Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Pada Senjangan Anggaran Dengan Gaya Kepemimpinan
STUDI DESKRIPTIF PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA …
Transcript of STUDI DESKRIPTIF PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA …
i
STUDI DESKRIPTIF PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA KEPEMIMPINAN DAN
KINERJA PEGAWAI PADA ORGANISASI NIRLABA DI KOTA SALATIGA
Oleh:
Gerard Johanes Sumual
NIM : 232011233
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
ii
iii
iv
v
vi
Daftar Isi
Pernyataan Tidak Plagiat …………………………………………………………………...i
Pernyataan Persetujuan Akses................................................................................................ii
Lembar Pengesahan...............................................................................................................iii
Pernyataan Keaslian Karya Tulis…………………………………………………………...iv
Daftar Isi…………………………………………………………………………………....v
Daftar Tabel...........................................................................................................................vi
Daftar Lampiran....................................................................................................................vii
Abstract.................................................................................................................................viii
Saripati……………………………………………………………………………………....ix
Motto………………………………………………………………………………………...x
Kata Pengantar……………………………………………………………………………...xi
Ucapan Terima Kasih ………………...…………………………………………………....xii
Pendahuluan..……………………….………………………………………………………..1
Tinjauan Pustaka..………………….………………………………………………………...3
Metode Penelitian..……………….………………………………………………………….5
Hasil Penelitian dan Pembahasan...………………………………………………………….8
Penutup………………………………...……………………………………………………17
Daftar Pustaka…………………………...………………………………………………….19
vii
Daftar Tabel
Tabel 3.1 Tabel Perhitungan Jumlah Sampel
Tabel 4.1 Tabel Tingkat Pengembalian Kuesioner
Tabel 4.2 Tabel Data Narasumber
Tabel 4.3 Tabel hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.4 Tabel Distribusi Penilaian Variabel Partisipasi Anggaran
Tabel 4.5 Tabel Distribusi Penilaian Variabel Gaya Kepemimpinan
Tabel 4.6 Tabel Distribusi Penilaian Variabel Kinerja
Tabel 4.7 Tabel Hasil Cross Tabulation antara Partisipasi Anggaran Dengan Gaya
Kepemimpinan
Tabel 4.8 Tabel Hasil Cross Tabulation antara Partisipasi Anggaran Dengan Kinerja
Tabel 4.9 Tabel Hasil Cross Tabulation antara Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja
viii
Daftar Lampiran
Surat ijin penyebaran kuesioner………………………………………......................21
Isi kuesioner variabel partisipasi anggaran…………………………….....................22
Isi kuesioner variabel gaya kepemimpinan………………………………………….23
Isi kuesioner variabel kinerja…………………………………………......................24
Cross Tabulation antara partisipasi anggaran dengan gaya
kepemimpinan…………………………………………………………………….....25
Cross Tabulation antara partisipasi anggaran dengan kinerja………........................26
Cross Tabulation antara gaya kepemimpinan dengan kinerja………........................27
viii
ABSTRACT
Budget participation and leadership style are a management accounting tools to
determine the performance of the employee / member organization, whether organization is
profit-oriented and non-profit orientation. Budget participation and leadership style can be a
reference to see the performance of employees representing non-profit organization as a
whole. The problems that exist in the non-profit organization is not yet visible to the role of
management accounting in non-profit organizations. The results of this study are relative
budgetary participation was instrumental in improving the performance of employees /
member of the organization, particularly in the preparation of indicators for comments and
revision together. Leadership style has a role in improving the performance of an employee /
member organization that has a particular type of participatory and discretionary.
Keywords: budget participation, leadership style, performance of employee
ix
Saripati
Partisipasi anggaran dan gaya kepemimpinan merupakan alat akuntansi
manajemen untuk mengetahui kinerja dari pegawai/anggota organisasi, baik itu yang
berorientasi profit dan orientasi nirlaba. Partisipasi anggaran dan gaya kepemimpinan
menjadi acuan untuk melihat kinerja pegawai yang mewakili organisasi nirlaba secara
keseluruhan. Permasalahan yang ada khusunya pada organisasi nirlaba adalah belum terlihat
adanya peranan akuntansi manajemen dalam organisasi nirlaba. Hasil dari penelitian ini
adalah partisipasi anggaran relatif berperan dalam peningkatan kinerja pegawai/anggota
organisasi, terutama pada indikator permintaan pendapat penyusunan dan perevisian secara
bersama. Gaya kepemimpinan memiliki peranan dalam peningkatan kinerja pegawai/anggota
organisasi khususnya yang memiliki tipe partisipatif dan delegatif.
Kata kunci: partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan, kinerja pegawai
ix
MOTTO
“YOU’LL NEVER WALK ALONE”
(LIVERPOOL FOOTBALL CLUB)
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan,
dan bertekunlah dalam doa!”
(Roma 12:12)
x
Kata Pengantar
Segala puji serta rasa syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas setiap
kasih dan penyertaanNya karena saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Tugas akhir dengan judul “STUDI DESKRIPTIF PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA
KEPEMIMPINAN DAN KINERJA PEGAWAI PADA ORGANISASI NIRLABA DI
KOTA SALATIGA”. Penelitian ini membahas peranan pada sisi akuntansi manajemen yang
diterapkan oleh organisasi nirlaba.
Bagian awal penelitian ini menjelaskan tentang pengertian dari partisipasi anggaran
sebagai alat akuntansi manajemen, gaya kepemimpinan yang seperti apa, dan kinerja dari
pegawai/anggota organisasi. Bagian berikutnya menjelaskan mengenai proses pengambilan
data dan pemaparan hasil dari proses tersebut. Bagian akhir dari penelitian ini adalah melihat
peranan partisipasi anggaran dan gaya kepemimpinan, yang dihubungkan terhadap kinerja.
Banyak hal yang masih jauh dari kata sempurna dalam penelitian ini. Oleh karena itu,
perlu masukan dalam bentuk kritik dan saran dari pembaca untuk membenahi kekurangan
yang ada. Akhir kata, semoga dengan adanya penelitian ini dapat memberikan banyak
manfaat di bidang akuntansi manajemen untuk menunjang penelitian selanjutnya.
Salatiga, Juni 2016
Peneliti,
Gerard Johanes Sumual
xi
Ucapan Terima Kasih
Dalam proses penulisan tugas akhir ini, peneliti mendapatkan banyak sekali bantuan
melalui kritik, saran, bimbingan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Intiyas Utami, SE, MSi, Ak, CA, CMA, QIA sebagai pembimbing utama yang
telah banyak meluangkan waktunya untuk memberi arahan dalam penyelesaian tugas
akhir ini.
2. Bapak Marwata, SE.,M.Si., Akt., Ph.D sebagai wali studi selama menjadi mahasiswa
di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (FEB UKSW)
dari 2011.
3. Segenap dosen/pengampu matakuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Kristen Satya Wacana (FEB UKSW) yang sudah memberi motivasi dan saran.
4. Keluarga tercinta yang berada di Bekasi dan Manado atas doa yang tidak pernah
berkesudahan dan selalu mengingatkan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Teman-teman seangkatan 2011 dari berbagai fakultas di UKSW dan kakak-kakak
tingkat dan adik-adik tingkat yang sudah banyak menemani, serta memotivasi untuk
penyelesaian tugas akhir ini.
