Studi Kasus DM Wita - Copy

31
LEMBAR PERSETUJUAN Laporan Studi Kasus Pasien mengenai, DIABETES MELITUS PADA PASIEN LANSIA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN MENTENG 1 APRIL– 12 APRIL 2013, telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka melengkapi tugas kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Jakarta, April 2013 Pembimbing, Dr. Dian Mardiyah, M.KK 1

description

hghg

Transcript of Studi Kasus DM Wita - Copy

Page 1: Studi Kasus DM Wita - Copy

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Studi Kasus Pasien mengenai, DIABETES MELITUS PADA

PASIEN LANSIA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA

DI PUSKESMAS KECAMATAN MENTENG 1 APRIL– 12 APRIL 2013,

telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka melengkapi

tugas kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

Universitas YARSI.

Jakarta, April 2013

Pembimbing,

Dr. Dian Mardiyah, M.KK

1

Page 2: Studi Kasus DM Wita - Copy

KATA PENGANTAR

Assalamua`alaikum, Wr. Wb

Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan

terselesaikan Laporan Studi Kasus Pasien mengenai, DIABETES MELITUS

PADA PASIEN LANSIA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN

KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN MENTENG 1 APRIL – 12

APRIL 2013.

Tujuan kami menyusun laporan ini adalah dalam rangka memenuhi tugas

kepaniteraan bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran

Universitas YARSI periode 1April – 12 April 2013

Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Dr. Dian Mardiyah, M.KK, sebagai dosen pembimbing

2. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, Mkes selaku Kepala Bagian Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

3. Rifda Wulansari, SP, M.Kes, Sebagai Koordinator Kepaniteraan Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

4. Dr. Citra Dewi, M.Kes Sebagai Sekretaris Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

5. Dr H. Sumedi Sudarsono, MPH, Rifqatussa`adah, SKM, M. Kes, Dr. Sugma

Agung P, MARS, Kholis Ernawati, S.Si., M.Kes, Dr. Fathul Jannah, M. Si,

M.KK, Kholis selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

6. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Menteng,

Jakarta Pusat

7. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasam

sehingga tersusun laporan ini.

2

Page 3: Studi Kasus DM Wita - Copy

Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang terkait.

Wassalamu`alaikum, Wr. Wb

Jakarta, April 2013

Penulis

IDENTITAS PASIEN

3

Page 4: Studi Kasus DM Wita - Copy

Nama : Ny. T

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 60 tahun

Agama : Islam

Alamat : Matraman Jaya, Pegangsaan, Menteng

Suku Bangsa : Jawa

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

No. Rekam Medis : 59415

Puskesmas : Puskesmas Kecamatan Menteng

Tanggal berobat : 8 April 2013

BERKAS PASIEN

A. Anamnesa

Anamnesa dilakukan pada tanggal 8 April 2013

1. Keluhan Utama

Badan terasa lemas

2. Keluhan Tambahan

Kesemutan pada tangan dan kaki

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan badan terasa lemas

sejak tiga hari yang lalu sehingga tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.

Pasien mengaku makan seperti biasanya. Keluhan juga disertai dengan

kesemutan pada tangan dan kaki yang terasa hilang timbul.

10 tahun yang lalu pasien didiagnosis menderita penyakit kencing

manis oleh dokter. Saat itu keluhan pasien ialah luka pada punggung kaki

kanan yang tidak sembuh-sembuh. Pasien juga sering merasa haus dan

lapar serta sering buang air kecil terutama malam hari ± 5 kali sehingga

mengganggu tidurnya.

4

Page 5: Studi Kasus DM Wita - Copy

Saat itu pasien disarankan untuk mengubah pola makan dan gaya

hidup, serta selalu kontrol setiap bulan. Tetapi pasien tidak kontrol secara

teratur, pasien hanya datang berobat jika ada keluhan.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat penyakit kencing manis diakui pada tahun 2003

Pada tahun 2003 pasien didiagnosis memiliki penyakit kencing manis.

Saat itu pasien datang berobat ke dokter dengan keluhan luka di

punggung kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh. Gula darah saat itu

300 mg/dl menurut pengakuan pasien.

- Riwayat penyakit darah tinggi disangkal

- Riwayat stroke disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat penyakit kencing manis diakui yaitu ibu pasien

- Riwayat penyakit darah tinggi disangkal

- Riwayat stroke disangkal

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Saat ini pasien sudah tidak bekerja. Biaya hidup pasien sehari-hari

ditanggung oleh ketiga anak pasien. Setiap bulannya pasien mendapat

uang dari ketiga anaknya dengan total ± Rp. 2.000.000 – Rp.

