STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM ...repository.ub.ac.id/5842/1/Priatama, Regant Yudha.pdfDalam...
Transcript of STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM ...repository.ub.ac.id/5842/1/Priatama, Regant Yudha.pdfDalam...
STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM
PENGEMBANGAN SEKTOR USAHA
MIKRO,KECIL DAN MENENGAH (UMKM). (Studi pada Kantor Desa Ngrayun Kecamatan
Ngrayun Kabupaten Ponorogo)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Skripsi
pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Oleh:
REGANT YUDHA PRIATAMA
NIM. 105030101111016
Dosen pembimbing:
1. Dr. Ratih Nur Pratiwi, M.Si.
2. Drs. Minto Hadi, M.Si.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
MALANG
2017
i
MOTTO
“ Orang-orang yang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja
karena mereka terisnspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi
karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan
waktu untuk
menunggu inspirasi“
( Ernest Newman, 2012 )
“ Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal,
tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh “
( Confusius, 2012 )
“Lebih baik terlambat daripada tidak wisuda sama sekali”
( Regant Yudha Priatama, 2017)
ii
iii
v
RINGKASAN
Regant Yudha Priatama, 2010, “Strategi Pemerintah Desa Dalam
Pengembangan Sektor Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) (Studi
Pada Kantor Desa Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo). Dr.
Ratih Nur Pratiwi, Drs. Minto Hadi, M.Si.
Penelitian ini dilakukan atas dasar besarnya potensi Usaha Mikro,kecil dan
menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pengembangan
ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil
pembangunan.Hal ini terjadi karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan
hasil bumi di dalamnya, akan tetapi meskipun potensi sektor Usaha Mikro,kecil
dan menengah (UMKM) sangat menjanjikan namun masih banyak di daerah yang
masih belum mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Hal tersebut
menyebabkan sektor Usaha Mikro,kecil dan menengah (UMKM) yang seharusnya
menjadikan potensi daerah tersebut masih belum maksimal pada proses
pengelolaannya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Desa Ngrayun Kecamatan
Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Analisis yang digunakan dalam penelitian
menggunakan analisis SWOT
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pengembangan
sektor Usaha Mikro,kecil dan menengah (UMKM) yang dilakukan Pemerintah
Desa Ngrayun diantaranya adalah Industri di Desa Ngrayun, Kecamatan Ngrayun
Kabupaten Ponorogo banyak menyerap tenaga kerja. Pada umumnya Industari
Desa Ngrayun merupakan usaha perorangan yang mengandalkan modal milik
pribadi dengan jumlah yang sangat terbatas. Salah satu strategi pemerintah Desa
dalam pengembangan Usaha Kecil, Mikro dan Menengah di Desa Ngrayun adalah
pengembangan pemasaran. Strategi Pemerintah Desa dalam pengembangan
UMKM di Desa Ngrayun berikutnya adalah pengembangan sumber daya
manusia. Strategi pengaturan dan pengendalian yang dilakukan Pemerintah Desa
terkait dengan pengembangan industri meliputi Pengaturan Perijinan dan Fungsi
Kelembagaan. Dalam strategi pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
di Desa Ngrayun tidak terlepas dari faktor pendorong dan penghambat.
Dari hasil analisis tersebut maka rekomendasi Untuk mengatasi
permasalahan permodalan diharapkan pemerintah Desa Pemerintah Desa Ngrayun
Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo dapat memberikan kemudahan pada
pelaku Industri di Desa Ngrayun untuk mendapatkan fasilitas pinjaman
permodalan. Untuk mengatasi masalah pemasaran dalam pengembangan
diharapkan intensitas pelaksanaan Pembinaan dan pelatihan yang khusus
mengajarkan tentang materi kewirausahaan secara intensif dan rutin.
vi
SUMMARY
Regant Yudha Priatama, 2010, “The Strategy of Village Government within
the development of Small-Medium Enterprise (SME) : Case Study on
Ngrayun Village’s Office, Ngrayun district, Ponorogo Regency”. Under the
supervision of Dr. Ratih Nur Pratiwi and Drs. Minto Hadi, M.Si.
The research has been conducted in accordance of the high interest and potential
of the SME which play a strategic role to develop the national economic beside its
function as the regional distributor and its contribution to absorb the
unemployment. Other reason makes this research important is the condition of
Indonesia which is dominated by the fertile soil enabling the production of
agricultural product but in some remote areas it seems to be underdeveloped and
lack of government intervention. This case has lead to inefficiency of distribution
of the SME’s product itself. Furthermore, it also become inhibiting factor of
regional development.
This research is descriptive research by using a qualitative approach. Conducted
in Ngrayum Village, Ngrayum District, Ponorogo Regency. In Addition, this
research was using the SWOT analysis as the tool for analyzing the data.
The finding of this research indicates that the strategy of Village government to
develop the SME consist of developing the market operation, developing the
capacity of human resources, the management strategy as well as controlling
strategy. These strategies have been implemented by using institutional-centered
strategy such as ease the legalization process to establish the new SME.
Based on the analysis of this inquiry, there are some recommendations to the
village government to do the greater pace to develop the SME. First, the capital
sector, the village government is expected to be able to ease the capital flow for
the SME owner as the loan or grants. Second, there should be a reliable policy to
increase the training and development of SME owner especially related to
entrepreneurship material intensively.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT serta limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Strategi Pemerintah Desa Dalam Pengembangan Sektor Usaha
Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) (Studi Pada Kantor Desa Ngrayun
Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo).” Skripsi ini disusun dalam rangka
menjalankan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam gelar
Sarjana Ilmu Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya Malang.
Sejak awal sampai akhir penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku dekan Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya.
2. Bapak Dr. Choirul Saleh, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Publik yang
telah menyusun kurikulum perkuliahan yang membantu penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Ratih Nur Pratiwi, M.Si. dan Bapak Drs. Minto Hadi, M.Si.yang telah
membimbing dan membantu saya pada penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Supriyadi dan Ibu Pinarti selaku orang tua yang telah memberikan
bantuan doa, moral serta materil dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Junari, Ibu Titik Wahyuni yang selalu memberikan dorongan dan
bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
viii
6. Pendy Dwi Sispriyanto adik laki-laki yang selalu membantu tanpa lelah dan
memberikan semangat dalam meyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Arnol Emille Theodoros M, selaku kepala desa Ngrayun yang
memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Teman – teman kampus seperjuangan FIA Angkatan 2010, dan semua pihak
yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Demi kesempurnaan skripsi ini, peneliti mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Malang, 19 juli 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
MOTTO .............................................................................................................i
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .....................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN ...............................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................iv
RINGKASAN ....................................................................................................v
SUMMARY .......................................................................................................vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 10
D. Kontribusi Penelitian .................................................................... 10
E. Sistematika Penulisan ................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Administrasi Publik ...................................................................... 13
1. Pengertian Administrasi Publik................................................. 13
B. Teori Pembangunan ...................................................................... 15
C. Desa .............................................................................................. 17
1. Pengertian Desa ........................................................................ 17
2. Pembangunan Desa .................................................................. 18
D. Strategi .......................................................................................... 21
1. Pengertian Strategi ................................................................... 21
2. Tipe-tipe Strategi ...................................................................... 22
3. Prinsip-prinsip untuk Mensukseskan Strategi .......................... 23
4. Strategi dan Tanggung jawab Sosial ........................................ 23
E. UMKM ( Usaha Kecil dan Menengah) ......................................... 24
1. Pengertian UMKM ................................................................... 24
2. Fungsi dan Peran UMKM ........................................................ 27
3. Asas dan Tujuan UMKM ......................................................... 29
4. Strategi UMKM ....................................................................... 31
F. Pengembangan Industri Kecil ....................................................... 33
1. Pengertian Pengembangan ....................................................... 33
2. Bentuk Pengembangan Industri ................................................ 34
3. Pentingnya Pengembangan Industri .......................................... 36
4. Tujuan Pengembangan Industri ................................................ 39
5. Faktor Yang Berpengaruh Dalam Pengembangan Industri ...... 40
6. Strategi Pengembangan Industri ............................................... 43
x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 49
B. Fokus Penelitian ............................................................................ 51
C. Lokasi dan Situs Penelitian ........................................................... 52
D. Sumber Data Penelitian ................................................................ 52
1. Data Primer ............................................................................... 52
2. Data Sekunder ........................................................................... 53
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 53
1. Wawancara ................................................................................ 53
2. Observasi ................................................................................... 54
3. Dokumentasi ............................................................................. 54
F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 55
1. Peneliti sendiri ........................................................................... 55
2. Panduan wawancara .................................................................. 55
G. Analisis Data .................................................................................. 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambar Umum Lokasi Penelitian .................................................. 59
1. Gambar Umum Desa Ngrayun ................................................. 59
a. Letak dan Kondisi Geografis ................................................ 59
b. Kondisi Demografis ............................................................ 61
2. Gambar Umum Pemerintah Desa Ngrayun .............................. 62
B. Penyajian Data Fokus Penelitian .................................................. 70
1. Strategi Pemerintah Desa Ngrayun Dalam Pengembangan
Sektor UMKM ......................................................................... 70
a. Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial ...................... 70
b. Pengembangan Pemasaran .................................................. 73
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia ............................... 77
d. Strategi Pengaturan dan Pengendalian ................................ 78
2. Faktor Pendorong dan Penghambat Dalam Pemberdayaan
UMKM di Sentra Industri Desa Ngrayun ................................ 79
a. Faktor Pendorong ................................................................ 79
b. Faktor Penghambat .............................................................. 80
C. Analisis dan Interpretasi Data ....................................................... 81
1. Strategi Pemerintah Desa Ngrayun dalam
Pengembangan UMKM ............................................................ 81
a. Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial ....................... 81
b. Pengembangan Pemasaran .................................................. 85
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia ............................... 87
d. Pengaturan dan Pengendalian .............................................. 91
2. Faktor Pendorong dan Penghambat dalam Strategi
Pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Desa Ngrayun ..... 94
a. Faktor Pendorong ................................................................ 94
b. Faktor Penghambat .............................................................. 96
xi
3. Strategi Analisis SWOT ........................................................... 99
a. Kekuatan .............................................................................. 99
b. Kelemahan ........................................................................... 99
c. Peluang ................................................................................ 100
d. Ancaman .............................................................................. 100
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 101
B. Saran ............................................................................................. 104
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
1. Pembagian luas wilayah ..................................................................................60
2. Jumlah penduduk Sumber data demografi Desa Ngrayun .............................62
xiii
DAFTAR GAMBAR
1. Seketsa Desa Ngrayun .................................................................................... 61
2. Dukungan INDAKOP dan UMKM Kabupaten Ponorogo Terhadap Keberadaan
UMKM Desa Ngrayun Melalui Pameran ....................................................... 75
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Curriculum Vitae
2. Interview Guide
3. Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi yang dialami Indonesia semakin membangkitkan
kesadaran akan pentingnya peranan Usaha Mikro, kecil menengah (UMKM)
sebagai andalan yang menggerakkan perekonomian Indonesia. Karena tingkat
penyerapan tenaga kerjanya yang relatif tinggi dan kebutuhan modal
investasinya yang kecil, UMKM bisa dengan fleksibel menyesuaikan dan
menjawab kondisi pasar yang terus berubah. Hal ini membuat UMKM tidak
rentan terhadap berbagai perubahan eksternal. UMKM justru mampu dengan
cepat menangkap berbagai peluang, misalnya untuk melakukan produksi yang
bersifat subtitusi impor dan meningkatkan pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
Suhardjono (2003) mengemukakan tiga alasan mengapa UMKM perlu
dikembangkan, yaitu: pertama, UMKM menyerap banyak tenaga kerja; kedua,
UMKM memegang peranan penting dalam impor dan migas;ketiga, adanya
urgensi merubah struktur ekonomi.
Usaha Mikro,kecil dan menengah (UMKM) mempunyai peran yang
strategis dalam pengembangan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan
dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam
pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di
negara kita sejak beberapa waktu lalu, dimana banyak usaha berskala besar
yang mengalami berhenti aktivitasnya, sektor usaha Mikro,kecil dan menengah
2
(UMKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat
pengalaman yang telah di hadapi oleh Indonesia dalam mengahadapi krisis,
kiranya tidak berlebihan apabila pemerintah memilih menitik beratkan pada
pengembangan sektor swasta di fokuskan pada UMKM, terlebih lagi unit usaha
ini seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan
belum mampu bersaing dengan unit usaha lainnya.
Kondisi persaingan di bidang perekonomian pada saat ini cukup ketat
dan kompleks. Setiap perusahaan di tuntut untuk selalu dan memahami apa
yang terjadi di pasar dan apa yang menjadi keinginan konsumen, serta
perubahan yang ada agar mampu bersaing dengan unit usaha lainya. Perubahan
di sini terkait dengan bagaimana perusahaan berinovasi untuk menjawab apa
yang menjadi keinginan konsumen, persaingan dengan pihak pesaing yang
lain, serta perubahan yang terjadi di pasar.
Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tidak
dapat dihindari. Dengan adanya persaingan, maka perusahaan dihadapkan pada
berbagai peluang dan ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari dalam
negeri untuk itu setiap perusahaan di tuntut untuk selalu mengerti dan
memahami apa yang terjadi di pasar dan apa yang menjadi keinginan
konsumen, serta berbagai perubahan yang ada di lingkungan bisnisnya
sehingga mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Sudah
seharusnya perusahaan berupaya untuk meminimalisasi kekuatan yang
dimilikinya. Dengan demikian perusahaan di tuntut untuk memilih dan
menetapkan strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan.
3
Dengan melakukan berbagai strategi dalam hal persaingan usaha,maka
perusahaan berharap untuk dapat menciptakan produk yang terbaru lain
daripada yang sebelumnya atau membuat produk yang merupakan perbaikan
dari produk yang telah ada sebelumnya. Dalam mengkonsumsi suatu produk,
konsumen tidak hanya sebatas melihat pada nilai atau fungsi dari suatu produk
yang di butuhkan, tetapi konsumen juga memperhatikan apakah produk yang di
pilih memiliki nilai tambah atau kelebihan dibandingkan dengan produk lain
yang sejenis. Keinginan inilah yang harus di mengerti oleh produsen sebagai
landasan untuk melakukan proses inovasi. Perkembangan inovasi yang berhasil
akan menjadi strategi yang tepat untuk mempertahankan kedudukan produk di
pasar, karena sebagian besar dari produk pesaing tampil statis dari tahun ke
tahun. (Steve Kensinger, 1997:60).
Pada dasarnya UMKM kebanyakan , dalam praktek di dominasi oleh
usaha mikro yang mana kegiatan usaha pada umumnya banyak berorientasi
pada kepentingan survival bagi diri dan keluarga dibanding sebagai suatu
usaha atau bisnis. Artinya usaha yang di maksudkan lebih banyak untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Walaupun demikian sebagian kecil dari UMKM
lain, dengan memakai usahanya, sudah mulai bergerak memasuki dinamika
ranah usaha/bisnis, guna untuk memenuhi atau membangun kebutuhan pasar
(mengembangkan bermacam-macam permintaan ). Tentu saja ada juga dari
mereka yang berhasil ‘menciptakan’ produk-produk yang kemudian diinginkan
oleh luas, dan berkembang menjadi suatu kebutuhan. Yang terakhir itu pada
umumnya dapat dilakukan di wilayah-wilayah produksi UMKM tertentu
4
dengan kemampuan menghasilkan komoditas khusus, berupa produk khas dan
di kenal sebagai sentra produk ‘tertentu’.
Perusahaan pada umumnya menginginkan apa yang di produksi dapat
dipasarkan dengan lancar dan menguntungkan. Berawal dari hal tersebut
perusahaan menginginkan agar pelanggan yang sudah diciptakan dapat
dipertahankan selamanya. Namun hal terbut bukanlah merupakan hal yang
mudah mengingat beberapa perubahan dapat terjadi setiap saat, baik perubahan
pada diri pelanggan, seperti selera maupun beberapa aspek psikologis sosial
dan kultur pelanggan. Dalam jangka panjang loyalitas pelanggan menjadi
tujuan bagi perencanaan pasar strategis, selain itu juga dijadikan dasar
pengembangan keunggulan yang berkelanjutan, yaitu berbagai keunggulan
yang dapat direalisasikan melalui upaya-upaya pemasaran.
Dalam lingkungan persaingan global yang semakin ketat dengan
masuknya beberapa produk yang lebih inovatif ke pemasaran dalam negeri di
satu sisi dan kondisi pasar yang semakin jenuh untuk beberapa produk tertentu
di sisi lain, menyebabkan tugas untuk mengelola loyalitas pelanggan menjadi
tantangan manajerial yang tidak mudah, kepergian pelanggan merupakan salah
satu kadar ukuran yang paling nyata di dalam bisnis. kepergian pelanggan
merupakan ukuran yang paling mungkin bahwa pelanggan melihat suatu aliran
nilai yang merosot dari suatu perusahaan. Suatu tingkat kepergian yang
meningkat merupakan suatu pertanda akan adanya pengurangan cash flow dari
pelanggan kepada perusahaan (meskipun perusahaan mampu mengganti
pelanggan yang hilang), karena untuk mendapatkan pelanggan baru
5
membutuhkan biaya dan pelanggan lama cenderung memberikan cash flow
serta keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan pelanggan yang baru.
Demikian yang melatar belakangi untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat dilalui dengan jalan perubahan-perubahan kehidupan yang lebih
baik dari sebelumnya, perubahan tersebut dilakukan melalui pembangunan
masyarakat, tujuan pembangunan ialah perbaikan kondisi ekonomi,sosial, dan
kebudayaan, sehingga kemiskinan dan lingkungan hidup mengalami
perubahan. Dengan lahirnya undang-undang No 32 tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah merupakan langkah baru untuk membenahi
penyelenggaraan pemerintahan. Melalui otonomi dan desentralisasi yang di
harapkan mampu melahirkan aktif dan menumbuhkan kemandirian
Pemerintah Daerah, di mana dominasi negara berubah menjadi institusi lokal,
untuk itu peran serta langsung sangat diperlukan dan terus diperkuat dan
diperluas. Dengan demikian istilah tidak sekedar menjadi retorika semata
tetapi diaktualisasikan secara nyata dalam berbagai kegiatan dan pengambilan
kebijakan pembangunan.
Pada hakikatnya pembangunan merupakan suatu rangkaian upaya yang
dilakukan secara terus menerus untuk mencapai suatu tingkat kehidupan yang
sejahtera lahir dan batin. Untuk itu peran serta dalam pengelolaan sumber daya
khususnya pembangunan yang sangat diperlukan karena merupakan objek
sekaligus subjek pembangunan, sehingga berkembanglah model pembangunan
partisipatif. Pembangunan partisipatif merupakan pendekatan pembangunan
yang sesuai dengan hakikat otonomi daerah yang meletakkan landasan
6
pembangunan yang tumbuh berkembang dari di selenggarakan secara sadar
dan mandiri oleh dan hasilnya dinikmati oleh seluruh oleh seluruh
(Sumaryadi, 2005:87). Melalui program-program pembangunan tersebut
diharapkan semua elemen dapat secara bersama-sama dengan cara
mencurahkan pemikiran dan sumber daya yang dimiliki guna memenuhi
kebutuhan sendiri.
