluarga utuh selalu mendapatkan perhatian dan

kasih sayang dari orang tua. Sehingga anak korban perceraian sering

terjerumus ke dalam pergaulan yang sifatnya negatif karena kurangnya

perhatian dan pengawasan dari orang tua. Oleh karena itu orang tua harus

bisa menanggulangi dampak perceraian terhadap sikap anak antara lain

dengan memberikan nasihat dan kasih sayang serta perhatian.

Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir

Perceraian /

Keluarga Bercerai

Keluarga Utuh Keluarga Bercerai

1. Keluarga

2. Sekolah

3. Masyarakat

Sikap Anak

1. Keluarga

2. Sekolah

3. Masyarakat

Solusi

1. Instansi

2. Orang Tua

Page 50: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Kualitas dari suatu penelitian tidak tergantung oleh luas tidaknya

masalah dan besar kecilnya populasi tetapi ditentukan oleh ketajaman di

dalam menganalisa data atau permasalahannya. Sehingga perlu adanya suatu

pembatasan tempat penelitian yang jelas. Dalam penelitian kualitatif

memandang permasalahan yang ada secara menyeluruh dan terkait dengan

yang lainnya. Tempat penelitian merupakan suatu lokasi dimana penelitian

akan dilakukan untuk memperoleh data sesuai dengan permasalahan yang

diajukan.

Tempat yang akan dipakai dalam melaksanakan penelitian ini adalah

di lokasi Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Penulis

memilih lokasi penelitian di tempat tersebut, dengan beberapa pertimbangan

antara lain :

a. Desa Gebang merupakan wilayah yang kasus perceraian paling banyak di

banding dengan wilayah lain di kecamatan Masaran

b. Di Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen diharapkan

dapat mencegah dan memperkecil kasus perceraian di kalangan

masyarakat sehingga dampak yang di timbulkan pada anak dapat

dihindari.

c. Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen merupakan

wilayah dimana peneliti berdomisili, sehingga memudahkan peneliti

mengambil informan sebagai sumber data untuk mendapatkan data-data

yang diperlukan.

35

Page 51: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

36

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan kurang lebih 22 bulan, yang

dimulai pada bulan Maret 2008 sampai dengan bulan Desember 2009.

Berikut ini gambar alokasi waktu kegiatan penelitian yang penulis lakukan:

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Jenis Kegiatan 2008 2009

Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

1. Pengajuan Judul

2. Penyusunan

Proposal

3. Pengajuan Surat

Ijin

4. Pengumpulan

Data

5. Analisis Data

6. Laporan

Penelitian

B. Bentuk Dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini bentuk yang akan digunakan adalah bentuk

penulisan deskriptif kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa kata-

kata, kalimat, pencatatan dokumen maupun arsip yang gemlike arti yang

sangat lebih dari sekedar angka atau frekuensi.

Menurut Lexy J. Moleong (2005: 4) yang mengutip dari pendapat

Bogdan dan Taylor. Penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: “Metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

di amati".

Penelitian ini diperoleh dengan mempertimbangkan kesesuaian obyek

dari studi, sehingga penggunaan metode penelitian secara mendalam agar

sesuai dengan metode tersebut yaitu menggunakan metode deskriptif. Hal itu

sesuai dengan pendapat dari Winarno Surakhmad (2004 : 139) bahwa :

Page 52: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

37

"Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada

masa sekarang. Karena banyak sekali ragam penyelidikan demikian

metode penyelidikan deskriptif. Diantaranya ialah penyelidikan yang

menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasi. Sehingga menurutnya

metode deskriptif adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada,

misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan kegiatan,

pandangan, sikap yang menampak, atau tentang satu proses yang sedang

berlangsung pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang

muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang meruncing,

dan sebagainya".

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang digunakan adalah strategi penelitian tunggal

terpancang. Mengenai model ini HB. Sutopo(2002: 41-42) menjelaskan

sebagai berikut:

"Walaupun dalam penelitian kualitatif ditemui adanya bentuk penelitian

terpancang (embeded resarch) yaitu penelitian kualitatif yang sudah

menentukan fokus penelitian berupa variabel utamanya yang akan dikaji

berdasarkan tujuan dan minat penelitiannya sebelum peneliti ke lapangan

studinya. Dalam proposal peneliti sudah menentukan terlebih dahulu fokus

daripada variabel tertentu. Akan tetapi dalam hal ini peneliti tetap tidak

melepaskan variabel fokusnya (pilihannya) dari sifatnya yang holistik

sehingga bagian-bagian yang diteliti tetap diusahakan pada posisi yang saling

berkaitan dengan bagian-bagian dari konteks secara keseluruhan guna

menemukan makna yang lengkap".

Untuk itu maksud dari strategi tunggal terpancang dalam penelitian

ini, dapat mengandung pengertian sebagai berikut : tunggal yang artinya

hanya ada satu lokasi yaitu di wilayah desa Gebang, kecamatan Masaran,

kabupaten Sragen. Sedangkan terpancang artinya hanya pada tujuan untuk

mengetahui Penyebab perceraian dan dampaknya pada sikap anak dalam

pergaulan.

C. Sumber Data

Menurut HB. Sutopo (2002: 50-54) menyatakan bahwa "Sumber data

dalam penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, atau aktivitas,

tempat atau lokasi, benda, beragam gambar dan rekaman, dokumen atau

arsip".

Page 53: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

38

Pendapat lain tentang sumber data dalam penelitian kualitatif adalah

yang diungkap oleh Lofland yang dikutip oleh Lexy J. Moleong (2005: 157)

menjelaskan bahwa "Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah

kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain".

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menggunakan sumber data

yang berupa informan, tempat, dan peristiwa serta arsip dan dokumen, lebih

lanjut dijelaskan sebagai berikut:

1. Informan

Menurut Suharsimi Arikunto (1993: 114) adalah "Sumber data yang

memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban

tertulis melalui angket". Informan diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan yang akan

diteliti.

Dalam penelitian ini informan yang di wawancarai adalah:

a. Dra. Djumanah Panitera Pengadilan Agama Sragen

b. Drs. Agus Sutoyo Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Masaran

Kabupaten Sragen

c. H.Purwanto Kepala Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen

d. Orang tua yang melakukan perceraian antara lain:

1) Ibu Suratmi S.Pd

2) Ibu Kosmiyati

3) Ibu Sri Widati

4) Ibu Suwanti

5) Ibu Sri Lestari

6) Bapak Sukir Ponco Saputro S.Pd

7) Bapak Sartono

e. Anak Korban Perceraian antara lain:

1) Febriata

2) Endah Erlita W

3) Widodo

Page 54: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

39

4) Deni

5) Galih

6) Amalia

7) Imam

f. Anak Bukan Korban Perceraian (Anak dari Keluarga Utuh) antara lain:

1) Fahri

2) Bagas

3) Hana

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat sebagai obyek penelitian merupakan sumber data yang tidak

dapat ditinggalkan, maka penelitian ini dilakukan di wilayah desa Gebang,

kecamatan Masaran, kabupaten Sragen. Peristiwa yang dimaksud adalah

Studi Kasus Perceraian di Desa Gebang Kecamatan Masaran kabupaten

Sragen Dan Dampaknya Pada Sikap Anak Dalam Pergaulan, maka layak

untuk dikaji dan diteliti.

3. Dokumen

Sumber data yang kedua atau data sekunder dalam penelitian ini

adalah dokumen. Dokumen disini dapat berupa surat dan agenda yang

berkaitan dengan suatu peristiwa tertentu.

Macam-macam dokumen yang digunakan disini meliputi seluruh

dokumen resmi tentang hal-hal yang terkait dengan Kasus Perceraian Di

Desa Gebang Dan Dampaknya Pada Sikap Anak dalam Pergaulan yaitu

berupa :

a. Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Hukum

Perkawinan

b. Data Perkara perceraian yang ada di Pengadilan Agama Kabupaten

Sragen dan di kantor urusan Agama Masaran, Khususnya data perceraian

masyarakat Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen.

Page 55: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

40

D. Teknik Sampling (cuplikan)

Dalam penelitian kualitatif sampel akan ditunjukkan oleh peneliti

dengan mempertimbangkan bahwa sampel itu mengenai dengan masalah

yang diteliti, jujur, dapat dipercaya dan datanya bersifat obyektif.

Penelitian kualitatif ini, teknik cuplikan yang biasa digunakan adalah

teknik cuplikan yang bersifat selektif dengan menggunakan pertimbangan

berdasarkan konsep teoritis yang digunakan dan keingintahuan pribadi

peneliti. Oleh karena itu cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling.

Menurut Goetz & Le Compte dalam HB. Sutopo (2002 :185):

“Purposive Sampling yaitu teknik mendapatkan sampel dengan memilih

individu-individu yang di anggap mengetahui informasi dan masalahnya

secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data”.

Metode ini beberapa objek penelitian dipilih, kemudian dari yang

terpilih tersebut dijadikan sebagai sumber data yang akan membantu dalam

mengungkap permasalahan yang telah dirumuskan. Dengan kata lain metode

pengambilan sampel yang digunakan dengan teknik informan kunci (key

informan) yaitu peneliti mengambil orang-orang kunci untuk dijadikan

sebagai sumber data.

Menurut Lexy J. Moleong (2005 : 224) sampel memiliki fungsi yaitu:

1. Untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam

sumber dan bangunannya (contruction).

2. Menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori

yang akan muncul”.

Jadi dalam metode ini beberapa obyek penelitian dipilih, kemudian

dari yang dipilih tersebut dijadikan sebagai sumber data yang akan membantu

dalam mengungkapkan permasalahan yang lebih dirumuskan. Dengan kata

lain metode pengambilan sampel yang digunakandengan teknik informan

kunci (key informan) yaitu peneliti mengambil orang-orang kunci untuk

dijadikan sebagai sumber data.

Adapun yang menjadi informan kunci (key informan) adalah:

Page 56: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

41

1. Kepala Pengadilan Agama Sragen

2. Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen

3. Kepala Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Wawancara

Wawancara adalah "Percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang

membebankan jawaban atas pertanyaan itu". (Moleong, 2004: 135)

Dalam kegiatan wawancara ini yang utama dalam membuat daftar

pertanyaan agar sesuai dengan permasalahan yang sedang dikaji. Kemudian

didalam pelaksananya mencatat hal-hal yang penting dalam wawancara.

Dalam wawancara ini peneliti mengajukan pertanyaan kepada informan yang

telah dipilihnya dan dianggap mengetahui secara jelas terhadap permasalahan

yang akan diteliti.

Adapun narasumber dari penelitian ini adalah :

1. Orang tua yang melakukan perceraian antara lain:

a. Ibu Suratmi S.Pd

b. Ibu Kosmiyati

c. Ibu Sri Widati

d. Ibu Suwanti

e. Ibu Sri Lestari

f. Bapak Sukir Ponco Saputro S.Pd

g. Bapak Sartono

2. Anak Korban Perceraian antara lain:

a. Febriata

b. Endah Erlita W

c. Widodo

Page 57: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

42

d. Deni

e. Galih

f. Amalia

g. Imam

2. Observasi

Menurut Lexy J. Moleong (2001: 117) mengemukakan bahwa ciri

khas penelitian kualitatif tidak dipisahkan dan pengamatan berperan serta,

namun peran penelitianlah yang menentukan keseluruhan skenarionya.

Pengamatan berperan serta menceritakan kepada peneliti apa yang dilakukan

oleh orang-orang dalam situasi peneliti memperoleh kesempatan mengadakan

pengamatan.

Sedangkan menurut H.B Sutopo (2002: 64) "Observasi digunakan

untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat dan

lokasi serta rekaman gambar".

Memasukkan observasi dalam penelitian ini dikarenakan metode

observasi memiliki tingkat derajat yang tinggi untuk mengetahui keakuratan

suatu informasi yang didapat.

3. Analisis Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai data

yang digunakan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan hal-

hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Teknik dokumentasi dapat

berupa arsip-arsip yang berupa catatan-catatan yang relevan serta benda-

benda fisik lainnya.

Menurut H.B. Sutopo (2002: 54) yang berpendapat bahwa “Dokumen

dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa

atau aktivitas tertentu”.

Analisis dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Undang-Undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, Dokumen yang

berasal dari Pengadilan Agama Sragen mengenai alasan-alasan perceraian

dan dokumen dari Kantor Urusan Agama tentang jumlah perceraian yang

terjadi di Kecamatan Masaran khususnya di Desa Gebang. Tujuan dari analisi

Page 58: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

43

dokumen tersebut yaitu untuk mengetahui alasan atau penyebab perceraian

serta mengetahui secara pasti angka perceraian di desa Gebang Kecamatan

Masaran Kabupaten Sragen.

F. Validitas Data

Suatu penelitian untuk menjamin keabsahan data yang diperoleh,

maka validitas datanya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Trianggulasi

Pengertian trianggulasi menurut Lexy J. Moleong (2005: 330)

berpendapat bahwa “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.

Menurut H. B Sutopo menyebutkan bahwa ada 4 (empat) macam

trianggulasi yaitu:

a. Trianggulasi Data, artinya data yang sama atau sejenis akan lebih

mantap kebenarannya bila di gali dari beberapa sumber data yang

berbeda.

b. Trianggulasi Metode, jenis trianggulasi ini bisa dilakukan oleh seorang

peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan

menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda.

c. Trianggulasi Peneliti, hasil penelitian baik data atau simpulan

mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya

dari beberapa peneliti.

d. Trianggulasi Teori, trianggulasi ini dilakukan peneliti dengan

menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas

permasalahan yang di kaji. (H. B. Sutopo, 2002 : 78-82).

Jenis trianggulasi yang digunakan untuk mencapai validitas data

dalam penelitian ini adalah trianggulasi data. Adapun alasan peneliti memilih

trianggulasi data adalah untuk menutup kemungkinan adanya kekurangan

data dari salah satu sumber sehingga dapat dilengkapi dengan data dari

sumber lain.

2. Informan Review

Informan Review adalah laporan penelitian di review oleh informan

khususnya kegiatan informan untuk mengetahui apakah yang telah diteliti

merupakan sesuatu yang dapat disetujui mereka atau tidak.

Page 59: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

44

3. Member Cek

Member cek adalah laporan hasil penelitian diperiksa oleh kelompok

atau peneliti lain untuk mendapatkan pengertian yang tepat atau

mencantumkan kekurangan untuk lebih dimantapkan.

Pada penelitian ini keabsahan data diperoleh dengan menggunakan

teknik trianggulasi data, dimana data penelitian diambil dari berbagai sumber

yang berbeda yaitu informan, dokumen, tempat, dan peristiwa untuk

menghasilkan data yang sejenis.

Adapun yang menjadi alasan untuk memilih trianggulasi data adalah

untuk memantapkan kebenaran dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti yang di gali dari sumber data yang lain yang berbeda. Jadi selain

meminta keterangan dari respoden atau informan yaitu orang tua yang

bercerai dan anak korban perceraian, peneliti juga menggali informasi dari

instansi terkait yaitu dengan Pengadilan Agama Sragen, Kantor Urusan

Agama Kecamatan Masaran dan Kantor Kelurahan Desa Gebang.

G. Analisis Data

Menurut Lexy J. Moleong (2005: 280) “Analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan tempat dirumuskan hipotesis

kerja seperti yang disarankan oleh data”. Sedangkan menurut H.B. Sutopo

(2002 : 91) berpendapat bahwa “Dalam proses analisis data terdapat 4

komponen utama yang harus dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Empat

komponen utama tersebut adalah : (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3)

sajian data, (4) penarikan kesimpulan/verifikasi”.

1. Pengumpulan Data

Kegiatan ini digunakan untuk memperoleh informasi yang berupa

kalimat-kalimat yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara,

Page 60: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

45

dan dokumen. Data yang diperoleh masih berupa data yang mentah yang

tidak teratur, sehingga diperlukan analisis agar data menjadi teratur.

2. Reduksi Data

Merupakan suatu proses seleksi, pemfokusan penyederhanaan dan

abstraksi dari field note (data mentah). H. B. Sutopo (2002: 92) berpendapat

bahwa : “Reduksi data adalah bagian dari proses analisis, yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan

mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat

dilakukan”.

3. Sajian Data

Merupakan rakitan dari organisasi informasi yang memungkinkan

kesimpulan riset dapat dilakukan. Sajian data dapat berupa matriks, gambar

atau skema, jaringan kerja kegiatan dan tabel. Semuanya dirakit secara teratur

guna mempermudah pemahaman informasi.

4. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan akhir akan diperoleh bukan hanya sampai pada akhir

pengumpulan data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa

pengulangan dengan melihat kembali field note (data mentah) agar

kesimpulan yang diambil lebih kuat dan bisa dipertanggung jawabkan.

Keempat komponen utama tersebut merupakan suatu rangkaian dalam

proses analisis data yang satu dengan yang lain sehingga tidak dapat

dipisahkan, dimana komponen yang satu merupakan langkah menuju

komponen yang lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam penelitian

kualitatif tidak bisa mengambil salah satu komponen.

Page 61: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

46

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam bagan berikut ini :

Gambar 2. Analisis Data Model Interaktif (H.B. Sutopo, 2002 : 96)

H. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahapan, yaitu:

“ (1) Persiapan, (2) Pengumpulan data, (3) Analisis data, dan (4) Penyusunan

laporan penelitian”(H. B. Sutopo, 2002 : 187-190).

