Struktur Atom

23
MAKALAH IKATAN KIMIA STRUKTUR ATOM Disusun Oleh: Kelompok I 1. Panji Mulyotomo 1112096000037 2. Henggar Wahyu Siswanti 1112096000038 3. Desi Iftalia 1112096000048 4. Ihya Sulthonuddin 1112096000055 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

description

s

Transcript of Struktur Atom

  • MAKALAH IKATAN KIMIA

    STRUKTUR ATOM

    Disusun Oleh:

    Kelompok I

    1. Panji Mulyotomo 1112096000037

    2. Henggar Wahyu Siswanti 1112096000038

    3. Desi Iftalia 1112096000048

    4. Ihya Sulthonuddin 1112096000055

    PROGRAM STUDI KIMIA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2015

  • i

    KATA PENGANTAR

    Assalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

    Alhamdullillahhirobil alamin, segalah puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas

    segala rahmat dan hidayahnya tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini, sehingga

    penulis dapat menyelesaikan makalah ikatan kimia ini tepat pada waktunya. Sholawat serta

    salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW dan keluarganya,

    sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman amin ya robal alamin.

    Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dan pengetahuan

    mengenai atom, materi, perkembangan teori atom serta mengetahui keberadaan suatu

    elektrom dalam suatu unsur. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit

    hambatan yang penulis hadapi. Penulis menyadari penulisan makalah ini masih terdapat

    banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengaharapkan saran dan kritik yang

    membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat

    memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca

    khususnya para mahasiswa UIN Syarif hidayatullah.

    Ciputat, April 2015

    Penyusun

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

    1.2 Tujuan .............................................................................................. 1

    1.3 Rumusan Masalah ............................................................................. 1

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Struktur Atom .................................................................................... 2

    2.1.1. Elektron ................................................................................... 2

    2.1.2. Proton ...................................................................................... 3

    2.1.3. Neutron .................................................................................... 3

    2.2 Perkembangan Teori Atom ................................................................ 4

    2.2.1. Pemikiran Tentang Atom Sebelum Dalton ............................... 4

    2.2.2. Teori Atom Dalton ................................................................... 7

    2.2.3. Teori Atom J.J. Thomson ......................................................... 8

    2.2.4. Teori Atom Rutherford ............................................................ 9

    2.2.5. Teori Atom Bohr...................................................................... 10

    2.2.6. Teori Mekanika Kuantum ........................................................ 11

    2.3 Bilangan Kuantum ............................................................................. 12

    2.4 Asas Larangan Pauli .......................................................................... 15

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 16

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 20

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang materi dan perubahannya serta

    perubahan energi yang menyertainya. Segala sesuatu yang ada di alam terdiri atas materi,

    yang bentuknya bermacam-macam. Tiap materi tersusun atas unsur dan tiap unsur tersusun

    atas atom. Atom adalah bagian terkecil dari unsur. Jika diteliti lebih dalam lagi, atom

    terdiri atas elektron, neutron, dan proton. Berdasarkan pemahaman tersebut penjelasan

    mengenai materi beserta struktur atom menjadi penting dan fundamental untuk

    pembelajaran kimia.

    Teori atom mengalami perkembangan dari massa ke massa. Istilah atom pertama kali

    dikemukakan oleh Democritus. Atom berasal dari kata atomos (dalam bahasa Yunani a =

    tidak, tomos = dibagi), jadi atom merupakan partikel yang sudah tidak dapat dibagi lagi.

    Menurut Dalton konsep atom Democritus ini tidak bertentangan dengan Hukum Kekekalan

    Massa dan Hukum Kekekalan Energi, sehingga Dalton membuat teori tentang atom yang

    salah satunya adalah materi tersusun atas partikel-partikel terkecil yang tidak dapat dibagi

    lagi.

    Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, penjelasan mengenai atom

    mengalami penyempurnaan dari massa ke massa dan menghasilkan banyak teori-teori atom

    yang baru dari hasil pemikiran dan percobaan para ilmuwan sehingga model atom

    mengalami modifikasi menjadi model atom yang sekarang ini dikenal.

    1.2.Tujuan

    1. Memahami pengertian materi, atom, dan penyusunnya.

    2. Mempelajari struktur atom dan perkembangan teori atom.

    1.3.Rumusan Masalah

    1. Apa yang dimaksud dengan atom?

    2. Bagaimana penjelasan tentang teori atom serta perkembangannya dari massa ke

    massa?

    3. Bagaimana memprediksi keberadaan suatu elektron dalam atom?

  • 2

    BAB II

    ISI

    2.1. Struktur Atom

    Atom adalah partikel terkecil penyusun materi. Atom terdiri atas beberapa partikel

    dasar, yaitu elektron, proton, dan neutron. Adanya partikel-partikel inilah yang

    menyebabkan atom mempunyai sifat listrik, sebab elektron bermuatan negatif, proton

    bermuatan positif, dan neutron tidak bermuatan. Atom unsur yang satu berbeda dengan

    atom unsur yang lain disebabkan adanya perbedaan susunan partikel subatom yang

    menyusunnya.

    2.1.1. Elektron

    Tahun 1838, Michael Faraday mengemukakan bahwa atom mempunyai muatan listrik.

    Atom-atom gas hanya dapat menghantarkan listrik dan menyala terang pada tekanan

    rendah dan tegangan tinggi.

    Tahun 1858, Heinrich Geissler dan Julius Plucker membuat percobaan dengan

    mengunakan dua plat logam. Plat yang bermuatan positif disebut anode dan plat yang

    bermuatan negatif disebut katode.Kedua plat kemudian ditempatkan dalam tabung gelas

    yang dihampakan, dimana kemudian kedalamnya dimasukkan gas bertekanan rendah.

