Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

40
MAKALAH BIOLOGI REPRODUKSI TENTANG STRUKTUR PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI Disusun Oleh : Dena Putriyani Hasriani Betha Dwi Oviani Dosen Pembimbing : APRIZA WD, M.Keb

description

struktur makrokospi payudara

Transcript of Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

Page 1: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

MAKALAH BIOLOGI REPRODUKSI

TENTANG

STRUKTUR PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI

Disusun Oleh :

Dena PutriyaniHasriani

Betha Dwi Oviani

Dosen Pembimbing : APRIZA WD, M.Keb

Akademi Kebidanan MannaBengkulu Selatan

TA. 2010/2011

Page 2: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YMEBerkat limpahan rahmat

dan karunia-Nya, pada hari ini kamidapat menyelesaikan dengan tepat waktu makalah

dengan Judul “Struktur Payudara dan Fisiologi Laktasi” .Makalah disusun sebagai

tugas matakuliah Biologi Reproduksi

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami tujukan kepada pengasuh

matakuliah atas bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini. Kepada rekan-

rekan mahasiswa yang telah mendukung baik materi maupun imateri demi

terselesaikanya makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih semoga segala

bantuan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan YME.

Dan pada akhirnya kami mengharapkan materi dari makalah ini dapat

menberikan tambahan wawasan dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua,

Meskipun kami sadari makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk hal tersebut maka

kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan

makalah ini.

ii

Page 3: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………….. iKata Pengantar ……………………………………………………………….. iiDaftar Isi ……………………………………………………………….. iii

BAB I. Pendahuluan …………………………………………………………... 11.1. Latar Belakang ……………………………………………….. 11.2. Rumusan Masalah ……………………………………………….. 11.3. Tujuan ……………………………………………….. 1

Bab II. Struktur Payudara dan Fisiologi Laktasi………………………………... 22.1. Anatomi Payudara………………………………………………….. 22.2. Struktur Makropis dan Mikropis ........……………………………… 32.3. Tahap-tahap Perkembangan Payudara.……………………………… 52.4. Perubahan Fisik Payudara selama Kehamilan dan Menyusui ……… 92.5. Kolostrum ........................................……………………………… 112.6. Fisiologi Laktasi ..............................……………………………… 13

BAB III. Penutup ………………………………..……………………………… 23

Daftar Pustaka

iii

Page 4: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelenjar mamae / payudara (buah dada) adalah perlengkapan organ

refroduksi pada wanita dan mengeluarkan air susu. (pada organ laki – laki)

kelenjar ini budi menter). Bentuk buah dada cembung kedepan dengan putting

ditengahnya, yang terdiri atas kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua

payudara terletak dibawah kulit dan diatas otot dada merupakan perubahan dari

kelenjar payudara, kelenjar susu dapat membentangkan dari sekitar lipatan paha

sampai dada.

Payudara dewasa bertnya kira-kira 200 grm, yang kiri umumnya lebih

besar dari yang kana. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 grm

dan pada ibu menyusui 800grm selama 9 bulan kehamilan, jaringan payudara

tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru

lahir.

a.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur anatomi payudara wanita ?

2. Bagimana struktur makroskopis dan mikroskopis payudara wanita ?

3. Bagaimana tahap perkembangan payudara ?

4. Apa yang dimaksud dengan kolostrum ?

5. Bagaimana Fisiologi Laktasi ?

a.3. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :

- Agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan mengenal lebih dalam

lagi tentang payudara.

- Dan apa yang kita pelajari dan amati bisa membantu kepada setiap orang

yang bermasalah dalam organ mamaenya masing-masing.

Halaman | 1

Page 5: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

BAB II

Struktur Payudara dan Fisiologi Laktasi

2.1. Anatomi Payudara

Kelenjar mama atau payudara (buahdada) adalah perlengkapan pada organ

reproduksi pada wanita dan mengeluarkan air susu. Pada laki-laki kelenjar ini

disebut juga rudimenterdimana buah dada terletak di dalam fasia superfisialis di

daerah pektoral antara sternum dan axila dan melebar dari kira-kira iga kedua atau

ketiga sampai ke iga keenam atau ketujuh. Berat dan ukuran buahdada berbeda

antara inidivu satu dengan yang lain. Pada masa pubertas membesar, dan

bertambah besar selama hamil dan sesudah melahirkan, dan menjadi atrofik pada

usia lanjut.