Untuk lebih jelasnya, masing-masing akan diuraikan sebagai berikut:

1. Persiapan

a. Mengurus perijinan penelitian

b. Menyusun protokol penelitian, pengembangan pedoman pengumpulan

data dan menyusun jadwal kegiatan penelitian

2. Pengumpulan Data

a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan wawancara

mendalam dan mencatat serta merekam dokumen

b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul

c. Memilah dan mengatur data sesuai kebutuhan.

1

Pengumpulan Data

3

Sajian Data

2

Reduksi Data

4

Verifikasi/pengambilan

Kesimpulan

Page 62: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

47

3. Analisis Data

a. Menentukan teknik analisa data yang tepat sesuai proposal penelitian

b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian di cross

check kan dengan temuan di lapangan

c. Setelah dapat data yang sesuai intensitas kebutuhan maka dilakukan

proses verifikasi dan pengayaan dengan mengkonsultasikan dengan orang

yang dianggap lebih ahli

d. Setelah selesai, baru dibuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

4. Penyusunan Laporan Penelitian

a. Penyusunan laporan awal

b. Review laporan: pertemuan diadakan dengan mengundang kurang lebih 2

orang yang cukup memahami penelitian untuk mendiskusikan laporan

yang telah disusun sementara

c. Perbaikan laporan sesuai dengan rekomendasi hasil diskusi

d. Penyusunan laporan akhir

Page 63: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Tinjauan Geografis

a. Letak dan Batas Wilayah

Desa Gebang merupakan salah satu desa yang berada di wilayah

administrasi kecamatan Masaran kabupaten Sragen. Desa Gebang

merupakan bagian barat dari kabupaten Sragen letaknya kurang lebih 3 km

dari pusat pemerintahan kecamatan dan 17 km dari pusat pemerintahan

kabupaten Sragen.

Adapun batas-batasnya adalah:

1. Sebelah Utara : Desa Duyungan, Desa Purwosuman, Kecamatan

Sidoharjo

2. Sebelah Barat : Desa Masaran, Desa Krikilan

3. Sebelah Selatan : Desa Dawungan, Desa Sepat, Desa Jirapan

4. Sebelah Timur : Desa Sungai Mungkung

b. Luas Daerah

Desa Gebang memiliki luas adalah 424.4045 Ha, tersusun dari tanah

sawah untuk pertanian, tegalan dan pekarangan. Jika dibandingkan luas

tanah sawah lebih lebar daripada luas tanah untuk bangunan. Selengkapnya

keadaan luas tanah desa Gebang berdasarkan penggunaanya adalah sebagai

berikut:

Tabel 2. Luas dan Penggunaan Tanah di Desa Gebang

No Penggunaan Tanah Luas Tanah

1. Tanah sawah 310.0000 Ha

2. Tanah Tegal 13.0000 Ha

3. TanahPekarangan/ bangunan 91.0000 Ha

4. Tanah Lain-lain 10.4045 Ha

Jumlah 424.4045 Ha

Sumber : Data Monografi Desa Gebang

48

Page 64: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

49

2. Tinjauan Demografi

Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah

Negara. Adapun keadaan penduduk Desa Gebang menurut data monografi

pada bulan September 2008 berjumlah 5323 orang, jenis kelamin laki-laki

2631 jiwa dan jenis kelamin perempuan 2692 jiwa.

a. Keadaan Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa dalam Umur dan Kelamin.

No Umur Laki-laki % Perempuan % Jumlah

1. 0 – 4 Tahun 115 4,37 201 7,47 316

2. 5 – 9 Tahun 106 4,03 171 6,35 277

3. 10 – 14 Tahun 221 8,40 196 7,28 417

4. 15 – 19 Tahun 307 11,68 375 13,94 682

5. 20 – 24 Tahun 512 19,47 563 20,92 1075

6. 25 – 29 Tahun 379 14,40 382 14,19 761

7. 30 – 39 Tahun 268 10,18 296 10,98 564

8. 34 – 49 Tahun 293 11,13 271 10,07 564

9. 50 -59 Tahun 272 10,33 139 5,16 411

10. > 60 Tahun 158 6,01 198 3,64 256

Jumlah 2631 100 2692 100 5323

Sumber: Data Monografi Desa Gebang.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah penduduk 5323,

jumlah penduduk laki-laki 2631 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 2692

jiwa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa di desa Gebang jumlah

penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.

b. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencahariaan

Desa Gebang yang wilayahnya didominasi oleh tanah sawah secara

otomatis masyarakat mempunyai pekerjaan sebagai petani. Walaupun sawah

pertanian luas tetapi penduduk desa Gebang mayoritas bekerja sebagai buruh

pabrik tekstil, karena di lingkungan perbatasan desa Gebang dengan desa

Sidoharjo ada 5 pabrik tekstil maka dari itu penduduk yang usia produktif

banyak yang menjadi buruh pabrik. Selain sebagai buruh pabrik masyarakat

bekerja sebagai petani, pedagang, PNS dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 65: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

50

Tabel 4. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian.

No Mata Pencaharian Jumlah %

1. Petani Sendiri 256 Orang 12,51

2. Buruh Tani 471 Orang 20,39

3. Pengusaha 87 Orang 4,25

4. Buruh Industri 370 Orang 18,10

5. Buruh bangunan 117 Orang 5,72

6. Pedagang 211 Orang 10,33

7. Pengangkutan 191 Orang 9,34

8. PNS 198 Orang 9,69

9. Pensiunan 86 Orang 4,20

10. Lain-lain 112 Orang 5,47

Jumlah 2045 Orang 100

Sumber: Data Monografi Desa Gebang.

c. Keadaan Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan

Tabel 5. Jumlah Penduduk menurut Jenjang Pendidikan

No Jenjang Pendidikan Jumlah %

1. Taman kanak-kanak 128 Orang 6,27

2. SD 746 Orang 37,45

3. SLTP 584 Orang 28,63

4. SMA/K 346 Orang 16,96

5. Perguruan Tinggi 218 Orang 10,69

Jumlah 2040 Orang 100

Sumber: Data Monografi Desa Gebang.

Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pendidikan

di desa Gebang masih produktif, hal ini dapat kita lihat bahwa penduduk usia

sekolah juga masih banyak yang menempuh jenjang pendidikan.

d. Keadaan penduduk menurut Agama

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Agama.

No Agama Jumlah %

1. Islam 5257 Orang 98,76

2. Kristen Katholik 41 Orang 0,77

3. Kristen Prostestan 25 Orang 0,47

4. Hindu - Orang -

5. Budha - Orang -

Jumlah 5323 Orang 100

Sumber: Data Monografi Desa Gebang.

Page 66: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

51

Desa Gebang mayoritas penduduknya beragama Islam. Hal ini dapat

dilihat pada tabel di atas bahwa dari 5323 orang, yang beragama Islam

adalah 98,76% nya.

e. Sarana Peribadatan di Desa Gebang

Adapun sarana yang tersedia untuk pelaksanaan ibadah di desa

Gebang seperti terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 7. Jumlah sarana peribadatan di Desa Gebang

No Sarana Jumlah

1. Masjid 10 buah

2. Mushola 3 buah

3. Gereja -

4. Kuil -

Jumlah 13 buah

Sumber: Data Monografi Desa Gebang.

Penduduk desa Gebang mayoritas beragama Islam maka banyak

terdapat masjid. Adapun untuk penduduk yang beragama Kristen sebagai

tempat beribadah di Gereja Masaran.

Page 67: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

52

f. Struktur Oganisasi Pemerintahan Desa Gebang

Sumber: Data Monografi Desa Gebang.

g. Banyaknya Perceraian di KUA Masaran.

Tabel 8. Banyaknya Perceraian di Kantor Urusan Agama Masaran

No Desa Cerai Talak Cerai Gugat Jumlah

1. Masaran 4 6 10

2. Krikilan 0 7 7

3. Pringanom 1 2 3

4. Pilang 1 2 3

5. Kliwonan 1 1 2

6. Sidodadi 1 5 6

7. Karangmalang 1 4 5

8. Jati 4 0 4

9. Krebet 3 6 9

10. Dawungan 1 2 3

11. Gebang 9 4 13

12 Sepat 2 5 7

13 Jirapan 3 9 12

Jumlah 31 53 84

Sumber: KUA Masaran Tahun 2008

Kepala Desa

H. Purwanto

BPD

H. Purwadi S.Pd

Sekretaris Desa

Wahyudi

Kaur

Pemerintahan

Purwomartono

Kaur

Pembangunan

Muslam

Kaur

Kesra

Jumanto

Kaur

Keuangan

Suramin

Kaur Umum

Afit

Kurniawan,Amd

Kadus-Kadus

Kadus Gebang

Sukarmin

Kadus Katukan

Suyoto

Kadus Ngasinan

G. Murtimin

Page 68: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

53

Sedangkan data perceraian yang masuk di kantor kelurahan desa

Gebang adalah:

Tabel 9. Data Perceraian yang Masuk ke kelurahan Gebang

No Bulan Cerai Talak Cerai Gugat Jumlah

1. Januari 2 0 2

2. Februari 1 0 1

3. Maret 0 1 1

4. April 3 0 3

5. Mei 0 0 0

6. Juni 0 0 0

7. Juli 2 1 3

8. Agustus 0 2 2

9. September 0 0 0

10. Oktober 1 0 1

11. November 0 0 0

12 Desember 0 0 0

Jumlah 9 4 13

Sumber : Data Monografi Desa Gebang.

Jadi dari data diatas dapat di lihat bahwa angka perceraian di Kantor

Urusan Agama Masaran adalah 84 kasus, sedangkan data yang ada di kantor

kelurahan Gebang adalah 13 kasus. Jadi angka perceraian di desa Gebang

adalah 15,47%

B. Deskripsi Masalah Penelitian

1. Penyebab Terjadinya Perceraian dalam Perkawinan di desa Gebang

Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen

Setiap pasangan suami istri tentu mendambakan rumah tangga yang

kekal, bahagia dan sejahtera. Kehidupan suami istri, dalam membina rumah

tangga tidak selalu berjalan mulus. Tetapi sering kali menghadapi cobaan dan

masalah. Jika pasangan suami istri tidak mampu menghadapi cobaan tersebut

maka bukan tidak mungkin perkawinan akan berakhir dengan perceraian.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Drs. Agus Sutoyo selaku Ketua

Kantor Urusan Agama Kecamatan Masaran menyatakan bahwa : "Banyaknya

angka perceraian di kecamatan Masaran, khususnya daerah yang anda teliti

yaitu desa Gebang yang mencapai angka 13 kasus tahun 2008, penyebabnya

Page 69: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

54

bermacam-macam, antara lain di sebabkan karena faktor adanya orang ketiga

(PIL/WIL), suami tidak menafkahi karena tidak mau bekerja, tidak ada

keharmonisan dan istri tidak dapat mempunyai keturunan". (Hasil wawancara

tanggal 1 Juli 2009).

Hal itu diperkuat dengan hasil wawancara Kepala Desa Gebang

Bapak H. Purwanto menyatakan bahwa: "Penyebab perceraian di desa

Gebang ini antara lain dikarenakan faktor adanya perselingkuhan (adanya

PIL/WIL), tidak adanya tanggung jawab suami terhadap istri, perkawinan di

usia muda, perjodohan orang tua, dan ada yang disebabkan karena KDRT".

(Hasil wawancara tanggal 5 Juli 2009).

Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua yang

bercerai (pelaku) terdapat bermacam-macam penyebab sehingga mereka

mengambil keputusan bercerai dari suami atau istri. Menurut pernyataan Ibu

Suratmi S.Pd bahwa penyebab perceraiannya adalah: "Karena suami saya

jarang pulang kerumah dan jarang memberikan nafkah kepada saya dan anak-

anak sehingga kami sering bertengkar, setelah saya selidiki ternyata suami

saya punya WIL". (Hasil wawancara tanggal 8 Juli 2009) .Hal ini di perkuat

pernyataan Ibu Sri Widati bahwa penyebab perceraian dalam keluarganya

yaitu : "Di karenakan selama 7 tahun berkeluarga saya tidak dapat memberi

keturunan, setelah periksa kedokter ternyata di dalam rahim saya ada kelainan

sehingga sulit mendapat keturunan, atas dasar itulah suami saya menceraikan

saya dan dia sekarang sudah menikah lagi". (Hasil wawancara tanggal 8 Juli

2009).

Menurut pernyataan Bapak Sukir Ponco Saputro S.pd bahwa:

"Penyebab perceraian di karenakan tidak diperlakukan sebagaimana seorang

suami, hal itu dikarenakan gaji saya yang lebih sedikit daripada gaji istri

sehingga di rumah tidak terlalu diperhatikan salah sedikit saja menyebabkan

pertengkaran yang berlarut-larut, sehingga dirumah istrilah yang berkuasa

jadi saya sudah tidak kuat hidup bersama istri".(Hasil wawancara tanggal 10

Juli 2009).

Page 70: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

55

Pernyataan lain di ungkapkan oleh Bapak Sartono bahwa: "Penyebab

perceraian dalam rumah tangganya dikarenakan sudah tidak kuat lagi dengan

pertengkaran yang terus menerus, saya kasihan kepada anak-anak yang tiap

saat harus mendengar dan melihat orang tuanya bertengkar".(Hasil

wawancara tanggal 11 Juli 2009).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Dra. Djumanah selaku panitera

Pengadilan Agama Kabupaten Sragen, dapat diketahui bahwa banyaknya

angka perceraian di wilayah Kabupaten Sragen di sebabkan oleh beberapa

faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Faktor krisis akhlak

b. Faktor cemburu

c. Faktor ekomoni

d. Faktor tidak ada tanggung jawab

e. Faktor pihak ketiga

f. Faktor tidak ada keharmonisan

Berikut penjelasan mengenai faktor penyebab perceraian di Pengadilan

Agama Sragen:

a. Faktor krisis akhlak

Sebab tipis atau kurangnya iman, dapat menyebabkan suami istri

melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Seperti

minum-minuman keras sehingga menjadi seorang pemabuk, berzina dan

memakai obat-obatan terlarang, serta menjadi seorang pencuri. Jika suami

atau istri mempunyai kebiasaan mabuk, berzina, berjudi dan mencuri

hingga sulit dihilangkan dan tidak dapat diperbaiki lagi akhlaknya, akan

membuat pasangan hidupnya merasa bingung, kesal dan menangung rasa

malu terhadap orang lain. Apabila suami istri sudah tidak tahan lagi

terhadap kelakuan pasangan hidupnya maka dia akan memilih mengakhiri

perkawinanya (bercerai) daripada hidup menderita

b. Faktor cemburu

Dalam kehidupan rumah tangga kadangkala timbul suatu masalah

cemburu mencemburui. Seorang suami cemburu kepada istrinya kalau-

Page 71: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

56

kalau ia akan berbuat serong, demikian juga seorang istri cemburu kepada

suaminya kalau-kalau, ia berbuat serong. Pasangan suami istri yang

mempunyai sifat cemburu, akan semakin kuat ikatan perkawinanya jika

cemburunya itu timbul karena rasa cinta suami istri. Agama Islam

membolehkan cemburu dengan tujuan agar suami istri dapat hidup

dengan bahagia, tenang, serta dijauhkan dari perbuatan kotor dan mesum,

Karena cemburu adalah sebagian dari iman. Namun jika kecemburuannya

itu tanpa ada data-data sebagai bukti apa yang dicemburukan (cemburu

buta), maka akan terjerumus kepada musibah atau bahaya, dalam arti

dapat menggoncang keharmonisan rumah tangganya, dan bukan tidak

mungkin akan menyebabkan perceraian, apabila pasangan hidupnya tidak

memiliki kesabaran atau habis batas kesabarannya.

c. Faktor ekonomi

Masalah ekonomi merupakan suatu problem dalam rumah tangga.

Sudah pasti dalam kehidupan rumah tangga banyak kebutuhan-kebutuhan

yang harus dipenuhi. Segala kebutuhan rumah tangga yang beraneka

ragam, bisa terpenuhi jika keadaan ekonominya lancar atau memadai.

Suami wajib mencari nafkah untuk mecukupi ekonomi keluarganya,

sedangkan istri bertugas mengatur ekomoni keluarganya dengan uang

yang di dapat suaminya.

Masalah ekonomi dapat menjadi penyebab perceraian, jika suami,

tidak bekerja atau tidak berusaha mencari nafkah, sehinggga ekonomi

rumah tangganya menjadi kurang atau tidak terpenuhi dan istri tidak bisa

menerima keadaan seperti ini, hingga melakukan gugatan cerai. Selain itu

juga bisa disebabkan karena istri tidak bisa membelanjakan uang dengan

baik bersifat boros serta merasa kurang, hingga ekonomi rumah

tangganya menjadi kacau. Keadaan ini dapat membuat suami mengambil

langkah untuk menceraikan istrinya. Selama masih ada pihak yang

merasa kurang, tidak mungkin masalah ekonomi tidak teratasi. Oleh

karena itu dalam perkawinan, konsep syukur sangat penting untuk

dikembangkan dan dilaksanakan. Kalau suami istri mampu memahami

Page 72: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

57

konsep syukur kemungkinan kekurangan ekonomi akan dapat teratasi.

d. Faktor tidak ada tanggung jawab

Dalam kehidupan rumah tangga, masing-masing pihak baik suami

maupun istri, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang harus

dilaksanakan. Menurut Islam kewajiban suami dalam suatu perkawinan

adalah memelihara istri dan menyediakan kebutuhan hidup yang layak

bagi istri dan anaknya. Sebaliknya seorang istri juga mempunyai

kewajiban untuk menjaga atau mengatur rumah tangga dan taat pada

suami.

