STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

63
STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS DI PUSKESMAS TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR KARYA TULIS ILMIAH INDRI OKTAFIANA NASRI NIM 15.03.190 PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR 2019

Transcript of STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

Page 1: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN PUSKESMAS DI PUSKESMAS

TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

KARYA TULIS ILMIAH

INDRI OKTAFIANA NASRI

NIM 15.03.190

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR

2019

Page 2: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

ii

STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN PUSKESMAS DI PUSKESMAS

TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan

Program Studi Diploma 3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Disusun dan diajukan oleh

INDRI OKTAFIANA NASRI

NIM. 15.03.190

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR

2019

Page 3: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …
Page 4: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …
Page 5: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …
Page 6: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

vi

PRAKATA

Alhamdulillahirabbil Alamin, Puji dan syukur penulis panjatkan atas

kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “STUDI

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS DI

PUSKESMAS TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR” Karya Tulis Ilmiah ini

disusun guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan dalam

program studi Diploma 3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di STIKES

Panakkukang Makassar.

Ucapan terimakasih yang tidak terhingga serta penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Drs. Nasri dan ibunda Ir. Hj.

Samsidarmi atas segala pengorbanan, cinta kasih, serta doa yang tiada putus –

putusnya kepada kami anak – anaknya. Serta kepada Bapak H. Muh. Thabran

Talib, SKM, MARS selaku pembimbing I dan Bapak Arief Azhari Ilyas, Amd.

RMIK, S.Tr.MIK selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dalam

memberikan petunjuk, arahan, dan bimbingan kepada penulis dari awal sampai akhir

penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Demikian pula ucapan terimakasih yang sebesar –

besarnya penulis haturkan kepada :

Page 7: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

vii

1. Bapak H. Sumardin Makka, SKM. M.Kes selaku Ketua Yayasan Perawat

Sulawesi Selatan.

2. Ibu Sitti Syamsiah, S.Kp.,M.Kes selaku Ketua STIKES Panakkukang Makassar.

3. Bapak H. Muh. Thabran Talib, SKM., MARS selaku Ketua Prodi D3 Rekam

Medis dan Informasi Kesehatan Makassar STIKES Panakkukang Makassar.

4. dr. Irma Kusuma Azis selaku Kepala Puskesmas Tamamaung Kota Makassar

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

5. Hj. St. Harmiah, SKM selaku Kepala Unit Rekam Medis dan seluruh petugas

rekam medis yang telah banyak membantu selama proses penelitian.

6. Seluruh Staf dan para dosen Prodi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

STIKES Panakkukang Makassar.

7. Sahabat – sahabat dan teman – teman khususnya angkatan 2015 RMIK D yang

tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang berada di dalam maupun di luar

lingkungan kampus STIKES Panakkukang Makassar.

Akhirnya, peneliti berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca khususnya bagi peneliti sendiri dan menjadi

amal baik bagi pihak yang telah membantu penulis serta mendapat imbalan

berlimpah dari Allah SWT, aamiin.

Makassar, Agustus 2019

Peneliti

Page 8: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PENGAJUAN JUDUL .................................................................................. ii

PENGESAHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ........................... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... v

PRAKATA ..................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

ABSTRAK DAN KATA KUNCI .................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3

C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 3

D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

A. Tinjauan Teori ...................................................................................... 5

1. Tinjauan tentang Rekam Medis....................................................... 5

2. Tinjauan tentang Manajemen Kesehatan ......................................... 7

Page 9: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

ix

3. Tinjauan tentang Sistem Informasi Manajemen Puskesmas ............. 8

4. Tinjauan tentang Pengetahuan ....................................................... 12

5. Tinjauan tentang Ketepatan Waktu Pelaporan SIMPUS .................. 14

6. Tinjauan tentang Evaluasi .............................................................. 15

B. Kerangka Konsep ................................................................................. 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Jenis Penelitian .................................................................. 23

B. Informan .............................................................................................. 23

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 24

D. Analisis Data ........................................................................................ 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi ................................................................................. 26

B. Gambaran Hasil Karya Tulis Ilmiah ..................................................... 29

C. Pembahasan Karya Tulis Ilmiah ........................................................... 37

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 45

B. Saran .................................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 48

Page 10: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep.................................................................................... 23

Gambar 2. Data Sekunder Puskesmas Tamamung Kota Makassar .......................... 31

Page 11: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

xi

ABSTRAK

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) diharapkan dapat meningkatkan

manajemen puskesmas secara lebih berhasil dan berdaya guna melalui pemanfaatan secara optimal

data Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) dan informasi lainnya sebagai

dasar penyusunan perencanaan puskesmas. Puskesmas Tamamaung Kota Makassar merupakan salah

satu puskesmas yang bermasalah dalam bidang pelaksanaan SIMPUS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas

Tamamaung Kota Makassar dalam menghasilkan informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di puskesmas tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

pendekatan wawancara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2019 sampai selesai. Informan

dalam penelitian ini berjumlah 5 orang. Data diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam

dengan menggunakan pedoman wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas Tamamaung Kota

Makassar masih belum maksimal. Pengumpulan data yang belum tepat waktu oleh pemegang program

kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap SIMPUS yang memberikan dampak pada proses

pengolahan data yaitu data yang diolah menjadi tidak tepat waktu dan pada akhirnya informasi yang

dihasilkan juga menjadi terlambat.

Disarankan kepada pihak Puskesmas Tamamaung Kota Makassar agar mengupayakan

pelatihan tentang SIMPUS kepada para petugas SP2TP serta mengupayakan fungsi manajemen bagi

Kepala Puskesmas berupa fungsi pengawasan kepada para pemegang program untuk lebih disiplin dan tepat waktu dalam mengumpulkan data kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap SIMPUS di

puskesmas.

Kata kunci : Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

Page 12: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

xii

ABSTRACT

The Management Information System of Primary Health care was expected to improve the

management of primary health care to be more effective and efficient through the optimal utilization of

the Integrated Recording and reporting System of Primary Health Care data and other information as

the basis for preparation of the planning. Tamamaung Makassar Primary Health Care is one of

another primary health care in Makassar which is problematic in the implementation of management

information system. This study aims to find out how the implementation of management information system of

Tamamaung Makassar Primary Health Care in generating information used as basis for decision

making. The type of this research is qualitative research with interview approach. The research was

conducted in August 2019 until it was completed. Informants in this research amounted to 5 people.

Data were obtained by conducting in-depth interviews using interview guidelines.

The result showed that the implementation of management information system in Tamamaung

Makassar Primary Health Care was still not maximal. The data collection has not been timely by the

program holder to the officer of the Integrated Recording and Reporting System that gives impact on

the data processing that caused the data processing itself was not timely and the data collection

processing is delayed causing the information generated becoming late too.

It was suggested to the Primary Health Care Office of Tamamaung Makassar to seek training on Management Information System to the officers of Primary Health Care and to make management

function for the Primary Health Care leaders in the form of supervision function to the program

holders to be more disciplined and timely in collecting data to the Integrated Recording and Reporting

System officer of the Primary Health Care.

Keywords : Management Information System of the Primary Health Care

Page 13: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan Indonesia,

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mengembangkan sistem

informasi kesehatan yang berjenjang. Sistem Informasi Kesehatan Nasional

(SIKNAS) demi tersedianya informasi yang bermanfaat untuk mendukung

pengambilan keputusan dalam melaksanakan program kesehatan. Kemudian

salah satu hal yang mendukung untuk mencapai tujuan pembangunan

kesehatan Indonesia tersebut adalah pelayanan kesehatan primer yaitu

puskesmas.

Puskesmas sebagai ujung tombak pelaksana pembangunan kesehatan

di daerah dalam menjalankan program – programnya membutuhkan

manajemen yang efektif mulai dari perencanaan, pelaksanaan pemantauan,

dan pengevaluasian program-program yang dijalankannya.

Untuk menunjang peningkatan program-program kesehatan tersebut.

Badan Usaha Sosial seperti puskesmas yang melayani masyarakat di bidang

kesehatan, sistem yang terkomputerisasi sangat diperlukan karena pelayanan

yang diberikan di puskesmas juga harus cepat (Cahyanti & Purnama, 2012).

Manajemen yang efektif dan efisien membutuhkan informasi, ketersediaan

informasi di puskesmas dihasilkan oleh sistem informasi manajemen yang

berbasis pelayanan puskesmas. Untuk itu Kementerian Kesehatan

Page 14: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

2

mengeluarkan kebijakan Kepmenkes No. 128/Menkes/SK/II/2004

menyebutkan bahwa untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan

perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas

penyelenggaraan puskesmas, perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas

yang baik (Thenu, dkk. 2016).

