STUDI ABERASI KROMOSOM PADA PEKERJA RADIASI...

5
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII YOGY AKARTA, 16 NOVEMBER 2011 ISSN 1978-0176 STUDI ABERASI KROMOSOM PADA PEKERJA RADIASI DI RUMAH SAKIT Sofiati Purnami, Masnelli Lubis, Viria Agesti S, Yanti Lusiyanti, dan Zubaidah Alatas Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN, JI. Lebak Bulus Raya No.49 Jakarta Selatan email: [email protected] ABSTRAK STUDI ABERASI KROMOSOM PADA PEKERJA RADIASI DI RUMAH SAKIT. Pekerja radiasi di rumah sakit merupakan kelompok pekerja yang berisiko menerima papa ran dari radiasi pengion seperti sinar-X dan Cobalt 60 secara tents menerus yang dapat menyebabkan kerusakan materi genetik. Studi sitogenetik memperlihatkan bahwa papa ran radiasi dosis rendah secara tents menerus dapat meningkatkan frekuensi kerusakan (aberasi) kromosom. Aberasi kromosom berkaitan erat dengan perubahan genetik yang dapat memicu perkembangan kanker sehingga meningkatnya frekuensi aberasi kromosom juga berarti meningkatnya risiko kecenderungan kanker. Oleh karena hal tersebut maka deteksi aberasi kromosom dapat digunakan untuk memprediksi risiko paparan radiasi ionisasi pada pekerja radiasi di rumah sakit. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi tingkat kerusakan kromosom pada sel darah yang diinduksi oleh paparan radiasi akibat kerja pada para pekerja radiasi di rumah sakit. Sebanyak 1 mL sampel darah masing-masing dari 4 non pekerja radiasi dan 34 pekerja radiasi rumah sakit yang bertugas sebagai operator radioterapi dan radiodiagnostik serta dokter dan perawat dan juga fisikawan medis dikultur selama 48 jam dan dipanen kemudian dibuat preparatnya untuk diamati keberadaan aberasi kromosom dengan mikroskop sebanyak 250-500 sel metafase tiap sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe aberasi kromosom yang ditemukan adalah fragmen asentrik. Hal tersebut kemungkinan karena dosis radiasi yang diterima para pekerja belum cukup untuk menginduksi terbentuknya disentrik maupun ring. Kata Kunci : Aberasi kromosom, Pekerja radiasi rumah sakit, Fragmen asentrik, Radiasi ABSTRACT STUDY ON CHROMOSOME ABERRATION OF RADIATION WORKERS IN HOSPITAL. Hospital workers are at risk groups of workers who could receive continuously exposure from ionizing radiation such as X-rays and Cobalt 60 that may cause damage to genetic material. Cytogenetic studies show that continuously exposure to low doses of radiation can increase the frequency damage (aberrations) chromosome. Chromosome aberrations is closely related to genetic changes that can trigger cancer development so that increasing the frequency of chromosome aberrations trend also means the increased risk of cancer. Therefore the analysis of chromosome aberrations can be used to predict the risk of exposure to ionizing radiation in hospital worker. Research aimed to find out whether there were chromosome aberrations in hospital workers who are chronically exposed to low doses of radiation in long term. One milliliter of blood samples obtained each from 4 non radiation workers and 34 radiation workers in hospital staff as operators in radiotherapy and radiodiagnostic, as well as nurses, doctor, medical physicists were cultured for 48 h and harvested and then preparates was made to observe the presence of chromosome aberrations under microscope for 250 metaphase cells per sample. The results showed that the type of chromosome aberrations found were fragments asentric. This is probably because the radiation dose received by the workers was not enough to induce the formation of dicentrics or rings. Keywords: Chromosome aberration, Hospital workers, Acentric fragments, Radiation 1. PENDAHULUAN Pekerja radiasi di Rumah Sakit merupakan kelompok pekerja yang berisiko menerima paparan baik dari radiasi pengion seperti sinar-X dan Cobalt 60 maupun obat-obatan sitostatik serta gas anestesi yang dapat menyebabkan kerusakan materi genetik. Efek paparan radiasi pengion terhadap pekerja Sofiati Purnami dkk 477 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

Transcript of STUDI ABERASI KROMOSOM PADA PEKERJA RADIASI...

