Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

77
Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD Negeri Pisangan 1 Ciputat Tahun 2015 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: Hilmiana Putri NIM: 1112103000013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436H/2015M

Transcript of Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

Page 1: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12

Tahun di SD Negeri Pisangan 1 Ciputat Tahun 2015

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

Hilmiana Putri

NIM: 1112103000013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436H/2015M

Page 2: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

i

Page 3: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

ii

Page 4: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

iii

Page 5: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji serta syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas

rahmat, hidayah serta limpahan karunianya saya dapat menyelesaikan laporan

penelitian ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam saya sampaikan kepada

nabi Muhammad SAW, nabi junjungan alam. Laporan penelitian ini saya susun

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

pada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan penelitian ini telah

banyak pihak yang membantu dan membimbing saya. Oleh karena itu, saya

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. DR. H. Arif Sumantri, M.Kes Selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, SpOT selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter (PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh dosen PSPD

yang selalu membimbing serta memberikan ilmu kepada saya selama saya

menjalani masa pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Riva Auda, SpA, M.Kes dan dr. Erike Anggraini Suwarsono, M.Pd

selaku dosen pembimbing penelitian saya, yang senantiasa membimbing

dan mengarahkan saya selama berjalannya penelitian ini.

4. dr. Yanti Susianti, SpA (K) dan dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes selaku

dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dan saran untuk

penelitian ini.

5. dr. Nouval Shahab, Sp.U,Ph.D,FICS,FACS selaku penanggung jawab

modul riset PSPD 2012.

6. dr. Ahmad Azwar Habibi, M.Biomed yang telah membantu saya dalam

proses penyelesaian penelitian ini.

7. Kedua orang tua tercinta Samsul Bahri, S.Pd dan Sukmawati, S.Pd yang

selalu memberikan do’a dan semangat kepada saya. Serta saudara tercinta

Page 6: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

v

kak Liza dan adik Eji serta seluruh keluarga besar yang selalu bisa

memberikan saya semangat dan dukungan selama menjalani proses

pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

8. Kepala Sekolah, Guru dan Murid SD Negeri Cirendeu III Ciputat yang

telah mengizinkan dan membantu saya untuk melakukan uji validasi

kuesioner di sekolah tersebut.

9. Kepala Sekolah, Guru dan Murid SD Negeri Pisangan I Ciputat yang telah

mengizinkan dan membantu saya dalam pengambilan data penelitian ini.

10. Teman-teman seperjuangan riset saya, Didi, Amel, Arif yang telah

membantu dan menyemangati saya dalam penyelesaian penelitian ini.

Sukses selalu untuk kalian.

11. Sahabat tercinta Ifa Zuhra, Lia Makyu, dan Dwi Maya atas dukungan do’a

dan semangatnya dari jauh.

12. Teman-teman kontrakan BH, Ubat Gendut, Nurul Syahli, Hanifia Zombi,

Kak Dewi, dan ukhti Nabila atas canda tawa serta dukungan selama

menjalani pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

13. Seluruh teman seperjuangan PSPD 2012 Together Better Stronger, semoga

kita semua bisa lulus bersama.

14. Dan seluruh pihak yang telah banyak membantu saya baik secara langsung

maupun tidak langsung yang mungkin tidak dapat saya sebutkan satu

persatu.

Semoga Allah SWT dapat membalas segala kebaikan semua pihak yang telah

banyak membantu saya dalam menyelesaikan laporan penelitian ini. Dan semoga

laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis secara khusus dan bagi

pembaca serta masyarakat dan dalam pengembangan keilmuan secara umum.

Ciputat, 02 Oktober 2015

Penulis

Page 7: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

vi

ABSTRAK

Hilmiana Putri. Program Studi Pendidikan Dokter. Studi Deskriptif

Gangguan tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD Negeri Pisangan 1

Ciputat.2015.

Tidur merupakan kebutuhan fisiologis dasar setiap individu dengan karakteristik

penurunan tingkat kesadaran sementara terhadap lingkungan sekitar, metabolisme,

dan aktifitas fisik minimal. Gangguan tidur dapat berupa gangguan kualitas,

kuantitas maupun kejadian abnormal ketika tidur. Gangguan tidur memberikan

berbagai dampak negatif terhadap perkembangan kognitif, perilaku, emosi, dan

hubungan sosialnya. Penelitian tentang gangguan tidur di Indonesia masih jarang

dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidens gangguan tidur

pada anak usia 9-12 tahun di SD Negeri Pisangan 1 Ciputat. Pengambilan data

penelitian menggunakan kuesioner SDSC (Sleep Disturbances Scale for

Children). Hasil penelitian ini menunjukkan 42,2 % responden mengalami

gangguan tidur dan jenis gangguan tidur paling banyak adalah gangguan memulai

dan mempertahankan tidur. Terdapat perbedaan durasi tidur menjadi lebih singkat

saat ujian dan lebih lama saat liburan dibandingkan ketika keadaan normal. Dapat

disimpulkan bahwa insidens gangguan tidur pada responden adalah sebesar

42,2%.

Kata Kunci: gangguan tidur, anak, SDSC (Sleep Disturbances Scale for

Children), durasi tidur.

ABSTRACT

Hilmiana Putri. Medical Education Study Program. Descriptive study of Sleep

Disorders in Children Age 9-12 Years Old at Elementary School 1 Pisangan

Ciputat. 2015.

Sleep is a basic physiological need of each individual with the characteristics of

decreasing temporary conciousness level toward environment around, metabolism

and minimal physical activity. Sleep disturbance appearances in quality, quantity,

and abnormal occurrences during sleep. Sleep disturbance causes various negatif

impacts development of cognitive, behavior, emotion, and social relationship.

Sleep disturbance research is rarely carried out in Indonesia. This research

purposes to determine the incidence of sleep disturbance on children aged 9-12

years old at elementary school 1Pisangan Ciputat. Retrieval of research data

utilized the questionnaire of SDSC (Sleep Disturbances Scale for Children). This

result research has shown 42.20% of respondents who experienced sleep

disturbances and mostly type of one are initiating and maintaining sleep

disturbance. There were differences in sleep duration became shorter at

examination time and longer during the holiday if compared to normal

circumstances time. The conclusion of the study was the incidence of sleep

disturbance in respondents were 42.20%.

Keywords: sleep disturbance, children, SDSC (Sleep Distur bances Scale for

Children), sleep duration.

Page 8: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ....xiii

DAFTAR SINGKATAN .....................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3

1.3.1. Tujuan Umum ................................................................................. 3

1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................................. 3

1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 3

1.4.1. Bagi Peneliti .................................................................................... 3

1.4.2. Bagi Masyarakat .............................................................................. 3

1.4.3. Bagi institusi .................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka Tidur .................................................................................. 4

2.1.1.Definisi Tidur ................................................................................... 4

2.1.2.Fisiologi tidur ................................................................................... 4

2.1.2.1. Neuroanatomi Pusat Pengatur Tidur ................................... 4

2.1.2.2. Fungsi Endokrin Selama Tidur ........................................... 6

2.1.2.3. Ritme Sirkadian .................................................................. 7

2.1.2.4. Tahapan Tidur ..................................................................... 7

2.1.2.5. Siklus tidur-Bangun ............................................................ 10

2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas dan Kuantitas Tidur ............. 11

2.1.4. Pola Tidur dan Durasi Tidur Normal pada Anak ............................ 13

2.2. Tinjauan Pustaka Gangguan Tidur ................................................................. 15

2.2.1. Definisi Gangguan tidur .................................................................. 15

2.2.2. Etiologi Gangguan Tidur ................................................................. 16

2.2.3. Klasifikasi Gangguan Tidur ............................................................ 16

2.2.3.1. Insomnia .............................................................................. 17

2.2.3.2. Parainsomnia ....................................................................... 19

2.2.3.3. Narkolepsi ........................................................................... 20

2.2.3.4. Sleep Apnea ......................................................................... 20

Page 9: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

viii

2.2.4. Dampak Gangguan Tidur Pada Anak .............................................. 22

2.2.5. Diagnosis Gangguan Tidur .............................................................. 23

2.2.6.Tatalaksana Gangguan Tidur ........................................................... 23

2.3. Tinjauan Pustaka Anak .................................................................................. 25

2.3.1. Definisi Anak .................................................................................. 25

2.3.2. Tumbuh Kembang Anak ................................................................. 25

2.3.3. Perkembangan Anak Usia Sekolah ................................................. 26

2.4. Kerangka Teori............................................................................................... 28

2.5. Kerangka Konsep ........................................................................................... 29

2.6. Definisi Operasional....................................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian ............................................................................................ 34

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 34

3.2.1.Lokasi Penelitian .............................................................................. 34

3.2.2. Waktu Penelitian ............................................................................. 34

3.3. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 35

3.3.1. Populasi Target ................................................................................ 35

3.3.2. Populasi Terjangkau ........................................................................ 35

3.3.3. Sampel Target ................................................................................. 35

3.3.3.1. Jumlah Sampel dan Cara Pengambilan Sampel .................. 35

3.3.3.2. Kriteria sampel .................................................................... 37

3.4. Cara Kerja Penelitian ..................................................................................... 37

3.5. Manajemen Data ............................................................................................ 38

3.5.1.Teknik Pengambilan Data ................................................................ 38

3.5.2.Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 38

3.5.3.Teknik Pengolahan Data .................................................................. 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 39

4.2. Hasil ............................................................................................................... 39

4.2.1. Karakteristik Diri dan Orang tua Responden .................................. 39

4.2.1.1. Karakteristik Reponden ...................................................... 39

4.2.1.2. Karakteristik Orang Tua Responden ................................... 40

4.2.2. Gambaran Jenis Gangguan Tidur .................................................... 41

4.2.3. Gambaran Gangguan Tidur dan Karakteristik Responden.............. 42

4.2.4.Perubahan Pola Tidur pada Keadaan Tertentu ................................. 42

4.2.4.1. Durasi Tidur Pada Saat Kondisi Normal ............................ 42

4.2.4.2. Perubahan Durasi Tidur Pada Saat Ujian ........................... 43

4.2.4.3. Perubahan Durasi Tidur Pada Saat Liburan ........................ 42

4.3. Pembahasan .................................................................................................... 44

4.4. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan ........................................................................................................ 48

5.2. Saran ............................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 49

LAMPIRAN ......................................................................................................... 52

Page 10: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Tidur REM dan NREM .................................................. 8

Tabel 2.2 Kebutuhan Tidur Normal Berdasarkan Usia .................................... 15

Tabel 2.3 Gejala klinis dan Dampak Gangguan Pernapasan Saat Tidur.......... 22

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ................................ 39

Tabel 4.2 Karakteristik Usia Orang Tua Responden Siswa ............................. 40

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua ............ 40

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Gangguan Tidur Pada Responden .................. 41

Tabel 4.5 Gambaran Gangguan Tidur Berdasarkan Karakteristik Responden 42

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Durasi Tidur Pada Kondisi Normal ................ 42

Tabel 4.7 Durasi Tidur Pada Kondisi Normal ................................................. 43

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Perubahan Durasi Tidur Saat Ujian ................ 43

Tabel 4.9 Perubahan Durasi Tidur Lebih Singkat Saat Ujian .......................... 43

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Perubahan Durasi Tidur Saat Liburan .......... 44

Tabel 4.11 Perubahan Durasi Tidur Lebih Lama Saat Liburan ....................... 44

Page 11: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peran Neurotransmiter Terhadap Siklus Tidur-Bangun ............... 5

Gambar 2.2 Siklus Tidur .................................................................................. 11

Gambar 2.3 Persentasi fase REM dan NREM dari total waktu tidur............... 14

Gambar 2.4 Kerangka Teori ............................................................................. 28

Gambar 2.5 Kerangka Konsep ......................................................................... 29

Gambar 3.1 Cara Kerja Penelitian ................................................................... 37

Page 12: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

xi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Gangguan Tidur ................................... 41

Page 13: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran kuesioner SDSC asli ........................................................................ 52

Lampiran kuesioner SDSC sebelum validasi ................................................... 54

Lampiran kuesioner SDSC setelah validasi ..................................................... 58

Lampiran Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 62

Lampiran Riwayat Hidup Penulis .................................................................... 63

Page 14: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

xiii

DAFTAR SINGKATAN

ACTH : Adrenocorticotropik Hormone

ARAS : Ascending Reticular Activating System

EEG : Electroencephalogram

GABA : Gamma-Aminobutyric Acid

GBS : Gullain Barre Syndrome

GH : Growth Hormone

IDAI : Ikatan Dokter Indonesia

IRT : Ibu Rumah Tangga

NREM : Non-Rapid Eye Movement

PPOK : Penyakit Paru Obstruktif Kronik

REM : Rapid Eye Movement

SCN : Suprachiasmatic Nuclei

SD : Sekolah Dasar

SDSC : Sleep Disturbances Scale for Children

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SPSS : Statistical Package for Sosial Sciences

WHO : World Health Organitation

Page 15: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tidur adalah suatu kebutuhan fisiologis setiap individu dengan tujuan

mengistirahatkan tubuh setelah lelah beraktivitas sepanjang hari. Definisi

tidur itu sendiri adalah keadaan seseorang yang mengalami penurunan tingkat

kesadaran terhadap lingkungan sekitarnya, metabolisme minimal, aktifitas

fisik minimal dan mengoptimalkan kembali fungsi organ-organ yang rusak.

