STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI...

17
Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi Yandri ISSN: 2086-8049 Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26 10 STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA LITORAL PESISIR TIMUR PULAU BINTAN Henky Irawan dan Falmi Yandri Jurusan Ilmu Kelautan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang E-mail: [email protected] Pengutipan ditulis: Irawan, H dan Yandri, F. 2014. Studi Biologi Dan Ekologi Hewan Filum Mollusca di Perairan Litoral Pesisir Timur Pulau Bintan. Dinamika Maritim Vol 4.No 1. Hal 10-26. ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di pesisir timur Pulau Bintan yang masuk dalam kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Bintan (KKLD Kab Bintan). Pemilihan lokasi berada pada KKLD dikarenakan pada kawasan tersebut di lindungi sehingga organisme yang berada di kawasan tersebut masih dalam kondisi yang alami dan keberadaannya tidak terganggu. Lokasi yang dijadikan tempat pengambilan sampel di sekitar daerah KKLD tersebut adalah Desa Malang Rapat, Desa Teluk Bakau, dan Desa Gunung Kijang yang berada di Kelurahan Kawal, wilayah perairan laut Pesisir Timur Kecamatan Gunung Kijang. Pada lokasi-lokasi tersebut penelitian dilakukan pada zona litoral. Hasil penelitian menemukan 73 spesies hewan Filum Mollusca dimana terdiri dari 26 spesies Kelas Bivalvia dan 47 spesies Kelas Gastropoda di pesisir timur pulau bintan. Diantara 47 hewan kelas gastropoda masih ada 3 hewan yang belum ada nama ilmiahnya. Hewan-hewan Kelas Bivalvia dan Gastropoda yang ditemukan memiliki kebiasaan hidup melekat pada substrat, menetap tetapi tidak melekat pada substrat dan bergerak lambat. Keberadaan hewan-hewan tersebut juga terkait dengan kondisi substrat pasir dan lumpur dimana juga ditemukan dalam lambung hal ini terkait dengan kebiasaan makan hewan tersebut. Kebiasaan makan hewan-hewan tersebut adalah pemakan endapan dan penyaring makanan. Kata kunci: Mollusca, Bivalvia, Gastropoda, Zona litoral ABSTRACT This research was conducted on the East coast of Bintan Island, in part of marine conservation area in Bintan region. The locations were chosen in marine conservation area because the organisem in that area were protected and still in natural condition. The locations for sampling are at the coastal area of Malang Rapat Village, Teluk Bakau Villege, and Gunung Kijang Village. Samplings on each location were take place in litoral zone. The result from this research is there were 73 species of Mullusk wich is 26 species of Bivalvia class and 47 species of Gastropod class that were found in east coas of Bintan Island. The species of Bivalvia and Gastropod were found live attach ti substrat, settle but not attach to substrat, and moving slowly. The existence of that species has relation with subtsrat sand and mud wich is also found in their gut, wich shown relation to their feeding habit. The feeding habits of of that species were deposit freeder and filter feeder. Keyword: Mollusk, Bivalvia, Gastroopod, Litoral Zone

Transcript of STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI...

Page 1: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

10

STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca

DI ZONA LITORAL PESISIR TIMUR PULAU BINTAN

Henky Irawan dan Falmi Yandri

Jurusan Ilmu Kelautan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang

E-mail: [email protected]

Pengutipan ditulis:

Irawan, H dan Yandri, F. 2014. Studi Biologi Dan Ekologi Hewan Filum Mollusca di

Perairan Litoral Pesisir Timur Pulau Bintan. Dinamika Maritim Vol 4.No 1. Hal 10-26.

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di pesisir timur Pulau Bintan yang masuk dalam

kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Bintan (KKLD Kab Bintan). Pemilihan

lokasi berada pada KKLD dikarenakan pada kawasan tersebut di lindungi sehingga

organisme yang berada di kawasan tersebut masih dalam kondisi yang alami dan

keberadaannya tidak terganggu. Lokasi yang dijadikan tempat pengambilan sampel di

sekitar daerah KKLD tersebut adalah Desa Malang Rapat, Desa Teluk Bakau, dan Desa

Gunung Kijang yang berada di Kelurahan Kawal, wilayah perairan laut Pesisir Timur

Kecamatan Gunung Kijang. Pada lokasi-lokasi tersebut penelitian dilakukan pada zona

litoral. Hasil penelitian menemukan 73 spesies hewan Filum Mollusca dimana terdiri dari

26 spesies Kelas Bivalvia dan 47 spesies Kelas Gastropoda di pesisir timur pulau bintan.