Salah satu manajemen puskesmas tersebut dituangkan dalam

penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS). SIMPUS

merupakan suatu aplikasi manajemen puskesmas dimana fungsi utamanya

adalah memanage data pasien mulai dari pendaftaran, registrasi, pemeriksaan

(diagnosis) serta pengobatan pasien. Data yang sudah diinput ditampung

dalam sebuah database yang nantinya akan dikategorikan sesuai dengan

parameter untuk kebutuhan laporan, seperti laporan kunjungan harian, cara

pembayaran, jenis penyakit serta laporan lainnya yang dibutuhkan dalam

manajemen puskesmas, seperti SIMPUS.

SIMPUS sebagai sebuah sistem informasi juga mengalami siklus yang

disebut sistem yaitu membagi umur hidup sebuah sistem informasi kedalam 2

tahap yaitu (1) pengembangan sistem, (2) operasi dan perawatan sistem.

Dalam rangka memastikan keefektifan penerapan dan dampak positif yang

diberikan, dalam menghasilkan suatu informasi yang akurat, tepat waktu,

relevan dan ekonomis, maka evaluasi terhadap SIMPUS menjadi hal penting

untuk dilakukan (Thenu, dkk. 2016)

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa Puskesmas Tamamaung

adalah salah satu puskesmas yang berhasil menjalankan SIMPUS berbasis

Page 15: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

3

web. Input data pertama kali dilakukan di bagian pendaftaran, seperti

identitas pasien, jenis pelayanan dan pemeriksaan. Kemudian data yang

diinput di bagian pendaftaran dapat langsung terintegrasi di poli umum, poli

KIA/KB, dan poli gigi. Pasien masuk ke poli yang diperintahkan oleh petugas

kemudian diperiksa oleh dokter atau bidan, setelah pemeriksaan selesai

dilakukan kemudian petugas memasukkan diagnosa, obat dan rujukan apabila

diperlukan. Namun, kendala yang sering terjadi adalah jaringan internet

seperti down server dan kesalahan-kesalahan dalam penginputan data.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Studi evaluasi pelaksanaan sistem informasi manajemen

pelayanan kesehatan di Puskesmas Tamamaung.”

B. Rumusan masalah

Bagaimana Studi Evaluasi Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen

Puskesmas di Puskesmas Tamamaung?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengevaluasi Studi Evaluasi Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen

Puskesmas di Puskesmas Tamamaung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengetahuan pegawai yang bertanggung jawab terhadap

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS).

Page 16: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

4

b. Mengetahui ketepatan waktu pelaporan terhadap Sistem Informasi

Manajemen Puskesmas (SIMPUS).

c. Mengevaluasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

ditinjau dari sudut brainware, hardware, dan software.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat teoritis

a. Bagi mahasiswa rekam medis, hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan bacaan untuk menanmbah wawasan dalam

hal sistem informasi manajemen pelayanan kesehatan di puskesmas.

b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dalam menambah ilmu pengetahuan,

pengalaman dan wawasan tentang sistem informasi manajemen

puskesmas.

2. Manfaat praktis

a. Bagi puskesmas, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan dan tolak ukur dalam mendukung peningkatan mutu

pelayanan dan informasi kesehatan.

b. Bagi perekam medis, diharapkan dapat menambah pengetahuan

tentang pelaksanaan sistem informasi manajemen pelayanan kesehatan

di puskesmas.

Page 17: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

5

BAB II

TINJAUAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

A. Tinjauan Teori

1. Tinjauan tentang Rekam Medis

a. Definisi Rekam Medis

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.

269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 Ayat 1, bahwa rekam medis

adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas

pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang

diberikan kepada pasien. Selain itu rekam medis diartikan sebagai

keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas,

anamnese, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan

dan tindakan medis yang berkaitan kepada pasien dan pengobatan

baik rawat jalan, rawat inap, maupun rawat darurat. Sedangkan

kegiatan pencatatannya sendiri hanya salah satu dari kegiatan

penyelenggaraan rekam medis.

b. Tujuan Rekam Medis

Tujuan dibuatnya rekam medis adalah untuk menunjang

tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan

pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa dukungan suatu sistem

pengelolaan rekam medis baik dan benar tertib administrasi di rumah

sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan

Page 18: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

6

tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan

upaya pelayanan kesehatan rumah sakit.

c. Nilai Guna Rekam Medis

Rekam medis mempunyai nilai guna diantaranya sebagai

berikut (Rustiyanto, 2009:7) :

1) Bagi Pasien

a) Menyediakan bukti asuhan keperawatan/tindakan medis

yang diterima oleh pasien.

b) Menyediakan data bagi pasien jika pasien datang untuk yang

kedua kali dan seterusnya.

c) Menyediakan data yang dapat melindungi kepentingan

hukum pasien dalam kasus – kasus kompensasi pekerja

kecelakaan pribadi atau malpraktek.

2) Bagi Fasilitas Layanan Kesehatan

a) Memiliki data yang dipakai untuk pekerja profesional

kesehatan.

b) Sebagai bukti atas biaya pembayaran pelayanan medis

pasien.

c) Mengevaluasi penggunaan sumber daya.

3) Bagi Pemberi Pelayanan

a) Menyediakan informasi untuk membantu seluruh tenaga

profesional dalam merawat pasien.

Page 19: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

7

b) Membantu dokter dalam menyediakan data perawatan yang

bersifat berksinambungan pada berbagai tingkatan

pelayanan kesehatan.

c) Menyediakan data – data untuk penelitian dan pendidikan.

2. Tinjauan tentang Manajemen Kesehatan

Manajemen kesehatan dalam kaitannya dengan kesehatan

masyarakat dapat didefinisikan sebagai: “suatu kegiatan atau seni untuk

mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna

meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan”. Dengan

kata lain, manajemen kesehatan masyarakat merupakan penerapan

manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat

sehingga yang menjadi suatu objek atau sasaran manajemen adalah sistem

pelayanan kesehatan masyarakat (Sulaeman, 2009).

Khusus untuk puskesmas, penerapan manajemen dapat dipelajari

melalui perencanaan yang disusun setiap 5 tahun (micro planning),

pembagian, dan uraian tugas staf puskesmas sesuai dengan masing –

masing tugas pokoknya.

Penerapan manajemen pada unit pelaksana teknis seperti

puskesmas merupakan upaya untuk memanfaatkan dan mengatur sumber

daya yang dimiliki oleh masing – masing unit pelayanan kesehatan

tersebut, yang diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif,

efisien, dan rasional.

Page 20: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

8

Untuk mencapai status kesehatan yang baik dalam masyarakat,

usaha mengajak masyarakat untuk hidup sehat tidaklah cukup. Akan tetapi,

cara untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada dalam

mengatasi seluruh permasalahan kesehatan yang dihadapi perlu diterapkan

sehingga status kesehatan masyarakat yang optimal dapat tercapai.

3. Tinjauan tentang Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

Sistem informasi manajemen adalah supaya organisasi dalam

memiliki suatu sistem yang dapat diandalkan dalam mengolah data

menjadi informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan

manajemen, baik yang menyangkut dalam pembuatan keputusan –

keputusan rutin maupun kepututan – keputusan strategis. Dengan

demikian sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang

menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang

berkaitan dengan pelaksanaan tugas – tugas organisasi. (Perwira, dkk.

2012). Adapun suatu sistem informasi manajemen yang ada di puskesmas

disebut dengan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS).

a. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

merupakan suatu tatanan atau peralatan yang menyediakan informasi

untuk membantu proses manajemen puskesmas dalam mencapai

sasaran kegiatannya (Depkes RI, 1997). SIMPUS diharapkan dapat

meningkatkan manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan

berdayaguna melalui pemanfaatan secara optimal dari Sistem

Page 21: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

9

Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). SIMPUS

merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi

informasi dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur

yang lain untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif

untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.

b. Tujuan SIMPUS

Berikut ini merupakan tujuan SIMPUS, yang terdiri dari dua

yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, antara lain (Wibisono &

Munawaroh, 2012):

1) Tujuan Umum : Meningkatkan kualitas manajemen puskesmas

secara lebih berhasil guna dan berdaya guna, melalui

pemanfaatan secara optimal data SP2TP maupun informasi

lainnya yang menunjang kegiatan pelayanan.

2) Tujuan Khusus

a) Sebagai pedoman penyusunan perencanaan tingkat

puskesmas (PTP) dan pelaksanaan kegiatan pokok

puskesmas melalui mini lokakarya.

b) Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

pelayanan puskesmas.

c) Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan program

pokok puskesmas.

