Struktur Komunitas Ikan Karang Di Lokasi Terumbu Karang Buatan di Perairan Teluk Saleh, Nusa...

16
Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 2011 1 STRUKTUR KOMUNITAS IKAN KARANG DI LOKASI TERUMBU KARANG BUATAN DI PERAIRAN TELUK SALEH, NUSA TENGGARA BARAT Hendra Satria dan Mujiyanto Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan ABSTRAK Ekosistem terumbu karang di Indonesia dengan luasan sekitar ア 85.700 km 2 , atau 14 % luasan total terumbu karang dunia menempati urutan nomer satu di dunia. Namun dengan adanya perusakan karang menyebabkan penurunan keanekaragaman jenis ikan karang, sehingga diperlukan upaya rehabilitasi antara lain dengan penempatan terumbu karang buatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi tentang, keanekaragaman ikan karang di lokasi terumbu karang buatan perairan Teluk Saleh, khususnya di sekitar perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng. Penelitian dilakukan dengan metode sensus pada garis transek, pengambilan data dilakukan dengan penyelaman memakai peralatan selam SCUBA (Self Contained Underwater Breathing Apparatus) dan jenis ikan dicatat pada kertas kedap air. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jumlah jenis tiap lokasi berkisar antara 25 – 59 jenis yang termasuk ke dalam 28 famili dengan kelimpahan jenis berkisar antara 13 – 84 ind/m 3 . Kelompok ikan major, target dan indikator di 4 stasiun pengamatan perairan Teluk Saleh, berturut-turut berkisar antara 75,11 – 95,2 %, 4,61-24,04 % dan 0,03- 0,85 %. Indeks keanekaragaman ikan karang di 4 stasiun pengamatan pada umumnya hampir sama yaitu berkisar antara 2,204 – 2,582, termasuk keanekaragaman sedang, dengan keseragaman jenis ikan berkisar antara 0,585- 0,745 dan indeks dominasi berkisar antara 0,120-0,125. Kata kunci: ikan karang, struktur komunitas, Teluk Saleh, NTB PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, mempunyai terumbu karang seluas ア 85.700 km 2 , atau 14 % luasan total terumbu karang dunia (Nontji, 2002). Aktivitas pengambilan terumbu karang untuk bahan bangunan terus meningkat, sejalan dengan meningkatnya laju pembangunan. Sukarno (1981) menyatakan bahwa kerusakan terumbu karang selain diakibatkan karena pencemaran, juga oleh penggunaan bahan peledak dan bahan kimia beracun dalam penangkapan ikan. Adanya aktivitas eksploitasi terumbu karang yang kurang memperhatikan tingkat kelestariannya, menyebabkan ekosistem terumbu karang tidak dapat memenuhi fungsinya, baik sebagai pelindung pantai maupun tempat berlindung, mencari makan dan tempat bertelur berbagai jenis biota laut. Kondisi yang demikian berakibat produktivitas ekosistem terumbu karang akan mengalami penurunan. Hal ini sudah terlihat di beberapa wilayah perairan di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh LIPI pada tahun 1996 (Dahuri, 2004), menunjukkan bahwa kerusakan terumbu karang di Indonesia baik oleh sebab alami maupun akibat kegiatan manusia mencapai angka rata-rata 40%. Pada tahun 2000 kerusakan itu meningkat menjadi 72 %, dan selebihnya hanya 28% yang tergolong dalam kondisi baik atau baik sekali (KPP-COREMAP, 2001). Syam et.al (2007) melaporakan bahwa kondisi pertumbuhan karang alami di sekitar pantai barat Teluk Saleh, Kabupaten Sumbawa KSI-10

description

Ekosistem terumbu karang di Indonesia dengan luasan sekitar ± 85.700 km , atau 14 % luasan total terumbu karang dunia menempati urutan nomer satu di dunia. Namun dengan adanya perusakan karang menyebabkan penurunan keanekaragaman jenis ikan karang, sehingga diperlukan upaya rehabilitasi antara lain dengan penempatan terumbu karang buatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi tentang, keanekaragaman ikan karang di lokasi terumbu karang buatan perairan Teluk Saleh, khususnya di sekitar perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng. Penelitian dilakukan dengan metode sensus pada garis transek, pengambilan data dilakukan dengan penyelaman memakai peralatan selam SCUBA 3 . Kelompok ikan major, target dan indikator di 4 stasiun pengamatan perairan Teluk Saleh, berturut-turut berkisar antara 75,11 – 95,2 %, 4,61-24,04 % dan 0,03- 0,85 %. Indeks keanekaragaman ikan karang di 4 stasiun pengamatan pada umumnya hampir sama yaitu berkisar antara 2,204 – 2,582, termasuk keanekaragaman sedang, dengan keseragaman jenis ikan berkisar antara 0,585- 0,745 dan indeks dominasi berkisar antara 0,120-0,125.2

Transcript of Struktur Komunitas Ikan Karang Di Lokasi Terumbu Karang Buatan di Perairan Teluk Saleh, Nusa...

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20111

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN KARANG DI LOKASI TERUMBUKARANG BUATAN DI PERAIRAN TELUK SALEH,

NUSA TENGGARA BARAT

Hendra Satria dan MujiyantoBalai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan

ABSTRAKEkosistem terumbu karang di Indonesia dengan luasan sekitar ± 85.700 km2, atau 14 %

luasan total terumbu karang dunia menempati urutan nomer satu di dunia. Namun dengan adanyaperusakan karang menyebabkan penurunan keanekaragaman jenis ikan karang, sehinggadiperlukan upaya rehabilitasi antara lain dengan penempatan terumbu karang buatan. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi tentang, keanekaragaman ikan karangdi lokasi terumbu karang buatan perairan Teluk Saleh, khususnya di sekitar perairan Pulau Rakitdan Pulau Ganteng. Penelitian dilakukan dengan metode sensus pada garis transek, pengambilandata dilakukan dengan penyelaman memakai peralatan selam SCUBA (Self Contained UnderwaterBreathing Apparatus) dan jenis ikan dicatat pada kertas kedap air. Hasil pengamatan menunjukkanbahwa jumlah jenis tiap lokasi berkisar antara 25 – 59 jenis yang termasuk ke dalam 28 familidengan kelimpahan jenis berkisar antara 13 – 84 ind/m3. Kelompok ikan major, target danindikator di 4 stasiun pengamatan perairan Teluk Saleh, berturut-turut berkisar antara 75,11 – 95,2%, 4,61-24,04 % dan 0,03- 0,85 %. Indeks keanekaragaman ikan karang di 4 stasiun pengamatanpada umumnya hampir sama yaitu berkisar antara 2,204 – 2,582, termasuk keanekaragamansedang, dengan keseragaman jenis ikan berkisar antara 0,585- 0,745 dan indeks dominasi berkisarantara 0,120-0,125.

Kata kunci: ikan karang, struktur komunitas, Teluk Saleh, NTB

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, mempunyai terumbukarang seluas ± 85.700 km2, atau 14 % luasan total terumbu karang dunia (Nontji, 2002).Aktivitas pengambilan terumbu karang untuk bahan bangunan terus meningkat, sejalandengan meningkatnya laju pembangunan. Sukarno (1981) menyatakan bahwa kerusakanterumbu karang selain diakibatkan karena pencemaran, juga oleh penggunaan bahanpeledak dan bahan kimia beracun dalam penangkapan ikan. Adanya aktivitas eksploitasiterumbu karang yang kurang memperhatikan tingkat kelestariannya, menyebabkanekosistem terumbu karang tidak dapat memenuhi fungsinya, baik sebagai pelindungpantai maupun tempat berlindung, mencari makan dan tempat bertelur berbagai jenisbiota laut. Kondisi yang demikian berakibat produktivitas ekosistem terumbu karang akanmengalami penurunan. Hal ini sudah terlihat di beberapa wilayah perairan di Indonesia.Penelitian yang dilakukan oleh LIPI pada tahun 1996 (Dahuri, 2004), menunjukkanbahwa kerusakan terumbu karang di Indonesia baik oleh sebab alami maupun akibatkegiatan manusia mencapai angka rata-rata 40%. Pada tahun 2000 kerusakan itumeningkat menjadi 72 %, dan selebihnya hanya 28% yang tergolong dalam kondisi baikatau baik sekali (KPP-COREMAP, 2001). Syam et.al (2007) melaporakan bahwa kondisipertumbuhan karang alami di sekitar pantai barat Teluk Saleh, Kabupaten Sumbawa

KSI-10

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20112

Besar menunjukkan kondisi yang rusak dan perlu direhabilitasi dengan upaya terumbukarang buatan.

Pengambilan terumbu karang yang diperkirakan memberikan keuntungan bersihsebesar $ 121.000 per kilometer persegi batu karang yang diambil, dapat menimbulkankerugian pada masyarakat sebesar $ 93.600 dalam perikanan, $ 12.000 – 260.000 dalamnilai proteksi wilayah pesisir, $ 2.900 – 481.900 dalam nilai pariwisata, $ 67.000 dalamnilai kerusakan kawasan hutan, dan kerugian yang tidak dapat dihitung karena kehilanganpangan dan keanekaragaman hayati (Cesar, 1997).

Melihat kondisi dan status terumbu karang pada saat ini, salah satu rumusankebijakan nasional pengelolaan terumbu karang adalah mengupayakan pelestarian,perlindungan, perbaikan/rehabilitasi dan peningkatan kondisi/kualitas ekosistem terumbukarang bagi kepentingan masyarakat yang kelangsungan hidupnya bergantung padaeksploitasi sumber daya alam. Mengacu pada berbagai standar nasional dan internasional.Salah satu program yang dapat dilakukan sehubungan dengan kebijakan tersebut adalahmengembangkan program penelitian dan mengalokasikan dana untuk penelitian yangberhubungan dengan terumbu karang, rehabilitasi, pemulihan dan pemanfaatan yangberkelanjutan.

Kajian rehabilitasi habitat yang dilakukan pada tahun 2010 diharapkan dapatdiperoleh data dan informasi struktur komunitas ikan di perairan Teluk Saleh, khsususnyadi sekitar perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng yang merupakan lokasi penempatanterumbu buatan.

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan waktu penelitianKegiatan penelitian dilakukan pada Tahun 2010 dengan lokasi di Pulau Rakit dan

Pulau Ganteng, perairan Teluk Saleh, NTB (Gambar 1).

Pengumpulan dan analisis dataPengambilan data dilakukan menggunakan peralatan selam SCUBA (Self

Contained Underwater Breathing Apparatus), underwater sheet dan pensil untukmencatat ikan pada waktu pengamatan, GPS (Global Positioning System) untuk mencariposisi titik penenggelaman terumbu buatan, dan underwater camera.

Komunitas ikan didata secara visual menggunakan modifikasi teknik stationaryvisual census (English et al. 1997). Jenis dan perkiraan jumlah ikan dicatat dalam datasheets kedap air. Komunitas makro bentik didata secara visual pada modul terumbubuatan. Setiap kategori lifeform dicatat pada data sheets. Pengamatan kelimpahan dankeanekaragaman jenis fitoplankton, zooplankton, dan larva.

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20113

Pulau RakitStasiun 1

Pulau RakitStasiun 2

08 37'568 S 08 37'564 S118 00'078 E 118 00'093 E

Pulau GantengStasiun 3

Pulau GantengStasiun 4

08 35'911 S 08 35'847 S117 50'390 E 117 50'131 E

2 modul TKB di P. Rakit

2 modul TKB di P. GantengKutipan dari Peta Lingkungan LautNasional, Bakosurtanal (1992)

Skala = 1 : 500.00015 km

Gambar 1. Letak posisi modul terumbu buatan di perairan Pulau Rakit dan PulauGanteng, Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat

Analisa keanekaragaman hayati ikan karang menggunakan beberapa indeks, yaituIndeks Dominasi, Indeks Keanekaragaman (Diversity indices) dan Indeks KeseragamanJenis (Evenness Indices) (Ludwig & Reynold, 1988). Nilai indeks-indeks tersebut dicaridengan rumus-rumus di bawah ini.

Indeks Shannon H = (ni/N) ln(ni/N) Indeks Keseragaman - Indeks Pielou E = H / ln (S)}

dimana S = banyaknya jenis, H = Indeks Shannon. Indeks Dominasi D = (ni /N)2

dimana ni = jumlah ikan jenis ke i, dan N = total individu ikan untuk semuajenis, H = Indeks Shannon.

Selanjutnya jenis-jenis ikan karang dikelompokkan ke dalam 3 kelompok sebagaiberikut (Sya’rani, 2006) :1. Kelompok ikan target (target species), yaitu kelompok ikan yang lebih dikenal oleh

nelayan sebagai ikan konsumsi, seperti dari family Labridae, Lethtrinidae,Lutjanidae, Muliidae dan Serranidae

2. Kelompok ikan indikator (indicator species), yaitu kelompok ikan yang dipakaisebagai indikator biologis kesehatan terumbu karang di suatu perairan, seperti darifamili Chaetodontidae.

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20114

3. Kelompok ikan utama (mayor species), yaitu kelompok ikan yang sering dijumpaidan umumnya berukuran kecil, seperti dari family Apogonidae, Pomacentridae danScaridae.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Struktur komunitas ikan karang di Pulau Rakit

Stasiun 1 (lokasi Barat P. Rakit)

Hasil pengamatan ikan pada stasiun1 di sekitar Pulau Rakit diperoleh jumlahfamili dan jumlah jenis yang dijumpai sebanyak 16 famili dan 39 jenis pada bulan Meisebanyak 19 famili dan 45 jenis pada bulan Juli dan 14 famili dan 39 jenis pada bulanOktober. Kelimpahan relatif stabil yaitu berada pada kisaran 23-26 ind/m3. Kelompokkatagori ikan mayor mendominasi pada setiap pengamatan yaitu sebesar 74,48-76,05%,Apogonidae adalah famili dengan persentase paling tinggi pada katagori ini yaitu sebesar56,74-57,79%. Jenis dari famili Apogonidae dijumpai sebanyak 5 jenis dengan kisaranjumlah individu relatif tinggi (8-520 individu), terutama didominasi oleh Apogonquenquelineatus pada kisaran 420-520 individu atau 8-10 ind/m3. Pomacentridaemerupakan famili terbesar kedua dengan persentase sebesar 10,47-12,27%, selanjutnyadiikuti oleh famili Labridae dan Gobiidae. Neopomacentrus cyanomos yang merupakanjenis dari famili Pomacentridae dijumpai dengan jumlah yang relatif tinggi pada kisaran38-85 individu. Spesies lainnya dari famili Pomacentridae dengan jumlah individu cukuptinggi yaitu Chromis ternatensis dan Pomacentrus alexanderae. Genus Halichoeresadalah jenis yang selalu dijumpai cukup tinggi pada komposisi famili Labridae. Eviotapellucida merupakan satu-satunya jenis yang dijumpai pada komposisi famili Gobiidaedengan kisaran jumlah individu sebesar 7-36 individu atau sebesar (0,1 - 0,7 ind/m3 )Katagori famili ikan dari kelompok mayor lainnya seperti, Synodontidae, Grammistidae,Pomacanthidae, Platycephalidae, Blenniidae, Pseudochromidae, Scorpaenidae,Pinguipedidae, dan Ostracidae dijumpai dengan jumlah yang relatif rendah berkisarantara 1-11 individu atau sebesar (0- 0,2 ind./m3)

Kelompok katagori ikan target dijumpai relatif lebih tinggi dibandingkan dengandi 3 unit terumbu buatan lainnya sebesar 277-334 individu (4,5 – 6,6 ind/m3) Jumlah ikantarget yang tinggi disebabkan oleh tingginya jumlah individu dari famili Caesionidaesebesar 235-276 individu, Caesio dan Pterocaesio adalah 2 genus yang menyebabkantingginya jumlah individu untuk famili Caesionidae. Beberapa jenis ikan target lainnyayang teramati adalah Platax, Scolopsis, Scarus, Parupeneus, Lethrinus, Gymnothorax,Pentapodus, Epinephelus, Cephalopholis, Siganus, Lutjanus, Kyphosus, danAethaloperca.

Sama halnya dengan kelompok ikan indikator dijumpai dengan jumlah individurelatif tinggi dibandingkan 3 unit lainnya. Famili Chaetodontidae adalah merupakankatagori ikan indikator, selama selama pengamatan dijumpai sebanyak 3 jenis yaituChaetodon octofasciatus, Chaetodon kleinii dan Heniochus acuminatus sebesar 9-13individu (0,1 – 0,2 ind./m3). Dengan demikian maka adanya terumbu karang memberikandampak yang positip untuk menarik menarik jenis ikan indikator ini untuk mencarimakanan dan berlindung pada rongga-rongga terumbu karang buatan. Jenis-jenis ikan

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20115

berdasarkan kelompok kategori ikan (mayor, target dan species ) pada stasiun 1 terterapada Gambar 2.

Mei 2010 Juli 2010 Oktober 2010Gambar 2. Persentase komposisi ikan berdasarkan katagori spesies pada terumbu buatan

di Timur Pulau Rakit (Mei,Juli, dan Oktober 2010)

Stasiun 2 (Timur P. Rakit)

Hasil pengamatan ikan pada stasiun 2 di sekitar Pulau Rakit diperoleh i jumlahfamili dan jumlah jenis yang dijumpai sebanyak 12 famili dan 25 jenis pada bulan Mei,18 famili dan 37 jenis pada bulan Juli dan 12 famili dan 32 jenis pada bulan Oktober.Kelimpahan ikan berada pada pada kisaran 13-14 ind/m3. Kelompok katagori ikan mayormendominasi pada setiap bulan pengamatan yaitu sebesar 86,47-90,77%. FamiliPomacentridae dengan persentase paling tinggi terjadi pada bulan Mei dan Juli yaitusebesar 48,3 dan 43,56%. Sedangkan pada bulan Oktober Famili Apogonidaemendominasi sebesar 39,1% dan Pomacentridae sebesar 35,49%. Jenis dari familiApogonidae dijumpai sebanyak 4 jenis dengan kisaran jumlah individu sebesar 10-200individu atau sebesar 0,2 – 4 ind./m3, terutama didominasi oleh Apogon quenquelineatuspada kisaran 150-200 individu atau 3-4 ind/m3. Famili Pomacentridae yang dijumpaidengan jumlah yang relatif tinggi Chromis ternatensis dan Neopomacentrus cyanomospada kisaran 66-157 individu (1,3-3,1 ind./m3). Pada famili Labrifae yang cukup tinggiadalah dari jenis Halichoeres. Pada famili Gobidae hanya ditemukan satu jenis saja yaituEviota pellucida dengan kisaran jumlah individu sebesar 12-47 individu (0,2 – 0,9ind./m3) .Katagori ikan mayor lainnya seperti, Synodontidae, Grammistidae, Blenniidae,Scorpaenidae, Pinguipedidae, Tetraodontidae dan Ostracidae dijumpai dengan jumlahyang relatif rendah berkisar antara 1-19 individu (0- 0,3 ind./m3)

Kelompok katagori ikan target dijumpai paling rendah dibandingkan dengan di 3unit terumbu buatan lainnya sebesar 67-90 individu yaitu famili Caesionidae sebesar 27-41 individu (0,5- 0,8 ind./m3), Ephippidae sebesar 20-22 individu atau sekitar 0,4ind./m3), Nemipteridae sebesar 4 -16 individu dan 4 famili lainnya dalam jumlah rendahberkisar 1-10 individu(0- 0,2 ind./m3) Beberapa jenis ikan target yang teramati yaituCaesio, Pterocaesio, Carangoides, Platax, Scolopsis, Scarus, Parupeneus, Aethalopercadan Epinephelus. Dedangkan pada kelompok ikan indikator yang dijumpai hanya 1 jenisyaitu Chelmon rostratus sebanyak 2 individu . Hasil pengamatan selama penelitian jenis-

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20116

jenis ikan berdasarkan kelompok kategori ikan (mayor, target dan species ) pada stasiun 2dijelaskan pada Gambar 3.

Mei 2010 Juli 2010 Oktober 2010Gambar 3. Persentase komposisi ikan berdasarkan katagori spesies pada terumbu buatan

di Barat Pulau Rakit (Mei-Juli-Oktober 2010)

Struktur komunitas ikan karang di Pulau Ganteng

Stasiun 3 (Selatan P. Ganteng)

Hasil pengamatan ikan pada stasiun 3 di ekitar Pulau Ganteng diperoleh jumlahfamili dan jumlah jenis yang dijumpai yaitu sebanyak 20 famili dan 46 jenis pada bulanMei, 20 famili dan 50 jenis pada bulan Juli dan 17 famili dan 38 jenis pada bulanOktober. Perkembangan kelimpahan relatif stabil pada kisaran 39-46 ind/m3.

Kelompok katagori ikan mayor mendominasi pada setiap pengamatan yaitusebesar 93,33-95,14%. Apogonidae adalah famili dengan persentase paling tinggi yaitusebesar 59,81-63,06% dan dijumpai sebanyak 7 jenis dengan kisaran jumlah individurelatif tinggi yaitu sebesar 14-500 individu (0,2 – 10 ind./m3). Jenis ikan dari famili initerutama oleh Archamia fucata yaitu pada kisaran 430-500 individu atau 8 -10 ind/m3.Pomacentridae merupakan famili terbesar kedua dengan persentase sebesar 28,20-32,01%. Neopomacentrus cyanomos dan Chromis ternatensis merupakan 2 jenis darifamili Pomacentridae yang dijumpai dengan jumlah yang relatif tinggi yaitu pada kisaran190-400 individu (3,8 – 8,0 ind./m3) . Katagori ikan mayor lainnya seperti, Synodontidae,Pomacanthidae, Platycephalidae, Labridae, Blenniidae, Diodontidae, Gobiidae,Scorpaenidae, Pinguipedidae, Tetraodotidae dan Ostracidae dijumpai dengan jumlah yangrelatif rendah berkisar antara 1-34 individu (0- 0,6 ind./m3)

Kelompok katagori ikan target dijumpai pada kisaran 1-68 individu (0 – 1,3ind./m3). Beberapa jenis ikan target yang ditemukan dalam jumlah yang relatif kecilseperti Caesio, Pterocaesio, Carangoides, Platax, Scolopsis, Scarus, Epinephelus,Lethrinus, Pentapodus, Cephalopholis, Siganus, Lutjanus, Kyphosus, Sphyraena danAethaloperca. Kelompok ikan indikator hanya dijumpai sebanyak 2 individu yaitu jenisChaetodon octofasciatus dan Chelmon rostratus . Hasil pengamatan selama penelitianjenis-jenis ikan berdasarkan kelompok kategori ikan (mayor, target dan indikator ) padastasiun 3 dijelaskan pada Gambar 4.

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20117

Mei 2010 Juli 2010 Oktober 2010Gambar 4. Persentase komposisi ikan berdasarkan katagori spesies pada terumbu buatan

di Selatan Pulau Genteng (Mei-Juli-Oktober 2010)

Stasiun 4 (Utara P. Ganteng)

Hasil pengamatan ikan pada stasiun 4 di sekitar Pulau Ganteng diperoleh jumlahfamili dan jumlah jenis yang dijumpai yaitu sebanyak 21 famili dan 46 jenis pada bulanMei, 24 famili dan 50 jenis pada bulan Juli dan 21 famili dan 38 jenis pada bulanOktober. Perkembangan kelimpahan mengalami peningkatan dari bulan Mei hinggaOktober pada kisaran 53-84 ind/m3. Kelompok katagori ikan mayor mendominasi padasetiap bulan pengamatan yaitu sebesar 94,55-95,62% . Famili Apogonidae adalah familidengan persentase paling tinggi pada yaitu sebesar 81,36-84,06%. Jenis dari familiApogonidae dijumpai sebanyak 9 jenis dengan kisaran jumlah individu 1-1090 individu(0 – 21,8 ind./m3), terutama didominasi oleh Archamia zosterophora pada kisaran 750-1090 individu atau 15-21 ind/m3. Pomacentridae merupakan famili terbesar kedua denganpersentase sebesar 7,47-10%, selanjutnya diikuti oleh famili Labridae dan Gobiidae.Sebanyak 15 jenis ikan yang dijumpai pada famili Pomacentridae dengan jumlah yangrelatif tersebar merata pada kisaran 1-98 individu (0 – 1,9 ind./m3), beberapa diantaranyayaitu Chromis ternatensis, Neopomacentrus cyanomos, Neopomacentrus azysron,Amblyglyphidodon curacao, Dischistodus perspicillatus, Pomacentrus alexanderae danChrysiptera oxycephala. Katagori ikan mayor lainnya seperti, Synodontidae,Grammistidae, Pomacanthidae, Platycephalidae, Blenniidae, Labridae, Gobiidae,Scorpaenidae, Pinguipedidae, Tetraodontidae dan Ostracidae dijumpai dengan jumlahyang relatif rendah berkisar antara 1-66 individu (0- 1,3 ind./m3). Hasil pengamatanselama penelitian jenis-jenis ikan berdasarkan kelompok kategori ikan (mayor, target danspecies ) pada stasiun 3 dijelaskan pada Gambar 5.

Kelompok katagori ikan target dijumpai pada kisaran 1-152 individu (0- 3,0ind./m3), famili Caesionidae dan Scaridae merupakan 2 famili yang dijumpai denganjumlah cukup tinggi berkisar 39-152 individu (0,7 – 3,0 ind./m3) . Beberapa jenis ikantarget yang teramati yaitu Caesio, Pterocaesio, Carangoides, Platax, Scolopsis, Scarus,Epinephelus, Lethrinus, Pentapodus, Cephalopholis, Siganus, Lutjanus, SphyraenaParupeneus dan Gymnothorax. Sedangkan katagori ikan indikator dijumpai sebanyak 3jenis yaitu Chaetodon octofasciatus, Chelmon rostratus dan Heniochus acuminatusdengan jumlah individu berkisar 1-6 individu (0- 0,1 ind./m3)

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20118

Mei 2010 Juli 2010 Oktober 2010Gambar 5. Persentase komposisi ikan berdasarkan katagori spesies pada terumbu buatan

di Utara Pulau Genteng (Mei-Juli-Oktober 2010)

Hasil sensus pengelompokkan ikan keseluruhan di perairan Teluk Saleh pada 4stasiun pengamatan (Tabel 1) , yaitu untuk ikan Major berkisar antara 74,11 – 95,2 %,ikan Target berkisar antara 4,61- 24,4 % dan ikan Indikator berkisar antara 0.03 – 0.85%. Kelompok ikan sebagai kelompok ikan terbanyak khususnya dari family Apogonidaeterutama dari jenus Archamia fucata dan Archamia zosterophora. Sedangkan kelompokikan indikator adalah merupakan kelompok ikan yang paling sedikit di semua lokasiseperti Chaetodon octofasciatus dan Chelmon rostratus, Chelmon rostratus danHeniochus acuminatus. Kelompok ikan indikator biasanya juga dipakai sebagai indikatorreandahnya keanekaragaman terumbu karang yang keras (Hard corals) yang disukai olehjenis ikan ini (Nash, 1989).

Tabel 1. Proporsi kelompok ikan Mayor, Target dan Indikator di 4 stasiunpengamatan di perairan Teluk Saleh

Stasiun Kelompok Mei Juli Oktober Jumlah Rata-rata

St. 1Mayor 74,82 76,03 74,48 225,33 75,11Target 24,13 23,2 24,78 72,11 24,04

Indikator 1,05 0,75 0,74 2,54 0,85

St. 2Mayor 90,77 90,01 84,47 265,25 88,42Target 9,23 9,7 13,53 32,46 10,82

Indikator 0 0,29 0 0,29 0,1

St. 3Mayor 93,33 94,72 95,14 283,19 94,4Target 6,67 5,19 4,86 16,72 5,57

Indikator 0 0,09 0 0,09 0,03

St. 4Mayor 95,44 95,62 94,55 285,61 95,2Target 4,42 4,05 5,36 13,83 4,61

Indikator 0,14 0,33 0,09 0,56 0,19

Hasil analisis statistik dengan uji distribusi antar stasiun pemantauan (St. 1, St. 2,St. 3 dan St. 4), tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata dengan P (value) = 0,7957< dari P (critical) (Lampiran 3). Hal ini menunjuikkan bahwa sebaran jenis-jenis ikan yangada di masing-masing stasiun adalah sama. Kesamaan distribusi di duga karena padawilayah ini (Teluk Saleh bagian selatan), tidaklah terlalu luas dengan kondisi lingkungan

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 20119

yang hampir sama, sehingga jenis-jenis ikan yang ditemukan berdasarkan hasil sensusjuga tidak beragam. Namun demikian pada wilayah ini dapat dijadikan penempatanterumbu karang yang baru, sehingga nantinya merupakan komplek terumbu karang.

Jumah Jenis ikan koral tiap lokasi berkisar antara 25 – 59 jenis terdiri dari 28famili dan kelimpahan jenis berkisar antara 13 – 84 ind/m3. Jumlah jenis ini sedikit lebihbesar dari hasil penelitian pendahuluan di perairan teluk saleh di pulau Rakit danTakaibo pada tahun 2004 yaitu sebesar 105 jenis dengan jumlah jenis tiap lokasi berkisarantara 34 – 57 jenis dan kelimpahan jenis berkisar antara 3,4 – 17,7 ind/m3 sebelumpenempatan terumbu karang (Hartati dan Edrus, 2005). Masih di wilayah perairan TelukSaleh yaitu dari hasil Ekspedisi Pulau Mojo (di bagian Utara Teluk Saleh) pada 1993dilaporkan bahwa keanekaragaman jenis ikan karang yang ditemukan sebesar 196 jenisyang berasal dari 28 suku (Anonimous, 1993). Hasil ini menunjukkan bahwa jenis-jenisikan di perairan Teluk Saleh masih dapat terus meningkat jumlah dan jenisnya, bilapenempatan Terumbu Karang Buatan (TKB) terus dilakukan pada karang yang telahrusak (rehabilitasi). Syam et.al Dengan demikian dengan adanya terumbu karang buatanmemberikan dampak yang positif terhadap perkembangan jumlah jenis di sekitar terumbukarang buatan. Jenis-jenis ikan karang di perairan teluk saleh yang sebelumnya belumterdapat Terumbu Karang Buatan (TKB) pada tahun 2004 yang di Pulau Rakit selama 5tahun terakhir (tahun 2010) kini sudah meningkat jumlah jenisnya. (Gambar 6).Sedangkan perkembangan jumlah individu berdasarkan kelas di Pulau Rakit dan PulauGanteng di jelaskan pada Lampiran 1 dan 2 Di duga sampai satu dasawarsa ke depanjumlah jenis-jenis ikan yang hadir di lokasi Terumbu Karang Buatan (TKB) akan terusmeningkat menjadi menjadi 100 jenis setiap lokasi terumbu buatan (Edrus, 2002) ataudengan jumlah total species di perairan Teluk Saleh menjadi sebesar 150 jenis pada tahun2005 Hal ini di dukung juga dari hasil penelitian toleh Hartati dan Edrus (2005) yangmelaporkan bahwa jenis-jenis ikan di perairan Teluk Saleh akan dapat meningkat melaluigerakan rehabilitasi yang diharapkan mampu mengembalikan keanekaragaman ikankarang di wilayah tersebut. Perkembangan jumlah individu berdasarkan kelas di PulauRakit

Pemasangan terumbu buatan yang bahannya bukan dari beton semen dankontruksinya tidak seperti diatas, memang dapat pula menarik jenis ikan untukberkumpul. Namun secara ekologis tidak memberikan kehidupan ikan untuk dapattumbuh dan berkembang. Pemasangan Terumbu Karang Buatan memerlukanpersyarakatan untuk dapat tumbuh dan berkembang, agar jenis-jenis ikan karang sesuaidengan kehidupannya (Hartati et all, 2006). Hal ini di dukung oleh (Lieske dan Myers,1997) yang melaporkan bahwa setiap habitat terumbu karang, ikan banyak memilikibanyak relung ekologis yang spesifik yang mampu menampung ikan dengankeberagaman yang tinggi.

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 201110

Gambar 6. Kondisi terumbu karang buatan (TKB) yang baru di pasang pada tahun 2005dan pengamatan pada bulan Oktober 2010.

Indeks biologi ikan karang

Punahnya relung ekologi menyebabkan ikan kehilangan tempat tinggal yangsesuai dengan fungsi simbion, otoritas area, reproduksi, jarring makanan dan funsiekologis laiinya dari masing masing ikan karang (Hartati dan Edrus, 2005). Hasil analisisindeks biologi ikan karang di 4 stasiun pengamatan tercantum pada Tabel 2. Hasilpengamatan indeks keanekaragaman pada tiap pengamatan dan tiap stasiun pengamatanpada umumnya hampir sama yaitu berkisar antara 2.204 – 2.582. Dengan demikianmaka keaneka ragaman di 4 stasiun masih berada kisaran keanekaragaman sedang.Keanekaragaman yang cukup tinggi berada pada St.2 pengamatan bulan Oktober yaitusebesar 2.582. Hasil ini masih dalam kategori terumbu karang yang kurang sehat yangberakibat pada penurunan keanekaramanan ikan karang di lokasi tersebut. Hartati danEdrus (2005) melaporkan bahwa indeks keanekaragaman (H) ikan karang yang kurangdari nilai 3 menunjukkkan bahwa habitat ikan karang mengalami gangguan, yangberakibat pada penurunan keanekaragaman ikan karang di lokasi tersebut. Pada kondisiterumbu karang yang sehat biasanya indeks H lebih besar dari nilai 3.

Indeks keseragaman ikan karang berkisar pada tiap pengamatan dan stasiunpengamatan cukup tinggi yaitu berkisar antara antara 0.585 -0.745, tertinggi beradastasiun 2 pada bulan Oktober. Hal ini menandakan pada stasiun 2 di bulan Oktoberkesamaan jumlah individu antar species tinggi, jadi tiap species mempunyai kesamaanjumlah tinggi , sedangkan nilai indeks keseragaman yang paling kecil pada stasiun 4 padabulan Juli. Indeks dominasi ikan karang pada stasiun dan tiap pengamatan padaumumnya rendah, yaitu berkisar antara 0.120 – 1.95, yang berarti bawa di 4 stasiun tidakada species yang mendominasi Hal ini juga menunjukkan bahwa di perairan TelukSaleh meskipun keanekaragaam pada tingkat sedang, yang di duga perkembangan awalpemasangan Terumbu Karang Buatan (TKB) belum menampakkan hasil yang nyataseperti terumbu karang pada tingkat yang baik dengan koloni keanekaragaman ikankarang memiliki jumlah dan jenis-jenis ikan karang yang cukup besar. Dengandemikian maka di perairan Teluk Saleh tidak menunjukkan adanya kondisi yang ekstrimyang mendukung dominasi dari satu atau lebih populasi ikan. Odum (1971) mengatakanbahwa pertumbuhan koloni yang sangat pesat pada konsisi yang ekstrim (polusi) terjadikarena kondisi yang spesifik dan menguntungkan khsusnya bagi populasi yang mampuberkembang. Hal ini di dukung dengan pendapat Hartati dan Idrus (2005) yang

5 tahun

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 201111

melaporkan bahwa kelangkaan habitat yang termasuk relung ekologi adalah factorpembatas untuk perkembangan semua koloni dari populasi ikan karang.

Tabel 2. Nilai indeks biologi di 4 stasiun pengaman jenis Ikan karang di lokasi terumbubuatan

Parameter Stasiun

Mei St.1 St.2 St.3 St.4Jumlah Total Individu (Total Ind.) 1.239 737 2.039 2.763Jumlah Jenis(Total species) 39 25 46 59Indeks Keragaman (Diversity indices) 2,204 2,317 2,456 2,439Indeks Keseragaman (Evennes indices) 0,601 0,72 0,642 0,598Indeks Dominansi (Domination indices) 0,187 0,133 0,12 0,145Kelimpahan (ind/m³) (Abundace ind./m3) 24 14 39 53JuliJumlah Total Individu (Total Ind.) 1.194 691 2.140 3.037Jumlah Jenis (Total species) 45 37 51 55Indeks Keragaman (Diversity indices) 2,364 2,581 2,339 2,344Indeks Keseragaman (Evennes indices) 0,621 0,715 0,598 0,585Indeks Dominansi (Domination indices) 0,177 0,122 0,137 0,155Kelimpahan (ind/m³),(Abundace ind./m3) 23 13 41 59OktoberJumlah Total Individu (Total Ind.) 1.348 665 2.385 4.350Jumlah Jenis (Total species) 39 32 38 57Indeks Keragaman (Diversity indices) 2,282 2,582 2,366 2,414Indeks Keseragaman (Evennes indices) 0,623 0,745 0,65 0,597Indeks Dominansi (Domination indices) 0,195 0,135 0,128 0,143Kelimpahan (ind/m³) (Abundace ind./m3) 26 13 46 84

KESIMPULAN

1. Proporsi antara kelompok ikan major, target dan indikator di 4 stasiun pengamatanperairan Teluk Saleh, berturut-turut berkisar antara 50,17 – 63,39 %, 3,14 – 16 % dan0,03 – 0,14 %.

2. Jumlah jenis ikan karang di tiap lokasi berkisar antara 25 – 59 jenis dari 28 familidengan kelimpahan jenis berkisar antara 13 – 84 ind/m3.

3. Indeks keanekaragaman ikan karang di empat stasiun pengamatan hampir sama yaituberkisar antara 2,20 – 2,58, termasuk keanekaragaman sedang, dengan indekskeseragaman jenis ikan berkisar antara 0,58- 0,74 (cukup tinggi) dan indeks dominasiberkisar antara 0,12-0,12 yang berarti .

4. Jenis-jenis ikan yang mendominasi di ke empat pengamatan antara lain dari jenisApogon quenquelineatus, Archamia fucata, Archamia zosterophora (Apogonidae)dan Neopomacentrus cyanomos, Chromis ternatensis, Pomacentrus alexanderae(Pomacentridae), sedangkan jenis-jenis ikan dengan jumlah yang sedikit namunpenting sebagai indikator terumbu karang karang keras antara lain Chaetodon

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 201112

octofasciatus, Chaetodon kleinii, Heniochus acuminatus dan Chelmon rostratus(Chaetodontidae)

5. Jumlah dan jenis kenekaragaman ikan karang di perairan Teluk Saleh masih dapatditingkatkan melalui upaya rehabilitasi terumbu karang yang rusak denganpembuatan terumbu karang buatan dari bahan beton

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 1993. Laporan ekspedisi Pulau Mojo. 17 September – 7 Oktober 1993.Lembaga Ilmu Penetahuan Indonesia, Jakarta

Cesar, H. 1997. Nilai ekonomi terumbu karang Indonesia. World Bank.

Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting, & M. J. Sitepu. 2004. Pengelolaan sumberdayawilayah pesisir dan lautan secara terpadu. PT. Pradnya Paramitra. Jakarta. 198:199 p.

Edrus, I. N. 2002. Assessment of community participation in the coastal resourcerehabilitation project in Bali, Indonesia. Thesis. University of the Philippines-LosBanos.

English S., C. Wilkinson & V. Baker. 1997. Survey manual for tropical marine resource(2nd edition). Australian Institute of Marine Science. Australia. 390 p.

Hartati, S. T. & I. N. Edrus. 2005. Komunitas ikan karang di perairan pantai Pulau Rakitdan Pulau Takaibo, Teluk Saleh- Nusa Tenggara Barat. JPPI Edisi Sumberdayadan penangkapan, Vol.11 No.2 Tahun 2005. BRKP – BKP, Jakarta. 83-93 pp.

Hartati, S. T., Krismono, A. Thamin, S. E. Purnamaningtyas, Mujiyanto, Suprihanto, S.M. Syarif & Wasilun. 2006.: Perkembangan stok sumberdaya perairan karangpasca rehabilitasi habitat di Teluk Saleh NTB. Laporan Akhir KegiatanPenelitian. Loka Riset Pemacuan Stok Ikan. Badan Riset Kelautan dan Perikanan.Departemen Kelautan dan Perikanan. Tidak Dipublikasikan.

KPP-COREMAP. 2001. Buku panduan pengelolaan berbasis masyarakat (PBM)-COREMAP. COREMAP- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.

Lieske, E. & R. Myers. 1997. Reef Fishes Of The world. Periplus Edition. Jakarta.Indonesia

Ludwig, J. A. & J. F. Reynolds, 1988. Statistical ecology: a primer methods andcomputing. John Wiley & Sons. New York : xviii + 337 p.

Nash, S. V. 1989. Reef diversity indeks survey methods for non specialist. Tropicalcoastal area management . Vol.4 (3): 14-17 pp.

Nontji, A. 2002. Plankton laut. Penerbit Djambatan. Jakarta.

Odum, E. P. 1971. Fundamental of ecology-third Edition. W. B. Sunders Company.Toronto. 574 p.

Satria, H., Mujiyanto, B. I. Purwati, D. Wijaya, Riswanto, I. Suprihanto & U. Sukandi.2010. Evaluasi rehabilitasi habitat melalui terumbu buatan di perairan telukSaleh-Nusa Tenggara Barat. Laporan Akhir Penelitian. BRPSI-Jatiluhur -KKP.91 p. Tidak Dipublikasikan.

Sukarno. 1981. Terumbu karang di Indonesia: sumber daya, permasalahan, danpengelolaan. LON – LIPI. Jakarta.

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 201113

Syam, A. R., S. T. Hartati & Krismono. 2007. Komunitas biota penempel pada terumbubuatan di perairan pulau Ganteng dan Pulau Rakit, Teluk Saleh-Nusa TenggaraBarat. JPPI-Vol. 13 No.2: 158-166 pp.

Sya’rani, L. & S. Agung. 2006. Gambaran umum Kepulauan Karimun Jawa. Penerbit:Unissula Press, Semarang cetakan pertama: 148 p.

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 201114

Lampiran 1. Perkembangan jumlah individu ikan berdasarkan katagori spesies (mayor,target dan indikator) pada terumbu buatan di Barat Pulau Rakit strasiun 1dan 2 (Mei-Juli-Oktober 2010)

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 201115

Lampiran 2. Perkembangan jumlah individu ikan berdasarkan katagori spesies (mayor,target dan indikator) pada terumbu buatan di Barat Pulau Ganteng strasiun3 dan 4 (Mei-Juli-Oktober 2010)

Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober 201116

Lampiran 3. Uji distribusi antar stasiun pengamatan (St. 1, St. 2, St. 3 dan St. 4)

H0 : All the Groups have the same distribution5%ANOVA Table

Source SS DF MS F Fcritical P-Value

Between 10,323 3 3,441 0,3410 2,6587 0,7957Within 1,685,440 167 10,092Total 1,695,763 170