Suami istri harus mematuhi segala sesuatu yang diatur dan

diucapkan pada saat Ijab Qobul. Sehingga apapun yang menimpa

keluarganya merupakan masalah yang harus ditanggung dan diselesaikan

bersama dalam sebuah keluarga. Semua masalah yang timbul, sudah

menjadi konsekuensi suami istri untuk bertanggung jawab. Namun jika

istri itu kurang atau tidak mempunyai rasa tanggung jawab dalam

melaksanakan kewajibannya, maka dapat menyebabkan pasangannya

untuk menuntut perceraian, karena dia merasa hak-haknya sudah tidak

dipenuhi lagi. Sikap tidak tanggung jawab misalnya suami istri

meninggalkan rumah tanpa ijin pasangan hidupnya dengan alasan yang

tidak jelas, sehingga melalaikan tugasnya sebagai suami istri.

e. Faktor pihak ketiga

Keutuhan dan keharmonisan rumah tangga dapat terganggu

dengan hadirnya atau campur tangan orang lain (pihak ketiga) yaitu Pria

idaman lain (PIL),wanita idaman lain (WIL) dalam arti berselingkuh, dan

orang tua. Hubungan suami istri dapat terjalin erat jika dilandasi dengan

rasa saling percaya dari masing-masing pihak. Namun jika salah satu

pihak menghinati pasangannya, berselingkuh maka hal itu akan menyakiti

perasaan pasanganya dan dapat menimbulkan perselisihan dan

percekcokan dalam rumah tangganya dan jika tidak segera diatasi maka

akan memicu terjadinya perceraiaan.

Page 73: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

58

Penyebab keretakan rumah tangga juga dapat disebabkan adanya

campur tangan orang tua. Banyak suami istri setelah berumah tangga

masih berkumpul dengan orang tuanya. Seringkali orang tua mengatur

kehidupan rumah tangga anaknya. Adanya campur tangan orang tua ini,

dapat menyinggung perasaan suami atau istri, karena merasa kurang

dihargai dan merasa hak mengatur rumah tangganya hilang. Keadaan

yang demikian ini jika tidak segera diatasi dapat meggangu ketentraman

rumah tangganya dan menyebabkan terjadinya perselisihan dan

percekcokan yang bisa megakibatkan perceraiaan.

f. Faktor tidak ada keharmonisan

Sebuah keluarga yang bahagia lahir dan batin akan terwujud

apabila dalam keluarga itu terdapat suatu keharmonisan. Keharmonisan

keluarga akan tetap terjaga jika masing-masing pihak baik suami maupun

istri saling mencintai, saling mengerti dan mau menerima apa adanya

termasuk kekurangan pasangannya. Tanpa keharmonisan suatu

perkawinan tidak akan kekal, dan akan kandas di tengah jalan atau

berakhir dengan perceraian.

Keluarga yang tidak harmonis ini dapat disebabkan oleh beberpa

hal, misalnya atara suami istri sering terjadi salah paham, beda pendapat

atau prinsip hingga timbul perselisihan dan percekcokkan yang tak jarang

berakhir dengan perceraian. Selain itu bisa disebabkan masalah seks yang

kurang terpenuhi atau kurang terpuaskan oleh pasangannya. Dalam

perkawinan masalah seks merupakan hal yang paling besar mendominasi

perkawinan, karena manusia sejak lahir telah di berikan nafsu seks oleh

Tuhan. Jika seks ini kurang terpuaskan oleh pasangan hidupnya, maka

suami atau istri akan mencari kepuasan seksnya dengan berbagai cara

misalnya berselingkuh, melakukan poligami, dan bisa juga akan menuntut

perceraian. Di samping itu sebuah keluarga tidak lengkap kebahagiaannya

tanpa kehadiran seorang anak sebagai keturunannya, karena salah satu

tujuan perkawinan adalah untuk mendapatkan keturunan. Ketidakhadiran

anak disebabkan kemandulan salah satu pihak dapat menjadi sebab untuk

Page 74: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

59

menuntut perceraian. Sebenarnya keluarga yang tanpa kehadirananak

dapat dijaga kelangsungannya jika masing-masing pihak mau menerima

kekurangan pasanganya dan saling mencintai sehingga perceraian dapat

terhindarkan dengan jalam mengadopsi anak.

Prosentase atau jumlah faktor-faktor penyebab perceraian di

wilayah Pengadilan Agama Sragen dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel. 10. Prosentase Jumlah Faktor-faktor Penyebab Perceraian di

Wilayah Kabupaten Sragen

No Faktor Penyebab Perceraian Jumlah Prosentase

1 Krisis Akhlak 2 0,2%

2 Cemburu 3 0.3%

3 Ekonomi 239 23,8%

4 Tidak ada tanggung jawab 274 27,3%

5 Pihak Ketiga 3 0,3%

6 Tidak ada keharmonisan 484 48,1%

Jumlah 1005 100%

Sumber : Kantor Pengadilan Agama Kabupaten Sragen

Dari daftar tabel diatasdapat diketahui faktor penyebab perceraian

di Pengadilan Agama Sragen yang paling banyak adalah faktor tidak ada

keharmonisan, yaitu sebanyak 484 kasus, faktor penyebab perceraian

yang kedua adalah tidak ada tanggung jawab, sebanyak 274 kasus, dan

faktor ekonomi sebanyak 239 kasus. Sedangkan faktor cemburu dan

pihak ketiga masing-masing 3 kasus, dan penyebab perceraian yang

paling sedikit adalah faktor krisis akhlak yaitu 2 kasus.

Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang

menjadi penyebab perceraian dalam keluarga antara lain disebabkan

karena adanya orang ketiga dalam keluarga (PIL/WIL), adanya

pertengkaran yang terus-menerus tidak ada keharmonsan, tidak dapat

memberi keturunan, adanya KDRT dan krisis akhlak, dan faktor ekonomi

(penghasilan). Hal tersebut diatas sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Zubaidah Muchtar (1987: 8) bahwa:

Page 75: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

60

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gejolak dalam

kehidupan suami istri banyak sekali tetapi kiranya disederhanakan

menjadi 5 kelompok yaitu:

1. Faktor kerusakan akhlak

2. Faktor ekonomi

3. Faktor biologis

4. Fakyor pihak ketiga

5. faktor perbedaan paham.

Jadi berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan maka dapat

dilihat bahwa faktor penyebab perceraian dalan suatu perkawinan adalah

adanya faktor kerusakan akhlak, yang dalam masyarakat desa Gebang ada

suami yang menjadi pemabuk dan suka berjudi yang berakibat pada

kehidupan rumah tangganya, suami melakukan tindakan penganiayaan

(KDRT) dalam rumah tangganya. Faktor cemburu dalam rumah tangga

juga menyebabkan perceraian, kecemburuan yang dialami pasangan

suami istri yang berlebihan dan tanpa adanya bukti-bukti yang nyata

maka akan memicu percerain dalam keluarga.

Faktor ekonomi dan tidak ada tanggung jawab merupakan faktor

yang dapat paling banyak memicu terjadinya perceraian dalam sebuah

perkawinan, hal ini dikarenakan apabila suami tidak memberi nafkah pada

istri dan anak-anaknya tentu saja kehidupan rumah tangganya akan

kurang sehingga semua kebutuhan tidak terpenuhi. Karena suami hanya

bermalas-malasan tidak bekerja dan tidak memberi nafkah yang layak,

tetapi ada juga yang disebabkan karena istri yang tidak bisa mengelola

uang hasil kerja suaminya dengan baik dan bersifat boros. Sehingga

terjadi besar pasak daripada tiang,pendapatan dan pengeluaran tidak

sesuai sehinggga memicu pertengkaran yang berujung pada perceraian.

Faktor pihak ketiga dan tidak ada keharmoisan merupakan faktor

penyebab perceraian karena adanya pihak ketiga (PIL/WIL) dapat

menjadikan hubungan dalam sebuah rumah tangga menjadi tidak

harmonis karena terjadi penghianatan dan perselingkuhan sehingga

menimbulkan perselisihan, cinta dan kasih sayang terbagi dan kadang

juga menyebabkan komuniasi antara suami istri terganggu. Selain

berselingkuh adanya campur tangan dari orang tua juga memicu

Page 76: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

61

terjadinya perceraian karena salah satu suami atau istri kehilangan peran

dan digantikan oleh orang tua yang mengatur rumah tangga.

Pernyataan tersebut dipertegas dengan Undang-Undang No 1

Tahun 1974 pasal 39 ayat (2) yang menegaskan bahwa : "Untuk

melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami istri

itu tidak akan dapat hidup rukun lagi sebagai suami istri". Sehingga dalam

melakukan perceraian harus ada alasan-alasan yang jelas agar angka

perceraian tersebut dapat ditekan, karena dalam agama Islam hal yang

dibenci Allah adalah talak atau perceraian.

2. Sikap Anak Terhadap Perceraiaan Orang Tua.

Adanya suatu permasalahan dalam rumah tangga yang berupa

putusnya komunikasi antara suami istri mengakibatkan hubungan antar suami

istri merenggang. Rasa kasih sayang pun mulai meregang sehingga tidak

mampu menopang keutuhan kehidupan keluarga sehingga terjadi suatu

perceraian.

Setiap orang (keluarga) pasti tidak ada yang menginginkan terjadi

perceraian dalam suatu perkawinan. Tetapi apabila dalam suatu perkawinan

ada masalah yang tidak dapat diselesaikan maka perceraian merupakan jalan

yang diambil oleh suami istri. Perceraian akan membawa dampak bagi orang-

orang yang ada di lingkungannya. Dampak perceraian berpengaruh pada

suami-istri dan anak-anak yang merupakan buah hati dari perkawianan.

Sikap anak terhadap adanya perceraiaan orang tua bermacam-macam.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Febriata ( yayan) mengenai sikap anak

terhadap perceraian orang tua, menyatakan bahwa: "Saya tidak setuju dengan

perceraian orang tua saya karena kami (saya dan kakak) masih membutuhkan

mereka baik dalam sekolah dan kehidupan sehari-hari, karena saya merasa

sedih dan sangat kecewa dan merasa kasih sayang sangat kurang". (Hasil

wawancara tanggal 15 Juli 2009). Selain itu pernyataan juga di ungkapkan

oleh Amalia bahwa: "Saya tidak setuju dengan perceraian orang tua karena

saya sangat sedih dan trauma dengan perceraian ini, dan hal yang membuat

saya sangat kaget, saya dulu harus memilih ikut siapa (ayah atau ibu) padahal

saya sayang kedua-duanya". (Hasil wawancara tanggal 15 Juli 2009).

Page 77: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

62

Pernyataan mengenai sikap anak terhadap perceraian orang tua

tersebut juga diperkuat dengan pendapat Widodo yang menyatakan bahwa:

"Saya sebenarnya sangat-sangat tidak mau orang tua saya bercerai karena

saya bingung harus ikut ayah atau ibu, dan harus berpisah dengan adik saya,

perceraian orang tua saya menjadikan saya malas dan sakit hati karena setelah

perceraian itu saya ikut bapak dan bapak saya tidak perhatian dengan

saya".(Hasil wawancara tanggal 17 Jui 2009).

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa anak tidak pernah

setuju dan sangat menolak perceraian orang tua. Anak sangat tidak setuju,

merasa sedih, kecewa, trauma, malas bahkan binggung karena meraka harus

memilih ikut ayah atau ibunya. Perceraian akan menyebabkan anak kurang

perhatian dan kasih sayang karena keluarga mereka tidak utuh lagi.

Berikut ini merupakan pernyataan sikap anak terhadap perceraian

orang tuanya berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan terhadap anak

korban perceraian di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen,

dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 11. Sikap Anak Terhadap Perceraian Orang Tua

No Nama Umur Sikap Anak Terhadap

perceraian

Waktu

wawancara

1 Febriata (Yayan) 20 Th Sangat tidak setuju,

tidak happy

15 Juli 2009

2 Endah Erlita W 19 Th Sangat tidak setuju,

walaupun dengan alas

an apapun, tidak

happy

15 Juli 2009

3 Widodo 19 Th Sangat tidak setuju,

sangat tidak happy

17 Juli 2009

4 Deni 13 Th Tidak setuju dan

tidak ingin, tidak

happy

15 Juli 2009

5 Galih 17 Th Sangat-sangat tidak

setuju dan tidak mau,

sangat tidak happy

15 Juli 2009

6 Amalia 14 Th Tidak setuju, tidak

happy

15 Juli 2009

7 Imam 9 Th Sangat tidak setuju,

tidak happy

17 Juli 2009

Page 78: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

63

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan selain sikap setuju dan tidak

setuju anak terhadap perceraian orang tuanya. Anak juga menunjukkan perasaan

sebagai berikut:

Tabel 12. Perasaan Anak Terhadap Perceraian Orang Tua

No Nama Perasaan Anak Terhadap Perceraian Orang Tua

1 Febriata Sedih dan sangat kecewa

2 Endah Erlita W Sedih, malu dan malas

3 Widodo Binggung harus ikut Ayah atau Ibu, malas dan

sakit hati

4 Deni Sedih karena setelah perceraian tidak bisa

ketemu dengan Ayah

5 Galih Malas di rumah karena suasana rumah kacau

6 Amalia Sedih dan kecewa karena setelah perceraian

orang tuanya menikah lagi

7 Imam Sedih dan kecewa karena berpisah dengan Ayah

(Hasil wawancara lihat lampiran 3).

Dari hasil penelitian yang disajikan dalam tabel diatas ada 7 anak korban

perceraian yang menjadi responden. Anak yang merasa sedih karena berpisah

dengan salah satu orang tua ada 5 anak. Anak yang merasa malu karena orang

tuanya bercerai ada 1 anak. Anak yang merasa binggung ikut Ayah atau Ibunya

ada 1 anak. Anak yang merasa kecewa ada 3 anak. Anak yang merasa malas

setelah perceraian orang tua ada 2 anak

Hal tersebut diatas sesuai dengan pernyataan A.H. Markum (1999) dalam

skipsi Juliarti, Tiwik (2002: 19) menyatakan bahwa:

"Anak-anak yang orang tuanya bercerai pada umumnya merasa:

a. Sedih, karena harus berpisah dengan salah satu orang tua.

b. Kesepian

c. Malu atas tingkah laku orang tuanya.

d. Bersalah, atas kenakalan yang pernah dilakukan nya, yang dalam

khayal mereka mungkin dianggap penyebab perceraian orang

tuanya.

e. Takut dan Malu bahwa mereka sekarang berbeda dengan kawan-

kawannya".

Jadi berdasarkan teori diatas memang benar setelah perceraian orang tua

anak merasa sedih, malu dan binggung akan ikut Ayah atau Ibunya. Tapi

disamping alasan berdasarkan teori diatas ada juga anak yang merasa kecewa dan

malas setelah orang tuanya bercerai. Selain itu berdasarkan tabel diatas,

Page 79: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

64

responden anak yang menjadi korban perceraian orang tua dan belum mencapai

umur 21 tahun yang akan memasuki usia remaja. Dimana mereka telah

merasakan realita atau kenyataan yang sebenarnya dengan adanya perceraian

orang tuanya dalam sebuah keluarga. Sehingga sikap yang ditujukan terhadap

perceraian orang tua dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya. Semua anak

yang menjadi korban perceraian orang tua tidak menyetujui bahkan sangat tidak

setuju dengan adanya perceraian itu. Karena dengan perceraian orang tua mereka

merasa sedih, bingung karena harus memilih ikut ayah atau ibunya dan bahkan

harus berpisah dengan saudaranya karena ada yang ikut ayah atau ibunya. Minder

dan malu karena mereka merasa berbeda dengan teman-temanya yang lain,

merasa kesepian karena di rumah tidak ada salah satu orang tua dan bahkan

mereka menyesal apabila perceraian orang tua itu disebabkan karena kenakalan

mereka.

3. Perbedaan Sikap Anak dalam Pergaulan antara Keluarga Utuh dengan

Keluarga yang Bercerai.

Keluarga merupakan bentuk interaksi sosial yang merupakan

hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga.

Keluarga merupakan kelompok sosial paling kecil, merupakan tempat anak

mengadakan interaksi sosial yang pertama. Ayah, Ibu, saudara-saudara

merupakan orang pertama yang mengajarkan kepada anak-anak cara dan

sikap hidup dengan orang lain. Keluarga yang dilandasi rasa kasih sayang,

pengertian, saling menghormati, tolong menolong maka akan memberikan

kemudahan bagi anak untuk bergaul di lingkungan yang lebih luas. Tetapi

keluarga yang bercerai akan membawa dampak pada sikap anak dalam

pergaulannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala KUA Masaran Bapak

Agus Sutoyo menyatakan bahwa: "Perceraian orang tua akan mempengaruhi

sikap anak dalam pergaulannya, baik di dalam keluarga, sekolah dan

masyarakat, dikarenakan setelah perceraian itu terjadi sikap yang di tunjukaan

anak pasti sedih, kecewa, marah sehingga dengan keadaan orang tuanya itu

Page 80: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

65

anak-anak di rumah mejadi pendiam, murung, tidak berani mengeluarkan

pendapat karena merasa trauma. Sedangkan sikap yang di tunjukkan anak di

sekolah yang paling mencolok umumnya nilai mereka anjlok karena

kurangnya kasih sayang dan rasa malas dengan perceraian orang tuanya

sehingga dia merasa berbeda dengan teman-temanya. Dan sikap yang

ditunjukkan anak dalam pergaulan di masyarakat umumnya di awal-awal

perceraian orang tuanya dia tidak bergaul dengan teman-temannya karena

malu dan ada pula anak yang menuangkan semua kekesalannya dengan

bergadang dan mabuk-mabukkan karena dia kurang mendapat kasih sayang

secara utuh".(Hasil wawncara tanggal 1 Juli 2009).

