(Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf ·...

104
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TENTANG KAFA’AH PROFESI SEBAGAI KRITERIA DALAM PERNIKAHAN (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh : SUPRATNA SARI NPM 1421010017 Program Studi : Jurusan Al-Ahwal As-Syakhsiyyah Pembimbing I : Drs. Haryanto H., M.H. Pembimbing II : Dra. Firdaweri, M.H.I FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG TAHUN 1439 H / 2018 M

Transcript of (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf ·...

Page 1: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TENTANG KAFA’AH PROFESI

SEBAGAI KRITERIA DALAM PERNIKAHAN

(Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas

Dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Hukum (S.H)

Oleh :

SUPRATNA SARI

NPM 1421010017

Program Studi : Jurusan Al-Ahwal As-Syakhsiyyah

Pembimbing I : Drs. Haryanto H., M.H.

Pembimbing II : Dra. Firdaweri, M.H.I

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 1439 H / 2018 M

Page 2: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

ABSTRAK

Menurut hadis rasul, kriteria yang harus diutamakan dalam memilih calon

pasangan adalah agama dan didalam UUD perkawinan pasal 2 mengsyaratkan

perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing

agamanya dan kepercayaan. Sedangkan di desa Kalirejo Lampung Tengah jika

menentukan calon pasangan suami atau istri harus dengan kafa‟ah profesi.

Kafa‟ah profesi adalah kesetaraan profesi antara calon suami dan istri guna untuk

menyelaraskan tingkat perekonomian, agar meminimalisir tingkat percekcokan

didalam rumah tangga. Oleh sebab itu membuat penulis tertarik untuk

memecahkan masalah yang ada di desa Kalirejo Lampung Tengah.

Berdasarkan latar belakang diatas terdapat rumusan masalah yaitu

mengapa kafa‟ah profesi sebagai kriteria dalam pernikahan menurut persepsi

masyarakat desa Kalirejo Lampung Tengah dan bagaimana kafa‟ah profesi

sebagai kriteria dalam pernikahan menurut perspektif hukum Islam.

Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui mengapa kafa‟ah profesi sebagai

kriteria dalam pernikahan menurut persepsi masyarakat desa Kalirejo Lampung

Tengah dan untuk mengetahui bagaimana kafa‟ah profesi sebagai kriteria dalam

pernikahan menurut perspektif hukum Islam. Jenis penelitian ini adalah penelitian

lapangan (field research), Metode pengumpulan data adalah dengan melakukan

interview dengan narasumber. Observasi dilapangan adalah mencocokan dengan

data interview dengan keadaan yang sebenernya yang terjadi di desa tersebut.

Dokumentasi berupa catatan kondisi penduduk, guna memenuhi kelengkapan

data yang tidak diperoleh dari tekhnik observasi dan wawancara. Untuk

menganalisis data digunakan metode kualitatif yaitu dengan memaparkan secara

jelas mengenai kafa‟ah profesi sebagai kriteria dalam pernikahan persepsi

masyarakat didesa Kalirejo Lampung Tengah dan kafa‟ah profesi sebagai kriteria

dalam pernikahan perspektif hukum Islam. Sehingga dapat ditarik kesimpulan

sebagai jawaban dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa didesa Kalirejo Lampung

Tengah kriteria kafa‟ah profesi dalam pernikahan menjadi kriteria utama

dibandingkan dengan kafa‟ah agama. Menurut masyarakat tersebut kriteria

kafa‟ah setelah profesi yaitu agama, pendidikan, keturunan, dan terbebas dari

cacat fisik. Masyarakat tersebut berpandangan bahwa jika menikah tidak kafa‟ah

profesi maka tidak harmonis didalam rumah tangga, dan anak yang akan menikah

tidak dengan kafa‟ah profesi maka akan menimbulkan perkawinan tidak dapat

dilangsungkan. Sedangkan didalam hukum Islam kriteria kafa‟ah didalam

pernikahan tidak demikian, kafa‟ah agama yang harusnya diutamakan. Menurut

peneliti yang diperkuat dengan data-data pernikahan di KUA, pandangan

masyarakat desa kalirejo lampung tengah kurang memahami dalam mempraktikan

kafa‟ah pernikahan, karena didalam hukum Islam kafa‟ah agama yang harus

diutamakan. Seharusnya masyarakat tersebut jika ingin memilih calon pasangan

suami-istri berdasarkan ajaran hukum Islam dengan demikian akan membawa

hubungan rumah tangga yang harmonis dan di ridhoi Allah.

Page 3: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI
Page 4: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI
Page 5: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

MOTTO

سهى قال ل اهلل صه اهلل عهي بي زس ان ع سيسة زضي اهلل ع أبي كح: ع ح

سأة نأزبع ا : ان نحسب ا، ان ا , ن ان ا , نج حسبج يداك , ندي يخفق)فاظفس براث اندي

يع بقيت انسبعت (عهي

Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa

Sallam bersabda: "Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta,

keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama,

engkau akan berbahagia." Muttafaq Alaih dan Imam tujuh.1

1 Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram, Cet. Ke- 1, (Jakarta : Gema Insani, 2013), h.

208.

Page 6: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

PERSEMBAHAN

Yang utama dari segalanya.....

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, taburan cinta dan kasih

sayangmu telah memberikanku kekuatan, membekali ku dengan ilmu serta

memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang engkau

berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan

salam selalu terlimpahkan kepada rosulullah Muhammad SAW.

Perjuangan merupakan pengalaman yang berharga yang dapat menjadikan

kita manusia yang berkualitas. Skripsi ini kupersembahkan untuk orang-orang

yang selalu mendukung terselesainya karya ini, di antaranya:

1. Kepada kedua orang tua tercinta, Bapak Suroto dan Ibu Misnawati yang

selalu memberi motivasi yang sangat besar untuk menggapai

keberhasilanku dan dengan sabar melimpahi aku dengan do‟a dan kasih

sayang, serta nasihat yang menjadikan jembatan perjalanan hidupku.

2. Teruntuk tante Siti Fatonah dan paman Eko Pamuji yang selalu memberi

motivasi dan semangat agar terselesainya skripsi ini.

Page 7: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

RIWAYAT HIDUP

Supratna Sari dilahirkan di Bandar Sari, pada tanggal 9 Mei 1995, anak

pertama dari pasangan Bapak Suroto dan Ibu Misnawati.

Jenjang Pendidikan Penulis Yaitu:

1. TK Ma‟arif Badar Sari Kab. Lampung Tengah tamat pada tahun 2005

2. Sekolah Dasar Negri 1 Kalirejo Kab. Lampung Tengah tamat pada tahun

2007

3. SMP Islam Kalirejo Kab. Lamung Tengah tamat pada tahun 2010

4. MAS Diniyyah Putri Lampung 2014.

Kemudian penulis melanjutkan studi ke Universitas Islam Negri Raden

Intan Lampung pada Fakultas Syari‟ah jurusan Al-Ahwal As-Syakhsiyyah.

Bandar Lampung, 5 februari 2018

Yang Membuat

Supratna Sari

Page 8: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

KATA PENGANTAR

د ا يح او سيد سهى عه خيس األ صه اناسهاو ا ت االي ع خا ب ع د اهلل انر ا انح

ايا بع عي اج صحب دعه ان

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia berupa ilmu pengetahuan, kesehatan, dan petunjuk,

sehingga skripsi yang berjudul “Perspektif Hukum Islam Tentang Kafa‟ah Dalam

Kriteria Pernikahan (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah), dapat

diselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam disampaikan kepada Nabi

Muhammad SAW., para sahabat dan pengikutnya yang setia.

Skripsi ini merupakan bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan studi

program strata satu (S-1), pada Fakultas Syari‟ah UIN Raden Intan Lampung,

guna memperoleh Sarjana Hukum (S.H) dalam bidang ilmu syari‟ah. Atas

bantuan semua pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini tak lupa di haturkan

terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Moh. Mukri, M.Ag. selaku Rektor UIN Raden Intan Lampung.

2. Dr. Alamsyah, S. Ag., M. Ag. selaku Dekan Fakultas Syari‟ah serta para wakil

Dekan di lingkungn Fakultas Syari‟ah UIN Raden Intan Lampung.

3. Marwin, S.H., M.H. selaku ketua Jurusan Al-Ahwal As-Syakhsiyyah Fakultas

Syaria‟ah UIN Raden Intan Lampung.

Page 9: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

4. Drs. H. Haryanto H., M.H. selaku pembimbing I, dan Dra. Firdaweri., M.H.I.

selaku pembimbing II, yang telah menyediakan waktu dan pikirannya untuk

memberikan bimbingan dan arahan bagi tersuusunnya skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta para staf/ karyawan Fakultas Syari‟ah UIN Raden

Intan Lampung yang telah membimbing dan membantu penulis selama mengikuti

perkuliahan.

6. Segenap guruku di SD, SMP dan MAS yang telah memberi dan mengajarkan

ilmu kepadaku dengan penuh kasih sayang.

7. Segenap narasumber yang telah memberikan waktu, dan informasi, sehingga

data yang diperoleh digunakan untuk melengkapi isi dalam skripsi.

8. Ayah dan Ibu, keluarga besarku, yang senantiasa medo‟akan, membantu, serta

memberikan dukungan dalam upaya menyelesaikan skripsi ini.

9. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syari‟ah, juga Perpustakaan

Universitas yang telah memberikan informasi, data, refrensi, dan lain-lain.

10. Semua kawan-kawan penulis baik dilingkungan kampus maupun luar kampus

yang telah memberikan waktu untuk berbagi rasa suka dan duka selama ini.

11. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah

membantu baik moral maupun materiil.

Semoga Allah senantiasa membalas segala kebaikan dan ketulusan yang

telah diberikan. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa hasil penelitian dan

Page 10: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan yang dimiliki. Untuk itu kepada para

pembaca kiranya dapat memberi masukan dan saran-saran, guna memperbaiki

tulisan ini. Diharapkan betapa pun kecilnya karya tulis (hasil penelitian) ini dapat

menjadikan sumbangan yang cukup berarti dalam pengembangan ilmu

pengetahuan.

Bandar Lampung, 20 Februari 2018

Penulis,

Supratna Sari

NPM. 1421010017

Page 11: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................................. ii

PENGESAHAN .......................................................................................................... iii

MOTTO ...................................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ....................................................................................................... v

RIWAYAT HIDUP .................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... x

BAB I: PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul ............................................................................................. 1

B. Alasan Memilih Judul ..................................................................................... 3

C. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 4

D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 10

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................................... 10

F. Metode Penelitian ........................................................................................... 11

BAB. II. KAFA’AH MENURUT HUKUM ISLAM

A. Pengertian Kafa‟ah dan Kafa‟ah Profesi ........................................................ 17

B. Dasar Hukum Kafa‟ah dan Kafa‟ah Profesi ................................................... 22

C. Kriteria-kriteria Kafa‟ah Menurut Pendapat Para Ulama .............................. 28

D. Waktu Berlakuya Kafa‟ah ............................................................................. 37

E. Urgensi Kafa‟ah ............................................................................................. 39

BAB. III. KAFA’AH PROFESI MENURUT MASYARAKAT

A. Sejarah Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung

Tengah ......................................................................................................... 51

Page 12: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

B. Keadaan Geografis Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten

Lampung Tengah ......................................................................................... 52

C. Kondisi Demografis Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten

lampung Tengah ........................................................................................... 54

D. Kondisi Sosial Masyarakat Desa Kalirejo Lampung Tengah ....................... 58

E. Pemahaman Kafa‟ah Profesi Pada Masyarakat di Desa Kalirejo

Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah....................................... 59

F. Pemahaman Para Tokoh Tentang Kafa‟ah Profesi Sebagai Kriteria

Dalam Pernikahan ......................................................................................... 77

G. Data-data pernikahan kafa‟ah profesi

BAB. IV. ANALISIS DATA KAFA’AH PROFESI

A. Kafa‟ah Profesi Sebagai Kriteria Dalam Pernikahan Menurut Persepsi

Masyarakat di Desa Kalirejo Lampung Tengah? ......................................... 80

B. Kafa‟ah Profesi Sebagai Kriteria Dalam Pernikahan Menurut

Perspektif Hukum Islam ............................................................................... 82

BAB. V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................... 87

B. Saran ............................................................................................................. 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul skripsi ini, perlu

kiranya penulis menjelaskan istilah-istilah yang terkandung pada skripsi ini,

“PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TENTANG KAFA’AH PROFESI

SEBAGAI KRITERIA DALAM PERNIKAHAN (Studi Kasus di Desa

Kalirejo Lampung Tengah)”. Adapun istilah-istilah yang perlu penulis jelaskan

adalah sebagai b erikut:

1. Perspektif Hukum Islam adalah

a. Perspektif yaitu sudut pandang atau pandangan.2 Cara melukiskan suatu

benda pada permukaan yang mendatr sebagaimana yang terlihat oleh

mata dengan tig dimensi (panjang, lebar, dan tingginya) sudut pandang

atau pandangan.3

2. Hukum Islam yaitu hukum mengenai norma-norma agama Islam yang

mengatur prikehidupan manusia.4 Hukum Islam juga bisa disebut

seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan sunnah Rosul tentang

tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini berlaku dan

mengikat untuk semua umat yang beragama Islam.5 Jadi perspektif hukum

2Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern

English Press, 1991), h. 1062 3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-3,

(Surabaya: Arkola), h. 864 4 Peter Salim dan Yenny Salim Ibid, h. 890

5H. Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h.

12

Page 14: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

Islam yaitu suatu telaah terhadap kafa‟ah, bukan hanya dari segi agama

yang menjadi poin utama saja kriteria dalam pernikahan, tetapi sudah

meelebihi itu, yakni kafa‟ah profesi

3. Kafa‟ah Profesi

a. Kafa‟ah menurut bahasa yaitu kesastraan, sedangkan kata kufu‟ berarti

sesuatu atau seorang yang setara atau sepadan dengan sesuatu atau

seorang lainya. Adapun yang dimaksud dalam hal perkawinan adalah

sepadannya seorang suami dengan istrinya dalam kedudukan,

pendidikan, kekayaan, status sosial, dan sebagainya.6 Sedangkan

para fuqaha mendefinisikan kafa‟ah adalah sebandingnya antara seorang

laki-laki dengan seorang wanita yang dinikahinya dalam beberapa hal

tertentu7

b. Profesi ialah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian

tertentu.8 Hirfah [الحرفة] atau Profesi disebut juga dengan Shina‟ah

.yang artinya yaitu Pekerjaan [صناعة]9 Maksudnya dalam tatanan sosial di

masyarakat, profesi menjadi hal terpenting yang membentuk status sosial

seseorang, misalnya seorang pegawai negri lebih terhormat didalam

masyarakat dibandingkan dengan seseorang yang berprofesi sebagai

petugas keamanan kompleks.

6Muhammad Baqir Al-Habsyi, Fiqih Praktis Menurut Al-Quran, As-Sunah, dan Pendapat

Para Ulama,(Bandung: Mizan Anggota IKAPI, 2002), h.48 7Al-Hamdani, Risalah An-Nikah, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), h. 45

8Peter Salim dan Yenny Salim, Op.cit. h. 1992

9H. Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa

Dzurriyyah, 2010), h. 222

Page 15: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

Jadi menurut peneliti kafa‟ah profesi adalah kesetaraan profesi antara calon

suami dan istri guna untuk menyelaraskan tingkat perekonomian didalam rumah

tangga, agar tidak terjadi kesenjangan didalam perekonomian keluarga.

4. Kriteria dalam penikahan adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau

penetapan sesuatu.10

Jadi menurut peneliti kriteria dalam pernikahan itu berarti ukuran yang

menjadi dasar penilaian tertentu dalam suatu pernikahan yang bertujuan untuk

mendapatkan yang sesuai dengan yang diinginkan.

Berdasarkan penjelasan judul tersebut, skripsi ini bermaksud untuk

menjelaskan tentang kafa‟ah profesi sebagai kriteria dalam pernikahan menurut

sudut pandangan masyarakat desa Kalirejo Lampung Tengah, bila disorot dari

kacamata hukum islam.

B. Alasan memilih judul

Ada beberapa alasan yang mendorong penulis untuk memilih judul skripsi

ini:

1. Secara Obyektif

a. Kafa‟ah profesi adalah kesepadanan profesi, memang dalam tatanan

sosial, profesi sebagai instrumen yang dapat membentuk status sosial

seseorang. Seorang juragan jauh lebih terpandang dibanding

pedagang pasar biasa.

10

Peter Salim dan Yenny Salim, Op.Cit.h. 150.

Page 16: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

b. Secara Obyektif, pada masyarakat desa Kalirejo Lampung Tengah

mereka menganggap dengan adanya kafa‟ah profesi dapat menjamin

kesejahteraan dan meminimalisir percekcokan didalam keluarga.

c. Persoalan ini merupakan persoalan aktual dan kebanyakan

masyarakat lebih mementingkan materi sehingga terjadinya

pernikahan dengan kafa‟ah profesi, namun hal tersebut bertentangan

dengan ajaran hukum Islam.

2. Secara Subyektif

a. Sudah banyak skripsi yang membahas tentang kafa‟ah secara umum

namun, disini penulis ingin meneliti secara spesifik lagi mengenai

kafa‟ah profesi.

b. Referensi yang terkait dengan penelitian ini cukup menunjang

penulis,sehingga dapat mempermudah dalam menyelesaikan skripsi ini.

c. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini sesuai dengan studi ilmu

penulis pelajari selama di Fakultas Syari‟ah yaitu Program Studi Al-

Ahwal Asy-Syakhsiyyah.

C. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana dalam memilih istri, Islam membimbing agar memilih wanita

yang memiliki kriteria sifat-sifat tertentu dan menganjurkan bagi yang ingin

menikahinya agar sifat-sifat inilah yang menjadi pusat perhatiannya. Demikian

juga dalam memilih pasang suami, Islam menganjurkan yang beragama dan

Page 17: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

berakhlak yang baik. Islam juga menganjurkan kepada keluarga wanita agar

mengutamakan pemuda yang melamar putrinya yang memiliki agama.11

Sebuah hadis nabi dari Al- Bukhori dan Al-Muslim menyatakan:

سهى قال ل اهلل صه اهلل عهي بي زس ان ع سيسة زضي اهلل ع أبي كح ): ع ح

سأة نأزبع ا : ان نحسب ا، ان ا , ن ان ا , نج حسبج يداك , ندي (فاظفس براث اندي

يع بقيت انسبعت يخفق عهي

Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa

Sallam bersabda: "Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta,

keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama,

engkau akan berbahagia." Muttafaq Alaihi dan tujuh imam.12

Hadis diatas mengisyaratkan bahwa dalam memilih pasangan, kriteria yang

utama adalah agama dalam arti akhlaq dan kejiwaannya. Mengingat bahwa

perkawinan adalah salah satu bagian terpenting dalam menciptakan keluarga dan

masyarakat yang dirihoi Allah SWT, maka dalam memilih calon suami dan istri,

islam menganjurkan agar mendasar segala sesuatunya atas norma agama,

sehingga pendamping hidupnya mempunyai akhlak atau moral yang terpuji.

Meskipun terdapat 4 kriteria namun tidaklah dijadikan sumber keutamaan dalam

mencari pasangan hidup.

11

Abdul Aziz Muhammad Azzam, abdul Wahab Sayyed Hawwan, FiqihMunakahat,

terjemah Abdul Majid Khon, (Jakarta: Kresindo Mediacita, 2009), h.56 12

Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram, Cet. Ke- 1, ( Jakarta : Gema Insani, 2013),

Hal. 208.

Page 18: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

Melihat arti umum hadist di atas, manusia sama derajatnya, hanya agama

yang di landasi dengan ketaqwaanlah yang membedakan manusia satu dengan

yang lainnya, bukan kebangsawanan dan kebangsaan ataupun kecantikan. Dalam

masalah perkawinan yang termasuk sunnah Nabi dalam membina rumah tangga

sejahtera itu faktor agama yang seharusnya menjadi titik beratnya, untuk

mendapatkan derajat berbahagia dalam rumah tangga.13

Resiko menikahi

seseorang yang kurang ilmu agama, nanti setelah menikah yang niatnya ingin

mewarnai kehidupan kita dengan ketaatan tetapi ujung-ujungnya kita yang

terwarnai, karena agama adalah poin utama untuk mecapai kebahagiaan di dalam

rumah tangga.

Kafa‟ah merupakan salah satu proses menuju perkawinan, Kafa‟ah dalam

perkawinan merupakan faktor yang dapat mendorong terciptanya kebahagiaan

suami dan istri14

dan lebih menjamin keselamatan perempuan dari kegagalan atau

kegoncangan rumah tangga, kafa‟ah dianjurkan oleh Islam dalam memilih calon

suami atau istri, tetapi tidak menentukan sah atau tidaknya perkawinan. Dengan

adanya kafa‟ah dalam perkawinan maka akan memudahkan dua insan yang akan

hidup bersama membangun rumah tangga yang harmonis. meskipun kafa‟ah itu

disyariatkan atau diatur didalam perkawinan Islam, namun dalil yang

mengharuskan tidak ada yang jelas dan hal ini yang menjadi pembicaraan

13

Abdul Rahman Ghazali, Fiqih Munakahat, cet. 1, ( Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2003), h. 101-102 14

Tihami dan Sohari Sahrani, Op. Cit, h. 57

Page 19: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

dikalangan ulama baik mengenai kedudukan didalam perkawinan, maupun kriteria

apa yang digunakan dalam penentuan kafa‟ah itu. 15

Para fuqoha berpendapat tentang kafa‟ah sebagai syarat sah nikah. Ada

yang berpendapat sebagai syarat sah dan ada pula yang mengatakan tidak sebagai

syarat sah , Imam Ahmad berpendapat bahwa kafa‟ah adalah `salah satu syarat

sah nikah, akan tetapi para ulama lain menyatakan bahwa kafa‟ah adalah hak

seorang perempuan dan wali nikahnya.16

Kafa‟ah adalah hak bagi wanita dan walinya, karena suatu perkawinan yang

tidak seimbang, serasi akan menimbulkan problema berkelanjutan, dan besar

kemungkinan menyebabkan terjadinya perceraian oleh karena itu, boleh

dibatalkan.17

Kafa‟ah dalam pernikahan menurut hukum Islam yaitu keseimbangan

dan keserasian antara calon suami dan istri masing-masing calon tidak merasa

berat untuk melangsungkan pernikahan.18

Desa Kalirejo Lampung Tengah merupakan sebuah Desa yang terletak di

kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah yang terdiri dari berbagai suku

dan agama yang sebagaian besar masyarakatnya bersuku jawa, lampung dan

sunda, ada juga yang bersuku batak. Meskipun demikian, kehidupan sosial

masyarakat di desa tersebut rukun dan saling tolong menolong, keadaan ekonomi

masyarakat setempat rata-rata berada pada ekonomi menengah. Dikatakan

15

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Di Indonesia Antara Fiqih Munakahat dan

Undang-Undang Perkawinan, Cet. Ke- 1, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 140 16

Abd Rahman Al-Jaziri, Fiqh „ala Madzhab al- arba‟ah, cet. Ke-1, (Beirut: Daral-

‟Ilmiyyah, 1990), h.53-59 17

Muhammad Bagir Al-Habsyi,Op. Cit, h. 54 18

Abdul Rahman Ghazaly, Fikih Munakahat Seri Buku Daras, cet. III, (Jakarta: Pustaka

Kencana, 2003), h. 96

Page 20: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

masyarakat lapisan menengah karena hal ini peneliti dapatkan dari hasil

wawancara pada masyarakat di Desa Kalirejo.

Masyarakat di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung

Tengah mayoritas mata pencaharianya berasal dari hasil petani, pedagang dan

PNS, di Desa Kalirejo Lampung Tengah pada tahap perkenalan antara calon

suami dan istri, calon istri menilai terlebih dahulu apa profesi calon suami tersebut

setara atau tidak dengannya.

Kafa‟ah profesi yang dipahami oleh masyarakat di Desa Kalirejo adalah

mereka menganggap bahwa kafa‟ah profesi itu sebagai penilaian, tingkat tinggi

atau rendahnya perekonomian seseorang, sebab dengan perekonomian yang

tinggi maka dalam rumah tangga akan terhindar dari perselisihan karena

terpenuhinya nafkah dengan baik. Jika profesi seorang tersebut cukup memenuhi

kriteria maka menurut masyarakat setempat sudah mampu menghidupi keluarga

yang akan dibangun setelah akad pernikahan berlangsung.

Sehingga masyarakat mengubah pola pikir tentang kafa‟ah profesi itu

sendiri. Saat ini ada kecenderungan dikalangan umat Islam untuk

memprioritaskan kafa‟ah profesi kedalam kriteria pernikahan, prilaku ini karena

pengaruhnya di zaman modern sekarang, yang mana tingkat kebutuhan lebih

tinggi. Pola pikir seperti ini telah menggeser nilai dan komitmen umat Islam

terhadap kriteria yang sebenarnya dalam pernikahan. Padahal Islam tidak

menjadikan kafa‟ah profesi sebagai prioritas utama dalam menentukan kriteria

pernikahan.

Page 21: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

Adapun beberapa pendapat masyarakat di Desa Kalirejo Kabupaten

Lampung Tengah mengenai kafa‟ah profesi. Dari hasil wawancara yang

dilakukan dengan bapak suep pada tanggal 20 Oktober 2017 di Desa Kalirejo Kec.

Kalirejo Kab. Lampung Tengah, profesi seorang laki-laki harus setara dengan

perempuan yang akan dinikahinya atau bahkan jika profesi laki-laki tidak setara

dengan perempuan yang akan di nikahinya, maka harus setara dengan pekerjaan

orangtua perempuan dan mereka beranggapan bahwa kesetaraan profesi itu sangat

penting untuk menentukan tingkat perekonomian didalam rumah tangga.19

Ada juga yang mengatakan bahwa kafa‟ah profesi itu poin utama dalam

memilih calon pasangan suami-istri, jika tidak ada kesetaraan profesi maka tidak

dapat diberlangsungkannya pernikahan tersebut. 20

Setelah mendengar keterangan

responden tersebut, dapat menjadi indikasi bahwa pemahaman mereka sangat

minim mengenai kri teria kafa‟ah dalam pernikahan menurut hukum Islam.

Kafa‟ah profesi yang di perioritaskan sebagai kriteria dalam pernikahan, dan

hal itu harus diketahui oleh masyarakat secara jelas, supaya masyarakat tidak

salah paham dalam mengartikan kafa‟ah profesi, khususnya masyarakat di Desa

Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah. Sehingga kafa‟ah

profesi tidak dijadikanya ukuran utama dalam kriteria pernikahan.

Dari pembahasan diatas bertolak belakang antara praktik dan teori hukum

islam dalam menentukan calon pasangan suami istri. Berdasarkan hasil

19 Wawancara Dengan Bapak Suep di Desa Kalirejo Lampung Tengah, 20 Oktober 2017. 20

Wawancara Dengan Bapak Herman di Desa Kalirejo Lampung Tengah, 20 Oktober

2017

Page 22: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

pengamatan dari peneliti, ada beberapa pernikahan yang memprioritaskan kafa‟ah

profesi sebagai kriteria dalam pernikahan, dan tidak dapat berlangsungnya

pernikahan, jika profesi tersebut tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh

masyarakat setempat. Hal ini bertentangan dengan anjuran hukum Islam.

Oleh sebab itu membuat penulis terbesit untuk memecahkan masalah

melalui penulisan karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul:

“PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TENTANG KAFA’AH PROFESI

SEBAGAI KRITERIA DALAM PERNIKAHAN (Studi Kasus di Desa

Kalirejo Lampung Tengah)”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diambil suatu rumusan

masalah yaitu:

1. Mengapa kafa‟ah profesi sebagai kriteria dalam pernikahan menurut

persepsi masyarakat di desa Kalirejo Lampung Tengah?

2. Bagaimana kafa‟ah profesi sebagai kriteria dalam pernikahan menurut

perspektif hukum Islam?

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan

1. Tujuan

a. Untuk menjelaskan kepada masyarakat mengenai kriteria kafa‟ah.

Sehingga masyarakat tidak mengutamakan kafa‟ah profesi dalam

pernikahan. Dan tidak salah dalam memahami kafa‟ah pernikahan.

Page 23: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

b. Untuk menjelaskan kafa‟ah profesi sebagai kriteria dalam

pernikahan menurut perspektif hukum Islam.

2. Kegunaan

a. Secara teoritis penelitian ini adalah untuk mengembangkan kajian

tentang kafa‟ah yang sering menjadi perbincangan dalam

masyarakat dan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan,

khususnya di perpustakaan UIN Raden Intan Lampung mengenai

kafa‟ah profesi dalam pernikahan.

b. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat menjadi landasan

pemikiran yang positif dan dapat berguna untuk memberi

sumbangan yang berarti bagi masyarakat pada umumnya dan

khususnya bagi para pihak-pihak yang terkait mengutamakan

kafa‟ah profesi dalam pernikahan

F. Metode Penelitian

Untuk menghadapi permasalahan yang telah dirumuskan diatas, perlu

memakai beberapa metode yaitu:

1. Jenis dan Sifat Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research).

Penelitian lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan

data dan informasi yang diperoleh langsung dari responden. Selain itu penulis

juga menggunakan penelitian ini berjenis penelitian pustaka (library research).

Untuk mendapatkan data-data yang akan digunakan sebagai alat bantu penelitian,

Page 24: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

penelitian juga menggunakan penelitian pustaka (library research) merupakan

metode pengumpulan data berdasarkan buku-buku, literatur-literatur yang

berkaitan dengan kafa‟ah profesi secara teoritis.21

b. Sifat Penelitian

Penelitian deskriptif analitik yakni penelitian yang berusaha menjelaskan

dan menggambarkan secara tepat mengenai data yang diperoleh di lapangan,

menyajikan data dan menganalisis data yang diperoleh serta menginterprestasi.22

2. Sumber Data

Data adalah korelasi fakta-fakta atau nilai-nilai numerik (angka), sedangkan

sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Baik secara kuesioner

atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut

responden, yaitu orang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti,

baik tertulis maupun lisan.23

sumber data yang digunakan adalah:

a. Data Primer

Sumber Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya,

baik melalui wawancara, laporan atau dalam bentuk dokumen kemudian diolah

oleh peneliti.24

Berupa Informasi-informasi hasil dari wawancara dengan

masyarakat mengenai praktik kafa‟ah profesi sebagai kriteria dalam pernikahan.

21

Kartini Kartono, Pengantar Me,todologi Riset Sosial, (Bandung: CV. Mandiri, cet ke-

VII, 1996), h, 81 22

Ibid, h. 44 23

Suharsimi Harikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV,

(Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 114 24

Kartini Kartono, Op.Cit, h.97

Page 25: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

b. Data Sekunder

Data Sekunder terbagi dua bagian yaitu: bahan hukum sekunder dan bahan

hukum primer. Bahan hukum sekunder yaitu data yang menjelaskan bahan hukum

primer, seperti buku-buku ilmiah, hasil penelitian dan karya ilmiah.25

Bahan

hukum primer yaitu buku-buku tentang kafa‟ah, Fiqih Munakahat, Fiqih sunnah,

pendapat para pakar yang sesuai dengan tema penelitian, dll.

3. Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dari sumber penulis menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

a. Tekhnik Pengumpulan Data Pustaka

Studi pustaka adalah pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang

berasal dari berbagai literatur dan buku-buku yang berkaitan dengan objek

penelitian.

b. Tekhnik Pengumpulan Data Lapangan

1). Observasi

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang

diselidiki.26

Penulis melakukan observasi dan mengamati gejala sosial

yang ada di masyarakat sebagai bahan penunjang dalam penelitian.

25

Ibid, h. 107 26

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, cet ke-XV, 2002), h. 70

Page 26: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

2). Wawancara

Wawancara adalah cara mengumpulkan data dimana pewawancara

(peneliti) dalam mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan

kepada yang diwawancarai.27

3). Dokumentasi

Dokumentasi berupa catatan-catatan tentang kondisi penduduk di

kantor kelurahan, kondisi demografi penduduk. Dokumen merupakan

pelengkap dari penggunaan metode wawancara dalam penelitian

kualitatif.28

Penulis menggunakan tekhnik ini guna untuk memenuhi

kelengkapan-kelengkapan data yang tidak diperoleh dari tekhnik

observasi dan wawancara.

4. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.29

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi karena adanya keterbatasan tenaga, waktu, maka

27

Ibid, h. 194 28

Ibid, h. 194-197 29

S. Nasution, Meode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 86

Page 27: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

peneliti menggunakan sampel yang benar-benar representatif untuk dapat

mewakili populasi.30

Dalam hal menentukan sampel, penulis menggunakan purposive sampling,

yaitu sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan dan disesuaikan

dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan tertentu. 31

Sampel yang termasuk kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan

tujuan penelitian. Adapun sampel yang menjadi narasumber penelitian dipilih

beberapa dari kepala keluarga yang menjadikan kafa‟ah profesi didalam kriteria

pernikahanya.

5. Tekhnik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah mengelola data tersebut

dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan Data (editing), yaitu memeriksa ulang kesesuaian dengan

permasalahan yang akan diteliti setelah semua data terkumpul.

b. Penandaan Data (coding) yaitu memberi catatan data yang

menyatakan jenis dan sumber data baik bersumber dari Al-Qur‟an dan

Hadits atau buku-buku literatur lainnya yang relevan dengan judul

penelitian.

30

Ibid, h. 88 31

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cet.Ke-8, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1991), h. 206

Page 28: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

c. Rekontruksi data (recontructing)yaitu menyusun ulang data secara

teratur, berurutan, logis sehingga mudah dipahami dan

diinerprestasikan.

d. Sistematika Data (sistemazing) yaitu menempatkan data menurut

kerangka sistematika bahasan berdasarkan urutan masalah.32

6. Analisis Data

Analisis data adalah proses dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

menyusun pola, memilih mana yang penting dan harus dipelajari, membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain.33

Data yang

dianalisis tersebut bersifat kualitatif yaitu metode untuk menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dijadikan

penelitian.

Adapun penalaran yang akan digunakan penulis adalah deduktif-induktif.

Deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada diawal paragraf. Induktif

adalah penalaran yang benar dari sebuah hal khusus sampai pada suatu

kesimpulan umum yang bersifat khusus.34

32

Ibid, h. 107 33

Ibid, h.335 34

Cholid Narbuto dan Abu Achmad, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,

2002), h. 70

Page 29: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

BAB II

KAFA’AH MENURUT HUKUM ISLAM

A. Pengertian Kafa’ah dan Kafa’ah Profesi

1. Kafa’ah

Kafa‟ah berasal dari bahasa Arab dari kata ءاكف berarti sama atau sepadan,

kesamaan, sejodoh. Kata ini merupakan kata yang terpakai dalam bahasa Arab

dan terdapat dalam Al-quran dengan arti “sama” atau setara.35

Dalam istilah fiqih, “sejodoh” disebut dengan “kafa‟ah”, artinya ialah sama,

serupa, seimbang, atau serasi. Kufu‟ berarti sesuatu atau seorang yang setara atau

sepadan dengan sesuatu atau seseorang lainya.36

Sedangkan maksud kufu‟atau

kafa‟ah dalam perkawinan, menurut istilah hukum islam yaitu keseimbangan dan

keserasian antara calon istri dan suami sehingga masing-masing calon tidak

merasa berat untuk melangsungkan perkawinan.37

Laki-laki sebanding dengan

calon istrinya, sama kedudukan, sebanding dalam tingkata sosial dan derajat

dalam akhlak serta kekayaan.

Maksud dari kafa‟ah dalam perkawinan adalah bahwa suami harus se-kufu‟

bagi istrinya, artinya dia memiliki kedudukan yang sama dan sepadan dengan

istrinya dalam hal tingkat sosial, moral, dan ekonomi. Karena tidak diragukan lagi

35

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan di Indonesia, Cetakan II, (Jakarta: Kencana,

2007), h. 140 36

Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqih Praktis Menurut Al-Quran As-Sunnah dan

Pendapat Para Ulama, ( Bandung: Mizan, 2002), h. 48 37

Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat, (Jakarta: PT. Raja Garindo Persada,

2010), h. 56

Page 30: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

bahwa semakin kedudukan laki-laki dengan kedudukan perempuan, maka

keberhasilan hidup suami-istri semakin terjamin dan semakin terpelihara dari

kegagalan.38

Al-kafa‟ah menurut syari‟at ialah kesetaraan diantara suami istri untuk

menolak aib dalam perkara-perkara yang khusus, yang menurut ulama-ulama

madzhab Maliki yaitu agama dan keadaan (al-haal), yakni terbebas dari cacat

yang mengharuskan khiyar (pilihan) untuknya. Sedangkan menurut jumhur

(mayoritas ulama) ialah agama, nasab, kemerdekaan dan pekerjaan. Ulama-ulama

madzhab Hanafi dan ulama-ulama madzhab Hanbali menambahkan dengan

kekayaan atau harta.39

Kesetaraan yang perlu dimiliki oleh calon suami dan istri agar dihasilkan

keserasian hubungan suamu istri secara mantap dalam rangka menghindarkan

celaan dalam permasalahan-permasalahan tertentu.40

Istilah kafa‟ah dibahas

ulama fikih dalam masalah perkawinan ketika membicarakan jodoh seorang

wanita.41

Dalam ajaran Islam, kesepadanan yang harus dikejar oleh kedua calon suami-

istri adalah kesepadanan dalam agama. Karena agama merupakan penentu

stabilitas rumah tangga. Percuma saja, tampan dan cantik jika kehidupannya

38

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 3, terjemah Ahmad Dzulfikar, Muhammad Khoyrurrijal,

(Depok: Keira Publishing, 2015), h. 301 39

Abu Hafash Usamah bin Kamal bin „Abdir Razzaq, Panduan Lengkap Nikah Dari”A”

Sampai “Z”,terjemah Ahmad Saikhu, Cet. V, (Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, 2016), h. 175 40

M. Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga Dalam Islam, (Jakarta: Perdana

Media, 2003), h.33 41

Abdul Aziz Dahlan (et al.), ensiklopedi hukum islam/editor, Cet. I, (Jakarta: ichtiar

Baru Van Hoeve, 1996), h 845

Page 31: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

kurang bermoral. Kaya raya jika kehidupanya penuh dengan pemborosan dan

dikuasai oleh hawa nafsu, semua itu akan sirna. Karena kesepadanan diutamakan

agamanya. Orang Islam diharamkan menikah dengan orang musyrik dan ahli kitab

yang juga telah musyrik. Apalagi jika seorang muslim menikah secara tidak

bermoral, misalnya menjdi homoseksual dan lesbian. Semua itu perbuatan yang

menyimpang dari prinsip kesepadanan.

Apabila pernikahan yang dilakukan antara dua calon pasangan suami-istri

tidak memerhatikan prinsip kesepadanan, rumah tangganya akan mengalami

kesulitan untuk saling beradaptasi. Sehingga secara psikologis, keduanya akan

terganggu. Misalnya, suaminya anak konglomerat dan istrinya anak orang

melarat. Kemungkinan besar jika terjadi konflik, pihak istri yang miskin akan

mudah terhinkan oleh pihak suaminya. Demikian pula sebaliknya, oleh karena itu,

prinsip kesepadanan dilaksanakan untuk dijadikan patokan dalam membentuk

rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa-rahmah. 42

Tekanan dalam hal kafa‟ah adalah keseimbangan, keharmonisan, dan

keserasian, terutama dalam hal agama, yaitu akhlak dan ibadah. Sebab, jika

kafa‟ah diartikan persamaan dalam hal harta atau kebangsawanan, maka akan

terbentuk kasta, sedangkan manusia disisi Allah adalah sama, hanya ketaqwaan

saja yang membedakan.43

Kafa‟ah adalah hak bagi wanita dan walinya, karena

suatu perkawinan yang tidak seimbang, serasi akan menimbulkan problema

42

Beni Ahmad Saebani, Fiqih Munakahat (Buku II),Cet. Ke-IV (Bandung: Pustaka Setia,

2001), h. 200 43

Tihamni, Sohari Sahrani, Op,Cit. h.

Page 32: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

berkelanjutan, dan besar kemungkinan menyebabkan terjadinya perceraian oleh

karena itu, boleh dibatalkan.44

Para fuqoha berpendapat tentang kafa‟ah sebagai syarat sah nikah. Ada yang

berpendapat sebagai syarat sah dan ada pula yang mengatakan tidak sebagai syarat

sah , Imam Ahmad berpendapat bahwa kafa‟ah adalah salah satu syarat sah nikah,

akan tetapi para ulama lain menyatakan bahwa kafa‟ah adalah hak seorang

perempuan dan wali nikahnya.45

Menurut Hasan Basri, al-Tsauri dan al-Kharhi, bahwa kafa‟ah bukanlah

merupakan syarat asal, bukan syarat sah suatu pernikahan, dan bukan pula syarat

lazim. Menurut mereka sahnya suatu perkawinan tidak ditentukan oleh apakah

pernikahan itu dilangsungkan antara orang yang seketu atau tidak. Mereka

berpedoman pada hadist Nabi yang menyatakan:

انا با نخق شط انا حد، نا فضم نعس بي عه اعج ان ا اسيت كا س ا س س زا )ان

(اب داد

Manusia itu sama seperti gigi sisir yang satu, tidak ada kelebihan bagi orang

Arab atas orang Arab „Ajam (bukan Arab), kecuali dengan takwa.46

2. Kafa’ah Profesi

Kafa‟ah menurut bahasa yaitu kesastraan, sedangkan kata kufu‟ berarti

sesuatu atau seorang yang setara atau sepadan dengan sesuatu atau seorang lainya.

44

Muhammad Bagir Al-Habsyi,Op. Cit, h. 54 45

Abd Rahman Al-Jaziri, Fiqh „ala Madzaahib al- arba‟ah, cet. Ke-1, (Beirut:

Daral‟Ilmiyyah, 1990), h.53-59 46

Timhani dan Sohari Sahrani, Op, Cit,h. 60

Page 33: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

Adapun yang dimaksud dalam hal perkawinan adalah sepadannya seorang suami

dengan istrinya dalam kedudukan, pendidikan, kekayaan, status sosial, dan

sebagainya.47

Sedangkan para fuqaha mendefinisikan kafa‟ah adalah sebandingnya

antara seorang laki-laki dengan seorang wanita yang dinikahinya dalam beberapa

hal tertentu48

Profesi ialah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu.49

Hirfah [الحرفة] atau Profesi disebut juga dengan Shina‟ah [صناعة] yang artinya

yaitu Pekerjaan.50

Maksudnya dalam tatanan sosial di masyarakat, profesi menjadi

hal terpenting yang membentuk status sosial seseorang, misalnya seorang pegawai

negri lebih terhormat didalam masyarakat dibandingkan dengan seseorang yang

berprofesi sebagai petugas keamanan kompleks.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pengertian profesi adalah

bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan

sebagainya) tertentu.51

Jadi kafa‟ah profesi adalah kesetaraan profesi antara calon suami dan istri

guna untuk menyelaraskan tingkat perekonomian didalam rumah tangga, agar

tidak terjadi kesenjangan didalam pemenuhan hak dan kewajiban suami istri.

47

Muhammad Baqir Al-Habsyi, Fiqih Praktis Menurut Al-Quran, As-Sunah, dan

Pendapat Para Ulama,(Bandung: Mizan Anggota IKAPI, 2002), h.48 48

Al-Hamdani, Risalah An-Nikah, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), h. 45 49

Peter Salim dan Yenny Salim, Op.cit. h. 1992 50

H. Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa

Dzurriyyah, 2010), h. 222 51

Supardi, Etika & Tanggungjawab Profesi Hukum di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,

2006), h. 16

Page 34: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

B. Dasar Hukum Kafa’ah

1. Dasar hukum kafa’ah

Allah berfirman dalam Al-Qur‟an :

Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasik?

mereka tidak sama.

Dari ayat diatas maka dapat di tafsirkan sebagai berikut, Allah Subhaanahu

wa Ta'aala mengingatkan kepada akal apa yang terpendam di dalamnya, yaitu

berbedanya orang mukmin dengan orang kafir. Yang mengisi hatinya dengan

keimanan, anggota badannya tunduk kepada syariatnya, imannya menghendaki

adanya pengaruh dan konsekwensi, yaitu meninggalkan kemurkaan Allah yang

keberadaannya merugikan keimanan. Yang mengosongkan hatinya dari keimanan,

di dalamnya tidak terdapat pendorong dari sisi agama, sehingga anggota badannya

segera mengerjakan kebodohan dan kezaliman, seperti dosa dan maksiat, dan

keluar dengan kefasikannya dari ketaatan kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

Apakah orang ini sama dengan orang mukmin? Baik secara akal maupun syara‟,

sebagaimana tidak sama antara malam dengan siang, cahaya dengan kegelapan.52

Perkawinan dalam Islam tidaklah semata-mata sebagai hubungan keperdataan

biasa, akan tetapi ia mempunyai nilai ibadah, yang mana dengan mengerti tentang

agama dengan baik maka tahu mana yang baik dan buruk sehingga didalam

52 M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, Vol. II, (Jakarta: Lentera Hati, 2000), h. 398

Page 35: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

kehidupnya akan terjaga dari keridhoan Allah swt. Islam juga mengajarkan

beberapa prinsip pendahuluan dalam perkawinan. Salah satu persoalan yang

terkait dengan persoalan pernikahan adalah kafa‟ah atau kufu‟.

Kafa‟ah dalam sebuah pernikahan adalah keserasian calon suami dan istri,

seperti dalam hal agama. Allah berfirman dalam Al-Qur‟an:

.... .....

....Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah

orang yang paling taqwa diantara kamu...(QS. Al-Hujurat: 13)

Dari ayat diatas maka dapat di tafsirkan sebagai berikut, Surat Al Hujurat ayat

13 adalah ayat yang diturunkah oleh Allah subhanahu wa ta‟ala yang menegaskan

persamaan kedudukan manusia. Dalam ayat itu, yang menjadi pembeda bukanlah

tingkat kekayaan, suku bangsa, melainkan tingkat ketakwaan yang diwujudkan

dari baiknya hubungan manusia itu kepada Tuhannya dan kepada sesamanya.53

Ayat Al-Qur‟an diatas menerangkan bahwa manusia pada dasarnya adalah

sama nilai kemanusiaan dan deskriminasi suku bangsa, geografis, dan tradisi. Dan

dalam memilih pasangan hidup berumah tangga yang dilihat bukan karena

kecantikannya, hartanya dan profesi atau jabatanya karena yang paling utama

adalah agamanya. Di dalam Islam tidak ada perbedaan dalam memilih pasangan

dalam perkawinan, kecuali yang dilihat hanya ketakwaan nya terhadap Allah.

Allah berfirman di dalam Al-Qur‟an:

53 M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, Vol. II (Jakarta: Lentera Hati, 2000), h. 259

Page 36: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang

keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik

adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-

wanita yang baik (pula).....(QS. An-Nur: 26)

Jangan takut jika ingin menikah apabila tidak betercukupan, Allah akan

memberi kemampuan kepada mu dengan karunia-nya. Jadi jika ingin menikah

dengan calon pasangan yang belum mendapat pekerjaan yang tetap, insyallah jika

ada kemauan untuk berusaha Allah akan memberikan jalan. Seperti firman Allah

dalam Al-Qur‟an:

Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang

yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-

hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan

mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha

mengetahui. (QS. An-Nur: 32)

Dari ayat diatas dapat ditafsirkan sebagai berikut, hendaklah laki-laki yang

belum menikah atau tidak beristri atau wanita-wanita yang tidak bersuami,

dibantu agar mereka dapat menikah. Lafaz shalih di ayat tersebut bisa diartikan

Page 37: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

yang baik agamanya, dan bisa juga diartikan yang layak. Jika diartikan yang baik

agamanya, maka berarti majikan diperintahkan menikahkan hamba sahaya yang

saleh laki-laki maupun perempuan sebagai balasan terhadap kesalehannya, dan

lagi karena orang yang tidak saleh karena berzina dilarang menikahkannya,

sehingga maknanya menguatkan apa yang disebutkan di awal surah, yaitu

menikahi laki-laki pezina dan perempuan pezina diharamkan sampai ia bertobat.

Bisa juga diartikan dengan yang layak menikah lagi butuh kepadanya dari

kalangan hamba sahaya laki-laki dan perempuan.

Makna ini diperkuat oleh keterangan bahwa sayyid (majikan) tidak

diperintahkan menikahkan budaknya sebelum ia butuh menikah. Kedua makna ini

tidaklah begitu jauh, wallahu a‟lam. Oleh karena itu, anggapan bahwa apabila

menikah seseorang dapat menjadi miskin karena banyak tanggungan tidaklah

benar. Dalam ayat ini terdapat anjuran menikah dan janji Allah akan memberikan

kecukupan kepada mereka yang menikah untuk menjaga dirinya. Dia mengetahui

siapa yang berhak mendapat karunia agama maupun dunia atau salah satunya dan

siapa yang tidak, sehingga Dia berikan masing-masingnya sesuai ilmu-Nya dan

hikmah-Nya

Semua orang Islam asalkan tidak berzina berhak kawin dengan wanita

muslimah asal tidak tergolong perempuan lacur. Dan semua orang Islam

bersaudara. Laki-laki muslim yang fasik, betapa pun tingkat kefasikannya, selama

Page 38: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

ia bukan pezina. Kufu‟bagi perempuan muslim yang fasik, selama ia bukan

pezina.54

Firman Allah dalam Al-Qur‟an:

laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina,

atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini

melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian

itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin. (QS. An-Nur: 3)

Laki-laki yang berzina tidak menikahi, melainkan perempuan yang berzina

atau perempuan yang musyrik dan perempuan yang berzina tidak dikawini

melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki yang musyrik, pasangan yang

cocok buat masing-masingnya sebagaimana yang telah disebutkan tadi (dan yang

demikian itu diharamkan) menikahi perempuan-perempuan yang berzina (atas

orang-orang Mukmin) yang terpilih. Ayat ini diturunkan tatkala orang-orang

miskin dari kalangan sahabat Muhajirin berniat untuk mengawini para pelacur

orang-orang musyrik, karena mereka orang kaya-kaya. Kaum Muhajirin yang

miskin menyangka kekayaan yang dimilikinya itu akan dapat menanggung nafkah

mereka. Karena itu dikatakan, bahwa pengharaman ini khusus bagi para sahabat

54

Abu Hafash Usamah bin Kamal bin „Abdir Razzaq,Op. Cit, h. 301

Page 39: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

Muhajirin yang miskin tadi. Tetapi menurut pendapat yang lain mengatakan

pengharaman ini bersifat umum dan menyeluruh.55

Dari pengertian diatas dapat dijadikan dasar bahwa pentingnya kafa‟ah dalam

sebuah pernikahan adalah:

a) Agar tidak menyesal dikemudian hari

b) Terwujudnya keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah

c) Untuk mencapai keberhasilan membangun sebuah rumah tangga

2. Dasar hukum kafa’ah profesi

Apabila seorang istri adalah putri seorang pengusaha besar tidak dianggap

sepadan dengannya putra seorang pengusaha kecil. Yang dijadikan tolak ukur

dalam menerima apakah seorang pengusaha besar atau pengusaha kecil adalah

sesuai tradisi.56

ل اهلل زس س أ ع اب ى أكفاء : قال. و.صع انيبعض ان ى أكفاء بعض، انعسب بعض

حجاياكبعض، إالحائ ا أ ن حا حى، اب كس اسخ نى يسى، زا اد ف اس ا نحا كى ا ز

قطع د ي جبم بس يعاذب د انبزازع د ع شا

Dari Ibnu Umar bahwa sesungguhnya Rasulullah Sallallahu „Alaihi

Wasallam bersabda : “ Orang arab satu dengan lainnya sekufu‟. Satu kabilah

55 Al-Shabuni, Muhammad Ali, Tafsir Ayat Al-Ahkam min Al-Qur‟an Al-Karim, (Beirut:

Dar Ibn Abbud, 2004), h. 294 56

Ukasyah Abdulmanan Athibi, Wanita Mengapa Merosot Akhlaknya, terjemah, Chairul

Halim, Cet. I, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h. 188

Page 40: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

sekufu‟ dengan kabilah yang sama, kecuali tukang jahit atau bekam. )HR: al-

Hakim).57

Menurut Syaikh Muhammad Syaltut selain berbagai aspek yang sangat

dipentingkan agama Islam dalam pembinaan keluarga, seperti pengenalan dan

penelitian tentang kepribadian masing-masing calon suami dan istri, serta kerelaan

mereka sepenuhnya, maka hal lain yang harus juga terpenuhi yang pada galibnya

juga amat berpengaruh dalam kerukunan dan keserasian dalam keluarga, serta

menyebabkan kemudahan dalam bermusyawarah dan bermufakat antara suami

istri adalah kesepadanan si suami dengan istrinya dalam sifat-sifat kebaikan dan

keutamaan yang biasanya merupakan kebanggaan manusia dalam kehidupan

sosial mereka. Yang demikian itu demi kebaikan dan kepentingan si istri dan

keluarga.58

Dengan melihat tingkat perekonomian seseorang setidaknya kita bisa

melihat tinggi atau rendhnya tingkat perekonomian pada dirinya.

C. Kriteria-kriteria Kafa’ah Menurut Pendapat Para Ulama

Mayoritas Ulama sepakat menempatkan (diyanah) agama sebagai kriteria

kafa‟ah.Konsensus itu didasarkan pada surah As-Sajadah: 18

Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasik?

mereka tidak sama.

57

Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram, Cet. Ke- 1, ( Jakarta : Gema Insani, 2013),

h. 115-116 58

Muhammad Bagir Al-Habsyi, Op.Cit., h.52

Page 41: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

Ayat yang menerangkan mengenai kadar kemuliaan seseorang hanyalah

ditinjau dari sisi ketaqwaanya saja. Tetapi dalam ketentuan lain para ulama‟

berbeda persepsi dalam menentukan kriteria kafa‟ah. Berikut pendapat para

ulama:

Menurut Ulama Hanafiyah menyatakan bahwa dasar kafa‟ah adalah:

a). Nasab:

Yaitu keturunan atau kebangsaan. Orang Arab adalah kufu‟antara satu

dengan yang lainya. Begitu pula halnya dengan orang Quraisy sesama Quraisy

lainnya.Karena itu orang yang bukan Arab tidak se-kufu‟ dengan perempuan

Arab. Orang Arab tetapi bukan dari golongan Quraisy, tidak se-kufu‟ dengan

perempuan Quraisy lainnya.

b). Islam

Yaitu silsilah kerabatnya banyak yang beragama Islam. Dengan Islam maka

orang kufu‟ dengan yang lain. Ini berlaku bagi orang-orang bukan Arab,

adapun dikalangan orang-orang Arab tidak berlaku. Sebab orang ini merasa se-

kufu‟dengan ketinggian nasab dan mereka merasa tidak akan berharga dengan

Islam.59

c). Hirfah (Profesi)

Menurut urf (adat), pekerjaan rendahan tidaklah se-kufu‟ dengan orang

yang mempunyai pekerjaan lebih tinggi darinya. Karena pada hakikatnya

pekerjaan itu menggambarkan kehinaan diri, seperti: tukang sapu, pengembala,

tukam ketam (cantuk) dan penjaga. Para penjaga kamar mandi tidaklah se-

59

Abdurrahman Al-Jaziri, Fiqh „ala Madzaahib al- arba‟ah , Loc.Cit., h.732

Page 42: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

kufu‟ dengan anak perempuan dari tukang jahit, dan para penjahit tidak se-

kufu‟ dengan para pedagang dan penjual kain, sedangkan para pedagang dan

penjual kain tidaklah se-kufu‟ dengan anak perempuan dari orang alim dan

anak perempuan dari penghulu. Hal ini dari pandangan urf (adat).60

Madzhab Hanafi memandang penting aplikasi kafa‟ah dalam perkawinan.

Kafa‟ah menurut mereka merupakan upaya untuk mengantisipasi terjadinya aib

dalam keluarga. Menurut madzhab Hanafi, se-kufu‟adalah suatu hal yang harus

dipertimbangkan dalam memulai suatu pernikhanan demi tetap (lazimnya)

sebuah pernikahan, bukan demi sahnya sebuah pernikahan.

Perempuan mana saja yang menikahi lelaki yang tidak se-kufu‟dengan tanpa

seizin walinya, maka si wali berhak untuk memisahkan keduanya, karena wali

itu diperhitungkan (haknya untuk memisahkan) dengan tidak adanya kekufuan.

Namun nikah itu sendiri tetap berlangsung dengan sah menurut zhahiri riwayat.

Adapun hukum-hukum pernikahan seperti waris dan thalak pun tetap berlaku

sampai qodhi memisahkan diantara pasangan itu. Pemisahan yang dilakukan

oleh wali itu sendiri bukanlah thalak, akan tetapi hanya sekedar fasakh.

Kemudian jika si suami (yang tidak se-kufu‟) itu telah terlanjur menggauli

si perempuan, maka perempuan itu berhak untuk mendapatkan mahar. Namun

jika belum, maka si perempuan itu tidak berhak mendapatkan mahar. Kerelaan

sebagian wali, menurut pendapat Abu Hanifah dan sahabatnya, Muhammad,

adalah sama seperti kerelaan seluruh wali. Dengan demikian tidak boleh bagi

60

Ahmad Bin „Umar Ad-Dairabi, Fiqih Nikah, terjemah Heri Purnomo, Saiful Hadi, Cet.I

(Jakarta: Mustaqim, 2003), h. 200

Page 43: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

salah seorang wali untuk mempertotonkan keduanya setelah adanya kerelaan

itu, kecuali ia memang wali yang paling dekat. Abu Yusuf berkata, jika

sebagian wali telah ridha (rela), maka tidaklah gugur hak orang yang

semisalnya, karena masalah itu merupakan hak seluruh wali. Dengan demikian

hak tersebut tidak bisa gugur, kecuali dengan kerelaan seluruh wali.

Se-kufu‟ menurut nasab juga dipertimbangkan dalam msyarakat Arab,

bukan masyarakat ajam. Karena orang-orang Ajam itu menyia-nyiakan nasab

mereka. Dengan demikian Quraisy adalah saling se-kufu‟ antara qabilah yang

satu dengan qabilah yang lain.

Dalam masalah se-kufu‟ yang terkait dengan orang non Arab ini perlu

diperhitungkan pula faktor keislamam dan kemerdekaan. Dengan demikian

orang yang masuk Islam dengan kemauan sendiri, atau dimerdekakan maka ia

tidak se-kufu‟ dengan oranag yang mempunyai satu ayah (orang tua) dalam

keislamam dan kemerdekaan. Orang yang mempunyai satu ayah dalam

keIslaman dan kemerdekaan, tidaklah se-kufu‟ dengan orang yang mempunyai

dua orang ayah dalam keIslaman dan kemerdekaan.

Selain keIslaman dan kemerdekaan, dipertimbangkan pula kekufu‟an

masalah sikap keagamaan, baik Arab maupun non Arab. Demikian, orang fasiq

tidak se-kufu‟ dengan orang yang sholeh, ataupun anak perempuan dari orang

sholeh.

Selain hal itu, kufu‟ yang perlu dipertimbangkan lagi yaitu profesi

seseorang. Karena masalah profesi ini sering dijadikan kebanggaan. Sebagai

Page 44: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

contoh tukang tenun, tukang besi dan tukang sol itu tidaklah se-kufu‟ dengan

posisi penjual minyak wangi (penjual obat) dan penjual kain. Adapun penual

minyak wangi dan penjual kain itu se-kufu‟. Orang non Arab yang alim itu se-

kufu‟ dengan orang Arab yang bodoh karena kemuliaan karena ilmu itu bisa

menandingi kemuliaan karena nasab. 61

Apabila seorang istri adalah putri seorang pengusaha besar tidak dianggap

sepadan dengannya putra seorang pengusaha kecil. Yang dijadikan tolak ukur

dalam menentukan apakah seseorang pengusaha besar atau pengusaha kecil

adalah tradisi setempat.62

Sebab adakalanya pekerjaan terhormat pada suatu

tempat, kemungkinan satu ketika dipandang tidak terhormat disuatu tempat

dan masa yang lain. Mereka yang menganggap ukuran kufu‟berdasarkan

pekerjaan adalah suatu hadist:63

ل اهلل زس س أ ع اب ى أكفاء : قال ملسو هيلع هللا ىلصع انيبعض ان ى أكفاء بعض، انعسب بعض

حجاياكبعض، إالحائ ا أ حا حى، اب كس اسخ نى يسى، زا اد ف اس ا نحا كى ا ز

قطع د ي جبم بس يعاذب د انبزازع د ع شا ن

Dari Ibnu Umar bahwa sesungguhnya Rasulullah Sallallahu „Alaihi

Wasallam bersabda : “ Orang arab satu dengan lainnya sekufu‟. Satu kabilah

sekufu‟ dengan kabilah yang sama, kecuali tukang jahit atau bekam. )HR: al-

Hakim).64

61

Ahmad bin Umar Ad-Dairabi, Fikih Nikah, terjemahan Heri Purnomo, Saiful Hadi,

(Jakarta: Mustaqim, 003), h. 202 62

Ukasyah Abdulmanan Athibi, Op. Cit., h. 188 63

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Cet. V, (Bandung: Alma‟arif, 1994), h. 45 64

Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulugh‟ul Maram, Op. Cit, h. 115-116

Page 45: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

d). Kemerdekaan dirinya

Lelaki budak tidaklah se-kufu‟ dengan wanita merdeka asli (tidak pernah

menjadi budak), atau budak wanita yang telah dimerdekakan, atau budak

Mudba‟adh (setengah budak). Karena perempuan itu akan mendapat aib

dengan bersuamikan budak dan ia juga akan mengalami kesulitan ketika sang

suami (yang budak itu) harus memberikan nafkah untuknya.

Budak lelaki yang dimerdekakan tidaklah se-kufu‟dengan wanita merdeka

yang asli (tidak pernah menjadi budak). Lain halnya dengan budak wanita yang

telah dimerdekakan (maka ia se-kufu‟). Demikian juga tidak se-kufu‟ budak

yang mampu memerdekakan dirinya sendiri dengan budak yang dimerdekakan

oleh ayahnya. Tidak pula se-kufu‟ orang salah satu moyangnya atau bapaknya

sendiri pernah merasakan perbudakan dengan orang yang salah satu

mooyangnya tidak pernah merasakan perbudakan atau hanya “ayah jauh”-nya

saja yang pernah merasakan perbudakan, sementara tidak ada jejak bahwa

ibunya pernah merasakan perbudakan. Budak muba‟adh laki-laki adalah se-

kufu‟dengan budak muba‟adh perempuan jika kemerdekaannya itu bisa

bertambah atau tetap konsisten. Sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Al-

Khothib dan juga yang lainnya.65

e). Diyanah

Diyanah yaitu tingkat kualitas keberagamaanya dalam Islam

65

Ahmad bin „Umar Ad-Dairabi, Fikih Nikah , terjemah Heri Purnomo, Saiful Hadi,

(Jakarta: Mustaqim, 2003 ), h. 202

Page 46: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasik?

mereka tidak sama (As-Sajadah: 18).66

f). Kekayaan

Para ulam madzhab Syafi‟i berbeda pendapat tentang perlunya kespadanan

dalam hal kekayaan. Sebagian mereka tidak menganggapnya, mengingat

bahwa harat dapat saja datang dan pergi sewaktu-waktu, dan tidak pula

dijadikan dasar kebanggaan bagi orang-orang yang berkribadian tinggi. Akan

tetapi, sebagian yang lain sama seperti ulama madzhab Hanafi dan Ahmad bin

Hanbal menganggap hal itu perlu.67

Golongan Hanafi mengaggap bahwa ukuran kekayaan di sini yaitu

memiliki harta untuk membayar mahar dan nafkah. Bagi orang yang tidak

memiliki harta membayar mahar dan nafkah, atau salah satu diantaranya, maka

dianggap tidak se-kufu‟. Dan yang dimaksud dengan kekayaan untuk

membayar mahar yaitu sejumlah uang yang dapat dibayar dengan tunai dari

mahar yang diminta. Sedangkan untuk pembayaran yang lain menurut

kebiasaan dilakukan dengan angsuran kemudian.68

Dari Abu Yusuf, bahwa ia menilai kufu‟ itu dari kesanggupan memberi

nafkah bukan mahar, karena dalam urusan mahar biasanya orang sering

mengada-ada.Dan seorang laki-laki dianggap mamppu memberikan nafkah

dengan melihat kekayaan ayahnya. Tentang harta, jadi ukuran kufu‟, juga

menjadi ukuran Ahmad, atau pendapat Ahmad. Karena jika perempuan yang

66

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqih Munakahat

Dan Undang-undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 142 67

Muhammad Bagir Al-Hasby, Op.Cit., h. 51 68

Ibid, h. 46

Page 47: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

kaya bila berada ditangan suami yang melarat akan mengalami bahaya, sebab

suami menjadi susah dalam memenuhi nafkahnya dan jaminan anak-anaknya.

Masyarakat juga mengaggap kefakiran sebagai kekurangan.Masyarakat

mengaggap kekayaan merupakan suatu kehormatan sebagaiman keturunan,

bahkan nilainya lebih tinggi.69

1. Menurut Ulama Malikiyyah, menyatakan bahwa dasar kafa‟ah adalah:

a). Diyannah

Dalam hal ini kedua calon mempelai harus beragaa islam dan tidak fasiq.70

b). Terbebas dari Cacat

Murid-murid Syafi‟i dan riwayat Ibnu Nashr dari Malik, bahwa salah satu

dari kufu‟ ialah terbebas dari cacat. Bagi laki-laki yang mempunyai cacat

jasmani yang mencolok, ia tidak se-kufu‟ dengan perempuan yang sehat dan

normal. Adapun cacat yang dimaksud adalah meliputi semua bentuk cacat baik

fisik maupun psikis yang meliputi penyakit gila, buta, kusta.71

Madzhab Maliki berpendapat se-kufu‟ yang dapat menjadikan sahnya

pernikahan dalam pandangan mereka adalah agama dan kondisi. Yang

dimaksud dengan agama disini adalah berpegang teguh kepada agama. Artinya

bukan orang yang fasiq. Sedangkan yang dimaksud dengan kondisi disini

adalah selamat (terhindar) dari cacat-cacat yang dapat menyebabkan sang

suami melakukan khiyar, bukan cacat-cacat keji (perbuatan).

69

Ibid, h. 47 70

Abd Rahman Al-Jaziri, Fiqh „ala Madzaahib al- arba‟ah, Loc. Cit., h. 734 71

Ibid, h. 58

Page 48: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

2. Menurut ulama Syafi‟iyah menyatakan bahwa unsur kafa‟ah adalah:

a). Nasab

Tidakalah diamakan se-kufu‟ bila pernikahan orang bangsawan Arab

dengan rakyat jelata atau sebaliknya.

b). Diyannah

Tidak se-kufu‟ orang Islam menikah dengan yang bukan Islam.Sepatutnya

perempuan sederajat dengan laki-laki untuk menjaga kehormatan dan

kesuciannya. Maka perempuan yang baik sederajat dengan laki-laki yang baik

dan tidak sederajat dengan laki-laki fasik (pezina, judi mabuk, dll) perempuan

yang fasik sederajat dengan lelaki yang fasik.72

c). Kemerdekaan Dirinya

Tidak se-kufu‟ bagi mereka yang merdeka menikah dengan budak.

d). Hirfah (profesi)

Laki-laki yang mata pencahariannya rendah, seperti tukang sapu jalanan,

penjaga pintu, dan sebagainya tidak sederajat dengan perempuan yang

pekerjaan ayahnya lebih mulia. Seperti tukang jahit atau tukang listrik, tidak

sederajat dengan perempuan anak saudagar. Dan anak saudagar tidak sederajat

dengan perempuan anak ulama dan anak hakim.73

Adapun mengenai kekayaan tidak termasuk kriteria pernikahan. Karena

itu, lelaki miskin sederajat dengan perempuan kaya. Menurut imam Syafi‟i

juga, kriteria pernikahan itu di perhitukan dari pihak perempuan.Adapun laki-

72

Abd Rahman Al-Jaziri, Fiqh „ala Madzaahib al- arba‟ah, h. 734 73

Ibnu Mas‟ud, Fikih Madzhab Syafi‟i, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), h. 262

Page 49: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

laki boleh menikahi yang tidak sederajat dengan dia, kepada pembantu maupun

perempuan budak. Begitu menurut imam Syafi‟i.

As-Syafi‟i berpendapat bahwa mencegah perkawinan adalah hak para wali

di saat perkawinan. Imam Ahmad dalam salah satu riwayatnya mengatakan

bahwa penceghan itu adalah hak para wali, apabila mereka tidak suka maka

wali berhak mengajukan fasakh.74

Kafa‟ah dinilai pada waktu terjadinya akad

nikah. Apabila berubah sesudah terjadinya maka tidak mempebgaruhi akad,

karena syarat akad diteliti pada waktu akad. Apabila seorang pada waktu akad

mempunyai pencaharian yang terhormat, mampu memberi belanja, tau

orangnya sholeh, kemudian berubah menjadi hina, tidak sanggup memberi

nafkah atau fasiq terhadap perintah Allah dan semuanya itu terjadi setelah

pernikahan maka kadnya tetap berlaku. Karena masa selalu berubah dan orang

tidak selamanya tetap keadaanya, pihak perempuan supaya menerima keadaan

itu supaya sabar dan taqwa adalah sebaik-baiknya perkara.75

3. Menurut Ulama Hanabilah menyatakan bahwa yang menjadi dasar kafa‟ah

adalah:76

a). Agama

Keagamaan yang dimaksud adalah ketaatan masing-masing calon mepelai

dalam persepsi madzhab hanabilah, perempuan yang baik-baik (menjaga diri

dari kehormatanya) hanya sejodoh dengan laki-laki yang baik pula. Dan

74

Alhamdan, Op.Cit., h. 105 75

Ibid, h. 105-106 76

Iffatin Nur, Pembaharuan Konsep Keseppadanan Kualitas (kafa‟ah) dalam Al-Qur‟an

dan Hadis, Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam,Vol. 6 No..2, (Desember 2012), h. 425

Page 50: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

wanita fasiq itu hanya sejodoh dengan laki-laki fasiq juga. Laki-laki fasiq itu

tidak se-kufu‟ dengan perempuan baik-baki. Hal demikian karena orang fasiq

dinilai hina.Ditolak persaksian dan kesaksiannya, tidak bisa dipertanggung

jawabkan diri dan hartanya. Disamping itu orang fasiq tersebut memiliki nilai

rendah dimata Allah dan dihadapan manusia dan sedikit anugrah yang

diberikan didunia maupun diakhirat.

b). Nasab

Yang dimaksud nasab ialah kebangsaan atau keturunan yaitu tingkat-

tingkat kedudukan atau status sosial dalam masyarakat. Dalam persepsi

madzhab Hanabilah sama dengan madzhab-madzhab lainnya bahwa suku

Quraysi hanya kufu‟ dengan Quraisy termasuk kufu‟ dengan Bani Mutholib

bin Bani Hasyim. Hal itu karena masyarakat dikalangan suku Quraisy dan

sebangsanya sangat memperhtikan masalah kebangsaan nasab dibandingkan

suku lain. Orang Arab (bukan Quraisy) hanya kufu‟ dengan orang Arab (bukan

Quraisy). Sedangkan perempuan „Ajam (bukanArab) hanya sejodoh dengan

laki-laki yang bukan Arab.

c). Kemerdekaan diri

Kemerdekaan termasuk salah satu kriteria dalam kafa‟ah. Sedemikian itu

dibuktikan oleh Nabi Muhammad saw, ketika beliau meberikan pilihan kepada

sahabat Barirah ketika ditawari seorang budak, sekalipun pada akhirnya mau

dikawinkan oleh seorang budak. Itupun karena kerelaan dan keikhlasan

Barirah. Seorang budak tidak se-kufu‟ dengan seorang yang merdeka. Hal itu

Page 51: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

karena kekurangan yang dimiliki oleh budak. Banyak pengaruh dan bahayanya

sangat jelas. Disampping itu budak masih terikat dengan tuannya, juga seorang

budak tidak berhak menafkahkan apa yang dimiliki orang lain, termasuk pada

anaknya sedemikian itu, bila disandarkan pada diri seorang budak adalah

seperti tidak adanya. Justru karean itula madzhab ini berpandangan bahwa

seorang budak tidak kufu‟ dengan seorang yang merdeka.

d). Pekerjaan

Seorang wanita dengan latar belakang keluarga yang memiliki pekerjaan

terhormat, tidak kufu‟ dengan laki-laki yang pekerjaanya sebagai buruh kasar.

Orang-orang yang memiliki pekerjaan menganggap sebagai sesuatu yang

kurang apabila anak perempuanya dijodohkan dengan laki-laki yang memiliki

pekerjaan kasar. Menganggap suatu kekurangan dalam hal keturunan.

Melihat betapa pentingnya masalah tingakat kekayaan dari seorang

memelai laki-laki dan tingkat kemampuan dalam mencari harta, maka

persoalan itu menjadi kafa‟ah sebagaimana keturunan. Adapun kekayaan

yang menajadi perhatian dalam kaitanya dengan kafa‟ah adalah sekedar bisa

untuk memberi nafkah, sesuai dengan kewajiban dan kemampuannya untuk

membayar mas kawin.

Idealnya, kufu‟ dalam hal pekerjaan itu adalah pedagang kawin dengan

pedagang, buruh dengan buruh, pegawai dengan pegawai, pengusaha dengan

pengusaha dan sebagainya. Harta kekayaan merupakan ukuran kufu‟. Sebab

jika wanita kaya bila dalam kekuasaan suami melarat, akan mengalami

Page 52: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

bahaya. Seorang suami akan menjadi sulit dalam memenuhi nafkah anak-

anaknya. Disamping itu masyarakat menganggapp bahwa kekayaan

merupakan suatu kehormatan sebagaimana keturunan, bahkan ada yang

menilainya lebih tinggi. Menurut madzhab Hanbali se-kufu‟ adalah merupakan

persyaratan bagi sahnya perkawinan. Ke-kufu‟an adalah erat kaitanya dengan

masalah agama. Dengan demikian tidak boleh hukumnya menikahkan

perempuan yang memelihara diri dari zina dengan seorang laki-laki yang suka

melakukan kekejian, yaitu orang yang fasiq baik dalam ucapan, perbuatan,

keyakinan atau sederajat, yakni nasab.

Berikut tabel mengenai kriteria kafa‟ah menurut Imam Madzhab:

NO. Hanafi Maliki Syafi’i Hanbali

1. Nasab Agama Nasab Agama

2. Islam Terbebas Cacat Islam Profesi

3. Profesi Kemerdekaan Kemerdekaan

4. Kemerdekaan Profesi Kekayaan

5. Diyanah Nasab

6. Kekayaan

D. Waktu Berlakuya Kafa’ah

Waktu yang di tetapkan untuk menentukan calon mempelai telah se-kufu‟

atau belum. Itu letaknya pada waktu akan dilaksanakan akad nikah. Menurut Al-

Hamdani berlakunya kafa‟ah yaitu dinilai pada waktu terjadinya akad, karena

syarat akan diteliti pada waktu akad. Oleh sebab itu apabila seseorang pada waktu

Page 53: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

akad mempunyai matapencaharian terhormat, mampu memberi nafkah atau

orangnya soleh, kemudian berubah menjadi hina, tidak sanggup memberi nafkah

dan semua itu terjadi ketika setelah berlangsung dilangsungkan perkawinan, maka

akadnya tetap berlaku.77

Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan sesudah

dilangsungkan perkawinan, maka pihak yang mempunyai hak dalam hal kafa‟ah

menyatakan pendapatnya kedua mempelai pada saat akad nikah. Daan sebaliknya

perstujuan tentang kafa‟ah ini dicatat oleh pihak-pihak yang berhak, sehingga

dapat dijadikan sebagai alat bukti seandainya ada pihak yang menggugat nanti.

Hal ini mengandung hikmah bahwa suatu perkawinan harus lebih diteliti terlebih

dahulu agar tidak ada penyeleaian dikemudian hari dalam perkawinan.

Dalam fiqih Sunnah dijelaskan bahwa ukuran kufu‟ diukur ketika

berlangsungnya akad nikah. Jika setelah akad nikah terdapat kekurangan-

kekurangan, hal tersebut tidaklah mengganggu dan tidak membatalkan sedikitpun

apa yang sudah terjadi, serta tidak mempengaruhi hukum akad nikahnya. 78

Jika pada waktu berlakunya akad nikah, suami memiliki pekerjaan kasar,

tidak mampu memberikan nafkah atau setelah nikah berbuat durhaka kepada

Allah, maka akad nikahnya tetap sah seperti sebelumnya. Memang masa itu

berbolak-balik dan manusia tidak selamanya langgeng keadaanya dalam satu sifat

saja. Karena itu istri harus dapat menerima kenyataannya, berabar dan bertaqwa

kepada Allah, karena sabar dan taqwa kepada Allah watak orang-orang yang

besar.

77

Al-Hamdani, Risalah Nikah, Loc, Cit, h. 105 78

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jilid 3, Loc, Cit, h. 38

Page 54: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

E. Urgensi Kafa’ah

Islam tidak menetapkan bahwa seorang laki-laki hanya boleh kawin dengan

perempuan yang sama kedudukannya, orang miskin tidak boleh kawin dengan

orang kaya, orang Arab tidak boleh kawin dengan orang Indonesia, pedagang

tidak boleh kawin dengan karyawan, si pulan tidak boleh kawin dengan polanah,

Islam tidak mengajarkan demikian.79

Adanya kafa‟ah dalam perkawinan di maksudkan sebagai upaya untuk

menghindari terjadinya krisis rumah tangga. Keberadaanya dipandang sebagai

aktualisasi nilai-nilai dan tujuan perkawinan. Dengan adanya kafa‟ah dalam

perkawinan diharapkan masing-masing calon mampu mendapatkan keserasian dan

keharmonisan. Berdasarkan konsep kafa‟ah seorang calon mempelai berhak

menentukan pasangan hidupnya dengan mempertimbangkan segi agama,

keturunan, harta, pekerjaan, maupun kriteria lainnya. Berbagai pertimbangan

terhadap masalah-masalah tersebut dimaksudkan agar supaya dalam kehidupan

berumah tangga tidak didapati ketimpangan dan ketidak cocokan.

Selain itu, secara psikologis seorang yang mendapat pasangan sesuai dengan

keinginannya akan sangat membantu dalam proses sosialisasi menuju tercapainya

kebahagiaan keluarga. Proses mencari jodoh sendiri merupakan setengah

suksesnya perkawinan. Walaupun keberadaan kafa‟ah sangat di perlukan dalam

kehidupan perkawinan. 80

79

Alhamdani, Risalah Nikah (Hukum Perkawinan Islam), Cet. III, (Jakarta: Pustaka

Amani, 1989), h.98 80

Nasarudin Latif, Ilmu Perkawinan: Problematika Seputar Keluarga dan Rumah

Tangga,(Bandung: Pustaka Hidayah, 2001), h. 19

Page 55: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

Kafa‟ah dianjurkan dalam memilih calon suami dan istri, tetapi tidak

menentukan sah atau tidaknya dalam perkawinan. Karena jika perkawinan tidak

seimbang antara suami dan istri akan menimbulkan problem yang berkelanjutan

dan besarnya kemungkinan akan terjadinya perceraian.81

Jumhur ulama termasuk Malikiyah, Syafi‟iyah, dan Hanafiyah dan satu

riwayat dari Imam Ahmad berpendapat bahwa kafa‟ah itu tidak termasuk syarat

dalam pernikahan dalam arti kafa‟ah itu hanya semata keutamaan, dan sah

pernikahan antara orang yang tidak se-kufu‟ Adapula sebagian ulama termasuk

satu riwayat ari Ahmad bahwa kafa‟ah itu termasuk syarat sah perkawinan,

artinya tidak sah perkawinan antara laki-laki dan perempuan yang tidak se-kufu‟.82

Ulama Mutaakhirin mengatakan bahwa kafa‟ah merupakan syarat sah suatu

perkawinan dlam hal-hal sebagai berikut:83

a. Apabila seorang dewasa (baligh, berakal) menikahkan dirinya sendiri

dengan seorang yang tidak se-kufu‟ dengannya, atau dalam perkawinan ada

unsur penipuan, maka wali (ayah, kakek), berhak untuk tidak menyetujui

perkawinan tersebut sebelu berlangsung akad.

b. Apabila seorang wanita tidak dapat bertindak atas nama hukum seperti anak

kecil, atau orang gila, yang dinikahkan oleh walinya dengan seseorang yang

tidak se-kufu‟, maka perkawinan itu fasid (rusak). Sebab, menikahkan

81

Abdul Mujib, Kamus Istilah Fiqih, cet. II, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), h. 147 82

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan di Indonesia, h. 141 83

M. Ali Hasan, Hidup Berumah Tangga dalam Islam, Cet. II, (Jakarta: Siraja, 2006), h.

36-37

Page 56: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

wanita itu dengan orang yang tidak se-kufu‟ tidak membawa kemaslahatan

sama sekali.

c. Jika seorang bapak atau anak laki-laki yang dikena buruk dalam memilih,

mengawinkan seorang perempuan yang tidak memiliki kemampuan atau

kurang kemampuannya, dengan seorang laki-laki yang tidak setara atau

dengan tipuan yang besar, maka fuqoha sepakat bahwa pernikahan ini tidak

sah.

Dalam ajaran Islam, kesepadanan yang harus dikejar oleh kedua calon suami

istri ialah kesepadana dalam agama. Agama merupakan penentu stabilitas rumah

tangga. Karena kesepadanan diutamakan agamanya, orang Islam diharamkan

menikah dengan orang musyrik dan ahli kitab yang juga telah musyrik, apalagi

jika seorang muslim menikah secara tidak normal, misalnya menjadi homoseksual

atau lesbian. Semua itu merupakan perbuatan yang menyimpang dari prinsip

kesepadanan. Apabila pernikahan yang dilakukan oleh dua calon pasangan suami

istri tidak memperhatiakan prinsip kesepadaan, rumah tangganya akan mengalami

kesulitan untuk saling beradaptasi, sehingga secara psikologis keduanya akan

terganggu.84

Menurut jumhur ulama keharmonisan dan kebahagiaan dalam satu rumah

tangga sangat ditentukan oleh keharmonisan pasangan tersebut. Bila terjadi

ketidak cocokan antara suami dan istri tidak hanya berdampak buruk terhadap

keduanya, tetapi juga keada besan dan keluarga lainnya. Jika dilihat dalam

masyarakat, adakalnya suami atau istri membangkitkan-bangkitkan mengenai

84

Beni Ahmad Saebani, Fiqh Munakahat 2, (Bandung: Pustaka etia, 2001), h. 200

Page 57: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

status sosial, asal keturunan dan sebagainya yang mengakibatkan suami atau istri

tersinggung dn terhina (hilang harga diri). Sebagai akibatnya lebih lanjut, dapat

menjuus kepada perceraian. Andai kata tidak terjadi perceraian sudah dapat

dibayangkan bahwa di antara suami dan istri itu ada uang jiwanya tertekan.

Dampak lebih lanjut bermuara kepada anak dan keluarga lainya.85

Penentuan ukuran kufu‟ ialah oleh laki-laki bukan perempuan. Laki-laki yang

dikenai persyaratan itu hendaknya ia kufu‟ dan setaraf dengan perempuannya, dan

bukan sebaliknya, yaitu perempuannya yang harus kufu‟ dengan laki-laki.

Alasannya yaitu istri yang kedudukanna biasanya ia mersa „aib baik secara pribadi

maupun walinya bilamana ia kawin dengan laki-laki yang tidak se-kufu‟. Tetapi

laki-laki yang terpandang tidak dianggap „aib jika istrinya itu berada di bawah

derajatnya, alasanya Nabi SAW, adalah seorang yang tak ada bandingnya dalam

masalah kedudukannya, namun beliau menikahi perempuan-perempuan suku

Arab, bahkan dengan Shafiyyah binti Huyiyi. Seorang perempuan Yahudi yang

telah masuk Islam.86

Kebanyakan ahli fiqih berpendapat bahwa kufu‟ adalah hak bagi perempuan

dan walinya jadi seorang wali tak boleh mengawinkan perempuan dengan lelaki

yang tak se-kufu‟ dengannya, kecuali dengan ridhanya dan ridha segenap walinya.

Sebab mengawinkan perempuan dengan laki-laki yang tidak kufu‟ berarti

memberi „aib kepada keluarganya. Karena itulah hukumnya tidak boleh kecuali

para wali ridha. Jika para wali dan anak perempuannya ridha maka ia boleh

85

Ali Hasan, Op. Cit., h. 35 86

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 7, (Bandung: PT. Alma‟arif, 1993), h. 47-48

Page 58: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

dikawinkan, sebab para wali berhak menghalangi kawinnya perempuan dengan

laki-laki yang tidak kufu‟. Jadi kalau mereka semua sudah setuju maka hilanglah

halangannya.87

Walaupun keberadaan kafa‟ah sangat diperlukan dalam kehidupan

perkawinan, namun dikalangan ulama berbeda pendapat baik mengenai

keberadaanya maupun kriteria-kriteria yang di jadikan ukurannya.

Tidak boleh hukumnya menikahkan anak perempuan pedagang kain dengan

tukang ketam atau dengan orang kaya. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan

segala hal yang harus diberikan kepadanya. Dan tiaak boleh juga menikahkan

perempuan kaya dengan orang yang miskin, karena perempuan itu akan

mengalami kesulitan dan penderitaan degan kemiskinan si suami lantaran ketidak

mampuan si suami memberikan nafkah terhadap istrinya dan juga anak-anaknya.

Karena bagaimana pun kemiskinan adalah merupakan suatu kekurangan menurut

pandangan umum (urf) masyarakat yang saling mengunggulkan masalah itu,

sebagaimana halnya mereka saling mengunggulkan dalam masalah nasab. Hanya

saja, masalah se-kufu‟ ini dianggap berlaku untuk kaum lelaki, bukan kaum

perempuan, karena seorang anak itu akan dinyatakan mulia bedasarkan kemuliaan

ayahnya, bukan ibunya.

Hanafi, Syafi‟i, dan Hambali sepakat bahwa kesepadanan itu meliputi Islam,

merdeka, keahlian dan nasab. Tetapi mereka berbeda pendapat dalam hal harta

dan kelapangan hidup. Hanafi dan hambali menganggapnya sebagai syarat, tetapi

87

Ibid, h. 49

Page 59: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

Syafi‟i tidak. Sedangkan Imamiyah dan Maliki tidak memandang keharusan

adanya kesepadanan kecuali dalam hal agama.88

Ibnu Qoyyim memiliki pendapat mengenai kafa‟ah yaitu bahwasanya hukum

dari Rasulullah SAW tentang kafa‟ah maksudnya ialah agama dn kesempurnaan

budi pekerti, seorang muslimah jangan dikawinkan dengan laki-laki kafir,

perempuan yang tidak pernah zina jangan dikawinkan dengan laki-laki jahat. Al-

Qur‟an dan sunnah tidak menyebut-nyebut kafa‟ah selain agama. Al-Qur‟an

mengharamkan seorang perempuan muslimah dikawinkan dengan laki-laki yang

jahat, suka berzina. Al-Qur‟an tidak menyinggung-nyinggung tentang nasab,

perusahaan, kekayaan, pekerjaan, karena itu seorang budak boleh saja kawin

dengan wanita bangsawan kaya, apabila si budak memang Islam dan baik budi

pekertinya. Seorang bukan dari keturunan Quraisy dapat saja menikah dengan

wanita Quraisy. Seorang yang bukan dari keluarga Hasyim dapat kawin dengan

keluarga Hasyim, orang miskin boleh saja kawin degan orang kaya.89

Mengenai harta dan pekerjan, tidaklah menjadi perhatian agama, perhatikan

ayat dibawah ini:

فعس ان نأي ج ناحز يسد ي ا فعس حس ااانساء نحس ج نا حز

أفضم داء ذاث دي نايت س عه اندي ج حز نك حطغي ا ان اي

Janganlah kamu mengawini para wanita karena kecantikanny, karena boleh

jadi kecantikannya itu menjerumuskan mereka kedalam kebinasaan, dan janganlah

88

Muhammad Jawad Mughniyyah, Fikih lima Madzhab, (Jakarta: Lentera, 2009), h. 349-

340. 89

Alhamdani, Risalah Nikah (Hukum Perkawinan Islam), h. 109

Page 60: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

kamu mengawini mereka karena banyak harta, boleh jadi harta-hartanya itu akan

mendorong mereka membuat kecurangan (kedzaliman). Akan tetapi kawinilah

mereka karena taat kepada agama dan baik budi pekerti, sesungguhnya budak

wanita yang taat kepada agama adalah lebih utama.90

Dalam Islam, calon pasangan hidup yang baik adalah yang taat beragama

karena ajaran agama yang di dalamnya terkandung ajaran akhlak dan budi pekerti

akan menuntun manusia kepada kebahagiaan, keselamatan, dan ketenangan yang

menjadi tujuan pernikahan yang ideal. Oleh sebab itu, Islam menganjurkan agar

segala sesuatu dalam memilih calon pasangan ini didasarkan pada norma agama

sehingga nantinya pendamping hidup mempunyai akhlak atau moral yang terpuji.

Lantaran itulah, sebelum melangsungkan pernikahan, agama Islam memberikan

arahan kepada calon suami atau istri dalam menetapkan pilihan pasangan hidup

masing-masing.

Hal ini dilakukan agar kedua calon tersebut kelak dalam mengarungi

bahterarah tangga dapat hidup secara damai dan kekal, bahu membahu dan saling

tolong-menolong dalam jalinan kerjasama yang baik, sehingga hidup harmonis

sesuai dengan prinsip pernikahan, yakni untuk selama hidup bukan untuk

sementara waktu.91

Oleh sebab itu se-kufu‟ dalam segala hal bukan keharusan, kecuali

merupakan, adat istiadat atau „urf yang telah dikenal manusia dan telah menjadi

90

M. Hasbi Asidiqy, Fiqih Islam, (Jakarta: Gema Insani, 1989). h. 102 91

Dedi Junaedi, Keluarga Sakinah (Pembinaan dan Pelestariannya), Cet. I, (Jakarta: CV.

Akademika, 2007), h.45-46

Page 61: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

tradisi atau kebiasaan suatu daerah yang dipraktikkan secara turun-temurun92

. Jika

diterapkan secara ketat se-kufu‟ dalam segala hal. Maka hubungan antar suku

bangsa yang seagama sulit diwujudkan, yang menonjol adalah rasa kesukaran.

Sebaliknya dengan memperketat dari sisi agama akan berdampak positif bagi

perkembangan agama itu sendiri. 93

Masalah kafa‟ah pada dasarnya terletak pada faktor agama. Sebab dengan

agama siapapun dan dari keturunan sehebat dan sekaya apa pun akan menjadi

satu, yakni menjadi orang yang bertaqwa. Atas hal ini, adalah logis dan empiris

bahwa agama adalah diatas segalanya. Faktor agama adalah abadi dan langgeng

sebagai tali perekat mahligai rumah tangga sampai akhir hayat. Sementara faktor

lainnya hancur dan tak abadi.

Tidak dipungkiri sebagai makhluk ciptaan Allah ingin memiliki rasa

kemewahan, tetapi yang dibawa sampai akhirat yaitu iman dan taqwa. Oleh sebab

itu pilihlah calon pasangan suami atau istri dengan cara yang telah di syariatkan

oleh ajaran Islam agar selamat dunia dan akhirat

92

Rachmat Syafe‟i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h.128 93

Yaswirman,Hukum Keluarga: Karakteristik dan Prospek Doktrin Islam dan Adat dalam

Masyarakat Materilineal Minangkabau , (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 201

Page 62: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

BAB III

KAFA’AH PROFESI MENURUT MASYARAKAT

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Desa Kalirejo Lampung Tengah

Pada pertengahan tahun 1950, sekitar 12 orang data dari Lampung Selatan

bersama dengan Bapak Karto Sentono, mereka tinggal didekat Sungai Way

Wayah (sekarang lokasi air bersih), pada saat itu keadaan masih berupa hutan.

Mereka membuka lahan tersebut untuk pertama kalinya dan kemudian diberi

nama Umbul Pring, dan setahun kemudian diberi nama Umbul Kali Wayah.

Pada waktu itu semua peraturan dan berbagai hal yang terjadi harus melapor

Kesira Marga Anak Tuha (sebutan pemimpin waktu dulu). Karena semakin

banyaknya warga yang datang, merekapun memperluas daerah pemukiman

dengan membuka lahan sekitar 300 Ha.

Pada tahun 1953 kampung ini telah memenuhi syarat untuk menjadi sebuah

perkampungan, dan singkatnya kampung ini diresmikan oleh Bapak Syahri Jaya

Diwirya (Bupati Tingkat II Lampung Tengah) dan sekaligus kampung ini diberi

nama kampung Kalirejo yang memiliki makna kampung yang makmur (Rejo) dan

terus berkembang hingga saat ini.

Pada waktu itu Bapak Karto Sentono dilantik menjadi Kepala Kampung

Kalirejo, sebagai Cariknya adalah Bapak San Mukri, sebagai Polisi Kampungnya

adalah Bapak Abdul Rahman, sebagai kebayannya (kadus) adalah Bapak Udo

Prayitno, dan sebagai kamituannya adalah Bapak Rono Rejo.

Page 63: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

Pada tanggal 07 April 1954 berdirilah sebuah pasar yang digunakan sebagai

sarana kepentingan sehari-hari dan sekarang Inpres. Pada tahun 1956 datanglah

seorang petugas dari tingakat II Lampung Tengah untuk mengatur Wilayah

administrasi, Kecamatan Kalirejo yang berkedudukan Asisten Wedana yaitu

Bapak Sumadi Sidharto.

Pada tahun 1969 mulailah pemekaran antara Kampung Kalirejo dan

Kampung Kalidadi dan masing-masing kampung tersebutpun telah dikepalai oleh

seorang kepala kampung. Dengan semakin pesatnya perkembangan kampung

tersebut, akhirnya Kampung Kalirejo pun dijadikan sebagai Ibu kota Kecamatan

Kalirejo.

Saat ini Kecamatan Kalirejo terdiri atas 16 Kampung yaitu : Kalirejo,

Kaliwungu, Sridadi, Poncowarno, Srimulyo, Waya Krui, Sri Waylangsep,

Watuagung, Balairejo, Kalidadi, Sri Basuki, Sukosari, Sinarsari, Agung Timur,

Sinarrejo, Sripurnomo.

B. Keadaan Geografis Desa Kalirejo Lampung Tengah

1. Batas Wilayah Kampung

Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo merupakan Desa atau Kelurahan dengan

kondisi yang secara fisik dapat dikatakan tertata rapi dan dengan kondisi jalan

yang hampir semuanya diaspal. Desa Kalirejo memili luas wilayah sekitar 500 Ha

dengan ketinggian 125 m dari permukaan air laut. Dengan perbatasan sebagai

berikut:

1) Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kaliwugu

Page 64: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

2) Sebelah timur berbatasan dengan Desa Balairejo

3) Sebelah selatan berbatan dengan Desa Way Krui

4) Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kalidadi

Penggunaan tanah Desa Kalirejo dikelilingi oleh perkebunan dan pesawahan,

hal ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bercocok tanam. Saat ini jumlah

sebagian besar sudah dijadikan pemukiman warga, pembangunan masjid, sekolah

dan bangunan lainnya. Hanya 35% tanah yang masih kosong.

2. Luas Wilayah Kampung

Berikut adalah luas wilayah kampung kalirejo:

a. Tadahan Hujan (sawah) : 40 Ha

b. Sawah teririgrasi tekhnis : 75 Ha

c. Ladang/Tegalan : 215 Ha

d. Lahan Pemukiman : 560 Ha

e. Perkebunan Rakyat : 60 Ha

3. Orbitrasi

Berikut adalah orbitrasi Kampung Kalirejo:

a. Jarak Ibu kota kecamatan terdekat : 0 km

b. Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan : 50 km

c. Jarak ke ibu kota kabupaten : 60 km

d. Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten : +

_ 2 jam

Page 65: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

C. Kondisi Demografis Desa Kalirejo Lampung Tengah

1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

Berikut adalah perkiraan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

Desa Kalirejo:

Tabel. 1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Kepala Keluarga Jumlah Penduduk

4.640 7.655 2.212 12. 295

Sumber: Dokumentasi Desa Kalirejo Lampung Tengah94

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Berikut adalah perkiraan jumlah penduduk berdasarkan pendidikan

Desa Kalirejo:

Tabel. 2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

SD/MI SLTPP/MTs SMA/SMK S1/Diploma Putus

Sekolah

Buta

Huruf

1.110 2.720 4.910 2.998 537 20

Sumber: Dokumentasi Desa Kalirejo Lampung Tengah95

94

Dokumentasi, Desa Kalirejo Lampung Tengah 95 Dokumentasi, Desa Kalirejo Lampung Tengah

Page 66: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Keagamaan

Berikut adalah perkiraan jumlah penduduk berdasarkan keagamaan

Desa Kalirejo:

Tabel. 3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Keagamaan

Islam Khatolik Kristen Hindu

5.699 1.363 3.252 1.981

Sumber: Dokumentasi Desa Kalirejo Lampung Tengah96

4. Data Mata Pencaharian Penduduk

Berikut adalah perkiraan jumlah penduduk berdasarkan mata

pencaharian Desa Kalirejo:

Tabel. 4

Mata Pencaharian Penduduk

Pedagang PNS Petani Buruh

5.510 3.160 915 2.710

Sumber: Dokumentasi Desa Kalirejo Lampung Tengah97

96 Dokumentasi, Desa Kalirejo Lampung Tengah 97

Dokumentasi, Desa Kalirejo Lampung Tengah

Page 67: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

D. Sarana Prasarana Fasilitas Umum

1) Kelurahan Desa

2) Gedung Pendidikan

3) Puskesmas

4) Rumah Sakit

5) Pondok Pesantren

6) Masjid / Tempat Ibadah

E. Organisasi/ Struktur Pemerintahan Desa Kalirejo

DATA PERANGKAT DESA KALIREJO KECAMATAN KALIREJO

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

NO. JABATAN NAMA

1 Kepala Desa M. Khozin

2 Sekertaris Desa Nanang Kosim

3 Kaur Pemerintah Ery Rudistira

4 Kaur Pembangunan Nur Hojin

5 Kaur Umum Anggun Prasetyo

6 Kaur Kesta Nani Lailatul Khoiriyah

7 Kaur Kuangan Mahmun

8 Kadus I. A Mudzakir

9 Kadus I. B Mujio

10 Kadus II. A Ahmad Khomsin

11 Kadus II. B Kerodin

12 Kadus II. C Ahmad Budiman

13 Kadus III. A Sudiyono

14 Kadus III. B Holid

15 Kadus III. C Mawahir

16 Kadus IV. A Reno Renaldi

17 Kadus IV. B Very Rosadi

18 Kadus IV. C Muhlasin

19 Kadus V. A Arif Triyono

20 Kadus V. B Dwi Sutarta

21 Kadus V. C Ahmad Munir

Page 68: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

DATA KEPENDUDUKAN DESA KALIREJO

AGUSTUS - DESEMBER 2017

NO. DUSUN JUMLAH KK JUMLAH JIWA

LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 I. A 360 605 584

2 I. B 116 160 543

3 II. A 484 953 878

4 II. B 115 145 502

5 II. C 124 146 603

6 III. A 294 604 552

7 III. B 125 175 452

8 III. C 117 174 503

9 IV. A 290 549 524

10 IV. B 209 379 398

11 IV. C 128 158 510

12 V. A 386 641 673

13 V. B 126 162 505

14 V. C 116 160 515

15 V. D 83 177 138

JUMLAH 2.212 4.640 7.655

DAFTAR NAMA-NAMA KEPALA DESA YANG MENJABAT DI DESA

KALIREJO KECAMATAN KALIREJO KABUPATEN

LAMPUNG TENGAH

NO NAMA TAHUN JABATAN

1. Karto Sentono 1953 – 1968

2. Surat 1969 – 1971

3. Subli Husni 1972 – 1989

4. Sumani 1990 – 1992

22 Kadus V. D Daiman

Page 69: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

5. Yusin 1999 – 2014

6. M. Khozin 2014 – Sekarang

D. Data-data Pertahun Pernikahan Kafa’ah Profesi

NO. Tahun Kafa‟ah

Profesi

Tidak

kafa‟ah

profesi

Jumlah Seluruhnya

1. 2010 185 129 314

2. 2011 395 176 571

3. 2012 248 241 489

4. 2013 366 325 691

5. 2014 239 221 450

6 2015 253 142 395

jumlah 1.686 1.234 2.910

E. Kondisi Sosial Masyarakat Desa Kalirejo Lampung Tengah

Masyarakat Desa Kalirejo Lampung Tengah agama yang dianutnya adalah

mayoritas agama Islam. adanya fasilitas masjid-masjid dan mushola yang terawat,

adanya tempat-tempat untuk pengajian bagi masyarakat setempat baik itu untuk

bapak-bapak ataupun ibu-ibu. kehidupan sosial masyarakat di desa tersebut rukun

dan saling tolong menolong.

Keadaan ekonomi masyarakat setempat rata-rata berada pada perekonomian

menengah. Dikatakan masyarakat lapisan menengah karena hal ini peneliti

dapatkan dari hasil wawancara pada masyarakat Desa Kalirejo. Masyarakat di

Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah rata-rata

Page 70: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

mengenyam pendidikan di bangku SMA dan matapencaharianya berasal dari hasil

PNS, pedagang, dan petani.

Di desa Kalirejo Lampung Tengah Terdapat tiga pamong masyarakat di

daerah ini, yaitu kepala lingkungan, RT, dan agama. Ketiga pamong ini masih

menjadi panutan bagi masyarakatnya. Bila terdapat masalah internal wilayah,

maka ketiga pamong tersebut yang akan membantu menyelesaikan permasalahan

tersebut.

Pola pengambil keputusan, masyarakat di daerah ini masih menggunakan

prinsip musyawarah. Kegiatan kumpul warga dilakukan setiap bulan dan

tempatnya bergantian setiap rumah-rumah warga, guna untuk sekedar sharing

maupun mengambil keputusan terkait masalah internal.

F. Pandangan Masyarakat di Desa Kalirejo Lampung Tengah Tentang

Kafa’ah Profesi.

Perihal kafa‟ah profesi dalam masyarakat Desa Kalirejo sebenarnya menjadi

permasalahan yang mendasar dalam suatu pernikahan karena mayoritas

masyarakat di desa itu lebih mementingkan profesi sebagai tolak ukur yang

berkaitan dengan pemilihan pasangan, dan agama yang di nomor sekiankan

setelah profesi, serta hal-hal yang berkaitan dengan pernikahan tersebut.

Bapak Bambang sudah menikah selama 16 tahun dan mempunyai 2 orang

anak yang masih duduk di bangku SD dan SMP. Profesinya yaitu sebagai guru

dan istrinya berprofesi sebagai guru. Keadaan hubungan didalam rumah tangga

beliau layak pada umumnya, kadang terdapat percekcokan kadang damai, yang

Page 71: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

melatar belakangi percekcokan karena hal kecil tentang perbedaan pendapat.

Yang menjadi prioritas sebagai wali kepada calon menantu yaitu harus seprofesi,

seagama, seketurunan, sependidikan, jika tidak terpenuhi terutama dalam hal

seprofesi maka pernikahan anaknya tidak mendapat restu (tidak dilangsungkan).

Menurut bapak Bambang selaku masyarakat beliau belum pernah mendengar

istilah kafa‟ah, namun menurutnya kesetraan dalam perkawinan sangat

diperlukan, pernikahan yang tidak kafa‟ah dipandangnya kurang baik, adapun

faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam mewujudkan keluarga harmonis

faktor utama yang mempengaruhi yaitu profesi (pekerjaan), karena profesi

seorang itu sangat penting untuk mendapatkan penghasilan, dengan adanya

profesi yang setara maka perekonomian didalam rumah tangga akan terkontrol

dengan baik, dan faktor lainya seperti kesetaraan agama. Tidak selamanya

didalam rumah tangga itu tidak ada percekcokan, penjelasan yang tadi hanya

sebagai faktor untuk memperkecil kesenjangan98

Bapak Burhan sudah menikah selama 20 tahun dan dikaruniai 4 anak yang

masih duduk di bangku SD, SMP, SMA, dan ada yang belum sekolah. Profesinya

yaitu PNS dan istrinya berprofesi sebagai PNS. Keadaan didalam rumah tangga

beliau tentram, nyaman, tetapi kadangkala di suatu hubungan suami-istri pasti

terdapat selisih pendapat karena dua insan tidak bisa disatukan dalam 1 pemikiran.

Yang menjadi prioritas sebagai wali kepada calon menantu yaitu harus seprofesi,

seagama, seketurunan, sependidikan, jika tidak terpenuhi terutama dalam hal

seprofesi maka pernikahan anaknya tidak mendapat restu (tidak dilangsungkan).

98

Hasil Wawancara dengan bapak Bambang, tanggal 24 November 2017

Page 72: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

Berdasarkan wawancara dengan bapak Burhan selaku masyarakat di Desa

Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah bahwa beliau

mengatakan pernah mendengar istilah kafa‟ah itu dianggap sangat diperlukan

karena untuk menunjang keharmonisan didalam rumah tangga, menurutnya

pernikahan yang tidak kafa‟ah itu tidak baik dan tidak menimbulkan manfaat,

baik bagi kehidupan rumah tangga dan lebih banyak mudharat nya.99

Karena

menurut beliau kesetaraan antara suami istri sangat dibutuhkan dan sangat

diperlukan terutama dari faktor yang kedua yakni pekerjaan/profesi, kemapanan

seorang bisa dilihat dari profesi yang ia miliki. Untuk menujang perekonomian

dalam menciptakan keluarga yang sejahtera dan bahagia. Selain itu faktor agama

(ketaqwaan), karena bila suami istri beda keyakinan maka selain dilarang oleh

agama, perbedaan keyakinan akan menimbulkan kemudharatan. Faktor-faktor

diatas guna untuk meminimalisir adanya ketidak serasian yang menyebabkan

perbedaan pendapat bukan menghilangkan.

Ibu Saraswati menikah selama 25 tahun dan mempunyai 3 anak yang masih

duduk di bangku kuliah dan 2 anaknya berprofesi sebagai guru dan pegawai bank.

Ibu saraswati berprofesi sebagai guru dan suami berprofesi sebagai guru. Kata

beliau Hubungan antara suami didalam rumah tangga tidak ada masalah, namun

ada saatnya ketika berpendapat mengenai suatu hal, suami dan saya

mengemukakan pendapat yang berbeda akan tetapi tidak sampai berhujung ke

tingkat serius. Jika anaknya akan menikah nanti yang menjadi prioritas sebagai

wali menilai calon menantu yaitu harus seprofesi, seagama, seketurunan,

99

Hasil Wawancara dengan bapak Burhan, tanggal 24 November 2017

Page 73: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

sependidikan, jika tidak terpenuhi terutama dalam hal seprofesi maka pernikahan

anaknya tidak mendapat restu (tidak dilangsungkan). Menurut Ibu Saraswati,

Mengatakan bahwa beliau belum pernah mendengar istilah kafa‟ah sebelumnya,

namun beliau tidak menyangkal bahwa, kesetaraan dalam pernikahan sangatlah

penting karena menyangkut faktor keharmonisan dalam rumah tangga dan

(kesetaraan) itu berbeda dengan (sama) khususnya kesetaraan profesi, saya

berpandangan bahwa calon suami harus setara dengan profesi saya atau lebih

tinggi tingkatanya, karena suami yang akan menafkahi keluarga.. Menurut beliau

pernikahan yang tidak kafa‟ah dipandang kurang baik, karena kesamaan latar

belakang dapat menunjang keharmonisan didalam rumah tangga. Adapun faktor

yang mempengaruhi terwujudnya keluarga yang harmonis yaitu kesetaraan tingkat

profesi (pekerjaan) dalam pernikahan dianggap perlu karena dengan profesi yang

tinggi tingkatanya maka bisa diperkirakan pendapatan keuangan yang diperoleh

lebih tinggi pula, Sehingga didalam rumah tangga akan berpengaruh kepada

perekonomian akan terkondisi. Faktor lainnya seperti berasal dari keluarga baik-

baik, dan se-agama. Dengan demikian dapat meminimalisir percekcokan antara

keduanya100

Ibu Anita menikah selama 30 tahun dan memiliki 4 anak yang sudah

berprofesi, 2 orang sebagai perawat, 1 orang sebagai guru, dan 1 orang kuliah.

Beliau memiliki profesi sebagai dosen dan suami berprofesi sebagai dosen. Kata

beliau keadaan hubungan didalam rumah tangga harmonis, karena memang

kondisi perekonomian yang seimbang antara suami dan saya, jadi kami mampu

100

Hasil wawancara dengan Ibu Saraswati, tanggal 25 November 2017

Page 74: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

memenuhi kebutuhan seperti terpenuhinya sandang, pangan, papan. Beliau

mengatakan jikalau anaknya akan menikah dengan calon yang tidak setara

profesinya, sedangkan anak nya sudah disekolahkan tinggi, dan mendapat calon

yang tidak setara dengan profesi yang diperoleh anaknya maka tidak

diperkenankan berlangsungnya pernikahan. Disamping itu calon suami tersebut

harus tau tentang agama Islam meskipun sedikit pengetahuannya dan cukup

akhlaqnya. Menurut Ibu Anita, beliau belum pernah mendengar tentang istilah

kafa‟ah, yang beliau tahu tentang kesetaraan yang perlu dipertimbangkan didalam

memilih pasangan calon suami-istri, karena kesataraan dalam berumah tangga

sangatlah penting. Yang harus diperhatikan yaitu kesetaraan profesi, pendidikan

dan agama. Tujuanya agar terciptanya keharmonisan rumah tangga, begitu pula

untuk meminimalisir percekcokan dalam perekonomian yang didapatkan.101

Ibu Nur Marela menikah selama 19 tahun dan memiliki 2 anak yang masih

duduk di bangku SMP dan SMA. Beliau berprofesi sebagai guru dan suami

berprofesi sebagai TNI. Kondisi hubungan suami istri didalam rumah tangga

sangat harmonis, meskipun terdapat perbedaan sedikit namun tidak menyebabkan

pertengkaran yang hebat. Jika anaknya akan menikah nanti yang menjadi prioritas

sebagai wali menilai calon menantu yaitu harus seprofesi, seagama, seketurunan,

jika tidak terpenuhi terutama dalam hal seprofesi maka pernikahan anaknya tidak

mendapat restu (tidak dilangsungkan). Menurut ibu Nur Marela beliau belum

pernah mendengar istilah Kafa‟ah. Namun menurut beliau kesetaraan dalam

pernikahan sangatlah penting karena menyangkut faktor keharmonisan dalam

101

Hasil Wawancara dengan Ibu Anita, Tanggal 25 November 2017

Page 75: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

rumah tangga dan (kesetaraan) itu berbeda dengan (sama) khususnya kesetaraan

profesi, saya berpandangan bahwa calon suami harus setara dengan profesi saya

atau lebih tinggi tingkatanya, karena suami yang akan menafkahi keluarga. Hal

yang menjadikan kesetaraan dalam rumah tangga menurut beliau yaitu harus

adanya kesetaraan pekerjaan, dan agama. Menurutnya pekerjaan yang setara lah

antara calon suami-istri yang dianjurkan, meskipun tidak sama namun setara,

contoh: guru dengan pegawai bank. Dan disamping kesepadanan pekerjaan yaitu

agama dari calon pasangan, karena jika beda agama maka tidak diperbolehkan

oleh hukum Islam, dan terdapat banyak ketimpangan dalam menjalankan

kehidupan sehari-hari. Jika terpenuhinya kafa‟ah maka akan memperkecil

perbedaan dan kesenjangan didalam rumah tangga102

Ibu Rohayati menikah selama 27 tahun dan memiliki 3 anak yang masih

SMA, 1 orang kuliah, 1 orang guru. Beliau berprofesi sebagai petani dan suami

berprofesi sebagai petani . Beliau mengatakan bahwa keadaan hubungan didalam

rumah tangga kami damai, tentram, tidak terlalu risau dengan perekonomian

keluarga karena memang tujuan dari kesetaraan profesi dapat menyeimbangkan

tingakat perekonomian antara suami-istri dan sama-sama mengerti bagaimana

penghasilannya. Jika anaknya akan menikah nanti, yang menjadi prioritas sebagai

wali menilai calon menantu yaitu harus seprofesi, seagama, seketurunan,

sependidikan, jika tidak terpenuhi terutama dalam hal seprofesi maka pernikahan

anaknya tidak mendapat restu (tidak dilangsungkan). Menurut ibu Rohayati beliau

mengatakan belum pernah mendengar tentang istilah kafa‟ah. Namun menurutnya

102

Hasil Wawancara dengan Ibu Nur Marela, Tanggal 26 November 2017

Page 76: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

kesetaraan didalam rumah tangga itu penting dan harus ada. Karena dari situlah

keserasian keharmonisan yang timbul didalam rumah tangga, meskipun tidak

selamanya begitu, ada saatnya pertengkaran didalam rumah tangga namun tidak

sampai ke hal yang fatal, anggap sebagai bumbu-bumbu didalam rumah tangga.

Hal yang diperlukan didalam kesetaraan rumah tangga yang harmonis yaitu

agama dan pekerjaan. Yang diprioritaskan yaitu selain agama pekerjaan yang

setara antara calon pasangan, karena dengan adanya kesetaraan profesi didalam

pekerjaan maka penghasilan dari pekerjaan tersebut seimbang, bahkan jikalau

calon suami yang lebih tinggi tingkat penghasilanya maka akan lebih baik,

sehingga didalam rumah tangga istri bukan sebagai tulang punggung keluarga.

Jikalau penghasilan istri lebih besar dari suami maka suamilah yang seakan-akan

menjadi bawahan istri. Sedangkan hakikat suami itu menjadi tulang punggung

keluarga, memberi nafkah keluarga, istri hanyalah membantu meringankan beban

suami dari penghasilannya. Jika terpenuhinya kafa‟ah maka akan memperkecil

kesenjangan didalam rumah tangga.103

Ibu Ayu Perdana Wati menikah selama 17 tahun dan memiliki 2 anak yang

masih duduk dibangku SD dan SMP. Beliau berprofesi di dinas kesehatan dan

suami berprofesi dosen. hubungan rumah tangga yang di bangun dari awal hingga

sekarang cukup amat tentram dan damai. Jika anaknya akan menikah nanti, yang

menjadi prioritas sebagai wali menilai calon menantu yaitu harus seprofesi,

seagama, sependidikan, dan tidak cacat fisik, jika tidak terpenuhi terutama dalam

hal seprofesi maka pernikahan anaknya tidak mendapat restu (tidak

103

Hasil Wawancara dengan Ibu Rohayati , Tanggal 26 November 2017

Page 77: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

dilangsungkan), jika pekerjaan suami tidak sebanding maka perekonomian

keluarga tidak seimbang dengan kebutuhan, disitulah terjadinya percekcokan

maka harus setara bahkan lebih bagus lebih tinggi profesinya. Beliau belum

pernah mendengar istilah kafa‟ah sebelumnya, kesetaraan itu penting sekali,

namun menurutnya kesetaraan yang diperlukan dalam sebuah perkawinan hanya

dari segi profesi dan keagamaan. Karena profesi seseorang dapat berpengaruh

besar terhadap perekonomian didalam keluarga. Jika tidak setara profesi antara

suami istri maka akan ada kesenjangan didalam rumah tangga. Terutama apabila

profesi suami lebih rendah dari istri, pasti akan terdapat ketidak seimbangan

perekonomian, dan akan menyebabkan percekcokan di dalam rumah tangga.

Dengan adanya kesetaraan maka akan memperkecil tingkat perbedaan pendapat

didalam rumah tangga. Kesepadanan agama penting karena dengan satu

keyakinan maka akan meminimalisir tingkat perbedaan khususnya keyakinan.104

Ibu Julia Fitri menikah selama 13 tahun dan mempunyai 1 anak yang masih

duduk di bangku TK. Profesi beliau adalah penjahit (mempunyai 2 cabang) dan

suami berprofesi sebagai pedagang baju (dipasar). Kondisi hubungan suami istri

didalam rumah tangga sangat harmonis, meskipun terdapat perbedaan sedikit

namun tidak menyebabkan pertengkaran yang hebat. Pastinya penilaian seorang

orang tua kepada calon menantu yng pertama seprofesi, se iman, keturunan baik-

baik. Menurut ibu Julia Fitri, beliau mengatakan bahwa belum pernah mendengar

tentang kafa‟ah, kesetaraan menurutnya sangatlah perlu diterapkan, namun

menurutnya kesetaraan yang perlu diprioritaskan oleh pasangan yang hendak

104

Hasil Wawancara dengan Ibu Ayu Perdanawati, tanggal 26 November 2017

Page 78: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

menikah yaitu kesetaaraan profesi yang mana dengan profesi tersebut dapat

diukur seberapa mapan untuk melangkah kejenjang pernikahan. Jika belum

mempunyai profesi yang setara maka kecil kemungkinan terjadinya keharmonisan

dalam rumah tangga. Faktor lainnya yaitu adanya kesetaraan agama, pendidikan,

keturunan. Karena kita harus melihat bibit, bebet, bobot, dari calon tersebut. Jika

terpenuhinya kafa‟ah maka akan memperkecil perbedaan didalam rumah

tangga.105

Bapak Suparman menikah selama 22 tahun dan memiliki 3 anak, 1 anak masih

SD, 1 anak SMP dan 1 anak Kuliah. Beliau berprofesi sebagai pedagang toko

sembaki dan istri pedagang makanan. Didalam keluarga hubunganya sangat baik,

harmonis, karena didalam keluarga saya, persoalan perekonomian sudah cukup

memenuhi kebutuhan. jika tidak terpenuhi terutama dalam hal seprofesi maka

pernikahan anaknya tidak mendapat restu (tidak dilangsungkan), jika pekerjaan

suami tidak sebanding maka perekonomian keluarga tidak seimbang dengan

kebutuhan, disitulah terjadinya percekcokan maka harus setara bahkan lebih bagus

lebih tinggi profesinya. Menurut beliau belum pernah mendengar tentang kafa‟ah.

Namun menurutnya kesetaraan itu diharus dalam pernikahan, yang harus setara

antara suami-istri dalam hal agama, profesi, pendidikan, namun lebih

memprioritaskan profesi dengan profesi yang bagus terdapat pada calon pasangan

tersebut maka perekonomian didalam rumah tangga tepenuhi dan tidak ada

kesenjangan didalam rumah tangga. faktor-faktor tersebut guna untuk mencapai

keluarga yang harmonis. meskipun hal tersebut tidak menghilangkan perselisihan

105

Hasil Wawancara dengan Ibu Julia Fitri, Tanggal 26 November 2017

Page 79: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

didalam rumah tangga namun meminimalisir percekcokan didalam rumah

tangga.106

Ibu Umi Marhamah menikah selama 19 tahun dan mempunyai 2 anak, 1 anak

masih balita dan 1 anak SD. Profesi beliau adalah sebagai petani dan suami

sebagai petani. Kondisi hubungan suami istri didalam rumah tangga sangat

harmonis, meskipun terdapat perbedaan sedikit namun tidak menyebabkan

pertengkaran yang hebat. Menurut ibu Umi Marhamah, ia mengatakan bahwa

belum pernah mendengar istilah kafa‟ah sebelumnya, kesetaraan sangat penting.

Namun menurutnya kesetaraan yang harus di utamakan adalah profesi, karena

dengan tingkat profesi yang setara maka perekonomian didalam rumah tangga pun

baik. Faktor lainya yaitu kesetaraan agama. Meskipun nanti setelah menikah

dengan yang setara profesi tidak selamanya mendapat keharmonisan dalam rumah

tangga, namun memperkecil tingkat kesenjangan dalam rumah tangga.107

Ibu Dewi menikah selama 20 tahun dan memiliki 2 anak yang masih duduk di

bangku SMP dan SMA. beliau berprofesi sebagai guru dan suami berprofesi

sebagai TNI. Didalam keluarga hubunganya sangat baik, harmonis, karena

didalam keluarga saya, persoalan perekonomian sudah cukup memenuhi

kebutuhan. Menurut beliau bahwa ia mengatakan belum pernah mendengar

kafa‟ah, namun menurutnya kesetaraan itu penting, dan yang harus di miliki oleh

kedua calon pasangan yakni agama, profesi, pendidikan, dan keturunan. Kata

orang jawa bilang harus melihat bibit, bebet, bobotnya, Tujuan dari kafa‟ah

106

Hasil Wawancara dengan Bapak Suparman, Tanggal 27 November 2017 107

Hasil Wawancara dengan Ibu Umi Marhamah, Tanggal 27 November 2017

Page 80: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

profesi untuk meminimalisir kesenjangan dalam rumah tangga. Faktor-faktor

teresebut guna untuk menyatukan dua orang yang berbeda watak dan sifatnya

pasti terdapat perbedaan dalam suatu hal dan memperkecil perbedaan dan

percekcokan didalam rumah tangga108

Ibu Rini menikah selama 18 tahun dan memiliki 3 anak yang masih duduk

di bangku SMP dan SMA. Beliau berprofesi sebagai pedagang rumah makanan

dan suami berprofesi sebagai pedagang baju (mempunyai cabang). Beliau

mengatakan bahwa rumah tangga yang di bangun dari tahun 2001 sampai

mempunyai 3 orang anak sangatlah harmonis karena keadaan perekonomian yang

terkontrol dengan baik, dengan adanya kesetaraan profesi maka akan menjamin

perekonomian didalam rumah tangga. Jika anaknya akan menikah nanti, yang

menjadi prioritas sebagai wali menilai calon menantu yaitu harus seprofesi,

seagama, sependidikan, dan tidak cacat fisik, jika tidak terpenuhi terutama dalam

hal seprofesi maka pernikahan anaknya tidak mendapat restu (tidak

dilangsungkan), jika pekerjaan suami tidak sebanding maka perekonomian

keluarga tidak seimbang dengan kebutuhan, disitulah terjadinya percekcokan

maka harus setara bahkan lebih bagus lebih tinggi profesinya. Beliau belum

mengerti istilah kafa‟ah didalam pernikahan, namun Faktor yang harus dipenuhi

guna untuk mencapai keluarga harmonis adalah dari faktor profesi, agama dan

pendidikan, tidak cacat fisik. Tujuan dari terlaksananya menikah dengan

kesepadanan profesi dapat menyeimbangkan tingkat perekonomian didalam

108

Hasil Wawancara dengan Ibu Dewi, Tanggal 27 November 2017

Page 81: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

rumah tangga, meskipun begitu tidak menghilangkan namun meminimalisir

percekcokan didalam rumah tangga.109

Ibu Fatma wati menikah selama 20 tahun dan memiliki 4 anak . Beliau

berprofesi sebagai guru dan suami berprofesi sebagai pegawai bank . Beliau

menyatakan bahwa menikah dengan pasangan yang sepadan persoalan ekonomi

didalam rumah tangga dapat terkontrol dengan baik, dan hubungan suami-istri

tidak begitu mempermasalahkan tentang keuangan keluarga. Karena pada

umumnya percekcokan hubungan suami-istri dikarenakan perekonomian yang

tidak mencukupi. Jika anaknya akan menikah nanti, yang menjadi prioritas

sebagai wali menilai calon menantu yaitu harus seprofesi, seagama, sependidikan,

dan tidak cacat fisik, jika tidak terpenuhi terutama dalam hal seprofesi maka

pernikahan anaknya tidak mendapat restu (tidak dilangsungkan), jika pekerjaan

suami tidak sebanding maka perekonomian keluarga tidak seimbang dengan

kebutuhan, disitulah terjadinya percekcokan maka harus setara bahkan lebih bagus

lebih tinggi profesinya. Beliau tidak mengerti istilah kafa‟ah dalam pernikahan,

namun kesepadanan didalam pernikahan guna untuk mencapai keharmonisan

yaitu kesepadanan profesi yang paling utama karena dengan adanya kesepadanan

profesi maka akan menjamin perekonomian didalam keluarga, selain itu

kesepadanan keturunan, agama, pendidikan. kesepadanan profesi sangatlah

penting bagi keberlangsungan didalam rumah tangga. Tujuannya agar Meskipun

109 Hasil Wawancara dengan Ibu Rini, Tanggal 30 Desember 2017

Page 82: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

demikian faktor-faktor tersebut hanya untuk meminimalisir percekcokan didalam

hubungan rumah tangga.110

Ibu wahyuni menikah selama 25 tahun dan memiliki 4 anak, 1 orang belum

sekolah, 2 orang SD dan 1 orang kuliah . Beliau berprofesi sebagai pedagang mas

dan suami berprofesi sebagai pedagang mas. Beliau menyatakan bahwa menikah

dengan pasangan yang sepadan persoalan tentang ekonomi akan terkendali. Jika

anaknya akan menikah nanti, yang menjadi prioritas sebagai wali menilai calon

menantu yaitu harus seprofesi, seagama, sependidikan, dan tidak cacat fisik, jika

tidak terpenuhi terutama dalam hal seprofesi maka pernikahan anaknya tidak

mendapat restu (tidak dilangsungkan), jika pekerjaan suami tidak sebanding maka

perekonomian keluarga tidak seimbang dengan kebutuhan, disitulah terjadinya

percekcokan maka harus setara bahkan lebih bagus lebih tinggi profesinya. Ibu

wahyuni belum pernah mendengar istilah kafa‟ah, namun menurut beliau

kesepadanan profesi sangat dianjurkan, karena akan menunjaga perekonomian dan

status sosial di masyarakat. Faktor yang mempengaruhi menurut beliau ada 3

faktor yaitu profesi, agama dan terbebas dari cacat. Kafa‟ah profesi sangat

dianjurkan, Tujuannya guna untuk menyeimbangkan perekonomian antara suami-

istri sehingga sangat berpengaruh didalam rumah tangga. Meskipun demikian

hanya untuk meminimalisir percekcokan.111

Ibu Sulistia menikah selama 21 tahun dan memiliki 2 anak yang masih duduk

di bangku TK dan SD. Beliau berprofesi sebagai pedagang baju (butik) dan suami

110

Hasil Wawancara dengan Ibu Fatma Wati, Tanggal 1 Desember 2017 111

Hasil Wawancara dengan Ibu Wahyuni, Tanggal 1Desember 2017

Page 83: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

berprofesi sebagai pedagang baju (dipasar). Beliau menyatakan bahwa menikah

dengan pasangan yang sepadan tentram, terutama sekali pada faktor

perekonomian yang sangat diperhatikan benar di dalam rumah tangga. Jika

anaknya akan menikah nanti, yang menjadi prioritas sebagai wali menilai calon

menantu yaitu harus seprofesi, seagama, sependidikan, dan tidak cacat fisik, jika

tidak terpenuhi terutama dalam hal seprofesi maka pernikahan anaknya tidak

mendapat restu (tidak dilangsungkan), jika pekerjaan suami tidak sebanding maka

perekonomian keluarga tidak seimbang dengan kebutuhan, disitulah terjadinya

percekcokan maka harus setara bahkan lebih bagus lebih tinggi profesinya. Ibu

Sulistia belum pernah mendengar istilah kafa‟ah, namun menurut beliau

kesepadanan profesi sangat dianjurkan, karena berpengaruh besar pada rumah

tangga. Faktor yang mempengaruhi menurut beliau ada 4 faktor yaitu profesi,

agama dan terbebas dari cacat, pendidikan. Kafa‟ah profesi sangat dianjurkan,

Tujuannya guna untuk menyeimbangkan perekonomian antara suami-istri

sehingga sangat berpengaruh didalam rumah tangga. Meskipun demikian hanya

untuk meminimalisir percekcokan. 112

Bapak Budi menikah selama 23 tahun dan memiliki 3 anak yang sudah duduk

di bangku SD, SMA dan 1 orang berprofesi sebagai diklinik kesehatan. Profesi

beliau yaitu perawat dan istrinya berprofesi sebagai perawat. Menurut beliau

setelah menikah dengan sepadan tingkat profesinya persoalan ekonomi didalam

rumah tangga tidak begitu dirumitkan, begitu pula dengan status sosial di

masyarakat akan di pandang baik. Jika anaknya akan menikah nanti, yang menjadi

112 Hasil Wawancara dengan Ibu Sulistia, Tanggal 2 Desember 2017

Page 84: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

prioritas sebagai wali menilai calon menantu yaitu harus seprofesi, seagama,

sependidikan, dan keturunan, jika tidak terpenuhi terutama dalam hal seprofesi

maka pernikahan anaknya tidak mendapat restu (tidak dilangsungkan), jika

pekerjaan suami tidak sebanding maka perekonomian keluarga tidak seimbang

dengan kebutuhan, disitulah terjadinya percekcokan maka harus setara bahkan

lebih bagus lebih tinggi profesinya Beliau belum mengerti istilah kafa‟ah dalam

pernikahan, menurut beliau kesepadanan profesi didalam pernikahan sangatlah

penting untuk melihat seberapa mapan pasangan tersebut. Faktor-faktor yang

mempengaruhi keharmonisan didalam rumah tangga yakni profesi, agama,

pendidikan, keturunan. Tujuan terlaksananya kesepadanan profesi dapat

memperkecil permasalahan didalam perekonomian keluarga. Dengan demikian

akan meminimalisir tingkat percekcokan didalam rumah tangga.113

Bapak Junaidi menikah selama 16 tahun dan memiliki 2 anak. Profesi beliau

yaitu pedagang makanan dan istrinya berprofesi sebagai pedagang makanan.

Menurut beliau setelah menikah dengan sepadan tingkat profesinya persoalan

ekonomi didalam rumah tangga terkontrol dengan baik. Jika anaknya akan

menikah nanti, yang menjadi prioritas sebagai wali menilai calon menantu yaitu

harus seprofesi, seagama, sependidikan, keturunan, dan tidak cacat fisik, jika tidak

terpenuhi terutama dalam hal seprofesi maka pernikahan anaknya tidak mendapat

restu (tidak dilangsungkan), jika pekerjaan suami tidak sebanding maka

perekonomian keluarga tidak seimbang dengan kebutuhan, disitulah terjadinya

percekcokan maka harus setara bahkan lebih bagus lebih tinggi profesinya. Beliau

113 Hasil Wawancara dengan Bapak Budi, Tanggal 2 Desember 2017

Page 85: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

belum mengerti istilah kafa‟ah dalam pernikahan, menurut beliau kesepadanan

profesi didalam pernikahan sangatlah penting untuk melihat seberapa mapan

pasangan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi keharmonisan didalam

rumah tangga yakni profesi, agama, pendidikan, keturunan, terbebas dari cacat

fisik. Tujuan terlaksananya kesepadanan profesi dapat memperkecil permasalahan

didalam perekonomian keluarga. Dengan demikian akan meminimalisir tingkat

percekcokan didalam rumah tangga.114

Ibu Nur Kartika menikah selama 25 tahun dan mempunyai 3 anak. Ibu

saraswati berprofesi sebagai guru dan suami berprofesi sebagai guru. Kata beliau

hubungan antara suami didalam rumah tangga tidak ada masalah, namun ada

saatnya ketika berpendapat mengenai suatu hal, suami dan saya mengemukakan

pendapat yang berbeda akan tetapi tidak sampai berhujung ke tingkat serius.

Menurut ibu Nur Kartika, Mengatakan bahwa beliau belum pernah mendengar

istilah kafa‟ah sebelumnya, namun beliau tidak menyangkal bahwa kasetaraan

dalam perkawinan diperlukan. Menurut beliau pernikahan yang tidak kafa‟ah

dipandang kurang baik, karena kesamaan latar belakang dapat menunjang

keharmonisan didalam rumah tangga. Adapun faktor yang mempengaruhi

terwujudnya keluarga yang harmonis yaitu kesetaraan tingkat profesi (pekerjaan)

dalam pernikahan dianggap perlu karena dengan profesi yang tinggi tingkatanya

maka bisa diperkirakan pendapatan keuangan yang diperoleh lebih tinggi pula,

Sehingga didalam rumah tangga akan berpengaruh kepada perekonomian akan

114 Hasil Wawancara dengan Bapak Junaidi, Tanggal 2 Desember 2017

Page 86: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

terkondisi. Faktor lainnya seperti berasal dari keluarga baik-baik, dan se-agama.

Dengan demikian dapat meminimalisir percekcokan didalam keluarga. 115

Ibu Laela ningrum menikah selama 17 tahun dan memiliki 1 anak masih

duduk di bangku SMP. Beliau berprofesi sebagai guru dan suami berprofesi

sebagai PNS. Kata beliau hubungan rumah tangga yang di bangun dari awal

hingga sekarang cukup amat tentram dan damai. Jika anaknya akan menikah

nanti, yang menjadi prioritas sebagai wali menilai calon menantu yaitu harus

seprofesi, seagama, sependidikan, dan tidak cacat fisik, jika tidak terpenuhi

terutama dalam hal seprofesi maka pernikahan anaknya tidak mendapat restu

(tidak dilangsungkan), jika pekerjaan suami tidak sebanding maka perekonomian

keluarga tidak seimbang dengan kebutuhan, disitulah terjadinya percekcokan

maka harus setara bahkan lebih bagus lebih tinggi profesinya. Beliau belum

pernah mendengar istilah kafa‟ah dalam pernikahan. Kafa‟ah profesi sangat di

anjurkan bagi calon pasangan yang ingin menikah karena dengan adanya

kesetaraan profesi maka tingkat status sosial di pandang sama seimbang dengan

pasangan tersebut. Faktor-faktor yang mendukung terjadinya keharmonisan

didalam keluarga adalah kesetaraan profesi yang utama kemudian agama,

keturunan, terbebas dari cacat, dan keturunan baik-baik. Tujuan kafa‟ah profesi

yaitu guna untuk menyeimbangkan tingkat penghasilan dan sangat berpengaruh

didalam hubungan rumah tangga. Meskipun demikian hal tersebut hanya untuk

115 Hasil Wawancara dengan Ibu Nur Kartika, Tanggal 3 Desember 2017

Page 87: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

meminimalisir kesenjangan didalam hubungan yang bermula dari perekonomian

keluarga. 116

Ibu Desi menikah selama 25 tahun dan memiliki 5 anak, 2 orang blm sekolah,

2 orang SMP dan 1 orang kuliah. Beliau berprofesi sebagai dosen dan suami

berprofesi sebagai dosen. Beliau mengatakan bahwa keadaan hubungan didalam

rumah tangga kami damai, tentram, tidak terlalu risau dengan perekonomian

keluarga. Jika anaknya akan menikah nanti, yang menjadi prioritas sebagai wali

menilai calon menantu yaitu harus seprofesi, seagama, sependidikan, dan tidak

cacat fisik, jika tidak terpenuhi terutama dalam hal seprofesi maka pernikahan

anaknya tidak mendapat restu (tidak dilangsungkan), jika pekerjaan suami tidak

sebanding maka perekonomian keluarga tidak seimbang dengan kebutuhan,

disitulah terjadinya percekcokan maka harus setara bahkan lebih bagus lebih

tinggi profesinyaMenurut ibu Desi beliau mengatakan belum pernah mendengar

tentang istilah kafa‟ah. Namun menurutnya kesetaraan didalam rumah tangga itu

penting dan harus ada. Karena dari situlah keserasian keharmonisan yang timbul

didalam rumah tangga, meskipun tidak selamanya begitu, ada saatnya

pertengkaran didalam rumah tangga namun tidak sampai ke hal yang fatal. tujuan

dari kesetaraan profesi dapat menyeimbangkan tingakat perekonomian antara

suami dan istri. Hal yang diperlukan didalam kesetaraan rumah tangga yang

harmonis yaitu pekerjaan, agama, pendidikan. Yang diprioritaskan yaitu pekerjaan

yang setara antara calon pasangan, karena dengan adanya kesetaraan profesi

didalam pekerjaan maka penghasilan dari pekerjaan tersebut seimbang, sehingga

116 Hasil Wawancara dengan Ibu Laela Ningrum, Tanggal 3 Desember 2017

Page 88: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

didalam rumah tangga istri bukan sebagai tulang punggung keluarga. Jikalau

penghasilan istri lebih besar dari suami maka suamilah yang seakan-akan menjadi

bawahan istri. Sedangkan hakikat suami itu menjadi tulang punggung keluarga,

memberi nafkah keluarga, istri hanyalah membantu meringankan beban suami

dari penghasilannya. Jika terpenuhinya kafa‟ah maka akan memperkecil

kesenjangan didalam rumah tangga.117

Ibu Dewi Saptiani sudah 14 tahun menikah dan memiliki 1 orang anak yang

masih duduk di bangku SD. Profesi yang dimiliki ibu septi hidayati yaitu

wiraswasta dan suami berprofesi sebagai sales kopi. Selama 14 tahun pernikahan

kami, alhamdulillah masih tetap bertahan meskipun didalam hubungan rumah

tangga terdapat perselisihan baik itu dalam mengasuh anak, perekonomian, namun

perselisihan itu semua tidak sampai kejenjang serius dan masih bisa terkontrol.

Menurut ibu Dewi Septiani beliau mengatakan belum pernah mendengar istilah

kafa‟ah, namun kesetaraan didalam pernikahan yaitu harus se-agama se-iman, dan

baik dari keturunannya. Kafa‟ah didalam pernikahan sangat penting agar

mempermudah membangun keluarga yang harmonis.118

Ibu wiwik sri lestari sudah menikah selama 16 tahun dan mempunyai 2 orang

anak dan masih sekolah di bangku SD dan SMP. Beliau berprofesi sebagai IRT

dan profesi suami yaitu wiraswasta. Hubungan didalam rumah tangga yang

dibangun cukup lama ini sangatlah harmonis, namun wajar jika didalam rumah

tangga terdapat perbedaan pendapat atau perselisihan yang menimbulkan

perdebatan namun tidak sampai kejenjang perceraian. Menurut beliau belum

117

Hasil Wawancara dengan Ibu Desi, Tanggal 3 Desember 2017 118

Hasil Wawawncara dengan Ibu Dewi Septiani, Tanggal 3 Desember 2017

Page 89: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

pernah mendengar istilah kafa‟ah. Namun kesepadanan didalam perkawinan itu

sangat penting. Faktor-faktor yyang mempengaruhi keharmonisan didalam rumah

tangga yaitu se-agama, keturunan yang baik-baik.119

Ibu Nur Anis Triani menikah selama 10 tahun dan mempunyai 1 anak. Ibu

saraswati berprofesi sebagai wiraswasta dan suami berprofesi sebagai wiraswasta.

Hubungan didalam rumah tangga kami, ketika berpendapat mengenai suatu hal,

suami dan saya mengemukakan pendapat yang berbeda terutama sekali dalam hal

perekonomian keluarga dan sampai berhujung ke tingkat perceraian. Menurut

beliau, mengatakan bahwa beliau belum pernah mendengar istilah kafa‟ah

sebelumnya, namun beliau tidak menyangkal bahwa kasetaraan dalam perkawinan

diperlukan. Menurut beliau pernikahan yang tidak kafa‟ah dipandang kurang baik,

karena kesamaan latar belakang dapat menunjang keharmonisan didalam rumah

tangga. Adapun faktor yang mempengaruhi terwujudnya keluarga yang harmonis

yaitu kesetaraan agama, keturunan.120

Ibu Yuita Anggraini menikah selama 15 tahun dan memiliki 2 anak yang

masih duduk di bangku TK dan SMP. Beliau berprofesi sebagai pedagang baju

(butik) dan profesi suami yaitu wiraswasta. jika pekerjaan suami tidak sebanding

maka perekonomian keluarga tidak seimbang dengan kebutuhan, disitulah

terjadinya percekcokan yang menimbulkan perceraian. belum pernah mendengar

istilah kafa‟ah, Faktor yang mempengaruhi menurut beliau ada 3 faktor yaitu

agama dan terbebas dari cacat, pendidikan, profesi. Kafa‟ah profesi sangat

119

Hasil Wawawncara dengan Ibu Wiwik sri lestari, Tanggal 4 Desember 2017 120

Hasil Wawancara dengan Ibu Nur Anis Triani, Tanggal 4 Desember 2017

Page 90: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

dianjurkan, Tujuannya guna untuk menyeimbangkan perekonomian antara suami-

istri sehingga sangat berpengaruh didalam perekonomian keluarga. 121

G. Pendapat Para tokoh dan Tokoh Masyarakat tentang Kafa’ah Profesi

Bapak fauzi selaku tokoh agama yang ada di Desa Kalirejo Lampun Tengah

beliau menjelaskan atau memaparkan tentang kafa‟ah atau kesepadanan di dalam

pernikahan bahwa kafa‟ah yang diajarkan oleh hukum Islam yaitu kafa‟ah agama.

Seperti hadis rasul, Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu

'alaihi wa Sallam bersabda: "Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu:

harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat

beragama, engkau akan berbahagia." Muttafaq Alaihi dan Lima imam. Sebab

dengan agama, tidak hanya membersamai hidup didunia tapi akan berkekalan

didalam surga-Nya dalam kebahagiaan tanpa batas. Boleh memasukan kriteria

kafa‟ah profesi dalam pernikahan namun tidak untuk diprioritaskan.122

Bapak M. Khozin selaku Kepala Desa Kalirejo Lampung Tengah beliau

tidak mengerti istilah kafa‟ah, namun beliau menjelaskan tentang kesepadanan

dalam pernikahan bahwa sangat di perlukan kafa‟ah didalam pernikahan. karena

hal tersebut adalah salah satu faktor yang dapat mendorong terciptanya keluarga

sakinah, mawaddah, warahmah. Tetapi kita sebagai umat Islam harus

mendahulukan kesetaraan agama, kemudian melihat bibit bebet bobot seseorang.

