Struktur Apbd Kabupaten Magelang Time Series 5 Tahun

download Struktur Apbd Kabupaten Magelang Time Series 5 Tahun

of 21

Transcript of Struktur Apbd Kabupaten Magelang Time Series 5 Tahun

STRUKTUR APBD KABUPATEN MAGELANG TIME SERIES 5 TAHUN (20052009) A. Pendapatan Stuktur pendapatan merupakan suatu cara bagaimana menstrukturkan berbagai sumber pendapatan dan struktur pajak bagi pembiayaan pembangunan. Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf a dikelompokan atas: a. pendapatan asli daerah; b. dana perimbangan; dan c. lain-lain pendapatan daerah yang sah. Dengan melihat struktur pendapatan daerah dapat dilihat pada sumbersumber mana yang merupakan potensi baik yang belum dioptimalkan maupun sudah dari melihat besarannya. Berikut di bawah ini adalah tabel pendapatan Kabupaten Magelang pada tahun 2005-2009. Tabel Struktur Pendapatan Kabupaten Magelang 2005 2006 2006 2007 2008 Uraian 2005Pendapatan A. Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan lain lain PAD yang sah B. Pendapatan Berasal Dari Pemberian Pemerintah/Instansi Lebih Tinggi (Dana Perimbangan) Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Bukan Pajak, Sumber Daya Alam Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Hasil Pajak dari Provinsi457,928,35 6,128 52,858,629, 918 18,779,422, 433 20,806,731, 195 663,396,08 6,320 62,226,400, 207 16,181,110, 505 25,225,096, 807 764,419,58 2,973 70,074,706, 177 20,164,064, 465 27,668,383, 051 838,835,08 2,799 81,203,386, 278 25,207,007, 633 33,623,363, 569

2009868,571,38 7,341 69,554,509, 283 21,917,855, 000 31,386,569, 283

6,286,698,3 61 698,377,90 9

5,447,828,1 56 15,372,364, 739

5,921,950,9 01 16,320,307, 760

7,510,587,7 44 14,862,427, 332

7,561,977,0 00 8,688,108,0 00

405,069,72 6,210 24,579,269, 824 417,899,30 1 345,991,00 0,000 11,950,000, 000 18,037,647, 085

601,169,68 6,113 29,387,929, 404 514,888,69 0 502,945,00 0,000 32,080,000, 000 25,310,310, 019

665,252,64 3,716 36,260,569, 713 901,440,33 7 548,521,00 0,000 48,654,000, 000 26,955,633, 666

728,760,97 3,783 4,211,4556, 466 776,968,26 5 588,001,78 6,000 48,654,000, 000 34,443,333, 452

728,760,97 3,783 37,612,063, 279 38,412,133, 279 596,437,81 5,000 80,652,000, 000 800,070,00 0

Dana Keuangan dari Provinsi C Lain-lain Pendapatan yang Sah C. Lain Lain Pendapatan Yang Sah Pendapatan Hibah Pendapatan Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak Dari Prop. Dan Pem. Daerah Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Prop. Atau Pem Daerah

4,093,910,0 00 0

10,931,558, 000 0

3,960,000,0 00 0

14,770,329, 600 0

0 0

0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0

45,102,786, 500 2,500,000,0 00 0 27,973,536, 500 0 14,629,250, 000

Tabel tersebut menggambarkan bagaimana Kabupaten Magelang selama 5 tahun mendapatkan dana dari sumber-sumber yang masih konvensional untuk pembiayaan pembangunannya. Pada grafik di bawah ini dapat dilihat peningkatan pendapatan Kabupaten Magelang dalam kurun waktu 5 tahun dari 2005-2009.

Terjadi

kenaikan

yang

signifikan Rp

pada

tahun

2006

dari

Rp

457,928,356,128,00

menjadi

663,396,086,320,00.

Tahun-tahun

selanjutnya juga mengalami peningkatan, pada tahun 2009 peningkatan yang terjadi paling kecil dibandingkan tahun sebelumnya padalah pada tahun ini terdapat pasokan pendapatan dari sumber baru yaitu pendapatan lain

yang sah. Terjadinya peningkatan pendapatan tiap tahunnya di Kabupaten Magelang bersumber pada jenis-jenis pendapatan pada tiap kelompok pendapatan. Berikut merupakan penjabaran struktur pendapatan Kabupaten Magelang tiap tahunnya dari 2005-2009 : Struktur Pendapatan Kabupaten Magelang Tahun 2005 Pendapatan bersumber dari PAD, pemberian pemerintah atau instansi lebih tinggi (dana perimbangan), dan lain-lain pendapatan yang sah yang kemudian dirinci kedalam Magelang jenisnya masing-masing. 2005 Total Rp pendapatan Kabupaten pada tahun adalah

457,928,356,128,00. Dari ketiga sumber tersebut yang menyumbang paling tinggi adalah pemberian pemerintah atau instansi lebih tinggi (dana perimbangan) yaitu sebesar Rp 405,069,726,210,00, hal ini mengindikasikan bahwa desentralisasi atau otonomi daerah yang diberlakukan belum berhasil karena ketergantungan terhadap pemerintah pusat masih lebih kuat daripada kemampuan daerah untuk mendapatkan dana untuk pembiayaan pembangunan berdasarkan potensi daerah tersebut. Presentasi antara dua sumber utama pendapatan Kabupaten Magelang tahun 2005 digambarkan pada diagram di bawah ini :

Kelompok pendapatan asli daerah dan pendapatan perimbangan terbagi atas beberapa jenis yang masing-masing memberikan andil bagi pendapatan daerah. Jenis dari kelompok PAD yang memeberikan andil yang paling besar adalah retribusi daerah yaitu Rp 20,806,731,195,00 sedangkan terkecil adalah lain-lain yang sah sebesar Rp 698,377,909,00. Kelompok dana perimbangan juga terdiri atas beberpa jenis lain dan yang menjadi penyumbang terbesar adalah DAU sebesar Rp 345,991,000,000,00 dan terkecil adalah Dana Keuangan dari Provinsi sebesar Rp 4,093,910,000,00.

Struktur Pendapatan Kabupaten Magelang Tahun 2006 Total pendapatan meningkat pada tahun 2006 yaitu sebesar 1.48% menjadi sebesar RP 663,396,086,320,00. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan serupa pada sumber-sumber dalam pendanaan baik PAD maupun dana perimbangan yang dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Dana perimbangan menyumbangkan nilai yang paling tinggi yaitu sebesar Rp 601,169,686,113,00 atau 91 % dengan kata lain PAD masih belum optimal hanya 9%. Pada tahun ini Kabupaten Magelang juga belum bisa lepas dari ketergantungannya terhadap pemerintah pusat atau daerah lain. Total PAD adalah Rp 62,226,400,207,00 dengan total retribusi daerah Rp 25,225,096,807,00 yaitu terbesar dan hasil BUMD merupakan terkecil dan mengalami penurunan dari tahun lalu. Berdasarkan Kabupaten hal tersebut menggambarkan optimal dan pengelolaan untuk BUMD Magelang belum kedepannya

pengelolaan harus lebih baik dengan mendayagunakan sumber daya yang ada sehingga akan menghasilkan sumber pendapatan mandiri bagi daerah.

Struktur Pendapatan Kabupaten Magelang Tahun 2007 Total pendapatan pada tahun 2007 adalah Rp 764,419,582,973,00 struktur penyusunnya masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan. Presentase kedua kelompok pendapatan tersebut adalah PAD 10 % atau sebesar Rp 70,074,706,177,00 sedangkan dana perimbangan 90 % dengan total Rp 665,252,643,716,00. PAD yang terdiri dari pajak derah, retribusi daerah, BUMD, dan PAD lain yang sah, masing-masing jenis tersebut memberikan sumbangan dengan presentase yang berbeda paling besar adalah retribusi dan paling kecil adalah hasil BUMD, rincian prosentase dapat dilihat pada diagram berikut :

Kelompok pendapatan dana perimbangan sebagai penyumbang terbesar bersumber dari dana-dana bagi hasil juga dana alokasi, rincian prosentase dapat dilihat pada diagram berikut :

Struktur Pendapatan Kabupaten Magelang Tahun 2008 Struktur pendapatan tahun 2008 tidak mengalami perubahan dari jenis kelompok penyusun pendapatannya yaitu PAD dan dana perimbangan. Total pendapatan tahun terkait sebesar Rp 838,835,082,799,00 dari PAD Rp 81,203,386,278,00 sedangkan dana perimbangan Rp 728,760,973,783,00. Dominasi sumber pendapatan daerah tersebut

masih

dipegang

oleh

dana

perimbangan,

selisih

antara

kedua

kelompok pendapatan tersebut sangat jauh. Diperlukan suatu upaya intensifikasi pada PAD untuk mengoptimalkan pendapatan daerah yang bersumber pada lokal daerah sehingga mengurangi dependensi terhadap pusat. Dana Alokasi Khusus adalah jenis dari kelompok pendapatan dana perimbangan yang memiliki andil besar dalam pembiayaan pembangunan Kabupaten Magelang yaitu sebesar 80 % dari total dana perimbangan, penyumbang terkecil adalah bagi hasil bukan pajak, SDA sebesar Rp 776,968,265,00. PAD masih didominasi oleh retribusi daerah dan terkecil adalah hasil BUMD dan pengelolaan kekayaan daerah.

Struktur Pendapatan Kabupaten Magelang Tahun 2009 Pada tahun ini pemerintah Kabupaten Magelang telah melakuksn suatu upaya untuk mendapatkan sumber baru bagi pendapatan daerah yaitu dapat dilihat dari adanya penambahan dana dari pendapatan lain yang sah seperti hibah dan pendapatan dana darurat. Kelompok pendapatan ini memberikan andil sebesar Rp 45,102,786,500,00, PAD sebesar Rp 69,554,509,283,00 868,571,387,341,00. , Dana sisi Perimbangan negatif dari sebesar adanya Rp 728,760,973,783,00 dan total pendapatan tahun 2009 adalah Rp Terdapat sumber pendapatan baru tersebut yaitu memperbesar tingkat ketergantungan terhadap daerah lain maupun pusat, dana hibah, dana darurat, dan dana penyesuaian khusus atau otonomi daerah bukan merupakan hasil pendapatan dari usaha lokal melainkan bantuan dari daerah lain atau pun pusat. Berikut merupakan diagram presentase masing-masing jenis dari kelompok pendapatan pada tahun 2009 :

B. Belanja Belanja daerah merupakan bagaimana menyeimbangkan antara tingkat pengeluaran dengan pembiayaan yang dibutuhkan. Struktur belanja pada Kabupaten Magelang termasuk ke dalam jenis klasifikasi belanja pegawai, barang & jasa dan modal yaitu berdasarkan pasal 51-53. Struktur belanja tersebut terdiri atas beberapa jenis belanja yaitu belanja pegawai, barang dan jasa, dan belanja modal. Berikut merupakan grafik total belanja selama 5 tahun dari 2005-2009 :

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa belanja Kabupaten Magelang mengalami peningkatan tiap tahunnya, hal ini menggambarkan bahwa kebutuhan pemerintah maupun masyarakatnya juga semakin meningkat. Dilihat dari tahun awal 2005 dan tahun akhir 2009 terjadi lonjakan belanja yaitu lebih dari dua kali lipat dari Rp 440,995,768,879,00 menjadi Rp 911,933,098,430,00. Belanja tersebut tersusun atas jenis-jenis belanja berdasarkan kelompok belanja, berikut merupakan penjabaran belanja daerah Kabupetan Magelang tiap tahunnya selama 5 tahun 2005-2009 :

Struktur Belanja Kabupaten Magelang 2005

Uraian Belanja A. Belanja Aparatur Belanja Administrasi Umum - Belanja Pegawai - Belanja Barang/Jasa - Belanja Perjalanan Dinas - Biaya Pemeliharaan Belanja Operasi, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Publik - Belanja Pegawai - Belanja Barang/Jasa - Belanja Perjalanan Dinas - Belanja Pemeliharaan Belanja Modal B. Pelayanan Publik Belanja Administrasi Umum - Belanja Pegawai - Belanja Barang/Jasa - Belanja Perjalanan Dinas - Belanja Pemeliharaan Belanja Operasi, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Publik - Belanja Pegawai - Belanja Barang/Jasa - Belanja Perjalanan Dinas - Belanja Pemeliharaan Belanja Modal Belanja Transfer Belanja Tidak Tersangka

Nilai 440,995,768,879 316,268,784,142 300,670,319,844 274,089,420,925 18,807,029,403 1,848,618,650 5,925,250,866 10,443,887,978 3,445,550,260 3,759,676,618 2,807,183,600 431,477,500 5,154,576,320 124,726,984,737 0 0 0 0 0 42,506,851,396 3,909,258,358 28,658,604,994 1,327,995,424 8,610,992,620 42,996,466,861 35,728,453,689 3,495,212,791

Total belanja tahun 2005 sebesar Rp 440,995,768,879,00 dan yang terbesar digunakan untuk belanja aparatur sebesar 71 % dari total belanja daerah. Belanja tersebut didominasi oleh belanja pegawai dan segala hal yang berkaitan dengannya. Yang menempati urutan pertama adalah belanja administrasi umum kemudian belanja opersai, pemeliharaan sarana dan parasarana publik baru belanja modal.

Berikut merupakan diagram prosentasi ketiga jenis belanja yang termasuk dalam belanja aparatur :

Dibandingkan dengan belanja aparatur belanja publik hanya sebesar 29 % atau Rp 123,726,984,737,00. Struktur penyusun belanja publik hampir sama dengan belanja aparatur namun ditambah dengan belanja transafer dan belanja tak tersangka. Belanja terbesar untuk belanja publik adalah belanja modal dan terkecil adalah belanja tidak tersangka. Struktur Belanja Kabupaten Magelang 2006Uraian II. Belanja A. Belanja Aparatur Belanja Administrasi Umum - Belanja Pegawai - Belanja Barang/Jasa - Belanja Perjalanan Dinas - Biaya Pemeliharaan Belanja Operasi, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Publik - Belanja Pegawai - Belanja Barang/Jasa - Belanja Perjalanan Dinas - Belanja Pemeliharaan Belanja Modal B. Pelayanan Publik Belanja Administrasi Umum - Belanja Pegawai Nilai 622,439,030,130 388,888,781,100 368,120,658,022 335,797,978,625 19,247,770,919 3,471,245,000 9,603,663,478 13,837,408,311 4,136,383,970 5,131,007,891 4,529,808,950 40,207,500 6,930,714,767 233,550,249,030 0 0

- Belanja Barang/Jasa - Belanja Perjalanan Dinas - Belanja Pemeliharaan Belanja Operasi, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Publik - Belanja Pegawai - Belanja Barang/Jasa - Belanja Perjalanan Dinas - Belanja Pemeliharaan Belanja Modal Belanja Transfer Belanja Tidak Tersangka

0 0 0 60,696,191,030 5,323,554,432 40,631,684,761 2,618,717,340 12,122,234,497 116,024,781,608 54,615,429,292 2,213,847,100

Peningkatan total belanja dari tahun 2005 ke 2006 yaitu sebesar 1,4 %, total belanja tahun 2006 menjadi Rp 622,439,030,130,00. Struktur belanja tahun ini masih sama dengan tahun sebelumnya terdiri dari belanja aparatur dan belanja publik, dan belanja terbesar juga masih sama yaitu belanja aparatur sebesar Rp 622,439,030,130,00. Belanja publik mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu menjadi sebesar Rp 233,550,249,030,00. Belanja yang mengalami lonjakan paling tinggi adalah belnaja modal yaitu lebih dari 100% yaitu dari Rp 42,996,466,861,00 menjadi Rp 116,024,781,608,00, lonjakan tersebut dapat dilihat dari grafik berikut :

Gambar Belanja Publik Tahun 2005-2006

Struktur Belanja Kabupaten Magelang 2007Uraian Nilai 734,903,599,066 605,425,767,719 400,325,550,385 132,291,966,517 76,797,483 0 0 3,147,701,959 69,213,751,384 128,210,808,847 10,574,241,850 28,466,959,768 34,062,984,825 47,435,623,454 7,670,998,950 0 1,267,022,500 1,267,022,500 0 0 0 0 0

II. Belanja A. Belanja Operasi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan B. Belanja Modal Belanja Tanah Belanja Peralatan Belanja Gedung dan Bangunan Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Aset Lainnya C. Belanja Tidak Terduga Belanja Tidak Terduga D. Transfer Transfer Bagi Hasil Ke Desa Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Retribusi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

Struktur

belanja

pada

tahun

2007

berbeda

dengan

2

tahun

sebelumnya, terdiri atas belanja operasi, belanja modal, belanja tidak terduga, dan transfer. Total belanja pada tahun ini juga lebih tinggi dari 2 tahun sebelumnya yaitu Rp 734,903,599,066,00. Belanja terbesar adalah belanja operasi sebesar Rp 605,425,767,719,00 termasuk di dalamnya adalah belanja pegawai, barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan keuangan. Belanja paling sedikit adalah belanja tidak terduga sebasar Rp 1,267,022,500,00. Belanja lain yaitu belanja modal sebesar Rp 128,210,808,847,00, belanja tanah, peralatan, gedung dan bangunan, jalan irigasi, dan jaringan, aset tetap dan aset lain masuk ke dalam belanja modal. Berikut

merupakan diagram presentase struktur belanja Kabupaten Magelang tahun 2007 :

Struktur Belanja Kabupaten Magelang 2008Uraian II. Belanja A. Belanja Operasi Belanja Pegawai Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Barang Bunga Subsidi Hibah Bantuan Sosia Bantuan Keuangan Nilai 853,643,213,09 4 731,010,664,46 1 500,066,315,32 5 138,026,703,62 0 115,341,553 25,287,500 21,689,966,483 3,645,284,880 67,284,627,100 121,809,609,63 3 746,118,420 17,305,916,296 53,380,601,576 49,730,186,016 597,317,325 49,470,000 822,939,000 822,939,000 0 0 0 0 0

B. Belanja Modal Belanja Tanah Belanja Peralatan Belanja Gedung dan Bangunan Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Aset Lainnya C. Belanja Tidak Terduga Belanja Tidak Terduga D. Transfer Transfer Bagi Hasil Ke Desa Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Retribusi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

Belanja daerah pada tahun 2008 juga masih didominasi oleh belanja operasi dan yang paling besar untuk jenis ini adalah belanja pegawai yang menghabiskan 58 % dari total belanja tahun 2008 Rp 853,643,213,094,00. Belanja tidak terduga merupakan belanja terkecil dan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dari Rp 1,267,022,500,00 menjadi Rp 822,939,000,00. Belanja modal menempati urutan kedua setelah biaya operasi yaitu sebesar Rp 121,809,609,633,00.

Struktur Belanja Kabupaten Magelang 2009Uraian II. Belanja Daerah A. Belanja Tidak langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Propinsi Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga B. Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Nilai 911,933,098,430 685,441,563,300 573,826,136,800 60,000,000 0 15,722,240,500 26,116,000,000 0 68,217,186,000 1,500,000,000 226,491,535,130 15,925,424,900 92,772,116,230 117,793,994,000

Struktur belanja pada tahun 2009 termasuk ke dalam klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan yang terdiri atas belanja langsung dan tidak langsung. Pada tahun 2009 total belanja daerah adalah Rp 911,933,098,430,00. Belanja tidak langsung lebih besar daripada belanja langsung berbanding 75:25 atau dalam bentuk nominal Rp 685,441,563,300,00 dan Rp 226,491,535,130,00. Dalam belanja tidak langsung belanja pegawai menempati urutan tertinggi dan selalu mengalami kenaikan tiap tahunnya hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, kemungkinan faktor-faktor tersebut adalah terjadi kenaikan gaji pegawai tiap tahunnya atau terdapat perekrutan pegawai-pegawai baru tiap tahunnya. Berikut merupakan diagram prosentase kelompok belanja tidak langsung dan langsung :

C. Pembiayaan Pembiayaan dipersamakan merupakan dengan penyediaan pinjaman uang atau tagihan yang dapat Dalam

berdasarkan

persetujuan.

pembangunan, pembiayaan digunakan jika terjadi defisit pada tahun bersangkutan dengan menggunakan berbagai cara seperti pinjaman dan yang lain. Jika terjadi surplus maka pembiayaan menjadi tambahan dana bagi daerah tersebut. Berikut merupakan penjabaran pembiayaan berdasarkan tahun selama 5 tahun dari 2005-2009: Pembiayaan Daerah Tahun 2005Uraian III. Pembiayaan A Penerimaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Lalu Transfer dari Dana Cadangan Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Hasil Aset Daerah yang Dipisahkan Angsuran Pinjaman PDAM (Ke-1) B Pengeluaran Daerah Transfer ke Dana Cadangan Penyertaan Modal - Bapas 69 - Pemberian Modal BPD Jateng - Merger BPR - BKK Pembayaran Hutang Pokok Yang Jatuh Tempo Angka Sisa Lebih Anggaran Tahun Berjalan Nilai 42,283,421,362 60,144,954,859 53,754,237,830 6,190,717,000 0 0 200,000,000 17,861,533,477 12,093,882,780 2,000,000,000 2,694,000,000 974,105,000 99,545,697 0

Pembiayaan daerah pada tahun 2005 bersumber dari pembiayaan daerah dan pengeluaran daerah. Total pembiayaan adalah RP 42,283,421,362,00 yaitu merupakan pengurangan antara penerimaan dan pengeluaran daerah. Penerimaan daerah terdiri atas SILPA, transfer dari dana cadangan, penerimaan pinjaman dan obligasi, hasil aset daerah yang dipisahkan, angsuran pinjaman PDAM dengan total sebesar Rp 60,144,954,859,00. Pengeluaran daerah berbeda tiap

tahunnya pada tahun terkait terdiri atas trasnfer ke dana cadangan, penyertaan modal, pembayaran hutang pokok yang jatuh tempo, dan angka sisa lebih anggaran tahun berjalan dengan jumlah Rp 17,861,533,477,00. Terdapat sisa APBD tahun terkait sebesar Rp 59,216,008,611,00 yaitu jumlah pembiayaan dan surplus APBD, yang kemudian disebut SILPA dan akan masuk pada tahun anggaran selanjutnya dalam pembiayaan. Pembiayaan Daerah Tahun 2006Uraian III. Pembiayaan A Penerimaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Lalu Transfer dari Dana Cadangan Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Hasil Aset Daerah yang Dipisahkan Angsuran Pinjaman PDAM (Ke-3) Penerimaan Dana Revolving/Piutang - Dinas Pertanian - Dinas Perindagkop & PM - Dinas Nakertrans Piutang Pajak Galian Gol C B Pengeluaran Daerah Transfer ke Dana Cadangan Penyertaan Modal - Bapas 69 - Pembelian Saham B Jateng pada BPR-BKK Pembayaran Hutang Pokok Yang Jatuh Tempo Pengeluaran Dana Bergulir - Dinas Perindagkop & PM - Dinas Nakertrans Pembayaran Hutang Jangka Panjang - Pada PT Bangkit Jaya Nilai 62,985,488,808 71,891,064,991 59,216,008,611 12,093,882,780 0 0 350,000,000 13,000,000 106,541,600 65,000,000 46,632,000 8,905,576,183 0 7,162,281,000 173,812,933 121,490,500 1,273,000,000 168,000,000 6,991,750

Pembiayaan tahun 2006 adalah sebesar Rp 62,985,488,808,00, jumlah tersebut merupakan hasil pengurangan antara pendapatan dengan pengeluaran sedangkan daerah. Jumlah peerimaan adalah daerah Rp adalah Rp 71,891,064,991,00 termasuk didalamnya adalah SILPA tahun 2005 pengeluaran daerah 8,905,576,183,00.

Pengeluaran daerah terbesar adalah untuk penyertaan moda Bapas 69 yaitu sebesar Rp 7,162,281,000,00 dan terkecil adalah pembayaran hutang jangka panjang SILPA kepada tahun PT Bangkit Jaya sebesar sebesar Rp Rp 6,991,750,00. terkait adalah

103,942,544,998,00. Pembiayaan Daerah Tahun 2007Uraian III. Pembiayaan A Penerimaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Lalu Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah Penerimaan Piutang Daerah B Pengeluaran Daerah Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang Pemberian Pinjaman Daerah Nilai 90,837,305,289 112,012,217,92 6 103,942,544,99 8 0 0 0 3,619,737,418 4,449,935,510 21,174,912,637 13,000,000,000 4,096,737,418 1,844,425,215 2,233,750,000

Total pembiayaan setelah adanya pengurangan antara penerimaan dan pengeluaran daerah yaitu sebesar Rp 90,837,305,289,00, penerimaan sebesar Rp 112,012,217,926,00 sedangkan pengeluaran sebesar Rp 21,174,912,637,00. Penerimaan terbesar diperoleh dari SILPA dan penerimaan lain adalah penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah dan penerimaan piutang daerah yang terkecil adalah penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah. Pengeluaran daerah terbesar adalah pembentukan dana cadangan dan terkecil adalah pembayaran pokok utang. Pembiayaan Daerah Tahun 2008

Uraian III. Pembiayaan A Penerimaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Lalu Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah Penerimaan Piutang Daerah B Pengeluaran Daerah Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang Pemberian Pinjaman Daerah

Nilai 133,142,875, 644 141,852,220, 350 120,353,289, 196 13,000,000,0 00 0 0 4,340,262,58 2 4,158,668,57 2 8,709,344,70 6 1,115,262,58 2 4,112,932,12 4 3,481,150,00 0

Pada tahun 2008 total pembiayaan adalah Rp 133,142,875,644,00 dengan penerimaan sebesar Rp 141,852,220,350,00 dan pengeluaran sebesar Rp 8,709,344,706,00 . Sisa lebih perhitungan APBD tahun lalu adalah sebesar Rp 120,353,289,196,00 yang merupakan sumber terbesar ini bagi penerimaan untuk daerah. Tahun defisit inilah yaitu puncak sebesar dari Rp pembiayaan diantara 5 tahun dari 2005-2009. Pembiayaan pada tahun digunakan menutupi 14,808,130,295,00.

Pembiayaan Daerah Tahun 2009Uraian III. Pembiayaan A Penerimaan Pembiayaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Lalu Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah Penerimaan Piutang Daerah B Pengeluaran Pembiayaan Daerah Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang Pemberian Pinjaman Daerah Nilai 81,773,844,368 87,268,945,660 82,058,945,660 0 0 2,500,000,000 2,500,000,000 210,000,000 5,495,101,292 0 0 2,995,101,292 2,500,000,000

Total pembiayaan tahun 2009 Rp 81,773,844,368,00 dengan jumlah penerimaan sebesar Rp 87,268,945,660,00 sedangkan pengeluaran sebesar Rp 5,495,101,292,00. Penerimaan terbesar dari SILPA sedangkan terkecil dari penerimaan piutang daerah. Pengeluaran terbesar adalah untuk pembayaran pokok utang dan terkecil adalah pemberian pinjaman daerah. Pada tahun ini Kabupaten Magelang juga mengalami difisit sebesar Rp 43,361,711,089,00, total pembiayaan tersebut digunakan untuk menutup defisit yang terjadi sehingga SILPA untuk tahun berikutnya adalah pengurangan antara pembiayaan dengan defisit yaitu sebesar Rp 38,412,133,279,00.