Bentuk buahdada cembung ke depan dengan putting di tengahnya, yang

terdiri atas kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua. Konstituen utama

payudara adalah sel kelenjar disertai duktus terkait serta jaringan lemak dan

jaringan ikat dalam jumlah bervariasi. Payudara dibagi menjadi bagian atai lobus

Halaman | 2

Page 6: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

oleh septum fibrosa, yang berjalan dari belakang puting payudara ke arah otot

pektoralis.

2.2. Struktur Makropis dan Mikropis

2.2.1. Struktur Makropis

Ada tiga bagian utama payudara, yaitu :

1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar

2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah

3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.

Gambar. Struktur Makropis Payudara

Puting payudara dikelilingi oleh areola, suatu daerah berpigmen yang

ukurannya bervariasi, yang bertambah gelap saat hamil serta kaya akan pasokan

pembuluh darah dan serat saraf sensorik. Disekitar puting payudara terdapat

tuberkel Montgomeri, kelenjar sebasea yang mengalami hipertrofi dan menjadi

menonjol saat hamil, menghasilkan pelumas dan memberi perlindungan.

Pemakaian sabun dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko kerusakan

puting payudara, terutama kekeringan dan retak. Kepekaan puting payudara dan

daerah di sekitarnya sangat meningakt segera setelah persalinan. Persiapan

menyebabkan influks implus saraf aferen ke hipotalamus yang mengontrol

laktasi dan perilaku ibu.

Bentuk-bentuk Puting Susu

Halaman | 3

Page 7: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

1. Puting susu menonjol

Puting menonjol dan keluar, tipe ini mudah untuk dihisap bayi.

2. Puting susu besar

Tipe ini paling mudah dihisap bayi, meski demikian adakalanya karena

ukuran yang besar menimbulkan keraguan bayi untuk menghisapnya.

3. Puting datar

Puting susu menonjol dan keluar, namun permukaannya datar, puting

yang susah dihisap bayi.

4. Puting susu terbenam

Puting susu seolah terbenam di dalam payudara, tipe puting ini yang

paling susah dihisap bayi.

Penyebab puting susu terbenam

a. Kurangnya perawatan payudara sejak dini

b. Kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan payudara

Namun, bentuk-bentuk puting ini tidak selalu berpengaruh pada proses

laktasi, karena pada dasarnya bayi menyusu pada payudara ibu bukan pada

puting. Pada beberapa kasus dapat terjadi dimana putting tidak lentur,

terutama pada bentuk puting tebenam, sehingga butuh penanganan khusus.

Halaman | 4

Page 8: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

2.2.2. Struktur Mikropis

Gambar. Struktur Mikropis Payudara

Di dalam badan payudraa terdapat bangunan yang disebut alveolus, yang

merupakan tempat air susu diproduksi. Dari alveolus ini Air Susu Ibu (ASI)

dialirkan ke dalam saluran kecil (diktulus) beberapa saluran kecil bergabung

membentuk saluran yang lebih kecil ( duktus). Di bawah areola, saluran yang

besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus latiferus. Akhirnya semua

saluran yang besar ini memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam

dinding alveolus maupun saluran, terdapat otot polos yang bila berkontraksi

dapat memompa ASI keluar.

Masing-masing dari 15 sampai 20 lobus, yang dipisahkan oleh jaringan

ikat, mengandung jaringan glandular yang tersusun sebagai suatu sistem duktus-

alveolus. Sel sekretorik alveolus berkelompok-kelompok seperti buah anggur di

sekitar sistem duktus yang bercabang-cabang, yang menyatu membentuk duktus

laktiferosa utama menuju puting payudara. Duktus laktiferosa melebar

membentuk ampula atau sinus, tepat di dasar puting payudara dan terbuka ke

eksterior melalui duktus ejektorius.

2.3. Tahap-tahap Perkembangan Payudara

Halaman | 5

Page 9: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

Saat lahir, payudara sebagian besar terdiri atas duktus laktiferus dengan

sedikit, jika ada alveoli. Kelenjar mammae yang rudimeter ini memiliki sedikit

fungsi sekretorik (air susu palsu) dalam beberapa hari setelah lahir. Sekresi

payudara pada masa nenatal terjadi akibat kadar prolaktin yang tinggi pada bayi

baru lahir setelah pajanan payudara janin sebelumnya terhadap konsentrasi

estrogen plasenta yang tinggi selama kehamilan. Setelah estrogen plasenta hilang

dari sirkulasi nenatal, payudara memasuki fase tenang sampai pubertas.