Pernyataan yang sama di ungkapkan oleh Kepala Desa Gebang Bapak

H. Purwanto bahwa: "Apabila orang tua bercerai maka akan berdampak pada

sikap anak terutama dalam pergaulannya, umumnya anak korban perceraian

itu pertama merasa malu dengan teman-temannya di sekolah karena ayah dan

ibunya tidak tinggal bersama, nilai ulangan dan raport turun secara otomatis

dia merasa takut dengan keluarganya, dalam keluarga dia di rumah suka

melamun, bengong, murung. Dan dalam lingkungan pergaulan di masyarakat

umumnya kalau anak laki-laki banyak yang melampiaskannya pada hal-hal

yang negatif seperti mabuk-mabukkan, berkelahi, dan jarang pulang kerumah,

tetapi bagi anak perempuan umumya dalam pergaulan menjadi lebih

tertutup".(hasil wawancara tanggal 5 Juli 2009).

Menurut pernyataan orang tua yang bercerai itu sendiri

mengemukakan bahwa pada dasarnya mereka mengetahui dampak dari

perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan nantinya setelah orang

tuanya bercerai.

Berdasarkan hasi wawancara dengan Ibu Kosmiyati mengemukakan

bahwa: "Saya tahu dampak yang akan terjadi dengan anak saya akibat dari

perceraian ini, dan sangat akan mempengaruhi sikap anak saya dalam

pergaulannya dan itu benar terjadi, dirumah dia selalu diam tidak pernah

bergurau bahkan jarang berbicara nilai anak saya turun setelah saya tanya dia

malu tidak percaya diri karena di sekolah merasa minder apalagi jika teman-

Page 81: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

66

temannya membicarakan tentang orang tuannya yang hidupnya harmonis,

kalau malam selalu main dengan anak-anak yang tidak sekolah bahkan

kadang tidak pulang. Karena perceraian saya dan suami hidup anak saya jadi

berantakan terjerumus pada pergaulan yang salah". (Hasil wawancara tanggal

21 Juli 2009). Hal itu di perkuat lagi dengan pernyataan Ibu Suratmi S.Pd

bahwa: "Memang benar perceraian orang tua berdampak sekali pada sikap

anak dalam pergaulan itu terjadi pada Yayan anak saya setelah perceraian dia

selalu marah-marah jarang dirumah kadang dia tidak masuk sekolah, sampai-

sampai dia kelas dua kemarin tidak naik kelas, hal itu membuat saya malu

sekali karena saya juga seorang pendidik. Saya tidak menyalahkan anak saya

dia begitu karena dulunya tidak setuju dengan perceraian ini saya was-was

jika dia terjerumus pada pergaulan yang sesat".(Hasil wawancara tanggal 8

Juli 2009).

Tidak hanya orang tua pelaku perceraian saja yang memberi

pernyataan bahwa perceraian itu berpengaruh pada sikap anak dalam

pergaulan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan anak korban

perceraian mereka mengemukakan bahwa perceraian orang tua itu sangat

berdampak pada sikapnya dalam pergaulan. Hal ini di kemukakan oleh Galih

bahwa: "Setelah perceraian itu saya malas di rumah karena suasana rumah

sudah kacau saya tidak betah tinggal di rumah, saya juga malas sekolah

setelah kelas dua saya tidak lagi sekolah saya ngamen di terminal Tirtonadi

Solo hasil ngamen saya buat foya-foya karena ibu saya juga tidak di rumah

kerja di Jakarta saya di titipkan di rumah kakek disini".(Hasil wawancara

tanggal 15 Juli 2009). Hal ini diperkuat denagn pernyatan Febriata (Yayan)

bahwa: " Setelah perceraian ibu dan bapak, saya jadi malas sekolah dan

sempat tidak naik kelas hal itu membuat ibu saya malu karena orang tua saya

berprofesi sebagai pendidik. Dalam pergaulan saya sangat jarang pulang

kerumah kalau malam ada orang punya kerja ya ikut minum-minum supaya

bisa melupakan kemelut dalam keluarga saya".(Hasil wawancara tanggal 15

Juli 2009).

Page 82: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

67

Hal itu juga dikemukakan oleh anak yang tidak menjadi korban

perceraian yang berpendapat bahwa jika orang tua bercerai maka akan

berpengaruh pada sikap anak dalam pergaulannya. Hal itu kemukakan oleh

Hana bahwa: "Anak yang menjadi korban perceraian sikapnya dalam

pergaulan jadi berubah karena salah satu teman saya ayah dan ibunya berceria

dan dia menjadi anak yang pendiam di sekolah padahal dulunya dia periang,

dan nilai-nilainya pun banyak yang jelek, kalau istirahat suka di kelas". (Hasil

wawancara tanggal 17 Juli 2009). Sedangkan hal yang hampir sama di

ungkapkan oleh Bagas bahwa: " Perceraian membawa dampak dalam

pergaulan anak, contohnya mas yayan itu, dulu dia pandai dalam hal sekolah,

di rumah dia juga sering main sama teman-teman sebayanya tapi setelah

orang tuanya bercerai dia jadi tidak naik kelas dan mainnya sama anak-anak

yang nakal, dan sekarang tidak punya sopan santun sama orang tua, jadi anak

nakal saya ikut sedih karena dia sepupu saya".(Hasil wawancara tanggal 17

Juli 2009).

Dari hasil penelitian mengenai perbedaan sikap anak dalam pergaulan

antara anak dari keluarga utuh dan bercerai dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 13. Sikap Anak dalam Pergaulan dari Keluarga yang Bercerai

No Nama Sikap anak dalam pergaulan setelah orang

tuanya bercerai

1 Febriata Malas sekolah, pernah tidak naik kelas, jarang

pulang, terjerumus dalam alkhoholisme.

2 Endah Erlita W Malu dengan teman-teman pada saat

pengambilan raport di sekolah, dirumah kurang

diperhatian

3 Widodo Kurang diperhatikan seperti dulu waktu belum

bercerai

4 Deni Tidak mendapat kasih sayang dari bapak

5 Galih Malas sekolah, sekarang mengamen di

Terminal Tirtonadi karena tidak ada yang

memberi uang, hidup dirumah kakeknya

sedangkan Ibunya bekerja di Jakarta

6 Amalia Merasa kurang diperhatikan walaupun sudah

punya ayah baru.

7 Imam Merasa berbeda dengan teman-temanya karena

mereka selalu di belikan apa- apa oleh Ayahnya

(Hasil wawancara lihat lampiran 3).

Page 83: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

68

Dari pernyataan diatas dapat di simpulkan bahwa perceraian orang tua

membawa dampak yang sangat serius bagi sikap anak dalam pergaulan.

Lingkungan keluarga mereka kurang kasih sayang dan perhatian dari orang

tuanya. Dalam lingkungan sekolah banyak yang malas sekolah, tidak naik

kelas, dan putus sekolah. Dalam lingkungan masyarakat anak cenderung

melampiaskan semua masalah dengan jalan pintas yaitu bergaul dengan anak

yang nakal, suka bergadang bersama teman-teman, jarang pulang bahkan ada

yang sampai terjerumus dalam alkhoholisme yang berdampak buruk bagi

kesehatan dan bertingkah laku buruk dalam masyarakat.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Gottman, John (1999) yang

di kutip dalam skipsi Julianti Triwik, (2002 : 19) “Penelitian itu

membuktikan bahwa perceraian dan konflik perkawinan dapat

menempatkan anak-anak pada suatu lintasan yang menjurus pada

masalah-masalah besar dikemudian hari. Kesulitan dapat dimulai pada

masa awal kanak-kanak dengan ketrampilan-ketrampilan pergaulan

yang buruk dan tingkah laku yang nakal, yang menjurus pada

penolakan oleh rekan sebaya. Orangtua, karena terganggu oleh

masalah-masalah mereka sendiri, kurang waktu serta perhatiannya

bagi anak-anak mereka. Jadi, anak-anak itu larut, tanpa terawasi

menuju ke sebuah kelompok rekan pergaulan yang lebih bandel”.

Sikap yang ditunjukkan anak dari keluarga utuh sangat berbeda

dengan sikap anak dari keluarga yang bercerai. Sikap anak dalam pergaulan

dari keluarga utuh dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 14. Sikap Anak dalam Pergaulan dari Keluarga Utuh

No Nama Sikap Anak dalam Pergaulan dari keluarga

Utuh

1 Fahri Merasa senang, mendapatkan perhatian

disekolah, di rumah.

2 Bagas Merasa senang dan nyaman,keluarga tempat

bercerita tentang banyak hal

3 Hana Bahagia,dengan keluarga yang harmonis

mendapatkan perhatian dan pengawasan.

Page 84: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

69

Berdasarkan hasil penelitian diatas anak yang memiliki keluarga utuh

mereka mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta pengawasan dari orang

tua secara berlebih. Anak dari keluarga utuh menganggap orang tua mereka

sebagai teman. Jadi mereka bisa bercerita dan mengungkapkan segala

permasalahan dengan orang tua dalam suatu keluarga. Hal itu di karenakan

keluarga yang dilandasi kasih sayang, pengertian saling menghormati, tolong

menolong maka akan memberikan kemudahan bagi anak untuk bergaul

dengan lingkungan yang lebih luas.

Hal ini sesuai dengan pernyataan yang di ungkapkan oleh

AjiBaroto (http://bbawor.blogspot.com/2009/03/pengaruh-broken-

home.html tanggal 16 Agustus 2009) Keluarga yang dilandasi kasih

sayang, pengertian, saling menghormati, tolong menolong maka akan

memberikan kemudahan bagi anak untuk bergaul di lingkungan yang

lebih luas. Hubungan dalam keluarga yang baik akan berpengaruh

positif, karena hal ini sangat penting dalam pembentukan sikap

perilaku dan kepribadiaan anak dalam pergaulan di keluarga, sekolah

dan masyarakat. Interaksi dalam keluarga dikatakan berkualitas

apabila memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan

diri,anak diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat, dan

komunikasi antara anak dan orangtua bersifat timbal balik".

Hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa memang terdapat

perbedaan sikap anak dalam pergaulan antara keluarga utuh dengan yang

bercerai baik di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal ini

berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan bahwa perbedaan sikap anak

dalam pergaulan antara keluarga yang utuh dan yang bercerai terdapat

perbedaan.

Sikap anak dalam pergaulan dari keluarga yang utuh umumnya

mereka lebih terjaga karena mereka mendapat perhatian dan kasih sayang

yang lengkap dari ayah ibunya dan setiap tindakan baik dalam pergaulan di

keluarga, sekolah dan masyarakat mendapat pengawasan dan mereka dapat

bercerita apapun kepada orang tua karena dalam keluarga utuh komunikasi

selalu terjaga dengan baik.

Sedangkan sikap anak dalam pergaulan dari keluarga yang

bercerai mereka umumnya hidup tidak teratur karena kurangnya perhatian

Page 85: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

70

dan kasih sayang dari orang tuanya. Mereka melampiaskan segala bentuk

kekecewaan dan rasa trauma dalam pergaulan yang tidak baik, kehidupan

mereka tidak ada yang mengawasi karena mereka orang tua yang menjadi

single parents tersebut sibuk bekerja untuk kebutuhan. Pergaulan disekolah

dapat dilihat secara nyata dari prestasi dan hasil belajar yang menurun dan

ada pula anak yang putus sekolah, dalam lingkungan pergaulan di keluarga

anak cenderung tertutup tidak mau cerita pada orang tua karena komunikasi

yang tidak baik, dalam lingkungan masyarakat sikap anak dapat dilihat dari

cara mereka bergaul, mereka begadang dan bahkan ada yang terjerumus pada

alkhoholisme dan pergaulan yang tidak baik karena bentuk kekecewaan

mereka karena perceraian yang terjadi dalam keluarganya.

C. Temuan Studi

Dari hasil penelitian di lokasi penelitian dan berdasarkan perumusan

masalah yang dihubungkan dengan kajian teori maka penulis dapat membuat

analisa hal-hal sebagai berikut:

1. Penyebab Terjadinya Perceraian di desa Gebang kecamatan Masaran

kabupaten Sragen.

Masyarakat desa Gebang mempunyai alasan yang kuat atau faktor

penyebab terjadinya perceraian dalam suatu perkawinan. Penyebab

terjadinya perceraian tersebut adalah:

a. Adanya orang ketiga dalam keluarga (PIL/WIL)

b. Adanya pertengkaran yang terus-menerus

c. Tidak dapat memberi keturunan

d. Adanya KDRT

e. Faktor ekonomi (penghasilan).

Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Zubaidah Muchtar (1987: 8) bahwa:

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gejolak dalam

kehidupan suami istri banyak sekali tetapi kiranya disederhanakan

menjadi 5 kelompok yaitu:

a. Faktor kerusakan akhlak

Page 86: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

71

b. Faktor ekonomi

c. Faktor biologis

d. Faktor pihak ketiga

e. Faktor perbedaan paham

2. Sikap Anak Terhadap Perceraiaan Orang Tua.

Perceraian orang tua sangat berpengaruh pada sikap anak. Pada

umumnya tidak ada anak yang setuju dengan perceraian orang tua.

Perceraian orang tua akan menyebabkan mereka kurang kasih sayang dan

perhatian karena salah satu orang tuanya berpisah. Sehingga komunikasi dan

hubungan akan renggang. Perceraian akan menyebabkan anak sedih karena

dipisahkan dengan salah satu orang tua bahkan dengan saudaranya, mereka

minder karena merasa tidak sama dengan teman-temannya. Sikap anak di

desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen terhadap perceraian

orang tuanya adalah :

a. Anak sangat tidak setuju, tidak happy.

b. Merasa sedih, harus memilih ikut ayah atau ibunya

c. Malu

d. Kecewa

e. Malas

f. Bingung memilih ikut ayah atau ibunya.

Hal ini sesuai pernyataan A.H.Markum (1999) yang di kutip

dalam skripsi Juliarti Tiwik (2002: 19) yang menyatakan bahwa:

"Anak-anak yang orang tuanya baru bercerai pada umumnya merasa

a. Sedih, karena harus berpisah dengan salah satu orang tua.

b. Kesepian

c. Malu atas tingkah laku orang tuanya.

d. Bersalah, atas kenakalan yang pernah dilakukan nya, yang dalam

khayal mereka mungkin dianggap penyebab perceraian orang

tuanya.

e. Takut dan Malu bahwa mereka sekarang berbeda dengan kawan-

kawannya".

Berdasarkan teori diatas dalam penelitian mengenai sikap anak

terhadap perceraian orang tuanya itu ada beberapa alasan yang berbeda yang

Page 87: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

72

dikemukakan oleh anak korban perceraian yaitu mereka merasa kecewa, malas

binggung akan ikut ayah atau ibunya

3. Perbedaan Sikap Anak dalam Pergaulan antara Keluarga Utuh dengan

Keluarga yang Bercerai.

Perceraian membawa dampak yang sangat besar bagi sikap anak

dalam pergaulan. Baik dalam pergaulan keluarga, sekolah dan masyarakat,

karena ada perbedaan sikap anak dalam pergaulan antara keluaga utuh dan

yang bercerai. Perbedaan sikap anak dalam pergaulan antara keluarga utuh

dengan yang bercerai di desa Gebang bahwa anak yang dari keluarga bercerai

di lingkungan keluarga mereka merasa kurang kasih sayang dan perhatian.

Dalam lingkungan sekolah ada yang malas sekolah, tidak naik kelas dan

putus sekolah. Dalam lingkungan masyarakat anak cenderung melampiaskan

semua masalah dengan jalan pintas yaitu bergaul dengan anak yang nakal,

suka bergadang bersama, jarang pulang bahkan ada yang sampai terjerumus

dalam alkhoholisme yang berdampak buruk bagi kesehatan dan bertingkah

laku buruk dalam masyarakat.

Hal ini sesuai dengan pernyatan Gottman, John (1999) yang di

kutip dalam skipsi Julianti Tiwik, (2002: 19) “Penelitian itu

membuktikan bahwa perceraian dan konflik perkawinan dapat

menempatkan anak-anak pada suatu lintasan yang menjurus pada

masalah-masalah besar dikemudian hari. Kesulitan dapat dimulai pada

masa awal kanak-kanak dengan ketrampilan-ketrampilan pergaulan

yang buruk dan tingkah laku yang nakal, yang menjurus pada

penolakan oleh rekan sebaya. Orangtua, karena terganggu oleh

masalah-masalah mereka sendiri, kurang waktu serta perhatiannya

bagi anak-anak mereka. Jadi, anak-anak itu larut, tanpa terawasi

menuju ke sebuah kelompok rekan pergaulan yang lebih bandel”.

