STUDI KAJIAN PENGUASAAN KONSEP BIODIVERSITAS DAN …digilib.unila.ac.id/54764/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of STUDI KAJIAN PENGUASAAN KONSEP BIODIVERSITAS DAN …digilib.unila.ac.id/54764/3/SKRIPSI TANPA BAB...
i
STUDI KAJIAN PENGUASAAN KONSEP BIODIVERSITAS DAN SIKAP
PEDULI LINGKUNGAN ANTARA PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
KAWASAN TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS (TNWK)
DENGAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
VIDI AYU WININGDYAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ii
ABSTRAK
STUDI KAJIAN PENGUASAAN KONSEP BIODIVERSITAS DAN SIKAP
PEDULI LINGKUNGAN ANTARA PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
KAWASAN TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS (TNWK)
DENGAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
VIDI AYU WININGDYAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat penguasaan konsep biodiversitas
dan sikap peduli lingkungan pada peserta didik SMA kelas X di Sekolah Kawasan
Nasional Way Kambas (TNWK) dengan di Kota Bandar Lampung dan hubungan
antara tingkat penguasaan konsep biodiversitas terhadap sikap peduli lingkungan
peserta didik di sekolah kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dan di
Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan desain ex post facto. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan random sampling.
Pengetauhan tentang biodiversitas diukur melalui tes dalam bentuk pilihan jamak
sebanyak 22 butir soal dan sikap peduli lingkungan diukur melalui angket dalam
bentuk skala likert sebanyak 30 butir pernyataan. Teknik analisis data dengan
menggunakan uji independent sampel t tes dan uji regresi linier sederhan.
iii
Berdasarkan uji hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan tingkat
penguasaan konsep biodiversitas dan sikap peduli lingkungan antara peserta didik
di sekolah kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan sekolah di
kota Bandar Lampung. Berdasarkan uji regresi linier sederhana terdapat hubungan
antara tingkat penguasaan konsep biodiversitas peserta didik di sekolah kawasan
Taman Nasioanal Way Kambas (TNWK) terhadap sikap peduli lingkungan.
Dengan keeratan hubungan yang rendah antara tingkat penguasaan konsep
biodiversitas dengan sikap peduli lingkungan sebesar 0,320. Sedangkan tingkat
penguasaan konsep biodiversitas peserta didik di sekolah kota Bandar Lampung
tidak terdapat hubungan terhadap sikap peduli lingkungan. Dengan keeratan
hubungan yang sangat rendah antara tingkat penguasaan konsep biodiversitas
dengan sikap peduli lingkungan sebesar 0,102. Diperoleh kontribusi tingkat
penguasaan konsep biodiversitas terhadap sikap peduli lingkungan sekolah di
kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) berkontribusi sebesar 10,2 %
lebih tinggi di bandingan di kota Bandar Lampung sebesar 1,2%.
Kata Kunci : Kawasan TNWK, Penguasaan Konsep Biodiversitas, Sikap Peduli
Lingkungan
iv
STUDI KAJIAN PENGUASAAN KONSEP BIODIVERSITAS DAN SIKAP
PEDULI LINGKUNGAN ANTARA PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
KAWASAN TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS (TNWK)
DENGAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
VIDI AYU WININGDYAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Hargomulyo pada tanggal 14
September 1995, merupakan anak pertama dari pasangan
Bapak Ngadimin dengan Ibu Endang Sugianti. Penulis
beralamat di Dusun 3 Wonosari Rt/ Rw 010/003 Desa
Hargomulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten
Lampung Timur. Nomer HP penulis 082116336002.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK LKMD Desa Hargomulyo
Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur (2001-2002), SD Negeri 3
Hargomulyo Desa Hargomulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung
Timur (2002-2008), SMP Negeri 2 Sekampung Desa Hargomulyo Kecamatan
Sekampung Kabupaten Lampung Timur (2008-2011), SMA Negeri 1 Metro Kota
Metro Timur (2011-2014), pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa
Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNPTN (jalur tanpa tes tertulis).
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi Anggota Divisi Dana dan
Usaha (2015) dan Anggota Dinas Pendidikan BEM FKIP Unila (2015). Penulis
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 3 Sukau,
ix
Kabupaten Lampung Barat dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Jagaraga,
Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat (Tahun 2017).
x
MOTTO
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku Perkenankan bagimu”
(QS. Ghafir: 60)
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah
(nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-ku), maka
pasti azab-Ku sangat berat“
(QS. Ibrahim: 7)
“Educated the mind without educating the heart is no educated at all
(Aristoteles)
xi
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT,
atas rahmat dan nikmat yang telah diberikan, serta kekuatan, kesehatan, dan
kesabaran untukku dalam mengerjakan skripsi ini
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjunganku Rasulullah Muhammad
SAW.
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada orang-
orang yang selalu berharga dan berarti dalam hidupku:
Ayahku (Ngadimin dan Rosid) dan Ibuku (Endang Sugianti)
Kedua orangtuaku, yang telah mendidik dan membesarkanku dengan sepenuh
hati, segala usaha dan doa yang tak terhingga, kesabaran dan limpahan kasih
sayang, selalu menguatkanku untuk menghadapi segala kesulitan, dan mendukung
segala langkahku menuju kesuksesan dan kebahagian.
Keluargaku
Keluargaku yang selalu memberikan dukungannya ketika aku berada di dalam
kesulitan, membimbingku dan menasihatiku ketika aku hilang arah.
Para Pendidik
Para guru dan para dosen atas ilmu, nasihat, bimbingan, kesabaran, waktu, dan
arahan yang telah diberikan sehingga aku dapat menjadi lebih manusiawi, serta
berani bermimpi dan berjuang demi meraih cita-citaku.
Almamater tercinta, Universitas Lampung.
xii
SANWACANA
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmatNya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih
gelar Sarjana Pendidikan pada Pogram Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “STUDI KAJIAN
PENGUASAAN KONSEP BIODIVERSITAS DAN SIKAP PEDULI
LINGKUNGAN ANTARA PESERTA DIDIK DI SEKOLAH KAWASAN
TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS (TNWK) DENGAN DI KOTA
BANDAR LAMPUNG.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan,
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Patuan Raja, M. Pd ., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas
Lampung;
3. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi dan Pembimbing II yang telah memberikan saran, bimbingan, dan
motivasi hingga skripsi ini dapat terselesaikan;
xiii
4. Dr. Arwin Surbakti., M.Si., selaku Pembimbing Akademik, Pembimbing dan
validator yang telah memberikan saran, bimbingan, dan motivasi hingga
skripsi ini dapat terselesaikan;
5. Alm. Drs. Arwin Achmad, M.Si. dan Dr. Dewi Lengkana., M.Sc., selaku
Pembahas yang telah memberikan saran, bimbingan, dan motivasi hingga
skripsi ini dapat terselesaikan;
6. Seluruh dosen FKIP Pendidikan Biologi yang telah mendidik, memberikan
ilmu, dan nasihat selama penulis menempuh pendidikan;
7. Kepala sekolah, seluruh dewan guru, staf dan peserta didik di SMA Negeri 1
Labuhan Ratu Lampung Timur dan SMA Negeri 3 Bandar Lampung yang
telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian berlangsung;
8. Rekan-rekan Pendidikan Biologi angkatan 2014, dan Sahabat terbaik (Dian
H., Shevyta R., Maharani A. F., Isnaeni S., Arinda S., Anggi A., Asih L.,
Sulastri F., dan Elok D.H., Devi N.A., S.Pd., M.Sc., Rosikha R., Tyas
Prihantari, S.E., Maei Ulfa Lestari, S.E., dan Eka Endah Lestari, S.Ked) yang
telah memberikan motivasi selama pembuatan skripsi. Semua pihak yang
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, 06 Desember 2018
Penulis
Vidi Ayu Winingdyah
xiv
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9
E. Ruang Lingkup ............................................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Lingkungan Hidup ....................................................... 12
B. Penguasaan Konsep ........................................................................ 15
C. Konsep Biodiversitas ...................................................................... 17
D. Sikap Peduli Lingkungan ............................................................... 19
E. Kerangka Pikir ................................................................................ 21
F. Hipotesis ......................................................................................... 22
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu Penelitian dan Tempat ........................................................ 24
B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 24
C. Desain Penelitian ............................................................................ 25
D. Prosedur Penelitian ......................................................................... 26
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data ...................................... 29
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .............................................. 33
G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 39
H. Hasil Analisi Kualitas Instrumen ................................................... 43
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 46
B. Pembahasan .................................................................................... 54
xv
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ......................................................................................... 60
B. Saran ............................................................................................... 61
DAFTAR RUSTAKA ...................................................................................... 62
LAMPIRAN
1. Kisi-Kisi Instrumen Untuk Mengukur ................................................. 67
2. Kisi-Kisi Pemetaan Soal ...................................................................... 68
3. Soal Tes ................................................................................................ 79
4. Kisi-Kisi Instrumen Untuk Mengukur................................................... 85
5. Rubrik Penilaian Kuisioner .................................................................. 86
6. Angket Sikap Peduli Lingkungan ........................................................ 90
7. Surat Pernyataan Validator .................................................................. 94
8. Hasil Analisis Kualitas Instrumen ........................................................ 95
9. Data Mentah Tingkat............................................................................ 104
10. Data Mentah Sikap Peduli Lingkungan ............................................... 110
11. Tabulasi Hasil Tingkat ......................................................................... 116
12. Tabulasi Hasil Sikap Peduli Lingkungan ............................................. 122
13. Perhitungan dengan SPSS .................................................................... 146
14. Dokumentasi Foto Penelitian ............................................................... 150
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sebaran Populasi Dan Sampel SMA Negeri 1 Labuhan Ratu ............... 25
2. Sebaran Populasi Dan Sampel SMA Negeri 3 Bandar Lampung........... 25
3. Kisi-Kisi Instrumen Tingkat ................................................................... 30
4. Kriteria Tingkat ...................................................................................... 31
5. Kisi-Kisi Instrumen Sikap Peduli Lingkungan ....................................... 32
6. Kriteria Skor Angket............................................................................... 33
7. Kriteria Skor Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik ........................... 33
8. Kriteria Validitas Instrumen Tes ............................................................ 34
9. Kriteria Reliabilitas Instrumen Angket ................................................... 35
10. Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ............................................ 35
11. Kriteria Daya Pembeda Instrumen Tes ................................................... 36
12. Kriteria Kualitas Pengecoh Tes .............................................................. 37
13. Kriteria Validitas Angket ........................................................................ 38
14. Kriteria Reliabilitas Instrumen Angket ................................................... 39
15. Interval Koefisien Tingkat Hubungan .................................................... 42
16. Hasil Penelitian ....................................................................................... 47
17. Kriteria Tingkat Penguasaan................................................................... 48
xvii
18. Hasil Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik........................................ 49
19. Hasil Uji Normalitas Data SMA Negeri 1 Labuhan ............................... 50
20. Hasil Uji Normalitas Data SMA Negeri 3 Bandar Lampung ................. 50
21. Hasil Uji Homogenitas ........................................................................... 51
22. Hasil Uji Independent Sampel t test........................................................ 52
23. Hasil Uji Independent Sampel t test Sikap Peduli Lingkungan .............. 52
24. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ........................................................ 53
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir ..................................................................................... 22
2. Desain Ex Post Facto ........................................................................... 26
3. Diagram Batang Klasifikasi Data ......................................................... 54
4. Diagram Batang Keseluruhan data Sikap Peduli Lingkungan ............. 56
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan merupakan suatu tempat untuk manusia tinggal, beraktifitas dan
memiliki peran penting untuk mencapai dan meningkatkan kemakmurannya.
