STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE...

36
ASUH OKS SEKOL HAN KEP SIGENAS PARU RU PROG LAH TIN S PERAWA SI PADA (TB PAR UMAH S S D NUR GRAM ST NGGI ILM S STUDI K ATAN PE TN. W D RU) DI R AKIT PA SURAKA DI SUSUN O RI TRI S NIM.P.1 TUDI DII MU KESE SURAKA 2013 ASUS EMENUH DENGAN RUANG ANTI WA ARTA OLEH : USANTI 0115 II KEPER EHATAN ARTA 3 HAN KEB TUBERK CEMPAK ALUYO RAWATA KUSUM BUTUHAN KULOSIS KA AN MA HUSA N S ADA

Transcript of STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE...

Page 1: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

ASUH

OKS

SEKOL

HAN KEP

SIGENAS

PARU

RU

PROG

LAH TIN

S

PERAWA

SI PADA

(TB PAR

UMAH S

S

D

NUR

GRAM ST

NGGI ILM

S

STUDI K

ATAN PE

TN. W D

RU) DI R

AKIT PA

SURAKA

DI SUSUN O

RI TRI S

NIM.P.1

TUDI DII

MU KESE

SURAKA

2013

KASUS

EMENUH

DENGAN

RUANG

ANTI WA

ARTA

OLEH :

USANTI

0115

II KEPER

EHATAN

ARTA

3

HAN KEB

TUBERK

CEMPAK

ALUYO

RAWATA

KUSUM

BUTUHAN

KULOSIS

KA

AN

MA HUSA

N

S

ADA

Page 2: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

ASUH

OKS

SEKOL

HAN KEP

SIGENAS

PARU

RU

U

Dalam M

PROG

LAH TIN

S

PERAWA

SI PADA

(TB PAR

UMAH S

S

K

Untuk Mem

Menyelesaik

D

NUR

GRAM ST

NGGI ILM

S

i

STUDI K

ATAN PE

TN. W D

RU) DI R

AKIT PA

SURAKA

Karya Tulis

menuhi Salah

kan Program

DI SUSUN O

RI TRI S

NIM.P.1

TUDI DII

MU KESE

SURAKA

2013

KASUS

EMENUH

DENGAN

RUANG

ANTI WA

ARTA

s Ilmiah

h Satu Persy

m Diploma I

OLEH :

USANTI

0115

II KEPER

EHATAN

ARTA

3

HAN KEB

TUBERK

CEMPAK

ALUYO

yaratan

II Keperaw

RAWATA

KUSUM

BUTUHAN

KULOSIS

KA

watan

AN

MA HUSA

N

S

ADA

Page 3: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan
Page 4: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan
Page 5: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan
Page 6: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. W DENGAN TUBERKULOSIS

PARU (TB PARU) DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI

WALUYO SURAKARTA ”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII keperawatan

sekaligus sebagai pembimbing dan penguji I yang telah memberikan

kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns selaku Sekretaris Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan menimbailmu di STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

3. Nurma Rahmawati S.Kep.,Ns selaku sebagai penguji II yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaannya nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

4. Joko Kismanto S.Kep.,Ns selaku sebagai penguji III yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaannya

Page 7: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

vi

nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus

ini.

5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

6. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

7. Teman-teman seluruh Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan.Amin.

Surakarta, April 2013

Penulis

Page 8: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME .................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Tujuan Penulisan .............................................................. 4

C. Manfaat Penulisan ............................................................ 5

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ................................................................... 6

B. Pengkajian ......................................................................... 6

C. Perumusan Masalah Keperawatan .................................... 8

D. Perencanaan Keperawatan ................................................ 9

Page 9: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

viii

E. Implementasi Keperawatan ............................................... 9

F. Evaluasi Keperawatan ....................................................... 11

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ....................................................................... 14

B. Simpulan ............................................................................ 22

C. Saran .................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 10: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 3. Log Book Kegiatan Harian

Lampiran 4. Lembar Pendelegasian Pasien

Lampiran 5. Asuhan Keperawatan

Page 11: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Menurut World Health Organization (WHO, 2003) Tuberkulosis paru

(TB Paru) merupakan masalah kesehatan dunia yang sulit dikendalikan,

terutama dinegara negara sedang berkembang. Sampai dengan tahun 2003,

diperkirakan sepertiga dari populasi dunia terinfeksi oleh TB dan

menyebabkan kematian kurang lebih 2 juta pertahun (Hermayanti, 2003).

Di Indonesia, TB paru menduduki urutan ke 4 untuk angka kesakitan,

sedangkan sebagai penyebab kematian menduduki urutan ke 5, menyerang

sebagian besar kelompok usia produktif dari kelompok sosial ekonomi lemah.

walaupun upaya memberantasan TB paru telah dilakukan, tetapi angka

insiden maupun prevalensi TB paru di Indonesia tidak pernah turun

(Djojodibroto, 2009). Angka kematian karena infeksi TB berjumlah 300

orang perhari dan terjadi > 100.000 kematian pertahun. Hal tersebut

merupakan tantangan bagi semua pihak untuk terus berupaya mengendalikan

infeksi ini (Rumende dkk, 2012).