Sehingga ketika bangun keesokan harinya seseorang tersebut memiliki

semangat dan stamina yang cukup untuk beraktivitas kembali.1

Tidur memiliki peranan yang sangat penting dalam masa pertumbuhan

seorang anak terutama pada masa bayi, karena pada saat tidur inilah terjadi

proses regenerasi sel-sel otak dan produksi hormon-hormon tubuh sampai

sekitar 75%. Seorang anak yang mengalami gangguan tidur, tentu tidak akan

mencapai kematangan otak yang sempurna dan akan mengalami gangguan

untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal.1,2

Kebutuhan waktu tidur pada setiap tingkatan usia memiliki perbedaan. Hal

ini berhubungan dengan kebutuhan pada masing-masing tingkat usia. Anak

yang baru lahir cenderung akan tidur sepanjang hari, sedangkan anak usia di

atas 6 bulan akan tidur sekitar 13 jam dalam sehari dan ketika usia 2 tahun

akan tidur sekitar 12 jam sehari termasuk tidur siang. Anak usia 4 tahun akan

tidur selama 10-13 jam setiap harinya. Saat mencapai usia remaja seorang

anak rerata hanya memiliki waktu tidur kurang dari 10 jam sehari. Hal ini

menunjukkan bahwa waktu tidur seorang anak akan semakin berkurang

seiring dengan pertambahan usia dan pertambahan jumlah aktifitas.3

Gangguan tidur sering terjadi pada anak. Di Indonesia didapatkan

prevalensi gangguan tidur pada anak usia di bawah 3 tahun yang dilakukan

oleh Rini dkk tahun 2006 sebesar 44,2%. Penelitian lain dilakukan oleh Dini

S dkk tahun 2013 mengatakan bahwa 79,8% anak usia 3-6 tahun mengalami

gangguan tidur dengan jenis gangguan tidur terbanyak adalah gangguan

memulai dan mempertahankan tidur. Gangguan tidur pada anak remaja usia

12-15 tahun dalam penelitian yang dilakukan oleh Adeline dkk tahun 2009

Page 16: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

2

didapatkan 62,9% responden mengalami gangguan tidur dan 63,6% dari total

responden yang mengalami gangguan tidur tersebut merupakan gangguan

transisi bangun tidur. Cristine N dkk tahun 2011 juga melakukan penelitian

gangguan tidur pada remaja usia 12-15 tahun di Bekasi dan didapatkan

gangguan tidur sebanyak 62,5%.4-7

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak dengan gangguan tidur

akan mengalami berbagai masalah terkait perilaku dan emosi yang dapat

menyebabkan timbulnya rasa lelah, malas serta mengantuk pada siang hari

yang berdampak buruk terhadap konsentrasi belajar anak dan daya

ingatannya. Penelitian yang dilakukan oleh Chung dkk, didapatkan bahwa

anak remaja yang memiliki prestasi akademik yang bagus di sekolah

cenderung memiliki waktu tidur lebih awal dan jarang mengalami rasa

ngantuk pada siang hari dibandingkan dengan remaja yang prestasi

akademiknya kurang bagus. Gangguan tidur itu sendiri dapat berupa

gangguan kuantitas, kualitas, maupun kejadian abnormal yang terjadi selama

tidur.1,2,8

Hal yang menjadi perhatian adalah bahwa penelitian tentang gangguan

tidur pada anak dan remaja masih sangat sedikit dilakukan di Indonesia.

Penelitian prevalensi gangguan tidur pada anak sekolah dasar terutama usia 9-

12 tahun belum peneliti temukan. Selain itu, diagnosis gangguan tidur pada

anak sulit untuk ditegakkan, hal ini berhubungan dengan ketidakpedulian

orang tua terhadap tidur sang anak, sehingga terlambat untuk didiagnosis dan

penanganan juga menjadi lebih sulit. Gangguan tidur pada anak yang mulai

menginjak usia remaja tersebut memiliki dampak buruk terhadap fungsi

kognitif, perilaku, sosial, dan emosial anak tersebut. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini peneliti ingin melakukan suatu studi deskriptif terhadap

gangguan tidur pada anak usia 9-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri (SDN)

Pisangan 1 Ciputat.

Page 17: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

3

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasakan latar belakang yang sudah dijabarkan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Berapakah besar insidens gangguan tidur pada anak usia 9-12 tahun di SD

Negeri Pisangan 1 Ciputat pada tahun 2015?

2. Gangguan tidur apa yang paling sering terjadi pada anak usia 9-12 tahun di

SD Negeri Pisangan 1 Ciputat?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah:

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran secara deskriptif gangguan tidur pada anak usia 9-

12 tahun di SD Negeri Pisangan 1 Ciputat pada tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui persentasi anak usia 9-12 tahun yang mengalami gangguan

tidur di SD Negeri Pisangan 1 Ciputat pada tahun 2015.

2. Mengetahui jenis gangguan tidur yang paling sering terjadi pada anak

usia 9-12 tahun di SD Negeri Pisangan 1 Ciputat.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Bagi Peneliti

1. Memenuhi tugas akhir sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana

kedokteran.

2. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang melakukan penelitian.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada pada orang tua dan tenaga

kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) mengenai insidens gangguan tidur

pada anak sehingga dapat meningkatkan rasa kepedulian terhadap dampak

adanya gangguan tidur tersebut.

1.4.3 Bagi Institusi

1. Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk penelitian

selanjutnya

Page 18: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tidur

2.1.1. Definisi Tidur

Tidur adalah suatu keadaan seseorang mengalami penurunan

tingkat kesadaran sementara terhadap lingkungan sekitar, tingkat

metabolisme minimal, dan aktifitas fisik minimal. Namun sesungguhnya

pada keadaan tidur inilah otak sedang giat-giatnya bekerja, mengalami

regenerasi sel dan peningkatan produksi hormon. Tidur merupakan salah

satu kebutuhan fisiologis dasar setiap individu. Dengan tidur seseorang

dapat menghilangkan rasa lelah setelah beraktivitas seharian, merasakan

ketenangan tanpa memikirkan apapun.1,2,9

Manusia mengabiskan hampir sepertiga dari total waktunya dalam

sehari untuk tidur. Karena tidur dapat memulihkan kondisi tubuh yang

lelah, mengurangi stress dan cemas serta harapan ketika bangun tubuh

kembali pulih dan siap melakukan aktifitas baru keesokan harinya.

Seseorang yang kurang tidur akan cenderung lemas, mudah marah, mudah

tersinggung, merasa tertekan, dan emosi yang tidak stabil. Dengan

tercukupinya kebutuhan tidur seseorang baik dari segi kuantitas maupun

kualitas akan membuat orang tersebut lebih terlihat sehat, segar dan

semangat dalam beraktifitas.1,2,9

2.1.2. Fisiologi Tidur

2.1.2.1. Neuroanatomi Pusat Pengaturan Tidur

Tidur merupakan suatu keadaan yang sangat kompleks. Melibatkan

sistem saraf pusat, saraf tepi, endokrin, vaskular, respirasi, dan

muskuloskeletal. Pengaturan dan kontrol aktivitas tidur-bangun dilakukan

oleh Ascending Reticular Activating System (ARAS). ARAS terletak di

formatio retikularis di batang otak yang merupakan sistem saraf pusat

yang berfungsi sebagai promotor dari siklus tidur-bangun. ARAS itu

sendiri terdiri dari kelompok-kelompok sel dan nukleus, interneuron serta

Page 19: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

5

traktus ascenden dan descenden yang seluruhnya saling berhubungan satu

sama lain.10,11

Sebagian besar formatio retikularis terletak di sentral atau

tegmentum dari pons dan mesencephalon dan memanjang sampai medula,

thalamus dan hipothalamus. Formatio retikularis berfungsi sebagai

penghubung semua jenis informasi neural, kemudian akan disebarluaskan

melalui bagian tepinya serta dilakukan organisasi respon dari input-input

informasi tersebut.10,11

Neurotransmitter yang berperan dalam siklus tidur-bangun seperti

norepinefrin, serotonin, gamma-aminobutyric acid (GABA), dan histamin

dikeluarkan oleh kelompok-kelompok neuron formatio retikularis di

batang otak, midbrain, dan hipotalamus posterior. Setiap neurotransmitter

tersebut memiliki peran masing-masing terhadap siklus tidur-bangun,

seperti yang digambarkan dibawah ini.10

Gambar 2.1. Peran Neurotransmitter Terhadap Siklus Tidur-Bangun

Sumber: Barret K dkk, 201010

Page 20: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

6

2.1.2.2. Fungsi Endokrin Selama Tidur

Saat seseorang dalam keadaan tidur terjadi sekresi beberapa

hormon dalam tubuhnya, diantaranya adalah hormon pertumbuhan,

prolaktin, dan kortisol.9,12

a. Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone)

Tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh tidur yang optimal.

Pada saat tidur, berbagai fungsi organ tubuh anak sedang meningkat,

seperti fungsi otak, metabolisme hormon, dan fungsi tubuh lainnya.9

Growth Hormone (GH) adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh

hipofisis anterior, beredar di dalam darah dengan konsentrasi 5-45 ng/ml.

Sekitar 75% GH disekresi ketika anak tidur yaitu pada fase Non-Rapid Eye

Movement (NREM) tahap III dan IV. Tingginya kadar GH yang disekresi

ini berhubungan fungsi hormon tersebut, yaitu untuk merangsang

pertumbuhan tulang dan jaringan, serta mengatur metabolisme tubuh,

termasuk otak. Selain itu, GH juga merangsang perbaikan dan

pembaharuan terhadap sel-sel yang ada di tubuh, mulai dari sel kulit, sel

darah, serta sel saraf otak. Sehingga ketika anak terbangun dari tidur

keesokan harinya, anak akan merasa lebih segar dan sehat.9,12

Beberapa fungsi GH dalam proses pertumbuhan anak:

1. Stimulasi pertumbuhan dan pembelahan sel

2. Stimulasi pembelahan sel pada tulang rawan

3. Meningkatkan proses mineralisasi tulang

4. Meningkatkan sintesis protein tubuh

5. Memicu insulin-like growth factor. Hormon ini berfungsi pada

pertumbuhan dan perkembangan sel tubuh.12

Berdasarkan fungsi tersebut, maka apabila sekresi GH tidak

maksimal akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak yang

tidak maksimal pula, termasuk perkembangan sel otak yang akhirnya akan

berpengaruh terhadap kemampuan berfikir atau kognitif anak yang tidak

optimal.9,12

Page 21: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

7

b. Hormon kortisol

Sekresi hormon kortisol dan adrenokortikotropik (ACTH)

mengikuti irama sirkadian dengan puncak sekresi pada pagi hari atau 1

jam setelah bangun tidur dan titik paling rendah pada larut malam. Namun

hal ini dapat berubah sesuai dengan siklus tidur-bangun seseorang. Bila

pola tidur berubah, maka sekresi hormon kortisol pada awalnya akan

seperti semula, namun secara perlahan akan berubah dan melakukan

penyesuaian terhadap siklus baru.12

Secara umum, fluktuasi hormon selama tidur dipengaruhi oleh 3

faktor utama,yaitu: irama sirkadian, siklus bangun tidur, dan tahapan tidur

REM dan NREM.12

2.1.2.3. Ritme Sirkadian

Ritme sirkadian adalah salah satu bentuk ritme biologis. Setiap

mahkluk hidup memiliki ritme biologis yang berbeda-beda. Ritme biologis

yang paling umum adalah ritme sirkadian atau irama sirkadian yang

melengkapi siklus selama 24 jam. Ritme biologis ini diatur oleh tubuh dan

disesuaikan dengan lingkungannya, misalnya cahaya, kegelapan, gravitasi,

dan stimulus elektromagnetik. Ritme ini diatur oleh suatu area di otak

ynag disebut suprachiasmatic nuclei (SCN) dan dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal.10,13,14

Faktor eksternal yang berperan adalah siklus gelap-terang. Ketika

keadaan sekitar gelap, SNC akan memerintahkan tubuh untuk mensekresi

hormon melatonin, yang mana melatonin akan merangsang seseorang

untuk merasa ngantuk. Hormon melatonin itu sendiri diproduksi oleh

kelenjar pineal dan sekresinya ditentukan oleh keberadaan cahaya.

Hormon melatonin terbukti memiliki fungsi dalam mengontrol ritme

sirkadian. 10,13,14

2.1.2.4. Tahapan Tidur

Tidur memiliki 2 tahapan, yaitu non-rapid eye movement (NREM)

dan rapid eye movement (REM). Kedua tipe ini dibedakan melalui pola

electroencephalogram (EEG), gerakan mata, dan tonus otot. Dikatakan

REM karena pada tipe tidur ini mata mengalami pergerakan yang cepat

Page 22: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

8

walaupun orang tersebut dalam keadaan tidur. Tipe tidur NREM disebut

sebagai tidur gelombang lambat “slow-wave sleep”. Tabel di bawah ini

akan membedakan antara tidur REM dan NREM.15-17

Tabel 2.1. Perbedaan tidur REM dan NREM

Kriteria Non-rapid eye

movement (NREM)

sleep

Rapid eye movement

(REM) sleep

Electroencephalography Selaras Gelombang Theta atau

gigi gergaji

Tidak selaras

Electromiography Menurun sedikit Menurun secara drastis

atau tidak ada tonus otot

Electro-oculography Gerakan mata lambat Gerakan mata cepat

*Catatan: tabel telah diolah kembali

Sumber: Samuele Cortese dkk, 201417

a. Fase NREM

Fase NREM disebut juga sebagai tidur gelombang pendek, hal ini

dikarenakan gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur pada

fase ini lebih pendek dari pada gelombang alfa dan beta pada orang sadar.

Ketika fase NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologis tubuh,

semua proses metabolisme termasuk tanda-tanda vital, metabolisme, dan

kerja otot.15-17

Fase NREM terbagi menjadi 4 tahap. Tahap I-II disebut tidur ringan

(light sleep) sedangkan tahap III-IV disebut tidur dalam (deep sleep) atau

(delta sleep). 15-17

1. Tahap 1 NREM

- Tahap dengan tingkat paling dangkal dari tidur

- Tahap berakhir dalam beberapa menit

- Terjadi pengurangan aktivitas fisologis, dimulai dengan penurunan

secara bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme

Page 23: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

9

- Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori, seperti

suara

- Seseorang ketika terbangun merasa seperti telah melamun

2. Tahap 2 NREM

- Tahap yang merupakan periode tidur bersuara

- Terjadi kemajuan relaksasi

- Terbangun masih relatif mudah

- Tahap berakhir 10-20 menit

- Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban

3. Tahap 3 NREM

- Tahap ini merupakan tahap awal dari tidur yang dalam

- Seseorang sudah sulit dibangunkan dan jarang bergerak

- Otot dalam keadaan relaksasi maksimal

- Tanda-tanda vital menurun namun tetap teratur

- Tahap ini berakhir 15-30 menit

4. Tahap 4 NREM

- Tahap ini merupakan tahap tidur terdalam

- Sangat sulit untuk dibangunkan

- Orang yang kurang tidur akan menghabiskan porsi malam yang

seimbang pada tahap ini

- Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibandingkan saat

terjaga

- Tidur sambil berjalan dan anuresis dapat terjadi.15-17

b. Fase REM

Fase tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung

selama 5-30 menit. Ketika fase REM tidur tidak senyenyak fase NREM

dan sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini. Otak cenderung lebih

aktif dan metabolisme meningkat hingga 20 % pada fase ini. Selain itu,

orang menjadi sulit dibangunkan, hal ini terjadi akibat ambang batas

arousal dari stimulus sensori dan stimulus menuju formasio retikularis

ditingkatkan, tonus terdepresi, sekresi lambung meningkat dan frekuensi

jantung serta pernapasan sering kali tidak teratur. 15-17

Page 24: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

10

Karakteristik tidur fase REM:

1. Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup, serta biasanya mimpi

pada fase ini dapat diingat, karena pada fase REM terjadi konsolidasi

memori. Jika mimpi kurang hidup atau mimpi tidak dapat diingat

mungkin terjadi pada tahap yang lain

2. Biasanya dimulai 90 menit setelah mulai tidur

3. Respon otonom dari pergerakan mata cepat, fluktuasi jantung dan

kecepatan respirasi dan peningkatan atau fluktuasi tekanan darah

4. Terjadi penurunan tonus otot skelet

5. Peningatan sekresi asam lambung

6. Sangat sulit dibangunkan

7. Durasi tidur REM meningkat pada tiap siklus, rata-rata 20 menit.15-17

2.1.2.5. Siklus Tidur-Bangun

Dalam satu kali periode tidur, seseorang akan melewati fase tidur

NREM dan REM secara bergantian. Setiap siklus yang sempurna normalnya

berlangsung selama 1,5 jam dan biasanya terjadi 4-5 kali siklus selama 7-8

jam tidur. Siklus dimulai dari fase NREM dan berlanjut ke fase REM.

Tahap NREM I-III berlangsung sekitar 30 menit dan dilanjutkan ke tahap

IV sekitar 20 menit, lalu kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit,

fase REM muncul setelahnya dan berlangsung selama 10 menit. Durasi tidur

fase NREM tahap III dan IV dari satu siklus ke siklus selanjutnya terus

mengalami pengurangan, sedangkan tidur NREM fase II akan semakin

bertambah.18,19

Page 25: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

11

Siklus tidur-bangun dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:

Gambar 2.2. Siklus Tidur

Sumber: Kryger MH dkk, 201119

2.1.3. Faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas dan

kualitas tidur antara lain: penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup,

stress, emosional, stimulan dan alkohol, diet, merokok, dan

motivasi.18,20,21

a. Penyakit

Seseorang yang sedang menderita suatu penyakit

menyebabkan timbulnya rasa nyeri atau distress fisik yang dapat

menyebabkan gangguan tidur. Sehingga dibutuhkan waktu tidur

yang lebih banyak dari pada biasanya, serta siklus bangun-tidur

ketika sakit juga akan mengalami gangguan.18,20,21

b. Lingkungan

Faktor lingkungan dapat membantu juga dapat menghambat

tidur seseorang. Dengan tidak adanya stimulus tertentu atau adanya

stimulus tertentu dapat menghambat upaya tidur. Contoh: suhu

yang tidak nyaman atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi

tidur seseorang. Namun dengan seiring berjalannya waktu

Page 26: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

12

seseorang tersebut akan bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh

dengan kondisi tersebut.18,20,21

c. Kelelahan

Kondisi lelah dapat mempengaruhi tidur seseorang.

Semakin lelah seseorang maka semakin pendek pula siklus tidur

REM yang dilaluinya, dan setelah beristirahat yang cukup, siklus

REM tersebut akan kembali seperti semula.18,20,21

d. Gaya hidup

Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur

aktivitasnya agar bisa tidur pada waktu yang tepat.18,20,21

e. Stress Emosional

Seseorang yang sedang dalam keadaan ansietas atau depresi

sering kali mengalami gangguan tidur. Kondisi ansietas

meningkatkan kadar noreponefrin darah melalui stimulasi sistem

saraf simpatis. kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus tidur

NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya menjadi terbangun

ketika sedang tidur.18,20,21

f. Stimulan dan alkohol

Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat

merangsang SSP dan menyebabkan gangguan tidur. Konsumsi

alkohol yang berlebihan dapat menggaggu aktivitas siklus REM.

Apabila seseorang yang mengkonsumsi alkohol, dan pengaruh

alkohol telah hilang sering kali menyebabkan individu tersebut

mengalami mimpi buruk.18,20,21

g. Diet

Penurunan berat badan memiliki kaitan dengan penurunan

waktu tidur dan seringnya berjaga di malam hari, sedangkan

penambahan berat badan juga memiliki kaitan dengan peningkatan

waktu tidur dan sedikitnya waktu terjaga di malam hari.18,20,21

h. Merokok

Salah satu kandungan yang terdapat di dalam rokok adalah

nikotin. Nikotin terbukti memiliki efek stimulasi pada tubuh.

Page 27: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

13

Sehingga seorang perokok sering kali mengalami kesulitan untuk

tidur di malam hari dan mudah terbangun dari tidur ketika sedang

tidur.18,20,21

i. Medikasi

Beberapa obat-obatan diketahui dapat mempengaruhi

kualitas tidur seseorang, seperti obat-obatan hipnotik dapat

mengganggu tidur tahap III-IV NREM, golongan beta bloker dapat

menyebabkan insomnia dan mimpi buruk, dan golongan narkotik

seperti meperidin hidroklorida dan morfin dapat menekan tidur

REM dan menyebabkan seringnya seseorang terjaga pada malam

hari.18,20,21

j. Motivasi

Terkadang seseorang memiliki keinginan untuk tetap

terjaga pada malam hari, keinginan ini dapat menutupi rasa lelah

orang tersebut. Perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk

terjaga pada malam hari seringnya dapat mendatangkan perasaan

ngantuk.18,20,21

2.1.4. Pola Tidur dan Durasi Tidur Normal Pada Anak

Kebutuhan tidur setiap individu tentu saja berbeda. Hal utama yang

menjadi pembeda adalah usia, karena dengan peningkatan usia seseorang,

maka kebutuhan tidur akan berkurang. Seorang individu mengalami proses

yang bertahap untuk bisa mendapatkan ritme diurnal 24 jam. Ritme

sirkadian akan terbentuk sempurna ketika usia anak mencapai 4 bulan.9

Seiring dengan pertambahan usia, anak akan lebih jarang tidur

siang, sehingga terjadi penurunan waktu tidur total. Perubahan waktu tidur

ini terjadi secara signifikan selama anak pada masa kanak-kanak (usia 5-

10 tahun) dan akan terus berlanjut hingga memasuki masa remaja dan

dewasa. Perubahan pola tidur anak sejak bayi hingga menginjak usia

dewasa akan digambarkan pada gambar berikut ini.22

Page 28: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

14

Gambar 2.3. Persentasi fase REM dan NREM dari total waktu tidur

berdasarkan kelompok usia

Sumber: Okawa M, 200022

Kebutuhan total tidur setiap golongan usia berbeda. Semakin dewasa

durasi tidur akan semakin sedikit. Hal ini dikarenakan kesibukan yang dimiliki

individu tersebut untuk bersekolah atau bekerja pada siang hari. Berikut ini adalah

kebutuhan tidur yang normal untuk masing-masing golongan usia.9,22

Tabel 2.2. Kebutuhan Tidur Normal Berdasarkan Usia3

USIA DURASI YANG

DIREKOMENDASIKAN

MASIH

DIPERBOLEHKAN

TIDAK

DIREKOMENDASIKAN

0-3 bulan 14 - 17 jam 11 - 13 jam, atau

18 – 19 jam

Kurang dari 11 jam

Lebih dari 19 jam

4-11 bulan 12 - 15 jam 10 - 11 jam, atau

16 - 18 jam

Kurang dari 10 jam

Lebih dari 18 jam

1-2 tahun 11 - 14 jam 9 - 10 jam, atau

15 - 16 jam

Kurang dari 9 jam

Lebih dari 16 jam

3-5 tahun 10 - 13 jam 8 - 9 jam, atau

14 atau

Kurang dari 8 jam

Lebih dari 14 jam

6-13 tahun 9 - 11 jam 7 - 8 jam, atau

12 jam

Kurang dari 7 jam

Lebih dari 12 jam

14-17

tahun

8 - 10 jam 7 jam, atau

11 jam

Kurang dari 7 jam

Lebih dari 11 jam

18-25

tahun

7 - 9 jam 6 jam, atau

10 - 11 jam

Kurang dari 6 jam

Lebih dari 11 jam

26-64

tahun

7 - 9 jam 6 jam, atau

10 jam

Kurang dari 6 jam

Lebih dari 10 jam

≥65 tahun 7 – 8 jam 5 - 6 jam, atau

9 jam

Kurang dari 5 jam

Lebih dari 9 jam *Catatan: tabel telah diolah kembali

Sumber: National Sleep Foundation, 2015

Page 29: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

15

2.1. Gangguan Tidur

2.2.1. Definisi

Gangguan tidur adalah suatu kondisi gangguan medis pola tidur yang

terjadi pada seseorang, baik dari segi kualitas, kuantitas, atau gangguan perilaku

dan kondisi fisiologis pada saat tidur.16,23

Gangguan kuantitas tidur adalah tidak terpenuhinya durasi tidur yang

normal, dapat akibat kesulitan memulai tidur atau ketidakmampuan

mempertahankan tidur. Gangguan kualitas tidur adalah terputusnya tidur akibat

terbangun ketika tidur yang durasinya singkat namun dengan frekuensi sering dan

berulang.16,23

2.2.2. Etiologi

Terjadinya gangguan tidur pada anak dapat disebabkan oleh faktor internal

maupun faktor eksternal. Faktor internal misalnya adalah segala sesuatu yang

dapat menyebabkan gangguan pada ARAS. Faktor eksternal misalnya adalah

faktor lingkungan, seperti adanya bunyi yang menggangu, cahaya, bau, ataupun

lokasi tidur. Keadaan sosial ekonomi juga terbukti memiliki hubungan terhadap

terjadinya gangguan tidur pada anak, seperti kelembaban, suhu dingin, kumuh,

kepadatan, dan bunyi bising.24-26

Faktor lain adalah kebiasaan dan perilaku sebelum tidur, seperti menonton

televisi atau melakukan kegiatan berat seperti olahraga sebelum tidur. Gangguan

tidur juga dapat terjadi akibat efek sekunder dari penyakit lain yang sedang

diderita. 24

2.2.3. Klasifikasi

Secara umum PPDGJ III membagi gangguan tidur menjadi 2, yaitu

disomnia dan parasomnia. Disomnia adalah suatu kondisi psikogenik primer

dengan ciri gangguan tidur pada segi kualitas, kuantitas, atau waktu tidur yang

terkait dengan faktor emosional. Keadaan insomnia dan hiperinsomnia serta

gangguan siklus bangun tidur termasuk dalam disomnia. Parasomnia adalah

adanya kejadian abnormal yang terjadi selama tidur, seperti night terrors,

nightmares, sleep walking, dan sleep talking. Selain itu, gangguan tidur lain

menurut PPDGJ III adalah gangguan tidur organik, gangguan tidur nonpsikogenik

termasuk narkolepsi, sleep apnea, mioklonus nokturnal, dan enuresis.27

Page 30: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

16

Menurut DSM-V gangguan tidur dibagi menjadi gangguan insomnia,

gangguan hiperinsomnia, narkolepsi, Obstructive sleep apnea hypopnea,

gangguan irama sirkadian, parainsomnia, gangguan NREM, gangguan mimpi

buruk, gangguan perilaku REM, dan restless legs syndrome.28

Ganguan tidur yang terjadi pada anak dapat berupa gangguan tidur primer

atau sebagai konsekuensi sekunder dari adanya gangguan medis atau kejiwaan

yang mendasarinya. Gangguan tidur primer adalah suatu keadaan seseorang sulit

untuk memulai atau mempertahankan tidur dan berlangsung minimal 1 bulan.16,17

Klasifikasi gangguan tidur ini didasari pada keadaan yang kronik,

sedangkan gangguan tidur yang terjadi beberapa malam pasca stress psikososial

tidak didiagnosis sebagai gangguan tidur. Untuk menegakkan diagnosis gangguan

tidur setidaknya diperlukan minimal 3 kali kejadian dalam seminggu selama

periode 1 bulan disertai keluhan fisik seperti kelelahan, mudah marah, dan lain

lain. 16,17

2.2.3.1. Insomnia

a. Definisi

Insomnia dapat diartikan sebagai keadaan seseorang sulit untuk memulai

tidur atau sulit mempertahankan tidur. Seseorang yang terbangun dari tidur di pagi

hari namun merasa bahwa tidurnya belum cukup juga dapat disebut sebagai

insomnia. Terkadang orang yang menderita insomnia memiliki waktu tidur yang

lebih lama tetapi kualitasnya kurang. Gangguan insomnia ini biasanya terjadi pada

individu dewasa, beberapa penyebabnya adalah karena gangguan fisik ataupun

faktor mental seperti perasaan gundah atau gelisah.16,17

b. Jenis-jenis insomnia

Secara umum insomnia terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Insomnia Inisial

Merupakan gangguan tidur berupa kesulitan untuk memulai tidur.

2. Insomnia Intermiten

Merupakan ketidakmampuan seseorang untuk mempertahankan

tidur, sehingga orang tersebut sering kali terbangun dari tidur di malam

hari.

Page 31: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

17

3. Insomnia Terminal

Adalah keadaan seseorang bangun lebih awal dari tidurnya namun

sulit untuk tidur kembali.16

c. Faktor-faktor penyebab insomnia

a. Stress atau kecemasan

Seseorang yang sedang mengalami kegelisahan cenderung

memikirkan permasalahan yang sedang dihadapinya, sehingga

membuatnya lebih banyak terjaga di malam hari.

b. Depresi

Selain menyebabkan insomnia, depresi juga cenderung

menimbulkan perasaan untuk tidur terus sepanjang waktu karena ingin

melepaskan diri dari masalah yang sedang dihadapinya. Depresi dapat

menyebabkan insomnia, dan insomnia sendiri juga dapat menyebabkan

depresi.

c. Kelainan-kelainan kronis

Kelainan tidur seperti sleep apnea, diabetes, sakit ginjal, artritis

atau penyakit yang mendadak sering kali menyebabkan seseorang

kesulitan untuk tidur di malam hari.

d. Efek samping pengobatan

Beberapa pengobatan memiliki efek samping insomnia. Seperti

obat-obatan hipnotik dapat mengganggu tidur tahap III-IV NREM,

golongan beta bloker, dan golongan narkotik seperti meperidin

hidroklorida dan morfin dapat menekan tidur REM dan menyebabkan

seseorang terjaga lebih lama pada malam hari.

e. Pola makan yang buruk

Kebiasaan untuk mengkonsumsi makanan berat saat sebelum tidur

bisa menyebabkan seseorang sulit untuk tidur.

f. Kafein, nikotin dan alkohol

Kafein dan nikotin merupakan zat stimulan. Mengkonsumsi kafein

dapat menyebabkan pengurangan waktu tidur atau meningkatkan waktu

Page 32: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

18

terjaga. Alkohol dapat mengacaukan pola tidur, karena alkohol dapat

mengganggu tidur fase REM.

g. Kurang olahraga

Seseorang yang kurang olahraga juga dapat menyebabkan

kesulitan tidur yang signifikan.16,17

Terdapat juga penyebab lain yang berkaitan dengan insomnia, seperti:

a. Usia lanjut

b. Wanita hamil

c. Riwayat depresi29

2.2.3.2. Parainsomnia

a. Definisi

Parasomnia adalah perilaku yang dapat menggangu tidur atau perilaku

mengganggu yang terjadi selama tidur. Kelainan ini sering terjadi pada anak-

anak.16,17

b. Klasifikasi

Klasifikasi parasomnia didasarkan pada munculnya perilaku tersebut di

tiap-tiap fase tidur. Parasomnia saat tidur fase NREM terdiri dari sleep walking,

night terror, sleep talking, dan rhythmic movement disorders (enuresis).

Parainsomnia fase NREM biasanya terjadi beberapa jam setelah anak jatuh tidur.

Parasomnia saat tidur fase REM, contohnya adalah nightmares.16,17

1. Sleep Walking

Sleep walking atau berjalan saat tidur sering ditemui pada anak-anak dengan

prevalensi 17%. Usia rata-rata anak yang mengalami kelaianan ini adalah sekitar

5-7 tahun dan biasanya ditemukan riwayat keluarga dengan keluhan serupa. Anak

tidak dapat mengingat kejadian yang ia alami selama tidur, sering disertai dengan

night terror, serta mengompol.17

2. Night terrors

Night terrors atau dalam beberapa referensi lain disebut sebagai Sleep

terrors adalah episode ketakutan yang terjadi tiba-tiba. Anak akan menangis atau

berteriak keras dan disertai peningkatan kerja sistem saraf otonom, seperti

berkeringat, peningkatan tekanan darah dan takikardi. Kejadian sleep terrors

sering dialami anak usia remaja. Beberapa penelitian mengatakan adanya

Page 33: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

19

hubungan antara kejadian ansietas dengan peningkatan kejadian night terrors

ini.17

3. Sleep talking

Sleep talking atau mengigau adalah jenis gangguan parasomnia yang paling

sering ditemukan. Anak usia antara 3-13 tahun merupakan yang paling sering

mengalami gangguan ini. Sleep talking ini sering menjadi komorbid dengan sleep

walking dan night terrors, dan belum diketahui secara pasti mengenai

patofisiologi hal tersebut.17

4. Nightmares

Nightmares atau mimpi buruk adalah jenis kelainan parainsomnia yang

terjadi saat tidur fase REM. Anak yang mengalami mimpi buruk biasanya

langsung terbangun dari tidurnya dan tampak ketakutan. Anak dapat mengingat

mimpi yang ia alami tersebut. Karena mimpi terjadi pada fase REM, pada fase ini

terjadi konsolidasi memori. Hal inilah yang membedakan mimpi pada fase REM

dan fase NREM.17

2.2.3.3. Narkolepsi

Narkolepsi atau sleep attack adalah gangguan tidur dengan gejala serangan

mengantuk tiba-tiba pada siang hari. Penyebab gangguan tidur ini belum diketahui

pasti, namun diduga akibat adanya kerusakan genetik sistem saraf di otak yang

menyebabkan gangguan tak terkendali pada tahap tidur fase REM.17,29

2.2.3.4. Sleep Apnea

Sleep apnea adalah suatu periode henti napas ketika tidur. Sleep apnea

dibagi menjadi 3 jenis, yaitu central sleep apnea, upper airway obstructive apnea,

dan campuran.17,30

Central sleep apnea sering terjadi pada usia lanjut, ditandai dengan

terhentinya aliran udara dan usaha napas secara periodik selama tidur, sehingga

pergerakan dada dan dinding perut menghilang. Hal ini mungkin disebabkan

kerusakan batang otak atau hiperkapnia. 30

Upper airway obstructive apnea ditandai dengan peningkatan usaha otot

dada dan dinding perut dengan tujuan memaksa udara masuk melalui obstruksi

tersebut. Gangguan ini semakin berat bila memasuki fase REM. Ditandai dengan

napas megap-megap atau mendengkur ketika tidur. Mendengkur berlangsung 3-6

Page 34: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

20

kali kemudian menghilang dan berulang setiap 20-50 detik. Serangan apnea

terjadi ketika pasien tidak mendengkur. Gangguan ini sering disertai dengan nyeri

kepala atau perasaan tidak enak pada pagi harinya.

Pada anak-anak keadaan ini sering berhubungan dengan gangguan

kongenital saluran napas, dystonomi syndrome, adenotonsilar hypertrophy,dan

lain-lain. Pada orang dewasa dapat diakibatkan oleh obstruksi saluran napas

akibat septal defek, hipotiroid, gangguan jantung, penyakit paru obstruktif kronik

(PPOK), hipertensi, stroke, gullain barre syndrome (GBS), dan lain-lain. Sleep

apnea baik sentral ataupun obstruksi menyebabkan pasien sering terbangun pada

malam hari dan kadang sulit untuk tidur kembali.17,30

Table 2.3. Gejala klinis dan dampak dari gangguan pernapasan saat tidur

Gejala gangguan pernapasan saat

tidur

Konsekuensi/dampak gangguan

pernapasan saat tidur

1. Mengorok Neurobehavioral

2. Bernapas dengan mulut 1. Somnolen

3. Gelisah saat tidur 2. Hiperaktif

4. Megap-megap saat tidur 3. Penurunan konsentrasi

5. Berkeringat 4. Gangguan perilaku

6. Night terrors 5. Menarik diri dari sosial

7. Mengompol 6. Depresi, cemas, tidak percaya

diri

8. Posisi tidur yang tidak biasa Cardiovascular

9. Hidung tersumbat 1. Hipertensi sistemik

10. Pembesaran tonsil dan adenoid 2. Cor pulmonale

11. Rhinitis alergi/sinusitis 3. Hipertrofi ventrikel kiri

4. Dislipidemia

5. Resistensi insulin

*Catatan: tabel telah diolah kembali

Sumber: Samuele Cortese dkk, 201417

Page 35: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

21

2.2.4. Dampak Gangguan Tidur Pada Anak

Seseorang yang mengalami gangguan tidur dapat mengalami

beberapa efek baik dengan onset akut maupun kronis. Efek akut yang

mungkin dialami akibat gangguan tidur adalah rasa ngantuk, penurunan

atensi dan konsentrasi. Efek kronisnya memungkinkan seseorang tersebut

menderita beberapa penyakit seperti penyakit kardiovaskular, obesitas,

diabetes mellitus tipe 2, dan stroke, serta timbulnya gangguan memori dan

gangguan psikologi.9,29,30

Apabila seorang anak mengalami gangguan tidur, akan sangat

berpengaruh terutama terhadap perkembangan kognitifnya. Berikut ini

adalah beberapa dampak gangguan tidur pada anak:

a. Aspek mood

Iritabilitas, mood yang berubah-ubah, kendali emosi yang buruk.

b. Fungsi kognitif

Atensi dan konsentrasi yang berkurang, waktu reaksi terlambat,

kewaspadaan berkurang, penurunan fungsi eksekutif

(pengambilan keputusan, penyelesaian masalah), gangguan

pembelajaran, dan prestasi belajar yang buruk.

c. Aspek perilaku

Hiperaktivitas, ketidakpatuhan, perilaku membangkang, kendali

impuls yang buruk, peningkatan keinginan untuk mengambil

resiko. 9,29,30

2.2.6. Diagnosis Gangguan Tidur

Orang tua yang merasa anaknya mengalami gangguan tidur,

biasanya akan membawa anak mereka ke dokter. Namun sangat

disayangkan bahwa tidak semua dokter mengetahui variasi dari

gangguan tidur tersebut. Selain ke dokter, orang tua sering

berkonsultasi dengan psikologi terkait gangguan tidur yang terjadi

pada anak mereka.7.31

Salah satu metode untuk skrining ada atau tidaknya gangguan

tidur pada anak dapat menggunakan SDSC (Sleep Disturbances

Scale for Children). SDSC merupakan sebuah kuesioner yang cukup

Page 36: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

22

baik dalam mengkategorisasikan gangguan tidur berdasarkan

perilaku tidur anak.7,31

Kuesioner SDSC terdiri dari 26 pertanyaan yang dinilai dalam

5 angka. Angka 1 untuk tidak pernah, 2 untuk jarang (1-2 kali

perbulan), 3 untuk kadang-kadang (1-2 kali seminggu), 4 untuk

sering (3-5 kali seminggu), dam 5 untuk selalu atau setiap hari.

Kuesioner SDSC ini memberikan kemudahan dengan menggunakan

sistem skoring. Skor gangguan tidur memiliki rentang dari 26 hingga

130. Hasil skor tersebut akan dimasukkan kedalam program SPSS

(Statistical Package for Sosial Sciences) dan kategorikan menjadi 2

kategori, yaitu mengalami gangguan tidur dan tidak gangguan tidur.

Dikatakan mengalami gangguan tidur apabila skor > persentil 55,

dan tidak gangguan tidur apabila skor ≤ persentil 55. Untuk

masing-masing jenis gangguan tidur, dikatakan mengalami gangguan

tidur apabila skor > persentil 60.7,31

Selain kuesioner SDSC, terdapat pula beberapa kuesioner lain

yang dapat digunakan untuk skrining gangguan tidur, diantaranya

adalah a brief screening infant sleep questionnare (BSIQ), the Sleep

Questionnare, dan the Children’s Sleep Habit Questionnare.31

2.2.7. Tata Laksana Gangguan Tidur

Terapi gangguan tidur pada anak bersifal individual. Karena

gangguan tidur setiap anak berbeda sehingga terapi diberikan

berdasarkan kebutuhan anak dan tipe gangguan tidur yang dialami.19

Beberapa terapi yang dapat dilakukan antara lain: hygiene

tidur, konseling, penghindaran berbagai faktor yang dapat

mengganggu tidur, terapi perilaku, adenotonsilektomi, dan terapi

oksigen tekanan positif.32

Hygiene tidur adalah perilaku sehari-hari yang dapat

membentuk kualitas dan kuantitas tidur yang baik. Beberapa perilaku

tersebut antara lain:

- Menghindari tidur di siang hari yang terlalu sore dan

durasinya cukup singkat saja yaitu tidak lebih dari 1 jam

Page 37: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

23

- Menghindari konsumsi alkohol, rokok, dan kafein sebelum

tidur

- Menghindari aktivitas yang bersifat stimulasi baik secara

fisiologis, kognitif, atau emosional

- Tidur sendiri

- Tidur dengan lingkungan dan kondisi yang nyaman, tenang,

dan bebas toksin

- Mempertahankan jadwal tidur yang stabil seperti memulai

tidur dan bangun tidur pada saat yang sama setiap harinya.32

Selain terapi nonfarmakologi, gangguan tidur pada anak

juga sering dikombinasikan dengan terapi farmakologi. Beberapa

obat yang menjadi pilihan terutama pada gangguan insomnia adalah

benzodiazepine, agonis reseptor α2, derivat pirimidin, sedatif anti-

depresan, melatonin, dan sedatif antihistamin seperti difenhidramin

dan hidroxizin.17

Diantara terapi di atas melatonin adalah yang paling efektf,

aman dan bisa ditoleransi dengan baik, terutama pada gangguan tidur

yang disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi irama sirkardian.

Beberapa studi yang menggunakan terapi melatonin dengan plasebo

menunjukkan bahwa penggunakan melatonin sebagai terapi

gangguan tidur pada anak usia di bawah 3 tahun dapat mempercepat

anak tertidur dan meningkatkan total durasi tidur.17,19

2.2. Anak

2.3.1. Definisi

Hal yang dapat membedakan antara anak dan dewasa adalah

usia. Namun pendefinisian anak berdasarkan usia berbeda di beberapa

sumber. Departement of Child and Adolescent Healt and Development

mendefinisikan anak sebagai individu yang berusia kurang dari 20

tahun, sedangkan menurut The Convention on the Rights of the Child

anak adalah yang berusia di bawah 18 tahun. WHO 2003

mendefinisikan anak adalah yang berusia antara 0-14 tahun. Jika

menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) batasan usia anak

Page 38: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

24

adalah di bawah 18 tahun. Hal ini sesuai dengan undang-undang

kesejahteraan anak yang menyatakan bahwa anak adalah seseorang

yang belum mencapai usia 18 tahun.33,34

Masa anak meliputi usia pertumbuhan dan perkembangan yang

dimulai dari bayi usia 0-1 tahun, kemudian usia bermain/toddler 1-2,5

tahun, usia pra sekolah 2,5-5 tahun, selanjutnya usia sekolah 5-12

tahun, dan usia remaja 12-18 tahun.34

2.3.2. Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang merupakan sesuatu yang sangat vital bagi

seorang anak. Karena pertumbuhan dan perkembangan yang optimal

sangat mempengaruhi masa depan anak tersebut dikemudian hari.