    Ketika dihubungkan dengan listrik tegangan tinggi, maka timbullah pancaran sinar dari

    katode menuju anode. Sinar itulah yang disebut sinar katode.

    Pada tahun 1891, George J. Stoney menamakan partikel sinar katode dengan nama

    elektron.

    Selanjutnya pada tahun 1897, Joseph John Thomson mengganti katode yang

    digunakan Geissler dan Plucker dengan berbagai macam logam yang ternyata

    menghasilkan sinar katode yang sama. Hal ini membuktikan bahwa memang betul bahwa

    elektron merupakan partikel penyusun atom.. J.J Thomson juga berhasil menemukan

    perbandingan antara muatan dengan massa elektron yaitu C g-1. Hasil eksperimen

    Thomson ditindak lanjuti oleh Robert Andrew Millikan pada tahun 1908 yang dikenal

    dengan Model Percobaan Tetes Minyak Millikan, yang berhasil menemukan muatan

    elektron yaitu sebesar 1,6.10-19

    Coulumb. Berdasarkan ekperimen tersebut di atas,

    Sehingga massa elektron adalah 9,11.10-28

    gram, harga ini kira-kira massa atom hidrogen.

  • 3

    Dari beberapa percobaan yang dilakukan diketahui beberapa sifat sinar katode yaitu

    sebagai berikut :

    1) Dipancarkan oleh plat bermuatan negatif dalam tabung hampa apabila dilewati listrik

    bertegangan tinggi.

    2) Berjalan dalam garis lurus

    3) Dapat memendarkan berbagai jenis zat termasuk gelas

    4) Bermuatan negatif sehingga dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet

    5) Memiliki sifat cahaya dan sifat materi

    6) Tidak tergantung pada jenis gas dan jenis elektrode.

    2.1.2. Proton

    Tahun 1886, Eugene Goldstein membuat percobaan yang sama seperti yang dilakukan

    J.J Thomson, tetapi dengan memberi lubang pada katode dan mengisi tabung dengan gas

    hidrogen. Dari percobaan ini didapat sinar yang diteruskan merupakan radiasi partikel yang

    bermuatan positif (dalam medan listrik dibelokkan ke kutub negatif) yang disebut sinar

    anode. Sinar anode yang bermuatan positif ini selanjutnya disebut proton. Beberapa sifat

    sinar anode yang dapat diketahui adalah sebagai berikut :

    1) Dibelokkan dalam medan listrik dan medan magnet

    2) Merupakan radiasi partikel

    3) Bermuatan positif

    4) Bergantung pada jenis gas dalam tabung

    Apabila muatan proton adalah 1,6022.10-19 C, maka massa proton = 1,6726.10-24 g

    Sehingga massa proton adalah 1,6726.10-24 gram, harga ini kira-kira 1.836 x massa

    elektron =1,007276.

    2.1.3. Neutron

    Tahun 1932, James Chadwick melakukan ekperimen/percobaan dengan menembakkan

    partikel alfa (a) pada lempeng berilium (Be), ternyata setelah ditembakkan dengan partikel

    tersebut, berilium memancarkan suatu partikel yang berdaya tembus besar dan tidak

    dipengaruhi oleh medan listrik, hal ini membuktikan bahwa ada partikel inti yang

  • 4

    massanya sama dengan proton, tetapi tidak mempunyai muatan sehingga partile itu ia beri

    nama sebagai neutron. Proton dan elektron adalah partikel penyusun inti atom yang dikenal

    dengan istilah nukleon.

    2.2. Perkembangan Teori Atom

    Pemikiran tentang hakikat materi,telah menjadi bagian penting dalam perkembangan

    ilmu pengetahuan. Dalam setiap masa, selalu muncul pemikir-pemikir yang berusaha untuk

    menyikap rahasia di balik materi alam semesta ini. Karenanya perkembangan pemahaman

    manusia tentang atom, sebagai unit pembangun materi, memperlihatkana suatu pola

    keteraturan yang luar biasa, sesuai dengan perkembangan daya piker manusia dan

    teknologi perangkat penyelidikan.

    Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi dan perubahannya serta

    perubahan energy yang menyertainnya. Karena itu materi menjadi subjek utama dalam

    bidang ini. Sehingga pemahaman seseorang mengenai materi adalah prasyarat untuk dapat

    memahami perubahan yang terjadi padanya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa konsep

    struktur atom adalah penting dan fundamental.

    Untuk dapat memahami struktur atom secara benar, maka mengikuti perkembangan

    pemahamn manusia tentang atom itu sendiri akan sangat bermanfaat. Bagaimana

    penyelidikan keberadaan atom dari masa kem masa dapat dirangkum sebagai berikut:

    2.2.1 Pemikiran tentang Atom Sebelum Dalton

    Era panjang sebelum lahirnya teori atom Dalton, yang dianggap sebagai teori atom

    modern utama, berlangsung dari era pemikiran metafisik Yunani sampai zaman

    renaissance. Teori atom Dalton dipandang sebagai teori atom modern yang pertama karena

    merupakan hasil kesimpulan dari berbagai gejala yang terjadi pada materi. Daltoon juga

    meneliti massa relative dari atom-atom dengan membandingkannya dengan massa atom

    hydrogen yang diberi massa atom satu, sesuatu yang baru dalam pentelidikan materi.

    Walupun beberapa pemikiran sebelumnya juga tidak semata-mata bersifat metafisis, tetapi

    teori Dalton-lah yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai gejala yang terjadi

    pada materi. Juga teori Dalton-lah yang disusun berdasarkan fakta empiris hasil

    eksperimen. Karena itu teori Dalton dianggap sebagai teori modern.