6. Teman-teman kos di kemiri dan cempaka yang sudah memberikan banyak bantuan
dalam proses penyebaran kuesioner.
7. Manajemen dan staff di “Sugar Cones” Jl.Osamaliki 7 sebagai tempat saya bekerja
dan telah memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan tugas akhir.
8. Kepada seluruh sahabat dan kerabat yang pernah berorganisasi bersama dan masih
menjalin relasi yang baik sampai sekarang ini, serta selalu memberikan arahan yang
baik untuk penuntasan tugas akhir ini.
1
PENDAHULUAN
Organisasi terbagi atas dua orientasi yaitu profit orientation dan non-profit
orientation, rencana kerja dari keduanya juga berbeda (Nurcahyani, 2010). Organisasi non-
profit atau nirlaba memiliki rencana kerja yang berkaitan dengan aksi sosial, pelatihan dan
pengembangan sumber daya dan lain sebagainya. Bukan suatu hal yang mudah bagi setiap
pegawai/anggota organisasi untuk menyelaraskan waktu serta kepeduliannya untuk dapat
terlibat langsung di dalamnya, apalagi dengan aktifitas yang ada di luar tanggung jawab
mereka dalam organisasi tersebut. Kinerja pegawai/anggota organisasi menjadi suatu sorotan
untuk melihat kinerja organisasi secara menyeluruh.
Aktifitas yang terjadi dalam organisasi nirlaba tidak jauh berbeda dengan organisasi
yang berorientasi profit dimana pekerjaan dilakukan sesuai dengan program yang telah
direncanakan dan ditetapkan. Selain program, anggaran juga menjadi fokus penting dalam
menunjang terlaksananya program tersebut. Menurut Schiff dan Lewin (1970) sebagaimana
yang dikutip dalam Nugrahani (2013), menyatakan dua peranan anggaran, yaitu (a) anggaran
sebagai perencana untuk rencana keuangan organisasi pada masa yang akan datang dan (b)
sebagai sistem pengendalian untuk mengukur kinerja. Dalam meningkatkan kinerja
pegawai/anggota pada organisasi nirlaba, dapat dilihat dari tingkat partisipasi dalam
menyusun anggaran untuk setiap program yang sudah direncanakan oleh organisasi.
Penelitian mengenai partisipasi anggaran yang dihubungkan dengan kinerja sudah
banyak, baik itu hubungannya terhadap kinerja managerial, kinerja pegawai atau karyawan,
dan sebagainya. Brownell (1982) seperti yang dikutip dari Sumarno (2005) menyebutkan dua
alasan terkait partisipasi anggaran yang dominan dalam penelitian mengenai akuntansi
manajemen, yaitu (a) partisipasi dinilai sebagai pendekatan manajerial yang dapat
meningkatkan kinerja anggota organisasi, dan (b) berbagai penelitian yang menguji hubungan
antara partisipasi dan kinerja hasilnya selalu bertentangan. Hasil penelitian Nurcahyani
(2010) mengungkapkan hubungan dan pengaruh positif antara partisipasi anggaran dan
kinerja manajerial. Namun menurut penelitian Sumarno (2005) dikatakan terdapat pengaruh
dan hubungan negatif yang signifikan antara kinerja manajerial dan partisipasi anggaran.
Dalam organisasi nirlaba perlu adanya kepemimpinan untuk merespon para anggota
organisasi supaya program dapat berjalan dengan baik. Handayani (2012) mengatakan bahwa
yang melatarbelakangi penelitiannya yaitu gaya kepemimpinan memiliki peran yang sangat
penting untuk menentukan arah dan pencapaian tujuan organisasi. Penelitian Kusumawati
2
(2008) juga mengatakan kemampuan pemimpin dalam menggerakan karyawan/pegawainya
akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Dikarenakan hal tersebut, maka gaya kepemimpinan
yang dimiliki oleh seorang pemimpin organisasi terkhususnya nirlaba perlu diteliti untuk
melihat peranannya terhadap kinerja pegawai/anggota organisasi.
Gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh setiap individu pemimpin tentunya berbeda
satu dengan yang lainnya. Terlepas dari perbedaan itu, setiap gaya kepemimpinan tentunya
akan mengarah pada sisi positif maupun negatif bagi pegawai/anggota organisasi. Penelitian
Coster dan Fortakis (1986) seperti yang dikemukakan oleh Sumarno (2005) menyebutkan
bahwa gaya kepemimpinan yang tepat adalah yang diarahkan pada keterbukaan dan bersifat
humanis. Sedangkan hasil penelitian Salam et al, (2013) mengemukakan gaya kepemimpinan
berdasarkan pengambilan keputusan adalah gaya kepemimpinan yang bersifat instruksi.
Menurut Pamungkas (2013) sebagaimana mengutip dari penelitian Saydam (1996)
berkata bahwa seorang pegawai yang mempunyai kesadaran, kepedulian, dan loyalitas yang
tinggi akan terlihat pada perilaku dalam pekerjaan. Penelitian Kasenda (2013) dengan
mengutip dari Mangkunegara (2010) mengatakan kinerja pegawai merupakan hasil kualitas
dan kuantitas yang dicapai atas tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Organisasi nirlaba
tentu membutuhkan kinerja yang baik dari para pegawainya untuk menunjukkan bahwa
kualitas organisasi serta perilaku yang ada dalam internal organisasi itu akan berdampak
positif pada masyarakat.
Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah tertera, masalah yang terjadi dalam
organisasi nirlaba guna meningkatkan kinerja organisasi tersebut adalah perlunya peranan
akuntansi manajemen dalam meningkatkan kinerja pegawai/anggota organisasi. Tujuan dari
penelitian ini adalah mendeskripsikan peranan partisipasi anggaran dan gaya kepemimpinan
terhadap kinerja pegawai/anggota organisasi, terkhusunya organisasi nirlaba yang meliputi
organisasi kemasyarakatan (ORMAS) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Manfaat
dari penelitian ini adalah untuk organisasi nirlaba di Kota Salatiga dapat melihat potensi
internal yang didapatkan dari kinerja pegawai/anggota organisasi melalui pendekatan
akuntansi manajemen dan dapat memiliki peran di eksternal untuk melayani, mengayomi
serta menjadi wadah bagi masyarakat Kota Salatiga.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Partisipasi Anggaran
Pengertian anggaran menurut Hafiz (2007) adalah alat manajemen untuk perencanaan,
pengendalian, serta penilaian kinerja manajemen dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Sementara itu, Mulyadi (1993) dalam Nugrahani (2013) mengatakan anggaran merupakan
rencana jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang dan
ditetapkan dalam proses penyusunan program. Dengan kata lain, anggaran tidak terlepas dari
proses perencanaan dan pengendalian suatu siklus akuntansi manajemen.