3.000.000/bulan. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari dan biaya berobat.

7. Riwayat Kebiasaan

Pasien memiliki kebiasaan meminum teh manis sehari 4 gelas denga gula

2 sendok makan Tetapi pada saat ini pasien sudah tidak memiliki

kebiasaan minum teh manis setiap malam. Kebiasaan tersebut berhenti

setelah pasien didiagnosis memiliki penyakit kencing manis. Pasien

memiliki kebiasaan berjalan kaki di sekitar lingkungan rumah dua kali

5

Page 6: Studi Kasus DM Wita - Copy

dalam seminggu selama ± 30 menit ditemani oleh suaminya. Pasien juga

memiliki kebiasaan berpuasa setiap hari Senin dan Kamis.

B. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

2. Vital Sign

- Tekanan darah : 130/90 mmHg

- Respirasi : 20 x/menit

- Nadi : 80 x/menit

- Suhu : 36,8oC

3. Status Gizi

- Berat badan : 81 kg

- Tinggi badan : 184 cm

- IMT : 23,96 kg/m2 ( Berat Badan lebih dengan risiko)

o Index Massa Tubuh (IMT)

IMT = BB (kg)/TB2(m)

= 81/1,842

= 81/3,38

= 23,96 kg/m2 Berat Badan lebih dengan risiko

4. Status Generalis

a. Kepala

- Bentuk : normocephal

- Rambut : hitam beruban, tidak mudah dicabut

- Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)

: pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)

- Telinga : bentuk normal, tidak terdapat serumen

- Hidung : septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret

- Tenggorokan : tidak hiperemis

- Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor

6

Page 7: Studi Kasus DM Wita - Copy

b. Leher

- Trakea di tengah

- Pembesaran kelenjar getah bening (-)

c. Thorak

- Inspeksi : bentuk dada simetris

: pergerakan dinding dada simetris

: iktus kordis tidak terlihat

- Palpasi : fremitus taktil dan vokal sama kanan dan kiri

: iktus kordis teraba di sela iga V garis midclavicula

kiri

- Perkusi : sonor diseluruh lapang paru, batas jantung normal

- Auskultasi : vesikuler diseluruh lapang paru, wheezing (-),

ronki (-)

: bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-)

gallop (-)

d. Abdomen

- Inspeksi : perut datar, lembut, simetris

- Auskultasi : bising usus (+) normal

- Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak

teraba

- Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen, shifting

dullness (-)

e. Genitalia : tidak diperiksa

f. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)

C. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 1 April 2013

- Gula darah Prospandial : 314 mg/dl

- GD2PP : 400 mg/dl

Saran: Pemeriksaan HbA1C, Profil lipid, Fungsi ginjal, Albuminuria,

EKG, Rontgen, Pemeriksaan Mata, Konseling gizi, dan

7

Page 8: Studi Kasus DM Wita - Copy

perawatan kaki.

Berkas Keluarga

A. Profil Keluarga

1. Karakterisktik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. B

Usia : 70 Tahun

b. Identitas Pasangan

Nama : Ny. T

Usia : 60 tahun

c. Struktur Komposisi Keluarga

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

No. Nama

Kedudukan

dalam

keluarga

Gender Umur

(tahun)

Pendidikan Pekerjaan Keterangan

Tambahan

1. Tn. B Kepala

Keluarga

Laki-laki 70 SMA Tidak

bekerja

2. Ny. T Istri Perempuan 60 SMP Ibu rumah

tangga

Pasien

3. Ny.

AM

Anak I Perempuan 40 Diploma 3 Karyawati

8

Page 9: Studi Kasus DM Wita - Copy

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal

Status Kepemilikan Rumah : milik sendiri

Daerah Perumahan : Padat

Karakteristik Rumah dan

Lingkungan

Kesimpulan

Luas rumah : 5 x 15 m2 Rumah milik sendiri yang berada pada

lingkungan padat. Rumah tersebut

cukup nyaman untuk ditempati oleh

tiga orang anggota keluarga.