    Pandangan manusia tentang atom dan kekosongan diawali oleh Leucippus, lahir 500

    tahun sebelum masehi dan rekannya, Democritus, yang lahir 460 tahun sebelum masehi.

  • 5

    Democritus memperluas teori yang dikemukakan Leucippus dan mempostulatkan

    penerapannya. Leucippus dikenal hanya menulis sedikit karya dan pandangannya tentang

    atom termuat dalam The Great World System. Democritus lebih produktif dalam menulis

    dengan sekitar lima puluh dua karya tulis dengan beberapa diantaranya merupakan naskah

    pendek. Termauk dalam karyanya itu dia memperluas pandangan Leucippus tentang atom

    dan kekosongan, dan delapan karya tentang etik. (Woshnigel,2004)

    Teori Leucippus merupakan reaksi terhadap teori Parmenides dan Zeno, dua pemikir

    Yunani yang lain merupakan kompromi antara akal sehat dan prinsip. Parmenides dan

    muridnya, Zeno, percaya bahwa unsur pembentuk alam semesta adalah yang maha esa,

    yang tidak terbatas, meliputi segalanya, massa yang tidak bergerak yang tidak berisi ruang

    kosong.

    Leucippus menyatakan bahwa teori ini bisa jadi tidak benar, karena pikiran sehat kita

    menunjukan bahwa ada gerakan. Ia mendalikan kekosongan itu, ketidakhadiran dari semua

    yang ad, adalah hal penting bagi gerakan. Ia juga mendalikan bahwa suatu jumlah tanpa

    batas partikel yang disebut atom, yang membentuk segala sesuatu yang ada dan

    pengahancuran/pemutusan atom-atom menyebabkan kerusakan materi.

    Democritus mengembangkan teori Leucippus dengan mendeduksi Cosmogony, suatu

    metode terbentuknya semesta, dengan berpikir bahwa semua materi terdiri dari atom, dan

    atom memiliki densitas yang berbeda-beda. Atom-atom akan bergabung membentuk suatu

    pusaran atom. Materi yang lebih berat, karena pengaruh gravitasi akan mengumpul dipusat

    dan membentuk bumi. Yang lebih ringan, dan lebih baik akan terlempar pada bagian luar

    pusaran dan meningkatkan kecepatan revolusi, kemudian membentukheavenly bodies.

    Teori ini jelas salah karena memandang bumi sebagai pusat (geosentris), tetapi satu hal

    penting dari Leucippus dan Democritu adalah adanya ruang kosong (void), seuatu yang

    kemudian akan dibuktikan oleh Ernest Rutherford. Walaupun konsepruang kosong

    keduanya berbeda; Leucippus dan Democritus mengatakan ruang kosong harus ada di

    antara atom-atom, sedangkan ruang kosong Rutherford berada dalam atom, sebagian besar

    volume atom itulah ruang kosong.

    Jika dirangkum, maka pandangan Leucippus dan Democritu tentang atom adalah

    sebagi berikut :

    1. Semua materi terusun atas atom-atom, yang terlalu kecil untuk dapat dilihat. Atom-

    atom ini tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Alasan Democritus

    menyatakan bahwa bagian terkecil dari materi adalah atom yang tidak dapat dibagi

  • 6

    lagi, karena jika pembagian dapat berlangsung terus-menerus, maka materi yang telah

    terpisah-pisah tidak dapat disusun kembali,, dan kenyataanya tidak demikian. Suatu

    proses dapat bersifat reversible.

    2. Terdapat ruang-ruang kosong diantara atom-atom. Kaena adanya ruang kosong ini

    menyebabkan atom-atom dapat bergerak. Bergeraknya atom-atom nilah yang

    menyebabkan dapat terjadinya perubahan materi dan sifat-sifat materi. Jika tidak ada

    ruang kosong (vacuum)maka atom-atom tidak dapat bergerak, dan tidak akan terjadi

    perubahan materi.

    3. Atom berwujud padat, dan didalamnya sama sekali tidak terdapat ruang kosong

    4. Atom-atom bersifat homogeny dan tidak mempunyai struktur internal. Pandangan ini

    praktis baru terbantahkan pada saat J.J Thomson menemukan elektron

    5. Atom-atom memiliki ukuran, bentuk dan berat yang berbeda-beda.

    Konsep ini kalah popular dengan konsep kontinuitas materi yang dikemukakan oleh

    Aristoteles. Menurut Aristoteles, atom hanyalah sebuah khayalan semata-mata, unsur

    sebagai penyusun materi haruslah bisa dinala oleh indra manusia. Karena itu Aristoteles

    menyatakan aada empat unsure penyusun materi yaitu air, tanah, udara dan api yang

    tersusun atas empat kualitas yang berlawanan: panas-dingin dan basah-kering. Bahkan

    kemudian gereja katolik menguatkan pandangan Aristoteles dan menyamakan ide

    atomistic sebagai Godlessness. Akibatnya sungguh dahsyat, pemikiran tentang atom

    terhenti sampai abad pertengahan. Sebagai gantinya teori empat unsur dari Aristoteles

    lebih banyak dirujuk dan suatu berkah dibalik bencana teori empat unsure melahirkan

    cikal-bakal-al-kimia.

    Setelah era keemasan Yunani menurun, pusat peradaban beralih ke timur, ilmuwan-

    ilmuwan Arab menterjemahkan buku-buku Yunani, dan melanjutkan penyelidikan tentang

    hakekat materi. Berdasarkan teori empat unsure dari Aristoteles mereka berusaha

    mencampurkan satu unsur dengan unsure lain untuk menghasilkan emas. Ilmuwan Arab

    berhasil mengembangkan teknik-teknik analitik seperti penyaringan, destilasi dan filtrasi.

