STUDI DESKRIPTIF TINGKAT KEMANDIRIAN ... - core.ac.uk · Program Studi Bimbingan dan Konseling ......
Transcript of STUDI DESKRIPTIF TINGKAT KEMANDIRIAN ... - core.ac.uk · Program Studi Bimbingan dan Konseling ......
STUDI DESKRIPTIF TINGKAT KEMANDIRIAN EMOSIONAL
SISWA KELAS IX SMP N 2 MLATI SLEMAN YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
CHINTYA SEKAR SEPTESA DANI
NIM: 101114020
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
STUDI DESKRIPTIF TINGKAT KEMANDIRIAN EMOSIONAL
SISWA KELAS IX SMP N 2 MLATI SLEMAN YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
CHINTYA SEKAR SEPTESA DANI
NIM: 101114020
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
Studi Deskriptif Tingkat Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2
Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 dan Implikasinya terhadap
Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal
Oleh:
Chintya Sekar Septesa Dani
NIM: 101114020
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
Dr. Gendon Barus, M.Si Tanggal 8 Desember 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
Studi Deskriptif Tingkat Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2
Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 dan Implikasinya terhadap
Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Chintya Sekar Septesa Dani
NIM: 101114020
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 18 Desember 2014
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. Gendon Barus, M. Si ……………….
Sekretaris : Juster Donal Sinaga, M. Pd ………………..
Anggota : Dr. Gendon Barus, M. Si ………………..
Anggota : Dr. M. M Sri Hastuti, M. Si ………………..
Anggota : Dra. M. J Retno Priyani, M. Si ………………..
Yogyakarta, 18 Desember 2014
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang
telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan
kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula)
kepadanya pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur” (QS. Al Imran: 145)
Dari Abu Hurairah- Nashr berkata; yaitu dari Rasulullah SAW beliau bersabda:
“Berbaik sangka merupakan (pertanda) baiknya ibadah”
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Kedua orang tuaku tercinta; mama Sri Mulyani dan papa Enget Yulianto
Adikku tersayang Sabda Girijati
Program Studi Bimbingan dan Konseling USD
Sahabat-sahabat BK 2010 A
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman Yogyakarta
SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Desember 2014
Chintya Sekar Septesa Dani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Chintya Sekar Septesa Dani
NIM : 101114020
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Studi Deskriptif Tingkat Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2
Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 dan Implikasinya terhadap
Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempulikasikannya di
Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap menantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 18 Desember 2014
Chintya Sekar Septesa Dani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
STUDI DESKRIPTIF TINGKAT KEMANDIRIAN EMOSIONAL SISWA
KELAS IX SMP N 2 MLATI SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN
2014/2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN KLASIKAL
Chintya Sekar Septesa Dani
Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat
kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun
ajaran 2014/2015 dan membuat usulan topik-topik bimbingan klasikal.
Subjek penelitian adalah siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta
tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 107 orang. Instrumen penelitian berupa
kuesioner yang mengungkap kemandirian emosional yang terbagi dalam empat
aspek, yaitu tidak mengidealkan orang tua, dapat memandang orang tua sebagai
orang dewasa lainnya, bergantung kepada dirinya sendiri dan merasa bertanggung
jawab atas dirinya sendiri. Teknik analisis data yang digunakan adalah kategorisasi
tingkat kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta
tahun ajaran 2014/2015 berdasarkan kriteria Azwar. Terdapat lima tingkat
kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun
ajaran 2014/2015 yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: ada 4 (3, 74%) siswa yang tergolong
memiliki tingkat kemandirian emosional yang sangat tinggi, 68 (63, 55%) siswa
tergolong memiliki tingkat kemandirian emosional yang tinggi, 35 (32, 71%) siswa
tergolong memiliki tingkat kemandirian emosional yang sedang, dan tidak ada (0%)
siswa yang tergolong memiliki tingkat kemandirian emosional yang rendah dan
sangat rendah.
Berdasarkan item-item kuesioner yang menunjukkan bahwa kemandirian
emosional siswa termasuk rendah dan sedang, peneliti membuat/mengusulkan topik-
topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
DESKRIPTIVE STUDY LEVEL OF EMOTIONAL AUTONOMY OF THE
NINETH GRADE STUDENTS AT 2 MLATI JUNIOR HIGH SCHOOL
SLEMAN YOGYAKARTA IN 2014/2015 ACADEMIC YEAR AND ITS
IMPLICATION TOWARDS THE SUGGESTED TOPICS CLASSICAL
GUIDANCE
Chintya Sekar Septesa Dani
Sanata Dharma University
2014
This research aims to obtain a description of level of emotional autonomy of
the nineth grade students at 2 Mlati Junior High School Sleman Yogyakarta in
2014/2015 academic year and its implication towards the suggested topics classical
guidance.
The subject of this research is nineth grade students at 2 Mlati Junior High
School Sleman Yogyakarta in 2014/2015 academic year, consisting of 107 students.
The research instrument used is in the from of a quetionnaire that describes the
emotional autonomy which was devided into four aspects, namely de-idealized,
parents as people, nondependency and individuated. The technique of data analysis
used is category of the level of emotional autonomy of the nineth grade students at 2
Mlati Junior High School Sleman Yogyakarta in 2014/2015 academic year based on
Azwar’s criteria. There are five levels of students level of emotional autonomy,
namely very high, high, moderate, low and very low.
The result shows that: 4 (3, 74%) students have very high level of emotional
autonomy, 68 (63, 55%) students have high level of emotional autonomy, 35 (32,
71%) students have moderate level of emotional autonomy, and no one (0%) student
have low and very high level of emotional autonomy.
Based items of quetionnaire shows that emotional autonomy students include
low and moderate, researcher made/proposed the topics of classical guidance to
increased it.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul Studi Deskriptif Tingkat Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2
Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 dan Implikasinya Terhadap
Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal.
Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian
ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, saran-saran dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Gendon Barus, M. Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma.
3. R. H. Dj. Sinurat, M. A., selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan
petunjuk, pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Rini Trimurti, M. Pd., selaku Kepala SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta yang
telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian.
5. Sukemi, S. Pd., selaku Koordinator BK di SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta
yang selalu membantu peneliti dalam mengadakan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
6. Siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 atas
kerjasama saat pelaksanaan penelitian.
7. Sri Mulyani dan Enget Yulianto; kedua orangtua yang selalu memberikan cinta,
kasih sayang, doa dan dukungan.
8. Sabda Girijati; adik yang selalu memberi semangat dan dukungan.
9. Keluarga besar R. Dulhadi dan keluarga besar Saguh S atas semua dukungannya.
10. Keluarga baru di Yogyakarta; Budhe, Pakdhe, Mbak Neri, Mbak Raras, Mbak
Dita yang selalu membantu penulis selama di Yogya.
11. Angela Rosari, Erni Kristi, Bernadeta, Yunni PS, Aneke, Rima, Prisca, Peni
Cristanti, Andria, Christian Hendra, Josaphat Joko, Anang Cahyono, Yosef Tri
yang selalu memberi semangat dan terima kasih atas persahabatan ini.
12. Teman-teman BK 2010 A yang selalu memberikan dukungan dan selalu kompak.
13. Keluarga baru kost “Mushala”; Mbak Ani, Mbak Wulan, Dek Nining, Dek
Wahyu, Dek Putri, Dek Dyah yang selalu memberi semangat.
14. Mitra Perpustakaan Paingan USD; Mbak Odil, Mbak Nasa, Mbak Prima, Mbak
Nisa, Mbak Anna, Mbak Lana, Mbak Rea, Mbak Tika, Mbak Lala, Mbak Herlina,
Mas Hani, Mas Fandra, Mas Yoha, Mas Agung, Iwan, Remma, Nia, Tata, Istri,
Yovi, Erni, Agnes yang selalu memberi motivasi.
15. Semua rekan dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu; terima kasih
dukungannya.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ...................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiiiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
E. Definisi Operasional Variabel ................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 7
A. Kemandirian ............................................................................. 7
1. Pengertian Kemandirian ........................................................ 7
2. Aspek-Aspek Kemandirian..................................................... 8
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandiri...................... 9
B. Emosi .......................................................................................... 12
1. Arti Emosi.......................................................................... 12
2. Macam-Macam Emosi....................................................... 13
C. Kemandirian Emosional .............................................................. 14
D. Masa Remaja .............................................................................. 18
1. Pengertian Masa Remaja .................................................... 18
2. Karakteristik Masa Remaja ................................................ 19
E. Bimbingan Klasikal .................................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 23
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 23
B. Subjek Penelitian .............................................................................. 23
C. Instrumen Penelitian .......................................................................... 24
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 31
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN TOPIK-
TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL………………………………. 34
A. Tingkat Kemandirian Emosional Para Siswa Kelas IX
SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran
2014/2015……………………………………………………. 34
B. Pembahasan .................................................................................... . 36
C. Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal yang Sesuai
untuk Meningkatkan Kemandirian Emosional Para Siswa
Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta yang
Kemandirian Emosionalnya Masih Rendah........................... 38
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 44
A. Kesimpulan ..................................................................................... 44
B. Saran................................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 46
LAMPIRAN .................................................................................................................. 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Rincian Jumlah Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta
Tahun Ajaran 2014/2015 ............................................................................ 24
Tabel 2: Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Item Instrumen Penelitian ....... 28
Tabel 3: Kriteria Guilford ........................................................................................... 29
Tabel 4: Kisi-Kisi Kuesioner Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX Setelah
Uji Coba .......................................................................................................... 30
Tabel 5: Norma Kategorisasi ...................................................................................... 33
Tabel 6: Tingkat Kemandirian Emosional Para Siswa Kelas IX SMP N 2
Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 .............................. 35
Tabel 7: Penggolongan Item Kemandirian Emosional Para Siswa Kelas IX
SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015
Berdasarkan Tinggi Rendahnya Skor ......................................................... 39
Tabel 8: Item-Item Kuesioner Kemandirian Emosional Para Siswa Kelas IX
SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang
Menunjukkan bahwa Kemandirian Emosional Siswa Rendah dan
Sedang ............................................................................................................. 41
Tabel 9: Usulan Topik-Topik Bimbingan untuk Meningkatkan Kemandirian
Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta ........ 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Hasil Penghitungan Taraf Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner Uji Coba ............................................................................... 49
Lampiran 2: Kuesioner Siswa ..................................................................................... 54
Lampiran 3: Tabulasi Data Penelitian............................................................................. 58
Lampiran 4: Satuan Pelayanan Bimbingan Klasikal ................................................. 64
Lampiran 5: Surat Izin Penelitian .................................................................................. 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel.
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia terlahir dalam kondisi yang tidak berdaya dan akan
tergantung pada orang tua atau orang-orang yang berada di lingkungannya hingga
waktu tertentu. Seiring berlalunya waktu dan perkembangan selanjutnya, seorang
anak perlahan-lahan akan melepaskan diri dari ketergantungannya pada orangtua
dan belajar untuk mandiri. Hal ini merupakan suatu proses alamiah yang dialami
oleh semua makhluk hidup (Mutadin: 2002).
Pada masa remaja, terdapat tugas perkembangan yang harus diselesaikan
antara lain mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya. Remaja yang mencapai kemandirian emosional mampu mengembangkan
kasih sayang terhadap orang tua, menunjukkan perasaan hormat terhadap orang
tua dan orang dewasa lainnya serta membina ikatan emosional terhadap lawan
jenis (Prayitno, 2006: 45). Remaja terkadang harus menentang, berdebat,
bertarung pendapat dan mengkritik dengan pedas sikap-sikap orang tua dalam
mencapai kemandirian emosional. Hal ini menyebabkan konflik berkepanjangan
sehingga timbul sikap pertentangan dan hubungan yang semakin jauh antara
orang tua dan anaknya (Ariani, 2004: 103).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Di tengah berbagai gejolak perubahan yang terjadi di masa remaja, banyak
remaja yang mengalami kekecewaan dan rasa frustrasi mendalam terhadap orang
tua. Akibatnya remaja yang bersangkutan tidak memiliki motivasi belajar,
kehilangan gairah untuk sekolah dan tidak jarang justru berakhir dengan drop out
dari sekolah (Mutadin: 2002).
Mencermati kenyataan tersebut, dibutuhkan dukungan dan dorongan dari
keluarga serta lingkungan di sekitarnya untuk dapat mencapai kemandirian
emosional. Guru pembimbing juga mempunyai peran yang besar dalam proses
pembentukan kemandirian emosional siswanya. Guru pembimbing diharapkan
dapat memberikan kesempatan pada siswa agar dapat mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan
mengenai apa yang ingin dilakukan dan belajar mempertanggungjawabkan segala
perbuatannya. Dengan demikian siswa akan dapat mengalami perubahan dari
keadaan yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi mandiri.
Jika kemandirian emosional tidak dicapai, hal ini bisa saja dapat
menghambat perkembangan psikologis remaja di masa mendatang (Mutadin:
2002). Apabila remaja masih bergantung pada orang tuanya dan belum memiliki
kemandirian yang sesuai dengan usianya, remaja akan mengalami kesulitan
membangun hubungan heteroseksual, mengejar pekerjaan dengan rasa percaya
diri atau mendapatkan identitas diri yang jelas (Conger: 1991 dalam Permana,
2011: 3). Dacey & Kenny (1997 dalam Desmita, 2009: 222) juga mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
remaja yang tetap tergantung secara emosional pada orangtuanya mungkin
dirinya selalu merasa enak, mereka terlihat kurang kompeten, kurang percaya diri,
kurang berhasil dalam belajar dan bekerja dibanding dengan remaja yang
mencapai kebebasan emosional.
Perkembangan kemandirian emosional pada remaja merupakan salah satu
isu yang sama penting dan menarik untuk diuji secara serius. Pentingnya kajian
secara serius terhadap isu perkembangan kemandirian remaja didasarkan pada
pertimbangan bahwa bagi remaja, pencapaian kemandirian merupakan dasar
untuk menjadi orang dewasa. Kemandirian dapat mendasari orang dewasa dalam
menentukan sikap, mengambil keputusan dengan tepat, serta keajegan dalam
menentukan dan melakukan prinsip-prinsip kebenaran dan kebaikan. Pentingnya
kemandirian dimiliki oleh remaja juga tampak dari komitmen profesi bimbingan
dan konseling yang menyarankan bahwa bimbingan dan konseling pada jalur
pendidikan formal adalah bimbingan dan konseling yang memandirikan (Ditjen
PMPTK 2007 dalam Budiman: 2012). Guru pembimbing hendaknya mampu
membuat program yang relevan untuk mengembangkan kemandirian siswa,
karena bimbingan dan konseling di sekolah juga berfungsi dalam memandirikan
siswanya.
