STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN...

78
STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urb.) AKSESI MALAYSIA AMELIA RAKHMANIAR PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/ 1439 H

Transcript of STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN...

Page 1: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT

TANAMAN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urb.)

AKSESI MALAYSIA

AMELIA RAKHMANIAR

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/ 1439 H

Page 2: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN

PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urb.) AKSESI MALAYSIA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

AMELIA RAKHMANIAR

1113095000012

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/ 1439 H

Page 3: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan
Page 4: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan
Page 5: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan
Page 6: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

ABSTRAK

AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman

Pegagan (Centella asiatica (L.) Urb.) Aksesi Malaysia. Skripsi. Program Studi

Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Univesitas Islam Negeri Syarif

Hidayatulah Jakarta. Dibimbing oleh: Dr. Nani Radiastuti, M. Si dan Dr.

Dwi Ningsih Susilowati, S. TP., M. Si. 2018.

Kapang endofit bersimbiosis saling menguntungkan dengan tanaman obat

termasuk diantaranya pegagan (Centella asiatica (L.) Urb.) aksesi Malaysia. Studi

struktur komunitas kapang endofit di berbagai organ tanaman pegagan aksesi

Malaysia penting diketahui terkait pemanfaatan kapang endofit pada organ

tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komposisi spesies,

keanekaragaman serta dominansi spesies kapang endofit pada berbagai organ

tanaman pegagan aksesi Malaysia. Analisis data yang dilakukan meliputi tingkat

kolonisasi (CR), keanekaragaman (H'), dominansi (D), frekuensi kehadiran relatif

(FR) dan analisis pengelompokan dengan metode UPGMA menggunakan

Jaccard’s Coefficient. Sebanyak 78 isolat kapang endofit berhasil diisolasi dan

dikelompokkan dalam 22 morfotipe, terdiri atas 18 morfotipe divisi Ascomycota

dan 4 morfotipe divisi Basidiomycota. Indeks keanekaragaman menunjukkan

kategori sedang dengan nilai tertinggi pada akar H' = 1,91, diikuti daun H' = 1,79,

stolon H' = 1,56 dan tangkai daun H' = 1,29. Kapang endofit yang mendominasi

yakni Ceratobasidium sp., Colletotrichum sp., Colletotrichum destructivum dan

Fusarium solani. Diperoleh indeks kesamaan (IS) <9,1%, menunjukkan bahwa

tipe organ tanaman berpengaruh pada struktur komunitas kapang endofit tanaman

pegagan aksesi Malaysia.

Kata Kunci: Analisis Pengelompokan, Kapang Endofit, Keanekaragaman,

Pegagan Aksesi Malaysia, Struktur Komunitas

Page 7: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

ABSTRACT

AMELIA RAKHMANIAR. Community Structure of Endophytic Fungal of

Centella asiatica (L.) Urb. Malaysia Accession. Undergraduate Thesis.

Department of Biology. Faculty of Science and Technology. Syarif

Hidayatulah State Islamic University Jakarta. Under guidance by: Dr. Nani

Radiastuti, M. Si and Dr. Dwi Ningsih Susilowati, S. TP., M. Si. 2018.

Endophytic fungi has mutual symbiotic with medicinal plant such as pegagan

(Centella asiatica (L.) Urb.) Malaysia accession. Studies of endophytic fungi

community structures in various organ of Centella asiatica Malaysia accession are

important to know related to the utilization of endophytic caps in certain organs.

The research aimed to observe the species composition, the diversity and species

dominance value of endophytic fungi in various organs of pegagan from Malaysia

accession. The analyzed based on colonization rate (CR), diversity index (H'),

dominance (D), frequency relatif index (FR) and UPGMA and the analysis

method using Jaccard’s Coefficient. Total 78 isolates were isolated and clustered

into 22 morphotypes, consist of 18 morfotype Ascomycota and 4 morfotype

Basidiomycota divisions. The diversity index showed medium category with the

highest result (H' = 1,91) in roots, followed by leaves H' = 1,79, stolons H' = 1,56

and petiols H' = 1,29. There were Ceratobasidium sp., Colletotrichum sp., C.

destructivum and Fusarium solani as the dominance species. Obtained a similarity

index (IS) <9.1%, indicating that different type of host-plant organs influenced

community structures of endophytic fungi from Centella asiatica Malaysia

accession.

Keywords: Cluster Analysis, Community Structure, Diversity, Endophytic Fungi,

Pegagan Malaysia Accession

Page 8: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

i

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر بسم الل الرBismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala atas rahmat

dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Biologi, Fakultas

Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta, penulis

telah menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Struktur Komunitas

Kapang Endofit Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.) Urb.) Aksesi

Malaysia”. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak yang mendukung

penulisan skripsi ini, diantaranya sebagai berikut:

1. Ibu, Ayah, Kakak dan Adik yang selalu mendoakan dan mendukung

penulis.

2. Dr. Agus Salim, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Dasumiati, M.Si dan Etyn Yunita, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris

Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Nani Radiastuti, M.Si, selaku pembimbing I yang telah memberikan

ilmu, arahan, bimbingan, serta saran yang bermanfaat selama penelitian

hingga selesainya penulisan skripsi.

5. Dr. Dwi N. Susilowati, S.TP., M.Si, selaku pembimbing II atas kesediaan

membimbing, memberi semangat dan nasihat membangun kepada penulis.

Page 9: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

ii

6. Dr. Priyanti, M.Si dan Narti Fitriana, M. Si, selaku dosen penguji yang

telah memberikan masukan dan saran bagi penulis.

7. Segenap dosen Program Studi Biologi yang telah mendidik penulis selama

menuntut ilmu di Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan seluruh civitas akademik Fakultas

Sains dan Teknologi yang banyak membantu selama proses perkuliahan.

8. Puji Astuti, S.Si, Festy Auliyaur Rahmah, S.Si, Nur Amaliah Solihat, S.Si

dan Dinda Rama Haribowo, S.Si yang telah memberikan kemudahan

perizinan selama penulis melakukan penelitian di Pusat Laboratorium

Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Sahabat penelitian Jeanne Isbeanny dan Hushshila Alfi Bahalwan yang

telah bahu-membahu selama masa penelitian dan penulisan skripsi.

10. Keluarga mahasiswa biologi angkatan 2013 yang telah bersama-sama

menghadapi suka duka selama menempuh pendidikan. Utari, Puri, Ana,

Dea, Sukma dan Roscha yang telah membantu, selalu memberi semangat

dan mengingatkan akan kebaikan.

Penulis sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu baik yang telah disebutkan dan yang tidak dapat disebutkan satu

per satu. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi balasan kebaikan atas

bantuan semua pihak.

Jakarta, Maret 2018

Penulis

Page 10: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

1.3. Hipotesis ................................................................................................... 4

1.4. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

1.6. Kerangka Berfikir ..................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.) Urb.) ....................................... 6

2.1.1. Habitat Pegagan ............................................................................. 8

2.1.2. Manfaat dan Kandungan Kimia Pegagan ....................................... 8

2.2. Kapang Endofit ......................................................................................... 9

2.3. Interaksi Kapang Endofit dengan Tanaman ........................................... 11

2.4. Keanekaragaman Kapang Endofit .......................................................... 12

2.5. Struktur Komunitas Kapang Endofit ...................................................... 14

2.6. Analisis Pengelompokan dengan Metode UPGMA ............................... 15

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................. 17

3.2. Alat dan Bahan ....................................................................................... 17

3.3. Cara Kerja ............................................................................................... 17

3.3.1. Pembuatan Media MEA dan PDA ............................................... 17

3.3.2. Pengambilan Sampel .................................................................... 18

3.3.3. Sterilisasi Organ Tanaman Pegagan ............................................. 18

3.3.4. Isolasi Kapang Endofit Tanaman Pegagan .................................. 19

3.3.5. Pemurnian Isolat Kapang Endofit ................................................. 19

3.3.6. Pengamatan Morfotipe ................................................................. 20

3.3.7. Pengamatan Makroskopis ............................................................ 20

3.3.8. Pengamatan Mikroskopis ............................................................. 20

3.4. Analisis Data ........................................................................................... 21

3.4.1. Tingkat Kolonisasi ....................................................................... 21

Page 11: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

iv

3.4.2. Frekuensi Kehadiran Relatif ............................................................. 21

3.4.3. Indeks Keanekaragaman .............................................................. 22

3.4.4. Indeks Dominansi ........................................................................ 22

3.4.5. Analisis Pengelompokan (Cluster Analysis) ................................ 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Identifikasi Kapang Endofit Berdasarkan Karakter Morfologi .... 24

4.2. Tingkat Kolonisasi Kapang Endofit Pegagan Aksesi Malaysia ............ 26

4.3. Keanekaragaman Kapang Endofit Pegagan Aksesi Malaysia ................ 29

4.4. Dominansi Kapang Endofit Pegagan Aksesi Malaysia .......................... 32

4.5. Frekuensi Kehadiran Relatif Kapang Endofit Aksesi Malaysia ............ 34

4.6. Analisis Pengelompokan Komunitas Kapang Endofit di Organ Pegagan

Aksesi Malaysia ...................................................................................... 38

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 40

5.2. Saran ...................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 41

LAMPIRAN ........................................................................................................ 47

Page 12: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kapang Endofit Hasil Isolasi dari Pegagan Aksesi Malaysia ............... 24

Tabel 2. Jumlah Individu Spesies Kapang Endofit yang Ditemukan pada

Berbagai Organ Pegagan Aksesi Malaysia ........................................... 26

Page 13: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berfikir Penelitian ............................................................... 5

Gambar 2. Tanaman Pegagan Aksesi Malaysia (a) Tangkai Daun (b) Stolon (c)

Akar (d) Daun (dokumentasi pribadi) .................................................. 7

Gambar 3. Simbiosis Endofit dengan Tanaman .................................................. 10

Gambar 4. Diagram Tingkat Kolonisasi Kapang Endofit di Berbagai Organ

Tanaman Pegagan Aksesi Malaysia .................................................. 28

Gambar 5. Grafik Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H') Kapang

Endofit di Berbagai Organ Tanaman Pegagan Aksesi Malaysia ...... 30

Gambar 6. Grafik Indeks Dominansi (D) Kapang Endofit di Berbagai Organ

Tanaman Pegagan Aksesi Malaysia ................................................... 32

Gambar 7. Grafik Frekuensi Kehadiran Relatif Kapang Endofit di Berbagai

Organ Tanaman Pegagan Aksesi Malaysia ....................................... 35

Gambar 8. Dendogram Komunitas Kapang Endofit pada Berbagai Organ

Tanaman Pegagan Aksesi Malaysia .................................................. 38

Page 14: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Pengamatan Karakteristik Makroskopis Kapang Endofit

Pegagan Aksesi Malaysia ............................................................... 47

Lampiran 2. Dokumentasi Pengamatan Morfologi Koloni dan Mikroskopis

Kapang Endofit Pegagan Aksesi Malaysia .................................... 50

Lampiran 3. Data Analisis Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman

Pegagan Aksesi Malaysia .............................................................. 61

Lampiran 4. Data Cluster Analysis MVSP ......................................................... 64

Page 15: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara mega biodiversitas yang memiliki

potensi besar atas keanekaragaman hayati yang dikandungnya. Kapang endofit

adalah salah satu potensi keanekaragaman hayati yang hidup dengan cara

bersimbiosis pada tanaman inangnya. Tumbuhan bersimbiosis dengan satu atau

lebih kapang endofit. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman dan

kelimpahan kapang endofit sejalan dengan keanekaragaman tumbuhan di alam

(Agusta, 2009; Devi et al., 2012).

Kapang endofit adalah mikroorganisme yang hidup dalam jaringan

tumbuhan tanpa menimbulkan efek negatif atau bahkan bersimbiosis saling

menguntungkan (Agusta, 2009; Jia et al., 2016). Kapang endofit berperan dalam

meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan resistensi tanaman inang

terhadap cekaman biotik dan abiotik serta akumulasi metabolit sekunder termasuk

senyawa bioaktif bahan obat yang berasal dari tanaman obat. Tanaman obat

dijumpai berasosiasi dengan sejumlah kapang endofit dengan menghasilkan

senyawa bioaktif yang memiliki efek terapeutik tertentu (Devi et al., 2012;

Zakiyah et al., 2015; Jia et al., 2016).

Salah satu tanaman obat yang banyak digunakan dalam pengobatan

tradisional adalah tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urb.). Pegagan

mengandung senyawa bioaktif yang memiliki efek terapeutik seperti

penyembuhan luka, meningkatkan daya ingat, neuroprotective, mengatur sistem

imun, anti depresan, mencegah autoimmune, anti kanker, anti diabetes,

Page 16: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

2

memperbaiki kerja jantung, pembuluh darah dan hati (Joshi & Chaturvedi, 2013).

Sebagai tanaman obat, pegagan diketahui bersimbiosis dengan berbagai kapang

endofit. Penelitian sebelumnya berhasil mengisolasi kapang endofit Aspergillus

sp. dari akar pegagan (Lulasto, 2015), Penicillium sp. (Devi et al., 2012),

Colletotrichum higginsianum, Guignardia mangiferae dan Glomerella cingulata

isolasi dari daun pegagan (Rakotoniriana et al., 2007; Rakotoniriana, 2012), dan

Aspergillus sp., Colletotrichum sp. isolasi dari daun pegagan lokal serta kapang

endofit Colletotrichum sp. dari daun pegagan aksesi Malaysia (Ginting, 2013).

Penelitian mengenai aksesi unggul pegagan melaporkan bahwa pegagan

aksesi Malaysia memiliki kandungan asiatikosida tinggi yakni 0,80%. Pegagan

aksesi Boyolali, Smugrim, Malaysia, Ciwidey dan Cilember merupakan 5 dari 8

aksesi pegagan dengan kandungan asiatikosida tertinggi (Ghulamahdi et al.,

2007). Saat ini pegagan aksesi Malaysia mudah dijumpai di Indonesia, namun

tetap memiliki perbedaan morfologi untuk setiap aksesinya. Kondisi ini

memberikan perbedaan keanekaragaman kapang endofit pada tanaman dengan

aksesi berbeda. Berdasarkan Jia et al. (2016), struktur komunitas dan kolonisasi

kapang endofit secara signifikan berkaitan dengan morfologi, organ dan aksesi

tanaman inang.

