STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA...

146

Transcript of STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA...

Page 1: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

i

STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMANMENARCHE PADA REMAJA PEREMPUAN DI RW 07

KELURAHAN CAKUNG BARATJAKARTA TIMUR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan(S. Kep)

OLEH:ADELIA INGGAR DEWATI

NIM: 109104000029

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1435 H/2014 M

Page 2: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

ii

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sebenar-benarnya

bahwa semua pernyataan dalam skripsi ini:

Nama : Adelia Inggar Dewati

NIM : 109104000029

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Studi Fenomenologi Pengalaman Menarche pada Remaja

Perempuan di RW 07 Kelurahan Cakung Barat Jakarta

Timur

Merupakan hasil studi pustaka, penelitian lapangan, dan karya sendiri dengan

bimbingan dosen pembimbing. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk

memperoleh gelar dari berbagai jenjang perguruan tinggi manapun dan semua

informasi, data, dan hasil pengolahannya yang diajukan telah dinyatakan secara

jelas sumbernya dan dapat diperiksa kebenarannya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, Januari 2014

Adelia Inggar Dewati

Page 3: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul

STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADAREMAJA PEREMPUAN DI RW 07 KELURAHAN CAKUNG BARAT

JAKARTA TIMUR

Telah di setujui dan diperiksa pembimbing skripsiProgram Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

ADELIA INGGAR DEWATI

109104000029

Pembimbing I Pembimbing II

Puspita Palupi, S.Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.MatN NIP. 198011192011012006

Jamaludin, S.Kp., M.KepNIP. 196805222008011007

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1435 H/ 2014 M

Page 4: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADAREMAJA PEREMPUAN DI RW 07 KELURAHAN CAKUNG BARAT

JAKARTA TIMUR

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan tim penguji oleh :

ADELIA INGGAR DEWATI

109104000029

Jakarta, 21 Januari 2014

Pembimbing I Pembimbing II

Puspita Palupi, S.Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat Jamaludin, S.Kp., M.KepNIP. 198011192011012006 NIP. 196805222008011007

Penguji I Penguji II

Yenita Agus, M.Kep., Sp.Mat., Ph.D Jamaludin, S.Kp., M.KepNIP. 197206082006042001 NIP. 196805222008011007

Penguji III

Puspita Palupi, S.Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.MatNIP. 198011192011012006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1435 H/ 2014 M

Page 5: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

v

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADAREMAJA PEREMPUAN DI RW 07 KELURAHAN CAKUNG BARAT

JAKARTA TIMUR

Oleh :

ADELIA INGGAR DEWATI

109104000029

Jakarta, Januari 2014

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu KeperawatanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KMNIP. 19790520 200001 1012

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp. And

Page 6: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

vi

RIWAYAT HIDUP

Nama : Adelia Inggar Dewati

Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 08 Juli 1991

Status Pernikahan : Belum menikah

Alamat : Jalan Haji Buang No.151, RT 007/RW 005,

Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung,

Jakarta Timur, 13810

Telepon : 085773911064

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. Tk Yusufiyah [1996-1997]

2. SD Angkasa IV Halim Perdana Kusuma [1997-2003]

3. SMP Negeri 81 Jakarta Timur [2003-2006]

4. SMA Negeri 48 Jakarta Timur [2006-2009]

5. S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta [2009-2014]

Pengalaman Pelatihan, Seminar, dan Workshop:

1. Seminar “Cultural Approach In Holistic Nursing Care In Globalization

Era”, Jakarta, 2009

2. Seminar Umum “Hilangnya Ayat dalam Undang-Undang Anti Rokok”

Jakarta, 2009

3. Pelatihan Kesehatan “Health Training 4 Medical Skill”, Jakarta, 2009

Page 7: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

vii

4. Seminar Nasional “Menuju Indonesia Bebas Kaki Gajah & Sosialisasi Flu

Burung”, Jakarta, 2009

5. Seminar Profesi “Keperawatan Islami, Penerapan dalam Praktek dan

Kurikulum Pendidikan Perawat di Indonesia”, Jakarta, 2010

6. Second International Nursing Student Forum “Nursing Challanges in the

Global Society”, Thailand, 2010

7. Seminar Kesehatan “Peran Kebijakan Standardisasi Internasional Rumah

Sakit dalam Meningkatkan Profesionalisme Pelayanan Kesehatan”,

Jakarta, 2011

8. Seminar Keperawatan “Nursing as Partner Society and Delivering Public

Health”, Jakarta, 2011

9. Emergency Nursing Seminar dan Workshop “Peran Perawat dalam

Tatalaksana Trauma Thoraks Berbasis Pasien Safety”, Jakarta, 2012

10. Seminar Nasional “Uji Kompetensi Nasional Perawat: Meningkatkan

Peran dan Mutu Profesi Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan

Global”, Jakarta, 2012

11. Seminar Keperawatan “Update Diagnsa NANDA, Aplikasi ISDA dan

Diagnostic Reasoning”, Jakarta, 2012

12. Seminar Nasional Keperawatan “NANDA, NIC, NOC: Concept,

Implementation and Innovation for Better Quality of Nursing Service in

Indonesia”, Jakarta, 2013

13. Seminar Pendidikan Akbar Tahunan 5 ACIKITA “Memajukan Pendidikan

dan Riset Indonesia melalui Kerjasama Internasional”, Jakarta, 2013

Page 8: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

viii

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Januari 2014

Adelia Inggar Dewati, NIM : 109104000029

Studi Fenomenologi Pengalaman Menarche pada Remaja Perempuan di RW07 Kelurahan Cakung Barat Jakarta Timur

xviii + 103 halaman + 1 gambar + 2 bagan + 1 tabel + 4 lampiran

ABSTRAK

Menarche merupakan menstruasi pertama kali yang menunjukkan kematanganreproduksi seorang perempuan. Menarche berdampak pada perubahan fisikmaupun psikologis pada remaja perempuan. Penelitian ini bertujuan untukmengeksplorasi pengalaman menarche remaja perempuan di RW 07 kelurahanCakung Barat Jakarta Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengandesain fenomenologi deskriptif yang dilakukan melalui wawancara mendalam.Partisipan penelitian ini terdiri dari enam partisipan berusia 13-17 tahun yangtelah mengalami menarche. Pemilihan partisipan penelitian ini menggunakanteknik purposive sampling berdasarkan asas kesesuaian dan kecukupan. Datadidapat dari hasil rekaman wawancara mendalam dan dianalisis dengan metodeColaizzi. Penelitian ini mengidentifikasi sembilan tema, yaitu: 1) makna menarchepada remaja perempuan, 2) dominasi perasaan remaja perempuan saat menarche,3) kesiapan remaja perempuan saat menarche, 4) perubahan remaja perempuansetelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan saat menarche, 6)upaya remaja perempuan dalam mengatasi ketidaknyamanan saat menarche, 7)dukungan remaja perempuan saat menarche, 8) perawatan diri remaja perempuansaat menstruasi, 9) mitos-mitos menstruasi yang menghantui remaja perempuan.Remaja perempuan yang terlibat dalam penelitian ini cenderung memilikipersiapan yang kurang dan pemahaman yang terbatas saat mengalami menarchesehingga hal itu dapat berdampak pada penyesuaian diri saat menarche. Dukungankeluarga, sekolah, maupun pelayanan kesehatan diperlukan dengan memberikanbimbingan sedini mungkin kepada remaja perempuan agar dapat mempersiapkandiri dengan baik saat menghadapi menarche. Penelitian lebih lanjut juga dapatdilakukan untuk mengeksplorasi secara mendalam, khususnya partisipanpendukung, seperti orang tua maupun remaja perempuan yang mengalamimenarche terlambat agar didapatkan data yang lebih bervariasi dari sebelumnya.

Kata kunci: Pengalaman, Menarche, Remaja Perempuan

Daftar bacaan: 79 (2001-2013)

Page 9: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

ix

SCHOOL OF NURSINGFACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCESYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITYJAKARTA

Undergraduates Thesis, January 2014

Adelia Inggar Dewati, NIM : 109104000029

Fenomenolgy Study Experience of Menarche in Adolescent Girls atNeighboorhoods 07 Cakung Barat Village East Jakarta

xviii + 103 pages + 1 image + 2 schemes + 1 table + 4 attachements

ABSTRACT

Menarche is the first menstruation which indicate a female reproductive maturity.Menarche has implication to physical and psychological changes in adolescentgirls. The aim of this study was to explore experience of menarche in adolescentgirls at neighboorhoods 07 Cakung Barat Village East Jakarta. This study usedqualitative research with descriptive phenomenological design through in-depthinterview. Participants of this study consisted of six participants, aged 13-17 whohad menarche. Participants were selected using purposive sampling techniquebased on the principles of suitability and adequacy. Data was obtained from therecording of in-depth interview and analyzed with Colaizzi method. This studyidentified nine themes, namely: 1) the meaning of menarche in adolescent girls, 2)domination’s feeling of adolescent girls at menarche, 3) the readiness ofadolescent girls in the dealing with menarche, 4) adolescent girls changes aftermenarche, 5) the inconvenience of adolescent girls at menarche, 6) the attempts ofadolescent girls to overcome the inconvenience at menarche, 7) the adolescentgirls support at menarche, 8) adolescent girls self-care during menstruation, 9)menstrual myths that haunted adolescent girls. Adolescent girls who involved inthis study tended has less preparation and lack of understanding when they hadmenarche and it can have impact on adjusment at menarche. Support from family,schools, and health services is required to provide guidance as early as possible toadolescent girls in order to prepare themselves well when facing the menarche.Further study can be also carried out to explore deeply, especially to supportparticipants, such as parents, and also adolescent girls who had late menarche inorder to obtain varied data.

Keywords: Experience, Menarche, Adolescent Girls

Reference: 79 (years 2001-2013)

Page 10: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan nikmat, rahmat, serta anugerahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Fenomenologi Pengalaman

Menarche pada Remaja Perempuan di RW 07 Kelurahan Cakung Barat

Jakarta Timur”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan

dengan melakukan penelitian pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis banyak memperoleh pelajaran melalui penyusunan skripsi ini.

Penyelesaian skripsi ini juga terselesaikan tidak lain karena bantuan dari berbagai

pihak sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. DR. (hc). dr. MK Tadjudin Sp.And., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., M.KM. selaku Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Ita Yuanita, S.Kp., M.Kp. selaku pembimbing akademik.

5. Ibu Puspita Palupi, S.Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat. selaku pembimbing 1

dan Bapak Jamaludin, S.Kp., M.Kep. selaku pembimbing 2 yang senantiasa

Page 11: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

xi

bersabar membimbing dan banyak memberi masukan serta pengarahan kepada

penulis.

6. Segenap Bapak/Ibu dosen PSIK UIN Jakarta yang telah memberikan banyak

bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staff dan karyawan di

lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga telah banyak

membantu dalam urusan administrasi.

7. Keluarga tercinta, terutama orang tua penulis yang selalu memberikan support

tiada henti untuk menyemangati dan mengingatkan dalam menyelesaikan

tugas akhir ini serta kakak dan adik penulisi yang turut memberikan dorongan

motivasi kepada penulis.

8. Sahabat-sahabat penulis angkatan 2009 yang telah bersama-sama berjuang

selama proses perkuliahan hingga penyelesaian akademik di Program Studi

Ilmu Keperawatan.

9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, baik dari

persiapan, pelaksanaan, hingga penyelesaiannya yang tidak dapat disebutkan

satu per satu pada kesempatan ini.

Penulis menyadari penelitian ini masih banyak kekurangan, baik dari

bentuk, isi, maupun teknik penyajiannya. Untuk itu, penulis menerima kritik dan

saran yang bersifat membangun agar penelitian ini bisa menjadi lebih baik lagi.

Jakarta, Januari 2014

Penulis

Page 12: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

SURAT PERNYATAAN ..................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. iv

RIWAYAT HIDUP .............................................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................ viii

ABSTRACT .......................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .......................................................................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xv

DAFTAR BAGAN ................................................................................ xvi

DAFTAR TABEL ................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman ............................................................................. 8

B. Remaja .................................................................................... 9

1. Pengertian .......................................................................... 9

2. Tahapan Masa Remaja ....................................................... 10

3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja ................................... 11

4. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja Perempuan ......... 14

Page 13: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

xiii

C. Menarche ................................................................................. 24

1. Pengertian Menarche .......................................................... 24

2. Fisiologi Menstruasi ........................................................... 25

3. Siklus Menstruasi ............................................................... 26

D. Kerangka Teori ........................................................................ 31

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep ..................................................................... 32

B. Definisi Istilah ......................................................................... 33

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ..................................................................... 34

B. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................... 35

C. Partisipan Penelitian ................................................................. 36

D. Instrumen Penelitian ................................................................ 36

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 37

1. Pengumpulan Data .............................................................. 37

2. Proses Pengumpulan Data ................................................... 37

F. Keabsahan Data ....................................................................... 39

G. Teknik Analisis Data ................................................................ 43

H. Etika Penelitian ........................................................................ 46

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ........................................ 47

B. Hasil Penelitian ........................................................................... 48

1. Karakteristik Partisipan………….……….…………….…… 48

2. Hasil Analisis Tematik……………..…….…………………. 49

BAB VI PEMBAHASAN

A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi .................................. 74

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 99

Page 14: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

xiv

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................. 100

B. Saran ....................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Menstruasi .............................................................. 27

Page 16: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori .................................................................. 31

Bagan 4.1 Teknik Analisis Data ......................................................... 45

Page 17: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

xvii

DAFTAR TABEL

Bagan 5.1 Karakteristik Partisipan ..................................................... 48

Page 18: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Persetujuan Partisipan

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Mendalam

Lampiran 4. Matriks Analisis Tematik

Page 19: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

dewasa. Populasi remaja di dunia saat ini mencapai 1,2 miliar penduduk atau

1 dari 5 orang di dunia berusia 10-19 tahun menurut Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2012). Hasil sensus penduduk di

Indonesia tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

melaporkan bahwa jumlah remaja usia 10-24 tahun sebesar 63,4 juta jiwa,

yang terdiri dari laki-laki sebanyak 32.151.398 jiwa dan perempuan sebanyak

31.275.595 jiwa (BPS, 2010). Rentang usia remaja berada antara usia 10-19

tahun menurut World Health Organization (WHO, 2013). Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak membatasi remaja sebagai

individu yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah

(Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2010). BKKBN menambahkan bahwa

batasan usia remaja berada pada 10-24 tahun (BKKBN, 2011).

Remaja dalam masa perkembangannya akan mengalami perubahan

biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Tanda dimulainya masa remaja

ditentukan oleh dimulainya kematangan pubertas (Santrock, 2003). Pubertas

merupakan titik pencapaian kematangan seksual, yang ditandai dengan

keluarnya menstruasi pertama kali pada remaja perempuan (Wong, 2008).

Menstruasi pertama dikenal dengan istilah menarche. Menarche memberi

petunjuk bahwa mekanisme reproduksi remaja perempuan telah matur dan

Page 20: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

2

memungkinkan mereka untuk mengandung atau melahirkan anak (Mar’at,

2010).

Usia menarche pada remaja perempuan antara yang satu dengan yang

lainnya berbeda-beda. Usia rata-rata untuk menarche pada perempuan

Kaukasia adalah 12,8±1,2 tahun dan sekitar 4-8 bulan lebih awal pada

perempuan Afrika-Amerika (Heffner dan Schust, 2008). Hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2010) menunjukkan bahwa rata-rata usia

menarche di Indonesia adalah 13 tahun dengan kejadian lebih awal pada usia

kurang dari 9 tahun dan ada yang lebih lambat sampai 20 tahun.

Menarche umumnya terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi.

Menarche dikatakan sebagai peristiwa penting bagi kehidupan perempuan

(Chang, Chen, Hayter, dan Lin, 2008; Gunarsa dan Gunarsa, 2008). Studi

literatur yang dilakukan Chang, Hayter, dan Wu (2010) menyebutkan bahwa

remaja yang mulai mengalami menarche akan mengalami perubahan, baik

fisik, psikologis, maupun sosial-budaya.

Perubahan fisik yang tampak jelas setelah menarche, yaitu tumbuhnya

rambut kemaluan dan berkembangnya payudara (Santrock, 2003). Perubahan

bentuk tubuh dan distribusi lemak juga akan terjadi dan lemak banyak

terbentuk di daerah payudara dan pinggul (Collins, 2011). Hurlock (2010)

dalam bukunya mengungkapkan bahwa hanya sedikit remaja yang mengalami

kateksis-tubuh atau merasa puas dengan tubuhnya. Ketidakpuasan lebih

banyak dialami di beberapa bagian tubuh tertentu. Kegagalan mengalami

kateksis–tubuh menjadi salah satu penyebab timbulnya konsep diri yang

kurang baik dan kurangnya harga diri selama masa remaja.

Page 21: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

3

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan

emosi yang tinggi (Yusuf, 2010). Peningkatan emosi dikaitkan dengan

perubahan hormonal dalam tubuh remaja, sehingga remaja cenderung

memperlihatkan ketidakstabilan emosi. Hal ini tampak pada reaksi emosional

remaja yang sering gelisah, cepat tersinggung, melamun, sedih tetapi di sisi

lain akan gembira, tertawa, ataupun marah-marah (Kusmiran, 2011). Suasana

hati atau mood remaja pun dapat berubah-ubah dengan sangat cepat

(Mahfiana, Rohmah, dan Widyaningrum 2009).

Respon psikologis remaja perempuan dalam menghadapi menarche

berbeda-beda satu sama lain. Mereka umumnya berespon negatif yang

ditandai dengan rasa malu dan menyangkal. Hasil studi kualitatif yang

dilakukan Golchin, Hamzehgardeshi, Fakhri, dan Hamzehgardeshi (2012)

pada remaja perempuan di Iran mengungkapkan bahwa mayoritas reponden

menyatakan menarche sebagai peristiwa pubertas yang sangat tidak

menyenangkan. Studi analisis naratif yang dilakukan Lee (2009) di USA juga

melaporkan bahwa terdapat responden yang menganggap menarche sebagai

hal yang memalukan, yaitu sebesar 12%.

Usia menarche juga dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja,

seperti pada studi yang dilakukan oleh Deng et.al. (2011) pada remaja SMP

dan SMA kelas 1 dan 2 serta mahasiswa tingkat 1 dan 2 di Cina yang

menyatakan bahwa hampir semua gejala psikopatologis, perilaku bunuh diri

dan melukai diri, banyak terjadi pada murid SMA yang mengalami menarche

dini dibandingkan dengan murid yang periode menarchenya tepat waktu atau

terlambat. Hal itu dikaitkan dengan kemampuan penyesuaian psikologis yang

Page 22: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

4

lebih baik pada mahasiswa dibandingkan dengan murid SMA. Deng et.al.

(2011) pada penelitiannya itu menganalisis bahwa menarche dini merupakan

faktor risiko yang menyebabkan gangguan mental.

Studi terkait menarche yang juga dilakukan oleh Ruble and Brooks-

Gunn (1982) dalam Chang, Hayter, dan Wu (2010) menyatakan bahwa

kurangnya persiapan remaja perempuan menghadapi menarche juga dapat

menimbulkan reaksi negatif dalam diri remaja. Penelitian yang dilakukan di

SLTP Charitas Jakarta pun melaporkan bahwa sebagian besar remaja

perempuan yang belum mendapatkan persiapan yang baik, lebih banyak

menampilkan perasaan negatif (takut, panik, kaget, sedih, marah, bingung,

dan merasa direpotkan) dibandingkan perasaan positif saat memasuki

menarche (Indriyani, Limbong, dan R. Puspita, 2009). Studi yang dilakukan

oleh Mulyani (2010) memberikan hasil bahwa remaja perempuan perlu

mendapatkan dukungan psikososial dari keluarga pada saat remaja

perempuan menghadapi menarche.

Remaja perempuan saat mengalami menarche biasanya takut

membicarakan peristiwa tersebut kepada orang lain. Mayoritas remaja

perempuan selektif untuk menceritakan dan mendiskusikan tentang

pengalaman menarchenya (Chang, Chen, Hayter, dan Lin, 2008; Rembeck

dan Hermansson, 2008). Mereka cenderung menganggap menarche sebagai

peristiwa pribadi (personal event) dan mereka hanya akan menceritakannya

kepada orang yang mereka percaya (Chang, Chen, Hayter, dan Lin, 2008).

Menarche bagi remaja perempuan di Indonesia masih dianggap

sebagai hal yang tabu dan enggan dibicarakan. Penelitian mengenai

Page 23: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

5

pengalaman menarche di luar negeri sudah cukup banyak dilakukan akan

tetapi penelitian tentang pengalaman menarche di Indonesia masih belum

banyak dilakukan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti

tertarik untuk melakukan eksplorasi secara mendalam mengenai pengalaman

menarche pada remaja perempuan, khususnya di rukun warga (RW) 07

kelurahan Cakung Barat Jakarta Timur, dengan jumlah remaja perempuan

(usia 10-19 tahun) yang terbilang cukup banyak di kelurahan tersebut, yakni

mencapai 8.156 orang.

B. Rumusan Masalah

Menarche merupakan menstruasi pertama yang secara umum dialami

oleh remaja perempuan dalam tahap perkembangan reproduksinya. Menarche

dialami oleh remaja perempuan pada rentang usia yang berbeda-beda. Remaja

perempuan yang mengalami menarche dapat berpengaruh terhadap perubahan

fisik, diantaranya seperti perkembangan payudara, pinggul maupun

perubahan pada aspek psikologisnya. Remaja perempuan yang kurang dapat

menerima segala perubahan yang terjadi pada tubuhnya dapat menimbulkan

harga diri yang rendah.

Respon psikologis remaja perempuan dalam menghadapi menarche

bermacam-macam namun secara umum berespon negatif yang ditandai

dengan perasaan malu, kaget, ataupun menyangkal. Remaja perempuan yang

mengalami kematangan seksual yang cepat pun dapat mempengaruhi kondisi

psikologisnya sehingga dapat mempengaruhi kehidupannya. Penyesuaian diri

remaja perempuan saat menghadapi menarche tentu akan bervariasi.

Page 24: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

6

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti ingin menggali secara

mendalam tentang bagaimana pengalaman menarche pada remaja perempuan

di RW 07 kelurahan Cakung Barat Jakarta Timur.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman menarche

pada remaja perempuan di RW 07 kelurahan Cakung Barat Jakarta Timur.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat ilmiah

a) Sebagai bahan kajian dan landasan untuk peneliti selanjutnya dalam

mengembangkan penelitian mengenai pengalaman menarche pada

remaja perempuan.

b) Memberikan informasi mengenai pengalaman menarche pada remaja

perempuan sehingga dapat menjadi masukan dalam peningkatan

pelayanan kesehatan reproduksi remaja.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi institusi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi literatur bagi institusi pendidikan

keperawatan maupun peserta didik dalam meningkatkan ilmu

pengetahuan dan wawasan tentang pengalaman menarche pada

remaja perempuan.

Page 25: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

7

b) Bagi pelayanan kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan tenaga

kesehatan tentang pengalaman menarche pada remaja perempuan

sehingga dapat meningkatkan strategi dalam upaya promotif untuk

memberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi pada remaja

perempuan.

c) Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada masyarakat

tentang pengalaman menarche pada remaja perempuan. Masyarakat

diharapkan dapat mendukung perkembangan seksual remaja

perempuan dan membantu mereka melewati masa tersebut dengan

baik.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan

fenomenologi deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara

melakukan wawancara mendalam yang dibantu dengan alat pencatat, alat

perekam (tape recorder), serta pembuatan catatan lapangan (field note).

Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai

pengalaman menarche pada remaja perempuan di RW 07 kelurahan Cakung

Barat Jakarta Timur. Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja perempuan

yang telah mengalami menarche minimal 1 tahun dengan alasan agar

pengalaman partisipan masih baru dan belum lama sehingga diharapkan

mendapatkan pengalaman seperti yang diinginkan peneliti.

Page 26: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman

Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani,

dirasai, ditanggung, dsb) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,

2013). Husserl (1970) dalam Smith (2009) mengungkapkan bahwa

pengalaman merupakan suatu sistem makna-makna yang saling terkait yang

terangkum dalam suatu totalitas yang disebut “dunia kehidupan”. Miler dan

Boud (1994) mengartikan pengalaman sebagai totalitas dari cara-cara di mana

manusia merasakan dunia dan membuat dunia merasakan apa yang mereka

rasakan (Jarvis, 2004)

Coon dan Mitterer (2010) menyatakan bahwa aliran humanisme salah

satunya berfokus pada pengalaman manusia. Aliran ini menekankan tentang

pengalaman subyektif. Pengalaman subyektif merupakan persepsi pribadi

terhadap realita. Oakeshott (1933) dalam Jarvis (2004) juga mengartikan

pengalaman sebagai hal yang subyektif dan merupakan bentuk pemikiran

yang dibangun dan dipengaruhi oleh riwayat hidup seseorang dan kondisi

sosial budaya di mana pengalaman tersebut terjadi. Pengalaman pun akan

berlangsung terus menerus sepanjang kehidupan manusia. Pengalaman,

dengan demikian dapat disimpulkan sebagai persepsi pribadi seseorang

terhadap suatu hal yang dialami pada situasi tertentu dan memiliki makna

tersendiri bagi orang tersebut.