Page 22: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

10

c. Penyelenggaraan SIMPUS

1) Sumber informasi

Sebagaimana diketahui, SP2TP terdiri atas komponen

pencatatan dan komponen pelaporan. Namun, yang terutama

dibutuhkan untuk menunjang kegiatan manajemen puskesmas

adalah komponen pencatatannya. Hal ini dikarenakan informasi

yang dapat dihasilkan dari komponen tersebut lebih lengkap

dibandingkan dengan komponen pelaporannya. Pencatatan –

pencatatan yang utama, antara lain sebagai berikut:

a) Kartu individu, seperti kartu rawat jalan, kartu ibu, kartu tb,

dsb.

b) Register, seperti register kunjungan register KIA, register

posyandu, dll.

c) Laporan kejadian luar biasa dan pelaporan bulanan sentinel

d) Rekam kesehatan keluarga (RKK/Family folder) yang

diberikan khusus untuk keluarga berisiko, antara lain:

(1) Salah seorang anggota keluarga menderita TB paru

(2) Salah seorang anggota keluarga menderita kusta

(3) Salah seorang anggota keluarga mempunyai risiko

tinggi seperti ibu hamil, neonatus risiko tinggi (BBLR),

balita kurang energi kronis.

(4) Salah satu anggota keluarga menderita gangguan jiwa

Page 23: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

11

2) Mekanisme

a) Data SP2TP dan data lainnya diolah, disajikan dan

diiterpretasikan sesuai dengan petunjuk pengolahan dan

pemanfaatan data SP2TP serta petunjuk dari masing –

masing program yang ada (seperti program ISPA, malaria,

imunisasi, kesehatan lingkungan, KIA, gizi, perkemas, dll.)

b) Pengolahan, analisis, interpretasi dan penyajian dilakukan

oleh para penanggung jawab masing – masing kegiatan di

puskesmas dan pengelola program di semua jenjang

administrasi.

c) Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan interpretasi

data SP2TP serta sumber lainnya dapat bersifat kualitatif

(seperti meningkat, menurun, atau tidak ada perubahan) dan

bersifat kuantitatif dalam bentuk angka, seperti jumlah,

presentase, dsb.

d. Jenis Data dalam SIMPUS

Adapun berbagai macam data yang ada dalam SIMPUS, antara lain:

1) Laporan data umum

2) LPLPO

3) LB/Tren/PMPTM

4) Peta penyakit

5) Cakupan pasien

6) Laporan Kunjungan pasien

Page 24: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

12

7) Laporan kematian

8) Laporan KB

9) Laporan Lab

10) Laporan Khusus

4. Tinjauan tentang Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai

enam tingkatan (Notoatmodjo, 2014), yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,

tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat

mengintrepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap obyek atas materi dapat mnejelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek

yang dipelajari.

Page 25: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

13

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguanaan

hukum-hukum, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau

yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk kemampuan

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang baru

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justfikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Peneliti melakukan pengukuran pengetahuan menggunakan

wawancara dengan skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini akan

Page 26: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

14

didapat jawaban yang tegas, yaitu ya atau tidak, benar atau salah, positif

atau negatif, dan lain – lain.

5. Tinjauan tentang Ketepatan Waktu Pelaporan SIMPUS

Menurut Muninjaya (2004) berpendapat bahwa “untuk

pengembangan efektifitas sistem informasi manajemen puskesmas, standar

mutu (input, proses, lingkungan, dan output) perlu dikaji dan dirumuskan

kembali, masing – masing komponen terutama proses pencatatan dan

pelaporannya perlu ditingkatkan”.

Pencatatan dan pelaporan data di puskesmas disebut dengan sistem

pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas atau SP2TP. SP2TP adalah

kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga, dan upaya

pelayanan kesehatan di puskesmas yang ditetapkan melalui SK

Menkes/SK/II/1981. Sistem pelaporan ini diharapkan mampu memberikan

informasi baik bagi puskesmas maupun untuk jenjang administrasi yang

lebih tinggi, guna mendukung manajemen kesehatan.

Adapun beberapa jenis laporan dalam pelaksanaan SP2TP, yaitu:

a. Laporan bulanan, mencakup: Data kesakitan (LB1), data obat – obatan

(LB2), gizi, KIA, imunisasi, dan pengamatan penyakit menular (LB3)

serta data kegiatan puskesmas (LB4).

b. Laporan sentinel, mencakup: laporan bulanan sentinel (LB1S) dan

laporan bulanan sentinel (LB2S)

c. Laporan tahunan, mencakup: data dasar puskesmas (LT-1), data

kepegawaian (LT-2), dan data peralatan (LT-3).

Page 27: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

15

Laporan Bulanan (LB) dilakukan setiap bulan dan paling lambat

tanggal 10 bulan berikutnya dikirim ke Dinas Kesehatan. Laporan Bulanan

Sentinel LB1S dan LB2S dilaporkan setiap tanggal 10 bulan berikutnya

dikirm ke Dinas Kesehatan dan Pusat (untuk LB1S dikirim ke Ditjen PPM

dan LB2S dikirim ke Ditjen Binkesmas), sedangkan Laporan Tahunan (LT)

dikirim selambat – lambatnya tanggal 31 Januari tahun berikutnya, khusus

untuk LT-2 (data kepegawaian) hanya diisi dibagian pegawai yang

baru/belum mengisi formulir data kepegawaian. Sesuai dengan Keputusan

Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Nomor

590/BM/DJ/INFO/V/96 tentang Penyederhanaan Sistem Pencatatan dan

Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) pasal 7 ayat 1, “Data yang dimaksud

dalam pasal 3 ayat (2).a dan pasal 4 ayat (2) dilaporkan secara bulanan,

selambat – lambatnya tanggal 10 bulan berikut dari bulan laporan.” Laporan

pada pasal 3 ayat (2).a yaitu LB1, LB2, LB3, dan LB4, serta pada pasal 4

ayat (2) yaitu LB1S dan LB2S.

Ada juga jenis laporan yang lain seperti laporan triwulan, laporan

semester dan laporan tahunan yang mencakup data kegiatan program yang

sifatnya lebih komprehensif disertai penjelasan secara naratif.

6. Tinjauan tentang Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang

sejauh mana suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih

antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila

dibandingkan dengan harapan – harapan yang ingin dicapai. Dalam

Page 28: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

16

pengertian yang lain, evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk

menetukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan program

telah tercapai. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Wrighstone

(1956), yang menyatakan bahwa pengertian evaluasi adalah penaksiran

terhadap pertumbuhan dan kemajuan ke arah tujuan atau nilai – nilai yang

telah ditetapkan.

Evaluasi juga diartikan sebagai proses menilai sesuatu yang

didasarkan pada kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya

diikuti dengan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi.

Sudijono (1996) mengemukakan bahwa pengertian evaluasi adalah

interpretasi atau penafsiran yang bersumber pada data kuantitatif,

sedangkan data kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran.

Proses evaluasi pada umumnya memiliki tahapan – tahapannya

sendiri. Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih penting adalah

bahwa prosesnya sejalan dengan fungsi evaluasi itu sendiri. Salah satu

tahapan evaluasi yang umum digunakan yaitu menentukan apa yang akan

dievaluasi, merancang kegiatan evaluasi, pengumpulan data, pengolahan

dan analisis data, dan pelaporan hasil evaluasi.

Untuk mendapatkan suatu informasi perlu dilakukan sebuah

penelitian, penelitian tentang sistem informasi pada umumnya ditujukan

untuk mengevaluasi keberhasilan sistem informasi dalam suatu organisasi

(Vaidya, 2007). Menurut Surachman (2008) dan Vaidya (2007) bahwa

model dan metode yang digunakan untuk mengevaluasi penerapan sistem

Page 29: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

17

informasi yang digunakan oleh sebuah organisasi atau instansi publik

diantaranya End User Computing Satisfaction (EUCS) dikembangkan oleh

Doll dan Torkzadel (1998), Task Technology Fit (TTF) dikembangkan oleh

Goodhe dan Thompson (1995), Technology of Acceptance Model (TAM)

dikembangkan oleh Davis (1989), dan Human Organization Technology

(HOT) Fit Model dikembangkan oleh Yusof et al. (2006). Berikut

penjelasan singkat mengenai masing – masing model evaluasi tersebut:

a. End User Computing Satisfaction (EUCS)

Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang

panjang dalm disiplin ilmu sistem informasi. Dalam lingkup end-user

computing, sejumlah studi telah dilakukan untuk meng-capture

keseluruhan evaluasi dimana pengguna akhir telah menganggap

penggunaan dari suatu sistem informasi (misalnya kepuasan) dan juga

faktor – faktor yang membentuk kepuasan ini:

Adapun end-user diartikan dengan:

1) The ultimate source or destination of information flowing through a

system (sumber utama atau tujuan dari informasi yang mengalir

melalui sistem)

2) A person, process, program, device, or system that employs a user-

aplication network for the purpose of data processing and

information exchange (orang, proses, program, perangkat, atau

sistem yang menggunakan jaringan pengguna-aplikasi untuk tujuan

pengolahan data dan pertukaran informasi).

Page 30: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

18

End-user Computing Satisfaction (EUCS) mengacu pada sistem

dimana non-programmer dapat membuat kerja aplikasi.

