STRUKTUR LIMA PUISI FATIH KUDUS JAELANI DALAM …eprints.unram.ac.id/5206/1/Jurnal...

20
STRUKTUR LIMA PUISI FATIH KUDUS JAELANI DALAM KUMPULAN PUISI ASMARA ULAR KAYU SERTA KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMP/MTS JURNAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh Lina Hulwana Aminin E1C114049 UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH 2018

Transcript of STRUKTUR LIMA PUISI FATIH KUDUS JAELANI DALAM …eprints.unram.ac.id/5206/1/Jurnal...

STRUKTUR LIMA PUISI FATIH KUDUS JAELANI DALAM KUMPULAN PUISI ASMARA ULAR KAYU SERTA KAITANNYA

DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMP/MTS

JURNAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh

Lina Hulwana Aminin E1C114049

UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA

DAN DAERAH 2018

STRUKTUR LIMA PUISI FATIH KUDUS JAELANI DALAM KUMPULAN PUISI ASMARA ULAR KAYU SERTA KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA

DI SMP/MTS

Oleh:

Lina Hulwana Aminin

UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

Email : [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur lima puisi Fatih Kudus Jaelani dalam kumpulan puisi Asmara Ular Kayu serta kaitannya dengan pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiah (MTs), untuk dapat dijadikan materi ajar di sekolah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana struktur lima puisi Fatih Kudus Jaelani dalam kumpulan puisi Asmara Ular Kayu dan bagaimana kaitannya dengan pembelajaran sastra di SMP/MTs. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan menggunakan bukti-bukti dan keterangan yang diperoleh dari buku kumpulan puisi Asmara Ular Kayu karya Fatih Kudus Jaelani. Adapun metode analisis data menggunakan pendekatan struktural dengan mendeskripsikan, menganalisis semua data berdasarkan kategorinya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa struktur lima puisi Fatih Kudus Jaelani dalam kumpulan puisi Asmara Ular Kayu serta kaitannya dengan pembelajaran sastra di SMP/MTs sangat cocok untuk dijadikan materi ajar pada pembelajaran sastra di sekolah karena menggunakan struktur fisik dan batin yang sesuai untuk siswa pada jenjang SMP/MTs. Salah satunya diksi yang lugas, imaji yang bervariasi, tema dan amanat yang memiliki nilai positif untuk dipelajari siswa.

Kata Kunci: Struktur Puisi, Pembelajaran Sastra

STRUCTURES OF FIVE POEMS BY FATIH KUDUS JAELANI IN ASMARA ULAR KAYU BOOK AND ITS CORRELATION WITH THE LEARNING PROCESS OF LITERATURE IN JUNIOR HIGH SCHOOL

2018

By: Lina Hulwana Aminin

UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH Email : [email protected]

ABSTRACT

This study aims to know the structures of five poems by Fatih Kudus Jaelani in Asmara Ular Kayu

book and its correlation with the learning process of literature in junior high school, to be taken as

material of teaching literature. The problems of this research is what are the structures of five poems

by Fatih Kudus Jaelani in Asmara Ular Kayu book and how is the correlation of the structures to the

learning process of literature in Junior High School level. This research uses study literature method

in collecting the data by providing information which taken from Asmara Ular kayu book by Fatih

Kudus Jaelani. As regard to method in analyzing the data uses structural approach by describing and

analyzing the data based on its categories. This research finds that the structure of five poems by fatih

Kudus Jaelani in Asmara Ular Kayu book and its correlation with learning process of literature in

Junior high school level is acceptable due to the relevancy for Junior High School students. There are

two main reasons (1) Explicit (physical structure); forthright diction. (2) Implicit; various imagination,

positive theme and message.

Keywords: Structure of poem, Learning process of literature

A. PENDAHULUAN

Memahami makna suatu karya

sastra khususnya puisi diperlukan adanya

kemampuan tentang penguasaan unsur-

unsur yang membangun puisi dan unsur

yang berhubungan dengan puisi tersebut.

Damono (2017: 02) mengatakan bahwa

memahami karya sastra tidak harus

didahului oleh penguasaan teori yang

muluk-muluk, yang biasanya membuat

kita tidak bersemangat.

