Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

35
Struktur dan Mekanisme Pencernaan Michelle Linardi 102012021 Angelina M.A.K Makin 102012051 Viny Carlotha Atarmawan 102012108 Evenjelina 102012206 Winaldi Sandimusti 102012207 Arwi Wijaya 102012294 Raena Sepryana 102012309 Stefanus Vernadi 102012351 Catharina Cindy 102012418 Siti Nooraida 102012485 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 - Jakarta Barat 11510 1.1 Pendahuluan Manusia merupakan organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri atau disebut sebagi organisme heterotrof dimana semua kebutuhan makanan harus didatangkan dari luar untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk sintesis berbagai zat yang dibutuhkan di dalam tubuh. Makhluk hidup seperti manusia selalu membutuhkan suplai makanan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Makana yang masuk baik berupa protein, karbohidrat dan lemak harus diuraikan menjadi unit yang lebih sederhana terlibuh dahulu baru bisa diserap oleh tubuhSistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari organ- organ pencernaan mulai dari cavum oris, kerongkongan, lambung, usus halus, colon sampai rektum anus sedangkan kelenjar pencernaan meliputi kelenjar ludah, hati, kelenjar dinding

description

Struktur dan mekanisme pencernaan

Transcript of Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

Struktur dan Mekanisme PencernaanMichelle Linardi 102012021Angelina M.A.K Makin 102012051Viny Carlotha Atarmawan 102012108Evenjelina 102012206Winaldi Sandimusti 102012207Arwi Wijaya 102012294Raena Sepryana 102012309Stefanus Vernadi 102012351Catharina Cindy 102012418Siti Nooraida 102012485Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6 - Jakarta Barat 115101.1 PendahuluanManusia merupakan organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri atau disebut sebagi organisme heterotrof dimana semua kebutuhan makanan harus didatangkan dari luar untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk sintesis berbagai zat yang dibutuhkan di dalam tubuh. Makhluk hidup seperti manusia selalu membutuhkan suplai makanan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Makana yang masuk baik berupa protein, karbohidrat dan lemak harus diuraikan menjadi unit yang lebih sederhana terlibuh dahulu baru bisa diserap oleh tubuhSistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari organ-organ pencernaan mulai dari cavum oris, kerongkongan, lambung, usus halus, colon sampai rektum anus sedangkan kelenjar pencernaan meliputi kelenjar ludah, hati, kelenjar dinding lambung, dan kelenjar pankreas. Setiap organ pencernaan memiliki fungsi dan enzim yang spesifik untuk mencerna setiap makanan yang masuk namun hampir 90% penyerapan makanan terjadi di usus halus. Hasil pencernaan dan penyerapan kemudian akan masuk ke dalam darh maupun limfe untuk digunakan tubuh. 1.2. Identifikasi istilah yang tidak diketahuiSembelit: Sukar atau tidak bisa buang air besar.11.3. Rumusan MasalahMual, kembung, sembelit dan buang air besar berwarna putih.1.5. HipotesisMual, kembung, sembelit, dan buang air besar berwarna putih karena adanya gangguan sistem pencernaan.1.6. Tujuan1. Mengetahui struktur makroskopis organ dalam sistem pencernaan.2. Mengetahui struktur mikroskopis dari organ saluran pencernaan.3. Mengetahui fungsi sistem saluran pencernaan.4. Memahami mekanisme kerja pencernaan karbohidrat, protein dan lemak.

1.7. PembahasanMakroskopis sistem pencernaan

Gambar 1. Sistem Pencernaan. 2

Secara makroskopis:Makanan yag masuk melalui mulut kemudian berlanjut ke faring, oesophagus menuju lambung.

A. GasterNama lain gaster : ventriculus/ lambung.Struktur anatomis gaster: Mempunyai 2 muara; Cardia (antara oesophagus dan gaster) dan pilorus (antara gaster dan duodenum). Mempunyai 2 tepi; Curvatura minor (cekung ke kanan atas) dan curvatura major (cekung ke kiri). Mempunyai 2 permukaan; Facies anterior dan facis posterior. Mempunyai 2 lekukan; incisura cardiaca (peralihan antara oesophaguspada curvatura major) dan incisura angularis (batas bagian vertikal dan horizontal curvatura minor)Gaster memiliki 3 bagian yaitu fundus, corpus dan pilorus . Pilorus terbagi menjadiantrum pyloricum dan canalis pylorus.3 a. CardiaCardia terletak 3 cm disebeah kiri bidang tengah, setinggi verterbra thoracalis di belakang rawan iga 7.b. FundusFundus mengisi kubah diaphragma sebelah kiri merupakan bagian lambung yang berbatasan dengan diaphragma. Puncak fundus terletak di sela iga 5 dibawah apex cordis.c. PylorusPylorus merupajan muara distal lambung ke dalam duodenum. Proyeksi pilorus setinggi verterbra L1 kira-kira 21/2 cm sebelah kanan garis tengah dan terletak dalam bidang transpyloric.d. Facies anterior gasterFacies anterior gaster bagian kanan berbatasan dengan lobus sinister hepatis dan lobus quadratus hepatis. Sedangkan pyloric berbatasam dengan lobus quadratus hepatis. Sebagian facies anterior lambung juga berbatasan dengan dinding perut yang sesuai dengan lapang lambung . Sedangkan curvatura major berbatasan dengan colon transversum dan ligamen gastrocolon.e. Facies posterior gaster Fundus ventriculi berbatasan dengan diaphragm, Corpus ventriculi berbatasan dengan bagian diafragma yang menurun, Curvatura major berbatasan dengan ren sinister, glandula superanalis sinister dan lien, Bagian caudal gaster berbatasan denhan bagian superior pancreas, Kiri atas curvatura minor berbatasan dengan tuber omebtale pancreatic, Distal ventriculi berbatasan dengan colon transversum dan mesocolon.3

Fiksasi lambung1. Melalui oesophagus pada diaphragma (fiksasi paling kuat),2. Pada pilorus terdapat ligamentum hepatoduodenale dan ligamentum hepatogastricum,3. Ligamentum phrenicogastricum,4. Ligamentum gastrolienale,5. Ligamentum gastrocolicum.Pendarahana. Arteri1. Arteri gastrica sinistra Cabang dari a. Coelica (tripus halleri) Beranastomose dengan a. Gastrica dextra dan oesophagea2. Aa. Gastricae breves Cabang dari a.lienlais di fundus ventriculi Memperdarahi fundus venticuli3. A. Gastroepiploica sinistra Cabang a. Lienalis Beranastomose dengan A. Gastroepiploica dextra (cabang a. Gastroduodenale) dicurvatura major Memperdarahi curvatura major dan omentum majusb. Vena1. Darah dari v. Gastrica dekstra dan sinistra ke dalam v. Porta2. Darah v. Gastrica brevis, v.gastroepiploica sinistra, dialirkan ke dalam v. Lienalis yang bergabung dengan v.mesentrica superior menuju v. Porta.