Page 27: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

9

Pengalaman merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi

persepsi seseorang (Notoatmodjo, 2005). Pengalaman juga mempengaruhi

pengetahuan seseorang, walaupun seseorang dapat mempelajari suatu hal

dengan menghafal, pengalaman sebelumnya dapat dijadikan pengalaman

belajar bila dapat bermanfaat (Swansburg, 2001). Perilaku individu yang

berbeda-beda pun juga salah satunya dipengaruhi oleh pengalaman (Sunaryo,

2004). Pengalaman, di sisi lain, dapat dipengaruhi oleh memori/ingatan

seseorang dalam variasi cara yang berbeda (Jarvis, 2004).

Penelitian ini meneliti tentang pengalaman menarche pada remaja

perempuan. Studi yang dilakukan Chang, Hayter, dan Wu (2010)

menyebutkan bahwa remaja yang mulai mengalami menarche akan

mengalami perubahan, baik fisik, psikologis, maupun sosial-budaya. Mereka

juga menjelaskan bahwa kesiapan menarche remaja perempuan dipengaruhi

oleh dukungan pengetahuan dari ibu, ayah, teman sekelas laki-laki, serta

dipengaruhi latar belakang sosial-budaya.

B. Remaja

1. Pengertian

Remaja dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan adolescent.

Kata tersebut berasal dari bahasa latin, yakni adalescere yang artinya

“bertumbuh”. WHO (2013) menjelaskan arti remaja sebagai seseorang

yang berada pada periode usia antara 10-19 tahun. BKKBN

menambahkan bahwa batasan usia remaja berada pada 10-24 tahun

(BKKBN, 2011). Bobak (2004) menyatakan masa remaja ialah periode

Page 28: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

10

waktu individu beralih dari fase anak ke fase dewasa. Hall (1904), yang

biasa disebut oleh para ahli sejarah sebagai Bapak studi ilmiah remaja,

mengartikan remaja sebagai masa antara usia 12 sampai 23 tahun dan

masa yang penuh dengan topan dan tekanan, yang ditandai dengan

konflik dan perubahan nuansa hati (Santrock, 2003). Remaja, dengan

demikian dapat disimpulkan sebagai suatu periode anak yang mulai

meninggalkan masa kanak-kanaknya menuju masa dewasa yang penuh

perubahan, dengan rata-rata usia yaitu antara 10 hingga 24 tahun.

2. Tahapan Masa Remaja

Banyak sumber yang berbeda pendapat tentang batasan usia

remaja dan penggolongan remaja. Monks, Knoers, dan Haditono (2001)

dalam Mar’at (2010) membagi tahapan remaja menjadi 4 tahap, yaitu: 1)

masa praremaja atau prapubertas (10-12 tahun), 2) masa remaja awal atau

pubertas (12-15 tahun), 3) masa remaja pertengahan (15-18 tahun), dan

4) masa remaja akhir (18-21 tahun). Remaja awal hingga remaja akhir

inilah yang disebut masa adolescent.

Bobak (2004) dalam bukunya juga menjelaskan bahwa

perkembangan remaja terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:

a) Remaja tahap awal (usia 10-14 tahun)

Tahap ini menjelaskan tentang awal mula remaja tertarik dengan

lawan jenis, mulai berpikir konkrit, serta masih timbulnya konflik

dengan orang tua.

Page 29: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

11

b) Remaja tahap menengah (usia 15-16 tahun)

Sikap mandiri dan ingin bebas dari orang tua merupakan ciri dari

tahap ini. Remaja menjadi lebih sering bergaul dengan teman

sebayanya dibandingkan bersama keluarga. Emosi remaja yang suka

meledak-ledak atau biasa disebut labil juga turut mewarnai tahapan

ini.

c) Remaja tahap akhir (usia 17-21 tahun)

Remaja pada rentang usia ini sering berpacaran. Remaja pun mulai

mengembangkan pemikiran abstraknya. Pemikiran remaja tentang

masa depannya kelak juga telah dipikirkannya karena pada tahapan ini

mereka cenderung sudah bersikap dewasa. Hal ini ditunjukkan dengan

pemikirannya yang ingin dapat hidup mandiri baik secara emosional

ataupun finansial.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia

(Balitbankes RI) dalam Riskesdas (2010) membagi remaja menjadi 2

kelompok umur, yaitu usia praremaja (13-15 tahun) dan usia remaja (16-

18 tahun). Oleh karena itu, pembagian tahapan remaja dapat disimpulkan

menjadi beberapa tahap, yaitu dimulai dari tahapan praremaja, remaja

awal, remaja menengah, hingga remaja akhir.

3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja

Manusia memiliki tugas perkembangannya masing-masing pada

tiap tahapan usia. Tugas perkembangan anak, remaja, hingga dewasa pun

berbeda-beda. Tugas perkembangan adalah hal-hal yang harus dipenuhi

Page 30: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

12

atau diberikan oleh remaja dan dipengaruhi oleh harapan sosial

(Kusmiran, 2011).

Remaja memiliki tugas perkembangannya sendiri setelah

melewati masa kanak-kanak. Tugas perkembangan remaja menurut

Bobak (2004) diantaranya, yaitu remaja dapat menerima citra tubuh

maupun identitas seksualnya. Tugas perkembangan remaja yang lain,

yaitu remaja diharapkan dapat belajar mandiri dan mengambil

keputusannya sendiri. Remaja juga dituntut untuk dapat mengembangkan

sistem nilai personal dan identitas seorang yang dewasa.

Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada

penanggulangan sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan dan

mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Beberapa tugas

perkembangan menurut Hurlock (2010) yang perlu dikuasai remaja,

yaitu:

a) Menerima keadaan fisiknya

Para remaja terkadang sulit untuk menerima keadaan fisiknya karena

pada masa kanak-kanak, mereka telah memiliki konsep tersendiri

tentang penampilan diri pada waktu dewasa nantinya. Remaja pada

saatnya perlu untuk memperbaiki konsep tersebut dan mempelajari

cara-cara memperbaiki penampilan diri sehingga lebih sesuai dengan

apa yang dicita-citakan.

b)Menerima peran sesuai jenis kelamin

Remaja perempuan perlu mempelajari peran feminin agar sesuai

dengan perannya sebagai perempuan. Hal ini seringkali merupakan

Page 31: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

13

tugas pokok remaja yang memerlukan penyesuaian diri selama

bertahun-tahun.

c) Membina hubungan yang lebih matang kepada sesama jenis maupun

lawan jenis

Tugas perkembangan ini tergolong tidak mudah untuk dilalui karena

pertentangan lawan jenis sering berkembang selama akhir masa kanak-

kanak dan masa puber, maka untuk mempelajari hubungan baru

dengan lawan jenis perlu dimulai dari nol. Pengembangan hubungan

baru yang lebih matang dengan teman sebaya sesama jenis juga tidak

mudah dilakukan.

d)Mencapai kemandirian emosional dan mempersiapkan kemandirian

ekonomi

Tugas perkembangan ini menjadi mudah diperoleh bagi remaja yang

sangat mendambakan kemandirian secara emosional dari orang tua dan

orang-orang dewasa lain. Namun, masih banyak remaja yang ingin

mandiri tetapi masih membutuhkan rasa aman yang diperoleh dari

ketergantungan emosi pada orang tua atau orang-orang dewasa lain.

Hal ini menonjol pada remaja yang statusnya kurang memiliki

hubungan yang akrab dengan teman sebaya atau anggota

kelompoknya. Tugas perkembangan yang lain pada masa remaja

adalah mempersiapkan kemandirian ekonomi. Remaja, secara

ekonomis masih bergantung kepada orang tuanya selama beberapa

tahun sampai pada akhirnya mereka memiliki pekerjaan dan siap untuk

bekerja.

Page 32: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

14

e) Mengembangkan keterampilan intelektual

Sekolah dan pendidikan tinggi menekankan perkembangan

keterampilan intelektual dan konsep penting bagi kecakapan sosial.

Sekolah dan pendidikan tinggi juga mencoba untuk membentuk nilai-

nilai yang sesuai dengan nilai-nilai dewasa dan orang tua berperan

banyak dalam perkembangan ini.

f) Mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab

Sebagian besar remaja ingin diterima oleh teman-teman sebaya tetapi

hal ini seringkali diperoleh dengan perilaku yang oleh orang dewasa

dianggap tidak bertanggung jawab.

g) Mempersiapkan perkawinan di kemudian hari

Kecenderungan kawin muda menyebabkan persiapan perkawinan

merupakan tugas perkembangan yang paling penting dalam tahun-

tahun remaja. Persiapan tentang tugas-tugas dan tanggung jawab

kehidupan keluarga yang persiapannya kurang merupakan salah satu

penyebab dari masalah yang tidak terselesaikan, yang oleh remaja di

bawa ke dalam masa dewasa.

4. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja Perempuan

a) Pertumbuhan remaja perempuan

Soetjiningsih (2007) dalam bukunya menjelaskan bahwa

remaja mengalami pertumbuhan tubuh yang lebih cepat dibandingkan

pada masa kanak-kanak. Kecepatan pertumbuhan antara remaja pun

bervariasi satu sama lain karena terdapat remaja yang tumbuh lebih

Page 33: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

15

cepat dan remaja yang tumbuh lebih lambat. Pertumbuhan melibatkan

interaksi antara endokrin dan sistem tulang. Banyak hormon yang

mempengaruhi pertumbuhan, termasuk hormon pertumbuhan (GH),

tiroksin, insulin, dan kortikosteroid (semuanya mempengaruhi

kecepatan pertumbuhan); leptin (mempengaruhi komposisi tubuh);

dan hormon paratiroid, 1,25-dihidroxy vitamin D, dan calcitonin

(semuanya mempengaruhi mineralisasi tulang). Pada masa pubertas,

hormon seks steroid dan hormon pertumbuhan berperan pada pacu

tumbuh pubertas. Sebelum mulai pacu tumbuh, remaja perempuan

tumbuh dengan kecepatan 5,5 cm/tahun (4-7,5 cm). Sekitar 2 tahun

setelah mulai pacu tumbuh, remaja perempuan mencapai kecepatan

tinggi badannya dengan kecepatan sekitar 8 cm/tahun (6-10,5 cm).

Kecepatan maksimal dicapai 6-12 bulan sebelum menarche dan ini

dipertahankan hanya untuk beberapa bulan.

b) Perkembangan remaja perempuan

Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam

kehidupan manusia. Perkembangan biasanya digambarkan dalam

periode-periode tertentu (Santrock, 2003). Konsep perkembangan

remaja terbagi menjadi 2, yaitu: nature dan nurture. Nature berarti

tekanan maupun gejolak yang banyak dijumpai oleh remaja atau biasa

disebut dengan masa badai. Tekanan tersebut didapat baik dari diri

sendiri maupun lingkungan. Konsep nurture adalah kebalikan dari

nature yang mengungkapkan bahwa tidak semua remaja akan

mengalami suatu tekanan karena hal itu tergantung dari lingkungan di

Page 34: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

16

sekitarnya maupun pola asuhnya (Kusmiran, 2011). Aspek

perkembangan pada remaja dibagi menjadi:

1) Perkembangan biologis

Perkembangan biologis perempuan yang memasuki masa

remaja, pada awalnya ditandai pembesaran payudara atau mulai

tumbuhnya rambut kemaluan kemudian tumbuh rambut ketiak.

Sejalan dengan perubahan tersebut, tinggi badan bertambah dan

pinggul menjadi lebih lebar dari bahu. Menstruasi pertama

(menarche) datang di akhir siklus pubertas (Santrock, 2003).

Hurlock (2010) pun menjelaskan bahwa selama

pertumbuhan pesat masa pubertas, terjadi empat perubahan fisik

penting di mana tubuh remaja perempuan mengalami: perubahan

ukuran tubuh, perubahan proporsional tubuh, perkembangan ciri-

ciri seks primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.

a. Perubahan ukuran tubuh

Perubahan fisik utama masa puber adalah perubahan ukuran

tubuh dalam tinggi badan (TB) dan berat badan (BB). Rata-rata

peningkatan per tahun di antara remaja-remaja perempuan

sebelum menstruasi adalah 3 inci tetapi peningkatan itu bisa

juga terjadi dari 5 sampai 6 inci. Tingkat pertumbuhan setelah

menstruasi menurun sampai kira-kira 1 inci setahun dan berhenti

sekitar delapan belas tahun.

Page 35: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

17

b. Perubahan proporsi tubuh

Perubahan fisik yang kedua adalah perubahan proporsi tubuh.

Badan yang kurus dan panjang mulai melebar di bagian pinggul

dan bahu, serta ukuran pinggang juga berkembang. Lebar

pinggul dan bahu dipengaruhi oleh usia kematangan. Remaja

yang lebih lambat matang mempunyai pinggul yang sedikit

lebih besar daripada remaja yang cepat matur.

c. Ciri-ciri seks primer

Petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi remaja

perempuan menjadi matang adalah datangnya menstruasi. Pada

saat ini, terjadi pertumbuhan pesat terhadap panjangnya uterus

dan beratnya ovarium.

d. Ciri-ciri seks sekunder

Perubahan fisik keempat adalah perkembangan ciri-ciri seks

sekunder. Ciri-ciri seks sekunder yang penting pada remaja

perempuan diantaranya, yakni: bertambah lebarnya pinggul,

pembesaran payudara, tumbuhnya rambut kemaluan, kulit

menjadi lebih kasar dan lebih tebal, kelenjar lemak dan keringat

menjadi lebih aktif, otot semakin membesar dan kuat.

Pertumbuhan payudara dapat terlihat ketika anak berusia antara

8-14 tahun. Tahap-tahap perkembangan payudara pada

perempuan menurut Marshall dan Tanner dalam Heffner dan

Schust (2008) dibagi menjadi 5 tahap, yakni:

1) Praremaja: adanya papila yang terangkat

Page 36: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

18

2) Tahap permulaan/pucuk payudara: payudara dan papila

menonjol seperti gundukan kecil dan diameter areola

membesar

3) Pembesaran lebih lanjut pada payudara dan areola tanpa

perbedaan kontur

4) Areola dan papila menonjol untuk membentuk gundukan

sekonder di atas payudara

5) Tahap matur: penonjolan hanya pada papila karena

kembalinya areola ke kontur umum payudara

Daniawati (2003) pun mengemukakan bahwa pada tahapan

perkembangan payudara, puting susu setiap perempuan berbeda

dalam bentuk, ukuran, dan warna. Hal ini karena faktor

keturunan. Payudara juga akan terasa sakit (jika tersentuh

sesuatu) dan gatal sebelum menjadi bentuk yang sempurna.

Payudara yang sudah melewati masa sakit akan terlihat bulat

penuh dan berisi. Ini berarti, lemak dan saluran susu sudah

mencapai tingkat kesempurnaan. Saluran-saluran penghasil susu

pun sudah terbentuk sehingga sudah dapat digunakan sesuai

dengan fungsinya, seperti menyusui bayi jika telah siap.

Selain perkembangan payudara, remaja perempuan juga akan

mengalami pertumbuhan rambut kemaluan akibat dari peran

kelenjar adrenal. Rambut kemaluan biasanya mulai muncul

setelah payudara mulai berkembang, tetapi tidak selalu (Collins,

2011). Pertumbuhan rambut kemaluan pada remaja perempuan

Page 37: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

19

juga dibagi menjadi 5 tahap menurut sistem yang dikembangkan

oleh Marshall dan Tanner, yaitu:

1) Praremaja: tidak terdapat rambut kemaluan (tidak lebih tebal

dari dinding abdomen).

2) Pertumbuhan yang tipis dari rambut halus, panjang, dan

sedikit berpigmen terutama di sepanjang labia.

3) Rambut menghitam, menebal, dan sebagian besar keriting.

4) Rambut kini tampak seperti pada orang dewasa, namun

areanya lebih kecil dari orang dewasa. Tidak ada penyebaran

ke permukaan medial paha.

5) Penampakan dan jumlah rambut sepserti pada orang dewasa.

Bentuk menyerupai segitiga terbalik seperti pada orang

dewasa. Penyebaran ke permukaan medial paha namun tidak

melebihi dasar segitiga (Heffner dan Schust, 2008).

Semua perubahan ini terjadi karena perubahan hormonal dalam

tubuh saat hipotalamus memulai memproduksi gonadotropin-

releasing hormones yang merupakan sinyal bagi hipotalamus mulai

memproduksi hormon gonadotropik. Hormon gonadotropik

menstimulasi sel ovarian untuk memproduksi estrogen. Hormon ini

berperan dalam perkembangan karakteristik seks sekunder serta

memainkan peran penting dalam reproduksi (Potter dan Perry,

2005). Progesteron juga bekerja pada semua organ dalam sistem

reproduksi tetapi kerjanya hanya terjadi jika progesteron sedang

atau sudah dipengaruhi oleh estrogen. Progesteron juga

Page 38: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

20

mempengaruhi jaringan tubuh lainnya yang menyebabkan

penumpukkan lemak (Farrer, 2001).

2) Perkembangan kognitif

Teori perkembangan kognitif dari Piaget (1954) dalam

Santrock (2003) memandang remaja berada pada tahap operasional

formal. Remaja akan berpikir lebih abstrak serta logis pada tahap

ini. Remaja mengembangkan citra tentang hal-hal yang ideal

sebagai bagian dari kemampuan berpikir abstraknya. Berkaitan

dengan perkembangan kognitif, umumnya remaja menampilkan

tingkah laku yang sering ditunjukkan dengan pemikiran yang kritis,

rasa ingin tahu yang kuat, serta jalan pikir remaja yang mengarah

pada tipe egosentris. Remaja pada perkembangan ini, memiliki

perasaan selalu diperhatikan dan menjadi pusat perhatian orang lain

(imagery audience) serta perasaan bahwa dirinya unik dan berbeda

dengan orang lain (personal fables) (Kusmiran, 2011).

3) Perkembangan sosial

Keinginan menjadi mandiri akan timbul dalam diri remaja.

Salah satu bentuk kemandirian itu adalah dengan mulai melepaskan

diri dari pengaruh orang tua dan ketergantungan secara emosional

pada orang tua. Remaja pun mulai mencari pengakuan dari luar

rumah dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman

sebayanya sehingga wajar jika tingkah laku dan norma yang

dipegang remaja banyak dipengaruhi oleh teman sebayanya.

Remaja, di sisi lain, masih tergantung pada orang tuanya

Page 39: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

21

(Kusmiran, 2011). Pengaruh teman-teman sebaya pada sikap,

pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku, lebih besar

dibandingkan pengaruh keluarga, hal itu dapat dimengerti karena

remaja lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah (Hurlock,

2010).

4) Perkembangan emosional

Perkembangan emosi pada remaja awal menunjukkan sifat

yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai

peristiwa atau situasi sosial, emosinya bersifat negatif dan

temperamental (mudah tersinggung/marah atau mudah

sedih/murung), sedangkan remaja akhir sudah mampu

mengendalikan emosinya. Pencapaian kematangan emosional

merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit bagi remaja.

Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-

emosional lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan

kelompok teman sebaya. Apabila kurang dipersiapkan untuk

memahami peran-perannya dan kurang mendapat perhatian dan

kasih sayang dari orang tua atau pengakuan dari teman sebaya,

mereka cenderung akan mengalami kecemasan, perasaan tertekan,

atau ketidaknyamanan emosional (Yusuf, 2010).

Hurlock (2010) juga menjelaskan perubahan emosi juga

dipengaruhi oleh kondisi sosial. Adapun meningginya emosi

terutama karena remaja berada di bawah tekanan sosial dan

menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia

Page 40: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

22

kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan

itu. Ketidakstabilan emosi tersebut terjadi sebagai konsekuensi dari

usaha penyesuaian diri pada pola perilaku yang baru dan harapan

sosial yang baru. Hurlock (2010) dalam bukunya juga

menambahkan bahwa kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan

kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil

juga merupakan ciri-ciri bagian awal masa pubertas. Remaja, pada

masa ini merasa khawatir, gelisah, dan cepat marah. Sedih, mudah

marah, dan suasana hati yang negatif sangat sering terjadi selama

masa pramenstruasi dan awal periode menstruasi.

5) Perkembangan moral

Salah satu tugas perkembangan penting yang harus dikuasai

remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok.

Remaja juga perlu membentuk perilakunya agar sesuai dengan

harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan

diancam hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak. Remaja

diharapkan dapat mengganti konsep-konsep moral yang berlaku

khusus di masa kanak-kanak dengan prinsip moral yang berlaku

umum dan merumuskannya ke dalam kode moral yang berfungsi

sebagai pedoman bagi perilakunya (Hurlock, 2010).

Tingkat moralitas remaja sudah lebih matang jika

dibandingkan dengan anak melalui pengalaman atau interaksi

sosial dengan orang tua, guru, teman sebaya, atau orang dewasa

lainnya. Mereka sudah mengenal tentang nilai-nilai moral atau

Page 41: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

23

konsep-konsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan, kesopanan,

dan kedisiplinan. Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan

perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain. Remaja

berperilaku bukan hanya untuk memenuhi kepuasan fisiknya, tetapi

psikologis (rasa puas adanya penerimaan dan penilaian positif dari

orang lain tentang perbuatannya) (Yusuf, 2010).

6) Perkembangan kepribadian

Masa remaja merupakan masa berkembangnya identity (jati

diri). Jati diri ini dapat dikatakan sebagai aspek sentral bagi

kepribadian yang sehat yang merefleksikan kesadaran diri,

kemampuan mengidentifikasi orang lain, dan mempelajari tujuan-

tujuan agar dapat berpartisipasi dalam kebudayaannya. Faktor-

faktor dan pengalaman yang tampak membuat terjadinya

perubahan kepribadian, meliputi:

Perolehan pertumbuhan fisik seperti orang dewasa

Kematangan seksual yang disertai dorongan dan emosi baru

Kesadaran terhadap diri sendiri

Kebutuhan akan persahabatan yang bersifat heteroseksual

Munculnya konflik sebagai dampak dari masa transisi remaja

(Yusuf, 2010).

7) Perkembangan heteroseksual

Ciri penting dari perkembangan heteroseksual remaja, yaitu

adanya minat terhadap lawan jenis yang semakin kuat disertai

keinginan kuat untuk memperoleh dukungan dari lawan jenis.

Page 42: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

24

Remaja juga mulai mencari-cari informasi tentang kehidupan

seksual orang dewasa bahkan juga muncul rasa ingin tahu dan

keinginan bereksplorasi melakukannya. Adanya dorongan seksual

dan ketertarikan terhadap lawan jenis membuat perilaku remaja

mulai diarahkan untuk menarik perhatian lawan jenis (Kusmiran,

2011).

C. Menarche

1. Pengertian Menarche

Balitbankes RI dalam Riskesdas (2010) mengemukakan menarche

sebagai tanda awal masuknya seorang perempuan dalam masa

reproduksi. Manuaba dkk (2007) mengungkapkan bahwa menarche

adalah menstruasi pertama perempuan yang umumnya terjadi pada usia

sekitar 10-11 tahun. Menarche dapat juga dikatakan sebagai onset

menstruasi yang terjadi pada usia rata-rata 12 tahun, dengan kisaran

normal 8-16 tahun (Norwitz dan Schorge, 2008), sedangkan di dalam

kamus Mosby (2006) dijelaskan bahwa menarche sebagai permulaan

siklus menstruasi dan biasanya terjadi antara usia 9-17 tahun. Oleh

karena itu, menarche dapat disimpulkan sebagai onset menstruasi

pertama yang dialami remaja perempuan yang dapat terjadi pada rentang

usia 8-17 tahun.

Bagi banyak perempuan, menarche terjadi tepat waktu tetapi bagi

yang lain menarche terjadi lebih cepat atau lambat (Santrock, 2003).

Remaja perempuan rata-rata mengalami menarche pada usia 12 tahun

Page 43: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

25

namun ada kecenderungan bahwa menarche kini mulai lebih awal

daripada 30 atau 40 tahun lalu. Usia menarche dan mungkin masa

pubertas telah mengikuti tren sekuler, yaitu terjadi lebih awal rata-rata 2-

3 bulan per dekade (Collins, 2011). Banyak remaja perempuan yang

perkembangannya juga mengalami keterlambatan, seperti yang belum

mengalami menstruasi sampai berusia 15 tahun, yang biasanya akan

datang meminta pertolongan dokter (Santrock, 2003). Collins (2011) juga

menjelaskan dalam bukunya bahwa remaja perempuan juga dapat

mengalami menarche terlambat yang perlu diwaspadai bila menstruasi

belum terjadi dalam jangka waktu 5 tahun setelah payudara tumbuh.

2. Fisiologi Menstruasi

Siklus menstruasi didorong oleh umpan balik antara kelenjar

pituitari anterior dan ovarium (Murray dan McKinney, 2006). Siklus

menstruasi pertama diyakini pada awal mulanya terjadi berkaitan dengan

lepasnya generator denyut GnRH di hipotalamus dari inhibisi sistem

saraf pusat. GnRH menstimulasi hipofisis anterior untuk mensekresikan

Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).