Salah satu unsur yang membangun

puisi yaitu unsur intrinsik. Unsur intrinsik

adalah unsur yang membangun puisi dari

dalam, terdiri atas struktur fisik dan

struktur batin, Samosir (2013: 20).

Memahami struktur puisi sebagai bagian

sastra merupakan salah satu kompetensi

dasar yang harus dipelajari dalam

Kurikulum 2013 di tingkat Sekolah

Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah

Tsanawiah (MTs).

Menganalisis struktur sebuah puisi

dapat memperoleh gambaran yang

komperhensif terhadap unsur pembangun

yang digunakan penyair dalam puisinya.

Penelitian ini akan membahas secara rinci

terkait struktur puisi seperti tema, amanat,

nada dan suasana, rima, diksi, kata

konkret, gaya bahasa, imaji, tipografi, dan

kaitannya dengan pembelajaran sastra di

sekolah.

Menganalisis struktur puisi dan

kaitannya dengan pembelajaran sastra di

sekolah, diharapkan dengan jelas pembaca

dapat mengetahui makna puisi dilihat dari

strukturnya sehingga pesan dan maksud

penyair dapat tersampaikan. Memahami

struktur puisi serta kaitannya dengan

pembelajaran sastra di sekolah tentunya

dapat terwujud apabila, guru pandai

memilih materi sesuai dengan pemahaman

dan kemampuan siswa agar siswa dapat

memperdalam kemampuan bersastra.

Kumpulan puisi Asmara Ular

Kayu karya Fatih Kudus Jaelani sangat

cocok untuk materi atau bahan ajar

pembelajaran sastra di SMP/MTs. Puisi-

puisi Fatih Kudus Jaelani merupakan

puisi-puisi yang menggunakan bahasa

yang lugas, diksi yanag menarik, rima

yang bervariasi dan puisi-puisinya

merefleksikan kehidupan sehari-hari serta

menceritakan tentang perjalanan

hidupnya, tentang situasi sosial, dan

lingkungan tempat ia dilahirkan sehingga

sesuai dengan pembelajaran sastra di

sekolah berdasarkan kurikulum 2013.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian akan

mengkaji tentang struktur lima puisi Fatih

Kudus Jaelani dalam kumpulan puisi

Asmara Ular Kayu serta kaitannya dengan

pembelajaran sastra di SMP/MTs.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

pendekatan strukturalisme. Pendekatan

strukturalisme adalah pendekatan yang

sering digunakan dalam menganalisis karya

sastra khususnya puisi. Pendekatan ini

bertujuan untuk membongkar dan

menganalisis secara cermat keterkaitan dan

keterjalinan semua unsur karya sastra yang

sama-sama menghasilkan makna yang

menyeluruh.

Adapun metode yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Nawawi (dalam Siswantoro,

2016: 56) mengatakan bahwa metode

deskriptif adalah metode pemecahan

masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiskan keadaan

subjek atau objek penelitian (novel,

drama, cerita pendek, puisi) fakta-fakta

yang tampak atau sebagaimana adanya.

Populasi dimaksudkan sebagai

himpunan terbesar dari orang atau satuan

lain yang diteliti, Semi (2010: 40).

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pusisi yang terdapat dalam

kumpulan puisi Asmara Ular Kayu karya

Fatih Kudus Jaelani yang berjumlah 47

puisi.

Menurut Siswantoro (2016: 72-73),

sampel merujuk pada karya individu yang

diteliti, sedangkan sampling merujuk pada

teknik pengambilan sampel. Teknik

sampling dilakukan dengan teknik

purposive sampling. Purposive sampling

adalah pengambilan sampel yang

disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah lima puisi yang

sudah mewakili keseluruhan puisi dalam

kumpulan puisi Asmara Ular Kayu karya

Fatih Kudus Jaelani dan sesuai dengan

pembelajaran sastra khususnya struktur

puisi pada jenjang SMP/MTs, pada

jenjang tersebut siswa masih mencari jati

diri dan memiliki semangat yang tinggi.

Kelima puisi tersebut yaitu, Malam-

malam Ibu, Semut, Lebah Tambora, Di

Dalam Sebuah Doa, dan Puisi Pertama.

Instrumen adalah alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data.