Diantara 47 hewan kelas gastropoda masih ada 3 hewan yang belum ada nama ilmiahnya.

Hewan-hewan Kelas Bivalvia dan Gastropoda yang ditemukan memiliki kebiasaan hidup

melekat pada substrat, menetap tetapi tidak melekat pada substrat dan bergerak lambat.

Keberadaan hewan-hewan tersebut juga terkait dengan kondisi substrat pasir dan lumpur

dimana juga ditemukan dalam lambung hal ini terkait dengan kebiasaan makan hewan

tersebut. Kebiasaan makan hewan-hewan tersebut adalah pemakan endapan dan

penyaring makanan.

Kata kunci: Mollusca, Bivalvia, Gastropoda, Zona litoral

ABSTRACT

This research was conducted on the East coast of Bintan Island, in part of marine

conservation area in Bintan region. The locations were chosen in marine conservation

area because the organisem in that area were protected and still in natural condition. The

locations for sampling are at the coastal area of Malang Rapat Village, Teluk Bakau

Villege, and Gunung Kijang Village. Samplings on each location were take place in

litoral zone. The result from this research is there were 73 species of Mullusk wich is 26

species of Bivalvia class and 47 species of Gastropod class that were found in east coas of

Bintan Island. The species of Bivalvia and Gastropod were found live attach ti substrat,

settle but not attach to substrat, and moving slowly. The existence of that species has

relation with subtsrat sand and mud wich is also found in their gut, wich shown relation to

their feeding habit. The feeding habits of of that species were deposit freeder and filter

feeder.

Keyword: Mollusk, Bivalvia, Gastroopod, Litoral Zone

Page 2: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

11

PENDAHULUAN

Hewan dari filum Mollusca

merupakan hewan avertebrata air yang

banyak di kaji dalam beberapa mata

kuliah yang di ajarkan di Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan (FIKP),

Universitas Maritim Raja Ali Haji

(UMRAH) yang terletak di

Tanjungpinang Provinsi Kepulauan

Riau.

Dari pengamatan dan penelitian

pendahuluan yang telah di lakukan

selama tiga tahun di daerah perairan laut

Pulau Bintan maka sangat banyak

keanekaragaman hewan-hewan di zona

litoral pesisir timur pulau Bintan yang di

temukan sehingga sangat berpotensi

untuk di teliti karena mengingat telah

adanya lembaga akademis yang juga

bergerak di bidang penelitian seperti

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

UMRAH dan belum adanya data

mengenai hewan-hewan dari filum

Mollusca ini secara terperinci di

Kepulauan Riau umumnya dan Pulau

Bintan khususnya.

Beberapa hewan dari filum

Mollusca yang sudah dikenal umum

adalah siput gonggong, kerang bulu,

cumi-cumi dan sotong. Hingga saat ini

belum ada informasi yang terperinci

mengenai biologi dan ekologi hewan-

hewan tersebut yang terdapat di perairan

laut Pulau Bintan, maka oleh karena itu

sangat perlu di lakukan penelitian agar

dapat memperoleh data mengenai

biologi dan ekologi hewan-hewan filum

Mollusca tersebut.

Tujuan dari studi biologi dan

ekologi hewan filum mollusca di zona

litoral pesisir timur pulau bintan adalah

untuk menggali informasi mengenai

biologi dan ekologi hewan filum

Mollusca yang terdapat di perairan

Pulau Bintan sehingga informasi

tersebut nantinya dapat berguna

khususnya dalam memperkaya bahan

ajar mata kuliah avertebrata air,

Budidaya Laut dan Pesisir, Bioteknologi

Laut, Bahan Hayati Laut,

Keanekaragaman Hayati Laut, Biologi

Laut, dan Ekologi Perairan yang di

ajarkan di Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali

Haji, Tanjungpinang Provinsi

Kepulauan Riau.

