STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA...

21
STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN TEMBURUN DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS Maisarah Mahasiswa Administrasi Publik, FISIP UMRAH [email protected] Dr. Adji Suradji Muhammad S. Sos., M.Si, Dosen Administrasi Publik, FISIP UMRAH Imam Yudhi Prastya, S. IP., M.PA, Dosen Administrasi Publik, FISIP UMRAH A B S T R A K Pembangunan kepariwisataan pada hakikat merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata yang terwujud, antara lain dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna, tradisi dan seni budaya. Salah satunya Air Terjun Temburun yang berada di Kabupaten Kepulauan Anambas. Pada kawasan Air Terjun Temburun ini terdapat prasarana bangunan yang sudah tidak terawat dan sampah bertebaran dimana-mana membuat pemandangan yang berada di kawasan Air Terjun Temburun sangat tidak elok dipandang, tidak adanya tempat makan yang layak bagi pengunjung untuk menikmati keindahan Air Terjun Temburun. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang harus dibenahi, pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas harus mampu membuat strategi agar pariwisata di Kabupaten Kepulauan Anambas banyak dikunjungi wisatawan. Maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengembangan obyek wisata Air Terjun Temburun di Kabupaten Kepulauan Anambas. Informan dalam penelitian ini ada 7 informan. Analisis data yang peneliti gunakan untuk mengalisis data-data yang didapati dari penelitian ini yakni menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini, disamping itu dikemukakan juga saran-saran yang menurut peneliti dapat berguna untuk Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Temburun di Kabupaten Kepulauan Anambas. Kesimpulan dari penelitian ini yakni : Secara keseluruhan strategi yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Anambas belum maksimal. Maka dari itu diperlukan pengelolaan obyek wisata yang baik, agar fasilitas dan aksesibilitas dapat digunakan secara efektif. Kata Kunci : Strategi, Pengembangan, Obyek Wisata

Transcript of STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA...

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN

TEMBURUN DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

Maisarah Mahasiswa Administrasi Publik, FISIP UMRAH

[email protected]

Dr. Adji Suradji Muhammad S. Sos., M.Si, Dosen Administrasi Publik,

FISIP UMRAH

Imam Yudhi Prastya, S. IP., M.PA, Dosen Administrasi Publik, FISIP

UMRAH

A B S T R A K

Pembangunan kepariwisataan pada hakikat merupakan upaya untuk

mengembangkan dan memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata yang

terwujud, antara lain dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman

flora dan fauna, tradisi dan seni budaya. Salah satunya Air Terjun Temburun

yang berada di Kabupaten Kepulauan Anambas. Pada kawasan Air Terjun

Temburun ini terdapat prasarana bangunan yang sudah tidak terawat dan

sampah bertebaran dimana-mana membuat pemandangan yang berada di

kawasan Air Terjun Temburun sangat tidak elok dipandang, tidak adanya

tempat makan yang layak bagi pengunjung untuk menikmati keindahan Air

Terjun Temburun. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang harus

dibenahi, pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas harus mampu

membuat strategi agar pariwisata di Kabupaten Kepulauan Anambas banyak

dikunjungi wisatawan. Maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui strategi pengembangan obyek wisata Air Terjun

Temburun di Kabupaten Kepulauan Anambas. Informan dalam penelitian

ini ada 7 informan. Analisis data yang peneliti gunakan untuk mengalisis

data-data yang didapati dari penelitian ini yakni menggunakan analisis

deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini, disamping itu

dikemukakan juga saran-saran yang menurut peneliti dapat berguna untuk

Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Temburun di Kabupaten

Kepulauan Anambas. Kesimpulan dari penelitian ini yakni : Secara

keseluruhan strategi yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Kepulauan Anambas belum maksimal. Maka dari itu diperlukan

pengelolaan obyek wisata yang baik, agar fasilitas dan aksesibilitas dapat

digunakan secara efektif.

Kata Kunci : Strategi, Pengembangan, Obyek Wisata

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN

TEMBURUN DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

Maisarah Mahasiswa Administrasi Publik, FISIP UMRAH

[email protected]

Dr. Adji Suradji Muhammad S. Sos., M.Si, Dosen Administrasi Publik,

FISIP UMRAH

Imam Yudhi Prastya, S. IP., M.PA, Dosen Administrasi Publik, FISIP

UMRAH

A B S T R AC T

The development of tourism on the essence is an effort to develop and

utilize the objects and attractions that meterialize, among others in the form

of beautiful natural wealth, diversity of flora and fauna, traditions and

cultural arts. One of them is Temburun Waterfall located in Kabupaten

Kepulauan Anambas. In this Temburun Waterfall area there is a building

infrasstructure that is not maintained and garbage scattered everywhere

making the scenery that is located in the Temburun Waterfall is not very

looking, the absence of a decent eating place for visitors to enjoy the beauty

of Temburun Waterfall. This is certainly a problem that must be addressed,

the goverment of Kabupaten Kepulauan Anambas should be able to make

strategies for tourism in Kabupaten Kepulauan Anambas visited by many

tourists. So the goal to be achieved from this research is to know the strategy

of development of Temburun Waterfall object in Kabupaten Kepulauan

Anambas. Informants in this study there are 7 informants. Analysis of data

that researchers use to analyze the data obtained from this research that is

using qualitative descriptive analysis. The conclusion of this research,

besides that also presented suggestions that according to the researcher can

be useful for Strategy Development of Temburun Waterfall Tourism Object in

Kabupaten Kepulauan Anambas. The conclusion of this study is : As a whole,

the strategy carried out by the tourism and culture departement of the

Kabupaten Kepulauan Anambas has not been maximized. Therefore it is

necessary to manage good tourism objects, so that facilities and accessibility

can be used effectively.

Keywords : Strategy, Development, Tourism Object

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu hal yang menjadi andalan dan

prioritas pengembangan bagi suatu daerah. Dengan adanya pariwisata, suatu

daerah atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat obyek wisata itu

berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek wisata.

Berkembangnya sektor pariwisata di suatu daerah akan menarik sektor lain

untuk berkembang pula karena produk-produknya diperlukan untuk

menunjang industri pariwisata, seperti sektor pertanian, peternakan,

perkebunan, kerajinan rakyat, peningkatan kesempatan kerja, dan lain

sebagainya. Mata rantai kegiatan yang terkait dengan industri pariwisata

tersebut mampu menghasilkan devisa dan dapat pula digunakan sebagai

sarana untuk menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka

pengangguran dan meningkatkan angka kesempatan kerja.

Pengembangan dan pendayagunaan pariwisata secara optimal mampu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mempertimbangkan hal tersebut maka

penanganan yang baik sangat diperlukan dalam upaya pengembangan obyek-

obyek wisata di Indonesia. Para pelaku pariwisata mulai melakukan tindakan

pengembangan dengan penelitian, observasi terhadap obyek-obyek wisata di

Indonesia. Langkah tersebut dilakukan guna mengetahui potensi dan

permasalahan yang ada pada setiap obyek untuk kemudian mencari solusinya.

Langkah lainnya adalah promosi dengan media cetak, elektronik, maupun

multimedia agar masyarakat juga mengetahui akan keberadaan obyek-obyek

tersebut dan turut berpartisipasi dalam pengembangannya. Pariwisata di

Indonesia pada dasawarsa ini mulai menunjukkan perkembangan dan

pertumbuhan menjadi sebuah industri yang berdiri sendiri. Namun yang masih

harus diperhatikan bersama bahwa sampai sejauh ini kesadaran dan pengertian

tentang pariwisata belum sampai menyentuh masyarakat secara umum.

Dalam hal ini para masyarakat kepariwisataan yang menyadari

besarnya potensi kepariwisataan di daerah berusaha menggali,

mengembangkan serta membangun aset obyek dan daya tarik wisata, yang

merupakan modal awal untuk bangkitnya kegiatan pariwisata. Keputusan ini

harus ditindak lanjuti dengan memikirkan dan mengusahakan serta

membenahi potensi obyek dan daya tarik wisata. Pengembangan sektor

pariwisata hakekatnya merupakan interaksi antara proses sosial, ekonomi, dan

industri. Oleh karena itu, unsur-unsur yang terlibat di dalam proses tersebut

mempunyai fungsi masing-masing. Peran masyarakat diharapkan mempunyai

andil yang sangat besar dalam proses ini. Untuk itu masyarakat ditempatkan

pada posisi memiliki, mengelola, merencanakan dan memutuskan tentang

program yang melibatkan kesejahteraannya.

Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki potensi di sektor pariwisata.

Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki peninggalan sejarah yang sangat

menarik untuk dikunjungi. Tidak heran jika pemerintah kabupaten setempat

sangat menaruh perhatian terhadap pariwisata. Pembangunan kepariwisataan

pada hakikat merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan

obyek dan daya tarik wisata yang terwujud antara lain dalam bentuk kekayaan

alam yang indah, keragaman flora dan fauna, tradisi dan seni budaya, dan

peninggalan purbakala.

Air Terjun Temburun yang terletak di desa Temburun, Kecamatan

Siantan Selatan dapat ditempuh kendaraan dengan waktu lebih kurang satu

jam dari Tarempa dan melewati jalan menanjak dan berkelok-kelok. Air

Terjun Temburun jatuh dari ketinggian 250 meter dari puncak gunung. Airnya

sangat jernih, lagipula panorama alam disekitar kawasan itu terdiri dari

pegunungan dan banyak ditumbuhi pepohonan membuat hawa di daerah itu

semakin sejuk dan dingin. Di dalam kawasan hutan banyak terdapat satwa liar

seperti kera juga burung, dimana kicauan burung bnayak menghiasi kawasan

Air Terjun Temburun.

Dari observasi awal yang dilakukan oleh penulis setelah memasuki

gerbang obyek wisata Air Terjun Temburun, terdapat tangga-tangga kecil

yang dilewati pengunjung untuk mencapai kawasan Air Terjun Temburun,

dan setelah melewati tangga-tangga kecil juga harus melewati bebatuan yang

licin sehingga pengunjung harus berhati-hati melewati bebatuan tersebut.

Keindahan alam yang juga tidak terawat pada kawasan tersebut seperti

prasarana bangunan yang sudah tidak terawat dan sampah bertebaran dimana-

mana membuat pemandangan yang berada di kawasan Air Terjun Temburun

sangat tidak elok dipandang, tidak adanya tempat makan yang layak bagi

pengunjung untuk menikmati keindahan Air Terjun Temburun, melihat

permasalahan yang ada membuat ketertarikan pengunjung sangat kurang

untuk berwisata ke Air Terjun Temburun karena keamanan dan kenyamanan

bagi pengunjung.

Dari uraian di atas perlu disadari oleh pemerintah daerah, dalam hal ini

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang sangat berperan penting dalam

mengembangkan suatu obyek wisata mengingat bahwa obyek wisata Air

Terjun Temburun adalah salah satu tempat wisata yang mempunyai potensi

yang sangat bear dan menumbuhkan pendapatan daerah. Solusi-solusi yang

dimaksud dalam hal ini adalah strategi terkait dengan pengembangan obyek

wisata Air Terjun Temburun agar dapat lebih berdaya saing dalam menarik

wisatawan.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Anambas

sebagai instansi yang bertanggung jawab dibidang pariwisata saat ini terus

berupaya meningkatkan sarana dan prasarana di Air Terjun Temburun agar

menarik minat wisatawan. Upaya pengembangan pariwisata yang

dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan

Anambas juga membutuhkan dukungan penuh dan partisipasi dari masyarakat

karena masyarakat di sekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran

wisatawan tersebut.

Oleh karena itu, penulis memilih judul penelitian sebagai berikut :

“Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Temburun di

Kabupaten Kepulauan Anambas”.

B. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bagaimanakah identifikasi strategi pengembangan objek wisata Air Terjun

Temburun di Kabupaten Kepulauan Anambas?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Untuk mengetahui identifikasi strategi pengembangan objek wisata Air Terjun

Temburun di Kabupaten Kepulauan Anambas.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

bahan acuan untuk digunakan sebagai berikut :

1. Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak lain

yang tertarik dalam bidang penelitian yang sama.

2. Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan

dan pertimbangan bagi pihak pemerintah daerah khususnya pada

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Anambas

dalam upaya pengembangan kawasan obyek wisata.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai strategi pengembangan obyek wisata ini telah

dilakukan penelitian oleh para peneliti. Berikut ada beberapa penelitian

terdahulu yang dapat dijadikan rujukan untuk memahami strategi

pengembangan obyek wisata :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Angga Pradikta (2013) tentang Strategi

Pengembangan Obyek Wisata Waduk Gunungrowo Indah dalam

Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pati.

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dalam

Matrix Grand Strategy terlihat posisi pengembangan sektor pariwisata

di Obyek Wisata Waduk Gunungrowo Indah berada di posisi Strategi

Pertumbuhan, yaitu memanfaatkan seoptimal mungkin kekuatan dan

peluang yang dimiliki. Dalam diagram menunjukkan bahwa titik

potong (1,39;0,91) berada pada kuadran I, dimana situasi tersebut

dapat dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang agar

dapat meningkatkan pertumbuhan Obyek Wisata Waduk Gunungrowo

Indah. Perolehan rata-rata kontribusi Obyek Wisata Waduk

Gunungrowo Indah terhadap Pendapatan Asli Daerah tahun 2007-

2011 adalah 0,000136 %.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ardhika Sukmasakti Hasworo (2012)

tentang Strategi Pengembangan Obyek Wisata Batik Kota Pekalongan.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari ketiga aspek

pengembangan obyek wisata batik Kota Pekalongan, menghasilkan

aspek promosi sebagai prioritas utama dengan strategi pengembangan

menggelar festival batik nasional dan internasional. Usulan kebijakan

menggelar festival Pekan Batik Nasional dan Pekan Batik

Internasional merupakan solusi dengan prioritas paling tinggi. Dengan

menggelar festival batik maka dapat meningkatkan jumlah kunjungan

wisatawan di Kota Pekalongan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ian Asriandy (2016) tentang Strategi

Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Bissapu Di Kabupaten

Bantaeng. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi

pengembangan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Bantaeng adalah Strategi sebagai Rencana. Adapun

beberapa implementasi strategi pengembangan yang teridentifikasi

yang dilakukan yakni, (1) Pengembangan yang dilakukan harus

terfokus pada satu titik, (2) Keterlibatan semua elemen-elemen yang

terkait, (3) Mengidentifikasi secara menyeluruh terhadap obyek yang

akan dikembangkan, (4) Melakukan pelatihan-pelatihan baik pemandu

wisata, pelaku wisata, dan pengelola wisata, (5) koordinasi yang terus

dilakukan kepada pemerintah dan warga sekitar kawasan obyek

wisata.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Uli Irawati Panjaitan (2015) tentang

Analisis Potensi Dan Strategi Pengembangan Obyek Wisata Alam Air

Terjun Teroh-Teroh Desa Rumah Galuh Kecamatan Sei Bingai,

Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Dari hasil penelitian ini

menunjukkan potensi yang ditawarkan oleh obyek wisata air terjun

Teroh-teroh adalah adanya flora dan fauna, panorama alam yang

indah, air terjun,sungai, sumber mata air, dan hutan rakyat. Selain itu

lokasi wisata dapat dijadikan tempat penelitian berupa flora dan fauna

bagi pelajar. Air Terjun Teroh-teroh memiliki potensi wisata alam

yang layak dikembangkan dengan persentasi kelayakan 67,15%. Pada

analisis SWOT, berada pada kuadran I yang menunjukkan bahwa

kawasan wisata ini berada pada situasi yang menguntungkan.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Yunitasari (2014) tentang Eksistensi

Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Di Desa Sendang, Kecamatan

Wonogiri, Kabupaten Wonogiri). Dari hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa, (1) Pengelolaan pengembangan Obyek Wisata

Waduk Gajah Mungkur hingga tercapai industri pariwisata dimulai

dari perencanaan progam pengembangan, pelaksanaan program dan

keberhasilan progam yang ditujukan untuk Obyek Wisata Waduk

Gajah Mungkur. (2) Keberadaan Obyek Wisata Waduk Gajah

Mungkur mampu memberikan lapangan pekerjaan baru ataupun usaha

sampingan bagi masyarakat Desa Sendang, sehingga dapat

mengurangi pengangguran yang ada di Desa Sendang dan

meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Sendang. (3) Adanya

Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Desa Sendang, terutama mampu memenuhi

kebutuhan pangan, sandang, papan, dan sebagian masyarakat mampu

membeli barang-barang sekunder seperti barang-barang elektronik dan

barang tersier yaitu perhiasan, motor dan mobil sehingga tercapai

kesejahteraan hidup.

1. Strategi

Banyak pendapat para ahli tentang pengertian strategi, dalam hal ini

dikemukakan oleh Wahab (1989:226) strategi adalah metode operasional yang

dipergunakan untuk mencapai sasaran atau tujuan perang secara keseluruhan,

dalam suatu pertempuran yang luas atau dalam suatu tenggang waktu yang

lama.

Menurut Chandler dalam Rangkuti (2006:3) menyatakan strategi

adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya tujuan jangka

panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya.

Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah (2007:14-17)

berpendapat bahwa konsep dasar manajemen strategi berdasarkan prosesnya

yaitu :

a. Analisis Lingkungan

b. Menentukan dan Menetapkan Arah Organisasi

c. Implementasi Strategi

d. Pengendalian Strategi

Strategi pengembangan obyek wisata Air Terjun Temburun dianalisis

dengan menggunakan Analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2006 : 18) Analisis

SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness), dan ancaman

(threats). Hal ini disebut dengan analisis situasi.

Menurut Rangkuti (2006 : 19) SWOT adalah singkatan dari

lingkungan internal strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) serta

lingkungan eksternal opportunities (peluang) dan threats (ancaman) yang

dihadapi di dunia bisnis. Analisis didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman

(threats).

2. Pengembangan Pariwisata

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002

Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah

terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu

pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru.

Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik

informal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana,

terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan,

menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang

seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat,

keinginan serta kemampuan-kemampuan sebagai bekal atas prakarsa sendiri

untuk dan meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat,

mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri

(Wiryokusumo, 2011:7).

Menurut Spillane (2002:51) pengembangan pariwisata memiliki

dampak positif maupun dampak negatif, maka diperlukan perencanaan untuk

menekan sekecil mungkin dampak yang ditimbulkan.

Dampak positif yang diambil dari pengembangan pariwisata meliputi :

a. Penciptaan lapangan kerja, dimana pada umumnya pariwisata

merupakan industri padat karya, dimana tenaga kerja tidak dapat

digantikan dengan modal atau peralatan.

b. Sebagai sumber devisa asing.

c. Pariwisata dan distribusi pembangunan spiritual, disini pariwisata

secara wajar cenderung mendistribusikan pembangunan dari pusat

industri kearah wilayah desa yang belum berkembang, bahkan

pariwisata disadari dapat menjadi dasar pembangunan regional.

Struktur perekonomian regional sangat penting untuk menyesuaikan

dan menentukan dampak ekonomis dari pariwisata.

Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya

pengembangan pariwisata adalah :

a. Pariwisata dan vulnerability ekonomi, karena di negara kecil dengan

perekonomian terbuka, pariwisata menjadi sumber mudah kena serang,

khususnya jika daerah tersebut hanya bergantung pada satu pasar

asing.

b. Polarisasi spesial dari industri pariwisata dimana perusahaan besar

mempunyai kemampuan untuk menerima sumber daya modal yang

besar dari kelompok besar perbankan atau lembaga keuangan lain,

sedangkan perusahaan kecil harus tergantung pada pinjaman atau

subsidi dari pemerintah dan tabungan pribadi. Hal ini menjadi

hambatan dimana terjadi konflik antara perusahaan kecil dan

perusahaan besar.

c. Sifat dalam pekerjaan industri pariwisata cenderung menerima gaji

yang rendah, menjadi kerjaan yang musiman.

d. Dampak industri pariwisata terhadap alokasi sumber daya ekonomi

industri ini dapat menaikan harga tanah, dimana kenaikan harga tanah

ini dapat menimbulkan kesulitan bagi penghuni daerah tersebut yang

tidak bekerja di sektor pariwisata yang ingin membangun rumah atau

mendirikan bisnis disini.

e. Dampak terhadap lingkungan, bisa terhadap polusi air dan udara,

kekurangan air, keramaian lalu lintas, dan kerusakan dari

pemandangan yang tradisional.

Berdasarkan pendapat ahli di atas maka penulis dapat memberikan

pengertian pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain yang

mempunyai daya tarik wisata untuk melakukan rekreasi atau liburan.

3. Obyek Wisata

Menurut Ridwan (2012:5) obyek wisata adalah segala sesuatu yang

memilik keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman

kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau

tujuan kunjungan wisatawan.

Gamal Suwantoro (1997:19) menyebutkan obyek wisata merupakan

potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah.

Selanjutnya obyek wisata ini dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu :

a. Obyek wisata dan daya tarik wisata alam.

Obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan dan

kekayaan alam.

b. Obyek wisata dan daya tarik budaya.

Obyek dan daya tarik bersumber pada kebudayaan, seperti

peninggalan sejarah, museum, atraksi kesenian, dan obyek lain yang

berkaitan dengan budaya.

c. Obyek wisata dan daya tarik minat khusus.

Obyek wisata dan daya tariknya bersumber pada minat khusus

wisatawan itu sendiri, misalnya olahraga, memancing, dan lain-lain.

F. Kerangka Pemikiran

Berikut ini adalah bentuk kerangka pemikiran yang dibuat penulis

untuk sumber pemahaman tentang peneliti yang peneliti interpretasikan

adalah sebagai berikut :

Bagan I.1

Kerangka Berfikir

G.

H.

I.

J.

K.

Olahan Data

Analisis SWOT

Aspek

Pengembangan

1. Aspek Daya

Tarik Pariwisata

2. Aspek

Aksesibilitas

3. Aspek Fasilitas

Strategi Pengembangan Objek Wisata

Air Terjun Temburun di Kabupaten

Kepulauan Anambas.

G. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Air Terjun Temburun Kabupaten

Kepulauan Anambas dan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Kepulauan Anambas. Alasan pemilihan dilokasi air tejun karena dilihat dari

kondisi topografi banyak sekali memiliki potensi wisata alam, khususnya

wisata air yang sangat berpotensi untuk dikembangkan namun masih sangat

membutuhkan perhatian dari pemerintah daerah.

2. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif

Kualitatif, dimana metode yang digunakan adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

yaitu perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. “Data yang

dikumpulkan dari penelitian deskriptif kualitatif adalah berupa kata-kata,

gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan

metode kualitatif. Selain itu semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi

kunci terhadap apa yang sudah diteliti”. (Lexy J.Moleong, 2007:06-11).

3. Jenis dan Sumber Data Penelitian

a. Data Primer

Data primer merupakan data utama yang dihasilkan dari penelitian

melalui beberapa teknik pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti,

seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi yang berupa kata-kata

dan tindakan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berupa sumber data sekunder

merupakan data pelengkap atau pendukung dalam penelitian ini.

Adapun yang menjadi sumber data sekunder ini bersumber dari

literatur buku, jurnal dan internet.

4. Teknik Penentuan Informan

Dalam penelitian ini, peran informan sangat penting dan perlu. Untuk

menentukan informan dalam konteks obyek penelitian diklarifikasikan

berdasarkan kompetisi tiap-tiap informan. Teknik penentuan informan

dilakukan secara purposif. Peran informan menjadi salah satu kunci untuk

memperoleh informasi yang memadai. Jumlah informan menjadi

pengecualian ketika informan yang diperoleh sudah dipandang memadai

sehingga pencarian informasi atau data dapat dihentikan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dan lengkap sebagaimana yang

diharapkan mengenai variabel Strategi Pengembangan Objek Wisata Air

Terjun Temburun Di Kabupaten Kepulauan Anambas, maka teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam meneliti ini antara lain :

a. Observasi

Observasi atau pengamatan langsung dengan cara mengumpulkan

data serta mencatat gejala-gejala yang nampak pada obyek penelitian

merupakan salah satu teknik pengmpulan data dimana peneliti terjun

langsung sebagai partisipan atau non partisipan. Dengan teknik

observasi peneliti dapat memperoleh gambaran langsung dan

mengetahui keadaan yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Alat yang

digunakan dalam observasi adalah daftar catatan (checklis).

b. Interview (wawancara)

Teknik wawancara atau lisan yaitu penulis mewawancarai

langsung dengan informan yang mengetahui permasalahan yang

diteliti Interview menggunakan Interview guide (pedoman wawancara)

yang ditujukan kepada key informan. Alat yang digunakan dalam

wawancara adalah berupa pedoman wawancara.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui buku-buku ataupun

literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian. Alat yang

digunakan dalam dokumentasi adalah kamera.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan dipahami. Analisis data yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah analisis secara kualitatif dengan menggunakan model

analisis interaktif. Aktifitas dalam analisis data yaitu :

1. Redukasi Data (Pemilihan/Sortir)

Redukasi data merupakan bagian dari proses analisis yang

mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal

yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga dapat

membuat kesimpulan akhir.

2. Penyajian Data

Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskriptif dalam

bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan

sajian data harus mengacu pada rumusan masalah sehingga dapat

menjawab permasalahan-permasalahan yang diteliti.

3. Penarikan Kesimpulan

Dari awal pengumpulan data, peneliti harus sudah memahami apa

arti dari berbagai hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan

peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, arahan, sebab-

akibat, dan berbagai proporsi, kesimpulan perlu diverifikasi agar

penelitian yang dilakukan benar dan bisa dipertahankan.

I. Hasil Penelitian

Dalam pengembangan obyek wisata harus mempunyai strategi

perencanaan pembangunan yang baik, sehingga mampu memberikan dampak

positif dari pengembangan obyek wisata tersebut. Pengembangan pariwisata

tidak terlepas dari peranan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Kepulauan Anambas. Oleh karena itu, sektor pariwisata harus dikembangkan

dengan serius, agar dapat menambah daya tarik bagi wisatawan. Adapun yang

harus dilakukan adalah dengan peningkatan pelayanan serta mempermudah

akses menuju lokasi obyek wisata. Pengembangan pariwisata diharapkan

dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dan adanya lapangan

kerja baru.

Analisa strategi pengembangan obyek wisata Air Terjun Temburun di

Kabupaten Kepulauan Anambas dengan melihat potensi obyek wisata tersebut

melalui aspek-aspek pengembangan sebagai berikut :

1. Daya Tarik Pariwisata

Berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah

(RIPPDA) Kabupaten Kepulauan Anambas ada beberapa faktor yang terdapat

di kawasan Air Terjun Temburun yang dijadikan sebagai daerah tujuan

wisata, antara lain sebagai berikut :

a. Aktivitas

Yang dimaksud aktivitas disini adalah segala hal yang dilakukan

wisatawan selama berkunjung di objek wisata serta aktivitas

masyarakat setempat yang menjadi hal yang menarik untuk diikuti

oleh wisatawan. Berbagai aktivitas wisata yang bisa dilakukan oleh

para pengunjung yang datang ke Air Terjun Temburun antara lain :

Tracking, pemandian, tamasya, panoramik hutan mangrove, dan

menikmati keindahan Air Terjun Temburun yang memiliki kontur

berundak-berundak sebanyak 7 (tujuh) tingkat.

b. Amenitas

Merupakan sarana dan prasarana yang mendukung

kenyamanan wisatawan pada saat menikmati obyek dan daya tarik

wisata yang disajikan seperti: gazebo. Ketersediaan fasilitas-fasilitas

pendukung merupakan hal yang harus diperhatikan, agar wisatawan

merasa nyaman dan memperoleh kepuasaan dalam kegiatan wisatanya.

Air Terjun Temburun adalah tempat wisata yang berpotensi sebagai

obyek wisata alam unggulan. Hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan

Air Terjun Temburun yang masih bersifat alami dan berpemandangan

indah serta memungkinkan untuk penyediaan fasilitas yang baik untuk

wisatawan. Air Terjun Termburun tersebut masih dalam proses

pengembangan dan pengolahan oleh Pemerintah Kabupaten

Kepulauan Anambas.

c. Aksesibilitas

Aksesibilitas untuk menuju kawasan Air Terjun Temburun

sebagian jalan telah diaspal dengan kondisi baik, dan sebagian masih

jalan tanah dan berbatu, dapat diakses dalam waktu 1 (satu) jam

menggunakan motor dan mobil, dan dapat juga diakses dengan

menggunakan kendaraan laut, sekitar 30 menit dari Tarempa.

2. Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan cara untuk menyediakan sarana transportasi

publik bagi wisatawan yang berpengaruh terhadap biaya, waktu dan jarah

tempuh serta kenyamanan ketika berwisata. Objek wisata Air Terjun

Temburun sudah mempunyai akses yang bagus dengan kondisi jalan yang

sudah memadai.

Objek wisata Air Terjun Temburun dapat ditempuh melalui jalur darat

dan laut. Jika ditempuh melalui jalur darat biasanya pengunjung

menggunakan sepeda motor yang jarak tempuhnya diperkirakan sekitara satu

jam dengan menggunakan sepeda motor. Perjalanan ini akan melewati

Kampung Baru, Bukit Tengkorak, Kampung Tengah hingga Desa Rintis

sebelum sampai ke lokasi air terjun.

Ketersediaan jalan sudah mampu mendukung arus pergerakan

penduduk serta kendaraan dimana jalan yang ada sebagian besar sudah

beraspal dengan lebar rata-rata 4 meter. Dilihat dari kondisinya, terdapat

beberapa ruas jalan yang mengalami kerusakan baik berat maupun ringan, dan

juga belum adanya angkutan umum untuk mengantar pengunjung menuju

obyek wisata.

3. Fasilitas (Sarana dan Prasarana)

Fasilitas merupakan sarana penunjang yang dapat menciptakan rasa

menyenangkan yang disertai dengan kemudahan dan pemenuhan kebutuhan

wisatawan dalam menikmati produk wisata yang ditawarkan. Orang

melakukan perjalanan ke suatu tempat karena ada beberapa pertimbangan,

salah satunya karena ketersediaan fasilitas yang lebih lengkap di tempat

tujuannya. Ketersediaan fasilitas pendukung mempengaruhi perkembangan

jumlah wisatawan di objek wisata Air Terjun Temburun. Dari observasi

peneliti, di kawasan Air Terjun Temburun terdapat 4 (empat) gazebo atau

tempat peristirahatan, toilet, dan area parkir yang tidak cukup luas.

II. Penutup

A. Kesimpulan

Sebagai bab penutup dalam penulisan skripsi ini, maka peneliti akan

merumuskan beberapa kesimpulan dari penelitian ini, disamping itu

dikemukakan juga saran-saran yang menurut peneliti dapat berguna untuk

Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Temburun di Kabupaten

Kepulauan Anambas. Kesimpulan dari penelitian yaitu :

1. Dalam mengembangkan potensi objek wisata Air Terjun Temburun,

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan telah melakukan pembenahan-

pembenahan. Adapun pembenahan yang dilakukan antara lain

menyediakan sarana penunjang pariwisata, memperbaiki aksesibilitas

dan fasilitas menuju objek wisata.

2. Dalam mengembangkan berbagai potensi tersebut terdapat beberapa

hambatan antara lain terbatasnya anggaran pengembangan dan

kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia.

3. Untuk mengatasi hambatan tersebut diperlukan adanya peningkatan

promosi wisata guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

B. Saran

Adapun saran-saran dari peneliti adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah daerah dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Kepulauan Anambas hendaknya melakukan evaluasi terhadap

pengelolaan obyek wisata selama ini.

2. Dalam mengembangkan objek wisata Air Terjun Temburun harus

lebih memprioritaskan penambahan dan peningkatan fasilitas, sarana

prasarana yang ada di kawasan objek wisata Air Terjun Temburun,

seperti menambah jumlah akomodasi dan warung makan. Hal ini dapat

menjadi daya tarik bagi pengunjung dan juga dapat meningkatkan

kunjungan wisatawan.

3. Kegiatan wisata perlu ditambah, sehingga dapat memperpanjang

tinggal wisatawan dan memberikan kenyamanan bagi para wisatwan.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Buchory Achmad Herry, Saladin Djaslim. 2010. Manajemen Strategik,

Bandung : CV. Linda Karya. Cetakan Pertama

Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwsataan, Bandung : Alfabeta

Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta : PT.

Pradnya Paramita

Purnomo Hari Setiawan, Zulkeiflimansyah. 2007. Manajemen Strategi,

Jakarta : Lembaga Penerbit

Purwanto Iwan. 2006. Manajemen Strategi, Yogyakarta : Yrama Widya.

Cetakan Pertama

Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis.

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Reksohadiprodjo. 2003. Manajemen Strategi, Yogyakarta : BPFE

Ridwan, 2012. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, Jakarta : PT.

Sofmedia

Salusu J. 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik, Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama

Soekadijo. 1996. Anatomi Pariwisata : Memahami Pariwisata Sebagai

“Systemtic Linkange”. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Spillane, James J. 2002. Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomi dan Rekayasa

Budaya,Yogyakarta : Kanisius

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta

________. 2012. Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabet

Suwantoro Gamal, SH. 1997. Dasar-dasar Pariwisata, Yogyakarta : Penerbit

Swastha, Basu dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern,

Yogyakarta : Liberty

Wahab Salah. 1989. Pemasaran Pariwisata, Jakarta : PT. Pradnya Paramita.

Cetakan Pertama

Yoeti, Oka A. 1987. Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa

B. Dokumen

Fisip Umrah 2011, “Pedoman Teknik Penulisan Usulan Penelitian dan

Skripsi Serta Ujian Sarjana”

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2012-2022

C. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Pengembangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

D. Jurnal

Asriandy, Ian. 2016. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun

Bissapu di Kabupaten Bantaeng. 103 halaman

(http://repository.unhas.ac.id diakses 15 Februari 2016, 19.21 WIB)

Hasworo, Sukmawati Ardhika. 2012. Skripsi. Strategi Pengembangan Obyek

Wisata Batik Kota Pekalongan. 101 halaman

(http://eprints.undip.ac.id)

Panjaitan, Irawati Uli. 2015. Analisis Potensi Dan Strategi Pengembangan

Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh-Teroh Desa Rumah Galuh

Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat Sumatera Utara. 87

halaman (http://jurnal.usu.ac.id)

Pradikta, Angga. 2013. Skripsi. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Waduk

Gunungrowo Indah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Kabupaten Pati. 129 halaman (http://lib.unnes.ac.id)

Yunitasari. 2014. Eksistensi Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Di Desa

Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri). 173

halaman (http://jurnal.fkip.uns.ac.id)