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya mengenai paru,

tetapi juga mengenai organ lain (Versitaria dan Kusnoputranto, 2011).

Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi

kuman mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru termasuk suatu

Page 12: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

2

pneumonia, yaitu pneumonia yang disebabkan oleh mycobacterium

tuberculosis (Djojodibroto, 2009), bersifat tahan asam, aerob dan merupakan

hasil gram positif (Nugroho, 2011). Gejala respiratorik tubekulosis paru

berupa sesak nafas, batuk batuk kurang lebih 2 minggu, mengeluarkan

dahak kurang lebih 2 minggu, nafsu makan menurun, badan lemah, letih dan

cepat lelah, dada terasa sakit, bila kondisi memberat bisa terjadi batuk darah.

Cara penularan tuberkulosis yaitu melalui jalan pernafasan dengan cara

langsung dan tak langsung. Secara langsung penularan tuberkulosis melalui

berbicara dengan berhadapan, percikan air ludah, berciuman, udara bebas

(Murwani, 2011).

Penularan penyakit tuberkulosis terjadi melalui hubungan dekat antara

penderita dan orang yang tertular (terinfeksi), misalnya berada didalam

ruangan tidur atau ruang kerja yang sama. Penyebar penyakit tuberkulosis

sering tidak tahu bahwa ia menderita sakit tuberkulosis (Djojodibroto, 2009).

Penularan secara tidak langsung dapat terjadi melalui alat alat yang tercemar

basil, makanan dan minuman, mandi, sapu tangan ( Murwani, 2011).

Paru merupakan organ pernafasan adapun fungsi paru adalah

mengeluarkan karbon dioksida dari darah dan menganti oksigen. Pada

separuh kasus tuberkulosis paru, sedikit banyak terjadi hemoptisis, nyeri

pleura akibat perluasan infeksi ke permukaan pleura. Dalam hal ini

menyebabkan pemenuhan oksigen terganggu (Kumar dkk, 2007).

Oksigen (O2) merupakan gas yang sangat vital dalam kelangsungan

hidup sel dan jaringan tubuh karena oksigen diperlukan untuk proses

Page 13: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

3

metabolisme tubuh secara terus menerus, Oksigen diperoleh dari atmosfer

memalui proses bernafas. Diatmosfer, gas selain oksigen juga terdapat karbon

dioksida (CO2), nitrogen (N2) (Tarwoto dan Wartonah, 2011). Menurut

kebutuhan dasar Hierarki Maslow oksigen merupakan kebutuhan fisiologis

yang harus dipenuhi (Alimul, 2012).

Pemenuhan kebutuhan oksigenasi meliputi : pola nafas tidak efektif,

bersihan jalan nafas, gangguan pertukaran gas. Bersihan jalan nafas, yaitu

ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran

pernafasan guna mempertahankan jalan nafas yang bersih, dengan batas

karakteristik : dispnea, bunyi nafas tambahan, perubahan pada irama dan

frekuensi pernafasan, batuk tidak ada atau tidak efektif, kesulitan untuk

bersuara, penurunan bunyi nafas, ortopnea, kegelisahan, sputum

(Wilkinson, 2006).

Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama praktik klinik

keperawatan, keluhan pada pasien dengan tuberkulosis paru yaitu sesak nafas,

dan penulis menjumpai pasien Tn. W dengan diagnosa medis tuberkulosis

paru dengan keluhan utama sesak nafas. Pasien mengatakan sesak nafas,

batuk berdahak, dahak kental. Berdasarkan teori dari Kumar (2007), Apabila

tidak dilakukan penanganan secara dini akan dapat menular ke orang lain

melalui droplet (percikan).

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik mengelola

kasus diatas dengan dituangkan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. W

Page 14: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

4

dengan Tuberkulosis paru (TB paru) di Ruang Cempaka Rumah Sakit Panti

Waluyo Surakarta “.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan

oksigenasi pada Tn. W dengan Tuberkulosis paru (TB paru) di Ruang

Cempaka Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian pemenuhan kebutuhan

oksigenasi pada Tn. W dengan Tuberkulosis paru.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pemenuhan

kebutuhan oksigenasi pada Tn. W dengan Tuberkulosis paru.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pemenuhan

kebutuhan oksigenasi pada Tn. W dengan Tuberkulosis paru.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pemenuhan kebutuhan

oksigenasi pada Tn. W dengan Tuberkulosis paru.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pemenuhan kebutuhan

oksigenasi pada Tn. W dengan Tuberkulosis paru.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi pemenuhan kebutuhan

oksigenasi yang terjadi padaTn. W dengan Tuberkulosis paru.

Page 15: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

5

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi pendidikan

Manfaat penulisan ini dimaksudkan memberikan kontribusi

laporan kasus bagi pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan

masalah khususnya dalam bidang atau profesi keperawatan.