Di harapkan dengan adanya

informasi dari daerah sendiri yang

bersifat spesifik lokal hewan filum

Mollusca yang ada di zona litoral

pesisir timur pulau bintan itu sendiri

maka akan menambah wawasan

mahasiswa dan membuat mahasiswa

FIKP UMRAH lebih mengenal potensi

keanekaragaman hayati laut daeranya

sendiri.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan Agustus hingga November 2013

yang bertempat di Kawasan Konservasi

Laut Daerah Kabupaten Bintan (KKLD

kab Bintan). Pemilihan lokasi berada

pada KKLD di karenakan pada kawasan

tersebut di lindungi sehingga organisme

yang berada di kawasan tersebut masih

dalamm kondisi yang alami dan

keberadaannya tidak terganggu, lalu dari

hasil pengamatan penelitian pendahulian

yang telah di lakukan di sekitar daerah

KKLD tersebut hewan filum Mollusca

dapat dengan mudah di temukan.

Lokasi yang di jadikan tempat

pengambilan sampel di sekitar daerah

KKLD tersebut adalah Desa Malang

Rapat, Desa Teluk Bakau, dan Desa

Gunung Kijang yang berada di

Kelurahan Kawal, wilayah perairan laut

Pesisir Timur Kecamatan Gunung

Kijang.

Page 3: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

12

Gambar 1. Peta KKLD Pulau Bintan,

Kab Bintan Prov Kepulauan

Riau. Sumber Satker

Direktorat Konservasi dan

Taman Nasional Laut

Direktorat Jenderal

Kelautan, Pesisir, Pulau-

Pulau Kecil Departemen

Kelautan Dan Perikanan.

2009.

Gambar 2. Peta Kecamatan Kabupaten

Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Sumber Bappeda Kabupaten Bintan.2009.

Prosedur Kerja Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode survey lapangan

untuk mengambil hewan Mollusca yang

ditemukan, metode wawancara dengan

nelayan dan penduduk sekitar lokasi,

dan metode sampling dengan

mengambil hewan Mollusca sebanyak 3

individu sebagai sampel untukstudi

biologi yaitu pengamatan morfologi dan

anatomi di laboratorium dan mengambil

data kualitas perairan dengan 3 kali

ulangan. Setiap kegiatan penelitian di

dokumentasikan dengan menggunakan

kamera digital.

Biologi Mollusca

A. Identifikasi

Identifikasi hewan Mollusca

dilakukan dengan membawa sampel dari

lokasi pengamatan ke laboratorium dan

mengidentifikasi ciri-ciri spesies yang

mengacu pada panduan identifikasi

filum Coelenterata (Suginyo, Widigdo,

Wardianto, Krisanti,. 2005) dan

dikonfirmasi serta di daftarkan World

B. Pengamatan Morfologi

Pengamatan morfologi juga di

lakukan di laboratorium dan yang

dilakukan adalah dengan

menggambarkan bentuk, tubuh, ciri-ciri

spesifik, yang mengacu kepada

morfologi dalam bahan ajar avertebrata

air filum Mollusca oleh Irawan, 2012.

C. PengamatanAnatomi

Pengamatan anatomi juga

dilakukan di laboratorium dan yang

dilakukan adalah dengan membedah

tubuh hewan-hewan filum Mollusca

tersebut untuk melihat organ-organ

dalamnya lalu menggambarkannya,

yang mengacu kepada anatomi dalam

bahan ajar avertebrata air filum

Mollusca oleh Irawan, 2012.

Ekologi Mollusca

A. Gambaran habitat

Penggambaran habitat Mollusca

dilakukan dengan mengamati keadaan

lingkungan sekitar lokasi penelitian

secara deskriptif.

B. Pengamatan kondisi perairan

Pengamatan kondisiperairan

dengan melihat parameter: Fisika, Kimia

dan Biologi dalam pengamatan in ijuga

di lakukan sampling hewan Mollusca

yang diamati lebih lanjut di

laboratorium.Parameter fisika yang di

amati adalah: kecerahan, kedalaman,

danpasangsurut. Parameter Kimia yang

di amati adalah DO, pH, Salinitasbaik

yang ada di permukaandan di

dasarperairan.

C. Pengamatan sedimen

Pengamatan sedimen dilakukan

dengan mengambil sedimen permukaan

di lokasi ditemukannya Mollusca.