Banyak siswa yang masih tergantung kepada orang tua dalam
memutuskan sesuatu dan siswa merasa cemas dan takut jika ia tidak mengikuti
keinginan orang tuanya adalah kenyataan yang peneliti lihat di SMP N 2 Mlati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 pada kelas IX. Untuk itu guru
pembimbing perlu mampu menyajikan topik-topik bimbingan yang sesuai untuk
mengembangkan kemandirian emosional siswa. Hal ini perlu dilakukan karena
para siswa juga perlu mampu mengembangkan kemandirian emosionalnya
sebagai bekal menghadapi tantangan dan tugas perkembangan di masa dewasa.
Maka diperlukanlah sebuah penelitian untuk menjawab seberapa tinggi tingkat
kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Yogyakarta tahun ajaran
2014/2015 guna mendukung perkembangannya sebagai pribadi.
B. Rumusan Masalah
Penelitan ini difokuskan untuk mengetahui tingkat kemandirian emosional
siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Pertanyaan
yang dijawab adalah sebagai berikut:
1. Seberapa tinggi tingkat kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati
Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015?
2. Topik-topik bimbingan klasikal mana yang sesuai untuk membantu siswa
kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta yang masih tergolong rendah
kemandirian emosionalnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui tingkat kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati
Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
2. Merumuskan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan
kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta,
yang masih termasuk rendah.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Sekolah:
a. Sebagai bahan informasi dan refleksi bagi tenaga pendidik mengenai
tingkat kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
b. Sebagai bahan informasi dan refleksi bagi konselor dalam memberikan
topik-topik bimbingan klasikal yang berkaitan dengan kemandirian
emosional.
2. Peneliti:
a. Sebagai bahan informasi bagi peneliti tentang tingkat kemandirian
emosional pada siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun
ajaran 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
b. Dapat mengetahui topik-topik bimbingan klasikal yang relevan untuk
mengembangkan kemandirian emosional siswa.
E. Definisi Operasional Variabel
1. Kemandirian adalah kemampuan orang tanpa tergantung pada orang lain.
2. Kemandirian emosional siswa adalah kemampuan siswa untuk tidak
tergantung pada orang lain dengan tidak mengidealkan orang tuanya, dapat
memandang orang tua sebagai orang dewasa lainnya, bergantung kepada
dirinya sendiri, dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
3. Bimbingan klasikal adalah bimbingan yang akan diberikan guru BK kepada
siswa dalam satuan kelas di tingkat tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian tentang kemandirian, emosi, kemandirian emosional,
remaja dan bimbingan klasikal.
A. Kemandirian
1. Pengertian Kemandirian
Kemandirian berasal dari kata “autonomy” yaitu kesanggupan untuk
berdiri sendiri dengan keberanian dan tanggung jawab atas segala tingkah
laku sebagai manusia dewasa dalam melaksanakan kewajibannya guna
memenuhi kebutuhannya sendiri (Kartono, 1990 dalam Rini, 2012: 62-63).
Orang yang mandiri adalah individu yang mampu mengekspresikan dirinya
secara bebas tanpa adanya kontrol dari luar (Kartono, 1999 dalam Yessica,
2008: 8).
Mu’tadin (2002) juga mengatakan bahwa kemandirian mengandung
pengertian suatu keadaan dimana seorang individu memiliki hasrat untuk
bersaing demi kebaikan dirinya, mampu mengambil keputusan dan berusaha
untuk mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dalam
mengerjakan tugas-tugasnya dan bertanggung jawab terhadap apa yang
dilakukannya. Djiwandono (2002: 102-103) mengatakan bahwa dengan
mengajarkan kemandirian remaja dibantu untuk memenuhi kebutuhannya.
Jadi kemandirian merupakan kemampuan orang untuk tidak tergantung pada
orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Kemandirian penting dimiliki remaja dan harus dicapai dalam proses
perkembangan remaja. Steinberg (2002: 288) menjelaskan bahwa “for most
adolescents, establishing a sense of autonomy is as important a part of
becoming an adult as is establishing a sense of identity. Becoming an
autonomous person –a self governing person- is one of the fundamental tasks
of the adolescent years”.
Steinberg (2002: 290) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis
kemandirian remaja, yaitu kemandirian emosional, kemandirian tingkah laku
dan kemandirian nilai. Kemandirian emosional adalah kemampuan orang
untuk tidak tergantung pada orang tua dengan tidak mengidealkan orang
tuanya, dapat memandang orang tua sebagai orang dewasa lainnya,
bergantung kepada dirinya sendiri, dan bertanggung jawab atas dirinya
sendiri. Kemandirian tingkah laku adalah kemampuan seorang dalam
membuat keputusan tanpa tergantung pada orang lain dan melakukannya
secara bertanggungjawab. Kemandirian nilai merupakan kemampuan untuk
menentukan mana yang benar dan mana yang salah, apa yang penting dan apa
yang tidak penting.
2. Aspek-Aspek Kemandirian
Havighurst (Mu’tadin: 2002) menyatakan bahwa kemandirian terdiri
dari beberapa aspek yaitu:
a. Emosi: aspek ini merupakan kemampuan mengontrol emosi dan tidak
bergantung kebutuhan emosi dari orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Ekonomi: aspek ini merupakan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak
bergantung kepada kebutuhan ekonomi pada orang tua.
c. Intelektual: aspek ini merupakan kemampuan untuk mengatasi berbagai
masalah yang dihadapi.
d. Sosial: aspek ini merupakan kemampuan untuk mengadakan interaksi
dengan orang lain dan tidak bergantung atau menunggu aksi dari orang
lain.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian
(Masrun dkk: 1986, dalam Listyaningrum, 2007: 26) adalah sebagai berikut:
a. Usia
Sarwono (2009, dalam Listyaningrum, 2007: 26) mengatakan bahwa
anak-anak terutama pada fase pertama perkembangannya berada dalam
keadaan yang selalu tergantung dan selalu meminta tolong pada orang
tuanya. Tanpa ada pertolongan, anak tidak dapat melanjutkan hidupnya.
Semakin anak berkembang menuju arah kedewasaan, sifat
menggantungkan diri pada orang lain semakin berkurang dan akhirnya
dapat berdiri sendiri.
b. Jenis kelamin
Penelitian yang dilakukan Masrun (1986, Listyaningrum, 2007: 26)
menunjukkan bahwa kemandirian seseorang dipengaruhi oleh jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kelamin. Sesuai dengan peranannya, laki-laki diharapkan menjadi kuat,
mandiri, agresif, mampu memanipulasi lingkungan, berprestasi serta dapat
membuat keputusan. Dalam kehidupan sosial, laki-laki diharapkan mampu
berkompetisi, tegas dan dominan, sedangkan perempuan diharapkan lebih
tergantung, sensitif dan keibuan.
c. Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sika dan tata laku
seseorang/kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pngajaran dan pelatihan (KBBI 4). Dengan belajar, seseorang dapat
memajukan dirinya sendiri sehingga orang yang bersangkutan memiliki
keinginan memutuskan sesuatu secara tepat tanpa bergantung pada orang
lain.
d. Perlakuan orang tua
Cara orang tua membiasakan anak untuk bertindak mandiri pada usia
awal, telah banyak mempengaruhi kemandiriannya pada masa remaja dan
dewasa. Jika sejak kecil orang tua sudah membiasakan anak untuk
bersikap mandiri, membiasakan anak untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri, memberi dorongan, pujian terhadap sikap mandiri anak, maka
anak akan semakin mandiri di masa remaja dan dewasanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
e. Intelegensi
Intelegensi membuat individu cenderung menetapkan tujuan tertentu
sehingga individu akan semakin memiliki inisiatif dalam menentukan
tujuan dan tidak mudah dipengaruhi orang lain. Semakin cerdas
seseorang, semakin mandiri ia dalam menentukan keputusan.
f. Urutan kelahiran
Anak dengan urutan kelahiran tertentu dalam keluarga cenderung
memiliki kepribadian yang khas. Hurlock (1980, Listyaningrum, 2007:
26) menyatakan bahwa orang tua dan saudara cenderung memberi
perlakuan pada anak sulung, anak tengah, anak bungsu maupun anak
tunggal serta anak kembar secara berbeda-beda. Demikian pula harapan-
harapan yang diberikan kepada masing-masing anak, sehingga
kemandirian yang dimiliki anak pun berbeda-beda.
g. Interaksi sosial
Kemampuan seorang remaja dalam berinteraksi dengan lingkungan
sosial dengan melakukan penyesuaian diri yang baik akan mendukung
perilaku bertanggung jawab, mempunyai perasaan aman dan mampu
menyelesaikan permasalahan dengan tidak mudah menyerah akan
mendukung tingkah laku untuk mandiri (Hurlock: 1980, dalam
Listyaningrum, 2007: 26).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
B. Emosi
1. Arti Emosi
Akar kata emosi adalah movere, kata kerja bahasa latin yang berarti
“menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-“ untuk memberi arti
“bergerak menjauh” (Goleman, 2007:7). Oxford English Dictionary
mendefinisikan emosi sebagai “setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,
perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap”
(Goleman, 2007: 411).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 4) emosi diartikan
sebagai keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan,
kesedihan, keharuan, kecintaan). Emosi adalah cara bersikap dari tubuh
karena berada dalam kondisi tertentu (Sartre: 2002). Emosi juga didefinisikan
sebagai reaksi penilaian (positif dan negatif) yang kompleks dari sistem syaraf
seseorang terhadap rangsangan dari luar atau dari dalam dirinya sendiri
(Sarwono, 2009: 124). King (2010) menjelaskan bahwa emosi (emotion)
adalah perasaan atau afeksi yang dapat melibatkan rangsangan fisiologis,
pengalaman disadari dan ekspresi perilaku.
Perbedaan antara emosi dan perasaan tidak dapat dinyatakan dengan
tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak
jelas batasnya (Sarwono, 2009: 123). Dari beberapa pendapat ahli, dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
disimpulkan emosi adalah suatu perasaan yang sedemikian intensif sehingga
timbul perubahan fisiologis dan dorongan untuk berperilaku tertentu.
2. Macam-Macam Emosi
Menurut Goleman (2007: 411) ada beberapa golongan emosi yaitu:
a. Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati,
terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan,
benci.
b. Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri,
kesepian, ditolak dan putus asa.
c. Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, waspada, sedih, tidak
tenang, ngeri, takut sekali.
d. Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, terhibur, bangga,
kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, dll.
e. Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat,
bakti, hormat, kasmaran, kasih.
f. Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.
g. Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
h. Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati yang
hancur lebur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Winkel dan Sri Hastuti (2004: 384) mengelompokkan emosi/perasaan
ke dalam dua golongan, yaitu perasaan senang dan perasaan tidak senang.
Perasaan senang meliputi: merasa akrab, antusias, bahagia, bebas, bergairah
atau bersemangat, bangga, bersukacita, cocok, cinta, diakui, damai, enak, geli,
kagum, betah, lega, mantap, nyaman, nikmat, optimis, pantas, puas, penuh
harapan, penuh harga diri, riang, rindu, syukur, santai, simpati, sabar,
terlindung, terhibur, tenang, tertarik, terharu, tabah, terpukau, terpesona,
tergugah dan suka. Sedangkan perasaan tidak senang meliputi: apatis, antipati,
asing, benci, bingung, bosan, berat hati, berdukacita, bersalah, curiga,
cemburu, canggung, diabaikan, dihina, dendam, dingin, dikerjai, gugup,
heran, hampa, hancur, iri hati, jengkel, jera, jauh, khawatir, kecewa, kesepian,
kehilangan, iba, kecil hati, lesu, lemah, malu, marah, malas, merana, muak,
jijik, pesimis, putus asa, pasrah, panik, patah hati, panas hati, ragu-ragu,
prihatin, risih, rendah, sedih, sakit hati, segan, masgul, terancam, tertipu,
takut, terkejut, terpukul, tertekan, terpakas, tidak tega, tidak mampu,
tersinggung, tersiksa, terganggu, tersayat, terpojok, tersesat, tercekam, tak
berdaya, tegang, goyah, terasing dan duka.
C. Kemandirian Emosional
Kemandirian emosional merupakan kemampuan orang untuk tidak
tergantung pada orang tua dengan tidak mengidealkan orang tuanya, dapat
memandang orang tua sebagai orang dewasa lainnya, bergantung kepada dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
sendiri, dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri (Steinberg: 2002: 290).
Kemandirian emosional berhubungan dengan perubahan kedekatan atau
keterikatan hubungan emosional antara anak dengan orangtua. Remaja berusaha
untuk melepaskan diri dari ikatan kekanak-kanakan dengan orangtua. Rice (1996,
dalam Dini: 2010) berpendapat bahwa hubungan antara orangtua dan anak akan
mengalami perubahan sangat cepat, terutama sekali pada saat anak memasuki usia
remaja pada saat mana anak sudah dapat mengurus dirinya sendiri, sehingga
waktu yang diluangkan orang tua untuk anak remajanya akan semakin berkurang.
Beyers & Goosens (Dini: 2010) menjelaskan bahwa kemandirian emosional harus
dicapai oleh remaja dengan melepaskan diri dari ketergantungan kepada orang
lain, belajar mengontrol diri sendiri dan mengenali orang tua sebagai teman yang
dapat dipercaya, bukan lagi sebagai model yang harus ditiru.
Sesungguhnya tidak mudah bagi remaja dalam memperjuangkan
kemandirian emosionalnya. Kesulitannya terletak pada upaya pemutusan ikatan
infantile (sifat kekanak-kanakan) yang telah berkembang dan dinikmati dengan
penuh rasa nyaman selama masa kanak-kanak. Bahkan pemutusan ikatan infantile
itu seringkali menimbulkan reaksi yang sulit dipahami (misunderstood) bagi
kedua belah pihak, yaitu remaja dan orang tua (Rice, 1996 dalam Budiman:
2012). Terkadang remaja sering kali kesulitan dalam memutuskan simpul-simpul
ikatan emosional kekanak-kanakannya secara logis dan objektif. Dalam upayanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
itu mereka kadang-kadang harus menentang keinginan dan aturan orang tua
(Budiman: 2012).