Dan di perkuat dengan pendapat Kanjeng Ratu Hemas (1992)

dikatakan bahwa: "Apabila dalam keluarga terjadi hal-hal yang tidak

mengenakkan anak maka dalam diri anak akan muncul watak atas sifat

kenakalan-kenakalan, disini saya melihat peran keluarga sangat penting

dalam pembentukan kepribadian dan sikap anak".

Page 88: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

73

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis uraikan di depan, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perkawinan dalam suatu masyarakat tidak semuanya dapat berjalan dengan

mulus atau dengan baik, tetapi kadangkala dapat terjadi sesuatu yang tidak

kita inginkan yaitu terjadinya perceraian. Perceraian ini dapat terjadi karena

adanya alasan-alasan yang bisa diterima atau sesuai dengan Undang-Undang

Perkawinan yang berlaku, di samping itu penyebab yang lain yang ada di

masyarakat desa Gebang yang menjadi penyebab perceraian yaitu adanya

orang ketiga dalam keluarga (PIL/WIL), adanya pertengkaran yang terus-

menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan faktor ekonomi

(penghasilan).

2. Bahwa sikap anak terhadap adanya perceraian orang tua dalam keluarga,

anak tidak pernah setuju dengan adanya perceraian itu karena dengan adanya

perceraian itu akan membawa banyak dampak bagi anak. Sikap anak di desa

Gebang terhadap perceraian orang tuanya yaitu anak sangat tidak setuju,

merasa sedih, kecewa, trauma, malas bahkan binggung karena meraka harus

memilih ikut ayah atau ibunya. Perceraian akan menyebabkan anak kurang

perhatian dan kasih sayang karena keluarga mereka tidak utuh lagi.

3. Perceraian orang tua akan selalu membawa dampak terhadap sikap anak

dalam pergaulan. Hal ini menjadikan adanya perbedaan sikap dalam

pergaulan antara keluarga utuh dan keluarga bercerai. Sikap anak desa

Gebang dalam pergaulan dari keluarga yang utuh umumnya anak yang

memiliki keluarga utuh mereka mendapatkan kasih sayang dan perhatian

serta pengawasan dari orang tua secara berlebih. Anak dari keluarga utuh

menganggap orang tua mereka sebagai teman. Jadi mereka bisa bercerita dan

mengungkapkan segala permasalahan dengan orang tua dalam suatu keluarga.

Hal itu dikarenakan keluarga yang dilandasi kasih sayang, pengertian saling

73

Page 89: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

74

menghormati, tolong menolong maka akan memberikan kemudahan bagi

anak untuk bergaul dengan lingkungan yang lebih luas. Sedangkan sikap anak

di desa Gebang dalam pergaulan yang berasal dari keluarga yang bercerai

yaitu di lingkungan keluarga mereka merasa kurang kasih sayang dan

perhatian. Dalam lingkungan sekolah ada yang malas sekolah, tidak naik

kelas dan putus sekolah. Dalam lingkungan masyarakat anak cenderung

melampiaskan semua masalah dengan jalan pintas yaitu bergaul dengan anak

yang nakal, suka bergadang bersama teman-teman, jarang pulang bahkan ada

yang sampai terjerumus dalam alkhoholisme yang berdampak buruk bagi

kesehatan dan bertingkah laku buruk dalam masyarakat.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa implikasi sebagai

berikut :

1. Perkawinan merupakan suatu yang sakral yang harus dijaga keutuhannya,

bila perkawinan mengalami masalah dikemudian hari maka setiap suami atau

istri harus bisa mengatasi adanya masalah-masalah tersebut dengan baik, agar

perceraian dapat dihindarkan. Oleh karena itu setiap orang yang akan

menikah harus benar-benar telah siap dalam segala hal, baik dalam hal lahir

maupun batinnya, disamping itu setiap pasangan harus sudah tahu dengan

pasti dan mendalami pasangannya masing-masing agar tidak menyesal

dikemudian hari dan perceraian tidak terjadi.

2. Perceraian yang terjadi dalam sebuah perkawinan menimbulkan dampak

terhadap anak, terutama dalam sikap anak, anak tidak pernah setuju dengan

adanya perceraian keluarga. Anak merasa sedih, kecewa, trauma dan

binggung. Maka apabila dalam keluarga terjadi sebuah perceraian anak harus

bisa mengambil satu keputusan yang terbaik bagi dirinya, tidak berlarut-larut

dalam kesedihan dan rasa trauma, dan orang tua harus memberikan kasih

sayang dan perhatian yang utuh walaupun menjadi seorang single parents.

3. Dalam sebuah keluarga orang tua berperan penting dalam pembentukan sikap

anak dalam pergaulan, dalam keluarga yang bercerai tentu ada perbedaan

Page 90: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

75

sikap anak dalam pergaulan antara keluarga utuh dan keluarga yang bercerai.

Maka anak yang menjadi korban perceraian harus dapat mengontrol dirinya,

tidak boleh putus asa. Dalam lingkungan keluarga harus dapat menjalin

komunikasi yang baik dengan orang tua sehingga silahturahmi dapat terus

terjalin. Dalam lingkungan sekolah anak harus lebih meningkatkan prestasi

karena hal itu akan membuat orang tua dan keluarga bangga. Dalam

lingkungan masyarakat anak harus bisa memilih teman pergaulan yang baik

sehingga tidak terjerumus dalam pergaulan negatif dan harus membentengi

diri dengan iman dan taqwa.

C. SARAN

Setelah mengadakan penelitian dan pengkajian tentang studi kasus

perceraian dan dampaknya pada sikap anak dalam pergaulan, maka penulis dapat

memberikan saran sebagai berikut :

1. Kepada Kantor Urusan Agama dan Kelurahan Gebang

Agar lebih memperketat jika ada warga yang akan bercerai, harus sesuai

prosedur dan alasan atau penyebab perceraian harus dikaji ulang apakah hal

itu benar-benar terjadi dan berupaya menawarkan jalan damai kepada suami

istri.

2. Kepada para Orang tua

Setiap orang yang akan menikah harus benar-benar telah siap dalam segala

hal, baik dalam hal lahir maupun batinnya, disamping itu setiap pasangan

harus sudah tahu dengan pasti dan mendalami pasangannya masing-masing

agar tidak menyesal dikemudian hari dan perceraian tidak terjadi, harus

memberi kasih sayang dan perhatian kepada anak-anak setelah perceraian

sehingga anak tidak terlantar.

3. Kepada Anak

Sebisa mungkin harus bisa mengambil satu keputusan yang terbaik bagi

dirinya, tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan rasa trauma, harus dapat

mengontrol dirinya, tidak boleh putus asa. Dalam lingkungan keluarga harus

dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua sehingga silahturahmi

Page 91: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

76

dapat terus terjalin. Dalam lingkungan sekolah anak harus lebih

meningkatkan prestasi karena hal itu akan membuat orang tua dan keluarga

bangga. Dalam lingkungan masyarakat anak harus bisa memilih teman

pergaulan yang baik sehingga tidak terjerumus dalam pergaulan negatif dan

harus membentengi diri dengan iman dan taqwa.

Page 92: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

77

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta :Rineka Cipta.

Agung Wahyono dan Siti Rahayu.1993. Tinjauan Tentang Peradilan Anak di

Indonesia. Jakarta:Sinar Grafika.

A.H. Markum.1999. Ilmu Kesehatan Anak Buku Ajar Jilid I. Jakarta: FKUI.

Ahmad Rofiq. 2000. Hukum Islam di Indonesia.Jakarta.

Ahmad Rafei Baihaqy. 2006. Membangun Surga Rumah Tangga. Surabaya: Gita

Media Press.

Aji Baroto. 2009. Broken Home. http://bbawor.blog.com. 16 Agustus 2009.

Azwar. Saifudin. 1988. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Bimo Walgito. 1987. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta:

Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

Departemen Agama. 1994/1995. Modul Keluarga Bahagia Sejahtera. Dirjen

Bimas dan Penyelenggaraan Haji.

________________. 2003. Tanya Jawab Seputar Keluarga Sakinah. Dirjen

Bimas dan Penyelenggaraan Haji.

DJamil. Latief. 1985. Aneka Perceraian di Indonesia. Jakarta:Ghalia Indonesia.

Dr. Salma. 2009. Dampak Perceraian. http://ilogronnp-gpanswers.blogspot.com.

16 Agustus 2009

Gerungan. 1981. Psikologi Sosial, Bandung: Bima Cipta.

Gottman John. 1999. Kiat-Kiat Membesarkan Anak Yang memiliki Kecerdasan

Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hisako Nakamura. 1990. Perceraian Orang Jawa. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Juliarti Tiwik. 2002. Pengaruh Lingkungan Pergaulan Anak Dalam Keluarga

Terhadap Penggunaan NAPZA Pada Pedagang Asongan di Terminal

Surakarta. Surakarta: Sebelas Maret University.

Koentjaraningrat. 1983. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:

Gajah Mada University Press.

Lexy J. Moleong. 2005 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

77

Page 93: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

78

Mar’at. 1981. Sikap manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Mar'atus Sholihati. 2003. Studi tentang Perceraian Perkawinan di Pegadilan

Negri Agama Sragen Tahun 1999. Skripsi: Universitas Sebelas Maret.

Mohd. Idris. Ramulyo.1996. Hukum perkawinan Islam Suastu analisis dari

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 dan Kompilasi hukum islam. Jakarta:

Bumi Aksara.

Moeljatno. 1999. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta: Sinar Grafika.

Sariyatun. 2004. Dampak Perceraiaan Orang tua terhadap Kepribadiaan Anak

Di desa Singodutan Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. Skripsi:

Universitas Sebelas Maret.

Singgih D Gunarso dan Y Singgih D Gunarsa. 1991. Psikologi Untuk

Membimbing. Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia.

Soemiyati. 1986. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan.

Yogyakarta: Liberty.

Sudomo Hadi. 2005. Pengantar Pendidikan (Suatu Pengantar). Surakarta:

Sebelas Maret University Press.

Sudaryo Soimin.1992. Hukum Orang dan Keluarga BW hukum Islam. Jakarta:

Sinar Grafika.

Suharsimi Arikunto.1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sunarto. 1994. Perkembangan peserta Didik. Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan tinggi.

Sutopo H. B. 2002. Pengantar Penelitian Kualitatif. Surakarata : Universitas

Sebelas Maret Press.

Undang-undang No 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan . Jakarta: Sinar Grafika.

Winarno Surakmad.2004. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito.

Zubaidah Muchtar. 1987. Nasehat Perkawinan dan Keluarga. Jakarta: BP4.

Page 94: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

79

LAMPIRAN

Page 95: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

80

Lampiran 1

DAFTAR INFORMAN

No Nama Umur Keterangan

1. Drs.Agus Sutoyo 52 Tahun Kepala KUA Masaran

2. Drs.Djumanah 43 Tahun Panitera Pengadilan Agama

Sragen

3. Bapak Purwanto 40 Tahun Kepala Desa Gebang

4. Ibu Suratmi, SPd 42 Thun Orang tua yang bercerai

5. Ibu Kosmiyati 40 Tahun Orang tua yang bercerai

6. Ibu Sri Widati 36 Tahun Orang tua yang bercerai

7. Ibu Suwanti 30 Tahun Orang tua yang bercerai

8. Sri Lestari 26 Tahun Orang tua yang bercerai

9. Bapak Sukir, Spd 45 Tahun Orang tua yang bercerai

10. Bapak Sartono 55 Tahun Orang tua yang bercerai

11. Febriata (Yayan) 20 Tahun Anak korban Perceraian

12. Endah Erlita W 19 Tahun Anak korban Perceraian

13. Widodo 19 Tahun Anak korban Perceraian

14. Deni 13 Tahun Anak korban Perceraian

15. Galih 17 Tahun Anak korban Perceraian

16. Amalia 14 Tahun Anak korban Perceraian

17. Imam 9 Tahun Anak korban Perceraian

18. Fahri 12 Tahun Tidak anak korban Perceraian

19. Bagas 15 Tahun Tidak anak korban Perceraian

20. Hana 14 Tahun Tidak anak korban Perceraian

Page 96: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

81

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

Kepada Kepala Pengadilan Agama Sragen

Pertanyaan:

1. Apa yang menjadi penyebab terjadinya perceraian dalam suatu

perkawinan khususnya di kabupaten Sragen?

2. Upaya apa yang dilakukan Pengadilan Agama dalam mencegah adanya

perceraian di kabupaten Sragen?

Kepada Kepala Kantor Urusan Agama Masaran

Pertanyaan :

1. Apakah yang menjadi penyebab terjadinya Perceraian dalam suatu

perkawinan khususnya di lingkungan KUA Masaran ?

2. Apakah ada dampak yang di timbulkan dari perceraian pada sikap anak

yang menjadi korbannya?

3. Apakah dampak yang ditimbulkan pada anak tersebut berpengaruh dalam

pergaulannya di keluarga, sekolah, dan masyarakat?

4. Apakah ada perbedaan sikap anak dalam pergaulan antara anak yang

menjadi korban perceraian dan yang tidak?

Kepada Kepala Desa Gebang

Pertanyaan :

1. Apakah yang menjadi penyebab terjadinya Perceraian di Desa Gebang?

2. Apakah ada dampak yang di timbulkan dari perceraian pada sikap anak

yang menjadi korbannya?

3. Apakah dampak yang ditimbulkan pada anak tersebut berpengaruh dalam

pergaulannya di keluarga, sekolah, dan masyarakat?

4. Apakah ada perbedaan sikap anak dalam pergaulan antara anak dari

keluarga utuh dan keluarga bercerai?

Page 97: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

82

Kepada Orang tua yang bercerai

Pertanyaan :

1. Siapa nama Anda?

2. Mengapa Anda Bercerai?

3. Apakah Perceraian Anda Berdampak pada sikap anak Anda?

4. Apakah Perceraian anda berdampak juga pada pergaulan Anak anda di

lingkungan Sekolah dan masyarakat?

5. Apakah ada perbedaan sikap pada anak anda setelah perceraian Anda?

6. Upaya apa yang Anda lakukan untuk mengatasi adanya dampak

perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan?

Kepada Anak korban Perceraian

Pertanyaan :

1. Siapa nama Anda?

2. Apakah Anda setuju dengan perceraian orang tua Anda?

3. Apakah Anda merasa happy dengan perceraian orang tua Anda?

4. Bagaimana perasaan Anda setelah perceraian orang tua Anda?

5. Apakah anda merasa ada perbedaan dengan anak-anak lain yang memiliki

keluarga utuh setelah orang tua Anda bercerai?

Kepada Anak yang tidak menjadi korban perceraiaan

(Anak dari keluarga utuh)

Pertanyaan :

1. Siapa nama Anda?

2. Apa yang anda rasakan dengan keadaan keluarga kamu yang harmonis?

3. Apakah keadaan keluargamu yang harmonis itu berpengaruh pada

pergaulan kamu di sekolah, di rumah dan di masyarakat?

4. Apakah kamu merasakan ada perbedaan dengan anak-anak lain yang

orang tuanya bercerai terutama dalam hal pergaulan?

Page 98: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

83

Lampiran 3

HASIL WAWANCARA

Informan 1

Nama:Agus Sutoyo (Kepala Kantor Urusan Agama Masaran)

A.

1. Apakah yang menjadi penyebab terjadinya Perceraian dalam suatu

perkawinan Khususnya di linkungan KUA Masaran ?

Jawaban: Banyaknya angka perceraian di kecamatan Masaran,

khususnya daerah yang anda teliti yaitu desa Gebang yang mencapai

angka 13 kasus tahun 2008, penyebabnya bermacam-macam, antara

lain di sebabkan karena faktor adanya orang ketiga (PIL/WIL), suami

tidak menafkahi karena tidak mau bekerja, tidak ada keharmonisan

dan istri tidak dapat mempunyai keturunan

2. Apakah ada dampak yang di timbulkan dari perceraian pada sikap

anak yang menjadi kobannya?

Jawaban: Ya kalau itu pasti berdampak mbak, karena perceraian itu

berdampak pada suami istri dan pada anak-anak juga. Ya umumnya

anak itu bersikap tidak setuju dengan adanya perceraian orang tuanya

,anak-anak menjadi sedih dan kecewa

3. Apakah dampak yang ditimbulkan pada anak tersebut berpengaruh

dalam pergaulannya di keluarga, sekolah, dan masyarakat?

Jawaban: Perceraian orang tua akan mempengaruhi sikap anak dalam

pergaulannya, baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat,

dikarenakan setelah perceraian itu terjadi sikap yang di tunjukaan

anak pasti sedih, kecewa, marah sehingga dengan keadaan orang

tuanya itu anak-anak di rumah mejadi pendiam, murung, tidak berani

mengeluarkan pendapat karena merasa trauma. Sedangkan sikap yang

di tunjukkan anak di sekolah yang paling mencolok umumnya nilai

mereka anjlok karena kurangnya kasih sayang dan rasa malas dengan

Page 99: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

84

perceraian orang tuanya sehingga dia merasa berbeda dengan teman-

temanya. Dan sikap yang ditunjukkan anak dalam pergaulan di

masyarakat umumnya di awal-awal perceraian orang tuanya dia tidak

bergaul dengan teman-temannya karena malu dan ada pula anak yang

menuangkan semua kekesalannya dengan bergadang dan mabuk-

mabukkan.