PersarafanOleh saraf otonom:1. Parasimpatis berasal dari N. X anterior dan posterior2. Simpatis berasal dari nervi spinales 6-T9 melalui plexus coeliacus dan mendistribusikan melalui anyaman saraf di sekitar a. Gastrica dan a.gastroomentales.Getah bening: Nnll. GastroomentalisGetah bening terdaoat pada pembuluh darah sepanjang curvatura major dan minor akan dialirkan ke dalam nnll. Coelica.3

Gambar 2. Lambung.4

B. Duodenum Bentuk tapal kuda berjalan dari pylorus ke arah belakang.Panjang: 25-28 cm.Bagian-bagian duodenuma. Pars superior duodeniTerletak pada bidang transpyloric. Pars superior duodeni dimulai dari pylorus menuju ke belakang dan berakhir pada flexura duodenalis superior.Batas: Atas: berbatasan dengan foramen epiploicum Winslowi, Bawah : berbatasan dengan caput dan collum pankreas dan A.V mesentrica superior, Depan : lobus quadratus dan vesika fellea. Belakang : berbatasan dengan ductus choledochus, V. Porta, A. Gastroduodenalis, V.cava inferior dan caput pancreas.

b. Pars descendens duodeniBermula dari flexura duodeni superior beralih ke bawah kemudian membelok ke kiri disebut flexura duodeni inferior. Kemudian bagian tersebut berjalan mendatar dan disebut pars inferior duodeni.Batas: Atas: lobus dexter hepatis. Colon transversum, dan sebagian jejunum, Belakang : ren dexter dan ureter dexter, Medial : caput pancreas, Lateral : flexura coli dextra.

c. Pars inferior duodeni,Terletak setinggi lumal 3. Pars inferior berjalan ke kiri menyilang garis tengah, kemudian berjalan ke arah atas menjadi pars ascendes duodeni.Batas: Depan: jejunum , a.v. mesentrica superior, Belakang : v. Cava inferior, aorta abdominalis, Atas : caput pancreas, Bawah : jejunum,

d. Pars ascendens duodeni.Pars ascendens terletak setinggi vertebra L2. Setelah sampai di belakang lambung, pars ascendens berbelok ke bawah disebut flexura duodenojejunalis . Batas: Depan: jejunum, radix mesenterii, Belakang : m. Psoas kiri, aorta abdominalis, Kanan : pancreas, columna vertebralis, Kiri : jejunum.3

Pendarahan duodenuma. Arteri A. Gastroduodenalis cabang dari A. Hepatica communis, A. Pancreaticoduodenalis superior, A. Pancreaticoduodenalis inferior (cabang dari A. Mesentrica superior).b. Vena Darah dari v. Pancreaticoduodenalis superior dialirkan ke v. Porta, Darah dari v. Pancreaticoduodenalis inferior dialirkan ke v. Mesentrica superior ke v. Porta.3

Gambar 5. Usus Halus.5

C. Intestinum TenueInstestinum tenue memiliki panjang 6-8 meter dan terdri dari: 2/5 bagian jejunum 3/5 bagian ileumIntestinum tenue terletak intraperitoneal dan berkelok-kelok. Jejunum mengisi rongga perut kiri atas sedngkan ileum mengisi rongga perut kanan bawah. Kelokan ileum mengisi sampai pelvis minor dan bermuara ke coecum. Proyeksinya disebut titik Mc. Burney.Pendarahan usus halusa. ArteriAa jejunalis et ilei Merupakan cabang a. Mesentrica superior, Saling beranastomosis dan memberikan cabang-cabang lurus 9vasa rectae) dan cabang lengkung (arcade).b. Vena Vv. Jejunales et ilei membawa darah dari jejunum dan ileum dilarikan ke dalam v. Mesentrica superior, A. Mesentrica superior.3

Persarafan Serabut-serabut simpatis yang berasal dari medula spinalis segmen th 8-10 mencapai plexus nervosus mesentricus superior yaitu Nn. Splancnicus major dan minor, Serabut-serabut para sympathicus pada plexus submucous mientericus yaitu N. X.Pembuluh getah beningMelalui 3 kelompok: Nnll. Intestinalis pada dinding usus halus, Nnll. Mesentericus di sekitar arcade, Nnll. Superior pada proxinal a. Mesentrica superior.Getah bening dari ileum berakhir pada nnll.ileocolica.3

D. Pankreas

Pankreas memiliki kaput, kolum, korpus dan kauda. Pankreas merupakan organ retroperitoneal yang terletak kira-kira sepanjang bidang transpilorik. Kaput terikat di lateral oleh duodenum yang melengkung dan kauda memanjang ke hilus lien pada ligamentum lienorenale. Pembuluh darah mesenterika superior lewat di belakang pankreas, kemudian di anterior, di atas prosesus unsinata dan bagian ketiga duodenum menuju pangkal mesenterium usus halus. Vena kava inferior, aorta, pleksus seliaka, ginjal kiri (dan pembuluh darahnya), serta kelenjar adrenal sinistra merupakan batas posterior pankreas. Selain itu, vena porta terbentuk di belakang kolum pankreas dari gabungan vena lienalis dan vena mesenterika superior. Kantung minor dan lambung adalah batas anterior pankreas.Duktus pankreatikus (Wirsungi) utama berjalan sepanjang kelenjar, akhirnya mengalirkan sekresi pankreas ke ampula Vateri, bersama dengan duktus biliaris komunis, dan kemudian menuju bagian kedua duodenum. Duktus aksesorius (Santorini) mengalirkan sekresi pankreas dari prosesus unsinata pankreas, memiliki pintu agak di proksimal ampula ke bagian kedua duodenum. Kaput pankreas mendapat pasokan darah dari aa.pankreatikoduodenalis superior dan inferior. Arteri linealis berjalan di sepanjang batas atas korpus pankreas yang menerima darah darinya melalui cabang besar a. pankreatika magna dan banyak cabang-cabang kecil.Pankreas merupakan struktur berlobus yang memiliki fungsi eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin mengelurkan cairan pankreas menuju duktus pankreatikus, dan akhirnya ke duodenum. Sekresi ini penting untuk pencernaan dan absorpsi protein, lemak, dan karbohidrat. Endokrin pankreas bertanggungjawab untuk produksi serta sekresi glukagon dan insulin, yang terjadi dalam sel-sel khusus di pulau Langerhans.6

E. HatiSecara anatomis hepar terdiri dari lobus kanan yang besar, dan lobus kiri yang lebih kecil. Keduanya dipisahkan diantero-superior oleh ligamentum falsiforme dan di postero-inferior oleh fisura untuk ligamentum venosum dan ligamentum teres. Pada klasifikasi anatomis, lobus kanan terdiri dari lobud kaudatus dan kuadratus. Akan tetapi secara fungsional lobus kaudatus dan sebagian besar lobus kuadratus merupakan bagian dari lobus kiri karena mendapatkan darah dari a. hepatika sinistra. Oleh karenanya, klasifikasi fungsional hepar menyatakan bahwa batas antara lobus kanan dan kiri terletak pada bidang vertical yang berjalan ke posterior dari kandung empedu menuju v. kava inferior.Bila permukaan postero-inferior hepar dilihat dari belakang terlihat bentuk huruf H yang terdiri dari sulkus dan fosa. Batas huruf H ini adalah : Kaki anterior kanan : fosa kandung empedu Kaki posterior kanan : sulkus untuk v. kava inferior. Kaki anterior kiri : fisura yang berisi ligamentum teres. Kaki posterior kiri : fisura untuk ligamentum venosum Kaki horizontal : porta hepatis. Lobus kuadatus dan kuadratus hepar adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah batang horizontal H.Porta hepatis adalah hilus hepar. Struktur ini merupakan tempat berjalannya (dari posterior ke anterior): v.porta; cabang-cabang a.hepatika dan duktus hepatika. Porta dilapisi oleh lapisan peritoneum ganda-omentum minus, yang melekat erat ke ligamentum venosum pada fisuranya.Hepar dilapisi peritoneum kecuali pada bagian bare area. Hepar terdiri dari banyak unit fungsional-lobulus. Cabang-cabang v.porta dan a.hepatika mentranspor darah melalui kanalis porta menuju v.sentralis akhirnya bergabung dengan vv. hepatika dekstra, sinistra, dan sentralis yang mengalirkan darah dari daerah hepar disekitarnya kembali ke v.kava inferior. Kanalis porta juga mendapat percabangan dari duktus hepatika yang mengalirkan empedu dari lobules ke bawah ke cabang bilier dimana empedu bisa dikonsentrasikan dalam kandung empedu dan akhirnya dikeluarkan ke duodenum. Panjang usus yang darahnya mengalir melalui v.porta menjelaskan predisposisi tumor usus bermetastatis ke hepar.7

