Struktur Baja 2 - Agus Budiyanto

download Struktur Baja 2 - Agus Budiyanto

of 90

description

Tugas Besar

Transcript of Struktur Baja 2 - Agus Budiyanto

  • TUGAS BESAR PERENCANAAN KUDA-KUDA BAJA

    Dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam kegiatan perkuliahan

    Mata Kuliah Struktur Baja 2

    Disusun Oleh :

    AGUS BUDIYANTO NIM : KB112006

    BIDANG KEAHLIAN : TEKNIK SIPIL

    PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

    POLITEKNIK TEDC BANDUNG Jl. Pesantren km.2 Telp./Fax : (022) 6645951, Kota Cimahi Kode Pos 40513

    Email:[email protected],Websitehttp://www.poltektedc.ac.id2014

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Assalammualaikum Wr. Wb.

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas berkat dan rahmat

    serta Hidayah-Nya sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas ini merupakan

    tugas besar dan sekaligus evaluasi tugas-tugas sebagai tindak lanjut dari sebelum

    pelaksanaan Semester V.

    Tugas ini disusun berdasarkan dari berbagai literatur, selama melaksanakan penyusunan

    tugas ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah mendukung serta

    membantu terselesainya tugas ini.

    Dengan keterbasan pengetahuan dan ilmu, penulis menyadari dalam penyusunan tugas

    ini masih terdapat kekurangan, analisa pembahasan, ataupun editorialnya. Oleh karena itu

    saran dan masukkan yang membangun, akan penulis terima dengan tangan terbuka.

    Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak lain pada

    umumnya.

    Wassallammualaikum Wr. Wb.

    Bandung, Januari 2014

    Penulis

  • iii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI

    iii

    BAB I PENDAHULUAN 1 I.1 Pengertina Baja 1 I.2 Keuntungan Baja dalam Struktur Bangunan 1 I.3 Kelemahan Baja dalam Struktur Bangunan 2 I.4 Bentuk Profil Baja 2 I.5 Sifat Metalurgi Baja 2 I.6 Bentuk-bentuk Baja dalam Perdagangan 4 I.7 Macam-macam Bentuk Kuda-kuda Baja 4 I.8 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Baja 5 I.9 Jenis-jenis Alat Penyambung Baja 5

    BAB II RANCANGAN KONSTRUKSI BAJA 10

    II.1 Macam-macam Pembebanan 10 II.2 Perhitungan Dimensi Gording 10 II.3 Perhitungan Dimensi Trackstang (Batang Tarik) 13 II.4 Perhitungan Gaya-gaya Batang 15 II.5 Perhitungan Sambungan 17

    BAB III PERHITUNGAN RANCANGAN KUDA-KUDA 19

    III.1 Perhitungan Dimensi Gording 20 III.2 Perhitungan Dimensi Trackstang (Batang Tarik) 28 III.3 Perhitungan Dimensi Ikatan Angin 30 III.4 Perhitungan Konstruksi Tangka Batang 32 III.5 Perhitungan Gaya-gaya Batang 34 III.6 Mendimensi Batng Kuda-kuda 55 III.7 Perhitungan Sambungan Baut 62 III.8 Perhitungan Pelat Kopel 69 III.9 Perhitungan Lendutan Kuda-kuda 74

    BAB IV PENUTUP 75

  • iv

    IV.1 Kesimpulan 75 IV.2 Saran 77

    Daftar Pustaka 78 Lampiran Lampiran 79

  • BAB I PENDAHULUAN

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Pengertian Baja

    Baja struktur adalah suatu jenis baja berupa batangan dan pelat,

    yang berdasarkan pertimbangan ekonomi, kekuatan, dan sifatnya, cocok

    untuk pemikul beban. Baja struktur banyak digunakan dalam pembuatan

    bangunan seperti gedung, pabrik, jembatan, dll.

    Pembuatan baja dilakukan dengan pembersihan dalam temperatur

    tinggi. Besi mentah tidak dapat ditempa. Dimana pembuatan baja dengan

    menggunakan proses dapur tinggi dengan bahan mentahnya biji besi (Fe)

    dengan oksigen (O) dan bahan-bahan lainnya.

    I.2. Keuntungan Baja dalam Struktur Bangunan

    Beberapa keuntungan yang diperoleh dari baja sebagai bahan

    struktur adalah sebagai berikut :

    1. Baja mempunyai kekuatan cukup tinggi dan merata.

    2. Baja adalah hasil produksi pabrik dengan peralatan mesin-mesin yang

    cukup canggih dengan jumlah tenaga manusia relatif sedikit, sehingga

    pengawasan mudah dilaksanakan dengan seksama dan mutu dapat

    dipertanggungjawabkan.

    3. Pada umumnya struktur baja mudah dibongkar pasang, sehingga

    elemen struktur baja dapat dipakai berulang-ulang dalam berbagai

    bentuk struktur.

    4. Jika pemeliharaan struktur baja dilakukan dengan baik, struktur dari

    baja dapat bertahan cukup lama.

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 1

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    I.3. Kelemahan Baja dalam Struktur Bangunan

    Selain memiliki keuntungan, baja juga memiliki kelemahan sebagai

    bahan bangunan Diantaranya adalah:

    1. Memerlukan pemeliharaan secara berkala, yang mebutuhkan

    pembiayaan yang tidak sedikit.

    2. Kekuatan baja dipengaruhi oleh temperature yag tinggi kekuatan

    berkurang

    3. Bahaya tekuk mudah terjadi, karena kekuatannya cukup tinggi maka

    banyak dijumpai batang struktur yang langsing.

    I.4. Bentuk Profil Baja

    Baja struktur diproduksi dalam berbagai bentuk profil. Bentuk profil

    baja yang sering dijumpai dipasaran seperti : siku-siku, kanal, I atau H,

    jeruji, sheet piles, pipa, rel, plat, dan kabel. Disamping itu ada profil yang

    bentuknya serupa dengan profil I tetapi sayapnya lebar, sehingga disebut

    profil sayap lebar (wide flange). Beberapa kelebihan dari wide flange, yaitu:

    1. Kekuatan lenturnya cukup besar

    2. Mudah dilakukan penyambungan

    Adanya kelebihan diatas menjadikan wide flange sering digunakan

    sebagai kolom dan balok pada bangunan gedung, gelagar dan rangka

    jembatan, dan bangunan struktur lainnya. Khusus untuk wide flange

    dengan perbandingan lebar sayap dan tinggi profil (b/h) sama dengan satu

    atau disebut juga profil H. Profil H ini sangat cocok digunakan untuk struktur

    pondasi tiang pancang.

    I.5. Sifat Metalurgi Baja

    Sifat metalurgi baja ini sangat berkaitan erat dengan fungsi dari

    unsur-unsur atau komponen kimia dalam baja. Baja struktur yang biasa

    dipakai untuk struktur rangka bangunan adalah baja karbon (carbon steel)

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 2

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    dengan kuat tarik sebesar 400 MPa, sedang baja struktur dengan kuat tarik

    lebih dari 500 Mpa sampai 1000 Mpa disebut baja kekuatan tinggi (high

    strength steel).

    Sifat sifat Baja

    Sifat yang dimiliki baja yaitu kekakuanya dalam berbagai macam

    keadaan pembebanan atu muatan. Terutama tergantung dari :

    Cara peleburannya

    Jenis dan banyaknya logam campuran

    Proses yang digunakan dalam pembuatan.

    Berikut ini ada beberapa dalil yang menyangkut sifat-sifat baja :

    Dalil I Besi murni tidak mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan untuk

    dipergunakan sebagai bahan penanggung konstruksi.

    Dalil II Peningkatan nilai dari sifat-sifat tertentu, lazim dengan tidak dapat

    dihindarkan senantiasa mengakibatkan pengurangan dari nilai sifat-sifat

    lain, misalnya baja dengan keteguhan tinggi, istimewa lazimnya kurang

    kenyal.

    Dalam praktek terdapat satu hal yang sangat penting bahwa sifai-

    sifat konstruksi dapat berarti runtuhnya seluruh konstruksi, oleh karena itu :

    1. Penentuan syarat minimum harus dimuat didalam deluruh kontrak

    pemesanan, pembelian, atau penyerahan bahan.

    2. Garansi tentang meratanya sifat-sifat itu harus didapatkan dengan

    dilakukanya pengujian pada waktu penyerahan bahan.

    3. Tuntutan yang tinggi tetapi tidak perlu benar, sebab beban tidak

    bernilai tinggi itu lebih mahal atau ekonomis.

    4. Sifat sifat ynag kita kehendaki harus ada, bukan saja pada waktu

    sudah dikerjakan, yaitu setelah dipotong, digergaji, di bor, ditempa,

    dibengkokan , dan lain-lain.

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 3

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    5. Sifat-sifat yang kita kehendaki harus ada bukan saja merugikan

    dengan cara-cara yang tidak dapat dipertanggung jawabkan .

    6. Bentuk-bentuk dari bagian-bagian bangunan dan sambungannya

    harus di terapkan.

    I.6. Bentuk-bentuk baja dalam perdagangan

    1. Profil baja tunggal

    Baja siku-siku sama kaki

    Baja siku tidak sama kaki (baja T)

    Baja siku tidak sama kaki (baja L)

    Baja I

    Baja Canal

    Baja

    2. Profil Gabungan

    Dua baja L sama kaki

    Dua baja L tidak sama kaki

    Dua baja I

    3. Profil susun

    Dua baja I atau lebih

    I.7. Macam-macam bentuk kuda-kuda Baja

    a. Pratt Truss

    b. Hows Truss

    c. Pink Truss

    d. Modified Pink Truss

    e. Mansarde Truss

    f. Modified Pratt Truss

    g. Crescent Truss

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 4

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    I.8. Keuntungan dan kerugian Pengunaan Baja Keuntungan:

    1. Bila dibandingkan dengan beton maka baja lebih ringan.

    2. Apabila suatu saat konstruksi harus diubah,maka bahan baja akan

    lebih mudah untuk dipindahkan.

    3. Bila konstruksi harus dibongkar, baja akan dapt dipergunakan lagi

    sedangkan konstruksi dengan beton tidak dapt digunakan lagi.

    4. Pekerjaan konstruksi baja dapat dilakukan di bengkel sehingga

    pelaksanaannya tidak membutuhkan waktu lama.

    5. Bahan baja sudah mempunyai ukuran dan mutu tertentu dari

    pabrik.

    Kerugian:

    1. Bila konstruksi terbakar, maka kekuatannya akan berkurang, pada

    batas yang besar juga dapat merubah konstruksi.

    2. Bahan baja dapat terkena karat, sehingga memerlukan perawatan.

    3. Karena memiliki berat yang cukup besar, dalam melakukan

    pengangkutan memerlukan biaya yang besar.

    4. Dalam pelaksanaan konstruksi diperlikan tenaga ahli dan

    berpengalaman dalam hal konstruksi baja.

    I.9. Jenis-jenis alat Penyambung baja a. Baut

    Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir,

    salah satu ujungnya dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala

    segi enam ) dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam

    pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat

    konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun

    sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali. Bentuk

    uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 5

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan

    bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut

    penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat

    permesinan yang lain.

    Baut untuk konstruksi baja bangunan dibedakan 2 jenis :

    Baut Hitam

    Yaitu baut dari baja lunak ( St-34 ) banyak dipakai untuk

    konstruksi ringan/ sedang misalnya bangunan gedung, diameter

    lubang dan diameter batang baut memiliki kelonggaran 1 mm.

    Baut Pass

    Yaitu baut dari baja mutu tinggi ( St-42 ) dipakai untuk

    konstruksi berat atau beban bertukar seperti jembatan jalan raya,

    diameter lubang dan diameter batang baut relatif pass yaitu

    kelonggaran 0,1 mm.

    Macam-macam ukuran diameter baut untuk konstruksi baja

    antara lain :

    7/16 ( d = 11,11 mm )

    1/2 ( d = 12,70 mm )

    5/8 ( d = 15,87 mm )

    3/4 ( d = 19,05 mm )

    7/8 ( d = 22,22 mm )

    1 ( d = 25,40 mm )

    11/8 ( d = 28,57 mm )

    11/4 ( d = 31,75 mm )

    Keuntungan sambungan menggunakan baut antara lain :

    1. Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di

    lapangan.

    2. Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 6

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    3. Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d

    ( tidak seperti paku keling dibatasi maksimum 4d ).

    4. Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan

    untuk konstruksi berat /jembatan.

    b. Paku keling Paku keling adalah suatu alat sambung konstruksi baja yang

    terbuat dari batang baja berpenampang bulat.

    Menurut bentuk kepalanya, paku keling dibedakan 3 (tiga)

    macam:

    Paku keling kepala mungkum / utuh

    d = diameter paku keling ( mm )

    D = 1,6 d @ 1,8 d

    H = 0,6 d @ 0,8 d

    Paku keling kepala setengah terbenam

    d = diameter paku keling ( mm )

    D = 1,6 d @ 1,8 d

    H = 0,6 d @ 0,7 d

    h = 0,4 d @ 0,6 d

    Paku keling kepala terbenam

    d = diameter paku keling ( mm )

    D = 1,6 d

    H = 0,4 d @ 0,6 d

    Paku keling untuk konstruksi baja terdapat beberapa macam

    ukuran diameter yaitu :

    11 mm,

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 7

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    14 mm,

    17 mm,

    20 mm,

    23 mm,

    26 mm,

    29 mm, dan

    32 mm.

    c. Las Menyambung baja dengan las adalah menyambung dengan cara

    memanaskan baja hingga mencapai suhu lumer (meleleh) dengan

    ataupun tanpa bahan pengisi, yang kemudian setelah dingin akan

    menyatu dengan baik. Untuk menyambung baja bangunan kita

    mengenal 2 jenis las yaitu :

    Las Karbid ( Las OTOGEN ) Yaitu pengelasan yang menggunakan bahan pembakar dari

    gas oksigen (zat asam) dan gas acetylene (gas karbid). Dalam

    konstruksi baja las ini hanya untuk pekerjaan-pekerjaan ringan

    atau konstruksi sekunder, seperti ; pagar besi, teralis dan

    sebagainya.

    Las Listrik ( Las LUMER ) Yaitu pengelasan yang menggunakan energi listrik. Untuk

    pengelasannya diperlukan pesawat las yang dilengkapi dengan dua

    buah kabel, satu kabel dihubungkan dengan penjepit benda kerja

    dan satu kabel yang lain dihubungkan dengan tang penjepit batang

    las / elektrode las.

    Keuntungan Sambungan Las Listrik dibanding dengan Paku

    keling / Baut :

    1. Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama

    elektrode las dan menyatu dengan lebih kokoh (lebih

    sempurna).

    2. Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi.

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 8

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    3. Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih

    ringan. Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1

    1,5% dari berat konstruksi, sedang dengan paku keling / baut

    berkisar 2,5 4% dari berat konstruksi.

    4. Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat

    lubang-lubang pk/baut, tak perlu memasang potongan baja

    siku / pelat penyambung, dan sebagainya ).

    5. Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak

    dilubangi, sehingga kekuatannya utuh.

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 9

  • BAB II RANCANGAN KONSTRUKSI BAJA

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    BAB II

    RANCANGAN KONSTRUKSI BAJA

    II.1 Macam-Macam Pembebanan

    Pembebanan yang digunakan pada konstruksi rangka baja

    (pembebanan pada kuda-kuda), terdiri dari :

    a. Beban Mati

    Beban penutup atap dan gording ( tanpa tekanan angin ), dan

    Berat sendiri kuda-kuda.

    b. Beban Hidup

    Beban berguna P = 100 Kg.

    c. Beban Angin

    Beban angin kanan, dan

    Beban angin kiri.

    d. Beban Plafond dan ME

    II.2 Perhitungan Dimensi Gording

    Gording diletakan diatas beberapa kuda-kuda yang fungsinya menahan

    beban atap dan perkayuannya, dan kemudian beban tersebut disalurkan

    pada kuda-kuda. Pembebanan pada gording berat sendiri gording dan

    penutup atap

    G = 12

    + 12

    x L (meter) x berat per m penutup atap per m gording = a x berat penutup atap per m

    Dimana : a = jarak gording

    L = jarak kuda-kuda

    Catatan: Berat penutup atap tergantung dari jenis penutup atap

    Berat jenis gording diperoleh dengan menaksirkan dimensi gording,

    biasanya gording menggunakan profil I, C (tabel profil) dan di dapat berat per

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 10

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    m gording.

    Berat sendiri gording = g2 kg/m

    Berat mati = b.s penutup atap + b.s gording

    = (g1 + g2) kg/m

    Gording di letakkan tegak lurus bidang penutup atap, beban mati (g)

    bekerja vertikal.

    gx = g sin

    gy = g cos

    Gording diletakkan diatas beberapa kuda-kuda, jadi merupakan balik

    penerus diatas beberapa balok tumpuan (continuous bean). Untuk

    memudahkan perhitungan dapat dianggap sebagai balok diatas dua

    tumpuan statis tertentu dengan mereduksi momen lentur.

    akibat gx Mgl = 0,80 (1/8 gx l2)

    = 0,80 (1/8 sin l2)

    akibat gy Myl = 0,80 (1/8 gy l2) = 0,80 (1/8 g cos l2)

    a. Beban Berguna

    Beban berguna P = 100 kg bekerja di tengah-tengah gording

    Mmax = 80 % ( PL)

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 11

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Akibat Px Mx2 = 0,80 ( PxL ) = 0,80 ( P sin L )

    Akibat Py My2 = 0,80 ( Py L ) = 0,80 ( P cos L )

    b. Beban Angin (W)

    Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal/aksial tarik

    saja. Cara kerjanya, apabila yang satu bekerja sebagai batang tarik maka

    yang lainnya tidak menahan apa-apa dan sebaliknya. Beban angin

    dianggap bekerja tegak lurus bidang atap

    Beban angin yang di tahan gording

    W = a . x tekanan angin per meter (kg/m2)

    Mmax = 80 % ( 1/8 WL2 ) = 0,80 ( 1/8 WL2 )

    Akibat Wx Mx3 = 0

    Akibat Wy My3 = 0,80 ( 1/8 WyL2 ) = 0,80 ( 1/8 W L2 )

    c. Kombinasi Pembebanan

    I. Mx total = Mx1 + Mx2

    My total = My1 + My2

    II. Beban mati + Beban berguna + Beban angin

    Mx total = Mx1 + Mx2

    My total = My1 + My2 + My3

    d. Kontrol tegangan

    Kombinasi I

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 12

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    21600 /Mxtotal Mytotal kg cmWy Wx

    = + =

    catatan : Jika ,

    maka dimensi gording

    diperbesar

    Kombinasi II

    1,25Mxtotal MytotalWy Wx

    = + + =

    catatan: jika 1, 25 ,

    maka dimensi gording

    diperbesar

    Kombinasi III

    e. Kontol lendutan

    Akibat beban mati:

    cmEILq

    Fy

    xxl 384

    5 4= cm

    EILq

    Fx

    y

    3845 4

    =

    Akibat beban berguna

    cmEILP

    Fx

    xx 48

    3

    2 = cmEILW

    Fy

    yy 48

    5 32 =

    Akibat beban angin

    3xF =0 cm cmEILW

    Fx

    yy 384

    5 43 =

    Fx total = (Fx1+Fx2) F Fy total = (Fy1+Fy2+Fy3) F

    fffF yx +=22

    1 Catatan : jika Fx atau y > F maka dimensi gording di perbesar.

    II.3 Perhitungan Dimensi Trackstang (Batang Tarik)

    Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah

    sumbu x (kemiringan atap dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur

    pada arah sumbu x).

    Batang tarik menahan gaya tarik Gx dan Px, maka : AGUS BUDIYANTO

    I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 13

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Gx = berat sendiri gording + penutup atap arah sumbu x

    Px = beban berguna arah sumbu x

    Pbs = Gx + Px

    Karena batang tarik di pasang dua buah, per batang tarik :

    2PxGxPts

    +=

    ambilFnF

    =

    22

    PxGxFn

    Fn

    PxGx +==

    +

    Fbr =125 % Fn Fbr = d2

    Dimana : Fn = luas netto

    Fbr = luas brutto

    A = diameter batang tarik (diperoleh dari tabel baja)

    a. Batang Tarik

    Fn = p

    Fbr = Fn + F Fbr = 125%

    Dimana: Fn = Luas penampang netto

    P = Gaya batang = Tegangan yang diijinkan

    b. Batang Tekan

    Lk = panjang tekuk (cm) Imin = 1,69 P.Lk Dimana: Imin = momen inersia minimum (cm4)

    P = gaya batang tekan (Kg)

    Setelah diperoleh Imin lihat tabel propil maka diperoleh

    dimensi/ukuran propil.

    Kontrol: - terhadap sumbu bahan

    - terhadap sumbu bebas bahan

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 14

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    II.4 Perhitungan Gaya-gaya Batang

    Besarnya gaya batang tidak dapat langsung dicari dengan cara

    cremona, karena ada momen lentur pada kolom. Perhitungan dapat

    diselesaikan dengan membuat batang-batang tambahan (fiktif). Selanjutnya,

    dapat diselesaikan dengan cara cremona.

    Ada dua cara untuk mencari besarnya gaya batang yaitu dengan cara :

    1. Grafis, yaitu dengan cara cremona dan car cullman

    2. Analistis, yaitu dengan cara ritter, cara Henenberg, cara keseimbangan

    titik kumpul.

    Untuk mencari gaya batang pada konstuksi kuda-kuda, biasanya

    dipakai dengan cara cremona kemudian di kontrol dengan cara ritter. Selisih

    kesalahan cara cremona ddan cara ritter maksimum 3 % jika lebih maka

    perhitungan harus diulang.

    Asumsi yang di ambil dalam penyelesaian konsrtuksi rangka batang,

    terutama untuk mencari besarnya gaya batang, yaitu :

    1. Titik simpul dianggap sebagai sendi (M = 0).

    2. Tiap batang hanya memikul gaya normal atau aksial tarik atau tekan.

    3. Beban dianggap bekerja pada titik simpul.

    a. Beban mati, dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul

    batang tepi atas.

    b. Beban angin, dianggap bekerja tegak lurus bidang atap pada tiap-

    tiap simpul batang tepi atas.

    c. Bahan plafon, dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul

    batang tepi bawah.

    4. Gaya batang tekan arahnya mendekati titik simpul dan gaya batang

    tarik arahnya menjauhi titik simpul.

    a. Cara Cremona (Cara Grafis) AGUS BUDIYANTO

    I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 15

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Dalam menyelesaiannya perlu diperhatikan:

    1. Ditetapkan segala gaya ,yaitu dari satuan Kg/ton menjadi satuan

    cm.

    2. Penggambaran gaya batang dimulai dari titik simpul yang hanya

    memiliki maksimum dua gaya batang yang belum diketahui.

    3. Urutan penggambaran dapat searah jarum jam atau berlawanan

    arah jarum jam. Keduanya jangan dikombinasikan.

    4. Akhir dari penggambaran gaya batang harus kembali pada titik

    dimulai penggambaran gaya batang.

    Prosedur penyelesaian cara cremona:

    1. Gambar bentuk kuda-kuda rencana dengan skala yang benar,

    lengkap dengan ukuran gaya-gaya yang bekerja.

    2. Tetapkan skala gaya dari Kg atau ton menjadi cm.

    3. Cari besar resultan dari gaya yang bekerja.

    4. Cari besar arah dan titik tangkap dari reaksi perletakan.

    5. Tetapkan perjanjian arah urutan penggambarandari masing-

    masing gaya batang pada titik simpul (searah atau berlawanan

    jarum jam).

    6. Gambar masing-masing gaya batang sesuai ketentuan pada

    patokan yang berlaku.

    7. Ukuran panjang gaya batang, tarik (+), atau tekan (-).

    8. Besarnya gaya yang dicari adalah panjang gaya batang dikalikan

    skala gaya.

    b. Cara Ritter ( Analisis )

    Mencari gaya-gaya dengan cara ritter bersifat analitis dan perlu AGUS BUDIYANTO

    I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 16

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    diperhatikan ketentuan berikut:

    a. Membuat garis potong yang memotong beberapa batang yang

    akan dicari.

    b. Batang yang terpotong diasumsikan sebagai batang tarik. Arah

    gaya menjauhi titik simpul.

    Catatan : Sebaikanya ditinjau bagian konstruksi yang terdapat gaya lebih

    sedikit, hal ini untuk mempercepat perhitungan.

    Urutan cara penggambaran:

    1. Gambar bentuk konstruksi rangka batang yang akan dicari, gaya

    batang lengkap dengan ukuran dan gaya-gaya yang bekerja.

    2. Cari besar reaksi perletakan

    3. Buat garis potong yang memotong batang yang akan dicari gaya

    batangnya.

    4. Tinjau bagian konstruksi yang terpotong tersebut dimana terdapat

    gaya-gaya yang lebih sedikit.

    5. Tandai arah gaya dari batang yang terpotong tersebut dimana

    terdapat gaya yang lebih sedikit.

    6. Cari jarak gaya terhadap titik yang ditinjau.

    7. Selanjutnya didapat gaya batang yang dicari.

    II.5 Perhitungan Sambungan

    Dalam kontruksi baja ada beberapa sambungan yang biasanya

    digunakan. Pada perhitungan disini yang dipergunakan adalah sambungan

    baut. Karena pada baut terdapat ulir yang menahan geser dan tumpul, maka

    hanya diperhitungkan bagian galinya (kran). Akibat pembebanan

    (tarik/tekan), pada baut bekerja gaya dalam berupa gaya geser dan gaya

    normal. Gaya normal menimbulkan tegangan tumpu pada baut, sedangkan

    gaya geser menimbulkan tegangan geser pada baut. Untuk perhitungan

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 17

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    sambungan dengan baut perlu diketahui besarnya daya pikul 1 baut terhadap

    geser dan tumpu.

    Fgs = . . d2

    Ftp = d. Smin

    Dimana : Fgs = Luas bidang geser

    Ftp = Luas bidang tumpu

    Smin = Tebal plat minimum

    d = diameter baut

    Catatan:

    Untuk sambungan tunggal (single skear)

    Ngs = . . d2

    Untuk sambungan ganda (double skear)

    Ngs = . . d2. C

    Ntp = d. Smin . tp

    Jika tumpu menunjukkan tegangan tumpu yang diijinkan, maka harus

    diperhitungkan harga terkecil antara Pmaks tumpu dan Pmaks geser. Jadi banyaknya

    baut adalah :

    Jarak antar baut diambil 1,5d untuk jarak tepi ke as baut tepi dan 3d untuk

    anatara baut-baut tengah.

    p

    maks

    tNPn

    .min=

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 18

  • BAB III PERHITUNGAN RANCANGAN

    KUDA-KUDA

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    BAB III

    PERHITUNGAN RANCANGAN KUDA KUDA

    Gambar III.1. Perencanaan Kuda-kuda

    Atap Type : A

    Bahan penutup atap : Genteng

    Jarak gading-gading kap : 3,50 m

    Sudut (Kemiringan Atap) : 45,03432O

    Bentang kap (L) : 5,006 m

    Beban Angin Kiri : 40 kg/m2

    Beban Plafond : GRC, 18 kg/m2

    Beban Berguna (orang) : 100 kg

    Sambungan : Baut

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 19

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Tabel III.1. Tabel Panjang Batang

    Nama Batang Panjang Bantang

    S1 1,77095 m

    S2 1,77095 m

    S3 1,77095 m

    S4 1,77095 m

    H1 1,25150 m

    H2 1,25150 m

    H3 1,25150 m

    H4 1,25150 m

    D1 1,25300 m

    D2 1,77095 m

    D3 2,50600 m

    D4 1,77095 m

    D5 1,25300 m

    III.1 Perhitungan Dimensi Gording

    Gording di pengaruhi oleh :

    1. Beban mati

    Berat sendiri gording (kg/m2)

    Berat penutup atap (kg/m2)

    2. Beban hidup

    Beban berguna / hidup , dengan :

    P1 = 100 kg

    3. Beban angin

    Beban angin kiri sebesar : 25 kg/m2

    Diketahui :

    Jarak antar gording : 1,7709 m

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 20

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Sudut kemiringan : 45,03432

    Berat genteng dan rangka : 50 kg/m2

    Jarak gading-gading kap : 3,50 m

    III.1.1 Perhitungan berat penutup atap

    Berat yang didukung gording : 1,7709 x 50 = 88,545 kg/m2

    Berat sendiri gording C 125.50.20.3.2 : 6,13 = 6,13 kg/m

    q = 94,675 kg/m

    Gording ditempatkan tegak lurus bidang penutup atap dan

    beban mati Px bekerja vertical, q diuraikan pada sumbu X dan

    sumbu Y, sehingga diperoleh:

    Gambar III.2. Skema Beban P

    Dengan jarak gading-gading 3,50 m dan kemiringan sudut 45,03432

    AGUS BUDIYANTO

    I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 21

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    III.1.2 Menghitung Beban Mati

    Dengan jarak gading-gading 3,50 m dan kemiringan 45,03432

    Menghitung momen akibat beban mati

    Karena dianggap sebagai balok menerus di atas beberapa

    tumpuan (continous beam) maka untuk memperoleh perhitungan

    dapat diasumsikan sebagai berat bertumpuan di ujung.

    Mx1 = 1/8.qx.(l/3).80% = 1/8.( 66,985).(l/3).80% =1/8.( 66,985).(3,50/3).0,8 = 9,117 kg.m My1 = 1/8.qy.(l).80% = 1/8. (66,905).(3,50).0,8 = 81,959 kg.m

    III.1.3 Menghitung Beban berguna / hidup

    Beban berguna atau beban hidup adalah beban terpusat yang

    bekerja di tengah-tengah bentang gording. Beban ini diperhitungkan

    jika ada orang yang bekerja di atas gording.

    Diketahui :

    Beban berguna (P) = 100 kg

    Kemiringan atap )( = 45,03432

    Maka :

    qx = q sin 45,03432 = 94,675 sin 45,03432

    = 66,985 kg/2

    PX = P1 sin 45,03432

    = 100 sin 45,03432

    = 70,753 kg/2

    qy = q cos 45,03432 = 94,675 cos 45,03432

    = 66,905 kg/2

    Py = P1 cos 45,03432

    = 100 cos 45,03432

    = 70,668 kg/2

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 22

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Momen yang timbul akibat beban hidup dianggap continous

    beam (PBI 1971)

    Momen akibat beban berguna / hidup

    Mx2 = .Px.(l/3).80%

    = . 70,753.(3,50/3).0,8

    = 19,261 kg.m

    My2 = .Py.(l).80%

    = . 70,668.(3,50).0,8

    = 173,137 kg.m

    III.1.4 Menghitung Beban angin

    Ketentuan :

    Koefisien angin tekan ( c ) = (0,02 . - 0,4)

    Koefisien angin hisap ( c ) = - 0,4

    Beban angin kiri (q1) = 25 Kg/m2

    Kemiringan atap () = 45,03432

    Koefisien Angin

    Angin tekan ( c ) = (0,02 . - 0,4)

    = (0,02 . 45,03432 - 0,4)

    = 0,501

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 23

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Angin hisap ( c1) = -0,4

    Gambar III.3. Skema Beban W (angin)

    Menghitung Beban Akibat Angin Kiri

    Jadi perhitungan yang diambil harga W (tekan terbesar )

    Wmax = 22,181 kg/m

    Wx = 0

    Wy = 22,181 kg/m

    Menghitung Momen Akibat Beban Angin

    Mx3 = 1/8.Wx.(l/3).80%

    Angin Tekan

    Wt = C. q 1 .i (jarak gording)

    = 0,501.(25).1,7709

    = 22,181 kg/m

    Angin Hisap

    Wh = -C. q 1 .i(jarak gording)

    = -0,4.(25).1,7709

    = -17,709 kg/m

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 24

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    = 1/8.(0).(3,50/3).80%

    = 0

    My3 = 1/8.Wy.(l).80%

    = 1/8. (22,181).(3,50).0,8

    = 27,172 kg.m

    Tabel III.2. Daftar Pembebanan dan Momen

    P dan M Atap + Gording Beban orang

    Angin Beban Mati Beban Hidup

    P - 100 kg -

    q, Wmax 94,675 kg/m - 22,181 kg/m

    Px, qx 66,985 kg/m 70,753 kg -

    Py, qy 66,905 kg/m 70,668 kg -

    Mx 9,117 kg.m 19,261 kg.m -

    My 81,959 kg.m 173,137 kg.m 27,172 kg.m

    III.1.5 Kontrol gording

    Dari table profil baja diketahui :

    C 125.50.20.3.2 : Wx = 29 cm3 ; Wy = 8,02 cm3

    Kombinasi pembebanan I

    Mxtotal = beban mati + beban hidup

    = 9,117 + 19,261

    = 28,378 kg.m = 2837,8 kg.cm

    Mytotal = beban mati + beban hidup

    = 81,959 + 173,137

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 25

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    = 255,096 kg.m = 25509,6 kg.cm

    = MxtotalWy + MytotalWx = 2837,88,02 + 25509,6 29 = 353,840 + 879,641

    = 1233,481 kg/cm

    Jadi, = 1233,481 kg/cm = 1600 kg/cmOK!!!!!

    Kombinasi pembebanan II

    Mxtotal = beban mati + beban hidup + beban angin

    = 9,117 + 19,261 + 0

    = 28,378 kg.m = 2837,8 kg.cm

    Mytotal = beban mati + beban hidup + beban angin

    = 81,959 + 173,137 + 27,172

    = 282,268 kg.m = 28226,8 kg.cm

    = MxtotalWy + MytotalWx = 2837,88,02 + 28226,829 = 353,840 + 973,338

    = 1327,178 kg/cm

    Jadi, = 1327,178 kg/cm = 1600 kg/cmOK!!!!!

    III.1.6 Kontrol Terhadap Lendutan

    Ketentuan :

    E = 2.1 . 10 6 kg/cm2

    l = 3,50m = 350 cm AGUS BUDIYANTO

    I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 26

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Ix = 181 cm4

    Iy = 26,6 cm4

    Syarat lendutan yang diizinkan untuk balok pada konstruksi

    kuda-kuda terlindung adalah :

    == 3502801

    2801

    max flf 1,25 cm

    Akibat beban sendiri / mati

    =

    =

    =6,26.10.1,2384)3/350.( )670,0(5

    384)3/(5

    6

    44

    1y

    xx IE

    lqf 0,029 cm

    =

    =

    =

    181.10.1,2384)350( .)669,0(5

    3845

    6

    44

    1x

    yy IE

    lqf

    0.334 cm

    Akibat beban berguna

    =

    =

    =6,26.10.1,248)3/350() 70,753(

    48)3/(

    6

    33

    2y

    oxx IE

    lPf 0.042 cm

    =

    =

    =181.10.1,248

    )350() 70,668(48 6

    33

    2y

    oxy IE

    lPf 0.166 cm

    Akibat beban angin

    =

    =

    =6,26.10.1,2384

    )3/350.(05384

    )3/(56

    44

    3y

    x IElWxf

    0 cm

    ==

    =

    4

    6

    4

    3 181.10.1,2.384)350).( 27172,0.(5

    3845

    x

    yy IE

    lWf

    0.14 cm

    Jadi pelenturan adalah sebagai berikut :

    totalf x = )( 321 xxx fff ++ = (0,029 + 0.042 + 0)

    = 0.071 cm 1,25 cm

    totalf y = )( 321 yyy fff ++

    = (0.334 + 0.166 + 0.14)

    = 0,640 1,25 cm

    22( yxtotal fff += 22 640,0071,0 +=totalf

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 27

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    415,0=totalf 644,0=totalf 1,25 cm .OK !!!!!

    Gambar III.4. Pembebanan Gording

    III.2 Mendimensi Batang Tarik (TRACKSTANG)

    Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah

    sumbu x (kemiringan atap dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur

    pada arah sumbu x

    AGUS BUDIYANTO

    I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 28

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Gambar III.5. Skema Trackstang

    Batang tarik menahan gaya tarik Gx dan Px, maka :

    Akibat penutup atap = 66,985 x 3 = 200,955 kg

    Akibat beban orang = 70,753 kg +

    Pts = 271,708 kg

    Karena batang tarik di pasang dua buah trackstang, per batang tarik :

    ==n

    PtsPts == 1 271,708

    tsP 271,708 kg

    2/1600 cmkgFnP

    =

    Fn ==P

    =1600

    271,708 0,170 cm2

    Fbr =125 % Fn

    = 1.25 .0,170

    = 0,212 cm2

    Fbr = d2

    d2 = =4/1

    Fbr270,0

    14,3.4/1 0,212

    =

    d = 0,270 =0,520 cm= 5,20 mm Jadi diameter minimal tracksatang adalah 5,20 mm, maka diambil

    diameter trackstang sebesar 10 mm

    Dimana : Fn = luas netto

    Fbr = luas brutto

    A = diameter batang tarik (diperoleh dari tabel baja)

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 29

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    III.3 Perhitungan Dimensi Ikatan Angin

    Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal atau gaya axial

    tarik saja. Cara kerjanya kalau yang satu bekerjanya sebagai batang tarik,

    maka yang lainnya tidak menahan apa-apa. Sebaliknya kalau arah anginya

    berubah, maka secara berganti-ganti batang tersebut bekerja sebagai

    batang tarik.

    Perubahan pada ikatan angin ini datang dari arah depan atau

    belakang kuda-kuda. Beban angin yang diperhitungkan adalah beban angin

    terbesar yang disini adalah angin sebelah kanan yaitu: 25 Kg/ m2

    Rumus umum :

    nFP

    = dimana P angin = 25 kg/m2

    tan = 1 5 = 3,5423,50 = ,

    = ,

    Luas kuda-kuda = (1/2 x alas x tinggi )

    = (1/2 x 5,006 x 2,506 )

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 30

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    = 6,273 m

    Karena batang tarik di pasang dua buah, per batang tarik :

    =

    =

    1.

    nkudakudaluasP

    P angints ==

    15273,625xPts 39,203 kg

    = cos = 39,203cos 45,340 = , 2/1600 cmkg

    FnP

    =

    Fn = ==P

    =1600

    55,774 0,035 cm2

    Fbr =125 % Fn

    = 1.25 x 0,035

    = 0,044

    Fbr = d2

    d2 = =4/1

    Fbr 055,014.3.4/1

    0,044=

    = 0,055 = 0,236 = ,

    Maka di ambil baja diameter 10 mm

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 31

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    III.4 Perhitungan Konstruksi Rangka Batang

    Gambar III.6. Perancangan Kuda-kuda

    A. AKIBAT BERAT SENDIRI

    Gaya-gaya berat sendiri bekerja pada titik simpul batang tepi

    atas berat sendiri itu diakibatkan oleh:

    1. Berat Sendiri Penutup Atap

    Diketahui :

    Penutup atap genteng = 50 Kg /m

    Jarak gording (a) = 1,7709 m

    Jarak gading-gading kap = 3,50 m

    Pa = a . berat atap . gading-gading kap

    = 1,7709 . 50 . 3,5

    = 309,908 Kg

    2. Berat akibat beban berguna (beban hidup)

    Berat sendiri orang (Po) =100 Kg

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 32

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    3. Berat sendiri gording

    Dari tabel profil baja berat C.125.50.20.3.2 adalah = 6,13 Kg / m

    Pq = gading-gading kap x berat gording

    = 3,50 x 6,13 = 21,455 Kg

    4. Berat sendiri kuda-kuda

    Rumus dasar:

    Gk = (L 2) . l s/d (L + 4)

    Pkl = (L 2) l

    = ( 5,006 2). 3,5

    = 10,521 Kg / m

    Pk2 = ( L+ 4) l

    = ( 5,006 + 4) 3,5

    = 31,521 Kg /m

    mkgpkpkPk /021,212

    521,31521,102

    21=

    +=

    +

    Dikarenakan bentangnya 5,006 m, jumlah titik simpul pada

    batang tepi atas 5 (buah), maka berat total kuda-kuda adalah

    5,006 x 21,021 = 105,231 Kg / m. sedangkan pada titik simpul

    adalah

    Gk = 1

    n

    kudakudatotalberat

    mKg /308,2615

    231,105=

    Untuk ikatan angin (brancing) diperhitungkan sebagai berikut:

    Brancing = 20% x Berat sendiri kuda-kuda

    = 20% x 26,308 Kg

    = 5,262 Kg AGUS BUDIYANTO

    I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 33

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Jadi berat total pada titik simpul adalah :

    G = Pa + Pq + Pk + Brancing

    = 309,908 + 21,455 + 21,021 + 5,262

    = 357,646 Kg/m ~ 358 Kg/m

    5. Akibat berat plafond dan ME

    Diketahui :

    Berat sendiri Plafon + ME (qf) = 18 Kg / m2

    Jarak gading-gading kap (l) = 3,50 m

    Panjang batang bawah (b) = 1,2515 m

    Gaya pada titik simpul adalah :

    Pf1 = b . l . qf

    = 1,2515 . 3,5 . 18

    = 78,845 Kg

    6. Berat sendiri angin

    Diketahui :

    C = 0,501 q1 = 25 kg /m2

    C = - 0,4 q2 = 25 kg /m2

    Angin kiri

    W = C . a.l.q1 W = C . a .l.q1

    = (0,501) . 1,7709. 3,5 . 25 =(-0,4) . 1,7709 . 3,5 . 25

    = 77,632 Kg = - 61,982 Kg

    III.5 Perhitungan Gaya Batang

    Perhitugan gaya-gaya batang dihitung menggunakan SAP 2000 V.

    16.0.2 dengan pengontrolan menggunakan Metode Ritter.

    1. Gaya Batang Akibat Beban Mati dan Berat Sendiri AGUS BUDIYANTO

    I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 34

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Gambar III.7. Skema Beban Mati dan Berat Sendiri

    M8 = 0

    1V = 8V = (179 2) + ( 358 3)2 = a. Titik Simpul 1

    V = 0 S1 sin 45,034 + R1v P1 = 0

    0,708 S1 + 716 179 = 0

    S1 = - 537 0,708

    S1 = - 758,978 Kg (Tekan)

    H = 0 S1 cos 45,034 + H1 = 0

    - 758,978. 0,707 + H1 = 0

    H1 = 536,357 Kg (Tarik)

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 35

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    b. Titik Simpul 2

    c. Titik Simpul 3

    V = 0 D1 = 0

    H = 0 H1 + H2 = 0

    H2 = H1

    H2 = 536,357 Kg (Tarik)

    H= 0 - S1 cos 45,034 + S2 cos 45,034 + D2 cos 45,034 = 0

    - (-758,978) cos 45,034 + S2 cos 45,034 + D2 cos 45,034 = 0

    (S2 + D2) cos 45,034 = -536,357 (2 + 2) = 536,357cos 45,034 Persamaan 1 ( + ) = ,

    v = 0 -D1 - S1 sin 45,034 - P2 + S2 sin 45,034 - D2 sin 45,034 = 0

    (- 758,978) sin 45,034 - 358 + S2 sin 45,034 - D2 sin 45,034 = 0

    (S2 - D2) sin 45,034 = - 179 (2 2) = 179sin 45,034 Persamaan 2 ( ) = ,

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 36

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    d. Titik Simpul 5

    e. Kontrol Titik Simpul 4

    Subsitusi persamaan 1 dan persamaan 2 (2 + 2) = 758,978 (2 2) = 252,992 - 22 = 505,986 = , () (2 + 2) = 758,978 (2 252,993 ) = 758,978 (2) = 758,978 + 252,993 () = , ()

    H = 0 S2 + S3 = 0

    S3 = S2

    S3 = - 505,985 Kg (Tekan)

    V = 0 S2 sin 45,034 - S3 sin 45,034 + P3 = D3

    (-505,985 (-505,985)) sin 45,034 + 358 = D3

    D3 = 358 Kg (Tarik)

    V = 0 D3 + D2 sin 45,034 + D4 sin 45,034 = 0

    358 + (-252,993) sin 45,034 + (-252,993) sin 45,034 = 0 0 = 0

    Terbukti

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 37

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Tabel III.2. Daftar Gaya Batang Beban Mati dan Sendiri

    BEBAN

    BATANG SAP 2000 RITTER SELISIH

    TARIK (+) T EKAN (-) TARIK (+) TEKAN (-) %

    S1 - 758,978 - 758,978 0 S2 - 505,986 - 505,985 0,001 S3 - 505,986 - 505,985 0,001 S4 - 758,978 758,978 0 H1 536,357 - 536,357 - 0 H2 536,357 - 536,357 - 0 H3 536,357 - 536,357 - 0 H4 536,357 - 536,357 - 0 D1 - - - - 0 D2 - 252,993 - 252,993 0 D3 358 - 358 - 0 D4 - 252,993 - 252,993 0 D5 - - - - 0

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 38

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    2. Gaya Batang Akibat Beban Angin Kiri

    Gambar III.8. Skema Beban Angin Kiri

    M8 = 0

    R1v . 5,006 - P tekan cos 45,034 (5,006 + 3,755 + 2,503) + P tekan sin 45,034 (2,506 + 1,253) + P hisap cos 45,034 (2,503 + 1,2515) + P

    hisap sin 45,034 (2,506 + 1,253) = 0

    R1v . 5,006 - 77,632 cos 45,034 (5,006 + 3,755 + 2,503) + 77,632 sin 45,034 (2,506 + 1,253) + 62,982 cos 45,034 (2,503 + 1,2515)

    + 61,982 sin 45,034 (2,506 + 1,253) = 0

    R1v . 5,006 - 617,957 + 206,471 + 167,106 + 164,848 = 0

    R1v . 5,006 79,532 = 0

    1 = 79,5325,006 = , (atas)

    M1 = 0

    -R8v . 5,006 - P hisap cos 45,034 (5,006 + 3,755 + 2,503) - P hisap sin 45,034 (2,506 + 1,253) + P tekan cos 45,034 (2,503 + 1,2515) + P

    tekan sin 45,034 (2,506 + 1,253) = 0

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 39

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    -R8v . 5,006 61,982 cos 45,034 (5,006 + 3,755 + 2,503) - 61,982 sin 45,034 (2,506 + 1,253) + 77,632 cos 45,034 (2,503 + 1,2515)

    + 77,632 sin 45,034 (2,506 + 1,253) = 0

    -R8v . 5,006 493,382 164,650 + 205,976 + 206,471 = 0

    -R8v . 5,006 245,585 = 0

    8 = 245,5855,006 = , (bawah)

    H = 0

    H1 - P hisap sin 45,034 + P tekan sin 45,034 = 0

    H1 - 3 . (-61,982) .sin 45,034 + 3 . 77,632 .sin 45,034 = 0

    H1 = 296,343 Kg

    Kontrol

    V = 0

    R1v + R8v + P hisap cos 45,034 + P tekan cos 45,034 = 0

    15,887 + (-49,058) + 3 . (-61,982) cos 45,034 + 3 . 77,632 cos 45,034 =0

    -33,171 - 131,405 + 164,58 = 0

    0 = 0

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 40

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    a. Titik Simpul 1

    b. Titik Simpul 2

    H = 0 -S1 cos 45,034 - (H1 + P. sin 45,034) + H1 = 0

    38,902 241,416 + H1 = 0

    H1 = 202,514 Kg (Tarik)

    V = 0 -S1 sin 45,034 + R1v P cos 45,034 = 0

    0,708 S1 + 15,887 54,861 = 0

    -S1 = 38,974 0,708

    S1 = -55,048 Kg (Tekan)

    V = 0 D1 = 0

    H = 0 H1 + H2 = 0

    H2 = H1

    H2 = 202,514 Kg (Tarik)

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 41

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    c. Titik Simpul 3

    H= 0 - S1 cos 45,034 - P sin 45,034 +S2 cos 45,034 + D2 cos 45,034 = 0

    - 55,048 cos 45,034 - 54,927 + S2 cos 45,034 + D2 cos 45,034 = 0

    (S2 + D2) cos 45,034 = 93,828 (2 + 2) = 93,828cos 45,034 Persamaan 1 ( + ) = ,

    v = 0 -D1 - S1 sin 45,034 + P cos 45,034 + S2 sin 45,034 - D2 sin 45,034 = 0

    55,048 sin 45,034+ 54,861 + S2 sin 45,034 - D2 sin 45,034 = 0

    (S2 - D2) sin 45,034 = -15,913 (2 2) = 15,913sin 45,034 Persamaan2 ( ) = ,

    Subsitusi persamaan 1 dan persamaan 2 (2 + 2) = 132,773 (2 2) = 22,491 + 22 = 110,282 () = , () (2 + 2) = 132,773 (55,141 2 ) = 132,773 (2) = 132,773 55,141 = , ()

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 42

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    d. Titik Simpul 5

    e. Titik Simpul 4

    H = 0 S3 cos 45,034 + Pa sin 45,034 + Pb sin 45,034- S2 cos 45,034 = 0

    S3 cos 45,034 + 54,927 + 43,854 38,967 = 0

    S3 = - 59,814 cos 45,034

    S3 = - 84,64 Kg (Tekan)

    V = 0 - D3 (Pa Pb) cos 45,034 = 0

    - D3 -11,059= 0

    D3 = 11,059 Kg (Tarik)

    V = 0 D3 + D2 sin 45,034 + D4 sin 45,034 =0

    11,509 + (-54,927) + D4 sin 45,034 =0

    D4 = 43,418 sin 45,034

    D4 = 61,366 Kg (Tarik)

    H = 0 H3 - H2 + D4 cos 45,034 - D2 cos 45,034 =0

    H3 - 202,514 + 43,366 (-54,861) =0

    H3 = 104,287 Kg (Tarik)

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 43

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    f. Titik Simpul 7

    g. Titik Simpul 8

    Kontrol

    V = 0 D5 = 0

    H = 0 H4 H3 = 0

    H4 = H3

    H4 = 104,287 Kg (Tarik)

    V = 0 -S4 sin 45,034 - P cos 45,034 - (R8V / 3 ) =0

    -S4 sin 45,034 - 43,802 - 16,353 =0

    -S4 = 60,155 sin 45,034

    S4 = - 85,021 Kg (Tekan)

    H = 0 -S4 cos 45,034 + (H1 + P. sin 45,034) + H4 = 0

    60,083 164,781 + 104,287 = 0

    0 = 0 Terbukti

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 44

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Tabel III.3. Daftar Gaya Batang Beban Angin Kiri

    BEBAN

    BATANG SAP 2000 RITTER SELISIH

    TARIK (+) TEKAN (-) TARIK (+) TEKAN (-) %

    S1 54,344 - 55,048 - 1,279 S2 54,251 - 55,141 - 1,614 S3 - 85,531 - 86,640 1,28 S4 - 85,605 - 85,021 0,682 H1 203,012 202,514 - 0,245 H2 203,012 202,514 - 0,245 H3 104,349 104,287 - 0,059 H4 104,349 104,287 - 0,059 D1 - - - - 0 D2 - 77,632 - 77,632 0 D3 11,073 - 11,509 - 3,788 D4 61,982 - 61,366 - 0,994 D5 - - - - 0

    Catatan : Karena ada selisih yang melebihi 3 % maka, perhitungan menggunakan yang SAP 2000. Ini terjadi karena biasanya selisih koma dalam

    perhitungan awal yang dapat menyebabkan seperti ini.

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 45

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    3. Gaya Batang Akibat Beban Berguna atau Hidup

    Gambar III.7. Skema Beban Berguna atau Hidup

    M8 = 0

    1V = 8V = (50 2) + ( 100 3)2 = a. Titik Simpul 1

    V = 0 S1 sin 45,034 + R1v P1 = 0

    0,708 S1 + 200 50 = 0

    S1 = - 150,0

    0,708

    S1 = - 212,005 Kg (Tekan) H = 0

    S1 cos 45,034 + H1 = 0

    - 212,005 . 0,707 + H1 = 0

    H1 = 149,820 Kg (Tarik)

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 46

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    b. Titik Simpul 2

    c. Titik Simpul 3

    V = 0 D1 = 0

    H = 0 H1 + H2 = 0

    H2 = H1

    H2 = 149,820 Kg (Tarik)

    H= 0 -S1 cos 45,034 + S2 cos 45,034 + D2 cos 45,034 = 0

    - (-212,005) cos 45,034 + S2 cos 45,034 + D2 cos 45,034 = 0

    (S2 + D2) cos 45,034 = -149,820 (2 + 2) = 149,820cos 45,034 Persamaan 1 ( + ) = ,

    v = 0 -D1 - S1 sin 45,034 - P2 + S2 sin 45,034 - D2 sin 45,034 = 0

    (- 212,005) sin 45,034 - 100 + S2 sin 45,034 - D2 sin 45,034 = 0

    (S2 - D2) sin 45,034 = - 50 (2 2) = 50sin 45,034 Persamaan 2 ( ) = ,

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 47

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    d. Titik Simpul 5

    Subsitusi persamaan 1 dan persamaan 2 (2 + 2) = 212,005 (2 2) = 70,668 - 22 = 141,337 = , () (2 + 2) = 212,005 (2 70,669 ) = 212,005 (2) = 212,005 + 70,669 () = , ()

    H = 0 S2 + S3 = 0

    S3 = S2

    S3 = - 141,337 Kg (Tekan)

    V = 0 S2 sin 45,034 - S3 sin 45,034 + P3 = D3

    (-141,337 (-141,337)) sin 45,034 + 100 = D3

    D3 = 100 Kg (Tarik)

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 48

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    e. Kontrol Titik Simpul 4

    Tabel III.4. Daftar Gaya Batang Beban Berguna atau Hidup

    BEBAN

    BATANG SAP 2000 RITTER SELISIH

    TARIK (+) TEKAN (-) TARIK (+) TEKAN (-) %

    S1 - 212,005 212,005 0 S2 - 141,337 - 141,337 0 S3 - 141,337 - 141,337 0 S4 - 212,005 212,005 0 H1 149,820 - 149,820 - 0 H2 149,820 - 149,820 - 0 H3 149,820 - 149,820 - 0 H4 149,820 - 149,820 - 0 D1 - - - - 0 D2 - 70,668 - 70,669 0,001 D3 100 - 100 - 0 D4 - 70,668 - 70,669 0 D5 - - - - 0

    V = 0 D3 + D2 sin 45,034 + D4 sin 45,034 = 0

    100 + (-70,669) sin 45,034 + (-70,669) sin 45,034 = 0 0 = 0

    Terbukti

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 49

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    4. Gaya Batang Akibat Beban Planfond dan ME

    Gambar III.7. Skema Beban Berguna atau Hidup

    M8 = 0

    1V = 8V = (39,423 2) + ( 78,845 3)2 = , a. Titik Simpul 1

    V = 0 S1 sin 45,034 + R1v P1 = 0

    0,708 S1 +157,69 39,423 = 0

    S1 = - 118,267 0,708

    S1 = - 167,155 Kg (Tekan)

    H = 0 S1 cos 45,034 + H1 = 0

    - 167,155 . 0,707 + H1 = 0

    H1 = 118,125 Kg (Tarik)

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 50

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    b. Titik Simpul 2

    c. Titik Simpul 3

    V = 0 D1 - P1 = 0

    D1 = P1 D1 = 78,845 (Tarik)

    H = 0 H1 + H2 = 0

    H2 = H1

    H2 = 118,125 Kg (Tarik)

    H= 0 -S1 cos 45,034 + S2 cos 45,034 + D2 cos 45,034 = 0

    - (-167,155) cos 45,034 + S2 cos 45,034 + D2 cos 45,034 = 0

    (S2 + D2) cos 45,034 = -118,126 (2 + 2) = 118,126cos 45,034 Persamaan 1 ( + ) = ,

    v = 0 -D1 - S1 sin 45,034 + S2 sin 45,034 - D2 sin 45,034 = 0

    78,845 - (-167,155) sin 45,034 + S2 sin 45,034 - D2 sin 45,034 = 0

    (S2 - D2) sin 45,034 = - 39,422 (2 2) = 39,422sin 45,034 Persamaan 2 ( ) = ,

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 51

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    d. Titik Simpul 4

    Subsitusi persamaan 1 dan persamaan 2 (2 + 2) = 167,155 (2 2) = 55,718 - 22 = 111,437 = , () (2 + 2) = 167,155 (2 55,719 ) = 167,155 (2) = 167,155 + 55,719 () = , ()

    V = 0 D3 + D2 sin 45,034 + D4 sin 45,034- P3 =0

    D3 + (-39,423) + (-39,423) - 78,845 =0

    D3 = 157,691 Kg (Tarik)

    H = 0 H2 + H3 = 0

    H3 = H2

    H3 = 118,125 Kg (Tarik)

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 52

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Tabel III.5. Daftar Gaya Batang Beban Plafond dan ME

    BEBAN

    BATANG SAP 2000 RITTER SELISIH

    TARIK (+) TEKAN (-) TARIK (+) TEKAN (-) %

    S1 - 167,155 - 167,155 0 S2 - 111,437 - 111,437 0 S3 - 111,437 - 111,437 0 S4 - 167,155 - 167,155 0 H1 118,126 - 118,125 - 0,001 H2 118,126 - 118,125 - 0,001 H3 118,126 - 118,125 - 0,001 H4 118,126 - 118,125 - 0,001 D1 78,845 - 78,845 - 0 D2 - 55,718 - 55,719 0,001 D3 157,690 - 157,691 - 0,001 D4 - 55,718 - 55,719 0,001 D5 78,845 - 78,845 - 0

    AGUS BUDIYANTO

    I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 53

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Tabel III.6. Daftar Kombinasi Pembebanan

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 54

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    III.6 Mendimensi Batang Kuda-kuda

    Daftar Gaya Batang Maksimum Untuk Tiap Batang

    a. Batang batang Atas (S) : -1223,743 kg (Tekan)

    b. Batang batang Bawah (H) : 1007,315 kg (Tarik)

    c. Batang - batang Vertikal (D) : 626,763 kg (Tarik)

    d. Batang batang Diagonal (D) : -176,061 kg (Tekan)

    A. Dimensi batang atas

    a. Batang terdiri dari batang S1 sampai dengan batang S4

    b. Diketahui

    Gaya batang maks. = -1223,743 kg = -1,223743 ton (Tekan)

    Panjang batang (Lk) = 1.7709 m = 177,09 cm

    Tegangan ijin () = 1600 kg/cm2

    Tebal Plat (s) = 5 mm = 0,5 cm

    Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki L 50.50.5

    c. Perhitungan

    = + 2,5 2 = 1223.7431600 + 2,5 1,77092 = 0,765 + 7,84 = 8,605 2

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 55

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    1. Batang S merupakan batang tekan

    Dari table profil diambil 50.50.5

    F = 4,802 x 2 = 9,604 cm2

    Ix = Iy = 11,100 cm4

    ix = iy = 1,52 cm4

    e = 1,41 cm

    Kontrol :

    a. Terhadap sumbu bahan (x)

    x = ixLk = 120~507,116

    52,109,177

    =

    = 0,294 = . = 0,294 x 1600

    = 470,4 kg/cm2

    = . F = 470,4 x 9,604

    = 4517,722 kg > Pmax = 1223,743 Kg Ok !!!

    b. Kontrol terhadap as sumbu bebas bahan (y-y)

    1. Seluruh profil

    Iy fiktif = 2 x (Iy + F (e + 0,5.s)2)

    = 2 x (11,1 + 4,802 (1,41 + 0,5.0,5)2)

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 56

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    = 48,665 cm4

    fiktif = 48,6659,604 = 2,251

    y fiktif = fiktifiy Lky = 79~672,78

    251,209,177

    =

    = 0,596 = . = 0,596 x 1600

    = 953,60 kg/cm2

    = . F = 953,6x 9,604

    = 9158,374kg > Pmax = 1223,743 Kg Ok !!!

    Catatan : Profil rangkap baja siku sama kaki L 50.50.5 dapat digunakan pada batang tekan.

    2. Satu profil / profil tunggal

    = .1 1= = 0,2940,596 = 0,493 y1 = 92 ( Tabel Tekuk)

    Lky1 = y1 . iy

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 57

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    = 92 . 1,52

    = 139,84

    = 1

    = 177,09139,84 = 1,266 ~ 1 Jumlah Pelat Kopel = n + 1 = 1 + 1 = 2 buah

    B. Dimensi batang bawah

    a. Batang terdiri dari batang H1 sampai dengan batang H4

    b. Diketahui

    Gaya batang maks. = 1007,315 kg = 1,007315 ton (Tarik)

    Panjang batang (Lk) = 1.2515 m = 125,15 cm

    Tegangan ijin () = 1600 kg/cm2

    Tebal Plat (s) = 5 mm = 0,5 cm

    c. Perhitungan

    = = 1007,3151600 = 0,630 2

    = 0,85 = 0,6300,85 = 0,741 2

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 58

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki L 50.50.5

    F = 4,802 x 2 = 9,604 cm2

    Kontrol

    =

    = 1007,3159,604 = 104,885 /2 1600 /2 Catatan : Profil rangkap baja siku sama kaki L 50.50.5 dapat

    digunakan pada batang tarik.

    C. Dimensi batang vertikal

    a. Batang terdiri dari batang D1, D3 dan D5

    b. Diketahui

    Gaya batang maks. = 626,763 kg = 0,626763 ton (Tarik)

    Panjang batang (Lk) = 2,506 m = 250,6 cm

    Tegangan ijin () = 1600 kg/cm2

    Tebal Plat (s) = 5 mm = 0,5 cm

    c. Perhitungan

    = = 626,76351600 = 0,392 2

    = 0,85 = 0,3920,85 = 0,461 2

    Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki L 50.50.5

    F = 4,802 x 2 = 9,604 cm2

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 59

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Kontrol

    =

    = 626,76359,604 = 65,261 /2 1600 /2 Catatan : Profil rangkap baja siku sama kaki L 50.50.5 dapat

    digunakan pada batang tarik.

    D. Dimensi batang diagonal

    a. Batang terdiri dari batang D2 dan D4

    b. Diketahui

    Gaya batang maks. = -176,061 kg = -0,176061 ton (Tekan)

    Panjang batang (Lk) = 1,7709 m = 177,09 cm

    Tegangan ijin () = 1600 kg/cm2

    Tebal Plat (s) = 5 mm = 0,5 cm

    c. Perhitungan

    = + 2,5 2 = 176,0611600 + 2,5 1,77092 = 0,110 + 7,84 = 7,950 2

    Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki L 50.50.5

    F = 4,802 x 2 = 9,604 cm2

    Ix = Iy = 11,100 cm4

    ix = iy = 1,52 cm4

    e = 1,41 cm

    Kontrol :

    c. Terhadap sumbu bahan (x)

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 60

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    x = ixLk = 120~507,116

    52,109,177

    =

    = 0,294 = . = 0,294 x 1600

    = 470,4 kg/cm2

    = . F = 470,4 x 9,604

    = 4517,722 kg > Pmax = 176,061 Kg Ok !!!

    d. Kontrol terhadap as sumbu bebas bahan (y-y)

    3. Seluruh profil

    Iy fiktif = 2 x (Iy + F (e + 0,5.s)2)

    = 2 x (11,1 + 4,802 (1,41 + 0,5.0,5)2)

    = 48,665 cm4

    fiktif = 48,6659,604 = 2,251

    y fiktif = fiktifiy Lky = 79~672,78

    251,209,177

    =

    = 0,596 = . = 0,596 x 1600

    = 953,60 kg/cm2

    = . F AGUS BUDIYANTO

    I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 61

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    = 953,6x 9,604

    = 9158,374kg > Pmax = 176,061 Kg Ok !!!

    Catatan : Profil rangkap baja siku sama kaki L 50.50.5 dapat digunakan pada batang tekan.

    4. Satu profil / profil tunggal

    = .1 1= = 0,2940,596 = 0,493 y1 = 92 ( Tabel Tekuk)

    Lky1 = y1 . iy

    = 92 . 1,52

    = 139,84

    = 1

    = 177,09139,84 = 1,266 ~ 1 Jumlah Pelat Kopel = n + 1 = 1 + 1 = 2 buah

    III.7 Perhitungan Sambungan Baut

    A. Sambungan batang atas

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 62

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Tipe Baut BJ 37 (fu) = 240 Mpa

    Diameter baut (db) = 8 mm

    Luasan brutto baut (Ab) = 1/4 d2 = 50,265 mm2

    Tebal plat buhul (tp) = 5 mm

    Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki L 50.50.5

    Mutu baja BJ 37 (fy) = 240 Mpa

    (fu) = 370 Mpa

    Gaya batang maks. (Ru) = -1223,743 kg

    = -1,223743 ton

    (Tekan)

    Perencanaan penempatan baut (baris) (m) = 1 baris

    Tinjau Tahanan nominal Baut

    - Tahanan Geser baut

    . R n = . 0,5. f y . m. A b

    = 0,75 . 0,5 . 240 . 1 . 50,265

    = 0,75 . 0,5 . 240 . 1 . 50,265

    = 0,4524 ton/baut

    - Tahanan tumpu baut

    . R n = . 2,4. db . tp . f u

    = 0,75 . 2,4 . 8 . 5 . 370

    = 0,75 . 0,5 . 240 . 1 . 50,265

    = 2,664 ton/baut

    Syarat Ru . R n Tinjau Ulang

    Menghitung jumlah baut

    Tahan geser menentukan jumlah baut

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 63

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    = 1,22370,4524 = 2,705 3 Maka baut yang digunakan pada batang atas sebanyak

    n = 3 baut

    Menentukan jarak baut

    Tata letak baut diataur dalam SNI 0317292002 pasal 13.4, jarak antar pusat lubang baut (S) harus di ambil tidak kurangdari 3 kali diameter

    nominal baut, dan jarak antara baut tepi dengan ujung plat (S1) harus

    sekurangkurangnya 1,5 diameter nominal baut. Dan jarak maksimum antar pusat lubang baut (S) tak boleh melebihi 15 tp ( dengan tp adalah

    tebal pelat lapis tertipis dalam sambungan ) atau 200 mm, sedangkan

    jarak tepi maksimum (S1) harus tidak melebihi 4 tp + 100 mm atau 200

    mm.

    S = 1,5 db = 1,5 . 8 = 12 mm

    S1 = 3 db = 3. 8 = 24 mm

    B. Sambungan batang bawah

    Tipe Baut BJ 37 (fu) = 240 Mpa

    Diameter baut (db) = 8 mm

    Luasan brutto baut (Ab) = 1/4 d2 = 50,265 mm2

    Tebal plat buhul (tp) = 5 mm

    Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki L 50.50.5

    Mutu baja BJ 37 (fy) = 240 Mpa

    (fu) = 370 Mpa

    Gaya batang maks. (Ru) = 1007,315 kg

    = 1,007315 ton (Tarik)

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 64

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Perencanaan penempatan baut (baris) (m) = 1 baris

    Tinjau Tahanan nominal Baut

    - Tahanan Geser baut

    . R n = . 0,5. f y . m. A b

    = 0,75 . 0,5 . 240 . 1 . 50,265

    = 0,75 . 0,5 . 240 . 1 . 50,265

    = 0,4524 ton/baut

    - Tahanan tumpu baut

    . R n = . 2,4. db . tp . f u

    = 0,75 . 2,4 . 8 . 5 . 370

    = 0,75 . 0,5 . 240 . 1 . 50,265

    = 2,664 ton/baut

    Syarat Ru . R n memenuhi syarat

    Menghitung jumlah baut

    Tahan geser menentukan jumlah baut

    = 1,0073150,4524 = 2,227 3 Maka baut yang digunakan pada batang bawah sebanyak

    n = 3 baut

    Menentukan jarak baut

    Tata letak baut diataur dalam SNI 0317292002 pasal 13.4, jarak antar pusat lubang baut (S) harus di ambil tidak kurangdari 3 kali diameter

    nominal baut, dan jarak antara baut tepi dengan ujung plat (S1) harus

    sekurangkurangnya 1,5 diameter nominal baut. Dan jarak maksimum antar pusat lubang baut (S) tak boleh melebihi 15 tp ( dengan tp adalah

    tebal pelat lapis tertipis dalam sambungan ) atau 200 mm, sedangkan

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 65

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    jarak tepi maksimum (S1) harus tidak melebihi 4 tp + 100 mm atau 200

    mm.

    S = 1,5 db = 1,5 . 8 = 12 mm

    S1 = 3 db = 3. 8 = 24 mm

    C. Sambungan batang vertikal

    Tipe Baut BJ 37 (fu) = 240 Mpa

    Diameter baut (db) = 8 mm

    Luasan brutto baut (Ab) = 1/4 d2 = 50,265 mm2

    Tebal plat buhul (tp) = 5 mm

    Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki L 50.50.5

    Mutu baja BJ 37 (fy) = 240 Mpa

    (fu) = 370 Mpa

    Gaya batang maks. (Ru) = 626,763 kg

    = 0,626763 ton (Tarik)

    Perencanaan penempatan baut (baris) (m) = 1 baris

    Tinjau Tahanan nominal Baut

    - Tahanan Geser baut

    . R n = . 0,5. f y . m. A b

    = 0,75 . 0,5 . 240 . 1 . 50,265

    = 0,75 . 0,5 . 240 . 1 . 50,265

    = 0,4524 ton/baut

    - Tahanan tumpu baut

    . R n = . 2,4. db . tp . f u

    = 0,75 . 2,4 . 8 . 5 . 370

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 66

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    = 0,75 . 0,5 . 240 . 1 . 50,265

    = 2,664 ton/baut

    Syarat Ru . R n memenuhi syarat

    Menghitung jumlah baut

    Tahan geser menentukan jumlah baut

    = 0,626763 0,4524 = 1,385 2 Maka baut yang digunakan pada batang vertikal sebanyak

    n = 2 baut

    Menentukan jarak baut

    Tata letak baut diataur dalam SNI 0317292002 pasal 13.4, jarak antar pusat lubang baut (S) harus di ambil tidak kurangdari 3 kali diameter

    nominal baut, dan jarak antara baut tepi dengan ujung plat (S1) harus

    sekurangkurangnya 1,5 diameter nominal baut. Dan jarak maksimum antar pusat lubang baut (S) tak boleh melebihi 15 tp ( dengan tp adalah

    tebal pelat lapis tertipis dalam sambungan ) atau 200 mm, sedangkan

    jarak tepi maksimum (S1) harus tidak melebihi 4 tp + 100 mm atau 200

    mm.

    S = 1,5 db = 1,5 . 8 = 12 mm

    S1 = 3 db = 3. 8 = 24 mm

    D. Sambungan batang diagonal

    Tipe Baut BJ 37 (fu) = 240 Mpa

    Diameter baut (db) = 8 mm

    Luasan brutto baut (Ab) = 1/4 d2 = 50,265 mm2

    Tebal plat buhul (tp) = 5 mm

    Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki L 50.50.5

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 67

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Mutu baja BJ 37 (fy) = 240 Mpa

    (fu) = 370 Mpa

    Gaya batang maks. (Ru) = -176,061 kg

    = - 0, 176061 ton

    (Tekan)

    Perencanaan penempatan baut (baris) (m) = 1 baris

    Tinjau Tahanan nominal Baut

    - Tahanan Geser baut

    . R n = . 0,5. f y . m. A b

    = 0,75 . 0,5 . 240 . 1 . 50,265

    = 0,75 . 0,5 . 240 . 1 . 50,265

    = 0,4524 ton/baut

    - Tahanan tumpu baut

    . R n = . 2,4. db . tp . f u

    = 0,75 . 2,4 . 8 . 5 . 370

    = 0,75 . 0,5 . 240 . 1 . 50,265

    = 2,664 ton/baut

    Syarat Ru . R n memenuhi syarat

    Menghitung jumlah baut

    Tahan geser menentukan jumlah baut

    = 0, 176061 0,4524 = 0,389 1 Maka baut yang digunakan pada batang diagonal sebanyak

    n = 1 baut

    Menentukan jarak baut

    Tata letak baut diataur dalam SNI 0317292002 pasal 13.4, jarak AGUS BUDIYANTO

    I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 68

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    antar pusat lubang baut (S) harus di ambil tidak kurangdari 3 kali diameter

    nominal baut, dan jarak antara baut tepi dengan ujung plat (S1) harus

    sekurangkurangnya 1,5 diameter nominal baut. Dan jarak maksimum antar pusat lubang baut (S) tak boleh melebihi 15 tp ( dengan tp adalah

    tebal pelat lapis tertipis dalam sambungan ) atau 200 mm, sedangkan

    jarak tepi maksimum (S1) harus tidak melebihi 4 tp + 100 mm atau 200

    mm.

    S = 1,5 db = 1,5 . 8 = 12 mm

    S1 = 3 db = 3. 8 = 24 mm

    III.8 Perhitungan Pelat Kopel

    A. Pelat kopel untuk batang atas (S1 s/d S4)

    Diameter baut (db) = 8 mm

    Diameter lubang baut (d) = 10 mm

    Tebal plat buhul (tp) = 5 mm

    Gaya batang maks. (Ru) = -1223,743 kg

    = - 1,223743 ton

    (Tekan)

    Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki L 50.50.5

    Mutu baja BJ 37 (fy) = 240 Mpa

    (fu) = 370 Mpa

    Kekuatan tumpu sekitar lubang baut

    R n = 1,5. Lc . tp . f u 3,0 . d . tp .f u

    Deformasi yang timbul pada lubang baut tidak menjadi permasalahan.

    Tinjau bagian pelat tepi

    = 12 103 = 8,667 AGUS BUDIYANTO

    I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 69

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    R n = 1,5. 8,667 . 5. 370 3,0 . 10 . 5 . 370

    R n = 24050,925 N 55000 N

    R n1 = 24050,925 N

    Tinjau bagian pelat tengah

    = 24 10 = 14 R n = 1,5. 14 . 5. 370 3,0 . 10 . 5 . 370

    R n = 38850 N 55000 N

    R n2 = 38850 N

    Jadi Kekuatan ijin pelat terhadap bahaya tumpu :

    R n = min (R n1 ; R n2) = 24050,925 N

    . P n = . R n

    . P n = 0,75 . 24050,925

    = 18038,194 N >> R u = 12237,43 N (Aman)

    B. Pelat kopel untuk batang bawah (H1 s/d H4)

    Diameter baut (db) = 8 mm

    Diameter lubang baut (d) = 10 mm

    Tebal plat buhul (tp) = 5 mm

    Gaya batang maks. (Ru) = 1007,315 kg

    = 1,007315 ton

    (Tarik)

    Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki L 50.50.5

    Mutu baja BJ 37 (fy) = 240 Mpa

    (fu) = 370 Mpa

    Kekuatan tumpu sekitar lubang baut AGUS BUDIYANTO

    I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 70

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    R n = 1,5. Lc . tp . f u 3,0 . d . tp .f u

    Deformasi yang timbul pada lubang baut tidak menjadi permasalahan.

    Tinjau bagian pelat tepi

    = 12 103 = 8,667 R n = 1,5. 8,667 . 5. 370 3,0 . 10 . 5 . 370

    R n = 24050,925 N 55000 N

    R n1 = 24050,925 N

    Tinjau bagian pelat tengah

    = 24 10 = 14 R n = 1,5. 14 . 5. 370 3,0 . 10 . 5 . 370

    R n = 38850 N 55000 N

    R n2 = 38850 N

    Jadi Kekuatan ijin pelat terhadap bahaya tumpu :

    R n = min (R n1 ; R n2) = 24050,925 N

    . P n = . R n

    . P n = 0,75 . 24050,925

    = 18038,194 N >> R u = 10073,15 N (Aman)

    C. Pelat kopel untuk batang vertikal (D1, D3 dan D5)

    Diameter baut (db) = 8 mm

    Diameter lubang baut (d) = 10 mm

    Tebal plat buhul (tp) = 5 mm

    Gaya batang maks. (Ru) = 626,763 kg

    = 0,626763 ton

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 71

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    (Tarik)

    Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki L 50.50.5

    Mutu baja BJ 37 (fy) = 240 Mpa

    (fu) = 370 Mpa

    Kekuatan tumpu sekitar lubang baut

    R n = 1,5. Lc . tp . f u 3,0 . d . tp .f u

    Deformasi yang timbul pada lubang baut tidak menjadi permasalahan.

    Tinjau bagian pelat tepi

    = 12 102 = 7 R n = 1,5. 7 . 5. 370 3,0 . 10 . 5 . 370

    R n = 19425 N 55000 N

    R n1 = 19425 N

    Tinjau bagian pelat tengah

    = 24 10 = 14 R n = 1,5. 14 . 5. 370 3,0 . 10 . 5 . 370

    R n = 38850 N 55000 N

    R n2 = 38850 N

    Jadi Kekuatan ijin pelat terhadap bahaya tumpu :

    R n = min (R n1 ; R n2) = 19425 N

    . P n = . R n

    . P n = 0,75 . 19425

    = 4568,75 N >> R u = 6267,63 N (Aman)

    D. Pelat kopel untuk batang diagonal (D2 dan D4)

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 72

  • POLITEKNIK TEDC BANDUNG TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN

    Diameter baut (db) = 8 mm

    Diameter lubang baut (d) = 10 mm

    Tebal plat buhul (tp) = 5 mm

    Gaya batang maks. (Ru) = -179,061 kg

    = 0,179061 ton

    (Tekan)

    Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki L 50.50.5

    Mutu baja BJ 37 (fy) = 240 Mpa

    (fu) = 370 Mpa

    Kekuatan tumpu sekitar lubang baut

    R n = 1,5. Lc . tp . f u 3,0 . d . tp .f u

    Deformasi yang timbul pada lubang baut tidak menjadi permasalahan.

    Tinjau bagian pelat tepi

    = 12 101 = 2 R n = 1,5. 2 . 5. 370 3,0 . 10 . 5 . 370

    R n = 5550 N 55000 N

    R n1 = 5550 N

    Tinjau bagian pelat tengah

    = 24 10 = 14 R n = 1,5. 14 . 5. 370 3,0 . 10 . 5 . 370

    R n = 38850 N 55000 N

    R n2 = 38850 N

    Jadi Kekuatan ijin pelat terhadap bahaya tumpu :

    AGUS BUDIYANTO I WANNA BE STRUCTURE ENGINEER BUILDING 73

  • POLITEKNIKTEDCBANDUNGTEKNIKKONSTRUKSIBANGUNAN

    AGUSBUDIYANTOIWANNABESTRUCTUREENGINEERBUILDING74

    = 4162,5 N >> R u = 1790,61 N (Aman)

    III.9 Perhitungan Lendutan Kuda-kuda

    Tabel III.7. Perhitungan Untuk Lendutan

    Batang F F= 2.F

    L/F Gaya

    Batang Sin

    L/F.B sin

    No Batang

    L

    (cm) (cm) (cm) (Kg) (Kg/cm)

    S1 177,095 4,802 9,604 18,440 1083,794 0,708 14139,884 S2 177,095 4,802 9,604 18,440 704,509 0,708 9191,484 S3 177,095 4,802 9,604 18,440 844,291 0,708 11015,171 S4 177,095 4,802 9,604 18,440 1223,743 0,708 15965,750 H1 125,150 4,802 9,604 13,031 1007,315 0,708 9287,289 H2 125,150 4,802 9,604 13,031 1007,315 0,708 9287,289 H3 125,150 4,802 9,604 13,031 908,652 0,708 8377,631 H4 125,150 4,802 9,604 13,031 908,652 0,708 8377,631 DI 125,300 4,802 9,604 13,047 78,845 - - D3 250,600 4,802 9,604 26,093 626,763 - - D5 125,300 4,802 9,604 13,047 78,845 - - D2 177,095 4,802 9,604 18,440 315,675 0,708 4118,502 D4 177,095 4,802 9,604 18,440 176,061 0,708 2297,007

    Lendutan yang terjadi :

    Total L/F.B sin = 92057,639 Kg/cm

    E = 2,1 x 106

    L = 5,006 m = 500,6 cm

    /. . 1500

    92057,6392,1. 10 1500 500,6

    0,0438 1,001 (Aman) Jadi lendutan yang ditinjau Aman dan konstruksi

    dapat digunakan

  • BAB IV PENUTUP

  • POLITEKNIKTEDCBANDUNGTEKNIKKONSTRUKSIBANGUNAN

    AGUSBUDIYANTOIWANNABESTRUCTUREENGINEERBUILDING75

    BAB IV PENUTUP

    IV.1 Kesimpulan

    Daftar beban dan momen

    P dan M Atap + Gording Beban orang

    Angin Beban Mati Beban Hidup

    P - 100 kg -

    q, Wmax 94,675 kg/m - 22,181 kg/m

    Px, qx 66,985 kg/m 70,753 kg -

    Py, qy 66,905 kg/m 70,668 kg -

    Mx 9,117 kg.m 19,261 kg.m -

    My 81,959 kg.m 173,137 kg.m 27,172 kg.m

  • POLITEKNIKTEDCBANDUNGTEKNIKKONSTRUKSIBANGUNAN

    AGUSBUDIYANTOIWANNABESTRUCTUREENGINEERBUILDING76

    Daftar gaya-gaya batang semua beban dan kombinasi

  • POLITEKNIKTEDCBANDUNGTEKNIKKONSTRUKSIBANGUNAN

    AGUSBUDIYANTOIWANNABESTRUCTUREENGINEERBUILDING77

    Dari hasil perhitungan yang telah di buat, ada beberapa kesimpulan yang

    dapat penulis ungkapkan mengenai perencanaan dan perhitungan konstruksi

    kuda-kuda rangka baja. Kesimpulan itu antara lain :

    Pada perhitungan pembebanan yang diakibatkan oleh angin, besar kecilnya

    kemiringan suatu atap akan menentukan besar kecilnya gaya angin yang

    diterima. Dengan kata lain semakin besar sudut kemiringan atap semakin

    besar pula gaya yang diterima oleh atap yang disebabkan oleh angin.

    Pada perhitungan gaya batang pada tiap batang kuda-kuda. Perhitungan

    gaya batang bisa dilaksanakan dengan cara manual (grafis dan analitis)

    ataupun dengan bantuan program. Kedua cara tersebut terdapat kelemahan

    sehingga perlu dikontrol antara satu cara dengan cara yang lainnya.

    Penentuan jarak dan letak alat sambung pada perhitungan sambungan tidak

    boleh sembarangan, karena perletakkan yang salah akan mempengaruhi

    kekuatan sambungan.

    Penentuan spesifikasi dan klasifikasi konstruksi sangat menentukan

    kemudahan perhitungan dan pengerjaan konstruksi.

    IV.2 Saran

    Untuk perbaikan tugas perencanaan ini dimasa yang akan datang,

    pada bagian ini penulis menyampaikan beberapa saran dan masukan, saran

    dan masukan itu antara lain :

    Pada perhitungan dimensi gording, disarankan menghitung beberapa

    percobaan dimensi, dengan tujuan agar dimensi yang dihasilkan betul-betul

    sesuai dengan kebutuhan.

    Penentuan gaya batang akan lebih mudah dan cepat dilaksanakan dengan

    bantuan program, selain itu faktor kesalahan pada perhitungan relatif kecil.

    Perhitungan gaya batang akan lebih mudah dan cepat bila menggunakan

    cara grafis.

  • POLITEKNIKTEDCBANDUNGTEKNIKKONSTRUKSIBANGUNAN

    AGUSBUDIYANTOIWANNABESTRUCTUREENGINEERBUILDING78

    DAFTAR PUSTAKA

    Gunawan, Rudy. (1987). Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta : Kanisius

    KH, Sunggono (1995). Buku Teknik Sipil. Bandung : Nova

    Salmon, Charles G. (1990). Struktur Baja. Jakarta : Erlangga

    -----, (2003). Diktat Ilmu Bahan Bangunan. Bandung

    Departemen Pekerjaan Umum, 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk

    Bangunan Gedung. SNI 03-1729-2002, Bandung.

  • GAMBAR - GAMBAR

  • LAMPIRAN

    BAB IBAB IIBAB IIIPERHITUNGAN RANCANGAN KUDA KUDADAFTAR PUSTAKA