STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

25
40 Penanganan Pengaduan Masyarakat DTSS Kepatuhan Internal STUDI KASUS SIMULASI PENANGANAN/PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT 1.1 Uraian dan Contoh Pada kegiatan belajar pertama ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan Studi Kasus Simulasi penanganan pengaduan masyarakat. A. Studi Kasus Lakukan kajian pra-investigasi dan perencanaan investigasi pada studi kasus di bawah ini. STUDI KASUS I KEGIATAN BELAJAR 3 Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu : 1. mempraktikkan simulasi penanganan pengaduan masyarakat, dan 2. mempratekkan tahapan pra-investigasi dan melakukan perencanaan investigasi

Transcript of STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

Page 1: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

40 Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal

STUDI KASUS

SIMULASI

PENANGANAN/PENGELOLAAN

PENGADUAN MASYARAKAT

1.1 Uraian dan Contoh

Pada kegiatan belajar pertama ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan

dengan Studi Kasus Simulasi penanganan pengaduan masyarakat.

A. Studi Kasus

Lakukan kajian pra-investigasi dan perencanaan investigasi pada studi kasus di

bawah ini.

STUDI KASUS I

KEGIATAN

BELAJAR

3

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu :

1. mempraktikkan simulasi penanganan pengaduan masyarakat, dan

2. mempratekkan tahapan pra-investigasi dan melakukan perencanaan

investigasi

Page 2: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

Modul Penanganan Pengaduan Masyarakat

Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal 41

Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan pertanyaan mengenai pegawai

Bea dan Cukai di Pelabuhan Tanjung Perak

Nama : Mateus Osaka

NIP : 060020111

Jabatan : Pemeriksa Bea dan Cukai Pratama

Pangkat/Golongan : III/C

Memiliki kekayaan yang menurut saya luar biasa tanpa memnyai usaha atau

pendapatan halal yang lain, kecuali sekarang dia sedang membangun usahanya

sebagai langkah untuk pencucian uangnya. Apakah wajar pegawai Kementerian

Keuangan dengan jabatan pemeriksa dokumen di Pelabuhan Tanjung Perak

memiliki sejumlah mobil dengan rincian :

Mobil baru :

1. Nissan JUKE warna hitam keluaran September 2012

2. Nissan X-TRAIL warna silver keluaran Agustus 2012

3. Toyota INOVA warna abu-abu metalik keluaran Mei 2012

Mobil second :

1. Honda Civic warna hitam

2. Toyota Avanza warna silver dirumahnya menurut saudaranya mobil itu untuk

bapaknya

Mohon maaf untuk nomor seri kendaraannya saya tidak hafal, akan tetapi

secepatnya akan saya kirimkan termasukn foto mobil sedan Honda Civic dan SK

jabatannya, untuk mobil Nissan JUKE belum ada nomor serinya karena baru hari

Sabtu kemarin datangnya.

Pernah saya minta bantuan untuk teman saya dalam proses pengiriman mesin

dari Malaysia. Dia tidak mau dengan alasan jangan-jangan nanti “jebakan

batman”. Saya tidak mengerti maksudnya apa??

Sekarang dia sedang membangun 2 (dua0 buah toko dan kontrakan

Cara yang dia lakukan mendengar cerita yang bersangkutan bahwa dia

mengurangi nilai invoice sehinga akaj untuk negara berkurang. Malah dia berani

Page 3: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

42 Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal

membuat invoice palsu bekera sama dengan yang lain yang berkedok debagai

konsultan expor dan impor.

Menurut saya hal itu sangat luar biasa, pertanyaan saya : “apakah gaji pegawai

Kemenkeu khususnya Bea dan Cukai besar sekali hinga dalam waktu 3 (tiga)

bulan menduduki jabatan tersebut, bisa langsung mendapatkan uang sebanyak

itu. Berikut saya lampirkan sebagian foto-foto yang baru saya dapatkan.

Mohon menjadikan periksa, semoga Allah SWT memberikan hidayah dan

rahmat-NYA serta Bapak?Ibu selalu mendapatkan lingdungan-NYA dalam

bertugas.

Hormat Saya

Page 4: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

Modul Penanganan Pengaduan Masyarakat

Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal 43

STUDI KASUS II

Dengan datangnya surat ini saya :

Nama : Elvi Soraya

Alamat : Kampung Babakan Wetan RT/RW 002/003 Nomor 23 Tegal

Telepon : 0811000001

Ingin mengadukan pegawai DJBC Surakarta :

Nama : Jenever Brandy

Bagian : Hanggar

Bahwa pegawai tersebut sudah merusak masa depan saya sebagai wanita

(menodai). Namun pegawai tersebut tidak mau bertanggug jawab dengan alasan

suka sama uka, karena terpaska, dsb.

Saya dan pihak keluarga saya sudah mengajak pegawai tersebut dengan cara

kekeluargaan. Namun pegawai tersebut tetap menolak dan apapun yang terjadi

pada pegawai tersebut, pegawai tersebut tetap tidak akan mau bertanggung

jawab dan bahkan menentang pihak keluarga saya untuk lapor ke Kepatuhan

Internal. Pegawai tersebut uga bersedia dikeluarkan dari DJBC.