Penelitian mengenai tanaman pegagan saat ini hanya berfokus pada

analisis fitokimia dan manfaat klinis tanaman pegagan (Devi et al., 2012; Joshi &

Chaturvedi, 2013; Devi & Prabakaran, 2014; Lulasto, 2015). Studi yang

membandingkan keanekaragaman kapang endofit antar organ tanaman pegagan

belum pernah dilakukan, pada penelitian Nalini et al., (2014), kapang endofit

diisolasi dari akar, tangkai bunga dan stolon pegagan India namun belum

Page 17: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

3

memisahkan keanekaragaman antar organ tanamannya. Studi lain yakni

keanekaragaman kapang endofit pegagan Madagaskar telah dilakukan

Rakotoniriana et al. (2007) dan Rakotoniriana (2012) namun isolasi baru

dilakukan pada organ daun saja. Pada penelitian ini kapang endofit diisolasi dari

organ vegetatif pegagan yakni daun, tangkai daun, stolon serta akar, hal ini

dikarenakan organ vegetatif lebih cenderung dimanfaatkan dalam pengobatan

tradisional (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2010).

Studi struktur komunitas kapang endofit dengan mengisolasi kapang

endofit dari berbagai organ tanaman pegagan penting dilakukan untuk mengetahui

komposisi dan struktur kapang endofit yang ada dalam suatu organ tanaman serta

hal ini terkait dengan pemanfaatan organ tanaman dalam pengobatan. Informasi

keanekaragaman dari komunitas kapang endofit di berbagai organ tanaman

pegagan belum pernah dilaporkan sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut perlu

dilakukan studi mengenai struktur komunitas kapang endofit di berbagai organ

tanaman pegagan aksesi Malaysia.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1) Bagaimana keanekaragaman kapang endofit di berbagai organ tanaman

pegagan aksesi Malaysia?

2) Spesies kapang endofit apakah yang mendominasi di berbagai organ

tanaman pegagan aksesi Malaysia?

3) Apakah kapang endofit ditemukan pada berbagai organ tanaman pegagan

aksesi Malaysia?

Page 18: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

4

1.3. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1) Keanekaragaman kapang endofit pada tanaman pegagan aksesi Malaysia

masuk kategori melimpah atau Hʹ > 3.

2) Spesies Colletotrichum sp. mendominasi komunitas kapang endofit di

berbagai organ tanaman pegagan.

3) Kapang endofit ditemukan dan berhasil diisolasi di berbagai organ

tanaman pegagan aksesi Malaysia.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1) Mengetahui keanekaragaman kapang endofit di berbagai organ tanaman

pegagan aksesi Malaysia.

2) Mengetahui spesies kapang endofit yang mendominasi berbagai organ

tanaman pegagan aksesi Malaysia.

3) Memperoleh informasi frekuensi kehadiran relatif kapang endofit pada

berbagai organ tanaman pegagan aksesi Malaysia.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan informasi mengenai jenis kapang endofit yang

diperoleh di organ daun, tangkai daun, akar dan stolon tanaman pegagan, serta

menambah jumlah keanekaragaman kapang endofit yang dijumpai pada tanaman

pegagan aksesi Malaysia. Studi struktur komunitas kapang endofit pegagan aksesi

Malaysia ini diharapkan dapat menjadi informasi awal bagi penelitian lebih lanjut

mengenai potensi akumulasi metabolit sekunder kapang endofit pegagan.

Page 19: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

5

1.6. Kerangka Berfikir

Gambar 1. Kerangka Berfikir Penelitian

Page 20: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.) Urb.)

Centella asiatica (L.) Urb. merupakan anggota famili Apiaceae, genus

Centella (sinonim: Hydrocotyle asiatica (L.) (National Center for Biotechnology

Information, 2017). Centella asiatica dikenal dengan nama lokal pegagan dan di

beberapa negara dikenal sebagai pegaga (Malaysia), hydrocotyle, gotu kola (India

dan Sri Langka), ji xue cao (Cina) dan Indian pennywort (Rakotoniriana et al.,

2007; Rakotoniriana, 2012).

Pegagan di daerah Aceh dikenal dengan nama pegaga, daun kaki kuda,

daun penggaga, penggaga, rumput kaki kuda, pegagan, kaki kuda (Melayu);

pegago, pugago (Minangkabau); cowet gompeng, antanan, antanan bener, antanan

gede (Sunda); gagan-gagan, ganggangan, kerok batok, panegowang, panigowang,

rendeng, calingan rambat, pacul gowang (Jawa); ganggangan (Madura); bebele

(Sasak); paiduh panggaga (Bali); kelai lere (Sawo); sarowati (Halmahera);

kolotidi manora (Ternate); pagaga, wisuwisu (Makasar); cipubalawo (Bugis);

hisu-hisu (Salayar); dan dogauke, gogauke, sandanan (Irian) (Badan Pengawas

Obat dan Makanan, 2010).

Pegagan di Indonesia memiliki keanekaragaman genetik yang cukup besar

(Bermawie et al., 2008). Hasil introduksi pegagan dari Malaysia dan eksplorasi

dari berbagai daerah di Jawa, Sumatra, Bali dan Papua menghasilkan 18 aksesi,

yakni: Malaysia, Cibodas, Cianjur, Banjaran, Cicurug, Bali, Bengkulu, Manoko,

Manado, Ciwidey, Sumedang, Majalengka, Gunung Putri, Ungaran, Smukren,

Boyolali, Karang Anyar, Cilember dan Smugrim (Ghulamahdi et al., 2007).

Page 21: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

7

Pegagan aksesi Malaysia memiliki bentuk daun bundar dengan permukaan

atas dan bawah daun licin, berdaun tunggal, menjari, ujung bulat dengan pangkal

lancip, tepi daun beringgit sampai bergigi, warna permukaan atas dan bawah daun

hijau. Daun pegagan aksesi Malaysia memiliki permukaan daun yang lebih lebar,

tangkai daun dan stolon lebih besar dan panjang jika dibandingkan dengan aksesi

lainnya (Gambar 1) (Dahono, 2014).

Gambar 2. Tanaman Pegagan Aksesi Malaysia (a) Tangkai Daun (b) Stolon (c)

Akar (d) Daun (dokumentasi pribadi)

Pegagan merupakan tanaman terna atau herba tahunan, batang berupa

stolon yang menjalar di atas permukaan tanah dengan panjang 10-80 cm dan akar

serabut tumbuh dari buku-buku stolon. Perbungaan berupa bunga majemuk terdiri

atas 3-5 anak bunga yang keluar dari ketiak daun, ukuran ibu tangkai 0,5-5 cm,

lebih pendek dari tangkai daun yang memiliki ukuran 5-30 cm. Buah pipih, lebar

lebih kurang 0,7 cm dan tinggi lebih kurang 0,3 cm, berlekuk dua jelas berusuk

berwarna kuning kecokelatan berdinding agak tebal (Badan Pengawas Obat dan

Makanan, 2010).

Page 22: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

8

2.1.1. Habitat Pegagan

Pegagan merupakan tanaman kosmopolit di daerah tropis sampai

subtropis, meliputi negara-negara di Asia, Indonesia, Malaysia, Australia, India,

New Guinea, Afrika Selatan dan Madagaskar (Rakotoniriana, 2012). Pegagan

dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran dengan ketinggian 2500 m di atas

permukaan laut. Pegagan tumbuh subur di tempat lembap seperti tegalan, padang

rumput, tepi parit, diantara batu-batu dan di tepi jalan (Badan Pengawas Obat dan

Makanan, 2010).

Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan

berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan

lingkungannya sesuai hingga dijadikan penutup tanah. Pegagan juga lebih subur

berada di tempat yang lembab, dan diletakkan di bawah naungan. Namun akarnya

akan jauh lebih kuat jika ditanam dan diletakkan di bawah sinar matahari penuh

(Devkota & Jha, 2014).

2.1.2. Manfaat dan Kandungan Kimia Pegagan

Pegagan dikenal sebagai tanaman obat dengan efek terapeutik yang

banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional tersebut

meliputi penyembuhan luka, penyakit kusta, tuberculosis, disentri, radang sendi,

memperlancar aliran darah dan tekanan darah tinggi. Pegagan juga diketahui dapat

meningkatkan kemampuan anak dengan keterbelakangan mental serta mengatasi

insomnia, depresi, stress dan epilepsi (Badan Pengawas Obat dan Makanan,

2010).

Efek terapeutik pegagan diketahui berasal dari komponen fitokimia yang

dikandung. Kandungan fitokimia pegagan dibagi menjadi beberapa golongan,

Page 23: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

9

yaitu asam amino, flavonoid, terpenoid, dan minyak atsiri. Asam amino terdiri

atas sejumlah besar alanin dan serine, amino butirat, aspartat, glutamat, histidin,

lisin, dan threonin, sedangkan flavonoid terdiri atas kuersitin, kaempferol, dan

bermacam-macam glikosida. Terpenoid khususnya triterpenoid, yang nyata

merupakan kandungan utama dalam pegagan, terdiri atas asiatikosida,

madekasosida, brahmosida, dan brahminosida (glikosa saponin), asam

asiaticentoic, asam centellic, asam centoic, dan asam madekasat (Badan

Pengawas Obat dan Makanan, 2010).

Minyak atsiri yang ditemukan terdiri atas berbagai macam terpenoid,

termasuk β-caryophyllen, trans- β-farnesen, dan garmacrene D (seskuiterpen)

yang merupakan komponen utama, α-pinene dan β-pinene. Selain golongan-

golongan tersebut, ada kandungan lain dalam pegagan, yaitu alkaloida

hidrokotilina, valerian, beberapa asam lemak seperti asam linolenat, asam linoleat,

lignosin, asam oleat, asam palmitat, dan asam stearat, fitosterol seperti

kampesterol, sitosterol, dan stigmasterol, resin, dan juga tanin (Badan Pengawas

Obat dan Makanan, 2010).

2.2. Kapang Endofit

Kapang endofit didefinisikan sebagai mikroorganisme yang hidup

berkoloni dalam jaringan tumbuhan sehat tanpa menyebabkan efek negatif bagi

tumbuhan inangnya (Haddadderafshi, 2015; Hidayat et al., 2016; Jia et al., 2016).

Kapang endofit dapat ditemukan di setiap spesies tanaman, menurut Agusta

(2009) dan Haddadderafshi (2015) setiap tanaman sedikitnya berasosiasi dengan 1

jenis kapang endofit atau bahkan lebih.

Page 24: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

10

Kapang endofit hidup yang diketahui bersimbiosis pada tanaman merupakan

kelompok fungi. Berdasarkan studi dan penelitian yang telah dilakukan, kapang

endofit secara ekologi dan pengelompokannya memiliki keanekaragaman tinggi.

Berdasarkan ekologinya, kapang endofit diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok

utama, yakni mikoriza, fungi endofit tanaman balansia (rerumputan) dan non

balansia. Kapang endofit terdiri atas Famili Ascomycetes, Basidiomycetes,

Zygomycetes serta Mitosporic fungi (Deuteromycetes). Komunitas kapang endofit

pada tanaman biasanya didominasi oleh divisi Ascomycetes dan fungi anamorfik

(Arnold, 2007).

Gambar 3. Simbiosis Endofit dengan Tanaman (Tan & Zou, 2001)

Kapang endofit tersebar di organ tanaman dan berasosiasi membentuk

koloni secara interseluler atau intraseluler pada jaringan tanaman inang (Bernardi

Page 25: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

11

et al., 2010). Isolasi kapang endofit dilakukan dengan cara mengisolasi jaringan

tumbuhan sehat ke media pertumbuhan kapang. Kapang endofit diisolasi pada

bagian organ tanaman seperti akar, batang, daun, tangkai daun, ranting, kulit

batang, bunga dan buah (Radiastuti, 2015; Jia et al., 2016).

Kapang endofit dengan tanaman inangnya memiliki simbiosis yang dekat,

kapang endofit menginfeksi benih inang yang berasal dari tanaman dewasa dan

terus bersimbiosis seperti sebuah siklus. Simbiosis kapang endofit dapat dilihat

pada gambar 3 yakni dimulai dari benih kemudian semai hingga tanaman dewasa

dan kapang endofit terus berada dalam inang hingga ikut tumbuh dalam bakal biji

pada bunga (Tan & Zou, 2001).

Kapang endofit masuk dalam jaringan tanaman melalui 2 cara yaitu secara

vertikal dan horizontal. Transmisi vertikal kapang endofit terjadi melalui benih

tanaman. Penyebaran kapang endofit secara vertikal dari generasi ke generasi

tanaman ditularkan maternal melalui biji tanaman inang, kemudian tumbuh dan

berkembang dalam ovul dan biji (Doss & Welty, 1995). Selain itu, penyebaran

kapang endofit terjadi secara horizontal melalui spora secara eksternal (Clay et al.,

1993).

2.3. Interaksi Kapang Endofit dengan Tanaman

Kapang endofit di dalam tanaman inang berinteraksi saling

menguntungkan. Kapang endofit memberikan pengaruh besar terhadap tanaman

inang dengan meningkatkan pertumbuhan dan kemampuan tanaman,

meningkatkan toleransi terhadap cekaman biotik dan abiotik serta

mempromosikan akumulasi metabolit sekunder. Asosiasi kapang endofit dengan

tanaman inang mampu melindungi tanaman inang dari patogen virulen, kondisi

Page 26: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

12

ekstrem maupun serangan herbivora. Kondisi asosiasi tersebut dikarenakan

adanya senyawa seperti mikotoksin, enzim serta antibiotik yang mampu

dihasilkan kapang endofit (Jia et al., 2016).

Kapang endofit dilaporkan dapat memproduksi senyawa metabolit yang

sama atau mirip dengan metabolit inangnya. Senyawa metabolit tersebut

bermanfaat bagi inang baik untuk pertumbuhan maupun kemampuan tanaman.

Adaptasi kapang endofit hasil asosiasi dengan tanaman dalam waktu yang lama

merupakan dasar yang memungkinkan kapang endofit mampu menghasilkan

senyawa bioaktif potensial (Chithra et al., 2013; Jia et al., 2016).

2.4. Keanekaragaman Kapang Endofit

Mikroorganisme endofit dapat ditemukan di seluruh spesies tanaman,

setiap tanaman setidaknya berasosiasi dengan 1 jenis mikroorganisme endofit

termasuk kapang endofit. Beberapa spesies kapang endofit spesifik menginfeksi

suatu tanaman. Kapang endofit pada inangnya memiliki keunikan tersendiri untuk

setiap spesies tanaman, hal ini menjadi sebab tingginya keanekaragaman kapang

endofit di alam (Agusta 2009).