Dalam pembangunan, merupakan salah satu elemen proses pembangunan
desa, oleh karena itu dalam pembangunan perlu dibangkitkan terlebih dahulu
oleh pihak lain seperti pemerintah desa, sehingga dengan adanya keterlibatan
pemerintah desa besar kemungkinan akan merasa diberi peluang atau
kesempatan ikut serta dalam pembangunan, karena pada dasarnya
menggerakkan bisa merupakan salah satu sasaran pembangunan desa itu
sendiri. sebagai objek pembangunan berarti terkena langsung atas kebijakan
dan kegiatan pembangunan. Dalam hal ini perlu perlu ikut dilibatkan baik dari
segi formulasi kebijakan maupun aplikasi kebijakan tersebut, sebab merekalah
yang dianggap lebih tahu kondisi lingkungannya.
Pemerintah desa sebagai ujung tombak pembangunan yang mana
keberadaan dari pemerintah desa berhubungan langsung dengan . Dalam
Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang pemerintah Daerah pada Bab 1
pasal 1 di poin 1 disebutkan bahwa desa atau yang disebut atau yang disebut
nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan hukum yang memiliki
batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang
7
diakui dan di hormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan demikian desa semakin di tuntut kesiapannya dalam dalam
hal merumuskan kebijakan desa, merencanakan pembangunan desa yang di
sesuaikan dengan situasi dan kondisi. Demikian juga dalam mengembangkan
atau menciptakan kondisi yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya
kreativitas dan inovasi dalam mengelola dan menggali potensi yang ada,
sehingga tercipta desa yang otonom yaitu masyarakat desa mampu memenuhi
kepentingan dan kebutuhan yang diperlukan.
Peran serta Pemerintah Desa dalam membina dan mengembangkan
Usaha Mikro,kecil dan menengah (UMKM) sangatlah diperlukan agar UMKM
dapat berkembang lebih pesat. Pembinaan ini di tujukan agar sektor ini dapat
berperan sebagai sumber penghasilan yang cukup bagi pemilik usaha dan bagi
yang terlibat dalam pengolahannya. Karena jika dalam hal tersebut dapat
ditangani dengan baik, UMKM dapat menjadi sumber penghasilan yang
potensial. Atas dasar inilah sektor UMKM perlu ditangani dan dibina secara
lebih serius oleh Pemerintah Desa.
Pengembangan UMKM dirasa kurang karena Kepala Desa dan
perangkatnya lebih banyak terlibat dalam aspek-aspek administrasi dan
perijinan menggunakan dana pembangunan Nasioal Pemberdayaan Masyarakat
Desa Mandiri. Tanpa ada dukungan dari aparat desa sedikitpun. Ada beberapa
peran aparatur desa dalam pengembangan UMKM, pertama, setiap pemasukan
desa yang berasal dari tanah bengkok atau dana perijinan dan Pada saat
pengusulan, yang tercatat memang para UMKM yang memerlukan bantuan.
8
Bila pun diberikan kepada UMKM yang sesungguhnya, namun bantuan
tersebut sering dipotong jumlahnya dengan beragam alasan. Sebenarnya
aparatur desa bisa mengorganisir UMKM yang sudah ada. Misalnya, bila di
sebuah desa sudah banyak pembuat kripik singkong, maka aparatur desa bisa
mengkoordinir membelikan peralatan bagi pembuatan kripik singkong.
Peralatan ini bisa digunakan oleh semua para pembuat kripik. Dengan cara ini
maka aparatur desa sudah berperan dalam standarisasi pembuatan produk.
Aparatur desa pun dapat memobilisasi warganya yang bekerja di luar desa,
agar mereka yang bekerja di luar desa menjadi tenaga marketing sekaligus
membuat jaringan-jaringan distribusi di tempat daerah lain. Aparatur Desa,
bisa mengkombinasikan beragam kemampuan warga desa. Keberagaman
keahlian warga desa bisa diramu untuk mengembangkan produk-produk
UMKM asli desa. Bila ada warga yang sangat ahli dalam cita rasa makanan,
maka dia bisa diikutkan sebagai tim yang mengembankan produk UMKM desa
tersebut. Bila ada warga desa yang ahli dalam pembuatan peralatan, maka
warga desa tersebut dapat dimanfaatkan untuk membuat teknologi bagi
pengembangan produk UMKM desa. Dengan peran-peran seperti ini maka
setiap warga desa bisa menjadi wirausahawan.
Banyaknya industri kecil di Desa Ngrayun dirinci menurut jenisnya yaitu
formal dan non formal dibutuhkan adanya peran serta Pemerintah Desa
sangatlah diperlukan agar berkembang dengan baik. Kesejahteraan Desa
adalah tujuan utama bagi Pemerintah Desa dalam mengupayakan kesejahteraan
tersebut banyak peran penting yang harus dilakukan yaitu salah satunya dengan
9
adanya peran pemerintah dalam mengembangkan di sektor usaha kecil dan
menengah, perlu diketahui bahwa daerah pegunungan desa ngrayun masih
menyimpan potensi alam yang sangat banyak sekali namun pemanfaatannya
belum maksimal. Dan potensi pemanfaatan hasil bumi dari pertanian dan
perkebunan. Usaha Mikro,kecil dan menengah (UMKM) Desa, dapat berjalan
optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Desa baik dari Sumber Daya
Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Desa. Desa Ngrayun
diperlukan dalam pembangunan desa merupakan hal yang sangat
mempengaruhi keberhasilan proses pembangunan itu sendiri bisa lebih
berperan aktif dalam menjalankan serta mengembangkan perekonomian yang
ada di Desa.
Melihat dari kasus-kasus di atas bahwasanya Usaha Mikro,kecil dan
Menengah (UMKM) Yang ada di desa Ngrayun dapat dikembangkan segala
potensi di dalamnya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pemerintah
Desa Ngrayun selaku pemegang wewenang harus secepatnya mencari
program-program atau strategi-strategi untuk mengembangkan Usaha
Mikro,kecil dan menengah (UMKM) Yang ada di desa Ngrayun . Maka dari itu
penulis akan lebih lanjut membahas mengenai “Strategi Pemerintah Desa
Dalam Pengembangan Sektor Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
(UMKM) (Studi Pada Kantor Desa Ngrayun Kecamatan Ngrayun
Kabupaten Ponorogo).
10
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi Pemerintah Desa Ngrayun Kecamatan Ngrayun
Kabupaten Ponorogo dalam Mengembangkan Sektor Usaha Mikro, Kecil
Dan Menengah (UMKM) ?
2. Faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pengembangan Usaha
Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi yang dilakukan oleh
Pemerintah Desa Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo dalam
Mengembangkan Sektor Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) .
2. Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor
penghambat dan pendukung dalam pengembangan Sektor Usaha Mikro,
Kecil Dan Menengah (UMKM) yang dilakukan oleh Pemerintah Desa
Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo.
D. Kontribusi Penelitian
1. Akademis
Sebagai bahan pengembangan Ilmu Administrasi Publik dan Administrasi
Pembangunan, serta sarana untuk mengaktualisasikan sebagai ilmu yang
telah diterima dalam perkuliahan.
2. Praktis
a. Sebagai cara mengetahui kemampuan peneliti dalam mendeskripsikan
serta menganalisa strategi Pemerintah Desa Ngrayun Kecamatan
11
Ngrayun Kabupaten Ponorogo dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil
Dan Menengah (UMKM) .
b. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Desa Ngrayun Kecamatan
Ngrayun Kabupaten Ponorogo di dalam penyusunan strategi
pengembangan dalam Mengembangkan Sektor Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah (UMKM) .
c. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa lain nantinya yang berminat
melakukan penelitian dengan tema yang sama.
E. Sistematika Penulisan
Dalam proposal penelitian ini, sistematika penulisan terdiri atas lima bab
yang dapat diuraikan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang berkaitan dengan
permasalahan dan pernyataan peneliti yang meliputi konsep dan
pengertian dari judul permasalahan yang diangkat.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metode yang digunakan dalam penelitian,
yang meliputi jenis penelitian, fokus penelitian, lokasi dan situs
penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,
analisis penelitian.
12
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini terdiri dari 2(dua) subbab, yaitu penyajian data dan data
fokus, dalam penyajian data dikemukakan gambaran umum lokasi
penelitian,letak dan kondisi desa, gambaran umum Pemerintah
Desa Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo,
Strategi Pemerintah Desa Ngrayun Dalam Pengembangan Sektor
Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM), serta faktor-faktor
yang menjadi pendorong dan penghambat Pemerintah Desa
Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo dalam
pengembangan Sektor Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
(UMKM) , serta dari penyajian data yang ada ini akan dianalisa
dan diimplementasikan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis
strategi yang telah dilakukan serta memberikan saran sesuai
dengan permasalahan yang dibahas.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Administrasi Publik
1. Pengertian Administrasi publik
Administrasi publik tiada lain adalah proses kerjasama yang beraku
dalam organisasi publik untuk memberikan pelayanan kepada publik. Atau
dengan rumusan yang agak spesifik, administrasi publik adalah proses
kerjasama yang berlaku dalam organisasi publik untuk melaksanakan fungsi
pemerintahan dan pembangunan (Zauhar, 1996:33). Sedangkan R.C
Chandler dan J.C. Plano (1988, dalam Indradi, 2010:144) mendefinisikan
administrasi publik adalah proses dimana sumberdaya dan personel publik
diorganisir dan dikoordinasikan untuk mengelola (manage) keputusan-
keputusan dalam kebijakan publik. Jadi dapat disimpulkan administrasi
publik merupakan proses kerjasama yang dilakukan oleh organisasi publik
untuk melaksanakan fungsi pemerintahan seperti membuat keputusan-
keputusan dalam kebijakan publik.
Nigro dan Nigro (1980, dalam Zauhar, 1996:31), mengartikan Public
Administration sebagai Administrasi publik yang mendefinisikan
administrasi publik sebagai berikut :
a. Usaha kerjasama kelompok di dalam suatu organisasi publik
b. Mencakup tiga buah badan/lembaga (eksekutif, legislatif dan yudikatif)
serta interrelasi di antara kegiatannya
14
c. Mempunyai peran yang sangat penting dalam merumuskan
kebijaksanaan publik, dan oleh karenanya merupakan bagian dari proses
politik
d. Mempunyai perbedaan yang sangat jelas dengan administrasi privat
e. Mempunyai kaitan yang erat dengan berbagai macam kelompok dan
individu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
Administrasi publik harus berfungsi dengan baik khususnya di negara
sedang berkembang, banyak program-program pemerintah yang kandas di
tengah jalan karena administrasi publik tidak berjalan dengan baik. Hal itu
sesuai yang diungkapkan Zauhar (1996:2), bahwa di dunia ini terdapat
berbagai macam kepentingan yang bertentangan satu sama yang lain, yang
penyelesaiannya dapat dilakukan dengan baik, hanya kalau administrasi
berfungsi dengan baik.
Zauhar (1996:7), juga menjelaskan tidak ada organisasi yang sukses
dalam mencapai tujuannya tanpa dukungan administrasi yang efektif. Dalam
konteks yang agak luas, pencapaian tujuan ekonomi, sosial, politik, militer
atau keagamaan dari suatu organisasi sangat tergantung pada administrasi
yang efisien. Usaha kelompok bertanggung jawab untuk memajukan
masyarakat dan sebaliknya kemajuan masyarakat di tunjang oleh
administrasi yang berkelanjutan dan tertib. Administrasi yang efisien secara
nyata memberikan andil yang sangat besar bagi suksesnya suatu organisasi
dan akhirnya akan mengarah pada kemakmuran masyarakat.
Di dalam pelaksanaannya, administrasi publik sebisa mungkin
diharuskan untuk selalu memberikan atau membuat kebijakan-kebijakan
15
yang berorientasi pada masyarakat luas mengingat banyaknya
permasalahan-permasalahan yang ada di dalam masyarakat tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, Zauhar (1996:3) menjelaskan bahwa persoalan
yang harus ditangani oleh administrasi publik semakin hari kian rumit dan
beragam, baik kualitas maupun kuantitasnya. Di lain pihak sumber daya dan
dana yang dimiliki oleh administrasi publik sangat terbatas. Oleh karenanya
maka di dalam operasinya administrasi publik tidak bisa mengerjakan
pekerjaannya secara serentak dengan tingkat yang sama tinggi. Ia harus
mempunyai prioritas yang terencana.
B. Administrasi Pembangunan
Administrasi pembangunan merupakan salah satu bagian dari
administrasi negara. Administrasi pembangunan ini mempunyai fokus analisis
berupa proses pembangunan yang diselenggarakan oleh suatu negara dalam
rangka pencapaian tujuan dan cita-cita negara bangsa tertentu, termasuk cara-
cara ilmiah yang dipergunakan dalam pemecahan masalah, menghadapi
tantangan, memanfaatkan peluang, dan menyingkirkan ancaman (Siagian,
2005:23). Selanjutnya, Siagian menyebutkan definisi dari administrasi
pembangunan yaitu sebagai suatu usaha pertumbuhan dan perubahan yang
berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan
pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (mation-
bilding). Selain itu, Tjokroamidjojo dalam Siagian (2005:24).
Bahwa administrasi pembangunan adalah proses pengendalian usaha
(administrasi) oleh negara/pemerintah untuk merealisir pertumbuhan yang
16
direncanakan ke arah suatu keadaan yang dianggap lebih baik dan kemajuan di
dalam berbagai aspek kehidupan bangsa.
Dari definisi tersebut dapat diketahui ide pokok dari administrasi
pembangunan, yaitu : (1) adanya suatu proses yang terus menerus,(2) usaha
yang dilakukan dengan perencanaan, (3) orientasi pada perubahan yang
signifikan dari keadaan yang sebelumnya, (4) memiliki arah yang lebih modern
dalam artian yang luas mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara, dan (5) memiliki tujuan utama untuk membina bangsa.
Berdasarkan pengertian tersebut,menurut Tjokroamidjojo (1974:9-10),
administrasi pembangunan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Lebih memberikan perhatian terhadap lingkungan masyarakat yang
berbeda-beda, terutama bagi lingkungan masyarakat negara-negara yang
baru berkembang.
2. Administrasi pembangunan mempunyai peran aktif dan berkepentingan
terhadap tujuan-tujuan pembangunan, baik dalam perumusan
kebijaksanaannya maupun dalam pelaksanaannya yang efektif. Bahkan
administrasi ikut serta mempengaruhi tujuan-tujuan pembangunan
masyarakat dan menunjang pencapaian tujuan-tujuan sosial, masyarakat,
dan lain-lain yang dirumuskan kebijakannya melalui proses politik,
3. Justru berorientasi pada usaha-usaha yang mendorong perubahan-perubahan
ke arah yang lebih baik untuk suatu masyarakat di masa depan.
4. Lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas-tugas pembangunan
(development functions) dari pemerintah. Dalam hal ini adalah kemampuan
17
untuk merumuskan kebijakan pembangunan dan pelaksanaan yang efektif
yang telah disepakati bersama. Administrasi pembangunan lebih bersifat
development agent.
5. Administrasi pembangunan harus mengkaitkan diri dengan substansi
perumusan kebijaksanaan dan pelaksanaan tujuan pengembangan
pengembangan di berbagai bidang yaitu ekonomi, sosial, budaya dan lain-
lain. Dengan kata lain administrasi dari kebijaksanaan dan isi-isi program
pembangunan.
6. Dalam administrasi pembangunan administrator dalam aparatur
pemerintahan juga bisa merupakan badan penggerak perubahan (change
agents).
7. Lebih berpendekatan pada lingkungan (ecological approach) berorientasi
pada kegiatan (action oriented) dan bersifat pemecahan masalah ( problem
solving).
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa administrasi
pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara terus menerus
oleh aparatur pemerintah demi tercapainya tujuan dengan memberikan
perhatian kepada masyarakat dan lingkungan di berbagai bidang, seperti bidang
ekonomi,sosial,budaya dan lain sebagainya.
C. Desa
1. Pengertian Desa
Desa adalah suatu daerah hukum yang ada sejak beberapa keturunan
yang mempunyai ikatan kekeluargaan, ikatan sosial yang hidup serta tinggal
18
atau menetap disuatu daerah tertentu adat istiadat yang dijadikan landasan
hukum dan mempunyai seorang pimpinan formil yaitu kepala desa
(Marbun,1983:19).
Definisi desa menurut undang-undang No.23 tahun 2004 adalah “desa
atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan republik Indonesia”.
Lebih lanjut lagi, dalam Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah bab XI tentang desa pasal 200 ayat (3) mengatakan
bahwa desa di kabupaten/kota secara bertahap dapat diubah atau disesuaikan
statusnya menjadi kelurahan sesuai usul dan prakarsa pemerintah desa
bersama badan permusyawaratan desa yang ditetapkan dengan perda.
Melalui definisi tersebut, desa sebagai suatu unit kelembagaan
pemerintahan mempunyai kewenangan pengelolaan wilayah pedesaan.
Wilayah pedesaan disini dapat diartikan sebagai wilayah yang produknya
mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya
alam, dengan susunan fungsi wilayah sebagai pemukiman perdesaan,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dengan kegiatan ekonomi.
2. Pembangunan Desa
Menurut Ali (2007:7) yang dimaksud dengan pembangunan desa
adalah, ”pembangunan desa adalah suatu upaya perubahan yang dilakukan
19
dengan sengaja untuk mencapai kondisi dan situasi yang lebih baik,
dilaksanakan secara sistematis dan bertahap di semua bidang yang menjadi
tanggung jawab dan menuntut partisipasi dari semua warga dan hasilnya
dapat dinikmati oleh seluruh rakyat secara merata”.
Pembangunan desa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dengan pembangunan nasional, pembangunan desa merupakan ujung
tombak keberhasilan pembangunan nasional. Berhasilnya pelaksanaan
pembangunan desa akan berdampak pada suksesnya pembagunan nasional
nantinya. Menurut Bintarto (1980 :25) yang dimaksud dengan pembangunan
desa adalah “pembangunan yang dilaksanakan di wilayah pemerintahan
yang terendah, yaitu desa atau kelurahan. Ciri utama pembangunan desa
atau kelurahan baik melaksanakan secara langsung dalam bentuk swadaya
gotong-royong”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam pembangunan
desa terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
1. Adanya kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok manusia.
2. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam lingkup perdesaan.
3. Tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat desa baik lahir maupun batin.
4. Partisipasi aktif masyarakat desa dengan memanfaatkan segenap potensi
desa yang ada, di samping swadaya dan gotong-royong.
Sedangkan menurut Tjokrowinoto (2008), pembangunan masyarakat
desa dapat dilakukan berdasarkan 3 azas, diantaranya :
20
“(1) azas pembangunan integral (2) azas kekuatan sendiri (3) azas
pemufakatan bersama. Azas pembangunan integral ialah
pembangunan yang seimbang dari semua segi masyarakat desa. Azas
kekuatan sendiri,adalah tiap-tiap usaha pertama-tama harus
berdasarkan kekuatan sendiri. Azas pemufakatan bersama ialah
pembangunan harus dilakukan secara benar untuk menjadi kebutuhan
masyarakat desa dan putusan untuk melaksanakan proyek bukan atas
prioritas atasan tetapi merupakan keputusan bersama anggota
masyarakat desa”.