Pelepasan FSH dan LH pun mengalami peningkatan. Ovarium berespon

terhadap gonadotropin tersebut sehingga memungkinkan pula terjadinya

produksi estrogen dan progesteron. Pengaturan umpan balik positif pada

kelenjar hipotalamus dan hipofisis oleh estrogen pada akhirnya akan

terbentuk. Kombinasi peristiwa pematangan itu akan menyebabkan

terjadinya ovulasi (Heffner dan Schust, 2008).

Page 44: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

26

Sebagian besar menarche berlangsung tanpa diikuti ovulasi pada

tahun pertama. Siklus menstruasi pada awalnya pun tidak teratur. Siklus

tersebut akan menjadi teratur setelah satu tahun atau lebih hingga pada

saatnya terjadi ovulasi. Proses ovulasi akan berlangsung terus menerus

sepanjang tahun sejak menarche sampai menopause (Cunningham et.al.,

2005).

3. Siklus Menstruasi

Hari pertama menstruasi didefinisikan sebagai hari pertama siklus

menstruasi (Breslin dan Lucas, 2003; Norwitz dan Schorge, 2008). Lama

siklus menstruasi umumnya 28 hari walaupun bervariasi pada tiap

perempuan. Perbedaan siklus menstruasi tersebut disebabkan karena

variasi perkembangan folikular (Breslin dan Lucas, 2003)

Rata-rata durasi aliran menstruasi adalah 5 hari (dengan range 3-

6 hari) dan rata-rata kehilangan darah yaitu 50 ml (dengan range antara

20-80 ml) (Wilson dan Perry, 2006). Ovarium akan mengeluarkan

300.000 ovum (sel telur) selama masa perkembangan reproduksi remaja

perempuan. Jumlah ovum yang matur pun hanya 500 ovum dan

dikeluarkan 1 buah setiap siklus menstruasi (Setiadi, 2007).

Siklus menstruasi, di samping memiliki durasi siklus yang

berbeda-beda pada tiap remaja, juga akan menyebabkan perubahan

fungsional dan morfologis pada endometrium dan ovarium. Siklus

menstruasi dibagi menjadi 2 siklus, yaitu a) siklus ovarian dan b) siklus

endometrium.

Page 45: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

27

Gambar 2.1 Siklus MenstruasiSumber: Encylopedia Britannica Inc, 2013

a) Siklus ovarian

Siklus menstruasi berdasarkan perubahan ovarium (siklus ovarium)

dibagi menjadi dua fase, yakni:

1) Fase folikuler

Fase folikuler adalah suatu fase sepanjang pematangan ovum.

Fase ini dimulai pada hari pertama menstruasi dan berakhir

sekitar 14 hari setelahnya. Penurunan estrogen dan progesteron

menstimulasi sekresi FSH dan LH oleh kelenjar pituitari anterior.

Karena kadar FSH dan LH meningkat dengan cepat, 6-12 folikel

de graaf (masing-masing mengandung sebuah ovum yang belum

matang/imatur) mulai berkembang, akan tetapi hanya satu folikel

yang matang. Folikel matang tersebut akan mensekresi estrogen

yang akan menekan sekresi FSH. Penurunan FSH sebelum

Page 46: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

28

ovulasi memblok pematangan lebih lanjut dari folikel yang

kurang berkembang (Murray dan McKinney, 2006).

2) Fase luteal

Fase luteal dimulai segera setelah ovulasi dan berakhir pada awal

menstruasi. Fase pascaovulasi pada siklus ovarium ini biasanya

berlangsung selama 14 hari (rentang 13 sampai 15 hari). Korpus

luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah

ovulasi dan menyekresi hormon estrogen steroid maupun

progesteron steroid. Bersamaan dengan waktu fungsi luteal

puncak ini, ovum yang dibuahi akan berimplantasi di

endometrium. Jika tidak terjadi fertilisasi dan implantasi, korpus

luteum akan mengalami regresi dan kadar hormon akan menurun.

Lapisan fungsional endometrium pada rahim (uterus) akan luruh

selama menstruasi (Bobak dkk, 2004). Penurunan estrogen dan

progesteron menstimulasi kelenjar pituitari anterior kembali untuk

mensekresi FSH dan LH yang menginisiasi siklus reproduksi

perempuan yang baru (Murray dan McKinney, 2006).

b) Siklus endometrium

Siklus endometrium dibagi menjadi empat fase, yaitu:

1) Fase menstruasi

Fase ini menunjukkan adanya peluruhan endometrium akibat

vasokonstriksi periodik pada lapisan atas dari endometrium

sehingga menimbulkan perdarahan menstruasi. Lapisan basal

endometrium selalu dipertahankan dan regenerasi dimulai

Page 47: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

29

menjelang akhir siklus (Bobak dkk, 2004). Durasi fase menstruasi

ini sekitar 5 hari dan selama periode menstruasi, perempuan akan

kehilangan darah sekitar 40 ml. Karena proses kehilangan darah

terjadi berulang-ulang (recurrent), banyak perempuan yang

mengalami anemia ringan saat masa reproduksi mereka, terutama

jika diet mereka rendah asupan zat gizinya (Murray dan

McKinney, 2006).

2) Fase proliferatif

Permukaan endometrium pada fase ini secara lengkap kembali

normal dalam waktu sekitar empat hari atau menjelang

perdarahan berhenti. Fase ini berakhir dengan pematangan folikel

ovarium (de graaf) dan ovulasi sekitar hari ke-14 (Brooker,

2008).

3) Fase sekretori

Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga

hari sebelum periode menstruasi berikutnya (Bobak dkk, 2004).

Folikel de graaf berubah menjadi korpus rubrum setelah terjadi

ovulasi dan dalam waktu singkat diikuti terbentuknya korpus

luteum yang akan mengeluarkan dua hormon steroid, yaitu

estrogen dan progesteron. Kedua hormon inilah yang mengubah

fase proliferasi endometrium menjadi fase sekresi (Manuaba dkk,

2007). Endometrium akan mengalami penebalan dinding akibat

pengaruh hormon estrogen dan progesteron, dengan pencapaian

maksimum ketebalannya sekitar 5-6 mm. Uterus pun dipersiapkan

Page 48: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

30

untuk menerima ovum yang matang pada fase ini (Murray dan

McKinney, 2006).

4) Fase Iskemik

Korpus luteum akan menyusut dan sekresi estrogen dan

progesteron ikut menurun jika tidak terjadi pembuahan dan

implantasi. Seiring penurunan kadar progesteron dan estrogen

yang cepat, arteri spiral menjadi spasme. Suplai darah ke

endometrium fungsional pun berhenti dan terjadi nekrosis selama

fase ini. Lapisan fungsional berpisah dari lapisan basal dan

perdarahan menstruasi dimulai, menandai hari pertama siklus

menstruasi berikutnya (Bobak dkk, 2004).

Page 49: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

31

D. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Dimodifikasi dari Hurlock (2010); Santrock (2003); Kusmiran (2011);Yusuf (2010); Chang, Hayter, dan Wu (2010)

Pengalamanmenarche

pada remajaperempuan

Perkembangansosial

Perkembangankepribadian

Perkembanganmoral

Perkembanganemosi

Remajaperempuan

Perkembangankognitif

Perkembanganbiologis

Perkembanganheteroseksual

Masa berkembangnya jati diri

Sensitif dan reaktif terhadap peristiwa, perubahanmood, gelisah, sedih, cepat marah

Banyak menghabiskanwaktu dengan teman sebaya

Nilai moral atau konsep moralitassudah dikenal oleh remaja

Berpikir abstrak dan logis,egosentris, imagery audience

personal fables

Minat dan keinginan mendapatkandukungan lawan jenis semakin kuat

- Perubahan ukurantubuh (TB dan BB)

- Pinggul dan bahumulai melebar

- Pembesaran payudara,rambut pubis mulaitumbuh

- Menarche

Faktor yangmempengaruhi

kesiapan menarche:dukungan keluarga,teman sekelas laki-

laki, dan latarbelakang sosial

budaya

Page 50: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

32

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Definisi kerangka konsep menurut Hidayat (2008), yaitu kerangka

konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana

seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa

faktor yang dianggap penting untuk masalah. Berdasarkan tinjauan pustaka

sebelumnya, menarche merupakan peristiwa penting bagi kehidupan

perempuan (Chang, Chen, Hayter, dan Lin, 2008; Gunarsa dan Gunarsa,

2008). Remaja perempuan yang mengalami menarche akan mengalami

berbagai perubahan, baik fisik, psikologis, maupun sosial budaya (Chang,

Hayter, dan Wu, 2010). Respon psikologis remaja perempuan dalam

menghadapi menarche pun bermacam-macam. Remaja perempuan umumnya

berespon negatif yang ditandai dengan rasa malu dan menyangkal saat

menarche.

Penelitian ini meneliti tentang pengalaman menarche pada remaja

perempun yang dilihat baik dari segi persepsi, respon, perilaku, ataupun

tindakan mereka saat menarche. Penelitian tentang pengalaman menarche

pada remaja perempuan belum banyak dilakukan di Indonesia. Oleh karena

itu, peneliti ingin mengekplorasi secara mendalam tentang pengalaman

menarche pada remaja perempuan.

Page 51: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

33

B. Definisi Istilah

1. Pengalaman yang diteliti dalam penelitian ini yaitu mengenai segala

sesuatu yang berkaitan dengan pengalaman menarche dalam kehidupan

seorang perempuan.

2. Remaja perempuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seseorang

yang memasuki periode masa remaja yang berjenis kelamin perempuan

dan yang sedang pubertas.

3. Menarche merupakan menstruasi pertama kali yang menandakan remaja

perempuan telah mengalami kematangan seksual.

Page 52: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

34

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan

fenomenologi deskriptif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai

lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen

kunci dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada

generalisasi (Sugiyono, 2010). Penelitian ini biasanya digunakan untuk

menggali fenomena yang dibahas secara mendalam.

Fenomenologi digunakan sebagai pendekatan dalam metodologi

penelitian kualitatif ini. Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang

menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subyektif manusia

dan interpretasi-interpretasi dunia (Moleong, 2010). Pendekatan

fenomenologi juga berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya

terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu. Pendekatan

fenomenologi ini penting bagi praktik keperawatan karena keperawatan itu

sendiri berhubungan dengan pengalaman kehidupan manusia. Fenomenologi

merupakan pendekatan yang sesuai untuk menginvestigasi fenomena penting

seseorang yang berguna bagi bidang keperawatan (Streubert dan Carpenter,

2003). Penelitian ini menggunakan pendekatan fenemenologi deskriptif untuk

mengetahui pengalaman menarche secara mendalam dan menemukan makna

Page 53: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

35

menarche yang terkandung dari pengalaman yang dialami oleh remaja

perempuan.

Spiegelberg (1975) dalam Streubert dan Carpenter (2003)

menjelaskan bahwa fenomenologi deskriptif menstimulasi persepsi tentang

pengalaman hidup dengan menekankan pada kekayaan, keluasan, dan

kedalaman pengalaman itu sendiri. Spiegelberg mengidentifikasi tiga tahapan

proses untuk fenomenologi deskriptif, yaitu tahap intuisi, analisis, dan

deskripsi. Langkah pertama, yaitu intuisi, menjadikan peneliti terlibat penuh

dalam mengeksplorasi tentang fenomena mengenai pengalaman menarche

remaja perempuan. Peneliti pada tahap ini sebagai instrumen melalui proses

wawancara mendalam. Langkah kedua, yaitu analisis dan dalam langkah ini

peneliti mendengarkan deskripsi individu tentang pengalamannya dari hasil

transkripsi kemudian mengidentifikasi esensi fenomena berdasarkan data

yang diperoleh. Peneliti kemudian mengeksplorasi hubungan dan keterkaitan

antara elemen-elemen tertentu yang ada dalam fenomena tersebut. Tahap

ketiga adalah deskripsi, yang bertujuan untuk mengkomunikasikan unsur

penting fenomena ke dalam uraian tertulis maupun lisan yang berbeda.

Peneliti menguraikan laporan penelitian dalam bentuk narasi dengan

didasarkan pada pengklarifikasian dan pengelompokkan pada tiap fenomena.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember tahun 2013

di RW 07 kelurahan Cakung Barat Jakarta Timur. Tempat itu menjadi lokasi

penelitian karena belum pernah dilakukan penelitian tentang pengalaman

Page 54: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

36

menarche di daerah tersebut dan jumlah remaja perempuan usia 10-19 tahun

di kelurahan Cakung Barat tahun 2013 pun cukup banyak, yaitu mencapai

8.126 orang.

C. Partisipan Penelitian

Pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling berdasarkan asas kesesuaian dan kecukupan. Teknik

purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Partisipan pada penelitian ini yaitu

remaja perempuan di RW 07 kelurahan Cakung Barat Jakarta Timur, dengan

kriteria inklusi partisipan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Remaja perempuan yang berdomisili di RW 07 kelurahan Cakung Barat

Jakarta Timur

2. Memiliki pengalaman menarche minimal satu tahun

3. Bersedia menjadi partisipan

D. Instrumen Penelitian

Instrumen kunci dalam penelitian kualitatif ini yaitu peneliti sendiri

dengan melakukan wawancara mendalam berdasarkan pedoman wawancara

mendalam.

Page 55: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

37

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Oktober-November

2013. Peneliti melakukan wawancara mendalam berdasarkan pedoman

wawancara yang telah disiapkan sebelumnya. Pengumpulan data juga

dilakukan peneliti menggunakan bantuan alat perekam, alat pencatat, dan

membuat catatan lapangan saat wawancara berlangsung.

2. Proses Pengumpulan Data

a) Tahap Persiapan Pengumpulan Data

Rangkaian proses pengumpulan data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1) Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengurus izin

penelitian kepada pihak-pihak terkait, seperti kepala kelurahan

Cakung Barat.

2) Setelah mendapat persetujuan dari pihak kelurahan, peneliti

menemui pihak RW 07 untuk menjelaskan bahwa peneliti ingin

melakukan penelitian di tempat tersebut serta mendapatkan

persetujuan dari pihak RW.

3) Setelah mendapat persetujuan dari pihak RW 07, peneliti turun ke

lapangan dan mendata partisipan sesuai kriteria lalu melakukan

penelitian kepada remaja perempuan yang bersedia menjadi

partisipan dengan terlebih dahulu melakukan inform consent.

Page 56: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

38

4) Peneliti melakukan wawancara mendalam kepada partisipan sesuai

kesepakatan waktu dan tempat, setelah mendapat hasil rekaman

wawancara mendalam, peneliti mentranskrip data yang diperoleh.

b) Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan melakukan wawancara mendalam kepada partisipan

Wawancara mendalam (in-depth interview) secara umum adalah

proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan

informan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara

(Bungin, 2007). Pelaksanaan wawancara mengalir seperti dalam

percakapan sehari-hari. Wawancara biasanya berjalan lama dan

seringkali dilanjutkan pada kesempatan berikutnya (Moleong, 2010).

Wawancara mendalam yang dilakukan peneliti kepada partisipan

berlangsung selama sekitar 30-50 menit. Peneliti juga tidak hanya

melakukan satu kali wawancara dan rata-rata peneliti melakukan

wawancara kepada partisipan sebanyak 2-3 kali pertemuan. Peneliti

saat melakukan wawancara memperhatikan proses pelaksanaan

wawancara, seperti memperhatikan penampilan, memperkenalkan diri

terlebih dahulu serta menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan peneliti

dengan singkat dan jelas. Peneliti juga membuat kontrak waktu dan

tempat sebelum memulai wawancara.

Kemampuan mendengar yang baik, akurat, dan tepat perlu

peneliti kembangkan agar apa yang didengar secara tepat dapat

Page 57: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

39

menunjang pemecahan masalah penelitian (Moleong, 2010). Beberapa

hal yang juga perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai

partisipan adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas

pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal (Saryono dan

Anggraeni, 2010). Kemampuan yang dipersiapkan di atas dapat

membuat partisipan lebih terbuka dan meningkatkan kepercayaannya

untuk menceritakan pengalaman menarchenya.

F. Keabsahan Data

Data yang peneliti peroleh dalam penelitian kualitatif perlu diuji

validitas dan reliabilitas untuk mengukur keabsahan data. Hal ini dikarenakan

hal yang diuji validitas dan reliabilitas pada penelitian kualitatif adalah

datanya (Sugiyono, 2010). Data yang valid mengandung arti bahwa data yang

dilaporkan peneliti sesuai dengan data yang memang ada pada obyek

penelitian. Reliabilitas data berkaitan dengan konsistensi data yang diperoleh,

di mana data yang didapat akan selalu sama hasilnya walaupun dilakukan

oleh peneliti yang berbeda. Dengan demikian, keabsahan data dalam

penelitian kualitatif penting diperhatikan agar mendapatkan hasil yang akurat

dan obyektif. Uji keabsahan dalam penelitian kualitatif, meliputi:

1. Kredibilitas (Credibility)

Uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

kualitatif dapat dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan

ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat

(peer debriefing), analisis kasus negatif, dan pengecekan anggota

Page 58: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

40

(member check). Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian

menurut Saryono dan Anggraeni (2010), yaitu:

a) Memperpanjang masa pengamatan

Perpanjangan pengamatan memungkinkan peningkatan derajat

kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan

dan dapat menguji informasi dari partisipan serta untuk membangun

kepercayaan para partisipan terhadap peneliti dan juga kepercayaan

diri peneliti sendiri. Perpanjangan pengamatan juga membuat peneliti

dan partisipan semakin membentuk hubungan yang akrab, terbuka,

dan saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang

disembunyikan lagi (Sugiyono, 2010).

b) Pengamatan yang terus menerus (persistent observation)

Pengamatan ini diperlukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-

unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu

yang sedang diteliti serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara

rinci.

c) Triangulasi

Pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data tersebut. Denzin (1978) dalam Moleong (2010)

membagi teknik triangulasi menjadi 4 macam, yaitu: menggunakan

sumber, metode, penyidik, dan teori. Penggunaan triangulasi akan

lebih meningkatkan kekuatan data bila dibandingkan dengan satu

pendekatan (Sugiyono, 2010).

Page 59: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

41

d) Diskusi dengan teman sejawat (peer debriefing)

Diskusi dengan teman sejawat yaitu mengekspos hasil sementara atau

hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan

rekan-rekan sejawat. Rekan diskusi sebaiknya yang memiliki

pengetahuan dan pengalaman dalam bidang yang dipersoalkan,

terutama tentang isi maupun metodologinya (Moleong, 2010).

e) Mengadakan pengecekan anggota (member check)

Cara ini yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang

berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek

analisis, dengan mengaplikasikannya pada data serta dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data. Tujuan member

check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh

sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data (Sugiyono,

2010). Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data

berarti data tersebut valid, tetapi jika data tidak disepakati pemberi

data maka peneliti perlu melakukan diskusi pada pemberi data.

f) Analisis kasus negatif (negative casa analysis)

Teknik analisis kasus negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan

contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan

informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan

pembanding (Moleong, 2010).

g) Pengecekan atas kecukupan referensial (referencial adequacy checks)

Bahan referensi yang dimaksud adalah adanya pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti, seperti hasil

Page 60: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

42

wawancara yang perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara

(Sugiyono, 2010).

Uji kredibilitas yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara peer debriefing, dengan cara berdiskusi kepada orang yang

berpengalaman terhadap isi dan metodologi penelitian, yaitu kepada

pembimbing. Peneliti juga melakukan member check, di mana peneliti

kembali ke lapangan dan melakukan konfirmasi atau klarifikasi terhadap

data yang sudah diperoleh dengan menanyakan kembali kepada

partisipan.

2. Transferabilitas (Transferability)

Uji ini mengandung arti bahwa data yang dilaporkan dapat

diterapkan atau diberlakukan di tempat yang lain. Tempat lain tersebut

juga harus memiliki karakter yang hampir sama dengan obyek penelitian

sebelumnya (Lapau, 2012). Peneliti dalam melakukan uji transferabilitas

harus memberikan uraiaan yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat

dipercaya. Dengan demikian pembaca dapat memutuskan dapat atau

tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

3. Dependabilitas (Dependability)

Pengujian ini dilakukan dengan melakukan audit terhadap

keseluruhan proses penelitian. Tata cara itu dilakukan oleh auditor atau

pembimbing yang sudah ahli di bidangnya untuk mengaudit keseluruhan

aktivitas penelitian dalam melakukan penelitian (Sugiyono, 2010). Pada

penelitian ini, peneliti membuat transkrip data sesuai hasil wawancara

mendalam. Peneliti juga menyediakan segala macam pencatatan yang

Page 61: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

43

diperlukan dan bahan-bahan penelitian yang tersedia untuk dipelajari

oleh pembimbing (auditor), dalam hal ini melibatkan pembimbing I dan

II untuk mereview hasil penelitian.

4. Konfirmabilitas (Confirmability)

Pengujian ini disebut juga uji obyektivitas penelitian. Hasil

penelitian dikatakan obyektif bila disepakati oleh banyak orang. Uji

konfirmabilitas ini berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan

proses penelitian yang telah dilakukan (Sugiyono, 2010). Pada penelitian

ini, hasil penelitian ditelusuri oleh pembimbing untuk memastikan bahwa

hasil temuan sesuai dengan data, melihat derajat ketelitian peneliti, dan

menelaah kegiatan peneliti dalam memeriksakan keabsahan data.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode Colaizzi (1978). Langkah-langkah analisis data

berdasarkan Colaizzi (1978) dalam Streubert dan Carpenter (2003), meliputi:

1. Peneliti mengorganisasikan data atau gambaran tentang fenomena yang

diteliti, yaitu mengenai pengalaman menarche remaja perempuan.

2. Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara kepada partisipan dan

membuat transkrip dari hasil wawancara partisipan sesuai fenomena yang

diteliti, yaitu mengenai pengalaman menarche remaja perempuan.

3. Peneliti membaca semua hasil transkrip partisipan secara berulang-ulang

dari fenomena yang dialami partisipan, yakni mengenai pengalaman

menarche remaja perempuan.

Page 62: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

44

4. Peneliti membaca transkrip kembali dan mencari pernyatan-pernyataan

penting dari setiap pernyataan partisipan.

5. Peneliti menentukan makna dari setiap pernyataan penting dari semua

partisipan.

6. Peneliti mengorganisasikan data yang terkumpul dan

mengelompokkannya ke dalam suatu kelompok tema.

7. Peneliti menulis hasil secara keseluruhan ke dalam bentuk deskriptif

secara lengkap, dengan melakukan analisis detail tentang perasaan

partisipan dan perspektif yang terkandung dalam tema.

8. Peneliti kembali ke lapangan dan menanyakan partisipan kembali untuk

validasi dari hasil deskripsi yang telah dibuat

9. Jika terdapat data baru selama dilakukannya validasi, peneliti akan

menggabungkan data tersebut ke dalam deskripsi yang sudah dibuat

peneliti.

Page 63: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

45

Bagan 4.1. Teknik Analisis DataSumber: Colaizzi (1978) dalam Streubert dan Carpenter (2003)

Menentukan makna dari setiap pernyataanpenting dari semua partisipan

Membaca semua hasil transkrip partisipansecara berulang-ulang

Mencari pernyataan-pernyataan pentingdari setiap pernyataan partisipan

Menulis hasil secara keseluruhan ke dalambentuk deskriptif secara lengkap

Memiliki gambaran fenomena yang ditelitisecara jelas

Mengumpulkan data melalui wawancara dan membuattranskrip hasil wawancara dengan partisipan

Mengelompokkannya ke dalam suatukelompok tema

Kembali ke partisipan untuk validasi datadeskripsi yang dibuat

Jika terdapat data baru saat validasi, gabungkan datatersebut ke dalam deskripsi yang sudah dibuat

Page 64: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

46

H. Etika Penelitian

Setiap penelitian harus menjunjung tinggi etika penelitian.

Notoatmojdo (2010) mengemukakan prinsip dasar etika penelitian, meliputi :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Prinsip ini mengedepankan pemberian penjelasan agar partisipan

mengetahui maksud, tujuan, maupun manfaat penelitian. Peneliti

meminta ijin terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan partisipan

(inform consent).

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Setiap individu memiliki hak privasi. dalam hal ini untuk menjaga

kerahasiaan, peneliti akan merahasiakan identitas partisipan. Peneliti

menggunakan inisial dalam penyajian data hasil penelitian.

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice/inclusiveness)

Peneliti menjaga prinsip keadilan dengan memberikan perlakuan yang

sama pada setiap partisipan dan tidak membeda-bedakan ras, suku,

agama, dsb. Prinsip keterbukaan (inklusivitas) dilakukan peneliti dengan

terbuka menjelaskan prosedur penelitian.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harm and benefits)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi

masyarakat maupun partisipan sendiri. Peneliti juga perlu berusaha untuk

meminimalkan dampak yang merugikan.

Page 65: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

47

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian tentang “Pengalaman Menarche pada

Remaja Perempuan di RW 07 kelurahan Cakung Barat Jakarta Timur” yang telah

dilakukan kepada enam partisipan melalui wawancara mendalam. Hasil

wawancara kemudian diolah melalui proses analisis data sehingga ditemukan

beberapa tema yang muncul. Hasil penelitian ini ditampilkan peneliti dengan

mendeskripsikan tema-tema yang muncul dari hasil penelitian secara naratif

dengan penyajian hasil penelitian sebagai berikut.

