STRATIFIKASI SOSIAL.docx

26
KLIPING STRATIFIKASI SOSIAL Untuk memenuhi tugas Mata pelajaran Sosiologi Disusun Oleh : 1. Ahmad Heru J (01) 2. Dwi Wijanarko (16) 3. Imam Purnomo (10) 4. Rahardian Kuncoro J (20) Dinas Pendidikan Kabupaten Pati SMA Negeri 1 Jakenan

description

Stratifikasi sosial

Transcript of STRATIFIKASI SOSIAL.docx

Page 1: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

KLIPING

STRATIFIKASI SOSIAL

Untuk memenuhi tugas Mata pelajaran Sosiologi

Disusun Oleh :

1. Ahmad Heru J (01)2. Dwi Wijanarko (16)3. Imam Purnomo (10)4. Rahardian Kuncoro J (20)

Dinas Pendidikan Kabupaten Pati

SMA Negeri 1 Jakenan

Tahun Pelajaran 2012/2013

STRATIFIKASI SOSIAL

Page 2: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

A. PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL

Istilah Stratifikasi berasal dari kata stratum (bentuk tunggal) dijamakkan menjadi strata

yang artinya lapisan. Jadi, Stratifikasi sosial menurut arti etimologis berarti pembedaan

penduduk atau warga masyarakat kedalam lapisan – lapisan secara hierarkis (bertingkat).

Sedangkan menurut para ahli sosial berpendapat bahwa stratifikasi diartikan :

1. Perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas – kelas yang tersusun secara

bertingkat / hierarki (Pitirim A. Sorokin)

2. Penggolongan orang – orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu

kedalam lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, privillige, dan prestise ( Max

Weber )

3. Suatu pola yang ditempakan diatas kategori dari hak – hak yang berbeda (Kroeber).

Bila berbicara tentang Stratifikasi, ada tiga hal penting yang ditekankan, yaitu :

1. Stratifikasi sosial merupakan suatu pola budaya yang secara sosial diterima, dimana

diterapkan anggota – anggota masyarakat dalam posisi dan status tertentu.

2. Stratifikasi sosial sering dikenakan kepada para anggota masyarakat melalui tradisi,

tanpa kemauan atau kesadaran berdasarkan pengetahuan mereka.

3. Stratifikasi sosial melibatkan suatu sistem hak yang berbeda, terdapat ketidaksamaan

distribusi hak, barang, kekuasaan dan sebagainya diantara anggota masyarakat.

Didalam masyarakat baik yang primitif maupun yang sudah maju ada Stratifikasi sosial.

Dalam masyarakat primitif wujud Stratifikasi sosial terlihat sebagai berikut :

1. Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan –

pembedaan hak dan kewajiban.

2. Adanya kelompok – kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak

– hak istimewa.

3. Adanya pemimpin yang paling berpengaruh.

4. Adanya orang-orang yang dikucilkan diluar kasta dan orang yang diluar

perlindungan hukum.

5. Adanya pembagian kerja didalam suku itu sendiri, dan

6. Adanya pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidaksamaan ekonomi itu secara

umum.

Page 3: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

Dalam masyarakat yang sudah maju bentuk dan proporsi pelapisan sosial dimasyarakat

sangat bervariasi, tetapi pada dasarnya Stratifikasi sosialitu ada sepanjang waktu.

Demikian pula para sarjana terkemuka dalam bidang sosiologi membagi lapisan sosial

sebagai berikut :

1. Vilfredo Parato, menyatkan ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu

yaitu golongan elite dan golongan non elite. Pagkal dari perbedaan itu karena ada

orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang berbeda.

2. Gaotano Mosca, dalam The Rulling Class, menyatakan bahwa dalam masyarakat,

mulai dari yang paling primitif sampai yang paling maju muncul kelas yang

memerintah dan kelas yang diperintah. Kelas yang pertama jumlahnya sedikit,

menjalankan peranan – peranan politik. Monopoli kekuasaan dan menikmati

keuntungan – keuntungan yang dihasilkan oleh kekuasaannya itu. Sebaliknya kelas

yang kedua ia kelas yang diperintah, jumlahnya lebih banyak dan diatur atau diawasi

oleh kelas yang pertama.

3. Karl Max, membagi menjadi dua, yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat – alat

produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk

disumbangkan kedalam proses produksi.

4. Aristoteles, pernah menyatakan bahwa didalam setiap negara selalu terdapat tiga

unsur yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka yang berada

ditengah – tengahnya.

5. Adam Smith, membagi masyarakat kedalam tiga kategori, yaitu orang-orang yang

hidup dari penyewaan tanah, orang-orang yang hidup dari upah kerja dan orang-

orang yang hidup dari keuntungan perdagangan.

6. Thorstein Veblen, membagi mesyarakat kedalam dua golongan, yaitu golongan

pekerja yang berjuang untuk mempertahankan hidup dan golongan yang banyak

mempunyai waktu luang karena kekayaannya.

B. PENYEBAB MUNCULNYA STRATIFIKASI SOSIAL

Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, mungkin berupa uang, tanah,

benda-benda yang bernilai ekonomis, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesolehan dalam

agama, keturunan, pekerjaan dan kecakepan.

Dalam masyarakat selama ada yang memberikan suatu penghargaan tersebut terhadap

orang lain maka orang pasti ada pelapisan sosial.

Page 4: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

C. PROSES TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL

Dilihat dari cara terbentuknya, pelapisan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu :

1. Pelapisan sosial yang terjadi dengan sendirinya sesuai dengan pertumbuhan

masyarakat yang bersangkutan.

Faktor – faktor yang dijadikan alasan / dasar terbentuknya pelapisan sosial yang

terjadi dengan sendirinya adalah :

a. Kepandaian.

b. Tingkat umur

c. Sifat keaslian keanggotaan didalam kerabat pimpinan masyarakat (misalnya,

cikal bakal, kepala desa, dsb)

d. Pemilikan harta

e. Peperangan.

2. Pelapisan sosial yang dengan sengaja disusun untuk mengejar tujuan tertentu.

Mengenai pelapisan sosial dengan sengaja disusun untuk mengejar tujuan tertentu

biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan yang resmi. Misalnya, yang terjadi

didalam perkumpulan – perkumpulan formal seperti pemerintah negara, perusahaan-

perusahaan, partai politik, angkatan bersenjata, dsb.

Menurut Prof Soerjono Soekanto telah dirumuskan pedoman mengenai proses

pembentukan pelapisan sosial sebagai berikut :

a. Sistem pelapisan sosial kemungkinan berpokok kepada sistem pertentangan

dalam masyarakat.

b. Pelapisan sosial dapat dianalisa dalam ruang lingkup unsur-unsur sebagai

berikut :

1) Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif seperti misalnya penghasilan,

kekayaan, keselamatan, wewenang, dan sebagainya.

2) Sistem pertanggan yang diciptakan oleh para warga masyarakat (prestise &

penghargaan)

3) Kriteria sistemn pertentangan, yaitu apakan didapatkan berdasarkan kwalitas

pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang dan

kekuasaan.

4) Lambang-lambang kedudukan seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian

perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi dan sebagainya.

5) Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan

Page 5: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

6) Solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok sosial yang

menduduki status yang sama dalam sistem sosil mesyarakat.

D. SIFAT – SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL

1. Sistem pelapisan sosial tertutup (Closed Stratification) yaitu membatasi kemungkinan

seseorang untuk pindah dari satu lapisan kelapisan lain yang ada diatas atau

dibawahnya. Didalam sistem yang demikian ini satu – satunya jalan untuk masuk

menjadi anggota atau warga suatu lapisan tertentu hanyalah melalui kelahiran.

Sebagai contoh, pelapisan sosial pada masyarakat berkasta, masyarakat feodal,

mesyarakat yang mengngunakan rasial, politik aliran keagamaan, dan sebagainya.

Ciri masyarakat kasta di India, sebagai berikut :

a. Keanggotaan pada kasta diperoleh karena warisan atau kelahiran, sehingga

seseorang secara sendirinya akan memiliki kedudukan dalam pelapisan sosial

(kasta) seperti yang dimiliki oleh orang tuanya.

b. Keanggotaan yang diwariskan itu berlaku seumur hidup. Oleh karena itu,

seseorang tidak mungkin mengubah kedudukannya, kecuali ia dikeluarkan atau

dikucilkan dari kastanya.

c. Perkawinan bersifat endogami, artinya seseorang hanya dapat mengambil suami /

istri dari orang – orang sekasta.

d. Hubungan dengan kelompk-kelompok sosial (kasta) lain sangat terbatas.

e. Kesadaran keanggotaan suatu kasta tampak jelas dari nama kasta, identifikasi

anggota kepada kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma

kasta, dan sebagainya.

f. Kasta terikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional telah ditentukan.

g. Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.

2. Sistem pelapisan sosial terbuka (Opened Stratification) yaitu setiap anggota

masyarakat mempunyai kesempatan untuk naikkelapisan sosial yang lebih tinggi

karena kemampuan dan kecakapannya atau turun (jatuh) kelapisan yang lembih

rendah bagi mereka yang tidak cakap dan tidak beruntung. Pada umumnya jenis

stratafikasi yang terbuka lebih banyak memberikan rangsangan yang lebih besar untuk

maju dan berkembang kepada setiap anggota masyarakat. Disini, semua anggota

masyarakat memliki kesempatan untuk pindah barangkali karena berprestasi atau

berjasa.

Page 6: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

E. DASAR – DASAR PELAPISAN SOSIAL

Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat merupakan bibit terbentuknya palapisan sosial.

Sesuatu yang dihargai itu dapat berupa uang atau harta benda, kekuasaan dan ilmu

pengetahuan. Seseorang yang banyak memiliki sesuatu yang sangat dihargai dianggap

oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki lapisan atas. Sebaliknya mereka yang

memiliki sedikit atau bahkan sama sekali tidak memiliki sesuatu yang dihargai dianggap

oleh masyarakat sebagai orang menempati lapisan paling bawah atau berkedudukan

rendah. Biasanya golongan yang menduduki lapisan atas tidak hanya memiliki satu hal

yang dihargai oleh masyarakat. Penempatan seseorang kedalam suatu lapisan sosial

bukanlah menggunakan ukuran yang tunggal, melainkan bersifat komulatif. Misalnya,

mereka yang mempunyai uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan

dan kehormatan.

Dasar-dasar untuk menggolongkan warga masyarakat kedalam suatu lapisan tertentu,

antara lain :

1. Ukuran kekayaan

Seseorang yang memiliki kekayaan yang paling banyak, biasanya menempati lapisan

teratas. Kekayaan tersebut dapat dilihat dari bentuk rumah, mobil, cara berpakaian

dan bahan yang dipakai, kebiasaan atau cara berbelanja dan seterusnya.

2. Ukuran kekuasaan

Seseorang yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar akan

menempati lapian yang tinggi dalam pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan.

3. Ukuran kehormatan

Seseorang yang disegani dan dihormati akan mendapat tempat atas dalam sistem

pelapisan sosial dalam masyarakat. Ukuran semacam ini, banyak dijumpai pada

masyarakat tradisional dan feodal. Biasanya mereka adalah golongan tua atau

mereka yang berdarah “biru” / bangsawan.

4. Ukuran kepandaian

Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu

pengetahuan, akan tetapi ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan akibat-akibat

yang negatif, ternyata bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan

tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal ini mengakibatkan segala macam usaha

untuk mendapatkan gelar tersebut, walaupun diperoleh secara tidak melalui prosedur

yang benar. Ada yang menggolongkan pelapisan sosial melalui sistem nilai sosial

dan dipandang berharga oleh masyarakat. Nilai sosial menurut Polak adalah sebagai

Page 7: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

ukuran-ukuran,patokan-patokan, anggapan-anggapan, keyakinan-keyakinan yang

dianut oleh orang banyak dalam lingkungan suatu kebudayaan tertentu, mengenai

apa yang benar, pantas, luhur, dan baik untuk dikerjakan, dilaksanakan, atau

diperhatikan.

Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tergolong kedalam suatu kelas sosial

adalah :

a. Kekayaan dalam berbagai bentuk yang diketahui masyarakat diukur dalam

kuantitas atau dinyatakan secara kualitatif.standar kehidupan yang diperlihatkan,

serta sumber kekayaan, juga secara sosial bermakna untuk menentukan status

dalam pelapisan yang ada.

b. Daya guna fungsional orang perorang dalam hal pekerjaan sebagai eksekutif ,

guru, ilmuwan, buruh biasa atau buruh terampil. Semua itu sangata menentukan

dan mempengaruhi status.

c. Keturunan menunjuk pada reputasi keluarga, lamanya berdiam disuatu tempat,

latar belakang rasial atau etnis dan kebangsaan.

d. Agama menunjuk pada tingkat kesalehan seseorang yang dalam menjalankan

ajaran agamanya. Makin saleh dan tidak berpura-puradalam menjalankan ajaran

agamanya, makin dipandang lebih tinggi statusnya didaerah tertentu. Kadang –

kadang jabatan turut mempengaruhi status dalam sistem Stratifikasi sosial

dalam masyarakat secara umum.

e. Ciri-ciri biologis termasuk umur dan jenis kelamin. Umumnya orang tua dan

orang dewasa dipandang lebih tinggi dari bayi dan anak-anak.

Adapula beberapa indikator tentang penilaian subyektif seseorang mengenai lapisan

sosial (Astrid, 1979 : 85) sehingga seseorang berada dalam lapisan sosial yang

mana, yaitu :

a. Bentuk rumah meliputi ukuran, kondisi perawatan rumah,serta bagaimana

landscaping diadakan disekelilingnya oleh yang bersangkutan.

b. Wilayah tempat tinggal ataupun lingkungannya karena dianggap bahwa wilayah

tempat tinggal menentukan status.

c. Pekerjaan atau profesi yang dipilih seseorang, menunjukkan identifikasi diri

dengan lapisan masyarakat tertentu.

Page 8: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

d. Sumber pendapatan menentukan status sosial seseorang. Bukan jumlah

uangnnya yang menentukan diterimanya dari sumber tersebut, melainkan status

yang dinikmati oleh sumbernya.

F. KONDISI YANG MENDORONG TERJADINYA PELAPISAN SOSIAL

1. Perbedaan ras dan budaya.

Ketidaksamaan ciri biologis, seperti warna kulit, latar belakang etnis, budaya dan

seterusnya telah mengarahkan kepda Stratifikasi sosial dalam masyarakat dibawah

kondisi penguasaan group yang satu terhadap yang lain.

2. Pembagian tugas dalam hampir semua masyarakat menunjukkan sistem pembagian

tugas yang bersifat spesialis. Posisi-posisi dalam spesialisasi ini berkaitan dengan

perbedaan fungsi Stratifikasi dan kekuasaan dari order sosial yang muncul.

3. Kejarangan / kelangkaan.

Stratifikasi lambat laun terjadi karena alokasi hak dan kekuasaan yang jarang atau

langka. Kelangkaan ini terasa bila masyarakat mulai membedakan posisi, alat-alat

kekuasaan dan fungsi-fungsi yang ada dalam waktu yang sama. Jadi suatu kondisi

yang mengandung perbedaan hak dan kesempatan diantara para anggota masyarakat

dapat menciptakan Stratifikasi sosial.

G. WUJUD STRATIFIKASI SOSIAL

Ada tiga wujud Stratifikasi sosial yaitu :

1. Sistem Kasta.

Kasta berasal darikata casta (bahasa portugis) yang berarti ras atau keturunan.

Menurut Lumberg (1968) kasta adalah suatu ketegori dimana para anggotanya

ditunjuk dan ditetapkan pada status yang permanen dalam hierarki sosial yang

diberikan. Serta hubungan-hubungannya dibatasi sesuai dengan statusnya. Sistem

kasta merupakan bentuk yang paling kaku dan mempunyai garis batas paling jelas

dari bentuk Stratifikasi sosial, Bahkan sering juga disebut sebagai bentuk yang

ekstrem dari sistem kelas tertutup. Seseorang yang dilahirkan otomatis masuk

kedalam kasta orang tuanya dan tidak dapat mengingkarinya. Akan tetapi apabila

orang melanggar pentangan dan norma dari kastanya itu, ia dapat diasingkan dan

dikucilkan dari masyaraktnya. Dalam sistem kasta, kwalitas seseorang tidak

diperhitungkan dalam menentukan kastanya, melainkan hanya ditentukan oleh faktor

Page 9: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

keturunan. Sistem kasta ini makin jelas dan makin diperkuat oleh adat istiadat dan

agama.

2. Sistem kelas.

Sistem kelas lebih fleksibel dan lebih terbuka kemungkinan untuk adanya mobilitas

atau gerak sosial, tidak kaku dan tertutup seperti sistem kasta.

Menurut Rogers (1960) kelas sosial merupakan suatu kategori yang abstrak dari

orang-orang yang bersusun dalam tingkatan-tingkatan yang sesuai dengan status

sosialnya. Sedangkan menurut Woods (1966) kelas sosial terdiri dari sejumlah orang

yang mengambil bagian status yang sama dan biasanya didapat sejak lahir atau bisa

juga karena alternatif lainnya.

Kelas sosial bukanlah warisan keluarga, karena ia dapat dicapai dan dibuat dengan

usaha dan prestasi seseorang, walaupun besarnya mobilitas seperti itu dari

masyarakat ke masyarakat yang lain sangat bervariasi. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa, perubahan status dalam sistem kelas jauh lebih mudah daripada

sistem kasta.

3. Kategori sosial.

Sekelompok manusia yang tidak dapat kita kategorikan sebagai masyarakat, selain

kerumunan ialah kategori sosial. Kategori sosial ialah kesatuan sosial yang terwujud

karena adanya suatu ciri atau suatu kompleks ciri-ciri obyektif yang dapat dikenakan

pada kesatuan sosial tersebut. Ciri-ciri obyektif itu biasanya dikenakan oleh orang

luar, yang berada diluar kategori sosial, dan tanpa disadari orang yang bersangkutan.

Contoh, dalam suatu ketentuan yang boleh menonton film di bioskop ini – hanyalah

yang telah berumur 17 tahun keatas.

H. FUNGSI PELAPISAN SOSIAL

Dalam kenyataannya, Stratifikasi sosial mempunyai beberapa fungsi, yaitu :

1. Pelapisan sosial merupakan alat bagi masyarakat dalam mencapai beberapa tugas

utama, dengan jalan mendistribusikan prestasi atau ahak-hak dalam jumlah yang

berbeda bagi setiap statum yang ada. Contoh : dalam kesatuan ABRI , Stratifikasi

dirumuskan dalam strata yang hierarki, dimana setiap stratum ditandai dengan

pangkat taua simbol yang menunjukkan rangking (peringkat) peranan-peranan

khusus dan standar tingkah laku dalam saling berhubungan.

2. Stratifikasi sosial menyusun dan mengatur serta mengawasi saling hubungan

diantara anggota masyarakat. Ketidaksaam kesempatan dalam menggunakan fasilitas

Page 10: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

yang ada cenderung memberikan keuntungan bagi mereka dari stratum yang lebih

tinggi dan seringkali mereka lah yang mengatur partisipasi masing-masing stratum

dalam masyrakat secar keseluruhan. “terlepas dari tinggi rendahnya stratum yang

dimiliki seseorang, Stratifikasi sosial berfungsi untuk mengatur partisipasinya

ditempat-tempat tertentu dari kehidupan sosial bersama.

3. Stratifikasi sosial mempunyai fungsi pemersatu dengan mengkoordinasikan unit –

unit yang ada dalam Struktur sosial.

4. Stratifikasi sosial mengkategorikan manusia dalam stratum yang berbeda, sehingga

memudahkan manusia dalam saling berhunbungan diantara mereka.

I. BENTUK STRATIFIKASI SOSIAL

Bentuk konkret dari Stratifikasi dalam masyarakat banyak, akan tetapi secara prinsipal

bentuk-bentuk tersebut dapat di klasifikasikan kedalam tiga macam Stratifikasi yaitu :

1. Stratifikasi ekonomi,

2. Stratifikasi budaya, dan

3. Stratifikasi politik.

Umunya ketiga bentuk pokok itu tadi mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang

lainnya, dimana terjadi saling mempengaruhi. Perbedaan posisi atau status anggota

masyarakat dalam Stratifikasi , terdapat didalam setiap masyarakat manapun, baik yang

masih primitif maupun yang sudah maju.

1. Stratifikasi Ekonomi

Kalau berbicara tentang ekonomi dalam Stratifikasi sosial, itu berarti kita

membedakan diri kita sendiri aatau orang lain menurut kesempatan yang dimilikinya

dalam bidang ekonomi. Kesempatan-kesempatan itu antara lain dapat dilihat dalam

pendapatan yang diperolehnya setahun atau sebulan, kekayaan yang dimilikinya

sekarang yang dapat digunakannya sewaktu-waktu untuk meningkatkan kehidupan

ekonominya, pekerjaan yang dimiliki seseorang yang memberikan kesempatan

untuk naik atau turun dalam bidang ekonomi, dan penkdidikan yang dimiliki

seseorang yang mungkin dapat naik turun dalam bidang ekonomi. Akibat perbedaan

kesempatan dan hak-hak yang dimiliki dalam bidang ekonomi, terdapat kelas

ekonomi atas, menengah dan rendah. Ekonomi atas dapat melakukan apa saja yang

diinginkan tanpa mengalami hambatan. Dengan kata lain kelas ini memiliki Privilise

tinggi. Sedang kelas ekonomi menengah berkesempatan untuk meraih sesuatu dalam

Page 11: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

bidang ekonomi namun masih berada dibawah kelas ekonomi atas. Adan akan

sangat berbeda dengan kelas ekonomi rendah, karena pendapatannya rendah dan

tidak dapat menabung, bahkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sangat sulit.

Kriteria ekonomi mengelompokkan masyarakat menurut kekayaan. Berdasarkan

kriteria ini, warga masyarakat yang paling kaya menduduki lapisan sosial teratas.

Lapisan sosial dibawahnya ditempati warga masyarakat yang kurang

kayadibandingkan lapisan sosial diatasnya. Kekeyaan tersebut antara lain terungkap

dari jumlah dan rupa harta yang dimiliki, seperti rumah beserta isinya, kendaraan

pribadi dan harta milik lainnya.

Kekayaan berkaitan erat dengan jumlah pendapatan. Semakin besar pendapatan

seseorang, semakin terbuka baginya untuk memiliki sebanyak mungkin harta benda.

Berdasarkan kriteria ekonomi, jumlah pendapatan menentukan posisi warga

masyarakat dalam Stratifikasi tertentu. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa

urutan Stratifikasi sosial dari atas kebawah berasal dari kelompok warga

berpendapatan banyak sampai kepada kelompok warga berpendapatan sedikit.

Bagi masyarakat indonesia untuk menentukan dalam strata mana seseorang warga

berada, dapat digunakan patokan yang disepakati bersama, misalnya digunakan

patokan pemakaiaan kebutuhan hidup minimun. Atas dasar itu penduduk makmur,

penduduk cukup makmur dan penduduk miskin. Bank dunia juga menggunakan

patokan besarnya pendapatan untuk mengetahui tingkat pembagian pendapatan suatu

negara. Berdasarklan patokan itu, misalnya ditentukan 20 % jumlah penduduk

termasuk strata atas, 40 % termasuk strata menengah dan 40 % lagi termamsuk strata

bawah.

Berdasarkan ukuran kemampuan ekonomi yang dimiliki seseorang, warga

masyarakat dikelompokkan kedalam tiga golongan, yaitu :

a. Lapisan masyarakat ekonomi atas (golongan orang kaya)

Lapisan ini pada umumnya ditempati oleh orang-orang kaya, kaum hartawan,

pengusaha besar, para pemimpin negara, pejabat tinggi, guru besar, dan

sebagainya.

Page 12: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

b. Lapisan masyarakat ekonomi menengah (golongan berkecukupan)

Lapisan ini pada umumnya ditempati oleh para pejabat tinggi menengah,

pengusaha menengah, dosen, TNI, pengrajin, dan pegawai negeri lainnya yang

hidupnya telah berkecukupan.

c. Lapisan masyarakat ekonomi bawah (golongan ekonomi lemah)

Lapisan ini ditempati oleh warga msyarakat yang hidupnya masih kekurangan

seperti buruh tani, pedagang kecil, nelayan tradisional, buruh bangunan, dan

sebagainya.

2. Stratifikasi budaya / sosial

Berdasarkan kriteria sosial, warga masyarakat dapat dibagi atas tingkatan-tingkatan

atau kasta. Pembagian golongan masyarakat atas kasta-kasta ini biasanya berlaku

pada masyarakat feodal yang berdasarkan pada perbedaan status sosial. Misalnya,

pada masyarakat yang beragama hindu (menganut sistem kasta) masyarakat

dikelompokkan menjasi :

a. Kasta Brahmana, yang merupakan kasta golongan pendeta, merupakan kasta

tertinggi.

b. Kasta Ksatria, merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang

dipandang sebagai lapisan kedua.

c. Kasta Waisya, merupakan kastadari golongan pedagang yang dipandang sebagai

kelas menengah dan merupakan lapisan ketiga.

d. Kasta sudra, merupakan kasta terendah dari rakyat jelata dan kaum buruh /

pekerja kasar.

e. Kasta paria, adalah golongan dari mereka yang tidak mempunyai kasta, yang

termasuk golongan ini misalnya kaum gelandangan, tuna wisma dan kaum

pendatang.

Suatu sifat Stratifikasi sosial yang tertutup dalam batas-batas tertentu di Indonesia

dapat dijumpai dimasyarakat Bali. Menurut kitab suci orang Bali masyarkat dibagi

empat lapisan, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Ketiga lapisan pertama

dinamakan Triwangsa dan yang lainnya disebut Jaba Wangsa. Sesuai dengan era

globalisasi dewasa ini sistem kasta tidak harus dipertahankan secara mutlak dan ini

berarti akan melancarkan pembangunan bangsa karena semua orang sederajat,

sehingga tidak tyerjadi diskriminasi dalam mengisi pembangunan bangsa indonesia.

Page 13: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

Selain kasta didalam masyarakat yang merupakan kriteria sosial adalah status.

Status adalah posisi yang dimiliki seseorang dalam suatu kelompok. Status sosial

menunjukkan kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakatnya.

Menurut sifatny, status dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Status yang bersifat obyektif yaitu status yang dimiliki seseorang secara hierarki

menurut struktur organisasi.

b. Status subyektif, yaitu status yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari

penilaian orang lain terhdap diri seseorang dengan siapa ia berhubungan.

Kriteria yang bisa dipakai untuk menentukan tinggi rendahnya status seseorang

secara subyektif menurut Nursal dan Daniel (1995 : 138) adalah :

a. Kelahiran

Status seseorang dapat tinggi/rendah karena dia lahir dari suatu keluarga

tertentu. Misalnya kalau orang tua bangsawan, maka secara otoritas dia juga

menjadi bangsawan, dengan demikian pula kalau orang tuanya petani secara

otomatis ia menjadi petani.

b. Mutu Pribadi

Seseorang memperoleh penilaian yang baik dari orang lain karena ia memiliki

kearifan, usia lanjut kelakuan baik.

c. Prestasi

Seseorang yang sukses dalam kariernya statusnya akan naik

d. Pemilihan

Seseorang yang memperoleh penilaian dari orang karena orang yang menilai

tersebut mengharapkan sesuatu dari orang yang dinilai.

e. Otoritas

Seseorang memiliki status yang tinggi karena ia memiliki otoritas yang tinggi.

Ada enam macam cara untuk memperoleh status yang terdapat dalam masyarakat

(menurut Ralph Linton) yaitu :

a. Ascribed status, yaitu status yang diperoleh seseorang secara otomatis karena

kelahiran, misalnya : jenis kelamin, umur, kasta, Ras.

b. Achieved status, yaitu status yang diperoleh seseorang karena berusaha /

berjuang. Misalnya : guru, dosen, pengacara dan sebagainya.

Page 14: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

c. Assigned status, yaitu status seseorang yang diraihnya melalui jasa pengorbanan

atau status yang diberikan kepadanya karena jasa.

d. Active status, yaitu status yang ia kerjakan atau dilakukan sesuai dengan

spesialisasinya.

e. Letent status, yaitu status yang tidak ia lakukan karena banyaknya status yang ia

miliki.

f. Symboll status, yaitu status seseorang sesuai dengan identitas yang dimilikiya.

Stratifikasi sosial dalam pendidikan dapat dijumpai dalam setiap masyarakat. Secara

sederhana kita dapat mengelompokkan orang pda kelompok orang pandai yang

sedang dan yang bodoh.

Secara rinci dapat dijumpai Stratifikasi sebagai berikut :

a. Pendidikan tertinggi (Doktor)

b. Pendidikan sangat tinggi (Magester)

c. Pendidikan tinggi (Sarjana)

d. Pendidikan sama tinggi (Diploma 1-3)

e. Pendidikan menengah (SMU, SMK)

f. Pendidikan dasar lanjutan (SLTP)

g. Pendidikan dasar / rendah (SD)

h. Tak berpendidikan (buta aksara, huruf, berbahasa)

Stratifikasi dibidang pendidikan sifatnya terbuka, artinya seseorang dapat naik

lapisan pendidikan yang lebih tinggi jika dia mampun berprestasi dan tidak

ditentukan berdasarkan faktor keturunan.

Stratifikasi sosial dalam bidang pekerjaan dalam ditemukan disetiap lapisan

masyarakat. Hal ini dapat terjadi apabila dalam suatu masyarakat atau negara yang

demokratis ada ukuran terhadap keahlian, kecakapan dan keterampilan.

Menurut Astrid S. Susanto (1978 : 110) menentukan Stratifikasi sosial berdasarkan

ukuran keahlian sebagai berikut :

a. Elite, orang-orang kaya dan orang-orang yang menempati kedudukan atau

pekerjaan yang oleh masyarakat sangat dihargai

b. Profesional, orang-orang yang berijazah serta bergelar dan dari dunia

perdagangan yang berhasil.

Page 15: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

c. Semi profesional, pegawai kantor, pedagang, teknisi berpendidikan menengah,

mereka yang tidak berhasil mencapai gelar, pemegang buku.

d. Tenaga terampil, orang-orang yang memilki keterampilan mekanik – teknik,

pekerja pabrik yang terampil.

e. Tenaga semi terampil, pekerja pabrik tanpa keterampilan, pengemudi truk,

pelayan restoran.

f. Tenaga tak terampil dan tak berpendidikan, mereka yang tidak bersekolah dan

para pengangguran.

3. Stratifikasi politik

Pelapisan sosial berdasarkan kriteria politik adalah pembagian penduduk atau warga

masyarakat berdasarkan pembagian kekuasaan.

Misalnya, pada masa penjajahan Belanda, pembagian kekuasaan sebagai berikut :

a. Kelas I, golongan masyarakat penjajah Belanda dan orang-orang Eropa

b. Kelas II, golongan masyarakat timur asing

c. Kelas III, golongan masyarakat pribumi.

Sedangkan menurut Mac Iver, ada tiga pola umum sistem pelapisan kekuasaan yaitu

tipe kasta, oligarkhis, dan demokratis.

a. Tipe kasta

Tipe kasta adalah sistem pelapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas

dan kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta yang

hampir tidak dijumpai dalam gerak vertikal. Garis pemisah antara masing-

masing lapisan hampir tidak bisa ditembus. Pada puncak piramida kekuasaan

duduk penguasa tertinggi. Misalnya, raja atau maharaja dengan lingkungannya

yang didukung oleh kaum bangsawan, tentara dan para pendeta. Lapisan kedua

dihuni oleh para petani dan buruh tani dan lapisan terendah terdiri atas para

budak.

b. Tipe oligarkhis

Tipe ini adalah tipe pelapisan kekuasaan yang menggambarkan garis pemisah

yang tegas diantara lapisan yang satu dengan lapisan yang lain. Perbedaan

antara lapisan yang satu dengan lapisan yang lainnya tidak begitu mencolok.

Walaupun kedudukan warga masyarakat masih banyak didasarkan pada aspek

kelahiran, para individu masih diberi kesempatan untuk naik kelapisan yang

paling atas.

Page 16: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

c. Tipe Demokratis.

Tipe demokratis adalah tipe yang tampak adanya garis pemisah antar lapisan

yang sifatnya mobil (gerak) faktor kelahiran tigak menentukan kedudukan

seseorang yang terpenting adalah kemampuannya dan kadang-kadang faktor

keberuntungan. Tipe ini sifatnya terbuka artinya siapa saja bisa pindah lapisan.

PERHATIKAN GAMBAR / PIRAMIDA STRATAFIKASI KEKUASAAN BERIKUT INI !

Page 17: STRATIFIKASI SOSIAL.docx

J. PENGARUH STRATIFIKASI SOSIAL

Gejala yang tampak akibat perbedaan lapisan sosial adalah timbulnya perbedaan harga

diri / prestiseyang tercermin dalam perbedaan gaya hidup, penggunaan simbol-simbol

prestise. Kekuasaan atau previlese (keistimewaan yang diberikan kepada seseorang baik

bersifat positif ataupun negatif)

Perbedaan tersebut diklasifikasikan dalam tindakan sosial dan interaksi sosial.

a. Tindakan sosial

Setiap kelas atau lapisan menunjukkan perilaku khas yang menggambarkan lapisn

atas, menengah dan bawah. Masing-masing kelas mempunyai selera yang berbeda

dalam setiap aspek kehidupannya seperti pakaian, perlengkapan rumah tangga,

hiburan, makanan dan lain sebagainya. Perbedaan tersebut menunjukkan simbol

status sosialnya berda pada lapisan mna dia berada.

b. Interaksi sosial

Simbol status merupakan salah satu aspek yang menunjukkan perbedan kelas dalam

interaksi sosial. Simbol status adalah tanda yang menunjukkan status seseorang

dalam masyarakat. Simbol status berfungsi untuk memberitahukan status yang

dimiliki seseorang kepada orang lain. Simbol-simbol status yang dapat ditemui

dalam kehidupan sehari-hari antara lain cara menyapa, gaya berbicara, bahasa, dan

sebagainya.