Struktur Data Spasial Sig Bag5-6
-
Upload
muliari-ayi -
Category
Documents
-
view
125 -
download
11
description
Transcript of Struktur Data Spasial Sig Bag5-6
STRUKTUR DATA SPASIAL DAN
MANAGEMEN BASIS DATA DALAM SIG
1. Data Spasial
2. Struktur Data Vektor dan Raster
3. Model Relasional, spaghetti, dan topologi
4. Geometri dan Topologi Data Vektor
5. Geometri dan Topologi Data Raster
6. Manajemen Basis Data Spasial dan Atribut
dalam SIG
1. Data Spasial
Data spasial adalah data yang memiliki georeference
(referensi koordinat di bumi) dimana berbagai data
atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Data
spasial bisa juga diartikan sebagai suatu data yang
mengacu kepada posisi, obyek, dan hubungan
diantaranya dalam ruang bumi.
Data spasial merupakan salah satu item, dimana
didalamnya terdapat informasi tentang bumi termasuk
di atas permukaan bumi, di bawah permukaan bumi,
perairan, kelautan dan bawah atmosfir. Data spasial
dan informasi turunannya digunakan untuk
menentukan posisi dari identifikasi suatu unsur di
permukaan bumi. Pentingnya peranan posisi (lokasi)
sebuah obyek karena dengan demikian dapat diketahui
hubungannya dengan aktifitas (unsure) lain dalam
wilayah yang sama atau berdekatan, juga dapat
menghitung jarak, pembuatan peta, arahan, dan
keputusan spasial yang kompleks.
Data spasial menjadi sangat penting dalam
perencanaan pembangunan dan pengelolaan
sumberdaya alam khususnya dalam bidang kelautan
pada cakupan wilayah loka, regional, maupun nasional.
Pemanfaatan data spasial semakin meningkat dengan
adanya teknologi pemetaan digital dan system
informasi geografis.
Sumber Data Spasial dapat berupa:
a. Citra Satelit, data ini dapat direkam dalam waktu
singkat dan merekam cakupan wilayah yang luas
dengan resolusi yang semakin tingi dewasa ini.
Dari data ini kemudian dapat diturunkan menjadi
data tematik dan disimpam dalam bentuk basis
data untuk digunakan dalam berbagai macam
aplikasi.
b. Peta Alanog, merupakan bentuk tradisional dari
data spasial yang ditampilkan dalam bentuk kertas
atau film. Data ini kemudian dapat di scan
menjadi format digital untuk kemudian disimpan
dalam basis data.
c. Foto Udara, hampir sama dengan citra satelit,
bedanya hanya dalam pengambilannya melalui
pesawat udara dan cakupan wilayah yang relatif
lebih kecil dibanding dengan satelit.
d. Data Tabular, data yang umumnya berbentuk
tabel yang dapat berfungsi sebagai atribut bagi
data spasial. Contoh data ini adalah data sensus
penduduk, data sosial, data ekonomi, dan lain-lain.
Data tabular ini kemudian dihubungkan dengan
data spasial untuk menghasilkan tema data
tertentu.
e. Data Survei, data ini dapat berupa pengamatan
atau pengukuran dilapangan yang dihubungkan
dengan lokasi (koordinat bumi). Biasanya data ini
diperoleh dengan menggunakan alat bantu Geo
Positional System (GPS).
Bentuk umum data spasial dalam SIG dapat berupa
Vektor dan Raster.
2. Struktur Data Vektor dan Raster
2.1. Struktur Data Vektor
Pada struktur data vektor, obyek atau kondisi
permukaan bumi dinyatakan (disajikan) sebagai titik
(point), garis (line), dan luasan (area, polygon). Posisi
tiap obyek di atas peta mengacu pada sistem koordinat.
Titik (Point):
. Titik (point) adalah bentuk primitif dari vektor.
Sebuah titik merupakan sebuah obyek berdimensi
nol dan hanya punya unsure lokasi (x,y).
. Titik dapat digunakan untuk pemodelan seperti
sebuah gedung, sekolah, kota, dan lain-lain.
. Nama lain dari titik dalam SIG adalah vertex,
node, atau 0-cell.
Garis (Line, Arc):
• Sebuah garis (line) adalah suatu obyek berdimensi
satu yang mempunyai sifat panjang
• Garis dapat digunakan untuk menggambarkan
jalan, sungai, garis lempengan bumi, batas
wilayah, dan lain-lain.
• Garis dapat juga disebut sebagai sisi (edge), link,
rantai (chain), arc, dan 1-cell.
• Dalam cakupan ArcInfo sebuah garis dinulai
dengan sebuah node, tidak memiliki atau banyak
vertices, dan diakhiri dengan sebuah node.
Luasan (area, polygon):
• Luasan merupakan gabungan dari beberapa garis
• Istilah polygon adalah sama dengan luasan dalam
database vektor karena menggunakan koneksi
garis lurus diantara dua titik.
• Polygon merupakan obyek dua-dimensi yang
memiliki sifat luas dan sisi (perimeter).
• Sebuah polygon dapat mewakili sebuah kota,
formasi geologi, danau, sungai, dan lain-lain.
• Polygon disebut juga sebagai zona 2-cel.
• Dalam polygon faktor skala menjadi penting
Gambar 1. Contoh Titik, Garis, dan Luasan dalam
Struktur Vektor Data (Bernhardsen, 2002)
2.2. Struktur Data Raster
Struktur Data Raster menampilkan, menempatkan,
dan menyimpan data spasial dengan menggunakan
struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk
grid. Setiap piksel atau sel memiliki nalai atribut
tersendiri termasuk nilai koordinatnya. Akurasi model
data raster sangat tergantung pada resolusi atau
ukuran pikselnya (Gambar 2).
Raster Data Model
Gambar 2. Contoh Model Data Raster
• Tiap Sel grid memiliki satu nilai sekalipun kosong
• Sebuah sel can memiliki sebuah index untuk
atribut
• Resolusi sel merupakan ukuran sel dalam
permukaan bumi (ground)
• Titik dan garis bergerak ke tengah sel
• Lebar garis minimum adalah juga satu sel
• Data raster mudah dibaca, ditulis, dan digambar
dalam layar
• Contoh data raster adalah citra satelit (NOAA,
SPOT, LANDSAT, IKONOS, MODIS, SeaWiFS,
dan lain-lain)
• Dalam SIG data raster dapat disajikan dalam
beberapa lapisan membentuk satu satuan
informasi
3. Model Relasional, Spagetti, dan Topologi
3.1. Model Relasional (Hubungan diantara obyek
spasial)
Ada banyak kemungkinan model relasional dalam
spasial data
Beberapa hal penting dalam analisis model
relasional seperti: (1) ”termasuk didalam (contain
in)” suatu hubungan antara titik dan luasan (area)
yang menghubungkan obyek ke sekitarnya; (2)
”intersect” menghubungkan dua garis penting
dalam analisis rute melalui jaringan
Relasional dapat ditemui diantara obyek yang
sama atau obyek yang berbeda seperti: (1) untuk
tiap shopping center, dapat ditemui shopping
center terdekat (obyek sejenis); (2) untuk tiap
customer dapat menemukan shopping center
terdekat (obyke yang berbeda)
Tiga Jenis Relasional
1. Relasional yang digunakan untuk membangun
suatu obyek yang komplek dari obyek yang
simple. Contohnya:
- hubungan antara garis (line) dan grup dari
titik-titik yang menjelaskannya;
- hubungan antara area (polygon) dengan grup
dari garis-garis (lines) yang menjelaskannya.
2. Relasional yang bisa dihitung dari koordinat
obyek. Contohnya:
- dua garis dapat ditentukan apakah kedua garis
tersebut saling memotong atau tidak, relasional
saling memotong ini (crosses relationship) dapat
dihitung.
- Wilayah (area) dapat diteliti untuk melihat
titik yang mana termasuk didalamnya.
Hubungan termasuk didalamnya (contain in)
dapat dihitung.
- Wilayah (areas) dapat diteliti untuk melihat
apakah ada daerah yang overlap. Relasional
overlap disini dapat dihitung.
3. Relasional yang tidak dapat dihitung dari
koordinat tapi diberi kode tertentu selama data
input. Contohnya:
- Kita dapat menghitung bilamana dua garis
saling memotong, namun bukan pada jalan toll
yang mewakili intersect karena mungkin hal itu
adalah sebuah overpass (jalan diatasnya).
- Beberapa database memungkinkan sebuah
entity yang disebut “complex object”, yang
terdiri dari “simple object” seperti obyek yang
mewakili rumah, kabel dengan nilai atribut yang
bisa digrupkan kepada satu grup data.
Contoh Hubungan Spasial
Titik-titik
. “Hubungan didalamnya (is within)”, contohnya,
menemukan semua titik customer dalam radius 1
km dari titik sebuah took.
. “Hubungan terdekat (is nearest to), contohnya,
menemukan lokasi pembuangan sampah yang
terdekat dengan daerah sungai.
Titik - garis
. “ends at”, contohnya, menemukan intersection
pada akhir jalan.
. “is nearest to”, contohnya, menemukan jalan
terdekat ke tempat pembakaran sampah.
Titik – Wilayah
. “is contain in”, seperti, menemukan lokasi
pelanggan dalam cakupan kode ZIP tertentu.
. “can be seen from”, seperti, menentukan jika
sebuah danau dapat dilihat dari suatu tempat
tertentu.
Garis – garis
. “Crosses”, seperti, penentuan jika suatu jalan
memotong sebuah sungai.
. “Comes within”, seperti, menemukan jalan-jalan
yang terletak sekitar 1 km dari stasiun kereta api.
. “Flows into”, seperti, menemukan apakah anak
bermuara ke sungai tertentu.
Garis - wilayah
. “Crosses”, seperti, menemukan apakah jenis
tanah tertentu terpotong oleh jalur kereta api.
. “Borders”, seperti, menemukan apakah sebuah
jalan merupakan bagian dari lapangan pesawat
terbang.
Wilayah - wilayah
. “Overlaps”, seperti, menentukan overlap
diantara jenis tanah pada peta tertentu dari
penggunaan lahan pada peta lain.
. ”is adjacent to”, seperti, menemukan apakah dua
wilayah memakai batasan yang sama seperti
terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Contoh hubungan topologi diantara
obyek-obyek spasial (source:
http://www.profc.udec.cl/~gabriel/tutoriales/giswb
/vol1)
3.2. Model Spaghetti
Diantara banyak struktur data vektor yang digunakan,
model spaghetti adalah model yang umum digunakan.
Model spaghetti memiliki struktur data yang paling
sederhana dan mudah dimengerti (Aronoff, 1989).
Dalam model ini masing-masing unsur dalam peta
menjadi suatu logical record dalam digital file, dan
didefinisikan sebagai nilai x,y koordinat. Sekalipun
semua unsur didalamnya dinyatakan dalam bentuk
spasial, namun tidak ada hubungan spasial diantara
unsur-unsur tersebut terekam (dikodekan) (Gambar 4).
Hal ini menyebabkan model spaghetti sangat tidak
efisien untuk analisis data spatial yang diperlukan oleh
SIG. Untuk melakukan spasial analisis, maka harus
dihitung atau diturunkan hubungan spasial dalam
model data spaghetti. Namun demikian, model data
spaghetti sangat efisien untuk reproduksi peta-peta
digital karena informasi-informasi yang tidak
berhubungan dengan masalah proses plotting dan
reproduksi, misalnya hubungan spasial, tidak terekam
dan tidak diproses sama sekali.
Gambar 4. Model Data Spaghetti
Pada gambar diatas diperoleh unsur-unsur berikut ini:
Titik dimasukkan sebagai satu pasang XY
koordinat
Garis dikodekan sebagai suatu nilai “string”
dari pasangan XY koordinat
Poligon dikodekan sebagai loop tertutup dari
XY koordinat yang mendefinisikan
batasannya. Batasan umum diantara dua
polygon yang berdekatan harus direkam dua
kali (satu kali untuk masing-masing polygon)
Spaghetti data model dalam hal ini
merupakan suatu spasial data file yang
dibangun sebagai gabungan dari nilai “string”
koordinat tanpa adanya hubungan spasial
diantara unsure-unsur tersebut.
3.3. Model Topologi
Model data topologi merupakan metoda yang paling
banyak digunakan untuk merekam (encode) hubungan
spasial di dalam vektor data GIS. Topologi adalah
suatu bidang dalam ilmu matematik yang digunakan
untuk menentukan hubungan spasial diantara dua atau
lebih unsur (entity). Topologi juga merupakan suatu
ilmu geometri dimana nilai unsur-unsur(properties)
tidak berobah jika terjadi perubahan bentuk karena
faktor pemanjangan, pemendekan, atau pelengkungan
seperti jarak dan sudut.
Suatu Topologi memiliki sifat-sifat berikut:
• Sebuah aturan bagaimana obyek berhubungan
dengan obyek lainnya atau tentang hubungan
diantara obyek.
• Hubungan tertentu diantara obyek terekam,
membuat data menjadi lebih berguna untuk
berbagai jenis spasial analisis.
• Di lain pihak, sebuah data model disebut
"cartographic" jika topologi tidak ada dalam data
model tersebut.
• Terdapat perbedaan nyata dalam format file
dibandingkan dengan model data lain.
Berikut ini adalah contoh model data topologi:
• Sebuah titik yang merupakan akhir dari suatu
garis (arc);
• Sebuah arc yang tidak memotong dirinya sendiri;
• Sebuah titik dalam batasan sebuah wilayah;
• Sebuah titik di dalam sebuah wilayah;
• Sebuah titik diluar sebuah wilayah;
• Sebuah wilayah yang terbuka;
• Sebuah wilayah yang tertutup;
• Sebuah area yang terhubungkan;
• Sebuah titik dalam sebuah loop;
Berikut ini adalah contoh model data non-topologi:
• panjang sebuah arc;
• keliling sebuah sel;
• luas dari sebuah sel;
Sebuah cartographic database biasanya dapat dirobah
(converted) kepada sebuah model data topologi dengan
melakukan perhitungan hubungan yaitu “membangun
topologi melalui sebuah proses seperti “planar
enforcement” (Gambar 5).
Gambar 5. Contoh data model spaghetti (a), topologi
(b), dan warped topologi (c) (Bolstad, 2002). Dari
gambar diatas terlihat bahwa dalam model spaghetti
ada beberapa titik yang tidak tersambung sedangkan
dalam model spaghetti semua titik tersambung.
Konversi data model spaghetti (a) menjadi data model
topologi dapat dilakukan melalui proses ”planar
enforcement”.
Fungsi dari Topologi:
• Error Detection untuk:
- polygon terbuka
- polygon yang tidak berlabel
- “slivers” (overshoot or undershoot
sebuah arc)
- polygon yang tidak berhubungan satu
sama lain
• Network Modeling
4. Geometri dan Topologi Data Vektor
Obyek spasial diklasifikasikan kepada obyek titik (point)
seperti stasion cuaca, obyek garis (line) seperti jalan toll,
obyek wilayah (area) seperti lahan perikanan, dimana
semuanya diwakili secara geometris dengan titik, garis,
dan wilayah. Dalam spasial analisis dalam SIG, data
yang hanya mengandung lokasi, bentuk (shape) dan
ukuran (size) dalam system koordinat tidak cukup
tetapi membutuhkan data topologi.
Topologi merupakan suatu hubungan atau koneksi
diantara obyek spasial.
Geometri dari sebuah titik (point) berupa dua dimensi
koordinat (x,y), sementara garis (line), string dan
wilayah (area) berupa seri dari koordinat titik-titik
seperti terlihat pada Gambar 6a. Topologi didasarkan
pada sturktur tambahan sebagai berikut seperti terlihat
pada Gambar 6b.
Node: sebauh intersect dari dua atau lebih garis atau
string, atau titik awal dan akhir dari sebuah string
dengan nomor node.
Rantai (chain): sebuah garis atau string dengan nomor
rantai, dimulai dan diakhiri dengan nomor node, kiri
dan kanan poligon tetangga.
Polygon: sebuah wilayah (area) dengan nomor poligon,
seri dari rantai yang membentuk luasan dalam sesuai
arah jarum jam (tanda minus untuk kasus berlawanan
dengan arah jarum jam).
Gambar 6. Contoh Bentuk Geometri (a) dan Model
Topologi Vektor Data (b) (source:
http://www.profc.udec.cl/~gabriel/tutoriales/giswb/vol1)