Dengan adanya kafa‟ah dalam pernikahan akan memperkecil perbedaan latar

121 Hasil Wawancara dengan Ibu Yunita Anggraini, Tanggal 4 Desember 2017 122

Hasil Wawancara dengan Bapak Fauzi selaku tokoh agama, tanggal 27 November

2017

Page 91: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

belakang calon pasangan suami-istri. Dengan demikian akan terciptanya keluarga

yang harmonis serta bahagia dunia dan akhirat, amiin Insya-Allah. 123

Bapak Ahmad selaku RT di Desa Kalirejo Lampung Tengah. Beliau tidak

mengerti tentang istilah kafa‟ah, namun yang ia paham adalah kesetaraan dalam

pernikahan. Pendapat beliau yang mengatakan bahwa kesetaraan agamalah yang

sangat diperlukan. Dengan tidak menghilangkan faktor kesetaraan profesi, dan

keturunan, dengan demikian didalam rumah tangga akan terjalin dengan

harmonis. meskipun faktor-faktor tadi sudah terpenuhi untuk mencapai

keharmonisan, tapi tidak menutup kemungkinan terdapat percekcokan didalam

rumah tangga yang tidak sampai kejenjang serius.124

Bapak Hamid selaku Kepala lingkungan di Desa Kalirejo Lampung

Tengah. Beliau tidak mengerti istilah kafa‟ah, namun yang beliau paham adalah

kesetaraan didalam rumah tangga yang harus ada didalam kriteria memilih calon

pasangan suami-istri. Kesetaraan yang diutamakan yaitu dari faktor agama dan

faktor lainya seperti profesi, keturunan, dan pendidikan, itu bukan menjadi

prioritas didalam memilih calon pasangan suami-istri namun tetap perlu di

pertimbangkan, mengapa tidak boleh menjadi poin utama karena yang demikian

itu tidak kekal. Dengan ilmu agama yang baik maka akan selamat dunia dan

123

Hasil Wawancara dengan Bapak M. Khozin selaku Kepala Desa, Tanggal 28

November 2017 124

Hasil Wawancara dengan Bapak Ahmad selaku RT, Tanggal 28 November 2017

Page 92: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

akhirat serta bisa saling mengingatkan antara suami-istri dalam hal ibadah dan

membangun rumah tangga Islami.125

Bapak Udin selaku Kepala Dusun I, beliau tidak mengerti istilah kafa‟ah

namun beliau mengerti tentang kesepadanan didalam pernikahan. kata beliau

faktor kesepadanan yang harus diutamakan didalam pernikahan adalah agama

dengan agama yang menjadi dasar dalam sebuah pernikahan maka suami atau istri

tidak akan melakukan semena-mena terhadap pasanganya, karena meraka

mengerti hukum-hukum didalam hubungan rumah tangga maupun kerabat, baik

itu kepada pasangan, anak-anak, mertua dan sanak sodara. Namun jika faktor lain

yang menjadi poin utama seperti profesi maka tidak akan menjamin profesi itu

dimilikinya sampai akhir hayat, karena manusia hidup seperti roda berputar.126

125 Hasil Wawancara dengan Bapak Hamid selaku Kepala Lingkungan, Tanggal 28

November 2017 126

Hasil Wawancara dengan Bapak Udin selaku Kepala Dusun I, Tanggal 29 November

2017

Page 93: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

BAB IV

ANALISIS DATA TENTANG KAFA’AH PROFESI

Setelah mengkaji data-data yang terkumpul, baik data kepustakaan maupun

data hasil wawancara pada masyarakat dalam bab-bab terdahulu, maka dapat

dianalisa permasalahan yang timbul dalam kaitannya dengan pembahasan skripsi

ini yaitu: Perspektif Hukum Islam Tentang Kafa‟ah Profesi Sebagai Kriteria

Dalam Pernikahan, sebagai berikut:

A. Kafa’ah Profesi Sebagai Kriteria dalam Pernikahan Menurut Persepsi

Masyarakat yang ada di Desa Kalirejo.

Menurut persepsi masyarakat desa Kalirejo Lampung Tengah tentang

pemahaman mereka terhadap kafa‟ah, dimana masyarakat lebih memahami

dengan artian kesetaraan profesi antara calon suami dan istri, kesetaraan yang

dimaksud yaitu seimbang, sepadan. Menurut masyarakat, kafa‟ah sangat penting

bagi calon pasangan yang akan melangsungkan sebuah pernikahan. Masyarakat

menganggap bahwa konsep kafa‟ah sangat diperlukan agar dapat terciptanya

rumah tangga yang harmonis, namun kafa‟ah profesi seseoranglah yang sangat

diprioritaskan disamping agama, pendidikan, keturunan, dan terbebas dari cacat.

Menurut masyarakat desa Kalirejo Lampung Tengah. Jika tidak setara

kafa‟ah profesi antara calon pasangan maka menimbulkan perkawinan tidak dapat

dilangsungkan dan pasangan sudah menikah tidak kafa‟ah profesi terjadi ketidak

harmonisan didalam hubungan antar suami-istri, dalam artian sering terjadinya

percekcokan yang dilatar belakangi perekonomian keluarga.

Page 94: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

Keharmonisan yang terdapat didesa Kalirejo Lampung Tengah dikarenakan

adanya kesetaraan profesi, pendidikan, agama, keturunan yang setara antara calon

pasangan suami-istri. Kafa‟ah membawa pengaruh yang positif membentuk

keluarga sakinah dan dapat menjaga agar tidak terjadi keretakan dalam keluarga.

Selain itu, kafa‟ah juga dapat mencegah terjadinya pertengkaran disebabkan

perbedaan pendapat, Sehingga rasa sayang, cinta dan suasana kehangatan dengan

pasangnya masih tetap ada di dalam diri masyarakat setempat.

Tidak dipungkiri bahwa setiap pasangan akan mengalami pertengkaran

karena perkawinan merupakan pertemuan dua insan yang belum pernah hidup

bersama, maka apabila seorang menikah dengan orang lain mengakibatkan

gesekan-gesekan yang menimbulkan pecekcokan. Meskipun pertengkaran sering

terjadi di dalam keluarga, itu merupakan bumbu dari kehidupan berkeluarga.

Sebagian besar masyarakat menganggap pernikahan yang memiliki

kesetaraan profesi itu sangat penting. Terutama bagi masyarakat yang akan

memilih calon pasangan hidup yang hendak melangsungkan pernikahan agar pada

nantinya lebih mudah untuk mewujudkan keluarga yang harmonis.

Mengenai kafa‟ah-kafa‟ah yang dianggap penting oleh masyarakat desa

Kalirejo Lampung Tengah yaitu lebih kepada kesetaraan profesi, karena profesi

penting untuk dipertimbangkan dalam memilih calon pasangan hidup agar lebih

mudah untuk membentuk keluarga yang harmonis, dengan profesi yang setara

maka meminimalisir kesenjangan dalam perekonomian keluarga. Ada beberapa

pandangan masyarakat yang memahami dan mempraktikan kafa‟ah profesi itu

tidak (sama) antara suami-istri namun diartikan dengan keseimbangan,

Page 95: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

kesepadanan, kesetaraan. Salah satu contoh: guru dengan TNI, profesi memang

tidak sama namun terdapat kesetaraan, kesepadanan dalam jenjang karir.

Begitupun penilaian orang tua terhadap anak-anaknya yang sudah akan

menginjak ke jenjang pernikahan, yang sangat di perioritaskan kepada calon

menantu yaitu dari faktor profesi. Faktor kafa‟ah agama, keturunan, pendidikan,

dan terbebas dari cacat fisik dinomer sekiankan setelah profesi namun faktor yang

tidak diprioritaskan tersebut tetap menjadi pertimbangan didalam pemilihan calon.

Jika tidak terpenuhi hal tersebut maka tidak mendapat restu (tidak dapat

dilangsungkan) pernikahan.

Sebagian masyarakat desa kalirejo tingkat perceraian berasal dari

perekonomian yang tidak mencukupi kebutuhan didalam rumah tangga serta

keegoisan pasangan.

Namun menurut para tokoh didesa kalirejo lampung tengah seperti tokoh

agama, kepala desa, kepala lingkungan, RT, dan Kepala Dusun 1, lebih condong

kepada kesetaraan agama yang lebih diutamakan dalam memilih calon

pendamping, bukan profesi.

B. Kafa’ah Profesi Sebagai Kriteria dalam Pernikahan Menurut Perspektif

Hukum Islam

Khufu‟ berarti sesuatu yanng setara atau orang yang setara atau sepadan

dengan sesuatu atau seorang lainnya. Sedangkan maksud khufu‟ atau kafa‟ah

dalam perkawinan, menurut istilah hukum Islam yaitu keseimbangan dan

keserasian antara calon istri dan suami sehingga masing-masing calon tidak

merasa berat untuk melngsungkan perkawinan. Laki-laki sebanding dengan calon

Page 96: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

istrinya, sama dalam kedudukan, sebanding dalam tingkat sosial, dan derajat

dalam akhlak serta kekayaan, dan diartikan pula sebagai kesetaraan yang perlu

dimiliki oleh calon suamidan calon istri agar dihasilkan keserasian hubungan

suami istri secara mantap dalam rangka menghindarkan celah dalam

permasalahan-permasalahan tertentu.

Kafa‟ah dalam hukum Islam dibahas ulama ushul fikih dalam masalah

perkwinan, ketika membicarakan jodoh seorang perempuan. Adapun tekanan

dalam hal kafa‟ah adalah keseimbangan, keharmonisan, dan keserasian, terutama

dalam hal agama, yaitu akhlak dan ibadah. Sebab, jika kafa‟ah diartikan

persamaan dalam harta atau kebangsawanan, maka akan berarti terbentuknya

kasta, sedangkan manusia disisi Allah swt adalah sama. Hanya ketaqwaannyalah

yang membedakannya.

Kafa‟ah dianjurkan oleh Islam dalam memilih calon suami atau istri, tetapi

tidak menentukan sah atau tidaknya perkawinan, hanya merupakan faktor untuk

dapat mendorong terciptanya kebahagiaan suami dan istri dan lebih menjamin

keselamatan perempuan dari kegagalan atau kegoncangan rumah tangga. Karena

kafa‟ah menjadi penting dalam rangka membina keserasian kehidupan suami istri

dan kehidupan sosial.

Islam tidak menjadikan perbedaan kedudukan, harta, pendidikan, maupun

fisik sebagai penghalang dalam pernikahan, sebab yang menjadi ukuran dalam

Islam adalah agamanya. Selain berbagai aspek yang sangat dianjurkan oleh Islam

dalam membina keluarga, seperti pengenalan dan penelitian tentang kepribadian

masing-masing calon suami dan istri, serta kerelaan mereka sepenuhnya. Maka

Page 97: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

ada hal lain yang harus terpenuhi yang juga sangat berpengaruh sebagai

kerukunan dalam keluarga, serta menimbulkan kemudahan dalam masyarakat dan

bermufakat antara suami dan istri adalah kesepadanan suami dengan istrinya

dalam sifat-sifat kebaikan dan keutamaan yang biasanya merupakan kebanggaan

manusia dalam kehidupan sosial mereka, dan yang demikian itu demi kebaikan

dan kepentingan si sitri dan keluarga. Karena keharmonisan dan kebahagiaan

dalam satu rumah tangga sangat ditentukan oleh keharmonisan pasangan tersebut.

Bila terjadi ketidak cocokan antara suami dan istri tidak hanya berdampak buruk

terhadap keduanya, tetapi juga kepada besan dan keluarga lainnya.

Terpenuhinya kafa‟ah (kesetaraan) merupakan persyaratan bagi calon suami

saja tidak bagi calon istri. Dengan kata lain, seorang calon suami harus memiliki

kesepadanan dengan calon istrinya dalam sifat-sifat yang biasanya diperhitungkan

dalam pergaulan sosial. Akan tetapi, hal itu tidak harus terpenuhi dalam diri istri,

karena wanitalah yang dijadikan patokan apakah pria jodonya itu se-kufu‟

dengannya atau tidak. Persoalan kafa‟ah adalah persoalan perempuan dan

walinya. Kesetaraan tersebut tidak boleh dilepaskan dari sifat-sifat tertentu yang

biasanya menimbulkan kebanggaan dan kemuliaan yang berlaku disetiap tempat

dan zaman. Jika pada suatu masa, misalnya ilmu pengetahuan menjadi

kebanggaan dan kemuliaan seseorang, maka laki-laki yang tidak berilmu

pengetahuan dapat dianggap tidak se-kufu‟ bagi perempuan yang berpendidikan

tinggi, karena dikhawatirkan si perempuan mungkin saja melecehkan suaminya

yang tidak berpendidikan itu disetiap kali terjadi pertengkaran diantara mereka.

Dan yang demikian itu pasti berakibat buruk bagi kelangsungan kehidupan

Page 98: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

perkawinan mereka. Sebaliknya, apabila masalah kekayaan harta, ketinggian

kedudukan, dan kemurnian nasab sudah tidak lagi menjadi sumber kebanggaan

dan kemuliaan disuatu masa dan tempat, maka dengan sendirinya persyaratan di

atas akan gugur dengan seendirinya Dan semuanya itu pada akhirnya akan

bergantung pada kerelaan si perempuan itu sendiri serta para anggota keluarganya.

Kafa‟ah dinilai pada waktu terjadinya akad, apabila berubah sesudah

terjadinya akad maka tidak mempengaruhi akad, karena syarat akad diteliti pada

waktu akad. Apabila seseorang pada waktu akad mempunyai profesi yang

terhormat, dan mempunyai banyak uang sehingga mampu memberikan uang

belanja atau orangnya sholeh, kemudian berubah menjadi hina, tidak sanggup

memberi nafkah atau fasiq terhadap perintah Allah dan semuanya itu terjadi

setelah pernikahan maka akadnya tetap berlaku. Karena masa selalu berubah dan

orang tidak selamanya tetap keadaanya, pihak perempuan supaya menerima itu

dengan sabar dan taqwa, karena itu adalah sebaik-baiknya perkara.

Adat, tradisi dan kekuasaan biasanya memiliki pengaruh yang lebih kuat dan

besar terhadap istri. Jika suaminya tidak setara dengannya, ikatan hubungan suami

istri biasnya tidak bisa berlanjut. Ikatan rasa kasih diantara keduanya dapat

terlepas. Suami yang merupakan penopang rumah tangga tidak memiliki

penghargaan dan perhatian seperti itu juga wali perempuan, mereka merasa

enggan untuk berbesanan dengan orang yang tidak sesuai dengan mereka dalam

agama, kehormatan, dan nasab mereka karena mereka merasa terhina dengan hal

itu. Dengan demikian, ikatan besanan akan terlepas dan menjadi rapuh sehingga

membuat tujuan sosial dan hasil yang dituju dari perkawinan tidak akan terwujud.

Page 99: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

Seharusnya seseorang yang akan menikah tidak harus melihat apakah

pasangannya tersebut dari golongan bangsawan atau bukan, seorang yang kaya

atau bukan, karena yang paling mulia disisi Allah swt adalah yang paling

bertaqwa. Tingkatan-tingkatan tersebut adalah suatu pengelompokan yang tidak

seharusnya dipergunakan sebagai dasar, yang mesti dijadikan sebagai dasar adalah

agama dan akhlaknya.

Page 100: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyusun dapat menyimpulkan dari data yang terkumpul sebagai jawaban

dari pokok masalah yang diungkapkan pada bab sebelumnya sebagai berikut:

1. Menurut masyarakat Desa Kalirejo mengenai kafa‟ah profesi dalam

kriteria pernikahan ternyata masyarakat Desa Kalirejo lebih mengutamakan

kafa‟ah profesi dari pada agama, karena dengan adanya kafa‟ah profesi akan

meminimalisir percekcokan dalam hubungan rumah tangga, menurut masyarakat

tersebut pada umumnya percekcokan berawal dari perekonomian yang tidak

mencukupi kebutuhan didalam keluarga.

2. Menurut hukum Islam kafa‟ah adalah keseimbangan, keharmonisan, dan

keserasian, terutama dalam hal agama yaitu akhlak dan ibadah. Sebab jika kafa‟ah

diartikan persamaan dalam harta atau kebangsawanan, maka akan berarti

terbentuknya kasta sedangkan disisi Allah swt adalah sama. Hanya ketaqwaanlah

yang membedakan. karena Islam tidak menjadikan perbedaan kedudukan, harta,

pendidikan, maupun fisik sebagai penghalang dalam pernikahan, yang menjadi

ukuran dalam Islam adalah agamanya.

Page 101: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

B. Saran-saran

1. Kepada masyarakat hendaknya memahami makna kafa‟ah tersebut secara

mendetail sehingga tidak salah faham dalam mengaplikasikanya.

2. Kepada calon pengantin dan wali atau orang tua sebaiknya:

a). mempertimbangkan aspek kafa‟ah yang mampu membantu terciptanya

keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah tanpa melebihkan aspek

diluar agama. Sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial dimasyarakat.

b). Perlu adanya pengkajian tentang kafa‟ah yang sesuai dengan

perkembangan zaman modern seperti sekarang ini serta tidak terlepas dari

Maqosidu Syariah. Sehingga penerapan kafa‟ah yang berdasarkan hukum

perkawinan Islam relevan dengan hukum yang berkembang saat ini.

3. Kepada para ulama agar memberi pencerahan baik berupa ceramah atau

pengajian mengenai perkawinan secara umum dan khusus mengenai kriteria

dalam memilih calon pasangan suami atau istri. Agar masyarakat tidak terus-

menerus melakukan perbuatan yang menyimpang dari ajaran hukum Islam.

.

Page 102: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, cet. 2, Jakarta: Wali, 2010

Abd Rahman Al-Jaziri, Fiqh „ala Madzaahib al- arba‟ah, cet. Ke-1, Beirut:

Dar al ‟Ilmiyyah, 1990

Abdul Aziz Dahlan (et al.), ensiklopedi hukum islam/editor, Cet. I, Jakarta:

ichtiar Baru Van Hoeve, 1996

Abdul Aziz Muhammad Azzam, abdul Wahab Sayyed Hawwan, Fiqih

Munakahat, terjemah Abdul Majid Khon, Jakarta: Kresindo Mediacita,

2009

Abdul Mujib, Kamus Istilah Fiqih, cet. II, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994

Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, cet. 4, Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2010

Abu Hafash Usamah bin Kamal bin „Abdir Razzaq, Panduan Lengkap Nikah

Dari”A” Sampai “Z”, terjemah Ahmad Saikhu, Cet. V, Jakarta: Pustaka

Ibnu Katsir, 2016

Ahmad Bin „Umar Ad-Dairabi, Fiqih Nikah, terjemah Heri Purnomo, Saiful

Hadi, Cet. Ke-I, Jakarta: Mustaqim, 2003

Al-Hamdani, Risalah An-Nikah, Jakarta: Pustaka Amani, 2002

--------, Risalah Nikah (Hukum Perkawinan Islam), Cet. ke- III, Jakarta:

Pustaka Amani, 1989

Al-Shabuni, Muhammad Ali, Tafsir Ayat Al-Ahkam min Al-Qur‟an Al-Karim,

Beirut: Dar Ibn Abbud, 2004

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan di Indonesia, Cetakan II, Jakarta:

Kencana, 2007

Beni Ahmad Saebani, Fiqih Munakahat (Buku II), Cet. Ke-IV Bandung:

Pustaka Setia, 2001

Cholid Narbuto dan Abu Achmad, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi

Aksara, 2002

Dedi Junaedi, Keluarga Sakinah (Pembinaan dan Pelestariannya), Cet. I,

Jakarta: CV. Akademika, 2007

Page 103: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

H. Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1997

H. Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa

Dzurriyyah, 2010

Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram, Cet. Ke- 1, Jakarta : Gema Insani,

2013

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, Cet. Ke-1, Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2016

Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: CV. Mandiri,

cet ke-VII, 1996

M. Ali Hasan, Hidup Berumah Tangga dalam Islam, Cet. II, Jakarta: Siraja,

2006

Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqih Praktis Menurut Al-Quran As-Sunnah dan

Pendapat Para Ulama, Bandung: Mizan, 2002

Muhammad Fu‟ad Abdul Baqi, Shahih Bukhari Muslim, (Jakarta: Insan Kamil,

2010), h. 334

Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Madzhab, Cet-27, Jakarta: Lentera,

2011

M. Hasbi Asidiqy, Fiqih Islam, Jakarta: Gema Insani, 1989

Nasarudin Latif, Ilmu Perkawinan: Problematika Seputar Keluarga dan

Rumah Tangga, Bandung: Pustaka Hidayah, 2001

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Indonesia Kontemporer, Jakarta:

Modern English Press, 1991

M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, Vol. II, Jakarta: Lentera Hati, 2000

Rachmat Syafe‟i, Ilmu Ushul Fiqih, Bandung: Pustaka Setia, 2010

S. Nasution, Meode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 2011

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 7, Bandung: PT. Alma‟arif, 1993

-------, Fiqih Sunnah 3, terjemah Ahmad Dzulfikar, Muhammad Khoyrurrijal,

Depok: Keira Publishing, 2015

Page 104: (Studi Kasus di Desa Kalirejo Lampung Tengah)repository.radenintan.ac.id/3478/1/SKRIPSI.pdf · membantu baik moral maupun materiil. ... Kamus Besar Indonesia Kontemporer, ... SEBAGAI

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, cet ke-XV, Bandung: Alfabeta,

2002

Suharsimi Harikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi

Revisi IV, Jakarta: Rineka Cipta, 1991

Supardi, Etika & Tanggungjawab Profesi Hukum di Indonesia, Jakarta: Sinar

Grafika, 2006

Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga, Cet. Ke-V, Jakarta: pustaka Al-Kautsar,

2006

Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat, cet. ke-3, Jakarta: Rajawali pers,

2013

-------, Fikih Munakahat, Jakarta: PT. Raja Garindo Persada, 2010

Ukasyah Abdulmanan Athibi, Wanita Mengapa Merosot Akhlaknya, terjemah,

Chairul Halim, Cet. I, Jakarta: Gema Insani Press, 1998

Yaswirman, Hukum Keluarga: Karakteristik dan Prospek Doktrin Islam dan

Adat dalam Masyarakat Materilineal Minangkabau , Jakarta: Rajawali

Pers, 2013