Stres Kerja Berdampak Negatif Pada Kinerja Pegawai; Dengan ... · pekerjaannya, kondisi kerja yang...

12
Andin, Ferdinand, dan Christa / Jurnal Sains Manajemen (IV/1) 2015 / 1 - 12 | 1 JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411 Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume IV, Nomor 1, April 2015 Stres Kerja Berdampak Negatif Pada Kinerja Pegawai; Dengan Perilaku Kerja Sebagai Intervening Jivi Ritchardo Andin Magister Sains Manajemen PPs UNPAR Ferdinand Usup Riassy Christa Fakultas Ekonomi Unversitas Palangka Raya ABSTRACT, This study aimed to analyze the effect of stress on Employee Performance and Conduct as an intervening variable studies Murung Murung Raya Subdistrict. The research approach uses a quantitative approach with survey method, using the approach of Structural Equation Modelling (SEM) analysis tool Smart PLS. The study population was all civil servants in the Office of the District Village Murung Murung Kingdom with the number of samples taken by 43 respondents. The findings of this study menejelaskan that job stress can lower employee work behavior. Stress is a response to the work of Conduct experienced and perceived as a burden has implications for the work. Of the four hypotheses were analyzed quantitatively by SEM analysis, three hypothesis was accepted, while the hypothesis is rejected. Stress is a significant negative effect on Behavior, stress negative effect but not significant to employee performance, behavior is a significant and positive effect on employee performance, stress significant negative effect on employee performance through Behavior. Keywords: Job stress, workplace behavior and performance of employees ABSTRAK, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Stres terhadap Kinerja Pegawai dan Perilaku sebagai variabel intervening studi Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode survei, dengan menggunakan pendekatan Structural Equation Modelling (SEM) dengan alat analisis Smart PLS. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai negeri sipil di Kantor Kelurahan Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 43 orang responden. Temuan penelitian ini menejelaskan bahwa stres kerja yang tinggi dapat menurunkan perilaku kerja Pegawai. Stres merupakan respons dari Perilaku terhadap pekerjaan yang dialami dan dirasakan sebagai beban berimplikasi pada hasil kerja. Dari empat hipotesis yang dianalisis secara kuantitatif dengan analisis SEM, tiga hipotesis diterima, sedangkan satu hipotesis ditolak. Stres berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Perilaku, Stres berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kinerja Pegawai, Perilaku berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai, Stres berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja Pegawai melalui Perilaku. Kata kunci : Stres kerja, perilaku kerja dan kinerja pegawai Latar Belakang Masalah Terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Penyelenggaraan Good Governance akan dapat tercapai apabila pelaksanaannya dilakukan secara efektif, efisien, responsif terhadap kebutuhan rakyat, demokratis, akuntabel dan transparan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Upaya untuk mewujudkan Good Governance, ditandai dengan adanya aparatur pemerintah daerah yang bisa menjadi pelayan masyarakat dan mampu meningkatkan efisiensi pelayanan publik sekaligus mewujudkan struktur pemerintahan daerah yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah serta responsif terhadap semua kepentingan dan kebutuhan masyarakat.

Transcript of Stres Kerja Berdampak Negatif Pada Kinerja Pegawai; Dengan ... · pekerjaannya, kondisi kerja yang...

Andin, Ferdinand, dan Christa / Jurnal Sains Manajemen (IV/1) 2015 / 1 - 12 | 1

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411 Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume IV, Nomor 1, April 2015

Stres Kerja Berdampak Negatif Pada Kinerja Pegawai; Dengan Perilaku Kerja Sebagai Intervening

Jivi Ritchardo Andin

Magister Sains Manajemen PPs UNPAR

Ferdinand Usup Riassy Christa

Fakultas Ekonomi Unversitas Palangka Raya

ABSTRACT, This study aimed to analyze the effect of stress on Employee Performance and Conduct as an intervening variable studies Murung Murung Raya Subdistrict. The research approach uses a quantitative approach with survey method, using the approach of Structural Equation Modelling (SEM) analysis tool Smart PLS. The study population was all civil servants in the Office of the District Village Murung Murung Kingdom with the number of samples taken by 43 respondents. The findings of this study menejelaskan that job stress can lower employee work behavior. Stress is a response to the work of Conduct experienced and perceived as a burden has implications for the work. Of the four hypotheses were analyzed quantitatively by SEM analysis, three hypothesis was accepted, while the hypothesis is rejected. Stress is a significant negative effect on Behavior, stress negative effect but not significant to employee performance, behavior is a significant and positive effect on employee performance, stress significant negative effect on employee performance through Behavior. Keywords: Job stress, workplace behavior and performance of employees

ABSTRAK, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Stres terhadap Kinerja Pegawai dan Perilaku sebagai variabel intervening studi Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode survei, dengan menggunakan pendekatan Structural Equation Modelling (SEM) dengan alat analisis Smart PLS. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai negeri sipil di Kantor Kelurahan Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 43 orang responden. Temuan penelitian ini menejelaskan bahwa stres kerja yang tinggi dapat menurunkan perilaku kerja Pegawai. Stres merupakan respons dari Perilaku terhadap pekerjaan yang dialami dan dirasakan sebagai beban berimplikasi pada hasil kerja. Dari empat hipotesis yang dianalisis secara kuantitatif dengan analisis SEM, tiga hipotesis diterima, sedangkan satu hipotesis ditolak. Stres berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Perilaku, Stres berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kinerja Pegawai, Perilaku berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai, Stres berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja Pegawai melalui Perilaku. Kata kunci : Stres kerja, perilaku kerja dan kinerja pegawai Latar Belakang Masalah Terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Penyelenggaraan Good Governance akan dapat tercapai apabila pelaksanaannya dilakukan secara efektif, efisien, responsif terhadap kebutuhan rakyat, demokratis, akuntabel dan transparan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Upaya untuk mewujudkan Good Governance, ditandai dengan adanya aparatur pemerintah daerah yang bisa menjadi pelayan masyarakat dan mampu meningkatkan efisiensi pelayanan publik sekaligus mewujudkan struktur pemerintahan daerah yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah serta responsif terhadap semua kepentingan dan kebutuhan masyarakat.

Andin, Ferdinand, dan Christa / Jurnal Sains Manajemen (IV/1) 2015 / 1 - 12 | 2

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411 Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume IV, Nomor 1, April 2015

Kabupaten Murung Raya merupakan salah satu daerah otonom yang dimekarkan secara resmi pada tanggal 2 Juli 2002 telah menjadi Kabupaten Defenitif sesuai Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah dan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.42-188 Tahun 2002. Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah Kabupaten Murung Raya berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah. Organisasi pemerintah daerah Kabupaten Murung Raya yang bergerak secara langsung dalam bidang pelayanan publik diantaranya adalah Kantor Kelurahan Beriwit dan Kantor Kelurahan Puruk Cahu. Kelurahan Beriwit dan Kelurahan Puruk Cahu terletak di wilayah Kecamatan Murung merupakan 2 dari 9 Kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten Murung Raya. Pelayanan yang diberikan oleh aparatur kelurahan sejauh ini masih belum dapat dilakukan secara optimal. Hal ini dikarenakan kesadaran akan peningkatan mutu pelayanan yang lebih baik, masih belum dapat diberikan melalui sumber daya yang ada. Sementara faktor sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi, karena sumber daya manusia merupakan salah satu dari beberapa unsur yang digunakan oleh organisasi dalam menjalankan kegiatannya. Kendala yang dihadapi dalam rangka peningkatan profesionalisme aparatur adalah inovasi dan kreatifitas aparat birokrasi pemerintahan yang masih relatif rendah. Hal ini dapat ditunjukan pada kondisi riil yang ada bahwa produktivitas kerja yang dipengaruhi oleh faktor Perilaku aparatur masih sangat berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai. Perilaku seseorang ditentukan oleh bagaimana seseorang mempersepsikan diri dan lingkungannya, sehingga apa yang dilakukan oleh individu tersebut merupakan cerminan dari lingkungan sekitarnya dan persepsi merupakan salah satu yang menjadi prediktor Perilaku individu. Banyak pegawai yang sering mengalami beberapa kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan di ruang lingkup pekerjaannya. Kondisi semacam ini dapat mempengaruhi Kinerja Pegawai, sehingga dapat menimbulkan Stres yang disebabkan konflik kerja, beban kerja, waktu kerja, karakteristik tugas, dukungan kelompok, dan pengaruh lingkungan. Akibat lainnya pegawai menjadi kurang termotivasi dalam pekerjaannya, sehingga pada akhirnya ada beberapa pegawai yang malas, dan mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai aparatur negara. Stres merupakan suatu kondisi dimana seorang pegawai dihadapkan dengan tuntutan, hambatan, peluang dan tantangan yang berbeda atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Stres juga dapat diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan berasal dari luar diri seseorang. Pegawai yang Stres biasanya menunjukan perubahan Perilaku. Perubahan Perilaku terjadi pada diri seseorang sebagai usaha untuk mengatasi Stres. Beragam permasalahan maupun tekanan yang dialami oleh pegawai, baik dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja terkadang akan berdampak pada timbulnya Stres dikalangan pegawai. Perbedaan permasalahan dan tekanan yang dialami serta perbedaan karakter, menyebabkan adanya variasi dampak Stres yang dialami terhadap Kinerja. Berdasarkan fenomena yang ada, beberapa masalah menunjukkan rendahnya Kinerja Pegawai Kecamatan Murung antara lain: (1) Kurangnya sarana dan fasilitas kerja mendukung, (2) Kondisi ruang kerja yang kurang nyaman , lingkungan yang tidak kondusif, (3) pembagian tugas diluar kapasitas serta Perilaku menunda-nunda pekerjaan, (4) Sifat dan Perilaku pimpinan, rekan kerja yang dianggap kurang menyenangkan, (5) Banyak melakukan aktivitas seperti, mengobrol dengan rekan kerja, merokok, membaca koran/majalah, bermain handphone, dan bermain game di komputer/laptop, (6) Tidak taat dalam hal jam kerja, (7) Sering tidak masuk kerja tanpa keterangan dan tidak memiliki motivasi untuk berprestasi, (8) Tugas/pekerjaan yang relatif menoton, (9) Tingkat penghasilan gajih atau upah minimum/rendah yang tidak sebanding

Andin, Ferdinand, dan Christa / Jurnal Sains Manajemen (IV/1) 2015 / 1 - 12 | 3

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411 Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume IV, Nomor 1, April 2015

dengan tingkat kebutuhan, (10) Melakukan aktivitas usaha atau pekerjaan lain diluar tugas pokok untuk menambah penghasilan. Berdasarkan beberapa fenomena dari pernyataan tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, yaitu melihat sejauh mana pengaruh Stres terhadap Kinerja Pegawai dan Perilaku sebagai variabel antara yang menghubungkan Stres dan Kinerja Pegawai Kantor Kelurahan Beriwit dan Kelurahan Puruk Cahu di Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya.

KAJIAN PUSTAKA Stres kerja Stres adalah suatu kondisi atau perasaan yang dialami ketika seseorang menganggap bahwa “tuntutan-tuntutan melebihi sumber daya sosial dan personal yang mampu dikerahkan seseorang” (Lazarus dalam Manktelow, 2009:14). Dua kategori penyebab Stres, yaitu On-the-job dan Off-the-job (Siregar dan Kuara, 2009:5). Sejumlah kondisi kerja yang sering menyebabkan Stres bagi para pegawai (on-the-job). Stres pegawai di lain pihak juga dapat disebabkan oleh masalah-masalah yang terjadi di luar perusahaan (off-the-job). Siagian dalam Siregar dan Kuara (2009:4) menyatakan bahwa Stres adalah kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang, sementara Mangkunegara dalam Siregar dan Kuara (2009:4) menyatakan bahwa Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Menurut Handoko (2013:200) mendefinisikan Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri para pegawai berkembang berbagai macam gejala Stres yang dapat menganggu pelaksanaan kerja mereka.

Perilaku kerja Perilaku adalah suatu karakteristik penting dari pribadi untuk melakukan kegiatan (Prawirosentono, 1999:35). Perilaku adalah cara bertindak, menunjukkan tingkah laku seseorang. Pola Perilaku adalah model tingkah laku yang dipakai seseorang dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya (MC.Clelland dalam Hasibuan., 2014:80). Skinner dalam Kreitner dan Kinicki (2014:265) menyatakan bahwa Perilaku dikendalikan oleh konsekuensinya. Skinner memberikan perhatian yang kecil terhadap gagasan penentuan nasib sendiri (self-determination), dan juga menjelaskan perbedaan yang penting antara dua jenis Perilaku, yaitu Perilaku responden dan Perilaku operant. Tingkah laku seseorang dipengaruhi serta dirangsang oleh keinginan, kebutuhan, tujuan dan kepuasannya. Rangsangan timbul dari diri sendiri (internal) dan dari luar (eksternal = lingkungannya). Rangsangan (materiil dan nonmateriil) ini akan mencipatakan “motif dan motivasi” yang mendorong orang bekerja (beraktivitas) untuk memperoleh kebutuhan dan kepuasan dari hasil kerjanya (Hasibuan, 2014:95). Kebiasaan dan norma kelompok membentuk Perilaku dan akan mempengaruhi tingkat produktivitasnya melalui Perilaku kerjanya sehingga dapat dikatakan menjadi memiliki nilai personal, yang sangat mencerminkan hal-hal yang berarti dalam kehidupannya. Nilai sendiri adalah cara berperilaku yang diharapkan atau keadaan akhir yang diharapkan (Schawrtz dalam Kreitner dan Kinicki, 2014:152). Menurut Siagian (2006:54) didalam diri seorang manusia terdapat perilaku atau behavior yang berasal dari dalam diri seseorang tersebut yang nantinya akan mempengaruhi Perilaku kerja di sebuah perusahaan atau organisasi. Sedangkan Perilaku kerja adalah tanggapan atau reaksi individu yang timbul baik berupa perbuatan atau sikap maupun anggapan seseorang terhadap pekerjaannya, kondisi kerja yang dialami di lingkungan kerja serta perlakuan pimpinan terhadap orang dengan tipe ini (Theendens, 1996:16). Ada empat belas tipe dari Perilaku negatif yang biasa terlihat dari seseorang di tempat kerja (Tophick, 2000:95), yaitu : Tipe Locomotif, Tipe Perfeksionis, Tipe Manusia Es (Penolak), Tipe “Bukan tugas saya”, Tipe Penyebar Gosip, Tipe Pesimis, Tipe Miskin Komitmen, Tipe Pengkritik, Tipe Tukang Ngambek, Tipe Rela Berkorban, Tipe Menyalahkan Diri Sendiri, Tipe Pencari Kambing Hitam, Tipe Mudah Retak, Tipe Manusia Detail. Kinerja Pegawai

Andin, Ferdinand, dan Christa / Jurnal Sains Manajemen (IV/1) 2015 / 1 - 12 | 4

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411 Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume IV, Nomor 1, April 2015

Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara dalam Mauli et al., 2012:12). Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 35 berbunyi kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur. Sinambela (2012:5) menyatakan kinerja sebagai pelaksanaan suatu pekerjaan dan penyempurnaan pekerjaan tersebut sesuai dengan tanggung-jawabnya sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Prawirosentono dalam Sinambela., (2012:5) kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan, yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukkan prestasi yang optimal bila ia mendapatkan manfaat (benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement) dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable) (Wexley dan Yulk dalam Sinambela, 2012:8). Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut diatas, maka dibuatlah kerangka konseptual dalam penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Konseptual Hipostesis Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah, kajian teoritis dan kerangka konseptual yang telah dipaparkan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1 : Stres berpengaruh negatif signifikan terhadap Perilaku. H2 : Stres berpengaruh negatif signifikan terhadap Kinerja Pegawai. H3 : Perilaku berpengaruh psoitif signifikan terhadap Kinerja Pegawai. H4 : Stres berpengaruh negatif signifikan terhadap Kinerja Pegawai melalui Perilaku. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian ini dirancang untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dan sekaligus menguji hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hasil analisis data menggunakan alat analisis statistik Parsial Least Square (PLS) untuk mengestimasi Path Model yang menggunakan variabel laten (konstruk) dengan multiple indikator (Ghozali., 2011). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif (positivistik) dimana data penelitian berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik. Disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivism yang memandang realitas/gejala/fenomena dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur dan hubungan gejala bersifat sebab-akibat. Penelitian dilakukan dilingkup Kecamatan Murung, Kabupaten Murung Raya Propinsi Kalimantan Tengah. Objek penelitian difokuskan pada dua Kantor Kelurahan yaitu Kelurahan Beriwit dan Puruk Cahu di Kecamatan Murung. Populasi dan Sampel

Andin, Ferdinand, dan Christa / Jurnal Sains Manajemen (IV/1) 2015 / 1 - 12 | 5

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411 Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume IV, Nomor 1, April 2015

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian dan apabila jumlah populasi kecil (100 atau kurang dari 100), sebaiknya seluruh populasi tersebut dijadikan sebagai sampel penelitian. Teknik ini dikenal dengan istilah penelitian populasi atau teknik sensus. Keuntungan teknik sensus, karena dapat menghilangkan kesalahan dalam penarikan sampel serta menyediakan data tentang semua individu dalam suatu populasi tertentu, sehingga peneliti dapat memperoleh tingkat ketepatan informasi yang tinggi (Sarwono dan Martadiredja., 2008:141). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono., 2013). Populasi dalam penelitian ini semua elemen objek penelitian yang dijadikan sebagai sampel penelitian, yaitu seluruh pegawai Kantor Kelurahan Beriwit dan Puruk Cahu Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya, yang keseluruhannya berjumlah 43 (empat puluh tiga) orang. Pengukuruan Varibel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu variabel Stres (X), variabel antara Perilaku (Y1) dan variabel terikat yaitu Kinerja (Y2) yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Variabel Stres (X) Stres juga diartikan sebagai suatu kondisi atau perasaan yang dialami ketika seseorang yang menganggap bahwa “tuntutan-tuntutan melebihi sumber daya sosial dan personal yang mampu dikerahkan seseorang” (Richard S. Lazarus dalam Manktelow., 2009:14).Stres diukur dengan menggunakan 38 item pernyataan dalam peran organisasional (Mas’ud., 2004) dengan skala interval 1-5 poin dan skala yang digunakan adalah skala likert.

Variabel Perilaku (Y1) Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Variabel Perilaku diukur dengan menggunakan 25 item pernyataan untuk mengukur Perilaku pegawai dengan skala interval 1-5 poin, (Mas’ud., 2004) dan skala yang digunakan adalah skala likert.

Variabel Kinerja (Y2) Kinerja Pegawai adalah hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dalam kurun waktu berdasarkan standar kerja yang telah ditetapkan oleh sebuah organisasi. Kinerja diukur menggunakan 12 item pernyataan yang berkaitan untuk mengukur Kinerja Pegawai (Mas’ud., 2004) dengan skala interval 1-5 poin dan skala yang digunakan adalah skala likert. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengambilan data dalam penelitian ini mengunakan Teknik Sensus dimana semua populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Metode pengumpulan data dengan sensus adalah metode dimana populasi diteliti tanpa terkecuali, karena seluruh pegawai kelurahan Beriwit dan Puruk Cahu di Kecamatan Murung dijadikan sebagai sumber data dan populasi dapat langsung dijadikan sumber data yang benar dan akurat. Model Pengukuran dan Teknik Analisis Uji Validitas (test of validity) Pengujian validitas dan reliabilitas pada model Partial Least Square (PLS) dengan indikator reflektif masing-masing diukur dengan Convergent Validity dan Composite Realibility, Analisis inferensial digunakan Untuk menguji hipotesis dan menghasilkan suatu model yang layak (fit), penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan variance based atau component based dengan Partial Least Square (PLS). Partial Least Square (PLS) sekaligus dapat digunakan untuk menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator refleksif dan indikator formatif secara bersama-sama. Hal ini dimungkinkan karena olgaritma dalam PLS menggunakan analisis series ordinary least square sehingga identifikasi model bukan masalah dalam model rekursif dan tidak mengasumsikan bentuk distribusi tertentu dari pengukuran variabel. Melalui pendekatan PLS berbasis varian, diasumsikan bahwa semua varian yang dihitung merupakan varian berguna untuk penjelasan. Pendekatan pendugaan variabel laten dalam PLS

Andin, Ferdinand, dan Christa / Jurnal Sains Manajemen (IV/1) 2015 / 1 - 12 | 6

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411 Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume IV, Nomor 1, April 2015

adalah sebagai exact kombinasi linier dari indikator, sehingga mampu menghindari masalah indeterminacy dan menghasilkan skor komponen yang tepat. Dengan menggunakan algoritma iteratif yang terdiri atas beberapa analisis dengan metode kuadrat terkecil biasa (ordinary least square), maka persoalan identifikasi tidak menjadi masalah karena model bersifat rekursif. HASIL PENELITIAN Uji Unidemensionalitas masing-masing konstruk dilakukan dengan melihat convergent validity dari masing-masing indikator konstruk. Menurut Chin (1998) dalam Ghozali (2011) bahwa suatu indikator dikatakan memiliki realibilitas yang baik, jika nilai outer loading atau loading factor lebih besar dari 0,70 namun loading factor 0,50 sampai 0,60 masih dapat dipertahankan. Berdasarkan kriteria tersebut, bila ditemukan outer loading dibawah 0,50 maka akan didrop dari model. Pengujian Convergent validity dan internal validity Perhitungan convergent validity bertujuan untuk mengetahui item-item instrumen yang dapat digunakan sebagai indikator dari seluruh variabel laten. Hasil uji convergent validity diukur berdasarkan besarnya nilai loading faktor (outer loading) dari indikator laten (construct). Hasil pengujian convergent validity sebagaimana visualisasi Tabel 1 sebagai berikut : Tabel 5.5 Hasil Pengujian Convergent validity Tabel 1. Hasil convergen validity, dan internal realibility

Variabel laten Indikator Realibility indikator

AVE Composite Reability

Stres (X) X1.2 0,697 0.504 0,930 X1.3 0,743 X1.4 0,880 X1.5 0,652

Perilaku (Y1) Y1.3 0,689 0.577 0,840 Y1.4 0,601 Y1.5 0,750

Kinerja Pegawai (Y2) Y2.1 0,657 0.550 0,889 Y2.2 0,648 Y2.4 0,726 Y2.5 0,717 Y2.6 0,791

Note: Seluruh indikator/item masing-masing variabel memiliki nilai outer loading >0,6; AVE > 0,5; dan CR >0,8 Tabel di atas, menunjukkan bahwa hasil pengujian semua indikator memiliki nilai outer loading di atas 0,50 sehingga indikator tersebut memenuhi kriteria convergent validity yang layak. Discriminant validity, pengukuran indikator refleksif berdasarkan cross loading dengan variabel latennya. Metode lain dengan membandingkan nilai square root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk, dengan korelasi antar konstruk lainnya dalam model. Sehubungan dengan hal tersebut, direkomendasikan bahwa nilai pengukuran harus lebih besar dari 0.50. Hasil pengujian menunjukkan hasil pengujian discriminant validity dimana nilai Average Variance Extracted (AVE) lebih basar dari 0,50. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pengukuran ini memenuhi persyaratan Convergent validity dari nilai Average Variance Extracted (AVE). Pengujian composite reliability bertujuan untuk menguji validitas instrumen dalam suatu model penelitian. Hasil pengujian Composite Reliability menunjukkan nilai yang memuaskan, yaitu semua variabel laten telah reliabel karena seluruh nilai variabel memiliki nilai composite reliability ≥ 0,70. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kuesioner yang digunakan sebagai alat dalam penelitian ini adalah andal atau konsisten. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator memang menjadi pengukur konstruknya masing-masing.

Andin, Ferdinand, dan Christa / Jurnal Sains Manajemen (IV/1) 2015 / 1 - 12 | 7

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411 Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume IV, Nomor 1, April 2015

Penelitian ini menggunakan model persamaan struktural pendekatan Partial Least Square (PLS). Sebelum menganalisis, terlebih dahulu dilakukan pengujian atau evaluasi model empiris penelitian. Hasil pengujian model empiris penelitian ini dapat dilihat pada visualisasi Gambar 1 sebagai berikut :

Hasil pengujian Goodness of Fit Model Pengujian Goodness of Fit model struktural pada inner model menggunakan nilai predictive-relevance (Q2). Nilai R2 tiap-tiap variabel endogen dalam penelitian ini dapat dilihat sebagaimana visualisasi Tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2 Nilai R2 Variabel Endogen

Variabel Endogen R-square

Perilaku (Y1) 0,291

Kinerja Pegawai (Y2) 0,453

Nilai predictive-relevance diperoleh dengan rumus sebagai berikut : Q2 = 1 – ( 1 – R1

2) ( 1- Rp2 )

Q2 = 1 – (1 – 0,291) (1 – 0,453) Q2 = 0.612 Hasil perhitungan diatas memperlihatkan nilai predictive-relevance sebesar 0.612 (> 0). Artinya, sebesar 61,2% variasi pada Variabel Kinerja Pegawai (endogen variabel) dijelaskan oleh variabel Stres dan variabel Perilaku, sisanya sebesar 38,8% dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Dengan demikian model dikatakan layak memiliki nilai prediktif yang relevan. Hasil Pengujian Hipotesis Hasil pengujian hipotesis dengan Partial Least Square menunjukkan bahwa empat hipotesis dinyatakan signifikan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t (t-test) pada tiap-tiap jalur pengaruh antara variabel endogen dengan variabel eksogen. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat sebagaimana visualisasi Tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Pengaruh Langsung Koefisien Jalur

Standard Deviation

T-Statistic Keterangan

Stres - > Perilaku -0,539 0,072 7,488 Diterima

Stres - > Kinerja Pegawai -0,216 0,128 1,692 Ditola

Perilaku > Kinerja Pegawai 0,531 0,141 3,773 Diterima

Pengaruh Tidak Langsung p2xp3 T-Statistik Keterangan

Stres -> Perilaku > Kinerja Pegawai 0,286 2,441 Diterima

Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa, hipotesis pengaruh langsung maupun hipotesis pengaruh tidak langsung dalam penelitian ini terbukti. Untuk memberikan gambaran model hubungan antar variabel laten masing-masing jalur dalam penelitian ini, dapat dilihat sebagaimana visualisasi yang ditunjukkan pada Gambar 2 sebagai berikut :

Andin, Ferdinand, dan Christa / Jurnal Sains Manajemen (IV/1) 2015 / 1 - 12 | 8

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411 Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume IV, Nomor 1, April 2015

Diagram Jalur Uji Hipotesis

Keterangan: S = Jalur Signifikan PEMBAHASAN Pengujian hipotesis dengan pendekatan PLS menghasilkan koefisien jalur pengaruh langsung Stres terhadap Perilaku berpengaruh negatif signifikan dengan koefisien jalur sebesar -0,539 dan t-statistik sebesar 7,488 signifikan pada α 5% (nilai t-hitung > nilai t-tabel = 1,96). Karena t-

hitung lebih besar dari t-tabel 1,96, maka terdapat cukup bukti empiris untuk menerima hipotesis H1 : yang menyatakan bahwa Stres berpengaruh negatif signifikan terhadap Perilaku diterima. Mengingat koefisien jalur bertanda negatif signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara keduanya adalah berlawanan atau tidak searah dan sangat kuat. Artinya, Semakin tinggi Stres maka Perilaku Semakin buruk. Sebaliknya Semakin rendah Stres maka Perilaku Semakin baik. Pengujian hipotesis dengan pendekatan PLS menghasilkan koefisien jalur pengaruh langsung Stres terhadap Kinerja Pegawai berpengaruh negatif dan tidak signifikan dengan nilai koefesien jalur sebesar -2,216 dengan t-statistik sebesar 1,692 tidak signifikan pada α 5% (nilai t-hitung < nilai t-

tabel = 1,96). Karena t-hitung lebih kecil dari t-tabel 1,96, maka terdapat cukup bukti empiris tidak menerima hipotesis H2 : yang menyatakan bahwa Stres berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai ditolak. Mengingat koefisien jalur bertanda negatif dan tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara keduanya adalah berlawanan atau tidak searah dan lemah. Artinya, tinggi rendahnya tingkat Stres tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai. Pengujian hipotesis dengan pendekatan PLS menghasilkan koefisien jalur pengaruh langsung Perilaku terhadap Kinerja Pegawai berpengaruh positif signifikan dengan koefesien jalur sebesar 0,531 dan t-statistik sebesar 3,773 signifikan pada α 5% (nilai t-hitung > nilai t-tabel = 1,96). Karena t-

hitung lebih besar dari t-tabel 1,96, maka terdapat bukti empiris untuk menerima hipotesis H3 : yang menyatakan bahwa Perilaku berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai diterima. Mengingat koefisien bertanda positif dan signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara keduanya adalah searah dan sangat kuat. Artinya, Semakin baik Perilaku maka Semakin baik pula Kinerja Pegawai, sebaliknya Semakin buruk Perilaku maka Semakin buruk pula Kinerja Pegawai. Hasil analisis pengujian koefisien jalur model dengan pendekatan PLS diketahui terdapat pengaruh tidak langsung variabel Stres terhadap Kinerja melalui Perilaku (Tabel 5.10). Karena kedua pengaruh langsung pertama : pengaruh langsung Stres terhadap Perilaku (sig.-0,539), kedua : pengaruh langsung Perilaku terhadap Kinerja (sig.0,531) yang membentuk pengaruh tidak langsung memiliki nilai p-value sebesar 0,0146 lebih kecil dari 0.05, maka terdapat cukup bukti empiris untuk menerima hipotesis H4 : yang menyatakan bahwa, Stres berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai melalui Perilaku diterima. Karena koefisien jalur bertanda positif (0,286), mengindikasikan pengaruh tidak langsung keduanya searah. Artinya, jika Semakin rendah Stres maka Perilaku Semakin baik dan akan mengakibatkan Semakin baik pula Kinerja Pegawai. Demikian sebaliknya jika Semakin tinggi Stres maka Perilaku Semakin buruk dan akan mengakibatkan Semakin buruk pula Kinerja Pegawai. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Perilaku merupakan variabel mediasi atau variabel intervening. Hasil analisis menunjukkan bahwa indikator beban kerja yang terlalu banyak memiliki skor faktor tertinggi dalam merefleksikan Stres Pegawai Kelurahan Beriwit dan Kelurahan Puruk Cahu

Andin, Ferdinand, dan Christa / Jurnal Sains Manajemen (IV/1) 2015 / 1 - 12 | 9

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411 Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume IV, Nomor 1, April 2015

dengan. Kondisi ini menunjukkan bahwa perubahan Perilaku karena mengalami Stres merupakan indikator paling tinggi dalam menggambarkan variabel Stres. Demikian halnya dari persepsi terhadap perubahan Perilaku (baik atau buruk) sebagai akibat Stres cukup tinggi. Artinya, baik atau buruknya Perilaku merefleksikan tinggi atau rendahnya Stres. Jadi baik-buruknya Perilaku tergantung pada tinggi-rendahnya tingkat Stres yang dialami dan dirasakan pegawai Kelurahan Beriwit dan Puruk Cahu Kecamatan Murung akibat tuntutan beban kerja melebihi sumber daya sosial dan personal yang mampu dikerahkan seseorang. Hasil analisis menunjukkan bahwa indikator pengendalian diri, merupakan skor faktor tertinggi dalam merefleksikan perilaku pegawai Kelurahan Beriwit dan Puruk Cahu di seluruh Kecamatan Murung. Kondisi ini menunjukkan bahwa secara statistik Perilaku lebih ditunjukkan pada penguasaan diri sebagai pegawai Kelurahan Beriwit dan Puruk Cahu. Namun hasil persepsi responden disimpulkan bahwa perilaku pegawai Kelurahan Beriwit dan Puruk Cahu masih perlu memperbaiki Perilaku dengan mengedepankan kesabaran dengan pengendalian diri yang lebih baik selain hanya berperan sebagai pegawai Kelurahan Beriwit dan Puruk Cahu saja. Hasil analisis menunjukkan bahwa indikator kuantitas pekerjaan merupakan skor faktor tertinggi dalam merefleksikan kinerja pegawai Kelurahan Beriwit dan Puruk Cahu di Kecamatan Murung. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pegawai lebih ditunjukkan pada target kerja yang harus sesuai dengan standar. Namun cukup rendah secara persepsi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja pegawai digambarkan dengan sasaran kerja yang harus sesuai standar. Namun masih perlu diperhatikan atau ditingkatkan lagi, karena pegawai mempersepsikan indikator tersebut bukan merupakan indikator tertinggi. Stres berpengaruh kuat dan negatif terhadap Perilaku pegawai. Artinya bahwa Stres merefleksikan bahwa stres yang dialami memperburuk Perilaku. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa stres berpengaruh kuat dan negatif terhadap kinerja pegawai, artinya, bahwastres yang digambarkan dengan merasa lebih tertekan dalam menyelesaikan pekerjaan, menjadi tidak terampil dan tidak profesional, memperburuk Perilaku dan berdampak pada pekerjaan yang semakin tidak berkualitas, namun stres tidak berpengaruh pada peningkatan maupun penurunan kinerja pegawai. Kinerja pegawai rendah digambarkan oleh indikator seperti beban kerja terlalu banyak, kurangnya dukungan organisasi, masalah keluarga, masalah keuangan, tekanan waktu, tidak mampu menyelesaikan tugas dan pekerjaan tepat waktu, bekerja tidak efisien, sasaran kerja tidak sesuai dengan standar kerja dan hasil kerja yang kurang memuaskan. Hasil ini menunjukkan bahwa stres dapat memperburuk dan memperbaiki Perilaku dan peningkatan/penurunan Kinerja Pegawai. Perilaku pegawai berpengaruh kuat dan positif terhadap peningkatan kinerja pegawai. Ini berarti bahwa perilaku yang digambarkan oleh semangat kerja, mampu melaksanakan pekerjaan, memanfaatkan sarana pendukung, dan memiliki keterampilan lain, berpengaruh kuat dan positif dalam meningkatkan kinerja pegawai. Stres berpengaruh terhadap kinerja pegawai melalui perilaku berpengaruh signifikan. Ini berarti bahwa pengaruh stres terhadap kinerja pegawai di mediasi oleh Perilaku. Jadi dapat dijelaskan bahwa untuk mencapai kinerja pegawai, maka pegawai harus berupaya memanfaatkan sumber daya yang tersedia seefektif mungkin dan kreatif dalam bekerja, sehingga mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, keahlian dan perilaku kerja, mendukung lingkungan kerja kondusif sehingga pegawai dapat bekerja lebih profesional dan bekerja lebih efesien dan cepat dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibuat sesuai dengan standar kerja yang ada. Secara teoritis penelitian ini telah mampu memprediksi bahwa untuk mencapai kinerja pegawai yang tinggi, dimana stres dapat ditanggapi positif sehingga mampu mendorong perbaikan perilaku pegawai Kelurahan Beriwit dan Puruk Cahu untuk mencapai kinerja maksimal. Dengan demikian pegawai yang mampu mengatasi Stres, memiliki perilaku yang baik sebagai pegawai Kelurahan Beriwit dan Puruk Cahu akan mampu meningkatkan Kinerja serta Profesionalisme pegawai melalui perubahan Perilaku yang lebih baik (positif). Penelitian ini menekankan pada

Andin, Ferdinand, dan Christa / Jurnal Sains Manajemen (IV/1) 2015 / 1 - 12 | 10

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411 Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume IV, Nomor 1, April 2015

pentingnya implikasi berperilaku baik sebagai perantara atau mediasi antara Stres dan Kinerja Pegawai Kelurahan Beriwit dan Puruk Cahu di Kecamatan Murung sehingga mampu meningkatkan Kinerja individual sekaligus Kinerja organisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan Stres yang berpanjangan akan memberikan dampak buruk pada perubahan Perilaku maupun fluktuasi tingkat Kinerja Pegawai Kelurahan Beriwit dan Puruk Cahu di Kecamatan Murung. Oleh karenanya Stres, Perilaku dan Kinerja Pegawai perlu mendapatkan perhatian lebih dari standar yang ada sebagai sasaran program kerja dan diprioritaskan pada kebutuhan pegawai. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah berupaya untuk menyajikan model yang terintegrasi dan komprehensif tentang Stres terhadap Kinerja Pegawai melalui Perilaku. Namun disadari masih terdapat keterbatasan yang tidak terhindarkan dalam penelitian ini, sehingga membuat hasil penelitian ini kurang sempurna. Keterbatasan penelitian ini dapat dilihat dari nilai prediktif model yang hanya 61,2% dijelaskan oleh variabel Stres dan variabel Perilaku, sisanya sebesar 38,8% dijelaskan oleh faktor dan variabel lain diluar model yang diabaikan, karena tidak menjadi bagian dalam penelitian ini. KESIMPULAN Stres berimplikasi pada perubahan Perilaku pegawai. Baik-buruknya Perilaku pegawai tergantung pada tinggi-rendahnya tingkat Stres yang dialami dan dirasakan oleh para pegawai, dimana hasil pengujian telah menunjukan bahwa Stres berpengaruh kuat dan negatif terhadap perubahan Perilaku pegawai yang direfleksikan dengan Perilaku yang membaik ketika tingkat Stres rendah dan Perilaku memburuk ketika tingkat Stres tinggi. Stres tidak berimplikasi pada hasil kerja. Hasil pengujian telah menunjukan bahwa Stres tidak berpengaruh dan negatif untuk mencapai peningkatan Kinerja. Tinggi rendahnya tingkat Stres tidak mempengaruhi Kinerja Pegawai. Apabila Stres ditanggapi secara positif akan mampu mendorong perbaikan Perilaku untuk mencapai Kinerja maksimal. Perilaku sesuai standar dapat meningkatkan Kinerja Pegawai. Hasil pengujian telah menunjukan bahwa Perilaku berpengaruh kuat dan positif terhadap peningkatan Kinerja Pegawai, dimana pada saat pegawai mengalami Stres tinggi akan mengakibatkan pegawai berperilaku buruk, demikian pula sebaliknya apabila pegawai dengan tingkat Stres rendah akan berperilaku baik bahkan sangat baik dan mampu bekerja dengan efektif dan efisien.Stres dapat meningkatkan ataupun menurunkan Kinerja Pegawai melalui Perilaku pegawai Kelurahan Beriwit dan Puruk Cahu di Kabupaten Murung Raya. Hasil penelitian telah menunjukan bahwa Stres secara signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai yang dimediasi oleh Perilaku. Dengan demikian, pegawai Kelurahan Beriwit dan Kelurahan Puruk Cahu yang mampu mengatasi Stres, serta memiliki Perilaku yang lebih baik (positif) akan mampu meningkatkan Kinerja secara personal bagi organisasi. SARAN Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Murung Raya, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan strategis terkait dengan upaya perbaikan Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi pegawai aparatur pemerintahan (sektor publik). Upaya perbaikan Kinerja tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan pegawai misalnya dengan adanya penambahan penghasilan secara berkesinambungan berupa kenaikan gajih dan tunjangan pegawai, tunjangan istri dan anak, tunjangan atau insentif lainnya serta jaminan keselamatan kerja dan kesehatan pegawai. Bagi para peneliti, akademisi dan pihak-pihak yang berkepentingan laininya, hasil penelitian ini dapat menjadi suatu referensi bagi pengembangan penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama pada institusi atau lembaga lain yang berbeda, khususnya penelitian yang berhubungan dengan Stres, Perilaku, dan Kinerja Pegawai/Karyawan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan dan pengetahuan pegawai bagi organisasi di bidang pelayanan, dan juga sebagai bahan kajian dalam pengembangan teori dan konsep ilmiah serta relevansinya terhadap pengembangan teori

Andin, Ferdinand, dan Christa / Jurnal Sains Manajemen (IV/1) 2015 / 1 - 12 | 11

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411 Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume IV, Nomor 1, April 2015

manajemen sumber daya manusia (MSDM) di dalam organisasi yaitu : manajemen Stres, Perilaku dan Kinerja Pegawai.

DAFTAR PUSTAKA

Andreani, Ni Nyoman Novitasari. 2003. Tesis : Pengaruh Stres Kerja Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan PT.H.M. Sampoerna Tbk. Surabaya.

Griffiths, A. 2003. Work Organization And Stress. Switzerland :WHO. Gro Ladegard. 2011. Stress Management Through Workplace Coaching : The impact of Learning

Experiences. International Journal Of Evidence Based Coaching and Mentoring. Vol.9 No. 1 February 2011.Pg 29.

Handoko, Hani T. 2013. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua, Cetakan kedua puluh. Yogjakarta : BPFE.

I Gede Widjenegara, Ni Wayan Sri Damayanti, IGA Harini. 2011. Stres Kerja dengan Kinerja Perawat.

Irmin, S. 2004. 135 Sikap Positif Karyawan Berprestasi : Self Improvement Series. Jakarta: Setia Media.

J.K. Mojoyinola. 2008. Effects Of Job Stress on Healt, Personal and Work Behavior Of Nurses in Public Hospitals in Ibadan Metropolis, Nigeria. International Journal Department of Social Work, Faculty of Education, University of Ibadan, Nigeria.

Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo. 2014. Perilaku Organisasi. Penerjemah : Biro Bahasa Alkemis. Edisi 9, Buku 1. Salemba Empat, Jakarta.

Manktelow, James. 2009. Mengendalikan Stres, Penerjemah : Marina Sofyan, Penerbit Erlangga. Malayu S.P. Hasibuan. 2014.Organisasi Dan Motivasi : Dasar Peningkatan Produktivitas.

PT. Bumi Aksara. Jakarta. Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Organisasional Konsep dan Aplikasi. Semarang: Progress. Mauli, Tiyur, Mujiono, dan Rosmida. 2012. Pengaruh Stres Terhadap Kinerja Karyawan : Studi

Kasus Pada Dosen Politeknik Negeri Bengkalis. Jurnal Ilmiah Mahasiswa. Volume 1 No. 1 Desember 201. Halaman 10-18.

Noviansyah dan Zunaidah. 2011. Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Minanga Ogan Baturaja. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya. Volume 9 No.18 Desember 2011. Halaman 43-58.

Raharjo, Slamet. 2009. Tesis : Konflik Pekerjaan-Keluarga (Work-Family-Conflict), Stres Kerja dan Pengaruh Kinerja Pelayanan Konsumen : Studi Kasus pada PT Bank Mandiri (Persero) TBK wilayah Surakarta.

Rochman. 2008. Tesis : Pengaruh Faktor Lingungan Kerja, Usia Masa Pensiun dan Tingkat Stres Kerja terhadap Kinerja Pegawai di Perseroan Terbatas (PT) DUTA ANANDA TEXTILE Pekalongan.

Russell Cropanzano, Jhon C. Howes, Alicia A. Grandey and Paul Toth.1997. The reletionship Of Organizational Politics and Support to Work Behaviors, Attitude, and Stress. Journal Of Organizational Behavior. (vol 18,159-180).

Sanjaya, Frenky. 2012. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kecerdasan Emosi sebagai Moderating Variable. Journal of Economic Education, Management Anaysis Journal. November 2012.

Siagian, S.P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ke 13. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Sinambela, Poltak Lijan. 2012. Kinerja Pegawai : Teori Pengukuran dan Implikasi. Cetakan

Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu. Siregar, Hasrul dan Kuara, Kimun. 2009. Perilaku Stress Kerja Dalam Mempengaruhi Kinerja

Karyawan. Jurnal Manajemen Bisnis. Volume 11 No. 1 Januari 2009. Halaman 3. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R & D. Cetakan ke-19. Bandung:

Alfabeta.

Andin, Ferdinand, dan Christa / Jurnal Sains Manajemen (IV/1) 2015 / 1 - 12 | 12

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411 Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume IV, Nomor 1, April 2015

Suhanto, Edi. 2009. Tesis : Pengaruh Stres Kerja dan Iklim Organisasi terhadap Turnover Intention dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening.

Sondang P. Siagian. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.