Evaluasi dengan menggunakan model ini lebih menekankan

kepuasan (satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek teknologi,

dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan pengguna

dari sistem. Model ini telah banyak diujicobakan oleh peneliti lain untuk

menguji reliabilitasnya dan hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan

bermakna meskipun instrumen ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa

yang berbeda.

b. Task Technology Fit (TTF)

Inti dari model Task Technology Fit adalah sebuah konstruk

formal yang merupakan kesesuaian dari kapabilitas teknologi untuk

kebutuhan tugas dalam pekerjaan yaitu kemampuan teknologi informasi

untuk memberikan dukungan terhadap pekerjaan. Model evaluasi ini

dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson pada tahun 1995. Teori ini

berpegang bahwa teknologi informasi memiliki dampak positif terhadap

kinerja individu dan dapat digunakan jika kemampuan teknologi

informasi cocok dengan tugas – tugas yang harus dihasilkan oleh

pengguna. Karena keterbatasan model ini, Goodhue dan Thompson

telah mengusulkan sebuah model yang menggabungkan antara

utilization (pemanfaatan).

c. Technology Acceptance Model (TAM)

Page 31: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

19

Technology Acceptance Model (TAM) adalah teori sistem

informasi yang membuat model tentang bagaimana pengguna mau

menerima dan menggunakan teknologi. Model ini mengusulkan bahwa

ketika pengguna ditawarkan untuk menggunakan suatu sistem yang baru,

sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana

dan kapan akan menggunakan sistem tersebut, khususnya dalam hal

usefulness yaitu pengguna yakin bahwa dengan menggunakan sistem

ini akan meningkatkan kinerjanya, ease of use yaitu pengguna yakin

bahwa menggunakan sistem ini akan membebaskannya dari kesulitan,

dalam artian bahwa sistem ini mudah dalam penggunaannya.

Technology Acceptance Model (TAM) sebagai salah satu teori

evaluasi sistem informasi diperoleh berdasarkan dari 2 penelitian yang

dilakukan oleh Davis (1989) dengan melibatkan 152 pengguna dan 4

program aplikasi yang menemukan adanya 2 variabel penting untuk

menentukan penerimaan terhadap teknologi informasi yakni

kebermanfaatan dan kemudahan, disamping itu Davis menemukan

bahwa faktor kebermanfaatan secara signifikan berhubungan dengan

penggunaan sistem saat ini dan mampu memprediksi penggunaan yang

akan datang.

d. Organization Technology (HOT) Fit Model

Yusof et al. (2006) memberikan suatu kerangka baru yang dapat

digunakan untuk melakukan evaluasi sistem informasi yang disebut

Organization Technology (HOT) Fit Model. Model ini menempatkan

Page 32: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

20

komponen penting dalam sistem informasi yakin Human (Manusia),

Organization (Organisasi), Technology (Teknologi):

1) Komponen Manusia (Human) menilai sistem informasi dari sisi

penggunaan sistem (system use) pada frekuensi dan luasnya fungsi

dan penyelidikan sistem informasi. System use juga berhubungan

dengan siapa yang menggunakan (who use it), tingkat penggunanya

(level of user), pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap menerima

(acceptance) atau menolak (resistance) sistem. Komponen ini juga

menilai sistem dari aspek kepuasan pengguna (user satisfaction).

Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman

pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak

potensial dari sistem informasi. User satisfaction dapat

dihubungkan dengan persepsi manfaat (usefulness) dan sikap

pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh

karakteristik personal.

2) Komponen Organisasi (Organization) menilai sistem dari aspek

struktur organisasi dan lingkungan organisasi. Struktur organisasi

terdiri dari tipe, kultur, politik, hierarki, perencanaan dan

pengendalian sistem, strategi, manajemen dan komunikasi.

Kepemimpinan, dukungan dari top manajemen dan dukungan staf

merupakan bagian yang penting dalam mengukur keberhasilan

sistem. Sedangkan lingkungan organisasi terdiri dari sumber

Page 33: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

21

pembiayaan, pemerintahan, politik, kompetisi, hubungan

interorganisasional dan komunikasi.

3) Komponen Teknologi (Technology) terdiri dari kualitas sistem,

kualitas informasi, dan kualitas layanan. Kualitas sistem dalam

sistem informasi di institusi pelayanan kesehatan menyangkut

keterkaitan fitur dalam sistem termasuk performa sistem dan user

interface. Kemudahan penggunaan, kemudahan untuk dipelajari,

response time, usefulness, ketersediaan, fleksibilitas dan sekuritas

merupakan variabel atau faktor yang dapat dinilai dari kualitas

sistem. Kualitas informasi berfokus pada informasi yang dihasilkan

oleh sistem informasi termasuk rekam medis pasien, laporan dan

peresapan. Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kualitas

informasi antara lain adalah kelengkapan, keakuratan, ketepatan

waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi, dan data entry.

Sedangkan kualitas layanan berfokus pada keseluruhan dukungan

yang diterima oleh service provider sistem atau teknologi. Services

quality dapat dinilai dengan kecepatan respon, jaminan, empati, dan

tindak lanjut layanan.

Page 34: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

22

B. Kerangka Konsep

Dibawah ini merupakan sebuah kerangka konsep sebagai gambaran

untuk penelitian, yaitu sebagai berikut:

= Diteliti

= Tidak Diteliti

Gambar 1.

Kerangka Konsep

Dengan penyusunan kerangka konsep di atas, dapat diketahui jika

pelaksanaan sistem informasi manajemen pelayanan kesehatan seperti

SIMPUS, dipengaruhi oleh 3 (tiga) variabel pendukung yaitu tingkat

Pengetahuan pegawai yang

bertanggung jawab

Ketepatan waktu pelaporan

data

Sistem Informasi

Manajemen Puskesmas

(SIMPUS)

Brainware, hardware, dan

software

Page 35: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

23

pengetahuan pegawai tentang SIMPUS, ketepatan waktu pelaporan SIMPUS,

serta brainware, hardware, dan software.

Page 36: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Jenis Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan di unit Rekam Medis Puskesmas

Tamamaung, yang beralamat di Jl. Abdullah Daeng Sirua no. 158, Masale,

Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif dengan pendekatan wawancara.

B. Informan

1. Informan Kunci

Informan kunci adalah informan yang memiliki informasi secara

menyeluruh tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti.

Berdasarkan pengertian diatas, peneliti menjadikan seorang petugas

yang bertanggung jawab menangani program SIMPUS di unit rekam medis

dengan karakteristik berjenis kelamin perempuan, berlatar belakang

pendidikan keperawatan, menjadi pegawai di Puskesmas Tamamaung Kota

Makassar sekitar 8 tahun.

2. Informan Pendukung

Informan pendukung merupakan orang yang dapat memberikan

informasi tambahan sebagai pelengkap analisis dan pembahasan dalam jenis

penelitian kualitatif.

Page 37: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

24

Dari pengertian diatas, peneliti menjadikan 3 (orang) pegawai di unit

rekam medis Puskesmas Tamamaung Kota Makassar sebagai informan

pendukung.

C. Metode Pengumpulan Data

Demi tercapainya kebutuhan informasi yang akan dijadikan bahan

penelitian, maka peneliti memilih metode pengumpulan data dengan cara

wawancara dan observasi.

D. Analisis Data

Pada penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di

lapangan bersamaan dengan pengumpulan data (Sugiyono, 2008). Tiga jalur

analisis data yang digunakan adalah dengan reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data

Mereduksi data berarti memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan

pada hal – hal yang penting. Pada penelitian ini, reduksi data dilakukan

dengan memilah wawancara dan observasi sesuai dengan tema penelitian.

2. Penyajian data

Pada penelitian ini, penyajian data yang dilakukan berupa bentuk

uraian singkat.

Page 38: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

25

3. Penarikan kesimpulan

Tahap akhir analisis data pada penelitian ini adalah menarik suatu

kesimpulan berdasarkan hasil yang telah direduksi dan disajikan

sebelumnya.

Page 39: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi

1. Sejarah Singkat Puskesmas

Keberadaan Puskesmas Tamamaung Kota Makassar tidak terlepas

dari perkembangan kondisi fasilitas kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan

Kota Makassar, maupun perkembangan Kota Makassar pada masa lalu.

PuskesmasTamamaung Kota Makassar awalnya berupa puskesmas pembantu

(pustu) sebagai wilayah kerja dari Puskesmas Batua. Puskesmas Batua saat

itu memiliki 2 pustu, yaitu Pustu Tamamaung dan Pustu Pampang,

selanjutnya Pustu Pampang berkembang menjadi Puskesmas Pampang

dengan wilayah kerja (pustu) yaitu Pustu Tamamaung. Jadi selanjutnya tahun

1984 Pustu Puskesmas resmi menjadi Puskesmas Tamamaung.

Pada tahun 2016 puskesmas mengalami rehabilitasi total, dari

sebelumnya 1 lantai di renovasi menjadi 2 lantai dan awal tahun 2017

puskesmas telah berfungsi secara optimal. Gedung Puskesmas Tamamaung

Kota Makassar mempunyai luas tanah 322 m2 dan luas gedung 444 m

2.

