Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan...

164
Forestry Research and Development Agency (FORDA) Ministry of Forestry In cooperation with: Forest Carbon Partnership Facility REDD+ READINESS PREPARATION The Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) Bogor, Oktober 2013 Prosiding Workshop Sampel Permanen Plot Monitoring Pelaporan & di Provinsi Nusa Tenggara Barat Strategi FOREST CARBON PARTNERSHIP F A C I L I T Y

Transcript of Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan...

Page 1: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

Kementerian KehutananBadan Penelitian dan Pengembangan KehutananPusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan KebijakanJl. Gunung Batu No. 5 Bogor; Telp.: 0251 8633944; Fax: 0251 8634924Email: [email protected]; Website: www.puspijak.org

Forestry Research and Development Agency (FORDA)Ministry of ForestryIn cooperation with:

Forest Carbon Partnership Facility

REDD+ READINESS PREPARATIONThe Forest Carbon Partnership Facility (FCPF)

Bogor, Oktober 2013

Strategi Monitoring &

Pelaporan Plot Sampel Perm

anen di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Prosiding Workshop

SampelPermanen

PlotMonitoring Pelaporan&

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Strategi

Prosiding Workshop

SampelPermanen

PlotMonitoring Pelaporan&

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Strategi

FORESTCARBONPARTNERSHIPF A C I L I T Y

Page 2: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan
Page 3: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

Forestry Research and Development Agency (FORDA)Ministry of ForestryIn cooperation with:

Forest Carbon Partnership Facility

REDD+ READINESS PREPARATIONThe Forest Carbon Partnership Facility (FCPF)

Kementerian KehutananBadan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Bogor, Oktober 2013

SampelPermanen

PlotMonitoring Pelaporan&

di Propinsi Nusa Tenggara Barat

Strategi

Prosiding Workshop

FORESTCARBONPARTNERSHIPF A C I L I T Y

Page 4: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

ii

Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan PSP di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Editor:1. Dr. Ir. Kirsfianti L. Ginoga 2. Ir. Achmad Pribadi, M.Sc 3. M. Zahrul Muttaqin, M.Sc.For 4. Virni Budi Arifanti, S.Hut, M.Sc 5. Mega Lugina, S.Hut, M.Sc.For

ISBN: 978-602-7672-41-3

© 2013 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Hak Cipta dilindungi Undang-UndangDilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya, baik dalam bentuk fotocopy, cetak, mikrofilm, elektronik maupun bentuk lainnya, kecuali untuk keperluan pendidikan atau non-komersial lainnya dengan mencantumkan sumbernya sebagai berikut:Ginoga, K.L., Pribadi, A., Muttaqin, M.Z., Arifanti, V.B., dan Lugina, M. (eds). 2013. Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan PSP di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor, Indonesia.

Diterbitkan oleh:Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan – Kementerian KehutananJl. Gunung Batu No. 5, Bogor 16118, IndonesiaTelp/Fax: +62-251 8633944/+62-251 8634924Email: [email protected]; website: http://www.puspijak.org

Page 5: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

iiiProsiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Prosiding “Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan PSP di Provinsi Nusa Tenggara Barat”. Prosiding ini merupakan hasil dari workshop dengan judul Strategi Monitoring PSP di Tingkat Provinsi yang dilaksanakan di Mataram pada tanggal 7-8 Mei 2013.

Kegiatan workshop ini merupakan kelanjutan kegiatan kerjasama FCPF sebagaimana telah disampaikan dalam surat No. S. 360/VIII/P3PIK-2/2012 dan Surat Perintah Kerja Swakelola No. 360/SPK/VIII/P3PIK-DIPA/2012 tentang pelaksanaan kegiatan kerjasama FCPF REDD+ Readiness Preparation “Pembuatan Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan Mangrove Propinsi Nusa Tenggara Barat” yang merupakan upaya penyediaan data dan monitoring stok karbon di Propinsi Nusa Tenggara Barat.

Tujuan dari workshop ini adalah mendukung strategi dan kebijakan daerah dalam implementasi pencapaian RAD dan SRAP Propinsi Nusa Tenggara Barat.

Penghargaan dan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan prosiding ini. Semoga prosiding ini memberikan manfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Ambon, Oktober 2013Kepala Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan,

Dr. Ir. Kirsfianti L. Ginoga, M.ScNIP. 19640118 199003 2 001

Page 6: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan
Page 7: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

vProsiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Daftar Isi

Kata Pengantar .............................................................................iiiDaftar Isi .......................................................................................vRumusan Workshop ....................................................................vii

1. Pendahuluan .............................................................................1

1.1 Latar belakang .................................................................................................. 31.2 Tujuan workshop ............................................................................................. 41.3 Hasil yang diharapkan .................................................................................... 41.4 Pembicara dan tema ......................................................................................... 41.5 Penyelenggaraan workshop ............................................................................. 51.6 Sambutan-sambutan ........................................................................................ 5

2. Strategi Monitoring PSP untuk mencapai Target RAD dan SRAP Provinsi .................................................................13

2.1 Strategi dan kebijakan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat untuk mencapai target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) ........ 15

2.2 Lesson Learned dari Pembangunan PSP untuk monitoring karbon hutan pada kegiatan FCPF tahun 2012 ...................................................... 17

2.3 Program dan kebijakan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat untuk mencapai target penurunan emisi (Pengalaman Pembangunan Plot Sample Permanent/PSP) ..................................................................... 19

2.4 Data dan informasi penginderaan jauh untuk mendukung sistem perhitungan karbon nasional ....................................................................... 20

3. Pengembangan Sistem Monitoring PSP yang terintegrasi dan partisipatif di Provinsi .....................................................23

3.1 Integrasi NFI ke dalam sistem monitoring karbon hutan yang akan dibangun di provinsi Nusa Tenggara Barat ................................................ 25

3.2 Potensi aplikasi INCAS sebagai sistem monitoring karbon hutan ........... 263.3 Dukungan data kegiatan untuk menyusun Strategi Monitoring PSP ...... 283.4 Peran masyarakat dalam monitoring karbon ............................................... 29

4. Kesimpulan dan Rekomendasi ................................................31

4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 334.2 Rekomendasi ................................................................................................. 33

Lampiran .................................................................................... 35

Page 8: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan
Page 9: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

viiProsiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Rumusan Workshop

Ringkasan hasil diskusi panel dan Focus Group Discussion yang dilaksanakan selama dua hari pelaksanaan Workshop adalah sebagai berikut:1. REDD+ adalah mekanisme dimana pengurangan emisi yang sebenarnya

harus dicapai, sehingga negara diminta untuk mengkuantifikasi penurunan REDD+. Oleh karena itu, merupakan prioritas utama bagi negara-negara untuk membangun sistem monitoring perubahan kondisi hutan atau penurunan emisi yang terpercaya dan transparan.Salah satu elemen kunci untuk pelaksanaan REDD+ adalah pengembangan sistem yang transparan, lengkap dan akurat untuk pengukuran, pelaporan dan verifikasi (MRV). Sistem ini adalah jaminan bahwa suatu negara secara efektif akan memenuhi komitmen mitigasi masing-masing. Prinsip MRVharus diterapkan untuk estimasi pengurangan emisi dalam pelaksanaan REDD+, yang didekati dari tingkat nasional dengan implementasi di tingkat sub-nasional.

2. Pada tahun 2012 Puspijak dan Dinas Kehutanan dalam rangka FCPF telah membangun 33 Plot Sample Permanent yang tersebar di tiga lokasi di pulau Lombok yaitu di Hkm Santong sebanyak 9 plot, KHDTK Rarung sebanyak 15 plot, dan di Hutan Mangrove Jerowaru sebanyak 9 plot. Tantangan berikutnya adalah bagaimana pengelolaan PSP yang telah menjadi aset daerah tersebut dapat dilakukan secara berkelanjutan di masa depan, dan bagaimana menyelaraskan semua data hasil pengukuran biomassa dan karbon hutan ditingkat provinsi dalam suatu sistem yang terkomputerisasi agar dapat dimonitor dan di update secara berkala.

3. Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan PSP ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman sekaligus memfasilitasi dalam perhitungan karbon yang berkelanjutan, sehingga monitoring carbon stock setiap tahun dan selanjutnya dapat diketahui perubahannya untuk wilayah Nusa Tenggara Barat.

4. Peran Workshop Strategi Monitoring PSP ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan apa kontribusi PSP untuk perhitungan stok karbon, bagaimana metode monitoring PSP tersebut , bagaimana persepsi para pihak, apakah laporan monitoring emisi/ serapan karbon dapat mendukung penyusunan RAD dan SRAP. Dengan kata lain peran lokakarya PSP ini diharapkan dapat mengisi celah berupa dukungan (kebijakan/teknologi/kapasitas) yang diperlukan untuk implementasi REDD+ dalam waktu dekat.

5. Pemerintah daerah dapat berperan dalam pengurangan emisi/ GRK melalui perencanaan strategis, pembuatan konsensus dan koordinasi, selain itu

Page 10: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

viii Rumusan Workshop

pemerintah daerah juga dapat mendorong keterlibatan publik maupun swasta dari berbagai sektor untuk concern terhadap Perubahan Iklim.

6. Upaya-upaya mitigasi perubahan iklim sudah diusulkan oleh pemerintah daerah yang mencakup sektor energi, transportasi, kehutanan dan pertanian. Untuk sektor kehutanan, usulan mitigasi berupa moratorium logging (Perda No. 3/2010 (RTRWP)), penundaan ijin penggunaan kawasan hutan pada hutan alam (Inpres No. 10 / 2011), rehabilitasi lahan seluas 63.000 ha, Pengamanan hutan dan upaya lainnya dalam mitigasi perubahan iklim.

7. Dari PSP yang dibangun di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Cadangan karbon terbesar di HKm Santong yaitu di hutan primer, diikuti hutan sekunder dan hutan terdegradasi. Untuk lokasi di KHDTK Rarung, cadangan karbon terbesar terdapat pada plot yang mewakili ekosistem ampupu dan yang terendah pada plot vegetasi campuran. Untuk PSP di lokasi hutan mangrove Jerowaru Lombok Timur karbon tertinggi terdapat pada hutan mangrove vegetasi rapat, diikuti hutan mangrove vegetasi sedang dan karbon terendah terdapat di mangrove vegetasi rusak.

8. Strategi yang diperlukan dalam rangka keberlanjutan PSP adalah menyediakan alokasi anggaran APBD bagi kegiatan monitoring PSP dan perluasan pembuatan PSP yang lebih mewakili NTB.

9. INCAS (Indonesia National Carbon Accounting System) memiliki tujuan untuk membuat informasi karbon nasional yang sesuai dengan kriteria international dan mengintegrasikan seluruh inisiatif karbon di semua unit. Modul INCAS terdiri dari empat komponen yaitu 1) Biomass Classification, 2) Land cover change analysis 2000-2009; 3) Bagaimana hutan terdegradasi (hutan primer sekunder) didasarkan pada intensitas gangguan; 4) Carbon Stock Estimation (5 carbon pool). Data yang diperlukan meliputi remote sensing data dan ground data (PSP).

10. Progres kegiatan INCAS yang sudah dilakukan yaitu meliputi wilayah Kalimantan, Sumatera dan Papua. Sementara itu, Sulawesi serta Maluku dan Jawa sudah hampir selesai. Saat ini sudah ada estimasi awal emisi dan removal di Kalimantan seperti kelas biomassa per tahun. INCAS juga bisa digunakan untuk MRV REDD+ dan mendukung Forest Monitoring System serta mendesain kuantifikasi impact perubahan lahan.

11. LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) merupakan lembaga yang mengembangkan Bank Data penginderaan jauh dengan tujuan untuk membentuk bank data penginderaan jauh nasional. Bank data berperan dalam mengumpulkan, memelihara, memutakhirkan dan mendistribusikan metadata dan penginderaan jauh wilayah Indonesia. Melalui Inpres No. 6 Tahun 2012 tentang tentang Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian, LAPAN diperintahkan

Page 11: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

ixProsiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

untuk menyediakan data satelit inderaja resolusi tinggi dengan lisensi pemerintah Indonesia.

12. Salah satu prioritas kerja LAPAN adalah Pemetaan Penutupan Lahan Hutan/Non-Hutan Tahunan dan Perubahannya. Dari hasil analisis citra dapat diketahui perubahan lahan baik clearing maupun replanting, groundcheck diperlukan untuk memastikan apakah lahan tes masih memiliki kesesuaian dengan analisis citranya. Penginderaan jauh dapat membantu untuk meletakan dimana PSP berikutnya, dan memonitoring perkembangan perubahan lahan di sekitar PSP

13. Saat ini Lapan bekerjasama dalam kegiatan INCAS yang dilaksanakan oleh IAFCP. Kegiatan INCAS meliputi:Land cover data, Climate data, Biomass and growth, Soil including peat, Land use and land management.

14. Peran LAPAN dalam INCAS, yaitu: 1) Mengumpulkan data dari tahun 90-an sampai dengan tahun 2012, 2) Mengumpulkan data resolusi tinggi sebagai pendukung, 3) Penguatan SDM (kursus ke Australia dan sebaliknya).

15. National Forest Inventory (NFI) adalah kegiatan untuk memperoleh data tentang kondisi sumber daya hutan di tingkat nasional yang mencakup perubahan penutupan lahan/penggunaan lahan. Komponen NFI meliputi Penaksiran (Pembuatan PSP dan TSP diseluruh tipe kawasan hutan), Pemantauan dan Pemetaan Sumber Daya Hutan.

16. Pengembangan Sistem Monitoring Karbon Hutan di NTB, meliputi:a. Sistem untuk memantau emisi, serapan dan sediaan/stock karbon yang berasal

dari hutanb. Mengacu pada Rencana Aksi Daerah Prov. NTBc. Dilaksanakan setiap tahun selama 2013-2021d. Memerlukan kesiapan perangkat keras, lunak dll

17. BPKH bertugas untuk memberikan dukungan data. Kepastian data dari PSP/TSP membutuhkan kemantapan kawasan hutan. Kawasan hutan yang mantap harus memenuhi syarat sebagai berikut:a. Adanya kepastian kawasan hutanb. Status kawasan yang bebas konflik jangka panjangc. Diketahui letak lokasi, luas dan kondisi penutupand. Permanen dan dibatasi oleh batas alam/buatan dll

18. Saat ini BPKH Wilayah VIII Denpasar telah melakukan Inventarisasi Biogeofisik. Inventarisasi biogeofisik bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh data dan informasi mengenai potensi, karakteristik, bentang alam, serta informasi lainnya pada suatu wilayah KPH, maka dilaksanakan kegiatan

Page 12: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

x Rumusan Workshop

inventarisasi hutan. Kegiatan tersebut dilakukan melalui survei yang merupakan salah satu kegiatan tata hutan di wilayah KPHL dan KPHP, hasil inventarisasi tersebut dapat digunakan antara lain sebagai dasar untuk pembagian blok dan petak serta untuk penyusunan rencana pengelolaan. Plot biogeofisik yang telah dibangun di Pulau Lombok yaitu dalam rangka pembangunan KPH Rinjani Timur dan di Sumbawa dalam rangka pembangunan KPH Ampang.

19. Persepsi dan pengetahuan masyarakat tentang hutan cukup baik, namun karena ada keterbatasan berupa kebutuhan ekonomi maka terjadi kontradiksi antara pemahaman dengan pengelolaan.

20. Peran masyarakat dalam monitoring karbon adalah sebagai “penguasa hutan” di NTB. Peran masyarakat menjadi kunci dalam monitoring dan evaluasi karbon dengan meneliti lahannya sendiri. Kelembagaan yang sudah eksis di masyarakat bisa dijadikan simpul dalam monitoring karbon.

Page 13: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

BAB 1

Pendahuluan

Page 14: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan
Page 15: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

3Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

1.1 Latar Belakang

Deforestasi dan degradasi hutan belakangan ini sangat erat dikaitkan dengan isu lingkungan, khususnya isu pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim. Perubahan iklim terjadi dengan proses yang panjang akibat meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) terutama karbondioksida (CO2) di atmosfer. Sekitar 20% dari seluruh emisi GRK berasal dari deforestasi dan degradasi hutan.

Hutan mengabsorpsi CO2 selama proses fotosintesis dan menyimpannya sebagai materi organik dalam biomassa tanaman. Banyaknya materi organik yang tersimpan dalam biomassa hutan per unit luas dan per unit waktu merupakan pokok dari produktivitas hutan. Produktivitas hutan merupakan gambaran kemampuan hutan dalam mengurangi emisi CO2 diatmosfir melalui akt ivitas fisiologi-nya. Pengukuran produktivitas hutan relevan dengan pengukuran biomassa. Biomassa hutan menyediakan informasi penting dalam menduga besarnya potensi penyerapan CO2 dan biomassa dalam umur tertentu yang dapat dipergunakan untuk mengestimasi produktivitas hutan (Heriansyah,2005).

Pengukuran stok karbon dapat dilakukan melalui pengukuran langsung di lapangan dan/atau memanfaatkan teknologi penginderaan jauh. Untuk memperoleh data stok karbon dan perubahannya dengan pengukuran langsung di lapangan, maka perlu dibangun Petak Ukur Permanen/Permanent Sampling Plot (PSP) yang dapat merepresentasikan dinamika pertumbuhan biomasa dari berbagai penggunaan lahan khususnya hutan.

Informasi mengenai karbon hutan menjadi penting dalam kegiatan REDD+. Hal tersebut terkait dengan salah satu persyaratan dalam mekanisme perdagangan karbon dalam REDD+ untuk menghitung potensi karbon secara Measureable, Reportable danVerifiable (MRV) yang comparable, koheren, lengkap dan akurat. Untuk menanggapi hal tersebut maka diperlukan suatu sistem atau mekanisme pengelolaan karbon hutan secara berkelanjutan.

Pada tahun 2012, Indonesia melalui Kementerian Kehutanan bekerjasama dengan Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) telah membangun sejumlah PSP di 5 (lima) lokasi kegiatan FCPF, yaitu di Propinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara dan Maluku. Pengukuran biomassa dan karbon hutan yang mencakup 5 pool karbon telah dilaksanakan di kelima lokasi tersebut. Tantangan berikutnya adalah bagaimana pengelolaan PSP yang telah menjadi aset daerah tersebut dapat dilakukan secara berkelanjutan di masa depan, dengan atau tanpa dana bantuan dari FCPF. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana menyelaraskan semua data hasil pengukuran biomassa dan karbon hutan di tingkat Propinsi dalam suatu sistem yang terkomputerisasi agar dapat dimonitor dan di-update secara berkala.

Page 16: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

4 Pendahuluan

Untuk itu diperlukan suatu lokakarya yang melibatkan stakeholder di daerah untuk membahas strategi monitoring PSP secara berkelanjutan serta untuk merancang blue print usulan sistem dan mekanisme monitoring PSP dan karbon hutan di tingkat Propinsi.

1.2 Tujuan Workshop

Tujuan lokakarya ini adalah untuk (1) merumuskan strategi pengelolaan PSP secara berkelanjutan, (2) merancang blue print sistem monitoring karbon hutan, (3) merumuskan pengintegrasian data Sistem Pemantauan Hutan Nasional (NFMS) dengan Sistem Monitoring Karbon Hutan tingkat propinsi yang akan dibangun, (4) menyamakan persepsi tentang peran dan tanggungjawab para pihak di tingkat provinsi dalam pemantauan karbon hutan dan (5) memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan terkait pengelolaan PSP dan pemantauan karbon hutan tingkat propinsi.

1.3 Hasil yang Diharapkan

Tersusunnya strategi pengelolaan PSP berkelanjutan, terancangnya blue print sistem monitoring karbon hutan, terintegrasinya data Sistem Pemantauan Hutan Nasional (NFMS) dengan Sistem Monitoring Karbon Hutan tingkat propinsi yang akan dibangun, terciptanya persamaan persepsi tentang peran dan tanggung jawab para pihak di tingkat propinsi dalam pemantauan karbon hutan dan adanya masukan untuk pengembangan kebijakan terkait pengelolaan PSP dan pemantauan karbon hutan tingkat propinsi.

1.4 Pembicara dan Tema

1.4.1 Sesi Pertama

1. Strategi dan Kebijakan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk Mencapai Target Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) oleh Ir. Akhmad Makchul, M.Si

2. Lesson Learned dari Pembangunan PSP Untuk Monitoring Karbon Hutan Pada Kegiatan FCPF Tahun 2012 oleh Virni Budi Arifanti, S.Hut, M.Sc

3. Program dan Kebijakan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Untuk Mencapai Target Penurunan Emisi (Pengalaman Pembangunan Plot Sample Permanent/PSP) oleh Ir. Andi Pramaria, M.Si

Page 17: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

5Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

4. Data dan Informasi Penginderaan Jauh Untuk Mendukung Sistem Perhitungan Karbon Nasional oleh Ir. Rubini Jusuf, M.Si dan Sukentyas Estuti Siwi, M.Si.

1.4.2 Sesi Kedua

1. Integrasi NFI Ke Dalam Sistem Monitoring Karbon Hutan yang Akan Dibangun DiProvinsi Nusa Tenggara Barat oleh Ir. Iman Santosa, M.Sc

2. Potensi Aplikasi INCAS sebagai Sistem Monitoring Karbon Hutan oleh Dr. Haruni Krisnawati

3. Dukungan Data Kegiatan untuk Menyusun Strategi Monitoring PSP oleh I Gusti Rakha Wisnu

4. Peran Masyarakat dalam Monitoring Karbon oleh Dr. Markum

1.5 Penyelenggaraan Workshop

Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan PSP di Propinsi Nusa Tenggara Barat ini di ikuti oleh peserta yang berasal dari unsur pemerintah, swasta, LSM dan perguruan tinggi. Pada acara ini narasumber-narasumber yang mempresentasikan makalahnya adalah: Dr. Ir. Kirsfianti L . Ginoga (Kapuspijak Kementerian Kehutanan), Ir. Abdul Hakim, MM (Kadishut Propinsi Nusa Tenggara Barat), Ir. Akhmad Makchul, MSi (BAPPEDA Propinsi Nusa Tenggara Barat), Virni Budi Arifanti, S.Hut, M.Sc (Peneliti pada Puspijak Kementerian Kehutanan), Ir. Andi Pramaria, M.Si (Dishut Propinsi Nusa Tenggara Barat), Ir. Rubini Jusuf, M.Si dan Sukentyas Estuti Siwi, M.Si (LAPAN), Ir. Iman Santosa, M.Sc (Ditjen Planologi Kementerian Kehutanan), Dr. Haruni Krisnawati (Forda/IAFCP), BPKH Wil VIII Denpasar, Dr. Markum (Transform). Moderator sesi pertama pada workshop ini yaitu Ir. Achmad Pribadi, M.Sc sedangkan pada sesi kedua yaitu Ir. Andi Pramaria, M.Si

1.6 Sambutan-sambutan

1.6.1 Sambutan Kepala Dinas Kehutanan provinsi NTB

Yth Ibu Kepala Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan,Yth Bapak-Bapak Kepala Bappeda Kabupaten/Kota Se Pulau Lombok,Yth Bapak-Bapak Kepala Dinas yang Menangani Urusan Kehutanan Kabupaten,Bapak Kepala Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kehutanan yang Mempunyai Wilayah Kerja di NTB,

Page 18: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

6 Pendahuluan

Rekan-Rekan LSM, Dan Masyarakat Pengelola HKm, sertaBapak Dan Ibu, hadirin sekalian,

Ass. Wr. Wb,

Pertama tama perkenankan saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan yang telah memfasilitasi lokakarya “Strategi Monitoring PSP untuk Perhitungan Karbon di Pulau Lombok”, sekaligus permohonan maaf, jika ternyata dalam penyelenggaraan kegiatan terdapat beberapa kekurangan.

Hadirin sekalian,

Luas kawasan hutan Provinsi Nusa Tenggara Barat berdasarkan hasil tata batas tercatat ±1.070.000 ha atau mencapai 53% dari luas wilayah daratan NTB. Kawasan hutan tersebut, kaya akan keanekaragaman hayati dan karbon. Karbon yang tersimpan di hutan memainkan peran penting dalam mitigasi perubahan iklim. Deforestasi dan degradasi hutan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perubahan iklim global, sementara konservasi karbon dan peningkatan stok karbon melalui penanaman, akan mempertahankan dan meningkatkan stok karbon, serta menekan emisi gas rumah kaca terutama CO2 di atmosfer.

Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) telah mengembangkan mekanisme karbon terkait untuk pasar wajib. Setelah konsep AR-CDM yang dianggap kurang berhasil, mekanisme saat ini yang sedang dikembangkan adalah menyertakan REDD (pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi) sebagai mekanisme karbon terkait penanganan pemanasan global. REDD awalnya difokuskan pada pencegahan deforestasi dan degradasi, tetapi kemudian juga termasuk konservasi hutan, pengelolaan hutan lestari dan peningkatan cadangan karbon sebagai REDD+. REDD+ adalah mekanisme dimana pengurangan emisi yang sebenarnya harus dicapai, sehingga negara diminta untuk mengkuantifikasi penurunan REDD+. Oleh karena itu, merupakan prioritas utama bagi negara-negara untuk membangun sistem monitoring perubahan kondisi hutan atau penurunan emisi yang terpercaya dan transparan. Salah satu elemen kunci untuk pelaksanaan REDD+ adalah pengembangan sistem yang transparan, lengkap dan akurat untuk pengukuran, pelaporan dan verifikasi (MRV). Sistem ini adalah jaminan bahwa suatu negara secara efektif akan memenuhi komitmen mitigasi masing-masing. Prinsip MRV harus diterapkan untuk estimasi pengurangan emisi dalam pelaksanaan REDD+, yang didekati dari tingkat nasional dengan implementasi di tingkat sub-nasional.

Page 19: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

7Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Hadirin sekalian,

Sampai 2012, REDD+ masih dalam fase persiapan. Selama fase ini indonesia telah menunjukkan kemajuan untuk pengembangan mekanisme REDD+. Beberapa inisiatif telah dilaksanakan untuk mendukung REDD+ termasuk pengembangan kegiatan percontohan (Demonstration Activity/DA) dan penandatanganan Letter of Intent (LOI) antara pemerintah RI dan Pemerintah Norwegia. Indonesia juga telah membuat komitmen untuk mengurangi emisi sebesar 26% dari BAU (businnes as usual) pada tahun 2020, termasuk kontribusi dari mekanisme REDD+. Di bawah koordinasi UKP4 (Unit Kerja Pembantu Presiden untuk Pengawasan Pembangunan), Indonesia masih dalam proses pengembangan sistem MRV untuk tingkat nasional.

Melalui kerjasama dengan PUSPIJAK, pada tahun 2012 telah dibangun 33 plot sample permanent yang tersebar di tiga lokasi di Pulau Lombok yaitu di Santong sebanyak 9 plot, KHDTK Rarung 15 plot, dan di Jerowaru di lokasi Mangrove 9 plot. Pengukuran biomasa dan karbon hutan yang mencakup 5 pool karbon telah dilaksanakan di ketiga lokasi tersebut. Tantangan berikutnya adalah bagaimana pengelolaan PSP yang telah menjadi aset daerah tersebut dapat dilakukan secara berkelanjutan di masa depan, dan bagaimana menyelaraskan semua data hasil pengukuran biomasa dan karbon hutan di tingkat provinsi dalam suatu sistem yang terkomputerisasi agar dapat dimonitor dan di-up date secara berkala.

Untuk itu maka diselenggarakan lokakarya ini yang bertujuan untuk merumuskan strategi pengelolaan PSP secara berkelanjutan, merancang sistem monitoring karbon hutan, merumuskan pengintegrasian data sistem pemantauan hutan nasional (NFMS) dengan sistem monitoring karbon hutan tingkat provinsi yang akan dibangun, menyamakan persepsi tentang peran dan tanggungjawab para pihak di tingkat provinsi dalam pemantauan karbon hutan, memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan terkait pengelolaan PSP dan pemantauan karbon hutan tingkat provinsi.

Hadirin sekalian,

Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Perda Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menuangkan kebijakan moratorium logging dengan pembatasan produksi hasil hutan kayu yang berasal dari hutan alam. Produksi hasil hutan kayu hanya dimungkinkan dari kegiatan penanaman. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong upaya-upaya rehabilitasi, restorasi dan konservasi sehingga akan meningkatkan carbon stock.

Pada dasarnya telah banyak upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan penyimpanan karbon, seperti upaya reboisasi, pembangunan Hkm, pembangunan HTR, pembangunan HTI, upaya restorasi hutan, dan lain-lain.

Page 20: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

8 Pendahuluan

Di sisi lain kita juga telah berupaya untuk menahan laju degradasi dan deforestasi hutan dan lahan melalui pengamanan hutan, penyuluhan, penyadaran masyarakat, dan lain-lain. Permasalahannya adalah kita belum mempunyai kemampuan untuk menghitung carbon stock serta peningkatan carbon yang berasal dari kegiatan rehabilitasi, restorasi dan konservasi.

Berkenaan dengan hal-hal tersebut, maka melalui lokakarya Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sample Permanent ini, diharapkan mampu meningkatkan pemahaman sekaligus memfasilitasi dalam perhitungan karbon yang berkelanjutan, sehingga dapat dimonitor carbon stock setiap tahun dan selanjutnya diketahui perubahan kondisi karbon di wilayah NTB.

Akhirnya, sekali lagi saya sampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Kapuspijak serta seluruh jajaran Kementerian Kehutanan yang telah memfasilitasi pertemuan ini. Semoga dapat bermanfaat.

Demikian, terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

KEPALA DINAS KEHUTANAN PROV. NTB,

Ir. ABDUL HAKIM, MM

1.6.2 Sambutan Kapuspijak

Yth Bapak Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTB,

Yth Bapak-Bapak Kepala Bappeda Kabupaten/Kota Se Pulau Lombok,

Yth Bapak-Bapak Kepala Dinas yang Menangani Urusan Kehutanan Kabupaten,

Bapak Kepala Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kehutanan yang Mempunyai Wilayah Kerja di NTB,

Rekan-Rekan LSM, dan Masyarakat Pengelola HKm, serta

Bapak dan Ibu, hadirin sekalian,

Ass. Wr. Wb,

Pertama tama perkenankan saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTB yang telah memberikan ijin kami untuk mengadakan

Page 21: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

9Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

lokakarya “Strategi Monitoring dan Pelaporan PSP di Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat”, sekaligus permohonan maaf, jika ternyata dalam penyelenggaraan kegiatan terdapat beberapa kekurangan.

Hadirin sekalian,

Lokakarya Monitoring Dan Pelaporan Permanen Sampel Plot Di Propinsi NTB dilaksanakan untuk mendukung visi Kementerian Kehutanan Tahun 2011-2014 dalam penyelenggaraan pembangunan hutan yang lestari untuk kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan. Dalam mencapai tujuan tersebut, telah dibuat 6 kebijakan prioritas (2011-2014) yang tertuang dalam Permenhut No. P.57/Menhut-II/2011 Tentang Rencana Kerja Kementerian Kehutanan Tahun 2012. Visi ini sejalan dengan tujuan kegiatan REDD+ di Indonesia yaitu Hutan lestari masyarakat sejahtera berkelanjutan. Untuk mencapai visi tersebut, Kementerian Kehutanan sudah membuat 6 (enam) kebijakan prioritas terkait pembangunan kehutanan dan kaitannya dengan REDD+ di Indonesia. Ke-6 kebijakan tersebut adalah:1. Pemantapan kawasan hutan. Kaitan program ini dengan REDD+ adalah

semakin mantap kawasan hutan baik dari aspek informasi geospasial dan tematik kehutanan, ijin pinjam pakai kawasan hutan, rencana makro perlindungan dan konservasi SDA, tata batas, penunjukkan kawasan hutan provinsi serta penetapan wilayah KPH, maka semakin mudah untuk dilakukan pemantauan dan resiko yang rendah dalam melaksanakan kegiatan REDD+.

2. Rehabilitasi hutan dan peningkatan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS). Kaitan program ini dengan REDD+ adalah dengan dilaksanakannya program ini, diharapkan adanya peningkatan serapan dan simpanan karbon untuk mendukung kegiatan REDD+.

3. Pengamanan hutan dan pengendalian kebakaran hutan. Kaitan program ini dengan REDD+ adalah dengan terjaminnya keamanan hutan dari kegiatan perambahan dan illegal logging serta kebakaran hutan, diharapkan akan terjadi penurunan emisi dari terjaganya hutan.

4. Konservasi keanekaragaman hayati/biodiversity. Kaitan program ini dengan REDD+ adalah keanekaragaman hayati merupakan penyangga ketahanan ekologis dan penggerak ekonomi riil sehingga dapat berperan dalam meningkatkan simpanan karbon, terjaganya flora dan fauna dari kepunahan (menjaga keseimbangan ekosistem) dan meningkatkan nilai jasa lingkungan.

5. Revitalisasi pemanfaatan hutan dan industri kehutanan. Kaitan program ini dengan REDD+ adalah hasil ekonomi dari pemanfaatan hutan, demand kayu dan perijinan usaha pemanfaatan hutan.

Page 22: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

10 Pendahuluan

6. Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan. Kaitan program ini dengan REDD+ adalah meningkatkan produktivitas lahan dengan melibatkan masyarakat sekitar hutan sebagai tenaga kerja.

Hadirin sekalian,

Tantangan bagi REDD+ merupakan tantangan bagi pembangunan kehutanan Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya. Pemanasan global bukan hanya masalah lokal, namun juga masalah global. Indonesia terus berupaya dalam mengatasi masalah perubahan iklim yang ditandai dengan meratifikasi UNFCCC dan Kyoto Protokol. Beberapa instansi/ lembaga baik pemerintah maupun swasta pada tingkat internasional sudah menyusun dan melakukan berbagai penelitian maupun kajian dalam rangka implementasi REDD+. Beberapa Lembaga/ instansi tersebut diantaranya: CIFOR, WRI, Down To Earth, dan Puspijak (Kementerian Kehutanan). Kajian mengenai REDD+ dari masing-masing Lembaga/ instansi tersebut adalah:1. CIFOR (2009), mengkaji tentang teknologi, pembayaran, akuntabilitas dan

pendanaan dari kegiatan REDD+2. WRI (2010), mengkaji tentang Real/Emission additionality, leakage, permanent/

temporary, MRV dari kegiatan REDD+3. Down to Earth (2010), mengkaji tentang politik, konservasi vs masyarakat, hak,

konflik dan keadilan, korupsi dari kegiatan REDD+4. Puspijak (2010), mengkaji tentang status lahan, kapasitas lokal (Pemerintah dan

Masyarakat), distribusi manfaat, dan kelembagaan dari kegiatan REDD+.Keputusan COP-16 Tentang REDD+adalah berupa perangkat implementasi REDD+ yang dielaborasi pada COP-17.

Kegiatan awal dalam menyusun perangkat tersebut adalah perlu diketahui lebih dahulu National Forest Reference Level (NFRL)/National Forest Reference Emission Level (NFREL) yang merupakan penyatuan dari FRL/FREL dari setiap daerah (Sub-national level/ Demonstrastion Activities/DA).

Dasar penilaian kegiatan REDD+ yang kredibel dan transparan adalah dengan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaporan REDD+. Hal tersebut perlu memperhatikan bagaimana pengalihan emisi ditangani dan perlu adanya pengintegrasian sistem monitoring di level sub-nasional ke sistem monitoring hutan nasional.

Page 23: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

11Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tahap selanjutnya adalah dengan membuat rancangan Strategi Aksi Nasional (STRANAS)/ National Action Plan (NAP). Tahap berikutnya yang juga merupakan mandat dalam COP 16 adalah pembangunan Sistem Informasi Safeguards. Safeguard yang dilaksanakan dapat melalui penerapan hukum adat dan penyuluhan agar masyarakat terjamin kesejahteraannya. Tahap terakhir dalam penyusunan perangkat ini adalah mekanisme pembayaran/payment mechanism yaitu pendanaan berkelanjutan untuk pembiayaan/investasi dan mekanisme distribusi pembayaran REDD+, dimana perlu dipastikan siapa saja yang menikmati manfaat dari REDD+. Secara keseluruhan, perangkat ini harus didukung dengan efektivitas kebijakan dan kelembagaan, penegakan aturan, pembangunan sistem insentif, sistem pengaman dan efisiensi sistem administrasi.

Hadirin sekalian,

Peta kebijakan yang mendukung kegiatan REDD+ berupa kebijakan kehutanan dan non kehutanan. Berbagai lembaga dan kebijakan sudah dibentuk untuk mendukung komitmen pengurangan emisi meskipun kita sebagai negara berkembang bukan merupakan kontributor emisi terbesar. Perangkat hukum yang tersedia dalam upaya mendukung kegiatan REDD+ di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.

KE MENT ER IA N KE HU T ANANPeta Kebijakanè Kehutanan dan Non Kehutanan

Permenhut No. 68 ttg DA

Permenhut No. 30/20 09

(REDD+)dan36/2009 (panrap

karbon)

Perpres61/2011 NAP

Fase 1

Permenhut No. 14 /2004 ttg AR

CDM

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

DNPI:Inpres 46/2008 Perpres

71/2011 Inventarisasi

Inpres10/2011

Kepres 19,Kepres 25/2011 Kepres 5/2013è Satgas REDD+

Fase 2

Permenhut No. 10/2010 dan51/2010 ttgKebijakanPrioritasdan Renstra Kmnhut

Perpres32/2011

MP3EI

Fase 3

Permenhut No. 20/2012 ttg

PenyelenggaraanKarbon Hutan

Bagaimana konkretnya pada 2014? Perlu sinergi semua sumber daya dan energi, nasional maupun sub nasional.

Page 24: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

12 Pendahuluan

Saat ini telah dibentuk beberapa strategi nasional REDD+ yang dibentuk oleh Satgas REDD+, dimana strategi ini menganalisis gap dan usulan tindak lanjut untuk mengatasi gap tersebut. Gap dan Usulan tindak lanjut tersebut tersaji pada Tabel 1 berikut.

No Gap Usulan Tindak Lanjut

1 Institutions/Instrument • LembagaREDD+• InstrumenPendanaan• LembagaMRV

2 Penguatan Kebijakan danPeraturan

• ReformRTR• Reformtenurial• Managemenhutandangambut• MonitoringdanPenguatanHutan• Moratorium2tahun

3 ProgramStrategis • Manajemenlanskapberkelanjutan• ImpleEkonbdskMansberdayaberkl• KonservasidanRehabilitasi

4 ParadigmadanBudaya • Penguatanhutandantatakelolalahan• Kampanyenasional:“Selamatkanhutanindonesia”• Pengembanganinsentif

5 PartisipasiMasyarakat • InteraksidanStrategiutkStakeholderPartisipasi• ImplementasiPadiatapa• KerangkaSafeguardsdanSistemInformasi• BenefitSharing

Peran lokakarya PSP ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada: bagaimana metode monitoring, bagaimana persepsi dari para pihak, apa dukungan monitoring emisi/ serapan karbon dalam mendukung RAD dan SRAP. Dengan kata lain peran lokakarya PSP ini diharapkan dapat mengisi celah berupa dukungan (kebijakan/teknologi/kapasitas) yang diperlukan untuk implementasi REDD+ dalam waktu dekat.

Page 25: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

13Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

BAB 2

Strategi Monitoring PSP untuk Mencapai Target

RAD dan SRAP Provinsi

Page 26: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan
Page 27: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

15Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

2.1 Strategi dan Kebijakan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk Mencapai Target Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

Oleh: Ir. Akhmad Makchul, M.Si (Kabid Tata Ruang dan Rencana Bappeda Provinsi NTB)

RAD merupakan turunan dari RAN Penurunan GRK. NTB sudah menindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur No.51/2013. Ada tiga dokumen perencanaan yang merupakan turunan rencana nasional:1. RPJP 2005-2025: mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah yang didukung

kelestarian dan keberlanjutan lingkungan2. RPJMD 2009-2013: menumbuhkan ekonomi berbasis sumber daya alam dan

lingkungan hidup3. RTRW Provinsi NTB: NTB sebagai pusat agribisnis dan pariwisata (yang bisa

berhasil bila pengelolaan ekologi berhasil dengan baik) mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan

NTB sudah memiliki PERDA tentang tata ruang yang berfokus pada dua sektor unggulan yaitu agrobisnis dan pariwisata. Hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan pusat pengembangan agrobisnis, kawasan pengembangan pariwisata, pusat pengembangan kelautan dan perikanan.

Untuk pembangunan daerah berbasis SDA berkelanjutan, diwujudkan dengan program pembangunan daerah NTB berbasis SDA berkelanjutan tahun 2009-2013 seperti:1. Gerakan NTB hijau dengan sasaran tidak menambah luas lahan kritis di provinsi

NTB. Penutupan lahan kritis meningkat 315.000 ha melalui HTR, HKm, yang diharapkan meningkatkan produk hutan dan jasa lingkungan.

2. Gerakan ruang hijau dengan sasaran memperbesar ruang terbuka hijau.3. Gerakan kawasan PERMATA (Perlindungan Mata Air) pada tahun 1987 sekitar

70-an, tahun 2008 menjadi 178.4. Memantapkan program “Desa Mandiri Pangan”5. Pengembangan “Desa Mandiri Energi”6. Pencanangan NTB sebagai “Provinsi Bumi Sejuta Sapi”7. Meluncurkan “Pasar Tani”8. Revitalisasi Penyuluh pertanian, kehutanan, peternakan, perkebunan dan

perikanan.

Page 28: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

Pemerintah daerah dapat berperan dalam pengurangan emisi/GRK melalui perencanan strategis, pembuatan konsesus dan koordinasi. Pemda dapat mendorong keterlibatan publik, swasta untuk konsen terhadap Perubahan Iklim

Sumber emisi di NTB per sektor adalah sebagai berikut:1. Sektor pertanian (gas metan karbon dioksida dll), 2. Sektor kehutanan (lahan kritis, kebakaran hutan, ladang berpindah, alih fungsi

lahan), 3. Sektor energi (emisi gas buang kendaraan bermotor, kebakaran hutan dll),

tranportasi (pembakaran bahan bakar fosil), sektor industri dan limbahUntuk mengatasi hal tersebut, disampaikan usulan mitigasi di bawah ini yang mencakup sektor energi, transportasi, kehutanan dan pertanian.

2.1.1 Sektor Energi

1. Program kemitraan konservasi energi2. Efisiensi peralatan rumah tangga3. Penyediaan dan pengelolaan energi baru dan terbarukan dan konservasi energi4. Pemanfaatan kotoran ternak menjadi energi5. Pengalihan minyak tanah ke energi dan lain-lain

2.1.2 Sektor Transportasi

1. Peremajaan angkutan umum2. Penerapan manajemen parkir3. Pengadaan sistem BRT/Semi BRT4. Car free day5. Membangun non motorized transport dan lain-lain

2.1.3 Sektor Kehutanan

1. Moratorium logging2. Penundaan ijin penggunaan kawasan hutan pada hutan alam3. Rehabilitasi seluas 63 000 ha4. Pengamanan hutan dan lain-lain

2.1.4 Sektor Pertanian: Penggunaan Lahan dengan Sedikit Air dan lain-lain

Strategi implementasi untuk mewujudkan hal tersebut adalah:

Page 29: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

17Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

1. Memetakan lembaga yang dimiliki oleh Provinsi NTB2. Identifikasi sumber pendanaan yang mungkin3. Jadwal implementasi masing-masing usulan aksi4. Strategi sosialisasi aksi mitigasiYang sekarang dilakukan adalah sosialisasi RAD ke kabupaten dan kota sehingga dalam monev bisa dilihat masing-masing kabupaten harus mengurangi emisi.

2.2 Lesson Learned dari Pembangunan PSP untuk Monitoring Karbon Hutan pada Kegiatan FCPF Tahun 2012

Oleh: Virni Budi Arifanti, S.Hut, M.Sc

Pemanasan global yang disebabkan oleh peningkatan GRK 60% emisi di Indonesia disebabkan oleh perubahan lahan dan kebakaran gambut. Perpres No. 61/2011 tentang RAN-GRK mengamanatkan Pemerintah Provinsi untuk menyusun RAD GRK. Hampir semua provinsi sudah selesai menyusun RAD GRK. Dalam rangka mendukung pelaksanaan REDD+, perhitungan cadangan karbon harus memiliki akurasi yang dapat diterima termasuk oleh dunia internasional.

Puspijak mendapat dana dari FCPF untuk mendukung pembangunan kesiapan REDD+ di Indonesia. Dalam kerangka ini jarus dapat diketahui berapa cadangan karbon hutan, untuk itu telah dibangun PSP dalam rangka menghitung cadangan karbon. Telah dibangun beberapa PSP di berbagai tipe hutan di Indonesia dan akan dibangun data base cadangan karbon dari berbagai tipe hutan.

Tujuan pembangunan PSP yang dilakukan oleh FCPF-Puspijak tahun 2012 adalah:1. Membangun PSP di berbagai tipe hutan di tingkat provinsi2. Membangun database cadangan karbon untuk setiap tipe hutan di tingkat

provinsi3. Melakukan monitoring cadangan karbon hutan di tingkat provinsiOutput dari kegiatan pembangunan PSP ini adalah:1. Terbangunnya PSP untuk monitoring cadangan karbon di tingkat provinsi2. Tersedianya database pertumbuhan pohon pada berbagai tipe hutan3. Tersedianya database cadangan biomasa dan karbon di 5 carbon pools (AGB, BGB,

serasah, nekromas, tanah) di tingkat provinsi

Page 30: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

18 Strategi Monitoring PSP untuk Mencapai Target RAD dan SRAP Provinsi

Terdapat 5 kriteria dalam pemilihan lokasi PSP, yaitu: aman, aksesibilitas, keterwakilan, keberlanjutan, status kawasan.

Pada tahun 2012, FCPF-Puspijak telah melaksanakan pembangunan PSP di lima provinsi dengan berbagai tipe hutan. Kelima provinsi tersebut diantaranya sebagai berikut:1. Provinsi Sumatera Barat telah membuat 15 PSP yang mewakili tipe hutan

sekunder, agroforestry dan semak belukar.2. Provinsi Sumatera Selatan telah membuat 12 PSP yang mewakili hutan alam

primer, sekunder, hutan rakyat dan hutan gambut sekunder.3. Provinsi Sulawesi Utara telah membuat 22 PSP yang mewakili hutan pantai,

hutan dataran tinggi, hutan dataran rendah dan hutan lumut.4. Provinsi Nusa Tenggara Barat telah membuat 22 PSP yang mewakili hutan

pantai, hutan dataran tinggi, hutan dataran rendah dan hutan lumut. 5. Provinsi Maluku telah membuat 12 PSP yang mewakili hutan alam primer dan

sekunder. Metode pelaksanaan pembangunan PSP yaitu: 1) Stratifikasi lapangan, 2) Pembangunan PSP, 3) Pengukuran biomasa pada 5 karbon pool (permukaan atas tanah, permukaan bawah tanah, serasah dan tumbuhan bawah, tanah, dan kayu mati/nekromas).

Monitoring PSP akan dilaksanakan dari DIPA Puspijak 2013, tahun berikutnya dapat dilaksanakan oleh daerah. Paska 2014 siapa yang mendanani dan siapa yang menglelola pasca 2014.

Cadangan karbon di Nusa Tenggara Barat. Cadangan karbon terbesar di HKm Santong yaitu di hutan primer, diikuti hutan sekunder dan hutan terdegradasi. Untuk lokasi di KHDTK Rarung, cadangan karbon terbesar terdapat pada plot yang mewakili ekosistem ampupu dan yang terendah pada plot vegetasi campuran. Untuk PSP di lokasi hutan mangrove Jerowaru, Lombok Timur karbon tertinggi terdapat pada hutan mangrove vegetasi rapat, diikuti hutan mangrove vegetasi sedang dan karbon terendah terdapat di mangrove vegetasi rusak.

Cadangan karbon di Ambon. Cadangan karbon terbesar yaitu di hutan primer Pulau Ambon sebesar 445 ton C/ha dan karbon terendah di hutan sekunder Pulau Seram.

Cadangan karbon di Sumatera Selatan. Hasil perhitungan yang dilaporkan belum selesai dan masih merupakan hasil dalam bentuk berat basah biomasa. Masih perlu menyelesaikan perhitungan biomasa kering dan cadangan karbon dari kelima pool karbon.

Page 31: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

19Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Monitoring PSP atau pengukuran ulang di tahun 2013 akan dilaksanakan dengan sumber pendanaan dari DIPA Puspijak tahun 2013. Untuk tahun-tahun berikutnya monitoring PSP diharapkan dapat dilaksanakan oleh pihak terkait dengan pengukuran karbon hutan (Balai Penelitian Kehutanan, Dinas Kehutanan, BPKH, dll.) Untuk itulah besok kita akan melakukan FGD pasca 2014, akan sayang sekali jika PSP tidak dilakukan pengukuran ulang.

Monitoring dan pelaporan PSP pasca FCPF (2015) dilakukan setiap 3 tahun sekali. Laporan hasil monitoring PSP diserahkan kepada para pihak terkait dan Puspijak.

Kita banyak mendapat saran untuk melakukan pelatihan tentang pengukuran biomasa hutan di tingkat masyarakat, perlu dilakukan monitoring cadangan karbon hutan secara periodik dan perlu melibatkan pengelola kawasan dan masyarakat sekitarnya.

2.3 Program dan Kebijakan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk Mencapai Target Penurunan Emisi (Pengalaman Pembangunan Plot Sample Permanent/PSP)

Oleh: Ir. Andi Pramaria, M.Si

Ada beberapa kesepakatan tingkat internasional terkait dengan komitmen penurunan emisi. Indonesia sepakat untuk menurunkan emisinya sebesar 26% dengan usaha sendiri dan 41% jika ada bantuan internasional. Untuk menjaga komitmen tersebut dibuatlah RAN (Perpres No. 61/2011). Di Provinsi Nusa Tenggara Barat ditindaklanjuti dengan dibuatnya RAD (ditetapkan dengan Keputusan Gubernur No. 51/2012). Oleh karenanya RAD GRK perlu didukung oleh semua pihak

Sumber emisi di sektor kehutanan: kebakaran hutan, penebangan pohon, perubahan penggunaaan kawasan hutan.1. Besaran emisi sektor kehutanan 14,89 juta ton CO2/tahun.2. Baseline emisi 2011 14892550 emisi CO2 per tahun.3. Skenario penurunan: mengembalikan 30% hutan lahan kering sekunder dan

penggunaan lain menjadi hutan lahan kering primer; 4. 225 sekitr 5jutaan CO25. Skenario kebijakan: moratorium logging, penundaan izin baruImplementasi untuk mengurangi emisi di Provinsi Nusa Tenggara Barat:1. Moratorium logging tertuang dalam Perda No. 3/2010 (RTRWP).

Page 32: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

20 Strategi Monitoring PSP untuk Mencapai Target RAD dan SRAP Provinsi

2. Penundaan izin penggunaan kawasan hutan alam (Inpres No. 10 / 2011)3. Mempertahankan luas kawasan hutan (Perda No. 1 / 2010) 4. Penurunan kebakaran hutan.Permasalahan dan solusi:1. Kebijakan masih bersifat temporary belum bersifat permanen (RPJMD,INPRE,

RTRW, dll)2. Kebijakan dan program belum bersifat pengarusutamaan penurunan emisi GRK3. Perubahan kondisi hutan primer dan hutan sekunder ke penggunaan lain akibat

gangguan keamanan hutan, masih berlangsung karena kebutuhan lahan dan kebutuhan kayu, sementara kemampuan masih terbatas (dana, SDM).

Implementasi pengukuran karbon di HKm Santong. Luas Hkm Santong ijinnya 700 ha tetapi kenyataannnya 1056 ha. Luas hutan mangrove di Jerowaru 75.98 ha. Cadangan karbon pada hutan mangrove rapat sebesar 2888,9 ton.

Masukan yang diperoleh selama pembangunan PSP adalah:1. Diperlukan pengukuran stok karbon secara time series untuk melihat perubahan,2. Penambahan PSP pada kawasan lainnya untuk akurasi data, 3. Intervensi kebijakan yang lebih kuat dalam rangka penurunan emisi GRK guna

menjaga komitmenStrategi keberlanjutan yang diperlukan adalah menyediakan alokasi anggaran APBD bagi kegiatan monitoring PSP dan perluasan pembuatan PSP yang lebih mewakili NTB

2.4 Data dan Informasi Penginderaan Jauh untuk Mendukung Sistem Perhitungan Karbon Nasional

Oleh: Ir. Rubini Jusuf, M.Si dan Sukentyas Estuti Siwi, M.Si.

Pengembangan Bank Data Penginderaan Jauh bertujuan untuk membentuk bank data penginderaan jauh nasional. Bank data berperan dalam mengumpulkan, memelihara, memutakhirkan dan mendistribusikan meta data dan penginderaan jauh wilayah Indonesia.

LAPAN dapat menyediakan data satelit dari resolusi rendah sampai dengan tinggi (di bawah 4 meter), menyediakan informasi mengenai kualitas data dalam bentuk meta data/riwayat data, memberi supervisi terkait penginderaan jauh, dan memberi masukan kepada pemerintah mengenai pengadaan, pengelolaan terkait penginderaan jauh.

Page 33: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

21Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Inpres No. 6 tahun 2012: tentang penyediaan, penggunaan, pengendalian. Inpres ini memerintahkan kepada LAPAN menyediakan data satelit inderaja resolusi tinggi dengan lisensi Pemerintah Indonesia.

Data yang diterima di Stasiun Bumi Pare-Pare dan Jakarta sudah sejak tahun 80-an dan sudah dapat mengakuisisi data dari beberapa satelit penginderaan jauh. Saat ini dengan tiga stasiun bumi (Rumpin, Jakarta dan Pare-pare) dapat dicover seluruh wilayah Indonesia.

Saat ini Lapan bekerjasama dalam kegiatan INCAS yang dilaksanakan oleh IAFCP.

Kegiatan INCAS meliputi: land cover data, climate data, biomass and growth, soil including peat, land use and land management.

Peran LAPAN dalam INCAS:1. Mengumpulkan data dari tahun 90-an sd. 20122. Mengumpulkan data resolusi tinggi sebagai pendukung3. Penguatan SDM (kursus ke Asutralia dan sebaliknya)Kelompok kerja dalam INCAS, dimulai sejak tahun 2012. Ada dua working group dalam kegiatan ini, yaitu1) remote sensing dan 2) perubahan penutupan lahan.

Untuk land cover change diambil data dari landsat (yang telah diseleksi) dengan beberapa langkah:1. Scene selection2. Ortho-rectification & terrain illmunitaion correction3. Cloud masking and mosaicing4. Tresholding to map

2.4.1 Pengumpulan Data

Pemetaan land cover change dengan memperhatikan hal-hal berikut:1. Wall-to-wall coverage (forest and non-forest estate)2. Perubahan penutup lahan tahunan (to produce accurate change products at 25 m for

Indonesia)3. Ketersediaan data yang kontinyu terkait dengan konsistensi time-series4. Verifiable and transparent5. Konsistensi dalam penggunaan istilah-istilah kehutanan atau metodologi Prioritas kerja LAPAN adalah Pemetaan Penutupan Lahan Hutan/Non-Hutan Tahunan dan Perubahannya, diantaranya:

Page 34: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

22 Strategi Monitoring PSP untuk Mencapai Target RAD dan SRAP Provinsi

1. Penutupan lahan untuk seluruh wilayah Indonesia 2000-2009 (dilaksanakan pada 2009-2013),

2. Penutupan lahan untuk seluruh wilayah Indonesia 2010-2012 dan 1990-1999 (dilaksanakan pada 2013-2014).

Dari hasil analisis citra dapat diketahui perubahan lahan baik clearing dan replanting, groundcheck diperlukan untuk memastikan apakah lahan tes masih memiliki keseuaian dengan analisis citranya. Penginderaan jauh dapat membantu untuk meletakan dimana PSP berikutnya, dan memonitoring perkembangan perubahan lahan di sekitar PSP.

Tahun 2012 keluar Inpres No.6/2012 tentang penyediaan, penggunaan, pengendalian kualitas, penggunaan dan distribusi data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi. Cakupan citra landsat Indonesia yaitu 225 scene. Lingkup pekerjaan pada bulan Mei 2012 Sumatera, November 2011 Kalimantan, Desember 2012 Papua.

Data penginderaan jauh memiliki peran sangat penting dalam mendukung kegiatan perhitungan karbon secara nasional.

Page 35: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

23Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Pengembangan Sistem Monitoring PSP yang

Terintegrasi dan Partisipatif di Provinsi

BAB 3

Page 36: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan
Page 37: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

25Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

3.1 Integrasi NFI ke dalam Sistem Monitoring Karbon Hutan yang Akan Dibangun di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Oleh: Ir. Iman Santosa, M.Sc

National Forest Inventory (NFI) adalah kegiatan untuk memperoleh data tentang kondisi sumber daya hutan di tingkat nasional yang mencakup perubahan penutupan lahan/penggunaan lahan.

3.1.1 Komponen NFI

1. Penaksiran,2. Pemantauan dan 3. Pemetaan SDH

3.1.2 Penaksiran SDH

Penaksiran SDH, dilakukan dengan:1. Pembuatan PSP dan TSP, 2. Dibangun di seluruh tipe kawasan hutan Pemantauan SDH adalah kegiatan untuk menyediakan data spasial penutupan/penggunaan lahan dengan batuan teknologi penginderaan jauh (menggunakan landsat 7 ETM+, penafsiran dilakukan tiap 3 tahun, penutupan/penggunaan lahan menggunakan 23 kelas). Pemetaan SDH dilakukan dengan pemetaan dengan skala 1:250000

3.1.3 Pemantauan Hutan Nasional

1. Dilatarbelakangi oleh Cancun Agreement (COP ke-16 tahun 2010)2. Data yang tersedia: batas NKRI, penutupan/penggunaan lahan, laju deforestasi3. Penyebaran PSP/TSP4. Peta citra satelit5. Dapat diakses di www.dephut.go.id6. Sejalan dengan UU ketersediaan informasi publikPengembangan Sistem Monitoring karbon Hutan di NTB, meliputi:1. Sistem untuk memantau emisi, serapan dan sediaan/stock karbon yang berasal

dari hutan

Page 38: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

2. Mengacu pada RAD Provinsi NTB3. Dilaksanakan setiap tahun selama 2013-20214. Memerlukan kesiapan perangkat keras, lunak dll

3.1.4 Sinkronisasi Data

1. Spasial, 2. Numerik, 3. Tipe vegetasi,4. Periodisasi data harus disinkronisasiAnalisis data untuk RAD GRK menggunakan stock different analysis.

3.2 Potensi Aplikasi INCAS sebagai Sistem Monitoring Karbon Hutan

Oleh: Dr. Haruni Krisnawati

INCAS atau Indonesia Carbon Accounting System adalah sebuah sistem perhitungan karbon yang disusun oleh Kementerian Kehutanan atas inisiasi dari pemerintah Australia, dimulai sejak tahun 2009. INCAS mengadopsi sistem perhitungan karbon Australia NCAS (Full Carbon Accounting Model) yang dikembangkan di Australia dan sudah mendapat pengakuan internasional. Saat ini metode tersebut dikalibrasi, disesuaikan dengan kondisi hutan di Indonesia.

Untuk skala nasional yang dihasilkan dari INCAS dapat menjadi input bagi pelaporan dalam usaha pengurangan emisi dan juga dasar bagi kebijakan atau untuk mendukung kebijakan dan untuk memantau kondisi hutan berdasarkan stok karbon.

Dari PSP kita bisa mendapatkan banyak informasi tidak hanya karbon tetapi juga kenakeragaman hayati (flora dan fauna).Untuk skala internasional hasil dari INCAS ini dapat menjadi bahan pelaporan kepada UNFCCC. Peran PSP adalah memberikan informasi terkait faktor emisi, yang dilakukan melalui inventarisasi hutan.

3.2.1 Desain INCAS

1. Desain utk skala nasional.2. Mampu mengukur/menghitung emisi setiap tahun.3. Mencakup 5 karbon pools.4. Menghasilkan pengukuran untuk semua green house gasses (ke depan).

Page 39: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

27Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

5. Informasi bisa digunakan untuk skala internasional, nasional, sub nasional, district, site.

6. Memberikan ruang untuk beberapa skenario manajemen aktivitas yang dilaksanakan di lapangan.

7. Berusaha konsisten secara spasial dan temporal.

3.2.2 Modul INCAS

1. Klasifikasi biomasa, yaitu INCAS didesain untuk memonitor emisi melalui perubahan tutupan lahan dan karbon stok. Terdapat 23 klasifikasi lahan (Kementerian Kehutanan), inilah yang diadopsi di INCAS. Bonita similar dengan klasifikasi biomasa yang dapat digunakan sebagai dasar untuk memonitor perubahan tutupan lahan.

2. Analisis perubahan lahan, untuk melihat perubahan tutupan lahan tahunan, dimulai tahun 2000 mencakup seluruh wilayah Indonesia.

3. Pemetaan kelas gangguan hutan, untuk melihat bagaimana hutan itu mengalami gangguan.

4. Pendugaan stok karbon, pada lima pool karbon.

3.2.3 Data yang Dibutuhkan

1. Remote sensing data utk analisis perubahan lahan secara tahunan, 2. Ground data/ data lapangan/data pengukuran yang minimal diperlukan untuk

INCAS:3. Iklim (curah hujan, suhu, lamanya penyinaran)4. Data inventarisasi: MRV – baplan, IMP – BUK5. Tanah soil/peat: kementan, wetland6. Iklim: BMKG7. Landuse and management: pemanenan, kebakaranData dari PSP dibutuhkan dalam kelompok data “biomass and growth”, sedapat mungkin data dari lapangan tetap digunakan karena lebih akurat dibandingkan data dari sumber sekunder dari peneliti lain.

INCAS berusaha membangun sistem dengan mengintegrasikan sistem yang sudah ada. Di Australia penyusunan NCAS dilaksanakan selama 10 tahun, status kemajuannya sebagai berikut:1. Sudah diselesaikan analisis perubahan tutupan lahan di Kalimantan, Sumatera,

Sulawesi dan Papua (2000-2009).2. Ke depan akan dikerjakan analisis tutupan lahan untuk Maluku dan Jawa.

Page 40: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

28 Pengembangan Sistem Monitoring PSP yang Terintegrasi dan Partisipatif di Provinsi

3. Pilot system peta dan klasifikasi biomassa di Kalimantan.4. Membangun kelas biomasa dan peta biomasa untuk Kalimantan.5. Mengintegrasi analisis tutupan lahan tahunan dan klasifikasi biomasa untuk

Kalimantan.6. Menduga gain and loss kelas biomasa tahunan di Kalimantan.7. Menduga emisi dan removal tahunan melalui kelas biomasa tahunan di Kalimantan.8. Beberapa kali menyelenggarakan workshop mengenai penggunaan model-model

karbon untuk mengintegrasikan pengelolaan skenario untuk membangun full carbon accounting untuk perhitungan emisi.

Perhitungan karbon dan model pelaporan, meliputi:1. Mengintegrasikan perubahan tutupan lahan dan data perubahan stok karbon.2. Perangkat pendugaan yang fleksibel3. Menghitung emisi GRK total tahunan menggunakan skenario-skenario

3.2.4 Output

Inventarisasi GRK nasional untuk sektor lahan.Hasil INCAS dapat digunakan untuk:

1. Sentral komponen kerangka MRV untuk REDD+ yang merupakan dasar untuk perdagangan karbon.

2. Dapat mendukung pemantauan hutan nasional dengan memberikan pengambil keputusan bagaimana mengelola emisi GRK dan mengelola lahan/hutan.

3. Mengkuantifikasi dampak kebijakan pengelolaan lahan pada masa lampau, sekarang, dan masa yang akan datang.

4. Memberikan dasar scientific dan teknik bahwa Indonesia mampu menghasilkan dasar perhitungan dengan data dan kemampuan sendiri di forum internasional.

5. Dapat diangkat sebagai sistem monitoring karbon hutan nasional.6. Menghasilkan output yang diperlukan untuk pelaporan internasional UNFCCC,

REDD+, inventarisasi Gas Rumah Kaca nasional.7. Memberikan input yang diperlukan untuk membangun skenario REL.8. Memonitor perubahan tahunan emisi dan penyerapan sektor lahan

3.3 Dukungan data Kegiatan untuk Menyusun Strategi Monitoring PSP

Oleh: I Gusti Rakha Wisnu

Page 41: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

29Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tupoksi BPKH adalah Dukungan data. Luas kawasan hutan di Bali 130.686 ha, NTB I juta ha. Untuk memperoleh kepastian data dari PSP/TSP dibutuhkan kemantapan kawasan hutan. Kawasan hutan yang mantap harus memenuhi syarat sebagai berikut:1. Adanya kepastian kawasan hutan2. Status kawasan yang bebas konflik jangka panjang3. Diketahui letak lokasi, luas dan kondisi penutupan4. Permanen dan dibatasi oleh batas alam/buatan dll

3.3.1 National Forest Inventory

1. Telah dimulai sejak 19892. Melalui new inisitif akan terdapat 88 plot, yang sudah dikerjakan 70 plot (PSP/

TSP)3. Perbedaan dengan plot Puspijak karena BPKH menggunan pendekatan kisi grade

setiap 20 km, melalui new inisiatif menjadi setiap 10 km.

3.3.2 Inventarisasi Biogeofisik

Pelaksanaannya hampir mirip dengan TSP/PSP, perbedaannya hanya dilakukan pada PSP nya, tujuannya adalah untuk penyusunan rencana pengelolaan KPH. Jarak antar plot biogeofisik adalah 5 km x 5 km. Pembangunan plot biogeofisik di P. Lombok dalam rangka pembangunan KPH Rinjani Timur dan di Sumbawa adalah dalam rangka pembangunan KPH Ampang. Pembangunan plot biogeofisik di NTB dianggap sudah mencukupi. Rencana tahun 2013 akan dilaksanakan re enumerasi terhadap plot-plot yang ada di Lombok, Sumbawa dan Bali.

3.4 Peran Masyarakat dalam Monitoring Karbon

Oleh: Dr. MarkumDiperkirakan minimal 60% luas kawasan hutan (500 000 ha) sudah dikelola

masyarakat. Masyarakat sudah menjadi bagian dari penguasa hutan di daerah karena masyarakat yang sepenuhnya memiliki akses dan kekuasaan di kawasan hutan di daerah dengan sistem relasi dan aturan hukum lokal. Persepsi dengan pengetahuan masyarakat tentang hutan cukup baik, namun karena ada keterbatasan berupa kebutuhan ekonomi maka terjadi kontradiksi antara pemahaman dengan pengelolaan.

Perubahan cadangan karbon turun di tahun 2009 pada beberapa jenis tutupan lahan hutan. Terbesar di hutan primer. Faktor emisi di Lombok 3,35 ton per hektar, di DAS Jangkok yang kondisinya relatif masih baik. Perubahan penggunaan lahan akan berakibat pada perubahan cadangan karbon dan keanekaragaman hayati

Page 42: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

30 Pengembangan Sistem Monitoring PSP yang Terintegrasi dan Partisipatif di Provinsi

Tantangan ke depan:1. Mewujudkan HKm dengan tanaman yang memiliki layanan lingkungan yang

baik2. Menjadikan praktek PHBM yang berhasil sebagai daerah yang memiliki nilai

dan dihargai dengan baik3. Persepsi dan pengetahuan masyarakat menjadi motivasi dalam praktek HKm4. Menentukan kriteria yang bisa diterima berupa cadangan karbon ideal5. Daerah dengan cadangan karbon yang tinggi belum tentu dapat memberikan

kesejahteraan bagi masyarakatPeluang dan peran masyarakat dalam transaksi karbon1. Permenhut No. 20/2012 memberikan ruang untuk mengembangkan Demonstration

Activities2. Tersedianya inisiatif untuk pasar karbon3. Pengembangan best practices untuk daerah yang berhasil baikPeran masyarakat dalam monitoring karbon: 1. Peran masy sebagai “penguasan hutan” di NTB maka peran masyarakat menjadi

kunci2. Peran masyarakat dengan peran monitoring dan evaluasi karbon3. Meneliti dengan lahannya sendiri4. Kelembagaan yang sudah eksis di masyarakat bisa dijadikan simpul

Page 43: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

31Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

BAB 4

Kesimpulan dan Rekomendasi

Page 44: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan
Page 45: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

33Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

4.1 Kesimpulan

Lokakarya ini telah berhasil merumuskan strategi pengelolaan PSP secara berkelanjutan, terciptanya persamaan persepsi tentang peran dan tanggung jawab para pihak di tingkat Provinsi dalam pemantauan karbon hutan dan memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan terkait pengelolaan PSP dan pemantauan karbon hutan tingkat Provinsi.

4.2 Rekomendasi

1. Perlu adanya sosialisasi RAD baik di daerah kabupaten maupun di kota dalam rangka monitoring dan evaluasi, sehingga dapat diketahui penurunan emisi yang harus dilakukan oleh setiap wilayah.

2. Kita banyak mendapat saran untuk melakukan pelatihan tentang pengukuran biomassa hutan di tingkat masyarakat, perlu dilakukan monitoring cadangan karbon hutan secara periodik dan perlu melibatkan pengelola kawasan dan masyarakat sekitarnya.

3. Perlu adanya pelatihan tentang pengukuran biomassa hutan di tingkat masyarakat, perlu dilakukan monitoring cadangan karbon hutan secara periodik dan perlu melibatkan pengelola kawasan dan masyarakat sekitarnya.

4. Diperlukan pengukuran stok karbon secara time series untuk melihat perubahan stok, tipe ekosistem hutan yang belum terwakili (hutan kering/semi arid) untuk akurasi data.

5. Intervensi kebijakan yang lebih kuat dalam rangka penurunan emisi GRK guna menjaga komitmen.

6. Perlu melibatkan masyarakat dalam pengamanan maupun monitoring PSP. Masyarakat pun dapat dilibatkan dalam perhitungan karbon melalui training/ transfer teknologi dari pusat ke daerah.

7. Perlu mewujudkan HKm dengan tanaman yang memiliki layanan lingkungan yang baik, menjadikan praktek PHBM yang berhasil sebagai daerah yang memiliki nilai dan dihargai dengan baik.

8. Perlu adanya capacity building terkait REDD+ di daerah untuk menyiapkan stakeholder dalam implementasi sistem monitoring karbon hutan.

9. Pengamanan PSP harus terintegrasi (lokasi dimana PSP berada secara keseluruhan).

10. Pembangunan aplikasi sistem monitoring harus dibuat fleksibel atau dinamis sesuai dengan perkembangan regulasi. Selain itu sistem yang dibuat juga harus user friendly.

Page 46: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

34 Kesimpulan dan Rekomendasi

11. Perlu dibentuk Bank Data/ Pusat Data dan Web Karbon PSP Provinsi NTB. 12. Pokja RAD GRK sebagai pemangku sistem monitoring karbon hutan.13. Perlu dibuat protokol pengelolaan sistem monitoring karbon hutan berdasarkan

kesepakatan para pihak yang meliputi mekanisme input, akses, sharing, dan peran serta tanggungjawab para pihak.

Page 47: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

Lampiran

Page 48: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan
Page 49: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

37Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Lampiran 1. Agenda Kegiatan

AGENDA KEGIATANLOKAKARYA STRATEGI MONITORING PSP DI TINGKAT PROVINSI

MATARAM, 7-8 MEI 2013The Santosa Villas & Resort, Jl. Raya Sengigi Km. 8, Senggigi, Lombok

Waktu Agenda Pembicara Penanggungjawab

Hari I: 7 Mei 2013

08.00 – 08.30 Registrasi Panitia

08.30 – 09.00 AcaraPembukaan:• Doa• Sambutan Pembukaan• Pengantar

Dinas Kehutanan Propinsi Nusa Tenggara BaratKepala Dinas KehutananKepala Puspijak

Panitia

09.00 – 12.00 Sesi 1: Strategi Monitoring PSP untuk mencapai Target RAD dan SRAP Provinsi

09.00 – 10.40 Presentasi:

1. Strategi dan Kebijakan Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk mencapai Target Penurunan Emisi: Pengalaman dari Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD)

Ir. Makchul, M.Si (BAPPEDA Propinsi NTB)

Moderator:Ir. Achmad Pribadi, M.Sc.Notulis:Bayu Subekti, SIP, M.HumMega Lugina

2. Overview Pembangunan PSP FCPF tahun 2012

Tim Peneliti Puspijak (Virni Budi Arifanti, S.Hut., M.Sc)

3. Program dan Kegiatan Daerah untuk Mencapai Target Penurunan Emisi: Pengalaman Pembangunan PSP di Propinsi NTB

Dinas Kehutanan

4. Data dan Informasi untuk Mendukung Sistem Perhitungan Karbon Nasional (INCAS)

LAPAN (Rubini Yusuf, Msi dan Sukentyas Estuti Siwi, S.Si

10.40 – 12.00 Diskusi

12.00 – 13.30 Ishoma Panitia

Page 50: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

38 Agenda Kegiatan

Waktu Agenda Pembicara Penanggungjawab

13.30 – 16.35 Sesi 2: Pengembangan Sistem Monitoring PSP yang terintegrasi dan partisipatif di Provinsi

13.30 – 15.00 Presentasi:

1. Integrasi National Forest Inventory (NFI) ke dalam Sistem Monitoring Karbon Hutan yang akan dibangun di Daerah

Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan

Moderator:Ir. Andi Pramaria, MmNotulis:Virni Budi Arifanti, S.Hut., M.ScGalih Kartika Sari

2. Potensi aplikasi INCAS sebagai sistem monitoring karbon hutan

IAFCP (Dr. Haruni Krisnawati)

3. Dukungan data kegiatan untuk menyusun Strategi Monitoring PSP

BPKH Wilayah VIII Denpasar

4. Peran dan tanggungjawab masyarakat di tingkat Provinsi dalam pelaksanaan sistem monitoring karbon hutan

Suyono, SE(Transform)

15.00 – 16.00 Diskusi

16.00 – 16.35 Pembentukankelompok FGD dan briefing untukhari ke-2

Dinas Kehutanan Propinsi NTB

Hari II: 8 Mei 2013

09.00 – 12.00 FGD Kelompok 1: Strategi Pengelolaan PSP di Tingkat Provinsi

FasilitatorKelompok 1Notulis: Bayu Subekti, S.IP, M.Hum

Kelompok 2: Rancangan Sistem Monitoring Karbon Hutan Tingkat Provinsi

FasilitatorKelompok 2Notulis: Galih Kartika Sari, S.Hut, MAP

12.00 – 13.00 Ishoma Panitia

13.00 – 14.00 Sidang Pleno Moderator: Ir. Andi Pramaria, Mm

14.00 – 14.15 Perumusan Hasil Lokakarya Bayu Subekti, SIP, M.HumVirni Budi Arifanti, S.Hut, MSc

14.15 – 14.30 Penutupan Panitia

Page 51: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

39Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Lampiran 2. Presentasi

1. Strategi dan kebijakan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat dalam penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

STRATEGI DAN KEBIJAKANPEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DALAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK)

Oleh: Ir. Akhmad Makchul, MSi.Bappeda Provinsi NTB

ISU TERKAIT PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI NTB

Lahan kritis Ilegal Logging Tingginya alih fungsi lahan Kerusakan ekosistem hutan, lahan dan pesisir Penurunan kuantitas dan kualitas sumberdaya air. Bencana banjir dan kekeringan

Perubahan Iklim & Pemanasan Global meningkatnya suhu maksimum sebesar 0,70 C dan suhu rata-rata minimum terjadi peningkatan sebesar 1,20 C. Nusa Tenggara Barat merupakan Provinsi dengan kenaikkan suhu sangat tinggi di Indonesia.

Degradasi lingkungan Kemiskinan khususnya di daerah pertanian lahankering, kawasan sekitar hutan dan pesisir

Page 52: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

40 Presentasi

RPJPD 2005 - 2025

Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah, yaitu terwujudnya kemampuan dinamis mengembangkan diri dan profesionalisme masyarakat yang didukung kelestarian dan keberlanjutan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta berkembangnya kearifan lokal, sebagai daya mampu keunggulan relatif terhadap wilayah lain.

■ Mewujudkan pembangunan berkelanjutan, yaitu pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam, lingkungan hidup dan sumberdaya buatan bagi keberhasilan pembangunan kesejahteraan generasi masa kini dengan memperhitungkan secara cermat dan bertanggungjawab bagi kelangsungan hidup dan kehidupan generasi mendatang.

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI NTB

RPJMD 2009 - 2013

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI NTB

Menumbuhkan Ekonomi Berbasis Sumberdaya Lokal dan Mengembangkan Investasi dengan mengedepankan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan;

Melakukan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Strategis dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Page 53: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

41Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

RTRW PROVINSI NTBPROVINSI NTB SEBAGAI

PUSAT PENGEMBANGAN AGROBISNIS DAN PARIWISATA

diwujudkan dalam bentuk :- pusat pengembangan agrobisnis;- kawasan pengembangan pariwisata;- pusat pengembangan kelautan dan

perikanan; - simpul transportasi regional,

nasional dan internasional.

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI NTB

Program Pembangunan Daerah NTB BERBASIS SDA BERKELANJUTAN

Tahun 2009 – 2013■ Gerakan NTB Hijau

Program Sekolah Hijau dan pengembangan Hutan Cadangan Energi.

■ Gerakan Ruang HijauRuang Hijau merupakan singkatan dari “Ruang Hunian Ideal (yang dibentuk dengan) Jalan mantap, Air lestari, dan Utilitas yang memadai”

■ Gerakan Kawasan PERMATAGerakan Kawasan PERMATA adalah suatu upaya PERlindungan MATa Air (PERMATA)

■ Memantapkan program "Desa Mandiri Pangan“■ Pengembangan Desa Mandiri Energi (DME)■ Pencanangan NTB sebagai Provinsi Bumi Sejuta Sapi.■ Meluncurkan "Pasar Tani", sebagai model pengembangan pasar

khusus bagi produk unggul■ Revitalisasi penyuluh pertanian, kehutanan, peternakan,

perkebunan dan perikanan.

Page 54: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

42 Presentasi

Penguranganpemanasan

global & efekrumah kaca

Pendukungpembangunan

sektor lainPeningkatan

lapangan kerja400 ribuorang Penutupan lahan

kritis meningkat315 ribu Ha

(HTR, HKm Ha, HTI, Sylopasture dll

Peningkatan kualitas & kuantitas

sumberdaya air

Peningkatan hasil hutan

bukan kayu & jasa lingkungan

KEBIJAKAN NASIONAL

Peraturan Presiden No. 61, tentangRencana Aksi Nasional Indonesia untukpengurangan GRK (RAN-GRK), dapatdianggap sebagai StrategiPembangunan nasional yang RendahEmisi.

Peraturan Presiden No.71 sebagaiPelaksanaan Inventarisasi Gas RumahKaca tingkat Nasional.

Page 55: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

43Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

PERGUB 51/2012 Ttg. RAD GRK Provinsi NTB

Ketentuan Umum Ruang Lingkup Kedudukan RAD GRK dlm Kebijakan

Pembangunan Daerah Dokumen RAD Monev RAD GRK Ketentuan Penutup

SUMBER-SUMBER GAS RUMAH KACA (GRK)

Sumber: WRI/WBCSD GHG Protocol Corporate Standard, Chapter 4 (2004).

Jenis – jenis Emisi GRK : CO2, SF6, CH4, N2O, HFCs, PFCs

Page 56: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

44 Presentasi

KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM, SEKTOR KEHUTANAN DAPATBERFUNGSI SEBAGAI PENGEMISI KARBON (EMITTER) DAN PENYERAP KARBON

(SINKER),

Sumber : emisi dan serapan GRK untuk sektor Agriculture, Forestry and Land Use (AFOLU) (Sumber: IPCC 2006)

Perubahan iklim merupakan perubahan yang terjadi pada iklim baik secaralangsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh aktivitas manusia yangmempengaruhi komposisi dan konsentrasi emisi gas rumah kaca di atmosfirsecara global dan berakibat terjadinya variasi iklim alami dalam periode waktutertentu

Jumlah emisi CO2 di Indonesia tergolong tinggi, yaitu 1,55 ton karbon (5,67 tonCO2 – eq) per kapita. Angka ini dapat mencapai sebesar 3,22 ton karbon perkapita pada tahun 2050 mengikuti pertumbuhan penduduk dan peningkatanPDRM jika tidak dilakukan mitigasi atau kegiatan berjalan seperti biasanya(business as usual). Pada sektor-sektor yang memproduksi emisi CO2 yangtinggi, Pemerintah Indonesia telah mengusulkan untuk mengurangi emisi GRKsampai menjadi 26% pada tahun 2020 (Kesepakatan InternasionalCopenhagen, 2009).

Pemerintah daerah dapat berperan serta dalam pengurangan emisi GRK dalamkonteks pembangunan berkelanjutan di daerah melalui perencanaan strategis,pembuatan konsensus dan peran koordinasi.

Pemerintah daerah dapat mendorong keterlibatan publik dan swasta untukmeningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap dampak perubahan iklim.

Mengapa perlu....??

Page 57: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

45Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Sumber Emisi di Provinsi NTBSektor Pertanian

Sumber emisi (1) emisi metana (CH4), (2) emisi karbondioksida (CO2) dan (3) emisidinitrogen oksida (N2O).

Sektor Kehutanan

Sumber emisi : lahan kritis, kebakaran hutan, ladang berpindah, penebangan liar danperambahan hutan serta alih fungsi lahan (land use change).

Sektor Energi

Emisi gas buang dari kendaraan bermotor (60-70%) , industri (10-15% ) dan daripermukiman atau rumah tangga, kebakaran hutan maupun pembakarn sampah (30-35%).

Untuk Provinsi NTB, sumber emisi berasal dari penggunaan bahan bakar untukpembangkit listrik oleh PLN dan PT. Newmont (pertambangan).

SektorTransportasi

Sumber emisi berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, penggunaan minyakpelumas dan penggunaan refrigeran di sistem pengkondisian udara pada kendaraan.

Sektor Industri

Emisi dari industri : pembakaran bahan bakar untuk melakukan proses produksi

Emisi dari sektor energi : pembakaran bahan bakar untuk menghasilkan listrik

Sektor Pengelolaan Limbah

berasal dari sampah domestik dan limbah cair domestik.

Usulan MitigasiEnergy : Penerapan Program Kemitraan Konservasi Energi Peningkatan efisiensi peralatan rumah tangga. Penyediaan dan Pengelolaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan

Konservasi Energi Pemanfaatan Kotoran Ternak menjadi energi Pengalihan pemakaian minyak tanah ke LPG secara penuh Penyusunan klasifikasi data potensi dan cadangan panas bumi untuk

ketenagalistrikan dan pemanfaatan langsung energi panas bumi Penetapan wilayah kerja pertambangan (WKP) panas bumi Penyusunan kebijakan tentang panas bumi dan air tanah Penggunaan bahan bakar nabati (BBN) Perhitungan dan pembaruan faktor emisi pada sistem grid

ketenagalistrikan

Page 58: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

46 Presentasi

Transportasi : Pengembangan Pengendalian Analisis Dampak Lalu Lintas/TIC Peremajaan Armada Angkutan Umum Membangun Non Motorized Transport /NMT (Pedestrian dan Jalur

Sepeda) Campaign Education at School Penerapan Manajemen Parkir Penerapan Congestion Charging dan Road Pricing Pelatihan dan Sosialisasi Eco Driving Pengadaan Sistem BRT/semi BRT Pemasangan Converter Kit pada Mobil Dinas Menaikkan Uang Muka Kredit Sepeda Motor dan Pajak Progresif

Kendaraan Pribadi Car Free Day dan Menutup Transportasi Bermotor di Pusat

Keramaian

Usulan Mitigasi

Usulan Mitigasi

Industri Strategi inti Aksi mitigasi yang dicanangkan

untuk sektor industri NTB ini terdiri atas 3 kegiatan inti yakni: (a) Peningkatan TeknologiProses, (b) Pengusahaan Bahan BakarAlternatif terutama mengarah ke gasifikasi, dan (c) Peningkatan Efisiensi dan MutuProses Produksi.

Page 59: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

47Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Usulan MitigasiKehutanan Moratorium logging. Penundaan ijin penggunaan kawasan hutan

pada hutan alam. Rehabilitasi hutan dan lahan seluas 63.000

ha/3 tahun. Pengamanan hutan. Penurunan kebakaran hutan. Implementasi NTB Hijau.

Usulan MitigasiPertanian(1) Perluasan areal penanaman padi dengan sistem tanpa (sedikit)

penggenangan (sistem SRI-system rice intensification),(2) Pengembangan teknologi pengelolaan lahan tanpa bakar, (3) Penerapan precission farming atau pemupukan sesuai kebutuhan, (4) Penggunaan pupuk organik untuk meningkatkan simpanan karbon

dalam tanah, (5) Pemanfaatan limbah pertanian untuk energi dan pupuk organik, (6) Optimasi lahan pertanian dengan meningkatkan produktivitas dan

indeks pertanaman, termasuk pemanfaatan lahan secara optimal, (7) Perluasan areal pertanian dan perkebunan di lahan tidak produktif/

terdegradasi berkelanjutan melalui tatakelola air dan ameliorasi yang menurunkan emisi GRK,

(8) Pengembangan teknologi biogas dan pakan untuk mengurangi emisiGRK dari ternak, dan

(9) Perluasan penggunaan varietas padi rendah emisi gas CH4.

Page 60: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

48 Presentasi

Usulan MitigasiPengelolaan Limbah Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Persampahan Minimasi Sampah dengan prinsip 3R Peningkatan Sarana-Prasarana Persampahan Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Air Limbah Pembangunan prasarana Waste Water Treatment

Pemukiman Pengendalian Banjir Pengelolaan Badan Air Pemberdayaan Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan Non-teknis RAD-GRK Sektor Limbah

Upaya MITIGASI MENURUNKAN EMISI1. Aktivitas mitigasi, mengembalikan fungsi lahan ke fungsi aslinya (terutama

mengembalikan fungsi lahan ke hutan lahan kering primer) akanberpotensi men-squester karbon dalam tubuh tanaman/tanah dalamjumlah yang sangat signifikan (1.030.633 ton CO2/th)

2. Jika 30% lahan penggunaan lain dikembalikan ke fungsi ke pertanian lahankering campuran dan agroforestry, maka paling tidak akan mengurangiemisi sebesar masing-masing 19.561,8 ton CO2 eq/th (30% dari 65.206 ton/th) dan 13.169,1 ton CO2 eq/th (30% dari 43.897 ton/th)

3. Jika penurunan emisi masing-masing ditargetkan 30% pada perubahanpenggunaan lahan ke original landuse ke hutan lahan kering primer, hutanlahan kering sekunder, lahan kering campuran, semak belukar, pertanianlahan kering dan perkebunan, maka diperkirakan akan terjadipengurangan emisi sebesar 490.632,3 ton CO2/th. Jikaangka ini diproyeksi selama 5 tahun pertama dan 5 tahun kedua, maka akan terjadi penurunan emisisebesar 22% (4.906.323 ton) dari prediksi total emisitahun 2021, yaitu dari 22.338.825 ton (prediksi emisitanpa upaya mitigasi) menjadi 17.432.502 ton CO2 eq

Page 61: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

49Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Strategi Implementasi

(1) memetakan lembaga-lembaga yang dimiliki Provinsi NTB,

(2) mengidentifikasi sumber dana yang mungkin,

(3) menyusun jadwal implementasi masing-masing usulan aksi mitigasi, dan

(4) strategi sosialisasi aksi mitigasi.

HASIL ANALISIS BAU BASELINE BERBASIS LAHAN

POKJA KEHUTANAN (PERGUB 51 / 2012)

Page 62: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

50 Presentasi

Permasalah : Alih fungsi lahan hutan Analisis Emisi : Total emisi CO2 eq

1.747.754 ton/ha (soft ware abacus, 2012) hasil dari perubahan penggunaan lahanhutan

Lembaga/stakeholders (Kemenhut, PemdaProv./Kab, Dinas Kehutanan Pertanian, UPT Kemenhut, PDAM, Ponpes,Pengusahakayu, NGO, PT, Sekolah dan masy

No Original land use (yang berada dalam zona kawasan hutan)

Emisi (ton CO2 eq/Th) ke penggunaan lahan lain

Sumbangan emisi(%)

1 Hutan lahan kering primer 1.030.633 58,97

2 Hutan Lahan Kering Sekunder 282.161 16,14

3 Pertanian Lahan Kering Campur 171.689 9,82

4 Semak Belukar 150.958 8,64

5 Pertanian Lahan Kering 65.206 3,73

6 Perkebunan 43.897 2,51

7 Sawah 2.503 0,14

8 Hutan Mangrove Primer 707 0,04

9 Total Emisi CO2 eq/tahun 1.747.754 100

10 Total Sequestrasi CO2 eq/tahun 258.499

11 Net Emisi CO2 eq/tahun 1.489.255

Jumlah dan sumbangan emisi dari perubahan penggunaanlahan yang dikelompokkan berdasarkan original land use

Sumber Data : SOFTWARE ABACUS

Page 63: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

51Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

2. Lesson Learned dari pembangunan PSP untuk monitoring karbon hutan pada kegiatan FCPF tahun 2012

LESSON LEARNED DARI PEMBANGUNAN PSP UNTUK MONITORING KARBON HUTAN PADA KEGIATAN FCPF

TAHUN 2012

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGANPERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN

Disampaikan pada Lokakarya Strategi Monitoring PSP di Tingkat ProvinsiMataram, 7-8 Mei 2013

Page 64: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

52 Presentasi

LATAR BELAKANG

• Perubahan iklim pemanasan global terjadi akibatpeningkatan emisi GRK

• Emisi Indonesia pada 2006: 1,76 Gt CO2e• 60% emisi di Indonesia berasal dari perubahan tutupan lahan

dan kebakaran gambut• Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK

sebesar 26% dengan kemampuan sendiri atau 41% denganbantuan internasional

• Perpres No. 61/2011 tentang RAN GRK mengamanatkanPemprov untuk menyusun RAD GRK

• Pentingnya informasi cadangan karbon dalam penyusunanRAD GRK

LATAR BELAKANG

The Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) adalahprogram yang didanai oleh 18 lembaga donor dandikoordinasikan oleh World Bank.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan REDD+ ,perhitungan cadangan karbon harus berdasarkantingkat kerincian yang tinggi untuk meningkatkanakurasi perhitungan.

Pembangunan Petak Ukur Permanen/PermanentSampling Plots (PSPs) dilakukan untuk meningkatkankualitas data nasional dan regional dalam rangkamendukung sistem MRV dalam perhitungan karbondan emisi.

Page 65: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

53Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

TUJUAN

• Membangun PSP di berbagai tipe hutan di tingkat Provinsi

• Membangun database cadangan karbon untuk setiap tipe hutan di tingkat Provinsi

• Melakukan monitoring cadangan karbon hutan di tingkat Provinsi

OUTPUT

• Terbangunnya PSP untuk monitoring cadangan karbon di tingkat Provinsi

• Tersedianya database pertumbuhan pohon pada berbagai tipe hutan

• Tersedianya database cadangan biomasa dan karbon di 5 carbon pools (AGB, BGB, serasah, nekromas, tanah) di tingkat Provinsi

Page 66: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

54 Presentasi

KRITERIA PEMILIHAN LOKASI PSP

(1) keamanan(2) aksesibilitas(3) keterwakilan(4) keberlanjutan(5) status kawasan

LOKASI PEMBANGUNAN PSP FCPF

2. SUMATERA SELATAN

1. SUMATERA BARAT 3. SULAWESI UTARA

4. NTB

5. MALUKU

Page 67: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

55Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

JUMLAH DAN TIPE LOKASI PSP (2012)

• 15 PSP• Ht. sekunder, agroforestry, semak belukarSUMATERA BARAT

• 12 PSP • Hutan alam primer, sekunder, hutan rakyat,

hutan gambut sekunder SUMATERA SELATAN

• 22 PSP• Hutan pantai, ht. dat. tinggi, ht. dat. rendah, ht.

lumutSULAWESI UTARA

• 33 PSP• HKm, KHDTK dan hutan mangroveNTB

• 12 PSP• Hutan alam primer dan sekunderMALUKU

METODE

• Stratifikasi Lapangan• Pembangunan Permanent Sampling Plot (PSP)• Pengukuran biomasa 5 pool karbon :

1. Permukaan atas tanah2. Permukaan bawah tanah3. Serasah dan Tumbuhan bawah4. Tanah5. Kayu mati (nekromas)

Page 68: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

56 Presentasi

1 m1 m

2 m2 m

5 m

5 m

10 m

10 m

20 m

20 m

1 m1 m

2 m2 m

5 m

5 m

10 m

10 m

20 m

20 m

1 m1 m

2 m2 m

5 m

5 m

10 m

10 m

20 m

20 m

50 m

50 m

Plot establishment for trees inventory and destructive sampling of selected trees

1m x 1m = litter, undergrowth2m x 2m = seedlings (DBH < 2,5 cm)5m x 5m = saplings (DBH 2,5 – 9,9 cm)10m x 10m = poles (DBH 10,0 – 19,9 cm)20m x 20m = trees (DBH ≥ 20,0 cm)

= canopy coverage measurement

= transect line for dead wood

HASIL PEMBANGUNAN PSPSUMATERA BARAT

Hutan Nagari Simancuang, Kab. Solok Selatan

Page 69: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

57Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

SUMATERA BARAT

198.08

139.34

95.59

85.69

21.26

C stock (MgC/ha)

Hutan Sekunder muda

Hutan Sekunder 1200 mdpl

Hutan Sekunder 800 mdpl

Agroforestri kayu manis

Semak belukar/kebuntradisional

HASIL PEMBANGUNAN PSP

SULAWESI UTARACA Tangkoko-DuaSaudara, KPHP Poigar dan HL Gunung Tumpa

Page 70: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

58 Presentasi

SULAWESI UTARA

120.83

153.38135.94

142.72

C stock (tC/ha)

Hutan pantai

Hutan Dataran Rendah

Hutan Pegunungan

Hutan Lumut

HASIL PEMBANGUNAN PSPNUSA TENGGARA BARAT

HKm Santong, Kab. LombokUtara; KHDTK Rarung, Kab.Lombok Tengah; dan hutanmangrove di Jerowaru, Kab.Lombok Timur

Page 71: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

59Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

NUSA TENGGARA BARAT

Cadangan Karbon di HKm Santong

Cadangan Karbon di hutan mangrove Jerowaru

HASIL PEMBANGUNAN PSPMALUKU

KPHP Unit IV Kab. Seram Bagian Barat dan KPHL Unit XIV Kota Ambon

Page 72: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

60 Presentasi

MALUKU

224.941

185.013

455.573

251.806

C stock (tC/ha)

Hutan Primer P. Seram

Hutan Sekunder P. Seram

Hutan Primer AmbonHutan Sekunder Ambon

HASIL PEMBANGUNAN PSPSUMATERA SELATAN

Kota Pagar Alam, Kab. Empat Lawang, Kab. Banyuasin, Kab. Musi Banyuasin dan PT REKI

Page 73: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

61Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

SUMATERA SELATAN

Hasil perhitungan yang dilaporkan BELUMSELESAI dan masih merupakan hasil dalambentuk berat basah biomassa.

Masih perlu menyelesaikan perhitunganbiomassa kering dan cadangan karbon darikelima pool karbon

MONITORING PSP

• Monitoring PSP tahun 2013 akan dilaksanakan dengansumber pendanaan dari DIPA Puspijak tahun 2013

• Untuk tahun-tahun berikutnya monitoring PSPdiharapkan dapat dilaksanakan oleh pihak terkaitdengan pengukuran karbon hutan (Balai PenelitianKehutanan, Dinas Kehutanan, BPKH, dll.)

• Monitoring dan pelaporan PSP pasca FCPF (2015)dilakukan setiap 3 tahun sekali

• Laporan hasil monitoring PSP diserahkan kepada parapihak terkait dan Puspijak

Page 74: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

62 Presentasi

SISTEMATIKA PELAPORAN

• KATA PENGANTAR• DAFTAR ISI• DAFTAR TABEL• DAFTAR GAMBAR• DAFTAR LAMPIRAN

BAB 1. PENDAHULUANA. Latar belakangB. Tujuan

SISTEMATIKA PELAPORAN

BAB 2. METODOLOGIBAB 3. KONDISI UMUM PSPA. Deskripsi lokasi dan spesifikasi PSPB. Aksesibilitas dan keamananC. Tipe ekosistemD. Status kawasan dan kepemilikanE. Kondisi sosekbud masyarakatF. Keberlanjutan Pengelolaan PSP

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Persamaan alometrik lokal

Page 75: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

63Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

SISTEMATIKA PELAPORAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASANA. Perhitungan Biomassa Atas PermukaanB. Perhitungan Biomassa Bawah Permukaan (Nisbah Pucuk

Akar)C. Perhitungan SerasahD. Perhitungan NekromasE. Perhitungan Karbon Organik TanahF. Perhitungan Total Biomassa

BAB 5. PENUTUP

DATABASE PSP : Biomasa atas permukaan

Page 76: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

64 Presentasi

DATABASE PSP :Biomasa bawah permukaan

DATABASE PSP : Biomasa Nekromas

Page 77: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

65Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

DATABASE PSP : Biomasa Serasah

DATABASE PSP : Biomasa Tanah

Page 78: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

66 Presentasi

DATABASE PSP : Cadangan karbon 5 pool karbon

SARAN

• Perlu adanya pelatihan tentang pengukuran biomasa hutan di tingkat masyarakat

• Perlu dilakukan monitoring cadangan karbon hutan secara periodik

• Perlu melibatkan pengelola kawasan dan masyarakat sekitarnya

• Perlu membangun PSP di kawasan yang belum terwakili ekosistemnya

Page 79: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

67Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

TERIMAKASIH

3. Program dan kebijakan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat untuk mencapai target penurunan emisi: pengalaman pembangunan Plot Sample Permanen (PSP

Page 80: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

68 Presentasi

LATAR BELAKANG KESEPAKATAN INTERNASIONAL (PROTOKOL KYOTO, COP 12

MONTREAL, COP 13 BALI, COP 15 DI COPENHAGEN, G-20 DI PITTBURG, DLL), ADANYA KESADARAN TERHADAP PERUBAHAN LINGKUNGAN (CLIMATE CHANGE), SEHINGGA PERLU MENURUNKAN EMISI GAS RUMAH KACA

INDONESIA BERKOMITMEN UNTUK MENURUNKAN EMISI GRK SEBESAR 26% DENGAN KEMAMPUAN SENDIRI ATAU 41% DENGAN BANTUAN INTERNASIONAL

KOMITMEN TERSEBUT DIWUJUDKAN PADA TAHUN 2020 SHG PERLU DIBUAT ROAD MAP (RENCANA AKSI) PENURUNAN EMISI GRK

PERPRES NO 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GRK, MENGAMANATKAN PEMPROV DAN PEMKAB/PEMKOT UNTUK MENYUSUN RAD GRK

SEKTOR KEHUTANAN SANGAT POTENSIAL KARENA PENYUMBANG TERBESAR (74-86%) PENGHASIL EMISI SEHINGGA PERUBAHAN KONDISI HUTAN AKAN BERPENGARUH BESAR

RAD GRK PERLU DIDUKUNG KEBIJAKAN YANG BERSIFAT JANGKA PANJANG UNTUK MENUNJUKAN KOMITMEN PEMPROV NTB.

IDENTIFIKASI SUMBER EMISI SEKTOR KEHUTANAN

KEBAKARAN HUTAN PENEBANGAN POHON PERUBAHAN PENGGUNAAN KAWASAN

HUTAN (LEGAL DAN ILLEGAL)

Page 81: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

69Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

BESARAN EMISI SEKTOR KEHUTANAN (DARI PENGGUNAAN LAHAN)

No Original land use (yang beradadalam zona kawasan hutan)

Emisi (ton CO2 eq/Th) ke penggunaan lahan

lain

Sumbanganemisi (%)

1 Hutan lahan kering primer 10.306.330 58,97

2 Hutan Lahan Kering Sekunder 2.821.610 16,14

3 Pertanian Lahan Kering Campur 1.716.890 9,82

4 Semak Belukar 1.509.580 8,64

5 Pertanian Lahan Kering 652.060 3,73

6 Perkebunan 438.970 2,51

7 Sawah 25.030 0,14

8 Hutan Mangrove Primer 7.070 0,04

9 Total Emisi CO2 eq/tahun 17.477.540 100

10 Total Sequestrasi CO2 eq/tahun 2.584.990

11 Net Emisi CO2 eq/tahun 14.892.550

BASELINE EMISI

Page 82: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

70 Presentasi

SKENARIO PENURUNAN MENGEMBALIKAN 30% HUTAN LAHAN

KERING SEKUNDER DAN PENGGUNAAN LAIN KE HUTAN LAHAN KERING PRIMER (FUNGSI).

MENGEMBALIKAN 30% LAHAN PENGGUNAANLAIN KE HUTAN LAHAN KERING SEKUNDER(REKLAMASI & KEWAJIBAN PENANAMAN).

MENGEMBALIKAN 30% LAHAN PENGGUNAANLAIN KE PERTANIAN LAHAN KERINGCAMPURAN (PEMBANGUNAN AGROFORESTRY).

MENGEMBALIKAN 30% LAHAN PENGGUNAANLAIN KE PERKEBUNAN.

TARGET PENURUNAN EMISI

Original land use

Emisi (ton CO2eq/tahun) dari original landuse ke penggunaan

lain

Skenario usulanpenurunan emisi

(ton CO2 eq/tahun)

Hutan lahan kering primer 10.306.330 22% dari emisi = 2.267.393

Hutan Lahan Kering Sekunder 2.821.610 22% dari emisi = 620.754

Pertanian Lahan Kering Campuran 1.716.890 22% dari emisi = 377.716

Semak Belukar 1.509.580 22% dari emisi = 332.108

Pertanian Lahan Kering 652.060

Perkebunan 438.970

Sawah 25.030

Hutan Mangrove Primer 7.070

Total Emisi (ton CO2eq/tahun) 17.477.540

Net Emisi (ton CO2 eq/tahun) 14.892.550 4.914.542

Page 83: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

71Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

SKENARIO KEBIJAKAN MORATORIUM LOGGING PENUNDAAN IZIN PENGGUNAAN

KAWASAN HUTAN UTAMANYA HUTAN ALAM

MEMPERTAHANKAN KAWASAN HUTAN (LUAS DAN KONDISI)

PENURUNAN KEBAKARAN HUTAN MENINGKATKAN UPAYA RHL MENINGKATKAN PENGAMANAN HUTAN

IMPLEMENTASI MORATORIUM LOGGING, TERTUANG DALAM PERDA N0 3 TAHUN

2010 (RTRWP). TIDAK MEMBERI IZIN ATAU MEREKOMENDASIKAN

PENEBANGAN DALAM KAWASAN HUTAN (IPK, IUPHHK, DLL) PENEBANGAN HANYA DIMUNGKINKAN DARI HASIL PENANAMAN

(HTI, HTR DAN HKm) PENGAWASAN PEREDARAN HASIL HUTAN, SVLK DAN

PENGETATAN PENERBITAN IPKTM PENUNDAAN IZIN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN ALAM (INPRES

10 TAHUN 2011) TIDAK MEMBERI IZIN ATAU REKOMENDASI PENGGUNAAN/

PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN PADA HUTAN ALAM PENGAWASAN IZIN YANG TELAH DITERBITKAN SESUAI

DENGAN YANG DIIZINKAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN/PENGGUNAAN HUTAN NON

PROSEDURAL

Page 84: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

72 Presentasi

MEMPERTAHANKAN LUAS KAWASAN HUTAN (PERDA NO 1 TAHUN 2010, RPJMD) PENGUATAN STATUS YURIDIS KAWASAN HUTAN MELALUI

PROSES PENGUKUHAN HUTAN (PENUNJUKAN, TATA BATAS, PEMETAAN DAN PENETAPAN)

PENGUATAN BATAS FISIK KAWASAN HUTAN (PEMASANGAN PAL BATAS, REKONSTRUKSI DAN PENEGASAN BATAS)

PEMASANGAN TANDA LARANGAN, PETUNJUK DAN RAMBU-RAMBU

SOSIALISASI BATAS KAWASAN HUTAN PENURUNAN KEBAKARAN HUTAN OPERASI PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN KERJASAMA BERBAGAI PIHAK

IMPLEMENTASI

MENINGKATKAN RHL (PERDA NO 1 TAHUN 2010, RPJMD) PENGEMBANGAN HKm, HTR, HTI, DLL KERJASAMA BERBAGAI PIHAK BIDANG RHL JIFPRO,

KOICA, WWF, DLL REHABILITASI (PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN)

DENGAN DANA DAK PENYEDIAAN BIBIT (KBR, KBS, PONPES, BAKTI

SOSIAL, BANSOS, PENGHIJAUAN LINGKUNGAN, DLL) MENINGKATKAN PENGAMANAN HUTAN PRE-EMPTIF, PREVENTIF, REPRESIF (SOSIALISASI,

PATROLI, OPERASI) KERJASAMA MASYARAKAT (LANG-LANG) PENEGAKAN HUKUM (PROSES HUKUM

PELANGGARAN)

IMPLEMENTASI

Page 85: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

73Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

7.446.275

14.892.550

22.338.825

14.892.550

17.424.284

-

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

2006-2011 2011-2016 2016-2021

Emis

i CO

2eq

(To

n)

Tahun

Baseline dan Perkiraan Penurunan Emisi CO2 Sektor Kehutanan di NTB

Baseline Emisi

Emisi hasil Mitigasi

22 %

PERKIRAAN PENURUNAN EMISI

PERMASALAHAN DAN SOLUSI KEBIJAKAN MASIH BERSIFAT TEMPORER, BELUM BERSIFAT

PERMANEN (RPJMD, INPRES, RTRW, DLL). DIPERLUKAN PERDA SEBAGAI REGULASI JANGKA PANJANG.

KEBIJAKAN DAN PROGRAM MASIH BELUM BERSIFAT PENGARUSUTAMAAN PENURUNAN EMISI GRK (PERTAMBANGAN, PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN, DLL). PRIORITAS PROGRAM PADA KEGIATAN YANG MEMPERTIMBANGKAN PENURUNAN EMISI GRK

PERUBAHAN KONDISI HUTAN PRIMER DAN HUTAN SEKUNDER KE PENGGUNAAN LAIN AKIBAT GANGGUAN KEAMANAN HUTAN, MASIH BERLANGSUNG KARENA KEBUTUHAN LAHAN DAN KEBUTUHAN KAYU, SEMENTARA KEMAMPUAN MASIH TERBATAS (DANA, SDM). PENUNDAAN IZIN, PENINGKATAN PENGAMANAN HUTAN, PENGEMBANGAN AGROFORESTRY.

MENINGKATKAN FUNGSI HUTAN SEKUNDER KE PRIMER DAN PENGGUNAAN LAIN KE FUNGSI HUTAN PERLU PEMAHAMAN DAN PARTISIPASI SEMUA PIHAK. SOSIALISASI DAN PEMASANGAN PSP UNTUK PERHITUNGAN KARBON (BASELINE)

Page 86: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

74 Presentasi

IMPLEMENTASI PENGUKURAN KARBON

LOKASI HKm SANTONG KHDTK RARUNG MANGROVE JEROWARU

METODOLOGI1. STRATIFIKASI (PENUTUPAN VEGETASI)

A. PRIMERB. SEKUNDERC. TERDEGRADASITERKECUALI PADA KHDTK RARUNG DIDASARKAN PADA JENIS

2. BENTUK PLOTBUJUR SANGKAR UKURAN 20X20 M UNTUK POHON, 10X10 M UNTUK TIANG, 5X5 M UNTUK PANCANG DAN 1X1M UNTUK SEMAI, SERESAH DAN TUMBUHAN BAWAH

3. PENGUKURAN BIOMASSAA. ATAS PERMUKAAN TANAH

BIOMASSA POHON, TIANG DAN PANCANGBIOMASSA TUMBUHAN BAWAHBIOMASSA SERESAHBIOMASSA POHON MATI DAN KAYU MATI

B. KARBON ORGANIK TANAHTANAH MINERAL KERINGTANAH MINERAL MANGROVE

Page 87: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

75Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

BENTUK PSP20X20 M TINGKAT POHON

10X10 M TINGKAT TIANG

5X5 M TINGKAT PANCANG

1X1 M TINGKAT SEMAI DAN TUMBUHAN BAWAH

LOKASI HKm SANTONG

Page 88: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

76 Presentasi

LOKASI KHDTK RARUNG

LOKASI HUTAN MANGROVE JEROWARU

Page 89: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

77Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

HASIL SANTONG

No Kawasan Hutan Luas (Ha) Luas (%)1 Kawasan Hutan Primer 50,78 4,802 Kawasan Hutan Sekunder 962,85 91,123 Kawasan Hutan Terdegradsasi 42,96 4,06

Total Luas 1.056,59 100

LUAS KAWASAN HUTAN KEMASYARAKATAN DI KAWASAN SANTONG.

No. Plot Klasifikasi Plot Sampling Permanent

Lokasi Koordinat PSP KeteranganX Y

1 Santong Primer 1 8 ° 19’ 20,1’’ 116° 18’ 30,4’’Kawasan Hutan Primer

2 Santong Primer 2 8 ° 19’ 12,7’’ 116° 18’ 45,0’’3 Santong Primer 3 8° 19’ 23,4’’ 116° 18’ 43,2’’4 Santong Sekunder 1 8° 19’ 33,2’’ 116° 18’ 33,4’’

Kawasan Hutan sekunder

5 Salut Sekunder 2 8° 17’ 27,1’’ 116° 19’ 52,2’’6 Salut Sekunder 3 8° 17’ 47,8’’ 116° 19’ 47,3’’7 Santong Terdegradasi 1 8° 19’ 35,7’’ 116° 18’ 57,4’’

Kawasan Hutan terdegradasi

8 Santong Terdegradasi 2 8° 19’ 44,9’’ 116° 18’ 24,9’’9 Salut Terdegradasi 3 8° 17’ 42,2’’ 116° 19’ 48,6’’

LOKASI KOORDINAT PLOT SAMPLING PERMANENT DI KAWASAN HKM SANTONG.

HASIL SANTONG CADANGAN KARBON

TERTINGGI PADA HUTAN SEKUNDER (962,85HA) SEBESAR 91.737,14 HA

CADANGAN KARBON PADA HUTAN PRIMER (50,78 HA) SEBESAR 8.221,28 TON

CADANGAN PADA KAWASAN TERDEGRADASI (42,96 HA) SEBESAR 3.537,18 TON

TOTAL CADANGAN HKmSANTONG (1.056,59 HA) SEBESAR 103.495,60 TON

Page 90: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

78 Presentasi

HASIL KHDTK RARUNG

No Kawasan Hutan Berdasarkan Vegetasi Luas (Ha) Luas (%)1 Mahoni (Swietenia macrophylla) 5,00 1,532 Gaharu (Gyrinops vesteegii) 4,53 1,393 Klicung (Dyospiros malabarica) 3,29 1,014 Bajur (Pterospermum javanicum) 1,41 0,435 Rajumas (Duabanga moluccana) 5,00 1,536 Cendana (Santallum album) 0,54 0,177 Jukut (Euginia polyantha) 0,92 0,288 Ampupu (Eucalypthus urophylla) 7,92 2,439 Kemiri (Aleurites moluccana) 1,37 0,42

10 Vegetasi Campuran 295,88 90,80Jumlah 325,86 100

LUAS KAWASAN HUTAN KHDTK RARUNG BERDASARKAN JENIS VEGETASI.

No. Plot Klasifikasi Plot Sampling Permanent

Lokasi Koordinat PSP KeteranganY X

1 Mahoni 9053840 422343 Vegetasi Homogen2 Vegetasi Campuran 1 9054067 422167 Vegetasi Campuran3 Klicung 9054193 422225 Vegetasi Homogen4 Bayur 9054234 422394 Vegetasi Homogen5 Rajumas 9054141 422418 Vegetasi Homogen6 Sonokeling 9054977 422806 Vegetasi Homogen7 Jukut 9054591 422468 Vegetasi Homogen8 Ampupu 1 9054608 422551 Vegetasi Homogen9 Vegetasi Campuran 2 9056324 424192 Vegetasi Campuran

10 Waru 9056905 424205 Vegetasi Homogen11 Vegetasi Campuran 3 9056793 424245 Vegetasi Campuran12 Dadap 9056211 423988 Vegetasi Homogen13 Kemiri 9054871 422635 Vegetasi Homogen14 Vegetasi Campuran 4 9055448 423168 Vegetasi Campuran15 Ampupu 2 9055097 422911 Vegetasi Homogen

LOKASI KOORDINAT PLOT SAMPLING PERMANENT (PSP) DI KAWASAN KHDTK RARUNG.

Page 91: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

79Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

HASIL KHDTK RARUNGcadangan karbon di Kawasan Hutan KHDTK Rarung sebesar 47.566 Ton dengan luas keseluruhan kawasan hutan seluas 325,86 Ha

No Nama Plot Kontribusi Sumber Karbon (%)(Pohon, Tiang,

Pancang)

Tumbuhan Bawah

Tegakan

Seresah Tanah

1 Mahoni 55,37 2,72 0,66 41,24

SUMBANGAN KARBON SETIAP KOMPONEN BIOMASSA DI KAWASAN KHDTK RARUNG

2 Vegetasi Campuran 1 25,14 0,44 2,98 71,433 Klicung 39,05 0,13 4,88 55,944 Bayur 68,85 0,41 2,35 28,405 Rajumas 53,58 0,64 1,81 43,976 Sonokeling 25,50 1,16 1,53 71,807 Jukut 61,28 0,67 1,69 36,368 Ampupu 1 74,38 0,20 1,27 24,159 Vegetasi Campuran 2 43,25 0,76 2,76 53,23

10 Waru 33,90 0,33 0,90 64,8611 Vegetasi Campuran 3 46,47 0,13 1,44 51,9512 Dadap 26,55 0,35 2,68 70,4113 Kemiri 50,06 0,97 1,44 47,5314 Vegetasi Campuran 4 42,77 0,58 1,04 55,6015 Ampupu 2 37,93 0,97 1,61 59,49

Page 92: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

80 Presentasi

HASIL MANGROVE JEROWARU

No Kawasan Hutan Mangrove Luas (Ha) Luas (%)1 Hutan Mangrove Primer 28,65 37,712 Hutan Mangrove Sekunder 31,5 41,463 Hutan Mangrove Terdegradsasi 15,83 20,83

Total Luas 75,98 100

LOKASI KOORDINAT PLOT SAMPLING PERMANENT (PSP) DI KAWASAN HUTAN MANGROVE JEROWARU

No. Plot Klasifikasi Plot Sampling Permanent

Lokasi Koordinat PSP KeteranganX Y

1 Mangrove Vegetasi Rapat 1 444586 9016945 Kawasan Hutan mangrove Primer2 Mangrove Vegetasi Rapat 2 444784 9016943

3 Mangrove Vegetasi Rapat 3 445066 90175124 Mangrove Vegetasi Sedang 1 444987 9017589 Kawasan Hutan

Mangrove sekunder5 Mangrove Vegetasi Sedang 2 444969 90177306 Mangrove Vegetasi Sedang 3 445562 90178377 Mangrove Vegetasi Rusak 1 445580 9017966 Kawasan Hutan

Mangrove terdegradasi

8 Mangrove Vegetasi Rusak 2 445471 90179539 Mangrove Vegetasi Rusak 3 444700 9016942

LOKASI KOORDINAT PLOT SAMPLING PERMANENT DI KAWASAN HUTAN MANGROVE JEROWARU

HASIL JEROWARU CADANGAN KARBON PADA

MANGROVE RAPAT/PRIMER 2.888,6 TON

CADANGAN KARBON PADA MANGROVE RAPAT SEDANG 2.658,2 TON

CADANGAN KARBON PADA MANGROVE TERDEGRADASI SEBESAR 793,8 TON.

TOTAL CADANGAN KARBON UNTUK MANGROVE JEROWARU SEBESAR 6.340,6 TON

Page 93: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

81Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

MASUKAN DIPERLUKAN PENGUKURAN STOK

KARBON SECARA TIME SERIES UNTUK MELIHAT PERUBAHAN

PENAMBAHAN PSP PADA KAWASAN LAINNYA UNTUK AKURASI DATA

INTERVENSI KEBIJAKAN YANG LEBIH KUAT DALAM RANGKA PENURUNAN EMISI GRK, GUNA MENJAGA KOMITMEN NEGARA

MEMASUKAN MEKANISME CARBON TRADE SECARA VALUNTARY DENGAN MEMBANGUN WEB KHUSUS

STRATEGI KEBERLANJUTAN MENYEDIAKAN ALOKASI ANGGARAN

(APBD) BAGI KEGIATAN MONITORING PSP, DAN PERLUASAN PEMBUATAN PSP YG LEBIH MEWAKILI NTB

MENGINTEGRASIKAN MONITORING PSP DENGAN KEGIATAN INVENTARISASI

MENDORONG KETERLIBATAN BERBAGAI PIHAK TERKAIT

Page 94: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

82 Presentasi

TERIMA KASIH

4. Data dan informasi penginderaan jauh untuk mendukung sistem perhitungan karbon nasional

Disampaikan pada “Lokakarya Strategi Monitoring dan Pelaporan PSP ditingkat Propinsi”Mataram, Nusa Tenggara Barat 7 Mei 2013

Ir. Rubini Jusuf, MSi. Sukentyas Estuti Siwi, MSi.

Pusat Teknologi dan Data Penginderaan JauhLembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Page 95: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

83Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

OUTLINE

• Pengembangan Bank Data Penginderaan Jauh Nasional di LAPAN

• Inpres No. 6 tahun 2012 tentang Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan, dan Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi

• Fasilitas dan data satelit penginderaan jauh yang diterima oleh LAPAN saat ini.

• Peran LAPAN dalam Indonesia’s National Carbon Accounting (INCAS)

• Penutup

Pengembangan Bank Data Penginderaan Jauh di LAPAN

Akuisisi data dan Teknologi Stasiun Bumi Penginderaan

Jauh

Pengolahan Data

Penginderaan Jauh

Bank Data Penginderaan Jauh Nasional

(BDPJN)Pengelolaan

Data Penginderaan

Jauh

Page 96: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

84 Presentasi

Tujuan Bank Data Penginderaan Jauh Nasional1. Mengumpulkan, memelihara, memutakhirkan, dan mendistribusikan metadata dan

data penginderaan jauh wilayah Indonesia.

2. Menyediakan data satelit (resolusi spasial rendah sampai tinggi) dengan tutupan awan minimal/bebas awan setiap tahun untuk seluruh wilayah Indonesia.

3. Menyediakan informasi mengenai kualitas data dalam bentuk metadata dan/atau riwayat data, seperti sistem proyeksi dan sistem koordinat, level koreksi geometri, level koreksi radiometri, waktu pemotretan, lokasi pemotretan, cakupan pemotretan, persentase tutupan awan, dan hak cipta.

4. Memberi supervisi terkait pemanfaatan data penginderaan jauh.5. Memberi masukan kepada Pemerintah terkait kebijakan pengadaan, pemanfaatan,

dan penguasaan teknologi dan data penginderaan jauh satelit.6. Membangun sistem akses data spasial yang terintegrasi dengan sistem akses

Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN) dan menyediakan akses data spasial kepada masyarakat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

7. Menjadi wakil nasional dalam kerjasama penyediaan data penginderaan jauh secarainternasional.

8. Menyediakan fasilitas pengolahan data penginderaan jauh bagi para pengguna diluar LAPAN.

Inpres No.6 Tahun 2012Tentang Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan, dan Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi

Page 97: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

85Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Inpres No.6 tahun 2012 (lanj...)Kepada:

1. Para Menteri;

2. Panglima Tentara Nasional Indonesia;

3. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

4. Para Kepala Lembaga Pemerintah Non-Kementerian;

5. Para Gubernur;

6. Para Bupati dan Walikota;

Untuk sesuai tugas dan fungsi masing-masing

PERTAMA:

Menggunakan citra tegak satelit penginderaan jauh resolusi tinggi yang disediakan olehBadan Informasi Geospasial berdasarkan data satelit penginderaan jauh resolusitinggi dengan ukuran piksel lebih kecil dan/atau sama dengan 4 (empat) meter yang disediakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

KEDUA:

Menyampaikan rencana kebutuhan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi untukpelaksanaan program dan kegiatan tahun anggaran berikutnya kepada Badan InformasiGeospasial melalui Rapat Koordinasi Penyediaan Data Satelit PenginderaanJauh ResolusiTinggi.

Inpres No.6 tahun 2012 (lanj...)KETIGA: Khusus kepada:

1. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional untuk:

a. menyediakan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi dengan lisensi Pemerintah Indonesia;

b. meningkatkan kapasitas dan operasi sistem akuisisi data satelitpenginderaan jauh resolusi tinggi;

c. melaksanakan penyediaan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

d. melakukan pengolahan atas data satelit penginderaan jauh resolusi tinggiberupa koreksi radiometrik dan spektral;

e. membuat metadata atas data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi sesuaidengan Standar Nasional Indonesia;

f. melakukan penyimpanan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi; dan

g. bersama Kepala Badan Informasi Geospasial melakukan pengendaliankualitas terhadap data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi.

Page 98: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

86 Presentasi

Persyaratan permohonan Citra Tegak Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi (CRSPJRT)

• Surat permohonan yang ditandatangani oleh pejabat minimal Eselon-2 atau setara;

• ToR/Proposal kegiatan untuk penggunaan data tsb;

• Lokasi dan cakupan (koordinat) data yang dibutuhkan;

• Tanggal akuisisi data yang dibutuhkan;

• Copy RKAKL/Dokumen anggaran;

• Kontak person yang dapat dihubungi.

Data yang diterima di Stasiun Bumi Parepare dan Jakarta

Page 99: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

87Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Data penginderaan jauh yang diterima LAPAN saat ini

• Data sumberdaya alam (SB Parepare dan SB Rumpin):• Terra/Aqua MODIS• NPP VIIRS• Landsat-7• SPOT-5 dan SPOT-6• Landsat Data Continuity Mission (LDCM)/Landsat-8

• Data lingkungan dan cuaca (SB Jakarta):• NOAA-19• Feng Yung-3A• MTSAT-1R

Terra

Aqua LDCM

Landsat-7

SPOT-5

SPOT-6

Stasiun Bumi Penginderaan Jauh LAPAN

BPJ ParepareSB Rumpin

SB Jakarta

Page 100: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

88 Presentasi

Informasi Tingkat Kehijauan Vegetasi(Sumber: data Aqua/Terra MODIS, res. 250 m)

Data Landsat (res. 30 m, 3 Mei 2009)

Page 101: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

89Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Data Landsat (res. 30 m, 3 Mei 2009, Kadipaten, Jawa Barat)

Data SPOT-6 (res. 1.5 m, 17 Mar 2013, Kadipaten, Jawa Barat)

Page 102: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

90 Presentasi

Fasilitas Pengolahan dan Pengelolaan Data Penginderaan Jauh Jakarta

Peran LAPAN dalam INCAS1. Mengumpulkan data penginderaan jauh satelit Landsat (tahun 1990-2012)

untuk seluruh wilayah Indonesia sebagai data utama.

2. Mengumpulkan data penginderaan jauh satelit resolusi tinggi sebagai data pendukung.

3. Melaksanakan pengolahan data Landsat untuk penutupan lahan hutan/non-hutan serta perubahan penutupan lahan hutan/non-hutan tahunan.

4. Melaksanakan peningkatan kapasitas SDM, litbang, serta infrastruktur terkait metodologi dan pengolahan data penginderaan jauh satelit Landsat.

5. Berperan aktif dalam mensosialisasikan kegiatan INCAS dalam pertemuan/seminar/lokakarya baik di dalam maupun luar negeri

6. Berperan aktif memberi serta memberi masukan pada Pemerintah terkait pemanfaatan data penginderaan jauh satelit untuk mendukung peta penutupan lahan di Indonesia.

7. Dalam melaksanakan kegiatan di atas, LAPAN bekerjasama dengan CSIRO (Australia).

Page 103: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

91Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Kelompok kerja dalam INCAS

Jangka waktu program 2009-2014.

LAPAN Remote Sensing Working Group Perubahan penutupan lahan(Land Cover)

Kementerian Kehutanan (Badan Litbang Kehutanan dan Dirjen Planologi)menghitung biomasa dan karbon padaberbagai jenis penutupan lahan (Land Cover) dan perubahannya berdasarkanwaktu.

Land Cover Change Processing

Requirements: • Spatial resolution of 25 m• Accuracy of ≥ 95% (for Carbon tracking) • Pass international verification

Page 104: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

92 Presentasi

1. Pengumpulan Data

Data Landsat Indonesia (tahun 1990-2012), sumber :1. Thailand (GISTDA), 2. USA (USGS), 3. Geoscience Australia (GA),4. LAPAN Data resolusi tinggi (Ikonos,

Quickbird, WorldView, danGeo-Eye) dari berbagaisumber cek lapangan danvalidasi

Citra Resolusi Tinggi (aerial photos, Ikonos, Quickbird, Worldview1/2, SPOT5/6) membantu dalam survey lapangan dan validasi

Ketersediaan Data• Landsat (1990-1999): 4000 scene• Landsat (2000-2009): 4300 scene• Landsat (2010-2012): 2100 scene• Citra Resolusi Tinggi Kalimantan : 53 scene• Citra Resolusi Tinggi Sumatera : 70 scene• Citra Resolusi Tinggi Papua : 62 scene• Citra Resolusi Tinggi Sulawesi : 79 scene

Cakupan citra Landsat Indonesia 225 scene

Citra Resolusi Tinggi QuickbirdPankromatik

2. Pemetaan Penutupan Lahan Hutan/Non-HutanTahunan danPerubahannya

MAY 2012 NOV 2011

DEC 2012

Penutupan lahan untuk seluruh wilayah Indonesia 2000-2009 (dilaksanakan pada 2009-2013),

Penutupan lahan untuk seluruh wilayah Indonesia 2010-2012 dan1990-1999 (dilaksanakan pada 2013-2014).

Selesai Sedang berlangsung Persiapan

Page 105: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

93Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Penutupan Lahan Hutan/Non-Hutan Tahunan(Kalimantan, 2000-2009)

Perubahan Penutupan Lahan Kalimantan (2000-2009)

Page 106: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

94 Presentasi

Penutupan Lahan Hutan/Non-Hutan Tahunan(Sumatera, 2000-2009)

Page 107: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

95Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Perubahan Penutupan Lahan Sumatera (2000-2009)

Page 108: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

96 Presentasi

Citra Landsat Tahun 2009

Citra Quickbird Tahun 2009 Citra SPOT-6 Tahun 2013

Klasifikasi Hutan/Non-HutanTahun 2009

Contoh Monitoring Permanent Sampling Plot (PSP)

Penutup• Data penginderaan jauh memiliki peran yang

sangat penting dalam mendukung kegiatan perhitungan karbon secara nasional.

• LAPAN memiliki kemampuan dari sisi infrastruktur dan SDM serta siap membantu dan bekerjasama dengan instansi lain untuk tercapainya tujuan kegiatan ini.

Page 109: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

97Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

PUSAT TEKNOLOGI DAN DATA PENGINDERAAN JAUHLEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

Jl. LAPAN NO. 70, PEKAYON, PASAR REBOJAKARTA TIMUR 13710

TEL: (021) 871-0786. FAX: (021) 871-7715Website: www. lapan.go.id

Email: [email protected]

5. Integrasi NFI ke dalam sistem monitoring karbon hutan yang akan dibangun di provinsi Nusa Tenggara Barat

INTEGRASI NFI KE DALAM SISTEM MONITORING KARBON HUTAN

YANG AKAN DIBANGUN DIPROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Iman Santosa Tj.Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumberdaya Hutan

Ditjen Planologi Kehutanan – Kementerian Kehutanan

LOKAKARYASTRATEGI MONITORING PSP DI TINGKAT PROVINSI

Mataram, 7-8 Mei 2013

1

Page 110: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

98 Presentasi

OUTLINE

I. Pendahuluan

II. Inventarisasi Hutan Nasional (NFI)

III. Sistem Pemantauan Hutan Nasional (NFMS)

IV. Pengembangan Sistem Monitoring Karbon

Hutan (SMKH) NTB

V. Integrasi NFI – PSP Balitbang – SMKH NTB

VI. Penutup

2

I. Pendahuluan

1. Invetarisasi Hutan nasional (NFI) merupakan kegiatan untuk

memperoleh data tentang kondisi sumberdaya hutan di tingkat

nasional, yang mencakup perubahan penutupan/penggunaan

lahan, potensi SDH, pertumbuhan riap, analisis citra digital serta

pemetaannya.

2. Hasil kegiatan NFI dapat membantu pemantauan karbon hutan,

baik tingkat nasional maupun provinsi.

3. Data NFI perlu diintegrasikan dengan Sistem Monitoring Karbon

Hutan di tingkat provinsi.

3

Page 111: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

99Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Terdiri dari 3 komponen pokok:

1. Penaksiran SDH (Forest Resource Assessment )

2. Pemantauan SDH (Forest Resource Monitoring)

3. Pemetaan SDH (Forest Resource Mapping/GIS/DIAS)

II. Inventarisasi Hutan Nasional (NFI)

4

1. Penaksiran SDH (Forest Resource Assessment )a. Dilakukan dengan membuat Permanent Sample Plot (PSP) dan

Temporary Sample Plot (TSP)b. Tujuan:

TSP : Pendugaan potensi sumberdaya hutan (volume, kondisi tegakan, distribusi dan keanekaragaman jenis)

PSP : Pemantauan perubahan SDH dan Riap pertumbuhan c. Letak:

Di seluruh kawasan hutan, prioritas pada ketinggian dibawah1000 m dpl, pada hutan lahan kering dataran rendah, rawa, dan mangrove dan tersebar sistematik ( 20 km x 20 km).

5

Page 112: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

100 Presentasi

2. Pemantauan SDH (Forest Resource Monitoring)

a. Bertujuan untuk menyediakan data spasial (data citra) penutupan/penggunaan

lahan dengan bantuan teknologi penginderaan jauh.

b. Citra Satelit yang terutama digunakan ialah Citra Landsat 7 ETM +.

c. Penafsiran dilaksanakan setiap 3 tahun (2000 sd 2009), setiap tahun

(2011 dst).

d. Penutupan/Penggunaan Lahan : 23 kelas. (Hutan : 7, Non Hutan:15)

6

3. Pemetaan SDH (Forest Resource Mapping/GIS/DIAS)

a. Menganalisis dan memetakan tutupan hutan serta menghitung/

rekalkulasi dan memetakan deforestasi dan degradasi hutan

b. Pemetaan dengan skala 1 : 250.000.

7

Page 113: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

101Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Cancun Agreements (COP 16 Tahun 2010)Section at Decision 1/CP.16 (I)

Developing Country Parties

a. National strategy/action plan

b. National forest reference emission level/ reference level

c. Develop modalities on robust and transparent

national forest monitoring system (NFMS)

d. System Information Safeguards

III. Sistem Pemantauan Hutan Nasional (NFMS)

1. Latar belakang pengembangan SPHN (NFMS)

8

2. Sistem Pemantauan Hutan Nasional Indonesia

Dibangun berdasarkan keputusan Cancun Agreements

Data yang tersedia: - Batas NKRI- Penutupan/Penggunaan Lahan (2000, 2003, 2006, 2009, 2011)- Laju Deforestasi (2003-2006, 2006-2009, 2009-2011)- Penyebaran PSP/TSP- Peta Citra Satelit (Landsat 2009 & 2011, MODIS)

Tersedia Buku Tamu Ditampilkan secara on line:

www.dephut.go.id Sejalan dengan UU No. 14 tahun 2008 ttg Keterbukaan Informasi

Publik

9

Page 114: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

102 Presentasi

3. Indonesian NFMS on line (www.dephut.go.id)

10

IV. Pengembangan Sistem Monitoring Karbon Hutan Provinsi NTB

1 Sistem untuk memantau emisi, serapan dan sediaan/stock karbon yang berasal dari hutan (5 CPs ?) di Provinsi NTB.

2. Mengacu pada RAD Penurunan Emisi GRK Prov. NTB.(Pergub NTB No. 51 Tahun 2012)

3. Dilaksanakan setiap tahun selama 2013-2021 (?).

4. Memerlukan kesiapan SDM, Perangkat Keras, Perangkat Lunak, Data, Prosedur dan keterlibatan masyarakat.

5. Mengintegrasikan seluruh data yang diperlukan.

11

Page 115: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

103Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Skema Pengembangan SMKH Prov. NTB

SISTEMMONITORING

KARBON HUTAN

PROV. NTB

12

NFI

PSPBALITBANG

INCAS SSUMBERLAIN

V. Integrasi NFI – PSP Balitbanghut - SMKH NTB

Tujuan:

Tersedianya satu data/informasi mengenai karbon hutan di

Provinsi NTB yang lengkap, akurat, tepat waktu serta diacu

bersama oleh semua instansi dan masyarakat.

Tahapan:1. Identifikasi Kebutuhan Data2. Identifikasi Ketersediaan Data3. Sinkronisasi Data (Format, Periodisasi dll).4. Pengolahan/Analisis Data5. Pelaporan dan Penyajian Data/Informasi

13

Page 116: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

104 Presentasi

1 dan 2. Identifikasi Kebutuhan & Ketersediaan DataNO Kebutuhan Data Pokok

SMKH Prov. NTBKetersediaan Data

NFI PSP Balitbanghut Sumber Lain

1 2 3 4 5

1 Wil. Administrasi Pemerintahan - - Pemda Prov/Kab.

2 Status Kawasan Hutan V V BPKH VIII Denpasar

3 Penutupan/Penggunaan Lahan V V LAPAN/INCAS

4 Tipe Vegetasi/Ekosistem(termasuk HKm, Agroforestri dll)

- V LIPI (?)

5 Potensi SDH V - -

6 Pertumbuhan pohon V V -

7 Cadangan Biomasa (5 CPs) - V -

8 Cadangan Karbon (5 CPs) - V -

9 Deforestasi & Degradasi V - -

10 Reforestasi/Revegetasi V - BPDAS PROV. NTB

11 Kebakaran Hutan/Titik panas - - Kemhut Pusat, Dishut Prov/Kab.TNGR, BKSDA Prov. NTB

12 Perambahan kawasan/Ladang berpindah

- - s.d.a.

13 Penebangan Liar - - s.d.a.

14 Jenis tanah - - Kemtan/BBPSDLP14

3. Sinkronisasi Data:

a. Spasial : Koreksi citra, Proyeksi peta, skala peta, legenda dll.

b. Numerik : Satuan data:

- Penanaman: Batang => luas tanaman (ha)

- Hotspots => jumlah kebakaran, luas areal terbakar.

- Emisi/serapan/stok karbon (ton CO2 eq.)

c. Tipe vegetasi/Ekosistem vs Kelas Penutupan/Penggunaan Lahan.

d. Periodisasi Data:

(1). SMKH : Setiap tahun

(2). PSP (Balitbang) : Setiap tahun (2013-2014)

Setiap 3 tahun (2015 dst)

(3). NFI : Setiap tahun ( PL, Enumerasi)

Setiap 5 tahun (Re- Enumerasi)

15

Page 117: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

105Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Matriks Sandingan/Reklasifikasi Kelas Ekosistem/Tipe Vegetasi dan Kelas Penutupan Lahan

No Kelas Ekosistem/Tipe VegetasiPSP di Prov. NTB

Badan Litbang Kehutanan

Kelas Penutupan LahanDitjen Planologi Kehutanan

1 Kawasan hutan primer Hutan lahan kering primer

Vegetasi homogen

Vegetasi campuran

2 Kawasan hutan sekunder Hutan lahan kering sekunder

Kawasan hutan terdegradasi

3 Kawasan hutan mangrove primer Hutan mangrove primer

4 Kawasan hutan mangrove sekunder Hutan mangrove sekunder

Kawasan hutan mangrove terdegradasi

17

Page 118: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

106 Presentasi

4. Pengolahan/Analisis Data

CO2 eq.

D A F E EMISI

=> Metode “Stock Difference”

= X

CO 2 eq.

D A Cadangan Karbon/Ha

DugaanCadangan

Karbon

a. Pendugaan Cadangan Karbon

b. Pendugaan Emisi Karbon

18

5. Pelaporan dan Penyajian Data/Informasi

a. Instansi berwenang -> BAPPEDA Prov. NTB

b. Periodisasi : Tahunanc. Cara penyajian :

Cetakan dan Digital/Media on line (www.ntbprov.go.id)

19

Page 119: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

107Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

VI. P e n u t u p

Keberhasilan Integrasi NFI dengan Sistem Monitoring Karbon

Hutan di Provinsi Nusa Tenggara Barat memerlukan komitmen

dan dedikasi yang tinggi dari semua pihak yang terlibat.

Komitmen dan dedikasi tersebut akan tercermin dari kordinasi

dan sinkronisasi data/informasi, baik lintas sektor

pembangunan maupun lintas adminstrasi pemerintahan

(instansi vertikal dan dinas otonom).

20

Terimakasih, Selamat berdiskusi

21

Page 120: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

108 Presentasi

6. Potensi aplikasi INCAS sebagai sistem monitoring karbon hutan

Potensi aplikasi INCAS sebagai sistem monitoring karbon hutan

Haruni KrisnawatiFORDA/IAFCP

Disampaikan pada Lokakarya Strategi Monitoring PSP di Tingkat ProvinsiMataram, 7-8 Mei 2013

INCAS: what is it?

• INCAS is carbon accounting system designed to Measure (M) emissions from Indonesia’s forests at the national scale (wall-to-wall) on an annual basis.

• Depending on the Indonesian Government’s desires - these can then beReported (R) to organisation who have an interest in managing GHG emissions. Reporting can be:- Domestically – to support policy development, implementation and

monitoring; and/or;- Internationally – eg. UNFCCC, REDD+, carbon markets or emissions

reductions treaties.• These reported emissions levels can then be Verified (V) to support the

credibility of these numbers. - The level of verification and credibility depends on the purpose of the

reporting – eg. Carbon markets will likely require high-level of reporting and credibility; domestic reporting could be less stringent.

Page 121: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

109Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

INCAS Characteristics

To ensure the system will meet international and domestic policy requirements, the INCAS design includes:• Wall-to-wall coverage• Ability to report emissions annually• All carbon pools and greenhouse gases• Reporting at fine spatial scales• Scalable to allow nesting• Able to test different land use and management scenarios• Spatially and temporally consistent

The goal of INCAS is to provide monitoring and reporting for the land sector components of Indonesian MRV System

= X

Activity data

Emission factor

Net emission

Accounting for Emission Profile – land based sector

Changes in Forest Area(land-uses and management

activities)

Changes in Carbon stocks(land-uses and management

activities)

CO2-eq

IPCC GPG, 2003; IPCC GL 2006

Satellite land monitoring system

Forest inventory/Field measurement

GHG inventory

Page 122: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

110 Presentasi

INCAS modulesLand Cover Change Analysis B

Annual time-series defining areas of:▪ Deforestation (permanent loss of forest cover)

Carbon Stock Estimation D

Carbon stock estimates for each biomass class (incl. growth/loss rate):• Aboveground biomass• Belowground biomass• Litter• Debris• Soil

Biomass ClassificationA

Classification of forests into groups (biomass classes) that best explain the variation of biomass in undisturbed forest condition

Forest Disturbance Class MappingC

Map forest disturbance classes at known date- Minimal disturbance- Moderate disturbance- Heavy disturbance

Carbon Accounting

and Reporting

Model (ICARM)

E

Degradation (forest clearance and regeneration or partial removal)

INCAS – Methodology

Internationally reviewed carbon accounting model

Calibrate to Indonesian conditions

Run & check ICARM scenarios (management activities)

ICARM outputC stock change by biomass class

Area change by biomass class by year

INCAS output

C stock change by year

Biomass Class

A

Indonesian Carbon Accounting and

Reporting Model (ICARM)

E

DC-stock Estimates

Develop ICARM scenarios (management activities)

Map change in forest area for each year by biomass class

Annual Land Cover ChangeB

DisturbanceC

Page 123: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

111Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

• Remote sensing data• Ground data

Data needed

Carbon accounting

model

Land cover change

Land use and

mngement

Soil including

peat

Biomass and

Growth

Climate

System - Progress

• Annual land cover change analysis has been completed for Kalimantan, Sumatra, Papua and nearly Sulawesi, showing land-cover change through time for the period 2000-09 - Aim to complete national level, ‘wall-to-wall’, processing from 2000 to the present day (year)

• Development of the Pilot System over Kalimantan• Development of the biomass class and map for Kalimantan – key input to pilot

system• Integration of annual land cover change analysis and biomass classification for

Kalimantan• Early estimates of annual gain and loss by biomass class for Kalimantan• Early estimates of annual emissions and removals by biomass class for Kalimantan• Training workshops on the use of carbon models – incorporating management

scenarios to generate a full account for carbon emissions

Page 124: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

112 Presentasi

Clearing in 2008-2009

Multiple Changes

Forest in 2000

Lake

Replanting in 2001-2002 Replanting in 2000-2001

Clearing in 2007-2008Clearing in 2006-2007Clearing in 2005-2006Clearing in 2004-2005Clearing in 2003-2004Clearing in 2002-2003

Clearing in 2001-2002Clearing in 2000-2001

Replanting in 2002-2003 Replanting in 2003-2004 Replanting in 2004-2005

Replanting in 2005-2006 Replanting in 2006-2007 Replanting in 2007-2008 Replanting in 2008-2009

Non Forest

Annual land cover change analysis

Data used for analysis:

- Biomass data (Forest inventory/ field measurement data)

- Landsat satellite imageries

- Land use/land cover map

- Land system map

- Digital elevation map

- Soil and peatland map

- Climate data

- Research data (monograph on allometrics)

Biomass classification analysis

Page 125: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

113Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Early estimates of annual emissions & removals for Kalimantanremovalsemissions (CO2 Mt)

Carbon Accounting & Reporting Model

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2005 2005 2008

Mangrove

Swamp

Dryland

• Integrates land cover change and carbon stock change data

• Flexible forecasting tool• Calculates total annual

greenhouse gas emissions using land management scenarios

• Output: Land sector account of Indonesia’s national greenhouse gas inventory

Annual Land Cover Change Area

Carbon Stock Change

Page 126: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

114 Presentasi

What can INCAS be used for?• Central component of a MRV framework for REDD+ - regulatory basis for

carbon trading• Support National Forest Monitoring System to make informed decisions on

how best to manage Indonesia’s GHG emissions and forest/land management

• Designed to quantify impact of past, current and future Indonesian policies and land management practices

• Provide scientific and technical basis to promote Indonesia’s national interests in international forums and policy development

• Designed to produce outputs required for international emissions reporting (UNFCCC, REDD+, National GHG Inventories)

• Provide inputs required to establish credible Reference Emission Level scenarios

• Designed to monitor annual changes in emissions and removals for the land sector.

Thank YouThe INCAS team

Page 127: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

115Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

7. Dukungan data untuk menyusun strategi monitoring PSP

OlehBalai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH)

Wilayah VIII

Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VIII Denpasar menangani 2 Wilayah Provinsi yakni :1. Provinsi Bali dengan luas Kawasan Hutan dan Perairan yang

telah ditunjuk dan ditetapkan olah Menteri Kehutanan danPerkebunan No. 433/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 seluas130.686,01 Ha

2. Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai kawasan hutan seluas 1.046.959 yang ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 598/Menhut-II/2009 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat

BPKH mempunyai tugas melaksanakan pemantapan kawasanhutan, penilaian perubahan status dan fungsi hutan sertapenyajian data dan informasi sumber daya hutan.

Page 128: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

116 Presentasi

Ciri kawasan hutan mantap :1. Adanya kepastian kawasan hutan2. Status kawasan yang bebas konflik jangka panjang. 3. Diketahui letak, lokasi, luas dan kondisi penutupan

lahannya. 4. Permanen dan dibatasi oleh batas alam/buatan yang

permanen. 5. Diakui secara de-jure dan de-facto (legal dan

legitimate) oleh seluruh pemangku kepentingan,6. Adanya rencana pengelolaan serta pengelola

kawasan (KPH).

Page 129: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

117Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

National Forest Inventory (NFI) Kegiatan Inventarisasi Hutan Nasional Indonesia telah mulai

dilaksanakan sejak tahun 1989. Salah satu komponen dari IHN adalah pengumpulan data

lapangan melalui pembuatan Temporary SamplePlots/Permanent Sample Plots (TSP/PSP) pada setiap grid 20km x 20 km di seluruh kawasan hutan Indonesia (kecuali P.Jawa) dengan ketinggian sampai dengan 1000 dpl.

Di dalam plot IHN terdapat plot contoh sementara (TemporarySample Plot – TSP) dan plot contoh permanen (PermanentSample Plot – PSP). TSP diukur hanya 1 (satu) kali untuk mengetahui kondisi

potensi tegakan pada saat itu (current standing stock). Sedangkan PSP diukur ulang dalam selang waktu 4 sampai 5

tahun untuk memperoleh gambaran kondisi hutan yang terusberubah secara dinamis.

Inventarisasi Hutan Nasional (NFI)Tujuan NFI : Untuk menyediakan informasi lokasi dan distribusi

tipe hutan dan penggunaan lahan Untuk membangun dan mengembangkan Sistem NFI

dalam pemantauan sumber daya hutan Untuk menaksir volume kayu, pertumbuhan dan hasil

hutan dan dinamikanya per tipe hutan, jenis pohonatau kelompok jenis

Page 130: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

118 Presentasi

7 8 9

4 5 6

1 2 3

Kerangka Plot Contoh9 tract – klaster plot

Page 131: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

119Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Perencanaan dan Pembinaan Prakondisi Penge

Page 132: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

120 Presentasi

Inventarisasi Biogeofisik Untuk mengetahui dan memperoleh data daninformasi mengenai potensi, karakteristik,bentang alam, serta informasi lainnya pada suatuwilayah KPH maka dilaksanakan kegiataninventarisasi hutan. Kegiatan tersebut dilakukanmelalui survei yang merupakan salah satukegiatan tata hutan di wilayah KPHL dan KPHP,hasil inventarisasi tersebut dapat digunakanantara lain sebagai dasar untuk pembagian blokdan petak serta untuk penyusunan rencanapengelolaan.

• Penempatan Plot Contoh di lapangan dilakukan denganteknik sistematik sampling dengan awal random(Systematic Sampling with Random Start)

• Jarak antar plot sejauh 5 km x 5 km, baik pada eastingmaupun northing. Apabila sudah terdapat permanentsample plot inventarisasi hutan nasional di wilayah KPHmaka peletakan plot sampling lapangan inventarisasihutan wilayah kelola KPH dapat berjarak 2,5 km x 2,5Km, 1,25 Km x 1,25 Km atau sampai maksimal 625 m x625 m dari PSP inventarisasi hutan nasional yang telahada

• Plot contoh diletakkan pada semua stratifikasi hutanyang ada dengan jumlah plot proporsional dengan luasstratanya.

Page 133: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

121Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Peta Sebaran PSP Pada Penutupan Lahan Tahun 2010 di Provinsi NTB

Page 134: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

122 Presentasi

ENUMERASI TAHUN 2012

No KPH Fungsi Grid UTM x Grid UTM y Desa Kecamatan Kabupaten Keterangan1 2 7 8 9 10 11 12

Pulau Lombok

1 KPHL Rinjani Timur Hutan Lindung 460000 9075000 Sambilia Sambilia Lombok Timur

2 KPHK TN Gn. Rinjani Taman Nasional 430000 9075000 Akar-akar Bayan Lombok Tengah

Pulau Sumbawa

1 KPHP Batulanteh Hutan Produksi 530000 9055000 Sape Hutan Rhee Sumbawa

2 KPHP Batulanteh Hutan Produksi 545000 9050000 Mokong Moyo Hulu Sumbawa

3 KPH Serojang Hutan Lindung 490000 9000000 Sekongkang Atas Jereweh Sumbawa Barat

4 KPH Serojang Hutan Lindung 480000 9010000 Sekongkang Bawah Jereweh Sumbawa Barat

5 KPHL Matayang Hutan Lindung 495000 9025000 Kalimantong Taliwang Sumbawa Barat

6 KPHL Brang Rea Hutan Lindung 505000 9035000 Bakat Monteh Taliwang Sumbawa Barat

7 KPHL Brang Rea Hutan Lindung 495000 9035000 Tepas Taliwang Sumbawa Barat

8 KPHP Orong Telu Hutan Produksi 520000 9035000 Klawis Lunyuk Sumbawa

9 KPHP Orong Telu Hutan Produksi 540000 9005000 Mohong Moyo Hulu Sumbawa

10 KPHP Brang Beh Hutan Produksi 515000 9005000 Padasuka Lunyuk Sumbawa

11 KPHP Brang Beh Hutan Produksi 535000 9005000 Lunyuk Ode Lunyuk Sumbawa

12 KPHP Plampang Hutan Produksi 570000 9015000 Lebangkar Ropang Sumbawa

13 KPHL Ampang Riwo Hutan Lindung 620000 9025000 Jotang Empang Sumbawa

14 KPHL Ampang Riwo Hutan Lindung 630000 9035000 Mata Empang Sumbawa

15 KPHL Ampang Riwo Hutan Lindung 645000 9040000 Riwo Woja Dompu

16 KPHL Ampang Riwo Hutan Lindung 645000 9050000 Kwangko Kempo Dompu

17 KPHL Tofo Pajo Hutan Lindung 655000 9025000 Huu Huu Dompu

18 KPHL Tofo Pajo Hutan Lindung 665000 9035000 Adu Huu Dompu

19 KPHK Tambora Cagar Alam 635000 9070000 Boro Sanggar Bima

20 KPHP Tambora Utara Hutan Produksi 600000 9095000 Kawinda Nae Sanggar Bima

21 KPHL Soromandi Hutan Lindung 650000 9070000 Mbuju Kilo Dompu

22 KPHL Soromandi Hutan Lindung 665000 9080000 Sampongu Donggo Bima

23 KPHP Madapangga Rompu Hutan Produksi 675000 9025000 Paradowane Monta Bima

Page 135: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

123Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

RENCANA ENUMERASI TAHUN 2013

No KPH Fungsi Grid UTM x Grid UTM y Desa Kecamatan Kabupaten Keterangan

1 2 7 8 9 10 11 12

Pulau Lombok

1 KPHK TN G. Rinjani Taman Nasional 445000 9065000 Karang banu Aikmel Lombok Tengah

2 KPHL Mareje Aikbulak Hutan Lindung 425000 9065000 Tanah Beak Batukliang Lombok Tengah

Pulau Sumbawa

1 KPHP Batulanteh Hutan Lindung 535000 9045000 Sempe Moyo Hulu Sumbawa

2 KPHP Batulanteh Hutan Lindung 525000 9045000 Batu Dulang Batu Lanteh Sumbawa

3 KPHL Brang Rea Hutan Lindung 495000 9045000 Bakat Monteh Taliwang Sumbawa Barat

4 KPHP Orong Telu Hutan Produksi 505000 9025000 Kalimantong Taliwang Sumbawa Barat

5 KPHP Brang Beh Hutan Produksi 515000 9015000 Jamu Lunyuk Sumbawa

6 KPHL Ropang Hutan Lindung 545000 9015000 Lebangkar Ropang Sumbawa

7 KPHL Ropang Hutan Lindung 545000 9025000 Lebin Ropang Sumbawa

8 KPHL Ropang Hutan Lindung 555000 9015000 Lebangkar Ropang Sumbawa

9 KPHP Plampang Hutan Produksi 575000 9030000 Maronge Plampang Sumbawa

10 KPHL Tambora Selatan Hutan Lindung 635000 9065000 Taa Kempo Dompu

11 KPHL Tambora Selatan Hutan Lindung 630000 9065000 Tolo Lako Kempo Dompu

12 KPHK Tambora Cagar Alam 610000 9080000 Doro Peti Pekat Dompu

13 KPHK Tambora Suaka Marga Satwa 605000 9075000 Doro Peti Pekat Dompu

14 KPHK Tambora Suaka Marga Satwa 600000 9085000 Doro Peti Pekat Dompu

15 KPHP Madapangga Rompu Hutan Produksi 675000 9045000 Campa Woha Bima

16 KPHP Madapangga Rompu Hutan Produksi 670000 9045000 Woro Bolo Bima

17 KPHP Waworada Hutan Produksi 690000 9040000 Doro Belo Bima

18 KPHP Waworada Hutan Produksi 705000 9025000 Karumbu Wawo Bima

19 KPHL Donggomasa Hutan Lindung 700000 9055000 Teta Wawo Bima

20 KPHL Donggomasa Hutan Lindung 700000 9045000 Tarlawi Wawo Bima

21 KPHL Donggomasa Hutan Lindung 710000 9045000 Mangge Sape Bima

22 KPHP Maria Hutan Produksi 710000 9065000 Ntoke Wera Bima

23 KPHP Maria Hutan Produksi 715000 9065000 Pai Wera Bima

RENCANA RE ENUMERASI TAHUN 2013

No KPH Fungsi Grid UTM x Grid UTM y Kabupaten Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

Pulau Bali

1Batu Kau (RTK.4)

HL 290000 9075000 Tabanan

2Abang Agung (RTK.8)

HL 330000 9085000 Karangasem

3Bali Barat (RTK.19)

HPT 220000 9100000 Buleleng

4Bali Barat (RTK.19)

HL 240000 9090000 Jembrana

5Bali Barat (RTK.19)

HL 250000 9090000 Jembrana

Pulau Lombok

1Gunung Rinjani (RTK.1)

HL 410000 9065000 Lombok Barat

2Gunung Rinjani (RTK.1)

HL 450000 9080000 Lombok Timur

Pulau Sumbawa

1G.Tambora (RTK.53)

CA 600000 9080000 Dompu

2Dodo jaranpusang (RTK.64)

HL 540000 9020000 Sumbawa

3Dodo jaranpusang (RTK.64)

HL 560000 9020000 Sumbawa

4Dodo jaranpusang (RTK.64)

HL 550000 9010000 Sumbawa

5Dodo jaranpusang (RTK.64)

HPT 580000 9020000 Sumbawa

6Pucak Ngegas Selalulegini (RTK.72)

HL 520000 9055000 Sumbawa

7Pucak Ngegas Selalulegini (RTK.72)

HL 510000 9050000 Sumbawa

Page 136: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

124 Presentasi

Penutupan Lahan Provinsi NTBNo Penutupan Lahan PL ID Luas (hektar)

1 Hutan Lahan Kering Primer 2001 454.394,62 2 Hutan Lahan Kering Sekunder 2002 308.739,89 3 Hutan Mangrove Primer 2004 4.509,14 4 Hutan Mangrove Sekunder 20041 7.455,91 5 Hutan Tanaman 2006 2.598,16 6 Belukar 2007 567.138,06 7 Belukar Rawa 20071 694,83 8 Pemukiman 2012 13.505,84 9 Transmigrasi 20122 190,51

10 Tanah Terbuka 2014 18.349,77 11 Pertambangan 20141 1.572,13 12 Savana 3000 5.805,54 13 Pertanian Lahan Kering 20091 109.275,09 14 Pertanian Lahan Kering Campur 20092 300.821,16 15 Sawah 20093 151.413,51 16 Tambak 20094 12.860,10 17 Bandara 20121 477,92 18 Tubuh Air 5001 5.336,39

Jumlah 1.965.138,55

Perbedaan PSP Sistem Inventarisasi Hutan Nasional denganSistem Monitoring Karbon Hutan

No. Kegiatan PSP Sistem Pemantauan Hutan Nasional di daerah

PSP Sistem Monitoring Karbon Tingkat Provinsi

1 Pengumpulan Data Jenis Pohon, Tinggi Pohon, BentukLahan, Pertumbuhan dan Volume.

a. Permukaan Tanah(Biomassa Pohon, Tumbuhan Bawah, Nekromassa, Seresah)

b. Di Dalam Tanah (BiomassaAkar, Bahan OrganikTanah)

2 Penempatan PSP Ditempatkan pada areal berhutan dengan jarak tertentu

Plot permanen (transekpengukuran) terutama di hutanyang dipilih untuk diusulkandalam REDD+

3 Ukuran PSP 100 x 100 m 100 x 20

4 Monitoring 5 Tahun sekali 2 Tahun sekali

5 Pelaksana Monitoring UPT. Pusat (BPKH) -

6 Sumber Dana Monitoring DIPA Pusat -

Page 137: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

125Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Pengintegrasian Sistem NFI dengan SistemMonitoring Karbon Hutan Tingkat Provinsi Menggunakan kajian yang telah di akui hasilnya,

terhadap perhitungan perkiraan cadangan KarbonHutan di atas permukaan tanah, sehingga data PSP Sistem NFI dapat digunakan.

BPKH selaku pelaksana kegiatan NFI di daerahmensupport data Enumerasi PSP dan InventarisasiBiogeofisik.

TERIMAKASIH

BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN WILAYAH VIII DENPASAR

Page 138: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

126 Presentasi

8. Peran masyarakat dalam monitoring karbon

Presentasi Acara Lokakarya Dinas Kehutanan Prov NTBMataram – Selasa, 7 Mei 2013

PERAN MASYARAKAT DALAM MONITORING KARBON

Oleh

Markum

MATERI PENYAJIAN

1. FAKTA-FAKTA PENTING

2. MASALAH AKTUAL 3. TANTANGAN KE

DEPAN 4. PELUANG BISA

DIAMBIL 5. PERAN

MASYARAKAT DALAM MONITORING KARBON

Page 139: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

127Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

1. FAKTA-FAKTA PENTING SAAT INI DI NTB TELAH DIBERIKAN IJIN

PENCADANGAN AREAL HKm SELUAS 14.836,5 Ha, dan 15.252,3 MASIH DALAM PROSES USULAN

DIPERKIRAKAN 60 % LUAS HUTAN LINDUNG DAN PRODUKSI SAAT INI SUDAH DIKELOLA OLEH MASYARAKAT (SEBAGIAN BESAR NON IJIN)

MASYARAKAT SAAT INI SUDAH MENJADI BAGIAN DARI “PENGUASA” HUTAN DI DAERAH (NILAI EMPIRIS LEBIH KUAT DARIPADA NORMATIF)

PERKEMBANGAN PRAKTIK HKM (KASUS DI KAWASAN HUTAN SESAOT)

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

1996 1998 2010

Luas

(Ha)

Perkembangan perluasan HKm

Dari luas total HKm 3672 Ha, 90 % adalah luas Hkm non program

Page 140: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

128 Presentasi

FAKTA-FAKTA PENTING (LANJ)

PERSEPSI DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG KONSERVASI HUTAN CUKUP BAIK (HUTAN SEBAGAI FUNGSI HIDROLOGI, PENAHAN EROSI, STABILITAS LINGKUNGAN)

BEBERAPA LOKASI MENUNJUKKAN PRAKTIK HKm YANG BAIK, TERUTAMA DALAM HAL NILAI CADANGAN KARBON (DI ATAS 150 TON/HA)

RATA-RATA CADANGAN KARBON DI KAWASAN HUTAN LOMBOK (DAS JANGKOK)

Tutupan Hutan Cadangan Karbon (ton/ha)

Hutan Primer 457

Hutan Primer Terganggu 261

Hutan Tegakan Mahoni Rapat 462

Hutan Tegakan Kemiri 170

Agroforestri Kompleks 150

Agroforestri sederhana 68

Sumber : Hasil Penelitian Disertasi, Markum (2011)

Page 141: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

129Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Komposisi Penyusun Cadangan C

70%

26%

1% 1% 2%

Pohon

Tanah

Seresah

Bawah Tegakan

Nekromasa

Sumber : Hasil Penelitian Disertasi, Markum (2011)

MASALAH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

DARI HUTAN PRIMER ATAU SEKUNDER KE PHBM SELALU BERDAMPAK PADA PENAMBAHAN EMISI

PRAKTIK HKM SEBAGIAN BESAR DI DOMINASI OLEH TANAMAN DENGAN NILAI KARBON RENDAH (TANAMAN YANG MEMILIKI BJ RENDAH)

PRAKTIK HKM MEMILIKI TINGKAT KEANEKARAGAMAN VEGETASI RENDAH SAMPAI SEDANG

IMPLIKASINYA ADALAH CADANGAN KARBON DAN TINGKAT SEKUESTRASI KARBON RENDAH

Page 142: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

130 Presentasi

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

Sumber : Hasil Penelitian Disertasi, Markum (2011)

Perubahan Jumlah cadangan karbon Aktual di DAS Jangkok tahun 1995 dan 2009

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

3,500,000

4,000,000

4,500,000

1995 2009

Jum

l C (t

on)

Tahun

Lahan Terbuka

VegJarang/Belukar

Agroforestri/HKm

Hutan Pinus

Hutan Alam

Sumber : Hasil Penelitian Disertasi, Markum (2011)

Page 143: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

131Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

b. Estimasi Jumlah Emisi akibat perubahan tutupan lahan (1995-2009)

Tutupan Lahan EMISI TAHUN

1995-2000 2000-2006 2006-2009 1995-2009

Emisi, ton 120,496 84,739 60,132 250,821

Sequestrasi, ton (9,289) (4,200) (1,690) (12,625)

Net emisi, ton 99,927 60,846 39,971 223,485

Tingkat emisi, ton/ha 6 3.61 2.40 12.79

Faktor emisi, ton/ha/th 1.2 0.60 0.60 0.91 Faktor emisi, tonCO2/ha/th 4.3 2.21 2.20 3.35

Sumber : Hasil Penelitian Disertasi, Markum (2011)

KLASIFIKASI BJ SPESIES

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

HP HPT HK HM AGM AGS

Jum

lah

spes

ies

Penggunaan Lahan

BJ > 0.9

BJ 0.75-0.9

BJ 0.6-0.75

BJ < 0.6

Sumber : Hasil Penelitian Disertasi, Markum (2011)

Page 144: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

132 Presentasi

PERUBAHAN RAGAM SPESIES PADA BERBAGAI TUTUPAN LAHAN

1 39 68

HP

HPT

HK

AGMHM

AGS

Jumlah Spesies

Sumber : Hasil Penelitian Disertasi, Markum (2011)

Tanaman yang di tanam pada HKm

Nama TanamanBerat Jenis

(gr/cm3) INP (0-200%)Pisang 0,05 55.7Kopi 0,6 16.9Kakao 0,45 19.6Duku 0,80 8.7Rambutan 0,90 16.2Durian 0,56 21.4Dadap 0,31 29.0Mahoni 0,6 4.2Aren 0.3 11.3Kemiri 0,36 7.4Nangka 0,70 2.0Alpukat 0,6 1.2Kaliandra 0,7 0.6Kepundung 0,79 1.0Piling 0,80 0.6Kelapa 0,3 1.2Sengon 0,37 2.3Mangga 0,68 0.3

Page 145: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

133Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

TANTANGAN KE DEPAN BAGAIMANA MEWUJUDKAN

PRAKTEK HKM DENGAN MENGINTRODUSIR TANAMAN YANG MEMILIKI LAYANAN LINGKUNGAN YANG BAIK (AIR KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KARBON) DAN MENDUKUNG NILAI EKONOMI

BAGAIMANA MENJADIKAN PRAKTEK PHBM YANG BERHASIL, SEBAGAI KAWASAN YANG MEMILIKI NILAI DAN DIHARGAI

BAGAIMANA PERSEPSI DAN PENGETAHUAN MASYARKAAT TENTANG KONSERVASI MENJADI MOTIVASI DALAM PRAKTEK HKM

BAGAIMANA MENENTUKAN KRITERIA YANG BISA DITERIMA BERAPA CADANGAN KARBON IDEAL UNTUK HKM

Pengalaman Masyarakat Mengukur Karbon (Sesaot dan Batukliang)

Page 146: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

134 Presentasi

Contoh HKm dengan Nilai Cadangan Karbon Rendah(70 – 100 ton/ha)

Contoh Praktek HKm dengan Nilai Cadangan Karbon Sedang (100 – 150 ton/ha)

Page 147: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

135Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Contoh Praktek HKm dengan Nilai Cadangan Karbon Tinggi (>150 – 225 ton/ha)

PELUANG PERAN MASY DALAM TRANSAKSI KARBON

PERMENHUT No. P.20/Menhut.II/2012 tentang Penyelenggaraan Karbon Hutan, dimana ada ruang untuk mengembangkan “Demonstration Activities”

Dukungan dan tersedianya inisiatif untuk “Pasar Karbon” dari beberapa lembaga dalam konteks penghargaan terhadap Praktik pengelolaan hutan yang baik.

Pengembangan Best Practices untuk Lokasi-lokasi yang berhasil baik, sebagai Pusat Informasi dan Pembelajaran layanan lingkungan

Page 148: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

136 Presentasi

PERAN MASYARAKAT DALAM MONITORING KARBON SEBAGIAN BESAR KAWASAN HUTAN DI NTB SUDAH DIKELOLA

OLEH MASYARAKAT, MAKA PERAN MASYARAKAT MENJADI KUNCI UTAMA DALAM PROSES PENINGKATAN NILAI CADANGAN KARBON DAN MENGURANGI TINGKAT EMISI

DALAM KAITAN DENGAN PERAN MONEV KARBON, (1) PENYEDIA DAN SUMBER DATA EMPIRIS DENGAN MENETAPKAN LOKASI-LOKASI TERTENTU (PADA BERBAGAI KERAGAMAN PENGGUNAAN LAHAN) SEBAGAI DEMPLOT DAN BASIS DATA

(2) PENELITI DI LAHANNYA SENDIRI, DENGAN MEMBEKALI PENGETAHUAN PRAKTIS DAN SEDERHANA MENGENAI CARA MENGUKUR DAN MENGHITUNG KARBON

(3) KELEMBAGAAN YANG SUDAH EKSIS DI MASYARAKAT (TERKAIT DENGAN PHBM) BISA DIJADIKAN SIMPUL UNTUK UPDATE INFORMASI KARBON DI LOKASI/KAWASAN MASING-MASING

TERIMA KASIH

Page 149: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

137Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Lampiran 3. Notulensi Diskusi

Sesi Pertama

Pertanyaan:

1. Lolita (Universitas Mataram)a. Pada tahun 2020 reforestasi akan turun 22%, dikhawatirkan target penurunan

forestasi tidak tercapai pada 2020. Padahal pendanaan masih berasal dari dana dalam negeri

b. Strategi monitoring dan pelaporan, datanya sulit. Bagaimana provinsi memfasilitasi kabupaten untuk perolehan data. Padahal teknik perolehannya sama dan pelaporan hanya dari kabupaten.

2. Nana (Unram)a. Program bumi sejuta sapi, kebijakan sejuta sapi menimbulkan ekses bagi upaya

mitigasi PI. Bagaimana upaya mengatasinya? b. Ada kriteria pemilihan monitoring PSP, sepertinya perlu dibuat indikator

dengan bobot dan skoringc. Perlu ada citra tahun 1990-2012 adalah citra yang dibutuhkan untuk mengukur

abrasi. Apakah data yang dimilki LAPAn dapat dikases secara gratis3. Yus Andana (BLH Prov.)

Pengembalian 30% hutan sekunder ke primer, berapa luasan aktualnya?

4. Haerudin (perwakilan Masyarakat Kec. Jero Waru)Alih fungsi hutan di Kecamatan Jero Waru, Hutan lindung dirambah menjadi lahan perkebunan dan pertanian bahkan menanam tembakau. Terjadi kebijakan yang bertolak belakang antara Dinas Kehutanan (menanam pohon) dan Dinas Pertanian (pertanian tembakau). Banyak terjadi penebangan liar karena strategi konversi peralihan minyak tanah kurang berhasil. Mohon ada sinkronisasi kebijakan agar ada solusi bagi masyarakat.

5. Dul Basid (Fahutan Unram)Ada beberapa sektor yang berperan menurunkan emisi, yang diturunkan menjadi aksi. Namun ada beberapa kegiatan yang overlaping. Dengan adanya overlapping ini, Pemda dapat memberikan prioritas kegiatan yang utama, misalnya bila sektor energi lebih potensial maka prioritas diarahkan kepada yang lebih potensial tersebut.

Page 150: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

138 Notulensi Diskusi

TN Rinjani sudah membangun 3 plot, yang tidak hanya menghitung karbon tapi juga kekayaan hayatinya.

6. Firman (Dishut NTB)Khawatir karena plot dibuat di kawasan HKm dapat terjadi kerusakan sehingga sulit diperoleh data series yang tepat.

Jawaban

1. Machful (Bappeda)a. Ada hal-hal yang masih dianggap data yang diinput untuk strategi mitigasi,

belum sepenuhnya diyakini. Karena data yang diperoleh adalah data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer dibutuhkan waktu.

b. Tim yang ada saat itu, yang dilatih oleh sektor-sektor yang ada masih belum banyak yang memahami, kebanyakan tenaga birokrat, belakangan baru melibatkan akademisi.

c. RAD-GRK bersifat kejar tayang sehingga waktu itu yang penting jadi dulu dengan dukungan data yang ada.

d. Data-data yang ada akan terus dievaluasi agar sesuai dengan standar validasi data.

e. Standar monev sudah ada, setiap kabupaten harus menggunakan standar monev yang sudah ada tersebut.

f. Permasalahan benturan antar sektor :1) Terkait dengan kebijakan 1000 sapi, sedang diupayakan upaya untuk

mengatasi sendawa sapi sebagai sumber emisi. Direncanakan akan dibuat plot (program BSS) dalam pengelolaan sapi untuk kesejahteraan masyarakat, sendawa diabaikan. Perlu ada pilihan yang menguntungkan masyarakat.

2) Pengembangan potensi panas bumi dengan mengorbankan sektor kehutanan. Pilihannya adalah geotermal yang beroptensi dapat tetap menjaga kelestarian hutan. Pilihannya pada kawasan tertentu saja (kawasan yang dipilih adalah kawasan Rinjani, Mangrove di Sumbawa)

3) Pertentangan kebijakan dapat diatasi dengan kesepakatan-kesepkatan dan analisis data yang berkelanjutan dengan alat-alat analisis yang ada.

g. Sepanjang tidak mengganggu kawasan hutan oleh masyarakat Jero Waru tidak dapat dilakukan tindakan, kecuali bila ada kegiatan masyarakat tidak dapat diatasi.

Page 151: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

139Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

2. Virni (Puspijak)Pemilihan lokasi diserahkan kepada daerah, disesuaikan dengan kriteria pemilihan daerah yang sudah ada/disediakan. Alangkah baiknya di kemudian hari dapat dibuat kriteria indikator untuk pembangunan PSP.

Disadari PSP yang berhasil dibangun, tidak mewakili semua tipe hutan di NTB diharapkan ke depan daerah dapat berinisiatif membangun PSP dengan dukungan dana dari daerah masing-masing.

3. Rubini (LAPAN)Data resolusi rendah gratis, data reslosi menengah dengan skala 50.000 masih gratis, data Landsat 4 dengan resolusi 20 meter tidak gratis (lebih murah dibandingkan dengan membeli di luar), data resolusi tinggi dengan pesyaratan yang disesuaiakan selama ada permohonan dan persyaratan dipenuhi.

4. Andi (Dishut)FCPF tidak memiliki dana yang cukup, sistem monitoring masih dan sedang dicari. Dengan program BSS permasalahan sendawa sapi dapat diatasi.

Untuk menjaga plot di HKm adalah masyarakat (sudah ada komitmen masyarakat untuk menjaga PSP yang dibangun).

Sesi Kedua

Pertanyaan:

1. Nanaa. Kepada Bu Haruni, INCAS adalah suatu tool apakah bersifat dinamik ataukah

spasial? Apa kelebihannya dibandingkan dengan tools yang lainnya?b. Sebaiknya bu Haruni mengadakan pelatihan khusus untuk mengoperasikan

INCAS. c. Untuk Pak Wisnu terkait data jarak antar PSP 5 km, bagaimana jika di lapangan

kita tidak memungkinkan mengambil jarak antar plot 5 km? d. Untuk Pak Markum hasil disertasi yang didasari scientific based yang kuat, data

yang diperoleh Pak Markum sebaiknya dilengkapi. 2. Kemas UNTB

a. Pertanyaan ditujukan untuk Bu Haruni, kami melihat tugas INCAS ada 5, yang disoroti yaitu pengukuran emisi secara umum. Menurut kami yang banyak dihasilkan adalah emisi dari industri transportasi. INCAS harusnya

Page 152: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

dapat menghitung emisi yang disebabkan oleh transportasi karena sepertinya pemerintah membiarkan masuknya kendaraan-kendaraan dengan alasan agar pemasukan pajak meningkat. Pertanyaan kedua untuk pak Gusti menyangkut masalah data, kami melihat areal kosong tapi diklaim oleh Kementerian Kehutanan sebagai kawasan hutan, sepertinya itu bias dikembangkan untuk komoditi perkebunan.

b. Bu Leni Di Sintong mengajukan tebang pilih untuk IUPHHK. Meskipun pada awalnya ada kesepakatan pemeliharaan PSP. Apa yang menjadi solusi agar masyarakat tidak mengalihfungsikan PSP tersebut untuk penebangan? Kelompok sudah mulai dibekali dengan pengukuran karbon.

3. Samsudin BappedaKepada SKPD lainnya kami memohon masuknya data untuk perbaikan RAD. Kami di Bappeda sebagagai Sekretariat RAD untuk melakukan update data, jangan sampai kita melakukan kira-kira. Kita perlu memperbaiki data yang sudah ada di RAD GRK.

4. Marwih Lombok TengahTerkait masalah karbon khusunya PSP ada kriteria perwakilan, sangat sulit jika kita ingin memperoleh plot yang dapat mewakili.Berapa jarak yang ideal. Ada 2 karakteristik ekosistem di NTB di barat lebih basah, sedangkan di timur lebih kering. Klarifikasi untuk Pak Markum di Kecamatan Koppang, pelaksanaan PSP kemarin, ada di luar HKm berijin. Terkait sosialisasi masih perlu dilakukan ke tingkat bawah (kabupaten).

5. AgusTerkait penghitungan karbon, setelah masyarakat tahu kandungan karbon di tempat yang bapak ukur tadi. Apa manfaat yang diperoleh masyarakat dari karbon yang dimiliki oleh masyarakat? Saya dengar karbon bisa dijual US$ 45-75 per ton.

6. Virnia. Ditujukan untuk Pak Iman dan Bu Haruni: bagaimana hubungan antara

INCAS dan NFMS? Jika INCAS sudah selesai apakah datanya bisa di-share dengan provinsi yang bersangkutan?

b. Untuk Pak Iman tadi bagan link, menurut bapak untuk mengkonkretkan bagan tersebut apa yang harus dilakukan?

Page 153: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

141Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Jawaban

1. Bu Haruni

INCAS dikembangkan sebagai suatu sistem menggunakan best approach berdasarkan data yang kita punya. Memang INCAS bersifat dinamis baik secara spasial maupun temporal agar dinamika yang terjadi di alam seperti deforestasi, regenerasi, growth, mortality, masih banyak gap. INCAS tidak akan pernah berakhir sebagai suatu sistem, memang jika melihat iNCAS sebagai suatu proyek maka akan berakhir pada tahun 2014. Sesudah berdiskusi dengan Pak Iman bagaimana mensinergikan INCAS dan NFMS paling tidak untuk land based. Pelatihan memang sudah direncanakan, tapi jika tidak ada pendanaan dari kerjasama ini, mungkin bisa dicari dari pendanaan lainnya. Bahwa memang inventarisasi GRK bisa mencakup semuanya. Untuk INCAS desainnya memang untuk LULUCF.

INCAS dikembangkan dengan pendekatan secara bertahap dan improvable dengan data yang tersedia di Indonesia sebagai basis data. INCAS bersifat dinamik dalam skala spasial maupun temporal, yang didesain agar dinamika yang ada di alam (aforestasi, deforestasi, dll) dimasukan ke dalam sistem.

Sebagai sebuah sistem mestinya INCAS tidak akan berakhir (bila tidak dilihat sebagai proyek), bila bantuan dari Australia selesai, Kementerian akan tetap melanjutkan. INCAS dan NFMS dapat dibangun secara bersinergi. Pelatihan sudah dimasukkan ke dalam work plan.

Inventarisasi GRK seharusnya dapat mencakup semuanya, tidak hanya yang berbasis lahan. INCAS dibangun dengan basis LULUCF. Di Australia dikoordinasi oleh satu lembaga, namun dikoordinasi menjadi satu national report.

2. Iman

INCAS ini tidak berhenti sebagai suatu proyek tetapi ke depan akan kita kembangkan bersama, dimana INCAS akan kita kembangkan untuk mengisi NFMS. Masalah konkritnya data, sebaiknya insiatif datang dari daerah, dimana daerah merumuskan monitoring data, jika SDM kurang di sebelah mana kurangnya dan agar kebutuhan tersebut disampaikan ke pusat agar pusat bisa mengajukan usulan anggaran.

Page 154: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

142 Notulensi Diskusi

3. Wisnua. Dalam pembangunan PSP/TSP diupayakan di kluster yang bervegetasi.

Dalam pelaksanaan pembangunan PSP ini berpegang kepada juknis yang telah ditetapkan.

b. Terdapat perbedaan kawasan hutan dengan hutan, kawasan hutan adalah kawasan yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai hutan tetap.

4. Markuma. Dalam konteks tertentu hutan bersifat dinamis, karena setiap waktu terjadi

perubahan. Justru tanaman muda 3-5 tahun memiliki sequestrasi yang tinggi. Manfaat setelah mengukur karbon; mencerdaskan masyarakat, saling terkait antara karbon, fungsi hidrologis. Ada beberapa lembaga yang mulai berinisiatif memberikan kompensasi misalnya Plan Vivo.

b. Cadangan karbon selalu dinamis. IPCCC memiliki software demikian juga ICRAF punya REDD Abacus untuk menilai dinamika cadangan karbon

c. Karbon jangan diartikan sebagai sesuatu yang steril, pohon yang makin tua akan berkurang kemampuan penyerapan karbonnya. Tidak masalah bila ditebang asal manajemen pemulihannya baik.

d. Usia prima bagi suatu pohon dalam hal skuentrasinya ialah pada pohon berusia 5 tahun. Pohon berusia 20 tahun berkurang

e. Bila cadangan karbon baik, maka tata air dan keanekaragaman hayatinya akan baik

f. Orientasi masyarakat harus diluruskan jangan melulu pada carbon trade, bila hutan kita baik

Hasil FGD

Kelompok 1 : Strategi Pengelolaan PSP di Tingkat Provinsi

Strategi :

1. Langkah-langkah 2. Kiat/ Cara3. Teknik/ Taktik4. Siasat5. Pola/ ModelStrategi adalah sekumpulan langkah untuk mencapai tujuan atau memecahkan masalah

Page 155: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

143Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Untuk mencapai itu memerlukan langkah, cara, teknik dan model.

Pengelolaan:

1. Cara kerja2. Proses3. Mengatur4. PenangananPengelolaan adalah proses dalam mengatur suatu kegiatan melalui cara kerja yang teratur.

Strategi Monitoring PSP

PSP adalah plot yang mempunyai ukuran tertentu dan bersifat permanen.

Masalah pengelolaan PSP:

1. Lokasi dan luasana. PSP yang dibuat Dishut 33 PSPb. PSP yang dibuat BPKH 88 PSPc. Ukuran yang dibuat 20x20 m

2. Bagaimana strategi pengelolaan selanjutnya setelah FCPF berakhir?a. Perlu adanya komitmen untuk menurunkan emisi 26 %b. Perlu diketahui jumlah cadangan karbon yang terkandung dalam setiap PSP

untuk monitoring/ pengukuran selanjutnyac. Siapa dan kapan? Siapa yg akan melakukan monitoring? Kapan pengukuran

sebaiknya dilakukan? Apakah 1 tahun sekali atau 5 tahun sekali?Pengukuran sudah disepakati 3 tahun sekali.

Tanggungjawab pengelolaan mungkin Dinas Kehutanan bersama Litbang dengan waktu 3 tahun sekali

d. Winarti dari UNRAMPeran universitas dalam pengelolaan PSP?

Peran Universitas: pendidikan, pengabdian dan penelitian.

PSP melibatkan UNRAM dan dominan dalam pengukuran dan pengolahan data

Page 156: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

144 Notulensi Diskusi

e. Kapan dan siapa?Yang paling memungkinkan untuk mengawal monitoring PSP ini adalah dengan melibatkan masyarakat. Sangat baik jika dapat melibatkan masyarakat.

f. Masalah anggaran yang bertanggungjawab adalah Dinas Kehutanan Provinsi.g. Bagaimana Dishut memasukkan anggaran untuk kegiatan ini selanjutnya?

Akan dianggarkan dimana?Leading sector yaitu dari pihak Dishut Provinsi, namun dalam penganggaran perlu adanya penganggaran juga di tingkat Dinas Kota dan Provinsi (bagaimana jika terjadi overlap). Untuk menghindari overlapping anggaran perlu dilakukan: koordinasi untuk pembagian peran

Plot dalam KHDTK dan Jerowaru akan litbang bantu untuk monitoringnya

Penanggung jawab terkait anggaran:a. - Apakah metode sudah ada? Apakah kota dan kabupaten sudah siap?b. - Siapa yang akan terus memonitoring plot ini?c. - Apakah PSP ini yang akan menjadi basis data dalam penurunan GRK?

Metode pengukuran sesuai SNI.

Adakah suatu sistem yang bisa langsung memasukkan nilai karbon tanpa rumus-rumus agar memudahkan dalam pengukuran karbon? Ada, seperti REDD Abacus.

1. Lebih baik dibuat dulu SOP-nya, lalu bagaimana dengan anggarannya. PSP diditipkan pada pengelola di daerah lokasi dimana PSP dibangun.

2. Pemeliharaan PSP terkait dengan keberlangsungan PSP. Pengamanan PSP harus terintegrasi (lokasi dimana PSP berada secara keseluruhan).

Table 1. Matriks Strategi Monitoring PSP

No Masalah Strategi Pembiayaan Stakeholder

1 FCPF akan berakhir pada tahun 2014, tidak bisa membiayai keber-lanjutan monitoring PSP

- Pemerintah provinsi dan kabupaten bertanggung jawab atas keberlajutan monitoring PSP.

- APBD Provinsi dan kabupaten

- Litbang

- Dinas Kehutanan Provinsi

- Dishut Kabupaten- Litbang - Masyarakat- Perguruan Tinggi

Page 157: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

145Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

No Masalah Strategi Pembiayaan Stakeholder

2 Kesiapan SDM dalam pengukuran karbon, pengambilan sampel dan analisis data

- Sosialisasi- Pelatihan (pengambilan

sampel, pengukuran, pengolahan dan anali-sis)

- APBD Provinsi- IAFCP

- Dishut Provinsi - Perguruan Tinggi- Bakorluh NTB- Transform- Masyarakat (Santong

dan Jerowaru = @20 orang)

- LAPAN

3 PSP belum mewakili seluruh tipe ekosistem di NTB

- Penambahan PSP pada tipe ekosistem hutan yang belum terwakili (hutan kering/semi arid)

- FCPF- APBD Provinsi- UKP4- NGO

- Dishut Prov & Kab- Litbang- UKP4- NGO- Masyarakat

4 Pasca FCPF ada ke-mungkinan PSP tidak terpelihara

Menugaskan petugas terdekat dan masyarakat yang mengelola

APBD Provinsi Dishut Prov & Kab

5 Kurangnya koordinasi pemanfaatan data PSP

- Membentuk Bank Data/ Pusat Data PSP Provinsi NTB

- Membangun Web karbon PSP NTB

APBD Provinsi - Dishut Prov- BPKH- Litbang- Perguruan Tinggi- NGO- Masyarakat

- LAPAN

Kelompok 2

Rancangan Sistem Monitoring Karbon Hutan Tingkat Provinsi

1. Data biofisik:a. Tutupan lahan : BPDAS, Dishut Prov, BPKH.b. Biomasa 5 pool karbon : Dishut Provinsi (33 PSP), TN Rinjani, Transform,

Program Studi Kehutanan UNRAM, Fauna Flora International (DAS Renggung tengah & hilir DAS, Kab. Lombok Tengah), BPKH, Dishut Provinsi bekerjasama dg ICRAF di HKm Sesaot tahun 2010, KOICA (Dishut Provinsi cq. Pak Burhan).

c. Tanah : Dishut Provinsi (33 PSP), UNRAM (PSP), Transform, FFI, BPTP Narmada, Dinas Pertanian, BPKH, BPDAS.

d. Gangguan hutan: kebakaran, hama penyakit, penebangan liar, dll. : Dishut Provinsi, KPH Rinjani Barat, Dishut Kabupaten, BPTH, KPH, TN, BKSDA.

Page 158: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

146 Notulensi Diskusi

e. Pembinaan hutan (penanaman, pemeliharaan, rehabilitasi, dll): BLHP, BPDAS, Dishut Provinsi/kabupaten, Konsepsi, Samantha, Santiri, Transform, FFI, WWF, Bakorluh.

f. Hidrologi : BPDAS, BWS, BISDA Provinsi.g. Perencanaan wilayah (RTRW) : Bappeda Provinsi/kabupaten.h. Iklim: urah hujan, suhu, kelembaban, angin : BMKG, BISDA, Dishut

Provinsi.2. Data sosial ekonomi:

a. Demografi (jumlah, pertumbuhan, sebaran, kerapatan penduduk, sex ratio) : BPS Provinsi/Kabupaten, Dishut, KPH Rinjani Barat, TN Gunung Rinjani

b. Pendapatan penduduk: BPSc. Angkatan kerja : BPSd. Pendidikan : BPS, Dinas Pendidikane. Kesehatan : BPS, Dinas Kesehatanf. Infrastruktur : BPS, PU, BappedaLeading instansi untuk manajemen Sistem Monitoring Karbon Hutan Provinsi NTB : Sekretariat Pokja RAD GRK Provinsi NTB dan Bappeda Provinsi.

OUTPUT yang diinginkan:a. Dinamika karbon hutanb. Peta tutupan lahan c. Luasan tutupan lahand. Citra satelite. Peta sebaran dan potensi karbon f. Model proyeksi karbon berdasarkan tipe ekosistemg. Sistem monitoring yg dinamis

3. Aplikasi harus fleksibel/dinamis dengan perkembangan regulasi.4. Sistem harus user friendly.SDM :

1. Perlu supervisi dari PUSAT ke Provinsi dan Kabupaten.2. Dalam proses pembangunan sistem perlu ada pelibatan masyarakat daerah agar

ada transfer teknologi.3. Perlu capacity building tentang REDD+.

Page 159: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

147Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Mekanisme updating dan protokol database:

1. Admin : Sekretariat Pokja RAD GRK Provinsi NTB.2. Data yang masuk adalah data mentah, output adalah data hasil analisis.3. Untuk meminta data mentah perlu ada permintaan resmi ke Admin.4. Sumber data yang berbeda perlu diatur dengan menunjuk wali data oleh Pokja

RAD GRK.5. Updating data menyesuaikan dengan ketersediaan data.6. Perlu ada komitmen updating data secara reguler kepada Pokja RAD GRK7. Stakeholder yang mendapak hak akses :

a. Semua SKPDb. Hasil analisis menjadi milik publik (open access)c. Permintaan raw data harus mendapat ijin dari Admin

8. Perlu ada clustering data : open access dan restricted

Kesimpulan:

1. Pokja RAD GRK sebagai pemangku sistem monitoring karbon hutan.2. Perlu dibuat protokol pengelolaan sistem monitoring karbon hutan berdasarkan

kesepakatan para pihak yang meliputi mekanisme input, akses, sharing, dan peran serta tanggungjawab para pihak.

3. Telah berhasil mengidentifikasi sumber data bagi SMKH yang akan dibangun.4. PPID (Pejabat Pengolah Informasi Data) di tiap SKPD anggota Pokja RAD

GRK bertindak sebagai wali data SMKH.5. Perlu dilaksanakan capacity building untuk menyiapkan stakeholder dalam

implementasi sistem monitoring karbon hutan.

Page 160: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan
Page 161: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

149Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Lampiran 4. Dokumentasi

Page 162: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

150 Dokumentasi

Page 163: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan
Page 164: Strategi Workshop Sampel Monitoring Plot · Plot Sample Permanent (PSP) sebagai Upaya Penyediaan Data dan Monitoring Perubahan Carbon Stock di HKm Santong, KHDTK Rarung dan Hutan

Kementerian KehutananBadan Penelitian dan Pengembangan KehutananPusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan KebijakanJl. Gunung Batu No. 5 Bogor; Telp.: 0251 8633944; Fax: 0251 8634924Email: [email protected]; Website: www.puspijak.org

Forestry Research and Development Agency (FORDA)Ministry of ForestryIn cooperation with:

Forest Carbon Partnership Facility

REDD+ READINESS PREPARATIONThe Forest Carbon Partnership Facility (FCPF)

Bogor, Oktober 2013

Strategi Monitoring &

Pelaporan Plot Sampel Perm

anen di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Prosiding Workshop

SampelPermanen

PlotMonitoring Pelaporan&

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Strategi

Prosiding Workshop

SampelPermanen

PlotMonitoring Pelaporan&

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Strategi

FORESTCARBONPARTNERSHIPF A C I L I T Y