Struktur Kayu 2

71
STRUKTUR KAYU BERDASARKAN STANDAR TATA CARA PERENCANAAN KONSTRUKSI KAYU UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI KAYU) TAHUN 2002 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT SAMBUNGAN Arie Febry Fardheny, MT [email protected] KALIMANTAN SELATAN

Transcript of Struktur Kayu 2

Page 1: Struktur Kayu 2

STRUKTUR KAYUBERDASARKAN STANDAR TATA CARA PERENCANAAN KONSTRUKSI KAYU UNTUK

BANGUNAN GEDUNG (SNI KAYU) TAHUN 2002

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

SAMBUNGANArie Febry Fardheny, [email protected]

KALIMANTAN SELATAN

Page 2: Struktur Kayu 2

PENAMPANG BERGANDAPENAMPANG BERGANDA

T h d S b X XTerhadap Sumbu X – XA = (2b). HIx = (1/12) (2b) h^3

Terhadap Sumbu Y – YA = (2b). HIx = (1/12) (2b)^3Ix (1/12) (2b) 3

Page 3: Struktur Kayu 2

PENAMPANG BERGANDAPENAMPANG BERGANDA

Page 4: Struktur Kayu 2

PENAMPANG BERGANDAPENAMPANG BERGANDA

Page 5: Struktur Kayu 2

PENAMPANG BERGANDAPENAMPANG BERGANDA

A = 4 b. hIx = 4 . (1/12) b. h^3

4

4

Page 6: Struktur Kayu 2

PENAMPANG BERGANDAPENAMPANG BERGANDA

Page 7: Struktur Kayu 2

PENAMPANG BERGANDAPENAMPANG BERGANDA

Page 8: Struktur Kayu 2

CONTOH 1CONTOH 1

Page 9: Struktur Kayu 2

CONTOH SOAL (a)CONTOH SOAL (a)

Page 10: Struktur Kayu 2

CONTOH SOAL (b)CONTOH SOAL (b)

Page 11: Struktur Kayu 2

CONTOH 2CONTOH 2

Page 12: Struktur Kayu 2

SAMBUNGANSAMBUNGAN

Terdiri dari 2 Jenis yaitu :Terdiri dari 2 Jenis yaitu :Sambungan Mekanis

Sambungan yang hanya menggunakan material kayuSambungan yang hanya menggunakan material kayu.

Sambungan Non Mekanis (Baut, Paku dan Pasak)Sambungan yang menggunakan tambahanSambungan yang menggunakan tambahan

Page 13: Struktur Kayu 2

SAMBUNGANSAMBUNGAN

Tujuan Sambungan :Tujuan Sambungan :Menyambung 2 Batang Kayu menjadi satuMemperbesar penampang kayuMemperbesar penampang kayuEstetikaKemudahan Pelaksanaan

Page 14: Struktur Kayu 2

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANGAPLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

Page 15: Struktur Kayu 2

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANGAPLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

Page 16: Struktur Kayu 2

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANGAPLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

Page 17: Struktur Kayu 2

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANGAPLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

Page 18: Struktur Kayu 2

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANGAPLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

Page 19: Struktur Kayu 2

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANGAPLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

Page 20: Struktur Kayu 2

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANGAPLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

Page 21: Struktur Kayu 2

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANGAPLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

Page 22: Struktur Kayu 2

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANGAPLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

Page 23: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN MEKANISSAMBUNGAN MEKANIS

Sambungan MenerusSambungan Menerus

Page 24: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN MEKANISSAMBUNGAN MEKANIS

Sambungan Tegak LurusSambungan Tegak Lurus

Page 25: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN MEKANISSAMBUNGAN MEKANIS

Sambungan MenyudutSambungan Menyudut

Page 26: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN MEKANISSAMBUNGAN MEKANIS

Sambungan KombinasiSambungan Kombinasi

Page 27: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN MEKANISSAMBUNGAN MEKANIS

Sambungan Tegak LurusSambungan Tegak Lurus

Page 28: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN MEKANISSAMBUNGAN MEKANIS

Sambungan Gigi Tunggal dan GandaSambungan Gigi Tunggal dan Ganda

Page 29: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN MEKANISSAMBUNGAN MEKANISSambungan pada komponen struktur kayu atau dari satu komponen strukturk k k t kt k l i t di i t l bkayu ke komponen struktur kau lainnya terdiri atas elemen penyambung(pelat buhul, pelat penyambung, pelat pengikat, siku dan pelat pendukung) dan alat sambung (cincin belah, pelat geser) atau alat pengencang (paku, jepretan, pasak, sekrup, baut, sekrup kunci, dan sistem alat pengencangj p , p , p, , p , p g gsejenis).Sambungan harus direncanakan sedemikian sehingga:Z < λ φ Z’Zu < λ φz Z

dimana Zu adalah tahanan perlu sambungan, λ adalah faktor waktu yang berlaku sesuai dengan Tabel 6.3-2, φz = 0,65 adalah faktor tahanansambungan, dan Z’ adalah tahanan terkoreksi sambungansambungan, dan Z adalah tahanan terkoreksi sambungan

Page 30: Struktur Kayu 2

Faktor Koreksi SambunganFaktor Koreksi SambunganKondisi

TerkoreksiKondisi Acuan x

FK Diafragma FK Aksi Kelompok

FK Geometri FK Kedalaman Penetrasi

FK Serat Ujung

FK Pelat Sisi

FK PakuMiringTerkoreksi = Acuan x Kelompok Penetrasi Ujung Sisi Miring

Z’ =Z’w =

ZZw

Cdi

Paku,pasak Cd Cog

Ceg

CmCm

Z’ =Z’w =

ZZw

SekrupCd Ceg

Z’ = Z Cg

Baut CΔ

Sekrup kunciZ’ =Z’w =

ZZw

Cg

Sekrup kunci, pen CΔ

Cd CegCeg

Z’// =Z’

Z// =Z

CgC

Pelat geser, cincin belah

CCdC

CstZ’⊥ = Z⊥ = Cg CΔ

Cd

Page 31: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN MEKANISSAMBUNGAN MEKANIS

Desain Sambungan Gigi TunggalDesain Sambungan Gigi Tunggal

Pada sambungan gigi tunggal, dalamnya gigi, tm, tidak boleh melebihi sesuatu batas, yaitu (lihattidak boleh melebihi sesuatu batas, yaitu (lihatGambar C1) tm < 1/3 h, yang mana h adalahtinggi komponen struktur mendatar. Panjang kayumuka lm harus memenuhi lm > 1,5 h, tetapi juga lmm m , , p j g m> 200 mm.

Page 32: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN MEKANISSAMBUNGAN MEKANISTahanan geser pada bagian kayu muka dapat dihitung sebagai berikut,

m

'vm

vu

el,

bFlcosN2501+

≤ λφα

Nu adalah gaya tekan terfaktor,

α adalah sudut antara komponen struktur diagonal terhadap komponen struktur mendatar,

me

φv adalah faktor tahanan (lihat tabel di depan)

λ adalah faktor waktu (lihat tabel di depan)

lm adalah panjang kayu muka,

b adalah lebar komponen struktur mendatar,

Fv’ adalah kuat geser sejajar serat terkoreksi,

em adalah eksentrisitas pada penampang neto akibat adanya coakan sambungan.

Page 33: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN GIGI TUNGGALSAMBUNGAN GIGI TUNGGAL

tmemem

Lm

Page 34: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN MEKANISSAMBUNGAN MEKANIS

Langkah Perhitungan :

1. Tentukan tm (tm ≤ 1/3 h) ambil tm = 1/3 h

2. Tentukan lm dengan syaratlm ≥ 1.5 h atau lm ≥ 200 mm (ambil yang terbesar )

3. Hitung Kekuatan Geser'vmbFlcosN ≤ λφα

m

mvu

el,

cosN2501+

≤ λφα

Page 35: Struktur Kayu 2

Contoh SoalContoh Soal

R k l h S b Gi iJawab :

Rencanakanlah Sambungan GigiTunggal dengan Sudut 40 derajat , Grade Kayu E 15 dengan ukuranKa ang akan men mp

1. Menentukan tmtm = 1/3 h = 1/3 . 120 = 40 mm

Kayu yang akan menumpuberukuran :H = 120 mmB = 80 mm

2. Menentukan lmlm = 1.5 h = 1.5 x 120 = 180 mmlm = 200 mm

B = 80 mm

Gaya Tekan = 40 KN

diambil 200 mm3 Cek Gaya Geser

Page 36: Struktur Kayu 2

Contoh SoalContoh SoalData Grade E 15

Fv = 5.1 Mpa

φv (tekan ) = 0.9χ = 0.8 (ruang umum)

26112

4020025.01

)1.5).(80.(200)9.0()8.0(25,01

'

=+

=+

xx

el

bFl

m

m

vmvλφ

χ ( g )

Perhitungan Geser :Nu cos α = 40000 . Cos 40 = 30641 N

Nu cos > NOT OK

Menghitung em (eksentrisitas)em = ½ h – ½ tm = ½ .120 – ½. 40 = 40 mm

Page 37: Struktur Kayu 2

Contoh SoalContoh SoalUntuk itu lm akan direvisi

Direvisi menjadi

Lm = 300 mm

2.30653

4030025.01

)1.5).(80.(300)9.0()8.0(25,01

'

=+

=+

xx

el

bFl

m

m

vmvλφ

Nu cos < OK

Page 38: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN MEKANISSAMBUNGAN MEKANIS

Desain Sambungan Gigi MajemukDesain Sambungan Gigi Majemuk

Pada sambungan gigi majemuk, terdapat dua gigi dan dua panjang mukayang masing-masing diatur sebagai berikut (lihat Gambar C2),dalamnya gigi pertama, tm1 > 30 mmdalamnya gigi kedua, tm2 > tm1 + 20mm, namun tm2 < 1/3 hpanjang kayu muka pertama, lm1 > 200 mm dan lm1 > 4 tm1yang mana h adalah tinggi komponen struktur mendatar.ya g a a ada a gg o po e s u u e da a .

Page 39: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN MEKANISSAMBUNGAN MEKANISTahanan geser pada bagiankayu muka yang pertama Nu adalah gaya tekan terfaktor,kayu muka yang pertamadihitung sebagai berikut,

1

1

21

1

2501251

m

'vm

vm

u lbFl

FFFcosN, ≤+

λφα

u g y ,α adalah sudut antara komponen

struktur diagonal terhadapkomponen struktur mendatar,

dan, tahanan geser pada bagiankayu muka yang kedua dihitung

1

121 2501m

mmme

,FF ++φv adalah faktor tahananλ adalah faktor waktuIm adalah panjang kayu muka rerata,kayu muka yang kedua dihitung

berikut ini,

'vm

vubFlcosN 2≤ λφα

Im1 adalah panjang kayu muka yang pertama,

Im2 adalah panjang kayu muka yang

m

mvu

el,

cosN2501+

≤ λφα kedua,Fm adalah luas bidang tumpu

Page 40: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN MEKANISSAMBUNGAN MEKANISem adalah eksentrisitas rerata pada penampang neto akibat

d k badanya coakan sambungan,em1 adalah eksentrisitas bagian kayu muka pertama padapenampang neto akibat adanya coakan sambungan,Fm1 adalah luas bidang tumpu bagian kayu yang pertama,Fm2 adalah luas bidang tumpu bagian kayu yang kedua,b adalah lebar komponen struktur mendatar,p ,Fv’ adalah kuat geser sejajar serat terkoreksi.

S b i i j k h di j k di k bil α > 45°Sambungan gigi majemuk hanya dianjurkan digunakan bila α > 45°.

Page 41: Struktur Kayu 2

GIGI MAJEMUKGIGI MAJEMUK

lm2lm1tm1

tm2tm2

em1

em

Page 42: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN MEKANISSAMBUNGAN MEKANISLangkah Perhitungan : Hitung Geser Muka 1g g

1. Tentukan tm1 (tm1 ≥ 30 mm)2. Tentukan tm2

Hitung Geser Muka 1

1

1

21

1

2501251

m

'vm

vmm

mu l

bFlFF

FcosN,+

≤+

λφα

tm 2 ≥ tm1 + 20 tm2 ≤ 1/3 h

ambil yang terkecil Dan Geser Muka 2

1

121 2501m

mmme

,+

3. Tentukan lm1 dengan syaratLm1 ≥ 200 mmlm1 ≥ 4 tm

m

'vm

vu lbFlcosN2501

2

+≤ λφα

4. Tentukan lm2lm 2 ≥ 2. lm1 m

me

,2501+

Page 43: Struktur Kayu 2

Contoh SoalContoh SoalRencanakanlahSambungan Gigi 1 Menentukan tm1 = 30 mmSambungan GigiTunggal dengan Sudut60 derajat , Grade Kayu E 15 denganukuran Kayu yang akan

1. Menentukan tm1 = 30 mm2. Menentukan tm2

1. Tm2 = 20 + 20 = 40 mm2. Tm2 = 1/3 h = 1/3 . 120 = 40 mm

menumpu berukuran :H = 120 mmB = 80 mm

2. Tm2 1/3 h 1/3 . 120 40 mmTm2 = 40 mm

3. Menentukan lm11. Lm1 = 200 mm

Gaya Tekan = 40 KN 2. Lm1 = 4.40 = 160 mm

Lm1 = 300 mm 4. Menentukan lm2

lm2 = 2. 300 = 600 mm

Page 44: Struktur Kayu 2

Contoh SoalContoh SoalCek Geser Muka 1 10714

)320240(240)60cos().40000()25.1(cos25,1 1 =+

=+

xFF

FN mu α

F 1 b 1 80 30 240 1

1

1

21

1

2501251

m

m

'vm

vmm

mu

el,

bFlFF

FcosN,+

≤+

λφα

)320240(21 ++ FF mm

33006

4530025.01

)1.5.(80.300)9.0)(8.0(25,01

1

1

'1 =

+=

+m

m

vmv

el

bFlλφ OK

Fm1 = b. tm1 = 80x30 =240 mm

Fm2 = b . Tm2 =

1m

Cek Geser Muka 2

vm bFlN cos'

2≤ λφα80x 40 = 320

em1 = 1/2h-1/2tm1 = 45 mm

/2 h ½ 2 40

m

mvu

elN

25,01cos

+≤ λφα

20000)60cos(.40000cos ==αuN OKem =1/2 h – ½ tm2 = 40 37106

4060025.01

)1.5.(80.600)9.0).(8.0(25,01

'2 =

+=

+m

m

vmv

el

bFlλφ

Page 45: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN NON MEKANISSAMBUNGAN NON MEKANIS

SAMBUNGAN BAUTSAMBUNGAN BAUTSAMBUNGAN PAKUSAM NGAN ASASAMBUNGAN PASAK

Ketentuan berikut ini berlaku untuk perencanaansambungan menggunakan alat pengencang dari jenispasak baja termasuk baut, sekrup kunci, pen, dan

k b di 6 3 D 25 pasak berdiameter 6,3 mm < D < 25 mm

Page 46: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN BAUTSAMBUNGAN BAUT

K l h BKelemahan Baut :Efisiensi RendahDeformasi Besar

Page 47: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN BAUTSAMBUNGAN BAUT

L b t h dib tLubang penuntun untuk sekrup kunci harus dibor dengan carasebagai berikut:Lubang penuntun harus dibuat

dengan seksama. Untuk baut, lubang penuntun tidakboleh lebih besar daripada

sebagai berikut:•Lubang untuk daerah tak berulir harus memilikidiameter yang sama dengan diameter batang tak-berulir dan kedalaman yang sama dengan daerah tak-berulir.L b t t k d h b li h ilikiboleh lebih besar daripada

D + 0,8 mm bila D < 12,7 mm, D + 1,6 mm bila D > 12,7 mm. Lubang penuntun untuk pen harus

•Lubang penuntun untuk daerah berulir harus memilikipanjang minimum sepanjang batang berulir dari sekrupkunci dan berdiameter sama dengan fraksi diameterbatang berulir berikut ini:

G 0 60 (0 65) D hi (0 85) DLubang penuntun untuk pen harusdibuat antara D hingga (D – 0,8 mm), dimana D adalah diameter pen

G > 0,60 = (0,65) D hingga (0,85) D0,50 < G < 0,60 = (0,60) D hingga (0,75) DG < 0,50 = (0,40) D hingga (0,70) D

dimana G adalah berat jenis kayu dan D adalah diameterbatang berulir dari sekrup kunci.

Page 48: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN BAUTSAMBUNGAN BAUTBila baut atau kepala sekrup kunci atau mur menumpu pada material kayu atau material yang berasal darikayu maka harus dipasang ring standar pelat baja atau jenis ring baja lainya di antara material kayukayu, maka harus dipasang ring standar, pelat baja, atau jenis ring baja lainya di antara material kayutersebut dan kepala baut atau kepala sekrup kunci atau mur. Diameter luar minimum ring harus 2,5 kali diameter batang baut atau sekrup kunci. Ketebalan minimum ring adalah 3,2 mm.

Page 49: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN BAUTSAMBUNGAN BAUT

Page 50: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN BAUTSAMBUNGAN BAUTBeban Sejajar Arah Serat Ketentuan Dimensi Minimum

Jarak Tepi (bopt) • Im adalah panjang pasak padaIm / D < 6 (lihat Catatan 1)Im / D > 6Jarak Ujung (aopt)Komponen TarikKomponen TekanS i ( )

1,5 Dyang terbesar dari 1,5 D atau ½ jarak antarbaris alat pengencang tegak lurus serat7 D4 D4 D

Im adalah panjang pasak padakomponen utama pada suatusambungan atau panjang total pasak pada komponen sekunderpada suatu sambungan.Spasi (sopt)

Spasi dalam baris alat pengencang Jarak antar baris alat pengencang

4 D1,5 D < 127 mm (lihat Catatan 2 dan 3)

Beban Tegak Lurus Arah Serat Ketentuan Dimensi MinimumJarak Tepi (bopt)Tepi yang dibebani 4 D

pada sua u sa bu ga .• Diperlukan spasi yang lebih besaruntuk sambungan yang menggunakan ring.• Untuk alat pengencang sejenisTepi yang dibebani

Epi yang tidak dibebaniJarak Ujung (aopt)Spasi (sopt)Spasi dalam baris alat pengencangJarak antar baris alat pengencang:

4 D1,5 D4 DLihat Catatan 32,5 D (lihat Catatan 3)(5 I + 10 D) / 8 (lihat Catatan 3)

p g g jpasak, spasi tegak lurus arah seratantar alat-alat pengencang terluarpada suatu sambungan tidak bolehmelebihi 127 mm, kecuali bilaJarak antar baris alat pengencang:

Im / D < 22 < Im / D < 6Im / D > 6

(5 Im + 10 D) / 8 (lihat Catatan 3)5 D (lihat Catatan 3)

,digunakan pelat penyambung khususatau bila ada ketentuan mengenaiperubahan dimensi kayu

Page 51: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN BAUTSAMBUNGAN BAUT

Page 52: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN BAUTSAMBUNGAN BAUT

Page 53: Struktur Kayu 2

Contoh SoalContoh Soal

D i l h j l h BDesain lah jumlah Bautyang digunakan,diameter baut yang dig nakan adalah 27 9 digunakan adalah 27.9 mm atau 1.1”

Page 54: Struktur Kayu 2

Contoh SoalContoh SoalSehingga Kekuatan Baut :

Sudut 0 derajat (Kg)S = 100 x 2.79 x 12 x (1-0.6 sin 0) = 3348S 200 2 79 12 (1 0 6 0) 6696Diameter Baut = 27,9 mm

λb = b/d = 120/27.9 = 4.30Lihat Tabel rumus terdekat λb =4.3

S = 200 x 2.79 x 12 x (1-0.6 sin 0) = 6696S = 430 x 2.79^2 x (1-0.35 sin 0) = 3347

A bil P k i T b = 1326 57 KAmbil P reaksi Terbesar= 1326,57 KgAmbil S Baut Terkecil = 3347 Kg

N = P/S = 1326 57 / 3347 = 0 39 buahN = P/S = 1326.57 / 3347 = 0.39 buahPakai 1 Buah Baut

Page 55: Struktur Kayu 2

Contoh SoalContoh SoalSehingga Kekuatan Baut :

Sudut 34.99 derajat (Kg)S = 100 x 2.79 x 12 x (1-0.6 sin 34.99) = 2196S = 200 x 2 79 x 12 x (1 0 6 sin 34 99) = 4392S = 200 x 2.79 x 12 x (1-0.6 sin 34.99) = 4392S = 430 x 2.79^2 x (1-0.35 sin 34.99) =2675

Ambil P reaksi Terbesar= 1251.48 KgAmbil S Baut Terkecil = 2196 Kg

N = P/S = 1251.48 / 2196 = 0.56 buahPakai 1 Buah BautPakai 1 Buah Baut

Page 56: Struktur Kayu 2

Contoh SoalContoh SoalSehingga Kekuatan Baut :

Sudut 90 derajat (Kg)S = 100 x 2.79 x 12 x (1-0.6 sin 90) = 1339.2S = 200 x 2 79 x 12 x (1 0 6 sin 90) = 2678 4S = 200 x 2.79 x 12 x (1-0.6 sin 90) = 2678.4S = 430 x 2.79^2 x (1-0.35 sin 90) =2175

Ambil P reaksi Terbesar= 1440.94 KgAmbil S Baut Terkecil = 1339.2 Kg

N = P/S = 1440.94 / 1339.2 = 1.08 buahPakai 2 Buah BautPakai 2 Buah Baut

Page 57: Struktur Kayu 2

Contoh SoalContoh Soal

Page 58: Struktur Kayu 2

Contoh SoalContoh Soal

Page 59: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN PAKUSAMBUNGAN PAKU

Page 60: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN PAKUSAMBUNGAN PAKUPaku adalah logam keras berujung runcing, umumnya terbuat dari baja yang digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan baja, yang digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan menembus keduanya. Paku umumnya ditembuskan pada bahan dengan menggunakan palu atau nail gun yang digerakkan oleh udara bertekanan atau dorongan ledakan kecil. Pelekatan oleh paku terjadi dengan adanya gaya gesek pada arah vertikal dan gaya tegangan pada arah lateral. Ujung paku kadang ditekuk untuk mencegah paku keluar.

Page 61: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN PAKUSAMBUNGAN PAKU

Page 62: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN PAKUSAMBUNGAN PAKU

b = tebal kayu

S =1/2 b d Fc untuk b ≤ 7dS =3.5d^2 Fc untuk b ≥ 7d

d = diameter pakuFc = Kuat Tekan Tegak LurusSeratS = b d Fc untuk b ≤ 7d

S =7d^2 Fc untuk b ≥ 7d

Page 63: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN PAKUSAMBUNGAN PAKU

Page 64: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN PAKUSAMBUNGAN PAKU

Page 65: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN PAKUSAMBUNGAN PAKU

Page 66: Struktur Kayu 2

Contoh SoalContoh SoalTentukanlah Jumlah Paku yang E 15 Fc = 13 Mpay gdigunakan untuk menyambung Kayumenjadi 1 sejajar. Grade Kayu E 15 ukuran kayu 120 x 80 mm. Gaya

p

Jenis Tampang : Tampang 1

Tekan yang terjadi : 10 KN. Pakuyang ada berdiameter 3.4 mm

1. Cek KetebalanB = 80 mm7d = 7 x 3.4 = 23.8 mm (b > 7d)

2. Tentukan kuat 1 PakuS =1/2 b d Fc = ½ . 80 . (3.4) . 13 = 1768 NN / 6 6 63. N paku = 10000/ 1768 =5.65 = 6 buah

Page 67: Struktur Kayu 2

Contoh SoalContoh SoalTentukanlah Jumlah Paku yang E 15 Fc = 13 Mpay gdigunakan untuk menyambung Kayumenjadi tampang 2 Grade Kayu E 15 ukuran kayu 120 x 80 mm. Gaya

p

Jenis Tampang : Tampang 2

Tekan yang terjadi : 10 KN. Pakuyang ada berdiameter 3.4 mm

1. Cek KetebalanB = 80 mm7d = 7 x 3.4 = 23.8 mm (b > 7d)

2. Tentukan kuat 1 PakuS =b d Fc = 80 . (3.4) . 13 = 3536 N

3. N paku = 10000/ 3536 =2.82 = 3 buah

Page 68: Struktur Kayu 2

BAUT ATAU PAKU ?BAUT ATAU PAKU ?Sekrup Bentuk ulir pada batangnya berfungsi untuk membentuk ikatan yang lebih kuat pada kayu. Untuk hasil terbaik, kayu induk harus dilubangi dengan ukuran sebesar diameter inti sekrup dan kayu tambahan dilubangi sebesar ukuran diameter

k b i l D d li b lik i k b hk k l bih l d i d k h sekrup bagian luar. Dengan adanya ulir tersebut, aplikasi sekrup membutuhkan waktu lebih lama daripada paku. yang harus diperhatikan pada aplikasi sekrup adalah lubang obeng kepala sekrup. Kepala sektup harus tetap utuh dan baik sehingga bisa dipakai pada waktu membuka atau menutup sekrup kembali.

Paku Hanya terdapat guratan pada leher paku dan penampang kepala paku. Guratan pada kepala paku berfungsi agar martil tidak tergelincir pada waktu memasukkan paku dan guratan pada leher paku berfungsi untuk menambah daya ikat paku ke dalam kayu setelah seluruh badan paku terbenam Aplikasi paku jauh lebih cepat daripada sekrup dengan daya paku ke dalam kayu setelah seluruh badan paku terbenam. Aplikasi paku jauh lebih cepat daripada sekrup dengan daya ikat yang lebih rendah. Dan dengan alat bantu tangan saat ini, dalam hitungan detik kita bisa membenamkan beberapa paku sekaligus. Tidak perlu dibuat lubang 'pre-drilling' karena paku lebih mudah dibenamkan.

Kekurangan paku berada pada daya ikatnya terhadap kayu. Ketika terjadi penyusutan kayu, ikatan antara paku dan kayu menjadi berkurang. Selain itu paku jarang bisa digunakan kembali ketika dicabut dari kayu karena bengkok atau permukaan kepala paku mnjadi lebih licin. Hal ini tidak terjadi pada sekrup. permukaan kepala paku mnjadi lebih licin. Hal ini tidak terjadi pada sekrup.

Untuk jenis pekerjaan yang membutuhkan kecepatan dan pekerjaan tersebut tidak akan ada perubahan, maka paku adalah alat pengikat yang paling tepat. Atau sebagai alat pengikat sementara, paku bekerja sangat baik dan praktis. Jika anda membutuhkan konstruksi yang membutuhkan daya ikat lebih baik maka sekrup adalah pilihan yang lebih baik daripada paku dengan konsekuensi waktu lebih lama. Kerapihan hasil kerja bisa dibilang sama karena jika melihat dari lubang yang dihasilkan paku justru lebih kecil dan lebih mudah ditutupi dengan wood filler. (tersadur dari Tentang Kayu)p j p g ( g y )

Page 69: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN PASAKSAMBUNGAN PASAK

Page 70: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN PASAKSAMBUNGAN PASAK

Page 71: Struktur Kayu 2

SAMBUNGAN PASAKSAMBUNGAN PASAK