Ada empat aspek kemandirian emosional (Steinberg: 2002: 292), yaitu:
1. Remaja tidak Mengidealkan Orang Tuanya
Remaja tidak mengidealkan orang tuanya atau disebut juga dengan de-
idealized; dapat juga diartikan bahwa remaja memiliki pandangan bahwa ia
tidak harus selalu sama seperti dengan keinginan orang tuanya. Remaja tidak
lagi memandang orang tua sebagai orang yang mengetahui dan menguasai
segalanya (Steinberg: 2002: 291), sehingga remaja tidak lagi tergantung
kepada orang tua saat menentukan sesuatu. Remaja dapat memandang orang
tua bahwa orang tua juga terkadang membuat kesalahan. Remaja tidak lagi
memandang orangtua sebagai orang yang serba tahu, benar dan memiliki
kekuasaan. Oleh karena itu, pada saat menentukan sesuatu mereka tidak lagi
bergantung kepada dukungan emosional orangtuanya. Remaja juga dapat
mengerti keterbatasan orang tuanya.
Penelitian yang dilakukan Smollar dan Younis tahun 1985 (Budiman:
2012) menyatakan bahwa tidak mudah bagi remaja untuk melakukan de-
idealized. Mereka masih menganggap orang tua sebagai orang yang serba
tahu, benar, dan berkuasa atas dirinya. Mereka terkadang sulit untuk
menerima pandangan bahwa orang tua juga terkadang melakukan kesalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Remaja Dapat Memandang Orang Tua sebagai Orang Dewasa Lainnya
Remaja dapat memandang orang tua sebagai orang dewasa lainnya
berarti remaja memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan orangtua, baik
sebagai orangtua sesungguhnya maupun sebagai teman dalam mendiskusikan
berbagai hal (Steinberg, 2002: 291). Remaja melihat orang tua sebagai
individu selain sebagai orang tuanya dan berinteraksi dengan orang tua tidak
hanya dalam hubungan orang tua-anak tetapi juga dalam hubungan antar
individu (Budiman, 2012: 7). Remaja juga dapat menolak pendapat orang tua
dan remaja dapat mengungkapkan perasaannya dengan bebas pada orang
tuanya. Selain itu, dalam berinteraksi dengan orang tua, remaja tetap dapat
menampilkan emosi cinta kepada orang tua.
3. Remaja Bergantung kepada Dirinya Sendiri
Remaja bergantung kepada dirinya sendiri (non-dependency)
merupakan suatu tingkat dimana remaja memiliki sikap yang lebih bergantung
kepada kemampuan sendiri daripada meminta bantuan orangtua. (Steinberg,
2002: 292). Remaja pada umumnya memiliki kekuatan emosi yang hebat
untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahan di luar keluarga dan dalam
kenyataannya remaja merasa lebih dekat dengan teman dibanding dengan
orangtua (Steinberg, 2002: 291).
Remaja yang memiliki kemandirian emosional yang tinggi, mampu
menunda keinginan untuk segera meminta dukungan emosional kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
orangtua atau orang dewasa lain ketika menghadapi masalah. Saat remaja
memiliki suatu kesalahan, mereka tidak selalu bergantung kepada orang tua
untuk mencari jalan keluar.
4. Remaja Merasa Bertanggung Jawab Atas Dirinya Sendiri
Remaja merasa bertanggung jawab atas dirinya sendiri (individuated)
artinya remaja merasa mampu menampilkan perilaku yang lebih
bertanggungjawab dalam hubungannya dengan orangtua. Remaja tidak begitu
saja datang ataupun meminta bantuan kepada orang tua jika mendapat
kesulitan, kesedihan, kekecewaan dan kekhawatiran (Steinberg, 2002: 292).
Remaja mampu melihat perbedaan antara pandangan orang tua dengan
pandangannya sendiri tentang dirinya dan menunjukkan perilaku yang lebih
bertanggung jawab. Ia mampu bertanggung jawab sehingga dapat mengatasi
perasaannya sendiri dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya
sendiri. Remaja juga dapat mengontrol dan mengendalikan emosi yang
ditampilkannya.
D. Masa Remaja
Bahasan mengenai masa remaja sangat penting dalam penelitian ini karena
kemandirian emosional juga berkaitan dengan tugas perkembangan remaja. Salah
satu tugas perkembangan remaja adalah mencapai kemandirian emosional dari
orang tua dan orang dewasa lainnya. Selain itu, kebanyakan remaja melewati
masa remajanya juga sebagai seorang siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
1. Pengertian Masa Remaja
Istilah adolescence atau masa remaja berasal dari kata Latin
adolescere (kata bendanya adolescentia yang berarti remaja) yang berarti
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence mempunyai arti
yang lebih luas yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan
fisik (Hurlock, 1995: 206).
Masa remaja adalah tahapan yang dilalui sesudah tahap kanak-kanak
menuju masa dewasa. Masa remaja berada dalam kisaran usia 11-19 tahun.
Masa ini juga disebut usia sekolah dan merupakan masa perubahan dan masa
menghadapi berbagai pengalaman baru. Masa remaja adalah masa peralihan
dari masa anak ke masa dewasa yang tidak lagi dapat digolongkan ke dalam
golongan anak, tetapi juga belum sepenuhnya ada dalam golongan orang
dewasa (Haditono: 2006).
Masa remaja menjadi dua periode, yaitu periode awal dan akhir
(Santrock, 2007: 6-7). Masa remaja awal (early adolescence) kurang lebih
berlangsung di masa sekolah menengah pertama atau sekolah menengah
akhir. Masa remaja akhir (late adolescence) kurang lebih terjadi pada
pertengahan dasawarsa yang kedua dari kehidupan.
2. Karakteristik Masa Remaja
Desmita (2009: 37) menjelaskan bahwa masa remaja (12-21 tahun)
merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian
jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik
penting, yaitu:
a. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya.
b. Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa
yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
c. Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif.
d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya.
e. Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat
dan kemampuannya.
f. Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan
memiliki anak.
g. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang
diperlukan sebagai warga negara.
h. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
i. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam
bertingkah laku.
j. Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Disamping karakteristik remaja yang telah dikemukakan di atas, dalam
masa remaja terdapat gejala-gejala yang sering disebut dengan gejala negative
phase. Hurlock menguraikan tentang negative phase sebagai berikut:
keinginan untuk menyendiri (desire of isolation), berkurang kemauan untuk
bekerja (disinclination to work), kurangnya koordinasi fungsi-fungsi tubuh
(incoordination), kejemuan (boredom), kegelisahan (restlessness),
pertentangan sosial (social antagonism), penantangan terhadap kewibawaan
orang dewasa (resistance to authority), kepekaan perasaan (heightened
emotionality), kurang percaya diri (lock of self-confidence), mulai timbul
minat pada lawan jenis (preoccupation with sex), kepekaan perasaan susila
(excessive modesty), dan kesukaan berkhayal (day dreaming) (Mappiare,
1982: 32).
E. Bimbingan Klasikal
Bimbingan adalah proses membantu individu untuk memahami
dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya (Winkel dan Hastuti, 2004: 1).
Bimbingan klasikal merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal
masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari
pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri (Winkel, 1997:519). Bimbingan
klasikal bermanfaat bagi tenaga bimbingan dan juga bagi para siswa (Winkel dan
Hastuti, 2004: 565-566). Manfaat bimbingan klasikal bagi tenaga bimbingan
adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
1. Mendapat kesempatan dapat berkontak langsung dengan para siswa sekaligus
mengenal banyak siswa.
2. Kegiatan yang dilakukan dalam kelompok sangat menghemat waktu dan
tenaga dalam memberikan informasi yang diperlukan.
3. Memperluas ruang geraknya, terlebih jika tenaga pembimbingnya hanya satu
atau dua orang.
Bagi para siswa manfaat bimbingan klasikal antara lain:
1. Menjadi lebih sadar akan tantangan yang dihadapi sehingga mereka
memutuskan untuk berwawancara dengan konselor. Dalam hal ini siswa
diajak untuk terbuka kepada konselor.
2. Lebih rela menerima dirinya sendiri, setelah menyadari bahwa teman-
temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan dan tantangan yang kerap
kali sama.
3. Lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri.
4. Siswa mendapat kesempatan untuk mendiskusikan suatu hal bersama.
5. Siswa menjadi lebih menerima suatu pandangan atau pendapat bila
dikemukakan oleh seorang teman. Dalam kegiatan ini siswa diberi
kesempatan oleh konselor untuk memberi nasehat kepada temannya.
6. Siswa tertolong untuk mengatasi suatu masalah yang dirasa sulit untuk
dibiarakan secara langsung kepada konselor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III ini berisi uraian mengenai jenis penelitian, subjek penelitian,
instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas dan teknik pengumpulan data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang
diolah dengan metode statistika (Azwar, 2013: 7). Dari kedalaman
analisisnya, penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif deskriptif.
Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran secara
sistematik dan akurat fakta serta karakteristik mengenai populasi atau
mengenai bidang tertentu (Azwar, 2013: 7). Sejalan dengan pengertian
tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tingkat
kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta
tahun ajaran 2014/2015. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, akan
diusulkan topik-topik bimbingan klasikal untuk mengembangkan
kemandirian emosional siswa.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Jumlah kelas IX di SMP N 2 Mlati
Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 sebanyak empat kelas, yaitu kelas
IX A, IX B, IX C dan IX D. Penelitian ini adalah penelitian populasi karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
semua siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun 2014/2015
menjadi subjek penelitian.
Ada tiga alasan dipilihnya SMP N Mlati Sleman Yogyakarta sebagai
tempat penelitian, yaitu: (1) SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta mudah
dijangkau oleh peneliti, (2) SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta pernah
menjadi tempat bagi peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan
Bimbingan dan Konseling (PPLBK), (3) siswa SMP N 2 Mlati Sleman
Yogyakarta tergolong remaja yang berusia 13 sampai 15 tahun. Rincian
jumlah siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran
2014/2015 ada pada tabel 1.
Tabel 1
Rincian Jumlah Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta
Tahun Ajaran 2014/2015
Kelas Jumlah
IX A 32
IX B 32
IX C 32
IX D 30
Total 126
C. Instrumen Penelitian
1. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner Kemandirian Emosional. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono, 2010: 199). Item-item kuesioner ini disusun oleh peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
berdasarkan aspek-aspek kemandirian emosional yang dikemukakan
Steinberg (2002: 292). Kuesioner terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian
pertama memuat tujuan kuesioner dan petunjuk kuesioner. Bagian kedua
memuat pernyataan-pernyataan tentang kemandirian emosional siswa
kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian menggunakan empat opsi atau
alternatif jawaban yaitu “Selalu” (S), “Sering” (Sr), “Jarang” (J) dan
“Tidak Pernah” (TP).
2. Pemberian Skor
Pemberian skor untuk setiap alternatif jawaban untuk masing-
masing item pernyataan adalah sebagai berikut:
a. Untuk pernyataan yang bersifat favorable (pernyataan positif),
alternatif jawaban S (Selalu) diberi skor 4, alternatif jawaban Sr
(Sering) diberi skor 3, alternatif jawaban J (Jarang) diberi skor 2 dan
alternatif jawaban TP (Tidak Pernah) diberi skor 1.
b. Untuk masing-masing pernyataan unfavorable (pernyataan negatif),
alternatif jawaban S (Selalu) diberi skor 1, alternatif jawaban Sr
(Sering) diberi skor 2, alternatif jawaban J (Jarang) diberi skor 3 dan
alternatif jawaban TP (Tidak Pernah) diberi skor 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti
kemampuan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur atau sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya (Azwar, 2009: 5). Validitas yang diperiksa dalam penelitian ini
adalah validitas isi (content validity). Validitas isi merupakan validitas
yang mengukur elevasi item kuesioner dengan indikator keperilakuan dan
tujuan ukur (Azwar, 2012: 132).
Validitas isi dilakukan melalui professional judgment, yaitu
penilaian oleh ahli. Professional judgment dalam penelitian ini hanya
diperoleh dari dosen pembimbing skripsi. Dosen pembimbing skripsi
memberikan penilaian mengenai isi dan struktur kalimat yang sesuai
dengan kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD). Untuk menguji validitas
instrumen digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson.
Formula yang digunakan dalam analisis konsistensi internal butir item
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
: koefisien korelasi antara skor item dengan skor total
: jumlah perkalian antara skor item dengan skor total
: jumlah skor item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
: jumlah skor total
: jumlah subjek
Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.30
dianggap memuaskan dan jika kurang dari 0.30 item diinterpretasikan
sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah (Azwar: 2007: 65).
Pemeriksaan konsistensi internal dilakukan dengan komputer melalui
program SPSS (Statistical Program for Social Science) versi 16.0. Dari
hasil perhitungan, diperoleh 35 item yang memiliki korelasi ≥ 0.30,
sedangkan 5 item ≤ 0.30. Hasil penghitungan koefisien korelasi item
instrument penelitian dapat dilihat pada tabel 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel 2
Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi
Item Instrumen Penelitian
Aspek Indikator No Item Valid Tidak
Valid Remaja tidak
mengidealkan
orang tuanya (de-
idealized)
Remaja memandang orang tua
bukan sebagai orang yang
paling ideal.
1, 2, 3, 4 1, 2, 3, 4 -
Remaja memandang bahwa
orang tua tidak selamanya
benar, tahu dan punya
kekuasaan.
5, 6, 7, 8
5, 6, 7, 8 -
Remaja tetap menganggap
orang tua sebagai teladan bagi
dirinya.
9, 10 10 9
Remaja dapat
memandang
orang tua sebagai
orang dewasa
lainnya (parent as
people)
Remaja memandang dan
berinteraksi dengan orangtua
(sebagai orangtua
sesungguhnya maupun orang
dewasa pada umumnya).
11, 12, 13, 14 11, 12, 13, 14 -
Remaja dapat menolak
pendapat orang tua. 15, 16, 17, 18 15, 16, 17, 18 -
Remaja
bergantung
kepada dirinya
sendiri (non-
dependency)
Remaja bersandar pada
kemampuan sendiri.