Namun, masih banyak orang tua yang belum memahami akan hal ini,

terutama orang tua yang memiliki tingkat pendidikan rendah dan

sosio-ekonomi rendah.34

a. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur

tubuh akibat pertambahan jumlah dan ukuran sel. Sehingga tumbuh

adalah bertambah ukuran fisik seseorang menjadi lebih besar dan

menjadi bentuk yang lebih dewasa. Contoh pertumbuhan adalah

pertambahan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan lain-lain.34

b. Perkembangan

Perkembangan adalah pertambahan kemampuan dan fungsi

tubuh menjadi lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat

diperkirakan sebagai hasil dari diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-

organ dan sistem yang terorganisasi. Sehingga perkembangan adalah

pertambahan kematangan fungsi dari berbagai bagian tubuh. Contoh

perkembangan antara lain peningkatan kemampuan bayi dari

tengkurap, merangkak, duduk, berjalan, berlari, dan lain-lain.34

2.3.3. Perkembangan anak usia sekolah (6-12 tahun)

Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa

pertengahan dan akhir. Anak akan segera memasuki masa remaja.

Berbagai perkembangan yang terjadi pada anak di masa pertengahan

Page 39: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

25

dan akhir ini meliputi perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan

psikososial.34

a. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik di masa ini bisa dibilang lambat jika

dibandingkan pada masa sebelumnya dan relatif menetap

sampai anak mengalami pubertas. Peningkatan berat badan

lebih dominan dibandingkan tinggi badan, hal ini dikarenakan

meningkatnya massa tulang dan otot serta organ-organ tubuh

yang lain.34

b. Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik halus pada masa usia sekolah ini

menjadi lebih terlatih dan lebih terkoordinasi dibandingkan

awal masa anak-anak. Perkembangan motorik anak sangat

pesat terlihat di masa ini, karena anak banyak terlibat dalam

kegiatan-kegiatan seperti bermain, berlari, melompat, senam,

berenang, serta keterampilan keterampilan lainnya.34

c. Perkembangan Kognitif

Seiring dengan masuknya anak ke sekolah, maka

kemampuan kognitifnya tentu akan mengalami perkembangan

pesat. Pengetahuan akan bertambah, minat menjadi bertambah

serta pengetahuan lain juga semakin mengasah kemampuan

kognitif anak.34

Pola perkembangan anak memiliki 4 tahapan, yaitu tahap

sensorimotorik usia 0-18 atau 24 bulan, tahap praoperasional

usia 1-7 tahun, tahap operasional konkrit 7-11 tahun tahap

operasional formal 11-15 tahun. Anak usia sekolah dasar sudah

mencapai tahap operasional konkrit yang artinya memiliki

aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek peristiwa

nyata atau konkret.34

d. Perkembangan Psikososial

Pada tahap ini anak dapat menghadapi dan menyelesaikan

tugas atau perbuatan yang membuahkan hasil, sehingga dunia

Page 40: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

26

psikososial anak menjadi kompleks. Anak lebih memahami

dirinya melalui karakteristik internal daripada karakteristik

eksternal dan dapat memilih apa yang baik baginya maupun

masalahnya sendiri dan mulai melakukan identifikasi terhadap

tokoh tertentu yang menarik perhatiannya.34

Masa usia sekolah adalah transisi dalam interaksi sosial, yaitu

terjadinya perubahan figur tokoh yang akan berpengaruh pada diri anak.

Tokoh ibu akan digantikan oleh tokoh guru. Keberhasilan proses belajar-

mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola

proses belajar-mengajar.34

Page 41: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

27

2.3. Kerangka Teori

Gambar 2.4. Kerangka Teori

Durasi tidur normal

pada anak usia 9-12

tahun

REM

Tahapan

tidur 9-11 jam Tidur

N-REM

1. Lingkungan

2. Bising

3. Cahaya

4. Suhu

5. Emosi

6. Kebiasaan

sebelum

tidur

7. Penyakit

8. Medikasi

9. Ekonomi

keluarga

10. Pendidikan

orang tua

11. Teman tidur

12. Lokasi tidur

13. dll

Faktor yang

mempengaruhi

Gangguan

tidur

Insomnia Parainsomnia

Insomnia inisial

Insomnia

intermitten

Insomnia terminal

Sleep walking

Sleep talking

Night terrors

Nightmares

Dampak gangguan

tidur pada anak

Fungsi kognitif Aspek perilaku Aspek mood

Page 42: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

28

2.4. Kerangka Konsep

Keterangan:

: Variabel yang diteliti secara deskriptif

Gambar 2.5. Kerangka Konsep

Anak SD usia

9-12 tahun

Gangguan tidur

Gangguan

memulai dan

memepertahankan

tidur

Gangguan

kesadaran saat

tidur

Gangguan

pernafasan saat

tidur

Gangguan

transisi bangun

tidur

Gangguan

somnolen

berlebihan

Gangguan

hiperhidrosis

saat tidur

Page 43: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

29

Tabel 2.5. Definisi operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 Usia Anak Anak yang

berusia 9-12

tahun dibagi

dalam 4 kategori

usia, yaitu: usia 9

tahun, 10 tahun,

11 tahun dan 12

tahun

Kuesioner Wawancara Ordinal

2 Jenis

Kelamin

Jenis kelamin

responden dalam

penelitian ini

yang

dikelompokkan

menjadi:

Laki-laki

Perempua

n

Kuesioner Wawancara Nominal

3 Kelas Kelas responden

dalam penelitia

ini

dikelompokkan

menjadi:

Kelas 3

Kelas 4

Kelas 5

Kelas 6

Kuesioner Wawancara Ordinal

4 Gangguan

Pola Tidur

Kumpulan gejala

yang diketahui

dengan adanya

gangguan dalam

bentuk kuantitas,

kualitas dan

durasi waktu tidur

pada seseorang.

Kuesioner sleep

disturbances

scale for children

(SDSC)

1. Mengalami

gangguan pola

tidur jika skor

nilai >

persentil 55

2. Tidak

mengalami

gangguan pola

tidur jika skor

nilai ≤

persentil 55

Nominal

Page 44: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

30

Tabel 2.5 Definisi operasional (lanjutan)

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil ukur Skala Ukur

5 Gangguan

memulai

&

memperta-

hankan

tidur

Gangguan pada

saat memulai dan

mempertahankan

posisi untuk tidur.

Kuesioner sleep

disturbances

scale for children

(SDSC)

1. Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

1,2,3,4,5,10,11

> persentil 60

2. Tidak

Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

1,2,3,4,5,10,11

≤ persentil 60

Nominal

6 Gangguan

pernafasan

saat tidur

Gangguan per-

nafasan saat tidur

sedang ber-

langsung

Kuesioner sleep

disturbances

scale for children

(SDSC)

1. Mengalami

gang-guan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

13,14,15 >

persentil 60

2. Tidak

Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen per-

tanyaan no

13,14,15 ≤

persentil 60

Nominal

7 Gangguan

kesadaran

Gangguan

kesadaran saat

tidur sedang

berlangsung

Kuesioner sleep

disturbances

scale for children

(SDSC)

1. Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

17,20,21 >

persentil 60

2. Tidak

Mengalami

gangguan,

skor

pertanyaan no

17,20,21 ≤

persentil 60

Nominal

Page 45: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

31

Tabel 2.5 Definisi operasional (lanjutan)

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

8 Gangguan

transisi

tidur-

bangun

Gangguan pada

proses

perpindahan

posisi dari tertidur

menuju bangun

/sadar

Kuesioner sleep

disturbances

scale for children

(SDSC)

1. Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

6,7,8,12,18,19

> persentil 60

2. Tidak

Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

6,7,8,12,18,19

≤ persentil 60

Nominal

9 Gangguan

somnolen

berlebih

Keadaan

mengantuk

abnormal yang

sering pada pagi

dan tengah hari

Kuesioner sleep

disturbances

scale for children

(SDSC)

1. Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

22,23,24,25,26

> persentil 60

2. Tidak

Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

22,23,24,25,26

≤ persentil 60

Nominal

10 Hiper-

hidrosis

saat tidur

Keluarnya

keringat dalam

jumlah lebih

banyak saat tidur

Kuesioner sleep

disturbances

scale for children

(SDSC)

1. Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

9,16 >

persentil 60

2. Tidak

Mengalami

gangguan,

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

9,16 ≤

persentil 60

Nominal

Page 46: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

32

Tabel 2.5 Definisi operasional (lanjutan)

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

11 Lama

tidur saat

kondisi

normal

Durasi tidur anak

mulai dari anak

terlelap hingga

anak bangun pada

malam hari ketika

tidak ujian

ataupun liburan

Kuesioner 1. Normal jika

durasi tidur 9-

11 jam

2. Tidak normal

jika durasi

tidur < 9 jam

Nominal

12. Perubahan

Lama

tidur saat

kondisi

liburan

atau ujian

dibanding

kan

kondisi

normal

Perubahan durasi

tidur saat anak

sedang ujian atau

liburan

dibandingkan

dengan durasi

tidur anak saat

hari biasa

Kuesioner 1. Ada

perubahan,

jika durasi

tidur berbeda

saat kondisi

normal (<9

jam atau > 11

jam)

2. Tidak ada

perubahan,

jika durasi

tidur sama

seperti kondisi

normal (9-11

jam)

Ordinal

Page 47: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penilitian ini bersifat deskriptif dengan metode cross sectional (potong

lintang).35

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penilitian ini dilakukan di SD Negeri Pisangan 1 Ciputat.

3.2.1 Waktu penelitian

Tabel waktu penelitian

kegiatan

Matriks kegiatan

Juli-

Desember

2014

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September

1. Penulisan

proposal

2. Kunjungan &

observasi ke

lapangan

3. Perizinan &

ACC lokasi

pengambilan

data

4. Penelusuran

literatur

5. Uji validasi

kuesioner

6. Pengambilan

data

7. Laporan

pembimbing

8. Entry dan

analisis data

9. Penyusunan

dan revisi

skripsi

Page 48: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

34

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Target

Anak usia 9-12 tahun.

3.3.2 Populasi Terjangkau

Anak usia 9-12 tahun SD Negeri Pisangan 1 Ciputat tahun 2015 setelah

dilakukan random sampling.

3.3.4 Sampel Target

Populasi terjangkau yang memenuhi syarat kriteria inklusi dan ekslusi di

SD Negeri Pisangan 1 Ciputat.

3.3.4.1 Jumlah Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penilitian ini didapat dengan menggunakan

metode Stratified Random Sampling.35

Metode ini dipilih karena sampel target

dalam penelitian memiliki perbedaan dari segi usia, sehingga untuk menghindari

banyak bias, peniliti membagi sampel berdasarkan strata, dan dari masing-masing

strata kemudian dipilih secara acak dan kemudian seluruh sampel dari masing-

masing strata akan digabung menjadi satu sampel.

Besar sampel yang dibutuhkan berdasarkan perhitungan besar sampel

untuk proporsi suatu populasi adalah:35

n = Zα2PQ

d2

keterangan:

n : jumlah subyek penelitian

Zα : deviat baku normal untuk α (5%)

P : proporsi dari pustaka sebelumnya

Q : 1-p

d : tingkat ketepatan absolut

Page 49: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

35

n = Zα2PQ

d2

n = 1,962 x 62,9% x (1-62,9%)

0,12

n = 3,8416 x 0,629 x 0,371

0,12

n = 0,8964

0,01

n = 89,64

n 90 siswa

perkiraan antisipasi drop out, 10% dari total sampel, maka:

n = 90 + 9

n = 99

n 100 siswa

untuk menentukan besar sampel dalam setiap strata adalah:

n = jumlah populasi dalam strata X jumlah sampel yang dibutuhkan

jumlah seluruh populasi

kelas VI = 82 X 100

324

kelas VI = 25,3 = 25 siswa

kelas V = 86 X 100

324

kelas V = 26,5 = 26 siswa

kelas IV = 73 X 100

324

Kelas IV = 22,53 = 22 siswa

Page 50: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

36

kelas III = 87 X 100

324

Kelas III =26,85 = 27 siswa

Total: 25+26+22+27 = 100 siswa

‘3.3.4.2 Kriteria Sampel

1. Kriteria Inklusi

Anak berusia 9-12 tahun yang bersekolah di SD Negeri Pisangan 1

Ciputat.

Bersedia menjadi responden dengan persetujuan orang tua.

2. Kriteria Ekslusi

Responden yang tidak mengisi seluruh kuesioner atau tidak

mengumpulkan kuesioner.

3.4 Cara Kerja Penelitian

Gambar 3.1. Cara Kerja Penelitian

Distribusi dan wawancara

kuisioner

Penulisan proposal

Pengumpulan data

Observasi lokasi

Pengolahan dan analisa

data

Laporan hasil penelitian

Page 51: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

37

3.5 Management Data

3.5.1. Teknik Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penilitian ini sifatnya adalah data primer yang

didapat langsung dari penyebaran kuesioner kepada responden yang memenuhi

kriteria inklusi di SD Negeri Pisangan 1 Ciputat. Pengambilan data menggunakan

kuesioner Sleep Disturbances Scale for Children (SDSC) yang diisi oleh orang

tua dan anak di rumah dan diambil kembali oleh peneliti satu hari setelahnya.

3.5.2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui kesahihan alat ukur yang

digunakan untuk mengukur suatu data dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian

kali ini alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Uji reliabilitas adalah untuk

mengetahui ketepatan hasil pengukuran apabila dilakukan dua kali atau lebih

dengan alat ukur yang sama. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji

validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program SPSS.35

Pada penelitian ini telah dilakukan Uji validitas dan reliabilitas. Uji

validitas dilakukan di SD Negeri Cirendeu III Ciputat dan dilakukan kepada 30

siswa yang berusia 9-12 tahun. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada bulan

April 2015.

Hasil uji validitas dan reliabilitas tersebut didapatkan beberapa pertanyaan

penelitian yang tidak valid dan tidak reliabel, yaitu pertanyaan nomor 3, 4, 5, 6,

10, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 20, 21, 24, dan 26. Sehingga peneliti melakukan

beberapa perubahan redaksi terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kuesioner

penelitian baik sebelum maupun setelah dilakukan uji validitas dan reliabitas

dapat dilihat pada lampiran.

