STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA...

89
STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA SUNGAI BAJULMATI, DESA GAJAHREJO, KECAMATAN GEDANGAN, KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN Oleh : RABBANI IMADUDDIN AZIZ NIM. 115080601111086 FAKULTAS PRIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Transcript of STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA...

Page 1: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA SUNGAI

BAJULMATI, DESA GAJAHREJO, KECAMATAN GEDANGAN, KABUPATEN

MALANG, JAWA TIMUR

SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh :

RABBANI IMADUDDIN AZIZ

NIM. 115080601111086

FAKULTAS PRIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

ii

STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA SUNGAI

BAJULMATI, DESA GAJAHREJO, KECAMATAN GEDANGAN, KABUPATEN

MALANG, JAWA TIMUR

SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan di Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh :

RABBANI IMADUDDIN AZIZ

NIM. 115080601111086

FAKULTAS PRIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 3: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

iii

SKRIPSI

STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA SUNGAI

BAJULMATI, DESA GAJAHREJO, KECAMATAN GEDANGAN, KABUPATEN

MALANG, JAWA TIMUR

Oleh:

Rabbani Imadudin Aziz

115080601111086

Telah dipertahankan di depan penguji

Pada Tanggal 23 November 2015

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dosen Penguji I

(Oktiyas M. Luthfi ST., M.Sc)

NIP. 19791031 200801 1007

Tanggal:

Dosen Penguji II

(Andik Isdianto, S.T, M.T)

NIK. 201309820928100

Tanggal:

Dosen Pembimbing I

(Dr. H. Rudianto, MA)

NIP. 19570715 198603 1024

Tanggal:

Dosen Pembimbing II

(Dhira K. Saputra S. Kel, M. Sc)

NIK.2012018601151001

Tanggal:

Mengetahui,

Ketua Jurusan

Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP

NIP. 19630608 198703 10013

Tanggal:

Page 4: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rabbani Imaduddin Aziz

NIM : 115080601111086

Prodi : Ilmu Kelautan

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam penulisan laporan skripsi ini

merupakan hasil karya sendiri. Sepanjang sepengtahuan saya belum pernah

terdapat tulisan seperti ini, pendapat atau bentuk lain yang telah diterbitkan oleh

orang lain kecuali tertulis dalam laporan di daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti ataupun terdapat bukti bahwa laporan skripsi

ini hasil jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan yang saya

lakukan sesuai hukum yang berlaku.

Malang, 8 Agustus 2015

Rabbani Imaduddin Aziz

NIM. 115080601111086

Page 5: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

v

LEMBAR UCAPAN TERIMAKASIH

Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove di

Muara Sungai Bajulmati, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten

Malang ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai

pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Perempuan paling cantik yang pernah dilahirkan bumi. Terimakasih banyak,

Ma. Sekarang anaknya sudah boleh bebas naik gunung ya.

2. Bapak, atas dukungan moril demi kelancaran proses pembelajaran selama

ini. Terima kasih sudah menjadi contoh laki-laki paling hebat bagi penulis.

3. Dinda, Satria, Dimas. Tanpa kalian, penulis hanya seorang pemuda yang

gemar keluyuran tanpa adanya pertanggung jawaban.Terimakasih untuk doa

dan inspirasinya.

4. Yangkung Yanguti Kramat Jati dan Yanguti Madiun. Terimakasih atas doa

dan dorongan kepada penulis dengan gemar sekali bertanya “Jadi bulan apa

wisudanya, Le?”

5. Bpk. Izhar, Ibu Leha, Cak Sis, Pak Nur, Dimas, Alex, Oki, Marcel, Pak

Marwan, Pak Ponidi, Kuper dkk, Adin, dan keluarga Bajulmati lainnya.

Terimakasih untuk waktu, tenaga, emosi, ilmu, dan apa-apa yang membantu

kelancaran penulis dalam penyelesaian tugas akhir.

6. Bpk. Dr. H. Rudianto, M.A sebagai Dosen Pembimbing 1 dan Bpk. Dhira

Kurniawan Saputra, S.Kel, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing 2 untuk waktu,

tenaga, dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

7. Teman-teman Asrama Perjuangan: Dimas, Ajis, Icang, Botak, Deri, Kici,

Bang Ryan, Shod, Firman, Om Ilwan, Om Minollah, dan Om-om lain yang

datang silih berganti. Terimakasih untuk semua motivasi dan relaksasi yang

diberikan kepada penulis.

8. Chacha dan Samsul, terimakasih sudah mau-maunya meminjamkan laptop

demi kelancaran penulis menyelesaikan tugas akhir perkuliahan.

Page 6: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

vi

9. Kawan-kawan Crocogeners dan The Bapers: Desty, Armyn, Hilya, Mutiara,

Syifa, Nadya, Tambah, Oji. Terimakasih atas motivasi dan dorongan kepada

penulis dengan perkataan “Lulusnya bareng aja ya, Kak”. Jujur, itu sangat

membantu, adik-adik junior.

10. Segenap rekan-rekan dalam perkumpulan Lak-laki Purna Ganteng (La

Purga): Yusran, Dani, Mandor, Ian, Saga, Dukun, Farid, Pepi, Riza, Arif

bewok, Arif garuk-garuk, Ibnu. Terimakasih untuk relaksasi dan semangat

yang diberikan kepada penulis. Terimakasih juga telah mengubah penulis

dari mahasiswa kupu-kupu menjadi mahasiswa kupu-kupu malam.

11. Teman-teman Magelhaens (IK 2011) dan seputaran Korbar: Yunan, Danang,

Aay, Yusak, Daus, Dimas, Bagas, Fazi, Fauzul, Moko, Ina, Reja Mbah,

Fakmi, Fahmi, Gadang, Anjas, Dito, Yosev, Bang Sonta, Bang Iqbal, dan

lainnya yang banyak. Terimakasih atas dukungan, ilmu, dan relaksasi yang

diberikan kepada penulis.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu. Terimakasih

banyak.

Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Malang, 8 Desember 2015

Penulis

Page 7: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

vii

RINGKASAN

Rabbani Imaduddin Aziz. Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove di Muara Sungai Bajulmati, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang,Jawa Timur. (Di bawah bimbingan H. Rudianto dan Dhira Kurniawan Saputra)

Malang memiliki beberapa pantai yang berpotensi untuk dijadikan kawasan

ekowisata. Selain Pantai Balekambang dan Sendang Biru yang menjadi titik utama, Malang juga memiliki pantai-pantai alami yang tak kalah berpotensi,salah satunya yaitu Muara Sungai Bajulmati, terutama di bagian muara yang dipenuhi dengan mangrove menuju sampai wilayah pantainya.

Wilayah tersebut merupakan wilayah dengan karakteristik yang menarik. Oleh karena itu, penduduk setempat sudah menunjukkan perhatian akan kawasan tersebut, salah satunya dengan membuka wilayah tersebut sebagai kawasan ekowisata dan menyediakan atraksi berupa berkano di sepanjang sungai hingga muara dan wilayah pantai.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi ekowisata mangrove di muara sungai Bajulmati, menghitung nilai Daya Dukung Kawasan diarea tersebut, dan merumuskan strategi bagi pengelolaan ekowisata tersebut.

Pengambilan data dilakukan secara primer dan sekunder menggunakan metode observasi dan wawancara yang kemudian dianalisis dengan beberapa metode di antaranya Identifikasi Potensi, Analisis Daya Dukung Kawasan, dan Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Thread).

Page 8: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

viii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkah dan rahmat-Nya Laporan Skripsi yang berjudul “Strategi Pengelolaan

Ekowisata Mangrove di Muara Sungai Bajulmati, Desa Gajahrejo, Kecamatan

Gedangan, Kabupaten Malang, Jawa Timur ” dapat terselesaikan. Dalam laporan

ini disajikan beberapa pokok bahasan yang membahas mengenai potensi Muara

Sungai Bajulmati dan berbagai pendukungnya untuk kemudian bisa dijadikan

ekowisata mangrove. Segala kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa dan

sangat disadari bahwa penulis masih banyak memiliki kekurangan dan keterbatasan,

maka diharapkan kritik dan sarannya untuk memperbaiki laporan ini. Semoga

laporan ini bisa bermanfaat bagi pembacanya.

Penulis

Page 9: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

ix

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................................. iv

LEMBAR UCAPAN TERIMAKASIH ......................................................................... v

RINGKASAN .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv

1. PENDAHULUAN ................................................................................................ 15

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 15

1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................... 16

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 17

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 17

2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 18

2.1 Mangrove ...................................................................................................... 18

2.1.1 Pengertian Mangrove .............................................................................. 18

2.1.2 Jenis-Jenis Mangrove ............................................................................. 18

2.1.3 Fauna di Habitat Mangrove ..................................................................... 19

2.1.4 Karakteristik Ekosistem Mangrove .......................................................... 19

2.1.5 Zonasi Penyebaran Mangrove ................................................................ 20

2.1.6 Fungsi Ekosistem Mangrove ................................................................... 20

2.1.7 Mangrove Asosiasi.................................................................................. 21

2.2 Ekowisata ...................................................................................................... 21

2.2.1 Pengertian Ekowisata ............................................................................. 21

2.2.2 Pengertian Ekowisata Bahari .................................................................. 22

2.2.3 Prinsip Ekowisata ................................................................................... 22

2.2.4 Kriteria Ekowisata ................................................................................... 24

3. METODOLOGI PENELITIAN SKRIPSI .............................................................. 26

3.1 Lokasi Penelitian ........................................................................................... 26

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................................. 26

3.3 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 28

3.4 Jenis Pengumpulan Data .............................................................................. 28

Page 10: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

x

3.4.1 Data Primer............................................................................................. 29

3.4.2 Data Sekunder ........................................................................................ 30

3.5 Metode Pengambilan Data ............................................................................ 32

3.5.1 Penentuan Lokasi Pengamatan Ekosistem Mangrove ............................ 32

3.5.2 Metode Pengamatan Ekosistem Mangrove ............................................. 32

3.5.3 Metode Pengambilan Data Persepsi Masyarakat .................................... 34

3.5.4 Metode Pengambilan Data Persepsi Pengunjung ................................... 35

3.5.5 Metode Pengambilan Data Persepsi Pengelola ...................................... 35

3.6 Metode Analisis Data .................................................................................... 36

3.6.1 Analisis Identifikasi dan Kelayakan Potensi ............................................ 36

3.6.2 Analisis Daya Dukung Kawasan ............................................................. 36

3.6.3 Analisis Perencanaan Strategi Pengelolaan ........................................... 37

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 39

4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian ................................................................. 39

4.1.1 Letak dan Luas ........................................................................................... 39

4.1.2 Luas Total Area Mangrove ...................................................................... 39

4.1.3 Batas Zona Pemanfaatan Ekosistem Mangrove ..................................... 41

4.1.4 Aksesbilitas ............................................................................................. 41

4.1.5 Kondisi Geofisik ...................................................................................... 42

4.2 Profil Pengelola ............................................................................................. 42

4.3 Kondisi Sosial ................................................................................................ 43

4.3.1 Karakteristik Masyarakat ......................................................................... 44

4.3.2 Pemahaman dan Persepsi Masyarakat ................................................... 46

4.3.3 Karakteristik Usia Pengunjung ................................................................ 47

4.3.4 Karakteristik Profesi Pengunjung ............................................................ 48

4.3.5 Pemahaman dan Persepsi Pengunjung .................................................. 49

4.4 Isu-Isu Sosial yang Berkembang ................................................................... 50

4.5 Ekosistem Mangrove ..................................................................................... 51

4.5.1 Kondisi Fisik Lingkungan Mangrove ........................................................ 51

4.5.2 Potensi Sumberdaya Hayati dan Non Hayati .......................................... 53

4.6 Kecocokan Kawasan Muara Sungai Bajulmati sebagai Ekowisata ................ 58

4.7 Daya Dukung Kawasan Ekowisata ................................................................ 59

4.8 Strategi Pengelolaan Kawasan untuk Ekowisata ........................................... 60

4.8.1 Analisis Faktor Internal (IFAS) ................................................................ 61

4.8.2 Analisis Faktor Eksternal (EFAS) ............................................................ 62

Page 11: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

xi

4.8.3 Matriks Skor IFAS dan EFAS ................................................................. 63

4.8.4 Matriks SWOT ........................................................................................ 66

4.8.5 Alternatif Strategi .................................................................................... 67

4.8.6 Implementasi Alternatif Strategi Pengelolaan .......................................... 68

4.9 Kalender Atraksi Ekowisata Muara Sungai Bajulmati .................................... 70

5. KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN .............................................................. 72

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 72

5.2 Saran ............................................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 73

LAMPIRAN 1. Daftar Pertanyaan untuk Wawancara........................................... 76

LAMPIRAN 2. Lembar Perhitungan ..................................................................... 86

Page 12: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kriteria Ekowisata ...................................................................................... 24

Tabel 2 Alat Penelitian ............................................................................................ 27

Tabel 3 Bahan Penelitian ........................................................................................ 27

Tabel 4 Jenis dan Komposisi Data .......................................................................... 31

Tabel 5 Matriks IFAS .............................................................................................. 37

Tabel 6 Matriks EFAS ............................................................................................. 38

Tabel 7 Matriks Analisis SWOT .............................................................................. 38

Tabel 8 Daftar Nama Pengurus Lembaga Harapan Bajulmati ................................. 43

Tabel 9 Kondisi Kualitas Lingkungan ...................................................................... 52

Tabel 10 Jenis Tekanan dan Dampak bagi Ekosistem Mangrove .......................... 52

Tabel 11 Nilai Kerapatan Mangrove di Setiap Stasiun ............................................ 54

Tabel 12 Nilai Dominansi di Setiap Stasiun ............................................................. 55

Tabel 13 Fauna yang Berada di Kawsan Ekowisata Muara Sungai Bajulmati ......... 57

Tabel 14 Kecocokan Ekowisata di Kawasan Muara Sungai Bajulmati .................... 58

Tabel 15 Nilai DDK ................................................................................................. 60

Tabel 16 Identifikasi Faktor-faktor SWOT ............................................................... 61

Tabel 17 Hasil Skor IFAS ........................................................................................ 63

Tabel 18 Hasil Perhitungan EFAS .......................................................................... 64

Tabel 19 Matriks SWOT .......................................................................................... 66

Tabel 20 Skala Prioritas Alternatif Strategi .............................................................. 67

Tabel 21 Naturalist Calendar Catalogue ................................................................. 70

Tabel 22 Atraksi yang Diusulkan ............................................................................. 71

Page 13: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian ............................................................................ 26

Gambar 2 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 28

Gambar 3 Transek Kuadran ................................................................................... 33

Gambar 4 Total Luasan Mangrove ......................................................................... 40

Gambar 5 Batas Zona Ekowisata Mangrove ........................................................... 41

Gambar 6 Karakteristik Usia Masyarakat ................................................................ 45

Gambar 7 Karakteristik Pendidikan Masyarakat ..................................................... 46

Gambar 8 Persepsi Masyarakat tentang Ekowisata ................................................ 47

Gambar 9 Karakteristik Usia Pengunjung ............................................................... 48

Gambar 10 Karakteristik Profesi Pengunjung ......................................................... 49

Gambar 11 Persepsi Pengunjung tentang Ekowisata ............................................. 50

Gambar 12 (A) Brugueira gymnorhiza dan (B) Nypa frutican .................................. 56

Gambar 13 Kuadran SWOT .................................................................................... 65

Page 14: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Daftar Pertanyaan untuk Wawancara .............................................. 76

LAMPIRAN 2. Lembar Perhitungan ...................................................................... ..86

Page 15: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu aspek penting untuk membangun ekonomi

sekarang ini, khususnya wilayah bahari, pada wilayah ini pariwisata jelas merupakan

sebagai lahan pendapatan ekonomi masyarakat lokal. Menurut Wahab (1975) dalam

Mawardi (2003), Pariwisata merupakan jalan alternatif baru bagi masyarakat untuk

mempercepat kenaikan taraf ekonomi mereka. Selain itu, pariwisata merupakan

perangsang bagi usaha-usaha produktif lainnya yang semua itu akan berdampak

pada kenaikan taraf hidup masyarakat. Namun, pariwisata yang sistem pengelolaan

dan pengembangannya tidak sesuai dapat menimbulkan kerusakan bagi alam.

Konsep ekowisata dinilai cocok untuk dikembangkan di Indonesia dengan

beberapa alasan yang melandasinya, diantaranya Indonesia kaya akan

keanekaragaman hayati dan kekayaan budaya. Sumber daya alam dan budaya

merupakan titik utama dari konsep ekowisata. Pengembangan ekowisata menitik

beratkan pada pelibatan masyarakat, hal ini sesuai dengan karakter demografi dari

Indonesia yang memiliki jumlah penduduk besar. Indonesia dengan potensi alam

dan budaya yang ada serta sumber daya manusiayang besar, seharusnya mampu

bersaing dan menjadi primadona pengembangan ekowisata di tingkat regional. Pada

masa mendatang, konsep ekowisata diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif

jawaban bagi upaya untuk memelihara lingkungan dan sekaligus meningkatkan

ekonomi daerah-daerah yang ada dan berpotensi sebagai ekowisata di Indonesia.

Menurut Feller dalam Samantha Jones (2005), ekowisata merupakan

perjalanan menuju kawasan yang masih alami, tidak terjamah, dan tidak

terkontaminasi, dengan tujuan untuk mengkaji, mengagumi, atau menikmati

pemandangan, hewan-hewan, tumbuhan, serta budaya-budaya yang ditemukan di

kawasan tersebut. Sedangkan menurut Honey (1999) Ekowisata merupakan

perjalanan menuju daerah yang masih asli, rawan kerusakan, dan biasanya

dilindungi agar segala kerusakan yang terjadi hanya berdampak rendah bagi

kawasan tersebut. Ekowisata juga membantu untuk mendidik wisatawan,

Page 16: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

16

menyediakan dana bagi upaya konservasi, dan juga sekaligus membantu bagi

perkembangan ekonomi masyarakat lokal.

Malang memiliki beberapa pantai yang berpotensi untuk dijadikan kawasan

ekowisata. Selain Pantai Balekambang dan Sendang Biru yang menjadi titik utama,

Malang juga memiliki pantai-pantai alami yang tak kalah berpotensi,salah satunya

yaitu Muara Sungai Bajulmati, terutama di bagian muara yang dipenuhi dengan

mangrove menuju sampai wilayah pantainya. Wilayah tersebut merupakan wilayah

dengan karakteristik yang menarik. Oleh karena itu, penduduk setempat sudah

menunjukkan perhatian akan kawasan tersebut, salah satunya dengan membuka

wilayah tersebut sebagai kawasan ekowisata dan menyediakan atraksi berupa

berkano di sepanjang sungai hingga muara dan wilayah pantai.

Selain itu, masyarakat setempat juga menunjukkan kepedulian akan

ekosistem mangrove yang ada di kawasan tersebut, yaitu dengan cara pembersihan

sampah dan penanaman mangrove di sepanjang sungai sampai muara secara rutin.

Namun demikian, pengelolaan di kawasan tersebut masih sangat kurang, hal ini

ditunjukkan dengan kapabilitas SDM pengelola yang masih minim. Hal ini

merupakan akar utama permasalahan yang sering kali dihadapi oleh masyarakat

setempat sebagai pengelola kawasan ini. Masalah ini disebabkan oleh beberapa

faktor, salah satunya tingkat pendidikan dan taraf ekonomi masyarakat sekitar yang

masih rendah. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai strategi pengelolaan

ekowisata agar wilayah ini dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tentunya

dengan konsep ekowisata agar sumberdaya alam yang ada tetap sustainable dan

lestari.

1.2 Perumusan Masalah

Muara Sungai Bajulmati merupakan salah satu daerah yang berpotensi untuk

dijadikan ekowisata. Namun demikian, ada beberapa kendala terkait dengan

pengelolaan di kawasan tersebut. Oleh sebab itu, penyusunan strategi pengelolaan

perlu dilakukan agar dapat memberikan suatu rekomendasi strategi untuk

mengembangkan ekowisata di daerah ini. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat

dirumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah potensi ekowisata mangrove di Muara Sungai Bajulmati?

Page 17: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

17

2. Bagaimanakah daya dukung kawasan untuk ekowisata mangrove Muara

Sungai Bajulmati?

3. Apa saja strategi yang dihasilkan dari penelitian ini?

1.3 Tujuan

Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah memberikan rekomendasi

strategi untuk pengembangan ekowisata di Muara Sungai Bajulmati. Secara rinci

tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui potensi dan kesesuaian ekosistem mangrove di daerah

muara Sungai Bajulmati untuk ekowisata secara berkelanjutan.

2. Menghitung nilai daya dukung kawasan untuk ekowisata mangrove

Muara Sungai Bajulmati.

3. Memberikan rekomendasi strategi pengelolaan ekowisata di Muara

Sungai Bajulmati.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain

sebagai informasi bagi beberapa pihak dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan

potensi ekosistem mangrove sebagai objek wisata dengan tetap memperhatikan

aspek-aspek pendidikan, pelestarian, dan peningkatan nilai estetika. Secara rinci,

berikut adalah manfaat dari penelitian ini:

1. Untuk Masyarakat

Hasil penelitian ini dipergunakan sebagai informasi bagi kelembagaan

formal dan non formal untuk penyusunan program keterlibatan

masyarakat dalam memanfaatkan dan mengelola pemanfaatan

sumberdaya pesisir dan ekosistem mangrove.

2. Untuk Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan

kemampuan untuk menganalisis data serta memahami permasalahan

yang ada dan menemukan solusinya dengan cara memadukan teori yang

diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan.

Page 18: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

18

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mangrove

2.1.1 Pengertian Mangrove

Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugis) dan grove (English).

Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland,

vloedbosschen, atau juga hutan bakau. Mangrove adalah sejenis pohon, semak,

atau pakis, secara umum mempunyai ukuran setinggi satu sampai satu setengah

meter. Normalnya mangrove tumbuh di atas rata-rata muka air laut di zona pasang

surut dan kawasan muara (Mangrovewatch, 2015).

Bengen (2001) menjelaskan bahwa hutan mangrove dapat didefinisikan

sebagai tipe ekosistem hutan yang tumbuh di daerah batas pasang surut, tepatnya

daerah pantai dan sekitar muara sungai. Tumbuhan tersebut tergenang di saat

kondisi air pasang dan bebas dari genangan di saat kondisi air surut. Hutan

mangrove merupakan komunitas vegetasi mayoritas pesisir pantai di daerah tropis &

sub tropis yang didominasi oleh tumbuhan mangrove pada daerah pasang surut

pantai berlumpur khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan

akumulasi bahan organik.

2.1.2 Jenis-Jenis Mangrove

Sejauh ini di Indonesia tercatat setidaknya 202 jenis tumbuhan mangrove,

meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44

jenis epifit dan1 jenis paku. Dari 202 jenis tersebut, 43 jenis (diantaranya 33 jenis

pohon dan beberapa jenis perdu) ditemukan sebagai mangrove sejati (true

mangrove), sementara jenis lain ditemukan disekitar mangrove dan dikenal sebagai

jenis mangrove asosiasi. Saenger, dkk (1983) mencatat ada 60 jenis tumbuhan

mangrove sejati di seluruh dunia. Dengan demikian terlihat bahwa Indonesia

memiliki keragaman jenis yang tinggi.

Soemodihardjo (1993) dalam Noor (1999) menjelaskan bahwa di Indonesia

terdapat 15 keluarga, 18 genera, 41 spesies mangrove sejati dan 116 spesies

asosiasi mangrove. Di Bali dan Lombok ditemukan 29 spesies mangrove sejati.

Berdasarkan teknologi penginderaan jauh, luas hutan mangrove di dunia kurang

Page 19: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

19

lebih 18.108.770 ha (ISME, 1997). Data lain yang berasal dari IUCN pada tahun

1983 menyebutkan bahwa luas hutan mangrove adalah 16.881.000 ha, meskipun

data ini tidak mencakup semua Negara di dunia.

2.1.3 Fauna di Habitat Mangrove

Beberapa hewan tinggal di atas pohon sebagian lain di antara akar dan

lumpur sekitarnya. Walaupun banyak hewan yang tinggal sepanjang tahun, habitat

mangrove penting pula untuk pengunjung yang hanya sementara waktu saja, seperti

burung yang menggunakan dahan mangrove untuk bertengger atau membuat

sarangnya tetapi mencari makan di bagian daratan yang lebih ke dalam, jauh dari

daerah habitat mangrove. Kelompok hewan arboreal yang hidup di atas daratan

seperti serangga, ular pohon, primata dan burung yang tidak sepanjang

hidupnyaberada di habitat mangrove, tidak perlu beradaptasi dengan kondisi pasang

surut (Nybakken 1993 dalam Mawardi, 2006).

Kelompok lain yang bukan hewan arboreal adalah hewan-hewan yang

hidupnya menempati daerah dengan substrat yang keras (tanah) atau akar

mangrove maupun pada substrat yang lunak (lumpur). Kelompok ini antara lain

adalah jenis kepiting mangrove, kerang-kerangan dan golongan invertebrata lainnya.

Kelompok lainnya lagi adalah yang selalu hidup dalam kolom air laut seperti macam-

macam ikan dan udang (Irwanto, 2006).

2.1.4 Karakteristik Ekosistem Mangrove

Mangrove adalah tumbuhan khas daerah tropis yang hidup pada temperatur

dari 19° sampai 40° C dengan toleransi fluktuasi tidak lebih dari10° C. Berbagai jenis

mangrove yang tumbuh di bibir pantai dan menjorok ke zona air laut, merupakan

suatu ekosistem yang khas, karena bertahan hidup di dua zona transisi antara

daratan dan lautan, sementara tanaman lain tidak mampu bertahan. Kumpulan

berbagai jenis pohon yang seolah menjadi garda depan garis pantai yang secara

kolektif disebut hutan mangrove. Hutan mangrove memberikan perlindungan kepada

berbagai organisme lain baik hewan darat maupun hewan air untuk bermukim dan

berkembang biak (Bengen, 2001).

Hutan mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas flora dan

fauna pantai, hidup sekaligus di dua habitat, yaitu daratan dan air laut, antara batas

Page 20: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

20

air pasang dan surut. Mangrove berperan dalam melindungi garis pantai dari erosi,

gelombang laut dan angin topan. Tanaman mangrove berperan juga sebagai perisai

alam dan menstabilkan tanah dengan menangkap dan memerangkap endapan

material dari darat yang terbawa air sungai dan yang kemudian terbawa ke tengah

laut oleh arus. Hutan mangrove tumbuh subur dan luas di daerah delta dan aliran

sungai yang besar dengan muara yang lebar. Hutan mangrove mempunyai toleransi

besar terhadap kadar garam dan dapat tumbuh di daratan bersalinitas tinggi di mana

tanaman biasa tidak dapat tumbuh (Irwanto, 2006).

2.1.5 Zonasi Penyebaran Mangrove

Menurut Bengen (1999), kondisi tanah mempunyai kontribusi besar dalam

membentuk zonasi penyebaran tanaman dan hewan seperti perbedaan spesies

kepiting pada kondisi tanah yang berbeda. Api-api dan pedada tumbuh sesuai di

zona berpasir, mangrove cocok di tanah lembek berlumpur dan kaya humus

sedangkan jenis tancang menyukai tanah lempung dengan sedikit bahan organik.

Keadaan morfologi tanaman, daya apung dan cara penyebaran bibitnya serta

persaingan antar spesies, merupakan faktor lain dalam penentuan zonasi ini.

Formasi hutan mangrove yang terbentuk di kawasan mangrove biasanya didahului

oleh jenis pohon pedada dan api-api sebagai pionir yang memagari daratan dari

kondisi laut dan angin.

Umumnya di perbatasan daerah laut didominasi jenis mangrove pionir

Avicennia sp. dan Sonneratia sp.,sedangkan di pinggiran atau bantaran muara

sungai ditumbuhi oleh Rhizophora sp.. Di belakang zona ini merupakan zona

campuran jenis mangrove seperti Rhizophora sp., Sonneratia sp., Bruguiera sp., dan

jenis pohon yang berasosiasi dengan mangrove seperti tingi (Ceriops sp,) dan

panggang (Excoecaria sp.). Di sepanjang sungai di bagian muara biasanya dijumpai

pohon nipah (Nypa fruticans) (Feller, 1996).

2.1.6 Fungsi Ekosistem Mangrove

Ekosistem hutan mangrove memberikan banyak manfaat baik secara tidak

langsung (non economic values) maupun secara langsung kepada kehidupan

manusia (economic values), di antaranya ialah menstabilkan pantai, tumbuhan

pionir, penyaring polutan, obat-obatan, dan sarana rekreasi (Sitnik, 1996).

Page 21: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

21

Salah satu peran dan sekaligus manfaat ekosistem mangrove, adalah

adanya sistem perakaran mangrove yang kompleks, rapat, lebat dan dapat

memerangkap sisa-sisa bahan organik dan endapan yang terbawa air laut dari

bagian daratan. Proses ini menyebabkan air laut terjaga kebersihannya dan dengan

demikian memelihara kehidupan padang lamun (seagrass) dan terumbu karang.

Karena proses ini maka mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena

endapan dan tanah yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari

waktu ke waktu. Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan

kesempatan bagi tumbuhan terrestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan.

Akar pohon mangrove juga menjaga pinggiran pantai dari bahaya erosi. Buah vivipar

yang hanyut dan terbawa air hingga menetap di dasar yang dangkal dapat

berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun

waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri. (Feller,

1996)

2.1.7 Mangrove Asosiasi

Mangrove asosiasi adalah tumbuhan yang toleran terhadap salinitas, yang

tidak ditemukan secara eksklusif di hutan mangrove dan hanya merupakan vegetasi

transisi ke daratan atau lautan, namun mereka berinteraksi dengan true mangrove.

Tumbuhan asosiasi adalah spesies yang berasosiasi dengan hutan pantai atau

komunitas pantai dan disebarkan oleh arus laut. Tumbuhan ini tahan terhadap

salinitas, seperti Terminalia, Hibiscus, Thespesia, Calophyllum, Ficus, Casuarina,

beberapa polong, serta semak Aslepiadaceae dan Apocynaceae. Ke arah tepi laut

tumbuh Ipomoea pes-caprae, Sesuvium portucalastrum dan Salicornia

arthrocnemum mengikat pasir pantai. Spesies seperti Porteresia (=Oryza)

coarctata toleran terhadap berbagai tingkat salinitas. Ke arah darat terdapat kelapa

(Cocos nucifera), sagu (Metroxylon sagu), Dalbergia, Pandanus, Hibiscus tiliaceus

dan lain-lain (Setiawan et al, 2002)

2.2 Ekowisata

2.2.1 Pengertian Ekowisata

Ekowisata merupakan salah satu usaha yang memprioritaskan berbagai

produk-produk pariwisata berdasarkan sumberdaya alam, pengelolaan ekowisata

Page 22: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

22

untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan hidup, pendidikan yang

berasaskan lingkungan hidup, sumbangan kepada kegiatan konservasi

danmeningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat lokal (World Tourism

Organization, 2002).

Menurut The International Ecotourism Society (2002) mendefinisikan

ekowisata sebagai perjalanan ke lokasi alam yang bertujuan untuk melestarikan

lingkungan danmenyejahterakan masyarakat lokal. Dari definisi ini, disebutkan

bahwa ekowisata merupakan perjalanan wisata yang berlokasi di alam bebas yang

mana dalam aktivitasnya sangat tergantung kepada alam, sehingga lingkungan,

ekosistem, dan kerifan-kearifan lokal yang ada di dalamnya harus dilestarikan

keberadaanya agar terciptanya suatu keberlanjutan ekologi. Sedangkan menurut

Rainforest Alliance (2005), ekowisata merupakan pariwisata berkelanjutan yang

menekankan kepada upaya konservasi alam serta member kemakmuran ekonomi

bagi masyarakat lokal.

Ekowisata merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik alam yang

alami maupun buatan serta budaya yang ada dan bersifat informatif dan partisipatif

yang bertujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial-budaya. Ekowisata

menitikberatkan pada tiga hal utama yaitu; keberlangsungan alam atau ekologi,

memberikan manfaat ekonomi, dan secara psikologi dapat diterima dalam

kehidupan sosial masyarakat. Jadi, kegiatan ekowisata secara langsung memberi

akses kepada semua orang untuk melihat, mengetahui, dan menikmati pengalaman

alam, intelektual, dan budaya untuk mempelajari lebih jauh tentang pentingnya

berbagai ragam mahluk hidup yang ada di dalamnya dan budaya lokal yang

berkembang di kawasan tersebut. Kegiatan ekowisata dapat meningkatkan

pendapatan untuk pelestarian alam yang dijadikan sebagai tujuan ekowisata dan

menghasilkan keuntungan ekonomi bagi kehidupan masyarakat yang berada di

daerah tersebut (Subadra, 2008).

2.2.2 Pengertian Ekowisata Bahari

2.2.3 Prinsip Ekowisata

Honey (1999) dalam bukunya Ecotourism and Sustainable Development,

mengemukakan bahwa ada tujuh butir prinsip-prinsip ekowisata yaitu:

Page 23: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

23

1. Perjalanan ke suatu tempat yang alami (Involves travel to natural

destinations). Biasanya ditandai dengan tempat yang jauh, ada penduduk

atau tidak ada penduduk, dan biasanya lingkungan tersebut dilindungi.

2. Meminimalkan dampak negatif (Minimized impact). Pariwisata umumnya

menyebabkan kerusakan tetapi ekowisata berusaha untuk meminimalkan

dampak negatif yang bersumber dari wisatawan, hotel, dan infrastruktur

lainnya.

3. Membangun kepedulian terhadap lingkungan (Build environmental

awarness). Unsur penting dalam ekowisata adalah pendidikan, baik untuk

wisatawan maupun untuk masyarakat penggerak kegiatan tersebut.

4. Memberikan beberapa manfaat finansial secara langsung kepada

kegiatan konservasi (Provides direct financial benefits for conservation).

Ekowisata dapat membantu meningkatkan perlindungan lingkungan,

penelitian dan pendidikan, melalui mekanisme penarikan biaya masuk

dan sebagainya.

5. Memberikan manfaat finansial dan pemberdayaan masyarakat lokal

(Provides financial benefits and empowerment for local people).

Masyarakat akan merasa memiliki dan peduli terhadap kawasan

konservasi apabila mereka mendapatkan manfaat yang menguntungkan,

baik secara langsung maupun tidak langsung.

6. Menghormati kebudayaan setempat (Respect local culture). Ekowisata

bersifat ramah lingkungan dan budaya. Ekowisata tidak bersifat destruktif,

intrusif, polutan, dan eksploitatif terhadap budaya setempat.

7. Mendukung gerakan Hak Asasi Manusia dan demokrasi (Support human

right and democratic movement). Ekowisata juga harus memenuhi sisi

kemanusiaan dengan tidak melakukan kegiatan yang melanggar HAM

dan demokrasi.

Sedangkan Drumm dan Moore (2002) menyatakan bahwa dalam

pengembangan ekowisata harus memiliki dampak negatif yang rendah terhadap

sumber daya alam yang dijadikan sebagai obyek wisata, melibatkan stakeholders

(perorangan, masyarakat, eco-tourists, tour operator dan institusi pemerintah

maupun non pemerintah) dalam tahap perencanaan, pembangunan, penerapan dan

pengawasan, serta menghormati budaya-budaya dan tradisi-tradisi lokal;

Page 24: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

24

menghasilkan pendapatan yang pantas dan berkelanjutan bagi para masyarakat

lokal, stakeholders dan tour operator lokal; menghasilkan pendapatan untuk

pelestarian alam yang dijadikan sebagai obyek wisata; dan mendidik para

stakeholders mengenai peranannya dalam pelestarian alam.

2.2.4 Kriteria Ekowisata

Menurut Tuwo (2011) ekowisata memiliki 3 kriteria, yaitu memberi nilai

konservasi yang dapat dihitung, melibatkan masyarakat, menguntungkan dan dapat

memelihara sumberdaya alam tersebut. Ketiga kriteria ini dapat dipenuhi bila pada

setiap ekowisata memadukan 4 komponen, yaitu ekosistem, masyarakat, budaya,

dan ekonomi.

Damanik dan Weber (2006) dalam pengelolaan ekowisata, identifikasi

fasilitas dan infrastruktur yang tersedia harus sejelas mungkin. Berikut beberapa

kriteria pemilihan atraksi wisata :

Tabel 1 Kriteria Ekowisata

KRITERIA UTAMA KRITERIA TAMBAHAN

Atraksi alam - Keajaiban dan keindahan

alam (topografi) *

- Keragaman flora*

- Keragaman fauna*

- Kemudahan untuk mengamati kehidupan satwa liar*

- Ketersediaan informasi yang

akurat tentang vegetasi

- Ketersediaan ekosistem yang belum terjamah manusia

Aksesbilitas - Tidak terlalu jauh dari

bandara atau pelabuhan laut

- Durasi dan kenyamanan perjalanan cukup memadai

Atraksi Penunjang

- Ketersediaan atraksi alam lain di kawasan ekowisata

Atraksi Budaya

- Tempat warisan atau peninggalan sejarah

- Kebudayaan lokal

Page 25: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

25

- Kesempatan untuk berenang (air terjun, danau, pantai)

- Keunikan objek

- Peluang untuk lintas alam

(trekking, rafting, snorkeling, dll)

- Objek megalitik

- Suhu dan kelembapan

udara yang nyaman

- Curah hujan yang normal

Akomodasi - Ketersediaan atau

kemungkinan pengembangan akomodasi yang memenuhi standar higienis

- Ketersediaan menu makanan yang praktis dan higienis

Prasyarat Dasar

- Jaminan keamanan wisatawan

- Ketersediaan bantuan dan perawatan medis *Kriteria mutlak

Sumber : Steck et al (2006), dengan beberapa modifikasi dalam Damanik

dan Weber (2009)

Page 26: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

26

3. METODOLOGI PENELITIAN SKRIPSI

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kawasan muara Sungai Bajulmati, Desa

Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada bulan Mei

2015 yang terbagi menjadi tiga tahap.

Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Page 27: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

27

Tabel 2 Alat Penelitian

No. Alat Keterangan Fungsi

1. Kamera Digital Canon Dokumentasi

2. GPS (Global Positioning System)

Garmin map 6OCSx

Untuk menentukan koordinat stasiun yang akan diamati

3. Kalkulator Casio Untuk perhitungan mangrove

4. Meteran Roll Meter Sebagai transek kuadran

5. Software Arc View Gis 9.3 Untuk pembuatan peta

6. Laptop VAIO Untuk mengolah data

7. Alat Tulis Pulpen dan Buku Untuk pencatatan

8. Termometer Digital DEKKO 300 TYPE K Untuk pengukuran suhu perairan

9. Salinometer ATAGO PAL-06S Untuk pengukuran salinitas perairan

10. DO meter Lutron DO-5510 Untuk pengukuran DO perairan

11. pH meter pHTestr 30 Untuk pengukuran pH perairan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3 Bahan Penelitian

No. Bahan Keterangan Fungsi

1. Citra Satelit GoogleEarthTM

Sumber data dari satelit GeoEye-1

Sebagai peta lokasi stasiun penelitian

2. Peta Rupa Bumi Muara Sungai Bajulmati

Diolah dengan Arc Gis 9.3

Peta lokasi stasiun penelitian

3. Aquadest Sebagai bahan untuk

kalibrasi

Page 28: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

28

3.3 Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka pemikiran daripenelitian yang akan dilakukan kali ini

adalah:

3.4 Jenis Pengumpulan Data

Pengambilan data pada penelitian ini akan dilakukan dengan mengambil dua

macam data, yaitu data primer dan data sekunder, dimana data primer

Gambar 2 Kerangka Pemikiran

Kawasan Muara

Sungai Bajulmati

Kondisi Biologi

Observasi dan

Perhitungan

Vegetasi Mangrove

(kerapatan, diameter,

dominansi)

Biota

Mangrove

Kondisi

Kimia

Pengukuran

Suhu,

Salinitas, DO,

pH

Kondisi

Fisik

Perolehan

Data dari

Instansi dan

Lembaga

Terkait

Geografi,

Demografi,

Topografi,

Akesbilitas,

Infrastruktur

Kondisi

Sosial

Wawancara

Masyarakat,

Stakeholder,

Wisatawan

Analisis SWOTdan Perhitungan Daya

Dukung

Strategi Pengelolaan Kawasan

Ekowisata secara Berkelanjutan

Page 29: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

29

pengumpulannya dilakukan dengan mencatat hasil observasi,wawancara, dan

dokumentasi, sedangkan data sekunder didapat dari literatur penunjang.

3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan mengadakan observasi

langsung terhadap gejala objek yang diselidiki, baik dalam situasi yang sebenarnya

maupun dalam situasi buatan yang khusus diadakan (Surakhmad, 1985). Adapun

dalam penelitian ini data-data primer yang akan diambil adalah sebagai berikut:

1. Kondisi Fisik

Kondisi fisik merupakan kondisi yang ada di wilayah tersebut. Kondisi ini

meliputi ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan

ekowisata di daerah tersebut. Data ini akan diperoleh dengan metode

observasi langsung di lapangan.

2. Faktor Kimia

Faktor kimia merupakan faktor yang memengaruhi ekosistem mangrove yang

ada di wilayah tersebut. Faktor kimia dalam penelitian ini meliputi beberapa

parameter lingkungan. Yaitu suhu, salinitas, DO, dan pH perairan. Data-data ini

diperoleh menggunakan alat dari masing-masing parameter.

3. Faktor Sosial

Faktor sosial dalam penelitian ini meliputi tiga komponen dalam pengelolaan

ekowisata, yaitu masyarakat, stakeholder, dan wisatawan. Data-data ini akan

diperoleh dengan metode wawancara, adapun daftar pertanyaan yang akan

digunakan dalam wawancara terlampir dalam lembar lampiran. Data-data yang

akan diperoleh terkait dengan faktor ini meliputi identitas responden, dan

pemahaman serta persepsi responden tentang ekowisata. Pengambilan jumlah

sampel dilakukan menggunakan rumus Slovin menurut Kusmayadi dan Endar

(2000) dalam Wiharyanto (2010), sebagai berikut:

n =N

1 + N(e)2

n = Besarnya sampel

N = Ukuran populasi

e = Nilai kritis/batas ketelitian (20% = 0,2)

Page 30: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

30

Adapun perhitungan untuk mengambil data jumlah responden menggunakan

rumus ini terlampir dalam lembar lampiran. Untuk menggunakan rumus ini,

pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas toleransi

kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil toleransi

kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya,

penelitian dengan batas kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%.

Penelitian dengan batas kesalahan 2% memiliki tingkat akurasi 98%. Dengan

jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar

jumlah sampel yang dibutuhkan. (Sevilla, 2007)

4. Faktor Biologi

Faktor biologi merupakan faktor yang menggambarkan keadaan ekosistem

mangrove di wilayah tersebut. Faktor biologi dalam penelitian ini meliputi data

tentang vegetasi mangrove (kerapatan, tinggi, dominansi vegetasi, dan

diameter mangrove) dan biota-biota yang ada dalam ekosistem mangrove

tersebut. Data-data dari faktor biologi dalam penelitian ini diperoleh dengan

metode observasi langsung di lapangan menggunakan alat dan bahan yang

sesuai. Adapun alat dan bahan dari pengambilan data ini terlampir di tabel alat

dan bahan.

5. Faktor Lainnya

Faktor lain yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang

menjadi pendukung tentang pengelolaan ekowisata di wilayah Muara Sungai

Bajulmati. Faktor lain dalam penelitian ini meliputi isu-isu yang berkembang di

wilayah tersebut dan kebijakan pengelolaan yang sudah berjalan di wilayah

tersebut. Data dari faktor ini diperoleh dengan metode wawancara kepada

beberapa responden, di antaranya ialah masyarakat sekitar dan lembaga

terkait di sekitar lokasi.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan

dilaporkan oleh orang di luar dari penyelidik sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu

sesungguhnya adalah data asli. Sumber sekunder berisi data dari tangan ke dua

atau tangan ke sekian, yang bagi penyelidik tidak mungkin berisi data yang seasli

Page 31: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

31

data primer (Surakhmad, 1985). Adapun dalam penelitian ini data-data sekunder

yang akan diambil adalah sebagai berikut:

1. Faktor Fisik

Faktor fisik dalam merupakan salah satu faktor yang memengaruhi

pengelolaan dan perkembangan ekowisata. Faktor fisik dalam penelitian ini

meliputi geografi, topografi, demografi, dan aksesbilitas. Data-data ini diperoleh

dengan metode pengkolektifan data dari instansi-instansi terkait.

2. Faktor Biologi

Selain perolehan data tentang faktor biologi dalam pengambilan data primer,

perlu dilakukan semacam pencocokan dari data-data yang didapatkan di

lapangan terhadap literatur-literatur terkait. Data sekunder tentang faktor

biologi dalam penelitian ini diperoleh dari pustaka-pustaka terdahulu.

Secara rinci, perbedaan antara data primer dan data sekunder dalam

penelitian ini disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4 Jenis dan Komposisi Data

No. Kelompok Jenis Data

Aspek-aspek Jenis Data

Primer Sekunder

1. Faktor Fisik

Geografi √

Topografi √

Demografi √

Aksesbilitas √

Kondisi Fisik √

2. Faktor Kimia Parameter Lingkungan (Suhu, Salinitas, DO, pH)

3. Faktor Sosial

Masyarakat

Identitas (Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan)

Persepsi, Pemahaman, dan Harapan

Page 32: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

32

Stakeholder

Identitas (Umur, Instansi, Jabatan, Pendidikan)

Persepsi, Pemahaman, dan Harapan

Wisatawan

Identitas (Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Daerah Asal)

Persepsi, Pemahaman, dan Keinginan √

4. Faktor Biologi

Vegetas Mangrove (Kerapatan, Tinggi, Dominansi Vegetasi, dan Diameter)

√ √

Biota Mangrove √ √

5. Faktor Lainnya

Isu-isu yang Berkembang

Kebijakan Pengelolaan √

3.5 Metode Pengambilan Data

3.5.1 Penentuan Lokasi Pengamatan Ekosistem Mangrove

Penentuan stasiun sampling menggunakan metode Purposive Sampling.

Lokasi yang ditentukan untuk pengamatan vegetasi mangrove harus dapat mewakili

setiap zona mangrove yang terdapat di wilayah kajian (Bengen, 2011). Data

vegetasi mangrove yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Penentuan

lokasi stasiun pengamatan di kawasan Muara Sungai Bajulmati dilakukan dengan

menentukan lokasi ekosistem mangrove yang banyak didatangi oleh pengunjung.

Menentukan lokasi ekosistem mangrove yang alami dan tidak didatangi oleh

pengunjung karena lokasi tersebut daerah konservasi. Penentuan lokasi stasiun

pengamatan di Muara Sungai Bajulmati juga mempertimbangkan lokasi ekosistem

mangrove yang dekat dengan pemukiman, bangunan masyarakat lokal, dan juga

bangunan industri.

3.5.2 Metode Pengamatan Ekosistem Mangrove

Menurut Romimohtarto dan Juwana (1999) pengambilan sampel dilakukan

dalam transek quadran 10x10 m, 5x5 m, dan 1x1 m. Untuk pohon berdiameter >10

cm diambil dari transek yang berukuran 10x10 m. Untuk belta berdiameter 2-10 cm

Page 33: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

33

diambil dari transek yang berukuran 5x5 m. Untuk semai berukuran <2 cm diambil

dari transek yang berukuran 1x1 m. Seperti pada gambar berikut:

Adapun data yang akan diambil adalah:

1. Kerapatan

Kerapatan vegetasi merupakan salah satu cara melihat seberapa

rapat suatu jenis vegetasi di suatu tempat. Data yang didapatkan diolah dan

dianalisis secara matematis menurut Bengen (2000) dalam Wiharyanto

(2010) dengan rumus:

Kerapatan Jenis (ind/ha) : Jumlah tegakan jenis I dalam setiap hektar:

Di = ni

𝐴x 10.000m2

Di = Kerapatan jenis I

ni = Jumlah total tegakan dari jenis I

A = Luas total area pengambilan sampel (m2)

2. Basal Area

Basal area merupakan luas proyeksi dari tumbuhan pada permukaan

tanah. Di mana nilai dipengaruhi oleh diameter batang pohon, semakin besar

diameter batang pohon maka semakin besar pula nilai basal area. Adapun

10x10 5x5 1x1 P

e

r

a

i

a

r

a

n Gambar 3 Transek Kuadran

Page 34: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

34

rumus perhitungan basal area menurut Snedaker dan Snedaker (1984)

adalah sebagai berikut:

Basal Area =π Diameter suatu jenis 2

4

3. Dominansi

Menurut Odum (1971) dalam Patang (2012), nilai dominansi

menyatakan suatu jenis tumbuhan utama yang mempengaruhi dan

melaksanakan kontrol terhadap komunitas dengan cara memperbanyak

jumlah jenis, besarnya ukuran, maupun pertumbuhan yang dominan. Adapun

rumus untuk mencari nilai dominansi menurut Snedaker dan Snedaker

(1984) adalah sebagai berikut:

Di =∑BA

A

Di = Dominansi (m2/Ha)

∑BA = Jumlah Basal Area jenis i (m2)

A = Luas plot (m2)

Adapun rumus untuk mencari nilai dominansi relatif ialah sebagai berikut:

RDi =Di

∑D x 100%

RDi = Dominansi Relatif Jenis

Di = Dominansi

∑D = Dominansi seluruh jenis

3.5.3 Metode Pengambilan Data Persepsi Masyarakat

Data diperoleh secara langsung di lokasi penelitian melalui wawancara secara

terstruktur dengan responden melalui kuesioner dengan jumlah responden sebanyak

24 orang. Metode pengambilan data yang digunakan adalah purposive samplilng,

yaitu metode pengambilan sampel yang tidak secara acak melainkan dengan

berdasarkan pertimbangan tertentu dan sengaja. Pertimbangannya adalah bahwa

responden harus bersifat spesifik, sehingga penentuannya harus dilakukan secara

sengaja (purposive). Dalam hal ini yang menjadi pertimbangan adalah responden

Page 35: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

35

(masyarakat) yang memanfaatkan ekosistem mangrove dan bersedia untuk

diwawancarai. Data yang dikumpulkan meliputi:

1. Data identitas responden (umur, pendidikan terakhir, pekerjaan)

2. Data persepsi masyarakat tentang mangrove dan ekowisata

3. Kegiatan pemanfaatan mangrove di lokasi penelitian

4. Keterlibatan masyarakat

Masyarakat lokal, terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan ekowisata

tersebut, menjadi salah satu yang berperan penting dalam kegiatan ekowisata,

karena masyarakat yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus

menentukan kualitas produk dari wisata di kawasan tersebut. Kesenian budaya yang

menjadi salah satu daya tarik wisata juga menjadi tujuan para wisatawan. Oleh

karena itu, dalam pengelolaan dan pengembangan suatu kawasan ekowisata,

masyarakat lokal menjadi salah satu komponen paling penting.

3.5.4 Metode Pengambilan Data Persepsi Pengunjung

Data diperoleh secara langsung di lokasi penelitian melalui wawancara secara

terstruktur dengan responden melalui kuesioner dengan jumlah responden sebanyak

23 orang. Metode pengambilan data yang digunakan adalah purposive samplilng,

yaitu metode pengambilan sampel yang tidak secara acak melainkan dengan

berdasarkan pertimbangan tertentu dan sengaja. Pertimbangannya adalah bahwa

responden harus bersifat spesifik, sehingga penentuannya harus dilakukan secara

sengaja (purposive). Dalam hal ini yang menjadi pertimbangan adalah responden

(pengunjung) yang berusia berkisar antara 18-40 tahun. Hal ini dimaksudkan agar

pengunjung dapat mudah mengerti maksud dari partanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan. Data yang dikumpulkan meliputi:

1. Data identitas responden (umur, pendidikan terakhir, pekerjaan)

2. Data persepsi pengunjung tentang mangrove dan ekowisata

3. Kondisi kawasan ekowisata

4. Kesan dari atraksi ekowisata

3.5.5 Metode Pengambilan Data Persepsi Pengelola

Data diperoleh secara langsung di lokasi penelitian melalui wawancara secara

terstruktur dengan responden melalui kuesioner dengan jumlah responden sebanyak

Page 36: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

36

9 orang. Metode pengambilan data yang digunakan adalah purposive samplilng,

yaitu metode pengambilan sampel yang tidak secara acak melainkan dengan

berdasarkan pertimbangan tertentu dan sengaja. Pertimbangannya adalah bahwa

responden harus bersifat spesifik, sehingga penentuannya harus dilakukan secara

sengaja (purposive). Dalam hal ini yang menjadi pertimbangan adalah responden

(pengelola) yang lebih lama mengelola kawasan ekosistem mangrove dan bersedia

untuk diwawancarai. Hal ini dimaksudkan agar responden dapat lebih mengerti akan

keadaan tentang lokasi penelitian. Data yang dikumpulkan meliputi:

1. Data identitas responden (umur, pendidikan terakhir, pekerjaan)

2. Data persepsi pengelola tentang mangrove dan ekowisata

3. Kegiatan pengelolaan mangrove di lokasi penelitian

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Identifikasi dan Kelayakan Potensi

Analisis ini merupakan serangkaian identifikasi yang meliputi potensi dari

aktivitas yang ada, kemudian SDM (Sumberdaya Manusia) pengelola, fasilitas

penunjang, sosial ekonomi, dan budaya masyarakat setempat. Pengambilan

datanya dilakukan dengan observasi dan wawancara. Seperti pengambilan data

aktivitas ekowisata, yang menjadi bahan untuk diidentifikasi adalah ekosistem

mangrove di kawasan muara Sungai Bajulmati, dimana data didapatkan melalui dari

lieratur dan lapang. Data seperti potensi SDM, sosial ekonomi, dan sosial budaya

didapatkan melalui literatur dan wawancara. Selain itu, analisis ini juga memadukan

antara teori yang dikemukakan oleh Dammanik dan Weber (2006) tentang kriteria

ekowisata dengan kondisi yang ada di lapangan.

3.6.2 Analisis Daya Dukung Kawasan

Analisis daya dukung kawasan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan

suatu kawasan ekowisata mangrove dapat menerima sejumlah wisatawan.Daya

dukung dapat diartikan sebagai intensitas penggunaan maksimum terhadap

sumberdaya alam yang berlangsung secara terus menerus tanpa merusak alam.

Perhitungan DDK dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut (Yulianda, 2007) :

DDK = K x Lp

Lt x

Wp

Wt

Page 37: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

37

Keterangan :

DDK : Daya Dukung Kawasan

K : Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area

Lp : Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan

Lt : Unit area untuk kategori tertentu

Wt : Waktu yang disediakan oleh pengelola

Wp : Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung

3.6.3 Analisis Perencanaan Strategi Pengelolaan

Dalam penelitian ini tujuan utama dari perencanaan pengelolaan yang

strategis adalah agar pengelola dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal

dan eksternal, sehingga pengelola dapat mengantisipasi perubahan yang terjadi,baik

itu ekologi maupun non-ekologi. Maka dari itu perencanaan strategis didapat dari

analisis SWOT untuk memperoleh rumusan dari produk jasa yang sesuai dengan

keinginan pengunjung dengan dukungan optimal dari sumberdaya yang ada, yaitu

membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor

internal kekuatan dan kelemahan. Faktor internal disusun menjadi matriks yang

disebut matriks faktor strategi internal atau IFAS (Internal Strategic Factor Analisis

Summary). Faktor eksternal disusun menjadi matriks yang disebut matriks faktor

strategi eksternal EFAS (Eksternal Strategic Factor Analisis Summary). Setelah

matriks IFAS dan EFAS selesai disusun, kemudian hasilnya disusun dalam model

kuantitatif, yaitu matriks SWOT untuk merumuskan strategi pengelolaan

perusahaan. Adapun tabel IFAS dan EFAS menurut Fredi Rangkuti (2004) dalam

Wiharyanto (2010) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5 Matriks IFAS

IFAS Nilai Bobot Skor Keterangan

Kekuatan X X X

Kelemahan X X X

Jumlah X X X

Page 38: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

38

Tabel 6 Matriks EFAS

EFAS Nilai Bobot Skor Keterangan

Peluang X X X

Ancaman X X X

Jumlah X X X

Kemudian setelah menyusun matriks IFAS dan EFAS, hal yang dilakukan

untuk dapat menyusun faktor-faktor strategi pengelolaan adalah menyusun matriks

SWOT. Matriks ini dapat menghasilkan 4 pasang kemungkinan alternatif strategis.

Komponen matriks SWOT dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7 Matriks Analisis SWOT

Internal-External Strength (S) Weakness (W)

Opportunities (O) SO WO

Threat (T) ST WT

Sumber: (Rangkuti (2004) dalam Wiharyanto, 2010)

Alternatif strategi yang diperoleh dari matriks tersebut adalah :

Strategi SO : Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mendapatkan peluang

yang sudah ada.

Strategi ST : Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.

Strategi WO : Berusaha mendapatkan keuntungan dan kesempatan yang ada

dengan mengatasi kelemahan yang ada.

Strategi WT : Berusaha meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

Page 39: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak dan Luas

Menurut data dari website Pemkab Malang (2015), secara geografis

Gajahrejo terletak pada posisi 7°21′-7°31′ Lintang Selatan dan 110°10′-111°40′ Bujur

Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 156

m di atas permukaan air laut. Berdasarkan data BPS kabupaten Malang tahun 2004,

selama tahun 2004 curah hujan di Desa Gajahrejo rata-rata mencapai 2.400 mm.

Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai 405,04 mm

yang merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu 2013-2019. Secara

administratif, Desa Gajahrejo terletak di wilayah Kecamatan Gedangan Kabupaten

Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah Utara

berbatasan dengan Gedangan Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sindurejo

Di sisi Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, sedangkan di sisi timur

berbatasan dengan desa Sidodadi.

Jarak tempuh Desa Gajahrejo ke ibu kota kecamatan adalah 7 km, yang

dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota

kabupaten adalah 29 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 1,5 jam.

Ekowisata di Muara Sungai Bajulmati berada di kawasan Desa Gajahrejo,

Kecamatan Gedangan. Bermula dari kesadaran beberapa warga akan pentingnya

ekosistem mangrove sebagai penyangga ekosistem. Maka seiring berjalannya

waktu, kesadaran dan kepedulian tersebut berkembang menjadi ekowisata. Konsep

ekowisata selain menjaga kelestarian mangrove, terdapat juga perhatian pada

pendidikan bagi masyarakat setempat khususnya anak-anak dan pengunjung

tentang pentingnya ekosistem mangrove serta pelatihan penanaman, dan juga

pengelolaan ekosistem tersebut.

4.1.2 Luas Total Area Mangrove

Luas total mangrove yang berada di kawasan ekowisata sepanjang sungai

Bajulmati hingga muara Sungai Bajulmati adalah ± 3,3 ha. Luas total mangrove yang

Page 40: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

40

berkondisi buruk di kawasan ekowisata ini adalah ± 1,8 ha, sedangkan luas total

mangrove yang berkondisi buruk di kawasan ekowisata ini adalah ± 0,9 ha.

Mangrove yang berkondisi buruk dalam penelitian ini maksudnya adalah mangrove

yang mempunyai kerapatan yang rendah di antara titik lokasi lain. Luasan ini diukur

menggunakan citra satelit dengan Google Earth. Untuk dapat lebih jelasnya, luasan

total mangrove di kawasan ekowisata ini dapat dilihat di gambar berikut:

Gambar 4 Total Luasan Mangrove

Jika dinilai dari pengamatan langsung di lapang, pengambilan data secara

wawancara, dan dilihat dari gambar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ± 0,9 ha

luas mangrove yang berkondisi buruk (dalam garis merah) diakibatkan oleh

dekatnya ekosistem mangrove dengan pemukiman serta aktivitas manusia lebih

tinggi dibandingkan titik lokasi mangrove yang lainnya.

Page 41: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

41

4.1.3 Batas Zona Pemanfaatan Ekosistem Mangrove

Ekowisata mangrove yang berada di kawasan muara Sungai Bajulmati

secara administrasi berada di Desa Gajahrejo, Kabupaten Malang Selatan. Kawasan

ekowisata ini secara geografis dan administratif berbatasan dengan Desa Umbulrejo

di sebelah utara, lalu berbatasan dengan Desa Sitiarjo di sebelah timur. Kawasan

ekowisata ini juga berbatasan dengan perkebunan milik warga Desa Gajahrejo.

Untuk lebih jelasnya, batas dari zona kawasan ekowisata ini dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 5 Batas Zona Ekowisata Mangrove

4.1.4 Aksesbilitas

Akesesbilitas merupakan salah satu kunci utama yang akan mendukung

keberhasilan pengembangan pada suatu wilayah, karena merupakan instrumen

penghubung antara wilayah pengembangan dengan daerah luar. Perjalanan dari

kota Malang menuju ekowisata mangrove Muara Sungai Bajulmati berjarak sekitar

Page 42: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

42

kurang lebih 74 km. Rute jalan menuju kawasan Muara Sungai Bajulmati saat ini

mudah untuk diakses, baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.

Akan tetapi di sepanjang jalan dari pertigaan Sendang Biru menuju Muara Sungai

Bajulmati sedang terjadi perbaikan jalan yang menyebabkan jalan rusak, walaupun

demikian rute tersebut masih dapat diakses oleh pengunjung.

4.1.5 Kondisi Geofisik

Menurut data dari Pemerintah Kabupaten Malang (2015), wilayah Desa

Gedangan secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah liat yang

sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Secara prosentase

kesuburan tanah Desa Gedangan terpetakan sebagai berikut: sangat subur 20 %,

subur 25 %, sedang 10 %, tidak subur/ kritis 40 %. Berdasarkan data yang masuk,

tanaman palawija seperti kedelai, kacang tanah, kacang panjang, jagung, dan ubi

kayu, ubi jalar, serta tanaman buah pisang dan kelapa mampu menjadi sumber

pemasukan (income) yang cukup bagi penduduk. Untuk tanaman perkebunan, jenis

tanaman tebu merupakan tanaman handalan.

Masih menurut data dari Pemerintah Kabupaten Malang (2015), jenis tanah

liat yang cenderung labil di Desa Gedangan ini menjadi kurang bagus sebagai lahan

pemukiman dan jalan karenanya banyak pemukiman warga yang mudah rusak .

Sedangkan keberadaan testur tanah hitam yang lembek dan bergerak juga

mengakibatkan jalan-jalan cepat rusak. Karenannya, pilihan teknologi untuk

membangun jalan dari bahan-bahan yang relatif bertahan lama menjadi pilihan

utama.

4.2 Profil Pengelola

Ekowisata yang berada di kawasan muara Sungai Bajulmati dikelola oleh

lembaga independen masyarakat setempat yang sudah mempunyai badan hukum

sendiri, lembaga ini bernama Lembaga Harapan Bajulmati. Lembaga ini terbentuk

pada sekitar tahun 2001, awalnya lembaga ini hanya berfokus pada kegiatan

pendidikan. Tetapi seiring berjalannya waktu, lembaga ini memperluas fokusnya

pada beberapa bidang, diantaranya kewirausahaan dan konservasi lingkungan. Dari

sinilah kawasan muara Sungai Bajulmati dijadikan kawasan ekowisata yang dikelola

Page 43: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

43

oleh lembaga ini. Adapun anggota Lembaga Harapan Bajulmati adalah sebagai

berikut:

Tabel 8 Daftar Nama Pengurus Lembaga Harapan Bajulmati

No. Nama Jabatan

1. Sohibul Izhar Ketua

2. Mahbub Sekretaris & Bendahara

3. Sriyanto Ketua Bid. Pendidikan

4. Siswono Ketua Bid. Sarana dan Prasarana

5. Saidi Ketua Bid. Konservasi Lingkungan

6. Ponidi Ketua Bid. Kewirausahaan

7. Daslan Anggota

8. Sutik Anggota

9. Hasan Anggota

10. Marwan Anggota

11. Junaedi Anggota

12. Darmono Anggota

13. Kuncoro Anggota

14. Sulistyaman Anggota

15. Dedi Anggota

4.3 Kondisi Sosial

Penentuan jumlah responden ditentukan menurut hasil dari perhitungan

rumus Slovin, berikut adalah hasil perhitungan dari rumus Slovin:

1. Masyarakat

Page 44: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

44

Total warga = 512 orang

Jumlah responden menurut rumus slovin= 24 orang

2. Pengunjung

Total pengunjung= 278 orang

Jumlah responden menurutrumus slovin= 25 orang

3. Pengelola

Total jumlah pengelola= 15 orang

Jumlah responden menurut rumus slovin= 9 orang

4.3.1 Karakteristik Masyarakat

Masyarakat yang diwawancarai adalah masyarakat yang bermukim di Desa

Gajahrejo. Jumlah responden menurut perhitungan rumus slovin adalah sebanyak

24 orang, terdiri dari 15 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Sebagian besar usia

masyarakat Desa Gajahrejo berkisar antara 20-55 tahun dengan presentase 57%,

kisaran usia 15-20 tahun dengan presentase 14%, kisaran usia <10 tahun dengan

presentase 13%, kisaran usia 10-15 tahun dengan presentase 10%, dan kisaran

usia >55 tahun dengan presentase 6%. Hal ini menunjukkan bahwa usia mayoritas

masyarakat di sekitar kawasan ekowisata Muara Sungai Bajulmati berada di dalam

produktif, hal ini dapat berdampak positif bagi pengembangan pengelolaan

ekowisata jika disertai dengan kualitas SDM yang tinggi.

Page 45: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

45

Gambar 6 Karakteristik Usia Masyarakat

Secara umum pendidikan masyarakat Desa Gajahrejo tergolong rendah,

karena hanya ada 5 orang yang mencapai tingkat pendidikan di perguruan tinggi

dengan presentase 1%, lalu sekitar 31 orang yang mencapai tingkat pendidikan di

SLTA dengan presentase 6%, kemudian sekitar 101 orang yang mencapai tingkat

pendidikan SLTP dengan presentase 20%, lalu sekitar sekitar 286 orang yang

mencapai tingkat pendidikan SD dengan presentase 56%, dan yang tidak/belum

bersekolah dengan jumlah 89 orang dengan presentase 17%. Hal ini menunjukkan

salah satu kelemahan dari pengelola ekowisata Muara Sungai Bajulmati, yaitu

rendahnya taraf pendidikan masyarakat yang menjadi pilar utama dari konsep

ekowisata.

13%

10%

14%

57%

6%

Karakteristik Usia Masyarakat

<10

10-17

18-45

45-60

>60

Page 46: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

46

Gambar 7 Karakteristik Pendidikan Masyarakat

4.3.2 Pemahaman dan Persepsi Masyarakat

Pemahaman masyarakat Desa Gajahrejo tentang ekosistem mangrove

masih terbilang cukup rendah, sebab hanya sebagian masyarakat yang mengetahui

tentang fungsi dari ekosistem mangrove. Sebelum tahun 1998, mangrove di

kawasan Muara Sungai Bajulmati dimanfaatkan sebagai alih lahan menjadi tambak,

namun sekitar tahun 2000 ada beberapa masyarakat yang mengetahui dan

menunjukkan kepeduliannya akan ekosistem mangrove. Setelah tahun 2000,

pemanfaatan mangrove di kawasan Muara Sungai Bajulmati hanya sebatas

penebangan untuk kayu bakar atau bahan bangunan. Walaupun demikian,

mayoritas masyarakat Desa Gajahrejo mengatakan bahwa kondisi ekosistem

mangrove di kawasan Muara Sungai Bajulmati dalam kondisi baik, hanya saja

keadaan perairan yang jika musim hujan tiba sering terjadi penumpukan sampah.

1%

6%

20%

56%

17%

Karakteristik Pendidikan Masyarakat

Perguruan Tinggi

SLTA

SLTP

SD

Tidak/Belum sekolah

Page 47: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

47

Gambar 8 Persepsi Masyarakat tentang Ekowisata

Pemahaman masyarakat Desa Gajahrejo mengenai konsep ekowisata juga

masih terbilang rendah, sebab hanya sebagian masyarakat yang mengetahui

konsep ekowisata. Hal-hal seperti ini disebabkan rendahnya tingkat pendidikan

masyarakat Desa Gajahrejo dan juga tidak adanya sosialisasi atau pemberian

informasi secara konsisten kepada seluruh masyarakat oleh pemerintah atau

stakeholder. Jika di sekitar kawasan estuari Desa Gajahrejo akan dikembangkan

menjadi kawasan ekowisata yang berkelanjutan, maka sangat diperlukan adanya

sosialisasi yang kontinyu mengenai konservasi mangrove yang selanjutnya

berkembang menjadi konsep ekowisata. Selain itu, sosialisasi ini berguna juga agar

masyarakat lebih bijak dalam pemanfaatan mangrove, dan juga dapat

mengantisipasi faktor-faktor eksternal maupun internal yang dapat membahayakan

kawasan estuari pada umumnya dan ekosistem mangrove khususnya.

4.3.3 Karakteristik Usia Pengunjung

Jumlah responden menurut rumus slovin adalah sebanyak 28 orang, terdiri

dari 17 laki-laki dan perempuan. Sebagian besar usia pengunjung berkisar antara

20-30 tahun dengan presentase sebesar 70%, kemudian yang berusia di bawah 20

11%

25%

64%

Persepsi Masyarakat tentang Ekowisata

Baik

Sedang

Buruk

Page 48: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

48

tahun sebesar 15%, lalu yang berusia antara 31-40 tahun sebesar 10%, dan yang

berusia >40 tahun sebesar 5%.

Gambar 9 Karakteristik Usia Pengunjung

4.3.4 Karakteristik Profesi Pengunjung

Pengunjung yang diwawancarai adalah pengunjung yang berusia 18-40

tahun, hal ini dimaksudkan agar pengunjung mampu menjelaskan pertanyaan-

pertanyaan dalam pengambilan data secara wawancara. Jumlah responden yang

diwawancarai adalah 70% dari responden pengunjung sebelumnya, yaitu 20 orang.

Sebagian besar profesi pengunjung adalah mahasiswa/pelajar dengan presentase

60%, kemudian yang tidak bekerja sebesar 20%, selanjutnya yang berprofesi di

bidang swasta sebesar 15%, lalu yang berprofesi sebagai tenaga pengajar

sebanyak 5%.

15%

70%

10%

5%

Karakteristik Usia Pengunjung

<20 tahun

20 - 30 tahun

31 - 40 tahun

>40 tahun

Page 49: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

49

Gambar 10 Karakteristik Profesi Pengunjung

4.3.5 Pemahaman dan Persepsi Pengunjung

Keberadaan pengunjung merupakan salah satu tujuan dan parameter dari

keberhasilan suatu kawasan ekowisata. Namun jika pemahaman pengunjung

tentang daerah konsep ekowisata yang syarat akan konservasi minim, hal ini justru

menimbulkan dampak buruk bagi ekosistem mangrove itu sendiri. Akan tetapi

pemahaman pengunjung tentang konservasi ekosistem mangrove sudah sangat

baik, ini ditunjukkan dengan kesadaran mereka untuk tidak melakukan hal-hal yang

dinilai dapat berakibat buruk pada ekosistem mangrove, seperti tidak menginjak

propagul yang baru ditanam dan tidak membuang sampah sembarangan. Jumlah

responden yang diambil untuk menentukan pemahaman dan persepsi pengunjung

berjumlah sebanyak 20 orang, dengan kisaran usia dari 20-30 tahun, hal ini

dimaksudkan agar responden mampu menangkap dan mengerti pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan dalam proses pengambilan data.

60%15%

5%

20%

Karakteristik Profesi Pengunjung

Mahasiswa/pelajar

Swasta

Tenaga pengajar

Tidak bekerja

Page 50: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

50

Gambar 11 Persepsi Pengunjung tentang Ekowisata

Pemahaman pengunjung mengenai konsep ekowisata sudah baik, mayoritas

dari pengunjung yang diwawancarai mampu menjelaskan konsep ekowisata

walaupun hanya secara umum dan sederhana. Ini merupakan nilai tambah tersendiri

bagi kawasan ekowisata di Muara Sungai Bajulmati, karena dengan adanya hal ini

pengunjung mampu dan mengerti aturan ketika berada di dalam kawasan ekowisata

walaupun belum adanya peraturan tertulis dari pengelola. Walaupun demikian, jika

pengembangan ekowisata di kawasan Muara Sungai Bajulmati dijalankan dengan

sistem berkelanjutan, maka panduan atau pearturan-peraturan tertulis sangat perlu

diberlakukan di kawasan ekowisata Muara Sungai Bajulmati demi mengantisipasi

adanya pengunjung-pengunjung yang minim informasi tentang konsep konservasi

ekosistem mangrove dan konsep ekowisata.

4.4 Isu-Isu Sosial yang Berkembang

Dalam pengembangan kawasan Ekowisata Muara Sungai Bajulmati, ada

beberapa isu sosial yang berkembang. Jika isu-isu ini dibiarkan tumbuh atau

setidaknya tidak dihadapi dengan pertimbangan yang matang maka akan berpotensi

konflik dalam jangka panjang, adapun isu yang dimaksud adalah status kepemilikan

lahan. Sepanjang jalan dari Kecamatan Sumbermanjing Wetan hingga Kecamatan

72%

17%

11%

Persepsi Pengunjung tentang Ekowisata

Baik

Sedang

Buruk

Page 51: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

51

Gedangan, mayoritas kepemilikan lahan menjadi milik Perhutani, hingga melewati

beberapa objek wisata pantai yang berada di sana, seperti Pantai Goa Cina, Pantai

Bengkung, Pantai Watu Leter, Pantai Bajulmati, dan Pantai-pantai sepanjang Jalur

Lintas Selatan.

Akan tetapi, sepanjang proses migrasi masyarakat luar menuju wilayah

sekitar kawasan pantai ini, telah terjadi pemanfaatan lahan menjadi objek wisata,

yang mana jika dilihat dari segi hukum maka hal tersebut adalah ilegal. Hal ini dipicu

oleh rendahnya taraf ekonomi masyarakat, kesadaran masyarakat akan potensi

wisata, dan juga lahan yang tidak dikelola oleh Perhutani. Hal ini tentu akan

menimbulkan konflik berkepanjangan jika dibiarkan, akan tetapi pemerintah

setempat yang sekaligus bertugas sebagai stakeholder seperti pejabat desa

bersama tokoh masyarakat dan pihak perhutani telah mengadakan musyawarah

bersama. Dari musyawarah tersebut terbentuklah suatu kesepakatan, kesepakatan

ini kemudian disebut dengan KSO (Kerjasama Standar Operasi), yaitu berupa

sistem bagi hasil antara pengelola dengan pihak pemilik lahan.

Adapun rasio dari KSO tersbut adalah 70:30, maksudnya 70% dari total

keuntungan pengelolaan objek wisata menjadi milik pemilik lahan, dan 30% lainnya

menjadi milik pengelola, pengelola di sini termasuk perangkat desa dan juga

lembaga-lembaga yang mengelola objek wisata tersebut.

4.5 Ekosistem Mangrove

4.5.1 Kondisi Fisik Lingkungan Mangrove

Parameter lingkungan diperoleh dari hasil pengamatan di lapang. Parameter

lingkungan meliputi suhu, salinitas, DO, dan pH. Berikut adalah hasil pengamatan

parameter lingkungan mangrove:

Page 52: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

52

Tabel 9 Kondisi Kualitas Lingkungan

Stasiun

Total

Kerapatan

(ind/m2)

Suhu

(ᴼC)

Salinitas

(‰)

DO

(mg/L) pH Substrat

1 97 29,2 33,46 5,31 7,33 Lumpur

2 90 29,7 33,68 5,23 7,75 Lumpur

3 47 29,6 33,54 5,25 7,46 Pasir

Baku

Mutu

Perairan

28-30 33-34 >5 7-8,5

Dari hasil pengamatan parameter lingkungan di setiap stasiun bahwa suhu, salinitas,

DO, dan pH pada ekosistem mangrove di Muara Sungai Bajulmati masih sesuai

dengan baku mutu keputusan Kementrian Lingkungan Hidup no. 51 tahun 2004

tentang baku mutu air laut. Hal ini menunjukkan bahwa kerapatan mangrove lebih

dipengaruhi oleh kondisi di lokasi masing-masing, seperti aktivitas manusia di satu

titik dengan lainnya. Aktivitas manusia itu bisa berupa pertanian dan kegiatan

perikanan seperti memancing.

Tabel 10 Jenis Tekanan dan Dampak bagi Ekosistem Mangrove

No. Tekanan Habitat Dampak Kategori

1. Penebangan liar Ekosistem

Mangrove

Berkurangnya

jumlah vegetasi

mangrove

Kecil

2.. Sampah dari

Pengunjung

Ekosistem

Mangrove

Sampah yang

dibawa oleh

pengunjung

Besar

Page 53: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

53

berupa sampah

plastik menutupi

akar nafas pada

mangrove

sehingga

menyebabkan

kerusakan pada

mangrove.

3.

Sampah dari

Masyarakat

Sekitar

Ekosistem

Mangrove

Ancaman bagi

kehidupan

vegetasi

mangrove yang

diakibatkan oleh

sampah rumah

tangga berupa

limbah cair hasil

MCK maupun

sampah-sampah

plastic.

Besar (musiman)

Jika dilihat pada tabel di atas, jenis tekanan yang paling besar terhadap ekosistem

mangrove adalah aktivitas manusia dan sampah. Aktivitas manusia di sini adalah

aktivitas pengunjung serta kegiatan masyarakat yang berada di sekitar ekowisata

mangrove, seperti perkebunan dan pertanian. Kemudian tekanan selanjutnya ialah

sampah yang melimpah ketika musim penghujan datang,sampah-sampah ini berasal

dari limbah rumah tangga serta batang-batang pohon.

4.5.2 Potensi Sumberdaya Hayati dan Non Hayati

Kawasan ekowisata Muara Sungai Bajulmati mempunyai beberapa potensi

yang mampu menjadi daya tarik bagi pengunjung. Berikut adalah potensi-potensi

tersebut:

1. Mangrove

Page 54: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

54

Pada ekosistem mangrove yang terdapat di kawasan ekowisata Muara Sungai

Bajulmati terdapat beberapa jenis mangrove, yaitu: (a) Nypa frutican, (b) Avicennia

alba, (c) Sonneratia alba, dan (d) Bruguiera gimnorrhiza. Kerapatan vegetasi

merupakan salah satu cara melihat seberapa rapat suatu jenis vegetasi di suatu

tempat. Pada kali ini data diambil dari 3 stasiun yang berbeda, stasiun 1 dengan

kordinat 8°26'35.94"S - 112°39'53.65"T, stasiun ini terletak di zona pasang surut

dekat pantai yang merupakan titik pertama dari zona ekosistem mangrove, selain itu,

zona ini dalam pemanfaatan sebagai ekowisata merupakan titik akhir dari jalur

berkano yang merupakan salah satu dari atraksi yang disediakan oleh pengelola.

Kemudian stasiun 2 dengan kordinat 8°26'35.37"S - 112°39'50.82"T, stasiun ini

merupakan zona ekosistem mangrove yang merupakan lokasi estuari, selain itu,

zona ini merupakan lahan yang disediakan pengelola ekowisata kawasan mangrove

Muara Sungai Bajulmati sebagai salah satu kegiatan dari ekowisata, yaitu

penanaman mangrove bagi para pengunjung. Lalu Stasiun 3 dengan kordinat

8°26'35.74"S - 112°39'48.18"T, stasiun ini merupakan zona yang berdekatan dengan

lahan yang dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai perkebunan, selain itu zona

ini merupakan titik awal jalur berkano bagi para pengunjung.

Dari pengamatan di lapangan, ditemukan bahwa stasiun 1 terdiri dari 2 jenis

mangrove, yaitu Avicennia alba dan Sonneratia alba dengan substrat pasir, lalu

stasiun 2 terdiri dari 3 jenis mangrove, yaitu Nypa frutican, Sonneratia alba, dan

Bruguierra gimnorrhiza dengan substrat lumpur, kemudian yang terakhir stasiun 3

terdiri dari 1 jenis mangrove yaitu Nypa frutican dengan substrat lumpur. Berikut

adalah tabel kerapatan mangrove di kawasan ekowisata mangrove Muara Sungai

Bajulmati:

Tabel 11 Nilai Kerapatan Mangrove di Setiap Stasiun

Stasiun Spesies Mangrove Jumlah

Tegakan

Kerapatan (Ind/100m2)

Pohon=10x10, Belta=5x5, Semai=1x1

Σ Kerapatan (Ind/100m2)

1 Avicennia alba Pohon=9

9 53

Page 55: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

55

Belta=11 44

Semai=0 0

Sonneratia alba

Pohon=12 12

44 Belta=8 32

Semai=0 0

2

Nypa frutican

Pohon=12 12

48 Belta=9 36

Semai=0 0

Sonneratia alba

Pohon=9 9

29 Belta=5 20

Semai=0 0

Bruguierra

gimnorrhiza

Pohon=5 5

13 Belta=2 8

Semai=0 0

3 Nypa frutican

Pohon=15 15

47 Belta=8 32

Semai=0 0

Selain kerapatan, perhitungan dan pengamatan yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah dominansi mangrove. Adapun dominansi mangrove yang

didapatkan pada ketiga stasiun penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 12 Nilai Dominansi di Setiap Stasiun

Stasiun Spesies Basal Area (cm2) Nilai Dominansi Dominansi Relatif Jenis

(%)

1 Avicennia alba 39.44 0.394 29.06

Page 56: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

56

Sonneratia alba 96.29 0.963 70.94

2

Nypa frutican 426.84 4.268 72.26

Sonneratia alba 79.66 0.797 13.49

Bruguierra

gymnorrhiza 84.18 0.842 14.25

3 Nypa frutican 2617.35 26.173 100.00

Dari hasil perhitungan pada stasiun 1 dominansi terbesar yaitu Sonneratia

alba dengan nilai dominansi sebesar 70.94%. Pada stasiun 2 dominansi terbesar

yaitu Nypa frutican dengan nilai dominansi sebesar 72.26%. Pada stasiun 3

dominansi terbesar yaitu Nypa frutican dengan nilai dominansi sebesar 100%.

Namun kelebihan dari keempat jenis mangrove tersebut bukan hanya dari nilai

kerapatan yang tinggi, melainkan dari bentuk fisik dari jenis-jenis mangrove tersebut.

Walaupun konservasi yang dilakukan oleh pengelola belum optimal, namun kondisi

asli ekosistem mangrove mempunyai keunikan tersendiri bagi kawasan tersebut.

Gambar 12 (A) Brugueira gymnorhiza dan (B) Nypa frutican

A

B

Page 57: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

57

Jika dilihat pada gambar di atas, mangrove di kawasan muara Sungai Bajulmati

mempunyai ukuran yang besar. Spesies mangrove Nypa frutican di kawasan ini

mempunyai diameter hingga 2 meter, sedangkan di kawasan lain hanya memiliki

diameter tidak lebih dari 1 meter. Mangrove seperti ini berada di sepanjang sungai

hingga muara Sungai Bajulmati, jika ukuran yang besar dari mangrove di kawasan

ini ditambah dengan kerapatan yang tinggi, maka hal ini menjadi keunikan tersendiri

bagi kawasan ekowisata Muara Sungai Bajulmati.

2. Fauna

Ekosistem mangrove bukan hanya terdiri dari flora saja, di dalamnya juga

berada habitat fauna yang menjadi satu kesatuan dengan ekosistem mangrove. Ada

dua tipe fauna di kawasan ekowisata Muara Sungai Bajulmati, yaitu fauna air dan

darat. Adapun fauna perairan yaitu kepiting biola (Uca sp), kelomang (Clibanarius

sp), ikan gelodok (Periophthalmus sp), dan berbagai jenis ikan lainnya. Kemudian

adapun fauna daratan yaitu kera (Macaca fascicularis), biawak (Varanus albigularis),

burung kuntul (Egretta sp), burung bangau (Ciconiidae sp) dan berbagai jenis

burung lainnya. Keberadaan satwa yang beragam di kawasan ini merupaka

kekhasan dari kawasan ekowisata ini sendiri, hal ini tentu menjadi daya tarik

tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan ini. Adapun nama spesies

beserta kondisi yang ada di ekosistem mangrove tersebut ada pada tabel berikut:

Tabel 13 Fauna yang Berada di Kawsan Ekowisata Muara Sungai Bajulmati

No.

Nama Biota/Spesies

Nama Lokal

Referensi

1. Uca sp Kepiting Biola

zipcodezoo.com/index.php/uca_sp

2. Clibanarius sp Keong Bakau / Kelomang

zipcodezoo.com/index.php/clibanarius_sp

3. Periophthalmus sp

Ikan Gelodok

fishbase.org/index.php/periopthalmus_sp

4. Macaca fascicularis

Kera zipcodezoo.com/index.php/macaca_fascicularis

Page 58: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

58

5. Varanus albigularis

Biawak zipcodezoo.com/index.php/varanus_albigularis

6. Egretta sp Burung Kuntul

zipcodezoo.com/index.php/egretta_sp

7. Ciconiidae sp Burung Bangau

zipcodezoo.com/index.php/ciconiidae_sp

4.6 Kecocokan Kawasan Muara Sungai Bajulmati sebagai Ekowisata

Sebelum menentukan strategi yang tepat untuk pengelolaan ekowisata

berbasis mangrove di kawasan muara Sungai Bajulmati, terlebih dahulu kita harus

menentukan kecocokan dari kawasan tersebut. Kecocokan kawasan ini sebagai

ekowisata dapat dinilai dengan cara memadukan teori dari literatur dan kondisi di

lapangan. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang

dikemukakan oleh Damanik dan Weber (2006) tentang kriteria ekowisata. Berikut

adalah matriks kecocokan ekowisata di kawasan muara Sungai Bajulmati:

Tabel 14 Kecocokan Ekowisata di Kawasan Muara Sungai Bajulmati

No. Kriteria Ekowisata menurut Damanik dan Weber (2006)

Skor

1. Atraksi Alam:

Keindahan alam 100

Keragaman flora dan fauna 100

Kemudahan untuk mengamati pemandangan 75

Ketersediaan ekosistem yang belum terjamah manusia

40

2. Aksesbilitas:

Tidak terlalu jauh dari bandara atau pelabuhan

9

Durasi dan keamanan perjalanan cukup memadai

30

3. Atraksi Penunjang:

Ketersediaan atraksi alam di kawasan ekowisata

100

4. Atraksi Budaya:

Tempat warisan atau peninggalan sejarah 10

Page 59: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

59

Kebudayaan lokal 10

5. Akomodasi:

Ketersediaan atau kemungkinan pengembangan akomodasi yang memenuhi standar higienis

72

Ketersediaan menu makanan yang praktis dan higienis

20

6. Prasyarat Dasar:

Jamanan keamanan wisatawan 90

Ketersediaan bantuan dan perawatan medis 60

Poin pertama tentang atraksi alam dalam teori Dammanik dan Weber (2006)

adalah kriteria utama ekowisata. Sedangkan poin-poin selanjutnya merupakan

kriteria tambahan. Sedangkan skoring sendiri didapat dari nilai dikali bobot, untuk

perhitungan skoring terlampir di lembar lampiran. Menurut hasil perpaduan antara

teori yang dikemukakan oleh Dammanik dan Weber (2006) tentang kriteria

ekowisata dengan kondisi yang ada di lapangan pada tabel di atas, kawasan muara

Sungai Bajulmati dinilai cocok untuk dijadikan sebagai kawasan ekowisata.

4.7 Daya Dukung Kawasan Ekowisata

Daya dukung kawasan adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara

fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa

menimbulkan gangguan pada alam dan manusia (Yulianda, 2007). Walaupun

mungkin di kawasan ekowisata mangrove di muara Sungai Bajulmati permintaan

sangat banyak, tetapi daya dukunglah yang membatasi kegiatan yang dilakukan di

lingkungan alam.

Ekosistem mangrove di sekitar kawasan Muara Sungai Bajulmati memiliki

keunikan yang khas, selain jenis fauna yang ada di sekitar lokasi ekowisata, kondisi

ekosistemnya pun sangat menarik dengan adanya sungai besar di antara hutan

mangrove. Keunikan ini dapat berfungsi sebagai daya tarik pengunjung untuk

melakukan kegiatan ekowisata melalui perairan ataupun daratan. Perhitungan

mengenai nilai Daya Dukung Kawasn terlampir dalam lembar lampiran. Berikut

Page 60: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

60

adalah tabel nilai dari daya dukung kawasan di kawasan ekowisata mangrove Muara

Sungai Bajulmati:

Tabel 15 Nilai DDK

No. Lokasi Kegiatan Nilai DDK (orang/hari)

1. Perairan Berkano 140

2. Daratan Menananam mangrove

28

1. Perairan

Kegiatan ekowisata mangrove di kawasan muara Sungai Bajulmati dapat

dilakukan dengan menyusuri sungai di sepanjang hutan mangrove yang berada

di kawasan muara Sungai Bajulmati ini. Kegiatan yang dilakukan di kawasan ini

dalam pelaksanaannya harus memperhatikan nilai dari daya dukung kawasan.

Terdapat satu kegiatan di salah satu lokasi ekowisata, yaitu berkano, dengan

nilai daya dukung kawasan sebesar 140. Nilai ini menunjukkan bahwa dalam

satu hari kawasan ini mampu menampung maksimal sebanyak 140 pengunjung.

2. Daratan

Ekowisata mangrove di kawasan muara Sungai Bajulmati juga

menyediakan kegiatan selain berkano, yaitu penanaman mangrove sebagai

salah satu aktivitas ekowisata. Selain sebagai atraksi, penanaman ini juga

berfungsi sebagai sarana edukasi kepada pengunjung yang datang. Nilai daya

dukung kawasan pada kegiatan ini adalah sebesar 28. Nilai ini menunjukkan

bahwa dalam satu hari maksimal jumlah pengunjung yang dapat berkunjung ke

kawasan ini adalah sebanyak 28 orang.

4.8 Strategi Pengelolaan Kawasan untuk Ekowisata

Analisa SWOT ditujukan untuk mengindentifikasi hubungan-hubungan

sumberdaya ekowisata dengan sumberdaya yang lain. Oleh karena itu,seluruh pihak

terutama masyarakat sekitar perlu mengetahui apa saja kekuatan dan kelemahan

yang dimiliki oleh kawasan objek ekowisata tersebut (Dammanik dan Webber,

2006).

Page 61: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

61

Tabel 16 Identifikasi Faktor-faktor SWOT

Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)

Penunjang konservasi hutan mangrove

Adanya atraksi penunjang ekowisata

Keberadaan vegetasi dan fauna hutan mangrove yang baik

Terbatasnya SDM yang kompeten

Kurangnya Publikasi

Tata Kelola Dana

Sarana dan Prasarana yang kurang

Kesempatan (Opportunities) Ancaman (Threats)

Sebagai alternatif pariwisata baru

Dukungan partisipasi masyarakat lokal

Perkembangan trend ekowisata

Penebangan hutan mangrove secara liar

Pembangunan Jalur Lintas Selatan

Lonjakkan pengunjung tanpa adanya aturan yang ketat

4.8.1 Analisis Faktor Internal (IFAS)

Sebelum membuat matriks faktor strategi internal, sebaiknya perlu

mengetahui apa saja yang termasuk ke dalam Faktor Internal Strategi (IFAS). Dalam

analisa faktor internal ini terdapat dua bagian, yaitu Kekuatan (Strengths) dan

Kelemahan (Weaknesses) yang ada pada kawasan ekowisata Muara Sungai

Bajulmati. Adapun penjelasan faktor-faktor internal tersebut adalah:

a. Kekuatan (Strength)

Dari pengamatan di lapang dengan menggunakan kajian literatur,

wawancara, ataupun penelitian eksploratif didapatkan faktor Kekuatan

(Strength) yang terdapat pada kawasan ekowisata Muara Sungai Bajulmati,

berikut adalah penjelasan masing-masing faktor:

1. Penunjang hutan konservasi mangrove, maksudnya sebagian dana

yang berasal dari tiket masuk diperuntukkan ke dalam kegiatan

konservasi, seperti pembelian bibit dan juga biaya monitoring.

2. Keberadaan vegetasi dan fauna mangrove.

Page 62: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

62

3. Atraksi penunjang ekowisata berupa berkano dan menanam

mangrove.

b. Kelemahan (Weakness)

Dari pengamatan di lapang dengan menggunakan kajian literatur,

wawancara, ataupun penelitian eksploratif didapatkan faktor Kelemahan

(Weakness) yang terdapat pada kawasan ekowisata Muara Sungai

Bajulmati, berikut adalah penjelasan masing-masing faktor:

1. Terbatasnya SDM yang kompeten.

2. Kurangnya publikasi.

3. Tata kelola dana yang belum optimal.

4. Sarana dan prasarana yang belum optimal.

4.8.2 Analisis Faktor Eksternal (EFAS)

Sebelum strategi untuk pengelolaan diterapkan, dalam tahap perencanaan

strategi harus menganalisis faktor eksternal (EFAS) terlebih dahulu untuk

mengetahui kemungkinan Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threat). Adapun

penjelasan faktor-faktor eksternal tersebut adalah sebagai berikut:

a. Peluang (Opportunity)

Dari pengamatan di lapang dengan menggunakan kajian literatur,

wawancara, ataupun penelitian eksploratif didapatkan faktor Peluang

(Opportunity), yang terdapat pada kawasan ekowisata Muara Sungai

Bajulmati, berikut adalah penjelasan masing-masing faktor:

1. Alternatif pariwisata baru, yaitu pariwisata yang melibatkan kegiatan

konservasi sebagai atraksi di dalamnya.

2. Dukungan partisipasi masyarakat lokal, dalam hal ini partisipasi yang

dimaksud adalah banyaknya masyarakat yang berkecimpung pada

kegiatan ekowisata, seperti menjadikan rumah mereka sebagai homestay

bagi para pengunjung. Menurut data hasil pengamatan dan wawancara,

jumlah homestay yang ada di sekitar kawasan sebanyak 15 unit.

3. Perkembangan trend ekowisata.

4. Pembangunan Jalur Lintas Selatan.

b. Ancaman (Threats)

Page 63: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

63

Dari pengamatan di lapang dengan menggunakan kajian literatur,

wawancara, ataupun penelitian eksploratif didapatkan faktor Ancaman

(Threat), yang terdapat pada kawasan ekowisata Muara Sungai Bajulmati,

berikut adalah penjelasan masing-masing faktor:

1. Volume sampah yang meningkat saat musim hujan, hal ini disebabkan

karena masyarakat sekitar tidak mempunyai Tempat Pembuangan Akhir

(TPA), sehingga sungai menjadi tempat pembuangan sampah-sampah

dari aktivitas rumah tangga. Ketika musim hujan tiba, arus sungai

membawa sampah menuju muara, dan air laut pasang sehingga

menyebabkan sampah-sampah dari laut terbawa menuju muara. Hal ini

menyebabkan volume sampah meningkat disatu titik, yaitu muara yang

berfungsi sebagai kawasan ekowisata.

2. Lonjakkan pengunjung tanpa adanya peraturan yang ketat. Mayoritas

pengunjung datang pada hari libur atau waktu-waktu tertentu, sementara

itu peraturan tentang reservasi belum diperketat sehingga menyebabkan

lonjakkan pengunjung. Jika pada hari-hari biasa pengunjung datang tidak

sampai 50 orang, namun jika terjadi lonjakkan pengunjung bertambah

dua kali lipatnya bahkan lebih di waktu yang sama.

4.8.3 Matriks Skor IFAS dan EFAS

Setelah faktor-faktor strategis internal dan eksternal diidentifikasi, tahap

selanjutnya adalah menentukan skor yang merupakan hasil perkalian antara nilai

dengan bobot dari masing-masing faktor. Adapun bobot Skor dari IFAS dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 17 Hasil Skor IFAS

IFAS Nilai Bobot Skor Keterangan

S1 3 0.21 0.64 Sebagai penunjang

konservasi hutan mangrove

S2 2 0.22 0.44 Keberadaan fauna dan

vegetasi mangrove yang baik

S3 3 0.23 0.68 Adanya atraksi penunjang

ekowisata

W1 2 0.15 0.3 Terbatasnya SDM yang

kompeten

Page 64: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

64

IFAS Nilai Bobot Skor Keterangan

W2 2 0.1 0.2 Tata kelola dana yang belum

optimal

W3 3 0.09 0.27 Sarana dan prasarana yang belum optimal

Pada faktor eksternal strategis dilakukan juga penentuan skor melalui proses

yang sama dengan perhitungan skor IFAS. Adapun perhitungan skor EfAS dapat

dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 18 Hasil Perhitungan EFAS

EFAS Nilai Bobot Skor Keterangan

O1 3 0.1 0.3 Sebagai alternatif pariwisata baru

O2 2 0.13 0.26 Dukungan partisipasi masyarakat lokal

O3 3 0.12 0.36 Perkembangan trend ekowisata belakangan ini

O4 3 0.13 0.37 Pembangunan Jalur Lintas Selatan

T1 3 0.13 0.39

Meningkatnya volume sampah saat musim hujan.

T2 3 0.15 0.45

Lonjakan wisatawan dikhawatirkan akan merusak ekosistem dan melebihi daya dukung kawasan

T3 3 0,11 0,33 Adanya pesaing di sekitar

kawasan.

Page 65: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

65

Skor yang didapatkan akan digunakan untuk membuat kuadran dengan

sumbu x dan y dari strategi SWOT. Sumbu x adalah faktor strategis internal

sedangkan sumbu y adalah faktor strategis eksternal. Kuadran tersebuat akan

membuat 4 kemungkinan yaitu S-O, O-W, W-T, dan T-S. Letak kuadran ini akan

menentukan fokus strategi pengelolaan ke depannya. Setelah didapatkan hasil

penjumlahan skor dari kekuatan dan kelemahan, didapatkan selisih keduanya

adalah 0,97 sedangkan hasil penjumlahan skor dari peluang dan ancaman

didapatkan selisihnya adalah 1,15. Hasil keduanya masuk ke dalam kuadran III

dengan strategi yang dibuat memanfaatkan kelemahan (W) dan ancaman (T) yang

ada. Berikut adalah hasil letak kuadran:

Berdasarkan letak kuadran di atas, maka strategi yang dapat diterapkan

adalah meminimalkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman berupa

volume sampah yang meningkat saat musim hujan dan lonjakkan pengunjung pada

waktu-waktu tertentu. Kedua ancaman tersebut ditentukan karena mempunyai skor

yang paling besar dalam matriks SWOT.

O = 1,31

W = 0,77

S = 1,76

T =0,84

0,97

1,15

W - T

Gambar 13 Kuadran SWOT

Page 66: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

66

4.8.4 Matriks SWOT

Setelah melakukan perhitungan EFAS dan IFAS serta menentukan letak titik

strategi pada kuadran SWOT, hal yang harus dilakukan selanjutnya untuk

menentukkan alternatif strategi adalah menyusun matriks SWOT. Matriks ini

merupakan perpaduan antara kekuatan dan kelemahan, serta ancaman dan peluang

yang dimiliki oleh ekowisata bahari di Muara Sungai Bajulmati. Adapun matriks

SWOT dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 19 Matriks SWOT

S 1. Sebagai

penunjang konservasi hutan mangrove.

2. Keberadaan fauna dan vegetasi mangrove yang baik.

3. Adanya atraksi penunjang ekowisata.

W 1. Terbatasnya SDM

yang kompeten. 2. Tata kelola dana yang

belum optimal. 3. Sarana dan prasarana

yang belum optimal.

O

1. Sebagai alternatif pariwisata baru.

2. Dukungan partisipasi masyarakat lokal.

3. Perkembangan trend ekowisata belakangan ini.

4. Pembangunan Jalur Lintas Selatan

STRATEGI S-O

1. Pelatihan rutin kepada masyarakat sekitar dan pengelola tentang konservasi dan ekowisata. (S1,2,3, dan O1,2,3,4)

STRATEGI W-O

1. Perbaikan, perawatan dan penambahan fasilitas pendukung kegiatan ekowisata. (W3dan O1,2,3,4)

2. Pengadaan biaya tiket masuk yang konsisten. (W2 dan O1,2,3,4)

EFAS

IFAS

IFAS

Page 67: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

67

T

1. Banyaknya sampah saat musim hujan

2. Lonjakan wisatawan dikhawatirkan akan merusak ekosistem dan melebihi daya dukung kawasan

3. Adanya pesaing di sekitar kawasan.

STRATEGI S-T

1. Pembuatan tempat pembuangan akhir dan penyuluhan berkala kepada masyarakat lokal. (S1,2,3 dan T1,)

2. Penerapan peraturan secara bagi pengunjung tentang Daya Dukung Kawasan. (S1,2,3dan T2)

STRATEGI W-T

1. Perbaikan pengelolaan dan peningkatan mutu SDM. (W3 dan T1,2)

2. Perekrutan anggota baru pengelola. (W1,2 dan T1,2,)

3. Perbaikan aturan tentang reservasi bagi pengunjung. (W1,2,3,4 dan T2)

4. Peningkatan intensitas monitoring dan rehabilitasi ekosistem mangrove. (W1 dan T1)

4.8.5 Alternatif Strategi

Berdasarkan seluruh perhitungan analisis faktor internal dan eksternal, serta

penyusunan matriks SWOT untuk ekowisata Muara Sungai Bajulmati, maka dapat

ditentukan skala prioritas dari alternatif strategi bagi pengelolaan ekowisata tersebut.

Adapun penilaian dari alternatif strategi dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 20 Skala Prioritas Alternatif Strategi

Peringkat Alternatif Strategi Keterkaitan Jumlah Skor

1 Pelatihan rutin kepada masyarakat sekitar dari pengelola tentang konservasi dan ekowisata.

(S1,2,3, dan O1,2,3,4)

3,76

2 Perbaikan aturan tentang reservasi bagi pengunjung.

(W1,2,3,4 dan T2)

3,12

3 Penerapan peraturan secara bagi pengunjung tentang Daya Dukung Kawasan.

(S1,2,3dan T2)

2,6

4 Perbaikan, perawatan dan penambahan fasilitas pendukung kegiatan ekowisata.

(W1,4dan O1,2,3,4)

2,47

Page 68: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

68

Peringkat Alternatif Strategi Keterkaitan Jumlah Skor

5 Peningkatan keamanan dan penyuluhan berkala kepada masyarakat lokal.

(S1,2,3 dan T1,)

2,32

6 Peningkatan intensitas monitoring dan rehabilitasi ekosistem mangrove.

(W1 dan T4) 2,16

7 Perbaikan pengelolaan dan peningkatan mutu SDM.

(W1,2,3 dan T1,2)

1,46

8 Pengadaan biaya tiket masuk yang konsisten.

(W2 dan O1,2,3,4)

1,33

9 Perekrutan anggota baru pengelola.

(W1,2 dan T1,2,)

1,21

4.8.6 Implementasi Alternatif Strategi Pengelolaan

Berdasarkan penilaian dan penyusunan matriks SWOT, maka didapat

rekomendasi alternatif strategi untuk pengelolaan kawasan ekowisata di Muara

Sungai Bajulmati, adapun alternatif strategi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan rutin kepada masyarakat sekitar dari pengelola tentang

konservasi dan ekowisata.

Pelatihan di sini dimaksudkan agar kesiapan masyarakat dalam mengelola

kawasan yang ada di daerahnya meningkat, Hal ini juga ditujukan agar

regenerasi para pelaku konservasi tetap berjalan.

2. Perbaikan aturan tentang reservasi bagi pengunjung.

Sebelumnya, banyak pengunjung yang datang dalam jumlah besar tanpa

koordinasi dengan pihak pengelola sebelumnya. Hal ini dikhawatirkan

menimbulkan kesulitan pihak pengelola dalam melayani para pengunjung.

3. Penerapan peraturan secara bagi pengunjung tentang Daya Dukung

Kawasan.

Penerapan peraturan ini merupakan salah satu pilar utama dari ekowisata.

Sebab jika ada lonjakkan pengunjung tanpa diimbangi dengan peraturan

mengenai daya dukung kawasan, maka hal ini dapat menjadi dampak negatif

yang besar bagi ekosistem.

Page 69: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

69

4. Perbaikan, perawatan dan penambahan fasilitas pendukung kegiatan

ekowisata.

Alternatif strategi ini bisa menjadi arahan bagi pengelola untuk menyiasati

kurangnya sarana dan prasarana yang ada di sana. Hal ini bisa dilakukan

dengan cara pengecekan fasilitas dan kerja bakti secara rutin bagi pengelola

dan juga masyarakat sekitar.

5. Pembuatan Tempat Pembuangan Akhir dan penyuluhan berkala kepada

masyarakat lokal.

Alternatif strategi ini diarahkan kepada pengelola untuk menjaga kawasan

ekosistem mangrove dari ancaman berupa sampah yang meningkat saat

musim hujan, hal ini bisa dilakukan dengan cara monitoring berkala. Selain

itu, perlu juga sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya regulasi

dalam pembuangan sampah.

6. Peningkatan intensitas monitoring dan rehabilitasi ekosistem

mangrove.

Untuk meminimalisir dampak dari rusaknya ekosistem mangrove akibat

kegiatan masyarakat lokal ataupun yang berasal dari kegiatan ekowisata

maka peningkatan intensitas monitoring dan rehabilitasi oleh pengelola perlu

dilakukan.

7. Perbaikan pengelolaan dan peningkatan mutu SDM.

Alternatif strategi kali ini memang sangat dibutuhkan dan dinilai akan berhasil

untuk meningkatkan mutu kualitas kawasan ekowisata. Namun yang

menjadikan alternatif strategi ini bukan menjadi prioritas utama karena

alternatif ini perlu pihak di luar pengelola sendiri. Pihak ini dapat berupa

pemerintah, akademisi, ataupun lembaga-lembaga lingkungan hidup untuk

dapat melakukan pelatihan ataupun penyuluhan terkait peningkatan mutu

SDM di kawasan ekowisata tersebut.

8. Pengadaan biaya tiket masuk yang konsisten.

Alternatif strategi ini dibuat atas dasar penarikan jumlah nominal tiket masuk

oleh pengelola kepada pengunjung masih belum konsisten. Hal ini menjadi

arahan bagi pengelola agar tata kelola dana menjadi optimal dan juga bisa

mengarahkan kepada pertumbuhan ekonomi yang kuat bagi masyarakat

sekitar.

Page 70: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

70

9. Perekrutan anggota baru pengelola.

Alternatif strategi ini dimaksudkan agar pengelola yang lama mendapat

bantuan SDM yang baru, selain itu proses regenerasi sangat perlu untuk

tetap mengelola kawasan ini. Namun hal ini masih belum dapat menjadi

prioritas utama, sebab dukungan masyarakat memang besar untuk kawasan

ekowisata ini, tetapi di sisi lain mereka masih belum ada keinginan untuk

menjadi pengelola.

4.9 Kalender Atraksi Ekowisata Muara Sungai Bajulmati

Sebagai daerah ekowisata, pengelola ekowisata Muara Sungai Bajulmati

mempunyai jadwal sendiri dalam penyediaan atraksi bagi pengunjung. Adapun

atraksi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 21 Naturalist Calendar Catalogue

Bulan Atraksi Lokasi

Februari Berkano dan melihat satwa liar

Sepanjang sungai

Maret Berkano dan melihat satwa liar

Sepanjang sungai

April Berkano, melihat satwa, dan menanam mangrove

Sepanjang sungai dan mangrove spot

Mei Berkano, melihat satwa, dan menanam mangrove

Sepanjang sungai dan mangrove spot

Juni Berkano, melihat satwa, dan menanam mangrove

Sepanjang sungai dan mangrove spot

Juli Berkano, melihat satwa, dan menanam mangrove

Sepanjang sungai dan mangrove spot

Agustus Berkano, melihat satwa, dan menanam mangrove

Sepanjang sungai dan mangrove spot

September Berkano, melihat satwa, dan menanam mangrove

Sepanjang sungai dan mangrove spot

Pada bulan Mei-September, atraksi yang disediakan adalah berkano, melihat satwa

liar, dan menanam mangrove. Kemudian pada bulan Oktober-Januari, tidak ada

Page 71: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

71

atraksi yang disediakan oleh pengelola karena selain musim hujan yang

menyebabkan kenaikan pada muka air sungai, waktu selama 4 bulan ini juga

dipergunakan oleh pengelola untuk membersihkan sampah-sampah yang ada akibat

naiknya muka air sungai. Sebagai bagian dari implementasi strategi, ada beberapa

atraksi yang diusulkan kepada pengelola. Adapun atraksi-atraksi usulan bagi

ekowisata Muara Sungai Bajulmati adalah sebagai berikut:

Tabel 22 Atraksi yang Diusulkan

Atraksi Manfaat untuk

Konservasi

Manfaat untuk

Ekonomi

Dampak yang Timbul

Upaya Mengurangi Dampak

Berkano, melihat satwa, dan menanam mangrove

Penambahan jumlah vegetasi mangrove

Menambah pemasukan bagi pengelola

Banyaknya sampah dari pengunjung, mangrove yang ada terancam rusak

Membuat tempat sampah di Wild spot , memberlakukan peraturan yang tegas

Melihat satwa liar

Memberikan ruang bagi mangrove yang baru ditanam

Menambah pemasukan bagi pengelola

Banyaknya sampah dari pengunjung

Membuat tempat sampah di Wild spot , memberlakukan peraturan yang tegas

Berkano dan melihat satwa

Memberikan ruang bagi mangrove yang baru ditanam

Menambah pemasukan bagi pengelola

Membuat tempat sampah di Wild spot , memberlakukan peraturan yang tegas

Dalam usulan atraksi tersebut dipertimbangkan juga nilai daya dukung kawasan bagi

setiap kegiatan, terutama kegiatan menanam mangrove. Menurut hasil perhitungan,

nilai daya dukung kawasan bagi kegiatan menanam mangrove adalah sebesar 28

orang per hari. Maka usulan yang diajukan adalah kegiatan penanaman mangrove

dilakukan setiap satu bulan dalam satu tahun, hal ini dikarenakan kondisi ekosistem

mangrove yang rentan jika terus menerus menampung jumlah pengunjung

sepanjang tahun dan juga ketersediaan lahan bagi propagul yang akan ditanam.

Page 72: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

72

5. KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Ekosistem mangrove di kawasan Muara Sungai Bajulmati dinilai cocok dan

berpotensi untuk dijadikan kawasan ekowisata. Hal ini berdasarkan kesesuaian yang

didapat antara perpaduan teori konsep ekowisata dengan kondisi lapang.

2. Daya dukung dari kegiatan berkano yang berlokasi di perairan ekowisata Muara

Sungai Bajulmati adalah sebanyak 140 orang/hari. Kemudian daya dukung dari

kegiatan menanam mangrove yang berlokasi di daratan kawasan ekowisata Muara

Sungai Bajulmati adalah sebanyak 28 orang/hari.

3. Strategi yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pelatihan rutin kepada masyarakat sekitar dari pengelola tentang konservasi

dan ekowisata.

b. Perbaikan aturan tentang reservasi bagi pengunjung.

c. Penerapan peraturan secara bagi pengunjung tentang Daya Dukung Kawasan.

d. Perbaikan, perawatan dan penambahan fasilitas pendukung kegiatan

ekowisata.

e. Peningkatan keamanan dan penyuluhan berkala kepada masyarakat lokal.

f. Peningkatan intensitas monitoring dan rehabilitasi ekosistem mangrove.

g. Perbaikan pengelolaan dan peningkatan mutu SDM.

h. Pengadaan biaya tiket masuk yang konsisten.

i. Perbaikan aturan tentang reservasi bagi pengunjung

j. Perekrutan anggota baru pengelola.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan kepada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perlu diadakannya lagi kajian yang lebih mendalam tentang kondisi

masyarakat dari perspektif yang lebih luas.

2. Perlu diadakannya lagi kajian yang lebih mendalam tentang isu-isu yang

berkembang.

Page 73: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

73

3. Perlu diadakannya lagi kajian yang lebih dalam tentang pengelolaan

ekowisata secara terpadu.

DAFTAR PUSTAKA

Bengen, D.G 1999. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosiistem Mangrove. PKSPL. IPB. Bogor.

Bengen, D.G. 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan – IPB, Bogor

Bengen, D.G, 2003. Teknik Pengambilan Contoh dan Analisis Data Biofisik Sumberdaya Peisisir - Sinopsis, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB, Bogor.

Damanik, J., Helmut F.W.. 2009. Perencanaan Ekowisata : dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta : Pusat Studi Pariwisata (Puspar) & Andi Offset

Drumm, Andy, and Moore. 2002. Ecotourism Development – A Manual for Conservation Planners and Managers, Volume 1. The Nature Conservancy, Arlington, Virginia, USA

Fandeli, C. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Yogyakarta: Fakultas kehutanan. Universitas Gadjah mada.

Feller, I. C. 1996. Effects of nutrient enrichment on leaf anatomy of dwarf Rhizophora mangle L. (redmangrove). Biotropica 28: 13-22

Fennell, D.A. 2008. Ecotourism: an introduction. Edisi ketiga. Routledge. New York.

FishBase. Key identification. http://www.fishbase.org/index.php/taxonomy [12-1-2015].

Honey, M. 1999. Ecotourism and Sustainable Development: Who Owns Paradise?. Island Press, Washington DC

Irwanto. 2006. Keanekaragaman Fauna Pada Habitat Mangrove. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Lundlberg, D.E., M.H. Stavenga, M. Krishnamoorthy. 1997. Ekonomi Pariwisata. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Mawardi, I. September 2006, "Pengembangan EKowisata Sebagai Strategi Pelestarian Hutan Mangrove". Volume 7, No.3.

Mangrovewatch. Mangroves Defined. http://www.mangrovewatch.org.au [11-10-2015]

Page 74: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

74

M. Sitnik. 1996. MANGROVE ECOLOGY: A Manual for a Field Course A Field Manual Focused on the Biocomplexity on Mangrove Ecosystems. Smithsonian Institution. Washington. DC.

Muhlhausler, Peter. 2001. Discourses of ecotourism: the case of Fraser Island, Queensland. Departments of Linguistics and Anthropology, University of Adelaide, Adelaide, Australia. Page 359-380

Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Bandung :PT.Ghalia Indonesia.

Patang. Desember 2012, "Analisis Strategi Pengelolaan Hutan Mangrove (Kasus Di Desa Tongke-Tongke Kabupaten Sinjai). Volume 8, No. 2

Patilima, H. 2005. Metode penelitian kualitatif. Bandung : Alfabeta

Pemkab Malang. Profil Desa Gedangan. . http://www.gedangan.malangkab.go.id [12-1-2015]

Rainforest Alliance SmartWood Program. 2005. High Conservation Value Forest (HCVF) Assessment Report for Serapung Unit, February 2005. 88pp.

Rusila Noor, Y., M. Khazali, dan I N.N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. PHKA/WI-IP, Bogor

Saenger, P., E.J. Hegerl, and J.D.S. Davie, 1983. Global status of mangrove ecosystems. IUCN. Commision on Ecology No. 3

Saulina, S. 2002. Kajian Kesesuaian Ekowisata Mangrove Di Pantai Bali Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan. USU. Vol. 38

Setiawan, A. Dwi, A. Susilowati dan Sutarno. 2002. Biodiversitas Genetik, Spesies dan Ekosistem Mangrove di Jawa Petunjuk Praktikum Biodiversitas; Studi Kasus Mangrove. UNS Press. Semarang

Snedaker, S.C., 1978. Mangroves: their value and perpetion. Nature and Resources

14: 6-13.

Subadra. 2008. Ekowisata Hutan Mangrove Dalam Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan. Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara

Sugiono, A. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PI. Raja Grafindo Persada.

Surakhmad, Winarno.1985. Pengantar Penelitian Ilmiah – Dasar Metode Teknik. Bandung : Tarsito

Page 75: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

75

The International Ecotourism Society. An introduction fact sheet on marine ecotourism. http://www.ecotourism.org/textfiles/marfaq.txt [11-10-2015].

Thomlinson, P.B. 1986. The botany of mangroves. Cambridge University Press:

London. Tuwo, A. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Surabaya : Briliant

Internasional Wiharyanto, D., dan A. Laga. April 2010, "Kajian Hutan Mangrove Di Kawasan

Konservasi Desa Mamburungan Kota Tarakan Kalimantan Timur". Volume 2, No. 1.

World Tourism Organization (WTO). 2002. Tourism and poverty Alleviation. Spain.

World Tourism Organization (WTO). 2002. Enhancing the economic benefits of tourism for local communities and poverty alleviation. WTO. Madrid.

Voucat, V.S., Avila. 2002. Community-based ecotourism management moving towards sustainability, in Ventanilla, Oaxaca, Mexico. Environment Department, University of York, YO10 5DD York, UK. Jurnal of Ocean & Coastal Management. Vol 45 (2002) 511-529.

Yulianda, F. 2007. Pengembangan Wisata Bahari dalam Pengelolaan Sumberdaya Pulau-Pulau Kecil Berbasis Kesesuaian dan Daya Dukung. Bogor: IPB Press

Yusuf, A.M. 2005. Evaluasi Pendidikan. Padang: UNP Press

ZipCodeZoo. Key Identification. http://www.zipcodezoo.com/index.php/taxonomy [12-1-2015].

Page 76: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

76

LAMPIRAN 1. Daftar Pertanyaan untuk Wawancara

DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER) UNTUK MASYARAKAT

Isi atau berilah tanda (√ ) atau (x) pada pilihan jawaban di bawah ini

Tanggal Wawancara: _____________

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Usia :

4. Pendidikan : SD Diploma (D1, D2, D3)

SMP S1

SMA S2/S3

5. Pekerjaan :

6. Pendapatan : 250 ribu – 500 ribu

500 ribu – 750 ribu 1 juta – 2 juta

750ribu – 1 juta > 2 juta

II. PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI EKOWISATA

1. Apakah Anda mengetahui konsep ekowisata?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah Anda mengetahui bahwa daerah ini menjadi tujuan ekowisata?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah Anda mendukung kegiatan ekowisata yang dilakukan di Muara

Sungai Bajulmati?

a. Ya

b. Tidak

III. INFORMASI KONDISI EKOWISATA DI MUARA SUNGAI BAJULMATI

1. Bagaimana akses untuk mencapai Muara Sungai Bajulmati?

a. Sangat mudah

b. Mudah

c. Cukup

d. Sulit

Page 77: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

77

2. Apa saja fasilitas yang terdapat di Muara Sungai Bajulmati? (*boleh diisi lebih

dari satu)

Penginapan

Rumah makan

Penyewaan Alat

Sarana air bersih/air tawar

Lainnya (………………….)

3. Bagaimana kondisi fasilitas tersebut?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup

d. Kurang

4. Apakah fasilitas tersebut sudah mencukupi?

a. Sudah

b. Belum

5. Bagaimana keamanan dan kenyamanan di Muara Sungai Bajulmati?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup

d. Kurang

6. Apakah dengan luas kawasan wisata Muara Sungai Bajulmati dengan atraksi

yang ada dan jumlah wisatawan yang berkunjung sudah cukup sesuai?

a. Ya

b. Tidak, (alasan………………)

IV. SOSIAL-EKONOMI-KELEMBAGAAN

1. Menurut Anda, bagaimana pengelolaan yang terdapat di Muara Sungai

Bajulmati?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup

d. Kurang

2. Bagaimana hubungan antara masyarakat dan pihak pengelola?

a. Sangat baik

b. Baik

Page 78: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

78

c. Cukup

d. Kurang

3. Apa saja kegiatan ekowisata yang diadakan di Muara Sungai Bajulmati?

Kano

Menikmati Pemandangan

Memancing

Lainnya (....................)

4. Apakah Anda ikut dilibatkan dalam kegiatan ekowisata di Muara Sungai

Bajulmati?

a. Ya, sebagai (…………….)

b. Tidak

5. Apakah Anda merasa terganggu dengan aktivitas wisatawan di Muara Sungai

Bajulmati?

a. Ya

b. Tidak

6. Kegiatan apa yang disukai wisatawan?

a. Menikmati pemandangan alam

b. Melakukan susur sungai dengan kano

c. Memancing

d. Lainnya (…………..)

7. Apakah ada kegiatan wisatawan yang merusak lingkungan?

a. Ya, (sebutkan………..)

b. Tidak

8. Apakah kegiatan ekowisata di Muara Sungai Bajulmati memberikan

pendapatan tambahan kepada Anda?

a. Ya

b. Tidak

9. Jika Ya, berapa besar penghasilan yang Anda dapatkan setiap hari dari

kegiatan ekowisata di Muara Sungai Bajulmati?

50 ribu – 75 ribu 125ribu – 150 ribu

75 ribu – 100 ribu >150 ribu

100 ribu – 125 ribu

Page 79: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

79

10. Adakah kegiatan UKM yang dikembangkan oleh Desa Gedangan? Jika ada

apa?

11. Apakah produk utama dari Desa Gedangan?

12. Apakah ada acara budaya tahunan di Desa Gedangan? Jika ada seperti apa

acaranya?

V. ISU DAN PERMASALAHAN

1. Apa saja kegiatan pemanfaatan perairan yang biasa dilakukan

masyarakat? (misal: penangkapan, budidaya, dll)

2. Apakah dalam kegiatan penangkapan digunakan sejenis bom atau

racun?

3. Apa saja permasalahan yang terdapat di sekitar Muara Sungai Bajulmati?

4. Apa saran serta harapan yang dapat Anda berikan untuk pengelolaan

lebih lanjut di kawasan Muara Sungai Bajulmati?

5. Budaya apa yang dimiliki dan dapat dijadikan sebagai atraksi wisata?

Page 80: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

80

DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER) UNTUK WISATAWAN

Isi atau berilah tanda (√ ) atau (x) pada pilihan jawaban di bawah ini

Tanggal Wawancara:_____________

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Usia :

4. Daerah Asal :

II. PERSEPSI MENGENAI EKOWISATA

1. Apakah Anda mengetahui tentang Ekowisata?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah Anda setuju apabila kawasan Muara Sungai Bajulmati dikembangkan

menjadi kawasan Ekowisata?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah Anda bersedia mengeluarkan biaya lebih (tambahan) untuk upaya

pelestarian lingkungan Muara Sungai Bajulmati?

a. Ya

b. Tidak

4. Jenis kegiatan pelestarian lingkungan apa yang Anda sarankan dilakukan di

Muara Sungai Bajulmati?

Konservasi Mangrove

Konservasi Burung

Konservasi Ikan

III. INFORMASI DASAR WISATAWAN

1. Darimana Anda mengetahui Muara Sungai Bajulmati?

a. Teman

b. Media cetak/online

c. Lainnya (…………..)

2. Apa tujuan kunjungan Anda ke Muara Sungai Bajulmati?

a. Berwisata

b. Penelitian/Pendidikan

c. Tugas Pekerjaan

Page 81: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

81

d. Lainnya (………….....)

3. Mengapa Anda memilih Muara Sungai Bajulmati?

a. Jarak yang dekat

b. Biaya yang murah

c. Keindahan potensi alam

d. Lingkungan yang sepi dan alami

e. Lainnya (…………...)

4. Bersama siapa Anda berkunjung ke Muara Sungai Bajulmati?

a. Sendiri

b. Teman

c. Keluarga

d. Rombongan wisata/tour

e. Lainnya

5. Aktivitas wisata apa yang Anda sukai?

a. Menikmati pemandangan alam

b. Melakukan kegiatan berkano

c. Memancing

d. Lainnya (…………..)

6. Berapa biaya yang Anda keluarkan selama berwisata di Muara Sungai

Bajulmati?

a. 100 ribu – 150 ribu d. 250 ribu – 300 ribu

b. 150 ribu – 200 ribu e. < 300 ribu

c. 200 ribu – 250 ribu

7. Sudah berapa kali anda berkunjung ke Muara Sungai Bajulmati?.....kali

8. Berapa lama waktu yang anda habiskan untuk perjalanan wisata ini mulai

dariberangkat hingga kembali pulang?.................(jam atau hari)

9. Bila menginap, dimana?

Penginapan mess dalam kawasan Muara Sungai Bajulmati

Penginapan di sekitar kawasan Muara Sungai Bajulmati

Lainya......................

IV. PERSEPSI WISATAWAN MENGENAI SUMBERDAYA PESISIR MUARA

SUNGAI BAJULMATI

1. Bagaimana kondisi alam Muara Sungai Bajulmati?

Page 82: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

82

a. Sangat indah

b. Indah

c. Biasa saja

d. Kurang

Alasan: …….

2. Bagaimana kondisi lingkunganMuara Sungai Bajulmati?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Biasa saja

d. Kurang

3. Menurut Anda, apa yang menjadi daya tarik utama Muara Sungai Bajulmati?

a. Konservasi mangrove

b. Keindahan pantai

c. Spot memancing

d. Lainnya (…………………………)

V. PERSEPSI WISATAWAN MENGENAI KONDISI FISIK MUARA SUNGAI

BAJULMATI

1. Bagaimana transportasi untuk akses menuju, dari dan selama di Muara

Sungai Bajulmati?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup

d. Kurang

2. Bagaimana akses untuk mencapai Muara Sungai Bajulmati?

a. Sangat mudah

b. Mudah

c. Cukup

d. Sulit

3. Apa saja fasilitas yang terdapat di Muara Sungai Bajulmati? (*boleh diisi lebih

dari satu)

Penginapan

Rumah makan

Penyewaan Alat

Sarana air bersih/air tawar

Lainnya (………………….)

Page 83: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

83

4. Darimana Anda mendapatkan fasilitas tersebut?

a. Akomodasi dari pihak pengelola

b. Akomodasi pribadi

c. Lainnya (………………..)

5. Bagaimana kondisi fasilitas tersebut?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup

d. Kurang

6. Apakah fasilitas tersebut sudah mencukupi?

a. Sudah

b. Belum

7. Bagaimana keamanan dan kenyamanan Anda di Muara Sungai Bajulmati?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup

d. Kurang

VI. PERSEPSI WISATAWAN MENGENAI SOSIAL-EKONOMI-MASYARAKAT

1. Bagaimana penerimaan masyarakat?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Biasa saja

d. Kurang

2. Menurut Anda, apakah masyarakat sudah cukup dilibatkan dalam kegiatan

ekowisata di Muara Sungai Bajulmati?

a. Sudah, (kegiatan,…………..)

b. Belum

3. Menurut Anda apakah dengan adanya kegiatan ekowisata di Muara Sungai

Bajulmati memberi pendapatan tambahan kepada masyarakat?

a. Ya

b. Tidak

VII. Apa saran dan harapan Anda bagi pengembangan kawasan ekowisata di

Muara Sungai Bajulmati ?

Page 84: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

84

DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER) UNTUK PENGELOLA

Isi atau berilah tanda (√ ) atau (x) pada pilihan jawaban di bawah ini

Tanggal Wawancara:_____________

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Usia :

4. Daerah Asal :

5. Pendidikan : SD Diploma (D1, D2,

D3)

SMP S1

SMA S2/S3

II. PENGELOLAAN EKOWISATA

1. Apakah Anda mengetahui tentang Ekowisata?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah Anda setuju apabila kawasan Muara Sungai Bajulmati dikembangkan

menjadi kawasan Ekowisata?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah ekowisata berperan bagi masyarakat?

a. Ya

b. Tidak

Jika Ya, apa saja peran ekowisata tersebut?

4. Fasilitas apa saja yang terdapat di Muara Sungai Bajulmati?

Atraksi Wisata

Kebersihan

Monitoring Area

5. Kegiatan konservasi dan/atau edukasi apa yang sudah dilakukan terhadap

wisatawan?

6. Apakah tersedia guidelines bagi para pengunjung?

Page 85: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

85

a. Ya

b. Tidak

7. Darimana saja pendapatan yang diperoleh oleh Muara Sungai Bajulmati?

8. Langkah apa saja yang sudah dilakukan pengelola Muara Sungai Bajulmati

untuk menarik minat wisatawan untuk datang?

Page 86: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

86

LAMPIRAN 2. Lembar Perhitungan

1. Responden

a. Masyarakat

n = 512

1+512(0,04) = 24 orang

b. Wisatawan

n = 278

1+278(0,04) = 23 orang

c. Pengelola

n = 15

1+15(0,04) = 9 orang

2. Kerapatan Mangrove

a. Kerapatan Jenis (ind/ha) : Jumlah tegakan jenis I dalam setiap

hektar:

Di = ni

𝐴x 10.000m2

Di = Kerapatan jenis I

ni = Jumlah total tegakan dari jenis I

A = Luas total area pengambilan sampel (m2)

b. Kerapatan Relatif Jenis

𝑅𝐷𝑖 = 𝑛𝑖

∑𝑛𝑖 𝑥100%

Rdi = Kerapatan relatif jenis

ni = Jumlah tegakan jenis i

∑ni = Jumlah tegakan seluruh jenis

3. Dominansi Mangrove

a. Dominansi Jenis

Di =∑BA

A

Di = Dominansi (m2/Ha)

∑BA = Jumlah Basal Area jenis i (m2)

A = Luas plot (m2)

Page 87: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

87

b. Dominansi Relatif Jenis

RDi =Di

∑D x 100%

RDi = Dominansi Relatif Jenis

Di = Dominansi

∑D = Dominansi seluruh jenis

4. Daya Dukung Kawasan

a. Berkano

DDK = 1 x 350

10 X

8

2 = 140 orang

b. Menanam Mangrove

DDK = 1 x 140

20 X

8

2 = 28 orang

5. Skoring Kecocokan Ekowisata

Skor = Bobot x Nilai

No. Kriteria Ekowisata menurut Damanik dan Weber

(2006) Nilai Bobot Skor

1 Atraksi Alam:

· Keindahan alam 20 5 100

· Keragaman flora dan fauna 20 5 100

· Kemudahan untuk mengamati pemandangan 15 5 75

· Ketersediaan ekosistem yang belum terjamah

manusia 10 4

40

2 Aksesbilitas:

· Tidak terlalu jauh dari bandara atau

pelabuhan 9 1

9

· Durasi dan keamanan perjalanan cukup

memadai 10 3

30

3 Atraksi Penunjang:

· Ketersediaan atraksi alam di kawasan

ekowisata 20 5

100

4 Atraksi Budaya:

· Tempat warisan atau peninggalan sejarah 10 1 10

· Kebudayaan lokal 10 1 10

5 Akomodasi:

· Ketersediaan atau kemungkinan pengembangan akomodasi yang memenuhi standar higienis 18

4 72

· Ketersediaan menu makanan yang praktis

dan higienis 10 2

20

6 Prasyarat Dasar:

· Jamanan keamanan wisatawan 18 5 90

· Ketersediaan bantuan dan perawatan medis 15 4 60

Page 88: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

88

6. Skoring EFAS dan IFAS untuk SWOT

a. Penilaian

b. Pembobotan

Faktor IFAS

Faktor IFAS

Nilai Wawancara Responden Rata-rata

Jumlah Presentase Bobot 1 2 3 4 5 6 7 8 9

s1 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3.2 21.17 0.21

s2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3.3 21.90 0.22

s3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3.4 22.63 0.23

w1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1.4 9.49 0.09

w2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1.3 8.76 0.09

w3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.0 6.57 0.07

w4 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1.4 9.49 0.09

Σ 15.2 100.0 1.0

Faktor IFAS

& EFAS

Nilai Wawancara Responden Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9

s1 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3

s2 1 2 4 3 3 3 2 2 1 2

s3 4 3 3 2 2 3 2 4 3 3

w1 3 1 2 2 3 4 3 1 2 2

w2 2 1 3 3 2 3 2 1 3 2

w3 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2

w4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3

o1 3 2 2 3 4 2 3 4 3 3

o2 3 4 2 2 3 1 2 3 2 2

o3 2 3 1 3 3 2 3 4 4 3

o4 3 2 4 4 3 3 2 2 3 3

t2 4 3 4 2 2 4 3 3 2 3

t3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3

Page 89: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE DI MUARA …repository.ub.ac.id/154563/1/LAPORAN-RabbaniImaduddinAziz... · Laporan Skripsi Mengenai Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove

89

Faktor EFAS

Faktor EFAS

Nilai Wawancara Responden

AVE Jumlah

Presentase Bobot 1 2 3 4 5 6 7 8 9

o1 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3.2 19.46 0.19

o2 4 3 3 2 2 3 3 2 2 2.7 16.13 0.16

o3 3 2 2 3 4 4 3 4 3 3.1 18.79 0.19

o4 2 3 4 3 2 3 4 2 3 2.9 17.46 0.17

t2 2 3 1 2 1 2 3 3 3 2.2 13.41 0.13

t3 3 3 2 3 2 1 2 3 3 2.4 14.74 0.15

Σ 16.6 100.0 1.0