19, 20, 21, 22,
23, 24
20, 21, 22, 23,
24
19
Remaja mampu menunda
keinginan untuk segera
meminta dukungan emosional
kepada orangtua.
25, 26 25, 26
Remaja bergantung kepada
orang tua untuk mencari jalan
keluar.
27, 28 27, 28 -
Remaja tidak begitu saja datang
kepada orang tua jika mendapat
kesulitan, kesedihan,
kekecewaan dan kekhawatiran.
29, 30 29, 30 -
Remaja merasa
bertanggung
jawab atas dirinya
sendiri
(individuated)
Remaja mampu melihat
perbedaan pandangan antara
pandangan orang tua dan
pandangan sendiri.
31, 32 31 32
Remaja menunjukkan perilaku
yang lebih bertanggung jawab
atas apa yang dilakukannya.
33, 34, 35, 36,
37, 38, 39, 40
33, 34, 35, 36,
38, 39, 40
37,
Jumlah Item 40 35 5
4. Reliabilitas
Reliabilitas suatu alat ukur adalah derajat keajegan alat yang
bersangkutan dalam mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan: 2011).
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran
yang reliabel (Azwar, 2011: 4). Pengujian reliablitas instrument dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dengan teknik belah dua. Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner
penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α)
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
: koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
dan : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
: varians skor skala
Setelah dihitung dengan menggunakan bantuan program komputer
SPSS 16.0, diperoleh perhitungan reliabilitas seluruh instrumen
menggunakan rumus koefisien alpha (α) yaitu 0,647. Hasil penghitungan
taraf validitas dan reliabilitas kuesioner kemandirian emosional disajikan
dalam lampiran 1. Setelah itu, hasil perhitungan dikonsultasikan ke
kriteria Guilford yang dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3
Kriteria Guilford
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91-1,00 Sangat Tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup Tinggi
1,21-0,40 Rendah
Negatif-0,20 Sangat Rendah
Berdasarkan kriteria Guilford diketahui bahwa koefisiensi
realibilitas kuesioner termasuk cukup tinggi. Data hasil penghitungan taraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
validitas dan reliabilitas kuesioner uji coba terdapat pada lampiran 1. Item
kuesioner yang telah lolos uji validitas dan reliabilitas disusun kembali
menjadi kuesioner yang digunakan untuk pengambilan data penelitian.
Kisi-kisi kuesioner kemandirian emosional yang final dapat dilihat pada
tabel 4. Kuesioner yang final disajikan dalam lampiran 2.
Tabel 4
Kisi-Kisi Kuesioner Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX
Setelah Uji Coba
Aspek Indikator No Item
Favorable Unfavorable Remaja tidak
mengidealkan
orang tuanya (de-
idealized)
Remaja memandang orang tua
bukan sebagai orang yang
paling ideal.
1, 2, 3, 4
Remaja memandang bahwa
orang tua tidak selamanya
benar, tahu dan punya
kekuasaan.
5, 6 7, 8
Remaja tetap menganggap
orang tua sebagai teladan bagi
dirinya.
9
Remaja dapat
memandang
orang tua sebagai
orang dewasa
lainnya (parent as
people)
Remaja memandang dan
berinteraksi dengan orangtua
(sebagai orangtua
sesungguhnya maupun orang
dewasa pada umumnya).
10, 11, 12 13
Remaja dapat menolak
pendapat orang tua. 14 15, 16, 17
Remaja
bergantung
kepada dirinya
sendiri (non-
dependency)
Remaja bersandar pada
kemampuan sendiri.
18, 19, 20, 21 22
Remaja mampu menunda
keinginan untuk segera
meminta dukungan emosional
kepada orangtua.
23
Remaja bergantung kepada
orang tua untuk mencari jalan
keluar.
24 25
Remaja tidak begitu saja datang
kepada orang tua jika mendapat
kesulitan, kesedihan,
kekecewaan dan kekhawatiran.
26, 27
Remaja merasa
bertanggung
jawab atas dirinya
sendiri
(individuated)
Remaja mampu melihat
perbedaan pandangan antara
pandangan orang tua dan
pandangan sendiri.
28
Remaja menunjukkan perilaku
yang lebih bertanggung jawab
atas apa yang dilakukannya.
29, 30, 31, 32 33, 34, 35
Jumlah Item 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Persiapan dan Pelaksanaan
a. Mempelajari buku-buku tentang kemandirian emosional.
b. Menyusun kuesioner tentang kemandirian emosional dengan
mengikuti beberapa langkah yaitu:
1) Menetapkan dan mendefinifikan variabel penelitian.
2) Menjabarkan variabel penelitian ke dalam aspek-aspek dan
indikator-indikatornya.
3) Menyusun item-item pernyataan sesuai dengan aspek dan indikator
yang telah dibuat.
4) Memperoleh expert judgment.
5) Bertemu dengan Kepala Sekolah dan guru BK SMP N 2 Mlati
Sleman Yogyakarta untuk meminta ijin mengadakan uji coba alat
penelitian dan melaksanakan penelitian.
6) Melaksanakan uji coba penelitian di SMP N 2 Mlati Sleman
Yogyakarta pada kelas IX A.
7) Pengumpulan data uji empirik terhadap validitas dan reliabilitas
kuesioner uji coba dan merevisi kuesioner.
8) Melaksanakan pengumpulan data (pengisian kuesioner) di SMP N
2 Mlati Sleman Yogyakarta pada kelas IX.
2. Tahap Pengumpulan Data
Kuesioner yang telah diujicobakan dan telah direvisi kemudian
dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Pengumpulan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
(pengisian kuesioner) dilaksanakan pada semua siswa kelas IX SMP N 2
Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 11 dan 12
Agustus 2014. Jumlah peserta didik yang menjadi subjek penelitian
sebanyak 107 orang.
E. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis data yaitu:
1. Memberi skor pada setiap alternatif jawaban yang dipilih. Norma skoring
untuk pernyataan positif adalah: Selalu = 4, Sering = 3, Jarang = 2 dan
Tidak Pernah = 1. Norma skoring untuk pernyataan negatif adalah: Selalu
= 1, Sering = 2, Jarang = 3 dan Tidak Pernah = 4.
2. Mentabulasi dan menghitung skor total masing-masing responden maupun
item kuesioner dan skor rata-rata maupun rata-rata butir. Tabulasi data
penelitian terdapat pada lampiran 3.
3. Mengkategorisasikan Kemandirian Emosional
Kategorisasi kemandirian emosional dilakukan dengan cara
kategorisasi jenjang. Tujuan kategorisasi jenjang adalah menempatkan
individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara jenjang
menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2007: 107).
Norma kategorisasi adalah mengikuti norma kategorisasi yang
disusun oleh Azwar (2007: 109). Terdapat lima kategori dalam penelitian
ini yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi dengan
norma kategorisasi yang dapat dilihat pada Tabel 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 5
Norma Kategorisasi
Skor Kategori
X≤ µ -1,5σ Sangat Rendah
µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ Rendah
µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ Sedang
µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ Tinggi
µ +1,5 σ <X Sangat Tinggi
Keterangan:
Skor maksimum teoritik: Skor tertinggi yang diperoleh subjek
penelitian berdasarkan perhitungan skala
Skor minimum teoritik: Skor terendah yang diperoleh subjek
penelitian menurut perhitungan skala
Standar deviasi (σ / sd): Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6
satuan deviasi sebaran
µ (mean teoritik) : Rata-rata teoritis skor maksimum dan
minimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN KLASIKAL
Dalam bab ini disajikan hasil penelitian yang merupakan jawaban terhadap
pertanyaan mengenai seberapa tinggi tingkat kemandirian emosional para siswa
kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan topik-
topik bimbingan klasikal mana yang sesuai untuk membantu siswa kelas IX di
SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta dalam meningkatkan kemandirian
emosionalnya. Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan pembahasan dan
usulan topik-topik bimbingan klasikal.
A. Tingkat Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015
Kategorisasi skor subjek penelitian dilakukan dengan tujuan untuk
memetakan tinggi rendahnya kemandirian emosional subjek penelitan. Norma
kategorisasinya adalah sebagai berikut:
X maksimum teoritik : 4 x 35 = 140
X minimum teoritik : 1 x 35 = 35
Luas jarak : 140 – 35 = 105
σ (standar deviasi) : 105 : 6 = 17, 5 dibulatkan menjadi 18
μ (mean teoritik) : (140 + 35): 2 = 87, 5 dibulatkan menjadi 88
Setelah dilakukan perhitungan, diketahui bahwa tingkat kemandirian
emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran
2014/2015 adalah seperti yang disajikan pada tabel 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 6
Tingkat Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015
Norma/Kriteria
Skor
Skor Jumlah
Subyek
Prosentase Kategori
X≤ µ -1,5σ <60 - - Sangat Rendah
µ - 1,5 σ <X≤ µ -
0,5 σ
61-79 - - Rendah
µ -0,5 σ <X≤ µ
+0,5 σ
80-96 35 32, 71 % Sedang
µ +0,5 σ <X≤ µ
+1,5 σ
97-114 68 63, 55 % Tinggi
µ +1,5 σ <X >115 4 3, 74 % Sangat Tinggi
Dari tabel 6 terlihat bahwa:
a. Ada 4 (3, 74 %) siswa yang memiliki tingkat kemandirian emosional yang
sangat tinggi.
b. Ada 68 (63, 55 %) siswa yang memiliki tingkat kemandirian emosional
yang tinggi.
c. Ada 35 (32, 71%) siswa yang memiliki tingkat kemandirian emosional
yang sedang.
d. Tidak ada (0 %) siswa yang memiliki tingkat kemandirian emosional yang
rendah dan sangat rendah.
Peneliti menyimpulkan bahwa kebanyakan siswa kelas IX SMP N 2
Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 memiliki kemandirian
emosional yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
B. Pembahasan
Untuk membatasi pembahasan dan untuk menghindari pengulangan
yang tidak perlu, tingkat kemandirian emosional yang tinggi dan sangat tinggi
disatukan saja menjadi tinggi. Tingkat kemandirian emosional yang sedang
peneliti anggap sebagai tingkat kemandirian emosional yang kurang tinggi.
Hal-hal yang menyebabkan tingkat kemandirian emosional para siswa
SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tinggi dapat tercermin dari pendapat siswa
bahwa siswa-siswa tidak harus menjadi seperti orang tuanya. Siswa juga tidak
lagi memandang orang tua sebagai orang yang serba tahu. Selain itu, siswa
memiliki sikap yang menganggap orang tuanya sebagai teman dalam
mendiskusikan berbagai hal dan siswa juga dapat berbicara dengan leluasa
kepada orang tuanya.
Tingkat kemandirian emosional yang tinggi juga disebabkan 3 hal.
Pertama, para siswa merasa nyaman dalam mengungkapkan pendapatnya
kepada orang tua. Kedua, siswa memiliki sikap tergantung kepada diri sendiri
yang tercermin dari kemampuan siswa yang dapat menyelesaikan masalahnya
sendiri tanpa melibatkan orang tuanya. Selain itu, sikap bergantung pada diri
sendiri terlihat dari kemampuan siswa dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler
antara lain seni tari, futsal, basket dan seni musik sesuai dengan pilihannya
sendiri; bukan tergantung dari orang tuanya. Ketiga, siswa juga merasa
bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Hal ini tercermin dari sikap siswa
yang tidak menyalahkan orang tua saat siswa mengalami kekecewaan. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
itu, siswa sudah dapat menanggung resiko jika ia tidak mengerjakan tugas
sesuai yang telah ditetapkan oleh guru.
Tingkat kemandirian emosional yang tinggi juga dipengaruhi oleh usia
para siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta. Usia siswa kelas IX
rata-rata 15 tahun yang masuk dalam usia remaja. Di usia remaja ini, sifat
menggantungkan diri pada orang lain semakin berkurang dan akhirnya
menjadi makhluk yang dapat berdiri sendiri.
Siswa yang memiliki kemandirian emosional yang tinggi memiliki dua
keuntungan, yaitu: Pertama, ia sudah mampu memutuskan hal mengenai
dirinya sendiri, sehingga ia mulai terlepas dari ketergantungan orang tuanya.
Kedua, siswa juga dapat mendiskusikan berbagai hal dengan leluasa kepada
orang tuanya.
Pada awal penelitian, peneliti menduga bahwa tingkat kemandirian
emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran
2014/2015 memiliki tingkat kemandirian emosional yang rendah. Namun
setelah diadakan penelitian, ternyata hasil penelitian tak sejalan dugaan
semula. Hal ini bisa jadi disebabkan karena pada saat peneliti melakukan
obsevasi, banyak siswa yang mengungkapkan bahwa mereka masih sangat
tergantung kepada orang tua dalam memutuskan sesuatu.
Dari hasil penelitian 35 siswa masih memilki tingkat kemandirian
emosional sedang dalam hal ini termasuk kategori kurang tinggi. Menurut
peneliti, ada tiga hal yang menyebabkan kemandirian emosional siswa
termasuk kategori kurang tinggi. Dalam hal ini peneliti menyesuaikan realita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
yang ada di lapangan saat peneliti melakukan observasi dan wawancara
kepada beberapa siswa. Pertama, siswa kurang mampu dalam berinteraksi dan
berkomunikasi dengan orang tua. Beberapa siswa mengatakan bahwa mereka
kurang akrab dengan orang tuanya, sehingga siswa merasa cemas dan takut
jika ia tidak mengikuti keinginan orang tuanya. Kedua, ada beberapa siswa
juga yang masih mengandalkan orang tuanya dalam mengambil keputusan
bagi siswa itu sendiri. Ketiga, beberapa siswa juga sering mengalami emosi
marah karena tidak sejalan dengan orang tua. Tiga hal ini yang mengakibatkan
siswa memiliki tingkat kemandirian emosional yang kurang tinggi. Jika ini
dibiarkan terus menerus akan membuat siswa menjadi tidak berkembang.
C. Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal yang Sesuai untuk
Meningkatkan Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati
Sleman Yogyakarta yang Kemandirian Emosionalnya Masih Rendah
Kategorisasi item kuesioner penelitian dilakukan berdasarkan
perhitungan (dengan jumlah subjek 107) sebagai berikut:
X maksimum teoritik : 4 x 107 = 428
X minimum teoritik : 1 x 107 = 107
Luas jarak : 428 – 107 = 321
σ (standar deviasi) : 321 : 6 = 53, 5 dibulatkan menjadi 54
μ (mean teoritik) : (428+107) : 2 = 267,5 dibulatkan menjadi 268
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Setelah dilakukan perhitungan, penggolongan item kemandirian emosional
siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015
berdasarkan tinggi rendahnya skor dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7
Penggolongan Item Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2
Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan
Tinggi Rendahnya Skor
Norma/Kriteria
Skor
Skor Jumlah
Item
Prosentase
(%)
Kategori Nomor
Item
X≤ µ -1,5σ <187 - - Sangat
rendah -
µ - 1,5 σ <X≤ µ -
0,5 σ
188-
241
2 5, 71 % rendah 7, 13
µ -0,5 σ <X≤ µ
+0,5 σ
242-
294
12 34, 28 % sedang 2, 6, 8,
11, 12,
14, 16,
22, 24,
25, 27,
28
µ +0,5 σ <X≤ µ
+1,5 σ
295-
348
15 42, 85 % Tinggi 1, 3, 4,
5,10, 15,
18, 19,
20, 21,
23, 30,
32, 33,
35
µ +1,5 σ <X >349 6 17, 14 % Sangat
tinggi
9, 17,
26, 29,
31, 34
Dari tabel 7 tampak bahwa item-item kemandirian emosional siswa
kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015
menurut tinggi rendahnya skor adalah sebagai berikut:
a. Ada 6 (17, 14 %) item yang menunjukkan kemandirian emosional
sangat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
b. Ada 15 (42, 85 %) item yang menunjukkan kemandirian emosional
tinggi.
c. Ada 12 (34, 28 %) item yang menunjukkan kemandirian emosional
sedang.
d. Ada 2 (5, 71 %) item yang menunjukkan kemandirian emosional
rendah.
e. Tidak ada item yang menunjukkan kemandirian emosional sangat
rendah.
Item-item yang menunjukkan bahwa kemandirian emosional siswa
termasuk rendah dan sedang disajikan pada tabel 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 8
Item-Item Kuesioner Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran
2014/2015 yang Menunjukkan bahwa Kemandirian Emosional Siswa Rendah dan Sedang
Aspek Indikator Item Nomor Item Skor
Remaja tidak mengidealkan orang
tuanya (de-idealized)
Remaja memandang orang tua bukan
sebagai orang yang paling ideal.
Saya mampu mengambil keputusan saya sendiri tanpa
tergantung pada orang tua.
2 273
Remaja memandang bahwa orang tua
tidak selamanya benar, tahu dan punya
kekuasaan.
Saya merasa tidak perlu memberi tahu segala hal kepada
orang tua saya.
6 247
Saya selalu memandang orang tua saya sebagai orang yang
kehendaknya harus saya turuti.
7 232
Saya selalu melakukan apa saja yang diminta orang tua
saya.
8 286
Remaja dapat memandang orang tua
sebagai orang dewasa lainnya
(parent as people)
Remaja memandang dan berinteraksi
dengan orangtua (sebagai orangtua
sesungguhnya maupun orang dewasa
pada umumnya).
Saya dapat berbicara dengan leluasa kepada orang tua
saya.
11 290
Saya tidak canggung membicarakan masalah pribadi saya
kepada orang tua saya.
12 271
Saya kurang jujur dalam mengungkapkan isi hati saya
kepada orang tua.
13 234
Remaja dapat menolak pendapat orang
tua.
Saya dapat dengan jelas dan tenang mengungkapkan
keberatan saya kepada orang tua saya.
14 286
Saya menolak pendapat orang tua dengan diam saja dan
mengurung diri di kamar.
16 344
Remaja bergantung kepada dirinya
sendiri (non-dependency)
Remaja bersandar pada kemampuan
sendiri.
Saya masih sangat bergantung pada orang tua untuk
mengatasi masalah-masalah pribadi saya.
22 289
Remaja bergantung kepada orang tua
untuk mencari jalan keluar.
Biasanya saya dapat menyelesaikan masalah saya sendiri
tanpa melibatkan orang tua.
24 280
Saya selalu mengikuti saja pendapat dari orang tua saya. 25 253
Remaja tidak begitu saja datang kepada
orang tua jika mendapat kesulitan,
kesedihan, kekecewaan dan
kekhawatiran.
Saat saya sedang sedih, saya biasanya langsung
mengungkapkannya kepada orang tua saya.
27 292
Remaja merasa bertanggung jawab
atas dirinya sendiri (individuated)
Remaja mampu melihat perbedaan
pandangan antara pandangan orang tua
dan pandangan sendiri.
Saya selalu bisa menyelesaikan masalah berdasarkan
pandangan saya sendiri.
28 285
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berdasarkan item-item yang menunjukkan bahwa kemandirian emosional
siswa termasuk rendah dan sedang, peneliti membuat usulan topik-topik
bimbingan klasikal yang dimaksudkan untuk mengembangkan kemandirian
emosional siswa yang masih rendah. Usulan yang dimaksudkan disajikan pada
tabel 9. Kemudian peneliti menyajikan beberapa contoh Satuan Pelayanan
Bimbingan Klasikal pada lampiran 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 9
Usulan Topik-Topik Bimbingan untuk Meningkatkan Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman
Yogyakarta yang Kemandirian Emosionalnya Masih Rendah
No. Nomor
Item
Item Topik Tujuan Metode Waktu Sumber
1. 2 Saya mampu
mengambil keputusan
saya sendiri tanpa
tergantung pada
orang tua.
Membuat pilihan
yang bertanggung
jawab
Peserta didik dapat
membuat pilihan yang
bertanggung jawab
Menonton
video,
ceramah
singkat, tanya
jawab, diskusi,
refleksi
1 JP 1. Lewis, Barbara A. Character Building: untuk
Anak-Anak. (p.162). Jakarta: Binarupa Aksara
2. Rida, Akram. 2005. Making Choice. Jakarta:
Hikmah
3. http://forsharingknowledge.blogspot.com/2011/04/6-cara-untuk-mengambil-pilihan-pilihan.html
2. 7 Saya selalu
memandang orang
tua saya sebagai
orang yang
kehendaknya harus
saya turuti.
Berkomunikasi
dengan orang tua
Peserta didik dapat
mengembangkan
keterampilan
berkomunikasi dengan
orang tua
Menonton
video,
ceramah
singkat, tanya
jawab, diskusi,
refleksi
2 JP www.mjeduation.com
3. 13 Saya kurang jujur
dalam
mengungkapkan isi
hati saya kepada
orang tua.
Kejujuran Siswa mampu berkata
jujur dalam
mengungkapkan isi hati
kepada orang tua.
Ceramah
singkat, tanya
jawab, diskusi,
refleksi
1 JP Sinurat, R.H.Dj. 2008. Reader Mata Kuliah Praktikum Bimbingan Kelompok. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Keterbukaan Peserta didik dapat
membagikan tentang
perasaannya kepada
orang lain.
Ceramah
singkat, tanya
jawab, diskusi,
refleksi
2 JP Sinurat, R. H. Dj. 1999. Reader Mata Kuliah
Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Mengungkapkan
pendapat kepada
orang tua
Peserta didik dapat
berkomunikasi dengan
orang tua
Ceramah
singkat, tanya
jawab, diskusi,
refleksi
1 JP Wisnuwardhani, Dian. 2013. Mama, papa, please.
Jakarta: Kompas Gramedia
Mengungkapkan
perasaan.
Peserta didik dapat
mengungkapkan
perasaannya secara
jelas.
Ceramah
singkat, tanya
jawab, diskusi,
refleksi
1 JP Sinurat, R. H. Dj. 1999. Handout Mata Kuliah
Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: USD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran untuk pihak sekolah
dan peneliti lain.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat
kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun
ajaran 2014/2015 termasuk memiliki kemandirian emosional yang tinggi.
B. Saran-saran
Berikut ini dikemukakan saran bagi beberapa pihak:
1. Bagi guru Bimbingan dan Konseling SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta
a. Guru BK diharapkan dapat membuat program-program yang relevan
untuk meningkatkan kemandirian emosional peserta didik.
b. Guru BK diharapkan mencoba melaksanakan usulan yang disajikan dalam
skripsi ini.
c. Satuan-Satuan Pelayanan Bimbingan Klasikal yang disajikan dalam
skripsi ini masih perlu direvisi supaya ada konsistensi atar komponen-
komponennya.
2. Bagi peneliti lain.
Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan topik
kemandirian emosional diharapkan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
a. Berusaha menyusun instrumen yang dapat mengungkap kemandirian
emosional siswa secara lebih tepat.
b. Dalam menyusun kuesioner hendaknya digunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh subjek penelitian.
c. Dalam menyusun kisi-kisi kuesioner hendaknya dibuat keseimbangan
jumlah item pada setiap aspek dan indikator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Risa Panti. 2004. Pola Asuh Authoritative Orang Tua dalam Kaitannya
dengan Kemandirian Emosional Remaja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
IKIP Negeri Singaraja No. 4 Th. XXXVII, Oktober 2004, 101-111.
Azwar, Saifuddin. 2007. Penyusunan Skala Psikologis (Ed. 1). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
______. 2009. Realibilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
______. 2011. Realibilitas dan Validitas (Ed. 3). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
______. 2012. Penyusunan Skala Psikologis (Ed. 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
______. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Budiman, Nandang. 2012. Perkembangan Kemandirian pada Remaja.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBING
AN/197102191998021-
NANDANG_BUDIMAN/PERKEMBANGAN_KEMANDIRIAN.pdf.
Diunduh bulan Mei 2014 pukul 10.30 WIB.
Dini, Nurlaili Rahmah. 2010. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kepatuhan
dan Kemandirian Santri Remaja di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah. Skripsi.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Djiwandono, S. E. W. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Furchan, Arief. 2011. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Goleman, Daniel. 2007. Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Haditono, S. R, A. M. P Knoers dan F. J. Monks. 2006. Psikologi Perkembangan:
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hurlock, E. B. 1995. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan dalam Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Kartono, K. 1990. Psikhologi Anak. Bandung: Mandar Maju.
King, Laura A. 2010. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta:
Salemba Humanika.
Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Santrock, John W. 2007. Remaja Ed.11 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Solita, L., Syahniar & Nurfarhanah. 2012. Hubungan antara Kemandirian Emosi
dengan Motivasi Belajar. Jurnal Ilmiah Konseling, Vol. 1 No. 1, Januari
2012, 1-9.
Listyaningrum, Maria Magdalena Tri Widyastuti. 2007. Kemandirian dalam
Pengambilan Keputusan pada Remaja Akhir ditinjau dari Pengasuhan Orang
Tua. Skripsi. (tidak diterbitkan) Universitas Katholik Soegijapranata
Semarang.
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Mutadin, Z. 2002. Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis pada Remaja. http://e-
psikologi.com/artikel/individual/kemandirian-sbg-kebutuhan-psikologis-pada-
remaja. Oktober 2013.
Prayitno, Elida. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa Raya.
Permana, Muhammad Sidiq. 2011. Program Bimbingan Dan Konseling Untuk
Meningkatkan Kemandirian Siswa: Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Siswa
Kelas VIII SMPN 3 Margahayu Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. http://a-
research.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=6990. Diunduh bulan Juni 2014
pukul 07.00 WIB.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat).
Jakarta: Balai Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Rini, Agus Riyanti Puspito. 2012. Kemandirian Remaja Berdasarkan Urutan
Kelahiran. Jurnal Pelopor Pendidikan Volume 3 Nomor 1, Januari 2012, 61-
70.
Sartre, Paul dan Jean. 2002. Pengantar Teori Emosi (Terj.). Jendela: Yogyakarta.
Sarwono, Sarlito W. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers.
Schultz, Duane. 1998. Theories of Personality. California: Brooks/Cole Publishing
Company.
Steinberg, L. 2002. Adolescence. (edisi ke-6). USA: McGraw-Hill.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Winkel, W. S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:
Grasindo.
Winkel, W. S & Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Jakarta: Media Abadi.
Yessica, Loretta Intan. 2008. Fenomena Kemandirian pada Anak Tunggal. Skripsi.