Dalam tahapan perkembangan payudara Usia bisa bervariasi tergantung

pada kelompok etnis dan genetika.

a. Tahap 1: usia 8-12: Nipple ketinggian saja. Ini adalah rentang usia yang luas,

tetapi kita semua berbeda. Mula-mula satu-satunya hal yang akan terjadi

adalah bahwa puting susu Anda akan menonjol sedikit.

b. Tahap 2: usia 13: Sekitar setahun kemudian, Anda akan membentuk tunas

payudara. Tahap ini disebut "tunas"; areola (itu adalah daerah gelap sekitar

puting) akan mendapatkan sedikit lebih besar.

c. Tahap 3: usia 14: Satu tahun kemudian, payudara Anda akan mulai

mendapatkan lebih tinggi dan areola akan melebar lebih lanjut.

d. Tahap 4: age15-16: ukuran payudara Anda mungkin akan tetap tidak

berubah, atau mendapatkan lebih penuh. Juga payudara Anda akan mulai

terbentuk. Puting susu Anda akan tetap keluar dan bisa membentuk gundukan

sekunder.

e. Tahap 5: usia 17-19: payudara Anda akan mendapatkan lebih penuh dan

Anda akan mencapai ukuran payudara dewasa akhir.

Halaman | 6

Page 10: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

Payudara seorang wanita, akan mengalami dua tahap perkembangan.

Tahap pertama terjadi saat seorang gadis memasuki masa pubertas.  Tahap

kedua terjadi saat seorang wanita mengalami kehamilan.

Perkembangan payudara selama pubertas terjadi dalam dua fase:

1. Fase estrogen

2. Fase progesteron

1. Fase Estrogen

Fase pertama perkembangan payudara yang disebut fase estrogen,

terjadi dua tahun sebelum menstruasi dimulai. Estrogen – bersama dengan

prolactin dan hormon pertumbuhan – merangsang seluruh bagian utama

payudara untuk tumbuh, termasuk kelejar susu, saluran air susu, jaringan

konektif, dan jaringan lemak. Tubuh belum memproduksi progesteron,

karena progesteron bersifat bersaing dengan estrogen dan akan

menghambat  tahap perkembangan payudara ini.

2. Fase Progesteron

Fase akhir perkembangan payudara yang disebut sebagai fase

progesteron, dimulai setelah mendapat menstruasi pertama. Setelah

mengalami ovulasi pertama kali, tubuh mulai memproduksi progesteron

selama fase Luteal yaitu hari ke 15 sampai ke -28 siklus menstruasi.

Halaman | 7

Page 11: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

Progesteron bekerja bersama dengan estrogen, prolactin, dan hormon

pertumbuhan dalam menyempurnakan perkembangan payudara anda.

Progesteron memacu tahap akhir pembentukan kelenjar susu, termasuk

pertumbuhan alveoli – kantong kosong tempat membuat air susu.

Keseluruhan proses perkembangan payudara berlangsung selama tiga sampai

empat tahun dan biasanya sempurna sebelum usia 16 tahun.

Payudara laki-laki juga berkembang. Sekitar dua pertiga anak laki-laki

mendapat pengalaman pertumbuhan payudara, berlangsung beberapa bulan

sampai dua tahun, selama pubertas. Hal ini dikenal dengan istilah

gynecomastia dan terjadi sampai seorang anak laki-laki memproduksi cukup

banyak testosteron untuk melawan efek estrogen pada sistem tubuhnya.

Pada onset pubertas, estrogen ovarium menginduksi pertumbuhan

sistem duktus laktiferus. Duktus-duktus ini bercabang-cabang selama

pertumbuhannya dan ujung duktus ini membentuk massa sel kecil dan padat.