Menurut Siswantoro (2016: 73) dalam

penelitian sastra instrumen penelitian

adalah peneliti itu sendiri, data diperoleh

secara alamiah dari teks berdasarkan

parameter atau kriteria tertentu, dan tidak

memungkinkan menggunakan tes,

observasi, atau interviu. Namun, dalam

penelitian ini instrumen yang digunakan

adalah alat berupa tabel yang berisi kolom

dengan penjelasan bahwa pada kolom

pertama yaitu nomor data, kolom kedua

strukur puisi, dan kolom ketiga berisi

kutipan puisi.

Berikut contoh instrumen penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini.

Nomor data :

Struktur Puisi :

-

Kutipan Puisi :

-

Metode pengumpulan data yang

dilakukan dalam peneliti ini adalah studi

pustaka. Studi pustaka adalah metode

penggunaan bukti-bukti dan keterangan

yang diperoleh dari buku kumpulan puisi

Asmara Ular Kayu karya Fatih Kudus

Jaelani. Data yang dikumpulkan berupa

kata, frase, dan kalimat yang terdapat

dalam puisi yang mengandung struktur

fisik dan struktur batin puisi.

Metode analisis data dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan

struktural. Pendekatan struktural adalah

penganalisisan secara objektif struktur

pembangun puisi dan keterkaitan struktur-

sturkturnya hingga mencapai kebulatan

makna, struktur pembangun puisi tersebut

meliputi:

1. Struktur fisik puisi

a. Diksi

Data yang termasuk kata formal dan non-

formal, termasuk ke dalam struktur diksi.

b. Imaji

Data yang menimbulkan imaji penglihatan,

pendengaran, dan rasa atau perasaan

termasuk ke dalam struktur imaji.

c. Kata konkret

Data yang berhubungan dengan kiasan dan

lambang merupakan contoh kata konkret.

d. Gaya bahasa

Data yang mengandung kata perbandingan,

pertentangan, pertautan, dan pengulangan

merupakan data yang termsuk ke dalam

gaya bahasa.

e. Rima

Data yang memiliki persamaan bunyi

konsonan atau vokal di awal, tengah, atau

di akhir kalimat puisi, merupakan bentuk

rima.

f. Tipografi

Bentuk atau perwajahan puisi yang tidak

bervariasi, bervariasi, tiap baitnya lurus

dari awal sampai akhir, bait yang menjorok

ke dalam, penggunaan huruf kapital,

termasuk ke dalam struktur tipogarafi.

2. Struktur batin puisi

a. Tema

Latar belakang terciptanya puisi

mencerminkan tema puisi. Penentuan tema

dalam puisi dilakukan dengan cara

merumuskan secara menyeluruh larik yang

terdapat dalam puisi. Tema puisi biasanya

terdapat pada bait akhir puisi. Jika data

dalam puisi mengisahkan romantisme

hubungan sepasang kekasih, berarti tema

puisi tersebut adalah tentang cinta.

b. Amanat

Amanat merupakan pesan yang

ingin disampaikan penyair dalam puisinya.

Data dalam puisi secara implisit

menyiratkan amanah dalam puisi tersebut.

Struktur puisi yang lain akan sangat

berkaitan dengan proses penemuan amanat

yang ingin disampaiakan penyair dalam

puisinya.

c. Nada dan suasana

Nada dalam puisi biasanya nada

sinis, protes, menggurui, memberontak,

main-main, serius, patriotik, belas kasih,

takut, mencekam, santai, masa bodoh,

pesimis, humor, mencemooh, kharismatik,

filosofis, khusyuk, dan sebagainya. Nada

belas kasih akan memunculkan suasana iba.

Data dalam penelitian ini akan

diidentifikasi kemudian diklasifikasikan

berdasarkan struktur puisi, seperti diksi,

imaji, kata konkret, gaya bahasa, rima,

tipogarfi, tema, amanat, nada, dan

suasana. Selanjutnya, setelah data

diklasifikasikan, data tersebut

dideskripsikan mengapa termasuk ke

dalam salah satu struktur puisi tersebut.