Anggaran merupakan proses partisipasi individu dimana memiliki keterlibatan yang
berpengaruh dalam penentuan tujuan (Brownell, 1982) dalam Nurcahyani (2010). Partisipasi
anggaran menurut Adrianto (2008) merupakan proses kerjasama dengan melibatkan bawahan
yang merupakan bagian dari organisasi untuk memilih tindakan secara benar dalam proses
manajemen. Partisipasi anggaran menurut Yunita (2011) memiliki dua fungsi yaitu fungsi
motivasional yang berkaitan dengan mekanisme pengendalian dan fungsi informasional
dengan kaitannya pada informasi yang relevan dari atasan kepada bawahan sehingga
menghasilkan penetapan anggaran yang memuaskan.
Penelitian Ulupui (2005) menyatakan hubungan yang positif dan signifikan terhadap
kinerja dinas. Penelitian tersebut hasilnya juga dinyatakan mirip dengan penelitan yang
dipaparkan oleh Kenis (1979), Brownell (1982) dan Indrayanto (1995). Dari penelitian
tersebut, partisipasi anggaran dinyatakan perlu oleh setiap pegawai pemerintahan untuk
peningkatan kinerja pada pemerintahan.
Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai
tujuan dengan antusias (Davis et al, 1985) yang dikutip dari Ruvendi (2005). Kartini (2004)
menyatakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing,
membangun, memberi atau memberi motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjaring
jaringan komunikasi dan membawa pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju dengan
ketentuan waktu dalam perecanaan. Handayani (2012) mengutip sebuah teori yang
dipaparkan oleh Fiedler dan Chemers (1967) yaitu teori leadership match, dimana teori
ditentukan oleh dua faktor yaitu gaya kepemimpinan dan situasi kepemimpinan.
4
Menurut Hersey dan Blanchard sebagaimana dikutip dari Handayani (2012) ada
empat tipe gaya kepemimpinan, yaitu (1) Tipe Direktif, membatasi peranan bawahan dimana
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan tetap menjadi tanggung jawab pimpinan
yang nantinya akan disampaikan pada bawahan. (2) Tipe Konsultatif, ditandai dengan
komunikasi dua arah dimana pimpinan mendengar keluhan dari bawahan namun keputusan
tetap pada pimpinan. (3) Tipe Partisipatif, ditandai dengan adanya kontrol atas pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan dimana pimpinan dan bawahan sama-sama terlibat. (4)
Tipe Delegatif, yang ditandai dengan kesediaan pimpinan untuk mendiskusikan masalah.
Penelitian yang dipaparkan oleh Tampubolon (2007) dengan pernyataan bahwa gaya
kepemimpinan memberikan kontribusi yang relatif besar dan signifikan terhadap kinerja
pegawai. Penelitian Trisnaningsih (2007) juga menyatakan hal yang sama yaitu gaya
kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor. Dari dua penelitian di atas,
terlihat hubungan antara pimpinan dengan personil dalam organisasi yang profit oriented
untuk peningkatan kualitas sumber daya yang ada.
Kinerja Pegawai/Karyawan
Kinerja merupakan gabungan perilaku dengan prestasi dari apa yang diharapkan dan
pilihannya atau bagian syarat-syarat tugas yang ada pada masing-masing individu dalam
organisasi (Waldman, 1994) dalam Heriyanti (2007). Parerung (2014) mengutip dari
Hasibuan (2012) yang mengatakan kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atas dasar kecakapan pengalaman
dan kesungguhan serta waktu.
Dalam beberapa penelitian terdahulu, kinerja pegawai memiliki hasil yang beragam.
Penelitian Heriyanti (2007) menyatakan kinerja yang baik dipengaruhi oleh komitmen
normatif dan percaya kepada rekan sekerja. Penelitian Anggraeni (2011) mengatakan kinerja
pegawai dinilai sangat baik dengan menerapkan prinsip kejujuran, ketaatan, inisiatif, dan
tanggung jawab. Hasil penelitian tersebut terfokus pada organisasi yang profit oriented
dimana kinerja pegawainya sesuai dengan prinsip dan komitmen dari persetujuan awal yang
telah dibangun.
5
METODA PENELITIAN
Data dan Pengambilan Sampel
Pada penelitian ini, data yang digunakan merupakan data Organisasi Nirlaba, baik itu
Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang
berada di Kota Salatiga. Aktifitas dalam organisasi kemasyarakatan dan atau organisasi
nirlaba yang menjadi obyek penelitian ini diambil dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
(Kesbangpol) Kota Salatiga, sebagaimana sudah tercatat dalam badan itu sendiri dan sudah
melalui proses perijinan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu untuk
melihat aktivitas yang dijalankan oleh organisasi terkait partipasi dalam penyusunan
anggaran, kepemimpinan, serta kinerja dari para pegawai atau anggota organisasi tersebut.
Sumber data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner serta wawancara singkat
dengan para anggota organisasi.
Dari populasi yang ada sebanyak 64 organisasi kemasyarakatan (ORMAS) dan 13
lembaga swadaya masyarakat (LSM), peneliti menggunakan metode purposive sampling
dalam pemilihan sampelnya. Adapun kriterianya adalah organisasi kemasyarakatan
(ORMAS) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang terfokus dalam (a) bidang
pemberdayaan manusia, baik itu tentang seni, pendidikan, sosial, hukum, dan politik. (b)
bidang keagamaan. Pemilihan sampel dengan metode tersebut dikarenakan akses untuk
kepada organisasi tersebut dapat dengan mudah diteliti karena budaya pluralisme Kota
Salatiga sangat baik.
Tabel 3.1
Perhitungan Jumlah Sampel
Organisasi Nirlaba Populasi Sampel
Organisasi Kemasyarakatan 64 21
Lembaga Swadaya Masyarakat 13 13
Total 77 34
Sumber: Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Salatiga tahun 2015
Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan (a) menyusun
kuesioner dari riset terdahulu dengan melakukan penyesuaian terhadap penelitian ini (b)
kuesioner disebarkan kepada narasumber selama +/- 2 minggu dengan melakukan proses
6
wawancara singkat kepada narasumber (c) melakukan kalkulasi dan tabulasi dari kuesioner
yang telah terkumpul dengan menggunakan software microsoft excel dipadukan dengan
cross-tabulation pada software SPSS (d) mendeskripsikan matriks antara variabel partisipasi
anggaran dan gaya kepemimpinan, variabel partisipasi anggaran dengan kinerja
pegawai/anggota organisasi dan variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai/anggota organisasi.
Teknik analisis yang digunakan agar dapat mendeskripkan penelitian ini
menggunakan uji statistik deskriptif untuk melihat secara umum peranan setiap variabel pada
organisasi nirlaba. Setelah itu, dilakukan pendistribusian penilaian setiap variabel guna
menyelaraskan dari hasil uji statistik deskriptif. Berikutnya, melakukan tabulasi silang antar
variabel untuk melihat peranan antar variabel yang menjadi satu kesatuan konteks pada
organisasi nirlaba.
Definisi Operasional Variabel
Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran merupakan tingkat keterlibatan dan pengaruh yang dirasakan
oleh elemen organisasi dalam proses perancangan anggaran (Ulupui, 2005). Adapun
instrumen yang digunakan adalah instrumen dari Milani (1975) sebagaimana telah digunakan
juga dalam penelitian Sumarno (2005), Nugrahani (2013) dan penelitian lainnya yang terkait.