Hutan tropis dan subtropis memiliki keanekaragaman jenis kapang endofit

yang tinggi, termasuk diantaranya Asia, Australia, Afrika, Amerika Selatan,

Amerika Tengah, Mexico dan beberapa Pulau Pasifik (Banerjee, 2011). Isolasi

kapang endofit dari tanaman obat tropis tanaman Withania somnifera berhasil

mengisolasi kapang endofit dari genus Chaetomium, Eurotium, Melanospora,

Aspergillus, Alternaria, Cladosporium, Curvularia, Fusarium, Myrothecium,

Penicillium dan Phoma (Khan et al., 2010). Penelitian lain yakni dari tanaman

Zingiber sp. berhasil mengisolasi Cladosporium herbarum, Chaetomium

Page 27: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

13

globosum, Fusarium solani dan Trichoderma harzianum (Nalini et al., 2014).

Kapang endofit yang berhasil diisolasi dari berbagai tanaman obat iklim tropis

maupun subtropis telah banyak dilaporkan (Banerjee, 2011; Jia et al., 2016).

Gamboa & Bayman (2001), mengisolasi kapang endofit pada daun,

tangkai daun dan ibu tangkai daun tanaman tropis Guareu guidoniu diperoleh

kapang endofit Colletorichum sp., Phomosis sp., Xylaria sp., Xylaria arbuscula,

Rhizoctonia sp., Curvularia sp., dan sterile mycelia. Nilai keanekaragaman (H')

yang diperoleh pada berbagai organ tanaman Guareu guidoniu termasuk kategori

sedang hingga tinggi. Penelitian Arnold (2007), mengisolasi kapang endofit dari

Fagaceae, Pinaceae dan Cupressaceae memperoleh kapang endofit dari divisi

Ascomycota yang terdiri dari 5 kelas, yakni Dothideomycetes, Sordariomycetes,

Pezizomycetes, Leotiomycetes dan Eurotiomycetes. Huang et al., (2008),

mengisolasi kapang endofit dari 29 tanaman obat Cina yang terdiri dari famili

Apocynaceae, Asclepiadaceae, Asteraceae, Lamiaceae, Polygonaceae, Rubiaceae

dan Solanaceae, memperoleh total jumlah isolat kapang endofit 1160 isolat.

Isolasi kapang endofit dari tanaman pegagan yang telah berhasil diperoleh

diantaranya Aspergillus sp. dari akar pegagan (Nath et al., 2014; Lulasto, 2015),

Penicillium sp. (Prabakaran et al., 2012; Devi et al., 2012) serta kapang endofit

Alternaria sp., Chaetomium sp. dan Helminthosporium sp. (Devi & Singh, 2015).

Xylariaceae sp., Colletotrichum sp., C. higginsianum, Pestalotiopsis sp.,

Phomopsis sp., Glomerella cingulate sp., Guignardia mangiferae sp.,

Leptosphaerulina sp., Physalospora sp., Phialophora sp., Penicillium sp., Phoma

sp., Nodulisporium sp., Curvularia sp. dan Cladosporium sp. berhasil diisolasi

dari daun pegagan Madagaskar (Rakotoniriana et al., 2007).

Page 28: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

14

Penelitian Gupta & Chaturvedi (2017) berhasil mengisolasi Colletotricum

sp., C. gloeosporioides, Fusarium, Curvularia, Nigrospora, Alternaria,

Aspergillus dan F. equiseti dari daun pegagan. Nalini et al. (2014) berhasil

mengisolasi kapang endofit dari pegagan India, diantaranya yakni Acremonium

strictum, Curvularia lunata, Fusarium graminearum, Fusarium oxysporum dan

Phomopsis sp. dari organ stolon. Kemudian pada organ akar diperoleh

Acremonium strictum, C. demuthianum, Curvularia lunata, Fusaium solani dan

Penicillium sp.

2.5. Struktur Komunitas Kapang Endofit

Tanaman obat diketahui menjadi inang bagi kapang endofit, asosiasi

kapang endofit dengan inang memiliki peran penting yakni produksi senyawa

metabolit dengan efek terapeutik. Banyak interaksi lain yang menyebabkan

tanaman inang diuntungkan dengan keberadaan kapang endofit. Struktur

komunitas merupakan suatu konsep yang mempelajari sususan atau komposisi

spesies dan kelimpahannya dalam suatu komunitas termasuk pola interaksi

berbagai spesies di dalamnya (Starr & Taggart, 2006).

Struktur komunitas kapang endofit pada suatu tanaman dijelaskan melalui

keanekaragaman, tingkat kolonisasi dan distribusi kapang endofit. Studi mengenai

struktur komunitas kapang endofit pada tanaman obat dilakukan dengan cara

isolasi organ tanaman, isolasi umumnya dilakukan pada sejumlah organ seperti,

daun, akar, tangkai daun, batang, kulit batang, ranting, bunga dan buah (Khan et

al., 2010; Haddadderafshi, 2015; Radiastuti, 2015).

Tingkat kolonisasi dan frekuensi kehadiran relatif kapang endofit akan

menggambarkan kehadiran kapang endofit dalam berbagai organ tanaman.

Page 29: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

15

Tingkat kolonisasi kapang endofit pada berbagai organ disajikan melalui persen

total segmen tanaman terkolonisasi kapang endofit dibagi total segmen yang

diamati. Frekuensi kehadiran relatif kapang endofit dinyatakan dalam jumlah

individu suatu spesies dibagi total jumlah yang ditemukan. Frekuensi kehadiran

relatif (persen spesies kapang endofit yang ditemukan di setiap organ) dihitung

untuk memperoleh nilai kehadiran spesies kapang endofit dari berbagai organ

(Nalini et al., 2014; Haddadderafshi, 2015; Radiastuti, 2015).

Keanekaragaman kapang endofit dihitung menggunakan Indeks

Keanekaragaman Shannon-Wiener, digunakan untuk membandingkan

keanekaragaman kapang endofit di setiap organ tanaman. Indeks Simpson’s

dihitung untuk mewakili adanya dominasi suatu spesies pada komunitas kapang

endofit tanaman tertentu (Nalini et al., 2014; Haddadderafshi, 2015).

2.6. Analisis Pengelompokan dengan Metode UPGMA

UPGMA (Unweighted Pair Group Method with Arithmetic Averages) atau

dikenal sebagai teknik Average Linkage Clustering merupakan metode analisis

pengelompokan (clustering method). Analisis pengelompokan adalah suatu

statistik multivariate yang bertujuan mengetahui struktur data dengan

menempatkan kesamaan objek observasi dalam satu kelompok data sehingga

dapat dibedakan antara kelompok satu dengan kelompok yang lain atau dengan

cara memisahkan objek ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai sifat

berbeda antar kelompok satu dengan yang lain. Indeks kesamaan (index

similarity) salah satunya dihitung menggunakan Jaccard’s Coefficient, yakni

menghitung tanpa melihat karakter yang tidak dimiliki kelompok tersebut

(Hilarino et al., 2011; Pradnyana & Djunaidy, 2013).

Page 30: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

16

Metode UPGMA menyajikan konstruksi dendogram yang dibuat

berdasarkan pengelompokan yang telah dilakukan lalu dihitung menggunakan

Jaccard’s Coefficient pada program komputer MVSP. Dengdogram disajikan

dalam bentuk cabang-cabang pohon dendogram yang memudahkan membaca

hasil pengelompokan (clustering). Indeks kesamaan dihitung menggunakan

Jaccard’s Coefficient dan dilihat dalam jarak matriks (distance matrix) yang

memberikan nilai hasil pengelompokan (Hilarino et al., 2011; Radiastuti, 2015).

Page 31: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen). Waktu penelitian

dan analisis data dilaksanakan pada bulan April-Oktober 2017.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas alat-alat gelas,

laminar air flow cabinet, autoklaf, timbangan analitik, hot plate, magnetic stirrer,

micropipette, pipette tip dan rak pipette tip, lampu spiritus, ose, kertas saring, kaca

objek, cover glass dan mikroskop cahaya Olympus BX53.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegagan (C. asiatica

(L.) Urb.) aksesi Malaysia yang diperoleh dari Taman Tanaman Obat Sringanis

Bogor, akuades, Malt Extract Agar (MEA) (Difco, USA), Potato Dextrose Agar

(PDA) (Difco, USA), shear’s solution, etanol 70%, hipoklorit 3% dan alkohol

70%.

3.3. Cara Kerja

3.3.1. Pembuatan Media MEA dan PDA

Media MEA sebanyak 33,6 g dilarutkan dalam 1 L akuades. Media

dilarutkan dan dihomogenkan menggunakan magnetic strirrer dan hot plate.

Selanjutnya sterilisasi media menggunakan autoklaf pada suhu 121°C dengan

Page 32: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

18

tekanan 1,5 atm selama 15 menit. Media MEA steril tersebut dituang ke cawan

petri steril untuk isolasi kapang endofit tanaman pegagan.

Media PDA sebanyak 39 g dilarutkan dalam akuades 1 L. Media

dilarutkan dan dihomogenkan dengan magnetic strirrer di atas hot plate.

Sterilisasi media PDA menggunakan autoklaf pada suhu 121°C dengan tekanan

1,5 atm selama 15 menit. Media PDA steril tersebut dituang ke dalam cawan petri

steril dan digunakan untuk pemurnian isolat kapang endofit dari media MEA.

3.3.2. Pengambilan Sampel

Sampel tanaman pegagan aksesi Malaysia diperoleh dari koleksi tanaman

obat di Taman Tanaman Obat Sringanis, Bogor. Tanaman yang digunakan sebagai

sampel dalam kondisi segar dan sehat. Bagian tanaman yang dijadikan sampel

yakni daun, tangkai daun, geragih (stolon) dan akar pegagan aksesi Malaysia.

3.3.3. Sterilisasi Organ Tanaman Pegagan

Sterilisasi permukaan organ tanaman berdasarkan protokol Mostert et al.

(2001). Sampel meliputi bagian daun, tangkai daun, stolon dan akar tanaman,

kemudian permukaan sampel dicuci dengan air mengalir. Sterilisasi permukaan

sampel dengan etanol 70% selama 1 menit, sodium hipoklorit 3% selama 2 menit

dan etanol 70% selama 20 detik. Sampel dibilas dengan akuades steril sebanyak 3

kali dan dikeringkan pada kertas saring steril selama 4-5 jam dalam kondisi

ruangan bebas kontaminasi atau dilakukan dalam laminar. Akuades steril pada

pembilasan terakhir disebar pada permukaan media MEA sebagai bukti

keberhasilan sterilisasi permukaan.

Page 33: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

19

3.3.4. Isolasi Kapang Endofit Tanaman Pegagan

Sampel yang digunakan terdiri dari 3 individu (pot) tanaman pegagan

aksesi Malaysia. Setiap individu tanaman diambil 3 tegakan yang terdiri atas

daun, tangkai daun, stolon dan akar. Organ tanaman yang sebelumnya telah

dilakukan sterilisasi permukaan dan kering kemudian dipotong menjadi segmen

dengan ukuran 1×0,5 cm. Jumlah segmen yang dipotong diantaranya sebagai

berikut: terdapat 12 buah organ yang terdiri atas 3 daun, 3 tangkai daun, 3 stolon

dan 3 akar, setiap 1 buah organ dipotong menjadi 4 segmen, total sebanyak 48

segmen (4×12 organ tanaman).

Segmen tanaman yang telah siap diisolasi ke dalam media MEA dalam

kondisi steril, diisolasikan sebanyak 4 segmen per petri. Total segmen dari 3

individu tanaman yakni 144 segmen (48 segmen × 3 individu) yang diisolasi ke

dalam 36 petri (12 petri × 3 individu) berisi media MEA. Kemudian segmen organ

tanaman yang telah diisolasi di atas permukaan media MEA di inkubasi pada suhu

ruang (27C) selama 30 hari dan dilakukan pengamatan pertumbuhan miselium

kapang endofit setiap harinya (Hidayat et al., 2016).

3.3.5. Pemurnian Isolat Kapang Endofit

Pertumbuhan kapang endofit di sekitar segmen organ tanaman pegagan

pada media MEA diamati setiap hari, hingga ± selama 30 hari. Koloni kapang

endofit yang tumbuh pada media cawan MEA segera dimurnikan ke media cawan

PDA baru. Untuk memperoleh kultur murni digunakan metode hyphal tip

isolation. Metode hypal tip isolation yakni memindahkan miselium tunggal ke

media isolasi baru untuk pemurnian isolat kapang endofit (Arnold et al., 2001;

Khan et al., 2010; Gupta & Chaturvedi, 2017).

Page 34: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

20

3.3.6. Pengamatan Morfotipe

Isolat kapang endofit yang telah dimurnikan pada media PDA kemudian

diinkubasi selama 7 hari pada suhu ruang dan dilakukan pengamatan karakteristik

koloni untuk keperluan identifikasi. Isolat kapang endofit dikelompokkan

berdasarkan warna, bentuk, diameter pertumbuhan dan ada tidaknya pigmentasi

koloni. Koloni dengan karakteristik serupa dikelompokkan ke dalam morfotipe

yang sama (Putra et al., 2015; Radiastuti, 2015).

3.3.7. Pengamatan Makroskopis

Setelah koloni kapang tumbuh, kemudian dilakukan pengamatan secara

makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan makroskopis meliputi bentuk

morfologi dan warna koloni bagian atas (top side) dan bawah koloni (reverse

side), diameter koloni umur 7 hari, elevasi koloni, tekstur permukaan koloni, tipe

miselium, tepi koloni, densitas koloni, zonasi koloni, ada tidaknya eksudat, serta

ada tidaknya garis radial konsentris pada permukaan koloni. Pengamatan

makroskopis yang dilakukan ditujukan untuk identifikasi dan hasil karakter

morfologi yang diperoleh dibandingkan pada buku identifikasi (Gandjar et al.,

1999; Hanlin, 2001; Klich, 2002; Crous et al., 2009; Radiastuti, 2015).

3.3.8. Pengamatan Mikroskopis

Pengamatan mikroskopis dilakukan menggunakan mikroskop cahaya pada

pembesaran 400x dan 1000×. Kaca objek dan kaca penutup terlebih dahulu

dibersihkan dengan alkohol 70%. Miselium yang telah bersporulasi diambil dan

diurai menggunakan ose dengan media akuades steril dan shear’s solution.

