STUDI KASUS Broad Biz - Apartemen.pdf

72
Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL) Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel II-1 BAB II RUANG LINGKUP STUDI 2.1. Lingkup Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan Ditelaah 2.1.1. Status dan Lingkup Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Ditelaah 2.1.1.1. Status Studi AMDAL Studi AMDAL rencana pembangunan apartemen dan hotel oleh PT. Broadbiz Asia dilakukan setelah studi kelayakan teknis dan studi kelayakan ekonomi selesai dilakukan. Berdasarkan hasil studi tersebut diketahui, bahwa rencana pembangunan apartemen dan hotel ini secara teknis dan ekonomi layak dilakukan. 2.1.1.2. Kesesuaian Lokasi Kegiatan dengan RTRW Lokasi rencana pembangunan apartemen dan hotel ini secara administratif berada di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Provinsi Banten (Peta lokasi disajikan pada Gambar 2.1). Secara fisik batas-batas tapak lokasi kegiatan adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Perumahan Modernland. Sebelah Selatan berbatasan dengan permukiman warga/permukiman masyarakat . Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Jenderal Sudirman. Sebelah Timur berbatasan dengan Perumahan Modernland. Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Tangerang (Lampiran Perda No. 11 Tahun 2005) bahwa lokasi tanah rencana pembangunan apartemen dan hotel ini terletak pada zona yang diarahkan untuk komersial (perdagangan dan jasa). Berdasarkan RTRW Kota Tangerang Tahun 2010-2030 (Gambar 2.2), Kecamatan Tangerang diarahkan sebagai pusat kota dengan kegiatan pemerintahan, perdagangan jasa dan kebijakan pengembangan Kecamatan Tangerang adalah : 1. Menciptakan pusat Kota Tangerang sebagai pusat utama yang menjadi konsentrasi pusat kegiatan dan pelayanan skala kota. 2. Pengembangan pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala kota dengan membuka peluang kemitraan dengan swasta. 3. Menciptakan kawasan perlindungan tata air dengan penataan sistem drainase lingkungan, melestarikan dan mencegah kerusakan lingkungan sekitar Situ Gede dan Sungai Cisadane.

Transcript of STUDI KASUS Broad Biz - Apartemen.pdf

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-1

    BAB II

    RUANG LINGKUP STUDI

    2.1. Lingkup Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan Ditelaah

    2.1.1. Status dan Lingkup Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Ditelaah

    2.1.1.1. Status Studi AMDAL

    Studi AMDAL rencana pembangunan apartemen dan hotel oleh PT. Broadbiz Asia

    dilakukan setelah studi kelayakan teknis dan studi kelayakan ekonomi selesai dilakukan.

    Berdasarkan hasil studi tersebut diketahui, bahwa rencana pembangunan apartemen

    dan hotel ini secara teknis dan ekonomi layak dilakukan.

    2.1.1.2. Kesesuaian Lokasi Kegiatan dengan RTRW

    Lokasi rencana pembangunan apartemen dan hotel ini secara administratif berada

    di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang,

    Provinsi Banten (Peta lokasi disajikan pada Gambar 2.1). Secara fisik batas-batas tapak

    lokasi kegiatan adalah sebagai berikut :

    Sebelah Utara berbatasan dengan Perumahan Modernland.

    Sebelah Selatan berbatasan dengan permukiman warga/permukiman

    masyarakat .

    Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Jenderal Sudirman.

    Sebelah Timur berbatasan dengan Perumahan Modernland.

    Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Tangerang (Lampiran

    Perda No. 11 Tahun 2005) bahwa lokasi tanah rencana pembangunan apartemen dan

    hotel ini terletak pada zona yang diarahkan untuk komersial (perdagangan dan jasa).

    Berdasarkan RTRW Kota Tangerang Tahun 2010-2030 (Gambar 2.2), Kecamatan

    Tangerang diarahkan sebagai pusat kota dengan kegiatan pemerintahan, perdagangan

    jasa dan kebijakan pengembangan Kecamatan Tangerang adalah :

    1. Menciptakan pusat Kota Tangerang sebagai pusat utama yang menjadi

    konsentrasi pusat kegiatan dan pelayanan skala kota.

    2. Pengembangan pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala kota dengan

    membuka peluang kemitraan dengan swasta.

    3. Menciptakan kawasan perlindungan tata air dengan penataan sistem drainase

    lingkungan, melestarikan dan mencegah kerusakan lingkungan sekitar Situ Gede

    dan Sungai Cisadane.

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-2

    4. Pengembangan perumahan menengah-atas oleh pengembang swasta.

    5. Mengembangkan Kecamatan Tangerang sebagai kawasan strategis dengan

    pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa komersial.

    6. Peremajaan kawasan perkampungan sekitar pusat kota sebagai kawasan

    penunjang kegiatan perkotaan.

    7. Memanfaatkan budaya lokal untuk pegembangan wisata Kota Tangerang.

    8. Penataan lalulintas dan perparkiran yang memadai secara on street dan off street

    dengan kerjasama pengelolaan dengan swasta.

    Berdasarkan uraian arahan RDTR Kecamatan Tangerang dan RTRW Kota

    Tangerang di atas diketahui bahwa rencana pembangunan apartemen dan hotel di

    Kelurahan Babakan ini tidak bertentangan dengan rencana tata ruang tersebut.

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-3

    Gambar 2.1. Lokasi rencana pembangunan apartemen dan hotel

    Peta Lokasi Proyek

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-4

    LokasiProyek

    Lokasi Proyek

    Gambar. 2.2. Peta rencana tata ruang Kota Tangerang

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-5

    2.1.1.3. Status Tanah dan Permodalan

    Luas tanah yang digunakan untuk pembangunan apartemen dan hotel ini seluas

    8.200 m2. Status tanah adalah Hak Milik atas nama PT. Broadbiz Asia. Tanah tersebut

    diperoleh dengan cara membeli hak atas tanah dari masyarakat pemilik hak.

    Pengalihan hak atas tanah dituangkan dalam Surat Perjanjian Pengikatan Jual Beli

    Nomor: 22 Tanggal 25 Maret 2011. Status permodalan usaha PT. Broadbiz Asia adalah

    100 % PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri).

    2.1.1.4. Rencana Penggunaan Lahan

    Pada lahan seluas 8.200 m2 tersebut direncanakan akan dibangun apartemen,

    hotel dan area komersial. Bangunan apartemen dan hotel terdiri atas 2 tower (Tower A

    dan Tower B). Total jumlah lapis lantai sebanyak 25 lapis, dengan rincian 23 lapis lantai

    di atas permukaan tanah (ground floor hingga lantai 23) dan 2 lapis lantai di bawah

    permukaan tanah (lower ground dan basement). Tinggi bangunan adalah 77,7 m

    (ground floor-lantai 23). Luas bangunan adalah 4.141m2 (ground floor) dan luas lantai

    bangunan adalah 71.556,50 m2.

    Letak Lokasi kegiatan pembangunan Apartemen dengan ketinggian 77,7 m yang

    berdekatan dengan Bandara Internasional Sukarno-Hatta harus memenuhi persyaratan

    kawasan keselamatan operasional penerbangan ditinjau dari: 1) kawasan pendekatan

    dan lepas landas; 2) kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan; 3) kawasan di bawah

    permukaan horizontal dalam; 4) kawasan di bawah permukaan horizontal luar; 5)

    kawasan di bawah permukaan kerucut; 6) kawasan di bawah permukaan transisi; dan

    7) kawasan di sekitar penempatan alat bantu navigasi penerbangan. Secara rinci

    alokasi penggunaan lahan disajikan pada Tabel 2.1 dan gambar rencana tapak (site

    plan) disajikan pada Gambar 2.3.

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-6

    Tabel 2.1. Rencana penggunaan lahan

    A. Lahan Terbangun

    No Uraian Luas Bangunan (m2) Penggunaan

    1 Tower A 420,27 Hotel

    2 Tower B 1.752,31 Apartemen

    3 Komersial 1.893,99 Komersial

    Sub Total A 4.066,57 49,59 %

    B. Sarana dan Prasarana

    No Uraian Luas (m2) Penggunaan

    1 Jalan, saluran, dan parkir 2.466,92 Jalan, saluran, dan parkir

    2 Lahan untuk pelebaran jalan 1.049,05 Diserahkan ke Pemda

    3 Taman (ruang terbuka hijau)

    dan sarana (jalan setapak, dll)

    597,46 Taman (ruang terbuka hijau)

    dan sarana (jalan setapak, dll)

    Sub Total B 4.133,43 50,41 %

    Total (A + B) 8.200,00 100,00 %

    Keterangan :

    Luas areal perencanaan 8.200,00 m2

    KDB 50,50 % (Building Covered yang diizinkan = 60%)

    RTH 49,50 %

    2.1.1.5. Rencana Bangunan

    a. Apartemen dan Hotel

    Bangunan Tower A diperuntukkan untuk hotel sebanyak 19 lantai (lantai 5 hingga

    lantai 23). Jumlah unit hunian hotel direncanakan sebanyak 247 unit. Bangunan Tower

    B adalah untuk apartemen sebanyak 19 lantai (lantai 5 hingga lantai 23) dengan jumlah

    unit hunian sebanyak 1025 unit. Tipe hunian apartemen dan hotel yang disediakan

    adalah tipe 1 BR (luas unit 21,82 m2), tipe 2 BR (luas unit 32,62 m2), tipe 3 BR (luas

    unit 57,55 m2) dan tipe 2 BR A (luas unit 35,65 m2). Rincian jumlah unit hunian setiap

    lantai disajikan pada Tabel 2.2.

    Tabel 2.2. Jumlah unit hunian untuk tower A dan B

    Lantai Tower B

    Keterangan 1 BR 2 BR 3 BR 2 BR A 1 BR 2 BR

    Lantai 5 12 1 0 1 36 16

    Total tipe 1 BR =930 unit

    Total tipe 2 BR = 305 unit

    Total tipe 3 BR = 18 unit

    Total tipe 2 BR A = 19 unit

    Luas per unit tipe 1 BR

    = 21,82 m2

    Luas per unit tipe 2 BR

    = 32,62 m2

    Luas per unit tipe 3 BR

    = 57,55 m2

    Lantai 6 12 0 1 1 37 16 Lantai 7 12 0 1 1 37 16 Lantai 8 12 0 1 1 37 16 Lantai 9 12 0 1 1 37 16 Lantai 10 12 0 1 1 37 16 Lantai 11 12 0 1 1 37 16 Lantai 12 12 0 1 1 37 16 Lantai 13 12 0 1 1 37 16 Lantai 14 12 0 1 1 37 16 Lantai 15 12 0 1 1 37 16 Lantai 16 12 0 1 1 37 16 Lantai 17 12 0 1 1 37 16 Lantai 18 12 0 1 1 37 16 Lantai 19 12 0 1 1 37 16

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-7

    Lantai Tower B

    Keterangan 1 BR 2 BR 3 BR 2 BR A 1 BR 2 BR

    Lantai 20 12 0 1 1 37 16 Luas per unit tipe 2 BR A

    = 32,65 m2

    Lantai 21 12 0 1 1 37 16 Lantai 22 12 0 1 1 37 16 Lantai 23 12 0 1 1 37 16 Jumlah 228 1 18 19 702 304

    Sumber: PT. Broadbiz Asia 2011

    b. Area Komersial

    Untuk menunjang penyediaan kebutuhan sehari-hari di apartemen dan hotel akan

    disediakan area komersial seperti supermarket, cafe, dan restoran. Area komersial

    disediakan di lantai lower ground, ground floor, upper ground floor, lantai 3 dan lantai 5.

    Fasilitas penunjang lain yang akan disediakan yakni: kolam renang & pusat kebugaran,

    taman bermain anak, ruang serbaguna, sarana peribadatan, dan klinik dokter.