Tahun 2017 telah dilaksanakan akreditasi Puskesmas Tamamaung Kota

Makassar, dengan status kelulusan Madya.

Page 40: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

27

2. Data Wilayah

Luas wilayah kerja Puskesmas Tamamung 3,75 km², wilayah kerja

Puskesmas Tamamaung Kota Makassar terbagi dalam tiga kelurahan yaitu

Kelurahan Tamamaung, Pandang, dan Masale, dimana :

a. Puskesmas Tamamaung, luas wilayah 1,27 km², 8 RW, 62 RT

b. Kelurahan Pandang luas wilayah 1,16 km², 7 RW dengan 42 RT

c. Kelurahan Masale luas wilayah 1,32 km², 7 RW dengan 31 RT

Puskesmas Tamamaung Kota Makassar mempunyai batas wilayah

secara Administratif yang terbagi dalam :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Panaikang

b. Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Tello Baru

c. Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Kassi-Kassi

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Buakana

3. Data Penduduk

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tamamaung Kota

Makassar tahun 2018 sebanyak 51.549 jiwa dengan distribusi penduduk

terbesar di tiga kelurahan, yaitu kelurahan Tamamaung sebanyak 28.388 jiwa,

kelurahan Pandang sebanyak 10.977 jiwa, dan kelurahan Masale sebanyak

12.164 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 25.239 jiwa, perempuan

sebanyak 26.310 jiwa,

Page 41: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

28

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3

Tamamaung

Pandang

Masale

Jumlah

Gambar 2

Data Sekunder Puskesmas Tamamaung Kota Makassar

Data dari Gambar 2 di atas terlihat bahwa jumlah penduduk di 3

kelurahan wilayah kerja Puskesmas Tamamaung Kota Makassar mengalami

peningkatan tiap tahun. Tahun 2016 berjumlah 50.626 penduduk. Tahun 2017

berjumlah 51.194 penduduk dan tahun 2018 berjumlah 51.549 penduduk.

4. Visi, Misi dan Motto Puskesmas

VISI : Mewujudkan Puskesmas Tamamaung sebagai pusat

pelayanan kesehatan yang bermutu prima.

MISI :

a. Meningkatkan sarana dan prasarana.

b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam pelaksanaan

pelayanan kesehatan

Page 42: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

29

c. Mengembangkan jenis layanan dan mutu pelayanan kesehatan

d. Meningkatkan ssstem informasi kesehatan dan manajemen puskesmas

e. Meningkatkan kemitraan lintas sektor dalam upaya peningkatan

kemandirian masyarakat.

MOTTO : Memberikan pelayanan prima dengan setulus hati.

B. Gambaran Hasil Karya Tulis Ilmiah

Hasil dari Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dilaksanakan dengan

menggunakan metode pengumpulan data wawancara dan observasi terhadap

informan kunci yaitu seorang pegawai yang bertanggung jawab terhadap

SIMPUS, serta informan pendukung yaitu 4 orang petugas di unit rekam medis

Puskesmas Tamamaung Kota Makassar.

1. Pengetahuan pegawai tentang SIMPUS

SIMPUS sebagai suatu tatanan sistem yang menyediakan informasi

demi membantu proses manajemen puskesmas, maka sangat penting untuk

mengetahui bentuk sederhana suatu sistem yang terdiri atas input, proses,

dan output. Adapun gambaran dari ketiga unsur ini di Puskesmas

Tamamaung Kota Makassar adalah sebagai berikut :

a. Input

Merupakan unsur masukan dari suatu sistem. Pada penelitian ini,

peneliti memfokuskan pada Sumber Daya Manusia (Penanggung jawab

SIMPUS), teknologi, dan data.

Page 43: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

30

1) Sumber Daya Manusia

Sejak SIMPUS diterapkan di Puskesmas Tamamaung Kota

Makassar, petugas yang menjabat sekarang berlatar belakang

pendidikan keperawatan, sampai sekarang ia sudah menjabat selama

kurang lebih 8 tahun dan sudah pernah mengikuti pendidikan dan

pelatihan tentang SIMPUS. Berikut adalah hasil wawancara dengan

informan :

“Saya bekerja di Puskesmas Tamamaung ini sudah lumayan lama.

SIMPUS sendiri mulai dilaksanakan sekitar awal 2014 semenjak

adanya BPJS, SIMPUS sangat berperan dalam pelaksanaan SP2TP,

sebagai sumber informasi demi meningkatkan manajemen yang ada,

kemudian input datanya kan via online, jadi sekalian juga pencatatan

dan pelaporan Puskesmasnya juga online. Tetapi saya sendiri belum

pernah diberi pelatihan tentang penggunaan SIMPUS, melainkan

hanya sebatas sosialisasi saja tanpa ada pelatihan khusus. Jadi hanya

menyesuaikan saja terhadap tuntutan mengoperasikan komputer untuk

menginput data secara online.” (Penanggung Jawab SIMPUS)

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa penanggung

jawab SIMPUS yang menjabat sekarang memiliki latar pendidikan

keperawatan yang selama menjabat belum pernah mendapatkan

pelatihan tentang SIMPUS.

Perkembangan kemajuan teknologi dan informasi yang

semakin pesat, mendorong Puskesmas Tamamaung Kota Makassar

untuk menggunakan SIMPUS sejak tahun 2014. Alasan dari informan

dalam menggunakan SIMPUS adalah sebagai berikut :

”Karena adanya peraturan dari Dinas Kesehatan yang mengharuskan

pencatatan dan pelaporan dikumpul dalam bentuk laporan dan juga

dengan sistem online, jadi ya mau tak mau kita disini harus bisa

menyesuaikan dengan keterampilan kita dalam menggunakan

Page 44: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

31

komputer untuk menginput data. Juga untuk menunjang manajemen

puskesmas.” (Penanggung jawab SIMPUS).

Pelaksanaan SIMPUS didasari oleh tuntutan perkembangan

kemajuan teknologi dalam menghasilkan informasi yang harus cepat,

akurat, dan up to date.

2) Teknologi

Pada dasarnya SIMPUS mudah untuk dipelajari bagi para

pengguna, walaupun terkadang masih ditemui masalah, masalah

tersebut masih bisa diatasi seperti yang diungkapkan oleh informan :

“Sejauh ini saya rasa mudah untuk dipelajari, meskipun pertama –

tama agak kesulitan, tetapi lama – kelamaan bisa menyesuaikan.

Tidak ada masalah dalam mengoperasikan sistem online-nya, waktu

pertama kali wajar saja masih bingung karena hal yang baru, tetapi

bisa diatasi. Memang butuh waktu agak lama karena kita harus teliti

agar tidak salah.” (Penanggung jawab SIMPUS)

3) Data

a) Jenis data

Beberapa jenis data yang ada dalam SIMPUS. Berikut

pernyataan yang informan terkait hal tersebut :

“Disini saya ada banyak data untuk diinput ke dalam SIMPUS,

seperti laporan bulanan, KB, ada juga laporan kunjungan pasien.”

(Penanggung jawab SIMPUS)

b) Pencatatan utama

Dalam proses penyelenggaraan SIMPUS, komponen

pencatatan yang dihasilkan lebih lengkap dibandingkan dengan

komponen pelaporannya. Dan berikut merupakan pencatatan –

Page 45: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

32

pencatatan utama sesuai dengan pernyataan informan terkait hal

tersebut :

“Kalau untuk pencatatan, banyak macamnya, di puskesmas ini ada

kartu individu, register, kejadian luar biasa, dan Family Folder.”

(Penanggung jawab SIMPUS)

b. Proses

1) Pengumpulan data

Data – data yang berasal dari para pemegang program

diserahkan langsung kepada penanggung SIMPUS puskesmas berupa

laporan paling lambat sebelum tanggal 1 setiap bulannya. Laporan ini

berisikan data – data yang diisi sesuai dengan format dari masing –

masing pemegang program.

Masalah yang sering muncul pada proses pengumpulan data

ini adalah keterlambatan penyerahan data kepada penanggung jawab

SIMPUS dan format laporan oleh petugas kesling yang sering

mengalami kendala pada saat di lapangan, yaitu masyarakat yang

dikunjungi banyak yang mengadakan penolakan untuk disurvei. Hal

ini menyebabkan data yang terkumpul tidak lengkap. Berikut paparan

dari para informan :

“Pengumpulan data oleh para pemegang program terkadang masih

ada yang mengalami keterlambatan, terutama pada bagian petugas

kesling.” (Penanggung jawab SIMPUS)

“Kita dijadwalkan mengumpulkan laporan kalau bisa awal bulan

kepada penanggung jawab SIMPUS, setelah itu dia yang melaporkan.

Tetapi, memang dari kesling sendiri sering terjadi kendala pada saat

turun ke lapangan. Misalnya pada saat pemeriksaan rumah sehat

setiap minggunya, masyarakat banyak sekali yang tidak welcome

Page 46: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

33

dengan kedatangan kita. Hal ini tentu memakan banyak waktu karena

kita harus mencari masyarakat lain yang bersedia untuk disurvei

sehingga dari kesling sendiri masih sering terlambat mengumpulkan

data.” (Petugas Kesling)

“Dari KIA sendiri kami tidak pernah mengalami kendala dalam

pengumpulan data. Kami selalu mengumpulkan data tepat waktu

sebelum tanggal 1 kepada penanggung jawab SIMPUS.” (Petugas

KIA)

“Sejauh kami mengumpulkan data tiap bulannya kami tidak

mengalami kendala keterlambatan. Hanya saja memang data yang

mau diisi diform memang banyak yaitu mengenai kasus yang

berhubungan dengan penyakit pada balita, tetapi karena para ibu

disini sangat berkoordinasi jadi pendataan yang dilakukan juga

mudah.” (Petugas Gizi)

“Kalau promkes kita langsung turun ke lapangan. Kita melihat PHBS

masyarakat dan juga pelaksanaan posyandu. Dari situ data yang kita

dapatkan dari lapangan misalnya kita melihat bagaimana PHBS di

masyarakat disitu kita mengisi sesuai form yang disediakan, setelah

itu data yang diperoleh kita rekapitulasi secara manual. Lalu kita

kumpulkan ke penanggung jawab SIMPUS pada awal bulan sebelum

tanggal 5 karena penanggung jawab SIMPUS kan juga mau merekap

datanya. Kami tidak mengalami kendala yang menyebabkan

keterlambatan pada saat pengumpulan data.” (Petugas Promkes)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses

pengumpulan data yang dilakukan oleh para pemegang program

kepada penanggung jawab yang harus diserahkan paling lambat

sebelum tanggal 1 setiap bulannya, akan tetapi, keterlambatan dalam

pengumpulan data masih sering terjadi, terutama pada bagian kesling

yang menghambat proses pengumpulan data.

Page 47: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

34

2. Ketepatan waktu pelaporan SIMPUS

Dalam pelaksanannya SIMPUS terkadang mengalami masalah.

Masalah yang sering dihadapi adalah dengan adanya SIMPUS, seperti yang

disampaikan oleh informan sebagai berikut :

“Kita tetap dua kali kerja, satu secara manual baru kita input ke programnya,

agak ribet memang, apalagi peran jaringan komputer juga sangat penting,

karena kalau jaringan bagus laporan cepat sampainya dibanding dengan

manual.” (Penanggung jawab SIMPUS)

Ketepatan informasi yang dihasilkan dengan menggunakan SIMPUS

tergantung pada data yang dimasukkan ke dalamnya serta ketelitian petugas

dalam proses entry. Hal ini diungkapkan oleh informan sebagai berikut :

“Tergantung data yang diinput, kalau datanya yang direkap tepat dan benar,

hasilnya pun tentu benar, petugas juga berperan, kalau laporan yang diberikan

salah informasi yang dihasilkan juga salah.” (Penanggung jawab SIMPUS)

Di balik SIMPUS yang mudah untuk dipelajari dan data yang diolah

tergantung dengan data yang dimasukkan, namun dalam pelaksanaannya

masih ditemukan beberapa kendala yaitu berkaitan dengan input data secara

online yang memakan waktu lama, pekerjaan menjadi bertambah, karena

harus dua kali kerja (manual dan entry data secara online). Kondisi jaringan

yang tidak menentu juga menghambat cepat tidaknya laporan sampai kepada

pihak yang terkait, bahkan terkadang kondisi jaringan yang tidak bagus

menyebabkan halaman yang diakses tidak dapat muncul.

Akibat keterlambatan petugas kesling dalam pengumpulan data,

terkadang proses pengolahan juga menjadi terlambat bahkan ada laporan

yang tidak terekapitulasi, sehingga tidak masuk dalam laporan.

Page 48: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

35

“Laporan telat masuk, tentu telat juga mengolahnya. Laporan dari petugas

kesling juga terkadang ada yang tidak kita masukkan. Tentu laporannya

menjadi kurang lengkap.” (Penanggung jawab SIMPUS)

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pernyataan di atas adalah proses

pengolahan dilakukan dengan dua cara, yaitu manual dan juga dengan

menggunakan komputer secara online. Akibat keterlambatan pengumpulan

data, hal tersebut juga menyebabkan keterlambatan proses pengolahan data,

bahkan data ada yang tidak diolah sama sekali.

Output yang dihasilkan berupa informasi yang harapannya informasi

tersebut tepat waktu. Informasi dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota

Makassar paling lambat tanggal 5 setiap bulannya. Permasalahan yang ada

berkaitan dengan keterlambatan dalam pengiriman data, disebabkan karena

proses pengumpulan data oleh pemegang yang tidak tepat waktu.

“Laporan ke Dinkes tanggal 5, pernah juga telat karena pengumpulan datanya

terlambat, maka laporannya juga terlambat.” (Penanggung jawab SIMPUS)

3. Evaluasi SIMPUS dari Segi Brainware, Hardware, dan Software.

a. Brainware

Brainware atau bisa disebut dengan Sumber Daya Manusia

(SDM) untuk pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

(SIMPUS) di Puskesmas Tamamaung Kota Makassar yaitu seorang

pegawai yang bekerja di Puskesmas Tamamaung Kota Makassar dan

sekarang berada di unit rekam medis, berlatar belakang lulusan

keperawatan, dan belum pernah mengikuti pelatihan khusus untuk

pelaksanaan SIMPUS.

Page 49: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

36

Menggunakan SIMPUS pada tahun 2014 sejak adanya BPJS,

frekuensi penggunaan sistem yaitu rutin dan setiap hari kerja puskesmas.

Bila ada pengembangan sistem maka sosialisasi dilakukan kepada kepala

puskesmas yang akan membagikan informasi tersebut kepada petugas

yang bertanggung jawab terhadap SIMPUS.

Informan pendukung mengatakan pengalaman mereka

menggunakan SIMPUS sangat mempermudah pekerjaan, namun untuk

rekapan laporan yang dalam bentuk print out, lumayan menyita waktu.

Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan :

“Semenjak bekerja disini, dan sekarang bertugas untuk bertanggung

jawab pada SIMPUS ini. Namun, belum pernah saya ikuti pelatihan

khusus untuk pelaksanaan SIMPUS, kalau ada pembaruan biasanya

kepala puskesmas yang memberi tahu.” (Penanggung jawab SIMPUS)

“SIMPUS ini mudah untuk digunakan, juga mempermudah pekerjaan,

namun yang sulit hanya saat proses rekapan melalui bentuk print out

yang dikumpulkan ke penanggung jawab SIMPUS tiap tanggal 1 untuk

pelaporan ke Dinkes.” (Petugas Gizi)

b. Hardware

Hardware atau teknologi yang digunakan di unit rekam medis

dalam pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas Tamamaung Kota Makassar,

yaitu 3 buah komputer, 2 diantaranya merupakan komputer untuk

kebutuhan penerimaan pasien, serta menggunakan jaringan Wi-Fi untuk

koneksi internet, hal ini termasuk mudah untuk dijalankan sesuai dengan

pernyataan informan kunci dan informan pendukung bahwa SIMPUS

pada komputer mudah digunakan dan mudah untuk dipelajari. Berikut

pernyataan dari informan :

Page 50: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

37

“Kalau dioperasikan, termasuk mudah dan saya cepat bisa menguasai.

Namun, terkadang masalah seperti jaringan yang kurang baik bisa

menghambat proses penginputan data.” (Penanggung jawab SIMPUS)

“Penggunaan teknologi untuk SIMPUS ini, bisa dikatakan baik, karena

saya sendiri bisa mengoperasikannya secara mandiri.” (Petugas Gizi)

“Kalau soal penginputan melalui komputer, saya bisa mengaktifkannya

dengan mudah” (Petugas KIA)

c. Software

Aplikasi SIMPUS ini dalam pelaksanaannya cukup mudah untuk

dipahami dan dijalankan, karena menurut informan aplikasi SIMPUS

yang digunakan di Puskesmas Tamamaung Kota Makassar tidak sulit.

Menggunakan aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas versi 1.4,

dan melalui link https://e-sikda.kemkes.go.id. Berikut hasil wawancara

dengan informan tersebut :

“Kalau aplikasi SIMPUS-nya saya bisa menggunakannya dengan mudah

walaupun memang belum pernah mengikuti pelatihan khusus untuk

pelaksanaan SIMPUS itu sendiri. Tapi, hanya dari pemberitahuan oleh

kepala puskesmas.” (Penanggung jawab SIMPUS)

C. Pembahasan Karya Tulis Ilmiah

1. Pengetahuan pegawai tentang SIMPUS

Menurut Sutanta (2003), Sistem Informasi Manajemen (SIM)

merupakan kumpulan subsistem yang saling berhubungan, berinteraksi,

bekerjasama untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan

(input) berupa data – data, kemudian mengolahnya (processing) dan

menghasilkan keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar bagi

Page 51: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

38

pengambilan keputusan. Sabarguna (2007) juga menyatakan bahwa bentuk

sederhana suatu sistem adalah masukan, proses dan keluaran.

a. Input

1) Sumber Daya Manusia

Berdasarkan hasil wawancara oleh penanggung jawab

SIMPUS pemegang program SIMPUS di Puskesmas Tamamaung

Kota Makassar, sejauh ini laporan bulan yang dikirim ke Dinas

Kesehatan Kota Makassar dilakukan secara online dan juga

diserahkan dalam bentuk print out. Namun, mereka belum

mendapatkan pelatihan tentang SIMPUS. Walaupun sampai sejauh

ini kendala yang muncul masih bisa diatasi, pelatihan tentang

SIMPUS seharusnya ada karena sangat penting bagi petugas untuk

lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga kinerja

dan produktivitas petugas lebih lagi, seperti yang diungkapkan oleh

Siagian (2000), sumber daya manusia sebagai resource yang

strategis. Betapapun cermatnya prosedur kerja dirancang,

lengkapnya infrastruktur fisik, canggihnya teknologi perangkat

keras dan mutakhirnya perangkat lunak yang tersedia, pada analisis

terakhir kesemuanya itu sangat tergantung pada unsur manusia yang

memanfaatkan dan menggunakannya.

Ditambah lagi dengan para petugas yang tidak terlalu

menguasai IT, pelatihan tentang SIMPUS tentunya sangat

dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya, karena pendidikan dan

Page 52: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

39

pelatihan merupakan upaya pembinaan dan pengembangan untuk

meningkatkan produktivitas, tingkat kinerja yang baik dan ini

adalah suatu bagian yang utama dalam manajemen yang strategis di

institusi pelayanan kesehatan (Hatta, 2008). Pembinaan dapat

dilakukan melalui kegiatan – kegiatan pelatihan, pengkajian,

bimbingan teknis dan kerja sama internal dan eksternal yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan

pelayanan informasi (Sutabri, 2005).

Penggunaan SIMPUS di Puskesmas Tamamaung Kota

Makassar didasari oleh tuntutan perkembangan kemajuan teknologi

dalam menghasilkan informasi yang harus cepat, akurat, dan up to

date. Ini sesuai dengan salah satu latar belakang SIMPUS (Sutanto

dalam Barsasella) : yaitu memasuki era otonomi daerah mutlak

diperlukan informasi yang tepat, akurat, dan up to date berkenaan

dengan data orang sakit, ketersediaan obat, jumlah ibu hamil,

masalah imunisasi dan lain – lain. Selain itu, hal tersebut juga

didukung oleh Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Pengembangan Sistem Laporan Informasi Kesehatan Kabupaten

atau Kota, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan

Masyarakat, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 511 tahun 2002

tentang Strategi Pengembangn Sistem Informasi Kesehatan

Page 53: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

40

Nasional (SIKNAS), serta Keputusan Menteri Kesehatan No. 837

tahun 2007 tentang Pengembangan Jaringan Komputer Online

Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS Online).

2) Teknologi

Penerapan SIMPUS di Puskesmas Tamamaung Kota

Makassar memiliki kekurangan dan kelebihan. Berdasarkan hasil

wawancara, meskipun para petugas belum pernah mendapatkan

pelatihan, namun mereka dapat beradaptasi dengan sistem online

tersebut.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Barsella (2012), bahwa

salah satu keunggulan dari SIMPUS adalah mudah dipelajari.

Sejalan dengan itu Verbeek (2009) menyebutkan bahwa teknologi

dapat membantu kehidupan yang lebih baik. Pada dasarnya

teknologi sangat berpengaruh terhadap manusia terutama kondisi

emosional manusia. Semakin mudah teknologi untuk dipelajari dan

digunakan maka manusia akan semakin sering menggunakan

teknologi tersebut. Ketepatan data yang diolah oleh SIMPUS

tergantung dengan data yang dimasukkan, jika data yang

dimasukkan tepat maka hasil yang diperoleh juga tepat. Ketelitian

petugas memberi kontribusi terhadap ketepatan data yang

dimasukkan. Ini sesuai dengan pernyataan Sabarguna (2007) bahwa

salah satu manfaat SIM adalah ketepatan informasi yang didapat.

Page 54: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

41

Dibalik kelebihannya, SIMPUS juga memiliki kelemahan

berupa kendala yang ditemukan saat pelaksanaan program tersebut,

diantaranya yaitu beban kerja menjadi bertambah, karena harus dua

kali kerja, petugas merekapitulasi data terlebih dahulu, lalu meng-

input nya secara online. Kondisi jaringan yang tidak bagus

menyebabkan halaman yang diakses tidak dapat muncul akibatnya

proses input data tidak dapat dilakukan.

Kenyataan ini tentunya bertolak belakang dengan pendapat

Sabarguna (2007) bahwa manfaat SIM yaitu kecepatan informasi

yang didapat, kemudahan pengoperasian, dan mengurangi beban.

3) Data

Menurut Hatta (2008), ketersediaan data dan informasi yang

akurat, terjangkau dan tepat waktu merupakan syarat mutlak

pengambilan keputusan manajemen (evidence-based decisi on

making). Weiskopf dan Weng (2013) mengidentifikasi dua dimensi

kualitas suatu data yaitu : lengkap dan tepat waktu. Berdasarkan

hasil penelitian didapat bahwa data :

a) Tepat waktu

Ketepatan waktu pengumpulan data masih kurang, hal

ini terlihat dalam proses pengumpulan data yang masih sering

terlambat tentunya akan berakibat pada keterlambatan proses

pengolahan yang pada akhirnya akan berlanjut pada

keterlambatan informasi yang dihasilkan.

Page 55: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

42

b. Proses

Menurut Sutabri (2005), transformasi informasi adalah komponen

proses dalam pengelolaan sistem informasi yang berfungsi memproses

data menjadi informasi sehingga dapat dihasilkan produk informasi

yang diperlukan bagi para pemakai informasi. Terdiri dari :

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilaksanakan sesuai dengan jenis data,

objek dan sumber data serta persiapan pengumpulan data. Cara

memperoleh data ialah bisa secara langsung ataupun tidak langsung

(Siagian, 2000).

Proses pengumpulan data dilakukan oleh sumber data (para

petugas pemegang program SIMPUS) kepada penanggung jawab

SIMPUS berupa laporan bulanan yang harus diserahkan paling

lambat tanggal 1 setiap bulannya. Berdasarkan teori di atas,

pengumpulan data sudah sesuai dengan objek dan sumber data

yaitu berasal dari para petugas pemegang program SIMPUS di

Puskesmas Tamamaung Kota Makassar. Proses pengumpulan data

dilaksanakan secara tidak langsung berupa pengisian form laporan.

Dalam pelaksanaannya berbagai kendala yang dihadapi diantaranya

pengumpulan data yang masih sering terlambat oleh petugas

pemegang program SIMPUS yang menyebabkan data yang

terkumpul tidak lengkap.

Page 56: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

43

2. Ketepatan waktu pelaporan SIMPUS

Kualitas Output suatu informasi dapat diketahui melalui tepat

waktunya informasi tersebut untuk disampaikan atau dilaporkan.

Seharusnya informasi yang dihasilkan oleh SIMPUS dikirim ke Dinas

Kesehatan Kota setiap tanggal 5 tiap bulannya, akan tetapi dalam

pelaksanaannya pernah juga terjadi keterlambatan pengiriman informasi

akibat dari pengumpulan data yang tidak tepat waktu, kemudian petugas

tetap menunggu sampai data terkumpul dengan lengkap sehingga

menyebabkan proses pengolahan menjadi terlambat dan pada akhirnya

informasi yang dihasilkan menjadi terlambat, proses pengiriman juga

menjadi tidak tepat waktu.

Hal ini bertolak belakang dengan pernyataan Kusumadewi (2009)

bahwa informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat, karena

informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi apalagi untuk

pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka akan

berakibat fatal bagi organisasi. Mahalnya informasi disebabkan karena harus

cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan

teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkannya.

Pengumpulan data yang tidak tepat waktu tersebut juga tidak sesuai

dengan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat

Nomor 590/BM/DJ/INFO/V/96 tentang Penyederhanaan Sistem Pencatatan

dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) pasal 7 ayat 1, “Data yang

dimaksud dalam pasal 3 ayat (2).a dan pasal 4 ayat (2) dilaporkan secara

Page 57: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

44

bulanan, selambat – lambatnya tanggal 10 bulan berikut dari bulan laporan.”

Laporan pada pasal 3 ayat (2).a yaitu LB1, LB2, LB3, dan LB4, serta pada

pasal 4 ayat (2) yaitu LB1S dan LB2S.

3. Evaluasi SIMPUS dari Segi Brainware, Hardware dan Software

Dari hasil yang telah disajikan, dapat diketahui bahwa proses

pelaksanaan SIMPUS menurut SDM termasuk mudah digunakan dan

dijalankan menurut para informan.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Yusof at all bahwa kualitas suatu

sistem atau mutu sistem sering dikaitkan dengan kinerja sistem yaitu

kemudahan penggunaan dan kemudahan mempelajari.

Namun, dibalik baiknya proses menjalankan SIMPUS yang

terkomputerisasi tersebut, ada masalah lain seperti rekapan yang dalam

bentuk print out karena lebih menyita waktu dan tenaga sebab harus

dikerjakan secara teliti.

Page 58: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

45

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengetahuan Pegawai tentang SIMPUS

Dalam proses pelaksanaan SIMPUS untuk menghasilkan

informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di

Puskesmas Tamamaung Kota Makassar, pengetahuan pegawai yang

bertanggung jawab terhadap SIMPUS bisa dikatakan baik, karena selama

proses menjalankan programnya pegawai tersebut melakukannya dengan

baik, serta dalam menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti pegawai

tersebut menjawabnya dengan baik pula. Namun, pegawai yang

bertanggung jawab tersebut belum pernah mendapatkan pelatihan khusus

terkait SIMPUS.

Teknologi komputer yang digunakan masih mengalami gangguan

konektivitas sehingga belum memberikan kemudahan seutuhnya terhadap

pengguna.

2. Ketepatan Waktu Pelaporan SIMPUS

Pengumpulan data yang belum tepat waktu oleh pemegang

program SIMPUS kepada penanggung jawab SIMPUS yang memberikan

dampak pada proses pengolahan data yaitu data yang diolah menjadi tidak

tepat waktu.

Page 59: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

46

Proses pengumpulan data yang terlambat menyebabkan proses

pengolahan data ikut terlambat dan pada akhirnya informasi yang

dihasilkan juga menjadi terlambat.

3. Evaluasi SIMPUS dari Segi Brainware, Hardware dan Software

Dari segi brainware, pengguna terkait merasa cukup puas karena

aplikasinya mudah digunakan serta mudah untuk dipelajari jika ada

pembaruan.

Untuk hardware dari pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas

Tamamaung Kota Makassar, bisa dikatakan baik, karena teknologinya

mudah dijalankan, serta jika dilihat dari pengguna aplikasi SIMPUS

tersebut mengatakan tidak sulit karena telah dipelajari dan digunakan

hampir tiap hari selama bekerja.

Software dari SIMPUS di Puskesmas Tamamaung Kota Makassar

tidak sulit saat dioperasikan, walaupun informasi dari informan yakni

pegawai yang bertanggung jawab terhadap SIMPUS belum pernah

mengikuti pelatihan khusus untuk pelaksanaan SIMPUS.

B. Saran

1. Pengetahuan Pegawai tentang SIMPUS

Bagi pihak Puskesmas Tamamaung Kota Makassar agar mengupayakan

pelatihan tentang SIMPUS bagi para petugas SP2TP dalam meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan.

Page 60: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

47

2. Ketepatan Waktu Pelaporan SIMPUS

a. Bagi Kepala Puskesmas Tamamaung Kota Makassar agar lebih

mengupayakan fungsi manajemen, salah satunya berupa fungsi

pengawasan kepada para pemegang program SIMPUS untuk lebih

disiplin dan tepat waktu dalam mengumpulkan data, karena proses

pengumpulan data yang terlambat akan menyebabkan proses

pengolahan data juga terlambat dan pada akhirnya informasi yang

dihasilkan juga terlambat bahkan bisa menjadi tidak lengkap.

b. Bagi para pemegang program SIMPUS di Puskesmas Tamamaung

Kota Makassar agar lebih mengupayakan tindakan disiplin dalam

mengumpulkan data kepada penanggung jawab SIMPUS selaku

penanggung jawab program, sehingga data yang dikumpulkan dapat

dikelola, serta informasi yang dihasilkan tepat waktu.

3. Evaluasi SIMPUS dari Segi Brainware, Hardware dan Software

a. Diharapkan untuk melakukan peningkatan kesadaran dan kedisiplinan

dalam menjaga kinerja sistem.

b. Lebih meningkatkan SIMPUS agar sistem yang sudah ada menjadi

lebih baik sesuai kebutuhan puskesmas, sehingga membantu kinerja

pegawai dalam memberikan pelayanan dan membantu puskesmas

untuk lebih meningkatkan manajemen yang baik.

c. Sebaiknya dilakukan evaluasi serta pemeliharaan sistem secara

berkala untuk memantau kinerja dan penggunaan sistem serta

pengaruhnya terhadap kegiatan manajemen puskesmas.

Page 61: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

48

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Ratna. 2017. Landasan Teori Kualitas Informasi. Tugas Akhir.id, (online),

https://tugasakhir.id/landasan-teori-kualitas-informasi/, diakses 19 Juli

2019).

Cahyanti, Ana Nur, dkk. 2012. Pembangunan Sistem Informasi Manajemen

Puskesmas Pakis Baru Nawangan. Journal Speed – Sentra Penelitian

Engineering dan Edukasi, Vol. 4 (4): 17-21.

Chandra, Budiman. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan Tahun 1997 tentang Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

(SIMPUS).

Hatta, G. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan

Kesehatan. Jakarta: UI-Press dan PORMIKI.

Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Nomor

590/BM/DJ/INFO/V/96 tentang Penyederhanaan Sistem Pencatatan dan

Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).

Kusumadewi, 2009. Informatika Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Maxmonroe.com. 2019. Pengertian Evaluasi: Arti, Tujuan, Fungsi, dan Tahapan

Evaluasi, hlm. 1-5.

Muninjaya, A.A. Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Nilawati, Lely Noor. 2015. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

(SIMPUS) Berbasis Web di Puskesmas Pajang Surakarta. Skripsi.

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008 tentang

Rekam Medis.

Perwira, Ervira Adhe Candra, dkk. 2012. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

(Studi Kasus: Puskesmas Ngawen dan Puskesmas Jogonalan Kabupaten

Klaten). Journal of Informatics and Technology, (online), Vol. 1 No. 3,

(http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/joint ,diakses 10 Juni 2019).

Page 62: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

49

Prisma, Dony. 2014. Evaluasi Sistem Informasi : TAM, EUC Satisfaction, TTF

Analysis, HOT Fit. Ilmu Perpustakaan, (online),

https://donyprisma.wordpress.com/2014/06/02/evaluasi-sistem-informasi-

tam-euc-satisfaction-ttf-analysis-hot-fit/, diakses 2 Juli 2019).

Rustiyanto, Ery. 2009. Etika Profesi: Perekam Medis Informasi Kesehatan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sabarguna, B.S. 2007. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Konosorium RS

Islam Jateng-DIY.

Siagian, Sondang P. 2000. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Sinar Grafika

Offset.

Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.

Sulaeman, Endang Sutisna. 2009. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktek di

Puskesmas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sutabri, T. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi.

Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Thenu, Viera Juniver, dkk. 2016. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

Guna Mendukung Penerapan SIKDA Generik Menggunakan Metode HOT

Fit di Kabupaten Purworejo. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, Vol.

4 (2): 129-138.

Wibisono, Setyawan. 2012. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

(Simpuskesmas) berbasis Cloud Computing. Jurnal Teknologi Informasi

DINAMIK,Vol. 17(2): 141-146.

Page 63: STUDI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI …

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Indri Oktafiana Nasri, lahir di Pinrang pada tanggal 9

Oktober 1997 dari pasangan orang tua yang sangat luar

biasa yaitu Bapak Drs. Nasri dan Ibu Ir. Hj. Samsidarmi.

Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara, dan

yang kedua bernama Nugie Mildwyki Nasri. Bertempat

tinggal di Masolo 1, Kecamatan Patampanua, Kabupaten

Pinrang. Pengalaman menempuh jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar di SD

Negeri 113 Patampanua selama 6 (enam) tahun, setelah itu melanjutkan pendidikan

ketingkat Sekolah Menengah Pertama yaitu di SMP Negeri 1 Patampanua dengan

lama belajar 3 (tiga) tahun yaitu pada tahun 2009 hingga tahun 2012. Setelah lulus

dari Sekolah Menengah Pertama, melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah

Atas yaitu di SMA Negeri 1 Pinrang (sekarang SMA Negeri Model 1 Pinrang), mulai

dari tahun 2012 hingga tahun 2015. Setelah lulus Sekolah Menengah Atas penulis

melanjutkan pendidikan di jenjang perguruan tinggi tepatnya di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar pada Jurusan D3 Rekam Medis dan

Ilmu Kesehatan dengan lama kuliah selama empat tahun.