(tidak diterbitkan). Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 1 49
LAMPIRAN 1
Hasil Penghitungan Taraf Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji Coba
No. Item Parameter Hasil Hitung Keputusan
VAR00001 Correlation Coefficient .325 Valid
Sig. (2-tailed) .080
N 30
VAR00002 Correlation Coefficient .591** Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 30
VAR00003 Correlation Coefficient .402* Valid
Sig. (2-tailed) .028
N 30
VAR00004 Correlation Coefficient .307 Valid
Sig. (2-tailed) .098
N 30
VAR00005 Correlation Coefficient .576** Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 30
VAR00006 Correlation Coefficient .585** Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 30
VAR00007 Correlation Coefficient .483** Valid
Sig. (2-tailed) .007
N 30
VAR00008 Correlation Coefficient .375* Valid
Sig. (2-tailed) .041
N 30
VAR00009 Correlation Coefficient .136 Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 1 50
Sig. (2-tailed) .475
N 30
VAR00010 Correlation Coefficient .304 Valid
Sig. (2-tailed) .102
N 30
No. Item Parameter Hasil Hitung Keputusan
VAR00012 Correlation Coefficient .659** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
VAR00013 Correlation Coefficient .641** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
VAR00014 Correlation Coefficient .552** Valid
Sig. (2-tailed) .002
N 30
VAR00015 Correlation Coefficient .456* Valid
Sig. (2-tailed) .011
N 30
VAR00016 Correlation Coefficient .403* Valid
Sig. (2-tailed) .027
N 30
VAR00017 Correlation Coefficient .346 Valid
Sig. (2-tailed) .061
N 30
VAR00018 Correlation Coefficient .350 Valid
Sig. (2-tailed) .058
N 30
VAR00019 Correlation Coefficient .395* Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 1 51
Sig. (2-tailed) .031
N 30
No. Item Parameter Hasil Hitung Keputusan
VAR00021 Correlation Coefficient .003 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .987
N 30
VAR00022 Correlation Coefficient .317 Valid
Sig. (2-tailed) .088
N 30
VAR00023 Correlation Coefficient .494** Valid
Sig. (2-tailed) .006
N 30
VAR00024 Correlation Coefficient .464** Valid
Sig. (2-tailed) .010
N 30
VAR00025 Correlation Coefficient .504** Valid
Sig. (2-tailed) .005
N 30
VAR00026 Correlation Coefficient .505** Valid
Sig. (2-tailed) .004
N 30
VAR00027 Correlation Coefficient .660** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
VAR00028 Correlation Coefficient -.215 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .253
N 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 1 52
VAR00029 Correlation Coefficient .750** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
VAR00030 Correlation Coefficient .315 Valid
Sig. (2-tailed) .090
N 30
VAR00031 Correlation Coefficient .386* Valid
Sig. (2-tailed) .035
N 30
VAR00032 Correlation Coefficient .627** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
No. Item Parameter Hasil Hitung Keputusan
VAR00034 Correlation Coefficient .454* Valid
Sig. (2-tailed) .012
N 30
VAR00035 Correlation Coefficient .147 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .438
N 30
VAR00036 Correlation Coefficient .360 Valid
Sig. (2-tailed) .050
N 30
VAR00037 Correlation Coefficient .365* Valid
Sig. (2-tailed) .047
N 30
VAR00038 Correlation Coefficient .731** Valid
Sig. (2-tailed) .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 1 53
N 30
VAR00039 Correlation Coefficient .582** Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 30
VAR00040 Correlation Coefficient .100 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .598
N 30
VAR00041 Correlation Coefficient .371* Valid
Sig. (2-tailed) .044
N 30
VAR00042 Correlation Coefficient .344 Valid
Sig. (2-tailed) .062
N 30
VAR00043 Correlation Coefficient .319 Valid
Sig. (2-tailed) .086
N 30
Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.647 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 1 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tabulasi data penelitian
Nama1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 2 2 2 3 2 1 2 1 3 2 4 3 3 1 4 4 4 4 3 3 4 2 3 2 1 4 3 2 3 2 3 12 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 33 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 34 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 1 2 2 3 4 3 1 2 4 2 3 3 3 4 3 4 35 4 2 2 3 2 2 3 2 3 1 1 2 2 2 3 2 4 4 4 3 3 3 1 2 2 4 3 2 3 2 4 46 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 27 4 2 2 3 1 2 2 1 3 3 2 2 2 1 4 4 4 3 2 2 2 3 4 1 2 4 3 2 4 3 3 48 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 49 4 3 4 4 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 1 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3
10 4 3 4 4 2 2 2 3 2 4 3 2 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 411 4 2 4 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 212 2 2 4 3 2 2 2 2 3 4 1 2 3 2 4 4 4 3 1 3 4 4 4 2 2 4 3 3 3 3 4 413 2 3 1 4 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 4 2 4 4 2 3 2 4 3 3 4 3 4 2 4 414 4 3 2 3 2 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 315 4 2 2 4 2 4 2 2 4 4 3 2 2 2 4 4 4 3 4 3 2 4 4 2 3 4 2 2 4 2 4 316 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 4 2 2 3 2 3 317 4 4 4 2 3 1 1 1 3 1 4 1 2 1 4 3 3 2 4 4 4 3 2 1 4 4 3 3 3 4 4 118 4 2 3 4 3 2 1 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 2 3 2 4 3 4 2 4 4 1 1 4 3 4 419 4 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 120 3 3 3 4 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 4 2 2 2 3 2 321 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 3 2 2 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 3 3 322 4 4 1 4 3 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 1 3 223 4 1 3 4 1 1 1 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 1 2 4 4 4 424 3 4 4 4 1 3 3 4 4 3 4 2 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 3 4 425 3 3 3 4 2 3 3 1 4 2 1 3 2 1 3 4 4 3 3 4 2 2 4 2 2 4 3 3 3 3 3 326 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 3 327 4 2 1 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 4 4 2 3 2 4 228 4 4 3 4 4 1 3 4 4 4 2 4 1 4 3 3 3 4 4 4 3 1 1 4 3 1 3 4 4 3 4 229 3 3 3 4 3 2 1 3 4 4 3 2 2 3 3 2 4 4 4 4 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 4 430 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 2 4 3 3 2 1 3 1 4 3 2 3 3 4 431 2 3 3 3 1 1 3 3 4 4 2 4 2 3 4 3 4 2 2 3 3 3 4 2 3 4 1 2 3 4 2 132 4 3 2 3 1 2 2 4 4 3 4 2 2 4 4 3 4 2 2 3 3 3 4 2 3 4 1 2 3 4 2 133 3 3 2 4 1 1 1 3 4 4 2 3 1 3 4 4 4 3 4 2 4 2 2 3 2 4 1 2 4 4 4 434 4 2 3 2 1 2 3 2 4 4 2 3 3 2 1 2 4 2 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 4 4 435 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 3 4 2 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 337 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 2 2 4 2 4 3 2 3 2 4 238 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 339 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 340 4 3 4 4 2 4 1 3 4 3 3 2 1 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 441 4 3 4 2 2 3 2 2 2 2 1 1 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 442 2 2 2 3 3 2 4 2 4 2 2 2 3 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 343 4 3 4 4 2 3 1 3 4 3 3 2 1 3 2 4 2 4 3 3 1 1 3 3 4 4 3 4 3 4 4 444 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 1 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 2 345 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 2 2 3
46 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 1 1 2 2 3 3 2 2 2 3 247 2 2 2 2 4 1 1 2 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 4 4 2 3 2 3 348 2 2 2 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 4 4 2 3 2 2 2 3 3 2 4 2 2 3 3 3 249 4 1 2 3 2 2 3 2 4 1 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 1 4 4 4 3 4 3 450 4 3 4 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 2 3 3 4 4 451 4 2 4 2 4 2 1 4 3 3 3 2 2 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 4 3 3 4 2 3 252 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 3 4 353 4 1 4 2 1 4 1 3 4 1 2 2 1 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 454 1 2 4 4 1 1 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 455 4 3 3 4 2 2 2 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 1 1 3 1 4 3 4 4 4 4 456 4 4 2 3 1 1 3 3 3 3 1 2 2 3 3 4 4 2 2 3 2 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 357 2 3 4 3 1 2 1 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 3 3 4 3 3 2 3 2 4 1 3 4 3 3 358 2 3 2 3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 3 4 4 3 3 2 2 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3
59 3 2 3 4 1 3 3 2 4 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 2 4 2 1 4 3 2 3 2 3 160 4 2 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 3 2 3 2 2 1 4 2 2 4 3 4 461 3 3 3 4 2 3 2 2 3 2 4 2 3 2 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 362 2 1 2 3 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 4 4 4 3 4 2 3 3 4 2 2 4 3 1 3 2 2 363 2 2 2 3 1 2 3 2 4 3 2 2 2 2 4 3 4 4 3 4 4 2 1 2 2 4 3 2 3 3 4 364 2 1 3 2 3 4 2 4 3 3 3 2 3 4 2 2 3 2 3 2 3 1 1 2 3 2 1 2 3 1 3 2
65 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 366 3 2 3 2 1 2 1 2 4 4 4 3 1 2 4 3 4 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 267 4 2 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 4 4 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 368 4 4 3 4 2 2 2 4 4 4 3 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 469 4 2 4 3 2 2 3 2 4 2 2 2 3 2 3 4 3 2 4 2 3 3 3 2 3 4 2 2 4 2 4 470 2 2 4 3 3 2 1 2 3 3 4 3 1 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 471 3 2 4 2 1 3 3 2 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 4 4 3 1 1 2 3 3 3 3 3 4 4 172 3 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 3 3 2 473 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 4 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 475 2 3 2 3 3 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 376 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 477 4 3 4 4 4 2 1 2 4 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 1 4 3 2 4 2 4 178 3 3 4 2 3 3 1 3 2 2 3 1 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 379 3 3 3 3 4 3 1 3 4 4 1 1 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 1 4 4 3 4 2 4 480 4 2 3 4 2 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 4 4 2 2 2 3 3 3 2 1 4 3 2 3 3 2 3
81 4 2 2 3 4 4 1 2 4 4 4 2 1 2 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 3 2 282 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 4 1 3 2 2 3 1 2 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 383 2 3 3 2 2 2 1 2 4 3 3 2 3 2 2 3 4 3 3 4 4 4 2 4 2 3 3 4 3 2 4 284 4 3 2 4 1 1 4 4 4 1 4 4 1 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 285 2 3 2 3 1 1 2 2 4 3 3 3 1 2 4 4 4 4 3 4 2 3 4 2 3 4 4 1 4 3 4 4
86 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 2 4 387 3 2 4 4 3 3 1 2 4 4 4 4 2 2 3 2 3 3 3 3 2 1 2 2 2 4 3 4 3 2 4 488 3 2 2 4 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 389 3 2 3 2 1 2 1 3 4 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 290 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 391 3 1 1 4 2 1 2 2 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 2 2 2 3 4 3 3 4 2 2 3 3 2 392 4 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 3 4 4 2 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 4 3 4 393 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 2 4 4 3 494 2 3 2 2 2 2 3 4 3 2 4 3 2 4 3 4 4 2 3 4 2 3 3 2 3 4 3 2 2 2 2 295 3 4 2 4 2 3 2 4 4 4 3 3 2 4 2 1 4 4 4 4 4 3 4 3 1 4 4 3 4 2 3 196 3 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 1 3 297 2 3 4 4 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 298 3 2 2 2 2 2 2 3 4 2 3 2 2 3 2 4 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 299 2 3 3 1 2 1 2 2 4 3 2 3 2 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4
100 4 3 4 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 4 2101 3 2 2 3 1 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 4 2102 4 2 4 4 2 1 1 3 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 2 1 3 2 4 3 4 4 4 3103 4 3 4 4 4 3 1 3 4 2 2 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 4 3 4 4 3 4 4104 2 3 2 4 2 2 4 2 3 2 3 2 2 2 3 4 4 2 2 3 3 4 4 2 3 4 4 1 3 2 2 3105 2 2 2 4 1 1 2 2 4 1 2 2 2 2 4 3 4 4 3 2 3 4 4 2 3 4 4 1 4 2 4 2106 4 2 3 4 2 2 2 3 4 3 1 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 1 4 2 3 3 2 3 4107 3 2 1 4 3 3 2 2 4 4 3 2 2 2 3 4 4 2 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2 4 2 4 4
∑ 343 273 308 341 239 247 232 286 356 301 290 271 234 286 331 344 395 306 334 333 320 289 295 280 253 379 292 285 353 296 358 318
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
∑Nama 33 34 35
4 4 3 941 2 3 3 912 2 4 4 1103 2 2 2 984 2 4 4 985 3 3 2 1106 3 4 2 997 3 4 4 1128 2 4 3 1169 4 4 3 120
10 2 3 3 10811 4 4 3 11512 2 4 3 11313 3 3 3 11414 3 3 1 11815 3 4 3 10616 3 3 4 11417 3 4 4 12918 3 3 2 11819 3 4 3 11220 3 4 4 13021 3 4 4 12222 3 4 3 13023 4 4 4 14524 4 4 3 12525 2 2 3 11726 2 3 4 11927 1 1 1 13028 2 2 2 13229 1 4 3 13730 3 4 3 12831 3 4 3 13132 4 4 1 13333 3 4 3 13434 4 4 3 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35 2 4 3 13836 3 4 3 14037 1 3 3 13438 4 4 3 14239 4 4 4 15540 1 3 3 13441 3 4 4 13242 2 2 2 14443 3 4 3 14044 3 4 2 148
45 2 3 3 13446 3 3 3 13747 3 3 3 13848 2 4 2 15249 2 3 2 16250 4 4 4 15651 2 3 3 15252 4 4 4 16253 2 4 3 16554 3 3 2 16255 4 3 2 14756 3 4 3 15657 3 4 3 150
58 4 3 3 15359 3 4 2 16060 3 3 3 16261 4 4 4 15662 2 3 1 15563 2 2 1 145
64 2 3 2 15865 3 3 1 15666 3 3 3 16067 3 4 3 18768 3 4 3 16969 4 4 3 17170 1 1 3 16171 3 3 3 17072 1 4 1 160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73 3 3 3 17274 3 3 3 17275 3 4 4 18476 3 4 4 18577 2 3 4 18278 3 4 4 19179 3 4 3 174
80 3 4 3 18081 3 2 3 17482 3 3 3 18183 3 3 3 17884 4 4 3 188
85 2 4 3 18486 1 4 3 18687 2 2 2 17888 3 2 4 18189 2 2 2 18090 4 4 3 18891 1 4 4 19092 3 4 3 20193 1 4 3 18994 4 4 3 20495 2 3 3 18596 3 3 2 20197 3 4 2 18798 4 4 4 20699 2 3 3 212
100 3 4 3 194101 3 4 1 210102 4 4 3 220103 4 3 4 202104 4 4 3 201105 3 4 3 205106 3 3 4 207107 299 370 311 16419
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
KUESIONER SISWA
CHINTYA SEKAR SEPTESA DANI
(101114020)
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
KUESIONER SISWA
Pengantar:
Dengan ini saya memohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini yang
dimaksudkan untuk mengetahui pengalaman anda sendiri. Nama tidak perlu dituliskan.
Diharapkan Anda menjawab secara jujur, sesuai dengan pengalaman Anda yang
sesungguhnya.
Atas kesediaan Anda saya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Chintya Sekar Septesa Dani
Petunjuk Pengisian Instrumen:
Berikut ini disajikan sejumlah pernyataan mengenai pengalaman anda sendiri.
Seberapa sering Anda mengalami hal yang dimaksudkan dengan masing-masing pernyataan
berikut. Berilah tanda centang (√) pada kolom alternatif jawaban yang sesuai dengan
pengalaman Anda. Alternatif jawaban adalah sebagai berikut:
S : Selalu/hampir selalu
Sr : Sering
J : Jarang
TP : Tidak Pernah
Contoh:
S: Selalu/hampir selalu Sr: Sering J: Jarang TP: Tidak Pernah
No. Item S Sr J TP
1. Saya berpendapat bahwa saya tidak harus
menjadi seperti orang tua saya.
√
Karena penjawab selalu berpendapat bahwa dia tidak harus menjadi seperti orang
tuanya, maka dia memberikan tanda centang pada kolom alternatif jawaban selalu/hampir
selalu.