    Tabel 2.3. Rincian luas lantai bangunan dan rencana penggunaan bangunan

    apartemen, hotel, dan area komersial

    Lantai

    Penggunaan/Luas (m2)

    Total Luas

    (m2) Area

    Komersial

    Faslitas

    Apartemen

    Taman &

    Kolam

    Renang

    Tower A

    Condotel

    Tower B

    Apartemen

    Parkir,

    M/E

    Basement - - - - - 5.806,76 5.806,76

    Lower Ground 2.100,35 - - - - 3.706,40 5.806,75

    Ground Floor 3.689,60 491,40 - - - - 4.141,00

    Upper Ground 3.611,14 322,27 - - - - 3.933,41

    P3 (Lantai 3) 828,50 224,11 - - - 4.308,14 5.360,75

    P4 (Lantai 4) - 224,11 - - - 4.308,14 4.532,25

    Lantai 5 606,50 - 2.254,21 434,04 1.743,28 - 2.783,82

    Lantai 6-23 - - - 7.812,72 31.379,04 - 39.191,76

    Total 71.556,50 Sumber: PT. Broadbiz Asia

    Rencana tapak (site plan) pembangunan apartemen, hotel dan area komersial

    yang akan dibangun PT. Broadbiz Asia disajikan pada Gambar 2.3 dan gambar potong

    vertikal bangunan disajikan pada Gambar 2.4. Gambar-gambar detail bangunan

    disajikan pada Lampiran 2.

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-8

    Gambar 2.6. Lay out ground floor plan gedung Apartemen dan Hotel

    Gambar 2.7. Lay out 2nd floor plan gedung Apartemen dan Hotel

    Gambar 2.8. Lay out P1/3rd floor plan gedung Apartemen dan Hotel

    Gambar 2.9. Lay out P2/4th floor plan gedung Apartemen dan Hotel

    Gambar 2.10. Lay out 5th floor plan gedung Apartemen dan Hotel

    Gambar 2.3. Rencana tapak (site plan) bangunan apartemen, hotel, dan area komersial

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-9

    Gambar 2.4. Gambar potong vertikal bangunan apartemen, hotel dan area komersial

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-10

    2.1.1.6. Deskripsi Rencana Kegiatan

    Secara umum tahapan kegiatan rencana pembangunan apartemen dan hotel

    oleh PT. Broadbiz Asia terdiri atas: (1) tahap prakonstruksi, (2) tahap konstruksi, dan (3)

    tahap operasi. Adapun jenis-jenis kegiatan pada masing-masing tahap adalah sebagai

    berikut :

    a. Tahap Prakonstruksi :

    1. Perencanaan.

    2. Sosialisasi dan konsultasi publik rencana kegiatan.

    3. Pengurusan perizinan.

    4. Pemasaran.

    b. Tahap Konstruksi :

    1. Rekruitmen tenaga kerja konstruksi.

    2. Mobilisasi alat dan material.

    3. Penggalian basement.

    4. Pekerjaan konstruksi bangunan.

    5. Pemasaran.

    c. Tahap Operasi

    1. Rekruitmen tenaga kerja operasi.

    2. Aktivitas operasional gedung.

    3. Penggunaan air.

    4. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendukung.

    5. Pengelolaan limbah padat dan cair.

    6. Aktivitas perparkiran.

    7. Pemasaran.

    d. Tahap Pascaoperasi

    1. Pemutusan hubungan kerja

    2. Pembongkan bangunan

    3. Demobilisasi peralatan

    2.1.1.6.1. Tahap Prakonstruksi

    (a) Perencanaan

    Kegiatan perencanaan, terdiri atas penyusunan site plan, perencanaan detail

    bangunan, penyiapan gambar kerja dan spesifikasi teknis, serta perhitungan rencana

    anggaran biaya (RAB) dan waktu. Perencanaan konstruksi apartemen dan hotel oleh PT.

    Broadbiz Asia dilakukan oleh konsultan perencana untuk menentukan desain,

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-11

    kebutuhan tenaga kerja, peralatan, biaya serta jadwal pelaksanaan kegiatan dan

    konsultan pengawas untuk membantu pemrakarsa memilih kontraktor pelaksana dan

    mengawasi pembangunannya dari awal sampai serah terima proyek (hand over)

    kegiatan pembangunan apartemen dan hotel oleh PT. Broadbiz Asia. Dengan adanya

    konsultan pengawas ini diharapkan kegiatan yang dilakukan oleh kontraktor sesuai

    dengan spesifikasi teknis dan lingkungan yang ditetapkan dalam perencanaan.

    Perencanaan meliputi pemilihan kontraktor yang akan melaksanakan usaha dan

    kegiatan. Kegiatan ini diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap komponen

    sosial, yaitu persepsi masyarakat.

    (b) Sosialisasi Rencana Kegiatan dan Konsultasi Publik

    Sosialisasi rencana kegiatan dan konsultasi publik dalam rangka penyusunan

    AMDAL rencana pembangunan apartemen dan hotel oleh PT. Broadbiz Asia dilakukan

    melalui pengumuman di media cetak lokal dan diskusi interaktif langsung dengan

    masyarakat di wilayah dampak yaitu di Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang,

    yang dihadiri juga oleh perwakilan masyarakat dan tokoh masyarakat. Pengumuman

    melalui media cetak dimuat di Surat Kabar Harian Tangerang Ekspres Hari Selasa,

    Tanggal 10 Mei 2011. (Kliping pengumuman rencana kegiatan disajikan pada

    Lampiran 3).

    Konsultasi publik dengan masyarakat yang akan terkena dampak dilaksanakan di

    Aula Kantor Kelurahan Babakan. Resume pelaksanaan konsultasi publik adalah

    sebagai berikut :

    Waktu pelaksanaan: Sabtu, Tanggal 14 Mei 2011, jam 14.0016.00 WIB,

    bertempat di Aula Kelurahan Babakan.

    Jumlah peserta: 63 orang.

    Latar belakang peserta: perwakilan masyarakat yang terkena dampak, tokoh

    masyarakat, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), LPM (Lembaga Perwakilan

    Masyarakat), Lurah yang ada di lokasi kegiatan, RT, RW, dan wakil dari

    pemrakarsa.

    Hasil dari konsultasi publik secara umum sebagai berikut:

    (1) Masyarakat Kecamatan Tangerang khususnya Kelurahan Babakan

    menyetujui rencana kegiatan dan mengharapkan PT. Broadbiz Asia

    sebagai pemrakarsa segera merealisasikan pembangunan apartemen dan

    hotel tersebut.

    (2) Masyarakat menginginkan agar pemrakarsa mengkaji secara mendalam

    dampak kegiatan terhadap komponen lingkungan, seperti: kejadian banjir,

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-12

    timbulnya getaran, dan kebisingan yang akan diterima oleh masyarakat

    sekitar proyek.

    (3) Masyarakat mengharapkan adanya komitmen dari pemrakarsa untuk

    memperhatikan apabila rencana kegiatan ini berdampak terhadap

    kerusakan rumah warga tentang ganti rugi yang akan diterima oleh warga.

    (4) Masyarakat mengharapkan agar proporsi penerimaan tenaga kerja dan

    peluang berusaha mengutamakan warga di sekitar tapak proyek.

    (5) Masyarakat mempertanyakan penggunaan air apabila apartemen dan

    hotel beroperasi bersumber dari mana?

    (6) Masyarakat menginginkan adanya kerjasama yang harmonis antara

    pemrakarsa dengan warga sekitar proyek selama masa konstruksi dan

    operasional dari rencana kegiatan apartemen dan hotel ini.

    Berita acara, daftar hadir, dan foto dokumentasi konsultasi publik disajikan

    pada Lampiran 4.

    (c) Pengurusan Perizinan

    Untuk memenuhi legalitas usaha, maka sebelum kegiatan dilaksanakan terlebih

    dahulu dilakukan pengurusan perizinan yang diperlukan sesuai peraturan perundangan

    yang berlaku. Proses pengurusan perizinan sampai saat ini masih berlangsung,

    termasuk izin lingkungan melalui proses studi AMDAL. Sementara dokumen perijinan

    yang telah dimiliki oleh PT. Broadbiz Asia dapat dilihat pada Tabel 2.4. dan Lampiran 1.

    Tabel 2.4. Izin dan legalitas yang telah dimiliki pemrakarsa

    No Jenis Izin dan Legalitas Nomor & Tanggal Instansi yang

    Mengeluarkan

    1. Izin Penggunaan

    Pemanfaatan Lahan

    651/345-IPPT/BPPT/2011 Walikota Tangerang

    2. Surat Keterangan Lokasi 2326/9-36.71/IV/2011 Kantor Pertanahan

    Kota Tangerang

    3. Pertimbangan Teknis

    Pertanahan untuk

    Pembangunan Apartemen

    dan Hotel

    No. 21/9-36.71/III/2011

    Tanggal 30 Maret 2011

    Kantor Pertanahan

    Kota Tangerang

    4 Akta Pendirian PT. Broadbiz

    Asia

    No. 21

    Tanggal 22 Maret 2002

    Notaris Myra

    Yuwono, S.H.

    5 Pengesahan Akta

    Pendirian Perseroan

    Terbatas

    No. C-12514 HT.01.01.TH.2002

    Tanggal 9 Juli 2002

    Departemen

    Kehakiman dan HAM

    6 Persetujuan Perubahan

    Anggaran Dasar Perseroan

    Terbatas

    No. C-09337 HT.01.04.TH.2004

    Tanggal 19 April 2004

    Departemen

    Kehakiman dan HAM

    7 Persetujuan Akta

    Perubahan Anggaran

    Dasar Perseroan Terbatas

    No. AHU-11711.AH.01.02.Tahun

    2009

    Tanggal 8 April 2009

    Departemen

    Kehakiman dan HAM

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-13

    No Jenis Izin dan Legalitas Nomor & Tanggal Instansi yang

    Mengeluarkan

    8 Persetujuan Akta

    Perubahan Anggaran

    Dasar Perseroan Terbatas

    No. AHU-21858.AH.01.02.Tahun

    2010

    Tanggal 28 April 2009

    Departemen

    Kehakiman dan HAM

    9 Surat Keterangan Domisili

    Usaha

    No. 503/669-Perek.Cbds.

    Tanggal 13 Agustus 2010

    Camat Cibodas Kota

    Tangerang

    10 Surat Pengukuhan

    Pengusaha Kena Pajak

    No. PEM-

    00610/WPJ.08/KP.0803/2010

    Tanggal 22 Maret 2010

    Kantor Pelayanan

    Pajak Pratama

    Tigakarsa

    11 Tanda Daftar Perusahaan

    (TDP) Perseroan Terbatas

    N0. 09.05.1.51.43949

    Tanggal 23 Agustus 2007

    Suku Dinas

    Perindustrian dan

    Perdagangan Kota

    Madya Jakarta Pusat

    12 Surat Izin Usaha

    Perdagangan (SIUP) Kecil

    No. 503/30/-BP2T/30-

    03/PK/VIII/2010

    Tanggal 11 Agustus 2010

    Badan Pelayanan

    Perizinan Terpadu

    Kabupaten

    Tangerang

    13 Surat Keterangan Domisili

    Usaha (SKDU)

    No. 503.2/38-Kel.Bng

    Tanggal 9 April 2010

    Kelurahan Binong

    Kecamatan Curug

    14 Rekomendasi Bangunan

    Apartemen

    No.AOSH/94/TEK.05/III/2011

    tanggal 14 Maret 2011

    Dirjen Perhubungan

    Udara, Kementerian

    Perhubungan

    13 Kajian Teknis Penataan

    Drainase Hotel, Apartemen

    dan Pusat Perbelanjaan

    Paragon II

    No.611.13/0538.SDA/2011

    tanggal 7 Juli 2011

    Dinas Pekerjaan

    Umum Kota

    Tangerang

    Sumber: PT. Broadbiz Asia 2011

    (d) Pemasaran

    Kegiatan promosi dan pemasaran apartemen dan hotel oleh PT. Broadbiz Asia

    memegang peranan penting agar investasi yang ditanamkan dapat segera kembali dan

    dapat dimanfaatkan untuk rencana investasi kegiatan perekonomian lainnya.

    Mengingat hal tersebut maka kegiatan promosi dan pemasaran perlu dilakukan sejak

    tahap prakonstruksi, dengan harapan agar segera setelah tahap konstruksi selesai

    seluruh fasilitas komersial yang dibangun dapat terjual dan dapat dioperasikan.

    Kegiatan promosi dan pemasaran apartemen dan hotel dilakukan oleh tim pemasaran

    yang didukung dengan fasilitas yang memadai meliputi sistem administrasi, leaflet atau

    brosur, media cetak, dan komunikasi personal.