3.5.3. Teknik Pengolahan Data

Dalam pengolahan data peneliti menggunakan software statistic SPSS

dengan tahapan sebagai berikut:

a. Pengolahan Data (editing)

b. Pengkodean (coding)

c. Pemasukan Data (entry)

d. Pembersihan Data (cleaning)

e. Analisis Data

Page 52: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidens gangguan tidur pada

anak usia 9-12 tahun. Penelitian dilakukan di SD Negeri Pisangan 1 Ciputat yang

berada di Jl. H.M Salim 3 Kel. Pisangan Kec. Ciputat Timur Kota Tangerang

Selatan selama bulan April 2015.

Populasi penelitian adalah seluruh siswa SD Pisangan 1 yang berusia 9-12

tahun dari kelas 3 SD-6 SD. Dari populasi tersebut, peneliti mengambil 100 siswa

sebagai sampel dalam penelitian ini. Dari 100 sampel tersebut, kuesioner yang

masuk kriteria inklusi dan kembali lagi ke tangan peneliti untuk dianalisis pada

penelitian ini hanya 90 kuesiner. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan

data menggunakan kuesioner Sleep Disturbances Scale for Children (SDSC) yang

diisi oleh orang tua responden. Oleh karena itu, berdasarkan masalah dan tujuan

penelitian ini, berikut peneliti sampaikan hasil penelitian dan pembahasannya.

4.2. Hasil

4.2.1. Karakteristik Diri dan Orang Tua Responden Penelitian

4.2.1.1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari usia, jenis

kelamin, dan kelas responden, yang akan digambarkan dalam tabel 4.1. berikut.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Variabel N Persentase (%)

Usia

9 Tahun 31 34,4

10 Tahun 17 18,9

11 Tahun 25 27,8

12 Tahun 17 18,9

Jenis Kelamin

Laki-Laki 38 42,2

Perempuan 52 57,8

Kelas

3 SD 24 26,7

4 SD 20 22,2

5 SD 26 28,9

6 SD 20 22,2

Page 53: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

39

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa responden dalam penelitian ini

paling banyak berusia 9 tahun dan paling sedikit berusia 10 dan 12 tahun.

Berdasarkan jenis kelamin, responden paling banyak adalah perempuan.

Selanjutnya, berdasarkan kelas diketahui bahwa responden paling banyak berasal

dari kelas 5 SD dan paling sedikit berasal dari kelas 4 dan 6 SD.

4.2.1.2. Karakteristik Orang Tua Responden

Karakteristik orang tua responden yang terdiri dari ibu dan bapak responden

dalam penelitian ini adalah usia, pendidikan, dan pekerjaan. Berikut gambaran

karakteristik orang tua responden.

Tabel 4.2. Karakteristik Usia Orang Tua

Variabel Mean Standar Deviasi Max Min

Usia Ibu 38,09 5,508 54 26

Usia Bapak 42,65 6,764 65 28

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa rata-rata usia ibu responden

adalah 38 tahun dengan standar deviasi sebesar (38 ± 5,508) dengan usia ibu

paling tinggi adalah 54 tahun dan yang paling rendah 26 tahun. Selanjutnya rata-

rata usia bapak responden adalah 43 tahun dengan standar deviasi sebesar (43 ±

6,764) dengan usia paling tinggi adalah 65 tahun dan paling rendah 28 tahun.

Selain usia bapak dan ibu responden, pada penelitian ini juga menggambarkan

karakteristik pendidikan dan pekerjaan bapak dan ibu responden.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua

Variabel

Orang Tua

Bapak Ibu

N % N %

Pendidikan

SD

10

11,1

16

17,8

SMP 20 22,2 22 24,4

SMA 47 52,2 39 43,3

Tinggi 13 14,4 13 14,4

Pekerjaan Bapak

Wiraswasta 34 37,8

Pegawai swasta 44 48,9

Buruh 12 13,3

Pekerjaan Ibu

Tidak bekerja (IRT) 75 83,3

Bekerja 15 16,7

Page 54: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

40

Pada tabel di atas, diketahui bahwa orang tua responden didominasi

dengan pendidikan SMA. Sehingga sebagian besar orang tua responden memiliki

pendidikan baik. Mayoritas bapak responden bekerja sebagai pegawai swasta

dengan persentase sebesar 48,9% dan mayoritas ibu responden adalah sebagai ibu

rumah tangga atau tidak bekerja dengan persentase sebesar 83,3%.

4.2.2. Gambaran Jenis Gangguan Tidur

Gangguan tidur pada responden diukur dengan menggunakan kuesioner

Sleep Disturbances Scale for Children (SDSC). Hasil pengukuran tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Gangguan Tidur Pada Responden

Gangguan Tidur N Persentase (%)

Ada Gangguan Tidur 38 42,2

Tidak Ada Gangguan Tidur 52 57,8

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebanyak 38 responden

(42,20%) memiliki gangguan tidur sedangkan sebanyak 52 siswa (57,80%) tidak

memiliki gangguan tidur.

Grafik 4.1. Distribusi Frekuensi Jenis Gangguan Tidur

Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa jenis gangguan tidur

terbanyak yang dialami responden pada penelitian ini adalah gangguan memulai

dan mempertahankan tidur dengan persentase sebanyak 55,0%. Gangguan tidur

paling sedikit yang dialami responden adalah gangguan transisi bangun-tidur saat

tidur dengan persentase 40,0%.

0

5

10

15

20

25

gangguan memulai danmempertahankan tidur

gangguan kesadaran saat tidur

gangguan pernapasan saattidur

gangguan transisi banguntidur

gangguan somnolenberlebihan

gangguan hiperhidrosis saattidur

19 (47,5%)

17 (42,5%) 18(45,0%)

16(40,0%)

22 (55,0%) 21 (52,5%)

Page 55: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

41

4.2.3. Gambaran Gangguan Tidur dan Karakteristik Responden

Gangguan tidur berdasarkan kelas, jenis kelamin, dan usia responden

penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5. Gambaran Gangguan Tidur Berdasarkan Karakteristik

Responden

Variabel

Gangguan Pola Tidur Total

Ada Tidak Ada

N % N % N %

Kelas

3 SD 11 12,2 13 14,4 24 26,7

4 SD 4 4,4 16 17,8 20 22,2

5 SD 10 11,1 16 17,8 26 28,9

6 SD 13 14,4 7 7,8 20 22,2

Usia

9 Tahun 13 14,4 18 20,0 31 34,4

10 Tahun 4 4,4 13 14,4 17 18,9

11 Tahun 11 12,2 14 15,6 25 27,8

12 Tahun 10 11,1 7 7,8 17 18,9

Jenis Kelamin

Laki-Laki 15 16,7 23 25,6 38 42,2

Perempuam 23 25,6 29 32,2 52 57,8

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa siswa kelas 6 SD mengalami

gangguan tidur paling banyak dibandingkan kelas yang lain dengan persentase

14,4 %. Berdasarkan usia, siswa yang berusia 9 tahun mengalami gangguan tidur

paling banyak dengan persentase sebesar 14,4% dan perempuan adalah jenis

kelamin yang paling banyak mengalami gangguan tidur dibanding laki-laki

dengan persentase sebesar 25,6%.

4.2.4. Perubahan Pola Tidur pada Keadaan Tertentu

4.2.4.1. Durasi Tidur Pada Saat Kondisi Normal

Durasi tidur pada saat kondisi normal seperti tidak dalam kondisi ujian dan

liburan digambarkan sebagai pembanding durasi tidur pada kondisi tertentu.

Berikut gambaran durasi tidur pada saat kondisi normal.

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Durasi Tidur Pada Kondisi Normal

Lama Jam Tidur N Persentase (%)

Tidak Normal 69 76,7

Normal 21 23,3

Page 56: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

42

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebanyak 76,7% responden

mengalami durasi tidur yang tidak normal. Durasi tidur normal pada anak usia 9-

12 tahun adalah 9-11 jam.19

Tabel 4.7. Durasi Tidur Pada Kondisi Normal

Durasi Tidur N Persentase (%)

9-11 jam 21 23,3

8-9 jam 48 53,3

7-8 jam 18 20,0

5-7 jam 1 1,1

≤ 5 jam 2 2,2

4.2.4.2. Perubahan Durasi Tidur Pada Saat Ujian

Perubahan durasi tidur pada saat ujian diukur dari lama waktu tidur siswa.

Perubahan durasi tidur ini dapat dilihat dari durasi tidur siswa pada saat kondisi

ujian kemudian dibandingkan dengan pada saat normal dapat dilihat pada tabel

4.8.

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Perubahan Durasi Tidur Saat Ujian

Ada Perubahan Pola Tidur N Persentase (%)

Ada 31 34,4

Tidak Ada 58 64,4

Tidak Tahu 1 1,1

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebanyak 31 siswa atau 34,4%

responden mengalami perubahan durasi tidur pada saat ujian. Perubahan durasi

tidur dapat dilihat dari lama jam tidur berdasarkan tabel 4.9.

Tabel 4.9. Perubahan Durasi Tidur Lebih Singkat Saat Ujian

Durasi Tidur N Persentase (%)

9-11 jam 1 3,2

8-9 jam 13 41,9

7-8 jam 9 29,0

5-7 jam 6 19,4

≤ 5 jam 2 6,5

4.2.4.3. Perubahan Durasi Tidur Pada Saat Liburan

Perubahan durasi tidur pada saat liburan dipengaruhi oleh banyak faktor.

Perubahan durasi tidur ini dapat dilihat dari lama jam tidur responden pada saat

liburan dibandingkan saat kondisi normal.

Page 57: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

43

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Perubahan Durasi Tidur Saat Liburan

Ada Perubahan Pola Tidur N Persentase (%)

Ada 65 72,2

Tidak Ada 25 27,8

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebanyak 72.2% responden

memiliki adanya perubahan durasi tidur pada saat liburan. Perubahan durasi tidur

tersebut dapat dilihat lama jam tidur responden pada tabel 4.11.

Tabel 4.11. Perubahan Durasi Tidur Lebih Lama Saat Liburan

Durasi Tidur N Persentase (%)

≥ 11 jam 6 9,2

9-11 jam 26 40,0

8-9 jam 26 40,0

7-8 jam 6 9,2

5-7 jam 1 1,5

4.3. Pembahasan

Tabel 4.3. menggambarkan karakteristik orang tua responden, yang terdiri

dari pendidikan terakhir dan pekerjaan orang tua. Dari tabel tersebut didapatkan

bahwa 52,2 % ayah responden memiliki pendidikan terakhir SMA, 14,4% sekolah

tinggi dan hanya 11,1% yang pendidikan terakhirnya SD. 43,3% ibu responden

memiliki pendidikan terakhir SMA, 14,4% sekolah tinggi dan sebesar 17,8% SD.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua responden memiliki tingkat

pendidikan yang cukup baik. Sebagian besar ayah responden bekerja sebagai

pegawai swasta yaitu sebesar 48,9% sedangkan 83,3% pekerjaan ibu adalah

sebagai ibu rumah tangga.

Berdasarkan tabel 4.4. diketahui bahwa 42,2% responden mengalami

gangguan tidur, sedangkan 57,8% responden lainnya tidak mengalami gangguan

tidur. Jumlah responden yang mengalami gangguan tidur pada penelitin ini lebih

sedikit dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami gangguan tidur.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Adelina dkk (2009) yang melakukan

penelitian gangguan tidur pada remaja SMP usia 12-15 tahun dengan

menggunakan kuesioner SDSC, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

62,9% dari total sampel yang diteliti mengalami gangguan tidur. Demikian pula

dengan penelitian yang dilakukan Dini S (2013) pada anak usia 3-6 tahun dengan

Page 58: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

44

menggunakan kuesioner SDSC. Hasil yang didapatkan adalah 79,8% sampel

mengalami gangguan tidur.5,6

Perbedaan hasil pada penelitian ini mungkin disebabkan oleh perbedaan

karakteristik sampel yang diteliti. Namun, angka tersebut juga menunjukkan

bahwa insidens gangguan tidur pada anak usia 9-12 tahun cukup tinggi.

Grafik 4.1. menunjukkan bahwa jenis gangguan tidur terbanyak pada

penelitian ini adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur sebesar

55,0%. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dini S (2013)

bahwa 58,2% dari total responden yang mengalami gangguan tidur adalah berupa

gangguan memulai dan mempertahankan tidur.5

Selain itu penelitian yang

dilakukan oleh Leoline.F dkk (2007) juga mendapatkan hasil bahwa jenis

gangguan tidur terbanyak adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur.36

Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Adelina

dkk (2009). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa gangguan tidur

terbanyak adalah gangguan transisi bangun tidur yaitu sebesar 63,6%.6

Gangguan memulai dan mempertahankan tidur adalah salah satu gangguan

tidur tipe insomnia. Biasanya insomnia ini terjadi pada individu dewasa atau

seseorang yang sedang mengalami kecemasan atau stress emosional dan bisa juga

disebabkan oleh gangguan medis yang menyebabkan perasaan nyeri. Menurut

Owens dan Mindell (2011) bahwa prevalensi gangguan insomnia pada anak anak

sebesar 1-6 % dari total seluruh populasi anak. Anak yang mengalami gangguan

insomnia berhubungan dengan kebiasaan menonton televisi pada malam hari atau

terbangun dari tidur karena ingin tidur bersama orang tuanya bagi anak yang tidur

terpisah dari orang tua.15,17

Gambaran gangguan tidur berdasarkan karakteristik responden yaitu kelas,

usia dan jenis kelamin responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5.

yang menunjukkan hasil bahwa gangguan tidur paling banyak terjadi pada siswa

kelas 6 SD. Hal ini mungkin berhubungan dengan stress psikologi, karena waktu

pengambilan data penelitian berdekatan dengan waktu ulangan sekolah dan UN

SD. Berdasarkan karateristik usia, siswa yang berusia 9 tahun lebih banyak

mengalami gangguan tidur dibandingkan siswa lainnya. Tetapi jika dilihat

berdasarkan kelas, maka kelas yang paling banyak mengalami gangguan tidur

Page 59: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

45

adalah kelas 6, sehingga jika dilihat persentasi gangguan tidur berdasarkan usia

dan kelas terjadi ketidakseimbangan. Hal ini terjadi karena siswa yang mengalami

gangguan tidur yang berusia 9 tahun jauh lebih besar dibandingkan dengan usia

siswa lainnya, dan terdapat siswa yang bukan berada di kelas 3 tetapi masih

berusia 9 tahun seperti persentase siswa yang berusia 9 tahun yang berada di kelas

4 adalah 25,8% dari total siswa yang berusia 9 tahun sehingga jika perbandingan

siswa yang mengalami gangguan tidur berdasarkan kelas dapat mempengaruhi

besar persentase gangguan tidur. Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh

Dini S (2013) didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara usia dengan

kejadian gangguan tidur pada anak (p=0,012). Hal ini didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Rini S (2006) yang mengatakan bahwa pertambahan usia

pada anak menyebabkan semakin banyak pula faktor yang mempengaruhi pola

tidur, sehingga semakin besar pula kemungkinan anak mengalami gangguan

tidur.4.5

Gangguan tidur berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa responden

perempuan lebih banyak yang mengalami ganguan tidur dari pada laki-laki, yaitu

sebesar 26,7%. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adelina dkk

(2009) bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan gangguan tidur.