Cara mengukur variabel ini menggunakan kuesioner dengan skala likert yang terdiri atas 4
skor untuk meniadakan pilihan jawaban netral atau ragu-ragu, serta narasumber dapat
menjawab skor yang sesuai dengan pengalaman selama bekerja. Skor minimal pada variabel
ini sebesar 6 dan maksimal sebesar 24. Variabel partisipasi anggaran rendah ketika skor 6-14
dan variabel partisipasi anggaran tinggi ketika skor 15-24.
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah pengaruh antara pribadi yang dijalankan dalam situasi
tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian satu atau beberapa
tujuan tertentu (Heriyanti, 2007). Indikator dari variabel ini terdapat dalam penelitian
Handayani (2010) yang diselaraskan sama dengan beberapa indikator dari Adam (2009) yaitu
instruksi, konsultasi, partisipasi, delegasi. Mengukur variabel ini dengan menggunakan
kuesioner skala likert dengan meniadakan pilihan netral atau ragu-ragu serta narasumber
dapat menjawab skor sesuai pengalaman selama bekerja. Pilihan skor dalam kuesioner, yaitu
7
(1) tidak pernah (2) sangat jarang (3) cukup sering (4) selalu. Skor minimal pada variabel ini
dengan pilihan (1) sangat tidak setuju (2) tidak setuju (3) setuju (4) sangat setuju, sebesar 6
dan skor maksimal sebesar 24 yang didapatkan dari 6 indikator/pernyataan. Gaya
kepemimpinan dikategorikan bertipe instruktif dan konsultatif ketika skornya berada dalam
range 6-14 dan untuk tipe yang partisipatif dan delegatif skornya berada dalam range 15-24.
Variabel ini menggunakan skala ordinal.
Kinerja Pegawai
Robbins (1996) dalam Kusumawati (2008) mengatakan kinerja merupakan suatu hasil
yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk
suatu pekerjaan. Instrumen variabel ini menyesuaikan dengan riset yang dilakukan oleh
Adam (2009) yang lebih mendeskripsikan kinerja secara personal dan bukan secara
manajerial.Variabel kinerja pegawai diukur menggunakan kuesioner dengan skala likert yang
meniadakan pilihan jawaban netral atau ragu-ragu dan dapat menjawab sesuai dengan
pengalaman selama bekerja. Terdapat 4 skor dalam variabel ini, yaitu (1) tidak setuju (2)
cukup (3) setuju (4) sangat setuju dengan skor maksimal 24 dan skor minimal 6. Kinerja
pegawai tinggi yaitu ketika skor sebesar 15-24 dan kinerja pegawai rendah ketika skor 6-14.
8
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini diambil dari jawaban narasumber terkait indikator/pernyataan
yang ada dalam setiap variabel. Pengolahan data yang bersifat kuantitatif merupakan
rekapitulasi angka-angka yang disajikan dalam bentuk tabel. Setelah perhitungan sudah
dibuat dalam bentuk tabel, pembahasan secara deskriptif akan mengikuti pada tiap tabel agar
lebih mudah dalam memahami konteks organisasi nirlaba di Kota Salatiga yang dilihat dari
kinerja pegawai/anggotanya. Berikut penyajian data dari penelitian yang telah dilakukan
secara primer.
Tabel 4.1
Tabel Tingkat Pengembalian Kuesioner
Tingkat Pengembalian Kuesioner N
(%)
Kuesioner yang tersebar 34
(100%)
Kuesioner yang kembali 25
(73%)
Kuesioner yang dapat diolah 21
(62%)
(sumber: data primer diolah, 2016)
Dalam penelitian ini tersebar kuesioner sebanyak 34 kuesioner kepada setiap
organisasi nirlaba yang ada di Kota Salatiga. N dalam tabel di atas merupakan jumlah
organisasi nirlaba di Kota Salatiga, dimana setiap organisasi nirlaba mendapatkan 1-2
kuesioner untuk diisi oleh tiap pegawai/anggota organisasi. Kuesioner yang kembali dengan
cara memberikan jangka waktu pengisian dilanjutkan dengan proses wawancara singkat
dalam waktu +/- 2 minggu sebanyak 25 kuesioner dan kuesioner yang dapat diolah untuk
penelitian ini sebanyak 21 kuesioner. Dari kuesioner yang dapat diolah tersebut, terangkum
data narasumber ke dalam tabel dibawah ini yang terdiri atas jenis kelamin narasumber,
pendidikan terakhir narasumber, dan lamanya bekerja narasumber pada organisasi tersebut .
9
Tabel 4.2
Data Narasumber
Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir Lama Bekerja
% (N) % (N) % (N)
Laki-Laki 71% (15)
Perempuan 19% (4)
SMA 24% (5)
Diploma 24% (5)
Sarjana (S1) 38% (8)
Sarjana (S2) 10% (2)
Sarjana (S3) 5% (1)
1 – 3 tahun 52% (11)
4 – 6 tahun 24% (5)
7 – 9 tahun 14% (3)
>10 tahun 10% (2)
Total 90% (19) 100% (21) 100% (21)
(sumber: data primer diolah, 2016)
Dari tabel diatas, kuesioner yang diisi oleh narasumber pria sebesar 71 persen dan
wanita sebesar 19 persen. Ada 2 narasumber dengan persentase 10 persen yang tidak mengisi
data responden secara lengkap dikarenakan privasi. Narasumber dengan pendidikan terakhir
Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 5 narasumber dengan persentase 24 persen,
nilainya sama dengan yang memiliki pendidikan terakhir sebagai diploma. Terbanyak yang
mengisi kuesioner ini adalah lulusan sarjana (S1) sebanyak 8 narasumber dengan persentase
38 persen. Untuk narasumber yang adalah seorang sarjana (S2) sebesar 10 persen dan sarjana
(S3) sebesar 5 persen.
Tabel 4.2 diatas merangkum data dari lama bekerjanya. Sebanyak 11 narasumber atau
52 persen bekerja selama 1-3 tahun, diikuti responden dengan lama bekerja 4-6 tahun
sebanyak 5 narasumber atau 24 persen. Narasumber yang terbilang lama bekerja yaitu 7-9
tahun sebanyak 14 persen dan yang >10 tahun sebanyak 10 persen. Lama atau tidaknya
narasumber bekerja dikarenakan bukan sebagai pegawai atau anggota baru, melainkan baru
terbentuknya organisasi tersebut.
Berikut merupakan hasil uji statistik deskriptif dengan menggunakan software SPSS
statistics series 20. Uji statistik deskriptif akan melihat nilai, rata-rata, dan penyimpangan
dalam pengolahan kuesioner penelitian ini.
10
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation Median
Partisipasi
Anggaran 21 6 24 14.62 5.971 15.00
Gaya
Kepemimpinan 21 13 24 18.38 2.500 18.50
Kinerja 21 13 24 17.33 2.689 18.50
Valid N
(listwise) 21
(sumber: data primer diolah, 2016)
Hasil uji deskriptif diatas, dapat dilihat variabel partisipasi anggaran memiliki
penilaian minimun sebesar 6 dan nilai maksimum sebesar 24 dengan mean 14,62. Variabel
independen lainnya yaitu gaya kepemimpinan memiliki penilaian minimum sebesar 13 dan
nilai maksimum sebesar 24 dengan mean 18,38. Sedangkan variabel dependen yaitu kinerja
memiliki nilai maksimum yang baik yaitu sebesar 24 dengan nilai minimumnya sebesar 13
dan mean sebesar 17,33.