Jumlah penghuni dalam satu

rumah : 3 orang

Luas halaman rumah : tidak memiliki

halaman

Rumah Bertingkat dua

Lantai rumah dari : keramik

Dinding rumah dari : tembok

Jamban keluarga : ada

Tempat bermain : tidak ada

Penerangan listrik : 200 watt

Ketersediaan air bersih : ada (PAM)

Tidak pembuangan sampah : ada

b. Kepemilikan barang-barang berharga

Keluarga Ny. T memiliki satu buah motor. Keluarga ini memiliki barang-

barang elektronik antara lain satu buah televisi dan satu buah dvd yang

terletak di ruang keluarga, satu buah laptop, dua buah handphone dan

empat buah kipas angin di setiap kamar tidur. Peralatan rumah tangga

yang dimiliki keluarga ini antara lain magic jar, kompor gas, dan kulkas.

9

Page 10: Studi Kasus DM Wita - Copy

c. Denah rumah

10

Lantai 1

Lantai 2

Kamar pasien

GarasiKamar mandi

Kamar 1Kamar 2Kamar 3

U

Kamar mandi

Dapur dan ruang makan

Ruang keluarga

Tempat tidur

Lemari

Meja

Kamar pasienKeterangan

: Pintu

: Jendela

: tangga

Ruang keluarga

Page 11: Studi Kasus DM Wita - Copy

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Tempat Berobat : Puskesmas dan Rumah Sakit

b. Balita : -

c. Asuransi/Jaminan Kesehatan : -

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan Kesehaatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Kendaraan

pribadi

Pasien pergi berobat ke puskesmas

menggunakan kendaraan pribadi yaitu

motor. Tarif berobat di Puskesmas

menurut pasien murah yaitu sebesar Rp.

2000 dan kualitas pelayanannya pun

memuaskan.

Tarif pelayanan

kesehatan

Murah

Kualitas pelayanan

kesehatan

Memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makan

Keluarga Ny. T memiliki kebiasaan meminum teh manis sehari 4

gelas dengan gula 2 sendok makan. Dan pasien memiliki kebiasaan

membeli jajan minuman es cendol hampir setiap hari karena selalu lewat

di depan rumah. Pasien mempunyai pola makan sebanyak dua sampai tiga

kali sehari dengan menu makanan yang bervariasi dan dimasak sendiri

oleh pasien. Terkadang mereka juga membeli makanan yang ada disekitar

rumah.

Pasien dan keluarga selalu makan bersama di ruang makan

sedangkan anak pasien yaitu Ny. AM hanya ikut makan bersama pada

pagi dan kadang-kadang malam hari karena pada siang harinya ia bekerja

dan kadang-kadang baru pulang pada malam hari. Pada hari Senin dan

Kamis, pasien selalu berpuasa.

11

Page 12: Studi Kasus DM Wita - Copy

b. Menerapkan pola gizi seimbang

Menu makanan keluarga Ny. T yang selalu ada saat mereka

makan setiap harinya ialah nasi, lauk dan sayur. Disertai menu makanan

lainnya seperti tahu, tempe, ikan, telur, ayam atau daging. Pola makan

pasien tiga hari terakhir ialah :

- Tanggal 5 April 2013

Pagi : susu

Siang : nasi, ayam, sayur

Malam : nasi, tempe, sayur

- Tanggal 6 April 2013

Pagi : susu

Siang : nasi, daging, sayur

Malam : nasi, telur, sayur

- Tanggal 7 April 2013

Puasa

Sahur : nasi, ayam, sayur dan susu

Buka puasa : nasi, daging, sayur, buah

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesainya masalah dalam keluarga

- Suami pasien senantiasa memberikan dukungan atas penyakit

pasien dengan cara :

o Menemani pasien berolah raga yaitu berjalan kaki setiap

dua kali dalam seminggu saat pagi hari

o Menjaga pola makan pasien

- Anak-anak pasien selalu memberikan uang setiap bulannya yang

dapat digunakan untuk biaya pengobatan pasien.

b. Faktor penghambat terselesainya masalah dalam keluarga

- Pasien hanya mau kontrol jika ia merasa ada keluhan dan hanya

mau minum obat jika gula darahnya tinggi. Pasien memiliki

pemikiran bahwa orang yang selalu minum obat sama seperti para

12

Page 13: Studi Kasus DM Wita - Copy

pecandu obat-obatan terlarang sehingga ia tidak mau jika harus

selalu minum obat. Tidak ada anggota keluarga yang menjelaskan

kepada pasien bahwa hal tersebut tidak benar karena kurangnya

pengetahuan keluarga terhadap penyakit pasien.

- Anak-anak pasien kurang memberikan perhatian terhadap penyakit

pasien karena sibuk dengan urusan pekerjaan dan keluarga

masing-masing.