4. Apakah ada Perbedaan sikap anak dalam pergaulan antara anak yang

menjadi korban perceraian dan yang tidak?

Jawaban: Tentu saja berbeda karena anak yang dari keluarga bercerai

itu kehidupannya tidak teratur dan kurang sehat, karena kurang

mendapatkan kasih sayang dan control serta pengawasan sedangkan

anak dari keluarga utuh ada kasih sayang dan pengawasan dari orang

tuanya.

B. Catatan lapangan

Perceraian dalam sebuah keluarga terjadi karena adanya sebab-sebab

tertentu. Perceraian disebabkan karena banyak faktor antara lain faktor krisis

akhlak, faktor ekonomi, tidak adanya tanggung jawab, adanya pihak ketiga dalam

sebuah keluarga. Perceraian membawa dampak bagi sikap anak umumnya anak

tidak setuju, marah dan bingung. Perceraian orang tua membawa dampak bagi

sikap anak dalam pergaulan dilingkungan keluarga sekolah dan masyarakat.

Anak melampiaskan rasa tidak setuju dan kecewa dengan pergaulan yang buruk

karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua

C. Refleksi

Dapat bersikap terbuka dan mau memberikan keterangan atau

informasi yang dibutuhkan peneliti dengan memberikan jawaban pertanyaan

yang peneliti ajukan.

Page 100: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

85

Informan 2

Nama : H. Purwanto (Kepala Desa Gebang)

A.

1. Apakah yang menjadi penyebab terjadinya Perceraian di Desa

Gebang?

Jawaban: Penyebab perceraian di desa Gebang ini antara lain

dikarenakan faktor adanya perselingkuhan (adanya PIL/WIL), tidak

adanya tanggung jawab suami terhadap istri, perkawinan di usia

muda, perjodohan orang tua, dan ada yang disebabkan karena KDRT.

2. Apakah ada dampak yang di timbulkan dari perceraian pada sikap

anak yang menjadi kobannya?

Jawaban: wah, tentu berdampak sekali kalau itu mbak, yo kalau

ditanya sikap anak tentu tidak ada yang setuju, tapi ada anak yang

pengen orasng tuanya bercerai di sebabkan kasihan pada keadaan

keluarganya mbak.

3. Apakah dampak yang ditimbulkan pada anak tersebut berpengaruh

dalam pergaulannya di keluarga, sekolah, dan masyarakat?

Jawaban: Apabila orang tua bercerai maka akan berdampak pada

sikap anak terutama dalam pergaulannya, umumnya anak korban

percceraian itu pertama merasa malu dengan teman-temannya di

sekolah karena ayah dan ibunya tidak tinggal bersama, nilai ulangan

dan raport turun secara otomais dia merasa takut dengan keluarganya,

dalam keluarga dia di rumah suka melamun, bengong, murung. Dan

dalam lingkungan pergaulan di masyarakat umumnya kalau anak

laki-laki banyak yang melampiaskannya pada hal-hal yang negati

seperti mabuk-mabukkan, berkelahi, dan jarang pulang kerumah,

tetapi bagi anak perempuan umumya dalam pergaulan menjadi lebih

tertutup

Page 101: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

86

4. Apakah ada perbedaan sikap anak dalam pergaulan antara anak yang

menjadi korban perceraian dan yang tidak?

Jawaban: mungkin berbeda karena tetap keluarga berpengaruh,

mungkin anak dari keluarag utuh lebih bahagia tapi anak yang dari

keluarga bercerai umumnya kurang kasih sayang sehingga lari ke hal-

hal negatif anak sini yang kena kasus pengeroyokan 1 th yuang lalu

itu 3 diantaranya dari keluarga yang pecah, lha itu contohnya kongkrit

di lingkungan sini.

B. Catatan Lapangan

Perceraian disebabkan karena adanya faktor adanya perselingkuhan

(adanya PIL/WIL), tidak adanya tanggung jawab suami terhadap istri,

perkawinan di usia muda, perjodohan orang tua, dan ada yang disebabkan karena

KDRT, Hal itulah yang menyebabkan putusnya perkawinan dalam sebuah

keluarga. Orang tua mengetahui dampak dari perceraian terhadap sikap anak

yang anak umumnya tidak ada yang setuju dengan keputusan bercerai.

Perbedaansikap anak akibat perceraian juga nampak di lingkungan keluarga

sekolah dan masyarakat.

C. Refleksi

Bersikap terbuka dan memberikan jawaban dari pertanyaan yang peneliti

ajukan, humoris dan ramah.

Informan 3

Nama: Ibu Suratmi S.Pd (Orang tua yang bercerai)

A.

1. Siapa Nama Anda?

Jawaban: Suratmi S.Pd

2. Mengapa anda bercerai?

Jawaban: penyebab perceraian saya karena suami saya jarang pulang

kerumah dan jarang memberikan nafkah kepada saya dan anak-anak

sehingga kami sering bertengkar, setelah saya selidiki ternyata suami

saya punya WIL.

Page 102: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

87

3. Apakah Perceraian anda berdampak pada sikap anak anda?

Jawaban: ya saya tahu perceraian itu berdampak pada anak saya pasti

mempengaruhi sikap anak saya.

4. Apakah Perceraian anda berdampak juga pada pergaulan Anda di

lingkungan Sekolah dan masyaraka?

Jawaban: Memang benar perceraian orang tua berdampak sekali pada

sikap anak dalam pergaulan itu terjadi pada yayan anak saya setelah

perceraian dia selalu marah-marah jarang dirumah kadang dia tidak

masuk sekolah, sampai-sampai dia kelas dua kemarin tidak naik

kelas, hal itu membuat saya malu sekali karena saya juga seorang

pendidik. Saya tidak menyalahkan anak saya dia begitu karena

dulunya tidak setuju dengan perceraian ini saya was-was jika dia

terjerumus pada pergaulan yang sesat

5. Apakah ada perbedaan sikap pada anak anda setelah perceraian Anda?

Jawaban: ya saya melihat perbedaan itu anak saya jadi anak nakal

dan tidak peduli dengan lingkungan padahal saya berusaha memberi

kasih sayang sama dengan waktu keluarga kami masih utuh

6. Upaya apa yang Anda lakukan untuk mengatasi adanya dampak

perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan?

Jawaban: Pertama-tama saya akan memberikan nasehat-nasehat dan

pengertian-pengertian kepada anak saya,kemudian saya akan berusaha

untuk membimbing dan mengarahkan anak saya untuk ke depanya.

B. Catatan Lapangan

Perceraian disebabkan karena tidak adanya tanggung jawanb dari suami.

Orang tua mengetahui dampak dari perceraian terhadap sikap anak dalam

pergaulan di keluarga, sekolah dan masyarakat. Kurangnya kasih sayanglah yang

menyebabkan anak korban perceraian salah dalam pergaulan. Dalam mengatasi

dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan maka orang tua akan

memberikan nasehat dan pengertian serta membimbing dan mengarahkan anak.

C. Refleksi

Ramah dan antusias dalam menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan

Page 103: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

88

Informan 4

Nama: Ibu Sri Widati (Orang tua yang bercerai)

A.

1. Siapa Nama Anda?

Jawaban: Sri Widati

2. Mengapa Anda bercerai?

Jawaban: Karenakan selama 7 tahun berkeluarga saya tidak dapat

memberi keturunan, setelah periksa kedokter ternyata di dalam rahim

saya ada kelainan sehingga sulit mendapat keturunan, atas dasar

itulah suami saya menceraikan saya dan dia sekarang sudah menikah

lagi.

3. Apakah Perceraian anda berdampak pada sikap anak Anda?

Jawaban: ya, saya tahu kalau saya cerai akan berdampak pada sikap

anak saya karena anak saya tidak mau saya bercerai dengan

bapaknya.

4. Apakah Perceraian anda berdampak juga pada pergaulan Anda di

lingkungan Sekolah dan masyaraka?

Jawaban: iya mbak, meskipun saya belum punya anak saya tahu

dampaknya dengan jelas. Ya, allah maha adil mbak mungkin saya

belum dipercaya untuk menjadi seorang ibu.

5. Apakah ada perbedaan sikap pada anak anda setelah perceraian Anda?

Jawaban: iya ada perbedaan mbak kan ya jelas anak yang diasuh

orang tua tunggal dengan yang utuh sudah pasti berbeda.

6. Upaya apa yang Anda lakukan untuk mengatasi adanya dampak

perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan?

Jawaban: Saya akan lebih memperhatikan anak saya.

B. Catatan Lapangan

Perceraian yang terjadi disebabkan karena tidak adanya keturunan dalam

sebuah keluarga, karena istrinya mandul. Walaupun ibu ini belum punya anak

tapi dia mengetauhi dampak dari nperceraian oaring tua dan ada perbedaan sikap

dalam pergaulan antara anak dari keluarga yang utuh dan yang putus perkawinan.

Page 104: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

89

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak

maka orang tua kan lebih memperhatikan anaknya.

C. Refleksi

Sikapnya terbuka dan ramah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan

yang peneliti ajukan.

Informan 5

Nama: Ibu Kosmiyati (Orang tua yang bercerai)

A.

1. Siapa Nama Anda?

Jawaban: Kosmiyati

2. Mengapa Anda Bercerai?

Jawaban: saya bercerai karena suami saya, karena suami saya tidak

memberikan nafkah pada saya dan anak saya, dia sering mabuk dan

kadang menganiaya saya sampai saya malu tiap kali harus sembunyi

di rumah mbah Surip karena takut sama dia

3. Apakah anda tahu bahwa perceraian ini akan membawa dampak

terhadap sikap anak anda?

Jawaban: iya perceraian pasti berdampak pada sikap anak.

4. Apakah Perceraian anda berdampak juga pada pergaulan Anda di

lingkungan Sekolah dan masyaraka?

Jawaban: Setelah perceraian itu anak saya menjadi murung tidak

terbuka dengan saya dan kalau bapaknya datang dia marah marah. Di

sekolah dia menjadi pemalas kadang masuk kadang tidak pokoknya

semaunya sendiri mbak

5. Apakah ada perbedaan sikap pada anak anda setelah perceraian Anda?

Jawaban: Saya tahu dampak yang akan terjadi dengan anak saya

akibat dari perceraian ini, dan sangat akan mempengaruhi sikap anak

saya dalam pergaulannya dan itu benar terjadi, dirumah dia selalu

diam tidak pernah bergurau bahkan jarang berbicara nilai anak saya

turun setelah saya tanya dia malu tidak percaya diri karena di sekolah

Page 105: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

90

merasa minder apalagi jika teman-temannya membicarakan tentang

orang tuannya yang hidupnya harmonis, kalau malam selalu main

dengan anak-anak yang tidak sekolah bahkan kadang tidak pulang.

Karena perceraian saya dan suami hidup anak saya jadi berantakan

terjerumus pada pergaulan yang salah.

6. Upaya apa yang Anda lakukan untuk mengatasi adanya dampak

perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan?

Jawaban: saya akan selalu memberikan kasih sayang dan mencukupi

kebutuhan anak saya dan meminta anak saya lebih berhati hati jika

kelak akan memilih calon suami.

B. Catatan Lapangan

Perceraian disebabkan adanya tidak ada tanggung jawab dari suami dan

karena suami menjadi seorang pemabuk. Orang tua mengetahui dampak dari

perceraian terhadap sikap anak. Dampak yang ditimbulkan umumnya anak

menjadi pendiam pemurung dan tidak mau terbuka. Perbedaan sikap anak dalam

pergaulan antara anak dari keluarga yang utuh dan bercerai nampak karna anak

dari keluarga bercerai umunya prestasi menurun dan salah pergaulan. Untuk

mengatasi dampak perceraian, orang tua akan memberikan kasih sayang pada

anaknya.

C. Refleksi

Ramah sikapnya baik dan terbuka dalam memberi jawaban atas

pertanyaan yang peneliti ajukan

Informan 6

Nama: Bapak Sukir Ponco S (Orang tua yang bercerai)

A.

1. Siapa Nama Anda?

Jawaban: Sukir Ponco Saputro

2. Mengapa Anda Bercerai?

Jawaban: Saya tidak di perlakukan sebagai seorang suami, hal itu

dikarenakan gaji saya yang lebih sedikit daripada gaji istri sehingga

Page 106: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

91

di rumah tidak terlalu diperhatikan salah sedikit saja menyebabkan

pertengkaran yang berlarut-larut, sehingga di rumah istrilah yang

berkuasa jadi saya sudah tidak kuat hidup bersama istri

3. Apakah Anda tahu bahwa perceraian ini akan membawa dampak

terhadap sikap anak Anda?

Jawaban: Iya perceraian ini akan membawa dampak bagi sikap anak

saya. Itu sudah tentu terjadi mbak.

4. Apakah Perceraian anda berdampak juga pada pergaulan Anda di

lingkungan Sekolah dan masyaraka?

Jawaban: Dampak karena perceraian saya ini anak saya sudah tidak

mau lagi ketemu saya, kalau ketemu sikapnya tidak terbuka hanya

diam saja. Mungkin itu pelampiasan rasa kecewanya dengan adanya

perceraian ini. Di lingkungan sekolah anak saya juga menjadi

pendiam dan nilainya cenderung agak turun padahal dia masih ikut

les. Di lingkungan masyarakat dia banyak diam jarang main ketempat

tetangganya, saya merasa kasihan tapi alhamdulillah dia tidak

terjerumus dalam pergaulan yang salah.

5. Apakah ada perbedaan sikap pada anak anda setelah perceraian Anda?

Jawaban: Saya melihat perbedaan sikapnya itu tidak mau terbuka,

nilainya jelek padahal dulu dia selalu dapat peringkat 5 besar.

Sikapnya kalau bermain dengan tetangga dia tidak terbuka lebih

banyak dirumah, sedangkan anak lain yang punya bapak dan ibu utuh

hidupnya kayak teman ada apa-apa cerita dengan orang tuanya.

6. Upaya apa yang Anda lakukan untuk mengatasi adanya dampak

perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan?

Jawaban: Saya akan selalu mengawasi dan memperhatikan perilaku

anak saya.

B. Catatan Lapangan

Perceraian disebabkan karena faktor ekonomi , penghasilan suami dan

istri terjadi ketimpangan, gaji istri lebih banyak sehingga suami dilecehkan.

Perceraian orang tua berdampak pada sikap anak dalam pegaulan. Anak menjadi

Page 107: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

92

pendiam pemurung nilai disekolah menurun tapi tidak sampai terjerumus pada

pergaulan yang salah. Untuk mengatasi dampak perceraian maka orang tua akan

mengawasi dan memperhatikan perilaku anaknya.

C. Refleksi

Sikap nya baik dan humoris dalam menjawab pertanyaan yang peneliti

ajukan.

Informan 7

Nama: Bapak Sartono (Orang tua yang bercerai)

A.

1. Siapa nama Anda?

Jawaban: Sartono

2. Mengapa Anda bercerai?

Jawaba : Penyebab perceraian dalam rumah tangga saya dikarenakan

sudah tidak kuat lagi dengan pertengkaran yang terus menerus, saya

kasihan kepada anak-anak yang tiap saat harus mendengar dan

melihat orang tuanya bertengkar.

3. Apakah anda tahu bahwa perceraian ini akan membawa dampak

terhadap sikap anak anda?

Jawaban: ya berdampak juga pada sikapnya. Dia tidak setuju saya

bercerai apapun alasannya.

4. Apakah Perceraian anda berdampak juga pada pergaulan Anda di

lingkungan Sekolah dan masyaraka?

Jawaban: di rumah anak saya itu pendiam jarang cerita apapun

dengan siapa saja, sikapnya tertutup. Di sekolah nilainya masih bagus

tapi dia kadang ngomong kalau malu jika teman-temannya tahu ayah

dan ibunya bercerai. Sedangkan di masyarakat dia jarang main

kebanyakan di rumah mungkin karena dia perempuan jadi tidak

begitu mencolok jika dia kecewa, lebih memendam aja.

Page 108: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

93

5. Apakah ada perbedaan sikap pada anak anda setelah perceraian Anda?

Jawaban: ya saya melihat perbedaan itu, semua orang pasti juga tau

jika anak dari keluarga utuh hidupnya lebih teratur karena perhatian

dan kasih sayang dari orang tuanya utuh. Tapi anak dari keluarga

bercerai pasti kasih sayangnya kurang dan dalam pergaulan pasti

kurang pengawasan dari orang tua juga. Upaya yang dilakukan oleh

orang tua dalam mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak

dalam pergaulan maka orang tua akan lebih memperhatikan dan

mengawasi pergaulan anaknya.

6. Upaya apa yang Anda lakukan untuk mengatasi adanya dampak

perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan?

Jawaban: saya akan lebih menyayangi anak saya agar dia lebih ceria

dan semangat.

B. Catatan Lapangan

Penyebab perceraian dikarenakan adanya pertengkaran yang terus

menerus hal ini bisa dikatakan adanya perbedaan paham antara suami dan istri.

Orang tua yang bercerai umumnya mengetahui dampak yang ditimbulkan pada

sikap anak dalam pergaulan baik di rumah, sekolah dan masyarakat. Perbedaan

sikap anak dalam pergaulan antara keluarga utuh dan bercerai memang tampak

karena komposisi kasih sayang dan pengawasan yang berbeda juga. Upaya yang

dilakukan orang tua dalam mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak

adalah dengan lebih menyayangi anak agar lebih ceria dan semangat setelah

perceraian orang tuanya.