Setelah itu kaca penutup diletakkan di atas permukaan preparat lalu diamati

morfologi dengan menggunakan mikroskop. Pengamatan mikroskopis meliputi

Page 35: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

21

hifa septa dan asepta, bentuk dan ukuran spora/ konidia, bentuk dan ukuran

konidiofor, konidio sel dan ada tidaknya rhizoid. Pengamatan mikroskopis yang

dilakukan ditujukan untuk identifikasi dengan cara membandingkan hasil yang

diperoleh pada buku identifikasi (Gandjar et al., 1999; Hanlin, 2001; Klich, 2002;

Crous et al., 2009).

3.4. Analisis Data

Struktur komunitas dinyatakan melalui keanekaragaman, tingkat

kolonisasi, indeks dominansi dan frekuensi kehadiran relatif spesies kapang

endofit pada setiap organ tanaman. Satu koloni diartikan sebagai satu individu

kapang endofit (Radiastuti, 2015).

3.4.1. Tingkat Kolonisasi

Tingkat kolonisasi dihitung sebagai persentase dari jumlah bagian tanaman

yang terkolonisasi kapang endofit dibagi dengan total bagian tanaman yang

diamati (Petrini & Fisher, 1988):

Tingkat kolonisasi (%) =

× 100%

3.4.2. Frekuensi Kehadiran Relatif

Frekuensi kehadiran relatif (persen dari spesies kapang endofit) dihitung

untuk memperoleh nilai distribusi spesies kapang endofit dari berbagai organ.

Kehadiran spesies kapang endofit pada berbagai organ tanaman dihitung

menggunakan rumus (Radiastuti, 2015):

Frekuensi kehadiran relatif spesies i (FR) =

× 100%

Page 36: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

22

3.4.3. Indeks Keanekaragaman

Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H') akan menunjukkan tinggi

rendahnya tingkat keanekaragaman serta membandingkan keanekaragaman

komunitas kapang endofit diantara berbagai organ tanaman pegagan Malaysia.

Indeks H' dihitung berdasarkan rumus (Tao et al., 2012):

Keterangan:

H' = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener

Pi =

= Proporsi jumlah total individu tiap spesies

ni = Jumlah total individu per spesies

N = Jumlah seluruh individu

Kriteria indeks keanekaragaman Shannon-Wiener didefinisikan sebagai berikut:

H' < 1 : Keanekaragaman rendah

1 < H' < 3 : Keanekaragaman sedang

H' > 3 : Keanekaragaman melimpah

3.4.4. Indeks Dominansi

Indeks Dominansi Simpson digunakan untuk menganalisis adanya spesies

kapang endofit yang mendominasi komunitas pegagan aksesi Malaysia. Berikut

rumus yang digunakan untuk menilai Indeks Dominansi (Odum, 1996):

Keterangan:

C = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener

Pi =

= Proporsi jumlah total individu tiap spesies

ni = Jumlah total individu per spesies

N = Jumlah seluruh individu

Kriteria Indeks Dominansi terbagi menjadi tiga kategori yaitu:

0,01 < C < 0,30 : Dominansi rendah

0,31 < C < 0,60 : Dominansi sedang

0,61 < C < 1,00 : Dominansi tinggi

Page 37: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

23

3.4.5. Analisis Pengelompokan (Cluster Analysis)

Analisis pengelompokan (cluster analysis) dengan menkonstuksi

dendogram dilakukan menggunakan metode UPGMA (Unweighted Pair Group

Method Using Arithmetic Mean). Indeks similaritas dihitung menggunakan

Jaccard’s Coefficient. Konstruksi dendogram akan menunjukkan hubungan

struktur komunitas kapang endofit antar organ tanaman berdasarkan indeks

similaritas yang terlihat pada matriks jarak (distance matrix). Data frekuensi

kehadiran relatif kapang endofit dianalisis pada metode UPGMA menggunakan

Jaccard’s Coefficient pada program komputer MVSP versi 3.22 (Hilarino et al.,

2011; Radiastuti, 2015).

Prosedur konstruksi dendogram pada program MVSP yakni, buka jendela

program MVSP lalu klik file lalu new. Tentukan jumlah variables dan cases yang

akan digunakan. Pada penelitian ini digunakan 22 variables dan 4 cases, 22

variables menunjukkan jumlah keseluruhan morfotipe yang diperoleh dan 4 cases

menunjukkan kelompok yang dibandingkan yakni daun, tangkai daun, stolon dan

akar. Tabel matriks karakteristik diisi (scoring) dengan cara memberikan nilai 1

untuk variabel yang muncul pada cases, jika variabel tidak muncul pada cases

maka diberikan nilai 0. Setelah scoring selesai kemudian pilih cluster analysis

menggunakan Jaccard’s Coefficient (Hilarino et al., 2011).

Page 38: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Identifikasi Kapang Endofit Berdasarkan Karakter Morfologi

Kapang endofit berhasil diisolasi dari organ tanaman pegagan aksesi

Malaysia yakni daun, tangkai daun, stolon dan akar. Hasil diperoleh 78 isolat

yang dikelompokkan ke dalam 22 morfotipe berdasarkan kesamaan karakter

morfologi koloni yakni warna, bentuk, diameter pertumbuhan dan ada tidaknya

pigmentasi koloni (Radiastuti, 2015). Karakter morfologi 22 morfotipe diamati

secara makroskopis (Lampiran 1) dan mikroskopis (Lampiran 2) untuk

identifikasi isolat.

Tabel 1. Kapang endofit hasil isolasi dari pegagan aksesi Malaysia

Divisi Kelas Nama Spesies

Ascomycota Dothideomycetes Phyllosticta capitalensis

Eurotiomycetes Aspergillus flavus, Penicillium

capsulatum, Talaromyces pinophilus

Sordariomycetes Acremonium sp., Chaetomium globosum,

Colletotrichum sp., Colletotrichum

destructivum 1, Colletotrichum

destructivum 2, Colletotrichum

gloeosporioides, Colletotrichum

siamense, Eutypella scoparia 1, Eutypella

scoparia 2, Fusarium solani 1, Fusarium

solani 2 dan Fusarium solani 3, Fusarium

striatum, Phomopsis asparagi

Basidiomycota Agaricomycetes Ceratobasidium sp., Earliella scabrosa,

Perenniporia sp., Phanerochaete

chrysosporium

Kapang endofit yang diperoleh pada penelitian ini termasuk dalam divisi

Ascomycota dan Basidiomycota. Kapang endofit dari divisi Ascomycota terdiri

dari tiga kelas yakni Dothideomycetes, Eurotiomycetes dan Sordariomycetes,

sedangkan Basidiomycota hanya satu kelas yakni Agaricomycetes (Tabel 1).

Page 39: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

25

Identifikasi pada penelitian ini dilanjutkan secara molekuler dengan data BLAST

NCBI yang dilakukan pada penelitian lain (Bahalwan, 2017, in press). Identifikasi

secara molekuler diperlukan untuk mengetahui spesies isolat serta untuk

memverifikasi kelompok morfotipe yang telah diamati (Lacap et al., 2003).

Karakter makroskopis kapang endofit yang diamati memiliki pertumbuhan

koloni beragam, Ceratobasidium sp. memiliki pertumbuhan cepat yakni 9 cm

dalam 7 hari. Spesies lain dengan pertumbuhan cepat yakni P. chrysosporium, P.

asparagi, Perenniporia sp., A. flavus, C. globosum, Colletotrichum, Fusarium dan

P. capitalensis. Sedangkan P. capsulatum, T. pinophilus, Acremonium sp., E.

scoparia 1, E. scoparia 2 dan E. scabrosa memiliki pertumbuhan lebih lambat <4

cm dalam 7 hari. Miselium yang diamati umumnya berwarna putih dengan tekstur

seperti kapas, kelas Dothideomycetes yakni P. capitalensis memiliki tekstur

seperti wol. Kelas Eurotiomycetes memiliki karakter koloni yakni membentuk

sporulasi (Lampiran 1).

Karakter mikroskopis yang teramati diantaranya yakni hifa, konidiofor,

sporangiofor serta spora seksual maupun aseksual. Kapang endofit yang diamati

seluruhnya memiliki hifa bersepta dengan ukuran beragam. Kelas

Dothideomycetes yakni P. capitalensis diperoleh sel konidiogenous, kelas

Eurotiomycetes yakni A. flavus, P. capsulatum dan T. pinophilus teramati

sporangiospora dan sporangiofor. Kelas Sordariomycetes hanya E. scoparia yang

steril, hasil pengamatan Colletotrichum, Fusarium dan P. asparagi diperoleh

konidia, kemudian Acremonium sp. dan C. globosum diperoleh askospora. Kelas

Agaricomycetes teramati klamidiospora pada Perenniporia sp. dan P.

chrysosporium, hanya E. scabrosa yang teramati mycelia sterilia (Lampiran 2).

Page 40: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

26

Identifikasi molekuler terhadap 22 morfotipe menunjukkan kapang endofit

hasil isolasi terdiri atas 18 spesies. Terdapat morfotipe dengan spesies yang sama

yakni C. destructivum 2 morfotipe, E. scoparia 2 morfotipe dan F. solani 3

morfotipe. Pengelompokan morfotipe dilakukan berdasarkan karakter koloni

sehingga memungkinkan ditemukannya satu spesies yang dikelompokkan dalam

morfotipe berbeda, hal ini umum dijumpai pada studi komunitas endofit (Chehri

et al., 2011; Radiastuti, 2015). Morfotipe tidak dapat digunakan untuk

mengestimasi pengelompokan isolat sebagai spesies yang sama, namun dapat

digunakan untuk menggambarkan komunitas kapang endofit (Lacap et al., 2013).

4.2. Tingkat Kolonisasi Kapang Endofit Pegagan Aksesi Malaysia

Kapang endofit ditemukan dan berhasil diisolasi di setiap organ pegagan

aksesi Malaysia. Tingkat kolonisasi tertinggi yakni organ stolon dengan perolehan

kapang endofit sebanyak 26 individu yang terdiri dari 6 spesies, selanjutnya organ

daun 24 individu yang terdiri dari 8 spesies, akar sebanyak 17 individu yang

terdiri dari 8 spesies dan tangkai daun 11 individu yang terdiri dari 4 spesies

(Tabel 2).

Tabel 2. Jumlah individu spesies kapang endofit yang ditemukan pada berbagai

organ pegagan aksesi Malaysia

Nama Spesies

Asal Organ Pegagan Aksesi Malaysia

Daun Tangkai

daun Stolon Akar

Acremonium sp. - - - 4

Aspergillus flavus - - - 2

Ceratobasidium sp. - - 9 3

Chaetomium globosum - - - 1

Colletotrichum sp. 10 - - -

Colletotrichum destructivum 1 1 - - -

Page 41: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

27

Colletotrichum destructivum 2 - 3 - 4

Colletotrichum gloeosporioides 1 - - -

Colletotrichum siamense 3 - - -

Earliella scabrosa - 3 - -

Eutypella scoparia 1 - - - 1

Eutypella scoparia 2 - - - 1

Fusarium solani 1 1 - 6 -

Fusarium solani 2 - - 6 -

Fusarium solani 3 - - 2 -

Fusarium striatum - - 1 -

Penicillium capsulatum 2 - - -

Perenniporia sp. 4 - - -

Phanerochaete chrysosporium 1 - - 1

Phomopsis asparagi 1 1 - -

Phyllosticta capitalensis - 4 - -

Talaromyces pinophilus - - 2 -

Total 24 11 26 17

Total segmen organ tanaman pegagan aksesi Malaysia yang diisolasi pada

media MEA adalah 144 segmen dengan nilai tingkat kolonisasi 43%. Kolonisasi

kapang endofit ditemukan dan berhasil diisolasi pada 4 organ tanaman yang

diamati, dengan nilai kolonisasi tertinggi pada organ stolon (15%), diikuti daun

(14%), akar (8%) dan tangkai daun (6%) (Gambar 4).

Total 61 dari 144 segmen berhasil dikolonisasi kapang endofit, hasil

tersebut menunjukkan lebih dari setengah segmen yang diamati tidak dikolonisasi

kapang endofit. Satu segmen organ tanaman yang diisolasi dapat dikolonisasi satu

atau lebih atau tidak dikolonisasi kapang endofit. Kapang endofit hidup tersebar

pada jaringan tanaman sehingga memungkinkan jika ditemukan lebih dari satu

Page 42: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

28

15%

14%

8%

6%

57%

Stolon

Daun

Akar

Tangkai daun

Tidak terkolonisasi

koloni dalam satu segmen atau bahkan tidak ditemukan di segmen yang diamati

(Gamboa & Bayman, 2001).

Gambar 4. Diagram Tingkat Kolonisasi Kapang Endofit di berbagai Organ

Tanaman Pegagan Aksesi Malaysia

Segmen tidak terkolonisasi disebabkan karena adanya kapang endofit

dengan sifat pertumbuhan slow-growing. Sebanyak besar kapang endofit yang

terisolasi merupakan kapang endofit fast-growing, sehingga kapang endofit slow-

growing tertutupi pertumbuhannya oleh kapang endofit fast-growing. Berdasarkan

Gamboa & Bayman (2001), kapang endofit dengan pertumbuhan miselium lebih

cepat dapat menutupi pertumbuhan kapang endofit yang pertumbuhannya lambat.

Hal lainnya yakni kapang endofit slow-growing tidak terlihat

pertumbuhannya dalam waktu 4 minggu atau lebih (Bosshard, 2011). Sifat

unculturable fungi juga menjadi salah satu faktor segmen tidak terkolonisasi,

unculturable fungi diketahui hidup di alam namun tidak mampu ditumbuhkan

pada media laboratorium. Keadaan ini umum terjadi pada studi keanekaragaman

kapang endofit (Arnold, 2007).

Berdasarkan penelitian Rakotoniriana et al. (2007), tingkat kolonisasi

kapang endofit pegagan aksesi Madagaskar pada organ daun yakni sebesar 78%.

Jika dibandingkan, perbedaan cukup signifikan dengan perolehan tingkat

Page 43: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

29

kolonisasi 43% untuk kapang endofit pegagan aksesi Malaysia. Penelitian kapang

endofit tanaman pegagan aksesi Malaysia tidak hanya mengamati organ daun

namun mengamati organ tanaman lainnya seperti stolon, akar dan tangkai daun,

dimana organ akar dan tangkai daun memiliki hasil kolonisasi yang rendah.

Isolasi kapang endofit dari daun pegagan India pada musim yang berbeda

melaporkan hasil tingkat kolonisasi yakni 38,37% pada musim hujan, musim

panas 26,37% dan musim dingin 15,40% dengan waktu inkubasi selama 2 minggu

(Gupta & Chaturvedi, 2017). Hasil tersebut menunjukkan nilai kolonisasi lebih

rendah dengan perolehan tingkat kolonisasi 43% untuk kapang endofit pegagan

aksesi Malaysia yang dilakukan selama 4 minggu. Berdasarkan Gupta &

Chaturvedi (2017), lamanya waktu inkubasi merupakan salah satu faktor dalam

studi komunitas endofit tanaman.