2. Bagi penulis

Menambah wawasan dalam memberikan Asuhan Keperawatan

pada pasien Tuberkulosis paru.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Sebagai bahan masukan khususnya bagi perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien yang

mengalami gangguan oksigenasi dan sebagai pertimbangan perawat

dalam mendiagnosa kasus sehingga perawat mampu memberikan

tindakan yang tepat kepada pasien.

Page 16: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

6

BAB II

LAPORAN KASUS

Pada bab ini penulis membahas tentang ringkasan asuhan keperawatan

yang dilakukan pada Tn. W di ruang Cempaka RS Panti Waluyo Surakarta.

Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi, dan evaluasi.

A. Identitas Pasien

Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 22 April 2013, jam 11.00

WIB. Tn. W berumur 68 tahun. Alamat laweyan, Surakarta. Tn. W dirawat di

ruang Cempaka RS Panti Waluyo Surakarta pada tanggal 20 April 2013. Tn.

W beragama Katolik. Dengan diagnosa medis Tuberkulosis paru. Dan

penanggung jawab Tn. N, umur 36 tahun, pekerjaan swasta, agama katolik,

hubungan dengan pasien anak kandung.

B. Pengkajian

Hasil pengkajian didapatkan keluhan utama pasien adalah sesak

nafas. Riwayat kesehatan pasien kurang lebih 1 bulan pasien mengatakan

batuk berdahak, 2 hari sebelum di bawa ke RS Panti Waluyo pasien

mengatakan sesak nafas. Saat dikaji pasien mengatakan sesak nafas, batuk

berdahak, pasien tampak lemas. Kemudian oleh pihak keluarga pasien dibawa

ke RS Panti Waloyo. Tn. W diperiksa di ruang IGD, dan dokter mendiagnosa

Page 17: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

7

Tuberkulosis paru. Terapi yang diberikan Ranitidine 25 mg, Dexamethasone

5 mg. Selanjutnya pasien dirawat dibangsal Cempaka.

Pada riwayat penyakit dahulu pasien mengatakan dahulu pernah

dirawat di Rumah Sakit dengan diagnosa yang sama kurang lebih 2 tahun

yang lalu. Selama kurang lebih 2 tahun pasien hanya kontrol sebanyak 6 kali

pada saat kambuh saja, pasien tidak pernah minum obat (putus obat). Pasien

tidak mempunyai riwayat alergi akan tetapi mempunyai riwayat hipertensi

dan Diabetes Militus (DM). Riwayat keluarga pasien tidak ada yang

mempunyai penyakit serupa.

Pengkajian kesehatan fungsional menurut Gordon, pola aktivitas dan

latihan. pasien mengatakan sebelum sakit semua kebutuhan aktivitas

dilakukan secara mandiri (skor 0), selama sakit kebutuhan aktivitasnya

dibantu oleh orang lain (skor 2) seperti berpakaian, mandi, dan makan

mobilisasi dan ambulasi, dibantu dengan alat (skor 1). Pada pengkajian

lingkungan pasien berdasarkan dari wawancara lingkungan rumah bersih,

mempunyai tempat sampah, ventilasi udara memadai, sirkulasi udara baik,

jauh dari pabrik dan pembuangan akhir, tetangga tidak ada yang mempunyai

penyakit serupa.

Pengkajian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, hasilnya keadaan

umum pasien baik, kesadaran composmentis (sadar penuh) GCS 15.

Pemeriksaan tanda-tanda vital hasilnya tekanan darah 150/90 mmHg,

frekuensi nadi 88 kali per menit, suhu 36,5

derajat celcius, frekuensi

pernafasan 30 kali per menit. Pemeriksaan head to toe didapatkan hasil.

Page 18: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

8

Hidung terpasang oksigen 3 liter per menit dengan kanul nasal, hasil

pemeriksaan paru inspeksi dada simetris, palpasi getaran fremitus kanan dan

kiri sama, perkusi bunyi paru-paru sonor, auskultasi terdengar suara ronkhi.

Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan laboratorium dan

pemeriksaan foto thorax, Pemeriksaan laboratorium tanggal 20 April 2013

didapatkan pemeriksaan darah rutin dan kimia darah dalam batas normal.

Pemeriksaan foto thorax tanggal 20 April 2013 kesan : Cor tidak membesar,

cenderung ke arah gambaran TB paru disertai kavitas apeks paru kanan dan

bronkhiestasis parakardial kanan.

Pasien mendapatkan terapi Ringer Laktat 20 tetes per menit,

Ranitidine 25 mg per 12 jam, Ceftriaxone 50 mg per 12 jam, Dexamethasone

0,5 mg per 8 jam, Ambroxol 1 sendok teh 3 kali sehari.