C. Refleksi

Responden menjawab pertanyaan peneliti dengan jujur dan singkat.

Informan 8

Nama: Ibu Suwanti (Orang tua yang bercerai)

A.

1. Siapa nama Anda?

Jawaban: Suwanti

Page 109: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

94

3. Mengapa Anda bercerai?

Jawaban: Yang menjadi penyebab saya bercerai itu karena suami saya

tidak mau bekerja sedangkan pendapatan saya pas-pasan lama-lama

kami pun sering bertengkar.

2. Apakah anda tahu bahwa perceraian ini akan membawa dampak

terhadap sikap anak anda?

Jawaban: Iya perceraian akan berdampak pada sikap anak saya karena

walaupun ayahnya tidak bekerja mereka pengen keluarganya tetap

utuh.

3. Apakah anda tahu bahwa perceraian ini akan membawa dampak

terhadap sikap anak anda?

Jawaban: iya perceraian itu berdampak pada sikapnya dalam

pergaulan di rumah anak saya suka mengamuk, apa apa marah, tidak

mau terbuka dengan saya. Anak saya sudah tidak sekolah mbak dia

malas sekolah kerjaanya cuma berantem dan kalau main jarang

pulang, sedangkan saya harus kerja di pasar berangkat pagi pulang

dan malam untuk cari duit buat hidup.

4. Apakah Perceraian anda berdampak juga pada pergaulan Anda di

lingkungan Sekolah dan masyaraka?

Jawaban: Sangat berdampak karena dirumah anak saya itu jarang

ngomong dan jarang tidur dirumah, anak saya sudah tidak sekolah

lagi karena saya tidak punya biaya.

5. Apakah ada perbedaan sikap pada anak anda setelah perceraian Anda?

Jawaban: Ya saya melihat pasti semua orang juga melihat mbak.

Mungkin anak saya nakal jarang pulang karena saya kurang

memperhatikan dia kan saya juga cari duit sendiri buat dia juga.

Sedangkan anak yang tinggal dengan bapak dan ibunya pasti diawasi

dan diperhatikan mbak. Tidak jadi anak yang suka mengamuk.

6. Upaya apa yang Anda lakukan untuk mengatasi adanya dampak

perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan?

Page 110: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

95

Jawaban: saya akan memberi bimbingan dan kasih sayang agar dia

tidak terjerumus jadi anak yang nakal.

B. Catatan Lapangan

Penyebab perceraian karena tidak adanya keharmonisan dan faktor

ekonomi yang suami tidak mau bekerja sehingga ekonomi keluarga tidak

terpenuhi. Orang tua mengetahui dampak dari perceraian itu terhadap sikap anak

dalam pergaulan, anak menjadi putus sekolah dan jarang pulag, mungkin itu

salah satu bentuk kekecewaannya. Dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan

dari perceraian maka orang tua akan memberikan bimbingan dan kasih sayang

pada anaknya untuk mencegah agar tidak jadi anak yang nakal.

C. Refleksi

Sikapnya ramah dan jujur dalam menjawab pertanyaan dari peneliti

Informan 9

Nama: Ibu Sri lestari (Orang tua yang bercerai)

A.

1. Siapa nama Anda?

Jawaban: Sri lestari

2. Mengapa Anda bercerai?

Jawaban: perceraian saya disebabkan karena dulu saya nikah itu

dijodohkan dan karena suami saya yang menuntut cerai dia

menghamili orang dan katanya saya tidak bisa punya anak padahal

saya nikah dulu itu baru 1 Th.

3. Apakah anda tahu bahwa perceraian ini akan membawa dampak

terhadap sikap anak anda?

Jawaban: Saya mengetahui dampaknya pada sikap anak akibat

perceraian. Tetapi saya belum punya anak.

4. Apakah Perceraian anda berdampak juga pada pergaulan Anda anda

di lingkungan Sekolah dan masyaraka?

Jawaban: Saya tahu tetapi saya belum punya anak

Page 111: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

96

5. Apakah ada perbedaan sikap pada anak anda setelah perceraian Anda?

Jawaban: Jelas ada jika anak diasuh dengan kasih sayang yang utuh

maka dia juga akan tumbuh jadi anak yang baik ada pengawasan

sedangkan jika dari keluarga yang bercerai mungkin mereka akan

terlantar karena ditinggal kerja.

6. Upaya apa yang Anda lakukan untuk mengatasi adanya dampak

perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan?

Jawaban: Saya akan berusaha untuk selalu memperhatikan anak saya,

jangan sampai anak saya tersebut berbuat salah dan bisa membuat

keluarga malu, tetapi saya belum mempunyai anak mbak

B. Catatan Lapangan

Perceraian disebabkan karena adanya perjodohan dalam perkawinan,

adanya perselingkuhan dalam perkawinan. Orang tua tahu dampak perceraian

tapi dia belum mempunyai anak dari perkawinan itu tapi sudah bisa menerka apa

yang akan terjadi jika orang tua bercerai

C. Refleksi

Cenderung bersikap terbuka dalam memberikan jawaban atas pertanyaan

peneliti.

Informan 10

Nama: Drs. Djumanah (Panitera Pengadilan Agama Sragen)

A.

1. Apakah Faktor-Faktor Penyebab Perceraian Di Pengadilan Agama

Sragen?

Jawaban:Percerain yang terjadi di Sragen di sebabkan oleh beberapa

faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Faktor krisis akhlak

b. Faktor cemburu

c. Faktor ekomoni

d. Faktor tidak ada tanggung jawab

e. Faktor pihak ketiga

Page 112: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

97

f. Faktor tidak ada keharmonisan

a. Faktor krisis akhlak

Sebab tipis atau kurangnya iman, dapat menyebabkan suami istri

melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Seperti

minum-minuman keras sehingga menjadi seorang pemabuk, berzina dan

memakai obat-obatan terlarang, serta menjadi seorang pencuri. Jika suami

atau istri mempunyai kebiasaan mabuk, berzina, berjudi dan mencuri

hingga sulit dihilangkan dan tidak dapat diperbaiki lagi akhlaknya, akan

membuat pasangan hidupnya merasa bingung, kesal dan menangung rasa

malu terhadap orang lain. Apabila suami istri sudah tidak tahan lagi

terhadap kelakuan pasangan hidupnya maka dia akan memilih mengakhiri

perkawinanya (bercerai) daripada hidup menderita

b. Faktor cemburu

Dalam kehidupan rumah tangga kadangkala timbul suatu masalah

cemburu mencemburui. Seorang suami cemburu kepada istrinya kalau-

kalau ia akan berbuat serong, demikian juga seorang istri cemburu kepada

suaminya kalau-kalau, ia berbuat serong. Pasangan suami istri yang

mempunyai sifat cemburu, akan semakin kuat ikatan perkawinanya jika

cemburunya itu timbul karena rasa cinta suami istri. Agama Islam

membolehkan cemburu dengan tujuan agar suami istri dapat hidup

dengan bahagia, tenang, serta dijauhkan dari perbuatan kotor dan mesum,

Karena cemburu adalah sebagian dari iman. Namun jika kecemburuannya

itu tanpa ada data-data sebagai bukti apa yang dicemburukan (cemburu

buta), maka akan terjerumus kepada musibah atau bahaya, dalam arti

dapat menggoncang keharmonisan rumah tangganya, dan bukan tidak

mungkin akan menyebabkan perceraian, apabila pasangan hidupnya tidak

memiliki kesabaran atau habis batas kesabarannya.

c. Faktor ekonomi

Masalah ekonomi merupakan suatu problem dalam rumah tangga.

Sudah pasti dalam kehidupan rumah tangga banyak kebutuhan-kebutuhan

yang harus dipenuhi. Segala kebutuhan rumah tangga yang beraneka

Page 113: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

98

ragam, bisa terpenuhi jika keadaan ekonominya lancar atau memadai.

Suami wajib mencari nafkah untuk mecukupi ekonomi keluarganya,

sedangkan istri bertugas mengatur ekomoni keluarganya dengan uang

yang di dapat suaminya.

Masalah ekonomi dapat menjadi penyebab perceraian, jika suami,

tidak bekerja atau tidak berusaha mencari nafkah, sehinggga ekonomi

rumah tangganya menjadi kurang atau tidak terpenuhi dan istri tidak bisa

menerima keadaan seperti ini, hingga melakukan gugatan cerai. Selain itu

juga bisa disebabkan karena istri tidak bisa membelanjakan uang dengan

baik bersifat boros serta merasa kurang, hingga ekonomi rumah

tangganya menjadi kacau. Keadaan ini dapat membuat suami mengambil

langkah untuk menceraikan istrinya. Selama masih ada pihak yang

merasa kurang, tidak mungkin masalah ekonomi tidak teratasi. Oleh

karena itu dalam perkawinan, konsep syukur sangat penting untuk

dikembangkan dan dilaksanakan. Kalau suami istri mampu memahami

konsep syukur kemungkinan kekurangan ekonomi akan dapat teratasi.

d. Faktor tidak ada tanggung jawab

Dalam kehidupan rumah tangga, masing-masing pihak baik suami

maupun istri, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang harus

dilaksanakan. Menurut Islam kewajiban suami dalam suatu perkawinan

adalah memelihara istri dan menyediakan kebutuhan hidup yang layak

bagi istri dan anaknya. Sebaliknya seorang istri juga mempunyai

kewajiban untuk menjaga atau mengatur rumah tangga dan taat pada

suami.

Suami istri harus mematuhi segala sesuatu yang diatur dan

diucapkan pada saat Ijab Qobul. Sehingga apapun yang menimpa

keluarganya merupakan masalah yang harus ditanggung dan diselesaikan

bersama dalam sebuah keluarga. Semua masalah yang timbul, sudah

menjadi konsekuensi suami istri untuk bertanggung jawab. Namun jika

istri itu kurang atau tidak mempunyai rasa tanggung jawab dalam

Page 114: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

99

melaksanakan kewajibannya, maka dapat menyebabkan pasangannya

untuk menuntut perceraian, karena dia merasa hak-haknya sudah tidak

dipenuhi lagi. Sikap tidak tanggung jawab misalnya suami istri

meninggalkan rumah tanpa ijin pasangan hidupnya dengan alasan yang

tidak jelas, sehingga melailaikan tugasnya sebagai suami istri.

e. Faktor pihak ketiga

Keutuhan dan keharmonisan rumah tangga dapat terganggu

dengan hadirnya atau campur tangan orang lain (pihak ketiga) yaitu Pria

idaman lain (PIL),wanita idaman lain (WIL) dalam arti berselingkuh, dan

orang tua. Hubungan suami istri dapat terjalin erat jika dilandasi dengan

rasa saling percaya dari masing-masing pihak. Namun jika salah satu

pihak menghinati pasangannya, berselingkuh maka hal itu akan menyakiti

perasaan pasanganya dan dapat menimbulkan perselisihan dan

percekcokan dalam rumah tangganya dan jika tidak segera diatasi maka

akan memicu terjadinya perceraiaan.

Penyebab keretakan rumah tangga juga dapat disebabkan adanya

campur tangan orang tua. Banyak suami istri setelah berumah tangga

masih berkumpul dengan orang tuanya. Seringkali orang tua mengatur

kehidupan rumah tangga anaknya. Adanya campur tangan orang tua ini,

dapat menyinggung perasaan suami atau istri, karena merasa kurang

dihargai dan merasa hak mengatur rumah tangganya hilang. Keadaan

yang demikian ini jika tidak segera diatasi dapat meggangu ketentraman

rumah tangganya dan menyebabkan terjadinya perselisihan dan

percekcokan yang bisa megakibatkan perceraiaan.

f. Faktor tidak ada keharmonisan

Sebuah keluarga yang bahagia lahir dan batin akan terwujud

apabila dalam keluarga itu terdapat suatu keharmonisan. Keharmonisan

keluarga akan tetap terjaga jika masing-masing pihak baik suami maupun

istri saling mencintai, saling mengerti dan mau menerima apa adanya

termasuk kekurangan pasangannya. Tanpa keharmonisan suatu

Page 115: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

100

perkawinan tidak akan kekal, dan akan kandas di tengah jalan atau

berakhir dengan perceraian.

Keluarga yang tidak harmonis ini dapat disebabkan oleh beberpa

hal, misalnya atara suami istri sering terjadi salah paham, beda pendapat

atau prinsip hingga timbul perselisihan dan percekcokkan yang tak jarang

berakhir dengan perceraian. Selain itu bisa disebabkan masalah seks yang

kurang terpenuhi atau kurang terpuaskan oleh pasangannya. Dalam

perkawinan masalah seks merupakan hal yang paling besar mendominasi

perkawinan, karena manusia sejak lahir telah di berikan nafsu seks oleh

Tuhan. Jika seks ini kurang terpuaskan oleh pasangan hidupnya, maka

suami atau istri akan mencari kepuasan seksnya dengan berbagai cara

misalnya berselingkuh, melakukan poligami, dan bisa juga akan menuntut

perceraian. Di samping itu sebuah keluarga tidak lengkap kebahagiaannya

tanpa kehadiran seorang anak sebagai keturunannya, karena salah satu

tujuan perkawinan adalah untuk mendapatkan keturunan. Ketidakhadiran

anak disebabkan kemandulan salah satu pihak dapat menjadi sebab untuk

menuntut perceraian. Sebenarnya keluarga yang tanpa kehadirananak

dapat dijaga kelangsungannya jika masing-masing pihak mau menerima

kekurangan pasanganya dan saling mencintai sehingga perceraian dapat

terhindarkan dengan jalam mengadopsi anak.

2. Upaya apa yang dilakukan Pengadilan Agama dalam mencegah

adanya perceraian di kabupaten Sragen?

Jawaban: Pengadilan Agama Kabupaten Daerah Tingkat II Sragen

sebagai salah satu lembaga yang berwenang menangani masalah

perceraian juga telah berupaya untuk mencegah terjadinya perceraian atau

setidak-tidaknya berusaha untuk menekan angka perceraian di Kabupaten

Sragen yaitu dengan cara mengupayakan perdamaian antara suami istri

dalam setiap pemeriksaan dan melakukan penyuluhan hukum tentang

perkawinan dan perceraian kepada masyarakat.

a. Mendamaikan Suami Isri dalam setiap Persidangan.

Page 116: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

101

Dalam setiap sidang pemeriksaan, hakim berupaya untuk

mendamaikan suami istri yang akan bercerai, dengan cara

memberikan nasihat-nasihat. Setelah hakim mengetahui

permasalahan dan alasan-alasan suami istri itu akan bercerai,

kemudian hakim berusaha untuk memberikan solusi . Selain

memberikan nasehat, hakim juga memberikan gambaran-

gambaran mengenai dampak yang mungkin akan muncul jika

suami istri itu melakukan perceraian.Dalam mengupayakan

perdamaian, hakim bisa minta bantuan mendatangkan hakam atau

penegah dari pihak suami istri. Meskipun ada lembaga atau badan

yang bertugas memberikan penasehatan perkawinan, perselisihan,

dan perceraian atau BP4, namun selama ini Pengadilan Agama

Sragen tidak pernah mengadakan kerja sama atau meminta

bantuan kepada BP4 untuk mendamaikan suami istri yang

berperkara. Upaya hakim untuk mendamaikan suami istri ini terus

dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan sebelum ada keputusan.

Hal tersebut dimaksudkan agar suami istri itu membatalkan

niatnya untuk bercerai dan kembali membina rumah tangga yang

rukun dan damai.

b. Memberikan Penyuluhan Kepada Masyarakat

Dalam menekan angka perceraian, selain mengupayakan

perdamaian antara suami istri pada saat pemeriksaan, Pengadilan Agama

Sragen juga telah berupaya memberikan penyuluhan hukum tentang

perkawinan dan perceraian kepada masyarakat.

Penyuluhan hukum tentang masalah perkawinan dan perceraian

tersebut dimaksudkan supaya masyarakat lebih mengerti dan memahami

hakekat dan tujuan dari sebuah perkawinan, serta lebih paham dan tahu

banyak hal tentang perceraian. Sehingga dengan penyuluhan tersebut

diharapkan masyarakat akan dapat menjaga keutuhan rumah tangga dan

tidak gegabah untuk memutuskan perkawinannya dengan perceraian.

Page 117: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

102

B. Catatan lapangan

Faktor-Faktor penyebab perceraian diwilayah Pengadilan agama Sragen

meliputi Faktor krisis akhlak, faktor cemburu, faktor ekomoni, faktor tidak ada

tanggung jawab, faktor pihak ketiga, faktor tidak ada keharmonisan.

C. Refleksi

Ramah dalam menjawab pertanyaan tentang faktor-faktor penyebab

perceraian.

Informan 11

Nama: Febriata (yayan) (Anak Korban Perceraiaan)

A.

1. Siapa nama Anda?

Jawaban: Febriata Canggih Saputra (Yayan)

2. Apakah Anda setuju dengan perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Sangat tidak setuju dengan perceraian orang tua saya karena

kami (saya dan kakak) masih membutuhkan mereka baik dalam

sekolah dan kehidupan sehari-hari, karena saya merasa sedih dan

sangat kecewa dan merasa kasih sayang sangat kurang

3. Apakah Anda merasa happy dengan perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Tidak happy

4. Bagaimana perasaan Anda setelah perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Setelah perceraian ibu dan bapak, saya jadi malas sekolah

dan sempat tidak naik kelas hal itu membuat ibu saya malu karena

orang tua saya berprofesi sebagai pendidik. Dalam pergaulan saya

sangat jarang pulang kerumah kalau malam ada orang punya kerja ya

ikut minum-minum supaya bisa melupakan kemelut dalam keluarga

saya

Page 118: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

103

5. Apakah anda merasa ada perbedaan dengan anak-anak lain yang

memiliki keluarga utuh setelah orang tua Anda bercerai?