Selamat Mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
S: Selalu/hampir selalu Sr: Sering J: Jarang TP: Tidak Pernah
No. Seberapa sering Anda mengalami hal yang
dimaksudkan dalam pernyataan yang berikut dengan
pengalaman Anda?
S Sr J TP
1. Saya berpendapat bahwa saya tidak harus menjadi seperti
orang tua saya.
2. Saya mampu mengambil keputusan saya sendiri tanpa
tergantung pada orang tua.
3. Saya memiliki idola selain orang tua dan saya ingin seperti
idola saya.
4. Saya selalu maklum bila keinginan saya belum dipenuhi
oleh orang tua saya.
5. Saya tidak lagi memandang orang tua saya sebagai orang
yang serba tahu.
6. Saya merasa tidak perlu memberi tahu segala hal kepada
orang tua saya.
7. Saya selalu memandang orang tua saya sebagai orang yang
kehendaknya harus saya turuti.
8. Saya selalu melakukan apa saja yang diminta orang tua
saya.
9. Meskipun berbeda pendapat dengan orang tua saya, saya
tetap mendengarkan pendapat orang tua saya dengan
bersikap tenang.
10. Saya menganggap orang tua saya sebagai teman dalam
mendiskusikan berbagai hal.
11. Saya dapat berbicara dengan leluasa kepada orang tua saya.
12. Saya tidak canggung membicarakan masalah pribadi saya
kepada orang tua saya.
13. Saya kurang jujur dalam mengungkapkan isi hati saya
kepada orang tua.
14. Saya dapat dengan jelas dan tenang mengungkapkan
keberatan saya kepada orang tua saya.
15. Ada kalanya saya dengan kasar menolak pendapat orang
tua saya.
16. Saya menolak pendapat orang tua dengan diam saja dan
mengurung diri di kamar.
17. Jika saya tidak setuju dengan orang tua, saya mau kabur
dari rumah.
18. Saya membersihkan dan merapikan perlengkapan pribadi
saya tanpa meminta bantuan orang tua.
19. Saya memilih kegiatan ekstrakurikuler sesuai pilihan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
S: Selalu/hampir selalu Sr: Sering J: Jarang TP: Tidak Pernah
Terima Kasih
No. Seberapa sering Anda mengalami hal yang
dimaksudkan dalam pernyataan yang berikut dengan
pengalaman Anda?
S Sr J TP
20. Saya selalu berusaha mencoba mengatasi sendiri
permasalahan yang saya alami.
21. Saya selalu berusaha sendiri mengerjakan tugas sekolah
tanpa meminta bantuan orang tua.
22. Saya masih sangat bergantung pada orang tua untuk
mengatasi masalah-masalah pribadi saya.
23. Saya selalu mengeluh dengan raut muka cemberut kepada
orang tua saat saya mengalami masalah.
24. Biasanya saya dapat menyelesaikan masalah saya sendiri
tanpa melibatkan orang tua.
25. Saya selalu mengikuti saja pendapat dari orang tua saya.
26. Saat saya kecewa dengan orang tua saya, saya selalu
melampiaskan kekecewaan saya dengan berkata kasar
kepada mereka.
27. Saat saya sedang sedih, saya biasanya langsung
mengungkapkannya kepada orang tua saya.
28. Saya selalu bisa menyelesaikan masalah berdasarkan
pandangan saya sendiri.
29. Saya bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan.
30. Saya selalu menabung uang jajan tanpa sepengetahuan
orang tua saya.
31. Saya bertanggung jawab atas perasaan saya sendiri.
32. Saya tidak menyalahkan orang tua atas kekecewaan yang
saya alami.
33. Jika orang tua mengecewakan saya, saya akan memasang
raut muka cemberut kepada orang tua saya.
34. Saya tidak mau menyapa orang tua saya saat orang tua saya
belum dapat memenuhi keinginan saya.
35. Saat saya sedang menceritakan kesedihan saya, orang tua
saya harus dapat menghibur saya saat itu juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 4 64
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
A. Topik/Pokok Bahasan : Mengungkapkan perasaan.
B. Tugas Perkembangan : Mencapai pola hubungan yang baik dengan orangtua dalam
peranannya sebagai orang yang lebih muda.
C. Bidang Bimbingan : Pribadi/Sosial.
D. Jenis Layanan : Bimbingan kelompok/kelas.
E. Fungsi Layanan : Pengentasan.
F. Sasaran Pelayanan : Siswa kelas IX.
G. Standar Kompetensi : Siswa mampu mengungkapkan perasaannya.
H. Kompetensi Dasar : Siswa dapat mengungkapkan perasaannya secara jelas.
I. Indikator : 1. Siswa dapat menjelaskan akibat-akibat yang timbul apabila
perasaan tidak diungkapkan.
2. Siswa mampu mengidentifikasi pengungkapan perasaan yang
tidak deskriptif dan menjelaskan alasannya (mengapa tidak
deskriptif).
J. Materi Pelayanan : akibat-akibat yang timbul apabila perasaan tidak diungkapkan
dan latihan pengungkapan perasaan yang tidak deskriptif dan
alasannya (mengapa tidak deskriptif).
K. Prosedur/Proses :
1. Metode: Ceramah singkat, tanya jawab, diskusi, refleksi.
2. Langkah-langkah Kegiatan:
No. Intrakurikuler Waktu
Konselor (Guru BK) Konseli (Siswa)
1. Guru BK menjelaskan materi tentang akibat-akibat yang
timbul apabila perasaan tidak diungkapkan.
Terlibat aktif
7 „‟
2. Guru BK meminta siswa membentuk kelompok yang
terdiri 3 orang.
2‟‟
3. Guru BK membagikan soal latihan pengungkapan
perasaan yang tidak deskriptif dan alasannya (mengapa
tidak deskriptif).
1‟‟
4. Guru BK menjelaskan soal latihan pengungkapan
perasaan yang tidak deskriptif dan alasannya (mengapa
tidak deskriptif).
3‟‟
5. Guru BK meminta siswa mengerjakan soal latihan
pengungkapan perasaan yang tidak deskriptif dan
alasannya (mengapa tidak deskriptif).
15‟‟
6. Guru BK bersama siswa membahas soal soal latihan
pengungkapan perasaan yang tidak deskriptif dan
alasannya (mengapa tidak deskriptif).
10‟
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 4 65
L. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas.
M. Waktu : 1 x 40 menit.
N. Penyelenggara : Guru BK
O. Alat : Laptop, LCD, kertas dan pena
P. Evaluasi : Setelah melaksanakan kegiatan yang diikuti oleh seluruh siswa
satu kelas, diharapkan siswa dapat memiliki perubahan positif
dalam dirinya dengan dapat menjawab pertanyaan evaluasi
sebagai berikut:
1. Jelaskan akibat-akibat yang timbul apabila perasaan tidak
diungkapkan!
2. Identifikasikan pengungkapan perasaan yang tidak deskriptif
dan alasannya (mengapa tidak deskriptif)!
Q. Rencana Tindak Lanjut : Siswa didorong agar dapat mengungkapkan perasaannya terutama
kepada orang tua.
Mengetahui,
Koordinator BK Perencana Pelayanan
Guru BK,
Chintya Sekar S. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 4 66
Handout
Mengungkapkan Perasaan.
A. Akibat-Akibat yang Timbul Apabila Perasaan Tidak Diungkapkan
Salah satu faktor yang sering menjadi penghambat dalam membangun hubungan
antarpriadi yang intim adalah kesulitan mengkomunikasikan perasaan. Kita selalu mengalami
perasaan tertentu terhadap lawan komunikasi kita maupun terhadap pengalaman kita, namun
sering kali kita tidak mampu mengkomunikasikan perasaan kita secara efektif. Aneka
masalah dalam komunikasi muncul terutama bukan karena perasaan yang kita alami itu
sendiri, melainkan karena kita gagal mengkomunikasikannya secara efektif. Perasaan-
perasaan itu justru kita sangkal, kita alihkan atau kita sembunyikan. Berikut ini adalah
beberapa akibat yang mungkin timbul bila perasaan-perasaan tidak kita sadari, tidak kita
terima atau tidak kita ungkapkan secara jelas (Johnson, 1981):
1. Menyangkal dan menekan perasaan dapat menciptakan aneka masalah dalam hubungan
antarpribadi.
2. Menyangkal dan menekan perasaan dapat menyulitkan kita dalam memahami dan
mengatasi aneka masalah yang terlanjur timbul dalam hubungan antarpribadi.
3. Menyangkal dan menekan perasaan dapat meningkatkan kecenderungan kita untuk
melakukan persepsi secara selektif.
4. Menyangkal dan menekan perasaan dapat menimbulkan penyimpangan dalam penilaian
kita.
5. Dalam pengungkapan perasaan yang tidak jelas-efektif sering justru tersirat tuntutan-
tuntuan tertentu.
B. Latihan Pengungkapan Perasaan yang Tidak Deskriptif dan Alasannya (Mengapa Tidak
Deskriptif).
Prosedur:
1. Peserta diminta membentuk kelompok yang terdiri dari tiga orang.
2. Di bawah ini disajikan beberapa pernyataan. Setiap pernyataan melukiskan suatu situasi
hubungan antarpribadi.
3. Pada setiap situasi:
a. Temukanlah dua perasaan yang sebenarnya mau diungkapkan.
b. Tuliskan apa yang seharusnya dikatakan oleh yang bersangkutan untuk
mengungkapkan perasaannya itu secara jelas.
4. Setiap peserta diminta membandingkan jawabannya dengan jawaban teman-temannya
dalam kelompok dan mendiskusikannya sampai ketiganya memahami jawaban setiap
teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 4 67
5. Dalam kelompok besar, peserta diminta mendiskusikan akibat-akibat pengungkapan
perasaan yang kabur dalam hubungan antarpribadi.
a. Apa akibatnya bila orang mengungkapkan perasaannya secara kabur? Bagaimana
tanggapan orang lain? Bagaimana perasaan orang lain?
b. Mengapa kadang-kadang kita mengungkapkan perasaan secara kabur? Dalam situasi
macam mana orang cenderung mengaburkan ungkapan perasaannya? Apa akibat
yang mungkin terjadi?
Daftar Pernyataan
1. Seorang gadis bertanya pada tunangannya: “Ngapain sih selalu terlambat?”
a. Dua perasaan yang ingin diungkapkannya: ………………………………………
b. Yang sebaiknya dikatakan oleh gadis itu untuk mengungkapkan perasannya
secara jelas:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Dalam kelompok Anda, salah seorang teman yang sebelumnya banyak bicara tiba-
tiba diam.
a. Dua perasaan yang ingin diungkapkannya: ………………………………………..
b. Yang sebaiknya dikatakan oleh teman Anda untuk mengungkapkan perasaannya
secara jelas:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3. Dalam rapat, Anda mendengar Jono berbisik kepada Budi: “Bud, yang kau tuntut itu
berlebihan”.
a. Dua perasaan yang ingin diungkapkannya: ………………………………………..
b. Yang sebaiknya dikatakan oleh Jono untuk mengungkapkan perasaannya kepada
Budi secara jelas:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
4. Tiba-tiba Sari mengubah pembicaraan sesudah mendengar komentar Ana.
a. Dua perasaan yang ingin diungkapkannya: ………………………………………..
b. Yang sebaiknya dikatakan oleh Sari untuk mengungkapkan perasaannya kepada
Ana secara jelas:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Sumber: Sinurat, R. H. Dj. 1999. Handout Mata Kuliah Komunikasi Antarpribadi.
Yogyakarta: USD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 4 68
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
A. Topik/Pokok Bahasan : Berkomunikasi dengan orangtua.
B. Tugas Perkembangan : Mencapai pola hubungan yang baik dengan orangtua dalam
peranannya sebagai orang yang lebih muda.
C. Bidang Bimbingan : Pribadi/Sosial.
D. Jenis Layanan : Bimbingan kelompok/kelas.
E. Fungsi Layanan : Pengentasan.
F. Sasaran Pelayanan : Siswa kelas IX.
G. Standar Kompetensi : Siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orangtua.
H. Kompetensi Dasar : Siswa dapat berkomunikasi dengan orangtua.
I. Indikator : 1. Siswa dapat menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan
dalam berkomunikasi dengan orangtua.
2. Siswa dapat menjelaskan hal yang akan diperhatikan dalam
berkomunikasi dengan orangtuanya dalam waktu dekat ini.
J. Materi Pelayanan : Hal-hal yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi dengan
orangtuadan hal yang akan diperhatikan dalam berkomunikasi
dengan orangtuanya dalam waktu dekat ini.
K. Prosedur/Proses :
1. Metode:Ceramah singkat, tanya jawab, diskusi, refleksi.
2. Langkah-langkah Kegiatan:
No. Intrakurikuler Waktu
Konselor (Guru BK) Konseli (Siswa)
1. Guru BK membagi angket kepada siswa.
Terlibat aktif
1 „‟
2. Guru BK meminta siswa mengisi angket yang sudah
dibagikan.
4‟‟
3. Guru BK membahas kuesioner yang telah diisi siswa. 5‟‟
4. Guru BK menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan
dalam berkomunikasi dengan orangtua.
15‟‟
5. Guru BK memutar movie maker mengenai hal-hal yang
harus diperhatikan dalam berkomunikasi dengan orangtua.
5‟‟
6. Guru BK meminta masing-masing siswa menjelaskan hal
yang akan diperhatikan dalam berkomunikasi dengan
orangtua dalam waktu dekat ini.
10‟
L. Rencana Tindak Lanjut: Siswa didorong agar dapat berkomunikasi dengan orangtua
dengan baik.
M. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas.
N. Waktu : 1 x 40 menit.
O. Penyelenggara : Guru BK
P. Alat : Laptop, LCD, kertas dan pena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 4 69
Q. Evaluasi : Setelah melaksanakan kegiatan yang diikuti oleh seluruh siswa
satu kelas, diharapkan siswa dapat memiliki perubahan positif
dalam dirinya dengan dapat menjawab pertanyaan evaluasi
sebagai berikut:
1. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi
dengan orangtua!
2. Jelaskan hal yang akan diperhatikan dalam berkomunikasi
dengan orangtua dalam waktu dekat ini!
Mengetahui,
Koordinator BK Perencana Pelayanan
Guru BK,
Chintya Sekar S. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 4 70
HANDOUT
BERKOMUNIKASI DENGAN ORANGTUA
A. Hal-Hal yang Harus diperhatikan dalam Berkomunikasi dengan Orangtua:
1. Pahami Perasaan Orang tuamu
Pahami perasaan orang tuamu karena tujuan mereka adalah untuk kebaikan dan masa
depanmu sendiri.
