STRATEGI PENGEMBANGAN WIMAX PADA INDUSTRI … · Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina...
Transcript of STRATEGI PENGEMBANGAN WIMAX PADA INDUSTRI … · Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina...
STRATEGI PENGEMBANGAN WIMAX
PADA INDUSTRI MANUFACTUR
Disusun Oleh :
Martias, S.Pd
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer
Bina Sarana Informatika
Jakarta
Maret 2009
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah
ini dengan judul” Strategi Pengembangan Wimax pada Industri Manufactur ”.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang tak terhingga terutama kepada :
1. Istriku tercinta Gusti Anriyani, S.Hum dan anakku tersayang Fathurrahman,
tiada kata yang terindah selain rasa terima kasih dan sayang atas semua
perhatian dan dukungannya.
2. Teman-teman sesama Dosen di lingkungan lembaga Pendidikan Bina Sarana
Informatika yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
3. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan yang telah membantu
penyelesaian karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada karya ilmiah ini,
oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk memperbaiki karya ilmiah ini di masa yang akan datang.
Jakarta, Maret 2009
Martias, S.Pd
Penulis
3
ABSTRAKSI
Pada dunia industri, kelompok standar IEEE 802.16 dikenal dengan
Worldwide Interoperability for Microwave Access WiMAX, merupakan standar
baru dalam komunikasi akses wireless pita lebar. WiMAX merupakan layanan
baru yang mempunyai peluang yang cukup besar untuk menembus pasar
masyarakat pengguna internet untuk semua daerah di Indonesia. Agar pelayanan
yang diperoleh oleh pelanggan dapat maksimal, perlu dilakukan perencanaan yang
baik sebelum diimplementasikan.
Dalam tugas akhir ini dilakukan perencanaan bisnis untuk daerah urban
dan suburban untuk 5 tahun ke depan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
perencanaan ini meliputi perencanaan bisnis untuk mendapatkan cost dan revenue
yang menguntungkan, perhitungan kapasitas jaringan berdasarkan trafik dan
pendimensian perangkat untuk mendapatkan jenis-jenis perangkat penunjang
teknologi WiMAX termasuk harga perangkat dan biaya investasi.
Dalam tugas akhir ini juga dilakukan penentuan tarif untuk pelanggan
fixed wireless dan mobile wireless. Untuk melengkapi perencanaan dan untuk
memecahkan permasalahan yang ada pada tugas akhir ini, penulis menggunakan
data-data yang diperoleh dari provider internet IM2 yang telah menerapkan
jaringan berbasis Wi-Fi atau yang kita kenal dengan istilah hot spot. Pada akhir
perencanaan bisnis ini didapatkan hasil dari uji kelayakan bisnis bahwa proyek
pembangunan jaringan WiMAX didaerah urban dan suburban layak dilakukan.
Pembangunan jaringan WiMAX pada kedua daerah ini telah optimal baik dari
segi kapasitas jaringan.
Kata Kunci : Wimax, Internet, Jaringan, Wireless
4
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………..........………………..................…............. 2
DAFTAR ISI .……………………………………..…………...............….….... 3
ABSRAKSI............................................................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……...…….........………...........................…............ 5
1.2. Rumusan Masalah ..………...…………......................…......……….. 6
1.3. Pembatasan Masalah ........................................................................... 6
1.4. Tujuan dan Kegunaan Penulisan ......................................................... 7
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Standar IEEE 802.16............................................................................ 8
2.2. Peerhitungan Peramalan Demand .....…......……............................. 11
2.3. Studi Kelayakan Usaha ..................................................................... 12
2.4.Pengembangan Jaringan Wimax untuk Industri
Manufacturing .................................................................................. 18
2.5. Analisa Hasil Pengembangan ............................................................ 21
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan……..…………….………..........................………….... 23
3.2. Saran………………………………….............................….………. 23
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 24
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan akan berkomunikasi dimana dan kapan saja merupakan sebuah
tuntutan manusia yang dinamis pada saat ini. Salah satu kebutuhan tersebut adalah
komunikasi data terutama layanan multimedia. Syarat mutlak agar kualitas
layanan multimedia dapat memberikan nilai kepuasan yang memadai harus
memiliki data rate yang tinggi. Solusi yang dapat menjawab kebutuhan tersebut
adalah komunikasi wireless pita lebar (Broadband Wireless Access) dengan salah
satu standar dari komunikasi ini yang dapat dipilih sebagai solusi adalah IEEE
802.16 atau yang dikenal dengan Wimax (Worldwide Interoperability for
Microwave Access).
Salah satu operator terbesar di Indonesia yaitu PT. INDOSAT, dalam
waktu dekat ini akan melakukan deployment teknologi WiMAX. Sebagai bahan
pertimbangan dari segi bisnis maka perencanaan ini dilakukan. Perencanaan bisnis
ini dilakukan tanpa mengabaikan sisi teknik. Jadi perencanaan ini tetap mengacu
pada sisi teknis. Perencanaan yang terlebih dahulu ada dilakukan untuk teknologi
ini tidak membahas aspek bisnis. Dengan dibahasnya aspek bisnis ini maka
diharapkan agar operator bisa mendapatkan untung dari sisi bisnis dan tetap tidak
mengecewakan costumer dari sisi teknik. Perencanaan ini layak dilakukan karena
perencanaan ini langsung mengacu pada kondisi real dilapangan seperti perangkat
yang akan diimplementasikan.
6
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang ada dalam perencanaan bisnis WiMAX ini meliputi:
1. Tahap perencanaan yang meliputi penentuan daerah layanan, target
segment pasar dan type-nya, alokasi frekuensi dan bandwidth.
2. Peramalan jumlah pelanggan untuk 5 tahun kedepan.
3. Perencanaan sel berdasarkan capacitas dan jumlah pelanggan.
4. Perhitungan trafik sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
5. Dimensioning perangkat dengan menentukan perangkat apa saja yang
dibutuhkan, spesifikasinya, harga, biaya investasi, biaya maintenance.
6. Perhitungan tarif untuk layanan fixed dan nomadic.
7. Perhitungan cost berdasarkan Capital Expenditure (Capex) dan Operating
Expenditure (Opex).
8. Perhitungan parameter ektek (NPV, IRR, PI, dan Payback Period).
9. Analisa kelayakan bisnis berdasarkan aspek pasar, aspek teknik, dan aspek
finansial.
1.3. Pembatasan Masalah
Pada tugas akhir ini akan dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut :
1. Standard WiMAX yang digunakan adalah IEEE.802.16-2004.
2. Perencanaan dilakukan untuk 5 tahun kedepan.
3. Perencanaan sel dari masing-masing jenis kondisi yang secara umum terdiri
atas dua kondisi yaitu urban dan suburban.
4. Perencanaan yang dilakukan benar-benar baru mengingat teknologi ini baru
akan di-deploy.
7
1.4. Tujuan dan Kegunaan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah Merencanakan pengembangan
Teknologi Wimax yang akan dilaksanakan di Indonesia dalam bentuk
perencanaan bisnis untuk daerah Urban dan Sub Urban lima tahun kedepan,
sedangkan kegunaannya adalah untuk pihak-pihak yang ingin melaksanakan
teknologi Wimax di Indonesia, seperti Telkom, Telkomsel dan lain-lainnya.
8
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. STANDAR IEEE 802.16
Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) IEEE
802.16, “Air Interface for Fixed Broadband Wireless Access Systems”, juga
dikenal sebagai IEEE Wireless MAN air interface, adalah standar yang dibuat
untuk fixed, portable, dan mobile Broadband Wireless Access (BWA) pada
Metropolitan Area Network (MAN). Standar ini dikeluarkan oleh IEEE (The
Institute of Electrical and Engineers). Adapun WiMAX merupakan penggabungan
standar IEEE 802.16 dengan ETSI HiperMAN. Pada masa mendatang, segala
sesuatu yang berhubungan dengan teknologi BWA kemungkinan akan diberi
sertifikat WiMAX.
WiMAX merupakan saluran komunikasi radio yang memungkinkan
terjadinya jalur internet dua arah dari jarak puluhan kilometer. Dengan
memanfaatkan gelombang radio, teknologi ini bisa dipakai dengan frekuensi
berbeda, sesuai dengan kondisi dan peraturan pemakaian frekuensi di negara user.
Pengguna tidak akan kesulitan dalam mengulur berbagai macam kabel, apalagi
WiMAX mampu menangani sampai ribuan user sekaligus. IEEE 802.16
merupakan standard yang digunakan untuk membangun jaringan fixed Wireless
Access. Standard ini menetapkan air interface dari Fixed Wireless Access yaitu
Medium Access Control (MAC) dan Physical Layer (PHY). Spesifikasi MAC
mampu mendukung multiple Physical Layer Specification. PHY pada standar
9
IEEE 802.16 digunakan pada frekuensi operasi 10-66 GHz. Standard ini
digunakan untuk membangun link point to point dan bersifat Line Of Sight.
1. IEEE 802.16a
Standard IEEE 802.16a memperluas range yang digunakan pada Fixed
Wireless Access dan disahkan pada january 2003. Pada standard ini menggunakan
range frekuensi 2-11 GHz untuk physical layernya. Physical layer 802.16a terdiri
dari single carrier, Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM).
Standard ini akan digunakan untuk membangun link Point to Point yang bersifat
Line of Sight (LOS) karena pada standard ini menggunakan teknik multiplex
OFDM yang tahan terhadap
multipath dan delay spread dan juga akan mampu mengatasi masalah Non Line of
Sight (NLOS).
2. IEEE 802.16 Rev-d/2004
Pada juli 2004, WiMAX forum memperbaharui standar IEEE 802.16a
menjadi standar IEEE 802.16 Rev d atau yang dikenal dengan 802.16-2004
dimana standar ini merupakan wide ranging standar dimana termasuk didalamnya
versi standar sebelumnya (802.16-2001,802.16c, dan 802.16a) dan mengcover
aplikasi LOS dan NLOS pada frekuensi 2 – 66 GHz. Perubahan yang
diperkenalkan dalam 802.16-2004 difokuskan pada aplikasi fixed dan nomadic
pada frekuensi 2-11 GHz. Dua teknik modulasi multicarrier juga mendukung
standar ini yaitu OFDM 256 carrier dan OFDMA 2048 carrier. Profil sertifikasi
WiMAX forum yang pertama berdasarkan OFDM yang didefinisikan dalam versi
dari standar ini. Dalam tugas akhir ini standar yang dipakai untuk perencanaan
bisnis Fixed Wireless Access (FWA) adalah standar IEEE 802.16-2004.
10
3. IEEE 802.16e
Di desember 2005, IEEE merampungkan amandemen standar 802.16.
Amandemen ini menambahkan fitur dan atribut-atribut pada standar yang
dianggap penting untuk mendukung mobilitas. WiMAX forum sekarang ini
tengah mendefinisikan performansi system dan sertifikasi profil berdasarkan IEEE
802.16e Mobile Amandement dan telah melewati bahasan air interface. WiMAX
forum juga mendefinisikan arsitektur jaringan yang penting untuk implementasi
jaringan WiMAX mobile end to end. Profil system Release-1 akan selesai diawal
2006. Amandemen Mobile WiMAX ini menggunakan frek carrier diantara 2 – 6
GHz. Mobile WiMAX System Release-1 ini juga mendukung jaringan fixed
broadband wireless atau yang dikenal FWA, sehingga memungkinkan
konvergensi dari jaringan mobile dan fixed broadband melalui satu teknologi wide
area broadband radio access dan arsitektur jaringan yang fleksibel. Air interface
mobile WiMAX menggunakan SOFDMA (Scalable OFDMA) yang
diperkenalkan oleh mobile WiMAX IEEE 802.16e yang mendukung scalable
channel BW dari 1.25 – 20 MHz. Mobile WiMAX memiliki bebarapa fitur
tambahan seperti: high data rates 63 Mbps DL per sektor pada BW 10 MHz, QoS,
Scalability, Security, dan Mobility yang mendukung optimasi handover.
11
4. IEEE 802.16-2004
Fixed wireless access mempunyai beberapa network topologi yaitu point
to point, point to multi point dan mesh network.
Point to Point adalah jaringan yang menghubungkan antara dua terminal. Antara
sisi pemancar dan sisi penerima terdapat 1 perangkat pemancar dan 1 perangkat
penerima.
Point to Multipoint adalah jaringan yang menghubungkan antara sisi pemancar
dan sisi penerima terdapat 1 perangkat pemancar dan banyak perangkat penerima.
Mesh Network end user terminal juga berfungsi sebagi router bagi end user
terminal yang lain. Mesh network menawarkan peningkatan coverage wireless
access network karena setiap subscriber berfungsi sebagai BTS baru bagi
subscriber disampingnya.
2.2. PERHITUNGAN PERAMALAN DEMAND
Peramalan biasanya digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
perencanaan, karena esensi dari peramalan adalah bagaimana cara memprediksi
dan menempatkan masalah yang dihadapi pada kondisi yang akan datang dengan
memperhatikan kondisi masa lalu hingga saat ini.
Berdasarkan data pelanggan yang didapat disaat sekarang, dilakukan estimasi
jumlah pelanggan hingga beberapa tahun kedepan sehingga hasil perencanaan
dapat digunakan hingga beberapa tahun kedepan, atau dengan jumlah demand
maksimal yang diperkirakan.
12
Perkiraan jumlah demand tersebut dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
Dimana :
Lp : Jumlah prediksi demand pada n tahun ke depan
Ls : Jumlah demand tahun pertama
Fp : Faktor pertumbuhan pelanggan
n : Jumlah tahun prediksi
2.3. STUDI KELAYAKAN USAHA
Study kelayakan usaha merupakan gambaran kegiatan yang direncanakan,
sesuai dengan kondisi, potensi, serta peluang yang tersedia dari berbagai aspek.
Dengan melihat aspek-aspek yang sangat fundamental dalam bisnis ini, maka
aspek yang akan ditinjau sebagai berikut:
1. Aspek Pasar
2. Aspek Teknik
3. Aspek Finansial
Adapun aspek-aspek tersebut akan dijelaskan masing-masing pada sub
bagian berikut untuk lebih jelasnya.
1. Aspek Pasar
Aspek pasar adalah inti dari penyusunan studi kelayakan. Kendatipun
secara teknis telah menunjukkan hasil yang feasible untuk dilaksanakan, tetapi
tidak ada artinya apabila tidak dibarengi dengan adanya pemasaran dari produk
yang dihasilkan. Oleh karenanya, dalam membicarakan aspek pemasaran harus
benar-benar diuraikan secara baik dan realistis baik mengenai masa lalu maupun
prospeknya di masa yang akan datang, serta melihat bermacam-macam peluang
13
dan kendala yang mungkin akan dihadapi. Permintaan pasar dari produk/jasa yang
dihasilkan, merupakan dasar dalam penyusunan jumlah produksi, jumlah produksi
itu sendiri merupakan dasar dalam rencana pembelian bahan baku, jumlah tenaga
kerja yang diperlukan, serta fasilitas lainnya yang dibutuhkan.
2. Aspek Teknis
Analisis aspek teknis antara lain meliputi posisi dari kondisi yang ada
sesuai dengan karakteristik dari teknologi yang dipakai. Beberapa faktor yang
dipertimbangkan dalam analisis teknis antara lain potensi dan karakteristik serta
spesifikasi dari teknologi yang akan digunakan.
Pemilihan terhadap jenis teknologi yang digunakan perlu dijelaskan baik
mengenai jenis, jumlah dan ukuran bila diperlukan serta alasan-alasan dalam
pemilihan, dihubungkan dengan masalah yang dihadapi disamping investasi
lainnya.
Dalam aspek teknis produksi, perlu juga dibuat rencana produksi pada setiap
tahun selama umur ekonomis proyek yang didasarkan pada peluang pasar,
kapasitas produksi, serta penyusunan keperluan kegiatan secara teknis.
3. Aspek Finansial
Aspek finansial yang perlu dibahas, antara lain menyangkut dengan
perkiraan biaya investasi, perkiraan biaya operasi dan pemeliharaan, kebutuhan
modal kerja, sumber pembiayaan, perkiraan pendapatan, perhitungan kriteria
investasi. Selain perhitungan ini, juga perlu ditampilkan perhitungan break even
point, proyeksi laba rugi, proyeksi aliran kas dan dampak proyek terhadap
perekonomian masyarakat secara keseluruhan.
14
a. Perkiraan Investasi
Jumlah dan jenis investasi apa saja yang diperlukan dalam rencana
kegiatan usaha/proyek yang akan dikerjakan harus jelas, baik mengenai jumlah
dan jenisnya maupun harga dari masing-masing investasi dan dibentuk dalam
sebuah tabel. Harga dari masing-masing investasi sedapat mungkin harus sesuai
dengan harga pada saat pengadaan investasi sehingga tidak terjadi penyimpangan
dalam perhitungan.
b. Biaya Operasi dan pemeliharaan
Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan
biaya tidak tetap (variable cost). Perhitungan biaya ini harus disusun dan dihitung
sedemikian rupa sehingga tidak ada unsur biaya yang tertinggal. Hal ini sangat
perlu karena keadaan ini akan mempengaruhi perhitungan analisis kriteria
investasi yang digunakan sebagai indicator dalam menentukan feasible tidaknya
rencana usaha/proyek yang dikembangkan. Disamping perhitungan tersebut,
penentuan unsur biaya yang dihitung dari semua unsur biaya berhubungan dengan
perhitungan harga pokok produksi yang akan digunakan dalam menentukan harga
jual dari produk yang dihasilkan.
c. Sumber Pembiayaan
Sumber pembiayaan, baik biaya investasi maupun modal kerja harus
direncanakan secara jelas dan terperinci. Dalam hal ini harus dapat ditentukan
komposisi modal secara jelas, berapa persen sumber modal yang berasal dari
pengusaha/investor maupun saham, dan berapa persen pula yang berasal dari
pinjaman luar.
15
d. Perkiraan Pendapatan
Perkiraan pendapatan atau benefit yang diterima dari usaha/proyek yang
akan dikembangkan juga harus benar-benar dapat diperkirakan secara benar
sehingga keputusan yang diambil benar-benar dapat dipertanggung jawabkan.
Perkiraan benefit dalam bentuk financial direncanakan sesuai dengan rencana
produksi dan rencana penjualan. Bentuk penerimaan ini dapat digolongkan atas 2
bagian, yaitu penerimaan yang berasal dari hasil penjualan barang-barang yang
diproses dan penerimaan yang berasal dari luar barang-barang yang diproses.
e. Break Even Point
Break Even Point adalah suatu tingkat produksi dimana total revenue sama
dengan total cost (TR=TC). Tingkat BEP ini dapat dilihat dari 3 bagian, antara
lain dari segi jumlah produksi, lamanya waktu pengembalian biaya, dan jumlah
biaya yang dikeluarkan. Tingkat BEP ini dapat dilihat dari jumlah produksi yang
dapat menghasilkan profit. Dalam analisis ini juga perlu dihitung jumlah produksi
yang dapat menghasilkan maximum profit (MR=MC) sebagai indikator bagi
pengusaha dalam menjalankan produksi nantinya.
Tingkat BEP dilihat dari segi waktu, maksudnya untuk mengetahui berapa lama
usaha/proyek yang direncanakan baru dapat menutupi segala biaya yang
dikeluarkan. Ukuran ini sangat penting untuk diketahui, karena terlalu lama waktu
mengembalikan total biaya belum tentu layak bagi semua pengusaha/investor
kendatipun usaha/proyek ini feasible untuk di kembangkan.Dilihat dari segi
jumlah biaya yang dikeluarkan, maksudnya berapa jumlah biaya yang dikeluarkan
baru berada dalam keadaan BEP.
16
f. Proyeksi Laba Rugi dan Aliran Kas
Proyeksi Laba Rugi dan aliran kas dibentuk dalam jangka waktu tertentu
untuk melihat prospek keuangan dari usaha/proyek yang direncanakan. Dengan
adanya proyeksi laba rugi dan aliran kas dapat diketahui posisi keuangan dimasa
yang akan datang, disamping itu dapat digunakan sebagai pedoman/indicator bagi
pengusaha dalam menjalankan usaha/proyek.
g. Analisa Ekonomi Teknik
Ekonomi teknik adalah suatu teknis dan analisa dalam mengambil suatu
keputusan dari beberapa alternative rancangan teknis atau rancangan investasi
yang dianggap sama-sama memenuhi persyaratan dan hendak dipilih alternative
yang paling ekonomis. Jika hanya ada satu alternative yang memenuhi syarat,
maka ekonomi teknik dapat digunakan untuk menentukan layak tidaknya
alternative tersebut ditinjau dari segi ekonomi.Nilai uang akan mengalami
perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan nilai uang karena adanya inflasi.
Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin cepat penurunan nilai uang. Hal semacam
ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kalau inflasi diharapkan meningkat, maka
umumnya bank-bank harus memberikan suku bunga pinjaman yang makin tinggi
agar masyarakat tetap bersedia menyimpan dana mereka di bank.
h. Umur Ekonomis
Suatu fasilitas mempunyai umur teknis dan umur ekonomis. Umur teknis
merupakan jangka waktu suatu fasilitas masih dapat berfungsi secara teknis dalam
arti masih dapat digunakan sesuai dengan tujuan dan kondisi penggunaan semula.
Umur ekonomis merupakan jangka waktu suatu fasilitas masih dapat berfungsi
17
secara ekonomi, artinya masih dapat berfungsi dengan biaya yang relative
minimum.
i. Depresiasi
Depresiasi adalah penyusutan nilai dari suatu fasilitas karena
bertambahnya waktu dan tingkat pemakaian. Perhitungan depresiasi ini penting
maknanya bagi perusahaan karena depresiasi berkaitan erat dengan fasilitas
produksi yang baru lagi. Depresiasi sendiri sebenarnya faktor pengurangan hasil
pendapatan yang merupakan tabungan bagi pemilik perusahaan untuk
memperbaharui fasilitasnya.
j. Pendekatan Umum Penetapan Harga
Harga yang ditetapkan perusahaan akan berada pada suatu titik antara
harga yang terlalu rendah dan yang terlalu tinggi. Biaya produk menentukan harga
terendah, sedangkan persepsi konsumen terhadap nilai produk menentukan harga
tertinggi. Perusahaan harus dapat menentukan harga tertinggi. Perusahaan harus
dapat menentukan harga diantara kedua titik tadi untuk menentukan harga yang
paling baik. Ada 4 dasar pendekatan dalam menetapkan harga, yaitu:
1. Berdasarkan Biaya
Metode ini menambahkan suatu mark-up baku untuk labanya, dalam tugas akhir
ini metode inilah yang digunakan.
2. Analisis Break Even
Metode ini menggunakan konsep bagan pulang-pokok yang menunujukkan total
biaya (penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel) dan jumlah pendapatan yang
diharapkan pada beberapa tingkat volume penjualan.
18
3. Berdasarkan persepsi pembeli
Dalam metode ini perusahaan menetapkan harga produk bukan berdasarkan atas
biaya penjual yang kadang-kadang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari persepsi
konsumen. Jadi, dapat dilakukan survey untuk harga barang yang sama oleh
beberapa penjual yang ditanyakan langsung pada konsumen.
4. Berdasarkan Persaingan
Dengan metode ini penetapan harga dapat dilakukan setelah meneliti harga yang
ditetapkan oleh para pesaing dekatnya. Cara lain adalah dengan penawaran
tertutup (penetapan harga tender) yaitu penetapan harga atas dasar prakiraan
bahwa pesaing melakukan hal yang sama, jadi bukan karena biaya atau
permintaan terhadap produk mereka sendiri.
k. Kriteria Penilaian Investasi
Untuk mengambil suatu keputusan dalam suatu investasi diperlukan
perhitungan dan analisa yang tepat untuk menilai dan menentukan investasi yang
menguntungkan ditinjau dari segi ekonomis.
2.4. PENGEMBANGAN JARINGAN WIMAX UNTUK
INDUSTRI MANUFACTURING
Secara umum perencanaan bisnis pada jaringan WiMAX meliputi
beberapa tahap tahap perencanaan yang dapat dilihat dalam diagram alir berikut
ini:
1. Klasifikasian Daerah Layanan
Pembagian coverage area merupakan fungsi dari pengkategorian
penggunaan daratan (land usage) . Jenis pelanggan Fixed Wireless dibagi menjadi
19
3 bagian utama yaitu pelanggan Residential, Small Medium Enterprise (SME) dan
Big Coorporate.
• Residential
Pelanggan perumahan yang akan masuk dalam calon pelanggan adalah pelanggan
dengan tingkat ekonomi yang tinggi yaitu pada lokasi perumahan dengan tipe
perumahan tipe 70 keatas, penentuan ini didasarkan pada data dari dinas
pemukiman dan prasarana wilayah yang menggolongkan tipe 70 keatas adalah
mewah.
Kebanyakan perumahan biasanya hanya membutuhkan bandwidth yang relative
kecil. Aplikasi yang biasa dipakai mungkin adalah web surfing, e-mail, chatting
online, download, multi player games dan aplikasi-aplikasi yang tidak
memerlukan bandwidth yang besar.
• Small Medium Enterprise (SME)
Pelanggan SME ini terdiri dari perusahaan-perusahaan, instansi pemerintah yang
berada dalam kelas menengah kebawah dan sekolah maupun perguruan tinggi.
Layanan/aplikasi yang digunakan biasanya adalah web surfing, aplikasi bisnis, e-
goverment, e-mail, down load, dan akses intranet. Pembagian bandwidth
dilakukan berdasarkan layanan yang akan digunakan. Dalam tugas akhir ini
pembagian dibagi menjadi dua, yaitu : Basic Service, layanan/aplikasi yang
digunakan adalah layanan internet standar. Bandwidth yang diberikan yaitu 128
kbps dimana target pasar yaitu sebesar 75% dari jumlah pelanggan SME.
Premium Service, layanan/aplikasi yang digunakan adalah layanan internet
standar ditambah layanan lain yang membutuhkan bandwidth yang besar seperti
20
e-bussiness dan aplikasi online lainnya. Bandwidth yang diberikan yaitu 256 kbps
dimana target pasar yaitu sebesar 25% dari jumlah pelanggan SME.
• Big Coorporate
Pelanggan dalam kategori ini adalah pelanggan yang berada dalam kelas
menengah keatas yang membutuhkan bandwidth yang besar. Pelanggan yang
termasuk dalam kelas ini adalah perusahaan/instansi pemerintah dengan
karyawan/pegawai yang besar yang membutuhkan bandwidth yang besar.
Layanan/aplikasi yang biasa digunakan web surfing, aplikasi bisnis, e-mail,e-
government, download, dan akses intranet. Seperti halnya pada pelanggan SME,
pada kategori ini pun pelanggan kami bagi dua yaitu :
Basic Service, layanan/aplikasi yang digunakan adalah layanan internet
standar. Bandwidth yang diberikan yaitu 512 kbps dimana target pasar yaitu
sebesar 60% dari jumlah pelanggan coorporate.
Premium Service, layanan/aplikasi yang digunakan adalah layanan internet
standar ditambah layanan lain yang membutuhkan bandwidth yang besar seperti
e-bussiness dan aplikasi online lainnya,. Bandwidth yang diberikan yaitu 1 Mbps
dimana target pasar yaitu sebesar 40% dari jumlah pelanggan coorporate.
2. Estimasi Pendapatan
Berdasarkan tarif yang telah ditetapkan, maka pendapatan didapatkan dari 2
sumber yaitu :
a. Penyewaan bandwidth untuk pelanggan fixed dan pemakaian jaringan untuk
pelanggan nomadic, dimana penyewaan bandwidth didapatkan pelangan fixed
setiap bulannya dan pemakaian jaringan didapatkan dari pelanggan nomadic
setiap kali melakukan koneksi.
21
b. Penyewaan perangkat CPE, dimana penyewaan perangkat CPE didapatkan dari
pelanggan yang akan menyewa perangkat CPE dari provider setiap bulannya.
Dengan penentuan tersebut diatas maka akan didapatkan pendapatan yang
bertambah untuk setiap tahunnya, selengkapnya mengenai perhitungan
pendapatan dapat dilihat pada lampiran.
2.5. ANALISA HASIL PENGEMBANGAN
1. Alternatif Strategi Pengembangan
Kondisi persaingan bisnis telekomunikasi dirasakan semakin ketat. Hal ini
dapat dilihat dengan adanya perubahan teknologi telekomunikasi, broadcasting,
dan IT.
Konvergensi ini mendorong pertumbuhan jumlah dan jenis produk jasa dengan
kualitas pelayanan yang bersaing untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Salah
satu diantarnya adalah munculnya layanan WiMAX yang dapat membawa
perubahan yang besar pada peta bisnis indonesia secara global. Perkembangan
teknologi yang bersifat konvergen dan kecenderungan jasa yang dikembangkan
secara independent ini memperkecil penghalang untuk masuk bagi pemain atau
player baru pada bisnis telekomunikasi, baik sebagai service provider ataupun
sebagai network provider. Untuk itu diperlukan langkah strategis guna
mengantisipasi persaingan yang ada sehingga perusahaan akan dapat
menempatkan diri dan mempunyai posisi dalam bagian pasar bisnis
telekomunikasi. Menurut Porter (1993:15) ada 3 strategi generik guna
mengantisipasi persaingan yang ada, yang dapat dijadikan alternatif bagi
pengembangan usaha.
22
2. Strategi Keunggulan Biaya
Strategi ini menjadikan faktor biaya sebagai keunggulan bersaing, yaitu
dengan menekan biaya seminimal mungkin. Dalam bisnis jasa internet, faktor
utama yang menjadi perhatian pelanggan adalah kualitas produk jasa yang
diberikan. Dengan keunggulan QoS WiMAX yang diberikan didukung dengan
biaya yang rendah, akan dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan dalam
menggunakan layanan WiMAX yang ada. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan
dapat mengatasi para pesaingnya dimasa yang akan datang.
3. Strategi Diferensiasi
Dalam hal ini, perusahaan dapat mencapai diferensiasi melalui
kemampuan, karakteristik teknologi yang dimiliki, dan jasa yang ditawarkan.
Dengan adanya koordinasi yang kuat antara fungsi manajemen, perusahaan akan
dapat mengatasi persaingan melalui peningkatan profesionalisme dan inovasi
yang dilakukan. Perusahaaan akan mampu menarik minat pelanggann dan
meyakinkan pelanggan sehingga kesetiaan pelanggan akan dapat diperoleh.
4. Strategi Fokus
Dalam strategi ini perusahaan memusatkan diri untuk memberikan layanan
WiMAX pada segment pasar tertentu. Strategi fokus dibagun untuk mencapai
target pasar yang sempit dan lebih efektif, dibandingkan dengan memasuki
persaingan pada pasar keseluruhan. Dengan strategi fokus, perusahaan akan dapat
mencapai fokus keunggulan biaya dan atau fokus diferensiasi. Strategi ini dapat
digunakan untuk memilih target pasar dimana posisi perusahaan akan kuat dan
posisi pesaing lemah.
23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan analisa pasar didapatkan bahwa permintaan pasar WiMAX
semakin meningkat setiap tahunnya.
2. Perencanaan bisnis WiMAX layak diimplementasikan sebab telah
memenuhi syarat dari segi finansial.
3. Reputasi perusahaan dalam kepeloporan kualitas layanan dan teknologi
jasa WiMAX.
4. Peningkatan kemampuan perusahaan dalam sistem jaringan internet
berbasis teknologi WiMAX.
3.2 Saran
Untuk pengembangan selanjutnya, teknik forecasting didasarkan pada sisi
statistik yang lebih akurat.
24
DDAAFFTTAARR PPUUSSTTAAKKAA
Business Case Model for Fixed Broadband Wireless Access Based On Wimax
Technology and 802.16 Standard. 2004. Wimax Forum
Depkominfo, Ditjen Postel. 2008 . Penyelenggaraan Layanan Akses Broadband
Menggunakan Spektrum Frekuensi Broadband Wireless Access (BWA) Dalam
Rangka Seleksi Penyelenggara Telekomunikasi Layanan Akses Pita Lebar
Nirkabel (BWA) pada Pita Frekuensi Radio 2.3 GHz dan 3.3 GHz . Draft White
paper.
Technical Information. 2005 Wimax Forum. Diambil dari :
http://www.WiMAXforum.org,
Wibisono, Gunawan, Dwi Hantoro, Gunadi. 2006. Wimax Teknologi BWA Kini
dan Masa Depan. Informatika, Bandung
Yoke Yuni Karnida, Sigit Hadi Prayoga . Strategi Implementasi Wimax Pada
Operator Telekomunikasi Fixed Access. Magister Teknologi InformasiUniversitas
Indonesia. Paper