Jawaban: Iya setelah perceraian itu saya merasa kurang kasih sayang

seperti anak-anak yang lain. Kurang di perhatikan oleh orang tua

saya.

B. Catatan lapangan

Anak tidak setuju dengan perceraian orang tuanya apapun alasanya.

Mereka merasa tidak happy, malu dan kurang mendapat perhatian dan kasih

sayang dari orang tuanya. Dalam pergaulan dilingkungan mereka jarang pulang

dan terjerumus pada alkhohololisme.

C. Refleksi

Jujur dalam memberikan jawaban walaupun awalnya sempat tidak mau di

wawancarai oleh peneliti.

Informan 12

Nama: Endah Erlita (Anak Korban Perceraiaan)

A.

1. Siapa nama Anda?

Jawaban: Endah Erlita Wisudawanti

2. Apakah Anda setuju dengan perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Sangat tidak setuju walaupun dengan alasan apapun

oaring tua saya bercerai.

3. Apakah Anda merasa happy dengan perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Tidak happy, menurut saya tidak ada anak yang merasa

happy dan senang dengan perceraian orang tuanya mbak.

4. Bagaimana perasaan Anda setelah perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Setelah orang tua saya bercerai saya merasa sedih, malu

dan malas mbak. Karena saya merasa malu jika teman-teman di

sekolah mengetahui perceraian orang tua saya.

Page 119: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

104

5. Apakah anda merasa ada perbedaan dengan anak-anak lain yang

memiliki keluarga utuh setelah orang tua Anda bercerai?

Jawaban: Saya merasa berbeda dengan teman-teman apalagi kalau

mereka bercerita tentang orang tuanya dan pada saat mengambil

raport disekolah. Teman-teman yang punya keluarga utuh pasti

mendapat kasih sayang dari keduanya, sehingga saya merasa iri

karena kurang diperhatikan seperti mereka.

B. Catatan lapangan

Anak sangat tidak setuju dengan perceraian orang tuanya walaupun

mereka sudah mengetahui alasan orang tuanya bercerai, dan tidak ada satu orang

anakpun yang merasa happy. Anak yang orang tuanya bercerai merasa sedih,

malu dan dalam pergaulan mereka merasa iri dengan teman yang mempunyai

orang tua utuh.

C. Refleksi

Informan sangat antusias dan ramah dalam menjawab pertanyaan dari

peneliti.

Informan 13

Nama: Widodo (Anak Korban Perceraiaan)

A.

1. Siapa nama Anda?

Jawaban: Widodo

2. Apakah Anda setuju dengan perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Sangat tidak setuju, karena saya tidak mau jika orang tua

saya pisah.

3. Apakah Anda merasa happy dengan perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Sangat tidak happy karena pasti dengan perceraian kami

akan hidup terpisah

4. Bagaimana perasaan Anda setelah perceraian orang tua Anda?

Page 120: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

105

Jawaban: Saya sebenarnya sangat-sangat tidak mau orang tua saya

bercerai karena saya binggung harus ikut ayah atau ibu, dan harus

berpisah dengan adik saya, perceraian orang tua saya menjadikan

saya malas dan sakit hati karena setelah perceraian itu saya ikut

bapak dan bapak saya tidak perhatian dengan saya.

5. Apakah anda merasa ada perbedaan dengan anak-anak lain yang

memiliki keluarga utuh setelah orang tua Anda bercerai?

Jawaban: Iya saya merasa berbeda karena kasih sayang dan

perhatian berbeda tidak seperti dulu, sedangkan anak yang memiliki

keluarga utuh mereka mendapat perhatian dari nedua orang tuanya.

B. Catatan Lapangan

Perceraian orang tua umumya tidak disetujui oleh anak. Karena mereka

tidak akan merasa happy dan senang jika berpisah dari salah satu ayah atau

ibunya. Dalam pergaulan anak korban perceraian kurang mendapat kasih sayang

dan perhatian dari oaring tau seperti anak lain yang memiliki keluarga utuh.

C. Refleksi

Sabar dan ramah dalam memberikan jawaban.

Informan 14

Nama: Deni (Anak Korban Perceraiaan)

A.

1. Siapa nama Anda?

Jawaban: Deni Dwi Yulianto

2. Apakah Anda setuju dengan perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Saya tidak setuju dan tidak ingin orang tua saya bercerai.

3. Apakah Anda merasa happy dengan perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Tidak happy, karena kalu orang tua saya bercerai pasti

saya akan tinggal dengan ibu atau bapak saja. Dan kakak saya juga

tidak mau bapak dan ibu bercerai.

4. Bagaimana perasaan Anda setelah perceraian orang tua Anda?

Page 121: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

106

Jawaban: Saya merasa sedih karena setelah bapak dan ibu bercerai

saya tidak bisa ketemu bapak karena bapak saya tinggal di

Kalimantan

5. Apakah anda merasa ada perbedaan dengan anak-anak lain yang

memiliki keluarga utuh setelah orang tua Anda bercerai?

Jawaban: Merasa berbeda sekali juga tidak, hanya sayang sekarang

tidak mendapat kasih sayang dari bapak seperti anak lain yang

mendapat perhatian dari bapak dan ibunya.

B. Catatan Lapangan

Orang tua yang mengambil keputusan untuk bercerai pada dasarnya anak

sangat tidak setuju dan tidak happy. Anak merasa sedih karena setelah perceraian

tidak dapat bertemu bapaknya. Dalam pergaulan anak tidak merasa berbeda

sekali dengan anak lain yang memiliki orang tua utuh hanya saja mereka merasa

kurang perhatian.

C. Refleksi

Bersikap terbuka tetapi jawaban cenderung singkat.

Informan 15

Nama: Galih (Anak Korban Perceraiaan)

A.

1. Siapa nama Anda?

Jawaban: Galih Putra Utama

2. Apakah Anda setuju dengan perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Sangat-sangat tidak setuju dan tidak mau jika orang tua

saya bercerai. Tapi apa boleh buat sekarang orang tua saya sudah

pisah.

3. Apakah Anda merasa happy dengan perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Sangat tidak happy karena saya harus pisah dengan

orang tua

Page 122: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

107

4. Bagaimana perasaan Anda setelah perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Setelah perceraian itu saya malas di rumah karena

suasana rumah sudah kacau saya tidak betah tinggal di rumah.

Saya juga malas sekolah setelah kelas dua saya tidak lagi sekolah

saya ngamen di terminal Tirtonadi Solo hasil ngamen saya buat

foya-foya karena ibu saya juga tidak di rumah kerja di Jakarta

saya di titipkan di rumah kakek disini"

5. Apakah anda merasa ada perbedaan dengan anak-anak lain yang

memiliki keluarga utuh setelah orang tua Anda bercerai?

Jawaban: Sangat berbeda karena setelah perceraian itu saya seperti

anak terlantar di tinggal bapak dan ibu saya dan sekarang saya

ngamen karena tidak ada yang memberi uang, kakek saya juga

tidak peduli dengan saya. Sedangkan anak yang memiliki bapak

dan ibu pasti hidupnya bahagia ada yang memperhatikan bisa

ketemu dengan orang tuanya tiap hari.

B. Catatan Lapangan

Anak sangat-sangat tidak menyetujui perceraian orang tua. Tidak merasa

happy, dan merasa seperti anak terlantar karena ditinggal bapak dan ibunya.

Sehingga dia harus ikut kakeknya dan menjadi pengamen sehingga putus

sekolah.

C. Refleksi

Terbuka dalam menjawab setiap pertanyaan dari peneliti.

Informan 16

Nama: Amalia (Anak Korban Perceraiaan)

A.

1. Siapa nama Anda?

Jawaban: Amalia Ayuningtyas

2. Apakah Anda setuju dengan perceraian orang tua Anda?

Page 123: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

108

Jawaban: Saya tidak setuju dengan perceraian orang tua karena

saya sangat sedih dan trauma dengan perceraian ini. Hal yang

membuat saya sangat kaget, saya dulu harus memilih ikut siapa

(ayah atau ibu) padahal saya sayang kedua-duanya

3. Apakah Anda merasa happy dengan perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Tidak happy karena perceraian itu sekarang ayah saya

punya istri lagi.

4. Bagaimana perasaan Anda setelah perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Saya merasa sedih, kecewa apalagi setelah ayah saya

punya istri lagi dan ibu saya sekarang juga sudah punya suami.

Padahal saya masih berharap keduanya kembali lagi

5. Apakah anda merasa ada perbedaan dengan anak-anak lain yang

memiliki keluarga utuh setelah orang tua Anda bercerai?

Jawaban: Ya, saya merasa berbeda walaupun sudah punya ayah

pengganti, karena sekarang saya jarang diperhatikan oleh ayah

saya yang asli. Sedangkan anak yang ikut ayah dan ibunya yang

asli pasti perhatiannya juga lebih tidak seperti saya pengen

ketemu ayah saja pasti bilangnya lagi sibuk.

B. Catatan lapangan

Anak tidak setuju dan tidak merasa happy dengan perceraian orang

tuanya. Mereka ingin orang tuanya kembali bersama tetapi keduanya sudah

berumah tangga. Anak cenderung merasa berbeda dengan anak yang memiliki

keluarga utuh karena kurang perhatian dari salah satu ayah atau ibunya.

C. Refleksi

Bersikap jujur dalam menjawab setiap pertanyaan dari peneliti.

Informan 17

Nama: Imam (Anak Korban Perceraiaan)

Page 124: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

109

A.

1. Siapa nama Anda?

Jawaban: Imam Suranto

2. Apakah Anda setuju dengan perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Sangat tidak setuju

3. Apakah Anda merasa happy dengan perceraian orang tua Anda?

Jawaban: Tidak happy

4. Bagaimana perasaan Anda setelah perceraian orang tua Anda?

Jawban: Saya sedih, kecewa karena pisah sama Ayah

5. Apakah anda merasa ada perbedaan dengan anak-anak lain yang

memiliki keluarga utuh setelah orang tua Anda bercerai?

Jawaban: iya teman-teman saya selalu di belikan apa-apa,

diperhatikan tetapi saya tidak karena sekarang tinggal dengan Ibu.

B. Catatan Lapangan

Anak sangat tidak setuju dan tidak happy dengan perceraaian orang

tuanya. Dia merasa sedih dan kecewa. Dalam pergaulan dia merasa berbeda

dengan temannya yang mendapat perhatian dari ayahnya sedangkan dia harus

berpisah dengan ayahnya dan tinggal dengan ibunya.

C. Refleksi

Jujur dan singat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti.

Informan 18

Nama: Fahri (Anak dari keluarga utuh)

A.

1. Siapa nama Anda?

Jawaban: Fahri Suryanto

2. Apa yang kamu rasakan dengan keadaan keluarga kamu yang

harmonis?

Jawaban: Saya merasa senang

Page 125: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

110

3. Apakah keadaan keluargamu yang harmonis itu berpengaruh pada

pergaulan kamu di sekolah, di rumah dan di masyarakat?

Jawaban: Iya saya senang karena ada yang memperhatikan baik di

sekolah, di rumah dan jika bermain

4. Apakah kamu merasakan ada perbedaan dengan anak-anak lain yang

orang tuanya bercerai terutama dalm hal pergaulan?

Jawaban: Saya tidak, tapi saya punya teman yang orang tuanya

bercerai dia selalu sedih dan murung sekarang jarang main.

B. Catatan lapangan

Anak dari keluarga harmonis mereka merasa senang dan bahagia karena

ada perhatian dari keluarganya. Anak dari keluarga utuh tidak merasa berbeda

dengan anak yang orang tuanya bercerai.

C. Refleksi

Bersikap terbuka dalam memberikan jawaban.

Informan 19

Nama: Bagas (Anak dari keluarga utuh)

A.

1. Siapa nama Anda?

Jawaban: Valentino Bagasworo

2. Apa yang kamu rasakan dengan keadaan keluarga kamu yang

harmonis?

Jawaban: Saya senang dan nyaman

3. Apakah keadaan keluargamu yang harmonis itu berpengaruh pada

pergaulan kamu di sekolah, di rumah dan di masyarakat?

Jawaban: Berpengaruh karena keluarga tempat saya bercerita tentang

banyak hal

4. Apakah kamu merasakan ada perbedaan dengan anak-anak lain yang

orang tuanya bercerai terutama dalm hal pergaulan?

Page 126: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

111

Jawaban: Perceraian membawa dampak dalam pergaulan anak,

contohnya mas yayan itu, dulu dia pandai dalam hal sekolah, di rumah

dia juga sering main sama teman-teman sebayanya tapi setelah orang

tuanya bercerai dia jadi tidak naik kelas dan mainnya sama anak-anak

yang nakal, dan sekarang tidak punya sopan santun sama orang tua,

jadi anak nakal saya ikut sedih karena dia sepupu saya.

B. Catatan Lapangan

Anak yang orang tuanya utuh dan dalam keluarganya harmonis maka dia

merasa senang dan nyaman. Menurutnya keluarga merupakan tempat untuk

bercerita banyak hal. Anak dari keluarga utuh tidak merasa berbeda dengan anak

korban perceraian tetapi dia dapat mengetahui dampak yang di timbulkan dari

perceraian itu deangan melihat sepupunya.

C. Refleksi

Jujur dan terbuka dalam menjawab setiap pertanyan dari peneliti.

Informan 20

Nama: Hana (Anak dari keluarga utuh)

A.

1. Siapa nama Anda?

Jawaban: Hana Yuliana

2. Apa yang kamu rasakan dengan keadaan keluarga kamu yang

harmonis?

Jawaban: Bahagia

3. Apakah keadaan keluargamu yang harmonis itu berpengaruh pada

pergaulan kamu di sekolah, di rumah dan di masyarakat?

Jawaban: Keluarga bagi saya sangat berpengaruh, karena dengan

keluarga yang harmonis maka saya mendapat perhatian dan

pengawasan.

4. Apakah kamu merasakan ada perbedaan dengan anak-anak lain yang

orang tuanya bercerai terutama dalm hal pergaulan?

Page 127: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

112

Jawaban: Anak yang menjadi korban perceraian sikapnya dalam

pergaulan jadi berubah karena salah satu teman saya ayah dan ibunya

bercerai dan dia menjadi anak yang pendiam di sekolah padahal

dulunya dia periang, dan nilai-nilainya pun banyak yang jelek, kalau

istirahat suka di kelas.

B. Catatan Lapangan

Anak yang hidup dalan keluarga yang harmonis mereka merasa bahagia.

Keluarga harmonis memberikan perhatian dan pengawasan kepada anaknya.

Anak yang orang tuanya bercerai merasa sedih dan murung serta berdiam diri.

C. Refleksi

Terbuka dan ramah.

Page 128: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

113

Lampiran 4

TRIANGGULASI DATA

Trianggulasi Data 1

Tema : Penyebab terjadinya Perceraian

Sumber : 1. Pengadilan Agama Sragen

2. Kantor Urusan Agama Masaran

3. Kepala Desa Gebang

4. Orang Tua yang bercerai

Catatan Lapangan : Perkawinan pada dasarnya untuk selama lamanya tapi

adakalanya perkawinan itu harus putus di tengah jalan.

Putusnya perkawinan dalam UU No 1 tahun 1974

dijelaskan ada 3 sebab yaitu karena kematian, perceraian

dan putusan pengadilan. Perceraian yang terjadi dalam

perkawinan di sebabkan karena banyak faktor

diantaranya karena faktor akhlak, faktor ekonomi, tidak

adanya tanggung jawab, faktor cemburu. Perceraian di

desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen di

sebabkan karena adanya orang ketiga dalam keluarga

(PIL/WIL),adanya pertengkaran yang terus menerus,

tidak dapat memberi keturunan,adanya KDRT dan faktor

ekonomi atau penghasilan.

Repleksi : Responden bersikap terbuka dalam memberikan

keterangan dan menjawab pertanyaan peneliti, sehingga

mempermudah peneliti dalam memperoleh data.

Page 129: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

114

Trianggulasi Data II

Tema : Sikap anak terhadap perceraian orang tua

Sumber : 1. Anak korban perceraian

Catatan lapangan : Perceraian orang tua tentu mempunyai dampak yang

besar pada anak. Terutama pada sikap anak. Pada

umunya anak tidak akan pernah setuju apabila orang

tuanya bercerai. Mereka juga sedih jika orang tuanya

bercerai. Sikap anak korban perceraian di desa Gebang

adalah anak tidak setuju bahkan mereka sangat tidak

setuju dan tidak happy jika orang tuanya bercerai. Anak

merasa sedih, kecewa, malu jika orang tua mereka

bercerai bahkan mereka bingung akan ikut ayah atau

ibunya setelah orang tuanya mengambil keputusan untuk

bercerai.

Refleksi :Responden bersikap ramah dan bersikap terbuka dalam

memberikan jawaban.

Page 130: STUDI KASUS PERCERAIAN DI DESA GEBANG …/Studi... · menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan ... mengatasi dampak perceraian terhadap sikap anak dalam pergaulan

115

Lampiran 10.