C. Perumusan Masalah Keperawatan

Berdasarkan data hasil pengkajian pada Tn. W, penulis melakukan

analisa data, didapatkan data fokus yaitu data subyektif pasien mengatakan

sesak nafas, batuk berdahak dan data obyektif pasien tampak lemas, pada

Auskultasi paru terdengar bunyi ronkhi, frekuensi pernafasan 30 kali

permenit, oksigen terpasang 3 liter per menit dengan kanul nasal. Penulis

memprioritaskan masalah keperawatan yaitu bersihan jalan nafas tidak

efektif, sehingga dapat ditegakkan diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif

berhubungan dengan penumpukan sekret.

Page 19: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

9

D. Perencanaan

Rencana keperawatan pada Tn. W dengan tujuan : setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam bersihan jalan nafas kembali efektif

dengan kriteria hasil : pasien mengatakan sesak nafas berkurang, frekuensi

pernafasan 16 – 20 kali per menit, bunyi nafas vesikuler, pasien dapat batuk

efektif.

Intervensi yang meliputi kaji keadaan umum pasien untuk

mengetahui keadaan pasien, kaji vital sign untuk mengetahui status kesehatan

pasien, posisikan pasien untuk memaximalkan ventilasi dengan posisi semi

fowler untuk menurunkan kerja otot pernapasan dengan pengaruh gravitasi,

anjurkan minum air hangat dengan rasional untuk mengencerkan dahak,

ajarkan batuk efektif kepada pasien dengan rasional untuk mengeluarkan

sekret yang menyumbat jalan nafas pasien, kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi medis oksigen dan obat dengan rasional untuk memberikan

terapi medis pada pasien.

E. Implementasi

Berdasarkan rencana keperawatan yang dilakukan penulis pada

tanggal 22 April 2013 yaitu pukul 11.30, mengkaji keadaan umum pasien

dengan respon subyektif pasien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak,

respon objektif didapatkan keadaan umum lemas, tingkat kesadaran

composmentis, nafas pendek, infus terpasang 20 tetes per menit terdengar

suara nafas tambahan ronkhi. Pada pukul 11.40 memonitor terapi oksigen,

Page 20: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

10

dengan respon subyektif pasien mengatakan nyaman dengan terapi oksigen 3

liter per menit, respon obyektif oksigen terpasang 3 liter per menit dengan

kanul nasal. Pukul 12.00 mengkaji vital sign, tekanan darah 150/90 mmHg,

frekuensi nadi 88 kali per menit, frekuensi pernafasan 30 kali per menit, Suhu

36,5 derajat celcius. Pada pukul 13.00 memposisikan pasien dengan semi

fowler dengan respon subjektif pasien mengatakan mau diposisi semi fowler,

dari respon objektif pasien tampak nyaman, dan terlihat posisi semi fowler

untuk memaksimalkan ekspansi paru. Pukul 13.30 menganjurkan pasien

minum air hangat, respon subyektif pasien mengatakan mau minum air

hangat, respon obyektif pasien tampak minum air hangat.

Tanggal 23 April 2013 yaitu pukul 08.00 mengkaji keadaan umum

pasien dengan respon subyektif pasien mengatakan sesak nafas, batuk

berdahak, respon objektif didapatkan keadaan umum lemas dengan tingkat

kesadaran composmentis, infus terpasang 20 tetes per menit, O2 3 liter per

menit, terdengar suara nafas tambahan ronkhi. Pada pukul 08.30 memberikan

terapi medis injeksi Ranitidine 25 mg, Ceftriaxone 1 gr, Dexamethasone 5

mg, obat masuk melalui intravena tidak ada tanda tanda alergi. Pada pukul

10.00 memonitor pasien minum air hangat setiap kali pasien tampak minum

air hangat.

Pukul 11.00 mengkaji vital sign, tekanan darah 120/80 mmHg, suhu

36,5 derajat celcius, dan frekuensi pernafasan 26 kali per menit, frekuensi

nadi 90 kali per menit. Pada pukul 11.30 mengajarkan pasien batuk efektif

respon subyektif pasien mengatakan mau diajarkan batuk efektif, respon

Page 21: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

11

obyektif pasien tampak melakukan cara batuk efektif yang diajarkan, sputum

kental warna putih. Pukul 13.10 memonitor terapi oksigen, oksigen terpasang

3 liter per menit dengan kanul nasal.

Tanggal 24 April 2013 yaitu pukul 08.00 mengkaji keadaan umum

pasien dengan respon subyektif pasien mengatakan sesak nafas berkurang,

batuk berdahak, respon objektif pasien tampak lemas, tingkat kesadaran

composmentis, infus terpasang 20 tetes menit, terpasang O2 2 liter per menit

dengan kanul nasal, terdengar suara nafas tambahan ronkhi. Pada pukul 8.30

memberikan terapi medis injeksi Ranitidine 25 mg, Ceftriaxone 1gr,

Dexamethasone 5mg, obat masuk melalui intravena tidak ada tanda tanda

alergi.