Page 1: STUDI ABERASI KROMOSOM PADA PEKERJA RADIASI …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-477.pdfAberasi kromosom berkaitan erat dengan perubahan genetik yang ... Oleh karena

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGY AKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

STUDI ABERASI KROMOSOM PADA PEKERJA RADIASI DIRUMAH SAKIT

Sofiati Purnami, Masnelli Lubis, Viria Agesti S, Yanti Lusiyanti, dan Zubaidah Alatas

Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN, JI. Lebak Bulus Raya No.49 Jakarta Selatanemail: [email protected]

ABSTRAK

STUDI ABERASI KROMOSOM PADA PEKERJA RADIASI DI RUMAH SAKIT. Pekerja radiasi di

rumah sakit merupakan kelompok pekerja yang berisiko menerima papa ran dari radiasi pengion sepertisinar-X dan Cobalt 60 secara tents menerus yang dapat menyebabkan kerusakan materi genetik. Studi

sitogenetik memperlihatkan bahwa papa ran radiasi dosis rendah secara tents menerus dapat meningkatkanfrekuensi kerusakan (aberasi) kromosom. Aberasi kromosom berkaitan erat dengan perubahan genetik yangdapat memicu perkembangan kanker sehingga meningkatnya frekuensi aberasi kromosom juga berartimeningkatnya risiko kecenderungan kanker. Oleh karena hal tersebut maka deteksi aberasi kromosom dapatdigunakan untuk memprediksi risiko paparan radiasi ionisasi pada pekerja radiasi di rumah sakit. Penelitianyang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi tingkat kerusakan kromosom pada sel darahyang diinduksi oleh paparan radiasi akibat kerja pada para pekerja radiasi di rumah sakit. Sebanyak 1 mLsampel darah masing-masing dari 4 non pekerja radiasi dan 34 pekerja radiasi rumah sakit yang bertugassebagai operator radioterapi dan radiodiagnostik serta dokter dan perawat dan juga fisikawan medisdikultur selama 48 jam dan dipanen kemudian dibuat preparatnya untuk diamati keberadaan aberasikromosom dengan mikroskop sebanyak 250-500 sel metafase tiap sampel. Hasil penelitian menunjukkanbahwa tipe aberasi kromosom yang ditemukan adalah fragmen asentrik. Hal tersebut kemungkinan karenadosis radiasi yang diterima para pekerja belum cukup untuk menginduksi terbentuknya disentrik maupunring.

Kata Kunci : Aberasi kromosom, Pekerja radiasi rumah sakit, Fragmen asentrik, Radiasi

ABSTRACT

STUDY ON CHROMOSOME ABERRATION OF RADIATION WORKERS IN HOSPITAL. Hospital

workers are at risk groups of workers who could receive continuously exposure from ionizing radiation suchas X-rays and Cobalt 60 that may cause damage to genetic material. Cytogenetic studies show thatcontinuously exposure to low doses of radiation can increase the frequency damage (aberrations)chromosome. Chromosome aberrations is closely related to genetic changes that can trigger cancer

development so that increasing the frequency of chromosome aberrations trend also means the increased riskof cancer. Therefore the analysis of chromosome aberrations can be used to predict the risk of exposure toionizing radiation in hospital worker. Research aimed to find out whether there were chromosomeaberrations in hospital workers who are chronically exposed to low doses of radiation in long term. Onemilliliter of blood samples obtained each from 4 non radiation workers and 34 radiation workers in hospitalstaff as operators in radiotherapy and radiodiagnostic, as well as nurses, doctor, medical physicists werecultured for 48 h and harvested and then preparates was made to observe the presence of chromosomeaberrations under microscope for 250 metaphase cells per sample. The results showed that the type ofchromosome aberrations found were fragments asentric. This is probably because the radiation dose received

by the workers was not enough to induce the formation of dicentrics or rings.

Keywords: Chromosome aberration, Hospital workers, Acentric fragments, Radiation

1. PENDAHULUAN

Pekerja radiasi di Rumah Sakit merupakankelompok pekerja yang berisiko menerima paparan

baik dari radiasi pengion seperti sinar-X dan Cobalt60 maupun obat-obatan sitostatik serta gas anestesiyang dapat menyebabkan kerusakan materi genetik.Efek paparan radiasi pengion terhadap pekerja

Sofiati Purnami dkk 477 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

Page 2: STUDI ABERASI KROMOSOM PADA PEKERJA RADIASI …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-477.pdfAberasi kromosom berkaitan erat dengan perubahan genetik yang ... Oleh karena

rumah sakit merupakan salah satu topik yang banyakditeliti hingga kini. Efek tertunda paparan radiasiionisasi dosis rendah dapat memperbanyak prosespembentukkan radikal bebas yang tidak stabilsehingga menyebabkan kerusakan kromosom(aberasi kromosom) [1].

Pekerja radiasi berpotensi menerimapaparan radiasi dengan besaran dosis ekivalen yangmelebihi atau mendekati nilai batas dosis yangdiizinkan, bila terjadi suatu kecelakaan yangdisebabkan tata kerja yang salah. Programpemantauan radiasi diterapkan secara rutin padasemua pekerja radiasi dengan menggunakandosimeter fisika dan dosimeter biologi sebagai alatpemantau. Pemantauan dilakukan secara rutin dan

periodik misalnya setiap 3, 6, atau 12 bulan sekali,bergantung pada kondisi kerja atau hasil pemantauandan dapat juga dilakukan sewaktu-waktu jikadiperlukan, misalnya akibat kecelakaan kerja.Pemantauan radiasi ekstemal diterapkan secara rutinpada semua pekerja radiasi, misalnya denganmenggunakan dosimeter sebagai alat pemantau,seperti dosimeter film dan dosimetertermoluminisence (TLD) [2,3]

Meskipun besamya dosis yang digunakansemakin rendah dan budaya keselamatan dalampemanfaatan radiasi semakin meningkat seiringperkembangan jaman, paparan radiasi ionisasi padapekeIja rumah sakit tetap harus diwaspadai karenaberlangsung secara terus menerus (kronis). Beberapapenelitian menunjukkan bahwa pekerja instalasiradiologi dan kedokteran nuklir di rumah sakitsecara kronis menerima paparan radiasi dosis rendahselama bekerja [1,4].

Studi sitogenetik memperlihatkan bahwapaparan radiasi dosis rendah secara terus menerusdapat meningkatkan frekuensi aberasi kromosom.

Aberasi kromosom berkaitan erat dengan perubahangenetik yang dapat memicu perkembangan kankersehingga meningkatnya frekuensi aberasi kromosomjuga berarti meningkatnya risiko kecenderungankanker. Oleh karena hal tersebut analisis aberasikromosom dapat digunakan untuk memprediksirisiko paparan radiasi ionisasi pada pekerja rumahsakit. Metode ini telah diterapkan untuk memantaustatus kesehatan pekerja rumah sakit sekaligusmemprediksi nilai dosis serap yang diterima selamabekerja di rumah sakit [1,5].

Aberasi kromosom akibat radiasi ionisasiantara lain adalah terbentuknya kromosom asentrik(fragmen kromosom yang tidak mengandungsentromer), kromosom cincin, disentrik (kromosomdengan dua sentromer), dan translokasi (perpindahanfragmen antar satu atau lebih kromosom). Perubahan

SEMINAR NASIONAL VIISDM TEKNOLOGI NUKLIR

YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

struktur kromosom yang spesifik terinduksi pajananradiasi pada tubuh ialah kromosom disentrik.Frekuensi terbentuknya kelainan pada strukturkromosom bergantung pad a besar dosis, energi danjenis radiasi yang diterima [6]. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui kondisi tingkatkerusakan kromosom pada sel darah yang diinduksioleh paparan radiasi akibat kerja pada para pekerjaradiasi di rumah sakit.

2. METODE

2.1. Lokasi dan Waktu pelaksanaan.Penelitian ini dibagi dalam 2 kegiatan yaitu

kegiatan laboratorium dan lapangan. Kegiatanlapangan bertujuan untuk pengambilan sampel darahperi fer pekerja radiasi di rumah sakit dengan lokasilima rumah sakit di Pulau Jawa dan satu rumah sakitdi Pulau Sumatera. Kegiatan laboratorium berkaitandengan serangkaian proses pemeriksaan aberasikromosom yang dilakukan di LaboratoriumSitogenetik Bidang Biomedika Pusat TeknologiKeselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN.Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2010 sampaiDesember 2010.

2.2. Pengambilan Sampel darahSampel darah pekerja radiasi rumah sakit

diperoleh dari petugas (operator) radioterapi danradiodiagnostik serta para dokter dan perawat jugafisikawan medis dengan kisaran umur 20-60 th tahun(Tabel 1). Kebiasaan merokok, laporan dosis TLDterakhir, dan masa kerja juga ditanyakan pad a setiapindividu saat pengambilan sampel darah. Sedangkansampel darah kontrol diperoleh dari bukan bekerjaradiasi dengan kisaran umur 20-50 th dengan masakerja 3-30 tho Setiap pekerja radiasi maupun kontroldiminta mengisi formulir biodata yang meliputiriwayat penyakit serta menandatangani informedconsent (kesediaan memberikan sampel darah).Sekitar 3 mL darah tepi secara intravenamenggunakan syringe diambil dan segeradimasukan kedalam tabung BD Vacutainer volume 6mL yang telah berisi heparin sebagai anti koagulan.Sampel darah tersebut kemudian dibiakkan secara

triplo masing-masing 1 mL. Terhadap 3 mL sampeldarah yang telah diambil, selanjutnya dilakukanproses dimulai dari pembiakan, pemanenan,preparasi preparat, sampai pengamatan.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 478 Sofiati Purnami dkk

Page 3: STUDI ABERASI KROMOSOM PADA PEKERJA RADIASI …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-477.pdfAberasi kromosom berkaitan erat dengan perubahan genetik yang ... Oleh karena

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VIIYOGY AKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176Tabel 1. Data pekerja radiasi di rumah sakit dan kontrol sebagai donor sampel darah yang dibagi dalam 5kelompok

Dokter

PerawatFisikawanOperatorKontrol

(n=4 )

(n=3)Medis(n=22)(n=4)(n=5)Jenis Kelamin Laki-laki

2 594

Perempuan

23 13- Usia21-30 th

13

3 1-40 th

1 18

41-50 th

12410

51-60 th

21-3

Kebiasaan Merokok Ya

2 I5

Tidak

234174

Masa Kerja0-10 th

13 93

11-20th

3 491

21-30 th

- 14

TLD 0-10 mSv/th

43522

2.3. Pembiakan dan pemanenan sel darah

Sebanyak 1 mL sampel darah dimasukkanke dalam tabung kultur yang telah berisi mediapertumbuhan RPMI (Roswell Park MemorialInstitute) 1640 yang telah diperkaya dengan L­G/utamin (7,5 mL), FBS (Fetal Bovine Serum) (1mL), Penstrep (Penicillin dan Streptomycin) (0,2mL) dan PHA (Phytohemagglutinin) (0,25 mL)dengan sebelumnya ditambahkan 0,003 mL (5000J.t/mL) heparin pada darah. Tabung kultur ditutuprapat dan disimpan dalam inkubator pada suhu 37°Cdengan posisi miring sebesar 45° selama 48 jam.Pada waktu inkubasi 45 jam ditambahkan larutancolchisin (0,1 mL). Setelah masa inkubasi mencapai48 jam kultur sel darah siap untuk dipanen. Darahdalam tabung kultur dipindahkan kedalam tabungsentrifus. Tabung kultur kemudian disentrifusdengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit.Supematan dibuang dan sisakan 1-2 mL dandigoyangkan agar tidak terjadi gumpalan. Kemudianpada endapan ditambahkan larutan carnoy (methanol: asam asetat = 1: 3) sebanyak 4 ml dandihomogenkan dengan vortex kemudianditambahkan lagi larutan carnoy hingga volumemencapai 10 mL dan digoyangkan hingga homo gen.Larutan disentrifus kembali dengan kecepatan 1500rpm selama 10 menit. Supematan dibuang dansisakan 1-2 mL dan digoyangkan agar tidak terjadi

gumpalan. Kemudian pada endapan ditambahkanlarutan carnoy hingga 10 mL dan dihomogenkan.Diulangi langkah tersebut beberapa kali hinggadiperoleh supematan yang jemih dan endapan sellimfosit berwarna putih.

2.4. Pembuatan preparat

Sebelum dibuat preparat tabung disentrifusdengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit dansupematan dibuang hingga hanya tersisa endapandan sedikit supematan. Diambil sebanyak 35 J.tLdariendapan limfosit dan supematan kemudianditeteskan di atas gelas objek dengan mikropipet dandisimpan selama 48 jam pada suhu ruang kemudiandiwamai larutan Giemsa 4% selama 10 menit.

Preparat kemudian dikeringkan dan di tutup dengancover glass dan entellan.

2.5. Pengamatan preparatPreparat diamati dibawah mikroskop dengan

perbesaran 1000 kali dan dihitung jumlah disentrik,fragmen asentrik dan cincin yang ditemukan dari250-500 sel metafase tiap sampel.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini sampel darah dari

Sofiati Purnami dkk 479 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

Page 4: STUDI ABERASI KROMOSOM PADA PEKERJA RADIASI …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-477.pdfAberasi kromosom berkaitan erat dengan perubahan genetik yang ... Oleh karena

bahwa kelompok pekerja operator radioterapi danradiodiagnostik merupakan kelompok pekerja yanglebih lama terpapar radiasi dosis rendahdibandingkan kelompok pekerja yang lain. Fragmenasentrik adalah patahan dari lengan kromosom yangtidak mengandung sentromer (Gambar la).Sentromer adalah bagian yang menyempit danmembagi kromosom menjadi dua Iengan yaitulengan p pada bagian atas dan Iengan q dibagianbawah. Kromosom normal berjumlah 23 pasang dandapat dikelompokkan menjadi beberapa bentukberdasarkan letak sentromemya (Gambar 1b).

Penelitian Kasuba dkk [1] jugamenunjukkan bahwa tipe aberasi kromosom yangpaling banyak ditemukan pada pekerja rumah sakitdi Kroasia adalah fragmen asentrik. PenelitianKasuba dkk [7] lainnya juga menunjukkan fenomenayang sarna yaitu tipe aberasi kromosom yang palingbanyak ditemui pada pekerja rumah sakit di Kroasiayang terpapar sinar X dosis rendah secara kronisadalah fragmen asentrik

SEMINAR NASIONAL VIISDM TEKNOLOGI NUKLIR

YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

pekeIja radiasi sebanyak 34 donor diperoleh dari 5rumah sakit di pulau Jawa dan 1 rumah sakit diSumatera yang memiliki fasilitas radiodiagnostikdan radioterapi sedangkan kontrol diperoleh dari nonpekeIja radiasi. Masa keIja donor bervariasi yaitu 3­30 th sedangkan penerimaan dosis TLD atau filmbadge pekerja radiasi berkisar 0-10 mSv/th. Pekerjaradiasi kemungkinan terpapar radiasi gamma dansinar X. Sampel yang diperoleh dibagi kedalam 5kelompok yaitu dokter, perawat, fisikawan medis,operator radioterapi dan radiodiagnostik, sertakontrol. Jumlah sel metafase yang diamati tiapindividu adalah sebanyak 250-500 sel dan total selyang diamati adalah 9750 sel. Ditemukan satufragmen pada sampel dokter dan tiga fragmen padadua sampel yang berasal dari kelompok operatorradioterapi dan radiodiagnostik (Tabel 2).

Hasil penelitian menunjukkan bahwaaberasi kromosom yang ditemukan pada pekerjarumah sakit adalah fragmen asentrik dan tidakditemukan kromosom disentrik maupun kromosomcincin. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan

Tabel 2. Hasil pemeriksaan aberasi kromosom tak stabil pada 34 pekerja radiasi rumah sakitdan 4 kontrol

Kelompok

Dokter

Perawat

Fisikawan Medis

Operator

Kontrol

Jumlah Total SelJumJahJumlahJumlah

Sampel

DiamatiFragmenKromosomKromosomAsentrik

DisentrikCincin

4

1000100

3

750000

5

1250000

22

6250300

4

1500000

pam bar la. Sel metafase dengan fragmen asentrik Gambar 1b. Sel metafase dengan kromosomnormal

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BA TAN 480 Sofiati Purnami dkk

Page 5: STUDI ABERASI KROMOSOM PADA PEKERJA RADIASI …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2011-477.pdfAberasi kromosom berkaitan erat dengan perubahan genetik yang ... Oleh karena

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

Fragmen asentrik yang ditemukan pad apenelitian kemungkinan adalah patahan kromosomyang kromosomnya tidak membentuk disentrik ataudisebut sebagai aberasi kromosom tipe "breakdiscontinuity" seperti terlihat pada Gambar 2 [8].Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aberasikromosom tipe "break discontinuity" merupakantipe banyak ditemui pad a pekerja rumah sakit.Penelitian Gadhia dkk [9] menunjukkan bahwaaberasi kromosom tipe "breaJ(' adalah tipe yangpaling banyak ditemui pada pekerja radioterapi danradiodiagnostik, sama seperti hasil penelitan inibahwa "break" ditemukan pada kelompok operatorradioterapi dan radiodiagnostik.