Dari data diatas juga dapat dilihat nilai standar deviasi yang tertera memiliki nilai
yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean). Hal ini menandakan bahwa
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat disajikan secara baik untuk
penelitian saat ini dan penelitian ke depan yang merujuk pada ketiga variabel di atas. Namun,
ketika dilihat dari nilai median masing-masing variabel maka terjadi situasi dimana nilainya
lebih kecil dari mean dan mengindikasikan bahwa variabel partisipasi anggaran, gaya
kepemimpinan, dan kinerja sangat rendah pada organisasi nirlaba.
11
Tabel 4.4
Distribusi Penilaian Variabel Partisipasi Anggaran
Indikator/Pernyataan
Skor Tinggi Rendah
1 2 3 4 N
(pegawai) %
N
(pegawai) %
1.Terlibat dalam
penyusunan anggaran. 8 4 4 5 9 42,9% 12 57,1%
2. Inisiatif dalam
memberikan pendapat. 6 4 5 6 11 52,4% 10 47,6%
3.Berpengaruh dalam
penetapan anggaran. 6 4 8 3 11 52,4% 10 47,6%
4. Berkontribusi dalam
penyusunan anggaran. 6 7 4 4 8 38,1% 13 61,9%
5. Permintaan pendapat
oleh pimpinan. 3 5 10 3 13 61,9% 8 38,1%
6. Perevisian secara
bersama. 5 4 8 4 12 57,1% 9 42,9%
Total 64
62
sumber: data primer diolah (2016)
Pada variabel partisipasi anggaran, adapun pernyataan atau indikatornya meliputi: (1)
anda terlibat dalam penyusunan anggaran di organisasi/lembaga yang anda tempati. (2) anda
menyatakan pendapat dan usulan terkait penyusunan anggaran tanpa diminta oleh pimpinan.
(3) anda berpengaruh besar dalam penetapan anggaran. (4) anda berkontribusi besar dalam
penyusunan anggaran. (5) anda dimintai pendapat dan usulan oleh pimpinan terkait penetapan
penyusunan anggaran. (6) anda bersama pimpinan melakukan revisi penyusunan anggaran
secara bersama. Skor atas pernyataan di atas yaitu (1) tidak pernah, (2) sangat jarang, (3)
cukup sering, (4) selalu.
Berdasarkan tabel di atas, penilaian terhadap partisipasi anggaran masih belum
menunjukkan peranan yang meyakinkan. Dari enam indikator/pernyataan yang diajukan,
narasumber menilai bahwa partisipasi anggaran dapat dilakukan ketika adanya permintaan
dari pimpinan organisasi nirlaba. Dapat dilihat dari persentasi indikator/pernyataan poin 5
dan 6 yang mengarah pada ajakan atasan untuk merevisi dan permintaan pendapat. Secara
intens, partisipasi anggaran belum menjadi budaya bagi pegawai/anggota organisasi nirlaba
di Kota Salatiga. Hal ini disebabkan karena keterlibatan yang pasif dari para anggota
organisasi dan juga kontribusi yang lemah untuk menyusun dan menetapkan anggaran.
Tabel di atas juga menunjukkan bahwa pegawai/anggota organisasi nirlaba masih
memiliki pola pikir dimana segala urusan terkait anggaran untuk menjalankan organisasi
tersebut masih dipercayakan kepada pimpinan. Untuk menjalankan suatu program, barulah
12
tugas dan tanggung jawab tersebut diserahkan kepada para pegawai/anggota organisasi
sebagaimana pernyataan tersebut yang didapatkan dari hasil wawancara kepada seorang
pegawai organisasi nirlaba. Inilah yang menyebabkan penilaian tertinggi dan terendah dari
variabel ini sangat tipis perbedaannya.
Tabel 4.5
Distribusi Penilaian Variabel Gaya Kepemimpinan
Indikator/Pernyataan Skor Tinggi Rendah
1 2 3 4 N % N %
1. Hubungan internal
yang baik 0 2 9 10 19 90,5% 2 9,5%
2. Kebebasan
berpendapat. 0 3 10 8 18 85,7% 3 14,3%
3. Pendelegasian tugas. 0 0 18 3 21 100,0% 0 0,0%
4. Memberikan
bimbingan, arahan,
dorongan.
0 4 15 2 17 81,0% 4 19,0%
5. Menciptakan suasana
yang kondusif. 0 4 14 3 17 81,0% 4 19,0%
6. Pemberian reward. 0 7 12 2 14 66,7% 7 33,3%
Total
106
20
sumber: data primer diolah (2016)
Berikut merupakan pernyataan atau indikator dari variabel gaya kepemimpinan, yaitu:
(1) pimpinan memiliki hubungan yang baik dengan pegawai/anggota organisasi. (2) pimpinan
memberikan kebebasan untuk memberikan pendapat. (3) pimpinan dapat mendelegasikan
wewenang dengan baik. (4) pimpinan selalu memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan.
(5) pimpinan dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif. (6) pimpinan memberikan
reward bagi yang memiliki kinerja baik. Untuk skornya dalam variabel ini adalah: (1) sangat
tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju, (4) sangat setuju.
Dari tabel di atas, sangat tinggi efek dari variabel gaya kepemimpinan terhadap
narasumber. Organisasi nirlaba tentu mencari dan memilih seorang leader yang sudah punya
passion di bidang kemasyarakatan atau bidang sosial, maka dari itu kepercayaan narasumber
terhadap pimpinan juga sangat tinggi. Selain itu, dari beberapa wawancara singkat dengan
narasumber, pimpinan yang visioner dan komunikatif dengan pegawai/anggota organisasi
sudah dikatakan berhasil membuat pegawaianggota yakin dan melaksanakan program yang
telah dibuat dengan baik.
Tabel di atas juga menunjukkan bahwa indikator pendelegasian tugas ketika pimpinan
sedang tidak berada di tempat, dapat dijalankan dengan baik. Hal tersebut tentu membuat
13
narasumber selaku pelaksana juga dapat menyelesaikan program yang telah ditetapkan.
Menciptakan suasana kerja yang kondusif dan dapat terjun langsung memberi arahan ketika
melakukan pekerjaan juga punya peran penting bagi pegawai/anggota organisasi untuk
mencapai visi dan misi dari organisasi nirlaba tersebut. Tabel di atas dapat menyatakan juga
bahwa pegawai/anggota sangat antusias dan setuju terhadap gaya kepemimpinan yang telah
diterapkan di organisasi nirlaba yang ditempatinya.