Pada pukul 09.00 memberikan posisi semi fowler dengan respon

subyektif pasien mengatakan nyaman dengan posisi semi fowler, respon

obyektif pasien tampak nyaman. Pukul 12.00 mengkaji vital sign, tekanan

darah 110/80 mmHg, suhu 36 derajat celcius, frekuensi pernafasan 24 kali per

menit, dan frekuensi nadi 86 kali per menit. Pukul 13.00, mengevaluasi batuk

efektif, pasien tampak melakukan batuk efektif sesuai yang diajarkan, dahak

keluar kental warna putih.

F. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan

pada hari senin 22 April 2013 pukul 14.00 WIB dengan menggunakan

metode SOAP yang hasilnya adalah subyektif pasien mengatakan sesak nafas,

Page 22: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

12

batuk berdahak. Obyektif frekuensi pernafasan pasien 30 kali per menit,

pasien terpasang oksigen terapi 3 liter per menit dengan kanul nasal,

terdengar suara nafas tambahan ronkhi. Assessment masalah bersihan jalan

nafas belum teratasi. Planning intervensi dilanjutkan yaitu observasi vital

sign, anjurkan minum air hangat, ajarkan batuk efektif, berikan posisi semi

fowler, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan

pada tanggal 23 April 2013 pukul 13.00 WIB dengan menggunakan metode

SOAP yang hasilnya adalah subyektif pasien mengatakan sesak nafas, batuk

berdahak. Obyektif frekuensi pernafasan pasien 26 kali per menit, terpasang

terapi oksigen 3 liter per menit dengan kanul nasal, sputum kental warna

putih, terdengar suara nafas tambahan ronkhi. Assessment masalah bersihan

jalan nafas belum teratasi. Planning intervensi dilanjutkan yaitu observasi

vital sign, anjurkan minum air hangat, anjurkan batuk efektif, berikan posisi

semi fowler, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan

pada tanggal 24 April 2013 pukul 13.00 WIB dengan menggunakan metode

SOAP yang hasilnya adalah subyektif pasien mengatakan sesak nafas

berkurang, batuk berdahak kental. Obyektif frekuensi pernafasan pasien 24

kali per menit, terpasang terapi oksigen 2 liter per menit dengan kanul nasal,

terdengar suara nafas tambahan ronkhi sputum kental warna putih.

Assessment masalah bersihan jalan nafas belum teratasi karena belum sesuai

dengan kriteria hasil. Planning intervensi dilanjutkan yaitu observasi vital

Page 23: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

13

sign, anjurkan batuk efektif, berikan posisi semi fowler, kolaborasi dengan

tim medis dalam pemberian terapi obat.

Page 24: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

14

BAB III

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas tentang analisa pemenuhan

kebutuhan oksigenasi berdasarkan teori dan studi kasus asuhan keperawatan

pada Tn. W dengan Tuberkulosis Paru (TB Paru) di RS Panti Waluyo yang

dilakukan pada tanggal 22 - 24 April 2013 yang meliputi : pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan,

dan evaluasi keperawatan.

Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit radang parenkim paru

karena infeksi kuman mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru

termasuk suatu pneumonia, yaitu pneumonia yang disebabkan oleh

mycobacterium tuberculosis (Djojodibroto, 2009), bersifat tahan asam, aerob

dan merupakan hasil gram positif (Nugroho, 2011).

1. Pengkajian

Pengkajian adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mengumpulkan data, seperti riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan data sekunder lainya (catatan, hasil pemeriksaan diagnostik

danliteratur) (Deswani, 2009).

Pengkajian asuhan keperawatan pada Tn. W dilakukan pada

tanggal 22 April 2013 pukul 11.00 WIB keluhan utama yang dirasakan

Page 25: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

15

Tn. W adalah sesak nafas, berdasarkan teori dari Muttaqin (2008), sesak

nafas yang disebabkan oleh TB paru, karena kerusakan parenkim paru

sudah luas. Hasil pengkajian kesehatan pasien, Tn. W mengatakan sesak

nafas, batuk berdahak. Gejala utama pada penderita Tuberkulosis adalah

batuk berdahak lebih dari dua minggu, batuk-batuk dengan mengeluarkan

darah, dada terasa sakit atau nyeri, dada terasa sesak pada waktu bernafas

(Naga, 2012). Batuk timbul karena terjadi iritasi bronkus selanjutnya

akibat adanya peradangan pada bronkus, batuk akan menjadi produktif

yang berguna untuk membuang produk ekskresi peradangan dengan

sputum yang bersifat mukoid atau purulen (Muttaqin, 2008).

Pengkajian kesehatan fungsional menurut Gordon, pola aktivitas

dan latihan Tn. W mengatakan sebelum sakit semua kebutuhan aktivitas

dilakukan secara mandiri (skor 0), selama sakit kebutuhan aktivitasnya

dibantu oleh orang lain (skor 2) seperti berpakaian, mandi, dan makan

mobilisasi dan ambulasi, dibantu dengan alat (skor 1). Aktivitas sehari

hari berkurang banyak pada pasien dengan TB paru. Hal ini disebabkan

karena TB mendorong respon imun menyebabkan kerusakan jaringan

yang signifikan (Ringel, 2009).