    Dari sini mereka menemukan bahwa tanah, ari dan api bukanlah zat dasar penyusun

    materi. Sehingga mereka mengembangkan tiga kualita sebagai gantinya, yaitu belerang

    yang mewakili sifat mengkilap dan garam sebagai hasil yang selalu terjadi ketika dua zat

    dicampurkan (Wospakrik,2005).

    Konsep atomos muncul kembali saat Pierre Gassendi (1592-1655) berhasil

    memisahkan konsep atomisme dengan atheism. Ini menyebabkan atomisme dapat diterima

  • 7

    ecara lebih luas. Saat itu, tahun 1624, parlemen Perancis telah menyatakan bahwa siapapun

    yang mengajarkan paham yang bertentangan dengan Aristoteles, akan dihukum mati. Pada

    tahun 1649, Gassendi mempublikasikan karyanya, Syntagma hilosphiae Epicuri, yang

    terbagi menjadi tiga bagian; yaitu Logic, Physic dan Ethics.

    Sebelum mendiskusikan tentang atom, terdapat tiga bab dalam buku Gassendi yang

    menjelaskan pentingnya ruang kosong. Baru kemudian diikuti penjelasna tentang teori

    atom Yunani; bahwa atom tidak dapat diciptakan dan atau dimusnahkan, bahwa atom

    berwujud padat, bahwa atom memiliki berat/massa, dan bahwa atom tidak dapat dibagi

    lagi. Gassendi juga yakin,bahwa atom bukan hanya suatu pemberhentian geometris

    belaka, tetapi atom memiliki ukuran tertentu, walaupun itu sangat kecil.

    Suatu perbedaan dengan konsep atom Yunani., dan ini yang menyebabkan dia dapat

    memisahkannya dari atheism adalah bahwa menurutnya atom tidak kekal eksistensinya,

    tetapi diciptakan oleh Tuhan. Pergerakan ato tidaklah asepipsi (atas kemauannya sendiri)

    tetapi dei gratia, merupakan pemberian Tuhan. Menurut Gassendi atom-atom juga dapat

    bergabuung membentuk moleculae atau corpuscular. Atom-atom itu bergabung bukan

    karena adanya gaya mekanik seperti kancing dan lubangnya (Park,1998)

    Terdapat rentang sekitar 150 tahun dari massa Gassendi untuk mrmunculkan John

    Dalton dari Inggris.

    2.2.2. Teori Atom Dalton

    Gambar 1. John Dalton dan teori atom Dalton

    Model atom Dalton dianggap sebagai model atom pertama yang cukup ilmiah. Dalton

    menyempurnakan pendapat mengenai model atom yang dikemukakan oleh Leucippos dan

    Democritus, yang menyatakan atom merupakan materi yang tak terbagi.

  • 8

    Atom menurut Dalton adalah sebagai berikut :

    1) Materi terdiri atas partikel terkecil yang disebut atom. Atom tidak dapat dibagi dan

    tidak dapat dicipta atau dimusnahkan.

    2) Atom suatu unsur mempunyai sifat yang sama dalam segala hal (ukuran, bentuk, dan

    massa) tetapi berbeda sifat-sifatnya dari atom unsur lain.

    3) Reaksi kimia adalah penggabungan, pemisahan, atau penyusunan kembali atom-atom.

    4) Atom suatu unsur dapat bergabung dengan atom unsur lain membentuk senyawa

    dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana.

    Jika ditinjau dari teori modern terdapat beberapa kelemahan teori atom Dalton, yaitu :

    1) Dalton menyatakan bahwa atom tidak dapat dibagi lagi. Kini telah dibuktikan bahwa

    atom terbentuk dari partikel dasar yakni proton, elektron, dan neutron.

    2) Menurut Dalton, atom tidak dapat dicipta atau dimusnahkan. Ternyata dengan reaksi

    nuklir satu atom dapat diubah menjadi atom unsur lain.

    3) Dalton menyatakan bahwa atom suatu unsur sama dalam segala hal. Sekarang ternyata

    ada isotop, yaitu unsur yang sama tetapi massanya berbeda.

    4) Perbandingan unsur dalam suatu senyawa menurut Dalton adalah bilangan bulat dan

    sederhana. Tetapi kini semakin banyak ditemukan senyawa dengan perbandingan yang

    tidak sederhana, misalnya C18H35O2Na.

    Teori atom Dalton ditunjang oleh dua hukum alam yaitu hukum Lavoiser dan hukum

    Proust.

    2.2.3. Teori Atom J.J. Thomson

    Gambar 2. J.J Thomson dan model atom Thomson

  • 9

    Pada percobaan Goldstein, timbul pertanyaan dari mana asal dan bagaimana cara

    terbentuknya sinar positif. Thomson menduga sinar itu dari atom gas dalam tabung.

    Percobaan telah menunjukkan bahwa setiap atom mengandung elektron. Jika atom

    kehilangan elektron yang bermuatan negatif tentu yang tinggal bermuatan positif. Jumlah

    muatan positif yang tinggal tentu sama dengan jumlah muatan elektron yang keluar, karena

    pada mulanya atom itu netral.

    Elektron sangat ringan sehingga dapat meninggalkan atom jika diberi energi, misalnya

    diberi tegangan listrik. Oleh karena itu, diduga elektron berada di bagian luar atom.

