Struktur modal
-
Upload
throne-rush-indo -
Category
Presentations & Public Speaking
-
view
56 -
download
9
Transcript of Struktur modal
Manajemen Keuangan IManajemen Keuangan I
Kuliah XIIIStruktur Modal:1.Balancing Theories2.Personal tax3.Pecking Order Theory
1MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
Teori struktur modalTeori struktur modalTeori struktur modal menjelaskan ada
atau tidaknya pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, jika keputusan investasi dan kebijakan dividen dipegang konstan
Dengan kata lain, jika perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan utang (atau sebaliknya) apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya.
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
2
Teori struktur modalTeori struktur modalJika perubahan struktur modal tidak
merubah nilai perusahaan, maka tidak ada struktur modal yang terbaik (semua struktur modal adalah baik)
Tapi, jika merubah struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik
Yaitu, struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham yang akhirnya dapat memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
3
Teori struktur modalTeori struktur modalModal yang digunakan perusahaan
selalu mempunyai biaya, yaitu:Biaya eksplisit (nyata dan dibayar oleh
perusahaan)Biaya implisit (tidak nampak, bersifat
opportunistic atau disyaratkan pemodal)Untuk modal yang berbentuk utang,
maka biaya dana mudah diidentifikasi, yaitu biaya bunganya
Untuk modal sendiri, maka biaya dananya tidak nampak, tapi tidak berarti lebih murah dari biaya utang
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
4
Teori struktur modalTeori struktur modalBiaya modal (cost of capital) untuk
modal sendiri adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh pemilik dana sebelum menyerahkan dananya ke perusahaan.
Tingkat keuntungan ini belum tentu lebih kecil dari bunga pinjaman
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
5
Balancing TheoriesBalancing TheoriesTeori keseimbangan (balancing theories)
dimaksudkan untuk menyeimbangkan komposisi utang dan modal sendiri, yaitu pada kondisi:Pasar modal sempurna dan tidak ada pajakPasar modal sempurna dan ada pajak
Kondisi yang pertama tidak pernah dijumpai dalam dunia nyata (karena selalu ada pajak), namun pembahasan lebih mudah jika berawal dari hal ekstrim lalu asumsi-asumsi yang mendasarinya diperlonggar
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
6
Perfect market and no Perfect market and no taxtaxPasar modal sempurna adalah pasar
modal yang sangat kompetitif, karena:Tidak ada biaya kebangkrutanTidak ada biaya transaksi (no transaction
cost)Bunga pinjaman sama berlaku bagi
semua pihakTidak ada pajak penghasilan (income tax)Informasi sempurna (no asymetric
information)
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
7
Perfect market and no Perfect market and no taxtaxAsumsi lainnya:
Laba operasi yang diperoleh setiap tahunnya dianggap KONSTAN, dan TIDAK diperlukan penambahan modal kerja untuk menjalankan operasi perusahaan. Juga, dana penyusutan cukup untuk mengganti aktiva tetap yang disusutkan (berarti perusahaan TIDAK merubah keputusan investasinya)
SEMUA laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagikan sebagai dividen (tidak diperhitungkan kerumitan faktor kebijakan dividen)MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks8
Perfect market and no Perfect market and no taxtax
Utang yang digunakan bersifat permanen (utang yang jatuh tempo akan diperpanjang lagi). Asumsi ini untuk mempermudah perhitungan biaya utang (cost of debt) dan membuat antara utang dan modal sendiri dapat diperbandingkan (comparable)
Pergantian struktur utang dilakukan secara langsung, artinya jika perusahaan menambah utang, maka modal sendiri akan dikurangi (demikian sebaliknya)
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
9
Perfect market and no Perfect market and no taxtaxRumus :
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
Keterangan:S = nilai pasar modal sendiriE = laba per lembar saham (earning per
share) atau laba yang tersedia bagi pemilik perusahaan, maka dividen/lbr saham = laba/lbr saham
ke = biaya modal sendiri (cost of equity), yaitu tk. keuntungan yang disyaratkan pemilik modal
1 1tt
ek
ES
10
Perfect market and no taxPerfect market and no taxKarena n = ∞, maka rumus di atas dapat ditulis sbb:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
S
Eke
Sedang untuk kreditur, biaya modal yang disyaratkan dikenal sbg biaya utang (cost of debt):
B
Fkd
Dimana, kd = biaya utang, F = bunga utang yang diterima kreditur (yang dibayar perusahaan), B = nilai utang
Rumus ini muncul karena utang bersifat permanen, sehingga n = ∞
11
Perfect market and no Perfect market and no taxtaxJadi, biaya modal perusahaan, ko
(biaya modal rata-rata tertimbang = weigthed average cost of capital = WACC):
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
SB
Bk
SB
Skk deo
12
Perfect market and no Perfect market and no taxtax
Jadi, nilai perusahaan = V = B + SDengan demikian, jika nilai
perusahaan meningkat berarti biaya modal perusahaan menurun
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
Biaya modal perusahaan juga dapat dihitung sbb, dimana O =laba operasi dan V = nilai perusahaan:
V
Oko
13
PePendekatan Tradisionalndekatan TradisionalMenyatakan bahwa dalam pasar modal
yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai perusahaan (biaya modal perusahaan) dapat dirubah dengan cara merubah struktur modalnya (yaitu B/S)
Contoh: PT. A memiliki 100% modal sendiri, diharapkan memperoleh laba bersih per tahun Rp. 10 juta, jika ke = 20%, maka nilai perusahaan dan biaya modal perusahaan dapat dihitung
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
14
PePendekatan Tradisionalndekatan TradisionalO Laba bersih operasi Rp. 10 juta
F Bunga -
E Laba utk pemilik modal Rp. 10 juta
ke Biaya modal sendiri 0,20
S Nilai modal sendiri Rp. 50 juta
B Nilai pasar utang -
V Nilai perusahaan Rp. 50 juta
ko Biaya modal perusahaan:
= 0,2(50/50) + 0 (0/50) 0,20
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
Dapat pula dihitung dengan cara:ko = 10juta / 50 juta = 0,20
15
PePendekatan Tradisionalndekatan TradisionalJika misalnya, PT. A mengganti
sebagian modal sendiri dengan utang, dimana kd = 16%, bunga pinjaman = Rp. 4 juta. Dengan menggunakan utang, perusahaan lebih beresiko, karena itu ke naik, misal = 22%, laba operasi tidak berubah (Rp. 10 juta), maka nilai dan biaya modal perusahaan:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
16
PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional
Nilai perusahaan meningkat karena biaya modal perusahaan menurun menjadi 0,191
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
O Laba bersih operasi Rp. 10 juta
F Bunga Rp. 4 juta
E Laba utk pemilik modal Rp. 6 juta
ke Biaya modal sendiri 0,22
S Nilai modal sendiri Rp. 27,27 juta
B Nilai pasar utang Rp. 25 juta
V Nilai perusahaan Rp. 52,27 juta
ko Biaya modal perusahaan:
= 0,22(27,27/52,27) + 0,16 (25/52,27)
0,191
17
PePendekatan Tradisionalndekatan TradisionalJadi keadaan perusahaan menjadi
lebih baik setelah perusahaan menggunakan utang karena nilai perusahaan meningkat (atau biaya modal perusahaan menurun)
Jika, misalkan sebelum perusahaan gunakan utang, perusahaan memiliki 1.000 lembar saham, maka harga sahamnya rp. 50.000/lembar
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
18
PePendekatan Tradisionalndekatan TradisionalSetelah perusahaan mengganti
sebagian sahamnya dengan utang (yang diganti sebesar Rp. 25juta atau 500 lembar saham), maka nilai sahamnya naik menjadi Rp. 27,27juta/500 = Rp. 54.540/ lembar
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
19
Pendekatan Modigliani-Miller Pendekatan Modigliani-Miller (MM)(MM)Kedua ekonom ini berpendapat
bahwa nilai perusahaan yang memiliki utang lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak memiliki utang
Kenaikan nilai ini disebabkan oleh adanya penghematan pajak dari penggunaan utang
MM memiliki pendapat/preposisi struktur modal dengan pajak dan tanpa pajak
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
20
Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
MM mengajukan beberapa asumsi untuk membangun teorinya:Tidak ada pajakTidak ada biaya transaksiIndividu & perusahaan meminjam
pada tingkat yang samaProposisi 1: nilai setiap
perusahaan merupakan kapitalisasi laba operasi bersih yang diharapkan (NOI = EBIT)
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
21
Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
22
eUoUL k
EBIT
k
EBITVV
VL = nilai perusahaan jika gunakan utang
VU = nilai perusahaan jika gunakan tidak utang
ko = total biaya modal keU = biaya modal dari perusahaan
tidak gunakan utang (unlevered firm)
Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajakHal ini berarti MM berpendapat bahwa
struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan
Tingkat keuntungan dan risiko usaha (keputusan investasi)lah yang akan mempengaruhi nilai perusahaan, bukan keputusan pendanaan:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
23
V
B/S
VL = VU
Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajakJika ada 2 perusahaan dengan
struktur modal yang berbeda, tingkat keuntungan dan risiko keduanya sama, mempunyai nilai yang berbeda, maka akan terjadi proses arbitrase
Arbitrase tsb akan terjadi sampai nilai kedua perusahaan tsb sama
Proses arbitrase digambarkan dalam tabel berikut:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
24
Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
sefew
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
25
PROSES ARBITRASE A B
Laba 100 100
Bunga 0 40
Laba utk pemegang saham
100 60
ks (ke) 0,2 0,22
Vs (Ve) 500 272,33
kb (kd) 0 0,15
Vb (Vd) 0 266,67
WACC 0,2 0,19
Total Nilai perush (Vs+Vb)
500 539,4
Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajakMenurut MM, situasi di atas tidak akan
terjadi, yaitu dimana nilai perusahaan A = 500, sedang B = 540, karena proses arbitrase akan hilangkan perbedaan tsb
Investor dapat lakukan 2 alternatif: Alternatif 1: misal seorang investor
miliki 10% saham B. jadi penghasilannya = 10% x 60 = 6.
Investor ini menanggung risiko utang = 10% x 267 = 26,7% (karena miliki saham B)
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
26
Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajakAlternatif 2: Karena nilai perusahaan A
≠ B, investor lakukan langkah-langkah arbitrase berikut ini:
Jual saham B = 10% x 272 = 27,2 (peroleh kas masuk)
Pinjam 10% utang perusahaan B, peroleh kas masuk 10% x 267 = 26,7
Beli saham A = 10% x 500 = 50
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
27
Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajakInvestasi pada kedua alternatif
hasilkan keuntungan yang sama, risiko yang sama tapi modal alternatif ke-2 lebih kecil daripada alternatif 1
Maka investor akan memilih alternatif 2 (arbitrase) = berarti jual saham B & beli saham A
Proses arbitrase akan berlangsung terus sampai nilai perusahaan A = B
Pada situasi ini, akhirnya arbitrase tidak hasilkan keuntungan lagi
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
28
Proposisi 2: tanpa pajakProposisi 2: tanpa pajakTingkat keuntungan yang disyaratkan
untuk perusahaan yang gunakan utang, naik proporsional terhadap peningkatan rasio utang dengan saham
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 29
)( kbkoS
Bkoks
ks = tk.keuntungan yg disyaratkan (saham)
kb = tk.keuntungan yg disyaratkan (utang = tk.bunga)
ko = tk.keuntungan yg disyaratkan utk saham perusahaan tanpa utang
B/S = rasio utang dengan saham
Proposisi 2: tanpa pajakProposisi 2: tanpa pajakJika gunakan utang yang semakin
banyak, perusahaan bisa gunakan sumber modal yang lebih murah yang semakin besar, yang kemudian akan turunkan biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan (WACC), jika ks = konstan
Tapi, jika utang semakin meningkat, ks juga akan naik, akibatnya WACC akan konstan sehingga nilai perusahaan juga akan konstan
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
30
Proposisi 2: tanpa pajakProposisi 2: tanpa pajakContoh: ks = 15%, nilai pasar saham dengan
utang saham = 4.000; kb = 10%, ko=WACC = 15%. Jika perusahaan tingkatkan utangnya menjadi 8.000, berapa biaya modal saham yang baru?
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
31
%25%10%15
%)1015)(000.4/000.8(%15
)(
ks
ks
kbkoS
Bkoks
Proposisi 2: tanpa pajakProposisi 2: tanpa pajakBiaya modal rata-rata tertimbang
yang baru:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
32
Contoh diatas menunjukkan WACC tetap sama meski struktur modal diubah
Dengan kata lain, nilai perusahaan tetap sama
%15
3/203/25
%)10)(3/2(%)25)(3/1(
WACC
WACC
WACC
Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajakNilai perusahaan dengan utang = nilai
perusahaan + penghematan pajak karena bunga utang:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
33
kb
BkbTc
ko
TcEBITVL
TcBVUVL
..)1(
Tc = tk.pajak (perusahaan) B= besarnya utangks = tk.keuntungan yg disyaratkan
(saham)kb = tk.keuntungan utang ( tk.bunga)ko = tk.keuntungan yg disyaratkan utk
saham perusahaan tanpa utang
Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajakYaitu biaya modal saham akan meningkat
dengan semakin meningkatnya utangTapi penghematan dari pajak akan lebih
nesar daripada penurunan nilai karena kenaikan biaya modal saham, rumusnya:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 34
))(1( kbkoTcS
Bkoks
Rumus diatas berarti bahwa penggunaan utang yang semakin banyak akan meningkatkan biaya modal saham
Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajakTapi penggunaan utang yang lebih banyak,
berarti gunakan modal yang lebih murah (karena biaya modal utang < biaya modal saham), akan turunkan WACC (meski biaya modal saham naik)
Misal perusahaan U tidak gunakan utang (100% saham), EBIT U =rp. 10juta; ks U = 20%; Tc = 40%; maka nilai U =VU = rp. 10 juta (1 - 0,4)/0,2 =rp. 30 juta
Karena perusahaan tidak gunakan utang, maka WACC = ks = 20%
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
35
Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajakMisal perusahaan putuskan untuk gunakan
utang = rp. 20 juta, tk.bunga = 15%; maka nilai perusahaan:VL = VU + Tc.BVL = rp. 30juta+ (0,4 x rp. 20juta) = rp. 38 juta
Nilai saham = rp. 38juta – rp. 20juta = rp. 18 juta
Biaya modal pemegang saham setelah gunakan utang:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
36
%33,23)1520)(4,01)(18/20(20
))(1(
ks
kbkoTcS
Bkoks
Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajakWACC setelah gunakan utang:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
37
WACC setelah gunakan utang < WACC gunakan 100% saham = WACC =20% < 23,33%
Untuk mengecek konsistensi ini, nilai perusahaan dengan utang dan nilai saham dapat dihitung sbb:
%79,15
]33,23)38/30[()]4,01(15)38/20[(
])}/([{)}]1({)}9/[{
WACC
xxWACC
xksSBsTckbxSBBWACC
Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajakVL= EBIT (1 – Tc)/WACCVL= 10juta (1 – 0,4)/0,1579 = 38 jutaVs = laba bersih utk pemegang saham / ksVs = (EBIT – bunga – pajak)/ksVs = (10juta-(0,15x20juta) - 2,8 juta)/0,2333 =
18 jutaImplikasi teori MM: perusahaan sebaiknya
menggunakan utang sebesar-besarnya (misalnya 99%)
Tapi, kenyataannya tidak ada perusahaan yang memiliki utang sebesar itu
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
38
Pecking Order TheoryPecking Order TheoryBerbagai faktor yang telah dibahas
sebelumnya, seperti adanya corporate tax, biaya kebangkrutan, personal tax, menjelaskan mengapa perusahaan memiliki struktur modal tertentu
Penjelasan tersebut termasuk dalam lingkup balancing theories
Tujuan balancing theories adalah untuk menyeimbangkan manfaat & pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan utang
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
39
Pecking Order TheoryPecking Order TheoryTujuan balancing theories adalah untuk
menyeimbangkan manfaat & pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan utang
Sejauh manfaat yang diperoleh perusahaan masih lebih besar, utang akan ditambah
Tetapi jika pengorbanan sudah lebih besar perusahaan karena menggunakan utang, maka jumlah utang tidak boleh lagi ditambah
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
40
Pecking Order TheoryPecking Order TheoryTeori ini diperkenalkan oleh Myers and
Majluf (1984) yang menjelaskan keputusan pendanaan yang diambil oleh perusahaan dengan urutan preferensi sbb:Perusahaan memilih pendanaan internal
lebih dulu, diperoleh hasil laba operasional perusahaan
Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian dividen yang ditargetkan dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran dividen secara tiba-tiba
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
41
Pecking Order TheoryPecking Order TheoryKarena kebijakan dividen yang
konstan (sticky), digabung dengan fluktuasi keuntungan & peluang investasi yang tidak bisa diprediksi, menyebabkan aliran kas yang diterima perusahaan akan lebih besar daripada pengeluaran investasi pada saat-saat tertentu, akan lebih kecil pada saat yang lain. Jika kas lebih besar perusahaan akan membayar utang atau membeli SSB. Jika kas kecil, perusahaan akan menggunakan kas yang ada atau menjual SSBMAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks42
Pecking Order TheoryPecking Order TheoryJika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan menerbitkan SSB yang paling aman lebih dulu, yaitu obligasi, lalu obligasi konvertibel, saham istimewa (hybrid), lalu jika masih belum mencukupi diterbitkan saham sebagai alternatif terakhir
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
43
Pecking Order TheoryPecking Order TheorySesuai teori ini, tidak ada target debt to
equity ratio (rasio utang terhadap modal), karena ada dua jenis modal sendiri: internal (dari dalam perusahaan) dan eksternal (dari luar perusahaan)
Perusahaan lebih menyukai modal internal daripada modal eksternal, karena tidak perlu ‘membuka diri’ terhadap publik
Dana eksternal dalam bentuk utang (obligasi) lebih disukai daripada modal sendiri (saham) karena biaya emisi obligasi lebih rendah dari biaya emisi saham baru
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
44
Pecking Order TheoryPecking Order TheoryHal terjadi karena penerbitan saham
baru akan menurunkan harga saham lama
Kekhawatiran manajer akan penerbitan saham baru memberikan informasi yang ‘jelek’ ke investor
Hal ini timbul karena adanya ‘asimetri informasi’ antara manajemen (pihak dalam) dengan investor (pihak luar).
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
45