Lingkungan di Indonesia sering juga disebut lingkungan hidup. Dalam
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup
definisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang
memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain dan dapat mempengaruhi hidupnya (Siahaan, 2004: 4) .
Seiring dengan perkembangan zaman, peran penting lingkungan untuk
mencapai dan meningkatkan kemakmurannya terancam oleh degradasi daya
dukung lingkungan yang terjadi pada saat sekarang ini sehingga terjadinya
kerusakan (hutan, tanah, lapisan ozon), pencemaran (air, tanah, udara),
kepunahan sumber daya energi dan mineral, kepunahan keanekaragaman
hayati, perubahan iklim global, dan peningkatan jumlah penduduk yang
semakin meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh
Badan Pusat Statistik Lampung (2015), menunjukan bahwa kota Bandar
Lampung menempati urutan pertama laju pertumbuhan penduduk per tahun
2
2014-2015 sebesar 1,94 memiliki jumlah penduduk dengan jumlah 979.287
jiwa sedangkan lampung timur laju pertumbuhan penduduk per tahun 2014-
2015 sebesar 1,01 dengan jumlah penduduk menempati urutan kedua dengan
jumlah 1.008.797 jiwa. Seperti yang diungkapkan oleh Mumpuni, Susilo, dan
Rohman (2015: 1) bahwa Peningkatan jumlah penduduk berdampak pada
peningkatan kebutuhan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
penduduk berupaya mengeksplorasi berbagai sumber daya hayati yang ada.
Eksploitasi sumber daya alam bermula dari terjadinya degradasi yang sangat
berdampak pada penghancuran dan pemusnahan spesies dan keanekaragaman
hayati dan rusaknya lingkungan tempat tinggal manusia. Sebagai gudang
kenekaragaman hayati hilangnya habitat-habitat tidak dapat digantikan.
Permasalahan lingkungan tersebut terjadi adalah akibat pembangunan yang
dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya dan prilaku manusia yang
kurang peduli terhadap lingkungan. Salah satu strategi yang baik agar
keanekagragaman hayati ini tidak hilang maka diperlukan konsep
pembangunan berkelanjutan di Indonesia ini seperti yang dinyatakan oleh
Akhmad (2004: 45) pembangunan sumber daya alam dan lingkungan menjadi
acuan dalam berbagai sektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan
kelestarian lingkungan hidup sehingga kehidupan manusia tetap terjamin.
Pemanfaatan Sumber Daya Alam seharusnya memberi kesempatan dan ruang
bagi peran serta masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan dan
pembangunan yang berkelanjutan. Pendidikan untuk pembangunan
berkelanjutan muncul sebagai jawaban untuk mencapai pembangunan yang
dicita-citakan karena pendidikan dapat mempercepat pembangunan
3
berkelanjutan melalui pendidikan ini persepsi, perilaku dan sikap manusia
akan berubah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam
kehidupan manusia karena dengan mengenyam dunia pendidikan manusia
dapat menata ulang pola pikir manusia tersebut tentang pentingnya lingkungan
hidup ini bagi seluruh makhluk hidup di permukaan bumi ini agar tidak
mengekploitasi lingkungan secara berlebihan. Pendidikan merupakan wahana
yang paling tepat dalam memberikan pengetahuan , keterampilan, dan sikap
tentang kepedulian lingkungan hidup kepada manusia. Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 20 tahuan 2003, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana unuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan juga merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
sehingga menjadi salah satu sorotan penting dalam pengelolaan lingkungan
hidup. Khususnya tentang pendidikan lingkungan hidup (PLH). Sehingga
pendidikan lingkungan hidup dapat dijadikan salah satu alternatif dalam upaya
mengatasi berbagai permasalahan lingkungan. Permasalahan lingkungan yang
ada banyak disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, salah satunya yaitu
rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang
lingkungan hidup, sehingga mereka kurang respon untuk dapat menerima
informasi yang bermanfaat bagi dirinya. Di samping itu, kebiasaan hidup
masyarakat yang selalu membuang sampah disembarangan tempat, sulit untuk
4
diubah dan ketidak pedulian terhadap lingkungan yang mengakibatkan
lingkungan menjadi kotor dan tercemar (Hermawan, 2007: 22). Sehingga
pendidikan lingkungan hidup harus dapat mendidik individu-individu yang
responsif terhadap laju perkembangan teknologi, memahami masalah-masalah
di biosfer, dan berketerampilan sehingga siap guna yang produktif untuk
menjaga dan mempertahankan kelestarian alam (Barlia, 2008: 3).
Sekolah diharapkan turut serta dalam mengambil peran dalam pendidikan
lingkungan hidup. Sekolah merupakan tempat kedua setelah keluarga dimana
peserta didik menghabiskan waktunya untuk belajar dan menambah
pengetahuan peserta didik. Sehingga sekolah menjadikan peserta didik tempat
untuk menumbuhkembangkan kreatifitas dan perilaku yang positif bagi
peserta didik. Dengan demikian, pendidikan lingkungan hidup yang
diterapkan disekolah peserta didik agar memahami peran penting lingkungan
bagi kehidupannya tetapi juga dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian
lingkungan peserta didik. Pratomo (2009: 1) menyatakan bahwa pendidikan
lingkungan hidup adalah suatu program pendidikan untuk membina anak atau
peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap, dan perilaku yang
rasional serta bertanggung jawab tentang pengaruh timbal balik antara
penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Selain itu pula, menurut Sumarmi (2008: 19), pendidikan lingkungan harus
dilakukan secara terprogram dan berkelanjutan. Dengan memasukkan materi
pendidikan lingkungan hidup ke dalam mata pelajaran tertentu secara
integrative, misalnya ke dalam pelajaran Geografi, Biologi, Kimia, PKn,
kertakes dan yang lain atau pendidikan lingkungan yang berdiri sendiri secara
5
monolitik, memberikan dimensi baru untuk meningkatkan pemahaman, sikap
dan perilaku peserta didik terhadap lingkungannya.
Materi pendidikan lingkungan hidup yang di terapkan pada mata pelajaran
biologi adalah konsep biodiversitas. Dalam pembelajaran konsep biodiversitas
di arahkan untuk ketercapaian KD 3.2 yaitu menganalis berbagai tingkat
keanekaragaman hayati di indonesia beserta ancamannya dan pelestariannya
beserta ancamanya. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut di butuh
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Sumber belajar yang dapat
digunakan di sekolah kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) adalah
hutan yang menggandung banyak flora dan fauna yang terdapat di kawasan
pelestarian, sedangkan sekolah yang berada di kota yaitu kawasan lingkungan
yang kurang mengandung flora dan fauna. Menurut Kemendikbud dalam
bukunya mengenai pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
sekolah di perkotaan dapat menggunakan sumber belajar berupa lingkungan
sekitar diantaranya: kawasan industri, pabrik, mall, dan lain sebagainya. Hal
ini didukung oleh penelitian Insani (2012: 92) bahwa peserta didik di kota
Malang mengalami kesulitan dalam penggunaan sumber belajar IPA seperti
hutan karena jarak tempuh antara sekolah dan kawasan hutan yang cukup
jauh. Oleh sebab itu, pendidik hanya menggunakan sumber belajar berupa
buku paket dan internet saja.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Labuhan Ratu
Kabupaten Lampung Timur telah mengintegrasikan pendidikan lingkungan
hidup kedalam pembelajarannya seperti mata pelajaran Biologi, dan
6
Penjaskes, Pkn, dan Geografi. Sekolah ini merupakan sekolahan yang terdekat
dengan kawasan penyangga yaitu kawasan Taman Nasional Way Kambas
(TNWK). Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata,
dan rekreasi (Departemen Kehutanan, 2002: 22). Dalam pembelajaran biologi
sendiri pada materi tentang biodiveritas akan sesuai jika peserta didik
melakukan pengamatan langsung di lingkungan sekitar sekolah atau
lingkungan luar sekolah seperti Taman Nasional Way Kambas (TNWK) yang
berjarak kurang lebih 30 menit dari sekolah. Tetapi berdasarkan wawancara
yang dilakukan kepada pendidik, pendidik dalam menyampaikan materi
tentang biodiversitas pembelajarannya, media pembelajaran yang digunakan
selain dari ringkasan materi yang pendidik berikan kepada peserta didik dalam
bentuk power point berserta gambar-gambar contoh dari biodiversitas lebih
sering menggunakan lingkungan sekitar sekolah. Tetapi pendidik jarang
menggunakan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) yang seharusnya dapat
di jadikan sebagai sumber belajar dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar
Lampung juga mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup dalam
pembelajarannya seperti mata pelajaran Biologi, dan Penjaskes, Pkn, dan
Geografi. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada pendidik, dalam
menyampaikan materi tentang biodiversitas, media pembelajaran yang
digunakan selain dari ringkasan materi yang pendidik berikan kepada peserta
didik dalam bentuk power point berserta gambar-gambar contoh dari
7
biodiversitas lebih sering menggunakan lingkungan sekitar sekolah dan
lingkungan luar sekolah. Tetapi pendidik jarang menggunakan Taman
Nasional Way Kambas (TNWK) sebagai sumber belajar dikarenakan
keterbatasan waktu dikarenakan jarak tempuh dari sekolah menuju Taman
Nasional Way Kambas (TNWK) memerlukan waktu sekitar 3 jam perjalanan
dan tenaga juga.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti sangat
tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui efektifitas pendidikan
lingkungan hidup disekolah dilihat dari konsep biodiversitas dan sikap peduli
lingkungan, maka dilaksanakan penelitian dengan judul “Studi Kajian
Pengusaan Konsep Biodiversitas dan Sikap Peduli Lingkungan Antara Peserta
Didik Di Sekolah Kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan
Di Kota Bandar Lampung.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian
yaitu:
1. Bagaimana tingkat penguasaan konsep biodiversitas pada peserta didik di
sekolah kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan di Kota
Bandar Lampung?
2. Bagaimana sikap peduli lingkungan pada peserta didik di Sekolah
Kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan di Kota Bandar
Lampung?
8
3. Bagaimana hubungan antara tingkat penguasaan konsep biodiversitas
terhadap sikap peduli lingkungan peserta didik di sekolah kawasan Taman
Nasional Way Kambas (TNWK).
4. Bagaimana hubungan antara tingkat penguasaan konsep biodiversitas
biodiversitas terhadap terhadap sikap peduli lingkungan peserta didik di
sekolah Kota Bandar Lampung.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengkaji :
1. Tingkat penguasaan konsep biodiversitas pada peserta didik di sekolah
kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan di Kota Bandar
Lampung.
2. Sikap peduli lingkungan pada peserta didik di sekolah kawasan Taman
Nasional Way Kambas (TNWK) dengan di Kota Bandar Lampung.
3. Hubungan antara tingkat penguasaan konsep biodiversitas terhadap sikap
peduli lingkungan peserta didik di sekolah kawasan Taman Nasional Way
Kambas (TNWK).
4. Hubungan antara tingkat penguasaan konsep biodiversitas terhadap
terhadap sikap peduli lingkungan peserta didik di sekolah Kota Bandar
Lampung.
9
D. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini dapat dimanfatkan bagi:
1. Peneliti
Dapat memberikan wawasan, pengalaman dan bekal berharga bagi
sebagai calon pendidik biologi yang profesional terutama terhadap
peningkatan penguasaan konsep dan sikap peduli lingkungan peserta
didik terhadap keanekaragaman hayati.
2. Pendidik
Informasi yang diperoleh dapat dijadikan pertimbangan pendidik untuk
proses perbaikan ataupun memepertahankan strategi pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran Biologi yang mengarah pada upaya
peningkatan penguasaan konsep dan sikap peduli lingkungan peserta
didik terhadap keanekaragaman hayati.
3. Peneliti lain
Dapat dijadikan bahan referensi untuk memudahkan peneliti selanjutnya
yang ingin meneliti tentang tingkat penguasaan konsep dan sikap peduli
lingkungan peserta didik terhadap keanekaragaman hayati.
E. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup penelitian ini adalah
1. Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas X di SMA Negeri.
Sekolah kawasan yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan sekolah
yang berada disekitar taman nasional way kambas atau kawasan
penyangga yaitu SMA Negeri 1 Labuhan Ratu Kabupaten Lampung
10
Timur. Sedangkan sekolah dikota Bandar Lampung yang diambil dalam
penelitian ini yaitu SMA Negeri 3 Bandar Lampung
2. Tingkat penguasaan konsep biodiversitas meliputi tingkat keanekragaman
hayati, tipe ekosistem, biodiversitas di Indonesia, menghilangnya
biodiversitas, dan upaya pelestarian biodiversitas.
3. Tingkat penguasaan konsep biodiversitas diukur melalui tes dalam bentuk
pilihan jamak sebanyak 22 buti soal. Materi yang digunakan yaitu KD
3.2.tentang biodiversitas yang terdapat pada kurikulum 2013 Revisi.
4. Sikap peduli lingkungan merupakan sikap yang dimiliki seseorang dalam
bertindak terhadap lingkungannya seperti mengelola, menjaga dan
melestarikan (Rianto, Setriani, 2016: 1).
5. Sikap peduli lingkungan akan diukur melalui angket dalam bentuk skala
likert sebanyak 30 butir pernyataan. Instrumen ini merupakan adaptasi
dari Yusup dan Munandar, 2015: 295. Item pernyataan telah dipilih
peneliti sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian.
6. Sikap peduli lingkungan yang akan dinilai melalui 3 aspek yang diamati
yaitu sikap terhadap bumi, sikap terhadap flora dan fauna dan sikap
terhadap sampah.
7. Uji hubungan antara tingkat penguasaan konsep biodiversitas terhadap
sikap peduli lingkungan peserta didik di sekolah kawasan Taman
Nasional Way Kambas (TNWK) dengan di sekolah Kota Bandar
Lampung diperoleh melalui uji regresi linier sederhana yang dilakukan
menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows.
11
8. Uji tingkat penguasaan konsep biodiversitas dan sikap peduli lingkungan
antara peserta didik antar kawasan TNWK dengan di kota Bandar
Lampung diperoleh melalui uji independent sampel t test yang dilakukan
menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows.
12
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Lingkungan Hidup
Pertambahan jumlah penduduk penduduk yang sangat cepat menyebabkan
meningkatnya kebutuhan manusia. Semua kebutuhan manusia dipenuhi
dari lingkungan, karena lingkungan merupakan sumber alam yang
digunakan untuk memnuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan tersebut
meliputi kebutuhan pangan, papan, air bersih, udara bersih dan kebutuhan
lainnya. Pemenuhan kebutuhan inilah yang memunculkan masalah
lingkungan. Masalah lingkungan ini muncul karena manusia berpandangan
bahwa lingkungan memiliki peran penting dalam pemenuhan
kehidupannya dan memiliki nilai. Pandangan inilah yang menjadikan
adanya ketidaksenambungan antara hubungan manusia dan lingkungan,
karena dalam pandangan ini lingkungan berperan sebagai objek dan
manusia adalah subjek yang menyebabkan kerusakan lingkungan dengan
mengeksploitasi lingkungaan tersebut demi memenuhi kebutuhannya
(Christiani, Tedjo, dan Martono, 2014: 103).
Kerusakan lingkungan dapat diatasi dengan mengoptimalisasikan
pendidikan lingkungan hidup kedalam dalam pembelajaran. Pendidikan
lingkungan hidup bukanlah suatu bidang studi yang berdiri sendiri.
Namun, dapat diintegrasikan ke dalam suatu bidang studi di sekolah.
13
Pengintegrasian pendidikan lingkungan dapat dilakukan dalam
pembelajaran Biologi (Afandi, 2013: 96). Pendekatan yang dapat
dilakukan untuk kegiatan Pendidikan Lingkungan Hidup yaitu pendekatan
monolitik dan integratif. Pendekatan monolitik adalah pembelajaran yang
dilakukan melalui satu bidang studi, artinya dalam pendekatan ini
Pendidikan Lingkungan Hidup menjadi satu mata pelajaran yang berdiri
sendiri dan terpisah tanpa disisipkan ke dalam mata pelajaran lain.
Sedangkan pendekatan integratif adalah pendekatan yang
mengintegrasikan Pendidikan Lingkungan Hidup ini dalam satu bidang
studi tertentu, misalnya dengan kegiatan intrakulikuler. Kegiatan
Pendidikan Lingkungan Hidup dapat dilakukan dengan melakukan
integrasi dengan kegiatan intrakulikuler. Kegiatan intrakulikuler adalah
kegiatan belajar peserta didik yang dilakukan di kelas dan menggunakan
acuan kurikulum yang berlaku, salah satu contohnya adalah melalui mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu Biologi dimana didalamnya
disisipkan nilai-nilai penddikan lingkungan hidup (Anazifa dan Hadi,
2016: 453).
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan suatu
negara yaitu dalam upaya menciptakan sumberdaya manusia yang
berkualitas. Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem PendidikanNasional (SISDIKNAS), adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
14
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Penekan
pendidikan di Indonesia utamanya pada ketakwaan pada Tuhan Yang
Maha Esa, serta sikap nasionalisme. Dalam hal ini, yang perlu digaris-
bawahi adalah proses pembelajaran agar murid aktif mengembangkan
potensi dirinya serta suasana belajar yang menyenangkan.
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah suatu program pendidikan
untuk membina anak atau peserta didik agar memiliki pengertian,
kesadaran, sikap, dan perilaku yang rasional serta bertanggung jawab
tentang pengaruh timbal balik antara penduduk dengan lingkungan hidup
dalam berbagai aspek kehidupan manusia (Pratomo, 2009: 1). Konsep
pendidikan lingkungan hidup bagi peserta didik diarahkan untuk
menciptakan pengetahuan, sikap dan prilaku seseorang agar memiliki
wawasan konservasi yang bermuara pada peningkatan kualitas hidup pada
peserta didik itu sendiri. Pendidikan lingkungan harus mampu
memberdayakan manusia untuk konsisten tetapi fleksibel dengan kearifan,
agar mampu menghasilkan suatu keseimbangan dalam berbagai hal yang
memerlukan pendekatan dari berbagai dimensi yang berbeda. Dengan
15
demikian faktor penting untuk membentuk dasar kearifan manusia dalam
berprilaku terhadap lingkungan adalah melalui Pendidikan Lingkungan
Hidup (PLH) (Alpusari, 2013: 11).
Tujuan utama pendidikan lingkungan hidup menurut o’brien (2017:2) dari
Konferensi yang dikenal sebagai Deklarasi Tbilisi, menyatakan lima
kategori dari mana tujuan dan sasaran di pendidikan lingkungan hidup
harus ditujukan yaitu kesadaran: untuk membantu kelompok sosial dan
individu memperoleh kesadaran dan kepekaan ke lingkungan total dan
masalah sekutunya. Pengetahuan yang membantu kelompok sosial dan
individu mendapatkan berbagai pengalaman dalam dan memperoleh
pemahaman dasar tentang lingkungan dan permasalahannya. Sikap yang
membantu kelompok sosial dan individu memperoleh seperangkat nilai
dan perasaan kepedulian terhadap lingkungan dan motivasi untuk
berpartisipasi secara aktif perbaikan dan perlindungan lingkungan.
Keterampilan yaitu membantu kelompok sosial dan individu memperoleh
keterampilan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah
lingkungan. Tindakan yaitu untuk membantu menyediakan kelompok
sosial dan individu dengan kesempatan untuk menjadi secara aktif terlibat
di semua tingkat dalam bekerja menuju resolusi lingkungan masalah.
B. Penguasaan Konsep
Penguasaan konsep berasal dari dua kata yaitu penguasaan dan konsep.
Penguasaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:604) diartikan
sebagai pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan,
16
kepandaian, dan sebagainya. Sedangkan Menurut Anderson (2010:59) konsep
adalah skema, model mental, atau teori implisit dan eksplisit. Skema
berkaitan dengan bagaimana suatu pengetahuan dihubungkan satu sama lain.
Penguasaan konsep menurut Bundu (2006:172) adalah kemampuan peserta
didik dalam memahami, baik konsep secara teori maupun penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat penguasaan konsep dapat diukur
dengan penerapan enam jenjang menurut taksonomi Bloom yang diurutkan
secara hierarki piramidal yaitu
1. aspek ingatan,
2. Pemahaman yaitu kemampuan yang mendapatkan penekanan dalam poses
belajar mengajar dimana peserta didik dituntut memahami atau mengerti
apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan
dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan
hal-hal lain,
3. Penerapan yaitu keapuan yang menuntut kesanggupan ode-ide umum, tata
cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam
situasi baru dan konkret,
4. Analisis yaitu menuntut kemapuan seseorang untuk dapat menguraikan
suatu situasi atau keadaan tertentu dalam unsur-unsur atau komponen-
komponen pembentuknya,
5. Sintesis yaitu menuntut kemampuan seseorang untuk dapat menghasilkan
sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada,
17
6. Penilaian yaitu menuntut kemampuan seseorang untuk dapat menilai
situasi, kedaan, pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu
(Daryanto, 2012: 100-113).
Sehingga dapat di seimpulkan penguasaan konsep adalah pemahaman atau
kesanggupan peserta didik dalam memahami konsep-konsep biodiversitas
pada ranah kognitif sesuai dengan klasifikasi Bloom.
Pengukuran pengetahuan atau penguasaan konsep menurut Arikunto (2006:
26), dapat dilakukan dengan teknik tes yang disusun dalam bentuk instrumen
yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian
atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin diukur dan disesuaikan
dengan tingkatannya. Adapun jenis pertanyaan yang dapat digunakan unuk
pengukuran pengetahuan secara umum dibagi menjadi 2 jenis yaitu yang
pertama pertanyaan subjektif adalah penggunaan pertanyaan subjektif dengan
jenis pertanyaan essay digunakan dengan penilaian yang melibatkan faktor
subjektif dari penilai, sehingga hasil nilai akan berbeda dari setiap penilai dari
waktu ke waktu. Kedua yaitu pertanyaan objektif Jenis pertanyaan objektif
seperti pilihan ganda (multiple choise), betul salah dan pertanyaan
menjodohkan dapat dinilai secara pasti oleh penilai.
C. Konsep Biodiversitas
Biodiversitas atau yang sering disebut dengan keanekaragaman hayati atau
adalah suatu istilah yang menggambarkan kekayaan berbagai bentuk
kehidupan didunia ini mulai dari organisme bersel tunggal sampai organisme
tingkat tinggi. Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (biodiversity) adalah
18
variasi organisme hidup pada tiga tingkatan yaitu tingkat gen, spesies, dan
ekosistem. Menurut Soerjani (dalam Irnaningtyas, 2013: 220),
keanekaragaman hayati menyangkut keunikan suatu spesies dan genetik
dimana makhluk hidup tersebut berada. Disebut unik karena spesies hidup di
suatu habitat ysng khusus atau makanan yang dimaknnya sangat khas.
Berdasarkan pengertiannya, keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu keanekaragaman gen (genetik) adalah variasi atau
perbedaan gen yang terjadi dalam suatu jenis atau spesies makhluk hidup,
keanekaragaman jenis (spesies) adalah perbedan yang ditemukan pada
komunitas atau kelompok berbagai spesies yang hidup disuatu tempat, dan
keanekaragaman ekosistem adalah ekosistem terbentuk karena berbagai
kelompok spesies menyesuikan diri dengan lingkungannya, kemudian terjadi
saling mempengaruhi antara satu spesies dengan spesies lainnya, dan juga
antara spesies dengan lingkungan abiotik tempat hidupnya. Keanekaragam
ekosistem disuatu wilayah ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain posisi
tempat berdasarkan garis lintang, ketinggian, iklim, cahay matahari, sushu
dan kondisi tanah. Berdasarkan tempatnya, ekosistem dibedakan menjadi dua
tipe yaitu ekosistem perairan (akuatik) dan ekosistem darat (terestial)
(Irnaningtyas, 2013: 219-224),
Indonesia merupakan negara kepulauan yang beriklim tropis yang terletak
diantara dua benua yaitu Asia dan Australia serta dua samudera yaitu
samudera hindia dan pasifik. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai
keanekaragaman dan kekhasan ekosistem yang luar bias dan masing-masing
mempunyai endemistas yang tinggi. Indonesia memiliki 18.110 pulau yang
19
tersebar dari sabang sampai marauke. Lebih dari 10.000 diantaranya
merupakan pulau-pulau kecil. Pulau-pulau tersebut memiliki keadaan alam
yang berbeda-beda dan menampilkan kekhususan kehidupan didalamnya. Hal
inilah yang menyebabkan indonesia memilki keanekaragaman flora, fauna,
dan mikroorganisme yang tinggi (Irnaningtyas, 2013: 231). Keanekaragaman
hayati kini mulai mengalami penurunan dikarenakan pengerusakan habitat
yang dilakukan oleh manusia telah mengganggu ekosistem sehingga
mengancam berbagai spesies yang terdapat pada ekosistem tersebut.
Eksploitasi flora dan fauna yang berlebihan juga menimbulkan kelangkaan
dan kepunahan spesies. Agar keanekaragaman hayati tidak hilang atau
mengalami kepunahan maka perlu dilakukannya upaya pelestarain
keanekargaman hayati (Sutoyo,2010: 102 )
D. Sikap Peduli Lingkungan
Sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu
perbuatan atau perilaku. Sikap seseorang pada suatu objek, merupakan hasil
interaksi antara komponen sikap yang meliputi 3 komponen yaitu kognitif,
afektif dan konatif. Ketiga komponen ini saling berinteraksi untuk
memahami, merasakan dan berperilaku terhadap objek (Elmubarok,2008: 47).
Seseorang yang dilahirkan tidak dengan sikap dan pandangannya tetapi sikap
tersebut terbentuk sepanjang perkembangannya. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pembentukan sikap yaitu; pengalaman pribadi, kebudayaan,
orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga
pendidikan dan lembaga agama dan faktor emosi dalam diri individu
(Elmubarok, 2008: 47).
20
Sikap peduli lingkungan itu sendiri menutut Rahmawati dan Swanda (2015:
72) adalah suatu upaya untuk mencegah kerusakan pada lingkungan alam
sekitar dan mengupayakan untuk memperbaiki kerusakan alam yang telah
terjadi. Kepedulian lingkungan merupakan sikap yang dimiliki seseorang
dalam bertindak terhadap lingkungannya seperti mengelola, menjaga dan
melestarikan (Rianto, dan Setriani, 2016: 1).
Sikap peduli lingkungan dapat dibentuk melalui pendidikan disekolah .
Dengan menerapkan proses penananman, pemahaman dan kesadaran tentang
pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan disekolah diharapkan akan
terbentuknya kemampuan dan karakter peduli peserta didik terhadap terhadap
lingkungan. Hal ini sesuai dengan Surbakti (2015: 67) pengetahuan mengenai
keanekaragaman hayati merupakan salah satu cara untuk mencapai
pendidikan. Dimana penggunaan pengetahuan mengenai keanekaragaman
hayati tersebut, dapat meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan
inovasi salah satunya sikap peduli masyarakat (peserta didik) terhadap
lingkungan dan pentingnya nilai-nilai keanekaragaman hayati. Semakin tinggi
nilai-nilai pengetahuan maka akan semakin tinggi tingkat kesadaran
masyarakat akan keanekaragan hayati dan lingkungannya.
Pengukuran sikap adalah penting dilakukan untuk memahami sikap peduli
lingkungan. Beberapa hal yang telah disesuikan dengan Kurikulum 2013
Revisi yang kemudian dijadikan aspek yang diamatai dalam mengukur sikap
peduli lingkungan yaitu sikap terhadap bumi, sikap terhadap flora dan fauna,
dan sikap terhadap sampah (Yusup dan Munandar, 2015: 295).
21
E. Kerangka Pikir
Pendidikan merupakan salah satu upaya agar peserta didik menjadi seseorang
yang berkualitas dan berkarakter. Pendidikan dalam prosesnya membentuk
manusia untuk memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik terhadap
lingkungan sekitarnya. Pendidikan lingkungan hidup yang diterapkan
disekolah diharapkan dapat membentuk karakter pesereta didik peduli akan
lingkungan hidupnya. Seorang yang memiliki pengetahuan yang baik maka
akan memiliki sikap peduli lingkungan yang baik pula. Sehubungan dengan
itu pedidikan lingkungan hidup yang diterapkan di sekolah dan di masukan ke
dalam kurikulum, salah satunya mata pelajaran biologi dalam KD 3.2
Menganalis berbagai tingkat keanekaragaman hayati di indonesia beserta
ancamannya dan pelestariannya beserta ancamanya. Guna menunjang
ketercapaiannya KD 3.2 Menganalis berbagai tingkat keanekaragaman hayati
di indonesia beserta ancamannya dan pelestariannya beserta ancamanya maka
perlu sumber belajar yang sesuai dengan materi tersebut. Pendidik
seyogyanya menggunakan lingkungan sekitar sumber belajar peserta didik.
Kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut.
22
Gambar 1. Kerangka Pikir
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. H1 = Terdapat perbedaan tingkat penguasaan konsep biodiversitas
peserta didik antara sekolah kawasan Taman Nasional Way Kambas
(TNWK) dengan peserta didik dikota Bandar Lampung.
H0 = Tidak terdapat perbedaan tingkat penguasaan konsep biodiversitas
peserta didik antara sekolah kawasan Taman Nasional Way Kambas
(TNWK) dengan peserta didik dikota Bandar Lampung.
Proses Pembelajaran Lingkungan Hidup
Faktor:
Sekolah di Kota Bandar
Lampung
Faktor : Sekolah di
Kawasan Taman Nasional
Way Kambas
Sikap Peduli Lingkungan
Pengusaan Konsep Biodiversitas
KD 3.2 yaitu menganalis berbagai tingkat keanekaragaman hayati di
indonesia beserta ancamannya dan pelestariannya beserta ancamanya
23
2. H1 = Terdapat perbedaan sikap peduli lingkungan peserta
didik antara sekolah kawasan Taman Nasional Way Kambas
(TNWK) dengan peserta didik dikota Bandar Lampung.
H0= Tidak terdapat perbedaan sikap peduli lingkungan peserta didik
antara sekolah kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK)
dengan peserta didik di kota Bandar Lampung.
3. H0 = Tidak terdapat hubungan antara tingkat penguasaan konsep
biodiversitas dan sikap peduli lingkungan peserta didik SMA di
kawasan Taman Nasional Way Kambas (TWNK).
H1 = Terdapat hubungan antara tingkat penguasaan konsep biodiversitas
dan sikap peduli lingkungan peserta didik SMA di kawasan Taman
Nasional Way Kambas (TWNK).
4. H0 = Tidak terdapat hubungan antara tingkat penguasaan konsep
biodiversitas dan sikap peduli lingkungan peserta didik SMA di kota
Bandar Lampung.
H1 = Terdapat hubungan antara tingkat penguasaan konsep biodiversitas
dan sikap peduli lingkungan peserta didik SMA di kota Bandar
Lampung.
24
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semsester ganjil tahun pelajaran 2018/2019,
yaitu pada 20-31 Agustus 2018 di sekolah sekitar Kawasan Taman Nasional
Way Kambas yaitu SMA Negeri 1 Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur
dan sekolah di kota Bandar Lampung yaitu SMA Negeri 3 Bandar Lampung.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X di sekolah
sekitar kawasan Taman Nasional Way Kambas yaitu SMA Negeri 1 Labuhan
Ratu Kabupaten Lampung Timur yang berjumlah 140 orang peserta didik dan
peserta didik di kota Bandar Lampung yaitu SMA Negeri 3 Bandar Lampung
sebanyak 122 orang peserta didik. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan random sampling atau sampel acak, didalam
populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Kemudian peneliti mengundi
kelas X dengan tanpa prasangka peneliti mengambil 2 gulungan kertas
undian, sehingga nomor-nomor yang tertera pada gulungan kertas yang
terambil itulah yang merupakan subjek sampel yang peneliti gunakan
(Arikunto, 2010: 136). Berikut ini adalah sebaran populasi dan sampel yang
akan digunakan.
25
Tabel 1. Sebaran Populasi dan Sampel SMA Negeri 1 Labuhan Ratu
Kabupaten Lampung Timur
No Kelas Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1 X IPA 1 36 35-
2 X IPA 2 37 32
3 X IPA 3 36 -
4 X IPA 4 35 -
Jumlah 144 67
Tabel 2. Sebaran Populasi dan Sampel SMA Negeri 3 Bandar Lampung
No Kelas Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1 X IPA 1 36 29
2 X IPA 2 36 -
3 X IPA 3 36 -
4 X IPA 4 36 31
Jumlah 144 60
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain ex post facto (Sudaryono, Margono, dan
Rahayi, 2013 :11) pada penelitian ini yang merupakan variabel bebas yang
bersifat tidak dapat dimanipulasi meyebabkan terjadinya perbedaan suatu
tingkah laku kelompok individu dalam variabel terikat. Seperti yang di
jelaskan oleh Nazir (2009: 73) bahwa ciri utama dalam desain penelitian ex
post facto yaitu peneliti tidak mempunyai kontrol langsung terhadap variabel-
variabel bebas karena manfestasi fenomena telah terjadi atau fenomena sukar
dimanipulasi. Di jelaskan lebih lanjut mengenai hal ini oleh Arikunto (2010:
26
268) peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, tetapi langsung mengambil
hasil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif, Arikunto (2010: 3) mendefinisikan penelitian
deskriptif sebagai penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,
kondisi atau hal-hal lain dan hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian. Pendekatan kuantitatif yaitu dalam kegiatan penelitian ini data
berupa angka tingkat penguasaan konsep biodiversitas dan sikap peduli
lingkungan yang kemudian di uji menggunakan uji regresi linier sederhana
dan kemudian uji beda antara sekolah kawasan Taman Nasional Way Kambas
(TNWK) dan sekolah dikota Bandar Lampung dengan menggunakan uji
independent sampel t test.
Gambar 2. Desain Ex Post Facto
Sumber : Adaptasi Sugiyono (2014: 216)
Keterangan :
X1 : Tingkat Penguasaan Konsep biodiversitas peserta didik sekolah kawasan
Taman Nasional Way Kambas
Y 1: Sikap peduli lingkungan peserta didik sekolah kawasan Taman Nasional
Way Kambas
X2 : Tingkat Penguasaan Konsep biodiversitas peserta didik sekolah di kota
Bandar Lampung
Y 2: Sikap peduli lingkungan peserta didik sekolah di kota Bandar Lampung
D. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur yang dilakukan dalam peneritian ini adalah sebagai berikut
1. Pra penelitian
X1 Y1
Y2 X2
27
a. Membuat surat izin observasi ke SMA Negeri 1 Labuhan Ratu
Kabupaten Lampung Timur dan SMA Negeri 3 Bandar Lampung.
b. Melakukan observasi terhadap peserta didik dikelas X di SMA Negeri
1 Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur yang merupakan sekolah
negeri yang berada di sekitar Taman Nasional Way Kambas dan
sekolah dikota Bandar Lampung yaitu SMA Negeri 3 Bandar
Lampung karena sekolah ini sesuai dengan tujuan penelitian.
Kemudian menetapkan kedua sekolah ini sebagai populasi dan sampel
dalam penelitian ini.
c. Melakukan wawancara dengan pendidik di SMA Negeri 1 Labuhan
Ratu Kabupaten Lampung Timur dan SMA Negeri 3 Bandar
Lampung. Sehingga di dapatkan hasil studi pendahuluan guna
menentukan permasalahan dalam penelitian.
d. Menyusun intrumen penelitian yang terdiri dari instrumen untuk
mengukur tingkat penguasaan konsep keanekaragaman hayati yang
dibuat berdasarkan KD 3.2 Menganalis berbagai tingkat
keanekaragaman hayati di indonesia beserta ancamannya dan
pelestariannya beserta ancamanya pada Kurikulum 2013 Revisi
e. Menyusun instrumen sikap peduli lingkungan yang di adaptasi dari
Yusup dan Munanda (2015: 295)
f. Melakukan uji koten dan uji bahasa dengan ahli lingkungan untuk tes
soal tingkat penguasaan konsep biodiversitas dan sikap peduli
lingkungan.
28
g. Membagiakan soal tes tingkat penguasaan konsep biodiversitas dan
sikap peduli lingkungan pada peserta didik SMA kelas X di sekolah
SMA Negeri 14 Bandar Lampung yang dijadikan sebagai tempat uji
validitas dan reliabilitas soal tes dan angket.
h. Melakukan uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda,
dan analisis pengecoh soal pada instrumen tingkat penguasaan konsep
biodiversitas.
i. Melakukan uji validitas dan uji reabilitas pada angket sikap peduli
lingkungan.
j. Menentukan jadwal dengan pendidik mata pelajaran biologi untuk
membagikan instrumen berupa tes pada materi keanekaragaman
hayati dan angket sikap peduli lingkungan.
2. Penelitian
a. Mengkondisikan dan membagikan soal tes kepada peserta didik yang
telah ditentukan sebagai sampel penelitian.
k. Memberikan skor tes tingkat penguasaan konsep biodiversitas dan
angket sikap peduli lingkungan yang telah diisi peserta didik.
Kemudian dihitung dan skor yang diperoleh dimasukan dalam
kriteria.
b. Mengolah data sikap peduli lingkungan peserta didik SMA Negeri 1
Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur dan SMA Negeri 3 Bandar
Lampung kemudian dilakukan perhitungan statistika menggunakan
SPSS 17.0 for Windows dengan cara melakukan analisis data dengan
uji regresi linier sederhana untuk mengetahui hubungan sikap peduli
29
lingkungan peserta didik antara sekolah kawasan TNWK dengan di
kota Bandar Lampung.
l. Mengolah data tingkat penguasaan konsep keanekaragman hayati
peserta didik SMA Negeri 1 Labuhan Ratu Kabupaten Lampung
Timur dan SMA Negeri 3 Bandar Lampung kemudian dilakukan uji
prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Dilakukan
perhitungan statistika menggunakan SPSS 17.0 for Windows dengan
cara melakukan analisis data dengan uji independent sampel t test.
untuk mengetahui perbedaan tingkat penguasaan konsep biodiversitas
peserta didik antara sekolah kawasan TNWK dengan di kota Bandar
Lampung.
c. Mengolah data sikap peduli lingkungan peserta didik SMA Negeri 1
Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur dan SMA Negeri 3 Bandar
Lampung kemudian dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan
uji homogenitas. Dilakukan perhitungan statistika menggunakan SPSS
17.0 for Windows dengan cara melakukan analisis data dengan uji
independent sampel t test. untuk mengetahui perbedaan sikap peduli
lingkungan peserta didik antara sekolah kawasan TNWK dengan di
kota Bandar Lampung.
E. Jenis Data Penelitian dan Teknik Pengambilan Data
1. Data penelitian
Pada penelitian ini data diperoleh yaitu data kuantitatif. Data tersebut
terdiri atas skor peserta didik dalam mengerjakan tes materi
keanekaragaman hayati dan skor sikap peduli lingkungan peserta didik
30
melalui angket untuk mengetahui perbedaan sekolah yang dekat dengan
tempat Taman Nasional Way Kambas terhadap tingkat penguasaan konsep
keanekaragam hayati.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Tes Tingkat Penguasaan Konsep
Tes diartikan sebagai instrumen pengumpul data yang dipergunakan
untuk mengukur tingkat penguasaan konsep objek terukur terhadap
suatu materi (Sudaryono, Margono, dan Rahayi, 2013: 11). Tes tingkat
penguasaan konsep di gunakan pada penelitian ini untuk mengkaji
tingkat penguasaan konsep peserta didik tentang materi
keanekaragaman hayati. Pertanyaan dibuat sebanyak 25 soal dengan
tes tipe pilihan jamak. Kisi-kisi tes penguasaan konsep dapat dilihat
seperti berikut
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Tingkat Penguasaan Konsep Biodiversitas
Kompetensi
Dasar Indikator No Soal
3.2. Menganalis
berbagai tingkat
keanekaragaman
hayati di
indonesia beserta
ancamannya dan
pelestariannya
beserta
ancamanya
1. Membedakan tingkatan
keanekaragaman hayati
tingkat gen, jenis dan
ekosistem
1, 2, 3, 4, 5,
6
2. Membedakan pengertian
keseragaman dan
keberagaman makhluk hidup
7, 8, 9
3. Menjelaskan faktor penyebab
tingginya keanekaragaman
hayati di lampung
10
4. Menjelaskan keanekaragaman
hayati flora dan fauna di
lampung
11, 12, 13
5. Menganalisis ancaman
punahnya keanekaragaman
hayati di indonesia
14, 15
6. Menjelaskan pelestarian
sumber daya alam dan
pemanfaatnya
16, 17
31
7. Menjelaskan usaha-usaha
pelestarian keanekargaman
hayati
18, 19, 20,
21, 22
Jumlah 22
Sumber : dimodifikasi dari Milasari, 2015: 671.
Pengumpulan data dari tes ini dilakukan penskoran secara manual
dengan menggunakan kunci jawaban yang telah dibuat oleh peneliti.
jika peserta didik menjawab soal dengan benar makan mendaptkan
skor 1 dan jika peserta didik salah atau tidak menjawab diberi skor 0.
Adapun perhitungan tes tingkat penguasaan konsep menggunakan
rumus menurut Purwanto (2013: 112):
S =
X 100
Keterangan :
S = Nilai tes
R= Jumlah skor soal yang dijawab benar
N = Skor maksimum dari tes
Hasil penskoran yang diperoleh kemudian dimasukan kedalam
kriterianya. Adapun kriteria tingkatan kemampuan penguasaan konsep
peserta didik yaitu
Tabel 4. Kriteria Tingkat Penguasaan Konsep Peserta Didik
No Skor Kriteria
1 81-100 Sangat Tinggi
2 61-80 Tinggi
3 41-60 Cukup
4 21-40 Rendah
5 0-20 Sangat Rendah
Sumber : Arikunto (2010: 375)
b. Angket
Angket yang digunakan pada penelitan ini adalah angket tertutup.
Angket tertutup yaitu angket yang sudah disedikan jawabannya
32
sehingga peserta didik tinggal memilih. Menggunakan skala likert
dengan 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak
setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) (Arikunto, 2010: 195). Kisi-
kisi instrumen angket sikap peduli lingkungan sebagai berikut.
Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Sikap Peduli Lingkungan
Dimensi Indikator Aspek yang diamati Item Pernyataan
Positif Negatif
Kognisi
Pemahaman
individu
terhadap
lingkungan
Sikap terhadap bumi 8 4, 9
Sikap terhadap flora
dan fauna
16 12, 22
Sikap terhadap
sampah
30 23, 25
Afeksi
Perasaan
individu
terhadap
lingkungan
Sikap terhadap bumi 10, 14 7, 15
Sikap terhadap flora
dan fauna
3, 17,
18
2, 19,
Sikap terhadap
sampah
27 29
Konasi
Kecenderung
an untuk
bertindak
terhadap
lingkungan
Sikap terhadap bumi 5 6
Sikap terhadap flora
dan fauna
20 1, 11,
13, 21,
24,
Sikap terhadap
sampah
28 26
Jumlah 12 18
Sumber : Yusup dan Munandar, 2015: 295
Setelah angket diisi oleh peserta didik maka dilakukan penskoran
angket. Sebelum dilakukan penskoran dari setiap jawaban peneliti
menggunkan skala untuk setiap jawaban yaitu skala 1-4 sebagai
berikut
33
Tabel 6. Kriteria Skor Angket
Keterangan Nilai (Skor)
Pernyataan Positif
Nilai (Skor)
Pernyataan Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Sumber : Arikunto (2008: 180).
Setelah dilakukan penskoran sikap peduli lingkungan peserta didik
berdasarkan skor angket tersebut maka dilakukan presentase sikap
peduli lingkungan dengan rumus :
P =
x 100%
Keterangan:
P = angka persentase sikap peduli lingkungan peserta didik
f = jumlah skor sikap peserta didik yang diperoleh
N = skor maksimal sikap peserta didik (Sudijono, 2000: 369)
Setelah didapat presentase sikap peduli lingkungan kemudian
menentukan skor capaian sikap peduli lingkungan yang diperoleh
peserta didik dikelompokan ke dalam kriteria sebagai berikut:
Tabel 7. Kriteria Skor Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik
No Skor Kriteria
1 81-100% Sangat Tinggi
2 61-80% Tinggi
3 41-60% Cukup
4 21-40% Rendah
5 0-20% Sangat Rendah
Sumber : Herman (2016: 66)
F. Validitas dan Reliabilitas Insrtumen
1. Tes
a. Uji Validitas
34
Instrumen yang dikatakann baik atau memiliki validitas tinggi atau
dapat dinyatakan valid, jika skor-skor pada subjek uji coba memiliki
korelasi positif yang signifikan dengan skor totalnya (Sudaryono,
Margono dan Rahayi, 2013: 112). Nilai validitas untuk data kontinu
memilki data dikotom yaitu skor 1 (satu) untuk setiap butir soal yang
dijawab benar dan skor 0 (nol) untuk setiap butir soal yang dijawab
salah. Validitas angket ini dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus korelasi point biseral dengan taraf signifikansi 5%. Dimana
kriteria suatu angket dikatakan valid atau tidak berdasarkan nilai
korelasinya sebagai berikut
Jika rpbi ˃ rtabel maka dapat diartikan bahwa instrumen valid
Jika rpbi ˂ rtabel maka dapat diartikan bahwa instrumen tidak valid.
Untuk mengetahui tingkat validitas tes, maka nilai hasil uji validitas
dengan korelasi point biseral dapat dimasukan dalam kriteria sebagai
berikut:
Tabel 8. Kriteria validitas instrumen tes
No Nilai r Tingkat Validitas
1 0,81-1,00 Sangat Tinggi
2 0,61-0,80 Tinggi
3 0,41-0,60 Cukup
4 0,21-0,40 Rendah
5 0,00-0,20 Sangat Rendah
Sumber : Arikunto (2008: 75)
b. Uji Reliabilitas
Salah satu syarat suatu soal tes itu harus ajeg atau tetap maka penting
dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui tingkat ketepatan atau
keajegan suau instrumen. Reliabilitas instrumen adalah suatu tes dapat
35
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2008: 86). Reliabilitas
instrumen dapat dianalisis dengan Kuder Richardson.
Tabel 9. Kriteria reliabilitas instrumen angket
No Nilai r Tingkat Validitas
1 0,8000 - 1,0000 Sangat Tinggi
2 0,6000 - 0,7999 Tinggi
3 0,4000 - 0,5999 Cukup
4 0,2000 - 0,3999 Rendah
5 0,0000 - 0,1999 Sangat Rendah
Sumber : Sugiyono (2014: 39)
c. Taraf Kesukaran
Suatu soal perlu dianalisis butir-butir soalnya agar mendapatkan
informasi apakah soal tersebut baik, kurang baik dan atau soal tersebut
jelek guna untuk mengadakan perbaikan pada soal tersebut. Soal yang
baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran dalam istilah evaluasi dinyatakan dalam bentuk
proporsi yang besarnya berkisar 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan
indeks kesukaran 0,00 menunjukan bahwa soal itu terlalu sukar,
sebaliknya indeks 1,0 menunjukan bahwa soalnya terlalu mudah
(Daryanto, 2012: 180). Taraf kesukaran suatu soal dapat dihitung
menggunakan SPSS dengan melihat nilai mean soal tersebut.
Tabel 10. Kriteria tingkat kesukaran instrumen tes
No Nilai P Tingkat Kesukaran
1. 0,00 - 0,30 Sukar
2. 0,31 - 0,70 Sedang
3. 0,71 - 1,00 Mudah
Sumber : Daryanto (2012: 182).
36
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir untuk dapat
membedakan antara peserta didik yang telah menguasai materi dengan
peserta didik yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang akan
diujikan. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut
indeks kesukaraan, indeks deskriminasi (daya beda) ini berkisar antara
0,00 sampai 1,00. Hanya bedanya indeks kesukaran tidak mengenal
tanda megatif (-), tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negatif.
Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika sesuatu soal
“terbalik” menunjukan kualitas testee. Semakin tinggi (positif) daya
pembeda suatu soal, maka semakin kuat/baik soal itu. Bagi suatu soal
yang dapat dijawab benar oleh peserta didik yang memahami
memahami materi maupun peserta didik yang tidak memahami
memahami materi, maka soal itu tidak baik karena tidak mempunyai
daya beda. Demikian pula jika semua kelompok bawah (yang tidak
memahami memahami materi ) menjawab betul, maka nilai kelompok
bawah sama-sama menjawab benar atau sama-sama menjawab salah,
maka soal tersebut mempunyai nilai D 0,00. Karena tidak mempunyai
daya beda (Daryanto, 2012: 184).
Tabel 11. Kriteria daya pembeda instrumen tes
No Indeks daya beda Daya Beda
1 0.70-1.00 Soal Baik Sekali
2 0.40-0.70 Soal Baik
3 0.20-0.40 Soal cukup
4 0.00-0.20 Soal jelek
5 Bertanda (-) Soal sangat jelek
Sumber : Daryanto ( 2012: 190).
37
e. Pengecoh/distraktor
Pada tes pilihan ganda ada beberapa option/alternatif jawaban yang
sengaja dimasukan sebagai distraktor (pengecoh). Butir soal yang baik
pengecohnya akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang
menjawab salah. Sebaliknya butir soal yang buruk, pengecohnya akan
dipilih secara tidak merata. Pengecoh dianggap baik bila jumlah
peserta didik yang memilih pengecoh itu sama atau mendekati jumlah
ideal (Sudijono, 2007: 389).
Tabel 12. Kriteria kualitas pengecoh tes
No Ipc Kualitas Pengecoh
1. 76% - 125% Sangat baik
2. 51% - 75% atau 126%-150% Baik
3. 26% - 50% atau 151%-175% Kurang baik
4. 0% - 25% atau 176%-200% Buruk
5. > 200% Sangat Buruk
Sumber : (Sudijono, 2007: 389).
5. Angket
a. Uji validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat valid dari suatu
instrumen. Instrumen yang valid memiliki korelasi yang kuat atau
mendukung terhadap skor secara total dan tidak valid jika sebuah
instrumen tidak memiliki korelasi secara signifikan terhadap skor
totalnya Arikunto (2010: 168). Nilai uji validitas untuk data kontinum
yaitu 0-10 atau 1-5 dapat dihitung menggunakan rumus pearson
product moment. Jika diperoleh koefisien hasil perhitungan rhitung
nilainya lebih tinggi dari rtabel maka dapat diartikan bahwa instrumen
valid. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung nilainya lebih rendah dari rtabel
38
maka dapat diartikan bahwa instrumen tidak valid. Dengan taraf
signifikansi 0,05.
Tabel 13. Kriteria Validitas Angket
No Skor Kriteria
1 81-100 Sangat Tinggi
2 61-80 Tinggi
3 41-60 Cukup
4 21-40 Rendah
5 0-20 Sangat Rendah
Sumber : Arikunto (2010: 29)
b. Uji reliabilitas
Instrumen yang dikatakan reabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama. Menurut Arikunto(2010:221) reliabilitas menunjukan
pada suatu pengertian bahwa sesuatu intrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,yang reabel
akan menghasilkan data yangdapat dipercaya juga, reliabilitas
instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan
pengukuran. Reliabilitas instrumen angket dapat dianalisis
menggunakan rumus Alpha Cronbach’s, suatu variabel dinyatakan
reliabel atau ajeg jika memiliki nilai Alpha Cronbach’s lebih besar dari
0,06. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes dan angket, maka nilai
hasil uji reliabilitas di masukan ke dalam kriteria sebagai berikut:
39
Tabel 14.Kriteria reliabilitas instrumen angket
NilaiReliabilitas Kategori
0,00 -0,20 Sangat rendah
0,21 -0,40 Rendah
0,41 -0,60 Cukup
0,61 -0,80 Tinggi
0,81 -1,00 Sangat Tinggi
Sumber: Arikunto (2010: 319).
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian kenormalan distribusi data yang
bertujuan untuk mendeteksi suatu data terdistribusi normal atau tidak.
Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Kolvmogorv Smirnov.
Memilik ketentuan hipotesis yaitu H0 adalah sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal dan H1 adalah sampel tidak berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Distribusi data dikatakan normal jika
memenuhi kriteria sebagai berikut.
Jika probabilitas (sig) > 0,5 maka H0 diterima
Jika probabilitas (sig) < 0,5 maka H1 ditolak
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat kesamaan
antarvarian atau tidak. Pengujian homogenitas dilakukan dengan uji
Levene statistik.
Dengan kriteria sebagai berikut.
Apabila nilai sig > 0,05 maka data homogen
40
Apabila nilai sig < 0,05 maka data tidak homogen (Misbahuddin
dan Hasan, 2013:290-291).
c. Uji Hipotesis
1. Uji Independent Sampel T Test
Tujuan analisis data adalah untuk memberikan makna atau arti yang
digunakan untuk menarik suatu kesimpulan dari masalah yang ada.
Teknik analisis data dan pengujian hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif. Data yang dianalisis
merupakan hasil tes tingkat penguasaan konsep peserta didik tentang
biodiversitas dan hasil angket sikap peduli lingkungan, untuk menguji
hipotesis perbedaan yaitu digunakan uji independent sampel t test dengan
taraf signifikan 5%.
1. Hipotesis
1. H1 = Terdapat perbedaan tingkat penguasaan konsep biodiversitas
peserta didik antara sekolah kawasan Taman Nasional Way
Kambas (TNWK) dengan peserta didik dikota Bandar
Lampung.
H0 = Tidak terdapat perbedaan tingkat penguasaan konsep
biodiversitas peserta didik antara sekolah kawasan Taman
Nasional Way Kambas (TNWK) dengan peserta didik
dikota Bandar Lampung.
2. H1 = Terdapat perbedaan sikap peduli lingkungan peserta
didik antara sekolah kawasan Taman Nasional Way Kambas
(TNWK) dengan peserta didik dikota Bandar Lampung.
41
H0= Tidak terdapat perbedaan sikap peduli lingkungan peserta
didik antara sekolah kawasan Taman Nasional Way Kambas
(TNWK) dengan peserta didik di kota Bandar Lampung.
2. Keputusan Uji
Jika nilai signifikan atau Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima
dan H1 ditolak.
Jika nilai signifikan atau Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak
dan H1 diterima.
2. Uji Regresi Linear Sederhana
Uji regresi pada penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi
hubungan anatarvariabel, keeratan hubungan antarvariabel, dan kontribusi
variabel X terhadap variabel Y.
a. Signifikansi Pengaruh Antarvariabel (Nilai Signifikansi)
Untuk menarik kesimpulan dari hipotesis dan untuk memperkuat
didalam menganalisis data, peneliti menggunakan uji hipotesis dengan
menggunkan SPSS 17.0. Data hasil uji hipotesis bersumber pada output
tabel ANOVA, kemudian pengujian dilakukan dengan membandingkan
anatara nilai signifikansi dan 0,05 dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
1. Kriteria pengujian
a. Jika Sig. ≤ 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan
b. Jika Sig. > 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan
2. Membuat kesimpulan
Membandingkan antara nilai Sig. dan nilai α dan kesimpulan
42
dilihat dari kriteria pengujian.
1. H0 = Tidak terdapat hubungan antara tingkat penguasaan konsep
biodiversitas dan sikap peduli lingkungan peserta didik SMA di
kawasan Taman Nasional Way Kambas (TWNK).
H1 = Terdapat hubungan antara tingkat penguasaan konsep biodiversitas
dan sikap peduli lingkungan peserta didik SMA di kawasan Taman
Nasional Way Kambas (TWNK).
2. H0 = Tidak terdapat hubungan antara tingkat penguasaan konsep
biodiversitas dan sikap peduli lingkungan peserta didik SMA di kota
Bandar Lampung.
H1 = Terdapat hubungan antara tingkat penguasaan konsep biodiversitas
dan sikap peduli lingkungan peserta didik SMA di kota Bandar
Lampung.
b. Keeratan hubungan antarvariabel (Koefisien Korelasi)
Keeratan hubungan antara variabel X (tingkat penguasaan konsep
biodiversitas) dan variabel Y (sikap peduli lingkungan) dilakukan
dengan melihat nilai r pada analisis regresi linear sederhana. Kemudian,
hasilnya disesuikan dengan kriteria sebagai berikut.
Tabel 15. Interval Koefisien Tingkat Hubungan Antara Penguasaan
Konsep Biodiversitas dengan Sikap Peduli Lingkungan
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2012: 257)
43
c. Kontribusi Variabel X terhadap Variabel Y (Koefisien Determinasi)
Uji ini dilihat melalui besar kecilnya nilai R Square pada uji regresi
linear sederhana. Presentase nilai R Square dapat diinterpretasikan
sebagai besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y.
H. Hasil Analisis Kualitas Instrumen
a. Tes
1) Uji Validitas
Tes pilihan jamak di uji cobakan pada 27 peserta didik kelas X
yang dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2018 di SMAN 14 Bandar
Lampung. Hasil uji tes pilihan jamak yang telah dilakukan,
diperoleh butir soal yang valid dan tidak valid. Sebaran butir soal
yang valid dan tidak valid tersebut dapat dilihat pada lampiran 9.
Berdasarkan hasil uji validitas tes tingkat penguasaaan konsep
biodiversitas, dengan taraf signifikansi 5% didapatkan soal tes
yang tidak valid sebanyak 21 butir soal dan yang valid sebanyak
22 butir soal dengan kriteria kevalidannya dari rendah, cukup dan
tinggi. Hal ini terlihat dari nilai rpbi > rtabel, sehingga 22 soal
tersebut dinyatakan valid.
2) Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas tes tingkat penguasaaan konsep biodiversitas
dengan uji Kuder Richardson, diperoleh reliabilitas soal sebesar
0,842 dengan kriteria sangat tinggi dan hasil uji reliabilitas tes
tingkat penguasaaan konsep biodiversitas dapat dilihat pada
lampiran 9.
44
3) Tingkat Kesukaran
Uji tingkat kesukaran merupakan peluang untuk menjawab benar
suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk indeks. Berdasarkan hasil uji tingkat
kesukaran tes tingkat penguasaaan konsep biodiversitas, diperoleh
tingkat kesukaran soal dengan kriteria mudah sebanyak 6 butir
soal, sedang sebanyak 28 butir soal dan sukar sebanyak 9 butir
soal dan hasil tingkat kesukaran soal tes tingkat penguasaaan
konsep biodiversitas dapat dilihat pada lampiran 9.
4) Daya Pembeda
Berdasarkan hasil uji daya pembeda tes tingkat penguasaaan
konsep biodiversitas, diperoleh tingkat daya pembeda kriteria
baik sekali sebanyak 2 butir soal, baik sebanyak 7 butir soal,
cukup sebanyak 20 butir soal, jelek sebanyak 12 butir soal dan
tidak baik sebanyak 2 butir soal. Lebih lengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 9.
5) Analisis Pengecoh/Distraktor
Butir soal yang baik pengecohnya akan dipilih secara merata oleh
peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya butir soal yang
buruk, pengecohnya akan dipilih secara tidak merata.
Berdasarkan hasil analisis pengecoh pada soal tes tingkat
penguasaaan konsep biodiversitas diperoleh hasil soal yang bisa
digunakan sebanyak 25 butir soal dan soal yang seharusnya
45
diganti dan di revisi sebanyak 18 butir soal lebih lengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 9.
Setelah dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji kesukaran, uji
daya beda dan uji distraktor maka soal yang baik dan dapat
digunakan untuk mengukur tingkat penguasaaan konsep
biodiversitas peserta didik sebanyak 20 soal yaitu soal nomor 1, 5,
6, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 24, 26, 28, 30, 31, 33, 34, 39, 40, 41, 42.
b. Kuisioner Sikap Peduli Lingkungan
1) Uji Validitas
Dari hasil uji validasi kuisioner yang telah dilakukan lebih lengkap
dapat dilihat pada lampiran 9, diperoleh butir kuisioner yang valid
sebanyak 35 pernyataan dan 15 pernyataan tidak valid. Item yang
tidak valid kemudian tidak digunakan. Pada penelitian ini peneliti
hanya menggunakan 30 butih kuisioner yang valid. Hasil uji
validitas kuisioner sikap peduli lingkungan dengan taraf
signifikansi 5% ada 35 pernyataan yang telah valid dengan kriteria
kevalidannya dari rendah, cukup dan tinggi. Hal ini terlihat dari
nilai rhitung > rtabel, sehingga 35 pernyataan tersebut dinyatakan
valid.
2) Uji Reliabilitas
Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuisioner sikap peduli lingkungan
dengan uji Alpha Cronbach, diperoleh reliabilitas kuisioner sebesar
0,797 dengan kriteria tinggi.
60
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka simpulan yang didapat
sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan tingkat penguasaan konsep biodiversitas pada
peserta didik di sekolah kawasan Taman Nasional Way Kambas
(TNWK) dengan di kota Bandar Lampung.
2. Terdapat perbedaan sikap peduli lingkungan pada peserta didik di
sekolah kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan di
kota Bandar Lampung.
3. Terdapat hubungan antara tingkat penguasaan konsep biodiversitas
terhadap sikap peduli lingkungan peserta didik di sekolah kawasan
Taman Nasional Way Kambas (TNWK).
4. Tidak terdapat hubungan antara tingkat penguasaan konsep
biodiversitas tentang biodiversitas terhadap terhadap sikap peduli
lingkungan peserta didik di sekolah kota Bandar Lampung.
61
B. Saran
Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pada peneliti selanjutnya yang akan menggunakan soal tes dan
kusioner yang sama, sebaiknya memberikan waktu pengerjaan soal tes
dan kusioner lebih lama agar peserta didik tidak terburu-buru dalam
menjawab soal tes dan kusioner sehingga hasilnya lebih baik dalam
membandingkan antara tingkat penguasaan konsep biodiversitas dan
sikap peduli lingkungan peserta didik pada sekolah kawasan Taman
Nasional Way Kambas (TNWK) dengan sekolah di kota Bandar
Lampung.
2. Bagi pendidik diharapkan untuk menggunakan Taman Nasional Way
Kambas (TNWK) atau alam sekitar sebagai sumber belajar
biodiversitas agar penguasaan konsep biodiversitas peserta didik dapat
lebih maksimal.
62
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, R. 2013 Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup Melalui Pembelajaran
IPS Di Sekolah Dasar Sebagai Alternatif Menciptakan Sekolah Hijau.
Pedagogia. 2 (1) : 98-108.
Akhmad, F. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Teori Dan
Aplikasi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Alpusari M. 2013. Analisis Kurikulum Pendidikan Lingkungan Hidup Pada
Sekolah Dasar Pekanbaru. Jurnal Primary Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau. Riau. 2 (2): 10-17.
Alwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan
Nasional Balai Pustaka. Jakarta.
Anazifa R. D dan Hadi R. F. 2016. Pendidikan Lingkungan Hidup Melalui
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project- Based. Learning) Dalam
Pembelajaran Biolog.Prosiding Symbion (Symposium on Biology
Education). 453-462.
Anderson, L., dan Krathwohl, D. R., (2015), Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Assesmen: Revisi Taksonomi Bloom,
Pustaka. Yogyakarta.
Arikunto. S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Jakarta.
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2015. Distribusi dan Kepadatan
Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung. 2015. Di
(https://lampung.bps.go.id/dynamictable/2017/04/11/387/distribusi-
dan-kepadatan-penduduk-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-
lampung-2015.html diakses pada tanggal 25 Maret 2018 pukul 22.36
WIB.)
Barlia, L. 2008. Teori Pembelajaran Lingkungan Hidup di Sekolah Dasar.
Royyan Press. Subang.
63
Bundu, P. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains-SD. Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi. Jakarta.
Christiani C., Tedjo P., dan Martono B. 2014. Analisis Dampak Kepadatan
Penduduk Terhadap Kualitas Hidup Masyarakat Provinsi Jawa
Tengah. 3 (1).
Daryanto, H. 2012. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta
Departemen Kehutanan. 2012. Keputusan Mentri No.8205/Kpts-II/2002 tentang
Perubahan Peraturan Mentri Kehutanan No.P.70./Menhut-II/2008
tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Departemen
Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta.
Elmubarok, Z. 2008. Menumbuhkan pendidikan nilai. Alfabeta. Bandung.
Fauzi, M.I. 2012: Hubungan Pengetahuan Lingkungan Terhadap Pembentukan
Sikap Peduli Lingkungan Pada Siswa Sma Kelas Xi Di Kabupaten
Karanganyar. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta
Hermawan, L., Q. and C., Puspita. 2007. Pemanfaatan Sampah Organik sebagai
Sumber Biogas untuk Mengatasi Krisis Energi Dalam Negeri. Karya
Tulis Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Insani, M.D. 2012. Studi Pendahuluan Identifikasi Penggunaan Kesulitan dalam
Pembelajaran pada Guru IPA SMP Se-kota Malang. Jurnal Pendidikan
Biologi. Malang. 7. (2): 81-93.
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Erlangga. Jakarta.
Kemendikbud. 2017. Panduan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar
SMA. Jakarta. Kemendikbud.
Marliza, Yusrizal, dan Abdullah. 2015. Pengembangan Instrumen Penilaian
Afektif Untuk Mengukur Sikap Siswa Terhadap Nilai Atau Norma
Yang Berhubungan Dengan Materi Keanekaragaman Hayati Indonesia.
Jurnal Biotik. 3 ( 2): 89-99.
Milasari, A. 2015. Kualitas Tes Subjektif Berpikir Kritis Materi Keanekaragaman
Hayati. Bioedu. Vol.4 No.1 Januari 2015
Miranto, S. 2017. Integrasi Konsep-Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup Dalam
Pembelajaran Disekolah. EDUSAINS. 9 (1) : 81-88.
Misbahuddin dan Hasan I. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik (Edisi
Ke-2). Bumi Aksara. Jakarta.
64
Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengamatan Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Mumpuni, K. E., Susilo, H., Dan Rohman, F. 2015. Peran Masyarakat Dalam
Upaya Konservasi. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP
UNS 2015. Surakarta.
Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta
Jakarta.
O'Brien, S. R.M. 2007. Indications of environmental literacy: using a new survey
instrument to measure awareness, knowledge, and attitudes of
university-aged students. IOWA State University.IOWA.
Purwanto, N. 2013. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Remaja Rosda Karya. Bandung.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.
Pratomo. S. 2009. Model Pembelajaran Tematik Dalam Pendidikan Lingkungan
Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. 11 : 1-18
Rahmawati, I., dan Swanda , M.I. 2015. Upaya Pembentukan Perilaku Peduli
Lingkungan Siswa Melalui Sekolah Adiwiyata Di Smp Negeri 28
Surabaya. Kajian Moral dan Kewarganegaraan. 01 (03) : 71-88.
Rianto, Y. S. Dan Setriani, L. 2016. Students In Environmental Awareness As
Outcome Adiwiyata In Sma N 14 Padang. STKIP PGRI Sumatra Barat.
Padang.
Siahaan, N.H.T. 2004. Hukum Lingkungan Dan Ekologi Pembangunan. Erlangga.
Jakarta.
Sudaryono, Margono G., dan Rahayi W. 2013. Pengembangan Instrumen
Penelitian Pendidikan. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif. Alfabeta. Bandung.
Sumarmi. 2008. Sekolah Hijau Sebagai Alternatif Pendidikan Lingkungan Hidup
Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual. Jurnal Ilmu
Pendidikan. 5 (1). 19-25.
65
Surbakti, A. 2015. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Sutoyo. 2010. Keanekaragaman Hayati Indonesia. Buana Sains. 10 (2): 102-106.
Tropical Forest Conservation Action . 2018. Taman Nasional Way Kambas:
Benteng Terakhir Hidupan Liar. (http://ijcasumatra.org/ taman
nasional-way-kambas-benteng terakhir-hidupan-liar/, diakses pada
tanggal 19 Maret 2018 pukul 21.10 WIB.)
Triyono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. OMBAK (IKAPI).
Yogyakarta.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
(http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf, diakses pada tanggal
24 Februari 2018 pukul 21.10 WIB.)
Yusup, F. dan Munandar, A. 2015. Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap
Terhadap Lingkungan yang Valid dan Reliabel bagi Siswa SMA. (Tesis).
USU. Medan.