C. PEMBAHASAN

1. Struktur Fisik

a. Diksi

Lima puisi dalam penelitian ini

menggunakan diksi ragam baku. Hal

tersebut dibuktikan dengan melakukan

pengecekan melalui Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI). Berikut contoh kutipan

puisi yang termasuk ragam baku pada

puisi: Malam-malam Ibu

Ibuku bukan penjahit tapi setiap malam luka yang menganga ditutupnya dengan do’a

Semut

akhirnya, bersatu pun kami runtuh

Lebah Tambora

ke hutan-hutan Sumbawa kami membuat sarang-sarang rahasia menghitung sisa sengatan sebelum rumah kami

Di Dalam Sebuah Doa

di dalam sebuah doa kami tak meminta apa-apa selain mengucapkan amin dan menerima segalanya

Puisi Pertama

kau bukan saja kata-kata namun juga kebahagiaan yang tak pernah ada

b. Imaji

Penanda imaji yang terdapat dalam

puisi Malam-malam Ibu adalah imaji

suara, imaji penglihatan, dan imaji rasa,

berikut pembahasannya:

Imaji penglihatan pada puisi ini

adalah kata menganga, pencuci, berjalan,

dan mendaras yang merupakan aktivitas

yang dapat terlihat oleh mata, sehingga

memunculkan imaji penglihatan.

Imaji suara dalam puisi ini terdapat

pada baris puisi langit dan musik-musik

yang menggema. Imaji rasa dalam puisi ini

adalah kata kesedihan, derita, dan

ketabahan merupakan perasaan yang dapat

dirasakan oleh manusia dalam menjalani

kehidupan.

Penanda imaji yang terdapat dalam

puisi Semut adalah imaji penglihatan. Imaji

penglihatan adalah imaji yang dapat

memunculkan sesuatu yang tampak oleh

penglihatan. Adapun dalam puisi ini adalah

kata runtuh, adalah suatu peristiwa yang

dapat terlihat oleh penglihatan, sehingga

dalam puisi ini kata tersebut memunculkan

imaji penglihatan pada pembacanya.

Penanda imaji yang terdapat dalam

puisi Lebah Tambora adalah imaji

penglihatan, dan imaji rasa, berikut

pembahasannya:

Imaji penglihatan adalah imaji yang

dapat memunculkan sesuatu yang tampak

oleh penglihatan. Adapun dalam puisi ini

adalah kata membuat, menyimpan,

menggali, dan terbang, ketiga kata tersebut

adalah suatu aktivitas yang dapat terlihat

oleh mata, sehingga kata-kata tersebut

memunculkan imaji penglihatan kepada

pembaca.

Imaji rasa adalah kata yang dapat

menimbulkan rasa ketika membaca puisi,

dalam puisi ini imaji rasa atau perasaan

adalah kata asing, adalah suata perasaan

aneh, tidak biasa yang dapat dirasakan

seseorang. Begitupun dengan kata

sengatan yang brarti perbuatan menyengat

oleh hewah penyengat yang menimbulkan

bengkak pada bagian yang disengat.

Penanda imaji yang terdapat dalam

puisi Di Dalam Sebuah Doa adalah imaji

suara. Imaji suara, dalam puisi ini adalah

kata mengucapkan, adalah suatu aktifitas

yang dapat menimbulkan suara sehingga

dapat ditangkap oleh indra pendengaran.

Kata tersebut memunculkan imaji suara

pada pembaca.

Penanda imaji yang terdapat dalam

puisi Puisi Pertama adalah imaji rasa.

Imaji rasa, dalam puisi ini adalah kata

kebahagiaan, adalah kesenangan,

ketentraman yang dirasakan oleh hati,

sehingga penggunaan kata kebahagiaan

dalam puisi ini memunculkan imaji rasa

atau perasaan yang dirasakan oleh

pembaca. Begitupun dengan kata derita,

kata tersebut berarti sesuatu yang

menyusahkan yang ditanggung di dalam

hati, sehingga memunculkan juga imaji rasa

pada pembaca.

c. Kata Konkret

Kata konkret adalah bentuk

perlambangan yang bisa memunculkan

imaji, dalam puisi Malam-malam Ibu

terdapat kata konkret yaitu luka yang

menganga.

Menurut KBBI kata luka berarti

belah, pecah, cedera pada kulit karena

terkena barang yang tajam. Sedangkan kata

menganga dalam KBBI berarti membuka

lebar mulut. Namun dalam puisi ini kata

luka melambangkan kepedihan, kesakitan.