Pengkajian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, hasilnya

keadaan umum Tn. W baik, kesadaran composmentis (sadar penuh) GCS

15. Pemeriksaan tanda-tanda vital hasilnya tekanan darah 150/90 mmHg,

frekuensi nadi 88 kali per menit, suhu 36,5derajat celcius, frekuensi

pernafasan 30 kali per menit. Pemeriksaan head to toe didapatkan hasil.

Page 26: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

16

Hidung terpasang oksigen 3 liter per menit dengan kanul nasal. Menurut

Potter dan Perry (2005), dijelaskan bahwa peningkatan frekuensi

pernafasan yang terjadi pada pasien untuk memenuhi penggunaan energi,

tubuh meningkatkan kecepatan metabolisme dan kebutuhan akanoksigen.

Oksigen (O2) merupakan gas yang sangat vital dalam kelangsungan

hidup sel dan jaringan tubuh karena oksigen diperlukan untuk proses

metabolisme tubuh secara terus menerus, oksigen diperoleh dari atmosfer

memalui proses bernafas (Tarwoto dan Wartonah, 2011).

Hasil pemeriksaan paru pada Tn. W inspeksi dada simetris,

palpasi getaran fremitus kanan dan kiri sama, perkusi bunyi paru-paru

sonor, auskultasi terdengar suara ronkhi. Ronkhi ialah suara tambahan

pada suara nafas yang disebabkan oleh adanya cairan eksudat atau

transudat atau darah didalam lumen bronkus (Natadidjaja, 2012).

Pemeriksaan paru pada kasus TB akan mengalami kelainan, auskultasi

pasien dengan TB paru didapatkan bunyi nafas tambahan (ronkhi) pada

sisi yang sakit (Muttaqin, 2008). Hal ini ditunjukkan dengan pemeriksaan

penunjang foto torax tanggal 20 April 2013 dengan hasil kesan : Cor

tidak membesar, cenderung ke arah gambaran TB paru disertai kavitas

apeks paru kanan dan bronkhiestasis parakardial kanan. Menurut

Widoyono (2008), untuk menegakkan diagnosa penyakit TB paru dengan

melakukan pemeriksaan BTA, namun dalam hal ini penulis tidak

menjumpai pemeriksaan BTA, tetapi didasarkan pada pemeriksaan foto

torax.

Page 27: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

17

Gambaran rontgen yang memberikan kesan adanya tuberkulosis

tampak garis garis yang tegas menunjukkan fibrosis, akan tetapi yang

paling penting adalah gambaran kavitas berupa bayangan radiolusen

(kadang kadang berisi cairan didalamnya) dengan ukuran bervariasi

antara beberapa mm hingga 12 cm. Kavitas ini berisi bahan yang sangat

menular yang langsung berhubungan dengan bronkus sehingga pasien

tersebut infeksius, hal ini disebut tuberkulosis terbuka (Gultom, 2005).

2. Perumusan Masalah Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah sebuah label singkat,

menggambarkan kondisi pasien yang diobservasi dilapangan. Kondisi ini

dapat berupa masalah-masalah aktual atau potensial, dengan

menggunakan terminologi NANDA (Wilkinson, 2006).

Masalah keperawatan utama yang dirumuskan oleh penulis

adalah bersihan jalan nafas tidak efektif, hal ini didasarkan pada hasil

pengkajian penulis mendapatkan data fokus yaitu data subyektif Tn. W

mengatakan sesak nafas, batuk berdahak, dan data obyektif frekuensi

pernafasan 30 kali per menit, terpasang oksigen dengan kanul nasal 3

liter per menit, pada auskultasi terdengar suara tambahan ronkhi. Batas

karakteristik bersihan jalan nafas adalah dispnea, bunyi nafas tambahan,

perubahan pada irama dan frekuensi pernafasan, batuk tidak ada atau

tidak efektif, kesulitan untuk bersuara, penurunan bunyi nafas, ortopnea,

kegelisahan, sputum (Wilkinson, 2007) dan bersihan jalan nafas pada

Page 28: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

18

kasus Tn.W menjadi prioritas masalah keperawatan utama disebabkan

karena ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi

saluran pernafasan guna mempertahankan jalan nafas yang bersih,

apabila tidak dilakukan penanganan secara dini akan dapat menular ke

orang lain melalui droplet (percikan) (Kumar dkk, 2007).

Etiologi dari masalah keperawatan bersihan jalan nafas penulis

menegakkan etiologi adalah penumpukan secret. Hal ini didasarkan pada

hasil pengkajian yang menunjukkan pada data focus pasien mengatakan

sesak nafas, batuk berdahak data obyektif terdapat peningkatan frekuensi

pernafasan 30 kali per menit dan hasil pemeriksaan auskultasi terdengar

bunyi tambahan ronkhi.

3. Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan setelah diagnosis dirumuskan.

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun

prioritas masalah, merumuskan tujuan dan kriteria hasi, memilih straregi

asuhan keperawatan, melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan

lainya, dan menuliskan atau mendokumentasikan rencana keperawatan

(Deswani, 2009).