Saya dan keluarga saya ingin bertemu dengan keluarga pegawai tersebut,

namun pegawai tersebut tidak mau menyebutkan alamatnya di desa. Pegawai

tersebut hanya memberikan nomor ayahnya, itupun uga tidak diangkat

teleponnya.

Saya dapat kabar kalau liburan natal kemarin keluarga pegawai tersebut datang

ke Jakarta, namun pegawai tersebut tidak memberitahukan kepada saya ataupun

pihak keluarga saya. Padahal pegawai tersebut pernah bilang kepada pihak

keluarga saya kalau pegawai tersebut akan memberitahukan kepada pihak

keluarga saya nanti kalau keluarganya datang ke Jakarta, pegawai tersebut akan

memberitahukan keada saya ataupun pihak kelarga saya.

Saya minta perlindungan dari pihak Kepatuhan Internal dan ketegasan pihak

Kepatuhan Internal untuk menindaklanjuti pegawai tersebut. Sebelumnya saya

minta maaf sudah menyita waktu Bapak/Ibu. Terima kasih atas waktunya.

Page 5: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

Modul Penanganan Pengaduan Masyarakat

Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal 45

STUDI KASUS III

Dengan hormat,

1. Berkaitan dengan dipanggilnya kami selaku Direktur Sekaligus pemilik

perusahaan PT Aman Budi Sentosa Oleh P2, Kantor Pengawasan dan

Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean, Jl. Coaster 3 No. 498,

Tanjung Emas, Semarang. Kami Telah diperiksa dan diambil keterangan oleh

Penyidik P2. Bea Cukai Tanjung Emas Semarang, selaku saksi atas tindak

pidana di bidang impor, yaitu dengan sengaja memberitahukan jenis/jumlah

barang impor dalam pemberitahuan impor barang secara salah/menyerahkan

pemberitahuan pabean/dokumen pelengkap pabean yang palsu atau

dipalsukan/memberikan keterangan lisan atau tertulis yang tidak benar yang

digunakan untuk pemenuhan kewajiban pabean sesuai dengan pasal 102

huruf b dan/atau pasal 103 huruf a dan/atau pasal 103 huruf c Undang-

undang Nomor 17 Tahun 2006, tentang Perubahan atas Undang-undang

Nomor 10 tahun 1995, tentang Kepabeanan jo pasal 55 dan/atau pasal 56

KUHP.

2. Adanya pengakuan sebagai importir produsen barang bebahaya/ijin impor

barang berbahaaya (IPB2), Nomor 100/DAGLU/IP/11/2009, yang telah

dikeluarkan oleh DAGLU atas Rekomendasi dari Direktor Jenderal Industri

Agro dan Kimia, Departemen Perindustrian Nomor 1000/IAK/10/2009,

tanggal 20 Oktober 2009 kepada PT Aman Budi Sentosa.

Dengan Ketentuan sebagai berikut:

a. Jenis Barang : Potasium Permanganat

b. Pos tarif /HS. : 2897.11.00.00

c. Jumlah barang/quota : 18.000 kg

d. Pelabuhan muat : Taiwan

e. Pelabuhan Tujuan : Tanjung Emas, Semarang

Page 6: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

46 Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, dan setelah kami diperiksa oleh P2 Bea

dan Cukai Tanjung Emas, Semarang, dimana secara Formal Yuridis,

menurut penyidik dari P2 Bea Dan Cukai Tanjung Emas, kami ada

“Peluang” untuk “Duduk” sebagai Tersangka dalam proses penyidikan

berikutnya.

Banyak hal janggal, yang harus kami tanyakan berkaitan dengan hal tersebut

diatas, diantaranya:

a. Apakah SOP Pelayanan untuk mendapatkan/mengurus perijinan tidak

harus menunjukkan dokumen dan atau legalitas asli dari pemohon?

Karena Kalau hal tersebut dilakukan, seharusnya sudah bisa diverifikasi

sejak awal mengenai upaya Tindak Pidana Pemalsuan, mengingat

didalam Angka Pengenal Impor (API), ada data-data penanggung jawab,

berikut fotonya.

b. Apakah tidak dilakukan Survey, Lokasi Perusahaan/Gudang, sesuai

Kepmen Perindustrian dan Perdaganan Nomor :

254/MPP/KEP/7/2000,Tanggal 04 Juli 2000, berkaitan dengan Tata

Niaga, Lartas Impor, serta tata cara penanganan B2 (Barang Berbahaya)

secara komprehensif.

c. Disini dapat kami simpulkan, bahwa tidak pernah dilakukan Survey

terhadap Perusahaan dan Lokasi Pergudangan atas nama PT Aman Budi

Sentosa, Karena bila hal tersebut dilakukan, sudah pasti tidak memenuhi

kriteria, untuk mendapat rekomendasi dari pengakuan sebagai IPB2

(Importir Produsen Barang Berbahaya)

d. Perlu kami sampaikan disini, bahwa pabrik dan gudang kami sesuai

alamat yang tertera dalam IPB2, Nomor : 100/DAGLU/IP/11/2009, telah

vacuum dan tidak beroperasional terhitung sejak tanggal 17 April 2009,

telah habis masa kontraknya, dan kami tidak memperpanjang sewa

gudangnya, (foto copy kontrak gudang terlamir), sedangkan ijin IPB2,

terbit tanggal 03 November 2009. Bagaimana ini bisa terjadi IPB2

diterbitkan kepada perusahaan yang alamat gudangnya saja sudah tidak

Page 7: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

Modul Penanganan Pengaduan Masyarakat

Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal 47

jelas? Dan bagaimana bisa terjadi bahwa pada tanggal yang sama, yaitu

tanggal 03 Nopember 2009, bisa diterbitkan 2 (dua) SURAT

PENGAKUAN SEBAGAI IMPORTIR PRODUSEN BARANG

BERBAHAYA, dengan nomor yang sama pula yaitu Nomor 100/

DAGLU/IP/11/2009, kepada PT Aman Budi Sentosa, dengan

jumlah/quota yang berbeda? Apa yang sebenarnya terjadi? Mohon

penjelasan!

e. Kami membaca analisa yang dicantumkan dalam IPB2 Nomor

100/DAGLU/IP/11/2009 sangat tidak rasional dan terkesan terlalu

dipaksakan agar sekedar memenuhi persyaratan dalam proses perijinan.

Perusahaan kami bergerak dibidang pembuatan plastik, yang semua

bahan bakunya terbuat dari plastik dan sama sekali tidak mengandung

unsur logam apalagi harus menggunakan potasium permanganat, sangat

tidak relevan!

f. Kami sudah menanyakan kepada DEPERINDAGLU baik secara lisan

maupun tertulis, berkaitan dengan terbitnya REKOMENDASI dan

PENGAKUAN IPB2 namun kami mendapatkan jawaban yang sangat

normatif dan merugikan pihak kami, selaku pemilik asli PT Aman Budi

Sentosa, jawabnya adalah bahwa terbitnya IPB2 tersebut, sudah sesuai

prosedur, karena ada permintaan dan ada data.

Pertanyaannya adalah:

Siapa yang melakukan PERMINTAAN?

Siapa yang memberikan DATA?

Mohon Penjelasan!

4. Berdasarkana fakta, yang kami dapatkan setelah kami mencoba menelusuri

tentang apa yang telah terjadi dan bagaimana proses terjadinya, kami

berasumsi bahwa telah terjadi proses penyalahgunaan kewenangan oleh

oknum instansi

a. Kementrian Perindustrian,

Yang telah begitu gegabah, mengeluarkan, rekomendasi IPB2 tanpa

mengkaji dengan seksama kriteria pemohon dan jenis barang yang

Page 8: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

48 Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal

diajukan untuk di Impor, dan terkesan mengabaikan prosedur pelayanan

Pemohonan Perijinan.

b. Kementrian Perdagangan Luar Negeri,

- Yang menurut kami juga terkesan ceroboh didalam menyikapi dan

menindak lanjuti rekomendasi dari Kementrian Perindustrian dan

bahkan menerbitkan double ijin IPB2 dengan Quota yang tidak sesuai

Rekomendasi.

c. Direktorat Bea dan cukai

- Yang entah bagaimana terkesan tidak profesional dan dengan

mudahnya meloloskan kontainer tanpa konfirmasi dengan pihak-

pihak terkait diatas, padahal jelas sekali ada kejanggalan dalam

perijinan dan proses impornya, dimana IPB2, hanya boleh dilakukan

oleh Importer Produsen dan bukanya di-QQ seperti yang kami lihat

dan baca dalam dokumen PIB. (Pemberitahuan Impor Barang) yaitu :

CV. Jaya Cemerlang QQ. PT Aman Budi Sentosa.

- Melihat dan mengkaji hal tersebut diatas, rasanya sulit bagi kami

untuk bisa menerima argumen dan atau alasan-alasan dari pihak-

pihak terkait diatas, bahwa hal tersebut bisa terjadi, karena lemahnya

sistem pada waktu itu dan boleh diterjemahkan disini, bahwa para

pihak “hamper” sepakat dengan alasan yang sama bahwa mereka

KECOLONGAN.

- Apakah ini bukan hanya sekedar upaya, “menyembunyikan” kesalahan oknum petugas yang berkaitan, dibalik lemahnya

Sistem Pelayanan?

Bapak Ibu Yang Terhormat, apapun alasannya, faktanya:

Sekarang ini secara tiba-tiba kami PT Aman Budi Sentosa, menghadapi

Proses Hukum yang serharusnya tidak terjadi

Secara tiba-tiba kami PT Aman Budi Sentosa, mendapatkan pengakuan

sebagi importir produsen bahan berbahaya (IPB2), untuk jenis barang

“Potasium Permanganat”, padahal kami tidak pernah mengajukan

permohonan untuk mendapatkan IPB2.

Page 9: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

Modul Penanganan Pengaduan Masyarakat

Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal 49

Tidak tanggung-tanggung, telah diterbitkan 2 (dua) surat IPB2, sekaligus

dengan nomor dan tanggal yang sama, kepada PT Aman Budi Sentosa,

dengan quota 18 ton dan 180 ton.

Dan kami telah dipanggil dan diperiksa P2, Kantor Pengawasan dan

Pelayanan dan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas,

Semarang, dikarenakan ternyata barang tersebut, sudah keluar dari

wilayah Pabean Tanjung Emas, sebesar 115,5 Ton, dan itu dianggap

legal oleh pihak Bea Cukai Tanjung Emas, yang mana sempat

menggagalkan dan menahan 2 (dua) Container dari barang tersebut

diatas, setelah ditemukan kejanggalan terhadap IPB2, tersebut.

5. Kami orang kecil, yang mencoba dan berusaha dibidang industri yang

melibatkan orang-orang kecil disekitar kami, sebagai sumber daya manusia,

besar harapan kami untuk mendapatkan dukungan dan bimbingan serta

pembinaan didalam kami melaksanakan aktifitas usaha kami, baik dari

Pemerintah maupun Instansi-instansi terkait, agar kami mampu berperan

membantu melaksanakan program Pemerintah, didalam menciptakan

lapangan pekerjaan di-Negeri sendiri.

6. Namun sangat ironis, peristiwa yang kami alami, bukannya pembinaan, tapi

malah kami yang dibinasakan , demi dan untuk kepentingan “segelintir” pihak yang mengambil keuntungan dengan memanfaatkan lemahnya posisi

perusahaan kami yang dengan ketrbatasan permodalan, sehingga tidak

terlalu aktif dalam aktifitas ekspor dan impor, sehingga perusahaan kami

dianggap sebagai perusahaan tidur yang tidak akan tahu dan mengerti,

walaupun bendera perusahaan kami dipergunakan tanpa se-ijin kami dan

disalahgunakan.

7. Berikut ini adalah juga keluhan kami sebagai Warga Negara yang seharusnya

punya kedudukan dan hak yang sama didalam hukum, dan kami berhak untuk

mendapatkan perlindungan hukum setara dengan Warga Negara lainnya.

- Pada kesempatan ini, kami sampaikan begitu sulitnya kami didalam

mencoba menembus birokrasi Penegak Hukum, dalam hal ini Kepolisian

Page 10: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

50 Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal

Republik Indonesia, kami sempat dibuat bingung dengan prosedur pada

saat kami mencoba melaporkan permasalahan ini.

- Kami melapor sebagai korban atas terjadinya tidak pidana pemalsuan

atas legalitas dan identitas kami yang telah dipergunakan tanpa ijin oleh

pihak lain untuk kepentingannya sendiri dan menguntungkan dirinya

sendiri, dilain-pihak sangat merugikan kami.

- Namun demikian ternyata tidak semudah yang kami bayangkan, karena :

a. Sebagai pelapor kami harus tahun dan kenal, siapa pelaku

pemalsuan tersebut.

Apakah kami sebagai korban harus kenalan dulu dengan pelaku baru

bisa melapor?

b. Kami sudah menunjukkan dan menyerahkan bukti-bukti awal yang

berkaitan dengan pemalsuan tersebut namun ternyata belum cukup

kuat, karena kami harus menghadirkan serta menyerahkan bukti copy

asli dari IPB2, sebagai alat bukti

c. Tentu saja kami tidak bisa, dan tidak mungkin menghadirkan alat bukti

tersebut, karena memang bukan kami yang mengajuka permohonan

dan bukan kami yang menggunakannya.

d. Kami sudah coba melapor kepada Polda Jatim, KP3, Tanjung Perak

Surabaya, serta Polda Metro Jakarta (sebelum akhirnya kami

melapor ke Bareskrim Mabes Polri)

e. Pada dasarnya baik Polda Jatim, KP3, Tanjung Perak maupun Polda

Metro Jaya, pada waktu itu tidak bisa melayani dan atau menindak

lanjuti laporan kami dengan alasan, kasus tersebut sedang diproses

dan ditangani oleh Bea dan Cukai Tanjung Perak Surabaya, jadi

kasus yang sama tidak bisa diproses hukum oleh 2(dua) Instansi yang

berbeda (debus idem?)

Page 11: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

Modul Penanganan Pengaduan Masyarakat

Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal 51

Menurut kami yang awam hukum, pelaku memang diduga satu orang,

tapi peristiwa hukum/kasusnyakan lebih dari satu dan berbeda, dan

kasus pemalsuan seharusnya masuk dalam ranah Hukum Pidana

dan Polisi lebih berhak untuk menanganinya.

f. Saat sekarang ijin impor kami sudah dibekukan oleh Daglu, dengan

alasan ada penyalahgunaan Quota yang ditetapkan oleh

DEPERINDAGLU dari 18 ton menjadi 180 Ton, sehingga dianggap

melanggar ketentua seperti diatur dalam pasal 12 huruf a angka 2

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor

254/MPP/KEP/7/2000

8. Kami awam dalam hukum dan tidak mengerti sama sekali masalah hukum,

kami hanya tahu dan merasa, bahwa bila kasus ini ditangani oleh Bea dan

Cuka, maka posisi kami terancam berubah dari sanksi menjadi tersangka dan

kami dalam posisi harus melakukan upaya hukum untuk membuktikan kami

tidak bersalah karena kalau kami tidak berupaya secara hukum, maka

dikhawatirkan seakan kami “mengakui”, bahwa kami sendirilah pelakunya

Belum lagi dampak negatif yang timbul dan menimpa kami bila kami diam,

beban pajak yang pasti akan muncul dan akan ditagih kepada kami dan juga

bila terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap barang itu sendiri.

Potasium Permanganat adalah barang berbahaya dan bisa meledak serta

beracun dan berdampak sangat buruk bagi kehidupan dan lingkungan.

9. Bapak ibu Yang Terhormat, dalam kasus ini ada kejanggalan luar biasa, yang

bisa kami tuangkan dalam kronologis singkat, selama kami mencoba

mendapatkan perlindungan hukum, atas diri kami.

Hal Pertama yang sulit kami terima dengan logika dan akalh sehat

seperti, kami PT Aman Budi Sentosa, yang sebelumnya tidak punya

pengakuan sebagai Importir Produsen Bahan Berbahaya (IPB2),

dibuatkan dan jadi punya ijin IPB2, tetapi dalam kenyataanya dalam

proses Importasi, kami PT Aman Budi Sentosa, tidak dan bukan dalam

Page 12: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

52 Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal

posisi sebagai Importir, tetapi sebagai Consignee (QQ), sedangkan

Importirnya dilakukan oleh CV Jaya Cemerlang, seperti tertera dalam

dokumen PIB. Dan lampiran-lampiran yang kami dapatkan dari PPJK

yang mentransfer data dokumen impor ke system Bea dan Cukai.

Pertanyaannya

a. Apakah CV Jaya Cemerlang bisa mengimpor Potasium

Permanganat ?, padahal CV Jaya Cemerlang tidak punya IPB2.

b. Apa gunanya kami dibuatkan Ijin IPB2, bila ternyata masih harus

menggunakan CV Jaya Cemerlang sebagai Importir, kalau kami

“benar” punya IPB2, sebagai Importir Produsen, kami akan

mengimpor sendiri dan tidak perlu CV Jaya Cemerlang! Apa yang

terjadi sebenarnya?

c. Proses Pemalsuan Legalitas di-DEPERINDAGLU terjadi antara bulan

Juni 2009 sampai dengan bulan November 2009, artinya telah terjadi

Interaksi dan komunikasi aktif selama bulan Juni sampai dengan

bulan November 2009, dan selama itu.

DEPERINDAGLU tidak tahu, bahwa telah melayani pihak yang

salah, yang seharusnya tidak punya hak untuk datang, bicara dan

mengurus keperluan PT Aman Budi Sentosa, karena yang

bersangkutan memang bukan saya sendiri dan bukan pihak yang

dikuasakan oleh PT Aman Budi Sentosa.

d. Proses Importasi sendiri terjadi bulan November 2009, dan

bermasalah namun kami sendiri, mengetahui peristiwa ini sekitar

bulan November 2010, setelah kami dipanggil dan diperiksa oleh P2

Bea dan Cukai Tanjung Emas (kurang lebih 1 Tahun sesudahnya)

e. Pada Waktu diperiksa P2 Bea dan Cukai Tanjung Emas (Tanggal 25

November 2010), kepada kami diberitahukan bahwa pihak Penyidik,

telah menghadirkan pihak-pihak yang mengaku sebagai karyawan PT

Aman Budi Sentosa, dan bahkan ada yang mengaku sebagai

Komisaris dan Direktur PT Aman Budi Sentosa, akan tetapi setelah

kami diperiksa, dan kami minta dikronfontir/ dipertemukan dengan

pihak-pihak tersebut, agar kami bisa jelaskan apakah benar mereka

karyawan kami atau bukan, tetapi hal tersebut tidak pernah terjadi

sampai dengan surat ini dibuat.

Page 13: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

Modul Penanganan Pengaduan Masyarakat

Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal 53

f. Dan dalam proses Importasi sendiri terdapat hal yang menurut kami

janggal dan patut diselidiki kebenarannya, dimana kami mendapat

fakta dokumen impor, berupa 4 (empat) dokumen PIB, yaitu : PIB. No.

070000 Tanggal 06 November 2009, PIB. No. 075000 Tanggal 12

November 2009, PIB. No. 080000 Tanggal 17 November 2009 dan

PIB. No. 085000 Tanggal 17 November 2009. Kejanggalan yang

kami maksud adalah, ada dokumen PIB, tertanggal 06 November

2009, yang ditahan oleh Pemeriksa dan P2 Bea dan Cukai Tanjung

Emas Semarang, sehingga 2 (dua) container disegel dan tidak

bisa keluar wilayah pabean, tetapi PIB berikutnya tanggal 12 dan

17 November 2009, yang isi dokumen dan barangnya sama

dengan dokumen PIB tanggal 06 November 2009, dibiarkan lolos

dan barang bisa keluar Wilayah Pabean.

Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Kenapa Container tanggal 06 November 2009, dinyatakan illegal dan

ditahan, sementara Container berikutnya dengan tanggal 12 dan 17

November 2009 dibiarkan lolos?

Padahal isi dokumen dan muatan container sama yaitu Potasium

Permanganat

Dan dikirim kemanakah Container-container yang sudah lolos dari pabean

itu? Kami sudah melakukan Konfirmasi ke alamat Ex gudang kami, di Jl.

Raya Sudirman RT. 03/RW 06, Desa dagu, Kecamatan Klari, Kabupaten

Karang Anyar, namun belum pernah ada Container berisi Potasium

Permanganat yang dikirim dan sampai di-alamat tersebut.

Mohon Penjelasan!

Dalam upaya kami melaporkan Tindak Pidana Pemalsuan ini, bahkan

kami sempat dibuat bingung dan tercengan pihak “Oknum” Polda Jatim,

bahkan mempertemukan kami dengan Direktor dan sekaligus pemilik CV

Jaya Cemerlang, yang dugaan sementara erat hubungannya dengan

kasus ini sebagai pihak yang mengerti dan tidak menutup

kemungkinan sebagai pihak yang paling bertanggung jawab

Page 14: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

54 Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal

terhadap kasus ini. Kami bingung dan tercengang, karena ada

pernyataan dari Penyidik P2 Bea dan Cukai, bahwa CV Jaya Cemerlang

tersebut, pemiliknya tidak bisa ditemukan dinyatakan sebagai DPO

(Daftar Pencarian Orang)? Nyatanya kami bisa dengan mudah,

dipertemukan oleh oknum petugas Poldam Jatim.

Kepada kami, direktur CV Jaya Cemerlang ini, mengaku sebagai “korban”

dalam peristiwa ini, karena dia menjelaskan kepada kami, bahwa

sebenarnya Importasi Potasium Permanganat ini “biasanya” adalah

“proyek” P2 Bea dan Cukai Wilayah. Dan sekarang tiba-tiba dihandle

P2 Pelayanan, nah P2 pelayananlah yang dituding oleh direktur Jaya

Cemerlang, telah menyerobot order/proyek P2 Wilayah, sehingga timbul

Conflik Internal dan timbul permasalahan di Permeriksaan Jalur Merah

dan berakibat disegel/ditahannya 2 (dua) container oleh Petugas

Pemeriksa / P2 Bea dan Cukai Tanjung Emas, saat itu dan berlarut

menjadi peristiwa hukum serius, yang pada akhirnya melibatkan kami

selaku pemilik bendera PT Aman Budi Sentosa.

Permaninan apa lagi ini?

Bukanlah Bea dan Cukai adalah lembaga yang seharusnya bertugas

mengawasi serta mengatur lalu-lintas expor dan impor? Dan bukan

malah menggunakan kewenangannya, untuk bertindak sebagai

imoprter dan atau exporter untuk kepentingan pribadi?

Pertanyaannya,

Kenapa P2 bea dan cukai terkesan enggan/takut untuk

menghadirkan, memeriksa dan atau menangkap direktor/pemilik CV

Jaya Cemerlang ? Begitu pentingkah, sosok pemilik CV Jaya

Cemerlang, dimata petugas P2 Bea dan Cukai Tanjung Emas dan

Deperindaglu ? Ada apa dibalik semua ini ? Mohon Penjelesan!

Bapak/Ibu Yang Terhormat, dari rangkaian permasalahan yang kami hadapi,

bersama ini kami memberanikan diri untuk menulis surat ini, dalam rangka

mencari kepastian hukum terhadap hal-hal yang telah dan akan timbul dan

menimpa diri kami selaku korban, untuk itu sekali lagi kami mempertegas

Page 15: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

Modul Penanganan Pengaduan Masyarakat

Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal 55

pertanyaan-pertanyaan kami dan mohon diberikan penjelasan dan sekaligus

jalan keluarnya, sebagai berikut:

Telah terjadi Tindak Pidana Pemalsuan tanda tangan kami ke dalam Akta

Autentik yang menimbulkan peristiwa hukum lainnya yaitu Importasi

Illegal Sodium Chyanida.

Bagaimana penyelesaianya?

Akibat dari peristiwa tersebut, Ijin Impor kami (API), telah dibekukan oleh

Deperindaglu secara sepihak, sehingga dirugikan baik secara materiil dan

imateriil dan juga telah dibatalkannya rencana investasi oleh pihak

Principal kami dari Korea yang tidak mau/enggan bermitra lagi dengan

dengan kami, yang disinyalir telah melanggar hukum dan kami di Claim

untuk membayar Ganti rugi atas mesin-mesin dan Biaya Operasional

selama Proses Setting Line di Indonesia.

Kepada siapa kami harus mengadu? Dan siapa yang harus

bertanggung jawab mengganti kerugian-kerugian kami?

Selain hal tersebut di atas, kami juga menemukan fakta bahwa potasium

permanganat yang dinyatakan barang dalam pengawasan, baik

importasinya maupun tata-niaganya ternyata banyak beredar di pasar

gelap di wilayah Indonesia.

Darimana potasium permanganat tersebut? Apakah diimpor dengan cara

yang sama seperti yang menimpa kami? Bila demikian, yang terjadi

sungguh mengerikan , membayangkan , yang sudah dan telah terjadi,

kami berasumsi sudah banyak “potasium permanganat” masuk ke

Indonesia secara ilegal dan tidak menutup kemungkinan juga terjadi

untuk jenis barang / produk lainnya.

Karena pada kenyataanya kami juga menemukan dokumen impor PIB.

No. 010000 Tanggal 07 Januari 2009, yang sudah SPPB (Surat Perintah

Pengeluaran Barang) untuk jenis barang 1 (satu) set EQUIPMENT

MACHINERY WITH ACCESSORIES.

Page 16: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

56 Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal

Artinya Barang / Mesin bekas tersebut sudah berhasil diimpor dan lolos

dari Pabean dengan nomor Container : HGLU – 5117062 – 40 feet FCL

dengan importer: CV Jaya Cemerlang QQ. PT Aman Budi Sentosa.

Luar biasa dan sudah sangat keterlaluan karena dari sinipun sudah

terdeteksi bahwa bendera dan legalitas kami, dan PT Aman Budi Sentosa

sudah dimanfaatkan dan disalahgunakan karena lagi-lagi kami juga tidak

pernah punya dan tidak pernah mengurus Ijin Impor Mesin Bekas, seperti

yang sudah dibuat dan dipergunakan untuk proses Importasi tersebut,

adapun jenis ijin yang dipalsukan tersebut adalah IJIN IMPOR BARANG

MODAL BUKAN BARU, Nomor 6000/DAGLU.4-4/XII/2009, yang di

Terbitkan oleh DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR

NEGERI, berdasarkan Surat Permohonan PT. Prima Abadi World

Bag, Nomor : 0100/IMP/XII/2009, Tanggal 05 Desember 2009, dan

Keputusan Menteri Perindustrian Perdagangan Nomor

555/MPP/Kep/7/1997 tanggal 04 Juli 1999, serta Pasal 11 Peraturan

Menteri Perdagangan , Nomor : 49/M-DAG/PER/12/2007, Tanggal 28

Desember 2007.

Apa Lagi Ini?

Kami tidak pernah mengurus ijin impor tersebut diatas, tidak pernah

menggunakannya dan sama sekali tidak tahu menahu mengenai mesin-

mesin yang diimpor tersebut.

Pertanyaannya,

Bila terhitung sejak Tanggal : 05 Desember 2008, Legalitas kami sudah

DIPALSUKAN dan sudah DISALAH GUNAKAN, berapa kali importasi

yang sudah dilakukan dan Jenis Barang Apa saja yang diimpor, paska

importasi potasium permanganat diketahui?

Dan sudah berapa perusahaan yang mengalami nasib seperti kami?

ADA HUBUNGAN APA ANTARA CV JAYA CEMERLANG

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN, KEMENTRIAN PERDAGANAN

LUAR NEGERI DAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI?

Page 17: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

Modul Penanganan Pengaduan Masyarakat

Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal 57

KAMI MELIHAT SUATU HUBUNGAN YANG HARMONIS DAN SUPER

MESRA DIANTARA PIHAK-PIHAK TERSEBUT DIATAS.

APA KEPENTINGANNYA?

Kepada Pihak Penegak Hukum siapapun itu yang berkompentensi

untuk mengusu Masalah / Kasus ini, KAMI MOHON DENGAN

SANGAT AGAR DI USUT TUNTAS, TERBUKA DAN ADIL, agar ke-

depan tidak lagi terjadi hal hal seperti ini

10. Demikianlah pada akhirnya kami mengakhiri surat ini dan dengan segala

hormat kami mohon petunjuk, serta penjelasan kepada pihak-pihak terkait,

agar kami segera dapat penyelesaian yang sesuai dengan Undang-undang

yang berlaku, yang telah dibuat demi dan untuk keadilan dalam kehidupan

berbangsa dan bermasyarakat di INDONESIA.

Berikut kami sertakan terlampir data-data yang berkaitan

Atas Perhatiannya kami ucapkan terima kasih

Page 18: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

58 Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal

DIAGRAM ALIR PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT MELALUI SISTEM PENGADUAN MASYARAKAT (SIPUMA)

VERIFIKATOR PEJABAT YANG

BERWENANG (PYB)

Verif

PROSES

PYB

Diteruskan ke PYB

PENGKAJI

Tidak Dapat Ditindaklanjuti

ARSIP

PROSES

PENGKAJI

Diteruskan

Distribusi

APLIKASI WISE

Diteruskan

SELESAI

PPRROOSSEESS DDIISSTTRRIIBBUUSSII PPYYBB

SIPUMA

Page 19: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

Modul Penanganan Pengaduan Masyarakat

Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal 59

PEJABAT YANG BERWENANG

PROSES

PYB

PENGKAJI (KANWIL)

PROSES

PENGKAJI (KANWIL)

Distribusi PYB

PROSES

PENGKAJI (KPPBC/PSO

/BPIB)

Distribusi Pengkaji

PENGADU

APLIKASI

Permintaan Data

Diteruskan ke

PYB

PENGENTR

Y DATA (KANWIL)

Diterus

Selesai Entry

PENGENTRY

DATA PENGKAJI

(KPPBC/ PSO/BPIB)

A

Teknis Operasional

Selesai

PPRROOSSEESS PPEENNGGKKAAJJIIAANN DDAANN EENNTTRRYY DDAATTAA ((KKAANNWWIILL))

Data

PROSES

Page 20: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

60 Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal

PROSES

PENGKAJI (KPPBC/PS

O/BPIB)

PENGKAJI

(KPPBC/PSO/BPI

PENGKAJI (KANWIL)

PENGKAJI

(KANWIL)

PENGENTRY

DATA

PENGENT

RY DATA (KPPBC/P

SO/BPIB)

Distribusi

Pengkaji

Selesai

Diteruska

Selesai

A

Teknis

PPRROOSSEESS PPEENNGGKKAAJJIIAANN DDAANN EENNTTRRYY

DDAATTAA ((KKPPPPBBCC//PPSSOO//BBPPIIBB))

PROSES TINDAK

LANJUT

Page 21: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

Modul Penanganan Pengaduan Masyarakat

Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal 61

Penanganan Pengaduan Masyarakat merupakan suatu hal yang penting

dipahami dan dipraktekkan oleh petugas kepatuhan internal dalam menjalankan

tugas. Hal itu dapat dimengerti mengingat petugas kepatuhan internal

mengemban tugas yang sangat penting yaitu melaksanakan tugas pengawasan

terhadap kinerja dan perilaku pejabat Bea dan Cukai dalam menjalankan tugas

sehari-hari. Bidang Kepatuhan Internal merupakan salah satu layanan unggulan

yang dijanjikan oleh DJBC.

Dengan modul ini diharapkan Saudara sebagai petugas kepatuhan internal

mampu mempraktekkan penanganan pengaduan masyarakat agar dapat

menjalankan tugas menjamin tegaknya pelaksanaan peraturan yang ada pada

DJBC. Tanpa usaha yang sungguh-sungguh dan tekad yang kuat, saya yakin

Saudara akan sulit memahami materi penanganan pengaduan masyarakat

dengan baik. Kata kunci yang dapat kami berikan sebagai tips untuk memahami

pelajaran penanganan pengaduan masyarakat adalah “belajar secara

menyeluruh”.

Gambaran dan pemahaman yang tepat mengenai penanganan pengaduan

masyarakat akan membawa Saudara menjadi seorang petugas Kepatuhan

Internal yang profesional dan berkompeten dalam menjalankan tugas

pengawasan .

Akhirnya semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat

Kepatuhan Internal dan umumnya bagi seluruh pegawai Direktorat Jenderal Bea

dan Cukai yang membaca modul ini.

PENUTUP

Page 22: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

62 Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal

Sebagai tolak ukur pemahaman Saudara terhadap modul Penanganan

Pengaduan Masyarakat, silahkan Saudara kerjakan soal-soal latihan

berikut.

1. Pisau analisa adalah

a. Apa

b. Bagaimana

c. Mengapa

d. Semua benar

2. Analisa terhadap bentuk pelanggaran merupakan salah satu tahaan pra

investigasi, yaitu

a. Identifikasi

b. Hipotesis

c. Penelaahan

d. Semua benar

3. Langkah yang dapat ditempuh merupaan salah satu bagian dari salah

satu tahapan pra investigasi, yaitu

a. Penelaahan

b. Hipotesis

c. Sumber informasi

d. Identifikasi

4. Yang merupakan sumber informasi eksternal adalah

a. Rekan sejawat

b. Pimpinan unit

c. Dokuen

d. Semua benar

TES SUMATIF

Page 23: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

Modul Penanganan Pengaduan Masyarakat

Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal 63

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan terhadap sumber informasi orang adalah

a. Motivasi

b. Tingkat kepercayaan

c. Kestabilan jiwa

d. Semua benar

6. Hipotesis berasal dari Bahasa Yunani, yaitu

a. Hypotithenia

b. Hypotethanai

c. Hypotethinea

d. Hypotathenia

7. Metode The SMAC System, kecuali

a. Situasi

b. Kolaborasi

c. Eksekusi

d. Komunikasi

8. Sasaran strategis Unit Kepatuhan Internal, kecuali

a. Tercapainya organisasi DJBC yang bebas KKN

b. Terwujudnya organisasi yang efektif dan efisien

c. Menegakan pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik

d. Terwujudnya pelaksanaan tugas-tugas pelayanan, pengawasan, dan

administrasi Kepabeanan dan Cukai

9. Dalam SOP tata cara penanganan pengaduan masyarakat di lingkungan

DJBC, terdapat beberapa fungsi tugas, kecuali

a. Pengkaji

b. Verifikator

c. Pejabat yang berwenang

d. Petugas distribusi

10. Obyektif merupakan salah satu prinsip dalam

a. Penanganan/pengelolaan pengaduan masyarakat

b. Pra investigasi

c. Investigasi

d. Tibdak lanjt pengaduan masyarakat

Page 24: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

64 Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal

TES FORMATIF DAN TES SUMATIF

Test Formatif

KB 1 B 2

Tes

Sumatif

1. D

2. B

3. C

4. B

5. B

1. C

2. A

3. D

4. A

5. C

1. D

2. A

3. D

4. C

5. D

6. A

7. B

8. C

9. D

10. A

KUNCI JAWABAN

Page 25: STUDI KASUS - klcfiles.kemenkeu.go.id

Modul Penanganan Pengaduan Masyarakat

Penanganan Pengaduan Masyarakat – DTSS Kepatuhan Internal 65

Peraturan Perundang-undangan:

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pekayanan Publik.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Instansi Vertikal DJBC.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011 tentang Perubahan

Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJBC.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Departemen Keuangan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.01/2009 tentang Perubahan Kedua

atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Keuangan.

Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-154/BC/2012 tentang

Tata Cara Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan DBC

Makalah

Makalah pada Pedidikan dan Pelatihan Australian Reports and Analysis Centre

(AUSTRAC), 2012

DAFTAR PUSTAKA