Sehingga luka yang menganga

melambangkan kesedihan atau kesakitan

yang sangat luar biasa.

Selain itu ada kata konkret daun-

daun melambangkan keteduhan dan

kesejukan. Kata konkret mencium

kenangan melambangkan ingatan yang

kembali hadir.

Kata konkret penakar dalam

kutipan puisi di atas melambangkan

pinambang, penghitung. Sedangkan kata

berjalan dalam puisi ini melambangkan

perpindahan, perubahan, tidak diam.

Pada puisi Lebah Tambora terdapat

kata konkret sarang-sarang, harta, terbang

Sarang-sarang melambangkan tempat

tinggal manusia atau matapencarian. Kata

harta melambangkan kekayaan,

kemakmuran, kecukupan. Dalam KBBI

harta berarti barang atau uang yang menjadi

kekayaan sesorang. Sedangkan kata

terbang pada bait ketiga baris ketiga

kutipan puisi di atas menurut KBBI berarti

melayang di udara dengan tenaga sayap,

namun pada puisi ini melambangkan

kebebasan yang di renggut.

Pada puisi Puisi Pertama terdapat

kata konkret derita, melambangkan

kesedihan, duka, kesengsaraan.

d. Gaya Bahasa

Puisi Malam-malam Ibu

menggunakan gaya bahasa perbandingan

yaitu personifikasi, gaya bahasa pertautan

yaitu elepsis, dan gaya bahasa pertentangan

yaitu paradoks, berikut pembahasannya:

1. Personifikasi dalam puisi ini adalah di dekat kesedihan daun-daun.

Pada kata kesedihan pada kutipan puisi di

atas, seolah-olah daun-daun mengalami

kesedihan, padahal pada dasarnya

kesedihan adalah perasaan sedih yang

dirasakan oleh insan, bukan benda atau

tumbuhan. Kesedihan dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesi (KBBI) berarti perasaan

sedih, duka cita, dan kesusahan hati.

2. Elepsis adalah gaya bahasa yang di

dalamnya dilaksanakan penanggalan atau

penghilangan salah satu atau beberapa

unsur penting dalam konstruksi sintaksis

yang lengkap. Adapaun dalam puisi ini

gaya bahasa elepsis terdapat pada bait

ketiga, berikut pembahasannya.

ibuku hanya penakar bayang-bayang pencuci pakaian siang-malam pendiam yang berjalan dengan do’a mendaras masa lalu dan derita

Pada baris kedua, ketiga, dan

keempat terjadi penghilangan subjek (saya,

dia, kami, kita, mereka, dan lain-lain).

Subjek yang dihilangkan adalah kata ibuku

pada baris sebelumnya ibuku hanya

penakar bayang-bayang. Apabila

subjeknya tidak dihilangkan maka

kalimatnya akan menjadi ibuku pencuci

pakaian siang-malam, ibuku pendiam yang

berjalan dengan do’a, dan ibuku mendaras

masa lalu dan derita.

3. Paradoks adalah gaya bahasa yang

megandung pertentangan yang nyata

dengan fakta-fakta yang ada. Adapun pada

puisi ini gaya bahasa paradoks yaitu

kalimat gelap sebagai cahaya.

Kata gelap berarti tidak ada cahaya,

namun pada kutipan baris puisi di atas

gelap diibaratkan cahaya. Sebaliknya kata

cahaya berarti terang, namun cahaya

adalah gelap seperti kutipan baris puisi di

atas. Dengan demikian, terjadi pertentangan

atau paradoks.

Puisi Semut menggunakan gaya

bahasa perbandingan yaitu depersonifikasi,

dan gaya bahasa pertentangan yaitu

paradoks, berikut pembahasannya:

a. Depersonifikasi, gaya bahasa yang

meletakkan sifat benda-benda pada insan.

Adapun dalam puisi ini terdapat gaya

bahasa depersonifikasi pada bait pertama

baris kedua.

akhirnya, bersatu pun kami runtuh

Kata runtuh disematkan pada kata

kami yang menunjukan insan. Pada puisi

ini, kata kami digambarkan seolah-olah

runtuh seperti bangunan. Runtuh dalam

KBBI berarti bangun yang roboh karena

rusak dan sebagainya.

b. Paradoks, pada puisi ini yaitu kalimat

bersatu pun kami runtuh.