Rencana keperawatan yang penulis lakukan pada Tn. W dengan

tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

bersihan jalan nafas kembali efektif dengan kriteria hasil : pasien

mengatakan sesak nafas berkurang, frekuensi pernafasan 16 – 20 kali per

Page 29: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

19

menit, bunyi nafas vesikuler, pasien dapat batuk efektif (Nursalam,

2011). Dalam waktu 3x24 jam merupakan komponen waktu jangka

pendek, kriteria hasil yang dirumuskan penulis didasarkan pada unsur

etiologi atau tanda dan gejala dalam diagnosa keperawatan aktual

maupun resiko (Nursalam, 2011).

Intervensi yang penulis susun meliputi kaji keadaan umum

pasien, kajivital sign, posisikan pasien semi fowler, anjurkan minum air

hangat, ajarkan batuk efektif kepada pasien, kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian terapi medis oksigen dan obat dengan rasional untuk

memberikan terapi medis pada pasien (Nursalam, 2011).

Kaji keadaan umum pasien, dengan mengidentifikasi keadaan

umum pasien kita dapat mengambil tindakan yang tepat dalam asuhan

keperawatan (Muttaqin, 2008). Kaji tanda tanda vital, untuk

mengidentifikasi adanya distres pernafasan dan mengidentifikasi

terjadinya syok akibat hipoksia (Muttaqin, 2008).

Berikan posisi semi fowler, posisi semi fowler untuk

memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya bernafas. Ajarkan

batuk efektif untuk memberikan ventilasi maksimal membuka area

atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret kejalan nafas besar untuk

dikeluarkan. Anjurkan minum air hangat dapat mencegah pengeringan

membran mukosa, membantu pengenceran secret (Muttaqin, 2008).

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi oksigen dan

obat. Terapi oksigen dapat mengoreksi hipoksemia yang terjadi akibat

Page 30: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

20

penurunan ventilasi atau menurunya permukaan alveolar paru (Internal

Publishing, 2010). Pada TB paru pemberian obat Ranitidine 25 mg, untuk

mengurangi gejala refluks esofagitis, Ceftriaxone 1 gr sebagai anti

infeksi oleh bakteri, Dexamethasone 0,5 mg sebagai anti inflamasi

gangguan pernafasan, Ambroxol 1 sendok teh 3 kali sehari untuk saluran

nafas akut (Rachadian, 2010).

4. Implementasi

Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan dari rencana

intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi

dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing

orders untuk membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan.

Tujuan dari tindakan keperawatan adalah membantu pasien dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencangkup peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan menfasilitasi

koping (Nursalam, 2011).

Penulis melakukan implementasi berdasarkan dari intervensi

yang telah dirumuskan dan kesemuanya dapat di implementasikan hal ini

dilakukan untuk mempertahankan dan memulihkan kesehatan pasien

(Nursalam, 2011). Rencana tindakan keperawatan, antara lain kaji

keadaan umum pasien, kajivital sign, posisikan semi fowler, anjurkan

minum air hangat, ajarkan batuk efektif kepada pasien, kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian terapi medis oksigen dan obat. Dengan faktor

Page 31: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

21

pendukung Tn. W kooperatif dalam tindakan keperawatan, keluarga mau

membantu dan dapat bekerja sama dalam asuhan keperawatan

pemenuhan kebutuhan sehari hari.

5. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari

hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan

keperawatan yang diberikan (Tarwoto dan Wartonah, 2011).

Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode SOAP untuk

mengetahui dari keefektifan tindakan keperawatan yang telah dilakukan,

dengan memperhatikan pada tujuan, kriteria hasil yang telah dirumuskan

oleh penulis dengan hasil pada tanggal 22 dan 23 april 2013 masalah

keperawatan bersihan jalan nafas belum teratasi disebabkan karena,

mungkin belum adanya obat TB yang pengobatanya dilakukan oleh

lamanya perjalanan terapi yang diperlukan untuk mencapai kesembuhan

dan toksisitas relatif dari beberapa antibiotik (Ringle, 2009).

Pada hari ketiga tanggal 23 April 2013 dengan data subyektif

pasien mengatakan sesak nafas berkurang, batuk berdahak kental.

Obyektif frekuensi pernafasan pasien 24 kali per menit, terpasang terapi

oksigen 2 liter per menit dengan kanul nasal, terdengar suara nafas

tambahan ronkhi. Dari data yang didapat masalah keperawatan bersihan

jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret belum

Page 32: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

22

teratasi karena belum sesuai dengan kriteria hasil yang penulis harapkan

yaitu pasien mengatakan sesak nafas berkurang, frekuensi pernafasan 16

– 20 kali per menit, bunyi nafas vesikuler, pasien dapat batuk efektif.

Kemudian penulis merumuskan format pendelegasian dengan rencana

tindakan yaitu observasi vital sign, anjurkan batuk efektif, berikan posisi

semi fowler, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat.