Menurut Muhi (2011), pembangunan desa terdapat dua aspek penting
yang menjadi objek pembangunan. Secara umum, pembangunan desa
meliputi dua aspek utama, yaitu :
1. Pembangunan desa dalam aspek fisik, yaitu pembangunan yang objek
utamanya dalam aspek fisik ( sarana, prasarana, dan manusia) di
pedesaan seperti jalan desa, bangunan rumah, pemukiman, jembatan,
bendungan, irigasi, sarana ibadah, pendidikan (hardware berupa sarana
dan prasarana pendidikan, dan software berupa segala bentuk pengaturan,
kurikulum dan metode pembelajaran), keolahragaan, dan sebagainya.
Pembangunan dalam aspek fisik ini selanjutnya disebut pembangunan
desa.
2. Pembangunan dalam aspek pemberdayaan insani, yaitu pembangunan
yang objek utamanya aspek pengembangan dan peningkatan
kemampuan, skill dan memberdayakan masyarakat di daerah perdesaan
sebagai warga negara,seperti pendidikan dan pelatihan, pembinaan usaha
21
ekonomi, kesehatan, spiritual, dan sebagainya. Tujuan utama adalah
untuk membantu masyarakat yang masih tergolong marijinal agar dapat
melepaskan diri dari berbagai belenggu keterbelakangan sosial, ekonomi,
politik dan sebagainya. Pembangunan dalam aspek pemberdayaan insani
ini selanjutnya disebut sebagai pemberdayaan masyarakat desa.
Untuk melaksanakan pembangunan pada umumnya dan pelaksanaan
pembangunan desa pada khususnya, maka dapat dilihat adanya beberapa
potensi yang dimiliki dan dapat mendukung tercapainya pelaksanaan
pembangunan yang dicita-citakan. Pengertian potensi desa sebenarnya adalah
meliputi sumber-sumber alami dan sumber-sumber manusiawi, baik yang
sudah terwujud, maupun yang belum terwujud dan yang dapat diharapkan
pemanfaatnya bagi kelangsungan dan perkembangan suatu desa dan
masyarakat desanya.
D. Strategi
1. Pengertian Strategi
Salusu (1996:100) menjelaskan pengertian strategi adalah:
Suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu, dan integral. Menentukan
dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran jangka panjang,
program bertindak, dan prioritas alokasi sumber daya. Menyeleksi bidang
yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi. Mencoba mendapatkan
keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan memberikan respon yang
tepat terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi,
22
dan kekuatan serta kelemahannya. Melibatkan semua tingkat hierarki dari
organisasi.
2. Tipe – Tipe Strategi
Menurut Salusu (1996:104) menyebutkan tipe-tipe strategi adalah:
a. Corporate Strategi (strategi organisasi)
Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan
inisiatif-inisiatif strategik yang baru. Pembatasan-pembatasan diperlukan,
yaitu apa yang dilakukan dan untuk siapa.
b. Program Strategi (strategi program)
Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategik
dari suatu program tertentu. Apa kira-kira dampaknya apabila suatu
program tertentu dilancarkan atau diperkenalkan, apa dampaknya bagi
sasaran organisasi
c. Resource Support Strategi (strategi pendukung sumber daya)
Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan
pemanfaatan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna
meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya itu dapat berupa
tenaga, keuangan, teknologi, dan sebagainya.
d. Institutional Strategi (strategi kelembagaan)
Fokus dari strategi institutional ialah mengembangkan kemampuan
organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategik.
23
3. Prinsip-prinsip untuk Mensukseskan Strategi
Menurut Hatten (1988:108) prinsip-prinsip untuk mensukseskan
strategi adalah sebagai berikut:
a. Strategi harus konsisten dengan lingkungannya
b. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi
c. Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua
sumber daya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain
d. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan
kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru adalah kelemahannya
e. Sumber daya adalah sesuatu yang kritis
f. Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu besar
g. Strategi hendaknya disusun di atas landasan keberhasilan yang telah
dicapai
h. Tanda-tanda dan suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya
dukungan dari pihak-pihak yang terkait, dan terutama dari para eksekutif,
dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi
4. Strategi dan Tanggung Jawab Sosial
Menurut Salusu (2004:109) strategi suatu organisasi hendaknya tidak
bertentangan dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. Ini berarti
bahwa setiap pembuat strategi haruslah mempertimbangkan bahwa semua
tindakan organisasi yang digambarkan dalam strategi itu sesuai dengan etika
dan kepentingan masyarakat luas.
24
Suatu strategi selayaknya merupakan respons terhadap harapan-
harapan masyarakat dan apa yang menjadi prioritas dalam kelompok
masyarakat yang dilayani. Harapan dan kepentingan masyarakat itu
diseimbangkan dengan harapan dan kepentingan dari para eksekutif dan
para karyawan organisasi. Jadi, diperlukan keserasian atau harmoni antara
kepentingan organisasi dan kepentingan masyarakat. Strategi yang
mengabaikan kepentingan masyarakat tidak akan memberikan hasil yang
memuaskan dan dikehendaki oleh para eksekutif.
E. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
a. Usaha Mikro
Usaha mikro menurut Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro. Adapun kriteria usaha
berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 yang dapat
dikatakan sebagai Usaha Kecil apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut: “1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau 2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).”
25
b. Usaha Kecil
Usaha kecil menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
adalah usaha ekonomi.
Produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi Kriteria Usaha Kecil. Adapun kriteria usaha
berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 yang dapat
dikatakan sebagai Usaha Kecil apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah).”
c. Usaha menengah
Usaha Menengah dalam Pasal 1 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah diartikan sebagai ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
26
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan. Kriteria suatu usaha berdasarkan
Pasal 6 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 dapat dikatakan sebagai
Usaha Menengah apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
Maksud dari kekayaan bersih yang telah tersebut diatas yaitu hasil
pengurangan total nilai kekayaan usaha (asset dengan total nilai
kewajiban yang tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Sedangkan yang dimaksud dengan hasil penjualan tahunan adalah
penjualan bersih yang berasal dari penjualan barang atau jasa dari
usahanya dalam satu tahun.
Sifat atau ciri khusus lainnya dari Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah adalah pengusaha selain menjadi pemilik, juga sebagai
manajer yang memanajemen usahanya dan sebagai pekerja ataupun
27
pelaksana. Oleh karena itu, sehat dan kuatnya UMKM tergantung pada
kemampuan, kualitas, dan nilai dari pemilik usaha di dalam mengelola
dan menjalankan usahanya, walaupun terdapat juga peran pihak
Pemerintah terhadap operasional usaha (Helmy, 2008:23).
2. Fungsi dan Peran Usaha Kecil dan Menengah
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki fungsi dan
peran sangat penting khususnya di negara yang sedang berkembang.
UMKM memberikan banyak kontribusi dalam aspek ekonomi dan sosial,
sehingga semua pihak termasuk Pemerintah dan masyarakat memiliki peran
yang sangat penting juga terhadap keberadaan dari UMKM. Clapham
(1991:6), menyatakan bahwa pengelolaan serta pengembangan usaha kecil
ditentukan dan dipengaruhi oleh pemerintah melalui beberapa program
pemerintah yang berkaitan dengan pengembangan usaha kecil. Hal tersebut
disebabkan karena pemerintah mempunyai kepentingan terhadap
keberadaan usaha kecil, karena keberadaan usaha kecil memberikan
beberapa kontribusi pada pembangunan di bidang ekonomi dan sosial.
Saat terjadinya krisis ekonomi, UMKM merupakan salah satu bidang
yang memberikan kontribusi untuk menyumbang kekuatan ekonomi
Negara. Hal tersebut diperkuat oleh Umar (2004:336) yang menyatakan
bahwa usaha kecil merupakan penyumbang besar terhadap kekuatan
ekonomi Negara Indonesia, dan tersebut telah terbukti pada saat terjadinya
krisis atau resesi ekonomi pada tahun 1985 dan 1997. Pada saat itu kesulitan
pada masa krisis atau resesi ekonomi telah dibantu dan diatasi oleh
28
kehadiran usaha kecil. Usaha kecil saat krisis atau resesi ekonomi saat itu
banyak memberikan bantuan atau sumbangan yaitu memberikan lapangan
pekerjaan untuk masyarakat, penciptaan produk baru untuk kepentingan
negara, dan membantu perkembangan usaha-usaha besar sebagai pemasok
(vendor).
Dari paparan di atas sudah tidak diragukan lagi bahwa keberadaan
UMKM sangat membantu dan memberikan kontribusi terhadap keadaan
ekonomi di Negara Indonesia ini. Peran pemerintah dan masyarakat
juga sangat berpengaruh terhadap keberadaan UMKM, karena pemerintah
sebagai pihak yang memiliki hak atau kekuasaan untuk mengatur
keberadaan UMKM. Pengelolaan dan pengembangan UMKM ditentukan
atau dipengaruhi oleh pemerintah melalui beberapa program pemerintah
yang berkaitan dengan pengembangan UMKM. Kemudian peran dari
masyarakat yaitu untuk menjalankan UMKM tersebut, sehingga peran
masyarakat yang berwawasan dan berkompeten sangat berpengaruh
terhadap berkembangnya UMKM. Perkembangan UMKM dewasa. ini
memberikan banyak kontribusi di bidang ekonomi khususnya di Jawa
Timur, karena dengan pemberdayaan atau pengembangan UMKM di Jawa
Timur banyak pihak-pihak yang telah menciptakan lapangan pekerjaan yang
pastinya juga akan mengurangi angka pengangguran di Jawa Timur.
Berkurangnya angka pengangguran itu juga akan berpengaruh terhadap
keadaan sosial masyarakat.
Pentingnya UMKM khususnya di negara berkembang sering dikaitkan
dengan keadaan atau masalah ekonomi dan sosial di negara tersebut.
29
Masalah ekonomi dan sosial yang dimaksud seperti tingkat kemiskinan yang
tinggi, jumlah pengangguran yang besar terutama dari golongan masyarakat
yang berpendidikan rendah, dan proses pembangunan yang tidak merata.
Artinya dengan adanya UMKM mampu untuk mengatasi, mengurangi, dan
menanggulangi dari beberapa masalah tersebut, sehingga pembangunan dan
pengembangan UMKM merupakan bagian dari pembangunan ekonomi dan
sosial.
Berbagai upaya selalu dilakukan pemerintah untuk mengembangkan
UMKM. Salah satu bentuk upaya pemerintah untuk mengembangkan
UMKM yaitu membuat program-program yang berkaitan dengan UMKM
seperti memfasilitasi UMKM untuk melakukan kerjasama baik dalam negeri
maupun dengan luar negeri.
3. Asas dan Tujuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Seperti halnya dengan usaha lainnya, Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah juga memiliki asas dan tujuan dalam melaksanakan usahanya.
Asas yang mengatur tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah diatur
dalam Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2008. Menurut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008, UMKM berasaskan :
a) Kekeluargaan;
b) Demokrasi ekonomi;
c) Kebersamaan;
d) Efisiensi berkeadilan;
e) Berkelanjutan;
30
f) Berwawasan lingkungan;
g) Kemandirian;
h) Keseimbangan kemajuan; dan
i) Kesatuan ekonomi nasional.
Sedangkan tujuan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menurut
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah adalah menumbuhkan dan mengembangkan Usaha Mikro, kecil
dan Menengah dalam rangka membangun perekonomian nasional
berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.
Dalam melakukan upaya pemberdayaan UMKM juga memiliki
prinsip-prinsip yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2008 tentang prinsip dan tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah :
a) Prinsip Pemberdayaan
Prinsip pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan menengah :
1) Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha
Mikro, Kecil dan menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;
2) Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan
berkeadilan;
3) Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar
sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
4) Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; dan
5) Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan dan pengadilan secara
terpadu.
31
b) Tujuan Pemberdayaan
Tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
1) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,
berkembang dan berkeadilan;
2) Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
3) Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam
pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan
pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari
kemiskinan.
4. Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Menurut Arsyad (2004:375) bahwa upaya yang dilakukan
pengembangan UMKM dapat menambah kesempatan kerja dan
meningkatkan nilai tambah dengan memanfaatkan pasar dalam negeri dan
pasar luar negeri. Pengembangan UMKM akan meningkatkan ekonomi
masyarakat, karena UMKM akan berpengaruh langsung terhadap tingkat
pendapatan masyarakat sekitar. Oleh karenanya, sangat perlu dilakukan
upaya untuk mengembangkan UMKM secara maksimal. Menurut sjaifudian
(1995:66-69), strategi upaya pengembangan Usaha mikro, Kecil dan
Menengah yaitu :
1) Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial
Kemampuan finansial merupakan salah satu bagian penting dalam Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah, sehingga Pemerintah dapat melakukan
32
pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan upaya atau
cara pemberian pinjaman maupun hibah.
2) Strategi Pengembangan Pasar
Pasar bebas akan memberikan kesempatan yang besar kepada Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah untuk mengembangkan pasar. Pemerintah
juga dapat menunjang atau mendukung hal tersebut dengan membuat
kebijakan untuk membantu dalam sektor perijinan dan juga promosi
usaha.
3) Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sebagian besar dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memiliki sumber
daya manusia yang rendah sehingga sangat membutuhkan peningkatan
dan pengembangan sumber daya manusia yang berperan dalam
menjalankan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Peningkatan dan
pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan
mengadakan diklat dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan yang
dimiliki oleh sumber daya manusia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
4) Strategi Pengaturan dan Perijinan
Strategi pengaturan dan perijinan dapat dilakukan dengan cara selalu
memantau perkembangan dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan
dengan memberikan kemudahan dalam hal pengurusan ijin untuk
pengembangan usaha.
33
F. Pengembangan Industri Kecil
1. Pengertian Pengembangan
Sebelum memahami pengertian mengenai pengembangan industri,
terlebih dahulu harus memahami pengertian pengembangan. Definisi
pengembangan secara mendasar dikemukakan oleh Poerwadarminto dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia (2006:556) adalah permuatan atau cara
atau usaha pengembangan atau meluaskan usaha. Kemudian menurut
Ndraha (1984:184) mengungkapkan bahwa istilah pengembangan berasal
dari kata “kembang” yang berarti meningkatkan atau menambahkan sesuatu
yang sudah ada baik kualitatif maupun kuantitatif, jadi ada sesuatu yang
bertambah, menjadikan besar (luas, merata) serta menjadikan maju secara
baik dan sempurna. Sedangkan menurut Pamuji (1985:7) juga
mengemukakan bahwa pengembangan diartikan sebagai :
“Suatu pembangunan yaitu merubah sesuatu sehingga menjadi baru
dan memiliki nilai yang lebih tinggi. Dengan demikian juga
mengandung makna sebagai pembaharuan yaitu melakukan usaha –
usaha untuk membuat sesuatu menjadi lebih sesuai atau cocok dengan
kebutuhan, menjadi lebih baik atau bermanfaat “.
Dalam memudahkan konsep pengembangan, maka pengembangan
dapat didefinisikan sebagai usaha untuk memajukan atau meningkatkan atau
memperbaiki sesuatu yang sudah ada.
Dari beberapa definisi pengembangan tersebut dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud pengembangan merupakan segala usaha atau
perbuatan untuk memajukan, memperbaiki, secara teratur dan bertahap,
34
serta meningkatkan sesuatu yang sudah ada sesuai dengan apa yang
diharapkan. Sedangkan pengertian industri menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1977:378) adalah kegiatan memproses atau mengolah barang
dengan menggunakan sarana peralatan, misal mesin. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pengembangan industri adalah proses yang dilakukan untuk
meningkatkan kegiatan dalam memproses atau mengolah barang agar
memiliki nilai yang lebih tinggi.
2. Bentuk – bentuk Pengembangan Industri
Pengembangan industri kecil sebagai salah satu strategi dan kebijakan
nasional memiliki peran penting dalam membangun dan mendukung
pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. Sumbangan industri kecil dalam
sektor pembangunan nasional merupakan wujud nyata yang tidak perlu
disangsikan lagi, seperti dapat menyerap banyak tenaga. Di sisi lain, potensi
yang dimiliki oleh industri kecil yang cukup besar dan tersebar di seluruh
pelosok tanah air, utamanya di daerah perdesaan. Oleh karena itu langkah-
langkah pengembangan harus segera diterapkan untuk membantu mengatasi
kesulitan – kesulitan yang ada.
Upaya pengembangan dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan baik
berupa perangkat lunak maupun perangkat keras. Menurut Syarif (1991:3)
bahwa bentuk-bentuk pengembangan meliputi :
1) Perangkat lunak meliputi :
a) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan
35
b) Pembinaan usaha
c) Bantuan promosi dagang
d) Keringanan dan kemudahan yang diberikan pada pengusaha kecil
dalam rangka mendorong berkembangnya usaha.
2) Perangkat keras meliputi :
a) Menyediakan fasilitas bersama, misalnya koperasi sentra usaha pada
sentra-sentra industri kecil
b) Bantuan langsung pada pengusaha industri kecil seperti penyediaan
tempat usaha dan bantuan permodalan
Di sisi lain, pembinaan atas iklim usaha sebagai faktor eksternal
dalam berusaha juga perlu mendapatkan perhatian karena hal ini akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan industri kecil. Untuk itu,
menurut Sjaifudin (1995:24 – 25) diperlukan kebijakan-kebijakan yang
mampu, yaitu meliputi :
1) Menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan dan
berkembangnya usaha kecil. Yang dalam hal ini diperlukan kebijakan –
kebijakan yang dapat :
a) Memperbesar partisipasi golongan ekonomi lemah dalam kegiatan
ekonomi.
b) Menciptakan situasi yang lebih kondusif sehingga pembangunan yang
cenderung padat modal bergeser pada situasi yang lebih memperluas
kesempatan bagi mata pencaharian rakyat banyak.
c) Mengubah situasi ekonomi yang terlanjur terpusat dan ekstraktif
menjadi lebih tersebar manfaatnya bagi rakyat banyak.
36
d) Mendistribusikan faktor produksi yang telah terlanjur dikuasai
sekelompok orang, agar kepemilikan dan penguasaannya lebih
terdistribusikan pada rakyat banyak.
2) Mewujudkan usaha kecil menjadi usaha yang efisien, sehat dan memiliki
tingkat pertumbuhan tinggi sehingga mampu menjadi kekuatan ekonomi
rakyat dan dapat memberikan sumbangan yang besar bagi pembangunan
ekonomi nasional.
3) Mendorong usaha kecil agar dapat berperan maksimal dalam penyerapan
tenaga kerja dan sumber pendapatan.
4) Menciptakan bentuk-bentuk kerjasama yang dapat memperkuat
kedudukan usaha kecil dalam kompetensi di tingkat nasional maupun
internasional.
Perhatian yang sangat serius dari pemerintah sangat diperlukan dalam
pembinaan industri kecil. Pembinaan ini sangat diperlukan dalam upaya
meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia,permodalan, teknologi dan
perluasan pasar.
3. Pentingnya Pengembangan Industri
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tampaknya merupakan
pukulan telak bagi pemerintah dalam membangun perekonomian nasional.
Banyaknya pemutusan kerja pada industri besar telah memperburuk
permasalahan yang telah ada sebelumnya, seperti kemiskinan dan
pengangguran. Seperti yang dijelaskan oleh Saleh (1986:1) yaitu :
37
“Harapan bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat dari sektor
industri modern akan dapat menyelesaikan masalah kemiskinan dan
pengangguran secara tuntas ternyata masih ada pada rentang
perjalanan yang panjang. Bertitik tolak dari kenyataan inilah maka
eksistensi industri kecil telah mengambil tempat penting di Negara –
negara berkembang termasuk Indonesia “.