Sedimen dibawa kelaboratorium untuk

diamatistruktur dan jenisnya secara

deskriptif dengan

mikroskop.Karakteristik sedimen yang

diamati adalah tipe sedimen, warna

sedimen, dan organisme yang menempel

pada sedimen tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Biologi

Page 4: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

13

Telah ditemukan 75 spesies

hewan Filum Mollusca dimana terdiri

dari 26 spesies Kelas Bivalvia dan 47

spesies Kelas gastropoda di pesisir timur

pulau bintan. Diantar 47 hewan kelas

gastropoda masih ada 3 hewan yang

belum ada nama ilmiahnya.

Ekologi

1. Suhu

Dari hasil pengukuran suhu

perairan Kampung Galang Batang

berkisar antara 27-30oC. Kawal 26-32,1

oC. Teluk Bakau 28-30

oC dan Malang

Rapat 28-34,5 o

C. Adapun waktu

pengukuran suhu di tiap lokasi

dilakukan pada pagi dan siang hari.

Hasil pengukuran siang hari dengan

suhu tertinggi terjadi di perairairan

Malang Rapat dengan 34,5oC dan pagi

hari suhu terendah terdapat di Kawal

dengan 26 oC.

Perubahan suhu mengalami

kenaikan dari pagi menjeleng siang hari

dan kembali turun pada sore hari. Tinggi

rendah suhu perairan sangat dipengaruhi

oleh intensitas penyinaran matahari.

Tingginya suhu pada siang hari

dikarenakan posisi matahari tegak lurus

dan tidak condong. Berdasarkan

pengukuran suhu perairain didapatkan

bahwa suhu perairan di masing-masing

lokasi masih dalam kondisi normal atau

mendukung kehidupan biota.

2. Salinitas

Salinitas adalah tingkat keasinan

atau kadar garam yang terlarut dalam

air. Salinitas perairan sangat penting

untuk mengetahui karakteristik dari

suatu perairan tersebut. Hasil

pengukuran salinitas perairan Kampung

Galang Batang berkisar antara 20-30‰.

Kawal 18 - 30‰. Teluk Bakau 30,1 –

33,2‰ dan Malang Rapat 34,9-36,5 ‰.

Hasil pengukuran salinitas pada saat

pasang tertinggi terdapat di Malang

Rapat dan waktu terendah terdapat di

Kawal.

Tinggi rendahnya salinitas suatu

perairan sangat tergantung dari suplai air

tawar dan air asin. Kisaran salinitas di

daerah Teluk Bakau dan Malang Rapat

pada waktu pasang maupun surut

dikarenakan suplai air asin dari laut

lebih dominan dibandingkan air tawar

dari sungai dan ini ditunjang dengan

kondisi di daerah tersebut relativ tidak

ditemukan sungai sebagai pensuplai air

tawar keperairan.

3. Keruhan

Hasil pengukuran tingkat

keruhan di masing-masing tempat

didapatkan rata-rata di Galang Batang

1,9 ntu, Kawal 1,8 ntu. Teluk Bakau

0,39 ntu dan Malang Rapat 0,29 ntu.

Kekeruhan suatu perairan sangat

dipengaruhi oleh banyak sedikitnya

jumlah partikel tersuspensi yang

terdapat di kolom perairan yang

bersumber dari aliran sungai yang

memasuki perairan, maupun hasil

pengadukan sedimen didasar perairan

yang disebabkan oleh arus maupun

gelombang. Meningkatnya kekeruhan

dikolom perairan menyebabkan

kecerahan di perairan menjadi

berkurang.

4. Kecerahan

Hasil pengukuran tingkat

kecerahan perairan Kampung Galang

Batang berkisar antara 134 cm – 153.5

cm, Kawal 148 - 163 cm. Teluk Bakau

100 % dan Malang Rapat 100%.

Pengukuran kecerahan perairan

dilakukan pada siang hari karena

intensitas cahaya dan posisi matahari

berada tegak lurus dengan bumi,

rendahnya nilai kecerahan di desa

Galang Batang dan Kawal sangat erat

dengan suplai air tawar yang bersal dari

sungai karena di daerah ini terdapat

sungai yang bermuara kelaut yang

membawa partikel-partikel tersuspensi.

Sementara di Malang Rapat dan Teluk

Bakau tingginya tingkat kecerahan

menunjukan bahwa perairan tersebut

sangat sedikit mengandung partikel-

partikel tersuspensi. tingkat

kecerahannya 100%, Hal ini di

karenakan pada saat pengukuran letak

piringan sechidisk menyentuh dasar

perairan

Page 5: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

14

Kecerahan sangat penting

karena erat kaitanya dengan proses

fotosintesis yang terjadi diperairan. Dari

hasil pengukuran yang didapat di

Kampung Galang Batang Desa Gunung

Kjang termasuk perairan yang subur.

Syukur. (2002) dalam Iman,M.S, (2010)

kecerahan keeping secchi < 3 m adalah

tipe perairan yang subur eutropik, antara

3-6 m kesuburan sedang mesotrofik dan

> 6 meter digolongkan pada tipe

perairan kurang subur oligotrofik.

5. Arus

Arus yang diukur adalah arus

permukaan. Arus selama pengukuran di

perairan Galang Batang berkisar antara

0,17 – 1,28 m/dtk. Kawal 0,27 – 3,31

m/dtk. Teluk Bakau 1,2- 1,25 m/dtk dan

Malang Rapat 1,9-2,5 m/dtk. Cepat

lambatnya arus sangat berpengaruh

terhadap karakteristek endapan sedimen

didasar perairan. Pada arus yang kuat

karakteristik sedimen di dasar perairan

cendrung pasir dan berbatuan dan arus

yang lambat cendrung dasar perairannya

berlumpur.

6. Derajat Keasaman ( pH )

Pengukuran yang di lakukan di

Galang Batang 7,05. Kawal 7,12. Teluk

Bakau 8,02 dan Malang Rapat 8,14.

Hasil pengukuran ditemukan bahwa

nilai pH perairan di masing-masing

tempat berada diatas 7, ini dapat

dinyatakan bahwa perairan tersebut

cendrung bersifat basa yang disebabkan

oleh banyaknya suplai air asin dari laut

yang mendominasi di perairan pantai

karena parairan laut cendrung bersifat

basa.

7. Dissolved Oxygen ( DO )

Setelah melakukan pengukuran

kandungan oksigen terlarut pada siang

hari di perairan dengan rata-rata desa

Galang Batang 7,15. Kawal 7,1. Teluk

Bakau 7,5 dan Malang Rapat 8,1.

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) di

masing-masing perairan tergolong baik

untuk organisme akuati dalam perairan,

dengan demikian pada siang hari

kandungan oksigen terlarut akan tinggi

hal ini di karenakan seiringnya tingginya

intensitas cahaya matahari yang

menyinari perairan akan menyebabkan

lajunya proses fotosintesis oleh tumbuh-

tumbuhan terutama jenis fitoplankton

yang menghasilkan kandungan oksigen.

8. Substrat.

Tipe tanah/substrat secara tidak

langsung juga menjadi salah satu faktor

penentu kehidupan biota bentos

terutama Filum Mollusca, dimana tipe

suptrat seperti yang kita ketahui, pada

substrat yang berlumpur pekat dan

selalu tergenang air laut menyebabkan

tanah kekurangan oksigen dan mudah

menempel sehingga dibutuhkan adaptasi

yang tinggi dalam merespon situasi ini

seperti yang terjadi pada jenis-jenis

mollusca yang mengembangkan

adaptasi morfologinya dengan setae (

bulu halus ) untuk mencegah terjadinya

penyumbatan pada system respirasi.

Hasil pengukuran substrat di

laboratorium, dengan menggunakan

saringan bertingkat dengan ukuran mesh

2,36mm, 2,00mm, 1,18mm,

500μm(0,5mm), 250μm(0,25mm),

125μm(0,125mm), dan

106μm(0,106mm), di dapat

penggolongan substrat menurut

Wenworth pada subtrat dasar perairan

Galang Batang cendrung lumpur

berpasir, Kawal cendrung pasir

berlumpur, Teluk Bakau berpasir dan

Malang Rapat berpasir.

KESIMPULAN DAN SARAN

Jenis hewan Filum Mollusca

yang di temukan di zona litoral pesisir

timur Pulau Bintan adalah dari kelas

Bivalvia dan Gastropoda, hal ini terkait

dengan kebiasaan hidup hewan kedua

kelas tersebut yang menempel pada

substrat, bergerak lambat bahkan

cenderung menetap.

kulalitas air di di zona litoral

pesisir timur Pulau Bintan mendukung

untuk kehidupan hewan-hewan tersebut.

Ekosistem yang ditemukan adalah

ekosistem hutan mangrove, padang

lamun dan terumbu karang dimana di

Page 6: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

15

ketiga ekosistem ini ditemukan hewan

dari kelas Bivalvia dan Gastropoda.

Keberadaan hewan kelas

Bivalvia dan Gastropoda ini terkait

dengan lingkungannya adalah

ketersediaan makanan dan kebiasaan

makan dimana dalam kebiasaan makan

hewan kelas Bivalvia dan Gastropoda

ini pemakan sedimen dan penyaring

makanan. Substrat pada zona litoral

tersebut adalah sedimen pasir dan

lumpur yang juga di temukan dalam

pencernaan hewan-hewan tersebut.

Masih ada 3 hewan kelas

Gastropoda yang belum ada nama

ilmiahnya ketika di rujuk pada bank data

dunia World Register of Marine Species

sehingga hewan-hewan tersebut

berpotensi untuk di daftarkan sebagai

temuan spesies baru.

Data dari penelitian ini dapat

dijadikan rujukan untuk penellitian

berikutnya dalam keanekaragaman dan

struktur komunitas hewan mollusca di di

zona litoral pesisir timur Pulau Bintan.

Zona litoral pesisir timur Pulau

Bintan dapat dijadikan sebagai lokasi

laboratorium alam dalam mempelajari

hewan-hewan mollusca kelas Bivalvia

dan Gastropoda.

TERIMAKASIH

Terimakasih kepada Lembaga Penelitian

Universitas Maritim Raja Ali Haji yang

telah memberikan dana untuk kegiatan

penelitian studi biologi dan ekologi

hewan filum mollusca di zona litoral

pesisir timur pulau bintan

DAFTAR PUSTAKA

Bappeda Kabupaten Bintan.2009. Peta

Admin Kab. Bintan. Bank

Data Bappeda Bintan.

Kabupaten Bintan.

Bupati Bintan 2007 Keputusan Bupati

Bintan Nomor : 36/VIII/2007

TENTANG Kawasan

Konservasi Laut Daerah

Kabupaten Bintan. KAbupaten

Bintan.

COREMAP.2013.

http://www.coremap.or.id/datin/

molusc/

Irawan, H. 2012. Bahan Ajar Avetebrata

Air, Filum Mollusca. Handout

Irawan, H. 2012. Penuntun Praktikum

Avertebrata Air, , Filum

Mollusca.

McKenzie, L. 2007. Undertanding

Sediment. Seagrass Watch.

Nuraini dan Rusliadi. 2009. Buku Ajar

Avertebrata Air.

PUSBANGDIK UNRI.

Pekanbaru.

Satker Direktorat Konservasi dan Taman

Nasional Laut Direktorat

Jenderal Kelautan, Pesisir,

Pulau-Pulau Kecil Departemen

Kelautan Dan Perikanan. 2009.

Mengenal Kawasan Konservasi

Perairan (Laut) Daerah.

Program rehabilitasi dan

pengelolaan terumbu karang

(COREMAM II). Direktorat

Jenderal Kelautan, Pesisir,

Pulau-Pulau Kecil Departemen

Kelautan Dan Perikanan. Jakarta

Selatan. ISBN 978-602-8717-

30-4.

Suginyo.S., Widigdo,B., Wardianto,Y.,

dan Krisanti,M. 2005.

Avertebrata Air Jilid I. Penebar

Swadaya. Jakarta

World Register of Marine Species.

2013.

http://www.marinespecies.org

Page 7: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

16

Tabel 1. Spesies dan tempat ditemukannya hewan filum Mollusca di pesisir timur pulau

Bintan

No

Gambar dan nama ilmiah

Tampat ditemukan

Desa gunung

kijang

Daerah kawal

Desa malang

rapat

pulau pucung

Desa malang

rapat

tanjung keling

Desa malang rapat teluk

dalam

Desa Teluk

Bakau

1

Anadara antiquata (Linnaeus, 1758)

3

Isognomon californicum (Conrad, 1837)

3

Isognomon isognomum (Linnaeus,

1758)

√ √ √ √

4

Isognomon radiatus (Anton, 1838)

√ √

5

Pecten maximus (Linnaeus, 1758)

Page 8: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

17

6

Placuna sp

7

Barbatia foliata (Forsskål in Niebuhr,

1775)

8

Barbatia novaezealandiae (E. A. Smith,

1915)

9

Pitar albidus (Gmelin, 1791)

10

Coecella chinensis (Deshayes, 1855)

11

Gafrarium sp

√ √ √

Page 9: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

18

12

Fragum unedo (Linnaeus, 1758)

13

Circe scripta (Linnaeus, 1758)

14

Lioconcha berthaulti (Lamprell dan

Healy, 2002)

√ √

15

Hippopus porcellanus (Rosewater,

1982)

16

Lima vulgaris (Link, 1807)

17

Atrina (Atrina) vexillum (Born, 1778)

Page 10: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

19

18

Atrina zelandica (Gray, 1835)

√ √ √

19

Atrina chinensis (Deshayes, 1841)

20

Pinna muricata (Linnaeus, 1758)

21

Corculum cardissa (Linnaeus, 1758)

22

Tridacna crocea (Lamarck, 1819)

23

Tridacna squamosa (Lamarck, 1819)

Page 11: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

20

24

Anomia trigonopsis (Hutton, 1877)

25

Carditopsis smithii (Dall, 1896)

26

Pedum spondyloideum (Gmelin, 1791)

27

Volema pyrum (Gmelin, 1791)

28

Pugilina cochlidium (Linnaeus, 1758)

√ √ √

29

Gibberulus gibberulus (Linnaeus, 1758)

30

Page 12: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

21

Canarium urceus (Linnaeus, 1758)

31

Canarium mutabile (Swainson, 1821)

√ √

32

Laevistrombus turturella (Röding, 1798)

√ √

33

Vasum turbinellus (Linnaeus, 1758)

34

Chicoreus capucinus (Lamarck, 1822)

√ √

35

Chicoreus sp

√ √

36

Semiricinula fusca (Küster, 1862)

√ √

37

Nerita undata (Linnaeus, 1758)

38

Narasius pullus

√ √ √

Page 13: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

22

39

Cerithidea cingulata (Gmelin, 1791)

√ √

40

Cerithium zonatum (Wood, 1828)

41

Thais sp

42

Pictocolumbella ocellata (Link, 1807)

√ √

43

Cypraea tigris (Linnaeus, 1758)

44

Mauritia arabica (Linnaeus, 1758)

45

Lambis lambis (Linnaeus, 1758)

√ √ √

46

Tectus niloticus (Linnaeus, 1767)

√ √

Page 14: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

23

47

Trochus maculatus (Linnaeus, 1758)

√ √ √

48

Astralium calcar (Linnaeus, 1758)

√ √

49

Cerithium nodulosum (Bruguière, 1792)

√ √

50

Turritella terebra (Linnaeus, 1758)

51

Conus tabidus (Reeve, 1844)

52

Rhinoclavis (Rhinoclavis) sinensis

(Gmelin, 1791)

53

Neverita didyma (Röding, 1798)

54

Melo melo (Lightfoot, 1786)

Page 15: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

24

55

Cymbiola nobilis (Lightfoot, 1786)

56

Conus josephinae (Rolán, 1980)

57

Canarium labiatum (Röding, 1798)

58

Turbo haynesi (Preston, 1914)

59

Turbo bruneus (Röding, 1798)

60

Ampullina sp ( Cossman, 1918)

61

Angaria delphinus (Linnaeus, 1758)

Page 16: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

25

62

Ergalatax junionae (Houart, 2008)

√ √

63

Planaxis sulcatus (Born, 1778)

√ √ √

64

Clypeomorus nympha (Houbrick, 1985)

65

Clypeomorus pellucida (Hombron &

Jacquinot, 1852)

66

Batillaria zonalis (Bruguière, 1792)

√ √

67

Morula (Morula) nodulosa (C. B.

Adams, 1845)

√ √

68

Semiricinula tissoti (Petit de la Saussaye,

1852)

Page 17: STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM Mollusca DI ZONA ...repository.umrah.ac.id/24/1/STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI HEWAN FILUM... · Studi Biologi Dan Ekologi…. Henky Irawan, Falmi

Studi Biologi Dan Ekologi….

Henky Irawan, Falmi Yandri

ISSN: 2086-8049

Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26

26

69

Telescopium telescopium (Linnaeus,

1758)

√ √

70

Engina menkeana (Dunker,1860)

Jenis hewan Kelas Gastropoda yang belum ada nama ilmiahnya

71

72

73