Bersatu pada dasarnya akan menghasilkan

kekuatan dan kesatuan. Namun pada

kutipan baris puisi di atas, bersatu

menyebabkan perpecahan, bersatu pun

kami runtuh. Dengan demikian, terjadi

pertentangan atau paradoks.

Puisi Lebah Tambora

menggunakan gaya bahasa perbandingan

yaitu personifikasi, dan gaya pertauatan

yaitu elepsis berikut pembahasannya:

a. Personifikasi, dalam puisi ini yaitu

ketika rumah kami menyimpan harta.

Kata rumah diibaratkan bisa

menyimpan harta, layaknya seorang

manusia yang menyimpan sesuatu. Kata

rumah dalam KBBI berarti bengunan

untuk tempat tinggal.

b. Elepsis, dalam puisi ini yaitu:

ke hutan-hutan Sumbawa

kami membuat sarang-sarang ra1hasia

Pada baris pertama kutipan puisi di

atas terdapat pengilangan subjek. Subjek

yang dihilangkan adalah subjek kami yang

digambarkan pada baris kedua. Sehingga

apabila subjeknya tidak dihilangkan maka

kalimat pada baris pertama akan menjadi

kami ke hutan-hutan Sumbawa.

Puisi Di dalam Sebuah Doa

menggunakan gaya bahasa pertautan yaitu

elepsis. Pada puisi ini yaitu kalimat,

kami tak meminta apa-apa selain mengucapkan amin

Terdapat penghilangan subjek pada

kalimat di atas. Subjek yang dihilangkan

adalah kami yang terdapat pada baris

sebelumya. Sehingga apabila subjeknya

tidak dihilangkan maka kalimatnya akan

menjadi selain kami mengucapkan amin.

Puisi Puisi Pertama menggunakan

gaya bahasa pertautan yaitu elepsis. Pada

puisi ini yaitu kalimat,

kau bukan saja kata-kata namun juga kebahagiaan

Terdapat penghilangan subjek pada

kalimat di atas, subjek yang dihilangkan

adalah kau yang digambarkan pada baris

sebelumnya. Sehingga apabila tidak

terdapat penghilangan subjek maka

kalimatnya akan menjadi namun kau juga

kebahagiaan.

e. Rima

Rima adalah persamaan bunyi baik

vokal maupun konsonan. Kelima puisi

dalam penelitian ini menggunakan

persamaan bunyi vokal (asonansi) dan

persamaan bunyi konsonan (aliterasi) baik

di awal, tengah, atau di akhir kalimat.

f. Tipografi

Tipografi kelima puisi dalam

penelitian ini menggunakan bait-bait yang

tersusun lurus dan jumlah baris yang

beervariasi dalam setiap baitnya. Pemilihan

huruf kapital atau huruf kecil juga menjadi

salah satu hal yang penting, dalam temuan

data penggunaan huruf kecil pada awal

kalimat dalam setiap puisi sangat dominan.

2. Struktur Batin

a. Tema

Tema puisi Malam-malam Ibu adalah

tentang kekuatan, pengorbanan, dan

keikhlasan seorang ibu dalam

memperjuangkan kebahagiaan anaknya.

Tema puisi Semut adalah suatu perpecahan

karena hal yang sepele. Tema puisi Lebah

Tambora adalah kesia-siaan perjuangan

seseorang yang mempertahankan haknya.

Tema puisi Di Dalam Sebuah Doa adalah

keikhlasan seorang hamba yang menerima

segala ketetapan yang maha kuasa. Tema

puisi Puisi Pertama adalah suatu

kebanggaan seseorang atas apa yang telah

dimiliki.

b. Amanat

Amanat pada puisi Malam-malam Ibu

adalah setiap orang harus menghormati dan

menghargai ibu, karena seorang ibu begitu

besar pengorbanannya untuk kebahagiaan

anak-anaknya. Amanat pada puisi Semut

adalah Faktor ekonomi bisa menyebabkan

perpecahan suatu hubungan. Amanat pada

puisi Lebah Tambora adalah Tidak boleh

menjadi orang yang serakah karena hal

tersebut dapat membuat orang lain

mengalami kesusahan. Amanat pada puisi

Di Dalam Sebuah Doa adalah bersyukur

dan ikhlas atas apa yang menjadi ketetapan

yang maha kuasa dan selalu berprasangka

baik kepadanya. Amanat pada puisi Puisi

Pertama adalah Selalu menghargai dan

bahagia atas apa yang telah dilakukan.

c. Nada dan Suasan

Pada puisi Malam-malam Ibu bernadakan

sedih sehingga menimbulkan suasana haru

dan iba hati. Puisi Semut bernadakan miris

sehingga menimbulkan suasana kesedihan.