B. Genogram

1. Bentuk Keluarga

Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri dari

ayah (Tn. B), ibu (Ny. T), dan anak pertama (Ny. AM) yang tinggal dalam

satu rumah.

2. Tahapan Siklus Keluarga

Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Ny. T

berada pada tahapan siklus keluarga yang ke tujuh, yaitu keluarga orang tua

usia pertengahan (middle-anged family). Dimulai ketika anak terakhir keluar

dan berakhir sampai pensiun.

3. Family Map

Tn. X (85) Ny.Y (80 thn)

Tn. B (70 thn) Ny. T (60 thn)

Tn. D Ny. AM Tn. AL Ny. H Tn. N Ny.G

(41 thn) (40 thn) (39 thn) (35 thn) (30 thn) (25 thn)

13

Keterangan Gambar :

: laki-laki : meninggal

: perempuan : pernikahan

: meninggal karena faktor usia : keturunan

: meninggal karena penyakit DM : tinggal serumah

: pasien

Page 14: Studi Kasus DM Wita - Copy

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

Pasien adalah istri yang berusia lansia dan sudah tidak bekerja. Suami

pasien selalu memberikan dukungan akan penyakit pasien sedangkan anak

pasien sibuk dengan urusannya masing-masing.

- Masalah dalam fungsi biologis

Di keluarga pasien terdapat riwayat yang memiliki penyakit kencing manis

yaitu ibu pasien.

- Masalah dalam fungsi psikologi

Pasien dan suami adalah sepasang suami istri yang sudah lansia. Pasien

menderita penyakit kencing manis sedangkan suami pasien menderita

penyakit darah tinggi. Pasangan suami istri ini saling mendukung satu

sama lain tetapi dukungan dari anak-anak mereka kurang karena jarang

berkomunikasi.

- Masalah dalam fungsi ekonomi

Pasien sudah tidak bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan

biaya berobat didapatkan dari uang yang dikirim anak-anaknya setiap

bulan. Ekonomi pasien terpenuhi dengan baik.

- Masalah lingkungan

Pasien tinggal di lingkungan yang padat

- Masalah perilaku kesehatan

Pasien mengubah pola makan dan gaya hidupnya setelah didiagnosis

menderita penyakit kencing manis tetapi pasien tidak kontrol secara teratur

dikarenakan kurangnya pengetahuan akan penyakitnya dan persepsi yang

salah mengenai keteraturan minum obat dimana pasien beranggapan

bahwa orang yang selalu minum obat sama dengan pecandu obat-obatan

terlarang sedangkan pasien bukan orang seperti itu.

14

Page 15: Studi Kasus DM Wita - Copy

D. Diagnosis Holistik

1. Aspek Personal

- Alasan kedatangan :

Pasien datang berobat ke puskesmas dengan keinginan sendiri tetapi hanya

jika merasakan keluhan. Seharusnya pasien rutin datang untuk kontrol.

- Harapan :

Pasien memiliki harapan untuk dapat sembuh dari penyakitnya.

- Kekhawatiran :

Pasien tidak memiliki kekhawatiran akan akibat dari penyakitnya karena

hal tersebut sudah menjadi takdir dari Allah SWT.

2. Aspek Klinik

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

disimpulkan sebagai berikut :

- Diagnosis kerja : diabetes melitus tipe 2

- Diagnosis banding : -

3. Aspek Risiko Internal

- Genetik :

Terdapat riwayat penyakit diabetes melitus pada keluarga pasien yaitu ibu

pasien.

- Pola makan :

Pola makan pasien tidak memenuhi pola gizi seimbang karena porsinya

besar

- Kebiasaan :

Pasien memiliki kebiasaan meminum air teh sebanyak 4 kali dalm sehari

dengan gula 2 sendok makan setiap haridan memiliki kebiasaan jajan es

cendol di pedagang keliling di depan rumahnya.

- Spiritual :

15

Page 16: Studi Kasus DM Wita - Copy

Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari Allah

SWT dan menerimanya dengan lapang dada apapun akibat yang akan

terjadi akibat penyakitnya. Tetapi pasien tidak berusaha untuk menjaga

kesehatannya melalui minum obat secara teratur karena ia merasa orang

yang selalu minum obat adalah sama dengan pecandu obat-obatan

terlarang sedangkan ia tidak seperti itu.