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Kecamatan Cakung merupakan kecamatan dengan urutan teratas yang

memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu berjumlah 503.174 jiwa.

Kecamatan ini memiliki 7 kelurahan dengan jumlah RW sebanyak 84 RW.

Kelurahan Cakung Barat merupakan salah satu kelurahan yang berada di

bawah naungan kecamatan Cakung. Kelurahan ini memiliki luas wilayah

612,43 Hektar. Jumlah penduduk di kelurahan Cakung Barat tahun 2013,

yaitu sebanyak 66.083 jiwa dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak

21.393 KK. Kelurahan Cakung Barat terdiri dari 10 RW dan RW 07

merupakan salah satu RW dengan jumlah RT terbanyak dibandingkan RW

lainnya, yaitu sebanyak 18 RT. Jumlah penduduk remaja perempuan (usia 10-

19 tahun) di kelurahan Cakung Barat ini pun terbilang cukup banyak yaitu

sebesar 8.256 jiwa (Laporan data kelurahan Cakung Barat, 2013).

Page 66: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

48

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja perempuan yang

bertempat tinggal di RW 07 kelurahan Cakung Barat Jakarta Timur yang

telah memiliki pengalaman menarche dengan karakteristik masing-

masing partisipan yaitu:

Tabel 5.1 Karakteristik Partisipan

Partisipan pertama (P1) berusia 16 tahun, beragama Islam, pendidikan

saat ini kelas 2 SMK, suku Betawi, usia pertama kali menarche 13 tahun

Partisipan kedua (P2) berusia 17 tahun, beragama Islam, pendidikan

saat ini kelas 2 SMA, suku Batak, usia pertama kali menarche 12 tahun

Partisipan ketiga (P3) berusia 16 tahun, beragama Islam, pendidikan

saat ini kelas 2 SMA, suku Batak, usia pertama kali menarche 13 tahun

Partisipan keempat (P4) berusia 13 tahun, beragama Islam, pendidikan

saat ini kelas 2 MTs, suku Betawi, usia pertama kali menarche 9 tahun

Partisipan

Karakteristik

Usia Agama Pendidikansaat ini

SukuBangsa

Usiamenarche

P1 16 tahun Islam Kelas 2 SMK Betawi 13 tahun

P2 17 tahun Islam Kelas 2 SMA Batak 12 tahun

P3 16 tahun Islam Kelas 2 SMA Batak 13 tahun

P4 13 tahun Islam Kelas 2 Mts Betawi 9 tahun

P5 13 tahun Islam Kelas 2 Mts Betawi 9 tahun

P6 13 tahun Islam Kelas 2 Mts Jawa 12 tahun

Page 67: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

49

Partisipan kelima (P5) berusia 13 tahun, beragama Islam, pendidikan

saat ini kelas 2 MTs, suku Betawi, usia pertama kali menarche 9 tahun

Partisipan keenam (P6) berusia 13 tahun, beragama Islam, pendidikan

saat ini kelas 2 MTs, suku Jawa, usia pertama kali menarche 12 tahun

2. Hasil Analisis Tematik

Hasil analisis tematik mengidentifikasi sembilan tema pada

penelitian ini. Berbagai tema yang didapat terkait pengalaman menarche

remaja perempuan, yaitu: 1) makna menarche pada remaja perempuan, 2)

dominasi perasaan remaja perempuan saat menarche, 3) kesiapan remaja

perempuan saat menarche, 4) perubahan remaja perempuan setelah

menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan saat menarche, 6)

upaya remaja perempuan dalam mengatasi ketidaknyamanan saat

menarche, 7) dukungan remaja perempuan saat menarche, 8) perawatan

diri remaja perempuan saat menstruasi, serta 9) mitos-mitos menstruasi

yang menghantui remaja perempuan. Berikut penjelasan lebih rinci

tentang tema-tema tersebut.

Tema 1. Makna Menarche pada Remaja Perempuan

Makna menarche pada remaja perempuan cukup bervariasi.

Masing-masing remaja memiliki pandangannya tersendiri tentang arti

menarche bagi kehidupannya. Hasil wawancara mendalam kepada enam

partisipan dalam penelitian ini menemukan makna menarche, yaitu 1)

peristiwa keluarnya darah, 2) peristiwa menuju masa kedewasaan, 3)

menjadi seorang perempuan dewasa, 4) tanda fertilitas, dan 5) tanda

Page 68: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

50

mulai memikul dosa. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing

makna:

a) Peristiwa keluarnya darah

Empat dari enam partisipan memaknai menarche sebagai peristiwa

keluarnya darah. Adapun salah satu ungkapan dari partisipan yang

mengalami menarche di usia 12 tahun, yakni sebagai berikut:

“...haid pertama itu ya pertama kali mengalami menstruasi… keluardarah, dari, dari situ, dari vagina...” (P2)

b) Peristiwa menuju masa kedewasaan

Semua partisipan berpendapat bahwa menarche merupakan peristiwa

menuju masa kedewasaan. Partisipan mengungkapkan bahwa setelah

mengalami menarche, merasa mulai menjadi orang dewasa karena

sebelumnya menganggap bahwa diri mereka masih sebagai anak-anak,

seperti yang diungkapkan partisipan berikut ini:

“...ngerasa kayak udah bener-bener kayak orang dewasa, kayak kitaudah ngelewatin masa kanak-kanak, masa kanak-kanaknya itu emangbener-bener ditinggalin kayak mau maen ama anak kecil lagi ajakayaknya udah ngerasa ga pantes aja, kayaknya udah dewasa gitu...”(P2)

“Hmm, itu tanda-tanda mau dewasa kan jadi harus berubah… kankalo, mungkin kalo belum itu (menstruasi) kan, hmm, masih kayakanak-anak terus kan setelah menstruasi kayak udah dewasa…” (P4)

c) Menjadi seorang perempuan

Satu partisipan mengatakan bahwa ia merasa menjadi seorang

perempuan setelah ia mengalami menarche. Hal ini seperti yang

diungkapkan partisipan berusia 17 tahun pada ungkapan berikut ini:

“…cuma tau aja, kalo Aku tuh udah bener-bener cewe cuman duluAku rada-rada kecowo-cowoan tomboy gimana gitu (tampak

Page 69: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

51

tersenyum) terus pas udah ngerasa lain (menstruasi) kayaknya yabener-bener cewe banget gitu…” (P2)

d) Tanda fertilitas

Dua dari enam partisipan mengatakan bahwa remaja perempuan

memiliki risiko untuk hamil setelah mengalami menarche. Partisipan

juga mengungkapkan bahwa hal itu terjadi akibat dari pergaulan yang

bebas. Berikut adalah ungkapan partisipan:

“…setau Aku kalo udah haid itu, maksudnya kalo pergaulannya udahitu, bisa hamil gitu kan, soalnya kita udah haid, setau Aku kalopergaulannya terlalu bebas gitu kan bisa hamil...” (P3)

“...biasanya sih harus jaga baik-baik gitu, jangan main-main yangbergaul sembarangan, nanti misalkan udah bergaul sembarangantakutnya hamil gitu...” (P6)

e) Tanda mulai memikul dosa

Lima dari enam partisipan mengungkapkan bahwa setelah mengalami

menache, segala perbuatan dan dosa yang dilakukan akan

dipertanggungjawabkan oleh diri sendiri. Salah satu partisipan pun

ada yang mengungkapkan bahwa sebelum menarche dosa ditanggung

oleh orang tua namun setelah menarche segala sesuatunya akan

ditanggung diri sendiri. Adapun pernyataan yang diungkapkan oleh

partisipan terkait makna menarche ini, yaitu:

“…udah nanggung jawab dosa sendiri, ga ditanggungjawabin lagisama orang tua...” (P1)

“...kalo udah haid itu kan dosanya udah ditanggung sendiri jadisholatnya ga boleh ditinggalin...” (P3)

“...haid ya tanda baligh seorang perempuan… kalo udah haid itubiasanya katanya sih dosanya kan udah nanggung sendiri…” (P5)

Page 70: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

52

Tema 2. Dominasi Perasaan Remaja Perempuan saat Menarche

Keadaan psikologis remaja perempuan saat mengalami menarche

dihadapi dengan berbagai macam perasaan. Para partisipan penelitian ini

mengungkapkan perasaannya saat menarche, didominasi dengan

perasaan bingung, kaget, panik, takut, bad mood, dan hanya sebagian

kecil yang merasa senang. Adapun ungkapan rinci partisipan sebagai

berikut.

a) Merasa bingung

Lima dari enam partisipan menyatakan bahwa mereka merasa bingung

saat mengalami menarche. Sebagian besar partisipan masih belum

mengetahui apa yang harus dilakukannya pada saat itu. Berikut adalah

beberapa ungkapan partisipan:

“…kok keluar kayak gini gitu, terus pas itu kan bingung juga tuh,terus kalo keluar kayak gini pake apa, gitu kan… ” (P3)

“...bingung hehe pertamanya… ya dikirain itu apaan, namanya jugaanak kecil jadi dikiranya itu kayak apa ya, kan ada gumpalan darahgitu, kirain apa…” (P5)

b) Merasa kaget

Empat dari enam partisipan pada penelitian ini mengungkapkan

bahwa pada saat mengalami menarche, mereka merasa kaget, seperti

yang diungkapkan partisipan berusia 16 tahun dengan pengalaman

menarchenya 3 tahun yang lalu, yaitu:

“…terus tiba-tiba jam 9 eh jam setengah 9 lah bangun, terus abis itukaget tiba-tiba keluar darah, ga tau kenapa...” (P1)

Page 71: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

53

c) Merasa panik

Dua orang partisipan dalam penelitian ini merasa panik saat

mengalami menarche dan masih belum meyakini bawa dirinya sedang

mengalami menarche, seperti yang dikemukakan salah satu partisipan

berusia 17 tahun, dengan ungkapan sebagai berikut:

“...pertama-tama itu kan ngerasa kayak... kayak ada yang keluarbegitu aja terus ga tau itu apa, pas ke toilet pas mau berangkatsekolah kan langsung ke toilet, langsung kayak ada gitu kan, panik ya,terus langsung panik…” (P2)

d) Merasa takut

Empat dari enam partisipan menyebutkan bahwa mereka merasa

takut saat menghadapi menarche. Salah satu dari partisipan merasa

takut karena mengira jika darah yang keluar tersebut akibat adanya

pendarahan atau luka di bagian dalam tubuhnya. Ungkapan yang

diutarakan partisipan, antara lain:

“...perasaannya takut sih…” (P6)

“...takutnya tuh kayak yang pendarahan-pendarahan kayak gitu, takutluka dari dalemnya kan terus takut kayak apa ya namanya, kayak gasubur gitu lah (raut wajah tampak meringis), pokoknya takut ga suburgitu lah kesuburannya...” (P1)

e) Merasa Bad mood

Semua partisipan mengemukakan bahwa saat menarche, perasaan bad

mood juga dirasakan partisipan sehingga membuat malas untuk

beraktivitas. Partisipan cenderung memilih berdiam diri saja tanpa

melakukan kegiatan apa-apa.

Page 72: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

54

Beberapa ungkapan dari partisipan yang saat ini berada di kelas 2

SMA, yaitu:

“...perasaannya itu kayak bête terus males ngapa-ngapain, rasanyangeliat orang aja males gitu, makanya kalo sekolah waktu itu maunyatiduran aja di bangku, males keluar gitu kan...” (P2)

“...pokoknya itu perasaannya ga enak, pokoknya kalo lagi haid gitubad mood mulu, iya, semuanya tuh males, orang kalo udah duduk ajatuh berdiri males, maunya duduk, udah PW aja...” (P3)

f) Merasa senang

Salah seorang partisipan mengungkapkan bahwa ia turut senang ketika

sudah mengalami menarche. Hal itu dikarenakan diantara teman-

temannya hanya dia saja yang belum menstruasi saat itu sehingga

setelah merasakan bagaimana itu menarche ia pun merasa senang,

seperti yang diungkapkan remaja yang bersekolah di SMK kelas 2 saat

ini, sebagai berikut:

“...iya seneng… udah kayak temen-temen, udah sama lah satu ituan,pokoknya diantara temen-temen Aku doang yang belum, ya makasihbangetlah gitu, udah, udah sama…” (P1)

Tema 3. Kesiapan Remaja Perempuan saat Menarche

Lima dari enam partisipan dalam penelitian ini belum siap saat

menghadapi menarche dan hanya satu partisipan yang menyatakan siap

saat menghadapi menarche. Sebagian besar partisipan masih belum

mengerti tentang menstruasi saat mengalami menarche. Adapun

ungkapan, yang diutarakan partisipan, yakni:

“...belum siap apa-apa, belum ngerti pokoknya, belum ngertipengetahuan itunya, pokoknya masih polos lah” (P1)

“...ga sama sekali (ada persiapan)… soalnya juga ga mikir kalo sampekayak begini gitu, ga tau kalo cewe sampe kayak begini, kirain Aku tuh

Page 73: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

55

cuma sedikit atau kayak gimana ternyata ampe beberapa hari kan ampeseminggu...” (P2)

Dua diantara partisipan tersebut, ada yang mengalami menarche

di umur 9 tahun dan merasa belum siap karena tidak menyangka akan

mengalami menarche di usianya saat itu yang dianggap tergolong cepat,

seperti yang diutarakan salah satu partisipan yang saat ini berada di

jenjang pendidikan kelas 2 MTs, yakni:

“...belum siap sih sebenernya, tapi ya udah, udah keluar, waktu itu kanga, ga nyangka gitu kalo mensnya bakalan cepet banget...” (P4)

Satu dari enam partisipan, di sisi lain mengatakan bahwa sudah

merasa siap pada saat menarche. Partisipan tersebut mengatakan bahwa

ia sudah siap karena sudah mengetahui informasi tentang menstruasi,

seperti yang diutarakan partisipan yang mengalami menarche pada usia

12 tahun, sebagai berikut:

“...udah siap… ya karena udah pada.. hm.. soalnya udah tau gitu kalo..kalo apa namanya, kalo haid itu bagaimana gitu... (P6)

Tema 4. Perubahan Remaja Perempuan setelah Menarche

Remaja dalam tahap perkembangannya perlu menyesuaikan diri

terhadap segala perubahan yang terjadi pada dirinya, salah satunya yaitu

perubahan fisik yang turut mempengaruhi body image. Partisipan pada

penelitian ini, umumnya mengungkapkan bahwa terdapat perubahan-

perubahan yang terjadi pada dirinya setelah menarche. Hasil analisis

wawancara mendalam yang dilakukan peneliti didapatkan dua subtema,

antara lain: perubahan fisik dan perubahan emosional.

Page 74: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

56

a) Perubahan fisik

Semua partisipan mengemukakan bahwa mereka juga

merasakan macam-macam perubahan fisik yang terjadi setelah

menarche. Setiap partisipan mengungkapkan adanya perubahan pada

bentuk tubuh yang dirasakan setelah menarche, meliputi badan

bertambah besar atau gemuk, payudara bertambah besar, pinggul

membesar, tumbuh rambut-rambut di sekitar kemaluan.

1) Badan bertambah besar atau gemuk

Lima dari enam partisipan mengatakan tubuhnya bertambah besar

atau gemuk secara perlahan setelah mengalami menarche hingga

terjadi kenaikan pada berat badannya. Hal itu seperti ungkapan

partisipan berusia 16 tahun dan 13 tahun, yakni:

“...rada gemuk, ya gemuk banget, kayak gede di sini nih (sambilmemegang paha), pake bajunya sempit, pake celana jugasempit…” (P1)

“...badannya... lebih gemukan...tadinya 38 jadi 41...” (P6)

2) Payudara bertambah besar

Lima partisipan menyebutkan payudaranya semakin lama turut

mengalami perkembangan, seperti yang diutarakan oleh partisipan

yang saat ini bersekolah di SMA kelas 2, yaitu:

“...rasanya bentuk tubuh aja udah kayak ngebentuk… kayakpayudaranya, mungkin dulu pas lagi SD kelas 4 kan masih kecil-kecil biasa gitu rata, pas udah haid itu bener-benerperkembanganny,a emang bener gitu dari bentuknya…” (P2)

Salah seorang diantara partisipan ada yang mengatakan bahwa ia

kurang nyaman saat merasakan tahap perkembangan payudaranya

Page 75: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

57

karena turut merasakan nyeri saat payudara tersentuh. Berikut

adalah ungkapan partisipan berusia 16 tahun, yakni:

“...kayaknya tuh berasa aneh juga jadinya… kayak misalkanininya (payudara) lebih menonjol gitu ya tapi ga enak juga gituwaktu pertama-tamanya itu, kalo pertama-tamanya itu kalo kenabantal dikit aja sakit banget...” (P3)

3) Pinggul membesar

Semua partisipan penelitian ini mengungkapkan bahwa pinggul

pun mengalami perkembangan yang dirasakan semakin besar. Hal

ini seperti yang dinyatakan salah satu partisipan yang mengalami

menarche pada usia 9 tahun, yakni sebagai berikut:

“…terus pinggul membesar, pinggulnya besar…” (P4)

4) Tumbuh rambut-rambut di sekitar kemaluan

Salah seorang partisipan secara terbuka mengungkapkan bahwa ia

juga merasakan perubahan lain yang dirasakan, yaitu tumbuhnya

bulu-bulu di sekitar kemaluannya. Adapun pernyataan yang

disampaikan partisipan yang memiliki pengalaman menarche satu

tahun yang lalu, yaitu sebagai berikut:

“...apa namanya, numbuhnya bulu-bulu sekitar tubuh dikemaluan...” (P6)

Berdasarkan berbagai macam perubahan fisik yang terjadi,

masing-masing partisipan memiliki responnya sendiri dalam

menanggapi perubahan bentuk fisik yang dialami. Respon partisipan

terhadap perubahan bentuk tubuhnya, diantaranya yaitu empat dari

enam partisipan merasa malu terhadap perkembangan tubuhnya, baik

merasa malu karena badan menjadi bertambah besar atau gemuk

Page 76: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

58

maupun saat memakai baju yang ketat karena dapat memperlihatkan

bentuk tubuhnya, seperti yang disampaikan partisipan pada ungkapan

di bawah ini:

“...ya malu kalo apa-apa gitu, pake celana ini juga malu (menunjukke arah celana pendek yang dipakai...)” (P1)

“...ah mungkin pertama-tamanya, karena itu yak, bagian apa sih,payudaranya waktu itu, rasanya malu ga mau make kayak baju apasih, yang ketat gitu kan jadinya biar ga terlalu keliatan…” (P2)

Respon salah seorang partisipan juga ada yang menunjukkan

ketidaksenangannya pada tubuh karena merasa badan bertambah besar

atau gemuk. Adapun ungkapan partisipan berusia 13 tahun tersebut

adalah sebagai berikut :

“...ya kayak risih gimana gitu, kayak dibilang gemuk itu...” (P4)

Satu dari enam partisipan selain merasa malu ia juga

mengatakan bahwa ia merasa canggung dengan bentuk fisiknya yang

merasa lebih besar dibandingkan teman-teman yang lain. Berikut ini

adalah ungkapan dari partisipan yang mengalami menarche saat

berusia 9 tahun dan saat ini menimba ilmu di MTs kelas 2:

“...ya canggung kadang, kadang ada rasa malunya juga gitu kalo lagingumpul-ngumpul bareng, beda aja sendiri ama yang lain kalo lagingumpul-ngumpul…” (P5)

Sebagian kecil partisipan merespon perubahan bentuk

tubuhnya dengan menganggap aneh perubahan yang terjadinya pada

dirinya. Berikut adalah ungkapan-ungkapan dari partisipan:

“…iya kayaknya tuh berasa aneh juga jadinya...” (P3)

“… ya bisa berubah gitu, kok bisa berubah...” (P6)

Page 77: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

59

b) Perubahan emosional

Peneliti mendapatkan partisipan dalam penelitian ini juga

mengalami adanya perubahan pada aspek emosionalitasnya, yaitu

menjadi lebih sensitif dan memiliki perasaan tertarik dengan lawan

jenis.

1) Menjadi lebih sensitif

Semua partisipan berpendapat bahwa mereka menjadi mudah

marah saat menstruasi berlangsung. Adapun salah satu ungkapan

dari partisipan yang saat ini menempuh pendidikan kelas 2 MTs

dengan pengalaman menarchenya 4 tahun yang lalu, yaitu:

“...jadi gampang marah, ya kan kalo, pas sebelum haid mungkinga cepet marah tapi kalo setelah haid cepet banget marah…” (P4)

Tiga dari enam partisipan pun mengemukakan bahwa perasaan

menjadi mudah tersinggung setelah mengalami menarche. Adapun

beberapa ungkapan dari partisipan, yaitu:

“…mudah labil terus kalo, kalo temen ngomong dikit aja kadangjuga sensitif, kayaknya perasaannya tuh sensitif banget...” (P3)

“...pernah, bukan ga sengaja sih emang kayak reflek aja pas dia(temen) ngatain, Aku tampar (raut muka tampak marah) lagi kankesel aja tiba-tiba dia ngomong kayak gitu, ‘ih cie cie lagi itu ya,lagi haid’... ” (P2)

“...ya, pernah sih ampe ngedorong temen… lagian orang lagikayak gini diledekin, yaudah didorong aja...” (P4)

2) Memiliki perasaan tertarik dengan lawan jenis

Satu dari enam partisipan mengungkapkan bahwa setelah

menarche, ia juga merasakan adanya ketertarikan terhadap lawan

jenis.

Page 78: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

60

Berikut adalah salah satu ungkapan partisipan kelas 2 SMA:

“... udah mulai suka-suka gitu, biasanya kan kalo belum ngerasainhaid kan ga begitu banget, waktu SMP tuh lebih seringdibandingkan yang sekarang... kalo sekarang biasa aja gitu ga, gaterlalu kayak waktu SMP, kalo SMP itu kan dulu labil banget...”(P3)

Tema 5. Ketidaknyamanan Remaja Perempuan saat Menarche

Partisipan dalam penelitian ini melalui wawancara mendalam

mengungkapkan adanya ketidaknyamanan yang dialami saat menarche.

Adapun ketidaknyamanan dalam penelitian ini terbagi dalam dua

subtema, meliputi ketidaknyamanan fisik dan ketidaknyamanan

situasional. Penjabaran masing-masing subtema akan dijelaskan lebih

rinci pada penjelasan berikut ini.

a) Ketidaknyamanan fisik

Semua partisipan mengeluhkan ketidaknyamanan fisik saat

mengalami menarche dengan keluhan yang berbeda-beda. Adapun

ketidaknyamanan yang dirasakan partisipan, diantaranya:

1) Badan terasa sakit

Dua dari enam partisipan mengatakan bahwa badan terasa sakit

saat menarche, seperti yang diutarakan partisipan yang mengalami

menarche pada usia 12 tahun, seperti ungkapan di bawah ini:

“...biasanya sih sakit-sakit badannya… kadang-kadang sukapegeeel banget gitu, kayaknya badannya tuh pegel-pegel aja,padahal, padahal kan dibawa duduk…” (P2)

2) Merasakan nyeri perut

Semua partisipan mengungkapkan adanya nyeri perut saat

menarche dan tiga dari enam partisipan merasakan nyeri perut

Page 79: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

61

yang dirasa berlebihan hingga menyebabkan mereka menangis

karena menahan nyeri tersebut. Adapun ungkapan dari salah satu

partisipan berusia 16 tahun adalah sebagai berikut:

“...pertamanya perutnya sakit-sakit, sakit perutnya juga aneh,agak berlebihan gitu, kadang sampe guling-guling, nangis-nangis,kayaknya tuh kayak dipelintir-pelintir gitu perutnya...” (P3)

3) Merasa pusing atau sakit kepala

Empat partisipan menyatakan bahwa terkadang kepala terasa

pusing saat menarche, seperti ngkapan yang dikatakan oleh salah

satu remaja berusia 13 tahun, yakni:

“…abis itu ya kadang palanya pusing… nyut-nyutan gitu...” (P5)

4) Merasa mual

Satu dari enam partisipan mengungkapkan bahwa saat menarche

merasa seperti mual. Adapun ungkapan yang dinyatakan partisipan

yang saat ini menempuh pendidikan kelas 2 SMK, yaitu:

“...terus kayak eneg… terus uwe uwe, kayak eneg, kayak muntahcuman ga keluar gitu...” (P1)

5) Nafsu makan menjadi berkurang

Hasil dari wawancara mendalam kepada semua partisipan

didapatkan lima dari enam partisipan merasa tidak nafsu makan

saat sedang mengalami menarche. Sebagian besar partisipan

mengemukakan bahwa saat sedang mentruasi cenderung tidak

selera untuk makan, akan tetapi ada satu partisipan yang pada saat

menarche tidak nafsu makan dikarenakan adanya perasaan mual.

