Studi Kasus Pelanggaran Hukum Di Indonesia
-
Upload
hajarul-massi -
Category
Documents
-
view
119 -
download
27
Transcript of Studi Kasus Pelanggaran Hukum Di Indonesia
Nama : Intan Fitra Martin
Nim : 1107114272
Tugas : Pendidikan Kewarganegaraan
Studi Kasus Pelanggaran Hukum Di Indonesia
Hukum merupakan seperangkat kaidah atau aturan yang tersusun dalam suatu sistem, yang
menentukan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh manusia sebagai warga
masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, yang bersumber dari masyarakat sendiri maupun
dari sumber lain, yang diakui berlakunya oleh otoritas tertinggi dalam masyarakat tersebut,
serta benar-benar diberlakukan oleh warga masyarakat (sebagai suatu keseluruhan) dalam
kehidupannya, dan jika kaidah tersebut dilanggar akan memberikan kewenangan bagi
otoritas tertinggi untuk menjatuhkan sanksi yang sifatnya eksternal.
Tujuan hukum adalah keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum, apakah
menimbulkan masalah dalam kenyataan . Sebagaimana diketahui, di dalam kenyataanya sering
sekali antara kepastian hukum terjadi benturan dengan kemanfaatan, atau antara keadilan
dengan kepastian hukum, antara keadilan terjadi benturan dengan kemanfaatan. Sebagai
contoh dalam kasus-kasus hukum tertentu, kalau hakim menginginkan keputusannya adil
(menerut persepsi keadilan yang dianut oleh hukum tersebut tentunya) bagi si penggugat atau
tergugat atau bagi si terdakwa, maka akibatnya sering merugikan kemanfaatan bagi masyarakat
luas, sebaliknya kalau kemanfaatan masyarakat luas dipuaskan, perasaan keadilan bagi
orang tertentu terpaksa dikorbankannya. Oleh karena itu bagaimana keadilan, kemanfaatan
dan kepastian hukum.
Pelanggaran ringan yang kerap terjadi salah satunya adalah tentang pelanggaran lalu
lintas tertentu atau yang lebih dikenal dengan istilah tilang. Permasalahan ini sudah tidak asing
lagi di kalangan masyarakat. Pelanggaran lalu lintas tertentu (tilang) sudah membudaya di
kalangan masyarakat, sehingga setiap kali dilakukan operasi tertib lalu lintas di jalan raya yang
dilakukan oleh Polantas, pasti banyak terjaring kasus pelanggaran lalu lintas tertentu (tilang).
Menurut pihak kepolisian, tidak sedikit pengendara yang mengabaikan keselamatan dan
kenyamanan saat di jalan raya serta tidak menyadari bahwa kecelakaan bermula dari pelanggaran
lalu lintas.
Pelanggaran lalu lintas tertentu atau yang sering disebut dengan tilang merupakan kasus
dalam ruang lingkup hukum pidana yang diatur dalam UU Nomor 14 Tahun 1992. Hukum
pidana mengatur perbuatan perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan berakibat
diterapkannya hukuman bagi barang siapa yang melakukannya dan memenuhi unsur-unsur
perbuatan yang disebutkan dalam undang-undang pidana. Tujuan hukum pidana adalah untuk
menakut-nakuti orang agar tidak melakukan perbuatan yang tidak baik dan mendidik seseorang
yang pernah melakukan perbuatan yang tidak baik menjadi baik dan dapat diterima.
Namun seringkali dalam penyelesaian perkara pelanggaran lalu lintas tidak sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku. Banyak kasus pelanggaran lalu lintas yang diselesaikan di
tempat oleh oknum aparat penegak hukum atau Polantas, dengan kata lain perkara pelanggaran
tersebut tidak sampai diproses menurut hukum.
Pemberian suap kepada Polantas dapat dikenakan tindak pidana terhadap penguasa umum
dengan pidana penjara paling lama 2 tahun delapan bulan (Pasal 209 KUHP). Bahkan usaha
atau percobaan untuk melakukan kegiatan tersebut juga dapat dipidana penjara (Pasal 53 (1) (2)
jo Pasal 209 KHUP). Sedangkan bagi Polantas yang menerima suap dapat dikenakan tindak
pidana dengan ancaman penjara paling lama lima tahun (Pasal 419 KUHP).
Singkatnya, persidangan kasus lalu lintas adalah Acara Pemeriksaan Cepat, dalam proses
tersebut para terdakwa pelanggaran ditempatkan di suatu ruangan. Kemudian hakim akan
memanggil nama terdakwa satu persatu untuk membacakan denda. Setelah denda dibacakan
hakim akan mengetukkan palu sebagai tanda keluarnya suatu putusan.
Selain itu juga terjadi kasus pelanggaran lalu lintas yang melibatkan anak di bawah umur
atau remaja. Kasus yang banyak terjadi adalah pelanggaran umumnya berupa balapan liar dan
pengendara tidak memiliki kelengkapan kendaraan. Salah satu pemicu maraknya pelanggaran
dan kejadian kecelakaan oleh anak-anak di jalan disebabkan minimnya kepedulian orang tua
terhadap anak. Untuk mengatasi kasus tersebut dilakukan sosialisasi tentang bahaya anak di
bawah umur menggunakan kendaraan. Sosialisasi antara lain dilakukan dengan cara
memutarkan film dokumenter terkait lakalantas kepada anak usia sekolah. Itu diharapkan bisa
menjadi bahan renungan dan pelajaran buat anak-anak untuk tidak melakukan hal serupa.
Faktor lain adalah pengaruh lingkungan di mana anak tersebut tumbuh. Di lingkungan
pergaulan ini anak dengan mudah menemukan kendaraan untuk mereka gunakan. Untuk itu
diharapkan orangtua melakukan pengawasan dan pendidikan yang ekstra kepada anak untuk
menghindari hal-hal yang bisa mencelakakn anak, termasuk kecelakaan di jalan raya. Untuk
mengeliminir kasus pelanggaran lalu lintas oleh anak-anak ini, arwis juga mengimbau aparat
kepolisian lebih tegas menindak setiap pelaku pelanggaran.