4. Aspek Psikososial Keluarga

Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah

adanya dukungan dari suami pasien dengan menjaga pola makan pasien dan

menemani pasien berolah raga. Pasien juga memiliki biaya pengobatan yang

cukup yang didapatkan dari pemberian ketiga anaknya setiap bulannya.

Faktor penghambat kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah

kurangnya perhatian dari anak-anak pasien terhadap penyakit pasien. Hal ini

dikarenakan kurangnya komunikasi antara pasien dan anak-anaknya yang

sibuk dengan urusan masing-masing.

5. Aspek Fungsional

Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu

melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah.

E. Rencana Pelaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

Personal

- Menjelaskan kepada pasien

mengenai penyakit dan

komplikasi dari penyakitnya

tersebut.

- Meningkatkan kesadaran

pasien untuk kontrol ke

dokter secara teratur.

- Menjelaskan kepada pasien

bahwa penyakitnya tersebut

dapat terkontrol apabila rutin

berobat.

Pasien

dan

keluarga

pasien

Pada saat

di

Puskesmas

dan

kunjungan

rumah

Pasien memahami

mengenai penyakitnya

dan mau kontrol secara

ke dokter secara teratur

16

Page 17: Studi Kasus DM Wita - Copy

Aspek

Klinik

- Menjelaskan kepada pasien

mengenai diet untuk diabetes

melitus

- Memberitahu pasien untuk

tetap melanjutkan olah raga

yang telah rutin dilakukan

pasien.

- Menyarankan kepada pasien

untuk memeriksa GDP,

GD2PP, HbA1C, kolesterol

da n Periksa mata

- Memberikan obat diabetes

melitus yaitu metformin 1x

500 mg setelah makan

- Membantu menghitung kalori

Kebutuhan Kalori

Basal (KB) = 1.125

kkal

Aktifitas Fisik Sedang

= 225 kkal

Koreksi Usia (KU) =

56,25

Koreksi Gizi lebih =

225 kkal

Kebutuhan kalori

total = 1.068,75 kkal/

hari

- Mengingatkan pasien

tentang pola makan dengan

porsi kecil tetapi dengan

frekuensi sering

- Membantu pasien membuat

menu makanan

Menu makan Pagi : Kentang 1 porsiSusu rendah lemak 1 gelas Jeruk 1 buah

Menu makan Selingan pagi : Biskuit rendah lemak/ tinggi serat 2-3 pcs Melon 1 potong

Menu makan Siang : nasi putih / merah 1 mangkukdaging ayam 1 potongTahu 1 potong

Pasien Pada saat

di

Puskesmas

Pasien mengalami

perbaikan dalam status

kesehatannya dan

kualitas hidup pasien

meningkat.

17

Page 18: Studi Kasus DM Wita - Copy

Bayam 1 porsi Melon 1 potong

Menu makan Selingan Siang : Pepaya 1 potong

Menu makan Malam : Ikan 1 potongSup ayam isi sayuran dan potongan kentang 1 mangkukPepaya 1 potong

Aspek

Risiko

Internal

- Menjelaskan kepada pasien

bahwa apapun yang terjadi

memang sudah menjadi

takdir Allah SWT tetapi

sebagai manusia tetap harus

berusaha dalam hal ini

berusaha menjaga kesehatan

dengan rajin kontrol dan

minum obat secara teratur.

- Memberi pengertian kepada

pasien bahwa dengan minum

obat setiap hari berbeda

dengan para pecandu obat

terlarang.

- Memberitahukan kepada

pasien agar tidak meminum

teh dengan gula banyak dan

menghentikan kebiasaan

membeli dan meminum es

cendol .

Pasien Pada saat

kunjugan

rumah

Pasien mau untuk

kontrol dan minum obat

secara teratur

Aspek

Psikososial

keluarga

- Menjelaskan kepada anak-

anak pasien mengenai

penyakit pasien

- Menganjurkan anak-anak

pasien agar lebih

memberikan dukungan dan

perhatian kepada pasien

Anak

pasien

Pada saat

kunjungan

rumah

Anak pasien lebih

memperhatikan dan

memberikan dukungan

kepada pasien

Aspek

Fungsional

- Menyarankan pasien untuk

tetap melakukan olah raga

30 menit sehari dan

aktivitas sehari-hari seperti

biasa sesuai kemampuannya.

Pasien Pada saat

di

Puskesmas

dan

kunjungan

rumah

Pasien dapat

meningkatkan kualitas

hidupnya

18

Page 19: Studi Kasus DM Wita - Copy

Analisa Kasus

1. Aspek Personal

Keluhan – keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda

bahwa pasien memiliki respon kekhawatiran, sehingga setiap pasien

merasakan keluhan pasien datang berobat ke puskesmas. Hal ini

bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian perilaku

sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour),

dimana hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit).

(Notoatmodjo, 2007).

Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya. Pasien

mengatakan ini semua takdir yang diberikan Allah SWT. Pada analisis

aspek personal dapat dilihat bahwa pasien seseorang yang memliki

harapan untuk dapat melanjutkan hidupnya. Maka rencana

penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan

komplikasi, meningkatkan kesadaran pasien untuk kontrol ke dokter

secara teratur dan menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya tidak

dapat sembuh. Dengan harapan pasien memahami mengenai penyakitnya

dan rajin kontrol secara teratur dan pasien mengalami perbaikan dalam

status kesehatannya dan kualitas hidup pasien meningkat.

2. Aspek Klinik

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang didapatkan secara anamnesa pasien merasakan badan terasa

lemas dan pasien sering mengalami kesemutan pada tangan dan kaki. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan status gizi berat badan 81 kg, tinggi badan

184 cm, IMT 23,92 kg/m (gizi lebih dengan risiko).

Membantu menghitung kebutuhan kalori pasien.

o Kebutuhan Kalori

Kebutuhan Kalori Wanita = 25 kkal/kg

Berat Badan Ideal Pasien = 90% x (TB dalam cm - 100) x1 kg

19

Page 20: Studi Kasus DM Wita - Copy

= 0,9 x (TB-100)

= 0,9 x (184-100)

= 75,6 kg

Kebutuhan Kalori Basal (KB)= Kebutuhan kalori/kg x BB ideal

= 25 kkal x 75,6 kg

= 1.890 kkal

Aktifitas Fisik Sedang (AF) = 30% x KB

= 30% x 1.890 kkal

= 567 kkal

Koreksi Usia (KU) = 10% x KB

= 10% x 1.890

= 189

Koreksi BB lebih dgn risiko = 20% x KB

= 20% x 1.890

= 378 kkal

Kebutuhan Kalori Total = KB +AF – KU - KO

= 1.890 + 567 – 189 - 378

= 1.890 kkal/hari

Pada pemeriksaan penunjang tanggal 1 April 2013 GDS 231 mg/dl.

Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien mengenai diet

untuk diabetes mellitus dan menyarankan kepada pasien untuk memeriksa

GDP, GD2PP dan kolesterol.

Membantu membuat menu makanan:

Menu makan Pagi : Kentang 1 porsi

Susu rendah lemak 1 gelas

Jeruk 1 buah

Menu makan Selingan Pagi : Biskuit rendah lemak/ tinggi serat 2-3 pcs

Melon 1 potong

Menu makan Siang : Nasi putih / merah 1 mangkuk

Daging ayam 1 potong

Tahu 1 potong

20

Page 21: Studi Kasus DM Wita - Copy

Bayam 1 porsi

Melon 1 potong

Menu makan Selingan Siang : Pepaya 1 potong

Menu makan Malam : ikan 1 potong

Sup ayam isi sayuran dan potongan kentang

1 mangkuk

Pepaya 1 potong

3. Aspek Risiko Internal

Aspek risiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan,

genetik dan faktor kebiasaan . Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan

pola makan sehat dan memberi motivasi untuk berusaha menjaga

kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat secara teratur. Dengan

hasil yang diharapkan pasien ingin kontrol dan minum obat secara teratur.

4. Aspek Psikososial keluarga

Kurangnya komunikasi anatara pasien dan anak-anaknya

menyebabkan Kurangnya perhatian dari anak-anak pasien terhadap

penyakit pasien . maka rencana pelaksanaan menjelaskan kepada anak-

anak pasien agar lebih memberikan dukungan dan perhatian dan

menjelaskan kepada anak-anak pasien mengenai penyakit pasien. Dengan

hasil yang diharapkan anak pasien lebih memperhatikan dan memberikan

dukungan kepada pasien.

5. Aspek Fungsional

Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien

mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah.

Dengan rencana pelaksanaan menyarankan pasien untuk tetap melakukan

olahraga dan ativitas sehari-hari seperti biasa sesuai kemampuan. Dengan

hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

F. Prognosis

1. Ad vitam : ad bonam

2. Ad sanasionam : dubia ad malam

21

Page 22: Studi Kasus DM Wita - Copy

3. Ad fungsionam : dubia ad malam

22