Page 80: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

62

Adapun pernyataan dari partisipan, antara lain:

“…ga mood-mood makan, kalo makan maunya eneg gitu, yangbiasanya tuh 1 piring cuma ga banyak juga sih cuma jadisetengahnya lah...” (P1)

“Males makan juga, ga ada nafsu makan, kalo ga nafsu makanemang sesuai mood aja, kalo ga nafsu…” (P3)

b) Ketidaknyamanan situasional

Para partisipan penelitian ini, secara keseluruhan, menekankan bahwa

mereka merasakan ketidaknyamanan pada situasi tertentu. Hasil

wawancara mendalam yang dilakukan peneliti kepada semua

partisipan didapatkan dua kategori dalam subtema ini. Adapun uraian

secara rincinya, yaitu:

1) Ketidaknyamanan saat memakai pembalut

Semua partisipan dalam penelitian ini merasa tidak nyaman saat

menstruasi karena dirasa ada yang mengganjal ketika memakai

pembalut sehingga kurang dapat bergerak bebas, seperti yang

diungkapkan seorang partisipan berusia 17 tahun berikut ini:

“…bergerak aja tuh ga bebas gitu karena ada, mungkin karenakayak pake pembalut, kayak gitu… kalo make pembalut itu kayakngerasa ada yang ganjel-ganjel, kayaknya ga nyaman aja gitu kalokita bergerak…” (P2)

2) Kekhawatiran saat menstruasi berlebih

Empat dari enam partisipan menyampaikan bahwa mereka merasa

tidak nyaman ketika merasakan darah menstruasi yang keluar

banyak, terutama saat berpindah dari posisi duduk ke posisi berdiri.

Page 81: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

63

Berikut ungkapan yang disampaikan oleh partisipan berusia 16 dan

13 tahun:

“…kalo duduk ga enak banget, udah gitu berdirinya males,soalnya itu kalo pas berdiri, kalo kita udah berdiri itu kayaknyadarahnya langsung serr gitu...” (P3)

“...pas saat duduk itu risih, ama berdiri, kayak keluar gitu, darahhaidnya itu keluar…” (P6)

Tema 6. Upaya Remaja Perempuan dalam Mengatasi

Ketidaknyamanan saat Menarche

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh remaja perempuan untuk

mengatasi berbagai macam keluhan yang dirasakan saat menarche. Hasil

wawancara mendalam kepada partisipan didapatkan beberapa temuan

upaya partisipan dalam mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan yang

dibagi ke dalam dua subtema, meliputi upaya mengatasi

ketidaknyamanan fisik dan upaya mengatasi pengeluaran darah

menstruasi yang berlebih.

a) Upaya mengatasi ketidaknyamanan fisik

1) Minum obat

Tiga dari enam partisipan mengutarakan bahwa mereka meminum

obat untuk mengurangi nyeri perut ataupun sakit kepala yang

dirasakan saat menarche dan obat yang dikonsumsi masing-masing

partisipan pun bebeda-beda jenisnya. Adapun beberapa pernyataan

partisipan, yaitu:

“...Saya minum obat, obat.... (tampak berpikir) ah iya, asammefanat, iya, cuman itu, cuman ngilangin nyeri doang, nyerinyacuman sementara abis itu udah selesai, udah ga nyeri-nyeri samasekali, sama udah bisa aktivitas...” (P1)

Page 82: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

64

“…minum promag gitu, emang udah kalo minum promag iturasanya perutnya ga begitu sakit lagi, padahal sih bukanlambungnya yang sakit, emang dari awalnya itu Aku udahandelannya promag...” (P3)

“...ya minum bodrex, satu kali, ngilangin pusing...” (P5)

2) Minum jamu

Salah seorang partisipan, di sisi lain, memilih untuk meminum

jamu yang dibeli dari tukang jamu keliling dibandingkan meminum

obat untuk mengurangi nyeri perut. Partisipan tersebut meminum

jamu karena tidak suka mengkonsumsi obat untuk mengurangi rasa

sakit yang dirasakan, seperti yang diungkapkan partisipan yang

memiliki pengalaman menarchenya di usia 12 tahun, pada

ungkapan di bawah ini:

“...paling kan disuruh mama minum obat, kan Aku kan ga bisaobat gitu, ga suka gitu, paling ga suka minum-minum obat, palingkata mama, ‘Oyaudah, kalau ga minum obat minum jamu aja’yaudah tukang jamunya dateng terus minum, perutnya jadi angetgitu kan terus jadi lancar gitu…” (P2)

3) Penggunaan air hangat

Dua orang partisipan menggunakan air hangat yang ditempatkan di

perutnya ketika merasakan nyeri saat menarche. Salah satu

partisipan juga menggunakan air hangat dengan meminumnya

untuk mengurangi nyeri perut yang dirasakan. Ungkapan

partisipan-partisipan tersebut dapat dilihat pada ungkapan berikut:

“...ya biasa tiduran, sambil megang botol diisiin air anget” (P5)

“...paling banyak minum air anget...” (P3)

Page 83: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

65

4) Mengoleskan minyak ke perut

Hanya satu partisipan yang mengemukakan bahwa pada saat

mengalami nyeri perut saat menarche, ia menggunakan minyak

hangat ke area perut yang dirasa dapat mengurangi rasa nyeri,

seperti yang diutarakan partisipan yang saat ini duduk di kelas 2

MTs, yakni sebagai berikut:

“...ya kayak bilang ke mama, katanya suruh kasih minyak telon...”(P6)

5) Didiamkan saja

Dua partisipan dalam penelitian ini tidak mengkonsumsi obat

untuk mengurangi nyeri saat menstruasi. Partisipan cenderung

untuk mendiamkannya saja. Berikut ini adalah salah satu ungkapan

dari partisipan yang berusia 13 tahun, yaitu:

“...ga pernah minum obat, ya diemin aja gitu...” (P4)

6) Mendistraksi rasa sakit dengan melakukan kegiatan yang disukai

Setiap partisipan memiliki cara tersendiri untuk dapat melupakan

ketidaknyamanan yang dirasakan, yaitu dengan melakukan

kegiatan-kegiatan yang disenangi yang diharapkan dapat

melupakan sejenak rasa sakit yang diderita. Dua dari enam

partisipan memilih untuk jalan-jalan, baik sendiri atau bersama

teman untuk mendistraksi rasa nyeri yang dirasakan. Selain itu,

tiga partisipan lainnya ada yang memilih untuk mendengarkan

musik dan empat partisipan juga menonton tv untuk melupakan

rasa sakit yang dirasakan. Satu partisipan memilih untuk bercanda

dengan teman-temannya saat merasakan nyeri perut. Adapun cara

Page 84: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

66

distraksi yang diungkapkan partisipan dalam penelitian tersebut,

dapat dilihat pada ungkapan di bawah ini, diantaranya:

“…kadang jalan-jalan sendiri aja gitu biar ga sakitnya ampeterasa banget, kadang jalan-jalan, kadang minta, minta samatemen kan… ama dengerin-dengerin musik gitu biar ga terlalu, iyabiar lupa ama sakitnya...” (P2)

“...Dengerin musik juga iya, nonton tv… bercanda-canda samatemen itu dipikir bisa mengurangi daripada kita dibawa diem atauapa gitu, itu pasti kerasa banget...” (P1)

b) Upaya mengatasi pengeluaran darah menstruasi yang berlebih

a) Memakai dua pembalut

Untuk mengatasi ketidaknyamanan terutama saat sedang

mengalami pengeluaran menstruasi yang banyak, empat dari enam

partisipan memilih untuk memakai pembalut lebih dari satu

terutama saat menstruasi hari pertama pada permulaan siklus

menstruasi. Adapun ungkapan partisipan beusia 16 tahun yang saat

ini berada di jejang pendidikan kelas 2 SMK, yakni:

“...kalo misalnya haid pertama, haid pertama sama haid keduakan itu pasti banyak ya kan keluarnya, ya jadi kalo, jadi ya double,kalo misalnya udah agak-agak dikit yaudah makenya satu aja…ditumpuk terus kayak ada sayap-sayap gitu biar rada panjanggitu...” (P1)

b) Memakai dua lapis celana

Dua dari enam partisipan mengatakan tidak pernah memakai

pembalut secara double melainkan memilih untuk memakai dua

lapis celana.

Page 85: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

67

Hal itu mereka lakukan sebagai antisipasi pada saat menstruasi hari

pertama yang biasa dirasakan mengeluarkan darah menstruasi yang

banyak, seperti yang diutarakan salah satu dari partisipan berikut:

“…ga pernah ngelakuin juga kalo double- double gitu, cumancelananya, celana, celana itunya dua...” (P2)

Tema 7. Dukungan Remaja Perempuan saat Menarche

Hasil wawancara dalam penelitian ini didapatkan bahwa

dukungan remaja perempuan terbagi ke dalam tiga subtema, yaitu

dukungan emosional, instrumental, dan informasional. Berikut ini adalah

rincian lengkap dari masing-masing subtema.

1. Dukungan emosional

Sebagian besar partisipan memperoleh dukungan emosional

dari ibunya yang lebih berperan dalam lingkungan keluarga dibanding

anggota keluarga yang lain. Lima dari enam partisipan mendapatkan

dukungan emosional dari ibunya yang mana ibu dijadikan tempat

untuk menceritakan pengalaman menarchenya dan satu partisipan

merasa bahwa ibu lah yang terus mendampinginya saat ia mengalami

menarche. Adapun ungkapan yang diutarakan partisipan, yakni:

“Mama… kan dia yang sering ada di rumah, setiap pulang... ada dia,setiap pulang sekolah ada dia, setiap berangkat ada dia, merasadidampingilah…” (P1)

“Iya, langsung nanya ke mama… ya nanya, ‘Ma itu apaan sih?’ ‘Ohitu namanya haid, nah, berarti udah haid’ oyaudah, yaudah dijalaninaja… ya dari pada dipendem-pendem sendiri mending cerita samamama… malu (cerita ke ayah) karena dia cowo, cowo ga pernahngalamin gitu-gitu” (P5)

Page 86: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

68

Akan tetapi, satu dari enam partisipan ada juga yang menyatakan

bahwa yang lebih dipercaya untuk menceritakan pengalaman

menarchenya adalah kakak sepupunya dibandingkan dengan ibunya,

seperti yang diungkapkan oleh partisipan yang saat ini kelas 2 SMA:

“...Aku paling ceritanya sama kakak sepupu Aku itu doang, soalnyasih emang udah akrab jadi emang ceritanya lebih berani ke dia, kaloada apa-apa juga suka sama dia dibanding sama mama Aku, ga yangAku berani cerita selain dia...” (P3)

Dua dari enam partisipan pun lebih mempercayakan untuk

menceritakan pengalaman menarchenya ataupun berbagi informasi

seputar menstruasi kepada temannya, seperti yang diungkapkan

partisipan yang mengalami menarche pada usia 12 tahun, yaitu:

“Sama teman... kayaknya kalo sama teman itu emang lebih bener, kitakan sama-sama baru, sama-sama baru tau juga kalo haid itu kayakgimana, mungkin jadi kayak curhat gitu kan, dia juga kayak curhat keSaya, Saya curhat ke dia, jadi lebih plong aja...” (P2)

2. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental yang diperoleh partisipan pada

penelitian ini, berupa penyediaan pembalut ataupun bantuan tindakan

dalam menggunakannya. Lima dari enam partisipan mendapatkan

dukungan instrumental yang mana pada saat menarche, partisipan

mendapatkan bantuan tindakan tentang bagaimana memasang

pembalut yang benar dari ibunya. Adapun salah satu ungkapan dari

partisipan yang mengalami menarche pada usia 12 tahun, yakni:

“…pas mama baru pulang, ‘Mama ini, kayaknya.. mens deh,’ teruskatanya,’yaudah ini pake (pembalut), nih kayak gini caranya’....”(P2)

Page 87: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

69

3. Dukungan informasional

Semua partisipan dalam penelitian ini memperoleh dukungan

informasional, baik dari sekolah, orang tua, dan teman. Informasi

yang diberikan pun bermacam-macam, baik masalah seputar

menstruasi ataupun cara memasang pembalut. Berikut ini adalah

ungkapan-ungkapan dari partisipan:

“...dari temen... nanya-nanya gitu sakit Aku ama dia sama ga sih...terus dari orang tua (ibu)… dikasih tau juga kan dari dari sekolah paspelajaran IPA, tentang umurnya terus... tanda-tandanya kalo udahhaid nanti kayak gimana perubahan fisiknya...” (P2)

“Mama… diajarin tentang haid-haid gitu...” (P4)

“(diajari oleh ibu tentang) cara mandi wajibnya terus ya pakai itu,apa pembalut...” (P5)

Satu partisipan mengatakan bahwa ia juga mendapat dukungan

informasional dari kakak sepupu dan neneknya, Satu partisipan yang

lain juga mengungkapkan bahwa ia juga mendapatkan dukungan

informasional dari bibinya dan turut mendapat informasi terkait

menstruasi melalui pengajian. Hal tersebut seperti yang diungkapkan

beberapa partisipan yaitu:

“...pertama kali taunya itu dari pelajaran… terus… kakak sepupu…dari nenek... Sholatnya ga boleh ditinggalin, semuanya harus serbarajin ibadah...” (P3)

“...diajarin (pasang pembalut) sama encing (bibi)... dari pengajian,setelah menstruasi, kalo mulai dari agama kan dosanya udahditanggung sendiri...” (P4)

Page 88: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

70

Tema 8. Perawatan Diri Remaja Perempuan saat Menstruasi

Tema lain yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah

mengenai perawatan diri remaja perempuan saat menstruasi. Setiap

partisipan memiliki pengalamannya tersendiri dalam merawat diri saat

menstruasi. Perawatan diri yang dilakukan partisipan dalam penelitian ini

yaitu menjaga kebersihan tubuh serta menjaga kebersihan pembalut.

1. Menjaga kebersihan tubuh

Empat dari enam partisipan mengungkapkan bahwa frekuensi

mandi pada masa menarche masih sama seperti biasanya, yaitu 2 kali

sehari dan satu partisipan diantaranya mengatakan bahwa saat awal-

awal menstruasi, ia menghabiskan waktu yang lama ketika mandi.

Beberapa ungkapan yang diutarakan partisipan, yakni:

“...mandinya ya, ya itu, pagi ama sore, kalo misalnya nembus, cumanngebersiin sama ganti pembalut sama ganti daleman aja...” (P1)

“...pertama haid kayaknya jadi lama bersih-bersihnya, setengah jamhehe...” (P4)

Namun, dua partisipan lainnya mengatakan bahwa saat

menstruasi, mereka menjadi lebih sering mandi karena merasa kurang

nyaman jika tidak bersih. Berikut ini adalah ungkapan dari partisipan:

“…pas udah haid itu rasanya mandi juga sering soalnya kalo haidkan ga enak gitu kalo ga bersih ya, pokoknya asal nembus aja, Akulangsung mandi, karena kan kalo lagi awal-awal itu, masih yang limabulan awal-awal itu kan Aku rasanya ga nyaman yak, pokoknya pasitu kan nembus, nembus sedikit aja gitu di celana dalem belum keluar,rasanya udah langsung mau mandi aja…” (P2)

“Hm.. 3 kali (mandi setiap hari) kalo itu… kadang risih aja gitu,rasanya ga enak aja gitu lengket...” (P5)

Page 89: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

71

2. Menjaga kebersihan pembalut

Hasil wawancara mendalam kepada partisipan didapat bahwa

partisipan juga menjaga kebersihan pembalutnya dengan mengganti

pembalut setiap harinya. Lima dari enam partisipan mengganti

pembalut 3-4 kali saat awal-awal menstruasi. Adapun ungkapan yang

disampaikan partisipan yang saat ini kelas 2 SMK, yaitu:

“...kan dijaga kebersihannya jangan terlalu kotor kayak gitu… yakalo misalnya emang lagi bener-bener banyak ya bisa 4 kali ganti kaliyah per hari atau ga 3 gitu...” (P1)

Salah satu partisipan, di sisi lain, mengutarakan bahwa di saat

awal-awal menstruai, ia pernah mengganti pembalut sebanyak lima

kali dalam sehari, seperti yang diungkapkan partisipan yang

mengalami menarche saat usianya 13 tahun, yaitu sebagai berikut:

“...awal-awalnya sering banget ampe 5 haha, iya waktu pertama kaliya, iya soalnya padahal tuh baru dikit yak tapi keluarnya tuh udahbanyak gitu… pas udah terbiasa, eh ternyata dikit juga ya, jadi seharitiga kali normalnya...’” (P3)

Tema 9. Mitos-mitos Menstruasi yang Menghantui Remaja

Perempuan

Mitos-mitos seputar menstruasi yang diketahui partisipan dalam

penelitian ini, meliputi 1) tidak boleh gunting kuku dan menyisir rambut

di depan kaca saat malam hari, 2) tidak boleh buang pembalut sebelum

dicuci saat sedang menstruasi, 3) tidak boleh tidur siang saat sedang

menstruasi, 4) minum soda saat menstruasi menyebabkan membuat darah

menstruasi banyak keluar, 5) jika jempol kaki diinjak teman yang sedang

menstruasi maka orang yang terinjak akan ikut menstruasi, dan 6) jika

Page 90: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

72

buang air tidak bersih saat menstruasi nanti dijilat setan. Dua dari enam

orang partisipan menyatakan bahwa saat menstruasi dilarang

menggunting kuku ataupun sisiran malam-malam saat sedang menstruasi

karena beranggapan akan ada makhluk halus yang mengikuti. Dua dari

partisipan juga mengatakan bahwa terdapat mitos yang menyebutkan

bahwa meminum minuman bersoda saat menstruasi ajan membuat darah

menstruasi keluar banyak. Adapun ungkapan mitos-mitos tersebut dari

partisipan, yaitu sebagai berikut:

“Oh, iya banyak itu, dari, dari, pernah baca katanya kalo misalnyaminum-minum bersoda-soda itu lebih banyak... keluarin darahnya, bisasering-sering... sering gantilah… terus katanya mitosnya lagi kalomisalnya lagi mens itu, jangan sisiran malem-malem terus guntingkuku… takut kali ada yang ngikut-ngikut gitu, hantu... Saya mah guntingkuku, kan kukunya panjang haha, jorok kan kalo ga...” (P1)

Empat dari enam partisipan juga mengungkapkan bahwa mereka

pernah mendengar mitos dari teman dengan mengungkapkan bahwa jika

jempol kaki orang yang sedang menstruasi menginjak jempol kaki teman

lainnya, maka temannya tersebut juga akan mengalami menstruasi. Satu

partisipan diantaranya juga mengatakan bahwa saat sedang menstruasi

tidak boleh tidur siang karena karena darahnya akan naik ke semua

pembuluh darah di mata. Adapun ungkapan partisipan tentang mitos-

mitos itu, yaitu:

“Katanya kalo jempolnya diinjek pasti kalo kena nanti akan, nantinyabakal haid, tapi kayaknya ga tuh… kalo lagi haid setau Aku dari orang-orang ga boleh tidur siang.. katanya sih nanti darahnya itu naik semuake pembuluh mata haha tapi kalo Aku pikir ga masuk akal juga...” (P3)

Tiga partisipan juga mengemukakan bahwa mereka pernah

mendengar mitos yang menceritakan bahwa seorang perempuan tidak

Page 91: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

73

boleh membuang pembalut saat menstruasi sebelum dicuci karena

dipercaya akan dijilat oleh setan. Berikut adalah satu ungkapan dari

partisipan berusia 17 tahun, yaitu:

“Katanya kan kalo orang haid mitosnya itu ga boleh buang pembalutkalo belum dicuci… diceritain ama orang-orang, apa sih, ama temen-temen sebaya gitu, jangan dibuang dulu sebelum dicuci ntar masa adatau yang buang terus tiba-tiba darahnya udah ga ada lagi di pembalutitu, katanya gara-gara, diituin ama makhluk-makhluk gitu lah... tapilagian kalo dibuang kayak gini jorok juga kan, mikirnya gitu, akhirnyadicuci dulu” (P2)

Mitos lainnya yang didapat dari penelitian ini disebutkan oleh

salah seorang partisipan yang mengatakan bahwa jika buang air tidak

bersih saat menstruasi kelak akan dijilat setan, seperti yang diungkapkan

partisipan yang saat ini duduk di kelas 2 MTs, sebagai berikut:

“He’em, misalkan kalo, misalkan kalo, buang airnya ga bersihbisa dijilat setan...” (P6)

Page 92: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

74

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang interpretasi dari hasil penelitian yang telah

diperoleh peneliti. Peneliti akan menjelaskan tentang interpretasi hasil penelitian

dengan membandingkan berbagai macam penelitian sebelumnya maupun teori

yang ada terkait penelitian ini untuk melengkapi dan memperkuat pembahasan

dari hasil penelitian ini. Bab ini juga membahas tentang keterbatasan penelitian

yang ada selama peneliti melakukan proses penelitian dengan membandingkan

proses penelitian yang seharusnya dicapai.

A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi

Penelitian ini menghasilkan sembilan tema di mana diantaranya memiliki

subtema dengan kategori yang bermakna tertentu. Tema-tema tersebut

teridentifikasi berdasarkan tujuan penelitian. Berikut ini adalah pembahasan

secara rinci dari masing-masing tema yang ada dalam penelitian ini.

Tema 1. Makna menarche pada remaja perempuan

Menarche memiliki makna tersendiri bagi remaja perempuan yang

mengalaminya. Pada penelitian ini, menarche diartikan dengan makna yang

bermacam-macam sesuai dengan apa yang dipersepsikan partisipan. Makna

menarche dalam penelitian ini, meliputi peristiwa keluarnya darah, peristiwa

menuju masa kedewasaan, menjadi seorang perempuan, tanda fertilitas, dan

tanda mulai memikul dosa.

Page 93: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

75

Menarche dianggap sebagai peristiwa keluarnya darah dari alat

kelamin perempuan. Hal ini sesuai teori di mana 80% aliran menstruasi

adalah darah dan kurang dari 25% mengandung jaringan endometrium, cairan

jaringan, dan mukus (Andrews, 2009). Bila tidak terjadi kehamilan,

perubahan endometrium mengalami regresi atau kemunduran pada akhir fase

luteal dan menyebabkan terjadi peluruhan dan mulainya perdarahan

(Greenstein dan Wood, 2010). Pengeluaran darah menstruasi berlangsung

antara 3-7 hari dengan jumlah darah yang hilang sekitar 50-60 cc tanpa

bekuan darah. Permulaan perdarahan sering tidak teratur karena bentuk

menstruasinya anovulatoir atau tanpa pelepasan telur (Manuaba dkk, 2009).

Remaja perempuan pada penelitian ini juga mengartikan menarche

sebagai peristiwa menuju masa kedewasan. Masa remaja menurut

Soetjiningsih (2007) merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan

masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual, yaitu

antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Hasil penelitian Goel

dan Kundan (2011) yang dilakukan pada remaja perempuan yang berusia 15-

19 tahun di kota Rohtak sejalan dengan hasil penelitian ini yang melaporkan

bahwa hampir 30% dari subyek penelitian mengetahui menstruasi sebagai

tanda yang penting untuk mencapai kedewasaan

Menarche juga dimaknai sebagai tanda menjadi seorang perempuan di

mana bagi sebagian kecil remaja perempuan, menarche mengingatkannya

bahwa ia adalah benar-benar seorang perempuan. Anak perempuan biasanya

mulai memproduksi hormon seks antara usia 8 dan 11 tahun dengan usia rata-

rata mulai pubertas sekitar 11 tahun. Permulaan menstruasi atau menarche

Page 94: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

76

biasanya terjadi menjelang akhir pubertas (Collins, 2011). Setelah 5 tahun

sejak onset menarche, 90% anak perempuan akan mengalami siklus

menstruasi yang teratur (Heffner dan Schust, 2008). Remaja perempuan pada

penelitian ini ada yang menganggap bahwa menarche menyadarkannya

sebagai seorang perempuan seutuhnya karena sebelumnya ia cenderung

bersikap tomboy. Oleh sebab itu, remaja perempuan perlu diberi pengertian

bahwa pada saatnya ia akan mengalami menstruasi pertama dan secara

normal akan mengalami siklus menstruasi teratur setiap bulan.

Remaja perempuan juga memaknai menarche sebagai tanda fertilitas

yang mana remaja beranggapan bahwa setelah menarche maka mereka pun

dapat mengalami kehamilan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang

diungkapkan Liu dalam Kelleer (2013) yang menyatakan bahwa menarche

adalah periode menstruasi pertama, terjadi selama pubertas dan menandai

awal tahun reproduksi seorang perempuan. Hal itu juga sejalan dengan

pernyataan Potter dan Perry (2005) dalam bukunya, yaitu meskipun siklus

menstruasi pada awalnya tidak teratur dan ovulasi mungkin tidak terjadi saat

menstruasi pertama, fertilitas harus selalui diwaspadai kecuali dilakukan hal

lain. Dengan demikian, risiko kehamilan dapat terjadi setelah remaja

perempuan mengalami menstruasi pertama dan hal itu menunjukkan bahwa

remaja perempuan sudah mulai aktif organ-organ reproduksi seksualnya.

Makna lain yang diutarakan remaja perempuan yakni bahwa

menarche merupakan tanda remaja perempuan mulai memikul dosanya

sendiri. Berdasarkan kepercayaan agama Islam yang dianut remaja

perempuan yang terlibat penelitian ini, mereka meyakini bahwa setelah

Page 95: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

77

menarche, ibadah sholat, wajib untuk dikerjakan dan tidak boleh

ditinggalkan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Muhammad (2007)

yang yang dalam bukunya menyebutkan bahwa jika remaja telah mengalami

menstruasi maka ia sudah baligh meskipun usianya kurang dari dari sepuluh

tahun serta pada saat itu ia dibebani kewajiban menjalankan syari’at dan

amalannya pun mulai dicatat. Munir dan Sudarsono (2001) menguatkan

bahwa syarat-syarat wajib sholat fardhu, diantaranya islam, baligh, berakal

sehat, seruan, dalam keadaan sadar, mampu melihat dan mendengar, serta

suci dari menstruasi dan nifas. Adapun bagi laki-laki adalah ketika ia berumur

15 tahun atau telah keluar sperma atau mani dari kemaluannya sedangkan

bagi wanita adalah ketika ia telah mengeluarkan darah menstruasi. Hal itu

sesuai sabda Rasulullah saw, yaitu:

“Suruhlah olehmu anak-anak itu untuk shalat apabila ia telah berumur tujuhtahun dan apabila ia sudah berumur sepuluh tahun, maka hendaklah kamupukul jika ia meninggalkan shalat” (Riwayat Tirmidzi).

Makna menarche bagi remaja perempuan, dengan demikian bervariasi

satu sama lain. Hal itu berkaitan dengan persepsi masing-masing remaja

perempuan yang mengalaminya. Untuk itu, bimbingan ataupun pengarahan

terhadap remaja perempuan yang telah mengalami menarche perlu

diperhatikan. Bekal ilmu agama terhadap hal terkait menarche pun perlu

diberikan kepada remaja perempuan sejak dini agar terpenuhi kewajiban yang

harus dikerjakan setelah menarche sesuai ajaran agama masing-masing.

Page 96: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

78

Tema 2. Dominasi Perasaan remaja perempuan saat menarche

Masing-masing remaja perempuan menghadapi menarche dengan

respon yang berbeda-beda. Perasaan bingung, kaget, takut, panik serta bad

mood saat menarche teridentifikasi dalam penelitian ini. Perasaan senang turut

diungkapkan remaja perempuan.

Perasaan bingung, takut, dan kaget merupakan perasaan yang

mendominasi remaja perempuan dalam penelitian ini saat mengalami

menarche. Hal itu sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marvan,

Morales, dan Iniestra (2006) di Meksiko dengan temuan bahwa perasaan takut

dan bingung merupakan reaksi emosional yang lebih banyak dialami dan hal

itu diungkapkan pada respondennya yang berusia 40 hingga responden di atas

usia 65 tahun, yang tidak mengetahui tentang menstruasi sebelum mereka

menarche. Penelitian kualitatif yang dilakukan pada 120 remaja perempuan di

Kenya juga menguatkan hasil penelitian yang mana juga terdapat remaja yang

merasa kaget saat menghadapi menarche (Mason, Nyotach, dan Howard,

2013).

Remaja perempuan dalam penelitian ini juga cenderung merasa

badmood sehingga malas untuk beraktivitas. Hal tersebut sejalan dengan

penelitian Mason, Nyotach, dan Howard (2013) yang melaporkan beberapa

remaja yang berpartisipasi dalam penelitiannya juga mendeskripsikan efek

emosional saat menstruasi, meliputi perasaan bosan, murung, merasa

kesepian, malu, dan tidak ingin berbicara dengan orang lain. Perasaan

badmood dalam penelitian ini salah satunya juga ditunjukkan dengan tidak

ingin berbicara dengan orang lain dan remaja perempuan cenderung lebih

Page 97: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

79

nyaman untuk berdiam diri tanpa melakukan hal apapun dibandingkan

beraktivitas.

Selain merasa bingung, takut, kaget, dll, remaja perempuan dalam

penelitian ini juga ada yang merasa senang setelah merasakan menarche.

Penelitian Marvan, Morales, dan Iniestra (2006) yang dilakukan di Meksiko

juga menemukan adanya reaksi positif yang dilaporkan hanya pada responden

wanita dewasa yang telah memiliki pengetahuan tentang menstruasi sebelum

menarche. Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian ini di mana terdapat

remaja perempuan yang sebelumnya juga sudah memiliki pengetahuan seputar

menstruasi namun perasaan senang yang dirasakan dikarenakan bahwa ia

merasa sudah sama seperti teman-temannya yang telah merasakan menarche

di mana sebelumnya hanya ia sendiri saja yang belum mengalami menarche di

kelasnya.

Remaja perempuan dalam penelitian ini, dengan demikian, umumnya

berespon negatif saat mengalami menarche, yang didominasi perasaan

bingung, takut, kaget, hingga bad mood. Perasaan yang dirasakan remaja

perempuan pada penelitian ini cenderung dikarenakan masih kurangnya

pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan serta adanya kekhawatiran saat

menarche akibat masih kurang mengerti tentang kondisi yang terjadi pada

dirinya. Remaja perempuan perlu dibekali pengarahan sejak dini tentang

bagaimana tindakan yang sebaiknya dilakukan saat menarche serta diberi

pengertian bahwa menarche secara normal terjadi karena proses fisiologis

sehingga diharapkan remaja perempuan lebih dapat beradaptasi dengan baik

sehingga dapat berespon positif saat mengalami menarche.

Page 98: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

80

Tema 3. Kesiapan remaja perempuan dalam menghadapi menarche

Mayoritas remaja perempuan dalam penelitian ini belum siap saat

menarche. Hanya sebagian kecil yang sudah siap saat menarche.

Ketidaksiapan tersebut tidak lain dikarenakan rata-rata remaja perempuan

belum memiliki persiapan yang memadai saat menghadapi menarche.

Ketidaksiapan saat menarche juga dikarenakan sebagian remaja

perempuan mengalami menarche di usia 9 tahun dan merasa pada usia

tersebut tergolong cepat bagi mereka untuk mengalami menarche. Mereka

pun tidak menyangka akan mengalami menarche di usianya saat itu. Hasil

penelitian tersebut sejalan dengan penelitian terkait kesiapan anak dalam

menghadapi menarche yang dilakukan oleh Jayanti dan Purwanti (2012) di

Kabupaten Brebes yang melaporkan bahwa sebesar 48 anak (92,30%) tidak

siap menghadapi menarche yang mana sebagian besar, yaitu 13 anak berumur

10 tahun, sedangkan yang siap menghadapi menarche sebesar 4 anak (7,69%)

yang sebagian besarnya, yaitu 3 anak berumur 13 tahun.

Remaja perempuan yang terlibat dalam penelitian ini juga belum

memiliki pemahaman secara utuh tentang menstruasi karena terdapat remaja

perempuan yang memiliki gambaran tersendiri tentang menarche. Penelitian

kualitatif melalui Focus Group Disscussion (FGD) yang dilakukan di Kenya

oleh Mason, Nyotach, dan Howard (2013) turut menguatkan hasil penelitian

ini yang menyebutkan bahwa persiapan remaja saat menghadapi menarche

masih kurang. Banyak orang tua yang terlibat dalam penelitian itu menyadari

bahwa mereka juga tidak mempersiapkan anak perempuan mereka dalam

menghadapi menstruasi.

Page 99: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

81

Remaja perempuan pada penelitian ini secara umum masih

memberikan gambaran dasar ataupun deskripsi yang membingungkan tentang

menarche walaupun rata-rata sudah mendapatkan informasi tentang hal

tersebut dari pelajaran sekolah. Pemahaman yang kurang tentang gambaran

menstruasi dapat mempengaruhi kesiapan remaja perempuan dalam

menghadapi menarche. Faktor usia juga dapat dikaitkan sebagai faktor yang

mempengaruhi kesiapan remaja perempuan karena dimungkinkan dapat

berpengaruh terhadap kesiapan mental remaja perempuan saat menghadapi

menarche. Dengan demikian, remaja perempuan perlu diberikan pemahaman

mengenai gambaran menstruasi sejak dini agar mereka dapat siap saat

menghadapi menarche.

Tema 4. Perubahan remaja perempuan setelah menarche

Penelitian ini menghasilkan tema keempat tentang perubahan yang

dirasakan remaja perempuan setelah menarche. Remaja perempuan yang

telah mengalami menarche akan menghadapi perubahan fisik maupun

perubahan emosional pada dirinya. Respon remaja perempuan terhadap

perubahan tersebut pun bermacam-macam.

Remaja perempuan dalam penelitian ini mengungkapkan berat badan

mereka secara perlahan semakin meningkat sehingga merasa semakin besar

atau gemuk dan rata-rata juga mengeluhkan adanya perubahan bentuk tubuh

pada dirinya setelah mengalami menarche. Hal ini sejalan dengan penelitian

tahun 2009 di Australia yang menyebutkan bahwa ada peningkatan berat

badan pada remaja perempuan setelah menarche dengan kenaikan kecepatan

Page 100: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

82

yang terjadi saat 7-12 bulan setelah periode menstruasi pertama remaja.

Perubahan hormonal dikaitkan dengan peningkatan signifikan pada berat

badan dan bentuk tubuh (Abraham, Boyd, Lal, dan Taylor, 2009). Penelitian

itu juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada remaja perempuan di

Amsterdam tahun 2010 yang melaporkan bahwa adanya peningkatan massa

lemak dari 12 kg pada saat menarche menjadi 14,9 kg saat satu tahun setelah

menarche. Perbedaan massa lemak pada 3-4 tahun setelah menarche tampak

lebih signifikan (Vink dkk, 2010).

Perubahan fisik lain yang dirasakan remaja perempuan dalam

penelitian ini, yaitu adanya perkembangan payudara, pertumbuhan rambut

pubis, serta perubahan bentuk pinggul. Hal tersebut sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Rubin et.al. (2009) yang menunjukkan sebanyak 12%

remaja perempuan pada usia 8 tahun dilaporkan telah mencapai tahap

perkembangan payudara sementara 5% telah mencapai tahap pertumbuhan

rambut pubis. Pada usia 13 tahun, lebih dari 95% remaja perempuan

melaporkan bahwa mereka mengalami tahap perkembangan payudara dan

rambut pubis dan mayoritas remaja melaporkan setidaknya berada dalam

tahap Tanner keempat untuk perkembangan payudara dan pertumbuhan

rambut pubis. Informasi tersebut menguatkan hasil penelitian ini di mana

rata-rata remaja perempuan pada penelitian ini yang berusia 13-17 tahun telah

merasakan perkembangan pada payudaranya dan seorang partisipan yang saat

ini berusia 13 tahun pun menyatakan telah mengalami pertumbuhan rambut

pubisnya. Diantara remaja perempuan lainnya bahkan ada yang merasakan

sakit pada payudaranya jika tersentuh.

Page 101: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

83

Respon perubahan fisik pada remaja perempuan juga dihadapi dengan

berbagai macam reaksi. Perasaan malu pada remaja perempuan pun muncul

ketika memakai pakaian yang ketat karena dapat menampilkan bentuk

tubuhnya. Selain itu, terdapat pula remaja perempuan yang terlibat penelitian

ini yang merasa canggung ataupun merasa aneh terhadap perubahan bentuk

tubuh pada dirinya.

Hal itu sesuai dengan pernyataan Soetjiningsih (2007) yang

menyatakan bahwa kematangan seksual mengakibatkan remaja mulai tertarik

terhadap anatomi fisiologi tubuhnya, mulai muncul kecemasan-kecemasan

dan pertanyaan-pertanyaan seputar menstruasi, ukuran payudara, dan lain

sebagainya. Anak perempuan yang lebih dahulu mengalami kematangan

seksual akan merasa bahwa dirinya terlalu besar bila berada di kelompok

teman sekelasnya. Sebagian remaja ada yang berusaha melakukan diet dan

sebagian lagi senam olahraga secara teratur. Penelitian yang dilakukan oleh

Abraham, Boyd, Lal, dan Taylor (2009) di Australia juga menyebutkan

adanya perilaku mengurangi berat badan dan perasaan terkait body image

yang meningkat secara signifikan pada remaja. Remaja perempuan pada

penelitian ini tidak menunjukkan adanya perilaku untuk mengurangi berat

badan namun cenderung merasa malu saat memakai pakaian yang pas di

tubuh dan remaja perempuan yang mengalami menache pada usia 9 tahun

cenderung merasa canggung terhadap perkembangan tubuhnya yang lebih

cepat dan besar dibanding teman-teman seusianya yang lain.

Perubahan fisik yang terjadi pada remaja memiliki kecepatan

pertumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu, remaja perempuan akan sangat

Page 102: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

84

baik bila mengetahui bahwa mereka akan mengalami perubahan fisik agar

tidak terjadi kebingungan terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Selain itu,

perlu diberikan pemahaman bahwa perkembangan pada tubuhnya merupakan

proses alamiah akibat pubertas yang dialami sehingga remaja diharapkan

dapat menyesuaikan diri dengan menerima secara positif terhadap perubahan

bentuk tubuh yang dialami.

Remaja dalam tahap perkembangannya juga akan mengalami

perubahan emosional dalam kehidupannya. Perubahan emosional yang

dirasakan remaja perempuan cenderung menjadi lebih sensitif yang tampak

dari sikap mudah marah dan mudah tersinggung. Graber, Brooks-Gunn, dan

Warren (2006) menyebutkan dalam studinya bahwa kematangan dini remaja

perempuan dengan kadar adrenal androgen yang tinggi menimbulkan

dorongan emosional yang tinggi dan pengaruh depresi dibandingkan remaja

perempuan yang lainnya (Santrock, 2008). Santrock (2008) di dalam bukunya

juga menyebutkan bahwa para ahli menyatakan faktor hormon saja

bagaimanapun tidak bertanggung jawab terhadap perilaku remaja. Hasil

penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hardie (1997)

maupun McFarlane dan William (1994) dalam Wade dan Tavris (2008)

dengan hasil bahwa para subyek perempuan dalam penelitian itu, mereka

mengingat pada saat fase pramenstruasi dan menstruasi, merasa lebih mudah

marah, terganggu, dan lebih depresif. Penelitian deskriptif yang dilakukan

oleh Kaur dan Thakur (2008) pun memperkuat hasil penelitian ini di mana

gambaran premenstrual syndrome pada responden, beberapa diantaranya

menunjukkan bahwa responden mudah tersinggung dan mengalami fluktuasi

Page 103: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

85

mood. Remaja perempuan yang terlibat pada penelitian peneliti merasakan

perubahan emosi yang tinggi saat menstruasi dibandingkan hari-hari

sebelumnya bahkan diantara mereka ada yang melakukan tindakan agresif,

seperti mendorong atau menampar temannya. Perasaan depresif akan tetapi

tidak teridentifikasi pada remaja perempuan dalam penelitian ini.

Perasaan tertarik dengan lawan jenis juga dirasakan remaja perempuan

pada penelitian ini. Hal itu sesuai dengan pernyataan Soetjiningih (2007)

yang menyebutkan bahwa selain tertarik kepada dirinya, juga mulai muncul

perasaan tertarik kepada teman sebaya yang berlawanan jenis, walaupun

masih disembunyikan karena mereka menyadari masih terlalu kecil untuk

pacaran. Pada remaja menengah, remaja banyak menggunakan waktunya

untuk membuat dirinya lebih menarik sehingga mulai memperhatikan

dandanannya, misalnya pakaian, model rambut dan alat-alat kecantikan.

Remaja perempuan dalam penelitian ini terdapat juga yang merasakan adanya

perasaan ketertarikan dengan lawan jenis terutama dirasakan saat berada di

sekolah menengah pertama namun ia tidak membuat dirinya agar tampil lebih

menarik dengan berdandan untuk menarik perhatian lawan jenisnya.

Dengan demikian, remaja perempuan cenderung memiliki perasaan

yang sensitif, terutama saat masa pubertasnya. Remaja perempuan perlu

memahami bahwa hal itu dapat dikaitkan karena adanya perubahan hormonal.

Remaja perempuan pun diharapkan dapat mengontrol aspek

emosionalitasnya, terutama saat menstruasi.

Page 104: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

86

Tema 5. Ketidaknyamanan remaja perempuan saat menarche

Ketidaknyamanan yang dirasakan saat menjalani masa menarche

banyak dialami oleh remaja perempuan. Hasil penelitian yang telah dilakukan

peneliti menunjukkan bahwa secara umum semua remaja perempuan

merasakan nyeri perut saat menarche. Beberapa remaja perempuan pun

mengeluh badan terasa sakit dan nyeri pinggang.

Beberapa perempuan mengalami nyeri tajam atau seperti kram.

Dismenore merupakan menstruasi yang sangat nyeri. Banyak perempuan

yang merasakan ketidaknyamanan pada awitan menstruasi tetapi tingkat

ketidaknyamanan dismenore jauh lebih tinggi dengan nyeri yang sering kali

dirasakan di punggung bawah dan menjalar ke bawah hingga bagian atas

tungkai. Gejala yang terkait dismenore hebat, yakni adanya mual atau

muntah, pucat atau lemas, sakit kepala atau migrain, gangguan usus, sertai

iritabilitas kandung kemih (Andrews, 2009). Dismenore dibagi menjadi dua,

yaitu dismenore primer dan sekunder. Dismenore primer tidak berhubungan

dengan patologi panggul dan dianggap sebagai akibat produksi prostaglandin

yang berlebihan oleh uterus (Norwitz dan Schorge, 2008). Dismenor sekunder

dikaitkan dengan gangguan yang didapat, seperti penyakit radang panggul,

endometriosis, dan adenomiosis (endometriosis yang terjadi di miometrium).

Pengobatannya bergantung pada temuan penyebab nyeri tersebut (Andrews,

2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Eryilmaz dan Ozdemir

(2009) pada siswa sekolah menengah atas di Turkey yang melaporkan nyeri

menstruasi yang menginisiasi siswa saat onset menstruasi lebih besar

Page 105: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

87

dibandingkan dengan satu hari sebelum menstruasi. Penelitian serupa yang

dilakukan oleh Adinma dan Adinma (2009) pada 1.408 remaja sekolah di

Onitsha juga melaporkan bahwa masalah yang sering dijumpai saat

menstruasi yaitu nyeri perut (66,2%) dan diikuti dengan nyeri pinggang

(38,5%).

Sakit kepala juga dialami oleh remaja perempuan dalam penelitian ini

saat menarche. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aegidus et.al. (2011) di

Norway menyatakan bahwa sakit kepala umum terjadi pada pada perempuan

dengan usia menarche ≤12 tahun. Penelitian Mason, Nyotach, dan Howard

(2013) di Kenya juga menyebutkan bahwa gejala fisik yang dirasakan remaja

pada penelitiannya meliputi sakit kepala, nyeri perut, sakit punggung, dan

kelelahan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di

mana terdapat remaja perempuan yang mengalami sakit kepala namun hanya

sebagian kecil yang mengalami menarche pada usia ≤12 tahun.

Ketidaknyaman lain yang dialami oleh remaja perempuan yaitu

adanya rasa mual saat menarche. Perasaan mual yang dirasakan pun akan

tetapi tanpa disertai dengan muntah. Hasil yang serupa juga didapat pada

penelitian yang dilakukan Eryilmaz dan Ozdemir (2009) di Turkey dengan

responden sebanyak 252 orang melaporkan adanya rasa mual dan muntah

yang dikaitkan dengan gejala akibat nyeri saat menstruasi.

Berkurangnya nafsu makan saat masa awal mengalami menarche juga

dirasakan oleh sebagian remaja perempuan pada penelitian ini. Penelitian

yang dilakukan Adinma dan Adinma (2009) di Onitsha melaporkan bahwa

dalam penelitian tersebut masalah yang dijumpai saat menstruasi salah

Page 106: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

88

satunya, yaitu peningkatan nafsu makan (1,1%). Hasil penelitian tersebut

tidak sesuai dengan hasil penelitian ini yang mana remaja perempuan

mengungkapkan bahwa nafsu makannya berkurang terutama saat masa awal

menstruasi pertama.

Ketidaknyamanan fisik saat mulai mengalami menarche merupakan

kondisi fisiologis yang dikaitkan akibat hormon. Oleh karena itu, remaja

perempuan perlu mengetahui bahwa ketidaknyamanan fisik yang dirasakan

saat menarche, seperti adanya nyeri perut, sakit kepala, ataupun mual bukan

merupakan kondisi patologis namun hal itu bisa merupakan suatu penyakit

bila mengalami masalah pada organ reproduksi. Remaja perempuan pun perlu

memeriksakan diri jika dirasa ketidaknyamanan yang dialami semakin

mengganggu aktivitas.

Remaja perempuan dalam penelitian ini, selain mengeluhkan

ketidaknyamanan fisik, juga mengeluhkan perasaan tidak nyaman saat situasi-

situasi tertentu. Ketidaknyamanan situasional tersebut, salah satunya terjadi

saat memakai pembalut yang menimbulkan ketidaknyamanan karena ada

perasaan mengganjal. Di samping itu, ketidaknyamanan situasional dirasakan

ketika darah menstruasi keluar berlebih, terutama dirasa saat berpindah posisi

dari duduk ke berdiri. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian kualitatif di

Kenya yang menunjukkan bahwa selain menggunakan pembalut, beberapa

remaja diantaranya, menggunakan pakaian tua, selimut, kain, kapas, atau tisu

sebagai item pengganti pembalut. Pemakaian alternatif item tersebut memberi

kendala pada remaja karena ketidaknyamanan yang mempengaruhi mereka

Page 107: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

89

untuk terlibat dalam kegiatan sekolah dan dilaporkan juga mempengaruhi saat

sedang bermain dan bahkan berjalan (Mason, Nyotach, dan Howard, 2013).

Ketidaknyamanan yang dirasakan remaja perempuan merupakan hal

yang sering dikeluhkan, terutama saat mulai menstruasi. Remaja perempuan

pun perlu beradaptasi terhadap kondisi atau situasi tertentu yang dirasakan

setelah mengalami menarche. Remaja perempuan, seriring berjalannya

waktu, diharapkan semakin dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap

kondisi tersebut.

ema 6. Upaya Remaja Perempuan dalam Mengatasi Ketidaknyamanan

saat Menarche

Setiap orang memiliki cara tersendiri dalam mengatasi suatu

ketidaknyamanan yang dirasakan, begitu pula yang dilakukan remaja

perempuan dalam penelitian ini. Mayoritas dari mereka mencari tindakan

pengobatan untuk mengurangi nyeri perut saat menarche dengan

mengkonsumsi obat. Selain itu, tindakan distraksi juga dilakukan untuk

mengurangi ketidaknyamanan yang dirasakan.

Tindakan untuk mengatasi nyeri dibagi menjadi dua, yaitu tindakan

peredaan nyeri nonfarmakologis dan terapi nyeri farmakologis. Tindakan

peredaan nyeri secara nonfarmakologis dapat dilakukan dengan distraksi,

yaitu mengalihkan perhatian seseorang ke hal yang lain dan dengan demikian

menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri. Salah satu distraksi yang efektif

adalah musik, yang dapat menurunkan nyeri fisiologis, stres, dan kecemasan.

Selain itu, hipnosis diri dapat juga dilakukan dengan mengubah persepsi nyeri

Page 108: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

90

melalui pengaruh sugesti positif. Terapi farmakologis dengan menggunakan

beberapa agens farmakologi juga membantu menangani nyeri. Analgesik

merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri (Potter dan

Perry, 2005). Dismenore primer dapat diobati menggunakan inhibitor anti-

prostaglandin sintetase, seperti asam mefenamat, asam fulfenamat, atau

naproksen untuk mengurangi nyeri dan pengobatan pun harus dimulai segera

setelah menstruasi mulai terjadi (Andrews, 2009).

Remaja perempuan yang terlibat penelitin ini mengkonsumsi obat

untuk mengurangi nyeri perut saat menarche, baik dari resep dokter ataupun

inisiatif sendiri tanpa mengetahui kesesuaian obat yang diminum namun

mereka merasa nyeri berkurang setelah mengkonsumsi obat tersebut. Selain

itu, upaya distraksi juga dilakukan, diantaranya jalan-jalan, mendengarkan

musik, menonton televisi, ataupun bercanda dengan teman. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Erylmaz dan Ozdemir (2009) di

Turkey yang melaporkan hanya 8,9% yang mengkonsultasikan diri ke dokter

untuk mengatasi nyeri. Metode nonfarmakologi yang dilakukan subyek

penelitian tersebut, meliputi penggunaan kompres air hangat (16,5%), tidur

(31,0%), berjalan (11,3%), massaging (11,0%), mendengarkan musik (7,6%),

penggunaan kompres air dingin (0,7%). Strategi lain yang digunakan yaitu

menjaga diri tetap hangat, menggunakan aromaterapi, dan mengkonsumsi

suplemen (24,4%).

Upaya untuk mengatasi ketidaknyamanan terhadap pengeluaran darah

menstruasi yang berlebih juga diatasi dengan memakai dua pembalut. Remaja

perempuan lainnya memilih untuk memakai dua lapis celana dibanding

Page 109: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

91

memakai dua pembalut. Hal itu sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Mason, Nyotach, dan Howard (2013) di Kenya yang menyebutkan beberapa

partisipan dalam penelitiannya selain menggunakan pembalut, juga

menggunakan bahan penyerap lain, seperti pakaian tua, selimut, potongan

kasur tidur, kaos kaki, handuk, kapas atau tisu, ataupun beberapa pasang

celana yang dipakai saat menstruasi. Pemakaian pembalut double oleh remaja

perempuan dalam penelitian ini dilakukan terutama pada saat menstruasi hari

pertama karena dirasa lebih mengeluarkan darah menstruasi yang banyak

dibandingkan hari-hari setelahnya.

Upaya dalam mengatasi ketidaknyamanan saat menstruasi berbeda-

beda antara remaja satu dengan yang lain. Upaya tersebut dilakukan, baik atas

inisiatif diri sendiri maupun diperoleh dari orang tua. Ketidaknyamanan yang

dirasakan remaja perempuan perlu dikomunikasikan juga dengan orang tua

agar remaja perempuan dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang tepat

dalam mengatasi hal tersebut, sebagai contoh dengan berobat ke dokter

dengan didampingi ibu pada saat merasakan dismenore hebat. Remaja

perempuan sebaiknya mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter karena tidak

semua obat juga dapat tepat berperan mengatasi nyeri perut saat menstruasi.

Tema 7. Dukungan Remaja Perempuan saat menarche

Remaja perempuan dalam penelitian ini mendapatkan berbagai macam

dukungan, seperti dukungan emosional maupun instrumental dari keluarga

serta dukungan informasional yang didapat dari berbagai pihak. Rels dan

Sprecher (2008) dalam bukunya yang berjudul Encyclopedia of Human

Page 110: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

92

Relatioships menyebutkan pernyataan Schetter dan Brooks yang menyatakan

bahwa para peneliti membagi dukungan sosial dengan fungsi atau tipe yang

berbeda, yaitu sebagai sumber dukungan emosional, instrumental, dan

informasional. Dukungan emosional berhubungan dengan tindakan

mendengarkan, merasa empati dan memahami, serta menunjukkan kasih

sayang. Dukungan yang paling sederhana dari semua bentuk dukungan yaitu

dukungan instrumental yang juga dikenal sebagai tangible support yang

mengacu pada penyediaan sumber daya material atau bantuan tindakan.

Dukungan lain yaitu dukungan informasional yang berhubungan dengan

informasi, bimbingan, atau nasihat sebagai bentuk dukungan dalam

pemecahan masalah. Selain tiga jenis tipe tersebut, para peneliti telah

mempelajari tipe dukungan lainnya, yaitu dukungan penghargaan yang juga

dikenal sebagai esteem support dan didefinisikan sebagai penyediaan

informasi tentang sesuatu yang berharga dan bernilai. Penegasan tersebut

terkait erat dengan dukungan emosional dan sering dimasukkan ke dalam

kategori yang sama.

Penelitian ini menunjukkan adanya dukungan emosional dari ibu,

yang tampak dari kepedulian sang ibu dalam mendengarkan pengalaman

menarche partisipan serta mengarahkannya. Namun, partisipan cenderung

hanya menceritakan pengalaman menarchenya. Selain itu, dukungan lainnya

juga diperoleh dari kakak sepupu dan teman. Remaja perempuan dalam

penelitian ini, beberapa diantaranya cenderung lebih suka untuk berdiskusi

tentang menstruasi kepada temannya yang mana mereka dapat saling bertukar

cerita terhadap pengalamannya masing-masing. Penelitian ini sejalan dengan

Page 111: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

93

penelitian Goel dan Kundan (2011) pada institusi pendidikan di kota Rohtak

yang juga melaporkan lebih dari setengah remaja membahas masalah

menstruasi kepada ibu, sepertiga remaja suka berdiskusi dengan teman-teman

mereka, dan enam remaja juga membahas masalah menstruasi kepada

ayahnya. Penelitian kualitatif yang diteliti oleh Mason, Nyotach, dan Howard

(2013) di Kenya pun melaporkan bahwa pada beberapa remaja merasa dapat

membagi cerita kepada perempuan lain, yaitu biasa bercerita kepada ibu atau

kerabat terdekat (bibi, nenek), di samping guru perempuan dan teman. Salah

seorang partisipan dalam penelitian itu juga ada yang merasa takut untuk

menceritakan bahwa ia telah mengalami menstruasi kepada ayahnya karena

takut ayahnya akan mempunyai pikiran negatif sehingga timbul hal-hal yang

tidak diinginkan. Remaja perempuan dalam penelitian ini tidak menceritakan

pengalaman menarche kepada sang ayah karena menganggap bahwa ayahnya

adalah seorang laki-laki dan tidak merasakan sendiri bagaimana menarche itu

sehingga mereka pun malu untuk menceritakan pengalamannya.

Dukungan informasional terkait menstruasi dalam penelitian ini,

selain didapat dari ibu, kakak sepupu, dan teman juga didapat dari sekolah,

nenek, bibi, serta dari pengajian. Penelitian yang dilakukan oleh Jayanti dan

Purwanti (2012) di SDN 1 Kretek, Paguyungan, memperkuat hasil penelitian

ini, dengan melaporkan bahwa sumber informasi tentang menarche diperoleh

dari teman dan keluarga namun dalam penelitian tersebut sebagian besar

sumber informasi tentang menarche diperoleh dari kelompok teman sebaya

yaitu sebanyak 27 anak (51,92%) sedangkan 9 anak (17,30%) didapat dari

keluarga. Penelitian Mason, Nyotach, dan Howard (2013) di Kenya juga

Page 112: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

94

menyebutkan bahwa informasi tentang menstruasi biasanya didapatkan dari

anggota keluarga perempuan. Namun, pada penelitiannya, salah satu

partisipan mendapatkan informasi dari pamannya tentang usia menarche yang

dimulai pada usia 8 tahun dan menjelaskan juga untuk membatasi bergaul

dengan laki-laki karena dapat berisiko hamil.

Remaja perempuan dalam penelitian ini memperoleh dukungan, baik

dari keluarga, teman, kerabat (nenek, bibi, kakak sepupu), sekolah, dan

tempat pengajian. Ibu merupakan anggota keluarga yang cukup berperan

penting dalam membantu remaja perempuan saat menghadapi menarche.

Bagi beberapa remaja perempuan pada penelitian ini, teman juga dianggap

sebagai tempat curhat yang nyaman seputar menstruasi. Dengan demikian,

orang tua, terutama ibu, berperan penting dalam memfasilitasi remaja

perempuannya saat menghadapi menarche dengan pemberian informasi

maupun bimbingan atau pengarahan. Dukungan dari teman, kerabat keluarga,

maupun sekolah juga berperan penting agar remaja perempuan dapat

melewati masa menarche dengan baik.

Tema 8. Perawatan Diri Remaja Perempuan saat Menstruasi

Remaja perempuan perlu menjaga kebersihan dirinya saat sedang

menstruasi. Perawatan diri yang teridentifikasi dalam penelitian ini, yaitu

dengan menjaga kebersihan tubuh dan melakukan penggantian pembalut

setiap hari. Sebagian besar remaja perempuan membersihkan tubuhnya

(mandi) dengan intensitas yang sering pada saat masa awal menstruasi

pertama dan durasi saat mandi pun cenderung menjadi bertambah lama. Hal

Page 113: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

95

ini sesuai dengan penelitian Mason, Nyotach, dan Howard (2013) di Kenya

yang melaporkan bahwa salah satu partisipan mengatakan bahwa ia sering

mandi dan sulit menyembunyikan hal itu saat menstruasi. Beberapa remaja

yang terlibat dalam penelitiannya pun disebutkan bahwa mereka bersaing

dengan anggota keluarga mengenai penggunaan sabun dan air berlebih yang

dapat menyebabkan konflik, bahkan dengan ibu. Kekurangan sabun dan air

berdampak dalam menjaga kebersihan celana dalam atau pembalut.

Perawatan lainnya, yaitu dilakukan dengan mengganti pembalut yang

dipakai setiap harinya. Jumlah pembalut yang diganti setiap harinya terbilang

cukup saat masa awal menstruasi pertama pada remaja dalam penelitian ini

namun terdapat pula yang mengganti pembalut hingga lima kali dalam

sehari. Hasil penelitian Mason, Nyotach, dan Howard (2013) pun

mengungkapkan beberapa remaja mengakui bahwa mereka tidak selalu

memiliki pembalut sehingga pada suatu kesempatan, mereka pun memakai

kain. Hanya satu remaja menyatakan bahwa dia lebih menyukai memakai

kain di mana dia bisa mencucinya setelah digunakan dari pada membuang

pembalut yang diproduksi. Penelitian yang dilakukan Sumpter dan Torondel

(2013) yang berjudul A Systematic Review of the Health and Social Effects of

Menstrual Hygiene Managent melaporkan bahwa penggunaan pembalut

sekali pakai dianggap sebagai praktik higienis yang baik. Kain yang dipakai

dengan penggunaan berulang dianggap sebagai praktik yang buruk jika

dibandingkan dengan pembalut sekali pakai pada beberapa studi yang

diidentifikasi Sumpter dan Torondel. Satu studi yang juga diidentifikasi pada

penelitian tersebut melaporkan bahwa ada hubungan signifikan antara

Page 114: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

96

penggunaan pembalut dan infeksi saluran reproduksi, akibat efek negatif dari

penggunaan pembalut atau praktik higienisitas saat menstruasi. Remaja

perempuan dalam penelitian ini juga memperhatikan kebersihan pembalut

yang dipakainya dan mayoritas memakai pembalut sekali pakai dengan rata-

rata mengganti pembalutnya sebanyak 3-4 kali per hari.

Remaja perempuan perlu mengetahui bagaimana perawatan diri saat

menstruasi karena dapat mempengaruhi kesehatannya, terutama kesehatan

reproduksi. Perawatan diri yang penting untuk diperhatikan remaja

perempuan adalah menjaga kebersihan pembalut. Remaja perempuan perlu

mengetahui bagaimana managemen penggantian pembalut setiap harinya dan

perlu jeli dalam memilih pembalut yang digunakan agar tidak memberikan

efek negatif bagi kesehatannya.

Tema 9. Mitos-mitos Menstruasi yang Menghantui remaja perempuan

Cremers (1997) dalam Endraswara (2009) menyatakan bahwa mitos

adalah cerita suci berbentuk simbolik yang mengisahkan serangkaian

peristiwa nyata dan imajiner menyangkut asal-usul dan perubahan-perubahan

alam raya dan dunia, dewa-dewi, kekuatan-kekuatan atas kodrati, manusia,

pahlawan, dan masyarakat. Salah satu mitos yang berkaitan dengan seorang

perempuan adalah mitos mengenai menstruasi. Mitos yang terdapat pada

penelitian ini, beberapa diantaranya berupa larangan. Beberapa mitos seputar

menstruasi dalam penelitian ini, yaitu larangan untuk menggunting kuku dan

menyisir rambut di depan kaca saat malam hari, larangan tidur siang saat

sedang menstruasi. Mitos lain yang diungkapkan, yakni bahwa minum soda

Page 115: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

97

saat haid dapat menyebabkan membuat darah menstruasi banyak keluar, serta

jika jempol kaki diinjak teman yang sedang menstruasi maka orang yang

terinjak akan ikut menstruasi.

Hal itu sesuai dengan pernyataan Subhan (2004) dalam bukunya yang

juga mengemukakan bahwa ada juga mitos pada golongan masyarakat kita

yang mempunyai kepercayaan bahwa perempuan yang sedang menstruasi

dilarang mencuci rambut atau memotong kuku, bahkan larangan-larangan

semacam ini diyakini sebagai ajaran agama. Perempuan yang sedang

menstruasi harus mengundurkan diri serta menjauhi aktivitas dan harus

tinggal di dalam rumah saja. Kepercayaan yang telah berakar ini disebabkan

keyakinan bahwa segala yang dikerjakan akan menjadi sesuatu yang tidak

dikehendaki. Subhan (2004) dalam bukunya juga mengungkapkan bahwa

dalam cerita tradisi keagamaan, pandangan filsuf, kebudayaan, bahkan

biomedis Barat, perempuan yang sedang menstruasi banyak dicerca. Ia pun

mengutip dalam buku Natural History karya Pliny yang mengungkapkan

perempuan yang sedang menstruasi jika menyentuh anggur maka anggur

tersebut akan menjadi busuk, tanaman menjelang panen yang didatanginya

menjadi gabug, tanaman-tanaman cangkokkan mati, biji-biji di kebun

mengering, buah-buahan di pohon berjatuhan, mata baja dan kilau gading

menjadi buram, lebah madu mati, bahkan perunggu dan besi segera menjadi

karat, dsb. Anggapan bahwa perempuan yang sedang menstruasi di atas

tampak sebagai suatu kutukan. Penelitian yang dilakukan oleh Goel dan

Kundan (2011) di kota Rothak juga melaporkan hasil penelitiannya yang

menyebutkan anggapan remaja perempuan seputar menstruasi, yaitu lebih

Page 116: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

98

dari 16% subyek penelitiannya berpikir bahwa menstruasi sebagai onset suatu

penyakit dan tidak lebih dari 7% berpikir bahwa menstruasi merupakan

sebuah kutukan. Empat puluh lima persen subyek tidak diperbolehkan masuk

ke dapur dan hampir seperempatnya diikuti pembatasan diet.

Mitos yang juga diungkapkan remaja perempuan dalam penelitian ini

yaitu bahwa jika membuang pembalut sebelum dicuci saat sedang menstruasi

maka kelak akan dihantui makhluk halus dan jika buang air tidak bersih saat

menstruasi kelak dijilat setan. Subhan (2004) dalam bukunya juga

menyatakan dalam Islam tidak ditemukan mitos atau takhayul menyangkut

masalah menstruasi. Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Sudiarja

(2006) yang menyatakan bahwa mitos boleh dikata merupakan pengungkapan

awal mengenai kenyataan sejauh dipersepsikan oleh manusia sederhana.

Makna-makna mitos baru diketahui kemudian hari ketika ilmu agama mulai

berkembang. Mitos-mitos diterima secara spontan, alamiah, dan turun-

temurun. Mitos-mitos yang didapat remaja perempuan dalam penelitian ini

pun dapat dipengaruhi oleh kepercayaan, tradisi atau kebudayaan yang

mengakar di daerahnya.

Remaja perempuan, oleh karena itu, perlu memahami secara utuh

tentang proses menstruasi dan perlu menelaah mitos mengenai menstruasi.

Mitos-mitos menstruasi yang telah disebutkan di atas perlu diketahui remaja

bahwa hal itu merupakan anggapan-anggapan yang ada di masyarakat dan

kebenaran akan hal tersebut belum tentu benar sehingga remaja perempuan

perlu membentengi diri agar tidak terpengaruhi dengan mitos-mitos terkait

menstruasi di masyarakat.

Page 117: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

99

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian berdasarkan pengalaman proses penelitian

yang telah dilakukan, diantaranya peneliti sebagai instrumen kunci dalam

penelitian belum berpengalaman dan masih belum optimal dalam melakukan

penggalian informasi secara mendalam melalui wawancara mendalam.

Pengalaman seputar menarche juga merupakan persoalan yang cukup sensitif

untuk dibicarakan sehingga sebagian partisipan diantaranya, banyak yang

merasa malu dalam mengungkapkan pengalaman menarchenya. Hal-hal

tersebut pun dapat mempengaruhi hasil penelitian ini.

Page 118: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

100

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian mengenai pengalaman menarche pada remaja perempuan

ini menghasilkan sembilan tema yang teridentifikasi. Tema yang

teridentifikasi, yaitu: 1) makna menarche pada remaja perempuan, 2)

dominasi perasaan remaja perempuan saat menarche, 3) kesiapan remaja

perempuan saat menarche, 4) perubahan remaja perempuan setelah

menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan saat menarche, 6) upaya

remaja perempuan dalam mengatasi ketidaknyamanan saat menarche, 7)

dukungan remaja perempuan saat menarche, 8) perawatan diri remaja

perempuan saat menstruasi, dan 9) mitos-mitos menstruasi yang menghantui

remaja perempuan.

Setiap remaja perempuan masing-masing memiliki arti menarche

tersendiri dalam kehidupannya. Hal itu dikarenakan pengalaman menarche

remaja perempuan berbeda-beda satu sama lain. Remaja perempuan dalam

penelitan ini memaknai menarche sebagai peristiwa keluarnya darah,

peristiwa menuju masa kedewasaan, menjadi seorang perempuan, tanda

fertilitas, dan tanda mulai memikul dosa.

Remaja perempuan saat mengalami menarche juga memiliki respon

yang berbeda-beda dan dalam penelitian ini didominasi dengan perasaan

bingung, kaget, takut, panik, serta bad mood saat mengalami menarche, di

samping terdapat perasaan senang. Remaja perempuan yang terlibat

Page 119: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

101

penelitian ini cenderung belum memiliki persiapan yang matang saat

menghadapi menarche dan juga memiliki pemahaman yang kurang tentang

menstruasi itu sendiri.

Pada masa perkembangan repdroduksinya, remaja perempuan juga

merasakan berbagai perubahan dalam dirinya, baik secara fisik maupun

emosional. Remaja perempuan dalam penelitian ini umumnya merasa malu

atau canggung terhadap perubahan bentuk tubuh yang dialaminya, di sisi lain

terdapat juga yang merasa aneh terhadap proses perubahan bentuk tubuh pada

dirinya. Mereka juga cenderung menjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung

hingga beberapa diantaranya pun bersikap agresif.

Ketidaknyamanan saat menarche turut dirasakan oleh remaja

perempuan dalam penelitian ini dan umumnya mengeluhkan adanya nyeri

perut saat menarche hingga membuat sebagian remaja menangis menahan

sakit. Mereka pun memiliki caranya masing-masing dalam mengatasi

ketidaknyamanan yang dirasakan, baik meminum obat, menggunakan air

hangat, hingga mendistraksi rasa nyeri dengan melakukan kegiatan yang

disenangi. Remaja perempuan yang terlibat penelitian ini juga mengeluhkan

adanya ketidaknyamanan saat situasi-situasi tertentu, seperti perasaan

mengganjal saat menggunakan pembalut serta perasaan tidak nyaman saat

merasakan pengeluaran darah menstruasi yang berlebih terutama saat

berpindah posisi dari duduk ke posisi berdiri.

Orang tua, terutama ibu berperan penting dalam keluarga untuk

mengarahkan serta memberikan dukungan kepada remaja perempuannya.

Remaja perempuan pada penelitian ini selain mendapatkan dukungan dari

Page 120: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

102

ibunya, mereka juga mendapatkan dukungan dari sekolah, kerabat (nenek,

bibi, kakak sepupu), teman, hingga tempat pengajian. Untuk itu, dukungan

dari berbagai pihak, terutama orang tua, pun diperlukan untuk memberikan

pengarahan sejak dini kepada remaja perempuan agar mereka dapat

mempersiapkan diri mereka, terutama saat menghadapi menarche.

Remaja perempuan yang terlibat penelitian ini, umumnya juga

mengetahui mitos-mitos seputar menstruasi yang banyak tersebar di

masyarakat. Mitos-mitos seputar menstruasi yang didapat secara umum

berupa larangan-larangan saat menstruasi. Oleh sebab itu, remaja perempuan

penting untuk menelaah mitos-mitos menstruasi agar tidak mudah

terpengaruh anggapan di masyarakat yang belum teruji kebenarannya.

B. Saran

1. Institusi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan dan menambah wawasan,

mengembangkan kurikulum pembelajaran institusi keperawatan, dan dapat

mengembangkan kompetensi pembelajaran pada mahasiswa, khususnya

tentang kesehatan reproduksi remaja sehingga mahasiswa juga dapat lebih

memahami tentang permasalahan pada remaja, terutama tentang menarche.

2. Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini bagi pelayanan kesehatan dapat dijadikan sebagai

landasan dalam memberikan promosi kesehatan tentang menstruasi dan

informasi seputar kesehatan reproduksi remaja, baik bagi remaja itu sendiri,

Page 121: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

103

orang tua, maupun pihak sekolah melalui penyuluhan untuk lebih

meningkatkan pengetahuan dan wawasan, terutama terkait menarche.

3. Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar bagi peneliti

selanjutnya. Bagi peneliti selanjutnya disarankan dapat turut melibatkan

anggota keluarga yang lain, seperti ibu atau ayah sebagai informan

pendukung. Peneliti selanjutnya juga dapat memperluas karakteristik

partisipan dengan mengeksplorasi secara mendalam kepada remaja

perempuan yang mengalami menarche terlambat agar didapatkan data yang

lebih bervariasi dari sebelumnya.

Page 122: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, Suzanne., Catherine Boyd., Maala Lal.,Georgina Luscombe., and AlanTaylor. Time since Menarche, Weight Gain and Body Image Awarnessamong Adolescents Girls: Onset of Eating Disorders?.Journal ofPsychosomatic Obstetrics & Gynecology. DOI:10.1080/01674820902950553. Informa Healthcare USA, Inc. 2009

Adinma, E.D dan J.I.B. Adinma. Menstrual Characteristics amongst South-Eastern Nigerian Adolescent School Girls.West African Journal ofMedicine. Vol. 28, No. 2. 2009

Aegidus, K. L.,J. A. Zwart., K. Hagen., G. Dyb., T.L. Holmen., andL.J.Stovner.Increased Headache Prevalance in Female Adolescents and AdultWomen with Early Menarche. The Head-HUNT Studies. European Journalof Neurology. DOI:10.1111/j.1468-1331.2010.03143.x. 2011

Andrews, Gilly. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Alih bahasa: SariKurnianigsih et.al. Jakarta: EGC. 2009

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=534. Diakses tanggal 13Januari 2013 jam 12.53 WIB. 2012

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Kajian Profil Penduduk Remaja(10-24 tahun).http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/Hasil%20Penelitian/Karakteristik%20Demografis/2011/Kajian%20Profil%20Penduduk%20Remaja%20%2810%20-%2024%20tahun%29.pdf. Diakses tanggal 15 Januari 2013 jam 10.42WIB. 2011

Badan Pusat Statistik. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-EkonomiIndonesia. http://www.bps.go.id/booklet/Booklet_Agustus_2011.pdf.Diakses tanggal 15 Maret 2013 jam 11.14 WIB. 2010

Bobak, Irene M dkk. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. 2004

Breslin, Eileen T. and Vicki A. Lucas. Women’s Health Nursing: TowardEvidence-Based Practice. USA: Saunders. 2003

Brooker, Chris. Ensiklopedia Keperawatan. Alih bahasa: Andry Hartono. Jakarta:EGC. 2008

Page 123: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. 2007

Chang, Yu-Ting., Yueh-ChihChen., MarkHayter., dan Mei-LingLin. Menstrualand Menarche Experience Among Pubescent Female Students in Taiwan:Implications for Health Educaction and Promotion Practice. Journal ofClinical Nursing. 2008

_____________, Mark Hayter., and Shu-Chen Wu. A Systematic Review andMeta-Etnography: Experience Menarche. Journal Council Nursing. 2010

Collins, Jane. Ensiklopedia Kesehatan Anak. Alih bahasa: Dyah NovietaHandayani. Jakarta: EGC. 2011

Coon, Dennis dan John O. Mitterer. Introduction to Psychology: Gateway to Mindand Behaviour. USA: Wadsworth. 2010

Cunningham, F. Gary et.al. Obstetri Williams. Alih bahasa: Andry Hartono, Y.Joko Suyono, & Brahm U. Pendit. Jakarta: EGC. 2005

Deng, Fang et.al. Early Menarche and Psychopatological Symptoms in YoungChinese Woman. Journal of Women’s Health. 2011

Dianawati, Ajeng. Pendidikan Seks untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka. 2003

Encyclopedia Britannica Inc. Menstrual Cycle.http://www.britannica.com/EBchecked/media/48183/The-menstrual-cycle.Diakses tanggal 6 April 2013 jam 02.21 WIB. 2013

Endraswara, Suwardi. Metodologi Penelitian Folklor: Konsep, Teori, danAplikasi. Yogyakarta: Media Pressindo. 2009

Eryilmaz, Gulsen and Funda Ozdemir.Evaluation of Menstrual Pain ManagementApproaches by Northeastern Anatolian Adolescents. 2009

Farrer, Helen. Perawatan Maternitas. Alih bahasa: Andry Hartono. Jakarta: EGC.2001

Golchin, Nayereh Azam Hagikhani., Zeinab Hamzehgardeshi., Moloud Fakhri.,and Leila Hamzehgardeshi. The experience of puberty in Iranian AdolescentGirls: A Qualitative Content Analysis. 2012

Goel, Manish Kumar and Mittal Kundan.Psycho-Social Behaviour of UrbanIndian Adolescent Girls during Menstruation.www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3448126. 2011

Greenstein, Ben and Diana F. Wood. At Glance Sistem Endokrin. Alih bahasa:Elizabeth Yasmine dan Asri Dwi Rachmawati. Jakarta: Erlangga. 2010

Page 124: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

Gunarsa, Singgih D. dan Yulia Singgih D. Gunarsa. Psikologi PerkembanganAnak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia. 2008

Heffner, Linda J and Danny J Schust. At a Glance Sistem ReproduksiEdisi Kedua.Alih bahasa: Vidhia Umami. Jakarta: Erlangga. 2008

Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik AnalisaData. Jakarta: Salemba Medika. 2008

Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan: suatu Pendekatan sepanjangRentang KehidupanEdisi Kelima. Jakarta: Erlangga. 2010

Indriyani., Theresia Limbong., dan Puspita S. R.Hubungan Pengetahuan danSikap Murid SD Kelas VI dengan Kesiapan Menghadapi Menarche diKecamatan Kota Barat Kota Gorontalo Tahun 2008. Jurnal MediaKesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol. IV No. 1. 2009

Jarvis, Peter. Adult Education and Lifelong Learning: Theory and Practice ThirdEdition. USA: Routledge Falmer. 2004

Jayanti, Nur Fitri dan Sugi Purwanti. Deskripsi Faktor-Faktor yangMempengaruhi Kesiapan Anak dalam Menghadapi Menarche di SD Negeri1 Kretek Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Tahun 2011.JurnalIlmiah Kebidanan Vol. 3 No. 1. 2012

Kaur, Navdeep and Ramesh Thakur.A Descriptive Study to Assess thePremenstrual Syndrome and Coping Behaviour among Nursing Students,NINE, PGIMER, Chandigarh. 2008

Kelleer, Kathleen. Encyclopedia of Obesity. DOI:http://dx.doi.org/10.4135/9781412963862. SAGE Publications, Inc. 2013

Kemdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia.http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php. diakses tanggal 4 April jam12.26. 2013

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor 265/Menkes/SK/II/2010.http://www.hukor.depkes.go.id./up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20265%20ttg%20Komunikasi%20Otak.pdf. Diakses tanggal 14 Mei 2013 jam23.06 WIB. 2010

Kusmiran, Eny. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: SalembaMedika. 2011

Lapau, Buchari. Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan Skripsi,Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2012

Page 125: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

Laporan Kelurahan Cakung Barat. Data Kependudukan. Jakarta: Kantor LurahCakung Barat. 2013

Lee, Janet. Bodies at Menarche: Stories of Shame, Concealment, and SexualMaturation. 2009

Mahfiana, Layyin., Elfi Yuliani Rohmah., dan Retno Widyaningrum. Remaja danKesehatan Reproduksi. Jawa Timur: STAIN Ponorogo Press. 2009

Manuaba, Ida Bagus G; Manuaba I. A. Chandranita; Manuaba, I. B. G. Fajar.Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC. 2007

Manuaba, Ida Ayu Chandranita., Ida Bagus Gde Fajar Manuaba., dan Ida BagusGde Manuaba. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta:EGC. 2009

Mar’at, Samsuniwiyati. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT RemajaRosdakarya. 2010

Marvan, Maria Luisa., Morales Claudia., and Sandra Cortes-Iniestra. EmotionalReactions to Menarche Among Mexican Women of Different Generations.Sex Roles 54: 323-330. DOI 10.1007/s11199-006-9002-6. 2006

Mason, Linda., Elizabeth Nyothach., Penelope A. Phillips Howard. ‘We Keep itSecret So No One Should Know’ – A Qualitative Study to Explore YoungSchoolgirls Attitudes and Experiences with Menstruation in Rural WesternKenya. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3828248. 2013

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian KualitatifEdisi Revisi. Bandung: PTRemaja Rosdakarya Offset. 2010

Mosby’s Dictionary. Mosby’s Dictionary of Medicine, Nursing, & HealthProfessions. USA: Mosby Elsevier. 2006

Muhammad, Syaikh. Majelis Bulan Ramadhan Cetakan 2. Alih bahasa: Adni-Kurniawan. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i. 2007

Mulyani, Sri. Hubungan antara Dukungan Psikososial Keluarga dengan TingkatKecemasa Remaja Putri Menghadapi Menarche di SMP Negeri I SuruhKabupaten Semarang. Jurnal Ilmu Kesehatan: Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Sains Al Qur’an, Wonosobo. 2010

Munir dan Sudarsono. Dasar-dasar Agama Islam Cetakan Kedua.Jakarta: PTRineka Cipta. 2001

Murray, Sharon Smith and Emily SloneMcKinney. Foundations of Maternal-Newborn Nursing. USA: Saunders Elsevier. 2006

Page 126: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

Norwitz, Errol. R andJohn. O Schorge. At Glance Obstetri & GinekologiEdisiKedua. Alih bahasa: Diba Artsiyanti E.P. Jakarta: Erlangga. 2008

Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PTAsdi Mahasatya. 2005

___________________. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.2010

Potter, Patricia A and Perry, Anne Griffin. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep, Proses, dan Praktik Ed. 4. Alih bahasa: Yasmin Asih. Jakarta:EGC. 2005

Rels, Harry and Susan Sprecher. Encyclopedia of Human Relatioships. DOI:http://dx.doi.org/104135/9781412958479. SAGE Publications. Inc. 2008

Rembeck, Gun I and Evelyn Hermansson. Transition Puberty as Experienced by12-Years-Old Swedish Girls. The Journal of School Nursing. 2008

Riset Kesehatan Dasar 2010.http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdf. Diakses tanggal 15 Maret 2013 jam13.12 WIB. 2010

Rubin, Carol et.al. Timing of Maturation and Predictors of Menarche in GirlsEnrolled in a Contemporary British Cohort. Journal Compilation ofPaediatric and Perinatal Epidemiology. 2009

Santrock, John W. Adolescence Perkembangan Remaja Edisi Keenam. Alihbahasa: Shinto B, Adelar,& Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga. 2003

________________. Adolescene Twelfth Edition. New York: McGraw-Hill. 2008

Saryono dan Anggraeni, Mekar Dwi. Metodologi Penelitian Kualitatif dalamBidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. 2010

Setiadi. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Surabaya: Graha Ilmu. 2007

Smith, Jonathan A. Psikologi Kualitatif: Panduan Praktis Metode Riset. Alihbahasa: Budi Santosa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009

Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja dan PermasalahannyaCetakan Kedua.Jakarta: CV. Sagung Seto. 2007

Streubert, Helen J. and Dona R. Carpenter. Qualitative Research in Nursing:Advancing the Humanistik Imperative. USA: Lippincott. 2003

Page 127: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

Subhan, Zaitunah. Kodrat Perempuan: Takdir atau Mitos?. Yogyakarta: PustakaPesantren. 2004

Sudiarja, A. Agama (di Zaman) yang Berubah. Yogyakarta: Kanisius. 2006

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. 2010

Sumpter, Colin and Belen Torondel.A Systematic Review of the Health and SocialEffects of Menstrual Hygiene Managent. 2013

Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. 2004

Swansburg, Russell C. Pengembangan Staf Keperawatan: suatu KomponenPengembangan SDM. Alih bahasa: Agung Waluyo, Yasmin Asih. Jakarta:EGC. 2001

Vink, Eva E., Silvia C.C. M Van Coeverden., Edgar G. Van Mil., Bram A Felius.,Frank J. M. Van Leerdam.,and Henriette A. Delemarre Van Waal. Changesand Tracking of Fat Mass in Pubertal Girls. Artikel Obestiy Vol. 18 No. 6.2010

Wade, Carole dan Carol Tavris. Psikologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2008

WHO. http://www.who.int/topics/adolescent_health/en/. Diakses tanggal 15Maret 2013 jam 12.44 WIB. 2013

Wilson, Wong Hockenberry and PerryLowdermilk. Maternal Child Nursing CareThird Edition. USA: Mosby Elsevier. 2006

Wong, Donna L. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6. Alih bahasa: AgusSutarna, Neti Juniarti, H.Y. Kuncara. Jakarta: EGC. 2008

Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT RemajaRosdakarya. 2010

Page 128: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan
Page 129: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

Lampiran 2Lampiran 4

INFORMED CONSENTSTUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE

PADA REMAJA PEREMPUAN DI RW 07 KELURAHAN CAKUNGBARAT JAKARTA TIMUR

Assalamu’alaykum wr.wb.

Salam sejahtera saya sampaikan, semoga Saudari senantiasa mendapatkanrahmat dan ampunan dari Yang Maha Kuasa. Saya yang bernama Adelia InggarDewati selaku mahasiswi S1 Program Studi Ilmu Keperawatan, FakultasKedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta, akan melakukan penelitian di RW 07 Kelurahan Cakung Barat, JakartaTimur dengan judul “Studi Fenomenologi Pengalaman Menarche pada RemajaPerempuan di RW 07 Kelurahan Cakung Barat, Jakarta Timur”.

Saya bermaksud untuk mendapatkan penjelasan tentang pengalamanmenarche/ menstruasi pertama kali Saudari melalui wawancara. Selama proseswawancara, saya akan mencatat dan merekam apa yang Saudari sampaikan.Saudari pun dapat dengan bebas menyampaikan segala pengalamannya dandiharapkan dapat terbuka dalam memberikan pernyataan karena informasi yangSaudari berikan sangat bernilai dalam penelitian ini. Wawancara pun akanberlangsung selama kurang lebih 1 jam dan nama Saudari tidak akan sayacantumkan pada hasil laporan penelitian ini dan. Saudari berhak untukmengundurkan diri apabila merasa tidak nyaman selama proses wawancara. JikaSaudari bersedia, Saudari dapat mengisi pernyataan di bawah ini yangmenyatakan bahwa:yang bertanda tangan di bawah ini:

nama :alamat :no telp./HP :

bersedia menjadi partisipan pada penelitian ini yang bertujuan untuk menggalipengalaman remaja perempuaan saat menghadapi menarche/menstruasi pertama.

Jakarta, …………………….2013

Partisipan Peneliti

…………………………. Adelia Inggar Dewati

(Nama Jelas) NIM. 109104000029

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

Page 130: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

Lampiran 3

Pedoman Wawancara Mendalam (In-depth Interview)

A. Petunjuk Umum

1. Tahap perkenalan

2. Ucapkan terima kasih kepada partisipan yang bersedia menjadi informan

3. Jelaskan maksud dan tujuan wawancara

B. Petunjuk Wawancara Mendalam

1. Wawancara mendalam akan dilakukan oleh peneliti

2. Informan/partisipan bebas menyampaikan segala pendapat, pengalaman,

kritik, maupun saran

3. Pernyataan informan tidak bernilai benar atau salah

4. Semua hasil wawancara akan dijamin kerahasiaannya

5. Peneliti akan merekam hasil wawancara dengan tape recorder untuk

membantu pencatatan hasil wawancara

C. Identitas Informan

Nama (Inisial) :

Umur :

Tanggal :

Waktu :

Tempat :

Page 131: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

D. Pertanyaan Wawancara

1. Apa yang Anda ketahui tentang menstruasi pertama kali atau menarche?

a) Dari mana Anda mendapatkan informasi tentang hal itu?

2. Coba ceritakan bagaimana pengalaman Anda pada saat mengalami

menstruasi pertama kali?

a) Kapan pertama kali Anda mengalami menstruasi?

b) Apa saja tanda-tanda dan gejala yang Anda rasakan saat mengalami

menstruasi pertama kali?

c) Apa yang Anda lakukan setelah Anda mengetahui bahwa Anda telah

mengalami menstruasi pertama?

d) Bagaimana persiapan Anda saat menghadapi menstruasi pertama kali?

e) Saat mengalami menstruasi pertama, bagaimana aktivitas sehari-hari

Anda waktu itu?

3. Coba Anda ungkapkan bagaimana perasaan Anda saat mengalami

menstruasi pertama kali?

a) Apakah makna atau arti menstruasi pertama bagi Anda?

4. Ada tidak mitos-mitos seputar menstruasi yang Anda ketahui? Jika ada,

bisa Anda ceritakan?

a) Bagaimana tanggapan Anda tentang mitos tersebut?

5. Setelah mengalami menstruasi yang pertama kali, apakah ada perubahan

yang Anda rasakan? Jika ada, bisa Anda ungkapkan bagaimana

perubahanyang Anda rasakan?

Page 132: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

a) Bagaimana tanggapan Anda terhadap perubahan tersebut?

b) Menurut Anda apakah ada kendala yang dihadapi saat menarche

atau menstruasi pertama kali? Jika ada, bisa Anda ceritakan?

6. Bagaimana respon lingkungan sekitar Anda pada saat mengetahui

Anda telah mengalami menstruasi pertama kali?

a) Siapa orang yang pertama kali dalam keluarga Anda yang

mengetahui Anda telah mengalami menstruasi pertama? Lalu

bagaimana tanggapan orang tersebut waktu itu?

b) Bagaimana tanggapan keluarga yang lain saat itu? Lalu bagaimana

tanggapan Anda terhadap respon tersebut?

c) Bagaimana respon teman sebaya Anda saat mengetahui Anda telah

mengalami menstruasi pertama kali? dan bagaimana tanggapan

Anda terhadap hal itu?

d) Siapa orang yang Anda percaya untuk mendiskusikan seputar

menstruasi?

7. Bagaimana perawatan diri Anda saat mengalami menstruasi?

a) Seberapa sering Anda mengganti pembalut saat menstruasi?

b) Seberapa sering Anda membersihkan diri (mandi) saat menstruasi?

Page 133: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

Lampiran 4

Matriks Analisis Tematik

No Pernyataan Signifikan Kategori Sub Tema Tema P

1

P

2

P

3

P

4

P

5

P

6

1 Peristiwa keluarnya darah dari

kelamin perempuan

Peristiwa keluarnya darah Makna Menarche pada Remaja

Perempuan

√ √ √ √

2 Tanda-tanda udah mau dewasa,

kalo belum haid masih kayak anak-

anak setelah haid kayak udah

dewasa

Peristiwa menuju masa

kedewasaan

√ √ √ √ √ √

3 Ngerasa kayaknya bener-bener

cewe

menjadi seorang

perempuan

4 Harus bisa lebih jaga diri soalnya

kalo udah haid, pergaulannya

terlalu bebas gitu bisa hamil

Tanda fertilitas √ √

Page 134: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

5 Kalo udah haid itu dosanya udah

ditanggung sendiri jadi sholatnya

juga ga boleh ditinggalin

Tanda mulai memikul dosa √ √ √ √ √

6 Bingung itu apa,

Ga tau kenapa

Merasa bingung Dominasi Perasaan Remaja

Perempuan saat Menarche

√ √ √ √ √

7 Agak panik juga pas pertamanya Merasa panik √ √

8 Kaget tiba-tiba keluar darah Merasa kaget √ √ √ √

9 Perasaannya takut sih Merasa takut √ √ √

10 Takutnya tuh kayak pendarahan-

pendarahan gitu, takut luka dari

dalemnya, terus takut kayak ga

subur

11 Pokoknya itu perasaannya ga enak,

kalo lagi haid gitu bad mood mulu

semuanya tuh males, kalo lagi haid

gitu males ngapa-ngapain, terus

mau ngapa-ngapain gitu ga enak

maunya kayak tiduran

Merasa bad mood √ √ √ √ √ √

Page 135: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

12 Iya seneng, udah kayak temen-

temen, udah sama lah satu ituan,

Pokoknya diantara temen-temen

aku doang yang belum, ya makasih

bangetlah udah sama

Merasa senang √

13 Belum siap apa-apa,

Belum ngerti pokoknya, masih

polos lah

Belum siap Kesiapan Remaja Perempuan

saat menghadapi Menarche

√ √ √ √ √

14 Belum siap sebenernya tapi udah

keluar, ga nyangka kalo mensnya

bakalan cepet banget, kirain masih

lama

√ √

15 udah siap,

karena udah tau kalo haid itu

bagaimana gitu

Siap √

16 Badannya lebih gemukan Badan bertambah besar Perubahan fisik Perubahan Remaja Perempuan

setelah Menarche

√ √ √ √ √

Page 136: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

17 Payudaranya dulu masih kecil-kecil

gitu rata, pas udah haid bener-bener

perkembangannya dari bentuknya

Payudara bertambah besar √ √ √ √ √

18 Ininya lebih menonjol (payudara)

gitu ya tapi ga enak juga waktu

pertama-tamanya, kalo kena bantal

dikit aja sakit banget

19 Pinggulnya membesar Pinggul membesar √ √ √ √ √ √

20 Numbuhnya bulu-bulu sekitar

tubuh di kemaluan

Tumbuh rambut-rambut di

sekitar kemaluan

21 Pertama-tamanya, rasanya malu ga

mau make kayak baju yang ketat

Merasa malu memakai baju

ketat

Respon terhadap

perubahan bentuk tubuh

√ √ √ √

22 Ya kayak risih gimana gitu,

dibilang gemuk

Merasa risih dengan badan

yang gemuk

23 Ya canggung kadang,kadang ada rasa malunya juga gitukalo lagi ngumpul-ngumpul bareng,beda aja sendiri ama yang lain kalolagi ngumpul-ngumpul

Merasa canggung √

Page 137: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

24 Iya kayaknya tuh berasa aneh juga

jadinya

Merasa aneh √

25 Ya bisa berubah gitu, kok bisaberubah

26 Jadi gampang marah,

Pas sebelum haid mungkin ga cepet

marah tapi kalo setelah haid cepet

banget marah

Menjadi lebih sensitif Perubahan emosional √ √ √ √ √ √

27 Kadang suka labil gitu terus kalo

temen ngomong dikit aja kadang

juga sensitif kayaknya perasaannya

tuh sensitif banget, orang ngomong

sedikit gitu kadang tersinggung

√ √ √

28 Udah mulai suka-suka gitu

biasanya kan kalo belum ngerasain

haid ga begitu banget, pada saat

udah terbiasa haid kayak ada

perasaan suka lawan jenis

Memiliki perasaan tertarik

dengan lawan jenis

Page 138: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

29 Perutnya suka sakit Merasakan nyeri perut Ketidaknyamanan fisik Ketidaknyamanan Remaja

Perempuan saat Menarche

√ √ √ √ √ √

30 Sakit perutnya agak berlebihan

sampe guling-guling nangis-nangis,

Kayak dipelintir-pelintir

√ √ √

31 Pinggangya berasa sakit,

Kayak ususnya itu juga ikut

diputar-putar gitu, jadi pinggangnya

ikut sakit juga

Merasakan nyeri pinggang √ √

32 Sakit-sakit badannya, kadang-

kadang suka pegel banget

Badan terasa sakit √ √

33 Kadang kepalanya pusing Merasa pusing atau sakit

kepala

√ √ √ √

34 Kayak eneg, kayak muntah cuman

ga keluar gitu

Merasa mual √

35 Males makan juga,

Ga ada nafsu makan,

Kalo ga nafsu makan emang sesuai

mood aja, kalo ga nafsu

Nafsu makan menjadi

berkurang

√ √ √ √ √ √

Page 139: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

36 Duduk kayak ga nyaman,

Kalo make pembalut itu kayak

ngerasa ada yang ganjel-ganjel,

kayaknya ga nyaman aja gitu kalo

kita bergerak

Ketidaknyamanan saat

memakai pembalut

Ketidaknyamanan

situasional

√ √ √ √ √ √

37 Pas saat duduk itu risih, ama berdiri

kayak keluar gitu, darah haidnya itu

keluar

Kekhawatiran saat

menstruasi berlebih

√ √ √ √

38 Minum obat buat menghilangkan

rasa sakit kalau lagi mens

Minum obat Upaya mengatasi

ketidaknyamanan fisik

Upaya Remaja Perempuan

dalam Mengatasi

Ketidaknyamanan saat

Menarche

√ √ √

39 Ya minum bodrex, satu kali,

ngilangin pusing

40 Minum jamu aja Minum jamu √

41 Ga pernah minum obat, ya diemin

aja gitu

Didiamkan saja √ √

42 Ya biasa tiduran, sambil megang

botol diisiin air anget

Penggunaan air hangat √ √

Page 140: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

43 Paling banyak minum air hangat √

44 Kasih minyak telon Mengoleskan minyak

hangat

45 Kadang jalan-jalan sendiri aja gitu

biar ga sakitnya sampe terasa

banget, kadang jalan-jalan, kadang

minta sama temen jalan-jalan gitu

Mendistraksi rasa sakit

dengan melakukan

kegiatan yang disukai

√ √

46 Dengerin-dengerin musik biar lupa

ama sakitnya

√ √ √

47 Nonton tv √ √ √ √

48 Bercanda-canda sama temen dipikir

bisa mengurangi daripada kita

dibawa diem atau apa gitu, itu pasti

kerasa banget

√ √

49 Kalo haidnya banyak, aku biasanya

pakenya dua, kalo ke sekolah aku

pakenya dua, cuma kalo misalkan

pake satu kayaknya takut banget

nembus

Memakai dua pembalut Upaya mengatasi

pengeluaran darah

menstruasi yang berlebih

√ √ √ √

Page 141: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

50 Ga pernah ngelakuin juga kalo

double-double gitu, cuman

celananya dua

Memakai dua lapis celana √ √

51 Mama,

Yang sering ada di rumah, setiap

pulang sekolah ada dia, setiap

berangkat ada dia, merasa

didampingilah

Dukungan emosional dari

ibu

Dukungan emosional Dukungan Remaja Perempuan

saat Menarche

52 Langsung nanya ke mama,

ya dari pada dipendem-pendem

sendiri mending cerita sama mama,

malu (cerita ke ayah) karena dia

cowo, cowo ga pernah ngalamin

gitu-gitu

√ √ √ √ √

Page 142: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

53 Kakak sepupu

Soalnya sih emang udah akrab jadi

emang ceritanya lebih berani ke

dia, emang sama dia juga udah

deket, kalo ada apa-apa juga suka

sama dia dibanding sama mama

Aku, ga ada yang aku berani cerita

selain dia

Dukungan emosional dari

kakak sepupu

54 Sama teman,

Kayaknya kalo sama teman emang

lebih bener, kita sama-sama baru

tau juga kalo haid itu kayak

gimana, mungkin jadi kayak curhat

gitu kan, dia juga kayak curhat ke

saya, saya curhat ke dia

Dukungan emosional dari

teman

√ √

55 Pas mama baru pulang, “Mama ini,

kayaknya mens deh”, terus katanya,

“yaudah ini pake, nih kayak gini

caranya,”

Dukungan instrumental

dari ibu

Dukungan instrumental √ √ √ √ √

Page 143: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

56 Pertama kali taunya itu

(menstruasi) dari pelajaran

Dukungan informasional

dari sekolah

Dukungan informasional √ √ √ √ √ √

57 Mama..

Diajarin tentang haid-haid gitu

Dukungan informasional

dari ibu

58 Mama,

Cara mandi wajibnya terus pakai

pembalut

√ √ √ √

59 Sholatnya ga boleh ditinggalin,

semuanya harus serba rajin ibadah

Dukungan informasional

dari nenek

60 Kakak sepupu,

cara pakai pembalut

Dukungan informasional

dari kakak sepupu

61 Diajarin (pasang pembalut) sama

encing

Dukungan informasional

dari bibi

62 Dari temen,

Nanya-nanya gitu sakit Aku ama

dia sama ga sih

Dukungan informasional

dari teman

√ √ √ √ √ √

63 Dari pengajian,

Setelah menstruasi, kalo dari agama

dosanya udah ditanggung sendiri

Dukungan informasional

dari pengajian

Page 144: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

64 Mandinya ya pagi sama sore,

kalo misalnya nembus, cuman

ngebersihin sama ganti pembalut

sama ganti daleman aja

Menjaga kebersihan tubuh Perawatan diri Remaja

Perempuan saat Menstruasi

√ √ √ √

65 Mungkin lebih bersih aja ya, pas

udah haid itu rasanya mandi juga

sering soalnya kalo haid ga enak

kalo ga bersih

√ √

66 Pertama haid kayaknya jadi lama

bersih-bersihnya, setengah jam

hehe

67 Dijaga kebersihannya jangan terlalu

kotor, kalo misalnya emang lagi

bener-bener banyak ya bisa 4 kali

ganti kali yah per hari atau ga 3 gitu

Menjaga kebersihan

pembalut

√ √ √ √ √

Page 145: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

68 Awal-awalnya sering banget ampe

lima (ganti pembalut per hari),

soalnya padahal baru sedikit tapi

keluarnya udah banyak, pas

terbiasa ternyata dikit, jadi sehari

tiga kali normalnya

69 Ga boleh gunting kuku kalo lagi

mens terus ga boleh nyisir-nyisir

malem-malem depan kaca takut

kali ada yang ngikut-ngikut gitu,

hantu

Tidak boleh menggunting

kuku dan menyisir rambut

malam hari di depan kaca

saat menstruasi

Mitos-mitos Menstruasi yang

Menghantui Remaja

Perempuan

√ √

70 Kalo orang haid ga boleh buang

pembalut kalo belum dicuci, ntar

darahnya diituin ama makhluk-

makhluk

Tidak boleh membuang

pembalut sebelum dicuci

saat sedang menstruasi

√ √ √

71 Setau aku kalo lagi haid dari orang-

orang, ga boleh tidur siang, katanya

nanti darahnya naik semua ke

pembuluh mata

Tidak boleh tidur siang

saat sedang menstruasi

karena darahnya akan naik

semua ke pembuluh mata

Page 146: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN MENARCHE PADA REMAJA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25476/1/ADELIA... · setelah menarche, 5) ketidaknyamanan remaja perempuan

72 Minum-minuman bersoda-soda

lebih banyak keluarin darahnya dan

bisa sering ganti (pembalut)

Minum soda banyak

membuat darah menstruasi

keluar banyak

√ √

73 Katanya kalo jempolnya diinjek

pasti kalo kena nanti bakal haid

Jika jempol kaki seseorang

diinjak teman yang sedang

menstruasi maka orang itu

akan ikut menstruasi juga

√ √ √ √

74 Kalo buang airnya ga bersih bisa

dijilat setan

Jika buang air tidak bersih

saat haid nanti dijilat setan