Puisi Lebah Tambora bernadakan pesimis

sehingga menimbulkan suasana yang tidak

bersemangat. Puisi Di Dalam Sebuah Doa

bernadakan optimis sehingga menimbulkan

suasana semangat. Puisi Puisi Pertama

bernadakan gembira sehingga

menimbulkan suasana bahagia dan

bersemangat.

3. Pembelajaran Sastra di SMP/MTs

Penelitian ini selain mengkaji

tentang struktur yang terdapat dalam

kumpulan puisi Asmara Ular Kayu karya

Fatih Kudus Jaelani juga mengkaji tentang

kaitannya dengan pembelajaran sastra

khususnya puisi di SMP/MTs.

Puisi merupakan salah satu materi

yang digunakan oleh guru di jenjang

SMP/MTs. Hal tersebut berkaitan dengan

pembelajaran sastra di sekolah yang telah

di sesuaikan dengan kurikulum 2013 materi

pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII,

tentang unsur-unsur pembangun teks puisi,

dengan kompetensi dasar menelaah unsur-

unsur pembangun teks puisi (perjuangan,

kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya,

dan lain-lain) yang diperdengarkan atau

dibaca. Serta indikator pencapaian

kompetensinya yaitu, menganalisis unusr-

unsur pembangun teks puisi (perjuangan,

kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya,

dan lain-lain) yang diperdengarkan atau

dibaca.

Sejalan dengan Kompetensi Inti 1

(KI-1), menghargai dan menghayati ajaran

agama yang dianutnya. Mensyukuri

anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa

Indonesia dan menggunakannya sebagai

sarana komunikasi dalam mengolah,

menalar, dan menyajikan informasi tulis

melalui teks puisi, seperti kumpulan puisi

Asmara Ular Kayu karya Fatih Kudus

Jaelani yang menggunakan bahasa

Indonesia dalam menyajikan puisi-

puisinya. Adapun sikap sosial yang

tercantum pada KI-2, dalam kumpulan

puisi ini menunjukan sikap jujur dan

bertanggung jawab, dalam menggunakan

bahasa Indonesia untuk menceritakan

kembali situasi sosial yang ada di

lingkungan sekitarnya. Sedangkan aspek

pengetahuan yang tercantum pada KI-3,

dalam analisis kumpulan puisi ini

menjelaskan kepaduan struktur pembangun

puisi, sehingga aspek keterampilan yang

tercantum pada KI-4 memberikan

gambaran kepada pembaca khususnya

siswa bagaimana menulis puisi dengan

struktur pembangun yang padu.

Berdasarkan hal tersebut, analisis

struktur kumpulan puisi Asmara Ular Kayu

karya Fatih Kudus Jaelani yang dibahas

dalam penelitian ini, memiliki kaitan

dengan kompetensi inti dan kompetensi

dasar materi pembelajaran puisi seperti

yang telah dipaparkan di atas. Sehingga

penelitian ini dianggap berpotensi untuk

dijadikan materi pembelajaran sastra guna

memenuhi kompetensi dasar dan

kompetensi inti tersebut.

Puisi-puisi Fatih Kudus Jaelani

dalam kumpulan puisi Asmara Ular Kayu

selain digunakan untuk bahan bacaan sastra

juga dapat digunakan sebagai materi

pembelajaran dalam pelajaran bahasa dan

sastra Indonesia yang berkaitan dengan

struktur puisi. Hal ini dimaksudkan untuk

meningkatkan minat siswa dalam

mengetahui struktur pembangun puisi,

karena puisi-puisi tersebut merupakan puisi

yang mencerminkan kehidupan yang terjadi

di lingkungan sekitar dan di tanah air.

