Studi Kasus Geopolitik

download Studi Kasus Geopolitik

of 2

description

Tugas KWN

Transcript of Studi Kasus Geopolitik

STUDI KASUS GEOPOLITIKDinamikageopolitik Indonesiabanyak dipengaruhi oleh dinamika kawasan. Presiden Yudhoyono dalam artikelnya yang bertajuk Geopolitik Kawasan Asia Tenggara: Perspektif Maritim mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki kepentingan geopolitik utama untuk menjaga keutuhan dan kesatuan negara dari semua sektor, yakni politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan. Kebijakangeopolitik Indonesiaini termanifestasi dalam Wawasan Nusantara. Sehingga segala hal yang berkaitan dengan Indonesia, baik itu kebijakan di bidang geopolitik, geostrategi dan lainnya harus berpedoman pada Wawasan Nusantara. Isu geopolitik tidak dapat lepas dari negara Indonesia karena letak wilayah Indonesia yang strategis dan penuh Sumber Daya Alam menjadi pokok permasalahan tersendiri dalam menyusun arah kebijakan (politik) di Indonesia. Geopolitik Indonesia terutama di wilayah perairan memunculkan berbagai aspek yang harus dikaji. Sebagai contoh, wilayah perairan Indonesia yang dominan memiliki berbagai potensi yang amat luar biasa, hal ini memunculkan berbagai ancaman terkait kedaulatan wilayah perairan, sebab dengan demikian akan sangat banyak negara yang menginginkan potensi laut Indonesia menjadi milik negaranya, hal ini menjadi amat serius mengingat banyak kasus perairan Indonesia dieksploitasi oleh kapal asing dengan mudah tanpa intervensi yang baik dari Indonesia. Hal ini memunculkan suatu upaya tersendiri bagi kebijakan maritim yang akan diambil. Misalnya penguatan kekuatan TNI AL dalam upaya menjaga kedaulatan wilayah perairan. Kemudian status territorial perairan Indonesia juga harus jelas. Hendaknya wilayah perairan yang menjadi sengketa seperti di Sulawesi yang menjadi sengketa dengan Malaysia segera diselesaikan. Indonesia harus membuat suatu pernyataan tegas melalui perundingan agar tidak ada lagi sengketa semacam itu. Kebijakan yang diambil juga harus dipikirkan dengan matang agar nantinya tidak merugikan kepentingan nasional Indonesia.Selain itu ada lagi isu terkait geopolitik di negara Indonesia bagian Timur yaitu Papua dan sekitarnya. Banyak sekali kekayaan alam disana, mulai dari tambang hingga alamnya, akan tetapi Indonesia sendiri belum mampu memanfaatkannya dengan maksimal. Padahal kebijakan geopolitik Indonesia juga mencakup pembangunan di daerah-daerah, khususnya daerah perbatasan dan tertinggal, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun hingga saat ini belum terlaksana dengan baik. Salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Papua, PT Freeport saja sebagian besar SDMnya berasal dari negara lain, sahamnya pun belum milik kita sepenuhnya, untuk mengolah sumber daya yang begitu potensial saja kita masih tidak mampu, pantas saja banyak masyarakat Papua membuat gerakan-gerakan separasi. Belum lagi ditambah masalah terbaru yang mengatakan bahwa ada permintaan saham Freeport untuk presiden dan wapres, hal seperti ini semestinya tidak perlu terjadi mengingat Indonesia harus fokus pada kepentingan dan tujuan nasionalnya. Asas wawasan nusantara juga harus dijunjung tinggi sebab hal tersebut menjadi pemersatu bangsa Indonesia. Kebijakan geopolitik yang diambil harus menguntungkan kedua belah pihak, sebagai contoh Freeport yang memiliki royalti cukup besar haruslah sebagian dialokasikan untuk pembangunan Papua. Yang kami tahu, selama ini pembagian tersebut belum rata sehingga timbul berbagai aksi protes masyarakat Papua mengenai hal itu. Belum lagi, masalah infrastruktur disana yang begitu memprihatinkan, bahkan kebutuhan listrik saja sangat sulit didapat terutama di pelosok. Semestinya pemerintah lebih giat lagi mengkaji perbaikan pembangunan Papua, bahkan jika kita lebih serius lagi bukan tak mungkin Tol Laut yang menjadi salah satu misi Presiden Jokowi saat kampanye dapat terlaksana. Hal ini tentu menjadi harapan bagi semua pihak karena dengan lancarnya moda transportasi akan sangat membantu kelancaran program pembangunan pemerintah.Adanya krisis ekonomi juga berpengaruh terhadap kondisi berbagai negara di dunia, begitu pula Indonesia. Yang saat ini ramai diperbincangkan adalah langkanya BBM, hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi mengingat Indonesia pernah menjadi salah satu negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC. Namun cara mengantisipasi Indonesia dalam menghadapi krisis ini bisa terbilang tidak sigap. Dalam headline artikel kompasiana menyatakan negara lain seperti Amerika dan Jepang telah lama mempersiapkan diri menghadapi krisis ekonomi, pemerintah Amerika mengurangi impor bahan pangan tertentu untuk menstabilkan ekonominya sejak beberapa tahun lalu, bahkan Jepang tak tanggung-tanggung, pemerintahannya sedang mengkaji program bebas nuklir di tahun 2030. Sudah seharusnya pemerintah Indonesia peka dengan hal ini, memang ada beberapa kebijakan terkait hal ini seperti mencabut subsidi dan menaikkan harga BBM, namun itu tidaklah efektif mengingat jumlah cadangan energi kita sudah semakin sedikit. Padahal jika dilihat kembali, sumber energi potensial di Indonesia sangatlah banyak, jika saja SDM kita mampu, Indonesia bisa mencari suatu inovasi baru sebagai sumber energi misal gas hidrat metana yang bisa menghasilkan sumber energi secara masal dan mampu membuat Indonesia mandiri energi bahkan kembali ekspor energi. Kita sebagai warga Indonesia juga harus membantu memaksimalkan program pemerintah dengan hemat energi dan sadar bahwa mencintai produk dalam negeri itu sangat penting mengingat kita kaya, posisi negara Indonesia juga strategis dan mampu menjadi mandiri apabila semua SDA dapat diolah dengan baik oleh SDM anak negeri yang berkualitas. Arah kebijakan geopolitik yang harus diambil salah satunya dengan menyiapkan sumber daya terdidik mulai dari sekarang, penelitian terkait sumber energi baru juga harus digencarkan. Saat ini yang harus dipikirkan bukan lagi bagaimana rencana jangka pendek menghadapi krisis ini akan tetapi langkah jangka panjang yang mampu membuat Indonesia benar-benar sejahtera, tidak lagi dibuat bingung dengan kondisi demikian. Bagaimanapun juga krisis ekonomi akan membuat gejolak dalam berbagai aspek kehidupan bangsa, hal ini berpotensi membuat berbagai pihak mengintervensi dan berusaha menjatuhkan Indonesia, sehingga kajian geopolitik sangat berperan disini.

Saiful, Fadil. 2015. Artikel Kompasiana : Geopolitik Migas dan Era Migas Nonkonvensional di Indonesia. (http://www.kompasiana.com/fadilsaeful/geopolitik-migas-dan-era-migas-nonkonvensional-di-indonesia_54f903caa3331162158b4bb5) diakses pada 4 Desember 2015 pukul 15.00.Yudhoyono, S.B. 2014. Geopolitik Kawasan Asia Tenggara:Perspektif Maritim. (http://jakartagreater.com/geopolitik-kawasan-asia-tenggara/) diakses pada 4 Desember 2015 pukul 14.30.