    Berdasarkan penalaran seperti ini, akhirnya Thomson merumuskan teori yang disebut teori

    atom Thomson, yang meyebutkan bahwa atom merupakan sebuah bola kecil bermuatan

    positif dan di permukaannya tersebar elektron yang bermuatan negatif (gambar 3). Model

    ini juga disebut model roti kismis. Roti digambarkan sebagai atom bermuatan positif dan

    kismis sebagai elektronnya. Kelemahan teori atom Thomson ini adalah ia tidak

    menjelaskan kedudukan elektron dalam atom, hanya menyatakan berada di permukaan,

    karena ditarik oleh muatan positifnya. Mengapa elektron bisa lepas bila diberi energi tidak

    dapat dijelaskan oleh Thomson.

    2.2.4. Teori Atom Rutherford

    Gambar 3. Ernest Rutherford dan model atom Rutherford

    Ernest Rutherford dan kawan-kawannya melakukan percobaan melewatkan

    sinar dalam tabung yang berisi gas. Ternyata sinar bergerak lurus tanpa dipengaruhi oleh

    gas. Mereka menduga bahwa molekul gas tidak bermuatan dan tidak mengubah arah

    sinar yang bermuatan positif. Berdasarkan hal ini Rutherford berhipotesis bahwa

    partikel dalam padatan akan berubah arah, karena dalam atom terdapat muatan positif.

    Hipotesis ini dibuktikan oleh Geiger dan Marsden, yang menembakkan sinar pada

  • 10

    selempeng platina tipis (gambar 4). Hasilnya ditangkap dengan layar yang terbuat dari ZnS

    yang dapat berfluoresensi bila kena sinar .

    Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sinar yang ditembakkan itu ada yang tembus,

    membelok, dan memantul. Sinar yang tembus merupakan bagian terbesar, sedangkan yang

    membelok sedikit, dan yang memantul sedikit sekali. Gejala ini dijelaskan oleh Rutherford,

    bahwa partikel banyak yang tembus disebabkan oleh atom yang mengandung banyak

    ruang hampa. Di pusat atom terdapat sebuah partikel bermuatan positif yang disebut inti.

    Sinar akan membelok bila mendekati inti, karena saling tolak menolak. Kejadian ini

    sedikit jumlahnya karena ukuran inti atom sangat kecil dibandingkan ukuran ruang

    hampanya. Jika ada partikel yang menabrak inti, maka akan memantul walaupun tidak

    1800. Tumbukan langsung ini sangat kecil kemungkinannya, maka jumlah yang memantul

    kecil sekali.

    Di luar inti tidak hanya kosong, tetapi terdapat elektron yang berputar

    mengelilinginya. Elektron tidak mempengaruhi arah sinar karena elektron sangat kecil dan

    ringan. Dengan penalaran seperti itulah Rutherford menggambarkan atom terdiri dari inti

    yang bermuatan positif yang merupakan terpusatnya massa, dan di sekitar inti terdapat

    elektron yang bergerak mengelilinginya dalam ruang hampa.

    Kelemahan teori Rutherford ini adalah ketidakmampuannya menerangkan mengapa

    elektron tidak jatuh ke inti atom akibat gaya tarik elektrostatik inti terhadap elektron.

    2.2.5. Teori Atom Bohr

    Gambar 4. Niels Bohr dan model atom Bohr

    Penyempurnaan model atom Rutherford yang berkaitan dengan lintasan elektron

    dilakukan oleh murid Rutherford sendiri, yang bernama Niels Bohr.

  • 11

    Bohr memiliki pendapat sebagai berikut :

    1. Elektron beredar mengelilingi inti atom dengan tingkat-tingkat energi tertentu.

    Semakin dekat ke inti atom, tingkat energi semakin rendah. Dan sebaliknya, semakin

    jauh dari inti atom, tingkat energi semakin tinggi. Tingkat-tingkat energi ini

    membentuk lintasan elektron yang berupa lingkaran. Peredaran elektron dalam

    lintasannya tersebut tidak membebaskan atu menyerap energi, sehingga bersifat stabil.

    2. Perpindahan elektron dapat terjadi dengan cara :

    a. Menyerap energi sehingga elektron tersebut berpindah ke tingkat energi yang lebih

    tinggi atau lintasan yang lebih luar.

    b. Membebaskan energi sehingga elektron tersebut berpindah ke tingkat energi yang

    lebih rendah atau lintasan yang lebih dalam.

    Energi yang dibebaskan saat elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih rendah

    dapat diamati sebagai pancaran cahaya dengan panjang gelombang tertentu . Spektrum

    cahaya atau gelombang elektromagnetik pada atom hidrogen dijadikan bukti oleh Bohr

    untuk mendukung teorinya.

    Kelemahan teori atom Bohr adalah hanya dapat menerangkan spektrum atom dari

    atom atau ion yang mengandung satu elektron dan tidak sesuai dengan spektrum atom atau

    ion berelektron banyak.

    2.2.6. Teori Mekanika Kuantum

    Pada tahun 1927, Erwin Schrodinger mengajukan teori atom yang disebut dengan teori

    atom mekanika kuantum yang menyatakan bahwa kedudukan elektron dalam atom tidak

    dapat ditentukan dengan pasti, yang dapat ditentukan adalah probabilitas menemukan

    elektron sebagai fungsi jarak dari inti atom. Daerah dengan probabilitas terbesar

    menemukan elektron disebut dengan orbital. Schrodinger memperhitungkan dualisme sifat

    elektron, yaitu sebagai partikel sekaligus sebagai gelombang. Temuan Schrodinger

    memungkinkan kita untuk menentukan struktur elektronik atom, baik yang berelektron

    tunggal maupun yang berelektron banyak.

    Pada tahun yang sama, Werner Heisenberg menguatkan teori atom mekanika kuantum

    dengan temuannya yang disebut dengan azas ketidakpastian Heisenberg yang menyatakan

    bahwa kedudukan partikel seperti elektron tidak dapat ditentukan dengan pasti pada saat

    yang sama. Orbital adalah suatu daerah dalam ruang berbentuk spesifik dan dalam daerah

  • 12

    ini besar kemungkinan ditemukannya elektron. Deangan teori mekanika kuantum, dapat

    dibuktikan bahwa elektron yang dapat menempati kulit tertentu, jumlahnya terbatas.

    Menurut teori ini, awan-awan elektron disekitar inti menunjukkan tempat

    kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital

    dengan tingkat energi yang sama akan membentuk subkulit dan beberapa subkulit

    bergabung membentuk kulit. Oleh sebab itu, kulit terdiri dari beberapa subkulit dan

    subkulit terdiri dari beberapa orbital. Meskipun posisi kulitnya sama tetapi posisi

    orbitalnya belum tentu sama. Ciri khas model atom mekanika kuantum, adalah sebagai

    berikut :

    1. Gerakan elektron memiliki sifat gelombang sehingga lintasannya (orbitnya) tidak

    stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi

    gelombang.

    2. Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya.

    3. Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu

    yang pasti, tetapi boleh jadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.

    Untuk menentukan lokasi dari suatu orbital dalam atom, diperlukan suatu keterangan

    yang menyatakan kulit, subkulit, dan nomor orbital sehingga pada teori ini digunakan

    bilangan gelombang yang hingga saat ini digunakan untuk mengetahui keberadaan atom

    beserta tingkat energi elektron.

    2.3. Bilangan Kuantum

    Bilangan kuantum adalah bilangan yang menyatakan kedudukan atau posisi elektron

    dalam atom. Hasil penjabaran persamaan Schrodinger untuk atom hidrogen menunjukkan

    bahwa energi suatu elektron ditentukan oleh bilangan kuantum utama (n), bilangan

    kuantum azimut (l), dan bilangan kuantum magnetik (m). Penyelesaian informasi ini dapat

    memberikan informasi mengenai orbital-orbital atom yaitu mengenai besarnya, bentuknya

    dan kedudukannya dalam ruang. Selanjutnya, untuk membedakan elektron dalam suatu

    orbital yakni berdasarkan arah putarannya dengan bilangan kuantum spin (s).

    1. Bilangan Kuantum Utama (m)

    Bilangan kuantum utama adalah bilangan bulat positif yang menggambarkan

    kedudukan atau jarak relatif elektron terhadap intinya atau bilangan yang menunjukan kulit

    atom. Bilangan kuantum utama biasanya menunjukan tingkat energi utama dimana

    elektron itu berada. Bilangan kuantum utama biasanya disimbolkan dengan n. Semakin

  • 13

    besar harga nsemakin besar ukuran orbital yang dihuni oleh elektron. Kulit atom

    dinyatakan dengan lambang K, L, M, N, O, dan seterusnya.

    Tabel 1. Tingkat energi tiap kulit berdasarkan bilangan kuantum utama

    2. Bilangan Kuantum Azimut (l)

    Bilangan kuantum azimut (l) menunjukkan sub kulit dimana elektron itu bergerak

    sekaligus menunjukkan sub kulit yang merupakan penyusun suatu kulit.

    Bilangan kuantum azimuth mempunyai harga dari 0 sampai dengan (n-1) untuk setiap

    n, dan menunjukan letak elektron dalam subkulit. Setiap kulit terdiri dari subkulit (jumlah

    subkulit tidak sama untuk setiap elektron), dan setiap subkulit dilambangkan berdasarkan

    pada harga bilangan kuantum azimut (l).

    a. n = 1 ; l = 0 ; sesuai kulit K

    b. n = 2 ; l = 0, 1 ; sesuai kulit L

    c. n = 3 ; l = 0, 1, 2 ; sesuai kulit M

    d. n = 4 ; l = 0, 1, 2, 3 ; sesuai kulit N, dan seterusnya

    Sub kulit yang harganya berbeda-beda ini diberi nama khusus:

    a. Subkulit yang mempunyai harga l = 0 ; diberi lambang s (s = sharp)

    b. Subkulit yang mempunyai harga l = 1 ; diberi lambang p (p = principle)

    c. Subkulit yang mempunyai harga l = 2 ; diberi lambang d (d = diffuse)

    d. Subkulit yang mempunyai harga l = 3 ; diberi lambang f (f = fundamental)

    Lambang s, p, d dan f diambil dari nama spektrum yang dihasilkan oleh logam alkali

    dari Li sampai dengan Cs yang terdiri dari empat deret, yaitu tajam (sharp). Utama

    (principal), kabur (diffuse) dan dasar (fundamental).

  • 14

    3. Bilangan Kuantum Magnetik (m)

    Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital tempat ditemukannya elektron pada

    subkulit tertentu dan arah momentum sudut elektron terhadap inti. Sehingga nilai bilangan

    kuantum magnetik berhubungan dengan bilangan kuantum azimut dan bernilai dari - l

    hingga + l (l = nilai bilangan kuantum azimutnya). Bilangan kuantum magnetik menentuka

    arah orientasi dari orbital didalam ruang relatif terhadap orbital yang lain. Dengan

    demikian untuk setiap satu subkulit terdapat beberapa orbital yang dicirikan dengan nilai

    m.

    Seperti contohnya, subkulit s mempunyai nilai l = 0 maka bilangan kuantum

    magnetiknya (m) = 0. Angka nol ini melambangkan satu-satunya orbital yang ada pada

    subkulit s. Sub kulit p mempunyai nilai l = 1 maka bilangan kuantum magnetiknya = - 1, 0,

    +1. Angka-angka tersebut melambangkan 3 orbital yang ada pada subkulit p. Subkulit d

    mempunyai nilai l = 2 maka bilangan kuantum magnetiknya = - 2, - 1, 0, + 1, + 2. Angka-

    angka tersebut melambangkan 5 orbital yang ada pada subkulit d dan demikian seterusnya.

    4. Bilangan Kuantum Spin (s)

    Bilangan kuantum spin menunjukkan arah perputaran elektron pada sumbunya. Dalam

    satu orbital, maksimum dapat beredar 2 elektron dan kedua elektron ini berputar melalui

    sumbu dengan arah yang berlawanan, dan masing-masing diberi harga spin +1/2 atau -1/2.

    Bilangan kuantum spin bukan merupakan hasil dari penyelesaian persamaan

    gelombang, tetapi didasarkan pada pengamatan Otto stern dan Walter Gerlach terhadap

    spektrum yang dilewatkan pada medan magnet, dan ternyata didapatkan dua spektrum

    yang terpisah dengan kerapatan yang sama. Kesimpulan yang diperoleh bahwa terjadinya

    pemisahan garis spektrum oleh medan magnet dimungkinkan karena elektron-elektron

    tersebut selama mengelilingi inti berputar pada sumbunya dengan arah yang berbeda.

    Dapat dimisalkan bumi berotasi pada sumbunya selama mengelilingi matahari.

    Berdasarkan hal tersebut diudulkan adanya bilngan kuantum spin untuk menandai arah

    putaran (spin) elektron pada sumbunya. Setiap elektron dapat brputar pada sumbunya

    sesuai dengan arah jarum jam atau berlawanan dengan jarum jam, maka probabilitas

    elektron berputar searah jarum jam adalah , dan probabilitas berputar berlawanan dengan

    jarum jam juga mempunyai harga . Untuk membedakan arah putarannya maka diberi

    tanda negatif dan positif. Jadi, harga bilangan kuantum spin yaitu atau + .

  • 15

    2.4. Asas Larangan Pauli

    Dengan adanya bilangan kuantum, suatu elektron mempunyai posisi ruang yang

    berbeda dari yang lainnya. Pada tahun 1925, seorang Ilmuan dari Austria, Wolfgang Pauli

    mengemukakan teori yang dikenal dengan nama azas larangan pauli.

    Menurut azas larangan pauli, dalam suatu sistem, baik atom atau molekul, tidak

    terdapat dua elektron yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Hal ini

    berarti bahwa setiap orbital maksimum hanya dapat ditempati oleh 2 elektron. Oleh sebab

    itu W. Pauli (1924) mengemukakan Azas Larangan Pauli Tidak boleh ada elektron dalam

    satu atom yang memiliki ke empat bilangan kuantum yang sama. Dalam hal ini, dua buah

    elektron dapat mempunyai bilangan kuantum n, l, dan m yang sama, tetapi bilangan

    kuantum s tidak mungkin sama sebab yang mungkin atau - . Sehingga, setiap orbital

    dapat diisi oleh maksimal dua elektron (sepasang elektron).

  • 16

    LAMPIRAN

    PERTANYAAN

    1. Pertanyaan Rahma Dina Safitri

    Aplikasi yang dijelasakan bahwa unsur Y, Nd, Sm dan Gd dapat berpengaruh

    terhadap tetapan pembentukan kompleks jika direaksikan dengan ARS. Bagaimana

    dengan unsur-unsur kimia yang lainnya?

    Jawaban Ihya Sulthonuddin

    Jurnal apalikasi yang telah dijelaskan hanya menjelaskan pembuktian pengaruh

    nomor atom dari unsur lantanida (Y, Nd, Sm dan Gd) terhadap tetapan pembentukan

    senyawa kompleks dengan ARS membentuk kompleks lantanida-ARS. Sebenarnya

    sebelum jurnal aplikasi ini dilakukan oleh Samin (1996), sudah ada penelitian yang

    dilakukan oleh Hulanicki (1983) mengenai pengaruh nomor atom dari unsur Y dan

    Gd terhadap tetapan pembentukan senyawa kompleks dengan ARS.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Samin (1996) menujukan nilai tetapan

    pembentukan kompleks yang sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Hulanicki (1983). Ini menunjukan bahwa ada pengaruh nomor atom dengan tetapan

    pembentukan senyawa kompleks.

    Untuk unsur lain yang dapat membentuk senyawa kompleks lantanida-ARS adalah

    unsur golongan lantanida itu sendiri. Dan unsur transisi lainnya dapat membentuk

    kompleks dengan ARS.

    2. Pertanyaan Pak Dede

    Tolong jelaskan mengapa Y yang memiliki nomor atom lebih rendah justru memiliki

    tetapan pembentukan kompleksnya lebih besar dibandingkan dengan Gd, Nd dan Sm

    yang memiliki nomor atom lebih besar?

    Jawaban Ihya Sulthonuddin

    Y memiliki tetapan pembentukan kompleksnya lebih besar dibandingkan Gd, Nd dan

    Sm dikarenakan konfigurasi elektron valensinya :

    39Y : 4d

    1, 5s

    2

    60Nd : 4f

    4, 5d

    0, 6s

    2

    62Sm : 4f

    6, 5d

    0, 6s

    2

    64Gd : 4f

    7, 5d

    l, 6s

    2

  • 17

    Jadi jumlah elektron valensi yang terlibat pada pembentukan senyawa kompleks

    dengan ARS, unsur Y paling banyak dan mudah bereaksi. Hal ini disebabkan bahwa

    elektron pada orbital 4d1 lebih mudah lepas dan membentuk senyawa kompleks Y-

    ARS dari pada orbital 5dl. Begitu pula selanjutnya dengan Sm dan Nd.

    3. Pertanyaan Pak Dede

    Mengapa dalam penulisan konfigurasi elektronnya demikian?

    39Y : 4d

    1, 5s

    2

    60Nd : 4f

    4, 5d

    0, 6s

    2

    62Sm : 4f

    6, 5d

    0, 6s

    2

    64Gd : 4f

    7, 5d

    l, 6s

    2

    Mengapa kulit atom sebelumnya tidak terisi penuh terlebih dahulu?

    Jawaban Ihya Sulthonuddin

    Penulisan konfigurasi elektron diatas telah disesuaikan dengan aturan yang berlaku

    yakni aturan aufbau. Penulisan konfigurasi elektron diatas berdasarkan tingkatan

    kulit atom.

    Jika penulisan konfigurasi elektron berdasarkan tingkatan energi ikatannya maka

    konfigurasi elektronnya sebagai berikut :

    39Y : 5s

    2, 4d

    1

    60Nd : 6s

    2, 4f

    4, 5d

    0

    62Sm : 6s

    2, 4f

    6, 5d

    0

    64Gd : 6s

    2, 4f

    7, 5d

    l

    Elektron yang terdapat dalam atom akan mengisi penuh orbital 6s terlebih dahulu

    kemudian akan mengisi orbital 4f sesuai dengan tingkatan energi ikatannya. Orbital

    6s memeliki tingkatan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan 4f dan 5d.

    4. Pertanyaan Pak Dede

    Mengapa konfigurasi elektron Gd seperti ini 64

    Gd : 4f7, 5d

    l, 6s

    2?

    Mengapa konfigurasi elektron Gd tidak seperti ini 64

    Gd : 4f8, 5d

    0, 6s

    2 saja yang sama

    dengan konfigurasi elektron Sm 62

    Sm : 4f6, 5d

    0, 6s

    2

    Jawaban Ihya Sulthonuddin

    Konfigurasi elektron Gd seperti ini 64

    Gd : 4f7, 5d

    l, 6s

    2 lebih menguntungkan dan

    lebih stabil dibandingkan dengan 64

    Gd : 4f8, 5d

    0, 6s

    2 dikarenakan pengisian penuh

    elektron atau setengah penuh elektron pada setiap orbital lebih stabil dari pada tidak

  • 18

    terisi sama sekali. Pengisian setengah penuh elektron pada orbital 5dl lebih mudah

    mengikat 4 seyawa untuk membetuk senyawa kompleks Gd-ARS.

    5. Pertanyaan Pak Dede

    Faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya tetapan pembentukan kompleks ()

    seperti yang telah dijelsakan dalam jurnal tersebut?

    Jawaban Ihya Sulthonuddin

    Faktor yang mempengaruhi besarnya tetapan pembentukan kompleks () adalah

    konsentrasi ion akhir dan tetapan kesetimbangan ion kompleks. Ini sesuai dengan

    persamaan :

    Jadi

    Besarnya tetapan pembentukan kompleks () berbandig lurus dengan tetapan

    kesetimbangan ion kompleks.

    6. Pertanyaan Pak Dede

    Pada penjelasan proton. Eugene membuat percobaan yang sama seperti yang

    dilakukan oleh Thomson, akan tetapi dengan memberi lubang pada katode dan

    mengisi tabung dengan gas hidrogen. Lalu apa maksud dan tujuan Eugene memberi

    lubang pada katode?

    Jawaban Desi Iftalia

    Pemberian lubang tersebut bertujuan untuk dapat melihat berkas sinar yang

    dipantulkan oleh plat katode yang bermuatan positif. Ini artinya ada partikel-partikel

    yang bermuatan positif yang sama dengan plat katode. Partikel tersebut tertampung

    dalam tabung dibalik lubang katode. Partikel tersebut dinamai proton.

    7. Pertanyaan Pak Dede

    Bagaimana penjelasan mengenai atom suatu unsur dapat bergabung dengan atom

    unsur lain membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana?

    Jawaban Panji Mulyotomo

    Sebagai contoh dari teori atom Dalton, molekul H2O tersusun atas unsur O dan H.

    Untuk dapat berikatan membentuk senyawa, atom O akan mengikat 2 atom H

    sehingga perbandingan kedua atom ini merupakan bilangan bulat sederhana yakni 1

    atom O dan 2 atom H.

  • 19

    8. Pertanyaan Pak Dede

    Mengenai bilangan kuantum. Jika suatu unsur memiliki nomor atom 8 maka

    bagaimana penjelasan bilangan kuantumnya?

    Jawaban Henggar Wahyu Siswanti

    Konfigurasi elektronnya 1 s2, 2 s

    2, 2 p

    4

    Bilangan kuantum utama (n) = 2

    Bilangan kuantum azimut (l) = 1

    Bilangan kuantum magnetik (m) = 1

    Bilangan kuantum spin (s) = 1/2

  • 20

    DAFTAR PUSTAKA

    Achmad, Hiskia dan Tupamalu. 1988. Struktur Atom dan Molekul Sistem Periodik.

    Bandung: ITB Press.

    Anonim. Struktur Atom. http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_atom diunduh pada 24 Maret

    2015.

    Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.

    Keenan. 1989. Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

    Samin, dkk. 1996. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah, ISSN 0216-3128. Pengaruh

    Nomor Atom Terhadap Tetapan Pembentukan Kompleks Dengan Metode

    Spektrofotometri Sinar Tampak. Yogyakarta: BATAN.