Puisi-puisi Fatih Kudus Jaelani

dalam kumpulan puisi Asmara Ular Kayu

mempunyai struktur fisik dan struktur batin

yang sangat menarik. Diksi, imaji, kata

konkret, gaya bahasa, rima, tipografi, tema,

amanat, nada, dan suasana dikemas sangat

baik. Diksi yang mudah dipahami membuat

puisi tersebut mudah dicerna maknanya.

Imaji yang digunakan juga sangat beragam,

seperti imaji penglihatan, imaji

pendengaran, dan imaji rasa yang membuat

pembaca ikut merasakan apa yang

dirasakan, dilihat, dan didengar oleh

penyair. Fatih Kudus Jaelani juga

menggunakan gaya bahasa personifikasi,

depersonifikasi, serta elepsis yang

memperindah puisi-puisinya. Puisi-

puisinya juga diperindah dengan adanya

penataan rima yang baik, serta tema

keikhlasan dengan nada dan suasana yang

khusyuk serta amanat yang positif

menjadikan puisi-puisi Fatih Kudus Jaelani

sesuai dengan pembelajaran sastra di

sekolah.

D. SIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan

pembahasan yang dilakukan pada bab IV

tentang analisis struktur kumpulan puisi

Asmara Ular Kayu karya Fatih Kudus

Jaelani serta kaitannya dengan

pembelajaran sastra di SMP/MTs diperoleh

simpulan sebagai berikut.

1. Struktur fisik puisi

a. Diksi

Diksi yang digunakan penyair

menggunakan ragam bahasa formal yang

dikemas dengan menarik.

b. Imaji

Imaji dalam kumpulan puisi Asmara Ular

Kayu meliputi imaji penglihatan, imaji

pendengaran, dan imaji perasaan.

c. Kata Konkret

Penggunaan kata konkret dalam kumpulan

puisi Asmara Ular Kayu merupakan usaha

penyair dalam memperkonkret sikap

kebebasannya yang bertujuan agar pembaca

membayangkan dengan lebih hidup apa

yang dimaksudkan penyair.

d. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan penyair

dalam kumpulan puisi Asmara Ular Kayu

meliputi personifikasi, depersonifikasi,

paradoks, dan elepsis.

e. Rima

Rima dalam kumpulan puisi Asmara Ular

Kayu meliputi rima asonansi, dan rima

aliterasi.

f. Tipografi

Tipografi yang terdapat dalam kumpulan

puisi Asmara Ular Kayu sangat bervariasi,

terdiri dari bait-bait yang disusun secara

lurus.

2. Struktur Batin Puisi

a. Tema

Kumpulan puisi Asmara Ular Kayu karya

Fatih Kudus Jaelani bertemakan tentang

keikhlasaan, pengorbanaan, kebanggaan.

b. Nada dan Suasana

Penyair menggunakan nada optimis,

kegembiraan. Suasana dalam puisi ini

meliputi semangat dan bahagia.

c. Amanat puisi-puisi Asmara Ular Kayu

karya Fatih Kudus Jaelani berupa ajakan

untuk tetap semangat dan terus berjuang

dalam menghadapi hidup ini, serta

menghargai orang lain.

3. Kaitan puisi-puisi karya Fatih Kudus

Jaelani dalam kumpulan puisi Asmara

Ular Kayu dalam pembelajaran sastra di

SMP/Mts

Berdasarkan data dari rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP)

pembelajaran bahasa Indonesia mengenai

unsur pembangun puisi berdasarkan

kurikulum 2013, dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar puisi karya Fatih Kudus

Jaelani dalam kumpulan puisi Asmara Ular

Kayu berkaitan dengan pembelajaran sastra

khususnya puisi pada jenjang SMP/MTs.

DAFTAR PUSTAKA

Damono, Sapardi Djoko. 2017. Buku Apresiasi Puisi: Bilang Begini Maksudnya Begitu. Jakarta: PT Gramedia

Jaelani, Fatih Kudus. 2016. Asmara Ular Kayu. Lombok: Komunitas Rabu Rawit

Samosir, Tiorida. 2013. Apresiasi Puisi. Bandung: Yrama Widya

Semi, M.Atar. 2010. Metode Penelitian Sastra. Bandung: CV. Angkasa

Siswantoro. 2016. Metode Penelitian Sastra: Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar