STRATEGI PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjambi.ac.id/4920/1/REVISI SRI...
Transcript of STRATEGI PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjambi.ac.id/4920/1/REVISI SRI...
-
STRATEGI PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN
KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR
NEGERI 018/IX RENGAS BANDUNG KECAMATAN
JAMBI LUAR KOTA KABUPATEN
MUARO JAMBI
SKRIPSI
DISUSUN OLEH:
Sri Mairani
Nim. TPG.161970
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
-
STRATEGI PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN
KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR
NEGERI 018/IX RENGAS BANDUNG KECAMATAN
JAMBI LUAR KOTA KABUPATEN
MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
DISUSUN OLEH:
Sri Mairani
Nim. TPG.161970
PROGRAM STUDI GURU MADRASAH IBTIDAYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
-
viii
PERSEMBAHAN
“Kusimpuhkan kedua belah kakiku Ku sujudkan kepalaku ke arah kiblatku
Ku hanturkan do’a Kepada Allah SWT, Rabb-ku Karena-Nya lah akhir karya
kecilku terselesaikan sebagai ungkapan rasa puji syukur dan ku untai shalawat
serta salam kepada Nabi Muhammad SAW merangkai pengharapan bagi
syafaatnya.
Kupersembahkan hasil karyaku untuk :
Ayahanda Zainudin dan ibunda Nuriha atas curahan do’a cinta dan kasih
sayang yang tak terhingga karena berkat do’a dan restu, ketulusan jiwa, serta
perhatian mereka dalam membesarkan dan mendidik dengan berbagai macam
pengorbanan yang tiada tara sehingga penulis bisa meraih cita-cita. Semoga selalu
mendapat rahmat dan berkah dari Allah Yang Maha Esa……
Dan Terimakasih Kepada Kakak-kakaku Rudi Jumato, Sri Astuti, Adi
Irawan dan Adikku Sri Zulvitasari serta Sanak Famili Nyai Zainab dan yang
teristimewa yang selalu memberi motivasi semangat luarbiasa Sahabat-Sahabat
Karibku Sahabat canda tawaku, Suka dan duka Sukartin, Wiwin M,Novi A,
Siska S, Zahara, dan Sefty A serta Teman-teman Kuketa Posko 16 Muaro
Panco Barat Merangin dan tak lupa juga Teman-teman PGMI Angkatan 2016,
khususnya PGMI D, semua perhatian sumbang saran dan nasihat selama ini yang
tak terduga dan tak terkira.
Semoga rahmat Allah yang kuterima ini menjadi matahari yang selalu
menerangi bumi dikala ia terbit begitupun dalam kehidupanku. Dan semoga selalu
berguna bagi Agama dan Bangsaku.. Amin Ya Robbal Alamin………
-
ix
MOTTO
َ َخبِير ٌۢ ِبَما َ ۚ إِنَّ ٱَّللَّ ا قَدََّمْت ِلغٍَد ۖ َوٱتَّقُى۟ا ٱَّللَّ َ َوْلتَىُظْر وَْفس مَّ أَيَُّها ٱلَِّذيَه َءاَمىُى۟ا ٱتَّقُى۟ا ٱَّللََّٰٓ يَ
تَْعَملُىنَ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepada allah, sesungguhnya allah maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan,” ( Q.S Al-Hasyr : 18).
-
x
KATA PENGANTAR
بسم هللا الر حمه الر حيم
Alhmdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik serta teriring salam pada junjungan besar
Nabi Muhammad SAW. Adapun judul skripsi ini adalah Strategi Pengelolaan
Kelas Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas III Di SDN
018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
Jambi.
Adapun maksud dan tujuan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddun Jambi.
Tak lupa pula rasa terimakasih yang sedalam dalamnya penulis ucapkan
kepada yang terhormat:
1. Bapak prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari. MA, Ph.D, selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati. Bapak Dr. As’ad Isma. Dan Bapak Dr. Bahrul
Ulum, selaku Wakil Rektor I, II, dan III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Hj. Fadillah, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Ikhtiati, M.Pd.I dan Ibu Nasyaria Siregar, M,Pd Selaku Ketua dan
sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
5. Bapak Dr.H.Lukman Hakim,M.Pd.I dan Bapak Fauzan Azim,M,Pd.I selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
pikirannya membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
-
xi
6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.
7. Para Karyawan dan Karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
8. Kepala Sekolah, Majelis Guru, Karyawan dan Siswa-siswi SD N 018/IX
Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
9. Sahabat Saya Asrotul Fitriah, Lisa Anggraini, Sukartin, Wiwin Mulyani, dan
Novi Ariani yang telah banyak membantu, mendoakan serta selalu memberi
semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang selalu memberi semangat dan bantuan selama
penyusunan skripsi ini.
Semoga bantuan, dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada
penulis baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi amal baik serta
dterima Allah SWT. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dan masih banyak
kekeliruan baik isi maupun penulisannya. Oleh karena itu kepada semua pihak
diharapkan memberi saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya
penulis berharap karya yang sederhana ini semoga bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amiin.
Jambi, April 2020
Sri Mairani
TPG161970
-
xii
ABSTRAK
Nama : Sri Mairani
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : Strategi Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Keaktifan
Belajar Siswa Kelas III di Sekolah Dasar Negeri 018/IX Rengas
Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
Skripsi ini membahas tentang Strategi Pengelolaan Kelas Dalam
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas III di Sekolah Dasar Negeri 018/IX
Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan metode Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi.
Penelitian ini menunjukan tentang: 1) Bagaimana Strategi Pengelolaan
Kelas Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar siswa kelas III, yang dilakukan
guru meliputi: a) Pengelolaan siswa dan, b) Pengelolaan fisik kelas, hal ini
dilakukan guru dengan cara mengingatkan siswa tentang disiplin, melakukan
pendekatan kepada siswa, bersikap terbuka kepada siswa dan mengatur kondisi
kelas sebelum memulai pelajaran. 2) Faktor pendukung dalam pengelolaan
keaktifan belajar siswa melalui pengelolaan kelas yang dilakukan guru meliputi:
a) Meningkatkan keterampilan mengajar, b) Melakukan diskusi kesulitan belajar,
c) Meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan kelas dan, d) Meningkatkan
sarana dan prasarana pendidikan secara bertahap. 3) Faktor Penghambat Dalam
Pengelolaan Kelas meliputi: a) Siswa, b) Guru dan, c) Kondisi fisik kelas.
Dengan adanya strategi pengelolaan kelas dalam meningkatkan keaktifan
belajar siswa di kelas III yang dilakukan oleh guru, maka proses belajar mengajar
menjadi kondusif dan siswa akan lebih termotivasi untuk meningkatkan prestasi
belajar. Suasana kelas juga menjadi menyenangkan sehingga materi yang
disampaikan menjadi menarik dan tidak membosankan.
Kata kunci : Strategi Pengelolaan kelas, Keaktifan Belajar
-
xiii
ABSTRACT
Name : Sri Mairani
Department : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education
Judul : Classroom Management Strategies To Improve Student
Achievement In Grade III Sekolah Dasar Negeri 018/IX Rengas
Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
This thesis discusses classroom management strategy to improve student
achievement ini the class III 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar
Kota Kabupaten Muaro Jambi. The methode used in collecting the data are
Observation, interview, and documentation.
This research show about: 1) How the Class Management Strategy To
Improve Student Learning Achievement In Grade Classroom III, the teacher does
include: a) Management of student and, b) Management of physical classes, this is
done by ensuring students about discipline, evaluating student, opening options
for class and before class. 2) Supporting factors in the management of student
learning activities through classroom management by the teacher include: a)
Improving teaching ability, b) Conducting discussion about learning difficultie, c)
Increasing educational facilities and infrastructure gradually. 3) Inhibiting factors
in classroom management include: a) Students, b) Teacher and, c) Physical
conditions of the class.
With the ecistence of a class management strategy in improving student
learning achievement in grade III carried out by the teacher, the teaching and
learning process become conducive and students will be more motivated to
increase learning achievement. The class atmosphere was also fun so the material
presented was interesting and not loaded.
Keyword : Strategy Class Management, Learning Achievement
-
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
NOTA DINAS ................................................................................................. iii
PERSETUJUAN UJIAN MUNAQASAH ............................................... v
PENYERAHAN SKRIPSI ........................................................................... vi
PERNYATAAN ORSINALITAS ................................................................. vii
PERSEMBAHAN……. .................................................................................. viii
MOTTO ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
ABSTRAK…. ................................................................................................. xi
ABSTRACT.. .................................................................................................. xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1
B. FOKUS PENELITIAN ................................................. ........ 6
C. RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 6
D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN ........................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi Pengelolaan Kelas .................................................................... 8
1. Pengertian Staregi Pengelolaan Kelas.............................................. 8
2. Tujuan Strategi Pengelolaan Kelas ................................................. 11
3. Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas ................................................. 13
4. Ragam Strategi Pengelolaan Kelas ................................................. 14
-
xv
5. Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas .......................................... 16
B. Keaktifan Belajar ................................................................................. 19
1. Pengertian Keaktifan Belajar ......................................................... 19
2. Bentuk-bentuk Keaktifan Belajar .................................................. 20
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar ................. 23
C. Studi Relevan ...................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. PENDEKATAN DAN DESAIN PENELITIAN ............................... 26
B. SETTING DAN SUBJEK PENELITIAN ......................................... 27
C. JENIS DAN SUMBER DATA ........................................................... 28
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA .................................................. 29
E. TEKNIK ANALISIS DATA .............................................................. 31
F. TEKNIK PENGECEKAN KEABSAHAN DATA ........................... 33
G. JADWAL PENELITIAN .................................................................... 35
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. TEMUAN UMUM .............................................................................. 36
a. Letak Historis .................................................................................. 36
b. Letak Geografis ............................................................................... 36
c. Visi dan Misi Sekolah ..................................................................... 37
d. Struktur Organisasi .......................................................................... 37
e. Keadaan Pendidik,Kependidikan Dan Siswa .................................. 38
f. Keadaan Sarana Dan Prasarana ....................................................... 40
g. Identitas Sekolah ............................................................................. 43
B. TEMUAN KHUSUS ............................................................................ 43
1. Strategi Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar
Siswa kelas III di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar
Kota Kabupaten Muaro Jambi .....................................................43
-
xvi
2. Faktor yang menjadi pendukung bagi guru dalam pengelolaan kelas
untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa Kelas III di SDN 018/IX
Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
..........................................................................................................52
3. Faktor yang menjadi penghambat bagi guru dalam pengelolaan kelas
untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa Kelas III di SDN 018/IX
Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
..........................................................................................................55
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN .................................................................................... 64
B. SARAN- SARAN ................................................................................ 65
C. PENUTUP ............................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
-
xvii
DAFTAR TABEL
1. Jadwal Penelitian .......................................................................... 35
2. Sarana dan Prasarana SDN 018/IX Rengas Bandung ................... 37
3. Struktur Organisasi SDN 018/IX Rengas Bandung ...................... 39
4. Keadaan Tenaga Pendidik SDN 018/IX Rengas Bandung ........... 41
5. Keadaan Siswa SDN 018/IX Rengas Bandung ............................ 42
-
xvii
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan pendidikan bagi bangsa indonesia dalam era pengembangan
ini sangat penting, karena melalui usaha pendidikan dapat ditentukan
keberhasilan dari semua pelaksanaan pembangunan yang dicita-citakan baik
berupa pembangunan fisik, maupun mental spiritual, pendidikan juga
merupakan syarat mutlak untuk menuju masyarakat adil, makmur dan
sejahtera. Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional yang tercantum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah
“..untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta
bertanggungjawab” (Anonim 2006 : 5-6)
Berhasil tidaknya proses pembelajaran ditentukan pribadi pendidik dan
peserta didik yang sedang melakukan proses pembelajaran. Sekolah hanya
sebagai lembaga pendidikan yang membantu mengembangkan potensi yang
dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran. Fasilitas, sarana, media,
sumber dan tenaga kependidikan merupakan fasilitator yang membantu,
mendorong dan membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran guna
memperoleh keberhasilan belajar.
Komponen penting yang menentukan kualitas pendidikan adalah tenaga
pengajar atau guru. Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah
ilmu pengetahuan kepada anak didik disekolah. Guru adalah orang yang
berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya
dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. (Syaiful Bahri
Djamarah Aswan Zain 2002 : 126)
Guru perlu memiliki suatu strategi atau metode yang tepat dalam proses
pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Seperti yang
-
2
dikemukakan oleh Roestiyah N.K bahwa : “guru harus memiliki strategi
mengajar agar anak didik belajar efektif, efisien dan tercapai tujuan yang
diharapkan. (Roestiyah N.K, Didaktik Metodeik 1982 : 1) Salah satu langkah
untuk memiliki strategi ini adalah guru harus menguasai teknik pengkajian
atau biasanya yang disebut dengan metode mengajar. Pengajaran yang
dilakukan di dalam kelas dilakukan oleh guru dengan berbagai metode.
Masalah penting diperankan oleh para pendidik adalah “keteladanan”
dalam hidup, dapat menjadi figur panutan peserta didiknya dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam tutur kata, sikap dan prilakunya. Peran seperti itu akan
dapat dilakukan dengan baik atau sebaliknya oleh para pendidik, tergantung
dengan kondisi internalnya, terutama kondisi religiusitasinya, kondisi
moralitasnya, kondisi intelektualnya dan kondisi sosialisasinya. (Muhammad
Tholhah Hasan 2005 : 156)
Guru merupakan orang yang paling penting statusnya dan bertanggung
jawab atas semua proses pembelajaran, terutama mengelola kelas dan
menguasai kelas. Karena guru memegang tugas yang amat penting yaitu
mengatur dan mengelola kelas, serta membina siswa dengan baik sehingga
dalam suasana dikelas guru dapat menguasai kelas dalam memberikan
pelajaran kepada siswa dengan hasil yang baik. Dengan demikian, kendala
seperti mengenai materinya dalam penyampaian pelajaran, yang
menyebabkan muncul perilaku siswa tentang pemahaman pelajaran yang
diberikan guru kepada siswa rendah harus diatasi guru.
Guru mengemban tugas utamanya adalah mendidik dan membimbing
siswa- siswa untuk belajar serta mengembangkan dirinya. Didalam tugasnya
seorang guru diharapkan dapat membantu siswa dalam memberikan
pengalaman-pengalaman lain untuk membentuk kehidupan sebagai individu
yang dapat hidup mandiri ditengah-tengah masyarakat modern.
Peserta didik merupakan cikal bakal bagi kemajuan suatu bangsa semakin
bagus pendidikan yang diberikan kepada anak didik maka semakin bagus
pula kemajuan bangsa kelak. Strategi pembelajaran terkait dengan bagaimana
materi disiapkan, metode apa yang terbaik untuk menyampaikan materi
-
3
pembelajaran tersebut, dan bagaimana evaluasi yang tepat digunakan untuk ,
mendapatkan umpan balik pembelajaran.
Pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan
guru menggunakannya untuk meniptakan dan mempertahankan kondisi kelas
sedemikian rupa sehingga siswa dapat mencapai tujuan pengajaran yang
efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar dengan nyaman dan proses
belajar mengajar bisa berjalan dengan baik serta mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa. Dalam hal ini Syaiful Bahri menyatakan bahwa :
Gagalnya seorang guru mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan
ketidak mampuan guru mengelola kelas. Indikator kegagalan itu adalah
prestasi belajar sisa rendah, tidak seusai standart atau batas ukuran yang
ditentukan. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru
yang sangat penting dikuasai oleh guru dalam kerangkakeberhasilan
proses belajar mengajar.
Upaya guru dalam mengkondisikan kegiatan pembelajaran yang inovatif
harus diseusaikan dengan keragaman siswa sehingga strategi pembelajaran
yang ditawarkan menjadi beragam dan dapat menampung cara belajar sisa
yang bervariasi. Abdul majid juga mengemukakan bahwa : “..Peran guru
dalam mengembangkan strategi amat penting, karena aktifitas belajar siswa
sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku guru didalam kelas” (Abdul Majid
2006 :94)
Kegiatan mengelola kelas adalah salah satu keterampilan penting yang
harus dikuasai guru. Pengelolaan kelas berbeda dengan pengelolaan
pembelajaran, pengelolaan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dalam suatu
pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-
upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal
bagi terjadinya proses belajar.
Ruang kelas perlu dikelola dengan baik karena kelas dalam proses belajar
siswa adalah sebagai lingkungan yang mempelancar kegiatan belajar mereka
lingkungan belajar siswa didalam kelas itu sendri terdiri dari lingkungan fisik
dan nonfisik, maka guru dituntut mampu memaksimalkan penggunaan
-
4
lingkungan belajar tersebut untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar di
kelas, walaupun dalam pelaksanaannya guru akan mengalami hambatan-
hambatan. Sependapat dengan Moch.Uzer Usman yang mengemukakan
pendapatnya “..Bukanlah kesalahan profesional guru apabila guru dapat
menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan”. Hal itu dapat
direalisasikan dengan strategi yang dilakukan guru dalam menciptakan iklim
belajar yang kondusif sehingga siswa merasa nyaman dan termotivasi ketika
belajar di kelas, juga dengan mengembangkan variasi mengajar yang bersifat
inovatif dan kreatif agar menarik perhatian siswa salah satunya adalah dengan
menggunakan media, metode dan gaya mengajar guru dalam kegiatan belajar
mengajar. (Moch, Uzer Usman 2011 : 100)
Dalam pengelolaan kelas guru dan peserta didik saling terkait dan
berpengaruh satu sama lain karena pengelolaan kelas tanpa partisipasi anak
didik untuk ikut membantu agar tercapainya kelas yang dinamis dan kondusif,
maka pengelolaan kelas tidak dapat berjalan dengan lancar, begitu juga
dengan peran guru dalam pengelolaan pengelolaan kelas, guru yang tidak
memiliki bekal kemampuan mengelola kelas dengan baik maka akan
menghambat kegiatan belajar mengajarnya. Dengan begitu, pengelolaan kelas
bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor,
salah satunya adalah permasalahan anak didik.
Sikap guru maupun siswa yang terlibat aktif dan memiliki motivasi tinggi
serta mampu berinteraksi dengan baik juga berperan penting dalam
menciptakan suasana belajar mengajar yang optimal. Begitu juga Moch. User
Usman yang menyatakan pendapatnya “..Hubungan interpesonal yang baik
antara guru dan siswa, dan siswa dengan siswa merupakan syarat
keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan
persyaratan mutlak terjadinya proses belajar mengajar yang efektif”.
Hubungan kerjasama yang baik dapat terjalin dengan cara guru membangun
sebuah interaksi belajar yang akrab dengan siswa, sehingga semua siswa akan
merasa senang dan suasana ini harus dipelihara selama berlangsungnya jam
pelajaran.
-
5
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas merupakan salah satu
tugas guru sebagai guru profesional. Bahkan dapat dikatakan sebagian besar
tugas guru digunakan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas sehingga wajar sekiranya jika seorang guru menaruh perhatian
yang lebih terhadap ruang kelasnya. Itulah sebabnya mengapa seorang guru
harus memiliki keterampilan untuk mengatur ruang kelas yang kondusif,
yaitu ruang kelas yang mendukung keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Oleh sebab itu peran guru dalam pengelolaan kelas sangat penting, karena
guru itu merupakan orang yang mendidik dan mempunyai tanggung jawab
yang besar dalam perkembangan kepribadian siswa dan dalam mendukung
terciptanya suasana belajar mengajar yang efektif. Jadi guru itu berperan
bukan Cuma mengajar saja akan tetapi bagaimana cara guru itu mengelola
sebuah kelas agar proses belajar mengajar itu dapat berjalan secara efektif dan
tidak membosankan.
Sebagaimana hasil observasi awal yang dilakukan oleh penulis
sebelumnya tentang strategi pengelolaan kelas dalam meningkatkan keaktifan
belajar di kelas tiga Sekolah Dasar Negeri 018/IX Rengas Bandung. Penulis
mengamati strategi pengelolaan kelas yang cukup baik. Ruangan kelas
tersusun rapi, suasana belajar yang kondusif dan cukup banyak media
pembelajaran yang tertempel di dinding ruangan kelas yang membuat siswa
semangat untuk mengikuti pembelajaran dengan keaadan yang efektif peserta
didik pun dapat meningkatakan keaktifan belajarnya.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik dan
menetapkan untuk melakukan penelitian kualitatif dengan judul “Strategi
Pengeloaan Kelas Dalam Meningkatkan Keaktifam Belajar Siswa Kelas III
di Sekolah Dasar Negeri 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar
Kota Kabupaten Muaro Jambi”
-
6
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan semula maka perlu
adanya pembatasan masalah yaitu : Penelitian ini difokuskan pada Strategi
Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas III
Pada Mata Pelajaran Tematik di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan
Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas maka yang
menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Pelaksanaan Strategi Pengelolaan Kelas Dalam
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas III di SDN 018/IX Rengas
Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi ?
2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung bagi guru dalam pengelolaan
kelas untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa Kelas III di SDN
018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
Jambi ?
3. Faktor apa saja yang menjadi Penghambat bagi guru dalam pengelolaan
kelas untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa Kelas III di SDN
018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
Jambi ?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh
gambaran tentang Strategi Pengeloaan Kelas Dalam Meningkatkan
Keaktifan Belajar Siswa Kelas III di Sekolah Dasar Negeri 018/IX Rengas
Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
Adapun tujuan secara lebih khusus penelitian ini adalah :
a. Ingin Mengetahui Pelaksanaan Strategi Pengelolaan Kelas Dalam
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas III di SDN 018/IX
-
7
Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
Jambi ?
b. Ingin Mengetahui Faktor apa saja yang menjadi pendukung bagi guru
dalam pengelolaan kelas untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa
Kelas III di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar
Kota Kabupaten Muaro Jambi ?
c. Ingin Mengetahui Faktor apa saja yang menjadi penghambat bagi
guru dalam pengelolaan kelas untuk meningkatkan keaktifan belajar
siswa Kelas III di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi
Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi ?
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan konstrutif,
untuk memperluas pengetahuan tentang strategi pengelolaan kelas
serta sebagai acuan meningkatkan prestasi belajar siswa melalui
strategi pengelolaan kelas.
b. Penerapan secara praktis
1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
strategi yang digunakan oleh guru dalam meningkatkan keaktifan
belajar siswa.
2) Penelitian ini dapat dijadikan masukan dan solusi dalam
meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan melalui strategi
pengelolaan kelas, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara
efektif dan efisien.
3) Bagi penulis sendiri penelitian ini dapat bermanfaat untuk
memberikan pengetahuan yang sangat berarti terutama dalam hal
penelitian, serta untuk menambah wawasan.
-
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi Pengelolaan Kelas
1. Pengertian Strategi Pengelolaan Kelas
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, Strategi merupakan sebuah cara
atau sebuah metode, sedangkan secara umum strategi memiliki
pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha
mencapai sasaran yang telah ditentukan. (Syaiful Bahri Djamarah,
Aswan Zain 2002 : 5)
Istilah strategi sudah menjadi istilah yang sering digunakan oleh
masyarakat untuk menggambarkan bebagai makna seperti suatu
rencana, taktik atau cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Strategi
pada hakikatnya adalah perencanaan (planing) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi, untuk mencapai
tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan
bagaimana taktik operasionalnya. (Effendy, 2002 : 30)
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis
besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa
diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar yang telah digariskan. Menurut Wina
Sanjaya Strategi atau metode adalah komponen yang juga mempunyai
fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan
sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan
jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui
strategi yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan
memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu
setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan
-
9
strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran. (Wina Sanjaya 2010 :
60)
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yakni kata pengelolaan dan
kata kelas. Untuk mendefinisikan istilah pengelolaan kelas perlu
melacak kedua kata tersebut. Kata pengelolaan memiliki makna yang
sama dengan menagement dalam bahasa inggris, selanjutnya dalam
bahasa indonesia menjadi manajemen. Menurut Saiful Sagala
manajemen adalah serangkaian kegiatan pendayagunaan segala sumber
daya secara efektif untuk mencapai suatu tujuan. Kelas adalah ruangan
yang dibatasi oleh empat dinding tempat sejumlah siswa berkumpul
untuk mengikuti proses pembelajaran.( Saiful Sagala, 2010 : 52 )
Guru memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan
kuantitas dan kualitas pembelajaran. Pengelolaan kelas merupakan
salah satu aspek pembelajaran yang harus dikuasai guru agar siswa
dapat belajar dengan optimal. Pengelolaan kelas yang baik akan
membuat suasana kelas menjadi kondusif untuk proses belajar
mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Mendukung
hal itu Mulyadi mengemukakan manajemen kelas adalah “Seperangkat
kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan
dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan,
mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional
yang positif serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi
kelas yang efektif dan produktif.
Begitu pula E. Mulyasa menyatakan pendapatnya bahwa
“pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan
iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi
gangguan dalam pembelajaran”. Hal ini dilakukan guru untuk
mencapai tujuan yang diharapkan, terutama dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Uzer Usman juga menyatakan bahwa
Pengelolaan kelas adalah Keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila
-
10
terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain
kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi
yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. (E.Mulyasa
2008 : 91)
Sehubungan dengan hal tersebut Syaiful Bahri Djamarah juga
menambahkan bahwa pengelolaan kelas: “Merupakan masalah tingkah
laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak
didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan
memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan
kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Tugas
utama dan paling sulit bagi guru adalah pengelolaan kelas. Beliau juga
berpendapat Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak
pernah ditinggalkan. Guru selalu mengelola kelas ketika dia
melaksanakan tugasnya. Pengelolan kelas dimaksudkan untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik
sehingga tercapai tujuan pembelajaransecara efektif dan efisien. Ketika
kelas terganggu, guru berusaha mengembalikannya agar tidak menjadi
penghalang bagi proses belajar mengajar. (Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain : hlm.17)
Sehubungan dengan hal tersebut Syaiful Bahri Djamarah juga
menambahkan bahwa pengelolaan kelas: “Merupakan masalah tingkah
laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak
didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan
memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan
kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Tugas
utama dan paling sulit bagi guru adalah pengelolaan kelas. Beliau juga
berpendapat Pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai upaya
mempertahankan ketertiban kelas. Dalam pengelolaan kelas, yang
perlu diperhatikan adalah karakter kelas, kekuatan kelas, situasi kelas,
-
11
lingkungan fisik yang ada di kelas dan lain sebagainya yang dapat
memperlancar kegiatan belajar siswa Tetapi juga dapat menjadikan
masalah jika tidak dikelola dengan baik.
Bekerja dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kaitannya
dengan kegiatan pengelolaan kelas, tidak bisa bertindak sembarangan.
Suatu masalah yang timbul mungkin dapat berhasil dengan cara
tertentu pada saat tertentu dan untuk seorang sekelompok peserta didik
tertentu. Akan tetapi cara tersebut mungkin tak dapat digunakan untuk
mengatasi masalah yang sama, pada waktu yang berbeda, terhdapat
seorang atau sekelompok peserta didik yang lain. Oleh karena itu,
keterampilan guru untuk dapat membaca situasi kelas sangat penting
agar yang dilakukan tepat digunakan. (Rohani Ahmad 2008 : 122-123)
2. Tujuan Strategi Pengelolaan Kelas
Hamzah B. Uno menyatakan bahwa “Tujuan umum pengelolaan
kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas bagi bermacam-
macam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan tujuan khususnya adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat
belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa
bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil
yang diharapkan.” (Hamzah B. Uno 2009 : 23)
Selain berperan besar bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas
yang optimal, manajemaen kelas juga berfungsi untuk :
a. Membantu guru dalam pembagian kelompok dan pembagian
tugas.
b. Membantu dalam pembentukan kelompok belajar.
c. Menciptakan kerjasama yang baik antara guru dengan siswa dan
antara siswa dengan siswa.
-
12
Tujuan manajemen atau pengelolaan kelas, menurut Mulyadi
adalah sebagai berikut :
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, sebagai lingkungan
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan mereka semaksimal mungkin.
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi pembelajaran.
c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta media pembelajaran
yang mendukung dan memungkinka peserta didik belajar sesuai
dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual mereka
dalam kelas.
d. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang
sosial, ekonomi, budaya dan sifat-sifat individunya.
Semua komponen keterampilan mengelola kelas mempunyai
tujuan yang baik untuk anak didik maupun guru, sependapat dengan hal
tersebut Syaiful Bahri Djamarah menyatakan bahwa tujuan pengelolaan
kelas adalah :
1) Untuk anak didik
1) Mendorong anak didik mengembangkan tanggung jawab
individu terhadap tingkah lakunya dan kebutuhan untuk
mengontrol diri sendiri.
2) Membantu anak didik mengetahui tingkah laku yang sesuai
dengan tata tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru
merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan
3) Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri
dalam tugas dan pada kegiatan yang diadakan.
2) Untuk guru
1) Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran
dengan pembukaaan yang lancer dan kecepatan yang tepat.
-
13
2) Menyadari kebutuhan anak didik dan memiliki kemampuan
dalam memberi petunjuk secara jelas kepada anak didik.
3) Mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap
tingkah laku anak didik yang mengganggu.
4) Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif dapat
digunakan dalam hubungannya dengan masalah tingkah laku
anak didik yang muncul dalam kelas. (Syaiful Bahri Djamarah :
hlm.147-148)
3. Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas
Ruang lingkup pengelolaan kelas dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu:
a. Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang
bersifat fisik.
b. Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang
bersifat non fisik.
Kedua hal tersebut perlu dikelola dengan baik agar bisa tercipta
suasana yang kondusif sehingga dapat tercipta pembelajaran yang
efektif dan efisien. Adapun pengelolaan kelas yang bersifat fisik ini
berkaitan dengan ketatalaksanaan atau pengaturan kelas yang
merupakanruangan yang dibatasi oleh dinding tempat siswa berkumpul
bersama mempelajari segala yang diberikan oleh pengajar, dengan
harapan proses belajar mengajar bisa berlangsung secara efektif dan
efisien. (Sulistiyorini, 2006 : 66)
Hal-hal yang bersifat non fisik berkaitan dengan pemberian
stimulus dalam rangka membangkitkan dan mempertahankan kondisi
motivasi siswa untuk secara sadar berperan aktif dan terlibat dalam
proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Manivestasinya dapat
berbentuk kegiatan, tingkah laku, suasana yang diatur atau diciptakan.
Guru dengan menstimulus siswa agar ikut serta berperan aktif dalam
proses pendidikan dan pembelajaran secara penuh. Manajemen kelas
-
14
yang baik memungkinkan guru mengembangkan apa-apa yang
diinginkannya. Dengan demikian guru juga bisa membina hubungan
yang baik dengan murid.
Pelaksanaan proses pendidikan khususnya pendidikan Islam harus
dilaksanakan secara demokratis, terbuka dan dialogis. Seperti yang
telah diungkapkan oleh Ahmad Warid Khan bahwa praktek-praktek
pendidikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip kebebasan, menuntut
keterbukaan dan intensitas dialog dalm proses belajar mengajar. Hal
ini diperlukan karena dengan penciptaan suasana dialog, secara
psikologis membuat anak didik merasakan dirinya turut terlibat, ikut
menciptakan dan bahkan merasa memiliki. Kemungkinan besar akan
berdampak positif terhadap perkembangan potensi-potensi dasar anak.
4. Ragam Strategi Pengelolaan Kelas
Dengan adanya pengelolaan kelas, pembelajaran sebagai suatu
proses memiliki strategi dalam upaya untuk menjadikan pembelajaran
yang efektif. Upaya-upaya yang dilakukan guru merupakan usaha
dalam menciptakan sekaligus memelihara kondisi dan suasana belajar
yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran
dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai dengan maksimal. Ragam strategi pengelolaan kelas meliputi :
a. Penataan lingkungan belajar
Lingkungan belajar di kelas sebagai situasi buatan yang
berhubungan dengan proses pembelajaran atau konteks terjadinya
pengalaman belajar, dapat diklasifikasikan dalam lingkungan
(keadaan) fisik dan lingkungan sosial. Pengelolaan lingkungan
fisikmeliputi penataan ruang kelas, pengaturan tempat duduk,
ventilasi dan pengaturan cahaya yang cukup menjamin kesehatan
siswa dan pengaturan penyimpanan barang yang diatur sedemikian
rupa sehingga barang-barang tersebut segera dapat digunakan.
(John W. Santrock 2007 : 7)
-
15
Segala sesuatu dalam lingkunga kelas menyampaikan pesan
yang memacu atau menghambat belajar. Segala yang dapat kita
lihat, biasanya memberi inspirasi untuk melahirkan pikiran yang
orisinil. Demikian juga lingkungan belajar yang tertata rapi akan
memberi inspirasi berpikir yang cermat dan menjadi kekuatan
dalam belajar.
b. Cara pengajaran guru Dalam rangka memelihara kondisi dan
suasana belajar yang efektif, maka guru harus mampu memilih cara
yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena mengajar
adalah hal yang kompleks dan melibatkan peserta didik yang
bervariasi, maka seorang guru harus mampu dan menguasai
beragam strategi dan perspektif serta dapat mengaplikasikannya
secara fleksibel. Dalam hal ini guru harus mampu menguasai
materi pelajaran, strategi pengajaran, mempunyai keahlian
mengelola kelas, keahlian motivasional, keahlian komunikasi dan
dapat bekerja secara efektif dengan murid dari latar belakang
kultural yang beragam.
c. Pengaturan perilaku dan pemberian motivasi kepada siswa
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan dan lingkungan
dimana siswa berinteraksi, diharapkan mampu membentuk sikap
dan perilaku siswa yang baik. Dalam prosesnya, sering kali muncul
perilaku siswa yang mengganggu kondisi kelas. Oleh karena itu,
guru dapat menerapkan sistem reward dan punishment. Reward
atau penghargaan diberikan kepada siswa yang berprestasi atau
berperilaku baik, dan punishment atau sanksi (hukuman) dikenakan
terhadap siswa yang melanggar peraturan. Reward dan punishment
berfungsi untuk menumbuhkan motivasi siswa. (Elizabeth Hurlock
2011 : 7)
Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam
diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Clayton, motivasi
-
16
belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan
belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau
hasil belajar sebaik Mungkin. (Nashar 2004 : 42)
Seorang guru seharusnya mempunyai strategi untuk
memotivasi siswa di dalam pembelajaran. Menurut Catharina ada
beberapa strategi motivasi belajar yaitu, membangkitkan minat
belajar dengan memberikan pilihan kepada siswa tentang materi
pembelajaran yang akan dipelajari dan cara-cara mempelajarinya,
mendorong rasa ingin tahu dengan menggunakan strategi dan
metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk membangkitkan
hasrat ingin tahu siswa, menggunakan variasi metode penyajian
yang menarik dan membantu siswa dalam merumuskan tujuan
belajar. (Catharina Tri Anni, 2006 : 186)
5. Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas
Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa “Telah disinggung
tidak ada satupun pendekatan yang dikatakan paling baik namun pada
penerapannya guru bisa menggunakannya sesuai dengan keadaan yang
sedang terjadi. Beberapa pendekatan tersebut antara lain :
a. Pendekatan kekuasaan
pengelolaan kelas diartiakan sebagai suatu proses
mengontrol tingkah laku peserta didik. Peran guru disini
menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.
Kedisipilinan adalah kekuatan yang menuntut anak didik untuk
menaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dalam bentuik norma
pengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam
bentuk norma itulah guru mendekatinya.
b. Pendekatan ancaman
pengelolaan kelas diartiakan sebagai suatu proses
mengontrol tingkah laku peserta didik. Pelaksanannya dilakukan
dalam bentuk memberi ancaman, misalnya melarang mengejek,
menyindir, dan memaksa.
-
17
c. Pendekatan kebebasan.
Penegeloalan kelas diartikan sebagai proses membantu
anak didik merasa bebas mengerjakan sesuatu kapan saja, dan
dimana saja. Peran guru adalah mengusahakan semaksimal
mungkin kebebasan anak didik.
d. Pendekatan resep (cookbook)
Pendekatan ini dilakukan dengan mendaftar apa yang harus
dilakukan dan tidak harus dilakukan seorang guru dalam
mereaksisemua masalah atau situasi yang terjadi didalam kelas.
Dalam daftar digambarkan tahap demi tahapan yang harus
dikerjkan oleh guru. Peran guru hanyalah mengikuti petunjuk
sesuai yang tertulis dalam resep.
e. Pendekatan pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa
perencanan dan pelaksanaan akan mencekgah munculnya masalah
tingkah laku anak didik. Dan pemecakan diperlukan bila masalah
tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru
dalam mengajara dapat mencegah atau menghentikan tingkah laku
anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan
dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.
f. Pendekatan pengubahan tingkah laku
Sesuai dengan namanya pengelolaan kelas disini diartikan
sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru
ialah, mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik dan
mencegah tingkah laku yang kurang baik.
g. Pendekatan sosioemosional
Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan sutu
proses menciptakan iklim sosioemosional yang positif didalam
kelas. Sosioemosional yang positif artinya adananya hubungan
yang positif antara guru dan anak didik, dan anak didik dengan
anak didik. Di sisni guru adalah kunci tehadap pembentukan
-
18
hubungan pribadi dan peranannya adalah menciptakan hubungan
pribadi yang sehat.
h. Pendekatan proses kelompok
Pengelolan kelas diartikan sebagai suatu proses
mencitakan kelas sebagi suatu sistem sosial dan proses
pengelompokan merupakan yang paling utama. Peran guru adalah
mengusahakan agar pengembangan dan pelaksaan proses
kelompok afektif. Proses kelompok adalah usaha mengelompokkan
anak didik dalam beberapa kelompokan dengan berbagai
pertimbangan individual sehingga terjadi kelas yang bergairah
dalam belajar. Pendekatan pluralistik. Pada pendekatan
ini,pengelolaan kelas berusaha menggunakan berbagi macam
pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan
mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses
interaksi edukatif dan efisien. Jadii bebas memilih pendekatan yang
sesuai dan dapat dilaksanakan. (Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain : Hal. 145-147)
Sebagai seorang guru hendaklah menguasai pengetahuan
mengenai pendekatan di dalam pengelolaan kelas, sehingga ketika
guru mengalami permasalahan yang terjadi di dalam kelas guru
dapat memilih dan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan
masalah yang sedang dihadapi. Sehingga proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan efektif.
Di dalam mengelola kelas hal pertama yang harus diketahui
adalah mengenali bagaimana kondisi kelas, sedangkan unsur kelas
itu sendiri terdiri dari guru sebagai manajer kelas, siswa sebagai
pelaku pelaksana belajar dan lingkungan fisik kelas yang
digunakan untuk memperlancar kegiatan belajar siswa, Radno
Harsanto menyatakan bahwa “Kelas harus dirancang dan dikelola
dengan seksama agar memberi hasil yang maksimal. Pendekatan
atas pengelolaan kelas sangat tergantung pada kemampuan,
-
19
pengetahuan, sikap guru terhadap proses pembelajaran dan
hubungan siswa yang mereka ciptakan. Ada 4 jenis kelas yang
perlu diamati antara lain :
1) Jenis kelas yang selalu gaduh, guru harus bergelut
sepanjang hari untuk menguasai kelas, tetapi tidak berhasil
sepenuhnya.
2) Jenis kelas yang termasuk gaduh, tetapi suasananya lebih
positif
3) Jenis kelas yang tenang dan disiplin, baik karena guru telah
menciptakan banyak aturan maupun meminta agar
peraturan tersebut dipatuhi.
4) Jenis kelas yang menggelinding dengan sendirinya, guru
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengajar
dan tidak untuk menegakkan disiplin.” (Radno Harsanto
2007 : 41)
Salah satu aspek yang harus dikuasai guru adalah mengenal
berbagai jenis kelas, karena dengan mengenalinya guru mampu
mengelola kelas dengan baik dan mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan karakteristik
kelas yang berbeda-beda.
B. Keaktifan Belajar
1. Pengertian Keaktifan Belajar
Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan
aktivitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan
pengalaman belajar. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar
yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah
kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir
sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001:
98). Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik
aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah siswa giat aktif
dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia
-
20
tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa
yang memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya
bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka
pembelajaran.
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif
membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang
mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia aktif berarti giat (bekerja, berusaha). Keaktifan
diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Rousseau
dalam (Sardiman, 1986: 95) menyatakan bahwa setiap orang yang
belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktifitas proses pembelajaran
tidak akan terjadi. Thorndike mengemukakan keaktifan belajar siswa
dalam belajar dengan hukum “law of exercise”-nya menyatakan bahwa
belajar memerlukan adanya latihan-latihan dan Mc Keachie
menyatakan berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan
bahwa individu merupakan “manusia belajar yang aktif selalu ingin
tahu” (Dimyati,2009:45). Segala pengetahuan harus diperoleh dengan
pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan
bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri , baik secara
rohani maupun teknik.
Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar
merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa
dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat
menciptakan suasana kelas menjadi kondusif.
2. Bentuk-Bentuk Keaktifan Belajar
a. Keaktifan Psikis Menurut teori kognitif adalah belajar
menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah
informasi yang kita terima. Tidak sekedar menyimpannya saja
tanpa mengadakan transformasi. KeaktifanPsikis meliputi :
1) Keaktifan indera.
-
21
Di dalam kelas atau dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar hendaknya berusaha mendayagunakan alat indera
dengan sebaik-baiknya seperti, penglihatan, dan pendengaran
2) Keaktifan akal.
Dalam melakukan kegiatan belajar, akal harus selalu aktif,
atau diaktifkan untuk memecahkan masalah seperti,
menimbangnimbang, menyusun pendapat dan mengambil
suatu kesimpulan.
3) Keaktifan Ingatan
Pada waktu belajar peserta didik harus aktif dalam
menerima bahan pelajaran yang disampaikan guru dan
berusaha menyimpannya dalam otak, kemudian mampu
mengutarakannya kembali.
4) Keaktifan Emosi Bagi seorang peserta didik hendaknya
senantiasa mencintaiapa yang akan dan telah dipelajari.
(Sriyono, 2007 : 75)
b. Keaktifan Fisik
Menurut teori Thorndike mengemukakan keaktifan peserta
didik dalam belajar dengan hukum “Law of Exercise” nya yang
mengatakan bahwa belajar memerlukan latihan-latihan. Mc
Kachix berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa
individu merupakan manusia belajar yang aktif dan selalu ingin
tahu. Keaktifan fisik meliputi :
1) Mencatat
Membuat catatan akan berpengaruh dalam membaca.
Catatan yang kurang jelas antara materi satu dengan lainnya
akan menimbulkan keengganan dalam membaca. Didalam
membuat catatan sebaiknya diambil intisarinya. Mencatat
yang dimaksudkan dalam belajar yaitu dalam memcatat
seseorang menyadari akan kebutuhannya. Dengan demikian,
catatan tidak hanya sekedar fakta melainkan juga merupakan
-
22
materi yang dibutuhkan untuk dipahami dan dimanfaatkan
sebagai informasi bagi perkembangan wawasan otak dalam
berfikir.
2) Membaca
Membaca merupakan alat belajar mendominasi dalam
kegiatan belajar. Salah satu metode membaca yang baik dan
banyak dipakai dalam belajar adalah metode “SORA” atau
survey (meninjau), question (mengajuakan pertanyaan), Read
(membaca), Recite (menghafal), Write (menulis) dan Refiew
(mengulang kembali). Agar peserta didik dalam membaca
efisien, perlu adanya cara atau kebiasaan yang baik.
3) Mendengarkan
Untuk menanamkan semangat peserta didik dalam
mengikuti pelajaran pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu
ditimbulkan minat sehingga terangsang dalam mengikuti
pelajaran. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang berbagai kegiatan. Kegiatan
yang diminati seseorang akan memperhatikan secara kontinu
disertai rasa senang. Oleh karena itu minat besar pengaruhnya
terhadap belajar. Apabila bahan pelajaran tidak menarik
peserta didik maka dalam belajar tidak terdapat usaha yang
maksimal.
4) Bertanya Pada Guru.
Dalam belajar membutuhkan reaksi yang melibatkan
ketangkasan mental, kewaspadaan, perhitungan dan ketekunan
untuk menangkap fakta dan ide-ide yang disampaikan guru.
Jadi Kecepatan jiwa seseorang dalam memberikan respon
pada suatu pelajaran merupakan faktor penting dalam proses
kegiatan belajar.
5) Latihan atau praktik
-
23
Seorang yang melaksanakan kegiatan dengan berlatih tentu
mempunyai dorongan untuk mencapai tujuan tertentu yang
dapat mengembangkan suatu aspek dalam dirinya. Dalam
berlatih akan terjadi interaksi antara subyek dengan
lingkungan. Dan hasil dari praktik tersebut dapat berupa
pengalaman yang dapat mengubah diri seseoarang yang
melakukan aktifitas belajar dengan latihan dan lingkungan
yang mendukung.
Dari penjelasan diatas yang dimaksud aktifitas belajar
adalah aktifitas yang bersifat psikis maupun fisik. Dalam
kegiatan belajar kedua aktifitas itu harus terkait. Sebagai
contoh seseorang sedang belajar dengan membaca. Secara
fisik kelihatan bahwa orang tadi membaca menghadapi suatu
buku, tetapi mungkin pikiran sikap mentalnya tidak tertuju
pada buku yang dibaca. Ini menunjukkan tidak keserasian
antara aktifitas psikis dengan fisik. Kalau demikian maka
belajar itu tidak akan optimal.
Dengan demikian jelas bahwa aktifitas belajar itu
menyangkut dua hal yaitu aktifitas yang bersifat psikis dan
aktifitas yang bersifat fisik. Kaitan antara keduanya akan
membuahkan aktifitas belajar yang optimal. (Sardiman, A.M,
2000 : 41)
3. Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Keaktifan Belajar
a. Keaktifan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dapat
merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya,
peserta didik juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat
memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merekayasa sistem
pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan
peserta didik dalam proses pembelajaran. Keaktifan dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
-
24
keaktifan belajar siswa adalah : Memberikan motivasi atau
menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran
b. Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada
peserta didik)
c. Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik
d. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan
dipelajari
e. Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari
f. Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran
g. Memberikan umpan balik (feedback)
h. Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes
sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur
i. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir
pembelajaran.
Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan
siswa pada saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Moh. Uzer
Usman (2009:26-27) cara untuk memperbaiki keterlibatan siswa
diantaranya yaitu abadikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan
belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara efektif dalam
kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas dan
tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Selain
memperbaiki keterliban siswa juga dijelaskan cara meningkatkan
keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam belajar. Cara
meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah
mengenali dan membantu anak-anak yang kurang terlibat dan
menyelidiki penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan pengajaran dengan
kebutuhan-kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting untuk
-
25
meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berfikir secara aktif
dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan
keaktifan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti menarik atau
memberikan motivasi kepada siswa dan keaktifan juga dapat
ditingkatkan, salah satu cara meningkatkan keaktifan yaitu dengan
mengenali keadaan siswa yang kurang terlibat dalam proses
pembelajaran.
C. Studi Relevan
1. Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh :
a. Syarif Hidayatullah, 2017 dengan judul “Pengelolaan Kelas
Sebagai Strategi Edukatif Di Madrasah Tsanawiyah Jauharul falah
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro
Jambi ” Penerapan Metode ini yaitu penelitian yang bertujuan
untuk membahas tentang upaya kepala sekolah dan para bapak ibu
guru dalam meningkatkan Pengelolaan Kelas agar proses belajar
mengajar lebih efektif dan kondusif di Madrasah Tsanawiyah
Jauharul falah Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi.
b. Penelitian Yusuf Hidayat, 2009 yang berjudul “Strategi
Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Kaeaktifan Belajar
Siswa Di Madrasah Aliyah (Studi Kasus Di Madrasah Aliyah
Negri Ngrambe Ngawi)”. Dalam hal ini Yusuf Hidayat meneliti
tentang bagiamana strategi pengelolaan kelas yang dilakukan guru
di Madrasah Aliyah Negri Ngrambe Ngawi. Di Madrasah Aliyah
Negri Ngrambe Ngawi khususnya kelas X A Merupakan kelas
yang aktif dibanding kelas X B dan X C, sehingga diperlukan
strategi pengelolaan kelas yang baik. Hal ini yang perlu dilakukan
yaitu apakah strategi pengelolaan kelas yang dilakukan di kelas X
A sudah cukup efektif dan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
-
26
c. Fitri Mahdalena (2017). Dalam karya tulis ilmiahnya yang
berjudul “ Peran Wali Kelas Dalam Pengelolaan Kelas Di Smp
Negeri 14 Banda Aceh “. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk
mengetahui peran wali kelas dalam pengelolaan kelas di SMPN
14. Persamaan penelitian ini dengan peneliti adalah sama-sama
meneliti guru dalam pengelolaan kelasnya. Sedangkan
perbedaanya adalah penelitian ini meneliti pada sekolah menengah
dan peneliti meneliti di tingkat sekolah dasar.
-
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil, jenis penelitian ini
termasuk kedalam jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan study
kasus. Yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan
mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga/gejala tertentu. Ditinjau dari
wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang
sangat sempit tetapi dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam.
(Suharsimi Arikunto, 2002 :120)
Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller dalam Moleong
mendefinisikan bahwa “penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial yang secara pundamental bergantung pada
pengamatan pada manusia dalam kawasan sendiri dan berhubungan
dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peistilahannya.
(Lexy J Moel, 2011: 3) metode deskriptip juga dapat didefinisikan sebagai
suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu
set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang.
Penelitian ini merupakan sebuah studi lapangan yang
mengungkapkan, menemukan dan menggali informasi tentang Strategi
Pengeloaan Kelas Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa di Kelas
III Sekolah Dasar Negeri 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar
Kota Kabupaten Muaro Jambi. Oleh karena itu pendekatan kualitatif ini
digunakan untuk menguraikan, meggambarkan, menggali dan
mendiskripikan strategi pengelolaan kelas dalam meningkatkan keaktifan
belajar siswa disekolah tersebut, pendekatan kualitatif yang dimaksud
adalah bahwa terlebih dahulu peneliti mencari literature dan teori yang
berkaitan dengan penelitian, kemudian teori tersebut disesuaikan dengan
kondisi lapangan penelitian.
-
27
Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan.
Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
dengan kenyataan ganda ; kedua, metode ini menyajikan secara langsung
hakikat hubungan antara peneliti dengan responden ; ketiga, metode ini
lebih peka dan lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman
pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.(Lexy J
Moleong, 2011 :)
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SDN 018/IX Rengas Bandung
Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, atas berbagai
pertimbangan ; pada permasalahan rendahnya strategi pengelolaan
kelas dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa yang masih jarang
dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran, dan permasalahan ini
belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumya.
2. Subjek Penelitian
Atas bebagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan diatas maka
yang akan dijadikan sebagai informan (Subjek Penelitian) ini adalah :
a. Kepala sekolah di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan
Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
b. Guru Pendidikan di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan
Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
c. Siswa di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar
Kota Kabupaten Muaro Jambi.
Penentuan subjek didasarkan dengan teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang
secara sengaja mengambil sampel tertentu (jika orang maka
berarti orang-orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat,
karakteristik, ciri, kriteria) sampel. (Lexy J Moleong, 2011:5)
Penelitian ini menetapkan guru sebagai informan kunci (key
-
28
informan), sedangkan siswa dan kepala sekolah sebagai
informan tambahan.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari sumber utama melalui observasi dan wawancara
dilapangan. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
bacaan literatur-literatur serta sumber-sumber lain yang berhubungan
dengan penelitian ini, dengan kata lain data sekunder dapat diperoleh
dari sumber kedua berupa dokumentasi serta peristiwa yang bersifat
lisan atau tulisan. Data sekunder ini digunakan sebagai data pelengkap
atau data pendukung dari data primer.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti
kepada sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar,2010: 86)
Yakni data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dan
pengematan (observasi) terhadap perkembangan permasalahan di
SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi.
b. Data Sekunder
Data Sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil
sekolah dan struktur organisasi) atau punlik lainnya. (Mukhtar,
2010: 90) Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui
dokumentasi yang meliputi profil desa dan struktur organisasi SDN
018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten
Muaro Jambi.
-
29
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah
subjek dari mana data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002:207)
Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat
melalui wawancara. Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat
melalui observasi. Dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi
terkait. “menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian
kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan laim-lain. (Jam’an Satori, 2009: 105)
Sumber data disini merupakan subjek dari mana data dapat
diperoleh yaitu :
a. Kepala Sekolah
b. Guru
c. Siswa
d. Arsip
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk
memperoleh informasi data-data yang diinginkan peneliti, dalam hal ini
menerapkan beberapa metode sebagai berikut :
1. Observasi
Metode informasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan
“kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan
seluruh indera”. (Suharsimi Arikunto,1998:146) Teknik pengamatan
ini didasarkan ata pengamatan secara langsung, (Lexy J Moloeng,
2011: 125) Metode ini dilakukan dengan jalan terjun langsung
kedalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai dengan
pencatatan terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi data
yang dibutuhkan. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati
secara langsung data yang ada dilapangan, terutama tentang data yang
ada di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi.
-
30
Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana
secara langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan
meningkatkan nilai-nilai keagamaan dilingkungan sekitar.
a. Mengamati bagaimana system pendidikan Di SDN 018/IX
Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
Jambi.
b. Mengamati bentuk pelaksanan kegiatan pembelajaran di SDN
018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten
Muaro Jambi.
c. Memperhatikan Faktor apa saja yang menjadi pendukung bagi
guru dalam pengelolaan kelas untuk meningkatkan keaktifan
belajar siswa kelas III di SDN 018/IX Rengas Bandung
Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
d. Memperhatikan Faktor apa saja yang menjadi pengahambat bagi
guru dalam pengelolaan kelas untuk meningkatkan keaktifan
belajar siswa kelas III di SDN 018/IX Rengas Bandung
Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
2. Intirview (wawancara)
Interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal
semcam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi” (Nasution,
2006: 113) Metode wawancara ini penulis lakukan untuk mengambil
data, dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan
responden dan mendengarkan langsung serta mencatat dengan teliti
apa yang diterangkan oleh responden, Metode ini digunakan untuk
memperoleh data atau informasi dari beberapa sumber data yang
bersangkutan kepala sekolah, guru, dan siswa. Sebelum penulis
melakukan wawancara, penulis sudah mempersiapkan seperangkat
pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian. Adapun datanya
meliputi:
-
31
a. Bagaimana Pelaksanaan Strategi Pengelolaan Kelas Dalam
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas III di SDN
018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi.
b. Faktor apa saja yang menjadi pendukung bagi guru dalam
pengelolaan kelas untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa
Kelas III di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi
Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
c. Faktor apa saja yang menjadi pengahambat bagi guru dalam
pengelolaan kelas untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa
Kelas III di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi
Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-
hal seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, prasasti, majalah, agenda dan lain sebagainya. (Sugiono, 2012:
138) Data tersebut antara lain :
a. Historis dan geografis
b. Struktur organisasi
c. Keadaan sekolah
d. Keadaan sarana dan prasarana.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
melakukan sintesa, memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain. (Sugiyono, 2010, hal. 335)
-
32
Untuk menganalisis data yang diperoleh, penyususn menggunakan
analisis deskriptif yang dikembangkan oleh Miles dan Hubberman dengan
tiga langkah :
Gambar 3.5 Komponen Analisis Data (Interactive Model)
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan (Sugiono, 2014, hal.92).
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan, keluasan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi
peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat
mendiskusikan kepada teman atau orang lain yang dipandang ahli.
Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang,
sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan
pengembangan teori yang signifikan.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data
Data Display
(Penyajian
Data)
Reduksi Data
(Pemilihan
Data) Verification
(Kesimpulan)
Data
Collection
(Koleksi
-
33
ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram
dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah difahami.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, flowchart dan
sejenisnya (Sugiono, 2014, hal.95).
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif Miles dan Huberman
adalah penarikan kesimpulan.Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas (Sugiono, 2014, hal.99).
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbarui
dari konsep keshahihan (validitas) dan keandalan (realibitas) menurut versi
“ passitivisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan
pardigma nya sendiri. Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria
tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas), dan
kepastian. Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik
pemeriksaan sendiri-sendiri( Yamin,2009, hal. 91) Dalam penelitian ini
peneliti mengecek keabsahan data menggunakn teknik :
1. Meningkatkan ketekunan
Teknik yang dimaksud untuk melakukan pengamatan secara lebih
cermat, penguji kredilitas dengan meningkatkan ketekunan ini
dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil peneliti
dengan cermat( Sugiyono, 2016,hal. 371). Sebagai bekal peneliti untuk
meningkatkan ketekunan dengan membaca berbagai referensi buku
maupun hasil peneliti atau dokumentasi yang terkait dengan proses
Strategi Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar
-
34
Siswa Kelas III SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar
Kota Kabupaten Muaro Jambi.
2. Triangulasi
Adalah teknik pemeriksaan validitas data atau pembanding data.
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
data yang telah ada (Sugiyono,2016, hal.330). Peneliti mengumpulkan
data sekaligus menguji kredibilitas data yaitu mengecek data dari
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Triangualasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono,2016, hal. 373).
Dalam hal ini peneliti berusaha membandingkan data hasil
wawancara kepala sekolah, guru wali kelas III, dan siswa kelas III.
b. Triangulasi teknik dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan teknik yang berbeda (Sugiyono,2016, hal. 373).
Dalam hal ini peneliti berusaha membuktikan data hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi.
c. Triangulasi waktu
Waktu juga sering memengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan
data yang lebih valid.Dalam rangka pengujian kredibilitas data
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan
wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga
sampai ditemukan kepastian datanya.
-
35
G. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian, untuk memudahkan dalam melaksanakan
kegiatan penelitian maka penulis menggunakan kegiatan yang terjadwal,
dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 1.1
Rencana waktu dan tahap 1`penelitian
No Kegiatan
Bulan
Sep Okt Nov Des Jan Feb
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan dan
pengesahan
judul
x
2 PengajuanPro
posal dan
penunjukan
dosen
pembimbing
x
3 Konsultasi
dan perbaikan
proposal
x x x
4 Seminar
proposal x
5 Perbaikan
seminar
proposal
x
6 Pengesahan
judul dan izin
riset
x
7 Analisis dan
penyusunan
draf
8 Penyempurna
an dan
penggandaan
9 Ujian Skripsi
-
36
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Letak Historis
Berdirinya SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar
Kota Kabupaten Muaro Jambi diawali dari keinginan pemerintah
untuk adanya lembaga pendidikan formal dengan basis pendidikan
IPTEK. Untuk mewujudkan keinginan ini pemerintah melakukan
beberapa upaya.
a. SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi berdiri sejak tahun 1978 dengan kepala
sekolah pertama adalah M.Subli dengan masa Jabatan dari tahun
1978-1980
b. Selanjutnya SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi
Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi didirikan dan mulai
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar pada pagi hari.
c. Pendirian SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar
Kota Kabupaten Muaro Jambi akhirnya dikokohkan dengan
nomor NPSN 10503022 tentang persetujuan pendirian dan
pemberian status izin sekolah dasar dilingkungan pemerintah
kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi dengan nomor statistik
sekolah (NSS) 101100701018. (TU SDN 018/IX Rengas
Bandung)
2. Letak Geografis
Secara geografis terletak di Lintang -1.5465133 dan dibujur
103.536625 SDN 018/IX Rengas Bandung berada di Desa Rengas
Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi yang
beralamat JL.Lintas Timur RT.01 Desa Rengas Bandung. Letak
gedung berada di pinggir jalan desa dengan arus transportasi cukup
-
lancar. Sehingga siswa-siswi maupun guru dan stap pegawai cukup
mudah umtuk mencapai lokasi tersebut.
3. Visi Misi Sekolah
a. VISI
1) Terwujudnya suasana disiplin yang berakhlak dan beriman
2) Terciptanya siswa/siswi yang bertaqwa , beriman, cerdas dan
berprestasi
b. MISI
1) Menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, nyaman dan
aman
2) Menumbuhkan siswa/siswi yang kreatif dan berkwalitas.
c. TUJUAN :
1) Menciptakan pendidikan yang handal, kompetetif,dan
berprestasi
2) Menciptakan suasana belajar yang aktip, inovatif, kreatif dan
menyenangkan.
4. Keadaan Sarana dan Prasarana
Dalam usaha meningkatkan proses pembelajaran dan tercapainya
tujuan pendidikan yang telah diterapkan, maka harus tersedia faktor-
faktor yang menunjang terlaksananya proses pembelajaran, sarana dan
prasarana merupakan salah satu yang mempunyai fungsi sangat
penting yang dapat mempermudah dalam pembelajaran dan
tercapainya tujuan pendidikan.
a. Sarana pendidikan
Sarana pendidikan merupakan tempat berlangsungnya
proses pembelajaran dan adapun sarana yang dapat menunjang
kelangsungan proses pembelajaran di SDN 018/IX Rengas
Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
dapat dilihat dari tebel berikut ini :
-
Tabel IV.1
Keadaan Sarana Pendidikan SDN 018/IX Rengas Bandung
Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang Baik
2 Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 Ruang Baik
3 Ruang TU 1 Ruang Baik
4 Ruang Guru 1 Ruang Baik
5 Ruang UKS 1 Ruang Baik
6 Ruang IKS 1 Ruang Baik
7 Ruang Kelas 7 Ruang Baik
8 WC Guru 1 Ruang Baik
9 WC siswa 1 Ruang Baik
b. Prasarana Pendidikan
Prasarana pendidikan merupakan faktir yang membantu
dalam menunjang proses pembelajaran di SDN 018/IX Rengas
Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
Adapun prasarana olahraga yaitu :
a) Lapangan Bola Volly
b) Lapangan Bola Kaki
c) Lapangan Badminton
5. Struktur Organisasi
Lembaga pendidikan formal sebagai penyelenggara organisasi
kerja, di selenggarakan secara sistematis, terpimpin dan terarah pada
tujuan yang diharapkan. SDN 018/IX Rengas Bandung telah menata
suatu struktur organisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
gambar berikut :
-
Kepala Sekolah
H.ABEL TASMAN,S.Pd
Tabel IV.2
Struktur Organsasi SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi
Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
KETUA KOMITE
BASUKI
PENASEHAT
PENGAWAS TK/SD
WAKIL KEPALA
SUGIARTI,S.Pd
TU/OPERATOR
M.Ridho,S.Pd
BENDAHARA
MAHMUD,S.Pd
MAJELIS GURU
GURU KELAS I.A
ENDANG SUSILAWATI,A.Ma
Guru Kelas I.B
SUGIARTI,S.Pd
GURU KELAS II
MAHMUD,S.Pd
GURU KELAS III.A
EEN SUMARNI, S.Pd
GURU KELAS IV
TITING YENI, S.Pd.
GURU KELAS V
ANARMIZA, S.Pd.
GURU KELAS VI
IMWARNITA, S.Pd.
GURU PJOK
MARDIANI,S.Pd
GURU MOLOK/PUSTAKA
ANI FITRIA,S.Pd
GURU PAI
NURHAYATI,BA
-
6. Keadaan Tenaga Kependidikan dan Peserta didik
a. Keadaan Tenaga Pendidik
Peranan guru sebagai tenaga pengajar atau pendidik sangat
lah penting didalam memupuk dan menumbuhkan semangat siswa
dalam memberikan bekal ilmu pengetahuan melalui program
pembelajaran. Keberhasilan dalam setiap mata pelajaran tentunya
didukung oleh semangat guru dalam menyampaikan matari
pelajaran. Guru yang baik adalah guru yang memberikan pelajaran
kepada siswanya secara efektif dan senantiasa membuat pelajaran,
baik jangka panjang maupun jangka pendek serta berusaha untuk
me