Penelitian Radiastuti (2015), menunjukkan hasil yang sama yakni tingkat

kolonisasi organ daun lebih tinggi dari pada akar dan tangkai daun pada Cinchona

calisaya dengan nilai secara berurutan 8,8%, 7,6% dan 5,7%. Tingkat kolonisasi

yang lebih tinggi pada organ daun dikarenakan terdapat hasil fotosintesis sehingga

terkondisi ketersediaan nutrisi bagi kapang endofit. Selain itu, pegagan aksesi

Malaysia memiliki permukaan daun lebih lebar dan tebal jika dibandingkan

dengan aksesi lainnya sehingga memungkinkan kolonisasi pada organ daun lebih

tinggi.

4.3. Keanekaragaman Kapang Endofit Pegagan Aksesi Malaysia

Keanekaragaman kapang endofit dapat diukur melalui indeks

keanekaragaman Shannon-Wiener (H') (Tao et al., 2012; Radiastuti, 2015). Hasil

pengukuran indeks H' kapang endofit tanaman pegagan aksesi Malaysia disajikan

Page 44: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

30

dalam grafik (Gambar 5). Hasil menunjukkan antara satu organ dengan organ

lainnya memiliki perolehan nilai yang tidak jauh berbeda. Nilai H'=1,91 diperoleh

untuk akar, daun (H'=1,79), stolon (H'=1,56) dan tangkai daun (H'=1,29).

Keseluruhan nilai tersebut masuk dalam kategori keanekaragaman sedang (1<Hʹ<

3) (Tao et al., 2012).

Gambar 5. Grafik Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H') Kapang Endofit

di Berbagai Organ Tanaman Pegagan Aksesi Malaysia

Indeks keanekaragaman akar dan daun lebih tinggi dari stolon dan tangkai

daun. Hal tersebut sejalan dengan jumlah spesies yang ditemukan bahwa kapang

endofit yang diperoleh pada organ akar dan daun lebih tinggi dibandingkan stolon

dan akar, yakni masing-masing 9 spesies pada akar dan daun, sedangkan untuk

stolon 6 spesies dan tangkai daun hanya 4 spesies. Berdasarkan Banerjee et al.

(2006), indeks Shannon-Wiener dipengaruhi jumlah dan tingkat kemunculan

spesies.

Lingkungan perakaran yang heterogeneous dan banyak ditempati

mikroorganisme menyebabkan tingginya keanekaragaman kapang endofit organ

akar. Eksudat tanaman memainkan peran penting dalam memodifikasi lingkungan

perakaran yang kompleks dan dinamis (Xiao et al., 2014). Selain itu, permukaan

1,91 1,79

1,56

1,29

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

Akar Daun Stolon Tangkai daun

Ind

eks

Sh

ann

on

-Wie

ne

r (H

')

Organ Tanaman

Page 45: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

31

organ akar dan daun merupakan yang paling luas bersentuhan dengan lingkungan,

dimana lingkungan merupakan tempat berbagai mikroorganisme berada dan

menjadi media persebaran spora maupun mikroorganisme dari satu tempat ke

tempat lainnya (Arnold, 2007).

Organ tanaman akar dan daun merupakan organ dengan perolehan nilai

indeks H' tertinggi dan keduanya memiliki selisih nilai H' yang tidak signifikan.

Gupta & Chaturvedi (2017) melaporkan hasil keanekaragaman yang sama pada

daun pegagan yakni kategori sedang dengan nilai rata-rata H'=1,97 (musim hujan

H'=2,24 dan musim dingin H'=1,7). Hasil yang sama dilaporkan spesies kapang

endofit yang diperoleh pada akar lebih beragam dari pada daun dengan nilai

H'=1,71 (Haddadderafshi, 2015). Nilai indeks H' kapang endofit yang diisolasi

dari akar (H'=1,33), daun (H'=0,69) dan tangkai daun (H'=0,69) Piper nigrum

menunjukkan hasil yang serupa bahwa akar memiliki nilai H' lebih tinggi dari

daun dan tangkai daun (Uzma et al., 2016).

Hasil penelitian ini menunjukkan, akar dengan indeks keanekaragaman

tertinggi memiliki spesies yang hanya ditemukan di akar seperti C. globosum, A.

flavus, Acremonium sp. dan E. scoparia. Organ daun diperoleh spesies yang

hanya ditemukan di daun seperti Perenniporia sp., C. gloeosporioides, C.

siamense, Colletotrichum sp. dan P. capsulatum. Organ stolon dan akar hanya

memiliki 2 spesies yang khas, P. capitalensis dan E. scabrosa pada akar,

kemudian T. pinophilus dan F. striatum pada stolon. Indeks Shannon-Wiener

memperhitungkan jumlah dan tingkat kemunculan spesies, oleh karena itu indeks

meningkat seiring keberadaan spesies spesifik yang hanya ditemukan di organ

tertentu atau dengan kekayaan spesies yang tinggi (Banerjee et al., 2006).

Page 46: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

32

4.4. Dominansi Kapang Endofit Pegagan Aksesi Malaysia

Hasil indeks dominansi (D) kapang endofit tanaman pegagan aksesi

Malaysia menunjukkan bahwa Ceratobasidium sp. memiliki nilai tertinggi yakni

(D = 0,024) (Gambar 6). Sebanyak 78 isolat yang berhasil diisolasi, 12 isolat

merupakan Ceratobasidium sp. yang diisolasi dari organ tanaman stolon dan akar.

Ceratobasidium sp. merupakan kapang endofit yang umum dijumpai dan

diketahui berasosiasi spesifik pada berbagai akar tanaman (Matsumoto, 2005;

Irwin et al., 2007).

Gambar 6. Grafik Indeks Dominansi (D) Kapang Endofit di Berbagai Organ

Tanaman Pegagan Aksesi Malaysia

Ceratobasidium sp. memiliki kemampuan degradasi molekul seperti

hidrokarbon. Organ stolon dan akar yang bersentuhan dengan tanah menyediakan

kondisi yang dibutuhkan Ceratobasidium sp. untuk aktivitas degradasi yang

dimiliki Ceratobasidium sp. Aktivitas tersebut merupakan bentuk simbiosis saling

menguntungkan dengan tanaman, kemampuan degradasi molekul oleh

Ceratobasidium sp. akan memberikan kondisi lingkungan yang lebih baik dalam

meningkatkan pertumbuhan tanaman (Xiao et al., 2014).

Page 47: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

33

Spesies lainnya dengan nilai indeks dominansi tinggi setelah

Ceratobasidium sp. adalah Colletorichum sp. (D=0,016), F. solani 1 (D=0,008)

dan C. destructivum (D=0,008). Spesies Colletotrichum sp. menempati urutan ke-

2 tertinggi untuk indeks dominansi, namun genus Colletotrichum secara

keseluruhan merupakan genus yang paling mendominasi perolehannya. Terdapat

22 isolat yang terdiri dari Colletotrichum sp. (10 isolat), C. siamense (3 isolat), C.

gloeosporioides (1 isolat), C. destructivum 1 (1 isolat) dan C. destructivum 2 (7

isolat).

Colletotrichum dan Fusarium diketahui mudah beradaptasi dengan kondisi

lingkungan, sehingga mudah dijumpai di berbagai inang. Colletotrichum maupun

Fusarium umum dijumpai sebagai endofit pada berbagai organ. Penelitian lainnya

melaporkan Colletotrichum dan Fusarium mendominasi komunitas kapang

endofit tanaman Polygonum acuminatum and Aeschynomene fluminensis (Souza

et al., 2017) dan Echinacea purpurea (Rosa et al., 2012). Spesies perolehan

lainnya pada penelitian ini seperti, P. capitalensis, Acremonium sp., P. asparagi,

A. flavus, P. capsulatum, T. pinophilus dan C. globosum umum dijumpai

berasosiasi sebagai endofit pada berbagai tanaman (Syed & Midgley, 2009;

Vinale et al., 2017; Wikee et al., 2013; Nair & Padmavathy, 2014; Russo et al.,

2015; Supriya & Audipudi, 2015).

Spesies E. scoparia, E. scabrosa, P. chrysosporium dan Perenniporia sp.

yang diperoleh pada penelitian ini telah dilaporkan sebagai endofit namun bukan

merupakan endofit yang umum dijumpai berasosiasi dengan sejumlah tanaman

(Lim et al., 2006; Wu et al., 2012; Kongprapan et al., 2015). Spesies tersebut

masuk dalam divisi Basidiomycota, kecuali E. scoparia. Divisi Ascomycota dan

Page 48: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

34

Basidiomycota diantaranya merupakan kapang endofit, namun kapang endofit

lebih sering dijumpai dari divisi Ascomycota dalam bentuk anamorphs (bentuk

aseksual). Sedangkan divisi Basidomycota umum dijumpai sebagai fungi

makroskopis namun beberapa divisi Basidiomycota juga dijumpai sebagai endofit

(Arnold & Lutzoni, 2007; Khan et al., 2010).

4.5. Frekuensi Kehadiran Relatif Kapang Endofit Pegagan Aksesi Malaysia

Frekuensi kehadiran relatif kapang endofit tertinggi adalah pada organ

tanaman stolon (33,3%), selanjutnya daun (30,8%), akar (21,8%) dan tangkai

daun (14,1%). Hasil tersebut sama dengan tingkat kolonisasi secara berurutan,

yakni 15%, 14%, 8% dan 6%. Organ tanaman stolon dikolonisasi 26 isolat terdiri

atas 3 genera dari 4 spesies, diikuti daun dikolonisasi 24 isolat terdiri atas 6 genera

dari 9 spesies, akar dikolonisasi 17 isolat terdiri atas 7 genera dari 7 spesies dan

tingkat kolonisasi terendah pada organ tangkai daun dikolonisasi 11 isolat terdiri

atas 4 genera dari 4 spesies (Gambar 7).

Organ tanaman stolon didominasi spesies Ceratobasidium sp., sebesar

11,54% selain itu Ceratobasidium sp. hadir pada organ akar dengan nilai 3,85%.

Ceratobasidium sp. merupakan bentuk telomorph dari Rhizoctonia sp. yang

merupakan root-endophyte yang diketahui berasosiasi pada akar tanaman.

Beberapa genus Ceratobasidium diketahui berasosiasi dengan Rhizoctonia sp.,

seperti C. cornigeum, C. setariae, C. gramineum dan C. oryzae-sativa pada akar

tanaman (Matsumoto, 2005). Genus Ceratobasidium juga dilaporkan berasosiasi

spesifik dengan akar Pterostylis nutans (Irwin et al., 2007).

Page 49: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

35

Gambar 7. Grafik Frekuensi Kehadiran Relatif Kapang Endofit di Berbagai

Organ Tanaman Pegagan Aksesi Malaysia

Diantara kapang endofit yang ditemukan, genus Colletotrichum

merupakan kapang endofit yang dijumpai hampir di seluruh organ tanaman

kecuali stolon. Colletotrichum diketahui memiliki kemampuan mekanisme hidup

11,54

3,85

12,82

7,69

1,28

7,69

1,28

3,85

5,13

5,13

3,85

1,28

1,28

1,28

1,28

1,28

2,56

1,28

2,56

2,56

1,28

1,28

1,28

5,13

2,56

5,13

3,85

0

5

10

15

20

25

30

35

Stolon Daun Akar Tangkaidaun

% F

reku

en

si K

eh

adir

an R

ela

tif

Organ Tanaman

Colletotrichum destructivum 2

Fusarium solani 3

Perenniporia sp.

Fusarium striatum

Chaetomium globosum

Colletotrichum destructivum 1

Talaromyces pinophilus

Penicillium capsulatum

Colletotrichum gloeosporioides

Aspergillus flavus

Phanerochaete chrysosporium

Phomopsis asparagi

Eutypella scoparia 2

Colletotrichum siamense

Acremonium sp.

Phyllosticta capitalensis

Earliella scabrosa

Eutypella scoparia 1

Fusarium solani 2

Fusarium solani 1

Colletotrichum sp.

Ceratobasidium sp.

Page 50: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

36

bervariasi sehingga umum dijumpai bersimbiosis pada tanaman inang baik

mutualisme, antagonis maupun patogen. Colletotrichum diketahui mampu

mengubah mekanisme hidup mereka tidak hanya sebagai endofit, namun juga

mekanisme nekrotropik (merusak jaringan inang), biotropik (mendapat nutrisi

tanpa merusak inang) atau hidup pasif pada tanaman inang. Perubahan tersebut

terjadi seiring perubahan kondisi fisiologi tanaman, kondisi lingkungan dan

genotipe tanaman (Silvia et al., 2017).

Colletotrichum sp. pada organ daun memiliki nilai frekuensi kehadiran

relatif tertinggi yakni 12,82%. Genus Colletotrichum lain yang hadir yakni C.

siamense (3,85%), C. gloeosporioides (1,28%) dan C. destructivum 1 (1,28%).

Hasil penelitian menunjukkan pada organ akar dan tangkai daun C. destructivum 2

dijumpai dengan frekuensi kehadiran relatif 5,13% dan 3,85%. Penelitian serupa

melaporkan genus Colletotrichum banyak mendominasi perolehan kapang endofit

tanaman obat khususnya daun. Isolasi kapang endofit dari daun pegagan yang

tumbuh di Madagaskar didominasi oleh Xylariaceae sp. dan C. higginsianum

(Rakotoniriana, 2012). Hasil penelitian serupa yakni, organ daun dan batang

tanaman obat di Cina memperoleh hasil frekuensi kehadiran relatif tertinggi yakni

31,3% dan isolasi kapang endofit dengan frekuensi kehadiran relatif tertinggi

58,6% diperoleh dari organ daun Taxus x media (Huang et al., 2008; Xiong et al.,

2013).

Frekuensi kehadiran relatif tertinggi organ akar diperoleh Acremonium sp.

dan C. destructivum 1 dengan nilai masing-masing 5,13%, kemudian diikuti

spesies Ceratobasidium sp. dengan nilai 3,85%. Penelitian Nalini et al. (2014)

melaporkan kapang endofit Acremonium diisolasi dari organ akar dan stolon

Page 51: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

37

pegagan India. Acremonium dan Ceratobasidium dikenal sebagai root-endophyte

dan umum ditemukan pada akar tanaman sebagai endofit (Matsumoto, 2005;

Irwin et al., 2007; Stöcker & Alten, 2016). Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa kapang endofit A. flavus spesifik diperoleh di organ akar, penelitian yang

sama melaporkan genus Aspergillus diperoleh dari organ akar pegagan (Nath et

al., 2014; Lulasto, 2015) dan akar jagung (Russo et al., 2015).

Frekuensi kehadiran relatif tertinggi pada organ tangkai daun yakni P.

capitalensis dengan nilai 5,13%. P. capitalensis merupakan kapang endofit yang

umum mengkolonisasi sejumlah tanaman (Wikee et al., 2013). Selanjutnya

diperoleh C. destructivum dan E. scabrosa masing-masing 3,83%, serta P. aspragi

1,28%. Diperoleh 4 spesies pada organ tangkai daun, sebagai informasi bahwa

isolasi kapang endofit belum pernah dilakukan pada tangkai daun pegagan

khususnya pegagan aksesi Malaysia.

Spesies kapang endofit yang diperoleh pada organ stolon yakni

Ceratobasidium sp., F. solani, T. pinophilus dan F. striatum belum pernah

dilaporkan mengkolonisasi organ stolon pegagan. Kapang endofit Perenniporia

sp., C. destructivum, P. chrysosporium dan C. siamense yang diisolasi dari organ

daun pegagan aksesi Malaysia belum pernah dilaporkan diisolasi dari organ daun

pegagan sebelumnya. Sedangkan pada organ akar pegagan aksesi Malaysia,

beberapa spesies kapang endofit yang sebelumnya belum pernah dilaporkan

diisolasi dari akar pegagan diantaranya C. destructivum, C. globosum, P.

chrysosporium, E. scoparia dan Ceratobasidium sp.

Page 52: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

38

4.6. Analisis Pengelompokan Komunitas Kapang Endofit di Organ Pegagan

Aksesi Malaysia

Indeks kesamaan jenis menggambarkan tingkat kesamaan struktur dan

komposisi jenis kapang endofit di berbagai organ pegagan aksesi Malaysia. Nilai

indeks bervariasi antara 0-1, semakin mendekati 1 menunjukkan semakin tinggi

tingkat kemiripan jenis diantara dua komunitas organ tanaman yang dibandingkan

(Ludwig & Reynold, 1988). Berdasarkan analisis UPGMA, komunitas kapang

endofit tanaman pegagan aksesi Malaysia dibagi ke dalam 3 kluster dan

menunjukkan nilai indeks kesamaan <9,1% (0,091) secara keseluruhan organ

tanaman (Gambar 8).

Gambar 8. Dendogram Komunitas Kapang Endofit pada Berbagai Organ

Tanaman Pegagan Aksesi Malaysia

Nilai indeks kesamaan <9,1% (0,091) menunjukkan jika komunitas

diantara organ pegagan aksesi Malaysia benar-benar berbeda. Menunjukkan

distribusi kapang endofit pegagan aksesi Malaysia memiliki variasi antar organ.

Penelitian ini menunjukkan suatu spesies kapang endofit yang diperoleh tidak

menempati semua bagian atau organ tanaman, tetapi hanya organ tertentu yang

ditempati. Setiap spesies kapang endofit menempati tempat yang cocok untuk

hidupnya, organ tanaman menyediakan mikrohabitat yang sesuai untuk kehidupan

Page 53: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

39

kapang endofit. Mikrohabitat yang berbeda akan terbentuk berdasarkan komponen

kimia yang berbeda pula (Xiao et al., 2014).

Komunitas kapang endofit pada organ tanaman tangkai daun lebih dekat

dengan akar dibanding organ lainnya, dikelompokkan sebagai kluster pertama

dengan indeks kesamaan (IS) 9,1% (0,091). Komunitas kapang endofit tangkai

daun dan akar dekat dengan daun dikelompokkan sebagai kluster kedua dengan

nilai indeks kesamaan (IS) 7,3% (0,073). Sementara komunitas pada stolon

memiliki tingkat kemiripan dengan organ daun dengan indeks kesamaan (IS)

4,9% (0,049) (Gambar 8).

Kesamaan diantara komunitas kapang endofit pada tangkai daun dan akar

karena kehadiran kapang endofit C. destructivum 2 yang dijumpai hanya pada

kedua organ. Organ tanaman akar dan tangkai daun memiliki kesamaan lebih

dekat dengan daun dari pada stolon karena kesamaan kapang endofit P.

chrysosporium dan P. asparagi yang juga mengkolonisasi organ daun. Hasil

menunjukkan organ stolon terpisah dengan organ lainnya, hal ini karena

perbedaan komposisi perolehan kapang endofit. Terdapat 4 kapang endofit

spesifik pada stolon yakni F. solani 2, F. solani 3, F. striatum dan T. pinophilus.

Page 54: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

40

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

1) Keanekaragaman kapang endofit di berbagai organ tanaman termasuk

kategori sedang. Keanekaragaman tertinggi kapang endofit tanaman

pegagan aksesi Malaysia terdapat pada organ akar, diikuti daun, stolon

dan tangkai daun.

2) Ceratobasidium sp., Colletotrichum sp., Colletotrichum destructivum dan

Fusarium solani merupakan kapang endofit yang mendominasi pada

tanaman pegagan aksesi Malaysia.

3) Kapang endofit terdistribusi dan berhasil diisolasi pada berbagai organ

tanaman pegagan aksesi Malaysia.

5.2. Saran

1) Mengatasi segmen yang tidak terkolonisasi yakni perlunya dilakukan

isolasi pada media yang berbeda dari penelitian ini untuk merangsang

pertumbuhan kapang endofit yang tidak dapat ditumbuhkan pada media

MEA dan PDA.

2) Penambahan jumlah sampel dan pengulangan perlu dilakukan untuk

memberikan data yang lebih akurat.

3) Perlu dilakukan studi lanjutan terhadap kapang endofit yang diperoleh

pada tanaman pegagan aksesi Malaysia dalam memproduksi metabolit

sekunder.

Page 55: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

41

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A. (2009). Biologi dan Kimia Jamur Endofit. Penerbit ITB. Bandung.

Arnold, A.E. (2007). Understanding the diversity of foliar endophytic fungi:

progress, challenges, and frontiers. Fungal Biology Reviews. 21: 51-66.

Arnold, A.E. & Lutzoni, F. (2007). Diversity and host range of foliar fungal

endophytes: are tropical leaves biodiversity hotspots? Ecology. 88(3): 541-

549.

Arnold, A.E., Maynard, Z. & Gilbert, G.S. (2001). Fungal endophytes in

dicotyledonous neotropical tree: patterns of abundance and diversity. The

British Mycological Society. 105(12): 1502-1507.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2010). Serial Data Ilmiah Terkini

Tumbuhan Obat Pegagan Centella asiatica (L.) Urban. Badan POM RI.

Jakarta.

Bahalwan, H.A. (2017). Keragaman kapang endofit tanaman pegagan (Centella

asiatica (L.) Urban) aksesi Bengkulu dan Malaysia berdasarkan analisis

filogenetik ITS rDNA. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah. Jakarta.

Banerjee, D. (2011). Endophytic fungal diversity in tropical and subtropical

plants. Research Journal of Microbiology. 6(1): 54-62.

Benerjee, D., Mahapatra, S., Manna, S., Mukherjee, R., Mukherjee, S. & Pati,

B.R. (2006). Occurence of endophytic fungi in Vitex nugendo. Journal of

Botanical Society of Bengal. 60: 28-31.

Bermawie, N., Purwiyanti, S., & Mardiana. (2008). Keanekaragaman sifat

morfologi, hasil dan mutu plasma nutfah pegagan (Centella asiatica (L.)

Urban.). Bulletin litro. 19(1): 1-17.

Bernardi, W.J., Garcia, A., Filho, C.J., Prioli, A.J. & Pamphile, J.A. (2010).

Evaluation of foliar fungal endophyte diversity and colonization of

medicinal plant Luehea divaricata (Martius et Zuccarini). Biological

Research. 43(4): 375-384.

Bosshard, P.P. (2011). Incubation of fungal cultures: how long is long enough?

Mycoses. 54(5): 539-545.

Chithra, S., Jasim, B., Sachidanandan, P., Jyothis, M. & Radhakrishnan, E.K.

(2013). Piperine production by endophytic fungus Colletotrichum

gloeosporioides isolated from Piper nigrum. Phytomedicine. 21(4): 534-40.

Clay, K., Marks, S. & Cheplick, G.P. (1993). Effects of insect herbivory and

fungal endophyte infection on competitive interactions among grasses.

Ecology. 74(6): 1767-1777.

Page 56: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

42

Crous, P.W., Verkley, G.J.M., Groenewald, J.Z. & Samson, R.A. (2009). Fungal

Diversity. CBS-KNAW Fungal Biodiversity Centre. Netherlands.

Dahono, D. (2014). Manfaat Pegagan.

http://kepri.litbang.pertanian.go.id/new/index.php/infotek/763-manfaat-

pegagan. Tanggal akses 12 Desember 2017 pukul 00.00 WIB.

Devi, N.N. & Prabakaran, J.J. (2014). Bioactive metabolites from an endophytic

fungus Penicillium sp. isolated from Centella asiatica. Current Research in

Environmental & Applied Mycology. 4(1): 34-43.

Devi, N.N. & Singh, M.S. (2015). Endophytic Fungi Associated with Traditional

Medicinal Plants of Manipur. International Journal of Pharmaceutical

Sciences Review and Research. 33(1): 127-132.

Devi, N.N., Prabakaran, J.J. & Wahab, F. (2012). Phytochemical analysis dan

enzyme analysis of endophytic fungi from Centella asiatica. Asian Pacific

Journal of Tropical Biomedicine. 2(3): 1280-1284.

Devkota, A., & Jha, P. K. (2014). Variation in growth of Centella asiatica along

different soil composition. Botany Research International. 2(1): 55-60.

Doss, R.P. & Welty, R.E. (1995). A polymerase chain reaction-based procedure

for detection of Acremonium coenophialum in tall fescue. Phytopathology.

85(8): 913-917.

Gamboa, M.A. & Bayman, P. (2001). Communities of endophytic fungi in leaves

of a tropical timber tree (Guarea guidonia: Meliaceae). Biotropica. 33(2):

352-360.

Gandjar, I., Samson, R.A., Tweel-Vermeulen, K.V.D., Oetari, A. & Santoso, I.

(1999). Pengenalan Kapang Tropik Umum. Yayasan Obor Indonesia.

Jakarta.

Ghulamahdi, M., Azis, S.A., Bermawie, N. & Hernaini. (2007). Evaluasi karakter

morfologi, fisiologi dan genetik pegagan mendukung standarisasi mutu

pegagan. Kerjasama Kemitraan Peneitian Pertanian dengan Perguruan

Tinggi (KKPJT).

Ginting, R.C.B.B.R. (2013). Keragaman cendawan endofit yang diisolasi dari

berbagai spesies tanaman obat potensial. Disertasi. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Gupta, S. & Chaturvedi, P. (2017). Foliar endophytic diversity of Centella

asiatica (L.) Urban in relation to different seasons and leaf age.

International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences. 6(6):

468-477.

Haddadderafshi, N. (2015). Diversity and antagonistic activity of endophytic

fungi from sweet cherry and pepper. Thesis of PhD Dissertation. University

of Budapest. Budapest.

Page 57: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

43

Hanlin, R.T. (2001). Illustrated Genera of Ascomycetes. The American

Phytopathological Society St. Paul Press. Minnesota.

Hidayat, I., Radiastuti, N., Rahayu, G., Achmadi, S.S. & Okane, I. (2016).

Endophytic fungal diversity from Cinchona calisaya based on phylogenetic

analysis of the ITS ribosomal DNA sequence data. Current Research in

Environmental & Applied Mycology. 6(2): 132-142.

Hidayat, I., Radiastuti, N., Rahayu, G., Achmadi, S.S. & Okane, I. (2016). Three

quinine and cinchonidine producing Fusarium species from Indonesia.

Current Research in Environmental & Applied Mycology. 6(1): 20-34.

Hilarino, M.P.A., Silveira, F.A., Oki, Y., Rodrigues, L., Santos, J.C. Junior,

A.C., Fernandes, G.W. & Rosa, C.A. (2011). Distribution of the

endophytic fungi community in leaves of Bauhinia brevipes (Fabaceae).

Acta Botanica Brasilica 25(4): 815-821.

Huang, W.Y., Cai, Y.Z., Hyde, K.D., Corke, H. & Sun, M. (2008). Biodiversity of

endophytic fungi associated with 29 traditional Chinese medical plants.

Fungal Biodiversity. 33: 61-75.

Irwin, M.J., Bougoure, J.J., & Dearnaley, J.D.W. (2007). Pterostylis nutans

(Orchidaceae) has a specific association with two Ceratobasidium root-

associated fungi across its range in Eastern Australia. Mycoscience. 48(4):

231-239.

Jia, M., Chen, L., Xin, H.L., Zheng, C.J., Rahman, K., Han, T. & Qin, L.P.

(2016). A friendly relationship between endophytic fungi and medicinal

plants: a systematic review. Frontiers in Microbiology. 7(906): 1-14.

Joshi, K. & Chaturvedi, P. (2013). Therapeutic efficiency of Centella asiatica (L.)

Urb. an underutilized green leafy vegetable: an overview. International

Journal of Pharma and Bio Sciences. (4)1: 135-149.

Khan, R., Shahzad, S., Choudhary, M.I., Khan, S.A. & Ahmad, A. (2010).

Communities of endophytic fungi in medical plant Withania Somnifera.

Pakistan Journal of Botany. 42(2): 1281-1287.

Klich, M.A. (2002). Identification of Common Aspergillus spesies. Centraalbureau

voor Schimmelcultures. Netherlands.

Kongprapan, T., Rukachaisirikul, V., Saithong, S., Phongpaichit, S., Poonsuwan,

W. & Sakayaroj, J. (2015). Cytotoxic cytochalasins from the endophytic

fungus Eutypella scoparia PSU-H267. Phytochemistry Letters. 13(2015):

171-176.

Lacap, D.C., Hyde, K.D. & Liew, C.Y. (2003). An evaluation of the fungal

morphotype concept based on ribosomal DNA sequences. Fungal Diversity.

12: 53-66.

Page 58: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

44

Lim, Y.W., Keun, S.B., Chun, J., Lee, K.H., Jung, W.J. & Bae, K.S. (2007).

Accurate Delimitation of Phanerochaete chrysosporium and Phanerochaete

sordida by Specific PCR Primers and Cultural Approach. Journal of

Microbiology and Biotechnology. 17(3): 468-473.

Ludwig, J.A. & Reynold, J.F. (1988). Statistical Ecology a Primer on Methods

and Computing. A Wiley-Interscience Publication. Canada.

Lulasto, A.K. (2015). Karakteristik dan uji aktivitas antimikroba dari fungi endofit

akar tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) terhadap Escherichia

coli dan Staphylococcus aureus. Skripsi. Universitas Katolik Widya

Mandala. Surabaya.

Matsumoto, M. (2005). Analysis of whole cellular fatty acids and anastomosis

relationships of binucleate Rhizoctonia spp. associated with Ceratobasidium

cornigerum. Mycoscience. 46(5): 319-324.

Mostert, L., Crous, P.W., Kang, J.C. & Philips, A.J.L. (2001). Species of

Phomopsis and Libertella sp. occurring on grapevines with specific

reference to South Africa: morphological, cultural, molecular and

pathological characterization. Mycologia. 93(1): 146-167.

Nair, D.N. & Padmavathy, S. (2014). Impact of endophytic microorganisms on

plants, environment and humans. The Scientific World Journal. 2014: 1-11.

Nalini, M.S., Sunayana N. & Prakash, H.S. (2014). Endophytic fungal diversity in

medicinal plants of Western Ghats, India. International Journal of

Biodiversity. 2014: 1-9.

Nath, A., Pathak, J. & Joshi, S.R. (2014). Bioactivity assessment of endophytic

fungi associated with Centella asiatica and Murraya koengii. Journal of

Applied Biology & Biotechnology. 2(5): 1-6.

National Center for Biotechnology Information. (2017). Taxonomy Browser:

Centella asiatica L. (Urb).

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/Taxonomy/Browser/wwwtax.cgi?id=48106.

Tanggal akses 17 Januari 2017 pukul 11.51 WIB.

Odum, E.P. (1996). Dasar-Dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Petrini, O. & Fisher, P.J. (1988). A comparative study of fungal endophytes in

xylem and whole stem of Pinus sylvestris and Fagus sylvatica. Transactions

of the British Mycological Society. 91(2): 233-238.

Prabakaran, J.J. Devi, N.N. & Femina, W. (2012). Antibiogram pattern of

endophytic fungi isolated from medicinal plant Centella asiatica. Journal of

Pharmacy Research. 5(1): 205-207.

Page 59: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

45

Pradnyana, G.A. & Djunaidy, A. (2013). Metode weighted maximum capturing

untuk klasterisasi dokumen berbasis frequent item sets. Jurnal Ilmu

Komputer. 6(2): 1-10.

Putra, I.P., Rahayu, G. & Hidayat, I. (2015). Impact of domestication on the

endophytic fungal diversity associated with wild Zingiberaceae at Mount

Halimun Salak National Park. Hayati Journal of Biosciences. 22: 127-162.

Radiastuti, N. (2015). Komunitas cendawan endofit dari Cinchona calisaya dan

potensi produksi kuininnya. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rakotoniriana, E.F. (2012). Bodiversity and antifungal properties of endophytes

from the Madagascar medicinal plants Centella asiatica (L.) Urb. and

Catharanthus roseus (L.) G. Don. Disertasi. Université Catholique de

Louvain. Louvain.

Rakotoniriana, E.F., Munaut, F. & Decock, C. (2007). Endophytic fungi from

leaves of Centella asiatica: occurrence and potential interactions within

leaves. Antonie van Leeuwenhoek. 93(1): 27-36.

Rosa, L.H., Tabanca, N., Techen, N., Wedge, D.E., Pan, Z., Bernier, U.R., Becnel,

J.J., Agramonte, N.M., Walker, L.A. & Moraes, R.M. (2012). Diversity and

biological activities of endophytic fungi associated with micropropagated

medicinal plant Echinacea purpurea (L.) Moench. American Journal of

Plant Sciences. 3(8): 1105-1114.

Russo, M.L., Pelizza, S.A., Cabello, M.N., Stenglein, S.A., Vianna, M.F. &

Scorsetti, A.C. (2015). Endophytic fungi from selected varieties of soybean

(Glycine max L. Merr.) and corn (Zea mays L.) grown in an agricultural area

of Argentina. Revista Argentina de Microbiologia. 48(2): 154-160.

Silvia, D.D., Crous, P.W. Ades, P.K. & Hyde, K.D. (2017). Life styles of

Colletotrichum species and implications for plant biosecurity. Fungal

Biology Reviews. 31: 155-168.

Souza, W.P., Mello, I.S., Vendruscullo, S.J., Silva, F., Cunha, C.N., White, J.F. &

Soares, M.A. (2017). Endophytic fungal communities of Polygonum

acuminatum and Aeschynomene fluminensis are influenced by soil mercury

contamination. Public Library of Science one. 12(7): 1-24.

Starr, C., & Taggart, R. (2006). "Which factors shape community structure?" in

biology: the unity and diversity of life. Edisi 11. Thomson. United Kingdom.

Stöcker, G.G. & Alten, H. (2016). Is the root-colonizing endophyte Acremonium

strictum an ericoid mycorrhizal fungus? Mycorrhiza. 26(5): 429-440.

Supriya, G.N.R. & Audipudi, A.V. (2015). Screening for antimicrobial activities

of endophytic fungi isolated from ripened fruit of Capsicum Frutescence L.

World Journal of Pharmaceutical Sciences. 3(2): 258-262.

Page 60: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

46

Syed, N.A., Midgley, D.J., Ly, P.K.C., Saleeba, J.A. & McGee, P.A. (2009). Do

plant endophytic and free-living Chaetomium species differ? Australasian

Mycologist. 28: 51-55.

Tan, R.X & Zou, W.Z. (2001). Endophytes: a rich source of functional

metabolites. Natural Product Reports. 18(4): 448-459.

Tao, G., Liu, Z., Sun, B., Zhu, Y., Cai, L. & Liu, X. (2012). Occurance and

diversity of endophytic fungi in Btetilla ochraceae (Orchidaceae).

African Journal of Microbiology Research. 6(12): 2859-2868.

Uzma, F., Konappa, N.M. & Chowdappa, S. (2016). Diversity and extracellular

enzyme activities of fungal endophytes isolated from medicinal plants of

Western Ghats, Karnataka. Egyptian Journal of Basic and Applied Sciences.

3: 335-342.

Vinale, F., Nicoletti, R., Lacatena, F., Marra, R., Sacco, A., Lombardi, N.,

d’Errico, G., Digilio, M.C., Lorito, M. & Woo, S.L. (2017). Secondary

metabolites from the endophytic fungus Talaromyces pinophilus. Natural

Product Research. 31(15): 1778-1785.

Wikee, S., Lombard, L., Crous, P.W., Nakashima, C., Motohashi, K.,

Chukeatirote, E., Alias, S.A., McKenzie, E.H.C. & Hyde, K.D. (2013).

Phyllosticta capitalensis, a widespread endophyte of plants. Fungal

Diversity. 60(1): 91-105.

Wu, L.S., Hu, C.L., Han, T., Zheng, C.J., Ma, X.Q., Rahman, K. & Qin, L.P.

(2012). Cytotoxic metabolites from Perenniporia tephropora, an endophytic

fungus from Taxus chinensis var. mairei. Applied

Microbiology and Biotechnology. 97: 305-315.

Xiao, Y., Dai, C., Wang, X.X., Liu F.Y., Wang, H.W. & Li X.G. (2014). Effect of

the endophyte Ceratobasidium stevensii on 4-HBA degradation and

watermelon seed germination. African Journal of Microbiology Research.

8(14): 1535-1543.

Xiong, Z.Q., Yang, Y.Y., Zhao, N. & Wang, Y. (2013). Diversity of endophytic

fungi and screening of fungal paclitaxel producer from anglojap yew, Taxus

x media. BioMed Central Microbiology. 13: 71-80.

Zakiyah, A., Radiastuti, N. & Sumarlin, L.O. (2015). Aktivitas antibakteri endofit

dari tanaman kina (Cinchona calisaya Wedd.). Al-Kauniyah Jurnal Biologi.

8(2): 51-58.

Page 61: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

47

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Pengamatan Karakteristik Makroskopis Kapang Endofit

Pegagan Aksesi Malaysia

Organ Kode

Isolat

Kapang

Endofit Karakteristik Koloni

Akar 3Aca1 Acremonium sp. ᴓ 3.2 cm, bentuk bundar dan tepi rata, warna

koloni putih hingga abu-abu dan warna sebalik

kuning hingga kecokelatan, miselium warna putih

dan kuning, miselium udara (aerial), tekstur

lembut dan kapas, ketebalan koloni sedang,

terdapat sporulasi.

3Acb1 Aspergillus flavus ᴓ 7.5 cm, bentuk bundar dengan garis konsentris,

tepi koloni mengeriting, ketebalan koloni tipis,

warna depan dan sebalik koloni kuning hingga

hijau dengan pinggir putih, tekstur kapas dan

membentuk sporulasi hijau.

2Aab1 Ceratobasidium

sp.

ᴓ 9 cm, bentuk bundar dengan tepi filamentous,

warna putih dan warna sebalik koloni putih sedikit

krem, membentuk miselium udara (aerial),

pertumbuhan cepat, tekstur kapas, tidak terdapat

zonasi dan tidak membentuk pigmen pada media.

2Aac1 Chaetomium

globosum

ᴓ 7.4 cm, bentuk dan tepi koloni tidak beraturan

dengan garis konsentris, warna koloni atas putih

dengan oren kecokelatan dan warna sebalik oren,

tekstur kapas, miselium putih dan miselium aerial

tipis, efek pada medium kuning hingga oren

terang dan ketebalan koloni tipis.

3Aad1 Eutypella

scoparia 1

ᴓ 3.4 cm, bentuk dan tepi tidak beraturan, warna

koloni atas dan sebalik hitam, miselium aerial,

warna miselium putih dan hitam, tekstur kapas,

koloni tipis dan erdapat efek hitam pada media

3Abd

1

Eutypella

scoparia 2

ᴓ 3.6 cm, bentuk dan tepi tidak beraturan, warna

koloni atas dan sebalik hitam, miselium aerial,

warna miselium putih, tekstur kapas, koloni tipis

dan tidak terdapat efek pada media.

Daun 2Dac1 Colletotrichum

sp.

ᴓ 6.4 cm, bentuk koloni bundar dengan garis

konsentris, tepi rata, warna atas dan sebalik koloni

krem hingga oren, terdapat bercak cokelat, oren

dan krem, miselium putih, tekstur kapas, miselium

aerial, ketebalan koloni tebal.

1Dac1 Colletotrichum

destructivum 1

ᴓ 4.9 cm, bentuk bundar dengan garis konsentris,

warna koloni hijau keabu-abuan hingga hijau

kehitaman, miselium putih keabu-abuan, miselium

aerial tipis, tekstur kapas dan ketebalan koloni

tipis.

2Dcc1 Colletotrichum

gloeosporioides

ᴓ 7.5 cm, koloni bundar dengan garis konsentris

dan tepi sedikit berombak, warna koloni putih

keabu-abuan hingga hitam dan warna sebalik

hitam dengan pinggir krem, tekstur kapas,

Page 62: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

48

miselium putih, abu-abu dan membentuk

miselium aerial, koloni tebal, membentuk eksudat

hitam dan memberi efek abu-abu hingga hitam

pada media.

2Dca2 Colletotrichum

siamense

ᴓ 6.3 cm, warna koloni putih dan sebalik krem

hingga cokelat, tepi koloni sedikit berombak,

miselium putih dan membentuk miselium aerial,

ketebalan koloni tebal serta terbentuk acervuli

berwarna oren dan hitam.

1Dca1 Phanerochaete

chrysosporium

ᴓ 9 cm, bentuk dan tepi koloni filamentous, warna

atas dan sebalik koloni putih, tekstur kapas,

ketebalan koloni tipis, membentuk miselium

aerial dan miselium berwarna putih.

2Dcb1 Phomopsis

asparagi

ᴓ 9 cm, bentuk koloni tidak beraturan dengan tepi

berombak, warna koloni putih dan warna sebalik

putih keabu-abuan, miselium aerial berwarna

putih, tekstur kapas, ketebalan koloni sedang dan

terdapat eksudat.

3Dbc1 Penicillium

capsulatum

ᴓ 2.3 cm, bentuk bundar dengan tepi sedikit

berombak, koloni tipis dengan penebalan di

tengah (umbonate), tekstur beludru, warna atas

hijau dengan pinggir putih dan warna sebalik

hijau kekuningan, miselium putih, sporulasi padat

dan tidak terdapat eksudat.

3Dcc1 Perenniporia sp. ᴓ 8.8 cm, warna atas dan sebalik koloni putih, tepi

koloni rata, miselium putih, membentuk miselium

aerial, tekstur kapas, ketebalan koloni tebal dan

tidak membentuk pigmen pada media.

Stolon 3Sad2 Fusarium solani

1

Diameter koloni 7 hari (ᴓ) 5.9 cm, bentuk dan tepi

filamentous, warna atas dan sebalik koloni oren

pudar, miselium putih hingga krem, tekstur halus,

ketebalan tipis dan efek kuning kecokelatan pada

media.

1Sca3 Fusarium solani

2

ᴓ 5.5 cm, bentuk bundar dengan garis konsentris

dan tepi filamentous, warna atas dan sebalik

koloni oren kecokelatan, warna miselium putih

hingga krem, tekstur kapas, ketebalan koloni

sedang, miselium aerial dan efek kuning

kecokelatan pada media.

2Scd1 Fusarium solani

3

ᴓ 6.8 cm, bentuk koloni bundar dengan garis

konsentris dan tepi rata, warna atas koloni putih-

oren dan sebalik oren, warna miselium putih

hingga krem, tekstur kapas, ketebalan koloni

tebal, membentuk miselium aerial dan efek

kuning kecokelatan pada media.

1Scc1 Fusarium

striatum

ᴓ 6.9 cm, bentuk dan tepi koloni filamentous,

tekstur halus, ketebalan koloni tipis, warna atas

dan sebalik koloni merah bata dan efek merah

bata hingga cokelat pada media.

2Sca1 Talaromyces

pinophilus

ᴓ 3 cm, bentuk bundar dengan tepi rata, warna

atas dan sebalik koloni kuning hingga hijau,

miselium putih hingga kuning, tekstur serabut

Page 63: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

49

halus, koloni padat dengan ketebalan sedang,

penonjolan di tengah (umbonate) dan koloni

membentuk sedikit sporulasi.

Tangkai

Daun

3Tac1 Colletotrichum

destructivum 2

ᴓ 4.8 cm, bentuk bundar dengan garis konsentris,

warna koloni putih dengan bercak abu-abu hingga

kehitaman, terdapat acervuli berwarna abu-abu

dan hitam, miselium putih, miselium aerial tipis,

tekstur mengkilap dan ketebalan koloni tipis.

1Taa2 Earliella

scabrosa

ᴓ 4 cm, warna atas dan sebalik koloni putih,

tekstur kapas, miselium putih dan aerial, tepi

koloni mengeriting, koloni tebal, tidak terdapat

zonasi dan efek pada media.

2Tac1 Phyllosticta

capitalensis

ᴓ 4.1 cm, bentuk koloni tidak beraturan dengan

tepi berombak, koloni dengan garis konsentris,

warna koloni hijau kehitaman dengan pinggir

koloni putih dan warna sebalik hitam, miselium

putih, terdapat miselium aerial, tekstur koloni

seperti wol dan ketebalan koloni tipis.

Page 64: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

50

Lampiran 2. Dokumentasi Pengamatan Morfologi Koloni dan Mikroskopis

Kapang Endofit Pegagan Aksesi Malaysia

Gambar 1. Acremonium sp. A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 3.2 cm 7 h pada

PDA); C-D= Konidiofor ± 36 µm; E-F= Konidia ± 3.5 µm; G= Hifa

bersepta ± 35x3 µm. Garis skala C-D= 20 µm, E-F= 10 µm, G= 20

µm.

Gambar 2. Apergillus flavus A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 7.5 cm 7 h

pada PDA); C= Sporangiofor ± 103x7 µm; D-E= Sporangium; F=

Sporangiospora ± 3x3 µm; G= Hifa bersepta ± 33x7 µm. Garis skala

C-G= 20 µm.

Page 65: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

51

Gambar 3. Ceratobasidium sp. A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (diameter

koloni ᴓ 9 cm 7 h pada PDA); C= Hifa bersepta ± 47x4 µm; D= Spora

± 8 µm. Garis skala C-D= 20 µm.

Gambar 4. Chaetomium globosum A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 7.4 cm 7

h pada PDA); C= Askospora ± 25x21 µm (garis skala 10 µm); D-E=

Hifa bersepta ± 50x4 µm; F= Askospora ± 10.5x9 µm. Garis skala C=

10 µm, D-F= 20 µm.

Page 66: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

52

Gambar 5. Colletotrichum sp. A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 6.4 cm 7 h

pada PDA); C= Konidia ± 14x7; D-E= Appressoria; F= Hifa bersepta

± 27x3 µm. Garis skala C-F= 20 µm.

Gambar 6. Colletotrichum destructivum 1 A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ

4.9 cm 7 h pada PDA); C= Konidia ± 12x3.5 µm; D= Konidia

bersepta; E= Konidiofor ± 20 µm; F= Hifa bersepta ± 27x5 µm; G=

Konidia. Garis skala C-G= 20 µm.

Page 67: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

53

Gambar 7. Colletotrichum destructivum 2 A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ

4.8 cm 7 h pada PDA); C= Konidia ± 13x5.5 µm; D-F= Appressoria;

G= Hifa bersepta ± 20x5 µm. Garis skala C-G= 20 µm.

Gambar 8. Colletotrichum gloeosporioides A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ

7.5 cm 7 h pada PDA); C= Hifa bersepta ± 56x4.5 µm; D= Konidia ±

17x8 µm; E= Konidiofor. Garis skala C-E= 20 µm.

Page 68: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

54

Gambar 9. Colletotrichum siamense A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 6.3 cm

7 h pada PDA); C-D= Konidiofor ± 40 µm; E-F= Konidia ± 15x7 µm;

G= Hifa bersepta ± 55x6 µm. Garis skala C-G= 20 µm.

Gambar 10. Earliella scabrosa A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 4 cm 7 h

pada PDA); C= Hifa bersepta ± 36x2 µm. Garis skala C= 20 µm.

Page 69: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

55

Gambar 11. Eutypella scoparia 1 A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 3.4 cm 7

h pada PDA); C= Hifa bersepta ± 45x4 µm. Garis skala C= 20 µm.

Gambar 12. Eutypella scoparia 2 A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 3.6 cm 7

h pada PDA); C= Hifa bersepta ± 40x4 µm. Garis skala C= 20 µm.

Page 70: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

56

Gambar 13. Fusarium solani 1 A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 5.9 cm 7 h

pada PDA); C= Konidiofor ± 77 µm; D-E= Monophialides; F=

Klamidiospora interkalar; G-H= Makrokonidia 1 septa ± 18x7 µm;

I= Mikrokonidia ± 12x5 µm. Garis skala C-I= 20 µm.

Gambar 14. Fusarium solani 2 A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 5.5 cm 7 h

pada PDA); C= Mikrokonidia ± 12x4 µm dan makrokonidia 1-4

septa 26x5 - 36x8 µm; D= Konidiofor; E= Monophialides; F-G=

Hifa bersepta; H-I= Klamidiospora terminal. Garis skala C-I= 20

µm.

Page 71: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

57

Gambar 15. Fusarium solani 3 A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 6.8 cm 7 h

pa da PDA); C= Klamidiospora terminal; D= Konidiofor; E=

Mikrokonidia ± 14x5.5 µm dan makrokonidia 1-4 septa ± 16x6 -

41x7 µm; F= Hifa bersepta ± 42x5 µm. Garis skala C-F= 20 µm.

Gambar 16. Fusarium striatum A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 6.9 cm 7 h

pada PDA); C= Konidia ± 9x4.5 µm; D= Hifa bersepta ± 44x4 µm;

E-G= Konidiofor ± 52 µm. Garis skala C-G= 20 µm.

Page 72: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

58

Gambar 17. Penicillium capsulatum A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 2.3 cm

7 h pada PDA); C= Hifa bersepta ± 32x5 µm; D-G= Sporangiofor ±

14 µm; H= Sporangiospora ± 1.5x1.5 µm. Garis skala C-H= 20 µm.

Gambar 18. Perenniporia sp. A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 8.8 cm 7 h

pada PDA); C= Klamidiospora terminal; D= Klamidiospora

interkalar; E= Basidiospora ± 10x8 µm. Garis skala C-E= 20 µm.

Page 73: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

59

Gambar 19. Phanerochaete chrysosporium A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ

9 cm 7 h pada PDA); C= Basidiospora ± 9 µm; D= Hifa bersepta ±

25x3.5 µm; E= Klamidiospora interkalar ± 13x12 µm. Garis skala C-

E= 20 µm.

Gambar 20. Phomopsis asparagi A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 9 cm 7 h

pada PDA); C= Hifa bersepta ± 34x4.5 µm; D= Alfa konidia ± 5 µm;

E= Beta konidia ± 18 µm. Garis skala C-E= 20 µm.

Page 74: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

60

Gambar 21. Phyllosticta capitalensis A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 4.1

cm 7 h pada PDA); C= Hifa bersepta ± 29x5 µm ; D-F=

Konidiogenous yang akan membentuk konidia. Garis skala C-F= 20

µm.

Gambar 22. Talaromyces pinophilus A= Koloni atas; B= Koloni sebalik (ᴓ 3 cm

7 h pada PDA); C-E= Sporangiofor ± 32-86 µm; F= Hifa bersepta ±

30x4.5 µm; G= Sporangiospora ± 1.5x1.5 µm. Garis skala C-G= 20

µm.

Page 75: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

61

Lampiran 3. Data Analisis Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

Aksesi Malaysia

Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Tingkat Kolonisasi

No. Organ Segmen yang

diamati

Segmen

terkolonisasi

Tingkat

kolonisasi

1 Stolon 36 21 14.6%

2 Daun 36 20 13.9%

3 Akar 36 12 8.3%

4 Tangkai daun 36 8 5.6%

5 Tidak terkolonisasi 0 83 57.6%

Total 144 144 1.0

Tabel 2. Data Hasil Pengukuran Indeks Keanekaragaman (H') Organ Stolon

No. Nama Spesies Jumlah

Individu pi ln pi pi ln pi H'

1 Ceratobasidium sp. 9 0.346 -1.061 -0.367 0.367

2 Fusarium solani 1 6 0.231 -1.466 -0.338 0.338

3 Fusarium solani 2 6 0.231 -1.466 -0.338 0.338

4 Talaromyces pinophilus 2 0.077 -2.565 -0.197 0.197

5 Fusarium striatum 1 0.038 -3.258 -0.125 0.125

6 Fusarium solani 3 2 0.077 -2.565 -0.197 0.197

Total 26 1.000 0.000 -1.564 1.564

Tabel 3. Data Hasil Pengukuran Indeks Keanekaragaman (H') Organ Daun

No. Nama Spesies Jumlah

Individu pi ln pi pi ln pi H'

1 Colletotrichum sp. 10 0.417 -0.875 -0.365 0.365

2 Fusarium solani 1 1 0.042 -3.178 -0.132 0.132

3 Colletotrichum siamense 3 0.125 -2.079 -0.260 0.260

4 Phomopsis asparagi 1 0.042 -3.178 -0.132 0.132

5 Phanerochaete chrysosporium 1 0.042 -3.178 -0.132 0.132

6 Colletotrichum gloeosporioides 1 0.042 -3.178 -0.132 0.132

7 Penicillium capsulatum 2 0.083 -2.485 -0.207 0.207

8 Colletotrichum destructivum 1 1 0.042 -3.178 -0.132 0.132

9 Perenniporia sp. 4 0.167 -1.792 -0.299 0.299

Total 24 1.000 0.000 -1.793 1.793

Page 76: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

62

Tabel 4. Data Hasil Pengukuran Indeks Keanekaragaman (H') Organ Akar

No. Nama Spesies Jumlah

Individu pi ln pi pi ln pi H'

1 Ceratobasidium sp. 3 0.176 -1.735 -0.306 0.306

2 Eutypella scoparia 1 1 0.059 -2.833 -0.167 0.167

3 Acremonium sp. 4 0.235 -1.447 -0.340 0.340

4 Eutypella scoparia 2 1 0.059 -2.833 -0.167 0.167

5 Phanerochaete chrysosporium 1 0.059 -2.833 -0.167 0.167

6 Aspergillus flavus 2 0.118 -2.140 -0.252 0.252

7 Chaetomium globosum 1 0.059 -2.833 -0.167 0.167

8 Colletotrichum destructivum 2 4 0.235 -1.447 -0.340 0.340

Total 17 1.000 0.000 -1.905 1.905

Tabel 5. Data Hasil Pengukuran Indeks Keanekaragaman (H') Organ Tangkai

Daun

No. Nama Spesies Jumlah

Individu pi ln pi pi ln pi H'

1 Earliella scabrosa 3 0.273 -1.299 -0.354 0.354

2 Phyllosticta capitalensis 4 0.364 -1.012 -0.368 0.368

3 Phomopsis asparagi 1 0.091 -2.398 -0.218 0.218

4 C. destructivum 2 3 0.273 -1.299 -0.354 0.354

Total 11 1.000 0.000 -1.295 1.295

Tabel 6. Data Hasil Pengukuran Indeks Dominansi (D)

No. Nama Spesies Jumlah pi pi^2

1 Ceratobasidium sp. 12 0.154 0.024

2 Colletotrichum sp. 10 0.128 0.016

3 Fusarium solani 1 7 0.090 0.008

4 Fusarium solani 2 6 0.077 0.006

5 Eutypella scoparia 1 1 0.013 0.000

6 Earliella scabrosa 3 0.038 0.001

7 Phyllosticta capitalensis 4 0.051 0.003

8 Acremonium sp. 4 0.051 0.003

9 Colletotrichum siamense 3 0.038 0.001

10 Eutypella scoparia 2 1 0.013 0.000

11 Phomopsis asparagi 2 0.026 0.001

12 Phanerochaete chrysosporium 2 0.026 0.001

13 Aspergillus flavus 2 0.026 0.001

14 Colletotrichum gloeosporioides 1 0.013 0.000

15 Penicillium capsulatum 2 0.026 0.001

16 Talaromyces pinophilus 2 0.026 0.001

17 Colletotrichum destructivum 1 1 0.013 0.000

18 Chaetomium globosum 1 0.013 0.000

Page 77: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

63

19 Fusarium striatum 1 0.013 0.000

20 Perenniporia sp. 4 0.051 0.003

21 Fusarium solani 3 2 0.026 0.001

22 Colletotrichum destructivum 2 7 0.090 0.008

Total 78 1.000 0.078

Tabel 7. Data Hasil Pengukuran Frekuensi Kehadiran Relatif

Organ

Tanaman Nama Spesies

Jumlah

individu

Nilai Frekuensi

Kehadiran

Relatif

Stolon Ceratobasidium sp. 9 11.54

Fusarium solani 1 6 7.69

Fusarium solani 2 6 7.69

Talaromyces pinophilus 2 2.56

Fusarium striatum 1 1.28

Fusarium solani 3 2 2.56

Daun Colletotrichum sp. 10 12.82

Fusarium solani 1 1 1.28

Colletotrichum siamense 3 3.85

Phomopsis asparagi 1 1.28

Phanerochaete chrysosporium 1 1.28

Colletotrichum

gloeosporioides 1 1.28

Penicillium capsulatum 2 2.56

Colletotrichum destructivum 1 1 1.28

Perenniporia sp. 4 5.13

Akar Ceratobasidium sp. 3 3.85

Eutypella scoparia 1 1 1.28

Acremonium sp. 4 5.13

Eutypella scoparia 2 1 1.28

Phanerochaete chrysosporium 1 1.28

Aspergillus flavus 2 2.56

Chaetomium globosum 1 1.28

Colletotrichum destructivum 2 4 5.13

Tangkai daun Earliella scabrosa 3 3.85

Phyllosticta capitalensis 4 5.13

Phomopsis asparagi 1 1.28

Colletotrichum destructivum 2 3 3.85

Total 78 100

Page 78: STRUKTUR KOMUNITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48706...ABSTRAK AMELIA RAKHMANIAR. Struktur Komunitas Kapang Endofit Tanaman Pegagan

64

Lampiran 4. Data Cluster Analysis MVSP

CLUSTER ANALYSIS

Analysis begun: Saturday, December 9, 2017 5:52:52 AM

Analysing 22 variables x 4 cases

UPGMA

Jaccard's Coefficient

Node Group 1 Group 2 Simil. Objects in

group

1 Tangkai daun Akar 0.091 2

2 Daun Node 1 0.073 3

3 Node 2 Stolon 0.049 4