INTER·ARMINTRA-ARM"BREAK"

INTERCHANGE INTRACHANGEINTRACHANGEDI$CONTINUITY

'JII'

£to~=: - ~rrtrlc-rinoinl.mltU:l"~

\"~~,~

~i::>

Neipracal ttllns1oca&iMI

J*iuntrlc tl'l~lo"paraunt.ricin~

Gambar 2. Beberapa Tipe Aberasi Kromosom [8]

Pada penelitian yang dilakukan tidakditemukan kromosom disentrik maupun kromosomcincin (ring). Tidak ditemukannya kromosomdisentrik dan cincin juga terjadi pada penelitianCardoso dkk [5]. Tidak ditemukannya kromosomdisentrik dan cincin kemungkinan disebabkan karenanilai dosis radiasi yang belum cukup untukmenginduksi terbentuknya disentrik maupun ring[5]. Kemungkinan lain jumlah sel metafase yangdiamati tiap individu sampel pada penelitian inikurang banyak sehingga belum ditemukankromosom disentrik atau cine in, terlebih mengingatbahwa untuk mengetahui keberadaan disentrikakibat paparan radiasi dosis rendah diperlukanpengamatan jumlah sel dalam jumlah yang sangatbesar [5]. Faktor lain yang menyebabkan tidakditemukan kromosom disentrik dan cincin adalah

bahwa mekanisme perbaikan DNA (DNA repair)pada sel bekerja lebih baik saat paparan dosis rendahsehingga tidak ditemui kromosom disentrik maupuncincin [1,7].

4. KESIMPULAN

Pemeriksaan aberasi kromosom tak stabil

pada 34 sampel pekerja radiasi rumah sakitmenunjukkan bahwa tipe aberasi kromosom yangditemukan adalah fragmen asentrik. Hal tersebutkemungkinan disebabkan oleh nilai dosis radiasi

yang belum cukup untuk menginduksi terbentuknyadisentrik maupun ring.

6. DAFTAR PUSTAKA

1. KASUBA, v., ROZGAJ, R., and A, JAZBEC.Chromosome Aberrations in Peripheral BloodLymphocytes of Croatian Hospital StaffOccupationally Exposed to Low Levels ofIonising Radiation, Arh Hig Rada Toksikol(2008) 59:251-259 ,

2, BAPETEN, Penyuluhan Peraturan PerundanganKeselamatan Nuklir, Jakarta (2002),

3. TUBIANA, M., The report to the FrenchAcademy of Science, Problems associated withthe effects of low dose of ionizing radiation, J,Radiation Protection (1998), 18, 243-248.

4. AKHADI, M" Dasar-dasar Proteksi Radiasi,Penerbit Rineka Cipta, Jakarta (2000).

5. CARDOSO, R.S., TAKAHASHI-HYODO, S"PEITL, P., GHIRALDI-NETO, T., andSAKAMOTO-HOJO, E.T., Evaluation ofChromosomal Aberrations, Micronuclei, andSister Chromatid Exchanges in HospitalWorkers Chronically Exposed to IonizingRadiation, Teratogenesis Carcinog, Mutagen(2001) 21:431-439.

6. IAEA, Cytogenetic Analysis for Radiation DoseAssessment, Technical Reports Series No, 405,IAEA, Vienna (2001).

7, KASUBA, v., ROZGAJ, R., and K, SENTIJA.,Chromosomal Aberration in Medical Staff

Occupationally Exposed to X-rays: A follow-upStudy, Arh Hig Radiat Toxicol (1998) 49(1):1-8.

8, SAVAGE, J.R.K., An Introduction toChromosomal Aberrations. Atlas Genet

Cytogenet Oncol Haematol, (1999).http:// AtlasGeneticsOnco logy.org/Deep/Chro maber.html, diakses tanggal4 Oktober 2010.

9. GADHIA, P.K., SHAH, N., NAHATA, S.,PATEL, S., PATEL, K., PITHAWALA, M., andD, TAMAKUWALA., Cytogenetic Analysis ofRadiotherapeutic and Diagnostic WorkersOccupationally Exposed to Radiations, Int J(2004) Hum Genet, 4(1): 65-69.

Sojiati Purnami dkk 481 Sekolah 7inggi Teknologi Nuklir-BATAN