Stroke Brew

41
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama di Indonesia. Serangan otak ini merupakan kegawatdaruratan medis yang harus ditangani secara cepat, tepat, dan cermat. Stroke adalah kumpulan gejala klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi serebral fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau yang mengarah ke kematian, tanpa penyebab lain selain factor vascular. Stroke merupakan penyakit yang berhubungan dengan usia, angka kejadiannya meningkat seiring dengan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Di Amerika Serikat, di perkirakan terjadi 400.000 kasus baru per tahun dan total penderita stroke dalam satu tahun di perkirakan 1,7 juta orang. Hubungan antara peningkatan kasus ini merupakan akibat langsung dari bertambahnya umur harapan hidup. Angka kejadian pertahun diperkirakan 100 per 100.000 pada usia 45-54 tahun dan 2.000 per 100.000 pada usia di atas 75 tahun. Laki-laki memiliki resiko yang lebih tinggi jika di bandingkan dengan wanita. 1

Transcript of Stroke Brew

Page 1: Stroke Brew

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

neurologis yang utama di Indonesia. Serangan otak ini merupakan

kegawatdaruratan medis yang harus ditangani secara cepat, tepat, dan cermat.

Stroke adalah kumpulan gejala klinis yang berkembang cepat akibat gangguan

fungsi serebral fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau yang

mengarah ke kematian, tanpa penyebab lain selain factor vascular. Stroke

merupakan penyakit yang berhubungan dengan usia, angka kejadiannya

meningkat seiring dengan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan

masyarakat. Di Amerika Serikat, di perkirakan terjadi 400.000 kasus baru per

tahun dan total penderita stroke dalam satu tahun di perkirakan 1,7 juta orang.

Hubungan antara peningkatan kasus ini merupakan akibat langsung dari

bertambahnya umur harapan hidup. Angka kejadian pertahun diperkirakan 100

per 100.000 pada usia 45-54 tahun dan 2.000 per 100.000 pada usia di atas 75

tahun. Laki-laki memiliki resiko yang lebih tinggi jika di bandingkan dengan

wanita.

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga tersering setelah penyakit

jantung koroner dan kanker. Sekitar 20% kasus stroke meninggal pada bulan

pertama dan diantara yang selamat pada tahun pertama kira-kira sepertiganya

bergantung pada orang lain untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Sebesar 70%

penderita pasca stroke memiliki ketidakmampuan (disability) permanen secara

okupasional dan sekitar 25% akan mengalami demensia vascular.

Stroke memiliki permasalahan yang luas dan multi dimensi, mulai dari

perawatan sampai rehabilitasi. Bukan saja masalah kecacatan fisik akan tetapi

masalah psikologis yang timbul akibat ketidakmampuan bekerja dan masalah

ketergantungan pada orang lain merupakan masalah yang cukup pelik bagi

1

Page 2: Stroke Brew

pasien maupun keluarganya. Karena aspek inilah maka seyogiyanya stroke harus

di tangani secara multidisiplin.

1.2. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui definisi,

epidemiologi, klasifikasi, faktor resiko, patogenesis, patofisiologi, tanda dan

gejala klinis, diagnose, tatalaksana yang tepat untuk penyakit stroke, serta pasca

stroke .

1.3. Manfaat

Terdapat beberapa manfaat yang diperoleh dari makalah stroke iskemik

ini, diantaranya adalah :

Pada mahasiswa kedokteran :

1. Mengetahui prevalensi dan insidensi pasien dengan diagnosa stroke.

2. Mengetahui sedikit banyaknya mengenai penyakit stroke iskemik serta

tatalaksananya.

Pada masyarakat umum :

1. Mengetahui apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit stroke

pada gaya hidup mereka.

2. Mengetahui bagaimana cara untuk mencegah terjadinya stroke.

2

Page 3: Stroke Brew

BAB 2

LAPORAN KASUS

2.1. Anamnesis

IDENTITAS PRIBADI

NAMA : Samaria Limbong

JENIS KELAMIN : Perempuan

USIA : 72 tahun

SUKU BANGSA : Batak

AGAMA : Protestan

ALAMAT : Jl. Suka Damai

STATUS : Menikah

PEKERJAAN : Ibu Rumah Tangga

TANGGAL MASUK : 19 November 2012

2.2. Riwayat Perjalanan Penyakit

2.2.1. Keluhan

Keluhan utama : Lemah lengan dan tungkai kanan

Telaah : Pasien datang dengan keluhan lemah lengan dan

tungkai sebelah kanan sejak 5 hari yang lalu. Keluhan

timbul secara mendadak pada saat pasien sedang

beristirahat (duduk). Pada saat itu pasien mengalami

nyeri kepala (+). Namun tidak dijumpai mual (-), muntah

(-), demam (-), kejang (-), riwayat trauma (-).

Sebelumnya pasien juga pernah mengalami keluhan

3

Page 4: Stroke Brew

yang sama ± 1 tahun yang lalu dan membaik. BAK (+)

normal, BAB (+) normal.

RPT : DM (-), HT (+) tidak terkontrol

RPO : Tidak jelas

2.2.2. Anamnese Traktus

Traktus Sirkulatorius : nyeri dada (-), hipertensi (+)

Traktus Respiratorius : batuk (-), sesak napas (-)

Traktus Digestivus : mual (-), muntah (-), BAB (+) N

Traktus urogenitalis : BAK (+) N

Kecelakaan : tidak pernah

Intoksikasi dan Obat-obatan : tidak jelas

2.2.3. Anamnese Keluarga

Faktor Herediter : tidak dijumpai

Faktor Familial : tidak ada

Lain-lain : -

2.2.4. Anamnese Sosial

Kelahiran dan Pertumbuhan : lahir spontan, pertumbuhan normal

Imunisasi : tidak diketahui

Pendidikan : Lulusan SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Perkawinan dan Anak : Sudah menikah dan mempunyai 7 anak

4

Page 5: Stroke Brew

2.3. Pemeriksaan Jasmani

2.3.1. Pemeriksaan Umum

Tekanan Darah : 160/90 mmHg

Nadi : 90 x/menit

Frekuensi napas : 24 x/ menit

Temperatur : 36,5 °C

Kulit dan selaput lendir : dalam batas normal

Kelenjar getah bening : pembesaran (-)

Persendian : dalam batas normal

2.3.2. Kepala dan Leher

Bentuk dan posisi : bulat, medial

Pergerakan : bebas

Kelainan panca indera : (-)

Rongga mulut dan gigi : dalam batas normal

Kelenjar parotis : dalam batas normal

Desah : (-)

2.3.3. Rongga Dada dan Abdomen

Rongga dada Rongga abdomen

Inspeksi Simetris fusiformis Simetris

Palpasi Stem fremitus ka=ki, kesan normal Soepel, H/L/R tidak teraba

Perkusi Sonor Timpani

Auskultasi SP: vesikuler; ST: (-)

SJ: dalam batas normal

Peristaltik (+) N

5

Page 6: Stroke Brew

2.3.4. Genitalia

Toucher : tidak dilakukan pemeriksaan

2.4. Status Neurologis

2.4.1. Sensorium : compos mentis

2.4.2. Kranium

Bentuk : bulat

Fontanella : tertutup

Palpasi : pulsasi A. temporalis dan A. Karotis (+)

Perkusi : cracked pot sign (-)

Auskultasi : bruit arteri (-)

Transiliminasi : tidak dilakukan pemeriksaan

2.4.3. Perangsangan Meningeal

Kaku kuduk : ( - )

Tanda Brudzinski I : ( - )

Tanda Brudzinski II : ( - )

Tanda Kernig : ( - )

2.4.4. Peningkatan Tekanan Intrakranial

Muntah : ( - )

Sakit kepala : ( + )

Kejang : ( - )

6

Page 7: Stroke Brew

2.4.5. Saraf Otak/ Nervus Kranialis

Nervus I Meatus nasi dextra Meatus nasi sinistra

Normosmia ( + ) ( + )

Anosmia ( - ) ( - )

Parosmia ( - ) ( - )

Hiposmia ( - ) ( - )

Nervus II Ocular Dextra Ocular Sinistra

Visus Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Lapangan

pandang

Normal ( + ) ( + )

Menyempit ( - ) ( - )

Hemianopsia ( - ) ( - )

Scotoma ( - ) ( - )

Refleks ancaman ( + ) ( + )

Fundus Okuli

Batas Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Warna Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Eksavasasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

7

Page 8: Stroke Brew

pemeriksaan pemeriksaan

Arteri Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Vena Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Nervus III, IV, VI Ocular Dextra Ocular Sinistra

Gerakan bola mata (+) N (+) N

Nistagmus ( - ) ( - )

Pupil

Lebar Ø 3mm Ø 3mm

Bentuk Bulat Bulat

Refleks cahaya langsung ( + ) ( + )

Refleks cahaya tidak langsung ( + ) ( + )

Rima palpebra

Deviasi conjugate ( - ) ( - )

Fenomena Doll’s Eye ( - ) ( - )

Strabismus ( - ) ( - )

Nervus V Kanan Kiri

Sensorik

Kulit Dalam batas Dalam batas normal

8

Page 9: Stroke Brew

normal

Selaput lendir Dalam batas

normal

Dalam batas normal

Refleks kornea Dalam batas

normal

Dalam batas normal

Refleks masseter Dalam batas

normal

Dalam batas normal

Refleks bersin Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Motorik

Membuka dan menutup

mulut

Dalam batas normal Dalam batas normal

Palpasi otot masseter &

Temporalis

Dalam batas normal Dalam batas normal

Kekuatan gigitan Dalam batas normal Dalam batas normal

Nervus VII Kanan Kiri

Motorik

Mimik ( + ) ( + )

Kerut kening ( + ) ( + )

Menutup mata ( + ) ( + )

Meniup sekuatnya ( + ) ( + )

9

Page 10: Stroke Brew

Memperlihatkan gigi ( + ) ( + )

Tertawa ( + ) ( + )

Sensorik

Pengecapan 2/3 depan lidah Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Produksi kelenjar ludah Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Hiperakusis Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Refleks stapedial Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Nervus VIII Kanan Kiri

Auditorius

Pendengaran ( + ) ( + )

Test Rinne Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Test Weber Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Test Schwabach Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Vestibularis

Nistagmus ( - ) ( - )

10

Page 11: Stroke Brew

Reaksi kalori Tidak dilakukan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

Vertigo ( - ) ( - )

Tinnitus ( - ) ( - )

Nervus IX, X

Palatum mole : terangkat simetris

Uvula : Medial

Disfagia : ( - )

Disartria : ( + )

Distonia : ( - )

Refleks muntah : tidak dilakukan pemeriksaan

Pengecapan 1/3 belakang ludah : tidak dilakukan pemeriksaan

Nervus XI Kanan Kiri

Mengangkat bahu ( - ) ( + )

Fungsi otot sternokleidomastoideus ( + ) ( + )

Nervus XII

Lidah

Tremor : ( - )

Atrofi : ( - )

11

Page 12: Stroke Brew

Fasikulasi : ( - )

Ujung lidah sewaktu istirahat : Medial

Ujung lidah sewaktu dijulurkan : Medial

2.4.6. Sistem Motorik

Trofi : eutrofi

Tonus otot : hipotoni

Kekuatan otot :

ESD = 22222 ESS = 55555

EID = 11111 EIS = 55555

Sikap (duduk-berdiri-berbaring) : (-/ -/ +)

Gerakan spontan abnormal :

Tremor : ( - )

Khorea : ( - )

Ballismus : ( - )

Mioklonus : ( - )

Distonia : ( - )

Spasme : ( - )

TIC : ( - )

Lain-lain : ( - )

2.4.7. Test sensibilitas

Ekteroseptif : Tidak dilakukan pemeriksaan

Propioseptif : Tidak dilakukan pemeriksaan

12

Page 13: Stroke Brew

Fungsi kortikal untuk sensibilitas

Stereognosis : Tidak dilakukan pemeriksaan

Pengenalan 2 titik : Tidak dilakukan pemeriksaan

Grafastesia : Tidak dilakukan pemeriksaan

2.4.8. Refleks

Refleks fisiologis Kanan Kiri

Biceps ( - ) ( +)

Triceps ( - ) ( + )

Radioperiost ( - ) ( +)

APR ( - ) ( + )

KPR ( - ) ( + )

Test strumple ( - ) ( + )

Refleks Patologis

Babinski ( -) ( - )

Oppenheim ( - ) ( - )

Chaddock ( - ) ( - )

Gordon ( - ) ( - )

Schaefer ( - ) ( - )

Hoffman-Ttromner ( - ) ( - )

Klonus lutut ( - ) ( - )

Klonus kaki ( - ) ( - )

Refleks primitive ( - ) ( - )

13

Page 14: Stroke Brew

2.4.9. Koordinasi

Lenggang : tidak dilakukan pemeriksaan

Bicara : dalam batas normal

Menulis : tidak dilakukan pemeriksaan

Percobaan apraksia : tidak dilakukan pemeriksaan

Mimik : dalam batas normal

Test telunjuk-telunjuk : tidak dilakukan pemeriksaan

Test telunjuk hidung : dalam batas normal

Diadokokinesia : dalam batas normal

Test tumit lutut : tidak dilakukan pemeriksaan

Test Romberg : tidak dilakukan pemeriksaan

2.4.10. Vegetatif

Vasomotor : dalam batas normal

Sudomotor : dalam batas normal

Pilo-erektor : tidak dilakukan pemeriksaan

Miksi : dalam batas normal

Defekasi : dalam batas normal

Potens dan libido : tidak dilakukan pemeriksaan

2.4.11. Vertebra

Bentuk

Normal : ( + )

Skoliosis : ( - )

Hiperlordosis : ( - )

14

Page 15: Stroke Brew

Pergerakan

Lutut : dalam batas normal

Pinggang : dalam batas normal

2.4.12. Tanda Perangsangan Radikular

Lasegue : ( - )

Cross-lasegue : ( - )

Test Lhermitte : ( - )

Test Naffziger : ( - )

2.4.13. Gejala-gejala Sereberal

Ataksia : ( - )

Disartria : ( - )

Tremor : ( - )

Nistagmus : ( - )

Bradikinesia : ( - )

Dan lain-lain : ( - )

2.4.14. Gejala-Gejala Ekstrapiramidal

Tremor : (-)

Rigiditas : (-)

Bradikinesia : (-)

Lain-lain : (-)

2.4.15. Fungsi Luhur

Kesadaran kualitatif : compos mentis

Ingatan Baru : dalam batas normal

15

Page 16: Stroke Brew

Ingatan Lama : dalam batas normal

Disorientasi

Diri : dalam batas normal

Tempat : dalam batas normal

Waktu : dalam batas normal

Situasi : dalam batas normal

Intelegensia : sulit dilakukan penilaian

Daya pertimbangan : sulit dilakukan penilaian

Reaksi emosi : dalam batas normal

Afasia

Ekspresif : dalam batas normal

Represif : dalam batas normal

Agnosia

Agnosia visual : dalam batas normal

Agnosia jari-jari : dalam batas normal

Akalkulia : dalam batas normal

Disorientasi kanan-kiri : dalam batas normal

16

Page 17: Stroke Brew

2.5. Pemeriksaan Penunjang

Test (20-11-2012) Hasil Nilai normal

Complete Blood Count

Hemoglobin (Hb) 7,6 gr/dl 12 – 16 gr/dl

Leukocyte (WBC) 7100/ul 4000-11000/ul

Hematocrite 24,9 % 36-47 %

Trombocyte (PLT) 285000/ul 150000-450000/ul

Kimia Klinik:

Bilirubin total 0,33 mg/dl 0,3 - 1 mg/dl

Biliribun direk 0,12 m/dl < 0,25 mg/dl

SGOT/ASAT 20 U/L < 40 U/L

SGPT/ALAT 11 U/L < 40 U/L

Glukosa Puasa 106 mg/dl 70-120 mg/dl

Total Cholesterol 123 mg/dl < 200 mg/dl

HDL –

Cholesterol

35 mg/dl > 55 mg/dl

LDL –

Cholesterol

69 mg/dl < 190 mg/dl

Triglycerides 91 mg/dl 50 – 170 mg/dl

Ureum 39 mg/dl 20 – 40 mg/dl

Creatinin 0,8 mg/dl 0,6 – 1,1 mg/dl

Uric Acid 3,4 mg/dl 3,4 – 7,0 mg/dl

2.6. Kesimpulan

17

Page 18: Stroke Brew

Keluhan Utama : Lemah lengan dan tungkai kanan

Keluhan Tambahan : Sakit kepala

RPT : DM (-), HT (+).

RPO : Tidak jelas

Status Presens

Sensorium : Compos Mentis

Tekanan Darah : 160/90 mmHg

Nadi : 90 x/menit

Frekuensi napas : 24 x/ menit

Temperatur : 36,5 °C

Nervus Kranialis

N I : normosmia

N II, III : refleks cahaya (+/+), pupil isokor Ø 3mm

N III, IV, VI : gerakan bola mata (+) N

N V : dalam batas normal

N VII : dalam batas normal

N VIII : pendengaran ( + )

N IX, X : dalam batas normal

N XI : angkat bahu Ka (-) , Ki (+)

N XII : ujung lidah medial

Status Neurologis18

Page 19: Stroke Brew

Sensorium : compos mentis

Peningkatan tekanan intrakranial : sakit kepala (-), muntah (-), kejang (-)

Perangsangan meningeal : tidak dijumpai

Refleks Fisiologis

B/T : (-/+) / (-/+)

APR/ KPR : (-/+) / (-/+)

Refleks Patologis

H/ T : ( - / - ) / ( - / - )

Babinski : - / -

Kekuatan Motorik

ESD = 22222 ESS = 55555

EID = 11111 EIS = 55555

Hasil CT scan kepala tanggal 20 November 2012

Kesan:

19

Page 20: Stroke Brew

Infark cerebri didaerah ganglia basalis kanan

CT scan kepala saat ini tidak tampak perdarahan, SOL/Neoplasma,

maupun malformasi vaskuler.

2.7. Diagnosa

Diagnosa fungsional : Hemiparesis Dextra

Diagnosa etiologik : iskemik

Diagnosa anatomik : infark serebri daerah ganglia basale kanan

Diagnosa kerja : Hemiparesis Dextra ec Stroke iskemik

Diagnosa banding : 1. Stroke iskemik

2. Stroke haemoragik

2.8. Penatalaksanaan

- IVFD RL 20 gtt/i

- Bralin 500 mg/12 j

- Aptor 1 x 100 mg

- Neurodex 1x1

- Captopril 1 x 25 mg

2.9. Follow Up

Hasil Follow-

up

25 November 2012 26 November 2012 27 November 2012

Keluhan

utama

Lemah lengan dan

tungkai kanan (+)

Lemah lengan dan

tungkai kanan (+)

Lemah lengan dan

tungkai kanan (+)

Keluhan

tambahan

Lemas (+), batuk

(+)

Lemas (+), batuk

(+)

Lemas (+), batuk (+)

Status presens

Sens : compos Sens : compos Sens : compos

20

Page 21: Stroke Brew

mentis

TD : 130/80

mmHg

HR : 72 x/i

RR : 24 x/i

T : 37,5 °C

mentis

TD : 180/100

mmHg

HR : 84 x/i

RR : 22 x/i

T : 37,0 °C

mentis

TD : 170/110

mmHg

HR : 84 x/i

RR : 24 x/i

T : 36,5 °C

Peningkatan

tekanan

intracranial

Kejang : (-)

Muntah : (-)

Sakit kepala : (-)

Kejang : (-)

Muntah : (-)

Sakit kepala : (-)

Kejang : (-)

Muntah : (-)

Sakit kepala : (-)

Perangsanga

n meningeal

Kaku kuduk : (-)

Brudzinski I : (-)

Brudzinski II: (-)

Kaku kuduk : (-)

Brudzinski I : (-)

Brudzinski II: (-)

Kaku kuduk : (-)

Brudzinski I : (-)

Brudzinski II: (-)

Nervus

kranialis

Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal

Refleks fisiologis

Biceps/

Triceps

APR/KPR

Kanan Kiri

-/- +/+

-/- +/+

Kanan Kiri

-/- +/+

-/- +/+

Kanan Kiri

-/- +/+

-/- +/+

Refleks patologis

H/T

Babinski

Klonus Kaki

Kanan Kiri

-/- -/-

-/- -/-

-/- -/-

Kanan Kiri

-/- -/-

-/- -/-

-/- -/-

Kanan Kiri

-/- -/-

-/- -/-

-/- -/-

21

Page 22: Stroke Brew

Kekuatan

motorik

ESD = 2 ESS = 5

EID = 1 EIS = 5

ESD = 2 ESS = 5

EID = 1 EIS = 5

ESD = 5 ESS = 1

EID = 5 EIS = 3

Diagnosis Hemiparesis Dextra

ec stroke iskemik

Hemiparesis Dextra

ec stroke iskemik

Hemiparesis Dextra

ec stroke iskemik

Terapi - Inf RL 20 gtt/i

- Inj Ranitidine

1amp/12jam

- Inj Bralin 1 amp/12 j

- Aptor 1x100mg

- OBH 3 x 1 cth

- Captopril 1 x 25 mg

- Inf RL 20 gtt/i

- Inj Ranitidine

1amp/12jam

- Inj Bralin 1 amp/12 j

- Aptor 1x100mg

- OBH 3 x 1 cth

- Captopril 1 x 25 mg

- Inf RL 20 gtt/i

- Inj Ranitidine

1amp/12jam

- Inj Bralin 1 amp/12 j

- Aptor 1x100mg

- OBH 3 x 1 cth

- Captopril 1 x 25 mg

22

Page 23: Stroke Brew

BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Definisi

Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda

klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan

gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian,

tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler.

Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang

disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan

oksigen di jaringan otak.

3.2. Klasifikasi

Stroke diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Berdasarkan kelainan patologis

a. Stroke hemoragik

1) Perdarahan intra serebral

2) Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid)

b. Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)

1) Stroke akibat trombosis serebri

2) Emboli serebri

3) Hipoperfusi sistemik

2. Berdasarkan waktu terjadinya

1) Transient Ischemic Attack (TIA)

2) Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)

3) Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke

4) Completed stroke

3. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler

1) Sistem karotis

a. Motorik : hemiparese kontralateral, disartria

23

Page 24: Stroke Brew

b. Sensorik : hemihipestesi kontralateral, parestesia

c. Gangguan visual : hemianopsia homonim kontralateral, amaurosis fugaks

d. Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia

2) Sistem vertebrobasiler

a. Motorik : hemiparese alternans, disartria

b. Sensorik : hemihipestesi alternans, parestesia

c. Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia

3.3. Stroke Non-Hemoragik (Stroke Iskemik, Infark Otak, Penyumbatan)

Iskemia jaringan otak timbul akibat suplai darah ke bagian otak terganggu oleh

karena adanya serviko-kranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai faktor

seperti aterotrombosis, emboli, atau ketidakstabilan hemodinamik.

Aterotrombosis terjadi pada arteri-arteri besar dari daerah kepala dan leher dan

dapat juga mengenai pembuluh arteri kecil atau percabangannya. Trombus yang

terlokalisasi terjadi akibat penyempitan pembuluh darah oleh plak aterosklerotik

sehingga menghalangi aliran darah pada bagian distal dari lokasi penyumbatan. Gejala

neurologis yang muncul tergantung pada lokasi pembuluh darah otak yang terkena.

Stroke iskemik merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang

tinggi, namun penyakit. ini dalam perjalanannya menunjukkan penurunan angka

kematian dari 88,8 per 100.000 populasi (tahun 1950) menjadi 26,4 per 100.000 (tahun

1996). Angka kematian tersebut berbeda antara populasi kulit hitam dan kulit putih.

Angka kematian pada pria kulit hitam adalah 50,9 per 100.000 populasi dan 39,2 per

100.000 wanita kulit hitam. Sedangkan angka kematian pada pria kulit putih adalah

26,3 per 100.000 dan 22,9 per 100.000 pada wanita kulit putih. Alasan yang tepat

mengenai perbedaan ini tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan bahwa faktor

genetik, geografi dan budaya ikut berpengaruh. Stroke iskemik dapat disebabkan oleh

beberapa hal, yaitu:

24

Page 25: Stroke Brew

a. Penyakit aterosklerosis pada arteri yang besar, misalnya: carotid arteries

atau vertebrobasilar arteries (60%)

b. Gangguan pada penetrasi arteri yang berperan dalam oksigenasi dan

pemberian nutrisi pada Susunan Saraf Pusat (20%)

c. Penyakit yang terkait dengan kelainan jantung, seperti: atrial fibrillation

(15%); dan kasus yang tidak umum, seperti infeksi atau inflamasi pada

arteri (5%).

3.4. Faktor Resiko

Secara garis besar faktor risiko stroke dibagi atas faktor risiko yang dapat

dimodifikasi (modifiable) dan yang tidak dapat dimodifikasi (nonmodifiable).

1. Non modifiable risk factors

1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Keturunan/genetic

2. Modifiable risk factors

a. Gaya hidup

1. Merokok

2. Unhealthy diet :lemak, garam berlebihan, asam urat, kolesterol, low fruit

diet

3. Alkoholik

4. Obat-obatan : narkotika (kokain), antikoagulansia, antiplatelet,

amfetamin, pil kontrasepsi

b. Faktor resiko fisiologi

1. Penyakit hipertensi

2. Penyakit jantung

3. Diabetes mellitus

4. Infeksi, arteritis, traumatic, AIDS, Lupus

5. Gangguan ginjal

25

Page 26: Stroke Brew

6. Kegemukan (Obesitas)

7. Polisitemia, viskositas darah meninggi dan penyakit perdarahan

8. Kelainan anomali pembuluh darah. Dan lain-lain

Major Risk Factors :

1. Hipertensi

2. Merokok

3. Diabetes Mellitus

4. Kelainan jantung

5. Kholesterol

3.5. Patofisiologi Stroke Infark

Gambar. 3.1. Stroke Infark

Infark serebri diawali dengan terjadinya penurunan Cerebral Blood Flow (CBF)

yang menyebabkan suplai oksigen ke otak akan berkurang. Derajat dan durasi

penurunan Cerebral Blood Flow (CBF) kemungkinan berhubungan dengan jejas yang

terjadi. Jika suplai darah ke otak terganggu selama 30 detik, maka metabolisme di otak

akan berubah. Setelah satu menit terganggu, fungsi neuron akan berhenti. Bila 5 menit

26

Page 27: Stroke Brew

terganggu dapat terjadi infark. Bagaimanapun, jika oksigenasi ke otak dapat diperbaiki

dengan cepat, kerusakan kemungkinan bersifat reversibel.

Stroke infark disebabkan oleh trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh

darah otak) dan embolisme serebral (bekuan darah atau material lain). Stroke infark

yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan disuatu atau lebih arteri besar pada sirkulasi

serebrum dapat disebabkan oleh bekuan (trombus) yang terbentuk didalam suatu

pembuluh otak atau pembuluh organ distal. Pada trombus vaskular distal, bekuan dapat

terlepas atau mungkin terbentuk dalam suatu organ seperti jantung dan kemudian

dibawa melalui sistem arteri ke otak sebagai suatu embolus. Sumbatan di arteri karotis

interna sering mengalami pembentukan plak aterosklerotik di pembuluh darah sehingga

terjadi penyempitan atau stenosis. Apabila stenosis mencapai suatu tingkat kritis

tertentu, maka meningkatnya turbulensi disekitar penyumbatan akan menyebabkan

penurunan tajam kecepatan aliran darah ke otak akibatnya perfusi otak akan menurun

dan terjadi nekrosis jaringan otak.

Tabel 3.1. Perbedaan Stroke Hemoragik dan Non-Hemoragik

Gejala PIS PSA Non Hemoragik

Defisit fokal Berat Ringan Berat ringan

Onset Menit/jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)

Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan

Muntah pada awalnya

Sering Sering Tidak, kecuali lesi dibatang otak

Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Sering kali

Penurunan kesadaran

Ada Ada Tidak ada

Kaku kuduk Jarang Ada Tidak ada

Hemiparesis Sering dari awal Permulaan tidak ada

Sering dari awal

Gangguan bicara Bisa ada Jarang Sering

Likuor Berdarah Berdarah Jernih

27

Page 28: Stroke Brew

Paresis/ gangguan N III

Tidak ada Bisa ada Tidak ada

3.6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan radiologi :

a. Head CT Scan Pada stroke non hemorhargi terlihat adanya infark sedangkan

pada stroke haemorhargi terlihat perdarahan.

b. Elektrokardiografi (EKG) Untuk mengetahui keadaan jantung dimana jantung

berperan dalam suplai darah ke otak.

c. Elektro Encephalo Grafi Elektro Encephalo Grafi mengidentifikasi masalah

berdasarkan gelombang otak, menunjukkan area lokasi secara spesifik.

d. Angiografi cerebral Pada cerebral angiografi membantu secara spesifik

penyebab stroke seperti perdarahan atau obstruksi arteri, memperlihatkan secara

tepat letak oklusi atau ruptur.

e. Magnetik Resonansi Imagine (MRI) Menunjukkan daerah yang mengalami

infark, haemorhargi, Malformasi Arterior Vena (MAV). Pemeriksaan ini lebih

canggih dibanding CT Scan.

f. Ultrasonografi dopler Mengidentifikasi penyakit Malformasi Arterior Vena .

g. X-Ray kepala Menurut Wibowo (1991), pemeriksaan X-Ray kepala dapat

menunjukkan perubahan pada glandula peneal pada sisi yang berlawanan dari

massa yang meluas, klasifikasi karotis internal yang dapat dilihat pada trombosis

cerebral, klasifikasi parsial pada dinding aneurisme pada perdarahan

subarachnoid

h. Foto thorax Pemeriksaan foto thorax dapat memperlihatkan keadaan jantung,

apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda

hipertensi kronis pada penderita stroke.

28

Page 29: Stroke Brew

Pemeriksaan laboratorium :

1. Pemeriksaan lumbal pungsi Pada pemeriksaan pungsi lumbal untuk

pemeriksaan diagnostik diperiksa kimia sitologi, mikrobiologi, virologi .

Disamping itu dilihat pula tetesan cairan cerebrospinal saat keluar baik

kecepatannya, kejernihannya, warna dan tekanan yang menggambarkan proses

terjadi di intra spinal. Pada stroke non hemorargi akan ditemukan tekanan

normal dari cairan cerebrospinal jernih. Pemeriksaan pungsi cisternal dilakukan

bila tidak mungkin dilakukan pungsi lumbal. Prosedur ini dilakukan dengan

supervisi neurolog yang telah berpengalaman.

2. Pemeriksaan darah Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan

darah, kekentalan darah, jumlah sel darah, penggumpalan trombosit yang

abnormal dan mekanisme pembekuan darah. Pada stroke akut dapat terjadi

hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian

berangsur-angsur turun kembali. Pemeriksaan darah lengkap juga dapat

digunakan untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.

3.7. Penatalaksanaan

Obat-obat yang digunakan pada terapi serangan akut :

1. Terapi trombolitik : tissue plasminogen activator (t-PA), Alteplase

- Mekanisme: mengaktifkan plasmin melisiskan tromboemboli

- Penggunaan t-PA sudah terbukti efektif jika digunakan dalam 3 jam

setelah serangan akut

- Catatan: tetapi harus digunakan hati-hati karena dapat menimbulkan

resiko perdarahan

2. Terapi antiplatelet : aspirin, clopidogrel, dipiridamol-aspirin , tiklopidin

masih merupakan mainstay dalam terapi stroke

29

Page 30: Stroke Brew

- Urutan pilihan : Aspirin atau dipiridamol-aspirin, jika alergi atau gagal

clopidogrel, jika gagal : tiklopidin

3. Terapi antikoagulan masih kontroversial karena resiko perdarahan

intrakranial

- Agen: heparin, unfractionated heparin, low-molecular-weight heparins

(LMWH), heparinoids warfarin

Terapi pemeliharaan (pencegahan) stroke :

1. Terapi Antiplatelet

- Aspirin menghambat sintesis tromboksan (senyawa yang berperan

dlm proses pembekuan darah)

- Dipiridamol, atau kombinasi Dipiridamol - Aspirin

- Tiklopidin dan klopidogrel jika terapi aspirin gagal

- Silostazol

2. Terapi Antikoagulan

- Masih dalam penelitian, efektif untuk pencegahan emboli jantung pada

pasien stroke

3. Terapi hormon estrogen

- Pada wanita post-menopause terapi ini terbukti mengurangi insiden

terjadinya stroke

4. Antihipertensi

- Dibutuhkan karena hipertensi merupakan faktor resiko (50% pada stroke

iskemik dan 60% pada stroke hemoragik)

- Penggunaan antihipertensi harus memperhatikan aliran darah otak dan

aliran darah perifer menjaga fungsi serebral

5. Obat pilihan :

- golongan AIIRA (angiotensin II receptor antagonis) contoh : candesartan

- golongan ACE inhibitor

6. Terapi memulihkan metabolisme otak

Tujuan : - Meningkatkan kemampuan kognitif

- Meningkatkan kewaspadaan dan mood

- Meningkatkan fungsi memori

30

Page 31: Stroke Brew

- Menghilangkan kelesuan

- Menghilangkan dizzines

Contoh: citicholin, codergocrin mesilate, piracetam

7. Terapi rehabilitasi

Misal : fisioterapi, terapi wicara dan bahasa, dll.

Evaluasi outcome terapi :

Faktor resiko yang dapat diatasi harus dipantau : profil kolesterol, BB,

rokok, hipertensi, dll.

Pasien dgn terapi antikoagulan dipantau terhadap paramater

koagulasi/perdarahan.

Pasien yang mendapat aspirin dipantau kemungkinan

gangguan/perdarahan GIT.

Pasien yang dapat tiklopidin dipantau efek samping dan interaksi

obatnya: periksa darah rutin untuk deteksi adanya neutropenia.

31