    2.1.1.6.2. Tahap Konstruksi

    a. Rekruitmen Tenaga Kerja

    Salah satu kegiatan penting pada tahap konstruksi pembangunan apartemen dan

    hotel oleh PT. Broadbiz Asia adalah rekruitmen tenaga kerja. Hal tersebut karena tahap

    konstruksi akan menciptakan kesempatan kerja yang tidak sedikit. Keperluan tenaga

    kerja selama tahap konstruksi mencakup: keahlian di bidang manajemen, teknisi,

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-14

    teknik sipil (engineering), tenaga administrasi, dan tenaga lapangan (mandor dan

    pekerja harian).

    Penciptaan kesempatan kerja selama tahap konstruksi diprakirakan mencapai

    255 orang (Tabel 2.5). Tingkat pendidikan tenaga kerja untuk mengisi posisi atau

    bidang keahlian yang diperlukan meliputi strata sarjana (S1), diploma atau ahli madya

    (D3), SLTA (STM dan SMU), SLTP, dan SD. Seluruh pekerjaan konstruksi akan dikerjakan

    oleh pihak kontaktor. Pemrakarsa akan menyarankan kepada pihak kontraktor agar

    mengutamakan masyarakat setempat dalam perekrutan tenaga kerja yang sesuai

    dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

    Tabel 2.5. Prakiraan kebutuhan tenaga kerja tahap konstruksi

    No Posisi/Keahlian Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)

    1 Manager S1 5

    2 Supervisor S1 dan D3 10

    3 Teknisi/Surveyor S1 dan STM 5

    4 Engineering S1 dan STM 5

    5 Tenaga Administrasi STM/SMU 10

    6 Mandor STM/SMU 10

    7 Pekerja Harian SD/SLTP 200

    8 Satpam SMU 10

    J u m l a h 255

    Sumber: PT. Broadbiz Asia 2011

    Gambar 2.5. Struktur organisasi pelaksana konstruksi pembangunan apartemen dan

    hotel oleh PT. Broadbiz Asia

    Manager Project

    Site Manager

    Divisi Peralatan Supervisor Divisi Keuangan

    Mandor

    Tukang

    HSE

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-15

    Pekerjaan konstruksi rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel oleh PT.

    Broadbiz Asia dilaksanakan oleh kontraktor yang ditunjuk dengan struktur organisasi

    sebagaimana disajikan pada Gambar 2.5. Struktur organisasi tersebut terdiri atas

    tingkatan Project Manager (PM), Kepala Divisi, Kepala Seksi, dan Pelaksana.

    b. Mobilisasi Alat dan Material

    Mobilisasi alat dan material dalam proses pembangunan fisik gedung Apartemen

    dan Hotel oleh PT. Broadbiz Asia akan dilakukan oleh kontraktor pelaksana yang akan

    menggunakan berbagai peralatan berat, seperti tractor, dump truck, buldozer,

    excavator, bore pile, tower crane, motor crane dan berbagai peralatan pendukung

    lainnya. Peralatan tersebut digunakan untuk perataan lahan, pembangunan, dan

    pemeliharaan infrastruktur. Sedangkan beberapa peralatan tersebut juga digunakan

    dalam rangka pengadaan dan pengangkutan bahan-bahan yang berasal dari lokasi

    setempat atau dari luar seperi: pasir, batu, semen, besi, kawat beton, tiang besi, cat,

    dan lain-lain. Pada tahap awal beberapa alat berat yang dipergunakan dalam

    operasional diadakan secara sewa (rental) dan dilaksanakan oleh kontraktor yang

    sudah berpengalaman di bidangnya yang berasal dari sekitar Kota Tangerang dan

    sekitarnya.

    Peralatan berat diangkut dengan trailler sedangkan bahan bangunan diangkut

    dengan truck. Semua jenis peralatan ini diangkut melalui segmen jalan yang berada di

    sekitar lokasi. Mobilisasi peralatan berat dilakukan pada malam hari, sedangkan

    pengangkutan bahan bangunan ada yang dilakukan pada siang dan malam hari.

    c. Penggalian Basement

    Bangunan Apartemen dan Hotel direncanakan terdiri atas dua lantai basement.

    Pada pekerjaan basement ini akan dilakukan penggalian tanah sedalam 7 m. Metode

    penggalian dilakukan dengan cara open cut dari atas ke bawah. Alat penggalian tanah

    untuk lokasi basement menggunakan excavator lengan pendek. Untuk mencegah

    keruntuhan tanah selama proses penggalian, stabilitas tanah akan dijaga agar tidak

    runtuh. Volume galian sebesar 5.806,76 m2 x 7 m = 40648 m3.

    Tanah galian ditumpuk pada lokasi tertentu menunggu dibuang oleh dump truck

    ke luar lokasi atau digunakan sebagai bahan timbunan di dalam lokasi. Tumpukan

    tanah akan dibuat tidak terlalu tinggi agar tidak mudah runtuh sehingga mengganggu

    pekerjaan yang lain. Tanah galian harus diangkat secepatnya ke luar lokasi atau

    ditimbun ke tempat penimbunan sementara di dalam lokasi.

    Kendaraan pengangkut hasil galain menggunakan dumptruck engkel yang tidak

    melebihi 10 MST (muatan sumbu terberat). Pada prose pengangkutan berkoordinasi

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-16

    dengan Dinas perhubungan setempat. Standar pengangkutan galian dilakukan dengan

    cara menutup bak kendaraan dengan terpal dan membersihkan roda kendaraan agar

    rute jalan yang dilalui tidak kotor.

    Tahap pekerjaan yang dilakukan pada saat membuat basement yaitu: pengaturan

    stabilisasi tanah, pembuatan dinding, penyokongan gaya samping (lateral), pengaturan

    penggalian, pengeluaran air (dewatering) dan pemindahan tumpukan tanah.

    Ketika dilakukan penggalian tanah untuk basement maka kecenderungan tanah

    mengalami keruntuhan meningkat. Keruntuhan ini terjadi karena adanya tekanan pasif

    dan aktif tanah. Keruntuhan tanah akan dicegah dengan membangun dinding penahan

    (retaining wall) di sekeliling sisi galian basement. Dinding penahan ini terbuat dari beton

    pracetak yang dipancang menggunakan alat pemancang. Selama proses penggalian

    tanah untuk basement maka air cenderung tergenang di dalam galian karena adanya

    proses pengaliran air ke dalam galian terutama pada musim penghujan. Hasil

    pengukuran kedalaman air tanah dangkal, bahwa di tapak proyek kedalaman air tanah

    sekitar 12 m, dengan demikian diperkirakan pada penggalian tanah hingga kedalaman

    7 m belum ditemukan air tanah dangkal. Jika selama proses penggalian terdapat

    genangan air akibat hujan, air tersebut akan dikeluarkan (dewatering). Pengeluaan air

    menggunakan selang karet yang ditarik dengan mesin. Air yang dikeluarkan dari dalam

    basement dapat diresapkan kembali atau dibuang ke saluran yang disediakan. Metode

    yang dilakukan untuk mengeluarkan air yaitu: metode dewatering aktif dengan

    menggunakan jenis penghisap well point dan dewatering pasive dengan menggunakan

    sum pit .

    d. Pekerjaan Konstruksi Bangunan

    d.1. Pekerjaan Struktur Bawah

    Pekerjaan konstruksi dimulai dengan melakukan pemancangan tiang pancang

    dengan ukuran dan kedalam pemancangan yang sesuai dengan kekuatan daya dukung

    tanah. Tiang pancang ini berfungsi sebagai fondasi dalam konstruksi apartemen.

    Kekuatan daya dukung tanah diperoleh dari hasil test sondir. Dari hasil test sondir

    diperoleh besar daya dukung setiap lapisan tanah. Kekuatan tiang pancang dan berapa

    kedalaman tiang pancang yang dipancang kedalam tanah tergantung pada beban

    bangunan yang akan dipikul tiang pancang. Mutu beton tiang pancang yang

    dipergunakan untuk tiang pancang disarankan adalah K-400 atau K-500 yang nilai

    kekuatan tekannnya minimum ( bk

    = 400 atau 500 kg/cm2

    ). Jumlah tiang pancang

    sebanyak 112 titik

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-17

    Pada bagian atas tiang pancang dibuatkan kepala tiang sebagai tatakan kolom.

    Jumlah lapisan tanah yang akan memikul semua beban yang bekerja akan

    didistribusikan melalui tiang pancang, sehingga tiang pancang harus dapat memikul

    beban tanpa terjadi penurunan. Penurunan tiang pancang terutama penurunan

    setempat (tidak rata) akan menimbulkan kemiringan bangunan dan pada akhirnya akan

    dapat menimbulkan keruntuhan bangunan. Untuk mencegah terjadinya penurunan

    tiang pancang maka sebelum tiang pancang dipancang, maka terlebih dahulu dilakukan

    uji pembebanan (loading test). Beban yang akan dipikul oleh tiang pancang adalah

    beban berat sendiri, beban angin, beban gempa dan beban hidup yang bergerak di atas

    bangunan. Oleh karena itu maka konstruksi tiang pancang harus dapat memikul

    kombinasi pembebanan yang bekerja. Beban yang bekerja pada bangunan adalah

    beban berat sendiri bangunan, beban hidup, beban angin, dan beban gempa.

    Bahan yang digunakan sebagai tiang pancang fondasi adalah prestress concrete

    yang dibuat di pabrik pembuatan beton prestress. Jumlah dan ukuran bahan prestress

    concrete dibuat di pabrik pembuatan prestress sesuai dengan pemesanan dan diangkut

    dengan truk pengangkut ke lokasi proyek. Bahan tiang pancang prestressed dipancang

    dengan menggunakan alat pemancang tiang pancang. Tiang pancang dipancang

    menggunakan alat pemancang tiang pancang bore pile, sehingga tidak menimbulkan

    dampak kebisingan bagi masyarakat sekitar tapak proyek.

    Pada saat pemancangan dilakukan alat pemancang dan tiang pancang diangkat

    menggunakan truck crane. Crane ini dapat dipindah dari suatu lokasi ke lokasi lain

    tanpa bantuan alat pengangkutan. Truck crane ini mempunyai bagian atas yang dapat

    berputar 360. Untuk menyangga keseimbangan alat, truck crane memiliki kaki

    (outrigger). Di dalam pengoperasiannya kaki tersebut dipasangkan dan roda diangkat

    dari tanah sehingga keselamatan dan pengoperasiannya dengan boom yang panjang

    akan terjaga.

    d.2. Pekerjaan Struktur Atas

    Pekerjaan struktur atas adalah semua struktur yang berada di permukaan tanah

    dasar. Pekerjaan struktur atas meliputi pekerjaan kolom, balok, plat lantai, dinding.

    Bahan struktur kolom, balok, plat lantai, dinding ringan dapat berupa pabrikasi atau cor

    di tempat yang sudah dibentuk di pabrik. Untuk bahan beton bertulang pabrikasi, maka

    bahan kolom, balok dan plat lantai ini merupak beton bertulang yang sudah diberikan

    kekuatan sebelumnya (prestress). Pertemuan antara kolom dan balok disambung

    dengan cara grouting supaya mencapai kekuatan penuh. Menurut penelitian pemakaian

    bahan ini lebih cepat, kuat, dan ramah lingkungan. Untuk pemasangan kolom yang di

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-18

    cor di tempat, kolom diletakkan terpusat di atas pondasi tiang pancang yang telah

    dipancang dan dibuatkan kepala tiangnya sebagai dudukan kolom. Kolom berfungsi

    untuk memikul semua beban yang bekerja pada konstruksi. Kolom dibentuk dari

    pembesian kolom yang di cor dengan beton ready mix yang dituangkan melalui selang

    besar ke dalam formwork kolom dari mobil pengangkut ready mix bila campuran beton

    didatangkan dari luar proyek. Dimensi dan kekuatan kolom disesuaikan dengan beban

    yang bekerja pada kolom. Kolom-kolom harus dirancang menerus dari bawah ke atas

    sehingga akan membuat kekakuan yang optimal. Sementara balok seminimal mungkin

    menerima beban terpusat di antara dua tumpuannya. Dengan demikian sambungan-

    sambungan harus menuju pada titik temu yang dapat diteruskan langsung vertikal ke

    bawah. Untuk merencanakan peletakan kolom, denah harus dirancang tepat dengan

    pola peletakan kolom. Pola peletakan kolom ini atau disebut juga dengan grid struktur

    dipakai untuk mengatur kesesuaian antara fungsi, bentuk ruang dan fasilitas struktur

    yang membentuk bangunannya.