Struktur ini akan membentuk aveolu lobular. Payudara dan alveoli kemudian

membesar. Saat menarke, sekresi esterogen dan progesteron siklik dimulai

dan akan terjadi fase tambahan pada pertumbuhan duktus dan lobulus yang

rudimeter. Kortikosteroid adrenal selanjutnya akan meningkatkan

perkembangan duktus. Payudara terus membesar selama beberapa waktu

setelah menarke akibat timbunan lemak dan jaringan ikatan bahan.

Deferensiasi dan pertumbuhan akhir payudara tidak akan terjadi sampai

kehamilan.

Pertumbuhan dan perkembangan payudara dapat dibagi menjadi empat

fase : istirahat, perkembangan (kehamilan), sekresi susu (laktasi), dan

involusi. Saat lahir, struktur hanya sebuah puting payudara dan beberapa

duktus rudimenter, dengan sedikit atau tanpa alveolus yang mencerminkan

asal evolusi dari modifikasi kelenjar keringat apokria. Sampai pubertas, satu-

satnya perkembangan yang terjadi mungkin adalah percabangan duktus.

Terjadi penurunan insiden kanker payudara pada populasi yang banyak

mengonsumsi fito-estrogen (senyawa mirip-esterogen yang berasal dari

Halaman | 8

Page 12: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

tumbuhan). Diperkirakan fito-esterogen merangsang perkembangan sel

payudara pada masa anak dan pubertas sebelum kehamilan. Sel yang

berdiferensiasi baik ini mungkin lebih resiten terhadap pembentukan tumor

(Adlecreutz, 1995).\

Payudara dikatakan belum berkembang penuh,  sampai pada

kehamilan, melahirkan dan menyusui. Perubahan payudara selama

kehamilan utamanya dipicu oleh progesteron.

Progesteron menyebabkan payudara dan areola membesar dengan

cepat. Seperti halnya kelenjar dan saluran air susu bertambah ukurannya,

payudara akan mengurangi simpanan lemaknya untuk membuat ruang bagi

‘pabrik susu’ yang baru.

Meskipun level prolactin meningkat setelah delapan bulan kehamilan,

progesteron mencegah produksi air susu sampai melahirkan. Kemudian level

prolactin mencapai puncak, sementara estrogen, progesteron dan hormon

pertumbuhan turun drastis, laktasi atau produksi air susu pun terjadi.

Setelah menyapih anak, kelenjar dan saluran air susu kembali

mengecil ke ukuran semula, namun bisa tetap lebih besar ataupun justru

mengecil, karena tidak semua jaringan lemak yang hilang kembali lagi.

Jaringan konektif yang telah teregang untuk mengakomodasi pertumbuhan

payudara juga meninggalkan masalah: payudara melorot.

Tumbuh kembang payudara wanita, dipengaruhi oleh

serangkaianhormon pertumbuhan payudara: estrogen, progesteron, dan

prolaktin.

Estrogen merupakan hormon paling bertanggung jawab terhadap

pertumbuhan payudara; karenanya estrogen pada level yang memadai

merupakan langkah pertama untuk mendapatkan payudara yang lebih besar

secara alami.

2.4. Perubahan Fisik Payudara selama Kehamilan dan Menyusui

Halaman | 9

Page 13: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

Selama kehamilan, payudara membesar dan menjadi lebih lembek,

terutama pada paruh waktu pertama kehamilan. Periode paling cepat

perkembangan payudara terjadi pada delapan minggu pertama kehamilan. Seiring

perkembangan kehamilan, payudara menjadi lebih kencang dan lebih nodular

(jawa: mrengkel-mrengkel) karena mempersiapkan produksi air susu. Kelenjar

Montgomery di sekitar areola (area berwarna gelap disekitar putting) menjadi

lebih gelap dan lebih menonjol, areal pun semakin gelap.

Puting menjadi lebih besar dan lebih tegang karena persiapan produksi air

susu. Pembuluh darah dalam payudara membesar membawa estrogen yang

merangsang perkembangan saluran air susu serta membawa progesteron yang

menyebabkan jaringan kelenjar mengembang. Prolaktin, satu hormon yang

diproduksi kelenjar piyuitary, memulai peerkembangan kelenjar mammary dan

memicu produksi air susu (laktasi).

Setelah kelahiran, tingkat estrogen dan progesteron berkurang dan

produksi prolaktin pun turun. Payudara biasanya akan mulai memproduksi air

susu tiga sampai lima hari setelah kelahiran. Selama waktu tersebut, sebelum air

susu diproduksi, tubuh memproduksi kolostrum, satu cairan yang mengandung

antibodi untuk membantu melindungi bayi dari infeksi.

Sebagian dokter percaya bahwa kolostrum juga mengurangi peluang bayi

menderita asma dan alergi lainnya. Dalam beberapa hari, sistem kekebalam tubuh

bayi akan berkembang dan bayipin tidak lagi memerlukan kolostrum.

Hormon lain yang bertanggungjawab terhadap produksi air susu adalah

oxytoci, pemicu air susu yang telah diproduksi prolaktin. Saat bayi menyusu pada

payudara ibunya, oxytocin membawa air susu keluar melalui puting.

Hisapan bayi memberi sinyal untuk membuat lebih banyak air susu

(dengan prolaktin) dan menyalurkan lebih banyak air susu (dengan oxytocin).

Tubuh ibu juga memproduksi serangkaian hormon lain (insulin, thyroid, cortisol)

yang sangat berguna bagi bayi. Tubuh wanita akan terus memproduksi air susu

sampai dia menghentikannya (menyapih), produksi air susu benar-benar berhenti

setelah beberapa bulan kemudian.

Halaman | 10

Page 14: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

Semua metabolisme yang begitu rumit tersusun dengan sangat indah.

Tiada lain, semua itu kita sadari sebagai sebuah keangungan dan kecintaan Tuhan

kepada kita, khususnya kaum hawa.

2.5. Kolostrum

Air susu ibu (ASI) suatu cairan lemak dalam larutan protein, karbohidrat

dan garam-garam mineral yang dihasilkan oleh kedua belah kelenjar payudara

ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Sedangkan ASI eksklusif atau lebih tepat

pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa

tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan

tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur

nasi, dan tim. Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat

bila bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya

Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti-infeksi

dan berprotein tinggi. “Cairan emas “ yang encer dan seringkali berwarna kuning

atau dapat pula jernih ini lebih menyerupai darah daripada susu, sebab

mengandung sel hidup yang menyerupai “ sel darah putih “ yang dapat

membunuh kuman penyakit.

Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang

tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran

pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang.

Kolostrum lebih banyak mengandung protein, zat anti-infeksi 10-17 kali lebih

banyak. Kadar karbohidrat dan lemak rendah dibandingkan dengan ASI yang

matang. Total energi lebih rendah jika dibandingkan susu matang. Volume

kolostrum antara 150-300 ml/24 jam. Kolostrum harus diberikan pada bayi.

Kolostrum berasal dari bahasa latin adalah susu yang dihasilkan oleh

kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan dan beberapa hari setelah kelahiran

bayi. Kolostrum warnanya kekuningan dan kental penting bagi bayi karena

mengandung banyak gizi dan zat-zat pertahanan tubuh.

Halaman | 11

Page 15: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

Kolostrum (196) mengandung banyak karbohidrat, protein, anti body dan

sedikit lemak (yang sulit dicerna bayi) bayi memiliki sistem pencernaan kecil dan

kolostrum memberinya gizi dalam konsentrasi tinggi. Kolostrum juga

mengandung zat yang mempermudah bayi membuang air besar pertama kali yang

disebut meconium. Hal ini membersihkannya dari Bilirubin, yaitu sel darah merah

yang mati yang diperoduksi ketika kelahiran.

Kolostrum adalah cairan prasusu yang dihasilkan oleh ibu dalam 24 – 36

jam pertama setelah melahirkan (paska persalinan) kolestrum mensuvlei beberapa

faktor kekebalan (Faktor imun) dan faktor pertumbuhan pendukung kehidupan

dengan kombinasi zat gizi (nutrien) yang sempurna untuk mejamin kelangsungan

hidup, pertumbuhan, dan kesehatan bagi bayi yang baru lahir.

Namun karena kolostrum manusia tidak selalu ada, maka kita harus

bergantung pada sumber lain. Ada lebih dari 90 bahan Bioaktif Alam dalam

kolostrum komponen utamanya dikelompokan menjadi 2 yaitu : faktor umum dan

faktor pertumbuhan. Kolostrum juga mengandung berbagai jenis vitamin,

mineral, dan asam amino yang seimbang. Semua unsur ini bekerja secara sinergis

dalam memulihkan dan menjaga kesehatan tubuh.

Penelitian secara medis menunjukan bahwa kolostrum :

- Mempunyai faktor imunitas yang kuat (Immunoglobium, lactoferm,

Cytokines, Lactalbumein, Glicoprotein, dan lain-lain) yang membantu

melawan virus, bakteri, jamur, alergi dan Toksin.

- Membantu mengatasi berbagai masalah usus, Autoimaunitas, Arthiritis,

Alergi Hip.

- Membantu menyeimbangkan kadar gula dalam darah dan sangat bermanfaat

bagi penderita diabetes.

- Kaya akan kandungan T9F-B yang mendukung terapi penderita kanker

pembentukan tulang dan mencegah penyakit Herpes. Mengandung

Imunoglobulin dan telah terbukti sebagai Anti Virus, Anti Bakteri, Anti

Jamur, dan Anti Toksin.

Halaman | 12

Page 16: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

2.6. Fisiologi Laktasi

2.6.1. Produksi ASI

Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu,

dan berakhir ketika mulai menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon

esterogen dan progesteron yang membantu maturasi alveoli. Sedangkan

hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI.

Dalam fisiologi laktasi prolaktin suatu hormon yang disekresi oleh

glandula pituitari anterior, penting untuk produksi air susu ibu, tetapi walupun

kadar hormon ini di dalam sirkulasi maternal meningkat selama kehamilan,

kerja hormone ini dihambat oleh hormone plasenta. Dengan lepas atau

keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan, maka kadar estrogen dan

progesteron berangsur-angsur turun sampai tingkat dapat dilepaskannya dan

diaktifkannya prolaktin.

Terjadi peningkatan suplai darah yang beredar lewat payudara dan

dapat diekstrasi bahan penting untuk pembentukan air susu. Globulin,lemak

dan molekul-molekul protein dari dasar sel-sel sekretoris akan

membengkakkan acini dan mendorongnya menuju ke tubuli laktifer.

Peningkataan kadar prolaktin akan menghambat ovulasi dan dengan

demikian juga mempunyai fungsi kontrasepsi,tetapi ibu perlu memberikan air

susu 2 sampai 3 kali setiap jam agar pengaruhnya benar-benar efektif. Kadar

prolaktin paling tinggi adalah pada malam hari dan penghentian pertama

pemberian air susu dilakukan pada malam hari, yang biasanya memang

demikian, maka metode-metode kontrasepsiyang lebih reliabel harus dipakai

apabila ingin mengindari kehamilan.

Halaman | 13

Page 17: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

Gambar. Proses produksi ASI/ refleks prolaktin

Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi

ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar

estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca

persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada terdapat dua reflek yang

berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat

perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.

1. Refleks prolaktin

Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk

membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas dikarenakan

aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih

tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya

fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang.

Halaman | 14

Page 18: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena

ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.

Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla

spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat

sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu

sekresi prolaktin.

Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior

sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang

berfungsi untuk membuat air susu.

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan

setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak

akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran

air susu tetap berlangsung.

Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi

normal pada minggu ke 2 – 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin

akan meningkat dalam keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis,

anastesi, operasi dan rangsangan puting susu

2. Refleks aliran

Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,

rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior

(neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran

darah, hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi.

Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari

alveoli dan masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui

duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.

Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi,

mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui

bayi.

Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress,

seperti: keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.

Halaman | 15

Page 19: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi

1. Refleks menangkap (rooting refleks)

Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh

ke arah sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka

bayi akan membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu.

Gambar. Rooting reflek

2. Refleks menghisap

Gambar. Reflek Menghisap

Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh

oleh puting. Agar puting mencapai palatum, maka sebagian besar

areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan demikian sinus laktiferus

Halaman | 16

Page 20: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan palatum

sehingga ASI keluar.

3. Refleks menelan

Gambar. Reflek menelan

Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia

akan menelannya.

Pada akhir kehamilan, terjadi sekresi cairan jernih kekuningan

yang disebut kolustrum yang mengandung imunoglobulin, produksi

kolustrum terus meningkat pasca persalinan dan digantikan dengan

produksi ASI. Kadar estrogen menurun dengan cepat 48 jam pasca

persalinan sehingga memungkinkan berlangsungnya aktivitas hPr

terhadap sel alveolus untuk inisiasi dan mempertahankan proses

laktasi.

Proses laktasi semakin meningkat dengan isapan pada

payudara secara dini dan sering oleh karena secara reflektoar, isapan

tersebut akan semakin meningkatkan kadar hPr Emosi negatif

[kecemasan ibu bila ASI tak dapat keluar] menyebabkan penurunan

sekresi prolaktin melalui proses pelepasan prolactine-inhibiting factor

(dopamin) dari hipotalamus.

Halaman | 17

Page 21: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

Pada hari ke 2 dan ke 3 pasca persalinan, hPr merangsang

alveolus untuk menghasilkan ASI. Pada awalnya, ASI menyebabkan

distensi alveolus dan ductus kecil sehingga payudara menjadi tegang.

2.6.2. Pengeluaran air susu (oksitosin)

Dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan air susu dari sel-sel

sekretorik ke papilla mammae

Gambar. Sel mioepitelial sekitar villi yang sebagian berisi ASI

Keluarnya ASI terjadi akibat kontraksi sel mioepitelial dari alveolus

dan ductuli (gambar atas) yang berlangsung akibat adanya reflek ejeksi ASI.

Halaman | 18

Page 22: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

Gambar. Reflek ejeksi ASI

Reflek ejeksi ASI diawali hisapan oleh bayi → hipotalamus →

hipofisis mengeluarkan oksitosin kedalam sirkulasi darah ibu ( gambar

atas).Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi sel mioepitelial dan ASI

disalurkan kedalam alveoli dan ductuli → ductus yang lebih besar →

penampungan subareolar.

Oksitosin mencegah keluarnya dopamin dari hipotalamus sehingga

produksi ASI dapat berlanjut. Emosi negatif dan faktor fisik dapat

mengurangi reflek ejeksi ASI, tugas perawatan pasca persalinan antara lain

meliputi usaha untuk meningkatkan keyakinan seorang ibu bahwa dia mampu

untuk memberikan ASI kepada bayinya.

1. Tekanan dari belakang

Tekanan globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong

globuli tersebut ke dalam tubuli laktifer dan pengisapan oleh bayi akan

memacu sekresi air susu lebih banyak.

2. Refleks neurohormonal

Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama

akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat di dalam glandula

Halaman | 19

Page 23: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

pituitaria posterior.akibat langsung refleks ini adalah dikeluarkannya

oksitosin dari pituitari posterior : hal ini akan menyebabkan sel-sel

miopitel (sel keranjang atau sel laba-laba) di sekitar alveoli akan

berkontraksi dan mendorong air susu masuk kedalam pembuluh lactifer

dan dengan demikian lebih banyak air susu yang mengalir ke dalam

ampulla. Refleks ini dapat dihambat oleh adanya rasa sakit,misalnya

jahitan perineum. Dengan demikian penting untuk menempatkan ibu

falam posisi yang nyaman, santai dan bebas dari rasa sakit terutama pada

jam-jam menyusukan anak.

Sekresi oksitosin yang sama juga akan menyebabkan otot uteus

berkontraksi dan membantu involusi uterus selama puerperium (masa

nifas).

2.6.3. Pemeliharaan Laktasi

Penyediaan berlangsung terus sesuai kebutuhan. Apabila bayi tidak

disusukan,maka tidak akan dimulai penyediaan air susu. Apabila seorang ibu bayi

kembar menyusukan kedua bayinya bersama, maka penyediaan air susu akan

tetap cukup untuk kedua bayi tersebut. Maka sering bayi disusukan, penyediaan

air susu ibu juga makin baik.

Dua faktor penting untuk pemeliharaan laktasi tersebut adalah :

1. Rangsangan

Bayi yang minum air susu ibu perlu sering menyusui, terutama pada

hari-hari neonatal awal. Penting bahwa bayi difiksasi pada payudara dengan

posisi yang benar apabila diinginkan untuk meningkatkan rangsangan yang

tepat. Rangsangan gusi bayi sebaiknya berada pada kulit areola,sehingga

tekanan diberikan kepada ampula yang ada dibawahnya sebagai tempat

tersimpannya air susu. Dengan demikian bayi minum dari payudara,dan bukan

dari papilla mammae. Apabila ibu mengeluh rasa sakit, maka bayi tidak

terfiksasi secara baik.

Halaman | 20

Page 24: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

Sebagai respons terhadap pengisapan, prolaktin dikeluarkan dari

glandula pituitasi anterior dan demikian memacu pembentukan air susu yang

lebih banyak. Apabila karena suatu alasan tertentu bayi tidak dapat menyusu

sejak awal,maka ibu dapat memeras air susu dari payudaranya dengan tangan

atau menggunakan pompa payudara. Tetapi pengisapan oleh bayi akan

memberikan rangsangan yang jauh lebih besar dibandingkan denagn kedua

cara tersebut.

Fiksasi

Fiksasi bayi (yaitu aposisi yang benar antara lidah dengan gusi bayi

terhadap papilla dan areola mammae ibu) merupakan seni yang perlu

dipelajari oleh peserta didik sebelum mereka mencoba melatih ibu-ibu muda.

Ibu, bayi dan bidan yang mengajari perlu menemukan posisi yang nyaman

untuk mencapai maksud ini, dan mungkin perlu mencoba posisi yang berbeda-

beda.

2. Pengosongan payudara secara sempurna

Sebaiknya mengosongkan satu payudara sebelum diberikan payudara

yang lain. Apabila bayi tidak mengosongkan payudara yang kedua, maka pada

pemberian air susu yang berikutnya payudara kedua ini yang diberikan

pertama kali. Atau bayi mungkin sudah kenyang dengan satu payudara, maka

payudara yang kedua digunakan pada pemberian air susu berikutnya. Apabila

diinginkan bayi benar-benar puas (kenyang), maka bayi perlu diberikan baik

air susu pertama (fore-milk) maupun air susu kedua (hind-milk) pada saat

sekali minum. Hal ini hanya dapat dicapai dengan pengosongan sempurna

pada satu payudara.

Penting bahwa bayi minum air susu apabila ia menginginkannya dan

selama ia ingin minum, maka penyediaannya jangan sampai tidak cukup atau

berlebihan. Apabila air susu yang diproduksi tidak dikeluarkan maka laktasi

akan tertekan (mengalami hambatan) karena terjadi pembengkakan alveoli

dan sel keranjang tidak dapat berkontraksi. Air susu ibu tidak dapat dipaksa

masuk kedalam ductus lactifer. Tidak terlalu ditekankan disini bahwa

Halaman | 21

Page 25: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

memberikan air susu ibu saat dibutuhkan dan melakukan stripping payudara

setiap menyusukan anak juga penting untuk memelihara laktasi. Rutinitas dan

pola minum air susu ibu akan terbentuk dan minumnya akan lebih jarang

apabila laktasi telah berfungsi penuh.

Halaman | 22

Page 26: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Jaringan payudara terentang dari sekitar iga ke 2 sampai ke 6 (Bergantung pada

kostur). Pertumbuhan dan perkembangan payudara dapat dibagi dalam afasec :

istirahat, perkembangan (kehamilan, sekresi susu (laktasi), dan invousi.

Pada awal kehamilan, ukuran payudara dan pigmentasi Aerola meningakt

Tuberkel Montgomery membesar dan puting payudara menjadi tegak. Aliran darah ke

payudara berlipat dua sehingga pembuluh darah menjadi jelas, dan kulit mungkin

tampak seperti marmer tpaslusen.

Struktur buah dada teridiri atas bahan kelenjar susu atau jaringan lemak, cairan

susu / kolostrum yang dihasilkan oleh ibu dalam 24 – 35 jam pertama setelah

melahirkan mengandung banyak gizi dan zat – zat pertahanan tubuh.

3.2. Saran

- Bagi ibu menyusui perawatan puting susu merupakan hal yang sangat penting

sehingga harus dibersihkan.

- Sebagai seorang wanita harus menjaga organ reproduksi terutama payudara.

Halaman | 23

Page 27: Struktur Payuyudara Makroskopi Dena

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F.G., et all. 2005. William Obstetrcs. 22nd Edition. Chapter 39.pages

911-43. USA :McGRA-HILL.

Ebraim G.J, ASI, Yayasan Essentia Media, Jogyakarta, 1986

Lawrence, R.A.: Breast feeding. A guide for the medical profession. Second Edition. The

CV Mosby Company, Toronto, 1985.

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Tridasa Printer

Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 2. Hal 386-397. Jakarta : YBPSP

Halaman | 24