F. Instestinum crassumBerbentuk seperti huruf U terbalikTerdiri atas : Coecum, Colon scendens, Flexura coli dextra / hepatica, Colon transversum, Flexura coli sinistra, Colon descendens, Colon sigmoideum. Rectum-anusCoecum. Colon ascendens, flexura coli dextra/ hepatica dan colon transversum terletak intraperitoneal. Sedangkan flexura coli sinistra/ lienalis, colon descendens, colon sigmoideum, rectum-anus terletak retroperitoneal.3

a. CoecumTerletak pada fossa iliaca dextra dan diproyekaikan ada dinding abdomen pada pertengahan garus SIAS kanan symphysis pubis.Pada coecum bermuara:1. IleumPada muara terdapat katup disebut valvula coli bauhini2. Appendix vermiformis ke dalam coecum sesuai titik LANZ ( garia yang menghubungkan SIAS kanan-kiri)Titik LANZ : terletak pada batas 1/3 kanan- 1/3 tengah garis LANZCoecum diperdarahi oleh a. Ileo Coelica (cabang a. Mesentrica superior) dan a. Coecalis anterior dan posterior ( cabang a. Illeocolica).

b. Colon ascendensDimulai pada junctura ileocoecalis sampai flexura coli dextra.

Batas-batas:Depan : instestinum tenuaeBelakang : M. Iliacus, M .psoas, M. Quadratus lumborum, M. Transversus abdominis, Ren dexter, N. Iliohypogastricuss dan n. Ilioinguinalis.Colon ascendens diperdarahi oleh a. Colica dextra (cabang a. Mesentrica superior) yang bercabang menjadi r. Ascendens yang beranastomosis dengan a. Colica media dan r. Descendens beranastomosis dengan a. Ileocolica.

c. Appendix vermiformisAppendix verminformis mempunyai lipatan peritoneum yang disebut mesenteriolum. Bagian ini diperdarahi dengan Aa. Appendicularis (cabang a. Ileocolica).

d. Flexura coli dextraBatas-batas: Depan: lobus dexter hepatis, Belakang: ren dexter ( 1/3 caudal).

e. Colon transversumTerletak di bawah bidang transpyloric dan menyilang pars descendes duodeni, melengkung diantara flexura colli dextra dan flexura colli sinistra. Bagian ini diperdarahi oleh a. Colica media ( cabang a.mesentrica superior) yang memperdarahi 2/3 proximal colon transversum dan a. Colica sinistra ( cabang a. Mesentrica inferior) memperdarahi 1/3 distal colon transversum.

f. Flexura coli sinistraBatas-batas Depan : dinding depan perut, Belakang : ren sinister , caudo pancreatic, lien.

g. Colon descendensBatas batas Depan : jejunum Belakang Atas: m. Transversus abdominis dan m. Quadratus lumborum, Bawah: m. Psoas, m.iliacus, dan n. Ilio inguinalis hypogastricus.Bagian ini diperdarahi oleh a. Coli sinistra yang merupakan cabang a. Mesentrica inferior.

h. Colon sigmoideumColon sigmoideum berbentuk menyerupai huruf s dan memamjnag dari crista iliaca sampai vertebrae s2-3.Batas-batas:Depan : vesika urinaria, uterus dan ileum,Belakang : vasa iliaca externa dan m. Pyriformis sinistra.Bagian ini diperdarahi oleh aa. Sigmoidea ( cabang a. Mesentrica inferior).

i. Rectum Rectum merupakan lanjutan dari colon sigmoideum yang memanjang dari vertebra s3 sampai anus. Panjang rectum 12-15 cm. Setinggi vertebra s3 taenia colon sigmoideum berubah menjadi lapisan otot polos longitudinal dan appendices epiploica menghilang. Rectum terdiri dari 2 bagian berdasarkan bentuknya yaitu pars ampularis recti (bagian yang melebar) dan pars analis recti (bagian yang menyempit).Hubungan rectum dengan peritoneum1/3 proximal : tertutup peritoneum1/3 tengah : sebagian tengah tertutup peritoneum1/3 distal : tidak tertutup peritoneum.Rectum diperdarahi oleh a. Rectalis superior (a. Mesentrica inferior) memperdarahi rectum bagian proximal, a. Rectalis media (a. Vesicalis inferior/ a.iliaca interna) memperdarahi rectum bagian tengah dan distal dan canalis analis dan a. Rectalis inferior ( cabang a.pudenda interna) memperdarahi otot dan kulit sekitar anus. Dimana ketiga arteri ini saling beranastomosis dan membentuk circulasi collateral.Darah dari rectum akan dialirkan melalui v. Rectalis superior ke v. Mesentrica inferior, v. Rectalis medius ke v. Vesicalis inferior dan v. Rectalis inferior ke v. Iliaca internaRectum dipersarafi oleh saraf simpatis melui saraf spinalis Nn. Splanchnicus lumbales dan plexus hypogastricus/ plexus pelvicus, dan oleh saraf parasimpatis yang berasal dari nervi spinalis s2-4 melalui n. Splanvhnicus pelvicus, plexus hypogastricus inferior kanan dan kiri menuju plexus rectalis / pelvicus.3

Mikroskopis sistem pencernaanA. LambungMakanan semi solid yang ditelan mengalami homogenisasi lebih lanjut oleh kontraks dinding berotot lambung dan secara kimiawi diolah asam dan enzim yang disekresikan oleh mukosa lambung. Lambung manusia dibedakan menjadi empat daerah. Zona sempit selebar 2-3 c, sekitar lubang oesophagus disebut karda. Daerah mirip kubah yang menonjol ke kiri di atas muara oesophagus adalah fundus. Daerah pusat yang luas adalah korpus dan bagian distal yang menyempit berakhir pada orifisium gastroduodenal adalah pilorus.8Mukosa lambung yang kosong mengadakan lipatan-lipatan memanjang (rugae) yng mencolok namun mereka ini merata pada lambung penuh sehingga permukaan tampak relatif licin. Pada sediaan histologik, terdapat feveola gastrika yang terdapat beberapa kelenjar lambung yang langsing lurus ke bawah dan menempati sebagian besar dari mukosa. Epitel kolumnar yang menutupi lambung dan foveola terdiri atas setu jenis sel di seluruh mukosa. Mukosa lambung biasanya ditutupi oleh lapis mukus pelumas yang melindungi epitel terhadap abrasi oleh makanan.Permukaan apikal sel ini memiliki vili yang pendek yang ujungnya dilengkapi filamen-filamen halus dari glikokaliks yang jarang itu. Selain fungsi sebagai pelumas, bantalan mukus tebal yang disekresikan sel ini merupakan sawar yang melindungi mukosa dari pencernaan asam dan enzim hidrolitik dari getah lambung. Sel ini akan dilepaskan ke dalam lumen dan diganti baru melalui mitosis dan berdiferensiasi di dasar foveola dan leher kelenjar lambung.8Kelenjar fundus dan korpus disebut kelenjar oksintik menghasilkan sebagian besar getah lambung. Pada manusia terdapat 15 juta yang berhubungan dengan 3.5 juta foveola gastrika. Kelenjar oksintik ini terdiri dari lima sel yaitu sel mukus leher, sel induk, sel utama (sel zimogen), sel parietal dan sel endokrin.8Pada leher kelenjar, sel mukus permukaan diganti dengan sel mukus leher yang merupakan sel-sel kolumnar, menyelip diantara sel sel oksintik yang bulat dan lebih besar. Diantara sel sel dileher kelenjar terdapat sel induk yang memiliki inti dengan nukleolus lebih besar dan sitoplasma yang mengandung banyak poliribosom. Diperkirakan sel mukus permukaan diganti setiap 4 hari sekali dan sel mukus leher sekitar seminggu. Waktu pergantian dari sel oksintik dan sel utama jauh lebih lama.Sel yang paling mencolok dari mukosa lambung adalah sel oksintik atau sel parietal yang menghasilkan HCl dari getha lambung. Sitoplasmanya terpulas jelas dengan eosin.8

B. Usus HalusEpitelnya terdiri dari selapis toraks dan sel goblet. Sel torak pada bagian apikalnya terdapat brush border/mikrovili yang berfungsi untuk memperluas permukaan absorptif dan juga mengandung sel-sel pencernaan. Semakin ke distal, sel goblet semakin banyak. Terdapat vili intestinalis. Sepanjang mukosa terdapat glandula intestinalis (cryptus Lieberkuhn), tubulosa simpleks, yang bermuara diantar vili intestinalis. Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di bagian apikalnya mengandung granula eosinofilia. Sel-sel crytus berfungsi menggantikan sel-sel epitel permukaan yang rusak. Dibagi dalam 3 daerah yakni: DuodenumTerdapat kelenjar Bruner, mukus, dan kompleks tubulosa bercabang. Bentuk vili intestinalis berbentuk lebar. JejunumTidak terdapat kelejar Bruner ataupun agmina peyeri. Plica sirkularis Kerckringi tinggi-tinggi. Vili intestinalis berbentuk budar seperti lidah. illeumterdapat agregat limfonodus atau agmina peyeri/ Plaque Peyeri di lamina propria meluas ke tunica submukosa. Vili instetinalisnya berbentuk jari-jari.9

C. PankreasPankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Pankreas tersusun atas epitel duktus ekskretorius bervariasi dari torak rendah bersel goblet ke sel kubus. Duktus interkalarisnya (isthmus) panjang-panjang dan epitelnya selapis gepeng. Bentuk sel asinus pankreas lebih kecil daripada sel asinus parotis. Selain itu, pars terminalisnya terdiri dari serous dan di tengah pars terminal sering dijumpai sel-sel sentroasini yang merupakan bagian dari isthmus. Pada pankreas, tidak ada sel myoepitel.9Bagian eksokrin pankreas dibagi menjadi lobus-lobus oleh septa jaringan ikat. Tiap lobus dibagi menjadi beberapa lobulus yang tidak jelas oleh sedikit jaringan ikat. Pembuluh darah dan saraf bercabang-cabang sebelah distal sepanjang percabangan sistem duktus pankreatikus dari duktus yang besar ke arah asini pankreas. Asinus adalah unit fungsional utama dari bagian eksokrin pankreas. Tiap asinus terdiri dari banyak sel epitel piramidal bergabung satu sama lain melalui kompeks tautan dan dikelilingi oleh suatu membran basalis. Asini berbentuk bulat.9Satu kutub tiap asinus berhubungan dengan sel antrosinar, sel yang paling ujung dari sistem saluran. Sel-sel antrosinar mencurahkan isinya ke dalam duktus intralobularis, yang selanjutnya menerima beberapa asini lobulus yang berbeda. Duktus intralobularis menurahkan isinya ke dalam duktus interlobularis yang lebih besar dalam jaringan ikat septa antara lobus-lobus. Duktus pankreatikus dibatasi oleh epitel selapis kubis yang menjadi lebih tinggi dan mengandung sel-sel goblet dekat duodenum. Sel asini pankreas merupakan lebih dari 80% pankreas. Sel-sel ini khusus mensekresi protein yang digunakan dalam proses pencernaan.9

Bagian Endokrin PankreasSel-sel endokrin terdiri dari 2% volume pankreas dan merupakan kelompok sel yang penting. Sel-sel endokrin pankreas membentuk pulau Langerhans, yang terpisah dari lobulus eksokrin pankreas. Pulau Langerhans dikelilingi oleh sedikit jaringan ikat yang halus, tidak mempunyai saluran dan mendapat pendarahan pleksus kapilar yang banyak untuk penyaluran hormon-hormon dari pulau Langerhans. Tiap pulau Langerhans mempunyai diameter 0,1-0k,2 mm dan mengandung ribuan sel-sel. Pulau Langerhans mempunyai kapilar fenestrata yang memudahkan transport hormon. Kapilar memperdarahi mula-mula sel A dan sel-sel D di perifer, kemudian sel B yang lebih ke tengah dan kemudian asini. Pulau Langerhans mempunyai 6 jenis sel yaitu sel A, sel B, dan sel D adalah sel endokrin yang utama sedangkan sel C, sel EC, dan sel PP adalah sel-sel endokrin yang sedikit.9a) Sel A untuk mensekresi glukagon. Sel A mempunyai inti yang bentuknya tidak teratur dan granula sekretoris yang mengandung glukagon.b) Sel B untuk mensekresi insulin. Sel B mempunyai inti besar dan bulat.c) Sel D untuk mensekresi somatostatind) Sel C, sel EC dan sel PP merupakan 5% sel-sel endokrin pulau Langerhans. Funsi sel C tidak diketahui. Sel EC mensekresi serotonin dan sel PP mensekresi polipeptida pankreas.

D. HatiHati diliputi oleh kapsula Glissoni. Septa membagi hepar menjadi lobuli-lobuli. Porta hepatis berisi pembuluh limfe, pembuluh empedu, vena porta, dan a. hepatika. Unit fungsional hepar ialah 1 lobulus. Bagian sentral lobulus hati terdapat vena sentralis. Pada hepar terdapat segitiga kiernan yang berisi cabang a. hepatika, cabang vena porta, duktus biliaris dan pembuluh limfe.9Setiap sel hati pada salah satu permukaannya harus berhubungan dengan sistem empedu dan pada permukaan yang lain harus berhadapan dengan pembuluh darah. Sel hati berbentuk poligonal dengan inti ovoid, sitoplasma bergranula dengan banyak mitokondria, mikrovili, glikogen, protein dan pigmen lipofuchsin. Sel hati dikelilingi berkas serat retikulin yang dengan pewarnaan Bielschwosky berwarna hitam. Sinusoid hati dibatasi oleh sel endotel sinus dan sel kupffer. 9

E. Usus BesarTunica mukosa tidak mengandung plica sirkularis dan vili intestinalis. Sel goblet banyak dintara sel epitel. Memiliki Cryptus Lieberkuhn dan limfonodus solitorius. Sel paneth dan sel argentafin sedikit sekali. Tunica muscularis longitudinal membentuk 3 pita longitudinal yang disebut Taenia Coli.9

F. AppendixMerupakan evaginasi dari usus besar. Lumennya sempit, sering berisis debris. banyak folikel limphoid di sub mukosa. Tida ada taenia coli. Strukturnya menyerupai usus besar.9

G. RektumMukosa mempunyai lipatan longitudinal Rectal collum (Anal column, Column of Morgagni). Epitelnya selapis torak. Terdapat cryptus. Pertemuan anatar rektum dan anus disebut Linea Pectinata.9

H. Anus Tunica submukosa mengandung banyak pembuluh darah, saraf, dan badan vater Pacini. Pembuluh-pembuluh vena membentuk plexus hemmoroid. Tunica Muskularis Mukosa/ lapisan longitudinal membentuk musculis dilator ani internus. Tunica musckularis sirkular menebal pada ujungnya membentuk musculus Sphincter ani internus. Di luar lapisan otot ini terdapat jaringan otot lurik Musculus Sphincter ani externus. Epitelnya berlapis gepeng dengan lapisan tanduk, memiliki folikel rambut, dan kelenjar sebasea.9

Proses sistem pencernaan A. Rongga mulutRongga mulut mengandung saliva yang disekresi oleh 3 pasang kelenjar ludah yaitu kelenjar parotis, submaksilaris dan sublingualis. Zat organik dalam mulut adalah musin yang berperan sebagai pelicin rongga mulut untuk menelan dan enzim ptialin yang dapat mengkatalisis hidrolisis atau pemecahan makromolekul amilum. Didalam mulut , polisakarida makanan yaitu amilum mengalami pencernaan secara mekanis karena adanya gigi dan secara enzimatik karena adanya ptialin atau amilase ludah. Ptialin mengkatalisis hidrolisis amilum menjadi maltosa. Perubahan amilum menjadi maltoda tidak berjalan spontanm tetapi secara bertahap dengan hasil anatara : amilodekstrin, eritrodekstrin, akrodekstrin dan dekstrin-dekstrin lainnya yang mempunyai rantai pendek. Di dalam mulut, amilum yang diubah menjadi maltosa hanya sedikit sebab makanan berada di dalam mulut hanya sebentar. Bersama-sama makanan lain, amilum yang telah tercerna mangalami pencernaan secara mekans dan tidak secara enzimatik sebab dalam mulut tidak ada enzim yang mengkatalisis hidrolisis protein dan lemak.10

B. Lambung atau perut besarLambung merupakan kantung yang terletak di rongga perut agak sebelah kiri. Getah lambung yang mengisi lumen lambung 99.4 % berisi air da sisanya mengandung musin, garam-garam anorganik, dan enzim-enzim pencernaan yaitu pepsin, renin, dan lipase. Asam klorida lambung yang diproduksi oleh sel-sel parietal berperan sebagai aktivator pepsinogen menjadi pepsin dan membunuh kuman-kuman atau bakteri yang masuk ke dalam lambung bersama dengan makanan dan minuman. Pada lumen lambung, kerja enzim ptialin yang masuk bersama-sama makanan dari mulut dihentikan dengan adanya asam klorida yang disekresikan oleh sel-sel parietal. Jadi polisakarida, oligosakarida dan disakarida dalam lambung tidak mengalami perubahan, protein yang kontak dengan asam klorida lambung akan mengalami denaturasi sehingga lebih mudah dicerna. Protein yang berada dalam lambung akan diubah oleh pepsin menjadi fraksi-fraksi yang lebih kecil yaitu oligopeptida, proteosa, dan pepton. Protein susu dalam bentuk kalsium parakaseinat (protein susu yang berikatan dengan kalsium yang membentuk gumpalan sehingga muda/ lebih lama dipengaruhi pepsin) juga akan di cerna oleh pepsin. Berbeda dengan amilase dan enzim lainnya, pepsin bekerja dengan suasana yang sangat asam (pH 1.0-2.5) sesuai dengan kondisi asam cairan lambung. Hasil semua digesti makanan dalam lambung ini bersama-sama makanan lain masuk ke dalam intestin.10

C. IntestinumBagian saluran pencernaan paling panjang adalah usus halus (intestin) yang terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Pada duodenum bermuara dua saluran yang satu berasal dari kantung empedu dan satu lagi dari pankreas. Getah usus halus mengandung enzim-enzim yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding usus halus. Enzim tersebut adalah a) enterokinase yang berperan sebagai aktivator tripsinogen dan erepsinogen, b) beberapa peptidase seperti aminopeptidase, tripeptidase dan dipeptidase, c) disakarida-disakarida yang memecah disakarida menjadi 2 molekul monosakarida, misalnya laktase, maltase dan sakarase, d) glukosidase dan fosfatase. Di dalam usus halus terdapat enzim enzim yang bersal dari pankreas dan enzim-enzim yang bersal dari mukosa usus halus sendiri. pH usus halus bersifat alkalis teruatama disebabkan oleh garam natrium bikarbonat dari pankreas dan keadaan alkalis ini sesuai dengan daerah optimum pH optimum enzim enzim yang bekerja di dalam usus halus. Amilase dan disakaridase akan mengkatalisis hidrolisis polisakarida, oligosakarida dan disakarida menjadi molekul-molekul monosakarida. Steapsin dengan bantuan garam garam empedu akan mengkatalisis hidrolisis lemak menjadi gliserol dan asam-asam lemak. Tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase, oligopeptidase, proteosa, dan pepton untuk menjadi asam asam amino. Produk akhir yaitu monosakarida, gliserol, asam lemak dan asam-asam amino siap untuk diserap oleh dinding usus halus, kemudian dibawa oleh aliran darah atau limfe ke seluruh bagian tubuh. Sisa makanan yang tidak mengalami peruraian secara tuntas akan masuk ke dalam usus besar dan dikeluarkan dari tubuh lewat anus.10

D. PankreasSekresi eksokrin pankreas dipengaruhi oleh aktivitas refleks saraf selama tahap sefalik atau lambung pada sekresi lambung. Walaupun demikian, kendali utama terletak pada hormon duodenum yang diadsorbsi ke dalam aliran darah untuk mencapai pankreas. Sekretin diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum dan diadsorbsi ke dalam darah untuk mencapai pankreas. Sekretin akan dilepas jika kimus asam memasuki usus dan mengeluarkan sejumlah besar cairan yang mengandung natrium bikarbonat. Bikarbonat menetralisir asam dan membentuk lingkungan basa untuk kerja enzim pankreas dan usus. Asam tersebut dinetralisir agar enzim berfungsi optimal dan mencegah kerusakan mukosa duodenum oleh asam.Pada fase sefalik, sekresi pankreas dalam jumlah kecil, diinduksi oleh sistem parasimpatis. Kemudian meningkat pada fase gastrik, sebagai respon terhadap gastrin. Sedangkan fase intestinal merupakan stimulasi utama sekresi pankreas yang terdiri dari sekresi sekretin dan CCK yang penting dalam kontrol sekresi pankreas. Pemicu pengeluaran sekretin adalah adanya asam di duodenum. Sekretin diangkut oleh darah ke pankreas sehingga merangsang sel-sel duktus. Hal ini menyebabkan peningkatan sekresi cairan kaya NaHCO3 ke duodenum sehingga mempertahankan netralitas kimus di usus. Jumlah sekretin yang dikeluarkan seimbang dengan jumlah asam yang masuk duodenum.CCK diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum sebagai respons terhadap lemak dan protein yang masuk dari lambung. CCK ini menstimulasi sekresi sejumlah besar enzim pankreas. CCK juga berfugsi untuk mengatur sekresi enzim pankreas. Stimulus utamanya adalah adanya lemak dan protein. CCK dibawa oleh darah ke pankreas sehingga merangsang sel asinus pankreas. Hal ini menyebabkan peningkatan sekresi enzim lipase dan proteolitik sehingga terjadi pencernaan lemak, protein dan karbohidrat11Cairan pankreas mengandung enzim-enzim untuk mencerna protein, karbohidrat, dan lemak.1) Enzim proteolitik pankreas Tripsinogen yang disekresi pankreas diaktivasi menjadi tripsin oleh enterokinase. Tripsin mencerna protein dan polipeptida besar untuk membentuk polipeptida dan peptida yang lebih kecil, Kimotripsinogen diaktivasi menjadi kimotripsin oleh tripsin, Prokarboksipeptidase diaktivasi menjadi karboksipeptidase oleh tripsin.2) Amilase pankreas mengubah polisakarida menjadi disakarida3) Lipase pankreas merupakan enzim yang menuntaskan pencernaan lemak. Enzim ini menghidrolisa trigliserida menjadi monosakarida dan asam lemak bebas.4) Ribonuklease dan deoksiribonuklease mengkatalisa asam nukleat (RNA dan DNA) menjadi nukleotida.11Pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang merupakan hormon utama yang dihasilkan dalam jaringan pulau Langerhans. Hormon insulin mempunyai 2 rantai polipeptida (A dan B). Insulin merangsang transport glukosa dan metabolisme pada beberapa jaringan, terutama di hati dan jaringan lemak dan merangsang sintesa glikogen, karena itu merendahkan kadar glukosa darah. Hormon glukagon adalah rantai polipeptida tunggal. Efeknya berlawanan dengan efek insulin. Glukagon merangsang pemecahan glikogen dan sintesa glukosa dalam hati, karena itu meningkatkan kadar glukosa darah.11

E. HatiHati memiliki banyak fungsi bagi tubuh antara lain sekresi garam empedu, pengolahan metabolik karbohidrat, lemak dan protein, detoksifikasi, sintesis berbagai protein plasma, penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga dan vitamin, pengaktifan vitamin D, pengeluaran bakteri dan eritrosit yang usang serta ekskresi kolesterol dan bilirubin. Semua fungsi tersebut dilakukan oleh hepatosit yang akan berkontak langsung dengan darah dari 2 sumber yaitu darah vena dari saluran pencernaan dan darah arteri dari aorta.Darah vena masuk hati sebagai sistem porta hati. Vena dari lambung dan usus akan masuk ke vena porta hepatika untuk mengangkut produk-produk yang diserap dari saluran pencernaan ke hati. Vena porta bercabang-cabang menjadi jaringan kapiler (sinusoid hati). Hepatosit juga mendapat darah arteri untuk menyalurkan oksigen dan metabolit. Empedu disekresikan secara kontinu oleh sel-sel hepar tetapi normalnya disimpan di dalam kandung empedu sampai diperlukan di dalam duodenum. Masuknya empedu ke duodenum diatur oleh Sfingter Oddi. Di antara waktu makan, Sfingter Oddi akan tertutup dan empedu dibelokkan ke kandung empedu untuk disimpan dan dipekatkan. Setelah makan, empedu masuk ke duodenum karena efek pengosongan kandung empedu dan peningkatan sekresi empedu oleh hati.Komposisi empedu adalah NaHCO3, air, dan garam anorganik dari sel-sel duktus. Konstituen organik dari hepatosit terdiri atas garam empedu, kolesterol, lesitin, dan bilirubin. Garam empedu aktif disekresikan ke empedu. Garam empedu ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak di duodenum, kemudian sebagian besar direabsorbsi ke dalam darah oleh transportasi aktif khusus yang ada di ileum terminal lalu dikembalikan ke hati melalui sitem porta hepatika yang disebut sirkulasi enterohepatik. Pembentukan misel berguna untuk mempermudah penyerapan lemak. Garam empedu dan lesitin menggumpal dalam kelompok kecil. Bagian larut lemak di tengah (hidrofobik) dan bagian larut air di luar (hidrofilik). Ukuran misel sepersejuta ukuran emulsi lemak untuk mengangkut bahan yang tidak larut air (monogliserida, asam lemak dan vitamin larut lemak). Kolesterol larut dalam inti misel yang hidrofobik. Kelebihan kolesterol dalam empedu akan mengendap menjadi mikrokristal menjadi batu empedu.Bilirubin merupakan pigmen empedu utama yang berasal dari penguraian eritrosit yang usang. Bilirubin merupakan produk akhir yang dihasilkan oleh penguraian bagian hem dari hemoglobin. Bilirubin juga merupakan penyebab empedu berwarna kuning dan penyebab tinja berwarna coklat khas. Bila duktus biliaris tersumbat total karena batu empedu maka tinja akan berwarna putih keabu-abuan. Sedangkan bila jumlah yang dibentuk lebih cepat dari yang dapat diekskresikan maka akan terjadi penimbunan bilirubin yang disebut ikterus.11

F. ColonBahan makanan yang tidak tercerna dan hasil pencernaan yang karena suatu alasan tidak terserap melalui mukosa usus halus bersama sel sel epitel usus yang rusak masuk ke dalam usus besar (colon). Di dalam kolon, zat zat ini akan mengalami perombakan oleh bakteri usus. Sebagian besar air dan elektrolit diserap dalam kolon sehingga isi kolon makin lama makin pekat dan akhirnya membentuk padatan yang disebut feses. Dalam keadaan normal, tiga perempat bagian feses adalah air dan seperempat bagian adalah zat padat yang terdiri atas sisa-sisa makanan , lemak, protein, zat anorganik bakteri mati. Warna feses berwarna coklat disebabkan adanya urobilin dan sterkobilin yang merupakan derivat bilirubin, sedangkan bau tidak sedapnya karena hasil kerja proses pembusukkan oleh bakteri-bakteri.10

Metabolisme makromolekulMakanan yang masuk ke dalam tubuh tidak bisa langsung digunakan tubuh, sehingga makromolekul seperti karbohidrat, protein dan lemak harus diubah menjadi mikromolekul.

A. KarbohidratProses pencernaan karbohidrat merupakan proses pencernaan yang terjadi paling dahulu jika dibandingkan dengan dua makromolekul lainnya, yaitu protein dan lemak. Proses pencernaan ini terutama terjadi karena adanya kandungan saliva dalam rongga mulut. Saliva dihasilkan oleh tiga kelenjar, yaitu kelenjar sublingual, kelenjar submandibula dan kelenjar parotis. Saliva rata-rata disekresikan 1-2 liter setiap hari dengan kecepatan basal 0,5 ml/menit 5 ml/menit. 99,5% dari kandungan saliva adalah air, sementara 0,5% dari antaranya ialah protein dan elektrolit seperti amilase, mukus dan lizosim. Amilase inilah yang memegang peranan dalam mencerna molekul polisakarida dengan cara memecahnya menjadi disakarida maltosa dan dextrin.Sambil mencerna molekul polisakarida saliva mensekresikan lizosim yang merupakan sebuah enzim yang menghancurkan bakteri dengan cara menghancurkan dinding selnya. Selain itu sekret saliva melembabkan bolus sehingga lebih mudah mengalami reaksi pencernaan pada organ pencernaan selanjutnya.Di lambung terjadi proses pencernaan protein karena enzim pada protein hanya dapat bekerja pada tingkat keasaman yang tinggi. Proses pencernaan karbohidrat pada kimus tidak terjadi pada bagian luar (eksterior) melainkan pada bagian dalam (interior). Hal ini dikarenakan enzim amilase tidak dapat bekerja pada tingkat keasaman yang tinggi. pH yang terlalu rendah menjadikan enzim amilase inaktif.Setelah meninggalkan lambung, kimus akan memasuki duodenum (usus 12 jari). Isi lambung yang memasuki duodenum sangat asam, oleh karena itu harus dengan cara sekresi NaHCO3 dari pankreas menuju duodenum melalui muara dari duktus pankreatikus major yaitu papila duodeni vateri.Bila sudah dinetralkan, maka enzim amilase yang berasal dari pankreas dapat digunakan di duodenum untuk mengubah polisakarida menjadi disakarida maltosa. Ada sifat yang khas pada amilase pankreas, ialah disekresikan dalam bentuk yang aktif, tidak seperti enzim proteolitik dan lipase. Hal ini dikarenakan karena sel yang mensekresikan amilase tidak mengandung polisakarida sehingga tidak mengalami pemecahan oleh amilase sekalipun enzim ini telah aktif.Pencernaan akan berlanjut pada usus halus, dimana pada usus halus terdapat vili intestinalis. Pada vili intestinalis terdapat brush border (mikrovili). Setiap mikrovili di sel epitel usus halus mengandung disakaridase (sukrase, maltase, laktase) yang merupakan enzim yang dapat memecah disakarida menjadi monosakarida.Sehingga disakarida yang merupakan hasil penguraian dari polisakarida pada makanan akan mengalami pemecahan lagi menjadi monosakarida.Secara umum proses pemecahan disakarida adalah sebagai berikut: Maltosa dipecah menjadi glukosa dan glukosa (2 gugus glukosa) Laktosa dipecah menjadi galaktosa dan glukosa Sukrosa dipecah menjadi glukosa dan fruktosaKemudian melalui mekanisme transpor aktif, monosakarida glukosa dan galaktosa akan diabsorpsi ke dalam sel dan masuk ke dalam kapiler darah. Masuknya glukosa dan galaktosa ini terjadi karena adanya kontranspor dan pompa Na+ - K+. Namun setelah dilakukan beberapa penelitian, pada beberapa kasus dapat terjadi kebocoran pada tight junction di sel epitel yang menyebabkan glukosa dapat menembus barrier epitel tanpa memerlukan kotranspor. Sedangkan absorbsi fruktosa berlangsung dengan cara difusi terfasilitasi yang tentu saja akan berakhir di kapiler sebagai pembawa monosakrida untuk dimetabolisme oleh tubuh secara lebih lanjut.12

B. ProteinProses pencernaan protein tidak dimulai di mulut melainkan di lambung. Hal ini dikarenakan di mulut tidak terdapat enzim proteolitik. Sedangkan di lambung terdapat kondisi yang mendukung yaitu suasana yang asam. Kenapa suasana asam dikatakan mendukung? Karena enzim-enzim proteolitik dapat bekerja optimal pada pH yang rendah (pH 2-3).Proses pencernaan protein lambung dimulai ketika massa makanan (kimus) berada di dalam lambung. Di dalam lambung terdapat beberapa sel yang berperan dalam mensekresikan berbagai faktor pendukung maupun faktor utama yang berperan dalam pencernaan protein. Sel-sel yang dimaksud ialah sel parietal, sel chief, sel lehar mukus, sel G, sel D dan Enterochromaffin-like sel.Sel parietal merupakan sel yang mensekresikan HCl. Fungsi HCl sendiri merupakan fungsi yang penting dalam proses pencernaan protein. Hal ini dikarenaakan HCl yang akan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin untuk fungsi proteolitik. Cara kerja sel parietal dalam menghasilkan protein ialah sebagai berikut: CO2 dan H2O yang diproduksi sebagai hasil metabolisme sel parietal, maupun berdifusi dari darah akan mengalami reaksi pembentukan H2CO3 dengan bantuan enzim karbonik anhidrase. H2CO3 yang telah terbentuk dapat mengalami disosiasi membentuk ion H+ dan HCO3-. Sementara itu molekul air (H2O) yang ada di dalam sel parietal juga dapat mengalami disosiasi membentuk ion H+ dan OH-. Ion H+ yang berasal dari dalam sel parietal ini akan ditransportasikan ke lumen gaster melalui mekanisme pompa H+ - K+ ATPase, dimana ion H+ akan dipompa keluar, sementara ion K+ akan masuk ke dalam menggantikan ion H+ melalui channel ionnya. H+ hasil disosiasi dari asam karbonat dan OH- hasil disosiasi dari air dapat bereaksi membentuk molekul air, sementara HCO3- akan keluar dari sel parietal menuju plasma darah dan dari plasma akan masuk ion Cl- sebagai penggantinya. Masuknya ion Cl- akan meningkatkan konsentrasinya di dalam sel. Kemudian dari sel parietal akan ada mekanisme untuk memompakan ion ini ke lumen gaster. Ion H+ dan Cl- yang telah keluar tadi akan bereaksi membentuk HCl.Adanya HCl di lumen akan menyebabkan pH menjadi asam (sekitar 2-3) yang menyebabkan pepsinogen menjadi bentuk aktif yaitu pepsin. Meskipun asam klorida tidak berfungsi dalam lisisnya protein, namun ia dapat berfungsi untuk memecah jaringan penghubung dan serat pada massa makanan menjadi bentuk yang kecil sehingga mengoptimalkan fungsi pepsin. Selain itu ia juga dapat menghancurkan bakteri bersama dengan lizosim dari saliva. Pada ikatan polipeptida, ia dapat menyederhanakan struktur kuartener menjadi strukur primer karena memutuskan ikatan akibat lipatan dari polipeptida.Pepsinogen dihasilkan oleh sel chief. Merupakan suatu zymogen yang setelah diproduksi akan disimpan di sitoplasma sel chief.Bila ada rangsang berupa adanya kimus maka pepsinogen akan dilepaskan ke lumen gaster kemudian akan mengalami pemotongan pada bagian tertentu dari enzim dengan menggunakan HCl sehingga membuatnya menjadi bentuk aktif yang disebut dengan pepsin.Pepsin akan memulai pencernaan protein dengan jalan memotong ikatan polipeptida menjadi potongan-potongan kecil / fragmen asam amino yang akan mengalami pencernaan lebih lanjut di duodenum. Karena pepsin dapat mencerna protein, maka sel tidak menghasilkannya dalam bentuk aktif sehingga ia tidak mencerna sel pembuatnya (yang terdiri dari protein juga).Selain sel parietal dan sel chief sebagai tokoh utama pencernaan protein di lambung, terdapat pula sel G yang mensekresikan gastrin yang merupakan suatu hormon yang bekerja untuk menstimulasi sel chief dan parietal untuk menghasilkan sekret yang lebih banyak. Sementara itu adapula histamin yang dihasilkan oleh enterochromatin like cell yang berfungsi menstimulasi pembentukan HCl. Berlawanan dengan itu, somatostatin yang dihasilkan oleh sel D menghambat sekresi HCl.Segera setelah menyelesaikan proses pencernaan dari lambung, kimus akan masuk ke dalam mukosa duodenum. Begitu memasuki mukosa duodenum, maka kimus yang bersifat asam akan merangsang duodenum menghasilkan sekresi hormon sekretin yang akan dibawa oleh darah menuju pankreas. Di pankreas, sekretin akan merangsang terbentuknya NaHCO3 yang kemudian disekresikan untuk menetralkan keasaman getah lambung. Selain mensekresi sekretin, mukosa usus halus juga mensekresikan suatu hormon yang disebut dengan kolesistokinin. Kolesistokinin disekresikan sebagai respon terhadap keberadaan lemak dan protein dalam kimus. Hormon ini akan merangsang asinus pada pankreas untuk mensekresikan enzim pencerna karbohidrat, protein dan lemak.Lantas enzim proteolitik seperti apa sajakah yang disekresikan oleh pankreas? Kelenjar eksokrin pankreas mensekresikan tiga enzim proteolitik utama, yaitu tripsinogen, kimotripsin dan prokarboksipeptidase, dimana ketiganya disekresikan dalam bentuk yang inaktif. Seperti pepsin di pankreas yang tidak disekresikan dalam bentuk aktif, ketiganya inaktif juga agar tidak mencerna protein sel pembuatnya sendiri. Segera setelah memasuki duodenum, maka tripsinogen akan diaktifkan enterokinase menjadi tripsin. Tripsin akan mengautokatalisis tripsinogen lagi. Sehingga akan semakin banyak tripsin yang terbentuk. Kimotripsin dan prokarboksipeptidase juga diaktifkan oleh tripsin sehingga berubah menjadi bentuk yang aktif yaitu kimotripsin dan karboksipeptidase. Sehingga sekali enterokinase yang dihasilkan di usus halus mengkatifkan tripsinogen, maka tripsin akan melanjutkan pekerjaan sisanya.Ketiga enzim pencernaan tersebut bekerja dengan cara memotong ikatan peptida yang berbeda. Hasil akhir pencernaan ialah didapatkannya asam amino, polipeptida serta ikatan kecil antara asam amino. Mukus yang disekresikan oleh mukosa usus halus berfungsi melindungi agar sel intestinal tidak mengalami pencernaan oleh kerja enzim proteolitik.Asam amino yang akan diserap di usus halus ternyata tidak hanya berasal dari proses pemecahan makanan. Protein plasma yang keluar dari kapiler juga dapat mengalami penyerapan. Di epitel sel vili intestinal, asam amino dapat diserap dengan menggunakan ion Na+ dan energi untuk absobrsi. Namun bila masih didapati peptida kecil disini, maka tetap ada aminopeptidase yang dapat memotong ikatan peptida untuk menghasilkan asam amino. Akhirnya asam amino yang terbentuk akan dibawa ke kapiler untuk dimetabolisme lebih lanjut.12C. LemakDari ketiga makromolekul, pencernaan lemak terjadi paling terakhir. Hal ini dikarenakan tidak terdapatnya kandungan enzim pencerna lemak, yaitu lipase pada mulut dan lambung.Pencernaan lemak terjadi di usus halus. Pada saat kimus memasuki usus halus, maka kolesistokinin akan aktif sehingga akan merangsang sekresi enzim lipase pada pankreas. Seperti halnya amilase, lipase juga disekresikan dalam bentuk yang aktif karena tidak ada resiko bagi sel pembuatnya. Enzim lipase pankreas dapat menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak bebas dan monogliserida.

Gambar 6. Pankreas mensekresi enzim lipase12Namun ada permasalahan yang muncul pada proses pencernaan ini, yaitu molekul lemak biasanya beragregasi dalam bentuk droplet yang besar, sehingga mempersulit kerja lipase karena ia hanya dapat aktif pada bagian luar dari molekul tersebut. Oleh karena itu, ada zat yang bekerja membantu pencernaan lemak.Zat tersebut ialah garam empedu. Garam empedu bersama lesitin, kolesterol dan bilirubin merupakan komponen organik yang dihasilkan empedu, yaitu suatu cairan alkalis kental yang diproduksi oleh hepar untuk kemudian disimpan di kantung empedu/vesica fellea. Kandungan empedu yang disekresikan dalam sehari rata-rata berkisar antara 250 1000 ml. Empedu hanya akan disekresikan pada saat ada makanan yang harus dicerna. Oleh karena itu harus ada struktur yang mengaturjumlah empedu yang dikeluarkan dari duktus biliaris menuju ke duodenum. Struktur tersebut bernama sphingter Oddi. Bila sphingter terbuka maka akan masuk sejumlah empedu ke duodenum.Garam empedu yang terdapat didalamnya akan digunakan untuk membantu proses pencernaan lemak. Namun garam empedu yang diproduksi hanya sedikit sehingga harus kembali ke hati untuk didaur ulang sehingga dapat digunakan lagi. Garam empedu akan diserap untuk dibawa ke hati pada ujung illeum. Proses daur ulang antara usus halus dan hati ini dinamakan sirkulasi enterohepatik.Garam empedu bekerja membantu proses cerna lemak dengan cara mengemulsi molekul lemak yang besar menjadi droplet-droplet kecil yang hanya berdiameter 1 mm. Cara ini akan menyebabkan peningkatan pada luas penampang globulus lemak, sehingga dapat mengoptimalkan kerja lipase. Sebuah molekul garam empedu mengandung bagian larut lemak dan bagian larut air yang bermuatan negatif. Garam empedu akan mengelilingi molekul-molekul lemak sehingga bagian bermuatan negatif akan berada pada permukaan dari molekul lemak tersebut. Jika semua molekul lemak sudah berkontak dengan garam empedu, maka muatan negatif yang ada di permukaan masing-masing molekul akan menyebabkan gaya tolak-menolak yang membuat molekul lemak yang besar dapat mengalami emulsifikasi menjadi molekul-molekul kecil sehingga lipase bisa memulai proses pemecahan. Namun masalah yang timbul sekarang adalah lipase tidak dapat melakukan penetrasi lapisan yang mengandung garam empedu tersebut. Sehingga pankreas mensekresikan suatu enzim yaitu kolipase yang dapat membantu lipase melakukan penetrasi untuk mencapai inti molekul yang mengandung trigliserida. Setelah itu lipase akan menguraikan trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas.12

Gambar 5. Garam empedu bekerja mengemulsi lemak12

Pada saat penyerapan, monogliserida dan trigliserida tidak dapat masuk ke dalam vili intestinal bila tidak dalam bentuk yang terlarut dalam air. Oleh karena itu, lesitin (yang memiliki komponen yang larut air dan larut lemak seperti halnya garam empedu) akan ikut beragresi dengan monogliserida dan garam empedu membentuk suatu molekul yang disebut sebagai misel. Bagian larut air dari lesitin akan mengelompok di permukaan misel sehingga menjadi misel dapat larut dalam air.

Gambar 6. Kerja lesitin bersama garam empedu12

Ketika misel sampai di lumen usus halus, maka akan terjadi difusi pasif monogliserida dan asam lemak bebas dari misel ke bagian lipid dari epitel sel membran usus halus. Setelah memasuki bagian dalam sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas akan mengalami agregasi untuk membentuk trigliserida lagi. Namun trigliserida ini dilindungi oleh lapisan lipoprotein. Trigliserida yang mengelompok dinamakan kilomikron dimana kilomikron akan masuk ke sistem pembuluh limfe di dinding usus yaitu lakteal pusat melalui jaringan intersisial di sekitarnya.12KesimpulanPencernaan merupakan suatu proses penguraianmakanan dari struktur kompleks menjadi satuan yang lebih kecil agar dapat diserap oleh pencernaan dengan bantuan enzim-enzim untuk selanjutnya diedarkan ke tubuh. Jika terjadi gangguan pada organ pencernaan maka akan mengakibatkan gangguanpada proses pencernaan.

Daftar pustaka

1. Kamus besar bahasa indonesia online. Diunduh dari http://www.kamusbesarbahasaindonesia.org/sembelit.2.Sistem percernaan. Diunduh dari http://www.faktailmiah.com/wp-content/uploads/2010/09/pencernaan.jpg. 3.Winami W, Kindangen K, Ingriani YK. Buku ajar traktus digestivus. Jakarta: Bagian anatomi UKRIDA; 2010. h. 56-90.4. Lambung. Diunduh dari http://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat2/notes/ha5lf2414a_a.jpg.5. Usus halus.Diunduh dari http://1.bp.blogspot.com/_ZAXaYlkTYEk/S03GU6T-yuI/AAAAAAAAAGc/0IApW94Kg-Q/s400/usus+bagus+2.jpeg.6. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004.h.41-3.7. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.290-2.8. Fawcett DW. Buku ajar histologi. Jakarta : EGC; 2002. h. 536-550.9. Johnson KE. Histologi dan biologi sel. Jakarta: Binarupa Aksara; 2004.h.311-5.10. Sumardjo D. Pengantar kimia buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2008. h. 19-22. 11. Gunawan A. Food combining. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama;2009.h.29-34. 12. Guyton. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.593-6.