2. Cari waktu yang tepat dan lihat situasi serta kondisi mereka
Jika mereka sedang lelah dan stress, lebih baik kamu menghindari sesaat.
3. Lakukan kegiatan yang bisa dilakukan bersama
Kamu bisa melakukan kegiatan bersama seperti makan bersama keluarga kemudian
mulailah perbicangan ringan, sebelum menyampaikan maksud dan tujuanmu.
4. Sampaikan dengan nada yang baik
Cobalah menyampaikan niatmu dengan kata-kata dan nada yang halus serta jangan
menyinggung perasaan mereka.
5. Dengarkan mereka
Apapun reaksi mereka, jangan terpancing emosi.Coba dengar pendapat mereka dan
hargai pendapat mereka.Jika ingin menyela, tunggu sampai mereka selesai berbicara.
6. Yakinkan mereka bahwa kamu bisa dipercaya
Buktikan kepada orang tua bahwa pilihanmu tidak salah dan yakinkan kamu benar-benar
bisa menjaga kepercayaan mereka.Jangan lupa belajar dan tetap menjaga diri dari
pergaulan negatif.
B. Hal yang akan diperhatikan dalam Berkomunikasi dengan Orangtua dalam Waktu Dekat Ini:
Berilah tanda pada hal yang akan diperhatikan dalam berkomunikasi dengan orangtua dalam
waktu dekat ini!
No. Hal yang akan diperhatikan dalam berkomunikasi dengan orangtua dalam waktu dekat
ini.
1. Memahami Perasaan Orang tua
2. Mencari waktu yang tepat dan lihat situasi serta kondisi mereka
3. Melakukan kegiatan yang bisa dilakukan bersama
4. Menyampaikan dengan nada yang baik
5. Mendengarkan mereka
6. Meyakinkan mereka bahwa saya bisa dipercaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 4 71
BERKOMUNIKASI DENGAN ORANGTUA
Petunjuk: Bacalah setiap pernyataan dengan teliti! Lalu tuliskanlah tanda checklist (√) pada
kolom Ya kalau Anda setuju bahwa maksud pernyataan yang bersangkutan sesuai
dengan Anda, dan pada kolom tidak jika Anda tidak setuju!
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Saya memahami Perasaan Orang tua
2. Saya mencari waktu yang tepat dan lihat situasi serta
kondisi mereka
3. Saya melakukan kegiatan yang bisa dilakukan bersama
4. Saya menyampaikan dengan nada yang baik
5. Saya mendengarkan mereka
6. Saya meyakinkan mereka bahwa saya bisa dipercaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 4 72
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
A. Topik/pokok bahasan : Pentingnya bersikap jujur
B. Tugas Perkembangan : Mencapai pola hubungan yang baik dengan orang tua
dalam peranannya sebagai orang yang lebih muda.
C. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial
D. Jenis Layanan : Bimbingan kelompok/kelas
E. Fungsi Bimbingan : Pemahaman dan Pengembangan
F. Sasaran Pelayanan : Siswa kelas IX
G. Standar Kompetensi : Siswa mampu mengungkapkan perasaannya.
H. Kompetensi Dasar : Siswa mampu berkata jujur dalam mengungkapkan isi
hati kepada orang tua.
I. Indikator : 1. Siswa mampu menjelaskan arti bersikap jujur.
2. Siswa mampu menjelaskan pentingnya bersikap jujur.
3. Siswa mampu menjelaskan hambatan bersikap jujur.
J. Materi : Pengertian bersikap jujur, pentingnya bersikap jujur dan
hambatan bersikap jujur.
K. Prosedur/Proses kegiatan :
1. Metode :Permainan, ceramah dan tanya jawab.
No Intrakurikuler Kokulikuler Waktu
1. Pembukaan
Memberi pengantar dengan
menjelaskan pengertian kejujuran.
siswa terlibat aktif
dalam kegiatan
pelayanan bimbingan.
5‟
2. Menjelaskan pentingnya bersikap
jujur.
5‟
3. Menjelaskan hambatan bersikap jujur. 5‟
4. Kegiatan permainan “jujur berani” 15‟
6. Siswa diminta untuk merefleksikan
dari kegiatan permainan “jujur berani”
5‟
7. Siswa diminta untuk sharing hasil
refleksi dan kesimpulan.
10‟
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 4 73
L. Waktu : 1 x 40 menit
M. Tempat : Ruang Kelas
N. Penyelenggara : Guru BK
O. Alat : botol plastik, kertas
P. Evaluasi : setelah melaksanakan kegaitan yang diikuti seluruh siswa
satu kelas, diharapkan siswa dapat memiliki perubahan
positif dalam dirinya dengan dapat menjawab pertanyaan
evaluasi sebagai berikut:
1. Jelaskan pengertian bersikap jujur!
2. Jelaskan pentingnya bersikap jujur!
3. Jelaskan hambatan bersikap jujur!
Q. Rencana Tindak Lanjut : pada pertemuan berikut akan dicek apakah siswa sudah
bersikap jujur dan berkata jujur.
R. Sumber Pustaka : Sinurat, R.H.Dj. 2008. Reader Mata Kuliah Praktikum
Bimbingan Kelompok. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Mengetahui,
Koordinator BK Perencana Pelayanan
Guru BK,
Chintya Sekar S. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 4 74
HANDOUT
Pentingnya Bersikap Jujur
A. Bersikap Jujur
Kebiasaan atau sifat yang selalu menyerukan kebenaran, mengatakan fakta yang
sebenarnya dengan ketulusan hati.
B. Pentingnya Bersikap Jujur
Bersikap jujur itu penting karena:
1. Dengan bersikap jujur maka kita dapat dipercaya orang lain
2. Dengan bersikap jujur maka kita akan disenangi orang lain
3. Dengan bersikap jujur maka kita akan merasa lega (tidak ada beban)
C. Hambatan Bersikap Jujur
1. Takut mendapat hukuman
2. Takut dijauhi teman
3. Takut diejek
4. Takut tidak terima dalam pergaulan
D. Permainan Jujur dan Berani
Langkah-langkahnya:
1. Dalam kelas tidak dibagi kelompok.
2. Fasilitator megeluarkan satu botol gelas dan kertas
3. Kemudian kertas itu diberi nomor sesuai dengan jumlah siswa.
4. Setelah siswa diberi nomor, para siswa mengambil nomor tersebut,
layaknya arisan.
5. Setelah itu fasilitator menyebutkan nomor, setelah ada nomor yang
bersangkutan dengan para siswa maka siswa tersebut harus maju.
6. Kemudian siswa dimintamemilih jujur atau berani. Berani artinya siswa
harus berani melaksanakan keinginan apa pun dari teman-temannya.
Namun jika siswa tersebut memilih jujur, ia harus jujur dalam menjawab
pertanyaan.
Jadi dalam permainan ini para siswa dilatih untuk berani memilih berbuat dan
berkata jujur, karena betapa sulitnya orang-orangsekarang ini untuk berbuat jujur.
Pertanyaan untuk kegiatan jujur berani:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 4 75
1. Siapa diantara kedua orang tuamu yang paling dekat denganmu?
2. Kepada siapa kamu lebih berkata jujur?
3. Apakah kamu pernah mencontek saat ujian? Pelajaran apa?
4. Apakah kamu pernah mengambil barang tanpa seijin orang lain?
5. Apakah kamu pernah jajan di kantin tapi tidak membayar?
6. Apakah kamu pernah membohongi orangtua? Hal apa itu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 4 76
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
A. Topik/Pokok Bahasan : Pembukaan diri.
B. Tugas Perkembangan : Mencapai pola hubungan yang baik dengan orangtua dalam
peranannya sebagai orang yang lebih muda.
C. Bidang Bimbingan : Pribadi/Sosial.
D. Jenis Layanan : Bimbingan kelompok/kelas.
E. Fungsi Layanan : Pengentasan.
F. Sasaran Pelayanan : Siswa kelas IX.
G. Standar Kompetensi : Siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orangtua.
H. Kompetensi Dasar : Siswa dapat berkomunikasi dengan orangtua.
I. Indikator : Siswa dapat mengklasifikaskan tiga daerah dalam diri yang
dilukiskan dalam Jendela Johari, yaitu: daerah terbuka,
daerahbuta dan daerah tersembunyi.
J. Materi Pelayanan : Tiga daerah dalam diri yang dilukiskan dalam Jendela Johari,
yaitu: daerah terbuka, daerah buta dan daerah tersembunyi.
S. Prosedur/Proses :
1. Metode:Ceramah singkat, tanya jawab, diskusi, refleksi.
2. Langkah-langkah Kegiatan: No. Intrakurikuler Waktu
Konselor (Guru BK) Konseli (Siswa)
1. Masing-masing peserta didik diminta mempelajari bagian-bagian dalam Jendela
Johari. Lalu, pada selembar kertas siswa diminta menuliskan beberapa sifat yang
siswa fikir diketahui oleh orang lain (Daerah Terbuka) serta beberapa sifat yang
siswa fikir tidak diketahui oleh orang orang lain (Daerah Tersembunyi). Siswa
diminta untuk menyisakan ruangan untuk menuliskan sifat-sifat yang terdapat
dalam Daerah Buta.
Terlibat aktif
10 „‟
2. Guru BK meminta peserta didik membentuk kelompok-kelompok yang terdiri dari
lima orang. Masing-masing peserta didik diminta mengambil lima lembar kertas.
Peserta didik diminta menuliskan nama masing-masing peserta lain (termasuk
nama peserta didik) pada salah satu sisi kertas. Di sebaliknya, peserta didik
diminta menuliskan dua sifat positif dari orang yang bersangkutan. Pada kartu
peserta didik sendiri, tuliskan dua sifat positif yang peserta sisik fikir tidak tahu
(jadi, dari aerah tersembunyi peserta didik) dan yang ingin peserta didik buka
kepada mereka.
15‟‟
3. Guru BK meminta peserta didik mengumpulkan semua kartu, lalu mengocoknya
dan dalam keadaan tertumpuk lalu meletakkannya di tengah kelompok dengan
again yang bertuliska nama masing-masing perserta didik menghadap ke bawah.
Secara bergiliran, masing-masing peserta didik mengambil satu kertas dan
membaca isinya. Setiap kali kelompok memutuskan lembar kertas yang baru
selesai dibaca tersebut milik siapa (tanpa melihat nama pemilik di sebaliknya).
Letakkan kartu tersebut (nama tetap berada di bawah) di depan peserta didik yang
telah diputuskan oleh kelompok sebagai pemiliknya. Ulangi langkah ini sampai
seluruh kartu habis dibagikan.
20‟‟
4. Guru BK meminta masing-masing peserta didik membalikkan kartu yang ada di
depannya. masing-masing peserta didik diminta memberikan reaksi tentang kartu
yang telah diterimanya. Jika ada peserta didik yang menerima kartu yang bukan
namanya, maka kartu tersebut harus diberikan kepada pemiliknya. Kelompok lalu
mendiskusikan hal-hal berikut:
a. Mengapa kartu tersebut bisa diberikan secara tepat atau keliru kepada
20‟‟
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 4 77
pemilik/bukan pemiliknya?
b. Apakah deskripsi-deskripsi sifat yang diberikan cocok dengan orang yang
dimaksudkan?
c. Pelajaran apa yang didapat dari kegiatan ini?
5. Guru BK meminta masing-masing peserta didik mengumpulkan kartu-kartu
miliknya dan mengklasifikasikan isinya ke dalam Daerah Terbuka, Daerah
Tersembunyi atau Daerah Buta dalam Lembar Pemahaman Diri.
15‟‟
T. Rencana Tindak Lanjut: Siswa didorong agar dapat berkomunikasi dengan orangtua dengan baik.
U. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas.
V. Waktu : 2 x 40 menit.
W. Penyelenggara : Guru BK
X. Alat : Enam lembar kertas berukuran kartu pos
Y. Evaluasi : Setelah melaksanakan kegiatan yang diikuti oleh seluruh siswa
satu kelas, diharapkan siswa dapat memiliki perubahan positif
dalam dirinya dengan dapat menjawab pertanyaan evaluasi
sebagai berikut:
Deskripsikan Tiga daerah dalam diri yang dilukiskan dalam
Jendela Johari, yaitu: daerah terbuka, daerah buta dan daerah
tersembunyi.
Mengetahui,
Koordinator BK Perencana Pelayanan
Guru BK,
………………… Chintya Sekar S. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lampiran 4 78
HANDOUT
PEMBUKAAN DIRI
Joe Luft dan Harry Ingham melukiskan diri kita ibarat sebuah ruangan berserambi empat
yang merka sebut Jendela Johari sesuai nama depan mereka. serambi pertama berisi hal-hal yang
kita ketahui dan diketahui orang lain, maka disebut Daerah Terbuka. Serambi kedua berisi hal-
hal yang tidak kita ketahui namun diketahui oleh orang lain, maka disebut Daerah Buta. Serambi
ketiga berisi hal-hal yang kita ketahui namun tidak diketahui oleh orang lain, maka disebut
Daerah Tersembunyi. Sermbi keempat berisi hal-hal yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri
maupun orang lain, dan disebut Daerah Tak Sadar. (Johnson: 1981).
Diri Sendiri
Tahu Tidak Tahu
Orang
Lain Tahu
Tidak
tahu
Lembar Pemahaman Diri
Nama:……………………………………….. Tanggal:…………………………………….
Daerah Terbuka
1. _________________________ 6. ________________________
2. _________________________ 7.________________________
3. _________________________ 8.________________________
4. _________________________ 9.________________________
5. _________________________ 10._______________________
Daerah Tersembunyi
1. _________________________ 6. ________________________
2. _________________________ 7.________________________
3. _________________________ 8.________________________
4. _________________________ 9.________________________
5. _________________________ 10._______________________
Daerah Buta
1. _________________________ 6. ________________________
2. _________________________ 7.________________________
3. _________________________ 8.________________________
4. _________________________ 9.________________________
5. _________________________ 10._______________________
1
Daerah
Terbuka
2
Daerah Buta
3
Daerah Tersembunyi
4
Daerah Tak Sadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI