Studi Analisis Monyet Ekor Panjang Wendit-A. Fauzi
description
Transcript of Studi Analisis Monyet Ekor Panjang Wendit-A. Fauzi
-
STUDI ANALISIS MONYET EKOR PANJANG DAN
KEARIFAN LOKAL DI WENDIT WATER PARK MALANG *)
Oleh:
Achmad Fauzi (PSLP/ 0921101017)
A. PENDAHULUAN
Wendit Water Park terletak di desa Mangliawan kecamatan Pakisaji. Dari
kota Malang berjarak sekitar 9 kilometer. Sebelum pemugaran tahun 2006, lokasi
wisata ini bernama Taman Wisata Wendit yang terkenal sebagai tempat
pemandian (kolam). Ciri khas wisata ini bila dibandingkan dengan wisata
pemandian yang lain adalah adanya monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)
yang telah lama berada ditempat tersebut.
Menurut Usman hadi, salah satu petugas Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Wendit, Monyet ekor panjang yang berada di Wendit Water Park
berjumlah sekitar 300 ekor yang terdiri dari 3 kelompok besar, kelompok pertama
berada di loket sekitar pintu masuk, kelompok kedua berada di ruang tengah
tengah dan kelompok tiga berada di raung bawah dekat sumber air. Populasi yang
besar tersebut tentunya menghadirkan prolem tersendiri dalam pengelolahannya.
Pada tahun 2007, ProFauna Indonesia dalam sebuah press release
menuliskan bahwa telah terjadi menurunan populasi monyet ekor panjang di
Wendit, dari sekitar 300 ekor menjadi 150 ekor. Hal tersebut tidak lepas dari
faktor makanan yang berkurang serta pemugaran yang sedang berlangsung pada
saat itu.
Dalam usaha sinergisitas antara monyet ekor panjang dengan masyarakat
di Wendit Water Park, maka diperlukan peran bersama dalam pengelolahannya.
Peran stakeholder sangat panting dalam melestarikan satwa tersebut, berdasarkan
*)Tugas Mata Kuliah Ekosistem dan Analisanya, Program studi PSLP Universitas
Brawijaya, November 2010
-
prinsip-prinsip animal welfare, sehingga bisa tercipta eco-pariwisata yang
berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.
B. MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis)
Monyet Ekor Panjang adalah salah satu satwa liar yang ada di Indonesia.
Monyet adalah istilah untuk semua anggota primata yang bukan prosima ("pra-
kera", seperti Lemur dan Tarsius) atau Kera, baik yang tinggal di Dunia Lama
maupun Dunia Baru. Hingga saat ini dikenal 264 jenis monyet yang hidup di
dunia. Tidak seperti kera, monyet biasanya berekor dan berukuran lebih kecil.
Monyet diketahui dapat belajar dan menggunakan alat untuk membantunya dalam
mendapatkan makanan. Ini adalah kera arboreal, termasuk genus Macaca, dan
memiliki nama ilmiah Macaca fascicularis.
Monyet ekor panjang memiliki termasuk satwa liar yang statusnya diatur
berdasarkan undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam hayati dan Ekosistemnya, dan PP No. 7 Tahun 1999 Macaca
fascicularis merupakan jenis satwa yang tidak dilindungi, serta masuk kategori
satwa dalam Apendiks II CITES (Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora) atau konvensi perdagangan
internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam.
C. KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT SEKITAR WENDIT WATER
PARK MALANG
Kesadaran hidup bersama lingkungan merupakan wujud rasa syukur
terhadap anugerah Tuhan YME. Simbiosis mutualisme antara masyarakat sekitar
Wendit Water Park dengan monyet ekor panjang telah ada sejak ratusan tahun.
Seperti diketahui bahwa monyet ekor panjang yang berada di Wendit dipercaya
oleh masyarakat sebagai penjaga sumber air di Wendit.
Seperti diketahui bahwa banyak lokasi didaerah terjadi konflik antara
monyet ekor panjang dengan masyarakat. Monyet ekor panjang di bunuh, dibakar,
dimakan, atau ditenggelamkan secara masal karena dianggap merusak lahan
pertanian. Konflik tersebut juga tidak lepas dari adanya Deforestry dan di tambah
sistem tata ruang yang tidak bersahabat dengan lingkungan.
-
Sistem eco-wisata di Wendit Water Park merupakan salah satu contoh
bahwa monyet ekor panjang jika di kelolah secara baik maka bisa menghasilkan
keuntungan secara bersama, baik dari sisi ekologis sosial maupun ekonomi.
Nilai Ekologi Monyet Ekor Panjang
Polinator (penyebar biji-bijian alami ke hutan) Pengendali populasi serangga
Nilai Ekonomi Monyet Ekor Panjang
Ekoturisme (Rekreasi); wisata pemandian Wendit di Malang, wisata Pura Sangeh di Bali,dll
Penangkaran. Misalnya CV Labsindo di Tanggerang, CV Inquatek di Cengkareng, IPB (Institut Pertanian Bogor), dll
Menurut Prof Dr Dondin Sayuthi, salah satu pelopor penangkaran satwa primata, 3 monyet cukup untuk membiayai 2 orang mengambil S2 di
Amerika(http://www.unisosdem.org/article_detail.phpaid=3585&coid=2
&caid=42&gid=1)
Nilai Intrinsik
Hewan percobaan, riset biomedis. Seperti produksi vaksin volio, HIV-AIDS, kardiovaskuler, dll.
Nilai Multidimensional
Bioindikator Lingkungan Zoonosis Satwa Liar, undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam hayati dan Ekosistemnya
PP No. 7 Tahun 1999 Macaca fascicularis merupakan jenis satwa yang tidak dilindungi
Apendiks II CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) atau konvensi perdagangan
internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam.
-
D. KESIMPULAN
1. Terciptanya simbiosis mutualisme antara monyet ekor panjang dengan
manusia disekitar Wendit Water Park.
2. Pengelolahan lingkungan dengan penerapan kearifan lokal merupakan
wujud kesadaran masyarakat dalam menghargai alam dan lingkungan.
3. Monyet ekor panjang bukan hama, jika dikelolah dengan peran serta
stakeholder, maka bisa berdampak pada keuntungan ekologis, sosial dan
ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
BUAV. How Indonesia Is Failing To Comply With CITES
Regulations.http://www.buav.org/investigations/chainofsuffering/howindonesiaisf
ailingtocomplywithcitesregulations
Kelompok Kerja Nasional Restorasi Bentang Alam Indonesia. 2009. Panduan
Restorasi bentang Alam di Indonesia. Desa Putera.
Kompas. Monyet Ekor Panjang Punya Rumah Baru.
http://properti.kompas.com/index.php/read/2009/08/04/10010079/monyet.ekor.pa
njang.punya.rumah.baru.
ProFauna Indonesia. Kuota Monyet Ekor Panjang Terus
Meningkat.http://www.profauna.org/content/id/berita/2008/monyet_macaca_fasci
cularis.html
Taman Wisata Wendit. 2008.
http://deroom.multiply.com/journal/item/11/Taman_Wisata_Wendit
Tetap Lestarikan Polulasi Kera. 2009. http://bestari.netai.net/?p=150