Kondisi menyadarkan bahwa pengembangan industri merupakan suatu
keharusan dan bukan hanya sebagai suatu usaha dalam rangka pemerataan
pembangunan, tapi telah memajukan dirinya sebagai struktur sosial yang
dapat menyerap tenaga kerja dengan investasi dapat berproduksi secara
efektif.
Menurut Arsyad (2004:375) pengembangan industri kecil diharapkan
dapat menambah kesempatan kerja dan meningkatkan nilai tambah dengan
memanfaatkan pasar dalam negeri dan luar negeri. Dengan pengembangan
industri kecil ini pula maka partisipasi masyarakat dapat meluas sehingga
masyarakat akan siap secara politis, sosial dan mental untuk menghadapi
perubahan besar yang terjadi dalam proses industrialisasi. Langkah pokok
yang perlu dilakukan untuk mengembangkan industri kecil adalah
pemecahan masalah pemasaran dengan melalui pembinaan industri kecil.
Pembinaan industri kecil pada dasarnya dilakukan melalui pembinaan
sentra-sentra industri kecil.
Masih banyaknya masalah yang terjadi pada industri kecil, menurut
data Badan Pusat Statistik, industri kecil tahun 2003 mengalami masalah
antara lain : modal, bahan baku, keahlian teknisi, pemasaran, keahlian
manajerial dan persaingan (Arsyad, 2004:376). Oleh karena itu peran aktif
pemerintah dan masyarakat sangat diharapkan demi perkembangan industri
38
kecil di suatu daerah, sehingga pada gilirannya dapat menyerap tenaga kerja
dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Tindak lanjut dalam kebijakan
melalui bantuan modal kerja dan pembinaan yang berkesinambungan adalah
yang sangat diperlukan mereka dewasa ini sehingga nantinya dapat
memberikan kontribusi pada masyarakat baik dari segi pengetahuan maupun
materi demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.
Selain hal di atas tujuan dikembangkannya industri khususnya industri
kecil karena hal ini berkaitan dengan mengatasi masalah ekonomi sosial di
Indonesia seperti tingkat kemiskinan yang tinggi, jumlah pengangguran
yang besar terutama golongan masyarakat berpendidikan rendah,
ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata
antara daerah perkotaan dan daerah perdesaan, serta masalah urbanisasi
dengan segala efek negatifnya. Sehingga dengan adanya industri kecil dapat
membantu pemecahan masalah – masalah global yang dialami negeri ini.
Sedangkan peran industri kecil menurut Irianto (1996,h.10) adalah
sebagai berikut :
1) Perluasan tenaga kerja yang tiap tahun bertambah jumlahnya;
2) Peningkatan penghasilan masyarakat secara merata;
3) Industri kecil dalam meningkatkan nilai ekspor.
Hal ini tentunya menguatkan bahwa industri kecil saat ini dinilai
sebagai sektor terpenting untuk mengurangi permasalahan yang dihadapi
suatu daerah, yakni pengangguran. Karena industri kecil tersebar di seluruh
Indonesia, khususnya di daerah perdesaan, pengembangan industri kecil
39
adalah cara yang paling besar perannya sebab tidak hanya untuk
memperbesar lapangan kerja dan kesempatan kerja, tetapi juga mendorong
pembangunan daerah dan pedesaan di suatu wilayah. Oleh karena itu,
pengembangan industri kecil sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
masyarakat di daerah setempat.
4. Tujuan Pengembangan Industri
Pengembangan industri ditujukan agar industri tersebut dapat selalu
terjaga kelangsungan produksinya sehingga pengusaha akan tetap bertahan
dalam industri tersebut. Menurut Dumairy (1996:48) pengembangan
industri bertujuan untuk :
a. Sebagai argumentasi penciptaan lapangan pekerjaan.
b. Memiliki keunggulan komparatif dan mengembangkan persaingan yang
lebih baik dan sehat serta mencegah persaingan yang tidak jujur.
c. Sebagai loncatan dengan kata lain pengembangan industri akan
menggunakan teknologi yang lebih canggih, niscaya akan memberikan
nilai tambah yang sangat besar.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengembangan industri akan berdampak pada perluasan lapangan kerja,
mengembangkan keunggulan komparatif suatu daerah dan menambah nilai
terhadap suatu objek. Lapangan kerja meningkat seiring perkembangan
industri yang semakin bertumbuh pesat yang kemudian akan menciptakan
daerah yang mempunyai industri tersebut memiliki keunggulan komparatif
dibanding daerah lain.
40
5. Faktor yang berpengaruh dalam Pengembangan Industri
Dalam proses kegiatan memproduksi suatu barang dan jasa,
diperlukan adanya faktor – faktor pendukung yang akan mampu mendorong
kelancaran pelaksanaan proses produksi tersebut, faktor – faktor pendukung
yang bisa disebut sebagai faktor produksi ini intinya akan berperan sebagai
input dalam aktivitas produksi. Untuk itu agar proses produksi dapat
berjalan secara optimal, maka diperlukan ketepatan dalam
mengkombinasikan berbagai faktor produksi tersebut. Dalam hal ini
kemampuan manajerial yang baik dalam menjalankan kegiatan tersebut
dibutuhkan bagi seorang pengusaha.
Pendirian suatu bidang baik itu usaha kecil atau besar,tentunya
didasarkan pada suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai. Pencapaian tujuan
ini akan dapat berjalan dengan baik jika perusahaan mempunyai
kemampuan untuk dapat mengelola secara optimal segala sumber yang
dimilikinya. Adapun yang dimaksud dengan sumber-sumber yang dikelola
oleh perusahaan dalam ilmu manajemen yang dikutip Soekarno (1986:46)
ialah :
a. Man : Tenaga kerja manusia
b. Money : Uang yang diperlukan
c. Methods : Cara atau sistem yang dipakai
d. Materials : Bahan-bahan yang diperlukan
e. Machines : Mesin-mesin yang diperlukan
f. Markets : Pasar untuk melempar hasil-hasil produksi
41
Sumber-sumber tersebut di atas selalu dibutuhkan dalam dunia usaha,
baik usaha kecil maupun usaha besar sebagai faktor-faktor produksi. Ini
berarti faktor produksi juga dibutuhkan dalam industri kecil dan keenam
faktor tersebut merupakan suatu kesatuan yang saling mendukung antar satu
dengan yang lainnya.
Faktor uang (money) memiliki andil yang besar dalam suatu kegiatan
usaha karena uang inilah yang akan digunakan untuk membayar upah
karyawan, membeli bahan baku, peralatan dan sebagainya. Dalam industri
kecil, faktor uang tampaknya menjadi kendala dalam pengembangan usaha.
Salah satu faktor utamanya karena tidak adanya pemisahan yang jelas asset
usaha dengan asset pribadi, ditambah dengan buruknya pembukuan atau
bahkan tidak terdapat sama sekali. Kondisi ini tentunya menyulitkan
pengusaha sendiri dalam memantau perkembangan usahanya. Hal ini
tampaknya merespon pihak pemerintah maupun swasta untuk memberikan
berbagai macam fasilitas, baik berupa bantuan modal maupun bentuk kredit
dengan bunga lunak.
Suatu rangkaian proses kegiatan dalam pencapaian suatu tujuan akan
dapat berjalan dengan baik jika dalam pelaksanaannya menggunakan suatu
cara (methods). Cara yang digunakan ini juga mempertimbangkan bentuk
pekerjaan dan tujuan yang ingin dicapai serta berbagai fasilitas yang
tersedia. Proses pelaksanaan pekerjaan dalam industri kecil masih
didominasi dengan menggunakan keterampilan tangan dan dengan sedikit
bantuan mesin yang masih sederhana, sehingga hasil produksinya sangat
42
dipengaruhi oleh keterampilan tangan manusia. Untuk itu maka diperlukan
sentuhan teknologi modern melalui pengadaan alat-alat produksi agar
mampu meningkatkan mutu produk yang dihasilkan, dalam hal ini bantuan-
bantuan dan dukungan dari pihak pemerintah dan swasta sangat diharapkan
oleh kalangan pengusaha kecil. Disamping itu juga perlu diberikan
pelatihan-pelatihan dan pendidikan tentang seni dan kewirausahaan agar
bisa menambah wawasan dan kemampuan pengusaha kecil dalam
mengembangkan usahanya.
Material atau bahan baku merupakan unsur penting dalam kegiatan
produksinya. Tanpa bahan baku maka proses produksi akan terhenti. Dalam
industri kecil, kemampuan yang sangat terbatas dalam memasok bahan baku
merupakan salah satu kendala. Hal ini dikarenakan bahan baku yang secara
kuantitas sangat terbatas, atau juga karena faktor lokasi dan kemampuan
finansial yang juga menjadikan bahan baku ini sulit didapat. Belum lagi
adanya persaingan antar sesama pengusaha sejenis, baik yang berkala kecil
maupun yang lebih besar. Untuk itu maka diperlukan suatu sistem tata niaga
yang akan memberikan pengaturan dalam mengelola bahan baku yang ada.
Dalam hal ini peran pemerintah melalui instansi yang terkait sangat
diperlukan.
Penggunaan mesin dalam proses produksi akan memberikan nilai
ekonomis yang besar. Hal ini disebabkan kemampuan produksi yang
dihasilkan oleh mesin lebih efisien dan efektif. Karena itulah pemerintah
hendaknya perlu memperhatikan lagi tentang pengadaan mesin dan
43
peralatan lain bagi industri kecil agar bisa meningkatkan hasil dan mutu
produksinya.
Suatu hal yang terpenting dalam suatu proses produksi ialah faktor
pasar (market). Setelah semua faktor terpenuhi maka kegiatan ujung dari
proses produksi suatu barang adalah penjualan. Hal ini sangat penting,
karena tanpa pasar yang jelas, maka lima faktor yang lain akan sia-sia, dan
barang yang telah diproduksi akan susut nilainya karena termakan waktu.
Ini tentunya akan merugikan pengusaha sendiri.
Dari berbagai studi yang telah dilakukan sebelumnya memberikan
gambaran bahwa kelemahan-kelemahan yang mengakibatkan
keterbelakangan industri kecil hampir terdapat pada seluruh faktor produksi.
Karena itulah peran pihak pemerintah sangat diperlukan dalam memberikan
bimbingan kepada para pengusaha industri kecil dalam rangka menyediakan
lapangan kerja tidak perlu diragukan lagi bagi masyarakat.
6. Strategi Pengembangan Industri Kecil
Industri kecil memiliki strategi – strategi dalam dirinya yang dapat
menciptakan keunggulan-keunggulan kompetitif untuk bersaing dengan
usaha lain. Menurut Hatten dalam Suseno T.W, Firma Sulistyowati dan
Dionysius Desembriarto (2005:240) keunggulan kompetitif (competitive
advantage) adalah aspek dari sesuatu usaha yang dilakukan secara lebih
baik dibandingkan usaha lainnya. Industri kecil memiliki faktor – faktor
dalam dirinya yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif untuk
44
bersaing dengan usaha lain. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk
meningkatkan keunggulan kompetitif industri kecil adalah :
a. Fleksibilitas, artinya industri kecil memiliki kapasitas dan jumlah
produksi yang kecil, kecilnya kapasitas menyebabkan usaha kecil mudah
melakukan perubahan dengan lebih cepat untuk mengantisipasi
perubahan pasar.
b. Inovasi, industri kecil lebih memiliki kesempatan yang benar untuk
mengembangkan produk yang sudah ada. Industri kecil dapat melakukan
inovasi teknologi, pasar, produk dan ide baru.
c. Kedekatan dengan pelanggan, strategi yang dapat dilakukan oleh pemilik
industri untuk pengembangan perusahaannya adalah mengetahui
pelanggan usahanya pada tingkat pribadi. Kedekatan itu diperlukan untuk
memberikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan tiap
individu pelanggan.
d. Kualitas produk, cara lain untuk pengembangan industri kecil adalah dari
kualitas yaitu karakter sebuah produk atau jasa yang mempengaruhi
kemampuannya untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Kualitas produk yang lebih baik akan dipilih oleh konsumen dan pada
akhirnya akan meninggalkan pangsa pasar atas produk tersebut.
Selanjutnya seperti yang diungkapkan Asjari (2007:12) yang
menyatakan bahwa untuk menjadikan suatu produk sebagai produk
unggulan harus memenuhi beberapa persyaratan diantaranya :
45
a. Memiliki nilai ekonomis
b. Mudah dipasarkan dan mudah laku
c. Dihasilkan oleh masyarakat luas di suatu daerah tertentu yang menjadi
basis produk unggulan
d. Memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di suatu daerah yang
menjadi produk unggulan
Sedangkan menurut Sjaifudin (1995:66-75) strategi lain yang dapat
diterapkan dalam upaya pengembangan industri kecil.
a. Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial
Berkembangnya beberapa model penguatan finansial bagi usahawan
kecil akhir-akhir ini menunjukkan telah semakin terwujud dengan
membantu pengembangan usaha kecil melalui “penyertaan modal
sementara”.
b. Pengembangan Pemasaran
Pada era pasar bebas dimana dunia menjadi tanpa batas terdapat
penyatuan pasar domestik dengan pasar internasional. Hal ini merupakan
peluang, tantangan dan sekaligus ancaman bagi usaha kecil. Terdapat tiga
cara strategi pengembangan pemasaran, yaitu :
1) Meningkatkan Akses Usaha Kecil Kepada Pasar
Caranya adalah menciptakan pola hubungan produksi subkontrak dan
promosi. Pola keterkaitan subkontrak lebih diprioritaskan bagi usaha-
usaha industri. Pola subkontrak ini memberi manfaat positif bagi
usaha kecil karena secara ekonomis usaha-usaha kecil menjadi
subkontraktor memperoleh jaminan pasar dan kontinuitas produksi.
46
Pola ini memecahkan masalah kelangkaan bahan baku, kadang-
kadang juga modal.
2) Proteksi Pasar
Bentuk proteksi dalam ini melalui konsumsi. Sekitar 10% dari total
anggaran pemerintah digunakan
3) Menggeser Struktur Pasar Monopoli Menjadi Bersaing
Langkah ini sangat strategis mengingat kendala utama usaha kecil
untuk berkembang selama ini ialah pasar, modal bukanlah kendala
utama mereka. Alternatif yang ditawarkan di sini antara lain
penghapusan proteksi industri kecil mendorong terciptanya iklim
persaingan dalam konteks ini fungsi kontrol sangat diperlukan.
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Diharapkan dapat terjadi melalui perbaikan sistem pendidikan formal,
peningkatan keterkaitan dunia pendidikan dengan pasar kerja melalui
sistem pemagangan (link and match) serta pemberian intensif bagi
pertumbuhan pusat-pusat penelitian dan pengembangan untuk
pengembangan sumber daya manusia dan teknologi.
d. Strategi Pengaturan dan Perjanjian
1) Pengaturan dan Perjanjian
Secara formal dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatur dan
memantau perkembangan usaha kecil. Ada empat jenis yang harus
dipenuhi untuk mendirikan usaha kecil yaitu ijin tempat usaha
(kelayakan usaha, lokasi serta dampak terhadap kesehatan dan
47
lingkungan), ijin usaha industri, ijin perdagangan, dan tanda daftar
perusahaan.
2) Perencanaan Tata Ruang
Mewujudkan gagasan untuk lebih memperhatikan kepentingan
usaha kecil melalui : (1) perlibatan kepentingan usaha kecil dalam
perencanaan kota, (2) proses konsultasi sebagai mekanisme untuk
mendapatkan masukan dari pihak-pihak yang berkepentingan, (3)
pengakuan sungguh-sungguh terhadap peran dan fungsi usaha kecil
bagi lingkungan masyarakat kota.
3) Fungsi Kelembagaan
Dalam hal institusi, reorganisasi di Dinas Koperasi dan
Pembinaan Pengusaha Kecil, Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
Kementrian Dalam Negeri serta Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional adalah merupakan inisiatif untuk pengembangan usaha kecil
serta terpadu dan berjangka panjang yang sejalan dengan upaya untuk
mengentaskan kemiskinan. Bidang pembinaan, pengawasan dan
pengembangan industri kecil dilebur ke dalam struktur vertikal (sub
sektor) memberi peluang bagi swasta maupun lembaga non
pemerintah lainnya untuk terlibat dalam pengembangan usaha kecil
secara bersama-sama.
Sementara itu menurut Sigit (1987:100) kegiatan pengembangan
industri kecil yang harus didukung oleh pemasaran yang baik, dimana
kegiatan pemasaran tersebut dapat digolongkan dalam 4kegiatan, yaitu :
48
1) Produk (product) yaitu pembuatan produk harus sesuai dengan selera
dan kebutuhan konsumen.
2) Harga (price) yaitu menentukan harga dengan sebaik-baiknya, dana
terjangkau oleh konsumen atau Pembeli.
3) Tempat (place) yaitu kegiatan penyaluran atau membawa ke tempat
konsumen.
4) Promosi (promotion) yaitu pemberitahuan kepada konsumen atau
pembeli tentang adanya barang atau harga tertentu di tempat tertentu
pula.
Dengan memperhatikan strategi-strategi yang dipaparkan diatas,
maka diharapkan upaya pemerintah daerah dalam pengembangan industri
kecil akan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa metode
memiliki arti sebagai “cara yang tersusun dan teratur, untuk mencapai tujuan,
khususnya dalam hal pengetahuan” (Daryanto, 1997:439). Sedangkan metode
sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan
yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi
penggunanya sehingga dapat memahami objek yang dikehendaki dalam upaya
mencapai sasaran atau tujuan pemecahan masalah.
Penelitian dalam bahasa inggris berarti research yang berarti usaha atau
pekerjaan untuk mencapai kembali yang dilakukan dengan suatu metode tertentu
dan dengan cara sistematis serta sempurna terhadap permasalahan. Dengan
demikian metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan yang di susun secara
teratur untuk mencapai tujuan pemecahan masalah terhadap permasalahan yang
dihadapi.
Metode penelitian merupakan suatu cara yang diperlukan untuk memperoleh
data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Metode
penelitian tersebut sangat berguna dan penting dalam proses pengumpulan data,
yang dalam hal ini adalah data tentang Strategi Pemerintah Desa Dalam
Pengembangan Sektor Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM). Oleh karena
itu metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam menemukan
arah dan kegiatan serta dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan.
49
50
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian ini menekankan pada menganalisis dan menggambarkan
secara rinci, jelas, dan cermat tentang obyek yang diteliti dan kondisinya.
Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto (2000:29) penelitian deskriptif adalah
penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan/ melukiskan
fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti dengan sistematis,
faktual, dan akurat.
Dari pengertian tersebut peneliti menyajikan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis dari hasil wawancara dengan narasumber dengan perangkat Desa
Ngrayun mengenai Mengembangkan Sektor Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah (UMKM) . Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan yang bersifat kualitatif karena dalam penelitian ini melakukan
penyusunan kata-kata untuk menjelaskan dan memperoleh gambaran atas hasil
yang telah diteliti. Penelitian kualitatif menurut Santana (2007:29) adalah
memproses pencarian gambaran data dari konteks kejadiannya langsung,
sebagai upaya melukiskan peristiwa sepersis kenyataannya, yang berarti
membuat berbagai kejadiannya seperti merekat dan melibatkan perspektif
(peneliti) yang partisipatif di dalam berbagai kejadiannya, serta menggunakan
pendinduksian dalam gambaran fenomena yang diamati. Maka dari itu, dalam
penelitian ini penulis menyampaikan data dari kutipan orang lain, wacana, atau
teks lainnya. Dengan menggunakan jenis ini penulis bermaksud mendapatkan
data dan gambaran yang mendalam tentang strategi pengembangan Sektor
51
Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) di Desa Ngrayun Kecamatan
Ngrayun Kabupaten Ponorogo.
B. Fokus Penelitian
Menurut Moleong (2009:62) fokus penelitian adalah suatu pembatasan
terhadap masalah-masalah yang akan dibahas dalam metode penelitian yang
berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi (masukan dan
keluaran) suatu informasi yang diperoleh di lapangan dan membatasi studi.
Karena luasnya masalah, maka peneliti akan membatasi penelitian dalam
satu variabel saja. Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah
1. Strategi Pemerintah Desa Ngrayun dalam pengembangan Sektor Usaha
Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM).
a. Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial
b. Pengembangan Pemasaran
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia
d. Strategi Pengaturan dan Pengendalian
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan Usaha Mikro,
Kecil Dan Menengah (UMKM).
a. Faktor pendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
(UMKM).
b. Faktor penghambat pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
(UMKM).
52
C. Lokasi dan Situs Penelitian
Lokasi merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian. Lokasi
penelitian adalah suatu daerah yang memiliki batasan yang jelas dengan tujuan
agar menimbulkan kekaburan dan ketidakjelasan wilayah penelitian. Dengan
mempertimbangkan hal di atas penentuan lokasi penelitian yaitu kantor Desa
Ngrayun Kecamatan Ngrayun kabupaten ponorogo.
Situs penelitian adalah letak peneliti mengadakan penelitian untuk
memperoleh informasi dan data yang digunakan untuk menjawab
permasalahan sesuai dengan fokus penelitian. Situs penelitian dalam penelitian
ini adalah Pemerintah Desa Ngrayun karena Pemerintah Desa tersebut
merupakan suatu instansi yang menangani potensi masyarakat Desa.
Pemerintah Desa memiliki misi pengembangan usaha kecil dan menengah
yang ada di Desa Ngrayun.
D. Sumber Data Penelitian
Sumber data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting,
karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan
berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah
yang sudah ditetapkan (Sarwono, 2006:123).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama atau secara
langsung diperoleh di tempat penelitian di Kabupaten Ponorogo. Menurut
Sarwono (2006:16) Data primer diperoleh melalui pertanyaan tertulis
53
dengan menggunakan kuesioner atau lisan dengan menggunakan metode
wawancara. Narasumber data primer dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Kepala Desa Ngrayun
b. Badan Pemusyawaratan Desa (BPD)
c. Sekretaris Desa
d. Kepala Urusan Pemerintahan
e. Kepala Urusan Pembangunan
f. Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat
g. Kepala Urusan Keuangan
h. Kepala Urusan Umum
2. Data Sekunder
Menurut Sarwono (2006:210) Data sekunder berupa data-data yang
sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca,
melihat, atau mendengarkan. Data ini biasanya berasal dari data primer yang
sudah diolah oleh peneliti sebelumnya. Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh dari kantor Desa Ngrayun.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :
1. Wawancara
Menurut Sarwono (2006:224) Dalam menggunakan teknik
wawancara, keberhasilan dalam mendapatkan data atau informasi dari objek
54
yang diteliti sangat bergantung pada kemampuan peneliti dalam melakukan
wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada:
a. Kepala Desa Ngrayun Kabupaten Ponorogo
b. Kepala Bagian Bidang Pengembangan usaha kecil dan menengah.
c. Pelaku usaha kecil dan menengah
2. Observasi
Menurut Sarwono (2006:224) Kegiatan observasi meliputi melakukan,
pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang
dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang
sedang dilakukan.
3. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010: 206) Metode dokumentasi adalah metode
yang mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya.
F. Instrumen Penelitian
Menurut Sarwono (2006:211) Instrument penelitian bertujuan untuk
mendapatkan informasi dalam bentuk bukan angka sehingga banyak peneliti
kualitatif memanfaatkan teknologi untuk sarana pengambilan data, seperti tape
recorder, komputer, bahkan internet.
55
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah :
1. Peneliti sendiri
Peneliti sendiri merupakan sarana atau alat untuk memperoleh
informasi apabila peneliti tidak menggunakan wawancara dalam melakukan
observasi. Peneliti berbekal catatan, ingatan video, kamera, rekaman suara
untuk memperoleh data atau informasi sebanyak-banyaknya mengenai
obyek yang diteliti.
2. Panduan wawancara
Menurut Sarwono (2006:211) Panduan wawancara yang sudah susun
secara tertulis sesuai dengan masalah, kemudian digunakan sebagai sarana
untuk mendapatkan informasi. Cara menggunakan panduan tersebut dapat
dalam bentuk wawancara atau diskusi.
G. Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun, 1995:263).
Sedangkan menurut Sarwono (2006:239) analisis data merupakan usaha
untuk proses pengolahan data, penyederhanaan, pembatasan dan menemukan
jawaban atas pertanyaan yang diperoleh dari hasil penelitian. Dalam penelitian
ini penulis menggunakan teknik analisis SWOT. Adapun penjelasan mengenai
analisis SWOT adalah sebagai berikut :
Analisa SWOT adalah suatu metode penyusunan strategi perusahaan atau
organisasi yang bersifat satu unit bisnis tunggal. SWOT itu sendiri merupakan
56
singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T)
yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana
yang secara sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor
luar (O dan T) dan faktor di dalam perusahaan (S dan W). Kata-kata tersebut
dipakai dalam usaha penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai tujuan
baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan adalah :
1. Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S). Analisis ini diharapkan
membuahkan rencana jangka panjang.
2. Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (T dan W). Analisa ini lebih
condong menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana perbaikan
Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan,
kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dimiliki organisasi. Analisa SWOT
memungkinkan organisasi memformulasikan dan mengimplementasikan
strategi utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan tujuan organisasi, dalam
analisa SWOT informasi dikumpulkan dan dianalisa. Hasil analisa dapat
menyebabkan dilakukan perubahan pada misi, tujuan, kebijaksanaan, atau
strategi yang sedang berjalan.
Dalam penyusunan suatu rencana yang baik, perlu diketahui daya dan
dana yang dimiliki pada saat akan memulai usaha, mengetahui segala unsur
kekuatan yang dimiliki, maupun segala kelemahan yang ada. Data yang
terkumpul mengenai faktor-faktor internal tersebut merupakan potensi di dalam
melaksanakan usaha yang direncanakan. Di lain pihak perlu diperhatikan
57
faktor-faktor eksternal yang akan dihadapi yaitu peluang-peluang atau
kesempatan yang ada atau yang diperhatikan akan timbul dan ancaman atau
hambatan yang diperkirakan akan muncul dan mempengaruhi usaha yang
dilakukan.
Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan
hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan
kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Di
dalam penelitian analisis SWOT kita ingin memperoleh hasil berupa
kesimpulan-kesimpulan berdasarkan ke-4 faktor di muka yang sebelumnya
telah dianalisa :
a. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O)
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan
kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan
perusahaan adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini
dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat
teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaannya dan
kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
b. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O)
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan
karena kelemahan perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut
tidak dipunyai oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh
adalah bekerjasama dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan
menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan
agar dapat memanfaatkan kesempatan.
58
c. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T)
Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya.
Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat
mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman perang
harga.
d. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T)
Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern,
strategi yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit
tersebut. Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang
terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada
usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama
dengan satu perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu
saat akan hilang. Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak
perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak
dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan
kata lain perusahaan atau organisasi dapat menerapkan strategi yang tepat.
(Hipni. Rohman. 2011. Pengertian Analisi SWOT.
http://hipnirohman.com/pengertianan Analisis SWOT diakses tanggal 20
September 2014).
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum Desa Ngrayun
a. Letak dan Kondisi Geografis
Desa Ngrayun adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan
Ngrayun Kabupaten Ponorogo, tepatnya berada di sebelah selatan
Kabupaten Ponorogo. Untuk menuju desa ini dibutuhkan ± satu jam
perjalanan dengan kendaraan bermotor. Jarak yang harus ditempuh dari
pusat kota menuju desa ±42 km, melewati jalanan yang menanjak,
menurun, berbelok-belok, dan juga jalanan yang rusak.
Wilayah Kecamatan Ngrayun sebagian besar adalah daerah
pegunungan terletak pada koordinat lintang -8,095878 dan koordinat
Bujur 111.454265 serta ketinggian kurang lebih 700 meter di atas
permukaan air laut dengan luas wilayah 1.787,93 Ha , jarak Kantor Desa
Ngrayun dengan Ibukota Kabupaten Ponorogo adalah 30 Km.
Letak Desa bertempat di dataran tinggi yang berada pada skala
600m diatas permukaan laut (dpl). Selain itu, juga diapit oleh
pegunungan yang membentang luas dan tinggi. Tidak heran jika desa ini
memiliki udara yang sejuk dan dingin, dengan suhu rata-rata 15-25c
ditambah tumbuh-tumbuhan yang masih hijau dan rindang.
60
Desa Ngrayun memiliki luas teritorial ± 1787,94 ha yang terbagi
dalam luas sawah 159,34 ha, luas tanah kering dan perkebunan 905,10
ha, luas pemukiman 25,15 ha, dan luas hutan 698,37 ha.
Tabel 4.1 pembagian luas wilayah
No Pembagian Lahan Luas (ha) Presentase
1 Sawah 159,34 8,91 %
2 Tanah Kering 905,10 50,62 %
3 Pemukiman 25,15 1,40 %
4 Hutan 698,37 39,06%
5 Jumlah 1787,94 100 %
Sumber data demografi Desa Ngrayun
Dari data luas desa, terlihat bahwa hutan dan lahan kering
menduduki peringkat terluas, yaitu tanah kering memiliki presentase
50,62% dan hutan memiliki prentase 39,06% sedangkan sisanya
pembagian lahanya sawah memiliki presentase 8,91% dan pemukiman
memiliki presentase 1,40%. Hal ini karena Desa Ngrayun berada di
pegunungan yang juga masuk wilayah perhutani. Sehingga tidak heran
jika hutan dan lahan kering masih sangat luas sekali. Area hutan yang
masuk wilayah desa berada di sebelah timur, selatan, barat dan utara,
mengelilingi desa.
Desa Ngrayun memiliki batasan wilayah sebagai berikut; Sebelah
utara berbatasan dengan Desa Pelem Kecamatan Bungkal Kabupaten
Ponorogo, sebelah selatan berbatasan dengan Desa sendang Kecamatan
Ngrayun Kabupaten Ponorogo, sebelah barat berbatasan dengan Desa
Baosan Lor Gedangan Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo
61
Sebelah timur bebatasan dengan Desa Cepoko Kecamatan Ngrayun
Kabupaten Ponorogo.
Gambar 1 sketsa Desa Ngrayun Sumber data demografi Desa Ngrayun
Keasrian Desa Ngrayun masih terjaga karena masih banyak pohon
yang tumbuh pinus, nangka, kelapa, kopi, akasi dan lain-lain. Sementara
tanaman yang ada di kawasan hutan didominasi pohon pinus.
b. Kondisi Demografis
Desa Ngrayun dihuni penduduk sebanyak 7.246 jiwa yang dibagi
dalam jumlah penduduk laki-laki sebanyak 3.654 jiwa dan penduduk
perempuan sebanyak 3.592 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut tersebar
dalam 59 rukun tetangga (RT), 25 rukun warga (RW) dan 4 kepala
dusun. Adapun dusun yang ada di Desa Ngrayun adalah sebagai berikut
Dusun Kerajan, Dusun Nglodo, Dusun tanjung, Dan Dusun Sambi.
62
Tabel 4.2. jumlah penduduk Sumber data demografi Desa Ngrayun
No Dusun Jumlah Presentase
RT RW Laki –
laki
Perempuan Laki - laki Perempuan
1 Nglodo 11 5 712 720 9,83 % 9,94 %
2 Krajan 16 6 931 941 12,85% 12,99%
3 Tanjung 12 5 684 667 9,44% 9,21%
4 Sambi 20 7 1327 1264 18,31% 17,44%
Jumlah 59 23 3.654 3.592 50,43% 49,57%
Sumber data demografi Desa Ngrayun
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa presentase perbandingan
jumlah penduduk laki-laki dan perempuan didesa Ngrayun memiliki
perbandingan yang tidak signifikan yaitu 50,43% untuk penduduk laki-
laki dan 49,57% untuk penduduk perempuan.
Penduduk Desa Ngrayun memiliki masyarakat dinamais dan juga
memiliki lahan pertanian yang luas. Baik lahan milik sendiri maupun
milik perhutani, di dusun ini juga terdapat sebuah pasar yang digunakan
oleh masyarakat menjual hasil rempah-rempahnya ke tengkulak-
tengkulak (bakul).
2. Gambaran Umum Pemerintah Desa Ngrayun
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa,
disebut bahwa pemerintah Desa Ngrayun adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
63
Desa Ngrayun bukanlah bawahan kecamatan Ngrayun, karena
kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah kabupaten/kota, dan
desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah. Berbeda dengan
Kelurahan, Desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas. Namun
dalam perkembangannya, sebuah desa dapat dirubah statusnya menjadi
kelurahan.
a. Tugas dan fungsi Pemerintah Desa Ngrayun
1) Kepala Desa
a) Menyelenggarakan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan bersama BPD
b) Mengajukan rancangan peraturan Desa
c) Menetapkan peraturan-peraturan yang telah mendapatkan
persetujuan bersama BPD
d) Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengnenai
APB Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD
e) Membina kehidupan masyarakat Desa
f) Membina ekonomi desa
g) Mengordinasikan pembangunan desa secara partisipatif
h) Mewakili desanya di dalam dan luar pengadilan dan dapat
menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan
paeraturan perundang-undangan; dan
i) Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
64
2) Sekretaris Desa
a. Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam mempersiapkan dan
melaksanakan pengelolaan administrasi Desa, mempersiapkan
bahan penyusunan laporan penyelenggaraan Pemerintah Desa.
b. Fungsi :
1. Penyelenggara kegiatan administrasi dan mempersiapkan bahan
untuk kelancaran tugas Kepala Desa
2. Melaksanakan tugas kepala desa dalam hal kepala desa
berhalangan
3. Melaksanakan tugas kepala desa apabila kepala desa
diberhentikan sementara
4. Penyiapan bantuan penyusunan Peraturan Desa
5. Penyiapan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
6. Pengkoordinasian Penyelenggaraan tugas-tugas urusan; dan
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.
3) Kepala Urusan (KAUR) Umum Desa
a. Tugas Pokok : Membantu Sekretaris Desa dalam melaksanakan
administrasi umum, tata usaha dan kearsipan, pengelolaan
inventaris kekayaan desa, serta mempersiapkan bahan rapat dan
laporan.
b. Fungsi :
1. Pelaksanaan, pengendalian dan pengelolaan surat masuk dan
surat keluar serta pengendalian tata kearsipan
65
2. Pelaksanaan pencatatan inventarisasi kekayaan Desa
3. Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum
4. Pelaksanaan penyediaan, penyimpanan dan pendistribusian alat
tulis kantor serta pemeliharaan dan perbaikan peralatan kantor
5. Pengelolaan administrasi perangkat Desa
6. Persiapan bahan-bahan laporan; dan
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa.
4) Kaur Keuangan Desa
a. Tugas Pokok : Membantu Sekretaris Desa dalam melaksanakan
pengelolaan sumber pendapatan Desa, pengelolaan administrasi
keuangan Desa dan mempersiapkan bahan penyusunan APB Desa.
b. Fungsi :
1. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan Desa
2. Persiapan bahan penyusunan APB Desa; dan
3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa.
5) Kaur Pemerintahan Desa Ngrayun
a. Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan
pengelolaan administrasi kependudukan, administrasi pertanahan,
pembinaan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa,
mempersiapkan bahan perumusan kebijakan penataan, Kebijakan
dalam Penyusunan produk hukum Desa.
b. Fungsi :
1. Pelaksanaan kegiatan administrasi kependudukan
66
2. Persiapan bahan-bahan penyusunan rancangan peraturan Desa
dan keputusan Kepala Desa
3. Pelaksanaan kegiatan administrasi pertanahan
4. Pelaksanaan Kegiatan pencatatan monografi Desa
5. Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan penataan
kelembagaan masyarakat untuk kelancaran penyelenggaraan
pemerintahan Desa
6. Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan kemasyarakatan
yang berhubungan dengan upaya menciptakan ketenteraman dan
ketertiban masyarakat dan pertahanan sipil; dan
7. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan kepada Desa.
6) Kaur Ekonomi Pembangunan Desa
a. Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan
ekonomi masyarakat dan potensi desa, pengelolaan administrasi
pembangunan, pengelolaan pelayanan masyarakat serta penyiapan
bahan usulan kegiatan dan pelaksanaan tugas pembantuan.
b. Fungsi :
1. Penyiapan bantuan-bantuan analisa & kajian perkembangan
ekonomi masyarakat
2. Pelaksanaan kegiaatan administrasi pembangunan
3. Pengelolaan tugas pembantuan; dan
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.
67
7) Kaur Kesejahteraan Rakyat Desa
a. Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis Penyusunan Program
Keagamaan serta melaksanakan Program pemberdayaan
masyarakat dan sosial kemasyarakatan.
b. Fungsi :
1. Penyiapan bahan untuk pelaksanaan program kegiatan
keagamaan
2. Penyiapan dan pelaksanaan program perkembangan kehidupan
beragama
3. Penyiapan bahan dan pelaksanaan program, pemberdayaan
masyarakat dan sosial kemasyarakatan; dan
4. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Desa.
8) Kepala Dusun Desa
a. Tugas :
1. Membantu pelaksanaan tugas kepala desa dalam wilayah
kerjanya
2. Melakukan pembinaan dalam rangka meningkatkan swadaya
dan gotong-royong masyarakat
3. Melakukan kegiatan penerangan tentang program pemerintah
kepada masyarakat
4. Membantu kepala desa dalam pembinaan dan
mengkoordinasikan kegiatan RW (Rukun Wilayah) dan RT
(Rukun Tetangga) d iwilayah kerjanya
68
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
b. Fungsi :
1. Melakukan koordinasi terhadap jalannya pemerintah desa,
pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat di
wilayah dusun
2. Melakukan tugas di bidang pembangunan dan pembinaan
kemasyarakatan yang menjadi tanggung jawabnya
3. Melakukan usaha dalam rangka meningkatkan partisipasi dan
swadaya gotong-royong masyarakat dan melakukan pembinaan
perekonomian
4. Melakukan kegiatan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan
ketenteraman dan ketertiban masyarakat
5. Melakukan fungsi-fungsi lain yang dilimpahkan oleh kepala
desa.
9) BPD (Badan Perwakilan Desa) Desa
BPD mempunyai fungsi menetapkan peraturan desa bersama
kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
a. Tugas :
1. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa
2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa
dan peraturan kepala desa
3. Mengusulkan, pengangkatan dan pemberhentian kepala desa
4. Membentuk panitia pemilihan kepala desa
69
5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan
menyalurkan aspirasi masyarakat
6. Menyusun tata tertib BPD.
b. Hak :
1. Meminta keterangan kepada pemerintah desa
2. Menyatakan pendapat Kewajiban
3. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD 1945 dan
mentaati segala peraturan perundang-undangan
4. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa
5. Mempertahankan dan memelihara hukum nasional sera
keutuhan NKRI
6. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti
aspirasi masyarakat
7. Memproses pemilihan kepala desa
8. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi,
kelompok dan golongan
9. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat
masyarakat setempat
10. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan
lembaga kemasyarakatan.
70
B. Penyajian Data Fokus Penelitian
1. Strategi Pemerintah Desa Ngrayun Dalam Pengembangan Sektor
Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)
a. Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial
Peningkatan kemampuan finansial merupakan salah satu komitmen
pemerintah daerah untuk mewujudkan pengembangan usaha pada Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Ngrayun Kemampuan
finansial melalui perkuatan modal merupakan salah satu strategi
pemerintah Desa Ngrayun dalam memberdayakan UMKM.
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk
mengembangkan suatu unit usaha. Maka dari itu dibutuhkan suatu
kegiatan pemberian sosialisasi kepada para pelaku usaha UMKM tentang
penyediaan pinjaman permodalan. Maksud dari kegiatan sosialisasi ini
adalah untuk memperkuat dukungan permodalan terhadap tumbuh dan
kembangnya UMKM di Desa Ngrayun yang belum tersedia pembiayaan
secara memadai dari lembaga keuangan yang ada. Sedangkan tujuan
yang ingin dicapai dari kegiatan ini antara lain untuk menambah
permodalan UMKM untuk pengembangan usaha, meningkatkan dan
memperluas pelayanan usaha bagi UMKM, dan meningkatkan volume
usaha UMKM.
Sosialisasi dukung informasi penyediaan permodalan ini dilakukan
melalui kegiatan penyuluhan dengan mengumpulkan para pelaku usaha
UMKM yang kemudian dilakukan penyampaian informasi atau
71
pemberian pengertian secara langsung mengenai tata cara terkait dengan
penyediaan permodalan yang diberikan oleh Pemerintah. Hal ini seperti
yang dikatakan oleh Bapak Arnol Emille Theodoros M, selaku kepala
desa Ngrayun sebagai berikut:
“Kegiatan sosialisasi dukungan informasi penyediaan permodalan
itu sama saja dengan kegiatan penyuluhan. Pelaksanaanya yaitu
beberapa UMKM dikumpulkan, lalu diberikan pengertian tentang
tata cara mendapatkan pinjaman permodalan kredit bergulir dari
pemerintah Desa.”(wawancara tanggal 5 Maret 2017, pukul 09.00
WIB di kantor Desa Ngrayun)
Dalam hal penyediaan pinjaman permodalan ini, Desa Ngrayun
bekerja sama dengan beberapa perbankan, antara lain: Bank Mandiri,
Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank
Jatim. Dalam kegiatan sosialisasi penyediaan permodalan ini, Desa
Ngrayun memberikan informasi langsung kepada para pengusaha
mengenai bagaimana agar pengusaha bisa mendapatkan pinjaman modal
untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh para pelaku
usaha terkait dengan permodalan. Jadi dapat dikatakan bahwa Desa
Ngrayun bertugas sebagai fasilitator bagi para pengusaha dan pihak yang
akan memberikan pinjaman modal. Hal ini seperti yang dikatakan oleh
Bapak Arnol Emille Theodoros M, selaku kepala desa Ngrayun sebagai
berikut:
“Pemerintah Desa Ngrayun mempunyai tugas sebagai fasilitator,
bukan sebagai fasilitator, bukan sebagai pihak yang memberikan
bantuan. Kami itu cuma bertugas mempertemukan para pelaku
usaha UMKM dengan pihak yang akan yang akan memberikan
pinjaman modal. ”(wawancara tanggal 5 Maret 2017, pukul 09.00
WIB di kantor Desa Ngrayun)
72
Namun dalam kenyataannya upaya memberi kemudahan dalam
akses permodalan yang dilakukan Desa Ngrayun, misalnya
merekomendasikan lembaga peminjam keuangan seperti Bank Mandiri,
Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank
Jatim tidak pernah mendapatkan respons yang antusias dari sebagian
besar pengusaha industri kecil , hal ini disebabkan karena pengusaha
industri kecil merasa pesimis untuk mendapatkan pinjaman modal dari
lembaga keuangan yang ada, karena mereka tidak memiliki jaminan
untuk mendapatkan modal tersebut dan masih banyaknya pengusaha
yang belum mempunyai legalitas usahanya seperti Surat Ijin Usaha
Perdagangan. Pemerintah Desa Ngrayun bekerja sama dengan Dinas
Indakop dan UMKM Kabupaten Ponorogo untuk melaksanakan
pemberdayaan UMKM. Kerjasama ini dalam hal pemberian bantuan
modal berupa peminjaman dan pelatihan kemasan. Hal ini seperti yag
dituturkan ibu Yesi salah satu pengusaha kripik talas dan kripik ketela di
Desa Ngrayun sebagai berikut:
“Kami diundang oleh Pemerintah Desa Ngrayun untuk mengikuti
kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Indakop dan UMKM
Kabupaten Ponorogo. Disana diadakan pelatihan tentang kemasan
dan memfasilitasi pinjaman permodalan”. ”(wawancara tanggal 5
Maret 2017, pukul 09.00 WIB di kantor Desa Ngrayun)
Pemberian bantuan modal uang yang berupa pinjaman modal
dengan bunga yang rendah sangat membantu pengusaha dalam
mengembangkan usahanya. Tetapi dalam prakteknya tidak semua
UMKM mendapatkan bantuan pinjaman modal ini. Karena masih banyak
73
UMKM yang tidak memiliki ijin perdagangan. Serta belum bergabung
dalam suatu kelompok usaha. Hal ini seperti yag dituturkan ibu Yesi
salah satu pengusaha kripik talas dan kripik ketela di Desa Ngrayun
sebagai berikut:
“saya mengetahui kalau
b. Pengembangan Pemasaran
Salah satu masalah besar yang dihadapi dalam pemberdayaan
UMKM adalah rendahnya akses UMKM terhadap pasar. Maka dari itu,
pemerintah Desa Ngrayun memberikan bantuan kepada UMKM dalam
memperkenalkan dan memasarkan produk-produknya melalui
penyelenggaraan promosi produk UMKM. Melalui pameran produk
UMKM ini diharapkan para pengelola UMKM di Desa Ngrayun,
termasuk para pengusaha Desa Ngrayun semakin aktif dan selektif
dalam menampilkan produk-produknya dengan mutu, desain, dan harga
yang semakin bersaing dengan produk-produk makanan lain dari daerah
lain.
Pemasaran hasil produksi para pengusaha di Desa Ngrayun
dilakukan dengan dua cara yaitu dijual melalui pedagang pengumpul dan
langsung dijual kepada konsumen. Banyak dari pengusaha lebih menjual
kepedagang pengepul dengan alasan, karena mereka memperoleh
kepastian produksinya terjual dan kepastian harga, tetapi biasanya
produsen yang menjual kepada pedagang pengumpul akan memberi
pembayaran lebih rendah daripada bila produsen langsung menjual hasil
74
produksinya kepada konsumen. Hal ini dilakukan oleh pedagang
pengumpul supaya mereka tidak mengalami kerugian atau agar pedagang
pengumpul dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan
menjual tersebut.
Keterbatasan pemasaran produk perlu dicarikan solusi pemecahan.
Salah satunya adalah dengan mengajak pembeli langsung untuk datang
ke Desa Ngrayun. Selain dapat meningkatkan penjualan secara langsung
yang lebih menguntungkan, juga dapat mengenalkan kepada masyarakat
tentang desa Ngrayun sebagai sentra industri di Desa Ngrayun. Untuk
pemerintah Desa Ngrayun telah menyusun konsep penyelenggaraan
pameran produk-produk industri rumahan (home industry) yang ada di
Desa Ngrayun, termasuk pada industri di Desa Ngrayun. Hal ini sesuai
dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Arnol Emille
Theodoros M, selaku kepala desa Ngrayun sebagai berikut:
“Sebenarnya, pihak Desa selalu mengupayakan adanya kegiatan-
kegiatan pameran untuk mengenalkan berbagai produk unggulan
yang ada di Desa Ngrayun ini. Yaitu dengan Salah satu tujuan
pameran-pameran tersebut adalah untuk meningkatkan pemasaran
produk, termasuk produk ke konsumen langsung maupun
pemasaran yang lebih memiliki jangkauan pasar yang luas,”
.”(wawancara tanggal 5 Maret 2017, pukul 09.00 WIB di kantor
Desa Ngrayun)
Menurut Ibu Yesi (pengusaha dan ketua kelompok Tani Wahyu
Mulya Desa Ngrayun) :
“Kami juga sering mengikuti pameran-pameran yang
diselenggarakan Dinas INDAKOP dan UMKM, Mas. Misalnya
pada saat ada pameran Hari Jadi kabupaten Ponorogo yang
diselenggarakan di alun-alun ponorogo kemarin itu. Kami juga
sadar bahwa pameran tersebut sangat bermanfaat untuk menjalin
75
relasi bisnis dengan berbagai pemasaran yang ada di daerah lain
dan hasilnya pun juga telah kami rasakan. Bahkan, kemarin pada
saat libur hari raya Idul Fitri, banyak lo yang pergi ke Ngrayun
untuk memborong - kami.” (Wawancara tanggal 8 maret 2017,
pukul 10.00 WIB, di rumah sekaligus showroom ibu Yesi).
Gambar 2. Dukungan INDAKOP dan UMKM Kabupaten Ponorogo
Terhadap Keberadaan UMKM Desa Ngrayun Melalui Pameran.
Sumber : Obsevasi Penulis
Pameran-pameran yang diselenggarakan Desa Ngrayun diharapkan
dapat menjadi sasaran promosi bagi para pengusaha . Tujuan dari
dilaksanakannya kegiatan promosi ini antara lain :
1) Sebagian ajang promosi dan pemasaran produk-produk UMKM,
termasuk Desa Ngrayun kepada masyarakat yang diharapkan dapat
menembus pangsa pasar regional maupun nasional.
2) Merupakan forum bertukar wawasan baik antar sesama
pengrajin/pengusaha ataupun dengan masyarakat untuk meningkatkan
teknologi, kualitas dan mutu hasil UMKM.
3) Sebagai ajang kompetisi untuk menumbuhkan kreasi dan
meningkatkan prestasi dunia Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Penyelenggaraan promosi produk UMKM tersebut merupakan
kegiatan yang sangat bermanfaat bagi pelaku usaha UMKM. Sebab,
76
biasanya mereka meningkatkan kegiatan ini untuk memperkenalkan
hasil produksinya kepada masyarakat luas. Maka dari itu, Pemerintah
Desa Ngrayun sangat selektif untuk memilih UMKM yang berhak
menjadi peserta dalam pameran ini. UMKM yang biasanya menjadi
peserta adalah UMKM yang menjadi binaan Desa Ngrayun. Pada
pengusaha Ngrayun ini, peserta pameran biasanya merupakan anggota
kelompok pengrajin yang ada di Desa Ngrayun desa Ngrayun. Untuk
pengusaha Desa Ngrayun salah satunya diwakili oleh kelompok "Jaya
Makmur". Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Bapak Arnol Emille
Theodoros M, selaku kepala desa Ngrayun sebagai berikut:
“UMKM yang ikut dalam pameran ini ya yang jadi UMKM binaan
Dinas Mas. Dan biasanya usahanya telah terorganisasi melalui
kelompok-kelompok pengrajin. Kami tetap melakukan seleksi, tapi
tidak dengan survei langsung. Kami hanya menilai lewat proposal
saja. Karena kebanyakan kami sudah tau UMKM mana saja yang
layak ikut.” .”(wawancara tanggal 5 Maret 2017, pukul 09.00 WIB
di kantor Desa Ngrayun)
Kegiatan pameran yang dilaksanakan oleh Desa Ngrayun dapat
dikatakan sedikit banyak membantu UMKM khususnya produk untuk
memasarkan produknya. Sebab dapat diketahui bahwa dalam tersebut,
produk-produk Desa Ngrayun sangat diminati masyarakat. Bahkan, dari
pameran tersebut juga terjadi transaksi dengan yang cukup besar, itu
transaksi tunai maupun dalam bentuk seperti dalam petikan wawancara
dengan Bapak Arnol Emille Theodoros M berikut ini:
“Kegiatan Promosi Produk ini banyak sekali keuntungannya lho,
Mas. Dari, pameran ini biasanya UMKM termasuk pengusaha
Desa Ngrayun itu dapat menghasilkan penjualan yang jumlahnya
relatif besar. Selain itu, mereka juga sering mendapatkan pesanan
77
yang jumlahnya nggak tanggung-tanggung juga. Makanya banyak
UMKM yang pengen ikut terus dalam kegiatan pameran ini."
.”(wawancara tanggal 5 Maret 2017, pukul 09.00 WIB di kantor
Desa Ngrayun)
Hal ini juga dibenarkan oleh Ibu Lusi (pengusaha di Desa Ngrayun)
“Wah, kegiatan pameran yang diadakan Dinas INDAKOP dan
UMKM ini selalu kami tunggu-tunggu, Mas. Sebab dengan adanya
kegiatan ini penjualan kami semakin meningkat. Sebab banyak
orang yang jadi tau, sehingga jangkauan pasar kami lebih luas.
Bahkan dari pameran tersebut kami bisa dapet banyak order lho
Mas. Makanya saya sangat interest dengan kegiatan pameran ini.”
(Wawancara tanggal 8 Maret 2017, pukul 10.00 WIB, di rumah
sekaligus tempat produksi ibu Lusi).
Penyelenggaraan promosi produk UMKM dalam bentuk pameran
ini menjadi kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Desa
Ngrayun karena kegiatan ini terbukti dapat meningkatkan permintaan
terhadap produk-produk dari Desa Ngrayun. Selain itu, kegiatan
pameran ini juga dapat meningkatkan daya saing dan kualitas produk di
pasar regional maupun nasional.
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia dimaksudkan untuk
meningkatkan keterampilan bagi pengusaha UMKM. Sumber daya
manusia dalam meningkatkan kemajuan UMKM. Selama ini sumber
daya manusia yang ada pada kebanyakan UMKM merupakan sumber
daya manusia yang masih minim dalam hal tingkat pendidikan,
kemampuan dalam pengelolaan industri itu sendiri, baik dalam hal
manajemen produksi. Manajemen keuangan maupun dalam hal
pemasarannya.
78
Program pengembangan sumber daya manusia mempunyai tujuan
untuk meningkatkan UMKM yang tangguh dan mempunyai jiwa
wirausaha. Seringkali wirausaha hanya diartikan sebagai kegiatan dengan
memulai bisnis baru, masih berskala kecil, dan milik sendiri. Padahal
lebih dari itu, seseorang dikatakan berjiwa wirausaha jika ia mampu
mempraktekkan inovasi secara sistematis, serta mampu mengendalikan
segala resiko yang muncul dari usahanya tersebut. Sebab sebagian besar
UMKM masih belum berani mengambil resiko yang muncul nantinya.
d. Strategi Pengaturan dan Pengendalian
strategi pengaturan dan pengendalian yang dilakukan oleh Dinas
Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pariwisata Desa Ngrayun
terkait dengan Pemberdayaan industri di Desa Ngrayun Kecamatan
Ngrayun meliputi pengaturan Perijinan dan Fungsi Kelembagaan.
Pengaturan perijinan diberikan kepada pengusaha agar memudahkan
pengusaha memasarkan hasil produknya. Karena masyarakat lebih
menyukai produk yang aman dan terjamin kualitasnya dengan adanya ijin
dari dinas terkait.
Oleh karena itu Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan
Pariwisata selalu mengarahkan pengusaha untuk selalu berusaha
meminta ijin perdagangan dan mematenkan merek dagangnya agar
produk mereka dapat diakui masyarakat dan dapat dinikmati masyarakat
luas. Dari banyak pengusaha di Desa Ngrayun sampai saat ini data yang
diperoleh oleh Desa Ngrayun hanya 10 pengusaha yang memiliki ijin
79
usaha perdagangan serta terdapat 2 pengusaha Industri di Desa Ngrayun
yang sudah memiliki merk dagangnya sendiri. Hal tersebut dapat dilihat
dari tabel di bawah ini.
Masih banyak dari pengusaha Desa yang belum memiliki ijin
usaha perdagangan. Karena pengusaha hanya terdaftar di Desa, belum
mendaftarkan ijin usaha perdagangannya di Desa Ngrayun. Hal ini
dikarenakan mereka belum melaksanakan usahanya secara profesional
selain itu banyak pengusaha yang hanya memproduksi nya kemudian
dikirimkan kepada pengusaha yang lebih besar dan memiliki ijin usaha
perdagangan.
Strategi pengaturan dan pengendalian terdiri dari memberikan
fasilitas Perijinan dan Fungsi Kelembagaan. selalu mempermudah
pengusaha Desa untuk mendapatkan ijin usaha perdagangan dan
mematenkan merek produksinya. Sedangkan fungsi kelembagaan, Dinas
melaksanakan pemantauan dan evaluasi perkembangan serta memberi
peluang bagi pihak swasta untuk ikut dalam memberdayakan UMKM
khususnya Sentra industri Desa .
2. Faktor Pendorong dan Penghambat dalam Strategi Pemberdayaan
UMKM di Sentra Industri Desa Ngrayun
a. Faktor Pendorong
Adanya otonomi Daerah membuat peran pemerintah Desa
khususnya pemerintah Desa Ngrayun menjadi lebih penting dalam hal
pembayaran Industri yang ada di sentra industri Desa Ngrayun. Untuk
80
mewujudkan perkembangan industri yang mampu menghasilkan
produksi yang berkualitas sehingga banyak disukai oleh konsumen.
Namun dalam perkembangannya dijumpai beberapa faktor pendorong
dan faktor penghambat. Berikut ini beberapa faktor pendorong dalam
pemberdayaan industri di Desa Ngrayun, antara lain sebagai berikut :
Adanya dukungan tersebut maka memudahkan para pengusaha
dalam memasarkan usahanya. Karena pasar selalu ada dan kesempatan
untuk lebih berkembang juga ada, di mana wisatawan yang datang ke
Ngrayun selalu mencari makanan khas dari Desa Ngrayun yang
berkwalitas.
b. Faktor Penghambat
Dalam pemberdayaan UMKM khususnya Sentra Industri di Desa
Ngrayun, Pemerintah Desa Ngrayun mengalami beberapa hambatan-
hambatan. Hambatan-hambatan yang dialami dalam pemberdayaan
industri di Desa antara lain sebagai berikut :
1) Memiliki Permasalahan dalam Permodalan
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan dalam
pengembangan UMKM. UMKM merupakan usaha perorangan atau
perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan pada modal
dari pengusaha itu sendiri yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan
modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit
diperoleh, karena persyaratan secara administratif dan teknis yang
diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi.
81
2) Pengelolaan Manajemen Yang Kurang
Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
dalam melakukan pemberdayaan terhadap industri . Salah satunya
harus ada tenaga kerja yang memadai baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Disisi lain sumber daya manusia dari pihak pengusaha
sendiri cukup rendah, sehingga dalam mengelola usahanya, merespon
peluang-peluang pasar dan melakukan diversifikasi produk cukup
kesulitan. Hal ini didukung oleh pernyataan yang disampaikan oleh
Bapak Eko Suryanto pemilik perusahaan Adi Jaya yang mengatakan
bahwa :
“selama ini saya merasa kesulitan untuk melakukan pengelolaan
manajemen usaha juga diversifikasi produk , karena tenaga kerja
yang saya miliki mempunyai keterbatasan pengetahuan dan
keterampilan, sehingga untuk manajemen usaha saya lakukan
sendiri bersama keluarga”. (Wawancara tanggal 11 Maret 2017,
pukul 10.00 WIB, di rumah sekaligus tempat produksi Bapak
Eko Suryanto).
C. Analisis dan Interpretasi Data
1. Strategi Pemerintah Desa Ngrayun dalam pemberdayaan UMKM di
Desa Desa Ngrayun
a. Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial
Strategi-strategi pemberdayaan UMKM di sentra industri Desa
Ngrayun yang pernah dilakukan oleh Pemerintah Desa Ngrayun telah
mencakup berbagai aspek, antara lain : Peningkatan dukungan fasilitas
pemodalan, Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Melalui
pelatihan dan pembinaan, Memfasilitasi peningkatan kemitraan,
82
Mengembangkan dan meningkatkan akses pemasaran serta
Mempermudah akses dalam memperoleh perizinan.
Selanjutnya menurut Sjaifudin (1995:66) salah satu strategi
pemberdayaan industri kecil adalah Peningkatan kemampuan finansial
yang menyatakan bahwa Berkembangnya beberapa model penguatan
finansial bagi usahawan kecil akhir-akhir ini menunjukkan telah semakin
menguatnya komitmen pemerintah, upaya pemerintah tersebut terwujud
dengan membantu pengembangan usaha kecil melalui “pemberian modal
sementara”. Dalam memberikan modal sementara, Desa Ngrayun telah
bekerja sama dengan Dinas INDAKOP dan UMKM dengan
memfasilitasi Industri yang ada di Desa untuk mendapatkan modal
sementara.
Peningkatan kemampuan finansial merupakan salah satu komitmen
pemerintah daerah untuk mewujudkan pengembangan usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Ngrayun Dalam memfasilitasi
industri dengan Dinas INDAKOP dan UMKM Kabupten Ponorogo,
telah melaksanakan strategi Pembangunan dan pengembangan jejaring.
Hal itu sesuai dengan pendapat Suharto (1997) dalam Mardikanto dan
Soebianto (2012:170) mengemukakan bahwa Pengorganisasian
kelompok-kelompok swadaya masyarakat perlu disertai dengan
peningkatan kemampuan para anggotanya membangun dan
mempertahankan jaringan dengan berbagai sistem sosial disekitarnya.
Jaringan ini sangat penting dalam menyediakan dan mengembangkan
83
berbagai akses terhadap sumber dan kesempatan bagi peningkatan
keberdayaan masyarakat. Pengusaha di sentra industri Desa telah
menjadi mitra binaan dari Dinas INDAKOP dan UMKM Kabupten
Ponorogo.
Berkaitan dengan peningkatan kemampuan finansial pada UMKM
di Desa Desa Ngrayun, yang perlu dicermati dalam usaha pemberdayaan
UKM melalui aspek permodalan ini adalah: (1) bagaimana pemberian
bantuan modal ini tidak menimbulkan ketergantungan, (2) bagaimana
pemecahan aspek modal ini dilakukan melalui penciptaan sistem yang
kondusif bagi usaha Mikro, usaha Kecil, dan usaha Menengah untuk
mendapatkan akses di lembaga keuangan.
Pemberian modal langsung kepada masyarakat, mempunyai sifat
kurang mendidik masyarakat untuk bertanggung jawab kepada dirinya
sendiri. Oleh sebab itu, cara yang cukup elegan dalam memfasilitasi
pemecahan masalah permodalan untuk usaha Mikro, usaha Kecil, dan
usaha Menengah, adalah dengan menjamin kredit mereka di lembaga
keuangan yang ada atau memberi subsidi bunga atas pinjaman mereka di
lembaga keuangan.
Namun dalam kenyataannya upaya memberi kemudahan dalam
akses permodalan yang dilakukan Desa Ngrayun, tidak pernah
mendapatkan respon yang antusias dari sebagian besar pengusaha
industri kecil , hal ini disebabkan karena pengusaha merasa pesimistis
untuk mendapatkan pinjaman modal dari lembaga keuangan yang ada,
84
karena mereka tidak memiliki jaminan untuk mendapatkan modal
tersebut dan masih banyaknya pengusaha yang belum mempunyai
legalitas usahanya seperti surat Ijin Usaha Perdagangan.
Oleh karena itu Desa Ngrayun menjadi fasilitator antara pengusaha
dengan mempunyai pihak-pihak pemilik modal, baik dari sektor swasta
maupun instansi pemerintah. Dalam hal ini, Desa Ngrayun telah
melaksanakan strategi lain yaitu dengan Memfasilitasi peningkatan
kemitraan salah satunya memfasilitasi para pengusaha dengan Dinas
INDAKOP dan UMKM Kabupten Ponorogo. Sehingga instansi tersebut
telah berkomitmen memberikan bantuan, baik berupa permodalan
maupun pelatihan-pelatihan usaha.
Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Desa
Ngrayun telah bekerja sama dengan Dinas INDAKOP dan UMKM
Kabupten Ponorogo dalam menyediakan pinjaman kredit bergulir pada
pengusaha-pengusaha di Desa Desa Ngrayun. Pinjaman bergulir ini
dapat dijadikan modal tambahan bagi pengusaha disamping modal
mereka sendiri. Dengan adanya modal tambahan tersebut, para
pengusaha industri kecil dapat meningkatkan inovasi dan kreativitas
mereka.
Strategi pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Koperasi,
Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata dalam peningkatan
kemampuan finansial bagi UMKM di Desa Ngrayun yaiatu dengan cara
memfasilitasi UMKM yang ada dengan beberapa pihak pemilik modal,
85
antara lain beberapa perbankan maupun pihak swasta. Hal ini bertujuan
untuk mengurangi ketergantungan dengan pihak Dinas. Di mana UMKM
khususnya industri untuk mendapatkan bantuan modal harus berupaya
mencari dan bekerja sama dengan pihak Dinas agar pihak Dinas dapat
memudahkan dalam hal peningkatan kemampuan finansial UMKM.
b. Pengembangan Pemasaran
Kemampuan untuk menguasai pasar merupakan syarat mutlak agar
usaha bisa tetap eksis atau berkembang. Salah satu strategi Desa
Ngrayun dalam pemberdayaan UMKM adalah dengan cara
mengembangkan dan meningkatkan akses pemasaran. Karena suatu
usaha harus mampu mengaktualkan potensi pasar yang ada seoptimal
mungkin, baik pasar regional maupun nasional.
Salah satunya dengan cara meningkatkan akses UMKM kepada
pasar. Hal ini sesuai pendapat Kartasasmita (1996:6) yang menyatakan
bahwa peningkatan akses pada pasar, yang meliputi suatu spektrum
kegiatan yang luas, mulai dari pecadangan usaha, sampai pada informasi
pasar, bantuan produksi, dan prasarana serta sarana pemasaran. Hal
tersebut senada dengan pendapat Sjaifudin (1995:66) menyatakan bahwa
pengembangan pemasaran salah satunya dengan cara meningkatkan
akses usaha kecil kepada pasar. Caranya adalah menciptakan pola
hubungan produksi subkontrak dan promosi yang berkaitan dengan pola
subkontrak yang lebih diprioritaskan bagi usaha-usaha industri secara
vertikal.
86
Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang dilakukan oleh peneliti
bahwa pemasaran hasil industri merupakan suatu kendala yang serius
bagi para pengusaha Industri di Desa Ngrayun. Pemasaran menjadi
kendala yang serius karena saluran distribusi yang dilakukan untuk
memasarkan dilakukan secara tidak langsung yaitu dari produsen ke
pedagang pengepul baru ke para konsumen.
Produsen menjual ke pedagang pengepul karena mereka
memperoleh kepastian produksinya terjual dan kepastian harga, tetapi
biasanya produsen yang menjual kepada pedagang pengumpul akan
menerima pembayaran lebih rendah. Dengan pemasaran yang tidak
langsung tersebut membuat pemasaran menjadi lambat. Ada dari
beberapa konsumen yang langsung datang ke sentra Industri Desa ,
tetapi kalau hanya menunggu konsumen yang datang, pengusaha akan
mengalami kerugian karena pengusaha tidak mempunyai kepastian
produksi yang terjual.
Dalam membantu akses pemasaran, telah melaksanakan strategi
manajemen. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rangkuti (2007:6) yang
menyatakan bahwa strategi manajemen meliputi strategi yang dapat
dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi
secara makro, misalnya strategi pengembangan produk, strategi
penerapan harga, strategi akuisisi dan strategi pengembangan pasar.
telah memfasilitasi pengusaha yang ada di Desa dengan membuat para
pengusaha dengan cara memberikan bantuan informasi pasar,
memberikan bantuan promosi, membantu paru pengusaha dengan cara
87
menjalin kerja sama dengan para pemilik supermarket dan toko-toko
oleh-oleh makanan
Khas Desa Ngrayun sehingga dapat masuk kedalamnya serta mengikut
sertakan hasil-hasil produksi dalam suatu pameran baik pameran lokal,
regional maupun Nasional. Dinas INDAKOP dan UMKM Kabupten
Ponorogo pernah mengikuti pameran-pameran di Kota Tulungagung,
Nganjuk, Jakarta, Jombang, Sumenep dan Kota Surabaya.
Kegiatan pameran yang dilaksanakan oleh Desa Ngrayun sedikit
banyak telah membantu pengusaha dalam memasarkan produknya.
Sebab dapat diketahui bahwa dalam pameran-pameran tersebut, produk-
produk dari Sentra Industri Desa sangat diminati oleh masyarakat.
Bahkan dari pameran tersebut juga terjadi transaksi dengan jumlah yang
cukup besar, baik itu transaksi tunai maupun dalam bentuk
order/pesanan. Dengan adanya bantuan pemasaran yang dilakukan oleh
pemerintah daerah maka pengusaha akan semakin mudah dalam
memasarkan hasil produksinya. Selain pengusaha semakin mudah dalam
memasarkan hasil produksinya, bantuan pemasaran yang dilakukan oleh
pemerintah daerah juga membantu dalam peningkatan omzet penjualan .
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor penting bagi setiap usaha
termasuk juga di sektor Usaha Mikro, kecil dan Menengah (UMKM).
Keberhasilan UMKM untuk menembus pasar global atau menghadapi
produk-produk impor di pasar domestik ditentukan oleh kemampuan
88
pelaku-pelaku dalam industri tersebut untuk mengembangkan produk-
produk usahanya sehingga tetap dapat eksis. Kelemahan utama
pengembangan UMKM di Indonesia adalah karena kurangnya
keterampilan sumber daya manusia. Manajemen yang ada relatif masih
tradisional.
Pengembangan Sumber Daya Manusia dilakukan pemerintah
daerah dengan strategi Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
Melalui pelatihan dan pembinaan UMKM. Program Pengembangan
sumber daya manusia mempunyai tujuan untuk meningkatkan UMKM
yang tangguh dan mempunyai jiwa wirausaha. Pemerintah daerah telah
mengupayakan pengembangan sumber daya manusia pada UMKM
dengan cara pembinaan manajemen usaha dan memberikan bimbingan
dan pelatihan bagi pengusaha agar menjadi usaha yang tangguh dan
mandiri serta dapat berkembang menjadi usaha yang lebih maju serta
dapat bersaing di era globalisasi.
Desa Ngrayun dalam melaksanakan Pengembangan Sumber Daya
Manusia pada UMKM khususnya Sentra Industri Desa dengan
menyelenggarakan kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi UMKM.
Pelatihan kewirausahaan ini bertujuan untuk mengembangkan serta
meningkatkan kualitas pribadi Sumber Daya Manusia (SDM) UMKM.
Sehingga pengusaha dapat lebih berkembang dan berinovasi tentang
produk yang mereka produksi. Karena rata-rata pengusaha merasa
89
cepat puas dan takut untuk melaksanakan inovas, sebab mereka
beranggapan merupakan
usaha turun temurun yang tidak perlu susah payah melaksanakan inovasi
dalam penjualannya. Selain itu, kegiatan ini juga bermaksud untuk
meningkatkan kemampuan manajerial serta kewirausahaan bagi UMKM,
sehingga tercapai kinerja yang optimal dan tumbuh berkembang menjadi
UMKM yang sehat, tangguh, dan mandiri sebagai peraku usaha dalam
perekonomian rakyat.
Pemerintah Desa Ngrayun Selama tahun 2015 hingga 2016, Dinas
INDAKOP dan UMKM Kabupten Ponorogo melakukan 3 kali kegiatan
pembinaan dan pelatihan kewirausahaan ini. Materi-materi pembinaan
dan pelatihan tersebut antara lain dengan materi pengenalan potensi,
motivasi berwirausaha, teknik pemasaran dan pengembangan pasar,
teknik promosi yang efektif, dan praktek tentang kewirausahaan.
Selanjutnya dengan materi Manajemen usaha dan keuangan yang terdiri
dari : planning, organizing, actualiting dan controlling dan dengan
materi pengertian Akuntansi Koperasi, Bukti Pembukuan, Buku Besar
dan Laporan Keuangan Neraca.
Untuk keperluan narasumber, Dinas Koperasi, Perindustrian,
Perdagangan, dan Pariwisata biasanya bekerjasama dengan beberapa
lembaga pendidikan dengan mendatangkan ahli-ahli yang berkompeten
di bidang kewirausahaan maupun manajemen usaha. Hal ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kartasasmita (1996:6) yang
90
menyatakan bahwa kewirausahaan, dalam hal ini pelatihan-pelatihan
mengenai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berusaha
teramat penting. Namun, bersamaan dengan atau dalam pelatihan itu
penting pula ditanamkan semangat wirausaha. Upaya ini akan
memperkuat proses transformasi ekonomi yang sedang berlangsung
karena didorong oleh transformasi budaya, yakni modernisasi sistem
nilai dalam masyarakat.
Selanjutnya menurut Sjaifudin (1995.66) menyatakan bahwa
pengembangan sumber daya manusia diharapkan dapat terjadi melalui
perbaikan sistem pendidikan formal, peningkatan keterkaitan dunia
pendidikan dengan pasar kerja dan melakukan pembinaan terhadap
industri kecil melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia secara
rutin. Hal ini terlihat dalam usaha Pemerintah Desa Ngrayun
memfasilitasi Dinas INDAKOP dan UMKM Kabupten Ponorogo dengan
mengadakan beberapa pembinaan dan pelatihan sumber daya manusia di
Sentra Industri Desa Ngrayun. Antara lain Pemberian pelatihan
mengenai Kewirausahaan bagi UMKM industri , pelatihan tentang
pengelolaan manajemen usaha dan pemberian pelatihan tentang
akuntansi dasar.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu
kewajiban pemerintah daerah, tak terkecuali pembinaan dan pelatihan
dalam pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Desa . Karena dengan
adanya pengembangan sumber daya manusia melalui pembinaan dan
91
pelatihan dapat meningkatkan jiwa berwirausaha dan pengelolaan
manajemen usaha yang lebih baik. Dengan adanya pelatihan tentang
kewirausahaan, dapat meningkatkan inovasi pengusaha dalam produksi
maupun bentuk kemasan . Sehingga produk dapat lebih menarik minat
konsumen, untuk membeli produk ini.
d. Pengaturan dan Pengendalian
Strategi pengaturan dan pengendalian yang dilakukan Pemerintah
Desa Ngrayun terkait dengan pemberdayaan industri di Desa Ngrayun
meliputi Pengaturan Perijinan dan Fungsi Kelembagaan. Salah satu
strategi yang pernah dilaksanakan oleh Diskoperidagpar dalam
melaksanakan pemberdayaan UMKM adalah dengan Mempermudah
akses dalam memperoleh perizinan.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sjaifudin
yang menyatakan bahwa Pengaturan Perijinan Secara Formal dikeluarkan
oleh pemerintah untuk mengatur dan memantau perkembangan usaha
kecil. Ada 3 jenis perijinan yang harus dipenuhi antara lain : ijin tempat
usaha (kelayakan, lokasi serta dampak terhadap lingkungan), ijin usaha
industri serta ijin perdagangan. Ijin usaha industri dan ijin perdagangan
merupakan aspek legalitas usaha yang sangat dibutuhkan oleh pengusaha
kecil bidang apapun. Keamanan dan kesehatan merupakan hal utama
yang dicari oleh konsumen khususnya konsumen makanan seperti .
Desa Ngrayun selalu memfasilitasi dan mempermudah pengusaha
untuk mendapatkan Ijin Usaha Industri (IUI) dan Surat Ijin Usaha
92
Perdagangan (SIUP). Karena pengusaha di Desa kebanyakan hanya
terdaftar di Desa, belum mendaftarkan ijin perdagangan mereka kepada .
Bagi pengusaha yang sudah mendapatkan Surat Ijin Usaha Perdagangan
(SIUP), Pemerintah Desa Ngrayun mempermudah dalam memfasilitasi
bantuan untuk memperoleh hak paten usaha bagi para pengusaha Desa .
Tujuan dalam memberikan hak merk bagi para pengusaha agar
pengusaha memiliki merk paten yang tidak dapat ditiru oleh banyak
orang atau agar tidak dijiplak oleh pengusaha lain. Di sentra Industri
Desa , dari 10 pengusaha yang ada, 2 sudah memiliki ijin usaha
perdagangan dan dari 10 pengusaha tersebut sudah ada 1 pengusaha yang
memiliki merk dagangnya sendiri.
Sampai saat ini Pemerintah Desa terus berusaha untuk
memfasilitasi para pengusaha di Desa dalam mendapatkan Ijin Usaha
Industri (IUI), Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Hak Paten Merk
bagi usahanya. Selanjutnya dalam strategi pengaturan dan pengendalian
terdapat fungsi kelembagaan. Hal ini senada dengan pendapat Sjaifudin
(1995:66) yang menyatakan bahwa fungsi kelembagaan terkait
pembinaan usaha kecil secara terpadu dan berjangka panjang harus lebih
diefektifkan dengan cara : bidang pembinaan, pengawasan dan memberi
peluang bagi swasta maupun lembaga non pemerintah lainnya untuk
terlibat dalam pengembangan usaha kecil secara bersama-sama.
Fungsi kelembagaan telah mendorong Desa Ngrayun dalam
strategi motivasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suharto (1997)
93
dalam Mardikanto dan Soebianto (2012:170) yang menyatakan bahwa
dalam hubungan ini, setiap keluarga harus dapat memahami nilai
kebersamaan, interaksi sosial dan kekuasaan melalui pemahaman akan
haknya sebagai warga negara dan anggota masyarakat. Karena itu, setiap
rumah tangga perlu didorong untuk membentuk kelompok yang
merupakan mekanisme kelembagaan penting untuk mengorganisir dan
melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat di desa atau
dikelurahannya. Di desa sendiri adanya fungsi kelembagaan yaitu
dengan adanya Kelompok Tani “Wahyu Mulya” yang beranggotakan 15
orang dengan diketuai oleh Ibu Yesi. Tinggal pengusaha sendiri, mau
atau tidak bergabung dalam suatu kelompok usaha.
Desa Ngrayun sebagai fungsi kelembagaan telah melaksanakan
pemantauan dan evaluasi perkembangan industri di Desa , yang
dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Serta Desa Ngrayun memberi
peluang bagi pihak swasta untuk terlibat dalam pemberdayaan UMKM di
Sentra Industri Desa Desa Ngrayun. Yaitu dengan cara bekerja sama
dengan Dinas INDAKOP dan UMKM Kabupten Ponorogo yang ada di
Kota Ngrayun dalam mengembangkan usaha kecil secara bersama-sama.
Kerja sama ini dalam bentuk pemberian pinjaman modal, pembinaan dan
pelatihan terutama tentang pelatihan kemasan. Di desa sendiri adanya
fungsi kelembagaan yaitu dengan adanya Kelompok Tani “Wahyu
Mulya” yang beranggotakan 15 orang dengan diketuai oleh Ibu Yesi.
94
2. Faktor Pendorong dan Penghambat dalam Strategi Pemberdayaan
UMKM di Sentra Industri Desa Ngrayun
a. Faktor Pendorong
1) Hasil Bumi Sebagai Produk Unggulan
Suatu wilayah pasti memiliki keunggulan tersendiri yang
dimiliki termasuk Desa Ngrayun yang telah dikenal masyarakat luas
sebagai penghasil rempah dan hasil bumi. Hal ini tercipta atas
dukungan dari pemerintah Desa Ngrayun untuk menjadikan hasil
bumi sebagai Produk Unggulan. Dukungan tersebut juga dapat
membantu para pengusaha makanan kecil yang ada di Desa Ngrayun.
Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo yang wilayahnya sebagian
besar pegunungan juga merupakan salah satu pemasok hasil bumi di
beberapa pabrik tepung, antara lain: Ketela, jagung, kunir, jahe gajah,
temu lawak, dan rempah-rempah yang lain. Keberadaan beberapa
tempat wisata alam di Kecamatan Ngrayun menarik banyak
wisatawan dari daerah kabupaten Ponorogo dan sekitarnya.
Selanjutnya para wisatawan yang datang ke Ngrayun pasti mencari
makanan khas.
Terkenalnya produk makanan ringan Desa Ngrayun di pasaran
dapat dijadikan faktor pendorong oleh Pemerintah Desa Ngrayun.
Seperti yang diungkapkan oleh Asjari (2007:12) yang menyatakan
bahwa untuk menjadikan suatu produk sebagai produk unggulan harus
memenuhi beberapa persyaratan diantaranya: memiliki nilai
95
ekonomis, mudah dipasarkan dan mudah laku, dihasilkan oleh
masyarakat luas di suatu daerah tertentu yang menjadi basis produk
unggulan, memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di suatu
daerah yang menjadi basis produk unggulan.
Seperti yang diketahui bahwa di Desa Ngrayun Kabupaten
Ponorogo sudah memiliki beberapa hal yang dijadikan persyaratan di
atas sehingga membuat dapat dikembangkannya hasil bumi sebagai
produk unggulan. Dengan dijadikannya hasil bumi sebagai produk
unggulan Desa Ngrayun, semoga tidak menyurutkan semangat
Pmerintah Desa Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo.
2) Dukungan Dari Pihak-Pihak Terkait
Faktor pendorong pemerintah Desa Ngrayun khususnya di
pengembangan sektor Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)
antara lain adanya dukungan dari pihak-pihak terkait atau adanya
kemitraan. Konsep kemitraan sesuai dengan pendapat Kartasasmita
(1996:6) yang menyatakan bahwa Kemitraan usaha merupakan jalur
yang penting dan strategis bagi pengembangan usaha ekonomi rakyat
dan kemitraan harus merupakan konsep ekonomi, dan karenanya
menguntungkan semua pihak yang bermitra, dan bukan konsep sosial
atau kedermawanan. Selanjutnya pemerintah Desa Ngrayun telah
memfasilitasi kemitraan dengan menggandeng Dinas INDAKOP
Kabupaten Ponorogo untuk melaksanakan pemberdayaan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah. Program Kemitraan ini bertujuan untuk
96
memberikan bantuan pinjaman modal dan pelatihan-pelatihan yang
salah satunya pelatihan tentang kemasan.
b. Faktor Penghambat
1) Memiliki Permasalahan dalam Permodalan
Permasalahan permodalan merupakan salah satu permasalahan
yang cukup klasik, karena selama ini para pengusaha kesulitan untuk
mencari tambahan modal usahanya. Untuk melakukan pinjaman
kepada bank maupun lembaga keuangan lainnya, masih banyak
pengusaha yang mengalami kesulitan. Karena rata-rata dari mereka
tidak memiliki jaminan dan kebanyakan usaha mereka belum terdaftar
Desa . Hal ini sesuai dengan pendapat Irianto (1996:146) yang
menyatakan bahwa rendahnya akses industri-industri kecil Indonesia
terhadap kredit dari lembaga-lembaga keuangan formal telah
menyebabkan mayoritas dari mereka cenderung menggantungkan
pembiayaan perusahaannya kepada modal sendiri ataupun sumber-
sumber lainnya seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara bahkan
rentenir. Dari segi pembiayaan, kredit yang bersifat non institusional
ini relatif lebih mahal daripada pembiayaan yang bersumber dari
kredit institusional.
Pemerintah Desa hanya sebagai fasilitator, hanya memfasilitasi
para pengusaha untuk memperoleh pinjaman permodalan.
Selanjutnya pengusaha itu sendiri yang harus berusaha di mana ingin
memajukan usahanya atau hanya ingin usahanya jalan di tempat.
97
Dalam mendapatkan akses pinjaman permodalan terlebih dahulu
pengusaha harus mempunyai ijin perdagangan. Karena ijin
perdagangan merupakan syarat utama dalam mendapatkan pinjaman
permodalan.
2) Pengelolaan Manajemen yang Kurang
Sumber Daya Manusia merupakan salah satu aspek terpenting
dalam pengelolaan manajemen. Di Desa kebanyakan pengusaha dan
para pekerjanya hanya menempuh pendidikan 6 tahun. Sehingga
mempunyai keterbatasan pengetahuan informasi pasar, keterbatasan
memperluas jaringan dan akuntansi pembukuan yang masih
sederhana. Sesuai dengan temuan di lapangan, bahwa pengusaha
kurang berminat untuk menambah pengetahuan dan keterampilan baik
melalui kursus-kursus. Karena kultur para pengusahanya yang dikenal
nrimo dan cepat puas dengan kondisi yang terjadi. Menurut mereka
apabila hasil produksinya ada yang mau beli dan modal cepat
berputar, tidak perlu susah payah untuk berinovasi.
Oleh karena itu, diperlukan peran Pemerintah Desa dalam
pemberdayaan industri des. Pemerintah Desa Ngrayun sering
mengarahkan dan mengikutsertakan pengusaha-pengusaha untuk
mengikuti pelatihan-pelatihan manajemen usaha di daerah Ngrayun.
Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan yang pernah dilakukan
antara lain motivasi berwirausaha, teknik pemasaran, pengembangan
98
pasar serta Pemberian Pelatihan mengenai Manajemen Usaha Kecil
bagi UMKM.
3) Keterbatasan Pemasaran Produk
Kendala yang dihadapi oleh pengusaha antara lain kendala
pemasaran. Kendala pada pemasaran disebabkan oleh kurangnya
kegiatan promosi sehingga produk ini belum bisa dirasakan oleh
masyarakat luas, Keterbatasan modal, teknologi produksi dan sumber
daya teakumulasi pada mutu promosi mengakibatkan produsen tidak
mampu melakukan promosi secara luas, karena dengan biaya promosi
yang tinggi tidak sebanding dengan keuntungan yang diterima oleh
produsen , selain itu juga tingginya biaya transportasi bila pengusaha
harus mengantarkan ke luar daerah Desa Ngrayun.
Hal ini sesuai dengan pendapat Irianto (1996.146) yang
menyatakan bahwa Keterbatasan modal, teknologi produksi dan
sumber daya terakumulasi pada mutu produk yang dihasilkan, pada
akhirnya menyulitkan pengusaha kecil untuk memasarkan produknya.
Persoalan ini menjadi semakin lebih runyam karena barang yang
dihasilkan pengusaha kecil harus berhadapan dengan produk industri
besar di pasaran.
99
3. Strategi Analisis SWOT
a. Kekuatan
1. Daerah pegunungan Desa Ngrayun masih menyimpan potensi alam
yang sangat banyak sekali
2. Desa Ngrayun ini memiliki berbagai potensi alam yang melimpah
yang merupakan salah satu wilayah sebagai pemasok hasil bumi
seperti tanaman palawija talas, ketela, cincau, gadung serta tanaman
rempah-rempah seperti cengkih, kunyit, jahe, temulawak dan rempah-
rempah lainnya.
b. Kelemahan
1. Modal usaha masih modal perorangan.
2. Dukungan alat dan mesin yang digunakan masih sederhana.
3. Tingkat pendidikan, kemampuan dalam pengelolaan industri itu
sendiri, baik dalam hal manajemen produksi. Manajemen keuangan
maupun dalam hal pemasarannya.
100
c. Peluang
1. Peran serta masyarakat akan berdampak pada peningkatan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat Desa Ngrayun.
2. Hasil dari sumber daya alam di Desa Ngrayun dapat termanfaatkan
dengan baik.
d. Ancaman
1. Kurangnya kesadaran masyarakat Desa Ngrayun terhadap lingkungan.
2. Masih kurangnya kerjasama dengan pihak swasta
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mengacu pada apa yang telah dideskripsikan pada bab-bab sebelumnya,
maka penulis menarik beberapa kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan
dari hasil penelitian mengenai Strategi Pemerintah Desa dalam Pengembangan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Sentra Industri Brem Desa Ngrayun
Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Industri di Desa Ngrayun, Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo
banyak menyerap tenaga kerja dan bisa dijadikan satu mata pencaharian
utama di Desa Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo,
sehingga dibutuhkan peran Pemerintah Desa dalam pengembangan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah .
2. Pada umumnya Industari Desa Ngrayun merupakan usaha perorangan yang
mengandalkan modal milik pribadi dengan jumlah yang sangat terbatas.
Pemerintah Desa Ngrayun memfasilitasi pelaku usaha lewat lembaga
perbankan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun pihak swasta
untuk mendapatkan pinjaman permodalan. Selanjutnya pada tahun 2016
kemarin, Pemerintah Desa berhasil memfasilitasi beberapa pelaku usaha
yang ada di Desa Ngrayun dengan Dinas Indakop dan UMKM Kabupaten
Ponorogo dalam suatu jalinan program kemitraan dalam memberikan
102
bantuan, baik berupa pinjaman permodalan maupun pelatihan-pelatihan
usaha.
3. Salah satu strategi pemerintah Desa dalam pengembangan Usaha Kecil,
Mikro dan Menengah di Desa Ngrayun adalah pengembangan pemasaran.
Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Ponorogo ikut membantu pemasaran
hasil-hasil produksi Desa Ngrayun. Bantuan yang diberikan oleh Pemerintah
Desa khususnya Dinas INDAKOP antara lain memberikan bantuan
informasi pasar, memberikan bantuan promosi dengan cara mengikut
sertakan hasil-hasil produksi dalam suatu pameran baik pameran lokal,
regional maupun nasional, membantu para pengusaha dengan cara menjalin
kerja sama dengan para pemilik supermarket dan toko-toko oleh-oleh
makanan khas Kabupaten Ponorogo.
4. Strategi Pemerintah Desa dalam pengembangan UMKM di Desa Ngrayun
berikutnya adalah pengembangan sumber daya manusia. Selama tahun
2012-2013 Diskoperindagpar telah melaksanakan 3 kali pelatihan, dengan
materi yang terdiri dari : Pemberian pelatihan mengenai Kewirausahaan
bagi UMKM, Pemberian pelatihan mengenai Akuntansi Dasar. Selain itu
Diskoperindagpar Kabupaten Ponorogo telah menjalin kerja sama dengan
beberapa BUMN untuk membantu maslah kewirausahaan bagi pengusaha
di Sentra Industri Desa Ngrayun, salah satunya adalah kerja sama dengan
Dinas INDAKOP Kabupaten Ponorogo yang diwujudkan dalam bentuk
pelatihan masalah pengemasan.
103
5. Strategi pengaturan dan pengendalian yang dilakukan Pemerintah Desa
terkait dengan pengembangan industri di Desa Ngrayun Kecamatan
Ngrayun Kabupaten Ponorogo meliputi Pengaturan Perijinan dan Fungsi
Kelembagaan. Salah satu yang terpenting adalah Surat Ijin Usaha
Perdagangan (SIUP), karena dengan adanya SIUP tersebut dapat
mempermudah Dinas dalam memberikan bantuan dan mempermudah
pengusaha dalam mematenkan merek dagang mereka. Dari 54 pengusaha
yang ada di Sentra Industri Desa Ngrayun hanya 35 yang memiliki ijin
usaha perdagangan dan dari pengusaha tersebut hanya terdapat 1 unit
Industri yang memiliki merek dagang sendiri. Fungsi kelembagaan yaitu
pihak Pemerintah Desa telah melaksanakan pemantauan dan evaluasi
perkembangan industri di Desa Ngrayun. Yang dilaksanakan setiap 3 bulan
sekali. Serta memberi peluang bagi pihak swasta untuk terlibat dalam
pengembangan UMKM khususnya UMKM yang ada di Sentra Industri
Desa Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Yaitu dengan cara bekerja sama
dengan dinas INDAKOP yang ada di Kota Ponorogo. Di desa Ngrayun
sendiri adanya fungsi kelembagaan yaitu dengan adanya Kelompok Tani
“Wahyu Mulya” yang diketuai oleh Yesi.
6. Dalam strategi pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Desa
Ngrayun tidak terlepas dari faktor pendorong dan penghambat. Faktor
pendorong dalam pengembangan UMKM di Desa Ngrayun antara lain: a)
Hasil bumi Desa Ngrayun Sebagai Produk Unggulan dapat mempermudah
Dinas INDAKOP dalam melakukan pengembangan, b) Dukungan Dari
104
Pihak-Pihak Terkait antara lain Pemerintah Desa Ngrayun Kecamatan
Ngrayun Kabupaten Ponorogo dalam pengembangan UMKM khususnya
Sentra Industri Desa Ngrayun telah memfasilitasi kemitraan dengan
menggandeng INDAKOP Kabupaten Ponorogo untuk melaksanakan
pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
7. Faktor penghambat yang dihadapi Pemerintah Desa Ngrayun Kecamatan
Ngrayun Kabupaten Ponorogo dan pengembangan UMKM di Sentra
Industri Desa Ngrayun antara lain: a) Memiliki permasalahan dalam
permodalan karena selama ini para pengusaha masih kesulitan untuk
mencari tambahan modal, b) Pengelolaan Manajemen Yang Kurang di mana
di Desa Ngrayun kebanyakan pengusaha dan para pekerjanya mempunyai
keterbatasan tentang pengetahuan informasi pasar, keterbatasan memperluas
jaringan dan akuntansi pembukuan yang masih sederhana, c) Keterbatasan
pemasaran produk disebabkan oleh kurangnya kegiatan promosi sehingga
produk ini belum bisa dirasakan oleh masyarakat luas.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan maka penulis memberikan
beberapa saran. Dengan demikian saran-saran ini diharapkan dapat memberi
masukan kepada pemerintah Desa dalam Strategi pemerintah Desa dalam
pengembangan UMKM di Desa Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten
Ponorogo untuk lebih meningkatkan usahanya. Adapun saran atau rekomendasi
yang penulis berikan adalah sebagai berikut:
105
1. Untuk mengatasi permasalahan permodalan diharapkan pemerintah Desa
Pemerintah Desa Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo dapat
memberikan kemudahan pada pelaku Industri di Desa Ngrayun untuk
mendapatkan fasilitas pinjaman permodalan. Salah satunya dengan cara
memudahkan ijin perdagangan bagi pengusaha di Desa Ngrayun dan
mengajak pengusaha untuk bergabung dalam suatu kelompok yang ada di
Desa Ngrayun. Karena salah satu syarat mendapatkan fasilitas pinjaman
modal adalah industri yang tergabung dalam suatu kelompok dan memiliki
ijin perdagangan.
2. Untuk mengatasi masalah pemasaran dalam pengembangan UMKM di
Sentra Industari Desa Ngrayun, Dinas INDAKOP sebaiknya selalu
mengikut sertakan produk dalam pameran-pameran UMKM baik di tingkat
lokal maupun nasional. Selain itu Pemerintah Desa dapat merekomendasi
pembuatan papan reklame atau gapura letak Sentra Industri Desa Ngrayun
yang dapat membantu konsumen yang berkunjung langsung ke desa
Ngrayun.
3. Dalam pengembangan sumber daya manusia di Desa Ngrayun, Dinas
INDAKOP diharapkan intensitas pelaksanaan Pembinaan dan pelatihan
yang khusus mengajarkan tentang materi kewirausahaan secara intensif dan
rutin. Sehingga dapat meningkatkan pengelolaan manajemen usaha industri
di Desa Ngrayun. Serta selalu memotivasi pengusaha membuat untuk lebih
dapat berinovasi salah satunya kreasi-kreasi bentuk makanan yang lebih
menarik tidak hanya dalam bentuk makanan ringan, misalnya makanan
106
kaleng, dan berbgai hasil yang menarik agar konsumen lebih tertarik dalam
melakukan pembelian.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto. 2007. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat
Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakt. Jakarta : PT. Rajagrafindo
Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Gitosudarmo, Indriyo. 2012. Manajemen Strategi. Edisi Pertama. Yogyakarta:
BPFE.
Hafsah, Muhammad Jaffar. 2004 Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan
Menengah, Infokop, Nomor 25 Tahun XXX:40 44.
Hetifah, Sjafudin. 1995. Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil.
Bandung : Yayasan Akgita.
Hunger, J. David., Thomas, L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta:
Andi.
Irianto, Yusuf. 1996. Industri Kecil Dalam Perspektif Pembinaan dan
Pengembangan. Surabaya: Airlangga Universitas Press.
Kartasasmita, Ginandjar. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat. Jakarta: PT. Pustaka
Cidesendo.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Rangkuti, Freddy. 2007. Measuring Customer Satisfaction: Teknik Mengukur dan
Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Reksohadiprojo, Sukanto. 2010. Manajemen Strategi. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE.
Riggs, W. Fred. 1986. Administrasi Pembangunan Batas-batas Strategi
Pembangunan Kebijakan dan Pembaharuan Administrasi. Jakarta: CV.
Rajawali.
Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Strategik untuk Organisasi Publik dan
non Profit.Jakarta:Gramedia
Siagian P. Sondang. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta :
Rineka Cipta.
Slamet ,Y. 1994. Pembanguan Masyarakast Berwawasan Partisipasi. Surakarta:
Sebelas Maret Universitas Press
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhendra. 2006. Peranan Birokrasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Bandung:
Alfabeta.
Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian. Edisi kedua. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Sumaryadi, I Nyoman. 2005. Perencanaan Pembangunan Dareah Otonom dan
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Citra Utama.
Sumodiningrat, Gunawan. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring
Pengaman Sosial. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tambunan, Tulus. 2012. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia Isu-isu
Penting. Jakarta : LP3ES.
Jurnal
Kartasasmita, Ginandjar. 1996. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Kesempatan
dan Tantangan dalam Proses Transformasi Global dan Nasional Seminar
Nasional dalam rangka HUT ke-20 HIPPI Jakarta, 26 September 1996 1 7.
Website
Wikipedia. 2016. Strategi, diakses pada 9 April 2017 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Strategi.