Tabel 4.6
Distribusi Penilaian Variabel Kinerja Pegawai
Indikator/Pernyataan SKOR Tinggi Rendah
1 2 3 4 N % N %
1. Penyelesaian
pekerjaan. 1 5 11 4 15 71,4% 6 28,6%
2. Bekerja sesuai
prosedur. 0 4 15 2 17 81,0% 4 19,0%
3. Teamwork. 0 5 13 3 16 76,2% 5 23,8%
4. Inisiatif. 1 5 11 4 15 71,4% 6 28,6%
5. Bertanggung jawab
atas pekerjaan. 0 1 14 6 20 95,2% 1 4,8%
6. Tepat waktu
kehadiran. 1 9 9 2 11 52,4% 10 47,6%
Total 94 32
sumber: data primer diolah (2016)
Terangkum penilaian dari narasumber atas pernyataan atau indikator dari variabel
kinerja di atas, yaitu: (1) anda mampu menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan. (2)
anda bekerja sesuai dengan prosedur dan jadwal yang telah ditetapkan. (3) anda mampu
bekerja sama dengan semua pegawai. (4) anda mampu mengambil inisiatif dalam setiap
pekerjaan yang diberikan. (5) anda dapat mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan.
(6) anda selalu hadir tepat waktu. Untuk skor dalam variabel ini adalah: (1) tidak setuju, (2)
cukup, (3) setuju, (4) sangat setuju.
Dari tabel 4.6 di atas, dapat terlihat bahwa kinerja pegawai yang bekerja sesuai
prosedur serta menyelesaikan dengan penuh tanggung jawab menjadi penilaian tertinggi dari
tabel tersebut. Seorang narasumber mengatakan bahwa lingkungan kerja yang kondusif
menjadi salah satu faktor bagi pegawai/anggota organisasi. Profesionalitas dalam bekerja
juga ditunjukkan oleh pegawai/anggota organisasi yang merujuk pada indikator teamwork.
Inisiatif dalam menyelesaikan pekerjaan juga menjadi good point bagi kinerja pegawai untuk
meningkatkan kualitas serta mutu dari organisasi nirlaba yang mereka tempatkan.
14
Dominasi yang ditunjukkan pada tabel di atas adalah kinerja yang tinggi. Hal tersebut
tentu tidak terlepas dari adanya penilian yang lebih subyektif. Untuk itu, variabel kinerja
pegawai tersebut akan dikaitkan secara tabulasi silang dengan variabel partisipasi anggaran
dan gaya kepemimpinan.
Tabel 4.7
Hasil Cross Tabulation antara Partisipasi Anggaran dengan Gaya Kepemimpinan
Partisipasi Anggaran Gaya Kepemimpinan
Instruksi dan
Konsultatif
Partisipatif
dan Delegatif
N (%) N (%)
Rendah 0 (0%) 8 (38%)
Tinggi 1 (5%) 12 (57%)
sumber: data primer diolah (2016)
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, sebanyak 12 narasumber dengan persentase 57 persen
menyatakan bahwa kesempatan berpartisipasi dalam penyusunan anggaran tinggi ketika gaya
kepemimpinan yang diterapkan memiliki tipe yang partisipatif dan delegatif. Selain itu, 38
persen yang terdiri dari 8 narasumber menyatakan tingkat partisipasi anggaran yang rendah
dikarenakan gaya kepemimpinan yang partisipatif dan delegatif. Dominasi tabel di atas
terlihat dari banyaknya narasumber yang menjawab partisipasi anggaran dalam organisasi
nirlaba tinggi ketika gaya kepemimpinan dalam organisasi nirlaba di Kota Salatiga
menerapkan tipe partisipatif dan delegatif agar dapat mengajak pegawai untuk aktif dalam
penyusunan anggaran .
Tabel 4.8
Hasil Cross Tabulation antara Partisipasi Anggaran dengan Kinerja
Partisipasi Anggaran Kinerja Pegawai
Rendah Tinggi
N (%) N (%)
Rendah 1 (5%) 7 (33%)
Tinggi 2 (10%) 11 (52%)
sumber: data primer diolah (2016)
15
Hasil tabulasi silang terhadap partisipasi anggaran dengan kinerja dapat dilihat dari
persentase 52 persen yang menyatakan tingkat partisipasi anggaran yang tinggi dapat
membuat kinerja pegawai pada organisasi nirlaba di Kota Salatiga meningkat. Namun
keterlibatan dalam penyusunan dan penetapan anggaran yang rendah juga tidak membuat
kinerja menjadi rendah, ini dilihat dari 33 persen narasumber menyatakan hal demikian. Hasil
dari tabel di atas, dapat mengindikasikan bahwa kinerja pegawai akan terus bisa stabil pada
posisi yang tinggi meskipun partisipasi anggaran diterapkan dalam organisasi nirlaba ataupun
tidak diterapkan. Dengan demikian tabel tersebut mendeskripsikan bahwa partisipasi
anggaran relatif berperan untuk kinerja pegawai yang tinggi pada organisasi nirlaba.
Hasil penelitian dari dua variabel di atas mengingatkan kepada penelitian dari
Sumarno (2005) yang menyatakan hubungan negatif antara partisipasi anggaran terhadap
kinerja, khusunya kinerja manajerial. Berbeda dengan penelitian ini yang tidak menggunakan
variabel moderating dan lebih mengarah kepada pendeskripsian dari tabel yang terlihat
tingginya kinerja pegawai/anggota organisasi dari tingkat partisipasi anggaran yang tinggi
juga.
Tabel 4.9
Hasil Cross Tabulation antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja
Gaya Kepemimpinan Kinerja Pegawai
Rendah Tinggi
N (%) N (%)
Instruktif dan Konsultatif 0 (0%) 1 (5%)
Partisipatif dan Delegatif 3 (14%) 17 (81%)
(sumber: data primer diolah, 2016)
Dari tabel di atas, 17 narasumber dengan persentase sebesar 81 persen menilai gaya
kepemimpinan yang memiliki tipe partisipatif dan delegatif, memiliki kinerja pegawai yang
tinggi. Terbanyak kedua adalah 14 persen atau sebanyak 3 narasumber menyatakan gaya
kepemimpinan partisipatif dan delegatif juga dapat membuat kinerja pegawai/anggota
organisasi rendah yang bisa saja dikarenakan tingkat kejenuhan terhadap pekerjaan yang
dijalani atau reward yang didapatkan dirasakan kurang. Jadi, dapat diindikasikan bahwa gaya
kepemimpinan berperan dalam tingginya kinerja pegawai untuk organisasi nirlaba.
16
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Trisnaningsih (2007) yang menyatakan
hubungan positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja, khusunya kinerja
bagi auditor. Setiap pegawai atau anggota organisasi tentunya ingin bekerja dengan baik
untuk membangun organisasi ke arah yang lebih baik pula sehingga butuh sosok pemimpin
yang memiliki gaya kepemimpinan yang mampu mengkoordinir setiap elemen yang ada
dalam organisasi tersebut agar apa yang diinginkan oleh pimpinan dan juga para pegawai
atau anggota dapat terlaksana.
17
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah tertera di atas, dapat disimpulkan bahwa
partisipasi anggaran dengan indikator permintaan pendapat dari pimpinan dan perevisian
secara bersama relatif berperan dalam peningkatan kinerja pegawai/anggota organisasi. Hal
ini didasarkan dengan adanya keinginan dari para pegawai/anggota organisasi untuk
memberikan sesuatu yang terbaik agar organisasi nirlaba yang ditempati dapat meningkatkan
antusiasme positif dari masyarakat Kota Salatiga. Selain itu, dapat memberikan informasi
yang relevan terhadap isu-isu yang terjadi. Hal lain yang penting dalam peran partisipasi
anggaran dengan kinerja pegawai menurut wawancara singkat adalah sumber dana yang
didapat dari organisasi nirlaba sebagian besar dari donatur atau voluntir yang sadar bahwa
organisasi nirlaba tersebut merupakan wadah yang tepat, sehingga kepedulian dari
pegawai/anggota organisasi untuk mengatur keuangan khususnya anggaran sangat besar agar
sumber dana tersebut dapat berguna bagi masyarakat.
Variabel gaya kepemimpin dalam hasil penelitian di atas disimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan memiliki peranan terhadap kinerja dari pegawai/anggota organisasi. Seorang
pemimpin tentu sudah tahu apa yang akan dilakukan ketika akan ditunjuk untuk memimpin
sebuah organisasi, hal inilah yang membuat para pegawai atau anggota organisasi mendapat
rasa antusias kepada pemimpin. Selain itu juga, pemimpin yang memiliki gaya
kepemimpinan yang humanis dan terbuka dengan tipe partisipatif dan delegatif akan lebih
memudahkan para pegawai atau anggota organisasi untuk mengungkapkan berbagai keluh
kesah dan memberikan masukan kepada personal pemimpin dan juga untuk organisasi.
Implikasi Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk (a) organisasi agar dalam merencanakan
program dan anggaran dapat dilakukan secara bersama dengan pihak internal organisasi
terkait dengan melihat kebutuhan masyarakat sekitar. (b) masukan kepada pemimpin agar
lebih membuka kesempatan kepada pihak internal dan eksternal agar visi dan misi dari
organisasi dapat tersalurkan dengan benar. (c) para pegawai atau anggota organisasi dapat
lebih aktif dalam organisasi agar terjadi keselarasan yang baik antara organisasi dan
lingkungan. (d) masyarakat dapat lebih menilai secara baik dan tidak berpikir tentang hal-hal
18
negatif dari organisasi dan lebih menjadikan organisasi tersebut sebagai wadah untuk
menampung aspirasi.
Keterbatasan dan Saran Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Dari 34 sampel, kuesioner dapat
dapat kembali hanya kepada 25 sampel. (2) Proses wawancara singkat yang dilakukan tidak
menyeluruh dan hanya beberapa narasumber yang dapat diwawancara. (3) Pegawai/anggota
organisasi tidak selalu stand by di kantor organisasi. (4) Banyak alamat organisasi nirlaba
yang sudah tidak sesuai data dari badan terkait, dan tidak di update ke badan terkait.
Diharapkan untuk penelitian yang menggunakan variabel yang sama dalam penelitian
ini dapat mencari beberapa referensi acuan yang terbaru untuk kuesioner yang lebih baik lagi.
Penelitian berikutnya juga dapat terfokus pada organisasi nirlaba secara keseluruhan dan
dapat membantu badan terkait untuk update data tentang struktur dan alamat organisasi
tersebut.
19
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto, Y. 2008. Analisis pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial dengan kepuasan kerja, job relevant information dan kepuasan kerja
sebagai variabel moderating. Tesis. Universitas Dipenogoro Semarang.
Anggraeni, N. 2011. Pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja pegawai pada
Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.
12 No. 2 Oktober 2011.
Hafiz, F.W. 2007. Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial pada PT.
Cakra Compact Aluminium Industries. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Handayani, A. 2012. Analisis pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja
terhadap kinerja pegawai pada dinas tenaga kerja Provinsi Lampung. Staff
Pengajar Jurusan Administrasi Negara Universitas Bandar Lampung. Jurnal
Polibisnis Volume 2 No. 1 April 2012.
Heriyanti, D. 2007. Analisis pengaruh budaya organisasi, kepuasan kerja, dan gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan komitmen organisasional
sebagai variabel intervening (Studi PT. PLN (Persero) APJ Semarang). Tesis.
Universitas Dipenogoro Semarang.
Kasenda, R. 2013. Kompensasi dan motivasi pengaruhnya terhadap kinerja karyawan
pada PT. Bangun Wenang Beverages Company Manado. Universitas Sam Ratulangi
Manado. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal: 853-859.
Nugrahani, T.S. 2013. Pengaruh partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan self
efficacy terhadap kinerja managerial. Universitas PGRI Yogyakarta. Indonesia
Accounting Research Journal Vol.1 No.1 (Januari – April 2013).
Nurcahyani, K. 2010. Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial melalui
komitmen organisasi dan persepsi inovasi sebagai variabel intervening. Skripsi.
Universitas Dipenogoro Semarang.
Pamungkas, S.C. 2013. Pengaruh penerapan ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai
Sekretariat Daerah Pemerintan Kota Malang. Skripsi. Universitas Brawijaya.
20
Parerung, A. Peggy, A, M. Adolfina. 2014. Disiplin, kompensasi, dan pengembangan karir
pengaruhnya terhadap kinerja pegawai pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi
Sulawesi Utara. Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal EMBA Vol.2 No.4
Desember 2014, Hal: 688-696.
Ruvendi, R. 2005. Imbalan dan gaya kepemimpinan pengaruhnya terhadap kepuasan
kerja karyawan di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor. Jurnal Ilmiah
Binaniaga Vol. 01 No. 1 Tahun 2015.
Salam, J. Muhammad, I. Nurhayani. 2013. Hubungan gaya kepemimpinan terhadap
kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Wara Selatan Kota Palopo. Jurnal AKK,
Volume 2 , No 2 Mei 2013, Hal: 29-34.
Sumarno, J. 2005. Pengaruh komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap
hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja managerial (Studi Empiris pada
Kantor Cabang Perbankan Indonesia di Jakarta). SNA VIII Solo, 15-16 September
2005.
Tampubolon, B.D. 2007. Analisis faktor gaya kepemimpinan dan etos kerja terhadap
kinerja pegawai pada organisasi yang telah menerapkan SNI 19-9001-2001.
Jurnal Standardisasi Vol.9 No.3 Tahun 2007: 106-115.
Trisnaningsih, S. 2007. Independensi audtor dan komitmen organisasi sebagai mediasi
pengaruh pemahaman good governance, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi
terhadap kinerja auditor. SNA X Makassar 26-28 Juli 2007.
Ulupui, I.G.K. 2005. Pengaruh partisipasi anggaran, persepsi keadilan distributif, keadilan
prosedural, dan goal commitment terhadap kinerja dinas. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi
Volume 9, No. 2 Desember 2005, Hal: 98-112.
Yunita, E.N dan Sabaruddinsah. 2011. Pengaruh partisipasi anggaran dan teknologi
informasi terhadap kinerja manajerial (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
di Bogor). Jurnal Universitas Islam 45 Bekasi 2 (1).
21
Kepada Yth,
Bapak/Ibu Pengelola Organisasi/Lembaga Kemasyarakatan Kota Salatiga
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya sangat mengapresiasi segala bentuk kesempatan yang boleh diberikan pada saat ini
ditengah rutinitas yang menjadi tanggung jawab dari Bapak/Ibu sekalian.
Dalam buku ini terlampir beberapa pernyataan terkait dengan tugas dan tanggung jawab
Bapak/Ibu dalam organisasi/lembaga untuk kesediaannya memberikan respon.
Atas kerjasama Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Gerard Johanes Sumual
Peneliti
22
Partisipasi Anggaran
Pernyataan berikut digunakan untuk menggambarkan peran Bapak/Ibu dalam penyusunan dan
penetapan anggaran pada organisasi/lembaga yang Bapak/Ibu tempati. Berikanlah tanda centang (√)
yang sesuai. Tingkatan penilaian yang disediakan adalah sebagai berikut:
Skor Penilaian 1 Tidak Pernah
2 Sangat Jarang
3 Cukup Sering
4 Selalu
No Pernyataan
1. Anda terlibat dalam penyusunan
anggaran di organisasi/lembaga yang
anda tempati.
2. Anda menyatakan pendapat dan
usulan terkait penyusunan anggaran
tanpa diminta oleh pimpinan
organisasi/lembaga..
3. Anda berpengaruh besar dalam
penetapanan ggaran
organisasi/lembaga.
4. Anda berkontribusi besar dalam
penyusunan anggaran
organisasi/lembaga.
5.
Anda dimintai pendapat dan usulan
oleh pimpinan anda terkait penetapan
penyusunan
anggaranorganisasi/lembaga.
6. Anda bersama
pimpinanorganisasi/lembaga,
melakukan revisi penyusunan
anggaran secara bersama.
1
4 3 2
1
1
2
3
3 4
4 2
4 3 2 1
1 2 3 4
1 2 3 4
23
Gaya Kepemimpinan
Pernyataan dibawah ini menggambarkan gaya kepimpinan dari pimpinan/atasan di tempat
Bapak/Ibu bekerja. Berikanlah tanda centang (√) untuk menilai gaya kepemimpinan yang dimiliki beliau
yang sesuai dengan apa yang telah dilakukan. Penilain dari variabel ini adalah sebagai berikut:
Kode Penjelasan SS Sangat Setuju
S Setuju
TS Tidak Setuju
STS Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
1 Pimpinan memiliki hubungan yang baik dengan
pegawai/anggota organisasi.
2 Pimpinan memberikan kebebasan kepada pegawai/anggota
untuk memberikan pendapat.
3 Pimpinan dapat mendelegasikan wewenang dengan baik.
4 Pempinan selalu memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan
kepada pegawai/anggota organisasi.
5 Pimpinan dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif.
6 Pimpinan memberikan reward bagi pegawai/anggota organisasi
yang memiliki kinerja baik
24
Kinerja Pegawai/Karyawan
Bapak/ Ibu dimohon untuk mengukur kinerja Bapak/Ibu sendiri pada setiap bidang tugas yang
disebutkan dalam pernyataan di bawah ini dengan cara menuliskan skor yang telah disediakan.
Skor Keterangan
1 Tidak Setuju
2 Cukup
3 Setuju
4 Sangat Setuju
No Pernyataan Skor
1 Anda mampu menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan oleh organisas/lembaga.
2 Anda bekerja sesuai dengan prosedur dan jadwal yang telah ditetapkan
organisasi/lembaga.
3 Anda mampu bekerja sama dengan semua pegawai di tempat saya bekerja.
4 Anda mampu mengambil inisiatif dalam setiap pekerjaan yang diberikan.
5 Anda dapat mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan.
6 Anda selalu hadir tepat waktu di organisasi/lembaga anda bekerja.
25
Crosstabulation
Gaya Kepemimpinan
Total 13 15 17 18 19 20 22 23 24
Pa
rtis
ipasi
An
gga
ran
6 Count 0 0 1 1 0 0 0 0 1 3 % of Total 0.0% 0.0% 4.8% 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 14.3%
7 Count 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2
% of Total 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 9.5% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 9.5%
8 Count 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
% of Total 0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8%
14 Count 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2
% of Total 0.0% 0.0% 0.0% 9.5% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 9.5%
15 Count 0 0 0 3 1 0 0 0 0 4
% of Total 0.0% 0.0% 0.0% 14.3% 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 19.0%
17 Count 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2
% of Total 0.0% 0.0% 0.0% 9.5% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 9.5%
18 Count 0 1 0 0 0 1 1 0 0 3
% of Total 0.0% 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 4.8% 0.0% 0.0% 14.3%
19 Count 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
% of Total 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8%
24 Count 0 1 0 1 0 0 0 1 0 3
% of Total 0.0% 4.8% 0.0% 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 0.0% 14.3%
Total
Count 1 2 1 10 3 1 1 1 1 21
% of Total 4.8% 9.5% 4.8% 47.6% 14.3% 4.8% 4.8% 4.8% 4.8% 100.0%
26
Crosstabulation
Kinerja
Total 13 14 15 16 17 18 20 23 24
Pa
rtis
ipasi
An
gga
ran
6 Count 1 0 0 0 1 1 0 0 0 3
% of Total 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 14.3%
7 Count 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2
% of Total 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 9.5% 0.0% 0.0% 0.0% 9.5%
8 Count 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
% of Total 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8%
14 Count 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2
% of Total 0.0% 0.0% 4.8% 0.0% 0.0% 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 9.5%
15 Count 0 1 0 1 2 0 0 0 0 4
% of Total 0.0% 4.8% 0.0% 4.8% 9.5% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 19.0%
17 Count 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2
% of Total 0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 9.5%
18 Count 1 0 0 0 0 2 0 0 0 3
% of Total 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 9.5% 0.0% 0.0% 0.0% 14.3%
19 Count 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
% of Total 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 0.0% 4.8%
24 Count 0 0 0 0 1 0 1 0 1 3
% of Total 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 0.0% 4.8% 0.0% 4.8% 14.3%
Total Count 2 1 1 2 6 6 1 1 1 21
% of Total 9.5% 4.8% 4.8% 9.5% 28.6% 28.6% 4.8% 4.8% 4.8% 100.0%
27
Crosstabulation
Kinerja
Total 13 14 15 16 17 18 20 23 24
Gay
a K
epem
imp
inan
13 Count 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
% of
Total
0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 0.0% 4.8%
15 Count 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2
% of
Total
4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 0.0% 0.0% 9.5%
17 Count 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
% of
Total
0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8%
18 Count 1 1 1 1 4 1 0 0 1 10
% of
Total
4.8% 4.8% 4.8% 4.8% 19.0% 4.8% 0.0% 0.0% 4.8% 47.6%
19 Count 0 0 0 1 0 2 0 0 0 3
% of
Total
0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 0.0% 9.5% 0.0% 0.0% 0.0% 14.3%
20 Count 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
% of
Total
0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8%
22 Count 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
% of
Total
0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8%
23 Count 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
% of
Total
0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8%
24 Count 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
% of
Total
0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.8%
Total
Count 2 1 1 2 6 6 1 1 1 21
% of
Total
9.5% 4.8% 4.8% 9.5% 28.6% 28.6% 4.8% 4.8% 4.8% 100.0%