    Bangunan dengan struktur beton bertulang direncanakan dan dirancang dengan

    pertimbangan-pertimbangan tertentu. Untuk merencanakan sebuah bangunan ini harus

    diketahui dahulu ketersediaan bahan material dan tenaga kerja pada lokasi bangunan.

    Material atau bahan bangunan tidak hanya meliputi semen, pasir, batu atau besi

    tulangan saja tapi juga ketersediaan air, cetakan (begesteng) dan juga keadaan alam

    (cuaca, iklim). Cuaca terlalu banyak hujan akan membuat konstruksi kurang berjalan

    dengan cepat sementara cuaca terlalu panas akan membuat beton terlalu cepat kering

    yang akan menimbulkan keretakan. Untuk iklim yang mempunyai perbedaan suhu siang

    dan malam yang tinggi akan membuat kembang susut yang tinggi pula pada beton yang

    belum jadi tersebut, akibatnya retak-retak juga akan mudah didapatkan pada beton.

    Apabila proyek konstruksi menggunakan volume beton relatif besar maka beton

    dapat dibuat langsung di lokasi proyek dengan mendirikan concreate mix plant. Hal ini

    biasa dilakukan untuk mempercepat pelaksanaan konstruksi dan mengurangi ke luar

    masuknya angkutan ready mix. Bahan agregate campuran beton didatangkan dari luar

    lokasi proyek. Pengecoran dilakukan setelah kolom dibentuk dengan formwork yang

    terbuat dari plat baja yang dapat dipasang dan dibongkar sesuai dengan kebutuhan.

    Pada saat kolom sampai pada tiap lantai maka dibuatkan balok (beam) sebagai balok

    penopang plat lantai. Pada penggunaan beton untuk pelat lantai akan dipilih lantai yang

    tahan terhadap air. Namun untuk pemakaian atap, masih harus dipikirkan penambahan

    lapisan kedap air lain untuk mengantisipasi keretakan akibat cuaca. Atap dengan pelat

    beton juga dapat dimanfaatkan untuk fasilitas penempatan elemen sistem bangunan

    seperti watertank, bahkan taman luar.

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-19

    Balok lantai ini terbuat dari beton bertulang dan dicor langsung di tempat dengan

    memakai formwork yang juga dapat dipasang dan dibongkar. Pemasangan kolom dan

    balok dilakukan sampai lantai tertinggi rencana gedung apartemen dan hotel setinggi

    24 lantai. Tinggi tiap lantai kira-kira 3,1 m sudah termasuk tempat pemasangan

    plumbing yang diikat pada plat lantai. Kolom, balok, dan lantai harus kuat sehingga

    tidak mengalami keruntuhan secara struktur. Pada saat pemasangan kolom, balok, dan

    lantai sampai dicapai kekuatan penuh maka konstruksi ditahan dengan menggunakan

    scafolding yang dapat dipasang dan dibongkar. Tebal plat lantai 12 cm. Dimensi

    kolom 60 x 60 cm. Untuk membentuk sebuah sistem struktur, elemen-elemen beton

    (kolom, balok, pelat, dsb) harus disambung dengan cara yang sama dengan pembuatan

    elemen tersebut (dicor). Ketika proses pencoran dilakukan supaya hasil cor padat sering

    digunakan alat perojok yang bergetar. Ketika pembuatan kolom, balok, dan lantai

    dilaksanakan sekaligus juga cerobong tempat pemasangan pipa pembuangan saluran

    air kotor, air mandi, lift dan pembuangan sampah serta jaringan kabel yang dibutuhkan.

    Selama pelaksanaan konstruksi untuk bangunan tinggi memakai alat pengangkat

    tower crane yang dapat berputar bebas. Scaffolding dan tangga digunakan untuk naik

    turunnya pekerja bangunan dan sekaligus penyangga. Pada bagian terluar dari

    konstruksi sebaiknya dipasang jaring penyelamat untuk mencegah terjadinya

    kecelakaan akibat benda-benda jatuh dari atas konstruksi. Setelah konstruksi kolom,

    balok dan lantai terpasang maka dapat dilanjutkan dengan pekerjaaan dinding, plafond,

    jendela, dan lain-lain. Selama pelaksanaan konstruksi atas ini banyak dijumpai

    potongan-potongan sisa bahan seperti kayu, besi, aluminium, kabel, gypsum, karet,

    kaca, dan lain-lain. Peralatan yang sering dipergunakan adalah bor, pemotong, gurinda,

    mesin las listrik, gergaji, dan lain-lain. Selama pelaksanaan konstruksi atas ini

    diperkirakan banyak dijumpai limbah potongan-potongan sisa bahan seperti kayu, besi,

    aluminium, kabel, gypsum, karet, kaca, sisa pelumas dan lain-lain. Selain itu terjadi

    kebisingan, getaran, pencemaran udara.

    Konstruksi bangunan bertingkat harus mempunyai keandalan bangunan yang

    meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan.

    Persyaratan keselamatan dipenuhi dengan membuat komponen struktur utama

    mempunyai daya tahan terhadap api dan dipasang anti petir. Ketahanan api komponen

    struktur utama pada 4 (empat) lantai teratas pada bangunan tinggi, minimal 1 (satu)

    jam sedang dari lantai 5 (lima) sampai dengan lantai 14 (empat belas) dari atas minimal

    2 (dua) jam dan dari lantai 15 (lima belas) dari atas sampai lantai terbawah minimal 3

    (tiga) jam. Ketahanan api dinding luar pemikul maupun dinding partisi pada 4 (empat)

    lantai teratas minimal 1 (satu) jam dan dari lantai di bawah lantai tersebut sampai lantai

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-20

    terbawah minimal 2 (dua) jam. Ketahanan api dinding luar bukan pemikul yang

    mempunyai risiko terkena api pada semua lantai minimal 1 (satu) jam. Ketahanan api

    dinding bukan pemikul pada bagian dalam semua lantai minimal 1/2 (setengah) jam.

    d.3. Mekanikal dan Elektrikal

    1. Sistem Transportasi Vertikal

    Bangunan bertingkat apartemen yang lebih dari lima lantai disyaratkan

    mengunakan transportasi vertikal untuk sampai ke lantai yang lebih tinggi. Untuk

    apartemen ini menggunakan lift sebagai transportasi vertikal yang beroperasi selama

    24 jam/hari. Pada bangunan ini akan disediakan lift penumpang kapasitas 15 orang

    (1.000 kg) sebanyak 2 unit dan lift service kapasitas 24 orang (1.600 kg) sebanyak 3

    unit. Lokasi lift ditempatkan pada area hall atau lobby bangunan sebagai simpul

    sirkulasi horizontal ataupun vertikal. Pada bangunan, lift memerlukan cerobong

    menerus yang menembus semua lantai dengan ukuran sesuai pesawat dan peralatan

    lain yaitu rell dan atau bandul pemberatnya. Lift barang (service) digunakan untuk

    mengangkut barang pada bangunan. Kapasitas angkat lift barang bisanya lebih besar

    dari lift penumpang walaupun dengan ukuran yang kurang besar. Lift barang biasanya

    diletakkan pada area service dimana delivery barang dilakukan. Lift barang ini tidak

    diperuntukkan secara umum, sehingga tidak diberikan akses secara terbuka kepada

    pengguna bangunan.

    Selain lift juga disediakan tangga cadangan dan tangga darurat. Fungsi tangga

    cadangan adalah sebagai alat trasportasi kedua disamping lift untuk keperluan

    cadangan bila power atau listrik mati, terjadi kerusakan pada sistem lift, over-capacity

    pada lift, terjadi gempa atau gangguan alam lain. Desain tangga akan memperhatikan

    aspek-aspek, antara lain lebar, tinggi anak tangga dan jumlahnya (kelipatannya). Lebar

    tangga cadangan dibuat minimal 110 cm dan maksimal 160 cm. Anak tangga setinggi

    25 cm. Dengan lebar tangga ini pengguna dapat berjalan dua arah melewati anak

    tangga dalam keadaan aman. Tangga cadangan terletak di sekitar lift berada, atau di

    area sirkulasi utama dalam bangunan (hall, lobby dsb).

    Selain tangga cadangan juga akan disediakan tangga darurat. Tangga darurat

    fungsinya sebagai alat transportasi vertikal yang hanya ditujukan untuk menurunkan

    pengguna ke luar bangunan secepatnya dalam keadaan darurat. Prinsip tangga darurat

    ini hanya digunakan untuk satu arah menurun saja sehingga lebar tangga didesain

    hanya untuk satu orang saja sekitar 60 70 cm. Lebar dan tinggi anak tangga relatif

    sama dengan tangga biasa namun agar tidak terlalu landai dan terlalu curam untuk

    menghindari kecelakaan jika digunakan secara bersama-sama dalam antrian pada

    keadaan yang panik.

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-21

    2. Sarana Pemadam Kebakaran

    Untuk menghindari bahaya kebakaran, pada bangunan ini akan disediakan sistem

    untuk mencegah dan mematikan kebakaran. Untuk mencegah dan mengendalikan

    kebakaran akan dipasang sistem sprinklers dan hydrant. Sistem springklers dipasang

    pada gedung dengan menggunakan media pemadam api air atau cairan khusus untuk

    efektifitas pemadaman. Hydrant dipasang pada setiap lantai dengan jarak 40 m dan

    posisi kegiatan usaha memungkinkan secara cepat mobil pemadam kebakaran masuk

    ke dalam lokasi apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

    Sistem pemadam kebakaran dirancang untuk dapat mengendalikan kebakaran

    yang terjadi di dalam lokasi apartemen dan hotel. Pemadam kebakaran akan dirancang

    sebagai berikut:

    1. Pelaksanaan pemadaman api sudah harus terlaksana begitu terjadi kejadian.

    2. Alat-alat pemadam kebakaran ditempatkan di lokasi yang mudah dijangkau/diakses.

    3. Beberapa alat pemadam kebakaran portabel ditempatkan di lokasi-lokasi strategis.

    4. Box hidran di tempatkan pada area dengan interval jarak maksimum 40 m.

    Kapasitas air hidran minimum 2.000 l/menit.

    5. Pada bangunan apartemen dan hotel akan dipasang detektor panas.

    Sumber air untuk pemadam kebakaran berasal dari ground tank, jaringan pipa

    PDAM dan mobil pemadam kebakaran. Untuk memompa air dari ground tank akan

    disediakan electrical fire pump (kapasitas 750 GPM, 10,3 bar), electrical jockey pump

    (kapasitas 25 GPM, 11,3 bar dan diesel pupm (kapasitas 750 GPM, 10,3 bar). Untuk

    dapat mengakses air dari jaringan PDAM akan dipasang hidran pillar dan untuk dapat

    mengalirkan air dari tangki air pemadam kebakaran akan dipasang siemess connection.

    Adapun spesifikasi alat dan system pengendalian kebarakan yang diterapkan digedung

    apartemen dan hotel ini berupa :

    a. Hidran Box Indoor sebanyak 76 unit

    b. 1 buah pillar hidran lengkap dengan outdoor hidran box pada masing masing

    tower.

    c. Tabung Pemadam Kebakaran (APAR) 5 kg dan 3 kg.

    d. Automatic Sprinkler System untuk setiap ruangan.

    e. Fire Alarm untuk kontol asap dan panas.

    f. smoke Extract untuk menyedot asap saat kebakaran.

    g. Siamese Connection ditempatkan dekat dengan jalan masuk comersial area

    agar akses mobil pemadam kebakaran lebih mudah untuk hydrant dan

    sprinkler.

    h. Tangga biasa yang digunakan sebagai tangga kebakaran dan tangga darurat.

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-22

    Dibeberapa tempat juga dilengkapi dengan sarana kebakaran seperti pada

    ruang diesel disediakan portable fire extinguisher menggunakan CO2 23 Kg dan

    menggunakan troley, Ruang AHU juga dilengkapi fire extinguisher CO2 5 Kg. Untuk lebih

    jelas tentang posisi dan jumlah alat pengendali kebakaran pada gedung dan bangunan

    Apartemen dan Hotel Paragon Square disajikan pada Lampiran 2.

    3. Instalasi Listrik

    Sumber listrik utama berasal dari PLN dan sebagai cadangan akan disediakan

    generator set (genset). Untuk itu akan dipasang trafo sebanyak 2 unit dengan kapasitas

    masing-masing 500 kVA (20 kV/30/50 Hz) dan genset dengan kapasitas 500 kVA

    (380/220/50 Hz). Dengan demikian sistem instalasi listrik gedung didesain dapat

    menggunakan keduanya. Hal utama yang harus disediakan adalah ruang panel. Panel

    ini berfungsi mengatur pasokan listrik ke dan di dalam bangunan.

    Selain sumber listrik dari PLN, juga diperlukan sumber cadangan untuk

    mengantisipasi bila pasokan listrik dari PLN padam. Genset akan ditempatkan di ruang

    khusus sehingga bila beroperasi tidak menyebabkan gangguan seperti getaran dan

    kebisingan.

    4. Sistem Tata Air (Plumbing)

    Pada kegiatan ini, air bersih diperlukan dengan volume yang tinggi yakni untuk

    kebutuhan hotel, apartemen, dan area komersial. Selain itu air bersih juga diperlukan

    untuk pemeliharaan taman, cadangan untuk pemadam kebakaran dan untuk kolam

    renang. Sumber air direncanakan berasal dari sumur dalam dan dari PDAM. Untuk

    menampung air akan disediakan 1 unit ground tank dan 3 unit roof tank. Dimensi

    tangki air bersih dirancang untuk dapat mensupplai kebutuhan air pada jam puncak

    seperti pagi dan sore hari dan untuk cadangan air pemadam kebakaran.

    Pipa-pipa air bersih (digabung dengan pipa lainnya) ditempatkan di dalam shaft

    yang sudah disediakan untuk memudahkan pemasangan, pemantauan, dan

    pemeliharaan. Shaft-shaft ini diletakkan tidak jauh dengan area layanan kamar mandi.

    Untuk itu, posisi area layanan ini secara vertikal idealnya segaris lurus vertikal. Pada

    beberapa bangunan diperlukan penyediaan air panas. Air panas ini didapatkan dengan

    menyediakan pemanas air.

    Pada saat bangunan sudah dioperasikan volume air kotor yang dihasilkan juga

    tergolong besar. Air kotor dari W.C. dan kamar mandi dialirkan melalui saluran pipa yang

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-23

    berbeda. Air kotor (limbah cair domestik) ini akan diolah terlebih dahulu di STP (Sewage

    Treatment Plant) sebelum dibuang ke saluran drainase/saluran kota. Ukuran pipa

    dibuat untuk dapat mengalirkan semua air kotor yang dihasilkan, karena itu ukuran pipa

    dari lantai atas ke lantai dibawahnya mulai dari ukuran kecil dan besar. Dengan

    penyusunan ini diharapkan air tidak meluap dari dalam pipa. Pipa terbuat dari bahan

    yang kuat sehingga mampu melawan tekanan air di dalam pipa saluran. Air kotor yang

    berasal dari kamar mandi, air pencucian di wastafel akan diolah terlebih dahulu dalam

    IPAL sebelum dibuang ke saluran drainase.

    5. Instalasi Penangkal Petir

    Mengingat bangunan apartemen dan hotel ini merupakan bangunan tingkat tinggi,

    sehingga rawan terkena sambaran petir, maka akan dipasang instalasi penangkal petir.

    Pemasangan instalasi penangkal petir akan mengikuti standar, normalisasi teknik dan

    peraturan yang berlaku. Prinsip instalasi penangkal petir yang akan dipasang ;

    a. Harus dapat melindungi semua bagian dari bangunan termasuk juga manusia

    yang ada di dalamnya, terhadap bahaya sembaran petir.

    b. Harus memperhatikan arsitektur bangunan, tanpa mengurangi nilai

    perlindungan terhadap sambaran petir yang efektif.

    c. Terhadap instalasi penangkal petir harus dilakukan pemeriksaan dan

    pemeliharaan secara berkala.

    d. Setiap perluasan atau penambahan bangunan instalasi penangkal petir harus

    disesuaikan dengan adanya perubahan tersebut.

    e. Adanya terjadi sambaran pada instalasi penangkal petir, harus diadakan

    pemeriksaan dari bagian-bagiannya dan harus segera dilaksanakan perbaikan

    terhadap bangunan yang mengalami kerusakan.

    d.4. Pembuatan Sarana Penunjang

    Prasarana dan sarana apartemen adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan

    yang memungkinkan lingkungan apartemen dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

    Prasarana dan sarana itu antara lain berupa: jaringan pemadam kebakaran, tempat

    sampah, parkir, saluran drainase, sumur resapan, rambu penuntun, dan lampu

    penerangan luar.

    1. Jalan Keluar-Masuk

    Sistem sirkulasi keluar-masuk gedung akan dirancang untuk dapat saling

    mendukung, antara sirkulasi eksternal dengan internal bangunan, serta antara individu

    pemakai bangunan dengan sarana transportasinya. Sirkulasi harus memberikan

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-24

    pencapaian yang mudah dan jelas untuk kendaraan pemadam kebakaran dan

    kendaraan pelayanan lainnya.

    Sirkulasi dibuatkan petunjuk arah supaya jelas. Akses keluar-masuk gedung

    direncanakan dibuat di sisi Jalan Sudirman (lihat layout bangunan). Pintu masuk (in)

    dibuat di sisi Selatan, pintu keluar (out) dibuat dua yakni di sisi Selatan dan Utara. Hal

    ini dimaksudkan untuk mempermudah aksesibilitas ke apartemen dan hotel.

    2. Parkir

    Areal parkir kendaraan yang disediakan sebanyak 536 SRP (Satuan Ruang Parkir)

    untuk mobil dan 368 SRP untuk sepeda motor. Rincian lahan parkir yang disediakan

    disajikan pada Tabel 2.6.

    Tabel 2.6. Parkir yang disediakan

    Lokasi Parkir

    Jumlah Unit (SRP)

    Keterangan Mobil

    Sepeda

    Motor

    Parkir Area Komersial (A) Ketentuan Parkir (SNI 03-

    1733-2004)

    Apartemen = 1 SRP mobil untuk 5 unit

    (0,2 x 1117 = 223 SRP) Area komersial = 1

    SRP mobil untuk setiap

    60 m2 bangunan

    (10.836,09 m2/60 =

    180,6 SRP mobil

    Basement 140 184

    Lower ground 69 184

    Ground floor 43

    Jumlah A 252 368

    Parkir Apartemen dan Hotel (B)

    Lantai 3 (P3) 142 -

    Lantai 4 (P4) 142 -

    Jumlah B 284 0

    Total parkir (A + B) 536 368

    Sumber: PT. Broadbiz Asia 2011

    Dalam penyediaan parkir maka setiap bangunan apartemen bertingkat tinggi

    diwajibkan menyediakan area parkir dengan rasio 1 (satu) lot parkir kendaraan untuk

    setiap 5 (lima) unit hunian yang dibangun. Namun demikian besaran parkir akan

    berbeda-beda tergantung pusat kegiatan yang dilayaninya. Standar besaran yang

    umumnya dipakai adalah:

    a. Setiap luas 60 m2 luas area perbelanjaan 1 lot parkir mobil.

    b. Setiap luas 100 m2 luas area perkantoran 1 lot parkir mobil.

    c. Sedangkan pemilikan kendaraan adalah 60 mobil setiap 1.000 penduduk.

    d. Rumus Luas parkir untuk area hunian:

    e. Luas lahan parkir (bruto) = 3% x Luas daerah dilayani (Pedoman Perencanaan

    Lingkungan Pemukiman Kota Dirjen Cipta Karya, 1983).

    f. Dimensi minimal parkir 2.5 x 5.5. m (SNI 03-1733-2004).

    Sarana parkir akan disediakan di beberapa tempat, yakni di area apartemen dan

    di basement bangunan. Kapasitas parkir yang disediakan dapat dilihat pada Tabel 2.7.

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-25

    Tabel 2.7. Kapasitas parkir yang akan disediakan

    No. Peruntukan Kapasitas

    Mobil Motor

    1. Basement 140 184

    2. Semi Basement 69 184

    3. Ground FL 43 -

    4. P1/3rd FL 142 -

    5. P2/4rd FL 142 -

    TOTAL 536 368

    Sumber: PT. Broadbiz Asia, 2011

    3. Landscaping

    Landscaping dan penghijauan yang dilakukan adalah dengan membuat taman di

    sekitar area pembangunan. Hal ini perlu dilakukan dalam upaya menambah nilai

    estetika keberadaan Apartemen dan Hoteldan berfungsi sebagai daerah resapan air

    saat terjadi hujan. Area yang digunakan dalam kegiatan ini adalah seluas 597,46 m2.

    Jenis vegetasi yang akan ditanam memiliki multifungsi: yaitu fungsi hidrologi

    (menjaga tata air), penguat tanah, dan menyediakan habitat fauna, seperti pohon

    Beringin. Tanaman penyerap CO2 adalah tanaman-tanaman yang berdaun lebar, yaitu

    seperti Glodokan Tiang dan Dadap Merah; dan untuk menyerap SO2 tanaman yang

    sering digunakan adalah tanaman Kayu Manis. Area yang digunakan untuk penghijauan

    dapat dilihat pada Lampiran 2.

    4. Drainase

    Sistem drainase permukaan berfungsi untuk mengendalikan limpasan air hujan

    (run off) di permukaan agar tidak merusak konstruksi seperti kerusakan karena air

    banjir yang melimpas di atas permukaan jalan dan kerusakan pada badan jalan akibat

    erosi. Limpasan air hujan akan meningkat dengan dibangunnya apartemen dan hotel

    karena berkurangnya resapan air. Untuk mencegah menyebarnya aroma yang bau dan

    kelihatan indah maka dipakai drainase sistem tertutup yang dilengkapi dengan bak

    kontrol (man hole) untuk mempermudah mengeruk drainase apabila terjadi sumbatan.

    Man hole terbuat dari plat baja yang dipasang pada jarak 6 m, sehingga memungkinkan

    air masuk ke dalam saluran. Permukaan aliran air menuju drainase harus dibuat miring

    supaya dapat dengan cepat mengalirkan limpasan air permukaan akibat hujan ke

    drainase. Dengan demikian genangan air diharapkan tidak terjadi. Bahan yang dipakai

    untuk drainase adalah pasangan batu kali yang dilapisi dengan dengan spesi semen.

    Dapat juga dibuat dari cor beton di tempat dengan penguatan besi bertulang.

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-26

    5. Sumur Resapan

    Sumur resapan berfungsi untuk membantu infiltrasi air hujan ke dalam tanah

    sehingga mengurangi run off yang masuk ke saluran drainase utama. Kapasitas dan

    jumlah sumur resapan yang akan dibuat disesuaikan dengan volume air yang akan

    diresapkan (air hujan yang jatuh ke atap bangunan). Jumlah sumur resapan ditentukan

    satu unit untuk luasan kira-kira 50 m2 dengan ukuran mimimal 1 m x 3 m. Berdasarkan

    Permen LH No. 12 Tahun 2009, bahwa setiap tambahan 500 1.000 m2 luas tutupan

    bangunan diperlukan tambahan 1 (satu) unit sumur resapan dalam. Pada

    pembangunan apartemen dan hotel yang memiliki luas lahan 8.200 m2 maka wajib

    membuat 9 17 unit sumur resapan dalam. Area lokasi sumur resapan dapat dilihat

    pada Lampiran 2.

    Sumur resapan yang dibangun berupa lubang yang terdiri atas bagian-bagian:

    Bak kontrol yang berfungsi untuk menyaring air sebelum masuk sumur resapan.

    Pipa pemasukan atau saluran air masuk. Ukuran tergantung jumlah aliran

    permukaan yang akan masuk.

    Bidang resapan.

    Pipa pembuangan yang bersungsi sebagai saluran pembuangan jika air dalam

    sumur resapan sudah penuh.

    Gambar 2.6. Spesifikasi sumur resapan

    6. Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sampah

    Pengelolaan sampah dimulai dari mengumpulkan sampah ke dalam wadah yang

    telah disediakan. Pada setiap unit hunian akan diberikan 2 wadah sampah, satu untuk

    sampah organik dan satunya anorganik. Sampah-sampah yang berasal dari aktivitas

    penghuni akan dibuang ke TPS yang berada di lantai terbawah unit hunian. Pengaliran

    sampah tersebut akan melalui lorong-lorong yang telah disiapkan sebelumnya agar

    mempermudah pembuangannya. TPS yang ada di lantai terbawah bangunan berupa

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-27

    kontainer. Kontainer TPS juga terdiri atas 2 macam, yaitu untuk sampah organik dan

    sampah anorganik. Wadah sampah harus dapat menampung jumlah sampah yang

    dihasilkan oleh penghuni apartemen.

    Wadah sampah ini ditempatkan pada bangunan yang ditempatkan di bagian

    bawah lantai. Ukuran dari bangunan tempat sampah disesuaikan dengan kebutuhan.

    Semua sampah yang ada di TPS kemudian diangkut oleh pengangkut sampah ke

    pembuangan akhir. Pengangkutan sampah dari TPS menuju ke TPA akan dikordinasikan

    dengan petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang. Kontainer sampah

    harus tertutup dan diangkut tepat waktu supaya sampah tidak menumpuk. Cara-cara

    mengurangi produksi sampah oleh penghuni harus disosialisasikan supaya kesehatan

    lingkungan dapat ditingkatkan.

    Selain itu pemrakarsa juga akan membuat TPS untuk limbah B3. Limbah padat B3

    dari operasional Apartemen, Hotel dan fasilitas komersil lainnya seperti Lampu TL,

    Battery bekas, cartridge printer bekas, dan lain-lain dikumpulkan di TPS limbah B3

    sebelum dikirim ke pengelola Limbah B3 berijin KLH. Untuk desain masih dalam proses

    pembuatan dan akan mengacu kepada Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995

    sedangkan proses perizinan penyimpanan limbah B3 akan segera diurus ke instansi

    yang berwenang. Dalam rangka melaksanakan UU No. 18 Tahun 2008 tentang

    Pengelolaan Sampah, pemrakarsa mensosialisasikan pengelolaan sampah, khususnya

    dalam pelaksanaan prinsip 4R (Reduce, Reuse, Recycle, dan Replant). Reduce

    (Mengurangi), artinya masyarakat atau penghuni harus berhemat dalam penggunaan

    listrik, air, bahan bakar, dan lain sebagainya. Gunakan sesuatu seperlunya saja, jangan

    berlebihan dan boros. Reuse (Menggunakan Kembali), artinya barang-barang layak

    pakai yang sudah tidak digunakan sebaiknya disumbangkan kepada orang lain.

    Kembangkan imajinasi dan kreatifitas agar barang bekas/lama menjadi tampak baru

    dan bermanfaat. Recycle (Daur Ulang), artinya lakukan kegiatan daur ulang barang-

    barang yang sudah tidak terpakai. Recycle yang paling umum dan mudah adalah

    pengomposan dan daur ulang kertas. Replant (Menanam Kembali), artinya masyarakat

    harus punya inisiatif untuk memulai menanam di lingkungan kita dengan tanaman obat,

    rempah dapur, buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias.

    7. Pembuatan Instalasi Pengolah Limbah Cair

    Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) akan dibangun untuk mengolah air

    buangan dari toilet (WC) kamar, umum, dan restoran yang ada sebelum air limbah

    tersebut dibuang ke perairan umum terdekat. Sistem pengolahan air limbah terdiri atas

    dua sistem, yakni (1) sistem pengolah air limbah dari dapur restoran dan hotel atau

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-28

    kitchen waste water grease trap dengan perlengkapannya meliputi influent box,

    submersible pumps, hydraulic piping, dan electric cabling; dan (2) sistem pengolah air

    limbah dengan perlengkapannya berupa tangki penampung air kotor dan teknik

    perlakuannya dengan sistem aerasi. Kapasitas IPAL yang terpasang akan menyesuaikan

    dengan kapasitas yang dibutuhkan. Limbah cair dari dapur akan diperlakukan dengan

    sistem penangkap lemak, mulai dapur sampai pada tangki pusat penampungan (central

    grease trap) yang kemudian masuk Ke IPAL. Air kotor dari toilet langsung masuk ke IPAL

    dengan perlakuan biologi aerasi. Limbah cair yang dihasilkan akan diolah kembali

    (recycle) untuk keperluan penyiraman tanaman dan keperluan lain seperti flushing toilet

    sehingga diharapkan tidak semua air limbah terbuang ke drainase ataupun perairan

    kota.

    e. Pemasaran

    Kegiatan promosi dan pemasaran apartemen dan hotel memegang peranan

    penting agar investasi yang ditanamkan dapat segera kembali dan dapat dimanfaatkan

    untuk rencana investasi kegiatan perekonomian lainnya. Mengingat hal tersebut maka

    kegiatan promosi dan pemasaran perlu dilakukan sejak tahap prakonstruksi, dengan

    harapan agar segera setelah tahap konstruksi selesai seluruh fasilitas komersial yang

    dibangun dapat terjual dan dapat dioperasikan. Kegiatan promosi dan pemasaran

    apartemen dan hotel dilakukan oleh tim pemasaran yang didukung dengan fasilitas

    yang memadai meliputi sistem administrasi, leaflet atau brosur, media cetak, dan

    komunikasi personal.

    Sasaran pasar apartemen dan hotel ini meliputi :

    Pekerja/kelompok masyarakat dengan pendapatan Rp 3 juta Rp 7 juta/bulan

    Pegawai Negeri, Guru, Pegawai Swasta, dan golongan masyarakat

    berpenghasilan menengah ke bawah yang membutuhkan perumahan.

    Karyawan yang bekerja di pusat-pusat aktivitas ekonomi seperti perkantoran,

    industri, rumah sakit, sekolah, yang belum memiliki rumah sendiri.

    Pekerja sektor informal yang membutuhkan membutuhkan tempat tinggal yang

    baik, sehat dan dekat dengan pekerjaan.

    2.1.1.6.3. Tahap Operasi

    a. Rekrutmen Tenaga Operasi

    Kegiatan pengelolaan dan pengoperasian apartemen dan hotel akan memerlukan

    tenaga kerja meskipun tidak dalam jumlah besar, sehingga perlu dilakukan rekruitmen

    tenaga kerja. Diprakirakan jumlah tenaga kerja yang akan direkrut oleh perusahaan

    pengelola untuk mengelola, mengoperasikan dan memelihara gedung sekitar 200

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-29

    orang. Keperluan tenaga kerja selama tahap operasi mencakup untuk posisi general

    manager, manager, staf, staf pemasaran dan tenaga penunjang lainnya baik sebagai

    tenaga tetap maupun harian.

    b. Aktivitas Operasional Gedung

    1. Aktivitas Apartemen

    Setelah bangunan apartemen selesai dibangun, maka ruangan di tiap lantai siap

    digunakan oleh para penghuninya. Apartemen akan dikelola oleh manajemen yang

    sama dengan pengelola hotel. Manajemen ini bertugas untuk memelihara, memperbaiki

    dan mengontrol kerusakan-kerusakan yang terjadi di apartemen.

    2. Aktivitas Hotel

    Setelah bangunan hotel selesai dibangun, maka kamar di tiap lantai siap

    digunakan oleh para pengunjung. Kegiatan ini merupakan pengaturan penyewaan

    kamar dan pemanfaatan fasilitas oleh pengunjung. Kegiatan operasional hotel dan

    fasilitas yang ada akan diatur oleh pihak hotel. Untuk menciptakan keamanan dan

    kenyamanan pengunjung akan dibuat tata-tertib, hak dan kewajiban penyewa kamar.

    Pengunjung hotel dapat menggunakan semua fasilitas yang disediakan oleh pihak hotel

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Kegiatan pelayanan hotel yang dicakup adalah pelayanan tamu saat masuk

    (check in), pelayanan prasarana dan sarana kamar hotel, pelayanan restorasi, penyajian

    sarana dan prasarana hiburan, sarana informasi dan ruang pertemuan.

    3. Aktivitas Area Komersial

    Aktivitas perdagangan dan jasa akan berlangsung di area hotel, perkantoran,

    rumah makan, gedung pertemuan. Pada area komersil tersebut terdapat coffee shop,

    lobby, ruang makan, dan meeting room, dan lainnya. Fasilitas perdagangan dan jasa ini

    adalah salah satu fasilitas yang disediakan dengan tujuan untuk memberikan

    kesempatan kepada pengunjung yang hendak bersantai diluar kamar serta memberikan

    kesempatan kepada pihak lain untuk menggunakan fasilitas pendukung seperti

    meeting room, yang dapat digunakan untuk acara rapat dan kolam renang.

    Pelayanan hidangan makanan/minuman kepada tamu hotel dan lainnya

    dilakukan di ruang makan (restoran) utama. Pengadaan dan penyediaan energi untuk

    bahan pengolah masakan seperti gas, minyak tanah, arang, dan lain-lain dilakukan

    secara berkala menurut kebutuhan dan tingkat ketersediaannya. Penyediaan gas

    dilakukan kerjasama dengan pengusaha gas LPG yang ada di wilayah Kota Tangerang.

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-30

    Bahan makanan akan disajikan dalam bentuk segar dan olahan sesuai dengan

    menu yang ada di Hotel. Frekuensi pengolahan disesuaikan dengan jumlah pesanan.

    Untuk mempermudah proses pengolahan makanan maka pada setiap meja pengunjung

    disediakan Buku Daftar Menu Makanan dan Minuman.

    4. Aktivitas Kolam Renang

    Hotel menyediakan kolam renang sebagai sarana pelayanan untuk memuaskan

    tamu hotel. Letak kolam renang berada di lantai 5. Untuk mempertahankan kejernihan

    air kolam, dilakukan dengan cara resirkulasi air secara kontinu. Selain untuk

    mempertahankan kejernihan air, cara ini dapat menghemat penggunaan air karena air

    dari kolam renang tidak langsung dibuang/dialirkan ke drainase, tetapi digunakan

    ulang. Apabila ada hujan atau kotoran yang terdapat dalam kolam renang seperti daun

    atau ranting tanaman yang berasal dari tanaman sekitar kolam, dilakukan pembersihan

    secara manual menggunakan tongkat penyaring.

    Proses pengurasan biasanya dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali. Untuk

    mencegah kecelakaan bagi pengguna kolam tersebut, disediakan petugas yang

    menjaga kolam renang dan siaga apabila ada keadaan darurat.

    5. Pengoperasian Genset

    Penyediaan dan pengoperasian genset dimaksudkan sebagai cadangan sumber

    listrik apabila aliran listrik PLN sewaktu-waktu terputus. Dalam pemeliharaannya, setiap

    hari atau dalam jangka waktu tertentu genset dinyalakan selama 15-30 menit untuk

    memanaskan mesin agar kondisi mesin genset tetap optimal.

    c. Penggunaan Air

    Asumsi penggunaan air untuk aktivitas hotel asumsi penggunaan air berdasarkan

    SNI 03-7065-2005 adalah 250 liter/jumlah tempat tidur/hari, jumlah kamar sebanyak

    209 unit dengan jumlah tempat tidur sebanyak 283 unit, maka diperlukan air bersih

    70,75 m3 per hari. Untuk hunian apartemen, asumsi penggunaan air adalah 250

    liter/penghuni/hari, dengan jumlah unit hunian sebanyak 1025 unit, dimana

    diperkirakan 1 BR dihuni oleh 2 orang dan 2 BR dihuni 3 orang, maka kebutuhan airnya

    adalah sebanyak 593,25 m3 per hari. Dengan jumlah karyawan sebanyak 200 orang

    dan kebutuhan air lain untuk kebersihan gedung, maka total air yang dibutuhkan untuk

    operasional Hotel dan Apartemen serta areal komersil adalah sebanyak 690 m3/hari,

    dengan jumlah debit air limbah yang dihasilkan sebesar 514 m3/hari. Untuk

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-31

    penggunaak air untuk kolam renang sebesar 24,81 m3/hari. Rencana penggunaan air

    dapat dilihat pada Tabel 2.8.

    Tabel 2.8. Rencana penggunaan air

    Penggunaan

    Air

    Kapasitas Penggunaan air Prakiraan debit air limbah

    Jumlah

    (unit)/

    Luas (m2)

    Jumlah

    (TT/orang)

    (liter/

    tempat

    tidur/ hari)

    Penggunaan

    air (liter/hari)

    Debit air

    limbah

    Debit air

    limbah

    (liter/hari)

    Karyawan 200 50 (*) 10.000 80% 8.000

    Hotel 209 283 250 (*) 70.750 80% 56.600

    Apartemen 1025 2327 250 (**) 593.250 80% 474.600

    Area Komersil 1.893,99 5 (*) 9.469,95 80% 7.575,96

    Kebutuhan Air 683.469,95 546.775,96

    Kebersihan

    Gedung 1% total pemakaian air (***) 6.834,79

    Kolam renang 24,81 (***)

    Total

    Kebutuhan Air

    dan Debit Air

    Limbah

    690.329,46 513.952,36

    Sumber : (*) SNI 03 7065 2005

    (**) Soufyan et a/, 2009

    (***) Asumsi

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-32

    Gambar 2.7. Neraca penggunaan air

    PDAM kota

    Tangerang

    Roof Tank Ground Water Tank

    Hydrant

    Fasos / Fasum :

    Kebersihan Gedung

    Siram Tanaman

    Domestik Hunian

    (Mandi, Cuci,

    Dapur, Laundry,

    dan Toilet

    STP sistem

    Extended

    Aeration Badan Air

    Penerima

    690 m3/ hr

    Grease

    Trap

    683,2 m3/hr

    6,8 m3/hr

    20 % terpakai

    pada kegiatan

    Dapur

    Meresap ke tanah

    (loss)

    6,8 m3/ hr

    514 m3/ hr

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-33

    d. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendukung

    Kegiatan pemeliharaan gedung dan fasilitas penunjangnya mencakup antara lain

    kebersihan lingkungan gedung sehari-hari, pemeriksaan berbagai peralatan dan

    fasilitas umum dan sosial yang ada, pengecatan, pemeliharaan saluran air, listrik

    telepon, tempat parkir, taman, sound system, MCFA, telephone/MDF/server, dan

    lainnya.

    Untuk mengetahui tingkat keandalan struktur bangunan, akan dilakukan

    pemeriksaan keandalan bangunan secara berkala sesuai dengan ketentuan dalam

    Pedoman/Petunjuk Teknis Tata Cara Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung.

    Perbaikan atau perkuatan struktur bangunan akan segera dilakukan sesuai

    rekomendasi hasil pemeriksaan keandalan bangunan gedung, sehingga bangunan

    gedung selalu memenuhi persyaratan keselamatan struktur.

    e. Pengelolaan Limbah Padat dan Cair

    Limbah padat yang dihasilkan berasal dari apartemen, hotel, dan restoran seperti:

    plastik, kertas, daun-daunan, kaleng, dan sisa-sisa makanan. Untuk penanganan limbah

    padat ini pihak pengelola menyediakan tempat sampah di setiap sudut lantai. Sampah

    yang terkumpul dari setiap lantai selanjutnya dibuang ke TPS. Sampah selanjutnya dari

    TPS diangkut oleh petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang untuk

    dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah yang dibuang ke TPS adalah

    sampah yang sudah tidak dapat digunakan ulang, sementara itu sampah yang masih

    dapat dipergunakan ulang, seperti: kardus, botol/gelas air kemasan, dan plastik dipilah

    untuk selanjutnya dijual ke pihak ke 3.

    Tabel 2.9. Prakiraan timbulan sampah

    Uraian

    Kapasitas Prakiraan timbulan sampah

    Jumlah

    kamar (unit)

    Jumlah

    penghuni/kamar

    Standar timbulan

    sampah (l/org/hri)

    Timbulan sampah

    (liter/hari)

    Hotel 247 2 2,25 * 1111,5

    Apartemen 1025 3 2,5 * 7687,5

    Karyawan - 200 0,75 * 150

    Taman - 1.582,51 (m2) 0,01 ** 15,8

    Parkir dan jalan - 2.486,92 (m2) 0,02 ** 49,7

    9014,5

    9 m3/hari Sumber : * SNI 3242:2008 tentang Pengelolaan Sampah di Pemukiman

    ** KepMen Kimpraswil No.534/Kpts/M/2001

    Limbah cair berasal dari kegiatan domestik yaitu: penghuni apartemen, restoran

    dan hotel (mandi, cuci, dapur, laundry, dan WC). Seluruh limbah cair yang dihasilkan

    baik dari WC maupun restoran akan diolah dalam IPAL. Limbah cair yang berasal dari

    restoran masuk ke grease trap kemudian diolah dalam IPAL. Sedangkan limbah cair

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-34

    yang berasal dari mandi, cuci, dapur, laundry, dan WC langsung diolah dalam IPAL.

    Setelah limbah cair memenuhi BML maka dibuang menuju badan air penerima yang

    ada di depan lokasi proyek (saluran kota). Secara garis besar bagan alir proses

    pengolahan limbah cair pada IPAL disajikan pada Gambar 2.8. dan lebih lengkapnya

    bisa dilihat pada Lampiran 2.

    Untuk pengelolaan limbah B3 (padat dan cair) disimpan dalam TPS B3 sementara

    yang selanjutnya dibawa ke pengelola limbah B3 yang sudah mempunyai ijin dari

    Kementrian Lingkungan Hidup.

    IPALBadan Air

    Penerima

    Air Limbah Toliet

    Bak Pemisah

    Lemak

    Air Limbah

    restoran

    Gambar 2.8. Bagan alir proses pengolahan limbah cair

    f. Pemasaran

    Kegiatan promosi dan pemasaran apartemen dan hotel memegang peranan

    penting agar investasi yang ditanamkan dapat segera kembali dan dapat dimanfaatkan

    untuk rencana investasi kegiatan perekonomian lainnya. Mengingat hal tersebut maka

    kegiatan promosi dan pemasaran perlu dilakukan sejak tahap prakonstruksi, dengan

    harapan agar segera setelah tahap konstruksi selesai seluruh fasilitas komersial yang

    dibangun dapat terjual dan dapat dioperasikan. Kegiatan promosi dan pemasaran

    apartemen dan hotel dilakukan oleh tim pemasaran yang didukung dengan fasilitas

    yang memadai meliputi sistem administrasi, leaflet atau brosur, media cetak, dan

    komunikasi personal.

    g. Pengelolaan Parkir

    Lokasi parkir kendaraan disediakan pada lantai basement, semi basement,

    ground floor plan, 2nd floor plan, lantai 1 & 3 serta lantai 2 & 4. Rincian kapasitas

    parkir pada setiap lantai dapat dilihat pada Tabel 2.6. Pengelolaan parkir dilakukan

    oleh pihak ketiga. Sistem pengamanan kendaraan pada area parkir adalah dengan

    mencatat nomor polisi dan jam masuk parkir. Catatan tersebut diserahkan kepada

    pemilik kendaraan sebagai tanda bukti masuk parkir. Pada saat kendaraan akan

    keluar, petugas mengecek kesesuaian tanda bukti parkir dengan kendaraan.

    Pencatatan jam masuk berkaitan dengan besarnya biaya parkir yang harus dibayar

    pemilik kendaraan.

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-35

    2.1.1.6.4. Tahap Pascaoperasi

    Pada tahap pascaoperasi akan dilakukan pengurusan perpanjangan izin

    beroperasi ketika izin HGB masih diberikan oleh Pemerintah. Namun demikian

    apabila izin tersebut tidak diperpanjang, maka kegiatan yang akan dilakukan antara

    lain:

    a. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

    Dengan berakhirnya kegiatan apartemen dan hotel maka rasionalisasi tenaga

    kerja atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tidak dapat dihindari. Dalam kegiatan

    ini pihak pengelola akan mengacu pada peraturan dan ketentuan yang berlaku serta

    disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Pemrakarsa akan memberikan pesangon

    sesuai dengan peraturan yang berlaku..

    b. Pembongkaran bangunan

    Pada tahap pascaoperasi perusahaan PT. Broadbis Asia akan melakukan

    pengembalian lahan Hak Guna Bangunan (HGB) yang di pergunakan untuk kegiatan

    Apartemen, hotel dan komersil kepada pemerintah. Pada tahap ini bangunan fisik

    akan dilakukan pembongkaran atau dirobohkan. Adapun metode pengembaliannya

    disesuaikan dengan metode yang tercantum pada penjanjian saat melakukan

    pengurusan perizinan sebelumnya.

    c. Demobilisasi alat dan material

    Pemindahan alat yang telah selesai digunakan dalam kegiatan operasional

    apartemen, hotel dan komersil tidak berbeda jauh dengan kegiatan mobilitas peralatan

    pada tahap konstruksi. Semua peralatan yang ada di dalam lokasi kegiatan setelah

    melakukan pembingkaran dibawa keluar, sehingga di dalam lokasi kegiatan siap

    digunakan untuk kepentingan yang lain oleh pemerintah setempat. Dalam mobilisasi

    peralatan, pemrakarsa akan berkoordinasi dengan instansi terkait.

    2.1.1.7. Jadwal Kegiatan

    Jadwal kegiatan rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel oleh PT. Broadbiz

    Asia adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.10. Jadwal rencana pembangunan apartemen dan hotel oleh PT. Broadbiz

    Asia

    No Jenis kegiatan ..... 2011 2012 ..... 2041

    .... Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan-Apr

    1 Prakonstruksi

    Perencanaan x

    Pengurusan perizinan x x x x x x X x x x

    Sosialisasi & konsultasi

    publik x

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-36

    No Jenis kegiatan ..... 2011 2012 ..... 2041

    .... Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan-Apr

    Pemasaran x x x x x x x x x

    2 Konstruksi

    Rekruitmen tenaga

    kerja konstruksi

    x

    Mobilisasi alat dan

    material

    x

    Penggalian basement x

    Pekerjaan kontruksi

    bangunan

    x

    Pemasaran x

    3 Operasi x

    Rekruitmen tenaga kerja operasi

    x

    Aktivitas operasional gedung

    x

    Penggunaan air x

    Pemeliharaan saran dan prasarana

    x

    Pengelolaan limbah padat dan cair

    x

    Aktivitas perparkiran x

    Pemasaran x

    4 Pascaoperasi

    Pemutusan hubungan kerja

    x

    Pembongkaran bangunan

    x

    Demobilisasi alat dan material

    x

    Sumber: PT. Broadbiz Asia, 2011

    2.1.1.8. Kegiatan Lain di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan

    Kegiatan lain yang ada di sekitar lokasi rencana kegiatan yaitu :

    a. Perumahan

    Perumahan yang berada di rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel oleh PT.

    Broadbiz Asia berupa Perumahan Moderland. Lokasi tersebut berada di sebelah Utara

    dan Selatan calon lokasi proyek.

    Pemukiman yang ada di sekitar lokasi rencana Pembangunan Apartemen dan

    Hotel oleh PT. Broadbiz Asia berada di sebelah Selatan. Namun demikian permukiman

    masyarakat yang terdekat dengan lokasi proyek berada di RT 02 dan RT 03, RW VII

    Kelurahan Babakan.

    b. Perdagangan

    Di sebelah Timur, Utara dan Selatan terdapat aktivitas perdagangan seperti

    bengkel, warung makan, toko, dan lain-lain.

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-37

    c. Jalan Raya

    Ada ruas ruas jalan yang merupakan satu kesatuan dengan jalan Jend.

    Sudirman yaitu jalan terdekat dengan Kegiatan. Dari arah Timur terdapat Jalan Jenderal

    Sudirman yang merupakan jalan 2 jalur 2 arah yaitu: menuju Tanah Tinggi dan Cikokol

    sebaliknya. Jalan ini merupakan jalan Arteri Primer. Jarak dari lokasi proyek 10 meter

    dari pintu masuk calon lokasi proyek. Tingkat pelayanan jalan Jen Sudirman masuk

    pada tingkat pelayanan D dimana kondisi jalan mendekati arus tidak stabil. Kecepatan

    lalu lintas turun sampai 60 km/jam, Volume lalu lintas dapat mencapai 85% dari

    kapasitas (yaitu 1700 smp perjam, 2 arah

    Alat alat perlengkapan jalan seperti rambu-rambu lalu lintas untuk pembatas

    kecepatan, dan. marka jalan sudah terpasang pada sebagian jalan yang dekat dengan

    kegiatan.

    2.1.2. Alternatif yang Dikaji di dalam AMDAL

    Lokasi dan luas rencana pembangunan Apartemen dan Hotel oleh PT. Broadbiz

    Asia yang akan dikaji dalam ANDAL ini adalah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

    Tidak ada alternatif lokasi lain yang akan dikaji. Demikian halnya dengan teknologi

    pembangunan Apartemen dan Hotel adalah seperti yang telah diuraikan pada deskripsi

    tahapan pembangunan konstruksi, sehingga tidak ada alternatif teknologi lain yang

    akan dikaji.

    Gambar 2.9. Keadaan sekitar lokasi rencana kegiatan

    Lokasi

    Proyek

    Pemukiman

    Perumahan

    Moderland

    Jl. Jend

    Sudirman

    Pemukiman

    Bengkel

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-38

    2.2. Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal

    Rona lingkungan awal yang akan dikaji meliputi komponen fisik-kimia, komponen

    biologi, komponen sosial ekonomi dan budaya (sosekbud), komponen kesehatan

    lingkungan masyarakat (keslingmas) serta komponen ruang dan lahan.

    2.2.1. Komponen Fisik-Kimia

    2.2.1.1. Klimatologi

    Kuantitas air permukaan di lokasi proyek tergambar dari kondisi iklimnya.

    Gambaran umum kondisi iklim di Kota Tangerang termasuk lokasi studi disajikan pada

    Tabel 2.11. Data hujan berasal dari Stasiun Pencatat BMG Kelas I Tanah Tinggi, Kota

    Tangerang. Curah hujan rata-rata terendah terjadi pada Bulan Agustus yakni 25,8 mm

    dan curah hujan rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan Februari yakni 416,2 mm.

    Terdapat lima bulan kering dengan intensitas kurang dari 100 mm/bulan dan tiga bulan

    basah dengan intensitas di atas 200 mm/bulan. Sehingga menurut klasifikasi Oldeman

    (1975) wilayah ini memiliki Zona Agroklimat D-3 dan berdasarkan klasifikasi Schmidt

    Ferguson (1951) wilayah ini memiliki Tipe Hujan D.

    Kondisi rata-rata beberapa peubah iklim di lokasi studi menggambarkan bahwa

    bulan terpanas adalah Mei dengan temperatur 24,2oC, dan bulan terdingin adalah Juli

    dengan temperatur 22,9 oC. Rata-rata temperatur tahunan adalah 27,7 oC. Bulan

    terlembab adalah Februari dengan kelembaban 84% dan bulan terkering adalah

    September dengan kelembaban 72%. Rata-rata kelembaban udara tahunan sebesar 79

    %. Lama penyinaran matahari berkisar antara 3,5 jam pada Desember hingga 10,2 jam

    pada Bulan Juli dengan rata-rata lama penyinaran matahari tahunan sebesar 7,4 jam.

    Tabel 2.11. Keadaan curah hujan dan hari hujan di Kota Tangerang

    Bulan IKLIM SAT 2002 2003 2004 2005 2006 2009 RATA-RATA

    Jan

    Curah Hujan mm 643 121 185 367 383 359.0 339,8

    Kelembaban % 87 77 86 87 86 84 84,6

    Kecepatan Angin knot 4 4 2 2 4 - 3,2

    Feb

    Curah Hujan mm 504 479 559 302 237 252.8 416,2

    Kelembaban % 86 86 87 86 85 84 86

    Kecepatan Angin knot 4 2 5 1 4 - 3,2

    Mar

    Curah Hujan mm 171 149 247 165 264 211.1 199,2

    Kelembaban % 83 85 85 85 84 81 84,4

    Kecepatan Angin knot 3 1 3 1 4 - 2,4

    April

    Curah Hujan mm 147 33 707,7 198 94 305.2 235,94

    Kelembaban % 82 79 84 82 82 82 81,8

    Kecepatan Angin knot 4 1 1 2 4 - 2,4

    Mei

    Curah Hujan mm 27 101 259 111 93 196.5 118,2

    Kelembaban % 84 82 85 81 81 82 82,6

    Kecepatan Angin knot 4 2 0 0 3 - 1,8

    Juni

    Curah Hujan mm 46 21 33 200 22 129.1 64,4

    Kelembaban % 77 77 80 85 80 79 79,8

    Kecepatan Angin knot 4 3 2 2 2 - 2,6

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-39

    Bulan IKLIM SAT 2002 2003 2004 2005 2006 2009 RATA-RATA

    Juli

    Curah Hujan mm 104 0 75 80 17 21.3 55,2

    Kelembaban % 78 75 81 81 76 75 78,2

    Kecepatan Angin knot 4 3 1 2 3 - 2,6

    Agust

    Curah Hujan mm 16 23 0 86 4 15.4 25,8

    Kelembaban % 74 75 74 81 72 75 75,2

    Kecepatan Angin knot 4 2 0 2 4 - 2,4

    Sept

    Curah Hujan mm 0 62 53 22 1 36.8 27,6

    Kelembaban % 68 73 76 79 69 72 73

    Kecepatan Angin knot 4 2 0 3 4 - 2,6

    Okt

    Curah Hujan mm 0 0 12 172 25 38.7 41,8

    Kelembaban % 68 79 73 72 69 74 72,2

    Kecepatan Angin knot 5 2 0 3 4 - 2,8

    Nop

    Curah Hujan mm 145 68 190 62 56 247.2 104,2

    Kelembaban % 74 78 82 81 74 79 77,8

    Kecepatan Angin knot 5 5 1 3 3 - 3,4

    Des

    Curah Hujan mm 105 0 227 222 105 187.7 131,8

    Kelembaban % 80 83 83 83 82 81 82,2

    Kecepatan Angin knot 4 6 0 6 5 - 4,2 Sumber Data: BMG Kelas I Tanah Tinggi, Kota Tangerang.(Periode data tahun 2002-2006 dan 2009)

    2.2.1.2. Geomorfologi dan Topografi

    Secara umum geomorfologi daerah kajian dapat dibagi menjadi dua satuan

    geomorfologi, yaitu: satuan dataran aluvium sungai dan satuan dataran vulkanik.

    Topografi yang terdapat pada satuan ini cukup landai dengan kemiringan sekitar 5%,

    dan tersusun oleh endapan lempung lanauan, lanau pasiran, dan pasir. Satuan dataran

    aluvium sungai terdapat di bagian barat daerah kajian seluas sekitar 5%. Satuan

    bentang alam ini merupakan dataran bergelombang dengan kemiringan lereng yang

    umumnya kurang dari 5%, kecuali pada lembah sungai yang mencapai 30%. Aliran

    sungai berarah selatan-utara, setempat membentuk pola dendritik, dan secara umum

    berpola sejajar. Satuan ini terbentuk oleh endapan batuan sedimen berupa lempung

    lanauan, tuf, dan batu pasir tufan. Satuan dataran vulkanik terdapat pada bagian

    tengah, selatan, dan timur daerah kajian seluas hampir 85%. Satuan ini membentuk

    dataran bergelombang dengan kemiringan lereng kurang dari 5%, kecuali pada lembah

    sungai yang mencapai 30%. Satuan ini terbentuk oleh batu pasir tufan, endapan lahar,

    dan batu pasir.

    2.1.1.1. Geologi

    (Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1 No. 3 September 2006: 115-128 ) Secara

    geologis, daerah Tangerang berada pada suatu tinggian struktur yang dikenal dengan

    sebutan Tangerang High. Tinggian ini terdiri atas batuan Tersier yang memisahkan

    Cekungan Jawa Barat Utara di bagian barat dengan Cekungan Sunda di bagian Timur.

    Tinggian ini dicirikan oleh kelurusan bawah permukaan berupa lipatan dan patahan

    nomal, berarah utara-selatan. Batuan yang menutupi daerah Tangerang merupakan

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-40

    batuan Kuarter yang terdiri atas Tuf Banten yang tersusun atas tuf, tuf batu lempung,

    batu pasir tufan; ditindih oleh endapan kipas aluvium yang terdiri atas pasir tufan

    berselingan dengan konglomerat tufan, cangkang moluska; serta endapan aluvium yang

    terdiri atas bongkah, kerakal, kerikil, pasir halus, dan lempung. Di Subcekungan Jakarta,

    berdasarkan data pemboran menunjukkan adanya endapan aluvium yang menebal ke

    arah utara, yang disusun oleh klastika halus hingga kasar, sedangkan cekungan di

    Barat Tangerang High memiliki ciri endapan pantai dan delta. Struktur-struktur tersebut,

    pada saat ini, sulit dijumpai di permukaan karena endapan Kuarter yang berumur lebih

    muda telah menutupi lapisan batuan tersebut. Endapan Kuarter yang menindihi batuan

    tersebut berupa batuan vulkanik yang berasal dari Gunung Gede-Pangrango dan Salak.

    Hampir seluruh daerah kajian ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari Gunung

    Gede-Pangrango dan Salak serta sebagian kecil ditindihi oleh endapan alluvium.

    Deskripsi singkat satuan batuan dari tua ke muda yang terdapat di daerah kajian dapat

    dilihat pada Tabel 2.12.

    Tabel 2.12. Stratigrafi batuan kuarter dan tersier

    a. Satuan Batuan Tuf Banten Atas/Tuf Banten

    Satuan ini terdiri atas lapisan tuf, tuf batu apung, dan batu pasir tufan yang

    berasal dari letusan Gunung. Tuf tersebut menunjukkan sifat yang lebih asam (pumice)

    dibandingkan dengan batuan vulkanik yang diendapkan sesudahnya. Bagian atas

    satuan tersebut menunjukkan adanya perubahan kondisi lingkungan pengendapan dari

    lingkungan pengendapan di atas permukaan air menjadi di bawah permukaan air.

    Satuan ini berumur PlioPlistosen atau sekitar dua juta tahun (Effendi, 1974).

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-41

    b. Endapan Vulkanik Muda

    Endapan ini terdiri atas material batu pasir, batu lempung tufan, endapan lahar,

    dan konglomerat yang membentuk endapan kipas. Ukuran butiran berubah menjadi

    semakin halus (lempungan) dan menebal ke arah utara. Hal ini menunjukkan sumber

    material berasal dari selatan. Satuan ini terbentuk oleh material endapan vulkanik yang

    berasal dari gunung api di sebelah selatan Kabupaten Tangerang, seperti Gunung Salak

    dan Gunung Gede-Pangrango. Batuan ini diendapkan pada umur Plistosen (20.000

    dua juta tahun). Kipas vulkanik tersebut terbentuk pada saat gunung api menghasilkan

    material vulkanik dengan jumlah besar. Kemudian ketika menjadi jenuh air, tumpukan

    material tersebut bergerak ke bawah dan melalui lembah. Ketika mencapai tempat yang

    datar, material tersebut akan menyebar dan membentuk endapan seperti kipas.

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-42

    Gambar 2.10. Peta geologi daerah Tangerang dan sekitarnya

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-43

    Gambar 2.11. Penampang Geologi Utara-Selatan Berdasarkan Data Pemboran di Cekungan Jakarta. (Sumber: Jurnal Geologi Indonesia, 2006).

  • Kerangka Acuan - Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

    Rencana Pembangunan Apartemen dan Hotel

    II-44

    c. Endapan

    Endapan batuan ini berasal dari material batuan yang terbawa oleh aliran sungai

    dan berumur antara 20.000 tahun hingga sekarang. Endapan tersebut tersusun oleh

    material lempung, pasir halus dan kasar, dan konglomerat serta mengandung cangkang

    moluska. Endapan aluvium tersebut dapat membentuk endapan delta dan endapan

    sungai dengan bentuk meander atau s