B. Simpulan

1. Hasil pengkajian yang telah dilakukan penulis pada tanggal 22 April

2013 keluhan utama yang dirasakan Tn. W adalah sesak nafas, dengan

pernafasan 30 kali per menit, dengan pemeriksaan penunjang foto torax

tanggal 20 April 2013 dengan hasil kesan : Cor tidak membesar,

cenderung ke arah gambaran TB paru disertai kavitas apeks paru kanan

dan bronkhiestasis parakardial kanan.

2. Diagnosa atau masalah keperawatan utama pada Tn. W adalah bersihan

jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret.

3. Tujuan yang diharapkan penulis setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 kali 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas menjadi efektif

dengan kriteria hasil: pasien mengatakan sesak nafas berkurang,

frekuensi pernafasan 16 – 20 kali per menit, bunyi nafas vesikuler, pasien

dapat batuk efektif. Rencana tindakan keperawatan, antara lain kaji

keadaan umum pasien, kaji vital sign, posisikan pasien semi fowler,

anjurkan minum air hangat, ajarkan batuk efektif kepada pasien,

Page 33: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

23

kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi medis oksigen dan

obat.

4. Tindakan keperawatan pada tanggal 22 - 24 April 2013 dilakukan

berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat, antara lain mengkaji

keadaan umum pasien, mengkaji vital sign, memberikan posisi semi

fowler, menganjurkan minum air hangat, mengajarkan batuk efektif,

berkolaborasi dengan dokter dalam memberikan terapi oksigen dan obat.

5. Pada tahap akhir, penulis mengevaluasi keadaan pasien setelah tindakan

keperawatan yang dilakukan selama tiga hari. Hasil evaluasi pada tanggal

24 April 2012 yaitu masalah pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif dengan Tuberkulosis paru

belum teratasi, karena belum sesuai dengan kriteria hasil yang penulis

harapkan.

6. Kondisi Tn. W dengan Tuberkulosis paru, pasien masih merasakan sesak

nafas karena masih ada sekret yang berada di jalan nafas pasien dengan

pernafasan 24 kali per menit, pasien sudah dapat melakukan batuk

efektif, masih adanya suara nafas ronkhi.

C. Saran

1. Bagi Perawat

Perawat mampu memberikan dan meningkatkan kualitas pelayanan

dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien khususnya pada

pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi Tuberkulosis

Page 34: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

24

paru. Serta mampu melakukan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai

dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

2. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan dengan seoptimal

mungkin, mampu menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang

memadai dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien, khususnya

pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi

Tuberkulosis paru.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menyediakan fasilitas, sarana, prasarana dalam poses

pendidikan, melengkapi perpustakaan dengan buku-buku keperawatan

khususnya keperawatan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan

oksigenasi Tuberkulosis paru.

Page 35: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. H. 2012. Pengantar kebutuhan dasar manusia, Jakarta: Salemba

Medika.

Rachadian, Dani. 2010. Informasi spesialis Obat. Jakarta: PT Isfi

Deswani. 2009. Proses keperawatan berfikir krisis. Jakarta: Salemba Medika.

Djojodibroto, Darmanto. 2009. Respirologi. Jakarta: EGC.

Gultom. 2005. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Kumar, Vinay, Cotran S. R, dan Robbins L S. 2007. Buku Patologi. Edisi 7. Vol2.

Jakarta : EGC.

Naga Sholeh. 2012. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Jogjakarta:

Diva Press.

Natadidjaja, Hendarto. 2012. Anamnesis dan Pemeriksaan fisik penyakit dalam.

Tangerang: Karisma Publishing.

Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nursalam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba medika.

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan klien dengan Gangguan Sistem

Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.

Muwarni, Arita. 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Gosyen: Yogyakarta.

Potter dan perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Ringle, Edwad. 2012. Buku saku Hitam kedokteran paru. Jakarta: Penerbit Indeks.

Sudoyono, Aru. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat.

Tarwoto dan Wartonah. 2011. Kebutuhan dasar manusia dan proses

keperawatan. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Wilkinson. M. J. 2006. Buku saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.

Page 36: STUDI KASUS AN KE PERAWATAN P EMENU HAN KE …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-nuritrisus... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

Hermayanti, Diah. 2011. Respon imun dan pemerikasaan Serologi pada

tubercolusis. http: //e journal. Umm. Ac. Id.....d/issue/view/138/show tow.

Diakses pada tanggal 28 April 2013 jam 11.00 wib.

Rumende, Martin Cleopas, dkk. 2012. Jurnal Tubercolusis Indonesia. ppti. Info /

Arsip ppti – jurnal –Marnet. 2012. pdf. http:// www. t indonesia. or. Id

Diakses pada tanggal 28 April 2013 jam 13.00 wib.

Versitaria. U.H dan kusnoputranto. H. 2011. Tuberkulosis paru di Palembang,

Sumatera Selatan. www. jurnalkesmas. Org. Vol 5 April 2011. Diakses

pada tanggal 29 April 2013 jam 19.00wib.