Hal serupa juga didapatkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Dini S (2013)

bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin dengan

kejadian gangguan tidur pada anak (p=0,603).5,6

Tabel 4.6. menggambarkan durasi tidur normal dan tidak normal pada

responden. Durasi tidur normal anak usia 9-12 tahun adalah 9-11 jam. Dari 90

responden didapatkan hanya 21 responden yang memiliki durasi tidur normal,

sedangakan 69 responden lainnya memiliki durasi tidur yang tidak normal.17

Selanjutnya perubahan durasi tidur pada kondisi tertentu seperti saat ujian

dan liburan digambarkan dalam tabel 4.7, 4.8, 4.9, 4.10, dan 4.11. Didapatkan 31

responden memiliki perubahan durasi tidur menjadi lebih singkat ketika ujian dan

65 responden memiliki perubahan durasi tidur menjadi lebih lama ketika liburan.

Page 60: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

46

4.4. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti merasa memiliki beberapa keterbatasan yaitu

pencarian faktor lain yang dapat menyebabkan gangguan tidur, seperti

pencahayaan kamar tidur, ada tidaknya televisi atau komputer di kamar tidur,

aktivitas fisik yang berat saat sebelum tidur, kebiasaan tidur pada siang hari,

kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung kafein seperti kopi, teh,

dan soda sebelum tidur. Selain itu penelitian ini juga kurang mendata aktivitas

anak pada siang hari selama di sekolah. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner, namun peneliti tidak melalukan pengambilan data

dengan cara wawancara.

Page 61: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

47

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. SIMPULAN

Dari penelitian ini dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Insidens gangguan tidur pada anak usia 9-12 tahun adalah sebesar

42,20 %.

2. Jenis gangguan tidur paling banyak adalah gangguan memulai dan

mempertahankan tidur sebanyak 55,0 %.

3. Berdasarkan karakteristik responden, diketahui bahwa responden yang

berusia 9 tahun sebagai usia paling banyak mengalami gangguan tidur

yaitu sebesar 14,4 %, sedangkan berdasarkan kelas, siswa kelas IV

adalah yang paling banyak mengalami gangguan tidur yaitu sebesar

14,4 %, dan perempuan sebagai jenis kelamin yang lebih sering

mengalami gangguan tidur daripada laki-laki, sebesar 25,6 %.

4. Terdapat perubahan durasi tidur menjadi lebih singkat ketika musim

ujian terjadi pada 72,2 % responden, dan menjadi lebih panjang ketika

musim liburan pada 34,4 % responden.

5.2. SARAN

1. Karena gangguan tidur pada anak memiliki insidens yang cukup tinggi,

sedangkan pengetahuan dan perhatian orang tua terhadap gangguan

tidur anak minimal, maka sebaiknya dilakukan pemberian edukasi

kepada orang tua tentang pentingnya tidur untuk tumbuh dan kembang

anak, tanda-tanda gangguan tidur, berbagai faktor resiko yang

menyebabkan gangguan tidur, serta dampak dari gangguan tidur

tersebut.

2. Karena gangguan tidur pada anak memiliki dampak yang kurang baik

terhadap tumbuh dan kembangnya, maka disarankan kepada pelayan

kesehatan terutama dokter umum yang menjadi garda terdepan

kesehatan di masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang

gangguan tidur, sehingga gangguan tidur pada anak dapat terdeteksi

lebih dini dan anak mendapatkan intervensi yang segera dan tepat.

Page 62: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

48

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat

pengetahuan dan kepedulian orang tua terhadap gangguan tidur anak.

4. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mencari berbagai faktor resiko

yang dapat mempengaruhi gangguan tidur dan dampaknya pada anak

dengan metode kohort.

Page 63: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

49

DAFTAR PUSTAKA

1. Stickgold. The neuroscience of sleep. London: Elsevier. 2009: 12-6.

2. Carney P. Clinical sleep disorder. Philadelphia: Lippincott Williams &

Wilkins. 2005: 21-58.

3. Anonymous. Sleep needs across the lifespan sleep health foundation.

Sleep Health Facts. 2015: 2.

4. Sekartini R, Adi NP,Dept Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI-RSCM.

Gangguan tidur pada anak usia bawah 3 tahun di lima kota di Indonesia.

Sari Pediatri. 2006;7: 188-93.

5. Safitri DZ. Hubungan antara gangguan tidur dengan pertumbuhan pada

anak usia 3-6 tahun di kota Semarang. Jurnal Media Medika Muda. 2013.

6. Haryono A, Rindiarti A, Arianti A, Pawitri A, Ushuluddin A, Setiawati A,

et al, Dept Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. Prevalensi gangguan tidur

pada remaja usia 12-15 tahun di kekolah lanjutan tingkat pertama. Sari

Pediatri. 2009;11: 149-54.

7. Natalia C, Sekartini, Poesponegoro H, Dept Ilmu Kesehatan Anak FKUI-

RSCM. Skala gangguan tidur untuk anak (SDSC) sebagai instrument

skrining gangguan tidur pada anak sekolah lanjutan tingkat pertama. Sari

Pediatri. 2011;12: 365-72.

8. Chung K, Cheung M. Sleep-wake patterns and sleep distrubance among

HongKong-Chinese adolecents. 2008: 31-94.

9. Widodo DP, Soetomenggolo TS, Dept Ilmu Kesehatan Anak FKUI-

RSCM. Perkembangan normal tidur pada anak dan kelainannya. Sari

Pediatri. 2000;2: 139-45.

10. Barrett K, Brooks H, Boitano S, Barman S. Ganong’s review of medical

physiology. USA: McGraw-Hill Companies Inc. 2010;23: 233-9.

11. Mardjono, M. Kesadaran dan fungsi luhur. Neurologi Klinis Dasar. Dian

Rakyat Jakarta: 183.

12. Sekartini R. Perkembangan tidur normal pada anak. Sari Pediatri. 2011;2:

139-145.

13. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. Philadelphia:

Elsevier Inc. 2006;11: 739-41.

Page 64: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

50

14. Potter PA, Perry AG. Fundamental keperawatan: konsep, proses, dan

praktik. 4th

ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006.

15. Shnerrson J. Sleep Medicine. 2nd ed. USA: Blackwel, Massachusets.

2005: 22-51.

16. Lee CT. Sleep medicine essentials and review. PUSA: Oxford University

Press. 2008: 9-15.

17. Cortese S, Ivanenko A, Ramtekkar U, Angriman M. Sleep disorders in

children and adolescent a practical guide: Psychiatry and pediatrics.

2014: 1-19.

18. Belisio AS, Louzada FM, Azevedo CVM. Influence of social factors on

the sleep-wake cycle in children. Sleep Sci. Sleep. 2010;3: 82-6.

19. Kryger MH, Roth T, Demend WC. Principles and practice of sleep

medicine. St. Louis: Elsevier Saunders. 2011;5: 16-26.

20. Nutter DA. Sleep disorder problem associated with other disorders. 2007:

Available from URL: http://emedicine.medscape.com/article/916611-

overview. Diunduh pada 12 Mei 2015.

21. Garcia JMA, Salcedo AF, Rodriguez A, et all. The prevalence of sleep

disorders among adolescents in Cuenca. Spain. Rev Neurol. 2004;39: 8-

24.

22. Okawa M. Circadian rhythm sleep disorders. Asian Med J. 2000;43: 235-

42.

23. Dawson P. Sleep disorders. Free Health Encyclopedia. 2007: Available

from URL: http://www.faqs.org/. Diunduh pada 12 Mei 2015.

24. Owens JA. Sleep medicine. In Kliegman RM. Bahrman RE. Jenson HB,

Stanton BF, editor. Nelson Textbook of Pediatrics. 18th ed. Philadelphia:

Saunders Elsevier. 2007: 91-9.

25. Schochat T, Flint BO, Tzizcginsky O. Sleep patterns electronic media

exposure and daytime sleep-related behaviours among Israeli adolescents.

Actapaediatr. 2010;99: 396-400.

26. Van BJ. Television viewing computer game playing and internet use and

self reported time to bed and time out of bed in secondary school children.

2004;27: 101-4.

Page 65: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

51

27. Departemen Kesehatan RI Direktoral Jendral Pelayanan Medik. Pedoman

penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III: Depkes

RI.1993.

28. Blunden SL. Behavioural sleep disorder across developmental age span :

an overview of causes, consequences and treatment modalities.

Psychology Science Research. 2012;3: 249-56.

29. Lam JCM, Sharma SK, Lam B. Obstructive sleep apnoea: definitions,

epidemiology & natural history. Indian J Med Res 131. 2010: 165-70.

30. Stein MA, Mendelsohn J, Obermeyer WH, Amromin J, Benca R. Sleep

and behavior problems in school-aged children. Pediatrics. 2001;107: 1-9.

31. Bruni O, Ottaviano S, Guidetti V, Romoli M, Innocenzi M, Cortesi F, et

al. The sleep distrubance scale for children construction and validation of

an instrumen to evaluate sleep distrubance in childhood and adolescent.J

Sleep Res. 1996;5: 251-61.

32. Lebourgeois M, Gianotti F, Cortesi F, Wolfson A. The relationship

between reported sleep quality and sleep hygiene in Italian and American

adolescent. Pediatrics. 2005;115: 257-65.

33. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 Tentang

Perlindungan Anak. Hegar B, Pardede SO, UKK Tumbuh Kembang

Pediatri Sosial IDAI. Pemantauan tumbuh kembang anak. Ikatan Dokter

Anak Indonesia (IDAI). 2014.

34. Moersintowati B, Narendra, Titi S, Sularyo, Soetjiningsih, Suyitno H, et

al. Buku Ajar 1 Tumbuh kembang anak dan remaja. 1st ed. Jakarta:CV

Sagung Seto. 2002: 1-14.

35. Dahlan S. Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang

kedokteran dan kesehatan. 2nd ed. Jakarta: CV Sagung Seto. 2008.

36. Oerkermann LF, Pluck J, Schredl M, Heinz K, Mitschke A, Wiater A, et

al. Prevalence and course of sleep problems in childhood. Dept of Child

and Adolescent Psyihiatry and Psychotheraphy, University of Cologne,

Germany. Sleep. 2007;30: 1371-7.

Page 66: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

52

LAMPIRAN

Lampiran 1

Kuesioner SDSC asli

SLEEP DISTRUBANCES SCALE FOR CHILDREN

INSTRUCTIONS: This quetionaire will allow to your doctor to have a better

understanding of the sleep-wake rythm of your child and of any problems in

his/her sleep behaviour. Try to answer every question: in answering, consider

each question as pertaining to the past 6 months of the child’s life. Please

answer the questions by number 1 to 26. Thank you very much for your help.

Name:__________________________ Age:________

1. how many hours of sleep

does your child get on most

nights?

1

9-11

hours

2

8-9 hours 3

7-8 hours 4

5-7 hours 5

Less than

5 hours

2. how long after going to

bed does your child usually

fall asleep?

1

Less than

15’

2

15-30’ 3

30-45’ 4

45-60’ 5

More

than 60’

5 always (daily)

4 often (3 or 5 times per week)

3 sometimes (once or twice per week)

2 occasionally (once or twice per month or less)

1 never

3. the child goes to bed reluctantly 1 2 3 4 5

4. the child has difficulty getting to sleep at night 1 2 3 4 5

5. the child feels anxious of afraid when falling asleep 1 2 3 4 5

6. the child startles or jerks parts of the body while falling

asleep 1 2 3 4 5

7. the child shows repetitive actions such as rocking or

head banging while falling asleep 1 2 3 4 5

8. the child experiences vivid dream-like scenes while

falling asleep 1 2 3 4 5

9. the child sweats excessively while falling asleep 1 2 3 4 5

10. the child wakes up more than twice per night 1 2 3 4 5

11. after waking up in the night, the child has difficulty to

fall asleep again 1 2 3 4 5

12. the child has requent twiching or jerking og legs

while asleep or often changes position during the night or

kicks the covers off the bed

1 2 3 4 5

13. the child has difficulty in breathing during the night 1 2 3 4 5

14. the child gasps for breath or is unable to breathe

during sleep 1 2 3 4 5

15. the child snores 1 2 3 4 5

Page 67: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

53

16. the child sweats excessively during the night 1 2 3 4 5

17. you have observed the child sleepwalking 1 2 3 4 5

18. you have observed the child talking in his/her sleep 1 2 3 4 5

19. the child grinds teeth during sleep 1 2 3 4 5

20. the child wakes from sleep screaming or confused so

taht you cannot seem to get through to him/her, but has

no memory of these events the next morning

1 2 3 4 5

21. the child has nightmares which he/she doesn’t

remamber to next day 1 2 3 4 5

22. the child is unusually difficult to wake up in the

morning 1 2 3 4 5

23. the child awakes in the morning feeling tired 1 2 3 4 5

24. the child feels unable to move when waking up in the

morning 1 2 3 4 5

25. the child experiences daytime somnolence 1 2 3 4 5

26. the child falls asleep suddenly in inappropriate

situations 1 2 3 4 5

Disorders of initating and maintaining sleep (sum score

of the items 1,2,3,4,5,10,11)

Sleep breathing disorders (sum the score of the items

13.14,15)

Disorders of arousal (sum the score of the items

17,20,21)

Sleep-wake transition disorders (sum the score of the

items 6,7,8,12,18,19)

Isorders of excessive somnolence (sum the score of the

items 22,23,24,25,26)

Sleep hyperhydrosis (sum the score of the items 9,16)

Total score (sum 6 factors’ scores)

Page 68: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

54

Lampiran 2

Kuesioner SDSC sebelum validasi

KUESIONER PENELITIAN STUDI DESKRIPTIF GANGGUAN TIDUR

PADA ANAK USIA 9-12 TAHUN Assalamu’alaikum Wr.Wb Bapak/Ibu yang terhormat. Saya Hilmiana

Putri mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta angkatan 2012 sedang melakukan sebuah penilitian tentang prevalensi

gangguan tidur pada anak usia 9-12 tahun. Kuesioner ini dapat membantu

mengetahui pola tidur anak Bapak/Ibu dengan lebih baik. Selain itu juga dapat

mengetahui ada atau tidaknya nya gangguan tidur pada anak Bapak/Ibu. Identitas

Bapak/Ibu serta anak Bapak/Ibu akan kami rahasiakan. Dengan ini kami

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas ketersediaan Bapak/Ibu

untuk menjadi responden dalam penelitian saya ini.

Informasi anak

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : 1. Laki-Laki 2. Perempuan

Informasi orang tua

IBU

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Pendidikan :

BAPAK

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Page 69: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

55

(Lanjutan)

Jawablah semua pertanyaan yang diajukan dengan mempertimbangkan

kebiasaan tidur anak Bapak/Ibu dalam 6 bulan terakhir saat anak

Bapak/Ibu dalam keadaan sehat. Perubahan kebiasaan tidur karena anak

sakit tidak termasuk.

A. Isilah pertanyaan berikut ini dengan melingkari atau memberi tanda silang

pada point a sampai e yang dianggap mewakili kebiasaan tidur anak

Bapak/Ibu.

1. Berapa jam biasanya anak anda tidur dimalam hari?

a. 9-11 Jam

b. 8-9 Jam

c. 7-8 Jam

d. 5-7 Jam

e. ≤ 5 jam

2. Berapa lama setelah ke tempat tidur anak anda biasanya baru bisa tertidur?

a. ≤ 15 detik

b. 15-30 detik

c. 30-45 detik

d. 45-60 detik

e. ≥ 60 detik

3. Apakah saat musim ujian anak anda memiliki waktu tidur lebih sedikit?

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

4. Jika jawaban anda “YA”, berapa jam anak anda tidur malam hari?

a. 9-11 Jam

b. 8-9 Jam

c. 7-8 Jam

d. 5-7 Jam

e. ≤ 5 jam

5. Apakah saat musim liburan anak anda memiliki waktu tidur lebih banyak?

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

6. Jika jawaban anda “YA”, berapa jam anak anda tidur malam hari?

a. ≥ 11 Jam

b. 9-11 Jam

c. 8-9 Jam

d. 7-8 Jam

e. 5-7 Jam

Page 70: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

56

(Lanjutan)

B. Isilah pernyataan berikut ini yang paling sesuai dengan kebiasaan

tidur anak anda pada saat tidurnya.

Pilihlah Jawaban pada pertanyaan di bawah ini jika dengan memberikan tanda

silang (X)

1. Tidak Pernah

2. Jarang (1-2 kali perbulan atau kurang)

3. Kadang-kadang (1-2 kali perminggu)

4. Sering (3-5 kali perminggu)

5. Selalu (setiap hari)

Pertanyaan Skala

1. Anak Bapak/Ibu malas atau menolak untuk tidur 1 2 3 4 5

2. Anak Bapak/Ibu sulit untuk tidur pada malam hari 1 2 3 4 5

3. Anak Bapak/Ibu merasa cemas atau takut ketika

mau tidur pada malam hari

1 2 3 4 5

4. Bagian tubuh anak Bapak/Ibu tampak tersentak saat

tidur pada malam hari

1 2 3 4 5

5. Anak menunjukkan gerakan-gerakan berulang

seperti menggerakkan atau menggelengkan kepala

selama tidur pada malam hari

1 2 3 4 5

6. Anak Bapak/Ibu merasakan mimpi seperti nyata

saat tidur pada malam hari

1 2 3 4 5

7. Anak Bapak/Ibu berkeringat yang sangat banyak

saat tidur

1 2 3 4 5

8. Anak Bapak/Ibu terbangun lebih dari 2 kali setiap

malam

1 2 3 4 5

9. Setelah terbangun pada malam hari, anak sulit

untuk tertidur kembali

1 2 3 4 5

10. Anak Bapak/Ibu pernah mengalami genjotan atau

hentakan tiba-tiba pada daerah tangannya saat tidur

atau selalu berubah posisi saat tidur atau

menendang-nendang atau menyentakkan kaki di

atas seprei tempat tidur

1 2 3 4 5

11. Anak Bapak/Ibu merasa sulit bernapas (sesak) pada

malam hari

1 2 3 4 5

12. Anak Bapak/Ibu sering merasa megap-megap atau

tidak bisa bernapas saat tidur pada malam hari

1 2 3 4 5

13. Anak Bapak/Ibu mendengkur/ mengorok saat tidur

pada malam hari

1 2 3 4 5

14. Anak Bapak/Ibu berkeringat banyak sepanjang

malam

1 2 3 4 5

15. Bapak/Ibu pernah melihat anak Bapak/Ibu berjalan

sambil tidur

1 2 3 4 5

Page 71: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

57

16. Bapak/Ibu pernah mendapatkan anak Bapak/Ibu

berbicara (mengigau) sambil tidur

1 2 3 4 5

17. Bapak/Ibu pernah mendapatkan anak Bapak/Ibu

menggerttak-gertakkan giginya saat tidur

1 2 3 4 5

18. Anak Bapak/Ibu terbangun dari tidur sambil

berteriak atau seperti kebingungan dan sulit untuk

disadarkan, tapi tidak mengingatnya saat bangun

esok paginya

1 2 3 4 5

19. Anak Bapak/Ibu mengalami mimpi buruk namun

tidak dapat mengingatnya keesokan harinya

1 2 3 4 5

20. Anak Bapak/Ibu sulit bangun pada pagi hari 1 2 3 4 5

21. Anak Bapak/Ibu merasakan lelah saat bangun pagi

hari

1 2 3 4 5

22. Anak Bapak/Ibu tidak bisa untuk bergerak saat

bangun pada pagi hari

1 2 3 4 5

23. Pada siang harinya anak terlihat mengantuk 1 2 3 4 5

24. Anak tertidur tiba-tiba pada keadaan-keadaan yang

tidak tepat (contoh: ketika makan, berada dalam

toilet,dll)

1 2 3 4 5

Page 72: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

58

Lampiran 3

Kuesioner SDSC setelah validasi

KUESIONER PENELITIAN STUDI DESKRIPTIF GANGGUAN TIDUR

PADA ANAK USIA 9-12 TAHUN DI SDN PISANGAN 1 Assalamu’alaikum Wr.Wb Bapak/Ibu yang terhormat. Saya Hilmiana

Putri mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta angkatan 2012 sedang melakukan sebuah penilitian tentang prevalensi

gangguan tidur pada anak usia 9-12 tahun. Kuesioner ini dapat membantu

mengetahui pola tidur anak Bapak/Ibu dengan lebih baik. Selain itu juga dapat

mengetahui ada atau tidaknya nya gangguan tidur pada anak Bapak/Ibu. Identitas

Bapak/Ibu serta anak Bapak/Ibu akan kami rahasiakan. Dengan ini kami

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas ketersediaan Bapak/Ibu

untuk menjadi responden dalam penelitian saya ini.

Informasi anak

Nama :

Umur :

Kelas :

Jenis Kelamin : 1. Laki-Laki 2. Perempuan

Informasi orang tua

IBU

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Pendidikan :

BAPAK

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Page 73: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

59

(Lanjutan)

Jawablah semua pertanyaan yang diajukan dengan mempertimbangkan

kebiasaan tidur anak Bapak/Ibu dalam 6 bulan terakhir saat anak

Bapak/Ibu dalam keadaan sehat. Perubahan kebiasaan tidur karena anak

sakit tidak termasuk.

C. Isilah pertanyaan berikut ini dengan melingkari atau memberi tanda silang

pada point a sampai e yang dianggap mewakili kebiasaan tidur anak

Bapak/Ibu.

1. Berapa jam biasanya anak anda tidur dimalam hari?

f. 9-11 Jam

g. 8-9 Jam

h. 7-8 Jam

i. 5-7 Jam

j. ≤ 5 jam

2. Berapa lama setelah ke tempat tidur anak anda biasanya baru bisa tertidur?

f. ≤ 15 detik

g. 15-30 detik

h. 30-45 detik

i. 45-60 detik

j. ≥ 60 detik

3. Apakah saat musim ujian anak anda memiliki waktu tidur lebih sedikit?

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

4. Jika jawaban anda “YA”, berapa jam anak anda tidur malam hari?

a. 9-11 Jam

b. 8-9 Jam

c. 7-8 Jam

d. 5-7 Jam

e. ≤ 5 jam

5. Apakah saat musim liburan anak anda memiliki waktu tidur lebih banyak?

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

6. Jika jawaban anda “YA”, berapa jam anak anda tidur malam hari?

a. ≥ 11 Jam

b. 9-11 Jam

c. 8-9 Jam

d. 7-8 Jam

e. 5-7 Jam

Page 74: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

60

(Lanjutan)

D. Isilah pernyataan berikut ini yang paling sesuai dengan kebiasaan

tidur anak anda pada saat tidurnya.

Pilihlah Jawaban pada pertanyaan di bawah ini jika dengan memberikan tanda

silang (X)

6. Tidak Pernah

7. Jarang (1-2 kali perbulan atau kurang)

8. Kadang-kadang (1-2 kali perminggu)

9. Sering (3-5 kali perminggu)

10. Selalu (setiap hari)

Pertanyaan Skala

1. Anak Bapak/Ibu malas atau menolak untuk disuruh

tidur

1 2 3 4 5

2. Anak Bapak/Ibu sulit untuk tidur pada malam hari 1 2 3 4 5

3. Ada rasa takut pada anak Bapak/Ibu ketika ia mau

tidur

1 2 3 4 5

4. Bagian tubuh anak Bapak/Ibu tampak tersentak saat

tidur pada malam hari

1 2 3 4 5

5. Anak menunjukkan gerakan-gerakan berulang

ketika tidur, seperti menggerakkan atau

menggelengkan kepala

1 2 3 4 5

6. Anak Bapak/Ibu merasakan mimpi seperti nyata

saat tidur pada malam hari

1 2 3 4 5

7. Anak Bapak/Ibu berkeringat yang sangat banyak

saat tidur

1 2 3 4 5

8. Anak Bapak/Ibu terbangun lebih dari 2 kali setiap

malam

1 2 3 4 5

9. Setelah terbangun pada malam hari, anak sulit

untuk tertidur kembali

1 2 3 4 5

10. Tangan anak Bapak/Ibu pernah mengalami

genjotan atau hentakan tiba-tiba saat tidur atau

selalu berubah posisi saat tidur atau menendang-

nendang atau menyentakkan kaki di atas seprei

tempat tidur

1 2 3 4 5

11. Anak Bapak/Ibu merasa sulit bernapas (sesak) pada

malam hari

1 2 3 4 5

12. Anak Bapak/Ibu sering terengah-engah saat

bernapas atau tidak bisa bernapas saat tidur pada

malam hari

1 2 3 4 5

13. Anak Bapak/Ibu mendengkur/ mengorok saat tidur

pada malam hari

1 2 3 4 5

14. Anak Bapak/Ibu berkeringat banyak sepanjang

malam

1 2 3 4 5

15. Bapak/ibu pernah melihat anak berjalan sambil

tidur

1 2 3 4 5

Page 75: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

61

16. Bapak/Ibu pernah mendapatkan anak berbicara

(mengigau) sambil tidur

1 2 3 4 5

17. Bapak/Ibu pernah mendengar gigi anak gemeretak/

berbunyi saat tidur

1 2 3 4 5

18. Anak Bapak/Ibu terbangun dari tidur sambil

berteriak atau seperti kebingungan dan sulit untuk

disadarkan, tapi anak tidak mengingatnya saat

bangun esok paginya

1 2 3 4 5

19. Anak Bapak/Ibu mengalami mimpi buruk namun

tidak dapat mengingatnya keesokan harinya

1 2 3 4 5

20. Anak Bapak/Ibu sulit bangun pada pagi hari 1 2 3 4 5

21. Anak bangun pagi dan merasa lelah 1 2 3 4 5

22. Anak Bapak/Ibu merasa seperti ketindihan saat

bangun pada pagi hari

1 2 3 4 5

23. Pada siang harinya anak terlihat mengantuk 1 2 3 4 5

24. Anak tertidur tiba-tiba pada keadaan-keadaan yang

tidak tepat (contoh: ketika makan, berada dalam

toilet,dll)

1 2 3 4 5

Page 76: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

62

Lampiran 4

Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

No

Pertanyaan

R

Hitung

R

Tabel Keterangan

Alpha

Cronbach

R

Tabel Keterangan

1

2

3 0,223 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel

4 0,204 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel

5 0,223 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel

6 0,322 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel

7 0,705 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel

8 0,418 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel

9 0,623 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel

10 0,204 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel

11 0,558 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel

12 0,337 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel

13 0 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel

14 0 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel

15 0,186 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel

16 0,687 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel

17 0,068 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel

18 0,395 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel

19 0,281 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel

20 0,047 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel

21 0,295 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel

22 0,614 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel

23 0,59 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel

24 0,339 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel

25 0,532 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel

26 0,2 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel

Page 77: Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD ...

63

Lampiran 5

Riwayat Hidup Penulis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Hilmiana Putri

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Torgamba, 30 Juni 1994

Agama : Islam

Alamat : Jl. Perisai, Rantau Prapat, Labuhan Batu, Medan.

No.HP : 0852-8051-0351

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

- SDN 116243 Bintais Jae, Labuhan Batu, Medan, Sumatera Utara

- Mts. Pon.Pes. Ar-Raudhatul Hasanah, Medan

- MA. Pon.Pes. Ar-Raudhatul Hasanah, Medan

- Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta