STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : ONY YULIA TERADITA F0106062 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

Page 1: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI

KOTA SURAKARTA TAHUN 2010

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

ONY YULIA TERADITA

F0106062

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh

direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri ( R.A Kartini)

Well done is better than well said

-Benjamin Franklin-

Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya

didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya

-Abraham Lincoln-

Laa Haula Walaa Quwwata Illa Billahi

(Tidak ada daya upaya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan

Allah)

v

Page 5: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulis persembahkan karya kecil ini kepada:

My Almighty God, Allah SWT

My Beloved Parents

Almamater

iv

Page 6: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah

melimpahkan berkat serta rahmat-Nya, sehingga dengan bimbingan,

pertolongan, izin dan kasih karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan

skripsi dengan judul : “Struktur dan Kinerja Industri Kerajinan Tangan

di Kota Surakarta Tahun 2010”. Sebuah berkat dan kebahagian tersendiri

bagi penulis dapat menyusun karya kecil ini sebagai upaya untuk

memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi

Pembangunan Universitas Sebelas Maret.

Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari banyak pihak yang

berupa bantuan, bimbingan, dukungan, doa serta motivasi. Oleh karena itu

dengan segala kerendahan hati penulis ingin menghaturkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Dwi Prasetyani, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang

dengan penuh kesabaran membantu, membimbing, dan meluangkan

waktu bagi penulis dalam proses penulisan skripsi.

2. Bapak Sumardi, SE selaku Dosen Pembimbing Akademik

3. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan

Ekonomi Pembangunan.

vi

Page 7: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Ibu Izza Mafruhah, SE, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan

5. Ibu Nunung Sri Mulyani selaku pembimbing terdahulu yang telah

memberikan sumbangan pemikiran bagi penulis

6. My beloved parents, papa dan mama...amat sangat berterimakasih

atas segalanya, maaf bila terlalu lama menuggu kelulusanku.

7. My dearest sister, Shania...life is so worth with her.

8. My sweetheart, my best motivator, Fahrur Rozi Irawan nun jauh di

sana,,so grateful for always encourage me..

9. Yang Kung dan Yang Uti yang mendoakanku dari jauh

10. ”Pat” dan Seluruh keluarga besarku dimanapun kalian berada

11. Sahabat sekaligus teman seperjuanganku, esp Echa Suminten, Yesy

Cndoetz, Lokitut, Hayuu, juga untuk Tia di magetan, thanks a

million vo this priceless frenship which will not be replaced..

12. My crazy buddy, Bayu Nurhadi....you rock guy!

13. Monic dan Tika …thanks atas sumbangan pemikiran kala lagi stuck

14. Princess kecilku, Flo, Kylie, Trixie, Trea & Kinsey ..cheer me up

always yaa

15. Sobat-sobatku semasa di SDN Kleco 1, SMPN 1 Solo, SMAN 3

Solo, thanks vo fillin’ up some episodes of my life..it was so

memorable

vii

Page 8: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16. Teman-teman EP Holic ‘06 , thanks for the story that will be a

history..

17. Bapak dan Ibu Pegawai Disperindag Kota Surakarta, terimakasih

atas sikap hangat dan keramahtamahannya.

18. Seluruh pengusaha ataupun pemilik usaha kerajinan tangan yang

telah sudi membantu tersedianya data dan informasi yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya

atas kekuarangan-kekurangan tersebut. Semoga karya kecil ini dapat

memberikan manfaat bagi diri penulis dan pembaca semua.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Ony Yulia Teradita

viii

Page 9: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………........ ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………...… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………….. iv

HALAMAN MOTTO ………………………...……………..………….. v

KATA PENGANTAR …………………………………………………… vi

DAFTAR ISI …………………………………………………………… ix

DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. xii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. xiv

ABSTRAK ……………………………………………………………..... xv

BAB

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………...... 1

B. Perumusan Masalah ……………………………………………… 10

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 10

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 11

II. TINJAUAN PUSTAKA

ix

Page 10: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

A. Landasan Teori ………………………........................................... 12

1. Pengertian Industri……………………………........................... 12

2. Jenis Industri …………………………………………………... 15

3. Kerajinan Tangan ……………………………………………… 17

4. Permasalahan Industri Kerajinan di Indonesia ………………... 20

5. Pengembangan Industri Kerajinan di Indonesia ......................... 22

B. Struktur Pasar …………………………………………………….. 23

1. Pengertian dan Bentuk Pasar ...................................................... 23

2. Unsur-Unsur Struktur Pasar ........................................................ 31

C. Kinerja ……………………………………………….................... 36

D. Hubungan Struktur Pasar dan Kinerja Pasar …………………….. 38

E. Kerangka Pemikiran …………………………………………....... 41

F. Hipotesis ………..…....................................................................... 42

G. Penelitian Terdahulu …………………………………………..… 43

III. METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………...... 46

B. Jenis dan Sumber Data …………………………………………... 46

C. Populasi dan Sampel …………………………………………..… 47

D. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 48

E. Metode Pengolahan Data ………………………………………... 49

F. Metode Analisis Data …………………………………………… 50

1. Pengukuran Struktur Pasar .......................................................... 50

2. Pengukuran Kinerja ..................................................................... 54

IV. ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Objek Surakarta …………………………..… 57

1. Letak Geografis ……………………………………………… 57

x

Page 11: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Keadaan Wilayah ……………………………………………… 58

3. Sumber Daya Lahan……………………………………………. 59

B. Aspek Demografis ……………………………………………...... 61

1. Jumlah Penduduk Menurut Umur ...................................... 61

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.............. 64

3. Kepadatan Penduduk Geografis ......................................... 66

C. Keadaan Sosial Ekonomi……………....……................................. 67

1. Keadaan Pendidikan ………………………………...……......... 67

2. Kondisi Perekonomian …………………………………............ 68

D. Gambaran Umum Industri Kerajinan Tangan di Kota

Surakarta............................................................................... ........... 72

1. Jumlah Modal Industri Kerajinan Tangan ................................... 72

2. Jumlah Pendapatan Industri Kerajinan Tangan ........................... 73

3. Jumlah Biaya Industri Kerajinan Tangan ................................... 74

E. Analisis Struktur Industri Kerajinan Tangan ................................. 74

F. Analisis Kinerja Industri Kerajinan Tangan ................................... 76

1. Analisis Kinerja Rentabilitas Ekonomi ...................................... 76

2. Analisis Kinerja Profit Margin ................................................... 76

G. Analisis Korelasi Struktur Pasar dengan Kinerja ............................ 77

1. Analisis Korelasi Pendapatan dengan Rentabilitas Ekonomi ..... 77

2. Analisis Korelasi Pendapatan dengan Profit Margin ................ 78

V. PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………....... 80

B. Saran ……………………………………………………............. 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi

Page 12: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Penduduk Surakarta Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin Tahun 2008 …………………………………… 62

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Surakarta Berdasar Jenis Kelamin

dan Tingkat Pertumbuhan Tahun 2004-2008 …………… 63

Tabel 4.3 Banyaknya Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di

Kota Surakarta Tahun 2008 ……………………………… 64

Tabel 4.4 Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Yang Bekerja Menurut

Lapangan Usaha Di Kota Surakarta Tahun 2008 ……….. 65

Tabel 4.5 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan

Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan di Kota Surakarta Tahun

2008 ................................................................................... 67

Tabel 4.6 Banyaknya Penduduk 5 Tahun ke Atas Menurut Tingkat

Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2004-2008 ................ 68

Tabel 4.7 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Di Kota Surakarta Tahun 2004 –

2008 ……………………................................................... 69

Tabel 4.8 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Di Kota Surakarta

Tahun 2004 – 2008 …………………………………….. 70

Tabel 4.9 Banyaknya Industri di Kota Surakarta Tahun 2008-2009 . 72

xii

Page 13: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.10 Jumlah Modal Industri Kerajinan Tangan .......................... 73

Tabel 4.11 Jumlah Pendapatan Industri Kerajinan Tangan .................. 73

Tabel 4.12 Jumlah Biaya Industri Kerajinan Tangan .......................... 74

Tabel 4.13 Konsentrasi Industri Kerajinan Tangan Variabel Pendapatan

..... ...................................................................................... 75

Tabel 4.16 Hasil Korelasi Pendapatan dengan RE ............................... 77

Tabel 4.17 Hasil Korelasi Pendapatan dengan PM .............................. 78

 

 

 

xiii

Page 14: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

xiv

ABSTRACT

THE STRUCTURE AND THE PERFORMANCE OF HANDICRAFT INDUSTRIES IN SURAKARTA CITY IN 2010

Ony Yulia Teradita

(NIM. F0106062)

The basis of this research is the increasingly tight level of competition in the handicraft industry in Surakarta during the year 2010. The purpose of this study was to determine the market structure of the handicraft industries in Surakarta viewed from the level of income, to determine the performance of the handicraft industries in Surakarta seen from the economic rates of return and profit margin, and to know the relationship between the market structure and the performance of handicraft industries in the city of Surakarta.

The study was a descriptive study using survey method. The sampling method is to use saturated sampling techniques, resulting in the respondents, 56 businesses. The analytical technique used is the concentration ratio and Herfindahl index. The economic rentability and profit margin are used to determine the performance of handicraft industries. In finding the relationship between the market structure and the performance, a correlational test of Pearson Product Momment method was used.

The results of data analysis showed that the concentration ratio of the four largest firms (CR-4) is amounted to 41.80% by value of Herfindahl Index of 5.95%. Based on the results of correlation, it is known that the relationship between the variables of income with economic rentability have a significant relationship due to the fact that the value of r is 0.482. In addition, between the revenue variable and the profit margins, there is a significant relationship in which the r value is amounted to 0.278.

Based on the finding the researcher put forward some suggestions as follows: a) It is better for the industry to diversify its product; b)Companies need to cooperate with one another because if the industry is dominated by several large companies only, the price will tend to rise; c) Production efficiency and the use of technology should be intensively made; d)There must also be efficiency in resource allocation, efficiency in product distribution, and creative marketing techniques through non-price competition such as quality, convenience, and brand promotion. The higher the economic profitability, the higher the level of efficient use of capital. And the higher the profit margin, the more efficient operation of the company will be.

Keywords: Market structure, performance, industry, handicrafts, economic profitability, profit margins, concentration ratio, Herfindahl index.

Page 15: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industrialisasi telah menjadi kekuatan utama (driving force) di balik

urbanisasi yang cepat di kawasan Asia sejak dasawarsa 1980-an. Maka dari

itu, peranan sektor industri dalam perekonomian Indonesia semakin besar dan

penting. Pembangunan di sektor industri dikembangkan secara bertahap dan

terpadu melalui peningkatan keterkaitan antar industri dan antar sektor industri

yang memasukkan bahan baku industri, melalui iklim yang merangsang bagi

penanam modal dan penyebaran pembangunan industri di daerah sesuai

dengan potensi masing-masing dan sesuai dengan iklim usaha yang pada

akhirnya akan memantapkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-

sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk-produk

industrial selalu memiliki dasar tukar (terms of trade) yang tinggi atau lebih

menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar

dibandingkan produk-produk sektor lain. Hal ini disebabkan karena sektor

industri memiliki variasi produk yang sangat beragam dan mampu

memberikan manfaat marginal yang tinggi kepada pemakainya (Dumairy,

2001 : 227).

Page 16: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sektor industri di setiap negara memiliki posisi penting untuk

meningkatkan perekonomian rakyat, karena dengan maraknya sektor ini maka

lapangan pekerjaan bagi masyarakat akan terbuka lebar. Tergeser sektor

industri modern, industri tradisional mulai lesu dan tak mampu bersaing

dengan perusahaan raksasa. Industri tradisional yang biasanya dikerjakan oleh

warga pedesaan sulit berkembang. Layak disoroti bahwa kerajinan tangan

dalam industri tradisional memiliki nilai budaya yang mencerminkan identitas

sebuah bangsa. Kini berbagai seminar dan dialog tingkat internasional ramai

digelar untuk menyelamatkan industri ini.

Berbicara tentang kerajinan tangan tidak terlepas dari keterampilan

seseorang dalam membuat sesuatu produk yang tidak menggunakan mesin

atau peralatan bantu modern dan biasanya melakukan kegiatan terbatas kepada

ruang lingkup rumahan. Jika sudah menggunakan mesin dan alat bantu

modern serta melakukan kegiatannya dalam lingkup bangunan pabrik, maka

tidak lagi disebut kerajinan tangan tetapi sudah merupakan Produk Industri

Kecil Kerajinan. Memang melihat bentuknya keduanya adalah produk

kerajinan, namun yang membedakan adalah proses pembuatannya yaitu

dengan tangan atau dengan bantuan mesin. Kapasitas produksi kerajinan

tangan tidak sebanyak kerajinan yang menggunakan mesin, hal ini dapat

dilihat ketika keduanya melakukan produksi massal.

Kerajinan tangan dahulu biasanya dilakukan oleh kaum perempuan

dalam mengisi waktu luang, yang terkenal hingga sekarang ialah kerajinan

tangan sulaman (setelah melalui bantuan mesin dikenal dengan bordiran).

Page 17: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Kaum perempuan jaman dulu juga sudah mengenal kerajinan batik tulis, kini

beralih fungsi sebagai industri batik dengan jumlah produksi yang bisa dipacu

dengan bantuan beragam mesin atau peralatan modern. Banyak kerajinan

tangan yang dikenal hingga kini, semua itu merupakan aset produk etnik yang

biasanya mempunyai sejarah dan berkaitan dengan adat dan budaya daerah itu

sendiri.

Kerajinan tangan juga merupakan salah satu hasil produksi Indonesia

yang termasuk ke dalam komoditi non migas. Sebagian besar industri

kerajinan tangan terdiri atas industri kecil dan kerajinan rumah tangga.

Pengembangannya sangat diharapkan oleh pemerintah untuk menunjang

perekonomian rakyat. Menurut Soeroto dalam Made Berata (2008), seni

kerajinan merupakan usaha produktif di sektor nonpertanian baik untuk mata

pencaharian utama maupun sampingan, oleh karenanya merupakan usaha

ekonomi, maka usaha seni kerajinan dikategorikan ke dalam usaha industri.

Industri kerajinan tangan merupakan manisfestasi seni dan kreativitas sebuah

bangsa. Sejatinya, industri ini menjadi wadah penting bagi seni dan budaya

serta mencerminkan identitas sebuah bangsa. Saat ini, upaya untuk

menghidupkan kembali industri kerajinan tangan bukan hanya

menghubungkan kita dengan sejarah masa lalu berbagai bangsa, namun juga

mampu menjadi faktor untuk kian mempererat hubungan antara bangsa.

Setelah Perang Dunia II, industri kerajinan tangan dengan berbagai

keunggulan seni dan budayanya mendapat perhatian serius dari berbagai

negara. Pada tanggal 10 Juni 1964, untuk pertama kalinya digelar pertemuan

Page 18: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

tingkat dunia yang dihadiri para ahli lebih dari 40 negara. Dalam pertemuan

tersebut para peserta sepakat membentuk lembaga dunia untuk industri

kerajinan tangan. Lembaga ini berada di bawah UNESCO. Dengan

terbentuknya lembaga ini, industri kerajinan tangan dan tradisional mendapat

perhatian serius di sektor budaya dan ekonomi internasional. Menurut para

ahli, era Renaissance atau pembaharuan sangat berpengaruh bagi

kesempurnaan seni kerajinan tangan.

Kerajinan tangan sering disebut dengan istilah seni kriya. Seni kriya

termasuk seni rupa terapan (applied art) yang selain mempunyai aspek-aspek

keindahan juga menekankan aspek kegunaan atau fungsi praktis. Artinya, seni

kriya atau kerajinan tangan adalah seni kerajinan tangan manusia yang

diciptakan untuk memenuhi kebutuhan peralatan kehidupan sehari-hari dengan

tidak melupakan pertimbangan artistik dan keindahan (Cauto, 1993 : 5).

Istilah seni kerajinan diartikan sebagai pekerjaan yang dilakukan

dengan tangan dan membutuhkan keterampilan tertentu. Dalam Ensiklopedi

Indonesia dijelaskan, bahwa seni kerajinan tangan merupakan jenis kesenian

yang menghasilkan berbagai barang perabotan, hiasan atau barang-barang lain

yang artistik, terbuat dari kayu, logam, emas, perak, gading, dan sebagainya.

Hasil suatu seni kerajinan tangan disebut juga seni Guna (Shadily, 1983 :

1749).

Page 19: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Menurut Made Soeroto dalam Made Barata, dalam bahasa Inggris kata

yang berhubungan dengan makna kriya ditemukan dalam arti handycraft,

yaitu berarti pertukangan atau keprigelan atau ketrampilan tangan. Disini

keprigelan, menunjuk pada keahlian atau ketrampilan yang dapat

menghasilkan benda.

Selain sisi konsumsi, nilai seni sebuah kerajinan tangan juga sangat

diperhatikan. Dengan kata lain, kerajinan tangan merupakan industri dan

sumber penghasilan. Namun seiring kemajuan teknologi, nilai historis dan

budaya sebuah hasil kerajinan tangan menjadi lebih menonjol. Menurut para

pengamat, industri kerajinan tangan selain menjaga nilai-nilai keaslian budaya

sebuah masyarakat juga memberikan nilai ekonomis. Sejak pertama kali

muncul, industri kerajinan tangan telah memberikan lapangan kerja yang besar

bagi masyarakat. Selain itu bagi mereka yang memiliki pekerjaan tetap,

industri ini juga memberikan penghasilan sampingan, khususnya bagi mereka

yang hidup di pedesaan.

Dewasa ini, meski sektor industri mengalami perkembangan hebat di

berbagai penjuru dunia, namun industri kerajinan tangan bukan hanya mampu

bertahan bahkan semakin mendapat perhatian serius masyarakat. Namun

demikian, maraknya pasar kerajinan tangan di dunia juga memiliki berbagai

kendala. Di antara kendala serius yang mengancam sektor ini adalah

pemalsuan sebuah produk yang dilakukan oleh negara lain. Hal ini mendorong

diadakannya upaya untuk mencegah merebaknya pemalsuan produk kerajinan

tangan. Di antara upaya tersebut adalah pemberian hak paten berbagai hasil

Page 20: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

kerajinan tangan berbagai negara oleh sebuah lembaga internasional. Lembaga

ini sedikitnya telah mampu menjawab kekhawatiran produsen industri

kerajinan tangan.

Oleh karena itu, pada tahun 2001 dibentuklah hak paten yang

dikeluarkan oleh UNESCO untuk melindungi hak produsen industri kerajinan

tangan. Jelas bahwa tidak seluruh kerajinan tangan memiliki kelayakan untuk

mendapat hak paten dari UNESCO. Karena itulah lembaga ini menentukan

sejumlah kriteria dalam hal ini. Di antaranya adalah sebuah hasil kerajinan

tangan harus menjaga nilai-nilai budaya, penuh kreativitas, dan mampu

menciptakan lapangan pekerjaan. Hal lain yang patut diperhatikan adalah

bahwa hasil kerajinan tangan bukan sekedar peninggalan bersejarah dan

hiasan dinding. Karya ini diproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan

dapat juga memenuhi kebutuhan manusia modern serta memberikan identitas

baru bagi mereka. Mengingat sejarah panjang dan urgensitas kerajinan tangan

di sektor budaya, sejarah dan agama bagi setiap bangsa, diharapkan metode

untuk memajukan industri ini dapat segera ditemukan sehingga kerajinan ini

mampu diproduksi secara besar-besaran.

Industri kerajinan tangan memuat begitu banyak kreativitas yang

merupakan bagian dari industri kreatif mempunyai peluang yang besar dalam

mengembangkan perekonomian Indonesia untuk lebih maju. Pengembangan

tersebut dicapai melalui pengembangan industri kerajinan tangan di daerah-

daerah yang berpotensi diseluruh Indonesia. Dalam penelitian ini, khususnya

di Kota Surakarta pengembangannya sangat diperlukan karena mampu

Page 21: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, mampu menciptakan iklim

bisnis yang positif, berbasis kepada sumber daya yang terbarukan, serta dapat

menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif

suatu bangsa. Adanya usaha semacam ini akan memberi manfaat-manfaat

ganda lainnya, seperti peningkatan income atau penghasilan yang muaranya

kepada peningkatan indeks daya beli masyarakat. Indeks daya beli masyarakat

pengrajin yang berusaha dibidang kerajinan tangan secara perlahan akan

memunculkan daerah sentra kerajinan yang pada akhirnya merupakan aset

daerah. Sentra-sentra semacam ini banyak contoh yang kita lihat seperti Sentra

Sepatu di Cibaduyut, Sentra Rotan di Plumbon Kabupaten Cirebon serta

sentra-sentra kerajinan didaerah lain seperti Surakarta, Yogyakarta dan Bali

yang lebih dikenal hingga ke mancanegara. Peran Pemerintah melalui instansi

terkait sangat diperlukan dalam ruang gerak bagi pengrajin, karena hanya

dengan memulai dari pihak pemerintah maka bisa dipastikan geliat

perkembangan kerajinan tangan akan cepat tercapai. Disamping itu, seluruh

komponen yang ada di masyarakat juga harus turut mengibarkan kepedulian

terhadap perkembangan kerajinan tangan, dari sinilah akan terjadi sinergi yang

baik dalam menggeliatkan produk kerajinan tangan. Harus diyakini benar

bahwa kerajinan produk negeri sendiri tidak akan kalah bersaing dengan

produk kerajinan negara lain. Sudah kita pahami benar bahwa negeri kita kaya

akan adat dan budaya bangsa, kaya akan sejarah bangsa dan sarat akan

keragaman yang dimiliki karena negara kita adalah negara pancasila.

Page 22: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Keragaman adat dan budaya akan banyak melahirkan keragaman jenis

kerajinan tangan yang bisa dikembangkan dan diperluas pangsa pasarnya.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi dalam

mendukung kelancaran usaha, dirasa sangat perlu untuk membentuk suatu

wadah sebagai wahana komunikasi, informasi, diskusi serta menjembatani

antara pemerintah dengan pengusaha dalam menyelesaikan permasalahan

industri. Umumnya, permasalahan tersebut meliputi masalah permodalan,

tenaga kerja terlatih, pemasaran, bahan baku, teknologi, dan lain-lain. Suatu

wadah yang akan menampung aspirasi pengusaha untuk disampaikan kepada

pemerintah melalui instansi terkait.

Potret kerajinan tangan di Kota Surakarta dapat dilihat dari aktivitas

kerajinan tangan yang telah menghasilkan produk-produk yang sangat banyak

dan beragam, di antaranya adalah produk kerajinan tangan yang berbahan

kulit, batok kelapa, bambu, kulit telur, lilin, jagung (klobot atau kulit jagung),

bulu ayam (shuttle cock), logam, bebatuan akik, anyaman bambu, karet,

keramik, kertas koran, botol air mineral bekas, limbah kaca, rotan, kain flanel,

kain lurik, gabus, limbah plastik, mika, tanah liat, dan lain-lain. Dari berbagai

barang tersebut dapat dibentuk berbagai barang yang berupa gerabah, piring,

gelas, kompor, hiasan dinding, alat musik, topeng, wayang kulit, lampu, tas,

tempat handphone, sandal, pakaian, blangkon, scarf, gantungan kunci, dan

sebagainya. Produk-produk kerajinan tangan tersebut di samping untuk

memenuhi permintaan lokal juga telah dipasarkan ke beberapa wilayah di

Indonesia dan mancanegara. Selain “mengangkat” nuansa budaya asli, produk

Page 23: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

kerajinan tangan Surakarta juga mempunyai nilai seni tinggi sehingga banyak

diminati para turis mancanegara. Makin berkembangnya pasar produk-produk

kerajinan ini menjadi pendorong tumbuhnya sektor informal di Kota

Surakarta.

Surakarta mempunyai potensi yang sangat besar dalam pengembangan

industri kerajinan tangan. Dari uraian di atas, kita semakin yakin akan manfaat

dan peluang yang prospektif dari industri kerajinan tangan yang bisa kita

rasakan. Banyak sekali produk kerajinan tangan yang bersifat produk

fungsional yang sangat menarik dan tidak kalah dengan produk negara lain.

Produk kerajinan tangan Surakarta adalah juga produk yang mempunyai daya

jual dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai produk cinderamata

Indonesia yang berdaya saing. Hal ini ditinjau dari tersedianya tenaga kerja

yang terampil dan bahan baku yang tersedia. Industri kerajinan tangan sampai

saat ini masih dapat diunggulkan baik dari segi desain maupun mutunya.

Industri kerajinan tangan di Kota Surakarta telah mampu menembus pasar

Internasional, sehingga dapat menambah pendapatan daerah. Fenomena

tersebut memotivasi penulis untuk mengangkat masalah ini menjadi suatu

penelitian dengan judul : STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI

KERAJINAN TANGAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2010.

Page 24: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

B. Perumusan Masalah

Untuk memberikan pedoman yang jelas dalam arah penelitian dari

latar belakang yang diuraikan, maka beberapa masalah yang akan diteliti

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur pasar dari industri kerajinan tangan dilihat dari tingkat

pendapatan ?

2. Bagaimana kinerja dari industri kerajinan tangan dilihat dari tingkat

rentabilitas ekonomi dan profit margin ?

3. Bagaimana hubungan antara struktur pasar dengan kinerja dari industri

kerajinan tangan di Kota Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui struktur pasar dari industri kerajinan tangan di Kota

Surakarta dilihat dari tingkat pendapatan.

2. Untuk mengetahui kinerja dari industri kerajinan tangan di Kota Surakarta

dilihat dari tingkat rentabilitas ekonomi dan profit margin.

3. Untuk mengetahui hubungan antara struktur pasar dengan kinerja dari

industri kerajinan tangan di Kota Surakarta.

Page 25: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi Akademisi

Untuk menambah pengetahuan dan informasi, serta sebagai bahan

referensi untuk melengkapi penelitian-penelitian lebih lanjut tentang

industri kreatif khususnya di bidang kerajinan tangan

2. Bagi Pemerintah Daerah

Merupakan bahan masukan bagi pemerintah Kota Surakarta dalam

merumuskan kebijakan pembangunan sektor industri, khususnya subsektor

industri kerajinan tangan.

3. Bagi Masyarakat

Memberikan tambahan wawasan bagi masyarakat khususnya bagi

pengusaha kerajinan tangan dalam menyikapi kemungkinan timbulnya

permasalahan dan pengambilan kebijakan dalam peningkatan pendapatan

usahanya.

Page 26: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Industri

Analisis industri adalah upaya memanfaatkan peluang bisnis dan

mengidentifikasikan cara mendapatkan keuntungan jangka panjang.

Tujuan analisis industri adalah meramalkan perilaku para pesaing, baik

lama maupun baru yang akan masuk ke pasar, pengembangan produk,

metode dan teknologi baru, serta pengaruh pembangunan dan

perkembangan pada industri yang berhubungan. Lebih lanjut, dasar

analisis industri adalah masalah efisiensi (Mudrajad, 2007 : 36).

Industri adalah suatu unit atau kesatuan produksi yang terletak

pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan untuk mengubah

bahan baku dengan mesin atu kimia atau dengan tangan menjadi produk

baru, atau mengubah barang- barang yang kurang nilainya menjadi barang

yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk mendekatkan produk

tersebut pada konsumen akhir (Badan Pusat Statistik, 2003 : 32).

Industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang

menghasilkan produk sejenis di mana terdapat kesamaan dalam bahan

baku yang digunakan, proses, bentuk akhir, dan konsumen akhir. Dalam

arti yang lebih luas, industri dapat didefinisikan kumpulan perusahaan

Page 27: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

yang memproduksi barang dan jasa dengan elastisitas silang (cross

elasticities of demand) yang positif dan tinggi (Mudrajad, 2007 : 167).

Pengertian industri dapat dalam lingkup makro maupun mikro.

Secara mikro, industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang

menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang

mempunyai sifat yang saling mengganti secara erat. Dari segi

pembentukan pendapatan, yakni yang cenderung bersifat makro, industri

adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah (Hasibuan, 2003

: 12).

Ekonomi industri maupun organisasi industri merupakan

kelanjutan dari teori ekonomi mikro yang membahas mengenai variabel-

variabel seperti harga, upah, ongkos produksi, perilaku perusahaan atau

industri dan perilaku konsumen. Ekonomi industri mempunyai subyek

masalah tentang perilaku dari perusahaan dalam industri. Mempelajari

mengenai kebijakan perusahaan yang mengikuti rival dan customers

mereka (termasuk harga, iklim dan penelitian-pengembangan). Serta

mempelajari kompetitif di dalam pasar (Martin, 1993 : 1).

Moch Sadli dan Endang W (2000 : 9) menyatakan bahwa kata

industri mempunyai tiga pengertian, yaitu :

a. Kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang memproduksi suatu

barang yang serupa.

b. Perusahaan-perusahaan yang memakai bahan mentah.

Page 28: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

c. Kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang mempunyai proses

produksi yang sama.

Dari beberapa pengertian industri yang telah dikemukakan di atas,

diambil suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya industri merupakan suatu

unit usaha yang melakukan kegiatan yang bersifat ekonomi yang merubah

barang atau jasa yang pada akhirnya dapat menghasilkan barang atau jasa

yang lebih bernilai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau

konsumen.

Tujuan dari mempelajari ekonomi industri adalah mengembangkan

suatu alat guna menganalisis proses pasar dan dampaknya terhadap kinerja

ekonomi (Mudrajad, 2007 : 153). Subyek utama ekonomika industri

adalah perilaku perusahaan dalam industri. Sulit memisahkan peranan

ekonomi mikro dalam analisis ekonomi industri. Kendati demikian,

perbedaan antara analisis ekonomi mikro dan industri setidaknya dapat

dilihat dari (Martin, 1994 : 1-2): Pertama, fokus analisis ekonomi mikro

adalah struktur pasar yang sederhana, yaitu persaingan dan monopoli,

sedangkan ekonomi industri menitikberatkan pada oligopoli, jenis industri

yang lebih sering dijumpai dalam realitas. Kedua, yang lebih fundamental

adalah ekonomi industri membahas bagaimana kebijakan pemerintah

terhadap dunia bisnis. Kebijakan pemerintah termasuk regulasi, perijinan,

kepemilikan publik atau negara, dan kebijakan tentang antimonopoli.

Page 29: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2. Jenis Industri

Penggolongan industri dengan pendekatan besar kecilnya skala

usaha dilakukan oleh beberapa lembaga dengan kriteria yang berbeda-

beda. Untuk keperluan pengembangan sektor industri sendiri

(industrialisasi), serta berkaitan dengan administrasi Departemen

Perindustrian dan Perdagangan, industri di Indonesia digolong-golongkan

berdasarkan hubungan arus produknya menjadi (Dumairy, 1997 : 232) :

a. Industri hulu, yang terdiri atas Industri kimia dasar dan Industri mesin,

logam dasar dan elektronika.

b. Industri hilir, yang terdiri atas : Aneka industri dan Industri kecil.

Departemen Perindustrian menggolongkan industri menjadi

Industri Kecil dan Industri Menengah. Aset pada industri kecil lebih kecil

dari Rp200 Juta diluar tanah dan bangunan. Omset tahunan lebih kecil dari

Rp1 milyar. Sedangkan Industri Menengah (Konsensus Depperindag-

BPS), omset penjualan antara Rp 1 milyar hingga Rp 50 milyar.

Klasifikasi industri kecil menurut Departemen Perindustrian adalah

sebagai berikut (Dirjen Industri Kecil 1985 : 10) :

a. Industri Kecil Modern

Industri kecil modern meliputi industri kecil sebagai berikut :

1) Menggunakan teknologi proses madya.

2) Tergantung pada dukungan litbang dan usaha-usaha kerekayasaan.

3) Dilibatkan dalam sistem produksi industri besar dan menengah

dengan sistem pemasaran domestik dan ekspor.

Page 30: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

4) Menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan model lainnya.

5) Industri kecil modern mempunyai akses untuk menjangkau sistem

pemasaran yang lebih berkembang baik di pasar domestik maupun

di pasar ekspor. Jumlah industri kecil modern mencapai 5% dari

jumlah total industri kecil di Indonesia.

b. Industri Kecil Tradisional

Jumlah industri kecil tradisional di Indonesia adalah 75% dari

jumlah total industri kecil yang ada. Industri kecil tradisional

mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1) Teknologi proses yang digunakan secara sederhana.

2) Teknologi pada bantuan UPT yang disediakan oleh Departemen

Perindustrian sebagai bagian dari program bantuan teknis kepada

industri kecil.

3) Alat perlengkapan dan mesin yang digunakan relatif sederhana.

4) Lokasinya di daerah pedesaan.

c. Industri Kecil Kerajinan

Industri kecil kerajinan atau seni kriya adalah usaha pembuatan

barang-barang dari bahan-bahan mentah dengan sifat utama tenaga

buruh yang diupah atau digaji. Industri ini disebut juga sebagai cottage

industry, yaitu suatu proses produksi dari perusahaan kecil yang dalam

pembuatannya lebih mengandalkan metode keterampilan tangan (hand

made) daripada menggunakan alat-alat mekanik.

Page 31: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3. Kerajinan Tangan

Kerajinan tangan disebut juga sebagai seni kriya, adalah seni

kerajinan tangan manusia yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan

peralatan kehidupan sehari-hari dengan tidak melupakan pertimbangan

artistik dan keindahan.

Seni kriya atau kerajinan tangan sebaiknya memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut (Made Berata, 2008) :

a. Utility atau aspek kegunaan

Yaitu seni kriya atau kerajinan tangan harus memiliki kegunaan

sebagai : Security, (jaminan tentang keamanan orang menggunakan

barang-barang itu), Comfortable (nyaman tidaknya suatu barang

digunakan) barang yang nyaman digunakan disebut barang terap.

Barang-barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis yang

tinggi. Flexibility (keluwesan penggunaan). Barang-barang seni kriya

adalah barang terap yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau

terapannya. Barang terap dipersyaratkan memberi kemudahan dan

keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam

penggunaannya.

b. Estetika atau syarat keindahan

Sebuah barang terapan betapapun nyamannya dipakai jika tidak

enak dipandang maka pemakai barang itu tidak akan merasa puas.

Keindahan dapat menambah rasa senang, nyaman, dan kepuasan bagi

Page 32: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

pemakainya. Dorongan orang memakai, memiliki, dan menyenangi

menjadi lebih tinggi jika barang itu diperindah dan berwujud estetik.

Fungsi dan tujuan pembuatan seni kriya atau kerajinan tangan

adalah :

a. Sebagai benda pakai, adalah seni kriya yang diciptakan mengutamakan

fungsinya, adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.

b. Sebagai benda hias, yaitu seni kriya yang dibuat sebagai benda

pajangan atau hiasan.

c. Sebagai benda mainan, adalah seni kriya yang dibuat untuk digunakan

sebagai alat permainan.

Jenis-jenis seni kriya atau kerajinan tangan di Nusantara antara

lain:

a. Seni kerajinan kulit, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku

dari kulit yang sudah dimasak, kulit mentah atau kulit sintetis. Contoh :

tas, sepatu, wayang, ikat pinggang.

b. Seni kerajinan logam, ialah kerajinan yang menggunakan bahan logam

seperti besi, perunggu, emas, perak. Sedangkan teknik yang digunakan

biasanya menggunakan sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan

bentuk yang diinginkan. Contoh : pisau, barang aksesoris, kerajinan

dari besi, kerajinan dari perunggu, kerajinan dari emas, kerajianan dari

perak, dan lain-lain.

c. Seni ukir kayu, yaitu kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu

yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kayu yang

Page 33: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

biasanya digunakan adalah : kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka

dan lain-lain. Contoh : mebel, relief, topeng.

d. Seni kerajinan anyaman, kerajinan ini biasanya menggunakan bahan

rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang,

enceng gondok, dan lain sebagainya. Contoh : topi, tas, keranjang.

e. Seni kerajinan batik, yaitu seni membuat pola hias di atas kain dengan

proses teknik tulis atau teknik cetak.

f. Seni kerajinan keramik, adalah kerajinan yang menggunakan bahan

baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa (dipijat,

butsir, pilin, pembakaran, dan glasir) sehingga menghasilkan barang

atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contoh : gerabah, piring,

gelas, vas, pot.

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 menetapkan bahwa usaha

kecil yang didalamnya terdapat industri kecil dan kerajinan adalah suatu

unit usaha yang mempunyai nilai aset netto (tidak termasuk tanah dan

bangunan) yang tidak melebihi Rp200 juta, atau penjualan per tahun tidak

lebih besar dari 1 milliar. Sedangkan, menurut Instruksi Presiden Nomor

10 Tahun 1999 nilai aset netto (diluar tanah dan gedung) yang dimiliki

oleh suatu pengusaha kecil dan menengah antara Rp200 juta sampai Rp.

10 milliar (Tulus Tambunan, 2002 : 49).

Badan Pusat Statistik (BPS) mengklasifikasikan industri

pengolahan dalam dua subsektor yaitu industri pengolahan non migas dan

Page 34: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pengilangan minyak bumi. Industri pengolahan non migas dibedakan atas

industri besar dan sedang, kecil dan kerajinan rumah tangga.

Perajin sendiri menurut definisi Umar Kayam adalah mereka yang

memiliki suatu ketrampilan khusus yang didapatkan dari penyampaian

secara turun-temurun lewat nenek moyangnya atau yang diperoleh melalui

proses sosialisasi dai lingkungan budayanya.

4. Permasalahan Industri Kerajinan di Indonesia

Tantangan utama yang dihadapi oleh industri nasional saat ini

adalah kecenderungan penurunan daya saing industri di pasar

internasional. Penyebabnya antara lain adalah meningkatnya biaya energi,

ekonomi biaya tinggi, penyelundupan, serta belum memadainya layanan

birokrasi.

Secara lebih spesifik, masalah dasar yang dihadapi pengusaha kecil

adalah : Pertama, kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan

memperbesar pangsa pasar. Kedua, kelemahan dalam struktur permodalan

dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-sumber

permodalan. Ketiga, kelemahan di bidang organisasi dan manajemen

sumber daya manusia. Keempat, keterbatasan jaringan usaha kerjasama

antar pengusaha kecil (sistem informasi pemasaran). Kelima, iklim usaha

yang kurang kondusif, karena persaingan yang saling mematikan. Keenam,

pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya

Page 35: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil (Mudrajad

Kuncoro, 2000 : 8).

Industri kecil dan menengah (IKM) yang memiliki potensi tinggi

dalam penyerapan tenaga kerja ternyata masih memiliki berbagai

keterbatasan yang masih belum dapat diatasi dengan tuntas sampai saat ini.

Permasalahan utama yang dihadapi oleh IKM adalah sulitnya

mendapatkan akses permodalan, keterbatasan sumber daya manusia yang

siap, kurang dalam kemampuan manajemen dan bisnis, serta terbatasnya

kemampuan akses informasi untuk membaca peluang pasar serta

menyiasati perubahan pasar yang cepat.

Sedangkan permasalahan industri kecil dan kerajinan rumah tangga

meliputi (Irsan Azhary Saleh, 1986 : 14) :

a. berkaitan dengan perihal kesempatan kerja yang secara asasi

merupakan landasan perkembangan terpenting bagi industri kecil

Indonesia. Dalam hubungan ini pembahasan berkisar pada upaya

mendeteksi dan memahami kontribusi dari sektor industri di Indonesia

terhadap penyelesaian masalah kesempatan kerja dengan tekanan

utama pada penganalisaan terhadap subsektor Industri kecil dan

kerajinan rumah tangga.

b. penelaahan terhadap sifat dasar dari industri kecil yang pada

hakekatnya bersifat informal dan tidak terorganisasi dengan baik.

Page 36: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

5. Pengembangan Industri Kerajinan di Indonesia

Pemberian pelatihan melalui pelatihan industri kerajinan perlu

digalakkan pemerintah dan dunia pendidikan seperti universitas. Bentuk

pelatihan berupa pelatihan keterampilan dan manajemen perusahaan

profesional sangat penting untuk mempertahankan kondisi pengusaha-

pengusaha di industri kerajinan. Perlu dibentuknya asosiasi pengusaha

industri kerajinan untuk memperkuat usaha ini sebagai salah satu bentuk

usaha baru yang menekankan kepada inovasi dan kreativitas

pengusahanya. Industri kerajinan berdasarkan seni yang memang dimiliki

masyarakat muda Indonesia merupakan suatu bentuk inovasi baru di saat

terengah-engahnya industri-industri besar di Indonesia saat ini.

Kebijakan terintegrasi yang harus dibuat antara lain melindungi

kreativitas anak-anak muda Indonesia ini dengan memberi kemudahan

untuk mendaftarkan kreativitasnya sebagai hak cipta yang kelak boleh

dipasarkan secara massal. Kebijakan terintegrasi ini bukan hanya untuk

sektor manufaktur kecil dan menengah seperti distro dan clothing, tetapi

juga sektor industri musik indie dan juga sektor seni murni seperti lukisan,

industri kerajinan berdasarkan lingkungan seperti seni merangkai barang-

barang bekas, dan industri lain yang memiliki basis inovasi dan kreativitas.

Page 37: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

B. Struktur Pasar

1. Pengertian dan Bentuk Pasar

Pengertian pasar menurut kajian Ilmu Ekonomi memiliki

pengertian yaitu pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara

permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang atau

jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan harga

keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan.

Terdapat tiga elemen pokok dalam struktur pasar, antara lain :

a. Pangsa pasar (market share)

Pangsa pasar adalah persentase pendapatan perusahaan dari

total pendapatan industri yang dapat diukur dari 0 persen hingga

100 persen (Jaya, 2001). Semakin tinggi pangsa pasar, semakin

tinggi pula kekuatan pasar yang dimiliki perusahaan tersebut.

Perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang tinggi akan

menciptakan monopoli yang mengejar keuntungan semaksimal

mungkin. Apabila setiap perusahaan pangsa pasarnya rendah maka

akan tercipta persaingan yang efektif.

b. Konsentrasi pasar (market concentration),

Dalam wikipedia, konsentrasi pasar dapat diartikan sebagai

fungsi dari jumlah perusahaan dan saham masing-masing dari total

produksi (alternatif, kapasitas total atau total cadangan di pasar).

Konsentrasi pasar berkaitan dengan konsep konsentrasi industri,

yang menyangkut distribusi produksi dalam suatu industri.

Page 38: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c. Hambatan-hambatan untuk masuk pasar (barrier to entry).

Pengertian struktur pasar pada hakekatnya adalah

penggolongan produsen ke beberapa bentuk pasar berdasarkan

kepada ciri-ciri seperti : (i) jenis barang yang dihasilkan, (ii)

banyaknya perusahaan dalam industri, (iii) mudah tidaknya keluar

atau masuk ke dalam industri, dan (iv) peran iklan dalam kegiatan

industri (Sukirno, 1985 : 181).

Analisis ekonomi membedakan struktur pasar dalam empat

jenis pasar, yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar

persaingan monopolistik dan pasar oligopoli.

a. Pasar Persaingan Sempurna

Pasar Persaingan Sempurna adalah pasar dimana terdapat

banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual maupun pembeli

tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar (Sukirno, 1985 : 181-

182). Pasar Persaingan Sempurna merupakan struktur pasar yang

paling cocok, karena menjamin terwujudnya kegiatan

memproduksi barang dan jasa yang tinggi efisiensinya.

Ciri-ciri dari pasar persaingan sempurna adalah :

1) Setiap perusahaan adalah price taker, berarti setiap perusahaan

yang ada di dalam pasar tidak dapat menentukan atau merubah

harga pasar.

2) Terdapat banyak penjual dan pembeli di pasar

3) Produk yang dihasilkan berbagai perusahaan adalah sama

Page 39: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

4) Terdapat kebebasan bagi perusahaan untuk keluar masuk pasar

5) Para pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang

keadaan di pasar.

Pada pasar yang bersaing sempurna terdapat kebebasan

keluar masuk dalam pasar atau industri. Seorang produsen yang

memandang bahwa dalam pasar suatu produk menguntungkan, ia

bebas memasuki pasar tanpa ada rintangan apapun. Tantangan

yang dihadapi adalah harus berani bersaing. Jika keuntungan yang

diperoleh merupakan keuntungan yang cukup baik menurut

pandangan mereka, maka mereka tetap dalam pasar.

Sebagai implikasi adanya kebebasan keluar masuk pasar

atau industri, adalah adanya kebebasan untuk mengalokasikan

sumber-sumber ekonomi yang dimiliki (modal, tenaga kerja, dan

sebagainya). Dalam pasar persaingan sempurna tidak diperlukan

promosi, karena penjual dan pembeli relatif banyak.

Harga bagi produsen dalam pasar yang bersaing secara

sempurna merupakan kesepakatan yang harus diterima oleh penjual

atau pembeli. Namun harga juga perupakan petunjuk bagi produsen

untuk mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki.

b. Pasar Monopoli

Page 40: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Struktur pasar yang sangat bertentangan dengan pasar

persaingan sempurna adalah pasar monopoli. Pasar monopoli

adalah pasar dimana terdapat hanya seorang penjual saja (Sukirno,

1985 : 183). Keuntungan yang dinikmati oleh perusahaan monopoli

adalah keuntungan murni dan diperoleh karena terdapat hambatan

yang sangat kuat karena terdapat perusahaan lain yang ingin

memasuki industri tersebut.

1) Timbulnya Monopoli:

a) Investasi yang sangat besar untuk mendirikan perusahaan.

Bagi negara-negara yang sudah berkembang perusahaan

swasta dapat melakukan investasi yang besar untuk

membangun infrastruktur. Bagi negara-negara yang

berkembang monopoli dilakukan oleh pemerintah karena

pihak swasta tidak mampu melaksanakan investasi yang

jumlahnya cukup besar.

b) Karena adanya lisensi dari pemerintah, atau ditunjuk oleh

pemerintah, hak paten suatu temuan baru.

c) Pengendalian bahan baku. Penguasaan bahan untuk

memproduksi suatu barang oleh suatu perusahaan

menjadikan perusahaan yang menguasai bahan tersebut

sebagai monopolist.

d) Pembuatan merk untuk para pesaing keluar dari pasar.

2) Ciri-ciri dari pasar monopoli adalah :

Page 41: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

a) Hanya terdapat satu penjual di pasar

b) Dapat menentukan harga (price maker) karena hanya ada

satu penjual

c) Barang yang dihasilkan oleh pasar monopoli tidak dapat

digantikan oleh barang lain

d) Adanya hambatan bagi perusahaan baru untuk memasuki

industri

e) Usaha mempromosikan penjualan secara iklan kurang

diperlukan

c. Pasar Persaingan Monopolistis

Pasar Persaingan Monopolistis adalah suatu pasar dimana

terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda

corak (differentiated product). Pasar persaingan monopolistis pada

dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis pasar yang

ekstrim, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli,

sehingga mempunyai unsur-unsur sifat pasar monopoli dan unsur-

unsur sifat pasar persaingan sempurna (Sukirno, 1985 : 184).

1) Unsur persaingan:

a) Unsur persaingan karena produsen banyak

b) Kemudahan untuk memasuki pasar

2) Unsur Monopoli:

Page 42: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

a) Adanya perbedaan produk yang dihasilkan antara produsen

satu dengan produsen yang lain dalam bentuk kualitas,

kemasan, model atau bentuk

b) Ada kekuatan untuk mengatur harga pasar

Ciri-ciri dari pasar persaingan monopolistis adalah :

a) Terdapat cukup banyak penjual, namun tidak sebanyak

seperti pada pasar persaingan sempurna

b) Barang produksinya berbeda corak (differentiated product)

sehingga secara fisik mudah dibedakan dengan produksi

perusahaan lainnya

c) Perusahaan dalam persaingan monopolistis dapat

mempengaruhi harga, namun pengaruhnya relatif kecil jika

dibandingkan dengan perusahaan oligopoli dan monopoli.

d) Hambatan untuk memasuki pasar relatif mudah

e) Karena produksi terdiferensiasi maka para pengusaha tidak

melakukan persaingan harga melainkan dalam melakukan

perbaikan mutu dan desain barang dengan melakukan

kegiatan iklan yang terus-menerus.

d. Pasar Oligopoli

Pasar Oligopoli adalah suatu pasar dimana terdapat

beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang saling

bersaingan. Dalam pasar oligopoli, kegiatan suatu perusahaan

Page 43: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

sangat dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan lainnya di dalam

industri yang sama (Sukirno, 1985 : 186).

1) Timbulnya Oligopoli

a) Adanya produsen yang beroperasi dengan skala besar,

sehingga hanya diperlukan hanya beberapa produsen saja

b) Investasi yang besar untuk masuk dalam industri

c) Hak paten

d) Mempunyai hubungan khusus dengan pelanggan

e) Menguasai dan mengawasi pasar

f) Ditunjuk oleh pemerintah

2) Ciri-ciri dari pasar oligopoli adalah :

a) Jumlah perusaahaan hanya terdiri dari sekelompok kecil

perusahaan yang mendominasi pasar

b) Barang yang diproduksi adalah barang standart atau barang

yang terdiferensiasi.

c) Kekuasaan dalam menentukan harga ada kalanya lemah dan

ada kalanya sangat kuat. Hal ini tergantung dari ada

tidaknya kerjasama diantara perusahaan-perusahaan di

pasar oligopoli

d) Terdapat hambatan yang cukup kuat yang menghalangi

perusahaan baru untuk memasuki pasar

e) Iklan sangat penting untuk menarik pembeli

Page 44: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Dalam penelitian Sulistyawati (2006), Joe S Bain membuat

batasan jumlah perusahaan yang menguasai beberapa bagian pasar dan

menggolongkannya menjadi beberapa tipe oligopoli :

1) Tipe I

Tipe ini adalah tipe oligopoli penuh atau tingkat konsentrasi

sangat tinggi. Pada tipe I ini 3 perusahaan terbesar menguasai sekitar

87% dari total penawaran output ke suatu pasar atau 8 perusahaan

terbesar menguasai 99% total penawaran output.

2) Tipe II

Tipe ini merupakan tipe oligopoli dengan tingkat konsentrasi

tinggi. Pada tipe II ini empat perusahaan terbesar menguasai 65%-75%

penawaran output, delapan perusahaan tebesar menguasai 85%-90%

penawaran output atau 20 perusahaan terbesar menguasai 95%

penawaran output.

3) Tipe III

Tipe ini merupakan tipe oligopoli dengan tingkat konsentrasi

moderat tinggi. Pada tipe ini empat perusahaan terbesar menguasai

sekitar 50%-65% penawaran output atau 20 perusahaan terbesar

menguasai 95% penawaran output.

4) Tipe IV

Tipe ini merupakan tipe oligopoli dengan tingkat konsentrasi

moderat rendah. Pada tipe ini empat perusahaan terbesar menguasai

sekitar 38%-50% penawaran output, delapan perusahaan terbesar

Page 45: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

menguasai sekitar 65% atau 20 perusahaan terbesar menguasai sekitar

70% penawaran output.

2. Unsur-unsur Struktur Pasar

Unsur-unsur struktur pasar adalah :

a. Jumlah dan Ukuran Distribusi Penjual

Dalam pasar persaingan sempurna terdapat banyak penjual dan

pembeli yang tidak satupun diantara mereka yang dapat mempengaruhi

harga. Industri yang kompetitif akan mempengaruhi efisiensi,

sementara pasar-pasar monopoli hanya terdapat satu penjual yang

dapat membatasi output dan mempengaruhi harga yang mengakibatkan

beberapa konsumen tidak mampu membeli output tersebut.

b. Jumlah dan Ukuran Distribusi Pembeli

Terdapat suatu teori yaitu Countervailling Power, inti dari teori

ini adalah konsentrasi sebagian dari pasar akan menyeimbangkan

konsentrasi dari sebagian pasar lain. Ketika jumlah penjual yang

sedikit tawar-menawar dengan sejumlah kecil pembeli, akan terdapat

kesulitan bagi penjual untuk menetapkan harga di dalam pasar.

c. Pangsa Pasar

Pangsa pasar menunjukkan presentase dari pangsa suatu

perusahaan dan seluruh total penjualan industri, dari pangsa pasar

diurutkan dari nol sampai seratus persen. Pangsa pasar adalah suatu

indikator penting untuk mengukur kekuatan monopoli dan sebagai

Page 46: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

sumber keuntungan bagi preusahaan. Terdapat hubungan antara pangsa

pasar masing-masing perusahaan dengan tingkat keuntungan.

Hubungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Rate of return = a + b market share

Dimana a adalah rate of return, yang berkompetisi dan b adalah

kemiringan garis. Nilai a menunjukkan biaya modal perusahaan yang

dibayar kepada investor sebagai ganti opportinity cost. Tingkat

keuntungan di atas a, diperoleh karena pangsa pasar meningkat

ditunjukkan dengan kemiringan b yang tinggi, sehingga

menguntungkan perusahaan (Shephered, 1997 : 71-73).

d. Konsentrasi

Konsentrasi adalah pangsa pasar dari perusahaan-perusahaan

besar, biasanya diambil empat perusahaan terbesar. Konsentrasi secara

langsung menunjukkan tingkat oligopoli (Shephered, 1997 : 73).

Konsentrasi dapat diartikan sebagai proses pangsa pasar yang dikuasai

oleh perusahaan relatif terhadap pasar total. Pada prinsipnya,

konsentrasi tidak disebabkan oleh faktor kebetulan, tetapi karena

adanya kekuatan yang permanen yang terletak di belakang konsentrasi

yang biasanya tidak berubah dari waktu ke waktu. Konsentrasi juga

menunjukkan tingkat produksi dari pasar atau industri yang hanya

terfokus pada satu atau beberapa perusahaan terbesar (Hasibuan, 1993

: 106).

Page 47: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Ada bermacam-macam ukuran tentang konsentrasi industri

seperti andil beberapa perusahaan terbesar, Kurva Lorenz, Angka Gini,

dan berbagai indeks lainnya. Pengukuran dengan indeks konsentrasi

antara lain adalah Indeks Lerner, Indeks Bain dan Indeks Herfindahl.

Bahkan seperti telah dikemukakan dalam teori ekonomi Mikro, angka

elastisitas pun dapat digunakan sebagai pengukur (Hasibuan, 1993 :

106-107).

1) Andil perusahaan

Dalam metode ini, untuk mengukur konsentrasi industri,

penggunaan share perusahaan di dalam suatu industri merupakan

bagian dari struktur pasar yang akan diketahui.

2) Kurva Lorenz

Tingkat konsentrasi industri dapat juga diukur dengan

kurva Lorenz. Dalam Kurva Lorenz, sumbu vertikal (y) adalah

jumlah kumulatif kinerja pasar yang dikuasai oleh industri,

sedangkan sumbu horisontal (x) merupakan presentase kumulatif

andil (proporsi) perusahaan di pasar dari yang terkecil hingga yang

terbesar.

Dalam kenyataannya, kurva Lorenz untuk beberapa industri

memang mengindikasikan adanya kesenjangan antara ukuran-

ukuran perusahaan. Ukuran ringkas dari kesenjangan yang

diindikasikan oleh Kurva Lorenz dapat dihitung dengan

menggunakan koefisisen Gini.

Page 48: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Semakin tinggi tingkat kesenjangan maka dapat

menunjukkan bahwa struktur pasar tidaklah kompetitif. Kelemahan

dari Angka Gini adalah tidak memperhitungkan jumlah perusahaan

dalam industri.

3) Indeks Lerner

Indeks Lerner mengukur kekuatan monopoli yang terdapat

pada pasar. Pengertian monopoli dalam hal ini bersifat relatif, tidak

mengukur secara langsung. Rumus dari Indeks Lerner adalah :

PMCPL −

=

P adalah tingkat harga produk yang dihasilkan, MC adalah

biaya marjinal dalam memproduksi barang. Nilai Indeks Lerner

adalah nol sampai dengan satu, apabila Indeks Lerner senakin

mendekati satu maka pasar akan berbentuk monopoli. Kelemahan

Indeks Lerner adalah meskipun sama-sama perusahaan monopoli

dengan skala berbeda akan tetapi nilai Indeks Lernernya sama

(Hasibuan, 2000 : 133).

4) Indeks Bain

Dalam buku yang ditulisnya pada tahun 1956 (Barrier to

New Competition). Joe S.Bain membuat suatu formula perhitungan

laba. Berdasarkan batasan teoritik, laba adalah kelebihan

penghasilan dari ongkos total, yang merupakan bagian dari

pendapatan perusahaan.

Page 49: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Perhitungan laba menurut konsep akuntansi adalah

penghasilan dikurangi ongkos dan depresiasi, tetapi Bain

menghitung lagi nilai investasi dari pemilik perusahaan (V), dan

tingkat bunga yang berlaku. Jadi batasan laba secara ekonomis

menurut Bain adalah R-C-D-iV. R adalah Revenue; C adalah

ongkos pada tahun berjalan dalam memproduksi; i adalah tingkat

bunga yang berlaku yang merupakan resiko dalam nilai investasi.

Bain mengukur tingkat keuntungan suatu industri. Tingkat

keuntungan dapat dibandingkan antara industri. Dengan demikian,

tingkat laba tidak hanya untuk satu perusahaan tetapi bersifat

agregatif dalam suatu industri yang diamati

ViVDCRIB −−−

=

Bain tidak sekedar mengukur kekuatan monopoli tetapi

juga konsentrasi industri dengan menggunakan laba sebagai salah

satu variabel kinerja. Dipublikasikan oleh Bain bahwa apabila

tingkat laba relatif tinggi, maka diperkirakan bahwa industri

tersebut mempunyai struktur pasar monopoli (Hasibuan, 2000 :

115-116).

5) Indeks Herfindahl

Indeks Herfindahl sangat sensitif terhadap andil perusahaan

yang terbesar karena semakin kecil andil yang diberikan oleh

perusahaan, maka semakin kurang berarti dalam indeks ini. Jadi

indeks ini melengkapi kekurangan dari rasio konsentrasi yang

Page 50: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

hanya memberi info tentang pangsa pasar sedikit perusahaan-

perusahaan terbesar dalam industri.

C. Kinerja

Pengukuran kinerja dipandang sebagai pengukuran atas seberapa jauh

perilaku pasar barang industri menyimpang dari tujuan ekonomi. Kinerja

difokuskan pada tiga elemen pokok, yaitu efisiensi, perkembangan teknologi

dan pemerataan distribusi (Shepered, 1997 : 33-37).

1. Efisiensi

Pengertian efisiensi secara sederhana adalah menghasilkan nilai

output yang maksimum dari sejumlah nilai input tertentu. Efisiensi

digolongkan menjadi efisiensi internal dan efisiensi alokasi.

a. Efisiensi Internal

Efisinsi internal diperoleh dari pengelolaan yang baik dalam

perusahaan. Para manajer menggunakan segala macam cara untuk

memacu para pekerja, menekan segala macam biaya dan mengawasi

pelaksanaan-pelaksanaan yang menyimpang. Masalah yang terjadi

dalam efisiensi internal adalah inefisiensi-X. Inefisiensi-X adalah

merupakan suatu kondisi dimana biaya produksi yang terjadi lebih

besar dari biaya minimum yang masih mungkin dicapai oleh

perusahaan.

Tingkat Infesiensi-X = Biaya kelebihan (Excess Cost)

Biaya Minimum (Minimum Cost)

Page 51: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Efisiensi Alokasi

Efisiensi Alokasi menentukan kondisi ekuilibrium secara

umum. Kondisi ini terjadi pada saat output berada pada saat tingkat

dimana biaya marjinal (MC) sama dengan harga (P) dari masing-

masing produksi setiap perusahaan di dalam perekonomian secara

keseluruhan. Harga juga akan sama dengan tingakat biaya rata-rata

(AC) minimum dalam jangka panjang.

2. Perkembangan Teknologi

Inovasi merupakan sesuatu yang dinamis, karena selalu membawa

produk dan proses yang baru. Untuk mengembangkan inovasi dibutuhkan

sumber daya yang tidak sedikit dan ditandai dengan keadaan

ketidakpastian. Kriteria dasar dari perkembangan teknologi adalah sama

dengan efisiensi alokasi. Efisiensi mensyaratkan bahwa sumber daya yang

ada sekarang dicurahkan untuk mengembangkan teknologi sesuai dengan

yang diharapkan yaitu pendapatan marjinal sama dengan biaya.

3. Pemerataan Distribusi

Pemerataan distribusi meliputi tiga unsur, yaitu kekayaan,

pendapatan dan kesempatan. Kekuatan pasar menyebabkan ketidakadilan,

khususnya distribusi kekayaan pada struktur pasar dengan konsentrasi

tinggi. Dampak ketidakadilan distribusi pendapatan tercermin dari

perusahaan monopoli dan dari ukuran perusahaan.

Page 52: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Pendapatan dapat terlihat dari upah, gaji dan pembayaran bonus

kepada pekerja. Dalam perusahaan yang mempunyai kekuatan pasar

mampu membayar lebih kepada pekerja. Pembayaran yang lebih dapat

diberikan pada waktu lembur.

Kekuatan monopoli biasanya mengurangi kesempatan berusaha

dan menyebabkan pengurangan jumlah perusahaan hanya tinggal menjadi

satu. Selain itu kekuatan monopoli mengurangi variasi dan tanggung

jawab perusahaan sebagai penjual kepada konsumen dan kepada pekerja

dalam hal memilih pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (Shepered,

1997 : 130-134).

D. Hubungan Struktur Pasar dan Kinerja Pasar

Seperti yang telah diuraikan di atas, dimana struktur pasar

mempengaruhi perilaku seperti kebijakan-kebijakan yang diambil oleh

perusahaan. Perilaku tersebut pada akhirnya mempengaruhi tingkat

keuntungan dan efisiensi.

Dalam penelitian Wisnu (2004), disebutkan bahwa beberapa penelitian

telah dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan tersebut, khususnya

antara struktur pasar dengan kinerja, seperti :

1. Konsentrasi dengan tingkat keuntungan

Berdasar penelitian Bain, menemukan hubungan antara rate of

return dengan tingkat konsentrasi. Rate of return rata-rata dari industri

yang terkonsentrasi lebih tinggi dibandingkan dengan industri yang tidak

Page 53: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

terkonsentrasi, sementara Leonard Weiss mendapatkan hubungan positif

antara keuntungan dengan produk dari industri konsentrasi tinggi dan

hambatan masuk yang tinggi.

2. Konsentrasi dengan tingkat harga

Menurut Stigler dan Chamberlin menyatakan bahwa kolusi yang

efektif, yang diukur dari price-cost margins, akan meningkat dengan

konsentrasi. Perbedaan antara harga dan biaya untuk rata-rata produksi

akan tinggi di pasar monopoli daripada di pasar persaingan sempurna.

Sejumlah peneliti melihat hubungan antara rasio konsentrasi dengan price-

cost margins di pasar, dimana price-cost margins lebih tinggi di dalam

industri yang terkonsentrasi daripada industri yang tidak terkonsentrasi.

3. Konsentrasi dengan perubahan teknologi

Penelitian yang menyangkut hubungan konsentrasi dengan

perubahan teknologi dilakukan oleh Stigler dan Philips. Stigler

menunjukkan adanya hubungan yang berkebalikan antara konsentrasi

dengan peningkatan produktivitas sementara Philips menemukan

hubungan yang positif. Hal ini dikarenakan Stigler menggunakan metode

firm concentration ratio, sedang Philips menggunakan plant concentration

ratio.

Hubungan antara struktur pasar dan kinerja pasar dilihat dari

hubungan rasio konsentrasi semua industri kerajinan tangan atas variabel

pendapataan dengan kinerja kerajinan tangan yang diwakili oleh

Rentabilitas Ekonomi dan Profit Margin untuk menganalisis hubungan

Page 54: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

antara struktur dan kinerja menggunakan metode koefisien korelasi.

Koefisien korelasi merupakan ukuran besar kecilnya atau kuat lemahnya

suatu hubungan antara variabel-variabel apabila bentuk hubungan tersebut

linier. Dalam analisis korelasi, dua variabel diperlakukan secara simetris,

tidak ada perbedaan antara variabel yang menerangkan. Metode koefisien

korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment :

r = ))(( 22∑ ∑

∑YiXi

XiYi

r = [ ][ ]∑∑∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

−2222 )()(

))((

YiYiNXiXiN

YiXiXiYiN

Keterangan ,

r = koefisien korelasi sample

X = variabel struktur industri kerajinan tangan di Kota Surakarta

Y = variabel kinerja industri kerajinan tangan di Kota Surakarta

N = jumlah industri kerajinan tangan

Apabila r mendekati 1 atau -1 berarti terdapat hubungan yang kuat,

sebaliknya apabila r mendekati nol maka hubungan lemah atau tidak ada

hubungan. Apabila r sama dengan 1 atau -1, berarti terdapat hubungan

yang positif sempurna.

Beberapa sifat r adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995 : 46-47) :

1. r dapat positif atau negatif, tandanya tergantung pada tanda faktor

pembilang, yang mengukur kovariansi sample kedua variabel.

2. Terletak antara batas -1 dan +1, yaitu -1 ≤ r ≤ 1.

Page 55: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3. Sifat dasarnya simetris, yaitu koefisisen korelasi antara X dan Y (r xy )

sama dengan koefisien korelasi antara Y dan X (r yx ).

4. Tidak tergantung pada titik asal (origin) dan skala.

5. Apabila ada X dan Y bebas secara statistik, koefisien korelasi antara

keduanya 0 (nol), tetapi kalau r = 0, ini tidak berarti kedua variabel

adalah bebas. Dengan kata lain, korelasi nol tidak perlu berarti

kebebasan.

6. r hanyalah hubungan linier atau ketergantungan linier saja, tidak

mempunyai arti untuk menggambarkan hubungan non linier.

7. Meski r adalah hubungan linier antara dua variabel, tetapi tidak perlu

berarti adanya hubungan sebab akibat.

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran digunakan untuk menunjukkan arah penyusunan

penelitian dan mempermudah dalam menganalisa masalah yang dihadapi,

maka diperlukan suatu kerangka pemikiran yang akan memberikan gambaran

tahap-tahap penelitian untuk mencapai suatu kesimpulan.

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

Kinerja Rentabilitas Ekonomi

Profit Margin

Struktur Pendapatan

Page 56: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Keterangan :

Analisis yang digunakan dalam Ekonomi Industri adalah pendekatan

Struktur, Perilaku dan Kinerja. Hubungan antara Struktur, Perilaku dan

Kinerja sangat berkaitan dimana ketiganya saling mempengaruhi satu sama

lain. Bentuk struktur pasar akan mempengaruhi perilaku dari perusahaan dan

selanjutnya perilaku akan mempengaruhi kinerja. Kinerja pada akhirnya juga

akan kembali mempengaruhi bentuk struktur pasar dan perilaku.

Struktur industri kerajinan tangan dihitung berdasarkan variabel

pendapatan dengan menggunakan rasio konsentrasi dan Indeks Herfindahl.

Sedangkan untuk mengetahui kinerja industri kerajinan tangan dapat dilihat

dari tingkat profitabilitas dengan menggunakan perhitungan Rentabilitas

Ekonomi dan Profit Margin.

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan anggapan sementara yang masih memerlukan

pengujian. Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

dikemukakan, maka penulis mengajukan hipotesis yang akan diuji

kebenarannya sebagai berikut :

1. Diduga struktur pasar dari industri kerajinan tangan yang dilihat dari

tingkat pendapatan merupakan industri yang terkonsentrasi dan mengarah

pada bentuk pasar oligopoli.

2. Diduga kinerja dari industri kerajinan tangan yang dilihat dari tingkat

pendapatan adalah efisien.

Page 57: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

3. Diduga hubungan antara struktur pasar dengan kinerja industri kerajinan

tangan di Kota Surakarta adalah signifikan.

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Suryawati (2005) mengenai Struktur, Pasar dan Kinerja

Industri Tekstil dan Pakaian Jadi di Provinsi DIY. Metode-metode yang

digunakan diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu: analisis struktur

industri, perilaku industri, dan kinerja industri. Analisis kinerja industri

dilakukan dengan menggunakan analisis Price-Cost-Margin (PCM). Hasil

penghitungan menunjukkan bahwa perusahaan skala besar dan sedang

memproduksi sekitar 81,88 persen dari total produksi tekstil dan pakaian jadi

domestik di Provinsi DIY. Artinya, peran perusahaan skala kecil dan mikro

dan lainnya hanya tersisa sekitar 18 persen. Struktur industri tekstil dan

pakaian jadi di Provinsi DIY diproduksi oleh industri skala besar dan sedang,

sehingga pangsa untuk industri kecil, mikro dan lainnya hanya sedikit. Indeks

keterkaitan ke belakang industri tekstil dan pakaian jadi relatif tinggi, sehingga

kenaikan permintaan terhadap industri ini akan meningkatkan permintaan

sektor-sektor pemasoknya secara signifikan. Indeks keterkaitan ke depan

relatif rendah, sehingga kenaikan permintaan output sektor-sektor pengguna

tidak akan meningkatkan permintaan output industri tekstil dan pakaian jadi

secara signifikan. Industri tekstil dan pakaian jadi sangat tergantung pada

sektor-sektor pemasok inputnya. Dengan mengacu pada hasil analisis SWOT,

maka ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh industri tekstil dan

Page 58: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pakaian jadi di Provinsi DIY, yaitu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak

dalam investasi mesin produksi, melakukan efisiensi operasional dan strategi

pemasaran yang agresif terutama ke pasar-pasar baru, meningkatkan kualitas

produk dan layanan kepada konsumen, dan menggunakan Teknologi

Informasi dan Komunikasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk

serta kualitas SDM.

Penelitian oleh Wisnu Yudananto (2004) dengan judul “Struktur Pasar

dan Kinerja Industri Warung Internet di Kota Surakarta” menggunakan

analisis rasio konsentrasi dan Indeks Herfindahl atas dasar variabel

pendapatan mengindikasikan bahwa struktur pasar industri warnet termasuk

oligopoli. Keuntungan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dipengaruhi

oleh pangsa pasar dari perusahaan tersebut dan akan menjadi lebih besar jika

perusahaan tersebut mempunyai kekuatan pasar yang semakin besar pula.

Semakin tinggi tingkat konsentrasi menunjukkan bahwa keuntungan sebagian

besar perusahaan juga semakin turun.

Penelitian oleh Cahyatiningsih (2005) dengan judul “Analisis Struktur

Pasar dan Kinerja Industri Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia

Sebelum dan Sesudah Krisis Moneter (Studi Kasus tahun1992-2001)” dengan

menggunakan uji korelasi, hubungan struktur pasar menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan secara nyata antara variabel struktur pasar bank itu berdasar

asset, dana pihak ketiga, maupun kredit yang diberikan dengan variabel

kinerja, dengan menggunakan analisis paired sample t test pada tingkat

kepercayaan sebesar 95% dihasilkan kesimpulan bahwa secara rata-rata tidak

Page 59: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

ada perbedaan yang signifikan pada kinerja CAR dan LDR antara sebelum dan

sesudah krisis moneter.

Terdapat beberapa alasan mengapa Ekonomi Industri penting untuk

dipelajari. Pertama, praktek-praktek struktur pasar yang semakin

terkonsentrasi dalam kegiatan bisnis telah dikenal sejak lama. Kedua, semakin

tinggi konsentrasi industri cenderung mengurangi persaingan antar perusahaan

yang kemudian membawa perilaku yang kurang efisien. Ketiga, konsentrasi

industri menimbulkan konsentrasi kekayaan yang berakibat pada

ketidakmerataan usaha.

Page 60: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dengan unit analisis

penelitian terhadap pengusaha kerajinan tangan yang ada di Kota Surakarta

tahun 2010. Alasan memilih Kota Surakarta karena kontribusi industri

kerajinan tangan yang termasuk dalam sektor industri pengolahan di Kota

Surakarta terhadap PDRB meningkat dari tahun ke tahun. Selain dapat

dijangkau, peneliti juga merasa Kota Surakarta dapat mewakili fenomena yang

telah penulis kemukakan sebelumnya akan peluang dan prospektif industri

kerajinan tangan pada umumnya.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder, dimana data primer yakni data yang diperoleh secara langsung dari

wawancara serta pengisian kuisioner oleh pengusaha kerajinan tangan. Data

primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section, artinya

data yang diambil pada tahun yang sama.

Sedangkan yang dimaksud dengan data sekunder adalah data

pendukung data primer, diperoleh dari sumber sekunder, misalnya dari

lembaga-lembaga atau instansi yang berhubungan dengan penelitian ini

Page 61: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dengan cara mengambil data statistik yang telah ada serta dokumen-dokumen

terkait yang diperlukan.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,

2004)

Populasi dalam penelitian ini adalah para pengusaha kerajinan tangan

di Kota Surakarta yaitu sebanyak 60 pengusaha yang dikelompokkan

berdasarkan lokasi. Dalam pelaksanaan suatu penelitian, kadang-kadang

populasi sasaran yang hendak diteliti demikian besar jumlahnya sehingga akan

lebih praktis jika digunakan sampel daripada populasi. Namun demikian, ada

beberapa penelitian survei dalam bidang pendidikan, psikologi, dan bidang-

bidang disiplin ilmu lain yang tidak memerlukan sampel karena kecilnya

ukuran populasi yang akan diteliti (Sevilla et al, 1993 : 160). Oleh karena itu,

seluruh populasi akan digunakan dalam penelitian ini. Namun dalam

kenyataan di lapangan, dari 60 responden hanya terdapat 56 pengusaha yang

masih eksis.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Apabila populasi besar dan peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. (Sugiyono, 2004).

Page 62: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

D. Definisi Operasional Variabel

Batasan pengertian dari variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Struktur Pasar

Struktur pasar menggambarkan pangsa pasar dari perusahaan-

perusahaan yang terkait. Struktur pasar merupakan karakteristik dari

organisasi perusahaan yang dapat mempengaruhi sifat kompetisi dan

harga. Variabel struktur pasar yang digunakan meliputi :

a) Modal Usaha adalah seluruh dana yang ditanamkan ke dalam

perusahaan baik berupa kas, gedung dan dinyatakan dalam rupiah.

b) Pendapatan merupakan hasil kegiatan operasional pengusaha rata-rata

per bulan yang diperoleh dari jumlah produk fisik yang dihasilkan

dikalikan dengan harga jualnya dan diukur dalam satuan rupiah.

c) Biaya adalah seluruh pengeluaran operasional perusahaan yang diukur

dalam satuan rupiah.

d) Laba adalah selisih antara pendapatan dengan biaya operasional

selama satu bulan dan dinyatakan dalam rupiah.

2. Kinerja

Kinerja merupakan hasil kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan

perilaku industri. Variabel yang digunakan antara lain :

Page 63: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

a) Rentabilitas ekonomi

Yaitu perbandingan antara laba usaha dengan modal usaha dan

dinyatakan dalam presentase. Rentabilitas itu sendiri memiliki

pengertian menurut Riyanto (1999:35) adalah kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Dengan demikian,

tingkat rentabilitas yang tinggi dapat mengakibatkan penerimaan yang

tinggi pula.

b) Profit margin

Yaitu perbandingan antara laba usaha dengan pendapatan yang

diperoleh dan dinyatakan dalam presentase. Dengan adanya profit

margin maka menunjukkan kinerja perusahaan yang efisien.

E. Metode Pengolahan Data

1. Metode observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan

pengamatan secara langsung pada obyek yang diteliti.

2. Metode kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden yang dilakukan

secara sistematis, teratur dan berdasarkan pada tujuan penelitian.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diisi

oleh responden, dibuat dalam pertanyaan terbuka dan tertutup. Pertanyaan

Page 64: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

terbuka adalah daftar pertanyaan yang tidak memberikan alternatif

jawaban kepada responden, sehingga responden bebas dalam menjawab

sejumlah pertanyaan yang diajukan peneliti. Pertanyaan tertutup adalah

jenis pertanyaan yang memberikan alternatif jawaban kepada responden,

sehingga responden dapat memilih salah satu dari berbagai alternatif

jawaban yang diberikan peneliti.

F. Metode Analisis Data

1. Pengukuran stuktur pasar

Struktur pasar berhubungan dengan karakteristik dan pentingnya

pasar tersebut di dalam perekonomian. Kondisi demikian dapat

diidentifikasikan dengan mengacu pada jumlah dan ukuran distribusi dari

penjual dan pembeli di pasar tersebut (konsentrasi pasar), batasan suatu

produk memiliki perbedaan (diferensiasi), dan tingkat kemudahan

memasuki pasar bagi perusahaan baru. Faktor-faktor di atas merupakan

karakteristik utama, yang paling umum digunakan untuk menganalisis

struktur pasar. Cara pengukuran struktur pasar yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

a) Rasio Konsentrasi (Concentration Ratio)

Concentration ratio adalah persentase dari “market share“

yang dimiliki oleh perusahaan besar (m) dalam suatu industri, dimana

m merupakan beberapa perusahaan besar yang memiliki spesifikasi

tertentu, biasanya diambil 4 perusahaan besar, tetapi jumlahnya kadang

Page 65: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

lebih besar atau lebih kecil dari 4 . Concentration Ratio kerap kali

dinyatakan sebagai CRm, contoh : CR4.

Rasio konsentrasi : CRm = ∑=

m

iSi

1

Keterangan, CR = konsentrasi industri m perusahaan terbesar

Si = pangsa pasar perusahaan ke-i

Jadi, untuk rasio konsentrasi 4 perusahaan terbesar adalah :

CR4 = S1 + S2 + S3 + S4 , dimana

CR4 : rasio konsentrasi 4 perusahaan terbesar

S : presentase pangsa pasar suatu perusahaan

Semakin besar angka persentasenya (mendekati 100 persen)

berarti semakin besar konsentrasi industri dari produk tersebut. Jika

rasio konsentrasi suatu industri mencapai 100 persen maka bentuk

pasarnya adalah monopoli (Jaya, 2001). Sedangkan untuk pasar

persaingan sempurna CR4 akan mendekati nilai 0 (nol), karena

perusahaan-perusahaan dengan output terbesarpun mempunyai

proporsi yang sangat kecil pada industri tersebut.

Jika CR4 mendekati nol, hal tersebut menggambarkan

persaingan industri tersebut sangat ketat atau ekstrim, artinya keempat

perusahaan tersebut tidak memiliki pangsa pasar (market share) yang

cukup signifikan. Secara umum, jika hasil CR4 kurang dari 40, maka

empat perusahaan besar tersebut memiliki kurang dari 40% market

share, yang menggambarkan bahwa industri tersebut sangat ketat

dalam persaingan, karena itu tidak ada perusahaan yang memiliki

Page 66: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

pangsa pasar yang besar. Secara ekstrim, misalkan CR1 (hanya satu

perusahaan) memiliki CR 90%, maka perusahaan tersebut

mengendalikan pasar secara efektif, hal tersebut menjadi suatu

monopoli (Mudrajad, 1980)

Nilai CR4 berada pada kisaran antara 0% sampai dengan

100%. Berdasarkan nilai CR4 dapat diidentifikasikan struktur suatu

pasar, yaitu pasar dengan konsentrasi rendah, dimana nilai CR4

dibawah 50%; pasar dengan konsentrasi sedang yang memiliki nilai

CR4 antara 50% sampai dengan 85%; dan pasar dengan konsentrasi

tinggi dengan nilai CR4 di atas 85% (Lee, 2007 : 21). Semakin tinggi

konsentrasi-konsentrasi perusahaan dalam pasar, maka semakin besar

kemampuannya untuk mengendalikan pasar sehingga semakin besar

kemampuan perusahaan untuk menentukan harga dan produknya

dalam rangka meraih laba maksimal.

b) Indeks Herfindahl

Pada perkembangannya, rasio konsentrasi dianggap memiliki

kelemahan, yaitu tidak mewakili perusahaan-perusahaan (market

share) semua perusahaan dalam industri, hal lainnya yaitu tidak

memberikan informasi tentang distribusi atas ukuran perusahaan.

Suatu contoh , jika ada perubahan yang signifikan dalam market shares

diantara beberapa perusahaan, termasuk rasionya, nilai dari CR

(Concentration Ratio) tidak akan berubah. Kemudian muncul indeks

Page 67: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Herfindahl-Hirschman Index (HHi), yaitu jumlah dari kuadrat pangsa

pasar untuk semua perusahaan dalam suatu industri (Mudrajad, 2007 :

156). Indeks Herfindahl atau Herfindahl-Hirschman Index (HHI)

digunakan untuk menunjukkan kondisi pangsa pasar seluruh

perusahaan dalam industri

Indeks Herfindahl : IH = 2

1∑=

=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛kn

i TX

Keterangan, n = jumlah perusahaan dalam suatu industri

X= besaran absolut dari variabel yang diamati pada

perusahaan ke-i

T = jumlah keseluruhan variabel yang diukur

Dalam penelitian Suryawati (2006), tidak seperti concentration

ratio (CR), HHI akan berubah, jika ada pergeseran dalam pangsa pasar

(market share) diantara perusahaan. HHI dihitung dengan mengambil

jumlah dari kuadran atas pangsa pasar setiap perusahaan dalam suatu

industri. Contoh, hanya ada satu perusahaan dalam industri, berarti

perusahaan tersebut memiliki 100% market share, maka HHI sama dengan

10.000 (nilai maksimum dari Herfindahl-Hirschman Index). Secara

ekstrim, jika perusahaan tersebut sangat banyak, sangat kompetitif, maka

masing-masing perusahaan memiliki pangsa pasar mendekati nol sehingga

menggambarkan suatu persaingan sempurna (perfect competition). Apabila

HHI kurang dari 1000, maka menggambarkan pasar yang secara relatif

tidak terkonsentrasi. HHI antara 1000 dan 1800 mewakili suatu pasar yang

Page 68: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

terkonsentrasi secara moderat. Nilai IH berkisar antara 0 ≤ IH ≤ 1. Nilai

IH=1 apabila dalam indeks hanya ada satu perusahaan yang mengenai

pasar.

2. Pengukuran kinerja

Untuk mengukur kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkat

profitabilitas ekonomi dan Profit Margin.

a. Rentabilitas Ekonomi

Menurut Riyanto (1999 : 35), rentabilitas adalah kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Dengan

demikian maka tingkat rentabilitas yang tinggi dapat mengakibatkan

penerimaan yang tinggi pula. Mengukur efisiensi perusahaan

berdasarkan jumlah keuntungan semata kurang tepat, sebab

keuntungan yang tinggi belum tentu disertai tingkat rentabilitas yang

tinggi pula. Untuk mengukur tingkat rentabilitas yang ada pada

perusahaan dapat dilakukan dengan bermacam–macam cara,

tergantung pada laba atau modal mana yang akan diperbandingkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas lebih penting

dibandingkan laba, karena laba yang besar belum merupakan ukuran

bahwa perusahan itu telah bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat

diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan

kekayaan modal yang menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain

menghitung rentabilitasnya. (Riyanto, 1999 : 37)

Page 69: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Rentabilitas Ekonomi atau Return on Investment (ROI)

Rentabilitas Ekonomi (Return On Investment) adalah perbandingan

antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal pinjaman yang

dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut yang dinyatakan

dalam presentase (%). Dalam menghitung rentabilitas ekonomi ini,

modal sendiri dan modal pinjaman dianggap sebagai satu kesatuan.

Dengan menghitung ROI ini kita dapat memperoleh gambaran

efisiensi usaha secara keseluruhan. Rentabilitas Ekonomi dapat

dihitung dengan menggunakan rumus:

Rentabilitas Ekonomi = %100xModalLaba (RE)

b. Profit Margin

Profit margin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

tinggi rendahnya ROI. Profit Margin adalah perbandingan antara laba

usaha dengan pendapatan bersih, perbandingan tersebut dinyatakan

dalam bentuk persentase.

Profit Margin = %100tan

xPendapa

Laba (PM)

Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat

dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan tingkat pendapatan,

dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa perhitungan profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan pendapatan

Page 70: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

yang diterima. Semakin tinggi profit margin yang diterima perusahaan

berarti semakin efisien operasi perusahaan tersebut.

Setelah diketahui kinerja dari masing-masing perusahaan,

kemudian dihitung rata-rata tiap variabel untuk dianalisis apakah sudah

cukup efisien. Apabila nilai RE dan PM bernilai positif maka

dikatakan kinerja sudah efisien.

Page 71: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Letak Geografis

Kota Surakarta adalah salah satu kota di Propinsi Jawa Tengah.

Kota Surakarta merupakan dataran rendah (dengan ketinggian ± 92 meter

diatas permukaan air laut) dan berada antara pertemuan sungai-sungai

Pepe, Jenes dan Bengawan Solo serta terletak di cekungan lereng

pegunungan lawu dan merapi. Secara geografis, kota Surakarta terletak di

antara 110º45’15’’-110º45’35’’ Bujur Timur dan antara 7º36’00’’-

7º56’00’’Lintang Selatan. Terletak pada jalur Jogja-Semarang sehingga

sangat strategis untuk melakukan perdagangan. Secara administratif, Kota

Surakarta berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kabupaten Dati II Karanganyar dan Kabupaten Dati II

Boyolali.

Sebelah Timur : Kabupaten Dati II Sukoharjo dan Kabupaten Dati II

Karanganyar.

Sebelah Selatan : Kabupaten Dati II Sukoharjo.

Sebelah Barat : Kabupaten Dati II Sukoharjo dan Kabupaten Dati II

Karanganyar.

Page 72: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Gambar 4.1 Peta Kota Surakarta

2. Keadaan Wilayah

a. Keadaan Iklim

Di Kota Surakarta, suhu udara rata-rata berkisar antara 24,7ºC

sampai dengan 27,9ºC. Tingkat kelembaban udara berkisar antara 64

persen sampai dengan 85 persen. Pada bulan Februari terjadi hari hujan

terbanyak, yaitu sebesar 23 hari.

Page 73: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Untuk curah hujan yang terbanyak sebesar 699 mm, yang jatuh

pada bulan Oktober. Sedangkan rata-rata curah hujan saat hari hujan

terbesar juga jatuh pada bulan November, yaitu sebesar 33,1 m per hari

hujan (BPS, Surakarta Dalam Angka 2008).

b. Keadaan tanah

Keadaan wilayah Kota Surakarta secara umum adalah datar,

hanya di bagian utara dan timur yang agak bergelombang dengan

ketinggian kurang lebih 92 meter diatas permukaan air laut.

Jenis tanahnya sebagian merupakan tanah liat berpasir

termasuk Regosol kelabu dan Alluvial, di bagian utara berupa tanah

liat Grumosol serta wilayah bagian timur laut tanahnya Litosol

Mediteranian.

3. Sumber Daya Lahan

a. Luas Penggunaan Lahan

Secara administratif, Kota Surakarta mempunyai luas wilayah

kurang lebih 44,04 km2 yang terbagi dalam 5 kecamatan, 51 kelurahan,

595 RW (Rukun Warga), 2.669 RT (Rukun Tetangga), dan 130.440

KK (Kepala Keluarga). Sebanyak 61,68% dari luas lahan yang ada

digunakan sebagai tempat pemukiman dan 20% digunakan untuk

kegiatan ekonomi.

Adapun lima kecamatan yang terdapat di Kota Surakarta yaitu :

Laweyan (11 Kelurahan), Serengan (7 Kelurahan), Pasar Kliwon (9

Page 74: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Kelurahan), Jebres (11 Kelurahan), dan Banjarsari (13 Kelurahan).

Kelurahan yang tersebar dalam lima kecamatan itu adalah :

1) Kecamatan Laweyan terdiri dari Kelurahan Pajang, Kelurahan

Laweyan, Kelurahan Bumi, Kelurahan Panularan, Kelurahan

Penumping, Kelurahan Sriwedari, Kelurahan Purwosari, Kelurahan

Sondakan, Kelurahan Kerten, Kelurahan Karangasem, dan

Kelurahan Jajar.

2) Kecamatan Serengan terdiri dari Kelurahan Joyotakan, Kelurahan

Danukusuman, Kelurahan Serengan, Kelurahan Tipes, Kelurahan

Kratonan, Kelurahan Jayengan, dan Kelurahan Kemlayan.

3) Kecamatan Pasar Kliwon terdiri dari Kelurahan Joyosuran,

Kelurahan Semanggi, Kelurahan Pasar Kliwon, Kelurahan

Gajahan, Kelurahan Baluwarti, Kelurahan Kampung Baru,

Kelurahan Kedung Lumbu, Kelurahan Karangasem, Kelurahan

Sangkrah, dan Kelurahan Kauman.

4) Kecamatan Jebres terdiri dari Kelurahan Kepatihan Kulon,

Kelurahan Kepatihan Wetan, Kelurahan Sudiroprajan, Kelurahan

Gandekan, Kelurahan Sewu, Kelurahan Pucang Sawit, Kelurahan

Jagalan, Kelurahan Purwodiningratan, Kelurahan Tegalharjo,

Kelurahan Jebres, dan Kelurahan Mojosongo.

5) Kecamatan Banjarsari terdiri dari Kelurahan Kadipiro, Kelurahan

Nusukan, Kelurahan Gilingan, Kelurahan Stabelan, Kelurahan

Kestalan, Kelurahan Keprabon, Kelurahan Timuran, Kelurahan

Page 75: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Ketelan, Kelurahan Punggawan, Kelurahan Mangkubumen,

Kelurahan Manahan, Kelurahan Sumber, dan Kelurahan

Banyuanyar.

B. Aspek Demografi

1. Jumlah Penduduk Menurut Umur

Dengan melihat komposisi penduduk menurut umur di Surakarta,

dapat diketahui besarnya angka ketergantungan (Dependency Ratio) yang

ada. Angka ketergantungan menunjukan banyaknya penduduk yang

bekerja dan yang sudah tidak bekerja, yaitu menggantungkan hidupnya

baik secara ekonomi, sosial dan medis terhadap penduduk yang produktif.

Untuk mengetahui angka ketergantungan penduduk di Surakarta dapat

dilihat dengan melalui pembagian komposisi penduduk sebagai berikut :

1) Penduduk golongan usia muda (belum produktif)

2) Penduduk golongan usia kerja (usia produktif)

3) Golongan penduduk usia tua (sudah tidak produktif)

Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa struktur penduduk menurut

kelompok usia produktif tertinggi pada kelompok umur 20 – 24 sebesar

57.833 jiwa atau sebesar 11,06%. Keadaan ini sangat dimungkinkan

karena Kota Surakarta merupakan basis dari pendidikan dan tenaga kerja

yang berpotensi pada usia tersebut. Penduduk usia kerja ini bisa menjadi

potensi yang cukup besar dalam ketenagakerjaan. Sedangkan presentase

Page 76: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

terendah adalah penduduk usia 60-64 tahun atau sebesar 3,35%. Total

jumlah penduduk usia kerja mencapai 522.934 orang.

Jumlah penduduk Surakarta menurut jenis kelamin dan kelompok

umur seperti terlihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Penduduk Surakarta Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin Tahun 2008

Kelompok Usia

Jenis Kelamin Jumlah

Presentase

(%) Laki-laki Perempuan

0 – 4 17.548 17.781 35.323 6,75 5 – 9 21.098 18.726 39.825 7,61

10 – 14 16.592 18.725 35.317 6,75 15 – 19 20.861 22.277 43.138 8,25 20 – 24 27.968 29.865 57.833 11,06 25 – 29 24.656 24.420 49.076 9,38 30 – 34 19.676 21.810 41.487 7,93 35 – 39 19.439 20.388 39.826 7,61 40 – 44 18.493 20.150 38.642 7,39 45 – 49 13.513 21.572 38.086 7,28 50 – 54 13.511 17.305 30.815 5,89 55 – 59 11.852 13.275 25.127 4,80 60 – 64 9.008 8.535 17.543 3,35

65+ 13.037 20.858 33.896 6,48 Jumlah 247.246 275.697 522.934 100

Sumber: BPS Kota Surakarta, diolah

Dalam hubungan ini muncul teori tentang beban ketergantungan

yaitu penduduk tergantung dari hasil produksi angkatan kerja atau

sebaliknya beban tanggungan yang dipikul oleh angkatan kerja untuk

memenuhi kebutuhan hidup bagi penduduk secara menyeluruh. Secara

matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Page 77: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Angka ketergantungan =

Dari hasil perhitungan dengan memasukkan angka – angka dari

tabel 4.1 kedalam rumus diatas, maka akan diperoleh angka – angka

ketergantungan sebagai berikut :

[110.465 + 33.896] : 381.573 = 0,37

Ini berarti bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif harus

menanggung sekitar 37 orang yang tidak produktif.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Kota Surakarta Berdasarkan Jenis Kelamin dan

Tingkat Pertumbuhan Tahun 2004-2008

Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Penduduk Tingkat

Pertumbuhan Laki-laki Perempuan 2004 249.278 261.433 510.711 2,71 2005 250.868 283.672 534.540 4,67 2006 254.259 258.639 512.898 -4,05 2007 246.132 269.240 515.372 6,48 2008 247.245 275.690 522.935 1,47

Sumber : BPS, Surakarta Dalam Angka 2004-2008

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk

Kota Surakarta pada tahun 2008 adalah 522.935 jiwa yang terdiri

247.245 orang penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 275.690 orang

penduduk berjenis kelamin perempuan. Jika dibandingkan dengan

jumlah penduduk lima tahun sebelumnya pada tahun 2004 hasil sensus

sebesar 510.711 jiwa, berarti dalam lima tahun terakhir kota Surakarta

mengalami kenaikan sebanyak 12.224 jiwa.

Page 78: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Meningkatnya jumlah penduduk disebabkan oleh urbanisasi

dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan untuk di Jawa Tengah

Kota Surakarta termasuk dalam kota yang cukup maju dan

berkembang dibandingkan kota-kota lainnya di Jawa Tengah. Tingkat

pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2006-2007 yaitu sebanyak

6,48%.

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Banyaknya jumlah penduduk di Kota Surakarta berdasarkan

mata pencahariannya dapat dilihat melalui tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Banyaknya Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kota Surakarta Tahun 2008

No. Mata Pencaharian Jumlah Persentase

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Petani Buruh Tani Pengusaha Buruh Industri Buruh Bangunan Pedagang Angkutan PNS / TNI/ POLRI Pensiunan Lain-lain

456429

7.95470.03462.75932.37415.77626.42422.683

162.290

0,11 0,11 1,98

17,46 15,64 8,07 3,93 6,59 5,65

40,45 Jumlah 401.179 100

Sumber : Surakarta Dalam Angka 2008, diolah

Jumlah penduduk di Kota Surakarta yang bermata pencaharian

terbanyak adalah Lain-lain, sebanyak 162.290 orang atau sebesar 40,45%.

Mata pencaharian terbanyak kedua adalah Buruh Industri, yaitu sebanyak

Page 79: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

70.034 orang atau sebesar 17,46%. Sedangkan mata pencaharian yang

paling sedikit adalah Petani, ada 456 penduduk yaitu 0,11%.

Untuk mengetahui karakterisitik penduduk menurut lapangan

usaha utama di Kota Surakarta berdasarkan usia 15 tahun ke atas seperti

pada tabel 4.4 sebagai berikut

Tabel 4.4 Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Di Kota Surakarta Tahun 2008

Lapangan Usaha

Jenis Kelamin Jumlah

Presentase (%)

Laki-laki PerempuanPertanian 1.284 459 1.743 0,69Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 0

Industri 22.294 21.928 44.222 17,61Listrik, Gas dan Air 604 0 604 0,24

Kontruksi 7.134 0 7.134 2,84Perdagangan 56.487 52.383 108.870 43,36Angkutan dan Komunikasi 14.552 3.669 18.221 7,26

Keuangan dan Jasa Perusahaan 5.931 2.814 8.745 3,48

Jasa-jasa 32.336 29.226 61.562 24,52Jumlah 140.622 110.479 251.101 100Sumber: BPS Kota Surakarta, diolah

Menurut lapangan usaha, terdapat 108.870 jiwa atau sebesar 43,36%

yang bergerak dibidang perdagangan, bidang jasa-jasa sebesar 61.562

jiwa atau sebesar 24,52%. Pekerjaan di sektor perdagangan dan jasa di

Surakarta memang cukup menjanjikan karena Surakarta merupakan kota

perdagangan dan jasa yang sangat potensial. Jumah terendah ada pada

Page 80: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

lapangan usaha bidang pertambangan dan penggalian sebesar 0 karena

memang Kota Surakarta tidak mempunyai potensi dalam bidang tersebut.

3. Kepadatan Penduduk Geografis

Menurut BPS Surakarta, kepadatan penduduk geografis adalah

permasalahan yang sering dihadapi oleh sebagian besar negara – negara

yang sedang berkembang, dengan pusat kepadatan terletak di wilayah

perkotaan.

Berdasarkan hasil Estimasi Survei Penduduk Antar Sensus (2005)

tahun 2008 tingkat kepadatan penduduk kota Surakarta mencapai 565.853

jiwa. Pada tabel 4.5 tahun 2008 tingkat kepadatan penduduk tertinggi

terdapat di Kecamatan Serengan yang mencapai angka 19.899 jiwa..

Sedangkan jumlah penduduk paling banyak terdapat di Kecamatan

Banjarsari sebanyak 162.093 jiwa dengan presentase sebesar 28,64%.

Jumlah penduduk terendah berada pada wilayah kecamatan Serengan

yaitu sebesar 63.558 jiwa atau sebesar 11,23%. Dengan tingkat kepadatan

yang tinggi maka akan berdampak pada masalah-masalah sosial seperti

perumahan, kesehatan dan tingkat kriminalitas.

Page 81: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel 4.5

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan Di Kota Surakarta Tahun 2008

Kec. Luas Wil

Jumlah Penduduk Rasio Jenis Kelamin

Tingkat

Kepadatan

Presentase

(%)

L P Jumlah

Laweyan 8,64 54.164 55.766 109.930 12.723 97,13 19,43Serengan 3,19 31.263 32.395 63.558 19.899 96,80 11,23Pasar Kliwon 4,82 43.172 44.808 87.980 18.272 96,35 15,55

Jebres 12,58 70.466 71.826 142.292 11.311 98,11 25,15Banjarsari 14,81 80.259 81.834 162.093 10.945 98,08 28,64Jumlah 44,04 279.324 286.529 565.853 12.849 97,49 100

Sumber: BPS Kota Surakarta, diolah

C. Keadaan Sosial Ekonomi

1. Keadaan Pendidikan

Berdasarkan tabel 4.6 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa

penduduk di Kota Surakarta paling banyak adalah tamatan SMP, yaitu

sebanyak 101.351 jiwa atau sebesar 21,27%. Penduduk dengan tingkat

pendidikan tamatan SMA menduduki tempat kedua dengan jumlah

101.018 jiwa atau sebesar 20,64%. Urutan ketiga adalah tamat SD

sebanyak 98.118 jiwa atau sebesar 20,59%. Sedangkan penduduk yang

tidak bersekolah atau tidak mempunyai tingkat pendidikan adalah sebesar

32.192 jiwa atau sebesar 6,75% dan merupakan presentase terendah.

Keadaan pendidikan penduduk di Kota Surakarta dapat dilihat

melalui tabel 4.6 berikut ini :

Page 82: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 4.6

Banyaknya Penduduk 5 Tahun ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2004-2008

No Tingkat Pendidikan 2008 Presentase (%)

1 2 3 4 5 6 7

Tamat Akademi/PT Tamat SMA Tamat SMP Tamat SD Tidak Tamat SD Belum Tamat SD Tidak Sekolah

35.63998.340

101.35198.11844.05166.79932.192

7,48 20,64 21,27 20,59 9,24

14,02 6,75

Jumlah 476.490 100        Sumber : BPS Surakarta dalam angka, diolah

2. Kondisi Perekonomian

Salah satu indikator perkembangan ekonomi suatu daerah dapat

dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah tersebut.

Perhitungan PDRB yang dilakukan dengan harga konstan menunjukkan

nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada

tahun tertentu sebagai tahun dasar. Sedangkan PDRB atas dasar harga

berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung

menggunakan harga pada setiap tahun.

PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang ditimbulkan dari

semua unit produk dalam suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu yang

tertentu pula. Sektor – sektor penyusun PDRB dapat dikelompokan dalam

tiga kelompok jenis lapangan usahannya yaitu kelompok primer yang

terdiri dari berbagai jenis sektor pertanian, pertambangan dan penggalian.

Kelompok sekunder yang terdiri dari sektor industri, listrik, gas dan air

bersih, serta kelompok bangunan. Dan kelompok tersier terdiri dari sektor

Page 83: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

pengangkutan dan komunikasi, perdagangan, hotel dan restoran, keuangan,

sewa dan jasa perusahaan, serta sektor jasa. Dengan melihat PDRB dapat

diketahui besarnya kontribusi masing-masing sektor yang ada. Kontribusi

suatu sektor adalah suatu peranan yang diberikan oleh masing-masing

sektor terhadap PDRB. Dari masing-masing sektor dapat digunakan untuk

mengetahui indukator perubahan struktur ekonomi.

Perhitungan PDRB Kota Surakarta tahun 2004-2008 berdasarkan

harga konstan 2000 dapat dilihat dalam tabel 4.7

Tabel 4.7 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar

Harga Berlaku Kota Surakarta Tahun 2004-2008 (Jutaan Rupiah)

Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008

Pertanian 3.211,38 3.502,98 3.760,34 4.259,39 4.726,23 Pertambangan dan Galian 2.068,90 2.227,96 2.304,36 2.525,78 2.945,24

Industri Pengolahan 1.336.418,57 1.475.697,87 1.554.314,71 1.681.790,25 1.838.499,70

Listrik, Gas dan Air Bersih 128.661,45 144.699,63 166.228,03 186.120,50 203.337,92

Bangunan 603.033,27 720.012,60 809.243,40 924.664,68 1.140.846,43 Perdagangan, Hotel dan Restoran

1.092.201,20 1.330.461,23 1.507.159,41 1.711.786,42 1.984.698,20

Pengangkutan dan Komunikasi 515.088,71 643.368,20 729.036,31 802.106,24 884.951,75

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

529.665,79 638.280,54 697.231,13 763.887,99 863.921,29

Jasa-jasa 546.210,25 627.525,83 720.834,86 831.953,32 977.959,30

PDRB 4.756.559,52 5.585.776,84 6.190.112,55 6.909.094,57 7.901.886,06

Sumber: BPS Kota Surakarta

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa PDRB Kota

Surakarta mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari semua sektor

tersebut, industri pengolahan memberikan kontribusi paling besar pada

PDRB Kota Surakarta. Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi

Page 84: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

paling kecil adalah sektor Pertambangan dan Galian. Rendahnya

kontribusi sektor ini dikarenakan di Kota Surakarta tidak memiliki potensi

industri pertambangan dan galian. Berdasar tabel 4.7 PDRB atas dasar

harga berlaku tahun 2008 mencapai 7.901.886,06 juta, dengan jumlah

penduduk pertengahan tahun sebanyak 522.935 jiwa dan telah dikurangi

penyusutan sebesar 475.100,90 dan pajak tidak langsung sebesar

513.357.96 juta maka pendapatan perkapita tahun 2008 mencapai

13.220.433,14

Tabel 4.8 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar

Harga Konstan 2000 di Kota Surakarta Tahun 2004-2008 (Jutaan Rupiah) Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008

Pertanian 2.796,91 0,08

2.821,39 0,07

2.855,22 0,07

2.899,10 0,07

2.866,18 0,06

Pertambangan dan Galian

1.732,80 0,05

1.790,65 0,05

1.786,83 0,04

1,828.17 0,04

1.905,23 0,04

Industri Pengolahan

1.089.912,64 29,70

1.105.952,91 28,67

1.134.134,37 27,88

1.173.422,60 27,26

1.200.606,83 26,39

Listrik, Gas dan Air Bersih

80.416,81 2,19

83.995,71 2,18

91.764,94 2,26

96.867,33 2,25

103.020,58 2,26

Bangunan 420.965,63 11,47

455.657,84 11,81

482.295,37 11,86

528.770,39 12,28

583.069,88 12,82

Perdagangan, Hotel dan Restoran

920.675,34 25,09

990.436,08 25,67

1.059.091,72 26,04

1.126.471,69 26,17

1.211.208,49 26,62

Pengangkutan dan Komunikasi

362.003,52 9,87

381.852,29 9,90

404.594,41 9,95

428.864,77 9,96

449.073,94 9,89

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

354.389,44 9,66

378.286,92 9,60

401.749,42 9,88

425.590,18 9.89

449.992,44 9,89

Jasa-jasa 436.480,36 11,90

457.375,87 11,85

489.257,66 12.03

519.573,14 12,07

546.699,38 12,02

PDRB 3.669.373,45 100,00

3.858.169,66 100,00

4.067.529,94 100,00

4.304.287,37 100,00

4.549.342,95 100,00

Sumber: BPS Kota Surakarta

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dijelaskan pertumbuhan ekonomi Kota

Surakarta tahun 2008 yang ditunjukkan laju pertumbuhan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 sebesar 5,69 persen lebih

rendah kanaikannya dibandingkan tahun 2007 yang hanya sebesar 6.909.094,57

Page 85: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

juta (5,82 persen). Pertumbuhan riil paling tinggi adalah sektor Industri

Pengolahan, diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sedangkan

yang terendah adalah sektor Pertambangan dan Galian.

Struktur ekonomi Kota Surakarta telah bergeser dari industri ke

perdagangan dan kontribusi sektor perdagangan sebesar 1.984.698,20 juta

sedangkan industri sebesar 1.838.499,70 juta. Kedua sektor ini perlu

diperhatikan keberadaannya dan perlu ditingkatkan karena merupakan faktor

yang utama dalam mendukung perekonomian.

a. Jumlah Pasar

Jumlah pasar tradisional di Kota Surakarta berjumlah 38 pasar pada

tahun 2008, antara lain yaitu : Pasar Gede, Pasar Tanggul, Pasar Legi,

Pasar Singosaren, Pasar Harjodaksino, Pasar Klewer, Pasar Rejosari, Pasar

Mebel, Pasar Depok, Pasar Ledoksari, Pasar Nusukan, Pasar Windujenar,

Pasar Turisari, Pasar Kembang, Pasar Kadipolo, Pasar Kabangan, Pasar

Jongke, Pasar Sidodadi, Pasar Penumping, Pasar Purwosari, Pasar Ayam,

Pasar Jebres, Pasar Ngemplak, Pasar Sangkrah, Pasar Kliwon, Pasar

Mojosongo, Pasar Mojosongo Perumnas, Pasar Joglo, Pasar Sidomulyo,

Pasar Ngumbul, Pasar Bangunharjo, Pasar Gading, Pasar Besi, Pasar

Balapan, Pasar Tunggulsari, Pasar Jurug, dan Pasar Dawung.

b. Jumlah Industri

Page 86: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Perkembangan jumlah industri di Kota Surakarta dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan.

Tabel 4.9 Banyaknya Industri di Kota Surakarta tahun 2008-2009

No. Cabang Industri/ Bidang Usaha Jumlah Unit Usaha

2008 2009

1 INDUSTRI BESAR/MENENGAH Besar Menegah

48

115

49

116

2 INDUSTRI KECIL Formal Non Formal

1.225 4.289

1.351 4.429

Total Industri 5.677 5.945

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta 2009

Pada tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2008 jumlah unit

usaha pada industri kecil berjumlah 5.514 unit dari 5.677 unit total industri di

Kota Surakarta atau 97,13%. Sedangkan tahun 2009 berjumlah 5.780 atau

97,22% yang merupakan bagian terbesar dari keseluruhan jumlah unit usaha di

Kota Surakarta yang mencapai 5.945 unit usaha.

D. Gambaran Umum Industri Kerajinan Tangan di Kota Surakarta

1. Jumlah modal industri kerajinan tangan

Untuk mengetahui jumlah modal dapat dilihat pada tabel 4.10

Tabel 4.10 Jumlah modal industri kerajinan tangan

Page 87: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Jumlah Modal

(Rupiah) Jumlah Usaha Presentase

< 50 juta 47 83,66% 50 – 100 juta 7 12,46%

100 juta ke atas 2 3,56% Jumlah 56 100%

Sumber : Hasil survei Berdasarkan hasil survei dari 56 usaha kerajinan tangan yang

masih eksis di Kota Surakarta, usaha kerajinan tangan yang mempunyai

modal di atas 100 juta rupiah adalah sebanyak 2 buah atau sebesar 3,56 %,

yang mempunyai modal setara 50 - 100 juta adalah sebanyak 7 buah atau

sebesar 12,46%, dan terdapat 47 buah usaha kerajinan tangan atau sebesar

83,66% yang bermodal di bawah 50 juta rupiah.

2. Jumlah pendapatan industri kerajinan tangan

Untuk mengetahui jumlah pendapatan dapat dilihat pada tabel 4.11

Tabel 4.11 Jumlah pendapatan industri kerajinan tangan

Sumber : Hasil Survei Berdasarkan hasil survei dari 56 usaha kerajinan tangan yang

masih eksis di Kota Surakarta, usaha kerajinan tangan yang mempunyai

pendapatan di atas 100 juta rupiah adalah sebanyak 1 buah atau sebesar

1,75%, yang mempunyai pendapatan setara 50 - 100 juta adalah sebanyak

3 perusahaan atau sebesar 5,25%, dan terdapat 52 buah usaha kerajinan

Jumlah Pendapatan (Rupiah)

Jumlah Usaha Presentase

< 50 juta 52 91% 50 - 100 juta 3 5,25%

100 juta ke atas 1 1,75% Jumlah 56 100%

Page 88: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

tangan atau sebesar 91% yang mempunyai pendapatan di bawah 50 juta

rupiah.

3. Jumlah biaya industri kerajinan tangan

Untuk mengetahui jumlah biaya dapat dilihat pada tabel 4.12

Tabel 4.12 Jumlah biaya industri kerajinan tangan

Jumlah Biaya (Rupiah) Jumlah Usaha Presentase < 10 juta 46 80,5%

10 – 50 juta 9 15,75% 50 juta ke atas 1 1,75%

Jumlah 56 100% Sumber : Hasil survei

Berdasarkan hasil survei dari 56 usaha kerajinan tangan yang

masih eksis di Kota Surakarta, usaha kerajinan tangan yang mempunyai

pendapatan di atas 50 juta rupiah adalah sebanyak 1 buah atau sebesar

1,75%, yang mempunyai pendapatan setara 10 - 50 juta adalah sebanyak 9

perusahaan atau sebesar 15,75%, dan terdapat 46 buah usaha kerajinan

tangan atau sebesar 80,5% yang mempunyai pendapatan di bawah 10 juta

rupiah.

E. Analisis Struktur Industri Kerajinan Tangan

Untuk mengetahui rasio konsentrasi berdasarkan variabel

pendapatan yang diperoleh industri kerajinan tangan dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.13

Page 89: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Konsentrasi Industri Kerajinan Tangan

Variabel Pendapatan Konsentrasi Nilai

CR-4 0,4179 CR-8 0,5766

IH 0,0595 1/IH 16,8178

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Pada tahun 2010, rasio konsentrasi empat perusahaan kerajinan

tangan terbesar berdasar variabel pendapatan adalah sebesar 0,4179 yang

berarti 41,80% pendapatan seluruh perusahaan kerajinan tangan dikuasai

oleh empat perusahaan kerajinan yaitu Asia Wrought Iron sebesar 12,75%,

Mahkota Kristal Abadi sebesar 12,32%, Kerajinan Kaca sebesar 10,73%

dan Dop Shuttle Cock Sunyoto sebesar 6,00%. Sedangkan rasio

konsentrasi delapan perusahaan terbesar adalah sebesar 0,5766 yang

berarti 57,66%, empat perusahaan terbesar berikutnya adalah Usaha

Pengrajin Gamelan sebesar 5,03%, Romanza Furniture sebesar 4,25%,

Dedy Qisti sebesar 3,71% dan Annesya sebesar 2,97%.

Dengan nilai rasio konsentrasi empat perusahaan kerajinan tangan

sebesar 41,80% maka struktur industri kerajinan tangan termasuk dalam

kelompok tipe IV atau Low Moderate Concentration atau Konsentrasi

Moderat Rendah. Nilai Indeks Herfindahl dari industri kerajinan tangan di

Kota Surakarta pada tahun 2010 menunjukkan angka sebesar 0,0595 atau

sebesar 5,95%. Ini berarti pangsa pasar industri kerajinan tangan berdasar

variabel pendapatan dikuasai oleh 16 perusahaan (1/IH) kerajinan tangan

di Kota Surakarta.

F. Analisis Kinerja Industri Kerajinan Tangan

Page 90: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Perhitungan analisis kinerja dilihat dari sisi profitabilitas dengan

menggunakan dua perhitungan yaitu rentabilitas ekonomi dan profit

margin. Suatu kinerja perusahaan dikatakan efisien apabila nilai

rentabilitas ekonomi dan profit margin bernilai positif.

1. Analisis Kinerja Rentabilitas Ekonomi Industri Kerajinan

Tangan

Rentabilitas Ekonomi diperoleh dari perbandingan antara

laba usaha dengan modal dan dinyatakan dalam presentase. Pada

tabel yang terdapat dalam lampiran dapat dilihat masing-masing

presentase Rentabilitas Ekonomi dari semua usaha kerajinan

tangan di Kota Surakarta pada tahun 2010. Rata-rata dari nilai

Rentabilitas Ekonomi tersebut adalah 57,45% dengan presentase

tertinggi sebesar 220%, sedangkan presentase terendah adalah

sebesar 3%. Hal ini mengindikasikan bahwa berapapun jumlah

modal yang diinvestasikan dalam perusahaan maka akan

menghasilkan laba rata-rata sebesar 57,45% dari modal.

2. Analisis Kinerja Profit Margin Industri Kerajinan Tangan

Berdasarkan tabel yang terdapat dalam lampiran maka rata-

rata Profit Margin industri kerajinan tangan Kota Surakarta tahun

2010 adalah sebesar 51,52% dengan presentase tertinggi sebesar

87%, dan presentase terendah sebesar 15%. Ini berarti berapapun

Page 91: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

jumlah pendapatan yang diterima perusahaan maka akan

menghasilkan keuntungan atas laba rata-rata sebesar 51,52%.

G. Analisis Korelasi Strktur Pasar dengan Kinerja

1. Analisis Korelasi Pendapatan dengan Rentabilitas Ekonomi

Untuk menganalisis korelasi struktur pasar dengan

kinerja industri kerajinan tangan digunakan metode korelasi

Pearson Product Momment.

Tabel 4.16 Hasil Korelasi Pendapatan dengan Rentabilitas

Ekonomi Pendapatan RE Pendapatan Pearson

Correlation 1 .482(**)

Sig. (2-tailed) .000 N 56 56RE Pearson

Correlation .482(**) 1

Sig. (2-tailed) .000 N 56 56

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Hasil pengolahan data dengan Program SPSS versi 15.0

Berdasarkan tabel 4.17 yang mengukur korelasi antara

pendapatan dengan Rentabilitas Ekonomi tertera nilai r sebesar

0,482 yang signifikan pada tingkat kepercayaan 99% (two-

tailed) dengan arah positif. Hal ini menunjukkan bahwa

perubahan pendapatan akan diikuti secara positif oleh

rentabilitas. Sedangkan uji signifikansi atau nilai probabilitas

sebesar 0,00 atau lebih kecil dari tingkat kesalahan yang

Page 92: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

dipasang (0,01) atau sebesar 1%. Hasil ini menunjukkan bahwa

korelasi antara pendapatan dengan Rentabilitas Ekonomi

adalah signifikan.

2. Analisis Korelasi Pendapatan dengan Profit Margin

Tabel 4.17 Hasil Korelasi Pendapatan dengan Profit Margin

Pendapatan PM Pendapatan Pearson

Correlation 1 .278(*)

Sig. (2-tailed) .038 N 56 56PM Pearson

Correlation .278(*) 1

Sig. (2-tailed) .038 N 56 56

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber : Hasil pengolahan data dengan Program SPSS versi 15.0

Berdasarkan pada tabel 4.18 hasil print out program

SPSS versi 15.0 terdapat hubungan yang signifikan antara

pendapatan dengan Profit Margin, dimana nilai r sebesar 0,278

serta nilai probabilitas yang kurang dari 0,05 (0,038).

Hubungan antara pendapatan dengan Profit Margin adalah

searah, apabila pendapatan industri kerajinan tangan meningkat

maka nilai Profit Margin juga akan meningkat pula. Begitu

juga dengan sebaliknya, apabila pendapatan kerajinan tangan

menurun maka nilai Profit Margin juga akan menurun. Hasil

ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel

struktur pasar (pendapatan) dengan variabel kinerja (Profit

Page 93: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Margin). Kenaikan pendapatan kerajinan tangan akan membuat

kinerja operasional akan semakin efisien.

Page 94: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang telah diperoleh terkait struktur dan kinerja

usaha kerajinan tangan di kota Surakarta tahun 2010 maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa :

1. Struktur industri kerajinan tangan Kota Surakarta tahun 2010 berdasar

variabel pendapatan yang diukur menggunakan rasio konsentrasi dan

Indeks Herfindahl adalah berbentuk struktur pasar oligopoli dengan tipe

IV atau disebut Low Moderate Concentration yang berarti tingkat

konsentrasi moderat rendah. Pada tipe ini empat perusahaan terbesar

menguasai sekitar 38%-50% penawaran output, dengan hasil CR-4 sebesar

41,80% dan nilai Indeks Herfindahl sebesar 5,95%. Dari perhitungan 1/IH,

dapat dikatakan bahwa berdasarkan variabel pendapatan sebanyak 56

perusahaan kerajinan tangan yang ada maka pangsa pasar industri tersebut

hanya dikuasai oleh sebanyak 16 perusahaan.

2. Selama tahun 2010, kinerja industri kerajinan tangan dengan perhitungan

Rentabilitas Ekonomi rata-rata mengalami efisiensi sebesar 57,46%. Dapat

diartikan bahwa berapapun jumlah modal yang diinvestasikan oleh industri

kerajinan tangan Kota Surakarta maka akan menghasilkan keuntungan

sebesar 57,46% dari modal. Dengan menggunakan Profit Margin,

diperoleh hasil sebesar 51,52%. Ini berarti dari perhitungan Profit Margin,

Page 95: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

berapapun jumlah pendapatan yang diterima oleh industri kerajinan tangan

hampir 51,52% adalah keuntungan atau laba.

3. Metode Pearson Product Momment digunakan dalam mencari hubungan

antara struktur dan kinerja industri kerajinan tangan. Berdasarkan hasil

analisis data, dapat diketahui bahwa hubungan antara variabel pendapatan

dengan Rentabilitas Ekonomi menunjukkan hubungan yang signifikan

dengan nilai r sebesar 0,482 dan tingkat signifikansi atau probabilitas

sebesar 0,00 sehngga lebih kecil dari tingkat kesalahan yang dipasang

(0,01). Sedangkan antara variabel pendapatan dengan Profit Margin juga

terdapat hubungan yang signifikan dengan nilai r sebesar 0,278 dan nilai

probabilitas yang kurang dari tingkat kesalahan 0,05 yaitu sebesar 0,038.

Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa antara struktur pasar dengan

kinerja terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi.

Page 96: STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka saran-saran

yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :

1. Saran yang penulis kemukakan menyangkut struktur industri adalah

melakukan diversifikasi produk, berkaitan dengan tingkat pengetahuan

pelaku ekonomi maka baik produsen maupun konsumen harus

mengetahui keadaan pasar dengan baik, perusahaan perlu melakukan

kerjasama karena apabila industri didominasi oleh beberapa

perusahaan besar saja maka kecenderungan harga akan semakin naik.

2. Kinerja berkaitan dengan bagaimana suatu pasar dapat memberikan

kontribusi yang baik untuk kesejahteraan masyarakat. Hal yang perlu

dilakukan berkaitan dengan kinerja antara lain: melakukan efisiensi

produksi dan penggunaan teknologi, efisiensi dalam alokasi sumber

daya, efisiensi dalam penyaluran produk, pemasaran kreatif melalui

non price competition seperti kualitas, kenyamanan, serta promosi

merk dagang. Semakin tinggi rentabilitas ekonomi maka akan semakin

tinggi tingkat efisiensi penggunaan modalnya, dan semakin tinggi

profit margin maka akan semakin efisien operasi perusahaan tersebut.